STUDI PENGENDALIAN JUMLAH CACAT DENGAN MENGGUNAKAN METODE POKA YOKE DI PT. MORAWA ELECTRIC TRANSBUANA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "STUDI PENGENDALIAN JUMLAH CACAT DENGAN MENGGUNAKAN METODE POKA YOKE DI PT. MORAWA ELECTRIC TRANSBUANA"

Transkripsi

1 STUDI PENGENDALIAN JUMLAH CACAT DENGAN MENGGUNAKAN METODE POKA YOKE DI PT. MORAWA ELECTRIC TRANSBUANA Staf Pengajar Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik USU Abstrak: Pada dasarnya dalam proses pengendalian kualitas perusahaan melakukan inspeksi atau pemeriksaan pada setiap bagian/lini baik dalam penerimaan material maupun proses produksi untuk mengantisipasi adanya kerusakaan pada transformator yang dihasilkan, namun walaupun demikian dalam kenyataannya selalu ada produk cacat dengan jenis cacat yang sama dan jumlah yang berbeda untuk setiap bulan. Penganalisaan dilakukan dengan melakukan studi terhadap waktu setiap elemen kegiatan dan postur kerja dengan menerapkan prinsip-prinsip ekonomi gerakan dan studi gerakan. Penyederhanaan elemen-elemen gerakan kerja dengan cara menghilangkan elemen gerakan yang tidak produktif dan tidak ergonomis, mengkombinasikan beberapa elemen kegiatan kerja dan merancang tempat kerja sesuai dengan postur kerja yang ergonomis. Abstract: Basically in course of operation of company quality do the inspection or inspection in each shares / line in acceptance of material and also production process to anticipate the existence break off at yielded transformator, but even though in reality always there is handicapped product with the samehandicapped type and different amount to each month. Analysing conducted by doing study to time of each;every element of activity and work design by applying economic principle of movement and movement study. moderation of movement Element work by eliminating unproductive movement element and do not ergonomic, combining some element of working activity and design the workplace as according to postur job which ergonomic. I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Era perdagangan global dan kondisi ekonomi di Indoensia yang memacu tumbuhnya berbagai perusahaan Penanaman Modal Asing (PMA), mengakibatkan munculnya persaingan yang cukup ketat. Dengan makin ketatnya persaingan, perusahaan harus memiliki suatu keunggulan bersaing yang memungkinkan mereka dapat memenangkan persaingan. Jika produk yang dihasilkan baik, maka diharapkan konsumen puas, sehingga meningkatkan penjualan. Peningkatan kualitas bukan hanya kualitas produk akhir saja, tetapi harus dari setiap proses, karena kualitas yang baik yang merupakan hasil dari inspeksi yang ketat, tentu saja akan membuat biaya produksi meningkat dan menjadikan produk berdaya saing rendah. Produk harus memiliki kualitas yang baik, tanpa harga menjadi mahal. PT. Morawa Electric Transbuana merupakan industri PMDN (Penanaman Modal Dalam Negeri) yang memproduksikan transformator yang akan mensuplai kebutuhan Perusahaan Listrik Negara (PLN). Perencanaan dan pengendalian terhadap kualitas produk merupakan bagian yang terpenting, sebab kualitas produk yang baik dan terjaga diyakini dapat menciptakan kesetiaan dan kepercayaan pelanggan. Dalam pelaksanaannya perusahaan melakukan inspeksi atau pemeriksaan pada setiap bagian/lini baik dalam penerimaan material maupun proses produksi untuk mengantisipasi adanya kerusakaan pada transformator yang dihasilkan, namun walaupun demikian dalam kenyataannya selalu ada produk yang cacat dengan cacat yang sama dengan jumlah yang berbeda untuk setiap bulan. Perusahaan merencanakan untuk meminimisasi jumlah produk cacat untuk masa yang akan datang. Untuk tujuan itu perlu dilakukan suatu cara yang dapat mengendalikan kualitas produk. Poka Yoke adalah salah satu komponen utama sistem Shingo s Zero Quality Control. Konsep ini bertujuan untuk tidak menghasilkan produk yang cacat (Zero Defective Products). Metode poka yoke merupakan suatu metode yang merancang produk atau proses sehingga kesalahan tidak terjadi atau setidaknya kesalahan dapat dideteksi dan diperbaiki. I.. Perumusan Masalah Berdasarkan pendahuluan yang dikemukakan sebelumnya maka pokok permasalahannya adalah : 1. Bagaimana penggunaan metode kerja pada stasiun kerja yang diteliti?. Bagaimana mengurangi resiko terjadinya kesalahan perakitan saat bekerja pada stasiun kerja yang diteliti? 3. Bagaimana usulan metode kerja yang diteliti terhadap penambahan fasilitas? I.3. Tujuan Penelitian Mengurangi tingkat kecacatan produk pada stasiun penggulungan kumparan 1

2 Jurnal Sistem Teknik Industri Volume 6, No. 4 Oktober 005 Melakukan perbaikan kualitas dengan menggunakan Seven Tools Perbaikan tata letak komponen pada stasiun penggulungan kumparan Mencari penyebab masalah yang sebenarnya dengan metode 5W + 1H Mengeliminasi gerakan yang tidak perlu dengan metode Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan I.4. Manfaat Penelitian 1. Aplikasi ilmu ergonomi dapat dipakai di industri-industri sebagai acuan menghasilkan suatu metode kerja yang baik.. Peningkatan metode kerja perusahaan sehingga dapat memenuhi permintaan pasar yang cenderung semakin tinggi. 3. Menjadi bahan masukan bagi perusahaan dalam menghadapi masalah perbaikan metode kerja yang ada di perusahaan. 4. Bagi pekerja sebagai informasi dan antisipasi dalam bekerja sehingga pekerja dapat melakukan pekerjaannya secara optimal. 5. Proses produksi transformator diharapkan mampu mengendalikan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kualitas produk, sehingga cacat dapat dideteksi ataupun dihindari. II. TINJAUAN PUSTAKA Konsep Poka Yoke dikembangkan oleh Shigeo Shingo yang berasal dari Jepang. Konsep ini mengubah konsep kualitas di Jepang. Poka yang berarti kesalahan karena kesalahan kurang hati-hati (Inadvertent Mistake) dan Yoke yang berarti mencegah (Prevent). Hasil dari konsep ini di masa yang akan datang adalah pengurangan energi, waktu dan sumber yang dapat mengakibatkan kesalahan. Poka Yoke adalah salah satu komponen utama sistem Shingo s zero Quality Control. Konsep ini bertujuan untuk tidak menghasilkan produk yang cacat (Zero Defective Product). Inti dari Poka Yoke adalah merancang produk atau proses sehingga kesalahan tidak mungkin terjadi atau setidaknya kesalahan tersebut mudah untuk dideteksi dan diperbaiki. II.1. Langkah-langkah dalam Poka Yoke Pelaksanaan konsep Poka Yoke dilakukan dalam tiga langkah sederhana berikut ini : a. Identifikasi kemungkinan salah yang masih dapat muncul dalam tindakan pencegahan. b. Tentukan sebuah cara untuk mendeteksi sebuah kesalahan atau kegagalan yang ada atau yang akan muncul. c. Identifikasi dan tentukan tindakan spesifik yang dilakukan pada saat kesalahan terdeteksi. Pencegahan kesalahan dicapai dengan inspeksi 100 % pada saat pekerjaan di dalam proses, tidak melalui petugas inspeksi mutu antar area kerja. Kunci dari inspeksi ini adalah fakta bahwa hal ini dapat diselesaikan sebagai bagian keseluruhan pengerjaan proses oleh operator atau lebih baik secara otomasi, tidak melalui seorang pengendali mutu. Beberapa cntoh penggunaan Poka Yoke dapat dilihat pada Tabel II.1. Pencegahan terjadinya kesalahan dengan Poka Yoke memfasilitasi pengertian bagaimana dapat terjadinya cacat dan membantu untuk memfokuskan perhatian pada metode ataupun alat sederhana untuk menghilangkan cacat. Tantangan sebenarnya muncul dengan metode spesifik untuk mendeteksi kesalahan, memperbaiki sendiri, memblok/mematikan, atau peringatan sebuah masalah. Hal tersebut terkadang membutuhkan imajinasi dan kreatifitas yang tinggi, namun perhatian utama adalah biasanya memberikan solusi yang tidak mahal. Tabel II.1. Contoh Penggunaan Poka Yoke No. Alat Poka Yoke Implementasi 1 Pin Penunjuk Pin asimetris mencegah pemasukan komponen dari atas, dan pin yang berbeda ukuran mencegah salahnya penggunaan komponen. Deteksi Error Pekerja menggunakan sebuah dan Alarm alat dengan jumlah komponen yang diperlukan. Sebuah komponen tertinggal setelah perakitan mengingatkan pekerja terjadinya sebuah 3 Tombol/saklar pembatas 4 Penghitung (Counter) kesalahan (error). Kunci pengikat mencegah terjadinya penguncian mur terlalu ketat. Penghitung digital menyatakan jumlah lubang yang telah dibor pada sebuah pelat. Pembacaan yang tidak benar pada akhir menyatakan sebuah error. 5 Checklist Pekerja memberikan tanda pada sebuah daftar sesuai dengan yang telah dikerjakannya. II.. Delapan prinsip dasar perbaikan Poka Yoke dan Zero Defects 1. Menciptakan kualitas dalam proses.. Kesalahan dan kerusakan karena kelalaian dapat dieliminasi. Dengan semangat dan kemauan kita dapat mengeleminasi semua kesalahan dan kerusakan. 3. Hentikan cara kerja yang salah dan lakukan yang benar sekarang. 4. Jangan merasa kesulitan tapi berusahalah untuk melakukan yang terbaik % kemungkinan sukses itu sudah cukup, implementasikan idemu. 6. Kesalahan dan kerusakan dapat dikurangi hingga nol apabila setiap orang bekerja sama untuk menghilangkannya.

3 7. Sepuluh orang lebih baik dari satu orang. Brainstorming dari sepuluh orang itu lebih baik daripada satu orang sehingga ide perbaikan yang lebih kreatif dan efektif. 8. Cari penyebab masalah yang sebenarnya dengan menggunakan 5 W dan 1 H (what, why, who, where, when, dan how) II.3. Pengukuran Waktu Teknik pengukuran kerja dimaksudkan untuk menunjukkan isi kerja dari suatu pekerjaan. Isi kerja biasanya diukur dalam satuan waktu. Waktu yang diambil sebagai dasar pertimbangan adalah waktu yang secara normal diperlukan oleh seorang pekerja untuk menyelesaikan satu siklus pekerjaan dengan metode kerja terbaik. Waktu ini biasanya disebut dengan waktu baku. Secara garis besar, teknik pengukuran waktu dibagi dalam bagian, yaitu : 1. Teknik pengukuran waktu kerja secara langsung Pengukuran dilakukan secara langsung ditempat dimana pekerjaan yang bersangkutan dijalankan. Ada dua cara yang termasuk kedalam teknik ini, yaitu; jam henti (stop watch time study) dan sampling kerja (work sampling).. Teknik pengukuran waktu kerja secara tidak langsung. Pengukuran waktu kerja dilakukan tanpa si pengamat harus berada di tempat dimana pekerjaan dilaksanakan, yaitu dengan membaca tabel-tabel waktu yang tersedia asalkan mengetahui jalannya pekerjaan melalui elemenelemen gerakan. Yang termasuk dalam teknik ini adalah data waktu baku dan data waktu gerakan. II.3.1.Langkah-langkah Sebelum Melakukan Pengukuran Waktu Ada beberapa aturan pengukuran yang perlu dijalankan untuk mendapatkan hasil yang baik. Aturan-aturan tersebut akan dijelaskan dalam langkah-langkah berikut : 1. Penetapan tujuan pengukuran Dalam pengukuran waktu kerja, ditetapkan adalah apa hasil pengukuran (dalam hal ini tentu saja waktu baku) itu dipergunakan, karena hal tersebut akan menentukan berapa tingkat ketelitian dan keyakinan yang diinginkan dari hasil pengukurannya.. Melakukan penelitian pendahuluan Penelitian pendahuluan dimaksudkan untuk memperoleh waktu yang wajar dan memenuhi tingkat ketelitian dan tingkat keyakinan yang diinginkan, yang selanjutnya menjadi dasar bagi perhitungan berikutnya. 3. Memilih operator Oprator yang akan diukur waktu penyelesaian pekerjaannya adalah operator yang memiliki kemampuan (skill) normal atau rata-rata dan dapat diajak bekerja sama dalam kegiatan pengukuran kerja nantinya. 4. Melatih operator Melatih operator perlu dilakukan agar operator dapat bekerja secara kosisten. Dalam keadaan ini operator harus dilatih terlebih dahulu karena sebelum diukur operator harus sudah terbiasa dengan kondisi dan cara kerja yang telah ditetapkan. 5. Menguraikan pekerjaan atas elemen-elemen pekerjaan Suatu pekerjaan sebelum diukur harus ditetapkan dahulu siklus pekerjaan yang akan diukur. Kemudian siklus pekerjaan yang telah ditetapkan, diuraikan dalam elemen-elemen gerakan yang lebih kecil dan lebih sederhana, dan selanjutnya elemen-elemen gerakan tersebutlah yang diamati. 6. Mempersiapkan alat-alat pengukuran Alat-alat yang diperlukan untuk pengukuran adalah : - Jam henti (stopwatch) - Lembar pengamatan - Alat-alat tulis, seperti pensil, pena - Alat-alat lain yang mendukung pengukuran II.3.. Tahapan Pengukuran Waktu Pengukuran waktu kerja merupakan pekerjaan yang mengamati pekerjaan dan mencatat waktuwaktu kerjanya untuk setiap elemen atau siklus kerja dengan menggunakan alat pengukur yang telah disiapkan. Apabila pekerjaan telah siap di tempat kerjanya, dimana waktu kerjanya akan diukur maka pengukur dapat memilih posisi berdirinya yang sesuai dengan tepat, sehingga dapat mengamati dan mencatat waktu kerja yang baik. Posisi pengkur juga tidak boleh mengganggu pakerja yang sedang diamati. Jadi posisi pengukur ini sangat berpengaruh terhadap hasil pengukuran waktu kerja. Pegukuran waktu kerja ini disebut sebagai pengukuran pendahuluan. Tujuan melakukan pengukuran pendahuluan adalah untuk mengetahui beberapa kali pengukuran harus dilakukan untuk tingkat ketelitian dan keyakinan yang diinginkan. II.3.3. Tahapan Setelah Dilakukan Pengukuran Pendahuluan Setelah dilakukan pengukuran pendahuluan, terdapat tiga hal yang harus dilakukan, yaitu : 1. Menguji keseragaman data Secara teoritis, menguji keseragaman data adalah pekerjaan yang berdasarkan teori-teori stastistik tentang peta-peta kontrol yang biasanya digunakan dalam melakukan pengendalian kualitas di pabrik-pabrik atau tempat kerja lain. Pengukuran waktu kerja dilakukan terhadap metode kerja yang dipandang lebih baik. Namun sering kali operator atau pekerja tidak mengetahui terjadinya perubahan-perubahan dalam metode kerja. Memang perubahan merupakan suatu yang wajar, karena bagaimanapun juga suatu sistem tidak dapat 3

4 Jurnal Sistem Teknik Industri Volume 6, No. 4 Oktober 005 dipertahankan tetapi harus terus menerus pada keadaan yang sama. Keadaan sistem yang selalu berubah dapat diterima, asalkan perubahannya adalah memang sepantasnya terjadi. Akibat perubahan metode kerja ini, waktu penyelesaian yang dihasilkan sistem selalu berubah-ubah, namun harus dalam batas kewajaran. Dengan kata lain, harus seragam. Mendapatkan data yang seragam adalah yang menjadi tugas pengukur. Ketidak seragaman data dapat terjadi tanpa disadari, sehingga dibutuhkan suatu alat yang dapat mendeteksi. Batas-batas kontrol yang dibentuk dari data, merupakan batas seragam tidaknya data. Data dikatakan seragam bila berada diantara kedua batas kontrol, dimana data berasal dari sistem sebab yang sama dan data dikatakan tidak seragam, yaitu berasal dari sistem sebab yang berbeda jika berada di luar batas kontrol.. Menghitung jumlah pengukuran yang sebenarnya diperlukan Untuk menentukan jumlah pengukuran waaktu kerja yang sebenarnya diperlukan dengan tingkat ketelitian 10 % dan tingkat kepercayaan 95%, maka dipergunakan rumus : 40 n x ( ) i xi N = xi dimana: N = jumlah pengukuran yang sebenarnya diperlukan n = jumlah data setelah dilakukan uji keseragaman data 3. Bila jumlah pengukuran belum mencukupi Jika diperoleh dari pengujian tersebut ternyata N > N, maka diperlukan pengukuran tambahan, tapi jika N < N, maka data pengukuran pendahuluan sudah mencukupi. II.3.4. Tahapan Penentuan Besarnya Waktu Terpilih Setelah data waktu penyelesaian pekerjaan diuji keseragamannya dan telah mencukupi jumlah pengukuran yang sebenarnya diperlukan sesuai dengan tingkat keyakinan dan tingkat ketelitian yang diinginkan, maka dapat ditentukan besarnya waktu terpilih, dengan catatan data waktu penyelesaian pekerjaan tersebut harus berada dalam batas kontrol. III. METODOLOGI PENELITIAN Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini mengacu pada prinsip-prinsip yang terdapat dalam metode poka yoke. Metode ini merupakan salah satu metode yang digunakan dalam bidang peningkatan kualitas dari produk atau jasa yang dihasilkan, dimana poka yoke mengarahkan proses produksi ke arah zero defect. Metode poka yoke digunakan untuk mengantisipasi (proaktif) terjadi atau timbulnya permasalahan atau efek, selain itu metode poka yoke ini dipilih karena langkahlangkahnya terstruktur dan terukur dalam mengupas suatu permasalahan dan besifat scientic. Tahapan metodologi penelitian yang digunakan dapat dilihat pada Gambar III.1 Analisa Anthropometry - Kesesuian antara operator dan fasilitas kerjanya Identifikasi Permasalahan Literatur : - Trafo - Poka Yoke - Rancangan Stasiun Kerja Kondisi Kerja Saat ini : - Waktu Siklus tiap kegiatan - Data kesalahan rakit di tiap proses Pengumpulan dan Pengolahan Data : - Data cacat keseluruhan - Data Waktu Siklus - Data Urutan Proses - Check Sheet, Histogram, Pareto, Cause Effect Fasilitas Kerja Tambahan Perancangan Ulang Stasiun Kerja - Penataan fasilitas kerja - Penataan komponen yang akan dirakit Metode Kerja Usulan Kesimpulan dan Saran Analisa Hasil Kerja - Metode Kerja saat ini - Posisi Komponen - Posisi Kerja operator Gambar III.1. Metodologi Penelitian Dari gambar III.1., dapat dilihat langkah-langkah yang harus dilakukan dalam metodologi penelitian. Topik penelitian didalam suatu perusahaan harus ditentukan terlebih dahulu. Dalam penelitian ini topik yang diangkat adalah studi pengendalian jumlah cacat dengan metode poka yoke. IV. PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Kesalahan jumlah lilitan/kumparan merupakan cacat yang sering ditemui dan menjadi masalah besar karena mengakibatkan terjadinya hubung-singkat 4

5 5

6 Jurnal Sistem Teknik Industri Volume 6, No. 4 Oktober 005 V.3. Pemecahan Masalah V.3.1. Kotak tempat Baut Setelah dilakukan analisa dapat dilihat bahwa operator bekerja dalam keadaan tidak optimal dikarenakan peralatan yang tidak mendukung seperti komponen-komponen penyambung pada roda gigi dipasangkan pada tempat yang sulit dijangkau. Komponen penyambung itu sendiri memiliki ukuran kecil sehingga operator harus mencengkam dengan jari seperti pada Gambar V.1. Posisi seperti ini dapat memudahkan terjadinya kesalahan pengambilan komponen. Kesalahan ini dapat mengganggu konsentrasi kerja operator. Jenis baut yang digunakan ini tidak dapat diganti dikarenakan sudah sesuai dengan standar yang ada. Jenis baut yang digunakan berbeda-beda disesuaikan spesifikasi dari trafo yang akan dibuat. Baut ini berguna untuk mengetatkan roda gigi agar tidak bergeser pada saat penggulungan. Bila mungkin, pedal sebaiknya didisain pada posisi miring agar kaki yang bekerja tidak terlalu lelah dalam menginjak pedal atau pedal harus punya lantai pengungkit yang rata, sehingga operator dapat berganti dari kaki yang satu kepada kaki yang lain. Sering memakai pedal sambil berdiri tidak baik karena beban yang berat sebelah oleh sikap berdiri itu mengakibatkan gejala kelelahan yang amat sangat. Gambar V.4. Pedal Usulan Gambar V.1. Posisi Mencengkram Dengan Jari Untuk mengantisipasi kesalahan baut yang digunakan sebaiknya tempat baut diberikan label. Selain pemberian label perbaikan juga dapat dilakukan dengan meletakkan kotak-kotak baut secara berdampingan disesuaikan dengan ukurannya. Peletakan ini dapat dilakukan dengan meletakkan ketiga kotak baut ini ke dalam satu kotak yang lebih besar sehingga kotak-kotak baut dapat dipindahpindahkan seperti terlihat pada Gambar V.. V.3.3. Tempat Duduk Operator Bekerja dengan berdiri memerlukan banyak tenaga otot pada badan bagian atas juga pada bagian kaki. Dengan berdiri terlalu lama akan menyebabkan terganggunya konsentrasi operator dan terjadinya ketegangan untuk mempertahankan posisi berdiri. Untuk mengantisipasi terjadinya ketegangan dan kehilangan konsentrasi karena berdiri terlalu lama sebaiknya operator duduk di tempat duduk yang mempunyai alas duduk yang stabil. Alas duduk ini dapat terbuat dari kayu ataupun besi yang mempunyai ukuran tinggi sesuai dengan tinggi duduk operator. Gambar V.. Kotak Tempat Baut,88 cm V.3.. Pedal Sistem pedal kadangkala dipakai pada pengeluaran energi besar. Dalam banyak kasus, pedal dipakai walau tanpa pengeluaran energi yang besar. Bagi pekerjaan dengan posisi berdiri, pedal hanya dipergunakan secara kadang kala untuk mengalihkan on atau off. 34, c m Side 48 cm 34,46 cm Top Gambar V.5. Tempat Duduk Yang Diusulkan Gambar V.3. Pedal Kondisi Awal V.3.4. Alarm Kesalahan pembacaan pada stasiun penggulungan kumparan terjadi karena jarak mata operator dengan speedometer terlalu jauh sehingga mata berakomodasi maksimum untuk melihat jumlah lilitan di speedometer. Akibat mata berakomodasi maksimum akan mengakibatkan kelelahan mata bagi si operator. Kelelahan mata membuat si operator membaca speedometer menjadi asal-asalan (Gambar V.6) 6

7 Untuk mengatasi itu dilakukan modifikasi terhadap mesin dengan menambahkan digital counter dan alarm reminder (pengingat) dengan tujuan alarm ini akan mengingatkan bahwa jumlah lilitan telah sesuai dengan pengesetan digital counter. Dengan adanya penambahan digital counter dan alarm reminder membantu si operator untuk lebih mudah membaca ke speedometer (Gambar V.7) Gambar V.6. Mesin Penggulungan Kondisi Awal VI. KESIMPULAN DAN SARAN Gambar V.7. Mesin Penggulungan Usulan VI.1. Kesimpulan 1. Penelitian ini menggunakan metode Poka-Yoke sebagai suatu perencanaan dalam mengkaji permasalahan cacat kritis kesalahan jumlah lilitan pada stasiun penggulungan kumparan, sehingga dapat dideteksi bahkan dihindari.. Jenis cacat kritis kesalahan jumlah lilitan yang terdapat pada penggulungan kumparan memiliki persentase terbesar 36,94 % yang sangat berpengaruh pada kualitas transformator karena memperpendek pemakaian produk. 3. Penulis mengusulkan beberapa fasilitas yang disesuaikan dengan keadaan operator, seperti : kotak tempat peyimpanan baut, pedal, tempat duduk operator, alarm. VI.. Saran 1. Perlu dilakukan inspeksi terhadap komponenkomponen yang datang dari perusahaan lain sehingga saat perakitan, operator tidak perlu melakukan perbaikan untuk menyesuaikannya.. Usulan fasilitas kerja pada penggulungan kumparan perlu diterapkan dan diuji di perusahaan untuk melihat hasil perbaikan sebenarnya dibandingkan dengan sistem kerja yang lama. 3. Fasilitas kerja yang diusulkan pada penggulungan kumparan ini perlu dilakukan perancangan lebih lanjut untuk menentukan bahan-bahan yang digunakan pada fasilitas kerja usulan. 4. Penambahan fasilitas-fasilitas kerja lainnya yang ergonomis baik pada penggulungan kumparan maupun pada stasiun kerja lainnya perlu dirancang juga berdasarkan operator sesuai dengan prinsip ergonomi yaitu: efektif, nyaman, aman, sehat dan efisien. 5. Perlu dilakukan pelatihan-pelatihan atau training kepada operator atas penambahan fasilitasfasilitas kerja yang diusulkan. 6. Perusahaan hendaknya mempunyai dana yang cukup dalam menerapkan usulan perancangan panambahan fasilitas yang baru. VI.3. Ucapan Terima Kasih Penulis mengucapkan terima kasih kepada sdr. Edward Marbun (Mahasiswa Program Studi Teknik Industri/Program Ekstension) yang telah membantu dalam pelaksanaan penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA Apple, James M.; Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan; ITB; 1990; Bandung. Barnes R.M., Motion And Time Study, Design And Measurement of Work, Canada: Jhon Wiley and Son Pulat, B. Mustafa; Fundamentals of Industrial Ergonomics; Prentice Hall, 199; New Jersey. Roebuck, Jr., J.A.; Engineering Anthropometry Methods; Jhon Wiley & Sons; 1975; New York. Reliability Analysis Center; Mistake Proofing (AKA: Poka-Yoke) an Effective Quality Tool; let?qkit; 003. Sastrowinoto, Suyatno; Meningkatkan Produktivitas dengan Ergonomi; PT. Pustaka Binaman Pressindo; 1985; Jakarta. Sutalaksana, Z. Iftikar; Teknik Tata Cara Kerja; Departemen Teknik Industri ITB; 1979; Bandung Shingo, Shigeo, Zero Quality Control : Source Inspection and the Poka yoke System, Cambridge, Massachusets and Norwalk, Conneccticut, Sumanto, Drs, MA, Teori Transformator; Edisi ; Cetakan 1; Yogyakarta: Andi, 1996 Wignjosoebroto, Sritomo., Ergonomi Sudi Gerak dan Waktu, Edisi I, Jakarta: PT. Guna Widya

STUDI PENGENDALIAN JUMLAH CACAT DENGAN MENGGUNAKAN METODE POKA YOKE DI PT. MORAWA ELECTRIC TRANSBUANA

STUDI PENGENDALIAN JUMLAH CACAT DENGAN MENGGUNAKAN METODE POKA YOKE DI PT. MORAWA ELECTRIC TRANSBUANA STUDI PENGENDALIAN JUMLAH CACAT DENGAN MENGGUNAKAN METODE POKA YOKE DI PT. MORAWA ELECTRIC TRANSBUANA Staf Pengajar Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik USU Abstrak: Pada dasarnya dalam proses pengendalian

Lebih terperinci

Analisis Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Dalam Upaya Peningkatan Produktifitas ( Topik Study Kasus pada Perakitan Rangka Kursi Rotan )

Analisis Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Dalam Upaya Peningkatan Produktifitas ( Topik Study Kasus pada Perakitan Rangka Kursi Rotan ) Analisis Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Dalam Upaya Peningkatan Produktifitas ( Topik Study Kasus pada Perakitan Rangka Kursi Rotan ) Indonesia merupakan negara terbesar ke 4 dunia dengan jumlah

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata-kata kunci: Pengendalian kualitas, peta kendali c, diagram sebab akibat, jam tangan kayu. vii

ABSTRAK. Kata-kata kunci: Pengendalian kualitas, peta kendali c, diagram sebab akibat, jam tangan kayu. vii ABSTRAK Dewasa ini persaingan di dunia industri sudah sangat ketat, khususnya industri kreatif. Sehingga setiap perusahaan perlu untuk tetap menjaga kualitas produknya, agar memenuhi kebutuhan dan keinginan

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keyword : Quality, Defect Product, Statistical Quality Control, and np Control Chart. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT. Keyword : Quality, Defect Product, Statistical Quality Control, and np Control Chart. Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT Quality is the most important element in bussines world competition. A company can be compete and survive by always produce a very good quality product and appropriate with customer expectation.

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORITIS

BAB II KERANGKA TEORITIS BAB II KERANGKA TEORITIS 2.1. Peta Aliran Proses (Flow Process Chart) 1 Setelah mempunyai gambaran tentang keadaan umum dari proses yang terjadi seperti yang diperlihatkan dalam peta proses operasi, langkah

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Dasar dari Kualitas Kata kualitas memiliki banyak definisi yang berbeda, dan bervariasi dari yang konvensional sampai yang lebih strategik. Definisi konvensional dari

Lebih terperinci

PENERAPAN KONSEP POKA YOKE DI LABORATORIUM APK UNTUK MEMPERBAIKI KINERJA PRAKTIKAN DALAM PRAKTIKUM PROSES PRODUKSI

PENERAPAN KONSEP POKA YOKE DI LABORATORIUM APK UNTUK MEMPERBAIKI KINERJA PRAKTIKAN DALAM PRAKTIKUM PROSES PRODUKSI PENERAPAN KONSEP POKA YOKE DI LABORATORIUM APK UNTUK MEMPERBAIKI KINERJA PRAKTIKAN DALAM PRAKTIKUM PROSES PRODUKSI Sri Rahayu 1, Pram Eliyah Yuliana 2 1,2 Jurusan Teknik Industri, Sekolah Tinggi Teknik

Lebih terperinci

The use of Statitical Quality Control to reduce a defective product at shoes company CV. Fortuna shoes. Abstract

The use of Statitical Quality Control to reduce a defective product at shoes company CV. Fortuna shoes. Abstract The use of Statitical Quality Control to reduce a defective product at shoes company CV. Fortuna shoes Abstract Quality is the most important element in today's business world competition. A company that

Lebih terperinci

Penurunan Tingkat Kecacatan dan Analisa Biaya Rework (Studi Kasus di Sebuah Perusahaan Plastik, Semarang)

Penurunan Tingkat Kecacatan dan Analisa Biaya Rework (Studi Kasus di Sebuah Perusahaan Plastik, Semarang) Penurunan Tingkat Kecacatan dan Analisa Biaya Rework (Studi Kasus di Sebuah Perusahaan Plastik, Semarang) Debora Anne Y. A., Desy Gunawan Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas

Lebih terperinci

MODUL 1 PERANCANGAN PRODUK MODUL 1 ANALISA DAN PERANCANGAN KERJA (MOTION AND WORK MEASUREMENT)

MODUL 1 PERANCANGAN PRODUK MODUL 1 ANALISA DAN PERANCANGAN KERJA (MOTION AND WORK MEASUREMENT) MODUL 1 PERANCANGAN PRODUK MODUL 1 ANALISA DAN PERANCANGAN KERJA (MOTION AND WORK MEASUREMENT) 1.1. TUJUAN PRAKTIKUM Untuk meningkatkan pengetahuan mahasiswa jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

FM-UDINUS-PBM-08-04/R0

FM-UDINUS-PBM-08-04/R0 SILABUS MATAKULIAH Revisi : 4 Tanggal Berlaku: 4 September 2015 A. Identitas 1. Nama Matakuliah : Analisa dan Perancangan Sistem Kerja 2. Program Studi : Teknik Industri 3. Fakultas : Teknik 4. Bobot sks

Lebih terperinci

FISIOLOGI DAN PENGUKURAN KERJA

FISIOLOGI DAN PENGUKURAN KERJA FISIOLOGI DAN PENGUKURAN KERJA tutorial 6 MOTION STUDY Prodi Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia Tahun Ajaran 2016/2017 www.labdske-uii.com WORK TIME MEASUREMENT (MOTION

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 SMED (Single Minute Exchange Die) Salah satu masalah yang dihadapi oleh industri manufaktur adalah seringnya keterlambatan dalam menyelesaian pekerjaan sehingga tidak sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 4 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Perancangan Kerja Dari penelitian menerangkan bahwa, Perancangan kerja merupakan suatu disiplin ilmu yang dirancang untuk memberikan pengetahuan mengenai prosedur dan prinsip

Lebih terperinci

ANALISA PENYEBAB CACAT PADA PROSES PRODUKSI GALVANIZED IRON DIVISI COIL TO COIL (SHEAR LINE 1 DAN 4) DI PT. FUMIRA SEMARANG

ANALISA PENYEBAB CACAT PADA PROSES PRODUKSI GALVANIZED IRON DIVISI COIL TO COIL (SHEAR LINE 1 DAN 4) DI PT. FUMIRA SEMARANG ANALISA PENYEBAB CACAT PADA PROSES PRODUKSI GALVANIZED IRON DIVISI COIL TO COIL (SHEAR LINE 1 DAN 4) DI PT. FUMIRA SEMARANG Nia Budi Puspitasari Program Studi Teknik Industri UNDIP Abstrak Sebagai salah

Lebih terperinci

PERANCANGAN ALAT BANTU PEMINDAHAN GALON AIR MINERAL (STUDI KASUS: DEPOT AIR MINERAL PEKANBARU)

PERANCANGAN ALAT BANTU PEMINDAHAN GALON AIR MINERAL (STUDI KASUS: DEPOT AIR MINERAL PEKANBARU) PERANCANGAN ALAT BANTU PEMINDAHAN GALON AIR MINERAL (STUDI KASUS: DEPOT AIR MINERAL PEKANBARU) Merry Siska, Dedi Suarman Jurusan Teknik Industri Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sultan Syarif Kasim Riau

Lebih terperinci

sekarang maupun berat beban yang ada pada usulan dapat dikatakan diterima karena berada dibawah nilai berat beban maksimum yang diperbolehkan. c.

sekarang maupun berat beban yang ada pada usulan dapat dikatakan diterima karena berada dibawah nilai berat beban maksimum yang diperbolehkan. c. BAB 6 KESIMPULAN Bab ini merupakan penutup dari seluruh laporan yang ada. Bab ini terdiri dari 2 bagian yaitu kesimpulan dari seluruh hasil analisis yang sudah dilakukan dan saran yang dapat diajukan.

Lebih terperinci

USULAN PERBAIKAN STASIUN KERJA DI BAGIAN PACKING DENGAN MENGGUNAKAN PRINSIP-PRINSIP ERGONOMI ( Studi Kasus di PT. Nikkatsu Electric Work)

USULAN PERBAIKAN STASIUN KERJA DI BAGIAN PACKING DENGAN MENGGUNAKAN PRINSIP-PRINSIP ERGONOMI ( Studi Kasus di PT. Nikkatsu Electric Work) USULAN PERBAIKAN STASIUN KERJA DI BAGIAN PACKING DENGAN MENGGUNAKAN PRINSIP-PRINSIP ERGONOMI ( Studi Kasus di PT. Nikkatsu Electric Work) Yanti Helianty, Caecilia SW, Mita Lianie Astuti Jurusan Teknik

Lebih terperinci

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS)

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS) RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS) Kode / Nama Mata Kuliah : E124306 / Analisa dan Perancangan Sistem Kerja Revisi 4 Satuan Kredit Semester : 2 SKS Tgl revisi : 16 Juli 2015 Jml Jam

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Penelitian cara kerja atau yang dikenal juga dengan nama methods analysis merupakan hal yang sangat penting dalam menentukan metode kerja yang akan dipilih untuk melakukan suatu pekerjaan.

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODE PEMECAHAN MASALAH 67 BAB 3 METODE PEMECAHAN MASALAH Metode pemecahan masalah merupakan suatu proses atau tahap tahap penyelesaian dari sebuah penelitian sehingga penelitian tersebut dapat diselesaikan sesuai dengan tahapan

Lebih terperinci

Analisis Beban Kerja dan Jumlah Pekerja pada Kegiatan Pengemasan Tepung Beras

Analisis Beban Kerja dan Jumlah Pekerja pada Kegiatan Pengemasan Tepung Beras Petunjuk Sitasi: Wahyuni, D., Budiman, I., Sihombing, S. N., Sembiring, M. T., & Panjaitan, N. (2017). Analisis Beban dan Jumlah Pekerja pada Kegiatan Pengemasan Tepung Beras. Prosiding SNTI dan SATELIT

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : Pengendalian Kualitas, peta kendali u, diagram sebab akibat, kulit. Universitas Kristen Maranatha. vii

ABSTRAK. Kata kunci : Pengendalian Kualitas, peta kendali u, diagram sebab akibat, kulit. Universitas Kristen Maranatha. vii ABSTRAK Perusahaan-perusahaan di Indonesia dihadapkan dengan persaingan global, dimana semua perusahaan bersaing untuk menjadi yang terbaik. Untuk memenangkan persaingan ini, semua perusahaan harus memperhatikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan kemajuan teknologi, pertumbuhan industri berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan kemajuan teknologi, pertumbuhan industri berkembang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan kemajuan teknologi, pertumbuhan industri berkembang semakin pesat. Dampaknya adalah persaingan antar industri semakin ketat, terutama industri

Lebih terperinci

USULAN PERBAIKAN FASILITAS KERJA PADA STASIUN PEMOTONGAN UNTUK MENGURANGI KELUHAN MUSCULOSKELETAL DI CV. XYZ

USULAN PERBAIKAN FASILITAS KERJA PADA STASIUN PEMOTONGAN UNTUK MENGURANGI KELUHAN MUSCULOSKELETAL DI CV. XYZ USULAN PERBAIKAN FASILITAS KERJA PADA STASIUN PEMOTONGAN UNTUK MENGURANGI KELUHAN MUSCULOSKELETAL DI CV. XYZ Tengku Fuad Maulana 1, Sugiharto 2, Anizar 2 Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

Usulan Perbaikan Meja Kerja Yang Ergonomis Untuk Proses Pemasangan Karet Kaca Pada Kendaraan Niaga Jenis TD di PT XYZ

Usulan Perbaikan Meja Kerja Yang Ergonomis Untuk Proses Pemasangan Karet Kaca Pada Kendaraan Niaga Jenis TD di PT XYZ Usulan Perbaikan Meja Kerja Yang Ergonomis Untuk Proses Pemasangan Karet Kaca Pada Kendaraan Niaga Jenis TD di PT XYZ Ririn Regiana Dwi Satya Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Indraprasta

Lebih terperinci

PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK GARAM PADA PT. SUSANTI MEGAH SURABAYA

PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK GARAM PADA PT. SUSANTI MEGAH SURABAYA PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK GARAM PADA PT. SUSANTI MEGAH SURABAYA Retno Indriartiningtias Laboratorium Ergonomi dan APK Jurusan Teknik Industri Universitas Trunojoyo, Madura Email : artiningtias@yahoo.com

Lebih terperinci

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM ANALISIS PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMI ACARA 1 PENGUKURAN WAKTU KERJA DENGAN JAM HENTI

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM ANALISIS PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMI ACARA 1 PENGUKURAN WAKTU KERJA DENGAN JAM HENTI LAPORAN RESMI PRAKTIKUM ANALISIS PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMI ACARA 1 PENGUKURAN WAKTU KERJA DENGAN JAM HENTI OLEH: Marianus T. Dengi 122080139 LABORATORIUM ANALISIS PERANCANGAN KERJA & ERGONOMI JURUSAN

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Perawatan / Maintenance 1. Pengertian Maintenance Maintenance Menurut Lindley R. Higgis & R. Keith Mobley, (Maintenance Enginering Handbook, Sixth Edition, McGraw-Hill, 2002)

Lebih terperinci

PERBAIKAN METODE KERJA PENGANTONGAN SEMEN MENGGUNAKAN PETA TANGAN KIRI DAN KANAN. ABSTRAK

PERBAIKAN METODE KERJA PENGANTONGAN SEMEN MENGGUNAKAN PETA TANGAN KIRI DAN KANAN. ABSTRAK Konsumsi Semen PERBAIKAN METODE KERJA PENGANTONGAN SEMEN MENGGUNAKAN PETA DAN KANAN Cut Ita Erliana 1, Listiani Nurul Huda 2, A. Rahim Matondang 2 1 Program Studi Teknik Industri Universitas Malikussaleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan pasar dalam memenuhi permintaan konsumen saat ini

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan pasar dalam memenuhi permintaan konsumen saat ini V-12 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Persaingan pasar dalam memenuhi permintaan konsumen saat ini membutuhkan upaya agar perusahaan mampu bersaing. Persaingan dapat muncul di setiap

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM KESEIMBANGAN LINTASAN PRODUKSI UNTUK MENGURANGI BALANCE DELAY GUNA MENINGKATKAN OUTPUT PRODUKSI

PERANCANGAN SISTEM KESEIMBANGAN LINTASAN PRODUKSI UNTUK MENGURANGI BALANCE DELAY GUNA MENINGKATKAN OUTPUT PRODUKSI PERANCANGAN SISTEM KESEIMBANGAN LINTASAN PRODUKSI UNTUK MENGURANGI BALANCE DELAY GUNA MENINGKATKAN OUTPUT PRODUKSI Jaka Purnama Laboratorium Sistem Produksi Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi Adhi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di CV.Mabar Karya Utama Medan yang berada di Jl. Mabar. Penelitian ini dimulai dari tanggal 08 Agustus 013 sampai tanggal

Lebih terperinci

ANALISA PERANCANGAN TATA LETAK LANTAI PRODUKSI DIVISI WELDING UNTUK MENINGKATKAN KAPASITAS PRODUKSI DI PT. XX

ANALISA PERANCANGAN TATA LETAK LANTAI PRODUKSI DIVISI WELDING UNTUK MENINGKATKAN KAPASITAS PRODUKSI DI PT. XX ANALISA PERANCANGAN TATA LETAK LANTAI PRODUKSI DIVISI WELDING UNTUK MENINGKATKAN KAPASITAS PRODUKSI DI PT. XX Alfa Firdaus, Dedy Pratama Program Studi Teknik, Fakultas Teknik Universitas Mercu Buana Jakarta

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan 1. Alternatif yang dipilih untuk perancangan alat pilin tampar pandan menggunakan alternatif 3 dengan biaya pembuatan alat Rp 911.000,00 2. Setelah dianalisis

Lebih terperinci

ANALISA PENGURANGAN DEFECT

ANALISA PENGURANGAN DEFECT ANALISA PENGURANGAN DEFECT PADA PROSES PRODUKSI BATERAI ABC JENIS R6 DENGAN METODE QCC (QUALITY CONTROL CIRCLE) DAN SEVEN TOOLS DI PT. INTERNATIONAL CHEMICAL INDUSTRY PLANT II SURABAYA SKRIPSI Oleh : ILUL

Lebih terperinci

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS MENGGUNAKAN DIAGRAM KENDALI DEMERIT (Studi Kasus Produksi Air Minum Dalam Kemasan 240 ml di PT TIW)

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS MENGGUNAKAN DIAGRAM KENDALI DEMERIT (Studi Kasus Produksi Air Minum Dalam Kemasan 240 ml di PT TIW) ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS MENGGUNAKAN DIAGRAM KENDALI DEMERIT (Studi Kasus Produksi Air Minum Dalam Kemasan 240 ml di PT TIW) SKRIPSI Oleh : GITA SUCI RAMADHANI 24010210120012 JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh para konsumen dalam memenuhi kebutuhannya. Kualitas yang baik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh para konsumen dalam memenuhi kebutuhannya. Kualitas yang baik BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Kualitas Kualitas merupakan aspek yang harus diperhatikan oleh perusahaan, karena kualitas merupakan aspek utama yang diperhatikan oleh para konsumen dalam memenuhi

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMBAHASAN

BAB V ANALISA PEMBAHASAN BAB V ANALISA PEMBAHASAN 5.1 Tahap Analyze Pada tahap analyze ini dilakukan analisa faktor faktor penyebab kecacatan dengan menggunakan fishbone diagram, diagram pareto dan yang terakhir teknik 5 why analysis.

Lebih terperinci

USULAN PERBAIKAN FASILITAS KERJA BERDASARKAN TINJAUAN ERGONOMI DI PT. SELTECH MOTOR INDUSTRI

USULAN PERBAIKAN FASILITAS KERJA BERDASARKAN TINJAUAN ERGONOMI DI PT. SELTECH MOTOR INDUSTRI Usulan Perbaikan Fasilitas Kerja Berdasarkan Tinjauan Ergonomi di PT. Seltech Motor Industri Nazlina dan Danci Sukatendel USULAN PERBAIKAN FASILITAS KERJA BERDASARKAN TINJAUAN ERGONOMI DI PT. SELTECH MOTOR

Lebih terperinci

PETA-PETA KERJA. Kata kunci : Peta-Peta Kerja, Proses Operasi, Kotak Kado

PETA-PETA KERJA. Kata kunci : Peta-Peta Kerja, Proses Operasi, Kotak Kado PETA-PETA KERJA Oke Sofyan,Ita Novita Sari Mahasiswa Jurusan Teknik Industri, Universitas Gunadarma, Jakarta Kampus J Universitas Gunadarma Jl. KH. Noer Ali, kalimalang, Bekasi Telp: (021) 94122603 Email:

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Berikut ini adalah diagram alir yang digunakan dalam penyelesaian studi kasus ini: Mulai

BAB 3 METODE PENELITIAN. Berikut ini adalah diagram alir yang digunakan dalam penyelesaian studi kasus ini: Mulai BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Flowchart Metode Penelitian Berikut ini adalah diagram alir yang digunakan dalam penyelesaian studi kasus ini: Mulai Studi Pendahuluan: Pengamatan flow process produksi Assembly

Lebih terperinci

WORK SAMPLING STUDI KASUS PEKERJAAN BERTENDER PADA SEBUAH CAFE TUTI SARMA SINAGA ST MEILITA TRYANA SEMBIRING, ST

WORK SAMPLING STUDI KASUS PEKERJAAN BERTENDER PADA SEBUAH CAFE TUTI SARMA SINAGA ST MEILITA TRYANA SEMBIRING, ST WORK SAMPLING STUDI KASUS PEKERJAAN BERTENDER PADA SEBUAH CAFE TUTI SARMA SINAGA ST MEILITA TRYANA SEMBIRING, ST Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara BAB I LANDASAN TEORI

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA 28 BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Identifikasi masalah Pada bagian produksi di Stamping Plant PT. Astra Daihatsu Motor, banyak masalah yang muncul berkaitan dengan kualitas yang dihasilkan

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MANUFAKTUR DI LABORATORIUM PLASTIK INJEKSI POLITEKNIK MANUFAKTUR ASTRA

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MANUFAKTUR DI LABORATORIUM PLASTIK INJEKSI POLITEKNIK MANUFAKTUR ASTRA PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MANUFAKTUR DI LABORATORIUM PLASTIK INJEKSI POLITEKNIK MANUFAKTUR ASTRA Mada Jimmy Fonda Arifianto 1 ; Edi Santoso 2 ABSTRACT Article presents manufacture information system

Lebih terperinci

PENGUKURAN WAKTU STANDART DAN PENGENDALIAN KUALITAS UNTUK PERBAIKAN PENJADWALAN PRODUKSI

PENGUKURAN WAKTU STANDART DAN PENGENDALIAN KUALITAS UNTUK PERBAIKAN PENJADWALAN PRODUKSI PENGUKURAN WAKTU STANDART DAN PENGENDALIAN KUALITAS UNTUK PERBAIKAN PENJADWALAN PRODUKSI Retno Indriartiningtias artiningtias@yahoo.com Teknik Industri Universitas Trunojoyo Madura ABSTRAK Industri alas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Aktual Jumlah Frekuensi Cacat PT. X

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Aktual Jumlah Frekuensi Cacat PT. X BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT. X merupakan perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur yang memproduksi sepatu. Sebagai salah satu perusahaan yang menghasilkan produk kelas dunia, maka kualitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Jika dalam suatu organisasi atau perusahan telah diterapkan sistem kerja yang baik dengan diperhatikannya faktor-faktor kerja serta segi-segi ergonomis,tentunya perusahaan tersebut

Lebih terperinci

PENINGKATAN EFISIENSI STASIUN KERJA DENGAN PENDEKATAN REGION LINE BALANCING ( STUDI KASUS DI PT. TRIANGLE MOTORINDO )

PENINGKATAN EFISIENSI STASIUN KERJA DENGAN PENDEKATAN REGION LINE BALANCING ( STUDI KASUS DI PT. TRIANGLE MOTORINDO ) PENINGKATAN EFISIENSI STASIUN KERJA DENGAN PENDEKATAN REGION LINE BALANCING ( STUDI KASUS DI PT. TRIANGLE MOTORINDO ) Haryo Santoso ) Abstrak Ketidakseimbangan alokasi elemen-elemen kerja pada Lintasan

Lebih terperinci

PERANCANGAN ALAT PEMBUATAN KOTAK KARDUS YANG ERGONOMIS BERDASARKAN UKURAN ANTROPOMETRI

PERANCANGAN ALAT PEMBUATAN KOTAK KARDUS YANG ERGONOMIS BERDASARKAN UKURAN ANTROPOMETRI INDUSTRI INOVATIF Vol. 3, No. 2, September 2013: 18-23 PERANCANGAN ALAT PEMBUATAN KOTAK KARDUS YANG ERGONOMIS BERDASARKAN UKURAN ANTROPOMETRI 1) Mujiono 1) Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

Lebih terperinci

PENGARUH FAKTOR LINGKUNGAN FISIK TERHADAP WAKTU PERAKITAN STICK PLAYSTATION

PENGARUH FAKTOR LINGKUNGAN FISIK TERHADAP WAKTU PERAKITAN STICK PLAYSTATION PENGARUH FAKTOR LINGKUNGAN FISIK TERHADAP WAKTU PERAKITAN STICK PLAYSTATION Resa Taruna Suhada dan Ricky Reza Adhavi Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri - Universitas Mercu Buana

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Alexander, DC., 1986, The Practice and Management of Industrial Ergonomics, Englewood Cliffs, NJ: Prentice-Hall.

DAFTAR PUSTAKA. Alexander, DC., 1986, The Practice and Management of Industrial Ergonomics, Englewood Cliffs, NJ: Prentice-Hall. DAFTAR PUSTAKA Alexander, DC., 1986, The Practice and Management of Industrial Ergonomics, Englewood Cliffs, NJ: Prentice-Hall. Barnes R.M., 1980, Motion and Time Study: Design and Measurement of Work,

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: pengendalian kualitas, diagram pareto, peta kendali p, diagram sebab-akibat. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata kunci: pengendalian kualitas, diagram pareto, peta kendali p, diagram sebab-akibat. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Perusahaan Barly Joy Collection merupakan sebuah home industry yang bergerak di bidang manufaktur pakaian. Adapun produk yang dihasilkan adalah baju dengan bahan kaos. Banyak perusahaan pesaing

Lebih terperinci

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS)

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS) RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS) Kode / Nama Mata Kuliah : E124407 / Ergonomi Revisi 4 Satuan Kredit Semester : 2 SKS Tgl revisi : 16 Juli 2015 Jml Jam kuliah dalam seminggu : 100

Lebih terperinci

7 Basic Quality Tools. 14 Oktober 2016

7 Basic Quality Tools. 14 Oktober 2016 7 Basic Quality Tools 14 Oktober 2016 Dr. Kaoru Ishikawa (1915 1989) Adalah seorang ahli pengendalian kualitas statistik dari Jepang. As much as 95% of quality related problems in the factory can be solved

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 SURAT KETERANGAN PABRIK

LAMPIRAN 1 SURAT KETERANGAN PABRIK L1 LAMPIRAN 1 SURAT KETERANGAN PABRIK L2 LAMPIRAN 2 Struktur Organisasi L3 LAMPIRAN 3 FOTO PROSES PRODUKSI DAN INSPEKSI 1. First process pemotongan awal material 2. Second process pengeboran diameter luar

Lebih terperinci

PERANCANGAN MEJA KERJA UNTUK ALAT PRES PLASTIK YANG ERGONOMIS MENGGUNAKAN METODE RASIONAL DAN PENDEKATAN ANTHROPOMETRI

PERANCANGAN MEJA KERJA UNTUK ALAT PRES PLASTIK YANG ERGONOMIS MENGGUNAKAN METODE RASIONAL DAN PENDEKATAN ANTHROPOMETRI PERANCANGAN MEJA KERJA UNTUK ALAT PRES PLASTIK YANG ERGONOMIS MENGGUNAKAN METODE RASIONAL DAN PENDEKATAN ANTHROPOMETRI Oleh : Adi Susanto E12.2006.00205 Fakultas Teknik industri Universitas Dian Nuswantoro

Lebih terperinci

BAB 2 Landasan Teori 2.1 Total Quality Management

BAB 2 Landasan Teori 2.1 Total Quality Management BAB 2 Landasan Teori 2.1 Total Quality Management Total Quality Management (TQM) adalah suatu filosofi manajemen untuk meningkatkan kinerja bisnis perusahaan secara keseluruhan dimana pendekatan manajemen

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Lead Time Istilah lead time biasa digunakan dalam sebuah industri manufaktur. Banyak versi yang dapat dikemukakan mengenai pengertian lead time ini. Menurut Kusnadi,

Lebih terperinci

PERTEMUAN : 2 PENGENDALIAN KUALITAS (3 SKS) Oleh : Budi sumartono TOTAL QUALITY CONTROL (PENGENDALIAN MUTU TERPADU)

PERTEMUAN : 2 PENGENDALIAN KUALITAS (3 SKS) Oleh : Budi sumartono TOTAL QUALITY CONTROL (PENGENDALIAN MUTU TERPADU) PERTEMUAN : 2 PENGENDALIAN KUALITAS (3 SKS) Oleh : Budi sumartono POKOK BAHASAN : TOTAL QUALITY CONTROL (PENGENDALIAN MUTU TERPADU) DESKRIPSI Pengendalian mutu terpadu (PMT) lebih merupakan sikap dan perilaku

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian berisi penjelasan tahap-tahap yang dilalui penulis dalam menyusun penelitian. Tahap-tahap tersebut adalah tahap awal penelitian, tahap pengumpulan data,

Lebih terperinci

Penjadwalan Produksi Job Shop dengan Menggunakan Metode Shifting Bottleneck Heuristic (SHB)

Penjadwalan Produksi Job Shop dengan Menggunakan Metode Shifting Bottleneck Heuristic (SHB) doi: https://doi.org/10.581/zenodo.106337 JURITI PRIMA (Junal Ilmiah Teknik Industri Prima) Vol. 1, No. 1, Juni 017 e-issn: 581-057X Penjadwalan Produksi Job Shop dengan Menggunakan Metode Shifting Bottleneck

Lebih terperinci

Analisis Perbaikan Sistem Kerja Untuk Peningkatan Kapasitas Produksi Dilihat dari Aspek Ergonomi (Studi Kasus di Perakitan Rangka Kursi Rotan)

Analisis Perbaikan Sistem Kerja Untuk Peningkatan Kapasitas Produksi Dilihat dari Aspek Ergonomi (Studi Kasus di Perakitan Rangka Kursi Rotan) Analisis Perbaikan Sistem Kerja Untuk Peningkatan Kapasitas Produksi Dilihat dari Aspek Ergonomi (Studi Kasus di Perakitan Rangka Kursi Rotan) The Improvement of Work System Analysis for Production Capacity

Lebih terperinci

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Setelah mengevaluasi berbagai data-data kegiatan produksi, penulis mengusulkan dasar evaluasi untuk mengoptimalkan sistem produksi produk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Penyelesaian masalah yang diteliti dalam tugas akhir ini memerlukan teori-teori atau tinjauan pustaka yang dapat mendukung pengolahan data. Beberapa teori tersebut digunakan sebagai

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. 5.1 Temuan Utama Temuan utama dari Penelitian ini adalah sebagai berikut:

BAB V PEMBAHASAN. 5.1 Temuan Utama Temuan utama dari Penelitian ini adalah sebagai berikut: BAB V PEMBAHASAN Tujuan dari penelitian dengan judul Analisis Pengendalian Dan Perbaikan Kualitas Proses Produksi Dengan Metode Statistical Process Control (SPC) di PT. Surya Toto Indonesia, Tbk. adalah

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Perancangan dalam Teknik Industri Perancangan dan pengukuran waktu kerja merupakan disiplin ilmu yang dirancang terutama untuk memberikan pengetahuan mengenai prinsip

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kepuasan konsumen merupakan faktor yang sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. Kepuasan konsumen merupakan faktor yang sangat penting untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi, persaingan semakin ketat sehingga industri yang bergerak dalam bidang manufaktur maupun jasa harus dapat unggul dalam pasar. Kepuasan

Lebih terperinci

USULAN PERBAIKAN KUALITAS PRODUK DUDUKAN MAGNET DENGAN METODE ENAM SIGMA

USULAN PERBAIKAN KUALITAS PRODUK DUDUKAN MAGNET DENGAN METODE ENAM SIGMA USULAN PERBAIKAN KUALITAS PRODUK DUDUKAN MAGNET DENGAN METODE ENAM SIGMA Moh. Umar Sidik Daryanto (Fakultas Teknologi Industri Jurusan Teknik Industri, Universitas Gunadarma) ABSTRAK PT. Teknik Makmur

Lebih terperinci

Antropometri Dan Aplikasinya Dalam Perancangan Fasilitas Kerja

Antropometri Dan Aplikasinya Dalam Perancangan Fasilitas Kerja Modul- 3 Antropometri Dan Aplikasinya Dalam Perancangan Fasilitas Kerja Ir. MUH. ARIF LATAR, MSc Kegiatan Belajar -4 POKOK BAHASAN KONSEP DASAR DAN APLIKASI PENGUKURAN ANTROPOMETRI VARIABEL ANTROPOMETRI

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. karena apabila diterapkan secara rinci antara produsen dan konsumen akan terjadi

BAB 2 LANDASAN TEORI. karena apabila diterapkan secara rinci antara produsen dan konsumen akan terjadi 8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kualitas Kualitas merupakan ukuran yang tidak dapat didefinisikan secara umum, karena apabila diterapkan secara rinci antara produsen dan konsumen akan terjadi perspektif yang

Lebih terperinci

Perbaikan Fasilitas Kerja Divisi Decal Preparation pada Perusahaan Sepeda di Sidoarjo

Perbaikan Fasilitas Kerja Divisi Decal Preparation pada Perusahaan Sepeda di Sidoarjo Perbaikan Fasilitas Kerja Divisi Decal Preparation pada Perusahaan Sepeda di Sidoarjo Herry Christian Palit Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto

Lebih terperinci

PENGANTAR DAN KONSEP DASAR ER E G R O G N O O N M O I

PENGANTAR DAN KONSEP DASAR ER E G R O G N O O N M O I PENGANTAR DAN KONSEP DASAR ERGONOMI MENGAPA PERLU ERGONOMI? ERGO asal kata ERGON = Kerja NOMi asal kata NOMOS = hukum Ergonomi berkaitan dengan disain suatu sistem dimana manusia bekerja di dalamnya Penting,

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keywords : Process improvement, Failure Modes & Effect Analysis, Vehicle Lights FMEA.

ABSTRACT. Keywords : Process improvement, Failure Modes & Effect Analysis, Vehicle Lights FMEA. ABSTRACT PT. X is an automotive indutsry produces front and back lamps for motorcycles and cars. Production processes are divided into injection, aluminizing, and assembling. In the production process,

Lebih terperinci

ANALISIS ELEMEN GERAKAN PADA PROSES PENGUPASAN KULIT UBI DENGAN MENGGUNAKAN STUDI GERAK DAN WAKTU UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI KERJA

ANALISIS ELEMEN GERAKAN PADA PROSES PENGUPASAN KULIT UBI DENGAN MENGGUNAKAN STUDI GERAK DAN WAKTU UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI KERJA 28 Nurhasanah et al. Elemen gerakan pada pengupasan kulit ubi ANALISIS ELEMEN GERAKAN PADA PROSES PENGUPASAN KULIT UBI DENGAN MENGGUNAKAN STUDI GERAK DAN WAKTU UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI KERJA MOVEMENT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu cara yang dilakukan perusahaan adalah dengan meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu cara yang dilakukan perusahaan adalah dengan meningkatkan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Pada era globalisasi sekarang ini, dimana persaingan dunia usaha semakin ketat dan perusahaan dituntut untuk selalu menghasilkan produk berkualitas. Salah

Lebih terperinci

ABSTRAK UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

ABSTRAK UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA ABSTRAK PT Sahabat Buana adalah perusahaan yang memproduksi bijih-bijih plastik dimana terdapat banyak pesaing, untuk itu perusahaan harus mempertahankan dan meningkatkan kualitas produknya yang semakin

Lebih terperinci

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK BAKERY BOX MENGGUNAKAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL (STUDI KASUS PT. X)

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK BAKERY BOX MENGGUNAKAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL (STUDI KASUS PT. X) ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK BAKERY BOX MENGGUNAKAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL (STUDI KASUS PT. X) Rika Gracia *), Arfan Bakhtiar Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB III METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 38 BAB III METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Alur Penelitian Alur penelitian akan digambarkan dalam bentuk flowchart, dimana alur penelitian ini berisi tentang langkah-langkah yang dilakukan dari awal penelitian

Lebih terperinci

CONTOH OPC DAN FPC. Peta Proses Operasi (Operation Process Chart) TUGAS PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI AYU DINI R

CONTOH OPC DAN FPC. Peta Proses Operasi (Operation Process Chart) TUGAS PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI AYU DINI R TUGAS PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI AYU DINI R. 0810670002 CONTOH OPC DAN FPC Peta Proses Operasi (OPC) dan Peta Aliran Proses (FPC) merupakan dua jenis peta kerja digunakan untuk mengetahui secara jelas proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengendalian kualitas dalam menjalankan proses produksi produk.

BAB I PENDAHULUAN. pengendalian kualitas dalam menjalankan proses produksi produk. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di era globalisasi perkembangan teknologi yang semakin maju dan pesatnya kondisi pasar industri menuntut perusahaan harus mampu memberikan kepuasaan kepada para konsumen.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan yang sangat pesat di sektor industri pada saat ini menuntut setiap

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan yang sangat pesat di sektor industri pada saat ini menuntut setiap BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Persaingan yang sangat pesat di sektor industri pada saat ini menuntut setiap perusahaan yang bergerak di bidang manufacturing untuk meningkatkan strategi

Lebih terperinci

DEWI HARDININGTYAS, ST, MT, MBA #5_ANALISA OPERASIONAL (PETA KERJA) ANALISA DAN PENGUKURAN KERJA

DEWI HARDININGTYAS, ST, MT, MBA #5_ANALISA OPERASIONAL (PETA KERJA) ANALISA DAN PENGUKURAN KERJA DEWI HARDININGTYAS, ST, MT, MBA #5_ANALISA OPERASIONAL (PETA KERJA) ANALISA DAN PENGUKURAN KERJA O U T L I N E Peta Kerja Peta Kerja Keseluruhan Peta Kerja Setempat Standard Operation Procedure PETA KERJA

Lebih terperinci

Analisis Pengendalian Kualitas Coca-Cola Kaleng Menggunakan Statistical Process Control pada PT CCAI Central Java

Analisis Pengendalian Kualitas Coca-Cola Kaleng Menggunakan Statistical Process Control pada PT CCAI Central Java Analisis Pengendalian Kualitas Coca-Cola Kaleng Menggunakan Statistical Process Control pada PT CCAI Central Java Arkan Addien 1), Pringgo Widyo Laksono 2) 1,2) Program Studi Teknik Industri, Fakultas

Lebih terperinci

Perancangan Metode & Tempat Kerja Bagian Packaging Produk Bumbu A di PT XYZ Dengan Menerapkan Prinsip Ergonomi

Perancangan Metode & Tempat Kerja Bagian Packaging Produk Bumbu A di PT XYZ Dengan Menerapkan Prinsip Ergonomi Prosiding Seminar Nasional Ergonomi dan K3 2006 Lab.E&PSK-TI-FTI-ITS-2006 Surabaya, 29 Juli 2006 ISBN : 979-545-040-9 Perancangan Metode & Tempat Kerja Bagian Packaging Produk Bumbu A di PT XYZ Dengan

Lebih terperinci

Analisis Efisiensi Operator Pemanis CTP dengan Westing House System s Rating

Analisis Efisiensi Operator Pemanis CTP dengan Westing House System s Rating Petunjuk Sitasi: Cahyawati, A. N., & Pratiwi, D. A. (2017). Analisis Efisiensi Operator Pemanis CTP dengan Westing House System s Rating. Prosiding SNTI dan SATELIT 2017 (pp. B211-216). Malang: Jurusan

Lebih terperinci

PERANCANGAN STASIUN KERJA OPERATOR PADA LINI PACKING PT. X SURABAYA

PERANCANGAN STASIUN KERJA OPERATOR PADA LINI PACKING PT. X SURABAYA PERANCANGAN STASIUN KERJA OPERATOR PADA LINI PACKING PT. X SURABAYA Fadilatus Sukma Ika Noviarmi 1, Martina Kusuma Ningtiyas 1 1 Universitas Airlangga fadilasukma@gmail.com Abstrak Stasiun kerja dalam

Lebih terperinci

EPSIKER LABORATORY 2016

EPSIKER LABORATORY 2016 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Tujuan Praktikum 1.2.1 Tujuan Umum 1.2.2 Tujuan Khusus FORMAT LAPORAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengukuran Kerja Dengan Metode Sampling Kerja (Work Sampling)

Lebih terperinci

Permasalahan yang akan dijadikan objek penelitian ini adalah keterlambatan pengerjan proyek pembuatan High Pressure Heater (HPH) di PT.

Permasalahan yang akan dijadikan objek penelitian ini adalah keterlambatan pengerjan proyek pembuatan High Pressure Heater (HPH) di PT. PT. Barata Indonesia merupakan perusahaan manufaktur dengan salah satu proyek dengan tipe job order, yaitu pembuatan High Pressure Heater (HPH) dengan pengerjaan pada minggu ke 35 yang seharusnya sudah

Lebih terperinci

III. TINJAUAN PUSTAKA

III. TINJAUAN PUSTAKA III. TINJAUAN PUSTAKA A. Ergonomi Istilah ergonomi yang juga dikenal dengan human factors berasal dari bahasa Latin yaitu ergon yang berarti kerja, dan nomos yang berarti hukum alam. Sehingga, ergonomi

Lebih terperinci

3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bagian ketiga dari laporan skripsi ini menggambarkan langkah-langkah yang akan dijalankan dalam penelitian ini. Metodologi penelitian dibuat agar proses pengerjaan penelitian

Lebih terperinci

DEBRINA PUSPITA ANDRIANI, ST., M.ENG.

DEBRINA PUSPITA ANDRIANI, ST., M.ENG. DEBRINA PUSPITA ANDRIANI, ST., M.ENG. @! debrina@ub.ac.id / debrina.ub@gmail.com!! Academic Background 2011 to Jul 2013 Master Degree of Mechanical System Engineering Dept., Kumamoto University, Japan

Lebih terperinci

PERBAIKAN METODE PERAKITAN STEKER MELALUI PETA TANGAN KIRI DAN TANGAN KANAN

PERBAIKAN METODE PERAKITAN STEKER MELALUI PETA TANGAN KIRI DAN TANGAN KANAN Jurnal Teknik dan Ilmu Komputer PERBAIKAN METODE PERAKITAN STEKER MELALUI PETA TANGAN KIRI DAN TANGAN KANAN (Improving The Plug Assembling Method Through The Left and Right Hand Motions) I Wayan Sukania*,

Lebih terperinci

KUALITAS PRODUK BEDAK TWO-WAY CAKE DENGAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL (SPC) DAN FMEA PADA PT UNIVERSAL SCIENCE COSMETIC

KUALITAS PRODUK BEDAK TWO-WAY CAKE DENGAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL (SPC) DAN FMEA PADA PT UNIVERSAL SCIENCE COSMETIC KUALITAS PRODUK BEDAK TWO-WAY CAKE DENGAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL (SPC) DAN FMEA PADA PT UNIVERSAL SCIENCE COSMETIC Edy Susanto Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Bina Nusantara,

Lebih terperinci

PERANCANGAN FASILITAS KERJA ERGONOMIS MENGGUNAKAN METODE OVAKA WORKING POSTURE ANALYSIS SYSTEM (OWAS)

PERANCANGAN FASILITAS KERJA ERGONOMIS MENGGUNAKAN METODE OVAKA WORKING POSTURE ANALYSIS SYSTEM (OWAS) PERANCANGAN FASILITAS KERJA ERGONOMIS MENGGUNAKAN METODE OVAKA WORKING POSTURE ANALYSIS SYSTEM (OWAS) (Study Kasus di CV Mitra Jaya Departemen Empat) Skripsi Diajukan Kepada Universitas Muhammadiyah Malang

Lebih terperinci

PERENCANAAN JUMLAH OPERATOR PRODUKSI DENGAN METODE STUDI WAKTU (STUDI KASUS PADA INDUSTRI PENGOLAHAN PRODUK LAUT)

PERENCANAAN JUMLAH OPERATOR PRODUKSI DENGAN METODE STUDI WAKTU (STUDI KASUS PADA INDUSTRI PENGOLAHAN PRODUK LAUT) PERENCANAAN JUMLAH OPERATOR PRODUKSI DENGAN METODE STUDI WAKTU (STUDI KASUS PADA INDUSTRI PENGOLAHAN PRODUK LAUT) Kelvin Teknik Industri, Sekolah Tinggi Teknik Surabaya kelvin@stts.edu ABSTRAK Aliran produksi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Ergonomi Ergonomi adalah ilmu yang menemukan dan mengumpulkan informasi tentang tingkah laku, kemampuan, keterbatasan, dan karakteristik manusia untuk perancangan mesin, peralatan,

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keywords: Quality Control, Product Defects, u Chart, Cause and Effect Diagram. v Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT. Keywords: Quality Control, Product Defects, u Chart, Cause and Effect Diagram. v Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT Garment industry has great potential to grow and compete. Competition will be intense in the increasing number of companies. Quality is the things that can become a weapon to win the competition

Lebih terperinci

PENGUKURAN PRODUKTIVITAS BERDASARKAN BEBAN KERJA (Studi Kasus Pada Industri Kerupuk) RADHY ANGGARA K

PENGUKURAN PRODUKTIVITAS BERDASARKAN BEBAN KERJA (Studi Kasus Pada Industri Kerupuk) RADHY ANGGARA K PENGUKURAN PRODUKTIVITAS BERDASARKAN BEBAN KERJA (Studi Kasus Pada Industri Kerupuk) RADHY ANGGARA K Kp. Warnasari Timur No. 48 RT 02/12 Desa Cibeber I Kec. Leuwiliang - Bogor Email : dhy_abcd@yahoo.co.id

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: Pengendalian Kualitas, Produk Cacat, Peta Kendali u, Diagram Sebab Akibat. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata Kunci: Pengendalian Kualitas, Produk Cacat, Peta Kendali u, Diagram Sebab Akibat. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Perkembangan era globalisasi dan teknologi yang terus berkembang membuat persaingan konveksi pakaian semakin ketat. Setiap perusahaan harus terus meningkatkan kualitas produknya untuk dapat terus

Lebih terperinci