Bab 2 PENGALAMAN DENGAN KOMUNITAS MONDO KEHADIRAN SEORANG PENELITI DI MONDO

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Bab 2 PENGALAMAN DENGAN KOMUNITAS MONDO KEHADIRAN SEORANG PENELITI DI MONDO"

Transkripsi

1 Bab 2 PENGALAMAN DENGAN KOMUNITAS MONDO KEHADIRAN SEORANG PENELITI DI MONDO H al utama yang perlu dipegang oleh seorang peneliti yang hendak melakukan penelitian di Mondo adalah tidak perlu kuatir mengalami penolakan. Masyarakat Mondo sangat ramah terhadap tamu dan kehangatan mereka tidak hanya dirasakan oleh figur rohaniwan saja tetapi juga kaum awamnya. Kaum awam yang pernah datang ke Mondo dan sempat dilihat oleh penulis cukup banyak, mulai dari pejabat tinggi seperti Pius Lustrilanang yang menjadi anggota DPR RI, istri Ketua DPRD Manggarai Timur, seorang ibu dari Borong, beberapa orang dari Jawa, hingga seorang supir. Keramahan dan kehangatan mereka tidak sekedar sebatas sikap tetapi juga perhatian yang besar dan sikap menolong yang tanpa pamrih. Beberapa contoh sederhana, misalnya mereka selalu memerhatikan apakah penulis sudah makan dan tak pernah membiarkan penulis kelaparan atau kehausan. Kalau pulang dari Mondo, biasanya penulis berjalan kaki. Mereka selalu memastikan ada yang mengantarkan pulang walau yang mengantar berjalan kaki juga dan setelah itu ia harus berjalan kaki lagi pulang ke Mondo. Terkadang, penulis datang ke 43

2 Mondo mengendarai mobil yang dipinjamkan oleh Romo yang bertugas di Paroki Borong. Kurang cakapnya penulis mengendarai mobil 4-wheel-drive di medan off-road membuat mobil kadang terjebak di lumpur dan tak bisa berkutik lagi. Jika terjadi demikian, warga Mondo termasuk anak-anak segera turun tangan membantu walau karenanya mereka tidak saja lelah tetapi menjadi kotor penuh lumpur. Padahal, untuk membersihkan diri mereka harus turun ke sungai yang jaraknya tidak terlalu dekat dari rumah. Ternyata, kebaikan hati mereka dialami juga oleh seorang awam dari Ruteng yang kala itu kendaraannya terguling oleh licinnya lumpur Mondo. Seluruh masyarakat Mondo adalah orang Manggarai dan tradisi budaya Manggarai masih mengakar kuat di hati mereka. Oleh karena itu, di awal penelitian penulis diserahkan kepada masyarakat secara adat. Saat itu Feri Sehadung, putera sulung Stefanus Syukur sang Tu a Golo 14, secara resmi memperkenalkan penulis dan tujuan kedatangannya di Mondo untuk meneliti lewat acara kepok 15. Rupanya, kepok ini merupakan hal yang sangat penting bagi orang Manggarai. Ketika penulis datang ke Waling untuk mencari informasi, Stefanus melakukan kepok pula untuk penulis. Sejujurnya, pertama kali melakukan penelitian di Mondo penulis tidak mengerti sama sekali akan pentingnya kepok. Syukurlah sebelum memasuki Mondo, penulis sempat berkenalan dulu dengan Feri Sehadung yang tinggal di Borong. Perkenalan dengan Feri ini terjadi lewat perantaraan Romo Paroki. Feri inilah yang memuluskan masuknya penulis ke Kampung Mondo. Walaupun seluruh warga Mondo mengetahui kehadiran penulis sebagai peneliti dalam rangka menyelesaikan studi, tidak ada satu orang pun dari antara mereka yang mengerti penelitian topik apa yang sedang dilakukan oleh penulis. Umumnya mereka berpendapat bahwa penulis sedang belajar adat istiadat Manggarai di kampung mereka. Bahkan, dalam kehidupan sehari-hari bersama warga Mondo, tampaknya mereka seringkali lupa bahwa penulis adalah seorang peneliti. Kehadiran penulis sebagai seorang biarawati di tengah Mondo membuat warga lebih mengingat penulis sebagai seorang biarawati ketimbang seorang peneliti. Hal ini ditunjukkan dengan permintaan pelayanan mereka yang tiada habis-habisnya seperti mohon pelayanan doa, konseling, dan sebagainya. Selain itu, penulis juga membuka diri untuk memberikan pelayanan di bidang spiritual lainnya seperti rekoleksi atau retret, adorasi, bina iman anak, 14 Kepala Kampung. 15 Sebuah acara adat khas Manggarai yang biasanya digunakan untuk menyambut tamu, mengadakan sebuah perjanjian, permintaan maaf, dan sebagainya. 44

3 dan sebagainya. Akibatnya, hari-hari di sana menjadi sangat padat karena adanya penelitian dan pelayanan sekaligus. Akan tetapi, ternyata cara ini memberikan buah yang menggembirakan. Penulis jadi lebih dapat menangkap atmosfer spiritual masyarakat dalam acara-acara rohani bersama dan mendalami penghayatan spiritual pribadi masyarakat lewat konseling maupun sharing 16 yang dilakukan. Selain itu, kegembiraan masyarakat yang dilayani memberikan kekuatan dan penghiburan bagi penulis sehingga kelelahan nyaris tak terasa selama bersama mereka. Selama penelitian di Kampung Mondo, penulis dianggap sebagai anak dalam keluarga Stefanus Syukur. Bahkan, pernah ada warga yang protes supaya penulis tidur bergiliran di rumah-rumah warga Mondo sehingga semuanya kebagian merasakan jadi satu keluarga dengan penulis. Berhubung hal ini dirasa sulit oleh penulis, maka penulis mengompensasikannya dengan makan di rumah warga-warga lain juga. Satu hal penting yang terlambat disadari oleh penulis adalah bahwa jauhjauh hari seharusnya sudah memberitahukan kepada Tu a Golo kapan tepatnya akan meninggalkan Mondo. Hal ini penting agar mereka dapat mempersiapkan acara perpisahan antara penulis dengan penduduk sekampung. Padahal, sebagai orang yang hidup dan besar dalam budaya Jawa, menyampaikan kapan akan pulang sejak jauh-jauh hari terasa berat sekali karena seolah minta dipestakan perpisahan. Budaya perempuan China sekaligus Jawa yang mengajarkan untuk tidak meluapkan emosi, tidak mengutarakan keinginan, dan sejarang mungkin membicarakan diri sendiri, ternyata justru menjadi kendala dalam hidup bersama orang Manggarai yang spontan, terbuka, dan ekspresif. Saat itu penulis hanya menanti saja sampai ada yang menanyakan kapan akan pulang ke Jawa, dan ternyata, pertanyaan itu baru muncul dua hari sebelum pulang! Padahal, satu hari sebelum pulang Romo Paroki sudah merencanakan acara perpisahan antara penulis dengan umat di Borong. Akhirnya, penulis pun pamit dengan keluarga besar Tu a Golo dalam situasi yang tidak mengenakkan. Mereka menyalahkan penulis mengapa tidak mengatakan tanggal kepergian sejak jauhjauh hari. Penulis saat itu hanya mohon maaf karena baru mendapatkan kepastian tiket pesawat untuk pulang beberapa waktu sebelumnya. Mereka sangat menyesal karena ternyata harus melepas penulis pergi begitu saja tanpa upacara perpisahan apapun. Satu-satunya yang sudah mereka siapkan sejak 16 Sharing yang dimaksudkan di sini adalah warga Mondo menceritakan pengalaman rohani dalam kehidupannya. Hal ini kadang dilakukan secara pribadi dalam arti empat mata saja dengan penulis, kadang juga dalam acara doa bersama. 45

4 lama adalah sepotong kain songke yang diserahkan kepada penulis sebagai kenang-kenangan. Walaupun peristiwa perpisahan tidak menyenangkan, namun ada sebuah peneguhan penting yang diperoleh untuk kepentingan penelitian. Pertama, walau penulis seorang rohaniwati yang seharusnya dihormati dan disegani, mereka tidak segan-segan memprotes dan menyalahkan penulis. Pada dasarnya mereka memang kritis dan tidak akan diam jika ditekan. Dalam kasus ini, mereka sangat tertekan karena tidak bisa membuat acara perpisahan untuk melepaskan kepergian penulis. Kedua, ketidaksungkanan mereka terhadap penulis cukup melegakan karena ini berarti mereka senantiasa jujur, terbuka, dan apa adanya di hadapan penulis. Hal ini penting dalam kaitannya dengan reliabilitas data. PARADIGMA PENELITIAN Paradigma yang dimaksud di sini merupakan pandangan dunia yang membimbing penelitian ataupun serangkaian keyakinan dasar yang membimbing tindakan dalam penelitian (Guba & Lincoln 2009:129). Penelitian ini menyentuh bidang-bidang etika pembangunan, sosial, politik, budaya, ekonomi kelembagaan, dan spiritualitas. Semua bidang itu berhubungan dengan manusia yang tidak pernah eksak, membentuk sebuah kelompok masyarakat yang unik di suatu tempat. Ambisi memverifikasi teori dengan pendekatan deduktif rasanya kurang tepat dengan situasi seperti ini. Apa yang menjadi fokus penelitian bukanlah hipotesis melainkan fakta (Okely 1994). Oleh karena itu, paradigma yang dipilih dalam penelitian ini adalah paradigma kualitatif dengan pendekatan subjektif (Mulyana 2010:20). Berdasarkan observasi awal pada bulan Februari 2009, tampak bahwa penelitian ini perlu dilakukan lewat kajian etnografis. Hal ini dikarenakan kajian etnografis menuntut sebuah penelitian mengenai bagaimana dunia menurut pandangan komunitas tersebut, bagaimana penghayatan spiritual mereka, nilai-nilai apa yang hidup di kalangan mereka, dan bagaimana perilaku sosial mereka. Semua unsur ini dapat menjadi sarana untuk dapat menangkap modal spiritual yang tertanam di dalam komunitas Mondo. Bagaimana jati diri batin orang Mondo, itulah yang hendak dilihat dalam penelitian ini melalui sebuah observasi yang cukup intensif. Wawancara yang mendalam dan pencatatan berbagai fenomena yang berkaitan dengan informasi yang dibutuhkan dilakukan secara kontinu. Fenomena-fenomena yang dimaksud tidak saja yang terjadi pada masa sekarang tetapi juga yang terjadi di masa 46

5 lampau. Dengan perkataan lain, penelitian dilakukan melalui observasi melakukan kontak yang secara langsung dan intensif dengan subjek yang diteliti. Melalui keterlibatan peneliti dengan masyarakat maka diperoleh cara pikir dan cara pandang masyarakat tersebut sekaligus norma-norma yang hidup dalam komunitas itu. Penelitian ini dijalankan dengan perspektif interpretif secara induktif (Mulyana 2010: ). Dalam hal ini, sumbangan teori terjadi secara konstruksionis karena direnda dari fakta-fakta yang ada di lapangan. Berdasarkan semua argumen di atas, bisa dimengerti mengapa paradigma kualitatif lebih sesuai untuk keperluan ini, karena metode ini memungkinkan penulis terlibat dalam perspektif masyarakat yang diteliti, ide-ide mereka, perilaku mereka, motivasi mereka, intensi mereka, dan sebagainya (Henn et al. 2006). Untuk dapat melahirkan sebuah teori yang kontekstual, maka penelitian dilakukan secara real-life setting. Sedapat mungkin diusahakan tidak mengubah setting sehingga teori muncul dengan alamiah. Metode kuantitatif yang biasa melakukan survai lewat kuesioner dan eksperimen kurang sesuai untuk kasus ini karena dapat menghantar kepada situasi yang artifisial, sesuatu yang ingin dihindari dalam penelitian ini. Informasi yang terkumpul mengonstruksi teori, namun teori yang baru tersebut memengaruhi pilihan informasi apa yang harus dikumpulkan berikutnya, dan terekonstruksi teori kembali. Demikianlah seterusnya sehingga terbentuklah spiral antara konstruksi teori dan pengumpulan informasi, sesuai dengan kekhasan penelitian kualitatif yang induktif (Henn et al. 2006). LOKASI PENELITIAN Lokasi penelitian berada pada level kampung. Alasan dipilihnya level kampung ini adalah karena otonomi wilayah adat berada di tingkat kampung. Dengan mempelajari dinamika keseharian masyarakat di tingkat kampung, maka dapat dipelajari spiritualitas tradisional yang dihayati oleh masyarakat. Sedangkan untuk mempelajari spiritualitas kristiani, level kampung juga merupakan pilihan yang tepat karena ketegangan maupun integrasi antara kedua spiritualitas baik tradisional maupun kristiani akan tampak di level kampung. Sebagai studi kasus, dilakukan penelitian di Kampung Mondo yang berada di 47

6 Desa Golo Kantar 17, Kecamatan Borong, Kabupaten Manggarai Timur, Provinsi NTT. Alasan dipilihnya kampung tersebut adalah pertama, kampung ini berada dalam Kecamatan Borong, pusat dari pemerintahan Kabupaten Manggarai Timur yang belum lama mendapatkan otonominya. Akan tetapi, pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah di Kampung Mondo nyaris belum kelihatan sehingga menjadi sebuah ironi tersendiri mengenai kondisi kampung yang berada dalam kawasan pusat pembangunan namun belum menikmati pembangunan. Alasan kedua, kedekatan kampung ini dengan pusat pemerintahan Daerah Otonomi Baru (DOB) juga memudahkan akses untuk mencari data-data pemerintahan sehingga bisa dimengerti apa yang menjadi latar belakang masyarakat Kampung Mondo belum dapat menikmati pembangunan. Alasan ketiga, masyarakat Kampung Mondo memiliki penghayatan spiritual yang agak berbeda dibandingkan kampung-kampung tetangganya. Hal ini ditangkap penulis ketika dalam observasi meneliti Kampung Mondo dan kampung-kampung tetangga lainnya. Alasan keempat, masyarakat Kampung Mondo juga paling mandiri dalam hal menggerakkan pembangunan dibandingkan kampung-kampung tetangganya. 18 PROSES PENGUMPULAN DAN ANALISIS INFORMASI Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode triangulasi untuk lebih mendukung realibilitas data. Triangulasi yang dimaksudkan di sini adalah mencoba memperoleh realibilitas data melalui berbagai sudut pandang (Neuman 2003). Dalam sebuah penelitian sosial, berbagai sudut pandang dapat dicapai dengan melakukan berbagai metode pengumpulan informasi misalnya dengan cara mengamati lewat observasi, mendengarkan lewat wawancara mendalam, serta mempelajari berbagai dokumen dan referensi lainnya (Glesne 1988, Marwata ---). Observasi dilakukan dengan tinggal di kawasan penelitian. Observasi ini penting untuk dapat mendeskripsikan dengan baik perilaku dan pemikiran masyarakat, yang akhirnya diiluminasi pula oleh teori-teori sosial yang ada 17 Saat penelitian dilakukan pada Februari 2009-April 2010 Kampung Mondo berada di dalam Desa Golo Kantar. Namun, awal tahun 2011 terjadi pemekaran desa sehingga Mondo kini berada di Desa Bangka Kantar. 18 Kesimpulan ini diambil berdasarkan hasil observasi. Umumnya, pembangunan yang terjadi di kampung-kampung tetangga Mondo berasal dari inisiatif pemerintah. 48

7 ketika menyusun sintesa. Dengan demikian, sintesa yang disusun merupakan hasil kedekatan hubungan penulis dengan masyarakat yang diteliti sehingga muncul teori baru yang kontekstual. Penelitian lapangan pertama sekali dimulai pada bulan Februari 2009, dan penulis meninggalkan lapangan pada akhir April Selama rentang tahun tersebut, penelitian terus berjalan secara kontinu walaupun pada waktu-waktu tertentu penulis tidak berada di lapangan. Sepulangnya dari lapangan, terkadang para informan masih mengontak penulis untuk memberikan berbagai informasi perkembangan di lapangan hingga awal tahun Dokumen dan berbagai referensi dicari di perpustakaan umum, berbagai dokumen dan arsip pemerintahan, serta dokumen-dokumen Gereja. Selain itu juga dokumen atau arsip yang berhubungan dengan adat istiadat, yang umumnya ditulis oleh para misionaris. Studi literatur dari berbagai buku dan jurnal-jurnal ilmiah tetap pula dilanjutkan selama penelitian berlangsung. Selain referensi tertulis, referensi lain juga diperoleh dari berbagai wawancara yang dilakukan dengan orang-orang yang mengerti cukup banyak tentang topik penelitian maupun masyarakat yang diteliti. Adapun orang-orang yang diwawancarai dipilih sesuai dengan tujuan penelitian, yaitu para pimpinan atau tokoh di bidang pemerintahan, Gereja, adat, dan warga Mondo sendiri. 19 Mereka yang dipilih adalah orang-orang yang menjadi sumber sekaligus penjaga kehidupan spiritualitas baik kristiani maupun tradisional, selain itu juga para tokoh yang terjun langsung dalam pembangunan. Selanjutnya, wawancara bergulir secara snowball method sesuai dengan petunjuk dari para informan sebelumnya (Glesne 1988). Semua informasi yang ada pertama-tama dibuat dalam bentuk soft-copy terlebih dahulu. Setelah itu dilakukan klasifikasi, yaitu semua data disimpan dalam kelompoknya masing-masing sesuai kepentingan penelitian. Pengelompokan informasi ini penting untuk keperluan analisis selanjutnya. Adapun analisis berlangsung terus menerus seiring dengan berjalannya pengumpulan data (on going process). Analisis tersebut dilakukan secara interpretatif dengan iluminasi teori-teori yang ada, masukan para promotor, pendapat para pakar, dan masukan dari rekan-rekan lainnya. Berhubung ada banyak informasi yang dibutuhkan sehubungan dengan penghayatan spiritualitas masyarakat, maka penulis mencoba menggunakan talenta yang dimilikinya dalam hal ini. Selama penelitian, penulis beberapa kali 19 Daftar lengkap orang yang diwawancarai dapat dilihat pada tabel Daftar Wawancara. 49

8 memberikan bimbingan retret dan bimbingan spiritual kepada umat setempat. Hal ini terbukti membangkitkan rasa percaya masyarakat untuk mengungkapkan penghayatan spiritualnya dalam kehidupan sehari-hari. Konsultasi-konsultasi pribadi yang tak dapat diungkapkan dalam tulisan ini, percakapan-percakapan, dan antusiasme masyarakat dalam mengikuti berbagai kegiatan rohani yang diadakan memberikan gambaran kepada penulis mengenai penghayatan spiritual masyarakat yang diteliti. Bahkan, ada pula acara-acara yang sengaja dilakukan di tempat yang jauh, di mana masyarakat dari Kampung Mondo perlu berjalan kaki lebih dari 2 jam untuk mencapainya. Namun, walaupun jauh, animo mereka tidak berkurang. Semua fenomena ini memberikan pemahaman kepada penulis mengenai penghayatan spiritual masyarakat yang diteliti. TAHAPAN PENELITIAN Penelitian dilakukan dengan pendekatan dari bawah ke atas, artinya penelitian dilakukan di kalangan masyarakat terlebih dahulu, baru kemudian Gereja, pemerintah, dan para tokoh adat. Hal ini penting agar tidak terpengaruh atau bahkan tertipu dengan opini dan masukan dari para pejabat. Penelitian ini diawali dengan tahap introduksi, yaitu sebuah observasi pendahuluan yang dilanjutkan dengan perkenalan dan sosialisasi tujuan penelitian 20 terlebih dulu dengan para tokoh dan masyarakat setempat. Setelah itu, dimasuki proses adaptasi dan pengenalan atmosfer sosial setempat lewat pergaulan dan interaksi sehari-hari. Untuk mempelajari nilai-nilai yang dihidupi oleh masyarakat, dipelajarilah hukum kekerabatan, tata upacara adat, ajaran kristiani, dan berbagai hal yang kiranya dapat berkaitan dengan pembentukan modal spiritual masyarakat. Pembelajaran ini dilakukan lewat wawancara, studi literatur, observasi, dan pergaulan sehari-hari dengan masyarakat setempat. Sesungguhnya, tahapan penelitian ini tidak kaku. Bisa terjadi secara berurutan sesuai dengan rencana, namun dapat pula terjadi secara bersamaan antara penelitian yang satu dengan yang lainnya, sesuai dengan kondisi di lapangan. Dalam hal ini, ada keterbukaan sikap dalam penelitian terhadap berbagai kemungkinan yang dapat terjadi di lokasi penelitian. Misalnya, pada pagi 20 Tujuan penelitian yang dimaksud di sini bukanlah tujuan penelitian sebagaimana yang diuraikan dalam prolog. Kepada masyarakat disampaikan tujuan penelitian ini adalah untuk menyelesaikan studi di UKSW, Salatiga. 50

9 hingga siang hari penulis berada di kampung, namun malam harinya makan bersama dengan keluarga Bapak Camat di kota Borong. BIAS DAN RELIABILITAS INFORMASI Bias merupakan distorsi yang dapat terjadi pada hasil penelitian. Bias ini dapat terjadi karena banyak sebab. Pertama, karena pengumpulan data yang tidak tepat. Pertanyaan yang tidak cocok dalam wawancara dapat menghasilkan jawaban yang salah. Selain itu, relasi yang dijalin antara peneliti dan yang diwawancarai juga dapat menentukan hasil wawancara. Belum lagi jika datadata yang diberikan tidak akurat, tentunya akan memperbesar bias hasil penelitian. Kedua, bias dapat terjadi karena interpretasi yang tidak sesuai dengan kenyataan di lapangan. Interpretasi yang didominasi subjektivitas dapat berbeda sekali dengan kenyataan yang ada. Ketiga, bias dapat terjadi pula karena digiring oleh kepercayaan atau komitmen pribadi penulis (Bloor and Wood 2006). Umumnya bias diasumsikan negatif karena memberikan deviasi terhadap kebenaran di lapangan sehingga sedapat mungkin dihindari. Akan tetapi, para peneliti yang berpengalaman dapat menempatkan bias justru sebagai kekuatan tulisannya. Segala kemungkinan terjadinya bias itu dapat terjadi dalam penelitian ini. Hal ini diperparah dengan latar belakang penulis yang berbeda jauh dengan subjek yang diteliti (non backyard research). Segala perbedaan ini membuat cara berpikir dan cara memandang terhadap setiap fenomena juga berbeda. Selain itu, kehadiran peneliti yang datang sebagai seorang figur spiritual juga dapat menimbulkan bias. Semua warga Kampung Mondo mengenali penulis sebagai biarawati sekaligus tahu pula bahwa kedatangan penulis ke Mondo untuk tujuan penelitian. Oleh karena itu, hal ini dapat menghasilkan bias pula. Lebih-lebih, figur rohaniwan/wati merupakan figur yang cukup dihormati di Mondo. Akan tetapi, bias ini dapat terantisipasi dengan berbagai usaha untuk memperoleh keterpercayaan data. Ada tiga macam usaha yang dilakukan dalam penelitian ini, yaitu secara deskriptif, interpretatif, dan teoritis (Glesne 1998). Usaha secara deskriptif dilakukan dengan menggambarkan segala sesuatu sebagaimana adanya semaksimal mungkin sejauh kemampuan daya tangkap penulis. Usaha secara interpretatif dilakukan dengan menginterpretasikan segala fenomena, perilaku, dan berbagai fakta berdasarkan perspektif subjek yang diteliti. Kedua usaha ini dicapai dengan penggunaan metode triangulasi perolehan informasi agar diperoleh keterpercayaan informasi untuk deskripsi 51

10 dan interpretasi penulis. Selain itu, telah diminta pula bantuan informan baik dari Kampung Mondo maupun luar Mondo untuk mengonfirmasi interpretasi dan deskripsi penulis. Adapun usaha secara teoritis dicapai dengan melakukan dialog dengan teori-teori yang sudah ada. Dalam hal ini, masukan dari para promotor, serta berbagai masukan yang diperoleh pada saat-saat presentasi dalam seminar sangat menolong reliabilitas tulisan yang disajikan. Sejak awal penyusunan proposal, tulisan ini telah dipresentasikan beberapa kali dari tahap ke tahap dan kontribusi dari peer 21 telah memperkaya tulisan ini. Hal penting lainnya adalah selama penelitian di Kampung Mondo, penulis menangkap warga seolah lupa atau bahkan tidak terlalu peduli tujuan utama kedatangan penulis sebagai peneliti. Situasi ini memberikan dua keuntungan besar. Pertama, bias data lebih terhindarkan karena mereka tidak akan berpura-pura atau berusaha kelihatan lebih spiritualistis. 22 Kedua, dengan hadirnya penulis sebagai seorang figur spiritual, warga lebih terbuka untuk datang dan mencurahkan isi hati serta permasalahannya sehingga kehidupan rohani pribadi mereka pun dapat tertangkap. 21 Seminar-seminar ini difasilitasi oleh Program Doktoral Studi Pembangunan, UKSW. 22 Sempat ada komentar yang mengatakan kehadiran penulis sebagai biarawati akan membuat warga berusaha tampil murni Katolik dan meninggalkan adat istiadat. Namun, hal itu tidak terjadi karena sampai saat ini di Manggarai bahkan tahbisan Uskup dan pelantikan Bupati sekalipun sarat dengan unsur budaya. Jarang sekali terjadi umat di Manggarai menyembunyikan adat istiadat di hadapan rohaniwan/wati karena memang tidak pernah ada larangan. 52

Gambar 36 Anak-anak Mondo

Gambar 36 Anak-anak Mondo EPILOG Seorang anak laki-laki Kampung Mondo berlari kencang mengikuti kendaraan yang ditumpangi penulis untuk memasuki Kampung Mondo. Matahari bersinar sangat terik membuat wajah dan sekujur tubuh anak

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN HASIL WAWANCARA Informan I Nama : Manimbul Hutauruk Tanggal Wawancara : 31 Januari 2015 Tempat : Rumah Bapak Manimbul Hutauruk Waktu : Pukul 13.00 WIB 1. Berapa lama anda tinggal di Desa Hutauruk?

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Seiring dengan perkembangan zaman, beberapa budaya Indonesia yang terkikis oleh budaya barat sehingga generasi muda hampir melupakan budaya bangsa sendiri. Banyak

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 KUESIONER KEMANDIRIAN

LAMPIRAN 1 KUESIONER KEMANDIRIAN LAMPIRAN KUESIONER KEMANDIRIAN Di bawah ini terdapat beberapa pernyataan dengan berbagai kemungkinan jawaban. Saudara diminta untuk memilih salah satu dari pilihan jawaban yang tersedia sesuai dengan keadaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. individu dengan individu yang lain merupakan usaha manusia dalam

BAB I PENDAHULUAN. individu dengan individu yang lain merupakan usaha manusia dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup tanpa manusia lain dan senantiasa berusaha untuk menjalin hubungan dengan orang lain. Hubungan antara individu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif. Menurut Moleong (2007: 27) berpendapat bahwa:

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif. Menurut Moleong (2007: 27) berpendapat bahwa: BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Menurut Moleong (2007: 27) berpendapat

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. metode penelitian kualitatif deskriptif. Menurut Nawawi (Nawawi, 1990: 64)

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. metode penelitian kualitatif deskriptif. Menurut Nawawi (Nawawi, 1990: 64) BAB II METODOLOGI PENELITIAN 2.1. Bentuk Penelitian Bentuk penelitian yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif deskriptif. Menurut Nawawi (Nawawi, 1990: 64) bentuk

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Kristen Maranatha

LAMPIRAN. Universitas Kristen Maranatha LAMPIRAN KATA PENGANTAR Saya adalah mahasiswa Psikologi. Saat ini saya sedang melakukan suatu penelitian untuk tugas akhir saya (skripsi) mengenai kecerdasan dari Pemimpin Kelompok Kecil (PKK) Persekutuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tentang orang lain. Begitu pula dalam membagikan masalah yang terdapat pada

BAB I PENDAHULUAN. tentang orang lain. Begitu pula dalam membagikan masalah yang terdapat pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Wanita merupakan individu yang memiliki keterbukaan dalam membagi permasalahan kehidupan maupun penilaian mereka mengenai sesuatu ataupun tentang orang lain.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting. Keputusan yang dibuat individu untuk menikah dan berada dalam

BAB I PENDAHULUAN. penting. Keputusan yang dibuat individu untuk menikah dan berada dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pernikahan bagi beberapa individu dapat menjadi hal yang istimewa dan penting. Keputusan yang dibuat individu untuk menikah dan berada dalam kehidupan yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian yang mengarah pada perkembangan nilai-nilai kearifan lokal Sasak berwawasan multikultural guna membangun integrasi sosial masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sudah jadi kodrat alam bahwa manusia sejak dilahirkan ke dunia selalu

BAB I PENDAHULUAN. Sudah jadi kodrat alam bahwa manusia sejak dilahirkan ke dunia selalu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sudah jadi kodrat alam bahwa manusia sejak dilahirkan ke dunia selalu mempunyai kecenderungan untuk hidup bersama dengan manusia lainnya dalam suatu pergaulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupannya, keberhasilan seseorang tidak hanya ditentukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupannya, keberhasilan seseorang tidak hanya ditentukan oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kehidupannya, keberhasilan seseorang tidak hanya ditentukan oleh kecerdasan intelegensi atau akademiknya saja, tapi juga ditentukan oleh kecerdasan emosionalnya.

Lebih terperinci

5. Pilihlah salah satu dari pilihan di bawah ini yang merupakan KELEMAHAN anda! (Jawablah dengan sejujur-jujurnya)

5. Pilihlah salah satu dari pilihan di bawah ini yang merupakan KELEMAHAN anda! (Jawablah dengan sejujur-jujurnya) Nama : No HP : Alamat : Pendidikan Terakhir : 1. Pilihlah salah satu dari pilihan di bawah ini yang merupakan KELEMAHAN anda! (Jawablah dengan sejujur-jujurnya) Pemikiran dan perhatian ditujukan ke dalam,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. juga diharapkan dapat memiliki kecerdasan dan mengerti nilai-nilai baik dan

BAB I PENDAHULUAN. juga diharapkan dapat memiliki kecerdasan dan mengerti nilai-nilai baik dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan dilaksanakan dengan tujuan untuk membentuk karakteristik seseorang agar menjadi lebih baik. Melalui jalur pendidikan formal, warga negara juga diharapkan

Lebih terperinci

ETNOGRAFI. Imam Gunawan

ETNOGRAFI. Imam Gunawan ETNOGRAFI Imam Gunawan Apa itu metode penelitian Etnografi? Menurut Harris dan Johnson (2000), etnografi dalam arti sederhana adalah a portrait of a people. Dalam konteks yang luas Ethnography is a written

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seperti marsombuh sihol dan rondang bittang serta bahasa (Jonris Purba,

BAB I PENDAHULUAN. seperti marsombuh sihol dan rondang bittang serta bahasa (Jonris Purba, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Simalungun merupakan salah satu suku dengan ragam keunikan yang dimiliki, tanah yang subur, masyarakat yang ramah dan lemah lembut. Memiliki kekayaan warisan budaya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian sangat penting keberadaanya didalam proses penelitian yang dilakukan secara terencana dan sistematis, metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Karakter merupakan hal yang sangat penting untuk ditanamkan dalam jiwa individu. Proses pendidikan karakter dapat dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam buku Etika Profesi Pendidikan). Pendidikan di Sekolah Dasar merupakan jenjang

BAB I PENDAHULUAN. dalam buku Etika Profesi Pendidikan). Pendidikan di Sekolah Dasar merupakan jenjang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan tempat melaksanakan serangkaian kegiatan acara terencana dan terorganisir (Winkel, 2012). Di dalam sekolah siswa mendapatkan pendidikan dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah 48 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Dalam penelitian ini peneliti menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan menggunakan metode studi kasus. Penelitian kualitatif adalah metode penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 33 BAB III METODE PENELITIAN A. METODE DAN PENDEKATAN PENELITIAN Metode penelitian merupakan cara utama yang digunakan peneliti untuk mencapai tujuan dan menentukan jawaban atas masalah yang diajukan (Nasir

Lebih terperinci

EVANGELISASI BARU. Rohani, Desember 2012, hal Paul Suparno, S.J.

EVANGELISASI BARU. Rohani, Desember 2012, hal Paul Suparno, S.J. 1 EVANGELISASI BARU Rohani, Desember 2012, hal 25-28 Paul Suparno, S.J. Suster Budayanita waktu mengajar agama pada beberapa orang tua yang ingin menjadi Katolik, sering meneguhkan bahwa mereka itu sebenarnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki adat istiadat (kebiasaan hidup) dan kebudayaan masing-masing,

BAB I PENDAHULUAN. memiliki adat istiadat (kebiasaan hidup) dan kebudayaan masing-masing, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehidupan bangsa di dunia yang mendiami suatu daerah tertentu memiliki adat istiadat (kebiasaan hidup) dan kebudayaan masing-masing, setiap bangsa memiliki

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI. Universitas Indonesia Representasi jilbab..., Sulistami Prihandini, FISIP UI, 2008

BAB 3 METODOLOGI. Universitas Indonesia Representasi jilbab..., Sulistami Prihandini, FISIP UI, 2008 31 BAB 3 METODOLOGI 3.1. Paradigma Penelitian Paradigma adalah suatu cara pandang untuk memahami kompleksitas dunia nyata. Sebagaimana dikatakan Patton (1990), paradigma tertanam kuat dalam sosialisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal

BAB I PENDAHULUAN. Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komunikasi memiliki peran yang sangat penting bagi kehidupan manusia karena komunikasi merupakan alat manusia untuk saling berinteraksi satu sama lain. Manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Perkembangan teknologi dan komunikasi yang semakin pesat, memacu orang untuk semakin meningkatkan intensitas aktifitas dan kegiatannya. Tingginya intensitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ada tiga faktor penting dalam sejarah yaitu manusia, tempat, dan waktu 1.

BAB I PENDAHULUAN. Ada tiga faktor penting dalam sejarah yaitu manusia, tempat, dan waktu 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Ada tiga faktor penting dalam sejarah yaitu manusia, tempat, dan waktu 1. Manusia itu sendiri merupakan objek pelaku dalam peristiwa sejarah. Demikian juga

Lebih terperinci

2013 POLA PEWARISAN NILAI-NILAI SOSIAL D AN BUD AYA D ALAM UPACARA AD AT SEREN TAUN

2013 POLA PEWARISAN NILAI-NILAI SOSIAL D AN BUD AYA D ALAM UPACARA AD AT SEREN TAUN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manusia merupakan makhluk yang memiliki keinginan untuk menyatu dengan sesamanya serta alam lingkungan di sekitarnya. Dengan menggunakan pikiran, naluri,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 37 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian berfungsi sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data atau informasi dengan tujuan tertentu yang berbeda-beda, sesuai dengan kebutuhan setiap peneliti.

Lebih terperinci

BAB III PENDEKATAN PENELITIAN. korban perkosaan di LRC-KJHAM adalah pendekatan fenomenologi yang

BAB III PENDEKATAN PENELITIAN. korban perkosaan di LRC-KJHAM adalah pendekatan fenomenologi yang BAB III PENDEKATAN PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian yang penulis gunakan untuk meneliti komunikasi terapeutik yang dibangun oleh pendamping terhadap perempuan korban perkosaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini meneliti tentang fenomena perilaku menyimpang di kalangan pelajar SMA Negeri 8 Surakarta, dengan mengambil lokasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Alasan peneliti menggunakan metode penelitian kualitiatif adalah agar penelitian ini dapat memberikan gambaran mengenai

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Pada bab ini terdapat empat kesimpulan berdasarkan hasil temuan penelitian dan pembahasan. Kesimpulan pertama berkaitan dengan kenyataan yang dialami keluarga,

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Deskripsi Latar, Sumber Data, Satuan Kajian

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Deskripsi Latar, Sumber Data, Satuan Kajian BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Deskripsi Latar, Sumber Data, Satuan Kajian 3.1.1 Deskripsi Latar Objek penelitian ini adalah program Farhan Asri In The Morning yang menjadi program unggulan di radio 99.1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Indonesia terkenal akan keberagamannya, keberagaman itu bisa dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Indonesia terkenal akan keberagamannya, keberagaman itu bisa dilihat dari BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Indonesia terkenal akan keberagamannya, keberagaman itu bisa dilihat dari kelompok etnik, agama, ras, budaya dan bahasa daerah. Di mana setiap dalam suatu kelompok

Lebih terperinci

BAB 8 KESIMPULAN DAN KONTRIBUSI

BAB 8 KESIMPULAN DAN KONTRIBUSI BAB 8 KESIMPULAN DAN KONTRIBUSI 8.1. Kesimpulan Berdasarkan analisis dan pembahasan dalam penelitan ini maka dibuat kesimpulan dari fokus kajian mengenai, perubahan ruang hunian, gaya hidup dan gender,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Paradigma menunjukkan pada mereka apa yang penting, absah, dan masuk akal.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Paradigma menunjukkan pada mereka apa yang penting, absah, dan masuk akal. 38 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Paradigma Penelitian Paradigma adalah suatu cara pandang untuk memahami kompleksitas dunia nyata. Paradigma tertanam kuat dalam sosialisasi para penganut dan praktisinya.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. suatu penelitian, hal ini dikarenakan metode merupakan salah satu faktor yang

METODE PENELITIAN. suatu penelitian, hal ini dikarenakan metode merupakan salah satu faktor yang 16 III. METODE PENELITIAN A. Metode Yang Digunakan Metode penelitian sangat dibutuhkan untuk mengukur sebuah keberhasilan dalam suatu penelitian, hal ini dikarenakan metode merupakan salah satu faktor

Lebih terperinci

Mempunyai Pendirian Dalam Masyarakat

Mempunyai Pendirian Dalam Masyarakat Mempunyai Pendirian Dalam Masyarakat "Terima kasih, ini uang kembalinya." "Tetapi Pak, uang kembalinya terlalu banyak. Ini kelebihannya." "Betul. Anda seorang yang jujur. Tidak banyak yang akan berbuat

Lebih terperinci

I Love My Job and My Family:

I Love My Job and My Family: I Love My Job and My Family: My Job is My Life & My Family is My Breath Jadilah emas, bukan anak emas Anonymous Mungkin beliau bukanlah seseorang yang telah lama bekerja di Eka Hospital, namun ia memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. parkawinan akan terbentuk masyarakat kecil yang bernama rumah tangga. Di

BAB I PENDAHULUAN. parkawinan akan terbentuk masyarakat kecil yang bernama rumah tangga. Di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkawinan merupakan jenjang awal pembentukan masyarakat, dari suatu parkawinan akan terbentuk masyarakat kecil yang bernama rumah tangga. Di dalamnya akan lahir

Lebih terperinci

ALAT UKUR. Pengantar

ALAT UKUR. Pengantar LAMPIRAN Lampiran ALAT UKUR Pengantar Salam Damai Kristus, Saya mahasiswa psikologi Universitas Kristen maranatha yang sedang menyusun skripsi meminta kesediaan saudara untuk mengisi kuesioner dengan tujuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang digunakan, subjek penelitian, metode pengumpulan data, alat

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang digunakan, subjek penelitian, metode pengumpulan data, alat BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini akan diuraikan tentang permasalahan penelitian, pendekatan penelitian yang digunakan, subjek penelitian, metode pengumpulan data, alat bantu pengumpulan data, prosedur

Lebih terperinci

Menurut penerbitnya, buku Studying Christian Spirituality ini adalah

Menurut penerbitnya, buku Studying Christian Spirituality ini adalah Tinjauan Buku STUDYING CHRISTIAN SPIRITUALITY Jusuf Nikolas Anamofa janamofa@yahoo.com Judul Buku : Studying Christian Spirituality Penulis : David B. Perrin Tahun Terbit : 2007 Penerbit : Routledge -

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dididik, dan dibesarkan sehingga seringkali anak memiliki arti penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. dididik, dan dibesarkan sehingga seringkali anak memiliki arti penting dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak merupakan anugerah terindah dan tak ternilai yang diberikan Tuhan kepada para orangtua. Tuhan menitipkan anak kepada orangtua untuk dijaga, dididik, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era keterbukaan dan globalisasi yang sudah terjadi sekarang yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era keterbukaan dan globalisasi yang sudah terjadi sekarang yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Dalam era keterbukaan dan globalisasi yang sudah terjadi sekarang yang berkembang pesat ini, dunia pekerjaan dituntut menciptakan kinerja para pegawai yang baik

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode Penelitian Metode adalah suatu cara yang dilakukan dalam proses penelitian. Sedangkan penelitian itu sendiri sebagai upaya dalam bidang ilmu pengetahuan yang yang dijalankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai mahluk sosial, manusia senantiasa hidup bersama dalam sebuah

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai mahluk sosial, manusia senantiasa hidup bersama dalam sebuah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sebagai mahluk sosial, manusia senantiasa hidup bersama dalam sebuah masyarakat. Manusia senantiasa berhubungan dengan manusia lain untuk memenuhi berbagai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan pendekatan studi kasus. Menurut Sugiyono (2012), metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. dengan pendekatan studi kasus. Menurut Sugiyono (2012), metode penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Menurut Sugiyono (2012), metode penelitian kualitatif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 3 Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 3 Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasal 3 Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menetapkan tujuan pendidikan nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan merupakan usaha sadar dan

I. PENDAHULUAN. pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan merupakan usaha sadar dan 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada hakekatnya setiap manusia membutuhkan sekaligus berhak mendapatkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimana seseorang menilai keseluruhan kehidupannya secara positif

BAB I PENDAHULUAN. dimana seseorang menilai keseluruhan kehidupannya secara positif BAB I PENDAHULUAN I.A. Latar Belakang Masalah Kebahagiaan merupakan pemahaman umum mengenai seberapa senang seseorang akan kehidupannya sendiri atau secara formal merupakan tingkat dimana seseorang menilai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tentang pernikahan menyatakan bahwa pernikahan adalah: berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. (UU RI Nomor 1 Tahun 1974 Pasal 1

BAB I PENDAHULUAN. tentang pernikahan menyatakan bahwa pernikahan adalah: berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. (UU RI Nomor 1 Tahun 1974 Pasal 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Undang-Undang Republik Indonesia (UU RI) Nomor 1 tahin 1974 pasal 1 tentang pernikahan menyatakan bahwa pernikahan adalah: Ikatan lahir dan batin antara seorang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Kematian

BAB 1 PENDAHULUAN Kematian BAB 1 PENDAHULUAN Menurut Vitruvius di dalam bukunya Ten Books of Architecture, arsitektur merupakan gabungan dari ketiga aspek ini: firmity (kekuatan, atau bisa dianggap sebagai struktur), venustas (keindahan

Lebih terperinci

Kesalahan Umum Penulisan Disertasi. (Sebuah Pengalaman Empirik)

Kesalahan Umum Penulisan Disertasi. (Sebuah Pengalaman Empirik) Kesalahan Umum Penulisan Disertasi (Sebuah Pengalaman Empirik) Setelah membimbing dan menguji disertasi di sejumlah perguruan tinggi selama ini, saya memperoleh kesan dan pengalaman menarik berupa kesalahan-kesalahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. proses penelitian bisa terserah sesuai dengan objek yang akan diteliti.

BAB III METODE PENELITIAN. proses penelitian bisa terserah sesuai dengan objek yang akan diteliti. 59 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam proses penelitian ada hal penting yang harus diperhatikan, yaitu metode penelitian, karena dalam proses penelitian, metode penelitian merupakan bagian

Lebih terperinci

BAB I LATAR BELAKANG MASALAH. kerja, mendorong perguruan tinggi untuk membekali lulusannya dengan kemampuan

BAB I LATAR BELAKANG MASALAH. kerja, mendorong perguruan tinggi untuk membekali lulusannya dengan kemampuan BAB I LATAR BELAKANG MASALAH 1.1 Latar Belakang Masalah Perubahan yang sangat cepat di semua sektor kehidupan khususnya dunia kerja, mendorong perguruan tinggi untuk membekali lulusannya dengan kemampuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pernikahan merupakan suatu institusi sosial yang diakui disetiap kebudayaan

BAB I PENDAHULUAN. Pernikahan merupakan suatu institusi sosial yang diakui disetiap kebudayaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pernikahan merupakan suatu institusi sosial yang diakui disetiap kebudayaan atau masyarakat. Sekalipun makna pernikahan berbeda-beda, tetapi praktekprakteknya pernikahan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pernikahan adalah tahap yang penting bagi hampir semua orang yang memasuki masa dewasa awal. Individu yang memasuki masa dewasa awal memfokuskan relasi interpersonal

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Paradigma Penelitian Paradigma adalah suatu cara pandang untuk memahami kompleksitas dunia nyata. Paradigma tertanam kuat dalam sosialisasi para penganut dan praktisinya.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. permasalahan yang sangat kompleks dan dinamis sehingga penting untuk

BAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. permasalahan yang sangat kompleks dan dinamis sehingga penting untuk BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Permasalahan sosial yang terjadi di tengah masyarakat merupakan permasalahan yang sangat kompleks dan dinamis sehingga penting untuk mengkaji secara holistik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hadapi oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Hal ini mendorong seseorang

BAB I PENDAHULUAN. hadapi oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Hal ini mendorong seseorang BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Seiring dengan kemajuan teknologi di Indonesia dan lapangan pekerjaan yang sedikit maka biaya hidup seseorang adalah masalah terbesar yang sedang di hadapi oleh sebagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. program tertentu. Aktivitas mereka adalah belajar. Belajar ilmu pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. program tertentu. Aktivitas mereka adalah belajar. Belajar ilmu pengetahuan, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mahasiswa dapat dikatakan sebagai kelompok dari generasi muda yang sedang belajar atau menuntut ilmu di perguruan tinggi, dengan jurusan atau program tertentu.

Lebih terperinci

27 Universitas Indonesia

27 Universitas Indonesia BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Paradigma dan Pendekatan Penelitian Paradigma adalah suatu cara pandang untuk memahami kompleksitas dunia nyata (Mulyana, 2006:9). Paradigma yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

DAFTAR ISI DAFTAR SINGKATAN 2

DAFTAR ISI DAFTAR SINGKATAN 2 !!! DAFTAR ISI DAFTAR SINGKATAN 2 I. HAKEKAT, TUJUAN, DAN SPIRITUALITAS 3 II. ALASAN DAN DASAR 4 III. MANFAAT 5 IV. KEGIATAN-KEGIATAN POKOK 5 V. KEGIATAN-KEGIATAN LAIN 6 VI. ORGANISASI 6 VII. PENDAFTARAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satu dengan individu lainnya dimana individu sebagai komunikator. memperlakukan komunikannya secara manusiawi dan menciptakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. satu dengan individu lainnya dimana individu sebagai komunikator. memperlakukan komunikannya secara manusiawi dan menciptakan suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Human Relations merupakan suatu hubungan yang terjalin antara individu satu dengan individu lainnya dimana individu sebagai komunikator memperlakukan komunikannya secara

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini mengenai proses pengambilan keputusan hidup membiara pada biarawati Katolik dan Buddha. Penelitian ini berusaha untuk mengetahui bagaimana proses yang terjadi

Lebih terperinci

BAB IV INTERPRETASI TEORI PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN PENDIDIKAN ANAK. dibahas dengan menggunakan perspektif teori pengambilan keputusan.

BAB IV INTERPRETASI TEORI PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN PENDIDIKAN ANAK. dibahas dengan menggunakan perspektif teori pengambilan keputusan. BAB IV INTERPRETASI TEORI PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN PENDIDIKAN ANAK Bab ini akan membahas tentang temuan data yang telah dipaparkan sebelumnya dengan analisis teori pengambilan keputusan.

Lebih terperinci

dibakukan berdasarkan pengukuran tertentu. Dalam pendekatan kualitatif dilakukan pemahaman

dibakukan berdasarkan pengukuran tertentu. Dalam pendekatan kualitatif dilakukan pemahaman BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan diuraikan mengenai metode yang digunakan dalam penelitian mengenai Proses Penyesuaian Diri di Lingkungan Sosial pada Remaja Putus Sekolah. Metodologi penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial dengan struktur dan fungsi yang sangat sempurna bila dibandingkan dengan makhluk lainnya. Sebagai makhluk sosial, manusia senantiasa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian dan Pendekatan Ditinjau dari segi fokus penelitian, maka jenis penelitian yang tepat adalah penelitian kualitatif, yaitu rangkaian kegiatan atau proses menjaring

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Komunikasi sebagai proses pertukaran simbol verbal dan nonverbal antara pengirim dan penerima untuk merubah tingkah laku kini melingkupi proses yang lebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kristen. Setiap gereja Kristen memiliki persyaratan tersendiri untuk

BAB I PENDAHULUAN. Kristen. Setiap gereja Kristen memiliki persyaratan tersendiri untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang kaya akan perbedaan, salah satunya adalah agama. Setiap agama di Indonesia memiliki pemuka agama. Peranan pemuka agama dalam

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. normatif, menunjukan kepada praktisinya apa yang harus

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. normatif, menunjukan kepada praktisinya apa yang harus BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. PARADIGMA Paradigma adalah suatu cara pandang untuk memahami kompleksitas dunia nyata. Paradigma tertanam kuat pada mereka apa yang penting, absah dan masuk akal. Paradigma

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pemikiran ataupun suatu peristiwa masa sekarang. Sehingga penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. pemikiran ataupun suatu peristiwa masa sekarang. Sehingga penelitian ini BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif. Seperti yang kita ketahui bersama, penelitian kualitatif yakni penelitian yang menggunakan metode dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Peneliti menggunakan penelitian kualitatif, yaitu suatu jenis penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. Peneliti menggunakan penelitian kualitatif, yaitu suatu jenis penelitian yang BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Kualitatif Peneliti menggunakan penelitian kualitatif, yaitu suatu jenis penelitian yang prosedur penemuan yang dilakukan tidak menggunakan prosedur statistik atau kuantifikasi.

Lebih terperinci

Penelitian ini tidak tergolong kepada penelitian kuantitatif karena tujuan pokok

Penelitian ini tidak tergolong kepada penelitian kuantitatif karena tujuan pokok BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan metoda deskriptif analisis dengan pendekatan kualitatif. Penggunaan metoda penelitian dengan pendekatan ini disesuaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi dewasa ini pada akhirnya menuntut semakin

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi dewasa ini pada akhirnya menuntut semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi dewasa ini pada akhirnya menuntut semakin besarnya kebutuhan akan tenaga kerja profesional di bidangnya. Hal ini dapat dilihat dari berbagai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. hal komunikasi telah mengalami berbagai perubahan. Hal ini dapat terlihat dari

BAB 1 PENDAHULUAN. hal komunikasi telah mengalami berbagai perubahan. Hal ini dapat terlihat dari BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan berjalannya waktu, pola interaksi sosial antar individu dalam hal komunikasi telah mengalami berbagai perubahan. Hal ini dapat terlihat dari perkembangan

Lebih terperinci

POLICY BRIEF ANALISIS PERAN MODAL SOSIAL DALAM MENDUKUNG PEMBANGUNAN PERTANIAN DI KAWASAN PERBATASAN

POLICY BRIEF ANALISIS PERAN MODAL SOSIAL DALAM MENDUKUNG PEMBANGUNAN PERTANIAN DI KAWASAN PERBATASAN POLICY BRIEF ANALISIS PERAN MODAL SOSIAL DALAM MENDUKUNG PEMBANGUNAN PERTANIAN DI KAWASAN PERBATASAN Ir. Sunarsih, MSi Pendahuluan 1. Kawasan perbatasan negara adalah wilayah kabupaten/kota yang secara

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Berdasarkan penjelasan pada bab-bab sebelumnya, maka jenis metode penelitian kualitatif dipilih oleh peneliti dalam melaksanakan penelitian. Penelitian kualitatif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Simbol manifestasi negara demokrasi adalah gagasan demokrasi dari

BAB I PENDAHULUAN. Simbol manifestasi negara demokrasi adalah gagasan demokrasi dari 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Simbol manifestasi negara demokrasi adalah gagasan demokrasi dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Pemilihan Umum (Pemilu) menjadi bagian utama dari gagasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Menurut Simon Kemoni yang dikutip oleh Esten (2001: 22) globalisasi dalam bentuk yang alami akan meninggikan berbagai budaya dan nilai-nilai budaya. Globalisasi

Lebih terperinci

Menyumbang Kepada Masyarakat Saudara

Menyumbang Kepada Masyarakat Saudara Menyumbang Kepada Masyarakat Saudara Palang Merah bekerja dalam hampir semua negara di dunia ini. Pekerjaannya adalah melayani umat manusia. Mereka menolong orang yang tertimpa bencana, seperti kelaparan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan ungkapan kehidupan manusia yang memiliki nilai dan disajikan melalui bahasa yang menarik. Karya sastra bersifat imajinatif dan kreatif

Lebih terperinci

Lampiran. Ringkasan Novel KoKoro. Pertemuan seorang mahasiswa dengan seorang laki-laki separuh baya di pantai

Lampiran. Ringkasan Novel KoKoro. Pertemuan seorang mahasiswa dengan seorang laki-laki separuh baya di pantai Lampiran Ringkasan Novel KoKoro Pertemuan seorang mahasiswa dengan seorang laki-laki separuh baya di pantai Kamakura menjadi sejarah dalam kehidupan keduanya. Pertemuannya dengan sensei merupakan hal yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu Tujuan Nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu Tujuan Nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu Tujuan Nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Dalam upaya ini pemerintah berupaya mencerdaskan anak bangsa melalui proses pendidikan di jalur

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 46 METODOLOGI PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo, propinsi Jawa Timur. Pemilihan lokasi karena daerah tersebut

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 1.1 Pendekatan Penelitian Pendekatan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Bogdan dan Taylor (dalam Basrowi, 2008: 21) mendefinisikan kualitatif sebagai prosedur penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Indonesia merupakan suatu negara kepulauan yang terdiri dari beragam budaya dan ragam bahasa daerah yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Dengan adanya

Lebih terperinci

BAB V. Penutup. GKJW Magetan untuk mengungkapkan rasa syukur dan cinta kasih karena Yesus

BAB V. Penutup. GKJW Magetan untuk mengungkapkan rasa syukur dan cinta kasih karena Yesus BAB V Penutup 5.1 Kesimpulan dan Refleksi Upacara slametan sebagai salah satu tradisi yang dilaksanakan jemaat GKJW Magetan untuk mengungkapkan rasa syukur dan cinta kasih karena Yesus sebagai juruslamat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. terdapat beberapa tempat lapangan Futsal. Sebagai sasaran penelitian ini lokasi

BAB III METODE PENELITIAN. terdapat beberapa tempat lapangan Futsal. Sebagai sasaran penelitian ini lokasi BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian akan dilaksanakan di Kota Surakarta, dimana di kota ini terdapat beberapa tempat lapangan Futsal. Sebagai sasaran penelitian ini lokasi yang akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keberagaman etnik yang ada di Indonesia dapat menjadi suatu kesatuan

BAB I PENDAHULUAN. Keberagaman etnik yang ada di Indonesia dapat menjadi suatu kesatuan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keberagaman etnik yang ada di Indonesia dapat menjadi suatu kesatuan apabila ada interaksi sosial yang positif, diantara setiap etnik tersebut dengan syarat kesatuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di Indonesia sangat kaya akan berbagai macam budaya baik itu bahasa,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di Indonesia sangat kaya akan berbagai macam budaya baik itu bahasa, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di Indonesia sangat kaya akan berbagai macam budaya baik itu bahasa, tarian dan adat istiadat yang dimiliki oleh setiap suku bangsa juga sangat beragam. Keanekaragaman

Lebih terperinci

3. METODE PENELITIAN. 28 Universitas Indonesia

3. METODE PENELITIAN. 28 Universitas Indonesia 3. METODE PENELITIAN Bab ini membahas metode yang dipakai untuk melakukan penelitian. Diawali dengan rumusan masalah, kemudian pendekatan yang peneliti pilih dan penentuan subjek penelitian. Selanjutnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Pendekatan kualitatif adalah suatu proses penelitian dan pemahaman yang berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah

Lebih terperinci

3. METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN 3. METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian Fenomena perempuan bercadar merupakan sebuah realitas sosial yang terjadi di tengah masyarakat kita. Fenomena yang terjadi secara alamiah dalam setting dunia

Lebih terperinci

BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN. Dalam bab tiga ini akan membahas hal-hal yang berhubungan dengan

BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN. Dalam bab tiga ini akan membahas hal-hal yang berhubungan dengan BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN Dalam bab tiga ini akan membahas hal-hal yang berhubungan dengan metode dan teknik penelitian, yang berupa: persiapan pengumpulan data, prosedur pengumpulan data, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pers mempunyai beberapa fungsi yang saling berhubungan satu

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pers mempunyai beberapa fungsi yang saling berhubungan satu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara umum pers mempunyai beberapa fungsi yang saling berhubungan satu sama lain, yakni sebagai media informasi, media pendidikan, hiburan, dan kontrol sosial. Fungsi

Lebih terperinci