PROBLEMATIKA IMPLEMENTASI KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN PADA MATA PELAJARAN FIKIH KELAS VII DI MTS MIFTAHUL FALAH SAMBIREJO WIROSARI GROBOGAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PROBLEMATIKA IMPLEMENTASI KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN PADA MATA PELAJARAN FIKIH KELAS VII DI MTS MIFTAHUL FALAH SAMBIREJO WIROSARI GROBOGAN"

Transkripsi

1 PROBLEMATIKA IMPLEMENTASI KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN PADA MATA PELAJARAN FIKIH KELAS VII DI MTS MIFTAHUL FALAH SAMBIREJO WIROSARI GROBOGAN SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam Disusun Oleh: Kustanto FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2010

2 PENGESAHAN PENGUJI Tanggal Tanda Tangan Drs. H. Soediyono, M.Pd. Ketua Sidang Nasiruddin, M.Ag. Sekretaris Sidang Dra. Miswari, M.Ag. Penguji I Rosyidi, M.S.I Penguji II ii

3 PERSETUJUAN PEMBIMBING Lamp : 4 (empat) eks Hal : Naskah Skripsi A. n. Sdr. Kustanto Assalamu'alaikum Wr. Wb. Setelah saya mengadakan koreksi perbaikan seperlunya maka bersama ini saya kirimkan naskan skripsi saudara: Nama : Kustanto NIM : Jurusan : Pendidikan Agama Islam (PAI) Dengan Judul : Problematika Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada mata pelajaran Fikih kelas VII di MTs Miftahul Falah Sambirejo Wirosari Grobogan Dengan ini saya mohon agar skripsi saudara tersebut di atas dapat segera dimunaqasahkan. Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih. Wassalamu'alaikum Wr. Wb. Semarang, 16 Juni 2010 Pembimbing I pembimbing II Drs.Ahmad Suja i, M.Ag NIP Amin Farih, M.Ag NIP iii

4 MOTTO Barang siapa yang dikehendaki Allah akan diberikan kebajikan dan keutamaan, niscaya diberikan kepadanya faham yang mendalam tentang hukum agama. 1 Hadis dari Muawiyah, yang Diriwayatkan oleh Imam Muslim, {lihat Imam Abi Husain Muslim bin Al-Hajjaj, Shahih Muslim Juz II, (Bairut Libanon: Darul Kutub Al-alamiyah, Tth), hlm. 719}. iv

5 PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan untuk orang-orang yang saya cintai dan banggakan yang senantiasa mengiringi setiap langkah saya dalam menggapai citacita. 1. Bapak dan Ibuku tersayang yang selalu mendidik dan mencurahkan kasih sayangnya yang penuh kesabaran, ketabahan dan ketulusan hati dan selalu mendoakan untuk kebahagiaan saya. 2. Paman, Bibi, dan Adik-adikku tersayang yang selalu memberikan motivasi dalam menyelesaikan perkuliahan. 3. Adik Hida yang selalu menemaniku dan memberi motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini serta memberikan warna dalam hidupku. 4. Segenap Komunitas Akrima Ngaliyan (Udin, Bambang, Amin, Anas, Didin, Masnur, Jono dll) yang banyak memberikan kenangan manis dan berjasa bagiku. 5. Teman-temanku Durrohim, Ilul, Tino, Alek, Ida, Hijriah, Agus dan paket PAI A angkatan 2005 yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu yang senantiasa memberikan semangatnya bagi saya pribadi. v

6 PERNYATAAN Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, penulis menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang telah pernah ditulis oleh orang lain atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satu pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan. Semarang, 16 Juni 2010 Deklarator, Kustanto NIM : vi

7 ABSTRAK Kustanto (NIM ) Problematika Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Mata pelajaran Fikih kelas VII di MTs Miftahul Falah Sambirejo Wirosari Grobogan. Skripsi. Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo, Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) Bagaimana implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada mata pelajaran Fikih kelas VII di MTs Miftahul Falah Sambirejo Wirosari Grobogan. (2) Problem apa saja yang dihadapi dalam implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada mata pelajaran Fikih kelas VII di MTs Miftahul Falah Sambirejo Wirosari Grobogan. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif dengan menggunakan analisis deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada mata pelajaran Fikih di MTs Miftahul Falah Sambirejo Wirosari Grobogan sudah baik, ini dibuktikan dengan program rencana pembelajaran yang telah disusun oleh guru mata pelajaran Fikih sebelum melaksanakan pembelajaran. Guru mata pelajaran Fikih menyusun terlebih dahulu beberapa perencanaan pembelajaran, yang meliputi : a) Program tahunan, b) Program semesteran, c) Silabus dan RPP. Problematika yang dihadapi dalam melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada mata pelajaran Fikih antara lain : 1) Banyaknya peserta didik dalam satu kelas, yaitu mencapai 44 peserta didik, 2) Minimnya pengetahuan guru tentang KTSP, 3) Kurangnya sarana prasarana yang mendukung, seperti lahan rekreasi, ruang unjuk kerja, ruang perpustakaan yang masih satu ruang dengan ruang TU, 4) Sedikitnya perhatian orang tua peserta didik dan masyarakat, 5) Kurangnya waktu yang tersedia dalam pembelajaran Fikih. Adapun solusi untuk mengatasi problem-problem itu adalah 1) Pihak madrasah dapat menambah lagi ruang kelas bagi peserta didik, 2) Guru harus lebih banyak lagi mengikuti pelatihan-pelatihan mengenai KTSP, baik itu mengenai kurikulum KTSP itu sendiri, model pembelajarannya maupun teknik evaluasinya, 3) Pihak madrasah seharusnya lebih banyak lagi menyediakan sarana prasarana untuk menunjang implementasi KTSP di madrasahnya, seperti ruang perpustakaan, ruang unjuk kerja, lahan untuk rekreasi. 4) Perlu adanya tambahan jam untuk mempelajari mata pelajaran Fikih, 5) Masyarakat dan orang tua peserta didik perlu dikenalkan dengan kurikulum KTSP. Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan informasi dan masukan bagi pihak-pihak yang berkepentingan dalam mengimplementasikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Agar nantinya terwujud pendidikan yang berkualitas dan berdaya saing tinggi. vii

8 KATA PENGANTAR Bismillahirramanirrahim Segala puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang Maha Pengasih dan Penyayang, yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya kepada penulis sehingga bisa menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kehadirat beliau Nabi Muhammad SAW, keluarga, para sahabat, dan para pengikutnya. Skripsi yang berjudul "PROBLEMATIKA IMPLEMENTASI KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN PADA MATA PELAJARAN FIKIH KELAS VII DI MTs MIFTAHUL FALAH SAMBIREJO WIROSARI GROBOGAN" disusun untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Strata Satu Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang. Dengan selesainya penulisan skripsi ini penulis sampaikan banyak terima kasih kepada yang terhormat: 1. Prof. Dr. Ibnu Hadjar, M. Ed. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang. 2. Drs. Marusudin Siregar, selaku wali studi yang mempunyai peran besarnya dalam menyelesaikan perkuliahan di Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang. 3. Drs Ahmad Suja'i, M.Ag, selaku pembimbing I yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini. 4. Amin Farih, M.Ag, selaku pembimbing II yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini. 5. Dosen Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang yang telah memberikan ilmu kepada penulis. viii

9 6. Maskun S.Ag, selaku Kepala MTs Miftahul Falah dan segenap guru serta staf terkait khususnya Bapak Muh Nur Hadi, A.Ma.pd yang telah bersedia menerima dan membantu penulis selama mengadakan penelitian. 7. Bapak dan Ibuku tersayang yang telah berkenan memberi motivasi, perhatian dan doa yang tulus bagi penulis selama menyelesaikan studi serta penyusunan skripsi ini. 8. Adik-adikku tersayang yang telah memberikan semangat sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. 9. Teman-temanku terkasih yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini. 10. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini. Kepada mereka penulis tidak dapat memberikan apa-apa selain ungkapan terima kasih dan iringan doa semoga Allah SWT membalas semua amal kebaikan kalian semua dengan sebaik baik balasan. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini belum mencapai kesempurnaan. Namun demikian penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya. Semarang, 16 Juni 2010 Penulis, Kustanto NIM : ix

10 DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN ABSTRAK PENELITIAN... ii HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... iii HALAMAN PENGESAHAN... iv HALAMAN MOTTO... v HALAMAN PERSEMBAHAN... vi HALAMAN PERNYATAAN... vii KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI... x DAFTAR TABEL... xiii DAFTAR GAMBAR... xiv DAFTAR LAMPIRAN... xv BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Penegasan Istilah... 4 C. Rumusan Masalah... 6 D. Tujuan dan Manfaat Penelitian... 6 E. Kajian Pustaka... 7 F. Metodologi Penelitian... 8 BAB II : LANDASAN TEORI A. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Pengertian KTSP Landasan KTSP Tujuan KTSP Prinsip Pengembangan KTSP Standar Kompetensi Lulusan KTSP Komponen KTSP a. Tujuan Pendidikan Tingkat Satuan Pendidikan b. Struktur dan Muatan KTSP x

11 c. Kalender Pendidikan d. Silabus Dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran B. Fikih Pengertian Fikih Ruang Lingkup Mata Pelajaran Fikih a. Materi b. Tujuan Pembelajaran Fikih c. Metode Pembelajaran Fikih d. Evaluasi BAB III : IMPLEMENTASI KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN MATA PELAJARAN FIKIH DI MTS MIFTAHUL FALAH SAMBIREJO WIROSARI GROBOGAN A. Gambaran Umum MTs Miftahul Falah Sambirejo Wirosari Grobogan Letak Geografis Latar Belakang Historis Visi, Misi dan Tujuan Struktur Organisasi Keadaan Peserta Didik Keadaan Guru, dan Karyawan Sarana Prasarana B. Implementasi KTSP Mata Pelajaran Fikih di MTs Miftahul Falah Sambirejo Wirosari Grobogan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan di MTs Miftahul Falah Sambirejo Wirosari Grobogan Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Fikih di MTs Miftahul Falah Sambirejo Wirosari Grobogan Proses Pembelajaran Fikih di Mts Miftahul Falah Evaluasi Pembelajaran Fikih xi

12 BAB IV : ANALISIS PELAKSANAAN KTSP PADA MATA PELAJARAN FIKIH DAN PROBLEMATIKANYA SERTA SOLUSINYA DI MTS MIFTAHUL FALAH SAMBIREJO WIROSARI GROBOGAN A. Analisis Implementasi KTSP Analisis Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan di MTs Miftahul Falah Analisis Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Fikih di MTs Miftahul Falah Analisis Proses Pembelajaran Fikih Analisis Evaluasi Pembelajaran Fikih B. Problematika Implementasi KTSP Mata Pelajaran Fikih di MTs Miftahul Falah Sambirejo Wirosari Grobogan Dan Upaya pemecahannya Problematika Implementasi KTSP Mata Pelajaran Fikih di MTs Miftahul Falah Sambirejo Wirosari Grobogan a. Problem secara Umum b. Upaya pemecahan problem secara umum c. Problem khusus PBM mata pelajaran Fikih KTSP dan upaya pemecahannya BAB V : PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran C. Penutup DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN xii

13 DAFTAR TABEL Tabel 1 : Daftar Jumlah peserta didik MTs Miftahul Falah Tahun Ajaran 2009/2010 Tabel 2 : Data Kepala Madrasah dan Guru Berdasarkan Pendidikan Tabel 3 : Data Fasilitas Madrasah xiii

14 DAFTAR GAMBAR Gambar I : Gambar Struktur Organisasi MTs Miftahul Falah Sambirejo Wirosari Grobogan. xiv

15 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran I Lampiran 2 Lampiran 3 Lampiran 4 Lampiran 5 Lampiran 6 Lampiran 7 Lampiran 8 Lampiran 9 : Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) mata pelajaran Fikih Kelas VII : Pedoman Wawancara di MTs Miftahul Falah : Pedoman Observasi dan hasil Observasi : Kalender Akademik MTs Miftahul Falah : Program Tahunan Mata pelajaran Fikih : Program Semesteran Mata Pelajaran Fikih : Silabus Mata pelajaran Fikih : RPP mata pelajaran Fikih : Rincian Kegiatan penelitian xv

16

17 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum merupakan komponen pendidikan yang dijadikan acuan bagi setiap satuan pendidikan, baik pengelola maupun penyelenggara, khususnya bagi guru dan kepala sekolah. Oleh karena itu saat Indonesia memiliki kebebasan untuk menyelenggarakan pendidikan bagi anak-anak bangsanya, saat itu pula pemerintah menyusun kurikulum. Dalam hal ini kurikulum dibuat oleh pemerintah pusat secara sentralistik, yaitu pusat kurikulum (puskur) sekarang Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) dan diberlakukan bagi seluruh anak bangsa di seluruh tanah air Indonesia. Karena kurikulum dibuat secara sentralistik maka setiap satuan pendidikan diharuskan untuk melaksanakan dan mengimplementasikannya sesuai dengan petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis. 2 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan salah satu pengembangan kurikulum yang disesuaikan dengan satuan pendidikan, potensi sekolah/daerah, karakteristik daerah/sekolah, sosial budaya masyarakat setempat, dan karakteristik peserta didik, sekolah dan komite sekolah, atau madrasah dan komite madrasah. Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan silabus berdasarkan kerangka dasar kurikulum dan standar kompetensi lulusan, di bawah supervisi dinas kabupaten/ kota yang bertanggung jawab di bidang pendidikan. 3 Sesuai dengan pasal 38 ayat 1 Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional yang berbunyi: pelaksanaan kegiatan pendidikan dalam satuan pendidikan didasarkan atas kurikulum yang berlaku secara nasional dan kurikulum yang disesuaikan dengan keadaan serta kebutuhan lingkungan dan 2 E. Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Bandung PT Remaja Rosda Karya, 2007), hlm Ibid., hlm. 8. 1

18 ciri khas satuan pendidikan yang bersangkutan. 4 Maka dari itu kurikulum yang ada harus selalu dikembangkan sesuai dengan peraturan undang-undang. KTSP mempunyai karakteristik tersendiri dibanding dengan kurikulum sebelumnya. Karakteristik tersebut antara lain : pemberian otonomi luas kepada sekolah dan satuan pendidikan, partisipasi masyarakat dan orang tua yang tinggi, kepemimpinan yang demokratis dan profesional, serta tim kerja yang kompak dan transparan. 5 Maka dari itu KTSP diharapkan mampu memajukan kualitas pendidikan sekarang ini. KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan dan silabus. 6 Secara umum tujuan diterapkannya KTSP adalah untuk memandirikan dan memberdayakan satuan pendidikan melalui pemberian Kewenangan (otonomi) kepada lembaga pendidikan dan mendorong sekolah untuk melakukan pengambilan keputusan secara partisipatif dalam pengembangan kurikulum. Adapun secara khusus tujuan diterapkannya KTSP adalah untuk : 1. Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah dalam mengembangkan kurikulum, mengelola dan memberdayakan sumber daya manusia yang tersedia. 2. Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam pengembangan kurikulum melalui pengambilan keputusan bersama 3. Meningkatkan kompetisi yang sehat antar satuan pendidikan tentang kualitas pendidikan yang akan dicapai. 7 4 Tim Redaksi Nuansa Aulia, Himpunan Perundang Undangan RI Tentang System Pendidikan Nasional (Sisdiknas) Undang-Undang R.I No.20 tahun (Bandung: Nuansa Aulia, 2005), hlm E. Mulyasa, op.cit., hlm Badan Standar Nasional Pendidikan, Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar Dan Menengah, (Jakarata: 2006), hlm E. Mulyasa, op.cit., hlm

19 Madrasah merupakan salah satu lembaga pendidikan yang mewarnai rentang perjalanan pendidikan di negara kita. Terbukti dengan banyaknya madrasah yang berdiri di Indonesia sekarang. Di Jawa Tengah data bulan Mei tahun 2010 ada sekitar buah madrasah, mulai dari Madrasah Ibtidaiyah (MI) hingga Madrasah Aliyah (MA). Dari jumlah sebesar itu, 90,69 % adalah madrasah swasta dan selebihnya yaitu 9,31 % adalah madrasah negeri. 8 Salah satu upaya untuk menjadikan madrasah lebih berkembang dan maju adalah dengan cara memperbaiki kurikulum yang ada. KTSP merupakan kurikulum yang di gagas oleh pemerintah agar semua lembaga pendidikan dapat memaksimalkan potensi yang ada di lembaga tersebut. Hal ini seharusnya dijadikan satu peluang bagi lembaga pendidikan madrasah agar dapat meningkatkan kualitas pendidikan dan lulusan. Dengan cara memaksimalkan potensi yang ada mulai dari komite madrasah, guru, orang tua dan lingkungan sekitar. MTs Miftahul Falah Sambirejo Wirosari Grobogan merupakan salah satu MTs yang telah menerapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Namun dalam pelaksanaannya masih ditemui berbagai hambatan yang tidak sedikit. Hal ini mengingat bahwa prasarana pendukung yang kurang maksimal, kesiapan siswa yang kurang dan minimnya informasi yang diperoleh oleh guru. Guru yang menjadi faktor terpenting dalam menentukan keberhasilan pembelajaran mata pelajaran tertentu harus mampu merumuskan unsur-unsur pembelajaran dengan baik. Sehingga guru dalam melaksanakan profesinya harus berdasarkan pertimbangan profesional 9 (profesional judgment) secara tepat dan baik. Hal ini mengingat guru tidak hanya sebagai pengajar atau sekedar mentransfer ilmu pengetahuan kepada anak didik saja, akan tetapi dia 8 Www. Rekap Depag. Php. Htm. 23, Mei Profesional adalah sesuatu yang bersangkutan profesi, memerlukan kepandaian khusus untuk menjalankannya dan mengharuskan adanya pembayaran untuk melakukannya, Lihat Syafrudin Nurdin, M.Pd. Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum, (Jakarta: Quantum Teaching, 2005), hlm

20 seorang tenaga profesional yang dapat menjadikan murid-muridnya mampu merencanakan, menganalisis dan menyimpulkan masalah yang dihadapi. 10 Mata pelajaran Fikih adalah salah satu mata pelajaran yang ada dalam kurikulum madrasah baik itu Madrasah Aliyah (MA), Madrasah Tsanawiyah (MTs) maupun pada Madrasah Ibtidaiyah (MI). Ini sesuai dengan struktur Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah yang tertuang dalam standar isi. Di antara satu dari kelompok standar isi tersebut adalah mata pelajaran Fikih. Di MTs Miftahul Falah, mata pelajaran Fikih merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib diajarkan. Akan tetapi dalam penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada mata pelajaran Fikih di MTs Miftahul Falah Wirosari Grobogan ternyata masih banyak problem yang dihadapi baik yang dialami oleh siswa, pengajar maupun kepala sekolah. Dari berbagai problem di atas itulah yang membuat peneliti tertarik untuk meneliti tentang PROBLEMATIKA IMPLEMENTASI KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN PADA MATA PELAJARAN FIKIH KELAS VII DI MTs MIFTAHUL FALAH SAMBIREJO WIROSARI GROBOGAN TAHUN AJARAN 2009/2010. B. Penegasan Istilah Untuk menghindari interpretasi dan kesalahpahaman pengertian batasan istilah, maka peneliti sampaikan batasan-batasan istilah sebagai berikut : 1. Problematika Problem adalah masalah atau persoalan sedang problematika adalah hal yang menimbulkan masalah atau hal yang belum dapat dipecahkan permasalahannya. 11 Dalam hal ini berarti masalah apa saja yang dihadapi ketika Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan di implementasikan pada 10 Ibid., hlm Pusat Pembinaan Dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan. Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, ), hlm

21 mata pelajaran Fikih di MTs Miftahul Falah Sambirejo Wirosari Grobogan. 2. Implementasi Pelaksanaan, penerapan implemen. Sedangkan implemen berarti alat, sistem atau aturan. 12 Maka dari itu maksud implementasi di sini adalah, Pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada mata pelajaran Fikih di MTs Miftahul Falah Sambirejo Wirosari Grobogan. 3. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Adalah kurikulum operasional yang oleh dan dilaksanakan di masingmasing satuan pendidikan. 13 Dalam hal ini yang dimaksud adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang diterapkan di MTs Miftahul Falah Sambirejo Wirosari Grobogan. 4. Fikih Fikih adalah ilmu tentang hukum islam. 14 Fikih berasal dari bahasa Arab yaitu: Fikih menurut bahasa faham, Adapun definisi Fikih secara istilah adalah : 15 Artinya : Ilmu yang menerangkan hukum-hukum syara yang berhubungan dengan amaliah, yang diusahakan memperolehnya dari dalil-dalil yang jelas (tafshili) Adapun Fikih sebagai mata pelajaran berarti Fikih adalah bagian dari mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang diarahkan untuk menyiapkan peserta didik, untuk mengenal, memahami, menghayati dan mengamalkan hukum Islam kemudian menjadi dasar pandangan hidupnya 12 Alex MA. Kamus Ilmiah Popular Kontemporer, (Surabaya: Karya Harapan, 2005), hlm Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia, Peratuaran Pemerintah Republik Indonesia No. 19 tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan, (Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia, 2005), hlm Pusat Pembinaan Dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan. Op.cit., hlm Abi Yahya Zakariya, Fathul Wahab, Juz 1, (Surabaya: Darkutub Islam), hlm. 3. 5

22 melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan serta penggunaan pengalaman. 16 Dari penegasan istilah di atas, maka dapat diketahui dengan jelas bahwa penelitian akan diarahkan pada problematika implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada mata pelajaran Fikih kelas VII di MTs Miftahul Falah Sambirejo Wirosari Grobogan tahun ajaran 2009/2010. C. Rumusan Masalah Dalam penelitian, pokok masalah akan menentukan arah penelitian itu sendiri, rumusan masalah secara jelas akan dapat dipergunakan sebagai pedoman dalam menentukan langkah-langkah selanjutnya sesuai dengan judul dan latar belakang. Peneliti dapat merumuskan pokok masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada mata pelajaran Fikih kelas VII di MTs Miftahul Falah Sambirejo Wirosari Grobogan? 2. Problem apa saja yang dihadapi dalam implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada mata pelajaran Fikih kelas VII di MTs Miftahul Falah Sambirejo Wirosari Grobogan? D. Tujuan dan Manfaat Penelitian Agar peneliti ini dapat memperoleh hasil yang baik, maka perlu dicanangkan tujuan yang hendak dicapai, adapun tujuan yang hendak peneliti capai dalam melaksanakan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui bagaimana implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada mata pelajaran Fikih kelas VII di MTs Miftahul Falah Sambirejo Wirosari Grobogan tahun ajaran 2009/ Departemen Agama RI, Standar Kompetensi Madrasah Tsanawiyah, (Jakarta: Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam Jakarta, 2004), hlm

23 2. Untuk mengetahui problem apa saja yang dihadapi dalam implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada mata pelajaran Fikih kelas VII di MTs Miftahul Falah Sambirejo Wirosari Grobogan tahun ajaran 2009/2010. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Manfaat Teoritis. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan yang bernilai ilmiah bagi pengembangan khazanah ilmu pengetahuan. 2. Manfaat Praktis Hasil-hasil penelitian diharapkan dapat dimanfaatkan untuk menyempurnakan implementasi kurikulum Fikih baik bagi sekolah, termasuk guru, pengembang kurikulum, maupun untuk tujuan penelitian lebih lanjut. E. Kajian Pustaka Terdapat beberapa karya/penelitian yang peneliti jumpai yang membahas tentang bagaimana implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan di sekolah. Di antaranya yaitu : Skripsi saudara Sutrisno ( ) yang berjudul studi tentang pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan mata pelajaran PAI di SMA Negeri 3 Semarang tahun pelajaran 2006/2007. Penelitian ini menghasilkan tentang bagaimana pelaksanaan KTSP di SMA N 3 Semarang, yang mana penelitian ini meliputi, tujuan, materi, standar kompetensi lulusan dan ruang lingkup KTSP serta evaluasinya. Peneliti berkesimpulan sudah cukup baik, walaupun masih kurang sempurna, maka dari itu disampaikan juga beberapa problematikanya serta upaya mengatasinya. Skripsi saudara M. Anwar ( ) yang berjudul implementasi penilaian pembelajaran dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada mata pelajaran PAI di SMA 1 Kendal, hasil penelitian ini menunjukkan bahwasanya model penilaiannya hanya selama ini hanya berbasis kelas saja, akan tetapi menurutnya itu sudah memberi gambaran tentang penilaiannya 7

24 secara holistik, walaupun kurang sempurna. Ini dapat memberikan satu gambaran kepada peneliti tentang bagaimana seharusnya penilaian pembelajaran dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ini dilaksanakan. Walaupun bukan pada mata pelajaran Fikih seperti yang penulis teliti. Penelitian yang dilakukan saudara Nawahib ( ) yang berjudul Problematika penerapan Kurikulum Berbasis Kompetensi mata pelajaran Fikih dan solusinya, di MTs Miftahul Ulum Mranggen. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwasanya penerapan kurikulum berbasis kompetensi masih banyak menghadapi problem, problem itu meliputi, keadaan siswa yang terlalu banyak di mana satu kelas mencapai 66 siswa, dan minimnya informasi yang diperoleh oleh guru tantang kurikulum tersebut, sehingga dalam penerapannya masih banyak kekurangan, Serta media dan sarana prasarana yang kurang memadai. Dari beberapa hasil penelitian yang ada, terlihat bahwa ada kemiripan judul yang diangkat dengan judul penelitian yang akan peneliti lakukan. Letak perbedaannya terletak pada titik permasalahan. Peneliti menitikberatkan pada implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan serta problematikanya pada mata pelajaran Fikih. F. Metodologi Penelitian Untuk memperoleh penelitian yang valid, maka harus digunakan metode yang tepat dan sesuai untuk pengolahan data sesuai obyek yang dibahas. Dalam hal ini dikemukakan beberapa metode dan sumber data yang ada kaitannya dengan penelitian yaitu : 1. Fokus Penelitian Peneliti memfokuskan pada implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada mata pelajaran Fikih kelas VII serta problematikanya di MTs Miftahul Falah Sambirejo Wirosari Grobogan..yang meliputi kurikulum, guru, siswa, kepala sekolah dan sarana prasarana yang ada di sekolah tersebut, yang sedikit banyak menunjang kemajuan dalam proses belajar mengajar. 8

25 2. Jenis dan Pendekatan Dilihat dari jenisnya Penelitian ini termasuk jenis penelitian kualitatif, yaitu suatu pendekatan dalam penelitian yang berorientasi pada fenomena atau gejala yang bersifat alami. Mengingat tujuannya adalah untuk mendapat data di lapangan, maka penelitian ini tidak dapat dilakukan hanya di laboratorium, melainkan harus dilaksanakan di lapangan. 17 Selain itu penelitian ini juga disebut dengan penelitian deskriptif kualitatif yaitu penelitian yang menghasilkan prosedur analisis yang tidak menggunakan prosedur analisis statistik atau cara kuantifikasi lain yang tidak mengadakan perhitungan. 18 Penelitian ini akan mengadakan penelitian di lapangan tanpa menggunakan prosedur analisis statistik. Dalam hal ini peneliti akan mengadakan penelitian langsung di MTs Miftahul Falah Sambirejo Wirosari Grobogan guna memperoleh data-data yang akurat mengenai implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan problematikanya pada mata pelajaran Fikih kelas VII. 3. Metode Pengumpulan Data Adapun dalam pengkajian skripsi ini peneliti menggunakan teknik pengumpulan data penelitian dengan cara sebagai berikut : a. Metode Wawancara Menurut Esterberg (2002), dalam Sugiyono Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik. Ia juga mengemukakan beberapa macam wawancara, yaitu wawancara terstruktur, semiterstruktur, dan tidak terstruktur Muhammad Ali, Strategi Penelitian Pendidikan, (Bandung: Angkasa, 1993), hlm Dr.Lexy J. Moleong, M.A, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2002), hlm Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan; Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2008), Cet. IV hlm

26 Metode ini digunakan untuk mengetahui apa yang ada dalam pikiran dan perasaan responden. Salah satu cara yang akan ditempuh peneliti adalah melakukan wawancara secara mendalam dengan subyek penelitian dengan tetap berpegang pada arah sasaran dan fokus penelitian. Dalam wawancara ini peneliti menggunakan Wawancara semiterstruktur. Tujuannya adalah untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka, di mana fihak yang diajak wawancara diminta pendapat dan ide-idenya. 20 Adapun fihak-fihak yang diwawancarai adalah sebagai berikut : 1) Kepala sekolah, materi wawancara seputar Gambaran umum MTs Miftahul Falah Sambirejo Wirosari Grobogan. (sejarah berdirinya, letak geografis, visi dan misi, kondisi siswa, guru, dan staf, sarana prasarana,) dan respon sekolah terhadap KTSP. 2) Waka Kurikulum, materi wawancara seputar kurikulumkurikulum sebelumnya, kurikulum yang sekarang diterapkan di sana, dan pelaksanaan KTSP, apa saja problem yang dihadapi dalam mengimplementasikan KTSP.. 3) Guru mata pelajaran Fikih, materi wawancara seputar materi mata pelajaran Fikih, respons terhadap pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada mata pelajaran Fikih, bagaimana penyusunan perencanaan pembelajaran KTSP. b. Metode Dokumentasi Yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya Ibid., hlm Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 1996), hlm

27 Teknik ini diarahkan untuk mengumpulkan berbagai informasi, khususnya untuk melengkapi data dalam rangka menjawab pertanyaan penelitian mengenai pelaksanaan KTSP dan proses belajar mengajar mata pelajaran Fikih. Informasi atau data yang dikumpulkan melalui studi dokumentasi antara lain : 1) Data tentang kurikulum mata pelajaran Fikih. 2) Data tentang kondisi lingkungan sekolah, data guru, staf tata usaha, siswa dan organisasi sekolah. 3) Data tentang (RPP) tertulis milik guru, program tahunan, semesteran, atau ulangan harian dan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran Fikih 4) Buku mata pelajaran Fikih, milik guru maupun siswa. c. Observasi (Pengamatan) Sutrisno Hadi (1986) menyatakan dalam bukunya Dr Sugiono bahwa observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua di antara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan. 22 Ini berarti observasi adalah pengamatan langsung terhadap obyek yang akan kita teliti. Obyek yang akan kita amati adalah ketika guru mengajar, bagaimana kondisi pembelajarannya dan kegiatan-kegiatan lain yang berhubungan dengan kurikulum yang ada. Metode ini digunakan untuk memperoleh data dan mengumpulkan informasi mengenai implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada mata pelajaran Fikih kelas VII di MTs Miftahul Falah Sambirejo Wirosari Grobogan. 4. Analisis Data Dalam analisis ini peneliti menggunakan tiga macam analisis yaitu reduksi data, display (penyajian data), dan verifikasi data atau kesimpulan, 22 Sugiyono, op.cit., hlm

28 fokus analisa data ini pada ruang lingkup kurikulum Fikih dan implementasinya serta problematikanya. a. Reduksi Data Langkah awal ini untuk memudahkan pemahaman terhadap yang sudah terkumpul, reduksi data dilakukan dengan cara mengelompokkan data berdasarkan aspek-aspek permasalahan penelitian, aspek-aspek yang direduksi dalam penelitian ini adalah : kurikulum Fikih, implementasi kurikulum dalam mata pelajaran Fikih serta problematikanya. b. Penyajian Data Data yang telah direduksi, kemudian disajikan dalam bentuk deskripsi berdasarkan aspek-aspek dan penelitian, penyajian data dimaksudkan untuk memudahkan peneliti menafsirkan data dan menarik kesimpulan. Sesuai dengan aspek-aspek masalah penelitian ini, maka susunan penyajian datanya dimulai dari ruang lingkup Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, implementasi (KTSP) pada mata pelajaran Fikih dan problematikanya. c. Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi Penarikan kesimpulan dan verifikasi dilakukan berdasarkan pemahaman terhadap data yang telah dikumpulkan, sesuai dengan hakikat penelitian kualitatif, penarikan kesimpulan ini dilakukan secara bertahap, pertama menarik kesimpulan sementara, namun seiring dengan bertambahnya data, maka harus dilakukan verifikasi data dengan cara mempelajari kembali data yang telah ada. Berdasarkan verifikasi data ini selanjutnya peneliti dapat menarik kesimpulan akhir temuan penelitian. 12

29 BAB II LANDASAN TEORI A. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 1. Pengertian KTSP. Istilah kurikulum berasal dari bahasa latin yakni currere secara harfiah berarti lapangan perlombaan lari. Lapangan tersebut ada batas start dan batas Finish. Dalam dunia pendidikan pengertian tersebut dapat dijabarkan sebagai bahan ajar yang sudah ditentukan kapan dimulai dan kapan diakhiri yang bertujuan untuk memperoleh ijazah. 23 David Pratt dalam Curriculum Design and Development, mendefinisikan: A Curriculum is an organized set of formal educational and or training intention 24 Artinya kurikulum adalah suatu bentuk satuan yang diorganisir dalam pendidikan formal atau pelatihan. Dr Muhammad Adnan Latief mengartikan kurikulum adalah suatu rancangan program pendidikan yang berisi serangkaian pengalaman yang diberikan kepada peserta didik untuk mencapai suatu tujuan yang ingin dicapai melalui serangkaian pengalaman belajar. 25 Maka menurutnya tujuan dan pengalaman belajar menjadi aspek yang sangat penting dalam kurikulum yang ditentukan oleh keinginan, keyakinan, atau pengetahuan serta kemampuan anggota masyarakat yang menyelenggarakan pendidikan tersebut. Hilda Taba seperti yang dikutip oleh Muhammad Ali mengartikan : A curriculum is a plan for learning, What is known about the learning process and the development of individual has bearing on the shaping of a curriculum. Kurikulum adalah suatu rencana belajar. Oleh 23 Prof. H. Dakir, Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum, (Jakarta: PT Asdi Mahasatya, 2004), hlm David Pratt, Design and Development Curriculum, (New York: Harcourt Brace Javanovich Publishers, 1980), hlm Muhammad Adnan Latif Dalam Konvensi Nasional Pendidikan Indonesia, Kurikulum Untuk Abad ke-21, (Jakarta: Grasindo, 1994), hlm

30 karena itu konsep-konsep tentang belajar dan perkembangan individu dapat mewarnai bentuk-bentuk kurikulum. 26 Sedangkan B. Othanel Smith, W.O. Stanley, dan J. Harlan Shores memandang kurikulum sebagai "a sequence of potential experiences set u pin the school for the purpose of disciplining children and youth in group ways of thinking and acting". Mereka mengartikan kurikulum sebagai sejumlah pengalaman yang secara potensial dapat diberikan kepada anak dan pemuda, agar mereka dapat berpikir dan berbuat sesuai dengan masyarakatnya. 27 Menurut Fatah Syukur kurikulum merupakan rencana pelajaran yang dipakai sebagai patokan dalam proses pembelajaran yang mengacu kepada tujuan suatu lembaga pendidikan. 28 Sedangkan menurut pandangan modern, kurikulum lebih dari sekedar rencana pelajaran atau bidang studi. Kurikulum dalam pandangan modern ialah semua yang secara nyata terjadi dalam proses pendidikan di sekolah/madrasah. 29 Pandangan modern ini dapat juga diartikan kurikulum secara luas yang meliputi seluruh program dan kehidupan dalam sekolah/madrasah Oemar Hamalik menyatakan bahwa pengertian kurikulum dapat ditinjau dari dua segi yang berbeda, yakni tinjauan menurut pandangan lama dan tinjauan menurut pandangan baru. Pengertian kurikulum menurut pandangan lama merumuskan bahwa kurikulum adalah sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh untuk murid untuk memperoleh ijazah, sedangkan menurut pandangan baru merumuskan bahwa kurikulum bukan saja terdiri dari mata pelajaran tetapi meliputi semua kegiatan dan pengalaman yang menjadi tanggung jawab sekolah, yaitu semua 26 Muhammad Ali, Pengembangan Kurikulum di Sekolah, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2008), hlm S. Nasution, Asas-Asas Kurikulum, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), hlm Fatah Syukur, Dinamika Madrasah Dalam Masyarakat Industri, (Semarang, PKPI2- PMDC, 2003), hlm Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Dalam Persepektif Islam, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1994), hlm

31 pengalaman yang dengan sengaja disediakan oleh sekolah bagi para siswanya untuk mencapai tujuan pendidikan. 30 Sedangkan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional no. 20 tahun 2003 menyebutkan bahwa: kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. 31 Dari beberapa definisi kurikulum yang telah disebutkan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa kurikulum merupakan pengalaman peserta didik baik di sekolah maupun di luar sekolah di bawah bimbingan sekolah. Kurikulum tidak hanya terbatas hanya pada mata pelajaran saja, akan tetapi lebih luas dari pada itu meliputi segala sesuatu yang dapat mempengaruhi perkembangan peserta didik termasuk di dalamnya kegiatan belajar mengajar, mengatur strategi dalam proses belajar mengajar, cara evaluasi program pengembangan pengajaran dan sebagainya. Maka secara umum, keberadaan kurikulum menggambarkan suatu rencana tentang jenis pengalaman-pengalaman belajar yang diharapkan dapat diperoleh siswa selama mengikuti pendidikan di suatu lembaga pendidikan atau sekolah tertentu. Sebagai alat yang penting untuk mencapai tujuan pendidikan, hendaknya kurikulum berperan dan bersifat antisipatif terhadap perubahan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Maka dari itu sebagai alat pendidikan, kurikulum mempunyai komponen-komponen penunjang yang saling mendukung satu sama lain. Salah satu komponen kurikulum adalah komponen isi. Komponen isi dan struktur program atau materi merupakan materi yang ditetapkan. Isi atau materi yang dimaksud 30 Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008), hlm Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003, (Jakarta: Dharma Bhakti, 2003), hlm

32 biasanya berupa meteri bidang studi. 32 Maka dari itu kurikulum harus mengalami perubahan sejalan dengan perubahan zaman. Dasar perlunya perubahan kurikulum menurut Muhadi (2002) seperti yang dikutip Djoko Susilo: "Bahwa saat terjadi perkembangan dan perubahan dalam kehidupan masyarakat berbangsa dan bernegara yang perlu segera ditanggapi dan dipertimbangkan dalam penyusunan kurikulum baru dalam setiap jenjang dan satuan pendidikan. Di mana peraturan perundangundangan yang baru telah membawa implikasi terhadap pengembangan kurikulum seperti pembaharuan dan diservikasi". 33 Dengan dasar itulah KTSP menjadi satu terobosan kurikulum yang diharapkan mampu membawa perbaikan dalam pendidikan nasional. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah suatu ide pengembangan kurikulum yang diletakkan pada posisi yang paling dekat dengan pembelajaran, yakni sekolah dan satuan pendidikan. Dengan cara memberikan otonomi yang seluas-luasnya bagi satuan pendidikan untuk mengelola dan memaksimalkan potensi yang ada agar dapat meningkatkan kualitas pendidikannya. KTSP dikembangkan melalui upaya pemberdayaan tenaga kependidikan dan sumber daya pendidikan lainnya untuk meningkatkan mutu hasil belajar di lingkungan masing-masing tingkat satuan pendidikan. Dalam Standar Nasional Pendidikan (SNP pasal 1, ayat15) di jelaskan bahwa Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masingmasing satuan pendidikan. Penyusunan KTSP dilakukan oleh satuan pendidikan dengan memperhatikan dan berdasarkan standar kompetensi 32 Abdullah Idi, Pengembangan Kurikulum Teori Dan Praktek (Jakarta: Media Pratama, 1999), hlm Muhammad Djoko Susilo, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan: Manajemen Pelaksanaan dan Kesiapan Sekolah Menyongsongnya, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007), hlm

33 serta kompetensi dasar yang dikembangkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). 34 KTSP menawarkan otonomi pada sekolah untuk menentukan kebijakan sekolah dalam rangka meningkatkan mutu dan efisiensi pendidikan agar dapat memodifikasi keinginan masyarakat setempat, serta menjalin kerja sama yang erat antar sekolah, masyarakat, industri dan pemerintah dalam membentuk pribadi peserta didik. 35 KTSP mempunyai karakteristik tersendiri dibandingkan dengan kurikulum- kurikulum sebelumnya. Karakteristik tersebut antara lain : a. Pemberian otonomi yang luas kepada sekolah dan satuan pendidikan. dengan tidak meninggalkan seperangkat tanggung jawab untuk mengembangkan kurikulum sesuai dengan kondisi setempat. Melalui otonomi yang luas ini satuan pendidikan berhak mengembangkan pembelajaran sesuai dengan kebutuhan peserta didik serta tuntutan masyarakat. b. Partisipasi masyarakat dan orang tua yang tinggi. Masyarakat dan orang tua murid diharapkan mempunyai partisipasi aktif bagi kemajuan sekolah, tidak hanya melalui bantuan keuangan akan tetapi melalui komite sekolah dan dewan pendidikan untuk merumuskan serta mengembangkan program-program yang dapat meningkatkan kualitas pendidikan. c. Kepemimpinan yang demokratis dan profesional. Maksudnya dalam KTSP pengembangan dan pelaksanaan didukung oleh adanya kepemimpinan sekolah yang demokratis dan profesional. kepala sekolah dan guru-guru diharapkan mempunyai tanggung jawab terhadap keputusan yang diambil bersama serta pelaksanaannya. d. Tim kerja yang kompak dan transparan. Dalam KTSP keberhasilan pengembangan kurikulum dan pembelajaran didukung oleh kinerja tim yang kompak dan transparan dari pihak-pihak yang terlibat dalam 34 E. Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2007), hlm Muhammad Djoko Susilo, op.cit., hlm

34 pendidikan mulai dari dewan pendidikan, komite sekolah, dewan guru sampai pada pegawai sekolah Landasan KTSP a. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Ketentuan dalam UU 20/2003 yang mengatur KTSP, adalah pasal 1 ayat (19); pasal 18 ayat (1), (2), (3), (4); pasal 32 ayat (1), (2), (3); pasal 35 ayat (2); pasal 36 ayat (1), (2), (3); pasal 38 ayat (1), (2) b Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Ketentuan di dalam PP 19/2005 yang mengatur KTSP, adalah pasal 1 ayat (5), (13), (14), (15); pasal 5 ayat (1), (2); pasal 6 ayat (6); pasal 7 ayat (1), (2), (3), (4), (5), (6), (7), (8); pasal 8 ayat (1), (2), (3); pasal 10 ayat (1), (2), (3), pasal 11 ayat (1), (2), (3), (4); pasal 13 ayat (1), (2), (3), (4); pasal 14 ayat (1), (2), (3); pasal 16 ayat (1), (2), (3), (4), (5); pasal 17 ayat (1), (2); pasal 18 ayat (1), (3) pasal 20. c. Standar Isi SI mencakup lingkup materi dan tingkat kompetensi untuk mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Termasuk dalam SI adalah : kerangka dasar dan struktur kurikulum, standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) setiap mata pelajaran pada setiap semester dari setiap jenis dan jenjang pendidikan dasar dan menengah. SI ditetapkan dengan Kepmendiknas No. 22 Tahun d. Standar Kompetensi Lulusan SKL merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan sebagaimana yang ditetapkan dengan Kepmendiknas No. 23 Tahun E. Mulyasa, op. cit., hlm

35 3. Tujuan KTSP Secara umum tujuan diterapkannya KTSP adalah untuk memandirikan dan memberdayakan satuan pendidikan melalui pemberian kewenangan (otonomi) kepada lembaga pendidikan dan mendorong sekolah untuk melakukan pengambilan keputusan secara partisipatif dalam pengembangan kurikulum. Adapun secara khusus tujuan diterapkannya KTSP adalah untuk : a. Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah dalam mengembangkan, mengelola dan memberdayakan sumber daya manusia yang tersedia. b. Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam pengembangan kurikulum melalui pengambilan keputusan bersama. c. Meningkatkan kompetisi yang sehat antar satuan pendidikan tentang kualitas pendidikan yang akan dicapai Prinsip pengembangan KTSP KTSP dikembangkan sesuai dengan relevansinya oleh setiap kelompok atau satuan pendidikan di bawah koordinasi dan supervisi dinas pendidikan atau kantor Departemen Agama kabupaten / kota setempat untuk pendidikan dasar dan provinsi untuk pendidikan menengah. Pengembangan KTSP mengacu pada Standar Isi dan Standar kompetensi lulusan dan berpedoman pada panduan penyusunan kurikulum yang disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), serta memperhatikan pertimbangan komite sekolah. 39 KTSP dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut : 37 Badan Standar Nasional Pendidikan, Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar Dan Menengah, (Jakarata: 2006), hlm E. Mulyasa, op.cit., hlm Khaeruddin Dan Mahfud Junaedi Dkk, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Konsep Dan Implementasinya di Madrasah, (Jogjakarta: Pilar Media, 2007), hlm

36 a. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya. Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. b. Beragam dan terpadu. Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik peserta didik, kondisi daerah, jenjang dan jenis pendidikan, serta menghargai dan tidak diskriminatif terhadap perbedaan agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan gender. c. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, teknologi dan seni berkembang secara dinamis. Untuk itu semangat dan isi kurikulum memberikan pengalaman belajar peserta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. d. Relevan dengan kebutuhan kehidupan. Maksudnya pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku kepentingan untuk menjamin relevansi pendidikan dengan kebutuhan kehidupan, termasuk di dalamnya dunia kerja. e. Menyeluruh dan berkesinambungan. Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang kajian keilmuan dan mata pelajaran yang diajarkan selalu berkesinambungan antar semua jenjang pendidikan. f. Belajar sepanjang hayat. Kurikulum diarahkan pada proses pengembangan, pembudayaan, dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Ide inilah yang seharusnya digunakan untuk mengembangkan kurikulum. 20

37 g. Seimbang antara kepentingan nasional dan daerah. Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara Standar Kompetensi Lulusan KTSP Standar kompetensi lulusan satuan pendidikan adalah kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap yang digunakan sebagai pedoman penilaian dalam penentuan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan. Rujukan untuk penyusunan standar standar pendidikan lain, dan merupakan arah peningkatan kualitas pendidikan secara mendasar dan holistik pada jenjang pendidikan dasar dan menengah serta merupakan pedoman penilaian dalam penentuan kelulusan peserta didik, yang meliputi kompetensi untuk seluruh mata pelajaran, serta mencakup aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan. 41 Standar kompetensi pada jenjang pendidikan dasar bertujuan untuk meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan pendidikan lebih lanjut. Pada satuan pendidikan menengah umum bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan untuk mengikuti pendidikan lebih lanjut. Sedang pada satuan pendidikan menengah kejuruan bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya Komponen KTSP Komponen Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) antara lain : a. Tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan. 40 Badan Standar Nasional Pendidikan, Op.Cit., hlm E. Mulyasa, Op.Cit., hlm Ibid., hlm

38 Tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan dasar dan menengah dirumuskan mengacu kepada tujuan umum pendidikan sebagai berikut : 1) Pendidikan dasar, tujuannya adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan selanjutnya. 2) Pendidikan menengah, tujuannya adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan selanjutnya sesuai dengan kejuruannya. 3) Pendidikan menengah kejuruan, tujuannya adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan selanjutnya. 43 b. Struktur dan Muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Struktur kurikulum merupakan pola dan susunan mata pelajaran yang harus ditempuh oleh peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Kedalaman muatan kurikulum pada setiap mata pelajaran pada setiap satuan pendidikan dituangkan dalam kompetensi yang harus dikuasai peserta didik sesuai dengan beban belajar yang tercantum dalam struktur kurikulum. Kompetensi yang dimaksud terdiri atas standar kompetensi dasar yang dikembangkan berdasarkan standar kompetensi lulusan. Muatan lokal dan kegiatan pengembangan diri merupakan bagian integral dari struktur kurikulum pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Struktur dan muatan KTSP pada jenjang pendidikan dasar dan menengah meliputi lima kelompok mata pelajaran sebagai berikut : kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata pelajaran 43 Khaeruddin Dan Mahfud Junaedi Dkk, op.cit., hlm

39 ilmu pengetahuan dan teknologi, kelompok mata pelajaran estetika, kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan. 44 Kelompok mata pelajaran tersebut dilaksanakan melalui muatan dan /atau kegiatan pembelajaran sebagaimana diuraikan dalam PP 19/2005 pasal 7. Muatan KTSP meliputi sejumlah mata pelajaran yang keluasan dan kedalamannya merupakan beban belajar bagi peserta didik pada satuan pendidikan. c. Kalender Pendidikan Satuan pendidikan dasar dan menengah dapat menyusun kalender pendidikan sesuai dengan kebutuhan daerah, karakteristik madrasah, kebutuhan peserta didik dan masyarakat, dengan memperhatikan kalender pendidikan sebagaimana yang dimuat dalam standar isi. 45 Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan kalender pendidikan adalah sebagai berikut : 1) Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta didik selama satu tahun ajaran yang mencakup permulaan tahun pelajaran, minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif dan hari libur. 2) Permulaan tahun pelajaran adalah waktu dimulainya kegiatan pembelajaran pada awal tahun pelajaran. 3) Minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran untuk setiap tahun pelajaran. 4) Waktu pembelajaran efektif adalah jumlah jam setiap minggu, meliputi jumlah jam untuk setiap mata pelajaran termasuk muatan lokal, ditambah dengan jam jumlah jam untuk kegiatan pengembangan diri. 5) Waktu libur adalah waktu yang ditetapkan untuk tidak diadakan kegiatan pembelajaran. Waktu libur dapat berbentuk jeda tengah 44 Muhaimin, Dkk, Pengembangan Model Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Pada Sekolah Dan Madrasah, (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2008), hlm Khaeruddin Dan Mahfud Junaedi Dkk, Op.Cit., hlm

40 semester, jeda antar semester, libur akhir tahun pelajaran, hari libur keagamaan, hari libur umum, termasuk hari-hari besar nasional dan hari libur khusus. 46 d. Silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) Silabus adalah rencana pembelajaran dan atau kelompok mata pelajaran tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat belajar. 47 Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi pokok, kegiatan pembelajaran dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian. 48 Berdasarkan silabus inilah guru bisa mengembangkannya menjadi RPP yang akan diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar (KBM) bagi siswa. Pengembangan silabus pada dasarnya merupakan upaya melakukan analisis kompetensi ke dalam kompetensi dasar dan indikator-indikator, analisis materi ke dalam scop (ruang lingkup) dan sequence (urutan) materi, analisis belajar ke dalam jenis dan bentuk kegiatan belajar mengajar, dan analisis penilaian ke dalam jenis dan alat-alat penilaian, yang semuanya itu bermuara pada pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar. Silabus disusun berdasarkan standar isi, yang di dalamnya berisikan identitas mata pelajaran, standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian alokasi waktu dan sumber belajar Muhaimin, Dkk op.cit., hlm Ibid., hlm Mansur Muslih, KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi Dan Kontekstual, (Jakarta: Sinar Grafika Offset, 2008), hlm Muhaimin, Dkk, op.cit., hlm

41 B. Fikih 1. Pengertian Fikih 50 Fikih menurut bahasa artinya faham. Maka secara harfiah Fikih dapat diartikan faham seperti firman Allah dalam surat At-taubah ayat 122 yang berbunyi : Artinya : untuk mereka bertafaqquh dalam agama. 51 ( : ) Ialah : untuk mereka memahami dan mendalami segala hukum agama yang tidak terhingga macamnya 52 dan yang dimaksud oleh nabi Muhammad dalam sabdanya : : : : ( ) Artinya : Barang siapa yang dikehendaki Allah akan diberikan kebajikan dan keutamaan, niscaya diberikan kepadanya faham yang mendalam dalam hukum agama. (H.R Muslim) Maka kalimat yufaqqihhu diartikan yaitu diberikan kefahaman yang mendalam. Ini berarti kalimat Fikih tidak hanya terbatas pada hukumhukum Islam saja, akan tetapi lebih luas lagi segala aspek agama Islam. 54 Adapun definisi Fikih secara istilah adalah : Abi Yahya Zakariya, Fathul Wahab, Juz 1,(Surabaya: Darkutub Islam), hlm Departemen Agama, Al-Qur'an dan Terjemahannya, (Bandung : Diponegoro, 2004), hlm Teungku Muhammad Hasbi Ash-Shiddieqy, Pengantar Hukum Islam, (Semarang: Pustaka Rizki Putra, 1997), hlm Imam Abi Husain Muslim bin Al-Hajjaj, Shahih Muslim Juz II, (Bairut Libanon: Darul Kutub Al-alamiyah, Tth), hlm Teungku Muhammad Hasbi Ash-Shiddieqy, op.cit., hlm Abi Yahya Zakariya, loc. cit., Juz 1. 25

42 Ilmu yang menerangkan hukum-hukum syara yang berhubungan dengan amaliah, yang diusahakan memperolehnya dari dalil-dalil yang jelas (tafshili). Dr Wahab Khalaf dalam bukunya Ushul al-fiqh mengartikan Fikih sebagai berikut : Fikih ialah pengetahuan tentang hukum-hukum syariat Islam mengenai perbuatan manusia yang diambil dari dalil-dalil secara detail, atau kodifikasi hukum-hukum syariat Islam tentang perbuatan manusia yang diambil berdasarkan dalil-dalil secara detail. 56 Adapun Fikih sebagai mata pelajaran berarti Fikih adalah bagian dari mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang diarahkan untuk menyiapkan peserta didik, untuk mengenal, memahami, menghayati dan mengamalkan hukum Islam kemudian menjadi dasar pandangan hidupnya melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan serta penggunaan pengalaman Ruang Lingkup Mata Pelajaran Fikih a. Materi Bahan/materi pengajaran adalah apa yang harus diberikan kepada murid, bisa berupa pengetahuan, sikap/nilai serta keterampilan apa yang harus dipelajari. 58 Isi kurikulum atau pengajaran bukan hanya terdiri atas sekumpulan pengetahuan atau kumpulan informasi, tetapi harus merupakan pengetahuan terpilih dan diperbolehkan baik sebagai pengetahuan itu sendiri, maupun bagi siswa dan lingkungannya. 59 Ruang lingkup Fikih di Madrasah Tsanawiyah meliputi ketentuan pengaturan hukum Islam dalam menjaga keserasian, 56 Dr. Abdul Wahab Khalaf, Ushulul Fikih (terj), (Bandung: Gema Risalah Pres, 1996), hlm Departemen Agama RI, Standar Kompetensi Madrasah Tsanawiyyah, (Jakarta: Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam Jakarta, 2004), hlm Djamaluddin Darwis, Strategi Belajar Mengajar dalam Chabib Toha dan Abd Mu ti (Eds), PBM PAI di Sekolah dan Eksistensi dan Proses Belajar Mengajar Agama Islam, (Semarang: IAIN Walisongo Bekerjasama dengan Pustaka Pelajar, 1998), hlm Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum: Teori dan Praktik, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1999), hlm

43 keselarasan, dan keseimbangan antara hubungan manusia dengan Allah SWT dan hubungan manusia dengan sesama manusia meliputi : 1) Aspek Fikih ibadah meliputi: ketentuan dan tata cara thaharah, salat fardu, salat sunnah, dan salat dalam keadaan darurat, sujud, azan dan iqamah, berzikir dan berdoa setelah salat, puasa, zakat, haji dan umrah, kurban dan akikah, makanan, perawatan jenazah, dan ziarah kubur. 2) Aspek Fikih muamalah meliputi: ketentuan dan hukum jual beli, qirad, riba, pinjam- meminjam, utang piutang, gadai, dan borg serta upah. 60 Adapun standar kompetensi lulusan mata pelajaran Fikih kelas VII terlampir. b. Tujuan Pembelajaran Fikih di MTs Pembelajaran Fikih diarahkan untuk mengantarkan peserta didik dapat memahami pokok-pokok hukum Islam dan tata cara pelaksanaannya untuk diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga menjadi muslim yang selalu taat menjalankan syariat Islam secara kaaffah (sempurna). Pembelajaran Fikih di Madrasah Tsanawiyah bertujuan untuk membekali peserta didik agar dapat: (1) mengetahui dan memahami pokok-pokok hukum Islam dalam mengatur ketentuan dan tata cara menjalankan hubungan manusia dengan Allah yang diatur dalam Fikih ibadah dan hubungan manusia dengan sesama yang diatur dalam Fikih muamalah. (2) Melaksanakan dan mengamalkan ketentuan hukum Islam dengan benar dalam melaksanakan ibadah kepada Allah dan ibadah sosial. Pengalaman tersebut diharapkan menumbuhkan ketaatan 60 Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 20 tentang Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab Di Madrasah, 2008, hlm

44 menjalankan hukum Islam, disiplin dan tanggung jawab sosial yang tinggi dalam kehidupan pribadi maupun sosial. 61 c. Metode Pembelajaran Fikih Metode pembelajaran menurut Sudjana adalah cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pembelajaran. 62 Oleh karena itu peranan metode pembelajaran sebagai alat untuk menciptakan proses belajar mengajar sangatlah penting. Dengan adanya metode ini diharapkan tumbuh berbagai kegiatan siswa sehubungan dengan kegiatan mengajar guru. Dengan kata lain tercipta interaksi edukatif. Metode mengajar itu dimaksudkan agar murid dapat menangkap pelajaran dengan mudah, efektif dan dapat dicernakan oleh anak dengan baik. Oleh karena itu terdapat berbagai cara yang dapat ditempuh. Dalam melihat cara atau metode ini guru dibimbing oleh filsafat pendidikan yang dianut guru dalam tujuan pelajaran yang hendak dicapai. Di samping itu penting juga memperhatikan hakikat anak didik yang hendak dididik dan bahan pelajaran yang hendak disampaikan. 63 Berikut beberapa variasi metode yang dapat digunakan dalam pembelajaran Fikih: 1 ) Metode Ceramah. Ceramah adalah penuturan bahan pelajaran secara lisan. Guru memberikan uraian atau penjelasan kepada sejumlah murid pada waktu tertentu (waktu terbatas) dan tempat tertentu pula. Dilaksanakan dengan bahasa lisan untuk memberikan pengertian terhadap suatu masalah. Dalam metode ceramah ini murid duduk, melihat dan mendengarkan serta percaya bahwa apa yang disampaikan guru itu adalah benar. Murid mengutip ikhtisar ceramah 61 Ibid., hlm Nana Sujdana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algesindo, Cet IV, 2000), hlm Derektorat Pembinaan Perguruan Tinggi Agama Islam, Metodologi Pengajaran Agama Islam (Jakarta: 1982), hlm

45 semampu murid itu sendiri dan menghafalnya tanpa ada penyelidikan lebih lanjut oleh guru yang bersangkutan. 64 2) Metode Tanya Jawab Metode tanya jawab adalah metode pembelajaran yang memungkinkan terjadinya komunikasi langsung antara guru dan murid. Guru bertanya dan murid menjawab, atau sebaliknya murid bertanya dan guru menjawab. Dalam komunikasi ini terlihat adanya hubungan timbal balik secara langsung antara guru dan murid. Manfaat terpenting dari metode ini adalah guru dapat memperoleh gambaran sejauh mana murid dapat mengerti dan dapat mengungkapkan apa yang telah diceramahkan. 65 3) Metode Diskusi Metode diskusi adalah suatu cara untuk mempelajari materi pelajaran dengan memperdebatkan masalah yang timbul dan saling mengadu argumentasi secara rasional dan obyektif. Cara ini menimbulkan perhatian dan perubahan tingkah laku anak dalam belajar. Metode diskusi juga dimaksudkan untuk dapat merangsang siswa dalam belajar dan berpikir secara kritis dan mengeluarkan pendapatnya secara rasional dan obyektif dalam pemecahan suatu masalah. 66 Metode diskusi ini sangat sesuai digunakan bilamana : a) Materi yang disajikan bersifat low consensus problem artinya bahan yang akan disajikan tersebut banyak mengandung permasalahan yang tingkat kesepakatannya masih rendah. b) Untuk pengembangan sikap atau tujuan-tujuan pengajaran yang bersifat afektif. 64 Ismail SM, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, (Semarang: RaSAIL Media Group, 2008), hlm Ibid., hlm M. Basyiruddin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, (Jakarta: Ciputra Pres, 2002), hlm

46 c) Untuk tujuan-tujuan yang bersifat analisis sintesis, dan tingkat pemahaman yang tinggi. Ada beberapa jenis diskusi yang dapat dilakukan oleh guru dalam membimbing siswa, antara lain : a) Whole Group Whole group merupakan bentuk diskusi kelas di mana para pesertanya duduk setengah lingkaran. Dalam diskusi ini guru bertindak sebagai pemimpin, dan topik yang akan dibahas telah direncanakan sebelumnya. b) Diskusi Kelompok Dalam diskusi kelompok biasanya dapat berupa diskusi kelompok kecil yang terdiri dari 4 6 orang peserta, dan juga diskusi kelompok besar yang terdiri 7-15 orang peserta. Dalam diskusi tersebut dibahas tentang suatu topik tertentu dan dipimpin oleh seorang ketua dan seorang sekretaris. Para anggota diskusi diberikan kesempatan berbicara atau mengemukakan pendapat dalam pemecahan masalah. c) Buzz Group Bentuk diskusi ini terdiri dari kelas yang dibagi-bagi menjadi kelompok-kelompok kecil yang terdiri 3-4 orang peserta. Tempat duduk diatur sedemikian rupa agar para siswa dapat bertukar pikiran dan bertatap muka dengan mudah. Diskusi ini biasanya diadakan di tengah-tengah pelajaran atau di akhir pelajaran dengan maksud untuk memperjelas dan mempertajam kerangka bahan pelajaran atau sebagai jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan yang muncul. d) Panel Yang dimaksud panel di sini adalah suatu bentuk diskusi yang terdiri dari 3-6 orang peserta untuk mendiskusikan suatu topik tertentu dan duduk dalam semi melingkar yang dipimpin oleh seorang moderator. Biasanya dalam diskusi ini para audien tidak 30

47 turut bicara, namun dalam forum tertentu para audien diperkenankan bicara. 67 4) Metode Demonstrasi Metode demonstrasi adalah metode pembelajaran yang menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk memperlihatkan bagaimana melakukan sesuatu kepada peserta didik. 68 Biasanya seorang guru menunjuk salah satu siswa untuk memperlihatkan pada kelas tentang suatu proses atau cara melakukan sesuatu. Misalnya demonstrasi tentang tata cara memandikan mayat dengan cara menggunakan model atau boneka, tata cara haji, yang meliputi thowaf, sa'i dan lain sebagainya. Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan metode demonstrasi adalah : a) Rumuskan secara spesifik yang dapat dicapai oleh siswa b) Susun langkah-langkah yang akan dilakukan dengan demonstrasi secara teratur sesuai dengan skenario yang direncanakan. c) Persiapan-persiapan peralatan yang dibutuhkan sebelum demonstrasi dimulai, dan diatur sesuai skenario yang direncanakan. d) Usahakan dalam melakukan demonstrasi tersebut sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya, dan jangan berlebih-lebihan 69 5) Metode Drill Metode drill atau disebut latihan dimaksudkan untuk memperoleh ketangkasan atau keterampilan latihan terhadap apa yang dipelajari. Karena hanya dengan melakukannya secara praktis suatu pengetahuan lebih mudah difahami dan di aplikasikan dalam kehidupan. Beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam penggunaan metode drill, antara lain : Pertama; harus disadari bahwa pengertian belajar bukan bearti pengulangan yang persis sama dengan apa yang telah dipelajari 67 Ibid., hlm Ismail. SM, op.cit., hlm M. Basyiruddin Usman, op.cit., hlm

48 sebelumnya oleh siswa, akan tetapi terjadinya sesuatu proses belajar dengan latihan siap adalah adanya situasi yang berbeda serta pengaruh latihan pertama, maka latihan kedua, ketiga dan seterusnya akan lain sifatnya. Kedua; situasi belajar itulah yang mula-mula harus diulangi untuk mendapat respons dari siswa. Bilamana siswa dihadapkan dengan berbagai situasi belajar, maka dalam diri siswa akan timbul alasan untuk memberi respons, sehingga menyebabkan dia melatih keterampilannya. Bagaimana situasi tersebut dapat diubah-ubah kondisinya sehingga menuntut adanya perubahan respons, maka keterampilan siswa akan dapat lebih disempurnakan. Metode drill juga harus dimulai dari hal-hal yang mendasar agar siswa betul-betul mengerti apa yang telah dan akan dilakukannya agar diperoleh keterampilan yang diinginkan. 70 6) Metode pemberian tugas dan resitasi Metode pemberian tugas dan resitasi adalah suatu cara dalam proses pembelajaran bilamana guru memberi tugas tertentu dan murid mengerjakannya, kemudian tugas tersebut dipertanggungjawabkan kepada guru. Tugas dan resitasi tidak sama dengan pekerjaan rumah, tetapi jauh lebih luas dari pada itu. Tugas dapat dilaksanakan di rumah, di sekolah, di perpustakaan, dan di tempat lain yang cocok. Tugas dan resitasi merangsang anak untuk aktif belajar, baik secara individual maupun secara kelompok. Oleh karena itu tugas dapat diberikan secara individual atau secara kelompok. 71 d. Evaluasi pembelajaran Fikih Menurut pengertian bahasa kata evaluasi berasal dari bahasa Inggris evaluation yang berarti penilaian atau penaksiran (John M. Echols dan Hasan Shadily, 1983: 220). Sedangkan menurut pengertian 70 Ibid., hlm Ismail. SM, op.cit., hlm

49 istilah evaluasi merupakan kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan sesuatu obyek dengan menggunakan instrumen dan hasilnya dibandingkan untuk memperoleh kesimpulan. 72 Penilaian atau evaluasi adalah suatu proses yang sistematis untuk menentukan atau membuat keputusan sampai sejauh mana tujuan-tujuan pengajaran yang telah dicapai oleh siswa. 73 Menurut Nana Sudjana pada umumnya ada tiga pokok evaluasi yaitu: 1) Segi tingkah laku, artinya segi yang menyangkut sikap, minat perhatian, dan keterampilan siswa sebagai akibat dari proses belajar mengajar. 2) Segi isi pendidikan, artinya penguasaan bahan pelajaran yang diberikan guru dalam proses mengajar. 3) Segi yang menyangkut proses mengajar dan belajar itu sendiri. Proses mengajar dan belajar perlu penilaian secara obyektif dari guru, akan menentukan baik tidaknya hasil belajar yang dicapai siswa. 74 Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam penyelenggaraan evaluasi pembelajaran, prinsip-prinsip tersebut meliputi: 1) Prinsip integralitas : prinsip ini menghendaki bahwa rancangan evaluasi hasil belajar tidak hanya menyangkut teori, pengetahuan dan keterampilan saja, akan tetapi juga mencakup aspek-aspek kepribadian siswa. Seperti apresiasi, sikap, minat, pemikiran kritis, proses adaptasi dan lain-lain. 2) Prinsip kontinuitas. Kontinuitas dalam evaluasi berarti guru secara kontinu membimbing pertumbuhan dan perkembangan siswa. Dengan demikian program-program evaluasi pembelajaran 72 M. Chabib Thoha, M.A, Teknik Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Graffindo Persada, 1996), hlm M Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip Teknik Evaluasi Pengajaran (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2001), hlm Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik {Dalam Interaksi Eabtlsatij), (Jakarta: PT. Aneka Cipta, 2000), hlm

50 merupakan rangkaian dari bimbingan belajar siswa. Maka penilaian seharusnya dilakukan secara berkesinambungan. 3) Prinsip obyektivitas. Dengan prinsip ini hasil evaluasi harus dapat diinterpretasikan dengan jelas dan tegas. Jadi setelah diadakan evaluasi pembelajaran terhadap siswa, keadaan siswa dapat diketahui dengan jelas dibanding sebelum evaluasi. Dengan kata lain dapat diketahui hasilnya. Selain prinsip-prinsip evaluasi di atas ada beberapa kriteria evaluasi yang perlu dimiliki oleh guru, antara lain: 1) Validitas. Validitas atau ketepatan dalam evaluasi maksudnya, seorang guru harus benar-benar mampu dengan tepat menilai bidang yang mau dinilai. 2) Reabilitas. Artinya, evaluasi yang diadakan oleh guru kepada muridmuridnya harus dapat memberikan hasil yang konsisten, tetap tidak berubah-ubah. 3) Praktis. Yakni tindakan evaluasi mudah dilaksanakan berdasarkan pertimbangan efisiensi dan efektivitas, baik menyangkut masalah waktu, biaya, maupun tenaga Ainurrafiq Dawam dan Ahmad Ta'arifin, Manajemen Madrasah Berbasis Pesantren (Bandung: Listafariska Putra, 2005), hlm

51 BAB III IMPLEMENTASI KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN MATA PELAJARAN FIKIH DI MTS MIFTAHUL FALAH SAMBIREJO WIROSARI GROBOGAN A. Gambaran umum MTs Miftahul Falah Sambirejo Wirosari Grobogan. 1. Letak Geografis Secara geografis MTs Miftahul Falah terletak di lingkungan pedesaan, tepatnya di Jl.Raya Purwodadi Blora km 14,7 Desa Sambirejo Kec,Wirosari Kab, Grobogan, Propinsi Jawa Tengah dengan luas tanah 1000 m2 dan luas bangunan 400m2. 76 Tempatnya cukup strategis sebab dekat jalan raya Purwodadi-Blora, yang dilewati oleh angkutan umum sehingga mudah untuk dijangkau dengan menggunakan angkutan dan bisa juga dengan menggunakan sepeda karena kebanyakan peserta didiknya dari kalangan pedesaan. Adapun lingkungan sekitarnya adalah : Sebelah Utara : Terdapat jalan raya Purwodadi- Blora dan rumah warga Sebelah Selatan : Area persawahan. Sebelah Timur : Rumah warga. Sebelah Barat : Terdapat area perumahan warga Latar Belakang Historis Madrasah Tsanawiyah Miftahul Falah merupakan lembaga pendidikan setingkat SLTP yang berada di bawah naungan yayasan Al- Munawwarah. Berdiri pada tahun 1993 yang didirikan oleh tokoh masyarakat dan agama setempat terutama dari kalangan Nahdiyyin. 78 Berdirinya MTs Miftahul Falah tak terlepas dari kondisi masyarakat setempat yang mengalami salah satu guncangan moral yang sangat 76 Dokumentasi TU MTs Miftahul Falah Sambirejo Wirosari Grobogan. 77 Observasi Peneliti pada hari senin,18 Januari Wawancara dengan Kepala Madrasah Bpk. Maskun S.Ag di Ruang Kepala MTs Miftahul Falah pada tanggal 18 Januari

52 mengkhawatirkan dengan terjadinya beberapa permasalahan yang sangat perlu untuk mendapatkan perhatian masyarakat setempat. Seperti dengan adanya kenakalan remaja yang semakin menjadi-jadi, di samping itu kondisi masyarakat setempat pada waktu itu mengalami degradasi di bidang kemajuan dalam berpikir untuk masa depan. Kemunduran yang dialami masyarakat Sambirejo pada waktu itu mendorong hasrat dan minat dari masyarakat setempat untuk meningkatkan taraf hidup mereka lewat jalur pendidikan, selain itu faktor yang lain ialah adanya kegundahan para tokoh agama di situ tentang mahalnya biaya pendidikan di sekolah formal yang ada pada waktu itu, Melihat kondisi masyarakat Sambirejo yang religius maka terdorong untuk mendirikan sekolah tersebut di bawah naungan Departemen Agama, sehingga dengan dorongan para Ustad dan Ulama pada waktu itu berdirilah MTs Miftahul Falah Sambirejo Wirosari Grobogan Visi, Misi dan Tujuan Visi: a. Terwujudnya Generasi yang memiliki iman dan takwa serta menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Misi: a. Mengembangkan fitrah peserta didik agar menjadi muslim yang berakhlak mulia, memiliki aqidah islam yang benar dan kuat serta memiliki wawasan islam yang luas. b. Mengembangkan potensi dasar peserta didik untuk berpikir kritis, obyektif, rasional dan sistematis. c. Mengembangkan bakat dan minat peserta didik dalam mewujudkan keahlian dalam menghadapi era globalisasi. Tujuan: a. Menanamkan jiwa ijtihad dalam mengkaji dan mendalami Al-Qur'an dan Hadits sebagai bekal hidup. 79 Dokumentasi TU MTs Miftahul Falah Sambirejo Wirosari Grobogan 36

53 b. Menanamkan jiwa semangat disiplin, tertib, rajin, dan etos kerja yang tinggi. c. Menanamkan jiwa semangat tolong menolong, solidaritas sosial yang tinggi di masyarakat Struktur Organisasi MTs Miftahul Falah Sambirejo Wirosari Grobogan STRUKTUR ORGANISASI MTs MIFTAHUL FALAH SAMBIREJO WIROSARI GROBOGAN. 81 Komite Kepala MTs. Sie. Kurikulum Sie. Kepeserta didikan Sie. Sarpas Tata Usaha Wali kelas Laboran Koperasi Perpustakaan 1.Bendahara. 2.Kepegawaian. 3.Tukang Kebon. Ket : a ( Garis koordinasi) GURU MAPEL b. ( Garis komando ) Gambar 1 PESERTA DIDIK 5. Keadaan Peserta didik Jumlah keseluruhan peserta didik di MTs Miftahul Falah Sambirejo Wirosari Grobogan dari kelas satu sampai dengan kelas tiga jumlah keseluruhan adalah 120 peserta didik, yang masing-masing terdiri 80 Ibid. 81 Ibid. 37

54 dari kelas satu 42 peserta didik, kelas dua 39 peserta didik dan kelas tiga 39 peserta didik. 82 Tabel 1 Daftar jumlah peserta didik MTs Miftahul Falah Tahun ajaran 2009/2010. NO KELAS JUMLAH PESERTA DIDIK L P JUMLAH 1 VII VIII IX JUMLAH TOTAL Peserta didik MTs Miftahul Falah secara keseluruhan bertempat tinggal dengan keluarganya di rumah, dan untuk menuju ke sekolah kebanyakan menggunakan sepeda. 6. Keadaan Guru dan Karyawan MTs Miftahul Falah Sambirejo Wirosari Grobogan Secara keseluruhan MTs Miftahul Falah memiliki 14 tenaga pendidik dan kependidikan yang terbagi menjadi 3 jabatan. 1 orang menjabat sebagai Kepala Madrasah,12 Guru, dan 1 Karyawan. Adapun data Guru dan Karyawan berdasarkan pendidikan dapat dilihat pada tabel di bawah ini: 83 Tabel 2 Data Kepala Madrasah, Guru dan karyawan Berdasarkan Pendidikan Pendidikan No Putra Putri Jumlah Terakhir 1 SARJANA Ibid 83 Ibid. 38

55 2 D SLTA PONPES JUMLAH TOTAL Sarana dan prasarana Tabel 3 Fasilitas pembelajaran di MTs Miftahul Falah diantaranya: 84 NO. JENIS JUMLAH KETERANGAN 1 Ruang Kepala Madrasah 1 Baik 2 Ruang Tata Usaha 1 Baik 3 Ruang Guru 1 Baik 4 Ruang Kelas 3 baik 5 Ruang Perpustakaan 1 Baik 7 Ruang Laboratorium 1 Baik Komputer 9 Masjid 1 Baik 10 Kantin 1 Baik 12 Kamar Kecil/ WC 2 baik 13 UKS 1 Baik 14 Mebel Peserta didik/meja baik, 25 rusak 85 Kursi B. Implementasi KTSP Mata Pelajaran Fikih di MTs Miftahul Falah Sambirejo Wirosari Grobogan 1. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan di MTs Miftahul Falah Sambirejo Wirosari Grobogan. 84 Ibid. 85 Dokumentasi TU MTs Miftahul Falah Sambirejo Wirosari Grobogan. 39

56 Pada pendidikan formal kurikulum merupakan hal yang sangat penting karena dalam setiap pendidikan formal kurikulum merupakan acuan yang dipakai dalam rangka melaksanakan pendidikan. Oleh karena itu kurikulum mempunyai kedudukan yang sangat strategis karena menghubungkan idealisme pendidikan dengan kenyataan pendidikan di lapangan. Karena kurikulum merupakan komponen pendidikan yang dijadikan acuan oleh setiap satuan pendidikan, baik pengelola maupun penyelenggara, khususnya oleh guru dan kepala sekolah, maka dari itu kurikulum harus disusun dan dilaksanakan sebaik-baiknya. 86 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan merupakan kurikulum yang memberikan kebebasan bagi satuan pendidikan untuk dapat menyusun dan mengembangkan kurikulum itu sendiri, dengan cara menganalisa kelebihan dan kekurangan satuan pendidikan masing-masing. Memang bagi sekolah-sekolah yang sudah maju KTSP merupakan satu peluang untuk meningkatkan kualitas pendidikan di sekolahnya agar dapat bersaing dengan sekolah-sekolah yang lain, karena tentunya sarana dan prasarana yang ada menunjang untuk melaksanakan hal tersebut. Akan tetapi lain halnya dengan sekolah-sekolah standar / baru berkembang seperti MTs Miftahul Falah ini, di mana madrasah ini baru berdiri tahun 1993 dan merupakan madrasah yang belum mandiri, akan tetapi harus dapat menyesuaikan dengan kurikulum yang ada yang harus diterapkan pada semua sekolah maupun madrasah. Meskipun berat karena sarana dan prasarananya juga kurang mendukung akan tetapi bagaimanapun harus berusaha sekuat mungkin untuk dapat melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan agar dapat meningkatkan kualitas pendidikan dan kemampuan peserta didik agar tidak ketinggalan dengan madrasahmadrasah lain yang lebih maju. 87 Dokumen Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan MI, MTs, MA, dan MAK dinyatakan berlaku oleh Kepala Madrasah serta diketahui oleh 86 Hasil wawancara dengan Bapak Maskun S.Ag kepala MTs Miftahul Falah pada Tanggal 18 Januarai. 87 Ibid. 40

57 komite Madrasah dan oleh Departemen yang menangani urusan pemerintahan di bidang agama. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan di MTs Miftahul Falah meliputi : a. Tujuan kurikulum KTSP di MTs Miftahul Falah Tujuan kurikulum KTSP di MTs Miftahul Falah adalah untuk meningkatkan kompetensi peserta didik dan mengarahkan pembelajaran sesuai dengan satuan madrasah masing-masing. Dalam hal ini adalah semua civitas MTs Miftahul Falah dan masyarakat sekitar dalam rangka memajukan pendidikan. b. Landasan KTSP di MTs Miftahul Falah Landasan diterapkannya KTSP adalah UU No 20 tahun 2005 tentang sistem pendidikan nasional, peraturan pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan (SNP) pasal 17 ayat 1 dan 2 dan pasal 49 ayat 1. Juga memuat pengertian KTSP adalah kurikulum operasional yang dikembangkan berdasarkan Standar kompetensi lulusan (SKL) dan standar isi. SKL adalah kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan, sedang standar isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan dalam kriteria c. Prinsip pengembangan KTSP di MTs Miftahul Falah KTSP di MTs Miftahul Falah dikembangkan berpusat pada pengembangan dan peningkatan kemampuan peserta didik baik segi kognitif, psikomotorik, dan afektif dalam menunjang kehidupannya. Selain itu KTSP di MTs Miftahul Falah juga dipersiapkan untuk mengatasi gejolak globalisasi yang semakin kuat yang menuntut kreatifitas dari seseorang untuk menghadapinya. Karena pada dasarnya pengembangan kurikulum dimaksudkan agar satuan pendidikan dapat mengikuti perkembangan teori pendidikan dan perkembangan zaman. d. Komponen KTSP di MTs Miftahul Falah 41

58 Komponen KTSP di MTs Miftahul Falah Sambirejo Wirosari Grobogan tersusun dalam bentuk tujuan, materi, proses pembelajaran dan rencana pembelajaran yang tertuang dalam RPP, Silabus, kalender pendidikan, dan perangkat kurikulum lainnya. 88 Tidak kalah pentingnya dalam komponen kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yaitu penilaian berbasis kelas. Penilaian berbasis kelas merupakan kegiatan penilaian yang dilakukan oleh guru secara terpadu dengan kegiatan belajar mengajar. Penilaian seperti ini dimaksudkan agar peserta didik dapat diketahui kemampuannya, baik dari segi kognitif, afektif maupun psikomotornya. Sehingga dalam penilaian guru tidak hanya melihat dari kemampuan kognitifnya saja. Penilaian ini dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain yaitu pengumpulan hasil kerja peserta didik (Portofolio), hasil karya (produk), penugasan (Proyek), tes tertulis dan pengamatan terhadap kegiatan di kelas Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada mata pelajaran Fikih di MTs Miftahul Falah Sambirejo Wirosari Grobogan MTs Miftahul Falah Sambirejo Wirosari Grobogan telah menerapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ini pada tahun walaupun masih banyak kekurangan di sana-sini akan tetapi kepala madrasah yaitu Bapak Maskun dan para pengajar selaku penanggung jawab atas apa yang ada dalam madrasahnya selalu berusaha untuk dapat memberikan yang terbaik bagi madrasah dan civitasnya. 90 Dalam kurikulum pasti terdapat struktur kurikulum yang sesuai dengan tingkat masing-masing jenjang pendidikan. Antara lain kurikulum SD/MI, SMP/MTs dan SMA/MA. Struktur kurikulum MTs meliputi substansi/ mata pelajaran yang harus ditempuh selama tiga tahun yaitu dari Januari Ibid 90 Ibid. 88 Hasil Wawancara dengan Waka Kurikulum, Ibu Supriyanti S.Pd, pada tanggal 27 42

59 mulai kelas VII sampai dengan kelas IX. Struktur kurikulum disusun berdasarkan standar kompetensi lulusan dan standar kompetensi. Kurikulum Fikih madrasah Tsanawiyah (MTs) secara nasional, yaitu kurikulum yang ditandai dengan ciri-ciri antara lain: a. Lebih menitikberatkan pencapaian target kompetensi (attainment targets) dari pada penguasaan materi. b. Lebih mengakomodasikan keragaman kebutuhan dan sumber daya pendidikan yang tersedia. c. Memberikan kebebasan yang lebih luas kepada pelaksana pendidikan di lapangan untuk mengembangkan dan melaksanakan program pembelajaran sesuai dengan kebutuhan. 91 Adapun materi mata pelajaran Fikih kelas VII (diambil dari buku paket mata pelajaran Fikih kelas VII) adalah sebagai berikut : Semester I BAB I : TAHARAH A. Pengertian Taharah B. Macam-macam Najis dan Cara Mensucikannya C. Hadas Kecil dan Tata cara Taharahnya D. Hadas Besar dan Tata cara Taharahnya BAB II : SALAT FARDU DAN SUJUD SAHWI A. Pengertian Salat B. Syarat-syarat Salat C. Rukun Salat D. Sunnah Salat E. Hal-hal yang Membatalkan Salat F. Bacaan Salat G. Sujud Sahwi BAB III : AZAN, IQAMAH, DAN SALAT JAMAAH A. Ketentuan Azan dan Iqamah Januari Hasil Wawancara dengan Waka Kurikulum, Ibu Supriyanti S.Pd, pada tanggal 27 43

60 B. Ketentuan Salat Jamaah C. Makmum Masbuq D. Cara Mengingatkan Imam yang Lupa BAB IV : ZIKIR DAN DOA A. Pengertian Zikir dan Doa B. Tata cara Zikir dan Doa C. Bacaan Zikir dan Doa setelah Salat D. Praktek Zikir dan Doa Semester II BAB V : SALAT JUM'AT DAN SALAT JENAZAH A. Ketentuan Salat Jum'at B. Ketentuan Khutbah Jum'at C. Cara Melaksanakan Khutbah dan Salat Jum'at D. Ketentuan Salat Jenazah E. Salat Gaib F. Tata cara Salat Jenazah dan Bacaannya BAB VI : SALAT JAMA, QHASAR, DAN JAMA QASAR DAN SALAT DALAM KEADAAN DARURAT A. Pengertian Salat Jama' dan Qasar B. Macam-macam Salat Jama' C. Praktek Salat Jama', Qasar, dan Jama' Qasar D. Salat dalam Keadaan Sakit E. Salat Dalam Kendaraan F. Hikmah Keringanan dalam Salat BAB VII : SALAT SUNNAH MUAKAD DAN GHAIRU MUAKAD A. Ketentuan Salat Sunnah Muakkad B. Macam-macam Salat Sunnah Muakkad C. Ketentuan Salat Sunnah Ghairu Muakkad D. Macam-macam Salat Sunnah Ghairu Muakkad Dalam Implementasi KTSP, perencanaan pembelajaran merupakan hal yang penting yang perlu dilakukan oleh guru, adapun hal-hal yang 44

61 dilakukan Oleh guru mata pelajaran Fikih di MTs Miftahul Falah dalam membuat perencanaan pembelajaran adalah sebagai berikut : a. Membuat program tahunan. Program tahunan merupakan program umum setiap mata pelajaran yang dikembangkan oleh guru mata pelajaran untuk setiap kelas, program ini di buat sebelum tahun ajaran baru dimulai. Karena nantinya program tahunan (prota) ini menjadi pedoman bagi pengembangan program-program berikutnya, yaitu program semesteran, program harian dan program pembelajaran setiap pokok atau sub/bab mata pelajaran. b. Membuat program semesteran Program semesteran ini berisikan garis-garis besar mengenai hal-hal yang hendak dilaksanakan dan dicapai dalam satu semester. Program semesteran ini merupakan penjabaran dari program tahunan. Program semesteran ini nantinya dibuat menjadi salah satu pedoman dalam pembuatan silabus. Silabus merupakan serangkaian kegiatan atau pengalaman belajar yang harus dilewati untuk mencapai ketuntasan belajar. Silabus yang disusun oleh guru mata pelajaran harus memperhatikan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang ada dalam peraturan Menteri Agama tentang Standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran Fikih di MTs. 92 Adapun contoh silabus di MTs Miftahul Falah terlampir. c. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran. Sebelum proses belajar dilaksanakan seorang guru terlebih dahulu membuat rencana proses pembelajaran (RPP) yang tercantum dalam modul. Dengan RPP tersebut diharapkan proses belajar mengajar berjalan sesuai dengan rencana pembelajaran. RPP ini mencakup kompetensi dasar, Indikator, tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran, alat/ 26 Januari Hasil wawancara dengan Guru mata pelajaran Fikih, Bpk Muh Nur Hadi pada tanggal 45

62 sumber belajar dan penilaian. RPP juga merupakan kewajiban seorang guru sebelum mereka mengajar. 93 Selain membuat RPP guru juga membuat silabus terlebih dahulu, karena pada dasarnya penyusunan RPP itu berpedoman pada silabus. Adapun bentuk RPP yang ada di MTs Miftahul Falah, terlampir dalam lampiran. d. Membuat kalender pendidikan Pembuatan kalender pendidikan disusun atas dasar musyawarah dewan guru dan Kepala sekolah di MTs Miftahul Falah. Kalender pendidikan ini dibuat agar menjadi rambu-rambu bagi kepala madrasah dan dewan guru dalam menjalankan aktivitas pembelajaran di madrasahnya dalam jangka satu tahun. Kalender pendidikan disusun agar guru dapat mengajar secara efektif dan efisien dalam menggunakan waktu pembelajaran sehingga dapat melaksanakan pembelajaran secara maksimal. 3. Proses pembelajaran Fikih di MTs Miftahul Falah Proses belajar mengajar merupakan interaksi yang dilakukan oleh guru dan peserta didik dalam suatu pengajaran untuk mewujudkan tujuan yang telah direncanakan. Maka dari itu proses belajar mengajar merupakan jembatan penghubung antara tujuan pendidikan dan realitas pembelajaran yang ada. Proses pembelajaran harus dilaksanakan dengan baik dan sempurna dengan cara menggunakan beberapa metode pembelajaran yang bervariasi, agar tidak terjadi kebosanan dalam pembelajaran. Berdasarkan hasil observasi di lapangan, yaitu untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran, ada beberapa hal yang dilaksanakan oleh guru dalam pembelajaran, hal-hal tersebut adalah : a. Sebelum guru menyampaikan materi guru mengadakan pre-test terlebih dahulu untuk menyiapkan peserta didik dalam pembelajaran materi yang akan disampaikan, selain itu juga dimaksudkan untuk mengetahui tingkat kemajuan dan ingatan peserta didik tentang materi yang telah diajarkan. 93 Ibid 46

63 b. Guru mata pelajaran Fikih sebelum menyampaikan materi yang akan diajarkan terlebih dahulu menerangkan beberapa hal yang berkaitan dengan materi yang akan diajarkan tersebut. c. Guru dalam menyampaikan materi Fikih menggunakan beberapa metode pembelajaran, metode tersebut antara lain : 1) Metode ceramah, metode ini digunakan untuk menyampaikan materi yang baru dan belum pernah diajarkan. Selain itu metode ini dimaksudkan untuk menarik perhatian peserta didik terhadap guru mata pelajaran. 2) Metode tanya jawab, metode ini digunakan oleh guru untuk menguji kemampuan peserta didik tentang apa yang telah diajarkan tapi juga dapat menguji materi yang akan diajarkan, dalam pelaksanaannya guru bisa bertanya dan peserta didik disuruh untuk menjawab ataupun sebaliknya seorang peserta didik diminta oleh guru untuk bertanya dan gurulah yang menjawab. 94 3) Metode diskusi, metode ini digunakan oleh guru untuk mengetahui tingkat kecerdasan peserta didik dan melatih peserta didik untuk berlatih syaring dengan teman sebayanya tentang suatu materi. Guru membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok, di mana setiap kelompok ditunjuk salah seorang untuk menjadi ketuanya, setelah itu seseorang yang telah ditunjuk sebagai ketua tersebut disuruh untuk menyampaikan apa yang telah diputuskan dalam diskusi tersebut. 4) Metode demonstrasi metode ini digunakan oleh guru untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk memperlihatkan bagaimana melakukan sesuatu pada peserta didik. 5) Metode resitasi dan pemberian tugas. Metode ini digunakan agar peserta didik selalu belajar di rumah. 95 d. Guru selalu menuntut peserta didik untuk selalu mengerjakan latihanlatihan soal yang telah ada dalam LKS. 94 Observasi dikelas pada tanggal 21 januari Observasi dikelas pada tanggal 28 januari

64 e. Yang terakhir guru melakukan tes atau penilaian terhadap proses belajar mengajar yang telah berlangsung. 96 Selain menggunakan beberapa metode dalam mengajar guru mata pelajaran Fikih di MTs Miftahul Falah juga menggunakan beberapa pendekatan, pendekatan tersebut antar lain : a. Keimanan, yang mendorong peserta didik untuk mengembangkan pemahaman dan keyakinan tentang adanya Allah SWT. sebagai sumber kehidupan. b. Pengamalan, mengondisikan peserta didik untuk mempraktekkan dan merasakan hasil-hasil pengamalan isi mata pelajaran Fikih dalam kehidupan sehari-hari. c. Pembiasaan, melaksanakan pembelajaran dengan membiasakan melakukan tata cara ibadah, bermasyarakat dan bernegara yang sesuai dengan materi pelajaran Fikih yang dicontohkan oleh para ulama. d. Rasional, usaha meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran Fikih dengan pendekatan yang memfungsikan rasio peserta didik, sehingga isi dan nilai-nilai yang ditanamkan mudah dipahami dengan penalaran. e. Emosional, upaya menggugah perasaan (emosi) peserta didik dalam menghayati pelaksanaan ibadah sehingga lebih terkesan dalam jiwa peserta didik. f. Fungsional, menyajikan materi Fikih yang memberikan manfaat nyata bagi peserta didik dalam kehidupan sehari-hari dalam arti luas. g. Keteladanan, yaitu pendidikan yang menempatkan dan memerankan guru serta komponen madrasah lainnya sebagai teladan; sebagai cerminan dari individu yang mengamalkan materi pembelajaran Fikih. Pendekatan lain yang juga digunakan guru dalam mengajar adalah pendekatan belajar Contextual Teaching And Learning atau yang biasa disebut dengan istilah CTL, yaitu konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata, serta 96 Ibid 48

65 mendorong peserta didik untuk membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dan aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari. Adapun langkah-langkah penggunaan pendekatan CTL adalah sebagi berikut : a. Mengembangkan sifat ingin tahu peserta didik dengan bertanya. b. Menciptakan belajar kelompok. c. Melakukan refleksi pada akhir pertemuan d. Melakukan penilaian yang memperhatikan tiga aspek yang dimiliki oleh peserta didik, yaitu aspek kognitif, afektif dan psikomotor Evaluasi pembelajaran Fikih Evaluasi/Penilaian dilakukan terhadap proses dan hasil belajar peserta didik berupa kompetensi yang mencakup pengetahuan, sikap dan keterampilan serta pengamalan. Standar yang digunakan oleh MTs Miftahul Falah dalam penilaian dapat dilihat dari keterlibatan peserta didik secara aktif, baik fisik, mental maupun sosial dalam proses pembelajaran. Penilaian secara kognitif yang dilakukan oleh guru mata pelajaran Fikih di MTs Miftahul Falah dilaksanakan dengan adanya pretes, postes dan ulangan harian. Dalam melaksanakan Evaluasi/ penilaian Guru mata pelajaran Fikih di MTs Miftahul Falah menilai seorang peserta didik dari tiga Ranah, ranah tersebut antara lain : a. Ranah Kognitif Penilaian pada aspek ini dilakukan dengan cara tes tertulis, tes secara lisan, ulangan harian dan lain-lain. Seperti tes ulangan harian, ujian tengah semester dan ujian akhir semester. Apabila dalam ulangan harian, ujian tengah dan akhir semester peserta didik tidak mampu mencapai ketuntasan belajar, maka dilakukan remedi agar peserta didik dapat mencapai ketuntasan belajar, di mana KKM (kriteria ketuntasan minimum) untuk mata pelajaran Fikih adalah 7,0. 97 Hasil Wawancara dengan Guru Mata Pelajaran Fikih, Bapak Nur Hadi pada Tanggal 28 Januari

66 b. Ranah Afektif Kriteria yang dinilai dalam ranah ini meliputi : 1) Kehadiran 2) Kerajinan 3) Kedisiplinan 98 c. Ranah Psikomotor Penilaian pada ranah ini dilakukan dengan cara melihat dan mengobservasi ketepatan dan semangat peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran. Misalnya guru ketika menggunakan metode ceramah maka perhatian dan keantusiasan peserta didik menjadi salah satu aspek penilaian dalam ranah ini. Ketika peserta didik kurang paham dengan apa yang telah disampaikan oleh guru dan dia pun bertanya maka keberanian peserta untuk mengungkapkan ketidakpahamannya itu menjadi salah satu nilai plus baginya. Juga sebaliknya ketika guru memberi pertanyaan kepada peserta didik, maka ketepatan menjawab yang dilakukan oleh peserta didik dalam menjawab pertanyaan tersebut juga menjadi salah satu nilai tambah bagi dirinya. 99 Penilaian berbasis kelas terhadap ketiga ranah tersebut dilakukan secara proporsional sesuai dengan karakteristik materi pembelajaran dengan mempertimbangkan tingkat perkembangan peserta didik serta bobot setiap aspek dari setiap materi. Evaluasi diawali dengan tes awal yaitu untuk mengetahui mutu atau isi pelajaran yang telah diketahui oleh peserta didik. Selain itu dalam proses pembelajaran, seorang guru juga melaksanakan tes formatif untuk mengetahui hasil pembelajaran yang telah berlangsung.. Berdasarkan data yang kami peroleh guru mata pelajaran Fikih melaksanakan evaluasi pembelajaran dalam beberapa tahap, yaitu dimulai dengan ulangan harian, 98 Dokumentasi Rapor Kelas VII MTs Miftahul Falah Sambirejo Wirosari Grobogan. 99 Ibid 50

67 dilanjutkan dengan ulangan tengah semester dan yang terakhir ulangan umum ibid 51

68 BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI KTSP PADA MATA PELAJARAN FIKIH KELAS VII DI MTS MIFTAHUL FALAH DAN PROBLEMATIKANYA SERTA SOLUSINYA A. Analisis Implementasi KTSP Mata pelajaran Fikih 1. Analisis Kurikulum KTSP di MTs Miftahul Falah Kurikulum merupakan faktor terpenting dalam pendidikan, karena kurikulum sebagai alat untuk mengarahkan segala bentuk aktivitas pendidikan demi tercapainya tujuan-tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan tidak akan tercapai dengan maksimal apabila kurikulum yang disusun tidak terlaksana dengan baik. Pelaksanaan kurikulum menjadi hal yang sangat penting karena menjadi tolok ukur keberhasilan kurikulum itu sendiri. Dengan demikian pelaksanaan kurikulum di madrasah merupakan hal yang tak dapat ditinggalkan demi tercapainya tujuan pendidikan seperti termuat dalam kurikulum itu sendiri. Bila kurikulum yang disusun sudah baik dan dilaksanakan dengan baik pula maka tidak heran bila tujuan pendidikan akan tercapai dengan baik pula. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan merupakan satu terobosan kurikulum, di mana satuan pendidikan diberi kebebasan untuk menyusun dan mengembangkan sendiri kurikulum di madrasahnya. Pemerintah dalam hal ini BSNP hanya menetapkan acuan untuk penyusunan yang pengembangannya diserahkan langsung pada sekolah atau madrasah. Dengan demikian sekolah/madrasah mempunyai kewajiban untuk mengembangkan kurikulum dan pembelajaran serta sistem evaluasinya agar dapat mengimplementasikan KTSP dengan baik. KTSP di MTs Miftahul Falah ditandai dengan adanya, 1) Tujuan kurikulum KTSP di MTs Miftahul Falah yaitu untuk meningkatkan kompetensi peserta didik dengan pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik lingkungan sekitar madrasah, 2) Landasan KTSP di MTs 52

69 Miftahul Falah, 3) Prinsip pengembangan KTSP di MTs Miftahul Falah, 4) Komponen KTSP di MTs Miftahul Falah. KTSP di MTs Miftahul Falah secara keseluruhan sudah baik. Akan tetapi masih perlu adanya perbaikan-perbaikan yang harus dilakukan oleh kepala madrasah maupun guru. Agar KTSP ini dapat diimplementasikan secara maksimal maka perlu adanya kerja sama dari semua pihak. Di MTs Miftahul Falah keterlibatan orang tua peserta didik dan masyarakat sekitar menjadi salah satu faktor penting dalam melaksanakan KTSP, karena kita tahu bahwa KTSP disusun dan dikembangkan sesuai dengan potensi, karakteristik budaya masyarakat sekitar madrasah. Maka tidak heran peran masyarakat sekitar juga sangat penting dalam implementasi KTSP. 2. Analisis Implementasi KTSP Pada Mata Pelajaran Fikih. Implementasi kurikulum merupakan proses aktualisasi kurikulum itu sendiri menjadi satu kegiatan nyata yang dilaksanakan oleh guru dan peserta didik. Implementasi kurikulum berarti proses untuk melaksanakan ide, program atau seperangkat aktivitas baru, dengan harapan orang lain dapat menerima dan melakukan perubahan. Ini berarti guru memegang peranan yang sangat penting dalam mengimplementasikan kurikulum. Betapapun indah dan bagusnya tujuan atau cita-cita pendidikan yang tertuang dalam kurikulum formal, tetapi hasilnya sangat tergantung pada apa yang dilakukan oleh guru dan peserta didik dalam kelas. Maka dari itu, implementasi kurikulum dipandang sebagai bagian yang tak terpisahkan dari pengembangan kurikulum itu sendiri. Proses implementasi kurikulum KTSP pada mata pelajaran Fikih di MTs Miftahul Falah ditandai dengan beberapa hal yang dilaksanakan oleh guru dalam melaksanakan pembelajaran, sebelum guru melaksanakan pembelajaran guru terlebih dahulu menyusun seperangkat persiapan untuk mengajar. Seperti membuat prota, promes, RPP, Silabus yang semua itu disesuaikan dengan kalender pendidikan yang telah disusun bersama oleh kepala madrasah dan tim musyawarah guru. 53

70 Pada dasarnya Penerapan KTSP memungkinkan para guru untuk merencanakan, melaksanakan, dan menilai kurikulum serta hasil belajar peserta didik dalam mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar, sebagai cermin penguasaan dan pemahaman terhadap apa yang mereka pelajari. Oleh karena itu peserta didik perlu mengetahui kriteria pencapaian kompetensi yang akan dijadikan standar penilaian hasil belajar, sehingga mereka dapat mempersiapkan diri melalui penguasaan terhadap sejumlah kompetensi, sebagai persyaratan melanjutkan penguasaan kompetensi berikutnya. Kriteria tersebut biasanya dikembangkan berdasarkan tujuan dan indikator kompetensi dasar yang harus dikuasai. Dalam implementasi KTSP mata pelajaran Fikih, madrasah mempunyai otonomi yang luas dalam menyusun dan merumuskan materi yang akan diajarkan. Kita tahu bahwa salah satu ciri dari KTSP adalah memberi otonomi yang seluas-luasnya kepada satuan pendidikan untuk menyusun dan mengembangkan kurikulum sesuai dengan potensi, karakteristik daerah, kondisi sosial masyarakat setempat di mana satuan pendidikan itu berada. Maka tidak heran ketika satuan pendidikan dituntut untuk bisa memaksimalkan potensi yang ada di sekitarnya. 3. Analisis Proses pembelajaran Fikih Pembelajaran adalah proses untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah dirumuskan. Tujuan akan menjadi acuan dan tolok ukur keberhasilan proses pengajaran serta merupakan gambaran tentang perilaku yang diharapkan yang akan tercapai oleh peserta didik setelah mengikuti proses pengajaran. Pembelajaran Fikih diarahkan untuk mengantarkan peserta didik agar dapat memahami pokok-pokok hukum Islam dan tata cara pelaksanaannya untuk diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari sehingga menjadi muslim yang selalu taat menjalankan syariat Islam secara kaffah (sempurna). Maka dari itu pembelajaran Fikih sebenarnya tidak cukup hanya di kelas saja, karena pembelajaran Fikih hanya dua jam dalam seminggu, ini tidak akan cukup untuk membentuk pribadi peserta didik menjadi seorang muslim yang taat menjalankan syariat Islam secara 54

71 kaffah. Orang tua di rumah juga menjadi faktor yang penting kaitannya dengan hasil pembelajaran yang diperoleh oleh peserta didik. Proses pembelajaran Fikih di MTs Miftahul Falah paling tidak sudah memperlihatkan kesungguhan guru untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan, ini terbukti sebelum guru mengajar guru harus membuat silabus dan RPP terlebih dahulu agar pembelajaran berlangsung dengan baik dan mencapai hasil yang memuaskan. Penyusunan RPP merupakan salah satu upaya yang dilakukan oleh guru agar pembelajaran berjalan sesuai skenario. Dalam pelaksanaan pembelajaran guru memberikan materi dari dasar secara bertahap, kemudian guru mengarahkan peserta didik untuk menyimpulkan materi yang telah dipelajari. Kesimpulan itu merupakan hasil yang telah dicapai siswa setelah mempelajari dan mempraktekkan suatu materi, dengan begitu siswa akan benar-benar menguasai materi dengan baik. Pembelajaran seperti ini sesuai dengan teori konstruktivisme di mana secara bertahap peserta didik dituntut untuk menemukan sendiri kesimpulan dari materi yang telah diajarkan. Metode yang digunakan oleh guru mata pelajaran Fikih dalam mengajarkan materi sudah variatif, seperti yang tercantum dalam bab tiga seperti metode diskusi, ceramah, demonstrasi dan tanya jawab. walaupun hanya beberapa metode saja yang dapat diterapkan oleh guru dalam menyampaikan materi Fikih. Akan tetapi setidaknya metode yang digunakan sudah variatif sehingga siswa tidak bosan dalam melaksanakan pembelajaran. Dalam proses pembelajaran selain guru menggunakan metode yang variatif, guru juga menggunakan pendekatan-pendekatan dalam pembelajaran. Pendekatan tersebut meliputi : keimanan, pengalaman, pembiasaan, rasional, emosional, fungsional, keteladanan. Selain pendekatan di atas guru juga menggunakan pendekatan yang dinamakan pendekatan Contextual Teaching and Learning atau biasa disebut dengan pendekatan CTL, yaitu konsep belajar yang membantu guru mengaitkan 55

72 antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata, serta mendorong peserta didik untuk membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dan aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari. Pendekatan pembelajaran menjadi sangat penting bagi guru untuk dapat melaksanakan pembelajaran dengan baik. Apabila pendekatan di atas dilaksanakan dengan baik maka barang tentu pembelajaran akan berhasil dengan baik pula. Pendekatan CTL merupakan pendekatan yang sangat tepat dengan pembelajaran Fikih, di mana pendekatan ini bertujuan agar peserta didik mampu untuk mengaitkan apa yang mereka pahami dari materi yang telah disampaikan oleh guru dengan kehidupan sehari- hari mereka. Kita tahu bahwa memang meteri Fikih ditujukan agar peserta didik dapat memahami pelajaran dan mempraktekkannya dalam keseharian mereka seperti materi melakukan thaharah, Salat wajib dll. Jadi guru hanya perlu menekankan betapa pentingnya materi Fikih ini untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari peserta didik. 4. Analisis Evaluasi pembelajaran Fikih Evaluasi/Penilaian merupakan salah satu komponen sistem pengajaran, pengembangan alat evaluasi merupakan bagian integral dalam pengembangan sistem pembelajaran. Penilaian berfungsi untuk memonitor keberhasilan proses belajar mengajar dan juga berfungsi memberikan umpan balik guna perbaikan dan pengembangan proses belajar mengajar lebih lanjut. Sebagai alat penilai hasil pencapaian tujuan dalam pengajaran, evaluasi harus dilakukan secara terus menerus. Karena evaluasi itu untuk menentukan tingkat keberhasilan belajar dan juga sebagai umpan balik dari proses belajar mengajar yang dilaksanakan, maka kemampuan guru dalam menyusun alat penilaian dan melaksanakan evaluasi merupakan bagian dari kemampuan menyelenggarakan proses belajar mengajar secara keseluruhan. Cara yang digunakan oleh guru Fikih di MTs Miftahul Falah dalam mengambil nilai dengan mempertimbangkan tiga ranah yang ada pada peserta didik, ranah tersebut meliputi: ranah Kognitif, ranah Afektif dan 56

73 ranah Psikomotorik. Penilaian yang dilakukan oleh guru Fikih dengan mempertimbangkan ketiga ranah tersebut menjadi hal sangat baik, walaupun dalam pelaksanaannya masih ada beberapa kendala yang dihadapi oleh guru. Ini dikarenakan sedikit sekali waktu yang tersedia bagi guru untuk dapat memonitor peserta didiknya secara holistik, maka penilaian yang dilakukan oleh Guru mata pelajaran Fikih yang persennya paling banyak tentunya dari aspek kognitif, karena aspek inilah yang mudah sekali untuk diketahui. Selanjutnya penilaian itu disusun sebagai laporan perkembangan peserta didik baik bagi guru, orang tua, maupun peserta didik itu sendiri. Bagi peserta didik yang belum mencapai KKM (kriteria ketuntasan minimum) maka diadakan remedi agar peserta didik mampu mencapai nilai minimum yang telah ditentukan oleh guru, sebaliknya bagi peserta didik yang telah mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan maka peserta didik dapat melanjutkan ke materi selanjutnya. Evaluasi sebenarnya tidak boleh hanya dengan mengukur kemampuan peserta didik dari segi kognitifnya saja. Akan tetapi lebih dari pada itu sikap/tingkah laku peserta didik seharusnya juga menjadi faktor terpenting dalam mengambil nilai. B. Problematika Implementasi KTSP Pada mata pelajaran Fikih Kelas VII di MTs Miftahul Falah Sambirejo Wirosari Grobogan dan upaya pemecahannya. 1. Problematika Implementasi KTSP Mata Pelajaran Fikih Kelas VII di MTs Miftahul Falah. Dari data-data yang diperoleh baik itu dari wawancara, 101 observasi maupun dari dokumentasi yang penulis peroleh, dapat penulis analisis beberapa problem yang dihadapi oleh MTs Miftahul Falah dalam 101 Wawancara yang dilakukan dengan Kepala Sekolah, Waka Kurikulum dan Guru Mata Pelajaran Fikih di MTs Miftahul Falah selama penelitian di sana. 57

74 melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan mata pelajaran Fikih kelas VII. Problem-problem tersebut antara lain : a. Banyaknya peserta didik dalam satu kelas. Dalam KTSP sangat menekankan pembelajaran yang mengedepankan kompetensi peserta didik. Kemampuan peserta didik sangat diperhatikan satu per satu secara seksama. Karena dalam KTSP idealnya satu kelas tidak lebih dari 32 peserta didik. Akan tetapi di MTs Miftahul Falah jumlah peserta didik dalam satu mencapai 44 peserta didik. b. Guru kurang paham tentang KTSP. Guru adalah salah satu faktor terpenting dalam implementasi kurikulum, karena gurulah yang menyampaikan materi kurikulum yang telah disusun. Umumnya guru masih berpedoman pada kurikulum yang lama, banyak guru yang belum tahu tentang pembelajaran sistem KTSP. Ini terbukti ketika penulis melakukan observasi di kelas, dalam mengajar guru masih cenderung memaksakan target ajar bukan kemampuan peserta didik. Padahal dalam KTSP kompetensi peserta didik menjadi hal utama yang harus diperhatikan. Selain itu metode pembelajaran yang digunakan masih terbatas pada metode pembelajaran klasik seperti ceramah, tanya jawab dan pemberian tugas. Guru belum menggunakan model pembelajaran KTSP seperti model pembelajaran PAIKEM (pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan). Ketidakpahaman guru tentang bentuk-bentuk pembelajaran KTSP maka akan berdampak pula hasil belajar peserta didik. c. Sarana prasarana yang masih kurang dalam mendukung implementasi KTSP. Sarana dan prasarana ini meliputi media pembelajaran, bahan ajar, ruang bengkel kerja, ruang unit produksi dll. Sarana dan prasarana merupakan hal yang sangat mendukung dalam pembelajaran, kaitannya dengan implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Implementasi KTSP pada mata pelajaran Fikih. Sesuai data yang kami peroleh, sarana prasarana yang ada di MTs Miftahul Falah sangat kurang memadai untuk mengimplementasikan KTSP. 58

75 Sarana yang kurang antara lain: alat untuk mengajar seperti alat peraga. Kurangnya media pembelajaran seperti media elektronik seperti (televisi, CD, radio, LCD) dll. Kurangnya bahan ajar, seperti buku yang menunjang untuk pembelajaran masih kurang sekali, di perpustakaan buku yang tersedia sangat terbatas bila di bandingkan dengan jumlah peserta didik yang ada di sana. Prasarana perlu di tambah adalah ruang perpustakaan, ruang perpustakaan di MTs Miftahul Falah masih satu ruang dengan ruang TU, ruang bengkel kerja, tempat berkreasi, instalasi daya dan jasa. Karena dalam standar sarana prasarana pasal 42 disebutkan, "Setiap satuan pendidikan wajib memiliki prasarana yang meliputi lahan ruang kelas, ruang pimpinan satuan pendidikan, ruang pendidik, ruang tata usaha, ruang perpustakaan, ruang laboratorium, ruang bengkel kerja, ruang unit produksi, ruang kantin, instalasi daya dan jasa, tempat berolahraga, tempat ibadah, tempat bermain, tempat berekreasi, dan ruang/tempat lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan". d. Waktu yang tersedia dalam pembelajaran Fikih masih kurang, Penerapan KTSP yang merekomendasikan pengurangan jam pelajaran akan berdampak pada berkurangnya waktu yang tersedia bagi peserta didik untuk belajar di kelas, padahal dalam pembelajaran KTSP diharapkan dapat menciptakan pembelajaran secara tuntas (mastery learning). Dulu pembelajaran Fikih 2 jam dalam satu minggu yang kira-kira waktu pembelajarannya 90 menit, karena dalam KTSP ada pengurangan jam pelajaran, di mana satu jam pelajaran yang dulu itu 45 menit menjadi 40 menit. Maka ketika jam pelajaran Fikih itu dalam satu minggu 2 jam pelajaran maka waktu yang tersedia hanya 80 menit. Ini bisa dibayangkan dengan banyaknya materi yang harus diajarkan dan kompetensi yang harus dikuasai oleh siswa maka waktu 80 menit dalam satu minggu tentu tidak akan cukup. 59

76 e. Orang tua peserta didik dan masyarakat sekitar madrasah masih kurang perhatian terhadap madrasah. Dalam KTSP masyarakat merupakan salah satu komponen yang mendukung dalam pengembangan kurikulum. Masyarakat di sekitar madrasah diharapkan ikut serta secara aktif dalam mengambil keputusan penyusunan, pengembangan dan mengontrol kurikulum yang telah diterapkan. Akan tetapi masyarakat di sekitar MTs Miftahul Falah kurang antusias dalam menjalankan tugasnya sebagai pendukung dari implementasi KTSP. karena dalam KTSP peran masyarakat dan orang tua peserta didik merupakan salah satu ciri yang membedakan dengan kurikulumkurikulum sebelumnya. 2. Upaya pemecahan problematika Implementasi KTSP di MTs Miftahul Falah Dari beberapa Problematika di atas dapat peneliti tawarkan beberapa solusi yang dapat dilaksanakan untuk mengatasi masalah yang ada, solusi tersebut antara lain : a. Hendaknya pihak madrasah lebih banyak lagi menyediakan ruang kelas untuk pembelajaran peserta didik, agar peserta didik dapat belajar dengan nyaman. Dengan cara kepala sekolah mengajukan proposal kepada pemerintah atau Dinas pendidikan setempat untuk penambahan lokal/kelas. Dengan adanya tambahan kelas untuk belajar maka guru akan lebih mudah mengetahui kemampuan peserta didik satu-persatu bila jumlah peserta didik dalam satu kelas tidak terlalu banyak. b. Guru harus lebih banyak lagi mengikuti pelatihan-pelatihan mengenai KTSP, bagaimana model pembelajaran KTSP, penilaian KTSP dan hal lain yang berhubungan dengan KTSP. Karena guru adalah salah satu pilar penting dalam implementasi kurikulum. Gurulah yang nantinya akan merealisasikan apa yang telah disusun dalam kurikulum ke dalam pembelajaran. Dari pembelajaran inilah akan menghasilkan output yang sesuai dengan tujuan pendidikan atau tidak. Maka dari itu 60

77 peningkatan kemampuan dan SDM guru mutlak diperlukan agar kurikulum yang telah disusun dapat dilaksanakan dengan baik. Selain itu hendaknya pemerintah setempat juga lebih giat lagi dalam menyosialisasikan KTSP di madrasah-madrasah, agar guru lebih siap untuk mengimplementasikan KTSP. c. Pihak madrasah seharusnya lebih banyak lagi menyediakan sarana prasarana untuk menunjang implementasi KTSP di madrasahnya. Agar pembelajaran dapat berjalan dengan lancar dan mendapat hasil yang maksimal. Sarana yang perlu ditambah seperti penambahan alat peraga dalam pembelajaran, media elektronik (LCD, komputer, televisi, dll), dan media pembelajaran lainnya serta bahan atau buku-buku yang menunjang dalam pembelajaran mata pelajaran Fikih. Prasarana yang perlu ditambah yaitu ruang perpustakaan, seharusnya perpustakaan dibuat terpisah dengan ruang TU, ruang bengkel kerja, tempat berekreasi, instalasi daya dan jasa. Semua itu bisa dimulai dengan penambahan sarana terlebih dahulu yang lebih mudah untuk direalisasikan. Setelah itu pihak madrasah dapat ruang-ruang yang belum ada. Pihak madrasah dapat mengajukan bantuan kepada pemerintah/dinas pendidikan setempat dalam rangka menambah sarana dan prasarana yang ada. d. Perlu adanya tambahan jam untuk mempelajari mata pelajaran Fikih. Guru sebagai pengajar dapat mengadakan les atau jam tambahan setelah jam pelajaran. Hal lain yang dapat dilakukan oleh guru adalah dengan cara memberi tugas dan PR kepada peserta didik agar dikerjakan di rumah. Orang tua peserta didik di rumah juga perlu mengontrol anak-anaknya agar lebih banyak belajar di rumah karena hakikatnya pembelajaran tidak terbatas hanya di ruang kelas saja. e. Masyarakat dan orang tua peserta didik perlu dikenalkan dengan kurikulum KTSP, agar nantinya masyarakat dan orang tua peserta didik dapat terlibat secara aktif untuk mengembangkan dan mengawasi KTSP. Dengan cara mengajak masyarakat dan orang tua peserta didik 61

78 . untuk bermusyawarah bersama dengan pihak madrasah guna menyusun dan melaksanakan serta mengontrol kurikulum. Potensi dan karakteristik budaya yang ada di lingkungan sekitar madrasah dapat dikembangkan dengan cara memasukkan dalam salah satu struktur muatan kurikulum. 62

79 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari pembahasan Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada mata pelajaran Fikih dan problematikanya yang telah peneliti jelaskan, dapat peneliti simpulkan dua hal : 1. Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada mata pelajaran Fikih kelas VII di MTs Miftahul Falah meliputi : materi mata pelajaran Fikih, metode pembelajaran Fikih, Pendekatan dan penilaian (hasil dan proses) pembelajaran Fikih. Selain itu sebelum melaksanakan pembelajaran. Guru mata pelajaran Fikih juga menyusun terlebih dahulu beberapa perencanaan pembelajaran, yang meliputi : a) program tahunan, b) program semesteran, c) silabus dan RPP, d) dan kalender pendidikan. 2. Problematika yang dihadapi dalam melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada mata pelajaran Fikih antara lain : a) Banyaknya peserta didik dalam satu kelas. b) Minimnya pengetahuan guru tentang KTSP, c) Kurangnya sarana prasarana yang mendukung dalam implementasi KTSP seperti ruang perpustakaan, ruang unjuk kerja dan lahan rekreasi, d) Sedikitnya perhatian orang tua peserta didik dan masyarakat kepada madrasah, e) Kurangnya waktu yang tersedia dalam pembelajaran Fikih dalam sistem KTSP. B. Saran-saran Saran yang dimaksud adalah sebagai bahan pertimbangan bagi semua pihak dalam rangka perbaikan dan penyempurnaan implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada mata pelajaran Fikih di MTs Miftahul Falah Sambirejo Wirosari Grobogan. Agar nantinya pelaksanaan KTSP bisa berjalan dengan baik tanpa halangan. Saran-saran tersebut antara lain : 63

80 1. Peneliti menghimbau kepada pihak MTs Miftahul Falah hendaknya mau melengkapi sarana prasarana yang digunakan sehingga dapat mendukung berlangsungnya proses belajar mengajar dengan baik. 2. Peneliti juga menghimbau kepada pihak MTs Miftahul Falah agar lebih mempersiapkan guru-gurunya dalam pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Agar dalam pelaksanaannya tidak ada kesenjangan dengan perencanaan yang ada. 3. Untuk pihak yayasan agar lebih memikirkan tentang kesejahteraan gurugurunya sehingga akan memperlancar kegiatan pembelajaran pula. 4. Kepada pihak yang lebih berkompeten agar selalu mengontrol terhadap pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan di madrasah. Demikian kesimpulan dan saran-saran yang penulis sampaikan. Semoga untuk selanjutnya akan menjadi lebih baik. C. Penutup Dengan membaca Alhamdulillah, segenap puji dan syukur hanya kepada Allah, seiring dengan itu shalawat dan salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW. Dengan karunia dan rahmat-nya peneliti dengan segala kekurangan dan keterbatasan telah menyusun skripsi ini. Peneliti telah berupaya semaksimal mungkin menyusun skripsi ini dengan tentu saja dihadapkan oleh berbagai kendala, namun kendala itu lebih dominan sebagai akibat keterbatasan logika pemikiran dalam meneliti dan membandingkan atau mendeskripsikan apa yang tersurat dan tersirat dalam judul skripsi tersebut. Menyadari keadaan tersebut, peneliti berharap segala kekurangannya hendaklah dianggap sebagai awal dari sebuah usaha untuk menuju atau setidak-tidaknya menghampiri kata sempurna. Penulis sangat mengharapkan kritik konstruktif dari semua pihak, guna perbaikan dan penyempurnaan terhadap kekurangan dan kelemahannya. Pada akhirnya 64

81 penulis berharap dengan segala kekurangan skripsi ini dapat bermanfaat dalam menambah khazanah pemikiran Islam. 65

82 DAFTAR PUSTAKA Adnan, Latif Muhammad Dalam Konvensi Nasional Pendidikan Indonesia, Kurikulum Untuk Abad ke-21, (Jakarta: Grasindo, 1994). Alex MA. Kamus Ilmiah Popular Kontemporer, (Surabaya: Karya Harapan, 2005). Ali, Hery Noer, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : PT Logos Wacana Ilmu, 1999). Ali, Muhammad, Pengembangan Kurikulum di Sekolah, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2008)., Strategi Penelitian Pendidikan, (Bandung: Angkasa, 1993) Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 1996). Badan Standar Nasional Pendidikan, Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar Dan Menengah, (Jakarta : 2006). Dakir, Prof, Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum, (Jakarta: PT Asdi Mahasatya, 2004). Dawam, Ainurrafiq dan Ahmad Ta'arifin, Manajemen Madrasah Berbasis Pesantren (Bandung : Listafariska Putra, 2005). Derektorat Pembinaan Perguruan Tinggi Agama Islam, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Jakarta : 1982). Departemen Agama, Al-Qur'an dan Terjemahannya, (Bandung: Diponegoro, 2004). Departemen Agama RI, Standar Kompetensi Madrasah Tsanawiyah, (Jakarta: Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam Jakarta, 2004). Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia, Peratuaran Pemerintah Republik Indonesia No. 19 tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan, (Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia, 2005). Djamarah, Syaiful Bahri Guru dan Anak Didik {Dalam Interaksi edukatif), (Jakarta: PT. Aneka Cipta, 2000). Khalaf, Abdul Wahab, Ushulul Fiqh (Terj), (Bandung: Gema Risalah pres 1996). 66

83 Hamalik, Oemar., Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, (Bandung: Citra Aditya Bakti, 1990). Hasbi Ash-Shiddieqy, Teungku Muhammad, Pengantar Hukum Islam (Semarang : Pustaka Rizki Putra, 1997). Idi, Abdullah Pengembangan Kurikulum Teori Dan Praktek, (Jakarta, Media Pratama, 1999). J. Moleong Lexy, M.A, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2002). Junaedi Mahfud dan Khaeruddin Dkk, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Konsep Dan Implementasinya di Madrasah, (Jogjakarta: Pilar Media, 2007). Muhaimin, Dkk,,Pengembangan Model Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Pada Sekolah Dan Madrasah, (Jakarta : PT Rajagrafindo Persada, 2008). Mulyasa, E. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Bandung PT Remaja Rosda Karya, 2007). Muslih, Mansur KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi Dan Kontekstual, (Jakarta: Sinar Grafika Offset, 2008). Nana Sujdana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algesindo, Cet IV, 2000). Nata, Abudin, Metodologi Studi Islam, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004). Nurdin, Syafrudin M.Pd. Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum, (Jakarta: Quantum Teaching, 2005). Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 20 tentang Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab Di Madrasah, Pratt, David, Design and Development Curriculum, (New York: Harcourt Brace Javanovich Publishers, 1980). Purwanto, M Ngalim Prinsip-Prinsip Teknik Evaluasi Pengajaran (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2001). 67

84 Pusat Pembinaan Dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005). Rofiq, Ahmad, Pembaharuan Hukum Islam di Indonesia, (Yogyakarta: Gama Media, 2001). Saoddih, Nana, Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum: Teori dan Praktek, (Bandung:: Remaja Rosdakarya, 1999). SM Ismail, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, (Semarang: RaSAIL Media Group 2008). Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan; Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2008). Susilo, Djoko, Muhammad, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Manajemen Pelaksanaan Dan Kesiapan Sekolah Menyongsongnya, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007). Syukur, Fatah, Dinamika Madrasah Dalam Masyarakat Industri, (Semarang, PKPI2-PMDC, 2003). Tafsir, Ahmad, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1994). Thoha, M. Chabib M.A, Teknik Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1996). Usman, M. Basyiruddin Metodologi Pembelajaran Agama Islam, (Jakarta: Ciputra Pres, 2002). Www. Rekap Depag. Php. Htm. 23, Mei Zakariya, Abi Yahya Fathul Wahab, Juz 1, (Surabaya: Darkutub Islam, T. th.) 68

85 DAFTAR RIWAYAT HIDUP Nama : Kustanto Tempat/tanggal lahir : Grobogan, 26 Oktober 1986 Alamat : Sambirejo RT 04 RW 05 Wirosari Grobogan Pendidikan Formal SD Negeri 2 Sambirejo lulus tahun 1999 MTs Suniyah Selo lulus tahun 2002 MAN Purwodadi lulus tahun 2005 IAIN Walisongo Semarang angkatan 2005 Pendidikan Non-Formal Pondok Pesantren Al-Faqih lulus tahun 2002 Pondok Pesantren Al-Masyhuri lulus tahun

86 Suasana Belajar mengajar di MTs Mifathul Falah 70

87 Gedung sekolah MTs Miftahul Falah 71

88 Masjid MTs Miftahul Falah 72

89 73

PROBLEMATIKA IMPLEMENTASI KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN PADA MATA PELAJARAN FIKIH KELAS VII DI MTS MIFTAHUL FALAH SAMBIREJO WIROSARI GROBOGAN

PROBLEMATIKA IMPLEMENTASI KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN PADA MATA PELAJARAN FIKIH KELAS VII DI MTS MIFTAHUL FALAH SAMBIREJO WIROSARI GROBOGAN PROBLEMATIKA IMPLEMENTASI KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN PADA MATA PELAJARAN FIKIH KELAS VII DI MTS MIFTAHUL FALAH SAMBIREJO WIROSARI GROBOGAN SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PAIKEM STRATEGI INDEX CARD MATCH DAN SMALL GROUP DISCUSSION PADA MATA PELAJARAN QUR AN HADITS

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PAIKEM STRATEGI INDEX CARD MATCH DAN SMALL GROUP DISCUSSION PADA MATA PELAJARAN QUR AN HADITS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PAIKEM STRATEGI INDEX CARD MATCH DAN SMALL GROUP DISCUSSION PADA MATA PELAJARAN QUR AN HADITS ( Studi Pada Kelas VII MTs Asy-Syafi iyyah Jatibarang-Brebes ) SKRIPSI

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI MODEL PENDIDIKAN PESANTREN BERBASIS AKHLAK PLUS WIRAUSAHA DI PESANTREN DAARUT TAUHIID BANDUNG

IMPLEMENTASI MODEL PENDIDIKAN PESANTREN BERBASIS AKHLAK PLUS WIRAUSAHA DI PESANTREN DAARUT TAUHIID BANDUNG IMPLEMENTASI MODEL PENDIDIKAN PESANTREN BERBASIS AKHLAK PLUS WIRAUSAHA DI PESANTREN DAARUT TAUHIID BANDUNG SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) a. Pengertian KTSP Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KTSP. A. Rasional

PENGEMBANGAN KTSP. A. Rasional PENDAHULUAN Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggara kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan

Lebih terperinci

FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG

FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN AL-QUR AN HADITS PADA SISWA KELAS VIII SEMESTER 1 MADRASAH TSANAWIYAH RAUDLATUL MA ARIF JUWANA PATI TAHUN PELAJARAN

Lebih terperinci

STUDI KORELASI MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN FIKIH SISWA KELAS VIII SEMESTER GASAL DI

STUDI KORELASI MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN FIKIH SISWA KELAS VIII SEMESTER GASAL DI STUDI KORELASI MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN FIKIH SISWA KELAS VIII SEMESTER GASAL DI MTs TARBIYATUL ISLAMIYAH KLAKAHKASIHAN GEMBONG PATI TAHUN PELAJARAN 2010/2011 SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

Oleh: NUR AZIZ NIM :

Oleh: NUR AZIZ NIM : PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA PADA PEMBELAJARAN MAPEL AQIDAH AKHLAK ( STUDI PADA KELAS VII SEMESTER II SMP NUDIA SEMARANG TAHUN AJARAN 2010/2011)

Lebih terperinci

DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1

DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1 PANDUAN PENYUSUNAN KTSP DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1 LANDASAN UU No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Permendiknas No.

Lebih terperinci

OPTIMALISASI MANAJEMEN PERPUSTAKAAN DALAM MENINGKATKAN MINAT BACA SISWA DI MAN KENDAL

OPTIMALISASI MANAJEMEN PERPUSTAKAAN DALAM MENINGKATKAN MINAT BACA SISWA DI MAN KENDAL OPTIMALISASI MANAJEMEN PERPUSTAKAAN DALAM MENINGKATKAN MINAT BACA SISWA DI MAN KENDAL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam Dalam Program

Lebih terperinci

Oleh: AJI ABDUL MAJID NIM:

Oleh: AJI ABDUL MAJID NIM: PENDIDIKAN KARAKTER YANG TERKANDUNG DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DAN RELEVANSINYA DENGAN PENCAPAIAN KURIKULUM 2013 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan

Lebih terperinci

STUDI MANAJEMEN MUTU PENGAWAS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ROUDLOTUL ATHFAL/MADRASAH IBTIDAIYAH DI KABUPATEN BATANG

STUDI MANAJEMEN MUTU PENGAWAS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ROUDLOTUL ATHFAL/MADRASAH IBTIDAIYAH DI KABUPATEN BATANG STUDI MANAJEMEN MUTU PENGAWAS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ROUDLOTUL ATHFAL/MADRASAH IBTIDAIYAH DI KABUPATEN BATANG SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat Guna memperoleh gelar Sarjana Strata

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam. Oleh:

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam. Oleh: STUDI KOMPARASI ANTARA HASIL BELAJAR SISWA PROGRAM AKSELERASI DENGAN SISWA PROGRAM OLIMPIADE MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SMA NEGERI 1 SEMARANG TAHUN AJARAN 2013/2014 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

Lebih terperinci

Kurikulum SD Negeri Lecari TP 2015/ BAB I PENDAHULUAN

Kurikulum SD Negeri Lecari TP 2015/ BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran

Lebih terperinci

HUBUNGAN PEMAHAMAN MATA PELAJARAN FIQH DENGAN PENGAMALAN IBADAH PUASA RAMADHAN SISWA KELAS 3 MI NURUL HIKMAH KALIBUNTU LOSARI BREBES

HUBUNGAN PEMAHAMAN MATA PELAJARAN FIQH DENGAN PENGAMALAN IBADAH PUASA RAMADHAN SISWA KELAS 3 MI NURUL HIKMAH KALIBUNTU LOSARI BREBES HUBUNGAN PEMAHAMAN MATA PELAJARAN FIQH DENGAN PENGAMALAN IBADAH PUASA RAMADHAN SISWA KELAS 3 MI NURUL HIKMAH KALIBUNTU LOSARI BREBES SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

ANALISIS KESESUAIAN BUKU AJAR KELAS IV SD/MI TEMA PEDULI TERHADAP MAKHLUK HIDUP DENGAN KURIKULUM 2013

ANALISIS KESESUAIAN BUKU AJAR KELAS IV SD/MI TEMA PEDULI TERHADAP MAKHLUK HIDUP DENGAN KURIKULUM 2013 ANALISIS KESESUAIAN BUKU AJAR KELAS IV SD/MI TEMA PEDULI TERHADAP MAKHLUK HIDUP DENGAN KURIKULUM 2013 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan dalam Pendidikan

Lebih terperinci

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 dikemukakan kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peralihan sistim pemerintahan dari sentralisasi ke desentralisasi telah menjadikan perubahan paradigma berbagai unsur penyelenggaraan pemerintahan, termasuk pendidikan.

Lebih terperinci

STUDI TENTANG MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA DAN PERANANNYA DALAM MENINGKATAN MUTU GURU DI MTS NEGERI JEKETRO KABUPATEN GROBOGAN

STUDI TENTANG MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA DAN PERANANNYA DALAM MENINGKATAN MUTU GURU DI MTS NEGERI JEKETRO KABUPATEN GROBOGAN STUDI TENTANG MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA DAN PERANANNYA DALAM MENINGKATAN MUTU GURU DI MTS NEGERI JEKETRO KABUPATEN GROBOGAN SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata I dalam Ilmu Tarbiyah.

SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata I dalam Ilmu Tarbiyah. PENERAPAN METODE DEMONSTRASI DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FIQH KOMPETENSI DASAR MEMPRAKTIKKAN SHALAT TARAWIH DAN WITIR SISWA KELAS III SEMESTER II DI MI NU 01 ROWOBRANTEN KECAMATAN RINGINARUM

Lebih terperinci

MANAJEMEN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK DI MTS NU NURUL HUDA MANGKANG SEMARANG SKRIPSI

MANAJEMEN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK DI MTS NU NURUL HUDA MANGKANG SEMARANG SKRIPSI MANAJEMEN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK DI MTS NU NURUL HUDA MANGKANG SEMARANG SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat guna Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

PROFESIONALITAS GURU FIQIH DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI MTs DAN MA MIFTAHUL ULUM NGEMPLAK KECAMATAN MRANGGEN KABUPATEN DEMAK TAHUN AJARAN 2014

PROFESIONALITAS GURU FIQIH DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI MTs DAN MA MIFTAHUL ULUM NGEMPLAK KECAMATAN MRANGGEN KABUPATEN DEMAK TAHUN AJARAN 2014 PROFESIONALITAS GURU FIQIH DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI MTs DAN MA MIFTAHUL ULUM NGEMPLAK KECAMATAN MRANGGEN KABUPATEN DEMAK TAHUN AJARAN 2014 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KTSP PERT KE-11

PENGEMBANGAN KTSP PERT KE-11 PENGEMBANGAN KTSP PERT KE-11 A. PENGEMBANGAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan

Lebih terperinci

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO PROBLEM DAN SOLUSI PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KELAS XI PADA LEMBAGA PENDIDIKAN NONFORMAL PROGRAM KEJAR PAKET C DI PKBM BANGKIT NGALIYAN 2012/2013 SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu

Lebih terperinci

PENDIDIKAN KEPRIBADIAN MELALUI ILMU BELADIRI PENCAK SILAT

PENDIDIKAN KEPRIBADIAN MELALUI ILMU BELADIRI PENCAK SILAT PENDIDIKAN KEPRIBADIAN MELALUI ILMU BELADIRI PENCAK SILAT (Studi Pada Lembaga Beladiri Pencak Silat Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) Cabang Kota Semarang) SKRIPSI Disusun Guna Memenuhi Tugas dan Melengkapi

Lebih terperinci

ANALISIS STANDAR PROSES PEMBELAJARAN BIOLOGI KELAS VIII DI MTs MA ARIF ARROSYIDIN PABELAN PANCURANMAS SECANG MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

ANALISIS STANDAR PROSES PEMBELAJARAN BIOLOGI KELAS VIII DI MTs MA ARIF ARROSYIDIN PABELAN PANCURANMAS SECANG MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2012/2013 ANALISIS STANDAR PROSES PEMBELAJARAN BIOLOGI KELAS VIII DI MTs MA ARIF ARROSYIDIN PABELAN PANCURANMAS SECANG MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK PADA PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK MATERI IMAN KEPADA KITAB-KITAB ALLAH SWT MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW (Studi Tindakan Kelas di MTs

Lebih terperinci

EFEKTIFITAS METODE OBSERVASI LINGKUNGAN ALAM SEKITAR SEKOLAH TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI MATERI POKOK EKOSISTEM

EFEKTIFITAS METODE OBSERVASI LINGKUNGAN ALAM SEKITAR SEKOLAH TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI MATERI POKOK EKOSISTEM EFEKTIFITAS METODE OBSERVASI LINGKUNGAN ALAM SEKITAR SEKOLAH TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI MATERI POKOK EKOSISTEM (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas VII MTs. NU 08 Gemuh Kendal) SKRIPSI Diajukan untuk

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PENGELOLAAN LABORATORIUM BIOLOGI DALAM MENDUKUNG PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BIOLOGI DI MAN REMBANG

EFEKTIVITAS PENGELOLAAN LABORATORIUM BIOLOGI DALAM MENDUKUNG PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BIOLOGI DI MAN REMBANG EFEKTIVITAS PENGELOLAAN LABORATORIUM BIOLOGI DALAM MENDUKUNG PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BIOLOGI DI MAN REMBANG SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Efektivitas proses..., Hani Khotijah Susilowati, FISIP UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Efektivitas proses..., Hani Khotijah Susilowati, FISIP UI, Universitas Indonesia 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada awal abad XXI, dunia pendidikan di Indonesia menghadapi tiga tantangan besar. Tantangan pertama, sebagai akibat dari krisis ekonomi, dunia pendidikan dituntut

Lebih terperinci

MEKANISME ANALISA JAMINAN PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BPRS ASAD ALIF KANTOR KAS BOJA

MEKANISME ANALISA JAMINAN PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BPRS ASAD ALIF KANTOR KAS BOJA MEKANISME ANALISA JAMINAN PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BPRS ASAD ALIF KANTOR KAS BOJA TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Dalam Ilmu Perbankan SYARIAH

Lebih terperinci

PENGARUH NILAI TUGAS TERHADAP KEDISIPLINAN BELAJAR AKIDAH AKHLAQ SISWA KELAS V MI TERPADU NURUL ISLAM SEMARANG TAHUN AJARAN SKRIPSI

PENGARUH NILAI TUGAS TERHADAP KEDISIPLINAN BELAJAR AKIDAH AKHLAQ SISWA KELAS V MI TERPADU NURUL ISLAM SEMARANG TAHUN AJARAN SKRIPSI PENGARUH NILAI TUGAS TERHADAP KEDISIPLINAN BELAJAR AKIDAH AKHLAQ SISWA KELAS V MI TERPADU NURUL ISLAM SEMARANG TAHUN AJARAN 2013-2014 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Memperoleh

Lebih terperinci

MANAJEMEN KINERJA DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS GURU DI MA NAHDLATUL MUSLIMIN UNDAAN KUDUS. Skripsi

MANAJEMEN KINERJA DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS GURU DI MA NAHDLATUL MUSLIMIN UNDAAN KUDUS. Skripsi MANAJEMEN KINERJA DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS GURU DI MA NAHDLATUL MUSLIMIN UNDAAN KUDUS Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan dalam Ilmu Kependidikan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam KORELASI ANTARA KEMAMPUAN MEMBACA AL- QUR AN DENGAN KEMAMPUAN MENULIS HURUF AL-QUR AN SANTRI TPQ DARUSSALAM KELURAHAN KEMBANG ARUM KECAMATAN SEMARANG BARAT TAHUN 2011/2012 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

PENGEMBANGAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) PENGEMBANGAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) 1 1. Pengertian KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masingmasing satuan pendidikan 2 2. Landasan Pengembangan KTSP

Lebih terperinci

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN MADRASAH ALIYAH DAN MONEV PELAKSANAANNYA. Makalah

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN MADRASAH ALIYAH DAN MONEV PELAKSANAANNYA. Makalah KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN MADRASAH ALIYAH DAN MONEV PELAKSANAANNYA Makalah Disajikan pada kegiatan Workshop Monev Pelaksanaan KTSP MI, MTs, dan MA Angkatan I Tingkat Propinsi Jawa Barat pada

Lebih terperinci

SOLICHATUN NIM :

SOLICHATUN NIM : MODEL PEMBELAJARAN TGT (TIME GAMES TURNAMENT) DALAM UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PAI MATERI PUASA PADA PESERTA DIDIK KELAS V SD MUHAMMADIYAH SUKOREJO KABUPATEN KENDAL TAHUN PELAJARAN 2013/2014 SKRIPSI

Lebih terperinci

PENGARUH ETIKA BISNIS ISLAMI TERHADAP TINGKAT KUANTITAS PENJUALAN PRODUK PADA PERUSAHAAN AIR MINUM PT.BUYA BAROKAH KUDUS

PENGARUH ETIKA BISNIS ISLAMI TERHADAP TINGKAT KUANTITAS PENJUALAN PRODUK PADA PERUSAHAAN AIR MINUM PT.BUYA BAROKAH KUDUS PENGARUH ETIKA BISNIS ISLAMI TERHADAP TINGKAT KUANTITAS PENJUALAN PRODUK PADA PERUSAHAAN AIR MINUM PT.BUYA BAROKAH KUDUS SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

D S A A S R A R & & FU F N U G N S G I S PE P N E D N I D DI D KA K N A N NA N S A I S ON O A N L A

D S A A S R A R & & FU F N U G N S G I S PE P N E D N I D DI D KA K N A N NA N S A I S ON O A N L A UNDANG UNDANG NO. 20 TH.2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL Sosialisasi KTSP DASAR & FUNGSI PENDIDIKAN NASIONAL Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam Program Strata I (S1) Dalam Ilmu Tarbiyah

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam Program Strata I (S1) Dalam Ilmu Tarbiyah UPAYA MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN PAI MATERI POKOK ILMU TAJWID MELALUI METODE DRILL KELAS VII G DI SMP NEGERI 1 KRAGAN, REMBANG TAHUN PELAJARAN 2009-2010 SKRIPSI Diajukan Untuk

Lebih terperinci

PENGARUH MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA GURU PAI SMA NEGERI SE-KOTA SEMARANG

PENGARUH MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA GURU PAI SMA NEGERI SE-KOTA SEMARANG PENGARUH MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA GURU PAI SMA NEGERI SE-KOTA SEMARANG SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 dalam Ilmu Tarbiyah Oleh:

Lebih terperinci

UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN MUSLIM PADA SISWA DI SDN KACANGAN II TAHUN 2015 SKRIPSI

UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN MUSLIM PADA SISWA DI SDN KACANGAN II TAHUN 2015 SKRIPSI UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN MUSLIM PADA SISWA DI SDN KACANGAN II TAHUN 2015 SKRIPSI OLEH AMINATUS SHOLIKAH NIM. 3211113037 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH

Lebih terperinci

ANALISIS KOMPETENSI DASAR MATA PELAJARAN IPS SD/MI KURIKULUM 2013 DILIHAT DARI TAKSONOMI BLOOM

ANALISIS KOMPETENSI DASAR MATA PELAJARAN IPS SD/MI KURIKULUM 2013 DILIHAT DARI TAKSONOMI BLOOM ANALISIS KOMPETENSI DASAR MATA PELAJARAN IPS SD/MI KURIKULUM 2013 DILIHAT DARI TAKSONOMI BLOOM SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan dalam Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

PENERAPAN KTSP (KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN) DALAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SDIT DARUL FALAH LANGENHARJO SUKOHARJO

PENERAPAN KTSP (KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN) DALAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SDIT DARUL FALAH LANGENHARJO SUKOHARJO PENERAPAN KTSP (KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN) DALAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SDIT DARUL FALAH LANGENHARJO SUKOHARJO Diajukan untuk Memenuhi sebagian Tugas guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

TEKNIK SUPERVISI PENGAWAS PAI TERHADAP GURU MADRASAH ALIYAH DI KABUPATEN BATANG SKRIPSI

TEKNIK SUPERVISI PENGAWAS PAI TERHADAP GURU MADRASAH ALIYAH DI KABUPATEN BATANG SKRIPSI TEKNIK SUPERVISI PENGAWAS PAI TERHADAP GURU MADRASAH ALIYAH DI KABUPATEN BATANG SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Kependidikan Islam dalam Ilmu Manajemen Pendidikan

Lebih terperinci

KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI KERJA GURU DI SD ISLAM HIDAYATULLAH BANYUMANIK SEMARANG TAHUN

KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI KERJA GURU DI SD ISLAM HIDAYATULLAH BANYUMANIK SEMARANG TAHUN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI KERJA GURU DI SD ISLAM HIDAYATULLAH BANYUMANIK SEMARANG TAHUN 2013-2014 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PENILAIAN PORTOFOLIO TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI POKOK RELASI DAN FUNGSI

EFEKTIVITAS PENILAIAN PORTOFOLIO TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI POKOK RELASI DAN FUNGSI EFEKTIVITAS PENILAIAN PORTOFOLIO TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI POKOK RELASI DAN FUNGSI SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

PERBANDINGAN KINERJA GURU YANG BERSERTIFIKAT PENDIDIK DAN YANG BELUM BERSERTIFIKAT PENDIDIK DI MTs YAROBI GROBOGAN

PERBANDINGAN KINERJA GURU YANG BERSERTIFIKAT PENDIDIK DAN YANG BELUM BERSERTIFIKAT PENDIDIK DI MTs YAROBI GROBOGAN PERBANDINGAN KINERJA GURU YANG BERSERTIFIKAT PENDIDIK DAN YANG BELUM BERSERTIFIKAT PENDIDIK DI MTs YAROBI GROBOGAN SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi sebagian tugas dan syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

MANAJEMEN DANA ZAKAT DI BADAN AMIL ZAKAT DAERAH (BAZDA) KABUPATEN KENDAL

MANAJEMEN DANA ZAKAT DI BADAN AMIL ZAKAT DAERAH (BAZDA) KABUPATEN KENDAL MANAJEMEN DANA ZAKAT DI BADAN AMIL ZAKAT DAERAH (BAZDA) KABUPATEN KENDAL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana (S1) Dalam Ilmu Ekonomi Islam Disusun

Lebih terperinci

MANAJEMEN PENGEMBANGAN SARANA DAN PRASARANA MADRASAH DI MTS MIFTAHUL HUDA MAGUAN KALIORI REMBANG

MANAJEMEN PENGEMBANGAN SARANA DAN PRASARANA MADRASAH DI MTS MIFTAHUL HUDA MAGUAN KALIORI REMBANG MANAJEMEN PENGEMBANGAN SARANA DAN PRASARANA MADRASAH DI MTS MIFTAHUL HUDA MAGUAN KALIORI REMBANG SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Program Strata 1 (S

Lebih terperinci

Oleh : AHMAD ROZIKIN NIM :

Oleh : AHMAD ROZIKIN NIM : MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKIDAH AKHLAK MATERI AKHLAK TERPUJI MELALUI METODE SOSIODRAMA DI KELAS V MI ISLAMIYAH POLODORO KECAMATAN REBAN KABUPATEN BATANG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Lebih terperinci

MANAJEMEN PEMBELAJARAN INKLUSI (Studi Kasus di M.I. Keji Ungaran Barat)

MANAJEMEN PEMBELAJARAN INKLUSI (Studi Kasus di M.I. Keji Ungaran Barat) MANAJEMEN PEMBELAJARAN INKLUSI (Studi Kasus di M.I. Keji Ungaran Barat) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Dalam Ilmu Kependidikan Islam Oleh : ZAENAL HAKIM

Lebih terperinci

MODEL PENERAPAN HIDDEN CURRICULUM PADA PEMBELAJARAN AKIDAH AKHLAK DI MADRASAH ALIYAH AL-IRSYAD GAJAH DEMAK TAHUN AJARAN 2008/2009.

MODEL PENERAPAN HIDDEN CURRICULUM PADA PEMBELAJARAN AKIDAH AKHLAK DI MADRASAH ALIYAH AL-IRSYAD GAJAH DEMAK TAHUN AJARAN 2008/2009. MODEL PENERAPAN HIDDEN CURRICULUM PADA PEMBELAJARAN AKIDAH AKHLAK DI MADRASAH ALIYAH AL-IRSYAD GAJAH DEMAK TAHUN AJARAN 2008/2009 Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

STUDI ANALISIS PELAKSANAAN SUPERVISI TERHADAP GURU BIDANG STUDI AGAMA DI MTs N KENDAL

STUDI ANALISIS PELAKSANAAN SUPERVISI TERHADAP GURU BIDANG STUDI AGAMA DI MTs N KENDAL STUDI ANALISIS PELAKSANAAN SUPERVISI TERHADAP GURU BIDANG STUDI AGAMA DI MTs N KENDAL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Kependidikan Islam Oleh:

Lebih terperinci

Landasan Yuridis SI, SKL dan KTSP menurut UU No 20/2003 tentang Sisdiknas

Landasan Yuridis SI, SKL dan KTSP menurut UU No 20/2003 tentang Sisdiknas PAPARAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL 1 PERTAMA: KONSEP DASAR 2 Landasan Yuridis SI, SKL dan KTSP menurut UU No 20/2003 tentang

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam Program Studi Pendidikan Guru MI (PGMI)

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam Program Studi Pendidikan Guru MI (PGMI) PENERAPAN PENDEKATAN PAIKEM DENGAN STRATEGI CARD SORT DALAM PEMBELAJARAN FIQIH POKOK MATERI ZAKAT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS IV MI AL HIKMAH POLAMAN KECAMATAN MIJEN KOTA SEMARANG

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Dalam Ilmu Pendidikan Matematika. Oleh :

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Dalam Ilmu Pendidikan Matematika. Oleh : ANALISIS MATERI AJAR MATEMATIKA DI SMP DARUL MA ARIF BANYUPUTIH BATANG KELAS VIII SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2013 DITINJAU DARI STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

POLA PENDIDIKAN TERPADU DI SD TERPADU MA'ARIF GUNUNGPRING MUNTILAN MAGELANG

POLA PENDIDIKAN TERPADU DI SD TERPADU MA'ARIF GUNUNGPRING MUNTILAN MAGELANG POLA PENDIDIKAN TERPADU DI SD TERPADU MA'ARIF GUNUNGPRING MUNTILAN MAGELANG SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi dan Melengkapi Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata I dalam Ilmu Tarbiyah Oleh LAILA FATKHIYATUL

Lebih terperinci

PENGARUH INTENSITAS MENGIKUTI PEMBELAJARAN BACA TULIS AL-QUR AN TERHADAP KEMAMPUAN BACA TULIS AL-QUR AN SISWA DI MTs. IHYAUL ULUM WEDARIJAKSA PATI

PENGARUH INTENSITAS MENGIKUTI PEMBELAJARAN BACA TULIS AL-QUR AN TERHADAP KEMAMPUAN BACA TULIS AL-QUR AN SISWA DI MTs. IHYAUL ULUM WEDARIJAKSA PATI PENGARUH INTENSITAS MENGIKUTI PEMBELAJARAN BACA TULIS AL-QUR AN TERHADAP KEMAMPUAN BACA TULIS AL-QUR AN SISWA DI MTs. IHYAUL ULUM WEDARIJAKSA PATI SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh

Lebih terperinci

EFEKTIFITAS EVALUASI MODEL COUNTENANCE TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA NEGERI 1 SIDOARJO SKRIPSI

EFEKTIFITAS EVALUASI MODEL COUNTENANCE TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA NEGERI 1 SIDOARJO SKRIPSI EFEKTIFITAS EVALUASI MODEL COUNTENANCE TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA NEGERI 1 SIDOARJO SKRIPSI Oleh: Nurul Abidah D01205197 FAKULTAS TARBIYAH JURUSAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah.

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. PENGARUH BIMBINGAN ORANG TUA TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA KELAS III MAPEL FIKIH MATERI PUASA RAMADHAN DI MI AS-SALAFIYAH LAHAR TLOGOWUNGU PATI TAHUN 2012/2013 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan dalam Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan dalam Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah PENERAPAN METODE ROLE PLAYING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKN PADA MATERI POKOK MENGGAMBARKAN STRUKTUR ORGANISASI DESA DAN PEMERINTAH KECAMATAN PADA SISWA KELAS IV MIT NURUL ISLAM SEMARANG TAHUN AJARAN

Lebih terperinci

SKRIPSI. PERAN RUMAH SINGGAH DALAM PEMBINAAN AGAMA ISLAM PADA ANAK JALANAN (Studi Analisis di Rumah Sinngah Putra Mandiri Semarang) Disusun Oleh

SKRIPSI. PERAN RUMAH SINGGAH DALAM PEMBINAAN AGAMA ISLAM PADA ANAK JALANAN (Studi Analisis di Rumah Sinngah Putra Mandiri Semarang) Disusun Oleh SKRIPSI PERAN RUMAH SINGGAH DALAM PEMBINAAN AGAMA ISLAM PADA ANAK JALANAN (Studi Analisis di Rumah Sinngah Putra Mandiri Semarang) Disusun Oleh Sujud Mukhtarom 1197 089 telah dipertahankan di depan dewan

Lebih terperinci

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA MTS NU 02 AL MA ARIF BOJA

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA MTS NU 02 AL MA ARIF BOJA PENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA MTS NU 02 AL MA ARIF BOJA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 dalam Ilmu Tarbiyah

Lebih terperinci

MANAJEMEN PROGRAM KECAKAPAN VOKASIONAL DI MADRASAH ALIYAH NEGERI KENDAL SKRIPSI

MANAJEMEN PROGRAM KECAKAPAN VOKASIONAL DI MADRASAH ALIYAH NEGERI KENDAL SKRIPSI MANAJEMEN PROGRAM KECAKAPAN VOKASIONAL DI MADRASAH ALIYAH NEGERI KENDAL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Dalam Ilmu Kependidikan Islam Oleh: IIS APRIANI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semenjak bangsa Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya dan

BAB I PENDAHULUAN. Semenjak bangsa Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semenjak bangsa Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya dan mempunyai pemerintahan sendiri, pendidikan agama telah diprogramkan untuk diberikan di sekolah-sekolah

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Pendidikan Islam

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Pendidikan Islam UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR FIKIH MATERI POKOK HAJI MELALUI PENERAPAN METODE GALLERY WALK DAN DEMONSTRASI BAGI SISWA KELAS V MI WELERI KENDAL TAHUN PELAJARAN 2010/2011 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN SISTEM BAGI HASIL DALAM PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH (KJKS) CEMERLANG WELERI KENDAL

ANALISIS PENERAPAN SISTEM BAGI HASIL DALAM PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH (KJKS) CEMERLANG WELERI KENDAL ANALISIS PENERAPAN SISTEM BAGI HASIL DALAM PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH (KJKS) CEMERLANG WELERI KENDAL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

OPTIMALISASI FUNGSI MANAJEMEN KESISWAAN DALAM MENINGKATKAN POTENSI BERORGANISASI SISWA DI MA DARUL AMANAH SUKOREJO KENDAL

OPTIMALISASI FUNGSI MANAJEMEN KESISWAAN DALAM MENINGKATKAN POTENSI BERORGANISASI SISWA DI MA DARUL AMANAH SUKOREJO KENDAL OPTIMALISASI FUNGSI MANAJEMEN KESISWAAN DALAM MENINGKATKAN POTENSI BERORGANISASI SISWA DI MA DARUL AMANAH SUKOREJO KENDAL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

Landasan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dari Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP)

Landasan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dari Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Lampiran 1 Landasan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dari Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Lampiran 2 Landasan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di

Lebih terperinci

MANAJEMEN PEMBIAYAAN DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN (Studi di Perguruan Islam Matholi ul Falah Kajen Margoyoso Pati)

MANAJEMEN PEMBIAYAAN DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN (Studi di Perguruan Islam Matholi ul Falah Kajen Margoyoso Pati) MANAJEMEN PEMBIAYAAN DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN (Studi di Perguruan Islam Matholi ul Falah Kajen Margoyoso Pati) SKRIPSI Disusun Guna Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL GURU FIQIH TERHADAP KEDISLIPINAN BERIBADAH SISWA KELAS VII DI

PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL GURU FIQIH TERHADAP KEDISLIPINAN BERIBADAH SISWA KELAS VII DI PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL GURU FIQIH TERHADAP KEDISLIPINAN BERIBADAH SISWA KELAS VII DI MTs NEGERI KARANGREJO TULUNGAGUNG TAHUN PELAJARAN 2013 / 2014 SKRIPSI OLEH: ATIK NUSROTIN NIM. 3211103005 FAKULTAS

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam Jurusan Pendidikan Agama Islam.

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam Jurusan Pendidikan Agama Islam. PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MAPEL PAI MATERI POKOK IMAN KEPADA RASUL MELALUI PENERAPAN PENDEKATAN CTL (Studi PTK pada Siswa Kelas V SDN 1 Sijeruk Kecamatan Kendal Kabupaten Kendal

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam Program Strata I (S1) Dalam Ilmu Tarbiyah

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam Program Strata I (S1) Dalam Ilmu Tarbiyah STUDI KOMPARASI TINGKAT PEMAHAMAN SISWA TENTANG IMAN KEPADA RASUL-RASUL ALLAH ANTARA YANG DIAJAR DENGAN METODE KOOPERATIF JIGSAW DAN METODE CERAMAH DI KELAS XI SMA UNGGULAN NURUL ISLAMI MIJEN SEMARANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. antara pendidikan dengan tingkat perkembangan bangsa tersebut yang

BAB I PENDAHULUAN. antara pendidikan dengan tingkat perkembangan bangsa tersebut yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peranan yang sangat strategis dalam pembangunan suatu bangsa. Berbagai kajian di banyak negara menunjukkan kuatnya hubungan antara pendidikan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF AL-QUR AN DENGAN METODE DRILL PADA ANAK PAUD ALAMKU MENGANTI KEDUNG JEPARA TAHUN PELAJARAN 2012/2013

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF AL-QUR AN DENGAN METODE DRILL PADA ANAK PAUD ALAMKU MENGANTI KEDUNG JEPARA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF AL-QUR AN DENGAN METODE DRILL PADA ANAK PAUD ALAMKU MENGANTI KEDUNG JEPARA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KUALITAS KELEKATAN ORANG TUA DENGAN PENGAMALAN AKHLAK PESERTA DIDIK. DI MTs MUHAMMADIYAH WONOSARI GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA KUALITAS KELEKATAN ORANG TUA DENGAN PENGAMALAN AKHLAK PESERTA DIDIK. DI MTs MUHAMMADIYAH WONOSARI GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA KUALITAS KELEKATAN ORANG TUA DENGAN PENGAMALAN AKHLAK PESERTA DIDIK DI MTs MUHAMMADIYAH WONOSARI GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Guna memperoleh

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI SOSIAL GURU PAI TERHADAP AKHLAK SISWA KELAS V DI SDN KALISARI 3 KECAMATAN KRADENAN KABUPATEN GROBOGAN SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI QUANTUM TEACHING DALAM PEMBENTUKAN PROFESIONALISME GURU PAI DI SMP N 30 SEMARANG

IMPLEMENTASI QUANTUM TEACHING DALAM PEMBENTUKAN PROFESIONALISME GURU PAI DI SMP N 30 SEMARANG IMPLEMENTASI QUANTUM TEACHING DALAM PEMBENTUKAN PROFESIONALISME GURU PAI DI SMP N 30 SEMARANG SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Ilmu

Lebih terperinci

KOMPETENSI PROFESIONAL GURU AGAMA ISLAM DALAM MENINGKATKAN BELAJAR SISWA DI SMK NEGERI I BANDUNG TULUNGAGUNG TAHUN AJARAN SKRIPSI

KOMPETENSI PROFESIONAL GURU AGAMA ISLAM DALAM MENINGKATKAN BELAJAR SISWA DI SMK NEGERI I BANDUNG TULUNGAGUNG TAHUN AJARAN SKRIPSI KOMPETENSI PROFESIONAL GURU AGAMA ISLAM DALAM MENINGKATKAN BELAJAR SISWA DI SMK NEGERI I BANDUNG TULUNGAGUNG TAHUN AJARAN 2014-2015 SKRIPSI Oleh: KOKO SUMANTRI NIM. 3211113102 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA

Lebih terperinci

PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN AGAMA ISLAM DI PANTI ASUHAN DARUNNAJAH MRANGGEN DEMAK

PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN AGAMA ISLAM DI PANTI ASUHAN DARUNNAJAH MRANGGEN DEMAK PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN AGAMA ISLAM DI PANTI ASUHAN DARUNNAJAH MRANGGEN DEMAK SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 dalam Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

STUDI DESKRIPTIF PENDIDIKAN KARAKTER DI PANTI ASUHAN ALHIKMAH POLAMAN MIJEN SEMARANG SKRIPSI

STUDI DESKRIPTIF PENDIDIKAN KARAKTER DI PANTI ASUHAN ALHIKMAH POLAMAN MIJEN SEMARANG SKRIPSI STUDI DESKRIPTIF PENDIDIKAN KARAKTER DI PANTI ASUHAN ALHIKMAH POLAMAN MIJEN SEMARANG SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat guna Memeperoleh Gelar Sarjana dalam Pendidikan Agama Islam

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) DALAM PEMBELAJARAN SKI (Studi Pada Kelas VII MTs. Surya Buana Malang) SKRIPSI

IMPLEMENTASI KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) DALAM PEMBELAJARAN SKI (Studi Pada Kelas VII MTs. Surya Buana Malang) SKRIPSI IMPLEMENTASI KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) DALAM PEMBELAJARAN SKI (Studi Pada Kelas VII MTs. Surya Buana Malang) SKRIPSI Oleh: SUHARINA NIM. 07110002 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG FAKULTAS

Lebih terperinci

PENERAPAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) DALAM MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMK MUHAMMADIYAH NGAWEN GUNUNGKIDUL

PENERAPAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) DALAM MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMK MUHAMMADIYAH NGAWEN GUNUNGKIDUL PENERAPAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) DALAM MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMK MUHAMMADIYAH NGAWEN GUNUNGKIDUL SKRIPSI Oleh : YUYUN DWI LISTIYANI NPM : 20070720122 FAKULTAS AGAMA

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

MATERI PELATIHAN KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL KURIKULUM Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Memasuki era masyarakat modern, pendidikan harus mampu mengembangkan sumber daya manusia yang dapat menunjang pembangunan Indonesia. Sumber daya manusia bermutu sedikitnya

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan dalam Ilmu Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah.

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan dalam Ilmu Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. ANALISIS KEMAMPUAN GURU DALAM MENGEMBANGKAN INDIKATOR MENURUT TINGKATAN TAKSONOMI BLOOM PADA RPP MAPEL PAI KELAS IV SEMESTER GENAP DI MI IANATUS SHIBYAN MANGKANG KULON TAHUN AJARAN 2012/2013 SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam pada Ilmu Pendidikan Agama Islam

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam pada Ilmu Pendidikan Agama Islam UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR ANAK PADA PELAJARAN FIQIH MATERI SHOLAT FARDHU MELALUI MEDIA PEMBELAJARAN AUDIO VISUAL SISWA KELAS II MI. SRUWEN 04 KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2010/

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PAI MELALUI PEMBERIAN TUGAS BERBASIS PORTOFOLIO (Studi Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas VIII G SMP N 30 Semarang)

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PAI MELALUI PEMBERIAN TUGAS BERBASIS PORTOFOLIO (Studi Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas VIII G SMP N 30 Semarang) UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PAI MELALUI PEMBERIAN TUGAS BERBASIS PORTOFOLIO (Studi Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas VIII G SMP N 30 Semarang) S K R I P S I Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi

Lebih terperinci

UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DALAM MENUMBUHKAN MOTIVASI BELAJAR DI SMKN 1 BANDUNG TULUNGAGUNG SKRIPSI

UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DALAM MENUMBUHKAN MOTIVASI BELAJAR DI SMKN 1 BANDUNG TULUNGAGUNG SKRIPSI UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DALAM MENUMBUHKAN MOTIVASI BELAJAR DI SMKN 1 BANDUNG TULUNGAGUNG SKRIPSI Oleh: JOHAN EKA SAPUTRA NIM. 3211113099 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH

Lebih terperinci

PENGARUH KETAATAN BERIBADAH SISWA TERHADAP PERILAKU SOSIAL SISWA KELAS VIII DI SMP NU 07 BRANGSONG KENDAL SKRIPSI

PENGARUH KETAATAN BERIBADAH SISWA TERHADAP PERILAKU SOSIAL SISWA KELAS VIII DI SMP NU 07 BRANGSONG KENDAL SKRIPSI PENGARUH KETAATAN BERIBADAH SISWA TERHADAP PERILAKU SOSIAL SISWA KELAS VIII DI SMP NU 07 BRANGSONG KENDAL SKRIPSI Disusun guna memenuhi tugas dan melengkapi syarat Guna memperoleh gelar Sarjana Strata

Lebih terperinci

INTERAKSI BELAJAR-MENGAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) ANTARA GURU PAI DAN SISWA DI KELAS X SMA BAKTI PONOROGO SKRIPSI

INTERAKSI BELAJAR-MENGAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) ANTARA GURU PAI DAN SISWA DI KELAS X SMA BAKTI PONOROGO SKRIPSI INTERAKSI BELAJAR-MENGAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) ANTARA GURU PAI DAN SISWA DI KELAS X SMA BAKTI PONOROGO SKRIPSI Oleh: NUR AINI NIM. 243062176 JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah STUDI KOMPARASI HASIL BELAJAR SKI ANTARA PESERTA DIDIK YANG DIAJAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DAN GUIDED NOTE TAKING (GNT) DI KELAS IV SEMESTER II MI TAMRINUTH THULLAB SOWAN

Lebih terperinci

PENGERTIAN KTSP DAN PENGEMBANGAN SILABUS DALAM KTSP. Oleh Dr. Jumadi

PENGERTIAN KTSP DAN PENGEMBANGAN SILABUS DALAM KTSP. Oleh Dr. Jumadi PENGERTIAN KTSP DAN PENGEMBANGAN SILABUS DALAM KTSP Makalah disampaikan pada Pelatihan dan Pendampingan Implementasi KTSP di SD Wedomartani Oleh Dr. Jumadi A. Pendahuluan Menurut ketentuan dalam Peraturan

Lebih terperinci

MODEL PEMBELAJARAN PAI DI RUMAH PINTAR TRESNO ASIH SEMARANG SKRIPSI

MODEL PEMBELAJARAN PAI DI RUMAH PINTAR TRESNO ASIH SEMARANG SKRIPSI MODEL PEMBELAJARAN PAI DI RUMAH PINTAR TRESNO ASIH SEMARANG SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 dalam Ilmu Tarbiyah Oleh : SUKRON MAKMUN NIM

Lebih terperinci

SOLUSI PEMBIAYAAN BERMASALAH DI BAITUT TAMWIL TAMZIS WONOSOBO

SOLUSI PEMBIAYAAN BERMASALAH DI BAITUT TAMWIL TAMZIS WONOSOBO SOLUSI PEMBIAYAAN BERMASALAH DI BAITUT TAMWIL TAMZIS WONOSOBO TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya dalam Ilmu Perbankan Syariah Oleh: Uli Nisa Muhibah NIM : 102503093

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MORAL DAN NILAI AGAMA ISLAM (MONA) PADA ANAK USIA DINI DI KB HJ ISRIATI BAITURRAHMAN 2 MANYARAN SEMARANG TAHUN 2011/2012

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MORAL DAN NILAI AGAMA ISLAM (MONA) PADA ANAK USIA DINI DI KB HJ ISRIATI BAITURRAHMAN 2 MANYARAN SEMARANG TAHUN 2011/2012 PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MORAL DAN NILAI AGAMA ISLAM (MONA) PADA ANAK USIA DINI DI KB HJ ISRIATI BAITURRAHMAN 2 MANYARAN SEMARANG TAHUN 2011/2012 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat

Lebih terperinci

Skripsi. Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S-1) dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam

Skripsi. Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S-1) dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN FIQIH POKOK MATERI MAKANAN DAN MINUMAN MELALUI METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA KELAS VIIIA MTs ASY-SYARIFIYAH

Lebih terperinci

INTERNALISASI NILAI-NILAI PANCASILA MELALUI PEMBELAJARAN PKn PADA SISWA KELAS V MI NU 69 TEJOREJO RINGINARUM KENDAL SKRIPSI

INTERNALISASI NILAI-NILAI PANCASILA MELALUI PEMBELAJARAN PKn PADA SISWA KELAS V MI NU 69 TEJOREJO RINGINARUM KENDAL SKRIPSI INTERNALISASI NILAI-NILAI PANCASILA MELALUI PEMBELAJARAN PKn PADA SISWA KELAS V MI NU 69 TEJOREJO RINGINARUM KENDAL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1(S1)

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan. A. Latar Belakang

Bab I Pendahuluan. A. Latar Belakang A. Latar Belakang Bab I Pendahuluan Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni telah membawa perubahan hampir disemua bidang kehidupan manusia, termasuk bidang pendidikan. Perubahan pada bidang

Lebih terperinci