BAB VII RINGKASAN, SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN REKOMENDASI
|
|
- Sukarno Tanuwidjaja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 a. perencanaan kontinjensi dan perencana pemulihan b. pengendalian kecurangan, c. meminimalkan eksposur terhadap sumber risiko, d. kebijakan dan pengendalian e. pemisahan atau relokasi suatu aktivitas atau sumberdaya, hubungan masyarakat. Sedangkan risiko-risiko yang berada pada kategori IV (Low), dapat dipilih perlakuan risiko dihindari, dengan catatan risiko-risiko pada kategori IV (Low) tersebut telah dibatasi oleh sebuah peraturan, kebijakan, sistem yang membatasi potensi terjadinya risiko-risiko pada aspek tersebut. Risiko-risiko pada kategori IV (Low) ini tetap harus dimonitor secara periodik untuk menjaga risiko-risiko ini pada kkategori low atau turun sampai dengan kategori V (very low). BAB VII RINGKASAN, SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN REKOMENDASI 7.1 Ringkasan Gambaran mengenai potensi risiko pada sistem pengadaan barang/jasa di UGM. Potensi-potensi risiko tersebut terkategorikan dari kategori IV (Low) sampai dengan kategori I (Very High). Adapun potensi-potensi risiko per kategori akan dirinci sebagai berikut: a. Risiko-risiko yang berada pada kategori I (very high) yaitu terkait dengan: 120
2 Potensi risiko pada sub aspek penyerahan barang/jasa antara lain mengenai keterlambatan penyerahan barang/jasa. b. Risiko-risiko yang terdapat pada kategori II (high) yaitu terkait dengan : 1. Potensi risiko pada aspek Legislative & Regulatory Framework (Kerangka Hukum dan Legislatif) antara lain mengenai pengadaan mendekati akhir tahun yang bermasalah, adanya ketidaksinkronan antara peraturan pengadaan dengan peraturan keuangan, kendala terkait anggaran pengadaan, adanya ambiguitas pasal di peraturan pengadaan barang/jasa pemerintah yang menjadi potensi kendala saat pelaksanaannya, kurang operasionalnya pendefinisian dan aturanaturan di perpres 54 tahun Potensi risiko di sub aspek PA/KPA antara lain mengenai penunjukan PPK, PP/ULP, Panitia Pengadaan yang tidak kompeten dan jadwal pelaksanaan pengadaan yang disusun tidak realistis. 3. Potensi risiko pada sub aspek PPK/PPTK antara lain mengenai pemecahan pengadaan menjadi paket-paket untuk menghindari lelang 4. Potensi risiko pada sub aspek ULP/Pejabat Pengadaan/Panitia Pengadaan antara lain mengenai penilaian kemampuan penyedia barang/jasa tidak obyektif. 5. Potensi risiko pada sub aspek Panitia Penerima Hasil antara lain mengenai Panitia Penerima B/J tidak melakukan pengecekan jumlah/volume/kualitas/spesifikasi B/J sesuai dengan surat perjanjian, Panitia penerima B/J telah melakukan pengecekan jumlah/volume/kualitas/spesifikasi 121
3 B/J tetapi gagal menemukan adanya perbedaan jumlah/volume/kualitas/spesifikasi B/J sesuai dengan surat perjanjian. 6. Potensi risiko pada sub aspek rekanan antara lain mengenai rekanan melakukan subkontrak terhadap pekerjaan utama. 7. Potensi risiko pada sub aspek perencanaan pengadaan antara lain mengenai perencanaan kegiatan/proyek tidak sesuai dengan kebutuhan, perencanaan biaya/hps kegiatan/proyek yang dimark-up, memecah pengadaan barang/jasa menjadi beberapa paket untuk menghindari pelelangan. 8. Potensi risiko pada sub aspek penyusunan dan pengesahan HPS penggelembungan (mark up) dalam HPS, harga dasar yang tidak standar dalam menyusun HPS. 9. Potensi risiko pada sub aspek Penyusunan dan pengesahan dokumen pemilihan penyedia barang/jasa antara lain mengenai kriteria kelulusan evaluasi tidak ada atau tidak jelas, Spesifikasi teknis mengarah pada produk atau kelompok tertentu, adanya penambahan kriteria evaluasi yang tidak perlu, dan dokumen lelang tidak lengkap. 10. Potensi risiko pada sub aspek Prakualifikasi/pascakualifikasi penyedia barang/jasa evaluasi yang dilakukan panitia tidak sesuai dengan kriteria, negosiasi panitia dan penyedia barang/jasa atau syarat teknis dan administrasi yang disusulkan kemudian dengan cara direkayasa. 11. Potensi risiko pada sub aspek penyerahan barang/jasa antara lain mengenai kualitas barang yang diserahkan tidak sesuai dengan ketentuan dalam spesifikasi 122
4 teknis/kontrak, kualitas barang yang diserahan lebih rendah dari ketentuan dalam spesifikasi teknis/kontrak, kriteria penerimaan barang bias, Volume barang tidak sama dengan yang tertulis di dokumen lelang, tidak ada serah terima barang kepada user (pengguna barang) dan Barang tidak dicatat dalam SIMAKBMN. 12. Potensi risiko pada sub aspek penyerahan jasa konstruksi antara lain mengenai volume konstruksi tidak sesuai dengan yang diminta spesifikasi/boq. 13. Potensi risiko pada sub aspek penyerahan jasa konsultan antara lain mengenai tidak ada serah terima jasa konsultan kepada user (pengguna jasa), data lapangan dipalsukan, rekomendasi palsu. 14. Potensi risiko pada sub aspek pembayaran dan pelaporan antara lain mengenai pelaporan yang tidak sesuai keadaan. 15. Potensi risiko pada sub aspek pemanfaatan antara lain mengenai kualitas barang/jasa yang diterima tidak sesuai kebutuhan dan barang/jasa yang belum/tidak dapat dimanfaatkan. 16. Potensi risiko pada aspek Integrity & Transparancy (Anti Corruption) kurangnya integritas dan tanggung jawab dari pelaksana pengadaan, atasan pelaksana dan pimpinan, kurangnya supervisi dan monitoring dari atasan pelaksana pengadaan barang/jasa, tidak ada evaluasi periodik terhadap proses pelaksana pengadaan barang/jasa, tidak adanya evaluasi periodik atas kebijakan, kepatuhan dan sistem yang berjalan dari proses perencanaan sampai denga pemanfaatan pengadaan barang/jasa, tidak berjalannya fungsi pengawasan pada pengadaan barang/jasa secara optimal, kebijakan penempatan orang yang tidak tepat sebagai pelaksana, 123
5 pengambil keputusan pada pengadaan barang/jasa, kurangnya transparansi proses pengadaan yang berakibat terbatasnya akses publik terhadap informasi pengadaan barang/jasa, kidak adanya job deskripsi dan pemisahan tugas dan wewenang yang jelas yang ditetapkan oleh pimpinan, dan rendahnya kelulusan sertifikasi pengadaan karena faktor kesengajaan agar terhindar sebagai panitia pengadaan. Risiko-risiko yang terdapat pada kategori III (medium) yaitu terkait dengan: 1. perbedaan pengakuan tahun anggaran sesuai aturan menteri keuangan dengan tahun penyelesaian pekerjaan/pengadaan barang/jasa 2. adanya perbedaan bukti perjanjian dan adanya hal-hal teknis yang tidak disampaikan pada ketentuan perpres 54 Tahun Potensi risiko pada sub aspek PA/KPA antara lain mengenai tidak mengumumkan secara terbuka rencana pengadaan barang/jasa pada awal pelaksanaan anggaran. 4. Potensi risiko pada sub aspek PPK/PPTK antara lain mengenai mark up harga HPS, harga barang pada HPS mengarah pada merk tertentu, dan melakukan perikatan perjanjian dengan pihak ketiga sementara anggaran belum ada. 5. Potensi risiko pada sub aspek ULP/Pejabat Pengadaan/Panitia Pengadaan antara lain mengenai Panitia Pengadaan/Pejabat Pengadaan/Unit Layanan Pengadaan tidak memiliki kompetensi maupun sertifikat keahlian pengadaan, tidak independen dan transparan dalam proses pengadaan barang/jasa, kurangnya integritas dari panitia pengadaan/pejabat pengadaan/unit layanan pengadaan, 124
6 materi pengumuman pengadaan barang/jasa tidak jelas dan lengkap, kurangnya kompetensi teknis sehingga mempengaruhi hasil evaluasi. 6. dengan Potensi risiko pada subaspek Panitia penerima Hasil antara lain mengenai Panitia penerima B/J tidak membuat Berita Acara Serah Terima Barang/Pekerjaan. 7. dengan Potensi risiko pada sub aspek rekanan antara lain mengenai rekanan tidak memiliki kemampuan keuangan,tenaga ahli, peralatan yang memadai, Rekanan mendaftarkan perusahaannya lebih dari satu untuk mengikuti lelang, dan adanya Penyedia barang/jasa yang termasuk dalam daftar hitam diketahui setelah pekerjaan/pengadaan selesai/berjalan. 8. Potensi risiko pada sub aspek perencanaan pengadaan antara lain mengenai penggelembungan anggaran rencana yang disusun dengan tidak realistis, perencanaan kegiatan/proyek sudah diarahkan kepada produk/perusahaan tertentu. 9. Potensi risiko pada sub aspek penyusunan dan pengesahan HPS antara lain mengenai Harga barang/jasa dalam HPS mengarah pada merk/produk tertentu, Gambaran nilai estimasi yang ditutup-tutupi atau sulit diperoleh, Penentuan estimasi harga tidak sesuai aturan dan Penambahan item-item biaya yang tidak diperkenankan. 10. Potensi risiko pada sub aspek Penyusunan dan pengesahan dokumen pemilihan penyedia barang/jasa Persyaratan teknis mengada-ada atau berlebihan, 125
7 dibandingkan kebutuhan dalam rangka pelaksanaan pekerjaan, dan dokumen lelang tidak standar. 11. Potensi risiko pada sub aspek pengumuman lelang/seleksi/pengadaan antara lain mengenai tidak mengumumkan rencana pengadaan di awal tahun anggaran setelah dokumen anggaran disahkan, tidak mengumumkan pelelangan/seleksi/pengadaan, dan mengubah, menambah dan/atau mengurangi kriteria serta tata cara evaluasi setelah batas akhir pemasukan dokumen penawaran. 12. Potensi risiko pada sub aspek Prakualifikasi/pascakualifikasi penyedia barang/jasa dokumen peserta yang tidak memenuhi syarat namun diluluskan panitia dan kriteria dalam melakukan evaluasi dokumen prakualifikasi tidak ada atau tidak jelas 13. Potensi risiko pada sub aspek pendaftaran dan pengambilan dokumen antara lain mengenai dokemen lelang yang diserahkan tidak sama (inkonsisten) dan waktu pendistribusian dokumen terbatas. 14. Potensi risiko pada sub aspek penjelasan/aanwijzing antara lain mengenai perubahan penting atas dokumen pemilihan penyedia tidak dituangkan dalam adendum dokumen pemilihan penyedia dan tanpa pengesahan. 15. Potensi risiko pada sub aspek evaluasi penawaran antara lain mengenai kriteria evaluasi cacat/tidak sesuai dengan ketentuan dalam dokumen pengadaan, panitia menambah, mengurangi, dan mengubah dokumen pengadaan khususnya kriteria evaluasi. 126
8 16. Potensi risiko pada sub aspek jaminan penawaran antara lain mengenai jaminan penawaran bukan jaminan bank, atau jaminan asuransi yang tidak bersifat unconditional. 17. Potensi risiko pada sub aspek penilaian dan pembuktian kualifikasi antara lain mengenai panitia menambah, mengurangi, mengubah dokumen pengadaan khususnya kriteria kualifikasi, dan panitia meluluskan penawaran yang semestinya tidak lulus kualifikasi dan sebaliknya. 18. Potensi risiko pada sub aspek berita acara evaluasi dan penetapan pemenang antara lain mengenai isi berita acara evaluasi tidak jelas dan lengkap, Penetapan pemenang lelang bukan penawaran yang terendah responsif dan Evaluasi penawaran tidak sesuai dengan RKS yang ditetapkan. 19. Potensi risiko pada sub aspek berita sanggahan antara lain mengenai panitia kurang independen dan akuntabel 20. Potensi risiko pada sub aspek penandatanganan kontrak antara lain mengenai isi Kontrak tidak sesuai dengan spesifikasi dalam HPS, Tidak dilengkapi surat jaminan pelaksanaan dari bank (untuk pengadaan barang/jasa pemborongan/jasa lainnya yang dinilai lebih besar Rp. 50 juta) dan tanggal surat jaminan pelaksanaan lebih belakangan dibandingkan tanggal kontrak. 21. Potensi risiko pada sub aspek pelaksanaan kontrak antara lain mengenai soft drawing dan as build drawing tidak ada persetujuan PPK. 22. Potensi risiko pada sub aspek penyerahan barang/jasa antara lain mengenai jaminan pasca jual palsu. 127
9 23. Potensi risiko pada sub aspek penyerahan jasa konstruksi antara lain mengenai kriteria penerimaan hasil kerja konstruksi bias, perintah perubahan volume dalam rangka KKN/Contract Change Order, volume konstruksi tidak sesuai dalam rangka KKN, tidak ada serah terima jasa konstruksi kepada user(pengguna jasa). 24. Potensi risiko pada sub aspek pembayaran dan pelaporan antara lain mengenai pembayaran fiktif, kekurangan pemungutan dan penyetoran pajak/pnbp, bukti pembayaran tidak lengkap, pelaporan yang tidak dilaksanakan, pelaporan yang tidak lengkap dan tidak sesuai peraturan dan tidak dibuat berita acara pembayaran. 25. Potensi risiko pada sub aspek pemanfaatan antara lain mengenai kuantitas barang/jasa yang diterima tidak sesuai kebutuhan dan penyerahan barang/jasa di lokasi yang tidak tepat. 26. Potensi risiko pada aspek Integrity & Transparancy (Anti Corruption) kurangnya kepedulian dari pimpinan terkait permasalahan pengadaan barang/jasa, tingginya intervensi pimpinan pada proses pengadaan barang/jasa, Adanya pembiaran terhadap permasalahan pengadaan barang/jasa, dan kurangnya transparansi proses pengadaan yang berakibat terbatasnya akses publik terhadap informasi pengadaan barang/jasa. Risiko-risiko yang terdapat pada kategori IV (low) yaitu terkait dengan: 1. Potensi risiko pada sub aspek PPK/PPTK antara lain mengenai pembocoran HPS kepada pihak ketiga. 128
10 2. Potensi risiko pada sub aspek ULP/Pejabat Pengadaan/Panitia Pengadaan antara lain mengenai perangkapan pejabat pengadaan dengan pejabat keuangan, adanya kolusi antara panitia pengadaan barang/jasa dengan penyedia barang/jasa, tidak adanya tanggapan atas sanggahan, dan penggantian dokumen. 3. Potensi risiko pada sub aspek Panitia Penerima Hasil antara lain mengenai tidak dibentuk Panitia Penerima B/J, Panitia penerima B/J merangkap sebagai pengelola keuangan. 4. Potensi risiko pada sub aspek perencanaan pengadaan antara lain mengenai tidak mengumumkan secara terbuka rencana pengadaan barang/jasa pada awal pelaksanaan anggaran, Biaya untuk mendukung pelaksanaan pengadaan tidak tersedia. 5. Potensi risiko pada sub aspek penyusunan dan pengesahan HPS antara lain mengenai HPS tidak ditandatangani oleh seluruh anggota panitia pengadaan. 6. Potensi risiko pada sub aspek lelang/seleksi/pengadaan antara lain mengenai pengumuman lelang yang semu atau fiktif, materi pengumuman lelang membingungkan, dan jangka waktu pengumuman terlalu singkat. 7. Potensi risiko pada sub aspek pendaftaran dan pengambilan dokumen pemilihan penyedia barang/jasa antara lain mengenai penyebarluasan dokumen yang cacat, dan menyatakan bahwa pendaftaran dan pengambilan dokumen harus dilengkapi atau membawa dokumen asli. 8. Potensi risiko pada sub aspek penjelasan/aanwijzing antara lain mengenai penjelasan Informasi dan deskripsi terbatas, tidak membuat dokumentasi rapat 129
11 penjelasan, Membuat kesepakatan yang melanggar prosedur dan Penjelasan tidak didukung dengan berita acara penjelasan yang rinci. 9. Potensi risiko pada sub aspek penyerahan dan pembukaan penawaran antara lain mengenai batas akhir pemasukan dokumen penawaran diundurkan atau dimajukan tanpa adanya adendum dokumen penyedia, penyimpanan dokumen penawaran tidak dilakukan pada kotak atau tempat yang aman/terkunci, pembukaan dokumen penawaran dilakukan pada hari libur, dan pembukaan dokumen penawaran ditunda tanpa alasan yang jelas. 27. Potensi risiko pada sub aspek evaluasi penawaran antara lain mengenai Peserta lelang terpola (dibandingkan lelang sebelumnya) atau peserta lelang menurunkan secara mencolok dan Pemilihan tempat evaluasi yang tersembunyi. 28. Potensi risiko pada sub aspek jaminan penawaran antara lain mengenai masa berlaku surat jaminan penawaran telah habis. 29. Potensi risiko pada sub aspek penilaian dan pembuktian kualifikasi antara lain mengenai panitia tidak melakukan pembuktian kualifikasi secara nyata dan Panitia meluluskan peserta yang administrasinya tidak absah. 30. Potensi risiko pada sub aspek berita acara evaluasi dan penetapan pemenang antara lain mengenai penetapan pemenang oleh PPK tidak sesuai dengan hasil evaluasi dari panitia pengadaan. 31. Potensi risiko pada sub aspek pengumuman calon pemenang antara lain mengenai tanggal pengumuman sengaja ditunda tidak sesuai jadwal, 130
12 pengumuman tidak sesuai kaidah atau tidak ada masukan dari masyarakat, dan Pengumuman sangat terbatas pada publik. 32. Potensi risiko pada sub aspek berita sanggahan peserta lelang antara lain mengenai isi jawaban sanggahan sembarangan (tidak ada dasarnya), tidak seluruh sanggahan ditanggapi, Jawaban sanggahan ditunda-tunda, dan Surat sanggahan tidak ditanggapi. 33. Potensi risiko pada sub aspek penunjukan pemenang lelang antara lain mengenai surat penunjukkan yang sengaja ditunda pengeluarannya, surat penunjukkan yang dikeluarkan dengan terburu-buru, dan tanggal surat penunjukkan dibuat lebih belakangan dibandingkan tanggal kontrak. 34. Potensi risiko pada sub aspek penandatanganan kontrak antara lain mengenai penandatanganan kontrak yang ditunda-tunda dan penandatanganan kontrak tidak sah. 35. Potensi risiko pada sub aspek pelaksanaan kontrak antara lain mengenai soft drawing dan as build drawing tidak ada persetujuan PPK. 36. Potensi risiko pada sub aspek penyerahan jasa konsultan antara lain mengenai kriteria penerimaan karya konsultan bias, dan design plagiate (tanpa dukungan design note). Perlakuan risiko yang dapat diambil dari hasil penilaian risiko pada sistem pengadaan barang/jasa di UGM ini dapat mengambil opsi sebagai berikut: 1. Mengurangi likelihood atau kemungkinan keterjadian (Reduce the likelihood of the occurance). 131
13 2. Mengurangi konsekuensi (Reduce the likelihood of the occurence) 7.2 Simpulan Hasil evaluasi sistem pengadaan barang/jasa di UGM dengan berbasis manajemen risiko menghasilkan penilaian bahwa sistem pengadaan barang/jasa di UGM masih berada pada kategori potensi risiko yang tinggi. Jika melihat dari aspek-aspek di sistem pengadaan barang/jasa, maka dari keempat aspek tersebut masing-masing menyumbang risiko dari medium sampai dengan sangat tinggi (very high). Hasil evaluasi per kategori risiko pada sistem pengadaan barang/jasa di UGM adalah: 1. Risiko yang berada pada kategori very high (sangat tinggi) yaitu mengenai penyerahan barang/jasa. 2. Risiko yang berada pada kategori tinggi (high) yaitu mengenai pengadaan akhir tahun, penunjukan pejabat dan pelaksana pengadaan oleh PA/KPA yang kurang kompetensi dan integritas, perencanaan yang tidak sesuai kebutuhan, mark up HPS, memecah pengadaan, proses evaluasi yang tidak optimal dan sesuai peraturan, pelaporan yyang tidak sesuai keadaan, kurangnya supervisi dan monitoring, fungsi pengawasan yang tidak berjalan optimal, serta tidak adanya alokasi pekerjaan, pemisahan tugas dan wewenang yang jelas yang ditetapkan oleh pimpinan. 3. Risiko yang berada pada kategori medium yaitu mengenai adanya perbedaan pengakuan tahun anggaran dengan akhir penyelesaian pekerjaan, materi 132
14 pengumuman yang kurang jelas, tidak adanya berita acara serah terima, rekanan yang tidak memiliki kemampuan keuangan dan teknis yang memadai, harga HPS mengarah pada merk tertentu dan kurangnya kepedulian pimpinan terhadap permasalahan pengadaan barang/jasa. 4. Risiko pada kategori rendah (low) bisa dihindari dengan catatan dilakukan monitoring secara periodik agar risiko pada kategori rendah tidak berubah menjadi risiko yang lebih tinggi. Supervisi dan monitoring dari pimpinan unit pengadaan kurang optimal. Hal ini yang menjadi salah satu penyebab pelaksana di level teknis menjadi kurang optimal dalam menjalankan sistem pengadaan barang/jasa. Kebijakan punishment bagi pelaksana dan pejabat pada sistem pengadaan barang/jasa yang melanggar peraturan belum tegas diberlakukan. Pengawasan pada sistem pengadaan barang/jasa di UGM yang dilakukan selama ini adalah pengawasan setelah proses selesai dilakukan. Hal ini selalu menimbulkan hasil adanya permasalahan pada sistem pengadaan barang/jasa di UGM. 7.3 Keterbatasan Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan antara lain: 1. Penelitian ini dilakukan hanya pada Universitas Gadjah Mada. Sehingga kesimpulan yang diambil pada penelitian ini tidak dapat digeneralisir menjadi sebuah kesimpulan publik mengenai sistem pengadaan barang/jasa di Indonesia. 133
15 2. Pendekatan manajemen risiko untuk mengevaluasi sebuah sistem pengadaan barang/jasa relatif belum banyak dilakukan, sehingga sangat dimungkinkan adanya pendekatan-pendekatan lain yang dapat digunakan untuk mengevaluasi sistem pengadaan barang/jasa. 3. Proses manajemen risiko adalah proses yang dilakukan secara terus menerus pada sebuah proses bisnis entitas. Sehingga hasil penelitian ini juga bukan merupakan hasil akhir, tetapi sebuah awal untuk dilakukannya monitoring yang terus menerus untuk dapat menciptakan sebuah sistem pengadaan barang/jasa yang baik. 7.4 Rekomendasi Berdasarkan hasil penelitian dan keterbatasan penelitian di atas, penulis memberikan saran sebagai berikut: 1. UGM mengambil beberapa langkah yang dapat ditempuh untuk mengurangi likelihood atau kemungkinan keterjadian risiko dengan menjalankan beberapa hal yaitu: a. melakukan audit melakukan audit di sini terutama jenis audit probity audit atau audit yang dilakukan selama proses berlangsung. Jadi dari tahap awal penganggaran, perencanaan sampai dengan pemanfaatan hasil pengadaan barang/jasa perlu adanya monitoring dan pengawasan yang berkelanjutan melalui probity audit. b. penelaahan formal terhadap spesifikasi dan rancangan operasi 134
16 Perlu adanya penelaahan atau reviu dari awal proses sistem pengadaan barang/jasa tersebut dilakukan. Sehingga dari perencanaan, penganggaran sampai dengan pemanfaatannya sudah terancang dengan baik selama satu periode. c. pengendalian proses Pengendalian yang memadai dan kuat pada sistem pengadaan barang/jasa di UGM. Hal ini bisa dilakukan dengan adanya kebijakan pelaksanaan, otorisasi yang tepat, dan proses monitoring periodik. d. manajemen dan standar kualitas Komposisi manajemen yang baik, kompeten dan berintegritas perlu diletakkan untuk mengawal sistem pengadaan barang/jasa di UGM. Termasuk di dalamnya adalah standar kualitas baik dari sisi SDM maupun dari sisi output pekerjaan. e. penelitian dan pengembangan teknologi Penelitian-penelitian pada aspek evaluasi sistem pengadaan barang/jasa perlu ditingkatkan. Termasuk juga pengembangan teknologi untuk mendukung sistem pengadaan barang/jasa ini berjalan secara optimal seperti optimalisasi penggunaan SPSE (Sistem Pengadaan Secara Elektronik). f. supervisi dan pengendalian teknik. 135
17 Proses supervisi tidak bisa dilepaskan pada sistem pengadaan barang/jasa. Hal ini dikarenakan pelaksana pengadaan rawan untuk melakukan kelalaian baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Selain itu pengendalian teknik juga sangat penting sehingga monitoring sistem pengadaan barang/jasa bisa dilaksanakan sampai dengan aspek teknik bukan hanya aspek manajemen strategik. 2. UGM mengambil beberapa langkah yang dapat ditempuh untuk mengurangi konsekuensi atau dampak risiko dengan menjalankan beberapa hal yaitu: a. perencanaan kontinjensi dan perencana pemulihan Adanya perencanaan yang matang untuk menindaklanjuti jika sebuah risiko signifikan benar-benar terjadi, seperti halnya temuan-temuan audit baik dari auditor internal maupun eksternal UGM, desain rencana tindak lanjut dan perbaikan perlu dirumuskan secara matang. b. pengendalian kecurangan Adanya desain pengendalian kecurangan pada sistem pengadaan barang/jasa. Pemberian hukuman sebagai efek jera jika terjadi tindak kecurangan perlu tegas ditegakkan. c. meminimalkan eksposur terhadap sumber risiko Dalam hal ini kejelian dalam melihat celah-celah peluang risiko harus disadari oleh pihak-pihak yang terlibat pada sistem pengadaan barang/jasa untuk segera membuat pengendalian agar risiko dapat diminimalisir. Kepatuhan 136
18 terhadap peraturan dan kebijkan, penegakan integritas moral juga menjadi perhatian penting. d. kebijakan dan pengendalian Kebijakan yang tegas, jelas dan operasional perlu dilaksanakan dengan baik termasuk pengendalian dari manajemen universitas. e. pemisahan atau relokasi suatu aktivitas atau sumberdaya. Perencanaan awal yang baik untuk mengalokasikan setiap aktivitas dari sebuah proses bisnis penting dilakukan termasuk alokasi sumberdaya baik sumberdaya manusia maupun sumberdaya ekonomi. 3. Perlu adanya reviu atau kajian akademik terkait dengan peraturan pemerintah untuk dapat memotret adanya pertentangan, tidak konsisten dan tidak operasionalnya satu peraturan dan peraturan lainnya, seperti halnya permasalahan peraturan pengadaan dengan peraturan keuangan. 137
BAB VII RINGKASAN, SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN REKOMENDASI. baik yang besar maupn kecil ataupun tidak ditemukan adanya kecurangan.
144 BAB VII RINGKASAN, SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN REKOMENDASI 7.1. Ringkasan Deskripsi tentang potensi risiko pada sistem pengadaan barang/jasa di PLN tersebut terkategorikan dari kategori I (very high)
Lebih terperinciDaftar Isi. Bab I Bab II Bab III Bab IV Bab V Bab VI
Daftar Isi Bab I Bab II Bab III Bab IV Bab V Bab VI 1 PEDOMAN AUDIT PENGADAAN BARANG DAN JASA PEMERINTAH Surat Kepala BPKP No.S-506/K/D1/2007 Tanggal,30 April 2007 2 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN Tujuan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dalam penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan sebagai berikut : a. Penyimpangan yang terjadi pada pelaksanaan tender
Lebih terperinciPENGANTAR PENGADAAN BARANG/JASA
PENGANTAR BARANG/JASA Prinsip Pengadaan Etika Pengadaan Para Pihak dalam Pengadaan Siklus Pengadaan Penyimpangan dalam proses Pengadaan Saifoe El Unas PRINSIP-PRINSIP ETIKA 1. Melaksanakan tugas scr tertib
Lebih terperinciPengadaan Barang/Jasa harus sesuai dengan kebutuhan dan sasaran yang telah ditetapkan serta memberikan manfaat yang sebesarbesarnya.
Saifoe El Unas 1 Pengadaan Barang/Jasa harus diusahakan dengan menggunakan dana dan daya yang minimum untuk mencapai kualitas dan sasaran dalam waktu yang ditetapkan atau menggunakan dana yang telah ditetapkan
Lebih terperinciAUDIT MANAJEMEN AUDIT ATAS FUNGSI PENGADAAN
AUDIT MANAJEMEN AUDIT ATAS FUNGSI PENGADAAN Nama Kelompok 5 : Ni Kadek Sri Wulandari (13.33.121.001) Muhammad Fathoroni (13.33.121.027) Kadek Wiyta Wahyundari (13.33.121.029) FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS
Lebih terperinciTUJUAN PELATIHAN. Setelah Materi Ini Disampaikan, Diharapkan Peserta Mampu Mengetahui dan Memahami :
1 TUJUAN PELATIHAN Setelah Materi Ini Disampaikan, Diharapkan Peserta Mampu Mengetahui dan Memahami : Pelaksanaan Pemilihan Penyedia Tender/Seleksi Gagal Serta Tindak Lanjutnya Pelaksanaan Kontrak 2 Pelaksanaan
Lebih terperinciDisampaikan oleh: Ika Gunawan, SST, Ak, ME
FRAUD KEGIATAN PENGADAAN BARANG/JASA Disampaikan oleh: Ika Gunawan, SST, Ak, ME 1 1. 77 % Kasus Korupsi Yg Ditangani KPK Terkait dgn Pengadaan Barang/Jasa* 2. 100 % Kasus Korupsi Pengadaan Barang/Jasa
Lebih terperinci14. PELELANGAN GAGAL DAN TINDAK LANJUT PELELANGAN GAGAL
14. PELELANGAN GAGAL DAN TINDAK LANJUT PELELANGAN GAGAL a. Pelelangan Gagal 1) Kelompok Kerja ULP menyatakan Pelelangan gagal, apabila : a) jumlah peserta yang lulus kualifikasi pada proses prakualifikasi
Lebih terperinciProsedur Mutu Pengadaan Barang/Jasa PM-SARPRAS-01
Prosedur Mutu Pengadaan Barang/Jasa Telp. (024) 8508081, 86458337, Fax. (024) 85081. http://www.unnes.ac.id 2 dari 8 1. TUJUAN Prosedur ini ditetapkan agar proses pengadaan barang/jasa di lingkungan Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dilakukan pemberantasan. Tidak hanya terjadi pada pemerintah pusat, fraud juga
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fraud merupakan permasalahan yang perlu untuk dikaji, dicari solusinya, dan dilakukan pemberantasan. Tidak hanya terjadi pada pemerintah pusat, fraud juga marak terjadi
Lebih terperinci9. PELELANGAN GAGAL DAN TINDAK LANJUT PELELANGAN GAGAL. 1) Kelompok Kerja ULP menyatakan Pelelangan gagal, apabila :
9. PELELANGAN GAGAL DAN TINDAK LANJUT PELELANGAN GAGAL a. Pelelangan Gagal 1) Kelompok Kerja ULP menyatakan Pelelangan gagal, apabila : a) jumlah peserta yang lulus kualifikasi pada proses prakualifikasi
Lebih terperinciADENDUM DOKUMEN PEMILIHAN
PANITIA PENGADAAN BARANG/JASA DI LINGKUNGAN DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI TAHUN ANGGARAN 2013 Gedung LPSE Kabupaten Kepulauan Meranti Komplek Perkantoran Pemerintah Kabupaten Kepulauan
Lebih terperinciTATA CARA PENGADAAN BADAN USAHA DALAM RANGKA PERJANJIAN KERJASAMA
LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 13 TAHUN 2010 TANGGAL : 28 JANUARI 2010 TATA CARA PENGADAAN BADAN USAHA DALAM RANGKA PERJANJIAN KERJASAMA A. Perencanaan Pengadaaan 1. Menteri/Kepala
Lebih terperinciAUDIT ATAS PEMILIHAN PENYEDIA BARANG/JASA DENGAN PRAKUALIFIKASI
AUDIT ATAS PEMILIHAN PENYEDIA BARANG/JASA DENGAN PRAKUALIFIKASI Audit atas pemilihan penyedia barang/jasa dimulai dari audit terhadap pengumuman pengadaan hingga penunjukan penyediaan barang/jasa. I. SKEMA
Lebih terperinciBERITA ACARA PEMBERIAN PENJELASAN (AANWIJZING) Nomor : 027 / 60 - BAPP / LS / ULP - POKJA V / IX / 2012
PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN TIMUR UNIT LAYANAN PENGADAAN TAHUN ANGGARAN 2012 POKJA PENGADAAN V (BARANG DAN JASA LAINNYA) Sekretariat : Lantai II Bagian Umum Setda Kabupaten Kotawaringin Timur, Jalan
Lebih terperinciBAB VII RINGKASAN, SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN REKOMENDASI. Bab VII menggambarkan ringkasan dan simpulan hasil analisis dan
85 BAB VII RINGKASAN, SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN REKOMENDASI Bab VII menggambarkan ringkasan dan simpulan hasil analisis dan pembahasan kasus dari bab sebelumnya, serta keterbatasan penelitian dan rekomendasi
Lebih terperinciTugas dan Kewenangan PA/KPA, PPK, ULP, dan PPHP dalam Pengadaan Barang/Jasa
Tugas dan Kewenangan PA/KPA, PPK, ULP, dan PPHP dalam Pengadaan Barang/Jasa DASAR HUKUM - Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah - Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun
Lebih terperinciUNIVERSITAS AIRLANGGA
UNIVERSITAS AIRLANGGA Kampus C Mulyorejo Surabaya 60115 Telp. (031) 5914042, 5914043, 5912546, 5912564 Fax (031) 5981841 Website : http://www.unair.ac.id E-mail : rektor@unair.ac.id I N S T A N S I : UNIVERSITAS
Lebih terperinciADENDUM DOKUMEN PEMILIHAN
PANITIA PENGADAAN BARANG/JASA DI LINGKUNGAN DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI TAHUN ANGGARAN 2013 Jalan Pelabuhan Perikanan No. 01 Selatpanjang ADENDUM DOKUMEN PEMILIHAN PEKERJAAN
Lebih terperinciKEMENTERIAN AGAMA PANITIA PENGADAAN BARANG/ JAS MADRASAH ALIYAH NEGERI GENTEN Jl. KH Wakhid Hasyim No. 06 Genteng ( ) BANYUWANGI
KEMENTERIAN AGAMA PANITIA PENGADAAN BARANG/ JAS MADRASAH ALIYAH NEGERI GENTEN Jl. KH Wakhid Hasyim No. 06 Genteng ( ) 0333 845 BANYUWANGI BERITA ACARA PENJELASAN PEKERJAAN Nomor : MA.13.02/PPBJ/17/ 2012
Lebih terperinciMANUAL PROCEDURE. Pelelangan Gagal dan Tindak Lanjut Pelelangan Gagal
MANUAL PROCEDURE Pelelangan Gagal dan Tindak Lanjut Pelelangan Gagal UNIT LAYANAN PENGADAAN (ULP) UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2014 M Manual Procedure Pelelangan Gagal dan Tindak Lanjut Pelelangan Gagal
Lebih terperinciINSTRUKSI KEPADA PESERTA (IKP)
INSTRUKSI KEPADA PESERTA (IKP) A. Umum 1. Lingkup Pekerjaan 1.1 Peserta menyampaikan penawaran atas paket Pekerjaan. sebagaimana tercantum dalam LDP. 1.2 Peserta yang ditunjuk berkewajiban untuk menyelesaikan
Lebih terperinciPOKJA VIII ULP KABUPATEN BALANGAN 2013
POKJA VIII ULP KABUPATEN BALANGAN 2013 BERITA ACARA PENJELASAN PEKERJAAN (Aanwijzing) NOMOR : 02 / POKJA.VIII.ULP-BLG/17.03.20 / 2013 Program Kegiatan Pekerjaan : Pembangunan Turap / Talud / Bronjong :
Lebih terperinciPROSEDUR MUTU PENGADAAN BARANG / JASA MELALUI PENYEDIA
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 85080 PM-AKD- 1 dari 9 Maret 22 1. TUJUAN Prosedur ini ditetapkan agar proses pengadaan barang / jasa di Lingkungan Universitas Negeri Semarang dapat
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa jasa konstruksi mempunyai peran strategis dalam pembangunan
Lebih terperinciKAJIAN PENERAPAN E-PROCUREMENT UNTUK MENGURANGI PENYIMPANGAN PADA PENGADAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI DI KOTA MALANG
KAJIAN PENERAPAN E-PROCUREMENT UNTUK MENGURANGI PENYIMPANGAN PADA PENGADAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI DI KOTA MALANG Liya Indah Wulandari, Saifoe El Unas, M. Hamzah Hasyim Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
Lebih terperinci- 1 - TATA CARA PELAKSANAAN PENGADAAN BADAN USAHA KERJASAMA BAB I PENDAHULUAN
- 1 - LAMPIRAN PERATURAN KEPALA LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH NOMOR 19 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PENGADAAN BADAN USAHA KERJASAMA PEMERINTAH DENGAN BADAN USAHA DALAM
Lebih terperinciPOKJA PEKERJAAN KONSTRUKSI BIDANG PENGAIRAN DINAS PEKERJAAN UMUM UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH KABUPATEN BALANGAN TAHUN ANGGARAN 2011
POKJA PEKERJAAN KONSTRUKSI BIDANG PENGAIRAN DINAS PEKERJAAN UMUM UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH KABUPATEN BALANGAN TAHUN ANGGARAN 2011 BERITA ACARA PENJELASAN PEKERJAAN (Aanwijzing) NOMOR
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa jasa konstruksi mempunyai peran strategis dalam pembangunan
Lebih terperinciTATA CARA PENGADAAN BADAN USAHA DALAM RANGKA PERJANJIAN KERJASAMA
LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN NOMOR : 13 TAHUN 2010 TANGGAL : 28 JANUARI 2010 TATA CARA PENGADAAN BADAN USAHA DALAM RANGKA PERJANJIAN KERJASAMA A. Perencanaan Pengadaaan 1. Menteri/Kepala Lembaga/Kepala
Lebih terperinciAUDIT ATAS PERSIAPAN PEMILIHAN PENYEDIA BARANG/JASA
AUDIT ATAS PERSIAPAN PEMILIHAN PENYEDIA BARANG/JASA Audit atas persiapan pemilihan barang/jasa meliputi audit atas organisasi pengadaan, rencana pemilihan penyedia barang/jasa, sistem pengadaan, jadwal
Lebih terperinciC. PENANDATANGANAN DAN PELAKSANAAN KONTRAK
C. PENANDATANGANAN DAN PELAKSANAAN KONTRAK 1. PENANDATANGANAN KONTRAK Setelah SPPBJ diterbitkan, PPK melakukan finalisasi terhadap rancangan Kontrak, dan menandatangani Kontrak pelaksanaan pekerjaan, apabila
Lebih terperinciADENDUM DOKUMEN PEMILIHAN
PANITIA PENGADAAN BARANG/JASA DI LINGKUNGAN DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI TAHUN ANGGARAN 2013 Gedung LPSE Kabupaten Kepulauan Meranti Komplek Perkantoran Pemerintah Kabupaten Kepulauan
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa jasa konstruksi mempunyai peran strategis dalam pembangunan
Lebih terperinciC. PENANDATANGANAN DAN PELAKSANAAN KONTRAK/SPK
C. PENANDATANGANAN DAN PELAKSANAAN KONTRAK/SPK 1. PENANDATANGANAN KONTRAK Setelah SPPBJ diterbitkan, PPK melakukan finalisasi terhadap rancangan kontrak, dan menandatangani kontrak pelaksanaan pekerjaan,
Lebih terperinciTATA CARA E-TENDERING
5 2013, No.16 LAMPIRAN PERATURAN KEPALA LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG E-TENDERING TATA CARA E-TENDERING I. METODE E-TENDERING Metode E-Tendering terdiri
Lebih terperinci8. SELEKSI GAGAL DAN TINDAK LANJUT SELEKSI GAGAL
8. SELEKSI GAGAL DAN TINDAK LANJUT SELEKSI GAGAL a. Seleksi Gagal 1) Kelompok Kerja ULP menyatakan Seleksi gagal, apabila: a) jumlah peserta yang lulus kualifikasi pada proses prakualifikasi kurang dari
Lebih terperinciBERITA DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 20 TAHUN 2016 WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK
SALINAN BERITA DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 20 TAHUN 2016 WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PROBITY AUDIT DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA DEPOK DENGAN
Lebih terperinciStandar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik
Republik Indonesia Pengadaan - - Ver 1.1 Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah A D D E N D U M D O K U M E N P E N G A D A A N Nomor: 251/POKJAIV-ULPSIKKA/VIII/2017 Tanggal: 24 Agustus 2017
Lebih terperinciTINDAK PIDANA KORUPSI DALAM PENGADAAN BARANG/JASA DAN CATATAN PENTING UNTUK MENGHINDARINYA
TINDAK PIDANA KORUPSI DALAM PENGADAAN BARANG/JASA DAN CATATAN PENTING UNTUK MENGHINDARINYA OLEH : DR.GAZALBA SALEH, S.H.M.H (HAKIM AGUNG RI / MANTAN HAKIM AD HOC TIPIKOR) Pendahuluan Dalam rangka pembangunan
Lebih terperinciBERITA ACARA PENJELASAN Nomor : KN.01.01/I.02/1214/2016
BERITA ACARA PENJELASAN Nomor : KN.01.01/I.02/1214/2016 Nama paket pekerjaan : Belanja Modal Jaringan Lingkup pekerjaan : Pengembangan Jaringan Fiber Optic Kampus I, II, dan III di Politeknik Kesehatan
Lebih terperinciPeningkatan Daerah Irigasi Noenoni II
A D E N D U M D O K U M E N P E N G A DA A N Nomor : POKJA.PDIN-II/05/ULP-TTS/2017 Tanggal : 06 Juni 2017 Untuk : Peningkatan Daerah Irigasi Noenoni II Kelompok Kerja : Unit Layanan Pengadaan Peningkatan
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa jasa konstruksi mempunyai peran strategis dalam pembangunan
Lebih terperinci1 / 8
LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 67 TAHUN 2005 TANGGAL 9 NOVEMBER 2005 TENTANG TATA CARA PENGADAAN BADAN USAHA DALAM RANGKA PERJANJIAN KERJASAMA A. Perencanaan Pengadaan: 1. Menteri/Ketua
Lebih terperinciBERITA - ACARA PENJELASAN PEKERJAAN (AANWIJZING) Nomor : 027/ 14 - BAPP/LU/ULP-POKJA III/ III /2013
PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN TIMUR UNIT LAYANAN PENGADAAN TAHUN ANGGARAN 2013 POKJA PENGADAAN III (BARANG DAN JASA LAINNYA) Sekretariat : Setda Kabupaten Kotawaringin Timur, Jalan Jend. Sudirman No.
Lebih terperinciBERITA ACARA PEMBERIAN PENJELASAN (AANWIJZING) Nomor : 05/PPBJ/Bappeda/APBD /2012
PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI UTARA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PANITIA PENGADAAN BARANG, JASA DAN PEKERJAAN KONSTRUKSI JL. 17 AGUSTUS NO.74, TELP. (0431) 851380, FAX. (0431) 863204, PO-BOX 147
Lebih terperinciADENDUM Dokumen Pengadaan Secara Elektronik
KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI SULAWESI UTARA ADENDUM Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pengadaan Jasa Lainnya Metode e-lelang Sederhana - dengan Pascakualifikasi- Panitia Pengadaan Barang/Jasa Komisi
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN PACITAN UNIT LAYANAN PENGADAAN ( ULP ) Jl. JA. SUPRAPTO No.08 Pacitan P A C I T A N
PEMERINTAH KABUPATEN PACITAN UNIT LAYANAN PENGADAAN ( ULP ) Jl. JA. SUPRAPTO No.08 Pacitan P A C I T A N BERITA ACARA RAPAT PENJELASAN (AANWIJZING) Nomor : 02/ULP.II.8/PASCA.PHP/VIII/2011 NAMA KEGIATAN
Lebih terperinciBagian Kelima. Penyusunan Jadwal Pemilihan Penyedia Barang/Jasa. Paragraf Pertama
- 58 - Bagian Kelima Penyusunan Jadwal Pemilihan Penyedia Barang/Jasa Paragraf Pertama Tahapan Pemilihan Penyedia Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya Pasal 57 (1) Pemilihan Penyedia Barang/Pekerjaan
Lebih terperinci2 Nomor 29 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 64); 2. Peraturan Pemerintah Nomor
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1285, 2015 KEMEN-PUPR. Pekerjaan Kontruksi. Jasa Konsultasi. Pengadaan. Pedoman. Standar. Perubahan. PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 31/PRT/M/2015
Lebih terperinciBERITA ACARA PENJELASAN PEKERJAAN ( AANWIZJING ) Nomor : 02/PP-S.KUB/VIII/2013. Jelas/Tidak Berubah. Jelas/Tidak Berubah
PANITIA PENGADAAN BARANG/ JASA KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN PASER Jln. Sultan Ibrahim Khaliluddin No. 29 Telp. 0543-21182 Kode Pos 76211 TANAH GROGOT BERITA ACARA PENJELASAN PEKERJAAN ( AANWIZJING
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,
SALINAN NOMOR 15/E, 2010 PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 22 TAHUN 2010 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PROSES PENGADAAN BARANG/JASA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA MALANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA
Lebih terperinci1 JDIH Kementerian PUPR
PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 31 /PRT/M/2015 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR 07/PRT/M/2011 TENTANG STANDAR DAN PEDOMAN
Lebih terperinciDAFTAR ISI BAB I. UMUM... 1
DAFTAR ISI BAB I. UMUM... 1 BAB II. PENGUMUMAN [PELELANGAN UMUM/PEMILIHAN LANGSUNG] DENGANPASCAKUALIFIKASI... 2 BAB III. INSTRUKSI KEPADA PESERTA (IKP)... 4 A. UMUM... 4 1. LINGKUP PEKERJAAN... 4 2. SUMBER
Lebih terperinciKONTRAK KERJA KONSTRUKSI DI INDONESIA
1 KONTRAK KERJA KONSTRUKSI DI INDONESIA oleh : Prof. Dr. Y. Sogar Simamora, S.H., M.Hum. (Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Airlangga) Disampaikan dalam Sosialisasi Undang-Undnag dan Peraturan Bidang
Lebih terperinciLampiran : PERATURAN KEPALA LKPP Nomor : Tahun 2011 Tanggal : TATA CARA E-TENDERING
Lampiran : PERATURAN KEPALA LKPP Nomor : Tahun 2011 Tanggal : TATA CARA E-TENDERING I LATAR BELAKANG Pelaksanaan pengadaan barang/jasa secara elektronik (e-procurement), khususnya dengan e-tendering dapat
Lebih terperinciUNIT LAYANAN PENGADAAN
n BADAN NASIONAL PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA UNIT LAYANAN PENGADAAN Jalan M.T. Haryono Kav. 52 Gedung A Jakarta Selatan 12770 Telepon (021) 7981205, Fax. (021) 7981205 PO BOX 4451
Lebih terperinciStandar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik
Republik Indonesia Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pengadaan - Metoda Pelelangan Umum dengan Pascakualifikasi - Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah D O K U M E N P E N G A D
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.01/MEN/2012 TENTANG
PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.01/MEN/2012 TENTANG PENGADAAN BARANG/JASA SECARA ELEKTRONIK DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciRISALAH -AANWIJZING NOMOR : 65/ADD-LL/POKJAII/VIII/2011
RISALAH -AANWIJZING NOMOR : 65/ADD-LL/POKJAII/VIII/2011 Kegiatan : Pemantapan Revitalisai Program Keluarga Berencana Pekerjaan : Belanja Modal Pengadaan Alat-alat Kesehatan Masyarakat Lokasi : Kota Batam
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA KUASA BUPATI PANDEGLANG,
PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 47 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA KUASA BUPATI PANDEGLANG, Menimbang Mengingat
Lebih terperinciLAMPIRAN I PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR : 4 Tahun 2008 TANGGAL : 4 Pebruari 2008 BAB I PENGORGANISASIAN KEGIATAN
LAMPIRAN I PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR : 4 Tahun 2008 TANGGAL : 4 Pebruari 2008 BAB I PENGORGANISASIAN KEGIATAN 1. Ketentuan Umum Pengelolaan Belanja Daerah dilakukan melalui proses perencanaan,
Lebih terperinciKEMENTERIAN AGAMA PANITIA PENGADAAN BARANG/ JAS MADRASAH ALIYAH NEGERI BANYUWAN Jalan Ikan Tengiri No. 2 ( ) B A N Y U W A N G I
B. DOKUMEN PENGADAAN 8. ISI DOKUMEN PENGADAAN... 9. BAHASA DOKUMEN PENGADAAN... 10. PEMBERIAN PENJELASAN... 11. PERUBAHAN DOKUMEN PENGADAAN... 12. PERUBAHAN WAKTU... C. PENYIAPAN DOKUMEN PENAWARAN 13.
Lebih terperinciPEMUTUSAN KONTRAK OLEH PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN Oleh : Abu Sopian (Widyaiswara Balai Diklat Keuangan Palembang)
PEMUTUSAN KONTRAK OLEH PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN Oleh : Abu Sopian (Widyaiswara Balai Diklat Keuangan Palembang) Abstrak Dalam pengadaan barang/jasa pemerintah jika nilai pengadaan barang, pekerjaan konstruksi,
Lebih terperinciTENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA,
u PERATURAN BERSAMA KEPALA LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR : 1 TAHUN 2013 NOMOR : 14 TAHUN 2013 TENTANG KETENTUAN PELAKSANAAN PERATURAN MENTERI
Lebih terperinciPERSIAPAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH BAGIAN II
2010 PERSIAPAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH BAGIAN II MODUL MODUL PERSIAPAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH BAGIAN II Pelatihan Barang /Jasa Pemerintah Tingkat Dasar/Pertama LKPP Lembaga Kebijakan
Lebih terperinciPERSIAPAN PENGADAAN BARANG/JASA 1
PERSIAPAN PENGADAAN BARANG/JASA 1 Peraturan Presiden RI Nomor 54 Tahun 2010 Beserta Perubahannya VERSI 9.2 1 DAFTAR ISI: Pengkajian Ulang RUP Spesifikasi HPS Bukti Perjanjian Jenis Kontrak Jaminan Pengadaan
Lebih terperinciLembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah MONITORING EVALUASI DAN PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI. Sekilas Monev Online
LOGO LKPP Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah MONITORING EVALUASI DAN PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI http://monev.lkpp.go.id Sekilas Monev Online http://monev.lkpp.go.id Sistem pelaporan
Lebih terperinciLAMPIRAN BERITA ACARA PENJELASAN PEKERJAAN (AANVULLING) BAB I UMUM BAB II PENGUMUMAN PELELANGAN UMUM DENGAN PASCAKUALIFIKASI
LAMPIRAN BERITA ACARA PENJELASAN PEKERJAAN (AANVULLING) PELELANGAN UMUM PEKERJAAN KONSTRUKSI BIDANG CIPTA KARYA DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN SUKOHARJO KEGIATAN PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR (K-15) PEKERJAAN
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO
BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 7 TAHUN : 2014 PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG HUBUNGAN, PROSEDUR DAN MEKANISME KERJA UNIT LAYANAN PENGADAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciBERITA ACARA PENJELASAN PEKERJAAN ( AANWIJZING )
BERITA ACARA PENJELASAN PEKERJAAN ( AANWIJZING ) N o m o r Program Kegiatan Pekerjaan Ruas Jalan Paket/Kualifikasi Kantor/Satuan Kerja : : : : : : : 02-3/KPJL/PPBJ-BM/II/DPU/2012 Pembangunan Jalan dan
Lebih terperinciTUJUAN PELATIHAN. Setelah Materi Ini Disampaikan, Diharapkan Peserta Mampu Mengetahui dan Memahami :
1 TUJUAN PELATIHAN Setelah Materi Ini Disampaikan, Diharapkan Peserta Mampu Mengetahui dan Memahami : 1. Tahapan persiapan swakelola 2. Persiapan PBJ melalui Penyedia penetapan spesifikasi/kak, HPS, jenis
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Penjelasan Menimbang : Mengingat : PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, a. bahwa jasa konstruksi mempunyai peran
Lebih terperinciADENDUM DOKUMEN PEMILIHAN
PANITIA PENGADAAN BARANG JASA DI LINGKUNGAN DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI TAHUN ANGGARAN 2013 Jalan Pelabuhan Perikanan No. 01 Selatpanjang ADENDUM DOKUMEN PEMILIHAN PEKERJAAN
Lebih terperinciDIR Instruksi Kerja : Metode Pemilihan Penyedia
1/8 1. Tujuan Memastikan metode pengadaan sesuai dengan peraturan pemerintah. 2. Alat dan Bahan 1. - 2. - 3. Kualifikasi Pelaksana 1. PPK 2. Pejabat pengadaan 3. Panitia pengadaan 4. Input/Ouput 1. Input
Lebih terperinciDOKUMEN PELELANGAN PENGADAAN MOBIL AMBULANCE
DOKUMEN PELELANGAN PENGADAAN MOBIL AMBULANCE TIM PENGADAAN MOBIL AMBULANCE TAHUN 2018 BAB I SYARAT UMUM & ADMINISTRASI Dokumen pelelangan ini terdiri dari bagian yang tersebut dibawah ini dan berlaku sebagai
Lebih terperinciPENGADAAN LANGSUNG YANG BERTANGGUNG JAWAB. (Abu Sopian/Widyaiswara Balai Diklat Keuangan Palembang)
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah dengan cara Pengadaan Langsung dilakukan oleh Pejabat Pengadaan dengan cara membeli barang atau membayar jasa secara langsung kepada penyedia barang/jasa, tanpa melalui
Lebih terperinciBERITA ACARA PENJELASAN PEKERJAAN / AANWIJZING Nomor : 04.04/ULP-PK.08-36/2014
BERITA ACARA PENJELASAN PEKERJAAN / AANWIJZING Nomor : 04.04/ULP-PK.08-36/2014 Nomor Dokumen : 04/DOK/P2MKT-SS/IV/2014 Tanggal 08 April 2014 Kegiatan : P2MKT Provinsi Sumatera Selatan Pekerjaan : Pembangunan
Lebih terperinciBERITA ACARA PENJELASAN/AANWIJZIING PERLUASAN GEDUNG KANTOR T.A BPS KABUPATEN TOBA SAMOSIR. NOMOR : 007/Pan. Pengadaan/PGK/BPSTOBASA/2014
BERITA ACARA PENJELASAN/AANWIJZIING PERLUASAN GEDUNG KANTOR T.A. 2014 BPS KABUPATEN TOBA SAMOSIR NOMOR : 007/Pan. Pengadaan/PGK/BPSTOBASA/2014 Pada hari ini, Jumat tanggal dua puluh dua bulan Agustus tahun
Lebih terperinciPengadaan Lisensi Microsoft
1 ( D O K U M E N P E M I L I H A N ) Pengadaan Lisensi Microsoft -Metode Pelelangan Terbatas dengan Prakualifikasi Metode Satu Sampul Sistem Gugur- Panitia Pengadaan Barang/Jasa PT. Bank Lampung 2 D O
Lebih terperinciLAMPIRAN RISALAH AANWIZING
1 LAMPIRAN RISALAH AANWIZING BAB I. UMUM BAB II. PENGUMUMAN PELELANGAN UMUM DENGAN PASCAKUALIFIKASI Pengumuman pelelangan tercantum dalam pada aplikasi SPSE BAB III. INSTRUKSI KEPADA PESERTA (IKP) A. Umum
Lebih terperinciPELAKSANAAN PENGADAAN JASA LAINNYA
PELAKSANAAN PENGADAAN JASA LAINNYA 2010 MODUL MODUL PELAKSANAAN PENGADAAN JASA LAINNYA Pelatihan Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah Tingkat Dasar/Pertama LKPP Lembaga Kebijakan Pengadaan LKPP Lembaga Barang/Jasa
Lebih terperinciLAMPIRAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 2 TAHUN 2011 TANGGAL : 5 JANUARI 2011
LAMPIRAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 2 TAHUN 2011 TANGGAL : 5 JANUARI 2011 TATA CARA PENGADAAN BADAN USAHA PEMBANGUN DAN PENGELOLA KAWASAN EKONOMI KHUSUS DALAM RANGKA PERJANJIAN KERJASAMA
Lebih terperinciPANITIA POKJA ULP SEKRETARIAT DPRD KABUPATEN BONDOWOSO TAHUN ANGGARAN 2014
PANITIA POKJA ULP SEKRETARIAT DPRD KABUPATEN BONDOWOSO TAHUN ANGGARAN 2014 BERITA ACARA PENJELASAN PEKERJAAN Nomor : 15.09/ 145 /ULP.SETWAN/430.9/2014 Tanggal : 16 Mei 2014 Pada hari ini Jum at Tanggal
Lebih terperinciPELELANGAN. MATA KULIAH MANAJEMEN KONSTRUKSI Pertemuan Ke 6
PELELANGAN MATA KULIAH MANAJEMEN KONSTRUKSI Pertemuan Ke 6 DEFINISI PELELANGAN BERDASARKAN KEPPRES NO 18 THN 2000 Serangkaian kegiatan untuk menyediakan barang/jasa dengan cara menciptakan persaiangan
Lebih terperinciBERITA NEGARA KEPALA BADAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN KEPALA BADAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA
No. 1975, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BEKRAF. LPSE. KEPALA BADAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG LAYANAN
Lebih terperinciIDENTIFIKASI KEBUTUHAN SISTEM INFORMASI E-PROCUREMENT BERDASAR KEPPRES 80 TAHUN 2003 DENGAN MEMPERGUNAKAN REQUIREMENT MODEL (RQM)
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SISTEM INFORMASI E-PROCUREMENT BERDASAR KEPPRES 80 TAHUN 2003 DENGAN MEMPERGUNAKAN REQUIREMENT MODEL (RQM) Khakim Ghozali (1), Aris Tjahyanto (2) Jurusan Sistem Informasi Fakultas
Lebih terperinci: Pekerjaan Pembangunan Faslitas Pelabuhan Laut Larea-rea Sinjai. Dijelaskan Pasal demi Pasal sesuai Dokumen Lelang, dengan hasil sebagai berikut :
PANITIA PENGADAAN BARANG/JASA PEMBANGUNAN FASILITAS PELABUHAN LAUT LAREA-REA SINJAI TA. 2012 BERITA ACARA PENJELASAN PEKERJAAN ( AANWIJZING ) NOMOR : 08/BA/PAN-TRS/II/UPP.SJ-2012 Pada Hari ini Sabtu Tanggal
Lebih terperinciTATA CARA PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH SECARA ELEKTRONIK DENGAN CARA E-TENDERING
Lampiran Peraturan Gubernur Banten Nomor : 3 Tahun 2012 Tanggal : 3 Februari 2012 TATA CARA PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH SECARA ELEKTRONIK DENGAN CARA E-TENDERING A. RUANG LINGKUP : Ruang lingkup pengadaan
Lebih terperinciBERITA ACARA PENJELASAN (AANWIJZING) LELANG PENGADAAN SUKU CADANG DAN GLASSWARE (ULANG) NOMOR : PR
PANITIA PENGADAAN BARANG/JASA BALAI BESAR PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN DI BANJARMASIN TAHUN ANGGARAN 2012 Jl. Brigjend. H. Hasan Basri No. 40 Banjarmasin (SK. Kepala BBPOM di Banjarmasin Nomor : HK.01.02.100.12.11.01700
Lebih terperinciPERAN, TANGGUNG JAWAB, DAN HAK KONSULTAN PADA SAAT TERJADI WANPRESTASI OLEH
K E M E N T E R I AN P E K E R J A A N U M U M BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI Ir. Bambang Goeritno, MSc. MPA PERAN, TANGGUNG JAWAB, DAN HAK KONSULTAN PADA SAAT TERJADI WANPRESTASI OLEH PELAKSANA (KONTRAKTOR)(?)
Lebih terperinciADDENDUM DOKUMEN LELANG Nomor : 03/ADD/PPBJ-Distamben/VII/2012/B.2
ADDENDUM DOKUMEN LELANG Nomor : 03/ADD/PPBJ-Distamben/VII/2012/B.2 Berdasarkan Berita Acara Penjelasan Pekerjaan Nomor : 03/BA/PPBJ-Distamben/VII/2012/B.2 tanggal 3 Juli 2012 yang dilaksanakan oleh Panitia
Lebih terperinciC. PENANDATANGANAN DAN PELAKSANAAN KONTRAK
C. PENANDATANGANAN DAN PELAKSANAAN KONTRAK 1. PENANDATANGANAN KONTRAK Setelah SPPBJ diterbitkan, PPK melakukan finalisasi terhadap rancangan Kontrak, dan menandatangani Kontrak pelaksanaan pekerjaan, apabila
Lebih terperinciUNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG DAN JASA BERITA ACARA PEMBERIAN PENJELASAN / PERUBAHAN DOKUMEN PENGADAAN
PEMERINTAH KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW UTARA UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG DAN JASA KELOMPOK KERJA PENGADAAN JASA KONSTRUKSI DAN KONSULTANSI TAHUN ANGGARAN 2012 BERITA ACARA PEMBERIAN PENJELASAN / PERUBAHAN
Lebih terperinciMASALAH SURAT JAMINAN PENAWARAN DALAM PROSES PEMILIHAN PENYEDIA BARANG/JASA. Oleh : Abu Sopian Balai Diklat Keuangan Palembang
MASALAH SURAT JAMINAN PENAWARAN DALAM PROSES PEMILIHAN PENYEDIA BARANG/JASA Oleh : Abu Sopian Balai Diklat Keuangan Palembang Abstrak Berdasarkan Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan nomor SE-04/NB/2013
Lebih terperinciBERITA NEGARA PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 39, 2012 PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM.01/PL.104/MPEK/2012 TENTANG PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH SECARA ELEKTRONIK
Lebih terperinciA D E N D U M D O KUMEN KUA L IFIKASI. Pengadaan Jasa Konsultan Perencana untuk Rehabilitasi Rumah Dinas Bea dan Cukai di Juwangen
3 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI KANTOR WILAYAH JAWA TENGAH DAN DIY KANTOR PENGAWASAN DAN PELAYANAN BEA DAN CUKAI TIPE MADYA PABEAN B YOGYAKARTA PANITIA PENGADAAN
Lebih terperinciBERITA ACARA PENJELASAN PEKERJAAN Nomor : 04 /PAN/SDA-06/APBD/IV/2011
POKJA PENGADAAN BARANG/JASA PEMBANGUNAN/PENINGKATAN/REHABILITASI JARINGAN IRIGASI BIDANG SUMBER DAYA AIR DINAS PEKERJAAN UMUM PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG BERITA ACARA PENJELASAN PEKERJAAN Nomor
Lebih terperinciStandar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik
Republik Indonesia Pengadaan - - Ver 1.1 Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah A D D E N D U M D O K U M E N P E N G A D A A N Nomor: 289/POKJAIV-ULPSIKKA/IX/2017 Tanggal: 11 Agustus 2017
Lebih terperinci