PEMERIKSAAN SISA KLOR METODE IODOMETRI
|
|
- Sucianty Muljana
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PEMERIKSAAN SISA KLOR METODE IODOMETRI A. PRAKTIKAN Nama : CHICI WULANDARI NIM : P B. PELAKSANAAN PRAKTIKUM a. Tujuan : Menghitung Jumlah Sisa Klor dalam Air PAM b. Waktu : Senin, 6 Januari 2014 c. Tempat : Laboratorium Kimia Jurusan Analis Kesehatan Politeknik Kesehatan Mataram. I. DASAR TEORI Senyawa Klor dapat mematikan mikrorganisme dalam air. Karena oksigen yang terbebaskan dari senyawa asam hypochlorous mengoksidasi beberapa bagian yang penting dari sel bakteri sehingga menjadi rusak. Bermacam-macam zat kimia seperti ozon (O 3 ), klor (Cl 2 ), klor dioksida (ClO 2 ) dan proses fisik seperti penyinaran dengan ultraviolet, pemanasan, dan lain-lain, digunakan untuk disinfeksi air. Dari bermacam-macam zat kimia yang disebutkan di atas, klor adalah zat kimia yang sering dipakai karena harganya murah dan masih mempunyai daya disinfeksi sampai beberapa jam setelah pembubuhannya (residu klor). Selain dapat membasmi bakteri dan mikroorganisme seperti amoeba, ganggang, dan lainlain, klor dapat mengoksidasi ion-ion logam seperti Fe 2+, Mn 2+, menjadi Fe 3+, Mn 4+, dan memecah molekul organis seperti warna. Selama proses tersebut, klor sendiri direduksi sampai menjadi klorida (Cl - ) yang tidak mempunyai daya disinfeksi. Di samping ini klor juga bereaksi dengan amoniak. Klor berasal dari gas klor Cl 2, NaOCl, Ca (OCl) 2 (kaporit) atau larutan HOCl (asam hipoklorit). Breakpoint chlorination (klorinasi titik retak) adalah jumlah klor yang dibutuhkan sehingga : a. Semua zat yang dapat dioksidasi teroksidasi b. Amoniak hilang sebagai gas N 2 1
2 c. Masih ada residu klor aktif terlarut yang konsentrasinya dianggap perlu untuk pembasmian kuman-kuman Untuk setiap unsure klor aktif seperti klor tersedia bebas dan klor tersedia terikat tersedia analisa-analisa khusus. Namun untuk praktikum biasa hanya klor aktif (residu) ditentukan melalui suatu analisa ; klor tersedia bebas dan klor tersedia terikat didapatkan melalui grafik klorinasi breakpoint. Klor aktif dapat dianalisa melalui titrasi iodometris atau melalui titrasi kolorimetris dengan DPD. Analisa idiometris agak sederhana dan murah tetapi tidak sepeka metode DPD. Teori lain menyatakan bahwa proses pembunuhan bakteri oleh senyawa klor itu selain oksigen bebas juga disebabkan oleh pengaruh langsung senyawa klor bereaksi dengan protoplasma. Beberapa percobaan juga menyebutkan bahwa kematian mikroorganisme disebabkan reaksi kima antara asam hipochlorus dengan enzim pada sel bakteri sehingga metabolismenya terganggu. Senyawa klor yang sering digunakan untuk proses desinfeksi adalah Hipoklorit dari kalsium dan natrium. Kloramin, Klordioksida, dan senya komplek dari klor. A.2. Klor aktif (sisa klor) dengan metode iodometri Klor aktif akan membebaskan iodine I 2 dari larutan kaliumiodida KI jika ph < 8 (terbaik adalah ph < 3 atau 4), sesuai reaksi i dan ii. Sebagai indicator digunakan kanji yang merubah warna sesuai larutan yang mengandung iodine menjadi biru. Untuk menentukan jumlah klor aktif, iodine yang telah dibebaskan oleh klor aktif tersebut dititrasikan dengan larutan standar natriumtiosulfat, sesuai rekasi iii. Titik akhir titrasi dinyatakan dengan hilangnya warna biru dari larutan. Asam asetik HAs (CH 3 COOH) harus digunakan untuk menurunkan ph larutan sampai 3 atau 4. Reaksi-reaksi yang terjadi dalam analisa ini adalah : I. OCl KI + 2 HAs I KAs + Cl H 2 O II. NH 2 Cl + 2 KI + 2 HAs I 2 + KAs + KCl + NH 4 As III. I 2 + kanji warna biru IV. I Na 2 S 2 O 3 Na 2 S 4 O NaI Dengan demikian hubungan antara jumlah klor dan jumlah titran adalah sebagai berikut : 2
3 A.3. Gangguan Gangguan pada analisa klor aktif terutama disebabkan oleh ion logam yang teroksidasi seperti Mn 4+, Fe 3+, dan sebagainya. Juga oleh zat-zat pereduksi seperti S 2- - (sulfide), NO 2 (nitrit), dan sebagainya. A.4. Ketelitian Batas kepekaan adalah kira-kira 20 µg Cl 2 / l. Batas deteksi (konsentrasi terendah) adalah 0,5 mg Cl 2 / l. Hasil selalu sebagai mg Cl 2 / l, walaupun juga termasuk unsur-unsur klor aktif yang lain. A.5. Pengawetan sampel Klor tidak stabil bila terlarut dalam air, dan kadarnya akan turun dengan cepat. Sinar matahari atau lampu, dan pengocokan sampel akan mempercepat penurunannya. Oleh karena itu analisa klor aktif harus dilakukan paling lambat 2 jam setelah pengambilan sampel. Larutan dengan kadar klor yang lebih tinggi adalah lebih stabil, tetapi sebaiknya disimpan di tempat gelap atau di botol kaca coklat. II. PRINSIP KERJA Klor aktif akan membebaskan I 2 dari larutan. KI pada ph 3-4, dititrasi dengan larutan Na 2 S 2 O 3 menggunakan indikator amylum 1 % Reaksi : OCl KI + 2 HAs I KAs + Cl H 2 O NH 2 Cl + 2 KI + 2 HAs I 2 + KAs + KCl + NH 4 As I 2 + kanji warna biru I Na 2 S 2 O 3 Na 2 S 4 O NaI Dengan demikian hubungan antara jumlah klor dan jumlah titran adalah sebagai berikut : III. ALAT DAN REAGENSIA 3
4 a. Alat-Alat : 1. Neraca Analitik merck Sartorius atau Mettler 2. Buret dan stand 3. Labu Erlenmeyer 4. Gelas beaker 5. Pipet Volumetrik 6. Gelas Ukur 7. Pipet Tetes 8. Labu Ukur 9. Corong 10. Gelas Arloji 11. Kertas Timbang 12. Botol Semprot 13. Batang Pengaduk 14. Tissue 15. Pipet ukur 16. Botol timba 17. Botol wrinkler b. Reagensia : 1. Aquades 2. Larutan Kalium Yodida (KI 10 %) 3. Larutan Na 2 S 2 O 3. 5H 2 O 4. Indicator Amilum 1 % 5. Asam Sulfate (H 2 SO 4 6 N) 6. Kalium Iodate (KIO 3 ) ) 0,1000 N 7. KI bubuk IV. CARA KERJA 1. Disiapkan alat-alat yang diperlukan 2. Persiapan titran a. Dibilas buret dengan aquadest b. Dibilas buret dengan Na 2 S 2 O 3. 5H 2 O 4
5 c. Ditambahkan Na 2 S 2 O 3. 5H 2 O N ke dalam buret gunakan corong, hingga tanda batas, usahakan tidak ada gelembung d. Diletakkan kertas putih dibawah erlenmeyer untuk mempermudah mengetahui warna titrasi e. Diletakkan erlenmeyer yang telah siap di bawah buret f. Dititrasi 3. Standarisasi larutan Natrium Thiosulfate dengan Kalium Iodat N a. Dipipet 10.0 ml larutan Kalium Iodat N b. Dimasukkan ke Labu Erlenmeyer tutup asah volume 300 ml c. Ditambahkan 25 ml aquadest dan 5 ml H 2 SO N dan 5 ml KI 10 % d. Dititrasi dengan larutan Na 2 S 2 O 3. 5H 2 O sampai larutan kuning muda/ kuning jerami e. Ditambahkan 1 ml larutan amilum 1 % (warna larutan biru tua) f. Dititrasi kembali sampai warna biru hilang. 4. Penetapan kadar Sample Air PAM a. Pemeriksaan sample di laboratorium Diisi buret dengan larutan Na 2 S 2 O 3. 5H 2 O Dipipet 100,0 ml sample masukkan ke dalam erlenmeyer 250 ml Ditambahkan 5 ml asam asetat glasial ph3-4 dan 1 gram KI (kuning) Titrasi dengan larutan Na 2 S 2 O 3. 5H 2 O sampai warna kuning jerami Ditambahkan 1 ml indikator amilum 1 % (warna biru) Dititrasi hingga warna biru hilang V. RUMUS PERHITUNGAN Normalitas baku primer KIO 3 (N 1 ) = Setelah titrasi : Normalitas Na.Thiosulfate : N Na 2 S 2 O 3. 5H 2 O = Keterangan : o BE o BP o W o N 1 : Berat Ekivalen : Baku Primer : Penimbangan BP : Normalitas larutan baku primer 5
6 o V 1 : Volume larutan baku primer yang dipipet o Vt : Volume titrasi larutan baku sekunder (Na 2 S 2 O 3. 5H 2 O) o N 2 : Normalitas Baku Sekunder (Na 2 S 2 O 3. 5H 2 O) o V : Volume baku primer yang dibuat Cl - = mg/l VI. DATA PERCOBAAN a. Data penimbangan : 1. Na 2 S 2 O 3. 5H 2 O = 0,1000 N 2. KIO 3 Berat Wadah = 0,4704 gram Berat Zat = 0,8900 gram W+ Zat = 1,3604 gram W + Zat Setelah Penimbangan = 1,3928 gram W + Sisa Setelah Penimbangan = 0,4783 gram Berat zat sebenarnya = 0,9145 gram b. Data Standarisasi Na 2 S 2 O 3. 5H 2 O No. Volume KIO 3 yang ditetes Pembacaan Buret Volume Titran (Na 2 S 2 O 3. 5H 2 O) 1. 10,0 ml 0,00 ml - 11,70 ml 11,70 ml 2. 10,0 ml 11,70 ml- 23,50 ml 11,80 ml 3. 10,0 ml 23,50 ml 35,40 ml 11,90 ml c. Data Penetapan Kadar Cl - Sample Air PAM No. Volume Sample yang ditetes Pembacaan Buret Volume Titran (Na 2 S 2 O 3. 5H 2 O) ,0 ml 0,00 ml 0,90 ml 0,90 ml ,0 ml 0,90 ml 1,90 ml 1,00 ml ,0 ml 1,90 ml 2,90 ml 1,00 ml 6
7 VII. PERHITUNGAN Sebelum titrasi : Diketahui : Normalitas KIO 3 Volume Aquades BM KIO 3 Penyelesaian : Massa KIO 3 = 0,1000 N = 250,0 ml = 214,0 gram/ mol BE = BM/6 = 35,6 gram/mol = 0,1000 N x 0,250 ml x 35,6 gr/mol = 0,8900 gr Normalitas (N) Baku Primer NaCl Diketahui: Massa (w) KIO 3 = 0,9145 gr massa setelah ditimbang Volume (ml) KIO 3 = 250,0 ml BM KIO 3 = 214,0 gr/mol BE = 35,6 gram/mol Penyelesaian : Normalitas (N) KIO 3 = 0,9145 gr 35,6 gr/mol x 0,250 L = 0,1027 N a. Standarisasi Normalitas (N) Baku Sekunder Na 2 S 2 O 3. 5H 2 O setelah titrasi dengan KIO 3 1. Diketahui: KIO 3 = 0,1027 N Volume rata-rata Na 2 S 2 O 3. 5H 2 O = = 11,80 ml 2. Diketahui: Normalitas Na 2 S 2 O 3. 5H 2 O = = 0,0870 N b. Penghitungan Kadar Kadar Cl - Air PAM 1. Diketahui: 7
8 Normalitas KIO 3 = 0,0870 N Volume rata-rata Na 2 S 2 O 3. 5H 2 O = = 0,96 ml a. Kadar Cl - dalam Air PAM = 1000 x 0,96 ml x 0,0870 N x 35,45 gr/mol 100,0 ml = 29,607 ppm Catatan : PERMENKES No : 492 /Menkes/Per/IV/2010 sisa klor : 0,2 0,5 ppm VIII. HASIL PERCOBAAN dan KESIMPULAN C. Hasil Percobaan Berdasarkan percobaan yang dilakukan diperoleh hasil : 1. Normalitas Na 2 S 2 O 3. 5H 2 O setelah dilakukan standarisasi yakni 0,0870 N 2. Kadar Cl - sisa dalam air PAM yang diperiksa sebesar 29,607 ppm D. Kesimpulan 1. Penentuan kadar Klor dalam air PAM menggunakan titrasi metode Yodometri 2. Berdasarkan hasil praktikum kadar Cl - sisa dalam air PAM yang diperiksa sebesar 29,607 ppm. Hal ini menunjukkan bahwa kadar tersebut melebihi standar yang ditetapkan oleh PERMENKES No : 492 /Menkes/Per/IV/2010 yakni dengan rentang 0,2-0,5 ppm. Sehingga sisa klor yang diperiksa 29,607 ppm > 0,5 ppm. IX. PEMBAHASAN Praktikum ini bertujuan untuk menghitung sisa klor yang ada di dalam sample air PAM yang diperiksa. Penentuan klor dilakukan dengan titrimetri metode iodometri. Seperti yang diketahui klor ini digunakan untuk membasmi bakteri dan mikroorganisme seperti amoeba, ganggang, dan lain-lain, klor dapat mengoksidasi ion-ion logam seperti Fe 2+, Mn 2+, menjadi Fe 3+, Mn 4+, dan memecah molekul organis seperti warna. Selama proses tersebut, klor sendiri direduksi sampai menjadi klorida (Cl - ) yang tidak mempunyai daya disinfeksi. Di samping ini klor juga bereaksi dengan amoniak. Prinsipnya Klor aktif akan membebaskan iodine I 2 dari larutan kaliumiodida KI jika ph < 8 (terbaik adalah ph < 3 atau 4) karena menggunakan ph 3-4 maka digunakanlah asam asetat glasial karena sesuai dengan ph tersebut. Sebagai indicator digunakan kanji atau amilum yang 8
9 merubah warna sesuai larutan yang mengandung iodine menjadi biru. Untuk menentukan jumlah klor aktif, iodine yang telah dibebaskan oleh klor aktif tersebut dititrasikan dengan larutan standar Natriumtiosulfat. Titik akhir titrasi dinyatakan dengan hilangnya warna biru dari larutan. Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan diperoleh Normalitas Natrium Thiosulfat sebesar 0,0870 N. Normalitas kemudian digunakan untuk menghitung kadar sisa klor dalam sample. Setelah dilakukan perhitungan kadar klor dam sample yakni sebesar 29,607 ppm. Dari hasil ini dapat diambil kesimpulan kadar sisa klor dalam sample tersebut melebihi kadar yang telah ditetapkan oleh PERMENKES No : 492 /Menkes/Per/IV/2010 yakni dengan rentang 0,2-0,5 ppm. Sehingga sisa klor yang diperiksa 29,607 ppm > 0,5 ppm. Gangguan pada analisa klor aktif terutama disebabkan oleh ion logam yang teroksidasi seperti Mn 4+, Fe 3+, dan sebagainya. Juga oleh zat-zat pereduksi seperti S 2- - (sulfide), NO 2 (nitrit), dan sebagainya. Klor tidak stabil bila terlarut dalam air, dan kadarnya akan turun dengan cepat. Sinar matahari atau lampu, dan pengocokan sampel akan mempercepat penurunannya. Oleh karena itu analisa klor aktif harus dilakukan paling lambat 2 jam setelah pengambilan sampel. Larutan dengan kadar klor yang lebih tinggi adalah lebih stabil, tetapi sebaiknya disimpan di tempat gelap atau di botol kaca coklat. s X. CATATAN dan DOKUMENTASI A. Catatan : 1. Penimbangan : gunakan sendok untuk mengambil zat yang akan ditimbang. Akan lebih baik gunakan timbangan dengan neraca analitik. Jangan menimbang zat melebihi kapasitas maksimal timbangan yang digunakan. Untuk zat higroskopis, sebaiknya melebihi perhitungan zat sebenarnya apabila dibandingkan dengan kurang dari masa perhitungannya. Apabila menggunakan neraca sartorius, ketika penimbangan dilakukan tutup kaca timbangan agar masa udara yang masuk kedalam timbangan tidak bercampur dengan zat yang akan dihitung. Setelah penimbangan selesai dilakukan apabila masih terdapat zat sisa bilas wadah tersebut dengan aquades yang akan digunakan. 2. Pengukuran : pengukuran larutan bisa menggunakan gelas ukur, pipet volum, dan labu ukur, sesuai dengan kapasitasnya. Namun apabila terdapat suatu pernyataan pipet 10,0 ml atau ukur 10,0 ml dimaksudkan bahwa pengukuran harus dilakukan 9
10 dengan saksama, berarti pengukuran volume harus dengan memakai alat yang sesuai dengan standar. Misalnya dengan menggunakan pipet volum atau labu ukur. 3. Penggunaan buret : o Sebelum melakukan titrasi periksa terlebih dahulu buret yang akan digunakan apakah ada kebocoran atau bagian yang pecah. o Apabila keran buret susah diputar atur sedemikian rupa atau dengan pemberian vaselin pada kranagar pengaturan penetesan mudah dilakukan. o Bersihkan buret sebelum digunakan dengan air, lalu bilas buret dengan zat kimia yang akan dimasukkan ke dalamnya. o Masukkan zat kimia yang akan digunakan ke dalam buret tersebut dengan menggunakan corong. Lakukan pengisian sampai seluruh bagian buret terisi dan tidak terdapat gelembung gas pada buret. o Cara titrasi o Kertas putih untuk alas digunakan untuk mempermudah melihat titik akhir titrasi. o Pembacaan volume titrasi. Mata harus sejajar dengan miniskus, miniskus bawah digunakan untuk larutan dalam buret yang tidak berwarna, sedangkan miniskus atas digunakan untuk larutan berwarna. 4. Penulisan angka : o untuk penulisan angka normalitas dengan batas 4 angka dibelakang koma. Misalnya, NaOH 0,1 N ditulis menjadi NaOH 0,1000 N. 10
11 o Untuk penulisan angka di buret dengan batas 2 angka dibelakang koma. Misalnya, volume NaOH yang terukur yakni 10,5 ml maka ditulis menjadi 10, 50 ml. 5. Dalam mengisi larutan ke dalam labu erlenmeyer dengan pipet misal pipet volum, labu erlenmeyer harus dimiringkan dan pipet posisinya vertikal dan tegak lurus dengan dinding labu erlenmeyer. 6. Penambahan aquades ke dalam beaker glass, batang pengduk yang digunakan tadi dibilas dengan aquades tersebut. Batang pengaduk tersebut jangan sampai terkena larutan lagi ketika dibilas. E. Dokumentasi Di lembar berikutnya 11
12 B. Dokumentasi Standarisasi larutan KIO 3 10,0 ml, 0,1000 N + 5 ml H 2 SO 4 6 N + 5 ml KI 10 %. Sebelum titrasi Warna Coklat titrasi ke-1 sebelum penambahan indikator larutan KIO 3 10,0 ml, 0,1000 N + 5 ml H 2 SO 4 6 N + 5 ml KI 10 % + beberapa ml Na 2 S 2 O 3 Kuning jerami Penambahan indikator sebelum titrasi ke 2 larutan KIO 3 10,0 ml, 0,1000 N + 5 ml H 2 SO 4 6 N + 5 ml KI 10 % + beberapa ml Na 2 S 2 O ml amylum Biru Gelap Setelah titrasi 12 larutan KIO 3 10,0 ml, 0,1000 N + 5 ml H 2 SO 4 6 N + 5 ml KI 10 % + beberapa ml Na 2 S 2 O ml amylum Tidak berwarna
13 Penetapan kadar Sebelum titrasi Sebelum penambahan indikator 100,0 ml Sample + 5 ml Asam Asetat Glasial + 1 gr KI (kuning) kuning jerami Sebelum titrasi Setelah penambahan indikator 100,0 ml Sample + 5 ml Asam Asetat Glasial + 1 gr KI (kuning) + 1 ml amylum biru tua (donker) Setelah titrasi 100,0 ml Sample + 5 ml Asam Asetat Glasial + 1 gr KI (kuning) + 1 ml amylum + beberapa ml Na 2 S 2 O 3 biru tua (donker) Mataram, 8 Januari 2014 Praktikan Dosen Pembimbing Praktikum Chici Wulandari Haerul Anam, SKM 13
BAB V METODOLOGI. 5.1 Alat yang digunakan: Tabel 3. Alat yang digunakan pada penelitian
14 BAB V METODOLOGI 5.1 Alat yang digunakan: Tabel 3. Alat yang digunakan pada penelitian No. Nama Alat Jumlah 1. Oven 1 2. Hydraulic Press 1 3. Kain saring 4 4. Wadah kacang kenari ketika di oven 1 5.
Lebih terperinciDISINFEKSI DAN NETRALISASI
DISINFEKSI DAN NETRALISASI PROSES Disinfeksi ADALAH PROSES PENGOLAHAN AIR DENGAN TUJUAN UNTUK MEMBUNUH MIKROORGANISME (BAKTERI) DALAM AIR YANG MENYEBABKAN PENYAKIT Cara-cara Disinfeksi 1. Cara Fisik a.
Lebih terperinciMetodologi Penelitian
16 Bab III Metodologi Penelitian Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode titrasi redoks dengan menggunakan beberapa oksidator (K 2 Cr 2 O 7, KMnO 4 dan KBrO 3 ) dengan konsentrasi masing-masing
Lebih terperinciPERMANGANOMETRI. A. HARI, TANGGAL PRAKTIKUM Hari, tanggal : Maret 2011 Tempat : Laboratorium Kimia Analitik
PERMANGANOMETRI A. HARI, TANGGAL PRAKTIKUM Hari, tanggal : Maret 2011 Tempat : Laboratorium Kimia Analitik B. TUJUAN Menentukan normalitas KMnO 4 sesungguhnya. C. DASAR TEORI Permanganometri merupakan
Lebih terperinciBAB V METODOLOGI. Pada tahap ini, dilakukan pengupasan kulit biji dibersihkan, penghancuran biji karet kemudian
BAB V METODOLOGI Penelitian ini akan dilakukan 2 tahap, yaitu : Tahap I : Tahap perlakuan awal (pretreatment step) Pada tahap ini, dilakukan pengupasan kulit biji dibersihkan, penghancuran biji karet kemudian
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM KIMIA
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA MENENTUKAN KADAR NaClO PADA PEMUTIH Disusun oleh : Latifah Suryaningrum (24 / XII IPA 1) SMA Negeri 1 Klaten Jl. Merbabu No. 13 Klaten 2012 / 2013 A. Tujuan Menentukan kadar NaClO
Lebih terperinciBlanching. Pembuangan sisa kulit ari
BAB V METODOLOGI 5.1 Pengujian Kinerja Alat Press Hidrolik 5.1.1 Prosedur Pembuatan Minyak Kedelai Proses pendahuluan Blanching Pengeringan Pembuangan sisa kulit ari pengepresan 5.1.2 Alat yang Digunakan
Lebih terperinciPENENTUAN KADAR CuSO 4. Dengan Titrasi Iodometri
PENENTUAN KADAR CuSO 4 Dengan Titrasi Iodometri 22 April 2014 NURUL MU NISAH AWALIYAH 1112016200008 Kelompok 2 : 1. Widya Kusumaningrum (111201620000) 2. Ipa Ida Rosita (1112016200007) 3. Ummu Kalsum A.L
Lebih terperinciTITRASI PENETRALAN (asidi-alkalimetri) DAN APLIKASI TITRASI PENETRALAN
TITRASI PENETRALAN (asidi-alkalimetri) DAN APLIKASI TITRASI PENETRALAN I. JUDUL PERCOBAAN : TITRASI PENETRALAN (asidi-alkalimetri) DAN APLIKASI TITRASI PENETRALAN II. TUJUAN PERCOBAAN : 1. Membuat dan
Lebih terperinciModul 3 Ujian Praktikum. KI2121 Dasar Dasar Kimia Analitik PENENTUAN KADAR TEMBAGA DALAM KAWAT TEMBAGA
Modul 3 Ujian Praktikum KI2121 Dasar Dasar Kimia Analitik PENENTUAN KADAR TEMBAGA DALAM KAWAT TEMBAGA Disusun oleh: Sandya Yustitia 10515050 Fritz Ferdinand 10515059 Maulinda Kusumawardani 10515061 Muhammad
Lebih terperinciPENENTUAN KADAR KLORIDA
PENENTUAN KADAR KLORIDA I. TUJUAN A. Tujuan Instruksional Umum Mahasiswa dapat melakukan analisis secara fisikan dan kimia terhadap air, memahami prinsip pengolahan air dan dapat mengunterpretasikan hasil
Lebih terperinciTITRASI IODOMETRI Oleh: Regina Tutik Padmaningrum Jurusan Pendidikan Kimia, FMIPA, Universitas Negeri Yogyakarta
TITRASI IODOMETRI Oleh: Regina Tutik Padmaningrum Jurusan Pendidikan Kimia, FMIPA, Universitas Negeri Yogyakarta regina_tutikp@uny.ac.id Pendahuluan Titrasi merupakan suatu proses analisis dimana suatu
Lebih terperinciPENENTUAN KADAR ASAM ASETAT DALAM ASAM CUKA DENGAN ALKALIMETRI
PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT DALAM ASAM CUKA DENGAN ALKALIMETRI I. CAPAIAN PEMBELAJARAN Praktikan mampu menetapkan kadar CH3COOH (asam asetat) dan asam cuka (HCl) menggunakan prinsip reaksi asam-basa. II.
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekperimental.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekperimental. B. Tempat dan Waktu Pengerjaan sampel dilakukan di laboratorium Teknik Kimia
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis / Rancangan Penelitian Dan Metode Pendekatan Jenis penelitian yang dilakukan adalah Explanatory Research, yaitu penelitian yang menjelaskan hubungan dua variabel, antara
Lebih terperinciAir dan air limbah Bagian 14: Cara uji oksigen terlarut secara yodometri (modifikasi azida)
Standar Nasional Indonesia Air dan air limbah Bagian 14: Cara uji oksigen terlarut secara yodometri (modifikasi azida) ICS 13.060.50 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii
Lebih terperincir = pengulangan/replikasi 15 faktor nilai derajat kebebasan Penurunan bilangan peroksida pada minyak jelantah.
23 Keterangan : t = perlakuan/treatment r = pengulangan/replikasi 15 faktor nilai derajat kebebasan D. Variabel Penelitian 1. Variabel Bebas (Independent) Variasi lama perendaman selama 2, 3, 4, 5, dan
Lebih terperinciJURNAL PRAKTIKUM. KIMIA ANALITIK II Titrasi Permanganometri. Selasa, 10 Mei Disusun Oleh : YASA ESA YASINTA
JURNAL PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK II Titrasi Permanganometri Selasa, 10 Mei 2014 Disusun Oleh : YASA ESA YASINTA 1112016200062 Kelompok : Ma wah shofwah Millah hanifah Savira aulia Widya fitriani PROGRAM
Lebih terperinciTitrasi IODOMETRI & IOdimetri
Perhatikan gambar Titrasi IODOMETRI & IOdimetri Pemutih Tujuan Pembelajaran Mendeskripsikan pengertian titrasi iodo-iodimetri Menjelaskan prinsip dasar titrasi iodo-iodimetri Larutan standar Indikator
Lebih terperinciSOAL UJIAN OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2014
Hak Cipta Dilindungi Undang-undang SOAL UJIAN OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2014 CALON PESERTA INTERNATIONAL CHEMISTRY OLYMPIAD (IChO) 2015 Mataram, Lombok 1-7 September 2014 Kimia Praktikum A Waktu: 120 menit
Lebih terperinciPelaksanaan Persiapan Instruktur melakukan pengecekan kelengkapan sarana-prasarana sebelum praktikum dimulai, meliputi:
SOP KL.21108.05 PROSEDUR PRAKTIKUM TEKNIK DASAR ANALISIS KIMIA DAN APLIKASINYA UNTUK PENENTUAN KADAR SUATU ZAT (IODOMETRI DAN PENENTUAN KADAR OKSIGEN TERLARUT/DO DALAM AIR) 1. TUJUAN 1.1 Mahasiswa dapat
Lebih terperinciMetodologi Penelitian
Bab III Metodologi Penelitian Pembuatan larutan buffer menggunakan metode pencampuran antara asam lemah dengan basa konjugasinya. Selanjutnya larutan buffer yang sudah dibuat diuji kemampuannya dalam mempertahankan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Penelitian Jurusan Pendidikan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Penelitian Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI. Sementara analisis dengan menggunakan instrumen dilakukan
Lebih terperinciMAKALAH KIMIA ANALIS TITRASI IODIMETRI JURUSAN FARMASI
MAKALAH KIMIA ANALIS TITRASI IODIMETRI JURUSAN FARMASI Di Susun Oleh : Ida Ayu Laksmi Dewi (12330057) Dina Rachmawati (12330060) Ade Andriyani (12330081) Rizky Nasurullah (12330086) Yeni Apri Anwarwati
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 2 PENENRUAN KADAR VITAMIN C MENGGUNAKAN TITRASI IODOMETRI. Senin, 28 April Disusun Oleh: MA WAH SHOFWAH
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 2 PENENRUAN KADAR VITAMIN C MENGGUNAKAN TITRASI IODOMETRI Senin, 28 April 2014 Disusun Oleh: MA WAH SHOFWAH 1112016200040 KELOMPOK 1 MILLAH HANIFAH (1112016200073) YASA
Lebih terperinciModul 3 Ujian Praktikum. KI2121 Dasar Dasar Kimia Analitik PENENTUAN KADAR TEMBAGA DALAM KAWAT TEMBAGA
Modul 3 Ujian Praktikum KI2121 Dasar Dasar Kimia Analitik PENENTUAN KADAR TEMBAGA DALAM KAWAT TEMBAGA Disusun Oleh: Siwi Aji Widhi Astuti (10515026) Irin Safitri (10515029) Yasmine Sophi Damayanti (10515031)
Lebih terperinciBab VIII Reaksi Penetralan dan Titrasi Asam-Basa
Bab VIII Reaksi Penetralan dan Titrasi Asam-Basa Sumber: James Mapple, Chemistry an Enquiry-Based Approach Pengukuran ph selama titrasi akan lebih akurat dengan menggunakan alat ph-meter. TUJUAN PEMBELAJARAN
Lebih terperinciMacam-macam Titrasi Redoks dan Aplikasinya
Macam-macam Titrasi Redoks dan Aplikasinya Macam-macam titrasi redoks Permanganometri Dikromatometri Serimetri Iodo-iodimetri Bromatometri Permanganometri Permanganometri adalah titrasi redoks yang menggunakan
Lebih terperinciBAB I PRAKTIKUM ASIDI AL-KALIMETRI
BAB I PRAKTIKUM ASIDI AL-KALIMETRI I. TUJUAN a. Mahasiswa dapat menjelaskan proses titrasi asidi alkalimetri. b. Mahasiswa mampu menghitung konsentrasi sampel dengan metode asidi alkalimetri. II. DASAR
Lebih terperinciModul 1 Analisis Kualitatif 1
Modul 1 Analisis Kualitatif 1 Indikator Alami I. Tujuan Percobaan 1. Mengidentifikasikan perubahan warna yang ditunjukkan indikator alam. 2. Mengetahui bagian tumbuhan yang dapat dijadikan indikator alam.
Lebih terperinciTITRASI KOMPLEKSOMETRI
TITRASI KOMPLEKSOMETRI I. TUJUAN a. Menstandarisasi EDTA dengan larutan ZnSO 4 b. Menentukan konsentrasi larutan Ni 2+ c. Memahami prinsip titrasi kompleksometri II. TEORI Titrasi kompleksometri adalah
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kimia Analisis.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kimia Analisis. 3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilakukan pada tanggal 18 hingga
Lebih terperinciBasic laboratory skills terampil menggunakan alat dasar
Basic laboratory skills terampil menggunakan alat dasar Memanaskan menyaring meneteskan larutan ke dalam tabung reaksi Memastikan kesempurnaan endapan mengocok larutan melarutkan Memilih wadah untuk menimbang
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 DATA HASIL PENELITIAN
LAMPIRAN 1 DATA HASIL PENELITIAN L1.1 DATA HASIL ANALISIS BILANGAN ASAM MINYAK KELAPA Tabel L1.1 Data Hasil Analisis Bilangan Asam Kadar Flavonoid Total aktu Kontak (Hari) Volume KOH (ml) Bilangan Asam
Lebih terperinciBAB V METODOLOGI. Gambar 6. Pembuatan Minyak wijen
18 BAB V METODOLOGI 5.1 Pengujian Kinerja Alat Press Hidrolik 5.1.1 Prosedur Pembuatan Minyak Wijen Biji Wijen Pembersihan Biji Wijen Pengovenan Pengepresan Pemisahan Minyak biji wijen Bungkil biji wijen
Lebih terperinciVISIT MY WEBSITE : KLIK AJA LINKNYA SOB http://dionlegionis.blogspot.com/search/label/education%20mipa http://dionlegionis.blogspot.com/2015/03/klasifikasi-kodok-beranak-darisulawesi.html http://dionlegionis.blogspot.com/2015/03/download-pdf-statistika-datatunggal.html
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM STANDARISASI LARUTAN NaOH
LAPORAN PRAKTIKUM STANDARISASI LARUTAN NaOH I. Tujuan Praktikan dapat memahami dan menstandarisasi larutan baku sekunder NaOH dengan larutan baku primer H 2 C 2 O 4 2H 2 O II. Dasar Teori Reaksi asam basa
Lebih terperinciMetode titrimetri dikenal juga sebagai metode volumetri
Metode titrimetri dikenal juga sebagai metode volumetri? yaitu, merupakan metode analisis kuantitatif yang didasarkan pada prinsip pengukuran volume. 1 Macam Analisa Volumetri 1. Gasometri adalah volumetri
Lebih terperinci2. Eveline Fauziah. 3. Fadil Hardian. 4. Fajar Nugraha
Modul Praktikum Nama Pembimbing Nama Mahasiswa : Kimia Fisik : Bapak Drs.Budi Santoso, Apt.MT : 1. Azka Muhammad Syahida 2. Eveline Fauziah 3. Fadil Hardian 4. Fajar Nugraha Tanggal Praktek : 21 Semptember
Lebih terperinciLAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK PERCOBAAN 3 PENENTUAN BILANGAN KOORDINAI KOMPLEKS TEMBAGA (II)
LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK PERCOBAAN 3 PENENTUAN BILANGAN KOORDINAI KOMPLEKS TEMBAGA (II) OLEH : NAMA : IMENG NIM: ACC 109 011 KELOMPOK : 2 ( DUA ) HARI, TANGGAL : RABU, 8 JUNI 2011 ASISTEN
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM KIMIA KIMIA ANALITIK II TITRASI IODOMETRI. KAMIS, 24 April 2014
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA KIMIA ANALITIK II TITRASI IODOMETRI KAMIS, 24 April 2014 DISUSUN OLEH: Fikri Sholiha 1112016200028 KELOMPOK 4 1. Annisa Etika Arum 2. Aini Nadhokhotani Herpi 3. Rhendika Taufik
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Reaksi-reaksi kimia berlangsung antara dua campuran zat, bukannya antara dua zat murni. Salah satu bentuk yang umum dari campuran ialah larutan. Larutan memainkan peran
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR. Percobaan 3 INDIKATOR DAN LARUTAN
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR Percobaan 3 INDIKATOR DAN LARUTAN Disusun oleh Nama : Cinderi Maura Restu NPM : 10060312009 Shift / kelompok : 1 / 2 Tanggal Praktikum : 29 Oktober 2012 Tanggal Laporan :
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Desinfeksi merupakan salah satu proses dalam pengolahan air minum ataupun air limbah. Pada penelitian ini proses desinfeksi menggunakan metode elektrokimia yang dimodifikasi
Lebih terperinciASIDI-ALKALIMETRI PENETAPAN KADAR ASAM SALISILAT
ASIDI-ALKALIMETRI PENETAPAN KADAR ASAM SALISILAT I. DASAR TEORI I.1 Asidi-Alkalimetri Asidi-alkalimetri merupakan salah satu metode analisis titrimetri. Analisis titrimetri mengacu pada analisis kimia
Lebih terperinciOLIMPIADE SAINS NASIONAL Ke III. Olimpiade Kimia Indonesia. Kimia UJIAN PRAKTEK
OLIMPIADE SAINS NASIONAL Ke III Olimpiade Kimia Indonesia Kimia UJIAN PRAKTEK Petunjuk : 1. Isilah Lembar isian data pribadi anda dengan lengkap (jangan disingkat) 2. Soal Praktikum terdiri dari 2 Bagian:
Lebih terperinciLaporan Praktikum TITRASI KOMPLEKSOMETRI Standarisasi EDTA dengan CaCO3
Laporan Praktikum TITRASI KOMPLEKSOMETRI Standarisasi EDTA dengan CaCO3 TITRASI KOMPLEKSOMETRI Standarisasi EDTA dengan CaCO3 I. Waktu / Tempat Praktikum : Rabu,15 Februari 2012 / Lab Kimia Jur. Analis
Lebih terperinciTITRASI IODOMETRI. Siti Masitoh. M. Ikhwan Fillah, Indah Desi Permana, Ira Nurpialawati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
TITRASI IODOMETRI Siti Masitoh 1112016200006 M. Ikhwan Fillah, Indah Desi Permana, Ira Nurpialawati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN ILMU PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK II
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK II Iodometri Disusun Oleh : Rofiqoh Ghina R. Neng Erni Maryani Nia Sari Setyaningrum Elvita Wulandari H. Novita Alen F. Andita Hargiyanti Deti Nurhidayah Intan Purnamasari
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI. No. 416 / MENKES / PER / 1990, tentang syarat-syarat kualitas air disebutkan bahwa air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari
Lebih terperinciLAMPIRAN A ANALISA MINYAK
LAMPIRAN A ANALISA MINYAK A.1. Warna [32] Grade warna minyak akan analisa menggunakan lovibond tintometer, hasil analisa akan diperoleh warna merah dan kuning. Persentase pengurangan warna pada minyak
Lebih terperinciUdara ambien Bagian 8: Cara uji kadar oksidan dengan metoda neutral buffer kalium iodida (NBKI) menggunakan spektrofotometer
Standar Nasional Indonesia Udara ambien Bagian 8: Cara uji kadar oksidan dengan metoda neutral buffer kalium iodida (NBKI) menggunakan spektrofotometer ICS 13.040.20 Badan Standardisasi Nasional Daftar
Lebih terperinciPERCOBAAN I PEMBUATAN DAN PENENTUAN KONSENTRASI LARUTAN
PERCOBAAN I PEMBUATAN DAN PENENTUAN KONSENTRASI LARUTAN I. TUJUAN PERCOBAAN Tujuan percobaan praktikum ini adalah agar praktikan dapat membuat larutan dengan konsentrasi tertentu, mengencerkan larutan,
Lebih terperinciBAB 3 METODE PERCOBAAN Penentuan Kadar Kebutuhan Oksigen Kimiawi (KOK) a. Gelas ukur pyrex. b. Pipet volume pyrex. c.
BAB 3 METODE PERCOBAAN Pada analisis yang dilakukan terhadap penentuan kadar dari beberapa parameter pada limbah cair pengolahan kelapa sawit menggunakan beberapa perbedaan alat dan metode, adapun beberapa
Lebih terperinciBAB III METODE PENGUJIAN. Rempah UPT.Balai Pengujian dan Sertifikasi Mutu Barang (BPSMB) Jl. STM
BAB III METODE PENGUJIAN 3.1 Tempat dan Waktu Pengujian Pengujian ini dilakukan di Laboratorium Minyak Nabati dan Rempah- Rempah UPT.Balai Pengujian dan Sertifikasi Mutu Barang (BPSMB) Jl. STM No. 17 Kampung
Lebih terperinciLaporan Praktikum Kimia Dasar II. Standarisasi Larutan NaOH 0,1 M dan Penggunaannya Dalam Penentuan Kadar Asam Cuka Perdagangan.
Laporan Praktikum Kimia Dasar II Standarisasi Larutan NaOH 0,1 M dan Penggunaannya Dalam Penentuan Kadar Asam Cuka Perdagangan Oleh: Kelompok : I (satu) Nama Nim Prodi : Ardinal : F1D113002 : Teknik Pertambangan
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai dengan bulan Oktober
24 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai dengan bulan Oktober 2011 di Laboratorium Biomassa Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan
Lebih terperinciPENENTUAN KADAR NITROGEN TOTAL DENGAN METODE KJELDAHL
1 PENENTUAN KADAR NITROGEN TOTAL DENGAN METODE KJELDAHL I. TUJUAN PERCOBAAN Menjelaskan prinsip penentuan kadar nitogen atau protein dalam cuplikan dengan metoda mikro kjeldahl secara benar dan jelas.
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II PERCOBAAN II REAKSI ASAM BASA : OSU OHEOPUTRA. H STAMBUK : A1C : PENDIDIKAN MIPA
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II PERCOBAAN II REAKSI ASAM BASA NAMA : OSU OHEOPUTRA. H STAMBUK : A1C4 07 017 KELOMPOK PROGRAM STUDI JURUSAN : II : PENDIDIKAN KIMIA : PENDIDIKAN MIPA ASISTEN PEMBIMBING
Lebih terperinciMODUL I Pembuatan Larutan
MODUL I Pembuatan Larutan I. Tujuan percobaan - Membuat larutan dengan metode pelarutan padatan. - Melakukan pengenceran larutan dengan konsentrasi tinggi untuk mendapatkan larutan yang diperlukan dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Tujuan Percobaan Untuk mengetahui kadar Fe (II) yang terkandung dalam sampel dengan menggunakan titrasi oksidimetri.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tujuan Percobaan Untuk mengetahui kadar Fe (II) yang terkandung dalam sampel dengan menggunakan titrasi oksidimetri. 1.2 Dasar Teori 1.2.1 Titrasi Titrasi adalah suatu metode yang
Lebih terperinciPenentuan Kesadahan Dalam Air
Penentuan Kesadahan Dalam Air I. Tujuan 1. Dapat menentukan secara kualitatif dan kuantitatif kation (Ca²+,Mg²+) 2. Dapat membuat larutan an melakukan pengenceran II. Latar Belakang Teori Semua makhluk
Lebih terperinciPENYISIHAN KESADAHAN dengan METODE PENUKAR ION
PENYISIHAN KESADAHAN dengan METODE PENUKAR ION 1. Latar Belakang Kesadahan didefinisikan sebagai kemampuan air dalam mengkonsumsi sejumlah sabun secara berlebihan serta mengakibatkan pengerakan pada pemanas
Lebih terperinciBab III Metodologi. III. 2 Rancangan Eksperimen
21 Bab III Metodologi Penelitian ini dirancang untuk menjawab beberapa permasalahan yang sudah penulis kemukakan di Bab I. Dalam penelitian ini digunakan 2 pendekatan, yaitu eksperimen dan telaah pustaka.
Lebih terperinciBAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari Bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2015
BAB III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari Bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2015 yang meliputi kegiatan di lapangan dan di laboratorium. Lokasi pengambilan
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR I
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR I NAMA KELOMPOK : MELVIA PERMATASARI (08121006013) MELANY AMDIRA (08121006027) ANIS ALAFIFAH (08121006029) PUTRI WULANDARI (08121006071) MUTIARA BELLA (08121006073) JURUSAN
Lebih terperinciUJIAN PRAKTIKUM KI2121 DASAR-DASAR KIMIA ANALITIK PENENTUAN KADAR KALSIUM DALAM KAPUR TULIS
UJIAN PRAKTIKUM KI2121 DASAR-DASAR KIMIA ANALITIK PENENTUAN KADAR KALSIUM DALAM KAPUR TULIS Kelompok : Kelompok 1 Tanggal Persentasi : 14 November 2016 Tanggal Percobaan : 21 November 2016 Alfontius Linata
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK I PERCOBAAN VI TITRASI REDOKS
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK I PERCOBAAN VI TITRASI REDOKS O L E H: NAMA : HABRIN KIFLI HS STAMBUK : F1C1 15 034 KELOMPOK : V (LIMA) ASISTEN : SARTINI, S.Si LABORATORIUM KIMIA ANALITIK FAKULTAS MATEMATIKA
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian Lokasi pengambilan sampel bertempat di Soreang, Kabupaten Bandung. Sampel yang diambil berupa tanaman BDI. Penelitian
Lebih terperinciBAB V METODELOGI. 5.1 Pengujian Kinerja Alat. Produk yang dihasilkan dari alat pres hidrolik, dilakukan analisa kualitas hasil meliputi:
BAB V METODELOGI 5.1 Pengujian Kinerja Alat Produk yang dihasilkan dari alat pres hidrolik, dilakukan analisa kualitas hasil meliputi: 1. Analisa Fisik: A. Volume B. Warna C. Kadar Air D. Rendemen E. Densitas
Lebih terperinciPENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II KI1201
PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II KI1201 Disusun Ulang Oleh: Dr. Deana Wahyuningrum Dr. Ihsanawati Dr. Irma Mulyani Dr. Mia Ledyastuti Dr. Rusnadi LABORATORIUM KIMIA DASAR PROGRAM TAHAP PERSIAPAN BERSAMA
Lebih terperincidimana hasilnya dalam bentuk jumlah atau bilangan kadar.
VOLUMETRI I Drs Kusumo Hariyadi Apt MS. Analisa Kimia dibagi 2 bagian : 1. Analisa Kualitatif ( analisa jenis) bertujuan mencari adanya unsur / senyawa dalam suatu sampel 2. Analisa Kuantitatif (analisa
Lebih terperinciTITRASI REDUKSI OKSIDASI OXIDATION- REDUCTION TITRATION
TITRASI REDUKSI OKSIDASI OXIDATION- REDUCTION TITRATION HERMAN, S.Pd., M.Si FARMASI UNMUL TITRASI REDUKSI OKSIDASI TITRASI REDUKSI OKSIDASI DEFINISI analisis titrimetri yang didasarkan pada reaksi reduksi
Lebih terperinciUNIVERSITAS BRAWIJAYA
IODIMETRI Disusun oleh: EKA RATRI NOOR W. INDAH AR YUDHA IKOMA I. TRIAS ISTINA R. ALFIN YUNIARTI VIDIA NISA N. WINDA D. ANANDHIEKA M. TALITHA ARDIYAN SUKMA NIO HOKI PRATIWI JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA
Lebih terperinciLARUTAN. Zat terlarut merupakan komponen yang jumlahnya sedikit, sedangkan pelarut adalah komponen yang terdapat dalam jumlah banyak.
LARUTAN Larutan merupakan campuran yang homogen,yaitu campuran yang memiliki komposisi merata atau serba sama di seluruh bagian volumenya. Suatu larutan mengandung dua komponen atau lebih yang disebut
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
digilib.uns.ac.id BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian eksperimental. Sepuluh sampel mie basah diuji secara kualitatif untuk
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM KIMIA PEMISAHAN PERCOBAAN 1 EKSTRAKSI PELARUT
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA PEMISAHAN PERCOBAAN 1 EKSTRAKSI PELARUT NAMA NIM KELOMPOK ASISTEN : REGINA ZERUYA : J1B110003 : 1 (SATU) : SUSI WAHYUNI PROGRAM STUDI S-1 KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
Lebih terperinciTitrasi Volumetri. Modul 1 PENDAHULUAN
Modul 1 Titrasi Volumetri Dr. Anna Permanasari, M.Si. K PENDAHULUAN egiatan praktikum ini dimaksudkan untuk melatih keterampilan dasar Anda dalam melakukan pekerjaan laboratorium, melatih Anda dalam bekerja
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah termasuk penelitian deskriptif.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah termasuk penelitian deskriptif. B. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian di laboratorium kimia Analis Kesehatan Muhammadiyah
Lebih terperinciLAMPIRAN. Data Hasil Penelitian dan Perhitungan
45 LAMPIRAN 1 Data Hasil Penelitian dan Perhitungan 46 DATAHASIL PENELITIAN Tabel 10. Jumlah Titran Yang Dibutuhkan Selama Analisa Konsentrasi Menit ke- Na 2 SO 4 0,1N (ml) H 2 SO 4 (N) Tapioka Maizena
Lebih terperinciPERCOBAAN I PENENTUAN KADAR KARBONAT DAN HIDROGEN KARBONAT MELALUI TITRASI ASAM BASA
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK KI-2122 PERCOBAAN I PENENTUAN KADAR KARBONAT DAN HIDROGEN KARBONAT MELALUI TITRASI ASAM BASA Nama Praktikan : Anggi Febrina NIM : 13010107 Kelompok : 5 (Shift Pagi) Tanggal
Lebih terperinciA. JUDUL PERCOBAAN Pembuatan Larutan Standar KmnO4 dan Penetapan Campuran Fe 2+ dan Fe 3+. B. TUJUAN PERCOBAAN Pada akhir percobaan mahasiswa dapat
A. JUDUL PERCOBAAN Pembuatan Larutan Standar KmnO4 dan Penetapan Campuran Fe 2+ dan Fe 3+. B. TUJUAN PERCOBAAN Pada akhir percobaan mahasiswa dapat mengetahui: 1. Prinsip dasar permanganometri. 2. Standarisasi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif yang ditunjang studi pustaka. B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium kimia Analis Kesehatan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN
BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN A. HASIL PENGAMATAN 1. Standarisasi Na 2 S 2 O 3 terhadap K 2 Cr 2 O 7 0.1 N Kelompok Vol. K 2 Cr 2 O 7 Vol. Na 2 S 2 O 3 7 10 ml 11 ml 8 10 ml 12.7 ml 9 10 ml 11.6
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alur penelitian ini seperti ditunjukkan pada diagram alir di bawah ini:
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Alur penelitian ini seperti ditunjukkan pada diagram alir di bawah ini: Gambar 3.1 Diagram alir penelitian 22 23 3.2 Metode Penelitian Penelitian ini
Lebih terperinciBAB V METODOLOGI. Alat yang digunakan pada praktikum penelitian, meliputi alat autoklaf
BAB V METODOLOGI 5.1 Alat dan Bahan yang Digunakan 5.1.1 Alat yang Digunakan Alat yang digunakan pada praktikum penelitian, meliputi alat autoklaf 24 L yang merupakan alat hasil rancangan tugas akhir angkatan
Lebih terperinciLokasi penelitian bertempat di Laboratorium Teknofisikokimia Puslitbang. Indonesia Batang Jawa Tengah, yaitu limbah cair tekstil
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian bertempat di Laboratorium Teknofisikokimia Puslitbang BATAN Yogyakarta, laboratorium Lingkungan Jurusan Teknik Lingkungan Fakultas Teknik
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA II PENENTUAN LAJU REAKSI DAN TETAPAN LAJU
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA II PENENTUAN LAJU REAKSI DAN TETAPAN LAJU Nama NIM Prodi Anggota kelompok Disusun oleh: : Edi Siswanto : H13112071 : Kimia : 1. Alpius Suriadi 2. Gloria Sindora 3. Indri
Lebih terperinciKIMIA KUANTITATIF. Makalah Titrasi Redoks. Dosen Pembimbing : Dewi Kurniasih. Disusun Oleh : ANNA ROSA LUCKYTA DWI RETNONINGSIH
KIMIA KUANTITATIF Makalah Titrasi Redoks Dosen Pembimbing : Dewi Kurniasih Disusun Oleh : ANNA ROSA LUCKYTA DWI RETNONINGSIH MUHAMMAD AGUNG PRASETYO PUTRIANTI Tingkat : IA AKADEMI FARMASI JAMBI KATA PENGANTAR
Lebih terperinciPERCOBAAN POTENSIOMETRI (PENGUKURAN ph)
PERCOBAAN POTENSIOMETRI (PENGUKURAN ph) I. Tujuan. Membuat kurva hubungan ph - volume pentiter 2. Menentukan titik akhir titrasi 3. Menghitung kadar zat II. Prinsip Prinsip potensiometri didasarkan pada
Lebih terperinciPEMERIKSAAN KADAR KLORIN PADA AIR PDAM TIRTA GALUH CABANG CIAMIS. Rohayati*, Euis Safarin, Galih Rizky Puji Mega Lestari ABSTRACT
PEMERIKSAAN KADAR KLORIN PADA AIR PDAM TIRTA GALUH CABANG CIAMIS Rohayati*, Euis Safarin, Galih Rizky Puji Mega Lestari Program Studi Diploma III Analis Kesehatan STIKes Muhammadiyah Ciamis *email:rohayati2@gmail.com
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan dari Bulan Maret sampai Bulan Juni 2013. Pengujian aktivitas antioksidan, kadar vitamin C, dan kadar betakaroten buah pepaya
Lebih terperinciLaporan Praktikum KI1212. Dasar Dasar Kimia Analitik PENENTUAN KADAR KALSIUM DALAM KAPUR TULIS DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI
Laporan Praktikum KI1212 Dasar Dasar Kimia Analitik PENENTUAN KADAR KALSIUM DALAM KAPUR TULIS DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI Disusun oleh: Alexander Leslie (10515007) Sharhan Hasabi (10515018) Devina Thasia
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari bulan April 2014 sampai dengan bulan Januari 2015 bertempat di Laboratorium Riset Kimia Makanan dan Material serta
Lebih terperinciBAB 3 ALAT DAN BAHAN. 1. Gelas ukur 25mL Pyrex. 2. Gelas ukur 100mL Pyrex. 3. Pipet volume 10mL Pyrex. 4. Pipet volume 5mL Pyrex. 5.
BAB 3 ALAT DAN BAHAN 3.1. Alat dan Bahan 3.1.1. Alat- alat 1. Gelas ukur 25mL Pyrex 2. Gelas ukur 100mL Pyrex 3. Pipet volume 10mL Pyrex 4. Pipet volume 5mL Pyrex 5. Buret 25mL Pyrex 6. Erlenmeyer 250mL
Lebih terperinciLAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT
LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT DI SUSUN OLEH : NAMA : IMENG NIM : ACC 109 011 KELOMPOK : 2 ( DUA ) HARI / TANGGAL : SABTU, 28 MEI 2011
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 2 PENENTUAN KADAR KLORIDA. Senin, 21 April Disusun Oleh: MA WAH SHOFWAH KELOMPOK 1
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 2 PENENTUAN KADAR KLORIDA Senin, 21 April 2014 Disusun Oleh: MA WAH SHOFWAH 1112016200040 KELOMPOK 1 MILLAH HANIFAH (1112016200073) YASA ESA YASINTA (1112016200062) WIDYA
Lebih terperinciISSN No Media Bina Ilmiah 1
ISSN No. 1978-3787 Media Bina Ilmiah 1 PENGARUH LAMA WAKTU PENYIMPANAN TERHADAP KADAR SISA KLOR PADA AIR YANG TELAH DIKLORINASI DENGAN KALSIUM HYPOKLORIT (KAPORIT) Oleh: Ida Bagus Rai Wiadnya Dosen pada
Lebih terperinciMODUL 2 PENENTUAN KADAR ASAM ASKORBAT DALAM YOU C Kurnia Sandwika Henry Liyanto Ignatio Glory
MODUL 2 PENENTUAN KADAR ASAM ASKORBAT DALAM YOU C-1000 Kurnia Sandwika 10515048 Henry Liyanto 10515049 Ignatio Glory 10515062 Christopher Chandra 10515071 Dita Nurkhusis 10515073 Bayu Andi Saputra 10515074
Lebih terperinciBAB III BAHAN DAN METODE. Lokasi pengambilan sampel diambil dibeberapa toko di kota Medan dan
BAB III BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Lokasi pengambilan sampel diambil dibeberapa toko di kota Medan dan lokasi penelitian di analisis di Laboratorium Kimia Universitas Medan Area,
Lebih terperinci