Daftar Pustaka. Smith, Amy, "The anatomy of death row syndrome and volunteering for execution", Boston
|
|
- Doddy Sutedja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Daftar Pustaka Bastaman, H. D. (1996). Meraih Hidup Bermakna. Jakarta: Paramadina. (2007). Logoterapi: Psikologi untuk menemukan makna hidup dan meraih hidup bermakna. Jakarta: RajaGrafindo Persada. Davidson, Neale dan Ann M Kring Psikologi Abnormal. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada Frankl, Victor E. (2008). Optimisme di tengah tragedi. Bandung: Nuansa Hamzah, Andi (2008). Asas-asas Hukum Pidana. Jakarta: Rineka cipta Jawkes, and Gayle Letherby. (2002). Criminology: A Reader. London Moeljanto, S.H (2008). Asas-asas Hukum Pidana. Jakarta: PT. Rineka cipta Moleong, Lexy, M.A (2006). Metodologi penelitian kualitatif. Bandung: ROSDA Poerwandari, E.K (2011). Pendekatan Kualitatif untuk Penelitian Perilaku Manusia. Depok: LPSP3 UI. Smith, Amy, "The anatomy of death row syndrome and volunteering for execution", Boston University Public Interest Law Journal, 17 B.U. Pub. Int. L.J. 237 (2008). Soeroso, Moerti Hadiati (2011). Kekerasan dalam rumah tangga. Jakarta: Sinar Grafika
2 Soedjono, D. S.H. (1977) Pengantar kriminologi. Bandung: P.T Tribisana Karya Sofyan, Andi.SH.., M.H dan H. Abd. Asis, S.H., M.H. (2014) Hukum acara pidana suatu pengantar. Jakarta: PT. Fajar Interpratama Mandiri Shoham, Beck Ori, and Martin Kett. (2008). Penology and criminal Justice. United State of America : Taylor & Francis Group Tim Redaksi. (2014). KUHP (Kitab Undang-Undang Hukum Pidana) & KUHAP (Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana). Yogyakarta: Certe posse Walkate, Sandra (2003). Criminology the basic. USA: Routledge deathpenaltyinfo.org Robot.Gedek diakses pada 10 April diakses pada 10 April diakses pada 6 April diakses pada 7 April diakses pada tanggal 31 Maret 2014
3 Pedoman Wawancara Sekunder Nama Jk Prndidikan Suku bangsa Anak ke...dari...bersaudara Status Jumlah anak I. Latar belakang subjek 1. Bisa ceritakan latar belakang keluarga? 2. Bagaimana hubungan anda dengan keluarga? 3. Bagaimana pergaulan anda dengan teman-teman? 4. Kesulitan apa yang anda alami dalam bergaul dengan teman-teman? 5. Bisa ceritakan peristiwa yang berkesan bagi anda selama hidup? 6. Bisa ceritakan pengalaman yang tidak menyenangkan di masa lalu? 7. Bagaimana anda menghadapinya?
4 Primer II. Kehidupan sehari-hari 8. Bagaimana anda bisa masuk ke dalam lembaga pemasyarakatan ini? 9. Bagaimana jadwal kegiatan anda sehari-hari di lembaga pemsyarakatan? 10. Bagaimana anda biasanya mengisi waktu luang? 11. Bagaimanakah anda menyelesaikan pekerjaan dalam lembaga pemasyarakatan setiap hari? III. Penghayatan hidup tanpa makna 12. Bagaimana perasaan anda saat diputuskan pengadilan dijatuhi hukuman mati? 13. Bagaimana anda menghadapi keputusan yang dijatuhkan oleh hakim? 14. Bagaimana anda menghadapi keluarga dan pasangan anda ketika mendapat vonis mati? 15. Bagaimana anda menghadapi masa-masa menunggu eksekusi? IV. Pencapaian makna hidup lewat penderitaan 1. Pernahkah anda mengalami suatu peristiwa yang akhirnya membuat cara pandang anda berubah?
5 2. Pernahkah anda kehilangan orang yang anda sayangi? Bagaimana perasaan anda saat itu? Apakah ada perubahan dalam hidup setelah peristiwa tersebut? Bagaimana perubahan itu terjadi dalam hidup anda? Apa yang ada dalam pikiran anda? Apa yang anda rasakan saat itu? Apa hikmah dari musibah tersebut? Apa perasaan anda saat ini terhadap peristiwa tersebut? 3. Komponen a. Kelompok komponen Personal 1.Pemahaman diri a) bagaimana anda menilai diri sendiri? b) Apakah yang menjadi kelebihan anda? c) Apakah yang menjadi kelemahan anda? d) Apakah yang menjadi harapan dalam hidup anda saat ini? g) Bagaimana anda menyikapi dalam menghadapi h ukuman mati? h) Apakah yang anda menjadi hobi anda?
6 i) Bagaimana anda mengembangkan hobi anda di da lam lembaga? 2.Perubahan sikap a) Bagaimana anda mewujudkan harapan anda saat i ni? b) Bagaimana anda dapat mempertahankan prinsip a nda sampai saat ini? c) Bagaimana anda mengekpresikan kesedihan saat i ni? d) Bagaimana anda menanggapi pendapat teman-tem an terhadap hukuman mati yang anda jalani? e) Bagaimana pandangan anda terhadap napi lain ya ng juga mengalami hukuman mati? f) Bagaimana anda mengelola stress? b. Kelompok komponen Sosial 1. Bagaimana sikap orang terdekat anda ketika anda mendapat vonis mati? 2. apa harapan anda terhadap orang tersebut? 3. Siapakah yang memberi kekuatan pada anda dalam menghadapi hukuman mati? 4. Bagaimana pendapat orangtua anda terhadap
7 keputusan hukuman mati pada anda? 5. Bagaimana hubungan anda dengan temanteman di luar lapas setelah dijatuhi hukuman mati? 6. Bagaimana hubungan anda dengan temanteman di lapas? 7. Bagaimana hubungan anda dengan masyarakat di tempat tinggal anda? 8. Bagaimana dukungan teman anda terhadap yang menjalani hukuman mati terlebih dahulu dari anda? 9. Siapakah yang menginspirasi anda untuk hidup bisa tetap kuat dalam menunggu hukuman mati? 10. Bagaimana dia dapat menginspirasi anda? c. Kelompok komponen nilai 11. Apa prinsip atau nilai yang anda pegang? 12. Apakah ada perubahan nilai atau prinsip setelah menerima hukuman mati? d. Kelompok komponen spiritual 13. Bagaimana pandangan anda terhadap agama? 14. Bagaimana [andangan anda terhadap Tuhan? 15. Siapakah Tuhan bagi anda?
8 16. Bagaimana anda dalam beribadah? 17. Bagaimana anda dapat tetap aktif di tempat ibadah? 18. Bagaimana anda menghayati doa dalam menghadapi hukuman mati?
9 PEDOMAN OBSERVASI Observasi ke : Hari/Tanggal : Waktu : Tempat : 1. Setting 2. Deskripsi Subjek
10 INFORMED CONSENT Saya adalah Kartika Mutiara Dewi. Saya merupakan mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Mercu Buana Jakarta. Saat ini saya sedang menyelesaikan tugas akhir (skripsi) untuk mengetahu gambaran makna hidup pada terpidana vonis mati. Makna hidup merupakan hal esensial yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya. Selain itu proses pencapaian makna hidup setiap orang berbedabeda dan dapat ditemukan dalam segala kondisi. Di Indonesia, vonis mati merupakan hukuman terberat. Dan dari pembacaan vonis hingga menuju hari eksekusi terkadang mempengaruhi psikologis seseorang. Berdasarkan hal tersebut, peneliti ingin mengetahu cara pandang narapidana yang divonis mati dan memaknai kehidupannya karena makna hidup setiap orang berbeda-beda dan makna hidup bersifat unik dan pribadi. Adapun prosedur yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara. Pada proses wawancara akan diberikan pertanyaan-pertanyaan terkait dengan tema tugas akhir saya. Dalam proses wawancara kemungkinan anda akan mengingat kembali peristiwa masa lalu yang dapat membangkitkan emosi anda saat itu, bahagia bahkan sedih atau tidak nyaman. Jika ada hal yang belum jelas sehubungan dengan penelitian ini, bisa anda tanyakan kepada saya. Keseluruhan data yang didapat dari penelitian hanya akan digunakan untuk kepentingan penelitian dan akan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti.
11 LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN Saya yang bertanda tangan di bawah ini, Nama : Usia :... Dengan ini menyatakan kesediaan saya untuk berpartisipasi sebagai responden dalam penelitian ini. Saya juga memperkenankan peneliti untuk mempergunakan data-data yang saya berikan untuk dapat dipergunakan sesuai dengan kepentingan dan tujuan penelitian. Saya menyadari dan memahami bahwa data yang saya berikan untuk digunakan akan memuat informasi yang jelas mengenai diri saya. Namun demikian, informasi seperti nama jelas, alamat lengkap dan nomor kontak hanya diketahui oleh peneliti. Sebagai responden dalam penelitian ini, saya setuju untuk melakukan wawancara pada waktu dan tempat yang disepakati sebelumnya oleh peneliti dan saya. Dan dalam wawancara saya juga memperkenankan peneliti untuk menggunakan alat bantu perekam dan catatan guna menghindari kesalahan atau informasi yang tidak lengkap mengenai data diri saya yang nantinya digunakan dalam penelitian ini. Jakarta, Peneliti Responden
12 FORMULIR DATA DIRI RESPONDEN Nama lengkap Tempat/tgl lahir Alamat No Telp/Hp Agama Suku Anak Ke : bersaudara. Latar Belakang Pendidikan -Perguruan Tinggi *Jurusan -Sekolah Menengah Atas :.. *Jurusan -Sekolah Menengah Pertama :..
13 -Sekolah Dasar Latar Belakang Pekerjaan 1..Tahun 2..Tahun 3..Tahun
14
15 Foto Foto Penelitian Peneliti tiba di pelabuhan menuju Nusa Kambangan Kepala Seksi Administrasi berdiri di samping perahu yang akan membawa penumpang menuju Nusa Kambangan.
16 Peneliti bersama Kepala Seksi Administrasi tiba di Nusa Kambangan Tugu Nusa Kambangan
17 Perjalanan menuju lapas menggunakan motor. Jalanan menuju lapas di kelilingi hutan. Lapas Kembang Kuning Nusa Kambangan
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Perilaku membunuh dan mendapatkan hukuman pidana mati merupakan peristiwa tragis bagi ketiga subyek. Dari ketiga subyek, TJ dan BP sudah memahami dan menemukan
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. Papalia, D. E., Olds, S. W., & Feldman, R. D Human Development (Psikologi Perkembangan Edisi Kesepuluh). Jakarta: Kencana.
DAFTAR PUSTAKA Fransiska, M. 2009. Gambaran Psychological well-being pada Pria Gay Dewasa Muda yang telah Coming-out. Skripsi Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Mardiah, D. 2009. Hubungan antara
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Makna Hidup Makna hidup adalah hal-hal yang dianggap sangat penting dan berharga serta memberikan nilai khusus bagi seseorang, sehingga layak dijadikan tujuan dalam
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
28 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Berdasarkan adanya perbedaan kelebihan, dan kekurangan masing-masing pendekatan juga dikatikan dengan tujuan penelitian dan permasalahan yang diangkat,
Lebih terperinciLAMPIRAN LAMPIRAN A PANDUAN WAWANCARA
LAMPIRAN LAMPIRAN A PANDUAN WAWANCARA Deskripsi Penelitian : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran proses pemulihan dan faktorfaktor pendukungnya pada penderita gangguan bipolar Izin untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sanksi sosial dari masyarakat, misalnya diasingkan dalam pergaulan sosial.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap manusia yang melanggar aturan dari norma sosial, akan mendapat sanksi sosial dari masyarakat, misalnya diasingkan dalam pergaulan sosial. Sedangkan manusia
Lebih terperinciBAB IV PENUTUP A. Simpulan
BAB IV PENUTUP A. Simpulan Berdasarkan penelitian dan pembahasan terhadap Putusan Mahkamah Agung Nomor 1405 K/Pid.Sus/2013 yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya, maka penulis menyimpulkan sebagai
Lebih terperinciLampiran 1. Verbatim. Universitas Sumatera Utara
Lampiran 1 Verbatim Lampiran 2 INFORMED CONSENT Pernyataan Pemberian Izin oleh Responden Tema Penelitian : Psychological Well-Being Peneliti : Fifi Yudianto NIM : 071301069 Saya yang bertanda tangan di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan yang lain. Manusia selalu ingin bergaul bersama manusia lainnya dalam. tersebut manusia dikenal sebagai makhluk sosial.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk yang berinteraksi dengan sesamanya. Dalam kenyataannya tidak ada manusia yang dapat hidup tanpa bantuan orang lain. Manusia hidup saling
Lebih terperinciBAB II PENDEKATAN PSIKOLOGI TENTANG MEMAKNAI HIDUP. spontan diresponi dengan berbagai cara, dengan tujuan agar diri tetap terjaga.
BAB II PENDEKATAN PSIKOLOGI TENTANG MEMAKNAI HIDUP II. 1. Pendekatan Psikologi Setiap kejadian, apalagi yang menggoncangkan kehidupan akan secara spontan diresponi dengan berbagai cara, dengan tujuan agar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pelanggaran, baik warga Indonesia maupun warga negara asing terhadap
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara hukum. Seseorang yang melakukan pelanggaran, baik warga Indonesia maupun warga negara asing terhadap batas hukum yang ada di Indonesia,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penting dalam diri manusia, dibuktikan dengan kata mutiara kesehatan bukanlah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH. Sehat merupakan dambaan dari semua orang. Dengan sehat orang dapat melakukan segala aktivitas untuk mencapai apa yang diinginkan. Bahkan secara makro negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terlepas dari paksaan fisik, orang yang tidak dirampas hak-haknya, orang yang
BAB I PENDAHULUAN I. A. Latar Belakang Manusia selain makhluk sosial juga merupakan makhluk yang bebas yang terlepas dari paksaan fisik, orang yang tidak dirampas hak-haknya, orang yang terlepas dari tekanan
Lebih terperinci5. KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN
105 5. KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat disimpulkan ketiga subjek penelitian telah mencapai tahap tertinggi dari lima
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
BAB 3 METODE PENELITIAN Dalam bab ini kita akan membahas pendekatan kualitatif yang dipilih sebagai pendekatan umum dan alasan dipilihnya pendekatan tersebut dalam penelitian ini. Kemudian akan ditentukan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. didasarkan atas surat putusan hakim, atau kutipan putusan hakim, atau surat
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jaksa pada setiap kejaksaan mempunyai tugas pelaksanaan eksekusi putusan hakim yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap, dan untuk kepentingan itu didasarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lazim disebut norma. Norma adalah istilah yang sering digunakan untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kehidupan manusia merupakan anugerah Tuhan Yang Maha Esa yang harus dijalani oleh setiap manusia berdasarkan aturan kehidupan yang lazim disebut norma. Norma
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tindak kekerasan dapat menimpa siapa saja, baik laki- laki maupun perempuan,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tindak kekerasan dalam masyarakat sebenarnya bukan satu hal yang baru. Tindak kekerasan dapat menimpa siapa saja, baik laki- laki maupun perempuan, dari anak anak sampai
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Ketiga subjek sudah bisa menemukan makna hidupnya masing-masing. dengan cara dan urutan proses yang berbeda-beda. A, B dan C sama-sama
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Ketiga subjek sudah bisa menemukan makna hidupnya masing-masing dengan cara dan urutan proses yang berbeda-beda. A, B dan C sama-sama menemukan makna hidup dengan melakukan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai kecemasan
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai kecemasan dalam menghadapi masa bebas pada narapidana anak, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN 5.1 KESIMPULAN Berdasarkan beberapa tahap proses pencarian makna hidup telah dilakukan oleh ketiga subjek dapat disimpulkan bahwa mereka memiliki beberapa kesamaan
Lebih terperinciLAMPIRAN LAMPIRAN A PANDUAN WAWANCARA
LAMPIRAN LAMPIRAN A PANDUAN WAWANCARA Deskripsi Penelitian : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran mengenai penghayatan hidup pada relawan yang aktif dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat
Lebih terperinciRESILIENSI PADA PENYINTAS PASCA ERUPSI MERAPI. Naskah Publikasi. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Mencapai Derajat Sarjana-S1
RESILIENSI PADA PENYINTAS PASCA ERUPSI MERAPI Naskah Publikasi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Mencapai Derajat Sarjana-S1 Diajukan oleh: ARYA GUMILANG PUTRA PRATHAMA F.100090190 FAKULTAS PSIKOLOGI
Lebih terperinciBAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. 4. Bentuk sanksi yang dijatuhkan oleh hakim dalam perkara kekerasan dalam
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan 4. Bentuk sanksi yang dijatuhkan oleh hakim dalam perkara kekerasan dalam rumah tangga berdasarkan penelitian yang penulis lakukan, pada kasus yang pertama pelaku dipidana
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. Arasiana, Fenty. (2008). Resiliensi Pada TKW yang Mengalami Kekerasan Fisik dan Seksual. Retrivied From
DAFTAR PUSTAKA Aprilia, Nur Fitri, (2015). Resiliensi Pada Istri yang Mengalami Kekerasan dalam Rumah Tangga (KDRT). Retrivied from Arasiana, Fenty. (2008). Resiliensi Pada TKW yang Mengalami Kekerasan
Lebih terperinciLAMPIRAN I GUIDANCE INTERVIEW Pertanyaan-pertanyaan : I. Latar Belakang Subjek a. Latar Belakang Keluarga 1. Bagaimana anda menggambarkan sosok ayah
LAMPIRAN I GUIDANCE INTERVIEW Pertanyaan-pertanyaan : I. Latar Belakang Subjek a. Latar Belakang Keluarga 1. Bagaimana anda menggambarkan sosok ayah bagi diri anda sendiri? 2. Bagaimana anda menggambarkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kehidupannya. Seseorang yang mengalami peristiwa membahagiakan seperti dapat
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berbagai pengalaman baik positif maupun negatif tidak dapat lepas dari kehidupan seseorang. Pengalaman-pengalaman tersebut akan memberi pengaruh yang pada akhirnya
Lebih terperinciLAMPIRAN A PEDOMAN WAWANCARA
LAMPIRAN A PEDOMAN WAWANCARA I. Identitas Responden II. Penghayatan wanita dalam menghadapi perasaan duka cita setelah kematian suaminya: a. Bagaimanakah cara responden merepresentasikan perasaan duka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam hukum pidana Indonesia pidana penjara diatur sebagai salah satu bentuk pidana pokok berdasarkan Pasal 10 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP). Terpidana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. baik. Perilaku warga negara yang menyimpang dari tata hukum yang harus
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara berkewajiban untuk menjamin adanya suasana aman dan tertib dalam bermasyarakat. Warga negara yang merasa dirinya tidak aman maka ia berhak meminta perlindungan
Lebih terperinciPENELITIAN HUKUM PERANAN HAKIM PRA PERADILAN DALAM PERLINDUNGAN HAK-HAK TERSANGKA PERKARA PIDANA
PENELITIAN HUKUM PERANAN HAKIM PRA PERADILAN DALAM PERLINDUNGAN HAK-HAK TERSANGKA PERKARA PIDANA Disusun Oleh: SINAR DOHARTA GINTING NPM : 04.05.08686 Program Studi : Ilmu Hukum Program Kekhususan : Peradilan
Lebih terperinciDaftar Pustaka. [1] Alwilsol. (2009). Psikologi kepribadian. Edisi pertama. Malang : UMM Press. meninggal. Skripsi. Universitas Gunadarma.
Daftar Pustaka [1] Alwilsol. (2009). Psikologi kepribadian. Edisi pertama. Malang : UMM Press [2] Bookfi.org [3] Cahyasari I, 2003. Grief pada remaja putra karena kedua orang tuanya meninggal. Skripsi.
Lebih terperinciPEMBINAAN BAGI TERPIDANA MATI. SUWARSO Universitas Muhammadiyah Purwokerto
PEMBINAAN BAGI TERPIDANA MATI SUWARSO Universitas Muhammadiyah Purwokerto ABSTRAK Pro dan kontra terkait pidana mati masih terus berlanjut hingga saat ini, khususnya di Indonesia yang baru melakukan eksekusi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tercipta pula aturan-aturan baru dalam bidang hukum pidana tersebut. Aturanaturan
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Globalisasi menyebabkan ilmu pengetahuan kian berkembang pesat termasuk bidang ilmu hukum, khususnya dikalangan hukum pidana. Banyak perbuatan-perbuatan baru yang
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. hidupnya. Subjek A dan B menemukan makna hidup dari pengalaman tragis,
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Dari ketiga subjek, kedua subjek sudah menyadari dan menemukan makna hidupnya sedangkan subjek C belum menyadari dan menemukan makna hidupnya. Subjek A dan B menemukan makna
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. telah ditegaskan dengan jelas bahwa Negara Indonesia berdasarkan atas hukum,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia merupakan anugerah Tuhan Yang Maha Esa yang harus dijalani oleh setiap manusia berdasarkan aturan kehidupan yang lazim disebut norma. Norma
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penelitian, manfaat penelitian, definisi terminologi, cakupan dan batasan yang dipakai
BAB I PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan latar belakang, rumusan permasalahan, hipotesis, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi terminologi, cakupan dan batasan yang dipakai dalam penelitian ini.
Lebih terperinciKEABSAHAN PERNYATAAN MAJELIS HAKIM SIDANG TERBUKA DAN TERBATAS UNTUK UMUM (STUDI KASUS PENISTAAN AGAMA Ir. BASUKI TJAHAJA PURNAMA)
KEABSAHAN PERNYATAAN MAJELIS HAKIM SIDANG TERBUKA DAN TERBATAS UNTUK UMUM (STUDI KASUS PENISTAAN AGAMA Ir. BASUKI TJAHAJA PURNAMA) Oleh : Made Sinthia Sukmayanti I Ketut Mertha Bagian Hukum Acara Fakultas
Lebih terperinciBAB III PENUTUP. terdahulu, maka penulis menyimpulkan beberapa hal yaitu :
77 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, baik itu penelitian kepustakaan maupun wawancara serta analisis yang telah penulis lakukan dalam babbab terdahulu, maka penulis menyimpulkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kematian dan cedera ringan sampai yang berat berupa kematian.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyidik Polri dalam menjalankan tugasnya untuk membuat terang setiap tindak pidana yang terjadi di masyarakat adalah peran yang sangat penting terutama dalam
Lebih terperinciPERANAN BALAI PERMASYARAKATAN (BAPAS) DALAM PEMBIMBINGAN ANAK NAKAL DI MADIUN. Ninda Paramita Sari
PERANAN BALAI PERMASYARAKATAN (BAPAS) DALAM PEMBIMBINGAN ANAK NAKAL DI MADIUN Ninda Paramita Sari Abstrak Kenakalan anak memberi dorongan kuat bagi pihak-pihak yang bertanggung jawab untuk lebih memperhatikan
Lebih terperinciBAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. 1. Kekerasan psikis yang dilakukan oleh orang tua kandung terhadap
58 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan 1. Kekerasan psikis yang dilakukan oleh orang tua kandung terhadap anaknya yaitu berupa perilaku yang ditujukan untuk mengintimidasi dan menganiaya anak, mengancam atau
Lebih terperinciRELEVANSI PIDANA KERJA SOSIAL DALAM PERSPEKTIF PEMBAHARUAN HUKUM PIDANA
RELEVANSI PIDANA KERJA SOSIAL DALAM PERSPEKTIF PEMBAHARUAN HUKUM PIDANA Oleh Ida Ayu Made Merta Dewi Pembimbing Akademik : Yuwono Program Kekhususan : Hukum Pidana, Fakultas Hukum Universitas Udayana Abstract
Lebih terperinciPERAN JAKSA DALAM PENGAWASAN NARAPIDANA YANG DIBERIKAN PELEPASAN BERSYARAT DI KOTA SURAKARTA (Studi Kasus Kejaksaan Negeri Surakarta)
PERAN JAKSA DALAM PENGAWASAN NARAPIDANA YANG DIBERIKAN PELEPASAN BERSYARAT DI KOTA SURAKARTA (Studi Kasus Kejaksaan Negeri Surakarta) NASKAH PUBLIKASI Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu organisasi kemasyarakatan yang bertujuan dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan Negara hukum, dimana menurut Logemann Negara merupakan suatu organisasi kemasyarakatan yang bertujuan dengan kekuasaannya yang mengatur serta menyelenggarakan
Lebih terperinci3. METODE PENELITIAN
3. METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian Fenomena perempuan bercadar merupakan sebuah realitas sosial yang terjadi di tengah masyarakat kita. Fenomena yang terjadi secara alamiah dalam setting dunia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melanggarnya, sedangkan kejahatan adalah perbuatan dengan proses yang sama dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perbuatan pidana adalah perbuatan yang dilarang oleh suatu aturan hukum larangan yang disertai ancaman (sanksi) berupa pidana tertentu bagi siapa saja yang melanggarnya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kejahatan timbul dalam kehidupan masyarakat karena berbagai faktor
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah. Kejahatan merupakan suatu fenomena yang komplek yang dapat dipahami dari berbagai sisi yang berbeda, itu sebabnya dalam keseharian kita dapat menangkap berbagai
Lebih terperinciBAB II BATASAN PENGATURAN KEKERASAN FISIK TERHADAP ISTRI JIKA DIKAITKAN DENGAN TINDAK PIDANA PENGANIAYAAN MENURUT KETENTUAN HUKUM PIDANA DI INDONESIA
BAB II BATASAN PENGATURAN KEKERASAN FISIK TERHADAP ISTRI JIKA DIKAITKAN DENGAN TINDAK PIDANA PENGANIAYAAN MENURUT KETENTUAN HUKUM PIDANA DI INDONESIA A. Batasan Pengaturan Tindak Pidana Kekekerasan Fisik
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Deskripsi Tingkat Kebersyukuran Orang Tua yang Memiliki
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian Terlampir B. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Tingkat Kebersyukuran Orang Tua yang Memiliki Anak Autis Tingkat kebersyukuran orang tua
Lebih terperinciMAKNA HIDUP GURU ROUDATUL ATHFAL (RA) NURUL HUDA CENGKOK NGANJUK ASMA UL BADI AH ( )
MAKNA HIDUP GURU ROUDATUL ATHFAL (RA) NURUL HUDA CENGKOK NGANJUK ASMA UL BADI AH ( 10410180 ) I. Pendahuluan Kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok dalam menentukan keberhasilan proses pembelajaran.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia adalah negara yang berdasarkan atas hukum, maka
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara yang berdasarkan atas hukum, maka kehidupan masyarakat tidak lepas dari aturan hukum. Hal tersebut sesuai dengan Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. Papalia, D., Olds, S. W., & Feldman, R. D. (2009). Human Development (Perkembangan Manusia) (edisi ke 10 Buku 2). Jakarta: Salemba.
DAFTAR PUSTAKA Dariyo, Agoes. (2004). Psikologi Perkembangan Remaja. Bogor Selatan: Ghalia Indonesia. Desmita. (2005). Psikologi Perkembangan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Dewi, K. C. (2011). Proses
Lebih terperinciLAMPIRAN LAMPIRAN A PEDOMAN WAWANCARA. Data Kontrol: 1. Usia 2. Jenis Kelamin 3. Pendidikan 4. Tinggal bersama siapa saja
LAMPIRAN LAMPIRAN A PEDOMAN WAWANCARA Data Kontrol: 1. Usia 2. Jenis Kelamin 3. Pendidikan 4. Tinggal bersama siapa saja Gambaran Kehidupan Subjek Kehidupan/ kegiatan partisipan Identitas dan pekerjaan
Lebih terperinciKEPERCAYAAN DIRI INDIVIDU DWARFISME (TINJAUAN TEORI PSIKOLOGI TRANSPERSONAL) Mirtha Yusnita Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma ABSTRAK
KEPERCAYAAN DIRI INDIVIDU DWARFISME (TINJAUAN TEORI PSIKOLOGI TRANSPERSONAL) Mirtha Yusnita Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma ABSTRAK Dwarfisme merupakan suatu kondisi fisik dimana seorang individu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sekali terjadi, bahkan berjumlah terbesar diantara jenis-jenis kejahatan terhadap
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan masyarakat kejahatan terhadap harta benda orang banyak sekali terjadi, bahkan berjumlah terbesar diantara jenis-jenis kejahatan terhadap kepentingan
Lebih terperinciMakalah Daluwarsa Penuntutan (Hukum Pidana) BAB I PENDAHULUAN
Makalah Daluwarsa Penuntutan (Hukum Pidana) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sesuai dengan apa yang tertuang dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana bahwa wewenang penghentian penuntutan ditujukan kepada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sistem pemasyarakatan yang merupakan proses pembinaan yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sistem pemasyarakatan yang merupakan proses pembinaan yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, memandang narapidana sebagai individu anggota
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia ingin meningkatkan pencapaian di berbagai sektor. Peningkatan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagaimana halnya dengan negara-negara lain di dunia, negara Indonesia ingin meningkatkan pencapaian di berbagai sektor. Peningkatan pencapaian tersebut harus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia tentunya mengharapkan kehidupan di masa yang akan datang dapat dilalui dengan baik dan mendapatkan kualitas hidup yang baik. Namun dalam prosesnya tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemberantasan atau penindakan terjadinya pelanggaran hukum. pada hakekatnya telah diletakkan dalam Undang-Undang Nomor 48 tahun
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara hukum dimana penyelenggaraan kekuasaan pemerintahannya didasarkan atas hukum. Negara hukum dalam kekuasaan pemerintahan berdasarkan kedaulatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dewasa ini narapidana tidak lagi dipandang sebagai objek melainkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini narapidana tidak lagi dipandang sebagai objek melainkan menjadi subjek yang dihormati dan dihargai oleh sesamanya. Pada dasarnya yang harus diberantas ialah
Lebih terperinciPUTUSAN HAKIM PIDANA YANG MELAMPAUI TUNTUTAN JAKSA PENUNTUT UMUM
PUTUSAN HAKIM PIDANA YANG MELAMPAUI TUNTUTAN JAKSA PENUNTUT UMUM Oleh : I Putu Yogi Indra Permana I Gede Artha I Ketut Sudjana Bagian Hukum Acara Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRACT In societal
Lebih terperinciPENJATUHAN PIDANA PENJARA BAGI TERDAKWA PENYALAHGUNAAN NARKOBA
PENJATUHAN PIDANA PENJARA BAGI TERDAKWA PENYALAHGUNAAN NARKOBA Diajukan Untuk Memenuhi dan Melengkapi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Strata Satu (S1) Bidang Ilmu Hukum Oleh : MUHAMMAD
Lebih terperinciT E S I S PEMBINAAN TERHADAP NARAPIDANA MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 12 TAHUN 1995 TENTANG PEMASYARAKATAN
T E S I S PEMBINAAN TERHADAP NARAPIDANA MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 12 TAHUN 1995 TENTANG PEMASYARAKATAN OLEH : LILIK SUBAGIYONO NIM : 12107061 PROGRAM MAGISTER ILMU HUKUM PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB IV PENUTUP A. Simpulan
BAB IV PENUTUP A. Simpulan 1. Kesesuaian hasil pemeriksaan laboratorium forensik terhadap tulang kerangka untuk mengungkap identitas korban pembunuhan berencana terhadap Pasal 184 KUHAP adalah hasil pemeriksaan
Lebih terperinciINFORMED CONSENT. Pernyataan Pemberian Izin Oleh Responden. : Resiliensi Remaja Putri Korban Eksploitasi Seksual. Komersil (Prostitusi)
INFORMED CONSENT Pernyataan Pemberian Izin Oleh Responden Tema Penelitian : Resiliensi Remaja Putri Korban Eksploitasi Seksual Komersil (Prostitusi) Peneliti : Indah Rasulinta Sebayang NIM : 071301109
Lebih terperinciBAB III PENUTUP. (Berita Acara Pelaksanaan Putusan Hakim) yang isinya. dalam amar putusan Hakim.
70 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan 1. Proses eksekusi putusan Hakim oleh Jaksa dalam perkara pidana korupsi: Sebelum melakukan eksekusi, Jaksa akan mengeluarkan Surat P- 48 (Surat Perintah Pelaksanaan Putusan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tertib, keamanan dan ketentraman dalam masyarakat, baik itu merupakan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penegakan hukum merupakan salah satu usaha untuk menciptakan tata tertib, keamanan dan ketentraman dalam masyarakat, baik itu merupakan usaha pencegahan maupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ketentuan Pasal 184 ayat (1) Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ketentuan Pasal 184 ayat (1) Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) mengatur bahwa dalam beracara pidana, terdapat alat bukti yang sah yakni: keterangan Saksi,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Pendekatan Penelitian Berawal dari permasalahan dan tujuan penelitian, maka metode penelitian yang dipahami paling tepat untuk digunakan dalam penelitian ini adalah metodologi
Lebih terperinciLAMPIRAN. Konstruk Alat Tes Kuesioner Ketahanan Emosional
LAMPIRAN Konstruk Alat Tes Kuesioner Ketahanan Emosional Landasan Teori : Ketahanan Emosi adalah ketika seseorang mampu menahan dirinya untuk tidak marah, merasa sedih dan cemas ketika menghadapi situasi
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. Ali, Mahrus, 2011, Hukum Pidana Korupsi di Indonesia, UII Pers, Yogyakarta.
135 DAFTAR PUSTAKA Buku : Akub, Syukri dan Baharuddin Baharu, 2012, Wawasan Due Proses Of Law dalam Sistem Peradilan Pidana, Mahakarya Rengkang Offset, Ali, Mahrus, 2011, Hukum Pidana Korupsi di Indonesia,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Permasalahan yang akan dikaji oleh peneliti merupakan masalah yang bersifat sosial dan dinamis. Oleh karena itu, peneliti memilih menggunakan metode penelitian
Lebih terperinciPERANAN HAKIM PENGAWAS DAN PEGAMAT TERHADAP PELAKSANAAN PUTUSAN DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS II.B KOTA PADANGSIDIMPUAN. Oleh: Marwan Busyro 1
PERANAN HAKIM PENGAWAS DAN PEGAMAT TERHADAP PELAKSANAAN PUTUSAN DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS II.B KOTA PADANGSIDIMPUAN Oleh: Marwan Busyro 1 ABSTRAK Permasalahan penelitian ini adalah, pertama, apakah
Lebih terperincibersalah, dan kematian. Penderitaan bisa berupa kesulitan-kesulitan. Hal yang paling mendasar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Frankl (2008), ada tiga serangkai tragedi dalam kehidupan, yaitu penderitaan, rasa bersalah, dan kematian. Penderitaan bisa berupa kesulitan-kesulitan.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN A. PENDEKATAN DAN JENIS PENELITIAN. Penelitian kualitatif adalah suatu pendekatan penelitian yang menggunakan data
BAB III METODE PENELITIAN A. PENDEKATAN DAN JENIS PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualititatif berbasis studi kasus (case study), yakni sebuah pencarian fakta dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. semua warga negara bersama kedudukannya di dalam hukum dan. peradilan pidana di Indonesia. Sebelum Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara hukum yang berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, yang menjunjung tinggi hak asasi manusia dan semua warga negara bersama
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Karakteristik Warga Desa Panggungharjo. a. Hasil penelitian ini menggambarkan karakteristik warga Desa
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Karakteristik Warga Desa Panggungharjo a. Hasil penelitian ini menggambarkan karakteristik warga Desa Panggungharjo sebagian besar berusia pada rentang usia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bertentangan dengan hukum dan undang-undang. Tingkat krminalitas di Indonesia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kriminalitas merupakan suatu fenomena yang komplek dan menarik perhatian banyak kalangan, karena kriminalitas merupakan perbuatan yang bertentangan dengan hukum
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. Alsa, A. (2004). Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif serta Kombinasinya dalam Penelitian Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
DAFTAR PUSTAKA Alsa, A. (2004). Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif serta Kombinasinya dalam Penelitian Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Anggraini, D. (2012). Hubungan Antara Kecerdasan (Intelektual,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
29 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Berdasarkan dari sifat masalahnya penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Bogdan dan Taylor mendefinisikan metode kualitatif sebagai suatu metode
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. sebagaimana diuraikan dalam bab sebelumnya dapat dikemukakan kesimpulan
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan rumusan permasalahan serta hasil penelitian dan pembahasan sebagaimana diuraikan dalam bab sebelumnya dapat dikemukakan kesimpulan sebagai berikut:
Lebih terperinciBAB III PENELITIAN PELAKSANAAN PUTUSAN PENGADILAN (EKSEKUSI) YANG TELAH BERKEKUATAN HUKUM TETAP TERHADAP TINDAK PIDANA UMUM BERUPA PEMIDANAAN PENJARA
BAB III PENELITIAN PELAKSANAAN PUTUSAN PENGADILAN (EKSEKUSI) YANG TELAH BERKEKUATAN HUKUM TETAP TERHADAP TINDAK PIDANA UMUM BERUPA PEMIDANAAN PENJARA OLEH KEJAKSAAN A. Hasil Penelitian 1. Prosedur Jaksa
Lebih terperinciBAB III PENUTUP. menjalankan tugas dan wewenangnya, yaitu terdiri dari: berkurang atau bahkan tidak ada waktu sama sekali.
54 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan permasalahan dan analisis di atas dapat disimpulkan bahwa : 1. Kendala yang dihadapi oleh seorang hakim pengawas dan pengamat dalam menjalankan tugas dan wewenangnya,
Lebih terperinciSYARAT DAN TATA CARA MENDAPATKAN HAK PEMBEBASAN BERSYARAT BAGI NARAPIDANA TINDAK PIDANA KORUPSI. (Di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Jombang)
SYARAT DAN TATA CARA MENDAPATKAN HAK PEMBEBASAN BERSYARAT BAGI NARAPIDANA TINDAK PIDANA KORUPSI (Di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Jombang) PENULISAN HUKUM Oleh: NICKO PUTRA BINTARA PERKASA 201010110311072
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bagaimana bersikap, bertutur kata dan mempelajari perkembangan sains yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang penting dalam kehidupan kita, ini berarti bahwa setiap manusia berhak mendapat dan berharap untuk selalu berkembang dalam pendidikan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan prinsip pemasyarakatan : 1. Orang yang tersesat harus diayomi dengan memberikan bekal hidup sebagai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sistem pemenjaraan yang sangat menekankan pada unsur balas dendam dan penjeraan secara berangsur-angsur dipandang sebagai suatu sistem dan sarana yang tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. secara fisik maupun psikologis. Menurut BKKBN (2011 ), keluarga adalah unit
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keluarga adalah tempat di mana anak berkembang dan bertumbuh, baik secara fisik maupun psikologis. Menurut BKKBN (2011 ), keluarga adalah unit terkecil dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Negara indonesia adalah negara hukum rechstaats. 1 Sebagaimana tercantum
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara indonesia adalah negara hukum rechstaats. 1 Sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Dasar Republik Indonesia (UUD) Tahun 1945. Tapi tidak berdasarkan atas kekuasaan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Anak pidana oleh Petugas Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang Pembinaan Anak pidana oleh Petugas Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Sleman yang telah dilaksanakan,
Lebih terperinciTINJAUAN YURIDIS MENGENAI PEMBERIAN GRASI BAGI TERPIDANA MATI. Oleh. Josi Dedi Gultom. A A. Gde Oka Parwata
TINJAUAN YURIDIS MENGENAI PEMBERIAN GRASI BAGI TERPIDANA MATI Oleh Josi Dedi Gultom A A. Gde Oka Parwata Bagian Hukum Pidana Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRACT Clemency is an effort that may be
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang mempunyai uang dan kekuasaan apapun bisa dilakukan.
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pertukaran narapidana yang terjadi di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A, Bojonegoro, Jawa Timur, sungguh menghentak kita semua. Kasus ini sangat mencoreng aparat
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Permasalah penelitian yang ingin dijabarkan disini adalah mengenai
BAB III METODE PENELITIAN Permasalah penelitian yang ingin dijabarkan disini adalah mengenai pengalaman subjek yang menderita HIV positif. Teori Viktor E. Frankl dalam penelitian ini dinyatakan bukan sebagai
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. budayanya. Meskipun memiliki banyak keberagaman bangsa Indonesia memiliki
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia adalah negara kepulauan yang mayoritas penduduknya beragama muslim, dan mempunyai beragam suku bangsa serta beragam pula adat budayanya. Meskipun
Lebih terperinciBAB III PENUTUP. seksual Narapidana yang terikat perkawinan, yaitu meliputi : a. Penggunaan hak cuti menjelang bebas (CMB)
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan yang dipaparkan sebelumnya, maka penulis menyimpulkan bahwa : 1. Upaya Lembaga Pemasyarakatan Purwokerto dalam memenuhi kebutuhan seksual Narapidana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam kesatuan langkah menuju tercapainya tujuan pembangunan tersebut.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Republik Indonesia sebagai negara hukum yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 bertujuan mewujudkan tata kehidupan bangsa yang sejahtera,
Lebih terperinciIII. METODE KAJIAN Metode dan Strategi Kajian
III. METODE KAJIAN 3.1. Metode dan Strategi Kajian Untuk menghasilkan penelitian yang sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai yaitu menjawab permasalahan, maka metodologi yang penulis gunakan yaitu dengan
Lebih terperinciLex Privatum, Vol. IV/No. 4/Apr/2016
PERANAN KETERANGAN SAKSI SEBAGAI SALAH SATU ALAT BUKTI DALAM PROSES PIDANA MENURUT KUHAP 1 Oleh : Tiovany A. Kawengian 2 ABSTRAK Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menegetahui bagaimana kedudukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dewasa tetapi juga dilakukan oleh anak-anak. Indonesia Police Watch (IPW)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini marak terjadi kejahatan yang dilakukan tidak hanya orang dewasa tetapi juga dilakukan oleh anak-anak. Indonesia Police Watch (IPW) menyatakan bahwa
Lebih terperinci