BAB III TINJAUAN DAN ANALISA DATA SURVEY
|
|
- Suharto Kusuma
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 37 BAB III TINJAUAN DAN ANALISA DATA SURVEY 3.1. Cinema XXI Hasil Survey Berikut adalah data dari hasil survey pada cinema XXI di Plaza Senayan Data Perusahaan Nama : Cinema XXI Bentuk Usaha : Pelayanan Jasa Pemilik : Swasta Pengelola : Swasta Lokasi : Mall Plaza Senayan Jl. Asia Afrika No. 8 Jakarta Selatan Fasilitas : Area Menunggu, Ruang Menonton, Counter Tiket, Counter Makanan, lobby, cafe, toilet, game center, dan ruang merokok Sejarah Perusahaan Cinema XXI didirikan oleh Cineplex 21 Group yang merupakan sebuah jaringan bioskop terbesar yang ada di Indonesia. Selain memiliki group jaringan bioskop terbesar, tercatat cineplex adalah pelopor jaringan bioskop yang ada di Indonesia.Setelah hadir dalam beberapa dekade, Cineplex 21 akhirnya melakukan beberapa pembenahan, diantaranya dengan membentuk jaringan bioskop menjadi 3 merek terpisah, yaitu Cinema 21, Cinema XXI, dan The Premiere untuk target pasar yang berbeda. Cinema XXI memiliki jaringan bioskop terbanyak yang tersebar di seluruh nusantara. Sebelum Cinema XXI berdiri, Cinema 21 menguasai keseluruhan pasar penonton bioskop Indonesia dengan memberlakukan harga tiket bervariasi dan jenis film yang diputar, sesuai dengan lokasi dan target yang dituju.
2 38 Setelah Cinema XXI berdiri, perlahan Cinema 21 berubah menjadi jaringan bioskop kelas dua, dengan sebagian besar film yang diputar merupakan film-film karya negeri sendiri dan film-film asing yang tidak diputar di Cinema XXI lagi. Namun hal ini tidak berlaku di beberapa kota di luar Jakarta yang belum tersedia Cinema XXI dan tidak banyak terdapat Cinema 21. Sementara Cinema XXI pertama kali didirikan di Plaza Indonesia Entertainment X nter, dengan 4 buah theater regular dan 2 buah theater Premiere. Cinema XXI yang diberi nama Studio XXI ini merupakan satu-satunya Cinema XXI yang menggunakan sofa empuk di keseluruhan studionya, dan memiliki sertifikat THX untuk semua studionya.beberapa Cinema 21 turut direnovasi menjadi Cinema XXI, dengan penambahan karpet perubahan desain dan penggantian kursi studio. Beberapa diantaranya adalah Anggrek XXI, BSM XXI, Plaza Senayan XXI, Puri XXI, Djakarta XXI, dan juga Megaria 21 yang diubah namanya menjadi Metropole XXI. Khusus untuk Plaza Senayan XXI, renovasi yang dilakukan termasuk merombak total keseluruhan gedung bioskop dan penambahan beberapa studio menjadi 8 studio regular dan 2 buah studio Premiere. Perombakan total tersebut memakan waktu hampir 7 bulan. Ditargetkan untuk pecinta film yang menginginkan fasilitas yang lebih mewah, terdapat pula The Premiere, suatu konsep bioskop yang diperlengkapi dengan segala kemewahan yang ada, termasuk di dalamnya loby khusus, kursi khusus layaknya kelas bisnis di dalam sebuah pesawat, dan juga selimut serta kemewahan-kemewahan lainnya. The premiere hingga saat ini baru hadir di beberapa Cinema XXI, yaitu EX Plaza Indonesia, Plaza Senayan, Supermal Karawaci, Senayan City, Pondok Indah, Emporium Pluit, Puri, Casablanca dan Gading di Jakarta serta Tangerang. Bandung merupakan kota pertama yang menghadirkan The Premiere di luar Jakarta. Dibuka pada tanggal 1 Mei 2009, The Premiere di Bandung terletak di Ciwalk XXI. Mulai 2010, The Premiere juga ada di Surabaya, terletak di mal
3 39 Grand City dan Lenmarc. Tahun 2011, The Premiere ketiga di Surabaya juga dibuka di Ciputra World Surabaya. Tahun 2012, The Premiere keempat di Bali dibuka di Beach Walk. Lalu muncullah Imax, Imax pertama dibuka oleh 21 Cineplex yang berlokasi di Gandaria City pada 4 Mei 2012, yang memiliki fasilitas layar dengan ukuran 11x20 meter dengan kapasitas 391 kursi Struktur Organisasi Bagan 3.1. Struktur Organisasi Jumlah pengelola bioskop CINEMA XXI ini berjumlah ± 50 orang Permasalahan Umum Aspek Fisik Bangunan A. Fisik Bangunan Bangunan yang ditempati adalah gedung dengan arsitektur berbentuk persegi panjang. Tampak gedung cukup mewah. Pintu utama terletak di tengah dari depan gedung sedangkan pintu servis terletak di sisi samping gedung dan belakang
4 40 gedung. Area parkir berada di bawah gedung mall dengan kapasitas ± 3500 mobil. Bangunan yang digunakan untuk mall Plaza Senayan ini seluas m2. Gambar 3.1. Fisik Bangunan (Mall Plaza Senayan) B. Teknik Bangunan Fasilitas yang disediakan adalah air PAM, PLN, Fire Equipment dengan sistem kontrol dari gedung seperti smoke detector, spinkler, hydrant, tabung gas, dan juga fasilitas toilet pria dan wanita. C. Fisika Bangunan Tata udara yang digunakan adalah air conditioning yang disediakan oleh gedung. Begitu juga dengan pencahayaan menggunakan lampu TL. Untuk penerangan umum dengan lampu downlight. Penataan suara hanya mengandalkan plafon gypsum dan lantai keramik Ruang A. Area Menunggu, Lobby, Counter Tiket & Counter Makanan Gambar 3.2. Area Menunggu, Lobby, Counter Tiket & Counter Makanan
5 41 Lantai menggunakan marmer dengan ukuran 40 x 40cm berwarna crem dan diberi karpet berwarna hijau, dinding finishing cat berwarna coklat, dan plafond menggunakan gypsum yang difinishing dengan cat berwarna coklat dan dibuat berlevel. Kesan dari area menunggu, lobby, counter tiket dan counter makanan ini memberi kehangat bagi setiap pengunjung yang datang. B. Menonton Gambar 3.3. Menonton Lantai menggunakan finishing karpet, dinding menggunakan panel busa, dan plafond menggunakan gypsum. Kesan dari ruangan ini nyaman tapi tidak privasi. Lantai Dinding Plafon Menunggu, Lobby, Counter Tiket, dan Counter + marmer terlihat + Cat dengan + Gypsum yang Makanan simple. warna coklat dibuat berlevel dan + Keramik mudah memberikan diberi warna crem dibersihkan. kesan natural. serta coklat + menambah kesan memberikan kesan mewah natural.
6 42 Menonton + Karpet dapat menyerap suara. - Cepat kotor. + Busa dapat menyerap suara. + Busa cepat kotor. + Gypsum dapat menyerap suara. Tabel 3.1. Tabel Aspek Ruang Furnitur Jenis furniture yang digunakan ada 2 yaitu jenis loose dan fixed furniture. Untuk loose furniture itu sendiri seperti kursi, meja, dan lain sebagainya. Sedangkan untuk jenis fixed furniture seperti meja informasi. Pada umumnya furniture yang digunakan menggunakan bahan dari kayu, plywood, kaca, dan stainless steel. Sehingga keserasian furniture dapat terlihat serta sudah mempertimbangkan faktor dimensi kenyamanan yang sesuai dengan ukuran tubuh manusia. Secara keseluruhan, rancangan interior 21 Cineplex - Imax bergaya modern dengan memadukan kayu, dan keramik. Hal ini dapat menampilkan image dari 21 Cineplex - Imax tersebut, dengan menampilkan warna yang sesuai dengan coorporate identity perusahaan Permasalahan Khusus Aspek Non Fisik Manusia A. Pengelola Memiliki 2 shift: Jam WIB. Jam WIB.
7 43 Bagan 3.2. Pola Aktivitas Direktur Bagan 3.3. Pola Aktivitas Manajer Administrasi Bagan 3.4. Pola Aktivitas Manajer Operasional Karyawan Menggunakan seragam.
8 44 Bagan 3.5. Pola Aktivitas Cleaning Service dan Security Bagan 3.6. Pola Aktivitas Teknisi Bagan 3.7. Pola Aktivitas Data Input/Output Bagan 3.8. Pola Aktivitas Resepsionis
9 45 Bagan 3.9. Pola Aktivitas Administrasi dan Akunting Bagan Pola Aktivitas Operator Bagan Pola Aktivitas Loket Bagan Pola Aktivitas Pramusaji
10 46 Bagan Pola Aktivitas Kasir Kafe B. Pengunjung Status sosial menengah keatas Lingkungan Bagan Aktivitas Pengunjung yang Menonton Gambar 3.4. Site Plane Plaza Senayan + Lokasi yang strategis. + Dekat dengan beberapa perkantoran dan Rumah Sakit. + Dekat dengan beberapa Universitas.
11 Pencahayaan Manusia pada umumnya membutuhkan cahaya alami dan cahaya buatan yang cukup untuk dapat melakukan aktifitas, tetapi disamping itu sinar matahari juga memiliki sifat yang cukup mengganggu, karena jika sinar matahari yang dipancarkan secara berlebihan dapat menimbulkan kesilauan dan panas yang berlebihan, faktor cahaya sangat berpengaruh pada kenyamanan manusia. Ruangan yang disediakan adalah ruangan yang menggunakan cahaya buatan sehingga tidak menggunakan cahaya alami. Kualitas pencahayaan di dalam ruang menjadi terang tetapi tidak silau. Namun bangunan ini juga menggunakan cahaya alami sehingga pada siang hari sering tidak perlu dibantu dengan cahaya buatan Penghawaan Angin pada dasarnya adalah udara yang bergerak dari tekanan tinggi menuju tekanan yang rendah. Ditinjau dari aspek angin, maka terdapat dua beban angin pada bangunan. Yaitu beban hisap angin, dan tekanan ke dalam bangunan. Pada bangunan mall ini, bangunan dirancang mempunyai bukaan pada tiap sisi bangunan, agar dapat menikmati ventilasi silang. Desain demikian sangat bermanfaat karena biasanya udara cukup sejuk. Namun, untuk mengantisipasi hawa panas, ruangan di mall ini tetap mempunyai fasilitas AC Subtitle Hasil Survey Berikut adalah data dari hasil survey pada Bioskop Mini Subtitle di Dharmawangsa Square Data Perusahaan Nama : Subtitle Bentuk Usaha : Pelayanan Jasa Pemilik : Swasta Pengelola : Swasta Lokasi : Dharmawangsa Square-City Walk, basement #29-30.
12 48 Jl. Dharmawangsa VI - IX jakarta 12160, Indonesia Fasilitas : Area Menunggu, Ruang Menonton, Counter Tiket, toilet, cafe,rental DVD, dan ruang merokok Sejarah Perusahaan Subtitle yang terletak di lantai dasar Dharmawangsa Square, didirikan oleh Enrico Pitono dengan mengawali bisnis bioskop mini ini dari hobi semasa kuliah. Pada tahun 2000, Enrico bersama dua temannya, Irna Rasad dan Dani Dewanto awalnya mendirikan penyewaan rental DVD Club di Jalan Latuharhary, Menteng. Setiap keluar negeri, Enrico tak lupa membeli DVD film lama atau yang baru dirilis. Enrico mulanya hanya membeli DVD film perang untuk koleksi pribadi. Tak jarang, dia mendapatkan film langka, misalnya film ber-genre independen yang kini jadi salah satu andalan Subtitles. Lama-kelamaan, jumlah DVD yang dimilikinya makin banyak. Karena sayang DVD yang dibeli dengan harga mahal menganggur begitu saja, Enrico yang kini bekerja di sebuah bank swasta mendirikan penyewaan DVD di Jalan Latuharhari, Jakarta Pusat pada tahun Subtitles terus berkembang meski koleksinya belum sebanyak sekarang. Lalu November 2004 silam, Subtitles pindah ke Dharmawangsa Square dengan mengusung konsep baru: penyewaan DVD sekaligus bioskop mini. Subtitles berlokasidi basement Dharmawangsa Square, dari pintu masuk lower ground subtitle berada di sebelah kiri. Saat memasuki Subtitles, mata anda akan dimanjakan dengan ribuan koleksi film yang tertata dengan rapi. Sampai sekarang, Subtitles memiliki sekitar judul film, antara lain film ber-genre perang, dokumenter, komedi, independen, kartun, dan sebagainya yang 95 persen merupakan film impor. Serta ragam display produk kaos, bantal, dan komik yang dijual. Ide pembuatan bioskop mini, menurut Enrico sebenarnya sudah lama terpikirkan. "Di luar negeri sudah banyak. Rata-rata tempat penyewaan film di Korea, sekaligus dilengkapi dengan theater kecil. Konsep itulah yang diambil dan dikembangkan di Subtitles. Subtitles didesain dengan arsitektur modern dan terdapat enam ruangan bioskop mini. Lima untuk regular berkapasitas 8 orang
13 49 dengan fasilitas projector dan sofa bed. Satunya lagi, untuk high definition atau blue ray (generasi baru setelah DVD). Ruangan ini hanya untuk dua orang Stuktur Organisasi Bagan Struktur Organisasi Jumlah pengelola bioskop minisubtitle ini berjumlah ± 15 orang Permasalahan Umum Aspek Fisik Bangunan A. Fisik Bangunan Bangunan yang ditempati adalah gedung dengan arsitektur berbentuk persegi panjang. Tampak gedung cukup mewah. Pintu utama terletak di tengah dari depan gedung sedangkan pintu servis terletak di sisi samping gedung dan belakang gedung. Area parkir berada di bawah gedung mall dengan kapasitas ± 1500 mobil. Bangunan yang digunakan untuk Dharmawangsa Square ini seluas m2.
14 50 Gambar 3.5. Fisik Bangunan (Dharmawangsa Square) B. Teknik Bangunan Fasilitas yang disediakan adalah air PAM, PLN, Fire Equipment dengan sistem kontrol dari gedung seperti smoke detector, spinkler, hydrant, tabung gas, dan juga fasilitas toilet pria dan wanita. C. Fisika Bangunan Tata udara yang digunakan adalah air conditioning yang disediakan oleh gedung. Begitu juga dengan pencahayaan menggunakan lampu TL. Untuk penerangan umum dengan lampu downlight. Penataan suara hanya mengandalkan plafon gypsum dan lantai keramik Ruang A. Pintu Masuk dan loby Subtitle Gambar 3.6. pintu masuk dan loby Subtitle Area pintu masuk bermaterial kaca, membuat bagian dalam langsung terlihat dan memberikan kesan lapang Karena untuk ukuran lobi subtitle
15 51 berukuran 4 X 5 tidak terlalu luas. Lantai menggunakan besi plat bordes dengan berwarna abu-abu, dinding finishing cat berwarna putih, dan plafond menggunakan gypsum yang di expose dan difinishing dengan cat berwarna putih. B. Loby, Display DVD, Display aksesoris Gambar 3.7. Display DVD, Display aksesoris Pada bagian loby, terdapat ruang untuk mendisplay DVD, display aksesoris, serta meja pemesanan tiket dan kasir. Kesan yang terlihat pada ruangan tersebut adalah memanfaatkan ruangan sempit semaksimal mungkin namun tanpa mengganggu sirkulasi pengunjung. C. Menunggu dan Cafe Gambar 3.8. Menunggu dan cafe Terdapat ruang menunggu dan cafe di depannya, pada bagian ini sebagian lantai menggunakan kaca dan karpet. Pada dindingnya menggunakan cermin di beberapa sisi agar terlihat kesan lebih luas pada ruangan tersebut.
16 52 D. Ruang Menonton Gambar 3.9. Ruang Menonton Pada bagian Ruang Menonton di salah satu ruangan, Warna merah di terapkan pada ruangan tersebut. Dengan tujuan untuk membuat lebih semangat pengunjung yang sedang menonton. Material lantai yag di gukanan berupa karpet serta dinding gipsum yang di dalamnya di beri glasswool finishing cat berwarna merah marun. Pada bagian plafon di beri material gysum. Lantai Dinding Plafon Lobby, dan Counter Tiket + kesan yang + Cat dengan + Gypsum yang dibuat modern terdapat warna putih berlevel dan diberi warna pada material plat memberikan kesan putih serta coklat stenlis. bersih pada memberikan kesan - berisik saat di ruangan tersebut. natural. injak. Menunggu dan cafe + kaca mudah di + kaca mudah di + Gypsum dapat bersihkan. bersihkan. menyerap suara
17 53 + membuat penampilan lebih mewah - Cepat terkena jamur jika kena air. - gampang pecah + membuat penampilan lebih mewah - Cepat terkena jamur jika kena air. - gampang pecah + tingkat kerapihan yang lebih maksimal di banding triplek. -gampang lapuk ketika terkena air Tabel 3.2. Tabel Aspek Ruang Subtitle Furnitur Jenis furnitur yang digunakan ada 2 yaitu jenis loose dan fixed furnitur. Untuk loose furnitur itu sendiri seperti kursi, meja, sofa, dan lain sebagainya. Sedangkan untuk jenis fixed furnitur seperti meja informasi. Pada umumnya furnitur yang digunakan menggunakan bahan dari kayu, plywood, kaca, dan stainless steel. Sehingga keserasian furnitur dapat terlihat serta sudah mempertimbangkan faktor dimensi kenyamanan yang sesuai dengan ukuran tubuh manusia. Secara keseluruhan, rancangan interior Subtitle bergaya modern. Hal ini dapat menampilkan image dari Subtitle tersebut, dengan menampilkan warna yang sesuai dengan coorporate identity perusahaan Permasalahan Khusus Aspek Non Fisik Manusia A. Pengelola Memiliki 2 shift: Jam WIB.
18 54 Jam WIB. Bagan Pola Aktivitas Direktur Bagan Pola Aktivitas Manajer Administrasi Bagan Pola Aktivitas Manajer Operasional Karyawan Menggunakan seragam.
19 55 Bagan Pola Aktivitas Cleaning Service dan Security Bagan Pola Aktivitas Teknisi Bagan Pola Aktivitas Data Input/Output Bagan Pola Aktivitas Resepsionis
20 56 Bagan Pola Aktivitas Administrasi dan Akunting Bagan Pola Aktivitas Operator Bagan Pola Aktivitas Loket Bagan Pola Aktivitas Pramusaji
21 57 Bagan Pola Aktivitas Kasir Cafe B. Pengunjung Status sosial menengah keatas. MEMILIH AKSESORI Lingkungan Bagan Aktivitas Pengunjung yang Menonton Gambar Site Plane Dharmawangsa Square
22 58 + Lokasi yang strategis. + Dekat dengan beberapa perkantoran dan sekolahan Pencahayaan Manusia pada umumnya membutuhkan cahaya alami dan cahaya buatan yang cukup untuk dapat melakukan aktifitas, tetapi disamping itu sinar matahari juga memiliki sifat yang cukup mengganggu, karena jika sinar matahari yang dipancarkan secara berlebihan dapat menimbulkan kesilauan dan panas yang berlebihan, faktor cahaya sangat berpengaruh pada kenyamanan manusia. Ruangan yang disediakan adalah ruangan yang menggunakan cahaya buatan sehingga tidak menggunakan cahaya alami. Kualitas pencahayaan di dalam ruang menjadi terang tetapi tidak silau. Namun bangunan ini juga menggunakan cahaya alami sehingga pada siang hari sering tidak perlu dibantu dengan cahaya buatan Penghawaan Angin pada dasarnya adalah udara yang bergerak dari tekanan tinggi menuju tekanan yang rendah. Ditinjau dari aspek angin, maka terdapat dua beban angin pada bangunan. Yaitu beban hisap angin, dan tekanan ke dalam bangunan. Pada bangunan mall ini, bangunan dirancang mempunyai bukaan pada tiap sisi bangunan, agar dapat menikmati ventilasi silang. Desain demikian sangat bermanfaat karena biasanya udara cukup sejuk. Namun, untuk mengantisipasi hawa panas, ruangan di mall ini tetap mempunyai fasilitas AC Analisa Perbandingan CINEMA XXI SUBTITLE KETERANGAN Dilihat dari LOKASI lokasi, kedua lokasi ini sangat menguntungkan karena berada di pusat
23 59 perekonomian, daerah perkantoran dan di dirikan di dalam Mall.. Untuk lokasi, bangunan plaza senayan lebih menguntungkan karena lebih dekat dengan pusat perkotaan BANGU NAN FISIK Dilihat dari fisik bangunan, mall Plaza Senayan ukuran bangunan lebih luas di banding Dharmawangsa Square. Kedua bangunan tersebut di desain dengan gaya bangunan Modern. Pada bangunan CINEMA XXI untuk ruang counter tiket,
24 60 LOBY, COUNT ER TIKET, RUANG TUNGG U RUANG MENON TON loby, ruang tunggu, menyatu dalam satu ruang namun untuk ukurannya jauh lebih luas di banding dengan luasan dalam ruang SUBTITLE. Namun pada bagian ruang menunggu Subtitle terpisah dari counter tiket. Secara desain, interior dalam ruang CINEMA XXI lebih mewah dan berkelas. Dalam ukuran ruang menonton jauh lebih besar ruang CINEMA XXI di banding dengan SUBTITLE namun untuk pemanfaatan material akustikya hampir
25 61 Tabel 3.3. Tabel Analisa Perbandingan sama dengan menggunakan karpet dan busah sebagai peredam dalam ruangan tersebut. Secara desain ruangan di SUBTITLE lebih privat karena hanya memiliki fasilitas untuk 8 orang. Dari analisa perbandingan tersebut dapat di simpulkan bahwa dalam penampilan desain dalam interiornya lebih unggul CINEMA XXI di bandingkan dengan SUBTITLE. Dalam aspek ruang menonton, ukuran dalam ruang di sesuaikan dengan fasilitas banyaknya penonton yang bisa masuk ke dalam ruangan tersebut. Dari segi lokasi dapat di simpulkan letak yang lebih strategis pada Plaza Senayan yang lebih dekat dengan perkotaan, banyaknya perkantoran, dan dekat dengan kampus.
Operation Quality Management [ Service Blueprint Cineplex 21 Group ]
Operation Quality Management [ Service Blueprint Cineplex 21 Group ] Nama Anggota Kelompok: Haryaman Justisia 1201120 Ryanda Oki Azhari 1201120 Syahrul Rasyid 1201124342 Wisena Perceka 1201120 Landasan
Lebih terperinciBAB III PERMASALAHAN & DATA SURVEY PEMBANDING
BAB III PERMASALAHAN & DATA SURVEY PEMBANDING A. Permasalahan Umum Permasalahan umum ini berisi tentang pertanyaan-pertanyaan mengenai apa saja yang berkaitan dengan desain interior sebuah showroom mobil.
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERANCANGAN
BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1. Penerapan Tema Pada Perancangan Untuk bioskop mini ini prioritas utama adalah ruang menonton dan area menunggu, baik dari segi ukuran maupun bentuk. Ruangan yang selapang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Cineplex 21 Group adalah jaringan bioskop terbesar di Indonesia, dan merupakan pelopor jaringan Cineplex di Indonesia. Jaringan bisokop ini tersebar
Lebih terperinciBAB III STUDI LAPANGAN
BAB III STUDI LAPANGAN A. Perpustakaan Grhatama Pustaka Berlokasi di Jl. Janti, Banguntapan Bantul, D.I. Yogyakarta. Jam layanan untuk hari Senin-Jumat : 08.00 s.d. 22.00 WIB, hari Sabtu : 08.00 s.d. 16.00
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. dengan 4 buah teater reguler dan 2 buah teater Premiere. Cinema XXI yang diberi
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Latar Belakang Perusahaan Cinema XXI pertama kali didirikan di Plaza Indonesia Entertainment X'nter, dengan 4 buah teater reguler dan 2 buah teater Premiere. Cinema XXI
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERANCANGAN DAN HASIL DESAIN
BAB V KONSEP PERANCANGAN DAN HASIL DESAIN 5.1. Gaya dan Tema dalam Perancangan Perancangan interior Sing a Song Family Karaoke ini mengambil gaya modern dan tema Pop Art, karena ingin menciptakan suasana
Lebih terperinciBAB IV KONSEP PERANCANGAN
BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1. Konsep/Citra Ruang Citra atau image yang digunakan dalam mendukung karakter desain adalah modern natural with batavian etnic, dengan menggunakan bentuk bentuk yang geometris
Lebih terperinciKONSEP MAKRO & KONSEP MIKRO
KONSEP MAKRO & KONSEP MAKRO Pemilihan langgam Post-modern di rasa lebih sesuai pengaplikasian nya pada konsep desain interior clubhouse eastcoast residence ini, ditambah dengan nuansa natural. Konsep ini
Lebih terperinciJURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5, No.2, (2016) ( X Print) F-133
JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5, No.2, (2016) 2337-3520 (2301-928X Print) F-133 Desain Interior Sinepleks Brylian Plaza Kendari Berkonsep New Experience dengan Langgam Neo-Gothic R. Adi Wardoyo, Firman
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 1.1 Penerapan konsep frame pada bangunan Konsep frame pada bangunan ini diterapkan ke dalam seluruh bagian ruangan, meliputi lantai, dinding dan langit-langit. Konsep tersebut
Lebih terperinciPutih Abu Hitam Coklat
KONSEP PERANCANGAN RUANG DALAM Tema yang saya terapkan pada tugas Perancangan Ruang Dalam ini adalah konsep Kontemporer. Karakteristik dari konsep kontemporer adalah konsep ruang yang terkesan terbuka
Lebih terperinciDesain Interior Cinema 21 Dengan Suasana Gothic
Desain Interior Cinema 21 Dengan Suasana Gothic Briantito Adiwena 3406100057 Dosen Pembimbing Thomas Ari K, MT Latar Belakang Surabaya Kota Surabaya adalah ibukota Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Surabaya
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERANCANGAN. Gaya dari perancangan interior Museum permainan tradisional Jakarta ini mengarah pada gaya
BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1. Gaya dan Tema Perancangan Gaya dari perancangan interior Museum permainan tradisional Jakarta ini mengarah pada gaya modern etnik. Pemilihan gaya modern etnik berdasarkan
Lebih terperinciBAB IV KONSEP PERENCANAAN INTERIOR 4.1 Konsep Perancangan HEPOL BUILDING HANNINE RESTO Suasana khas Korea Budaya Korea Hanok Nyaman Tenang Gedung Perkantoran Bangunan dengan konsep modern Restoran Korea
Lebih terperinciBAB V PENUTUP A. Kesimpulan
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Pusat es krim merupakan fasilitas yang dirancang untuk penikmat es krim. Pusat es krim menyediakan berbagai jenis es krim dan kebutuhan mengenai es krim bagi masyarakat terutama
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. dan merupakan pelopor jaringan cineplex di Indonesia. Jaringan bioskop ini tersebar di
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Latar Belakang Perusahaan Cineplex XXI(Cineplex 21 Group) adalah sebuah jaringan bioskop di Indonesia, dan merupakan pelopor jaringan cineplex di Indonesia. Jaringan bioskop
Lebih terperinciBAB V KONSEP 5.1 Konsep Tata Ruang Luar Gambar 5.1 Skema Site Plan
BAB V KONSEP 5.1 Konsep Tata Ruang Luar 5.1.1 Konsep Site Plan Dalam standarnya, area parkir pengunjung harus berada di bagian depan site agar terlihat langsung dari jalan. Untuk itu, area parkir diletakkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri hiburan (entertainment) nasional maupun global
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan industri hiburan (entertainment) nasional maupun global menyebabkan persaingan yang sangat ketat dalam memperebutkan pangsa pasar seperti sekarang
Lebih terperinciBAB IV SINTESA PEMBAHASAN. yang diusung dalam sebuah konsep desain Hotel Mulia adalah luxurious
BAB IV SINTESA PEMBAHASAN 4.1 Gaya Dan Tema Perancangan Menentukan jenis tema merupakan langkah awal dalam membangun suatu ruangan. Untuk dapat memberikan rekomendasi kepada klien akan interior Hotel Mulia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diminati oleh masyarakat perkotaan saat ini adalah hiburan perfilman.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat perkotaan saat ini memiliki banyak aktivitas dan kesibukan serta rutinitas sehari-hari yang membuat masyarakat menjadi jenuh. Oleh karena itu, masyarakat
Lebih terperinciBAB IV KONSEP PERANCANGAN. Bagan 4.1 Kerangka Berpikir Konsep
BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1 Kerangka Berpikir Konsep Bagan 4.1 Kerangka Berpikir Konsep 105 106 Dari kerangka berpikir diatas dapat penulis memilih konsep Batik Pekalongan : The Diversity of Culture
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERANCANGAN
BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1. Konsep Gaya dan Tema Perancangan Gaya dan tema dari perancangan interior Sekolah Lukis Ohayo ini mengarah pada gaya modern pop art. Pemilihan gaya modern pop art karena gaya
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. merupakan pelopor jaringan Cineplex di Indonesia. Jaringan bioskop ini tersebar
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Sejarah Perusahaan Cineplex 21 group adalah jaringan bioskop terbesar di Indonesia, dan merupakan pelopor jaringan Cineplex di
Lebih terperinciBab III. Aspek Tanah dan Arsitektural Desain. : Puri Indah, Jakarta Barat
Bab III Aspek Tanah dan Arsitektural Desain 3.1 Peta dan Tapak Tanah Nama usaha Peruntukan lahan Letak tapak : Tridith Venue : Bangunan serbaguna : Puri Indah, Jakarta Barat Luas tapak : 4.068 m² Luas
Lebih terperinciBAB III KAJIAN LAPANGAN
BAB III KAJIAN LAPANGAN A. Ieke Coffe and Gelato (survei café es krim) 1. Lokasi: Jl. Yos Sudarso No. 197 Solo. Merupakan jalan utama ke arah Solo Baru. Letaknya di pinggir jalan. 2. Aktivitas a. Pengunjung:
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Konsep Perancangan Didalam sebuah perancangan interior, fasilitas sangat menunjang dalam aktifitas yang dilakukan di dalamnya. Fasilitas merupakan hal penting dalam mendesain
Lebih terperinciGambar 5. 1 Citra ruang 1 Gambar 5. 2 Citra ruang 2 2. Lounge Lounge merupakan salah satu area dimana pengunjung dapat bersantai dan bersosialisasi de
BAB V KONSEP PERENCANAAN INTERIOR 5.1 Konsep Citra Ruang Konsep citra ruang yang ingin dicapai adalah ruangan yang memberikan suasana kondusif kepada pengguna perpustakaan. citra ruang dimana pengguna
Lebih terperinciBAB 5 KONSEP PERANCANGAN DESAIN
BAB 5 KONSEP PERANCANGAN DESAIN 5.1 KONSEP 5.1.1 Ide Dasar Perancangan Konsep Desain merupakan salah satu proses dalam tahapan mendesain. Pada Gaya yang di angkat untuk penerapan desain playgroup ini adalah
Lebih terperinciBAB IV TINJAUAN KHUSUS
BAB IV TINJAUAN KHUSUS 4.1. Perencanaan Bahan 4.1.1. Perencanaan Lantai Lantai dasar difungsikan untuk area parkir mobil, area service, pantry, ruang tamu, ruang makan, ruang keluarga, kamar mandi tamu.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Batik merupakan kain khas masyarakat Indonesia. Batik ditetapkan sebagai warisan budaya dunia oleh UNESCO pada tanggal 2 Oktober 2009 yang juga ditetapkan sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Beberapa tahun belakangan ini, Indonesia mengalami krisis moneter yang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Beberapa tahun belakangan ini, Indonesia mengalami krisis moneter yang menyebabkan bisnis di Indonesia melemah bahkan jatuh. Dampak dari krisis moneter
Lebih terperinciBAB IV KONSEP PERENCANAAN INTERIOR
BAB IV KONSEP PERENCANAAN INTERIOR 4.1 Konsep Perancangan Konsep dan Tema perancangan interior Terminal 1 area Check-in dan area Komersial Bandar Udara Soekarno-Hatta mempunyai Tema Beautiful of Indonesia,
Lebih terperinciDAFTAR GAMBAR Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar A Gambar Gambar Gambar 2.18.
DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1. Logo Badan Tenaga Nuklir Nasional... 20 Gambar 2.2. Struktur Organisasi Pusat Sains dan Teknologi Nuklir Terapan (PSTNT) BATAN... 23 Gambar 2.3. Site Plan Gedung PSTNT-BATAN...
Lebih terperinciBAB III STUDI LAPANGAN
BAB III STUDI LAPANGAN A. 2MADISON KEMANG 2madison.com didirikan oleh PT Madison Mahacipta, yang berbasis di lokasi berkembang dari Jakarta yaitu Kemang, Jakarta Selatan. Setelah Amortisasi PT Madison
Lebih terperinciTugas Akhir Universitas Mercu Buana April 2013
BAB III DATA SURVEY 3.1 Hasil Studi Banding Berikut ini adalah beberapa analisa studi banding terhadap 2 (dua) buahrumahsakitibudananakyang sudah ada di Indonesia khusus-nya daerah Jakarta dan analisa
Lebih terperinciGambar V.1 Aplikasi Ide (Sumber : Penulis)
101 BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN 1. Ide Gagasan Ide gagasan perancangan desain interior Resort ini berupa konsep Zen. Zen merupakan konsep yang terinspirasi dari konsep interior Jepang, yang memadukan antara
Lebih terperinciBAB IV KONSEP PERANCANGAN
BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1 Konsep perancangan 4.1.1 Konsep Gaya Konsep gaya pada perancangan Showroom Mabua Harley Davidson ini di desain dengan unik dan memberi kesan tempo dulu, berdasarkan analisa
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERANCANGAN DAN HASIL DESAIN
BAB V KONSEP PERANCANGAN DAN HASIL DESAIN 5.1. Gaya dan Tema dalam Perancangan Konsep pada Fitness Center, interior desain yang ditampilkan oleh Fitness Center ini bergaya Modern Retro. Tema perancangan
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Gambar V.1 Aplikasi Ide (Sumber : Penulis) commit to user
digilib.uns.ac.id 101 BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN 1. Ide Gagasan Ide gagasan perancangan desain interior Resort ini berupa konsep Bali Style. Bali Style merupakan konsep yang sering digunakan pada bangunan
Lebih terperinciZona lainnya menjadi zona nista-madya dan utama-madya.
6.1 KONSEP ZONASI 5.1.1 Zonasi Bangunan zona. BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Zonasi pada bangunan mengikuti prinsip sanga mandala dan dibagi menjadi 9 Gambar 5. 2 Pembagian 9 Zona Sanga Mandala
Lebih terperinciBAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN
BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan Keadaan fasilitas fisik aktual belum sesuai apabila dilihat dari segi ergonomi untuk meja makan, kursi makan, meja salad, kursi tunggu, meja kasir, dan mix 4 fun.
Lebih terperinciKISI-KISI PEDOMAN WAWANCARA
LAMPIRAN 1 133 134 KISI-KISI PEDOMAN WAWANCARA Aspek Pertanyaan 1. Latar belakang 1. Bagaimanakah sejarah berdirinya LPIT BIAS? 2. Siapakah pendiri LPIT BIAS? 3. Apa tujuan didirikan LPIT BIAS? 4. Ada
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Konsep Makro 5.1.1 Site terpilih Gambar 5.1 Site terpilih Sumber : analisis penulis Site terpilih sangat strategis dengan lingkungan kampus/ perguruan tinggi
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. sebagai denah khusus dengan tujuan pendalaman lebih pada kedua bidang
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dalam perancangan interior Hotel Mulia ini, penulis membatasi ruang lingkup perancangan dengan mengambil lobby dan kamar tamu pada hotel ini sebagai denah khusus
Lebih terperinciTEMA DAN KONSEP. PUSAT MODE DAN DESAIN Tema : Dinamis KONSEP RUANG KONSEP TAPAK LOKASI OBJEK RANCANG
TEMA DAN KONSEP T E M A Trend dalam berpakaian dari tahun ke tahun akan TEMA terus berputar, dan akan berkembang lagi seiring berjalannya waktu eksplorasi tentang suatu pergerakan progressive yang selalu
Lebih terperinciBAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1 Konsep Perencanaan Dalam menonton sebuah film, sebuah imajinasi dan fantasi perlu untuk dijaga dan tersampaikan sehingga penonton dapat menikmati sebuah film
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DESAIN. dikawasan pusat keramaian dengan lokasi yang strategis.
BAB IV ANALISA DESAIN A. ANALISA EKSISTING 1. Asumsi Lokasi Dasar pertimbangan penentuan siteplan Museum Film Horor mengambil lokasi di daerah Jakarta Pusat lebih tepatnya di JL. Cikini Raya (kawasan TIM).
Lebih terperinciELEMEN ESTETIS. Topeng Cepot pada Dinding. Ukiran pada partisi
AUDITORIUM BENTUK WARNA MATERIAL Menggunakan sistem dinding panel berporiyang terdiri dari dua konfigurasi : 1. Konfigurasi penyerap (pori terbuka) 2. Konfigurasi pemantul (pori tertutup) Dan dapat di
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERANCANGAN
BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1 KONSEP DASAR PERANCANGAN Konsep dasar perancangan pada Tempat Informasi HIV AIDS serta Komunitas ODHA dan OHIDHA ini terlahir dari pendekatan Arsitektur Perilaku. Dengan menganalisa
Lebih terperinciBAB IV Konsep Perancangan Museum Mobil Klasik. ini adalah Vintage Industrial. Tema ini terdiri dari kata Vintage dan
BAB IV Konsep Perancangan Museum Mobil Klasik 4.1 Tema Tema yang diambil dalam perancangan Museum Mobil Klasik ini adalah Vintage Industrial. Tema ini terdiri dari kata Vintage dan Industrial. Vintage
Lebih terperinciPenjelasan Skema : Konsep Citra yang diangkat merupakan representasi dari filosofi kehidupan suku Asmat yang berpusat pada 3 hal yaitu : Asmat sebagai
BAB V KONSEP DESAIN 5.1 Konsep Citra Konsep merupakan solusi dari permasalahan desain yang ada. Oleh karena itu, dalam pembuatan konsep harus mempertimbangkan mengenai simbolisasi, kebutuhan pengguna,
Lebih terperinciBAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1. KONSEP PENATAAN RUANG LUAR DAN DALAM Konsep penataan ruang luar dan dalam gedung bioskop 3 (tiga) dimensi adalah adanya hubungan antara ruang luar dan dalam,
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN LAPANGAN
BAB III TINJAUAN LAPANGAN A. TINJAUAN UMUM Gambar 3.3 peta lokasi (sumber gambar : google map) Surakarta adalah kota karisidenan yang sedang berkembang baik dari segi perekonomian, perdagangan, maupun
Lebih terperinciDaftar Isi. Judul Kata Pengantar. Daftar Foto
Daftar Isi Judul Kata Pengantar Abstrak.. Daftar Isi Daftar Gambar Daftar Foto Daftar Tabel ii iii v viii x xi BAB I PENDAHULUAN 1 1.1 Latar Belakang. 1 1.1.1 Sekolah Musik 1 1.1.2 Musik.. 2 1.2 Tema dan
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERANCANGAN
BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1. Gaya dan Tema Perancangan Gaya dari perancangan interior Rumah Sakit Ibu Dan Anak Bintaro ini mengarah pada gaya modern natural. Pemilihan gaya modern natural didasarkan pada
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERANCANGAN
BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1. Gaya dantemaperancangan 5.1.1 Tinjauan Terhadap Gaya (MODERN) Gaya dari perancangan interior Rumah Sakit Ibu Dan Anak Puri Kencana ini mengarah pada gaya modern natural. Pemilihan
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI PROYEK
BAB II DESKRIPSI PROYEK 2. 1. Deskripsi Umum Nama proyek : Bandung Automotif center Status : Proyek Fiktif Fungsi bangunan : Bangunan komersil bidang otomotif Sumber dana : Pemerintah daerah (BPD) Lokasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk hidup yang bergerak aktif dengan segudang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk hidup yang bergerak aktif dengan segudang aktivitasnya sejak kecil hingga dewasa, mulai dari pagi hari hingga larut malam. Dalam hidupnya,
Lebih terperinciBAB 4. Analisis dan Bahasan
BAB 4 Analisis dan Bahasan 4.1 Konsep Perancangan Makanan kini tak lagi hanya menjadi sekedar pengisi perut. Masyarakat kini menyadari makanan dengan segi kultural yang varian telah menjadi lifestyle yang
Lebih terperinciBAB pagi 2 dini hari Kegiatan. Makan, minum, bersantai, bertemu teman. Menengah ke atas Fasilitas
BAB 3 3.1 Konsep Desain Konsep yang digunakan pada desain Restoran Eclectic adalah konteporer, dimana memadukan antara konsep sebuah restoran dan bar. 3.1.1 Analisa data Kafe Eclectic Peak Hour Rabu-Sabtu
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Dasar Perancangan V.1.1 Konsep Manusia Pelaku Kegiatan No. Pelaku 1. Penghuni/Pemilik Rumah Susun 2. Pengunjung Rumah Susun 3. Pengunjung Pasar Tradisional
Lebih terperinciBAB IV KONSEP DESAIN. Konsep utama dari pool dan lounge yang akan dibuat adalah FUN atau menyenangkan
73 BAB IV KONSEP DESAIN IV.1 Konsep Ruang (Citra Ruang) Konsep utama dari pool dan lounge yang akan dibuat adalah FUN atau menyenangkan dengan bergaya futurisctic. Konsep fun ini diartikan sebagai sesuatu
Lebih terperinciBAB IV KONSEP PERANCANGAN. Tujuan dari perancangan Pusat Gerontologi di Jawa Barat merupakan
BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1. TUJUAN PERANCANGAN Tujuan dari perancangan Pusat Gerontologi di Jawa Barat merupakan sebuah fasilitas kesehatan berupa hunian bagi kaum lansia agar dapat terlihat lebih nyaman
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERANCANGAN. Taman
V.1. Konsep Gaya dan Tema BAB V KONSEP PERANCANGAN Kebutuhan : Natural Gaya yang dapat membuat nyaman pengunjung Gaya yang dapat menarik masyarakat umum Gaya yang dapat menampilkan kebudayaan Informatif
Lebih terperinciKONSEP DESAIN. WARNA Warna yang digunakan adalah warna khas budaya Toraja yang terdapat pada elemen arsitektural dan motif ornamen.
BENTUK Bentuk yang digunakan dapat berupa transformasi dari bentuk Tongkonan, ragam hias tradisional Makassar dan Toraja, serta hal-hal lain yang berhubungan dengan budaya Makassar dan Toraja. Untuk menciptakan
Lebih terperinciBAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN
BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Konsep Perancangan Berdasarkan analisa yang telah dibahas pada BAB III, maka citra ruang yang akan diangkat pada Japan Foundation ini adalah citra yang dapat / mampu menopang
Lebih terperinciBAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.
BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Beberapa hal yang menjadi dasar perencanaan dan perancangan Asrama Mahasiwa Bina Nusantara: a. Mahasiswa yang berasal dari
Lebih terperinciBAB 5 KONSEP PERANCANGAN. adalah High-Tech Of Wood. Konsep High-Tech Of Wood ini memiliki pengertian
BAB 5 KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Konsep dasar Perancangan Pusat Pemasaran Mebel di Kota Pasuruan ini adalah High-Tech Of Wood. Konsep High-Tech Of Wood ini memiliki pengertian konsep perancangan
Lebih terperinciBAB IV ANALISA PROYEK. Peranan Praktikan dalam mengerjakan proyek ini adalah sebagai junior designer 2
BAB IV ANALISA PROYEK 4.1 Peranan Praktikan dalam Proyek Peranan Praktikan dalam mengerjakan proyek ini adalah sebagai junior designer 2 Dimensi dan 3 Dimensi, selain itu juga membantu memberikan masukan
Lebih terperinciBab 4 KONSEP PERANCANGAN INTERIOR
Bab 4 KONSEP PERANCANGAN INTERIOR 4.1 Konsep Perancangan 4.1.1 Konsep Gaya Konsep desain pada perancangan Petlove Pet Center ini menggunakan pendekatan terhadap konsep fungsi dan citra. Perancangan Petlove
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN A. KONSEP PERUANGAN 1. Konsep Kebutuhan Ruang Berdasarkan analisa pola kegiatan dari pelaku pusat tari modern, mak konsep kebutuhanruang pada area tersebut adalah
Lebih terperinciBAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Konsep Dasar Perancangan
BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Konsep Dasar Perancangan Dalam mendesain sebuah fasilitas kesehatan hewan peliharaan, faktor teknis adalah yang utama, dimana dalam keputusan penggunaan material yang mudah dirawat,
Lebih terperinciBab IV. Konsep Perancangan
Bab IV Konsep Perancangan 4.1 Konsep Perancangan Konsep perancangan pada proyek ini didasari oleh tinjauan data mengenai sifat dan karakteristik pasien, dimana beberapa dari pasien dewasa maupun anak-anak
Lebih terperinciKONSEP PERANCANGAN INTERIOR RUANG TIDUR UTAMA
2011 KONSEP PERANCANGAN INTERIOR RUANG TIDUR UTAMA RUMAH TINGGAL BAPAK Ir. Budiman, M.A. Jl. Merdeka Barat 12 Jakarta Designed by: Karina Larasati NIM. 00987654333 JURUSAN PENDIDIKAN SENI RUPA FBS UNY
Lebih terperinciBAB V ANALISIS Pengantar
BAB V ANALISIS Pengantar Setelah melakukan survey pengambilan data pada cafe yang memiliki suasana ruang yang rileks dan private sebagai dasar rancangan book cafe yang kuat, maka marilah kita berpindah
Lebih terperinci5.2 Konsep Citra Konsep citra ruang yang ingin dicapai adalah ruang yang memberikan kesan menyegarkan, nyaman dan menonjolkan suasana alami namun teta
BAB V KONSEP PERENCANAAN 5.1 Penelusuran Konsep Berdasarkan Analisa Konsep perencanaan interior yang digunakan dalam perancangan ini adalah refresh yang berarti to give new freshness or brightness to;
Lebih terperinciBAB V. KONSEP PERENCANAAN dan PERANCANGAN. Konsep perancangan makro meliputi perancangan skema organisasi ruang
BAB V KONSEP PERENCANAAN dan PERANCANGAN V. 1. Konsep Perancangan Makro Konsep perancangan makro meliputi perancangan skema organisasi ruang luar, konsep pencapaian dan sirkulasi pada tapak, perletakan
Lebih terperinciBAB IV KONSEP STYLE DESAIN INTERIOR
BAB IV KONSEP STYLE DESAIN INTERIOR 4.1 Latar Belakang Pemilihan Tema Tema yang diangkat untuk mendukung bangunan perpustakaan umum ini adalah Dinamis dan Ceria. Adapun yang melatar belakangi pemilihan
Lebih terperinciPENERAPAN MATERIAL FINISHING INTERIOR KAFÉ DI TEMBALANG, SEMARANG
Available online through http://ejournal.undip.ac.id/index.php/modul Penerapan Material Finishing Interior Kafé Di Tembalang, Semarang PENERAPAN MATERIAL FINISHING INTERIOR KAFÉ DI TEMBALANG, SEMARANG
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN. : Pemerintah DKI Jakarta. Telephone : Jam operasional : Senin - Jumat Sabtu
BAB III METODE PERANCANGAN A. Identifikasi proyek Nama proyek Sifat proyek Pemilik : Perpustakaan Nasional Republik Indonesia : Fiktif : Pemerintah DKI Jakarta Luas lahan : 4942 m 2 Telephone : 021-5664662
Lebih terperinciMATRIKS HUBUNGAN RUANG
LOBBY HALL COUNTER/RECEPTION AREA PAMERAN TOKO ACCESSORIES FOTO STAND FOTOGRAFI 1 STAND FOTOGRAFI 2 STAND FOTOGRAFI 3 STAND FOTOGRAFI 4 FOTOGRAFI UNDERWATER KELAS FOTOGRAFI FOOD COURT TOILET MUSHOLAH RUANG
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN LAPANGAN
BAB III TINJAUAN LAPANGAN A. Flux Entertainment Center, Malang Gambar 3.1 Tampak Depan bangunan Flux Game Center, Malang. (Sumber: www.mediamaya.net/wp-content/ diakses pada tanggal 24 juli 2016) 1. Sejarah
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN RUMAH SAKIT ANAK DI BANDUNG
BAB III PERANCANGAN RUMAH SAKIT ANAK DI BANDUNG 3.1 Tema Perancangan Tema Dalam Perancangan Interior Rumah Sakit Anak di Bandung ini adalah Wonderland (Tanah Impian). Konsep tema ini didasari oleh tinjauan
Lebih terperinciBAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR
BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR 5.1. Tujuan Perencanaan dan Perancangan a. Merancang bangunan Showroom dan Service Station Vespa di Semarang yang mengakomodasi segala
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan dunia usaha saat ini telah membawa para pelaku dunia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan dunia usaha saat ini telah membawa para pelaku dunia usaha ke persaingan global yang tidak dapat dihindari, persaingan global sudah merupakan
Lebih terperinciBab V. PROGRAM PERENCANAAN dan PERANCANGAN MARKAS PUSAT DINAS KEBAKARAN SEMARANG. No Kelompok Kegiatan Luas
Bab V PROGRAM PERENCANAAN dan PERANCANGAN MARKAS PUSAT DINAS KEBAKARAN SEMARANG 5.1. Program Dasar Perencanaan 5.1.1. Program Ruang No Kelompok Kegiatan Luas 1 Kegiatan Administrasi ± 1.150 m 2 2 Kegiatan
Lebih terperinciBAB 6 HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan. bab sebelumnya didasarkan pada sebuah tema arsitektur organik yang menerapkan
BAB 6 HASIL RANCANGAN 6.1 Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan 6.1.1 Bentuk Tata Massa Konsep perancangan pada redesain kawasan wisata Gua Lowo pada uraian bab sebelumnya didasarkan pada sebuah
Lebih terperinciKONSEP RANCANGAN. Latar Belakang. Konteks. Tema Rancangan Surabaya Youth Center
KONSEP RANCANGAN Latar Belakang Surabaya semakin banyak berdiri gedung gedung pencakar langit dengan style bangunan bergaya modern minimalis. Dengan semakin banyaknya bangunan dengan style modern minimalis
Lebih terperinciBAB 6 DESAIN PERANCANGAN
BAB 6 DESAIN PERANCANGAN 6.1 IDENTITAS PROYEK Nama Proyek : Re-desain GOR Saparua Bandung Tema : Structure Expose Pemilik Proyek : Pemerintah Sumber Dana : Swasta Jenis Bangunan : Gedung Olahraga Basket
Lebih terperinciELEMEN PEMBENTUK RUANG INTERIOR
ELEMEN PEMBENTUK RUANG INTERIOR Ruangan interior dibentuk oleh beberapa bidang dua dimensi, yaitu lantai, dinding, plafon serta bukaan pintu dan jendela. Menurut Wicaksono dan Tisnawati (2014), apabila
Lebih terperinciBAB VI KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR
BAB VI KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR Perencanaan dan perancangan Galeri Lukisan di Semarang ini bertujuan untuk mewujudkan suatu rancangan galeri lukisan dengan kelengkapan
Lebih terperinciBAB III KONSEP PERANCANGAN
BAB III KONSEP PERANCANGAN Dalam perancangan pusat Informasi dan kegiatan Muslim Tionghoa Lau Tze ini, banyak hal hal yang telah di jelaskan pada bab bab sebelumnya yang akan diterapkan pada perancangan.
Lebih terperinciDesain Interior Hotel Alila dengan Langgam Modern Luxury Nuansa Budaya Jawa
G272 Desain Interior Hotel Alila dengan Langgam Modern Luxury Nuansa Budaya Jawa Timotius Disa dan R. Adi Wardoyo Departemen Desain Interior, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh
Lebih terperinciBAB 4 KONSEP PERENCANAAN INTERIOR 4.1 Konsep Perancangan Konsep yang didesain perancang dengan mengandalkan imajinasi tentang ruangan yang akan digunakan di masa depan, biasanya material menggunakan bahan
Lebih terperinciDesain Interior Restoran pada Rest Area di Kabupaten Probolinggo Berkonsep Jawa Rustik dengan Sentuhan Ikon Khas Probolinggo
JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5, No.2, (2016) 2337-3520 (2301-928X Print) F-193 Desain Interior Restoran pada Rest Area di Kabupaten Probolinggo Berkonsep Jawa Rustik dengan Sentuhan Ikon Khas Probolinggo
Lebih terperinciPERANCANGAN INTERIOR FAMILY KARAOKE
PERANCANGAN INTERIOR FAMILY KARAOKE SKRIPSI Oleh : Ali Akbar Relyadi 41709010002 PROGRAM STUDI DESAIN INTERIOR FAKULTAS DESAIN DAN SENI KREATIF UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2015 KATA PENGANTAR Dengan
Lebih terperinciBAB IV. KONSEP PERANCANGAN
BAB IV. KONSEP PERANCANGAN IV. 1 Konsep Citra Pada Ayu Balinese Beauty & Spa ini memilih untuk memberikan kesan citra seperti pada tabel dibawah ini. Bagan 4. 1 Konsep Citra IV. 2 Latar Belakang Pemilihan
Lebih terperinciTUGAS AKHIR BIOSKOP DI SINGARAJA KABUPATEN BULELENG-BALI STUDI AKUSTIK RUANG PERTUNJUKAN FILM BAB I PENDAHULUAN
TUGAS AKHIR BIOSKOP DI SINGARAJA KABUPATEN BULELENG-BALI STUDI AKUSTIK RUANG PERTUNJUKAN FILM BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Fenomena Bioskop Di Indonesia Bioskop adalah pertunjukan
Lebih terperinciAlamat : Jl. Boulevard Bukit Gading Raya, Jakarta, Kota Jakarta Utara.
LAPORAN OBSERVASI AWAL 1. PROFIL OBJEK OBSERVASI Gambar Hotel BnB Kelapa Gading, Jakarta sumber : http://www.laterooms.com/en/hotel-reservations/277724_the-bnb-jakarta-kelapagading-jakarta.aspx Nama objek
Lebih terperinci