Hubungan Berfikir Positif dengan Makna Hidup pada Pasien Penyakit Kanker di RSUD dr. Pirngadi Medan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Hubungan Berfikir Positif dengan Makna Hidup pada Pasien Penyakit Kanker di RSUD dr. Pirngadi Medan"

Transkripsi

1 1 Hubungan Berfikir Positif dengan Makna Hidup pada Pasien Penyakit Kanker di RSUD dr. Pirngadi Medan Laili Alfita Fakultas Psikologi Universitas Medan Area Pradina Willi Fakultas Psikologi Universitas Medan Area Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan berfikir positif dengan makna hidup pada pasien penyakit kanker di RSUD Dr. Pirngadi Medan.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Teknik pengambilan data menggunakan teknik total sampling dengan jumlah sampel sebanyak 52 orang. Skala yang digunakan adalah skala berfikir positif menurut Albrecht (1980) yang berjumlah 32 aitem, sedangkan makna hidup menurut Frankl (1992) yang berjumlah 54 aitem. Reliabilitas skala berfikir positifr bt = 0,935, reliabilitas skala makna hidupr bt = 0,928. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis korelasi Product Moment digunakan untuk menganalisis hubungan antara satu variabel bebas dengan satu variabel terikat. Dengan menggunakan SPSS versi 18,0. Hasil analisis diketahui bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara berfikir positif dengan makna hidup, dimana r xy = -0,038 ; p= 0.000< 0,010. Hasil lain yang diperoleh dari penelitian ini adalah berfikir positif tergolong tinggi sebab nilai rata-rata empirik yang diperoleh yaitu lebih besar dari nilai rata-rata hipotetik yaitu 77.5 dengan selisih yang melebihi nilai SD atau SB yang besarnya 9,116, sedangkan makna hidup juga tergolong tinggi sebab nilai rata-rata empirik yang diperoleh yaitu lebih besar dari nilai rata-rata hipotetik yaitu 115 dengan selisih yang melebihi nilai SD atau SB yang besarnya 15,321. Dari hasil penelitian ini, maka hipotesis yang diajukan dinyatakan diterima. Kata Kunci: Berfikir Positif, Makna Hidup, Pasien Kanker PENDAHULUAN Setiyartomo (2004), mengatakan bahwa dalam berbagai penelitian psikologis telah menunjukkan pentingnya kebermaknaan hidup sebagai faktor yang berpengaruh kuat terhadap kesehatan fisik, kepercayaan diri, kebahagiaan seseorang, dan kesehatan mental. Kondisi psikologis yang dialami seperti perasaan tidak berdaya, putus asa, depresi, marah dan sedih yang dapat menghilangkan tujuan dan motivasi seseorang, dapat menghilangkan makna hidup dan dapat menghambat seseorang untuk mendapatkan kebahagiaan. Hal ini memberikan penjelasan bahwa pasien tersebut telah menemukan makna dalam penyakitnya, mereka tahu apa yang seharusnya dilakukan dalan kondisi tersebut. Dalam kondisi sakit mereka masih mampu mengambil sikap yang positif, mengarahkan pemikirannya pada hal-hal yang positif. Sesuai dengan

2 2 penuturan Frankl yang mendukung pernyataan ini bahwa kebermaknaan hidup sebagai keadaan yang menunjukkan sejauh mana seseorang telah mengalami dan menghayati kepentingan keberadaan hidupnya menurut sudut pandang dirinya sendiri (Frankl, 2003). Melalui pemusatan perhatian pada aspek yang positif dari suatu keadaan atau situasi yang sedang dihadapi akan membantu individu untuk menghadapi situasi yang mengancam atau menimbulkan stress, sehingga dia mampu memberi reaksi dalam segala peristiwa yang terjadi secara positif. Orang yang berpikir positif tidak akan menilai sesuatu secara sederhana, tetapi akan memahami secara mendalam baru kemudian menetapkan penilaian, dan tidak terpengaruh oleh penilaian orang lain, tetapi selalu memikirkan lebih jauh dan mendalam kemudian mengambil keputusan. Hal ini membuat seseorang memiliki kemampuan menyesuaikan diri yang lebih besar dalam menyikapi masalah, kemudian mengubahnya menjadi positif (El-Bahdal, 2010). KAJIAN PUSTAKA Positive thinking with the meaning of life Frankl (2003) mengungkapkan bahwa kebermaknaan hidup adalah keadaan yang menunjukkan sejauh mana seseorang telah mengalami dan menghayati kepentingan keberadaan hidupnya menurut sudut pandang dirinya sendiri. Kemudian Hanik (2004) menambahkan bahwa dalam kebermaknaan hidup terdapat dua arti dasar yaitu, kebermaknaan lebih merujuk pada interpretasi terhadap pengalaman atau hidup pada umumnya, dan kebermaknaan lebih merujuk pada tujuan-tujuan dan motivasi-motivasi yang membuat individu memiliki respek terhadap pengalamannya atau hidupnya. Makna hidup mempunyai arti yang berbeda pada setiap individu tergantung dari sudut pandang mana ia melihatnya dan mengartikannya. Teori tentang makna hidup dikembangkan oleh Frankl (1996), dimana teori ini dituangkan ke dalam suatu terapi yang dikenal dengan nama logoterapi. Logoterapi memiliki tiga konsep dasar yakni:

3 3 a. Kebebasan berkehendak (the freedom to will) b. Hasrat untuk hidup bermakna (the will to meaning) c. Makna hidup (the meaning of life). Banyak ahli yang telah meneliti tentang keberadaan hidup dan memberikan pengertian mengenai makna hidup. Setiap individu mempunyai keinginan untuk meraih hidup bermakna, seperti yang dikemukakan Frankl (dalam Bastaman, 1996) bahwa dalam setiap keadaan, termasuk dalam penderitaan sekalipun kehidupan ini selalu mempunyai makna, di mana hidup secara bermakna merupakan motivasi utama setiap orang. Dalam batasbatas tertentu manusia memiliki kebebasan dan tanggung jawab pribadi untuk memilih dan menemukan makna dan tujuan hidupnya. Makna dan tujuan hidup merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan. Rasa penuh makna tersebut tercapai ketika subjek merasa telah menyesuaikan diri secara memadai dengan tata nilai yang menjadi kerangka orientasi hidupnya (Koeswara, 1992). Berdasarkan penelitian Crurabaugh dan Maholick (dalam Koeswara, 1992) seseorang yang merasa hidupnya bermakna mampu menggunakan mekanisme pertahanan secara memadai dibanding dengan subjek yang kurang bermakna hidupnya. Makna hidup sebagaimana dikonsepkan oleh Frankl (dalam Bastaman, 1996) memiliki karakteristik, yaitu: a. Makna hidup itu sifatnya unik, personal dan temporer. b. Makna hidup itu spesifik dan konkrit c. Makna hidup memberi pedoman dan arah Sedangkan aspek-aspek kebermaknaan hidup menurut Frankl (1992) didukung oleh: tujuan hidup, kebebasan berkeinginan, keinginan akan makna atau kepuasan hidup, sikap terhadap kematian, pikiran tentang bunuh diri, dan kepantasan hidup. Positive thinking with the meaning of life cancer disease in patients Albrecht (1980), mengatakan bahwa dalam berpikir positif tercakup hal-hal sebagai berikut, yaitu harapan yang positif, afirmasi

4 4 diri, pernyataan yang tidak menilai dan penyesuaian diri terhadap lingkungan. Kecenderungan berpikir seseorang akan sangat mempengaruhi kondisi kejiwaannya. Oleh karena itu, berpikir positif mempunyai pengaruh yang positif terhadap kondisi psikologis, daya tahan terhadap stres, dan kesehatan fisik. Pasien yang mampu berpikir positif akan lebih mampu menemukan makna dalam hidupnya, karena memiliki keyakinan kuat atas keinginannya, termasuk sembuh dari penyakit yang diderita. Hal ini juga sejalan dengan pendapat yang mengatakan bahwa kecenderungan berpikir seseorang (positif atau negatif) akan membawa pengaruh terhadap penyesuaian diri dan kehidupan psikisnya (Lazarus & Lazarus, 1978). Seseorang yang berpikir positif akan memandang peristiwa yang dialami maupun keadaan dirinya dari sisi yang positif. Seseorang yang berpikir positif akan memandang peristiwa yang dialami maupun keadaan dirinya dari sisi positif sehingga ia akan melakukan tindakan yang positif kemudian kebermaknaan hiduplah yang didapat. Frankl (dalam Schultz, 1995), berdasarkan pengalaman hidupnya mengemukakan bahwa individu yang mengubah pola berpikir ke arah yang positif dan menyenangkan, maka kesakitan, ketakutan, penderitaan akan hilang karena fikiran positif akan membangkitkan jiwa yang tertekan dan memberikan kekuatan untuk mengatasi penderitaan dan keputusasaan pada suatu keadaan. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian korelasi dengan pendekatan kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 52 orang, dimana subyek adalah pasien yang menderita penyakit kanker dan menjalani rawat inap di rumah sakit Pirngadi Medan. Teknik pengambilan sampel adalah total sampling, yaitu sampel yang digunakan mencakup keseluruhan populasi. Oleh karena itu, sample diambil sebanyak total populasinya yaitu 52 subyek. Alat Ukur Berpikir positif diungkap dengan menggunkan skala berpikir positif yang diambil berdasarkan

5 5 pada aspek-aspek berpikir positif yang kemukakan oleh (Albrecht, 1980) terdiri atas harapan yang positif, afirmasi diri, pernyataan yang tidak menilai, dan penyesuaian diri terhadap lingkungan. Indikasi positif ditunjukkan dengan skor total yang diperoleh dalam skala berpikir positif. Makna hidup dapat diungkap melalui skala makna hidup yang didapat berdasarkan aspek-aspek makna hidup dari Frankl (1996), yaitu: tujuan hidup, kebebasan berkeinginan, kepuasan hidup, sikap terhadap kematian, pikiran tentang bunuh diri, dan kepantasan hidup. Metode pengumpulan data dengan model skala Likert dengan empat alternatif jawaban. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur Dalam penelitian ini digunakan teknik uji validitas internal dengan mengkorelasikan nilai tiap butir dengan nilai totalnya. Korelasi yang digunakan adalah teknik korelasi product moment dari Pearson. Adapun rumus korelasi product moment tersebut adalah : Keterangan : r xy = Koefisien korelasi antar tiap butir dengan skor total. XY= Jumlah hasil kali antar setiap butir dengan skor total. X = Jumlah skor seluruh subjek untuk tiap butir. Y = Jumlah skor keseluruhan butir pada subjek. n = Jumlah subjek. Nilai validitas setiap butir (koefisien r product moment) sebenarnya masih perlu dikoreksi karena kelebihan bobot. Kelebihan bobot ini terjadi karena skor butir yang dikorelasikan dengan skor total, ikut sebagai komponen skor total, dan hal ini menyebabkan koefisien r menjadi lebih besar (Hadi, 1986). Teknik untuk membersihkan kelebihan bobot ini dipakai formula part whole. Adapun formula part whole adalah sebagai berikut: Keterangan : r bt = Koefisien r setelah dikoreksi r xy = Koefisien r sebelum dikoreksi (product moment) SD x = Standar Deviasi skor butir SD y = Standar Deviasi skor total Uji reliabilitas alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisa varians yang dipakai adalah teknik anava dari Alpha Cronbach (Azwar,

6 6 1992) dengan rumus sebagai berikut: Keterangan : Val= Korelasi keandalan Alph Vt =Varian total Metode Analisis Data Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah tekhnik korelasi product moment dari Karl Pearson. Sebelum dilakukan analisis data dengan teknik analisis product moment, maka terlebih dahulu dilakukan uji asumsi terhadap data penelitian yang meliputi: a. Uji normalitas, yaitu untuk mengetahui apakah distribusi data penelitian masing-masing variabel telah menyebar secara normal. b. Uji linieritas, yaitu untuk mengetahui apakah data dari variabel bebas memiliki hubungan yang linier dengan variabel tergantung. Semua data penelitian, mulai dari uji coba skala sampai kepada pengujian hipotesis, dianalisa dengan menggunakan komputer berprogram SPSS. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Hasil penelitian yang menggunakan skala berpikir positif kembali dilihat validitasnya yang berjumlah 31 item dengan teknik Corrected Item-Total Correlation. Dari uji validitas menunjukan nilai koefisien validitas bergerak dari 0,352 sampai 0,761. Sedangkan hasil penelitian skala makna hidup validitas berjumlah 46 aitem dengan teknik Corrected Item- Total Correlation. Dari uji validitas menunjukan nilai koefisien validitas bergerak dari 0,303 sampai 0,657. Teknik yang digunakan untuk mengetahui reliabilitas skala berpikir positif dan makna hidup ini adalah teknik Alpha Croncbach. Uji reliabilitas menunjukkan bahwa nilai Alpha Croncbach Berpikir Positif 0,935dan nilai Alpha Croncbach Makna Hidup 0,928. Dengan demikian kedua skala tersebut dapat dikatakan reliabel. Selanjutnya dari hasil uji coba alat ukur berpikir positif yang berjumlah 32 butir, diketahui bahwa terdapat 1 butir yang gugur dan 31 butir yang valid mencapai 0,300 ke atas dan hasil uji coba alat ukur makna hidup yang berjumlah 54 butir, diketahui bahwa terdapat

7 7 8 butir yang gugur dan 46 yang valid mencapai 0,300 ke atas. Butir berpikir positif yang valid memiliki koefisien validitas antara 0,352 sampai 0,761 dengan koefisien reliabilitas sebesar 0,935, dan butir makna hidup yang valid memiliki koefisien validitas antara 0,303 sampai 0,657 dengan koefisien reliabilitas sebesar 0,928. Berdasarkan hasil uji coba alat ukur penelitian diketahui bahwa untuk aitemberpikir positif yang tidak valid berjumlah 1 butir, sedangkanaitem makna hidup tidak valid berjumlah 8 butir. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik Analisis Korelasi Product Moment. Hal ini dilakukan sesuai dengan judul penelitian dan identifikasi variabel-variabelnya, dimana Analisis Korelasi Poduct Moment digunakan untuk menganalisis hubungan antara satu variabel bebas dengan satu variabel terikat. Hasil makna hidup perhitungan uji normalitas sebaran adalah sebagai berikut: Nilai rata-rata (157,134) Koefisien Kolmogorov-Smirnov ( 0,182). Simpangan Baku (15,321). Peluang terjadinya kesalahan (0.898) Pada Uji linearitas untuk mengetahui apakah distribusi data penelitian, yaitu variabel berpikir positif dan makna hidup memiliki hubungan linear. Dari hasil uji linieritas menunjukkan bahwa variabel berpikir positif berhubungan secara linier dengan variabel makna hidup, yang ditunjukkan oleh koefisien linieritas F = 0,087 dengan p < 0,05. Uji linearitas dilakukan dengan menggunakan teknik interactive graph yang menghasilkan diagram pencar (plot) dan dengan analisis Varians (ANAVA) dengan menggunakan SPSS for Windows Tabel 1. Hasil Perhitungan Uji Linieritas Hubungan Korelasional f beda p beda Keterangan Keterangan : X Y 0,087 0,000 Linier X = Berpikir Positif Y = Makna Hidup F BEDA = Koefisien linieritas p BEDA = Proporsi peluang ralat Berdasarkan hasil analisis dengan metode analisis korelasi Product Moment, diketahui bahwa terdapat hubungan positif yang

8 8 signifikan antara berpikir positif dengan makna hidup, dimana r xy = -0,038 ; p= 0.000< 0,010. Artinya semakin tinggi berpikir positif, maka akan semakin tinggi makna hidup, dan sebaliknya semakin rendah berpikir positif, maka semakin rendah makna hidup. Dari hasil penelitian ini, maka hipotesis yang diajukan dinyatakan diterima. Koefisien determinan (r 2 ) dari hubungan antara variabel bebas X dengan variabel terikat Y adalah sebesar r 2 = 0,791. Ini menunjukkan bahwa makna hidup dibentuk oleh berpikir positif sebesar79,1%. Hasil perhitungan mean hipotetik dan mean empiric ntuk variabel berpikir positif, jumlah butir yang valid adalah sebanyak 31 butir yang diformat dengan skala Likert dalam 4 pilihan jawaban, maka mean hipotetiknya adalah {(31 X 1) + (31 X 4)} : 2 = 77,5. Kemudian untuk variabel makna hidup, jumlah butir yang valid adalah sebanyak 46 butir yang diformat dengan skala Likert dalam 4 pilihan jawaban, maka mean hipotetiknya adalah {(46 X 1) + (46 X 4)} : 2 = 115. Skor total keseluruhan subjek untuk berpikir positif adalah sebesar 4736 dibagi denganjumlah subjek 52 orang, maka mean empiriknya adalah 5873 : 52 = 112,942. Skor total keseluruhan subjek untuk makna hidup adalah sebesar 8171 dibagi denganjumlah subjek 52 orang, maka mean empiriknya adalah 8171 : 52 = 157,134. Tabel 2. Hasil Perhitungan Mean Hipotetik dan Mean Empirik Berdasarkan perbandingan kedua nilai rata-rata di atas (mean hipotetik dan mean empirik), maka dapat dinyatakan bahwa pasien memiliki berpikir positif yang tinggi dan makna hidup yang tinggi juga. Hal ini bisa terjadi karena sebagian besar pasien yang menjadi sampel dalam penelitian ini telah menjalani operasi dan terapi, maka mereka memiliki harapan dan semangat hidup yang besar, inilah yang memicu tingginya berpikir positif dan makna hidupnya

9 9 Pembahasan Berdasarkan hasil perhitungan korelasi r product moment dapat diketahui bahwa terdapat hubungan positif antara berpikir positif dengan makna hidup padapasien penyakit kanker r xy = -0,038 dengan p < 0,05. Artinya berdasarkan hasil penelitian ini, maka dapat dinyatakan bahwa ada hubungan positif pada hubungan antara berpikir positif dengan makna hidup pada pasien penyakit kanker dengan hasil semakin tinggi berpikir positif maka akan semakin tinggi pula makna hidupnya. Berdasarkan hasil ini, maka hipotesis yang telah diajukan dalam penelitian ini dinyatakan diterima. Meninjau dari hasil penelitian ini diketahui bahwa, berpikir positif yang dimiliki oleh pasien penyakit kanker berpengaruh pada makna hidupnya, yang artinya bahwa semakin tinggi berpikir positif yang dimiliki oleh pasien penyakit kanker tersebut maka semakin tinggi makna hidup. Hal ini memberikan penjelasan bahwa pasien tersebut telah menemukan makna dalam penyakitnya, mereka tahu apa yang seharusnya dilakukan dalan kondisi tersebut, melakukan operasi atau menjalani berbagai terapi merupakan salah satu bentuk semangat mereka untuk sembuh. Dalam kondisi sakit mereka masih mampu mengambil sikap yang positif, mengarahkan pemikirannya pada hal-hal yang positif. Sesuai dengan penuturan Frankl yang mendukung pernyataan ini bahwa kebermaknaan hidup sebagai keadaan yang menunjukkan sejauh mana seseorang telah mengalami dan menghayati kepentingan keberadaan hidupnya menurut sudut pandang dirinya sendiri (Frankl, 2003). Hasil penelitian ini menggambarkan bahwa 79,1% makna hidup dibentuk oleh berpikir positif. Hal ini berarti terdapat 20,9% sumbangan dari faktor atau variabel lain terhadap terbentuknya makna hidup. Faktorfaktor lain tersebut antara lain adalah pola sikap, konsep diri, corak penghayatan atau kepercayaan, ibadah, dan kepribadian, menurut Frankl (dalam Schultz, 1995). Dengan memusatkan perhatian pada aspek yang positif dari suatu

10 10 keadaan atau situasi yang sedang dihadapi akan membantu individu untuk menghadapi situsasi yang mengancam atau menimbulkan stress, sehingga dia mampu memberi reaksi dalam segala peristiwa yang terjadi secara positif. Orang yang berpikir positif tidak akan menilai sesuatu secara sederhana, tetapi akan memahami secara mendalam baru kemudian menetapkan penilaian, dan tidak terpengaruh oleh penilaian orang lain, tetapi selalu memikirkan lebih jauh dan mendalam kemudian mengambil keputusan. Hal ini membuat seseorang memiliki kemampuan menyesuaikan diri yang lebih besar dalam menyikapi masalah, kemudian mengubahnya menjadi positif (El-Bahdal, 2010). Kemudian Hanik (2004) menambahkan bahwa dalam kebermaknaan hidup terdapat dua arti dasar yaitu, kebermaknaan lebih merujuk pada interpretasi terhadap pengalaman atau hidup pada umumnya, dan kebermaknaan lebih merujuk pada tujuan-tujuan dan motivasi-motivasi yang membuat individu memiliki respek terhadap pengalamannya atau hidupnya. Makna hidup mempunyai arti yang berbeda pada setiap individutergantung dari sudut pandang mana iamelihatnya dan mengartikannya. Hasil lain yang diperoleh dari penelitian ini, diketahui bahwa berpikir positif yang dimiliki oleh pasien penyakit kanker RSUD Dr. Pirngadi Medan tergolong tinggi. Hal ini didasarkan pada nilai ratarata empirik yang diperoleh yaitu 112,942 lebih besar dari nilai ratarata hipotetik yaitu 77,5dengan selisih yang melebihi nilai SD atau SB yang besarnya 9,116. Hal ini berarti pasien mengarahkan pikirannya pada kesembuhan, merasa dibutuhkan, melawan rasa takutnya. Selanjutnya untuk variabel makna hidup, diketahui bahwa pasien penyakit kanker RSUD Dr. Pirngadi Medan memiliki makna hidup yang tergolong tinggi, sebab nilai ratarata empirik yang diperoleh yaitu 157,134 lebih besar dari nilai ratarata hipotetik yaitu 115 dengan selisih yang melebihi nilai SD atau SB yang besarnya 15,321. Hal ini juga dikarenakan pasien telah menjalani operasi dan terapi, juga adanya dukungan yang kuat dari keluarga, pasien tidak

11 11 mengeluhkan sakitnya, bisa tersenyum pada keluarga yang menjenguk, dan tetap menjalankan ibadah. Berdasarkan pernyataan diatas bahwa inividu yang mengubah pola berpikirnya ke arah yang positif dan menyenangkan, maka kesakitan, ketakutan, penderitaan akan hilang karena pikiran positif akan membangkitkan jiwa yang tertekan dan memberikan kekuatan untuk mengatasi penderiataan pada suatu keadaan, Frankl (dalam Schultz, 1995). Ketika seseorang menemukan makna hidup maka ia akan menentukan tujuan hidup yang pada akhirnya akan membuat segala kegiatan menjadi lebih terarah. Kebermaknaan hidup merupakan perasaan subjektif bahwa segala sesuatu yang terjadi pada diri subjek mempunyai dasar kokoh dan penuh arti atau dengan kata lain subjek merasa bahwa dirinya benar, dan tepat (Erikson dalam Cremers, 1989). Benar dan tepat dalam mengambil tindakan atau keputusan baik yang berhubungan dengan dirinya sendiri maupun orang lain akan menimbulkan rasa penuh makna. Adanya hubungan signifikan antara berpikir positif dengan makna hidup, maka dapatlah dikatakan bahwa para pasien RSUD Dr. Pirngadi Medan memiliki pikiran yang positif meskipun dalam keadaan sakit sehingga dapat menemukan makna dalan penderitaan dalam hidupnya. Seseorang yang berpikir positif akan memandang peristiwa yang dialami maupun keadaan dirinya dari sisi yang positif. Sebaliknya, mereka yang berpikir negatif akan melihat dari sudut negatif. Akibatnya seseorang yang berpikir positif akan mempunyai mood (suasana hati) yang lebih positif serta tingkatan energi yang lebih tinggi (Eperson dalam Goodhart, 1985). Sementara harapan dan pikiran yang negatif akan mendorong seseorang untuk menjadi depresi. Dapat diketahui adanya pengaruh caraberpikir seseorang terhadap reaksi seseorang dalam menghadapi problem-problem kehidupannya yang dapat mempengaruhi kesehatan mental maupun fisik. Bastaman (1995) mengatakan bahwa orang yang menghayati hidupnya bermakna menunjukkan

12 12 kehidupan yang penuh gairah dan optimis, terarah, dan bertujuan, mampu beradaptasi, luwes dalam bergaul dengan tetap menjaga identitas diri dan apabila dihadapkan pada suatu penderitaan ia akan tabah dan menyadari bahwa ada hikmah di balik penderitaan. Orang yang berpikir positif adalah orang sering berbicara sukses dari pada kegagalan, cinta dari pada kebencian, kebahagiaan dari pada kepedihan, persahabatan dari pada permusuhan, rasa percaya diri dari pada raa takut, kepuasan dari pada ketidak puasan, kebaikan dari pada kejahatan, dan berita yang bagus dari pada berita yang buruk, serta bagaimana menyelesaikan masalah dari buruknya masalah itu sendiri. Begitulah pikiran positif yang selalu aktif sepanjang waktu tanpa pengaruh apapun dan siapa pun. Dalam kondisi kritis sebagian orang bisa menguasai kondisinya, karena ia tahu bahwa setiap permasalahan pasti ada jalan keluarnya. Dengan begitu, seseorang akan mampu mewujudkan impian hidup dan menjalaninya dengan ketentraman batin dalam setiap aspek kehidupan. DAFTAR PUSTAKA Anderson, G Kiat Menghadapi Vonis Kanker. Gramedia: Pustaka Utama Bastaman, H.D Meraih Hidup Bermakna. Jakarta: Paramadina. Bastaman, H.D Logoterapi Psikologi Untuk Menemui Makna Hidup. Jakarta: Rajawali Press. El-Bahdal, M.R Asyiknya Berpikiran Positif. Jakarta: Zaman. Cremers Kebermaknaan Hidup dalam Seseorang. Jakarta: Bumi Aksara Frankl, V.E Man s Search For Meaning; an introduction to Logotherapy. Edisi Terjemahan. Yogyakarta: Kreasi Wacana. Frankl, V.E Man s Search For Meaning. Mencari Makna Hidup. Bandung: Nuansa. Goodhart Positive Thinking. Jakarta: Rineka Pustaka. Hadi, Purnomo Berfikir Positif. Jakarta: Platinum. Koeswara, E Logoterapi Psikoterapi Victor Frankl. Yogyakarta: Kanisius.

13 13 Lazarus Arti Berfikir Positif. Gramedia: Pustaka Utama. Kepribadian Sehat. Yogyakarta: Kansius. Rasyid, Musa Asyiknya Berpikiran Positif. Jakarta: Zaman. Schultz, John W Psikologi Pertumbuhan, Model-Model

BAB III METODE PENELITIAN. Identifikasi Variabel Penelitian, (B) Definisi Operasional Penelitian, (C) Populasi dan Teknik

BAB III METODE PENELITIAN. Identifikasi Variabel Penelitian, (B) Definisi Operasional Penelitian, (C) Populasi dan Teknik BAB III METODE PENELITIAN Pembahasan pada bagian metode penelitian ini akan menguraikan mengenai (A Identifikasi Variabel Penelitian, (B Definisi Operasional Penelitian, (C Populasi dan Teknik Pengambilan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupannya. Seseorang yang mengalami peristiwa membahagiakan seperti dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupannya. Seseorang yang mengalami peristiwa membahagiakan seperti dapat BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berbagai pengalaman baik positif maupun negatif tidak dapat lepas dari kehidupan seseorang. Pengalaman-pengalaman tersebut akan memberi pengaruh yang pada akhirnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini variabel-variabel yang diteliti yaitu kecerdasan

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini variabel-variabel yang diteliti yaitu kecerdasan BAB III METODE PEELITIA A. Tipe Penelitian Dalam penelitian ini variabel-variabel yang diteliti yaitu kecerdasan emosional dan komunikasi interpersonal. Untuk jenis penelitian kuantitatif ini, maka pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Pendekatan Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Pendekatan Penelitian BAB III METODE PEELITIA A. Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian yang dipakai pada penelitian ini adalah kuantitatif. Menurut Sugiono (2008) metode penelitian kuantitatif adalah metode penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengenai (A) Tipe Penelitian (B). Identifikasi Variabel Penelitian, (C). Definisi

BAB III METODE PENELITIAN. mengenai (A) Tipe Penelitian (B). Identifikasi Variabel Penelitian, (C). Definisi BAB III METODE PENELITIAN Pembahasan pada bagian metode penelitian ini akan menguraikan mengenai (A) Tipe Penelitian (B). Identifikasi Variabel Penelitian, (C). Definisi Operasional Penelitian, (D). Subjek

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 40 BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Dalam penelitian ini variabel-variabel yang diteliti yaitu daya tarik interpersonal dan kohesivitas kelompok. Untuk kepentingan penelitian ini, maka pelaksanaannya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tipe Penelitian. untuk melihat perbedaan (kepercayaan diri) ditinjau dari jenis kelamin.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tipe Penelitian. untuk melihat perbedaan (kepercayaan diri) ditinjau dari jenis kelamin. BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Dalam penelitian ini variabel yang diteliti yaitu kepercayaan diri. Untuk jenis penelitian kuantitatif ini, maka pelaksanaan penelitian dilakukan dengan cara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Untuk dapat meneliti konsep empirik, konsep tersebut harus dioperasionalkan dengan mengubahnya menjadi variabel. Menurut Arikunto (2006), variabel adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITTIAN. kepuasan kerja dengan komitmen organisasi. Dalam penelitian ini variabel yang diteliti yaitu

BAB III METODE PENELITTIAN. kepuasan kerja dengan komitmen organisasi. Dalam penelitian ini variabel yang diteliti yaitu BAB III METODE PEELITTIA A. Tipe Penelitian Tipe penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang ingin melihat hubungan antara kepuasan kerja dengan komitmen organisasi. Dalam penelitian ini variabel

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Uji Asumsi Sebelum dilakukan uji hipotesis, dilakukan uji asumsi data hasil penelitian tersebut. Setelah dilakukan uji asumsi berupa uji normalitas dan linieritas selanjutnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tipe Penelitian. B. Identifikasi Variabel. Dalam penelitian ini, variabel-variabel yang digunakan yaitu:

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tipe Penelitian. B. Identifikasi Variabel. Dalam penelitian ini, variabel-variabel yang digunakan yaitu: BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Unsur yang paling penting di dalam suatu penelitian adalah metode penelitian, metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan

Lebih terperinci

1. Variabel bebas (X) : Dukungan sosial teman sebaya. 1. Variabel terikat (Y) : Kemampuan bersosialisasi. 1. Kemampuan Bersosialisasi

1. Variabel bebas (X) : Dukungan sosial teman sebaya. 1. Variabel terikat (Y) : Kemampuan bersosialisasi. 1. Kemampuan Bersosialisasi BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Salah satu hal yang paling penting diharapkan dari sebuah penelitian adalah diperolehnya hal yang dapat dipertanggung jawabkan. Atas dasar itu, dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, variabel-variabel yang diteliti yaitu komunikasi

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, variabel-variabel yang diteliti yaitu komunikasi BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Dalam penelitian ini, variabel-variabel yang diteliti yaitu komunikasi interpersonal dan keharmonisan keluarga. Untuk jenis penelitian kuantitatif ini, maka

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian, definisi operasional variabel penelitian, populasi dan metode

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian, definisi operasional variabel penelitian, populasi dan metode BAB III METODE PEELITIA Metode penelitian merupakan usaha untuk menjawab permasalahan, memahami peraturan, dan memprediksikan keadaan dimasa yang akan dating (ursalam, 2001). Pada bab ini akan diuraikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian 1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research). Penelitian lapangan merupakan suatu penelitian untuk memperolah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sampel, (D) Metode pengumpulan data, (E) Validitas dan Reliabilitas alat ukur, 1. Variabel bebas : Adversity Quotient

BAB III METODE PENELITIAN. sampel, (D) Metode pengumpulan data, (E) Validitas dan Reliabilitas alat ukur, 1. Variabel bebas : Adversity Quotient BAB III METODE PENELITIAN Berdasarkan metode penelitian ini akan menguraikan : (A) Identifikasi variabel-variabel penelitian, (B) Defenisi operasional penelitian, (C) Populasi dan sampel, (D) Metode pengumpulan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dalam penelitian ini adalah model korelasional (Newman, 2000). Maksud korelasional dari

BAB III METODE PENELITIAN. dalam penelitian ini adalah model korelasional (Newman, 2000). Maksud korelasional dari 31 BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Penelitian ini berjeniskan penelitian kuantitatif, dimana prosedur yang digunakan dalam penelitian ini adalah model korelasional (Newman, 000). Maksud korelasional

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Menurut Babbie (Prasetyo, 2005) rancangan penelitian adalah mencatat perencanaan dari cara berfikir dan merancang suatu strategi untuk menemukan sesuatu.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya

BAB III METODE PENELITIAN. informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya BAB III METODE PENELITIAN 1. Identifikasi Variabel Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Subjek Penelitian. Unit Kegiatan Mahasiswa Forum Mahasiswa Islam Psikologi Ar-Ruuh.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Subjek Penelitian. Unit Kegiatan Mahasiswa Forum Mahasiswa Islam Psikologi Ar-Ruuh. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini membahas mengenai pelaksanaan penelitian berupa kancah penelitian dan segala persiapan yang telah dilakukan, pelaksanaan penelitian, hasil perhitungan analisis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 27 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan prosedur atau cara yang digunakan dalam penelitian untuk membahas masalah-masalah yang dihadapinya dengan terlebih dahulu merumuskan hal-hal yang

Lebih terperinci

diri dengan kepuasan hidup, dimana lansia yang memiliki kemampuan

diri dengan kepuasan hidup, dimana lansia yang memiliki kemampuan Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dilihat kaitan antara penyesuaian diri dengan kepuasan hidup, dimana lansia yang memiliki kemampuan penyesuaian diri yang baik, maka akan merasakan kepuasan hdiup

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tipe Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tipe Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, karena penelitian kuantitatif digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Rancangan Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif, penelitian yang banyak menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Dan Definisi Operasional 1 Variabel Variabel penelitian pada dasarnya merupakan sesuatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hipotesis yang telah disusun. Dalam penelitian yang bersifat kuantitatif ini, maka

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hipotesis yang telah disusun. Dalam penelitian yang bersifat kuantitatif ini, maka BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dalam usaha menguji hipotesis yang telah disusun. Dalam penelitian yang bersifat kuantitatif ini,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah metode yang digunakan untuk meneliti populasi atau sampel tertentu, pengumpulan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Defenisi Operasional Variabel Penelitian, (C) Populasi, Sampel, Teknik

BAB III METODE PENELITIAN. Defenisi Operasional Variabel Penelitian, (C) Populasi, Sampel, Teknik BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini peneliti akan menjelaskan tentang metode yang akan digunakan dalam penelitian ini meliputi: (A) Identifikasi Variabel Penelitian, (B) Defenisi Operasional Variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Operasional Variabel Penelitian, (c) Populasi, Sampel, Teknik Pengambilan

BAB III METODE PENELITIAN. Operasional Variabel Penelitian, (c) Populasi, Sampel, Teknik Pengambilan 38 BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini akan menjelaskan tentang metode yang akan digunakan dalam penelitian ini meliputi : (a) Identifikasi Variabel Penelitian, (b) Depenisi Operasional Variabel Penelitian,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. variabel-variabel penelitian, (B) Defenisi operasional penelitian, (C) Populasi dan

BAB III METODE PENELITIAN. variabel-variabel penelitian, (B) Defenisi operasional penelitian, (C) Populasi dan BAB III METODE PENELITIAN Berdasarkan metode penelitian ini akan menguraikan : (A) Identifikasi variabel-variabel penelitian, (B) Defenisi operasional penelitian, (C) Populasi dan sampel, (D) Metode pengumpulan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. Setiap kegiatan penelitian tentu memusatkan perhatiannya pada beberapa

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. Setiap kegiatan penelitian tentu memusatkan perhatiannya pada beberapa BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Setiap kegiatan penelitian tentu memusatkan perhatiannya pada beberapa fenomena atau gejala utama dan pada beberapa fenomena lain yang relevan. Dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Pembahasan pada bagian metode penelitian ini akan menguraikan mengenai (A) Identifikasi Variabel Penelitian, (B) Definisi Operasional Variabel Penelitian, (C) Populasi dan Teknik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Variabel penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah:

BAB III METODE PENELITIAN. Variabel penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah: 18 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Variabel Penelitian Variabel penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah: Variabel independent : motivasi kerja (X 1 ) dan sikap karyawan (X 2 ) Variabel dependent

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini variabel variabel yang diteliti yaitu kompensasi dan

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini variabel variabel yang diteliti yaitu kompensasi dan BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Dalam penelitian ini variabel variabel yang diteliti yaitu kompensasi dan kepuasan kerja. Untuk kepentingan penelitian ini, maka pelaksanaanya dilakukan dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 57 BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional 1. Variabel Variabel adalah sesuatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. banyak menggunakan angka-angka dari mulai pengumpulan data, penafsiran

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. banyak menggunakan angka-angka dari mulai pengumpulan data, penafsiran BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan penelitian yang dalam prosesnya banyak

Lebih terperinci

Hubungan kematangan Emosi dan Kebahagiaan Pada Remaja yang Mengalami Putus Cinta. Dini Amalia Ulfah Dr. Intaglia Harsanti

Hubungan kematangan Emosi dan Kebahagiaan Pada Remaja yang Mengalami Putus Cinta. Dini Amalia Ulfah Dr. Intaglia Harsanti Hubungan kematangan Emosi dan Kebahagiaan Pada Remaja yang Mengalami Putus Cinta Dini Amalia Ulfah 12512192 Dr. Intaglia Harsanti BAB 1: Latar Belakang Masa remaja adalah masa dimana individu mulai menyukai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. fenomena atau gejala utama dan pada beberapa fenomena lain yang relevan.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. fenomena atau gejala utama dan pada beberapa fenomena lain yang relevan. BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Setiap kegiatan penelitian tentu memusatkan perhatiannya pada beberapa fenomena atau gejala utama dan pada beberapa fenomena lain yang relevan. Dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. data-data numeral atau angka-angka. Menurut Arikunto (2004) bahwa penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. data-data numeral atau angka-angka. Menurut Arikunto (2004) bahwa penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif kuantitatif, yaitu suatu penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk dalam penelitian korelasional. Penelitian korelasional dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua atau beberapa

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah penelitian yang banyak menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. menjadi obyek pengamatan penelitian dan sebagai faktor-faktor yang berperan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. menjadi obyek pengamatan penelitian dan sebagai faktor-faktor yang berperan 28 BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Variabel dalam penelitian ini diartikan sebagai segala sesuatu yang akan menjadi obyek pengamatan penelitian dan sebagai faktor-faktor yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang berada di Fakultas Psikologi dan Kesehatan dan Fakultas Ekonomi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang berada di Fakultas Psikologi dan Kesehatan dan Fakultas Ekonomi 68 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Subjek Subyek penelitian atau populasi ini adalah Mahasiswa Semester 8 yang berada di Fakultas Psikologi dan Kesehatan dan Fakultas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Variabel-variabel dari penelitian ini adalah : 1. Variabel terikat adalah : konsep diri 2. Variabel bebas adalah : keharmonisan keluarga B.

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Tabel 8 Distribusi sampel penelitian berdasarkan Usia Usia Jumlah (N) Persentase (%) TOTAL

BAB IV PEMBAHASAN. Tabel 8 Distribusi sampel penelitian berdasarkan Usia Usia Jumlah (N) Persentase (%) TOTAL BAB IV PEMBAHASAN A. Deskripsi Subyek Subyek dalam penelitian ini adalah pasien diabetes melitus tipe 2 yang melakukan rawat jalan di RSUD dr. H. Slamet Martodirdjo, Kabupaten Pamekasan. Selanjutnya akan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian ex-post facto, yaitu Penelitian untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian ex-post facto, yaitu Penelitian untuk BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu semua data yang diperoleh diwujudkan dalam bentuk angka. Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. hubungan antara dua atau beberapa variabel (Arikunto, 2005: 247). Penelitian dengan

BAB III METODE PENELITIAN. hubungan antara dua atau beberapa variabel (Arikunto, 2005: 247). Penelitian dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini termasuk dalam penelitian korelasional kuantitatif. Penelitian korelasional merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif. Ciri-ciri sebuah penelitian kuantitatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sejauhmana perbedaan harga diri dan perilaku asertif siswa korban bullying

BAB III METODE PENELITIAN. sejauhmana perbedaan harga diri dan perilaku asertif siswa korban bullying 88 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian ini berorientasi pada penelitian kuantitatif, yakni ingin melihat sejauhmana perbedaan harga diri dan perilaku asertif siswa korban bullying

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan yang signifikan antara kualitas

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan yang signifikan antara kualitas BAB III METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasi, karena penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan yang signifikan antara kualitas kehidupan bekerja dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian, maka baik buruknya suatu hasil penelitian sebagian tergantung pada

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian, maka baik buruknya suatu hasil penelitian sebagian tergantung pada 49 BAB III METODE PENELITIAN Pengumpulan data adalah salah satu langkah penting dalam suatu penelitian, maka baik buruknya suatu hasil penelitian sebagian tergantung pada teknik-teknik pengumpulan datanya.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tipe Penelitian Penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Alasannya adalah peneliti ingin mengeneralisasikan suatu fenomena pada suatu kelompok. Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 46 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Dalam penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif, yang suatu penelitian dituntut menggunakan angka mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan bentuk penelitian kuantitatif dengan menggunakan teknik korelasional. Penelitian dengan teknik korelasional merupakan penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian dapat diklasifikasikan dari berbagai cara dan sudut pandang. Dilihat dari pendekatan analisisnya, penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tipe Penelitian. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tipe Penelitian. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Pendekatan BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini akan di uraikan tentang tipe penelitian, identifikasi variabel penelitian, defenisi operasional variabel penelitian, populasi dan teknik pengambilan sampel, metode

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini, peneliti akan membahas mengenai laporan pelaksanaan penelitian yang terdiri dari gambaran umum subjek, hasil uji validitas dan reliabilitas, uji normalitas

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. melalui berbagai penelitian terdahulu tentang kepuasan kerja dan work life

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. melalui berbagai penelitian terdahulu tentang kepuasan kerja dan work life BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Subjek Penelitian ini dimulai dengan merumuskan variabel penelitian melalui berbagai penelitian terdahulu tentang kepuasan kerja dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mendeteksi sejauhmana variasi-variasi pada suatu faktor yang berkaitan dengan

BAB III METODE PENELITIAN. mendeteksi sejauhmana variasi-variasi pada suatu faktor yang berkaitan dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain Penelitian yang digunakan dalan penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan metode korelasional. Metode korelasional digunakan untuk mendeteksi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. bersifat deskriptif. Hal ini disebabkan karena data-data yang diperolah dalam

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. bersifat deskriptif. Hal ini disebabkan karena data-data yang diperolah dalam 46 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini termasuk ke dalam jenis penelitian kuantitatif yang bersifat deskriptif. Hal ini disebabkan karena data-data yang diperolah dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional 1. Identitas Variabel Variabel merupakan suatu yang dapat berubah-ubah dan mempunyai nilai yang berbeda-beda, menurut (Sugioyo, 2001), variabel

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. metode statistika (Azwar, 2010). Variabel penelit ian yang digunakan dalam

BAB 3 METODE PENELITIAN. metode statistika (Azwar, 2010). Variabel penelit ian yang digunakan dalam BAB 3 METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional 1. Variabel penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menekankan analisinya pada data-data numerikal (angka) tentang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. gejala, baik statistik deskriptif maupun statistik infrensial. Menurut Sugiyono

BAB III METODE PENELITIAN. gejala, baik statistik deskriptif maupun statistik infrensial. Menurut Sugiyono BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe penelitian Penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif diartikan sebagai suatu penelitian yang menggunakan alat bantu statistik paling

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 2 Sekampung Lampung Timur pada

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 2 Sekampung Lampung Timur pada III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 2 Sekampung Lampung Timur pada Tahun Pelajaran 2015/2016. B. Metode Penelitian Metode penelitian adalah suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia yang berlokasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sampel tertentu, teknik pengambilan sampel biasanya dilakukan dengan cara random,

BAB III METODE PENELITIAN. sampel tertentu, teknik pengambilan sampel biasanya dilakukan dengan cara random, BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian yang akan dilakukan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif korelasional. Pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. variabel-variabel yang diambil dalam penelitian ini.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. variabel-variabel yang diambil dalam penelitian ini. BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Untuk menguji hipotesis penelitian, sebelumnya akan dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 38 BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe penelitian Dalam penelitian ini variabel-variabel yang diteliti yaitu kepercayaan diri dan komunikasi interpersonal. Untuk jenis penelitian kuantitatif ini, maka pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tipe Penelitian Jenis penelitian ini termasuk ke dalam penelitian kuantitatif yang bersifat korelasi untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas dengan tergantung.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. numerik dan diolah dengan metode statistika serta dilakukan pada

BAB III METODE PENELITIAN. numerik dan diolah dengan metode statistika serta dilakukan pada BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang merupakan penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 58 BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional 1. Identifikasi Variabel Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif yang bertujuan untuk mencari hubungan antar variabel.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian korelasional. Dimana penelitian ini menghubungkan antara variabel X (beban kerja)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 48 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian dan Tempat penelitian Metode penelitian ini merupakan penelitian korelasional. Suharsini Arikunto (1998) menyatakan bahwa penelitian korelasional merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Devinisi Operasional Penelitian, (C) Subjek Penelitian, Populasi dan Sampel (D)

BAB III METODE PENELITIAN. Devinisi Operasional Penelitian, (C) Subjek Penelitian, Populasi dan Sampel (D) 87 BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Dalam bab ini peneliti akan menjelaskan tentang metode yang akan digunakan dalam penelitian ini meliputi: (A) Identifikasi Variabel Penelitian,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan pada penelitian ini adalah dengan menggunakan penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang banyak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Variabel Penelitian, (C) Subjek penelitian, (D) Teknik Pengambilan Data (E)

BAB III METODE PENELITIAN. Variabel Penelitian, (C) Subjek penelitian, (D) Teknik Pengambilan Data (E) BAB III METODE PEELITIA Dalam suatu penelitian salah satu unsur yang sangat penting adalah metode yang digunakan. Dalam bab ini, akan diuraikan pook-pokok bahasan sebagai berikut: (A) Identifikasi Variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah:

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah: BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Variabel penelitian pada dasarnya adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dan validitas dan reliabilitas dan analisis data. 2. Variabel Bebas : Dukungan Sosial

BAB III METODE PENELITIAN. dan validitas dan reliabilitas dan analisis data. 2. Variabel Bebas : Dukungan Sosial BAB III METODE PENELITIAN Unsur yang paling penting di dalam suatu penelitian adalah metode penelitian, karena melalui proses tersebut dapat ditemukan apakah hasil dari suatu penelitian dapat dipertanggungjawabkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Lokasi Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian korelasional, yaitu bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pola asuh demokratis orang tua dengan kemandirian

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. penelitian. Subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa baru tahun

BAB IV PEMBAHASAN. penelitian. Subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa baru tahun BAB IV PEMBAHASAN A. Deskripsi Subjek Penelitian ini adalah penelitian populasi, sehingga tidak digunakan sampel untuk mengambil data penelitian. Semua populasi dijadikan subyek penelitian. Subyek dalam

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Variabel penelitian Dan Definisi Operasional

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Variabel penelitian Dan Definisi Operasional BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Variabel penelitian Dan Definisi Operasional 1. Variabel penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yaitu penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Dalam suatu penelitian salah satu unsur yang sangat penting adalah metode yang digunakan. Dalam bab ini, akan diuraikan pook-pokok bahasan sebagai berikut: (A) Tipe Penelitian,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. metode yang digunakan. Dalam bab ini, akan diuraikan pokok-pokok bahasan

BAB III METODE PENELITIAN. metode yang digunakan. Dalam bab ini, akan diuraikan pokok-pokok bahasan 53 BAB III METODE PENELITIAN Dalam suatu penelitian salah satu unsur yang sangat penting adalah metode yang digunakan. Dalam bab ini, akan diuraikan pokok-pokok bahasan sebagai berikut : (A) Tipe Penelitian,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 44 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan metode korelasional. Metode penelitian korelasional digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode merupakan unsur penting dalam penelitian ilmiah, karena metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode merupakan unsur penting dalam penelitian ilmiah, karena metode 26 BAB III METODE PEELITIA Metode merupakan unsur penting dalam penelitian ilmiah, karena metode yang digunakan dalam penelitian dapat menemukan apakah penelitian tersebut dapat dipertanggung jawabkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada bab ini akan di bahas enam hal yang meliputi, identifikasi variabel

BAB III METODE PENELITIAN. Pada bab ini akan di bahas enam hal yang meliputi, identifikasi variabel BAB III METODE PEELITIA Pada bab ini akan di bahas enam hal yang meliputi, identifikasi variabel penelitian, definisi operasional variabel penelitian, subjek penelitian, metode pengumpulan data, validitas

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Uji Asumsi Sebelum analisis data dilakukan, terlebih dahulu dilakukan uji asumsi untuk mengetahui normal tidaknya sebaran data dan linear atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan pada penelitian deskriptif atau dalam rangka pengujian hipotesis

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan pada penelitian deskriptif atau dalam rangka pengujian hipotesis 41 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif yang merupakan penelitian yang menekankan pada data-data numerical atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Pendekatan dan jenis penelitian. penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data numerikal atau

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Pendekatan dan jenis penelitian. penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data numerikal atau BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian 1. Pendekatan dan jenis penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang merupakan penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. (C). Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel (D). Metode. A. Identifikasi Variabel-Variabel Penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN. (C). Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel (D). Metode. A. Identifikasi Variabel-Variabel Penelitian. BAB III METODE PENELITIAN Metode merupakan unsur penting dalam penelitian ilmiah, karena metode yang digunakan dalam penelitian dapat menemukan apakah penelitian tersebut dapat dipertanggung jawabkan hasilnya.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 52 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Salah satu unsur penting dalam penelitian ilimiah adalah adanya suatu metode tertenu yang digunakan untuk memecahkan persoalan yang dihadapi sehingga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mempunyai langkah-langkah sistematis. Sedangkan metodologi ialah suatu

BAB III METODE PENELITIAN. mempunyai langkah-langkah sistematis. Sedangkan metodologi ialah suatu BAB III METODE PENELITIAN Metode ialah suatu prosedur atau cara untuk mengetahui sesuatu yang mempunyai langkah-langkah sistematis. Sedangkan metodologi ialah suatu pengkajian dalam memperlajari peraturan-peraturan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PEELITIA Berdasarkan metode penelitian ini akan menguraikan : (A) Identifikasi variabel-variabel penelitian, (B) Defenisi operasional penelitian, (C) Populasi dan sampel, (D) Metode pengumpulan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. informasi yang bermanfaat untuk meningkatakan mutu suatu hal yang menarik minat

BAB III METODE PENELITIAN. informasi yang bermanfaat untuk meningkatakan mutu suatu hal yang menarik minat BAB III METODE PENELITIAN A. PENDEKATAN DAN JENIS PENELITIAN Menurut Arikunto (2002:91) penelitian adalah suatu kegiatan mencermati suatu obyek dengan menggunakan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menguraikan mengenai identifikasi variabel penelitian, defenisi oprasional,

BAB III METODE PENELITIAN. menguraikan mengenai identifikasi variabel penelitian, defenisi oprasional, BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan unsur paling penting dalam penelitian ilmiah, karena metode yang digunakan dalam penelitian dapat menemukan apakah penelitian tersebut dapat dipertanggung

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menganalisis data dengan menggunakan angka-angka, rumus atau model

BAB III METODE PENELITIAN. menganalisis data dengan menggunakan angka-angka, rumus atau model BAB III METODE PENELITIAN H. Tipe Penelitian Penelitian ini menggunakan kuantitatif, maksudnya bahwa dalam menganalisis data dengan menggunakan angka-angka, rumus atau model matematis berdasarkan permasalahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian korelasional. Penelitian korelasional adalah penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui ada-tidaknya hubungan antara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap hasil penelitian. Kegiatan penelitian harus mengikuti langkah-langkah

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap hasil penelitian. Kegiatan penelitian harus mengikuti langkah-langkah 20 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan faktor penting yang sangat berpengaruh terhadap hasil penelitian. Kegiatan penelitian harus mengikuti langkah-langkah atau prosedur kerja sehingga

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu. menggunakan angka-angka untuk menyimpulkan hasil penelitian.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu. menggunakan angka-angka untuk menyimpulkan hasil penelitian. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu menggunakan angka-angka untuk menyimpulkan hasil penelitian. penelitian ini termasuk penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Metode Penelitian yang Digunakan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Metode Penelitian yang Digunakan BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian yang Digunakan Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif. Creswell ( dalam Alsa, 2003, h. 13) menjelaskan

Lebih terperinci