II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Deskripsi Ikan Bandeng
|
|
- Ida Kusuma
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Deskripsi Ikan Bandeng Menurut Saanin (1986), ikan bandeng (Chanos chanos Forks ) memiliki klasifikasi sebagai berikut : Kingdom : Animalia Phylum : Chordata Sub phylum : Vertebrata Class : Pisces Sub class : Teleostei Ordo : Malacopterygii Family : Chanidae Genus : Chanos Spesies : Chanos chanos Forks Ikan bandeng memiliki karakteristik tubuh langsing berbentuk seperti peluru dengan sirip ekor bercabang sebagai petunjuk bahwa ikan bandeng memiliki kesanggupan berenang dengan cepat. Tubuh ikan bandeng berwarna putih keperak-perakan dan dagingnya berwarna putih susu. Ikan bandeng yang hidup di alam memiliki panjang tubuh sampai satu meter. Namun, ikan bandeng yang dibudidayakan ditambak memiliki ukuran panjang tubuh maksimal 0.05 m. Bandeng mempunyai daerah hidup yang luas, dapat ditemukan di kawasan tropik hingga sub-tropik (Indo-Pacific-Ocean). Bandeng juga ditemukan hingga Laut Merah, sepanjang pantai Africa dan Asia Timur pada perairan Pacific hingga di kawasan selatan Australia, New Zealand, Japan, Hawai dan Mexico (Khoironi, 2006). Menurut Murtidjo (2002), anak ikan bandeng (Chanos chanos Forsk) yang biasa disebut nener. Sumber nener biasanya terdapat di daerah pantai yang berdasar pasir, landai dan berair jernih. Nener bandeng pada umumnya memiliki panjang sekitar 13 mm waktu ditangkap dan berwarna bening. Nener ikan bandeng memiliki tiga buah titik, dimana dua buah titik adalah mata dan satu titik adalah bagian perutnya. 11
2 2.2. Deskripsi Sate Bandeng Sate merupakan salah satu makanan yang sangat popular di Indonesia, dihidangkan dimana-mana, mulai dari gerobak pedagang kakilima hingga restoran mewah di hotel. Hampir semua orang mengenal sate. Sate adalah makanan yang terbuat dari bahan utama berupa daging yang dipotong kecil-kecil yang kemudian ditusuk dengan menggunakan bambu yang telah dipotong tipis-tipis. Setelah sate ditusuk, kemudian dibakar dengan menggunakan arang dan diberi bumbu. Di Indonesia, sate biasanya disajikan dengan nasi atau lontong. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki variasi sate, mulai dari jenis daging yang digunakan, bahan pembuat bumbu, hingga proses pembuatannya. Daging yang biasa digunakan sebagai bahan baku utama membuat sate dapat berasal dari daging ayam, kambing, bebek, sapi hingga usus. Tidak hanya daging, bumbu sate di Indonesia pun beragam, mulai dari bumbu kacang, bumbu kecap, hingga bumbu kuning. Sate bandeng merupakan salah satu produk olahan yang menggunakan ikan bandeng sebagai bahan baku utamanya dan produk ini banyak dikenal oleh masyarakat luas sebagai makanan khas daerah Banten. Dalam proses pembuatan sate bandeng, ikan bandeng yang telah dibersihkan lalu digemburkan dengan cara dipukul-pukul secara perlahan. Selajutnya tulang dekat ekor dan kepala diputuskan dan ditarik secara hati-hati dari depan. Setelah itu, daging dan duri yang tersisa dikeluarkan dengan cara meremas dari belakang ke depan. Daging ikan kemudian digiling dan dicampur dengan bahan lainnya menjadi satu adonan dan diisikan kembali kedalam kulit ikan dan diluar kulit ikan hingga menyerupai bentuk ikan semula. Selanjutnya jepit ikan dengan bambu yang telah diisi bumbu, mulai dari kepala hingga ekor. Tahap akhir, bakar ikan hingga kecoklatan Agroindustri Agroindustri berasal dari dua kata agricultural dan industry yang berarti suatu industri yang menggunakan hasil pertanian sebagai bahan baku utamanya atau suatu industri yang menghasilkan suatu produk yang digunakan sebagai 12
3 sarana atau input dalam usaha pertanian. Definisi industri dapat dijabarkan sebagai kegiatan industri yang memanfaatkan hasil pertanian sebagai bahan baku, merancang, dan menyediakan peralatan serta jasa untuk kegiatan tersebut 3. Menurut Saragih (2010), Agroindustri adalah industri yang memiliki keterkaitan ekonomi (baik langsung maupun tidak langsung) yang kuat dengan komoditas pertanian. Keterkaitan langsung mencakup hubungan komoditas pertanian sebagai bahan baku (input) bagi kegiatan agroindustri maupun kegiatan pemasaran dan perdagangan yang memasarkan produk akhir agroindustri. Sedangkan keterkaitan tidak langsung, berupa kegiatan ekonomi lain yang menyediakan bahan baku (input) lain diluar komoditas pertanian, seperti bahan kimia, bahan kemasan dan lain-lain, beserta kegiatan ekonomi lain yang memasarkan dan memperdagangkannya. Pengembangan kegiatan agroindustri mempunyai dampak yang cukup besar terhadap pembangunan negara-negara sedang berkembang termasuk Indonesia. Bagi negara berkembang, agribisnis mempunyai peranan sangat penting bukan saja untuk mendorong sektor pertanian dan meningkatkan nilai tambah hasil-hasil sektor pertanian, akan tetapi juga untuk penyerapan tenaga kerja serta meningkatkan penghasilan dan daya beli masyarakat (Pasambuna, 2003) Agroindustri Pengolahan Ikan Menurut Saragih (2008) pengertian agroindustri pengolahan ikan adalah industri pengolahan dengan menggunakan bahan baku komoditas perikanan seperti ikan, udang, ubur-ubur, dan lain-lain. Komoditas perikanan tersebut diolah menjadi bahan pangan untuk dikonsumsi. Saat ini Indonesia harus menguasai agroindustri, terutama agroindustri perikanan. Hal ini dikarenakan agribisnis dan agroindustri terbukti mampu membuka lapangan kerja baru, meningkatkan pendidikan dan menyiapkan SDM yang memenuhi tuntutan kuantitas dan kualitas 4. 3 [Anonim] Agroindustri. [diakses tanggal 23 Februari 2012] 4 Saragih, Bungaran Ubah Mindset Sekarang, atau Terjengkang. [dikases tanggal 25 Maret 2012] 13
4 2.5. Industri Kecil Menurut Surat Keputusan Mentri Perindustrian No. 135/M/SK/8/1997, yang dimaksud dengan industri kecil adalah suatu badan usaha/industri dimana: 1) Industri modal untuk mesin-mesin dan peralatan sejumlah Rp ,- ke bawah. 2) Investasi per tenaga kerja Rp ,- ke bawah. 3) Pemiliknya adalah warga Negara Indonesia. Disamping kriteria secara kuantitaf, terdapat pula kriteria industri kecil secara kualitatif yaitu sebagai berikut : 1) Pemilik adalah golongan ekonomi lemah dan pada umumnya sekaligus menjadi pimpinan dan memerlukan bimbingan kewiraswastaan. 2) Administrasi perusahaan umumnya bersifat sederhana dan kurang teratur serta belum berbentuk badan hokum. 3) Tidak berkemampuan untuk menyediakan jaminan guna mendapatkan kredit dari dunia perbankan. 4) Hubungan kerja antara pengusaha dan karyawan maih belum formal dan msih bersifat kekeluargaan 5) Pada umumnya sistem pembiayaan/permodalan belum memungkinkan untuk mengadakan persediaan yang cukup untuk kontinuitas produksi. 6) Proses produksi masih sederhana dan sebagian besar masih bersifat tradisional 7) Mutu produksi pada umumnya belum tetap dan desainnya kurang dapat mengikuti selera pasar. 8) Lemah dalam pemasaran produk-produk sendiri. Berdasarkan ciri-ciri diatas, dapat dilihat bahwa industri kecil memiliki kelemahan dalam beberapa aspek seperti aspek teknis produksi, permodalan, manajemen dan pemasaran. Dengan demikian menunjukkan bahwa kemampuan perusahaan dalam pengembangan usaha bergantung kemampuan perusahaan dalam menguasai aspek-aspek tersebut. Menurut Badan Pusat Statistik industri kecil merupakan industri yang menggunakan tenaga kerja 5 hingga 19 orang. 14
5 2.6. Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Pengertian tentang usaha kecil menenngah (UKM) tidak selalu sama, tergantung konsep yang digunakan oleh suatu negara. Mengacu pada Undang- Undang Nomor 9 Tahun 1995, kriteria usaha kecil dilihat dari segi keuangan dan modal yang dimilikinya adalah : 1) memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 200 juta (tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha), atau 2) memiliki hasil penjualan paling banyak 1 miliar/tahun. sedangkan untuk kriteria usaha menengah adalah : 1) untuk sektor industri, memiliki total asset paling banyak 5 miliar, dan 2) untuk sektor non industri, memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 600 juta tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak 3 miliar. INPRES No. 10 Tahun 1999 mendefinisikan usaha menengah adalah unit kegiatan yang memiliki kekayaan bersih lebih besar dari Rp 200 juta sampai maksimal Rp 10 miliar (tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha). Definisi dan kriteria yang digunakan untuk UKM saat ini dirasa sudah tidak sesuai dengan kondisi dunia usaha, serta kurang dapat digunakan sebagai acuan oleh instansi atau institusi lain, karena setiap institusi menggunakan pengertian yang berbeda-beda. Menurut Partomo dan Soejoedono (2002), kriteria umum UKM dilihat dari ciri-cirinya pada dasarnya bisa dianggap sama, yaitu sebagai berikut : 1) Struktur organisasi yang sangat sederhana 2) Tanpa staf yang berlebihan 3) Pembagian kerja yang kendur 4) Memiliki hirarki manajerial yang pendek 5) Aktivitas sedikit yang formal, dan sedikit menggunakan proses perencanaan 6) Kurang membedakan asset pribadi dan asset perusahaan. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa sekitar 53,57% dari semua UKM bergerak pada bidang pangan dan pertanian. Karena itu, pengindustrian aneka pangan lokal perlu diarahkan pada pengembangan dan 15
6 pemberdayaan UKM bidang pangan dan pengolahan hasil pertanian, sehingga pangan yang aman, bermutu dan bergizi bagi masyarakatnya bisa disediakan. Secara nasional, pengembangan dan pemberdayaan UKM perlu dilakukan dengan fokus pada penciptaan nilai tambah sehingga pangan lokal mempunyai nilai (nilai gizi, nilai ekonomi, nilai budaya, nilai kebangsaan) yang sama, bahkan jika mungkin lebih tinggi dari pada produk yang berbasis impor yang saat ini mulai mendominasi menu pangan Indonesia (Hariyadi, 2011) Strategi Pengembangan UKM Dalam menghadapi krisis ekonomi seperti saat ini, teori dynamic dan teori resource-based strategy merupakan teori yang dapat diterapkan dalam pengembangan UKM nasional (Suryana, 2001). Resource-based strategy adalah strategi perusahaan yang memanfaatkan sumber daya internal yang superior untuk menciptakan kemampuan inti dalam menciptakan nilai tambah untuk mencapai keunggulan komparatif dan keunggulan kompetitif. Akibatnya perusahaan kecil tidak lagi bergantung pada strategi kekuatan pasar melalui monopoli dan fasilitas pemerintah. Dalam pengembangan UKM, strategi ini lebih murah dan ampuh karena memanfaatkan sumberdaya lokal yang dimilikinya. Sumber daya perusahaan yang dapat dikembangkan antara lain tanah, teknologi, tenaga kerja (kemampuan dan pengetahuannya), modal dan warisan bakat keahlian yang turun menurun (Partomo dan Soejoedono, 2002) Hasil Penelitian Terdahulu Penelitian mengenai strategi pengembangan usaha telah banyak dilakukan dan pada umumnya tujuan dari penelitian mengenai strategi pengembangan usaha adalah untuk (1) mengidentifikasi dan menganalisis faktor internal dan eksternal suatu perusahaan/organisasi, (2) menyusun alternatif strategi yang tepat untuk perusahaan/organisasi yang diteliti. Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang dapat menjadi acuan mengenai strategi pengembangan usaha, khususnya industri pengolahan dengan komoditas hasil perikanan, antara lain Tresnaprihandini (2006) meneliti tentang 16
7 Formulasi Strategi Pengembangan Usaha Kerupuk Udang dan Ikan Pada Perusahaan Candramawa Di Kabupaten Indramayu. Dari penelitian ini diketahui bahwa tingkat konsumsi ikan dan udang masyarakat Indonesia pada tahun 2002 masih rendah dikarenakan penyajiannya yang rumit, bau amis serta dapat menimbulkan alergi. Oleh karena itu, dibutuhkan upaya pengolahan lebih lanjut dengan tujuan meningkatkan konsumsi ikan dan udang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi yang paling tepat yang dapat diterapkan oleh perusahaan.alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah matriks IFE dan EFE, matriks SWOT, matriks IE dan QSPM. Berdasarkan hasil analisis matriks IFE diketahui bahwa kekuatan utama pada perusahaan ini adalah adanya loyalitas distributor, sedangkan kelemahan utamanya adalah kapasitas produksi yang belum optimal. Berdasarkan matriks EFE diketahui bahwa peluang utama yang dapat dimanfaatkan oleh perusahaan adalah tingkat konsumsi kerupuk yang meningkat, sedangkan ancaman utama yang dihadapi adalah perusahaan pesaing lebih cepat dalam mengadaptasi teknologi. Hasil Matriks IE memperlihatkan bahwa perusahaan berada pada kuadran IV, yaitu tumbuh dan bina dimana strategi yang tepat yang dapat dilakukan perusahaan yaitu penetrasi pasar, pengembangan pasar dan pengembangan produk. Dari anaslisis matriks SWOT diperoleh tiga belas alternatif strategi yang dapatditerapkan oleh perusahaan. Dan hasil akhir dari penelitian ini diperoleh melalui analisis QSPM sehingga diperoleh prioritas strategi alternatif terbaik yang dapat dijalankan perusahaan yaitu menjalin kerjasama dengan perusahaan besar pengekspor kerupuk. Ardhi (2008) meneliti tentang Perancangan Strategi Pengembangan Usaha Melalui Pendekatan Arsitektur Strategik (Studi Kasus BANISI, Kecamatan Soreang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat). Dari penelitian ini diketahui bahwa sumber daya ikan merupakan salah satu tumpuan ekonomi dimasa yang akan datang. Hal ini dikarenakan ikan telah menjadi salah satu komoditi pangan yang penting, tidak hanya untuk Indonesia melainkan juga untuk masyarakat dunia. Bahkan para ahli memperkirakan bahwa konsumsi ikan masyarakat global akan semakin meningkat. 17
8 Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah matriks EFE, matriks IE, matriks SWOT, Arsitektur strategi. Hasil matriks IE menempatkan perusahaan berada pada kuadran V. Pada posisi ini perusahaan dapat dikelola dengan strategi pertahankan dan pelihara (hold dan maintain). Dilihat dari sisi internal perusahaan, kekuatan utama perusahaan adalah pengendalian mutu yang baik dan adanya hubungan baik yang terjalin antara perusahaan dengan agenagen, sedangkan kelemahan utamanya antara lain tumpang tindih pekerjaan dan rendahnya produksi. Dilihat dari sisi eksternal perusahaan, diketahui bahwa peluang yang harus dimanfaatkan perusahaan antara lain dukungan pemerintah dan trend konsumsi ikan yang meningkat, sedangkan ancaman terbesar yang dihadapi perusahaan adalah adanya produk pengganti dan duplikasi produk oleh perusahaan lain. Amir (2008) meneliti tentang Strategi Pengembangan Usaha Abon Ikan di KUB Hurip Mandiri Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi. Dari penelitian ini diketahui bahwa ikan sebagai salah satu produk hasil perikanan memiliki jumlah produksi yang paling besar dibandingkan dengan produk perikanan lainnya, disamping itu perkembangan disektor perikanan cukup potensial karena kebutuhan masyarakat akan pangan hewani semakin meningkat. Penelitian ini menggunakan analisis matriks IFE dan EFE, matriks IE, dan analisis SWOT dan metode PHA. Berdasarkan penelitian tersebut dilihat dari faktor eksternal lingkungan didapat peluang dan ancaman yang mempengaruhi usaha ini. Peluang utama yang dihadapi KUB Hurip Mandiri adalah adanya dukungan Pemda Sukabumi dalam pengembangan UKM di Sukabumi, sedangkan ancaman utamanya adalah ketersediaan bahan baku yang tergantung musim dan kenaikan harga BBM. Dilihat dari faktor internal perusahaan kekuatan perusahaan adalah lokasi perusahaan strategis, rasa dan tekstur produk yang baik, adanya labelisasi kemasan, pengalaman perusahaan selama 14 tahun, loyalitas pelanggan, adanya hubungan kekeluargaan dan kerjasama yang kuat dan telah ada pembagian tugas sedangkan kelemahan utama dari perusahaan ini adalah faktor sumber dana yang terbatas serta kurangnya promosi produk. Hasil dari matriks IE menunjukkan posisi KUB Hurip Mandiri berada pada kuadran II yang memberikan rekomendasi 18
9 untuk tumbuh dan berkembang dan strategi yang dapat diterapkan adalah strategi intensif. Hasil pengolahan PHA diperoleh prioritas alternatif strategi pengembangan usaha abon ikan yaitu (1) meningkatkan kualitas produk dan mutu pelayanan kepada konsumen serta pemasok; (2) aktif melakukan kegiata promosi; dan (3) memperluas jaringan distribusi dan pemasaran. Harianja (2009) meneliti tentang Strategi Pengembangan Usaha Daging Rajungan CV. Mutiara Laut Kabupaten Serang Provinsi Banten. Dari penelitian ini diketahui bahwa Indonesia merupakan salah satu Negara dengan potensi sumber daya laut yang besar, baik secara kuantitas maupun keberagamannya. Hal tersebut dikarenakan produk perikanan memiliki nilai yang cukup potensial untuk dikembangkan terlebih ketika produk hasil perikanan tersebut telah diolah menjadi suatu produk yang bernilai tinggi. Alat analisis yang digunakan antara lain teknik Delphi, matriks IFE dan EFE, matriks IE dan SWOT serta QSPM. Hasil matriks IE menggambarkan posisi CV. Mutiara Laut berada pada posisi V, yaitu tahap hold and maintain. Berdasarkan matriks SWOT diperoleh delapan alternatif strategi dan dari hasil matriks QSP diperoleh prioritas strategi bagi CV. Mutiara Laut antara lain meningkatkan kualitas produk dan pelayanan, memanfaatkan perolehan pendanaan yang ditawarkan perbankan untuk meningkatkan kapasitas produksi, mengembangkan produk baru pada pasar konsumen yang sudah ada, mempertahankan dan meningkatkan kerjasama dengan pemasok untuk mendapatkan jaminan bahan baku yang berkualitas, membuka pabrik baru di daerah Karangantu untuk mempermudah konsumen yang datang kedaerah sekitar dalam pembelian daging rajungan CV. Mutiara Laut, mengusahakan kontinuitas produksi, melakukan pelabelan kemasan, memperbaiki struktur organisasi dan manajemen dalam mengembangkan perusahaan. Berdasarkan penelitian terdahulu dapat disimpulkan bahwa ikan merupakan salah satu produk hasil perikanan yang memiliki prospek yang baik untuk dikembangkan karena disamping memiliki nilai yang cukup potensial, ikan juga mengandung banyak gizi serta dapat diolah menjadi berbagai produk olahan yang bernilai tinggi. Untuk itu, terdapat berbagai kebijakan pemerintah dalam 19
10 pengembangan sektor perikanan, salah satunya yaitu kebijakan industrialisasi perikanan. Pada penelitian yang terkait dengan strategi pengembangan usaha pada komoditas perikanan terdapat persamaan dan perbedaan. Persamaan antara penelitian terdahulu dengan penelitian yang dilakukan adalah topik strategi dengan konsep pengembangan usaha, komoditas utama yang dibahas merupakan komoditas perikanan dan objek penelitian yang dikaji merupakan produk olahan ikan. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terletak pada jenis produk yang dihasilkan serta hasil penelitian. Penelitian yang dilakukan oleh Tresnaprihandini (2006) dan Harianja (2009) memiliki persamaan pada alat analisis yaitu matriks IFE, EFE, IE, SWOT dan QSPM. Persamaan alat analisis antara peneliti dengan kedua peneliti lainnya hanya pada tahap pemasukan (matriks IFE dan EFE) dan tahap pencocokan (matriks IE dan SWOT), sedangkan pada tahap keputusan terdapat perbedaan alat analisis, antara lain Ardhi (2008) menggunakan alat analisis dengan pendekatan arsitektur strategik dan Amir (2008) menggunakan metode PHA. Daftar referensi skripsi dari peneliti terdahulu dapat dilihat pada Lampiran 2. 20
STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA SATE BANDENG UKM AWAL PUTRA MANDIRI DI KOTA SERANG BANTEN
STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA SATE BANDENG UKM AWAL PUTRA MANDIRI DI KOTA SERANG BANTEN SKRIPSI PINGKAN OCTAVIA NURHIDAYANI H34080109 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Http ://www.id-wikipedia.com/2009. (27 Juli 2009)
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Karakteristik Sate Sop Kambing Sate adalah sejenis makanan yang dibuat dari potongan-potongan daging berupa daging ayam atau daging kambing yang ditusuk dengan lidi atau tusuk
Lebih terperinciBAB VII FORMULASI DAN PEMILIHAN STRATEGI. oleh perusahaan. Pengidentifikasian faktor-faktor eksternal dan internal dilakukan
144 BAB VII FORMULASI DAN PEMILIHAN STRATEGI 7.1 Analisis Matriks EFE dan IFE Tahapan penyusunan strategi dimulai dengan mengidentifikasi peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan serta kekuatan dan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. karena mudah didapat dan harganya murah. Namun, ikan ternyata memiliki
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Abon Ikan Ikan merupakan bahan makanan yang banyak dikonsumsi masyarakat karena mudah didapat dan harganya murah. Namun, ikan ternyata memiliki beberapa kelemahan. Salah satu
Lebih terperinciVII. FORMULASI STRATEGI
VII. FORMULASI STRATEGI 7.1 Tahapan Masukan (Input Stage) Tahapan masukan (input stage) merupakan langkah pertama yang harus dilakukan sebelum melalui langkah kedua dan langkah ketiga didalam tahap formulasi
Lebih terperinciPERANCANGAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA MELALUI PENDEKATAN ARSITEKTUR STRATEGIK (Studi Kasus BANISI, Kecamatan Soreang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat)
PERANCANGAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA MELALUI PENDEKATAN ARSITEKTUR STRATEGIK (Studi Kasus BANISI, Kecamatan Soreang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat) BAIQUNI ARDHI A14104067 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ekonomi perikanan. Artinya, kurang lebih 70 persen dari wilayah Indonesia terdiri
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Potensi sektor perikanan Indonesia cukup besar. Indonesia memiliki perairan laut seluas 5,8 juta km 2 (perairan nusantara dan teritorial 3,1 juta km 2, perairan ZEE
Lebih terperinciPENDAHULUAN A. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian mempunyai peranan yang sangat besar dalam pertumbuhan ekonomi negara terutama negara yang bercorak agraris seperti Indonesia. Salah satu subsektor pertanian
Lebih terperinciFORMULASI STRATEGI. Tabel 18. Faktor-Faktor Lingkungan InternalUKM Awal Putra Mandiri
VII. FORMULASI STRATEGI 7.1. Identifikasi Faktor Kekuatan dan Kelemahan Identifikasi faktor kekuatan dan kelemahan pada UKM Awal Putra Mandiri didasarkan pada hasil analisis lingkungan internal. Berikut
Lebih terperinciAnalisis lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan makro dan lingkungan industri. Lingkungan makro terdiri dari ekonomi, alam, teknologi, politik
Analisis lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan makro dan lingkungan industri. Lingkungan makro terdiri dari ekonomi, alam, teknologi, politik dan hukum serta sosial budaya. Sedangkan lingkungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. telah mendapat prioritas utama dalam pembangunan nasional karena. pembangunan ekonomi diharapkan dapat menjadi motor penggerak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan pertumbuhan penduduk, kebutuhan masyarakat semakin meningkat dari tahun ke tahun. Pembangunan Bangsa Indonesia bidang ekonomi telah mendapat prioritas
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Globalisasi dan liberalisasi perdagangan memberikan peluang sekaligus
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Globalisasi dan liberalisasi perdagangan memberikan peluang sekaligus tantangan baru yang harus dihadapi dalam pembangunan pertanian ke depan. Globalisasi dan liberasi
Lebih terperinciBAB VII FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA. 7.1 Perumusan Strategi Pengembangan Usaha Produk Sayuran Organik
96 BAB VII FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA 7.1 Perumusan Strategi Pengembangan Usaha Produk Sayuran Organik Analisis lingkungan membantu perusahaan dalam menentukan langkah strategi yang tepat dalam
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan. dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan daerah merupakan bagian dari pembangunan nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik Daging Ayam Ras Pedaging ( Broiler Tabel 6.
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik Daging Ayam Ras Pedaging (Broiler) Daging didefinisikan sebagai semua jaringan hewan dan semua produk hasil pengolahan jaringan-jaringan tersebut yang sesuai untuk
Lebih terperinciSTRATEGI PENGEMBANGAN USAHA ABON IKAN DI KUB HURIP MANDIRI KECAMATAN CISOLOK KABUPATEN SUKABUMI. Oleh: RINI ARIANI AMIR A
STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA ABON IKAN DI KUB HURIP MANDIRI KECAMATAN CISOLOK KABUPATEN SUKABUMI Oleh: RINI ARIANI AMIR A14104090 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lingkungan Industri Perusahaan Ekspor Pembekuan
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lingkungan Industri Perusahaan Ekspor Pembekuan Menurut Rosyidi (2007), dalam melakukan kegiatan ekspor suatu perusahaan dapat menentukan sendiri kebijakan mengenai pemasaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Usaha Mikro Kecil Menengah atau yang biasa disingkat UMKM, selama
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Usaha Mikro Kecil Menengah atau yang biasa disingkat UMKM, selama ini merupakan salah satu sektor yang menjaga pertumbuhan ekonomi nasional khususnya ketika terjadi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia.
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peternakan sebagai salah satu sub dari sektor pertanian masih memberikan kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia. Kontribusi peningkatan
Lebih terperinciBAB I. Pendahuluan I-1 BAB I PENDAHULUAN
BAB I. Pendahuluan I-1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Indonesia memiliki lautan yang sangat luas, dengan luas laut yang dimiliki maka kekayaan hasil laut yang dimiliki juga berlimpah. Kekayaan laut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Usaha sektor peternakan merupakan bidang usaha yang memberikan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Usaha sektor peternakan merupakan bidang usaha yang memberikan peranan sangat besar dalam pemenuhan kebutuhan protein hewani dan berbagai keperluan industri. Protein
Lebih terperinci: Bachtiar Rifai NPM : Jurusan : Manajemen Pembimbing : Dr. Ir. Komsi Koranti, MM.
ANALISIS STRATEGI PEMASARAN USAHA KECIL MENENGAH PADA USAHA MEBEL (Studi Kasus pada UD. Agung Mebel Desa Ciwalen Kabupaten Cianjur Provinsi Jawa Barat) Nama : Bachtiar Rifai NPM : 10208229 Jurusan : Manajemen
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pembangunan sektor peternakan merupakan bagian integral dari. pembangunan pertanian dan pembangunan nasional. Sektor peternakan di
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan sektor peternakan merupakan bagian integral dari pembangunan pertanian dan pembangunan nasional. Sektor peternakan di beberapa daerah di Indonesia telah memberikan
Lebih terperinci4.1.2 Struktur Organisasi Milkfood Barokah
30 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Sejarah Milkfood Barokah Milkfood Barokah merupakan usaha mikro yang memiliki kegiatan usaha memproduksi minuman susu olahan. Milkfood Barokah
Lebih terperinci2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Buah Carica 2.2. One Village One Product (OVOP)
2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Buah Carica Buah carica atau pepaya gunung merupakan rumpun buah pepaya yang hanya tumbuh di dataran tinggi. Di dunia, buah carica hanya tumbuh di tiga negara yaitu Amerika Latin,
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Definisi dan Kriteria Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) 2.1.1 Definisi dan Kriteria Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Menurut Keputusan Menkeu No. 40/KMK.06/2003 tentang Pendanaan Kredit Usaha Mikro
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sektor pertanian yang terus dituntut berperan dalam
1 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Indonesia memiliki sektor pertanian yang terus dituntut berperan dalam perekonomian nasional melalui pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB), perolehan devisa,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang strategis. Dilihat dari posisinya, negara Indonesia terletak antara dua samudera dan dua benua yang membuat Indonesia menjadi negara
Lebih terperinciSumber : Bidang Perikanan Dinas Pertanian Kabupaten Klaten, 2012
1 PENDAHULUAN Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki 17.50 buah pulau, dengan luas laut sekitar 3,5 juta km. Potensi sumberdaya ikannya sangat besar dengan beraneka ragam ikan bernilai ekonomi tinggi.
Lebih terperinciIV METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur.
IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan secara sengaja berdasarkan pertimbangan
Lebih terperinciANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA INDUSTRI KECIL OLAHAN CARICA
ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA INDUSTRI KECIL OLAHAN CARICA (Studi Kasus pada Industri Kecil Olahan Carica di Kecamatan Mojotengah, Kabupaten Wonosobo) SKRIPSI SHINTA KARTIKA DEWI H34050442 DEPARTEMEN
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian di Indonesia merupakan bagian integral dari
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan pertanian di Indonesia merupakan bagian integral dari pembangunan Indonesia, yang pada hakekatnya bertujuan untuk meningkatkan produksi, memperluas lapangan
Lebih terperinciGambar 1. Produksi Perikanan Tangkap, Tahun (Ribu Ton) Sumber: BPS Republik Indonesia, Tahun 2010
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan yang salah satu negara kepulauan terbesar di dunia yang kaya akan keanekaragaman biota laut (perikanan dan kelautan). Dengan luas wilayah perairan
Lebih terperinciI PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara agraris terbesar di dunia. Sebagian besar penduduk Indonesia hidup dari sektor agribisnis. Agribisnis merupakan suatu sistem yang
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN. Sumber : Direktorat Jendral Peternakan 2010
1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komoditas peternakan mempunyai prospek yang baik untuk dikembangkan. Hal ini didukung oleh karakteristik produk yang dapat diterima oleh masyarakat Indonesia. Kondisi ini
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Agroindustri merupakan kegiatan pemanfaatan hasil pertanian menjadi produk
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Agroindustri merupakan kegiatan pemanfaatan hasil pertanian menjadi produk olahan yang bernilai ekonomi, sekaligus menjadi suatu tahapan pembangunan pertanian
Lebih terperinciSTRATEGI PEMASARAN PRODUK OLAHAN WORTEL (Studi Kasus Kelompok Wanita Tani Kartini Di Kawasan Rintisan Agropolitan Kecamatan Cipanas Kabupaten Cianjur)
STRATEGI PEMASARAN PRODUK OLAHAN WORTEL (Studi Kasus Kelompok Wanita Tani Kartini Di Kawasan Rintisan Agropolitan Kecamatan Cipanas Kabupaten Cianjur) Oleh : DESTI FURI PURNAMA H 34066032 PROGRAM SARJANA
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lingkungan Usaha
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lingkungan Usaha Lingkungan usaha (bisnis) merupakan lingkungan yang dihadapi organisasi dan diperlukan pertimbangan dalam pengambilan keputusan suatu usaha. Aktivitas yang tercakup
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. khususnya bagi sektor pertanian dan perekonomian nasional pada umumnya. Pada
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Subsektor peternakan merupakan salah satu sumber pertumbuhan baru khususnya bagi sektor pertanian dan perekonomian nasional pada umumnya. Pada tahun 2006 Badan Pusat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pertanian merupakan sektor potensial yang memegang peranan penting
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertanian merupakan sektor potensial yang memegang peranan penting dalam pembangunan Indonesia. Hal ini didasarkan pada kontribusi sektor pertanian yang tidak hanya
Lebih terperinciBAB 5 SIMPULAN DAN SARAN
BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisis pengolahan data, dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut. 1. Dapat diketahui faktor eksternal dan internal Hotel
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kegiatan agroindustri atau industri hasil pertanian merupakan bagian integral
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kegiatan agroindustri atau industri hasil pertanian merupakan bagian integral dari sektor pertanian memberikan kontribusi penting pada proses industrialisasi di wilayah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki sumber daya alam yang beraneka ragam dan memiliki wilayah yang cukup luas. Hal ini yang membuat Indonesia menjadi
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini merupakan studi kasus suatu rantai pasokan udang vaname. Penelitian ini dilaksanakan di berbagai tempat, yaitu pada produsen benih
Lebih terperinciIV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Responden
IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada usaha Durian Jatohan Haji Arif (DJHA), yang terletak di Jalan Raya Serang-Pandeglang KM. 14 Kecamatan Baros, Kabupaten
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN
5 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN A. Tinjauan Pustaka 1. Teori Pemasaran Pemasaran adalah suatu proses sosial di mana individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan
Lebih terperinciVI. ANALISIS LINGKUNGAN DAN PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA SATE SOP KAMBING
VI. ANALISIS LINGKUNGAN DAN PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA SATE SOP KAMBING 6.1 Analisis Lingkungan Usaha Kecil Menengah Sate Sop Kambing Usaha kecil menengah mempunyai peran yang strategis dalam
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian merupakan salah satu tulang punggung perekonomian Indonesia. Peranan sektor pertanian dalam perekonomian nasional dapat dilihat dari kontribusi sektor
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan perusahaan adalah sumber
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan perusahaan adalah sumber daya manusia nya. Keberhasilan perusahaan diukur oleh kemampuan perusahaan mencapai sasaran
Lebih terperinciagrowisata ini juga terdapat pada penelitian Ernaldi (2010), Zunia (2012), Machrodji (2004), dan Masang (2006). Masang (2006) yang dikutip dari
II TINJAUAN PUSTAKA Pariwisata didefinisikan sebagai kegiatan rekreasi di luar domisili untuk melepaskan diri dari pekerjaan rutin atau mencari suasana lain. Sebagai suatu aktivitas manusia, pariwisata
Lebih terperinci3.1 KERANGKA PEMIKIRAN
III. METODOLOGI 3.1 KERANGKA PEMIKIRAN Pada masa krisis periode 1998-2000 usaha kecil merupakan salah satu bagian penting dari perekonomian Indonesia dikarenakan kemampuannya dalam menghadapi terpaan krisis
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. sangat penting untuk mencapai beberapa tujuan yaitu : menarik dan mendorong
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Strategi pembangunan pertanian yang berwawasan agribisnis dan agroindustri pada dasarnya menunjukkan arah bahwa pengembangan agribisnis merupakan suatu upaya
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di KUB Hurip Mandiri Kecamatan Cisolok,
98 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di KUB Hurip Mandiri Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dengan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Transformasi sektor pertanian ke sektor industri bagi negara berkembang seperti Indonesia tidaklah dapat dihindarkan, karena Indonesia beranjak dari negara agraris menuju
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. (bisnis) di bidang pertanian (dalam arti luas) dan bidang-bidang yang berkaitan
I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada prinsipnya pengertian agribisnis adalah merupakan usaha komersial (bisnis) di bidang pertanian (dalam arti luas) dan bidang-bidang yang berkaitan langsung dengan
Lebih terperinciPENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
18 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan pertanian merupakan bagian dari pembangunan ekonomi Nasional yang bertumpu pada upaya mewujudkan masyarakat Indonesia yang sejahtera, adil dan makmur seperti
Lebih terperinciVII PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA
VII PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA 7.1 Tahap pemasukan data ( The Input Stage ) Tahap pertama setelah identifikasi faktor internal dan eksternal yang dirumuskan menjadi kekuatan, kelemahan, peluang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki prospek cerah untuk dikembangkan, karena ikan lele merupakan. air tawar yang sangat digemari oleh masyarakat.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ikan lele (Clarias sp) adalah salah satu satu komoditas perikanan yang memiliki prospek cerah untuk dikembangkan, karena ikan lele merupakan komoditas unggulan. Dikatakan
Lebih terperinciI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kontribusi sektor peternakan terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional antara tahun 2004-2008 rata-rata mencapai 2 persen. Data tersebut menunjukkan peternakan memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. UMKM merupakan singkatan dari Usaha Mikro Kecil dan Menengah.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian UMKM merupakan singkatan dari Usaha Mikro Kecil dan Menengah. UMKM merupakan bentuk usaha yang lebih sering kita jumpai dibandingkan dengan Usaha Besar (UB).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Era globalisasi dan kemajuan teknologi yang perkembangannya demikian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Era globalisasi dan kemajuan teknologi yang perkembangannya demikian pesat dapat dipandang sebagai bentuk kekuatan yang mempengaruhi perilaku manusia terhadap
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian PT. Pelni merupakan perusahaan pelayaran nasional yang bergerak dalam bidang jasa dan memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam hal pelayanan
Lebih terperinciPROSIDING ISSN: E-ISSN:
PRODUKSI IKAN PATIN SUPER Dwi Puji Hartono* 1, Nur Indariyanti 2, Dian Febriani 3 1,2,3 Program Studi Budidaya Perikanan Politeknik Negeri Lampung Unit IbIKK Produksi Ikan Patin Super Politeknik Negeri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adalah jamur konsumsi (edible mushroom). Jamur konsumsi saat ini menjadi salah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu komoditas sayuran yang memiliki potensi untuk dikembangkan adalah jamur konsumsi (edible mushroom). Jamur konsumsi saat ini menjadi salah satu sayuran yang
Lebih terperinciBAB VI STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN. 6.1 Konsep Pengembangan Kawasan Agropolitan
82 BAB VI STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN 6.1 Konsep Pengembangan Kawasan Agropolitan Konsep pengembangan kawasan agropolitan di Kecamatan Leuwiliang adalah dan mengembangakan kegiatan pertanian
Lebih terperinciBAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis hasil pengolahan data maka dapat disimpulkan bahwa:
BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisis hasil pengolahan data maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Dapat diketahui faktor eksternal PT. Gema Shafa Marwa adalah: a. Faktor
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. 1 Bungaran Saragih Agribisnis Paradigma Baru Pembangunan Ekonomi Berbasis Pertanian
1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu komponen utama dalam pengembangan agribisnis adalah mengembangkan kegiatan budidaya yang mampu mengikuti peluang dan perubahan situasi yang menjadi faktor
Lebih terperinciRINGKASAN EKSEKUTIF HENNY NURLIANI SETIADI DJOHAR IDQAN FAHMI
RINGKASAN EKSEKUTIF HENNY NURLIANI, 2005. Strategi Pengembangan Agribisnis dalam Pembangunan Daerah Kota Bogor. Di bawah bimbingan SETIADI DJOHAR dan IDQAN FAHMI. Sektor pertanian bukan merupakan sektor
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sektor pertanian di Indonesia mempunyai peranan yang cukup penting dalam
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian di Indonesia mempunyai peranan yang cukup penting dalam perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari sumbangannya terhadap Produk Domestik Bruto
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. usaha pada tahun 2006 menjadi usaha pada tahun 2007 (Tabel 1).
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jumlah penduduk Indonesia terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Pada tahun 2006 BPS mencatat jumlah penduduk Indonesia mencapai 222 juta jiwa dengan laju pertumbuhan
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN Latar Belakang
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Jumlah petani di Indonesia menurut data BPS mencapai 45% dari total angkatan kerja di Indonesia, atau sekitar 42,47 juta jiwa. Sebagai negara dengan sebagian besar penduduk
Lebih terperinciBAB 5 SIMPULAN DAN SARAN
BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisis pengolahan data yang kami teliti, terdapat kesimpulan sebagai berikut: 1. CV. Indoarab Interprise memiliki faktor-faktor
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pertanian Organik
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pertanian Organik Pertanian yang mirip dengan kelangsungan kehidupan hutan disebut dengan pertanian organik, karena kesuburan tanaman berasal dari bahan organik secara alamiah.
Lebih terperinciI PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Wirausaha memiliki peran penting dalam perkembangan ekonomi suatu negara, salah satu contohnya adalah negara adidaya Amerika. Penyumbang terbesar perekonomian Amerika
Lebih terperincidan produktivitasnya sehingga mampu memenuhi kebutuhan IPS. Usaha
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Teoritis 3.1.1 Manajemen Usaha Ternak Saragih (1998) menyatakan susu merupakan produk asal ternak yang memiliki kandungan gizi yang tinggi. Kandungan yang ada didalamnya
Lebih terperinciKAJIAN ANALISIS SWOT PADA INDUSTRI KONVEKSI DI CIPAYUNG DEPOK
S. Marti ah / Journal of Applied Business and Economics Vol. No. 1 (Sept 2016) 26-4 KAJIAN ANALISIS SWOT PADA INDUSTRI KONVEKSI DI CIPAYUNG DEPOK Oleh: Siti Marti ah Program Studi Teknik Informatika Fakultas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Iklim yang bervariasi serta lahan yang subur menjadikan Indonesia kaya akan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara agraris yang kaya akan sumberdaya alamnya. Iklim yang bervariasi serta lahan yang subur menjadikan Indonesia kaya akan ragam hasil pertanian.
Lebih terperinciII TINJAUAN PUSTAKA. 24 april 2011 Loc.cit Loc.cit
II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perkembangan Bisnis Mie Mie merupakan makanan populer di kalangan penduduk Asia khususnya Asia Timur dan Asia Tenggara. Penemuan bersejarah oleh Dr. Houyuan Lu dari lembaga geologi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pangan telah menjadi kebutuhan primer manusia yang harus dipenuhi pada saat ini. Di Indonesia, industri makanan telah berkembang dengan pesat. Hal ini disebabkan
Lebih terperinciIII. METODE KAJIAN. B. Pengolahan dan Analisis Data
19 III. METODE KAJIAN Kajian ini dilakukan di unit usaha Pia Apple Pie, Bogor dengan waktu selama 3 bulan, yaitu dari bulan Agustus hingga bulan November 2007. A. Pengumpulan Data Metode pengumpulan data
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam perekonomian suatu negara, Usaha Mikro Kecil dan Menengah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Dalam perekonomian suatu negara, Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) memiliki peran yang sangat penting. Bukan hanya di Indonesia, kenyataannya bahwa posisi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Kegiatan komunikasi yang sebelumnya menuntut peralatan yang begitu. dan kenyamanan bagi kehidupan umat manusia.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia teknologi informasi yang demikian pesatnya telah membawa manfaat luar biasa bagi kemajuan peradaban umat manusia. Kegiatan komunikasi yang sebelumnya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dari penangkapan ikan di laut. Akan tetapi, pemanfaatan sumberdaya tersebut di
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Selama ini pasokan ikan dunia termasuk Indonesia sebagian besar berasal dari penangkapan ikan di laut. Akan tetapi, pemanfaatan sumberdaya tersebut di sejumlah negara
Lebih terperinciPERENCANAAN STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI KRIPIK SINGKONG PRESTO DI CASSAVA GEDONGAN, KELURAHAN LEDOK, SALATIGA
PERENCANAAN STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI KRIPIK SINGKONG PRESTO DI CASSAVA GEDONGAN, KELURAHAN LEDOK, SALATIGA Irma Wardani,Mohamad Hanif Khoirudin Staf Pengajar Program Studi Agroteknologi UNIBA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan manusia sangat penting untuk mengonsumsi protein yang berasal dari hewani maupun nabati. Protein dapat diperoleh dari susu, kedelai, ikan, kacang polong
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. perikanan. Usaha di bidang pertanian Indonesia bervariasi dalam corak dan. serta ada yang berskala kecil(said dan lutan, 2001).
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertanian mencakup kegiatan usahatani perkebunan, perhutanan, peternakan, dan perikanan. Usaha di bidang pertanian Indonesia bervariasi dalam corak dan ragam. Dari sakala
Lebih terperinciSTRATEGI PEMASARAN PRODUK JUS JAMBU MERAH JJM KELOMPOK WANITA TANI TURI, KELURAHAN SUKARESMI, KECAMATAN TANAH SAREAL, KOTA BOGOR
STRATEGI PEMASARAN PRODUK JUS JAMBU MERAH JJM KELOMPOK WANITA TANI TURI, KELURAHAN SUKARESMI, KECAMATAN TANAH SAREAL, KOTA BOGOR Oleh PITRI YULIAN SARI H 34066100 PROGRAM SARJANA AGRIBISNIS PENYELENGGARAAN
Lebih terperinciVI. FAKTOR-FAKTOR STRATEGIS DAN STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI PERDESAAN Faktor-faktor Strategis Dalam Pengembangan Agroindustri Perdesaan
VI. FAKTOR-FAKTOR STRATEGIS DAN STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI PERDESAAN 6.1. Faktor-faktor Strategis Dalam Pengembangan Agroindustri Perdesaan Faktor-faktor strategis merupakan beberapa elemen yang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
1 A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN Sistem agribisnis memiliki cakupan yang sangat luas. Sistem agribisnis terdiri dari tiga subsistem utama, yaitu: Pertama, subsistem agribisnis hulu (upstream agribusiness)
Lebih terperinciSTRATEGI PENGEMBANGAN USAHA MINUMAN INSTAN JAHE MERAH (Zingiber officinale Linn.Var.rubrum) CV.HANABIO - BOGOR. Disusun Oleh :
STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA MINUMAN INSTAN JAHE MERAH (Zingiber officinale Linn.Var.rubrum) CV.HANABIO - BOGOR Disusun Oleh : SYAIFUL HABIB A 14105713 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Manajemen Manajemen merupakan proses pengkoordinasian kegiatan-kegiatan pekerjaan sehingga pekerjaan tersebut terselesaikan secara efisien
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN , , ,99. Total PDRB , , ,92
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian menjadi salah satu sektor penting dalam pembangunan untuk meningkatkan perekonomian bangsa. Menurut Pujiasmanto (2012), sektor ini akan berperan dalam
Lebih terperinciBAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN
BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN 4.1 Visi dan Misi SKPD Visi SKPD adalah gambaran arah pembangunan atau kondisi masa depan yang ingin dicapai SKPD melalui penyelenggaraan tugas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hasil laut yang berlimpah terutama hasil tangkapan ikan. Ikan merupakan sumber
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Wilayah Indonesia sebagian besar merupakan perairan, sehingga diperoleh hasil laut yang berlimpah terutama hasil tangkapan ikan. Ikan merupakan sumber protein
Lebih terperinciII TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Jus Buah 2.2. Pineapple Soft Candy
II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Jus Buah Jus buah (fruit juice) adalah cairan yang jernih atau agak jernih, tidak difermentasi dan diperoleh dari pengepresan buah-buahan yang telah matang dan masih segar (Codex
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
29 A. Metode Dasar Penelitian III. METODE PENELITIAN Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis. Ciri-ciri metode deskriptif analitis adalah memusatkan pada pemecahan
Lebih terperinciANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA TELUR PUYUH (KASUS PETERNAKAN PUYUH BINTANG TIGA, CIBUNGBULANG, BOGOR)
ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA TELUR PUYUH (KASUS PETERNAKAN PUYUH BINTANG TIGA, CIBUNGBULANG, BOGOR) (EFFORT DEVELOPMENT STRATEGY ANALYSIS OF QUAIL S EGG CASE AT BINTANG TIGA ANIMAL HUSBANDRY -
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. struktur pembangunan perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian merupakan sektor yang mempunyai peranan strategis dalam struktur pembangunan perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi yang dominan,
Lebih terperinciII TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi dan Jenis Restoran
II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi dan Jenis Restoran Restoran adalah salah satu jenis usaha pangan yang bertempat di sebagian atau seluruh bangunan permanen, dilengkapi dengan peralatan dan perlengkapan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan pada kedai iga bakar Mang Opan, maka diperoleh beberapa kesimpulan, yaitu: 1. Hasil analisis lingkungan internal
Lebih terperinci