BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Konsep Dasar Perancangan
|
|
- Yuliani Budiaman
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Konsep Dasar Perancangan Dalam mendesain sebuah fasilitas kesehatan hewan peliharaan, faktor teknis adalah yang utama, dimana dalam keputusan penggunaan material yang mudah dirawat, tahan lama dan kuat sangatlah penting. Selain itu faktor sirkulasi udara, pencahayaan, serta akustik juga harus dipertimbangkan. Konsep yang ingin ditonjolkan dalam perancangan ini adalah fasilitas hewan peliharaan yang mengutamakan higienitas, dikarenakan permasalahan inilah yang selalu muncul dalam setiap fasilitas khusus hewan. Tentunya dengan mengandalkan material-material yang mudah dalam dibersihkan, tahan air, gesekkan, api, dan tahan lama menjadi solusi dalam permasalahan perawatan jangka panjang. Material-material berpori pun sudah pasti tidak mungkin untuk digunakan di dalam fasilitas ini, maka itu, material yang akan menonjol dari desain ini adalah material-material berpermukaan keras. Walaupun demikian, bukan berarti suasana ruangan menjadi dingin dan tidak nyaman. Perpaduan motif, warna, pola, dan bentuk dalam perancangan inilah yang akan menciptakan kenyamanan tersendiri. Secara general, konsep yang akan diangkat sebagai tema desain Pet Care Center ini adalah London Pedestrian, dimana mengambil esensi sebuah gaya hidup masyarakat London yang dapat terlihat dan tercerminkan hanya melalui aktifitas sehari-hari mereka dengan melakukan kegiatan berjalan kaki untuk beraktifitas. Gaya hidup inilah yang ingin diangkat oleh penulis untuk menggambarkan perwujudan desain yang tengah diolah oleh Penulis, dimana Pet Care Center didesain tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat pecinta hewan peliharaan, namun juga sebagai fasilitas yang mewadahi gaya hidup masyarakat para pecinta hewan peliharaan, dimana kini hewan peliharaan dianggap sebagai 136
2 sebuah alat untuk mengikuti arus tren yang ada. Belum adanya ide semacam ini yang diwujudkan dalam sebuah fasilitas khusus hewan peliharaan, menjadi poin utama dalam perancangan ini. 4.2 Fasilitas Perawatan dan Karakter Masing-Masing Ruangan Pusat Perawatan khusus hewan peliharaan ini memiliki beberapa fasilitas utama yang sangat dibutuhkan oleh para pemilik anjing untuk dapat memberikan perawatan yang terbaik bagi hewan peliharaannya tersebut. Fasilitas-fasilitas itu antara lain : A. Klinik Dokter hewan pada fasilitas ini bertindak sebagai pemberi konsultasi kesehatan, pemeriksaan, pemberi obat dan vaksin. Untuk penanganan lebih lanjut seperti sakit yang membutuhkan rawat inap dan bedah, akan mendapatkan penanganan khusus dan akan langsung dialihkan pada pihak dokter yang bertanggung jawab di unit yang bersangkutan. Jam praktek dokter terdiri dari 2 shift yaitu shift 1 pada Pk siang, dan shift kedua pada Pk Masing2 shift akan diisi oleh 2 orang dokter hewan. Diluar jam praktek, dokter memiliki kewajiban siaga 24 jam, untuk pelayanan penitipan hewan, yang membutuhkan penanggulangan cepat jika terjadi sesuatu selama dititipkan. Karakter dan Suasana ; Pada area dimana terjadi aktifitas praktek medis, tentu saja kesan bersih, terang, dan luas menjadi hal utama yang akan menjadi poin utama dalam perancangan. Penggunaan material lantai linoleum yang memiliki motif marmer, dapat menjadi pilihan, untuk memberikan kesan elegan pada ruangan. 137
3 Gambar 4.1 Citra Klinik hewan (sumber : dokumentasi google) Meminimalisasi bentuk sudut pertemuan antara dinding dan lantai juga harus dilakukan guna mempermudah perawatan. Pada area ini, penggunaan furniture pun harus yang mudah dibersihkan. Menghilangkan pilihan material kain atau upholstery pada bangku duduk diganti dengan material stainless steel atau membuat area duduk yang tidak dapat digeser dan dipindahkan dengan finishing keramik berguna menjaga ruangan tetap teratur, mengingat kemungkinan aktifitas hewan di ruangan ini akan cukup lincah. B. Petshop Fasilitas toko yang menjual berbagai suplai produk khusus hewan dari makanan, peralatan, mainan, aksesori, hingga kandang ini merupakan pelengkap fasilitas dari pusat perawatan khusus hewan ini. Karakter dan suasana ; Tentunya sebagai tempat yang menjual suatu produk, penataan dan penampilan toko secara keseluruhan harus dapat menarik minat pengunjung untuk berbelanja di sana, selain harus nyaman, ruangan yang terang, bersih, dan rapih serta penataan produk yang terklasifikasi dengan baik akan mempermudah pengunjung untuk berbelanja. 138
4 Dominan warna pada ruangan ini adalah putih, dimana akan menimbulkan kesan ruangan yang luas dan terang, sehingga membuat pengunjung nyaman berbelanja dan dapat melihat keseluruhan display dengan baik. Namun pada setiap bagian produk yang berbeda, akan dibedakan dengan warna dinding belakangnya, sehingga membuat ruangan lebih hidup sekaligus mempertegas perbedaan jenis produk yang dijual. Pada area ini. hewan peliharaan diperkenankan untuk masuk selama masih dalam control pemiliknya, maka itu penerapan material lantai dan dinding pun akan memanfaatkan linoleum, namun untuk membuat ruangan lebih menarik, permainan pola lantai dengan pola lingkaran dan ceiling yang dikreasikan dengan treatment naik turun dapat membuat suasana ruangan terasa menyenangkan bagi pengunjung yang berbelanja. Gambar 4.2 Penataan area penjualan yang rapi Dikarenakan toko ini menjual salah satunya adalah produk makanan khusus hewan, maka menggunakan penerangan buatan ketimbang memanfaatkan penerangan alami dari matahari secara keseluruhan jauh lebih aman, untuk menghindari terpaparnya langsung produk makanan dengan sinar matahari yang dapat menyebabkan kerusakan pada produk tersebut secara kualitas. Penempatan produk pun akan diklasifikasikan menjadi ; Aksesori Makanan 139
5 Peralatan Perlengkapan Kebutuhan grooming C. Salon hewan Salon hewan memiliki pelayanan seperti memandikan, mencukur dan merapikan bulu, memotong kuku, menyikat gigi, bahkan memberantas kutu yang ada pada tubuh anjing. Karakter ruangan yang diinginkan : Fasilitas salon adalah fasilitas yang identik dengan kecantikan, maka itu ruang salon pun mengadaptasi suasana salon kecantikan yang biasa didatangi para kaum wanita untuk merawat dan mempercantik diri. Hal ini menjadi hal yang menarik karena hewan peliharaan pun seakan juga sedang mempercantik dan mrawat diri. Selain itu, mengingat aktivitas yang terjadi di dalamnya akan sangat menghasilkan banyak limbah dan kotoran, dan membutuhkan pencahayaan yang baik bagi karyawan salon untuk dapat mengerjakan pekerjaanya. Dengan menggunakan material kaca pada treatment dinding, dapat mengoptimalkan cahaya matahari yang masuk, dan tentunya aktifitas memandikan hewan peliharraan adalah hal yang menarik untuk ditonton dari area luar salon. Gambar 4.3 Suasana ruang elegan (sumber : dokumentasi google) 140
6 Dalam ruangan ini, material lantai akan menggunakan homogenus bertekstur, dikarenakan aktifitas dalam ruangan ini sangat berhubungan dengan air, sehingga resiko terjadinya slip akan lebih besar ketimbang ruangan lain. Pada ruangan ini yang terutama adalah saluran pembuangan harus berada pada setiap sisi, agar mempermudah alur pembuangan limbah. Gambar 4.4 Bathtub stainless steel Segala furniture yang ada di dalam ruangan ini seperti meja grooming, rak penyimpanan peralatan grooming, harus terbuat dari stainless, karena pada ruangan ini, aktifitas dengan menggunakan air sangatlah tinggi, sehingga material yang dipilih pun haruslah yang kuat terhadap air. D. Penitipan Hewan Penitipan khusus hewan sehat ini bersifat jangka pendek, dengan maksimal waktu penitipan adalah 1 bulan, mengingat kapasitas yang sangat terbatas dan juga bukan merupakan fasilitas khusus yang hanya menyediakan jasa penitipan, maka itu dalam hal penitipan, tidak akan diberlakukan system jangka panjang. Masa penitipan dibagi menjadi 3 jangka waktu ; Masa Penitipan 1 Bulan Masa Penitipan Mingguan Masa Penitipan Harian 141
7 Selama masa penitipan, hewan akan diberikan pelayanan dan perhatian selama 24 jam, makan sebanyak 2x sehari pada siang dan malam hari, serta camilan sebanyak 2x sehari pada pagi dan sore hari. Pada sore hari, anjing akan dibawa berjalan-jalan dan bermain selama 20 menit untuk menghindari stress berada di dalam kandang. Pemantauan selama 24 jam dan dokter yang siaga selama 24 jam, juga merupakan bagian pelayanan. Ketika masa menginap habis, anjing akan dimandikan dan diberikan perawatan salon. Karakter dan Suasana ; Ruangan ini berisi hewan-hewan yang sehat, sehingga tidak membutuhkan peralatan medis di dalamnya. Material kandang menggunakan stainless steel sehingga mudah dibersihkan, untuk area lantai dan dinding bagian bawah memerlukan material yang tahan air, karena terdapat aktifitas membersihkan kandang di dalamnya, sehingga menggunakan material linoleum adalah pilihan yang tepat. Gambar 4.5 Citra Penitipan Hewan 142
8 4.3 Pola Penataan Elemen-Elemen Pembentuk Ruang dalam Material, Warna, dan Pola Material A. Lantai Material Linoleum merupakan pilihan yang sangat tepat untuk diaplikasikan pada lantai rumah sakit, dimana dibutuhkan kriteria material yang tahan air, tahan api (tidak mudah terbakar), gesekkan benda-benda berat, mudah dibersihkan, dan mudah diperbaiki, semua poin tersebut dapat dipenuhi oleh material tersebut. Selain itu, sekilas material ini terlihat sama saja dengan vynil, namun sebenarnya material linoleum adalah material ramah lingkungan yang terbuat dari bahanbahan alami seperti minyak biji rami, tanah liat, kapur, dan bubuk kayu, tentu saja berbeda jauh dengan material vynil yang terbuat dari pvc. Pengaplikasian material ini nyatanya tidak hanya dapat digunakan di lantai, namun dapat diaplikasikan untuk dinding. Gambar 4.6 Lantai linoleum B. Dinding Penggunaan cat sebagai finishing utama, selain mudah dalam pengaplikasiannya, juga ramah lingkungan. Selain itu memiliki banyak pilihan warna dan hasil tampilan yang sangat bervariasi, sehingga mudah dipadu padankan dalam sebuah desain. Penerapan desain dinding yang minimalis dengan garis-garis lurus 143
9 horizontal dapat menjadi pilihan utama dengan menggunakan warna-warna pastel, akan menjaga ruangan tetap terlihat terang dan luas. Gambar 4.7 Pola horizontal Pada area atau ruang tertentu yang membutuhkan perhatian ekstra dalam masalah perawatan, dapat juga memanfaatkan penggunaan material linoleum pada bagian tengah ke bawah dinding. Sehingga walaupun terpapar oleh kotoran, dapat dengan mudah dibersihkan. C. Plafon Penggunaan material gypsum adalah salah satu cara untuk meredam kebisingan dalam ruangan yang disebabkan oleh hewan. Selain mudah dibentuk sesuai desain yang diinginkan, material ini dikenal sebagai salah satu material bangunan yang paling ramah lingkungan dan aman bagi kesehatan. Perpaduan gypsum dan kayu akan memberikan sentuhan hangat yang turut mendukung desain yang diterapkan. Selain dapat menjadi aksen dalam ruangan, juga berguna untuk membedakan suatu area. 144
10 Gambar 4. 8 Plafon area Lobby (sumber : dokumentasi google) Warna Penerapan warna dominan putih akan memberikan kesan luas dan bersih pada ruangan secara keseluruhan, namun memasukkan unsure-unsur warna lainnya seperti biru, hijau, kuning, dan merah tentunya akan membuat ruangan tampak lebih hidup. Gambar 4. 9 Tren warna 2013 (sumber : dokumentasi google) 145
11 4.3.3 Pola Penerapan pola horizontal pada ruang-ruang kecil memberikan efek melebar pada ruangan, sedangkan pola lengkungan pada area public, akan menciptakan efek psikologis yang menyenangkan. Penerapan pola lengkung dapat diaplikasikan pada bagian lantai, sedangkan pola-pola horizontal akan diaplikasikan pada bagian dinding ruangan. Pada bagian ceiling ruangan pun akan ditreatment dengan bentuk yang berkolaborasi dengan pola lantai yang ada. Gambar 4.10 Pola jendela mengikuti bangunan London (sumber : dokumentasi google) Furnitur Pemilihan furnitur untuk digunakan dalam fasilitas sejenis ini, sangatlah penting. Menghindari furniture-furnitur dengan finishing berpori seperti kain atau upholstery sangatlah tidak cocok. Material tersebut hanya dapat digunakan pada area-area yang tidak dapat dilalui oleh hewan peliharaan seperti ruang-ruang kantor yang terletak di lantai 2. Untuk furnitur di area-area public, material stainless menjadi pilihan yang tepat, selain permukaannya padat, material ini mudah dibersihkan dan tahan lama. 146
12 Gambar 4.11 Bangku dengan material cast iron (sumber : dokumentasi google) Pengaplikasian furnitur eksis dalam sebuah ruangan juga dapat menjadi variasi, mempertimbangkan segala kemungkinan aktifnya hewan di ruang tunggu, sehingga pemilik hewan membutuhkan area duduk yang lebih stabil. Menggunakan material bangku cast iron yang di pasang di lantai akan mengurangi kemungkinan kegaduhan yang ditimbulkan dari hewan-hewan peliharaan yang mungkin berlari atau lepas dari pengawasan pemiliknya. 4.4 Aspek Ruangan Pencahayaan Dengan menggunakan kaca pada area dinding yang menghadap bagian luar bangunan, akan memanfaatkan cahaya matahari sebagai penerangan pada siang hari, selain memang baik untuk kesehatan, dengan membiarkan cahaya matahari masuk, namun juga mendukung gerakan ramah lingkungan dengan menghemat energi listrik. Pemanfaatan cahaya matahari sebagai penerangan utama di pagi-siang hari adalah pilihan yang terbaik, selain sinar matahari memiliki banyak manfaat baik di pagi hari, hal tersebut juga mendukung penghematan penggunaan energi listrik. Tidak hanya ramah terhadap lingkungan, hal ini juga menguntungkan pihak pengelola rumah sakit yang tentunya dapat menekan biaya tenaga listrik yang digunakan oleh klinik. 147
13 Gambar 4.13 Pemanfaatan pencahayaan alami dalam ruangan (sumber : dokumentasi google) Penggunaan penerangan buatan juga tetap dibutuhkan terutama di ruang-ruang rawat inap intensif dan isolasi yang membutuhkan penerangan yang hangat dengan lampu-lampu kuning yang menghasilkan panas untuk mendukung perawatan hewan sakit secara maksimal. Penerangan buatan juga sangat dibutuhkan di ruang-ruang lainnya, terutama jika dirasa sinar matahari masih kurang ataupun jika hari sudah mulai gelap, karena fasilitas kesehatan haruslah selalu terlihat bersih, terang, dan rapih Penghawaan Permasalahan sirkulasi udara adalah hal yang sangat sering dijumpai disetiap fasilitas kesehatan khusus hewan, terutama di ruang-ruang rawat inap intensif dan isolasi. Pada ruang-ruang ini dibutuhkan sistem penarik udara keluar yang cukup agar udara di dalam ruangan dapat terus berganti. Terutama dalam ruang isolasi yang mengharuskan ruangan dalam keadaan tertutup, sehingga tidak 148
14 memungkinkan ruangan mengandalkan bukaan-bukaan berupa jendela, tentu membutuhkan sistem penarikan udara keluar yang jauh lebih baik ketimbang ruang rawat inap intensif. Hal ini dapat ditanggulangi dengan penggunaan exhaust fan yang cukup, dan pendingin udara. Namun, untuk ruang publik seperti ruang tunggu dapat memanfaatkan sistem penghawan alami, dengan memanfaatkan ruangan yang terbuka di setiap sisi bangunan, sehingga udara dapat mengalir dengan baik. Hal ini tentunya diperhitungkan dengan banyaknya tanaman dan area hijau di sekeliling bangunan, sehingga walaupun di siang hari yang terik, suasana tetap rindang dan sejuk. Selain ramah lingkungan, meminimalisasi penggunaan pendingin ruangan juga turut menekan biaya pengeluaran klinik. Gambar 4.14 Pemanfaatan penghawaan alami (sumber : dokumentasi google) Akustik Untuk menangani permasalahan akustik, dibutuhkan sistem ruangan yang dapat menanggulangi kebisingan suara baik dari dalam maupun dari luar. Hewan memiliki sistem pendengaran yang lebih baik dari manusia, segala tingkah lakunya di pengaruhi oleh suara-suara yang didengarnya, banyak hewan yang mengalami kecemasan dan bersikap agresif ketika mendengar suara-suara seperti suara hujan yang terlalu keras, suara petir, suara lengkingan, dan bahkan ketika 149
15 mendengar suara keras hewan lainnya. Hal ini tentunya menjadi salah satu perhatian utama dalam merancang sebuah fasilitas perawatan khusus hewan, dimana di dalam fasilitas ini, hewan membutuhkan ketenangan selama perawatan berlangsung. Maka itu, dibutuhkan sistem dinding yang dapat mengurangi tingkat kebisingan semaksimal mungkin, dalam hal ini, dapat diakali dengan menggunakan sistem dinding berongga. Sistem ini cukup sederhana, keuntungannya, selain tidak terlalu besar dalam biaya pembangunannya sistem ini cukup efektif untuk meredam suara, walaupun tidak sebaik menggunakan sistem dinding penyerap suara dengan menggunakan material berpori yang jelas lebih mahal dalam pembuatannya dan tidak memungkinkan untuk diaplikasikan pada fasilitas kesehatan. Gambar 4.15 Lapisan dinding berongga (sumber : dokumentasi google) 4.5 Konsep Desain Ramah Lingkungan Beberapa poin penting dalam konsep desain bangunan ramah lingkungan yang akan menjadi standarisasi pengolahan layout lokasi Pusat Perawatan Hewan Peliharaan, sebagai berikut ; 1. Pemilihan material/bahan bangunan yang ramah lingkungan 150
16 Penggunaan batu alam, gypsum, batu bata, dan alumunium serta baja ringan akan menjadi pilihan yang tepat. Karena selain ramah lingkungan tapi juga mampu menunjang ketahanan bangunan dan tentunya healthy conditional. Dalam perancangan pusat perawatan ini, material yang digunakan adalah material yang ramah lingkungan, hal ini menjadi keputusan penulis, dikarenakan pentingnya kontribusi desain suatu bangunan di masa depan yang mengutamakan lingkungan. 2. Penataan kota untuk mewujudkan konsep green building Diperlukan tata kota yang tepat jika kita ingin membuat suatu bangunan ramah lingkungan di Indonesia. Letak tata kota yang sesuai dengan keseimbangan ekosistem lingkungan, jangan sampai malah merusak area hijau, atau siklus udara dan hidrologi yang dipengaruhi oleh hilangnya area resapan air. Dalam perancangan ini, lahan hijau di sekitar bangunan eksis dimanfaatkan baik untuk segi sistem penghawaan maupun penyerapan air, terutama air hasil limbah rumah tangga. 3. Pembiayaan serta perawatan bangunan ramah lingkungan Bangunan ramah lingkungan harus memperkirakan perawatan yang termudah dan mempertahankan manfaatnya untuk lingkungan sekitar. Pemilihan material baik konstruksi maupun finishing yang memiliki ketahanan dalam waktu lama juga sudah menjadi pilihan penulis. Selain itu perawatan yang mudah juga menjadi pertimbangan utama. 4. Faktor kesehatan Menggunakan material & produk-produk yang non-toxic akan meningkatkan kualitas udara dalam ruangan, dan mengurangi tingkat asma, alergi dan sick building syndrome. Material yang bebas emisi, dan tahan untuk mencegah kelembaban yang menghasilkan sporadan mikroba lainnya. Kualitas udara 151
17 dalam ruangan juga harus didukung menggunakan sistem ventilasi yang efektif dan bahan-bahan pengontrol kelembaban yang memungkinkan bangunan untuk bernapas. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, bahwa material yang dipilih oleh penulis dalam perancangan fasilitas pusat perawatan hewan peliharaan ini adlah material yang ramah lingkungan, sebagian besar berasal dari bahan alami. Pengaturan sistem penghawaan yang memanfaatkan cara buatan dan sistem vegetasi, merupakan pilihan yang dianggap terbaik dan paling efisien. 152
BAB IV KONSEP PERANCANGAN. Bagan 4.1 Kerangka Berpikir Konsep
BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1 Kerangka Berpikir Konsep Bagan 4.1 Kerangka Berpikir Konsep 105 106 Dari kerangka berpikir diatas dapat penulis memilih konsep Batik Pekalongan : The Diversity of Culture
Lebih terperinciKONSEP PERANCANGAN RUMAH SAKIT KHUSUS PARU
BAB IV KONSEP PERANCANGAN RUMAH SAKIT KHUSUS PARU 4.1. Tema Desain Penderita TB maupun penderita penyakit paru lainnya akan memiliki perasaan dan pikiran negatif, bahkan setelah sembuh penderita penyakit
Lebih terperinciBab IV. Konsep Perancangan
Bab IV Konsep Perancangan 4.1 Konsep Perancangan Konsep perancangan pada proyek ini didasari oleh tinjauan data mengenai sifat dan karakteristik pasien, dimana beberapa dari pasien dewasa maupun anak-anak
Lebih terperinciBAB IV KONSEP PERANCANGAN
BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1. Konsep/Citra Ruang Citra atau image yang digunakan dalam mendukung karakter desain adalah modern natural with batavian etnic, dengan menggunakan bentuk bentuk yang geometris
Lebih terperinciBAB.IV. KONSEP DESAIN. IV.1 Tema Perancangan Tema Perancangan Proyek medical spa ini adalah, Refreshing, Relaxing and Theurapetic,
BAB.IV. KONSEP DESAIN IV.1 Tema Perancangan Tema Perancangan Proyek medical spa ini adalah, Refreshing, Relaxing and Theurapetic, Refreshing, berarti tidak kaku, mampu memotivasi pengguna Relaxing, mampu
Lebih terperinciBAB IV KONSEP DESAIN. Konsep utama dari pool dan lounge yang akan dibuat adalah FUN atau menyenangkan
73 BAB IV KONSEP DESAIN IV.1 Konsep Ruang (Citra Ruang) Konsep utama dari pool dan lounge yang akan dibuat adalah FUN atau menyenangkan dengan bergaya futurisctic. Konsep fun ini diartikan sebagai sesuatu
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Pusat Perawatan Hewan Peliharaan
BAB 1 PENDAHULUAN Munculnya tren atau gaya hidup memelihara hewan peliharaan sudah bukan hal baru bagi kalangan masyarakat Jakarta. Bahkan tidak jarang, banyak orang yang sekedar ingin mengikuti tren yang
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Konsep Makro 5.1.1 Site terpilih Gambar 5.1 Site terpilih Sumber : analisis penulis Site terpilih sangat strategis dengan lingkungan kampus/ perguruan tinggi
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Konsep Perancangan Didalam sebuah perancangan interior, fasilitas sangat menunjang dalam aktifitas yang dilakukan di dalamnya. Fasilitas merupakan hal penting dalam mendesain
Lebih terperinciBAB III KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
BAB III KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 1.1 Konsep Perencanaan Dan Perancangan Proyek perencanaan dan perancangan untuk interior SCOOTER OWNERS GROUP INDONESIA Club di Bandung ini mengangkat tema umum
Lebih terperinciPERANCANGAN INTERIOR PUSAT PERAWATAN HEWAN PELIHARAAN DI JAKARTA
PERANCANGAN INTERIOR PUSAT PERAWATAN HEWAN PELIHARAAN DI JAKARTA Patricia Mellisa Christie Hp 085714994157, Email Mellisa_Christie@hotmail.com ABSTRAK Seiring meningkatnya pertumbuhan ekonomi di pusat-pusat
Lebih terperinciBAB III STUDI LAPANGAN
BAB III STUDI LAPANGAN A. UNIPET (Universal Petshop) Universal Petshop atau yang lebih dikenal dengan Unipet merupakan petshop ternama di Yogyakarta yang bekerja sama dengan brand ternama Royal Canin,
Lebih terperinciBAB V PENUTUP A. Kesimpulan
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Pusat es krim merupakan fasilitas yang dirancang untuk penikmat es krim. Pusat es krim menyediakan berbagai jenis es krim dan kebutuhan mengenai es krim bagi masyarakat terutama
Lebih terperinciGambar 5. 1 Citra ruang 1 Gambar 5. 2 Citra ruang 2 2. Lounge Lounge merupakan salah satu area dimana pengunjung dapat bersantai dan bersosialisasi de
BAB V KONSEP PERENCANAAN INTERIOR 5.1 Konsep Citra Ruang Konsep citra ruang yang ingin dicapai adalah ruangan yang memberikan suasana kondusif kepada pengguna perpustakaan. citra ruang dimana pengguna
Lebih terperinciBAB 3 ANALISA DATA. 3.1 Data Fisik Rumah Sakit Hewan Jakarta
BAB 3 ANALISA DATA 3.1 Data Fisik Rumah Sakit Hewan Jakarta 3.1.1 Analisa Lokasi 1. Data Geografis Rumah Sakit Hewan Jakarta berlokasi di dalam area pemerintahan ibukota Jakarta, tepatnya berada di bagian
Lebih terperinciBAB IV KONSEP PERENCANAAN DESAIN
BAB IV KONSEP PERENCANAAN DESAIN 4.1 Konsep Desain 4.1.1 Kerangka Konsep Desain Gambar 4.1 Kerangka Konsep (Sumber : Qoni ah Azrina,2015) 101 102 4.1.2 Tema Tema yang digunakan dalam perancangan ini adalah
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Gambar V.1 Aplikasi Ide (Sumber : Penulis) commit to user
digilib.uns.ac.id 101 BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN 1. Ide Gagasan Ide gagasan perancangan desain interior Resort ini berupa konsep Bali Style. Bali Style merupakan konsep yang sering digunakan pada bangunan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan masyarakat yang memelihara hewan peliharaan terutama anjing dan kucing semakin banyak pada saat ini. Kebanyakan masyarakat merasa tertarik untuk memelihara
Lebih terperinciBAB IV SINTESA PEMBAHASAN. yang diusung dalam sebuah konsep desain Hotel Mulia adalah luxurious
BAB IV SINTESA PEMBAHASAN 4.1 Gaya Dan Tema Perancangan Menentukan jenis tema merupakan langkah awal dalam membangun suatu ruangan. Untuk dapat memberikan rekomendasi kepada klien akan interior Hotel Mulia
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERANCANGAN. Taman
V.1. Konsep Gaya dan Tema BAB V KONSEP PERANCANGAN Kebutuhan : Natural Gaya yang dapat membuat nyaman pengunjung Gaya yang dapat menarik masyarakat umum Gaya yang dapat menampilkan kebudayaan Informatif
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERANCANGAN. Gaya dari perancangan interior Museum permainan tradisional Jakarta ini mengarah pada gaya
BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1. Gaya dan Tema Perancangan Gaya dari perancangan interior Museum permainan tradisional Jakarta ini mengarah pada gaya modern etnik. Pemilihan gaya modern etnik berdasarkan
Lebih terperinciBAB VII KESIMPULAN DAN SARAN
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan Fasilitas Fisik 1) Sekat Pemisah Saat ini belum terdapat sekat pemisah yang berfungsi sebagai pembatas antara 1 komputer dengan komputer yang lainnya pada Warnet
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERANCANGAN DAN HASIL DESAIN
BAB V KONSEP PERANCANGAN DAN HASIL DESAIN 5.1. Gaya dan Tema dalam Perancangan Konsep pada Fitness Center, interior desain yang ditampilkan oleh Fitness Center ini bergaya Modern Retro. Tema perancangan
Lebih terperinciBAB 4. Analisis dan Bahasan
BAB 4 Analisis dan Bahasan 4.1 Konsep Perancangan Makanan kini tak lagi hanya menjadi sekedar pengisi perut. Masyarakat kini menyadari makanan dengan segi kultural yang varian telah menjadi lifestyle yang
Lebih terperinciBAB IV: KONSEP Konsep Dasar WARNA HEALING ENVIRONMENT. lingkungan yang. mampu menyembuhkan. Gambar 4. 1 Konsep Dasar
BAB IV: KONSEP 4.1. Konsep Dasar WARNA HEALING ENVIRONMENT lingkungan yang mampu menyembuhkan SUASANA Menghubungkan ruang luar dengan ruang dalam terutama pada area yang difokuskan untuk kesembuhan pasien.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Hewan mamalia berkaki empat, yaitu anjing merupakan hewan yang memiliki tingkat kecerdasan yang cukup tinggi, sehingga hewan ini lebih mudah dilatih dan dapat bersosialiasi
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERENCANAAN. 5.1 Konsep Desain
BAB V KONSEP PERENCANAAN 5.1 Konsep Desain Jakarta sebagai ibu kota negara merupakan kota tersibuk di Indonesia, banyak sekali kejadian-kejadian yang dapat membuat orang menjadi stress seperti, kemacetan,
Lebih terperinciGambar V.1 Aplikasi Ide (Sumber : Penulis)
101 BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN 1. Ide Gagasan Ide gagasan perancangan desain interior Resort ini berupa konsep Zen. Zen merupakan konsep yang terinspirasi dari konsep interior Jepang, yang memadukan antara
Lebih terperinciBAB 4 HASIL & PEMBAHASAN
1 BAB 4 HASIL & PEMBAHASAN Pengaplikasian wall treatment menggunakan bata exposed, lantai bermaterial concrete tanpa finishing Penerapan modul atau bentuk abstrak dan geometris pada furnitur dan partisi
Lebih terperinciKISI-KISI PEDOMAN WAWANCARA
LAMPIRAN 1 133 134 KISI-KISI PEDOMAN WAWANCARA Aspek Pertanyaan 1. Latar belakang 1. Bagaimanakah sejarah berdirinya LPIT BIAS? 2. Siapakah pendiri LPIT BIAS? 3. Apa tujuan didirikan LPIT BIAS? 4. Ada
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN ARSITEKTUR BINUS UNIVERSITY
81 BAB V KESIMPULAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan V.1.1 Keterkaitan Konsep dengan Tema dan Topik Konsep dasar pada perancangan ini yaitu penggunaan isu tentang Sustainable architecture atau Environmental
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN RUMAH SAKIT ANAK DI BANDUNG
BAB III PERANCANGAN RUMAH SAKIT ANAK DI BANDUNG 3.1 Tema Perancangan Tema Dalam Perancangan Interior Rumah Sakit Anak di Bandung ini adalah Wonderland (Tanah Impian). Konsep tema ini didasari oleh tinjauan
Lebih terperinciBAB IV KONSEP PERANCANGAN
BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1 KONSEP PERANCANGAN Mengacu kepada sasaran fasilitas ini adalah remaja pengguna narkoba, maka diperlukan sebuah tempat dan susunan yang bersifat dapat membangkitkan semangat
Lebih terperinciBab 4 KONSEP PERANCANGAN INTERIOR
Bab 4 KONSEP PERANCANGAN INTERIOR 4.1 Konsep Perancangan 4.1.1 Konsep Gaya Konsep desain pada perancangan Petlove Pet Center ini menggunakan pendekatan terhadap konsep fungsi dan citra. Perancangan Petlove
Lebih terperinciBAB 5 KONSEP PERANCANGAN DESAIN
BAB 5 KONSEP PERANCANGAN DESAIN 5.1 KONSEP 5.1.1 Ide Dasar Perancangan Konsep Desain merupakan salah satu proses dalam tahapan mendesain. Pada Gaya yang di angkat untuk penerapan desain playgroup ini adalah
Lebih terperinciBab 4 KONSEP PERENCANAAN DESAIN
Bab 4 KONSEP PERENCANAAN DESAIN 4.1. Konsep Desain 4.1.1 Kerangka Konsep Desain Gambar 4.1 Kerangka Konsep Sumber : Analisa Pribadi 4.1.2 Tema Tema yang di gunakan dalam perancangan ini adalah bee (lebah).
Lebih terperinciBAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin
BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN Pusat Pendidikan dan Pelatihan Bagi Anak Putus Sekolah Di Sidoarjo dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin menurun.
Lebih terperinciKonsep BAB V KONSEP. 5.1 Kerangka Konsep. 5.2 Konsep Young Dynamic
BAB V KONSEP 5.1 Kerangka Konsep Konsep Sekolah Fotografi Darwis Triadi adalah sebuah sekolah fotografi yang didirikan oleh seorang fotografer profesional bernama Andreas Darwis Triadi pada tahun 2003.
Lebih terperinciKONSEP. 4.1 Konsep Dasar. Arsitektur Ramah Lingkungan (Green Architecture) Pendekatan Green Architecture
KONSEP 4.1 Konsep Dasar Arsitektur Ramah Lingkungan () Pendekatan Arsitektur ramah lingkungan, yang juga merupakan arsitektur hijau, mencakup keselarasan antara manusia dan lingkungan alamnya. Arsitektur
Lebih terperinciBAB 5 SIMPULAN DAN SARAN
BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan 5.1.1 Kesimpulan Hasil Analisa Kondisi Penerapan Healing Environment Hasil penelitian studi banding menyimpulkan bahwa rumah sakit-rumah sakit terkemuka di Jakarta
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisa Zoning dan Grouping 4.1.1 Analisa Zoning Zoning 1 Gambar 4.1. Zoning 1 Zona private memiliki view langsung melihat keluar. Tetapi terletak jauh dari zona public,
Lebih terperinciBAB IV KONSEP STYLE DESAIN INTERIOR
BAB IV KONSEP STYLE DESAIN INTERIOR 4.1 Latar Belakang Pemilihan Tema Tema yang diangkat untuk mendukung bangunan perpustakaan umum ini adalah Dinamis dan Ceria. Adapun yang melatar belakangi pemilihan
Lebih terperinciBAB IV KONSEP PERANCANGAN. Tema Healing Environment tidak hanya diterapkan pada desain bagian luar
BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1 Konsep Dasar Tema Healing Environment tidak hanya diterapkan pada desain bagian luar (tata ruang luar) tetapi juga bagian dalam (tata ruang dalam) bangunan. Inti dari konsep
Lebih terperinciBAB 4 KONSEP PERANCANGAN
BAB 4 KONSEP PERANCANGAN 4.1 Tema Interior Konsep desain pada perancangan fasilitas Pusat Pengembangan Kreativitas Anak ini menggunakan pendekatan terhadap konsep fungsi dan citra. Fasilitas ini mengambil
Lebih terperinciDi sisi lain ada pula café yang mengizinkan hewan peliharaan makan bersama pemiliknya namun pemilik hewan diminta untuk makan di luar area
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Banyaknya sarana rekreasi saat ini sangat bermanfaat bagi manusia untuk beristirahat sejenak dari rutinitas sehari-hari. Namun sarana rekreasi tersebut tidak memungkinkan
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERANCANGAN DAN HASIL DESAIN
BAB V KONSEP PERANCANGAN DAN HASIL DESAIN 5.1. Gaya dan Tema dalam Perancangan Perancangan interior Sing a Song Family Karaoke ini mengambil gaya modern dan tema Pop Art, karena ingin menciptakan suasana
Lebih terperinciBAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN
BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1. Konsep Sebuah konsep desain tempat pendidikan yang ramah lingkungan dengan membawa suasana yang asri membawa kehangatan keluarga dalam sebuah wadah pendidikan. Anak anak
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 PERAN ENERGI DALAM ARSITEKTUR
LAMPIRAN 1 PERAN ENERGI DALAM ARSITEKTUR Prasato Satwiko. Arsitektur Sadar Energi tahun 2005 Dengan memfokuskan permasalahan, strategi penataan energi bangunan dapat dikembangkan dengan lebih terarah.strategi
Lebih terperinciBAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.
BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Beberapa hal yang menjadi dasar perencanaan dan perancangan Asrama Mahasiwa Bina Nusantara: a. Mahasiswa yang berasal dari
Lebih terperinciBAB IV TINJAUAN KHUSUS
BAB IV TINJAUAN KHUSUS 4.1. Perencanaan Bahan 4.1.1. Perencanaan Lantai Lantai dasar difungsikan untuk area parkir mobil, area service, pantry, ruang tamu, ruang makan, ruang keluarga, kamar mandi tamu.
Lebih terperinciBAB IV KONSEP PERANCANGAN
BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1 Konsep perancangan 4.1.1 Konsep Gaya Konsep gaya pada perancangan Showroom Mabua Harley Davidson ini di desain dengan unik dan memberi kesan tempo dulu, berdasarkan analisa
Lebih terperinciKONSEP DESAIN. WARNA Warna yang digunakan adalah warna khas budaya Toraja yang terdapat pada elemen arsitektural dan motif ornamen.
BENTUK Bentuk yang digunakan dapat berupa transformasi dari bentuk Tongkonan, ragam hias tradisional Makassar dan Toraja, serta hal-hal lain yang berhubungan dengan budaya Makassar dan Toraja. Untuk menciptakan
Lebih terperinciBAB III KONSEP PERANCANGAN
BAB III KONSEP PERANCANGAN Dalam perancangan pusat Informasi dan kegiatan Muslim Tionghoa Lau Tze ini, banyak hal hal yang telah di jelaskan pada bab bab sebelumnya yang akan diterapkan pada perancangan.
Lebih terperinci5.2 Konsep Citra Konsep citra ruang yang ingin dicapai adalah ruang yang memberikan kesan menyegarkan, nyaman dan menonjolkan suasana alami namun teta
BAB V KONSEP PERENCANAAN 5.1 Penelusuran Konsep Berdasarkan Analisa Konsep perencanaan interior yang digunakan dalam perancangan ini adalah refresh yang berarti to give new freshness or brightness to;
Lebih terperinciKONSEP PERANCANGAN INTERIOR RUANG TIDUR UTAMA
2011 KONSEP PERANCANGAN INTERIOR RUANG TIDUR UTAMA RUMAH TINGGAL BAPAK Ir. Budiman, M.A. Jl. Merdeka Barat 12 Jakarta Designed by: Karina Larasati NIM. 00987654333 JURUSAN PENDIDIKAN SENI RUPA FBS UNY
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERANCANGAN
BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Perancangan Gedung pusat kebugaran ini direncanakan untuk menjadi suatu sarana yang mewadahi kegiatan olahraga, kebugaran, dan relaksasi. Dimana kebutuhan masyarakat
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Dasar Perancangan V.1.1 Konsep Manusia Pelaku Kegiatan No. Pelaku 1. Penghuni/Pemilik Rumah Susun 2. Pengunjung Rumah Susun 3. Pengunjung Pasar Tradisional
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Gambar 4.1 Alternatif Zoning 1 ANALISA : Letak zona publik berada di dekat pintu masuk karena zona tersebut diperunttukan bagi pengunjung yang baru datang. Pada alternative zona
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERANCANGAN
BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1 KONSEP DASAR PERANCANGAN Konsep dasar perancangan pada Tempat Informasi HIV AIDS serta Komunitas ODHA dan OHIDHA ini terlahir dari pendekatan Arsitektur Perilaku. Dengan menganalisa
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. kehidupan modern dengan tuntutan kebutuhan yang lebih tinggi. Seiring
151 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Konsep Perancangan Perkembangan jaman yang melaju dengan pesat, membuat sebuah kehidupan modern dengan tuntutan kebutuhan yang lebih tinggi. Seiring dengan itu, sebuah
Lebih terperinciBAB 5 KONSEP PERANCANGAN. Terakota di Trawas Mojokerto ini adalah lokalitas dan sinergi. Konsep tersebut
BAB 5 KONSEP PERANCANGAN Konsep dasar yang digunakan dalam perancangan Griya seni dan Budaya Terakota ini adalah lokalitas dan sinergi. Konsep tersebut berawal dari tema utama yaitu Re-Inventing Tradition
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
123 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Konsep Perancangan Konsep perancangan Pusat Rehabilitasi Narkoba didasarkan pada pentingnya memberikan sebuah kenyamanan bagi pasien/residen supaya dapat mempercepat
Lebih terperinciKONSEP MAKRO & KONSEP MIKRO
KONSEP MAKRO & KONSEP MAKRO Pemilihan langgam Post-modern di rasa lebih sesuai pengaplikasian nya pada konsep desain interior clubhouse eastcoast residence ini, ditambah dengan nuansa natural. Konsep ini
Lebih terperinciBAB 5 KONSEP PERANCANGAN. adalah High-Tech Of Wood. Konsep High-Tech Of Wood ini memiliki pengertian
BAB 5 KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Konsep dasar Perancangan Pusat Pemasaran Mebel di Kota Pasuruan ini adalah High-Tech Of Wood. Konsep High-Tech Of Wood ini memiliki pengertian konsep perancangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG. Manusia merupakan makhluk sosial dimana mereka saling membutuhkan satu
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Manusia merupakan makhluk sosial dimana mereka saling membutuhkan satu sama lain. Tidak sedikit manusia menjadikan hewan peliharaan sebagai teman dalam kehidupannya.
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERANCANGAN
BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1. Penerapan Tema Pada Perancangan Untuk bioskop mini ini prioritas utama adalah ruang menonton dan area menunggu, baik dari segi ukuran maupun bentuk. Ruangan yang selapang
Lebih terperinciBAB 5 SIMPULAN DAN SARAN
BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Perancangan Dog & Cat Veterinary Hospital bertujuan untuk menunjang kesehatan berkaitan dengan penyebaran penyakit zoonosis di Bandung. Tema "Healthy Dog & Cat, Healthy
Lebih terperinciBAB IV KONSEP PERANCANGAN
BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1 Konsep Dasar Perancangan Perancangan Rumah sakit Sulianti Saroso ini menggunakan tema Arsitektur sirkulasi. Hal ini ditekankan pada : 1. Pemisahan akses dari dan ke instalasi
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Perencanaan dan Perancangan Topik dan Tema Proyek wisma atlet ini menggunakan pendekatan behavior/perilaku sebagai dasar perencanaan dan perancangan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Merawat kesehatan gigi memang sangat penting. Dengan gigi yang baik juga dapat menambah kepercayaan diri orang tersebut saat menjalani aktifitas sehari-hari. Saat masih
Lebih terperinciBAB IV Konsep Perancangan Museum Mobil Klasik. ini adalah Vintage Industrial. Tema ini terdiri dari kata Vintage dan
BAB IV Konsep Perancangan Museum Mobil Klasik 4.1 Tema Tema yang diambil dalam perancangan Museum Mobil Klasik ini adalah Vintage Industrial. Tema ini terdiri dari kata Vintage dan Industrial. Vintage
Lebih terperinciPenjelasan Skema : Konsep Citra yang diangkat merupakan representasi dari filosofi kehidupan suku Asmat yang berpusat pada 3 hal yaitu : Asmat sebagai
BAB V KONSEP DESAIN 5.1 Konsep Citra Konsep merupakan solusi dari permasalahan desain yang ada. Oleh karena itu, dalam pembuatan konsep harus mempertimbangkan mengenai simbolisasi, kebutuhan pengguna,
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERANCANGAN
BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Konsep dasar yang diterapkan pada perancangan pusat industri pengalengan ikan layang di Brondong lamongan adalah arsitektur hemat energi. Pada perancangan pusat
Lebih terperinciBAB IV KONSEP PERANCANGAN. Tujuan dari perancangan Pusat Gerontologi di Jawa Barat merupakan
BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1. TUJUAN PERANCANGAN Tujuan dari perancangan Pusat Gerontologi di Jawa Barat merupakan sebuah fasilitas kesehatan berupa hunian bagi kaum lansia agar dapat terlihat lebih nyaman
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. kendaraan dan manusia akan direncanakan seperti pada gambar dibawah ini.
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Konsep Perancangan Tapak 5.1.1 Pintu Masuk Kendaraan dan Manusia Dari analisa yang telah dibahas pada bab sebelumnya pintu masuk kendaraan dan manusia akan
Lebih terperinciStudi aktifitas dan kebutuhan ruang
Studi aktifitas dan kebutuhan ruang No Pemakai Aktifitas Kebutuhan Ruang Fasilitas Dimensi Perawatan rambut 1.Mencuci rambut sebeum meakukan perawatan untuk rambut 2.Perawatan rambut (cutting/creambath/hairspal/
Lebih terperinciBAB IV KONSEP PERANCANGAN INTERIOR IV.1. Konsep Perancangan Konsep Perancangan hotel resort merupakan kesimpulan dari analisis Perancangan hotel resort. Konsep Perancangan hotel resort di pantai Jakarta
Lebih terperinciKonsep dasar perancangan pada Sekolah Pembelajaran Terpadu ini terbentuk. dari sebuah pendekatan dari arsitektur prilaku yaitu dengan cara menganalisa
OUT Sekolah Pembelajaran Terpadu SMP-SMA 45 BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1. Konsep Dasar Perancangan Konsep dasar perancangan pada Sekolah Pembelajaran Terpadu ini terbentuk dari sebuah pendekatan dari arsitektur
Lebih terperinciBAB V. PENGOLAHAN INTERIOR DENAH KHUSUS
BAB V. PENGOLAHAN INTERIOR DENAH KHUSUS Pengolahan interior medical spa ini berdasarkan inspirasi dari kebudayaan Sunda dan unsur spa itu sendiri yaitu air. Penggabungan unsur natural dari budaya setempat
Lebih terperinciBAB IV KONSEP PERANCANGAN
BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1. Letak Geografis Site Site yang akan dibangun berlokasi di sebelah timur Jalan Taman Siswa dengan koordinat 07 o 48 41.8 LS 110 o 22 36.8 LB. Bentuk site adalah persegi panjang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bagi sebagian besar wanita penampilan fisiknya merupakan hal yang sangat penting. Seorang wanita kecantikan fisik adalah hal yang wajib untuk diperhatikan. Untuk mendapatkan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. sebagai denah khusus dengan tujuan pendalaman lebih pada kedua bidang
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dalam perancangan interior Hotel Mulia ini, penulis membatasi ruang lingkup perancangan dengan mengambil lobby dan kamar tamu pada hotel ini sebagai denah khusus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. I.1.1 Latar belakang proyek
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang I.1.1 Latar belakang proyek Dalam dekade terakhir pelayanan SPA telah berkembang pesat baik di luar maupun dalam negeri sebagai upaya pelayanan kesehatan. Perkembangan
Lebih terperinciDramatic Lighting. Pencahayaan menjadi kekuatan desain pada apartemen yang terinspirasi dari gaya Jepang ini.
APARTEMEN LU: 60 m² Dramatic Lighting Pencahayaan menjadi kekuatan desain pada apartemen yang terinspirasi dari gaya Jepang ini. TEKS FRANSISCA WUNGU PRASASTI FOTO ADELINE KRISANTI PROPERTI SUMARTONO TAN
Lebih terperinciJenis dan besaran ruang dalam bangunan ini sebagai berikut :
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Pemikiran yang melandasi perancangan mixed use building adalah kebutuhan akan hunian yaitu rumah susun bagi masyarakat menengah
Lebih terperinciKONSEP DESAIN Konsep Organisasi Ruang Organisasi Ruang BAB III
BAB III KONSEP DESAIN Sebagaimana fungsinya sebagai Museum Budaya Propinsi Jawa Barat, museum ini mewakili kebudayaan Jawa Barat, sehingga tema yang diangkat adalah Kesederhanaan Jawa Barat dengan mengadaptasi
Lebih terperinciHASIL PERANCANGAN ... BAB IV. 4.1 Deskripsi Umum Projek
BAB IV HASIL PERANCANGAN 4.1 Deskripsi Umum Projek Tema yang dibahas dalam perancangan ini adalah Reborn, merupakan bagian dari kehidupan atau perjalanan yang tampak dari kacang hijau, pada saat itu kita
Lebih terperinciBAB 5 KONSEP PERANCANGAN. merupakan salah satu pendekatan dalam perancangan arsitektur yang
BAB 5 KONSEP PERANCANGAN Konsep perancangan pada redesain kawasan wisata Gua Lowo di Kabupaten Trenggalek menggunakan tema Organik yang merupakan salah satu pendekatan dalam perancangan arsitektur yang
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Konsep Perancangan Interior Gambar 4.1 Mind Map Sumber: Penulis Konsep perancangan interior pada museum ini ingin mengubah sebuah museum yang memiliki pencitraan yang sedikit
Lebih terperinciBAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki
BAB V KONSEP 5.1 Konsep Perancangan Tapak 5.1.1 Pencapaian Pejalan Kaki Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki Sisi timur dan selatan tapak terdapat jalan utama dan sekunder, untuk memudahkan
Lebih terperinciBAB III STUDI LAPANGAN
BAB III STUDI LAPANGAN A. Perpustakaan Grhatama Pustaka Berlokasi di Jl. Janti, Banguntapan Bantul, D.I. Yogyakarta. Jam layanan untuk hari Senin-Jumat : 08.00 s.d. 22.00 WIB, hari Sabtu : 08.00 s.d. 16.00
Lebih terperinciBAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN A. Konsep Dasar Penyakit merupakan salah satu penyebab stres, jika penyakit itu terus-menerus menempel pada tubuh seseorang, dengan kata lain penyakit itu sulit
Lebih terperinciDENAH LT. 2 DENAH TOP FLOOR DENAH LT. 1
0.15 8.60 2.88 Pada area lantai,1 ruang parkir di perluas dari yang sebelumnya karena faktor jumlah kendaraan pada asrama yang cukup banyak. Terdapat selasar yang difungsikan sebagai ruang tangga umum
Lebih terperinciBAB VI KONSEP RANCANGAN
BAB VI KONSEP RANCANGAN Lingkup perancangan: Batasan yang diambil pada kasus ini berupa perancangan arsitektur komplek Pusat Rehabilitasi Penyandang Cacat Tubuh meliputi fasilitas terapi, rawat inap, fasilitas
Lebih terperinciBAB IV KONSEP 4.1 IDE AWAL
BAB IV KONSEP 4.1 IDE AWAL Gedung Auditorium Musik Bandung ini merupakan fasilitas yang diperuntukkan kepada kaum remaja di Bandung. Kaum remaja yang senang berekspresi menjadi pertimbangan dalam pencarian
Lebih terperinciSAINS ARSITEKTUR II GRAHA WONOKOYO SEBAGAI BANGUNAN BERWAWASAN LINGKUNGAN DI IKLIM TROPIS. Di susun oleh : ROMI RIZALI ( )
SAINS ARSITEKTUR II GRAHA WONOKOYO SEBAGAI BANGUNAN BERWAWASAN LINGKUNGAN DI IKLIM TROPIS Di susun oleh : ROMI RIZALI (0951010018) Dosen Pembimbing : HERU SUBIYANTORO ST. MT. UPN VETERAN JAWA TIMUR FAKULTAS
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Masjid merupakan tempat peribadatan umat muslim yang dapat kita temukan di mana-mana di seluruh dunia. Masjid selain sebgai tempat peribadatan juga telah menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penting dalam kehidupan wanita. Bagi seorang wanita, memiliki anak adalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Mengandung, melahirkan dan mempunyai anak adalah fase yang paling penting dalam kehidupan wanita. Bagi seorang wanita, memiliki anak adalah indikator bahwa
Lebih terperinciKLINIK ULTRAMODERN Penulis : Imelda Anwar Fotografer : M. Ifran Nurdin
01 02 KLINIK ULTRAMODERN Penulis : Imelda Anwar Fotografer : M. Ifran Nurdin Good design is good business. Inilah yang terwujud pada desain klinik yang berhasil mengakomodasi kegiatan konsultasi dokter
Lebih terperinciEKSTERIOR SIANG HARI
1. RUSTIC. Konsep rustic adalah konsep yang berbasis pada kesadaran lingkungan, dan dideskripsikan sebagai gaya yang menekankan pada unsur alam serta elemen yang belum terfabrikasi. Desain interior rustic
Lebih terperinci