AUDIT MANAJEMEN AUDIT ATAS FUNGSI PENGADAAN
|
|
- Yandi Susman
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 AUDIT MANAJEMEN AUDIT ATAS FUNGSI PENGADAAN Nama Kelompok 5 : Ni Kadek Sri Wulandari ( ) Muhammad Fathoroni ( ) Kadek Wiyta Wahyundari ( ) FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS WARMADEWA 2016
2 AUDIT ATAS FUNGSI PENGADAAN Tiga tahapan penting dalam proses pengadaan meliputi perencanaan pengadaan, pelaksanaan, dan tahap penanganan atas barang/jasa yang diterima. Pada tahap proses pengadaan, pengendalian berfungsi untuk memastikan bahwa proses pengadaan barang/jasa tersebut telah berjalan dengan transparan, tidak diskriminatif, adil dan akuntabel. Sementara pada tahap penerimaan barang, pengendalian memastikan bahwa barang/jasa yang diterima telah sesuai dengan pesanan, baik spesifikasi, kuantitas, maupun kualitasnya. Audit atas fungsi pengadaan melakukan penilaian atas organisasi yang menjalankan fungsi pengadaan, pedoman yang digunakan dalam menjalankan aktivitasnya, perencanaan, proses pengadaan, dan penanganan terhadap barang/jasa pada saat diterima. Tujuan dan Manfaat Audit Tujuan dari audit atas fungsi pengadaan ini dapat meliputi : 1. Untuk mencapai tujuan sesuai dengan visi misi organisasi 2. Menilai ekonomisasi, efisiensi, dan efektivitas pengadaan 3. Mendorong pengembangan dan pemeliharaan manajemen informasi pengadaan yang dapat diandalkan 4. Memastikan bahwa aktivitas pengadaan telah sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku. Jika temuan menyangkut terjadinya penyimpangan, hasil audit ini dapat menjadi dasar dalam menentukan tindakan terhadap pihak yang seharusnya bertanggung jawab atas terjadinya permasalahan tersebut. Namun jika temuan audit menyangkut prestasi, hasil audit ini dapat menjadi dasar dalam memberikan penghargaan kepada berbagai pihak yang memiliki prestasi lebih tersebut. Ruang LIngkup Audit Secara terperinci ruang lingkup audit fungsi pengadaan meliputi : 1. Organisasi pengadaan 2. Proses pengadaan yang terdiri atas : a. Perencanaan pengadaan b. Pelaksanaan pengadaan c. Pemabayaran dan pelaporan Langkah Langkah Audit
3 Secara umum, proses audit pengadaan barang/jasa meliputi beberapa langkah yang meliputi hal hal berikut : 1. Perencanaan audit, yang menyangkut : a. Penilaian resiko dan penentuan ruang lingkup audit b. Penentuan jadwal audit c. Penentuan kebutuhan sumber daya dalam melaksanakan audit Dalam membuat rencana detai audit, ketua tim harus mempertimbangkan beberapa hal termasuk : a. Risiko, tingkat materialitas dan prioritas pada setiap waktu audit b. Area audit yang signifikan 2. Pengumpulan dan evaluasi temuan audit 3. Pelaporan 4. Tindak lanjut hasil audit Proses Pengadaan Barang/Jasa Secara umum, proses pengadaan diawali dengan perencanaan, pelaksanaan, pelaporan dan evaluasi atas aktivitas pengadaan Perencanaan Pengadaan Perencanaan pengadaan mencakup penentuan kebutuhan atas barang/jasa (input) dalam operasional perusahaan, baik tingkat kulitas, kuantitas, dan penentuan wakru kapan barang.jasa tersebut harus tersedia. Rencana pengadaan yang baik hars mencerminkan hubungan yang optimal antara keinginan untuk memenuhi kebutuhan dengan ketersediaan sumber daya yang dimiliki berkaitan dengan mendapatkan barang/jasa sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan dengan pengorbanan yang paling rendah (ekonomis). Pelaksanaan Pengadaan Pengendalian yang ketat pada tahap ini dilakukan untuk memastikan bahwa panitia pengadaan tidak salah dalam menentukan pemasok terpelih dan harga atas barang/jasa yang dibutuhkan. Pemeilihan pemasok yang tepat tidak saja didasarkan pada perolehan dengan harga yang paling murah, tetapi juga penilaian atas kemampuan pemasok memenuhi spesifikasi barang/jasa yang dibutuhkan tepat waktu dan suku cadangnya secara berkelanjutan. Pelaksanaan Kontrak Penyerahan Barang Setelah proses pengadaan menghasilkan pemasok terpilih, panitia pengadaan bertanggung jawab untuk memastikan bahwa barang/jasa yang diterima telah sesuai dengan
4 pesanan baik dalam kuantitas yang diterima, tingkat kualitas, dan waktu penyerahannya. Titik rawan pada tahap ini dapat berupa kolusi antara pemasok dan petugas penerima barang sehingga barang/jasa yang tidak memenuhi spesifikasi tetap doterima dalam penyerahan barang/jasa tersebut. Untuk mengurangi kemungkinan terjadinya kolusi, berita acara harus disertai dengan laporan dan bukti pemeriksaan/pengujian yang dilakukan oleh bagian penerimaan barang pada saat serah terima barang terjadi. Pembayaran dan Pelaporan Pembayaran baru bisa dilakukan jika serah terima atas arang/jasa tersebut telah dinyatakan tidak mengandung masalah dan telah disahkann oleh pihak pihak berwenang. Setiap pembayaran harus didukung bukti tagihan dan dokumen pendukung yang lengkap dan tagihan telah jatuh tempo. Pelaporan atas pengadaan barang/jasa harus segera dilakukan sesuai dengan ketentuan yang tertuang dalam pedoman pengadaan. Panitia pengadaan harus menyajikan tentang kemampuan panitia ini mendapatkan barang/jasa sesuai dengan spesifikasinya, masalah masalah yang dihadapi atau peluang penghematan yang belum bisa dilakukan karena terbentur dengan peraturan yang digunakan dalam pengadaan tersebut. Kecurangan dalam Pengadaan Pengadaan melibatkan pembeli dan penjual, dimana masing masing pihak memiliki berbagai cara untuk melakukan korupsi pada setiap tahapan proses pengadaan. Pihak pemasok berkepentingan dengan penjualan produknya dan mengharapkan keuntungan dari penjualan tersebut. Untuk mencapai tujuan tersebut, berbagai perilaku menyimpang berikut ini yang mungkin dilakukan. 1. Berkolusi dengan pihak oembeli dalam menentukan harga penawaran 2. Secara diskriminatif menigkatkan standar teknis, sehingga pemasok lain sulit untuk memenuhinya 3. Mencampuri secara tidak beretika pekerjaan evaluator baik dalam proses tender maupun dalam serah terima barang/jasa 4. Memberikan sogokan. Beberapa penyimpangan lain yang mungkin terjadi dalam pengadaan berupa : 1. Pengadaan barang fiktif 2. Harga pengadaan barang di mark up 3. Pajak.PNBP sehubungan dengan pengadaan barang tidak dipungut dan/atau tidak disetorkan 4. Kuantitas/hasil volume pengadaan dikurangi 5. Kualitas hasil pengadaan barang direndahkan
5 6. Keterlambatan penyelesaian pekerjaan pengadaan barang 7. Hasil pengadaan barang tidak bermanfaat 8. Pelanggaran ketentuan/peraturan pengadaan barang yang berindikasi praktik KKN Sistem pengadaan yang dibuat perusahaan harus transparan dan efisien berdasarkan prinsip prinsip pengadaan berikut ini : 1. Nilai uang 2. Kejujuran dan keadilan 3. Akuntabel dan transparan 4. Efisiensi 5. Kompetensi dan integritas. Audit Atas Organisasi Pengadaan Organisasi pengadaan memegang fungsi oerencanaan pemenuhan kebutuhan barang/jasa, mengelola proses pengadaannya, menilai ketepatan sesifikasi barang/jasa yang diterima sesuai dengan kebutuhan penggunanya, mengotorisasi pembayarannya, dan mempertanggungjawabkan pengadaan tersebut kepada organisasi diatasnya. Tingkatan jabatan yang harus bertanggung jawab dalam pengelolaan dan pengendalian pengadaan barang/jasa pemerintah antara lain sebagai berikut : 1. Pengguna anggrana (PA) 2. Kuasa pengguna anggaran (KPA) 3. Pejabat pembuat komitmen (PPK) 4. Unit layanan pengadaan (ULP) 5. Pejabat pengadaan 6. Panitia/pejabat penerima hasil pekerjaan 7. Aparat pengawas intern pemerintah (APIP) Dalam menjalankan aktivitasnya, fungsi pengadaan harus dilengkapi dengan panduan/pedoman pengadaan yang merupakan seperangkat peraturan, kebijakan, kewenangan tugas dan tanggung jawab yang menjadi pedoman dalam semua aktivitas pengadaan. Prinsip prinsip pemisahan tugas harus tertuang jelas dalam peraturan tersebut, dimana fungsi fungsi pencatatan, fungsi penyimpanan, dan fungsi operasional harus terpisah satu sama lain. Hal ini dimaksudkan untuk memungkinkan terjadinya pengecekan silang secara internal antarfungsi sebagai bentuk pencegahan terhadap kemungkinan terjadinya penyimpangan. Audit atas organisasi pengadaan melakukan penilaian ats efektivitas organisasi pengadaan dalam melakukan pengadaan barang/jasa secara efisien. Pada audit ini, auditor menilai ketepatan : 1. Penempatan organisasi pengadaan dalam struktur organisasi perusahaan 2. Luas wewenang dan tanggung jawab yang dimiliki fungsi pengadaan dalam memenuhi kebutuhan barang/jasa secara efektif dan efisien
6 3. Kompetensi personalia yang menangani dan bertanggung jawab terhadap pengadaan barang/jasa 4. Kecukupan prosedur pengadaan dalam memandu proses pengadaan dalam kerangka tata kelola pengadaan barang/jasa yang baik. Audit Atas Proses Pengadaan Proses pengadaan dimulai dari perencanaan pengadaan, survei harga dan pemasok, pemilihan pemasok/pelaksanaan tender, penandatanganan kontrak dengan pemasok dan penanganan atas serah terima barang/jasa sesuai dengan kontrak pengadaan. Pengadaan dapat dilakukan melalui penunjukan langsung, ternder terbatas dan tender terbuka. Audit Atas Perencanaan Pengadaan Perencanaan pengadaan dimulai dari identifikasi kebutuhan setiap unit pengguna atas barang/jasa. Perusahaan harus memiliki daftar kebutuhan barang/jasa yang memuat tentang spesifikasi, kuantitas kebutuhan, standar kualitass, dan waktu penggunaanya. Dengan daftar ini, perusahaan dapat terhindar dari beberapa kondisi seperti: (1) pembelian yang berlebihan, (2) kelebihan/kekurangan stok, (3) dana terikat pada barang-jasa yang belum dibutuhkan, serta (4) pembelian barang/jasa yang tidak sesuai dengan standar kualitas. Perusahaan juga harus memiliki daftar pemasok terpilih yang mampu memenuhi kebutuhan barang jasanya dengan cara paling ekonomis. Perusahaan harus melakukan verifikasi terlebih dahulu untuk mengetahui kebenaran keberadaan pemasok sebelum dimasukkanke daftar pemasok terpilih untuk menghindari perusahaan melakukan transaksi dengan pemasok yang salah atau memiliki catatan kinerja yang tidak baik. Pemasok yang dipilih telah memahami spesifikasi barang/jasa yang dibutuhkan perusahaan, frekuensi kebutuhan dan waktu pengirimannya serta memiliki komitmen untuk menyediakan barang/jasa kebutuhan perusahaan sesuai kontrak yang disepakati. Auditor harus menilai dengan cermat perencanaan pengadaan barang/jasa perusahaan agar kebutuhan atas barang/jasa dapat terpenuhi sesuai prinsip-prinsip tata kelola pengadaan barang/jasa yang baik. Kecurangan atau penyimpangan yang mungkin terjadi pada perencanaan pengadaan dapat diketahui aditor dengan menelusuri pedoman, rencana serta risalah rapat perencanaan pangadaan. Audit atas perencanaan pengadaan melakukan penilaian terhadap ketepatan rencana pengadaan dalam memenuhi kebutuhan barang/jasa unit-unit pengguna di dalam perusahaan. Pada audit ini, auditor menekankan penilaiannya terhadap ketepatan hubungann antara
7 rencana pembelian dengan rencana penggunaan barang/jasa pada masing-masing unti pengguna. Kemungkingan Kecurangan yang Mungkin Terjadi pada Tahap Perencanaan Pengadaan 1. Penggelembungan anggaran. 2. Rencana pengadaan yang diarahkan untuk merek atau pengusaha tertentu. 3. Tidak mengumumkan secara terbuka rencana pengadaan barang pada awal pelaksanaan anggaran. 4. Menaketan pekerjaan yang direkayasa. 5. Memecah pengadaan barang menjadi beberapa paket untuk menghindari pelelangan. 6. Memecah pengadaan barang yang menurut sifat pekerjaannya seharusnya merupakan satu kesatuan. 7. Menyatukan atau memusatkan beberapa kegiatan yang tersebar di beberapa satuan kerja menurut sifat pekerjaan dan tingkat efesiensinya seharusnya dilakukan di satuan kerja masing-masing. 8. Menggabungkan beberapa paket pekerjaan yang sifat pekerjaan dan besaran nilainya seharusnya dapat dilakukan usaha kecil menjadi satu paket pekerjaan yang hanya dapat dilaksanakan oleh usaha non kecil. 9. Rencana pembelian yang tidak sesuai kebutuhan. 10. Penentuan jadwal waktu yang tidak realistis. 11. Pemilihan metode penunjukan langsung untuk kontrak yang seharusnya melalui pelelangan umum 12. Pemilihan metode evaluasi dengan sistem nilai untuk evaluasi yang seharusnya sistem gugur. 13. Pengalokasian anggaran kegiatan yang direncanakan dilakukan dengna cara swakelola, dalam pelaksanaannya dilakukan dengan cara kontraktual kepada penyedian baraang atau sebaliknya. Audit atas Pelaksanaan Pengadaan Metode secara umum digunakan dalam pengadaan barang/jasa adalah pembelian langsung, penunjukan langsung, tender terbatas, dan tender terbuka. Kompetisi adalah dasar dari pengadaan yang memastikan perusahaan mendapat barang/jasa terbaik melalui persaingan dalam tender. Pengadaan melalui tender terbuka menimbulkan kesan positif bagi
8 perusahaan. Electronic procurement (e-procurement) merupakan salah satu tekonogi komunikasi dan informasi yang mendukung proses pengadaan yang menjadikan proses ini lebih cepat, transparan, dan akuntabel dan dapat mencegah terjadinya kolusi, korupsi dan perilaku menyimpang lainnya. Perusahaan yang menerapkan metode Justi in Time (JIT) dalam proses produksinya, mengintegrasikan kekuatan pemasok dalam strategi bisnisnya dimana metode ini hanya memilih beberapa pemasok saja yang memiliki kemamapuan dan komitmen untuk memenuhi kebutuhan barang/jasa perusahaan sesuai dengan spesifikasinya, kuantitas, kualitas, dan ketepatan waktu sehingga proses pengadaan tidak berjalan terlalu rumit dan menyerap banyak waktu serta tenaga. Perusahaan seharusnya memiliki pedoman pengadaan barang/jasa yang mengatur batas-batas pengadaan yang harus dilakukan melalui penuntukan langsung, tender terbatas, dan tender terbuka, berdasarkan spesifikasi barang/jasa yang dibutuhkan dan besarnya dana yang terlibat dalam pengadaan tersebut. Untuk pengadaan barang/jasa pemerintah, Peraturan Presiden No. 7 Tahun 2012 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah telah memberikan panduan bagaimana pengadaan barang/jasa tersebut dilakukan dan batas-batas kewenanagan dari pejabat/petugas yang menangani pengadaan baran/jasa tersebut dan juga memberikan definisi beberapa metode pengadaan dan batasan-batasan nilainya. Elemen kunci transparansi dan keadilan pelaksanaan tender adalah kerahasiaan informasi tender agar tidak bocor, tidak tertukar, dan tidak dimanipulasi. Tempat dan waktu pembukaan tender harus disepakati untuk mengurangi risiko kebocoran dan manipulasi kerahasiaan tender. Dalam proses tender, evaluasi penawaran adalah tahapan yang paling sensitive sehingga harus dikelola dengan baik dan penuh kehati-hatian agar tidak terjadi distorsi informasi yang nantinya hanya akan menguntungkan pemasok tertentu. Kemungkinan Kecurangan yang Mungkin Terjadi pada Tahap Pelaksanaan Pengadaan 1. Pembentukan panitian pengadaan/pejabat pengadaan/unit layanan pengadaan yang tidak memenuhi syarat atau adanya perangkapan jabatan. 2. Penyusunan dan pengesahan Harga Perkiraaan Sendiri (HPS) tidak memenuhi ketentuan yang ada. 3. Penyusunan dan pengesahan dokumen pemilihan penyedia barang tidak sesuai dengan ketentuan dan kelengkapan yang harus dipenuhi. 4. Pengumuman pelelangan/seleksi/pengadaan tidak dilakukan dengan baik sesuai standar yang harusnya dipenuhi.
9 5. Prakualifikasi/pascakualifikasi penyedia barang tidak memenuhi prosedur dan standar yang berlaku. 6. Pendaftaran dan pengambilan dokumen pemilih penyedia barang tidak sesuai ketentuan yang diberlakukan. 7. Penjelasan (aanwijzing) tidak sesuai dengan ketentuan. 8. Pemasukan dan pembukuan dokumen penawaran yang tidak lengkap. 9. Pengumuman pemenang tidak sesuai dengan kaidah 10. Sanggahan peserta lelang tidak ditanggapi. 11. Penunjukan pemenang lelang tidak sah. 12. Penandatanganan kontrak tidak dilengkapi surat jaminan. Audit Atas Inspeksi dan Penerimaan Barang/Jasa Kecurangan masih mungkin bisa terjadi setelah kontrak ditandatangani. Maka dari itu, tahap pelaksanaan/pengiriman harus mendapatpehatian yang serius. Pengendalian yang tidak memadai pada tahap ini dapat berakibat pada: 1. Kegagalan dalam memenuhi standar kuantitas dan kualitas atau standar pelaksanaan lainnya. 2. Pengalihan barang untuk dijual kembali atau digunakan secara pribadi oleh pihak tertentu. 3. Adanya praktik pembiaran gratifikasi. 4. Pemalsuan kualitas atau sertifikasi standar. 5. Penyajian faktur yang lebih besar atau lebih kecil. Penanganan atas penerimaan barang/jasa harus berjalan sangat hati-hati. Petugas yang melakukan inspeksi harus memiliki kemampuan teknis yang memadai tentang spesifikasi barang/jasa yang dibeli dan menggunakan keahlian profesionalnya secara seksama. Titik kritis pada tahap ini adalah kecermatan dari petugas penerima dan penilai dalam memastikan bahwa barang/jasa yang diterima telah memenuhi seluruh spesifikasi dan waktu penyerahan yang dipersyaratkan.penelusuran auditor terhadap fisik barang/jasa, dokumen pengadaan dan berita acara serah terima barang/jasa harus mampu mendeteksi terjadinya kecurangan/penyimpangan pada tahap ini. Audit Atas Pembayaran dan Pelaporan Pembayaran dan pelaporan adalh bagian terakhir dalam proses pengadaan. Tahapan ini menyangkut penyelesaian kewajiban organisasi kepada pihak pemasok dan
10 pertanggungjawaban komite pengadaan atas tugas, wewenang dan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Untuk memenuhi kebutuhan internal cross check, fungsi kasir/bendahara harus terpisah dari fungsi pencatatan dan operasional. Setiap pembayaran yang dilakukan kepada pemasok, harus berdasarkan tagihan dari pemasok, dilengkapi dengan berita acara serah terima barang/jasa yang menyatakan bahwa barang/jasa yang diserahkan oleh pemasok telah sesuai dengan spesifikasinya dan dinyatakan dapat diterima oleh bagian verifikasi dan penerimaan barang/jasa dari panitia pengadaan. Kewajiban terakhir dari panitia pengadaan adalah pembuatan laporan pengadaan, yang melaporkan pelaksanaan pengadaan, kemampuan memperoleh barang/jasa sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan dan besarnya dana yang terserap dalam pengadaan tersebut. Penelusuran auditor terhadap dokumen pembayaran dan laporan pegadaan harus dapat membuktikan apakah pembayaran dan pelaporan atau pengadaan sudah dilakukan dengan baik atau tidak.
Daftar Isi. Bab I Bab II Bab III Bab IV Bab V Bab VI
Daftar Isi Bab I Bab II Bab III Bab IV Bab V Bab VI 1 PEDOMAN AUDIT PENGADAAN BARANG DAN JASA PEMERINTAH Surat Kepala BPKP No.S-506/K/D1/2007 Tanggal,30 April 2007 2 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN Tujuan
Lebih terperinciPENGANTAR PENGADAAN BARANG/JASA
PENGANTAR BARANG/JASA Prinsip Pengadaan Etika Pengadaan Para Pihak dalam Pengadaan Siklus Pengadaan Penyimpangan dalam proses Pengadaan Saifoe El Unas PRINSIP-PRINSIP ETIKA 1. Melaksanakan tugas scr tertib
Lebih terperinciBERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2011 NOMOR 2 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG
BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2011 NOMOR 2 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH (SPIP) DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BOGOR DENGAN
Lebih terperinciBUPATI GARUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI GARUT P E R A T U R A N B U P A T I G A R U T NOMOR 504 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH (SPIP) DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN GARUT DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciBAB VII RINGKASAN, SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN REKOMENDASI
a. perencanaan kontinjensi dan perencana pemulihan b. pengendalian kecurangan, c. meminimalkan eksposur terhadap sumber risiko, d. kebijakan dan pengendalian e. pemisahan atau relokasi suatu aktivitas
Lebih terperinciTRANSKRIP HASIL WAWANCARA
LAMPIRAN Lampiran TRANSKRIP HASIL WAWANCARA Prinsip Kepastian Hukum (Rule of Law) 1. Bagaimanakah pelaksanaan prinsip kepastian hukum (rule of law) dalam pengadaan televisi oleh Bagian Perlengkapan Sekretariat
Lebih terperinci2012, No BAB I PENDAHULUAN
2012, No.307 4 LAMPIRAN PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN AUDIT PRAKONTRAK ATAS PENGADAAN BARANG/JASA DI LEMBAGA SANDI NEGARA BAB I PENDAHULUAN A. Umum Tata kelola
Lebih terperinci14. PELELANGAN GAGAL DAN TINDAK LANJUT PELELANGAN GAGAL
14. PELELANGAN GAGAL DAN TINDAK LANJUT PELELANGAN GAGAL a. Pelelangan Gagal 1) Kelompok Kerja ULP menyatakan Pelelangan gagal, apabila : a) jumlah peserta yang lulus kualifikasi pada proses prakualifikasi
Lebih terperinciTugas dan Kewenangan PA/KPA, PPK, ULP, dan PPHP dalam Pengadaan Barang/Jasa
Tugas dan Kewenangan PA/KPA, PPK, ULP, dan PPHP dalam Pengadaan Barang/Jasa DASAR HUKUM - Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah - Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun
Lebih terperinciPengadaan Barang/Jasa harus sesuai dengan kebutuhan dan sasaran yang telah ditetapkan serta memberikan manfaat yang sebesarbesarnya.
Saifoe El Unas 1 Pengadaan Barang/Jasa harus diusahakan dengan menggunakan dana dan daya yang minimum untuk mencapai kualitas dan sasaran dalam waktu yang ditetapkan atau menggunakan dana yang telah ditetapkan
Lebih terperinciBERITA DAERAH KOTA SUKABUMI TAHUN 2011 NOMOR 16 PERATURAN WALIKOTA SUKABUMI
BERITA DAERAH KOTA SUKABUMI TAHUN 2011 NOMOR 16 PERATURAN WALIKOTA SUKABUMI TANGGAL : 12 SEPTEMBER 2011 NOMOR : 16 TAHUN 2011 TENTANG : PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH (SPIP) DI LINGKUNGAN
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN BUPATI PEKALONGAN NOMOR 2 TAHUN 2018 TENTANG UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
SALINAN PERATURAN BUPATI PEKALONGAN NOMOR 2 TAHUN 2018 TENTANG UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PEKALONGAN, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TENGAH
1 GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 66 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH
Lebih terperinciBERITA NEGARA KEPALA BADAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN KEPALA BADAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA
No. 1975, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BEKRAF. LPSE. KEPALA BADAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG LAYANAN
Lebih terperinciKEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH SECARA ELEKTRONIK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dilakukan pemberantasan. Tidak hanya terjadi pada pemerintah pusat, fraud juga
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fraud merupakan permasalahan yang perlu untuk dikaji, dicari solusinya, dan dilakukan pemberantasan. Tidak hanya terjadi pada pemerintah pusat, fraud juga marak terjadi
Lebih terperinci9. PELELANGAN GAGAL DAN TINDAK LANJUT PELELANGAN GAGAL. 1) Kelompok Kerja ULP menyatakan Pelelangan gagal, apabila :
9. PELELANGAN GAGAL DAN TINDAK LANJUT PELELANGAN GAGAL a. Pelelangan Gagal 1) Kelompok Kerja ULP menyatakan Pelelangan gagal, apabila : a) jumlah peserta yang lulus kualifikasi pada proses prakualifikasi
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA KUASA BUPATI PANDEGLANG,
PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 47 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA KUASA BUPATI PANDEGLANG, Menimbang Mengingat
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.955, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN. Sistem Pengendalian Intern Pemerintah. Pedoman. PERATURAN KEPALA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR : 54 TAHUN 2010 TENTANG
PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR : 54 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO,
Lebih terperinciBUPATI CILACAP PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 88 TAHUN 2013 TENTANG
BUPATI CILACAP PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 88 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN CILACAP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciBUPATI BANYUMAS, TENTANG SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH. menetapkann. Sistem
BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 64 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS DENGAN N RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinci2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perencanaan Pemb
No.1572, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAPPENAS. Piagam Pengawasan Intern. PERATURAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR
Lebih terperinciBUPATI ENDE PERATURAN BUPATI ENDE NOMOR 29 TAHUN 2010
BUPATI ENDE PERATURAN BUPATI ENDE NOMOR 29 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH SECARA ELEKTRONIK ( E-PROCUREMENT ) DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN ENDE BUPATI ENDE,
Lebih terperinciNegara Republik Indonesia Nomor 4355);
BUPATI MUSI BANYUASIN PERATURAN BUPATI MUSI BANYUASIN NOMOR :2g TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR: PK. 20 TAHUN 2013 TENTANG UNIT LAYANAN PENGADAAN (ULP) BARANG/ JASA BADAN SAR NASIONAL
KEPALA BADAN SAR NASIONAL PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR: PK. 20 TAHUN 2013 TENTANG UNIT LAYANAN PENGADAAN (ULP) BARANG/ JASA BADAN SAR NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN
Lebih terperinciBUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 32 TAHUN 2012 TENTANG
BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 32 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG/JASA DANA ANGGARAN
Lebih terperinciBERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 30 TAHUN 2010 TENTANG
BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 30 2010 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 30 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BEKASI DENGAN
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN SAROLANGUN DINAS KESEHATAN Komplek Perkantoran Gunung Kembang Telp - Fax (0745) SAROLANGUN JAMBI 37381
PEMERINTAH KABUPATEN SAROLANGUN DINAS KESEHATAN Komplek Perkantoran Gunung Kembang Telp - Fax (0745) 91617 SAROLANGUN JAMBI 37381 BERITA ACARA HASIL AANWIJZING PENGADAAN PAKAIAN DINAS DAN PERLENGKAPANNYA
Lebih terperinciWALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 28 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN UNIT LAYANAN PENGADAAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA TEGAL
SALINAN WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 28 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN UNIT LAYANAN PENGADAAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA TEGAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TEGAL,
Lebih terperinciBERITA DAERAH KOTA BEKASI
BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 2 2010 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 02 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG/JASA SECARA ELEKTRONIK PADA LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK
Lebih terperinciBERITA DAERAH KOTA BEKASI
BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 59 2017 SERI : E PERATURAN WALI KOTA BEKASI NOMOR 59 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALI KOTA BEKASI NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERNAL DI
Lebih terperinciTENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA,
u PERATURAN BERSAMA KEPALA LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR : 1 TAHUN 2013 NOMOR : 14 TAHUN 2013 TENTANG KETENTUAN PELAKSANAAN PERATURAN MENTERI
Lebih terperinciMENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA
MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA PIAGAM AUDIT INTERN 1. Pengawasan Intern adalah seluruh proses kegiatan audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lain terhadap penyelenggaraan
Lebih terperinciBUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 26 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH SECARA ELEKTRONIK
BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 26 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH SECARA ELEKTRONIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELITUNG, Menimbang
Lebih terperinciSISTEM PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK
SISTEM PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK Sudah ada regulasi, pelanggaran tetap jadi menu sehari-hari Mencoba mengandalkan sistem, harus pilih yang efektif! Portal otomatis, salah catu cara yang lebih efektif
Lebih terperinciBUPATI LEBAK PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI LEBAK NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG
salinan BUPATI LEBAK PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI LEBAK NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG KEBIJAKAN PROBITY AUDIT DALAM PROSES PENGADAAN BARANG/JASA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN LEBAK DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciBERITA DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 20 TAHUN 2016 WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK
SALINAN BERITA DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 20 TAHUN 2016 WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PROBITY AUDIT DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA DEPOK DENGAN
Lebih terperinciGUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 27 TAHUN 2010 TENTANG
GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 27 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR
Lebih terperinciWALIKOTA SURAKARTA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR I -E TAHUN 2017 TENTANG
WALIKOTA SURAKARTA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR I -E TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENGADAAN BARANG DAN/ATAU JASA PADA BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA SURAKARTA
Lebih terperinciWALIKOTA PAGAR ALAM PERATURAN WALIKOTA PAGAR ALAM NOMOR : 32 TAHUN 2010 T E N T A N G
WALIKOTA PAGAR ALAM PERATURAN WALIKOTA PAGAR ALAM NOMOR : 32 TAHUN 2010 T E N T A N G IMPLEMENTASI PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH SECARA ELEKTRONIK (E-PROCUREMENT) DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA PAGAR
Lebih terperinciBERITA DAERAH KOTA BANDUNG
TAHUN : 2010 BERITA DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR : 49 PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR :. 944 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BANDUNG DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 233/PMK.01/2012 TENTANG
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 233/PMK.01/2012 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG/JASA SECARA ELEKTRONIK DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN
Lebih terperinci2 2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok- Pokok Kepegawaian Timur ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan
BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 58 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN UNIT LAYANAN PENGADAAN (ULP) PEMERINTAH KABUPATEN JEMBRANA BUPATI JEMBRANA, Menimbang : a. Bahwa dalam rangka peningkatan
Lebih terperinciBUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR : 6 TAHUN TAHUN 2007 TENTANG
BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR : 6 TAHUN 2014 1 TAHUN 2007 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 50 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA
Lebih terperinciPENGANTAR PENGADAAN BARANG/JASA
PENGANTAR PENGADAAN BARANG/JASA Peraturan Presiden RI Nomor 54 Tahun 2010 Beserta Perubahannya Versi 9.2 1 DAFTAR ISI: Gambaran Umum PBJP Prinsip, Kebijakan dan Peraturan PBJP Para Pihak terkait PBJP Etika
Lebih terperinciBAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. Menurut Perpres RI. Nomor 70 Tahun 2012 tentang perubahan kedua atas Perpres RI. Nomor 54 Tahun 2010, tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;
Lebih terperinciPANITIA PENGADAAN BARANG/JASA DINAS PENDAPATAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN ANGGARAN 2010
PANITIA PENGADAAN BARANG/JASA DINAS PENDAPATAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN ANGGARAN 2010 BERITA ACARA PENJELASAN PEKERJAAN (RISALAH - AANWIJZING) NOMOR : 09/Pan-Llg/LPSE/BA-Aan/DPD/APBD/II/2010
Lebih terperinciBUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 21 TAHUN 2O16 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PATI
SALINAN BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 21 TAHUN 2O16 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PATI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI, Menimbang
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 27 TAHUN 2011 TENTANG
PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 27 TAHUN 2011 TENTANG PENERAPAN PAKTA INTEGRITAS DAN PENGELOLAAN PENGADUAN DALAM PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH DI KABUPATEN KENDAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinci2017, No Pedoman Pengawasan Intern di Kementerian Luar Negeri dan Perwakilan Republik Indonesia; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 19
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.822, 2017 KEMENLU. Pengawasan Intern. Pedoman. Pencabutan. PERATURAN MENTERI LUAR NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENGAWASAN INTERN DI KEMENTERIAN
Lebih terperinciWALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 22 TAHUN 2011
WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 22 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BANJAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANJAR Menimbang
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL
BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL (Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul) Nomor : 03 Tahun : 2009 Seri : D. PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG IMPLEMENTASI SISTEM PENGADAAN
Lebih terperinciLAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 32 /SEOJK.04/2015 TENTANG PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN TERBUKA
LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 32 /SEOJK.04/2015 TENTANG PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN TERBUKA 2 PRINSIP DAN REKOMENDASI TATA KELOLA A. Hubungan Perusahaan Terbuka Dengan Pemegang
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.160, 2010 KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT. Pengadaan Barang/Jasa. Elektronik.
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.160, 2010 KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT. Pengadaan Barang/Jasa. Elektronik. PERATURAN MENTERI PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 05 TAHUN 2010 TENTANG PELAKSANAAN
Lebih terperinciBERITA DAERAH KOTA BEKASI
BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 46 2016 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERNAL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BEKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA
Lebih terperinciBUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 25 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH (SPIP) KABUPATEN SITUBONDO
1 BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 25 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH (SPIP) KABUPATEN SITUBONDO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SITUBONDO, Menimbang
Lebih terperinciMANUAL PROCEDURE. Pelelangan Gagal dan Tindak Lanjut Pelelangan Gagal
MANUAL PROCEDURE Pelelangan Gagal dan Tindak Lanjut Pelelangan Gagal UNIT LAYANAN PENGADAAN (ULP) UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2014 M Manual Procedure Pelelangan Gagal dan Tindak Lanjut Pelelangan Gagal
Lebih terperinci2 Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 3. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Kedudukan,
No.1734, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENPERA. Barang/Jasa. Pengadaan. Unit Pelayanan. PERATURAN MENTERI PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG UNIT LAYANAN PENGADAAN
Lebih terperinciPERATURAN WALIKOTA TANGERANG NOMOR : 4 TAHUN 2010
PERATURAN WALIKOTA TANGERANG NOMOR : 4 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG/ JASA PEMERINTAH SECARA ELEKTRONIK (E-PROCUREMENT) DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA TANGERANG WALIKOTA TANGERANG,
Lebih terperinciMenimbang. Mengingat. Menetapkan
PENGADILAN NEGERI SIBOLGA KELAS II Jin. Padangsidempuan Nomor 06 Kota Sibolga,Telp/Fax. 0631-21572 Website: www.pengadilan Negeri-sibolga.go.id Email: Pengadilan Negerisibolga@gmail.com KEPUTUSAN KETUA
Lebih terperinciAUDIT ATAS PERSIAPAN PEMILIHAN PENYEDIA BARANG/JASA
AUDIT ATAS PERSIAPAN PEMILIHAN PENYEDIA BARANG/JASA Audit atas persiapan pemilihan barang/jasa meliputi audit atas organisasi pengadaan, rencana pemilihan penyedia barang/jasa, sistem pengadaan, jadwal
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 05 TAHUN 2010
PERATURAN MENTERI PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 05 TAHUN 2010 TENTANG PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG/JASA SECARA ELEKTRONIK (E-PROCUREMENT) DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Tahap Penelitian. Tahapan penelitian dibagi menjadi beberapa bagian yaitu: a. Tahap Pendahuluan
BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Tahap Penelitian Tahapan penelitian dibagi menjadi beberapa bagian yaitu: a. Tahap Pendahuluan Pada tahap ini dikumpulkan informasi mengenai sistem pembelian dan pengelolaan persediaan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dalam penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan sebagai berikut : a. Penyimpangan yang terjadi pada pelaksanaan tender
Lebih terperinciBERITA DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 34 TAHUN 2011 PERATURAN WALIKOTA SALATIGA NOMOR 34 TAHUN 2011
BERITA DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 34 TAHUN 2011 PERATURAN WALIKOTA SALATIGA NOMOR 34 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.763, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BADAN NARKOTIKA NASIONAL. Pokok-Pokok. Pengawasan. BNN. PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG POKOK-POKOK PENGAWASAN DI LINGKUNGAN
Lebih terperinciWALIKOTA KOTAMOBAGU PERATURAN WALIKOTA KOTAMOBAGU NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG
WALIKOTA KOTAMOBAGU PERATURAN WALIKOTA KOTAMOBAGU NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG IMPLEMENTASI PENGADAAN BARANG/JASA SECARA ELEKTRONIK (E- PROCUREMENT) DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA KOTAMBAGU DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI BANDUNG BARAT NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG/JASA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
1 PERATURAN BUPATI BANDUNG BARAT NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG/JASA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan
Lebih terperinciGUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 36 TAHUN 2011 TENTANG
GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 36 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN UNIT LAYANAN PENGADAAN (ULP) BARANG/JASA PEMERINTAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciMENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG
MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG/JASA SECARA ELEKTRONIK DI KEMENTERIAN
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1226, 2014 LKPP. Barang/Jasa. Pengadaan. Pemerintah. Daftar Hitam. PERATURAN KEPALA LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG DAFTAR
Lebih terperinciGUBERNUR KALIMANTAN TENGAH
GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 53 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG / JASA SECARA ELEKTRONIK PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH GUBERNUR
Lebih terperinciINTERNAL AUDIT CHARTER 2016 PT ELNUSA TBK
2016 PT ELNUSA TBK PIAGAM AUDIT INTERNAL (Internal Audit Charter) Internal Audit 2016 Daftar Isi Bab I PENDAHULUAN Halaman A. Pengertian 1 B. Visi,Misi, dan Strategi 1 C. Maksud dan Tujuan 3 Bab II ORGANISASI
Lebih terperinci8. SELEKSI GAGAL DAN TINDAK LANJUT SELEKSI GAGAL
8. SELEKSI GAGAL DAN TINDAK LANJUT SELEKSI GAGAL a. Seleksi Gagal 1) Kelompok Kerja ULP menyatakan Seleksi gagal, apabila: a) jumlah peserta yang lulus kualifikasi pada proses prakualifikasi kurang dari
Lebih terperinciLEMBAGA SANDI NEGARA PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG
LEMBAGA SANDI NEGARA PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG/JASA SECARA ELEKTRONIK DI LEMBAGA SANDI NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 28 TAHUN 2013 TENTANG UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS,
PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 28 TAHUN 2013 TENTANG UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS, Menimbang : a. bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal
Lebih terperinciNOMOR 32 /SEOJK.04/2015 TENTANG PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN TERBUKA
Yth. Direksi dan Dewan Komisaris Perusahaan Terbuka di tempat. SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 32 /SEOJK.04/2015 TENTANG PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN TERBUKA Sehubungan dengan Peraturan
Lebih terperinciDisampaikan Dalam Kegiatan Peningkatan Kapasitas Aparat Pengawasan Internal dalam Melakukan Audit PBJ Hotel Lor In Sentul Jawa Barat
Disampaikan Dalam Kegiatan Peningkatan Kapasitas Aparat Pengawasan Internal dalam Melakukan Audit PBJ Hotel Lor In Sentul Jawa Barat Sentul, 2 Juni 2016 Curiculum Vitae Nama : Prof Dr. H. JAMAL WIWOHO,
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.67, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI. Jabatan Fungsional. Pengelola Pengadaan Barang/Jasa. Angka Kreditnya. PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN
Lebih terperinciProsedur Mutu Pengadaan Barang/Jasa PM-SARPRAS-01
Prosedur Mutu Pengadaan Barang/Jasa Telp. (024) 8508081, 86458337, Fax. (024) 85081. http://www.unnes.ac.id 2 dari 8 1. TUJUAN Prosedur ini ditetapkan agar proses pengadaan barang/jasa di lingkungan Universitas
Lebih terperinciKAJIAN PENERAPAN E-PROCUREMENT UNTUK MENGURANGI PENYIMPANGAN PADA PENGADAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI DI KOTA MALANG
KAJIAN PENERAPAN E-PROCUREMENT UNTUK MENGURANGI PENYIMPANGAN PADA PENGADAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI DI KOTA MALANG Liya Indah Wulandari, Saifoe El Unas, M. Hamzah Hasyim Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI BIMA NOMOR : 05 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH KABUPATEN BIMA BUPATI BIMA,
PERATURAN BUPATI BIMA NOMOR : 05 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH KABUPATEN BIMA BUPATI BIMA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan pasal 60 Peraturan Pemerintah Nomor
Lebih terperinciPERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 48 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA
SALINAN NOMOR 1/2015 PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 48 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, Menimbang
Lebih terperinciLAMPIRAN I PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR : 4 Tahun 2008 TANGGAL : 4 Pebruari 2008 BAB I PENGORGANISASIAN KEGIATAN
LAMPIRAN I PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR : 4 Tahun 2008 TANGGAL : 4 Pebruari 2008 BAB I PENGORGANISASIAN KEGIATAN 1. Ketentuan Umum Pengelolaan Belanja Daerah dilakukan melalui proses perencanaan,
Lebih terperinciNegara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang- Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan
BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI BANJAR NOMOR 71 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI NOMOR 68 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 54 TAHUN 2013 TENTANG UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH KABUPATEN TANGERANG BUPATI TANGERANG,
PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 54 TAHUN 2013 TENTANG UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH KABUPATEN TANGERANG BUPATI TANGERANG, Menimbang : a. bahwa dalam rangka mewujudkan sistem pengadaan
Lebih terperinciBERITA ACARA PEMBERIAN PENJELASAN (AANWIJZING) Nomor : 05/PPBJ/Bappeda/APBD /2012
PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI UTARA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PANITIA PENGADAAN BARANG, JASA DAN PEKERJAAN KONSTRUKSI JL. 17 AGUSTUS NO.74, TELP. (0431) 851380, FAX. (0431) 863204, PO-BOX 147
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA NOMOR : KEP.01 TAHUN 2011
PERATURAN KEPALA BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA NOMOR : KEP.01 TAHUN 2011 TENTANG UNIT LAYANAN PENGADAAN (ULP) BARANG/JASA PEMERINTAH DI LINGKUNGAN BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA
Lebih terperinciPERATURAN GUBERNUR SUMATERA UTARA NOMOR TAHUN 2009 TENTANG
PERATURAN GUBERNUR SUMATERA UTARA NOMOR TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH SECARA ELEKTRONIK DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA GUBERNUR SUMATERA UTARA,
Lebih terperinciBUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG
BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENGAWASAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DAERAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN DEMAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciWALIKOTA TASIKMALAYA
WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG SEKRETARIAT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA,
Lebih terperinciBERITA ACARA PENJELASAN PEKERJAAN ( AANWIJZING ) NOMOR : 03 / PL-OBAT BRANDED / IV / 2012 TANGGAL : 17 April 2012
1 BERITA ACARA PENJELASAN PEKERJAAN ( AANWIJZING ) NOMOR : 03 / PL-OBAT BRANDED / IV / 2012 TANGGAL : 17 April 2012 Pada hari ini Selasa Tanggal Tujuh Belas Bulan April Tahun Dua Ribu Dua Belas sebagaimana
Lebih terperinciPIAGAM AUDIT INTERNAL
PIAGAM AUDIT INTERNAL (INTERNAL AUDIT CHARTER) PT PERTAMINA INTERNASIONAL EKSPLORASI & PRODUKSI DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 3 1.1 Umum... 3 1.2 Visi, Misi, Dan Tujuan... 3 1.2.1 Visi Fungsi Audit Internal...
Lebih terperinciPERATURAN BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN NOMOR 2 TAHUN 2018 TENTANG UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA DI LINGKUNGAN BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN
BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN NOMOR 2 TAHUN 2018 TENTANG UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA DI LINGKUNGAN BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN
Lebih terperinciDASAR NO. 2 TAHUN 2002 TTG KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
DASAR 1 UNDANG UNDANG INDONESIA NO. 2 TAHUN 2002 TTG KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK 2 3 4 5 UURI no. 31 Tahun 1999 ttg pemberantasan tp. korupsi sebagaimana yang telah di ubah dengan UURI No. 20 Tahun 2001
Lebih terperinciBUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT
BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 78 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH MELALUI PENGADAAN LANGSUNG DI KABUPATEN GARUT DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciBERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : SERI : D
BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 13 2015 SERI : D PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 13 TAHUN 20152015 TENTANG PEMBENTUKAN UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BEKASI,
Lebih terperinciMENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 77 TAHUN 2012 TENTANG JABATAN
Lebih terperinciV. KESIMPULAN DAN SARAN
88 V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Kriteria tender pengadaan barang dan jasa pemerintah akan berjalan
Lebih terperinci