PENENTUAN KOMBINASI OPTIMUM JUMLAH, BERAT DAN WAKTU TAMBAT KAPAL DI PT (PERSERO) PELABUHAN INDONESIA III GRESIK MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENENTUAN KOMBINASI OPTIMUM JUMLAH, BERAT DAN WAKTU TAMBAT KAPAL DI PT (PERSERO) PELABUHAN INDONESIA III GRESIK MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA"

Transkripsi

1 PENENTUAN KOMBINASI OPTIMUM JUMLAH, BERAT DAN WAKTU TAMBAT KAPAL DI PT (PERSERO) PELABUHAN INDONESIA III GRESIK MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA Nama Mahasiswa : Aris Saputro NRP : Jurusan : Matematika FMIPA-ITS Dosen Pembimbing : Dr. M. Isa Irawan, MT. Abstrak Kepadatan lalu lintas kapal yang semakin meningkat dalam suatu dermaga pelabuhan menjadi salah satu masalah kepelabuhan yang dihadapi pihak pengelola pelabuhan. Sehingga diperlukan pengelolaan dermaga pelabuhan, pengaturan kapal-kapal dan waktu tambat yang tepat dan benar, sehingga menghasilkan pendapatan jasa tambat yang optimal bagi pengelola pelabuhan, serta jasa kepelabuhan yang memadai dan memuaskan bagi para pemakai jasa pelabuhan. Algoritma genetika merupakan suatu algoritma probabilistik dengan intelegensi tinggi yang dapat diaplikasikan pada berbagai jenis kombinasi permasalahan optimasi. Metode ini digunakan untuk menentukan kombinasi optimum dari jumlah kapal, berat kapal dan waktu tambat kapal dalam suatu dermaga pelabuhan dengan kepadatan arus kapal yang sangat tinggi. Penelitian dilakukan pada lokasi PT Pelabuhan Indonesia III Gresik. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi masukan bagi PT Pelabuhan Indonesia III Gresik. Kata Kunci : Algoritma genetika, optimasi, kombinasi jumlah kapal, jenis kapal dan waktu tambat kapal. 1. PENDAHULUAN Kepadatan lalu lintas kapal dalam suatu dermaga menjadi salah satu masalah yang dihadapi oleh pihak pengelola pelabuhan. Hal ini biasa terjadi ketika menjelang masuk bulan puasa dimana terjadi peningkatan aktivitas bongkar untuk kebutuhan bahan pokok menjelang puasa dan lebaran yang diangkut melalui kapal laut. Kepadatan lalu lintas kapal semakin tahun juga mengalami peningkatan yang signifikan. Sebagai contoh di pelabuhan Tanjung Priok, rd Occupancy Ratio (YOR) di terminal peti kemas telah mencapai 90% jauh diatas kondisi ideal yakni dibawah 70% (Ridwan,2009). Kapasitas dermaga pelabuhan yang terbatas juga menjadi permasalahan dalam pengaturan lalu lintas kapal yang semakin padat. Sehingga pengelolaan dermaga pelabuhan yang efisien, pengaturan kapal-kapal dan waktu tambat yang tepat dan benar sangat perlu dilakukan oleh pihak pengelola pelabuhan agar dapat memberikan pelayanan jasa pelabuhan yang baik dan menghasilkan pendapatan yang optimal. Berdasarkan data pendapatan jasa tambat PT Persero Pelabuhan Indonesia III Gresik periode Januari 2008 hingga Agustus 2009, nilai pendapatan jasa tambat rata-rata per bulan sebesar 36 juta. Pendapatan jasa tambat ini dinilai masih belum optimal sehingga perlu dilakukan optimasi dalam mengelola pelabuhan tersebut. Pelabuhan Gresik menyediakan beberapa fasilitas kepelabuhan diantaranya dermaga pelabuhan. Pelabuhan Gresik terdapat 3 (tiga) buah dermaga antara lain : 1. Dermaga Nusantara, yang memiliki total panjang 335 m 2. Dermaga Pelra (Pelayaran rakyat), yang memiliki total panjang 670 m 3. Dermaga Talud Tegak, yang memiliki panjang 310 m Penentuan tempat dermaga untuk bertambatnya kapal ditentukan oleh jenis muatan suatu kapal. Setiap kapal yang berkunjung ke pelabuhan Gresik dikenakan tarif pelayanan jasa labuh dan jasa tambat berdasarkan pada berat (GT) kapal dengan berpedoman pada surat ukur kapal. Kapal yang bertambat ditambatan dermaga umum, diberi batas waktu yang ditetapkan oleh PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) cabang Gresik dengan memperhatikan masukan dari asosiasi pengguna jasa terkait, berpedoman pada pola perhitungan berdasarkan rata-rata kapasitas angkut/muatan kapal untuk tiap kelompok ukuran kapal yang dibagi dengan loading/discharging rate tiap jenis kemasan barang yang disebut masa tambat I. 1

2 Adapun lama masa tambat I berdasarkan Kelompok ukuran kapal antara lain : a. Sampai dengan ukuran 999 GT, dengan waktu tambat I selama 3 hari b. Ukuran GT s.d GT, dengan waktu tambat I selama 4 hari c. Ukuran GT s.d GT, dengan waktu tambat I selama 6 hari d. Ukuran GT s.d GT, dengan waktu tambat I selama 8 hari e. Ukuran GT s.d GT, dengan waktu tambat I selama 10 hari Tarif pelayanan jasa tambat dihitung per satuan etmal ( 1 etmal = 24 jam), perhitungan dilakukan sekurang-kurangnya untuk ¼ etmal (6 jam) dengan perhitungan jasa tambat sebagai berikut : dermaga pelabuhan Gresik yang tidak beraturan. Adapun pembagian 3 dermaga tersebut antara lain : 1. dermaga nusantara, bentuk dermaga ditunjukkan pada gambar dermaga pelra(pelayaran rakyat), bentuk dermaga ditunjukkan pada gambar dermaga talud tegak, bentuk dermaga ditunjukkan pada gambar 2.3 Denah pelabuhan Gresik ditunjukkan pada lampiran. tarif jasa tambat = {Gross Tonage (GT) kapal. masa tambat I kapal (etmal). T. 100%} + {Gross Tonage (GT) kapal. masa tambat II kapal (etmal). T. 200% } T = tarif jasa tambat per GT kapal, dimana tarif saat ini adalah Rp. 38,00. Tujuan tugas akhir ini adalah Membuat model yang dapat digunakan sebagai antisipasi perkembangan layanan bongkar muat kapal di masa yang akan datang yang saat ini ditandai terlihat kecenderungan yang meningkat untuk mengoptimalkan pendapatan jasa tambat PT Pelindo cabang Gresik dengan cara penentuan kombinasi optimum dari jumlah kapal, berat kapal, panjang kapal dan waktu tambat kapal menggunakan algoritma genetika. Gambar 2.1 Dermaga Nusantara 2. ANALISIS SISTEM DAN PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK 2.1 Analisis Sistem Analisis sistem dalam program ini meliputi analisis proses optimasi kombinasi jumlah, berat, dan waktu tambat kapal dari suatu dermaga yang lurus, analisis algoritma genetika yang akan digunakan dalam proses optimasi, analisis teknik penyelesaian optimasi di masingmasing dermaga, dan analisis penjadwalan kapal dengan mengaplikasikan optimasi kombinasi Analisis proses optimasi kombinasi jumlah, berat, dan waktu tambat kapal dari suatu dermaga yang lurus Program optimasi ini dilakukan dengan membagi tiga dermaga berbeda yang terdapat di pelabuhan Gresik. Hal ini dikarenakan bentuk Gambar 2.2 Dermaga Talud Tegak 2

3 produksi tambat kapal beberapa kali dengan memperhatikan fungsi obyektif pada persamaan (2.1) didalam algoritma genetika serta menghitung penggunaan sisa panjang dermaga saat konfigurasi kapal optimum telah tercapai. start Input : - panjang dermaga - ukuran populasi - jumlah generasi Jumlah kapal=0 Gambar 2.3 Dermaga Pelra Pengelompokan data kapal perlu dilakukan sebagai data masukan untuk melakukan optimasi suatu dermaga. Penggolongan kapal yang akan bertambat di suatu dermaga ditentukan berdasarkan jenis muatan dari kapal tersebut. Dalam optimasi ini, setiap kapal memiliki 3 variabel yang akan dijadikan parameter optimasi yaitu panjang kapal / Length Over All (LOA), berat kapal, dan waktu rata-rata tambat kapal tersebut. Misalkan suatu kapal ke-i dari data kapal memiliki panjang, berat, dan waktu tambat kapal rata-rata. dimana = panjang kapal (meter), = berat kapal (ton), = waktu tambat rata-rata kapal (etmal) Pada dasarnya perhitungan optimasi ini ditujukan untuk mengoptimalkan pendapatan yang diterima oleh pihak pelabuhan dari jasa tambat kapal didermaga. Sehingga fungsi obyektif dari algoritma genetika untuk optimasi permasalahan ini adalah : Dimana : masa tambat I kapal yang ke-i c = tarif tambat kapal per GT kapal Karena tarif tambat kapal per GT kapal berbanding lurus dengan berat dan waktu tambat, maka nilai produksi tambat kapal dapat diperoleh dengan menghapuskan variable tarif tambat kapal (c)...(2.1) Dimana: n = jumlah kapal Sedangkan untuk memperoleh jumlah kapal yang bertambat diperoleh dengan menggunakan algoritma seperti yang ditunjukkan pada gambar 2.4. Pada pengoptimalan jumlah kapal diperoleh dengan melakukan optimasi untuk - Mencari panjang kapal max dan min dari data kapal - Jumgen=(pjgdermaga / panjang max kapal Algoritma genetika - Konfigurasi kapal sejumlah gen yang ada -sisa panjang dermaga saat konfigurasi tersebut - Jumlah kapal = Jumlah kapal+ JumGen - Sortir data kapal Mengurangi data awal dengan kapal-kapal yang masuk di daftar konfigurasi kapal di dermaga - Panjang dermaga = sisa panjang dermaga Pjgdermaga >= panjang min kapal - Jumlah kapal - Konfigurasi kapal end No Gambar 2.4 Flowchart untuk optimasi jumlah kapal suatu dermaga lurus Analisis algoritma genetika Pada pembahasan tugas akhir ini, algoritma genetika digunakan untuk mencari nilai maksimal produksi jasa tambat kapal di pelabuhan Gresik. Dalam Algoritma genetika ini setiap kromosom terdiri dari sejumlah gen, dimana gen tersebut mempresentasikan nomor indeks kapal didalam data kapal yang akan bertambat di suatu dermaga. Pada dasarnya Algoritma Genetika memiliki enam komponen antara lain : 1. Inisialisasi Populasi Dalam Algoritma genetika ini setiap kromosom terdiri dari sejumlah gen, dimana kromosom tersebut mempresentasikan konfigurasi kapal yang memungkinkan bertambat pada suatu dermaga tersebut sedangkan gen mempresentasikan nomor indeks kapal didalam data kapal yang akan bertambat di suatu dermaga. Yes 3

4 Sehingga jumlah gen dapat disimpulkan sebagai representasi dari jumlah kapal. Gambar 2.5 Representasi kromosom 2. Fungsi Fitness Adapun nilai fitness dari optimasi ini didefinisikan sebagai fungsi berikut : Dimana : n = jumlah kapal masa tambat I kapal yang ke-i (etmal) = berat kapal (ton) = waktu tambat kapal rata-rata (etmal) Setiap kromosom selain memiliki nilai fitness juga menyimpan nilai sisa panjang dermaga dari setiap konfigurasi kapal di dermaga dari representasi didalam kromosom tersebut. Sedangkan perhitungan sisa panjang dermaga dari setiap konfigurasi kapal: Dimana : = panjang kapal / Length Over All / LOA (meter) 3. Seleksi (Selection) Pemilihan dua buah kromosom sebagai orang tua (parents) yang akan dipindah silangkan (Crossover), biasanya dilakukan secara proporsional sesuai dengan nilai fitnessnya. Pada pembahasan tugas akhir ini, metode seleksi yang digunakan adalah roulette wheel. Konstruksi Roulette wheel adalah sebagai berikut : a. Menghitung nilai fitness untuk tiap kromosom ( i = 1,.., popsize) b. Menghitung nilai total fitness, popsize F f ( ) i 1 No indeks kapal dari data kapal v i c. Menghitung nilai probabilitas untuk setiap kromosom P f ( v ) F (i = 1, 2,..., popsize) i i / d. Menghitung probabilitas komulatif q i untuk setiap kromosom pop_ size e. Melakukan proses seleksi dengan tahapan sebagai berikut : membangkitkan bilangan r secara acak (float) pada range [ 0,1] jika r < q 1 maka kromosom pertama akan terpilih jika qi 1 r qi maka kromosom yang ke i yang terseleksi 4. Pindah Silang (Crossover) Berbagai metode banyak digunakan dalam Crossover, namun pada tugas akhir ini akan digunakan metode Partial Mapped Crossover (PMX). Hal ini dikarenakan tidak diperkenankannya adanya gen yang bernilai sama satu kromosom didalam offstring hasil crossover, artinya tidak boleh terdapat kapal yang sama dalam konfigurasi kapal-kapal yang bertambat di dermaga. PMX telah diperkenalkan oleh Goldberg dan Lingle [1]. PMX dapat dilakukan dengan menggunakan dua titik crossover. Probabilitas Crossover pada program ini sebesar 0,8. Adapun prosedur Partial Mapped Crossover (PMX) sebagai berikut : a. Menentukan posisi dua titik crossover sepanjang kromosom (string) secara random. Substring yang dibatasi oleh dua titik crossover disebut mapping section. Parent 1 Parent Gambar 2.6 Menentukan titik potong Partial Mapped Crossover ( PMX ) b. Memindahkan dua substring-substring antara dua orang tua (parents) untuk menghasilkan proto-child. Proto-child Proto-child 2 Sub string Mapping Section Gambar 2.7 Penentuan protochild Sub string c. Menentukan mapping relationship antara dua mapping section. q i P i i 1 4

5 Gambar. 2.8 Mapping Relationship d. Menentukan kromosom anak (offstring) berdasarkan mapping relationship. offstring offstring Gambar 2.9 Offstring yang dihasilkan dari PMX 5. Mutasi Mutasi terjadi secara random pada setiap gen dalam kromosom. Mutasi dikenakan pada suatu gen jika suatu bilangan random [0,1) yang dibangkitkan kurang dari probabilitas mutasi. Biasanya nilai probabilitas mutasi berkisar antara 0,005 0,01. Pada program ini probabilitas mutasi sebesar 0,005 Mutasi dilakukan dengan mengacak kembali nilai 1- N, dimana N adalah jumlah data kapal yang tersimpan. Jika nilai yang dihasilkan dari pengambilan acak tersebut telah dimiliki oleh gen yang lain dalam satu kromosom yang sama, maka dilakukan pengambilan acak sekali lagi. 6. Elitisme Karena seleksi dilakukan secara random, maka tidak ada jaminan bahwa suatu kromosom / individu bernilai fitness tertinggi akan selalu terpilih. Kalaupun individu bernilai fitness tertinggi terpilih, mungkin saja individu tersebut akan rusak (nilai fitnessnya menurun) karena proses crossover. Untuk menjaga agar individu bernilai fitness tertinggi tersebut tidak hilang selama evolusi, maka perlu dibuat satu atau beberapa kopinya. Prosedur ini dikenal sebagai Elitisme Analisis Penyelesaian Teknik Optimasi Pada Analisis ini akan dibahas mengenai bagaimana melakukan optimasi jumlah, berat dan waktu tambat kapal di tiga dermaga yang terdapat di pelabuhan Gresik sesuai dengan bentuk dari masing-masing dermaga tersebut. Adapun penjelasan optimasi di masing-masing dermaga adalah sebagai berikut a. Teknik optimasi di dermaga Nusantara Dermaga Nusantara merupakan gabungan dari dua dermaga lurus dengan panjang masingmasing adalah 265 meter dan 70 meter yang tersusun seperti pada gambar 2.1. Pemakaian panjang dermaga untuk tambatan suatu kapal didasarkan pada Length Over All (LOA) kapal tersebut. Adapun prosedur optimasi pada dermaga nusantara adalah : 1. Mulanya optimasi dapat dilakukan pada dermaga yang berukuran 265 meter. Optimasi yang dilakukan sama seperti optimasi jumlah, berat, dan waktu tambat kapal pada dermaga lurus yang telah dibahas sebelumnya. Dari optimasi tersebut didapatkan hasil konfigurasi yang optimum untuk dermaga 265 meter. 2. Berikutnya juga dilakukan optimasi yang dilakukan pada dermaga yang berukuran 70 meter. Optimasi yang dilakukan adalah optimasi jumlah, berat, dan waktu tambat kapal pada dermaga lurus. Dari proses optimasi tersebut didapatkan hasil konfigurasi yang optimum untuk dermaga 70 meter. 3. Hasil optimasi kombinasi dari jumlah, berat, dan waktu tambat kapal di dermaga nusantara nantinya adalah gabungan hasil konfigurasi kapal didermaga 265 meter dan didermaga 70 meter. b. Teknik optimasi di dermaga Talud Tegak Dermaga Talud Tegak merupakan gabungan dari dua dermaga lurus dengan panjang masing-masing adalah 210 meter dan 100 meter yang tersusun seperti pada gambar 2.2. Pemakaian panjang dermaga untuk tambatan suatu kapal didasarkan pada Length Over All (LOA) kapal tersebut Adapun prosedur optimasi pada dermaga Talud Tegak bersesuaian dengan prosedur optimasi pada dermaga Nusantara, dimana optimasi dilakukan disetiap masing-masing dermaga lurus yaitu dermaga Talud Tegak 210 meter dan dermaga Talud Tegak 100 meter. Sehingga hasil optimasi pada dermga Talud Tegak secara keseluruhan adalah penggabungan hasil optimasi dua dermaga lurus tersebut. c. Teknik Penyelesaian optimasi di dermaga Pelra Dermaga Pelra merupakan gabungan dari tiga dermaga lurus yaitu dermaga pelra 180 meter, dermaga talud tegak 290 meter dan dermaga talud tegak 200 meter yang terbentuk seperti yang ditunjukkan pada gambar 2.3. Pemakaian panjang 5

6 dermaga untuk tambatan suatu kapal didasarkan pada lebar kapal tersebut. Adapun prosedur optimasi pada dermaga pelra antara lain : 1. Mulanya optimasi dermaga lurus dilakukan pada dermaga pelra 290 meter terhadap data kapal yang mempunyai panjang kapal kurang dari 30 meter. Hal ini dikarenakan mayoritas panjang kapal di dalam data kapal yang bertambat di dermaga pelra antara 0 sampai 30 meter. Dari proses optimasi tersebut didapatkan hasil konfigurasi yang optimum untuk dermaga 290 meter. 2. Berikutnya dilakukan optimasi dermaga lurus pada dermaga pelra 180 meter dengan menggunakan panjang panjang dermaga untuk proses optimasi sebesar 150 meter (180 m 30 m). Dari proses optimasi tersebut didapatkan hasil konfigurasi yang optimum untuk dermaga 180 meter. 3. Berikutnya dilakukan optimasi dermaga lurus pada dermaga pelra 200 meter dengan menggunakan panjang panjang dermaga untuk proses optimasi sebesar 170 meter (200 m 30 m). Dari proses optimasi tersebut didapatkan hasil konfigurasi yang optimum untuk dermaga 200 meter. 4. Hasil optimasi kombinasi dari jumlah, berat, dan waktu tambat kapal di dermaga Pelra nantinya adalah gabungan hasil konfigurasi kapal di dermaga 290 meter, di dermaga 180 meter dan di dermaga 100 meter. tersimpan dalam data kapal keluar yang memuat tambahan variabel waktu kapal keluar dermaga. Didalam proses penjadwalan, dilakukan proses optimasi kombinasi dua kali yaitu optimasi kombinasi dari data kapal awal dan optimasi kombinasi dari data kapal keluar. Hal ini dikarenakan waktu berlayar kapal yang berbedabeda. Sehingga memungkinkan sebuah kapal dapat bertambat lebih dari satu kali dalam suatu periode penjadwalan jika memiliki waktu berlayar yang singkat, namun proses optimasi memprioritaskan pada data kapal yang belum dijadwalkan. Proses optimasi data kapal keluar hanya dilakukan pada data kapal yang waktu tambatnya lebih kecil dari waktu tambat kapalkapal yang ada di dermaga Analisis Penjadwalan Kapal Pada proses penjadwalan kapal diperlukan tambahan variabel setiap kapal selain panjang, berat, dan waktu tambat kapal, namun juga diperlukan variabel waktu lama berlayar setiap kapal. Proses satu kali penjadwalan berarti proses penjadwalan dilakukan pada setiap kapal yang terdapat di dalam data kapal, dimana proses tersebut dilakukan berulang kali hingga semua kapal telah dijadwalkan minimal satu kali. Proses penjadwalan dilakukan setiap 0.25 etmal karena perhitungan waktu tambat kapal minimal adalah 0.25 etmal (1 etmal = 1 hari). Adapun algoritma penjadwalan kapal dengan mengaplikasikan proses optimasi kombinasi jumlah, berat dan waktu tambat kapal ditunjukkan dalam gambar Kapal-kapal yang akan dijadwalkan disimpan dalam data kapal yang memuat data panjang, berat, waktu tambat dan waktu berlayar kapal. Sedangkan kapal yang telah bertambat dan meninggalkan dermaga, 6

7 Start - Input jumlah penjadwalan - Data asli = Baca Data Kapal yang akan dijadwalkan - Data kapal = Data asli - Jum_Penjadwalan = 1 Ada Cek Ada Data Tambatan? ada - Baca Data Tambatan - Baca nilai time saat itu - Tambah = 1 - Time = Tambah = 0 - Pengurangan data kapal dengan data tambatan - Input tanggal dan jam awal penjadwalan - Time = Time Jumlah kapal di tambatan = 0 - Pengurangan waktu tambat kapal di tambatan sebesar 0.25 etmal Jum_Penjadwalan = Jum_Penjadwalan + 1 Menghitung space dermaga - Proses filter data sesuai dengan waktu berlayar dan waktu keluar dermaga Cek waktu tambat kapal = 0 - Penyimpanan data kapal keluar - Hapus kapal di tambatan Cek adakah kapal yang akan bertambat dari data kapal? - Proses Filter data sesuai dengan waktu berlayar dan waktu keluar dermaga Proses optimasi dari data kapal menggunakan AG Jumlah sisa data kapal yang siap bertambat = 0? Cek waktu tambat minimum kapal yang sedang bertambat > waktu tambat minimum data kapal keluar yang siap bertambat Tambah = 0 Proses optimasi dari data kapal keluar menggunakan AG - Simpan Hasil Optimasi - Data Tambatan= Data tambatan + Hasil optimasi - Tampilkan data Optimasi - Tampilkan Data Tambatan Jum_Penjadwalan = Jumlah Penjadwalan Jumlah data kapal = 0? End - Data kapal = Data Asli - Tambah = 1 Gambar 2.10 Flowchart Penjadwalan kapal dengan mengaplikasikan optimasi kombinasi jumlah, berat, dan waktu tambat kapal menggunakan algoritma genetika 3. IMPLEMENTASI SISTEM DAN PENGUJIAN 3.1 Pengujian Program Uji coba pada perangkat lunak dalam Tugas Akhir ini dilakukan pada data sekunder dari PT Pelindo III tentang data lalu lintas kapal di pelabuhan Gresik periode Januari 2008 hingga Agustus Sebelum dilakukan pengujian pada perangkat lunak, sebelumnya dilakukan pengolahan data yang bertujuan untuk mengklasifikasikan data kapal menjadi tiga kelompok data sesuai dengan kelompok dermaga yang terdapat di pelabuhan Gresik. Dari data tersebut diperoleh data berat kapal (GT), data panjang (LOA) atau lebar kapal, waktu tambat kapal di pelabuhan. Sedangkan untuk memperoleh data waktu berlayar kapal dilakukan dengan memilih kapal yang pernah bertambat dua kali dari data lalu lintas kapal tersebut. Waktu berlayar kapal diambil dari rata- 7

8 rata selisih waktu kapal keluar dari tambatan dan waktu kapal bertambat kembali. Tujuan dari uji coba ini untuk mendapatkan hasil kombinasi optimum dari jumlah, berat, dan waktu tambat kapal yang bertambat di masing-masing dermaga dengan melihat pendapatan jasa tambat yang diperoleh PT Pelindo ketika menggunakan penjadwalan kapal selama enam bulan Uji coba optimasi jumlah, berat, dan waktu tambat kapal di dermaga nusantara serta mengaplikasikannya dalam penjadwalan kapal. Uji coba penjadwalan dilakukan menggunakan algoritma genetika dengan mengambil nilai-nilai parameter untuk inisialisasi populasi dan tarif jasa tambat sebagai berikut: Ukuran Populasi : 100 Jumlah Minimum Generasi : 1000 Tarif jasa tambat : Rp 38,00 Maka pendapatan jasa tambat selama 6 bulan pertama ditunjukkan pada tabel 3.1, dimana perhitungan pendapatan jasa tambat dihitung sesuai dengan persamaan 2.1. Tabel 3.1 Hasil Pendapatan jasa tambat dari proses penjadwalan kapal di dermaga nusantara selama 6 bulan pertama Bulan Pendapatan jasa tambat ke- nusantara 1 Rp ,00 2 Rp ,00 3 Rp ,00 4 Rp ,00 5 Rp ,00 6 Rp , Uji coba optimasi jumlah, berat, dan waktu tambat kapal di dermaga Talud Tegak serta mengaplikasikannya dalam penjadwalan kapal. Uji coba penjadwalan dilakukan menggunakan algoritma genetika dengan mengambil nilai-nilai parameter untuk inisialisasi populasi dan tarif jasa tambat sebagai berikut: Ukuran Populasi : 100 Jumlah Minimum Generasi : 1000 Tarif jasa tambat : Rp 38,00 Maka pendapatan jasa tambat selama bulan 6 pertama ditunjukkan pada tabel 3.2, dimana perhitungan pendapatan jasa tambat dihitung sesuai dengan persamaan 2.1. Tabel 3.2 Hasil pendapatan jasa tambat dari proses penjadwalan kapal di dermaga talud tegak selama 6 bulan pertama Bulan Pendapatan jasa ke- tambat talud tegak 1 Rp ,00 2 Rp ,00 3 Rp ,00 4 Rp ,00 5 Rp ,00 6 Rp , Uji Coba Optimasi jumlah, berat, dan waktu tambat kapal di dermaga Pelayaran Rakyat (Pelra) serta mengaplikasikannya dalam penjadwalan kapal Uji coba optimasi dilakukan dengan algoritma genetika dengan mengambil nilainilai parameter untuk inisialisasi populasi dan tarif jasa tambat sebagai berikut: Ukuran Populasi : 100 Jumlah Minimum Generasi : 1000 Tarif jasa tambat : Rp 38,00 Maka pendapatan jasa tambat selama 6 bulan pertama ditunjukkan pada tabel 3.3, dimana perhitungan pendapatan jasa tambat dihitung sesuai dengan persamaan 2.1. Tabel 3.3 Hasil pendapatan jasa tambat dari proses penjadwalan kapal di dermaga pelra selama 6 bulan pertama. Bulan Pendapatan jasa tambat ke- pelra 1 Rp ,00 2 Rp ,00 3 Rp ,00 4 Rp ,00 5 Rp ,00 6 Rp , EVALUASI Proses evaluasi hasil uji coba diatas yaitu dengan membandingkan nilai pendapatan yang diperoleh dari ujicoba penjadwalan kapal menggunakan algoritma genetika dengan data pendapatan jasa tambat PT Pelindo periode bulan Januari 2008 hingga Oktober

9 Bulan ke- Dari uji coba optimasi selama 6 bulan pertama terhadap tiga dermaga yang terdapat di pelabuhan Gresik, didapatkan jumlah pendapatan sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 3.4 Tabel 3.4 Pendapatan jasa tambat hasil optimasi untuk penjadwalan kapal 6 bulan pertama Pendapatan jasa tambat pelra Pendapatan jasa tambat nusantara Pendapatan jasa tambat talud tegak Total jasa pendapatan jasa tambat 1 Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 2 Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 3 Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 4 Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 5 Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 6 Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 Berdasarkan data pendapatan jasa tambat PT Persero Pelabuhan Indonesia III Gresik, diperoleh nilai pendapatan jasa tambat maksimal per bulan selama periode Januari Agustus 2009 adalah Rp ,00. Sedangkan pendapatan jasa tambat maksimal dari hasil optimasi adalah Rp ,00. Sehingga seharusnya kalau metode ini digunakan akan didapatkan kenaikan keuntungan setelah dioptimasi adalah Rp ,00 untuk bulan pertama. Sedangkan dari tabel pendapatan jasa tambat hasil optimasi selama enam bulan menunjukkan nilai pendapatan jasa tambat hasil optimasi masih lebih besar dibandingkan dengan nilai pendapatan jasa tambat PT Persero Pelabuhan Indonesia II Gresik selama Januari 2008-Agustus Pada bulan ke-2 pendapatan jasa tambatnya relatif kecil, hal ini dikarenakan waktu tambat kapal dari hasil optimasi di bulan pertama yang relatif besar. Selisih antara pendapatan jasa tambat hasil optimasi dan data pendapatan jasa tambat PT Pelindo cabang Gresik relatif kecil. Hal ini dikarenakan jumlah kapal yang merupakan domain proses optimasi lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah kapal yang terdapat di dalam data pendapatan jasa tambat PT Pelindo cabang Gresik. Sehingga hasil kombinasi dalam uji coba tersebut dapat diterima sebagai hasil kombinasi optimum dari jumlah, berat, dan waktu tambat kapal. 4. PENUTUP 4.1 Kesimpulan Dari hasil pengujian perangkat lunak, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Algoritma genetika dapat digunakan sebagai metode dalam menentukan kombinasi optimum dari jumlah, berat, dan waktu tambat kapal dalam suatu dermaga. Dengan mengambil memberikan nilai ukuran populasi dan jumlah pembangkitan generasi, sistem optimasi ini akan berjalan dengan mengaplikasikan algoritma genetika berulang kali mengoptimasi dermaga sampai didapatkan sisa panjang dermaga yang minimal hingga tidak dapat dipakai sebagai tambatan kapal. 2. Dari hasil perbandingan antara pendapatan jasa tambat dari optimalisasi menggunakan algoritma genetika saat penjadwalan selama sebulan dengan data pendapatan yang diterima oleh PT Pelindo menunjukkan bahwa sebenarnya jika metode ini diterapkan akan menghasilkan adalah Rp ,00. Sedangkan pendapatan maksimal selama periode Januari Agustus 2009 adalah Rp ,00. Sehingga seharusnya kalau metode ini digunakan akan didapatkan kenaikan keuntungan dari jasa tambat yang diterima PT Pelindo adalah sejumlah Rp ,00. Dengan demikian bisa ditarik kesimpulan hasil pendapatan dari proses optimasi lebih besar dari nilai maksimal dari data pendapatan PT Pelindo cabang Gresik. Hasil pencarian nilai pendapatan optimal tersebut nantinya bervariatif karena tergantung dari kecepatan konvergensi selama proses optimasi tersebut. 5.1 Saran Dari yang dapat dilakukan untuk pengembangan Tugas Akhir ini antara lain : 1. Salah satu kelemahan algoritma genetika adalah waktu perhitungan yang relatif lama, sehingga proses optimasi jumlah, berat dan waktu tambat kapal yang menggunakan algoritma genetika berulang-ulang membutuhkan running time cukup lama. Jadi saran untuk pengembangan Tugas Akhir ini adalah penggunaan metode non-deterministik yang lain untuk proses optimalisasi. 2. Diharapkan untuk penelitian selanjutnya dapat dikembangkan untuk mengoptimasi waktu tambat setiap kapal yang akan bertambat di dermaga. 3. Sistem pelayanan yang First In First Out (FIFO) diubah menjadi Priority First Out. 9

10 DAFTAR PUSTAKA 1. Dahuri, R Pengelolaan Sumber Daya Wilayah Pesisir dan Lautan Secara Terpadu, Edisi Revisi. Pradnya Paramita. Jakarta. 2. Nasution, N.M Manajemen Transportasi. Edisi Kedua, Ghalia Indonesia. Jakarta. 3. Gen, Mitsuo., Cheng, R Genetic Algorithms and Engineering Design. John Wiley and Son. NewYork. 4. Hermawanto, D. Tutorial Algoritma Genetika. 5. Suyanto Algoritma Genetika dalam MATLAB. Penerbit ANDI. Yogyakarta. 6. Direksi PT (Persero) Pelabuhan Indonesia III Keputusan Direksi Nomor: KEP.13/PJ.5.03/P.III-2000 tentang Tarif Pelayanan Jasa Kapal di Lingkungan PT (Persero) Pelabuhan Indonesia III. Surabaya. 7. PT (Persero) Pelindo III. Profil Pelabuhan Gresik. 8. Clark, J.R Integrated Management of Coastal Zones. FAO Fisheries Technical Paper. No Rome, Italy. 9. Louis J. Sushi Genetic Algorithm as a Computational Tool for Design. 10. Goldstein M. Jonathan Genetic Algorithm Simulation of the SHOP Schedulling Problem. ICMS/Shell Oil Business Consultancy 11. Aswoyo B Aplikasi Algoritma Genetika dalam Optimasi Pancaran Link Radio Komunikasi Berbasis Antena Array Empat Elemen. Seminar Ilmiah Nasional Komputer dan Sistem Intelejen (KOMMIT 2006). Depok. 12. Widyastutik N, Ratnawati A, Nurcahyani R Optimasi Penjadwalan Kegiatan Belajar Mengajar Dengan Algoritma Genetika. Skripsi Jurusan Matematika Universitas Sebelas Maret Surakarta. 13. Ridwan. September Priok Masih Terancan Stagnan, Kepadatan Peti Kemas diatas 90%. <URL: =651> 10

PENENTUAN KOMBINASI OPTIMUM JUMLAH, BERAT, DAN WAKTU TAMBAT KAPAL DI PT (PERSERO) PELABUHAN INDONESIA III GRESIK MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA

PENENTUAN KOMBINASI OPTIMUM JUMLAH, BERAT, DAN WAKTU TAMBAT KAPAL DI PT (PERSERO) PELABUHAN INDONESIA III GRESIK MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA LOGO PENENTUAN KOMBINASI OPTIMUM JUMLAH, BERAT, DAN WAKTU TAMBAT KAPAL DI PT (PERSERO) PELABUHAN INDONESIA III GRESIK MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA Oleh : Aris Saputro 1206100714 Pembimbing : Dr. M. Isa

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Travelling Salesman Problem (TSP) Travelling Salesmen Problem (TSP) termasuk ke dalam kelas NP hard yang pada umumnya menggunakan pendekatan heuristik untuk mencari solusinya.

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI 27 BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI 3.1 Analisis Pada subbab ini akan diuraikan tentang analisis kebutuhan untuk menyelesaikan masalah jalur terpendek yang dirancang dengan menggunakan algoritma

Lebih terperinci

Pendekatan Algoritma Genetika pada Peminimalan Fungsi Ackley menggunakan Representasi Biner

Pendekatan Algoritma Genetika pada Peminimalan Fungsi Ackley menggunakan Representasi Biner Vol. 7, 2, 108-117, Januari 2011 Pendekatan Algoritma Genetika pada Peminimalan Fungsi Ackley menggunakan Representasi Biner Jusmawati Massalesse Abstrak Tulisan ini dimaksudkan untuk memperlihatkan proses

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. Gambar 3.1 di bawah ini mengilustrasikan jalur pada TSP kurva terbuka jika jumlah node ada 10:

BAB III PERANCANGAN. Gambar 3.1 di bawah ini mengilustrasikan jalur pada TSP kurva terbuka jika jumlah node ada 10: BAB III PERANCANGAN Pada bagian perancangan ini akan dipaparkan mengenai bagaimana mencari solusi pada persoalan pencarian rute terpendek dari n buah node dengan menggunakan algoritma genetika (AG). Dari

Lebih terperinci

PEMAMPATAN MATRIKS JARANG DENGAN METODE ALGORITMA GENETIKA MENGGUNAKAN PROGRAM PASCAL

PEMAMPATAN MATRIKS JARANG DENGAN METODE ALGORITMA GENETIKA MENGGUNAKAN PROGRAM PASCAL Jurnal Matematika UNAND Vol. 3 No. 1 Hal. 98 106 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND PEMAMPATAN MATRIKS JARANG DENGAN METODE ALGORITMA GENETIKA MENGGUNAKAN PROGRAM PASCAL YOSI PUTRI, NARWEN

Lebih terperinci

KNAPSACK PROBLEM DENGAN ALGORITMA GENETIKA

KNAPSACK PROBLEM DENGAN ALGORITMA GENETIKA LAPORAN TUGAS BESAR ARTIFICIAL INTELLEGENCE KNAPSACK PROBLEM DENGAN ALGORITMA GENETIKA Disusun Oleh : Bayu Kusumo Hapsoro (113050220) Barkah Nur Anita (113050228) Radityo Basith (113050252) Ilmi Hayyu

Lebih terperinci

Genetic Algorithme. Perbedaan GA

Genetic Algorithme. Perbedaan GA Genetic Algorithme Algoritma ini bekerja dengan sebuah populasi yang terdiri atas individu-individu (kromosom). Individu dilambangkan dengan sebuah nilai kebugaran (fitness) yang akan digunakan untuk mencari

Lebih terperinci

Keywords Algoritma, Genetika, Penjadwalan I. PENDAHULUAN

Keywords Algoritma, Genetika, Penjadwalan I. PENDAHULUAN Optimasi Penjadwalan Mata Kuliah Dengan Algoritma Genetika Andysah Putera Utama Siahaan Universitas Pembangunan Pancabudi Jl. Gatot Subroto Km. 4,5, Medan, Sumatra Utara, Indonesia andiesiahaan@gmail.com

Lebih terperinci

Algoritma Evolusi Dasar-Dasar Algoritma Genetika

Algoritma Evolusi Dasar-Dasar Algoritma Genetika Algoritma Evolusi Dasar-Dasar Algoritma Genetika Imam Cholissodin imam.cholissodin@gmail.com Pokok Bahasan 1. Pengantar 2. Struktur Algoritma Genetika 3. Studi Kasus: Maksimasi Fungsi Sederhana 4. Studi

Lebih terperinci

Algoritma Evolusi Real-Coded GA (RCGA)

Algoritma Evolusi Real-Coded GA (RCGA) Algoritma Evolusi Real-Coded GA (RCGA) Imam Cholissodin imam.cholissodin@gmail.com Pokok Bahasan 1. Siklus RCGA 2. Alternatif Operator Reproduksi pada Pengkodean Real 3. Alternatif Operator Seleksi 4.

Lebih terperinci

Implementasi Algoritma Genetika dalam Pembuatan Jadwal Kuliah

Implementasi Algoritma Genetika dalam Pembuatan Jadwal Kuliah Implementasi Algoritma Genetika dalam Pembuatan Jadwal Kuliah Leonard Tambunan AMIK Mitra Gama Jl. Kayangan No. 99, Duri-Riau e-mail : leo.itcom@gmail.com Abstrak Pada saat ini proses penjadwalan kuliah

Lebih terperinci

PENYELESAIAN KNAPSACK PROBLEM MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA

PENYELESAIAN KNAPSACK PROBLEM MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA PENYELESAIAN KNAPSACK PROBLEM MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA Kartina Diah KW1), Mardhiah Fadhli2), Charly Sutanto3) 1,2) Jurusan Teknik Komputer Politeknik Caltex Riau Pekanbaru Jl. Umban Sari No.1 Rumbai-Pekanbaru-Riau

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI ALGORITMA GENETIKA UNTUK PENCARIAN RUTE PALING OPTIMUM

IMPLEMENTASI ALGORITMA GENETIKA UNTUK PENCARIAN RUTE PALING OPTIMUM IMPLEMENTASI ALGORITMA GENETIKA UNTUK PENCARIAN RUTE PALING OPTIMUM Anies Hannawati, Thiang, Eleazar Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Elektro, Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto 121-131,

Lebih terperinci

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA PADA PERENCANAAN LINTASAN KENDARAAN Achmad Hidayatno Darjat Hendry H L T

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA PADA PERENCANAAN LINTASAN KENDARAAN Achmad Hidayatno Darjat Hendry H L T PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA PADA PERENCANAAN LINTASAN KENDARAAN Achmad Hidayatno Darjat Hendry H L T Abstrak : Algoritma genetika adalah algoritma pencarian heuristik yang didasarkan atas mekanisme evolusi

Lebih terperinci

Optimasi Multi Travelling Salesman Problem (M-TSP) Menggunakan Algoritma Genetika

Optimasi Multi Travelling Salesman Problem (M-TSP) Menggunakan Algoritma Genetika Optimasi Multi Travelling Salesman Problem (M-TSP) Menggunakan Algoritma Genetika Wayan Firdaus Mahmudy (wayanfm@ub.ac.id) Program Studi Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya, Malang, Indonesia Abstrak.

Lebih terperinci

Jl. Ahmad Yani, Pontianak Telp./Fax.: (0561)

Jl. Ahmad Yani, Pontianak Telp./Fax.: (0561) APLIKASI PENCARIAN RUTE TERPENDEK MENGGUNAKANALGORITMA GENETIKA (Studi Kasus: Pencarian Rute Terpendek untuk Pemadam Kebakaran di Wilayah Kota Pontianak) [1] Putri Yuli Utami, [2] Cucu Suhery, [3] Ilhamsyah

Lebih terperinci

8. Evaluasi Solusi dan Kriteria Berhenti Perumusan Masalah METODE PENELITIAN Studi Pustaka Pembentukan Data

8. Evaluasi Solusi dan Kriteria Berhenti Perumusan Masalah METODE PENELITIAN  Studi Pustaka Pembentukan Data Gambar 4 Proses Swap Mutation. 8. Evaluasi Solusi dan Kriteria Berhenti Proses evaluasi solusi ini akan mengevaluasi setiap populasi dengan menghitung nilai fitness setiap kromosom sampai terpenuhi kriteria

Lebih terperinci

PERBANDINGAN KINERJA ALGORITMA GENETIK DAN ALGORITMA BRANCH AND BOUND PADA TRAVELLING SALESMAN PROBLEM

PERBANDINGAN KINERJA ALGORITMA GENETIK DAN ALGORITMA BRANCH AND BOUND PADA TRAVELLING SALESMAN PROBLEM PERBANDINGAN KINERJA ALGORITMA GENETIK DAN ALGORITMA BRANCH AND BOUND PADA TRAVELLING SALESMAN PROBLEM Nico Saputro dan Suryandi Wijaya Jurusan Ilmu Komputer Universitas Katolik Parahyangan nico@home.unpar.ac.id

Lebih terperinci

Lingkup Metode Optimasi

Lingkup Metode Optimasi Algoritma Genetika Lingkup Metode Optimasi Analitik Linier Non Linier Single Variabel Multi Variabel Dgn Kendala Tanpa Kendala Numerik Fibonacci Evolusi Complex Combinasi Intelijen/ Evolusi Fuzzy Logic

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka (Samuel, Toni & Willi 2005) dalam penelitian yang berjudul Penerapan Algoritma Genetika untuk Traveling Salesman Problem Dengan Menggunakan Metode Order Crossover

Lebih terperinci

PRESENTASI TUGAS AKHIR KI091391

PRESENTASI TUGAS AKHIR KI091391 PRESENTASI TUGAS AKHIR KI091391 PENDEKATAN CROSSOVER TERBARU UNTUK MENYELESAIKAN MULTIPLE TRAVELLING SALESMEN PROBLEM MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA (Kata kunci: multiple salemen problem, algoritma genetika,

Lebih terperinci

ERWIEN TJIPTA WIJAYA, ST.,M.KOM

ERWIEN TJIPTA WIJAYA, ST.,M.KOM ERWIEN TJIPTA WIJAYA, ST.,M.KOM DEFINISI ALGEN adalah algoritma yang memanfaatkan proses seleksi alamiah yang dikenal dengan evolusi Dalam evolusi, individu terus menerus mengalami perubahan gen untuk

Lebih terperinci

ALGORITMA GENETIKA PADA PEMROGRAMAN LINEAR DAN NONLINEAR

ALGORITMA GENETIKA PADA PEMROGRAMAN LINEAR DAN NONLINEAR Buletin Ilmiah Mat. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Volume 5, No. 03(2016), hal 265 274. ALGORITMA GENETIKA PADA PEMROGRAMAN LINEAR DAN NONLINEAR Abdul Azis, Bayu Prihandono, Ilhamsyah INTISARI Optimasi

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang Latar Belakang PENDAHULUAN Pada saat sekarang ini, setiap perusahaan yang ingin tetap bertahan dalam persaingan dengan perusahaan lainnya, harus bisa membuat semua lini proses bisnis perusahaan tersebut

Lebih terperinci

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA PADA PERSOALAN PEDAGANG KELILING (TSP)

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA PADA PERSOALAN PEDAGANG KELILING (TSP) Abstrak PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA PADA PERSOALAN PEDAGANG KELILING (TSP) Aulia Fitrah 1, Achmad Zaky 2, Fitrasani 3 Program Studi Informatika, Sekolah Teknik Elektro dan Informatika, Institut Teknologi

Lebih terperinci

OPTIMISASI PENEMPATAN TURBIN ANGIN DI AREA LAHAN ANGIN

OPTIMISASI PENEMPATAN TURBIN ANGIN DI AREA LAHAN ANGIN OPTIMISASI PENEMPATAN TURBIN ANGIN DI AREA LAHAN ANGIN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA Azimatul Khulaifah 2209 105 040 Bidang Studi Sistem Tenaga Jurusan Teknik Elektro FTI ITS Dosen Pembimbing : Dosen

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini akan membahas landasan atas teori-teori yang bersifat ilmiah untuk mendukung penulisan tugas akhir ini. Teori-teori yang dibahas mengenai pengertian penjadwalan, algoritma

Lebih terperinci

PENJADWALAN MESIN BERTIPE JOB SHOP UNTUK MEMINIMALKAN MAKESPAN DENGAN METODE ALGORITMA GENETIKA (STUDI KASUS PT X)

PENJADWALAN MESIN BERTIPE JOB SHOP UNTUK MEMINIMALKAN MAKESPAN DENGAN METODE ALGORITMA GENETIKA (STUDI KASUS PT X) PENJADWALAN MESIN BERTIPE JOB SHOP UNTUK MEMINIMALKAN MAKESPAN DENGAN METODE ALGORITMA GENETIKA (STUDI KASUS PT X) Ria Krisnanti 1, Andi Sudiarso 2 1 Jurusan Teknik Mesin dan Industri, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

Pemaksimalan Papan Sirkuit Di Pandang Sebagai Masalah Planarisasi Graf 2-Layer Menggunakan Algoritma Genetika

Pemaksimalan Papan Sirkuit Di Pandang Sebagai Masalah Planarisasi Graf 2-Layer Menggunakan Algoritma Genetika Vol. 14, No. 1, 19-27, Juli 2017 Pemaksimalan Papan Sirkuit Di Pandang Sebagai Masalah Planarisasi Graf 2-Layer Menggunakan Algoritma Genetika Jusmawati Massalesse dan Muh. Ali Imran Abstrak Tulisan ini

Lebih terperinci

Analisis Operator Crossover pada Permasalahan Permainan Puzzle

Analisis Operator Crossover pada Permasalahan Permainan Puzzle Analisis Operator Crossover pada Permasalahan Permainan Puzzle Kun Siwi Trilestari [1], Ade Andri Hendriadi [2] Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Singaperbanga Karawang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Umum Optimasi Optimasi merupakan suatu cara untuk menghasilkan suatu bentuk struktur yang aman dalam segi perencanaan dan menghasilkan struktur yang

Lebih terperinci

Penerapan Algoritma Genetika dalam Job Shop Scheduling Problem

Penerapan Algoritma Genetika dalam Job Shop Scheduling Problem Penerapan Algoritma Genetika dalam Job Shop Scheduling Problem Haris Sriwindono Program Studi Ilmu Komputer Universitas Sanata Dharma Paingan, Maguwoharjo, Depok Sleman Yogyakarta, Telp. 0274-883037 haris@staff.usd.ac.id

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Sistem dan Informasi 2.1.1 Sistem Menurut Sutabri (2004), bahwa sistem adalah sekelompok unsur yang erat hubungannya satu dengan yang lainnya berfungsi untuk mencapai

Lebih terperinci

Bab II Konsep Algoritma Genetik

Bab II Konsep Algoritma Genetik Bab II Konsep Algoritma Genetik II. Algoritma Genetik Metoda algoritma genetik adalah salah satu teknik optimasi global yang diinspirasikan oleh proses seleksi alam untuk menghasilkan individu atau solusi

Lebih terperinci

PENCOCOKAN KATA SECARA ACAK DENGAN METODE ALGORITMA GENETIKA MENGGUNAKAN PROGRAM PASCAL

PENCOCOKAN KATA SECARA ACAK DENGAN METODE ALGORITMA GENETIKA MENGGUNAKAN PROGRAM PASCAL Jurnal Matematika UNAND Vol. 2 No. 2 Hal. 1 9 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND PENCOCOKAN KATA SECARA ACAK DENGAN METODE ALGORITMA GENETIKA MENGGUNAKAN PROGRAM PASCAL MULIA AFRIANI KARTIKA

Lebih terperinci

APLIKASI ALGORITMA GENETIKA DALAM PENENTUAN DOSEN PEMBIMBING SEMINAR HASIL PENELITIAN DAN DOSEN PENGUJI SKRIPSI

APLIKASI ALGORITMA GENETIKA DALAM PENENTUAN DOSEN PEMBIMBING SEMINAR HASIL PENELITIAN DAN DOSEN PENGUJI SKRIPSI Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Terapannya 2016 p-issn : 2550-0384; e-issn : 2550-0392 APLIKASI ALGORITMA GENETIKA DALAM PENENTUAN DOSEN PEMBIMBING SEMINAR HASIL PENELITIAN DAN DOSEN PENGUJI

Lebih terperinci

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK TRAVELING SALESMAN PROBLEM DENGAN MENGGUNAKAN METODE ORDER CROSSOVER DAN INSERTION MUTATION

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK TRAVELING SALESMAN PROBLEM DENGAN MENGGUNAKAN METODE ORDER CROSSOVER DAN INSERTION MUTATION PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK TRAVELING SALESMAN PROBLEM DENGAN MENGGUNAKAN METODE ORDER CROSSOVER DAN INSERTION MUTATION Samuel Lukas 1, Toni Anwar 1, Willi Yuliani 2 1) Dosen Teknik Informatika,

Lebih terperinci

Crossover Probability = 0.5 Mutation Probability = 0.1 Stall Generation = 5

Crossover Probability = 0.5 Mutation Probability = 0.1 Stall Generation = 5 oleh pengguna sistem adalah node awal dan node tujuan pengguna. Lingkungan Pengembangan Sistem Implementasi Algoritme Genetika dalam bentuk web client menggunakan bahasa pemrograman PHP dan DBMS MySQL.

Lebih terperinci

Denny Hermawanto

Denny Hermawanto Algoritma Genetika dan Contoh Aplikasinya Denny Hermawanto d_3_nny@yahoo.com http://dennyhermawanto.webhop.org Lisensi Dokumen: Seluruh dokumen di IlmuKomputer.Com dapat digunakan, dimodifikasi dan disebarkan

Lebih terperinci

BAB III. Metode Penelitian

BAB III. Metode Penelitian BAB III Metode Penelitian 3.1 Diagram Alir Penelitian Secara umum diagram alir algoritma genetika dalam penelitian ini terlihat pada Gambar 3.1. pada Algoritma genetik memberikan suatu pilihan bagi penentuan

Lebih terperinci

Peramalan Kebutuhan Beban Sistem Tenaga Listrik Menggunakan Algoritma Genetika

Peramalan Kebutuhan Beban Sistem Tenaga Listrik Menggunakan Algoritma Genetika Peramalan Kebutuhan Beban Sistem Tenaga Listrik Menggunakan Algoritma Genetika M. Syafrizal, Luh Kesuma Wardhani, M. Irsyad Jurusan Teknik Informatika - Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Lebih terperinci

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA PADA PENYELESAIAN TRAVELLING SALESMAN PROBLEM (TSP)

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA PADA PENYELESAIAN TRAVELLING SALESMAN PROBLEM (TSP) PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA PADA PENYELESAIAN TRAVELLING SALESMAN PROBLEM (TSP) Mohamad Subchan STMIK Muhammadiyah Banten e-mail: moh.subhan@gmail.com ABSTRAK: Permasalahan pencarian rute terpendek dapat

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini akan membahas landasan atas teori-teori yang bersifat ilmiah untuk mendukung penulisan skripsi ini. Teori-teori yang dibahas mengenai optimisasi, pengertian penjadwalan,

Lebih terperinci

OPTIMASI PENJADWALAN KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DENGAN ALGORITMA GENETIK

OPTIMASI PENJADWALAN KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DENGAN ALGORITMA GENETIK OPTIMASI PENJADWALAN KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DENGAN ALGORITMA GENETIK Usulan Skripsi S-1 Jurusan Matematika Diajukan oleh 1. Novandry Widyastuti M0105013 2. Astika Ratnawati M0105025 3. Rahma Nur Cahyani

Lebih terperinci

Penjadwalan Job Shop pada Empat Mesin Identik dengan Menggunakan Metode Shortest Processing Time dan Genetic Algorithm

Penjadwalan Job Shop pada Empat Mesin Identik dengan Menggunakan Metode Shortest Processing Time dan Genetic Algorithm Jurnal Telematika, vol.9 no.1, Institut Teknologi Harapan Bangsa, Bandung ISSN: 1858-251 Penjadwalan Job Shop pada Empat Mesin Identik dengan Menggunakan Metode Shortest Processing Time dan Genetic Algorithm

Lebih terperinci

Optimasi Penjadwalan Ujian Menggunakan Algoritma Genetika

Optimasi Penjadwalan Ujian Menggunakan Algoritma Genetika Optimasi Penjadwalan Ujian Menggunakan Algoritma Genetika Nia Kurnia Mawaddah Wayan Firdaus Mahmudy, (wayanfm@ub.ac.id) Jurusan Matematika, FMIPA Universitas Brawijaya, Malang 65145 Abstrak Penjadwalan

Lebih terperinci

ALGORITMA GENETIKA. Suatu Alternatif Penyelesaian Permasalahan Searching, Optimasi dan Machine Learning

ALGORITMA GENETIKA. Suatu Alternatif Penyelesaian Permasalahan Searching, Optimasi dan Machine Learning ALGORITMA GENETIKA Suatu Alternatif Penyelesaian Permasalahan Searching, Optimasi dan Machine Learning Disusun oleh: Achmad Basuki Politeknik Elektronika Negeri Surabaya, PENS ITS Surabaya 2003 Algoritma

Lebih terperinci

OPTIMASI PENDUGAAN PARAMETER DALAM ANALISIS STRESS DAN STRAIN TERHADAP MATERIAL MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA

OPTIMASI PENDUGAAN PARAMETER DALAM ANALISIS STRESS DAN STRAIN TERHADAP MATERIAL MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA OPTIMASI PENDUGAAN PARAMETER DALAM ANALISIS STRESS DAN STRAIN TERHADAP MATERIAL MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA Mike Susmikanti Pusat Pengembangan Informatika Nuklir, Badan Tenaga Nuklir Nasional Kawasan

Lebih terperinci

Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2004 Yogyakarta, 19 Juni 2004

Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2004 Yogyakarta, 19 Juni 2004 Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2004 Yogyakarta, 19 Juni 2004 Perbandingan Metode-Metode dalam Algoritma Genetika untuk Travelling Salesman Problem Irving Vitra P. Jurusan Teknik Informatika,

Lebih terperinci

Tugas Mata Kuliah E-Bisnis REVIEW TESIS

Tugas Mata Kuliah E-Bisnis REVIEW TESIS Tugas Mata Kuliah E-Bisnis REVIEW TESIS Desain Algoritma Genetika Untuk Optimasi Penjadwalan Produksi Meuble Kayu Studi Kasus Pada PT. Sinar Bakti Utama (oleh Fransiska Sidharta dibawah bimbingan Prof.Kudang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka. Penelitian serupa mengenai penjadwalan matakuliah pernah dilakukan oleh penelliti yang sebelumnya dengan metode yang berbeda-neda. Berikut

Lebih terperinci

PENGEPAKAN PALLET DALAM KONTAINER DENGAN FORKLIF MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIKA

PENGEPAKAN PALLET DALAM KONTAINER DENGAN FORKLIF MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIKA PENGEPAKAN PALLET DALAM KONTAINER DENGAN FORKLIF MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIKA Ira Prasetyaningrum Jurusan Teknik Informatika Politeknik Elektronika Negeri Surabaya-ITS Email : ira@eepis-its.edu

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Algoritma Genetika Algoritma genetika merupakan algoritma pencarian heuristik ysng didasarkan atas mekanisme seleksi alami dan genetika alami (Suyanto, 2014). Adapun konsep dasar

Lebih terperinci

APLIKASI UNTUK PREDIKSI JUMLAH MAHASISWA PENGAMBIL MATAKULIAH DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA, STUDI KASUS DI JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA ITS

APLIKASI UNTUK PREDIKSI JUMLAH MAHASISWA PENGAMBIL MATAKULIAH DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA, STUDI KASUS DI JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA ITS APLIKASI UNTUK PREDIKSI JUMLAH MAHASISWA PENGAMBIL MATAKULIAH DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA, STUDI KASUS DI JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA ITS Hafid Hazaki 1, Joko Lianto Buliali 2, Anny Yuniarti 2

Lebih terperinci

MEMBANGUN TOOLBOX ALGORITMA EVOLUSI FUZZY UNTUK MATLAB

MEMBANGUN TOOLBOX ALGORITMA EVOLUSI FUZZY UNTUK MATLAB MEMBANGUN TOOLBOX ALGORITMA EVOLUSI FUZZY UNTUK MATLAB Syafiul Muzid 1, Sri Kusumadewi 2 1 Sekolah Pascasarjana Magister Ilmu Komputer, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta e-mail: aakzid@yahoo.com 2 Jurusan

Lebih terperinci

OPTIMASI PENJADWALAN CERDAS MENGGUNAKAN ALGORITMA MEMETIKA

OPTIMASI PENJADWALAN CERDAS MENGGUNAKAN ALGORITMA MEMETIKA OPTIMASI PENJADWALAN CERDAS MENGGUNAKAN ALGORITMA MEMETIKA Muhammad Arief Nugroho 1, Galih Hermawan, S.Kom., M.T. 2 1, 2 Universitas Komputer Indonesia Jl. Dipatiukur No. 112-116, Bandung 40132 E-mail

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Algoritma Genetika

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Algoritma Genetika 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Algoritma Genetika Algoritma genetika merupakan metode pencarian yang disesuaikan dengan proses genetika dari organisme-organisme biologi yang berdasarkan pada teori evolusi

Lebih terperinci

Aplikasi Algoritma Genetika Untuk Menyelesaikan Travelling Salesman Problem (TSP)

Aplikasi Algoritma Genetika Untuk Menyelesaikan Travelling Salesman Problem (TSP) JTRISTE, Vol.1, No.2, Oktober 2014, pp. 50~57 ISSN: 2355-3677 Aplikasi Algoritma Genetika Untuk Menyelesaikan Travelling Salesman Problem (TSP) STMIK Handayani Makassar najirah_stmikh@yahoo.com Abstrak

Lebih terperinci

SOLUSI KOMBINASI CONTAINER LOADING PROBLEM DAN VEHICLE ROUTING PROBLEM MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA

SOLUSI KOMBINASI CONTAINER LOADING PROBLEM DAN VEHICLE ROUTING PROBLEM MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA PROS ID I NG 2 0 1 1 HASIL PENELITIAN FAKULTAS TEKNIK SOLUSI KOMBINASI CONTAINER LOADING PROBLEM DAN VEHICLE ROUTING PROBLEM MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin

Lebih terperinci

Optimasi Metode Fuzzy Dengan Algoritma Genetika Pada Kontrol Motor Induksi

Optimasi Metode Fuzzy Dengan Algoritma Genetika Pada Kontrol Motor Induksi Optimasi Metode Fuzzy Dengan Algoritma Genetika Pada Kontrol Motor Induksi Rahman Aulia Universitas Sumatera Utara Pasca sarjana Fakultas Ilmu Komputer Medan, Indonesia Rahmanaulia50@gmail.com Abstract

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI ALGORITMA GENETIKA DALAM OPTIMASI JALUR PENDISTRIBUSIAN KERAMIK PADA PT. CHANG JUI FANG

IMPLEMENTASI ALGORITMA GENETIKA DALAM OPTIMASI JALUR PENDISTRIBUSIAN KERAMIK PADA PT. CHANG JUI FANG IMPLEMENTASI ALGORITMA GENETIKA DALAM OPTIMASI JALUR PENDISTRIBUSIAN KERAMIK PADA PT. CHANG JUI FANG Adnan Buyung Nasution 1 1,2 Sistem Infomasi, Tehnik dan Ilmu Komputer, Universitas Potensi Utama 3 Universitas

Lebih terperinci

Optimasi Fungsi Tanpa Kendala Menggunakan Algoritma Genetika Dengan Kromosom Biner dan Perbaikan Kromosom Hill-Climbing

Optimasi Fungsi Tanpa Kendala Menggunakan Algoritma Genetika Dengan Kromosom Biner dan Perbaikan Kromosom Hill-Climbing Optimasi Fungsi Tanpa Kendala Menggunakan Algoritma Genetika Dengan Kromosom Biner dan Perbaikan Kromosom Hill-Climbing Wayan Firdaus Mahmudy, (wayanfm@ub.ac.id) Program Studi Ilmu Komputer, Universitas

Lebih terperinci

PERANCANGAN KONFIGURASI JARINGAN DISTRIBUSI PRODUK BISKUIT MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIKA (Studi Kasus: PT. EP)

PERANCANGAN KONFIGURASI JARINGAN DISTRIBUSI PRODUK BISKUIT MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIKA (Studi Kasus: PT. EP) PERANCANGAN KONFIGURASI JARINGAN DISTRIBUSI PRODUK BISKUIT MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIKA (Studi Kasus: PT. EP) Rezki Susan Ardyati dan Dida D. Damayanti Program Studi Teknik Industri Institut Teknologi

Lebih terperinci

PEMANFAATAN ALGORITMA FUZZY EVOLUSI UNTUK PENYELESAIAN KASUS TRAVELLING SALESMAN PROBLEM

PEMANFAATAN ALGORITMA FUZZY EVOLUSI UNTUK PENYELESAIAN KASUS TRAVELLING SALESMAN PROBLEM PEMANFAATAN ALGORITMA FUZZY EVOLUSI UNTUK PENYELESAIAN KASUS TRAVELLING SALESMAN PROBLEM Syafiul Muzid Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta E-mail:

Lebih terperinci

Optimalisasi Pengantaran Barang dalam Perdagangan Online Menggunakan Algoritma Genetika

Optimalisasi Pengantaran Barang dalam Perdagangan Online Menggunakan Algoritma Genetika Optimalisasi Pengantaran Barang dalam Perdagangan Online Menggunakan Algoritma Genetika Rozak Arief Pratama 1, Esmeralda C. Djamal, Agus Komarudin Jurusan Informatika, Fakultas MIPA Universitas Jenderal

Lebih terperinci

OPTIMISASI PEMBENTUKAN SEL DIINTEGRASIKAN DENGAN PENEMPATAN MESIN DAN PENJADWALAN DI DALAM SELULAR MANUFAKTUR MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA

OPTIMISASI PEMBENTUKAN SEL DIINTEGRASIKAN DENGAN PENEMPATAN MESIN DAN PENJADWALAN DI DALAM SELULAR MANUFAKTUR MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA OPTIMISASI PEMBENTUKAN SEL DIINTEGRASIKAN DENGAN PENEMPATAN MESIN DAN PENJADWALAN DI DALAM SELULAR MANUFAKTUR MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA Oleh : Moh Khoiron 1209 100 705 Dosen pembimbing : Dr. Imam

Lebih terperinci

GENETIKA UNTUK MENENTUKAN RUTE LOPER KORAN DI AGEN SURAT KABAR

GENETIKA UNTUK MENENTUKAN RUTE LOPER KORAN DI AGEN SURAT KABAR MULTI TRAVELING SALESMAN PROBLEM (MTSP) DENGAN ALGORITMA Abstrak GENETIKA UNTUK MENENTUKAN RUTE LOPER KORAN DI AGEN SURAT KABAR Oleh : Fitriana Yuli Saptaningtyas,M.Si. Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA

Lebih terperinci

Pengantar Kecerdasan Buatan (AK045218) Algoritma Genetika

Pengantar Kecerdasan Buatan (AK045218) Algoritma Genetika Algoritma Genetika Pendahuluan Struktur Umum Komponen Utama Seleksi Rekombinasi Mutasi Algoritma Genetika Sederhana Referensi Sri Kusumadewi bab 9 Luger & Subblefield bab 12.8 Algoritma Genetika 1/35 Pendahuluan

Lebih terperinci

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA DALAM PENYELESAIAN TRAVELLING SALESMAN PROBLEM WITH PRECEDENCE CONSTRAINTS (TSPPC)

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA DALAM PENYELESAIAN TRAVELLING SALESMAN PROBLEM WITH PRECEDENCE CONSTRAINTS (TSPPC) PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA DALAM PENYELESAIAN TRAVELLING SALESMAN PROBLEM WITH PRECEDENCE CONSTRAINTS (TSPPC) Yayun Hardianti 1, Purwanto 2 Universitas Negeri Malang E-mail: yayunimoet@gmail.com ABSTRAK:

Lebih terperinci

APLIKASI ALGORITMA GENETIKA DALAM MENENTUKAN SPESIFIKASI PC BERDASARKAN KEMAMPUAN FINANSIAL KONSUMEN

APLIKASI ALGORITMA GENETIKA DALAM MENENTUKAN SPESIFIKASI PC BERDASARKAN KEMAMPUAN FINANSIAL KONSUMEN APLIKASI ALGORITMA GENETIKA DALAM MENENTUKAN SPESIFIKASI PC BERDASARKAN KEMAMPUAN FINANSIAL KONSUMEN Eva Haryanty, S.Kom. ABSTRAK Komputer adalah salah satu peralatan yang pada saat ini banyak pula digunakan

Lebih terperinci

Sistem Penjadwalan Outsourcing Menggunakan Algoritma Genetika (Studi Kasus : PT. Syarikatama)

Sistem Penjadwalan Outsourcing Menggunakan Algoritma Genetika (Studi Kasus : PT. Syarikatama) Sistem Penjadwalan Outsourcing Menggunakan Algoritma Genetika (Studi Kasus : PT. Syarikatama) Ari Janata 1, Elin Haerani 2 1,2 Teknik Informatika, UIN Sultan Syarif Kasim Riau Jl. H.R. Soebrantas no. 155

Lebih terperinci

2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Peringkasan Teks

2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Peringkasan Teks 4 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Peringkasan Teks Peringkasan teks adalah proses pemampatan teks sumber ke dalam versi lebih pendek namun tetap mempertahankan informasi yang terkandung didalamnya (Barzilay & Elhadad

Lebih terperinci

Generator Jadwal Perkuliahan Menggunakan Algoritma Genetika

Generator Jadwal Perkuliahan Menggunakan Algoritma Genetika Generator Jadwal Perkuliahan Menggunakan Algoritma Genetika Zainal Akbar 1), Muh. Fajri Raharjo 2), Eddy Tungadi 3) CAIR, Politeknik Negeri Ujung Pandang Jl. Perintis Kemerdekaan km. 10, Tamalanrea Makassar,

Lebih terperinci

BAB 2 DASAR TEORI. 2.1 Teka-Teki Silang

BAB 2 DASAR TEORI. 2.1 Teka-Teki Silang BAB 2 DASAR TEORI 2.1 Teka-Teki Silang Teka-teki silang atau disingkat TTS adalah suatu permainan yang mengharuskan penggunanya untuk mengisi ruang-ruang kosong dengan huruf-huruf yang membentuk sebuah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan akan jasa angkutan laut semakin lama semakin meningkat, baik

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan akan jasa angkutan laut semakin lama semakin meningkat, baik BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kebutuhan akan jasa angkutan laut semakin lama semakin meningkat, baik jumlahnya maupun macamnya. Usaha-usaha dalam pembangunan sarana angkutan laut yang dilakukan sampai

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. diperoleh menggunakan algoritma genetika dengan variasi seleksi. A. Model Matematika CVRPTW pada Pendistribusian Raskin di Kota

BAB III PEMBAHASAN. diperoleh menggunakan algoritma genetika dengan variasi seleksi. A. Model Matematika CVRPTW pada Pendistribusian Raskin di Kota BAB III PEMBAHASAN Pada bab ini akan dibahas mengenai model matematika pada pendistribusian raskin di Kota Yogyakarta, penyelesaian model matematika tersebut menggunakan algoritma genetika serta perbandingan

Lebih terperinci

ALGORITMA GENETIKA Suatu Alternatif Penyelesaian Permasalahan Searching, Optimasi dan Machine Learning

ALGORITMA GENETIKA Suatu Alternatif Penyelesaian Permasalahan Searching, Optimasi dan Machine Learning ALGORITMA GENETIKA Suatu Alternatif Penyelesaian Permasalahan Searching, Optimasi dan Machine Learning Achmad Basuki Politeknik Elektronika Negeri Surabaya PENS-ITS Surabaya 2003 Algoritma Genetika Algoritma

Lebih terperinci

PENJADWALAN UJIAN AKHIR SEMESTER DENGAN ALGORITMA GENETIKA (STUDI KASUS JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA UNESA)

PENJADWALAN UJIAN AKHIR SEMESTER DENGAN ALGORITMA GENETIKA (STUDI KASUS JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA UNESA) Penjadwalan Ujian Akhir Semester dengan Algoritma Genetika PENJADWALAN UJIAN AKHIR SEMESTER DENGAN ALGORITMA GENETIKA (STUDI KASUS JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA UNESA) Anita Qoiriah Jurusan Teknik Informatika,

Lebih terperinci

Pencarian Rute Optimum Menggunakan Algoritma Genetika

Pencarian Rute Optimum Menggunakan Algoritma Genetika Jurnal Teknik Elektro Vol. 2, No. 2, September 2002: 78-83 Pencarian Rute Optimum Menggunakan Algoritma Genetika Anies Hannawati, Thiang, Eleazar Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Elektro, Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sejumlah aktivitas kuliah dan batasan mata kuliah ke dalam slot ruang dan waktu

BAB I PENDAHULUAN. sejumlah aktivitas kuliah dan batasan mata kuliah ke dalam slot ruang dan waktu 18 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penjadwalan merupakan kegiatan administrasi utama di berbagai institusi. Masalah penjadwalan merupakan masalah penugasan sejumlah kegiatan dalam periode

Lebih terperinci

ALTERNATIF MODEL PEMAMPATAN MATRIKS JARANG DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIK

ALTERNATIF MODEL PEMAMPATAN MATRIKS JARANG DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIK ALTERNATIF MODEL PEMAMPATAN MATRIKS JARANG DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIK Nico Saputro dan Ruth Beatrix Yordan Jurusan Ilmu Komputer, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Katolik

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pada bab kajian pustaka berikut ini akan dibahas beberapa materi yang meliputi

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pada bab kajian pustaka berikut ini akan dibahas beberapa materi yang meliputi BAB II KAJIAN PUSTAKA Pada bab kajian pustaka berikut ini akan dibahas beberapa materi yang meliputi graf, permasalahan optimasi, model matematika dari objek wisata di Yogyakarta, dan algoritma genetika

Lebih terperinci

DETEKSI MAHASISWA BERPRESTASI DAN BERMASALAH DENGAN METODE K- MEANS KLASTERING YANG DIOPTIMASI DENGAN ALGORITMA GENETIKA

DETEKSI MAHASISWA BERPRESTASI DAN BERMASALAH DENGAN METODE K- MEANS KLASTERING YANG DIOPTIMASI DENGAN ALGORITMA GENETIKA DETEKSI MAHASISWA BERPRESTASI DAN BERMASALAH DENGAN METODE K- MEANS KLASTERING YANG DIOPTIMASI DENGAN ALGORITMA GENETIKA Akmal Hidayat 1) & Entin Martiana 2) 1) Teknik Elektro Politeknik Bengkalis Jl.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan dilingkungan Jurusan Ilmu Komputer Fakultas Matematika

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan dilingkungan Jurusan Ilmu Komputer Fakultas Matematika BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan dilingkungan Jurusan Ilmu Komputer Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung. Waktu penelitian dilaksanakan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN APLIKASI PENJADWALAN KULIAH SEMESTER I MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA

PENGEMBANGAN APLIKASI PENJADWALAN KULIAH SEMESTER I MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA PENGEMBANGAN APLIKASI PENJADWALAN KULIAH SEMESTER I MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA Bagus Priambodo Program Studi Sistem Informasi Fakultas Ilmu Komputer Universitas Mercu Buana e- mail : bagus.priambodo@mercubuana.ac.id

Lebih terperinci

PENYELESAIAN MINIMUM SPANNING TREE (MST) PADA GRAF LENGKAP DENGAN ALGORITMA GENETIKA MENGGUNAKAN TEKNIK PRUFER SEQUENCES

PENYELESAIAN MINIMUM SPANNING TREE (MST) PADA GRAF LENGKAP DENGAN ALGORITMA GENETIKA MENGGUNAKAN TEKNIK PRUFER SEQUENCES J~ICON, Vol. 2 No. 2, Oktober 2014, pp. 84 ~ 91 84 PENYELESAIAN MINIMUM SPANNING TREE (MST) PADA GRAF LENGKAP DENGAN ALGORITMA GENETIKA MENGGUNAKAN TEKNIK PRUFER SEQUENCES Emsi M. Y. Monifani 1, Adriana

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Penjadwalan Perkuliahan Penjadwalan memiliki pengertian durasi dari waktu kerja yang dibutuhkan untuk melakukan serangkaian untuk melakukan aktivitas kerja[10]. Penjadwalan juga

Lebih terperinci

Zbigniew M., Genetic Alg. + Data Structures = Evolution Program, Springler-verlag.

Zbigniew M., Genetic Alg. + Data Structures = Evolution Program, Springler-verlag. Zbigniew M., Genetic Alg. + Data Structures = Evolution Program, Springler-verlag. 12/11/2009 1 Ditemukan oleh Holland pada tahun 1975. Didasari oleh fenomena evolusi darwin. 4 kondisi yg mempengaruhi

Lebih terperinci

PERAMALAN HARGA EMAS MENGGUNAKAN ALGORTIMA MEMETIKA DENGAN PENCARIAN LOCAL TABU SEARCH. Iqbal Dwihanandrio

PERAMALAN HARGA EMAS MENGGUNAKAN ALGORTIMA MEMETIKA DENGAN PENCARIAN LOCAL TABU SEARCH. Iqbal Dwihanandrio ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.2, No.2 Agustus 2015 Page 6447 PERAMALAN HARGA EMAS MENGGUNAKAN ALGORTIMA MEMETIKA DENGAN PENCARIAN LOCAL TABU SEARCH Iqbal Dwihanandrio S1 Teknik Informatika

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA) 45 Edisi... Volume..., Bulan 20.. ISSN :

Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA) 45 Edisi... Volume..., Bulan 20.. ISSN : Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA) 45 IMPLEMENTASI ALGORITMA GENETIKA UNTUK PENJADWALAN MATA PELAJARAN DI SMAN 1 CIWIDEY Rismayanti 1, Tati Harihayati 2 Teknik Informatika Universitas Komputer

Lebih terperinci

APLIKASI ALGORITMA GENETIKA UNTUK PENENTUAN TATA LETAK MESIN

APLIKASI ALGORITMA GENETIKA UNTUK PENENTUAN TATA LETAK MESIN APLIKASI ALGORITMA GENETIKA UNTUK PENENTUAN TATA LETAK MESIN Hari Purnomo, Sri Kusumadewi Teknik Industri, Teknik Informatika Universitas Islam Indonesia Jl. Kaliurang Km 4,5 Yogyakarta ha_purnomo@fti.uii.ac.id,

Lebih terperinci

PENENTUAN JARAK TERPENDEK PADA JALUR DISTRIBUSI BARANG DI PULAU JAWA DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA. Abstraksi

PENENTUAN JARAK TERPENDEK PADA JALUR DISTRIBUSI BARANG DI PULAU JAWA DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA. Abstraksi PENENTUAN JARAK TERPENDEK PADA JALUR DISTRIBUSI BARANG DI PULAU JAWA DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA I Dewa Made Adi Baskara Joni 1, Vivine Nurcahyawati 2 1 STMIK STIKOM Indonesia, 2 STMIK STIKOM

Lebih terperinci

Penjadwalan Dinas Pegawai Menggunakan Algoritma Genetika Pada PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daerah Operasi 7 Stasiun Besar Kediri

Penjadwalan Dinas Pegawai Menggunakan Algoritma Genetika Pada PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daerah Operasi 7 Stasiun Besar Kediri Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: 2548-964X Vol. 2, No. 11, November 2018, hlm. 4371-4376 http://j-ptiik.ub.ac.id Penjadwalan Dinas Pegawai Menggunakan Algoritma Genetika

Lebih terperinci

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK MENENTUKAN BIAYA MINIMAL DISTRIBUSI BARANG TIGA TAHAP PT. SEMEN TONASA

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK MENENTUKAN BIAYA MINIMAL DISTRIBUSI BARANG TIGA TAHAP PT. SEMEN TONASA PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK MENENTUKAN BIAYA MINIMAL DISTRIBUSI BARANG TIGA TAHAP PT. SEMEN TONASA Andi Baharuddin 1, Aidawayati Rangkuti 2, Armin Lawi 3 Program Studi Matematika, Jurusan Matematika,

Lebih terperinci

OPTIMALISASI SOLUSI TERBAIK DENGAN PENERAPAN NON-DOMINATED SORTING II ALGORITHM

OPTIMALISASI SOLUSI TERBAIK DENGAN PENERAPAN NON-DOMINATED SORTING II ALGORITHM OPTIMALISASI SOLUSI TERBAIK DENGAN PENERAPAN NON-DOMINATED SORTING II ALGORITHM Poetri Lestari Lokapitasari Belluano poe3.setiawan@gmail.com Universitas Muslim Indonesia Abstrak Non Dominated Sorting pada

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI ALGORITMA GENETIKA PADA KNAPSACK PROBLEM UNTUK OPTIMASI PEMILIHAN BUAH KEMASAN KOTAK

IMPLEMENTASI ALGORITMA GENETIKA PADA KNAPSACK PROBLEM UNTUK OPTIMASI PEMILIHAN BUAH KEMASAN KOTAK IMPLEMENTASI ALGORITMA GENETIKA PADA KNAPSACK PROBLEM UNTUK OPTIMASI PEMILIHAN BUAH KEMASAN KOTAK Komang Setemen Jurusan Manajemen Informatika, Fakultas Teknik Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha

Lebih terperinci

PENERAPAN ALGORITMA GENETIK UNTUK OPTIMASI DENGAN MENGUNAKAN PENYELEKStAN RODA ROULETTE

PENERAPAN ALGORITMA GENETIK UNTUK OPTIMASI DENGAN MENGUNAKAN PENYELEKStAN RODA ROULETTE PENERAPAN ALGORTMA GENETK UNTUK OPTMAS DENGAN MENGUNAKAN PENYELEKStAN RODA ROULETTE Samuel Lukas, M.Tech." Abstract The purpose of this paper is to introducing genetic algorithm. This algorithm is one

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Algoritma Genetika Pada tahun 1975, John Holland, di dalam bukunya yang berjudul Adaption in Natural and Artificial Systems, mengemukakan komputasi berbasis evolusi. Tujuannya

Lebih terperinci

Rancang Bangun Robot PANTILT: Pendeteksian Posisi Kepala Manusia Menggunakan Algoritma Genetika

Rancang Bangun Robot PANTILT: Pendeteksian Posisi Kepala Manusia Menggunakan Algoritma Genetika Rancang Bangun Robot PANTILT: Pendeteksian Posisi Kepala Manusia Menggunakan Algoritma Genetika Ferman Hakiki 1, Indra Adji Sulistijono 2 1 Jurusan Teknik Elektornika, Politeknik Elekronika Negeri Surabaya

Lebih terperinci