ANALISIS PERBAIKAN PROSES SUB PANEL WELDING MENGGUNAKAN PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS PERBAIKAN PROSES SUB PANEL WELDING MENGGUNAKAN PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING"

Transkripsi

1 PENELITIAN TUGAS AKHIR ANALISIS PERBAIKAN PROSES SUB PANEL WELDING MENGGUNAKAN PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING RIZKIYAH RISTIANTY PEMBIMBING : PUTU DANA KARNINGSIH, S.T., M. ENG.SC., PH.D KO PEMBIMBING : YUDHA PRASETYAWAN, S.T., M. ENG

2 PENDAHULUAN 2

3 LATAR BELAKANG Produksi Panel Proyek Tanjung Bin Produsen boiler yang merupakan anak perusahaan dari Alstom Power Inc. 3

4 Produksi panel pada proyek Tanjung Bin Studi Kasus Panel welding Tube bending Panel attachment prefab Panel assembly SP-1 SP-2 SP-3 SP-1/2 = Sub Panel Welding SP-3 = BBC Panel Welding 4

5 LATAR BELAKANG gap Terdapat indikasi keterlambatan untuk produksi panel secara keseluruhan 1 Utilitas mesin tidak optimal 2 Setup time Mesin SP-1 dianggap cukup lama 5

6 Dibutuhkan sebuah analisis untuk melakukan improvement sehingga proses produksi panel dapat meminimalkan keterlambatan 6

7 RUMUSAN MASALAH Bagaimana melakukan perbaikan proses sub panel welding untuk meminimalkan pemborosan yang berakibat pada keterlambatan penyelesaian proses tersebut. 7

8 TUJUAN 1 Mengidentifikasi waste dan menentukan rekomendasi perbaikan untuk mengeliminasi waste 2 3 Menganalisis setup time pada mesin SP-1 dan pergerakan operator dalam melakukan setup Menganalisis kinerja mesin sub panel welding dan memberikan rekomendasi perbaikan serta analisis penerapannya dalam upaya peningkatan utilitas mesin sub panel welding 8

9 TINJAUAN PUSTAKA 9

10 LEAN MANUFACTURING 10

11 ROOT CAUSE ANALYSIS (5 WHY S) 11

12 SPAGHETTI DIAGRAM American Society for Quality (2013) 12

13

14 METODOLOGI PENELITIAN 14

15 Mulai Observasi lapangan Merumuskan masalah Studi literatur FLOWCHART PENELITIAN (1) Tahap Pendahuluan Menentukan tujuan penelitian Pengumpulan data Menyusun Operation Process Chart Tahap Pengumpulan dan Pengolahan Data Mengidentifikasi waste dan menentukan rekomendasi perbaikan A 15

16 A FLOWCHART PENELITIAN (2) Mengidentifikasi aktivitas pada proses setup mesin SP-1 dan mengkategorikan aktivitas Memetakan kinerja mesin sub panel welding dan memberikan rekomendasi perbaikan Melakukan Analisis Data Tahap Analisis Menyusun kesimpulan dan saran Selesai Tahap Kesimpulan dan Saran 16

17 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS 17

18 OVERVIEW Tube Welding Fin Panel Welding Machine Sub Panel 18

19 TATA LETAK LOKASI PRODUKSI 19

20 OVERVIEW No. KPI Mesin SP-1 dan SP-2 Input Proses Output 1 2 Permukaan fin dan tube harus bersih 3 Fin harus lurus sehingga memudahkan penyusunannya sebelum tack weld 4 (Hanya untuk mesin SP-1) Lebar fin harus sama/konsisten dari pangkal hingga ujung untuk menghindari adanya kecacatan pengelasan Diameter kawat las harus disesuaikan dengan lebar fin yang digunakan Contact tip harus segera diganti apabila lubangnya sudah tidak sesuai dengan spesifikasi Permukaan roller harus bersih dari sisa pengelasan untuk menghindari peluang rusaknya permukaan tube atau fin Flash (sisa-sisa pengelasan) harus sudah dibersihkan dari permukaan 20

21 Fin Tube O-1 Mengambil fin 1 menit O-2 Mengambil tube 1 menit OPERATION PROCESS CHART O-3 Tube and fin fitting 2 menit O-4 Tack welding 3 menit O-5 O-6 O-7 Persiapan welding SP-1 39 detik Welding (SP-1) 15 menit Mengatur fin guide roll di mesin SP-1 10 detik Memberikan gambaran umum mengenai proses sub panel welding 21

22 O-8 O-9 O-10 O-11 O-12 Pengaturan posisi sub panel 58 detik Pengangkutan sub panel ke mesin SP-2 14 detik Persiapan welding SP-2 6 detik Welding (SP-2) 15 menit Mengatur fin guide roll di mesin SP-2 3 detik OPERATION PROCESS CHART Memberikan gambaran umum mengenai proses sub panel welding 22

23 PROCESS ACTIVITY MAPPING No. Aktivitas Jumlah Operator Alat/ Mesin Jarak (Meter) Waktu (Menit) O I T D S 1 Menyusun tube ,250 D 2 Menyusun fin di antara tube ,500 D 3 Meluruskan dan merapatkan posisi fin dan tube ,033 D 4 Memberikan pengganjal agar fin tidak melengkung ,083 D 5 Merapikan ujung tube agar rata ,25 D 6 Mengukur posisi fin agar sesuai dengan drawing 1 go-no go tool - 0,083 D Menaikkan roll ,017 D Memberikan gambaran lebih detail sehingga memudahkan dalam identifikasi waste 23

24 PROCESS ACTIVITY MAPPING Rekap dari semua aktivitas adalah sebagai berikut : Jenis Aktivitas Jumlah Langkah Total Waktu (Menit) Total Jarak (Meter) Operation : 36 31,383 0 Inspection : 2 0,133 3 Transportation : 4 0,933 9,5 Delay : D Storage :

25 PENGELOMPOKAN AKTIVITAS Necessary but Non Value Added Activity Berdasarkan jenis aktivitas 25

26 PENGELOMPOKAN AKTIVITAS Membandingkan 26

27 PENGELOMPOKAN AKTIVITAS No. Aktivitas Waktu (Menit) Jenis Aktivitas Aktual Standar VA NVA NNVA 1 Menyusun tube 0,5 0,5 v 2 Menyusun fin di antara tube 1,5 0,5 v 3 4 Meluruskan dan merapatkan posisi fin dan tube Memberikan pengganjal agar fin tidak melengkung 0,83 0,5 v 0,5 0,5 v 5 Merapikan ujung tube agar rata 0,5 0,5 v 6 Mengukur posisi fin agar sesuai dengan drawing 0,5 1 v 7 Merapikan fin dan tube agar tidak bergeser 0,5 0,5 v Menaikkan roll 2.4 0,02 0,03 v 27

28 IDENTIFIKASI WASTE Jenis Waste No. Aktivitas Keterangan D M W I T EP OP EH S NU E KS A 1 Penggantian kawat Operator tidak mengetahui periode penggantian kawat v 2 Pengetapan flux Operator tidak mengetahui periode pengetapan flux v 3 Menurunkan roller Terjadi penyok (defect jenis dent) pada tube v 28

29 IDENTIFIKASI AKAR PENYEBAB WASTE ROOT CAUSE ANALYSIS (5 WHY S) 29

30 IDENTIFIKASI AKAR PENYEBAB WASTE Aktivitas Why 1 Why 2 Why 3 Why 4 Why 5 Tube penyok saat menurunkan roller Terjadi tabrakan antara roller dan tube sehingga menimbulkan penyok pada tube Roller diturunkan bersamaan dengan ujung tube yang melewati bawah roller

31 PENILAIAN WASTE Skala Efek Periode Terjadinya Waste yang terjadi tidak mengakibatkan kecelakaan dan kerugian rendah Waste yang terjadi menimbulkan kerugian sedang Waste yang terjadi menimbulkan kecelakaan kerja ringan yang membutuhkan perawatan dan menimbulkan kerugian Waste yang terjadi menimbulkan kecelakaan serius, mengurangi kemampuan proses dan menimbulkan kerugian besar Sangat jarang terjadi (peluang terjadi kurang dari 5%) Jarang terjadi (peluang terjadi antara 5-25%) Peluang terjadi antara 25-50% Sering terjadi (peluang terjadi antara 50-75%) 5 Waste yang terjadi menimbulkan efek sangat Sangat sering terjadi (peluang serius dan menimbulkan kerugian sangat besar terjadi lebih dari 75%) Diadaptasi dari penilaian manajemen risiko 31

32 PENILAIAN WASTE No. Jenis Waste Total Nilai Ranking 1 Defect Motion Waiting Inventory Transportation Excess Processing Over Production Environment, health and safety Not utilizing employee's knowledge, skill and ability

33 REKOMENDASI PERBAIKAN WASTE Jenis Waste Waste Akar Penyebab Rekomendasi Perbaikan Tube penyok Roller diturunkan bersamaan saat Menambahkan tube dengan ujung tube yang menurunkan extension melewati bawah roller roller Defect Terjadi porosity saat pengelasan Fin yang akan digunakan untuk produksi dikirim dari warehouse secara bersamaan di awal sehingga menumpuk di storage area mesin fin Melakukan pengiriman material ke mesin fin decoil secara bertahap decoil 33

34 REKOMENDASI PERBAIKAN WASTE Jenis Waste Waste Akar Penyebab Rekomendasi Perbaikan Penggantian kawat dan pengetapan flux Tidak pernah dilakukan pengukuran waktu habisnya 1 roll kawat dan waktu penggantian flux Membuat jadwal penggantian flux dan kawat dengan memperhatikan data historis mengenai periode penggunaan flux dan kawat Motion Membersihkan permukaan sub panel Tidak ada SOP penyimpanan Membuat SOP penyimpanan palu Melakukan tack weld pada fin dan tube Pergeseran fin akan menimbulkan defect Menjaga kualitas fin yang digunakan 34

35 REKOMENDASI PERBAIKAN WASTE Jenis Waste Waste Akar Penyebab Rekomendasi Perbaikan Motion Menyusun fin di antara tube Meluruskan dan merapatkan posisi fin dan tube Fin yang lebih kecil akan cenderung berpilin Mengatur penyimpanan fin setelah diproses di mesin milling 35

36 REKOMENDASI PERBAIKAN WASTE Jenis Waste Waste Akar Penyebab Rekomendasi Perbaikan Environment, Health and Safety Waiting Operator tidak menggunakan APD lengkap ketika menjalankan proses produksi Menunggu tube dari mesin Rothoblast Mesin SP-2 menunggu input dari mesin SP-1 Lingkungan kerja yang panas Kapasitas mesin lebih kecil dari demand yang dibutuhkan untuk proses berikutnya (fit up) Pada awal shift, tidak terdapat buffer berupa output produk dari mesin SP-1 Menambahkan blower kecil di lokasi pengelasan Menyediakan buffer sebelum proses fit up dan pengelasan dimulai Menyediakan buffer sebanyak 1 unit karena waktu pengelasan kedua mesin tersebut sama 36

37 REKOMENDASI PERBAIKAN WASTE Jenis Waste Waste Akar Penyebab Rekomendasi Perbaikan Membersihkan permukaan sub panel Pilihan ukuran alat pembersih terbatas Membuat alat pembersih yang ukurannya dapat disesuaikan dengan lebar fin yang diproduksi Excess Processing Merenggangkan side clamp mesin SP-1 Proses pemotongan fin dilakukan dengan mesin milling Untuk mendapatkan fin dengan ukuran lebar lebih kecil dari yang biasanya, dilakukan dengan menggunakan material berupa round fin yang dipipihkan dengan mesin press Inventory Pengadaan tube Memberikan kelonggaran apabila terjadi defect Menerapkan standar EN dalam melakukan proses produksi 37

38 PENGURANGAN WAKTU SETUP MESIN SP-1 Identifikasi aktivitas Menghilangkan aktivitas non value added Pengurangan waktu Pengelompokan aktivitas 38

39 IDENTIFIKASI AKTIVITAS PADA PROSES SETUP MESIN SP-1 No. Aktivitas Operator Waktu (Menit) Akumulasi (Menit) Internal/ External 1 Persiapan External 2 Mengambil support fin guide Internal 3 Setting fin guide I 1 4,5 17,5 Internal 4 Setting roll 1 (bawah) ,5 Internal 5 Setting fin guide 2 1 2,25 21,75 Internal 6 Menunggu Manajer ,75 7 Setting roll 2 (bawah) 1 0,5 23,25 Internal 8 Setting roll 3 (bawah) ,25 External 9 Menggulung kawat ,25 Internal 10 Setting roll 2 (atas) ,25 Internal 11 Setting roll 1 (atas) 1 3,5 33,75 Internal Setting roll 3 (atas) ,75 39

40 IDENTIFIKASI AKTIVITAS PADA PROSES SETUP MESIN SP-1 No. Aktivitas Operator Waktu (Menit) Akumulasi Internal/ (Menit) External Memasang support untuk 12 mengatur ketinggian tube 1 0,5 35,25 Internal 13 Setting torch (4 torch) 1&2 4 39,25 Internal 14 Mengganti contact tip 1&2 2,5 41,75 Internal 15 Mengatur kelurusan fin guide 1&2 7 48,75 Internal 16 Tack weld pada fin guide 1&2 6 54,75 Internal 17 Install roll guide (atas) 1&2 7,5 62,25 Internal 18 Memasang pipa pengeluaran flux 1&2 1 63,25 Internal 19 Memasang kawat (II Coil) 1&2 3,5 66,75 Internal 20 Memasang side clamp 1&2 0,5 67,25 Internal 21 Menunggu trial tube 1&2 10,25 77,5 22 Melakukan trial tube 1&2 2 79,5 Internal 40

41 IDENTIFIKASI AKTIVITAS PADA PROSES SETUP MESIN SP-1 No. Aktivitas Operator Waktu (Menit) Akumulasi Internal/ (Menit) External 23 Memasang dan mengatur torch, flux dan side clamp 1&2 6 85,5 Internal 24 Memulai trial welding 1 4,5 90 Internal 25 Menunggu trial tube kedua 1& Melakukan trial tube kedua 1& Memulai pengelasan tube kedua Inspeksi Internal 41

42 SPAGHETTI DIAGRAM 42

43 EVALUASI LAYOUT Rekomendasi Perbaikan Hasil Running Software Blocplan Pengurangan frekuensi pergerakan operator antara roller 1 dan lokasi pengelasan Mendekatkan lokasi tollbox ke lokasi pengelasan 43

44 BEBAN KERJA OPERATOR Beban Kerja (Menit) Operator 1 79,75 Operator 2 44,5 44

45 PENGURANGAN WAKTU SETUP No. Aktivitas Operator Waktu (Menit) Akumulasi (Menit) 1 Persiapan 1& Mengambil support fin guide Setting fin guide I 2 4,5 4 Setting roll 1 (bottom) Setting fin guide 2 2 2,25 7 Setting roll 2 (bawah) 1 0,5 8 Setting roll 3 (bawah) Menggulung kawat Setting roll 2 (atas) ,5 11,75 14,75 17,75 Setting roll 1 (atas) 1 3,5 24,25 Setting roll 3 (atas) ,25 Memasang support untuk mengatur ketinggian tube 1 0,5 25,75 45

46 PENGURANGAN WAKTU SETUP No. Aktivitas Operator Waktu (Menit) Akumulasi (Menit) 13 Setting torch (4 torch) 1&2 4 29,75 14 Mengganti contact tip 1&2 2,5 32,25 15 Mengatur ketinggian fin guide 1&2 7 39,25 16 Tack weld pada fin guide 1&2 6 45,25 17 Install roll guide (atas) 1&2 7,5 52,75 18 Memasang pipa pengeluaran flux 1&2 1 53,75 19 Memasang kawat (II Coil) 1&2 3,5 57,25 20 Memasang side clamp 1&2 0,5 57,75 22 Melakukan trial tube 1&2 2 59,75 23 Memasang dan mengatur torch, flux dan side clamp 1&2 6 65,75 24 Memulai trial welding 1 4,5 70,25 28 Inspeksi , MENIT 71,25 MENIT 46

47 LOAD BALANCING 47

48 1 REKOMENDASI PERBAIKAN Persiapan PROSES SETUP Menyiapkan Setup toolkit 48

49 2 REKOMENDASI PERBAIKAN PROSES SETUP Setting fin guide I Fin guide roll Caliper Mengukur jarak antara fin guide dan fin guide roll Fin guide 49

50 2 REKOMENDASI PERBAIKAN PROSES SETUP Setting fin guide I Fin guide roll Go-no-go tool Fin guide 50

51 3 REKOMENDASI PERBAIKAN PROSES SETUP Install roll guide (atas) Pneumatic tool 51

52 4 REKOMENDASI PERBAIKAN PROSES SETUP Mengatur kelurusan fin guide saat dipasang Pengelasan Bolting system 52

53 4 REKOMENDASI PERBAIKAN PROSES SETUP Mengatur kelurusan fin guide saat dipasang Las Las Las 1 set fin guide yang terdiri dari 2 unit fin guide 53

54 5 REKOMENDASI PERBAIKAN PROSES SETUP Pemasangan kawat Analisa menggunakan Metode SMED Long time 54

55 6 REKOMENDASI PERBAIKAN PROSES SETUP Inspeksi pada hasil trial welding Go-no-go tool Fin-tube 55

56 UTILITAS MESIN Produksi Planned stop Waiting Non quality Changeover Breakdown 56

57 Mesin SP-1 UTILITAS MESIN Waktu produksi di bawah 80% 57

58 Mesin SP-2 UTILITAS MESIN Waktu produksi di bawah 80% 58

59 UTILITAS MESIN Waktu produksi di bawah 80% Planned stop Changeover Variansi waktu saat briefing Penggantian kawat membutuhkan waktu lama 59

60 REKOMENDASI PERBAIKAN Variansi waktu saat briefing Memperjelas pembagian kerja masing-masing operator Membuat pembagian waktu untuk poin-poin yang akan dijelaskan Penggantian kawat Menyiapkan kawat yang telah dipasang pada spare roll sehingga operator dapat langsung memasang spare roll tersebut 60

61 KESIMPULAN DAN SARAN 61

62 1 KESIMPULAN Ditemukan 6 dari 9 jenis waste di proses sub panel welding yaitu defect, motion, EHS, waiting, excess processing dan inventory. Rekomendasi perbaikan yang diusulkan adalah mengganti SOP dari beberapa aktivitas, mengganti alat/mesin dan mengganti kebijakan 62

63 2 KESIMPULAN Setup time dapat dikurangi dari 119 menit menjadi 71,25 menit dengan menerapkan metode SMED Rekomendasi perbaikan yang diusulkan adalah menggunakan go-no-go tool dan mengganti alat/mesin 63

64 3 KESIMPULAN Berdasarkan data 15 hari pengamatan, terdapat 4 hari yang memiliki waktu produksi per hari di bawah target perusahaan sebesar 80% Rendahnya waktu produksi disebabkan terutama oleh aktivitas planned stop dan changeover kawat 64

65 SARAN Dalam penelitian mendatang, perlu dipertimbangkan aspek biaya dalam upaya menganalisis waste pada proses manufaktur Perlu dilakukan analisis sejenis untuk bagian yang lain untuk kemudian dilakukan analisis komprehensif untuk semua bagian secara keseluruhan 65

66 PENUTUP 66

67 DAFTAR PUSTAKA American Society for Quality, (2013), LSS Tool The Spaghetti Diagram, American Society for Quality, Diambil dari pada tanggal 8 Juli Anggraeni, Nyoman Yuni. (2009), Penerapan Metode Penjadwalan Critical Chain dan Lean Construction dalam Perencanaan dan Pengendalian Proyek Konstruksi (Studi Kasus : PT. Adhi Karya (Persero), Tbk), Tugas Akhir, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya. Bayu, I Ketut Agus Indra, (2013), Peningkatan Produktivitas Proses Produksi dengan Pendekatan Lean Manufacturing pada PT. Joyfresh International, Tugas Akhir, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya. Departemen MM&I PT. Alstom Power ESI, (2013) Waterwall Panel Fabrication Sequence, PT. Alstom Power ESI, Surabaya. Gaspers, Vincent, (2007), Lean Six Sigma for Manufacturing and Service Industries, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Hazmin, Ibnu N, (2005),Penentuan Kebijakan dan Kegiatan Perawatan dengan Pendekatan Reliability Centered Maintenance II (RCM II) dan Single Minutes Exchange of Die (SMED) (Studi Kasus pada Mesin Dosin Aparatus di PT. Philips Indonesia), Tugas Akhir, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya. 67

68 DAFTAR PUSTAKA Hines, P. dan Taylor, D., (2000), Going Lean, Lean Enterprise Research Center Cardiff Business School, USA. Marhani, M. A., Jaapar, A., & Bari, N. A. A., (2012), Lean Construction: Towards Enhancing Sustainable Construction in Malaysia, Procedia - Social and Behavioral Sciences, Vol. 68, Hal Order Management PT. Alstom Power ESI, (2013) Plan and Progress Report, PT. Alstom Power ESI, Surabaya. PT. Alstom Power ESI, (2013) Single Minute Exchange of Dies, PT. Alstom Power ESI, Surabaya. Wignjosoebroto, Sritomo, (2003), Ergonomi Studi Gerak dan Waktu, Guna Widya, Surabaya. Zoraya, Adelin Ayu, (2013), Perbaikan Proses Bisnis Pelayanan Penanganan Gangguan Melalui Pendekatan IDEF0-FMEA dan Root Cause Analysis (Studi Kasus : PT. X), Tugas Akhir, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya. 68

69

70 PERBANDINGAN WAKTU PRODUKSI Tube Sequence Kode Waktu (menit/mweld) % Waktu (menit/mweld) SP-1/2 SP-3 SP-1/2 SP ( -9- ) 5,36 1,79 75% 25% ( 9 ) 5,36 1,79 75% 25% ( - 9 ) 5,36 1,79 75% 25% 3-3 (6) 3,57 1,79 67% 33% 3-3- ( 6- ) 3,57 1,79 67% 33% -3-3 ( -6 ) 3,57 1,79 67% 33% 2-2 ( 4 ) 3,57 1,79 67% 33% 3-4 ( 7 ) 3,57 1,79 67% 33% ( ) 5,36 1,79 75% 25% ( -27- ) 16,08 5,36 75% 25% ( -24- ) 14,29 3,57 80% 20% ( 22- ) 12,51 7,15 64% 36% ( -22 ) 12,51 7,15 64% 36% ( -22- ) 14,29 5,36 73% 27% ( -21- ) 12,51 3,57 78% 22% (36) 21,44 8,93 71% 29%

71 DETAIL BAHAN BAKU Tube Dimension (mm) Fin Dimension (mm) Circuit Tebal Diameter Terluar Panjang Tebal Lebar Panjang F-19L 5,59 28, , F-04L 5,59 28, , F-10L 5,59 28, , F-04LC 5,59 28, F-10LC 5,59 28,

72 JADWAL PRODUKSI Keterangan Circuit F-19L F-04L F-10L F-04LC F-10LC SP-1/2 Start Plan 21-Feb Mar Apr Mar Mar-13 Actual 19-Feb Apr Finish Plan 08-Mar Apr Apr Mar Mar-13 Actual 01-Apr SP-3 Start Plan 04-Mar Apr Apr Mar Mar-13 Actual 09-Apr Finish Plan 12-Mar Apr Mei Mar Mar-13 Actual

73 Plan vs Actual Progress SP-1/2 1 0,9 0,8 0,7 0,6 0,5 0,4 0,3 0,2 0,1 0 Plan vs Actual Progress F-19L Plan Actual Dimulai lebih awal pada Baru dapat diselesaikan pada Dijadwalkan untuk selesai pada Dijadwalkan untuk dimulai tanggal 19 Februari Maret Maret 2013 pada 21 Februari

74 Plan vs Actual Progress SP-1/2 100,00% 90,00% 80,00% 70,00% 60,00% 50,00% 40,00% 30,00% 20,00% 10,00% 0,00% Plan vs Actual Progress F-04L Plan Actual Dijadwalkan untuk mulai dikerjakan pada 14 Maret 2013 Dijadwalkan untuk Mulai dikerjakan pada selesai dikerjakan 2 April 2013 pada 9 April 2013 Diselesaikan pada 27 April

75 IDENTIFIKASI WASTE Jenis Waste No. Aktivitas Keterangan D M W I T EP OP EHS NUE KSA 1 Penggantian kawat Operator tidak mengetahui periode penggantian kawat v 2 Pengetapan flux Operator tidak mengetahui periode pengetapan flux v 3 Menurunkan roller Terjadi penyok (defect jenis dent) pada tube v 75

76 IDENTIFIKASI WASTE Jenis Waste No. Aktivitas Keterangan D M W I T EP OP EH S NUE KSA 4 Membersihkan permukaan sub panel Alat pembersih otomatis memiliki ukuran yang tidak sesuai dengan ukuran fin (untuk fin circuit F-10LC dan F-04LC) sehingga operator membersihkan secara manual menggunakan alat pembersih flash (berbentuk palu) v Alat yang digunakan (palu) tidak diletakkan di tempat yang sudah standar v 76

77 IDENTIFIKASI WASTE Jenis Waste No. Aktivitas Keterangan D M W I T EP OP EH S NUE KSA 5 Operator tidak menggunakan APD lengkap ketika menjalankan proses produksi Beberapa kali terjadi kecelakaan kerja yang berupa operator terkena percikan proses gerinda v 6 Terjadi defect porosity pada proses pengelasan Terjadi porosity akibat permukaan fin yang tidak bersih v 77

78 IDENTIFIKASI WASTE Jenis Waste No. Aktivitas Keterangan Pengadaan tube Menunggu tube dari mesin Rothoblast Mesin SP-2 menunggu input dari mesin SP-1 Dari PPC sengaja dilebihkan sebanyak 3 unit untuk memberikan allowance apabila terjadi kerusakan Demand lebih tinggi daripada kapasitas mesin Input mesin SP-2 merupakan hasil/output mesin SP-1 D M W I T EP OP EH S v v v NUE KSA 78

79 IDENTIFIKASI WASTE Jenis Waste No. Aktivitas Keterangan D M W I T EP OP EH S NUE KSA Menyusun fin di antara tube Meluruskan dan merapatkan posisi fin dan tube Aktivitas ini memiliki waktu lebih lama dari waktu standar dikarenakan ukuran fin lebih kecil dari biasanya v v 79

80 IDENTIFIKASI WASTE Jenis Waste No. Aktivitas Keterangan D M W I T EP OP EH S NUE KSA 12 Aktivitas ini memiliki waktu Melakukan lebih lama dari waktu standar tack weld pada dikarenakan ukuran fin lebih fin dan tube kecil dari biasanya v 13 Merenggangka n side clampmesin SP-1 Lebar fin memiliki perbedaan (tidak konsisten) dari pangkal hingga ujung, sehingga diperlukan adjusment pada side clamp untuk mengurangi peluang defect v 80

81 Steps to do SMED (1) Analyze Melakukan observasi dan dokumentasi langkahlangkah setup yang diterapkan sekarang. Kegiatan ini dapat dilakukan dengan bantuan video Separate Memisahkan internal event dan external Shift Mengkonversikan internal event menjadi external event

82 Steps to do SMED (2) Improve Menjadikan internal event lebih cepat dan menghilangkan internal adjustment pada setup Standardize Membuat standar aktivitas berdasaran perbaikan yang telah disusun pada tahap improve Control Melakukan pengendalian aktivitas berdasarkan standar baru, sehingga perbaikan yang telah disusun dapat terus ditingkatkan

ANALISIS PERBAIKAN PROSES SUB PANEL WELDING MENGGUNAKAN PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING

ANALISIS PERBAIKAN PROSES SUB PANEL WELDING MENGGUNAKAN PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING ANALISIS PERBAIKAN PROSES SUB PANEL WELDING MENGGUNAKAN PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING Rizkiyah Ristianty, Putu Dana Karningsih, Yudha Prasetyawan Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Lebih terperinci

Gambar I.1 Part utama Penyusun meter air

Gambar I.1 Part utama Penyusun meter air BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Menurut Gaspersz (2011, p.92), Lean Six sigma merupakan suatu filosofi bisnis, pendekatan sistemik dan sistematik dan sistematik untuk mengidentifikasi dan menghilangkan

Lebih terperinci

Permasalahan yang akan dijadikan objek penelitian ini adalah keterlambatan pengerjan proyek pembuatan High Pressure Heater (HPH) di PT.

Permasalahan yang akan dijadikan objek penelitian ini adalah keterlambatan pengerjan proyek pembuatan High Pressure Heater (HPH) di PT. PT. Barata Indonesia merupakan perusahaan manufaktur dengan salah satu proyek dengan tipe job order, yaitu pembuatan High Pressure Heater (HPH) dengan pengerjaan pada minggu ke 35 yang seharusnya sudah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Lean dan Six sigma merupakan dua metodologi perbaikan yang berbeda satu sama lain dalam hal target, fokus maupun metode yang digunakan. Dalam perkembangan dunia bisnis

Lebih terperinci

ABSTRAK. iv Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. iv Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT. Agronesia Divisi Industri Teknik Karet (INKABA) adalah perusahaan manufaktur yang memproduksi berbagai jenis produk teknik berbahan baku utama karet, salah satunya adalah produk karet damper.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya industri manufaktur di Indonesia, maka akan semakin ketat persaingan antara perusahaan manufaktur satu dan lainnya. Hal ini memicu perusahaan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI.

BAB III METODOLOGI. BAB III METODOLOGI 3.1. Desain Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan variabel penelitian kuantitatif, jenis penelitian yang digunakan yaitu jenis penelitian deskriptif yaitu salah satu jenis

Lebih terperinci

UPAYA PENGURANGAN PEMBOROSAN DALAM MENINGKATKAN KAPASITAS PRODUKSI DENGAN PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING

UPAYA PENGURANGAN PEMBOROSAN DALAM MENINGKATKAN KAPASITAS PRODUKSI DENGAN PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING UPAYA PENGURANGAN PEMBOROSAN DALAM MENINGKATKAN KAPASITAS PRODUKSI DENGAN PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING Arik Hariyanto 1) dan Dwi Iryaning Handayani 2 Jurusan Teknik Industri Universitas Panca Marga Probolinggo

Lebih terperinci

Usulan Lean Manufacturing Pada Produksi Closet Tipe CW 660J Untuk Meningkatkan Produktivitas

Usulan Lean Manufacturing Pada Produksi Closet Tipe CW 660J Untuk Meningkatkan Produktivitas Jurnal Teknik Industri, Vol., No., Juni 03, pp.-8 ISSN 30-495X Usulan Lean Manufacturing Pada Produksi Closet Tipe CW 0J Untuk Meningkatkan Produktivitas Ridwan Mawardi, Lely Herlina, Evi Febianti 3,,

Lebih terperinci

PENDEKATAN LEAN THINKING UNTUK PENGURANGAN WASTE PADA PROSES PRODUKSI PLASTIK PE

PENDEKATAN LEAN THINKING UNTUK PENGURANGAN WASTE PADA PROSES PRODUKSI PLASTIK PE PENDEKATAN LEAN THINKING UNTUK PENGURANGAN WASTE PADA PROSES PRODUKSI PLASTIK PE Shanty Kusuma Dewi 1*,Tatok Dwi Sartono 2 1,2 Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Malang

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan. Support. Webbing QC Sewing. Gambar I.1 Skema alur proses produksi tas di PT. Eksonindo Multi Product Industry

Bab I Pendahuluan. Support. Webbing QC Sewing. Gambar I.1 Skema alur proses produksi tas di PT. Eksonindo Multi Product Industry Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang PT. Eksonindo Multi Product Industry (EMPI) merupakan salah satu perusahaan yang memproduksi tas. Proses produksi tas di PT. EMPI dilakukan melalui beberapa tahap,

Lebih terperinci

Pendahuluan. I.1 Latar belakang

Pendahuluan. I.1 Latar belakang Bab I Pendahuluan I.1 Latar belakang PT. Eksonindo Multi Product Industry (EMPI) merupakan salah satu perusahaan yang memproduksi tas. Proses produksi tas di PT. EMPI dilakukan melalui beberapa tahap yaitu,

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari 2012

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari 2012 MENGURANGI AKTIVITAS-AKTIVITAS YANG TIDAK BERNILAI TAMBAH UNTUK MEMPERBAIKI ALIRAN PROSES PENERAPAN COMPUTERIZED MAINTENANCE MANAGEMENT SYSTEM (CMMS) DENGAN PENDEKATAN LEAN THINKING Chauliah Fatma Putri,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Perusahaan dalam hal untuk meningkatkan produktivitasnya harus mempunyai sistem produksi yang baik dengan proses yang terkendali agar dapat memberikan output yang sesuai

Lebih terperinci

PENDEKATAN LEAN SIGMA SEBAGAI UPAYA UNTUK MEMINIMASI WASTE PADA PROSES PENGEMASAN INDUSTRI FARMASI

PENDEKATAN LEAN SIGMA SEBAGAI UPAYA UNTUK MEMINIMASI WASTE PADA PROSES PENGEMASAN INDUSTRI FARMASI PENDEKATAN LEAN SIGMA SEBAGAI UPAYA UNTUK MEMINIMASI WASTE PADA PROSES PENGEMASAN INDUSTRI FARMASI Arif Rahman, Nasir Widha Setyanto, Putri Kartika Riesky Syahindri Program Studi Teknik Industri, Jurusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan yang dapat meningkatkan nilai tambah (value added) produk (barang dan

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan yang dapat meningkatkan nilai tambah (value added) produk (barang dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dalam usaha peningkatan produktivitas, perusahaan harus mengetahui kegiatan yang dapat meningkatkan nilai tambah (value added) produk (barang dan jasa)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Perkembangan dalam industri manufakatur kini semakin meningkat, membuat persaingan indsutri manufaktur pun semakin ketat. Di Indonesia sendiri harus bersiap mengahadapi

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Dari pembobotan yang dilakukan terhadap pemborosan (waste)

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI LEAN MANUFACTURING UNTUK MENGURANGI LEAD TIME SHOULDER Studi Kasus PT.Barata Indonesia (Persero)

IMPLEMENTASI LEAN MANUFACTURING UNTUK MENGURANGI LEAD TIME SHOULDER Studi Kasus PT.Barata Indonesia (Persero) IMPLEMENTASI LEAN MANUFACTURING UNTUK MENGURANGI LEAD TIME SHOULDER Studi Kasus PT.Barata Indonesia (Persero) Ratnaningtyas, Moses Laksono Singgih Magister Managemen Teknologi, Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

PENGUKURAN DAN PENINGKATAN KINERJA RANTAI PASOKAN DENGAN PENDEKATAN SCOR (SUPPLY CHAIN DI PT. XYZ TUGAS SARJANA DEA DARA DAFIKA SIAGIAN NIM.

PENGUKURAN DAN PENINGKATAN KINERJA RANTAI PASOKAN DENGAN PENDEKATAN SCOR (SUPPLY CHAIN DI PT. XYZ TUGAS SARJANA DEA DARA DAFIKA SIAGIAN NIM. PENGUKURAN DAN PENINGKATAN KINERJA RANTAI PASOKAN DENGAN PENDEKATAN SCOR (SUPPLY CHAIN OPERATIONS REFERENCE) DAN LEAN SIX SIGMA DI PT. XYZ TUGAS SARJANA Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat

Lebih terperinci

Pendekatan Lean Six Sigma untuk Peningkatan Produktivitas Proses Butt Weld Orbital

Pendekatan Lean Six Sigma untuk Peningkatan Produktivitas Proses Butt Weld Orbital JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 1, No. 1, (Sept. 2012) ISSN: 2301-928X D-207 Pendekatan Lean Six Sigma untuk Peningkatan Produktivitas Proses Butt Weld Orbital Zainuddin dansri Mumpuni Retnaningsih Jurusan

Lebih terperinci

SIMULASI VALUE STREAM UNTUK PERBAIKAN PADA PROSES PRODUKSI PELUMAS (Studi Kasus LOBP PT. PERTAMINA UPMS V)

SIMULASI VALUE STREAM UNTUK PERBAIKAN PADA PROSES PRODUKSI PELUMAS (Studi Kasus LOBP PT. PERTAMINA UPMS V) SIMULASI VALUE STREAM UNTUK PERBAIKAN PADA PROSES PRODUKSI PELUMAS (Studi Kasus LOBP PT. PERTAMINA UPMS V) Rika Ajeng Priskandana, I Nyoman Pujawan Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

KAJIAN WASTE PADA PRODUKSI BENANG DENGAN PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING DI PT. XYZ SURABAYA

KAJIAN WASTE PADA PRODUKSI BENANG DENGAN PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING DI PT. XYZ SURABAYA KAJIAN WASTE PADA PRODUKSI BENANG DENGAN PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING DI PT. XYZ SURABAYA Minto waluyo Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang PT. Agronesia (Divisi Industri Teknik Karet) merupakan perusahaan manufaktur industri pengolahan yang memproduksi berbagai jenis produk karet teknik untuk keperluan

Lebih terperinci

PENDEKATAN KONSEP LEAN MANUFAKTUR DALAM PENINGKATAN EFISIENSI PADA SISTEM PRODUKSI KACA DI PT. ASAHIMAS FLAT GLASS, Tbk

PENDEKATAN KONSEP LEAN MANUFAKTUR DALAM PENINGKATAN EFISIENSI PADA SISTEM PRODUKSI KACA DI PT. ASAHIMAS FLAT GLASS, Tbk PENDEKATAN KONSEP LEAN MANUFAKTUR DALAM PENINGKATAN EFISIENSI PADA SISTEM PRODUKSI KACA DI PT. ASAHIMAS FLAT GLASS, Tbk P r o p o s a l P e n e l i t i a n T u g a s A k h i r DOSEN PEMBIMBING : YUDHA

Lebih terperinci

APLIKASI LEAN THINKING PADA INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT SEMEN GRESIK

APLIKASI LEAN THINKING PADA INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT SEMEN GRESIK APLIKASI LEAN THINKING PADA INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT SEMEN GRESIK Krisna Ardi Wibawa, I Nyoman Pujawan Program Magister Manajemen Teknologi ITS Jl. Cokroaminoto 12 A Surabaya E-mail: WibawaCTI@yahoo.com

Lebih terperinci

Analisis Pemborosan pada Unit Pelayanan Kesehatan Poliklinik dengan Pendekatan Lean Service

Analisis Pemborosan pada Unit Pelayanan Kesehatan Poliklinik dengan Pendekatan Lean Service Petunjuk Sitasi: Sugiono, S., Himawan, R., & Fadla, A. (2017). Analisis Pemborosan pada Unit Pelayanan Kesehatan Poliklinik dengan Pendekatan Lean Service. Prosiding SNTI dan SATELIT 2017 (pp. F178-183).

Lebih terperinci

OPTIMASI LINI PRODUKSI DENGAN VALUE STREAM MAPPING DAN VALUE STREAM ANALYSIS TOOLS

OPTIMASI LINI PRODUKSI DENGAN VALUE STREAM MAPPING DAN VALUE STREAM ANALYSIS TOOLS OPTIMASI LINI PRODUKSI DENGAN VALUE STREAM MAPPING DAN VALUE STREAM ANALYSIS TOOLS Yosua Caesar Fernando 1 dan Sunday Noya 2 Abstract: Meminimalkan pemborosan dalam proses produksi adalah salah satu tujuan

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN LEAN THINKING UNTUK MENGURANGI WASTE PADA LANTAI PRODUKSI DI PT. SIERAD PRODUCE SIDOARJO SKRIPSI

ANALISIS PENERAPAN LEAN THINKING UNTUK MENGURANGI WASTE PADA LANTAI PRODUKSI DI PT. SIERAD PRODUCE SIDOARJO SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN LEAN THINKING UNTUK MENGURANGI WASTE PADA LANTAI PRODUKSI DI PT. SIERAD PRODUCE SIDOARJO SKRIPSI Oleh : BOBBY ALEXANDER NPM 0732010020 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHAHULUAN I.1

BAB I PENDAHAHULUAN I.1 BAB I PENDAHAHULUAN I.1 Latar Belakang Setiap perusahaan tentunya ingin selalu meningkatkan kepuasan pelanggan dengan meningkatkan hasil produksinya. Produk yang berkualitas merupakan produk yang memenuhi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definsi dan Penyebab Masalah BAB 2 LANDASAN TEORI Gaspersz, V (2011, p.12) menyatakan bahwa masalah adalah kesenjangan atau gap yang terjadi antara hasil aktual dengan target kinerja yang diinginkan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisikan tentang latar belakang permasalahan, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan. 1.1 Latar Belakang Era globalisasi yang dihadapi

Lebih terperinci

Penurunan Waste Intra pada Transportation Process Menggunakan Value Stream Mapping: A Case Study

Penurunan Waste Intra pada Transportation Process Menggunakan Value Stream Mapping: A Case Study Penurunan Waste Intra pada Transportation Process Menggunakan Value Stream Mapping: A Case Study Maria Natalia 1, Nyoman Sutapa 2 Abstract: The thesis discusses the value added and non-value added of the

Lebih terperinci

B A B 5. Ir.Bb.INDRAYADI,M.T. JUR TEK INDUSTRI FT UB MALANG 1

B A B 5. Ir.Bb.INDRAYADI,M.T. JUR TEK INDUSTRI FT UB MALANG 1 B A B 5 1 VSM adalah suatu teknik / alat dari Lean berupa gambar yg digunakan untuk menganalisa aliran material dan informasi yg disiapkan untuk membawa barang dan jasa kepada konsumen. VSM ditemukan pada

Lebih terperinci

Alternatif kebijakan membuat SOP baru di bagian gravity dan sortir untuk standar refraksi serta set up mesin gravity secara berkala.

Alternatif kebijakan membuat SOP baru di bagian gravity dan sortir untuk standar refraksi serta set up mesin gravity secara berkala. Alternatif kebijakan membuat SOP baru di bagian gravity dan sortir untuk standar refraksi serta set up mesin gravity secara berkala. Adapun alternatif tersebut memiliki kelebihan antara lain : Mempercepat

Lebih terperinci

BAB V ANALISA. Value added time Leadtime. = 3,22jam. 30,97 jam x 100% = 10,4%

BAB V ANALISA. Value added time Leadtime. = 3,22jam. 30,97 jam x 100% = 10,4% BAB V ANALISA 5.1 Analisa Current State Value Stream Mapping (CVSM) Value stream mapping merupakan sebuah tools untuk memetakan jalur produksi dari sebuah produk yang didalamnya termasuk material dan informasi

Lebih terperinci

Analisis Pemborosan Proses Loading dan Unloading Pupuk dengan Pendekatan Lean Supply Chain

Analisis Pemborosan Proses Loading dan Unloading Pupuk dengan Pendekatan Lean Supply Chain Jurnal Teknik Industri, Vol.1, No.1, Maret 2013, pp.35-40 ISSN 2302-495X Analisis Pemborosan Proses Loading dan Unloading Pupuk dengan Pendekatan Lean Supply Chain Tubagus Ardi Ferdiansyah 1, Asep Ridwan

Lebih terperinci

Mulai. Studi Pendahuluan. Perumusan Masalah. Penetapan Tujuan. Pemilihan Variable. Pengumpulan Data. Menggambarkan Process Activity Mapping

Mulai. Studi Pendahuluan. Perumusan Masalah. Penetapan Tujuan. Pemilihan Variable. Pengumpulan Data. Menggambarkan Process Activity Mapping BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian adalah suatu rangkaian kerangka pemecahan masalah yang dibuat secara sistematis dalam pemecahan masalah yang dilakukan sesuai dengan tujuan penelitian.

Lebih terperinci

ISKANDAR ZULKARNAIN Dosen Pembimbing: H. Hari Supriyanto

ISKANDAR ZULKARNAIN Dosen Pembimbing: H. Hari Supriyanto ISKANDAR ZULKARNAIN 2510.100.086 Dosen Pembimbing: H. Hari Supriyanto LEAN SIX SIGMA PADA PROSES PRODUKSI TANGKI UNTUK MEREDUKSI WASTE DENGAN PENDEKATAN PENGUKURAN PERFORMANSI PODUKSI (STUDI KASUS: CV.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kepuasan konsumen merupakan faktor yang sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. Kepuasan konsumen merupakan faktor yang sangat penting untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi, persaingan semakin ketat sehingga industri yang bergerak dalam bidang manufaktur maupun jasa harus dapat unggul dalam pasar. Kepuasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN I.1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang PT Dirgantara Indonesia (Persero) merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang industri kedirgantaraan terutama dalam proses perancangan dan pembuatan komponen pesawat

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. berkenan memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat ANALISA PENERAPAN KONSEP LEAN THINKING

KATA PENGANTAR. berkenan memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat ANALISA PENERAPAN KONSEP LEAN THINKING KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah berkenan memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan judul : ANALISA

Lebih terperinci

Implementasi Lean Manufacturing untuk Identifikasi Waste pada Bagian Wrapping di PT. X Medan

Implementasi Lean Manufacturing untuk Identifikasi Waste pada Bagian Wrapping di PT. X Medan Petunjuk Sitasi: Eddy, & Aswin, E. (2017). Implementasi Lean Manufacturing untuk Identifikasi Waste pada Bagian Wrapping di PT. X Medan. Prosiding SNTI dan SATELIT 2017 (pp. C27-32). Malang: Jurusan Teknik

Lebih terperinci

Perbaikan Kualitas Proses Produksi Dengan Pendekatan Lean Sigma Pada Divisi Produksi Di Hollywood Plastik, Sidoarjo. Michael Hartanto.

Perbaikan Kualitas Proses Produksi Dengan Pendekatan Lean Sigma Pada Divisi Produksi Di Hollywood Plastik, Sidoarjo. Michael Hartanto. Perbaikan Kualitas Proses Produksi Dengan Pendekatan Lean Sigma Pada Divisi Produksi Di Hollywood Plastik, Sidoarjo Michael Hartanto Teknik Industri, Universitas Surabaya Raya Kalirungkut, Surabaya 60293

Lebih terperinci

Jurnal Penelitian dan Karya Ilmiah Lemlit USAKTI 01 (01), 2016

Jurnal Penelitian dan Karya Ilmiah Lemlit USAKTI 01 (01), 2016 PENERAPAN LEAN MANUFACTURING UNTUK MENINGKATKAN KAPASITAS PRODUKSI DENGAN CARA MENGURANGI MANUFACTURING LEAD TIME STUDI KASUS: PT ORIENTAL MANUFACTURING INDONESIA Sumiharni Batubara, Raden Abdurrahman

Lebih terperinci

Analisis Perbaikan UKM X dengan Pendekatan Lean Manufacture Guna Mereduksi Waste di Lantai Produksi Aluminum

Analisis Perbaikan UKM X dengan Pendekatan Lean Manufacture Guna Mereduksi Waste di Lantai Produksi Aluminum Analisis Perbaikan UKM X dengan Pendekatan Lean Manufacture Guna Mereduksi Waste di Lantai Produksi Aluminum Sulung Rahmawan Wira Ghani 1, Sudjito Soeparman 2, Rudy Soenoko 3 Program Magister Teknik Dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dasar pemikiran dari lean thinking adalah berusaha menghilangkan waste

BAB I PENDAHULUAN. Dasar pemikiran dari lean thinking adalah berusaha menghilangkan waste BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan 1 Dasar pemikiran dari lean thinking adalah berusaha menghilangkan waste (pemborosan) di dalam proses, atau dapat juga dikatakan sebagai suatu konsep

Lebih terperinci

Gambar I.1 Part utama Penyusun meter air

Gambar I.1 Part utama Penyusun meter air BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Menurut Gaspersz (2011, p.92), Lean Six sigma didefinisikan sebagai suatu filosofi bisnis, pendekatan sistemik, dan sistematik untuk mengidentifikasi dan menghilangkan

Lebih terperinci

Analisis Waiting Time dalam Proses Perakitan MV Switchgear dengan Lean Production

Analisis Waiting Time dalam Proses Perakitan MV Switchgear dengan Lean Production Performa (2012) Vol. 11, No. 1: 37-44 Analisis Waiting Time dalam Proses Perakitan MV Switchgear dengan Lean Production R. Pitaloka Naganingrum,1), Lobes Herdiman 2) 1) Alumni Teknik Industri UNS 2) Staf

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Fase atau tahapan yang banyak menghasilkan produk yang cacat adalah di bagian proses stripping, terlihat dari diagram Pareto nya dari ketiga tahapan di area produksi Produk X. 2.1

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Waktu siklus Pengukuran waktu adalah kegiatan mengamati pekerjaan yang dilakukan oleh pekerja atau oleh operator serta mencatat waktu-waktu kerjanya baik waktu setiap elemen maupun

Lebih terperinci

PENDEKATAN LEAN THINKING DALAM MEMINIMASI WASTE PADA SISTEM PEMENUHAN ORDER GUNA MENGURANGI BIAYA DAN WAKTU (Studi Kasus : PT Kasa Husada Wira Jatim)

PENDEKATAN LEAN THINKING DALAM MEMINIMASI WASTE PADA SISTEM PEMENUHAN ORDER GUNA MENGURANGI BIAYA DAN WAKTU (Studi Kasus : PT Kasa Husada Wira Jatim) PENDEKATAN LEAN THINKING DALAM MEMINIMASI WASTE PADA SISTEM PEMENUHAN ORDER GUNA MENGURANGI BIAYA DAN WAKTU (Studi Kasus : PT Kasa Husada Wira Jatim) Moses L. Singgih dan M.Vina Permata Laboratorium Sistem

Lebih terperinci

Analisa Waste Waiting pada Pembuatan Produk Full Hard dengan Menggunakan Process Activity Mapping pada Plant Cold Rolling Mill

Analisa Waste Waiting pada Pembuatan Produk Full Hard dengan Menggunakan Process Activity Mapping pada Plant Cold Rolling Mill Analisa Waste Waiting pada Pembuatan Produk Full Hard dengan Menggunakan Process Activity Mapping pada Plant Cold Rolling Mill Noka Lisano, Aries Susanty Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, (Sept, 2012) ISSN: A-530

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, (Sept, 2012) ISSN: A-530 JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, (Sept, 2012) ISSN: 2301-9271 A-530 Penerapan Metode Lean Gainsharing Dalam Upaya Peningkatan Kesejahteraan Kinerja Karyawan Dengan Meningkatkan Produktivitas Maria Ulfa dan Moses

Lebih terperinci

BAB V ANALISA. 5.1 Analisa Tahapan Define

BAB V ANALISA. 5.1 Analisa Tahapan Define 5.1 Analisa Tahapan Define BAB V ANALISA 5.1.1 Analisa Diagram SIPOC(Supplier Input Process Output Customer) Dari hasil penggambaran Diagram SIPOC, terlihat informasi elemenelemen yang terlibat langsung

Lebih terperinci

EVALUASI PROSES PRODUKSI SEBAGAI UPAYA UNTUK MEMINIMASI WASTE DENGAN PENDEKATAN LEAN SIX SIGMA (Studi Kasus: PT Temprina Media Grafika Malang)

EVALUASI PROSES PRODUKSI SEBAGAI UPAYA UNTUK MEMINIMASI WASTE DENGAN PENDEKATAN LEAN SIX SIGMA (Studi Kasus: PT Temprina Media Grafika Malang) EVALUASI PROSES PRODUKSI SEBAGAI UPAYA UNTUK MEMINIMASI WASTE DENGAN PENDEKATAN LEAN SIX SIGMA (Studi Kasus: PT Temprina Media Grafika Malang) PRODUCTION PROCESS EVALUATION TO MINIMIZE WASTE USING LEAN

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 SMED (Single Minute Exchange Die) Salah satu masalah yang dihadapi oleh industri manufaktur adalah seringnya keterlambatan dalam menyelesaian pekerjaan sehingga tidak sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN ANALISA

BAB V HASIL DAN ANALISA BAB V HASIL DAN ANALISA Pada bab ini akan dilakukan pembahasan data yang sudah diperoleh untuk menganalisa pembuatan Value Stream Mapping di line Fr. Frame X. Pembahasan dan hasil analisa berdasarkan data

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin berkembangnya industri manufaktur di Indonesia menuntut para pelaku industri untuk terus meningkatkan kualitas layanan dan produk agar mampu bersaing dengan

Lebih terperinci

Qolli Kusuma, 2 Pratya Poeri Suryadhini, 3 Mira Rahayu 1, 2, 3

Qolli Kusuma, 2 Pratya Poeri Suryadhini, 3 Mira Rahayu 1, 2, 3 RANCANGAN USULAN PERBAIKAN UNTUK MEMINIMASI WAITING TIME PADA PROSES PRODUKSI RUBBER STEP ASPIRA BELAKANG DENGAN PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING (STUDI KASUS: PT AGRONESIA DIVISI INDUSTRI TEKNIK KARET) 1

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan diuraikan metodologi penelitian atau tahapan-tahapan penelitian yang akan dilalui dari awal sampai akhir. Metodologi penelitian perlu ditentukan terlebih

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI LEAN THINKING DALAM PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN GANGGUAN SPEEDY DI PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA, Tbk. (TELKOM) DIVISI REGIONAL-V

IMPLEMENTASI LEAN THINKING DALAM PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN GANGGUAN SPEEDY DI PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA, Tbk. (TELKOM) DIVISI REGIONAL-V IMPLEMENTASI LEAN THINKING DALAM PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN GANGGUAN SPEEDY DI PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA, Tbk. (TELKOM) DIVISI REGIONAL-V Prita Lukitasari 1) dan Udisubakti Ciptomulyono 2) 1) Program

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN I.1

BAB 1 PENDAHULUAN I.1 BAB 1 PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Kemajuan dan perkembangan zaman merubah cara pandang konsumen dalam memilih sebuah produk yang diinginkan. Kualitas menjadi sangat penting dalam memilih produk di samping

Lebih terperinci

STUDI PENGENDALIAN KUALITAS PINTU KAYU DENGAN MENGGUNAKAN METODE LEAN SIX SIGMA

STUDI PENGENDALIAN KUALITAS PINTU KAYU DENGAN MENGGUNAKAN METODE LEAN SIX SIGMA STUDI PENGENDALIAN KUALITAS PINTU KAYU DENGAN MENGGUNAKAN METODE LEAN SIX SIGMA Tuti Sarma Sinaga 1 1 Teknik Industri, Universitas Sumatera Utara Medan Masuk: 6 Juni 2015, revisi masuk: 4 Juli 2015, diterima:

Lebih terperinci

PENDEKATAN LEAN SIX SIGMA DAN METODE WEIGHTED PRODUCT UNTUK MENGURANGI WASTE PADA PROSES PRODUKSI SPARE PART OEM DI PT. SINAR AGUNG SELALU SUKSES

PENDEKATAN LEAN SIX SIGMA DAN METODE WEIGHTED PRODUCT UNTUK MENGURANGI WASTE PADA PROSES PRODUKSI SPARE PART OEM DI PT. SINAR AGUNG SELALU SUKSES PENDEKATAN LEAN SIX SIGMA DAN METODE WEIGHTED PRODUCT UNTUK MENGURANGI WASTE PADA PROSES PRODUKSI SPARE PART OEM DI PT. SINAR AGUNG SELALU SUKSES Bonifasius Yorie Margo Putro Program Studi Teknik Indusri,

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI PENYEBAB KETERLAMBATAN WAKTU PERBAIKAN MESIN PRODUKSI DENGAN VALUE STREAM MAPPING DI PERUSAHAAN PENGOLAHAN SUSU

IDENTIFIKASI PENYEBAB KETERLAMBATAN WAKTU PERBAIKAN MESIN PRODUKSI DENGAN VALUE STREAM MAPPING DI PERUSAHAAN PENGOLAHAN SUSU IDENTIFIKASI PENYEBAB KETERLAMBATAN WAKTU PERBAIKAN MESIN PRODUKSI DENGAN VALUE STREAM MAPPING DI PERUSAHAAN PENGOLAHAN SUSU TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Gambar 3.1 Flowchart Metodologi Penelitian Metode Penelitian merupakan deskripsi dari seluruh rangkaian kegiatan yang dilaksanakan selama proses penelitian dilaksanakan yakni

Lebih terperinci

Seminar Nasional IENACO 2014 ISSN PENGURANGAN WASTE DENGAN PENDEKATAN LEAN PADA SISTEM DISTRIBUSI DI PT.

Seminar Nasional IENACO 2014 ISSN PENGURANGAN WASTE DENGAN PENDEKATAN LEAN PADA SISTEM DISTRIBUSI DI PT. Seminar Nasional IENACO 2014 ISSN 2337-4349 PENGURANGAN WASTE DENGAN PENDEKATAN LEAN PADA SISTEM DISTRIBUSI DI PT. SUPRALITA MANDIRI Annisa Kesy Garside 1*, Faraningrum Restiana 2 1,2 Jurusan Teknik Industri,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alur Penelitian Metodologi penelitian merupakan tahapan-tahapan dan langkah-langkah yang akan di lewati dalam melakukan penelitian ini, yaitu seperti pada Gambar 3.1 merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Industri makanan dan minuman merupakan sektor strategis yang akan

BAB I PENDAHULUAN. Industri makanan dan minuman merupakan sektor strategis yang akan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri makanan dan minuman merupakan sektor strategis yang akan terus tumbuh. Segmen yang menjanjikan yaitu pasar minuman ringan. Pasar minuman ringan di Indonesia

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Lead Time Istilah lead time biasa digunakan dalam sebuah industri manufaktur. Banyak versi yang dapat dikemukakan mengenai pengertian lead time ini. Menurut Kusnadi,

Lebih terperinci

USULAN MEMINIMASI WASTE PADA PROSES PRODUKSI DENGAN KONSEP LEAN MANUFACTURING DI CV.X*

USULAN MEMINIMASI WASTE PADA PROSES PRODUKSI DENGAN KONSEP LEAN MANUFACTURING DI CV.X* Reka Integra ISSN: 2338-508 Jurusan Teknik Industri Itenas No.2 Vol.03 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional April 205 USULAN MEMINIMASI WASTE PADA PROSES PRODUKSI DENGAN KONSEP LEAN MANUFACTURING

Lebih terperinci

PROSES ELIMINASI WASTE DENGAN METODE WASTE ASSESSMENT MODEL & PROCESS ACTIVITY MAPPING PADA DISPENSING

PROSES ELIMINASI WASTE DENGAN METODE WASTE ASSESSMENT MODEL & PROCESS ACTIVITY MAPPING PADA DISPENSING Journal Industrial Manufacturing Vol. 3, No. 1, Januari 2018, pp. 45-50 P-ISSN: 2502-4582, E-ISSN: 2580-3794 PROSES ELIMINASI WASTE DENGAN METODE WASTE ASSESSMENT MODEL & PROCESS ACTIVITY MAPPING PADA

Lebih terperinci

BAB I Pendahuluan. Tabel I. 1 Target dan Realisasi Produksi pada Masing-masing Komponen Pesawat A320 Periode Januari-September 2015

BAB I Pendahuluan. Tabel I. 1 Target dan Realisasi Produksi pada Masing-masing Komponen Pesawat A320 Periode Januari-September 2015 BAB I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Indonesia memiliki perusahaan manufaktur dibidang industri pesawat terbang, yaitu PT Dirgantara Indonesia. PT Dirgantara Indonesia (Indonesian Aerospace Inc) adalah

Lebih terperinci

PENGURANGAN MUDA DALAM PROSES PRODUKSI DENGAN PENDEKATAN DMAIC. Jl. Glagahsari, Umbulharjo, Yogyakarta *

PENGURANGAN MUDA DALAM PROSES PRODUKSI DENGAN PENDEKATAN DMAIC. Jl. Glagahsari, Umbulharjo, Yogyakarta * PENGURANGAN MUDA DALAM PROSES PRODUKSI DENGAN PENDEKATAN DMAIC Yohannes Anton Nugroho 1*, Ari Zaqi Al Faritsy 2 1,2 Teknik Industri, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Teknologi Yogyakarta Jl. Glagahsari,

Lebih terperinci

Dosen Pembimbing :H. Hari Supriyanto, Ir.MSIE Diusulkan Oleh : Aqil Azizi Start

Dosen Pembimbing :H. Hari Supriyanto, Ir.MSIE Diusulkan Oleh : Aqil Azizi Start Reduksi waste Pada Produksi kacang garing Dengan pendekatan lean six sigma Menggunakan Metode FMEA (study kasus pada PT.Dua Kelinci) Dosen Pembimbing :H. Hari Supriyanto, Ir.MSIE Diusulkan Oleh : Aqil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, persaingan industri manufaktur sebagai produsen berbagai macam produk semakin tinggi. Ini ditandai dengan munculnya berbagai macam produk dengan jenis merek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN I.1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang PT Pindad (Persero) merupakan perusahaan BUMN (Badan Usaha Milik Negara) yang bergerak dibidang Alutsista (Alat Utama Sistem Persenjataan) dan produk komersial. Salah

Lebih terperinci

Bab I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

Bab I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Bab I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Era globalisasi menuntut segala aspek kehidupan seluruh masyarakat untuk berubah, lebih berkembang dan maju. Salah satu mekanisme yang menjadi ciri globalisasi dewasa

Lebih terperinci

PERBAIKAN PROSES PRODUKSI BLENDER MENGGUNAKAN PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING DI PT. PMT

PERBAIKAN PROSES PRODUKSI BLENDER MENGGUNAKAN PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING DI PT. PMT PERBAIKAN PROSES PRODUKSI BLENDER MENGGUNAKAN PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING DI PT. PMT Rian Adhi Saputra 1*), Moses L. Singgih 2) Bidang Keahlian Manajemen Industri Program Studi Magister Manajemen Teknologi

Lebih terperinci

5 BAB V ANALISA DAN HASIL

5 BAB V ANALISA DAN HASIL 5 BAB V ANALISA DAN HASIL 5.1 Analisa 5.1.1 Analisa Kanban Banyaknya kartu kanban yang diperlukan dihitung dengan rumus (Arnaldo Hernandez, 1989): Banyaknya Kanban = Permintaan Harian X Faktor Pengamanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Toyota production system (TPS) sangat populer di dunia perindustrian.

BAB I PENDAHULUAN. Toyota production system (TPS) sangat populer di dunia perindustrian. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Memasuki tahun 1990, Lean Production System yang lahir dari Toyota production system (TPS) sangat populer di dunia perindustrian. Dimana tujuan dari sebuah

Lebih terperinci

Jumlah Perusahaan Subsektor Komputer, Barang Elektronik dan Optik (Dalam Unit)

Jumlah Perusahaan Subsektor Komputer, Barang Elektronik dan Optik (Dalam Unit) BAB I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Kehidupan sehari-hari masyarakat saat ini tidak dapat terlepas dari pemakaian alat-alat elektronik di sekitarnya. Alat-alat elektronik ini digunakan untuk mempermudah

Lebih terperinci

Seminar Nasional IENACO 2014 ISSN PENERAPAN LEAN SIX SIGMA CONCEPT UNTUK PERBAIKAN LINI PRODUKSI

Seminar Nasional IENACO 2014 ISSN PENERAPAN LEAN SIX SIGMA CONCEPT UNTUK PERBAIKAN LINI PRODUKSI PENERAPAN LEAN SIX SIGMA CONCEPT UNTUK PERBAIKAN LINI PRODUKSI H HARISUPRIYANTO Industrial Engineering Department Faculty of Industrial Technology Sepuluh Nopember Institute of Technology Kampus ITS Sukolilo,

Lebih terperinci

PERANCANGAN PERBAIKAN SISTEM SUPPLY CHAIN DENGAN LEAN MANUFACTURING PADA PT. CAKRA COMPACT ALUMINIUM INDUSTRIAL TUGAS SARJANA.

PERANCANGAN PERBAIKAN SISTEM SUPPLY CHAIN DENGAN LEAN MANUFACTURING PADA PT. CAKRA COMPACT ALUMINIUM INDUSTRIAL TUGAS SARJANA. PERANCANGAN PERBAIKAN SISTEM SUPPLY CHAIN DENGAN LEAN MANUFACTURING PADA PT. CAKRA COMPACT ALUMINIUM INDUSTRIAL TUGAS SARJANA Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

Reduksi Waste pada Proses Produksi Kacang Garing Medium Grade dengan Pendekatan Lean Six Sigma

Reduksi Waste pada Proses Produksi Kacang Garing Medium Grade dengan Pendekatan Lean Six Sigma F295 Reduksi Waste pada Proses Produksi Kacang Garing Medium Grade dengan Pendekatan Lean Six Sigma Ikha Sriutami dan Moses Laksono Singgih Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Institut

Lebih terperinci

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DIVISI PRODUKSI PERALATAN INDUSTRI PROSES PADA PT. BARATA INDONESIA DENGAN VALUE STREAM MAPPING

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DIVISI PRODUKSI PERALATAN INDUSTRI PROSES PADA PT. BARATA INDONESIA DENGAN VALUE STREAM MAPPING PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DIVISI PRODUKSI PERALATAN INDUSTRI PROSES PADA PT. BARATA INDONESIA DENGAN VALUE STREAM MAPPING Moses L. Singgih dan Rhichard Kristian Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisikan tentang latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah dan sistematika penulisan laporan. 1.1 Latar Belakang Menurut data Bappenas

Lebih terperinci

PENINGKATAN EFISIENSI PELAYANAN PASIEN INSTALASI RAWAT JALAN DENGAN PENDEKATAN LEAN THINKING DAN TIME BASED PROCESS (STUDY KASUS DI RSU HAJI SURABAYA)

PENINGKATAN EFISIENSI PELAYANAN PASIEN INSTALASI RAWAT JALAN DENGAN PENDEKATAN LEAN THINKING DAN TIME BASED PROCESS (STUDY KASUS DI RSU HAJI SURABAYA) PENINGKATAN EFISIENSI PELAYANAN PASIEN INSTALASI RAWAT JALAN DENGAN PENDEKATAN LEAN THINKING DAN TIME BASED PROCESS (STUDY KASUS DI RSU HAJI SURABAYA) Nugroho Wicaksono, Moses L. Singgih Program Studi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Industri tekstil merupakan salah satu sektor industri di Indonesia yang memiliki potensi perkembangan yang tinggi. Menurut Kementerian Perdagangan dan Perindustrian

Lebih terperinci

Analisis Proses Produksi HRPO Menggunakan Metode Lean Manufacturing Dengan Pendekatan Simulasi Di Divisi Cold Rolling Mill (Studi Kasus di PT.

Analisis Proses Produksi HRPO Menggunakan Metode Lean Manufacturing Dengan Pendekatan Simulasi Di Divisi Cold Rolling Mill (Studi Kasus di PT. Analisis Proses Produksi HRPO Menggunakan Metode Lean Manufacturing Dengan Pendekatan Simulasi Di Divisi Cold Rolling Mill (Studi Kasus di PT. KS) Ekobuono Jati Widodo 1, Lely Herlina 2, Evi Febianti 3

Lebih terperinci

Gambar I. 1 Air Brake System Tipe KE-G-12

Gambar I. 1 Air Brake System Tipe KE-G-12 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang PT Pindad merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang memproduksi alat pertahanan dan beberapa produk komersial. Kelompok usaha PT Pindad dibagi menjadi empat pokok

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisikan tentang latar belakang penelitian, penjelasan mengenai permasalahan yang diangkat yaitu berupa perumusan masalah, tujuan yang ingin dicapai, batasan masalah, dan sistematika

Lebih terperinci

ANALISIS PROSES PRODUKSI MODULE CONDENSOR MENGGUNAKAN METODE LEAN MANUFACTURING DENGAN PENDEKATAN SIMULASI DI PT. XYZ

ANALISIS PROSES PRODUKSI MODULE CONDENSOR MENGGUNAKAN METODE LEAN MANUFACTURING DENGAN PENDEKATAN SIMULASI DI PT. XYZ ANALISIS PROSES PRODUKSI MODULE CONDENSOR MENGGUNAKAN METODE LEAN MANUFACTURING DENGAN PENDEKATAN SIMULASI DI PT. XYZ Evi Febianti 1), Bobby Kurniawan 2), Ian Alviansyah 3) 1),2),3 ) Teknik Industri, Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metodologi penelitian bertujuan untuk memberikan kerangka penelitian yang sistematis sehingga dapat memberikan kesesuaian antara tujuan penelitian dengan

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN Tujuan dari penelitian ini adalah mengevaluasi proses penerimaan order sampai dengan proses packing dengan mengeliminasi non-value added activities (aktivitas yang tidak bernilai

Lebih terperinci

PERBAIKAN SISTEM PRODUKSI BLENDER MENGGUNAKAN PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING DI PT. PMT

PERBAIKAN SISTEM PRODUKSI BLENDER MENGGUNAKAN PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING DI PT. PMT TESIS PERBAIKAN SISTEM PRODUKSI BLENDER MENGGUNAKAN PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING DI PT. PMT Oleh : RIAN ADHI SAPUTRA 9109201408 Latar Belakang PT. PMT industri perakitan peralatan rumah tangga Pemberlakuan

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 24 Januari 2015

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 24 Januari 2015 APLIKASI PENDEKATAN KONSEP LEAN UNTUK MENGURANGI NON VALUE ADDED ACTIVITY PADA LEMBAGA KONSUIL (KOMITE NASIONAL KESELAMATAN UNTUK INSTALASI LISTRIK) DI BANYUWANGI Harliwanti Prisilia Jurusan Teknik Industri

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian berisi penjelasan tahap-tahap yang dilalui penulis dalam menyusun penelitian. Tahap-tahap tersebut adalah tahap awal penelitian, tahap pengumpulan data,

Lebih terperinci

Seminar Nasional IENACO ISSN

Seminar Nasional IENACO ISSN PROTOTIPE PENGAMBILAN DATA LEAN MANUFACTURING SECARA TEROTOMASI UNTUK SATU STASIUN KERJA DENGAN MEMANFAATKAN TEKNOLOGI RADIO FREQUENCY IDENTIFICATION Rispianda, Fayyadl Garishah Aschuri Putra, Fadillah

Lebih terperinci