PROFIL KEMENTERIAN AGAMA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PROFIL KEMENTERIAN AGAMA"

Transkripsi

1 PROFIL KEMENTERIAN AGAMA KANTOR KABUPATEN TIMOR TENGAH SELATAN Jl. Gajah Mada, No. 33, SoE-85512, Telp/Fax. (0388) kabtimortengahselatan@kemenag.go.id

2 GAMBARAN UMUM KABUPATEN TIMOR TENGAH SELATAN Kondisi Objektif Kabupaten Timor Tengah Selatan 1. Letak Geografis Secara Astronomi Posisi Kabupaten Timor Tengah Selatan terletak pada 124,4-124,49 Bujur Timur dan 9,24-10,00 Lintang Selatan, serta berada pada ketinggian 0-500m diatas permukaan laut. 2. Batas wilayah Batas-batas wilayah Administratif Kabupaten Timor Tengah Selatan adalah sebagai berikut : Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Timor Tengah Utara Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Belu Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Kupang Bagian Selatan berbatasan dengan Laut Timor 3. Topografi Kabupaten Timor Tengah Selatan memiliki luas wilayah ± 29,681,44M² dan memiliki struktur tanah yang bergulung-gulung, di mana lebih banyak penampang daratan yang memiliki tingkat kemiringan hingga 40. Wilayah Kabupaten Timor Tengah Selatan memiliki tekstur perbukitan. Wilayah daratan di Kabupaten Timor Tengah Selatan yang memiliki kemiringan dari batas ambang 0 hingga 3 berjumlah sekitar 7,74% dari total luas wilayah Kabupaten Timor Tengah Selatan, sedangkan areal dengan tingkat kemiringan 3 hingga 40 di dalam wilayah Kabupaten Timor Tengah Selatan adalah sekitar ± 57,86% sedangkan sisanya yang berjumlah 34,40% dari total wilayah Kabupaten Timor Tengah Selatan adalah yang memiliki tingkat kemiringan di atas 40. Wilayah Kabupaten Timor Tengah Selatan digambarkan dalam bentuk peta ketinggian dengan peta interval kontus 100 m dalam skala 1: , data luas ketinggian sabagai berikut : m dari permukaan laut dengan luas HA (13,16%) m dari permukaan laut dengan luas HA (36,7%) m dari ketinggian laut dengan luas HA (48,2%) 4. Lebih dari 1000 m dari permukaan laut dengan luas HA (1,5%) 4. Iklim Udara yang sejuk adalah ciri yang bisa ditemukan di Kabupaten Timor Tengah Selatan. Posisi wilayah yang memiliki ketinggian lebih dari 500Mdpl berjumlah ± 51%, sedangkan sisanya berada di ketinggian kurang dari 500Mdpl hingga ke wilayah garis pantainya adalah berjumlah 49%. Iklim di Kabupaten Timor Tengah Selatan tidak jauh berbeda dengan iklim dikabupaten tetangga Timor Tengah Utara iklim tropis yang kental dengan warna iklim yang ada di wilayah Nusa Tenggara Timur yang masih juga mendapat pengaruh dari perubahan iklim yang terjadi di Negara Kangguru. Rentang waktu yang lebih pendek dalam musim penghujan sekitar 4 bulan (Desember-April) adalah akibat

3 nyata dari elemen-elemen yang mempengaruhi iklim di wilayah Timor Tengah Selatan, bulan Desember-Maret adalah rentang waktu efektif dikatakan sebagai musim penghujan sedangkan bulan April-November dapat dikatakan sebagai musim kemarau karena tidak adanya curah hujan. 5. Penduduk Populasi penduduk Kabupaten Timor Tengah Selatan dari tahun ke tahun semakin meningkat karena bartambahnya angka kelahiran dan mobilats perpindahan penduduk yang semakin meningkat, jumlah penduduk di Kabupaten Timor Tengah Selatan sesuai data Badan Pusat Statistik Kabupaten Timor Tengah Selatan bisa dilihat pada tabel berikut : Jumlah Penduduk Kabupaten Timor Tengah Selatan Tahun 2012 No Kecamatan Jumlah Penduduk 1. Mollo Utara Fatumnasi Tobu Nunbena Mollo Selatan Pollen Mollo Barat Mollo Tengah Kota SoE Amanuban Barat Batu Putih Kuatnana Amanuban Selatan Noebeba Kunfatu Kualin Amanuban Tengah Kolbano Oenino Amanuban Timur Fautmolo Fatukopa KiE Kot olin Amanuban Selatan Boking Nunkolo Noebana Santian Amanatun Utara Toianas

4 32. Kokbaun Jumlah Ekonomi Kehidupan masyarakat Kabupaten Timor Tengah Selatan sangat berpengaruh dengan luas wilayah daratan dan pegunungan sehinga sangat cocok untuk bercocok tanam (bertani), tetapi karena kurangnya tenaga ahli sehingga bercocok tanam masih dilakukan dengan cara tradisional sehingga perputaran ekonomi di Timor Tengah Selatan masih di bawah rata-rata. 7. Sosial Budaya Kabupaten Timor Tengah Selatan mempunyai budaya yang beragam karena terdiri dari 3 suku (3 swapraja) yaitu Kerajaan Oenam (Mollo), Kerajaan Banam (Amantun), Kerajaan Onam (Amanuban) dan memiliki satu bahasa daerah (Uab Meto) serta tarian daerah masing-masing. 8. Kelompok Etnis Kabupaten Timor Tengah Selatan masih kental dengan budaya (adat istiadat) karena terdiri dari 3 swapraja kebanyakan masyarakat di Timor Tengah Selatan telah memeluk Agama dan kepercayaan masing-masing, suku-suku yang ada di Kabupaten Timor Tengah Selatan adalah suku Timor, Sabu, Rote, Flores, Sumba, Alor, Jawa, Bali, Cina, Bugis, dan lain sebagainya hanya pada Kecamatan Kie masih terdapat satu suku yakni suku Boti dan suku tersebut masih menganut kepercayaan Agama suku dan suku Boti sering dilirik oleh masyarakat di wilayah Timor Tengah Selatan dan Manca Negara sebagai Objek Wisata. 9. Komposisi Umat Beragama Komposisi umat beragama di Kabupaten Timor Tengah Selatan dari tahun ke tahun semakin meningkat karena populasi penduduk yang semakin meningkat pula. Penduduk di Wilayah Kabupaten Timor Tengah Selatan pada umumnya telah memeluk Agama dan Kepercayaan masingmasing. Agama yang di anut oleh penduduk diwilayah Kabupaten Timor Tengah Selatan bisa dilihat pada tabel berikut : Komposisi Umat Beragama Tahun 2012 NO AGAMA JUMLAH 1. Kristen Katolik Islam Hindu Budha 1 6. Lain-lain 394

5 10. Sebaran Agama Sebaran Agama di Kabupaten Timor Tengah Selatan mencakup semua wilayah yang ada di Timor Tengah Selatan yakni 32 kecamatan, Agama yang dianut oleh masyarakat Timor Tengah Selatan adalah Agama Kristen, Katolik, Islam, Hindu, Budha, dan lain-lain. Sebaran Agama pada Kabupaten Timor Tengah Selatan dapat dilihat pada tabel berikut : Jumlah Pemeluk Agama Menurut Kecamatan Tahun 2012 Kabupaten Timor Tengah Selatan No Kecamatan Kristen Katolik Islam Hindu Budha Lainnya Jumlah 1. Mollo Utara Fatumnasi Tobu Nunbena Mollo Selatan Pollen Mollo Barat Mollo Tengah Kota SoE Amanuban Barat Batu Putih Kuatnana Amanuban Selatan Noebeba Kunfatu Kualin Amanuban Tengah Kolbano Oenino Amanuban Timur Fautmolo Fatukopa KiE Kot olin Amanuban Selatan Boking Nunkolo Noebana Santian Amanatun Utara Toianas

6 32. Kokbaun Jumlah SEJARAH SINGKAT PERKEMBANGAN KABUPATEN TIMOR TENGAH SELATAN Kabupaten Timor Tengah Selatan dibentuk pada tahun 1958 dengan Undang-Undang Nomor 69 Tahun 1958 tentang pembentukan daerah-daerah Tingkat II dalam wilayah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur. Wilayah Kabupaten Timur Tengah Selatan meliputi wilayah bekas Onder of Deeling Zuid Midden Timor yang membawahi 3 swapraja yaitu : 1. Swapraja Mollo (Oenam) meliputi 6 Kefetoran yaitu: a. Kefetoran Mutis b. Kefetoran Nunbena c. Kefetoran Paeneno d. Kefetoran Netpala e. Kefetoran Bijeli f. Kefetoran Besana 2. Swapraja Amanuban (Banam) meliputi 7 Kefetoran yaitu: a. Kefetoran Noebunu b. Kefetoran Noe Hombet c. Kefetoran Noeliu d. Kefetoran Noemuke e. Kefetoran Noebeba f. Kefetoran Noemeto 3. Swapraja Amanatun (Onam) meliputi 4 Kefetoran yaitu: a. Kefetoran Noebone b. Kefetoran Noebana c. Kefetoran Noemanumuti d. Kefetoran Noebokong Berdasarkan Surat Keputusan Gubernur KDH Tingkat I Nusa Tenggara Timur Nomor Pem.66/1/2 tanggal 28 Pebruari 1962 tentang Pembentukan Kecamatan di Daerah Swantantra Tingkat I Nusa Tenggara Timur yang kemudian di ubah dengan SK Gubernur KDH Tk I Nusa Tenggara Timur Nomor Pem.66/1/33 tanggal 9 Juni 1962, maka terbentuklah 64 buah Kecamatan diseluruh Propinsi Nusa Tenggara Timur dan secara de facto swapraja-swapraja dihapuskan. Kemudian untuk menindaklanjuti surat Menteri Pemerintah Umum dan Otonomi Daerah Nomor Pem.20/1/7 tanggal 9 Januari 1963 tentang penambahan 26 Kecamatan di Propinsi Nusa Tenggara Timur, maka dikeluarkan SK KDH Tk. I Nusa Tenggara Timur Nomor Pem.66/1/32 tanggal 20 Juli 1963 yang meninjau kembali SK Gubernur Nomor Pem.66/1/2 tanggal 28 Pebruari 1962 dan SK Gubernur Nomor Pem.66/1/33 tanggal 9 Juni 1962 serta membagi ke 12 Daerah Swantantra Tingkat II dalam daerah Swantantra Tk.I Nusa Tenggara Timur menjadi 90 Kecamatan. Berdasarkan SK Gubernur Nomor Pem.66/1/32 maka daerah Swantantra Tk.II Timor Tengah Selatan dibagi menjadi 8 kecamatan yaitu: 1. Kecamatan Mollo Utara dengan wilayahnya meliputi : bekas wilayah Kefetoran Gunung Mutis dan sebagian wilayah Kefetoran Nunbena, Paeneno dan Netpala

7 2. Kecamatan Mollo Selatan dengan wilayahnya meliputi : bekas wilayah Kefetoran Bijeli, Besana dan sebagian wilayah bekas Kefetoran Nunbena, Paeneno dan Netpala 3. Kecamatan Amanuban Timur dengan wilayah meliputi : bekas wilayah Kefetoran Noebunu dan Noehambet 4. Kecamatan Amanuban Selatan dengan wilayah meliputi : bekas wilayah Kefetoran Noeliu dn Noesiu 5. Kecamatan Amanuban Selatan dengan wilayahnya meliputi : bekas wilayah Kefetoran Noemke dan Noebeba 6. Kecamatan Amanuban Barat dengan wilayahnya meliputi : bekas wilayah Kefetoran Noemeto 7. Kecamatan Amanatun Selatan dengan wilayahnya meliputi : bekas wilayah Kefetoran Noebone dan Noebana 8. Kecamatan Amanatun Selatan dengan wilayahnya meliputi : bekas wilayah Kefetoran Noe Manumuti dan Noe Bakang Berdasarkan Intruksi Menteri Dalam Negeri Nomor : 15 Tahun 1967 tanggal 13 Juni 1967 tentang Pembentukan Perwakilan Kecamatan, maka dikeluarkan SK Gubernur KDH Tk. I Nusa Tenggara Timur Nomor 67 Tahun 1970 tanggal 4 Nopember 1970 tentang Pembentukan Perwakilan Kecamatan dalam Kabupaten Timur Tengah Selatan sehingga terhitung mulai tanggal 1 September 1971 secara resmi terbentuklah 6 Perwakilan Kecamatan di Kabupaten Timor Tengah Selatan yaitu: Perwakilan Kecamatan Mollo Utara ( Lilana), Mollo Selatan (Polen), Amanuban Barat (Batu Putih), Amanuban Selatan (Kuanfatu),Amanuban Timur (KiE), Amanatun Selatan (Boking). Berdasarkan Keputusan Gubernur Kepala Daerah Nusa Tenggara Timur Nomor 20 Tahun 1970 tanggal 25 Pebruari 1970 tentang pembentukan Kopeta SoE Ibu Kota Kabupaten Timor Tengah Selatan dengan wilayah meliputi sebagian Kecamatan Amanuban Barat, dan sebagian wilayah kecamatan Mollo Selatan. Wilayah Kabupaten Dati II Timor Tengah Selatan, Timor Tengah Utara, Belu, Ende, Sikka dan Sumba Barat dalam wilayah Propinsi Dati I Nusa Tenggara Timur maka Kopeta SoE ditingkatkan statusnya menjadi Kecamatan Kota SoE sehingga jumlah Kecamatan di Kabupaten Timor Tengah Selatan menjadi 9 Kecamatan. Berdasarkan PP Nomor 30 Tahun 1996 tanggal 24 April 1996 tentang pembentukan 8 Kecamatan di Wilayah Kabupaten Dati II Timor Tengah Selatan, Flores Timur dan Manggarai dalam Wilayah Propinsi Dati I Nusa Tenggara Timur maka Perwakilan Kecamatan Amanuban Timur dan Amanuban Selatan ditingkatkan menjadi Kecamatan penuh yaitu Kecamatan KiE dan Kecamatan Kuanfatu sehingga jumlah Kecamatan di Kabupaten Timor Tengah Selatan menjadi 11 Kecamatan. Berdasarkan Perda Kabupaten Timor Tengah Selatan Nomor 5 Tahun 2001 tentang pembentukan susunan organisasi dan tata kerja 15 Kecamatan dalam Kabupaten Timor Tengah Selatan, maka selain 11 kecamatan yang sudah terbentuk, 4 Perwakilan Kecamatan di tingkatkan statusnya menjadi Kecamatan penuh yaitu Perwakilan Kecamatan Mollo Utara menjadi Kecamatan Fatumnasi, Perwakilan Kecamatan Mollo Selatan menjadi Kecamatan Polen, Perwakilan Kecamatan Amanatun Selatan menjadi Kecamatan Boking. Berdasarkan Perda Kabupaten Timor Tengah Selatan Nomor 5 Tahun 2002 tentang pembentukan susunan organisasi dan tata kerja 6 kecamatan dalam Kabupaten Timor Tengah Selatan, maka terbentuklah 6 kecamatan baru yaitu: 1. Kecamatan Toianas emekaran dari Kecamatan Amanatun Utara 2. Kecamatan Oenino pemekaran di kecamatan Amanatun Tengah 3. Kecamatan Nunkolo pemekaran dari Kecamatan Amanatun Selatan

8 4. Kecamatan Kualin pemekaran dari kecamatan Amanuban Selatan dan Kuanfatu 5. Kecamatan Kotolin pemekaran dari kecamatan KiE 6. Kecamatan Kolbano Pemekaran dari Kecamatan Amanuban Tengah Dengan demikian pada Tahun 2002 jumlah kecamatan di Kabupaten Timor Tengah Selatan menjadi 21 Kecamatan. Berdasarkan Perda Kabupaten Timor Tengah Selatan Nomor 2 Tahun 2006 tentang pembentukan susunan organisasi dan tata kerja Kecamatan Mollo Barat dan Kecamatan Kokbaun maka terbentukilah 2 Kecamatan baru yaitu: Kecamatan Mollo Barat pemekaran dari Kecamatan Mollo Selatan dan Kecamatan Kokbaun Pemekaran dari Kecamatan Amanatun Utara. Sehinga jumlah kecamatan sampai dengan tahun 2006 yaitu 23 kecamatan. Berdasarkan Perda Kabupaten Timor Tengah Selatan Nomor 29 Tahun 2007 tentang pembentukan Kecamatan Noebana, Kecamatan Santian, Kecamatan Fatukopa, Kecamatan Fautmolo, Kecamatan Nunbena, Kecamatan Tobu, Kecamatan Kuatnana, Kecamatan Noebeba, dan Kecamatan Mollo utara. Pada tahun 2007 bertambah 9 kecamatan di Kabupaten Timor Tengah Selatan sehingga jumlah Kecamatan di Kabupaten Timor Tengah Selatan menjadi 32 kecamatan.

9 GAMBARAN UMUM KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN TIMOR TENGAH SELATAN 1. Sejarah Kantor Kementerian Agama Kabupaten Timor Tengah Selatan Peranan Departemen Agama sejak awal masa Orde Baru mengalami pasang surut, begitu pula keberadaan Kantor Departemen Agama Kabupaten Timor Tengah Selatan. Bertolak dari Kepres RI Nomor 170 Tahun 1966 Departemen Agama Pusat yang mengalami Reorganisasi dan Konsolidasi dengan dibentuknya Dirjen-dirjen yakni : Bimas Islam Bimas Kristen Protestan Bimas Katolik Hindu/Budha serta Urusan Haji Berdasarkan Kepres RI Nomor 170 Tahun 1966 maka melalui Surat Keputusan Menteri Agama RI Nomor : 91 Tahun 1967 dinstruksikan kepada setiap Dirjen untuk membentuk aparatur tingkat daerah, jawatan-jawatan tingkat Propinsi dan dinas-dinas tingkat Kabupaten. Peluang inilah yang dipakai Kepala Departemen Agama Propinsi NTT dengan mengajukan usul pembentukan Dinas Urusan Agama Kristen Protestan di Kabupaten Timor Tengah Selatan, dengan surat tertanggal 25 Januari 1968, Nomor : 17/Perw/Depag/68-NTT, mengingat jumlah penduduk umat beragama di Kabupaten Timor Tengah Selatan mayoritas beragama Kristen Protestan dan telah memenuhi syaratsyarat untuk dibentuk satu Kantor Dinas, sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 30 keputusan Menteri Agama RI Nomor : 97 tahun Usulan tersebut lebih dikuatkan lagi dengan surat keterangan/dispensasi dari Bupati Kepala Daerah Tingkat II Kabupaten Timor Tengah Selatan dan pada tahun yang sama pula disetujui dengan terbitnya SK Menteri Agama RI Nomor : 261 Tahun 1968 tentang pembentukan Dinas Agama Kristen Protestan di Kabupaten Timor Tengah Selatan. Dinas Agama Kristen Protestan di Kabupaten Timor Tengah Selatan baru diresmikan pembentukannya pada tanggal 01 Agustus 1970 dengan menggunakan gedung milik rakyat (Losmen Cinta Damai) di Jln. Diponegoro Kampung Amanatun 1 SoE karena terbentur dengan sarana prasrana yang belum tersedia. Personalia Organisasi pada saat pembentukan Dinas Agama Kristen Protestan sebagai berikut : 1) Jack Kefi Pjs. Kepala Dinas Agama Kristen Protestan, merangkap Kepala Perwakilan Departemen Agama Kabupaten Timor Tengah Selatan. 2) P. Timo Pjs. Sekretaris Kepala Dinas Agama Kristen Protestan Kabupaten Timor Tengah Selatan. 3) J. A. M. Seo Kepala Urusan Agama Kristen Protestan pada Dinas Agama Kristen Protestan Kabupaten Timor Tengah Selatan.

10 PERKEMBANGAN KANTOR DEPARTEMEN AGAMA KAB.TTS 01 AGUSTUS 1970-TAHUN 2013 Berdasarkan keputusan Presiden RI No 45 tahun 1974 tentang Susunan Organisasi Departemen, maka melalui SK Menteri agama RI Nomor 18 tahun 1975 Aparatur Tingkat Daerah mengalami simplifikasi/perubahan nama yakni dari Perwakilan Departemen Agama Tingkat Propinsi dan Kabupaten berubah menjadi Kantor wilayah Departemen Agama Propinsi dan Kantor Departemen Agama Kabupaten. 1. Sesuai dengan penataan kembali Tata Susunan Organisasi maka Surat Keputusan Menteri Agama RI Nomor 45 tahun 1981 khusus untuk Kantor Departemen agama Kabupaten Timor Tengah Selatan digolongkan menjadi Tipologi X dengan sususna organisasi sebagai berikut : a. Sub Bagian tata Usaha b. Seksi Bimas Islam c. Seksi Kelembagaan Agama Islam d. Seksi Bimas Kristen Protestan e. Seksi Bimas Katolik f. Penyelenggara Urusan Haji, ditambah 8 (delapan) KUA yang tersebar diwilayah kerja Kantor Departemen Agama Kabupaten Timor Tengah selatan. 2. Sesuai KMA Nomor 373 tahun 2002 Kantor Departemen Agama Kabupaten Timor Tengah Selatan digolongkan dalam Tipologi II Q dengan Stuktur Organisasi sebagai berikut : a. Sub Bagian Tata Usaha b. Seksi Bimas Islam dan Kependais c. Seksi Urusan Agama Kristen d. Seksi Pendididkan Agama Kristen e. Seksi Bimas Katoik f. Penyelenggara Zakat dan Wakaf g. Kantor Urusan Agama Kecamatan 3. Kemudian pada tahun 2010 peralihan nama dari Departemen Agama menjadi Kementerian Agama sesuai dengan PMA RI Nomor 1 Tahun 2010 tentang perubahan Nomenklatur Departemen Agama menjadi Kementerian Agama. 4. Sesuai PMA Nomor 13 Tahun 2012 Susunan Organisasi Kementerian Agama Kabupaten Timor Tengah Selatan sebagai berikut : a. Sub Bagian Tata Usaha b. Seksi Pendidikan dan Bimas Islam c. Seksi Urusan Agama Kristen d. Seksi Pendidikan Agama Kristen e. Seksi Bimbingan Masyarakat Katolik f. Penyelenggara Haji dan Umrah g. Kelompok Jabatan Fungsional

11 Dalam kurun waktu tahun Kantor Kementerian Agama Kabupaten Timor Tengah Selatan mengalami 8 (delapan) kali pergantian pimpinan yakni 1. Jack Kefi Kepala Dinas Agama Kristen Protestan merangkap Kepala Perwakilan Departemen Agama Kabupaten Timor Tengah Selatan (Periode ) 2. Melkias Ballo Kepala Kantor Departemen Agama Kabupaten Timor Tengah Selatan sesuai SK Menteri Agama RI Nomor B.II/3/8031 tanggal 11 Oktober 1980 (Periode ) 3. Thimotius Talan, BA Plh Kepala Kantor merangkap Kasi Bimas Kristen Protestan sesuai SK Kakanwil Departemen Agama Prop. NTT, tanggal 26 April 1988 No. W.Y/1-b/19/1988 (Periode ) 4. Ds. D. J. Mengga, S.Th Kepala Kantor Departemen Agama Kabupaten Timor Tenagh Selatan sesuai SK Menteri Agama RI tanggal 15 Juli 1991 Nomor : B.II/3/6813/1991 (Periode ) 5. Thimotius Talan, BA, S.Th. Kepala Kantor Departemen Agama Kabupaten Timor Tengah Selatan sesuai SK Menteri Agama RI Nomor : B.II/3/9245/1998 RI tanggal 21 Agustus 1998 (Periode ) 6. Marthen Luter Nenobais, S. Pd. Kepala Seksi Urusan Agama Kristen pada Kantor Kementerian Agama Kabupaten Timor Tengah Selatan sebagai Pejabat Pengganti Sementara (PGS) Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Timor Tengah Selatan Sesuai Keputusan Menteri Agama RI Nomor : KW.20.1/2/KP.07.6/2895/2008 tanggal 12 Desember (Periode Maret 2009) 7. Drs. Jusak Taneo, S. Th Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Timor Tengah Selatan Tahun 2009 sampai 2013 sesuai Keputusan Menteri Agama RI Nomor : B.II/3/0278/ Hermina Leba,BA Pelaksana Tugas Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten TTS sejak tanggal 06 Juli 2013 sampai kini. Visi Misi Kantor Kementerian Agama Kabupaten Timor Tengah Selatan Visi : Terwujudnya Kecerdasan Berkarya Beriman Rukun dan Harmonis Misi : 1)Meningkatkan Kualitas Kehidupan Beragama 2) Meningkatkan Kualitas Kerukunan Umat Beragama 3) Meningkatkan Raudatul, Athfal, Madrasah Perguruan Tinggi Agama, Pendidikan Agama dan Keagamaan 4) Meningkatkan Kualitas Penyelenggaraan Ibadah Haji 5) Meningkatkan Tata Kelola Pemerintahan yang Bersih dan Berwibawa

12 Wilayah Pelayanan Kantor Kementerian Agama Kabupaten Timor Tengah Selatan Pelayanan Kantor Kementerian Agama Kabupaten Timor Tengah Selatan mencakup semua wilayah yang ada yakni 32 Kecamatan yang ada di Timor Tengah Selatan.

13 PROFIL KEMENTERIAN AGAMA KANTOR KABUPATEN TIMOR TENGAH SELATAN Jl. Gajah Mada, No. 33, SoE-85512, Telp/Fax. (0388) kemenagtts@yahoo.com

14 ORGANISASI DAN TATA KERJA KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN TIMOR TENGAH SELATAN KEPALA Drs. Jusak Taneo, S.Th NIP KASUBAG TU HERMINA LEBA, BA NIP KEPALA SEKSI PENDIDIKAN & BIMAS ISLAM HASAN AL-MAS UD RMI, S.Ag NIP KEPALA SEKSI URUSAN AGAMA KRISTEN WASTI A. FALLO, S.Pd NIP KEPALA SEKSI PENDA KRISTEN ABNELA FOBIA, SE, S.PdK NIP KEPALA SEKSI BIMAS KATOLIK ARNOLDUS BRIA SAE, S. Ag NIP PENYELENGGARA HAJI & UMRAH KASMIN LUKMAN, S.Sos NIP

GAMBARAN UMUM KABUPATEN MANGGARAI

GAMBARAN UMUM KABUPATEN MANGGARAI GAMBARAN UMUM KABUPATEN MANGGARAI Kondisi Obyektif Kabupaten Manggarai yang menjadi wilayah kerja Kantor Kementerian Agama Kabupaten Manggarai secara garis besar adalah : 1. Letak Geografis Secara Geografis

Lebih terperinci

BAB 2. Metodologi Penelitian

BAB 2. Metodologi Penelitian BAB 2 Metodologi Penelitian Profil Wilayah Penelitian Penelitian ini berlokasi di Kabupaten TTS, Provinsi NTT. Kabupaten TTS merupakan satu dari 21 kabupaten/kota di Provinsi Nusa Tenggara Timur yang secara

Lebih terperinci

HISTORITAS TERBENTUKNYA KANWIL DEPARTEMEN AGAMA PROVINSI NTT

HISTORITAS TERBENTUKNYA KANWIL DEPARTEMEN AGAMA PROVINSI NTT HISTORITAS TERBENTUKNYA KANWIL DEPARTEMEN AGAMA PROVINSI NTT Historitas perkembangan struktur organisasi/kelembagaan Departemen Agama di NTT sejak pembentukan Departemen Agama sampai saat ini dapat dikategorikan

Lebih terperinci

KABUPATEN TIMOR TENGAH SELATAN

KABUPATEN TIMOR TENGAH SELATAN Katalog BPS.5101002.5304 KABUPATEN TIMOR TENGAH SELATAN BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN TIMOR TENGAH SELATAN Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Timor Tengah Selatan Tahun 2013 sebanyak 101.069 rumah

Lebih terperinci

BAB III TUKANG OJEK DAN PEMERINTAH DI SOE

BAB III TUKANG OJEK DAN PEMERINTAH DI SOE BAB III TUKANG OJEK DAN PEMERINTAH DI SOE Dalam bab ini akan digambarkan keberadaan tukang ojek dan pemerintah di kota Soe. Tetapi sebelum itu agar terjadi pemahaman yang sama maka pertama-tama penulis

Lebih terperinci

Tanam (1-3 HST) Vegetatif 1 (4-20 HST)

Tanam (1-3 HST) Vegetatif 1 (4-20 HST) 1 Nusa Tenggara Timur: 46.760 9.930 7.328 8.055 5.690 17.071 17.982 14.395 19.658 146.869 2 Alor 173 14 33 13 31 40 66 49 41 460 3 Alor Barat Laut 32-2 1 1 5 11 19 11 82 4 Alor Selatan 19 1 6 1 9 3 9 4

Lebih terperinci

Sejarah Kabupaten Kepulauan Aru

Sejarah Kabupaten Kepulauan Aru KEMENTERIAN AGAMA Sejarah Kabupaten Kepulauan Aru Kabupaten Kepulauan Aru terbentuk berdasarkan pemekaran wilayah administrasi yang berasal dari Kabupaten Maluku Tenggara. Dibentuk berdasarkan Undang-Undang

Lebih terperinci

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. PENGERTIAN Pelabuhan Perikanan. Pengertian pelabuhan perikanan berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. PENGERTIAN Pelabuhan Perikanan. Pengertian pelabuhan perikanan berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. PENGERTIAN 1.1.1. Pelabuhan Perikanan Pengertian pelabuhan perikanan berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan, 2006. Menyatakan bahwa pelabuhan perikanan adalah tempat

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2.1. Aspek Geografi dan Demografi 2.1.1. Karakteristik Lokasi dan Wilayah 2.1.1.1. Luas dan Batas Wilayah Administrasi Kabupaten Timor Tengah Selatan adalah salah satu

Lebih terperinci

Profil. Tahun Kantor Kementerian Agama Kabupaten Kotawaringin Barat

Profil. Tahun Kantor Kementerian Agama Kabupaten Kotawaringin Barat Profil Kantor Kementerian Agama Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2014 Kantor Kementerian Agama Kabupaten Kotawaringin Barat Subbagian Tata Usaha Pangkalan bun 2014 PROFIL KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN

Lebih terperinci

PROFIL KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN BARITO SELATAN

PROFIL KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN BARITO SELATAN KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN BARITO SELATAN TAHUN 2013 PROFIL KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN BARITO SELATAN I. IDENTITAS KEMENTERIAN / LEMBAGA II. A. Nama Kementerian / Lembaga : Kementerian

Lebih terperinci

PROFIL DINAS KESEHATAN KABUPATEN TIMOR TENGAH SELATAN TAHUN 2015

PROFIL DINAS KESEHATAN KABUPATEN TIMOR TENGAH SELATAN TAHUN 2015 PROFIL DINAS KESEHATAN KABUPATEN TIMOR TENGAH SELATAN DINAS KESEHATAN KABUPATEN TIMOR TENGAH SELATAN TAHUN 2016 KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan Kesehatan di Kabupaten Timor Tengah Selatan sangat

Lebih terperinci

BAB III KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KOTA BANDAR LAMPUNG. Pada tahun1950 dibentuklan Provinsi Sumatera Selatan yang membawahi 4

BAB III KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KOTA BANDAR LAMPUNG. Pada tahun1950 dibentuklan Provinsi Sumatera Selatan yang membawahi 4 46 BAB III KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KOTA BANDAR LAMPUNG A. Kondisi Objektif Objek 1. Sejarah Singkat Kantor Kementerian Agama Kota Bandar Lampung Pada tanggal 3 Januari 1946 bertepatan dengan tanggak 24

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI WILAYAH PERENCANAAN

BAB II DESKRIPSI WILAYAH PERENCANAAN BAB II DESKRIPSI WILAYAH PERENCANAAN 2.1. KONDISI GEOGRAFIS DAN ADMINISTRASI Kabupaten Batang terletak antara 6 51 46 dan 7 11 47 Lintang Selatan dan antara 109 40 19 dan 110 03 06 Bujur Timur. Batas wilayah

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM DESA DEWA JARA

BAB IV GAMBARAN UMUM DESA DEWA JARA BAB IV GAMBARAN UMUM DESA DEWA JARA 4.1. Letak Geografis Sumba Tengah Pulau Sumba terletak di barat-daya propinsi Nusa Tenggara Timur-NTT sekitar 96 km disebelah selatan Pulau Flores, 295 km disebelah

Lebih terperinci

Prakiraan Musim Hujan 2015/2016 Zona Musim di Nusa Tenggara Timur

Prakiraan Musim Hujan 2015/2016 Zona Musim di Nusa Tenggara Timur http://lasiana.ntt.bmkg.go.id/publikasi/prakiraanmusim-ntt/ Prakiraan Musim Hujan 2015/2016 Zona Musim di Nusa Tenggara Timur KATA PENGANTAR Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) setiap tahun

Lebih terperinci

PROFIL KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KAB. BARUT

PROFIL KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KAB. BARUT PROFIL KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KAB. BARUT JL. A. YANI. NO.126 MUARA TEWEH KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN BARITO UTARA BIO DATA KEPALA KANTOR Nama : H. Usman Abdullah TTL : Marabahan, Tahun 1997 TMT

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI NTT. 4.1 Keadaan Geografis dan Administratif Provinsi NTT

BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI NTT. 4.1 Keadaan Geografis dan Administratif Provinsi NTT BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI NTT 4.1 Keadaan Geografis dan Administratif Provinsi NTT Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) terdiri dari pulau-pulau yang memiliki penduduk yang beraneka ragam, dengan latar

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM A. Kondisi Geografis dan Administratif BAB IV GAMBARAN UMUM Secara astronomi Provinsi Nusa Tenggara Timur terletak antara 8 0 12 0 Lintang Selatan dan 118 0 125 0 Bujur Timur. Berdasarkan posisi geografisnya,

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN UMUM. 3.1 Sejarah Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat

BAB III TINJAUAN UMUM. 3.1 Sejarah Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat BAB III TINJAUAN UMUM 3.1 Sejarah Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat Provinsi Jawa Barat merupakan salah satu provinsi yang memiliki tingkat heterogenitas yang cukup kompleks, baik dari

Lebih terperinci

Prakiraan Musim Kemarau 2018 Zona Musim di NTT KATA PENGANTAR

Prakiraan Musim Kemarau 2018 Zona Musim di NTT KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) setiap tahun menerbitkan dua jenis prakiraan musim yaitu Prakiraan Musim Kemarau diterbitkan setiap bulan Maret dan Prakiraan Musim Hujan

Lebih terperinci

PROFIL KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN BURU SELATAN

PROFIL KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN BURU SELATAN PROFIL KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN BURU SELATAN GAMBARAN UMUM a. Sejarah Berdirinya Kab./Kota Latar Belakang terbentuknya Kabupaten Buru Selatan adalah UU No.32 Tahun 2008 tentang Pembentukan Kabupaten

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Sejarah Perusahaan Kementerian Agama Kota Pekanbaru merupakan salah satu Kantor Kementerian Agama Dibawah Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Riau yang berada dijantung

Lebih terperinci

EVALUASI KEBIJAKAN PEMEKARAN KECAMATAN YANG BERBASIS PELAYANAN PUBLIK PADA SEKTOR PENDIDIKAN

EVALUASI KEBIJAKAN PEMEKARAN KECAMATAN YANG BERBASIS PELAYANAN PUBLIK PADA SEKTOR PENDIDIKAN EVALUASI KEBIJAKAN PEMEKARAN KECAMATAN YANG BERBASIS PELAYANAN PUBLIK PADA SEKTOR PENDIDIKAN Charles Banoet Universitas Kristen Artha Wacana Kupang Jl. Adisucipto Oesapa Kupang 85000, PO BOX. 147. Telp.

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. merupakan hasil pemutakhiran rata-rata sebelumnya (periode ).

KATA PENGANTAR. merupakan hasil pemutakhiran rata-rata sebelumnya (periode ). KATA PENGANTAR Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) setiap tahun menerbitkan dua jenis prakiraan musim yaitu Prakiraan Musim Kemarau diterbitkan setiap bulan Maret dan Prakiraan Musim Hujan

Lebih terperinci

PROGRES IMPLEMENTASI 5 SASARAN RENCANA AKSI KORSUP PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR TAHUN 2015

PROGRES IMPLEMENTASI 5 SASARAN RENCANA AKSI KORSUP PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR TAHUN 2015 PROGRES IMPLEMENTASI 5 SASARAN RENCANA AKSI KORSUP PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR TAHUN 2015 OUT LINE PAPARAN 1. GAMBARAN UMUM PROVINSI NTT 2. PENGELOLAAN PERTAMBANGAN

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. 4.1 Profil Kabupaten Karimun dan Kecamatan Karimun Gambaran Umum Geografis Kabupaten Karimun

BAB IV GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. 4.1 Profil Kabupaten Karimun dan Kecamatan Karimun Gambaran Umum Geografis Kabupaten Karimun BAB IV GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN 4.1 Profil Kabupaten Karimun dan Kecamatan Karimun 4.1.1 Gambaran Umum Geografis Kabupaten Karimun Kabupaten Karimun secara astronomis terbentang antara koordinat

Lebih terperinci

SUB BAG. TATA USAHA SUB BAG. TATA USAHA

SUB BAG. TATA USAHA SUB BAG. TATA USAHA SUB BAG. TATA USAHA SUB BAG. TATA USAHA PENDAHULUAN A. KEDUDUKAN KANTOR 1. Kabupaten REMBANG 2. Alamat JL. PEMUDA KM. 3 REMBANG 3. Provinsi JAWA TENGAH 4. Telepon (0295) 691016 5. Faximile (0295) 691016

Lebih terperinci

BAB I KONDISI FISIK. Gambar 1.1 Peta Administrasi Kabupaten Lombok Tengah PETA ADMINISTRASI

BAB I KONDISI FISIK. Gambar 1.1 Peta Administrasi Kabupaten Lombok Tengah PETA ADMINISTRASI BAB I KONDISI FISIK A. GEOGRAFI Kabupaten Lombok Tengah dengan Kota Praya sebagai pusat pemerintahannya merupakan salah satu dari 10 (sepuluh) Kabupaten/Kota yang ada di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Secara

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN AGAMA. Pembentukan Kantor Kementerian. Provinsi Nusa Tenggara Timur.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN AGAMA. Pembentukan Kantor Kementerian. Provinsi Nusa Tenggara Timur. No.150, 2010 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN AGAMA. Pembentukan Kantor Kementerian. Provinsi Nusa Tenggara Timur. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR KUPANG, MARET 2016 PH. KEPALA STASIUN KLIMATOLOGI LASIANA KUPANG CAROLINA D. ROMMER, S.IP NIP

KATA PENGANTAR KUPANG, MARET 2016 PH. KEPALA STASIUN KLIMATOLOGI LASIANA KUPANG CAROLINA D. ROMMER, S.IP NIP KATA PENGANTAR Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) setiap tahun menerbitkan dua jenis prakiraan musim yaitu Prakiraan Musim Kemarau diterbitkan setiap bulan Maret dan Prakiraan Musim Hujan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 89 HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Lokasi Penelitian Sampai penelitian ini dilakukan, Provinsi Nusa Tenggara Timur yang terletak antara 8 o 12 o Lintang Selatan dan 118 o 125 o Bujur Timur terdiri dari

Lebih terperinci

Sejak keberadaannya di Kabupaten Buru, Kantor Kementerian Agama telah dipimpin oleh tiga orang, antara lain :

Sejak keberadaannya di Kabupaten Buru, Kantor Kementerian Agama telah dipimpin oleh tiga orang, antara lain : GAMBARAN UMUM a. Sejarah Berdirinya Kab. Kota Latar Belakang terbentuknya Kabupaten Buru adalah UU No. 46 Tahun 1999. UU No. 6 Tahun 2000 tentang pembentukan provinsi Maluku Utara, Kabupaten Buru dan Kabupaten

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK BERITA RESMI STATISTIK BADAN PUSAT STATISTIK No14/02/53/Th.XVIII, 16 Februari 2015 Tipologi Wilayah Hasil Pendataan Potensi Desa (Podes) Provinsi Nusa Tenggara Timur 2014 Pendataan Potensi Desa (Podes)

Lebih terperinci

A. Sejarah Singkat Kantor Kementerian Agama. Departemen Agama Provinsi Riau, merupakan instansi vertikal Departemen

A. Sejarah Singkat Kantor Kementerian Agama. Departemen Agama Provinsi Riau, merupakan instansi vertikal Departemen BAB II DESKRIPSI SECARA UMUM KEMENTRIAN AGAMA KOTA PEKANBARU A. Sejarah Singkat Kantor Kementerian Agama Kantor Wilayah Departemen Agama Provinsi Riau adalah salah satu Kantor Wilayah Departemen Agama

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN. Mongondow Utara. Secara geografis kecamatan Bintauna berada pada 125 0

BAB II GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN. Mongondow Utara. Secara geografis kecamatan Bintauna berada pada 125 0 BAB II GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN 2.1 Letak Geografis dan Topografi Kecamatan Bintauna merupakan bekas kerajaan yang sekarang termasuk salah satu dari enam kecamatan dikabupaten daerah tingkat II Bolaang

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2002 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN ROTE-NDAO DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2002 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN ROTE-NDAO DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2002 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN ROTE-NDAO DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a.

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. demikian ini daerah Kabupaten Lampung Selatan seperti halnya daerah-daerah

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. demikian ini daerah Kabupaten Lampung Selatan seperti halnya daerah-daerah 46 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum Kabupaten Lampung Selatan 1. Keadaan Geografis Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105 sampai dengan 105 45 Bujur Timur dan 5 15 sampai

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2002 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN ROTE-NDAO DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2002 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN ROTE-NDAO DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2002 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN ROTE-NDAO DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a.

Lebih terperinci

KONDISI UMUM. Sumber: Dinas Tata Ruang dan Pemukiman Depok (2010) Gambar 12. Peta Adminstratif Kecamatan Beji, Kota Depok

KONDISI UMUM. Sumber: Dinas Tata Ruang dan Pemukiman Depok (2010) Gambar 12. Peta Adminstratif Kecamatan Beji, Kota Depok IV. KONDISI UMUM 4.1 Lokasi Administratif Kecamatan Beji Secara geografis Kecamatan Beji terletak pada koordinat 6 21 13-6 24 00 Lintang Selatan dan 106 47 40-106 50 30 Bujur Timur. Kecamatan Beji memiliki

Lebih terperinci

PROFIL BALAI POM DI KUPANG

PROFIL BALAI POM DI KUPANG PROFIL BALAI POM DI KUPANG SEKILAS TENTANG BALAI PENGAWASAN OBAT DAN MAKANAN DI KUPANG Balai POM di Kupang berdasarkan Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan RI No. 05018/SK/KBPOM sejak tanggal

Lebih terperinci

DAFTAR WILAYAH HUKUM DAN TARIF ONGKOS JALAN JURUSITA PENGGANTI PENGADILAN AGAMA SOE TAHUN Jarak dengan Kedudukan PA

DAFTAR WILAYAH HUKUM DAN TARIF ONGKOS JALAN JURUSITA PENGGANTI PENGADILAN AGAMA SOE TAHUN Jarak dengan Kedudukan PA LAMPIRAN : Surat Ketua Pengadilan Agama Soe Nomor : W23-A6/56/HK. 05/SK/I/2016 Tanggal 4 Januari 2016 N O DAFTAR WILAYAH HUKUM DAN TARIF ONGKOS JALAN JURUSITA PENGGANTI PENGADILAN AGAMA SOE TAHUN 2016

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. 5.1 Analisis Target dan Realisasi Pajak Air Permukaan di Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi NTT

BAB V PEMBAHASAN. 5.1 Analisis Target dan Realisasi Pajak Air Permukaan di Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi NTT BAB V PEMBAHASAN 5.1 Analisis Target dan Realisasi Pajak Air Permukaan di Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi NTT Pajak Air Permukaan adalah salah satu jenis penerimaan dan pendapatan yang dikelola

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Pemerintah Daerah Kabupaten Pesawaran dibentuk berdasarkan Undang-undang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Pemerintah Daerah Kabupaten Pesawaran dibentuk berdasarkan Undang-undang 38 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Pesawaran 1. Keadaan Geografis Pemerintah Daerah Kabupaten Pesawaran dibentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 33 Tahun 2007 dan diresmikan

Lebih terperinci

P R O F I L K A N T O R K E M E N T E R I A N A G A M A K A B U P A T E N M A L U K U T E N G A H

P R O F I L K A N T O R K E M E N T E R I A N A G A M A K A B U P A T E N M A L U K U T E N G A H P R O F I L K A N T O R K E M E N T E R I A N A G A M A K A B U P A T E N M A L U K U T E N G A H 1. Gambaran Umum a. Sejarah Berdirinya Kabupaten Maluku Tengah Kabupaten Maluku Tengah berada di wilayah

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Fisiografi

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Fisiografi III. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Kondisi Fisiografi 1. Letak Wilayah Secara Geografis Kabupaten Sleman terletak diantara 110 33 00 dan 110 13 00 Bujur Timur, 7 34 51 dan 7 47 30 Lintang Selatan. Wilayah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar. Dengan populasi penduduk

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar. Dengan populasi penduduk BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar. Dengan populasi penduduk melebihi 200 juta penduduk, bangsa Indonesia terdiri dari multi ras, etnis, kultur, dan agama.

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

BAB II DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN BAB II DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN 2.1 Sejarah Kecamatan Siantar Selatan Sebagai tindak lanjut dari pasal 8 UU No. 5 tahun 1974, lahirlah UU No. 5 tahun 1979 yang mengatur Pemerintahan Desa/Kelurahan dimana

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN TIMOR TENGAH SELATAN DINAS PEKERJAAN UMUM Jl. Laks. M. Yos Sudarso OENALI - SoE

PEMERINTAH KABUPATEN TIMOR TENGAH SELATAN DINAS PEKERJAAN UMUM Jl. Laks. M. Yos Sudarso OENALI - SoE PEMERINTAH KABUPATEN TIMOR TENGAH SELATAN DINAS PEKERJAAN UMUM Jl. Laks. M. Yos Sudarso OENALI - SoE INFORMASI PUBLIK Nomor : PU.600.491/54 /III/2012 Berdasarkan DPA - SKPD Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN KELURAHAN TERKUL KECAMATAN RUPAT KABUPATEN BENGKALIS

BAB II GAMBARAN KELURAHAN TERKUL KECAMATAN RUPAT KABUPATEN BENGKALIS 13 BAB II GAMBARAN KELURAHAN TERKUL KECAMATAN RUPAT KABUPATEN BENGKALIS A. Geografi Kelurahan Terkul adalah kelurahan yang terletak di samping kota Batupanjang kecamatan Rupat, dengan status adalah sebagai

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum Kelurahan Kota Sepang 1. Sejarah Singkat Kelurahan Kota Sepang Kelurahan Kota Sepang berasal dari kata kuto dan Sepang.. Kuto berarti pagar. Kemudian

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Singkat Berdirinya Kelurahan Gedung Meneng

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Singkat Berdirinya Kelurahan Gedung Meneng 38 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Singkat Berdirinya Kelurahan Gedung Meneng Kelurahan Gedung Meneng berdiri pada tahun 1768 yang munculnya berasal pemecahan dari desa Kotabumi, sehingga

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TENTANG KEMENTERIAN AGAMA PEKANBARU. Kantor Kementerian Agama dibawah Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi

BAB II TINJAUAN TENTANG KEMENTERIAN AGAMA PEKANBARU. Kantor Kementerian Agama dibawah Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi BAB II TINJAUAN TENTANG KEMENTERIAN AGAMA PEKANBARU A. Tinjaun Umum Lokasi Penelitian Tinjauan Kepala Kantor Kemenag Kota Pekanbaru dipimpin oleh Drs. H. Edwar S Umar, M.A yang beralamat di Jl. Rambutan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 32 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Identitas Desa Pajarisuk Desa Kecamatan Kabupaten Provinsi : Pajarisuk : Pringsewu :Pringsewu : Lampung B. Kondisi Geografis 1. Batas Wilayah Desa Pajarisuk

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN LOBALAIN 2016

STATISTIK DAERAH KECAMATAN LOBALAIN 2016 STATISTIK DAERAH KECAMATAN LOBALAIN 2016 STATISTIK DAERAH KECAMATAN LOBALAIN 2016 ISSN : No. Publikasi: 5314.1615 Katalog BPS : 1101002.5314030 Ukuran Buku: 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman : iv + 8 halaman

Lebih terperinci

Lampiran I.53 PENETAPAN DAERAH PEMILIHAN DAN JUMLAH KURSI ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI DALAM PEMILIHAN UMUM TAHUN 2014

Lampiran I.53 PENETAPAN DAERAH PEMILIHAN DAN JUMLAH KURSI ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI DALAM PEMILIHAN UMUM TAHUN 2014 Lampiran I.5 : Keputusan Komisi Pemilihan Umum : /Kpts/KPU/TAHUN 0 : 9 MARET 0 ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI DALAM PEMILIHAN UMUM TAHUN 0 No DAERAH PEMILIHAN JUMLAH PENDUDUK JUMLAH KURSI

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR DEPARTEMEN AGAMA KABUPATEN BREBES. A. Visi dan Misi Kantor Departemen Agama Kabupaten Brebes

BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR DEPARTEMEN AGAMA KABUPATEN BREBES. A. Visi dan Misi Kantor Departemen Agama Kabupaten Brebes BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR DEPARTEMEN AGAMA KABUPATEN BREBES A. Visi dan Misi Kantor Departemen Agama Kabupaten Brebes 1. Visi Terwujudnya masyarakat Indonesia yang taat beragama, maju, sejahtera dan

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSTANSI VERTIKAL DEPARTEMEN AGAMA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSTANSI VERTIKAL DEPARTEMEN AGAMA PERATURAN PRESIDEN NOMOR 81 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSTANSI VERTIKAL DEPARTEMEN AGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : bahwa dalam rangka lebih mendukung pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB II PROFIL INSTANSI Sejarah Kantor Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara

BAB II PROFIL INSTANSI Sejarah Kantor Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara BAB II PROFIL INSTANSI 2.1 Ruang Lingkup Perusahaan 2.1.1 Sejarah Kantor Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara bertempat di Jln. Gatot Subroto

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN KABUPATEN KUPANG KABUPATEN KUPANG

BAB I PENDAHULUAN KABUPATEN KUPANG KABUPATEN KUPANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Secara administratif Kupang adalah sebuah kotamadya yang merupakan ibukota dari propinsi Nusa Tenggara Timur, dan secara geografis terletak antara 10º39 58

Lebih terperinci

Raffles City Hotel 5-7 September 2013

Raffles City Hotel 5-7 September 2013 Raffles City Hotel 5-7 September 2013 Nama : Drs. H. Mulya Hudori, M.Pd Tgl Lahir : Bandung, 5 Nopember 1963 Pangkat/Gol : Pembina Tk 1 / IV/b Pendididikan : 1. S.1: IAIN Bandung tahun 1988 2. S.2 : Universitas

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN A. Kondisi Fisik Daerah Nusa Tenggara Timur (NTT) merupakan provinsi kepulauan dengan jumlah pulau sebanyak 1.192 pulau, 432 pulau mempunyai nama dan 44 pulau berpenghuni.

Lebih terperinci

Bentuk: UNDANG-UNDANG (UU) Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 69 TAHUN 1958 (69/1958) Tanggal: 9 AGUSTUS 1958 (JAKARTA)

Bentuk: UNDANG-UNDANG (UU) Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 69 TAHUN 1958 (69/1958) Tanggal: 9 AGUSTUS 1958 (JAKARTA) Bentuk: UNDANG-UNDANG (UU) Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Nomor: 69 TAHUN 1958 (69/1958) Tanggal: 9 AGUSTUS 1958 (JAKARTA) Sumber: LN 1958/122; TLN NO. 1655 Tentang: PEMBENTUKAN DAERAH-DAERAH TINGKAT

Lebih terperinci

Lampiran : Nomor : Tentang : Nama Jabatan Kepala Kankemenag

Lampiran : Nomor : Tentang : Nama Jabatan Kepala Kankemenag 1 Lampiran : Nomor : Tentang : Kepala Kankemenag 1. Surat Edaran Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah Kw.1/2/HK.00.8/ 23449/2013 Pedoman Pelaksanaan Tugas dan Fungsi Pelayanan,

Lebih terperinci

04 : Ziarah ke Taman Makam Pahlawan Dharma Loka dalam rangka perayaan Kemenag Ke-71 Kementerian Agama Tingkat Kanwil Kemenag Provinsi NTT

04 : Ziarah ke Taman Makam Pahlawan Dharma Loka dalam rangka perayaan Kemenag Ke-71 Kementerian Agama Tingkat Kanwil Kemenag Provinsi NTT AGENDA KEGIATAN KAKANWIL Januari 2017 : 03 : 1. Upacara Bendera memperingati HAB Kemenag Ke-71 Kementerian Agama Tingkat Kanwil Kemenag Provinsi NTT 2. Launching Pembukaan HAB Kemenag Ke-71 Kementerian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB II TINJAUAN UMUM BAB II TINJAUAN UMUM 2.1 Lokasi dan kesampaian daerah Secara geografis, daerah pengamatan terletak antara koordinat 116 o 53 57,7 s/d 116 o 56 20,1 BTdan -0 o 41 50,0 s/d 0 o 42 52,8 LS. Secara administratif,

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2002 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI, SUSUNAN ORGANISASI, DAN TATA KERJA INSTANSI VERTIKAL DEPARTEMEN AGAMA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Maksud dan Tujuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Maksud dan Tujuan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu sumber energi yang telah lama digunakan dan telah berkembang hingga saat ini adalah batubara. Semakin menurunnya tren produksi minyak dan gas saat ini membuat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara yang menerima kedatangan wisatawan (tourist receiving countries),

BAB I PENDAHULUAN. negara yang menerima kedatangan wisatawan (tourist receiving countries), 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dasawarsa terakhir ini perhatian terhadap pariwisata sudah sangat meluas, mengingat bahwa pariwisata mendatangkan manfaat dan keuntungan bagi negara yang menerima

Lebih terperinci

IV. TEMPAT PENELITIAN. tanggal 3 oktober 2001 tentang penggabungan, desember 2001, kecamatan di (Kota) Banda r Lampung menjadi berjumlah

IV. TEMPAT PENELITIAN. tanggal 3 oktober 2001 tentang penggabungan, desember 2001, kecamatan di (Kota) Banda r Lampung menjadi berjumlah IV. TEMPAT PENELITIAN A. Sejarah Singkat Kecamatan Raja Basa Kecamatan Raja Basa merupakan pemekaran dari kecamatan induk, yaitu Kecamatan Kedaton, berdasarkan peraturan daerah Nomor 4 tahun 2001 tanggal

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2003 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN MANGGARAI BARAT DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2003 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN MANGGARAI BARAT DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2003 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN MANGGARAI BARAT DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT AGUSTUS 2011

KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT AGUSTUS 2011 No. 05, 7 November 2011 KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT AGUSTUS 2011 AGUSTUS 2011: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA NTT 2,69% Angkatan kerja NTT pada Agustus 2011 mencapai 2.154.258 orang, bertambah 21,9 ribu

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM KANTOR PERPUSTAKAAN DAERAH KABUPATEN JEPARA

BAB IV GAMBARAN UMUM KANTOR PERPUSTAKAAN DAERAH KABUPATEN JEPARA BAB IV GAMBARAN UMUM KANTOR PERPUSTAKAAN DAERAH KABUPATEN JEPARA A. Topografi Kota Jepara Jepara sebagai salah satu kabupaten di Jawa Tengah yang terletak pada 5 o 43 20,67 sampai 6 o 47 25,83 lintang

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. wilayah ± KM2. Terbentuknya Kecamatan Tampan ini terdiri dari beberapa

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. wilayah ± KM2. Terbentuknya Kecamatan Tampan ini terdiri dari beberapa 17 BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 1. Kecamatan Tampan Pekanbaru A. Letak dan Geografis Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru merupakan salah satu Kecamatan yang terbentuk berdasarkan PP.No.19 Tahun 1987,

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 18 TAHUN 2002 T E N T A N G

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 18 TAHUN 2002 T E N T A N G PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 18 TAHUN 2002 T E N T A N G PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 25 TAHUN 2000 TENTANG KELEMBAGAAN, STRUKTUR ORGANISASI,

Lebih terperinci

RILIS HASIL PSPK2011

RILIS HASIL PSPK2011 RILIS HASIL PSPK2011 Kementerian Pertanian Badan Pusat Statistik BPS PROVINSI NTT Hasil Pendataan Sapi Potong, Sapi Perah, dan Kerbau (PSPK) 2011 yang dilaksanakan serentak di seluruh Indonesia mulai 1-30

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) merupakan Provinsi Kepulauan dengan jumlah pulau 1.192, 305 kecamatan dan 3.270 desa/kelurahan. Sebanyak 22 Kabupaten/Kota di Provinsi

Lebih terperinci

Pembangunan Gedung Olahraga Tipe B dan Pengembangan Fasilitas Pendukung pada Stadion Kobelete di Kabupaten Timor Tengah Selatan.

Pembangunan Gedung Olahraga Tipe B dan Pengembangan Fasilitas Pendukung pada Stadion Kobelete di Kabupaten Timor Tengah Selatan. Pembangunan Gedung Olahraga Tipe B dan Pengembangan Fasilitas Pendukung pada Stadion di Kabupaten Timor Tengah Selatan. Profil Kabupaten Timor Tengah Selatan Simbol Kabupaten Timor Tengah Selatan Rumah

Lebih terperinci

BAB III GEDUNG PERTUNJUKAN MUSIK ROCK DI DENPASAR

BAB III GEDUNG PERTUNJUKAN MUSIK ROCK DI DENPASAR BAB III GEDUNG PERTUNJUKAN MUSIK ROCK DI DENPASAR Perencanaan dan perancangan bangunan gedung pertunjukan musik rock sangat dipengaruhi dengan lokasi bangunan tersebut berada. Bangunan penunjang rekreasi

Lebih terperinci

EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM/KEGIATAN DANA DEKONSENTRASI KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN 2015

EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM/KEGIATAN DANA DEKONSENTRASI KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN 2015 EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM/KEGIATAN DANA DEKONSENTRASI KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN 2015 OLEH : IR. EDGAR R. TIBULUDJI Sekretaris Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Nusa Tenggara Timur Disampaikan

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG NOMOR 69 TAHUN 1958 TENTANG PEMBENTUKAN DAERAH-DAERAH TINGKAT II DALAM WILAYAH DAERAH- DAERAH TINGKAT I BALI, NUSA TENGGARA BARAT DAN NUSA TENGGGARA TIMUR PRESIDEN, Menimbang : a. Bahwa berhubung

Lebih terperinci

3 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

3 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 3 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 3.1 Deskripsi umum lokasi penelitian 3.1.1 Perairan Pantai Lovina Kawasan Lovina merupakan kawasan wisata pantai yang berada di Kabupaten Buleleng, Bali dengan daya tarik

Lebih terperinci

SEBAGAI UPAYA PENURUNAN AKI & AKB PROVINSI NTT

SEBAGAI UPAYA PENURUNAN AKI & AKB PROVINSI NTT STRATEGI REVOLUSI KIA SEBAGAI UPAYA PENURUNAN AKI & AKB MELALUI PROGRAM SISTER HOSPITAL PROVINSI NTT Disampaikan oleh : Dr. Stefanus Bria Seran, MPH Kadinkes Prov. NTT Pada acara Lunsh Seminar : Percepatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kesejahteraan seluruh masyarakatnya. Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kesejahteraan seluruh masyarakatnya. Pembangunan BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh setiap negara selalu bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan seluruh masyarakatnya. Pembangunan ekonomi di negara yang sedang

Lebih terperinci

Justinus Dairo Mallo, S.Sos NIP

Justinus Dairo Mallo, S.Sos NIP KEPALA Drs. ISMAIL RUMFOT NIP. 19641027 199303 1 002 Ka. Subag TU MOKSEN MAHU, S.Ag NIP.19711009 200312 1 002 Melakukan pelayanan teknis dan administrasi perencanaan dan informasi keagamaan, kepegawaian

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kecamatan Pugung memiliki luas wilayah ,56 Ha yang terdiri dari

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kecamatan Pugung memiliki luas wilayah ,56 Ha yang terdiri dari 54 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum Kecamatan Pugung 1. Letak Geografis dan Luas Wilayah Kecamatan Pugung memiliki luas wilayah 18.540,56 Ha yang terdiri dari 27 pekon/desa, 1.897 Ha

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 180, 1999 (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3901)

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 180, 1999 (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3901) LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 180, 1999 (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3901) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 1999 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN

Lebih terperinci

PROFIL KELURAHAN MONJOK BARAT KECAMATAN SELAPARANG KOTA MATARAM TAHUN 2015

PROFIL KELURAHAN MONJOK BARAT KECAMATAN SELAPARANG KOTA MATARAM TAHUN 2015 PROFIL KELURAHAN MONJOK BARAT KECAMATAN SELAPARANG KOTA MATARAM TAHUN 2015 1 SEKAPUR SIRIH Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah memberikan Rahmat, Taufiq, Hidayah

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2002 TENTANG

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2002 TENTANG KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2002 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI, SUSUNAN ORGANISASI, DAN TATA KERJA INSTANSI VERTIKAL DEPARTEMEN AGAMA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 36 TAHUN 2012 TENTANG

GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 36 TAHUN 2012 TENTANG GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 36 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 5A TAHUN 2012 TENTANG PERJALANAN DINAS DALAM

Lebih terperinci

UU 69/1958, PEMBENTUKAN DAERAH DAERAH TINGKAT II DALAM WILAYAH DAERAH DAERAH TINGKAT I BALI, NUSA TENGGARA BARAT DAN NUSA TENGGGARA TIMUR *)

UU 69/1958, PEMBENTUKAN DAERAH DAERAH TINGKAT II DALAM WILAYAH DAERAH DAERAH TINGKAT I BALI, NUSA TENGGARA BARAT DAN NUSA TENGGGARA TIMUR *) UU 69/1958, PEMBENTUKAN DAERAH DAERAH TINGKAT II DALAM WILAYAH DAERAH DAERAH TINGKAT I BALI, NUSA TENGGARA BARAT DAN NUSA TENGGGARA TIMUR *) Oleh:PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Nomor:69 TAHUN 1958 (69/1958)

Lebih terperinci

KONDISI KETENAGAKERJAAN DAN PENGANGGURAN NUSA TENGGARA TIMUR AGUSTUS 2010

KONDISI KETENAGAKERJAAN DAN PENGANGGURAN NUSA TENGGARA TIMUR AGUSTUS 2010 No. 01 Desember KONDISI KETENAGAKERJAAN DAN PENGANGGURAN NUSA TENGGARA TIMUR AGUSTUS Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS) tahun dilaksanakan dua kali dalam setahun, yaitu pada bulan Februari dan.

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM KELURAHAN SIMPANG BARU KECAMATAN TAMPAN PEKANBARU. Kecamatan Tampan kota Pekanbaru adalah salah satu dari 12 kecamatan

BAB II GAMBARAN UMUM KELURAHAN SIMPANG BARU KECAMATAN TAMPAN PEKANBARU. Kecamatan Tampan kota Pekanbaru adalah salah satu dari 12 kecamatan 20 BAB II GAMBARAN UMUM KELURAHAN SIMPANG BARU KECAMATAN TAMPAN PEKANBARU A. Letak Geografis dan Demografis Kecamatan Tampan kota Pekanbaru adalah salah satu dari 12 kecamatan yang ada di kota Pekanbaru,

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Letak dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kota Jakarta Pusat, Propinsi DKI Jakarta. Posisi Kota Jakarta Pusat terletak antara 106.22.42 Bujur Timur

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Infrastruktur Infrastruktur merujuk pada system phisik yang menyediakan transportasi, pengairan, drainase, bangunan-bangunan gedung dan fasilitas publik yang lain yang dibutuhkan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2003 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN MANGGARAI BARAT DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2003 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN MANGGARAI BARAT DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2003 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN MANGGARAI BARAT DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Geografis Kabupaten Indragiri Hulu. yang meliputi wilayah Rengat dan Tembilahan di sebelah Hilir.

BAB III GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Geografis Kabupaten Indragiri Hulu. yang meliputi wilayah Rengat dan Tembilahan di sebelah Hilir. 37 BAB III GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Geografis Kabupaten Indragiri Hulu 1. Wilayah Pembentukan Kabupaten Indragiri Hulu pada awainya ditetapkan dengan UU No. 12 Tahun 1956 tentang pembentukan

Lebih terperinci

Rekomendasi Penggunaan Pupuk Tunggal di Provinsi Nusa Tenggara Timur

Rekomendasi Penggunaan Pupuk Tunggal di Provinsi Nusa Tenggara Timur Rekomendasi Penggunaan Pupuk Tunggal di Provinsi Nusa Tenggara Timur Pupuk Tunggal Pupuk Tunggal Pupuk Tunggal 1 SUMBA BARAT LAMBOYA 250 50 50 2 WANOKAKA 250 50 50 3 LABOYA BARAT 250 50 50 4 LOLI 250 50

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembang. Pentingnya sektor pariwisata karena sektor pariwisata ini

BAB I PENDAHULUAN. berkembang. Pentingnya sektor pariwisata karena sektor pariwisata ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri pariwisata merupakan salah satu sumber pendapatan yang sangat penting bagi negara-negara diseluruh dunia, baik negara maju maupun negara berkembang. Pentingnya

Lebih terperinci

BPS PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

BPS PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR BPS PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PRODUKSI TANAMAN PADI DAN PALAWIJA NTT (ANGKA TETAP 2009 DAN ANGKA RAMALAN II 2010) No. 03/07/53/Th.XIII, 1 Juli 2010 PUSO NTT 2010 MENGHAMBAT PENINGKATAN PRODUKSI PANGAN

Lebih terperinci