REFORMASI PENDIDIKAN ISLAM PADA AWAL ABAD KE-

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "REFORMASI PENDIDIKAN ISLAM PADA AWAL ABAD KE-"

Transkripsi

1 REFORMASI PENDIDIKAN ISLAM PADA AWAL ABAD KE- 20 Oleh: Ali Sodikin Abstrak : Pendidikan merupakan salah satu wilayah (area of cincern) gerakan pembaruan Islam yang berlangsung di seluruh dunia Islam. Tokoh-tokoh gerakan pembaruan Islam seperti Muhamad Abduh di Mesir, Sayyid Akhmad Khan di anak benua India menjadikan pendidikan sebagai agenda utama gerakan pembaruan Islam yang mereka canangkan. Sejak awal abad ke-19 sampai awal abad ke-20 hampir di seluruh dunia Islam berdiri lembaga-lembaga pendidikan Islam yang bercorak modern. Di anak benua India, Sayyid Akhmad Khan mendirikan Universitas Alighar yang sepenuhnya mengadaptasi sistem pendidikan Universitas Oxford di Inggris. Di Mesir, Muhamad Abduh berusaha mentransformasikan Universitas al-azhar dengan memasukkan ilmu-ilmu modern. Pendahuluan Di seluruh Dunia Islam termasuk Indonesia pembaruan Pendidikan Islam itu terwujud dalam dua langkah utama. Pertama, mendirikan lembaga-lembaga pendidikan baru dengan menerapkan sistem pendidikan modern. Kedua, mentransformasikan lembaga-lembaga pendidikan tradisional menjadi lembaga pendidikan modern. Dua cara tersebut dilakukan dengan cara mengadopsi sistem pendidikan Barat -untuk kasus Indonesia mengadopsi sistem pendidikan modern itu diperkenalkan oleh pemerintah kolonial Belanda. Gagasan program modernisme pendidikan Islam mempunyai akar-akarnya dalam gagasan tentang modernisme pemikiran dan institusi Islam secara keseluruhan. Dengan kata lain, modernisme pendidikan Islam tidak bisa dipisahkan dengan kebangkitan gagasan dan program modernisme Islam. Kerangka dasar yang berada di balik modernisme Islam secara keseluruhan adalah bahwa modernisme pemikiran dan kelembagaan Islam merupakan prasyarat bagi kebangkitan kaum Muslim di masa modern. Karena itu, pemikiran dan kelembagaan Islam termasuk pendidikan haruslah dimodernisasi, sederhananya diperbaharui sesuai dengan kerangka modernitas; mempertahankan pemikiran kelembagaan Islam tradisional hanya akan memperpanjang nestapa ketidakberdayaan kaum Muslimin dalam berhadapan dengan kemajuan dunia modern. Tetapi bagaimanakah sebenarnya hubungan antara modernisme dan pendidikan, lebih khusus lagi dengan pendidikan Islam di Indonesia? Modernisme yang di Indonesia lebih dikenal dengan istilah 'pembangunan' (development) adalah proses multi-dimensional yang kompleks. Pada satu segi pendidikan dipandang sebagai suatu variabel modernisasi. Dalam konteks ini pendidikan dianggap merupakan prasyarat dan kondisi yang mutlak bagi masyarakat untuk menjalankan 53

2 program dan mencapai tujuan-tujuan modernisasi atau pembangunan. Tanpa pendidikan yang memadai, akan sulit bagi masyarakat manapun untuk mencapai kemajuan. 1 Terobosan Barat dan Munculnya Ide Pembaharuan Kesadaran akan perlunya diadakan pembaruan timbul pertama kali di kerajaan Turki Utsmani dan di Mesir. Kerajaan 'Utsmani mempunyai daerah kekuasaan di Eropa Timur yang meluas sampai ke pintu gerbang kota Wina. Maka orang-orang Turki 'Utsmani sejak awal telah mempunyai kontak langsung dengan Eropa. Sampai abad ketujuh belas Masehi, kerajaan 'Utsmani senantiasa mengalami kemenangan dalam peperangan melawan raja-raja Eropa. Tetapi mulai dari abad kedelapan belas Masehi keadaan itu berbalik. Raja-raja Eropalah yang menang dan kerajaan 'Utsmani mulai mengalami kekalahan. Sultan-sultan kerajaan 'Utsmani pun mengirim duta-duta ke Eropa untuk mengetahui rahasia kekuatan raja-raja di Eropa yang pada abad-abad sebelumnya masih berada dalam keadaan yang amat mundur. Atas dasar laporan-laporan dari para duta itu, mulailah diadakan pembaruan di kerajaan 'Utsmani, terutama mulai dari permulaan abad kesembilan belas, tetapi pada mulanya bukan dalam bidang pemikiran, melainkan dalam pranata sosial, terutama kemiliteran dan pemerintahan. Para ulama sendiri tidak turut dalam usaha-usaha pembaruan ini, bahkan mengambil sikap menentang. Maka pembaruan di kerajaan 'Utsmani dipelopori dan dijalankan oleh kaum terpelajar Barat Turki, Ibrahim Mutafarriq ( M). Seorang bekas tawanan dari Hongaria, pengarang buku-buku ilmu pengetahuan seperti ilmu alam, ilmu politik, ilmu bumi, dan ilmu militer. 2 Pada masa Tanzimat ( ) timbul pemimpin-pemimpin yang banyak dipengaruhi oleh pemikiran Barat. Mereka berkenalan dengan pemikiran rasional, konsep hukum alam dan kebebasan manusia dalam kehendak dan perbuatan. Pemikiran tradisional mereka lenyap. Demikian juga paham fatalisme yang amat berpengaruh dalam masyarakat Turki ketika itu. Zia Gokalp ( ) memisahkan antara ibadah dan muamalah. Ibadah adalah ulama, sedangkan muamalah urusan negara. Seterusnya ia berpendapat bahwa hukum yang terdapat dalam muamalah berasal dari adat yang masuk ke dalam al-qur'an. Karena perubahan zaman, masyarakat yang memakai adat itu pun tak berlaku lagi. Ahmad Razi ( ) bahkan membawa paham positivisme Aguste comte. 3 Demikianlah ide-ide yang berkembang di Turki, dan tidak mengherankan kalau pembaruan di sana pada akhirnya membawa pada berdirinya Republik Turki yang sekuler. 1 Azyumardi Azra, Pendidikan Islam, Tradisi dan Modernisasi Menuju Milenium Baru, (Jakarta : Logos, 1999), Harun Nasution, Islam Rasional, Gagasan dan Pemikiran, (Bandung : Mizan, 1996), Ibid,

3 Sedangkan kontak Mesir dengan Eropa bermula dengan datangnya ekspedisi Napoleon Bonaparte yang mendarat di Aleksandria pada 1798 M. Dalam masa tiga minggu, kaum mamalik yang berkuasa di mesir dikalahkan pasukan Perancis, dan seluruh Mesir jatuh ke tanagan Napoleon Bonaparte. Bersama Napoleon turut datang ke Mesir ilmu pengetahuan dan kebudayaan Barat. Di Kairo ia dirikan lembaga ilmiah Institut d'egypte yang mempunyai empat bagian ilmu: ilmu pasti, ilmu alam, ilmu ekonomi-politik, dan sastra seni. Perpustakaan dari lembaga ini melakukan penelitian ilmiah di Mesir dan hasilnya diterbitkan majalah La Decade Egyptienne, Napoleon juga membawa percetakan, di samping berhuruf latin, juga berhuruf arab. Ia juga membawa ahli-ahli ketimuran yang mahir berbahasa Arab. Napoleon mempunyai hubungan yang baik dengan ulama al-azhar dan lembaganya itu banyak dikunjungi oleh kaum terpelajar Mesir. Di sinilah bertemu ulama Islam abad kesembilan belas dengan ilmuwan-ilmuwan Barat modern. Di sinilah ulama Islam mulai sadar bahwa dalam bidang pemikiran dan bidang ilmiah ulama Islam sudah jauh ketinggalan. Tetapi hanya sedikit dari ulama al-azhar yang berpendapat bahwa pemikiran dan ilmu yang berkembang di Barat itu perlu dipelajari dan diambil alih. Setelah ekspedisi Napoleon berakhir di Mesir, Muhammad 'Ali ( M), seorang perwira Turki, mengambil alih kekuasaan. Ia ingin menjadi sultan yang berpengaruh di Dunia Islam dan untuk itu ia berpendapat, Mesir harus dijadikan negara yang maju. Rahasia kekuatan dunia Barat melalui ekspedisi Napoleon telah dapat ditangkap di Mesir. Dasarnya adalah ilmu pengetahuan dan teknologi modern. Untuk memperoleh ilmu pengetahuan dan teknologi ini didirikanlah sekolah-sekolah: sekolah militer (1815), sekolah Teknik (1816), sekolah Kedokteran (1827), sekolah Apoteker (1829), sekolah Pertambangan (1834), dan sekolah Penerjemahan (1836). Para pengajarnya ia datangkan dari Eropa, dan ceramah-ceramah mereka diterjemahkan ke dalam Bahasa Arab agar dapat ditangkap pelajar-pelajar yang banyak berasal dari al-azhar. Selain mendirikan sekolah-sekolah, ia mengirim pula pelajar-pelajar ke Eropa, terutama Paris. Jumlahnya lebih dari tiga ratus. Setelah kembali ke Mesir mereka ditugaskan menerjemahkan buku-buku Eropa ke dalam Bahasa Arab, disamping mengajar di sekolah-sekolah yang ia dirikan. 4 Di India, pemikiran dan gerakan pembaruan rasional terlambat setengah abad dari Turki dan Mesir. Kontak umat Islam India denagn kebudayaan barat melaui inggris terutama terjadi pada pertengahan kedua abad kesembilan belas. Pemberontakan 1857 terhadap Inggris pecah. Sebagai akibatnya kerajaan Mughal dihancurkan dan Delhi jatuh ke tangan Inggris. 4 Ibid,

4 Pemimpin yang muncul untuk membela umat Islam dari permusuhan Inggris adalah Sayyid Ahmad Khan ( ). Ia seorang ulama yang sudah mengenal pemikiran dan ilmu pengetahuan Barat. Ia berpendapat, kemunduran dan kelemahan umat Islam India bisa diatasi hanya dengan mengambil alih metode berpikir ilmu-ilmu pengetahuan Barat. Untuk keperluan itu pada 1878 ia mendirikan Muhammedan Anglo Oriental College (MAOC) di Aligarh yang pada 1920 menjadi Universitas Islam Aligarh. Kurikulum yang dipakai MAOC mencakup ilmu-ilmu agama dan ilmu pengetahuan Barat yang diberikan dalam Bahasa Inggris. Lembaga inilah yang menghasilkan pemimpin-pemimpin gerakan Aligrah yang meneruskan ide-ide pembaruan yang dicetuskan Sayyid Ahmad Khan. Sementara itu pemikiran pembaruan di Indonesia muncul terlambat lima puluh tahun dari India dan seratus tahun dari Mesir dan Turki. Dalam pada itu latar belakang ide pembaruan di Indonesia jauh berbeda dengan latar belakang yang ada di Mesir, Turki, dan India. Mesir yang mempunyai Kairo sebagai ibukota dengan Universitas al-azhar yang didirikan pada abad kesepuluh, merupakan pusat peradaban Islam dan kekuatan politik yang besar pengaruhnya di Dunia Islam pada masa lampau. Sultan-sultan mesir turut berperang dalam mengalahkan kaum salib dan dapat mematahkan kekuatan Hulagu di 'Ain Jalut sehingga Mesir, Afrika Utara, dan Spanyol Islam selamat dari kehancuran sebagaimana dialami dunia Islam bagian timur. Di samping itu, mulai dari abad keenam belas Mesir merupakan bagian dari kerajaan Turki Utsmani dan mengikuti dari dekat kemajuan-kemajuan yang dicapai kerajaan ini di Eropa. Mesir sadar akan kelemahan Dunia Barat dibandingkan dengan supremasi dunia Islam zaman itu. Turki sendiri merupakan salah satu dari tiga negara besar di Dunia Islam abad-abad keenam belas sampai abad kedelapan belas, ketika d Eropa, Inggris dan Prancis belum muncul sebagai negara yang berpengaruh dalam politik internasional. Bahkan kerajaan 'Utsmani menguasai daratan Eropa dari Istambul sampai ke pintu gerbang kota Wina. Adapun India, dengan berdirinya di sana kerajaan Mughal, merupakan negara kedua dari tiga negara besar tersebut di atas. Delhi merupakan pusat kekuasaan dan kebudayaan Islam di Dunia Islam bagian timur. 5 Keadaan di Indonesia berbeda sekali dengan keadaan di tiga negara tersebut. Indonesia tak pernah menjadi negara Islam besar dan tak pernah pula menjadi pusat kebudayaan Islam. Islam berkembang di Indonesia mulai abad ketiga belas. Maka Islam yang datang dan berkembang di Indonesia bukanlah Islam Zaman keemasan dengan pemikiran rasional dan kebudayaannya yang tinggi, melainkan Islam yang telah mengalami kemunduran dengan 5 Ibid,

5 pemikiran tradisional dan corak tarekat dan fiqihnya. Dalam pada itu penetrasi Barat ke Indonesia lebih awal dari Timur Tengah, yaitu pada abad keenam belas. Oleh sebab itu, faktor yang mendorong pembaruan di Indonesia bukanlah kesadaran akan kejayaan dan kebesaran Islam masa lampau, sebagaimana di Mesir, Turki, dan India. Tetapi faktornya antara lain adalah pengalaman dan pengetahuan orang-orang Indonesia yang belajar di Makkah dan Kairo di mana pembaruan tumbuh dan berkembang; sistem pendidikan agama ke dalam kurikulumnya; usaha-usaha misi kristen yang bekembang di berbagai daerah di Indonesia; dan pengaruh tarekat dalam masyarakat Islam di Indonesia. 6 Dengan demikian, kemunculan modernisasi pendidikan di Indonesia, berkaitan erat dengan pertumbuhan gagasan modernisme Islam di kawasan ini. Gagasan modernisme Islam yang menemukan momentumnya sejak awal abad 20, pada lapangan pendidikan direalisasikan dengan pembentukan lembaga-lembaga pendidikan modern yang diadopsi dari sistem pendidikan kolonial Belanda. Pemrakarsa pertama dalam hal ini adalah organisasi-organisasi modernisme Islam seperti Jami'at, al-irsyad, Muhammadiyah dan lain-lain. Pada awal perkembangan adopsi gagasan modernisasi pendidikan Islam ini setidaktidaknya terdapat dua kecenderungan pokok dalam eksperimentasi organisasi-organisasi Islam di atas. Pertama adalah adopsi sistem dan lembaga pendidikan modern secara hampir menyeluruh. Titik tolak modernisme pendidikan Islam di sini adalah sistem dan kelembagaan pendidikan modern (Belanda), bukan sistem dan lembaga pendidikan Islam tradisional. 7 Pola-Pola Pembaharuan Pendidikan Islam Dengan memperhatikan berbagai macam sebab kelemahan dan kemunduran umat Islam sebagaimana nampak pada masa sebelumnya, dan dengan memperhatikan sebab-sebab kemajuan dan kekuatan yang dialami oleh bangsa-bangsa Eropa, maka pada garis besarnya terjadi tiga pola pemikiran pembaharuan pendidikan Islam. Ketiga pola tersebut adalah: (1) Pola pembaharuan pendidikan Islam yang berorientasi kepada pola pendidikan modern di Eropa, (2) yang berorientasi dan bertujuan untuk pemurnian kembali ajaran Islam, dan (3) yang berorientasi pada kekayaan sumber budaya bangsa masing-masing dan yang bersifat nasionalisme. a. Golongan yang berorientasi pada pola pendidikan modern di Barat. pada dasarnya mereka berpandangan bahwa sumber kekuatan dan kesejahteraan hidup yang dialami oleh Barat adalah sebagai hasil dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi modern yang mereka capai. Mereka juga berpendapat bahwa apa yang dicapai oleh bangsa-bangsa Barat sekarang, tidak lain adalah merupakan pengembangan 6 Ibid, Azymardi Azra, Pendidikan Islam, op cit..,

6 dari ilmu pengetahuan dan kebudayaan yang pernah berkembang di dunia Islam. Atas dasar demikian, maka untuk mengembalikan kekuatan dan kejayaan umat Islam, sumber kekuatan dan kesejahteraan tersebut harus dikuasai kembali. Penguasaan tersebut, harus dicapai melalui proses pendidikan untuk itu harus meniru pola pendidikan yang dikembangkan oleh dunia Barat. Sebagaimana dulu dunia Barat pernah meniru dan mengembangkan sistem pendidikan dunia Islam. Dalam hal ini, usaha pembaharuan pendidikan Islam adalah dengan jalan mendirikan sekolah-sekolah dengan pola sekolah Barat. Baik sistem maupun isi pendidikannya. Di samping itu, pengiriman pelajar-pelajar ke dunia Barat terutama ke Perancis untuk menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi modern tersebut banyak dilakukan oleh penguasa-penguasa di berbagai negeri Islam. Pembaharuan pendidikan dengan pola Barat ini, mulanya timbul di Turkin Usmani pada akhir abad ke 11 H/17 M setelah mengalami kalah perang dengan berbagai negara Eropa Timur pada masa itu, yang merupakan benih bagi timbulnya usaha sekularisasi Turki yang berkembang kemudian dan membentuk Turki modern. Sultan Mahmud II (yang memerintah Turki Utsmani M), adalah pelopor pembaharuan pendidikan di Turki. 8 Pola pembaharuan pendidikan yang berorientasi ke Barat ini, juga nampak dalam usaha Muhammad Ali Pasya di Mesir, yang berkuasa tahun Resminya ia menjadi Pasya sebagai wakil resmi dari Sultan Turki di Mesir, tetapi ternyata ia manyatakan dirinya sebagai penguasa yang otonom, lepas dari kekuasaan sultan Turki. Muhammad Ali banyak berperan dalam mengusir tentara Perancis dari Mesir. Ia sendiri sebetulnya buta huruf, tetapi ia mengetahui betapa pentingnya arti pendidikan dan ilmu pengetahuan untuk kemajuan dan kekuatan suatu negara. Dalam hal ini ia terpengaruh oleh cerita-cerita para pembesar yang berada di sekitarnya mengenai unsur-unsur dan halhal baru yang di bawa oleh ekspedisi Napoleon. Muhammad Ali Pasya, dalam rangka memperkuat kedudukannya dan sekaligus melaksanakan pembaharuan pendidikan di Mesir, mengadakan pembaharuan dengan jalan mendirikan berbagai macam sekolah yang meniru sistem pendidikan dan pengajaran Barat. Di sekolah-sekolah tersebut, diajarkan berbagai macam ilmu pengetahuan sebagaimana yang ada di Barat. Bahkan untuk memenuhi tenaga guru ia mendatangkan guru-guru dari Barat (terutama dari Perancis). Di samping itu Muhammad Ali 8 Zuhairini, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta : Bumi Aksara, 1997),

7 mengirimkan sejumlah pelajar ke Barat, dengan tujuan agar mereka menguasai ilmu pengetahuan Barat, untuk selanjutnya nanti mampu mengembangkannya di Mesir. 9 b. Gerakan pembaharuan pendidikan Islam yang berorientasi pada sumber Islam yang murni. Pola ini berpandangan bahwa sesungguhnya Islam sendiri merupakan sumber bagi kemajuan dan pengembangan peradaban dan ilmu pengetahuan modern. Islam sendiri sudah penuh dengan ajaran-ajaran dan pada hakikatnya mengandung potensi untuk membawa kemajuan dan kesejahteraan serta kekuatan bagi umat manusia. Dalam hal ini Islam telah membuktikannya, pada masa-masa kejayaan. Pola pembaharuan ini telah dirintis oleh Muhammad bin Abd al-wahab. Kemudian dicanangkan kembali oleh Jamaluddin al-afghani dan Muhammad Abduh (akhir abad ke-19 M). Menurut Jamaluddin Al-Afghani, pemurnian ajaran Islam dengan kembali kepada Al-Qur'an dan Hadith dalam artinya yang sebenarnya tidaklah mungkin. Ia berkeyakinan bahwa Islam adalah sesuai dengan untuk semua bangsa, semua zaman dan semua keadaan. Kalau kelihatan ada pertentangan antara ajaran-ajaran Islam dengan kondisi yang di bawa perubahan zaman dan perubahan kondisi. Penyesuaian dapat diperoleh dengan mengadakan interpretasi baru tentang ajaran-ajaran Islam, seperti yang tercantum dalam al-qur'an dan Hadith. Untuk interpretasi itu diperlukan ijtihad, dan karenanya pintu ijtihad harus dibuka. 10 Keharusan pembukaan pintu ijtihad dan pemberantasan taklid selanjutnya memerlukan kekuatan akal. Di sini diperlukan pendidikan intelektual. Menurut Muhammad Abduh, al-qur'an bukan semata berbicara pada hati manusia, tetapi juga kepada akalnya. Islam menurutnya, adalah agama rasional, dan dalam Islam, akal mempunyai kedudukan yang tinggi. Kepercayaan kepada kekuatan akal adalah dasar peradaban suatu bangsa, dan akallah yang menimbulkan kemajuan dan ilmu pengetahuan. Menurut Muhammad Abduh pula, bahwa ilmu pengetahuan modern dan Islam adalah sejalan dan sesuai, karena dasar ilmu pengetahuan modern adalah Sunnatullah, sedangkan dasar Islam adalah wahyu Allah. Kedua-duanya berasal dari Allah. Oleh karena itu umat Islam harus menguasai keduanya. Umat Islam harus mempelajari dan mementingkan ilmu pengetahuan modern disamping ilmu pengetahuan kegamaan. Sekolah-sekolah modern harus dibuka, di mana ilmu-ilmu pengetahuan modern diajarkan di samping pengetahuan agama Ibid, Harun Nasution, Pembaharuan dalam Islam, (Jakarta : Bulan Bintang, 1982), Ibid,

8 c. Usaha pembaharuan pendidikan berorientasi pada nasionalisme. Rasa nasionalisme timbul bersama dengan berkembangnya pola kehidupan modern, dan mulai dari Barat. Bangsa-bangsa Barat mengalami kemajuan rasa nasionalisme yang kemudian menimbulkan kekuatan-kekuatan politik yang berdiri sendiri. Keadaan tersebut mendorong pada umumnya bangsa-bangsa Timur dan bangsa terjajah lainnya untuk mengembangkan nasionalisme masing-masing. Umat Islam mendapati kenyataan bahwa mereka terdiri dari berbagai bangsa yang berbeda latar belakang dan sejarah perkembangan kebudayaan. Merekapun hidup bersama dengan orang-orang yang beragama lain tapi sebangsa. Inilah yang juga mendorong perkembangannya rasa nasionalisme di dunia Islam. Di samping itu, adanya keyakinan di kalangan pemikir-pemikir pembaharuan di kalangan umat Islam, bahwa pada hakikatnya ajaran Islam bisa diterapkan dan sesuai dengan segala zaman dan tempat. Oleh karena itu, ide pembaharuan yang berorientasi pada nasionalisme inipun bersesuaian dengan ajaran Islam. Golongan nasionalisme ini, berusaha untuk memperbaiki kehidupan umat Islam dengan memperhatikan situasi dan kondisi obyektif umat Islam yang bersangkutan. Dalam usaha tersebut bukan semata-mata mengambil unsur-unsur budaya Barat yang sudah maju, tetapi juga mengambil unsur-unsur yang berasal dari budaya warisan bangsa yang bersangkutan. Ide kebangsaan atau nasionalisme inilah yang pada tahap perkembangan berikutnya mendorong timbulnya usaha-usaha merebut kemerdekaan dan mendirikan pemerintahan sendiri di kalangan bangsa-bangsa pemeluk Islam. Dalam bidang pendidikan, umat Islam yang telah membentuk pemerintahan nasional tersebut, mengembangkan sistem dan pola pendidikan nasionalnya sendiri-sendiri. 12 Penutup Sebagai akibat dari usaha-usaha pembaharuan pendidikan Islam yang dilaksanakan dalam rangka untuk mengejar kekurangan dan ketinggalan dari dunia Barat dalam segala aspek kehidupan, maka terdapat kecenderungan adanya dualisme dalam sistem pendidikan umat Islam. Usaha pendidikan modern yang sebagaimana telah diuraikan yang berorientasi pada tiga pola pemikiran (Islam murni, Barat dan Nasionalisme), membentuk suatu sistem atau pola modern, yang mengambil pola sistem pendidikan Barat dengan penyesuaian-penyesuaian dengan Islam dan 12 Ibid,

9 kepentingan nasional. Di lain pihak sistem pendidikan tradisional yang telah ada di kalangan umat Islam tetap dipertahankan. Sistem pendidikan modern, pada umumnya dilaksanakan oleh pemerintah, yang pada mulanya adalah dalam rangka memenuhi tenaga-tenaga ahli untuk kepentingan pemerintah, dengan menggunakan kurikulum dan mengembangkan ilmu-ilmu pengetahuan modern. Sedangkan sistem pendidikan tradisional yang merupakan sisa-sisa dan pengembangan sistem zawiyah, ribat atau pondok pesantren dan madrasah yang telah ada di kalangan masyarakat, pada umumnya tetap mempertahankan kurikulum tradisional yang hanya memberikan pendidikan dan pengajaran keagamaan. Dualisme sistem dan pola pendidikan inilah yang selanjutnya mewarnai pendidikan Islam di semua negara dan masyarakat Islam, di zaman modern. Dualisme ini pula yang merupakan problem pokok yang dihadapi oleh usaha pembaharuan pendidikan Islam. Pada umumnya usaha pendidikan untuk memadukan antara kedua sistem tersebut telah diadakan, dengan jalan memasukkan kurikulum ilmu pengetahuan modern ke dalam sistem pendidikan tradisional, dan memasukkan pendidikan agama ke dalam kurikulum sekolah-sekolah modern. Dengan demikian diharapkan sistem pendidikan tradisional akan berkembang secara berangsur-angsur mengarah ke sistem pendidikan modern. Dan inilah sebenarnya yang dikehendaki oleh para pemikir pembaharuan pendidikan Islam, yang beroreintasi pada ajaran islam yang murni, sebagaimana dipelopori oleh Al-Afghani, Muhammad Abduh, dan lain-lain. Sampai sekarang proses pemaduan antara kedua sistem dan pola pendidikan Islam ini, tampak masih berlangsung di seluruh negara dan masyarakat Islam. 61

10 DAFTAR PUSTAKA MIYAH VOL.X NO. 01 JANUARI TAHUN 2015 Azra, Azyumardi, Pendidikan Islam, Tradisi dan Modernisasi Menuju Milenium Baru, Jakarta : Logos, Nasution, Harun, Pembaharuan dalam Islam, Sejarah Pemikiran dan Gerakan, Jakarta : Bulan Bintang, 1992., Islam Rasional, Gagasan dan Pemikiran, Bandung : Mizan, 1996., Pembaharuan dalam Islam, Jakarta : Bulan Bintang, Zuhairini, Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta : Bumi Aksara,

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN Pada bab terakhir dalam penulisan skripsi ini akan dipaparkan simpulan dan saran berdasarkan hasil penelitian mengenai permasalahan yang penulis kaji. Sebagaimana yang telah dikaji

Lebih terperinci

BAB III RIWAYAT HIDUP MUHAMMAD ALI PASHA DAN PEMIKIRAN PEMBAHARUANNYA TERHADAP PERADABAN MODERN

BAB III RIWAYAT HIDUP MUHAMMAD ALI PASHA DAN PEMIKIRAN PEMBAHARUANNYA TERHADAP PERADABAN MODERN 45 BAB III RIWAYAT HIDUP MUHAMMAD ALI PASHA DAN PEMIKIRAN PEMBAHARUANNYA TERHADAP PERADABAN MODERN A. Riwayat Hidup Muhammad Ali Pasha 1. Biografi Muhammad Ali Pasha Muhammad Ali Pasha adalah seorang keturunan

Lebih terperinci

Sumbangan Pembaruan Islam kepada Pembangunan

Sumbangan Pembaruan Islam kepada Pembangunan c Sumbangan Pembaruan Islam kepada Pembangunan d Sumbangan Pembaruan Islam kepada Pembangunan Oleh Tarmidzi Taher Tema Sumbangan Pembaruan Islam kepada Pembangunan di Indonesia yang diberikan kepada saya

Lebih terperinci

KISI-KISI SOAL UJIAN AKHIR MADRASAH BERSTANDAR NASIONAL (UAMBN) MADRASAH ALIYAH (MA) TAHUN PELAJARAN 2015/2016

KISI-KISI SOAL UJIAN AKHIR MADRASAH BERSTANDAR NASIONAL (UAMBN) MADRASAH ALIYAH (MA) TAHUN PELAJARAN 2015/2016 KISI-KISI SOAL UJIAN AKHIR MADRASAH BERSTANDAR NASIONAL (UAMBN) MADRASAH ALIYAH (MA) TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SatuanPendidikan : Madrasah Aliyah (Prog Keagamaan) Bentuk Soal : Pilihan Ganda Mata Pelajaran

Lebih terperinci

KISI-KISI SOAL UAMBN MADRASAH ALIYAH TAHUN PELAJARAN 2011/2012

KISI-KISI SOAL UAMBN MADRASAH ALIYAH TAHUN PELAJARAN 2011/2012 KISI-KISI SOAL UAMBN MADRASAH ALIYAH TAHUN PELAJARAN 2011/2012 Satuan Pendidikan : Madrasah Aliyah (IPA/IPS/BHS) Bentuk Soal : Pilihan Ganda Mata Pelajaran : Sejarah Kebudayaan Islam Jumlah Soal : 50 Butir

Lebih terperinci

KISI-KISI UJIAN AKHIR MADRASAH BERSTANDAR NASIONAL (UAMBN) TAHUN PELAJARAN

KISI-KISI UJIAN AKHIR MADRASAH BERSTANDAR NASIONAL (UAMBN) TAHUN PELAJARAN KISI-KISI UJIAN AKHIR MADRASAH BERSTANDAR NASIONAL (UAMBN) TAHUN PELAJARAN 2016-2017 Jenis Madrasah : Madrasah Aliyah Bentuk Tes : Pilhan Ganda Program : Keagamaan Jumlah soal : 50 butir Mata Pelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara alamiah manusia tumbuh dan berkembang sejak dalam kandungan sampai meninggal serta mengalami proses tahap demi tahap. Demikian pula dengan pendidikan sebagai

Lebih terperinci

TEOLOGI SOSIAL : Telaah Pemikiran Hassan Hanafi

TEOLOGI SOSIAL : Telaah Pemikiran Hassan Hanafi TEOLOGI SOSIAL : Telaah Pemikiran Hassan Hanafi i ii TEOLOGI SOSIAL: Telaah Pemikiran Hassan Hanafi TEOLOGI SOSIAL : Telaah Pemikiran Hassan Hanafi iii iv TEOLOGI SOSIAL: Telaah Pemikiran Hassan Hanafi

Lebih terperinci

EMPAT BELAS ABAD PELAKSANAAN CETAK-BIRU TUHAN

EMPAT BELAS ABAD PELAKSANAAN CETAK-BIRU TUHAN EMPAT BELAS ABAD PELAKSANAAN CETAK-BIRU TUHAN EMPAT BELAS ABAD PELAKSANAAN CETAK-BIRU TUHAN Oleh Nurcholish Madjid Seorang Muslim di mana saja mengatakan bahwa agama sering mendapatkan dukungan yang paling

Lebih terperinci

Kebangkitan Pendidikan Islam: Melacak Isu Historis Kebangkitan Kembali Pendidikan Islam

Kebangkitan Pendidikan Islam: Melacak Isu Historis Kebangkitan Kembali Pendidikan Islam Kebangkitan Pendidikan Islam: Melacak Isu Historis Kebangkitan Kembali Pendidikan Islam SYAHRAINI TAMBAK Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Islam Riau (UIR) Pekanbaru Jl. Kaharuddin Nasution, No. 113,

Lebih terperinci

DOMINASI PERADABAN BARAT DALAM PENDIDIKAN ISLAM. Oleh: Hasanuddin (Dosen dalam Mata Kuliah Filsafat Pendidikan Fak. Tarbiyah IAIN Alauddin Makassar)

DOMINASI PERADABAN BARAT DALAM PENDIDIKAN ISLAM. Oleh: Hasanuddin (Dosen dalam Mata Kuliah Filsafat Pendidikan Fak. Tarbiyah IAIN Alauddin Makassar) Hasanuddin Dominasi Pendidikan Barat DOMINASI PERADABAN BARAT DALAM PENDIDIKAN ISLAM Oleh: Hasanuddin (Dosen dalam Mata Kuliah Filsafat Pendidikan Fak. Tarbiyah IAIN Alauddin Makassar) Abstract Deteriorations

Lebih terperinci

NEGARA SEKULER TURKI I. SEKULER

NEGARA SEKULER TURKI I. SEKULER NEGARA SEKULER TURKI I. SEKULER Kemunduran Turki Usmani Sejak Abad ke-17 dan kekalahannya dari bangsa Barat mendorong para penguasa dan kaum intelektual untuk bermawas diri dan melakukan usaha-usaha rekonstruksi

Lebih terperinci

Kemunduran Islam Akhir dari Abbasiyah Genghis Khan/Jengis Khan Mongolian Ratanya kota Bagdad Jatuhnya jazirah arab Mesir, Aint Jalut 1260 M

Kemunduran Islam Akhir dari Abbasiyah Genghis Khan/Jengis Khan Mongolian Ratanya kota Bagdad Jatuhnya jazirah arab Mesir, Aint Jalut 1260 M Abad ke-13 Kemunduran Islam Akhir dari Abbasiyah Genghis Khan/Jengis Khan Mongolian Ratanya kota Bagdad Jatuhnya jazirah arab Mesir, Aint Jalut 1260 M Tentara Mamluk Sultan Baybar/Baybarus Kekalahan Hulaghukan(Mongol)

Lebih terperinci

Assalamu alaikum Wr Wb. Turki Usmani. Oleh : Anggraini Dwi Ikhwani

Assalamu alaikum Wr Wb. Turki Usmani. Oleh : Anggraini Dwi Ikhwani Assalamu alaikum Wr Wb Turki Usmani Oleh : Anggraini Dwi Ikhwani Berdirinya Kerajaan Turki Usmani Bangsa Turki tercatat dalam sejarah atas keberhasilannya mendirikan dua Dinasti, yaitu Dinasti Turki Saljuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sampai pada periode modern, mengalami pasang surut antara kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. sampai pada periode modern, mengalami pasang surut antara kemajuan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perjalanan umat Islam dari periode Nabi Muhammad Saw. diutus sampai pada periode modern, mengalami pasang surut antara kemajuan dan kemunduran yang dialami

Lebih terperinci

tidak langsung, mereka mengakui Utsman sebagai penguasa tertinggi dengan gelar Padiansyah Ali Utsman 4 B.

tidak langsung, mereka mengakui Utsman sebagai penguasa tertinggi dengan gelar Padiansyah Ali Utsman 4 B. A. Sejarah Berdirinya Kerajaan Turki Utsmani Kata Utsmaniyah diambil dari pendiri pertama dinasti ini, yaitu Utsman ibn Erthogrul ibn Sulaiman Syah. Para pendiri Daulah Utsmaniyah ini berasal dari suku

Lebih terperinci

SEJARAH ISLAM AHMADIN

SEJARAH ISLAM AHMADIN SEJARAH ISLAM AHMADIN RAYHAN INTERMEDIA 2013 i SEJARAH ISLAM Copyright Ahmadin Diterbitkan pertama kali oleh Penerbit Rayhan Intermedia Penerbit: RAYHAN INTERMEDIA Jl. Naja Dg. Nai Lr 4/8 Rappokalling

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Turki merupakan negara Islam yang merupakan salah satu tempat bersejarah

PENDAHULUAN. Turki merupakan negara Islam yang merupakan salah satu tempat bersejarah PENDAHULUAN Turki merupakan negara Islam yang merupakan salah satu tempat bersejarah perkembangan Islam di Dunia. Turki juga merupakan wilayah yang terdiri dari dua simbol peradaban di antaranya peradaban

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS. melupakan sisi non-formal dari pendidikan Islam itu sendiri. Tentu saja ini menjadi

BAB V ANALISIS. melupakan sisi non-formal dari pendidikan Islam itu sendiri. Tentu saja ini menjadi BAB V ANALISIS Adanya sekolah dan madrasah di tanah air sebagai institusi pendidikan Islam, hanyalah akan mempersempit pandangan kita tentang pendidikan Islam itu sendiri. Ini berarti, kita hanya mementingkan

Lebih terperinci

TEOLOGI SUNNATULLAH VERSUS TEOLOGI DETERMINIS (Upaya Melacak Etos Kerja Ummat) Ahmad Zaeny*

TEOLOGI SUNNATULLAH VERSUS TEOLOGI DETERMINIS (Upaya Melacak Etos Kerja Ummat) Ahmad Zaeny* TEOLOGI SUNNATULLAH VERSUS TEOLOGI DETERMINIS (Upaya Melacak Etos Kerja Ummat) Ahmad Zaeny* Abstrak Dalam ajaran agama ada dua pokok ajaran yang sangat erat kaitannya dengan etos kerja ummat. Pertama agama

Lebih terperinci

Komunisme dan Pan-Islamisme

Komunisme dan Pan-Islamisme Komunisme dan Pan-Islamisme Tan Malaka (1922) Penerjemah: Ted Sprague, Agustus 2009 Ini adalah sebuah pidato yang disampaikan oleh tokoh Marxis Indonesia Tan Malaka pada Kongres Komunis Internasional ke-empat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Gerakan pembaharuan Islam di Indonesia tidak bisa dilepaskan dari pengaruh pembaharuan Islam yang dilakukan oleh umat Islam di Saudi Arabia, Mesir, dan India

Lebih terperinci

A. Deskripsi Mata Kuliah:

A. Deskripsi Mata Kuliah: SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) MATA KULIAH SEJARAH PERADABAN ISLAM DOSEN : DRS. ANDI SUWIRTA, M.HUM. YENI KURNIAWATI, M.PD. ENCEP SUPRIATNA, M.PD. BOBOT 3 SKS/SJ 201 =======================================================================================================

Lebih terperinci

SYAIKH MUHAMMAD ABDUH DAN PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM

SYAIKH MUHAMMAD ABDUH DAN PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM SYAIKH MUHAMMAD ABDUH DAN PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM Oleh Nurcholish Madjid Pendahuluan Pembaruan yang dilancarkan oleh Muhammad Abduh, sebagaimana diketahui, mempunyai dampak yang amat luas dan menentukan

Lebih terperinci

Karya Monumental umat Islam dalam IPTEKS. AIK IV - Pertemuan II Lusiana Ulfa H, S.Ei, M.Si

Karya Monumental umat Islam dalam IPTEKS. AIK IV - Pertemuan II Lusiana Ulfa H, S.Ei, M.Si Karya Monumental umat Islam dalam IPTEKS AIK IV - Pertemuan II Lusiana Ulfa H, S.Ei, M.Si ... Universitas tertua di dunia adalah Universitas Karaouin, didirikan seorang muslimah di Fez, Maroko pada 859

Lebih terperinci

A. Persamaan Pemikiran Imam Mawardi dengan Ali Abdul Raziq tentang Konsep

A. Persamaan Pemikiran Imam Mawardi dengan Ali Abdul Raziq tentang Konsep BAB IV PERBANDINGAN KONSEP NEGARA MENURUT PEMIKIRAN IMAM MAWARDI DENGAN ALI ABDUL RAZIQ A. Persamaan Pemikiran Imam Mawardi dengan Ali Abdul Raziq tentang Konsep Negara Dalam tulisan ini hampir semua pemikiran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. harus berhadapan langsung dengan zaman modern. dilepas dari kehidupan manusia. Islam juga mewajibkan kepada manusia

BAB I PENDAHULUAN. harus berhadapan langsung dengan zaman modern. dilepas dari kehidupan manusia. Islam juga mewajibkan kepada manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eksistensi pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam di Indonesia tidak diragukan lagi peranannya dan kiprahnya dalam membangun kemajuan bangsa Indonesia. Perkembangan

Lebih terperinci

5. Materi sejarah berguna untuk menanamkan dan mengembangkan sikap bertanggung jawab dalam memelihara keseimbangan dan kelestarian lingkungan hidup.

5. Materi sejarah berguna untuk menanamkan dan mengembangkan sikap bertanggung jawab dalam memelihara keseimbangan dan kelestarian lingkungan hidup. 13. Mata Pelajaran Sejarah Untuk Paket C Program IPS A. Latar Belakang Sejarah merupakan cabang ilmu pengetahuan yang menelaah tentang asal-usul dan perkembangan serta peranan masyarakat di masa lampau

Lebih terperinci

TIGA ALIRAN PEMBAHARUAN Westernisme, Islamisme dan Nasionalisme. Drs. Muhammad Muhtarom Ilyas. Abstrak

TIGA ALIRAN PEMBAHARUAN Westernisme, Islamisme dan Nasionalisme. Drs. Muhammad Muhtarom Ilyas. Abstrak TIGA ALIRAN PEMBAHARUAN Westernisme, Islamisme dan Nasionalisme Drs. Muhammad Muhtarom Ilyas Abstrak Setelah mengalami kemunduran, Turki Usmani tidak henti untuk berusaha mengadakan pembaharuan-pembaharuan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. telah dikaji oleh banyak sejarawan. Hubungan historis ini dilatarbelakangi dengan

BAB V PENUTUP. telah dikaji oleh banyak sejarawan. Hubungan historis ini dilatarbelakangi dengan 201 BAB V PENUTUP A. Simpulan Dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa hubungan historis antara Turki Utsmani dan Hindia Belanda sejatinya telah terjalin lama sebagaimana yang telah dikaji oleh banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sejarah Islam, awal abad 19 dikenal sebagai permulaan periode

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sejarah Islam, awal abad 19 dikenal sebagai permulaan periode 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam sejarah Islam, awal abad 19 dikenal sebagai permulaan periode modern. Kemajuan zaman yang semakin pesat mendorong umat Islam untuk berfikir aktif, Yaitu

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA. masyarakat Jemur Wonosari yang beragama Islam meyakini bahwa al-qur an

BAB IV ANALISA. masyarakat Jemur Wonosari yang beragama Islam meyakini bahwa al-qur an BAB IV ANALISA Melihat dari hasil penelitian yang telah dilakukan, bahwa mayoritas masyarakat Jemur Wonosari yang beragama Islam meyakini bahwa al-qur an merupakan acuan moral untuk memecahkan problem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perjalanan Islam di Nusantara (Indonesia) erat kaitannya dengan

BAB I PENDAHULUAN. Perjalanan Islam di Nusantara (Indonesia) erat kaitannya dengan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perjalanan Islam di Nusantara (Indonesia) erat kaitannya dengan perkembangan Islam di Timur Tengah. Jaringan ulama yang terbentuk sejak abad ke-17 dan ke-18

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu persamaan-persamaan dan berbeda dari bangsa-bangsa lainnya. Menurut Hayes

BAB I PENDAHULUAN. suatu persamaan-persamaan dan berbeda dari bangsa-bangsa lainnya. Menurut Hayes 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Nasionalisme adalah suatu konsep dimana suatu bangsa merasa memiliki suatu persamaan-persamaan dan berbeda dari bangsa-bangsa lainnya. Menurut Hayes (Chavan,

Lebih terperinci

KERUNTUHAN KEKHALIFAHAN TURKI UTSMANI TAHUN 1924 SKRIPSI

KERUNTUHAN KEKHALIFAHAN TURKI UTSMANI TAHUN 1924 SKRIPSI KERUNTUHAN KEKHALIFAHAN TURKI UTSMANI TAHUN 1924 SKRIPSI oleh: Winda Desilia Putri NIM 050210302223 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU

Lebih terperinci

KONSENTRASI BARU KEBANGKITAN ISLAM DI ASIA TENGGARA. Dewi Triwahyuni

KONSENTRASI BARU KEBANGKITAN ISLAM DI ASIA TENGGARA. Dewi Triwahyuni KONSENTRASI BARU KEBANGKITAN ISLAM DI ASIA TENGGARA Dewi Triwahyuni Urgensitas Kajian Asia Tenggara Secara Historis, berpusat di Malaka, Asia tenggara adalah sentra perdagangan dunia antara abad ke-14

Lebih terperinci

Atika Puspita Marzaman. Recep Tayyib Erdogan:

Atika Puspita Marzaman. Recep Tayyib Erdogan: Atika Puspita Marzaman Recep Tayyib Erdogan: Turki, Islam, dan Uni Eropa HEPTAcentrum Press Recep Tayyib Erdogan: Turki, Islam, dan Uni Eropa Oleh: Atika Puspita Marzaman Copyright 2011 by Atika Puspita

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN KEISTIMEWAAN PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN KEISTIMEWAAN PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH UNDANG-UNDANG NOMOR 44 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN KEISTIMEWAAN PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa sejarah panjang perjuangan rakyat Aceh

Lebih terperinci

KESINAMBuNGAN BUDAYA

KESINAMBuNGAN BUDAYA c Demokrasi Lewat Bacaan d KESINAMBuNGAN BUDAYA Oleh Nurcholish Madjid Ketika Kaisar Hirohito meninggal, banyak orang membicarakan kedudukannya selaku lambang kontinuitas budaya Jepang selama ribuan tahun.

Lebih terperinci

ALI ABD AL-RAZIQ : IDE NEGARA

ALI ABD AL-RAZIQ : IDE NEGARA ALI ABD AL-RAZIQ : IDE NEGARA Salah seorang tokoh pembaharuan dalam Islam pada awal abad ke 20 di Mesir adalah Ali Abd Al-Raziq. Ia termasuk tokoh yang kontroversial, hal ini muncul karena idenya yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. aspek, termasuk dalam struktur sosial, kultur, sistem pendidikan, dan tidak

BAB I PENDAHULUAN. aspek, termasuk dalam struktur sosial, kultur, sistem pendidikan, dan tidak 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia telah melahirkan suatu perubahan dalam semua aspek, termasuk dalam struktur sosial, kultur, sistem pendidikan, dan tidak tertutup kemungkinan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 105 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Dalam bab ini akan dibahas mengenai kesimpulan dan saran dari skripsi dengan judul GEJOLAK PATANI DALAM PEMERINTAHAN THAILAND (Kajian Historis Proses Integrasi Rakyat Patani

Lebih terperinci

MADRASAH DALAM SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL Dr. Hamlan Hi. AB. Andi Malla Abstrak adrasah sebagai lembaga pendidikan Islam di MIndonesia telah mengalami proses transformasi dari lembaga pendidikan tradisional

Lebih terperinci

Madrasah Dalam Sistem Pendidikan Nasional MADRASAH DALAM SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL. Kata Kunci: Madrasah, Sistem dan Pendidikan Nasional

Madrasah Dalam Sistem Pendidikan Nasional MADRASAH DALAM SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL. Kata Kunci: Madrasah, Sistem dan Pendidikan Nasional MADRASAH DALAM SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL Dr. Hamlan Hi. AB. Andi Malla Abstrak adrasah sebagai lembaga pendidikan Islam di MIndonesia telah mengalami proses transformasi dari lembaga pendidikan tradisional

Lebih terperinci

ISLAM DAN HEGEMONI BARAT

ISLAM DAN HEGEMONI BARAT RUANG KAJIAN ISLAM DAN HEGEMONI BARAT Siti Nuraini Abstrak Artikel ini membahas tentang Islam dan hegemoni Barat dalam perspekif gerakan kaum muslim yang mencoba mengadaptasi dan mengembangkan dari kemajuan

Lebih terperinci

MUHAMMADIYAH DI MATA MAHASISWA NON IMM

MUHAMMADIYAH DI MATA MAHASISWA NON IMM BAHAN DISKUSI KELAS MUHAMMADIYAH DI MATA MAHASISWA NON IMM Oleh Kelompok 1 Muhammad Arifin (201410070311086); Arista Mutiara Risa (201410070311087) M. Prayogi Anggoro (201410070311089); Paksindra Agustina

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Aceh memiliki kedudukan yang sangat strategis sebagai pusat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Aceh memiliki kedudukan yang sangat strategis sebagai pusat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Aceh memiliki kedudukan yang sangat strategis sebagai pusat perdagangan. Aceh banyak menghasilkan lada dan tambang serta hasil hutan. Oleh karena itu, Belanda

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagai negara yang merdeka dan berdaulat, Indonesia berhak menentukan nasib bangsanya sendiri, hal ini diwujudkan dalam bentuk pembangunan. Pembangunan merupakan

Lebih terperinci

DIKTAT PERGERAKAN KEMERDEKAAN RAKYAT INDIA. Diktat Sejarah Asia Selatan Baru Disusun Oleh : Supardi, S.Pd.

DIKTAT PERGERAKAN KEMERDEKAAN RAKYAT INDIA. Diktat Sejarah Asia Selatan Baru Disusun Oleh : Supardi, S.Pd. DIKTAT PERGERAKAN KEMERDEKAAN RAKYAT INDIA Diktat Sejarah Asia Selatan Baru Disusun Oleh : Supardi, S.Pd. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN EKONOMI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi umat Islam di Mesir khususnya dan dunia umumnya pada. pertengahan abad 14 Hijriyah adalah masa-masa dimana imperialisme dan

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi umat Islam di Mesir khususnya dan dunia umumnya pada. pertengahan abad 14 Hijriyah adalah masa-masa dimana imperialisme dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kondisi umat Islam di Mesir khususnya dan dunia umumnya pada pertengahan abad 14 Hijriyah adalah masa-masa dimana imperialisme dan koloniaisme memegang peranan

Lebih terperinci

WAHYU 17 PENGHAKIMAN ATAS BABEL

WAHYU 17 PENGHAKIMAN ATAS BABEL WAHYU 17 PENGHAKIMAN ATAS BABEL PENDAHULUAN Wahyu 17:1 Salah satu dari ketujuh malaikat yang membawa tujuh malapetaka membawa berita putusan terhadap Babel, pelacur besar. Hukuman terhadapnya akan dilakukan

Lebih terperinci

Pengaruh ajaran ibnu rusyd terhadap gerakan renaissance di Eropa awal abad XIV

Pengaruh ajaran ibnu rusyd terhadap gerakan renaissance di Eropa awal abad XIV 1 Pengaruh ajaran ibnu rusyd terhadap gerakan renaissance di Eropa awal abad XIV Oleh: Nurcahya K 4401033 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejak runtuhnya kekaisaran Romawi Barat tahun 476 M,

Lebih terperinci

EMPAT AGENDA ISLAM YANG MEMBEBASKAN

EMPAT AGENDA ISLAM YANG MEMBEBASKAN l Edisi 001, Agustus 2011 EMPAT AGENDA ISLAM YANG MEMBEBASKAN P r o j e c t i t a i g k a a n D Luthfi Assyaukanie Edisi 001, Agustus 2011 1 Edisi 001, Agustus 2011 Empat Agenda Islam yang Membebaskan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 101 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Bab ini merupakan kesimpulan dan saran dari penulisan skripsi yang berjudul Blokade Ekonomi Napoleon Bonaparte dan Dampaknya Terhadap Perekonomian Inggris

Lebih terperinci

Islam Maroko, Sebelum dan Sesudah Kemerdekaan (13/M) Oleh : Hening Nugroho Senin, 25 April :04

Islam Maroko, Sebelum dan Sesudah Kemerdekaan (13/M) Oleh : Hening Nugroho Senin, 25 April :04 KOPI, Maroko merupakan sebuah wilayah yang pengaruhnya sampai ke Spanyol pada masa klasik khususnya masa dinasti Murabitun dan Muwahidun. Akan tetapi, pada era kehancuran Islam di Spanyol sekitar abad

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Nurhidayatina, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Nurhidayatina, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Blokade ekonomi adalah perang ekonomi yang pernah diterapkan oleh Napoleon Bonaparte di Eropa pada saat memerintah Prancis tahun 1806-. Penulis ingin mengetahui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Periode modern merupakan zaman kebangkitan Islam. Pada periode. pertengahan umat Islam mengalami kemunduran baik bidang pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. Periode modern merupakan zaman kebangkitan Islam. Pada periode. pertengahan umat Islam mengalami kemunduran baik bidang pendidikan, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Periode modern merupakan zaman kebangkitan Islam. Pada periode pertengahan umat Islam mengalami kemunduran baik bidang pendidikan, pengetahuan, sosial maupun

Lebih terperinci

PENGERTIAN SEJARAH SECARA ETIMOLOGIS, KATA SEJARAH BERASAL DARI KATA ARAB SYAJARAH YANG BERARTI POHON YANG BERCABANG- CABANG.

PENGERTIAN SEJARAH SECARA ETIMOLOGIS, KATA SEJARAH BERASAL DARI KATA ARAB SYAJARAH YANG BERARTI POHON YANG BERCABANG- CABANG. SEJARAH ISLAM APA YANG DIMAKSUD DENGAN SEJARAH? APA BEDA SEJARAH DENGAN DONGENG DAN KRONIK? APA ARTI KEBUDAYAAN DAN PERADABAN? APA YANG DIMAKSUD DENGAN SEJARAH KEBUDAYAAN DAN SEJARAH PERADABAN ISLAM? APA

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Margakaya pada tahun 1738 Masehi, yang dihuni masyarakat asli suku Lampung-

I. PENDAHULUAN. Margakaya pada tahun 1738 Masehi, yang dihuni masyarakat asli suku Lampung- 1 I. PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Pringsewu adalah salah satu kabupaten di Provinsi Lampung, Indonesia. Sejarah Pringsewu diawali dengan berdirinya sebuah perkampungan (tiuh) yang bernama Margakaya

Lebih terperinci

PEMBAHARUAN TRADISI PEMIKIRAN ISLAM (Sebuah Transformasi Pendidikan Islam)

PEMBAHARUAN TRADISI PEMIKIRAN ISLAM (Sebuah Transformasi Pendidikan Islam) PEMBAHARUAN TRADISI PEMIKIRAN ISLAM (Sebuah Transformasi Pendidikan Islam) MAKALAH Dipresentasikan dalam Diskusi Ilmiah Dosen Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Magelang Jumat, 26 Februari 2016

Lebih terperinci

DESKRIPSI MATAKULIAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU KEPENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI

DESKRIPSI MATAKULIAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU KEPENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI DESKRIPSI MATAKULIAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU KEPENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI Matakuliah : Agama (Islam, Kristen, Khatolik)* Deskripsi :Matakuliah ini mengkaji tentang

Lebih terperinci

66. Mata Pelajaran Sejarah untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA)

66. Mata Pelajaran Sejarah untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) 66. Mata Pelajaran Sejarah untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) A. Latar Belakang Sejarah merupakan cabang ilmu pengetahuan yang menelaah tentang asal-usul dan perkembangan serta peranan

Lebih terperinci

KEBUDAYAAN DALAM ISLAM

KEBUDAYAAN DALAM ISLAM A. Hakikat Kebudayaan KEBUDAYAAN DALAM ISLAM Hakikat kebudayaan menurut Edward B Tylor sebagaimana dikutip oleh H.A.R Tilaar (1999:39) bahwa : Budaya atau peradaban adalah suatu keseluruhan yang kompleks

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah dan masyarakat Jepang merupakan hal yang cukup menarik

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah dan masyarakat Jepang merupakan hal yang cukup menarik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejarah dan masyarakat Jepang merupakan hal yang cukup menarik perhatian umat manusia karena berbagai hal. Jepang mula-mula terkenal sebagai bangsa Asia pertama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Rosmiati Lubis, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Rosmiati Lubis, 2013 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Turki di bawah kepemimpinan Mustafa Kemal Pasha merupakan negara yang terkenal dengan sekularisasinya atau usaha-usaha untuk meniru ke negara-negara Barat

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. ME'TODOLOGIS ;..., A. PengertianPemikiranlslamMetodologis... 1 B. Ruang Lingkup Pemikiran Islam

DAFTAR ISI. ME'TODOLOGIS ;..., A. PengertianPemikiranlslamMetodologis... 1 B. Ruang Lingkup Pemikiran Islam KATAPENGANHR DAFTAR ISI PENDAHI,JLUAN DAFTAR ISI BAB I: PENGENALAN PEMIKIRAN ISLAM ME'TODOLOGIS ;...,...-... 1 A. PengertianPemikiranlslamMetodologis... 1 B. Ruang Lingkup Pemikiran Islam Metodologis...:...!...

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, PARADIGMA

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, PARADIGMA II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, PARADIGMA A. Tinjauan Pustaka 1. Konsep Perjuangan Pengertian perjuangan merupakan suatu usaha yang dilakukan untuk mencapai tujuan, yang dilakukan dengan menempuh

Lebih terperinci

Tugas Perkuliahan & bobot nilai. Model Perkuliahan. Sub Pokok Bahasan. Kompetensi Khusus. Pokok Bahasan. Pertemuan ke- No.

Tugas Perkuliahan & bobot nilai. Model Perkuliahan. Sub Pokok Bahasan. Kompetensi Khusus. Pokok Bahasan. Pertemuan ke- No. SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) MATA KULIAH SEJARAH ISLAM DI INDONESIA DOSEN : Drs. Andi Suwirta, M,Hum. Dr. Agus Mulyana, M.Hum. Encep Supriatna, M.Pd. BOBOT 3 SKS/Kode SJ 200 =======================================================================================================

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. menjalar ke Suriah merupakan akar dari konflik berkepanjangan yang terjadi di Suriah.

BAB V KESIMPULAN. menjalar ke Suriah merupakan akar dari konflik berkepanjangan yang terjadi di Suriah. BAB V KESIMPULAN Fenomena Arab Spring yang dimulai dari Tunisia, Mesir, Libya, Yaman, dan menjalar ke Suriah merupakan akar dari konflik berkepanjangan yang terjadi di Suriah. Fenomena ini menjadi momen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. beberapa tahap ketika kekristenan mulai berkembang tanah air Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. beberapa tahap ketika kekristenan mulai berkembang tanah air Indonesia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perjalanan agama Kristen masuk ke Indonesia memang panjang. Ada beberapa tahap ketika kekristenan mulai berkembang tanah air Indonesia. Agama Kristen memang bukan agama

Lebih terperinci

Etos Hijrah. Oleh Nurcholish Madjid

Etos Hijrah. Oleh Nurcholish Madjid c Prestasi, bukan Prestise d Etos Hijrah Oleh Nurcholish Madjid Pelajaran pertama yang bisa dipetik dari keputusan Umar menjadikan Hijrah Rasul sebagai permulaan perhitungan kalender Islam ialah suatu

Lebih terperinci

Kata Kunci: Pemahaman, Berpikir Rasional, Pembangunan

Kata Kunci: Pemahaman, Berpikir Rasional, Pembangunan PAHAM TEOLOGI RASIONAL MU'TAZILAH DI INDONESIA Oleh : M. Baharudin Abstrak Studi terhadap sejarah perkembangan dan pemikiran dalam Islam khususnya dalam bidang teologi telah menarik minat para ulama Islam

Lebih terperinci

DOKUMEN PERKULIAHAN SEMESTER GANJIL 2013/2014. Nomor Dokumen : Garis-garis Besar Program Perkuliahan (GBPP)

DOKUMEN PERKULIAHAN SEMESTER GANJIL 2013/2014. Nomor Dokumen : Garis-garis Besar Program Perkuliahan (GBPP) DOKUMEN PERKULIAHAN SEMESTER GANJIL 2013/2014 Mata Kuliah : Sejarah Asia Selatan Sks : 3 sks (3-0) Program Studi Dosen Pengampu : Pendidikan Sejarah : Dra. Sumiyatun, M.Pd Nomor Dokumen :... 1. Garis-garis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepemimpinan

BAB I PENDAHULUAN. kepemimpinan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Problematika Umat Disebabkan Penurunan Kualitas Pendidikan Islam Problematika umat manusia dewasa ini telah menjalar ke setiap lini kehidupan. Dari aspek moral

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN 1. Latar Belakang Berdirinya Kerajaan Pagaruyung. Kesimpulan yang dapat diambil dari latar belakang kerajaan Pagaruyung adalah, bahwa terdapat tiga faktor yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Islam sebagai agama tidak dapat dipisahkan dari politik. Dalam artian

BAB I PENDAHULUAN. Islam sebagai agama tidak dapat dipisahkan dari politik. Dalam artian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Islam sebagai agama tidak dapat dipisahkan dari politik. Dalam artian bahwa Islam tidak hanya tentang sistem nilai, tetapi juga memuat sistem politik. Islam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Allah menciptakan manusia sebagai satu-satunya makhluk yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Allah menciptakan manusia sebagai satu-satunya makhluk yang memiliki BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Allah menciptakan manusia sebagai satu-satunya makhluk yang memiliki kesempurnaan lebih dibandingkan dengan makhluk lainnya. Dalam al-quran, Allah berfirman:

Lebih terperinci

PEDOMAN PRAKTIKUM.

PEDOMAN PRAKTIKUM. PEDOMAN PRAKTIKUM 1 PENGEMBANGAN SILABUS DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN SEJARAH Oleh : SUPARDI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Secara kuantitas dapat diakui apa yang dilakukan Muhammadiyah dalam

BAB V KESIMPULAN. Secara kuantitas dapat diakui apa yang dilakukan Muhammadiyah dalam BAB V KESIMPULAN Secara kuantitas dapat diakui apa yang dilakukan Muhammadiyah dalam bidang pendidikan sangatlah luar biasa dengan jumlah lembaga pendidikannya yang mencapai angka ribuan di seluruh indonesia.

Lebih terperinci

SAMBUTAN KETUA DPR RI BAPAK H. MARZUKI ALIE, SE, MM. PADA ACARA PERESMIAN KANTOR BARU PWNU SUMATERA UTARA Medan, 06 Januari 2010

SAMBUTAN KETUA DPR RI BAPAK H. MARZUKI ALIE, SE, MM. PADA ACARA PERESMIAN KANTOR BARU PWNU SUMATERA UTARA Medan, 06 Januari 2010 KETUA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN KETUA DPR RI BAPAK H. MARZUKI ALIE, SE, MM. PADA ACARA PERESMIAN KANTOR BARU PWNU SUMATERA UTARA Medan, 06 Januari 2010 Assalamu alaikum Warahmatullahiwabarakatuh.

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. memadukan antara aql dan naql, namun pada dasarnya pemikiran. Muhammad Abduh lebih cenderung kepada aql daripada naql.

BAB V PENUTUP. memadukan antara aql dan naql, namun pada dasarnya pemikiran. Muhammad Abduh lebih cenderung kepada aql daripada naql. 147 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan 1. Corak Pemikiran Pendidikan Muhammad Abduh dan Muhammad Quthb Muhammad Abduh dalam corak pemikiran pendidikannya, memadukan antara aql dan naql, namun pada dasarnya pemikiran

Lebih terperinci

TIGA ALIRAN PEMBAHARUAN BARAT, ISLAM DAN NASIONALIS

TIGA ALIRAN PEMBAHARUAN BARAT, ISLAM DAN NASIONALIS TIGA ALIRAN PEMBAHARUAN BARAT, ISLAM DAN NASIONALIS DINASTI UMAYAH Dinasti Usmania yang berpusat di Turki terletak pada posisi yang sangat strategis; disatu sisi berhadapan langsung dengan Eropa dan Rusia,

Lebih terperinci

membuka diri terhadap dunia internasional. Peristiwa ini mengakibatkan kepercayaan Daimyo terhadap kekuasaan Tokugawa menjadi menurun.

membuka diri terhadap dunia internasional. Peristiwa ini mengakibatkan kepercayaan Daimyo terhadap kekuasaan Tokugawa menjadi menurun. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jepang merupakan negara di Asia yang pernah menjadi Negara imperialis. Dengan usaha melakukan politik ekspansi ke kawasan Asia Pasifik termasuk Indonesia, Jepang

Lebih terperinci

4. Analisis Hasil Penelitian: Peran Agama-agama dalam Nation Building di Indonesia

4. Analisis Hasil Penelitian: Peran Agama-agama dalam Nation Building di Indonesia 4. Analisis Hasil Penelitian: Peran Agama-agama dalam Nation Building di Indonesia Berdasarkan pemaparan mengenai teori agama dari Moojan Momen di bagian dua maka penulis hendak menganalisis pidato Soekarno,

Lebih terperinci

yang berperan sebagai milisi dan non-milisi. Hal inilah yang menyebabkan skala kekerasan terus meningkat karena serangan-serangaan yang dilakukan

yang berperan sebagai milisi dan non-milisi. Hal inilah yang menyebabkan skala kekerasan terus meningkat karena serangan-serangaan yang dilakukan Bab V Kesimpulan Hal yang bermula sebagai sebuah perjuangan untuk memperoleh persamaan hak dalam politik dan ekonomi telah berkembang menjadi sebuah konflik kekerasan yang berbasis agama di antara grup-grup

Lebih terperinci

JAMAL ABDUL NASHIR : NASIONALISME ARAB

JAMAL ABDUL NASHIR : NASIONALISME ARAB JAMAL ABDUL NASHIR : NASIONALISME ARAB I. Pendahuluan Muhammad Ali secara turun temurun dinyatakan sebagai penguasa Mesir. Keputusan tersebut berdasarkan konferensi di London pada tanggal 13 Februari 1841.

Lebih terperinci

Pijar-Pijar Gagasan Soekarno

Pijar-Pijar Gagasan Soekarno Peringatan Hari Lahir Pancasila - 01 Juni 2015 11:20 wib Pijar-Pijar Gagasan Soekarno Faisal Ismail, Guru Besar Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta PADA sidang Badan Penyelidik Usaha Persiapan

Lebih terperinci

NO SK / KD INDIKATOR MATERI BOBOT 1 Menceritakan sejarah berdirinya Dinasty Al Ayyubiyah

NO SK / KD INDIKATOR MATERI BOBOT 1 Menceritakan sejarah berdirinya Dinasty Al Ayyubiyah KISI KISI SOAL UJIAN SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2011/2012 MATA PELAJARAN : SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS : VIII PENYUSUN : EKA UMAYANTI, S.Pd SEMESTER : 2 NO SK / KD INDIKATOR MATERI BOBOT 1 Menceritakan

Lebih terperinci

Para filsuf Eropa menyebut istilah akhir sejarah bagi modernisasi yang kemudian diikuti dengan perubahan besar.

Para filsuf Eropa menyebut istilah akhir sejarah bagi modernisasi yang kemudian diikuti dengan perubahan besar. Tiga Gelombang Demokrasi Demokrasi modern ditandai dengan adanya perubahan pada bidang politik (perubahan dalam hubungan kekuasaan) dan bidang ekonomi (perubahan hubungan dalam perdagangan). Ciriciri utama

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Bab ini merupakan uraian simpulan dari skripsi yang berjudul Perkembangan Islam Di Korea Selatan (1950-2006). Simpulan tersebut merujuk pada jawaban permasalahan

Lebih terperinci

Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Internasional

Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Internasional Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Internasional Oleh : Andy Wijaya NIM :125110200111066 Fakultas Ilmu Budaya Universitas Brawijaya Malang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki peranan penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang India merdeka pada tanggal 15 Agustus 1947. Kemerdekaan India diperjuangkan melalui perlawanan fisik maupun perlawanan non fisik. Perlawanan fisik di India salah satunya

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN ISLAM PADA MASA MODERN(PEMBAHARUAN)

PERKEMBANGAN ISLAM PADA MASA MODERN(PEMBAHARUAN) PERKEMBANGAN ISLAM PADA MASA MODERN(PEMBAHARUAN) I. PENDAHULUAN Pembaruan dalam Islam yang timbul pada periode sejarah Islam mempunyai tujuan, yakni membawa umat Islam pada kemajuan, baik dalam ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

Nasionalisme Liberalisme Sosialisme Demokrasi Pan-Islamisme

Nasionalisme Liberalisme Sosialisme Demokrasi Pan-Islamisme Nasionalisme Liberalisme Sosialisme Demokrasi Pan-Islamisme Nasionalisme berasal dari kata nation(bahasa Inggris) dan natie (bahasa Belanda) yang berarti bangsa. sebab-sebab munculnya perasaan nasionalisme

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan 11 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan pustaka Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan dijadikan topik penelitian. Dimana dalam tinjauan pustaka akan dicari teori atau konsep-konsep

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. pendidikan Islam di Indonesia antara lain dibukanya pendidikan agama di

BAB V PENUTUP. pendidikan Islam di Indonesia antara lain dibukanya pendidikan agama di 118 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Kebijakan-kebijakan pemerintah Jepang dalam kaitannya dengan pendidikan Islam di Indonesia antara lain dibukanya pendidikan agama di sekolah-sekolah yang dikelola oleh Jepang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dedi Slamet Riyadi, (Jakarta: PT.Serambi Ilmu Semesta, 2005), hal Ibid, hal Ibid, hal Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Dedi Slamet Riyadi, (Jakarta: PT.Serambi Ilmu Semesta, 2005), hal Ibid, hal Ibid, hal Universitas Indonesia 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tunisia adalah negara kecil yang terletak di kawasan Afrika Utara. Tunisia juga merupakan negara Islam. Negara yang bersebelahan dengan Al-Jazair dan Libya ini pernah

Lebih terperinci

66. Mata Pelajaran Sejarah untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA)

66. Mata Pelajaran Sejarah untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) 66. Mata Pelajaran Sejarah untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) A. Latar Belakang Sejarah merupakan cabang ilmu pengetahuan yang menelaah tentang asal-usul dan perkembangan serta peranan

Lebih terperinci

Tamadun Islam dan Tamadun Asia Edisi Kedua (TITAS) Bab 1: 1

Tamadun Islam dan Tamadun Asia Edisi Kedua (TITAS) Bab 1: 1 Bab 1: 1 BAB 1 PENGENALAN ILMU KETAMADUNAN Bab 1: 2 Hasil Pembelajaran Setelah mengikuti bab ini, pelajar dapat: Menjelaskan konsep dan ciri-ciri sebuah tamadun. Menerangkan hubungan tamadun dengan agama,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. artinya Tuhan yang menjadi sumber hukum dalam suatu masyarakat Islam. Tuhan

BAB I PENDAHULUAN. artinya Tuhan yang menjadi sumber hukum dalam suatu masyarakat Islam. Tuhan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Abu A la al-maududi adalah seorang pembicara yang ulung dan penulis yang amat produktif, khususnya dalam bidang agama. Dalam hubungan ini adalah penting untuk

Lebih terperinci