Analisis Morfologis dalam Antologi Geguritan Sapu (Antologi Geguritan Lan Esai Bengkel Dan Sastra Jawa 2012)
|
|
- Utami Susanto
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Analisis Morfologis dalam Antologi Geguritan Sapu (Antologi Geguritan Lan Esai Bengkel Dan Sastra Jawa 2012) Oleh: Rindiantika Fresti Apriliana Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: (1) proses morfologis dalam antologi geguritan Sapu (Antologi Geguritan lan Esai Bengkel dan Sastra Jawa 2012, (2) perubahan makna akibat proses morfologis pada antologi geguritan Sapu (Antologi Geguritan lan Esai Bengkel dan Sastra Jawa 2012). Jenis penelitian ini yaitu deskriptif kualitatif. Sumber data penelitian ini adalah antologi geguritan Sapu (Antologi Geguritan lan Esai Bengkel dan Sastra Jawa 2012). Data penelitian dalam penelitian ini adalah satuan gramatikal yang berupa kata yang mengalami proses morfologis meliputi afiksasi, reduplikasi, dan pemajemukan kata. Teknik pengumpulan data yang digunakan teknik pustaka, dan teknik simak catat. Instrumen penelitian yaitu peneliti sendiri dan dibantu dengan tabel yang berguna untuk mengelompokkan data. Data dianalisis dengan menggunakan metode agih, dan data disajikan dengan teknik informal.dalam penyajian data menggunakan teknik formal dan informal. Hasil penelitian pemerolehan data dan pembahasan yaitu (1) proses afiksasi yang meliputi: prefiks {N-} ny- ng- m- n-, {di-}, {a-}, {ke-}, {ka-}, {sa-}, {pan-}, {pa-}, dan {dak-/tak-/kok}; infiks {-um-}, {- er-}, dan {-el-}; sufiks {-e/-ne}, {-i/-ni}, {-a}, {-an}, {-ake}, {-ana}, dan {-ane}; konfiks {ka-,-an}, {N-,-ake}, {pa-,-an}, {pan-,-an}, {sa-,-e}, {N-,-i}, dan {ka-,-ake}; proses reduplikasi meliputi: dwilingga, dwilingga salin swara, dwipurwa, dan dwiwasana; proses pemajemukan meliputi tembung camboran wutuh (2) perubahan makna akibat proses morfologis pada antologi geguritan Sapu (Antologi Geguritan lan Esai Bengkel dan Sastra Jawa 2012) meliputi: proses afiksasi yang meliputi: prefiks {N-} ny- ng- m- n- dapat membentuk tembung kriya tanduk; infiks {-um-} kriya tanpa lesan dan kaanan; sufiks {-e/-ne} dan {-ane} tembung aran; konfiks {ka-,-an}, {ka-,-ake}, {N-,-i} tembung kriya; reduplikasi dwilingga membentuk tembung aran; dan pemajemukan tembung camboran wutuh akan membentuk satu kesatuan kata dan memiliki makna yang berbeda dengan bentuk dasarnya. Kata kunci : morfologis, geguritan Pendahuluan Bahasa merupakan alat yang sangat penting untuk berkomunikasi antar manusia. Bahasa sendiri memiliki banyak arti. Menurut Sturtevant (dalam Suwandi, 2011: 21) bahasa adalah sistem lambang bunyi yang digunakan dengan manasuka untuk bekerja sama. Jadi, bahasa adalah sistem lambang yang bersifat arbitrer atau manasuka, yang dipakai oleh anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasi diri. Demikian pula sebagai alat komunikasi salah satunya yaitu bahasa Jawa memiliki komponen-komponen seperti aspek fonologi, morfologi, sintaksis, dan semantik. Penelitian ini mengambil aspek morfologi. Menurut Mulyana Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 71
2 (2007: 5) istilah morfologi diturunkan dari bahasa Inggris morphology mempunyai arti yaitu suatu cabang ilmu linguistik yang mempelajari tentang bagian-bagian kata yang sesuai dengan tata bahasa. Melalui bahasa seseorang dapat menghasilkan sebuah karya sastra. Sebuah karya sastra Jawa mempunyai hubungan yang erat dengan pembentukan kata. Pembentukan kata beserta prosesnya disebut dengan proses morfologis. Ramlan (2009: 51) menjelaskan bahwa proses morfologik adalah proses pembentukan suatu kata yang berasal dari bentuk dasar. Proses morfologis terdiri dari beberapa jenis yaitu (1) afiksasi (2) reduplikasi, dan (3) pemajemukan. Para pembaca pun sebagian kecil ada yang belum paham tentang proses pembentukan kata beserta akibat dari pembentuk kata tersebut. Inilah yang menjadi alasan penting penulis mengambil judul Analisis Morfologis dalam antologi geguritan Sapu (Antologi Geguritan lan Esai Bengkel dan Sastra Jawa 2012). Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses morfologis dan mendeskripsikan perubahan makna akibat proses morfologis. Adapun tinjauan pustaka atau penelitian yang relevan dengan penelitian yang penulis lakukan yaitu penelitian yang dilakukan oleh Isna Nurhayati dengan skripsinya yang berjudul Afiksasi, Reduplikasi, dan Komposisi Bahasa Jawa dalam Novel Garuda Putih karya Suparto Brata. Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Data dalam penelitian ini yaitu berupa kata-kata yang termasuk ke dalam proses morfologis yang meliputi afiksasi, reduplikasi, dan pemajemukan dan sumber data dalam penelitian ini yaitu antologi geguritan Sapu (Antologi Geguritan lan Esai Bengkel dan Sastra Jawa 2012). Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik pustaka, teknik baca dan teknik catat. Instrumen utama dalam penelitian ini adalah penulis sendiri (human instrument) yaitu sebagai peneliti harus validasi terhadap pemahaman metode penelitian, penguasaan wawasan terhadap bidang yang diteliti, serta kesiapan untuk melakukan penelitian (Sugiyono, 2010: ), selain Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 72
3 itu instrumen tambahan guna mengumpulkan data yaitu berupa buku-buku tentang kajian morfologi dan tabel guna mempermudah pembaca untuk memahami. Penelitian ini menggunakan metode agih guna menganalisis data yang telah dikumpulkan. Metode agih yaitu metode untuk membahas dan menganalisis data dengan menggunakan alat seperti kata (Sudaryanto, 1993: 16). Hasil analisis dalam penelitian ini disajikan menggunakan metode penyajian informal. Pembahasan Proses Morfologis Antologi Geguritan Sapu (Antologi Geguritan lan Esai Bengkel dan Sastra Jawa 2012) meliputi: 1. Afiksasi (pengimbuhan) Afiksasi dibagi menjadi empat, yaitu (1) prefiksasi adalah pengimbuhan pada awal BD, (2) infiksasi adalah pengimbuhan yang diletakkan di tengah BD, (3) sufiksasi adalah pengimbuhan yang diletakkan di akhir BD, dan (4) konfikasasi adalah pengimbuhan yang diletakkan pada awal dan akhir BD. a. 1) Prefiks {N-} nasal ng- Kancil ngumbar janji (AGS, JG Kewan Apa Manungsa karya Muh Bayu Mahendra: 3) Terjemahan: Kancil mengobral janji Kutipan di atas terdapat kata ngumbar. Proses morfologisnya sebagai berikut: {ng-} + umbar bebas ngumbar mengumbar,mengobral. 2) Prefiks {ke-} Ra bakal bisa kewales (AGS, JG Drengki karya Vindi Taviana: 7) Terjemahan: Tidak akan bisa terbalas Kutipan di atas terdapat kata kewales. Proses morfologisnya sebagai berikut: {ke-} + wales balas kewales terbalas. Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 73
4 b. 1) Infiks {-um-} Kayadene banyu kang tumetes (AGS, JG Luh Ing Tresna karya Miftakul Thoyiba: 6) Terjemahan: Seperti air yang menetes Kutipan di atas terdapat kata tumetes. Proses morfologisnya sebagai berikut: tetes tetes + {-um-} tumetes menetes. 2) Infiks {-in-} Muga ana crita rinajut endah (AGS, JG Sepi Ing Ati karya Intan Kusuma H: 12) Terjemahan: Mudah-mudahan ada cerita yang dirajut indah Kutipan di atas terdapat kata rinajut. Proses morfologisnya sebagai berikut: rajut anyaman + {-in-} rinajut dirajut. c. 1) Sufiks {-e/-ne} Blenjani janjine marang rakyat cilik (AGS, JG Kewan Apa Manungsa karya Muh Bayu Mahendra: 3) Terjemahan: Mengingkari janjinya kepada rakyat kecil Kutipan di atas terdapat kata janjine. Proses morfologisnya sebagai berikut: janji janji + {-ne} janjine janjinya. 2) Sufiks {-a} Age-age padha elinga (AGS, JG Swara Lonceng karya Oktafia Efi P: 47) Terjemahan: Cepat-cepat semua ingatlah Kutipan di atas terdapat kata elinga. Proses morfologisnya sebagai berikut: eling ingat + {-a} elinga ingatlah. d. 1) Konfiks {ka- + -an} Asipat sabar nggalang karukunan nuswantara (AGS, JG Ir Sukarno karya Eko Novianto: 11) Terjemahan: Mempunyai sifat sabar memegang kerukunan nusantara Kutipan di atas terdapat kata karukunan. Proses morfologisnya sebagai berikut: {ka-} + rukun rukun + {-an} karukunan kerukunan. 2) Konfiks {pa- + -an} Gawe bobroke paseduluran (AGS, JG Lamis karya Miftakul Thoyiba: 5) Terjemahan: Membuat hancurnya persaudaraan Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 74
5 Kutipan di atas terdapat satu kata yaitu paseduluran. Proses morfologisnya sebagai berikut: {pa-} + sedulur saudara + {-an} paseduluran persaudaraan. 2. Reduplikasi (pengulangan) Proses reduplikasi (pengulangan) dibagi menjadi enam, yaitu (1) dwilingga, (2) dwilingga salin swara, (3) dwipurwa, dan (4) dwiwasana. Adapun pembahasannya setelah melakukan penyajian data sebagai berikut. a. Dwilingga 1) Yen pejabat-pejabat kuwi sipate kaya Raden Arjuna (AGS, JG Raden Arjuna karya Muh Bayu Mahendra: 3) Terjemahan: Jika pejabat-pejabat itu sifatnya seperti Raden Arjuna Kutipan di atas terdapat kata pejabat-pejabat. Proses morfologisnya sebagai berikut: pejabat pejabat pejabat-pejabat pejabat-pejabat. 2) Padhange rembulan, akehe lintang-lintang (AGS, JG Sepi ing Ati karya Intan Kusuma: 12) Terjemahan: Terangnya bulan, banyaknya bintangbintang Kutipan di atas terdapat kata lintang-lintang. Proses morfologisnya sebagai berikut: lintang bintang lintang-lintang bintang-bintang. b. Dwilingga Salin Swara 1) Ing ngarep, mesam-mesem (AGS, JG Lamis karya Miftakul Thoyiba: Terjemahan: Di depan, senyam-senyum Kutipan di atas terdapat kata mesam-mesem. Proses morfologisnya sebagai berikut: mesem senyum mesem-mesem senyum-senyum mesammesem senyam-senyum. 2) Kelap-kelip tambah adoh pinuju rina (AGS, JG Lintang karya Khoirul Laila: 19) Terjemahan: Berkelip-kelip semakin jauh menuju malam Kutipan di atas terdapat kata kelap-kelip. Proses morfologisnya sebagai berikut: kelip kelip kelip-kelip kelip-kelip kelap-kelip berkelip-kelip. Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 75
6 c. Dwipurwa 1) Jare dhemen tetulung ananging kok menthung (AGS, JG Bangsate Manungsa karya Khoirul Laila: 14) Terjemahan: Katanya senang menolong tetapi malah menyakiti Kutipan di atas terdapat kata tetulung. Proses morfologisnya sebagai berikut: tulung tolong tutulung tetulung senang menolong. 2) Mbabat saranduning pepalang (AGS, JG Kasetyan karya Desi Indriyanti: 28) Terjemahan: Menebas semua rintangan Kutipan di atas terdapat kata pepalang. Proses morfologisnya sebagai berikut: palang kayu melintang papalang pepalang halangan, rintangan. d. Dwiwasana Cekakakan nyebar prahara (AGS, JG Lelakone Kancil lan Munyuk karya Rani Dita: 41) Terjemahan: tertawa terbahak-bahak menyebar keributan Kutipan di atas terdapat kata cekakakan. Proses morfologisnya sebagai berikut: cekak pendek cekakkak tertawa cekakakak cekakakan berulangulang tertawa terbahak-bahak. 3. Pemajemukan (Kompositum) Tembung camboran kata majemuk dibagi menjadi dua, yaitu camboran wutuh dan tembung camboran tugel. Peneliti hanya mendapat kata yang mengandung tembung camboran wutuh. Hasil penelitian akan dibahas sebagai berikut. 1) Saiki akeh uwong ala (AGS, JG Jaman Saiki karya Intan Kusuma H: 12) Terjemahan: Sekarang banyak orang yang tidak punya perasaan Kutipan di atas terdapat kata uwong ala. Proses morfologisnya sebagai berikut: uwong orang + ala jelek uwong ala. 2) Seneng mengkal lan atos atine (AGS, JG Lamis karya Miftakul Thoyiba: 5) Terjemahan: Senang bohong dan memikirkan diri sendiri Kutipan di atas terdapat kata atos atine. Proses morfologisnya sebagai berikut: atos keras + atine hatinya atos atine. Perubahan Makna Setelah Mengalami Proses Morfologis pada Antologi Geguritan Sapu (Antologi Geguritan lan Esai Bengkel dan Sastra Jawa 2012) Afiksasi (pengimbuhan) Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 76
7 1. Proses Afiksasi a. Prefiks {N-} ng- Kancil ngumbar janji (AGS, JG Kewan Apa Manungsa karya Muh Bayu Mahendra: 3) Terjemahan: Kancil mengobral janji Kutipan di atas terdapat kata ngumbar. BD kata tersebut yaitu umbar umbar artinya membiarkan lepas (bebas), makna dasarnya tembung kaanan. Kata tersebut mendapat awalan {N-} ng- menjadi ngumbar mengumbar, mengobral, maknanya menjadi tembung kriya tanduk. b. Infiks {-um-} Tumemplek angel diilangi (AGS, JG Tresna karya Eko Novianto: 11) Terjemahan: Menempel susah dihilangkan Kutipan di atas terdapat kata tumemplek berasal dari kata templek melekat makna dasarnya tembung kriya. Kata tersebut mendapat sisipan {-um-} menjadi tumemplek menempel pada maknanya berubah menjadi tembung kriya tanpa lesan. c. Sufiks {-a} Age-age padha elinga (AGS, JG Swara Lonceng karya Oktafia Efi P) Terjemahan: Cepat-cepat semua ingatlah Kutipan di atas terdapat kata yang elinga berasal dari kata eling ingat makna dasarnya tembung kriya, mendapat akhiran {-a} menjadi elinga ingatlah, sadarlah makna jadiannya menjadi tembung kriya dan tidak mengalami perubahan makna. d. Konfiks {N- + -ake} Ninggalake rasa sepi ing ati (AGS, JG Sepi ing Ati karya Intan Kusuma: 12) Terjemahan: Meninggalkan rasa sepi dihati Kutipan di atas terdapat kata ninggalake yang berasal dari kata tinggal masih tetap ditempat makna dasarnya merupakan tembung kriya, mendapat konfiks {N- + -ake} menjadi ninggalake meninggalkan makna jadiannya menjadi tembung kriya tanduk. Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 77
8 2. Reduplikasi (pengulangan) a. Dwilingga Durung-durung wis matur bapa ibu (AGS, JG Lara Meksa Ora Tiba karya Khoirul Laila: 18) Terjemahan: Belum apa-apa sudah bilang ayah ibu Kutipan di atas terdapat kata durung-durung yang berasal dari kata durung belum makna dasarnya tembung katrangan, mengalami pengulangan menjadi durung-durung makna jadiannya menjadi tembung aran. b. Dwilingga Salin Swara Kelap-kelip tambah adoh pinuju rina (AGS, JG Lintang karya Khoirul Laila: 19) Terjemahan: Berkelip-kelip semakin jauh menuju malam Kutipan di atas terdapat kata kelap-kelip yang berasal dari kata kelip cahaya kecil yang terputus-putus makna dasarnya merupakan tembung aran mengalami dwilingga salin swara dengan perubahan fonem /e/ menjadi kelap-kelip makna jadiannya membentuk tembung kriya mempunyai arti melakukan pekerjaan berulang-ulang. c. Dwipurwa Ana lelara, ananging... (AGS, JG Ngenteni Mala karya Awalia Putri: 31) Terjemahan: Ada penyakit, tetapi... Kutipan di atas terdapat kata lelara yang berasal dari kata lara sakit makna dasarnya merupakan tembung katrangan, mengalami dwipurwa menjadi lelara penyakit makna jadiannya menjadi tembung aran. d. Dwiwasana Cekakakan nyebar prahara (AGS, JG Lelakone Kancil lan Munyuk: ) Terjemahan: Tertawa terbahak-bahak menyebar keributan Kutipan di atas terdapat kata cekakakan yang berasal dari kata cekak pendek makna dasarnya merupakan tembung kaanan, mengalami dwiwasana dengan mendapat akhiran {-an} menjadi cekakakan tertawa terbahak-bahak makna jadiannya menjadi tembung kriya. Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 78
9 3. Pemajemukan Nukulke wiji landhep (AGS, JG Jasa karya Vindi Taviana: 8) Terjemahan: Menumbuhkan anak (generasi) yang pintar Kutipan di atas terdapat kata wiji landhep berasal dari kata wiji biji (isi buah) makna dasarnya merupakan tembung aran dan landhep tajam makna dasarnya merupakan tembung kaanan, mengalami pemajemukan utuh menjadi wiji landhep artinya siswa yang pandai makna jadiannya merupakan tembung aran. Simpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa (1) proses afiksasi yang meliputi: prefiks {N-} ny- ng- m- n-, {di-}, {a-}; infiks {-um-}, {-er-}, dan {-el- }; sufiks {-e/-ne}, {-i/-ni}, {-a}, {-an}; konfiks {ka-,-an}, {N-,-ake}, {pa-,-an}, {pan-,-an}; proses reduplikasi meliputi: dwilingga, dwipurwa, dan dwiwasana; proses pemajemukan meliputi tembung camboran wutuh. (2) perubahan makna akibat proses morfologis meliputi: proses afiksasi prefiks {N-} ny- ng- m- n- dapat membentuk tembung kriya tanduk, {di-, dak-/tak-/kok-} kriya tanggap; infiks {-um-} kriya tanpa lesan dan kaanan; sufiks {-e/-ne} dan {-ane} tembung aran; konfiks {ka-,-an} tembung kriya, {pa-,-an} tembung aran, {sa-,-e} tembung katrangan; reduplikasi dwilingga membentuk tembung aran, dwilingga salin swara tembung kriya; pemajemukan tembung camboran wutuh akan membentuk satu kesatuan kata dan memiliki makna yang berbeda dengan bentuk dasarnya. Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 79
10 Daftar Pustaka Mulyana Morfologi Bahasa Jawa. Yogyakarta: Kanwa Publisher. Ramlan, M Morfologi Suatu Tinjauan Deskriptif. Yogyakarta: CV Karyono. Sudaryanto Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa (Pengantar Penelitian Wahana Kebudayaan secara Linguistis). Yogyakarta: Duta Wacana University Press. Sugiyono Metode Penelitian Pendidikan (Pendidikan Kuantitafif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta. Suwandi, Suwarji Semantik (Pengantar Kajian Makna). Yogyakarta: Media Perkasa. Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 80
Analisis Morfologi Bahasa Jawa dalam Wacan Bocah pada Majalah Djaka Lodang Tahun 2015
Analisis Morfologi Bahasa Jawa dalam Wacan Bocah pada Majalah Djaka Lodang Tahun 2015 Oleh: Khilyatus Shiyam Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa khilyashiyam@gmail.com Abstrak: Penelitian ini
Lebih terperinciOleh:Nur Aini Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa
Afiksasi, Reduplikasi, dan Komposisi Bahasa Jawa dalam Cerbung Getih Sri Panggung karya Kukuh S. Wibowo pada Majalah Panjebar Semangat Edisi 12 Bulan Maret Sampai Edisi 26 Bulan Juni Tahun 2013 Oleh:Nur
Lebih terperinciBENTUK DAN MAKNA VERBA DENOMINAL BAHASA JAWA DALAM SARIWARTA PADA PANJEBAR SEMANGAT EDISI TAHUN 2011
BENTUK DAN MAKNA VERBA DENOMINAL BAHASA JAWA DALAM SARIWARTA PADA PANJEBAR SEMANGAT EDISI TAHUN 2011 Oleh: Dwi Cahyaningsih program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa cuwy_cahyu79@yahoo.co.id Abstrak:
Lebih terperinciANALISIS MORFOFONEMIK NOVEL KADURAKAN ING KIDUL DRINGU KARYA SUPARTO BRATA
ANALISIS MORFOFONEMIK NOVEL KADURAKAN ING KIDUL DRINGU KARYA SUPARTO BRATA Oleh: Desi Fatmawati Program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa dessy.fatmawaty@yahoo.com Abstrak: Penelitian ini bertujuan
Lebih terperinciVERBA DENOMINAL BAHASA JAWA PADA MAJALAH DJAKA LODHANG EDISI JULI SAMPAI SEPTEMBER TAHUN 2008
VERBA DENOMINAL BAHASA JAWA PADA MAJALAH DJAKA LODHANG EDISI JULI SAMPAI SEPTEMBER TAHUN 2008 Zuly Qurniawati, Santi Ratna Dewi S. Universitas Muhammadiyah Purworejo ABSTRAK Majalah merupakan bagian dari
Lebih terperinciBentuk dan Makna Verba Denominal Bahasa Jawa dalam Rubrik Sariwarta pada Panjebar Semangat Edisi Juli-Desember Tahun 2014
Bentuk dan Makna Verba Denominal Bahasa Jawa dalam Rubrik Sariwarta pada Panjebar Semangat Edisi Juli-Desember Tahun 2014 Oleh: Menik Marisawati Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa menik_marisawati@yahoo.com
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. gabungan kata morphe yang berarti bentuk, dan logos yang artinya ilmu. Chaer
BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Morfologi Morfologi merupakan suatu cabang linguistik yang mempelajari tentang susunan kata atau pembentukan kata. Menurut Ralibi (dalam Mulyana, 2007: 5), secara
Lebih terperinciPROSES MORFOLOGIS KARANGAN SISWA KELAS VIII E SMP NEGERI 2 GATAK SUKOHARJO TAHUN AJARAN JURNAL ILMIAH
PROSES MORFOLOGIS KARANGAN SISWA KELAS VIII E SMP NEGERI 2 GATAK SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2011-2012 JURNAL ILMIAH CLAUDI DOMINICO PANGGONING SALARASATI A310 080 057 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Lebih terperinciAnalisis Semantik Geguritan dalam Majalah Panjebar Semangat Periode Januari-Juli 2013 Edisi 1-30
Analisis Semantik Geguritan dalam Majalah Panjebar Semangat Periode Januari-Juli 2013 Edisi 1-30 Oleh: CandraDwi Pravitasari Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa candra_dwipravitasari@yahoo.co.id
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. rubrik cerita Pasir Luhur Cinatur pada majalah PS, maka diperoleh simpulan
191 BAB V PENUTUP A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian terhadap verba berafiks bahasa Jawa dalam rubrik cerita Pasir Luhur Cinatur pada majalah PS, maka diperoleh simpulan sebagai berikut. 1. Proses
Lebih terperinciBAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA
BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep dan Landasan Teori 2.1.1 Konsep Morfologi adalah ilmu yang mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta fungsi perubahan-perubahan bentuk kata
Lebih terperinciAnalisis Kesalahan Berbahasa Jawa dalam Karangan Narasi Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Ambal Tahun Pelajaran 2014/2015
Analisis Kesalahan Berbahasa Jawa dalam Karangan Narasi Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Ambal Tahun Pelajaran 2014/2015 Oleh : Mujilestari Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa moedjilestari09@gmail.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia. Dalam arti, bahasa mempunyai kedudukan yang penting bagi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat yang digunakan manusia dalam berkomunikasi. Bahasa mempunyai hubungan yang erat dalam komunikasi antar manusia, yakni dalam berkomunikasi
Lebih terperinciAnalisis Gaya Bahasa dan Ajaran Moral dalam Antologi Geguritan Sapu (Antologi Geguritan lan Esai Bengkel Bahasa dan Sastra Jawa 2012)
Analisis Gaya Bahasa dan Ajaran Moral dalam Antologi Geguritan Sapu (Antologi Geguritan lan Esai Bengkel Bahasa dan Sastra Jawa 2012) Oleh: Suci Alfiatun Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa
Lebih terperinciKATA ULANG BAHASA INDONESIA PADA MAJALAH PAPIRUS EDISI JANUARI 2015
KATA ULANG BAHASA INDONESIA PADA MAJALAH PAPIRUS EDISI JANUARI 2015 Artikel Publikasi ini diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia Oleh:
Lebih terperinciAlih Kode dan Campur Kode dalam Roman Kadurakan Ing Kidul Dringu Karya Suparto Brata
Alih Kode dan Campur Kode dalam Roman Kadurakan Ing Kidul Dringu Karya Suparto Brata Oleh: Yuliana Wardani program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa y.adinda@ymail.com Abstrak: Penelitian ini bertujuan:
Lebih terperinciANALISIS MORFOFONEMIK PADA CERITA BERSAMBUNG PAK GURU DALAM MAJALAH DJAKA LODANG TAHUN 2012 KARYA SUHINDRIYO
ANALISIS MORFOFONEMIK PADA CERITA BERSAMBUNG PAK GURU DALAM MAJALAH DJAKA LODANG TAHUN 2012 KARYA SUHINDRIYO Oleh: Heru Tafiyanto program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa Heruponyoel@gmail.com ABSTRAK
Lebih terperinciAFIKS GABUNG DALAM NOVEL GROMBOLAN GAGAK MATARAM KARYA ANY ASMARA SKRIPSI
AFIKS GABUNG DALAM NOVEL GROMBOLAN GAGAK MATARAM KARYA ANY ASMARA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar
Lebih terperinciINTERFERENSI MORFOLOGIK BAHASA JAWA DALAM BAHASA INDONESIA PADA RUBRIK SMS 24 JAM RADAR BANYUMAS EDISI JANUARI-MEI 2016
1 INTERFERENSI MORFOLOGIK BAHASA JAWA DALAM BAHASA INDONESIA PADA RUBRIK SMS 24 JAM RADAR BANYUMAS EDISI JANUARI-MEI 2016 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Lebih terperinciAdverbia Verba Bahasa Jawa pada Cerbung Ngonceki Impen pada Majalah Panjebar Semangat Edisi Maret Agustus 2014
Adverbia Verba Bahasa Jawa pada Cerbung Ngonceki Impen pada Majalah Panjebar Semangat Edisi Maret Agustus 2014 Oleh: Siti Mudrikah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa sitimudrikah645@gmail.com
Lebih terperinciKata Sifat pada Antologi Novel Emas Sumawur ing Baluarti (Kajian Morfologi) SKRIPSI
Kata Sifat pada Antologi Novel Emas Sumawur ing Baluarti (Kajian Morfologi) SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh
Lebih terperinciPROSES MORFOLOGIS PADA TERJEMAHAN AYAT-AYAT AL QUR AN YANG MENGGAMBARKAN KEPRIBADIAN NABI MUHAMMAD SAW NASKAH PUBLIKASI
PROSES MORFOLOGIS PADA TERJEMAHAN AYAT-AYAT AL QUR AN YANG MENGGAMBARKAN KEPRIBADIAN NABI MUHAMMAD SAW NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajad Sarjana S-1 Progdi Pendidikan
Lebih terperinciPEMBENTUKAN VERBA TURUNAN BAHASA JAWA DENGAN BAHASA INDONESIA BERDASARKAN KAMUS SKRIPSI. Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni
PEMBENTUKAN VERBA TURUNAN BAHASA JAWA DENGAN BAHASA INDONESIA BERDASARKAN KAMUS (ANALISIS KONTRASTIF) SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Potensi sumber daya manusia merupakan aset nasional sekaligus sebagai modal dasar pembangunan bangsa. Potensi ini hanya dapat digali dan dikembangkan serta dipupuk
Lebih terperinciAnalisis Morfofonemik Cerita Bersambung Pedhalangan Aswatama Anglandhak dalam Majalah Djaka Lodang Tahun 2012 Karya Mulyantara
Analisis Morfofonemik Cerita Bersambung Pedhalangan Aswatama Anglandhak dalam Majalah Djaka Lodang Tahun 2012 Karya Mulyantara Oleh: Ani Rahayu program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa anirahayu758@yahoo.co.id
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Jika kita membaca berbagai macam karya sastra Jawa, maka di antaranya ada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jika kita membaca berbagai macam karya sastra Jawa, maka di antaranya ada karya sastra berbentuk puisi yang dikenal sebagai těmbang macapat atau disebut juga těmbang
Lebih terperinciPEMBENTUKAN KATA PADA LIRIK LAGU EBIET G. ADE
PEMBENTUKAN KATA PADA LIRIK LAGU EBIET G. ADE Ni Made Suryaningsih Wiryananda email: nanananda41ymail.com Program Studi Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Udayana Abstracts This study
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Imas Siti Nurlaela, 2015
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada umumnya, beberapa bahasa di dunia, dalam penggunaannya pasti mempunyai kata dasar dan kata yang terbentuk melalui suatu proses. Kata dasar tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. gagasan, isi pikiran, maksud, realitas, dan sebagainya. Sarana paling utama. utama adalah sebagai sarana komunikasi.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, karena dengan bahasalah manusia berkomunikasi baik secara lisan maupun tulis. Di dalam komunikasi manusia
Lebih terperinciANALISIS PENGGUNAAN KATA ULANG BAHASA INDONESIA DALAM NOVEL SEPATU DAHLAN KARYA KHRISNA PABICHARA DAN KAITANNYA DENGAN PEMBELAJARAN BAHASA DI SMA
ANALISIS PENGGUNAAN KATA ULANG BAHASA INDONESIA DALAM NOVEL SEPATU DAHLAN KARYA KHRISNA PABICHARA DAN KAITANNYA DENGAN PEMBELAJARAN BAHASA DI SMA NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang kajian. Aji Kabupaten Jepara dapat disimpulkan sebagai berikut.
BAB V PENUTUP A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang kajian morfosemantik istilah-istilah pertukangan kayu di Desa Lebak Kecamatan Pakis Aji Kabupaten Jepara dapat disimpulkan
Lebih terperinciBAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA
BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dalam penelitian ini peneliti menggunakan beberapa konsep seperti pemerolehan bahasa, morfologi, afiksasi dan prefiks, penggunaan konsep ini
Lebih terperinciJurnal Sasindo Unpam, Volume 2, Nomor 2, Juli Afiksasi Dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Sunda (Studi Kontrastif)
Afiksasi Dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Sunda (Studi Kontrastif) Muhamad Romli, S.S. 1 M. Wildan, S.S., M.A. 2 ABSTRAK Penelitian ini merupakan penelitian tentang persamaan dan perbedaan afikasasi yang
Lebih terperinciUNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
DIKSI DALAM NOVEL CLEMANG-CLEMONG KARYA SUPARTO BRATA SKRIPSI Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Oleh Nama : Ria Hutaminingtyas NIM : 2102405609 Prodi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa Jurusan
Lebih terperinciNOMINA TURUNAN BAHASA JAWA DALAM NOVEL JARING KALAMANGGA KARYA SUPARTO BRATA TAHUN 2007 SKRIPSI
NOMINA TURUNAN BAHASA JAWA DALAM NOVEL JARING KALAMANGGA KARYA SUPARTO BRATA TAHUN 2007 SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Lebih terperinciAnalisis Onomatope Dalam Roman Dhahuru Ing Loji Kepencil Karya Suparto Brata
Analisis Onomatope Dalam Roman Dhahuru Ing Loji Kepencil Karya Suparto Brata Oleh: Ervina Novitasari Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa ervinan08@gmail.com Abstrak : Penelitian ini bertujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kriya. (Nurhayati, 2001: 69) menyatakan bahwa verba atau tembung kriya
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kata kerja (verba) dalam bahasa Jawa disebut dengan istilah tembung kriya. (Nurhayati, 2001: 69) menyatakan bahwa verba atau tembung kriya merupakan kata yang
Lebih terperinciKATA BERSUFIKS PADA TAJUK RENCANA SUARA MERDEKA DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PEMBELAJARAN
KATA BERSUFIKS PADA TAJUK RENCANA SUARA MERDEKA DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PEMBELAJARAN Naskah Publikasi Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Pendidikan Bahasa
Lebih terperinciBAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJUAN PUSTAKA
BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Menurut KBBI (2003: 588) konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal
Lebih terperinciKAJIAN NILAI PENDIDIKAN MORAL PADA KUMPULAN GEGURITAN MAJALAH PANJEBAR SEMANGAT TERBITAN TAHUN 2012 DAN RELEVANSINYA DENGAN KEHIDUPAN SEKARANG
KAJIAN NILAI PENDIDIKAN MORAL PADA KUMPULAN GEGURITAN MAJALAH PANJEBAR SEMANGAT TERBITAN TAHUN 2012 DAN RELEVANSINYA DENGAN KEHIDUPAN SEKARANG Oleh: Ade Irma progran studi pendidikan bahasa dan sastra
Lebih terperinciVERBA RESIPROKAL BAHASA JAWA PADA RUBRIK MAJALAH PANJEBAR SEMANGAT TAHUN 2010 SKRIPSI
VERBA RESIPROKAL BAHASA JAWA PADA RUBRIK MAJALAH PANJEBAR SEMANGAT TAHUN 2010 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Proses morfologi memunyai tugas untuk membentuk kata. Sebagian besar
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses morfologi memunyai tugas untuk membentuk kata. Sebagian besar kata dibentuk dengan cara menggabungkan beberapa komponen yang berbeda. Proses pembentukan kata
Lebih terperinciKATA JAHAT DENGAN SINONIMNYA DALAM BAHASA INDONESIA: ANALISIS STRUKTURAL
KATA JAHAT DENGAN SINONIMNYA DALAM BAHASA INDONESIA: ANALISIS STRUKTURAL Rahmi Harahap Program Studi S-1 Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro Abstract Research on the structural
Lebih terperinciAnalisis Nilai Moral Rubrik Wacan Bocah dalam Majalah Djaka Lodang Edisi Juni-Desember 2013 dan Relevansinya dengan Kehidupan Sekarang
Analisis Nilai Moral Rubrik Wacan Bocah dalam Majalah Djaka Lodang Edisi Juni-Desember 2013 dan Relevansinya dengan Kehidupan Sekarang Oleh: Imroati Hasanah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa
Lebih terperinciPEMEROLEHAN RAGAM BAHASA JAWA PADA ANAK USIA 2 TAHUN (Studi kasus) ABSTRAK
PEMEROLEHAN RAGAM BAHASA JAWA PADA ANAK USIA 2 TAHUN (Studi kasus) Oleh : Fitria Dwi Apriliawati pendidikan bahasa dan sastra jawa Fitria_Dwi97@yahoo.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan:
Lebih terperinciINTERFERENSI MORFOLOGIS BAHASA MELAYU BETAWI TERHADAP BAHASA MINANGKABAU REMAJA KOTA PADANG
INTERFERENSI MORFOLOGIS BAHASA MELAYU BETAWI TERHADAP BAHASA MINANGKABAU REMAJA KOTA PADANG Oleh: Abdurrahman 1, Ngusman 2, Nursaid 3 Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FBS Universitas
Lebih terperinciSKRIPSI. oleh. Nama. : Elok Wahyuni. : Bahasa dan Sastra Jawa NIM. Program. Jurusan FAKULTAS
PEROLEHAN BAHASAA JAWA ANAK PLAYGROUP AULIYAA KENDAL USIA 3-4 TAHUN SKRIPSI untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan oleh Nama NIM : Elok Wahyuni : 2102407065 Program studi :Pendidikan Bahasa dan Sastra
Lebih terperinciAnalisis Kalimat Majemuk dalam Cerita Bersambung Ngoyak Lintang Karya Al Aris Purnomo
Analisis Kalimat Majemuk dalam Cerita Bersambung Ngoyak Lintang Karya Al Aris Purnomo Oleh: Feni Astuti Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa fenia228@gmail.com Abstrak: Penelitian ini bertujuan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kepustakaan yang Relevan Kajian tentang morfologi bahasa khususnya bahasa Melayu Tamiang masih sedikit sekali dilakukan oleh para ahli bahasa. Penulis menggunakan beberapa
Lebih terperinciANALISIS KESALAHAN ORTOGRAFI PADA KARANGAN BERBAHASA JAWA RAGAM KRAMA SISWA KELAS X TKR A SMK YPT PURWOREJO
ANALISIS KESALAHAN ORTOGRAFI PADA KARANGAN BERBAHASA JAWA RAGAM KRAMA SISWA KELAS X TKR A SMK YPT PURWOREJO Oleh : Afiani Dwi Lestari program pendidikan bahasa dan sastra jawa Afiani.dwi.lestari@gmail.com
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Kajian tentang afiks dalam bahasa Banggai di Kecamatan Labobo
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian yang Relevan Kajian tentang afiks dalam bahasa Banggai di Kecamatan Labobo Kabupaten Banggai Kepulauan Provinsi Sulawesi Tengah belum pernah dilakukan sebelumnya. Oleh
Lebih terperinciANALISIS SEMIOTIK PADA ANTOLOGI GEGURITAN BENGKEL SASTRA JAWA 2003 LAYANG SAKA GUNUNGKIDUL
ANALISIS SEMIOTIK PADA ANTOLOGI GEGURITAN BENGKEL SASTRA JAWA 2003 LAYANG SAKA GUNUNGKIDUL Oleh: Lastriani program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa lasthree92@gmail.com Abstrak: penelitian ini bertujuan
Lebih terperinciPADANAN VERBA DEADJEKTIVAL BAHASA JAWA DENGAN BAHASA INDONESIA DALAM NOVEL PUSPA RINONCE DAN LAYANG SRI JUWITA SKRIPSI
PADANAN VERBA DEADJEKTIVAL BAHASA JAWA DENGAN BAHASA INDONESIA DALAM NOVEL PUSPA RINONCE DAN LAYANG SRI JUWITA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi
Lebih terperinciBAB III PENUTUP. A. Kesimpulan
94 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan 1. Proses morfologi yang ditemukan dalam penelitian ini ada dua yaitu afiksasi dan reduplikasi. Afiksasi yang ditemukan berupa prefiksasi, sufiksasi, konfiksasi dan simulfiksasi.
Lebih terperinciProses Pembentukan Kata dalam Kumpulan Cerpen 1 Perempuan 14 Laki-Laki Karya Djenar Maesa Ayu
Proses Pembentukan Kata dalam Kumpulan Cerpen 1 Perempuan 14 Laki-Laki Karya Djenar Maesa Ayu Eighty Risa Octarini 1, I Ketut Darma Laksana 2, Ni Putu N. Widarsini 3 123 Program Studi Sastra Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. fonologi, morfologi, sintaksis, dan leksikal. Penggunaan kata-kata dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam berbahasa, kita sebagai pengguna bahasa tidak terlepas dari kajian fonologi, morfologi, sintaksis, dan leksikal. Penggunaan kata-kata dalam berbahasa adalah sesuatu
Lebih terperinciANALISIS KONTRASTIS BAHASA JAWA DENGAN BAHASA INDONESIA. Riris Tiani Fakultas Ilmu Budaya Undip
ANALISIS KONTRASTIS BAHASA JAWA DENGAN BAHASA INDONESIA Riris Tiani Fakultas Ilmu Budaya Undip tiani.riris@gmail.com Abstrak Bahasa Jawa dan bahasa Indonesia dapat diketahui struktur fonologi, morfologi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bahasa manusia. Sebagai alat komunikasi manusia, bahasa adalah suatu sistem
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara populer orang sering menyatakan bahwa linguistik adalah ilmu tentang bahasa; atau ilmu yang menjadikan bahasa sebagai objek kajiannya; atau lebih tepat lagi,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi manusia dalam berinteraksi di lingkungan sekitar. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan kita. Hal ini harus benar-benar
Lebih terperinciVERBA RESIPROKAL BAHASA JAWA PADA MAJALAH DJAKA LODANG TAHUN 2011 SKRIPSI
VERBA RESIPROKAL BAHASA JAWA PADA MAJALAH DJAKA LODANG TAHUN 2011 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar
Lebih terperinciPROSES MORFOLOGIS PADA TERJEMAHAN AL QUR AN SURAT AR-RUM. NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1
PROSES MORFOLOGIS PADA TERJEMAHAN AL QUR AN SURAT AR-RUM NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Diajukan Oleh: LOTARI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perubahan fonem dalam suatu bahasa merupakan hal yang umum, hampir semua bahasa di dunia ini memiliki konsep mengenai perubahan fonem tersebut. Begitu juga
Lebih terperinciANALISIS FUNGSI DAN FAKTOR PENYEBAB PEMAKAIAN PREFIKS. MeN- YANG DOMINAN DALAM CERPEN MAJALAH STORY EDISI 14/ TH.II/ 25 AGUSTUS - 24 OKTOBER 2010
ANALISIS FUNGSI DAN FAKTOR PENYEBAB PEMAKAIAN PREFIKS MeN- YANG DOMINAN DALAM CERPEN MAJALAH STORY EDISI 14/ TH.II/ 25 AGUSTUS - 24 OKTOBER 2010 SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna Mencapai
Lebih terperinciANALISIS BENTUK DAN MAKNA AFIKS VERBA PADA TEKS BACAAN DALAM BUKU SISWA BAHASA INDONESIA SMP/MTS KELAS VII KURIKULUM 2013
ANALISIS BENTUK DAN MAKNA AFIKS VERBA PADA TEKS BACAAN DALAM BUKU SISWA BAHASA INDONESIA SMP/MTS KELAS VII KURIKULUM 2013 ARTIKEL PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORETIS
BAB 2 LANDASAN TEORETIS 2.1 Kerangka Acuan Teoretis Penelitian ini memanfaatkan pendapat para ahli di bidangnya. Bidang yang terdapat pada penelitian ini antara lain adalah sintaksis pada fungsi dan peran.
Lebih terperinciHUMANIKA Vol. 21 No. 1 (2015) ISSN Analisis Kontrastis Bahasa Jawa Dengan Bahasa Indonesia Riris Tiani
HUMANIKA Vol. 21 No. 1 (2015) ISSN 1412-9418 ANALISIS KONTRASTIS BAHASA JAWA DENGAN BAHASA INDONESIA Oleh : Fakultas Ilmu Budaya Undip ABSTRACT Dari pemaparan dalam bagian pembahasan di atas, dapat disimpulkan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. 2. Penelitian dengan judul Analisis Kesalahan Berbahasa pada Surat Pembaca
8 BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevan 1. Penelitian dengan judul Analisis Kesalahan Berbahasa pada Surat Pembaca dalam Tabloid Mingguan Bintang Nova dan Nyata Edisi September-Oktober 2000,
Lebih terperinciTATA KATA DAN TATA ISTILAH BAHASA INDONESIA
TATA KATA DAN TATA ISTILAH BAHASA INDONESIA Tata bentukan dan tata istilah berkenaan dengan kaidah pembentukan kata dan kaidah pembentukan istilah. Pembentukan kata berkenaan dengan salah satu cabang linguistik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang dapat menggunakan bentuk lain yakni dengan menggunakan simbol-simbol.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan alat komunikasi atau alat penghubung antar manusia, yang dapat menggunakan bentuk lain yakni dengan menggunakan simbol-simbol. Simbol-simbol tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. wilayah Indonesia lainnya. Menurut Wedhawati dkk (2006: 1-2), Bahasa Jawa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa Jawa adalah bahasa yang digunakan oleh penduduk suku Jawa di antaranya Jawa Tengah, Jawa Timur, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan sebagian wilayah Indonesia lainnya.
Lebih terperinciTHE AFFIXATION OF JAVA LANGUAGE KRAMA INGGIL DIALECT OF EAST JAVA IN THE VILLAGE SUAK TEMENGGUNG DISTRIC OF PEKAITAN ROKAN HILIR
1 THE AFFIXATION OF JAVA LANGUAGE KRAMA INGGIL DIALECT OF EAST JAVA IN THE VILLAGE SUAK TEMENGGUNG DISTRIC OF PEKAITAN ROKAN HILIR Siti Andriana 1, Mangatur Sinaga 2, Hj. Hasnah Faizah 3. Sitiandriana94@gmail.com.
Lebih terperinciINFLEKSI DALAM BAHASA KULISUSU
INFLEKSI DALAM BAHASA KULISUSU Oleh: Ida Satriyani Kasran Ramsi ABSTRAK Masalah pokok dalam penelitian ini adalah apa sajakah afiks infleksi dalam bahasa Kulisusu, dalam hal ini meliputi pembagian afiks
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahasa-bahasa daerah di Indonesia mempunyai pengaruh dalam. Bahasa Karo, merupakan salah satu bahasa daerah di Indonesia yang masih
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa-bahasa daerah di Indonesia mempunyai pengaruh dalam pembentukan dan pengembangan bahasa Indonesia. Sebelum mengenal bahasa Indonesia sebagian besar bangsa Indonesia
Lebih terperinciAnalisis Semiotik dalam Antologi Geguritan Siter Gadhing Karya Djaimin. K
Analisis Semiotik dalam Antologi Geguritan Siter Gadhing Karya Djaimin. K Oleh : Asih Yulianti Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa Azihyulianty@yahoo.co.id Abstrak : Penelitian ini bertujuan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Banyumas Desa Serang-Purbalingga Tahun 2016 (Kajian Proses Morfologis dan
8 BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian Relevan Penelitian mengenai Perbedaan Dialek Pemalang Desa Pulosari dengan Dialek Banyumas Desa Serang-Purbalingga Tahun 2016 (Kajian Proses Morfologis dan Struktur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. banyak masalah yang harus dicarikan jalan keluarnya secara sistematis. Salah satu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembentukan kata merupakan bahasan yang sangat menarik dan mengundang banyak masalah yang harus dicarikan jalan keluarnya secara sistematis. Salah satu pembentukan
Lebih terperinciPENGGUNAAN KATA ULANG BAHASA INDONESIA DALAM CERITA PENDEK PADA SURAT KABAR JAWA POS EDISI JANUARI PEBRUARI 2012
PENGGUNAAN KATA ULANG BAHASA INDONESIA DALAM CERITA PENDEK PADA SURAT KABAR JAWA POS EDISI JANUARI PEBRUARI 2012 NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. A. Tinjauan Pustaka. Beberapa studi terdahulu yang relevan dengan penelitian ini adalah
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka 1. Penelitian Terdahulu Beberapa studi terdahulu yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang telah dilakukan oleh beberapa peneliti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan manusia untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan manusia untuk menyampaikan pendapat, ide, gagasan, maupun perasaan. Bahasa sebagai satu-satunya alat komunikasi terbaik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahasa digunakan sebagai alat komunikasi atau alat penghubung antar
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa digunakan sebagai alat komunikasi atau alat penghubung antar manusia. Wujud alat komunikasi ini bisa menggunakan alat ucap manusia, atau bisa juga menggunakan
Lebih terperinciPROSES MORFOLOGIS PADA TERJEMAHAN AL QUR AN SURAT AR-RUM
PROSES MORFOLOGIS PADA TERJEMAHAN AL QUR AN SURAT AR-RUM SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagaian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Progdi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Disusun Oleh: LOTARI
Lebih terperinciBAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. kata, yang memiliki kesanggupan melekat pada satuan-satuan lain untuk membentuk
BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep 2.1.1 Afiks dan Afiksasi Ramlan (1983 : 48) menyatakan bahwa afiks ialah suatu satuan gramatik terikat yang di dalam suatu kata merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah suatu alat komunikasi pada manusia untuk menyatakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah suatu alat komunikasi pada manusia untuk menyatakan tanggapannya terhadap alam sekitar atau peristiwa-peristiwa yang dialami secara individual atau secara
Lebih terperinciANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA OLEH SISWA ASING Oleh Rika Widawati
ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA OLEH SISWA ASING Oleh Rika Widawati Abstrak. Penelitian ini menggambarkan kesalahan penggunaan bahasa Indonesia terutama dalam segi struktur kalimat dan imbuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. komponen yang berpola secara tetap dan dapat dikaidahkan. Sebagai sebuah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah sebuah sistem, artinya bahasa itu dibentuk oleh sejumlah komponen yang berpola secara tetap dan dapat dikaidahkan. Sebagai sebuah sistem, bahasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hal ini dapat dilihat dari survei yang dilakukan setiap lima tahun oleh The Japan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan bahasa Jepang di Indonesia cukup pesat dari tahun ke tahun. Hal ini dapat dilihat dari survei yang dilakukan setiap lima tahun oleh The Japan Foundation
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lain dapat berbeda bergantung pada aliran linguistik apa yang mereka anut.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kata merupakan salah satu unsur penting dalam pembetukan suatu bahasa salah satunya dalam suatu proses pembuatan karya tulis. Kategori kata sendiri merupakan masalah
Lebih terperinciUNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
GAYA BAHASA DALAM NOVEL SER! SER! PLONG! KARYA SUPARTO BRATA SKRIPSI untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan oleh Nama : Esty Peniarti NIM : 2102405606 Program Studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa
Lebih terperinciANAFORA GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL DALAM NOVEL GARUDA PUTIH KARYA SUPARTO BRATA
i ANAFORA GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL DALAM NOVEL GARUDA PUTIH KARYA SUPARTO BRATA SKRIPSI untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan oleh Nama : Nila Haryu Kurniawati NIM : 2102407144 Prodi : Pendidikan Bahasa
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Indonesia pada rubrik SMS 24 Jam Radar Banyumas edisi Januari - Mei 2016.
8 BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevan Penelitian mengenai interferensi morfologik bahasa Jawa dalam bahasa Indonesia pada rubrik SMS 24 Jam Radar Banyumas edisi Januari - Mei 2016. Penelitian
Lebih terperinciAFIKSASI BAHASA JAWA-BANTEN PADA LAGU DAERAH BANTEN SEBAGAI PESONA IDENTITAS LOKAL. Sundawati Tisnasari 1 Agustia Afriyani 2
AFIKSASI BAHASA JAWA-BANTEN PADA LAGU DAERAH BANTEN SEBAGAI PESONA IDENTITAS LOKAL Sundawati Tisnasari 1 Agustia Afriyani 2 Abstrak. Penelitian ini mengupas afiksasi pada bahasa Jawa- Banten yang dianalisis
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
7 BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian Relevan 1. Penelitian yang berjudul Bentuk Fungsi Makna Afiks men- dalam Pengajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar disusun oleh Rois Sunanto NIM 9811650054 (2001)
Lebih terperinciCAMPUR KODE BAHASA INDONESIA KE DALAM BAHASA JAWA PADA SIARAN RADIO JAMPI SAYAH DI RADIO SKB POP FM GOMBONG
CAMPUR KODE BAHASA INDONESIA KE DALAM BAHASA JAWA PADA SIARAN RADIO JAMPI SAYAH DI RADIO SKB POP FM GOMBONG Oleh : Siti Masitoh program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa cungkringaja83@yahoo.com
Lebih terperinciPEMAKAIAN PREFIKS DALAM CERITA PENDEK DI MAJALAH ANEKA SKRIPSI
PEMAKAIAN PREFIKS DALAM CERITA PENDEK DI MAJALAH ANEKA SKRIPSI Disusun Sebagai Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah Disusun Oleh LISDA OKTAVIANTINA
Lebih terperinciVERBA BERAFIKS BAHASA JAWA DALAM RUBRIK CERITA RAKYAT PASIR LUHUR CINATUR PADA MAJALAH PANJEBAR SEMANGAT SKRIPSI
VERBA BERAFIKS BAHASA JAWA DALAM RUBRIK CERITA RAKYAT PASIR LUHUR CINATUR PADA MAJALAH PANJEBAR SEMANGAT SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian
Lebih terperinciANALISIS MORFOLOGI PADA KARANGAN SISWA KELAS VIII D SMP MUHAMMADIYAH 5 SURAKARTA. Naskah Publikasi Ilmiah
ANALISIS MORFOLOGI PADA KARANGAN SISWA KELAS VIII D SMP MUHAMMADIYAH 5 SURAKARTA Naskah Publikasi Ilmiah Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa digunakan sebagai alat komunikasi dalam berinteraksi sesama manusia. Dengan bahasa,
Lebih terperinciBAB 11 KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. bahasa yang digunakan akal budi memahami hal-hal lain ( KBBI,2007:588).
BAB 11 KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep merupakan gambaran mental dari objek, proses, atau apapun yang ada di luar bahasa yang digunakan akal budi memahami hal-hal lain (
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menanggapi sesuatu yang terjadi di sekitarnya juga berkembang. Dalam hal ini,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sesuai dengan perkembangan zaman, cara berpikir manusia serta cara menanggapi sesuatu yang terjadi di sekitarnya juga berkembang. Dalam hal ini, bahasa juga terlibat
Lebih terperinciKAJIAN NILAI MORAL TEMBANG MACAPAT DALAM BUKU MÉGA MENDUNG KARANGAN TÉDJASUSASTRA DAN RELEVANSINYA DENGAN KEHIDUPAN SEKARANG
KAJIAN NILAI MORAL TEMBANG MACAPAT DALAM BUKU MÉGA MENDUNG KARANGAN TÉDJASUSASTRA DAN RELEVANSINYA DENGAN KEHIDUPAN SEKARANG Oleh: Fitri Afniati program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa gastedant_fianti@rocketmail.com
Lebih terperinci