MEDIA PENDIDIKAN MERUPAKAN KONSEP PEMBAHARUAN DALAM PENERAPAN PEMIKIRAN HARUN NASUTION

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MEDIA PENDIDIKAN MERUPAKAN KONSEP PEMBAHARUAN DALAM PENERAPAN PEMIKIRAN HARUN NASUTION"

Transkripsi

1 MEDIA PENDIDIKAN MERUPAKAN KONSEP PEMBAHARUAN DALAM PENERAPAN PEMIKIRAN HARUN NASUTION Hambali 1) 1 Dosen PGSD Universitas Serambi Mekah Banda Aceh Abstrak Harun Nasution adalah sosok ilmuan muslim yang amat berwibawa dan disegani oleh intelektual muslim baik luar maupun dalam negeri, sekaligus menjadi sumber masalah yang menimbulkan perdebatan yang disebabkan pemkirannya pada umumnya berbeda yang dianut umat Islam Indonesia.Harun Nasution dikenal ahli dalam bidang teologi dan filsafat, juga memahami bidang hukum, tasawuf, politik, pembaharuan, pendidikan dan ilmu sosial lainnya. Penelitian ini dapat menemukan pencerahan khususnya kemajuan pendidikan baik dalam konteks intelektual maupun dalam pembaharuan sistem yang diterapkan dalam dunia kampus dewasa ini. Dengan menelaah berbagai buku sehinga pendekatan konseptual ini menghasilkan konsep pendidikan yang diinginkan dan diterapkan oleh Harun Nasution antara lain: menumbuhkan tradisi ilmiah, memperbaharui kurikulum, pembinaan tenaga dosen, menerbitkan jurnal ilmiah, pengembangan perpustakaan, pengembangan organisasi, pembukaan program pascasarjana, menjadikan IAIN sebagai pusat pembaharuan pemikiran dalam Islam. Dari keseluruhan dapat disimpulkan bahwa Harun Nasution ahli bidang teologi dan filsafat, seorang pemikir yang modern, rasional dan liberal. Dilihat dalam konteks fungsi dan perannya Harun Nasution seorang pendidik yang sejati dan berhasil dengan baik. Kepakarannya dalam bidang ilmu teologi dan filsafat dan ide-ide pembaharuan sebagai alat merobah masyarakat dengan menggunakan pendidikan sebangai media paling efektif dan sentral dalam kemajuan. Kata Kunci : Media Pendidikan, Konsep Pembaharuan, Harun Nasution. 57

2 1. PENDAHULUAN Harun Nasution adalah sosok ilmuan muslim yang amat berwibawa dan disegani oleh kalangan intelektual muslim, baik di dalam maupun luar negeri, dan sekaligus menjadi sumber timbulnya berbagai masalah yang menimbulkan perdebatan. Setiap kali orang mendengar namanya, yang terbayang adalah bahwa ia seorang mantan Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang memiliki keahlian dalam bidang teologi dan filsafat yang bercorak rasional dan liberal. Dengan corak pemikiran teologinya yang demikian itu, Harun Nasution dikenal pula sebagai ilmuan yang banyak mengemukakan gagasan dan pemikiran yang berbeda dengan pemikiran yang umumnya dianut umat Islam Indonesia. Dalam hal ini Harun Nasution juga memperkenalkan teologi yang rasional dan liberal seperti Mu tazilah dan Maturidiyah Samarkand. Harun Nasution melihat bahwa untuk mengatasi berbagai keterbelakangan umat Islam di Indonesia dalam berbagai bidang harus dilakukan dengan mengubah paham teologi tradisonal menjadi teologi yang rasional dan liberal. Kecenderungan yang demikian itu, membawa implikasi timbulnya tuduhan dari masyarakat pada umumnya kepada Harun Nasution sebagai muslim yang kebaratan dan sekular. Dari permasalahan diatas dapat diperhatikan bahwa untuk merobah keterbelakangan dalam berbagai bidang mestilah mengubah paham teologi tradisional. Harun Nasution pakar teologi dan filsafat juga seorang pembaharuan dalam berbagai bidang, khususnya dalam pendidikan ia telah melakukan pembaharuan-pembaharuan yang tak ternilai dengan materi adanya. Pendidikan Indonesia pada tempo dulu terbatas dalam hafalan, teks book thinking, menganut mazhab tertentu, kurikulum yang statis dan berbagai keterbelakangan lainnya sehingga peneliti menarik mengkaji pemikiran seorang teologi, dalam merobah pola pikir masyarakat Indonesia melalui media pendidikan sebagai alat yang sentral perubahan yang diharapkan. I. RIWAYAT HIDUP DAN KARYA-KARYANYA A. Riwayat Hidup Harun Nasution Harun Nasution dilahirkan di Pematang Siantar, daerah Tapanuli Selatan, Sumatera Utara, pada hari 57

3 Selasa, 23 September Ia adalah putera dari lima bersaudara.yang tertua diantara saudaranya itu adalah Mohammad Ayyub yang kemudian di susul oleh Khalil, Sa adah, dan adik perempuannya Hafshah. Ayahnya bernama Abdul Jabbar Ahmad, seorang Ulama kelahiran Mandailing yang bercukupan serta pernah menduduki jabatan sebagai Qadi, penghulu, Kepala Agama, Hakim Agama dan Imam Mesjid di Kabupaten Simalunggung. Karena kemampuannya dalam bidang ekonomi ia berkesempatan pergi ke Mekkah untuk melaksanakan haji pada saat masih muda (Penulis, Tim, 1989: hal 4-5). Sedangkan ibunya yang berasal dari Tanah Bato adalah seorang putri ulama asal Mandailing, dan masa gadisnya pernah bermukim di Mekkah dan pandai bahasa Arab. Kedua orang tua Harun Nasution yang berpendidikan agama yang demikian itu telah memberikan sumbangan dan peran yang amat besar dalam menanamkan pendidikan agamanya ( Nata, Abuddin, 2005: hal 263) Harun Nasution memulai pendidikannya pada sekolah Dasar milik Belanda, Hollandsch Inlandsch School (HIS) yang di tempuh selama 7 tahun dan selesai tahun 1934 yang pada waktu itu ia sudah berusia 14 tahun. Selama belajar di Sekolah Dasar ini Harun Nasution berkesempatan mempelajari bahasa Belanda dan ilmu pengetahuan umum. Setelah itu ia meneruskan studinya ke Moderne Islamietische Kweekschool (MIK) selama tiga tahun (Penulis, Tim 1989 :164). Selanjutnya ia harus mendalami agama Islam di Mekkah agar lebih lurus pemikirannya. Akan tetapi, setelah lebih kurang satu tahun lamanya berada di Mekkah ia pada tahun 1938 memutuskan untuk pergi ke Mesir. Ia tertarik untuk belajar di Mesir, karena pemikir muslim progresif yang ia temukan pada saat di Bukit Tinggi merupakan lulusan Universitas di Mesir.ia menerima banyak informasi mengenai perkembangan pemikiran Islam modern di Mesir dari Mukhtar Yahya. Sebagai seorang modernis, Yahya pernah berkata kepada Harun Nasution: Seorang modernis seperti kamu ( Nasution) lebih baik belajar di Mesir (Badri Yatim dan Hamid Nasushi, 2002: hal 165). Dengan pertimbangan untuk mencari tempat belajar yang lebih sesuai dengan sifat modernisnya itulah akhirnya orang tuanya merelakan ia pergi ke 58

4 Mesir. Di Mesir ia kuliah di Fakultas Ushuluddin pada Universitas Al-Azhar (Syarif Hidayatullah, 1993:9). Di negeri bersejarah ini, Harun mulai mencoba mendalami Islam. Namun ia juga belum menemui kepuasan. Dengan alasan ketidakpuasan inilah, Harun Nasution memutuskan pindah studi ke Universitas Amerika di Kairo. Di Universitas ini, Harun tidak lagi mendalami Studi Islam, melainkan ilmu pendidikan dan ilmuilmu sosial (Nasution, Harun, 1998: 5). Dari American University Kairo ini, Harun memperoleh gelar Bachelor of Art (BA) dalam bidang Sosial Studies pada tahun 1952 dengan nilai sangat memuaskan, yaitu rata-rata B+ atau A (Nata, Abuddin; ). Dengan bekal gelar BA dari American University serta ditambah dengan pengalaman sebagai aktivitas di PERPINDOM, serta didukung oleh kemampuan berbahasa Arab, Inggris, dan Belanda, Harun Nasution untuk sementara waktu tidak melanjutkan studinya ke jenjang yang lebih tinggi. Ia memilih bekerja disebuah perusahaan swasta di Mesir. Dalam kesempatan ini pula ia menikah dengan seorang wanita Mesir dan beberapa tahun kemudian diangkat sebagai pegawai di Konsulat, sedangkan konsulatnya adalah H.M. Rasyidi yang kemudian menjadi Menteri Agama Pertama Republik Indonesia. Beberapa tahun kemudian Harun Nasution dipanggil pulang untuk bekerja di Departemen Luar Negeri Jakarta, hingga akhirnya ia ditempatkan sebagai sekretaris di Kedutaan Besar Indonesia di Brusel Belgia. Ketika bekerja di Brusel, terjadi gejolak politik yang berimplikasi pada keadaan yang kurang menguntungkan bagi Harun Nasution (Nasution, Harun, 1998 : ). Sebagai seorang aktivis, Harun Nasution dituduh sebagai pendukung atau simpatisan bagi kelompok yang mengadakan pemberontakan PRRI (Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia). Selain itu sikap politik Harun Nasution sebagai seorang yang anti PKKI dan anti Soekarno menyebabkan ia berhenti dari karier diplomatik. Ia masuk daftar hitam, dicekal memasuki wilayah Indonesia dan negara-negara lain yang punya diplomatik dengan Indonesia seperti Mesir. Hal ini membuat ia tidak bisa kembali ke Jakarta karena pemerintah Soekarno yang berkuasa pada waktu itu. Untunglah seorang diplomat berkebangsaan Mesir yang tidak tahu bahwa Harun di cekal, memberikan visa 59

5 kepada Harun Nasution dan istrinya untuk masuk ke Mesir. Setelah itu, Harun Nasution melanjutkan studinya selama dua setengah tahun untuk memperoleh gelah Ph.D, dengan menyelesaikan disertasi dengan ilmu Kalam (teologi) dengan judul The Place of Reason in Abduhs, Its Impact on His Theological System and Views (Kedudukan Akal Teologi Muhammad Abduh, Pengaruh pada Sistem dan pendapat-pendapat Teologinya) pada tahun Setelah meraih gelar Doktor, Harun Nasution kembali ke tanah air dan mencurahkan perhatiannya pada pengembangan pemikiran Islam di Indonesia melalui Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Pada tahun pertama di IAIN, kehadiran Harun Nasution belum dapat diterima sepenuhnya. Namun didukung penuh oleh para pimpinan dan pejabat di lingkungan Departemen Agama, khususnya ketika Mukti Ali, lulusan McGill, diangkat Menteri Agama. Nasution sendiri diangkat menjadi Rektor beberapa tahun kemudian. Kedudukan ini membuatnya leluasa menyebarkan ideide yang modern secara lebih luas lainnya. Selanjutnya setelah selesai dari tugasnya sebagai Rektor ( ) Harun Nasution dipercayai sebagai Direktur Pasca Sarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta hingga akhir hayatnya. Berkat ketekunannya mengelola pascasarjana ini telah lahir ratusan Doktor dalam bidang ilmu agama Islam yang kini telah banyak yang menjadi orang nomor satu di lembaga pendidikan yang dipimpinnya ( Nasution, Harun, 1998 : ). B. Karya-karya Harun Nasution Harun Nasution juga tercatat sebagai ilmuan yang produktif dalam bidang karya ilmiah. Diantara karyakarya ilmiah yang dihasilkannya adalah sebagai berikut: 1. Buku Islam di tinjau dari Berbagai Aspeknya. Dalam bukunya yang terdiri dari dua jilid ini Harun Nasution memperkenalkan Islam secara umum dan komperehensif. Di dalam buku tersebut selain memberikan pengantar umur tentang ilmu kalam, filsafat, dan tasawuf, Harun Nasution juga berbicara tentang hukum Islam, pranata sosial, sumber ajaran Islam, ibadah, sejarah dan peradaban Islam, dan politik. Dengan buku tersebut Harun 60

6 Nasution ingin memperkenalkan Islam dalam sosoknya yang untuh dan komperehensif, bukan Islam yang selama ini hanya dipahami satu aspek saja. Menurut Harun Nasution pandangan umat terhadap ajaran Islam terlampau sempit. Dalam bidang teologi misalnya mereka hanya mengenal teologi Ash ariyah dengan sifat dua puluhnya, dan dalam bidang fiqih hanya mengenal fiqih Syafi i saja. Demikian seterusnya dalam bidang lainnya. Kehadiran buku tersebut telah mengundang kritik yang tajam dari kalangan Islam yang tradisionalis normatif. Menurut kelompok ini, Harun Nasution telah memperkenalkan Islam yang berbelitbelit dan sulit. Kritik atas buku tersebut lebih lanjut datang dari H.M. Rasyidi. Menurutnya, Harun Nasution dengan bukunya itu telah memperlihatkan dirinya sebagai seorang yang berpikir orientalis yang merugikan umat Islam (Rasyidi, H.M, 1983 : 5). Menanggapi kritik yang demikian itu, Harun Nasution mengatakan bahwa: Berbagai mazhab dan aliran itu, baik dalam bidang tauhid maupun bidang ibadah, hukum, tasawuf, filsafat, pembaruan, dan sebagainya masih dalam kebenaran dan tidak keluar dari Islam. Tegasnya masih dalam garis-garis yang ditentukan oleh Al-qur an dan hadits (Badri Yatim dan Hamid Nasushi, 2002 : ). Adanya kritik yang demikian itu tidak membuat Harun Nasution mundur dari misinya. Buku tersebut malah menjadi buku teks wajib dalam mata kuliah Pengantar Agama Islam. 2. Buku pembaharuan dalam Islam : Sejarah Pemikiran dan Gerakan. Buku yang berasal dari kumpulan ceramah dan kuliah dan di terbitkan pertama kali tahun 1975 oleh penerbit Bulan Bintang ini membahas tentang pemikiran dan pembaharuan dalam Islam. Buku Filsafat Agama buku yang pertama kali di terbitkan pada tahun 1973 oleh Bulan Bintang Jakarta ini, berisi kumpulan kuliah dan ceramah yang ia sampaikan dalam berbagai kesempatan di beberapa perguruan tinggi. Buku ini selain membahas tentang berbagai 61

7 pengertian tentang agama, juga berisi uraian tentang unsur-unsur agama (percaya kepada adanya yang ghaib (Tuhan), keyakinan bahwa kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat di tentukan oleh hubungan yang baik dengan kekuatan ghaib, adanya respons emosional yang mengambil bentuk ibadah, serta adanya sesuatu yang di nilai sebagai yang suci. (sakral). 3. Buku filsafat dan Mistisisme dalam Islam. Buku yang di terbitkan oleh Bulan Bintang, Jakarta, tahun 1973 ini membahas filsafat Islam dan tasawuf secara singkat. Buku ini juga berasal dari kumpulan ceramah yang pernah ia sampaikan pada kelompok diskusi kajian agama Islam di Institut Ilmu Keguruan dan Pendidikan (IKIP) Jakarta, Universitas Nasional serta bahan-bahan perkuliahan yang ia sampaikan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Isi terkandung dalam buku ini tentang pemikiran filsafat yang berasal dari al-kindi, ibn Sina, al-razi, al-ghazali, dan ibn Rusyid, serta pemikiran para sufi sebagai Rabi ah al-adawiyah, Abu Yasiz al-bustami, al-hallaj, ibn Arabi dan al-ghazali. 4. Buku Teologi Islam: Aliran-aliran, Sejarah, Analisa dan Perbandingan. Buku ini pertama kali diterbitkan pada tahun 1972 oleh UI Press. Di dalam buku ini selain dapat dijumpai uraian tentang pengertian teologi, juga dibahas tentang latar belakang lahirnya teologi dalam Islam yang dihubungkan dengan peristiwa politik antara Khalifah Ali bin Abi Thalib dengan Gubernur Bashrah Mu awiyah. Dari sebab-sebab masalah politik tersebut lahirlah aliran teologi Khawarij, Murji ah, Mu tazilah, Jabariyah, Qadariyah, Asy ariyah, Maturidiyah Bhukara dan Maturidiyah Samarkand. 5. Buku Muhammad Abduh dan Teologi Rasional. Buku yang berasal dari disertasi Harun Nasution ketika mengambil program Doktor di McGill University, Montreal, Canada ini pertama kali diterbitkan pada tahun 1987 oleh UI Press. Didalamnya dapat ditemui pembahasan tentang kedudukan akal dalam teologi Muhammad Abduh, serta pengaruhnya terhadap sistem dan pandangan teologinya. 6. Akal dan Wahyu. Buku ini diterbitkan pada tahun 1978 oleh 62

8 Yayasan Idayu dan Selanjutnya oleh UI Press. Didalamnya terdapat uraian tentang pengertian akal, kedudukan akal di dalam Al-qur an, perkembangan ilmu pengetahuan dalam Islam serta peranan akal dalam pemikiran keagamaan. 7. Islam Rasional. Buku yang berasal dari kumpulan makalah yang disunting oleh Saiful Muzani dan pertama kali diterbitkan oleh Mizan, pada tahun 1995 ini berbicara tentang corak pemikiran rasional agamais pada abad kesembilan belas. Selain itu buku ini juga membahas tentang Islam rasional yang pernah muncul di abad klasik yang dalam hal ini Mu tazilah ( Nata, Abuddin, 2005: ). 2. HASIL DAN PEMBAHASAN II. PEMIKIRAN PENDIDIKAN PERSPEKTIF HARUN NASUTION Konsep pendidikan menurut Harun Nasution harus disesuaikan dengan konsep manusia menurut Al-qur an dan hadis. Konsep manusia menurut ajaran Islam, bukan hanya terdiri dari tubuh, seperti yang terdapat dalam filsafat materialism, tetapi tersusun dari unsur jasmani dan rohani (Bertrand Rusell, 2002: 1020). Dalam pada itu unsur rohani bukan pula terdiri hanya dari daya intelek seperti yang terdapat dalam filsafat Barat, tetapi daya berpikir yang disebut akal dan daya merasa yang disebut kalbu. Dengan demikian manusia tersusun dari dua unsur, unsur materi (jasmani atau tubuh) dan unsur immateri (ruh). Tubuh manusia berasal dari tanah di bumi, sedangkan ruh manusia berasal dari substansi immateri di alam gaib. Tubuh mempunyai daya-daya fisik atau jasmani, seperti mendengar, melihat, merasa, mencium, dan daya gerak seperti menggerakkan tangan, kaki, kepala, dan lain-lain. Sedangkan ruh yang juga disebut al-nafs mempunyai dua daya, yakni daya berpikir yang disebut akal yang berpusat di kepala dan daya rasa yang disebut kalbu yang berpusat di dada ( Nasution,Harun, 2000: 400). Adapun pemikiran Harun Nasution adalah sebagai berikut: a. Menumbuhkan tradisi ilmiah. Upaya ini ia lakukan dengan cara mengubah sistem perkuliahan yang semula bercorak hafalan, texbook thinking dan cenderung menganut mazhab tertentu, menjadi sistem 63

9 perkuliahan yang mengajak mahasiswa berfikir rasional, kritis, inovatif, objektif dan menghargai perbedaan pendapat. Dalam kaitan ini menurut Harun Nasution, pendidikan tradisional harus diubah, dengan memasukkan mata pelajaran-mata pelajaran tentang ilmu pengetahuan modern (sains) ke dalam kuri -kulum madrasah. Juga mendirikan sekolahsekolah modern di samping madrasahmadrasah yang telah ada, sehingga dapat memproduk ahli-ahli Islam dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi ( Nasution,Harun, 1992: 208). b. Pembinaan tenaga dosen. Upaya ini dilakukan dengan cara membentuk Forum Pengkajian Islam (FPI) dan diskusi yang dibagi kedalam diskusi mingguan dan bulanan. Pada setiap kali diskusi tersebut para dosen diwajibkan membuat makalah ilmiah dengan bobot dan standar yang ditentukan, dan kemudian menyajikannya dalam forum ilmiah. Dengan cara demikian, para dosen ditantang untuk mau membaca dan mendalami bidang keahliannya. Pembinaan tentang dosen berikutnya dilakukan dengan mendorong para dosen untuk meningkatkan pendidikan formalnya dengan mengambil gelar Magister dan Doktor pada berbagai perguruan tinggi, baik yang ada didalam maupun di luar negeri. Seiring dengan upaya meningkatkan mutu tenaga belajar, maka pada tahun 1982 telah dibuka Program Pascasarjana untuk Strata 2 (S2) dan Strata 3 (S3) yang langsung beliau pimpin. Program ini dibuka sebagai kelanjutan dari Program Purna Sarjana (PPS) yang telah ada sebelumnya. Karena itulah dosen-dosen IAIN tidak dikirim ke Mesir melainkan ke dunia Barat untuk mempelajari Islam dari segi metodologinya serta cara berpikir rasional, sehingga mereka akan dapat menjadi ulama yang berpikir rasional ((Rievaz, 25). c. Menerbitkan jurnal ilmiah. Seiring dengan upaya menciptakan tradisi ilmiah dan meningkatkan mutu akademik para dosen, Harun Nasution juga menggagas terbitnya jurnal ilmiah. Melalui jurnal ini berbagai makalah ilmiah yang disusun para dosen dan disajikan dalam forum tersebut kajian 64

10 diatas, dilanjutkan dengan diterbitkannya pada jurnal ilmiah. Dengan cara demikian, para dosen memiliki kesempatan ini untuk mempublikasikan dirinya, mengasah keahliannya, serta memiliki peluang untuk mendapatkan angka kredit yang diperlukan untuk kenaikan pangkatnya. d. Pengembangan Perpustakaan. Sejalan dengan upaya meningkatkan mutu akademik serta menumbuhkan tradisi ilmiah, Harun Nasution berupaya melakukan pengembangan perpustakaan. Upaya ini dilakukan antara lain dengan membangun gedung perpustakaan yang memadai, jumlah buku yang memadai, serta sistem pelayanan yang lebih baik. e. Pengembangan Organisasi. Upaya ini antara lain dilakukan dengan cara memperjuangkan rasionalisasi Fakultas dan Jurusan di lingkungan IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang semula relatif banyak dan tersebar di beberapa daerah, kemudian disederhanakan menjadi 5 Fakultas, yaitu 4 Fakultas dan 1 Fakultas di Pontianak. f. Menjadikan IAIN sebagai Pusat Pembaruan Pemikiran dalam Islam. Upaya ini antara lain, Harun Nasution mengadakan reformasi fundamental terhadap IAIN, dengan cara memperbaharui kurikulum IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Jika kurikulum IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta hanya memuat bidang kajian agama dan aliran mazhab tertentu saja, maka di zaman Harun Nasution kurikulum IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta ditambah dengan kajian ilmu kalam dengan berbagai aliran/mazhabnya, filsafat dengan berbagai dan mazhabnya, tasawuf, antropologi, filsafat umum, perbandingan agama, bahkan juga ilmu-ilmu alam (Mulyadhi Kartanegara, 2000: 246). Julukan yang diterima IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai Pusat Pembaruan Pemikiran dalam Islam tersebut muncul karena pengaruh dari serangkaian usaha yang dilakukan Harun Nasution, terutama dalam rangka menumbuhkan tradisi ilmiah sebagaimana tersebut diatas. Melalui usahanya ini telah lahir berbagai sarjana tamatan IAIN Syarif 65

11 Hidayatullah Jakarta yang mampu berfikir rasional, kritis, inovatif, terbuka, objektif, luas, dan mendalam. Para sarjana tersebut kemudian menulis berbagai karya tulis ilmiah yang dipublikasikan dalam buku, jurnal, surat kabar dan sebagainya, hingga membentuk opini publik dan menjadi rujukan bagi IAIN lainnya di Indonesia ((Rievaz, 25). Dari uraian di atas dapat dikemukakan bahwa pemikiran Harun Nasution tentang pendidikan merupakan usaha Harun Nasution mewujudkan tujuan pendidikan Islam agar dapat mewarnai keberagamaan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Demikian pula pandangannya tentang ajaran dasar dan non dasar, bukanlah untuk membingungkan umat Islam Indonesia, namun justru mengantarkan umat kepada pemahaman terhadap ajaran Islam secara utuh serta mengeleminir terjadinya konflik akibat klaim kebenaran setiap kelompok dalam masyarakat Islam. Paham rasional Harun Nasution tidak identik dengan rasionalisme dalam filsafat Barat, namun Harun Nasution ingin menunjukkan bahwa sebenarnya ajaran Islam itu rasional dan sekali lagi Harun tidak bermaksud merasionalismekan ajaran Islam (Rievaz, wordpress.com/ 2007/12/25). Untuk mewujudkan gagasanya itu, sesuai dengan hakekat penciptaan manusia, maka sarjana muslim atau ulama yang harus dihasilkan oleh IAIN adalah sarjana muslim atau ulama yang berkembang akal dan daya pikirnya serta halus kalbu dan daya batinnya. Dengan kata lain, sarjana atau ulama yang dihasilkan IAIN haruslah sarjana muslim dan ulama pengetahuannya bukan hanya terbatas pada pengetahuan agama saja, tetapi juga mencakup apa yang lazim disebut pengetahuan umum, serta akhlak dan budi pekerti yang luhur. 66

12 3. PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan penelitian konseptual tersebut diatas dapat disimpulkan sebagai berikut: Dilihat dari segi keahliannya, Harun Nasution adalah sebagai ahli ilmu kalam dan filsafat Islam yang disegani dan berpengaruh dengan corak pemikirannya yang rasional dan cenderung liberal. Dilihat dari segi misinya, Harun Nasution adalah sebagai orang yang visioner. Ia ingin mengubah keadaan umat Islam kepada keadaan yang lebih maju dengan cara mengubah pola pikir tradisionalnya itu dengan pola pikir yang rasional dan cenderung liberal. Dilihat dari segi fungsi dan perannya, Harun Nasution adalah sebagai seorang pendidik yang sejati dan berhasil dengan baik. Kemampuannya dalam bidang ilmu teologi dan filsafat serta ideide pembaruan yang dimilikinya hanyalah sebagai alat untuk mengubah masyarakat dengan menggunakan pendidikan, yakni IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai medianya yang paling efektif dan signifikan. Ia telah berhasil melahirkan sejumlah tokoh yang kini amat disegani pemikirannya. Mereka itu adalah Antho Mudzhar, Mansour Faqih, Fakhri Ali, Komaruddin Hidayat, Azyumardi Azra. Dien Syamsuddin, Saiful Muzani dan masih banyak lagi yang lainnya. 67

13 4. DAFTAR PUSTAKA Badri Yatim dan Hamid Nasushi (2002). Membangun Pusat Keunggulan Studi Islam, Jakarta: IAIN Jakarta Press Bulletin IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, nomor 215/Th.XX September 1993 Nasution, Harun, (1998), Islam Rasional Gagasan dan Pemikiran. Bandung: Mizan (1992), Pembaharuan Dalam Islam: Sejarah Pemikiran dan Gerakan. Cet. IX, Jakarta: Bulan Bintang, (2000), Islam Rasional Gagasan dan Pemikiran. Cet. VI, Bandung: Mizan, Nata, Abuddin, (2005). Tokoh-tokoh Pembaharuan Pendidikan Islam di Indonesia, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada Mulyadhi Kartanegara,(2000), Membangun Kerangka Ilmu: Perspektif Historis, dalam Komaruddin Hidayat dan Hendro Prasetyo (ed.), Problem dan Prospek IAIN Antologi Pendidikan Tinggi Islam, Jakarta: Ditjen Binbaga Islam Departemen Agama. Penulis, Tim, (1989). Refleksi Pembaharuan Pemikiran Islam: 70 Tahun harun Nasution, Jakarta: LSAF Rasyidi,H.M (1983). Koreksi Terhadap Dr. Harun Nasution tentang Islam Ditinjau dari berbagai Aspeknya, Jakarta: Bulan Bintang, Rievaz, (2007), Harun Nasution Ajaran Dasar dan Non Dasar Paham Rasional, diakses dari 07/12/25/harun-nasution-ajarandasar-dan-non-dasar-pahamrasional/ dikutip pada tanggal 12 Mei 2-15 Rusell, Bertrand. (2002), History of Western Phiolosophy and its Connection with Political and Sosial Circumstances from the Earliest Times to the Present Day. Diterjemahkan oleh Sigit Jatmiko, dkk dengan judul Sejarah Filsafat Barat dan Kaitannya Dengan Kondisi Sosio Politik dari Zaman Kuno Hingga Sekarang. Cet. I, Yogyakarta: Pustaka Pelajar,. 68

PROSIDING Kajian Ilmiah Dosen Sulbar ISBN: PEMIKIRAN KALAM HARUN NASUTION Nizar 1, Zainuddin Losi 2

PROSIDING Kajian Ilmiah Dosen Sulbar ISBN: PEMIKIRAN KALAM HARUN NASUTION Nizar 1, Zainuddin Losi 2 PEMIKIRAN KALAM HARUN NASUTION Nizar 1, Zainuddin Losi 2 1 Dosen Prodi Ilmu Politik, Fakultas Ilmu Sosial & Ilmu Politik, Universitas Sulawesi Barat Email: zarfilosuf@gmail.com 2 Dosen Prodi Ilmu Politik,

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN Pada bab terakhir dalam penulisan skripsi ini akan dipaparkan simpulan dan saran berdasarkan hasil penelitian mengenai permasalahan yang penulis kaji. Sebagaimana yang telah dikaji

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Dalam sejarah perkembangan umat Islam, munculnya aliran teologi Islam

BAB V KESIMPULAN. Dalam sejarah perkembangan umat Islam, munculnya aliran teologi Islam BAB V KESIMPULAN Dalam sejarah perkembangan umat Islam, munculnya aliran teologi Islam disebabkan oleh dua faktor yaitu, faktor politik dan faktor sosial. Ditinjau dari aspek politik, perselisihan antara

Lebih terperinci

HARUN NASUTION DAN PEMBAHARUAN PEMIKIRAN PENDIDIKAN ISLAM

HARUN NASUTION DAN PEMBAHARUAN PEMIKIRAN PENDIDIKAN ISLAM HARUN NASUTION DAN PEMBAHARUAN PEMIKIRAN PENDIDIKAN ISLAM Muhammad Husnol Hidayat MAN Jungcangcang Pamekasan Email: husnol_hidayat@gmail.com Abstrak: Problematika pendidikan Islam di era modern memberi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama yang ajaran-ajarannya diwahyukan Tuhan kepada

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama yang ajaran-ajarannya diwahyukan Tuhan kepada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam adalah agama yang ajaran-ajarannya diwahyukan Tuhan kepada manusia melalui Nabi Muhammad SAW. Menurut ajaran Islam, kepada tiap-tiap golongan umat pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah HARUN NASUTION ( ISLAM RASIONAL ) OLEH : SYARIFAH KHADIJAH BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam sejarah perkembangan suatu Negara sangatlah dipengaruhi oleh para pembaharu dalam memberi warna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sampai pada periode modern, mengalami pasang surut antara kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. sampai pada periode modern, mengalami pasang surut antara kemajuan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perjalanan umat Islam dari periode Nabi Muhammad Saw. diutus sampai pada periode modern, mengalami pasang surut antara kemajuan dan kemunduran yang dialami

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan 81 A. Kesimpulan BAB V PENUTUP Berangkat dari uraian yang telah penulis paparkan dalam bab-bab sebelumnya, dapat diambil kesimpulan bahwa: 1. Makna tawassul dalam al-qur an bisa dilihat pada Surat al-

Lebih terperinci

BAB III RELASI AGAMA DAN ILMU PENGETAHUAN MENURUT PEMIKIRAN PROF. DR. HARUN NASUTI0N

BAB III RELASI AGAMA DAN ILMU PENGETAHUAN MENURUT PEMIKIRAN PROF. DR. HARUN NASUTI0N 28 BAB III RELASI AGAMA DAN ILMU PENGETAHUAN MENURUT PEMIKIRAN PROF. DR. HARUN NASUTI0N A. Biografi Prof. Dr. Harun Nasution Harun Nasution lahir pada hari selasa, 23 September 1919 di Pematang Siantar,

Lebih terperinci

Wassalam. Page 5. Cpt 19/12/2012

Wassalam. Page 5. Cpt 19/12/2012 satu cara yang perlu ditempuh adalah mengembangkan model home schooling (yang antara lain berbentuk pembelajaran personal ) seperti yang pernah diterapkan pada masa kejayaan Islam abad pertengahan. - Membangun

Lebih terperinci

KEBUDAYAAN DALAM ISLAM

KEBUDAYAAN DALAM ISLAM A. Hakikat Kebudayaan KEBUDAYAAN DALAM ISLAM Hakikat kebudayaan menurut Edward B Tylor sebagaimana dikutip oleh H.A.R Tilaar (1999:39) bahwa : Budaya atau peradaban adalah suatu keseluruhan yang kompleks

Lebih terperinci

BAB IV RESPON MASYARAKAT TERHADAP SOSOK USTADZ ABDUL QADIR HASSAN DALAM MENGEMBANGKAN PESANTREN PERSATUAN ISLAM BANGIL

BAB IV RESPON MASYARAKAT TERHADAP SOSOK USTADZ ABDUL QADIR HASSAN DALAM MENGEMBANGKAN PESANTREN PERSATUAN ISLAM BANGIL BAB IV RESPON MASYARAKAT TERHADAP SOSOK USTADZ ABDUL QADIR HASSAN DALAM MENGEMBANGKAN PESANTREN PERSATUAN ISLAM BANGIL A. Tokoh Persatuan Islam ( Persis) 1 Ustadz Umar Fanani BA Ustadz Abdul Qadir Hassan

Lebih terperinci

MODEL PENELITIAN AGAMA

MODEL PENELITIAN AGAMA MODEL PENELITIAN AGAMA Diajukan Sebagai Tugas Makalah Dalam Mata Kuliah Metodologi Studi ISlam DOSEN PEMBIMBING Fitri Oviyanti, M.Ag DISUSUN OLEH Lismania Nina Lingga Sari FAKULTAS TARBIYAH JURUSAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA SILABUS FILSAFAT ILMU

FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA SILABUS FILSAFAT ILMU FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA SILABUS FILSAFAT ILMU Mata Kuliah : Sejarah Pemikiran Kode Mata Kuliah : Bobot : 2 SKS Dosen : Prof. Dr. Ajat Sudrajat, M.Ag. Program Studi : Pend. Sejarah

Lebih terperinci

KRITIK PENDAPAT ULAMA KALAM TENTANG ALIRAN MURJI AH. Disusun Guna Memenuhi Tugas. Mata kuliah : Ilmu Tauhid. Dosen Pengampu : Drs.

KRITIK PENDAPAT ULAMA KALAM TENTANG ALIRAN MURJI AH. Disusun Guna Memenuhi Tugas. Mata kuliah : Ilmu Tauhid. Dosen Pengampu : Drs. KRITIK PENDAPAT ULAMA KALAM TENTANG ALIRAN MURJI AH Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata kuliah : Ilmu Tauhid Dosen Pengampu : Drs. Ghofir Romas Disusun oleh: Shafira Caesar Savitri ( 1501016001 ) Rohmatul

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. memadukan antara aql dan naql, namun pada dasarnya pemikiran. Muhammad Abduh lebih cenderung kepada aql daripada naql.

BAB V PENUTUP. memadukan antara aql dan naql, namun pada dasarnya pemikiran. Muhammad Abduh lebih cenderung kepada aql daripada naql. 147 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan 1. Corak Pemikiran Pendidikan Muhammad Abduh dan Muhammad Quthb Muhammad Abduh dalam corak pemikiran pendidikannya, memadukan antara aql dan naql, namun pada dasarnya pemikiran

Lebih terperinci

Kata Kunci: Pemahaman, Berpikir Rasional, Pembangunan

Kata Kunci: Pemahaman, Berpikir Rasional, Pembangunan PAHAM TEOLOGI RASIONAL MU'TAZILAH DI INDONESIA Oleh : M. Baharudin Abstrak Studi terhadap sejarah perkembangan dan pemikiran dalam Islam khususnya dalam bidang teologi telah menarik minat para ulama Islam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Al-Ghazali (w M) adalah salah satu tokoh pemikir paling populer bagi

BAB I PENDAHULUAN. Al-Ghazali (w M) adalah salah satu tokoh pemikir paling populer bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Al-Ghazali (w. 1111 M) adalah salah satu tokoh pemikir paling populer bagi umat Islam hingga saat ini. Montgomerry Watt (Purwanto dalam pengantar Al- Ghazali,

Lebih terperinci

KISI-KISI SOAL UAMBN MADRASAH ALIYAH TAHUN PELAJARAN 2011/2012

KISI-KISI SOAL UAMBN MADRASAH ALIYAH TAHUN PELAJARAN 2011/2012 KISI-KISI SOAL UAMBN MADRASAH ALIYAH TAHUN PELAJARAN 2011/2012 Satuan Pendidikan : Madrasah Aliyah (IPA/IPS/BHS) Bentuk Soal : Pilihan Ganda Mata Pelajaran : Sejarah Kebudayaan Islam Jumlah Soal : 50 Butir

Lebih terperinci

Pendahuluan. Ainol Yaqin. Pertemuan ke-1 M E T O D O L O G I S T U D I I S L A M

Pendahuluan. Ainol Yaqin. Pertemuan ke-1 M E T O D O L O G I S T U D I I S L A M M E T O D O L O G I Pertemuan ke-1 S T U D I I S L A M Pendahuluan Ainol Yaqin Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten Kontrak Perkuliahan Pendahuluan Outline Kontrak Perkuliahan

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. Universitas Indonesia Islam kultural..., Jamilludin Ali, FIB UI, 2010.

BAB VI PENUTUP. Universitas Indonesia Islam kultural..., Jamilludin Ali, FIB UI, 2010. BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan Islam kultural dalam konsep Nurcholish Madjid tercermin dalam tiga tema pokok, yaitu sekularisasi, Islam Yes, Partai Islam No, dan tidak ada konsep Negara Islam atau apologi

Lebih terperinci

PENDAHULUAN BAB I. A. Latar belakang

PENDAHULUAN BAB I. A. Latar belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Sejarah menunjukan bahwa, Islam sebagai salah satu bagian dalam sejarah dunia, telah menorehkan sebuah sejarah yang sulit bahkan tidak mungkin terlupakan dalam sejarah

Lebih terperinci

`BAB I A. LATAR BELAKANG

`BAB I A. LATAR BELAKANG `BAB I A. LATAR BELAKANG Sebelum munculnya aliran teologi asy ariyyah, aliran muktazilah menjadi pusat pemikiran kalam pada waktu itu yang memperkenalkan pemikiran yang bersifat rasional. Akan tetapi,

Lebih terperinci

KISI-KISI SOAL UJIAN AKHIR MADRASAH BERSTANDAR NASIONAL (UAMBN) MADRASAH ALIYAH (MA) TAHUN PELAJARAN 2015/2016

KISI-KISI SOAL UJIAN AKHIR MADRASAH BERSTANDAR NASIONAL (UAMBN) MADRASAH ALIYAH (MA) TAHUN PELAJARAN 2015/2016 KISI-KISI SOAL UJIAN AKHIR MADRASAH BERSTANDAR NASIONAL (UAMBN) MADRASAH ALIYAH (MA) TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Satuan Pendidikan : Madrasah Aliyah (Prg Keagamaan) Bentuk Sal : Pilihan Ganda Mata Pelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Gerakan pembaharuan Islam di Indonesia tidak bisa dilepaskan dari pengaruh pembaharuan Islam yang dilakukan oleh umat Islam di Saudi Arabia, Mesir, dan India

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 216 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Kiprah A. Hassan dalam upaya mencerdaskan umat Islam dapat dilihat dari karya-karyanya yang menambah khazanah ilmu pengetahuan. Usahanya mengeluarkan

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. (tradisional) adalah pesantren yang tetap mempertahankan pengajaran kitab-kitab

BAB IV PENUTUP. (tradisional) adalah pesantren yang tetap mempertahankan pengajaran kitab-kitab BAB IV PENUTUP 1. Kesimpulan Pesantren sebagai lembaga pendidikan agama Islam khas Indonesia merupakan pendidikan alternatif dari pendidikan formal yang dikelola oleh pemerintah. Pertama, karena pesantren

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertengahan kedua dari abad IX M. Aliran ini didirikan oleh Abu Mansur Muhammad Ibn Mahmud Al-Maturidi. Kemudian namanya dijadikan sebagai nama aliran Maturidiah. Aliran

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. merupakan jawaban dari rumusan masalah sebagai berikut: 1. Historisitas Pendidikan Kaum Santri dan kiprah KH. Abdurrahan Wahid (Gus

BAB V PENUTUP. merupakan jawaban dari rumusan masalah sebagai berikut: 1. Historisitas Pendidikan Kaum Santri dan kiprah KH. Abdurrahan Wahid (Gus 195 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Sebagai bagian akhir tesis ini, peneliti memberikan kesimpulan yang merupakan jawaban dari rumusan masalah sebagai berikut: 1. Historisitas Pendidikan Kaum Santri dan kiprah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. beragama yaitu penghayatan kepada Tuhan, manusia menjadi memiliki

BAB I PENDAHULUAN. beragama yaitu penghayatan kepada Tuhan, manusia menjadi memiliki BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Agama adalah wahyu yang diturunkan Allah untuk manusia. Fungsi dasar agama adalah memberikan orientasi, motivasi dan membantu manusia untuk mengenal dan menghayati

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS. melupakan sisi non-formal dari pendidikan Islam itu sendiri. Tentu saja ini menjadi

BAB V ANALISIS. melupakan sisi non-formal dari pendidikan Islam itu sendiri. Tentu saja ini menjadi BAB V ANALISIS Adanya sekolah dan madrasah di tanah air sebagai institusi pendidikan Islam, hanyalah akan mempersempit pandangan kita tentang pendidikan Islam itu sendiri. Ini berarti, kita hanya mementingkan

Lebih terperinci

PENGANTAR METODOLOGI STUDI ISLAM. Tabrani. ZA., S.Pd.I., M.S.I

PENGANTAR METODOLOGI STUDI ISLAM. Tabrani. ZA., S.Pd.I., M.S.I PENGANTAR METODOLOGI STUDI ISLAM Tabrani. ZA., S.Pd.I., M.S.I Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan (KDT) PENGANTAR METODOLOGI STUDI ISLAM Tabrani. ZA., S.Pd.I., M.S.I ISBN: 978-602-71453-0-6 Editor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan tujuannya di dunia ini. Manusia seharusnya mengingat tujuan hidup di dunia

BAB I PENDAHULUAN. dan tujuannya di dunia ini. Manusia seharusnya mengingat tujuan hidup di dunia 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hidup manusia mempunyai tugas dan tujuan yang harus dijalankan sebaikbaiknya, namun kenyataan yang terjadi banyaknya manusia yang melalaikan tugas dan tujuannya

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Pada uraian ini akan dipaparkan beberapa kesimpulan dan saran sebagai jawaban terhadap pertanyaan yang terdapat di dalam rumusan masalah yaitu: 1. Menjelang berdirinya UNIVA

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN REKOMENDASI BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. Simpulan 1. Secara Umum Konsep pendidikan yang Islami menurut Mohammad Natsir menjelaskan bahwa asas pendidikan Islam adalah tauhid. Ajaran tauhid manifestasinya

Lebih terperinci

Sosok Pendidik Umat Secara Total dan Dijalani Sepanjang Hayat

Sosok Pendidik Umat Secara Total dan Dijalani Sepanjang Hayat Sosok Pendidik Umat Secara Total dan Dijalani Sepanjang Hayat Saya melihat Prof.Dr.Hj. Tutty Alawiyah adalah sosok pejuang dan sekaligus pendidik sepanjang hayat. Sebagai seorang putri ulama besar, beliau

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PENGAJARAN

SATUAN ACARA PENGAJARAN SATUAN ACARA PENGAJARAN Mata Kuliah : Pendidikan Agama Kode / Bobot sks/smt : 703103A/2/III Waktu Pertemuan : menit/ Mgg Tujuan Pembelajaran Umum : Pendidikan Agama di Perguruan Tinggi bertujuan untuk

Lebih terperinci

KONSEP IMAN PERSPEKTIF MURJI AH DAN MU TAZILAH (STUDI KOMPARATIF)

KONSEP IMAN PERSPEKTIF MURJI AH DAN MU TAZILAH (STUDI KOMPARATIF) KONSEP IMAN PERSPEKTIF MURJI AH DAN MU TAZILAH (STUDI KOMPARATIF) A. Latar Belakang Setiap orang yang ingin menyelami seluk beluk agamanya secara mendalam, terperinci, perlu mempelajari teologi yang terdapat

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Teosofi Islam dalam tataran yang sederhana sudah muncul sejak abad 9 M.

BAB V KESIMPULAN. Teosofi Islam dalam tataran yang sederhana sudah muncul sejak abad 9 M. BAB V KESIMPULAN Teosofi Islam dalam tataran yang sederhana sudah muncul sejak abad 9 M. Dasar-dasar teosofi tumbuh bersamaan dan bercampur dalam perkembangan teoriteori tasawuf; filsafat; dan --dalam

Lebih terperinci

Tugas Perkuliahan & bobot nilai. Model Perkuliahan. Sub Pokok Bahasan. Kompetensi Khusus. Pokok Bahasan. Pertemuan ke- No.

Tugas Perkuliahan & bobot nilai. Model Perkuliahan. Sub Pokok Bahasan. Kompetensi Khusus. Pokok Bahasan. Pertemuan ke- No. SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) MATA KULIAH SEJARAH ISLAM DI INDONESIA DOSEN : Drs. Andi Suwirta, M,Hum. Dr. Agus Mulyana, M.Hum. Encep Supriatna, M.Pd. BOBOT 3 SKS/Kode SJ 200 =======================================================================================================

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. menurut Muhammad Abduh dan Muhammad Quthb serta implikasinya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. menurut Muhammad Abduh dan Muhammad Quthb serta implikasinya 14 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI A. Tinjauan Pustaka Penelitian mengenai perbandingan konsep pendidikan Islam menurut Muhammad Abduh dan Muhammad Quthb serta implikasinya terhadap pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ulil Amri Syafri, Pendidikan Karakter Berbasis Al-Qur an, PT. Rajagrafindo Persada, Jakarta, 2012, hlm. 57.

BAB I PENDAHULUAN. Ulil Amri Syafri, Pendidikan Karakter Berbasis Al-Qur an, PT. Rajagrafindo Persada, Jakarta, 2012, hlm. 57. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Qur an telah melakukan proses penting dalam pendidikan manusia sejak diturunkannya wahyu pertama kepada Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam. Ayat-ayat

Lebih terperinci

Peran PTAIN Dalam Pengembangan Pendidikan Islam Di Indonesia

Peran PTAIN Dalam Pengembangan Pendidikan Islam Di Indonesia Peran PTAIN Dalam Pengembangan Pendidikan Islam Di Indonesia Berbicara PTAIN dikaitkan dengan pengembangan pendidikan, maka yang lebih relevan adalah mengungkap tentang Fakultas atau Jurusan Tarbiyah.

Lebih terperinci

STUDI KOMPARASI TENTANG PEMIKIRAN TEOLOGI HARUN NASUTION DAN NURCHOLISH MADJID:

STUDI KOMPARASI TENTANG PEMIKIRAN TEOLOGI HARUN NASUTION DAN NURCHOLISH MADJID: STUDI KOMPARASI TENTANG PEMIKIRAN TEOLOGI HARUN NASUTION DAN NURCHOLISH MADJID: Review Terhadap Artikel Muniron Ali Anwar * Abstrak Terjadinya perbedaan pemikiran teologis ini disebabkan Harun bertolak

Lebih terperinci

PENGARUH AQIDAH ASY ARIYAH TERHADAP UMAT

PENGARUH AQIDAH ASY ARIYAH TERHADAP UMAT PENGARUH AQIDAH ASY ARIYAH TERHADAP UMAT Ditulis oleh: Al-Ustadz Abdurrahman Mubarak Paham Asy ariyah sangat kental sekali dalam tubuh umat Islam dan akidah tersebut terus menyebar di tengah kaum muslimin.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Allah Swt. menciptakan makhluk-nya tidak hanya wujudnya saja, tetapi

BAB I PENDAHULUAN. Allah Swt. menciptakan makhluk-nya tidak hanya wujudnya saja, tetapi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Allah Swt. menciptakan makhluk-nya tidak hanya wujudnya saja, tetapi dilengkapi dengan perangkat lain yang menunjang segala kehidupan makhluk- Nya di muka bumi.

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. telah dikaji oleh banyak sejarawan. Hubungan historis ini dilatarbelakangi dengan

BAB V PENUTUP. telah dikaji oleh banyak sejarawan. Hubungan historis ini dilatarbelakangi dengan 201 BAB V PENUTUP A. Simpulan Dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa hubungan historis antara Turki Utsmani dan Hindia Belanda sejatinya telah terjalin lama sebagaimana yang telah dikaji oleh banyak

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Institut KeIslaman Abdullah Faqih (INKAFA) adalah perguruan tinggi Islam,

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Institut KeIslaman Abdullah Faqih (INKAFA) adalah perguruan tinggi Islam, BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah dan Perkembangannya Institut KeIslaman Abdullah Faqih (INKAFA) adalah perguruan tinggi Islam, INKAFA ini bagian yang tidak terpisahkan dari Pondok Pesantren

Lebih terperinci

KISI-KISI SOAL UJIAN AKHIR MADRASAH BERSTANDAR NASIONAL (UAMBN) MADRASAH ALIYAH (MA) TAHUN PELAJARAN 2015/2016

KISI-KISI SOAL UJIAN AKHIR MADRASAH BERSTANDAR NASIONAL (UAMBN) MADRASAH ALIYAH (MA) TAHUN PELAJARAN 2015/2016 KISI-KISI SOAL UJIAN AKHIR MADRASAH BERSTANDAR NASIONAL (UAMBN) MADRASAH ALIYAH (MA) TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SatuanPendidikan : Madrasah Aliyah (Prog Keagamaan) Bentuk Soal : Pilihan Ganda Mata Pelajaran

Lebih terperinci

BAB XIII KEBUDAYAAN DALAM ISLAM

BAB XIII KEBUDAYAAN DALAM ISLAM BAB XIII KEBUDAYAAN DALAM ISLAM A. Hakikat Kebudayaan Salah satu referensi yang bisa menjadi acuan untuk mengetahui hakikat kebudayaan adalah ungkapan pelopor antropologi modern, Edward B Tylor sebagaimana

Lebih terperinci

SEJARAH PEMIKIRAN ISLAM RASIONAL DALAM KARYA-KARYA HARUN NASUTION ( )

SEJARAH PEMIKIRAN ISLAM RASIONAL DALAM KARYA-KARYA HARUN NASUTION ( ) SEJARAH PEMIKIRAN ISLAM RASIONAL DALAM KARYA-KARYA HARUN NASUTION (1919-1998) Mahrus el-mawa Pengajar Sejarah Pemikiran Islam di Pascasarjana IAIN Syekh Nurjati Cirebon Kordinator Pendidikan dan Pelatihan

Lebih terperinci

MADRASAH DALAM SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL Dr. Hamlan Hi. AB. Andi Malla Abstrak adrasah sebagai lembaga pendidikan Islam di MIndonesia telah mengalami proses transformasi dari lembaga pendidikan tradisional

Lebih terperinci

Madrasah Dalam Sistem Pendidikan Nasional MADRASAH DALAM SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL. Kata Kunci: Madrasah, Sistem dan Pendidikan Nasional

Madrasah Dalam Sistem Pendidikan Nasional MADRASAH DALAM SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL. Kata Kunci: Madrasah, Sistem dan Pendidikan Nasional MADRASAH DALAM SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL Dr. Hamlan Hi. AB. Andi Malla Abstrak adrasah sebagai lembaga pendidikan Islam di MIndonesia telah mengalami proses transformasi dari lembaga pendidikan tradisional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut pengertian modern, kurikulum meliputi segala aspek kehidupan dan lapangan hidup manusia dalam masyarakat modern ini yang dapat dimasukkan ke dalam tanggung jawab

Lebih terperinci

TEOLOGI SOSIAL : Telaah Pemikiran Hassan Hanafi

TEOLOGI SOSIAL : Telaah Pemikiran Hassan Hanafi TEOLOGI SOSIAL : Telaah Pemikiran Hassan Hanafi i ii TEOLOGI SOSIAL: Telaah Pemikiran Hassan Hanafi TEOLOGI SOSIAL : Telaah Pemikiran Hassan Hanafi iii iv TEOLOGI SOSIAL: Telaah Pemikiran Hassan Hanafi

Lebih terperinci

SILABUS MATA KULIAH KAPITA SELEKTA PENDIDIKAN ISLAM PADA PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

SILABUS MATA KULIAH KAPITA SELEKTA PENDIDIKAN ISLAM PADA PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA SILABUS MATA KULIAH KAPITA SELEKTA PENDIDIKAN ISLAM PADA PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA I.Umum Mata Kuliah : Kapita Selekta Pendidikan Islam Kode : Bobot SKS : 3 SKS Jurusan/Prodi

Lebih terperinci

BAB III TEOLOGI ISLAM. Setiap orang menyelami seluk beluk agamanya secara mendalam, perlu

BAB III TEOLOGI ISLAM. Setiap orang menyelami seluk beluk agamanya secara mendalam, perlu BAB III TEOLOGI ISLAM A. Pengertian Teologi Islam Teologi sebagaimana diketahui, membahas ajaran dasar dari suatu agama. Setiap orang menyelami seluk beluk agamanya secara mendalam, perlu mempelajari teologi

Lebih terperinci

SKRIPSI AKAL DAN WAHYU MENURUT IBN RUSYD

SKRIPSI AKAL DAN WAHYU MENURUT IBN RUSYD SKRIPSI AKAL DAN WAHYU MENURUT IBN RUSYD Disusun oleh: Moh. Sauqul Luthfi NIM (3232103006) Jurusan Aqidah Filsafat FAKULTAS USHULUDIN ADAB DAN DAKWAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ( IAIN ) TULUNGAGUNG 2014

Lebih terperinci

SEJARAH ISLAM AHMADIN

SEJARAH ISLAM AHMADIN SEJARAH ISLAM AHMADIN RAYHAN INTERMEDIA 2013 i SEJARAH ISLAM Copyright Ahmadin Diterbitkan pertama kali oleh Penerbit Rayhan Intermedia Penerbit: RAYHAN INTERMEDIA Jl. Naja Dg. Nai Lr 4/8 Rappokalling

Lebih terperinci

KISI-KISI SOAL UAMBN MADRASAH ALIYAH TAHUN PELAJARAN 2011/2012

KISI-KISI SOAL UAMBN MADRASAH ALIYAH TAHUN PELAJARAN 2011/2012 KISI-KISI SOAL UAMBN MADRASAH ALIYAH TAHUN PELAJARAN 2011/2012 Satuan Pendidikan : Madrasah Aliyah (Keagamaan) Bentuk Soal : Pilihan Ganda Mata Pelajaran : Ilmu Jumlah Soal : 50 Butir Kurikulum acuan :

Lebih terperinci

TEKNIS PENULISAN KARYA ILMIAH KHUSUS MENGENAI RUJUKAN/REFERENSI DAN TEKNIS PENULISANNYA PROGRAM PASCASARJANA UNISNU JEPARA

TEKNIS PENULISAN KARYA ILMIAH KHUSUS MENGENAI RUJUKAN/REFERENSI DAN TEKNIS PENULISANNYA PROGRAM PASCASARJANA UNISNU JEPARA TEKNIS PENULISAN KARYA ILMIAH KHUSUS MENGENAI RUJUKAN/REFERENSI DAN TEKNIS PENULISANNYA PROGRAM PASCASARJANA UNISNU JEPARA KEPUTUSAN DIREKTUR PROGRAM PASCASARJANA UNISNU JEPARA NOMOR 02 TAHUN 2017 ====================================================================================

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi Kurukulum 2013 Pada Pembelajaran PAI Dan Budi Pekerti

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi Kurukulum 2013 Pada Pembelajaran PAI Dan Budi Pekerti 1 A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembangunan dan perubahan suatu bangsa. Pendidikan yang mampu memfasilitasi perubahan adalah pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakrta, 1999, hlm Pradjarta Dirdjosantojo, Memelihara Umat: Kiai Pesantren-Kiai langgar di Jawa, LKis,

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakrta, 1999, hlm Pradjarta Dirdjosantojo, Memelihara Umat: Kiai Pesantren-Kiai langgar di Jawa, LKis, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Munculnya seorang kyai dalam kehidupan masyarakat Madura Desa Bajur, tentunya akan membawakan dampak positif terhadap mereka, karena di samping itu seorang kyai atau

Lebih terperinci

ISTINBATH HUKUM TERHADAP UPAH MENGAJAR AL-QUR'AN (ANALISIS PENDAPAT FUQAHA KLASIK DAN KONTEMPORER)

ISTINBATH HUKUM TERHADAP UPAH MENGAJAR AL-QUR'AN (ANALISIS PENDAPAT FUQAHA KLASIK DAN KONTEMPORER) ISTINBATH HUKUM TERHADAP UPAH MENGAJAR AL-QUR'AN (ANALISIS PENDAPAT FUQAHA KLASIK DAN KONTEMPORER) TESIS Oleh: SYAHDIAN NOOR, LC. NIM: 11.0202.0767 INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI PROGRAM PASCASARJANA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik oleh individu maupun masyarakat secara luas. teknologi telah melahirkan manusia-manusia yang kurang beradab.

BAB I PENDAHULUAN. baik oleh individu maupun masyarakat secara luas. teknologi telah melahirkan manusia-manusia yang kurang beradab. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Kedudukan akhlak dalam kehidupan manusia menempati tempat yang penting sekali, baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat dan bangsa. Sebab jatuh

Lebih terperinci

TAKFIR DAN HAK BERBEDA PENDAPAT

TAKFIR DAN HAK BERBEDA PENDAPAT TAKFIR AN HAK BERBEA PENAPAT Yusuf Rahman 1 Takfir dan Hak Berbeda Pendapat alam salah satu karyanya yang cukup terkenal Tahafut al- Falasifa (Kerancuan para Filusuf), Abu Hamid al-gazali (w. 1111) memberikan

Lebih terperinci

BAB II RIWAYAT HIDUP KH. ALI MAS UD

BAB II RIWAYAT HIDUP KH. ALI MAS UD BAB II RIWAYAT HIDUP KH. ALI MAS UD A. Latar Belakang Kehidupan KH. Ali Mas ud atau biasa yang dipanggil mbah Ali Mas ud atau biasa juga dipanggil gus Ud atau biasa juga dikenal dengan mbah Ud merupakan

Lebih terperinci

KRITIK TERHADAP ALIRAN MU TAZILAH. Makalah. Disusun Guna Memenuhi Tugas. Mata Kuliah : ILMU TAUHID. Dosen Pengampu : Drs.

KRITIK TERHADAP ALIRAN MU TAZILAH. Makalah. Disusun Guna Memenuhi Tugas. Mata Kuliah : ILMU TAUHID. Dosen Pengampu : Drs. KRITIK TERHADAP ALIRAN MU TAZILAH Makalah Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah : ILMU TAUHID Dosen Pengampu : Drs.Ghofir Romas Disusun Oleh: 1. Iffatul umiyati (1501016014) 2. Siti ratna (1501016032)

Lebih terperinci

Studi Komparasi antara Pemikiran K.H. Ahmad Dahlan dan K.H Hasyim Asy ari tentang Pendidikan Islam ARTIKEL SKRIPSI

Studi Komparasi antara Pemikiran K.H. Ahmad Dahlan dan K.H Hasyim Asy ari tentang Pendidikan Islam ARTIKEL SKRIPSI Studi Komparasi antara Pemikiran K.H. Ahmad Dahlan dan K.H Hasyim Asy ari tentang Pendidikan Islam ARTIKEL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Program

Lebih terperinci

POLITIK PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA (Studi Tentang Kebijakan Departemen Agama Pada Masa A. Mukti Ali) Fendi Teguh Cahyono

POLITIK PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA (Studi Tentang Kebijakan Departemen Agama Pada Masa A. Mukti Ali) Fendi Teguh Cahyono POLITIK PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA (Studi Tentang Kebijakan Departemen Agama Pada Masa A. Mukti Ali) Fendi Teguh Cahyono Perdebabatan seputar pendidikan memang tidak pernah pudar, seiring bertambahnya

Lebih terperinci

KONTRIBUSI PEMIKIRAN FILSAFAT ISLAM DALAM ILMU PENDIDIKAN. Dede Rohaniawati, M.Pd. UIN Sunan Gunung Djati Bandung

KONTRIBUSI PEMIKIRAN FILSAFAT ISLAM DALAM ILMU PENDIDIKAN. Dede Rohaniawati, M.Pd. UIN Sunan Gunung Djati Bandung KONTRIBUSI PEMIKIRAN FILSAFAT ISLAM DALAM ILMU PENDIDIKAN Dede Rohaniawati, M.Pd. UIN Sunan Gunung Djati Bandung I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Filsafat merupakan pengetahuan yang wajib dipahami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai khalifah yang diserahkan kepadanya untuk mengurus isi dunia dan keselamatan. 1

BAB I PENDAHULUAN. sebagai khalifah yang diserahkan kepadanya untuk mengurus isi dunia dan keselamatan. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam adalah agama Allah yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW, berupa keyakinan perintah dan larangan yang menjamin kebahagiaan di dunia dan di akhirat.

Lebih terperinci

REFORMASI PENDIDIKAN ISLAM PADA AWAL ABAD KE-

REFORMASI PENDIDIKAN ISLAM PADA AWAL ABAD KE- REFORMASI PENDIDIKAN ISLAM PADA AWAL ABAD KE- 20 Oleh: Ali Sodikin Abstrak : Pendidikan merupakan salah satu wilayah (area of cincern) gerakan pembaruan Islam yang berlangsung di seluruh dunia Islam. Tokoh-tokoh

Lebih terperinci

MEMAHAMI AJARAN FANA, BAQA DAN ITTIHAD DALAM TASAWUF. Rahmawati

MEMAHAMI AJARAN FANA, BAQA DAN ITTIHAD DALAM TASAWUF. Rahmawati MEMAHAMI AJARAN FANA, BAQA DAN ITTIHAD DALAM TASAWUF Rahmawati Abstrak: Tulisan ini akan membahas sekelumit tentang konsep fana dan baqa, dari segi pengertian, tujuan dan kedudukannya. Juga dibahas sejarah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Lia Nurul Azizah, 2013

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Lia Nurul Azizah, 2013 BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Penelitian Pesantren merupakan salah satu lembaga pendidikan Islam tradisional pertama yang bergerak dalam bidang keagamaan dan kemasyarakatan yang awalnya sangat berperan

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. pemikiran si peneliti karena menentukan penetapan variabel. Berdasarkan Kamus Besar

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. pemikiran si peneliti karena menentukan penetapan variabel. Berdasarkan Kamus Besar BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah unsur penelitian yang amat mendasar dan menentukan arah pemikiran si peneliti karena menentukan penetapan variabel. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan maupun teori belajar dan merupakan penentu utama keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan maupun teori belajar dan merupakan penentu utama keberhasilan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran ialah membelajarkan siswa yang menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar dan merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan. Pembelajaran

Lebih terperinci

ILMU KALAM. Aliran-Aliran dan Pemikiran. Penyunting: Dr. Sumarto, M.Pd.I. Kontributor Penulisan:

ILMU KALAM. Aliran-Aliran dan Pemikiran. Penyunting: Dr. Sumarto, M.Pd.I. Kontributor Penulisan: ILMU KALAM Aliran-Aliran dan Pemikiran Penyunting: Kontributor Penulisan: Ari Irwansyah*Arum Cahaya Utami*Endang Afriani*Heri Hermawan*Hariani*Lisa Racmawati*M. Ridho Sulthanik* Mayasari M* Musonip Saputro*Nurhasiyanti*Rabiatul

Lebih terperinci

Sumbangan Pembaruan Islam kepada Pembangunan

Sumbangan Pembaruan Islam kepada Pembangunan c Sumbangan Pembaruan Islam kepada Pembangunan d Sumbangan Pembaruan Islam kepada Pembangunan Oleh Tarmidzi Taher Tema Sumbangan Pembaruan Islam kepada Pembangunan di Indonesia yang diberikan kepada saya

Lebih terperinci

BAB II SEJARAH SINGKAT TENTANG AHMAD MUSTAFA AL-MARAGHI. A. Kelahiran Dan Wafatnya Ahmad Mustafa al-maraghi

BAB II SEJARAH SINGKAT TENTANG AHMAD MUSTAFA AL-MARAGHI. A. Kelahiran Dan Wafatnya Ahmad Mustafa al-maraghi BAB II SEJARAH SINGKAT TENTANG AHMAD MUSTAFA AL-MARAGHI A. Kelahiran Dan Wafatnya Ahmad Mustafa al-maraghi Nama lengkap al-maraghi adalah Ahmad Mustafa al-maraghi Ibn Musthafa Ibn Muhammad Ibn Abd al-mun

Lebih terperinci

ULANGAN HARIAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KELAS XI

ULANGAN HARIAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KELAS XI ULANGAN HARIAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KELAS XI 1. Khulafaurrasyidin yang terakhir adalah a. Abu kabar as Siddiq b. Umar bin khatab c. Ali bin abi thalib d. Abdurrahman bi auf e. Usman bin affan 2. Daulah

Lebih terperinci

BAB I LATAR BELAKANG PENDAHULUAN

BAB I LATAR BELAKANG PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Secara etimologi Alqurān berasal dari kata qara-a yaqra-u ( قرا - يقرا ) yang berarti membaca. Sedangkan Alqurān sendiri adalah bentuk maṣdar dari qara-a yang berarti bacaan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. alam. Pedoman dalam mengajarkan ajarannya yaitu berupa Al-Qur an. Al-

BAB I PENDAHULUAN. alam. Pedoman dalam mengajarkan ajarannya yaitu berupa Al-Qur an. Al- BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam mempunyai pedoman ajaran yag sempurna dan rahmat bagi seluruh alam. Pedoman dalam mengajarkan ajarannya yaitu berupa Al-Qur an. Al- Qur an merupakan kitab

Lebih terperinci

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN Mata Kuliah / SKS Semester Program Studi Deskripsi Singkat Tujuan Instruksional Umum referensi (PSE 001) Pendidikan Agama Islam (3 SKS) I (Satu) PGSD Mengkaji dan memberi

Lebih terperinci

SOAL UJI COBA HASIL BELAJAR PAI

SOAL UJI COBA HASIL BELAJAR PAI 141 LAMPIRAN XII SOAL UJI COBA HASIL BELAJAR PAI Perkembangan Ilmu Pengetahuan Hingga Daulah Abbasiyah Nama : Waktu : 2x 45 menit Kelas : Semester : II (Genap) Mulailah bekerja dengan membaca basmallah!

Lebih terperinci

BAB V PERBANDINGAN PEMIKIRAN H. HUSIN QADERI DAN H. M. ZURKANI JAHJA TENTANG AL-ASMĀ AL-HUSNĀ YANG MENUNJUKKAN PERBUATAN ALLAH

BAB V PERBANDINGAN PEMIKIRAN H. HUSIN QADERI DAN H. M. ZURKANI JAHJA TENTANG AL-ASMĀ AL-HUSNĀ YANG MENUNJUKKAN PERBUATAN ALLAH BAB V PERBANDINGAN PEMIKIRAN H. HUSIN QADERI DAN H. M. ZURKANI JAHJA TENTANG AL-ASMĀ AL-HUSNĀ YANG MENUNJUKKAN PERBUATAN ALLAH A. Klasifikasi al-asmā al-husnā yang Menunjukkan Perbuatan Allah Menurut H.

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

BAB II GAMBARAN UMUM FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM 17 BAB II GAMBARAN UMUM FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM A. Sejarah Singkat Berdirinya Fakultas Syariah dan Hukum Pembangunan Nasional pada hakekatnya adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pekerti luhur, berkepribadian, mandiri, maju, tangguh, cerdas, kreatif, terampil,

BAB I PENDAHULUAN. pekerti luhur, berkepribadian, mandiri, maju, tangguh, cerdas, kreatif, terampil, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu bentuk kegiatan manusia dalam kehidupan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia dalam kehidupannya, yaitu manusia yang beriman

Lebih terperinci

yang berhubungan dengan aturan agama Islam. Hal yang wajib dilakukan secara tertib adalah melaksanakan shalat. Shalat merupakan tiang agama Islam

yang berhubungan dengan aturan agama Islam. Hal yang wajib dilakukan secara tertib adalah melaksanakan shalat. Shalat merupakan tiang agama Islam 1 NYAI AHMAD DAHLAN Bangsa Indonesia pada umumnya, khususnya keluarga besar Muhammadiyah dan Aisiyah di manapun berada, selayaknyalah menyambut gembira Surat Keputusan Republik Indonesia, Jenderal Soeharto

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rahmat Allah SWT karena leluhur kita telah mewariskan khazanah kebudayaan

BAB I PENDAHULUAN. rahmat Allah SWT karena leluhur kita telah mewariskan khazanah kebudayaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar, yang wajib kita mensyukuri rahmat Allah SWT karena leluhur kita telah mewariskan khazanah kebudayaan yang tidak ternilai

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA ITP. Minggu Pokok Bahasan/ Sub Pokok TIU TIK Daftar Pustaka

SATUAN ACARA PERKULIAHAN JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA ITP. Minggu Pokok Bahasan/ Sub Pokok TIU TIK Daftar Pustaka SATUAN ACARA PERKULIAHAN JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA ITP Mata kuliah : Pendidikan Agama Kode Mata Kuliah : ITP0 SKS : Waktu Pertemuan : 6 kali Pertemuan Deskripsi : Mata kuliah Pendidikan Agama bertujuan

Lebih terperinci

PEDOMAM PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN PASCASARJANA S3 (DOKTOR) UNIDA GONTOR. Pasal 1. Persyaratan Administrasi dan Akademik

PEDOMAM PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN PASCASARJANA S3 (DOKTOR) UNIDA GONTOR. Pasal 1. Persyaratan Administrasi dan Akademik PEDOMAM PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN PASCASARJANA S3 (DOKTOR) UNIDA GONTOR Pasal 1 Persyaratan Administrasi dan Akademik Persyaratan yang harus dipenuhi oleh calon mahasiswa adalah: 1) Lulusan pendidikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagai negara yang merdeka dan berdaulat, Indonesia berhak menentukan nasib bangsanya sendiri, hal ini diwujudkan dalam bentuk pembangunan. Pembangunan merupakan

Lebih terperinci

A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

A. LATAR BELAKANG PENELITIAN BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh pelbagai faktor, dan salah satu yang paling menentukan ialah pendidikan. Kualitas pendidikan sangat berpengaruh terhadap

Lebih terperinci

KISI-KISI UJIAN AKHIR MADRASAH BERSTANDAR NASIONAL (UAMBN) TAHUN PELAJARAN

KISI-KISI UJIAN AKHIR MADRASAH BERSTANDAR NASIONAL (UAMBN) TAHUN PELAJARAN KISI-KISI UJIAN AKHIR MADRASAH BERSTANDAR NASIONAL (UAMBN) TAHUN PELAJARAN 2016-2017 Jenis Madrasah : Madrasah Aliyah Bentuk Tes : Pilhan Ganda Program : Keagamaan Jumlah soal : 50 butir Mata Pelajaran

Lebih terperinci

REINVENTING PENDIDIKAN ISLAM HARUN NASUTION

REINVENTING PENDIDIKAN ISLAM HARUN NASUTION Reinventing Pendidikan Islam Harun Nasution 119 REINVENTING PENDIDIKAN ISLAM HARUN NASUTION M. Sugeng Sholehuddin* Abstract: The world of Indonesian Muslim intellectuals rises after Harun Nasution dared

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi umat Islam di Mesir khususnya dan dunia umumnya pada. pertengahan abad 14 Hijriyah adalah masa-masa dimana imperialisme dan

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi umat Islam di Mesir khususnya dan dunia umumnya pada. pertengahan abad 14 Hijriyah adalah masa-masa dimana imperialisme dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kondisi umat Islam di Mesir khususnya dan dunia umumnya pada pertengahan abad 14 Hijriyah adalah masa-masa dimana imperialisme dan koloniaisme memegang peranan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. yang berbeda. Muhammadiyah yang menampilkan diri sebagai organisasi. kehidupan serta sumber ajaran. Pada sisi ini, Muhammadiyah banyak

BAB V PENUTUP. yang berbeda. Muhammadiyah yang menampilkan diri sebagai organisasi. kehidupan serta sumber ajaran. Pada sisi ini, Muhammadiyah banyak BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Metode pehamanan hadis Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU) dalam memahami hadis ada beberapa sisi persamaan dan perbedaan. Secara garis besar antara Muhammadiyah dan NU menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang diinginkan. Kemungkinan guru dalam menyampaikan materi saat proses

BAB I PENDAHULUAN. yang diinginkan. Kemungkinan guru dalam menyampaikan materi saat proses BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses pembelajaran tersusun atas sejumlah komponen atau unsur yang saling berkaitan satu dengan lainnya. Interaksi antara guru dan peserta didik pada saat proses belajar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak kalah pentingnya, termasuk di dalamnya belajar Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak kalah pentingnya, termasuk di dalamnya belajar Pendidikan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Belajar merupakan kewajiban bagi setiap orang beriman agar memperoleh ilmu pengetahuan dalam rangka meningkatkan derajat kehidupan mereka. Belajar bukanlah suatu kegiatan

Lebih terperinci