BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang sederajat atau setara (Equal). Pengertian setara ialah mengacu pada persamaanpersamaan
|
|
- Handoko Darmadi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 11 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pendidikan Sebaya Istilah kelompok sebaya diartikan adalah kelompok yang terdiri dari individu yang sederajat atau setara (Equal). Pengertian setara ialah mengacu pada persamaanpersamaan tertentu didalam kelompok, terutama dari segi persamaan usia dan status sosial. Beliau mengemukakan bahwa kelompok teman sebaya adalah suatu kelompok primer yang mempunyai hubungan erat dan intim dan anggotanya memiliki kesamaan dalam hal status, dimana istilah kelompok teman sebaya dikalangan anakanak dan remaja, melainkan juga kelompok orang dewasa yang memiliki status lebih kurang sama (Bantarti, 2005). Pendidikan sebaya merupakan salah satu dari strategi pembelajaran yang berbasis active learning. Beberapa ahli percaya bahwa satu pelajaran benar-benar dikuasai hanya apabila peserta didik mampu mengajarkan pada peserta didik lainnya. Mengajar teman sebaya memberikan kesempatan dan mendorong pada peserta didik mempelajari sesuatu dengan baik, dan pada waktu yang sama ia menjadi narasumber bagi yang lain. Pembelajaran peer teaching merupakan cara yang efektif untuk menghasilkan kemampuan mengajar teman sebaya. Pendidik sebaya adalah seorang siswa pandai yang membantu belajar siswa lainnya dalam tingkat kelas yang sama (Silberman, 2001). 11
2 Keuntungan Pendidikan Sebaya Metode ini telah diterapkan sejak lama dalam bidang kesehatan masyarakat dan kesehatan keluarga seperti pada pendidikan gizi, keluarga berencana, pencegahan kekerasan dalam rumah tangga, dan masalah kenakalan remaja (UNAIDS, 2007). Flanangan dan Mghner menjelaskan bahwa umumnya metode peer group dipilih karena : 1. Cocok Secara Budaya (Culturally Appropripate) Peer Group merupakan sarana yang tepat untuk menyampaikan pesan-pesan yang secara kultural bersifat peka atau sensitive, dimana kemungkinan benturan norma dan nilai-nilai dapat dikurangi karena dilakukan melalui orang dalam kelompok seseorang itu sendiri 2. Berbasis Komunitas (Community Based) Pendidikan sebaya merupakan intervensi pada level komunitas yang mendukung dan melengkapi program-program lain. peer group ini memiliki keterkaitan erat dengan strategi-strategi (pembangunan sosial) lainnya yang berbasis komunitas. 3. Mudah Diterima oleh khalayak yang menjadi sasaran sebagian besar orang merasa lebih nyaman mengadukan persoalan mereka kepada kelompok sebaya, terutama masalah-masalah pribadi seperti seksualitas. 4. Ekonomis Metode pendidikan sebaya memungkinkan tersedianya layanan sosial yang luas dengan biaya lebih kecil, dan layanan tersebut dapat tersedia secara efektif.
3 13 Pendekatan pendidikan sebaya mempunyai sejumlah keuntungan, yaitu: a. Pendidikan sebaya dapat menyampaikan pesan-pesan sensitif di dalamnya. b. Pendidikan sebaya merupakan peran serta masyarakat dalam mendukung dan melengkapi program lain yang berkaitan dengan strategi masyarakat lainnya. c. Kelompok target lebih merasa nyaman berdiskusi dengan sebaya mengenai masalah mereka seperti seksualitas. d. Pendidikan sebaya memberikan pelayanan besar yang efektif dengan biaya yang sedikit Syarat Pelaksanaan Metode Pendidik Sebaya Terdapat beberapa persyaratan yang harus dimiliki dalam metode pendidik sebaya. Menurut Tang & Funnell (2011), syarat yang harus dipenuhi yaitu adanya seorang pendidik sebaya dan kelompok sebaya. a. Pendidik Sebaya Pendidik sebaya merupakan seseorang yang termasuk dalam kelompok sebaya yang telah dilatih untuk membawa perubahan dalam pengetahuan, sikap, keyakinan dan perilaku pada tingkat orang per orang pada kelompok sebayanya. Seorang pendidik sebaya diharapkan dapat menjadi panutan bagi kelompok sebayanya dalam sikap dan berperilaku dalam kehidupan sehari-hari. Syarat yang harus dimiliki untuk menjadi seorang pendidik sebaya adalah sebagai berikut : 1) Aktif dalam kegiatan sosial dan populer di lingkungannya 2) Berminat dalam penyebarluasan informasi kesehatan 3) Lancar berbahasa dan menulis
4 14 4) Menggunakan komunikasi dua arah serta sikap mendengar yang aktif 5) Memiliki kepribadian yang ramah, luwes dan mudah berinteraksi dalam pergaulan, lancar dalam mengemukakan pendapat, berinisiatif dan kreatif, tidak mudah tersinggung, terbuka untuk hal-hal baru, memiliki kemauan belajar dan senang menolong. b. Kelompok Sebaya Menurut Koelen & ban (2004); United Nations Population Fund (2005); palang Merah Indoensia (2010), yang menjadi kelompok sebaya adalah memiliki kelompok usia, jenis kelamin, latar belakang, pekerjaan, budaya, sosial-ekonomi, status kesehatan, gaya hidup, pengalaman serta pemahaman yang sama. Semakin banyak kesamaan dan interaksi orang-orang yang terdapat dalam suatu kelompok, semakin besar kemungkinan orang itu menerima pesan-pesan dan dipengaruhi baik sikap maupun perilakunya Tahap Pelaksanaan Seorang pendidik sebaya berguna untuk menyadarkan dan mempengaruhi teman mereka yang berada dalam satu kelompok tersebut. Menurut Widiantoro et al (2002), metode pendidik sebaya idealnya diikuti kurang dari 12 peserta dalam satu kelompok agar setiap peserta mempunyai kesempatan untuk bertanya. Jumlah peserta yang terlalu banyak dalam satu kelompok akan mengakibatkan proses tanya jawab menjadi kurang efektif. Adapun tahap pelaksanaan metode ini meliputi pelatihan untuk calon pendidik sebaya dan pelatihan dari pendidik sebaya yang telah dilatih kepada kelompok sebayanya.
5 15 a. Pelatihan Pendidik Sebaya 1) Sesi Pembahasan Tahap ini merupakan bagian proses pembelajaran yang berisi pembahasan materi berdasarkan topik tertentu. Pendekatan yang dilakukan dalam pembahasan materi ini yaitu curah pendapat, studi kasus serta diskusi. 2) Sesi Penyimpulan Materi Bahasan Penyimpulan materi berdasarkan pembahasan hasil diskusi dengan merujuk pada bahan pembelajaran sebagai pedoman. Selain itu, masukan dan pendapat dari peserta selama proses pembelajaran dapat digunakan sebagai catatan pelengkap. b. Pelatihan Kelompok Sebaya 1) Tahap Penerimaan Hal yang terpenting pada tahap ini adalah mendengarkan keluhan atau masalah yang dialami oleh kelompok sebaya. Seorang pendidik sebaya berperan dalam mendengar secara aktif terhadap masalah-masalah yang diungkapkan oleh kelompok sebayanya. 2) Tahap Pemasukan Ide Pendidik sebaya secara pelan memasukkan ide ke dalam fikiran kelompok sebayanya. Memberikan sedikit demi sedikit secara berulang dan dikemas dengan baik serta tidak bersifat menggurui.
6 16 3) Tahap Pemeliharaan Ide yang sudah disampaikan oleh seorang pendidik sebaya kepada kelompok harus dipelihara dengan cara seringnya berkomunikasi dan membahas masalah dan solusi yang ada agar terbentuk perilaku yang baik. Metode pendidik sebaya merupakan salah satu pendekatan yang dilakukan dalam menyampaikan informasi kesehatan untuk meningkatkan kesadaran terhadap sesama teman sebaya (Palang Merah Indoensia, 2010). Alur pelaksanaan kegiatan dapat dilakukan secara berkelompok dengan proses sebagai berikut : 1) Peserta dibagi menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 5-10 orang tiap kelompok 2) Peserta dipersilahkan duduk dalam satu lingkaran, jelaskan bahwa akan dilakukan latihan 3) Pendidik sebaya menyampaikan materi selama tidak lebih dari setengah jam, waktu selebihnya digunakan untuk diskusi dan menampung pertanyaan 4) Pendidik sebaya memberikan beberapa pertanyaan sebagai pemicu diskusi pada kelompok 5) Kelompok akan melakukan diskusi dan menuliskan hasil diskusi pada lembar flipchart atau papan tulis yang telah disediakan 6) Kelompok mengulang kembali dan menyimpulkan materi yang telah didiskusikan bersama dibantu oleh pendidik sebaya.
7 Teknik Pemberian Informasi Pendidikan sebaya dapat dilakukan di mana saja asalkan nyaman buat pendidik sebaya dan kelompoknya. Kegiatan tidak harus dilakukan di ruangan khusus tetapi bisa dilakukan di teras mesjid, di bawah pohon yang rindang, di ruang kelas yang sedang tidak dipakai dan sebagainya. Tempat pendidikan sebaya sebaiknya tidak ada orang lalu lalang dan jauh dari kebisingan sehingga diskusi bisa berlangsung tanpa gangguan. Menurut PKPA (Pusat Kajian dan Perlindungan Anak, 2008), pemberian informasi agar efektif, pendidik sebaya perlu: 1. Pelajari dan dipahami materi 2. Paham bahwa pemberian materi: a. Tidak menggurui, jangan pernah menggurui teman, karena bakal dianggap meremehkannya. b. Tidak harus mengetahui semuanya, kelompok sebaya bukanlah seorang ahli, maka apabila teman merasa kurang puas atas jawaban yang diberikan, maka diperlukan guru pendamping, atau dapat mencari jawaban ke pusat informasi yang ada. Sehingga tidak memaksakan diri untuk menjawab semua pertanyaan dari teman. c. Tidak memutuskan pembicaraan, dalam kegiatan diskusi hendaknya membiarkan teman untuk menyelesaikan pendapatnya atau pertanyaannya dulu walaupun kelompok sebaya/pendidik sebaya sudah tahu maksud
8 18 dari pendapat atau pertanyaannya. Suasana saling menghargai bakal terbentuk, dan yang pasti, partisipasi siswa juga meningkat. d. Tidak diskriminatif, pendidik sebaya harus berusaha memberikan perhatian dan kesempatan kepada semua teman, bukan hanya kepada satu atau dua peserta saja, atau dengan kata lain tidak pilih kasih. 3. Rasa percaya diri Pendidik sebaya harus memiliki rasa percaya diri (PeDe/PD) agar penyampaian materi berjalan lancar. PeDe dapat tumbuh bila: a. Materinya dapat dikuasai b. Penampilan OK c. Inner Beauty atau kepribadian kelompok sebaya dapat diteladani sama yang lain. d. Teknik penyampaian informasi tidak monoton e. Dapat menguasai audiens atau peserta f. Dapat berkomunikasi dengan baik dan jelas maksudnya g. Mampu menghayati peran yang dijalankan. 4. Komunikasi dua arah Komunikasi yang terjadi hendaknya bersifat dua arah, atau terjadi hubungan timbal balik. Dialog sangat efektif menghadapi teman yang sifatnya tertutup, cenderung menolak pandangan lain atau perubahan. Pendidik sebaya harus bisa mendengarkan setiap teman, terbuka dan menghargai pandangan dengan menghindari kesan bahwa pendidik sebaya hendak memaksakan suatu
9 19 informasi baru pada sasaran. Melalui komunikasi dua arah ini hambatan atau permasalahan yang mungkin terjadi bisa beres tanpa ada yang dikecewakan Media Pendidikan Sebaya Media adalah alat-alat yang digunakan oleh pendidik dalam menyampaikan bahan pendidikan/pengajaran, berfungsi untuk membantu dan memperagakan sesuatu didalam peroses pendidikan/pengajaran (Notoatmodjo 2012). Media sebagai alat bantu untuk menyampaikan pesan-pesan kesehatan agar lebih mudah untuk diterima atau dipahami oleh masyarakat, untuk itu media yang bisa digunakan sangat bervariasi antara lain (Luice, 2005) : 1. Leaflet Media leaflet ialah bentuk penyampaian informasi atau kesehatan melalui lembaran yang dilipat. Isi informasi dapat dalam bentuk kalimat maupun gambar atau kombinasi. Menurut Depkes RI (2004) Leaflet sering di sebut juga dengan pamphlet merupakan selebaran kertas yang berisi tulisan cetak tentang suatu masalah khusus untuk suatu sasaran dan tujuan tertentu. Ukuran Leaflet ukuran leaflet biasanya 20 x 30 cm, berisi tulisan kata, isi harus bisa di tangkap dengan sekali baca. Menurut Syaiful Bahri dalam Setiawati & Darmawan (2008) media leaflet isi informasinya dapat dalam bentuk kalimat maupun gambar, dapat pula kombinasi. Kegunaan dan Keunggulan dari leaflet adalah sederhana dan sangat murah, klien dapat menyesuaikan dan belajar mandiri, pengguna dapat melihat isinya pada saat santai, informasi dapat dibagikan dengan keluarga dan teman. Leaflet juga dapat
10 20 memberikan detil (misalnya statistik) yang tidak mungkin bila disampaikan lisan. Klien dan pengajar dapat mempelajari informasi yang rumit bersama-sama. Keterbatasan Leaflet adalah profesional sangat mahal, materi yang diproduksi massal dirancang untuk sasaran pada umumnya dan tidak cocok untuk setiap orang, serta terdapat materi komersial berisi iklan. Leaflet juga tidak tahan lama dan mudah hilang, dapat menjadi kertas percuma kecuali pengajar secara aktif melibatkan klien dalam membaca dan mengunakan materi. Uji coba dengan sasaran sangat dianjurkan. Menurut Depkes RI (2004), yang harus diperhatikan dalam membuat Leaflet adalah: a. Tentukan kelompok sasaran yang ingin di capai b. Tuliskan apa tujuannya c. Tentukan isi singkat hal-hal yang mau di tulis dalam Leaflet d. Kumpulkan tentang subyek akan disampaikan e. Buat garis-garis besar cara penyampaian pesan f. Termasuk di dalamnya bagaimana bentuk tulisan, gambar dan tata letaknya g. Buatlah konsepnya h. Konsep di tes terlebih dahulu pada kelompok sasaran yang hampir sama dengan kelompok sasaran i. Perbaiki konsep dan buat ilustrasi yang sesuai dengan isi.
11 21 2. Film dan Video Film adalah gambar-hidup, juga sering disebut movie. film, secara kolektif, sering disebut sinema. Sinema bersumber dari kata kinematik atau gerak (Baksin, 2009). Film dapat ditunjukkan kepada kelompok besar ( 50), kelompok sedang (10-50), dan kelompok kecil (2-10) (Arsyad, 2011). Menurut Arsyad (2011), media lain yang dapat digunakan dalam memberikan penyuluhan kesehatan adalah film. Film dapat menggambarkan suatu proses secara tepat yang dapat disaksikan secara berulang-ulang jika dipandang perlu. Film dapat menanamkan sikap dan segi-segi afektif lainnya. Film juga dapat ditunjukkan pada kelompok kecil atau kelompok besar. Film merupakan salah satu bentuk dari media audiovisual. Kapti (2010), menyatakan bahwa audiovisual merupakan salah satu media yang menyajikan informasi atau pesan secara audio dan visual. Audiovisual memberikan kontribusi yang sangat besar dalam perubahan perilaku masyarakat, terutama dalam aspek informasi dan persuasi. Menurut Maulana (2009), media audiovisual memiliki dua elemen yang masing-masing mempunyai kekuatan yang akan bersinergi menjadi kekuatan yang besar. Media ini memberikan stimulus pada pendengaran dan penglihatan, sehingga hasil yang diperolah lebih maksimal. Hasil tersebut dapat tercapai karena pancaindera yang paling banyak menyalurkan pengetahuan ke otak adalah mata (kurang lebih 75% sampai 87%); sedangkan 13% sampai 25% pengetahuan diperoleh atau disalurkan melalui indera yang lain. Menurut Notoatmodjo (2007) yang mengutip
12 22 pendapat Bandura (1968), pengetahuan atau tingkah laku model yang terdapat dalam media audiovisual akan merangsang peserta untuk meniru atau menghambat tingkah laku yang tidak sesuai dengan tingkah laku yang ada di media. Dalam perkembangannya, film berperan sebagai sarana hiburan yang menawarkan berbagai aspek kejadian dan peristiwa kepada penonton. Karena itu selama menonton film, penonton diletakkan pada pusat segala kejadian dan peristiwa yang seolah-olah penonton ikut merasakan dan menjadi bagian didalamnya. Maka dari inilah dapat dikatakan bahwa sebuah film dapat berpengaruh terhadap perilaku sosial dalam masyarakat dari para penikmatnya, tentunya sesuai dengan pesan apa yang di dapat dari sebuah film yang mereka nikmati. Pesan disini adalah pesan yang disampaikan dari pembuat film (sineas) kepada masyarakat luas, karena dalam sebuah film, paling tidak memiliki sebuah pesan tertentu dalam pembuatanya, baik pesan tersebut bersifat verbal maupun non verbal sesuai dengan jenis film yang di ciptakan oleh para pembuatnya (sineas). Film juga mempunyai segmen dalam pengambilan dan penyampaian pesan terhadap khalayak yang melihatnya, yakni para pembuat sebuah film sudah memperkirakan pesan apa yang harus di dapat bagi para penonton setelah melihat film tersebut, sesuai dengan keinginan dan kepentingan para sineas dalam memproduksi filmnya, seperti: unsur tentang budaya, sosial, politik, psikologi dan lain sebagainya, yang menarik atau dapat merangsang imajinasi penonton, meskipun terkadang pesan yang diharapkan tidak sesuai atau hanya mendekati sesuai keinginan para sineas film dalam penyampaian terhadap penonton.
13 23 Keuntungan Film yaitu 1) film sangat bagus untuk menerangkan suatu proses, 2) film dapat menampilkan kembali masa lalu dan menyajikan kembali kejadian sejarah yang lampau, 3) film dapat mengembara dari satu negara ke negara yang lain, horizon menjadi amat lebar, dunia luar dapat dibawa masuk kelas, 4) film dapat menggunakan teknik-teknik warna, gerak lambat, animasi untuk menampilkan butir-butir tertentu, sehingga memikat perhatian, 5) film lebih realistis, dapat diulangulang atau dihentikan sesuai kebutuhan. Kelemahannya yaitu 1) harga/biaya produksinya relative mahal, 2) film tak dapat mencapai semua tujuan pembelajaran, 3) penggunaannya perlu ruangan gelap (Mubarak dkk, 2007) Pengetahuan dan Sikap Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil dari penginderaan manusia yaitu penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengalaman manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Penglihatan atau kognitif merupakan dominan yang sangat penting dalam bentuk tindakan seseorang (Notoatmodjo, 2012). Pengetahuan (knowledge) merupakan hasil dari tahu dan pengalaman seseorang dalam melakukan penginderaan dalam suatu rangsang tertentu. Pengetahuan kognitif merupakan dominan yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior). Kedalaman pengetahuan yang diperoleh seseorang terhadap suatu rangsangan dapat diklasifikasikan berdasarkan 6 tingkatan, yakni:
14 24 a. Tahu (Know) Merupakan mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya, termasuk ke dalam tingkatan ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh karena itu, tahu merupakan tingkat pengalaman yang paling rendah. b. Memahami (Comprehension) Merupakan suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar obyek yang diketahui. Orang telah paham akan objek atau materi harus mampu menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari. c. Aplikasi (Application) Kemampuan dalam menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi yang sebenarnya. d. Analisis (Analysis) Kemampuan dalam menjabarkan materi atau suatu objek dalam komponenkomponen, dan masuk ke dalam struktur organisasi tersebut. e. Sintesis (Synthesis) Kemampuan dalam meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.
15 25 f. Evaluasi (evaluation) Kemampuan dalam melakukan penilaian terhadap suatu materi atau objek (Notoatmodjo, 2012) Sikap Sikap adalah keteraturan tertentu dalam hal perasaan, pemikiran, dan predisposisi tindakan seseorang terhadap suatu aspek di lingkungan sekitarnya (Azwar, 2007). Menurut Notoatmodjo (2007) sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek. Menurut Notoatmodjo (2007), sikap memiliki berbagai tingkatan yakni: 1. Menerima (receiving), diartikan bahwa orang atau subjek mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan objek. 2. Merespon (responding), memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap ini, karena dengan suatu usaha untuk menjawab suatu pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan terlepas pekerjaan itu benar atau salah adalah bahwa orang menerima ide tersebut. 3. Menghargai (valuing), mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat ini. 4. Bertanggung jawab (responsible), bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko adalah merupakan sikap yang paling tinggi dalam tingkatan sikap.
16 Nyamuk sebagai Vektor Karakteristik Nyamuk Nyamuk secara umum selain dikenal sebagai vector beberapa penyakit juga diketahui sebagai serangga pengganggu kenyamanan. Beberapa penyakit yang ditularkan oleh nyamuk antara lain demam berdarah dengue dan malaria. Penyakitpenyakit tersebut ditularkan oleh jenis/sepsis nyamuk yang berbeda atau sejenis (Raharjo, 2005). Semua jenis nyamuk membutuhkan air untuk hidupnya, karena larva nyamuk melanjutkan hidupnya di air dan hanya bentuk dewasa yang hidup di darat (Sunaryo, 2010). Telur nyamuk menetas dalam air dan menjadi larva. Nyamuk betina biasanya memilih jenis air tertentu untuk meletakkan telur seperti pada air bersih, air kotor, air payau, atau jenis air lainnya. Bahkan ada nyamuk yang meletakkan telurnya pada axil tanaman, lubang kayu (tree holes), tanaman berkantung yang dapat menampung air, atau dalam wadah bekas yang menampung air hujan atau air bersih (Rattanarithikul dan Harrison, 2005) Nyamuk mengalami empat tahap dalam siklus hidup yaitu telur,larva, pupa dan dewasa. Nyamuk menghisap darah bukan untuk mendapatkan makanan melainkan untuk mendapatkan protein yang terdapat dalam darah sebagai nutrisi telurnya. Nyamuk jantan dan betina hanya memakan cairan nektar bunga, sedangkan nyamuk menghisap darah demi kelangsungan spesiesnya. (Raharjo,2005).
17 Siklus Hidup Nyamuk (Aedes sp, Culex sp, Anopheles sp) Nyamuk termasuk dalam kelompok serangga yang mengalami metamorfosa sempurna dengan bentuk siklus hidup berupa telur, larva, pupa dan dewasa (Sembel, 2009). 1. Telur Telur biasanya diletakkan di atas permukaan air satu per satu atau berkelompok. Telur-telur dari jenis Culex sp diletakkan berkelompok (raft). Dalam satu kelompok biasa terdapat puluhan atau ratusan ribu nyamuk. Nyamuk Anopheles sp dan Aedes sp meletakkan telur di atas permukaan air satu persatu. Telur dapat bertahan hidup dalam waktu yang cukup lama dalam bentuk dorman. Namun, bila air cukup tersedia, telur telur itu biasanya menetas 2-3 hari sesudah diletakkan (Sembel, 2009). 2. Larva Telur menetas menjadi larva. Berbeda dengan larva dari anggota Diptera yang lain seperti lalat yang larvanya tidak bertungkai, larva nyamuk memiliki kepala yang cukup besar serta toraks dan abdomen yang cukup jelas. Larva dari kebanyakan nyamuk menggantungkan diri di permukaan air. Untuk mendapatkan oksigen dan udara, larva-larva nyamuk Culex sp dan Aedes sp biasanya menggantungkan tubuhnya membentuk sudut terhadap permukaan air. Ada jenis larva nyamuk yang hidup dalam air dan bernapas melalui difusi kutin (cutaneousdiffusion) seperti Mansonia sp. Mansonia sp memiliki tabung udara yang berbentuk pendek dan runcing yang dipergunakan untuk menusuk akar tanaman air. Stadium larva
18 28 memerlukan waktu kurang lebih satu minggu. Pertumbuhan dan perkembangan larva dipengaruhi beberapa faktor, diantaranya adalah temperatur, cukup tidaknya bahan makanan, ada tidaknya pemangsa dalam air dan lain sebagainya (Soegijanto 2006). Kebanyakan larva nyamuk menyaring mikroorganisme dan partikel-partikel lainnya yang ada di dalam air. Larva biasanya melakukan pergantian kulit empat kali dan berpupasi sesudah tujuh hari (Sembel, 2009). 3. Pupa Sesudah melewati pergantian kulit keempat, maka terjadi pupasi. Pupa berbentuk agak pendek, tidak makan, tetapi tetap aktif bergerak dalam air terutama bila diganggu. Mereka berenang naik turun dari bagian dasar ke permukaan air. Bila perkembangan pupa sudah sempurna, yaitu sesudah dua atau tiga hari, maka kulit pupa akan pecah dan nyamuk dewasa keluar serta terbang (Sembel, 2009) 4. Dewasa Nyamuk dewasa yang baru keluar dari pupa berhenti sejenak di atas permukaan air untuk mengeringkan tubuhnya terutama sayap sayapnya dan sesudah mampu mengembangkan sayapnya, nyamuk dewasa terbang mencari makan. Dalam keadaan istirahat, bentuk dewasa Culex sp dan Aedes sp hinggap dalam keadaan sejajar dengan permukaan, sedangkan Anopheles sp hinggap membentuk sudut dengan permukaan (Sembel, 2009) Habitat Pembiakan Nyamuk Berdasarkan tempat bertelur, habitat nyamuk dapat dibagi menjadi container habitats dan ground water habitats (genangan air tanah). Container habitat terdiri
19 29 dari wadah alami dan wadah artifisial. Genangan air tanah adalah genangan air yang terdapat tanah di dasarnya. Spesies yang memiliki habitat genangan air tanah adalah Anopheles sp, Culex sp (Sembel, 2009) tempat perindukan nyamuk antara lain: 1. Tempat perindukan buatan manusia, seperti : tempayan atau gentong tempat penyimpanan air minum, bak mandi, jamban atau pot bunga, kaleng, botol, drum, ban mobil bekas yang terdapat di halaman rumah atau di kebun yang berisi air hujan. 2. Tempat perindukan alamiah, seperti : kelopak, daun tanaman keladi, atau pisang, tempurung kelapa, tonggak bambu dan lubang yang berisi air hujan. Di tempat perindukan sering kali ditemukan larva nyamuk albopictus yang hidup bersamasama. 2.4 Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) Pengendalian vektor adalah semua usaha yang dilakukan untuk menurunkan atau menekan populasi vektor pada tingkat yang tidak membahayakan kesehatan masyarakat.pengendalian vektor penyakit sangat diperlukan bagi beberapa macam penyakit karena berbagai alasan (Soemirat, 2007). Upaya Pengendalian Nyamuk pada umumnya pengendalian nyamuk dapat dilakukan baik secara langsung maupun secara tidak langsung terhadap stadium dewasa. Secara langsung apabila upaya pengendalian secara langsung mengenai sasaran. Pemberantasan sarang nyamuk (PSN) merupakan langkah tepat dan jitu yang
20 30 dapat kita lakukan dalam rangka penanggulangan Demam Berdarah. Tujuannya supaya tercipta lingkungan yang sehat bebas jentik nyamuk. Pemberantasan Nyamuk Dewasa dilakukan dengan cara penyemprotan (Pengasapan atau pengabutan=fogging) dengan insektisida. Mengingat kebiasaan nyamuk senang hinggap pada benda benda bergantungan, maka penyemprotan tidak dilakukan di dinding rumah seperti pada pemberantasan nyamuk penular malaria. Untuk membatasi penularan virus dengue penyemprotan dilakukan 2 siklus dengan interval 1 minggu. Pada penyemprotan siklus pertama, semua nyamuk yang mengandung virus dengue (nyamuk infektif) dan nyamuk-nyamuk lainya akan mati. Tetapi akan segera muncul nyamuk-nyamuk baru yang di antaranya akan mengisap darah penderita veremia yang masih ada yang menimbulkan terjadinya penularan kembali. Oleh karena itu perlu di lakukan penyemprotan kedua agar nyamuk baru yang infektif tersebut akan terbasmi sebelum sempat menularkan pada orang lain. Pemberantasan terhadap jentik Aedes aegypty yang dikenal dengan istilah Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dilakukan dengan cara : 1. Pengendalian Lingkungan ( Environmental Control ) Pengendalian dilakukan dengan cara mengelola lingkungan (environmental managemen),yaitu memodifikasi atau memanipulasi lingkungan, sehingga terbentuk lingkungan yang tidak cocok (kurang baik) yang dapat mencegah atau membatasi perkembangan vektor.
21 31 a. Modifikasi Lingkungan Modifikasi lingkungan adalah cara ini paling aman dan tidak merusak keseimbangan alam dan tidak mencemari lingkungan, tetapi harus dilakukan terus menerus,misalnya : pengaturan sistem irigasi, penimbunan tempat-tempat yang dapat menampung air dan tempat-tempat pembuangan sampah, pengaliran air yang menggenang. b. Manipulasi Lingkungan Cara ini berkaitan dengan pembersihan atau pemeliharaan sarana fisik yang sudah ada supaya tidak terbentuk tempat-tempat perindukan atau tempat istirahat serangga. Misalnya : membuang atau mencabut tumbuhan air yang tumbuh di kolam atau rawa. 2. Fisik Adalah pemberantasan sarang nyamuk yang efektip dan efisien melalui kegiatan 3M, yaitu menguras, menutup dan mengubur atau menyingkirkan barang-barang bekas yang memungkinkan dijadikan tempat perindukan dan perkembangbiakan jentik nyamuk Aedes aegypti, atau menabur bubuk abate di tempat penampungan air. Cara inilah yang efektif yang bisa kita lakukan dengan kondisi kita saat ini. Pencegahan penyakit DBD sangat tergantung pada pengendalian vektornya, yaitu nyamuk Aedes aegypti. Pengendalian nyamuk tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa metode yang tepat. Pemberantasan jentik secara fisik dikenal dengan kegiatan 3M, yaitu:
22 32 a. Menguras (dan menyikat) tempat penampungan air (TPA) seperti bak mandi, bak WC, dan lain-lain seminggu sekali secara teratur untuk mencegah perkembang biakan nyamuk di tempat tersebut. b. Menutup tempat penampungan air rumah tangga (tempayan, drum,ember, dan lain-lain) c. Mengubur, menyingkirkan atau memusnahkan barang-barang bekas (kaleng, ban, dan lain-lain) yang dapat menampung air hujan. Selain itu, ditambah dengan cara plus seperti: a. Mengganti air vas bunga, tempat minum burung atau tempat-tempat lainnya yang sejenis seminggu sekali b. Memperbaiki saluran dan talang air yang tidak lancar atau rusak c. Menutup lubang-lubang pada potongan bambu dan pohon dengan tanah d. Menaburkan bubuk larvasida di tempat-tempat penampungan air yang sulit dikuras atau dibersihkan dan di daerah yang sulit air e. Memelihara ikan pemakan jentik di kolam atau bak penampungan air f. Memasang kawat kasa g. Menghindari kebiasaan menggantung pakaian dalam kamar h. Mengupayakan pencahayaan dan ventilasi ruang yang memadai i. Menggunakan kelambu j. Memakai obat yang dapat mencegah gigitan nyamuk Keseluruhan cara tersebut di atas dikenal dengan istilah 3M Plus (Depkes RI, 2005).
23 33 3. Kimia Cara pengendalian ini antara lain dengan: a. Pengasapan/fogging (dengan menggunakan malathion dan fenthion), berguna untuk mengurangi kemungkinan penularan sampai batas waktu tertentu. b. Memberikan bubuk abate (temephos) pada tempat-tempat penampungan air seperti, gentong air, vas bunga, kolam, dan lain-lain. Formulasinya adalah granules (san granules), dan dosis yang di gunakan 1 ppm atau 10 gram (±1 sendok makan rata-rata untuk tiap seratus liter air. Arvasida dengan temephos mempunyai efek residu 3 bulan. (Widyastuti, 2007) 4. Biologi Pengendalian hayati atau sering disebut pengendalian biologis dilakukan dengan menggunakan kelompok hidup, baik dari golongan mikroorganisme, hewan invertebrate atau hewan vertebrata. Sebagai pengendalian hayati, dapat berperan sebagai pathogen, parasit atau pemasangan. Beberapa jenis ikan, seperti ikan kepala timah (Panchaxpanchax), ikan gabus (Gambusia affinis) adalah pemangsa yang cocok untuk larva nyamuk. Sebagai pathogen, seperti dari golongan virus, bakteri, fungi atau protozoa dapat dikembangkan sebagai pengendali hayati larva nyamuk di tempat perindukannya (Soegijanto, 2006).
24 Landasan Teori Notoatmodjo (2007) mengatakan bahwa pengetahuan adalah merupakan hasil TAHU dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni : indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Skiner (1938), seorang ahli psikologi, merumuskan bahwa perilaku merupakan respons atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar). Dengan demikian, perilaku manusia terjadi melalui proses: Stimulus Organisme Respons, sehingga teori skiner ini disebut teori S-O-R (stimulus-organisme-respons). TEORI S-O-R STIMULUS ORGANISME RESPONS TERTUTUP Pengetehuan Sikap RESPONS TERBUKA Praktik Tindakan Gambar 2.1 Kerangka Teori
25 35 Selanjutnya, teori Skiner menjelaskan adanya dua jenis respons, yaitu : Respondent respons atau refleksif, yakni respons yang ditimbulkan oleh rangsangan-rangsangan (stimulus) tertentu yang disebut elicting stimuli. Karena menimbulkan respons-respons yang relatif tetap. Misalnya : makanan lezat akan menimbulkan nafsu untuk makan, cahaya terang akan menimbulkan reaksi mata tertutup, dan sebagainya. Respondent respons juga mencakup perilaku emosional, misalnya mendengar berita musibah akan menimbulkan rasa sedih, mendengar berita suka atau gembira akan menimbulkan rasa suka cita. Operant respons atau instrumental respons, yakni respons yang timbul dan berkembang dan kemudian diikuti oleh stimulus atau rangsangan yang lain. Perangsang yang terakhir ini disebut reinforcing stimuli atau reinforcer, karena berfungsi untuk memperkuat respons. Misalnya, apabila seorang petugas kesehatan melakukan tugasnya dengan baik adalah sebagai respons terhadap gaji yang cukup, misalnya (stimulus). Kemudian karena kerja baik tersebut, menjadi stimulus untuk memperoleh promosi pekerjaan. Jadi, kerja baik tersebut sebagai reinforcer untuk memperoleh promosi pekerjaan. Berdasarkan teori S-O-R tersebut, maka perilaku manusia dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu : a. Perilaku Tertutup (Cover Behavior) Perilaku tertutup terjadi bila respons terhadap stimulus tersebut masih belum dapat dinikmati orang lain (dari luar) secara jelas. Respons seseorang masih terbatas dalam bentuk perhatian, perasaan, persepsi, pengetahuan dan sikap
26 36 terhadap stimulus yang bersangkutan. Bentuk unobservable behavior atau covert behavior yang dapat diukur adalah pengetahuan dan sikap. b. Perilaku Terbuka (Overt Behavior) Perilaku terbuka ini terjadi bila respons terhadap stimulus sudah berupa tindakan, atau praktik ini dapat diamati orang lain dari luar atau observable behavior. 2.6 Kerangka Konsep Adapun yang merupakan kerangka konsep penelitian ini yaitu. Variabel Independen Varibel Dependen Pendidikan Sebaya - Media Film - Media Leaflet Pengetahuan dan sikap Anak SD tentang Program Pemberantasan Sarang Nyamuk Gambar 2.2 Kerangka Konsep Penelitian
BAB 1 PENDAHULUAN. dan di 436 kabupaten/kota dari 497 kabupaten/kota sebesar 88%. Angka kesakitan
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di Indonesia, DBD telah menjadi masalah kesehatan masyarakat selama 45 tahun terakhir, sejak tahun 1968 sampai saat ini dan telah menyebar di 33 provinsi dan di
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengenalan Nyamuk Nyamuk merupakan vektor atau penular utama dari penyakit. Menurut klasifikasinya nyamuk dibagi dalam dua subfamili yaitu Culicinae yang terbagi menjadi 109
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian,
BAB I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, metodologi yang dilakukan dalam penelitian serta sistematika penulisan. 1.1 Latar Belakang Sampai saat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN. 1. Konsep Demam Berdarah Dengue (DBD) a. Pengertian Demam Berdarah Dengue (DBD)
BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN A. Tinjauan Teori 1. Konsep Demam Berdarah Dengue (DBD) a. Pengertian Demam Berdarah Dengue (DBD) Demam Berdarah Dengue merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Vektor Aedes aegypti merupakan vektor utama Demam Berdarah Dengue (DBD) di Indonesia sedangkan Aedes albopictus adalah vektor sekunder. Aedes sp. berwarna hitam dan belang-belang
Lebih terperinciPenularan DBD terjadi melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti betina yang telah membawa virus Dengue dari penderita lainnya. Nyamuk ini biasanya aktif
Definisi DBD Penyakit demam berdarah dengue (DBD) adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang dibawa oleh nyamuk aedes aegypti betina lewat air liur gigitan saat menghisap darah manusia.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Di awal atau penghujung musim hujan suhu atau kelembaban udara umumnya
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Nyamuk Aedes Sp Di awal atau penghujung musim hujan suhu atau kelembaban udara umumnya relatif optimum, yakni senantiasa lembab sehingga sangat memungkinkan pertumbuhan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. disebabkan oleh virus dengue dari genus Flavivirus. Virus dengue
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Demam Berdarah Dengue a. Definisi Demam berdarah dengue merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue dari genus Flavivirus. Virus dengue terdiri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Demam berdarah dengue (DBD) merupakan penyakit yang banyak ditemukan di sebagian besar wilayah tropis dan subtropis, terutama Asia Tenggara, Amerika Tengah, Amerika
Lebih terperinciA. LATAR BELAKANG MASALAH
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Penyakit demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit menular disebabkab oleh virus dengue dan ditularkan melalui gigitan Aedes aegypti. Penyakit ini dapat menyerang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kejadian luar biasa dengan kematian yang besar. Di Indonesia nyamuk penular
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyakit demam berdarah dengue (DBD) merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat penting di Indonesia dan sering menimbulkan suatu kejadian luar biasa
Lebih terperinciBAB I. dalam kurun waktu yang relatif singkat. Penyakit menular umumnya bersifat akut
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit menular adalah penyakit yang dapat ditularkan melalui berbagai media. Penyakit jenis ini merupakan masalah kesehatan yang besar di hampir semua negara berkembang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam pengertian umum perilaku adalah segala perbuatan atau
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Dalam pengertian umum perilaku adalah segala perbuatan atau tindakan yang dilakukan oleh organisme atau makhluk hidup. Perilaku dapat diartikan suatu respon/reaksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Nyamuk merupakan salah satu golongan serangga yang. dapat menimbulkan masalah pada manusia karena berperan
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Nyamuk merupakan salah satu golongan serangga yang dapat menimbulkan masalah pada manusia karena berperan sebagai vektor penyakit seperti demam berdarah dengue (DBD),
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. a. Latar Belakang. Nyamuk Aedes aegypti merupakan salah satu vektor. yang membawa penyakit demam berdarah dengue.
BAB I PENDAHULUAN a. Latar Belakang Nyamuk Aedes aegypti merupakan salah satu vektor yang membawa penyakit demam berdarah dengue. Nyamuk ini dapat tumbuh pesat di Indonesia karena Indonesia termasuk negara
Lebih terperinciBagaimanakah Perilaku Nyamuk Demam berdarah?
Bagaimanakah Perilaku Nyamuk Demam berdarah? Upik Kesumawati Hadi *) Bagian Parasitologi dan Entomologi Kesehatan, Departemen Ilmu Penyakit Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Fakultas Kedokteran
Lebih terperinciPERMOHONAN MENJADI RESPONDEN
Lampiran 1 PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN Responden yang saya hormati, Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Probo Adi Saputro NIM : 20130320119 Alamat : Pangukan Tridadi Sleman RT/RW 003/010 Adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan sejenis nyamuk yang biasanya ditemui di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aedes aegypti merupakan sejenis nyamuk yang biasanya ditemui di kawasan tropis. Aedes aegypti adalah salah satu spesies vektor nyamuk yang paling penting di dunia karena
Lebih terperinciLampiran 1 : SURAT PERMINTAAN DARI KEPALA SEKOLAH SDN KALISAT 01
Lampiran 1 : SURAT PERMINTAAN DARI KEPALA SEKOLAH SDN KALISAT 01 Lampiran 2 : SURAT TUGAS DARI KETUA LPM UNIVERSITAS JEMBER Lampiran 3 : DAFTAR RIWAYAT HIDUP PELAKSANA 1. Nama : Latifa Aini S., M.Kep.,
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Demam berdarah dengue adalah penyakit dengan tanda-tanda klinis
7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Demam Berdarah Dengue (DBD) 2.1.1 Pengertian Demam berdarah dengue adalah penyakit dengan tanda-tanda klinis demam, nyeri otot/sendi yang disertai leukopeia, dengan tanpa ruam,
Lebih terperinciProsiding Seminar Nasional Biotik 2017 ISBN:
Prosiding Seminar Nasional Biotik 2017 ISBN: 978-602-60401-3-8 PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP PENGENDALIAN VEKTOR TULAR PENYAKIT DEMAM BERDARAH DI GAMPONG BINAAN AKADEMI KESEHATAN LINGKUNGAN Kartini 1) dan
Lebih terperinciKUESIONER PENELITIAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU TERHADAP DEMAM BERDARAH PADA MASYARAKAT DI CIMAHI TENGAH
Lampiran 1 50 KUESIONER PENELITIAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU TERHADAP DEMAM BERDARAH PADA MASYARAKAT DI CIMAHI TENGAH Nama Alamat Umur Status dalam keluarga Pekerjaan Pendidikan terakhir :.. :..
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
daerah. 3 Selama 40 tahun terakhir, zat kimia telah banyak digunakan untuk BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hingga tahun 2009, World Health Organization (WHO) mencatat Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Demam Berdarah Dengue (DBD) banyak ditemukan di daerah tropis dan sub-tropis. Data dari seluruh dunia menunjukkan Asia menempati urutan pertama dalam jumlah penderita
Lebih terperinciADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan penyakit menular masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Salah satu penyakitnya yaitu Demam Berdarah Dengue (DBD) yang masih menjadi
Lebih terperinciLAMPIRAN I DOKUMENTASI PENELITIAN
93 LAMPIRAN I DOKUMENTASI PENELITIAN Gambar 1. Keadaan Rumah Responden Gambar 2. Keaadaan Rumah Responden Dekat Daerah Pantai 94 Gambar 3. Parit/selokan Rumah Responden Gambar 4. Keadaan Rawa-rawa Sekitar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh virus dengue yang tergolong Arthropod Borne Virus, genus
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Demam berdarah dengue menjadi masalah kesehatan yang sangat serius di Indonesia. Kejadian demam berdarah tidak kunjung berhenti walaupun telah banyak program dilakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. musim hujan dan musim kemarau. Salah satu jenis penyakit yang sering
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia merupakan negara agraris yang mempunyai dua musim yaitu musim hujan dan musim kemarau. Salah satu jenis penyakit yang sering muncul pada musim hujan ini antara
Lebih terperinciJurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes Volume VIII Nomor 1, Januari 2017 ISSN (p) -- ISSN (e)
PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM UPAYA PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK PADA KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE Muammar Faiz Naufal Wibawa (Prodi Kesehatan Lingkungan Magetan, Poltekkes Kemenkes Surabaya) Tuhu Pinardi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Demam Berdarah Dengue (DBD) masih menjadi masalah kesehatan di. Berdasarkan data Dinas Kesehatan kota Bandar Lampung Januari hingga 14
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Demam Berdarah Dengue (DBD) masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia. Menurut Depkes RI Jumlah kasus DBD pada tahun 2010 sebanyak 156.086 kasus dengan jumlah kematian
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penyakit DBD adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Demam Berdarah Dengue Penyakit DBD adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti, yang ditandai dengan demam mendadak
Lebih terperinciKUESOINER KECAMATAN :... NAMA SEKOLAH : SD... ALAMAT SEKOLAH :... WILAYAH PUSKESMAS :... TGL. SURVEY :... PETUGAS :...
235 Lampiran 1. KUESOINER EFEKTIFITAS MEDIA KARTU BERGAMBAR DAN LEAFLET PADA PROMOSI KESEHATAN TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DOKTER KECIL DALAM PENCEGAHAN DEMAM BERDARAH DI KELURAHAN HELVETIA
Lebih terperinciI. IDENTITAS RESPONDEN
LAMPIRAN 1 KUESIONER PENELITIAN PENGARUH KEPADATAN JENTIK PENGETAHUAN DAN PRAKTIK PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK TERHADAP KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE DI KECAMATAN SIANTAR TIMUR KOTA PEMATANG SIANTAR TAHUN
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit demam berdarah dengue merupakan penyakit yang disebabkan oleh
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit demam berdarah dengue merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus dengue yang menempati posisi penting dalam deretan penyakit infeksi yang masih
Lebih terperinciSKRIPSI PERBEDAAN PENGETAHUAN DAN SIKAP JUMANTIK KECIL SEBELUM DAN SESUDAH PEMBERIAN PELATIHAN PENCEGAHAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI MIN KETITANG
SKRIPSI PERBEDAAN PENGETAHUAN DAN SIKAP JUMANTIK KECIL SEBELUM DAN SESUDAH PEMBERIAN PELATIHAN PENCEGAHAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI MIN KETITANG Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Lebih terperinciKAJIAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU MASYARAKAT BERHUBUNGAN DENGAN CHIKUNGUNYA DI KELURAHAN PASIR KUDA, KECAMATAN BOGOR BARAT
67 Lampiran 1 KAJIAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU MASYARAKAT BERHUBUNGAN DENGAN CHIKUNGUNYA DI KELURAHAN PASIR KUDA, KECAMATAN BOGOR BARAT Alamat Rumah : RT/RW : Nama surveyor : Kode : KUESIONER I. DATA UMUM
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Penyakit Demam Berdarah Dengue Demam berdarah dengue DBD) adalah penyakit yang ditandai dengan demam tinggi mendadak tanpa sebab yang jelas berlangsung terus menerus
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. penyakit yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes agypti yang
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. Nyamuk sebagai vektor penyakit 2.1 Demam Berdarah Dengue Penyakit DBD atau DHF (Dengue Hemorrhagic Fever) adalah penyakit yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes agypti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. banyak ditemukan didaerah tropis dan sub-tropis. Data dari seluruh dunia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Demam berdarah dengue (DBD) merupakan masalah kesehatan yang banyak ditemukan didaerah tropis dan sub-tropis. Data dari seluruh dunia menunjukan Asia menempati urutan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu, dan ini terjadi setelah
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan (Knowledge) Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA Karakteristik Nyamuk Aedes aegypti Klasifikasi Nyamuk Aedes aegypti
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik Nyamuk Aedes aegypti 2.1.1. Klasifikasi Nyamuk Aedes aegypti Menurut Richard dan Davis (1977) yang dikutip oleh Seogijanto (2006), kedudukan nyamuk Aedes aegypti
Lebih terperinciPENGARUH KONSENTRASI EKSTRAK TEMU LAWAK (Curcuma xanthorrhiza) TERHADAP JUMLAH NYAMUK Aedes aegypti YANG HINGGAP PADA TANGAN MANUSIA
PENGARUH KONSENTRASI EKSTRAK TEMU LAWAK (Curcuma xanthorrhiza) TERHADAP JUMLAH NYAMUK Aedes aegypti YANG HINGGAP PADA TANGAN MANUSIA SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Sejak tahun 1968 hingga tahun 2009, World Health Organization (WHO)
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejak tahun 1968 hingga tahun 2009, World Health Organization (WHO) mencatat negara Indonesia sebagai negara dengan kasus DBD tertinggi di Asia Tenggara. Di Indonesia,
Lebih terperinciYANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DI DESA BANTAR WILAYAH KERJA PUSKESMAS JATILAWANG KABUPATEN BANYUMAS
Lampiran 1 LEMBAR INFORMASI Judul Penelitian: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DI DESA BANTAR WILAYAH KERJA PUSKESMAS JATILAWANG KABUPATEN BANYUMAS Gambaran Singkat Penelitian
Lebih terperinciSARANG NYAMUK DALAM UPAYA PENCEGAHAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DI DESA KLIWONAN MASARAN SRAGEN
HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK DALAM UPAYA PENCEGAHAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DI DESA KLIWONAN MASARAN SRAGEN SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan mencapai derajat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang masuk ke peredaran darah manusia melalui gigitan snyamuk dari genus Aedes,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Haemorhagic Fever (DHF) merupakan penyakit akut bersifat endemik yang di sebabkan oleh virus dengue yang masuk ke peredaran
Lebih terperinciABSTRAK A. PENDAHULUAN
GAMBARAN PERILAKU MASYARAKAT DALAM MENCEGAH TERJADINYA PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE DI KELURAHAN DAGO KECAMATAN COBLONG WILAYAH PUSKESMAS DAGO KOTAMADYA BANDUNG Chatarina Suryaningsih ABSTRAK Demam berdarah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Vektor dalam arti luas adalah pembawa atau pengangkut. Vektor dapat berupa
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Vektor Vektor dalam arti luas adalah pembawa atau pengangkut. Vektor dapat berupa vektor mekanis dan biologis, juga dapat berupa vektor primer dan sekunder.vektor mekanis adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit demam berdarah dengue (DBD) adalah salah. satu penyakit yang menjadi masalah di negara-negara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit demam berdarah dengue (DBD) adalah salah satu penyakit yang menjadi masalah di negara-negara tropis, termasuk Indonesia. Jumlah penderita DBD cenderung meningkat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang beriklim tropis, dimana negara
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang beriklim tropis, dimana negara dengan iklim tropis ini hanya memiliki dua musim, yaitu musim penghujan dan musim kemarau. Pergantian
Lebih terperinciAnti Nyamuk Bakar dan Kampanye Rumah Bebas Nyamuk
Anti Nyamuk Bakar dan Kampanye Rumah Bebas Nyamuk Upik Kesumawati Hadi Bagian Parasitologi dan Entomologi Kesehatan Departemen Ilmu Penyakit Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner, Fakultas Kedokteran
Lebih terperinciSATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP) PENYULUHAN KESEHATAN DEMAM BERDARAH DENGUE
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP) PENYULUHAN KESEHATAN DEMAM BERDARAH DENGUE Cabang Ilmu : Kuliah Kerja Nyata Topik : Pengenalan Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) Hari/Tanggal : Jumat, 17 Januari 2014
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Demam berdarah dengue (DBD) merupakan penyakit menular yang. disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan oleh vektor nyamuk betina
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Demam berdarah dengue (DBD) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan oleh vektor nyamuk betina Aedes aegypti. DBD ditunjukkan empat manifestasi
Lebih terperinciPEMBAHASAN. A. Perilaku Pencegahan Demam Berdarah Dengue Sebelum Penyuluhan. memiliki skor penilaian perilaku pencegahan demam berdarah dengue sebelum
54 BAB V PEMBAHASAN A. Perilaku Pencegahan Demam Berdarah Dengue Sebelum Penyuluhan Kesehatan Berdasarkan analisis data pada variabel perilaku pencegahan demam berdarah dengue sebelum penyuluhan kesehatan
Lebih terperinciProsiding Seminar Nasional Biotik 2017 ISBN:
Prosiding Seminar Nasional Biotik 2017 ISBN: 978-602-60401-3-8 KAJIAN TEMPAT PERINDUKAN NYAMUK Aedes DI GAMPOENG ULEE TUY KECAMATAN DARUL IMARAH ACEH BESAR Elita Agustina 1) dan Kartini 2) 1) Program Studi
Lebih terperinciPENYELIDIKAN KEJADIAN LUAR BIASA DI GIANYAR. Oleh I MADE SUTARGA PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA 2015
PENYELIDIKAN KEJADIAN LUAR BIASA DI GIANYAR 2015 Oleh I MADE SUTARGA PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA 2015 1 BAB VI PENYELIDIKAN KEJADIAN LUAR BIASA DI GIANYAR
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Taksonomi Aedes aegypti Nyamuk Ae. aegypti termasuk dalam ordo Diptera, famili Culicidae, dan masuk ke dalam subordo Nematocera. Menurut Sembel (2009) Ae. aegypti dan Ae. albopictus
Lebih terperinciDEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) : Siswa dapat mengetahui, memahami dan mempunyai sikap. Waktu : 60 menit ( 45 menit ceramah dan 15 menit diskusi ).
DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) Lampiran 1 : Materi Penyuluhan Tujuan : Siswa dapat mengetahui, memahami dan mempunyai sikap yang positif tentang pencegahan Demam Berdarah Dengue yang dimulai dari pengertian,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Nyamuk Aedes aegypti Aedes aegypti merupakan jenis nyamuk yang dapat membawa virus dengue penyebab penyakit demam berdarah. [2,12] Aedes aegypti tersebar luas di wilayah tropis
Lebih terperinciKAJIAN PERILAKU DAN SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT DALAM PSN DEMAM BERADARAH DI 10 KOTA INDONESIA TAHUN 2007 K U E S I O N E R
19 Lampiran KAJIAN PERILAKU DAN SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT DALAM PSN DEMAM BERADARAH DI 10 KOTA INDONESIA TAHUN 2007 K U E S I O N E R STRATA : 1. Tertata 2. Tdk Tertata Alamat rumah : Jl. No. Responden
Lebih terperinciII. TELAAH PUSTAKA. Gambar 2.1 Morfologi nyamuk Aedes spp. (Wikipedia, 2013)
II. TELH PUSTK Nyamuk edes spp. dewasa morfologi ukuran tubuh yang lebih kecil, memiliki kaki panjang dan merupakan serangga yang memiliki sepasang sayap sehingga tergolong pada ordo Diptera dan family
Lebih terperinciSIKAP MASYARAKAT DALAM PENCEGAHAN DEMAM BERDARAH DENGUE DI DESA GAYAMAN KECAMATAN MOJOANYAR KABUPATEN MOJOKERTO RENI DIAN TRI WULANDARI SUBJECT:
SIKAP MASYARAKAT DALAM PENCEGAHAN DEMAM BERDARAH DENGUE DI DESA GAYAMAN KECAMATAN MOJOANYAR KABUPATEN MOJOKERTO RENI DIAN TRI WULANDARI 1212010034 SUBJECT: Sikap, Pencegahan Demam Berdarah Dengue, Masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk demam berdarah (Aedes
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Demam berdarah merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk demam berdarah (Aedes aegypti dan Aedes albopictus) dan dapat
Lebih terperinciFOKUS UTAMA SURVEI JENTIK TERSANGKA VEKTOR CHIKUNGUNYA DI DESA BATUMARTA UNIT 2 KECAMATAN LUBUK RAJA KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TAHUN 2009
FOKUS UTAMA SURVEI JENTIK TERSANGKA VEKTOR CHIKUNGUNYA DI DESA BATUMARTA UNIT 2 KECAMATAN LUBUK RAJA KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TAHUN 2009 Oleh : Yulian Taviv, SKM, M.Si* PENDAHULUAN Chikungunya merupakan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Nyamuk Aedes sp 1. Klasifikasi Nyamuk Aedes sp Nyamuk Aedes sp secara umum mempunyai klasifikasi (Womack, 1993), sebagai berikut : Kerajaan Filum Kelas Ordo Famili Genus Upagenus
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Nyamuk Aedes aegypti 1. Klasifikasi Aedes aegypti Urutan klasifikasi dari nyamuk Aedes aegypti adalah sebagai berikut : Kingdom : Animalia Philum : Arthropoda Sub Philum : Mandibulata
Lebih terperinciSATUAN ACARA PENYULUHAN ( SAP ) DHF ( Dengue Haemoragic Fever)
SATUAN ACARA PENYULUHAN ( SAP ) DHF ( Dengue Haemoragic Fever) Cabang Ilmu : Keperawatan Komunitas Topik : Penyakit DHF (Dengue haemoragic Fever) Sasaran : Desa Tala-tala, Kelurahan Bontokio, Kec. Minasatene,
Lebih terperinciGAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DEMAM BERDARAH DENGUE DI RW III DESA PONCOREJO KECAMATAN GEMUH KABUPATEN KENDAL ABSTRAK
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DEMAM BERDARAH DENGUE DI RW III DESA PONCOREJO KECAMATAN GEMUH KABUPATEN KENDAL 6 Sri Wahyuni ABSTRAK Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu penyakit berbahaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh virus dengue. Virus dengue merupakan famili flaviviridae
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Demam berdarah dengue (DBD) merupakan penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh virus dengue. Virus dengue merupakan famili flaviviridae yang mempunyai empat serotipe,
Lebih terperinciMARI BERANTISIPASI DBD MENGGUNAKAN KELAMBU AIR
MARI BERANTISIPASI DBD MENGGUNAKAN KELAMBU AIR Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Balikpapan masih menjadi masalah kesehatan masyarakat. Trend kasus DBD di kota Balikpapan terjadi peningkatan diakhir
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. mempercepat persebaran penyakit perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan permukiman yang terus meningkat dan pengelolaan lingkungan serta ditunjang oleh kondisi iklim, akan mempercepat persebaran penyakit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit DBD pertama kali ditemukan pada tahun 1968 di Surabaya dengan kasus 58 orang anak, 24 diantaranya meninggal dengan Case Fatality Rate (CFR) = 41,3%. Sejak itu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah World Health Organization (WHO) memperkirakan penduduk yang terkena DBD telah meningkat selama 50 tahun terakhir. Insiden DBD terjadi baik di daerah tropik
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Dari hasil penelitian dapat digambarkan bahwa keadaan lokasi penelitian sebagai berikut: 4.1.1Gambaran Umum a. Keadaan Geografi Puskesmas Telaga Biru adalah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dari genus Aedes,misalnya Aedes aegypti atau Aedes albopictus. Penyakit DBD dapat
129 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue, yang masuk ke peredaran darah manusia melalui gigitan nyamuk dari genus
Lebih terperinciLangkah-langkah Anti Nyamuk
Nasehat untuk rumah tangga Langkah-langkah Anti Nyamuk Arahan 1. Informasi di bawah ini adalah untuk membantu masyarakat mencegah dan mengendalikan pembiakan nyamuk Aedes albopictus, di rumah dan lingkungan
Lebih terperinciEFEKTIVITAS EKSTRAK ETANOL DAUN RAMBUTAN (Nephelium lappaceum L.)TERHADAP KEMATIAN LARVA NYAMUK Aedes aegypti INSTAR III
EFEKTIVITAS EKSTRAK ETANOL DAUN RAMBUTAN (Nephelium lappaceum L.)TERHADAP KEMATIAN LARVA NYAMUK Aedes aegypti INSTAR III Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 2009, World Health Organization (WHO) mencatat negara Indonesia sebagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang utama di Indonesia yang jumlah penderita dan luas daerah penyebarannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO), juta orang di seluruh dunia terinfeksi
15 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit yang angka kejadiannya masih tinggi di Indonesia bahkan di seluruh dunia. Pada tahun 2011, menurut World Health Organization
Lebih terperinciDAFTAR RIWAYAT HIDUP. Tanggal / Tempat Lahir : 13 Agustus 1988 / Terengganu, Malaysia.
LAMPIRAN 1 DAFTAR RIWAYAT HIDUP Nama : Nik Arif Ridhwan Bin Azemi Tanggal / Tempat Lahir : 13 Agustus 1988 / Terengganu, Malaysia. Agama : Islam Alamat : I-78, Rumah Awam Kos Rendah Bukit Kuang 2, 24000,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Vektor demam berdarah adalah Aedes aegypti dan Aedes Albopictus.
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Vektor demam berdarah adalah Aedes aegypti dan Aedes Albopictus. Ciri yang khas dari species ini adalah bentuk abdomen nyamuk betina yang lancip ujungnya dan memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. utama di Asia Tenggara termasuk Indonesia. Pada tahun 2010, Indonesia UKDW
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Demam berdarah dengue (DBD) telah menjadi masalah kesehatan utama di Asia Tenggara termasuk Indonesia. Pada tahun 2010, Indonesia menduduki urutan tertinggi kasus
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Keberadaan jentik nyamuk Ae. aegypti di suatu wilayah merupakan
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Keberadaan Jentik Nyamuk Ae. aegypti Keberadaan jentik nyamuk Ae. aegypti di suatu wilayah merupakan indikator terdapatnya populasi nyamuk Ae. aegypti di wilayah tersebut. Menurut
Lebih terperinciKEPADATAN JENTIK Aedes aegypti sp. DAN INTERVENSI PENGENDALIAN RISIKO PENULARAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI KOTA PADANG TAHUN 2015
KEPADATAN JENTIK Aedes aegypti sp. DAN INTERVENSI PENGENDALIAN RISIKO PENULARAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI KOTA PADANG TAHUN 2015 Aidil Onasis (Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang) ABSTRACT
Lebih terperinciBAB III PROSEDUR PENELITIAN
BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Menurut Koentjaraningrat (1994:7) bahwa Metode adalah cara atau jalan, sehubungan dengan upaya ilmiah, maka metode menyangkut cara kerja untuk dapat memahami
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Penyakit demam berdarah dengue (DBD) merupakann penyakit yang. berkaitan erat dengan kenaikan populasi vektor Aedes aegypty.
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit demam berdarah dengue (DBD) merupakann penyakit yang berkaitan erat dengan kenaikan populasi vektor Aedes aegypty. Menurut Wijana, (1982) Ae. aegypty adalah satu-satunya
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengenalan Nyamuk Ada lebih dari 2500 spesies nyamuk di seluruh dunia. Semua nyamuk memerlukan air untuk melengkapi siklus hidupnya. Jenis air di mana larva nyamuk ditemukan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang mengalami 2 musim, salah
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang mengalami 2 musim, salah satunya adalah musim penghujan. Pada setiap musim penghujan datang akan mengakibatkan banyak genangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. virus dengue yang ditularkan dari gigitan nyamuk Aedes aegypti sebagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Demam Berdarah Denge (DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan dari gigitan nyamuk Aedes aegypti sebagai pembawa virus. Penyakit ini dapat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Air Susu Ibu (ASI) 1. Pengertian ASI Air susu Ibu (ASI) mengandung semua bahan yang diperlukan bayi, mudah dicerna, memberi perlindungan terhadap infeksi, selalu segar, bersih
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK DI RT 3 RW 4 DESA KEMBANGBAHU KECAMATAN KEMBANGBAHU KABUPATEN LAMONGAN
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK DI RT 3 RW 4 DESA KEMBANGBAHU KECAMATAN KEMBANGBAHU KABUPATEN LAMONGAN Dian Nurafifah.......ABSTRAK....... Setiap wilayah yang terdapat nyamuk
Lebih terperinciKUESIONER PENELITIAN
LAMPIRAN KUESIONER PENELITIAN HUBUNGAN KEBERADAAN JENTIK Aedes aegypti DAN PELAKSANAAN 3M PLUS DENGAN KEJADIAN PENYAKIT DBD DI LINGKUNGAN XVIII KELURAHAN BINJAI KOTA MEDAN TAHUN 2012 A. Karakteristik Responden
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tenggara. Terdapat empat jenis virus dengue, masing-masing dapat. DBD, baik ringan maupun fatal ( Depkes, 2013).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Demam berdarah adalah penyakit akut yang disebabkan oleh virus dengue, yang ditularkan oleh nyamuk. Penyakit ini ditemukan di daerah tropis dan sub tropis, dan menjangkit
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum Padukuhan VI Sonosewu
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Daerah Penelitian 1. Gambaran Umum Padukuhan VI Sonosewu Penelitian ini mengambil lokasi di Padukuhan VI Sonosewu pada bulan Mei Agustus 2017. Padukuhan VI
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. masalah cukup besar yang menyangkut kesehatan masyarakat di negara-negara dengan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nyamuk pada umumnya dan Aedes aegypti pada khususnya merupakan masalah cukup besar yang menyangkut kesehatan masyarakat di negara-negara dengan iklim tropis termasuk
Lebih terperinciDemam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang disebabkan oleh. virus Dengue yang ditularkan dari host melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue yang ditularkan dari host melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti. Penyakit DBD banyak
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. aktivitas organisme (makhluk hidup) yang bersangkutan. Pada hakikatnya
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Perilaku Dilihat dari aspek biologisnya, perilaku merupakan sesuatu kegiatan atau aktivitas organisme (makhluk hidup) yang bersangkutan. Pada hakikatnya kegiatan
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Ratna Sari Dewi STIKES Harapan Ibu Jambi Korespondensi penulis:
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU MASYARAKAT DALAM PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK DEMAM BERDARAH DENGUE DI DESA RANTAU RASAU II KECAMATAN RANTAU RASAU TAHUN 2015 Ratna Sari Dewi STIKES Harapan Ibu Jambi Korespondensi
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Identifikasi Nyamuk
16 Identifikasi Nyamuk HASIL DAN PEMBAHASAN Jenis nyamuk yang ditemukan pada penangkapan nyamuk berumpan orang dan nyamuk istirahat adalah Ae. aegypti, Ae. albopictus, Culex, dan Armigeres. Jenis nyamuk
Lebih terperinciSIARAN RADIO TANGGAL 3 OKTOBER 2011 MATERI PENYAKIT DEMAM BERDARAH NAMA DR. I GUSTI AGUNG AYU MANIK PURNAMAWATI, M.KES
SIARAN RADIO TANGGAL 3 OKTOBER 2011 MATERI PENYAKIT DEMAM BERDARAH PERKENALAN NAMA DR. I GUSTI AGUNG AYU MANIK PURNAMAWATI, M.KES NAMA SINGKAT DR MANIK DOKTER UMUM PNS DI PUSKESMAS BANJARANGKAN I ORGANISASI
Lebih terperinci