STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA RUMAH MAKAN KHAS BETAWI H. SYAMSUDIN KOMBO BEKASI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA RUMAH MAKAN KHAS BETAWI H. SYAMSUDIN KOMBO BEKASI"

Transkripsi

1 STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA RUMAH MAKAN KHAS BETAWI H. SYAMSUDIN KOMBO BEKASI SKRIPSI Oleh : FIFI ROBIAH H PROGRAM SARJANA AGRIBISNIS PENYELENGGARAAN KHUSUS DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 009

2 RINGKASAN FIFI ROBIAH. Strategi Pengembangan Usaha Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsudin Kombo Bekasi. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan FEBRIANTINA DEWI). Rumah makan tradisional merupakan rumah makan yang menyajikan menu makanan tradisional yang mencirikan suatu daerah tertentu, misalnya rumah makan Padang, rumah makan Betawi, rumah makan Sunda, dan lain sebagainya. Pada setiap rumah makan tradisional ini menyediakan makanan-makanan yang menjadi ciri khas daerahnya. Selain makanan yang disajikan, desain rumah makan tradisional juga disesuaikan dengan ciri khas dan kebudayaan suatu daerah tertentu. Saat ini bisnis rumah makan tradisional memiliki potensi yang sangat besar, karena bisnis rumah makan tradisional tidak memerlukan banyak modal, bahan bakunya lokal dan penggemarnya tak pernah surut. Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsudin Kombo merupakan salah satu rumah makan tradisional yang terdapat di Kota Bekasi. Rumah makan ini menyajikan masakan-masakan tradisional yang bercita rasa khas Betawi. Menu utama di rumah makan ini adalah Sayur Ikan Gabus Pucung. Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsudin Kombo ini cukup dikenal di Bekasi, khususnya warga asli Bekasi, karena menu yang disajikan di rumah makan ini adalah masakan khas Betawi yang berasal dari Bekasi. Tingkat persaingan usaha antar rumah makan semakin tinggi, akan tetapi hal tersebut belum dirasakan benar oleh Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsudin Kombo. Walaupun demikian, pemilik rumah makan ini memiliki kekhawatiran terhadap persaingan usaha rumah makan di masa yang akan datang. Pemilik Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsudin Kombo berkeinginan rumah makannya dapat bertahan dan berkembang di masa yang akan datang, serta dapat bersaing dengan rumah makan atau restoran tradisional maupun modern yang semakin banyak bermunculan. Keinginan untuk mengembangkan usahanya ini menuntut pemilik Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsudin Kombo untuk memikirkan bagaimana strategi pengembangan usaha yang tepat untuk diterapkan. Tujuan penelitian ini adalah : ) Mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal yang mempengaruhi bisnis Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsudin Kombo, dan ) Menganalisis dan merumuskan strategi pengembangan usaha yang sesuai dengan Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsudin Kombo. Responden dalam penelitian ini berjumlah enam orang, yang terdiri dari tiga orang dari pihak internal dan tiga orang dari pihak eksternal. Penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu mengidentifikasi faktor-faktor lingkungan internal dan eksternal yang mempengaruhi Rumah Makan H. Syamsudin Kombo dengan menggunakan matriks IFE dan EFE. Kemudian merumuskan alternatif strategi pengembangan usaha berdasarkan kondisi internal dan eksternal yang dihadapi dengan menggunakan matriks IE dan matriks SWOT. Tahap terakhir yaitu merekomendasikan strategi terbaik bagi perusahaan dengan menggunakan QSPM. Berdasarkan matriks IFE diketahui bahwa kekuatan yang dimiliki perusahaan adalah kualitas produk yang baik, menu bervariasi, lokasi rumah makan yang strategis, sarana pendukung rumah makan (area parkir, musholla dan

3 toilet), kebersihan rumah makan, modal usaha milik pribadi, dan loyalitas pegawai tinggi. Kelemahan yang dimiliki perusahaan adalah belum memiliki struktur organisasi, latar belakang pendidikan pegawai rendah, belum melakukan pencatatan keuangan secara akuntansi, dan kegiatan promosi masih sangat terbatas. Kekuatan utama yang dimiliki perusahaan adalah kualitas produk yang baik dan kelemahan utama yang dimiliki adalah kegiatan promosi yang masih sangat terbatas. Berdasarkan matriks EFE diketahui bahwa peluang yang dapat dimanfaatkan oleh perusahaan adalah adanya penurunan harga BBM, peningkatan daya beli masyarakat Kota Bekasi, pertumbuhan jumlah penduduk Bekasi membuka peluang tersedianya pasar potensial, peningkatan jumlah wanita yang bekerja, adanya loyalitas pemasok, dan adanya loyalitas konsumen. Ancaman bagi perusahaan adalah tingginya tingkat persaingan dalam industri rumah makan, semakin banyaknya rumah makan tradisional yang bermunculan, keluhan konsumen terhadap pelayanan rumah makan, dan semakin berkembangnya produk substitusi yaitu makanan khas daerah lainnya. Peluang utama bagi perusahaan adalah adanya loyalitas konsumen dan ancaman utama bagi perusahaan adalah semakin banyaknya rumah makan tradisional yang bermunculan. Hasil penilaian faktor internal dan eksternal menggunakan matriks IFE dan EFE diperoleh total nilai IFE sebesar,5 dan total nilai EFE sebesar,96. Total nilai tersebut memposisikan perusahaan pada kuadran IV di matriks IE, yaitu tahap tumbuh dan bina. Strategi yang biasanya digunakan pada kuadran IV adalah strategi intensif (penetrasi pasar, pengembangan pasar dan pengembangan produk) atau strategi integratif (integrasi ke depan, ke belakang dan horisontal). Strategi pengembangan usaha yang diformulasikan berdasarkan analisa dari matriks IE dan SWOT adalah : ) menjaga hubungan baik dengan pemasok untuk meningkatkan loyalitas pemasok, ) memperluas pasar dengan membuka cabang di daerah sekitar Bekasi, ) merekrut tenaga kerja baru yang berkualitas dan memiliki keterampilan, ) melakukan promosi yang lebih gencar melalui penyebaran brosur dn pemasangan papan nama di jalan-jalan utama, 5) meningkatkan kualitas pelayanan kepada kosumen, 6) mengubah konsep rumah makan dengan dekorasi-dekorasi khas Betawi agar lebih menarik, 7) membentuk bagian khusus untuk menangani pemasaran dan pencatatan keuangan rumah makan, dan 8) meningkatkan keterampilan pegawai dengan memberikan pelatihan-pelatihan. Alternatif strategi pengembangan usaha yang diprioritaskan oleh perusahaan untuk diimplementasikan adalah () Melakukan promosi yang lebih gencar melalui penyebaran brosur dan pemasangan papan nama di jalan-jalan utama (STAS: 5,), () Mengubah konsep rumah makan dengan dekorasidekorasi khas Betawi agar lebih menarik (STAS: 5,), () Memperluas pasar dengan membuka cabang di daerah sekitar Bekasi (STAS: 5,9), () Menjaga hubungan baik dengan pemasok untuk meningkatkan loyalitas pemasok (STAS: 5,08), (5) Membentuk bagian khusus untuk menangani pemasaran dn pencatatan keuangan rumah makan (STAS:,98), (6) Meningkatkan keterampilan pegawai dengan memberikan pelatihan-pelatihan (STAS:,5), (7) Meningkatkan kualitas pelayanan kepada konsumen (STAS:,), dan (8) Merekrut tenaga kerja baru yang berkualitas dan memiliki keterampilan (STAS:,85).

4 STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA RUMAH MAKAN KHAS BETAWI H. SYAMSUDIN COMBO BEKASI FIFI ROBIAH H Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Agribisnis DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 009

5 Judul Skripsi : Strategi Pengembangan Usaha Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsudin Kombo Bekasi Nama : Fifi Robiah NRP : H Disetujui, Pembimbing Febriantina Dewi, SE., MSc NIP Diketahui Ketua Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS NIP Tanggal Lulus :

6 PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul Strategi Pengembangan Usaha Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsudin Kombo Bekasi adalah karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam bentuk daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini. Bogor, Agustus 009 Fifi Robiah H066050

7 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Bekasi pada tanggal 0 April 985. Penulis adalah anak ketiga dari lima bersaudara dari pasangan Bapak H. Ah. Dasuki dan Ibu Hj. Nurmaliha. Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di MI Miftahul Huda Bekasi pada tahun 997 dan pendidikan menengah pertama diselesaikan pada tahun 000 di MTs Miftahul Huda Bekasi. Pendidikan lanjutan menengah atas di SMUN 0 Bekasi diselesaikan pada tahun 00. Penulis diterima pada Program Diploma III Komunikasi Pembangunan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) pada tahun 00. Penulis melanjutkan pendidikan ke Program Sarjana Agribisnis Penyelenggaraan Khusus, Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor pada tahun 006.

8 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Strategi Pengembangan Usaha Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsudin Kombo Bekasi. Shalawat dan salam tak lupa penulis sampaikan untuk Baginda Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat, dan para pengikutnya. Skripsi ini merupakan syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Sarjana Agribisnis Penyelenggaraan Khusus, Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi faktor lingkungan internal dan eksternal serta menganalisis dan merumuskan strategi pengembangan usaha yang tepat untuk Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsudin Kombo. Syukur Alhamdulillah penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik sesuai dengan yang penulis harapkan. Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri maupun pembaca yang akan menggunakan skripsi ini sebagai bahan referensi di masa yang akan datang. Bogor, Agustus 009 Fifi Robiah

9 UCAPAN TERIMAKASIH Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah SWT penulis ingin menyampaikan terimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :. Abeh dan Umi tercinta, Bang Iis, Mpo Nung, adikku Irfan dan Ichsan serta ketiga keponakan kecilku Keisha, Dzaki dan Aqilla yang telah memberikan dorongan moril dan materil serta doa dan kasih sayangnya selama ini. Semoga ini menjadi persembahan yang terbaik.. Febriantina Dewi, SE, MSc selaku dosen pembimbing atas bimbingan, arahan, waktu dan kesabaran yang telah diberikan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini.. Dr. Ir. Rita Nurmalina Suryana, MS selaku dosen penguji utama pada ujian sidang penulis yang telah meluangkan waktunya serta memberikan kritik dan saran demi perbaikan skripsi ini.. Dra. Yusalina, MS selaku dosen penguji komdik pada ujian sidang penulis yang telah meluangkan waktunya serta memberikan kritik dan saran demi perbaikan skripsi ini. 5. Ir. Juniar Atmakusuma, MS selaku dosen evaluator pada kolokium proposal penulis yang telah memberikan kritik dan saran kepada penulis. 6. Bapak H. Syamsudin Kombo yang telah memberikan kesempatan penulis untuk melakukan penelitian. 7. Bang Zaka, Bang Andri, Bang Wahyu, Bang Hendra, Bapak Mulya dan Bapak H. Guntur yang sudah bersedia menjadi responden pada penelitian ini. 8. Zahrudin Ahmad atas ketulusan hati dalam memberikan dukungan dan doa kepada penulis. 9. Seluruh staf Sekret AGB atas bantuan-bantuannya kepada penulis. 0. Sahabatku Yosi, Yusni, Dian, Mba Hendri, Retno dan Risyda atas dukungan, doa dan bantuannya.. Teman-teman seperjuanganku Intan, Ayla dan Tika serta teman-teman ekstensi Angkatan I MAMI atas semangat dan doa selama penelitian hingga

10 penulisan skripsi, serta seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukan. Bogor, Agustus 009 Fifi Robiah

11 DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GAMBAR... iv DAFTAR LAMPIRAN... v I PENDAHULUAN... Latar Belakang... Perumusan Masalah... Tujuan Penelitian... Manfaat... Ruang Lingkup II TINJAUAN PUSTAKA..... Rumah Makan..... Masakan Tradisional..... Penelitian Terdahulu III KERANGKA PEMIKIRAN..... Kerangka Pemikiran Teoritis Manajemen Strategis Model Manajemen Strategis Visi, Misi dan Tujuan Analisis Lingkungan Eksternal Analisis Lingkungan Internal Alternatif Strategi Utama Pemilihan Strategi..... Kerangka Pemikiran Operasional IV METODE PENELITIAN..... Lokasi dan Waktu Penelitian..... Jenis dan Sumber Data..... Metode Pengumpulan Data..... Metode Pengolahan dan Analisis Data Analisis Deskriptif Analisis Matriks IFE dan EFE Analisis Matriks IE Matriks SWOT Analisis Matriks QSPM V GAMBARAN UMUM RUMAH MAKAN Sejarah dan Perkembangan Rumah Makan Visi, Misi dan Tujuan Rumah Makan Lokasi Perusahaan Struktur Organisasi VI ANALISIS LINGKUNGAN PERUSAHAAN Analisis Lingkungan Internal Perusahaan Sumberdaya Manusia...

12 6... Keuangan Pemasaran Produksi dan Operasi Analisis Lingkungan Eksternal Lingkungan Umum Politik Ekonomi Sosial Budaya Teknologi Lingkungan Industri Kekuatan Persaingan dalam Industri Ancaman Masuknya Pesaing Baru Pemasok Pembeli Ancaman Produk Substitusi VII FORMULASI STRATEGI Analisis Lingkungan Perusahaan Analisis Matriks IFE Analisis Matriks EFE Analisis Matriks IE Analisis SWOT Analisis QSPM VIII KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA... 7 LAMPIRAN... 76

13 DAFTAR TABEL Nomor Halaman PDRB Kota Bekasi Atas Dasar Harga Konstan 000 Tahun (Jutaan Rupiah)... Rumah Makan yang Menjadi Pesaing RM Khas Betawi H. Syamsudin Kombo Tahun Hasil Penelitian Terdahulu... Daftar Nama Responden... 5 Penilaian Bobot Faktor Strategi Eksternal dan Internal... 6 Analisis Matriks IFE... 7 Analisis Matriks EFE Matriks SWOT Matriks QSPM Kualifikasi Tingkat Pendidikan dan Jumlah Karyawan Tetap RM Khas Betawi H. Syamsudin Kombo Tahun Identifikasi Kekuatan dan Kelemahan... 9 PDRB Per Kapita Kota Bekasi Atas Dasar Harga Konstan 000 dan Pertumbuhannya Tahun Jumlah Penduduk Kota Bekasi Tahun Identifikasi Peluang dan Ancaman Analisis Matriks IFE RM Khas Betawi H. Syamsudin Kombo Analisis Matriks EFE RM Khas Betawi H. Syamsudin Kombo Matriks SWOT RM Khas Betawi H. Syamsudin Kombo Hasil Analisis QSPM

14 DAFTAR GAMBAR Nomor Halaman Grafik Perkembangan LPE Kota Bekasi Tahun Model Manajemen Strategi... 6 Hubungan antara Kekuatan Eksternal Kunci dan Organisasi... 9 Model Lima Kekuatan Porter Kerangka Pemikiran Operasional Matriks Internal Eksternal Sayur Ikan Gabus Pucung Analisis Matriks IE RM Khas Betawi H. Syamsudin Kombo... 66

15 DAFTAR LAMPIRAN Nomor Halaman 9 Daftar Menu RM Khas Betawi H. Syamsudin Kombo Gambar Menu RM Khas Betawi H. Syamsudin Kombo Gambar Sarana Pendukung RM Khas Betawi H. Syamsudin Kombo Kuisioner Penelitian Perhitungan Bobot Rata-rata Kekuatan dan Kelemahan... 8 Perhitungan Bobot Rata-rata Peluang dan Ancaman Perhitungan Peringkat Rata-rata Kekuatan dan Kelemahan Perhitungan Peringkat Rata-rata Peluang dan Ancaman Perhitungan QSPM... 88

16 I PENDAHULUAN.. Latar Belakang Bekasi merupakan Kota yang berbatasan langsung dengan Kota Metropolitan DKI Jakarta. Pada saat ini maupun kedepan, Kota Bekasi akan semakin mempunyai posisi yang sangat strategis dalam mendukung berbagai pelayanan dan pengembangan Ibukota RI tersebut. Kota Bekasi akan semakin strategis sebagai Kota Pengimbang (Trickling Down Effect) untuk mengurangi tekanan penduduk beserta aktifitasnya dari DKI Jakarta (Pemerintah Kota Bekasi, 009). Jumlah penduduk merupakan salah satu potensi bagi pembangunan Kota Bekasi, jika memiliki kualitas yang baik. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik tahun 007, jumlah penduduk Kota Bekasi sebanyak..80 jiwa. Jumlah penduduk sebesar ini membawa berbagai dampak penting bagi kehidupan sosial ekonomi masyarakat. Salah satunya adalah kebutuhan makanan (pangan) yang sangat banyak untuk memenuhi kebutuhan konsumsi penduduk (Sumarwan, 00). Kinerja perekonomian Kota Bekasi pada tahun 007 menunjukkan pertumbuhan yang cukup tinggi yaitu mencapai 6, persen lebih tinggi dibandingkan tahun 006 dengan nilai 6,07 persen. Kota Bekasi masih merupakan daerah yang mempunyai kontribusi yang cukup besar terhadap pembentukan perekonomian Propinsi Jawa Barat. Hal ini dapat dilihat dimana pertumbuhan ekonomi Kota Bekasi pada periode tahun selalu lebih tinggi dari Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) Propinsi Jawa Barat pada periode yang sama. Kinerja perekonomian Propinsi Jawa Barat pada periode yaitu masingmasing sebesar,77 persen; 5,6 persen; 6,0 persen dan 6, persen. Perkembangan LPE Kota Bekasi selama tahun dapat dilihat pada Gambar. Indikator yang dapat digunakan untuk melihat tingkat perkembangan perekonomian suatu daerah adalah data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Salah satu sektor ekonomi penyusun PDRB adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran. Kegiatan yang termasuk dalam sub sektor restoran seperti bar,

17 kantin, kafe tenda,warung kopi, rumah makan, warung nasi, warung sate, katering, dan lain-lain (Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Bekasi, 008). 6,60 6,0 6,0 6,00 5,80 5,60 5,0 5,0 5,00,80 00 Gambar Grafik Perkembangan Laju Pertumbuhan Ekonomi Kota Bekasi Tahun Sumber: Pemerintah Kota Bekasi (009) Sektor perdagangan, hotel dan restoran merupakan sektor ekonomi terbesar kedua di Kota Bekasi yang memberikan nilai tambah bruto produk barang dan jasa berdasarkan PDRB atas dasar harga konstan 000. Hal ini dapat dilihat dari Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Bekasi Atas Dasar Harga Konstan 000 Tahun (Tabel ). Tingkat pertumbuhan PDRB dari sektor perdagangan, hotel dan restoran meningkat dari Rp.05.08, juta pada tahun 00 menjadi Rp ,5 pada tahun 007. Jumlah restoran dan rumah makan di Kota Bekasi sampai tahun 008 mencapai 0 bisnis restoran dan rumah makan tradisional maupun modern. Salah satu jenis rumah makan yang banyak terdapat di Bekasi adalah rumah makan tradisional. Rumah makan tradisional merupakan rumah makan yang menyajikan menu makanan tradisional yang mencirikan suatu daerah tertentu, misalnya rumah makan Padang, rumah makan Betawi, rumah makan Sunda, dan lain sebagainya. Pada setiap rumah makan tradisional ini menyediakan makanan [6 Januari 009]

18 makanan yang menjadi ciri khas daerahnya. Selain makanan yang disajikan, desain rumah makan tradisional juga disesuaikan dengan ciri khas dan kebudayaan suatu daerah tertentu. Saat ini bisnis rumah makan tradisional memiliki potensi yang sangat besar, karena bisnis rumah makan tradisional tidak memerlukan banyak modal, bahan bakunya lokal dan penggemarnya tak pernah surut. Tabel. Produk Domestik Regional Bruto Kota Bekasi Atas Dasar Harga Konstan 000 Tahun (Jutaan Rupiah) No Lapangan Usaha Pertanian Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan ,0 6.5,06.67, 9.6, , , , 6..59,7 Listrik, Gas dan Air Bersih Bangunan/Konstruksi 8.5, ,5 8.9,0 68.7,8 88.5, ,00.79, 85.65,8 Perdagangan, Hotel dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan Jasa-jasa.05.08,.9.088, , ,5 85.6, , , , , ,8 5.5, , , , 8.9, ,9 PDRB Kota Bekasi..59,.79.95,.5.0, ,5 Sumber : Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Bekasi (008) Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsudin Kombo merupakan salah satu rumah makan tradisional yang terdapat di Kota Bekasi. Rumah makan ini menyajikan masakan-masakan tradisional yang bercita rasa khas betawi. Menu utama di rumah makan ini adalah Sayur Ikan Gabus Pucung. Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsudin Kombo ini cukup dikenal di Bekasi, khususnya warga asli Bekasi. Menu yang disajikan di rumah makan ini adalah masakan khas betawi yang berasal dari Bekasi. Konsumen yang datang ke rumah makan khas betawi ini tidak hanya dari Bekasi melainkan juga dari wilayah lain, seperti Cakung, Kelapa Gading dan Tangerang. [ Maret 009]

19 Semakin berkembangnya usaha rumah makan di Kota Bekasi menyebabkan tingginya tingkat persaingan antar rumah makan, baik tradisional maupun modern. Tingginya tingkat persaingan dan tuntutan konsumen membuat pemilik Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsudin Kombo perlu untuk menyiapkan strategi pengembangan usaha serta menerapkannya agar dapat tetap bertahan dan berkembang serta dapat meningkatkan penjualannya... Perumusan Masalah Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsudin Kombo merupakan salah satu rumah makan tradisional yang terdapat di Kota Bekasi. Rumah makan ini terletak di Jalan Raya Harapan Indah, tepatnya di belakang Sport Center Harapan Indah Bekasi. Rumah makan ini menyajikan masakan-masakan tradisional yang bercita rasa Betawi, dengan menu utama Sayur Ikan Gabus Pucung. Menu ini sangat disukai oleh para konsumen karena rasanya yang khas. Tingkat persaingan usaha antar rumah makan semakin tinggi. Hal ini menyebabkan adanya penurunan penjualan di Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsudin Kombo. Berdasarkan wawancara dengan pihak Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsudin Kombo, penurunan penjualan yang dialami pada awal tahun yang lalu yaitu rata-rata sebesar delapan persen per hari. Hal ini dapat diketahui berdasarkan pendapatan per hari yang diterima Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsudin Kombo menurun dari Rp 0 jutaan per hari menjadi Rp 8 jutaan per hari. Oleh karena itu, pemilik Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsudin Kombo memiliki kekhawatiran terhadap persaingan usaha rumah makan di masa yang akan datang. Pemilik khawatir penjualan produk-produknya semakin lama akan semakin menurun. Pemilik Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsudin Kombo berkeinginan rumah makannya dapat bertahan dan berkembang di masa yang akan datang, serta dapat bersaing dengan rumah makan atau restoran tradisional maupun modern yang semakin banyak bermunculan. Saat ini yang menjadi pesaing dari Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsudin Kombo adalah rumah makan yang menyajikan menu utamanya berbahan dasar Ikan. Rumah makan yang menjadi pesaing Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsudin Kombo dapat dilihat pada Tabel.

20 Tabel. No Rumah Makan yang Menjadi Pesaing dari Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsudin Kombo Bekasi Nama Rumah Makan Menu Utama Menteng Harapan Ikan Goreng dan Bakar Pak Ugi Ikan Nila Gorang Pondok Gabus Lukman Kiki Kuring Sayur Ikan Gabus Pucung Ikan Bakar 5 Bahari Mie dan Ikan laut Pondok Sari Makasar 6 Mie dan Ikan Bakar Ikan Bakar Alamat Jl. Raya Harapan Indah Jl. Raya Harapan Indah Jl. Jend. Sudirman Jl. Raya Kalimalang A Jl. Raya Kalimalang No. Kalimalang Ujung No. 5 Sumber : Keinginan untuk mengembangkan usahanya ini menuntut pemilik Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsudin Kombo untuk memikirkan bagaimana strategi pengembangan usaha yang tepat untuk diterapkan. Pemilik rumah makan menyadari bahwa strategi pengembangan usaha saat ini sangat dibutuhkan untuk mempertahankan posisinya di industri rumah makan dan mengedepankan semua keunggulan yang dimiliki secara konsisten. Pemilik harus menghindari segala ancaman yang dapat membahayakan kelangsungan rumah makan dan dapat memanfaatkan peluang yang ada untuk mempertahankan posisi rumah makan dalam industri. Lingkungan perusahaan yang dihadapi Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsudin Kombo ini dipengaruhi oleh kondisi internal dan eksternal. Kondisi internal perusahaan adalah kekuatan dan kelemahan yang terdapat pada perusahaan, sedangkan kondisi eksternal adalah peluang dan ancaman. Lingkungan eksternal yang dihadapi oleh perusahaan adalah banyaknya pesaing sehingga perusahaan harus memanfaatkan peluang yang ada, maka diperlukan strategi pengembangan usaha. Berdasarkan uraian di atas, permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah :

21 . Bagaimana lingkungan internal dan eksternal yang mempengaruhi usaha Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsudin Kombo?. Bagaimana strategi pengembangan usaha yang tepat bagi Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsudin Kombo agar dapat terus bertahan dan berkembang?.. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang telah diuraikan, maka tujuan penelitian ini adalah :. Mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal yang mempengaruhi usaha Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsudin Kombo.. Menganalisis dan merumuskan strategi pengembangan usaha yang sesuai dengan Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsudin Kombo... Manfaat Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak, baik pemilik rumah makan, penulis maupun bagi pembaca.. Bagi pemilik rumah makan, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan strategi pengembangan usaha. Dan di masa yang akan datang dapat meningkatkan penjualan produk-produk yang ditawarkan.. Bagi penulis, penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk menambah pengalaman dan merupakan pengimplementasian ilmu pengetahuan yang telah didapatkan selama kuliah.. Bagi pembaca atau peneliti lanjutan, penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tambahan dalam menggunakan studi yang relevan di masa yang akan datang..5. Ruang Lingkup Ruang lingkup penelitian ini yaitu pengkajian kondisi internal dan eksternal Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsudin Kombo, identifikasi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman bagi rumah makan, serta formulasi strategi dalam pengembangan usaha Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsudin Kombo.

22 II TINJAUAN PUSTAKA.. Rumah Makan Industri yang bergerak dalam pengelolaan dan penyajian makanan siap santap disebut industri jasa boga. Rumah makan adalah kegiatan usaha penyediaan makanan dan minuman jadi yang pada umumnya dikonsumsi di tempat penjualan termasuk bar, kantin, kafe tenda, warung kopi, warung nasi, warung sate, catering dan lain-lain (Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Bekasi, 008). Menurut Torsina (000), terdapat sepuluh jenis rumah makan atau restoran orisinil yang ada di luar hotel, yaitu:. Family Conventional : yaitu restoran tradisi untuk keluarga, mementingkan masakan enak, suasana, dan harga bersahabat. Biasanya pelayanan dan dekorasinya biasa-biasa saja.. Fast Food : yaitu eat-in (makan di restoran) dan take-out (dibungkus untuk makan di luar restoran), menu siap atau segera tersedia, agak terbatas dalam jenis, ruang dengan dekorasi warna-warna utama dan terang, harga tidak mahal, mengutamakan banyak pelanggan. Jenis restoran inilah yang makin menjamur dewasa ini.. Kafetaria : biasanya terdapat di dalam gedung-gedung perkantoran atau pusat perbelanjaan, sekolah atau pabrik-pabrik. Menu agak terbatas dan bisa berganti-ganti menurut hari, berharga ekonomis.. Gourmet : yaitu restoran yang berkelas, memerlukan suasana restoran yang sangat nyaman dengan dekorasi yang artistik. Ditujukan bagi mereka yang menuntut standar penyajian yang tinggi dan bergengsi. Disamping makanan juga disajikan wines dan Liquors. 5. Etnik : yaitu restoran yang menyajikan masakan dari daerah (suku atau negara) yang spesifik misalnya masakan Jawa Timur, Manado, India, Cina dan lain-lain. Dekorasi tentu disesuaikan dengan etnik yang bersangkutan, bahkan pakaian seragam dari para pekerjanya juga bernuansa etnik. Ada juga yang masuk dalam tipe snack bar etnik yang menyajikan menu yang murah, terbatas pada sajian-sajian umum yang dikenal.

23 6. Buffet : biasanya swalayan, tetapi untuk wine, liquor atau bir bisa dilayani khusus. Ciri utama adalah berlakunya satu harga untuk makan sepuasnya apa yang disajikan pada buffet. Peragaan dan display makanan sangat penting disini, sebab ia langsung menjual dirinya. 7. Coffee Shop : ditandai dengan cepatnya pelayanan makanan dan pergantian tempat duduk. Banyak seating menempati counter service untuk menekankan suasana informal. Lokasi utamanya di gedung perkantoran atau pusat perbelanjaan dengan trafic pejalan-pejalan yang tinggi demi menangkap pengunjung-pengunjung untuk makan siang dan coffe break (walau pelayanan untuk sarapan pagi juga bisa dilakukan). 8. Snack Bar : ruangan biasanya lebih kecil cukup untuk melayani orang-orang yang ingin makanan kecil/jajan, tetapi bisa memperoleh volume penjualan yang lumayan karena waktu makan ditambah dengan pesanan take-out. 9. Drive in/thru or Parking : para pembeli yang memakai mobil tidak perlu turun dari mobilnya. Pesanan diantar hingga ke mobil untuk eat in (sementara parkir) atau take away. Jenis makanan harus bisa dikemas secara praktis. Lokasi tertentu harus sesuai untuk tempat parkir mobil/motor. 0. Speciality Restaurant : merupakan jenis restoran yang terletak jauh dari keramaian, tetapi menyajikan masakan khas menarik dan berkualitas serta ditujukan kepada turis atau orang-orang yang ingin mentraktir teman atau keluarganya dalam suasana yang lain dari pada yang lain. Disini terdapat keuntungan ekstra bahwa pemilik restoran tidak perlu melakukan investasi berlebih untuk ruang sewa/tempat di lokasi-lokasi komersil. Berdasarkan pembagian jenis rumah makan di atas, maka Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsudin Kombo termasuk ke dalam jenis rumah makan Etnik atau tradisional. Karena menu makanan yang disajikan oleh Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsudin Kombo adalah makanan tradisional yang berasal dari daerah Bekasi (Betawi)... Masakan Tradisional Menurut Alamsyah (008), masakan tradisional memiliki keunikan tersendiri karena merupakan hasil dari interaksi budaya dalam sebuah komunitas. Tiap daerah akan memiliki jenis masakan khas tersendiri. Masakan bisa khas

24 karena dipengaruhi oleh letak geografis daerah, kondisi sosial ekonomi, kondisi alam sekitar, serta kekayaan alam yang dimiliki. Kekayaan alam yang dimiliki satu daerah menjadi penyumbang terbesar jenis masakan yang dihasilkan. Kekuatan masakan tradisional (Alamsyah, 008), antara lain: () kekuatan bertahan lebih baik dibandingkan masakan ala luar negeri, () kekuatan selera yang bertumpu pada rasa gurih dan berbumbu, () menggunakan bahan lokal yang mudah didapatkan, dan () unik dan variatif, karena satu jenis masakan bisa menjadi aneka variasi masakan yang banyak dipengaruhi oleh sifat geografis dan budaya masyarakat sekitarnya... Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini adalah sebagai berikut : Mardiana (007) melakukan penelitian tentang Analisis Strategi Pengembangan Bisnis Pusat Perbelanjaan Modern Pada La Piazza, Sentra Kelapa Gading, Jakarta Utara. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengetahui faktor-faktor lingkungan internal dan eksternal La Piazza untuk mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman, menentukan alternatif strategi yang tepat bagi La Piazza dan menentukan prioritas strategi bagi La Piazza. Alat analisis yang digunakan adalah matriks IFE, EFE, IE dan SWOT, serta prinsip PHA untuk menentukan prioritas strategi yang diutamakan oleh perusahaan. Hasil analisis dengan menggunakan matriks IFE dan EFE didapatkan skor IFE sebesar,9 yng menunjukkan bahwa kondisi internal La Piazza tergolong rata-rata dan La Piazza mampu memanfaatkan kekuatan untuk mengatasi kelemahan yang dimiliki. Sedangkan untuk total skor matriks EFE didapatkan skor,86 yang berarti perusahaan berada dalam kondisi eksternal yang sedang dan dapat menghindari ancaman dan memanfaatkan peluang yang ada. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan dengan matriks IE, diperoleh kesimpulan bahwa saat ini La Piazza berada pada kuadran V yang berarti bahwa La Piazza berada dalam kondisi hold and maintain. Strategi-strategi yang umum dipakai yaitu strategi market penetration atau penetrasi development atau pengembangan produk. pasar dan product

25 Hasil pengolahan PHA diperoleh prioritas alternatif strategi pengembangan bisnis secara berturut-turut adalah () meningkatkan kualitas atau mutu pelayanan kepada konsumen dalam kemampuan manajemen dan teknologi, () memperluas pemasaran atau divisi marketing melalui pengadaan event-event dan meningkatknan outlet atau tenant-tenant yang bermerek terkenal yang sesuai dengan konsep lifestyle, () bekerjasama dengan pihak BMG (Badan Meteorologi Geofisika) untuk mengetahui keadaan cuaca dan membuat alternatif tenda darurat saat hujan datang, () mengoptimalkan upaya promosi untuk meningkatkan dan mempertahankan loyalitas konsumen, (5) berusaha mempertahankan kualitas dan terus memberikan inovasi agar dapat berkompetisi dengan pesaing yang ada, (6) memantapkan target pasar pada konsep lifestyle sehingga tujuan agar pelanggan tidak memperhitungkan harga untuk menikmati gaya hidupnya terpenuhi, (7) melakukan riset pasar untuk memantau tingkat permintaan konsumen dan tingkat persaingan, (8) melakukan kerjasama dengan pihak luar perusahaan untuk melakukan promosi dengan tetap memperhatikan kondisi negara saat ini. Ridwansyah (008) melakukan penelitian tentang Strategi Pemasaran pada Rumah Makan Sate Kiloan Empuk Cibinong (Kasus Strategi Pemasaran pada Perusahaan Baru). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik konsumen yang mengunjungi Rumah Makan Sate Kiloan Empuk, menganalisis bauran pemasaran produk dan alternatif strategi pemasaran yang tepat dan diprioritaskan, serta menganalisis positioning yang tepat. Karakteristik konsumen Rumah Makan Sate Kiloan Empuk adalah masyarakat dari daerah sekitar Citeurep dan Cibinong (7 persen). Responden pria sebesar 7 persen dan responden wanita 6 persen dengan kisaran usia 6-5 tahun sebesar 0 persen. Responden sudah menikah sebesar 7 persen dengan latar belakang pendidikan sama dan lebih tinggi dari SLTA. Pengeluaran konsumsi keluarga per bulan kurang dari Rp ,00 dengan rata-rata pekerjaan sebagai karyawan swasta. Pada tahap perkenalan, 50 persen dari responden telah melakukan kunjungan untuk yang kedua kali dan lebih. Artinya, Rumah Makan Sate Kiloan Empuk sudah mendapat respon dan penerimaan yang baik dari konsumen.

26 Berdasarkan hasil pengolahan dengan metode AHP, strategi bauran pemasaran yang dijalankan oleh Rumah Makan Sate Kiloan Empuk yang menjadi prioritas adalah pertumbuhan penjualan (bobot 0,8). Untuk mencapai tujuan ini, maka strategi bauran pemasaran yang menjadi prioritas utama adalah strategi produk. Untuk strategi produk, yang menjadi prioritas utama adalah kualitas produk dan kuantitas produk menempati prioritas kedua. Strategi yang menjadi prioritas kedua adalah strategi promosi. Strategi harga menempati prioritas ketiga, dan strategi yang menempati prioritas terakhir adalah strategi tempat. Rumusan pemilihan strategi pemasaran yang direkomendasikan kepada pihak Rumah Makan Sate Kiloan Empuk adalah produk yang berkualitas dengan selalu mempertimbangkan penggunaan bahan baku yang berkualitas, serta dengan mempertahankan keempukan sate dan citarasa sop atau gulainya menjadi prioritas utama. Prioritas kedua adalah promosi melalui spanduk yang lebih menarik dan jelas. Prioritas ketiga adalah penetapan harga yang lebih bersaing adalah cara yang tepat untuk menembus dan merebut pangsa pasar. Prioritas keempat adalah lokasi yang baik. Penelitian Lazuardi (008) mengenai Formulasi Strategi Pengembangan Usaha Restoran Macaroni Panggang (MP) Bogor. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi faktor eksternal yang menjadi peluang dan ancaman yang berpengaruh terhadap aktivitas MP, mengidentifikasi faktor internal yang menjadi kekuatan serta kelemahan MP dalam mencapai tujuannya, dan menganalisis alternative strategi dan menentukan prioritas strategi pengembangan usaha yang dapat diterapkan bagi MP dalam pengembangan usaha restoran berbasis modern. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah matrik EFE, IFE, IE, SWOT, dan QSPM. Berdasarkan hasil analisis matrik EFE, peluang terbesar adalah semakin banyak wanita yang bekerja sehingga menambah permintaan makanan jadi dan ancaman utamanya adalah tingkat persaingan yang cukup tinggi. Hasil analisis matrik IFE adalah bahwa kekuatan terbesar adalah pelayanan konsumen yang memuaskan, sedangkan kelemahan utama adalah pemasaran dan promosi yang cenderung pasif. Analisis matrik IE menempatkan perusahaan berada dalam

27 kuadran V atau berada dalam posisi pertahankan dan pelihara. Strategi yang bisa diterapkan adalah strategi penetrasi pasar dan pengambangan produk. Hasil dari analisis SWOT didapatkan delapan alternatif strategi yang dapat dijalankan oleh restoran MP yaitu: ) Menjalin kerjasama dengan biro-biro perjalanan wisata yang ada di Kota Bogor untuk meningkatkan pelanggan dari luar Bogor, ) Melayani pangsa pasar menengah kebawah, ) Mulai menerapkan teknologi informasi, ) Melakukan pemasaran dan promosi yang lebih gencar melalui internet, media elektronik (radio), dan media cetak (koran, majalah) yang memungkinkan biaya untuk pemasaran dapat lebih ditekan, 5) Memperluas pasar dengan membuka cabang baru di daerah Bogor, 6) Menawarkan potongan harga di jam-jam khusus, 7) Meningkatkan loyalitas pelanggan, 8) Pihak manajemen membentuk bagian khusus yang menangani bagian pemasaran. Hasil analisis QSPM menunjukkan bahwa strategi yang menjadi prioritas utama adalah untuk dijalankan oleh restoran MP adalah memperluas pasar dengan membuka cabang baru di daerah Bogor. Annisa (008) melakukan penelitian tentang Analisis Strategi Pengembangan Usaha Restoran Cibaru Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor eksternal yang menjadi peluang dan ancaman yang mempengaruhi aktivitas Restoran Cibaru, menganalisis faktor internal yang menjadi kekuatan dan kelemahan Restoran Cibaru dalam mencapai tujuannya, serta menganalisis dan menyusun alternatif strategi pengembangan usaha yang sesuai dengan Restoran Cibaru. Berdasarkan hasil analisis lingkungan eksternal dan matrik EFE, peluang utama bagi Restoran Cibaru adalah pertumbuhan jumlah penduduk Pandeglang yang menunjukkan tersedianya pasar potensial dan tenaga kerja. Ancaman utamanya adalah tingginya tingfkat persaingan dalam industri restoran. Hasil analisis lingkungan internal dan matrik IFE, kekuatan utama adalah lokasi restoran berada dalam kawasan obyek wisata. Kelemahan utama adalah tidak melakukan riset pasar. Analisis matrik IE menempatkan Restoran Cibaru berada dalam kuadran V, kondisi ini menunjukkan Restoran Cibaru berada dalam posisi Hold and Maintain (pertahankan dan pelihara). Strategi yang sesuai dengan posisi ini adalah strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk.

28 Berdasarkan matrik IE dan SWOT didapatkan beberapa alternatif strategi yang dapat dijalankan oleh Restoran Cibaru yaitu: ) Strategi-strategi penetrasi pasar, antara lain: menjalin kerjasama dengan biro perjalanan; mengoptimalkan upaya promosi dengan menyebarkan brosur; mengubah kemasan menjadi lebih menarik dan disertai dengan alamat; menyusun perencanaan jangka pendek, menengah, dan panjang; melakukan survey konsumen untuk mengetahui penilaian dan keinginan konsumen; dan meningkatkan kualitas pelayanan kepada konsumen. Hasil analisis QSPM menunjukkan bahwa prioritas strategi yang harus dilakukan saat ini adalah menjalin kerjasama dengan biro perjalanan. Penelitian yang dilakukan oleh Siahaan (008) mengenai Analisis Strategi Pengembangan Usaha Restoran Rice Bowl (Studi Kasus Pada Restoran Rice Bowl Botani Square, Bogor). Tujuan penelitian ini adalah mengkaji strategi usaha yang telah dilakukan oleh Restoran Rice Bowl Botani Square, menganalisis faktor eksternal dan internal Restoran Rice Bowl Botani Square, dan mengkaji alternatif strategi yang paling sesuai bagi restoran untuk mengembangkan usahanya. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah matrik EFE, IFE, SWOT, dan QSPM. Berdasarkan matrik IE posisi restoran berada pada sel V, yaitu tahap hold and maintain (jaga dan pertahankan), dengan alternatif strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk. Analisis SWOT menghasilkan delapan buah strategi yang diurutkan prioritas pelaksanaannya dengan analisis QSPM. Urutan prioritas strategi yang dilaksanakan adalah menjaga kualitas produk makanan dan layanan konsumen, melakukan evaluasi dan kajian kemampuan restoran dalam menghadapi persaingan, mengoptimalkan kegiatan promosi melalui iklan, media, website, mensponsori event dan exhibition di Botani Square, menyediakan layanan pesan antar dan paket menu khusus, membuka outlet baru di pusat perbelanjaan lain di Kota Bogor, mempertahankan strategi penetapan harga, dan menjaga hubungan baik dengan pemasok untuk menjaga kualitas bahan baku.

29 Tabel. Hasil Penelitian Terdahulu No Penulis Mardiana Tahun 007 Ridwansyah 008 Lazuardi 008 Annisa Siahaan 008 Judul Skripsi Analisis Strategi Pengembangan Bisnis Pusat Perbelanjaan Modern pada La Piazza, Sentra Kelapa Gading, Jakarta Utara Strategi Pemasaran pada Rumah Makan Sate Kiloan Empuk Cibinong (Kasus Strategi Pemasaran pada Perusahaan Baru) Formulasi Strategi Pengembangan Usaha Restoran Macaroni Panggang (MP) Bogor Analisis Strategi Pengembangan Usaha Restoran Cibaru, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten Analisis Strategi Pengembangan Usaha Restoran Rice Bowl (Studi Kasus pada Restoran Rice Bowl Botani Square, Bogor) Alat Analisis IFE, EFE, IE, SWOT, AHP AHP IFE, EFE, IE, SWOT, QSPM IFE, EFE, IE, SWOT, QSPM IFE, EFE, IE, SWOT, QSPM Penelitian terdahulu yang digambarkan secara singkat sebelumnya, meneliti tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan strategi pemasaran dan strategi pengembangan usaha restoran serta pusat perbelanjaan. Masing-masing peneliti melakukan analisis secara deskriptif dan analisis kuantitatif. Persamaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu yaitu penggunaan alat analisis yang relatif sama, sedangkan perbedaannya terletak pada objek yang diteliti. Karena belum ada yang melakukan penelitian tentang strategi pengembangan usaha rumah makan khas betawi sebelumnya.

30 III KERANGKA PEMIKIRAN.. Kerangka Pemikiran Teoritis... Manajemen Strategis Menurut David (006), manajemen strategis dapat didefinisikan sebagai seni dan ilmu untuk memformulasikan, mengimplementasikan dan mengevaluasi keputusan lintas fungsi yang memungkinkan organisasi dapat mencapai tujuannya. Seperti tersirat dalam definisi, manajemen strategis berfokus pada mengintegrasikan manajemen, pemasaran, keuangan/akuntansi, produksi/operasi, penelitian dan pengembangan dan sistem komputer untuk mencapai keberhasilan organisasi. Terdapat tiga tahapan dalam manajemen strategis (David, 006) yaitu: ) Formulasi Strategi Formulasi strategi termasuk mengambangkan visi dan misi, mengidentifikasi peluang dan ancaman eksternal perusahaan, menentukan kekuatan dan kelemahan internal, menetapkan tujuan jangka panjang, merumuskan alternatif strategi, dan memilih strategi tertentu yang akan dilaksanakan. ) Implementasi Strategi Implementasi strategi mensyaratkan perusahaan untuk menetapkan tujuan tahunan, membuat kebijakan, memotivasi karyawan, dan mengalokasikan sumberdaya sehingga strategi yang telah diformulasikan dapat dijalankan. Implementasi strategi seringkali disebut tahap pelaksanaan dalam manajemen strategis. Melaksanakan strategi berarti memobilisasikan karyawan dan manajer untuk menempatkan strategi yang telah diformulasikan menjadi tindakan. Seringkali dianggap sebagai tahap yang paling rumit dalam manajemen strategis, implementasi strategis membutuhkan disiplin pribadi, komitmen, dan pengorbanan. Suksesnya implementasi strategi terletak pada kemampuan manajer untuk memotivasi karyawan, yang lebih tepat disebut seni daripada ilmu. ) Evaluasi Strategi

31 Evaluasi strategis adalah tahap final dalam manajemen strategis. Tiga aktivitas dasar evaluasi strategis adalah (a) meninjau ulang faktor eksternal dan internal yang menjadi dasar strategi saat ini, (b) mengukur kinerja, dan (c) mengambil tindakan korektif.... Model Manajemen Strategis Mempelajari dan mengaplikasikan proses manajemen strategis dilakukan dengan menggunakan model dimana setiap model menggambarkan semacam proses (David, 006). Kerangka kerja yang digambarkan oleh Gambar adalah model komprehensif proses manajemen strategis yang diterima secara luas. Model ini tidak menjamin keberhasilan, tetapi model tersebut menunjukkan pendekatan yang jelas dan praktis untuk memformulasi, mengimplementasi, dan mengevaluasi strategi. Proses manajemen strategis merupakan hal yang dinamis dan berkelanjutan. Perubahan dalam salah satu komponen utama dalam model dapat menyebabkan perubahan dalam salah satu atau semua komponen lainnya. Melakukan Audit Eksternal Membuat Pernyataan Visi dan Misi Menetap kan Tujuan Jangka Panjang Merumuska n, Mengevalu asi, dan Memilih Strategi Melakukan Audit Internal Gambar. Model Manajemen Strategi Sumber: David, 006 Mengukur dan Mengevalu asi Kinerja Implementa si Strategi Isu-isu Pemasaran, Keuangan, Akuntansi, Litbang dan SIM Implementasi Strategi Isuisu Manajemen

32 ... Visi, Misi dan Tujuan Setiap organisasi memiliki tujuan yang unuk dan alasan keberadaan. Keunikan ini harus tercermin dalam pernyataan visi dan misi. Menurut David (006), pernyataan visi seharusnya menjawab pertanyaan mendasar, Apa yang ingin kita capai?. Visi yang dimiliki oleh sebuah perusahaan merupakan cita-cita tentang keadaan di masa datang yang diinginkan untuk terwujud oleh seluruh personel perusahaan mulai dari jenjang yang paling atas hingga yang paling bawah. Oleh karena itu, pernyataan visi yang dirancang harus dapat memberikan inspirasi dan memotivasi pihak-pihak yang mempunyai kepentingan terhadap masa depan organisasi itu. Visi yang jelas juga memberikan dasar untuk mengembangkan pernyataan misi yang komprehensif. Drucker dalam David (006) mengatakan bahwa mengajukan pertanyaan Apa bisnis kita? adalah sama dengan bertanya Apa misi kita?. Pernyataan misi lebih dari sekadar pernyataan dari detail yang spesifik, hal tersebut merupakan deklarasi dari sikap dan pandangan. Pernyataan misi yang jelas adalah penting untuk perumusan tujuan dan formulasi strategi yang efektif. King dan Cleland dalam David (006) merekomendasikan perusahaan untuk mengembangkan pernyataan misi yang tertulis secara hati-hati karena alasan-alasan berikut: a) Untuk memastikan tujuan dasar organisasi. b) Untuk memberikan basis atau standar untuk mengalokasikan sumberdaya organisasi. c) Untuk menciptakan kondisi atau iklim organisasi yang umum. d) Untuk menjadi titik utama bagi individu dalam mengidentifikasi tujuan dan arah organisasi, serta mencegah mereka yang tidak sejalan untuk partisipasi lebih jauh dalam aktivitas organisasi. e) Untuk memfasilitasi penerjemahan tujuan menjadi struktur kerja yang melibatkan penugasan hingga elemen tanggung jawab dalam organisasi. f) Untuk memberikan tujuan dasar organisasi dan kemudian untuk menerjemahkan tujuan dasar ini menjadi tujuan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga parameter waktu, biaya, dan kinerja dapat dievaluasi dan dikontrol.

33 Menurut David (006), karena pernyataan misi sering kali menjadi bagian yang paling kelihatan dan dilihat publik dalam proses manajemen strategis, adalah penting untuk memasukkan semua komponen penting ini: a) Pelanggan Siapa pelanggan perusahaan? b) Produk atau jasa Apa produk atau jasa utama perusahaan? c) Pasar Secara geografis, di mana perusahaan berkompetisi? d) Teknologi Apakah perusahaan menerapkan teknologi terbaru? e) Perhatian akan keberlangsungan, pertumbuhan, dan profitabilitas Apakah perusahaan berkomitmen untuk pertumbuhan dan kondisi keuangan yang baik? f) Filosafi Apa dasar-dasar kepercayaan, nilai, aspirasi, dan prioritas etika perusahaan? g) Konsep diri Apa kemampuan khusus atau keunggukan kompetitif perusahaan? h) Perhatian akan citra publik Apakah perusahaan responsif terhadap pemikiran sosial, masyarakat dan lingkungan? i) Perhatian akan karyawan Apakah karyawan merupakan aset yang berharga bagi perusahaan? Tujuan perusahaan dapat didefinisikan sebagai hasil yang spesifik yang ingin dicapai suatu organisasi untuk menjalankan misi dasarnya. Selain itu, tujuan merupakan titik sentral kegiatan perusahaan yang dapat dipakai menjadi alat untuk penilaian prestasi, pengandalian, koordinasi dan juga untuk keputusan strategi. Umumnya suatu perusahaan memiliki tujuan yang bermacam-macam, antara lain: () keuntungan, () efisiensi, () kepuasan dan pembinaan karyawan, () kualitas produk atau jasa untuk konsumen dan pelanggan, (5) menjadi anggota perusahaan yang memiliki tanggung jawab sosial dan hubungan yang baik dengan masyarakat, (6) pemimpin pasar, (7) maksimisasi deviden atau hargasaham untuk para pemegang saham, (8) survival atau kelangsungan hidup, (9) kemampuan adaptasi dan (0) pelayanan masyarakat (Jauch dan Glueck dalam Annisa, 008).... Analisis Lingkungan Eksternal Analisis lingkungan eksternal menekankan pada mengenali dan mengevaluasi kecenderungan dan peristiwa yang berada di luar kendali

34 perusahaan. Tujuan dari analisis lingkungan eksternal adalah untuk mengembangkan daftar terbatas peluang yang dapat dimanfaatkan perusahaan dan ancaman yang dapat dihindari. Menurut Pearce dan Robinson(997), lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan umum, lingkungan industri dan lingkungan operasional. Faktor-faktor yang mungkin mempengaruhi situasi lingkungan eksternal perusahaan dijelaskan sebagai berikut: a) Lingkungan umum Pengertian lingkungan umum adalah lingkungan luar atau lingkungan jauh dari perusahaan. Lingkungan umum merupakan suatu tingkatan dalam lingkungan operasi perusahaan. Lingkungan umum terdiri dari faktor politik, ekonomi, sosial dan teknologi. David (006) mengelompokkan kekuatan politik, kekuatan ekonomi, kekuatan sosial, kekuatan teknologi dan kekuatan kompetitif sebagai kekuatan eksternal (external forces). Hubungan antara kekuatan-kekuatan ini dan organisasi dapat terlihat pada Gambar. Kekuatan Ekonomi Kekuatan Sosial, Budaya, Demografi, dan Lingkungan Kekuatan Politik, Hukum, dan Pemerintah Kekuatan Teknologi Kekuatan Kompetitif Pesaing Pemasok Distributor Kreditor Pelanggan Karyawan Komunitas Manajer Pemegang saham Serikat kerja Pemerintah Asosiasi dagang Kelompok kepentingan khusus Produk Jasa Pasar Lingkungan alam Peluang dan ancaman organisasi Gambar. Hubungan Antara Kekuatan Eksternal Kunci dan Organisasi Sumber: David, 006

35 b) Lingkungan industri Lingkungan industri adalah tingkatan dari lingkungan eksternal perusahaan atau organisasi yang memiliki implikasi relatif lebih spesifik dan langsung terhadap operasional perusahaan. Persaingan diantara anggota industri terjadi untuk memperebutkan posisi dengan menggunakan taktik seperti persaingan harga, introduksi produk dan perang iklan atau promosi produk. Beberapa faktor yang mempengaruhi tingginya tingkat persaingan adalah jumlah pesaing yang semakin banyak, pertumbuhan industri lambat, produk atau jasa tidak terdeferensiasi, biaya tetap tinggi, produk bersifat mudah rusak, penambahan kapasitas harus dalam jumlah besar, hambatan keluar tinggi dan beragamnya strategi para pesaing (Porter dalam Pearce dan Robinson, 997 ) Lingkungan industri terdiri dari hambatan masuk, kekuatan pemasok, kekuatan pembeli, ketersediaan substitusi dan persaingan antar perusahaan. Analisis lingkungan industri dilakukan berdasarkan konsep Porter s Competitive Strategy yang sering disebut Lima Kekuatan Bersaing (Gambar ). Potensi pengembangan produk Persaingan antar perusahaan sejenis Kekuatan tawarmenawar penjual/pemasok Kemungkinan masuknya pesaing baru Gambar. Model Lima Kekuatan Porter Sumber: David, 006 Kekuatan tawarmenawar pembeli/konsumen

36 Menurut Porter struktur persaingan dalam industri dapat dilihat sebagai kombinasi dari lima kekuatan yaitu: ) Persaingan antar perusahaan dalam industri, persaingan ini terjadi untuk memperebutkan posisi dengan menggunakan taktik seperti persaingan harga, introduksi produk dan perang iklan. Strategi perusahaan akan berhasil jika mempunyai keunggulan bersaing atas strategi yang dijalankan oleh pesaing. Kekuatan persaingan dalam industri dipengaruhi oleh dua hal yaitu persaingan di dalam industri dan hambatan keluar industri (Hutabarat dan Huseini, 006). Yang menyebabkan kekuatan persaingan di dalam industri menjadi besar adalah, jika: a) Pertumbuhan industri relatif lambat/rendah b) Konsentrasi dan keseimbangan yang terjadi cukup besar c) Biaya tetap dari pemain dalam industri cukup tinggi d) Diferensiasi produk sangat sedikit/kecil e) Peningkatan kapasitas intermitten melonjak sangat tinggi/besar f) Biaya alih pemain cukup tinggi g) Taruhan strategik korporasi cukup penting Menurut Hutabarat dan Huseini (006), menyangkut hambatan keluar industri, kekuatan persaingan di dalam industri menjadi besar jika: a) Aset khusus yang dimiliki cukup besar/tinggi b) Biaya keluar yang dibutuhkan (jika ingin keluar dari industri) cukup besar/tinggi c) Hubungan strategik dengan industri lainnya cukup tinggi d) Hambatan emosional perusahaan untuk keluar cukup tinggi/besar e) Kendala sosial dan pemerintah cukup tinggi/besar ) Masuknya pendatang baru, jika ada perusahaan baru dengan mudah masuk dalam industri tertentu maka intensitas persaingan diantara perusahaan akan meningkat. Kemudahan masuknya pesaing baru dipengaruhi oleh hambatan-hambatan masuk industri. Masuknya pesaing baru sangat dipengaruhi oleh dua hal yaitu regulasi pemerintah dan hambatan masuk ke industri (Hutabarat dan Huseini,

37 006). Dari sisi regulasi pemerintah, beberapa hal yang dapat menyebabkan besarnya ancaman masuknya pesaing baru adalah, jika: a) Proteksi pemerintah terhadap industri tidak diinginkan/tidak ada b) Regulasi pemerintah mengenai mengenai industri tidak diinginkan/tidak ketat c) Konsistensi kebijakan pemerintah rendah d) Pergerakan kapital antar negara sangat terbatas e) Bea cukai (masuk) sangat terbatas f) Nilai tukar mata uang asing sangat terbatas g) Kepemilikan orang asing sangat terbatas h) Bantuan pada pesaing cukup besar Menurut Hutabarat dan Huseini (006), dari segi hambatan masuk, beberapa hal yang dapat menyebabkan besarnya ancaman masuknya pesaing baru adalah, jika: a) Skala ekonomi yang dibutuhkan sangat kecil b) Diferensiasi produk sangat sedikit c) Identitas merek rendah d) Biaya alih untuk pendatang baru cukup rendah/kecil e) Akses ke jaringan distribusi cukup besar/banyak f) Kebutuhan modal sangat rendah/kecil g) Akses ke teknologi cukup besar/banyak h) Kurva pengalaman (experience curve) tidak/kurang penting untuk masuk ke industri i) Kurva belajar (learning curve) tidak/kurang penting untuk masuk ke industri ) Ancaman produk substitusi, pengembangan potensial dari produk substitusi menyebabkan perusahaan bersaing ketat dengan produsen pengganti dalam industri lain. Walaupun karakteristiknya berbeda, barang substitusi dapat memberikan fungsi atau jasa yang sama. Jika industri tidak mampu meningkatkan kualitas produk atau mendeferensiasikannya, maka laba dan pertumbuhan industri dapat terancam.

38 Menurut Hutabarat dan Huseini (006), beberapa hal yang dapat menyebabkan besarnya ancaman produk substitusi menjadi besar adalah, jika: a) Ketersediaan produk substitusi yang cukup banyak/beragam b) Biaya alih pemakai cukup rendah c) Profitabilitas/keaktifan substitusi cukup tinggi d) Harga-nilai produk substitusi cukup tinggi ) Kekuatan tawar-menawar pemasok, yaitu pemasok dapat memanfaatkan kekuatan tawar-menawarnya atas para anggota industri dengan menaikkan harga atau menurunkan kualitas barang atau jasa yang dijualnya. Kekuatan tawar-menawar pemasok mempengaruhi intensitas persaingan dalam suatuindustri, khususnya ketika ada sejumlah besar pemasok, ketika hanya ada sedikit barang substitusi yang cukup bagus, atau ketika biaya untuk mengganti bahan baku yang mahal. Menurut Hutabarat dan Huseini (006), beberapa hal yang menyebabkan kekuatan tawar-menawar pemasok menjadi besar adalah, jika: a) Jumlah pemasok yang penting cukup sedikit b) Ketersediaan pasokan substitusi cukup rendah/sedikit c) Biaya alih produk cukup tinggi d) Kemungkinan/kemampuan pemasok untuk melaksanakan integrasi ke depan cukup tinggi/besar e) Kemungkinan/kemampuan pemain di industri untuk melaksanakan integrasi balik cukup rendah/kecil f) Kualitas produk mempunyai kontribusi yang tinggi/besar kepada industri g) Kontribusi biaya pasok pada biaya total cukup besar h) Peran industri pada laba pemasok cukup kecil 5) Kekuatan tawar-menawar pembeli, jika jumlah pelanggan banyak dan terkonsentrasi, atau jika membeli dalam jumlah banyak maka kekuatan menawar konsumen merupakan kekuatan utama yang mempengaruhi intensitas persaingan dalam suatu industri.

39 Menurut Hutabarat dan Huseini (006), beberapa hal yang dapat menyebabkan kekuatan tawar-menawar pembeli menjadi besar adalah, jika: a) Jumlah pembeli yang berpengaruh sangat sedikit b) Tersedia produk substitusi dalam jumlah/ragam yang banyak c) Biaya alih pembeli cukup rendah d) Kemungkinan/kemampuan pembeli untuk melaksanakan integrasi balik cukup besar/tinggi e) Kemungkinan/kemampuan pemain di industri untuk melaksanakan integrasi ke depan cukup rendah f) Kontribusi kualitas produk kepada pembeli kecil g) Kontribusi biaya pembeli ke industri cukup besar h) Profitabilitas pembeli cukup rendah..5. Analisis Lingkungan Internal Analisis lingkungan internal menurut Jauch dan Glueck dalam Annisa (008) adalah proses dimana perencana strategi mengkaji pemasaran dan distribusi perusahaan, penelitian dan pengembangan, produksi dan operasi, sumberdaya dan karyawan perusahaan, serta faktor keuangan dan akuntansi untuk menentukan dimana kekuatan dan kelemahan perusahaan. Menurut David mengidentifikasikan dan (006), pendekatan fungsi menilai faktor-faktor internal bisnis berupaya yang mencakup kemampuan perusahaan, dan keterbatasan yang biasanya dikategorikan sebagai berikut: a) Manajemen Manajemen merupakan suatu tingkatan sistem pengaturan organisasi yang mencakup sistem produksi, pemasaran, pengelolaan sumberdaya manusia dan keuangan. Fungsi manajemen terdiri dari lima aktivitas dasar yaitu perencanaan, pengorganisasian, pemotivasian, penunjukkan staf dan pengendalian. b) Pemasaran Pemasaran merupakan proses menetapkan, mengantisipasi, menciptakan dan memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan akan produk dan jasa.

40 Ada tujuh fungsi dasar pemasaran: () analisis pelanggan, () penjualan produk/jasa, () perencanaan produk dan jasa, () penetapan harga, (5) distribusi, (6) riset pemasaran, dan (7) analisis peluang. Dengan memahami fungsi-fungsi ini akan membantu dalam mengidentifikasi dan mengevaluasi kekuatan dan kelemahan pemasaran. c) Keuangan Kondisi keuangan sering dijadikan ukuran tunggal terbaik dalam menentukan posisi persaingan. Selain itu, kondisi keuangan perusahaan juga dapat menjadi daya tarik bagi investor. Penetapan kekuatan dan kelemahan finansial sebuah perusahaan sangat penting untuk memformulasikan strategi secara efektif. d) Produksi dan operasi Produksi dan operasi dalam suatu perusahaan merupakan seluruh aktivitas yang merubah input menjadi output yang berupa barang dan jasa. Manajemen produksi dan operasi erat kaitannya dengan input, proses dan output. e) Penelitian dan pengembangan Penelitian dan pengembangan biasanya diarahkan pada produk-produk baru sebelum pesaing melakukannya, hal tersebut dilakukan untuk meningkatkan pemasaran serta mendapatkan keunggulan dari biaya melalui efisiensi...6. Alternatif Strategi Utama David (006) menyatakan ada strategi utama yang dapat dilakukan oleh perusahaan, yaitu: a) Integrasi ke Depan, yaitu memperoleh kepemilikan atau meningkatkan kendali pada distributor dan pengecer. Strategi ini dipilih jika distributor organisasi sangat mahal, mutu distrobutor sedemikian terbatas, organisasi bersaing dalam industri yang sedang tumbuh, organisasi mempunyai modal dan sumberdaya manusia yang diperlukan untuk mengelola bisnis baru, keunggulan produk stabil sangat tinggi, distributor memperoleh laba yang besar.

41 b) Integrasi ke Belakang, yaitu strategi yang mencari kepemilikan atau kendali besar pada perusahaan pemasok. Strategi ini terutama tepat kalau perusahaan pemasok saat ini tidak dapat diandalkan. c) Integrasi Horizontal, yaitu merujuk pada strategi mencari kepemilikan dari atau kendali besar atas perusahaan-perusahaan pesaing. Hal ini dilakukan jika organisasi dapat memperoleh karakteristik monopolistik dalam bidang atau wilayah tertentu, organisasi bersaing dalam industri yang sedang tumbuh, meningkatnya skala ekonomis memberikan keunggulan bersaing yang besar, organisasi mempunyai modal dan sumberdaya manusia yang berbakat yang diperlukan untuk perluasanperusahaan, pesaing ragu-ragu karena tidak punya keahlian manajerial. d) Penetrasi Pasar, yaitu berusaha meningkatkan pangsa pasar untuk produk atau jasa yang sudah ada di pasar lewat usaha pemasaran yang lebih gencar. Strategi ini banyak digunakan sendiri dan dalam kombinasi dengan strategi yang lain. Hal ini dilakukan jika pasar saat ini belum jenuh dengan produk atau jasa tertentu, tingkat penggunaan dari pelanggan yang sudah ada dapat ditingkatkan secara signifikan, pangsa pasar pesaing utama menurun sedangkan penjualan industri total naik, korelasi antara tingkat penjualan dan pengeluaran pemasaran selama ini tinggi, skala ekonomis meningkat menyediakan keunggulan bersaing yang besar. e) Pengembangan Pasar, yaitu memperkenalkan produk atau jasa yang sudah ada ke wilayah geografi baru. Strategi ini dilakukan jika saluran distribusi baru tersedia, organisasi amat sukses dalam usahanya, ada pasar baru yang belum jenuh dan belum digarap, organisasi mempunyai modal dan sumberdaya manusia yang diperlukan untuk mengelola perluasan operasi, organisasi mempunyai kelebihan kapasitas produksi, industri dasar suatu organisasi cakupannya dengan cepat dapat menjadi global. f) Pengembangan Produk, yaitu mencari kenaikan penjualan dengan memperbaiki produk atau jasa yang sudah ada atau mengembangkan yang baru. Strategi ini tepat diterapkan jika organisasi mempunyai produk yang sukses yang berada dalam tahap dewasa dalam daur hidup produk. Di sini idenya adalah menarik pelanggan yang sudah puas untuk mencoba produk

42 baru sebagai hasil dari pengalaman positif dengan produk atau jasa organisasi yang sudah ada. g) Diversifikasi Konsentrik, yaitu menambah produk atau jasa baru, tetapi berkaitan. Hal ini dilakukan jika penambahan produk baru tetapi berkaitan secara signifikan akan memperkuat penjualan produk yang sudah ada. h) Diversifikasi Konglomerat, yaitu menambah produk atau jasa baru yang tidak berkaitan. Strategi ini tepat untuk dilakukan jika penjualan dan laba tahunan industri dasarsuatu organisasi menurun, organisasi mempunyai modal dan bakat manajerial yang diperlukan untuk bersaing dengan sukses dalam industri baru. i) Diversifikasi Horizontal, yaitu menambah produk atau jasa baru yang tidak berkaitan dengan pelanggan yang sudah ada. Hal ini dilakukan jika produk atau jasa saat ini akan meningkat secara signifikan dengan penambahan produk baru yang tidak berkaitan, organisasi bersaing dalam industri dengan persaingan ketat dan/atau tidak tumbuh, seperti ditunjukkan oleh laba dan penghasilan industri yang rendah. j) Usaha Patungan, adalah strategi populer yang terjadi kalau ada dua perusahaan atau lebih membentuk kemitraan sementara dengan tujuan kapitalisasi atau beberapa peluang. Bagi perusahaan kecil strategi ini dapat dipilih ketika menghadapi persaingan dengan perusahaan besar. k) Retrenchment (Penciutan), yaitu mengubah pengelompokkan lewat penghematan biaya dan aset untuk membalik penjualan dan laba yang menurun. Dilakukan apabila organisasi dilanda inefisiensi, laba rendah, moral karyawan jelek dan tekanan dari pemegang saham untuk memperbaiki prestasi. l) Divestasi, yaitu menjual suatu divisi atau bagian dari suatu organisasi. Strategi ini dilakukan apabila organisasi telah melakukan strategi penciutan dan gagal menghasilkan perbaikan yang diperlukan. m) Likuidasi, yaitu menjual semua aset sebuah perusahaan, bagian per bagian, untuk nilai riilnya. Strategi ini dilakukan apabila organisasi telah melakukan strategi penciutan dan divestasi, dan tidak ada yang berhasil.

43 ..7. Pemilihan Strategi Menurut Jauch dan Glueck dalam Annisa (008), pemilihan strategi adalah keputusan untuk memilih strategi terbaik yang memenuhi tujuan perusahaan. Keputusan yang diambil melibatkan pemusatan pada berbagai alternatif pertimbangan faktor-faktor seleksi, penilaian berbagai alternatif terhadap kriteria ini, dan melakukan pemilihan yang sesungguhnya... Kerangka Pemikiran Operasional Perkembangan bisnis rumah makan di Kota Bekasi semakin pesat, sehingga mengakibatkan tingginya persaingan antar rumah makan. Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsudin Kombo merupakan salah satu rumah makan tradisional yang terdapat di Bekasi. Rumah makan ini harus siap menghadapi persaingan yang semakin meningkat. Oleh karena itu, Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsudin Kombo memerlukan strategi pengembangan usaha agar dapat bertahan dan berkembang di masa yang akan datang. Selain itu, strategi pengembangan ini diperlukan untuk meningkatkan penjualan produk-produk dari Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsudin Kombo. Tahapan pertama yang harus dilakukan adalah mengidentifikasi faktor eksternal yang menjadi peluang dan ancaman serta faktor internal yang menjadi kekuatan dan kelemahan bagi Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsudin Kombo. Faktor eksternal dianalisis dengan menggunakan matriks EFE dan faktor internal dianalisis dengan matriks IFE. Total skor kedua matriks tersebut dipadukan ke dalam matriks IE untuk mengetahui posisi perusahaan. Kemudian dengan menggunakan analisis SWOT akan diperoleh alternatif-alternatif strategi bagi pengembangan usaha rumah makan. Tahap terakhir adalah pengambilan keputusan alternatif strategi yang paling tepat atau yang diprioritaskan bagi Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsudin Kombo yang sesuai dengan kondisi rumah makan dengan menggunakan analisis QSPM. Hasil yang diperoleh melalui analisis QSPM akan menghasilkan urutan prioritas strategi-strategi pengembangan yang dapat dilakukan oleh Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsudin Kombo. Kerangka pemikiran operasional penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 5.

44 Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsudin Kombo Analisis Masalah Terjadinya penurunan penjualan akibat dari tingginya tingkat persaingan usaha rumah makan Identifikasi Faktor Eksternal:. Lingkungan Umum Politik Ekonomi Sosial Teknologi. Lingkungan Industri Kekuatan persaingan dalam industri Ancaman masuknya pesaing baru Pemasok Pembeli Ancaman produk substitusi Identifikasi Faktor Internal:. Sumberdaya Manusia. Keuangan. Pemasaran. Produksi dan Operasi Analisis Matriks EFE Umpan Balik Analisis Matriks IFE Matriks IE Matriks SWOT Pemilihan Alternatif Strategi (QSPM) Rekomendasi Strategi Pengembangan Usaha RM Khas Betawi H. Syamsudin Kombo Gambar 5. Kerangka Pemikiran Operasional

45 IV METODE PENELITIAN.. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsudin Kombo Jalan Harapan Indah, Bekasi. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsudin Kombo merupakan rumah makan khas Betawi yang menyajikan masakan khas daerah Bekasi yaitu Sayur Ikan Gabus Pucung. Pengumpulan data dilakukan pada Bulan Maret sampai dengan Juli Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini ada dua jenis yaitu data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan melakukan pengamatan langsung serta wawancara dengan pihak pemilik rumah makan. Data sekunder diperoleh dari instansi-instansi terkait dan literatur-literatur yang relevan dengan penelitian ini... Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan teknik pengamatan langsung. Wawancara dilakukan secara tidak terstruktur, wawancara ini dimaksudkan untuk memperoleh jawaban secara spontan, jujur, serta merepresentasikan keadaan yang sebenarnya. Selain itu, pengumpulan data dilakukan kepada pihak-pihak yang lebih mengetahui situasi atau keadaan rumah makan itu sendiri. Adapun tahapan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :. Melakukan wawancara dengan pihak internal rumah makan tentang keadaan rumah makan saat ini.. pemberian kuisioner kepada pihak internal rumah makan untuk mengetahui faktor-faktor internal dan eksternal Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsudin Kombo.. Cross check faktor-faktor internal dan eksternal kepada pihak Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsudin Kombo.. pemberian kuisioner kepada enam orang responden serta penentuan bobot dan peringkat.

46 5. pemberian kuisioner kepada pihak Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsudin Kombo untuk menentukan bobot analisis QSPM. Responden dalam penelitian ini berjumlah enam orang yang terdiri dari tiga orang responden internal dan tiga orang responden eksternal. Responden dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel. Responden internal yaitu dua orang anak pemilik Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsudin Kombo. Kedua orang pemilik ini sekaligus sebagai Manager (pengambil keputusan) dan bagian keuangan dalam rumah makan. Satu orang kepercayaan pemilik rumah makan sekaligus sebagai karyawan bagian pelayanan. Responden eksternal terdiri dari dua orang dari pihak pesaing Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsudin Kombo dan satu orang dari pihak pemasok. Pemilihan pesaing rumah makan sebagai responden karena kedua pesaing tersebut dengan Rumah Makan H. Syamsudin Kombo lokasinya berdekatan serta menyajikan makanan yang relatif sama. Pemilihan pemasok sebagai responden karena pemasok tersebut telah menjadi mitra kerja Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsudin Kombo sejak rumah makan ini berdiri. Tabel. Daftar Nama Responden Nama Responden Internal. Zakaria. Andri. Wahyu Eksternal. Bpk. Mulya. Bpk. H. Guntur. Hendra Jabatan Manager (pengambil keputusan) Bagian Keuangan Karyawan Bagian Pelayanan Ketua Harian RM Pondok Gabus Lukman Pemilik RM Menteng Harapan Pemasok Ikan Gabus Selain dari responden eksternal yang disebutkan sebelumnya, penulis juga mewawancarai responden eksternal lainnya yaitu beberapa orang pelanggan. Wawancara kepada pelanggan ini bertujuan untuk mengetahui tentang produkproduk dari Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsudin Kombo, terutama mengenai kualitas produk dan variasi menu yang disajikan.

47 Metode lain yang turut digunakan dalam mengumpulkan data adalah melalui studi pustaka. Studi pustaka ini bersumber dari bahan-bahan yang menjadi acuan penulisan yang terkait dengan permasalahan yang diteliti... Metode Pengolahan dan Analisis Data Metode pengolahan dan analisis data terdiri dari analisis deskriptif dan analisis tiga tahap formulasi-formulasi strategi. Adapun alat bantu analisis yang digunakan dalam merumuskan strategi perusahaan adalah matriks IFE, matriks EFE, matriks IE, matriks SWOT, dan matriks QSPM.... Analisis Deskriptif Analisis deskriptif bertujuan untuk mendefinisikan misi perusahaan, tujuan perusahaan, karakteristik produk yang dihasilkan, tingkat pencapaian target penjualan, kegiatan pemasaran, personalia, produk/operasi, penelitian dan pengembangan serta sistem informasi yang digunakan perusahaan. Analisis ini bertujuan untuk menggambarkan kondisi riil perusahaan.... Analisis Matrik IFE dan EFE Matrik IFE digunakan untuk mengidentifikasi faktor-faktor lingkungan internal dan menggolongkannya menjadi kekuatan dan kelemahan perusahaan melalui pembobotan. Sedangkan matrik EFE digunakan untuk mengidentifikasi faktor-faktor lingkungan eksternal dan menggolongkannya menjadi peluang dan ancaman perusahaan dengan melakukan pembobotan. Tahap-tahap untuk mengidentifikasi faktor-faktor lingkungan dalam matrik IFE dan EFE adalah sebagai berikut :. Menyusun daftar faktor-faktor utama yang mempunyai dampak penting (critical succes factors) untuk aspek internal (kekuatan dan kelemahan) dan eksternal (peluang dan ancaman) perusahaan, kemudian menempatkannya pada kolom pertama.. Menentukan bobot (weight) dari critical succes factors. Penentuan bobot dilakukan dengan jalan mengajukan identifikasi faktor strategis internal dan eksternal kepada pihak manajemen perusahaan dengan menggunakan metode Paired Comparison (David, 006). Metode ini digunakan untuk

48 memberikan penilaian terhadap bobot setiap faktor penentu internal dan eksternal. Untuk menentukan bobot setiap faktor penentu internal dan eksternal. Untuk menentukan bobot setiap variabel digunakan skala, dan. Skala yang digunakan untuk pengisian kolom adalah : : jika indikator horisontal kurang penting daripada indikator vertikal : jika indikator horisontal sama penting dibandingkan indikator vertikal : jika indikator horisontal lebih penting dibanding indikator vertikal Untuk lebih jelasnya rancangan bentuk penilaian pembobotan dapat dilihat pada Tabel 5 berikut. Tabel 5. Penilaian Bobot Faktor Strategi Eksternal dan Internal Faktor Penentu A B C D E... Total Bobot A B C D E... Total Sumber : David (006) Bobot setiap variabel diperoleh dengan menentukan nilai setiap variabel terhadap jumlah nilai keseluruhan variabel dengan menggunakan rumus : ai i n i i dimana : a i = bobot variabel ke-i n = jumlah variabel i =,,,...,n X i nilai variabel ke-i Total bobot yang diberikan harus sama dengan,0. Pembobot ini kemudian ditempatkan pada kolom kedua matrik IFE-EFE.. Menentukan rating setiap critical succes factors antara sampai, dimana untuk matrik IFE, skala nilai peringkat untuk kekuatan yang digunakan yaitu :

49 = sangat lemah = kuat = lemah = sangat kuat Untuk faktor-faktor kelemahan yaitu skala berarti sangat kuat dan skala berarti sangat lemah. Sedangkan untuk faktor strategis eksternal peluang bagi perusahaan diberi rating dengan skala yang digunakan yaitu : = sangat rendah, respon kurang = tinggi, respon diatas rata-rata = rendah, respon sama dengan rata-rata = sangat tinggi, respon superior Untuk faktor-faktor ancaman yaitu, skala berarti sangat rendah, respon superior terhadap perusahaan. Skala berarti tinggi, respon kurang terhadap perusahaan. Rating didasarkan pada efektifitas strategi perusahaan, serta rating juga berdasarkan pada kondisi perusahaan.. Mengalikan nilai bobot dengan nilai rating untuk mendapatkan skor pembobotan dan semua hasil kali tersebut dijumlahkan secara vertikal untuk mendapatkan skor total bagi perusahaan yang dinilai. Hasil pembobotan dan peringkat (rating) berdasarkan analisis situasi perusahaan dimasukkan dalam matrik. Matrik IFE dan EFE diilustrasikan pada Tabel 6 dan 7. Tabel 6. Analisis Matrik IFE Faktor Kunci Internal Bobot Rating Bobot x Rating Kekuatan : Kelemahan : Total Sumber : David (006) Total skor pembobotan berkisar antara sampai dengan rata-rata,5. Jika total skor IFE (,0,0) berarti kondisi internal perusahaan tinggi/kuat, (,0,99) berarti kondisi internal perusahaan rata-rata/sedang dan (,0,99) berarti kondisi internal perusahaan rendah/lemah.

50 Tabel 7. Analisis Matrik EFE Faktor Kunci Eksternal Bobot Rating Bobot x Rating Peluang : Ancaman : Total Sumber : David (006) Total skor pembobotan berkisar antara sampai dengan rata-rata,5. Total skor EFE dikelompokkan dalam kuat (,0,0) berarti perusahaan merespon kuat terhadap peluang dan ancaman yang mempengaruhi perusahaan, rata-rata (,0,99) berarti perusahaan merespon sedang terhadap peluang dan ancaman yang ada dan lemah, (,0,99) berarti perusahaan tidak dapat merespon peluang dan ancaman yang ada.... Analisis Matrik IE (Internal-Eksternal) Posisi perusahaan dalam industri di analisis dengan alat bantu matrik IE. Matrik ini berupa pemetaan skor total matrik IFE dan EFE yang telah dihasilkan pada tahap-tahap input. Ilustrasi matrik IE dapat dilihat pada Gambar 6. Sumbu horisontal pada matrik IE menunjukkan skor total IFE sedangkan pada sumbu vertikal menunjukkan skor total EFE. Tujuan penggunaan matrik ini adalah untuk memperoleh strategi bisnis di tingkat divisi unit bisnis yang lebih detail. Kuat,0 Tinggi,0 Sedang,0 Rendah.0 Rata-rata,0 Lemah,0 I II III IV V VI VII VIII IX Gambar 6. Matrik Internal Eksternal (IE) Sumber : David (006),0

51 Diagram tersebut dapat mengindentifikasikan sembilan sel strategi perusahaan dalam matrik IE, tetapi pada prinsipnya kesembilan sel itu dapat dikelompokkan menjadi strategi utama, yaitu :. Strategi tumbuh dan bina (Growth and Build) yang berada pada sel I, II dan IV. Strategi yang tepat untuk diterapkan adalah strategi intensif (penetrasi pasar, pengembangan pasar dan pengembangan produk) atau strategi integratif (integrasi ke depan, ke belakang dan horisontal).. Strategi mempertahankan dan memelihara (Hold and Maintain), yang berada pada sel III, V, atau VII. Strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk merupakan dua strategi yang terbanyak dilakukan untuk tipe-tipe divisi ini.. Strategi panen atau divestasi (Harvest or Divest), yang berada pada sel VI, VIII, IX. Strategi yang umum dipakai adalah strategi divestasi, dan strategi likuidasi. Organisasi yang sukses dapat mencapai portofolio bisnis, yang diposisikan berada dalam atau di sekitar sel I dalam matrik IE. Nilai-nilai IFE dikelompokkan dalam kuat (,0,0), sedang (,0,99), dan lemah (,0,99). Sedangkan nilai-nilai EFE dapat dikelompokkan dalam tinggi (,0,0), sedang (,0,99), dan rendah (,0,99) (David, 006).... Matrik SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) Matrik SWOT digunakan untuk menyusun strategi perusahaan. Matrik ini dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Matrik ini dapat menghasilkan empat sel kemungkinan alternatif strategi, yaitu strategi SO, strategi WO, strategi WT, dan strategi ST. Alternatif strategi matriks SWOT dapat dilihat pada Tabel 8. Langkah-langkah menyusun matrik SWOT adalah sebagai berikut :. Menuliskan peluang eksternal perusahaan yang menentukan. Menuliskan ancaman eksternal perusahaan yang menentukan. Menuliskan kekuatan internal perusahaan yang menentukan. Menuliskan kelemahan internal perusahaan yang menentukan

52 5. Mencocokan kekuatan internal dengan peluang eksternal dan mencatat resultan strategi SO dalam sel yang tepat. 6. Mencocokan kelemahan internal dengan peluang eksternal dan mencatat resultan strategi WO dalam sel yang tepat. 7. Mencocokan kekuatan internal dengan ancaman eksternal dan mencatat resultan strategi ST dalam sel yang tepat. 8. Mencocokan kelemahan internal dengan ancaman eksternal dan mencatat resultan strategi WT dalam sel yang tepat. Tabel 8. Matrik SWOT STRENGTH-S WEAKNESS-W Daftarkan 5-0 faktor Daftarkan 5-0 faktor kekuatan kelemahan OPPORTUNITIES-O STRATEGI S-O STRATEGI W-O Daftarkan 5-0 faktor Gunakan kekuatan untuk Atasi kelemahan dengan peluang memanfaatkan peluang memanfaatkan peluang THREATS-T STRATEGI S-T STRATEGI W-T Daftarkan 5-0 faktor Gunakan kekuatan untuk Meminimumkan ancaman menghindari ancaman kelemahan dan Internal Eksternal menghindari ancaman Sumber : David (006) Hasil dari matrik SWOT ini sendiri diharapkan dapat memberikan beberapa alternatif strategi pemasaran yang dapat dipilih oleh pihak manajemen perusahaan agar tujuan awal dari organisasi tercapai dan kegiatan pemasaran perusahaan dapat memberikan hasil yang maksimal...5. Analisis Matrik QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix) Setelah mengembangkan sejumlah alternatif strategi, perusahaan harus mampu mengevaluasi dan kemudian memilih strategi yang terbaik dan paling cocok dengan kondisi internal perusahaan serta lingkungan eksternal. Penggunaan QSPM dapat dilihat pada Tabel 9. Ada enam langkah yang harus diikuti untuk membuat matrik QSPM yaitu :

53 . Menyusun daftar kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang sama dengan matrik SWOT.. Memberikan bobot untuk masing-masing kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman. Bobot ini sama dengan bobot yang diberikan pada matrik IFE dan EFE.. Menyusun alternatif strategi yang akan dievaluasi.. Menetapkan nilai daya tarik (Attractiveness Scores - AS) yang berkisar antara sampai. Nilai = tidak menarik, = agak menarik, = cukup menarik, = sangat menarik. Bila tidak ada pengaruhnya terhadap alternatif strategi yang sedang dipertimbangkan tidak diberikan nilai (AS). 5. Menghitung total nilai daya tarik (Total Attractiveness Scores TAS), kemudian mengalikan bobot dengan nilai daya tarik (AS). 6. Menghitung jumlah total nilai daya tarik (STAS). Alternatif strategi yang memiliki nilai total terbesar merupakan strategi yang paling baik. Tabel 9. Matrik QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix) Faktor-Faktor Sukses Strategi Alternatif Strategi Bobot Strategi I AS TAS Strategi II AS Kekuatan Kelemahan Peluang Ancaman Total Sumber : David, 006 Keterangan : AS = Attractiveness Scores (Nilai Daya Tarik) TAS = Total Attractiveness Scores (Total Nilai Daya Tarik) TAS Strategi III AS TAS

54 V GAMBARAN UMUM RUMAH MAKAN 5.. Sejarah dan Perkembangan Rumah Makan Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsudin Kombo didirikan pada tanggal Desember 996 oleh Bapak H. Syamsudin Kombo. Usaha rumah makan ini merupakan usaha keluarga yang pada awalnya adalah warung makan sederhana yang hanya menyediakan masakan sayur ikan gabus pucung. Warung makan ini lah yang menjadi cikal bakal berdirinya Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsudin Kombo. Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsudin Kombo berlokasi di Jalan Raya Harapan Indah, tepatnya di belakang Sport Center Harapan Indah atau di depan Polsek Medan Satria Kota Bekasi. Pada awal berdirinya, rumah makan ini berada di Jalan Tarumajaya Kampung Bogor, Desa Pusaka Rakyat. Di lokasi tersebut, rumah makan milik Bapak H. Syamsudin Kombo ini masih sederhana dan hanya menyediakan menu yang terbatas. Selain itu, rumah makan ini juga hanya memiliki delapan meja makan untuk tamu yang datang. Seiring berjalannya waktu, rumah makan ini menerima semakin banyak permintaan. Oleh karena itu, pemilik memutuskan untuk berpindah tempat usaha. Pada tahun 00, Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsudin Kombo berpindah ke lokasi Sentra Bisnis Harapan Indah. Di lokasi ini Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsudin Kombo menyediakan menu yang lebih bervariasi tidak hanya sayur ikan gabus pucung saja dan meja makan yang dimiliki lebih banyak yaitu 5 meja. Setelah dua tahun menempati lokasi tersebut, pemilik merasa perlu membangun rumah makan yang lebih besar lagi. Hal ini karena pengunjung yang datang semakin banyak dan tempat yang dimiliki tidak mencukupi untuk menampung pengunjung yang datang. Pada tahun 007 pemilik memindahkan usaha rumah makannya ke lokasi yang sekarang yaitu Jalan Raya Harapan Indah Bekasi. Tempat ini tidak jauh dari lokasi sebelumnya. Di lokasi ini pemilik membangun rumah makannya di atas lahan yang luasnya lebih kurang 000 meter. Menu yang disajikan lebih bervariasi, tetapi tidak melupakan menu utamanya yaitu sayur ikan gabus pucung. Sarana pendukung rumah makan yang dimiliki cukup lengkap seperti area parkir

55 yang luas, musholla dan toilet. Di rumah makan ini kapasitas meja untuk tamu bertambah menjadi 0 meja. Bagi Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsudin Kombo sarana pendukung rumah makan yang dimilikinya merupakan kekuatan bagi rumah makannya. Hingga saat ini Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsudin Kombo telah memiliki sarana pendukung rumah makan seperti area parkir yang cukup luas, musholla, dan toilet. Hal ini karena tidak semua rumah makan memiliki area parkir yang luas dan tidak semua rumah makan menyediakan musholla atau tempat sholat. Kebersihan rumah makan juga merupakan kekuatan bagi Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsudin Kombo. Hal ini terlihat dari meja makan maupun lantai rumah makan yang selalu terjaga kebersihannya. Bagi pemilik, kebersihan merupakan bagian yang sangat penting karena kebersihan merupakan cerminan bagi sebuah rumah makan. Terjaganya kebersihan ini juga akan membuat konsumen yang datang merasa nyaman berada di dalam rumah makan. 5.. Visi, Misi dan Tujuan Rumah Makan Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsudin Kombo belum memiliki visi dan misi usaha secara tertulis. Secara umum, visi adalah keadaan masa depan suatu organisasi yang mungkin terjadi dan diinginkan, sedangkan misi mencerminkan bisnis apa yang diusahakan oleh perusahaan. Tujuan merupakan hasil akhir yang berusaha dicapai oleh organisasi untuk mewujudkan misinya dalam jangka waktu tertentu. Di masa yang akan datang, Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsudin Kombo diharapkan dapat menentukan visi dan misinya secara tertulis berdasarkan definisi di atas. Berdasarkan wawancara dengan pihak perusahaan, Visi dan Misi dari Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsudin Kombo adalah menjadi rumah makan khas betawi terbesar dan terkenal di masa yang akan datang, serta dapat mempertahankan keaslian menu tradisional khas betawi khususnya sayur ikan gabus pucung. Tujuan rumah makan ini selain untuk mencari keuntungan adalah untuk meningkatkan kesejahteraan kerabat dekat pemilik rumah makan.

56 5.. Lokasi Perusahaan Lokasi merupakan salah satu faktor penting dalam perusahaan, karena penentuan lokasi perusahaan dapat mempengaruhi kedudukan perusahaan dalam persaingan dan menentukan kelangsungan hidup perusahaan itu sendiri. Menurut Assauri dalam Prihatin (006), lokasi perusahaan dikatakan strategis apanila memenuhi kriteria-kriteria seperti : ) dekat dengan pasar, ) dekat dengan sumber bahan mentah, ) terdapat fasilitas pengangkutan, ) supply dari tenaga kerja tersedia dan 5) terdapatnya pembangkit tenaga listrik. Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsudin Kombo terletak di Jalan Raya Harapan Indah, Kota Bekasi, Provinsi Jawa Barat. Secara geografi Kota Bekasi berada pada posisi 06º55` bujur timur dan 6º7` - 6º5` lintang selatan dengan ketinggian 9 meter di atas permukaan laut. Kota Bekasi memiliki luas wilayah sekitar 0,9 km² dan memiliki batas-batas wilayah administrasi sebagai berikut: Sebelah Utara : Kabupaten Bekasi Sebelah Selatan : Kabupaten Bogor Sebelah Barat : Kota Jakarta Timur Sebelah Timur : Kabupaten Bekasi Kota Bekasi menjadi sangat strategis karena berdampingan dengan Ibukota Jakarta. Harapan Indah yang menjadi lokasi Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsudin Kombo merupakan perumahan besar yang memiliki akses jalan menuju Kota Jakarta dan juga menuju Kabupaten Bekasi. Jalan Raya Harapan Indah merupakan jalan alternatif yang selalu ramai oleh pengguna jalan. Lokasi Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsudin Kombo saat ini merupakan lokasi yang strategis karena letaknya dekat dengan pemukiman dan perusahaan-perusahaan serta akses pengadaan bahan baku bagi rumah makan. Pemukiman penduduk yang berada di sekitar Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsudin Kombo adalah perumahan Harapan Indah, Bulevar Hijau, Duta Bumi, Pejuang Jaya, Permata Harapan Baru, Pejuang Pratama, dan Pondok Ungu. Perusahaan besar yang dekat dengan Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsudin Kombo diantaranya adalah PT Sosro, PT Isuzu, PT Brigestone, dan PT Bakrie. Lokasi yang strategis merupakan kekuatan yang dimiliki oleh Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsudin Kombo.

57 5.. Struktur Organisasi Struktur organisasi berbeda untuk setiap perusahaan dan biasanya disesuaikan dengan kebutuhan dari perusahaan yang bersangkutan serta jenis pekerjaan yang ada pada perusahaan tersebut. Pada dasarnya Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsudin Kombo belum memiliki struktur organisasi. Hal ini merupakan kelemahan bagi rumah makan, walaupun bagi sebuah rumah makan keberadaan struktur organisasi tidak begitu penting, tetapi bagi Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsudin Kombo struktur organisasi ini dibutuhkan untuk membedakan tugas dari masing-masing pegawai. Selama ini pemilik Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsudin Kombo belum melakukan pembagian tugas yang jelas kepada para pegawainya. Berdasarkan wawancara dengan pihak rumah makan, dapat disimpulkan bahwa struktur organisasi Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsudin Kombo berbentuk organisasi lini. Hal ini terjadi karena kekuasaan mengalir langsung dari pimpinan kepada karyawan di bawahnya, sehingga pengambilan keputusan pada masing-masing lini harus dengan sepengetahuan pemilik. Struktur organisasi rumah makan ini tergolong sederhana, karena jumlah karyawannya tidak terlalu banyak. Tugas dan tanggung jawab masing-masing bagian pada Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsudin Kombo diuraikan sebagai berikut :. Pimpinan (Pemilik) Bertugas memimpin, mengkoordinir serta mengatur seluruh kegiatan rumah makan secara langsung, mengurus kepegawaian dan gaji karyawan.. Bagian Dapur Bertugas menyiapkan bahan baku dan bumbu-bumbu yang akan dimasak, mengolah bahn baku menjadi makanan jadi, serta membersihkan peralatan makan. Bagian dapur bertanggung jawab atas rasa serta kebersihan masakan yang dihasilkan.. Bagian Depan dan Kasir Bertugas melayani konsumen, menghitung pemasukan dan pengeluaran rumah makan dan bertanggung jawab atas segala kegiatan administrasi umum rumah makan serta kebersihan meja makan tamu.

58 VI ANALISIS LINGKUNGAN PERUSAHAAN 6.. Analisis Lingkungan Internal Perusahaan Analisis lingkungan internal bertujuan untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan. Analisis lingkungan internal terdiri dari sumberdaya manusia, keuangan, pemasaran, serta produksi dan operasi Sumberdaya Manusia Tenaga kerja merupakan sumberdaya terpenting dalam perusahaan dan dapat menjadi indikator bagi keberhasilan suatu usaha. Semakin tinggi kinerja karyawan maka akan semakin tinggi pula peluang keberhasilan perusahaan dalam mencapai tujuan (Mangkuprawira, 00). Jumlah karyawan tetap Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsudin Kombo sebanyak 8 orang, jumlah tenaga kerja untuk bagian dapur atau produksi sebanyak sembilan orang dan untuk bagian depan (pelayanan konsumen dan kasir) sebanyak sembilan orang. Gaji kepada karyawan diberikan secara bulanan. Tenaga kerja yang digunakan sebagian besar adalah pria, yaitu untuk bagian pelayanan kepada konsumen, kasir, memasak ayam bakar dan sate. Tenaga kerja wanita digunakan untuk bagian produksi terutama memasak sayur ikan gabus pucung dan masakan-masakan lainnya. Tabel 0. Kualifikasi Tingkat Pendidikan dan Jumlah Karyawan Tetap Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsudin Kombo Tahun 009 Kualifikasi Tingkat Pendidikan Lulusan SD/sederajat Lulusan SMP/sederajat Lulusan SMU/sederajat Total Jumlah (orang) Persentase (%) Sumber : Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsudin Kombo Berdasarkan Tabel 0 dapat dilihat bahwa tingkat pendidikan karyawan Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsudin Kombo tergolong rendah, karena sebesar 50 persen karyawan hanya lulusan SD atau sederajat. Hal ini merupakan kelemahan yang dimiliki oleh Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsudin Kombo.

59 Selain berpendidikan rendah, karyawan yang dipekerjakan juga tidak memiliki keterampilan tertentu. Berdasarkan wawancara dengan pemilik, karyawan yang diterima bekerja di rumah makan ini tidak harus memiliki keterampilanketerampilan tertentu. Namun untuk karyawan bagian pelayanan, diharuskan cekatan dan mampu membawa beberapa piring di kedua tangannya. Menyadari keadaan sumberdaya manusia yang dimilikinya, pemilik tetap tidak berniat untuk memberhentikan karyawannya karena alasan sosial. Bahkan, hampir setiap tahun pemilik mengajak karyawan dan keluarganya rekreasi. Apabila pemilik tidak mengajak rekreasi, diberikan bonus tunjangan hari raya yang lebih besar kepada karyawannya. Kebaikan pemilik selain dalam pekerjaan juga perhatiannya pada keluarga karyawan membuat karyawan memiliki loyalitas yang tinggi terhadap pemilik rumah makan. Hal ini juga disimpulkan berdasarkan wawancara dengan para karyawan yang menyatakan tidak ingin berpindah tempat kerja walaupun ada yang menawarkan gaji lebih besar Keuangan Kondisi keuangan sering dianggap sebagai ukuran terbaik dari posisi bersaing perusahaan. Menetapkan kekuatan dan kelemahan keuangan perusahaan sangat penting dalam merumuskan strategi secara efektif, karena keuangan dapat mengubah strategi yang ada. Variabel keuangan berkenaan dengan bagaimana perusahaan mendapatkan modal usaha, menginvestasikan, menggunakannya untuk tujuan-tujuan perusahaan termasuk tujuan keuntungan tertentu dan permasalahan perimbangan biaya dan keuntungan yang ingin diraih. Modal merupakan bagian terpenting dari suatu usaha. Rumah Makan H. Syamsudin Kombo dalam menjalankan usahanya menggunakan modal sendiri. Perusahaan hingga saat ini belum pernah melakukan pinjaman kepada lembaga keuangan manapun. Modal milik sendiri merupakan salah satu kekuatan perusahaan, karena keadaan perusahaan tidak bergantung oleh pihak luar sehingga perusahaan tidak perlu memikirkan masalah pengembalian kredit kepada pihak bank. Penggunaan dan pengalokasian laba perusahaan dapat sepenuhnya digunakan oleh perusahaan untuk pengembangan usaha selanjutnya. Rumah Makan H. Syamsudin Kombo belum melakukan pencatatan keuangan secara akuntansi. Hal ini merupakan kelemahan yang dimiliki rumah

60 makan ini karena pemilik tidak dapat memantau keadaan keuangan rumah makan yang sebenarnya. Permasalahan pencatatan keuangan membuat penulis tidak dapat mengamati perkembangan maupun penurunan yang dialami perusahaan dari awal didirikannya hingga saat ini. Kurangnya perhatian pada pembukuan rumah makan ini karena pemilik menganggap hal tersebut tidak terlalu penting. Bagi pemilik mengetahui jumlah pembelian bahan baku dan pendapatan setiap harinya sudah cukup. Padahal banyak biaya lain yang harus dibayarkan oleh pemilik yang pada akhirnya dapat mempengaruhi keuntungan yang diperoleh Pemasaran Pemasaran menurut Kotler (997), adalah suatu proses sosial dan manajerial yang di dalamnya individu mendapatkan apa yang mereka inginkan dan butuhkan dengan menciptakan, menawarkan dan mempertukarkan produk yang bernilai kepada orang lain. Pemasaran merupakan bagian penting bagi perusahaan karena akan mempengaruhi keberhasilan perusahaan dalam mendapatkan keuntungan yang diharapkan. Pasar sasaran Rumah Makan H. Syamsudin Kombo tidak hanya konsumen yang berasal dari daerah Bekasi tetapi juga dari daerah luar Bekasi, seperti Jakarta dan Tangerang. Rumah Makan H. Syamsudin Kombo sampai saat ini belum memiliki fasilitas pesan antar untuk memenuhi permintaan pelanggannya. Strategi produk yang ditawarkan oleh rumah makan ini adalah menekankan ketradisionalan dari makanannya itu sendiri dalam cara pengolahan. Pengolahan dilakukan dengan menggunakan tata cara tradisional yang diketahui pemilik secara turun temurun. Bumbu yang digunakan adalah bumbu tradisional tanpa penyedap dan pengawet, sehingga memberikan cita rasa tersendiri dan makanan menjadi lebih enak. Terlebih dengan resep yang diperoleh secara turun temurun membuat produk rumah makan ini memiliki cita rasa yang khas. Dengan demikian, produk yang dihasilkan oleh Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsudin Kombo memiliki kualitas yang baik. Hal ini disimpulkan berdasarkan wawancara dengan beberapa orang pelanggan yang mengatakan bahwa produk yang dihasilkan oleh Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsudin Kombo lebih baik dan lebih enak dibandingkan dengan produk rumah makan lain yang menjadi

61 pesaingnya. Kualitas produk yang baik ini merupakan kekuatan bagi Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsudin Kombo. Dalam hal penyajian produk, rumah makan ini belum memperhatikan mengenai kemasan makanan. Kemasan yang digunakan untuk pembelian yang dibawa pulang (take away) hanya menggunakan plastik putih polos tanpa mencantumkan alamat dan nomor telepon. Hal ini akan membuat konsumen kesulitan jika akan melakukan pembelian ulang. Strategi harga yang diterapkan oleh rumah makan ini adalah mengikuti harga di pasaran. Bahkan untuk saat ini, harga yang ditawarkan rumah makan ini lebih murah dibawah harga pesaing. Rumah makan ini akan memberikan potongan harga kepada konsumen yang melakukan pembelian dalam jumlah besar. Potongan harga tersebut bukan merupakan bagian dari promosi yang dilakukan rumah makan, tetapi hanya untuk menggenapkan perhitungan. Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsudin Kombo dalam kegiatan promosi hanya mengandalkan spanduk yang terdapat di depan rumah makan. Selain itu, rumah makan ini dipromosikan dari mulut ke mulut. Kegiatan promosi yang dilakukan ini masih sangat terbatas, karena tidak dapat menjangkau sasaran yang lebih luas. Hal ini merupakan suatu kelemahan bagi Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsudin Kombo. Mengenai strategi tempat, rumah makan ini memiliki kebersihan dan kerapihan tempat yang baik. Terlihat dari ruangan-ruangan yang selalu bersih serta kursi-kursi dan meja-meja yang selalu tertata rapih. Sarana pendukung yang dimiliki rumah makan ini cukup lengkap, diantaranya yaitu area parkir yang cukup luas, musholla dan toilet. Kebersihan rumah makan dan adanya sarana pendukung rumah makan merupakan kekuatan bagi Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsudin Kombo. Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsudin Kombo berada dalam akses jalan menuju Jakarta dan Kabupaten Bekasi. Sehingga daerah ini banyak dilalui oleh pengendara yang akan menuju Jakarta maupun Bekasi. Selain itu, rumah makan ini berada dalam komplek perumahan besar yang merupakan sasaran potensial bagi Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsudin Kombo. Lokasi rumah makan ini dapat menjadi kekuatan bagi Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsudin Kombo dalam menarik konsumen.

62 6... Produksi dan Operasi Fungsi produksi dan operasi dari suatu usaha terdiri dari semua aktifitas yang mengubah masukan menjadi barang atau jasa. Dalam merumuskan strategi kemampuan dan keterbatasan fungsi produksi dan operasi harus diperhitungkan, karena kekuatan dan kelemahan dalam fungsi-fungsinya dapat menyebabkan kesuksesan maupun kegagalan dari suatu usaha. Tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan yaitu menciptakan produk yang memiliki kualitas tinggi. Beberapa usaha yang dilakukan perusahaan untuk mencapai tujuan tersebut diantaranya berusaha memperoleh bahan baku yang tinggi, menjaga kantinuitas bahan baku dan pengolahannya, memanfaatkan fasilitas produksi secara optimal, dan berusaha agar jumlah produksi setiap hari sesuai dengan permintaan konsumen karena daya tahan produk yang tidak lama serta menjaga mutu produk. Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsudin Kombo dalam pengadaan bahan baku menggunakan bahan baku utama ikan gabus. Bahan baku utama ini didapatkan dari tiga pemasok khusus ikan gabus yang masing-masing berasal dari Muara Bakti, Ujung Menteng dan Tangerang. Pemilik rumah makan telah melakukan kerjasama dengan pemasok dari Muara Bakti sejak pertama kali rumah makan ini berdiri. Untuk menutupi kekurangan bahan baku utama, pemilik bekerjasama dengan dua pemasok lainnya, yaitu pemasok dari Tangerang dan dari Ujung Menteng. Hendra pemasok dari Muara Bakti menerima pesanan dari rumah makan setiap dua hari sekali. Waktu pemesanan dengan pemasok dari Ujung Menteng dan Tangerang sama dengan pemasok sebelumnya yaitu dua hari sekali. Akan tetapi, pemesanan dengan kedua pemasok ini dilakukan pada hari yang sama. Satu kali pemesanan untuk sebanyak kilogram dengan tujuan agar ikan gabus dapat terjaga kesegaran dan kualitasnya. Bahan baku utama lainnya seperti ayam, daging sapi, sayuran dan bumbu-bumbu diperoleh dari pasar tradisional terdekat. Sistem produksi yang dijalankan adalah sistem kontinuitas atau harian. Hal ini sesuai dengan prinsip perusahaan untuk memproduksi setiap masakan dalam kondisi baru pada setiap harinya. Proses produksi di Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsudin Kombo meliputi penyiangan bahan baku, pencucian bahan baku,

63 pembuatan bumbu-bumbu dan pengolahan menjadi masakan yang siap santap. Produk yang disajikan Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsudin Kombo memiliki kualitas yang baik, karena pada proses memasak menggunakan bahan baku yang segar, terutama untuk sayur ikan gabus pucung yang menggunakan ikan gabus yang segar serta menggunakan bumbu-bumbu tradisional yang khas. Selain itu, berdasarkan wawancara dengan beberapa pelanggan sayur ikan gabus pucung di Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsudin Kombo selalu disajikan dalam keadaan panas, sedangkan di rumah makan lain sayurnya disajikan dalam keadaan dingin. Dengan demikian, kualitas produk yang baik ini merupakan kekuatan bagi Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsudin Kombo. Gambar 7. Sayur Ikan Gabus Pucung Kekuatan lainnya yang dimiliki oleh Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsudin Kombo adalah menu masakan yang bervariasi, karena Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsudin Kombo tidak hanya menyediakan menu sayur ikan gabus pucung. Menu lain yang disediakan yaitu ayam bakar, sate ayam, sate kambing, sop kambing, soto betawi, serta menu lainnya. Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsudin Kombo dalam proses produksinya menggunakan tata cara tradisional. Peralatan yang digunakan masih sederhana dan belum menggunakan peralatan masak yang modern. Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsudin Kombo dalam proses memasak masih menggunakan kompor minyak tanah serta alat masak pada umumnya seperti penggorengan, panci, alat panggang dan berbagai alat makan. Pengolahan dengan cara tradisional

64 dipercaya pemilik memberikan cita rasa yang khas dari masakan yang disajikan. Selain itu, pengolahan bumbu dilakukan dengan menggunakan resep keluarga yang diturunkan secara turun-temurun membuat rasa masakan tidak berubah. Berdasarkan analisis lingkungan internal perusahaan didapatkan faktorfaktor yang menjadi kekuatan dan kelemahan perusahaan. Kekuatan dan kelemahan Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsudin Kombo dapat dilihat pada Tabel. Tabel. Identifikasi Kekuatan dan Kelemahan Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsudin Kombo Faktor Internal Kondisi Umum Perusahaan - Sumberdaya - Kekuatan Lokasi rumah makan yang strategis Sarana pendukung rumah makan (area parkir, musholla dan toilet) Kebersihan rumah makan Loyalitas pegawai tinggi Manusia Keuangan - Modal usaha milik pribadi Pemasaran Produksi dan Operasi Kelemahan - Belum memiliki struktur organisasi - Tingkat pendidikan pegawai rendah - Belum melakukan pencatatan keuangan secara akuntansi - Kegiatan promosi masih sangat terbatas - Kualitas produk yang baik - Menu bervariasi 6.. Analisis Lingkungan Eksternal Analisis lingkungan eksternal bertujuan untuk mengidentifikasi peluang dan ancaman terhadap perusahaan. Analisis lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan umum dan lingkungan industri. Lingkungan umum meliputi politik, ekonomi, sosial budaya dan teknologi, sedangkan lingkungan industri meliputi pemasok, pembeli dan persaingan.

65 6... Lingkungan Umum 6... Politik Faktor politik merupakan faktor yang berkaitan dengan kebijakankebijakan yang dikeluarkan pemerintah, stabilitas politik negara serta perannya secara ekonomis dan politis. Kebijakan-kebijakan pemerintah memiliki pengaruh terhadap pertumbuhan setiap sektor perekonomian. Stabilitas negara dapat mempengaruhi ketenangan masyarakat yang akhirnya juga dapat mempengaruhi perekonomian. Kebijakan pemerintah dalam menaikkan maupun menurunkan harga bahan bakar minyak sangat berpengaruh bagi Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsudin Kombo. Penurunan harga bahan bakar minyak merupakan peluang bagi Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsudin Kombo karena biaya yang ditanggung perusahaan tidak akan meningkat. Penurunan harga bahan bakar minyak dapat mempengaruhi kegiatan produksi Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsudin Kombo, karena rumah makan ini masih menggunakan kompor minyak dalam kegiatan produksinya. Selain itu, adanya penurunan harga bahan bakar minyak ini tidak akan membuat perusahaan mengeluarkan biaya yang lebih mahal untuk biaya transportasi pembelian bahan baku. Dampak dari kebijakan pemerintah dalam menurunkan harga bahan bakar minyak adalah perusahaan dapat lebih berhemat dalam penggunaan keuangan perusahaan. Penghematan ini terutama untuk biaya produksi dan pembelian bahan baku. Oleh karena itu, adanya penurunan harga bahan bakar minyak merupakan peluang bagi Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsudin Kombo Ekonomi Usaha restoran dan rumah makan di Kota Bekasi masih memiliki peluang untuk berkembang. Hal ini dapat dilihat dari daya beli masyarakat Kota Bekasi yang tergambar dalam PDRB per kapita Kota Bekasi. Pada Tabel dapat dilihat, pertumbuhan tertinggi PDRB per kapita Kota Bekasi atas dasar harga konstan 000 pada periode terjadi pada tahun 007 yaitu sebesar,95 persen. PDRB Kota Bekasi mengalami pertumbuhan rata-rata sebesar, persen. Peningkatan pendapatan masyarakat Kota Bekasi menunjukkan daya beli masyarakat yang meningkat. Semakin meningkatnya daya beli masyarakat

66 memberikan peluang bagi usaha rumah makan. Hal ini karena dengan meningkatnya daya beli maka proporsi anggaran untuk rekreasi juga semakin besar, diantaranya untuk mengunjungi restoran atau rumah makan. Peluang ini dapat dimanfaatkan oleh Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsudin Kombo dalam menarik konsumen sebanyak-banyaknya. Tabel. PDRB Per Kapita Kota Bekasi Atas Dasar Harga Konstan 000 dan Pertumbuhannya Tahun Tahun PDRB (Jutaan Rupiah)..59,.79.95,.5.0, ,5 Rata-rata PDRB Per Kapita (Rupiah) Pertumbuhan (%),00,0,60,95, Sumber: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Bekasi (008), diolah 6... Sosial Budaya Jumlah penduduk Kota Bekasi mengalami pertumbuhan setiap tahunnya. Tabel menunjukkan bahwa hingga tahun 007 jumlah penduduk Kota Bekasi berjumlah..80 jiwa dengan kepadatan penduduk 0.85 jiwa/km². Pertumbuhan penduduk Bekasi membuka peluang tersedianya tenaga kerja atau juga tersedianya pasar potensial bagi usaha restoran dan rumah makan. Tersedianya pasar potensial membuka peluang bagi Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsudin Kombo untuk memperluas pangsa pasar. Tabel. Jumlah Penduduk Kota Bekasi Tahun Tahun Jumlah Penduduk (jiwa) Sumber: BPS Kota Bekasi (007) Kepadatan Penduduk (jiwa/km²) (Luas Wilayah 0.9 km²)

67 Pertumbuhan penduduk memberikan peluang tersedianya pasar potensial bagi usaha rumah makan karena seiring dengan pertumbuhan penduduk yang meningkat, permintaan akan makanan dan minuman juga akan meningkat. Peluang tersebut dapat dimanfaatkan oleh Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsudin Kombo untuk menarik konsumen sebanyak-banyaknya. Peluang ini juga dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan penjualan Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsudin Kombo. Peluang lain yang dapat dimanfaatkan oleh Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsudin Kombo adalah peningkatan jumlah wanita yang bekerja di luar rumah. Peningkatan jumlah wanita yang bekerja ini dapat meningkatkan permintaan makanan jadi, terutama permintaan terhadap rumah makan. Rumah makan merupakan salah satu usaha yang menyediakan makanan jadi yang siap disantap. Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsudin Kombo merupakan salah satu rumah makan yang menyediakan makanan jadi. Peluang ini dapat dimanfaatkan Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsudin Kombo untuk menarik konsumen dan meningkatkan penjualan rumah makannya Teknologi Perkembangan teknologi dapat menciptakan berbagai macam peralatan yang akan mempermudah jalannya suatu kegiatan. Bentuk dari perkembangan teknologi diantaranya adalah teknologi komunikasi, transportasi dan peralatan memasak. Teknologi komunikasi dapat mempermudah penyampaian informasi perusahaan. Teknologi transportasi dapat membantu pendistribusian produk menjadi lebih cepat, dan teknologi peralatan memasak membantu mempercepat dan mempermudah proses memasak sehingga lebih efisien. Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsudin Kombo telah menggunakan teknologi komunikasi berupa telepon. Telepon telah dimanfaatkan dengan baik oleh perusahaan dalam melakukan transaksi khususnya dengan pembeli dan pemasok. Kondisi ini sangat menguntungkan kedua belah pihak terutama dalam hal efisiensi biaya dan efektivitas waktu. Namun, penggunaan teknologi komunikasi untuk kegiatan promosi belum dimanfaatkan dengan baik oleh perusahaan. Selama ini Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsudin Kombo

68 dipromosikan dengan cara dari mulut ke mulut. Hal ini dianggap pemilik rumah makan sudah cukup efektif. Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsudin Kombo belum menggunakan teknologi transportasi untuk melayani pesan antar. Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsudin Kombo juga belum menggunakan teknologi modern dalam memasak. Rumah makan ini masih menggunakan kompor minyak untuk proses memasak dan menggunakan peralatan masak yang sederhana Lingkungan Industri 6... Kekuatan Persaingan dalam Industri Jenis rumah makan yang menyajikan makanan berciri tradisional atau kedaerahan semakin lama semakin banyak bermunculan. Hal ini terlihat dari semakin banyaknya restoran dan rumah makan dengan berbagai nama, namun menawarkan ciri produk yang relatif sama. Daftar rumah makan tradisional dengan menu utama ikan yang menjadi pesaing dari Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsudin Kombo dapat dilihat pada Tabel. Rumah makan pesaing yang menyajikan menu sayur ikan gabus pucung adalah Rumah Makan Pondok Gabus Lukman. Rumah makan ini menyediakan menu yang sama dengan Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsudin Kombo. Namun, harga yang ditawarkan oleh Rumah Makan Pondok Gabus Lukman lebih mahal dari harga di Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsudin Kombo. Oleh karena itu, Rumah Makan Pondok Gabus Lukman ini merupakan pesaing utama bagi Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsudin Kombo. Selain Rumah Makan Pondok Gabus Lukman, pesaing utama bagi Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsudin Kombo adalah Rumah makan Menteng Harapan. Rumah makan ini lokasi berdekatan dan bahkan berdampingan dengan Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsudin Kombo. Lokasi yang berdekatan ini menyebabkan terjadinya persaingan antara Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsudin Kombo dengan Rumah Makan Menteng Harapan untuk menarik konsumen. Selain lokasi yang berdekatan, Rumah Makan Menteng Harapan juga menyediakan menu utama berbahan baku ikan. Rumah makan tradisional dengan menu utama ikan di Bekasi cukup banyak dan menawarkan produk yang relatif sama, diantaranya seperti sayur ikan

69 gabus pucung, ikan bakar, ikan goreng dan lain-lain. Semakin banyak rumah makan sejenis bermunculan mengakibatkan tingkat persaingan dalam industri menjadi besar sehingga menjadi ancaman bagi Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsudin Kombo Ancaman Masuknya Pesaing Baru Saat ini semakin banyak rumah makan tradisional yang bermunculan, terutama rumah makan dengan menu utama ikan. Rumah makan yang menyediakan menu utamanya ikan merupakan pesaing bagi Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsudin Kombo. Pesaing-pesaing yang bermunculan menawarkan suasana rumah makan yang berbeda serta konsep bangunan yang lebih menarik. Beberapa bulan yang lalu berdiri rumah makan dengan menu utama ikan yaitu Rumah Makan Pesona Laut. Rumah makan ini berada di Sentra Bisnis Harapan Indah, yaitu lokasi yang cukup dekat dengan Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsudin Kombo. Mengurus surat perijinan usaha di Kota Bekasi hanya perlu memenuhi syarat-syarat standar seperti menyerahkan KTP dan bukti pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan juga syarat lain sesuai prosedur. Pemerintah daerah Kota Bekasi tidak memberikan aturan yang mempersulit munculnya restoran atau rumah makan tradisional dan bentuk usaha apapun. Hal ini membuat kecilnya hambatan masuk dalam industri rumah makan yang menyebabkan semakin banyaknya rumah makan tradisional yang bermunculan. Banyaknya rumah makan yang bermunculan ini merupakan ancaman bagi Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsudin Kombo, karena akan menambah banyaknya rumah makan pesaing Pemasok Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsudin Kombo memiliki pemasok untuk bahan baku utama ikan gabus, sedangkan untuk bahan baku lainnya diperoleh dari pasar tradisional terdekat. Bahan baku ikan gabus diperoleh dari tiga pemasok yaitu Hendra dari Muara Bakti Kabupaten Bekasi, Jolang dari Ujung Menteng dan Marullah dari Tangerang. Pemasok yang berasal dari Muara Bakti Kabupaten Bekasi mengirimkan ikan setiap dua hari sekali. Pemasok dari Ujung Menteng dan Tangerang mengirimkan barang pada hari yang sama dan

70 pengiriman ikan dilakukan dua hari sekali. Kedua pemasok ini baru beberapa bulan memasok ikan gabus ke Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsudin Kombo. Hal ini dilakukan pemilik rumah makan untuk menutupi kekurangan stok bahan baku utamanya yaitu ikan gabus. Jumlah ikan untuk setiap pemesanan sebanyak kilogram. Proses pemesanan dilakukan melalui telepon dan pesanan diantarkan oleh pihak pemasok. Sistem pembayaran yang dilakukan adalah secara tunai (cash) pada saat barang pesanan diterima dari pemasok. Semua bahan baku yang telah dibeli tidak langsung diolah tetapi sebagian disimpan sebagai stok, namun untuk jenis bahan baku sayuran langsung diolah karena mudah layu. Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsudin Kombo bermitra dengan Hendra dari semenjak rumah makan berdiri, sehingga antara rumah makan dengan pemasok memiliki hubungan yang baik dan pemasok memiliki loyalitas yang tinggi terhadap rumah makan. Hal ini dapat dilihat dari keakraban yang terjadi antara pemasok dengan pihak rumah makan. Keakraban yang terjadi antar keduanya terlihat seperti hubungan saudara. Bahkan, pemasok ini tidak segansegan untuk membantu melayani konsumen di Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsudin Kombo apabila keadaan sedang ramai. Pemasok yang berasal dari Ujung Menteng dan Tangerang baru beberapa bulan melakukan pengiriman ke Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsudin Kombo Pembeli Konsumen adalah orang yang mengkonsumsi suatu produk, sedangkan pelanggan adalah konsumen yang mengkonsumsi suatu produk secara tetap atau kontinyu atau dapat dikatakan sebagai konsumen yang datang lebih dari satu kali. Berdasarkan wawancara dengan pemilik, Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsudin Kombo memiliki segmentasi pasar yaitu untuk semua golongan, baik menengah bawah maupun menengah atas. Konsumen Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsudin Kombo memiliki loyalitas yang tinggi terhadap rumah makan. Karena konsumen telah melakukan kunjungan ke Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsudin Kombo lebih dari tiga kali, sehingga antara pemilik dengan konsumen saling mengenal. Dengan demikian akan tercipta hubungan yang baik antara kedua belah pihak. Hubungan

71 dengan pelanggan ini sangat dijaga oleh pemilik, karena mencari pelanggan (konsumen yang loyal) lebih sulit dibandingkan dengan mencari konsumen baru. Oleh karena itu, keberadaan konsumen yang memiliki loyalitas tinggi menjadi peluang bagi Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsudin Kombo. Akan tetapi, Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsudin Kombo juga masih sering mendapat keluhan dari konsumen terhadap pelayanan yang diberikan. Keluhan yang disampaikan oleh konsumen ini menjadi ancaman bagi Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsudin Kombo Ancaman Produk Substitusi Produk substitusi dari Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsudin Kombo adalah rumah makan yang menawarkan menu-menu tradisional lainnya. Perkembangan jumlah rumah makan tradisional di Bekasi seperti rumah makan Sunda, Padang dan rumah makan tradisional lainnya merupakan ancaman bagi Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsudin Kombo. Ketersediaan produk substitusi yang cukup banyak dan beragam dapat memperbesar kekuatan tawar produk substitusi yang dapat menjadi ancaman bagi rumah makan. Oleh karena itu, pihak rumah makan perlu memperhatikan jenis produk substitusi yang dapat menjadi ancaman bagi perkembangan Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsudin Kombo. Hal ini karena restoran-restoran yang menawarkan produk substitusi mempunyai cita rasa produk yang hampir sama dan segmentasi pasar yang hampir sama pula. Dengan demikian, semakin berkembangnya produk substitusi yaitu makanan khas daerah lainnya merupakan ancaman bagi Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsudin Kombo. Berdasarkan analisis lingkungan eksternal perusahaan didapatkan faktorfaktor yang merupakan peluang dan ancaman bagi perusahaan. Peluang dan ancaman bagi Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsudin Kombo dapat dilihat pada Tabel.

72 Tabel. Identifikasi Peluang dan Ancaman Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsudin Kombo Faktor Eksternal Politik Ekonomi Sosial Budaya Peluang Adanya penurunan harga BBM Peningkatan daya beli masyarakat Kota Bekasi. Pertumbuhan jumlah penduduk Bekasi membuka peluang tersedianya pasar potensial. Peningkatan jumlah wanita yang bekerja Tingginya tingkat persaingan dalam industri rumah makan Semakin banyaknya rumah makan tradisional yang bermunculan Kekuatan persaingan dalam industri Ancaman masuknya pesaing baru Pemasok Pembeli Ancaman produk substitusi Ancaman Adanya loyalitas pemasok Adanya loyalitas konsumen Keluhan konsumen terhadap pelayanan rumah makan Semakin berkembangnya produk substitusi yaitu makanan khas daerah lain

73 VII FORMULASI STRATEGI 7.. Analisis Lingkungan Perusahaan Berdasarkan analisis lingkungan perusahaan yang dilakukan dengan melakukan pengamatan di lapang dan wawancara secara interaktif dengan pemilik Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsudin Kombo juga pihak-pihak terkait, diperoleh faktor strategi internal dan faktor strategi eksternal. Faktor strategis internal meliputi kekuatan dan kelemahan. Kekuatan perusahaan meliputi: () kualitas produk yang baik, () menu bervariasi, () lokasi rumah makan yang strategis, () sarana pendukung rumah makan (area parkir, musholla dan toilet), (5) kebersihan rumah makan, (6) modal usaha milik pribadi, dan (7) loyalitas pegawai tinggi. Kelemahan perusahaan meliputi: () belum memiliki struktur organisasi, () tingkat pendidikan pegawai rendah, () belum melakukan pencatatan keuangan secara akuntansi, dan () kegiatan promosi masih sangat terbatas. Faktor strategis eksternal meliputi peluang dan ancaman. Peluang bagi perusahaan meliputi: () adanya penurunan harga BBM, () peningkatan daya beli masyarakat Kota Bekasi, () pertumbuhan jumlah penduduk Bekasi membuka peluang tersedianya pasar potensial, () peningkatan jumlah wanita yang bekerja sehingga meningkatkan permintaan makanan jadi, (5) adanya loyalitas pemasok, dan (6) adanya loyalitas konsumen. Ancaman bagi perusahaan meliputi: () tingginya tingkat persaingan dalam industri rumah makan, () semakin banyaknya rumah makan tradisional yang bermunculan, () keluhan konsumen terhadap pelayanan rumah makan, dan () semakin berkembangnya produk substitusi yaitu makanan khas daerah lainnya. 7.. Analisis Matriks IFE (Internal Factor Evaluation) Setelah diperoleh faktor-faktor strategis internal Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsudin Kombo yang meliputi kekuatan (strengths) dan kelemahan (weaknesses), dilakukan pemberian kuesioner kepada enam orang responden yang terdiri dari tiga orang responden internal dan tiga orang responden eksternal. Responden internal terdiri dari dua orang anak dari pemilik rumah makan yaitu Zakaria dan Andri dan satu orang yang merupakan orang kepercayaan pemilik

74 rumah makan yaitu Wahyu. Responden eksternal terdiri dari Mulya (Ketua Harian Rumah Makan Pondok Gabus Lukman), H. Guntur (Pemilik Rumah Makan Menteng Harapan), dan Hendra (Pemasok). Kuesioner diberikan untuk diisi oleh responden untuk pembobotan dengan menggunakan paired comparison matrix sehingga diperoleh bobot dari masingmasing variabel internal. Selanjutnya bobot dari keenam responden dirata-ratakan terlebih dahulu dengan menjumlahkan bobot tiap variabel lalu dibagi dengan banyaknya responden. Demikian halnya dengan pemberian peringkat dilakukan oleh enam orang responden yang sama. Jumlah peringkat tiap variabel dijumlahkan lalu dibagi dengan jumlah responden sehingga diperoleh peringkat rata-rata. Setelah diperoleh bobot rata-rata dan peringkat rata-rata dari tiap variabel, dapat diketahui nilai tertimbang tiap variabel. Nilai tertimbang ini merupakan hasil perkalian dari bobot rata-rata dan peringkat rata-rata (Tabel 5). Kekuatan utama bagi perusahaan adalah variabel kekuatan dengan nilai tertimbang terbesar, sedangkan kelemahan utama bagi perusahaan adalah variabel kelemahan dengan nilai tertimbang terkecil. Tabel 5. Analisis Matriks IFE Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsudin Kombo Faktor Strategis Internal Kekuatan Kualitas produk yang baik Menu bervariasi Lokasi rumah makan yang strategis Sarana pendukung rumah makan (area parkir, musholla dan toilet) Kebersihan rumah makan Modal usaha milik pribadi Loyalitas pegawai tinggi Kelemahan Belum memiliki struktur organisasi Tingkat pendidikan pegawai rendah Belum melakukan pencatatan keuangan secara akuntansi Kegiatan promosi masih sangat terbatas Total Nilai Tertimbang Bobot Peringkat

75 Pada Matriks IFE Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsudin Kombo (Tabel 5) dapat dilihat bahwa: ) Kualitas produk yang baik merupakan kekuatan utama bagi Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsudin Kombo. Tingkat penting relatif faktor ini terhadap keberhasilan perusahaan dalam industri rumah makan adalah sebesar 0. dengan nilai tertimbang sebesar 0.5. kekuatan ini dapat dimanfaatkan oleh perusahaan mempertahankan serta meningkatkan loyalitas konsumen terhadap rumah makan. ) Lokasi rumah makan yang strategis merupakan kekuatan utama selanjutnya dari Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsudin Kombo. Faktor ini memperoleh bobot rata-rata sebesar 0.06 dengan nilai tertimbang sebesar 0.5. Memiliki lokasi rumah makan yang strategis dapat dimanfaatkan untuk menarik pengunjung dan konsumen potensial oleh perusahaan. ) Modal usaha milik pribadi memiliki bobot rata-rata sebesar 0. dengan peringkat rata-rata sebesar tiga sehingga nilai tertimbangnya sebesar 0.. Modal usaha milik pribadi ini dapt digunakan untuk mengoptimalkan upaya pengembangan rumah makan dari segi promosi dan pemasaran. ) Kebersihan rumah makan memperoleh bobot rata-rata sebesar 0.08 dan nilai tertimbangnya sebesar 0.5. Kebersihan rumah makan ini harus dijaga agar konsumen merasa nyaman dan tertarik untuk datang lagi mengunjungi rumah makan. 5) Loyalitas pegawai tinggi memperoleh bobot rata-rata sebesar dengan peringkat rata-rata sebesar tiga dan nilai tertimbang sebesar Kekuatan ini dapat dimanfaatkan untuk bekerjasama dalam mengupayakan pengembangan Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsudin Kombo. 6) Menu bervariasi merupakan kekuatan perusahaan yang memperoleh bobot rata-rata sebesar 0.08 dengan peringkat rata-rata sebesar tiga dan memperoleh nilai tertimbang sebesar 0.8. Menu bervariasi yang dimiliki Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsudin Kombo dapat dimanfaatkan agar konsumen tidak bosan karena mempunyai banyak pilihan makanan. 7) Sarana pendukung rumah makan memiliki bobot rata-rata sebesar dengan peringkat rata-rata sebesar dua dan nilai tertimbangnya sebesar 0.9.

76 Sarana pendukung yang dimiliki Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsudin Kombo, seperti area parkir, musholla dan toilet dapat dimanfaatkan untuk menarik pengunjung sebanyak-banyaknya. 8) Belum memiliki struktur organisasi merupakan kelemahan perusahaan yang memperoleh bobot rata-rata sebesar 0.6 dengan peringkat rata-rata tiga dan nilai tertimbang sebesar Struktur organisasi sangat dibutuhkan agar para pegawai Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsudin Kombo mengetahui tugas dan tanggung jawab terhadap pekerjaan mereka masing-masing. 9) Belum melakukan pencatatan keuangan secara akuntansi merupakan kelemahan perusahaan yang memperoleh bobot rata-rata sebesar 0.08 dengan peringkat rata-rata sebesar dua dan nilai tertimbang sebesar 0.. belum melakukan pencatatan keuangan secara akuntansi dapat menjadi kelemahan bagi Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsudin Kombo. Karena dengan melakukan pencatatan keuangan, perusahaan dapat mengetahui perkembangan rumah makannya. 0) Tingkat pendidikan pegawai rendah mendapat bobot rata-rata sebesar dengan peringkat rata-rata sebesar tiga dan nilai tertimbang sebesar 0.0. Kelemahan ini menyebabkan Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsudin Kombo belum memiliki manajemen rumah makan yang baik. ) Kegiatan promosi masih sangat terbatas merupakan kelemahan utama bagi Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsudin Kombo. Hal ini ditunjukkan dengan bobot rata-rata yang diperoleh sebesar 0.077, peringkat rata-rata sebesar dua dan nilai tertimbang sebesar 0.5. Kegiatan promosi merupakan hal terpenting dalam pemasaran, karena dengan melakukan promosi yang tepat dan efektif akan meningkatkan penjualan perusahaan. Dapat disimpulkan bahwa kekuatan utama bagi Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsudin Kombo adalah kualitas produk yang baik dengan skor sebesar 0.5. Kelemahan utama bagi Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsudin Kombo adalah kegiatan promosi yang masih terbatas dengan skor sebesar 0.5. Total skor dari analisis IFE Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsudin Kombo berjumlah.5 berada di atas rata-rata (.5). Hal ini menunjukkan bahwa kondisi internal Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsudin Kombo kuat.

77 7.. Analisis Matriks EFE (External Factor Evaluation) Setelah diperoleh faktor-faktor strategis eksternal Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsudin Kombo yang meliputi peluang (opportunities) dan ancaman (threats), dilakukan juga pemberian kuesioner kepada enam orang responden yang sama. Kuesioner diberikan untuk diisi oleh responden untuk pembobotan dengan menggunakan paired comparison matrix sehingga diperoleh bobot dari masingmasing variabel eksternal. Selanjutnya bobot dari keenam responden dirataratakan terlebih dahulu dengan menjumlahkan bobot tiap variabel lalu dibagi dengan banyaknya responden. Demikian halnya dengan pemberian peringkat dilakukan oleh enam orang responden yang sama. Jumlah peringkat tiap variabel dijumlahkan lalu dibagi dengan jumlah responden sehingga diperoleh peringkat rata-rata. Setelah diperoleh bobot rata-rata dan peringkat rata-rata dari tiap variabel, dapat diketahui nilai tertimbang tiap variabel. Nilai tertimbang ini merupakan hasil perkalian dari bobot rata-rata dan peringkat rata-rata (Tabel 6). Peluang utama bagi perusahaan adalah variabel peluang dengan nilai tertimbang terbesar, sedangkan ancaman utama bagi perusahaan adalah variabel ancaman dengan nilai tertimbang terkecil. Pada Matriks EFE Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsudin Kombo (Tabel 6) dapat dilihat bahwa: ) Adanya loyalitas konsumen memperoleh bobot sebesar 0. dengan peringkat sebesar empat dan nilai tertimbang sebesar Adanya loyalitas konsumen merupakan peluang utama bagi Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsudin Kombo yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan penjualan. ) Adanya loyalitas pemasok merupakan peluang utama selanjutnya bagi Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsudin Kombo. Faktor peluang ini memperoleh bobot sebesar 0.08 dengan peringkat sebesar empat dan nilai tertimbang sebesar 0.. Peluang ini dapat dimanfaatkan mempertahankan kelangsungan rumah makannya. perusahaan untuk

78 Tabel 6. Analisis Matriks EFE Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsudin Kombo Faktor Strategis Eksternal Peluang Adanya penurunan harga BBM Peningkatan daya beli masyarakat Kota Bekasi Pertumbuhan jumlah penduduk Bekasi membuka peluang tersedianya pasar potensial Peningkatan jumlah wanita yang bekerja Adanya loyalitas pemasok Adanya loyalitas konsumen Ancaman Tingginya tingkat persaingan dalam industri rumah makan Kecilnya hambatan untuk masuk industri Keluhan konsumen terhadap pelayanan rumah makan Semakin berkembangnya produk substitusi yaitu makanan khas daerah lainnya Nilai Tertimbang Bobot Peringkat Total.96 ) Adanya penurunan harga BBM merupakan peluang yang memperoleh bobot sebesar 0.08 dengan peringkat sebesar tiga dan nilai tertimbang sebesar 0.. Peluang ini dapat dimanfaatkan Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsudin Kombo untuk meningkatkan pendapatan dari penjualan produknya. ) Peningkatan daya beli masyarakat Kota Bekasi. Tingkat penting relatif dari faktor ini terhadap keberhasilan perusahaan dalam industri rumah makan sebesar 0.. Peringkat yang diperoleh sebesar dua dan nilai tertimbang sebesar 0.. Peluang ini dapat memberi keuntungan bagi Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsudin Kombo. Karena semakin besar proporsi pengeluaran masyarakat untuk makan di restoran atau rumah makan akan memberi keuntungan yang besar bagi rumah makan. 5) Peningkatan jumlah wanita yang bekerja sehingga meningkatkan permintaan makanan jadi memperoleh bobot sebesar dengan peringkat tiga dan menghasilkan nilai tertimbang sebesar 0.5. Peningkatan jumlah wanita yang

79 bekerja merupakan peluang bagi Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsudin Kombo, karena dapat meningkatkan permintaan makanan jadi dan perusahaan dapat meningkatkan penjualan. 6) Pertumbuhan jumlah penduduk Bekasi memiliki bobot sebesar 0. dengan peringkat sebesar dua dan nilai tertimbang sebesar 0.. peluang ini dapat dimanfaatkan rumah makan untuk memperluas pasar serta meningkatkan penjualan. 7) Keluhan konsumen terhadap pelayanan rumah makan memperoleh bobot sebesar 0.7 dengan peringkat sebesar tiga dan nilai tertimbang sebesar 0.8. Ancaman ini dapat dihindari dengan memberikan pelayanan terbaik kepada konsumen. 8) Semakin berkembangnya produk substitusi yaitu makanan khas daerah lain mendapat respon perusahaan diatas rata-rata yaitu dengan peringkat sebesar tiga. Bobot yang diperoleh sebesar 0.0 dengan jumlah nilai tertimbang sebesar Ancaman produk substitusi terhadap perusahaan dapat mengambil pasar potensial dari Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsudin Kombo. 9) Tingginya tingkat persaingan dalam industri rumah makan memperoleh bobot sebesar dengan peringkat sebesar tiga dan nilai tertimbang sebesar Ancaman ini dapat menurunkan penjualan dari Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsudin Kombo. 0) Semakin banyaknya rumah makan tradisional yang bermunculan merupakan ancaman utama bagi Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsudin Kombo. Ancaman ini memperoleh bobot sebesar dengan peringkat sebesar dua dan nilai tertimbang sebesar Kecilnya hambatan untuk masuk dalam industri rumah makan dapat mengakibatkan semakin banyaknyajumlah perusahaan pesaing dan juga meningkatkan persaingan dalam industri. Dapat disimpulkan bahwa peluang utama bagi Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsudin Kombo adalah adanya loyalitas konsumen dengan skor sebesar Ancaman utama bagi Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsudin Kombo adalah kecilnya hambatan untuk masuk industri dengan skor sebesar Total skor dari analisis EFE Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsudin

80 Kombo berjumlah.96 berada di atas rata-rata (.5). Hal ini menunjukkan bahwa respon Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsudin Kombo terhadap peluang dan ancaman yang ada sedang. 7.. Analisis Matriks IE (Internal-External) Berdasarkan nilai total skor pada matriks IFE dan EFE yaitu.5 dan.96 dapat diketahui bahwa perusahaan berada pada kuadran IV pada matriks IE (Gambar 7). Menurut David (006), posisi perusahaan pada kuadran IV memiliki kemampuan internal yang kuat dan eksternal yang sedang. Perusahaan seperti ini paling baik dikendalikan dengan strategi-strategi Growth and Build (tumbuh dan bina). Strategi yang biasanya digunakan pada perusahaan yang terletak pada kuadran IV adalah strategi intensif (penetrasi pasar, pengembangan pasar dan pengembangan produk) atau strategi integratif (integrasi ke depan, ke belakang dan horisontal). Strategi intensif meliputi strategi penetrasi pasar, pengembangan pasar dan pengembangan produk. Strategi penetrasi pasar adalah usaha peningkatan pangsa pasar suatu produk atau jasa yang sudah ada di pasar melalui usaha pemasaran yang lebih intensif. Strategi penetrasi pasar dapat dilakukan dengan cara meningkatkan kualitas produk dan meningkatkan promosi penjualan. Strategi pengembangan pasar yaitu memperkenalkan produk atau jasa saat ini ke area geografis yang baru. Sedangkan strategi pengembangan produk adalah meningkatkan penjualan dengan cara meningkatkan atau memodifikasi produk atau jasa yang ada saat ini. Strategi integratif meliputi integrasi ke depan, integrasi ke belakang dan integrasi horisontal. Integrasi ke depan adalah mencari kepemilikan atau meningkatkan kontrol atas distributor atau pengecer. Integrasi ke belakang yaitu mencari kepemilikan atau meningkatkan kontrol atas pemasok perusahaan, sedangkan integrasi horisontal adalah mencari kepemilikan atau meningkatkan kontrol atas pesaing. Strategi yang dihasilkan pada matriks IE hanya secara umum menggambarkan posisi Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsudin Kombo. Oleh karena itu, implementasi strategi pada matriks IE dilengkapi oleh matriks SWOT

81 berupa langkah-langkah kongkrit yang sebaiknya dilakukan oleh Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsudin Kombo berdasarkan pengembangan matriks IE. Total Skor IFE,0 Kuat,0 Rata-rata,0 Lemah,0 Tinggi I II III IV V VI VII VIII IX Total Skor EFE,0 Sedang,0 Rendah.0 Gambar 8. Analisis Matriks IE Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsudin Kombo 7.5. Analisis SWOT (Strength-Weakness-Opportunities-Threats) Analisis SWOT menggunakan data yang telah diperoleh dari matriks IFE dan EFE. Matriks SWOT dapat dilihat pada Gambar. Empat strategi utama yang disarankan yaitu strategi S-O (Strength-Opportunities), W-O (WeaknessOpportunities), S-T (Strength-Threats) dan W-T (Weakness-Threats). Perumusan alternatif strategi yang dapat dipertimbangkan oleh Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsudin Kombo berdasarkan matriks SWOT adalah:. Strategi S-O Strategi S-O merupakan strategi yang menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk memanfaatkan peluang eksternal (David, 006). Terdapat dua alternatif strategi yang dapat dilakukan. Pertama, menjaga hubungan baik dengan pemasok untuk meningkatkan loyalitas pemasok. Strategi ini menggunakan kekuatan kualitas produk yang baik, menu bervariasi dan lokasi rumah makan yang strategis untuk memanfaatkan peluang adanya penurunan harga BBM dan

82 adanya loyalitas pemasok. Strategi ini dilakukan untuk menjaga hubungan yang baik antara pemasok dengan rumah makan yang selama ini telah terjalin. Selain itu, strategi ini dilakukan untuk menjaga pasokan bahan baku yaitu ikan gabus yang merupakan bahan baku dari Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsudin Kombo. Dengan demikian, Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsudin Kombo tetap dapat menciptakan produk yang berkualitas dan mempunyai daya saing yang tinggi terhadap pesaing-pesaingnya. Kedua, meningkatkan loyalitas konsumen. Strategi ini dapat dilakukan untuk mempertahankan dan meningkatkan loyalitas konsumen Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsudin Kombo. Dengan demikian, rumah makan tidak akan kehilangan konsumennya yang sudah loyal karena ini dapat meningkatkan penjualan dan keuntungan bagi rumah makan. Ketiga, memperluas pasar dengan membuka cabang di daerah sekitar Bekasi. Strategi ini dilakukan sebagai usaha untuk menarik konsumen potensial sehingga pasar sasaran dari Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsudin Kombo menjadi lebih luas.. Strategi W-O Strategi W-O bertujuan untuk memperbaiki kelemahan dengan memanfaatkan peluang eksternal (David, 006). Terdapat dua alternatif strategi yang dapat dijalankan yaitu merekrut tenaga kerja baru yang berkualitas dan memiliki keterampilan. Strategi ini dilakukan untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia yang dimiliki Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsudin Kombo. Memiliki sumberdaya manusia yang berkualitas akan membuat Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsudin Kombo mampu bersaing dengan rumah makan tradisional lainnya maupun rumah makan yang lebih modern. Strategi yang kedua yaitu melakukan promosi yang lebih gencar melalui penyebaran brosur dan pemasangan papan nama di jalan-jalan utama. Melakukan kegiatan promosi yang lebih gencar merupakan suatu tindakan yang sangat menentukan dalam meningkatkan nilai penjualan. Selain itu, Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsudin Kombo akan dikenal lebih luas dengan melakukan promosi yang lebih efektif. Kegiatan promosi ini juga bertujuan untuk meningkatkan penjualan produk-produk Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsudin Kombo.

83 Tabel 7. Matriks SWOT Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsudin Kombo Faktor Internal Faktor Eksternal PELUANG (O). Adanya penurunan harga BBM. Peningkatan daya beli masyarakat Kota Bekasi. Pertumbuhan jumlah penduduk Bekasi membuka tersedianya pasar potensial. Peningkatan jumlah wanita yang bekerja sehingga meningkatkan permintaan makanan jadi 5. Adanya loyalitas pemasok 6. Adanya loyalitas konsumen ANCAMAN (T). Tingginya tingkat persaingan dalam industri rumah makan. Semakin banyaknya rumah makan tradisional yang bermunculan. Keluhan konsumen terhadap pelayanan rumah makan. Semakin berkembangnya produk substitusi yaitu makanan khas daerah lainnya KEKUATAN (S). Kualitas produk yang baik. Menu bervariasi. Lokasi rumah makan yang strategis. Sarana pendukung rumah makan 5. Kebersihan rumah makan 6. Modal usaha milik pribadi 7. Loyalitas pegawai tinggi Strategi S-O. Menjaga hubungan baik dengan pemasok untuk meningkatkan loyalitas pemasok (S, S, S, O, O5). Memperluas pasar dengan membuka cabang di daerah sekitar Bekasi (S, S, S5, S6, S7, O, O, O,O, O6) Strategi S-T. Meningkatkan kualitas pelayanan kepada konsumen (S, S, S5, S7, T, T). Mengubah konsep rumah makan dengan dekorasi-dekorasi khas Betawi agar lebih menarik (S, S, S5, S6, T, T) KELEMAHAN (W). Belum memiliki struktur organisasi. Tingkat pendidikan pegawai rendah. Belum melakukan pencatatan keuangan secara akuntansi. Kegiatan promosi masih sangat terbatas Strategi W-O. Merekrut tenaga kerja baru yang berkualitas dan memiliki keterampilan (W, W, W, O, O). Melakukan promosi yang lebih gencar melalui penyebaran brosur dan pemasangan papan nama di jalan-jalan utama (W, O, O, O,O) Strategi W-T. Membentuk bagian khusus untuk menangani pemasaran dan pencatatan keuangan rumah makan (W, W, W, T, T, T). Meningkatkan keterampilan pegawai dengan memberikan pelatihan-pelatihan (W, T, T)

84 . Strategi S-T Strategi ini menggunakan kekuatan perusahaan untuk menghindari atau mengurangi dampak ancaman eksternal (David, 006). Alternatif strategi yang dapat dilakukan adalah meningkatkan kualitas pelayanan kepada konsumen. Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsudin Kombo dapat mempertahankan bahkan menarik pelanggan baru jika pihak rumah makan dapat memberikan pelayanan dan dapat menjalin hubungan yang baik dengan pelanggan. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan loyalitas konsumen baik yang sudah ada maupun konsumen baru. Pelayanan tersebut dapat dilakukan dengan cara memperhatikan keluhan pelanggan, menjaga kualitas produk serta memberikan diskon harga apabila konsumen melakukan pembelian dalam jumlah besar. Strategi lainnya yaitu mengubah konsep rumah makan dengan dekorasidekorasi khas Betawi agar lebih menarik. Strategi ini dilakukan untuk mengantisipasi munculnya pesaing-pesaing baru yang menawarkan konsep bangunan rumah makan yang lebih menarik. Dengan mengubah konsep rumah makan menjadi lebih menarik, Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsudin Kombo dapat bersaing dengan rumah makan tradisional lainnya. Terutama apabila menggunakan dekorasi yang mencirikan kakhasan daerah Betawi.. Strategi W-T Strategi ini adalah strategi defensif untuk mengurangi kelemahan internal dan menghindari ancaman (David, 006). Membentuk bagian khusus untuk menangani pemasaran dan pencatatan keuangan rumah makan merupakan alternatif strategi yang dapat dilakukan. Pembentukan bagian khusus pemasaran ini bertujuan agar Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsudin Kombo dapat melakukan pemasaran lebih efektif dan tepat sasaran. Bagian khusus pencatatan keuangan rumah makan dibentuk dengan tujuan agar setiap pengeluaran dan pemasukan dari Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsudin Kombo dapat di pantau. Selain itu, dengan pencatatan keuangan ini dapat dibedakan dengan jelas antara keuangan rumah makan dengan keuangan pribadi pemilik rumah makan. Strategi lainnya yaitu meningkatkan keterampilan pegawai dengan memberikan pelatihan-pelatihan. Strategi ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pegawai yang saat ini dimiliki oleh Rumah Makan Khas Betawi H.

85 Syamsudin Kombo, sehingga pegawai tersebut memiliki nilai lebih. Selain itu, strategi ini dimaksudkan agar sumberdaya manusia yang dimiliki oleh Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsudin Kombo dapat bersaing dengan rumah makan lainnya Analisis QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix) Tahap akhir dari analisis formulasi strategi adalah pemilihan strategi terbaik dengan menggunakan alat analisis QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix). Teknik ini secara objektif mengindikasikan alternatif strategi mana yang terbaik. QSPM menggunakan input dari analisis Tahap Masukan dan hasil pencocokan dari analisis Tahap Pemaduan untuk menentukan secara objektif di antara alternatif strategi. Berdasarkan hasil dari analisis SWOT diperoleh sembilan alternatif strategi pengembangan usaha yang dapat diterapkan oleh Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsudin Kombo. Pada tahap selanjutnya untuk pengambilan keputusan dalam menentukan prioritas strategi yang paling tepat untuk dilaksanakan yaitu dilakukan analisis QSPM. Secara konsep, QSPM menentukan daya tarik relatif dari berbagai strategi berdasarkan seberapa jauh faktor strategis internal dan eksternal dimanfaatkan atau diperbaiki. Nilai AS (Attractiveness Score) menunjukkan daya tarik masingmasing strategi terhadap faktor kunci yang dimilki, nilai AS diperoleh melalui kuesioner yang ditujukan kepada responden yaitu anak dari pemilik Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsudin Kombo yang paling mengetahui keadaan perusahaan dan memiliki kapasitas dalam menentukan strategi yang akan dijalankan. Selanjutnya menentukan total nilai daya tarik atau nilai TAS (Total Attractiveness Score) yang diperoleh dari hasil perkalian antara bobot dan nilai AS dari tiap faktor kunci strategis. Langkah selanjutnya adalah menghitung jumlah total nilai daya tarik atau STAS (Sum Total Attractiveness Score) untuk mengetahui alternatif strategi yang paling baik dijalankan (Tabel 8). Berdasarkan hasil analisis QSPM yang dilakukan maka prioritas strategi terbaik yang harus dilakukan saat ini adalah melakukan promosi yang lebih gencar melalui penyebaran brosur dan pemasangan papan nama di jalan-jalan utama dengan STAS tertinggi sebesar 5,. Adapun untuk selengkapnya masing-masing

86 strategi dapat diperingkatkan sebagai berikut: () Melakukan promosi yang lebih gencar melalui penyebaran brosur dan pemasangan papan nama di jalan-jalan utama, () Mengubah konsep rumah makan agar lebih menarik, () Meningkatkan loyalitas konsumen, () Memperluas pasar dengan membuka cabang di daerah sekitar Bekasi, (5) Meningkatkan loyalitas pemasok agar pengiriman bahan baku tetap kontinu sehingga dapat mempertahankan kualitas produk yang baik, (6) Membentuk bagian khusus untuk menangani pemasaran dn pencatatan keuangan rumah makan, (7) Meningkatkan keterampilan pegawai dengan memberikan pelatihan-pelatihan, (8) Meningkatkan kualitas pelayanan kepada konsumen, dan (9) Merekrut tenaga kerja baru yang berkualitas dan memiliki keterampilan. Tabel 8. Hasil Analisis QSPM Alternatif Strategi. Melakukan promosi yang lebih gencar melalui penyebaran brosur dn pemasangan spanduk di jalan-jalan utama. Mengubah konsep rumah makan dengan dekorasi-dekorasi khas Betawi agar lebih menarik. Memperluas pasar dengan membuka cabang di daerah sekitar Bekasi. Menjaga hubungan baik dengan pemasok untuk meningkatkan loyalitas pemasok 5. Membentuk bagian khusus untuk menangani pemasaran dan pencatatan keuangan rumah makan 6. Meningkatkan keterampilan pegawai dengan memberikan pelatihan-pelatihan 7. Meningkatkan kualitas pelayanan kepada konsumen 8. Merekrut tenaga kerja baru yang berkualitas dan memiliki keterampilan Jumlah Total Nilai Daya Tarik (STAS) 5, 5, 5,9 5,08,98,5,,85

87 VIII KESIMPULAN DAN SARAN 8.. Kesimpulan. Hasil analisis faktor internal dan faktor eksternal yang dilakukan pada Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsudin Kombo diperoleh beberapa hal yang paling mempengaruhi usaha rumah makannya. Dilihat dari faktor internal, kekuatan utama yang dimiliki perusahaan adalah kualitas produk yang baik. Kelemahan utama perusahaan adalah kegiatan promosi yang masih sangat terbatas. Untuk faktor eksternal yang menjadi peluang utama bagi perusahaan adalah adanya loyalitas konsumen. Ancaman terbesar bagi perusahaan adalah semakin banyaknya rumah makan tradisional yang bermunculan.. Berdasarkan perhitungan matriks IFE dan matriks EFE, jika dipetakan ke dalam matriks IE posisi perusahaan berada pada kuadran IV yaitu tumbuh dan bina (growth and build). Strategi yang tepat untuk dijalankan yaitu strategi intensif dan strategi integratif. Hasil analisis matriks SWOT didapatkan delapan alternatif strategi, yaitu : () Menjaga hubungan baik dengan pemasok untuk meningkatkan loyalitas pemasok, () Memperluas pasar dengan membuka cabang didaerah sekitar Bekasi, () Merekrut tenaga kerja baru yang berkualitas dan memiliki keterampilan, () Melakukan promosi yang lebih gencar melalui penyebaran brosur dan pemasangan papan nama di jalan-jalan utama, (5) Meningkatkan kualitas pelayanan kepada kosumen, (6) Mengubah konsep rumah makan dengan dekorasi-dekorasi khas Betawi agar lebih menarik, (7) Membentuk bagian khusus untuk menangani pemasaran dan pencatatan keuangan rumah makan, dan (8) Meningkatkan keterampilan pegawai dengan memberikan pelatihan-pelatihan. Berdasarkan analisis QSPM alternatif strategi yang diprioritaskan oleh perusahaan adalah Melakukan promosi yang lebih gencar melalui penyebaran brosur dan pemasangan papan nama di jalan-jalan utama. 8.. Saran. Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsudin Kombo sebaiknya membuat pernyataan visi,misi dan tujuan perusahaan secara tertulis, agar dapat diketahui oleh seluruh karyawan. Dengan demikian, seluruh karyawan akan

88 turut serta dalam mencapai visi dan misi rumah makan. Selain itu, pernyataan visi dan misi secara tertulis dapat menjadi pedoman bagi Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsudin Kombo dalam menentukan kebijakan yang akan diambil.. Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsudin Kombo sebaiknya mempertahankan kualitas produknya untuk memberikan kepuasan kepada pelanggan dan mempertahankan pelanggan yang sudah ada serta menarik konsumen baru sebanyak-banyaknya.. Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsudin Kombo lebih memperhatikan kemasan produknya, terutama untuk pembelian yang di bawa pulang. Kemasan yang digunakan sebaiknya dilengkapi dengan nama rumah makan serta nomor telepon yang dapat dihubungi untuk pemesanan.. Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsudin Kombo diharapkan dapat meningkatkan kegiatan promosi, karena kegiatan promosi ini dapat meningkatkan penjualan dan pada akhirnya akan meningkatkan keuntungan bagi Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsudin Kombo itu sendiri.

89 DAFTAR PUSTAKA Alamsyah Y Bangkitnya Bisnis Kuliner Tradisional: Meraih Untung dari Bisnis Masakan Tradisional Kaki Lima sampai Restoran. Jakarta: PT Elex Media Komputindo. Annisa L Analisis Strategi Pengembangan Usaha Restoran Cibaru, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten [skripsi]. Bogor: Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Aryanti RD Strategi Pengembangan Usaha Tanaman Hias pada Ciapus Nurseri, Desa Tamansari Bogor, Jawa Barat [skripsi]. Bogor: Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. [BPPD] Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Bekasi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Bekasi Tahun 007. Bekasi: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah. [BPS] Badan Pusat Statistik Jumlah Penduduk Indonesia pada Pertengahan Tahun 008. Jakarta: Badan Pusat Statistik. David FR Manajemen Strategis: Konsep. Edisi 0. Jakarta: Salemba Empat. Erlianingsih S Strategi Pemasaran Restoran Pondok Makan Mirah, Jakarta Selatan [skripsi]. Bogor: Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Hutabarat J, Huseini M Proses, Formasi dan Implementasi Manajemen Strategik Kontemporer Operasional Strategi. Jakarta: PT Elex Media Komputindo. Kotler P Manajemen Pemasaran: Analisis, Perencanaan, Implementasi, dan Kontrol. Jakarta: PT Prenhallindo. Lazuardi A Formulasi Strategi Pengembangan Usaha Restoran Macaroni Panggang (MP) Bogor [skripsi]. Bogor: Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Mardiana E Analisis Strategi Pengembangan Bisnis Pusat Perbelanjaan Modern pada La Piazza, Sentra Kelapa Gading, Jakarta Utara [skripsi]. Bogor: Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Nababan TR Analisis Strategi Pemasaran Produk Home Industry Roti (Studi Kasus di Home Industry Marinda Bakery, Kelurahan Gunung Batu, Bogor) [skripsi]. Bogor: Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Pearce JA, Robinson RB Manajemen strategis: Formulasi, Implementasi, dan Pengendalian. Jilid Satu. Jakarta: Binarupa Aksara.

90 Prihatin Z Analisis Strategi Pemasaran Keripik Pisang pada Perusahaan Suseno di Bandar Lampung [skripsi]. Bogor: Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Rangkuti F Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Ridwansyah F Strategi Pemasaran pada Rumah Makan Sate Kiloan Empuk Cibinong (Kasus Strategi Pemasaran pada Perusahaan Baru) [skripsi]. Bogor: Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Siahaan PE Analisis Strategi Pengembangan Usaha Restoran Rice Bowl (Studi Kasus pada Restoran Rice Bowl Botani Square, Bogor) [skripsi]. Bogor: Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Sumarwan U. 00. Perilaku Konsumen Teori dan Penerapan dalam Pemasaran. Jakarta: PT Ghalia Indonesia. Torsina M Usaha Restoran yang Sukses. Jakarta: PT Buana Ilmu Populer Kelompok Gramedia. Yoshida Analisis Hierarki Strategi Pemasaran Ayam Gepuk pada Rumah Makan Eco Raos, Kota Bogor Provinsi Jawa Barat [skripsi]. Bogor: Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

91 LAMPIRAN

92 Lampiran. Daftar Menu Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsudin Kombo

93 Lampiran. Gambar Menu Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsudin Kombo Soto Betawi Semur Jengkol Sate

94 Lampiran. Gambar Sarana Pendukung Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsudin Kombo Musholla Area Parkir

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi dan Jenis Restoran

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi dan Jenis Restoran II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi dan Jenis Restoran Restoran adalah salah satu jenis usaha pangan yang bertempat di sebagian atau seluruh bangunan permanen, dilengkapi dengan peralatan dan perlengkapan

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA RESTORAN LASAGNA GULUNG BOGOR, JAWA BARAT

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA RESTORAN LASAGNA GULUNG BOGOR, JAWA BARAT STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA RESTORAN LASAGNA GULUNG BOGOR, JAWA BARAT SKRIPSI DEFIETA H34066031 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 RINGKASAN DEFIETA.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Restoran Restoran adalah bangunan yang menetap dengan segala peralatan yang digunakan untuk proses pembuatan (pengolahan) dan penjualan (penyajian) makanan dan minuman bagi

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Restoran

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Restoran II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Restoran Menurut SK Menteri Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi No. KM 73/PW 105/MPPT-85, restoran adalah salah satu jenis usaha dibidang jasa pangan yang bertempat disebagian

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PERUSAHAAN AIR MINUM DALAM KEMASAN (AMDK) MEREK CITRABAS DELUXE (Studi Kasus di PT. Buana Tirta Abadi Jakarta)

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PERUSAHAAN AIR MINUM DALAM KEMASAN (AMDK) MEREK CITRABAS DELUXE (Studi Kasus di PT. Buana Tirta Abadi Jakarta) ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PERUSAHAAN AIR MINUM DALAM KEMASAN (AMDK) MEREK CITRABAS DELUXE (Studi Kasus di PT. Buana Tirta Abadi Jakarta) Oleh : CITRA WIDYALESTARI A 14105522 PROGRAM SARJANA EKSTENSI

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dicapai oleh pekerjaan tersebut sesuai dengan yang ditargetkan baik dalam hal mutu

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dicapai oleh pekerjaan tersebut sesuai dengan yang ditargetkan baik dalam hal mutu BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konsep Efisiensi Menurut Sedarmayanti (2001 : 23), pengertian efisiensi kerja adalah perbandingan terbaik antara suatu pekerjaan yang dilakukan dengan hasil yang dicapai oleh

Lebih terperinci

ANALISIS KEUNTUNGAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA AYAM GORENG WARALABA DAN NON WARALABA

ANALISIS KEUNTUNGAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA AYAM GORENG WARALABA DAN NON WARALABA ANALISIS KEUNTUNGAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA AYAM GORENG WARALABA DAN NON WARALABA (Kasus: Restoran Kentucky Fried Chicken (KFC) Taman Topi dan Rahat Cafe di Bogor) SKRIPSI BESTARI DEWI NOVIATNI

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Restoran 2.2 Jenis Restoran

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Restoran 2.2 Jenis Restoran II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Restoran Restoran berasal dari bahasa Prancis yaitu restaurer. Kemudian kata tersebut di serap ke dalam bahasa Inggris menjadi restaurant yang berarti memulihkan atau

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PADA CV DUTA TEKNIK SAMPIT KALIMANTAN TENGAH

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PADA CV DUTA TEKNIK SAMPIT KALIMANTAN TENGAH STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PADA CV DUTA TEKNIK SAMPIT KALIMANTAN TENGAH SKRIPSI NOPE GROMIKORA H34076111 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010 RINGKASAN NOPE

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA Restoran

II TINJAUAN PUSTAKA Restoran II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Restoran 2.1.1. Definisi Restoran Menurut Keputusan Menteri Pariwisata, Pos, dan Telekomunikasi Nomor 73/PW.105/MPPT/1985 dalam Christvelldy (2007), restoran adalah salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis di Medan semakin marak terjadi. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis di Medan semakin marak terjadi. Salah satu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia bisnis di Medan semakin marak terjadi. Salah satu bisnis yang banyak digeluti para pengusaha adalah bisnis rumah makan karena beranggapan

Lebih terperinci

Oleh : THOMSON BERUTU A

Oleh : THOMSON BERUTU A ANALISIS MANAJEMEN STRATEGI GIANT (PT. HERO SUPERMARKET, Tbk.) DALAM MENGHADAPI PERSAINGAN RITEL DI KOTA BOGOR (Studi Kasus di Giant PT. Hero Supermarket, Tbk. Botani Square) Oleh : THOMSON BERUTU A 14105616

Lebih terperinci

STRATEGI PEMASARAN RESTORAN PONDOK MAKAN MIRAH, JAKARTA SELATAN SARI ERLIANINGSIH A

STRATEGI PEMASARAN RESTORAN PONDOK MAKAN MIRAH, JAKARTA SELATAN SARI ERLIANINGSIH A STRATEGI PEMASARAN RESTORAN PONDOK MAKAN MIRAH, JAKARTA SELATAN SARI ERLIANINGSIH A.14105704 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 RINGKASAN SARI

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA INDUSTRI KECIL OLAHAN CARICA

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA INDUSTRI KECIL OLAHAN CARICA ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA INDUSTRI KECIL OLAHAN CARICA (Studi Kasus pada Industri Kecil Olahan Carica di Kecamatan Mojotengah, Kabupaten Wonosobo) SKRIPSI SHINTA KARTIKA DEWI H34050442 DEPARTEMEN

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI BAURAN PEMASARAN (Studi Kasus : Liefde Cafe&Restaurant, Bogor)

ANALISIS STRATEGI BAURAN PEMASARAN (Studi Kasus : Liefde Cafe&Restaurant, Bogor) ANALISIS STRATEGI BAURAN PEMASARAN (Studi Kasus : Liefde Cafe&Restaurant, Bogor) SKRIPSI SAUD PARTOGI HAMONANGAN SITORUS H34076138 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

STRATEGI PEMASARAN PRODUK JUS JAMBU MERAH JJM KELOMPOK WANITA TANI TURI, KELURAHAN SUKARESMI, KECAMATAN TANAH SAREAL, KOTA BOGOR

STRATEGI PEMASARAN PRODUK JUS JAMBU MERAH JJM KELOMPOK WANITA TANI TURI, KELURAHAN SUKARESMI, KECAMATAN TANAH SAREAL, KOTA BOGOR STRATEGI PEMASARAN PRODUK JUS JAMBU MERAH JJM KELOMPOK WANITA TANI TURI, KELURAHAN SUKARESMI, KECAMATAN TANAH SAREAL, KOTA BOGOR Oleh PITRI YULIAN SARI H 34066100 PROGRAM SARJANA AGRIBISNIS PENYELENGGARAAN

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PADA RESTORAN BAKMI JAPOS CABANG BOGOR SKRIPSI MARLIA PRATIWI

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PADA RESTORAN BAKMI JAPOS CABANG BOGOR SKRIPSI MARLIA PRATIWI ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PADA RESTORAN BAKMI JAPOS CABANG BOGOR SKRIPSI MARLIA PRATIWI PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 RINGKASAN MARLIA PRATIWI.

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN. teoretik. Manajemen strategi didefinisikan sebagai ilmu tentang perumusan

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN. teoretik. Manajemen strategi didefinisikan sebagai ilmu tentang perumusan 22 BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Manajemen Strategi Penelitian ini menggunakan perencanaan strategi sebagai kerangka teoretik. Manajemen strategi didefinisikan sebagai

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PRODUK SAYURAN ORGANIK PADA PT. AMANI MASTRA, JAKARTA

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PRODUK SAYURAN ORGANIK PADA PT. AMANI MASTRA, JAKARTA STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PRODUK SAYURAN ORGANIK PADA PT. AMANI MASTRA, JAKARTA Oleh : NURSYAMSIYAH A14102046 SKRIPSI Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian Pada Fakultas

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Strategik

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Strategik II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Strategik Strategi adalah rencana yang disatukan, luas dan terintegrasi yang menghubungkan keunggulan strategis perusahaan dengan tantangan lingkungan yang dirancang

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN 20 III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Konseptual 3.1.1 Strategi Strategi merupakan cara-cara yang digunakan oleh organisasi untuk mencapai tujuannya melalui pengintegrasian segala keunggulan

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN KEBUN RAYA BOGOR SEBAGAI OBJEK WISATA

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN KEBUN RAYA BOGOR SEBAGAI OBJEK WISATA ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN KEBUN RAYA BOGOR SEBAGAI OBJEK WISATA SKRIPSI MUHAMMAD SALIM R H34076107 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010 RINGKASAN

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Http ://www.id-wikipedia.com/2009. (27 Juli 2009)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Http ://www.id-wikipedia.com/2009. (27 Juli 2009) II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Karakteristik Sate Sop Kambing Sate adalah sejenis makanan yang dibuat dari potongan-potongan daging berupa daging ayam atau daging kambing yang ditusuk dengan lidi atau tusuk

Lebih terperinci

KEPUASAN KONSUMEN WISATA PEMANCINGAN AJO KABUPATEN KARAWANG PROPINSI JAWA BARAT OLEH: ANDRO FRIEHANDHOKO H

KEPUASAN KONSUMEN WISATA PEMANCINGAN AJO KABUPATEN KARAWANG PROPINSI JAWA BARAT OLEH: ANDRO FRIEHANDHOKO H KEPUASAN KONSUMEN WISATA PEMANCINGAN AJO KABUPATEN KARAWANG PROPINSI JAWA BARAT OLEH: ANDRO FRIEHANDHOKO H34066014 PROGRAM SARJANA PENYELENGGARAAN KHUSUS DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

Lebih terperinci

STRATEGI PEMASARAN PRODUK OLAHAN WORTEL (Studi Kasus Kelompok Wanita Tani Kartini Di Kawasan Rintisan Agropolitan Kecamatan Cipanas Kabupaten Cianjur)

STRATEGI PEMASARAN PRODUK OLAHAN WORTEL (Studi Kasus Kelompok Wanita Tani Kartini Di Kawasan Rintisan Agropolitan Kecamatan Cipanas Kabupaten Cianjur) STRATEGI PEMASARAN PRODUK OLAHAN WORTEL (Studi Kasus Kelompok Wanita Tani Kartini Di Kawasan Rintisan Agropolitan Kecamatan Cipanas Kabupaten Cianjur) Oleh : DESTI FURI PURNAMA H 34066032 PROGRAM SARJANA

Lebih terperinci

Analisis lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan makro dan lingkungan industri. Lingkungan makro terdiri dari ekonomi, alam, teknologi, politik

Analisis lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan makro dan lingkungan industri. Lingkungan makro terdiri dari ekonomi, alam, teknologi, politik Analisis lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan makro dan lingkungan industri. Lingkungan makro terdiri dari ekonomi, alam, teknologi, politik dan hukum serta sosial budaya. Sedangkan lingkungan

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN Latar Belakang

I PENDAHULUAN Latar Belakang 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara ke-4 dunia yang memiliki jumlah penduduk yang sangat banyak. Jumlah penduduk Indonesia tahun 2009 diperkirakan mencapai 230.975.120 jiwa. Hal

Lebih terperinci

STRATEGI BAURAN PEMASARAN DENGAN PENERAPAN METODE PROSES HIERARKI ANALITIK DI AGROWISATA LITTLE FARMERS LEMBANG, BANDUNG

STRATEGI BAURAN PEMASARAN DENGAN PENERAPAN METODE PROSES HIERARKI ANALITIK DI AGROWISATA LITTLE FARMERS LEMBANG, BANDUNG STRATEGI BAURAN PEMASARAN DENGAN PENERAPAN METODE PROSES HIERARKI ANALITIK DI AGROWISATA LITTLE FARMERS LEMBANG, BANDUNG SKRIPSI IMAM WAHYUDI H34066064 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

Lebih terperinci

PERSEPSI DAN SIKAP KONSUMEN TERHADAP KEAMANAN PANGAN SUSU FORMULA DENGAN ADANYA ISU BAKTERI Enterobacter sakazakii DI KECAMATAN TANAH SAREAL BOGOR

PERSEPSI DAN SIKAP KONSUMEN TERHADAP KEAMANAN PANGAN SUSU FORMULA DENGAN ADANYA ISU BAKTERI Enterobacter sakazakii DI KECAMATAN TANAH SAREAL BOGOR PERSEPSI DAN SIKAP KONSUMEN TERHADAP KEAMANAN PANGAN SUSU FORMULA DENGAN ADANYA ISU BAKTERI Enterobacter sakazakii DI KECAMATAN TANAH SAREAL BOGOR SKRIPSI INTAN AISYAH NASUTION H34066065 DEPARTEMEN AGRIBISNIS

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DOMESTIK PT. CIPTA TERAS ADI BUSANA, JAKARTA UTARA. Oleh EKO SUGENG HARAFI H

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DOMESTIK PT. CIPTA TERAS ADI BUSANA, JAKARTA UTARA. Oleh EKO SUGENG HARAFI H ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DOMESTIK PT. CIPTA TERAS ADI BUSANA, JAKARTA UTARA Oleh EKO SUGENG HARAFI H24103082 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007 ABSTRAK

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pangan merupakan kebutuhan yang terpenting setelah udara dan air, serta merupakan salah satu kebutuhan primer manusia yang harus segera terpenuhi untuk mempertahankan kelangsungan

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP RESTORAN ETNIK KHAS TIMUR TENGAH RESTORAN ALI BABA, KOTA BOGOR. Titik Hidayati A

ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP RESTORAN ETNIK KHAS TIMUR TENGAH RESTORAN ALI BABA, KOTA BOGOR. Titik Hidayati A ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP RESTORAN ETNIK KHAS TIMUR TENGAH RESTORAN ALI BABA, KOTA BOGOR Titik Hidayati A14102584 PROGRAM STUDI SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PEMBELIAN DAN PENILAIAN KONSUMEN TERHADAP RESTORAN VEGETARIAN KARUNIA BARU BOGOR. Oleh DESMAN MANURUNG A

KEPUTUSAN PEMBELIAN DAN PENILAIAN KONSUMEN TERHADAP RESTORAN VEGETARIAN KARUNIA BARU BOGOR. Oleh DESMAN MANURUNG A KEPUTUSAN PEMBELIAN DAN PENILAIAN KONSUMEN TERHADAP RESTORAN VEGETARIAN KARUNIA BARU BOGOR Oleh DESMAN MANURUNG A 14104663 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BIOETANOL BERBAHAN BAKU UBI KAYU (Manihot esculenta Crantz) PADA PT PANCA JAYA RAHARJA, SUKABUMI, JAWA BARAT

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BIOETANOL BERBAHAN BAKU UBI KAYU (Manihot esculenta Crantz) PADA PT PANCA JAYA RAHARJA, SUKABUMI, JAWA BARAT ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BIOETANOL BERBAHAN BAKU UBI KAYU (Manihot esculenta Crantz) PADA PT PANCA JAYA RAHARJA, SUKABUMI, JAWA BARAT Oleh : SUHENDRI A 14105610 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA Konsep Restoran

II TINJAUAN PUSTAKA Konsep Restoran II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Restoran 2.1.1. Definisi dan Sejarah Perkembangan Restoran Menurut Atmodjo (2005), restoran adalah suatu industri yang tak terbatas, yaitu industri yang melayani makanan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Manajemen Manajemen merupakan proses pengkoordinasian kegiatan-kegiatan pekerjaan sehingga pekerjaan tersebut terselesaikan secara efisien

Lebih terperinci

BAB VII FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA. 7.1 Perumusan Strategi Pengembangan Usaha Produk Sayuran Organik

BAB VII FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA. 7.1 Perumusan Strategi Pengembangan Usaha Produk Sayuran Organik 96 BAB VII FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA 7.1 Perumusan Strategi Pengembangan Usaha Produk Sayuran Organik Analisis lingkungan membantu perusahaan dalam menentukan langkah strategi yang tepat dalam

Lebih terperinci

FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BUNGA POTONG KRISAN PADA LOKA FARM CILEMBER BOGOR. Oleh: JEFFRI KURNIAWAN A

FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BUNGA POTONG KRISAN PADA LOKA FARM CILEMBER BOGOR. Oleh: JEFFRI KURNIAWAN A FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BUNGA POTONG KRISAN PADA LOKA FARM CILEMBER BOGOR Oleh: JEFFRI KURNIAWAN A 14105563 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN MINYAK GORENG BERMEREK DAN TIDAK BERMEREK

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN MINYAK GORENG BERMEREK DAN TIDAK BERMEREK ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN MINYAK GORENG BERMEREK DAN TIDAK BERMEREK (Kasus : Rumah Makan di Kota Bogor) EKO SUPRIYANA A.14101630 PROGRAM STUDI EKSTENSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk di negara ini yang tidak di

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk di negara ini yang tidak di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk di negara ini yang tidak di imbangi dengan bertambahnya jumlah lapangan kerja menyebabkan meningkatnya pengangguran. Sedangkan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Kuesioner Penelitian untuk Penilaian Penentuan Bobot dan Rating Faktor Strategis Internal dan Eksternal Restoran Pecel Lele Lela, Bogor.

Lampiran 1. Kuesioner Penelitian untuk Penilaian Penentuan Bobot dan Rating Faktor Strategis Internal dan Eksternal Restoran Pecel Lele Lela, Bogor. LAMPIRAN Lampiran 1. Kuesioner Penelitian untuk Penilaian Penentuan Bobot dan Rating Faktor Strategis Internal dan Eksternal Restoran Pecel Lele Lela, Bogor. ANALISIS STRATEGI PEMASARAN RESTORAN PECEL

Lebih terperinci

PENILAIAN KONSUMEN TERHADAP ATRIBUT RESTORAN ORIENTAL FOOD (Kasus Restoran Makisu dan Shanghai Garden di Gedung Bursa Efek Indonesia) SKRIPSI

PENILAIAN KONSUMEN TERHADAP ATRIBUT RESTORAN ORIENTAL FOOD (Kasus Restoran Makisu dan Shanghai Garden di Gedung Bursa Efek Indonesia) SKRIPSI PENILAIAN KONSUMEN TERHADAP ATRIBUT RESTORAN ORIENTAL FOOD (Kasus Restoran Makisu dan Shanghai Garden di Gedung Bursa Efek Indonesia) SKRIPSI DWIANA SILVI LEUNAWATI A14103669 PROGRAM EKSTENSI MANAJEMEN

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari penulusuran teori-teori yang relevan dengan masalah penelitian. Adapun

Lebih terperinci

FORMULASI STRATEGI PEMASARAN OBAT TRADISIONAL PADA TAMAN SYIFA DI KOTA BOGOR, JAWA BARAT. Oleh : FANNY SEFTA ADITYA PUTRI A

FORMULASI STRATEGI PEMASARAN OBAT TRADISIONAL PADA TAMAN SYIFA DI KOTA BOGOR, JAWA BARAT. Oleh : FANNY SEFTA ADITYA PUTRI A FORMULASI STRATEGI PEMASARAN OBAT TRADISIONAL PADA TAMAN SYIFA DI KOTA BOGOR, JAWA BARAT Oleh : FANNY SEFTA ADITYA PUTRI A14104093 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

ANALISIS LOYALITAS KONSUMEN TERHADAP SUSU FORMULA LAKTOGEN (Studi Kasus di Ramayana Bogor Trade Mall, Kota Bogor)

ANALISIS LOYALITAS KONSUMEN TERHADAP SUSU FORMULA LAKTOGEN (Studi Kasus di Ramayana Bogor Trade Mall, Kota Bogor) ANALISIS LOYALITAS KONSUMEN TERHADAP SUSU FORMULA LAKTOGEN (Studi Kasus di Ramayana Bogor Trade Mall, Kota Bogor) SKRIPSI AULIA RAHMAN HASIBUAN A.14104522 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS

Lebih terperinci

ANALISIS SIKAP DAN KEPUASAN KONSUMEN RESTORAN DEATH BY CHOCOLATE AND SPAGHETTI BOGOR

ANALISIS SIKAP DAN KEPUASAN KONSUMEN RESTORAN DEATH BY CHOCOLATE AND SPAGHETTI BOGOR ANALISIS SIKAP DAN KEPUASAN KONSUMEN RESTORAN DEATH BY CHOCOLATE AND SPAGHETTI BOGOR SKRIPSI EGRETTA MELISTANTRI DEWI A 14105667 PROGRAM STUDI EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BUDIDAYA UDANG GALAH PADA KELOMPOK TANI HURANG GALUNGGUNG KECAMATAN SUKARATU TASIKMALAYA

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BUDIDAYA UDANG GALAH PADA KELOMPOK TANI HURANG GALUNGGUNG KECAMATAN SUKARATU TASIKMALAYA ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BUDIDAYA UDANG GALAH PADA KELOMPOK TANI HURANG GALUNGGUNG KECAMATAN SUKARATU TASIKMALAYA Oleh AIDI RAHMAN H 24066055 PROGRAM SARJANA MANAJEMEN PENYELENGGARAAN KHUSUS

Lebih terperinci

ANALISIS PRIORITAS STRATEGI BAURAN PEMASARAN PADA PT. TAMAN SAFARI INDONESIA, CISARUA, BOGOR. Oleh : HAFNANSYAH HARAHAP A

ANALISIS PRIORITAS STRATEGI BAURAN PEMASARAN PADA PT. TAMAN SAFARI INDONESIA, CISARUA, BOGOR. Oleh : HAFNANSYAH HARAHAP A ANALISIS PRIORITAS STRATEGI BAURAN PEMASARAN PADA PT. TAMAN SAFARI INDONESIA, CISARUA, BOGOR Oleh : HAFNANSYAH HARAHAP A 14103540 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KOPI DI KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN SUMATERA UTARA

STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KOPI DI KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN SUMATERA UTARA STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KOPI DI KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN SUMATERA UTARA SKRIPSI TIUR MARIANI SIHALOHO H34076150 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

Kabupaten. ribu jiwa. 148,6 ribu. Gambar 1. dari. kebutuhan

Kabupaten. ribu jiwa. 148,6 ribu. Gambar 1. dari. kebutuhan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kabupaten Gresik adalah sebuah daerah yang memiliki luas 1.191,25 km² di Jawa Timur. Gresik dikenal sebagai salah satu kawasan industri utama di Jawa Timur. Penduduk Kabupaten

Lebih terperinci

ANALISIS MANAJEMEN STRATEGIS PT. ANGGREK PERSADA INDAH DALAM MENGHADAPI PERSAINGAN BISNIS ANGGREK DENDROBIUM. Oleh. MASTA HERAWATI br SINULINGGA

ANALISIS MANAJEMEN STRATEGIS PT. ANGGREK PERSADA INDAH DALAM MENGHADAPI PERSAINGAN BISNIS ANGGREK DENDROBIUM. Oleh. MASTA HERAWATI br SINULINGGA ANALISIS MANAJEMEN STRATEGIS PT. ANGGREK PERSADA INDAH DALAM MENGHADAPI PERSAINGAN BISNIS ANGGREK DENDROBIUM Oleh MASTA HERAWATI br SINULINGGA A07400002 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM RAS PETELUR PADA PERUSAHAAN AAPS KECAMATAN GUGUAK, KABUPATEN 50 KOTA, SUMATERA BARAT

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM RAS PETELUR PADA PERUSAHAAN AAPS KECAMATAN GUGUAK, KABUPATEN 50 KOTA, SUMATERA BARAT STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM RAS PETELUR PADA PERUSAHAAN AAPS KECAMATAN GUGUAK, KABUPATEN 50 KOTA, SUMATERA BARAT Oleh: NIA YAMESA A14105579 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN DOMBA AGRIFARM DESA CIHIDEUNG UDIK KECAMATAN CIAMPEA KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN DOMBA AGRIFARM DESA CIHIDEUNG UDIK KECAMATAN CIAMPEA KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN DOMBA AGRIFARM DESA CIHIDEUNG UDIK KECAMATAN CIAMPEA KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT SKRIPSI MOHAMAD IKHSAN H34054305 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Strategi Strategi merupakan cara-cara yang digunakan oleh organisasi untuk mencapai tujuannya melalui pengintegrasian segala keunggulan

Lebih terperinci

STRATEGI PEMASARAN EKSPOR BUAH-BUAHAN PADA PT. AGROINDO USAHA JAYA. Oleh : YAYAN MUHAMAD AHYANI A

STRATEGI PEMASARAN EKSPOR BUAH-BUAHAN PADA PT. AGROINDO USAHA JAYA. Oleh : YAYAN MUHAMAD AHYANI A STRATEGI PEMASARAN EKSPOR BUAH-BUAHAN PADA PT. AGROINDO USAHA JAYA Oleh : YAYAN MUHAMAD AHYANI A 14104631 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisis pengolahan data, dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut. 1. Dapat diketahui faktor eksternal dan internal Hotel

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Produk Domestik Bruto Berdasarkan Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha Tahun 2009

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Produk Domestik Bruto Berdasarkan Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha Tahun 2009 I. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Ada tiga jenis kebutuhan pokok atau primer manusia, yaitu sandang, pangan dan papan. Makanan dan minuman merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia untuk mempertahankan

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Strategi Perusahaan Manajemen meliputi perencanaan, pengarahan, pengorganisasian dan pengendalian atas keputusan-keputusan dan

Lebih terperinci

PERANCANGAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA MELALUI PENDEKATAN ARSITEKTUR STRATEGIK (Studi Kasus BANISI, Kecamatan Soreang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat)

PERANCANGAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA MELALUI PENDEKATAN ARSITEKTUR STRATEGIK (Studi Kasus BANISI, Kecamatan Soreang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat) PERANCANGAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA MELALUI PENDEKATAN ARSITEKTUR STRATEGIK (Studi Kasus BANISI, Kecamatan Soreang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat) BAIQUNI ARDHI A14104067 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN AGROWISATA OBAT TRADISIONAL TAMAN SRINGANIS, BOGOR. Oleh : LUTHER MASANG A

STRATEGI PENGEMBANGAN AGROWISATA OBAT TRADISIONAL TAMAN SRINGANIS, BOGOR. Oleh : LUTHER MASANG A STRATEGI PENGEMBANGAN AGROWISATA OBAT TRADISIONAL TAMAN SRINGANIS, BOGOR Oleh : LUTHER MASANG A 14101678 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006 RIWAYAT

Lebih terperinci

FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS KENTANG (Solanum tuberosum L.) PADA PT. DAFA TEKNOAGRO MANDIRI KECAMATAN CIAMPEA KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT

FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS KENTANG (Solanum tuberosum L.) PADA PT. DAFA TEKNOAGRO MANDIRI KECAMATAN CIAMPEA KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS KENTANG (Solanum tuberosum L.) PADA PT. DAFA TEKNOAGRO MANDIRI KECAMATAN CIAMPEA KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT Oleh YANDI ASDA MUSTIKA H 34066131 PROGRAM SARJANA EKSTENSI

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BAWANG MERAH GORENG PO MEKAR WANGI DESA TARAJU, KECAMATAN SINDANG AGUNG KABUPATEN KUNINGAN. Oleh UUM SUMIATI H

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BAWANG MERAH GORENG PO MEKAR WANGI DESA TARAJU, KECAMATAN SINDANG AGUNG KABUPATEN KUNINGAN. Oleh UUM SUMIATI H STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BAWANG MERAH GORENG PO MEKAR WANGI DESA TARAJU, KECAMATAN SINDANG AGUNG KABUPATEN KUNINGAN Oleh UUM SUMIATI H34066126 PROGRAM SARJANA AGRIBISNIS PENYELENGGARAAN KHUSUS DEPARTEMEN

Lebih terperinci

BAB VII FORMULASI DAN PEMILIHAN STRATEGI. oleh perusahaan. Pengidentifikasian faktor-faktor eksternal dan internal dilakukan

BAB VII FORMULASI DAN PEMILIHAN STRATEGI. oleh perusahaan. Pengidentifikasian faktor-faktor eksternal dan internal dilakukan 144 BAB VII FORMULASI DAN PEMILIHAN STRATEGI 7.1 Analisis Matriks EFE dan IFE Tahapan penyusunan strategi dimulai dengan mengidentifikasi peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan serta kekuatan dan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Produk Domestik Bruto Berdasarkan Harga Konstan menurut Lapangan Usaha Tahun 2009

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Produk Domestik Bruto Berdasarkan Harga Konstan menurut Lapangan Usaha Tahun 2009 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara dengan pertumbuhan penduduk yang terus meningkat setiap tahunnya. Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN COFFEESHOP WARUNG KOPI SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP STRATEGI PEMASARAN SKRIPSI IVAN STENLEY H

ANALISIS KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN COFFEESHOP WARUNG KOPI SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP STRATEGI PEMASARAN SKRIPSI IVAN STENLEY H ANALISIS KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN COFFEESHOP WARUNG KOPI SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP STRATEGI PEMASARAN SKRIPSI IVAN STENLEY H34052032 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pariwisata merupakan salah satu sektor unggulan yang perlu diberdayakan karena selain sebagai sumber penerimaan daerah kota Bogor serta pengembangan dan pelestarian seni

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis hasil pengolahan data maka dapat disimpulkan bahwa:

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis hasil pengolahan data maka dapat disimpulkan bahwa: BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisis hasil pengolahan data maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Dapat diketahui faktor eksternal PT. Gema Shafa Marwa adalah: a. Faktor

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Strategi Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan jangka panjang. Menurut David (2008) strategi merepresentasikan tindakan yang akan diambil

Lebih terperinci

ANALISIS BENCHMARKING BISNIS KOMPETITIF STEAK (Studi Kasus Obonk Steak and Ribs di Bogor, Jawa Barat) Oleh : ZULKA AFIFFEY A

ANALISIS BENCHMARKING BISNIS KOMPETITIF STEAK (Studi Kasus Obonk Steak and Ribs di Bogor, Jawa Barat) Oleh : ZULKA AFIFFEY A ANALISIS BENCHMARKING BISNIS KOMPETITIF STEAK (Studi Kasus Obonk Steak and Ribs di Bogor, Jawa Barat) Oleh : ZULKA AFIFFEY A14105629 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN 18 III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual Ada beberapa konsep pemikiran yang melandasi penelitian ini. Konsepkonsep pemikiran tersebut merupakan teori yang mendukung penelitian ini

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI TAMBAH DAN PEMASARAN KAYU SENGON GERGAJIAN (Studi Kasus di Kecamatan Cigudeg Kabupaten Bogor)

ANALISIS NILAI TAMBAH DAN PEMASARAN KAYU SENGON GERGAJIAN (Studi Kasus di Kecamatan Cigudeg Kabupaten Bogor) ANALISIS NILAI TAMBAH DAN PEMASARAN KAYU SENGON GERGAJIAN (Studi Kasus di Kecamatan Cigudeg Kabupaten Bogor) Skripsi AHMAD MUNAWAR H 34066007 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian Proses perumusan strategi pada restoran Kebun Kita dimulai dengan mengetahui visi dan misinya, kemudian menganalisis permasalahan yang terjadi,

Lebih terperinci

ANALISIS SIKAP DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN KUNJUNGAN KONSUMEN KAFE BACA DI BUKU KAFE, DEPOK JAWA BARAT

ANALISIS SIKAP DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN KUNJUNGAN KONSUMEN KAFE BACA DI BUKU KAFE, DEPOK JAWA BARAT ANALISIS SIKAP DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN KUNJUNGAN KONSUMEN KAFE BACA DI BUKU KAFE, DEPOK JAWA BARAT OLEH : FANNY RAMA A. 14104547 PROGRAM STUDI EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA KECIL PADA EMPAT PERUSAHAAN NATA DE COCO DI KECAMATAN CIANJUR, KABUPATEN CIANJUR

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA KECIL PADA EMPAT PERUSAHAAN NATA DE COCO DI KECAMATAN CIANJUR, KABUPATEN CIANJUR STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA KECIL PADA EMPAT PERUSAHAAN NATA DE COCO DI KECAMATAN CIANJUR, KABUPATEN CIANJUR SKRIPSI ITA FUSFITAWATI H34053987 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN KUD (KOPERASI UNIT DESA) GIRI TANI (Kec. Cisarua, Kab. Bogor, Jawa Barat)

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN KUD (KOPERASI UNIT DESA) GIRI TANI (Kec. Cisarua, Kab. Bogor, Jawa Barat) ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN KUD (KOPERASI UNIT DESA) GIRI TANI (Kec. Cisarua, Kab. Bogor, Jawa Barat) SKRIPSI DE AULIA RAMADHAN H34066030 PROGRAM PENYELENGGARAAN KHUSUS AGRIBISNIS DEPARTEMEN AGRIBISNIS

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN BUKU-BUKU ISLAM PADA CV. GEMA INSANI PRESS. Oleh DEDI SULAIMAN RAMBE H

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN BUKU-BUKU ISLAM PADA CV. GEMA INSANI PRESS. Oleh DEDI SULAIMAN RAMBE H ANALISIS STRATEGI PEMASARAN BUKU-BUKU ISLAM PADA CV. GEMA INSANI PRESS Oleh DEDI SULAIMAN RAMBE H24103005 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007 ABSTRAK Dedi

Lebih terperinci

Lampiran 1. Daftar pertanyaan dan kuesioner wawancara penelitian. DAFTAR PERTANYAAN dan KUESIONER WAWANCARA PENELITIAN

Lampiran 1. Daftar pertanyaan dan kuesioner wawancara penelitian. DAFTAR PERTANYAAN dan KUESIONER WAWANCARA PENELITIAN LAMPIRAN 77 Lampiran. Daftar pertanyaan dan kuesioner wawancara penelitian DAFTAR PERTANYAAN dan KUESIONER WAWANCARA PENELITIAN Judul : Kajian Strategi Pemasaran Sarana Transportasi Laut PT. PELNI di Kawasan

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara agraris terbesar di dunia. Sebagian besar penduduk Indonesia hidup dari sektor agribisnis. Agribisnis merupakan suatu sistem yang

Lebih terperinci

Strategi Pemasaran Pada Usaha Kuliner Warung Pasta Margonda Raya Depok Dengan Analisis SWOT NPM :

Strategi Pemasaran Pada Usaha Kuliner Warung Pasta Margonda Raya Depok Dengan Analisis SWOT NPM : Strategi Pemasaran Pada Usaha Kuliner Warung Pasta Margonda Raya Depok Dengan Analisis SWOT Nama : Dewi Ratnasari NPM : 11210912 Fakultas / Jurusan : Ekonomi / Manajemen Latar Belakang Penelitian ini dilatarbelakangi

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN RESTORAN AYAM GEPREK ISTIMEWA BOGOR

ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN RESTORAN AYAM GEPREK ISTIMEWA BOGOR ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN RESTORAN AYAM GEPREK ISTIMEWA BOGOR SKRIPSI KARINA KARTIKA SARI H34066069 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009 ANALISIS KEPUASAN

Lebih terperinci

Tahapan dalam Manajemen Stategis. Proses Manajemen Strategis terdiri dari tiga tahap :

Tahapan dalam Manajemen Stategis. Proses Manajemen Strategis terdiri dari tiga tahap : Manajemen Strategis (Strategic Management) adalah seni dan ilmu untuk memformulasikan, mengimplementasikan, dan mengevaluasi keputusan lintas fungsi yang memungkinkan organisasi dapat mencapai tujuanya.

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA 2010] 3) Wikipedia Sate. [Diakses tanggal 6 Januari

II TINJAUAN PUSTAKA 2010] 3) Wikipedia Sate.  [Diakses tanggal 6 Januari II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Deskripsi Sate Sate atau kadang-kadang ditulis satay atau satai adalah makanan yang terbuat dari potongan daging (ayam, kambing, domba, sapi, babi, ikan, dan lainlain) yang dipotong

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Karakteristik Konsumen

HASIL DAN PEMBAHASAN. Karakteristik Konsumen HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Konsumen Karakteristik konsumen RM Wong Solo yang diamati dalam penelitian ini meliputi jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir, pekerjaan, dan penerimaan per bulan

Lebih terperinci

Karakteristik Konsumen 1. Umur 2. Jenis Kelamin 3. Pendidikan 4. Pekerjaan 5. Pendapatan 6. Etnis

Karakteristik Konsumen 1. Umur 2. Jenis Kelamin 3. Pendidikan 4. Pekerjaan 5. Pendapatan 6. Etnis KERANGKA PEMIKIRAN Rumah Makan Wong Solo merupakan salah satu restoran waralaba lokal yang memiliki peluang pasar yang baik dan sudah cukup dikenal oleh masyarakat pada umumnya. Saat ini Rumah Makan Wong

Lebih terperinci

BAB VII PERUMUSAN STRATEGI UNTUK MENINGKATKAN KEPUASAN KONSUMEN

BAB VII PERUMUSAN STRATEGI UNTUK MENINGKATKAN KEPUASAN KONSUMEN BAB VII PERUMUSAN STRATEGI UNTUK MENINGKATKAN KEPUASAN KONSUMEN Berdasarkan hasil data dan mengenai karakteristik konsumen, analisis tingkat kepuasan konsumen terhadap mutu atribut dan pelayanan, maka

Lebih terperinci

ANALISIS FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA GALERI TANAMAN HIAS KEBUN RAYA CIBODAS. Oleh TUTUT RETNO LESTARI A

ANALISIS FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA GALERI TANAMAN HIAS KEBUN RAYA CIBODAS. Oleh TUTUT RETNO LESTARI A ANALISIS FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA GALERI TANAMAN HIAS KEBUN RAYA CIBODAS Oleh TUTUT RETNO LESTARI A 14102716 PROGRAM EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Restoran dan Cafe Restoran termasuk dalam industri jasa boga yang merupakan industri yang bergerak dalam pengelolaan makanan siap santap (Fardiaz, 1994). Restoran adalah

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PARIWISATA PANTAI PARANGTRITIS PASCA GEMPA BUMI DAN TSUNAMI DI KABUPATEN BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PARIWISATA PANTAI PARANGTRITIS PASCA GEMPA BUMI DAN TSUNAMI DI KABUPATEN BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PARIWISATA PANTAI PARANGTRITIS PASCA GEMPA BUMI DAN TSUNAMI DI KABUPATEN BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA HARY RACHMAT RIYADI PROGRAM STUDI MANAJEMEN BISNIS DAN EKONOMI PERIKANAN-KELAUTAN

Lebih terperinci

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Buah Carica 2.2. One Village One Product (OVOP)

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Buah Carica 2.2. One Village One Product (OVOP) 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Buah Carica Buah carica atau pepaya gunung merupakan rumpun buah pepaya yang hanya tumbuh di dataran tinggi. Di dunia, buah carica hanya tumbuh di tiga negara yaitu Amerika Latin,

Lebih terperinci

ANALISIS SIKAP, PERSEPSI KONSUMEN DAN RENTANG HARGA PADA BERAS ORGANIK SAE (SEHAT AMAN ENAK)

ANALISIS SIKAP, PERSEPSI KONSUMEN DAN RENTANG HARGA PADA BERAS ORGANIK SAE (SEHAT AMAN ENAK) ANALISIS SIKAP, PERSEPSI KONSUMEN DAN RENTANG HARGA PADA BERAS ORGANIK SAE (SEHAT AMAN ENAK) PADA GAPOKTAN SILIH ASIH DESA CIBURUY KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT SKRIPSI IPO MELANI SINAGA H34076081 DEPARTEMEN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Jenis Wisatawan Domestik Asing Jumlah Domestik Asing Jumlah Domestik Asing

I. PENDAHULUAN. Jenis Wisatawan Domestik Asing Jumlah Domestik Asing Jumlah Domestik Asing I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia memiliki keanekaragaman budaya yang berpotensi untuk dijadikan objek pariwisata. Perkembangan industri pariwisata Indonesia terus meningkat dalam beberapa tahun

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kedua tempat usaha di kota Bogor, yaitu KFC Taman Topi dan Rahat cafe. KFC Taman Topi berlokasi di Jalan Kapten Muslihat

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PRODUK SEPATU PADA CV. MULIA CIOMAS, BOGOR. Oleh : Arief Widiatmoko A

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PRODUK SEPATU PADA CV. MULIA CIOMAS, BOGOR. Oleh : Arief Widiatmoko A ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PRODUK SEPATU PADA CV. MULIA CIOMAS, BOGOR Oleh : Arief Widiatmoko A14102135 DEPARTEMEN ILMU-ILMU SOSIAL EKONOMI FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007 RINGKASAN ARIEF

Lebih terperinci

I. TINJAUAN PUSTAKA Restoran

I. TINJAUAN PUSTAKA Restoran I. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Restoran Asal kata restoran adalah restaurer dari bahasa perancis yang memiliki arti tempat untuk menyediakan makanan. Ragam makanan yang lengkap mencakup makanan pembuka, makanan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 6 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN A. Tinjauan Pustaka 1. Konsep Pemasaran Pemasaran merupakan sebuah proses sosial yang bertumpu pada pemenuhan kebutuhan individu dan kelompok dengan menciptakan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Pengertian Strategi Menurut David (2009, p18) Strategi adalah sarana bersama dengan tujuan jangka panjang hendak dicapai. Strategi bisnis mencakup ekspansi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 29 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis strategi yang sesuai untuk Rumah Makan Ayam Goreng & Bakar Mang Didin Asgar yang berlokasi di Jalan Ahmad Yani

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Wisata Agro Tambi yang terletak di Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo. Pemilihan lokasi ini ditentukan secara sengaja

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. PT TAJUR merupakan perusahaan yang bergerak dibidang jasa angkutan/ekspedisi, yaitu

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. PT TAJUR merupakan perusahaan yang bergerak dibidang jasa angkutan/ekspedisi, yaitu BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Perusahaan PT TAJUR merupakan perusahaan yang bergerak dibidang jasa angkutan/ekspedisi, yaitu mengirinkan barang dalam skala besar. Sejarah serta perkembangannya

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM PENELITIAN V GAMBARAN UMUM PENELITIAN 5.1 Profil Rumah Makan Nasi Timbel Saung Merak Bogor Rumah Makan Nasi Timbel Saung Merak Bogor merupakan salah satu rumah makan yang menyajikan menu masakan sunda dengan menu

Lebih terperinci