OPTIMASI SISTEM PERSEDIAAN MULTI-ITEM DI PT. AMIGO GROUP DENGAN PENDEKATAN ALGORITMA GENETIKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "OPTIMASI SISTEM PERSEDIAAN MULTI-ITEM DI PT. AMIGO GROUP DENGAN PENDEKATAN ALGORITMA GENETIKA"

Transkripsi

1 OPTIMASI SISTEM PERSEIAAN MULTI-ITEM I PT. AMIGO GROUP ENGAN PENEKATAN ALGORITMA GENETIKA Arlisa Jati Wulandari, Sri Mumpuni R, Irhamah Mahasiswa Jurusan Statistika FMIPA-ITS, osen Jurusan Statistika FMIPA-ITS Abstrak Sistem perencanaan yang baik akan membuat perusahaan tetap bertahan dalam menghadapi persaingan bisnis dan industri. Salah satu sistem yang perlu dioptimalkan adalah sistem persediaan perusahaan. Kondisi nyata yang ada memperlihatkan bahwa masih banyaknya perusahaan yang menyimpan persediaan dalam umlah besar yang dapat meningkatkan biaya total persediaan termasuk di PT. Amigo Group. Aktivitas retail di PT. AMIGO Group terkadang memaksa pihak manaemen untuk memperbanyak persediaan sebagai penyangga untuk menghadapi fluktuasi permintaan pada bulan-bulan Idul Fitri. Adanya umlah item yang beragam dengan permintaan yang berubah-ubah, mengindikasikan permasalahan persediaan multi-item, sehingga pada penelitian ini digunakan metode Algoritma Genetika untuk mengestimasi berapa umlah yang harus dipesan oleh pihak manaemen sehingga diperoleh biaya total persediaan optimum. Sebelum melakukan optimasi biaya total persediaan, akan dilakukan peramalan terhadap permintaan dengan menggunakan metode Two Level Regression. Hasil optimasi menunukkan bahwa selisih biaya total persediaan perusahaan dan biaya total persediaan hasil Algoritma Genetika, sangat kecil dan tidak signifikan. Hal ini teradi sebagai akibat dari adanya dana berhenti yang ada pada perusahaan, dimana perusahaan membeli barang setiap dua minggu sekali sehingga memperbesar biaya simpan. Selain itu, input permintaan yang terdapat pada model yang akan dioptimasi, berasal dari nilai ramalan dimana nilainya lebih besar daripada nilai aktualnya sehingga nilai biaya total persediaan uga menadi lebih besar. Kata Kunci: Persediaan, EO multi-item, Two Level Regression, Algoritma Genetika.. Pendahuluan Persaingan di dunia bisnis dan industri menuntut para pelaku bisnis untuk meningkatkan efisiensi di segala bidang. Efisiensi tersebut dapat dilakukan dengan sistem perencanaan yang baik, meliputi perencanaan pengendalian penualan, biaya dan persediaan. Adanya efisiensi tersebut akan memudahkan perusahaan untuk tetap bertahan dalam kegiatan operasional perusahaan. Proses produksi uga akan beralan dengan lancar dan permintaan konsumen dapat terpenuhi dengan tepat waktu dan tidak teradi keterlambatan. Sedangkan fakta dilapangan menyatakan bahwa masih banyak perusahaan yang menyimpan persediaan dalam umlah besar yang dapat meningkatkan biaya total persediaan. Alasannya adalah sebagai persediaan penyangga apabila teradi keterlambatan pengiriman dari produsen sehingga proses tidak terhenti. PT. Amigo Group merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang retail fashion and shoes dimana proses retail yang teradi melibatkan banyak item. Berdasarkan informasi dari pihak manaemen, perusahaan menyimpan persediaan dalam umlah besar untuk menghadapi fluktuasi permintaan pada bulan-bulan Idul Fitri sehingga biaya total persediaan meningkat. Keadaan ini mendorong penelitian-penelitian mengenai persediaan khususnya di PT. AMIGO Group semakin dikembangkan. Penelitian sebelumnya tentang optimasi persedian sudah pernah dilakukan. Kamaliah (00) melakukan optimasi persediaan dengan cara meramalkan data volume penualan konveksi dan non konveksi dengan pendekatan model kombinasi tren deterministik dan stokastik. Model yang didapatkan menunukan bahwa secara umum volume penualan konveksi dipengaruhi oleh volume penualan pada bulan puasa dan diramalkan akan mencapai volume penualan tertinggi pada bulan puasa. Guchhait et al. (00) melakukan optimasi persediaan dengan membuat model persediaan multi item untuk barang pecah belah berdasarkan permintaan dan waktu dependen, menghasilkan solusi umlah pemesanan optimum dengan metode Algoritma Genetika. Pada penelitian ini diusulkan penggunaan metode Algoritma Genetika untuk mengatasi permasalahan optimasi persediaan multi-item. Mondal dan Maiti (00) menyatakan bahwa ada beberapa kesulitan dalam menerapkan metode tradisional dan metode optimasi

2 berbasis gradient dalam mencari solusi permasalahan persediaan. Metode ini sangat tergantung pada pemilihan solusi awal, menemukan solusi yang local optimum, tidak efisien dalam menangani masalah yang memiliki variabel diskrit, tidak efisien ika digunakan pada mesin paralel dan tidak universal (sangat tergantung pada permasalahan). Untuk mengatasi kesulitan tersebut, pada beberapa dekade terakhir Algoritma Genetika banyak digunakan sebagai teknik optimasi dalam pengambilan keputusan untuk permasalahan persediaan. Algoritma Genetika bekera secara simultan pada satu himpunan solusi dan memiliki kesempatan yang sangat besar untuk mendapatkan global optimum. Penelitian tentang penerapan Algoritma Genetika sudah pernah dilakukan, antara lain Hong dan Kim (00) membandingkan empat metode untuk menyelesaikan permasalahan optimasi rata-rata biaya persediaan per unit waktu dan hasilnya menunukkan bahwa Algoritma Genetika memberikan solusi yang lebih baik dengan waktu singkat. Pasandideh, dkk (0) menerapkan Algoritma Genetika untuk pengontrolan vendor sistem persediaan dengan model EO multi produk-multi konstrain dan menghasilkan suatu program komputasi yang tepat untuk digunakan dalam mengontrol sistem persediaan multi produk dan multi konstrain dengan model EO. Adapun tuuan dari penelitian ini adalah mengembangkan model persediaan multi-item yang sesuai dengan sistem persediaan di PT. AMIGO Group dan selanutnya menerapkan metode Algoritma Genetika untuk mendapatkan umlah pemesanan yang mengoptimumkan biaya total persediaan. Adanya fluktuasi permintaan yang dipengaruhi oleh hari raya Idul Fitri, maka sebelum dilakukan optimasi biaya total persediaan, dilakukan peramalan data permintaan dengan metode Variasi Kalender.. Two Level Regression Modelling Two level regression modeling adalah model dua level variasi kalender yang dikembangkan berdasarkan model regresi time series. Suhartono dan Lee (0) mengaplikasikan metode ini pada data penualan eans pria dan celana panang wanita di perusahaan retail dan membandingkannya dengan metode ARIMA dan neural networks. Hasil yang diperoleh bisa diperbandingkan dengan kedua model tersebut yakni memiliki ketepatan dalam memprediksi satu bulan sebelum dan bulan dimana terdapat hari raya Idul Fitri. Pemodelan level pertama dilakukan seperti pada pemodelan variasi kalender dengan model akhir sebagai berikut. Y t t S, t S, t... ss s, t, t t Yt Yt... py (), t p t dimana pemodelan level pertama adalah dengan model variasi kalender berdasarkan deret waktu dengan pendekatan metode regresi dengan variabel dummy untuk efek variasi kalender, tren linear dan musiman. Model level kedua digunakan untuk memprediksi efek variasi kalender di setiap nomor kemungkinan hari sebelum perayaan Idul Fitri Model level kedua berisi dua efek evaluasi permintaan, yaitu efek permintaan pada satu bulan sebelum dan selama bulan perayaan Idul Fitri. terdapat dua bentuk fungsional dari model yang diusulkan dalam prosedur ini, yaitu model linier dan eksponensial. a. Model Linier a.. Model untuk mengevaluasi dan meramalkan pengaruh permintaan di salah satu bulan sebelum perayaan Idul Fitri, yaitu: ˆ v v () 0 dimana adalah umlah hari sebelum perayaan Idul Fitri di bulan tertentu. a.. Model untuk mengevaluasi dan meramalkan pengaruh permintaan selama bulan perayaan Idul Fitri, yaitu: ˆ w w (3) 0 dimana adalah umlah hari sebelum perayaan Idul Fitri di bulan tertentu. b. Model Eksponensial b.. Model untuk mengevaluasi dan meramalkan pengaruh permintaan di salah satu bulan sebelum perayaan Idul Fitri, yaitu: ˆ ln v v () 0 b.. Model untuk mengevaluasi dan meramalkan pengaruh permintaan selama bulan perayaan Idul Fitri, yaitu: w ˆ w e () 0

3 3. Persediaan Secara umum model persediaan adalah suatu model yang digunakan untuk menyelesaikan masalah yang terkait dengan usaha pengendalian bahan baku (raw material), barang dalam proses (work in process), maupun barang adi (finishing product) dalam suatu aktivitas perusahaan. (Bera dkk, 00). Pembentukan model persediaan bertuuan untuk meminimumkan biaya persediaan. Model persediaan EO multi-item adalah sebagai berikut. O Oi H T i i () dimana biaya pesannya adalah O Oi TO i (7) biaya simpannya adalah H T H () i dan biaya pembeliannya adalah. p () Rumus EO optimal (rupiah) diperoleh dengan mendeferensialkan persamaan () terhadap sehingga diperoleh: * dengan i d O i * * i H Oi (0) () Sedangkan nilai EO optimal masing-masing item (unit) diperoleh dengan persamaan sebagai berikut. * i * i pi () dimana T H = biaya total penyimpanan semua enis item per periode perencanaan (rupiah) T O = biaya total pemesanan semua enis item per periode perencanaan (rupiah) d i = umlah permintaan untuk item-i (unit) O = biaya pemesanan yang tidak tergantung umlah item pada setiap kali pesan (mayor ordering cost) Oi = biaya pemesanan tambahan karena adanya penambahan item ke-i dalam pesanan (minor ordering cost) Hi = biaya penyimpanan item ke-i per periode perencanaan (rupiah) d i = biaya pembelian yang diperlukan selama periode perencanaan untuk untuk item i (rupiah) = d = umlah biaya pembelian yang i diperlukan selama periode perencanaan untuk semua enis item (rupiah) pi = harga beli per unit item ke-i (rupiah/unit) i * = umlah pemesanan optimal item ke-i tiap kali pesan dalam unit (unit) Tuuan yang ingin dicapai adalah menentukan umlah optimum pemesanan tiap enis item yang tidak melebihi anggaran total yang disediakan perusahaan, yang berarti uga mengoptimumkan biaya total persediaan. engan meruuk persamaan (), maka biaya total persediaan optimum per periode perencanaan adalah sebagai berikut (Nasution dan Prasetyawan, 00). Min T O Oi (,, n ) (3) i H dengan fungsi batasannya adalah sebagai berikut. n i B () i dimana B = anggaran maksimum yang disediakan perusahaan untuk semua item Jarak antar pemesanan optimal (t*) diperoleh dengan cara membagi lamanya periode (misalnya tahun) dengan frekuensi pemesanan yang teradi selama periode waktu tersebut, sehingga: t* i lama periode perencanaan f tahun / * * (). Algoritma Genetika Syamsuddin (00) mendefinisikan Algoritma Genetika sebagai algoritma pencarian yang didasarkan pada mekanisme sistem natural yakni genetika dan seleksi alam. Pada aplikasi Algoritma Genetika, variabel solusi dikodekan kedalam struktur string yang merepresentasikan barisan gen yang merupakan karakteristik dan solusi problem. 3

4 Algoritma Genetika dimulai dari himpunan solusi yang dihasilkan secara acak. Himpunan ini disebut populasi. Sedangkan setiap individu dalam populasi disebut kromosom yang merupakan representasi dari solusi. Kromosom-kromosom tersebut berevolusi dalam suatu proses iterasi yang berkelanutan yang disebut generasi. Pada setiap generasi, kromosom dievaluasi berdasarkan suatu fungsi evaluasi yang disebut dengan fungsi fitness. Nilai fitness dari suatu kromosom akan menunukkan kualitas dari kromosom dalam populasi tersebut. Generasi berikutnya dikenal dengan istilah anak (offspring) terbentuk dari gabungan dua kromosom generasi sekarang yang bertindak sebagai induk (parent) dengan menggunakan operator penyilangan (crossover). Selain operator penyilangan, suatu kromosom dapat uga dimodifikasi dengan menggunakan operator mutasi. Populasi generasi yang baru dibentuk dengan cara menyeleksi nilai fitness dari kromosom induk (parent) dan nilai fitness dari kromosom anak (offspring), serta menolak kromosom-kromosom yang lainnya sehingga ukuran populasi (umlah kromosom dalam suatu populasi) konstan. Setelah beberapa generasi maka Algoritma Genetika akan konvergen pada kromosom terbaik, yang diharapkan merupakan solusi optimal.. Metodologi Penelitian ata yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder kategori pakaian pria dimana item yang dipilih adalah item yang ada setiap tahunnya mulai periode uari 00- esember 00. ata diperoleh dari bidang pembelian dan penualan PT. Amigo Group. Komponen biaya yang digunakan mengacu pada biaya pada tahun 00. Variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Kategori pakaian pria dengan umlah item sebanyak item, yaitu oblong dewasa, kaos krah dewasa, hem panang dewasa, hem pendek dewasa kasual, celana panang eans dewasa, aket dewasa, pakaian olah raga, celana santai, hem batik, celana bermuda, celana panang pria dewasa katun, singlet dewasa, celana dalam pria dewasa, sabuk, dasi dan topi. b. ata permintaan per item (d i ) diketahui dari data volume penualan per item. c. Biaya penyimpanan ( h ) diukur dari 0% dari laporan persediaan item per 7 April 0. d. Biaya pemesanan yang tidak tergantung umlah item disebut biaya pemesanan mayor (o) yang diperoleh melalui wawancara dengan pihak manaemen kantor pusat. Biaya pemesanan mayor diperoleh dari gai petugas pemesanan, biaya telepon dan biaya wifi selama periode perencanaan karena pemesanan dilakukan melalui telepon dan (ribu rupiah) e. Biaya pemesanan tambahan karena penambahan item ke-i dalam pesanan disebut biaya pemesanan minor (o i ) yang diperoleh dari biaya pemesanan tiap item ke-i (ribu rupiah) f. Anggaran maksimum (B) diperoleh dari data rencana belana per item produk. Langkah-langkah dalam analisis data untuk mencapai setiap tuuan penelitian adalah sebagai berikut.. Meramalkan permintaan untuk setiap item ke-i dengan menggunakan metode variasi kalender. a. Membagi data menadi dua bagian, yaitu data in-sample dan data outsample. b. Identifiksi model untuk mengetahui apakah data dipengaruhi oleh waktu dan periode libur lebaran dengan melihat adanya pola tren, musiman atau keduanya. c. Menentukan variabel dummy untuk periode variasi kalender. Terdapat dua enis variabel dummy yang digunakan. Yang pertama adalah,t untuk efek pada event pada waktu t dan adalah umlah hari sebelum perayaan Idul Fitri, dan yang kedua adalah,t- untuk efek pada satu bulan sebelum event. Misalnya pada tahun 00 perayaan Idul Fitri atuh pada tanggal 0- September, maka,t = September dan,t- = Agustus. d. Menentukan tren deterministik dan model musiman. e. Melakukan pemodelan regresi dummy dengan variabel respon permintaan item ke-i tiap bulan dan variabel prediktornya adalah waktu (t), variabel dummy untuk efek hari sebelum perayaan Idul Fitri (,t ) dan

5 variabel dummy untuk efek pada satu bulan sebelum Idul Fitri (,t- ). f. Melakukan ui apakah residual sudah white noise, ika residual tidak white noise maka ditambahkan lag-lag yang signifikan (autoregressive order) berdasarkan plot AF dan PAF dari deret residual. g. Re-estimate efek variasi kalender, pola lain dan lag-lag yang signifikan (autoregressive order) secara bersamaan untuk model level pertama atau melakukan langkah (e) dan (f) sampai diperoleh model yang signifikan untuk level pertama. h. Estimasi model level kedua untuk memprediksi efek variasi kalender di setiap nomor kemungkinan hari sebelum perayaan Idul Fitri. i. Memilih model terbaik berdasarkan nilai RMSE.. Melakukan peramalan periode ke depan.. Merumuskan model persediaan multi item pada data persediaan perusahaan Amigo Group menggunakan model EO dimana data permintaan diperoleh dari hasil peramalan data sebelumnya. 3. Optimasi model persediaan dengan menggunakan Algoritma Genetika. a. Representasi dan inisialisasi dengan populasi awal P dengan N pop sebanyak 00 kromosom yang terdiri dari solusi optimal, probabilitas crossover (P c ) sebesar 0., probabilitas mutasi (P m ) sebesar 0. dan umlah lokus pada kromosom sesuai dengan umlah item yaitu lokus. b. Menghitung nilai fitness untuk masing-masing kromosom. c. Menerapkan metode Roulette Wheel selection untuk menyeleksi kromosom dari seumlah P induk (parents) dari populasi. Kromosom dengan nilai fitness lebih tinggi memiliki peluang lebih besar untuk bereproduksi. d. Melakukan crossover, memilih pasangan induk (parents) secara acak untuk reproduksi. ihasilkan dua anak (offspring) dengan menukarkan kromosom antar induk (parents) dengan cara one point crossover. e. Melakukan mutasi pada anak (offspring) f. Melakukan langkah d dan e sampai terbentuk sebanyak P anak (offspring). g. Mengganti kromosom pada populasi sebelumnya dengan kromosom yang baru. h. Mengulang kembali langkah c ika selisih nilai fitnes generasi ke- dengan generasi selanutnya kurang dari batas toleransi maka iterasi telah konvergen ke populasi yang menghasilkan solusi yang optimal.. Menganalisa dan menginterpretasikan hasil penerapan Algoritma Genetika.. Membandingkan dengan kondisi perusahaan.. Membuat kesimpulan dan saran.. Analisis dan Pembahasan Karakteristik Penualan Pakaian Pria Sebelum melakukan pemodelan dengan metode variasi kalender, dilakukan analisis dengan menggunakan boxplot untuk mengetahui pola penualan pakaian pria apakah dipengaruhi oleh periode tahun. Pola penualan tahunan untuk semua item ditunukkan pada Gambar. ata Gambar Boxplot Penualan Tahunan Pakaian Pria Berdasarkan Gambar dapat diketahui bahwa dalam kurun waktu tahun terdapat pola peningkatan dan penurunan pada penualan pakaian pria. Hal ini mengindikasikan adanya pola tren dari tahun ke tahun. Selain itu, pada data penualan tersebut diketahui adanya outlier. Outlier tersebut menunukkan adanya item tertentu yang dari tahun ke tahun permintaannya sangat tinggi melebihi item yang lain. Volume penualan pakaian pria selain dapat dipengaruhi oleh periode tahun, dapat uga dipengaruhi oleh periode bulan. Volume penualan untuk item tertentu dapat bervariasi

6 dari bulan ke bulan. Pengaruh periode bulan muncul sebagai akibat adanya perayaan atau event-event tertentu pada bulan tersebut. Misalnya tingginya volume penualan item tertentu pada bulan tertentu sebagai akibat dari perayaan Idul Fitri. Jika perayaan Idul Fitri atuh pada bulan September, maka terdapat peningkatan sampai tiga kali lipatnya pada bulan tersebut. Pengaruh bulan pada penualan ditunukkan pada Gambar. ata Pada Gambar 3 terlihat bahwa volume penualan pada bulan yang terdapat hari raya Idul Fitri mendominasi tingginya penualan oblong dewasa pada setiap tahunnya. Sedangkan pada bulan selain Idul Fitri, tingginya volume penualan relatif sama. Volume penualan oblong dewasa mengalami peningkatan pada bulan dimana terdapat hari raya Idul Fitri. Hari raya Idul Fitri yang mengikuti perhitungan bulan hiriah menyebabkan keadian bulan yang terdapat perayaan Idul Fitri tidak sama dari tahun ke tahun. Berikut ini ditampilkan pada Tabel bulan teradinya Idul Fitri dan satu bulan sebelum Idul Fitri mulai tahun 00 sampai tahun 00 yang menyebabkan volume penualan meningkat. 0 uari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November esember Gambar Boxplot Penualan Bulanan Pakaian Pria Berdasarkan Gambar dapat diketahui bahwa penualan pakaian pria dari bulan ke bulan mengalami peningkatan. Artinya penualan semua item antar bulan berbedabeda. Peningkatan dimulai seak bulan Juli hingga akhir tahun. Pemodelan Volume Penualan Item ke-: Oblong ewasa Sebelum melakukan identifikasi model langkah pertama yang harus dilakukan adalah membagi data menadi dua bagian yaitu insample dan out-sample. ata in-sample yang digunakan sebanyak pengamatan yaitu data volume penualan mulai uari 00 sampai esember 00. Sedangkan data out-sample yang digunakan sebanyak pengamatan yaitu data volume penualan bulan uari esember 00. Identifikasi model sementara terhadap volume penualan oblong dewasa dilakukan dengan melihat plot time series yang ditunukkan pada Gambar 3. Oblong ewasa Month Year Gambar 3 Plot Time Series Oblong ewasa Tabel Bulan Idul Fitri dan Satu Bulan Sebelum Idul Fitri Satu Bulan Sebelum Tahun Bulan Idul Fitri Idul Fitri esember November November Oktober 00 - November Oktober November Oktober Oktober September Oktober September Oktober September September 0- September Agustus Agustus Untuk mengatasi peningkatan volume penualan yang bervariasi, maka sebagai langkah awal pemodelan variasi kalender, akan dilakukan analisis dengan menggunakan regresi dummy. Regresi dummy dilakukan untuk mengetahui dengan elas pengaruh bulan-bulan teradinya perayaan Idul Fitri. Faktor musiman pada data penualan oblong dewasa dapat digambarkan dengan variabel dummy sebagai berikut. t M M Y t, t, t 3 0, t 0, t Model ini diperoleh dengan cara meregresikan variabel dependen (volume penualan oblong dewasa) dengan semua variabel bebas. ari hasil model lengkap diperoleh persamaan sebagai berikut. Yˆ t 0.3t 3M 330M.3,t,t,t-,t- M,t 3M - 7 0,t 7,t,t 0M,t,t 3M 30,t 0,t- 30,t-,t- 3M 3M 30 3,t,t,t 77 3,t M 3M,t,t 0 0,t - 3,t- 33M,t M 7,t,t,t

7 ari model regresi tersebut akan diui parameter dari tiap-tiap variabel bebas, apakah signifikan atau tidak. Jika terdapat parameter yang tidak signifikan maka parameter tersebut akan dikeluarkan dari model. Setelah hasil pemodelan dengan regresi dummy memenuhi ui signifikansi parameter, maka dilakukan ui apakah residualnya telah memenuhi asumsi white noise. Apabila residualnya tidak white noise maka dilakukan pemodelan residual dengan model ARIMA. ugaan model ARIMA dapat diketahui dari plot AF dan PAF yang ditunukkan pada Gambar dan berikut. Autocorrelation Gambar Plot AF residual model regresi pada volume penualan oblong dewasa Berdasarkan plot AF residual pada Gambar menunukkan bahwa residual belum white noise karena masih terdapat nilai AF yang mengalami cut off yaitu pada lag ke- dan ke-. Pemodelan residual dengan menggunakan ARIMA dapat dilakukan dengan melihat plot AF dan PAF. Berikut plot PAF ditampilkan pada Gambar. Partial Autocorrelation Gambar Plot PAF residual model regresi pada volume penualan oblong dewasa Pada Gambar plot PAF signifikan pada lag ke-, ke- dan ke-3. Berdasarkan pengamatan terhadap plot AF dan PAF, maka model yang diduga adalah semua kombinasi model yang mungkin dari lag-lag tersebut. Berdasarkan hasil penaksiran dan ui signifikansi model, diperoleh satu model yang 0 Lag 0 Lag telah memenuhi asumsi yaitu ARIMA (,0,[0]). Selanutnya, untuk membentuk level kedua, maka dilakukan regresi antara koefisien variabel dummy Idul Fitri dan satu bulan sebelum Idul Fitri dengan umlah hari sebelum Idul Fitri. Hasil akhir model level pertama two level regression untuk oblong dewasa yang telah didapatkan melalui model regresi dummy dengan N mengikuti model ARIMA t (,0,[0]) adalah sebagai berikut. Ŷ t.m,t 0.M 33.7M.3,t,t,t.30,t + 7.M t-,t + 3.3M M ,t,t,t- + 3.M Z + a + a t t-0 3,t + 3.M,t ,t-,t + 3.7M +.,t + 3.0M,t ,t + 37.M,t ,t +.3M +. Sedangkan model linier untuk level kedua adalah sebagai berikut. ˆ ˆ 7-.,3 Karena tuuan yang diinginkan adalah meramalkan volume penualan periode mendatang, maka, kriteria pemilihan model terbaik didasarkan pada kriteria out-sample. Hasil ramalan permintaan oblong dewasa periode mendatang ditampilkan pada Tabel 3. Tabel 3. Hasil Ramalan Volume Penualan Oblong ewasa Bulan Oblong ewasa (unit) uari 00 0 Februari 00 Maret 00 April Mei 00 0 Juni 00 0 Juli Agustus 00 3 September Oktober 00 November 00 esember 00 Ketepatan peramalan dapat diketahui uga dari Plot Time series terhadap data in-sample dan out-sample. Berikut ditunukkan kedua plot tersebut pada Gambar dan Gambar 7. ata Month Year Oblong ewasa_ Two Level Gambar Perbandingan pada ata In-Sample Variable 0,t,t-,t

8 ata Index Variable Oblong ewasa_ Two Levels Gambar 7 Perbandingan pada ata Out-Sample Hasil Ramalan untuk Item engan menggunakan metode yang sama dengan langkah-langkah yang telah diuraikan pada item ke- maka diperoleh hasil ramalan untuk item lainnya. Hasil ramalan ditampilkan pada Tabel. Tabel Hasil Ramalan untuk Item ke- sampai item ke- Item ke Optimasi Model EO Multi Item Setelah diperoleh hasil ramalan untuk item, maka langkah selanutnya adalah melakukan optimasi model persediaan EO multi item. Langkah pertama untuk optimasi model EO adalah representasi dan inisialisasi. Sebelum melakukan representasi dan inisialisasi, perlu dirumuskan komponenkomponen biaya apa saa yang sesuai dengan kondisi perusahaan. Tabel Komponen Biaya tiap Item item ked i (unit) h (rupiah) p i (rupiah) d i (rupiah) oi (rupiah) o (rupiah) Biaya pemesanan minor adalah biaya yang terkait dengan kegiatan pemesanan masing-masing item. Sedangkan biaya pemesanan mayor adalah semua biaya yang terkait dengan pemesanan secara keseluruhan yaitu gai pegawai, telepon dan internet per sekali pesan. Biaya simpan yang digunakan adalah biaya simpan rata-rata per unit per periode perencanaan. engan menggunakan komponen biaya yang terdapat pada Tabel maka model persediaan EO multi-item yang akan dioptimasi menggunakan Algoritma Genetika adalah sebagai berikut. T T O g i g i o i i h g i i dengan fungsi batasan: Pada optimasi Algoritma Genetika diperlukan nilai inisialisasi yang dapat dihitung dari umlah pemesanan optimum dengan menggunakan persamaan (). Kemudian dengan inisialisasi tersebut dilakukan optimasi dengan menggunakan Algoritma Genetika. Berikut uraian langkah-langkah optimasi dengan menggunakan Algoritma Genetika. a) Representasi Masing-masing kromosom berisi seumlah gen dimana dalam satu gen biasanya akan mewakili satu variabel. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengkodekan gen adalah melalui skema real-number encoding dimana gen merupakan bilangan real positif. Gen yang digunakan pada Algoritma Genetika ini adalah i yang merupakan EO optimum untuk item ke-i. Pada penelitian ini digunakan populasi (N popsize ) sebanyak 00 kromosom dimana setiap kromosom memuat solusi yang mungkin. Untuk mendapatkan solusi optimal, diperlukan inisialisasi untuk mendapatkan initial value yang digunakan sebagai nilai awal dalam proses pencarian agar hasil yang diperoleh representative dengan kondisi nyatanya atau nilai yang diperoleh optimal (tidak berada auh dari nilai asli). Nilai awal i didapatkan dari perhitungan menggunakan metode sederhana yaitu dengan menggunakan persamaan (). Tabel menunukkan nilai inisial untuk masingmasing item.

9 Tabel Nilai inisial untuk masing-masing Item Item i Oblong ewasa..00 Kaos Krah ewasa..000 Hem Pang ewasa Hem Pendek ewasa asual..00 elana Pang Jeans ewasa Jaket ewasa.0.00 Pakaian Olah Raga elana Santai Hem Batik.3.00 elana Bermuda elana Pang Pa ws Katun Singlet ewasa.00 elana alam Pa ewasa.7.00 Sabuk asi.300 Topi.00 Sehingga kromosom-kromosomnya adalah Kromosom : Kromosom : Kromosom 3 : Kromosom 00 : Sebagai inisialisasi awal menggunakan N popsize = 00, p c = 0,, p m = 0, dan toleransi 0 - b) Nilai Fitness tiap Kromosom Tuuan dari penelitian ini adalah meminimumkan T sehingga nilai fitness tiap kromosom adalah sebagai berikut. f T sehingga, nilai fitness masing-masing kromosom adalah f :.3..7 f :.3..3 f 3 : f 00 :.3..7 c) Proses Seleksi Orang Tua Proses seleksi orang tua dilakukan dengan Roulette Wheel. imisalkan bahwa total fitness adalah,3 x 0 L, selanutnya langkah-langkah yang harus dilakukan adalah a. Menghitung nilai fitness relatif (f r ) masing-masing kromosom f r = f /Total fitness = 0, f r = f /Total fitness = 0,0037 f r00 =f 00 /Total fitness = 0,0007 b. Menghitung nilai fitness komulatif (f k ) f k = f r = 0, f k = f k + f r = 0,03 f k00 = f k + f r00 = 0,70 c. Membangkitkan bilangan acak antara [0,] sebanyak 00. Misalkan bilangan acak pertama adalah 0,0. Kemudian bilangan acak tersebut dibandingkan dengan nilai kumulatifnya. Karena bilangan acak tersebut terletak antara f k dan f k, yaitu lebih dari f k dan kurang dari f k, maka kromosom ke- menadi kromosom baru yang pertama. Kemudian bilangan acak kedua adalah 0,. Bilangan acak tersebut terletak antara f k dan f k, yaitu lebih dari f k dan kurang dari f k, maka kromosom ke- menadi kromosom baru yang kedua. Begitu seterusnya sampai bilangan acak keseratus. d) Pindah Silang (rossover) Probabilitas pindah silang (P c ) yang digunakan pada penelitian ini adalah sebesar 0, yang berarti bahwa diharapkan 0% dari total kromosom mengalami pindah silang. Untuk memilih kromosom mana yang akan melakukan pindah silang, maka dibangkitkan bilangan acak [0,] sebanyak 00. Bilanganbilangan acak yang kurang dari p c akan melakukan pindah silang. Pada penelitian ini dilakukan pindah silang satu titik (one point crossover). Pemilihan titik mana yang akan dipotong ini dilakukan secara acak. Misalkan kromosom yang berhak melakukan pindah silang adalah kromosom dan kromosom, maka Orang tua : Orang tua : Apabila dilakukan pindah silang pada titik pertama maka anak yang akan dihasilkan adalah : Anak : Anak : e) Mutasi Peluang mutasi (p m ) yang digunakan pada penelitian ini adalah sebesar 0, sehingga diharapkan 0% dari total gen akan mengalami mutasi, yang berarti ika umlah populasinya adalah 00 individu (kromosom) maka yang akan mengalami mutasi adalah sebanyak 0 kromosom. Untuk memilih variabel-variabel mana yang melakukan mutasi, maka membangkitkan bilangan acak [0,] sebanyak total gen yang terdapat dalam populasi. Jika umlah populasinya adalah 00 kromosom dimana dalam setiap kromosom mengandung gen, maka yang dibangkitkan adalah sebanyak 0 bilangan acak. Karena yang dipilih adalah 0,, maka diharapkan 0% dari total gen akan mengalami mutasi yaitu sebanyak gen. Apabila bilangan acak yang muncul kurang dari p m, maka akan terkena mutasi.

10 Misalnya pada kromosom pertama, gen pertama, bilangan acak yang terbentuk adalah 0. dimana lebih besar daripada nilai probabilitas mutasi yang digunakan sehingga kromosom pertama, gen pertama tidak akan mengalami mutasi. Pada kromosom kedua, gen kedua, bilangan acak yang terbentuk adalah 0.0 dimana lebih kecil daripada probabilitas mutasi yang digunakan sehingga kromosom kedua, gen kedua akan mengalami mutasi. Populasi akhir setelah dilakukan mutasi akan diadikan sebagai populasi awal untuk generasi kedua. f) Etilisme Individu yang memiliki nilai fitness tertinggi pada suatu generasi belum tentu akan selalu terpilih. Hal ini disebabkan oleh proses seleksi yang dilakukan secara acak. Walaupun individu bernilai fitness tertinggi terpilih, tetapi tidak menutup kemungkinan bahwa individu tersebut rusak karena proses pindah silang. Oleh karena itu perlu dilakukan elitisme, yaitu suatu prosedur pengopian individu agar individu yang bernilai fitness tertinggi tidak hilang selama proses evolusi. g) Penggantian Populasi Populasi akhir dari generasi pertama akan diadikan sebagai populasi awal untuk generasi kedua. engan cara yang sama proses c sampai g dilakukan sampai seratus kali. Iterasi akan berhenti ika selisih nilai fitness generasi sebelumnya dengan generasi selanutnya kurang dari nilai toleransi, dimana nilai toleransi yang digunakan pada penelitian ini adalah sebesar 0 -. Jika nilai selisih nilai fitness tersebut telah kurang dari nilai toleransi maka dikatakan bahwa nilai fitness sudah konvergen, yang menandakan bahwa nilai fitness tersebut adalah nilai T minimum. Berdasarkan hasil optimasi diperoleh nilai T optimum adalah sebesar dengan nilai masing-masing i dan EO optimum ditunukkan pada Tabel 7. Tabel 7 EO Optimum untuk masing-masing Item rpi (Rupiah) Pi (Rupiah) EO (unit) Pembulatan EO (unit) Hasil running yang diperoleh adalah nilai-nilai EO untuk setiap item yang dapat meminimumkan biaya total persediaan. Tabel menunukkan perbandingan model EO multi-item dengan EO multi-item dengan Algoritma Genetika. Tabel 0 Perbandingan umlah Optimum dan Biaya Total Persediaan EO multi-item dengan EO multi-item dengan Algoritma Genetika Item ke- engan Algoritma Genetika Tanpa Algoritma Genetika TI Berdasarkan Tabel dapat diketahui bahwa nilai EO optimum hasil perhitungan EO multi-item dengan hasil perhitungan menggunakan Algoritma menunukkan hasil yang tidak auh berbeda atau bisa dikatakan sama, karena selisihnya tidak signifikan. Jarak antar pemesanan optimal (t*) dihitung dengan persamaan (). Berikut hasil perhitungan nilai t*. t* Jika dalam tahun = minggu kera, maka t* x minggu 0.073minggu minggu Jadi, berdasarkan hasil optimasi dengan menggunakan Algoritma Genetika diperoleh 0

11 titik pemesanan kembali sebesar minggu atau minggu. Ini berarti bahwa idealnya pihak manaemen perusahaan melakukan pemesanan setiap minggu sekali dengan umlah barang pada tiap item seperti yang tercantum pada Tabel 7. Perbandingan Hasil Optimasi Algoritma Genetika dengan Kondisi Perusahaan Perbandingan dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan melihat umlah persediaan yang dipesan atau dengan melihat biaya total persediaan. Hasil ditampilkan pada Tabel Tabel Perbandingan Nilai Optimum dan Biaya Total Persediaan Hasil Optimasi Algoritma Genetika dengan Kondisi Perusahaan Item ke- Perusahaan Optimum Algoritma Genetika TI Berdasarkan Tabel dapat diketahui bahwa dari segi umlah, hasil yang diperoleh dari optimasi dengan metode Algoritma Genetika memberikan nilai yang bervariasi ika dibandingkan dengan kondisi perusahaan dimana nilainya lebih kecil. Berdasarkan data permintaan yang dimiliki perusahaan, maka biaya total persediaan yang dikeluarkan perusahaan untuk pemesanan selama tahun 00 adalah sebesar ,00. Sedangkan hasil penerapan Algoritma Genetika menghasilkan biaya total persediaan sebesar ,00. Selisih biaya total persediaan perusahaan dan biaya total persediaan hasil Algoritma Genetika sangat besar atau bisa dikatakan signifikan. Hal ini teradi sebagai akibat dari adanya dana berhenti yang ada pada perusahaan, dimana perusahaan membeli barang setiap dua minggu sekali sehingga memperbesar biaya simpan. Penerapan Algoritma Genetika pada perusahaan membuat perusahaan dapat melakukan penghematan sebesar , Kesimpulan ari hasil analisis yang telah dilakukan, didapatkan kesimpulan sebagai berikut.. Model persediaan EO multi-item yang meminimumkan biaya total (T) adalah sebagai berikut.. 3. T T O g g i i o i i h g i i dengan fungsi batasan biaya (anggaran): dimana,,, adalah umlah EO optimum dalam nilai rupiah untuk masing-masing item yaitu sebanyak item. Berdasarkan informasi dari perusahaan, anggaran maksimum yang disediakan perusahaan untuk semua item adalah ,00.. engan menggunakan model persediaan EO multi-item untuk periode perencanaan selama satu tahun, umlah barang yang dipesan untuk masingmasing item secara berturut-turut adalah sebagai berikut. - Oblong dewasa : unit - Kaos krah dewasa : unit - Hem panang dewasa : unit - Hem pendek dewasa casual : unit - elana panang eans dewasa : unit - Jaket dewasa : unit - Pakaian olah raga : unit - elana santai : 7 unit - Hem batik : unit - elana Bermuda : 3 unit - elana panang pa dws katun : unit - Singlet dewasa : unit - elana dalam pa dewasa : 3 unit - Sabuk : 0 unit - asi : 3 unit - Topi : unit Berdasarkan data permintaan yang dimiliki perusahaan, maka biaya total persediaan yang dikeluarkan perusahaan untuk pemesanan selama tahun 00 adalah sebesar ,00. Sedangkan hasil penerapan Algoritma Genetika menghasilkan biaya total persediaan sebesar ,00. Selisih biaya total

12 persediaan perusahaan dan biaya total persediaan hasil Algoritma Genetika sangat besar atau bisa dikatakan signifikan. Hal ini teradi sebagai akibat dari adanya dana berhenti yang ada pada perusahaan, dimana perusahaan membeli barang setiap dua minggu sekali sehingga memperbesar biaya simpan. Penerapan Algoritma Genetika pada perusahaan membuat perusahaan dapat melakukan penghematan sebesar ,00. Retail ata. Presented in The 7 th International onference on Mathematics, Statistics and Its Application. Bangkok, Thailand. Suyanto. (00). Algoritma Genetika alam Matlab. Yogyakarta: Andi Offset. Syamsuddin. A. (00). Pengenalan Algoritma Genetik. Kuliah Umum. nalan-algoritma-genetik/ [ Maret 0]. aftar Pustaka Bera, U. K., M. Rong, N. K. Mahapatra dan M. Maiti. (00). A Multi Item Mixture Inventory Model Involving Random Lead Time and emand with Budget onstraint and Surprise Function. Applied Mathematical Modelling Guchahait. P., Maiti, M. K., dan Maiti, M. (00). Multi-item Inventory Model of Breakable Items With Stock-dependent emand Under Stock and Time ependent Breakability Rate. omputers and Industrial Engineering p. -0. Hong, S. P dan Yong-Hyuk Kim. (00). A Genetic Algorithm for Joint Replenishment based on the Exact Inventory ost. omputers & Operations Research 3 p.7 7. Mondal, S. dan M, Maiti. (00). Multi-item Fuzzy EO Models Using Genetic Algorithm. omputer and Industrial Engineering p Nasution, A. H., dan Prasetyawan, Y. (00). Perencanaan dan Pengendalian Produksi. Edisi Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu. Pasandideh, S. H. R., Niaki, S. T. A., dan Nia, A. R. (0). A Genetic Algorithm for Vendor Managed Inventory ontrol system of Multi-product Multi-constraint Economic Order uantity Model. Expert System with Applications 3 p Sanoyo. (00). Aplikasi Algoritma Genetika. sanoyo.files.wordpress.com/00//no n-linier-gen-algol.pdf [ Maret 0] Suhartono. (00). alendar Variation Model for Forecasting Time Series ata with Islamic alender Effect. Jurnal Matematika, Sains, dan Terknologi, 7, : -. Suhartono dan Muhammad H. L. (0). Two Levels Regression Modeling of Trading ay and Holiday Effect for Forcasting

Optimasi Persediaan Multi-item Fuzzy EOQ Di PT UWBM dengan Algoritma Genetika

Optimasi Persediaan Multi-item Fuzzy EOQ Di PT UWBM dengan Algoritma Genetika Optimasi Persediaan Multi-item Fuzzy EOQ Di PT UWBM dengan Algoritma Genetika Disusun Oleh : Ainy Mahmudah 1307 100 002 Pembimbing I Pembimbing II : Dr. Irhamah, S.Si., M.Si : Dra. Sri Mumpuni R, M.Si

Lebih terperinci

Pendekatan Algoritma Genetika pada Peminimalan Fungsi Ackley menggunakan Representasi Biner

Pendekatan Algoritma Genetika pada Peminimalan Fungsi Ackley menggunakan Representasi Biner Vol. 7, 2, 108-117, Januari 2011 Pendekatan Algoritma Genetika pada Peminimalan Fungsi Ackley menggunakan Representasi Biner Jusmawati Massalesse Abstrak Tulisan ini dimaksudkan untuk memperlihatkan proses

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. harga minyak mentah di Indonesia dari bulan Januari 2007 sampai Juni 2017.

BAB III PEMBAHASAN. harga minyak mentah di Indonesia dari bulan Januari 2007 sampai Juni 2017. BAB III PEMBAHASAN Data yang digunakan dalam bab ini diasumsikan sebagai data perkiraan harga minyak mentah di Indonesia dari bulan Januari 2007 sampai Juni 2017. Dengan demikian dapat disusun model Fuzzy

Lebih terperinci

APLIKASI UNTUK PREDIKSI JUMLAH MAHASISWA PENGAMBIL MATAKULIAH DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA, STUDI KASUS DI JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA ITS

APLIKASI UNTUK PREDIKSI JUMLAH MAHASISWA PENGAMBIL MATAKULIAH DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA, STUDI KASUS DI JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA ITS APLIKASI UNTUK PREDIKSI JUMLAH MAHASISWA PENGAMBIL MATAKULIAH DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA, STUDI KASUS DI JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA ITS Hafid Hazaki 1, Joko Lianto Buliali 2, Anny Yuniarti 2

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Travelling Salesman Problem (TSP) Travelling Salesmen Problem (TSP) termasuk ke dalam kelas NP hard yang pada umumnya menggunakan pendekatan heuristik untuk mencari solusinya.

Lebih terperinci

Analisis Pengendalian Persediaan Produk Dengan Metode EOQ Menggunakan Algoritma Genetika untuk Mengefisiensikan Biaya Persediaan

Analisis Pengendalian Persediaan Produk Dengan Metode EOQ Menggunakan Algoritma Genetika untuk Mengefisiensikan Biaya Persediaan JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, (Sept, 2012) ISSN: 2301-9271 A-305 Analisis Pengendalian Persediaan Produk Dengan Metode EOQ Menggunakan Algoritma Genetika untuk Mengefisiensikan Biaya Persediaan Indroprasto,

Lebih terperinci

PELATIHAN FEED FORWARD NEURAL NETWORK MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA DENGAN METODE SELEKSI TURNAMEN UNTUK DATA TIME SERIES

PELATIHAN FEED FORWARD NEURAL NETWORK MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA DENGAN METODE SELEKSI TURNAMEN UNTUK DATA TIME SERIES JURNAL GAUSSIAN, Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 65-72 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian PELATIHAN FEED FORWARD NEURAL NETWORK MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA DENGAN METODE

Lebih terperinci

ERWIEN TJIPTA WIJAYA, ST.,M.KOM

ERWIEN TJIPTA WIJAYA, ST.,M.KOM ERWIEN TJIPTA WIJAYA, ST.,M.KOM DEFINISI ALGEN adalah algoritma yang memanfaatkan proses seleksi alamiah yang dikenal dengan evolusi Dalam evolusi, individu terus menerus mengalami perubahan gen untuk

Lebih terperinci

Lingkup Metode Optimasi

Lingkup Metode Optimasi Algoritma Genetika Lingkup Metode Optimasi Analitik Linier Non Linier Single Variabel Multi Variabel Dgn Kendala Tanpa Kendala Numerik Fibonacci Evolusi Complex Combinasi Intelijen/ Evolusi Fuzzy Logic

Lebih terperinci

ALGORITMA GENETIKA PADA PEMROGRAMAN LINEAR DAN NONLINEAR

ALGORITMA GENETIKA PADA PEMROGRAMAN LINEAR DAN NONLINEAR Buletin Ilmiah Mat. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Volume 5, No. 03(2016), hal 265 274. ALGORITMA GENETIKA PADA PEMROGRAMAN LINEAR DAN NONLINEAR Abdul Azis, Bayu Prihandono, Ilhamsyah INTISARI Optimasi

Lebih terperinci

Genetic Algorithme. Perbedaan GA

Genetic Algorithme. Perbedaan GA Genetic Algorithme Algoritma ini bekerja dengan sebuah populasi yang terdiri atas individu-individu (kromosom). Individu dilambangkan dengan sebuah nilai kebugaran (fitness) yang akan digunakan untuk mencari

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 27 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Penelitian Terkait Penelitian terkait yang menggunakan algoritma genetika untuk menemukan solusi dalam menyelesaikan permasalahan penjadwalan kuliah telah banyak dilakukan.

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. Gambar 3.1 di bawah ini mengilustrasikan jalur pada TSP kurva terbuka jika jumlah node ada 10:

BAB III PERANCANGAN. Gambar 3.1 di bawah ini mengilustrasikan jalur pada TSP kurva terbuka jika jumlah node ada 10: BAB III PERANCANGAN Pada bagian perancangan ini akan dipaparkan mengenai bagaimana mencari solusi pada persoalan pencarian rute terpendek dari n buah node dengan menggunakan algoritma genetika (AG). Dari

Lebih terperinci

Peramalan Kebutuhan Beban Sistem Tenaga Listrik Menggunakan Algoritma Genetika

Peramalan Kebutuhan Beban Sistem Tenaga Listrik Menggunakan Algoritma Genetika Peramalan Kebutuhan Beban Sistem Tenaga Listrik Menggunakan Algoritma Genetika M. Syafrizal, Luh Kesuma Wardhani, M. Irsyad Jurusan Teknik Informatika - Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Lebih terperinci

Algoritma Evolusi Dasar-Dasar Algoritma Genetika

Algoritma Evolusi Dasar-Dasar Algoritma Genetika Algoritma Evolusi Dasar-Dasar Algoritma Genetika Imam Cholissodin imam.cholissodin@gmail.com Pokok Bahasan 1. Pengantar 2. Struktur Algoritma Genetika 3. Studi Kasus: Maksimasi Fungsi Sederhana 4. Studi

Lebih terperinci

BAB III. Metode Penelitian

BAB III. Metode Penelitian BAB III Metode Penelitian 3.1 Diagram Alir Penelitian Secara umum diagram alir algoritma genetika dalam penelitian ini terlihat pada Gambar 3.1. pada Algoritma genetik memberikan suatu pilihan bagi penentuan

Lebih terperinci

Implementasi Algoritma Genetika dalam Pembuatan Jadwal Kuliah

Implementasi Algoritma Genetika dalam Pembuatan Jadwal Kuliah Implementasi Algoritma Genetika dalam Pembuatan Jadwal Kuliah Leonard Tambunan AMIK Mitra Gama Jl. Kayangan No. 99, Duri-Riau e-mail : leo.itcom@gmail.com Abstrak Pada saat ini proses penjadwalan kuliah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pada bab kajian pustaka berikut ini akan dibahas beberapa materi yang meliputi

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pada bab kajian pustaka berikut ini akan dibahas beberapa materi yang meliputi BAB II KAJIAN PUSTAKA Pada bab kajian pustaka berikut ini akan dibahas beberapa materi yang meliputi graf, permasalahan optimasi, model matematika dari objek wisata di Yogyakarta, dan algoritma genetika

Lebih terperinci

Zbigniew M., Genetic Alg. + Data Structures = Evolution Program, Springler-verlag.

Zbigniew M., Genetic Alg. + Data Structures = Evolution Program, Springler-verlag. Zbigniew M., Genetic Alg. + Data Structures = Evolution Program, Springler-verlag. 12/11/2009 1 Ditemukan oleh Holland pada tahun 1975. Didasari oleh fenomena evolusi darwin. 4 kondisi yg mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Fuzzy Local Binary Pattern (FLBP) Fuzzifikasi pada pendekatan LBP meliputi transformasi variabel input menjadi variabel fuzzy, berdasarkan pada sekumpulan fuzzy rule. Dalam

Lebih terperinci

2/6/2011. Data deret waktu. Metode : ARIMA. Tahapan : (1) identifikasi model, (2) estimasi model dan (3) validasi model.

2/6/2011. Data deret waktu. Metode : ARIMA. Tahapan : (1) identifikasi model, (2) estimasi model dan (3) validasi model. Data deret waktu Metode : ARIMA Tahapan : () identifikasi model, (2) estimasi model dan (3) validasi model. Jimmy Ludin 30920725 DOSEN PEMBIMBING : Prof. Dra. Susanti Linuwih, M.Stat., Ph.D Dr. Drs. Brodjol

Lebih terperinci

Optimasi Fungsi Tanpa Kendala Menggunakan Algoritma Genetika Dengan Kromosom Biner dan Perbaikan Kromosom Hill-Climbing

Optimasi Fungsi Tanpa Kendala Menggunakan Algoritma Genetika Dengan Kromosom Biner dan Perbaikan Kromosom Hill-Climbing Optimasi Fungsi Tanpa Kendala Menggunakan Algoritma Genetika Dengan Kromosom Biner dan Perbaikan Kromosom Hill-Climbing Wayan Firdaus Mahmudy, (wayanfm@ub.ac.id) Program Studi Ilmu Komputer, Universitas

Lebih terperinci

PEMAMPATAN MATRIKS JARANG DENGAN METODE ALGORITMA GENETIKA MENGGUNAKAN PROGRAM PASCAL

PEMAMPATAN MATRIKS JARANG DENGAN METODE ALGORITMA GENETIKA MENGGUNAKAN PROGRAM PASCAL Jurnal Matematika UNAND Vol. 3 No. 1 Hal. 98 106 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND PEMAMPATAN MATRIKS JARANG DENGAN METODE ALGORITMA GENETIKA MENGGUNAKAN PROGRAM PASCAL YOSI PUTRI, NARWEN

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penjadwalan Penjadwalan kegiatan belajar mengajar pada suatu lembaga pendidikan biasanya merupakan salah satu pekerjaan yang tidak mudah dan menyita waktu. Pada lembaga pendidikan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI ALGORITMA GENETIKA UNTUK MINIMASI GALAT PADA METODE PERAMALAN ARIMA

IMPLEMENTASI ALGORITMA GENETIKA UNTUK MINIMASI GALAT PADA METODE PERAMALAN ARIMA Seminar Nasional Sistem Informasi Indonesia, 2-3 November 2015 IMPLEMENTASI ALGORITMA GENETIKA UNTUK MINIMASI GALAT PADA METODE PERAMALAN ARIMA Muhammad Abdurrahman Baraja (1), Wiwik Anggraeni (2) (1,

Lebih terperinci

PENENTUAN KOMBINASI OPTIMUM JUMLAH, BERAT, DAN WAKTU TAMBAT KAPAL DI PT (PERSERO) PELABUHAN INDONESIA III GRESIK MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA

PENENTUAN KOMBINASI OPTIMUM JUMLAH, BERAT, DAN WAKTU TAMBAT KAPAL DI PT (PERSERO) PELABUHAN INDONESIA III GRESIK MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA LOGO PENENTUAN KOMBINASI OPTIMUM JUMLAH, BERAT, DAN WAKTU TAMBAT KAPAL DI PT (PERSERO) PELABUHAN INDONESIA III GRESIK MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA Oleh : Aris Saputro 1206100714 Pembimbing : Dr. M. Isa

Lebih terperinci

BAB III ALGORITMA MEMETIKA DALAM MEMPREDIKSI KURS VALUTA ASING. Untuk memberikan penjelasan mengenai prediksi valuta asing

BAB III ALGORITMA MEMETIKA DALAM MEMPREDIKSI KURS VALUTA ASING. Untuk memberikan penjelasan mengenai prediksi valuta asing BAB III ALGORITMA MEMETIKA DALAM MEMPREDIKSI KURS VALUTA ASING Untuk memberikan penjelasan mengenai prediksi valuta asing menggunakan algoritma memetika, akan diberikan contoh sebagai berikut. Contoh Misalkan

Lebih terperinci

Metode Variasi Kalender untuk Meramalkan Banyaknya Penumpang Kereta Api

Metode Variasi Kalender untuk Meramalkan Banyaknya Penumpang Kereta Api Metode Variasi Kalender untuk Meramalkan Banyaknya Penumpang Kereta Api Efek Variasi Kalender dengan Pendekatan Regresi Time Series Nur Ajizah 1, Resa Septiani Pontoh 2, Toni Toharudin 3 Mahasiswa Program

Lebih terperinci

Algoritma Evolusi Real-Coded GA (RCGA)

Algoritma Evolusi Real-Coded GA (RCGA) Algoritma Evolusi Real-Coded GA (RCGA) Imam Cholissodin imam.cholissodin@gmail.com Pokok Bahasan 1. Siklus RCGA 2. Alternatif Operator Reproduksi pada Pengkodean Real 3. Alternatif Operator Seleksi 4.

Lebih terperinci

Algoritma Genetika dan Penerapannya dalam Mencari Akar Persamaan Polinomial

Algoritma Genetika dan Penerapannya dalam Mencari Akar Persamaan Polinomial Algoritma Genetika dan Penerapannya dalam Mencari Akar Persamaan Polinomial Muhammad Abdy* 1, Maya Sari Wahyuni* 2, Nur Ilmi* 3 1,2,3 Jurusan Matematika, Universitas Negeri Makassar e-mail: * 1 m.abdy@unm.ac.id,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Algoritma Genetika

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Algoritma Genetika 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Algoritma Genetika Algoritma genetika merupakan metode pencarian yang disesuaikan dengan proses genetika dari organisme-organisme biologi yang berdasarkan pada teori evolusi

Lebih terperinci

APLIKASI ALGORITMA GENETIKA UNTUK MERAMALKAN KONSUMSI PREMIUM KOTA DENPASAR

APLIKASI ALGORITMA GENETIKA UNTUK MERAMALKAN KONSUMSI PREMIUM KOTA DENPASAR E-Jurnal Matematika Vol. 3 (4), November 2014, pp. 10-17 ISSN: 2303-171 APLIKASI ALGORITMA GENETIKA UNTUK MERAMALKAN KONSUMSI PREMIUM KOTA DENPASAR Victor Mallang 1, Ketut Jayanegara 2, Made Asih 3, I

Lebih terperinci

Pengantar Kecerdasan Buatan (AK045218) Algoritma Genetika

Pengantar Kecerdasan Buatan (AK045218) Algoritma Genetika Algoritma Genetika Pendahuluan Struktur Umum Komponen Utama Seleksi Rekombinasi Mutasi Algoritma Genetika Sederhana Referensi Sri Kusumadewi bab 9 Luger & Subblefield bab 12.8 Algoritma Genetika 1/35 Pendahuluan

Lebih terperinci

Optimasi Penjadwalan Ujian Menggunakan Algoritma Genetika

Optimasi Penjadwalan Ujian Menggunakan Algoritma Genetika Optimasi Penjadwalan Ujian Menggunakan Algoritma Genetika Nia Kurnia Mawaddah Wayan Firdaus Mahmudy, (wayanfm@ub.ac.id) Jurusan Matematika, FMIPA Universitas Brawijaya, Malang 65145 Abstrak Penjadwalan

Lebih terperinci

Renny Elfira Wulansari, Epa Suryanto, Kiki Ferawati, Ilafi Andalita, Suhartono

Renny Elfira Wulansari, Epa Suryanto, Kiki Ferawati, Ilafi Andalita, Suhartono Statistika, Vol. No., November 0 Penerapan Time Series Regression with Calendar Variation Effect pada Data Netflow Uang Kartal Bank Indonesia Sebagai Solusi Kontrol Likuiditas Perbankan di Indonesia Renny

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI 27 BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI 3.1 Analisis Pada subbab ini akan diuraikan tentang analisis kebutuhan untuk menyelesaikan masalah jalur terpendek yang dirancang dengan menggunakan algoritma

Lebih terperinci

Optimasi Multi Travelling Salesman Problem (M-TSP) Menggunakan Algoritma Genetika

Optimasi Multi Travelling Salesman Problem (M-TSP) Menggunakan Algoritma Genetika Optimasi Multi Travelling Salesman Problem (M-TSP) Menggunakan Algoritma Genetika Wayan Firdaus Mahmudy (wayanfm@ub.ac.id) Program Studi Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya, Malang, Indonesia Abstrak.

Lebih terperinci

Analisis Operator Crossover pada Permasalahan Permainan Puzzle

Analisis Operator Crossover pada Permasalahan Permainan Puzzle Analisis Operator Crossover pada Permasalahan Permainan Puzzle Kun Siwi Trilestari [1], Ade Andri Hendriadi [2] Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Singaperbanga Karawang

Lebih terperinci

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA PADA PERENCANAAN LINTASAN KENDARAAN Achmad Hidayatno Darjat Hendry H L T

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA PADA PERENCANAAN LINTASAN KENDARAAN Achmad Hidayatno Darjat Hendry H L T PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA PADA PERENCANAAN LINTASAN KENDARAAN Achmad Hidayatno Darjat Hendry H L T Abstrak : Algoritma genetika adalah algoritma pencarian heuristik yang didasarkan atas mekanisme evolusi

Lebih terperinci

Penjadwalan Job Shop pada Empat Mesin Identik dengan Menggunakan Metode Shortest Processing Time dan Genetic Algorithm

Penjadwalan Job Shop pada Empat Mesin Identik dengan Menggunakan Metode Shortest Processing Time dan Genetic Algorithm Jurnal Telematika, vol.9 no.1, Institut Teknologi Harapan Bangsa, Bandung ISSN: 1858-251 Penjadwalan Job Shop pada Empat Mesin Identik dengan Menggunakan Metode Shortest Processing Time dan Genetic Algorithm

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. digunakan sebagai pedoman perawatan adalah sebuah panduan sebagaimana

BAB II LANDASAN TEORI. digunakan sebagai pedoman perawatan adalah sebuah panduan sebagaimana BAB II LANDASAN TEORI 2. Konsep Perawatan Pesawat Fokker F27 Buku Pedoman Perawatan yang diberikan oleh pabrik yang akan digunakan sebagai pedoman perawatan adalah sebuah panduan sebagaimana layaknya sebuah

Lebih terperinci

Tugas Mata Kuliah E-Bisnis REVIEW TESIS

Tugas Mata Kuliah E-Bisnis REVIEW TESIS Tugas Mata Kuliah E-Bisnis REVIEW TESIS Desain Algoritma Genetika Untuk Optimasi Penjadwalan Produksi Meuble Kayu Studi Kasus Pada PT. Sinar Bakti Utama (oleh Fransiska Sidharta dibawah bimbingan Prof.Kudang

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Algoritma Genetika Algoritma genetika merupakan algoritma pencarian heuristik ysng didasarkan atas mekanisme seleksi alami dan genetika alami (Suyanto, 2014). Adapun konsep dasar

Lebih terperinci

PENENTUAN JARAK TERPENDEK PADA JALUR DISTRIBUSI BARANG DI PULAU JAWA DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA. Abstraksi

PENENTUAN JARAK TERPENDEK PADA JALUR DISTRIBUSI BARANG DI PULAU JAWA DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA. Abstraksi PENENTUAN JARAK TERPENDEK PADA JALUR DISTRIBUSI BARANG DI PULAU JAWA DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA I Dewa Made Adi Baskara Joni 1, Vivine Nurcahyawati 2 1 STMIK STIKOM Indonesia, 2 STMIK STIKOM

Lebih terperinci

PERANCANGAN KONFIGURASI JARINGAN DISTRIBUSI PRODUK BISKUIT MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIKA (Studi Kasus: PT. EP)

PERANCANGAN KONFIGURASI JARINGAN DISTRIBUSI PRODUK BISKUIT MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIKA (Studi Kasus: PT. EP) PERANCANGAN KONFIGURASI JARINGAN DISTRIBUSI PRODUK BISKUIT MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIKA (Studi Kasus: PT. EP) Rezki Susan Ardyati dan Dida D. Damayanti Program Studi Teknik Industri Institut Teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB I: PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN BAB I: PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN BAB I: PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Ciri-ciri yang terdapat pada suatu pakaian merupakan salah satu faktor yang paling berpengaruh dalam menentukan nilai jual pakaian tersebut.

Lebih terperinci

Keywords Algoritma, Genetika, Penjadwalan I. PENDAHULUAN

Keywords Algoritma, Genetika, Penjadwalan I. PENDAHULUAN Optimasi Penjadwalan Mata Kuliah Dengan Algoritma Genetika Andysah Putera Utama Siahaan Universitas Pembangunan Pancabudi Jl. Gatot Subroto Km. 4,5, Medan, Sumatra Utara, Indonesia andiesiahaan@gmail.com

Lebih terperinci

OPTIMASI PENJADWALAN CERDAS MENGGUNAKAN ALGORITMA MEMETIKA

OPTIMASI PENJADWALAN CERDAS MENGGUNAKAN ALGORITMA MEMETIKA OPTIMASI PENJADWALAN CERDAS MENGGUNAKAN ALGORITMA MEMETIKA Muhammad Arief Nugroho 1, Galih Hermawan, S.Kom., M.T. 2 1, 2 Universitas Komputer Indonesia Jl. Dipatiukur No. 112-116, Bandung 40132 E-mail

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini akan membahas landasan atas teori-teori yang bersifat ilmiah untuk mendukung penulisan tugas akhir ini. Teori-teori yang dibahas mengenai pengertian penjadwalan, algoritma

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN APLIKASI PENJADWALAN KULIAH SEMESTER I MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA

PENGEMBANGAN APLIKASI PENJADWALAN KULIAH SEMESTER I MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA PENGEMBANGAN APLIKASI PENJADWALAN KULIAH SEMESTER I MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA Bagus Priambodo Program Studi Sistem Informasi Fakultas Ilmu Komputer Universitas Mercu Buana e- mail : bagus.priambodo@mercubuana.ac.id

Lebih terperinci

APLIKASI ALGORITMA GENETIKA DALAM PENENTUAN DOSEN PEMBIMBING SEMINAR HASIL PENELITIAN DAN DOSEN PENGUJI SKRIPSI

APLIKASI ALGORITMA GENETIKA DALAM PENENTUAN DOSEN PEMBIMBING SEMINAR HASIL PENELITIAN DAN DOSEN PENGUJI SKRIPSI Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Terapannya 2016 p-issn : 2550-0384; e-issn : 2550-0392 APLIKASI ALGORITMA GENETIKA DALAM PENENTUAN DOSEN PEMBIMBING SEMINAR HASIL PENELITIAN DAN DOSEN PENGUJI

Lebih terperinci

Bab II Konsep Algoritma Genetik

Bab II Konsep Algoritma Genetik Bab II Konsep Algoritma Genetik II. Algoritma Genetik Metoda algoritma genetik adalah salah satu teknik optimasi global yang diinspirasikan oleh proses seleksi alam untuk menghasilkan individu atau solusi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Umum Optimasi Optimasi merupakan suatu cara untuk menghasilkan suatu bentuk struktur yang aman dalam segi perencanaan dan menghasilkan struktur yang

Lebih terperinci

PENGGUNAAN ALGORITMA GENETIKA PADA PENJADWALAN PRODUKSI DI PT DNP INDONESIA PULO GADUNG

PENGGUNAAN ALGORITMA GENETIKA PADA PENJADWALAN PRODUKSI DI PT DNP INDONESIA PULO GADUNG PENGGUNAAN ALGORITMA GENETIKA PADA PENJADWALAN PRODUKSI DI PT DNP INDONESIA PULO GADUNG Suriadi AS, Ulil Hamida, N. Anna Irvani STMI Jakarta, Kementerian Perindustrian RI ABSTRAK Permasalahan yang terjadi

Lebih terperinci

BAB 2 DASAR TEORI. 2.1 Teka-Teki Silang

BAB 2 DASAR TEORI. 2.1 Teka-Teki Silang BAB 2 DASAR TEORI 2.1 Teka-Teki Silang Teka-teki silang atau disingkat TTS adalah suatu permainan yang mengharuskan penggunanya untuk mengisi ruang-ruang kosong dengan huruf-huruf yang membentuk sebuah

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Penjadwalan Perkuliahan Penjadwalan memiliki pengertian durasi dari waktu kerja yang dibutuhkan untuk melakukan serangkaian untuk melakukan aktivitas kerja[10]. Penjadwalan juga

Lebih terperinci

Optimasi Pengendalian Persediaan Bahan Kimia Dengan Pendekatan EOQ Menggunakan Algoritma Genetika

Optimasi Pengendalian Persediaan Bahan Kimia Dengan Pendekatan EOQ Menggunakan Algoritma Genetika Performa (2014) Vol. 13, No.2: 117-126 Optimasi Pengendalian Persediaan Bahan Kimia Dengan Pendekatan EOQ Menggunakan Algoritma Genetika Dirce Maria J.G.D.S Benevides, Evi Yuliawati Jurusan Teknik Industri,

Lebih terperinci

PENYELESAIAN KNAPSACK PROBLEM MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA

PENYELESAIAN KNAPSACK PROBLEM MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA PENYELESAIAN KNAPSACK PROBLEM MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA Kartina Diah KW1), Mardhiah Fadhli2), Charly Sutanto3) 1,2) Jurusan Teknik Komputer Politeknik Caltex Riau Pekanbaru Jl. Umban Sari No.1 Rumbai-Pekanbaru-Riau

Lebih terperinci

PENJADWALAN MESIN BERTIPE JOB SHOP UNTUK MEMINIMALKAN MAKESPAN DENGAN METODE ALGORITMA GENETIKA (STUDI KASUS PT X)

PENJADWALAN MESIN BERTIPE JOB SHOP UNTUK MEMINIMALKAN MAKESPAN DENGAN METODE ALGORITMA GENETIKA (STUDI KASUS PT X) PENJADWALAN MESIN BERTIPE JOB SHOP UNTUK MEMINIMALKAN MAKESPAN DENGAN METODE ALGORITMA GENETIKA (STUDI KASUS PT X) Ria Krisnanti 1, Andi Sudiarso 2 1 Jurusan Teknik Mesin dan Industri, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

PERAMALAN HARGA EMAS MENGGUNAKAN ALGORTIMA MEMETIKA DENGAN PENCARIAN LOCAL TABU SEARCH. Iqbal Dwihanandrio

PERAMALAN HARGA EMAS MENGGUNAKAN ALGORTIMA MEMETIKA DENGAN PENCARIAN LOCAL TABU SEARCH. Iqbal Dwihanandrio ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.2, No.2 Agustus 2015 Page 6447 PERAMALAN HARGA EMAS MENGGUNAKAN ALGORTIMA MEMETIKA DENGAN PENCARIAN LOCAL TABU SEARCH Iqbal Dwihanandrio S1 Teknik Informatika

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 18 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Optimasi Optimasi adalah salah satu ilmu dalam matematika yang fokus untuk mendapatkan nilai minimum atau maksimum secara sistematis dari suatu fungsi, peluang maupun

Lebih terperinci

Optimasi Metode Fuzzy Dengan Algoritma Genetika Pada Kontrol Motor Induksi

Optimasi Metode Fuzzy Dengan Algoritma Genetika Pada Kontrol Motor Induksi Optimasi Metode Fuzzy Dengan Algoritma Genetika Pada Kontrol Motor Induksi Rahman Aulia Universitas Sumatera Utara Pasca sarjana Fakultas Ilmu Komputer Medan, Indonesia Rahmanaulia50@gmail.com Abstract

Lebih terperinci

OPTIMASI PENDUGAAN PARAMETER DALAM ANALISIS STRESS DAN STRAIN TERHADAP MATERIAL MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA

OPTIMASI PENDUGAAN PARAMETER DALAM ANALISIS STRESS DAN STRAIN TERHADAP MATERIAL MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA OPTIMASI PENDUGAAN PARAMETER DALAM ANALISIS STRESS DAN STRAIN TERHADAP MATERIAL MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA Mike Susmikanti Pusat Pengembangan Informatika Nuklir, Badan Tenaga Nuklir Nasional Kawasan

Lebih terperinci

APLIKASI ALGORITMA GENETIKA UNTUK PENENTUAN TATA LETAK MESIN

APLIKASI ALGORITMA GENETIKA UNTUK PENENTUAN TATA LETAK MESIN APLIKASI ALGORITMA GENETIKA UNTUK PENENTUAN TATA LETAK MESIN Hari Purnomo, Sri Kusumadewi Teknik Industri, Teknik Informatika Universitas Islam Indonesia Jl. Kaliurang Km 4,5 Yogyakarta ha_purnomo@fti.uii.ac.id,

Lebih terperinci

PENCOCOKAN KATA SECARA ACAK DENGAN METODE ALGORITMA GENETIKA MENGGUNAKAN PROGRAM PASCAL

PENCOCOKAN KATA SECARA ACAK DENGAN METODE ALGORITMA GENETIKA MENGGUNAKAN PROGRAM PASCAL Jurnal Matematika UNAND Vol. 2 No. 2 Hal. 1 9 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND PENCOCOKAN KATA SECARA ACAK DENGAN METODE ALGORITMA GENETIKA MENGGUNAKAN PROGRAM PASCAL MULIA AFRIANI KARTIKA

Lebih terperinci

KNAPSACK PROBLEM DENGAN ALGORITMA GENETIKA

KNAPSACK PROBLEM DENGAN ALGORITMA GENETIKA LAPORAN TUGAS BESAR ARTIFICIAL INTELLEGENCE KNAPSACK PROBLEM DENGAN ALGORITMA GENETIKA Disusun Oleh : Bayu Kusumo Hapsoro (113050220) Barkah Nur Anita (113050228) Radityo Basith (113050252) Ilmi Hayyu

Lebih terperinci

Pemaksimalan Papan Sirkuit Di Pandang Sebagai Masalah Planarisasi Graf 2-Layer Menggunakan Algoritma Genetika

Pemaksimalan Papan Sirkuit Di Pandang Sebagai Masalah Planarisasi Graf 2-Layer Menggunakan Algoritma Genetika Vol. 14, No. 1, 19-27, Juli 2017 Pemaksimalan Papan Sirkuit Di Pandang Sebagai Masalah Planarisasi Graf 2-Layer Menggunakan Algoritma Genetika Jusmawati Massalesse dan Muh. Ali Imran Abstrak Tulisan ini

Lebih terperinci

OPTIMASI QUERY DATABASE MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIK

OPTIMASI QUERY DATABASE MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIK Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2008 (SNATI 2008) ISSN 1907-5022 OPTIMASI QUERY DATABASE MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIK Manahan Siallagan, Mira Kania Sabariah, Malanita Sontya Jurusan Teknik

Lebih terperinci

OPTIMASI PENJADWALAN KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DENGAN ALGORITMA GENETIK

OPTIMASI PENJADWALAN KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DENGAN ALGORITMA GENETIK OPTIMASI PENJADWALAN KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DENGAN ALGORITMA GENETIK Usulan Skripsi S-1 Jurusan Matematika Diajukan oleh 1. Novandry Widyastuti M0105013 2. Astika Ratnawati M0105025 3. Rahma Nur Cahyani

Lebih terperinci

OPTIMASI DYNAMIC PRICING MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIKA BERDASARKAN MODEL PERMINTAAN PADA HOTEL JW MARRIOTT SURABAYA

OPTIMASI DYNAMIC PRICING MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIKA BERDASARKAN MODEL PERMINTAAN PADA HOTEL JW MARRIOTT SURABAYA OPTIMASI DYNAMIC PRICING MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIKA BERDASARKAN MODEL PERMINTAAN PADA HOTEL JW MARRIOTT SURABAYA R I F A N D A P U T R I I N D R E S W A R I 5 2 0 9 1 0 0 0 2 0 PENDAHULUAN Latar

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. menggunakan model Fuzzy Mean Absolute Deviation (FMAD) dan penyelesaian

BAB III PEMBAHASAN. menggunakan model Fuzzy Mean Absolute Deviation (FMAD) dan penyelesaian BAB III PEMBAHASAN Dalam bab ini akan dibahas mengenai pembentukan portofolio optimum menggunakan model Fuzzy Mean Absolute Deviation (FMAD) dan penyelesaian model Fuzzy Mean Absolute Deviation (FMAD)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada awal diciptakan, komputer hanya difungsikan sebagai alat hitung saja. Namun seiring dengan perkembangan zaman, maka peran komputer semakin mendominasi kehidupan.

Lebih terperinci

BAB III MODEL DAN TEKNIK PEMECAHAN

BAB III MODEL DAN TEKNIK PEMECAHAN BAB III MODEL DAN TEKNIK PEMECAHAN III.1. Diskripsi Sistem Sistem pendistribusian produk dalam penelitian ini adalah berkaitan dengan permasalahan vehicle routing problem (VRP). Berikut ini adalah gambar

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. Berikut akan diberikan pembahasan mengenai penyelesaikan CVRP dengan

BAB III PEMBAHASAN. Berikut akan diberikan pembahasan mengenai penyelesaikan CVRP dengan BAB III PEMBAHASAN Berikut akan diberikan pembahasan mengenai penyelesaikan CVRP dengan Algoritma Genetika dan Metode Nearest Neighbour pada pendistribusian roti di CV. Jogja Transport. 3.1 Model Matetematika

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. digunakan sebagai alat pembayaran yang sah di negara lain. Di dalam

BAB II LANDASAN TEORI. digunakan sebagai alat pembayaran yang sah di negara lain. Di dalam BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Valuta Asing Valuta asing dapat diartikan sebagai mata uang yang dikeluarkan dan digunakan sebagai alat pembayaran yang sah di negara lain. Di dalam hukum ekonomi bila terdapat

Lebih terperinci

PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS BAGIAN PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIK DI PT. PUTRA SEJAHTERA MANDIRI

PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS BAGIAN PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIK DI PT. PUTRA SEJAHTERA MANDIRI PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS BAGIAN PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIK DI PT. PUTRA SEJAHTERA MANDIRI TUGAS SARJANA Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Penjadwalan Penjadwalan adalah penempatan sumber daya (resource) dalam satu waktu. Penjadwalan mata kuliah merupakan persoalan penjadwalan yang umum dan sulit dimana tujuannya

Lebih terperinci

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA DALAM PENYELESAIAN TRAVELLING SALESMAN PROBLEM WITH PRECEDENCE CONSTRAINTS (TSPPC)

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA DALAM PENYELESAIAN TRAVELLING SALESMAN PROBLEM WITH PRECEDENCE CONSTRAINTS (TSPPC) PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA DALAM PENYELESAIAN TRAVELLING SALESMAN PROBLEM WITH PRECEDENCE CONSTRAINTS (TSPPC) Yayun Hardianti 1, Purwanto 2 Universitas Negeri Malang E-mail: yayunimoet@gmail.com ABSTRAK:

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Algoritma

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Algoritma 13 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Algoritma Dalam matematika dan komputasi, algoritma merupakan kumpulan perintah untuk menyelesaikan suatu masalah. Perintah-perintah ini dapat diterjemahkan secara bertahap

Lebih terperinci

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK PENENTUAN BATASAN FUNGSI KENGGOTAAN FUZZY TSUKAMOTO PADA KASUS PERAMALAN PERMINTAAN BARANG

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK PENENTUAN BATASAN FUNGSI KENGGOTAAN FUZZY TSUKAMOTO PADA KASUS PERAMALAN PERMINTAAN BARANG Jurnal Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer (JTIIK) Vol. 3, No. 3, September 2016, hlm. 169-173 PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK PENENTUAN BATASAN FUNGSI KENGGOTAAN FUZZY TSUKAMOTO PADA KASUS PERAMALAN

Lebih terperinci

PERFORMANCE ALGORITMA GENETIKA (GA) PADA PENJADWALAN MATA PELAJARAN

PERFORMANCE ALGORITMA GENETIKA (GA) PADA PENJADWALAN MATA PELAJARAN PERFORMANCE ALGORITMA GENETIKA (GA) PADA PENJADWALAN MATA PELAJARAN Eva Desiana, M.Kom Pascasarjana Teknik Informatika Universitas Sumatera Utara, SMP Negeri 5 Pematangsianta Jl. Universitas Medan, Jl.

Lebih terperinci

PERAMALAN JUMLAH WISATAWAN GROJOGAN SEWU MENGGUNAKAN MODEL REGRESI RUNTUN WAKTU DENGAN EFEK VARIASI KALENDER

PERAMALAN JUMLAH WISATAWAN GROJOGAN SEWU MENGGUNAKAN MODEL REGRESI RUNTUN WAKTU DENGAN EFEK VARIASI KALENDER PERAMALAN JUMLAH WISATAWAN GROJOGAN SEWU MENGGUNAKAN MODEL REGRESI RUNTUN WAKTU DENGAN EFEK VARIASI KALENDER oleh APRILLIA COSASI M0109014 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan

Lebih terperinci

Rancang Bangun Aplikasi Prediksi Jumlah Penumpang Kereta Api Menggunakan Algoritma Genetika

Rancang Bangun Aplikasi Prediksi Jumlah Penumpang Kereta Api Menggunakan Algoritma Genetika 1 Rancang Bangun Aplikasi Prediksi Jumlah Penumpang Kereta Api Menggunakan Algoritma Genetika Annisti Nurul Fajriyah Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya

Lebih terperinci

OPTIMASI PERSEDIAAN BAJU MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA

OPTIMASI PERSEDIAAN BAJU MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA OPTIMASI PERSEDIAAN BAJU MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA andra Aditya 1), Wayan Firdaus Mahmudy 2) 1) Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer Malang Jl. Veteran, Malang 65145, Indonesia

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. berkaitan dengan optimasi, pemrograman linear, pemrograman nonlinear, quadratic

BAB II KAJIAN TEORI. berkaitan dengan optimasi, pemrograman linear, pemrograman nonlinear, quadratic BAB II KAJIAN TEORI Kajian teori pada bab ini membahas tentang pengertian dan penjelasan yang berkaitan dengan optimasi, pemrograman linear, pemrograman nonlinear, quadratic programming dan algoritma genetika.

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Tujuan Penelitian

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Tujuan Penelitian PENDAHULUAN Latar Belakang Fungsi Cobb-Douglas dengan galat aditif merupakan salah satu fungsi produksi yang dapat digunakan untuk menganalisis hubungan antara hasil produksi dan faktor-faktor produksi.

Lebih terperinci

PREDIKSI HARGA SAHAM PT. BRI, Tbk. MENGGUNAKAN METODE ARIMA (Autoregressive Integrated Moving Average)

PREDIKSI HARGA SAHAM PT. BRI, Tbk. MENGGUNAKAN METODE ARIMA (Autoregressive Integrated Moving Average) PREDIKSI HARGA SAHAM PT. BRI, MENGGUNAKAN METODE ARIMA (Autoregressive Integrated Moving Average) Greis S. Lilipaly ), Djoni Hatidja ), John S. Kekenusa ) ) Program Studi Matematika FMIPA UNSRAT Manado

Lebih terperinci

TEKNIK PENJADWALAN KULIAH MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIKA. Oleh Dian Sari Reski 1, Asrul Sani 2, Norma Muhtar 3 ABSTRACT

TEKNIK PENJADWALAN KULIAH MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIKA. Oleh Dian Sari Reski 1, Asrul Sani 2, Norma Muhtar 3 ABSTRACT TEKNIK PENJADWALAN KULIAH MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIKA Oleh Dian Sari Reski, Asrul Sani 2, Norma Muhtar 3 ABSTRACT Scheduling problem is one type of allocating resources problem that exist to

Lebih terperinci

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA PADA PENYELESAIAN TRAVELLING SALESMAN PROBLEM (TSP)

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA PADA PENYELESAIAN TRAVELLING SALESMAN PROBLEM (TSP) PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA PADA PENYELESAIAN TRAVELLING SALESMAN PROBLEM (TSP) Mohamad Subchan STMIK Muhammadiyah Banten e-mail: moh.subhan@gmail.com ABSTRAK: Permasalahan pencarian rute terpendek dapat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Sistem dan Informasi 2.1.1 Sistem Menurut Sutabri (2004), bahwa sistem adalah sekelompok unsur yang erat hubungannya satu dengan yang lainnya berfungsi untuk mencapai

Lebih terperinci

Aplikasi Algoritma Genetika Untuk Menyelesaikan Travelling Salesman Problem (TSP)

Aplikasi Algoritma Genetika Untuk Menyelesaikan Travelling Salesman Problem (TSP) JTRISTE, Vol.1, No.2, Oktober 2014, pp. 50~57 ISSN: 2355-3677 Aplikasi Algoritma Genetika Untuk Menyelesaikan Travelling Salesman Problem (TSP) STMIK Handayani Makassar najirah_stmikh@yahoo.com Abstrak

Lebih terperinci

PENGENALAN ALGORITMA GENETIK

PENGENALAN ALGORITMA GENETIK PENGENALAN ALGORITMA GENETIK Aries Syamsuddin ariesmipa@psyon.org Lisensi Dokumen: Seluruh dokumen di IlmuKomputer.Com dapat digunakan, dimodifikasi dan disebarkan secara bebas untuk tujuan bukan komersial

Lebih terperinci

PEMODELAN ARIMA DALAM PERAMALAN PENUMPANG KERETA API PADA DAERAH OPERASI (DAOP) IX JEMBER

PEMODELAN ARIMA DALAM PERAMALAN PENUMPANG KERETA API PADA DAERAH OPERASI (DAOP) IX JEMBER PKMT-2-13-1 PEMODELAN ARIMA DALAM PERAMALAN PENUMPANG KERETA API PADA DAERAH OPERASI (DAOP) IX JEMBER Umi Rosyiidah, Diah Taukhida K, Dwi Sitharini Jurusan Matematika, Universitas Jember, Jember ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. memindahkan barang dari pihak supplier kepada pihak pelanggan dalam suatu supply

BAB II KAJIAN TEORI. memindahkan barang dari pihak supplier kepada pihak pelanggan dalam suatu supply BAB II KAJIAN TEORI Berikut diberikan beberapa teori pendukung untuk pembahasan selanjutnya. 2.1. Distribusi Menurut Chopra dan Meindl (2010:86), distribusi adalah suatu kegiatan untuk memindahkan barang

Lebih terperinci

PENENTUAN KOMBINASI OPTIMUM JUMLAH, BERAT DAN WAKTU TAMBAT KAPAL DI PT (PERSERO) PELABUHAN INDONESIA III GRESIK MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA

PENENTUAN KOMBINASI OPTIMUM JUMLAH, BERAT DAN WAKTU TAMBAT KAPAL DI PT (PERSERO) PELABUHAN INDONESIA III GRESIK MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA PENENTUAN KOMBINASI OPTIMUM JUMLAH, BERAT DAN WAKTU TAMBAT KAPAL DI PT (PERSERO) PELABUHAN INDONESIA III GRESIK MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA Nama Mahasiswa : Aris Saputro NRP : 1206 100 714 Jurusan :

Lebih terperinci

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Koperasi Niaga Abadi Ridhotullah (KNAR) adalah badan usaha yang bergerak dalam bidang distributor makanan dan minuman ringan (snack). Koperasi

Lebih terperinci

BAB II STUDI PUSTAKA. Bagian pertama literatur yang membahas dasar teori yang digunakan dan bagian

BAB II STUDI PUSTAKA. Bagian pertama literatur yang membahas dasar teori yang digunakan dan bagian BAB II STUDI PUSTAKA Bab ini membahas beberapa literatur yang terkait dengan penelitian. Bagian pertama literatur yang membahas dasar teori yang digunakan dan bagian kedua membahas penelitian-penelitian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka. Penelitian serupa mengenai penjadwalan matakuliah pernah dilakukan oleh penelliti yang sebelumnya dengan metode yang berbeda-neda. Berikut

Lebih terperinci

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA PADA PERSOALAN PEDAGANG KELILING (TSP)

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA PADA PERSOALAN PEDAGANG KELILING (TSP) Abstrak PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA PADA PERSOALAN PEDAGANG KELILING (TSP) Aulia Fitrah 1, Achmad Zaky 2, Fitrasani 3 Program Studi Informatika, Sekolah Teknik Elektro dan Informatika, Institut Teknologi

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. diperoleh menggunakan algoritma genetika dengan variasi seleksi. A. Model Matematika CVRPTW pada Pendistribusian Raskin di Kota

BAB III PEMBAHASAN. diperoleh menggunakan algoritma genetika dengan variasi seleksi. A. Model Matematika CVRPTW pada Pendistribusian Raskin di Kota BAB III PEMBAHASAN Pada bab ini akan dibahas mengenai model matematika pada pendistribusian raskin di Kota Yogyakarta, penyelesaian model matematika tersebut menggunakan algoritma genetika serta perbandingan

Lebih terperinci