BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Enamel Enamel dibentuk oleh sel yang disebut sebagai ameloblast, yang berasal dari lapisan embrio yang dikenal sebagai ectoderm. Enamel melapisi bentuk anatomi mahkota gigi dan ketebalannya berbeda pada setiap daerah. Enamel lebih tebal pada bagian incisal dan oklusal gigi dan semakin lama semakin menipis pada servikal gigi sampai mencapai sementoenamel junction. Ketebalannya juga berbeda-beda antara kelas yang satu dengan yang lainnya. Pada incisal ridge insisivus rata-rata sekitar 2,5 mm, pada cups premolar rata-rata sekitar 2,3 mm sampai 2,5 mm dan pada cups molar rata-rata sekitar 2,5 mm sampai 3 mm. 22 Pada permukaan lateral ketebalan enamel sekitar 1,3 mm. 23 Enamel bersifat semitranslucent, berwarna putih kekuningan sampai putih keabuabuan tergantung pada ketebalan enamel. Tingkat translusensi enamel berhubungan dengan tingkat kalsifikasi dan homogenitas. Warna enamel penting dalam menentukan perubahan physiochemical yang terjadi karena ketidaknormalan kondisi gigi. 22 Komposisi kimia enamel terdiri atas 92-93% zat anorganik, 1-2% zat organik dan 3-4% air. William dan Elliot (1979) menyusun komposisi mineral enamel dalam jumlah besar berupa Ca, P, CO 2, Na, Mg, Cl dan K sedangkan dalam jumlah kecil berupa F, Fe, Zn, Sr, Cu, Mn dan Ag. Zat anorganik yang utama berupa hidroksiapatit [Ca 10 (PO 4 ) 6 (OH) 2 ] sekitar 90-92% dari volumenya yang tersusun atas komponenkomponen kalsium fosfat. 22,23 Ion fluoride sangat esensial pada pembentukan dan perkembangan enamel karena dapat menggantikan gugus hidroksil sehingga membentuk fluor apatit [Ca 10 (PO 4 ) 6 (F) 2 ]. Fluorisasi paling banyak terjadi di enamel bagian luar, hal

2 ini sangat penting untuk mempertahankan keutuhan enamel sebab fluor apatit lebih sukar larut dibandingkan dengan hidroksiapatit. 24 Secara struktural enamel terdiri atas jutaan enamel rod atau prisma yang merupakan struktur komponen terluas. Struktur ini berubah-ubah jumlahnya dari kira-kira 5 juta pada insisivus mandibula sampai sekitar 12 juta pada molar maksila. Prisma ini memanjang dari arah perbatasan enamel dan dentin ke permukaan enamel, serta saling mengikat satu sama lain. Pada potongan melintang tampak seperti keyhole yang terdiri atas kepala dan ekor. Arah prisma ke permukaan tidak lurus melainkan bergelombang. Pada bagian kepala prisma terdapat prism sheath yang di dalamnya terdapat kristal hidroksiapatit. Sumbu kristal sejajar dengan arah prisma di dasar prisma dan tampak memanjang di ujung prisma. Di antara kristal terdapat celah berisi matriks yang sukar diamati sebab terdiri dari zat berupa gel yang tidak berstuktur. Bentuk gel tersebut memungkinkan matriks mengikat kristal. Di antara kristal juga terdapat cross striations dan di bagian lebih luar terdapat striae of retzius yang arahnya dari perbatasan enameldentin ke permukaan bersudut tajam. 22,23 Gambar 1. Enamel Rod 22

3 Enamel merupakan jaringan terkeras dari seluruh jaringan tubuh manusia. Kekerasan permukaan luar gigi berbeda-beda dan akan semakin berkurang menuju ke arah dalam yaitu dari enamel ke dentin. Walaupun enamel merupakan struktur yang sangat keras dan padat, namun enamel bersifat permeabel terhadap ion-ion dan molekul yang dapat berpenetrasi sebagian atau kompleks. 1,24, Demineralisasi Demineralisasi adalah hilangnya sebagian atau keseluruhan kristal enamel. Demineralisasi enamel juga dapat diartikan sebagai hilangnya sebagian atau keseluruhan mineral dari hidroksiapatit karena sebagian besar enamel tersusun atas hidroksiapatit [Ca 10 (PO 4 ) 6 (OH) 2 ]. 1,2 Adanya paparan asam dalam waktu yang lama di dalam mulut akan menyebabkan perubahan ph rongga mulut sehingga permukaan gigi menjadi asam. Jika ph saliva berada pada ph dibawah 5,5 dan berkontak dengan hidroksiapatit akan menyebabkan terurainya ion-ion seperti kalsium dan fosfat. 2 Demineralisasi dapat dibedakan menjadi demineralisasi yang disebabkan oleh karies dan demineralisasi non karies yang terdiri atas atrisi, abrasi dan erosi. Demineralisasi oleh karies disebabkan oleh asam yang berasal dari fermentasi karbohidrat oleh bakteri. Sedangkan demineralisasi non karies seperti pada erosi terjadi karena asam yang berasal dari makanan dan minuman, obat-obatan, asam lambung dan dari lingkungan pekerjaan yang berkontak langsung dengan gigi tanpa melibatkan aktifitas bakteri. 5 Karies gigi terjadi secara terlokalisir dengan kerusakan ke dalam dan memerlukan waktu yang lama, sedangkan erosi gigi terjadi secara merata pada permukaan gigi. 5,24

4 Demineralisasi enamel terjadi melalui proses difusi akibat adanya perbedaan konsentrasi dari larutan di permukaan dengan di dalam enamel gigi. Larutan yang berkonsentrasi tinggi dengan ph rendah akan berdifusi ke dalam enamel gigi melalui kisi-kisi kristal dan prisma enamel yang mengandung air dan matriks organik/ protein. Demineralisasi enamel terjadi akibat lepasnya ion kalsium dari enamel gigi yang dipengaruhi oleh asam sehingga struktur enamel terurai. 1,16,26 Reaksi kimia pelepasan ion kalsium dari enamel gigi dalam suasana asam ditunjukkan melalui gambar berikut : 27 Gambar 2. Demineralisasi Enamel Gigi 26 Saat berdifusi ke dalam enamel, asam akan terionisasi menjadi H + dan [L - ] dan ion H + akan merusak kalsium hidroksiapatit, menguraikannya menjadi ion-ion Ca 2+, OH -, PO 3-4. ion yang terbentuk masuk ke dalam larutan dan membentuk senyawa kompleks. Setelah konsentrasi senyawa kompleks ini cukup tinggi maka molekulmolekul tersebut akan lepas dan keluar dari susunan enamel. 1,26

5 Menurut Dawes, ketika hidroksiapatit kontak dengan larutan maka terjadi reaksi sebagai berikut : 4,25 Presipitation Demineralisasi Ca 10 (PO 4 ) 6 (OH) 2 10Ca PO OH - Padat Larut Dari reaksi di atas, ion OH - akan diubah oleh ion [H + 3- ] ke bentuk H 2 O dan PO 4 menjadi bentuk HPO 2-4 yang jika berkontak dengan asam dalam waktu yang lama akan berubah menjadi H 2 PO - 4. Hal ini akan menyebabkan berkurangnya ion [OH - ] dan [PO 3-4 ] pada sisi sebelah kanan. Apabila mencapai pada tahap akhir bahan yang padat akan masuk ke dalam larutan, namun ion [Ca 2+ ] tidak akan mengalami perubahan. 25 Pada saat enamel berkontak dengan asam maka komponen ion hidrogen dari asam akan mulai melarutkan kristal enamel pada permukaan. Mula-mula daerah selubung prisma kemudian inti prisma yang larut yang membentuk permukaan dikenal sebagai sarang lebah. Asam yang tidak terionisasi akan berdifusi ke dalam daerah interprismatik enamel dan selanjutkan akan melarutkan bagian bawah permukaan enamel. Jika demineralisasi terjadi secara terus menerus maka akan terbentuk pori-pori kecil pada enamel yang disebut sebagai porositas yang dapat menyebabkan penurunan kekerasan enamel. 16, Erosi Gigi Erosi gigi merupakan suatu proses kehilangan atau larutnya mineral gigi secara irreversible yang disebabkan oleh proses kimia yang bukan melibatkan bakteri. 3,7,17 Larutnya struktur mineral gigi terjadi karena kontak dengan asam yang dapat berasal dari dalam tubuh (intrinsik) maupun dari luar tubuh (ekstrinsik). 3,6,7,8

6 Seperti yang diketahui, penyebab erosi gigi adalah asam baik intrinsik maupun ekstrinsik. Penyebab instrinsik pada erosi gigi (asam yang berasal dari dalam tubuh) adalah asam lambung yang dihasilkan dari gastroesophageal reflux, vomitus dan rumination. Pada gastroesophageal reflux (GERD), asam lambung naik mengalir ke esofagus dan masuk ke dalam rongga mulut secara tidak sadar. Asam lambung dengan ph rendah di bawah 1 mencapai rongga mulut berkontak dengan gigi. Hal ini disebabkan meningkatnya tekanan abdominal, ketidakmampuan sphincter esophagus bagian bawah berelaksasi dan meningkatnya produksi asam di lambung. Vomitus dapat terjadi karena masalah medis seperti psikosomatik, metabolik, endokrin, gangguan pada gastrointertinal dan induksi obat-obatan. Vomitus dapat terjadi secara spontan maupun distimulasi sendiri. Vomitus secara spontan seperti yang terjadi pada ibu hamil, penderita ulkus peptikum, efek samping obat-obatan, diabetes, atau gangguan system saraf. Sedangkan vomitus yang distimulasi sendiri terjadi pada orang-orang yang mengalami gangguan pola makan seperti penderita bulimia dan anoreksia nervosa. Rumination merupakan kondisi seseorang yang secara sengaja menstimulasi isi dalam lambungnya dalam jumlah sedikit dan mengunyahnya sebelum ditelan kembali. 3,5,7,8 Penyebab ekstrinsik pada erosi gigi (asam yang berasal dari luar tubuh) adalah asam dari minuman ringan, makanan, obat-obatan dan asam yang berasal dari lingkungan pekerjaan. Penyebab terbanyaknya adalah makanan dan minuman asam. Hal ini terlihat bahwa kebanyakan buah dan jus buah mempunyai ph yang sangat rendah (tingkat asam yang tinggi). 4,8 Minuman berkarbonat dan minuman olahraga juga sangat asam. Obatobatan yang bersifat asam juga dapat menyebabkan erosi karena kontak langsung dengan gigi ketika obat dikunyah atau ditempatkan dalam mulut sebelum ditelan seperti

7 mengunyah vitamin C atau suplemen hydrochloric acid. Erosi gigi juga dapat disebabkan oleh pekerjaan. Chromic, hydrochloric, sulfuric dan asam nitric telah diidentifikasi sebagai uap bersifat asam yang menyebabkan erosi. Hal ini berhubungan dengan lingkungan pekerjaan selama proses industri. Erosi gigi juga dilaporkan terjadi pada perenang yang bekerja secara teratur di dalam kolam yang bersifat asam seperti yang tampak pada pekerja pengecap minuman anggur. 5,6,8 2.4 Vitamin C Vitamin adalah salah satu jenis vitamin yang larut dalam air dan mempunyai peran penting dalam mencegah terjadinya berbagai macam penyakit dan meningkatkan imunitas tubuh. Vitamin C merupakan golongan vitamin anti oksidan yang mampu menangkal radikal bebas dengan karakteristik mudah teroksidasi oleh panas, cahaya dan logam. Bentuk utama vitamin C adalah asam askorbat yang mula-mula dikenal sebagai asam heksuronat dengan rumus C 6 H 8 O 6. Karena berkhasiat sebagai anti skorbut maka dinamakan asam askorbat atau vitamin C dengan rumus bangun berikut ini: 14,28,29 Gambar 3. Rumus Kimia Asam Askorbat Fungsi vitamin C yang paling menonjol adalah efek stimulasi imunitas tubuh yang penting sebagai pertahanan terhadap infeksi seperti pilek biasa. Vitamin C juga bertindak sebagai inhibitor histamin suatu senyawa yang dilepaskan selama reaksi alergi. Vitamin C merupakan antioksidan dan ikut berperan saat sintesis kolagen serta hormon-

8 hormon yang penting dan neutrotransmiter peptide dan karnitin, bersama-sama dengan zinc dalam proses penyembuhan luka, serta mempunyai peranan dalam menjaga kesehatan gigi dan gusi di rongga mulut. 28,29 Defisiensi asam askorbat dapat menyebabkan sariawan, kulit menjadi kasar, gusi tidak sehat sehingga gigi mudah goyah dan lepas, perdarahan di bawah kulit (sekitar mata dan gusi), cepat lelah, otot lemah dan depresi. Di samping itu, asam askorbat juga berhubungan dengan masalah kesehatan lain, seperti kolestrol tinggi, sakit jantung, artritis (radang sendi) dan pilek. 28,29 Efek samping dari konsumsi vitamin C lebih dari 1 gram/hari dapat menyebabkan diare dan dapat meningkatkan bahaya terbentuknya batu ginjal, sedangkan jika kelebihan vitamin C yang berasal dari buah-buahan umumnya tidak menimbulkan efek samping. Penggunaan kronik vitamin C dosis sangat besar dapat menyebabkan ketergantungan, dimana penurunan mendadak kadar vitamin C dapat menimbulkan rebound scurvy. 28 Vitamin C diserap oleh usus tergantung pada jumlah asupan makanannya yang menurun seiring meningkatnya tingkat konsumsi. Pada asupan mg, sekitar 70-90% diserap, pada asupan 1-1,5 gram sekitar 50% diserap dan pada asupan 12 gram hanya diserap 16%. Pada asupan sekitar 500 mg penyerapan terjadi melalui proses transport aktif natrium, sedangkan pada dosis yang lebih tinggi terjadi difusi sederhana. 29 Kebutuhan vitamin C berbeda-beda pada setiap individu tergantung pada usia, jenis kelamin dan kebiasaan hidup masing. Kebiasaan hidup yang berpengaruh terhadap kebutuhan vitamin C seperti merokok, minum kopi, minuman beralkohol dan konsumsi obat-obatan tertentu seperti anti kejang, antibiotik, tetrasiklin, anti artritis, obat tidur dan kontrasepsi oral. Merokok dapat menghilangkan 25% vitamin C dalam darah. Selain itu

9 stress, demam, infeksi dan olahraga dapat meningkatkan kebutuhan vitamin C dalam tubuh. 29 Tubuh tidak dapat memproduksi dan menyimpan vitamin C sehingga dianjurkan untuk mengkonsumsi vitamin C setiap harinya. 29 Dosis yang dianjurkan untuk anak-anak di bawah 1 tahun sekitar 50 mg, anak-anak usia 1-13 tahun adalah mg, remaja sekitar mg, wanita dan pria dewasa adalah 75 mg dan 90 mg, ibu hamil mg, serta ibu menyusui sekitar mg. Batas maksimum yang diizinkan untuk mengkonsumsi vitamin C adalah 1000 mg/hari. 29,30 Sumber utama vitamin C adalah buah-buahan dan sayuran. Buah jeruk, blackcurrant, paprika, sayuran hijau (misalnya brokoli, kubis Brussel) dan buah-buahan seperti stroberi, jambu biji, mangga dan kiwi adalah sumber yang kaya akan vitamin C. pada tabel berikut menunjukkan kandungan vitamin C dalam beberapa jenis buah dan sayuran. 29 Tabel 1. Kandungan vitamin C dalam beberapa jenis buah dan sayuran. 29 Makanan Vitamin C (mg/100 g) Acerolas 1600 Blackcurrants 200 Cabe 138 Brokoli 115 Fennel 95 Kiwi 71 Stroberri 64 Jeruk Apel Vitamin C tersedia dalam berbagai preparat baik dalam bentuk tablet yang mengandung mg maupun dalam bentuk larutan. Kebanyakan sediaan

10 multivitamin mengandung vitamin C. Air jeruk mengandung vitamin C yang tinggi sehingga dapat digunakan untuk terapi menggantikan sediaan vitamin C. 27 Masyarakat memenuhi kebutuhan vitamin C dengan berbagai cara beberapa di antaranya adalah mengkonsumsi minuman yang mengandung vitamin C seperti buah dan minuman suplemen yaitu larutan vitamin C secara rutin. Seperti diketahui, minuman-minuman tersebut bersifat asam. Beberapa penelitian melaporkan bahwa minuman jus buah mempunyai ph yang sangat rendah dan menemukan hubungan erat antara frekuensi mengkonsumsi minuman bersifat asam dengan erosi gigi. 3 ph jus jeruk berkisar antara 3,6-3,8, jus apel 3,4-4,0 sedangkan ph larutan vitamin C berkisar 2,6-3,98. 3,15,16 Penelitian sebelumnya menyebutkan bahwa erosi gigi tidak hanya bergantung pada ph minuman saja namun juga dipengaruhi oleh kandungan titrable acid, jenis asam, kadar asam, kandungan fosfat, kalsium dan fluor dalam minuman. Minuman dengan ph yang tinggi, titrable acid yang rendah dan konsentrasi kalsium, fosfat dan fluor yang tinggi akan mengurangi daya erosif suatu minuman. 2,15,26 Asam seperti asam sitrat yang terdapat pada minuman sebagai campuran ion hidrogen, molekul asam terdisosiasi, dengan nilai masing-masing ditentukan oleh disosiasi asam konstan dan ph larutan dapat melarutkan permukaan gigi 1. Ion hidrogen secara langsung menyerang kristal permukaan. Asam sitrat mempunyai aksi ganda yang dapat membahayakan permukaan gigi. Asam sitrat, malat dan tartat sangat kuat sifat erosifnya karena sifat asam dan kemampuannya mengikat kalsium walau pada ph yang tinggi. 1,24 Janvien dkk menyimpulkan bahwa memakan buah jeruk dua kali sehari dapat meningkatkan kecenderungan seseorang mengalami erosi gigi. 6,7 Menurut Elsbury, asam sitrat lebih cepat mengerosi terutama pada ph rendah bahkan pada ph 1,5 dan 2,5. asam ini dua kali lebih destruktif terhadap

11 enamel gigi dari pada asam klorida ataupun asam nitrat karena afinitasnya yang tinggi terhadap kalsium. 1,24 Penelitian yang dilakukan untuk membandingkan efek pemutih gigi dengan jus jeruk pada permukaan enamel gigi memperlihatkan hasil yang tidak signifikan dibandingkan dengan jus buah yang popular seperti jus jeruk. Permukaan enamel yang berkontak dengan jus jeruk selama 20 menit per hari dalam 5 hari menunjukkan pengurangan kekerasan permukaan gigi yang signifikan. 13 Penelitian lain yang membandingkan antara minuman ringan blackcurrant yang ditambahkan kalsium dengan jus jeruk. Masing-masing dikonsumsi 4 kali sehari sebanyak 250 ml selama 20 hari. Hasil menunjukkan minuman ringan blackcurrent yang ditambahkan kalsium menyebabkan kehilangan permukaan gigi yang lebih sedikit dibandingkan dengan jus jeruk. 31 Mengunyah vitamin C tablet dengan rasa buah memperlihatkan penurunan ph saliva ke level yang rendah menyebabkan enamel gigi dapat kehilangan kalsium yang merupakan susunan dari kalsium sitrat kompleks. 6 Penelitian dari Universitas Helsinki menemukan bahwa vitamin bersoda yang dimasukkan ke air dapat melarutkan mineral-mineral yang terkandung di dalam gigi menyebabkan gigi berpori dan cenderung mudah mengalami kerusakan. 20 Menurut penelitian yang dilakukan oleh University of Baltimore Dental School, kandungan asam sitrat dalam vitamin C yang menjadi penyebab erosi gigi ph Meter Inolab ph 720 ph meter Inolab ph 720 merupakan alat yang digunakan untuk mengukur ph suatu larutan. Cara pengoperasiannya dengan melakukan kalibrasi terlebih dahulu yaitu dengan menekan tombol Cal, kemudian celupkan elektroda ke larutan buffer. Lalu tekan tombol Run/Enter dan tunggu sampai stabil. 32

12 Untuk melakukan pengukuran ph, setelah melakukan kalibrasi elektoda dibersihkan dengan aquadest. Lalu tekan tombol M untuk melakukan pengukuran ph. Masukkan elektroda ke larutan yang akan di uji, tunggu sampai stabil kemudian lalukan pembacaan ph. Setelah selesai digunakan, bersihkan kembali elektroda dengan aquadest, lalu tekan tombol Off untuk mematikan alat. 32 Gambar 4. ph meter Inolab ph Micro Vickers Hardness Tester Kekerasan sulit didefenisikan secara spesifik. Ada banyak faktor yang mempengaruhi kekerasan material seperti strength, proportional limit, ductility, malleability dan sebagainya. Dalam ilmu mineralogy kekerasan digambarkan sebagai kemampuan material dalam menahan goresan. Sedangkan dalam ilmu metallurgy dan bidang lainnya, ketahanan identasi digunakan sebagai ukuran kekerasan. 33 Pengukuran kekerasan permukaan dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa alat seperti Brinell Hardness Test (BHN), Rockwell Hardness Test (RHN), Vickers Hardness Test (VHN) dan Knoop Hardness Test (KHN). Salah satu perbedaan keempat alat tersebut adalah terletak pada indentornya. Brinell Hardness Test (BHN) menggunakan indentor berbentuk baja yang bulat (steel-ball), Rockwell Hardness Test (RHN) menggunakan indentor dengan ujung diamond yang konus, Knoop Hardness Test

13 (KHN) menggunakan indentor yang berbentuk diamond dan Vickers Hardness Test (VHN) menggunakan indentor yang berbentuk diamond dengan dasar persegi dan sudutsudut di antara permukaan pyramid terhadap permukaan yang diuji. Pengukuran kekerasan permukaan dengan menggunakan Knoop dan Vickers diklasifikasikan ke dalam microhardness test, sedangkan penggunaan Brinell dan Rockwell diklasifikasikan ke dalam macrohardness test. 33 Kekerasan enamel dapat diukur dengan menggunakan alat Knoop (KHN) dan Vicker (VHN). Rata-rata kekerasan untuk enamel berkisar antara KHN atau VHN. Craig dan Peyton melaporkan bahwa kekerasan enamel berkisar antara VHN. Collys dkk melaporkan kekerasan enamel berkisar antara VHN sedangkan Wilson dan Love melaporkan kekerasan permukaan enamel berkisar antara VHN. Variasi kekerasan enamel ini terjadi dikarenakan faktor seperti gambaran histoligi, komposisi kimia, persiapan specimen, beban pengukuran dan kesalahan pembacaan (reading error) pada indentation length (IL). 34 Penelitian yang dilakukan Briliana tahun 2009 melaporkan bahwa rata-rata kekerasan enamel gigi premolar yang diteliti berkisar VHN. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa terdapat penurunan kekerasan gigi yang bermakna setelah perendaman 120 menit dalam minuman kopi dan bir, sedangkan pada perendaman 30 dan 60 menit tidak terdapat penurunan kekerasan yang signifikan. Penurunan kekerasan tidak terlihat pada gigi yang direndam dalam minuman teh botol baik direndam selama 30, 60 maupun 120 menit. 35 Vickers Test digunakan ADA (America Dental Association) ditujukan pada logam emas tuang (dental casting gold) dan bahan-bahan yang mempunyai sifat mudah pecah sehingga dapat digunakan untuk mengukur kekerasan permukaan gigi. 30 Micro

14 Vickers Hardness Tester merupakan pengukuran kekerasan suatu material dengan nilai kekerasan yang kecil dan indentasi yang lebih kecil. Beban yang digunakan adalah antara gram. 36 Penggunaan Micro Vickers untuk mengukur kekerasan dilakukan dengan meletakkan bahan yang akan diuji pada meja Micro Vickers sampai indentor mengenai permukaan bahan yang akan diuji. Kemudian indentor akan menyentuh permukaan bahan uji. Setelah itu maka akan telihat bekas penekanan berbentuk belah ketupat. Lalu panjang diagonalnya diukur pada mikroskop dengan mikrometer yang ada pada lensa okuler. 33,36 Gambar 5. Micro Vickers Hardness Tester

BAB 1 PENDAHULUAN. minuman yang sehat bagi tubuh untuk mencapai tingkat kesehatan yang optimal. 1

BAB 1 PENDAHULUAN. minuman yang sehat bagi tubuh untuk mencapai tingkat kesehatan yang optimal. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan dan gaya hidup sehat semakin meningkat. Salah satunya adalah adanya kecenderungan masyarakat untuk mengonsumsi makanan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Jaringan keras gigi terdiri dari enamel, dentin dan sementum. Jaringan keras

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Jaringan keras gigi terdiri dari enamel, dentin dan sementum. Jaringan keras BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Jaringan keras gigi terdiri dari enamel, dentin dan sementum. Jaringan keras tersebut pada dasarnya sama dengan jaringan tulang yang sebagian besar terdiri atas zat anorganik. Enamel

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yaitu aquades sebagai variabel kontrol dan sebagai variabel pengaruh

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yaitu aquades sebagai variabel kontrol dan sebagai variabel pengaruh BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Hasil Pengukuran Nilai Kekerasan Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui besar nilai kekerasan gigi desidui sebelum dan sesudah perendaman pada beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada jaman sekarang banyak produk-produk yang menawarkan makanan dan minuman secara instant. Promosi dari masing-masing produk tersebut telah menarik pembeli terutama

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Telaah Pustaka 1. Struktur Gigi Desidui Gigi desidui atau lebih dikenal dengan gigi susu adalah gigi yang pertama kali muncul di rongga mulut. Gigi desidui sudah mulai berkembang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang lebih bervariasi. Peristiwa ini dapat dilihat dengan konsumsi pada makanan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang lebih bervariasi. Peristiwa ini dapat dilihat dengan konsumsi pada makanan dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan gigi dan mulut menjadi salah satu hal paling penting bagi kesehatan setiap masyarakat. Pada era modern seperti saat ini, masyarakat memiliki gaya hidup yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karbohidrat dari sisa makanan oleh bakteri dalam mulut. 1

BAB I PENDAHULUAN. karbohidrat dari sisa makanan oleh bakteri dalam mulut. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Erosi merupakan suatu proses kimia dimana terjadi kehilangan mineral gigi yang umumnya disebabkan oleh zat asam. Asam penyebab erosi berbeda dengan asam penyebab karies

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. protein, berbagai vitamin dan mineral (Widodo, 2003). Susu adalah cairan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. protein, berbagai vitamin dan mineral (Widodo, 2003). Susu adalah cairan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Telaah Pustaka 1. Susu Susu merupakan bahan pangan yang mempunyai nilai gizi tinggi karena memiliki kandungan nutrisi yang lengkap seperti laktosa, lemak, protein, berbagai vitamin

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL PENELITIAN. Hasil rata rata pengukuran kekerasan pada spesimen adalah sebagai berikut:

BAB 5 HASIL PENELITIAN. Hasil rata rata pengukuran kekerasan  pada spesimen adalah sebagai berikut: 26 BAB 5 HASIL PENELITIAN Hasil rata rata pengukuran kekerasan email pada spesimen adalah sebagai berikut: Tabel 5.1. Kekerasan Email Rata-rata Microhardness Kontrol Perlakuan p Konsentrasi xylitol 20%

Lebih terperinci

I.PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Permasalahan. bersoda dan minuman ringan tanpa karbonasi. Minuman ringan berkarbonasi

I.PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Permasalahan. bersoda dan minuman ringan tanpa karbonasi. Minuman ringan berkarbonasi I.PENDAHULUAN A.Latar Belakang Permasalahan Saat ini konsumsi minuman ringan pada anak maupun remaja mengalami peningkatan hingga mencapai tahap yang mengkhawatirkan. Minuman ringan yang telah beredar

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang Masalah, (2)

I. PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang Masalah, (2) I. PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang Masalah, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Penelitian, (6) Hipotesis Penelitian

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK GIGI YANG TERPAPAR ASAM SUNTI (Averrhoa bilimbi L)

KARAKTERISTIK  GIGI YANG TERPAPAR ASAM SUNTI (Averrhoa bilimbi L) KARAKTERISTIK EMAIL GIGI YANG TERPAPAR ASAM SUNTI (Averrhoa bilimbi L) Latar Belakang Provinsi Aceh merupakan penghasil asam sunti yang merupakan bumbu masakan seperti kuah asam keueng, tumeh eungkot sure,

Lebih terperinci

Calcium Softgel Cegah Osteoporosis

Calcium Softgel Cegah Osteoporosis Calcium Softgel Cegah Osteoporosis Calcium softgel mampu mencegah terjadinya Osteoporosis. Osteoporosis adalah penyakit tulang yang ditandai dengan menurunnya massa tulang (kepadatan tulang) secara keseluruhan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konsumsi minuman maupun makanan asam secara global oleh masyarakat seluruh dunia telah banyak menimbulkan kasus erosi serta kerusakan lain pada gigi. 1 Masyarakat

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah eksperimental laboratoris dengan rancangan penelitian pretest and posttest control group design. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. karies. Hal ini dipengaruhi oleh morfologi dan kandungan mineral penyusun gigi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. karies. Hal ini dipengaruhi oleh morfologi dan kandungan mineral penyusun gigi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Struktur email dan dentin pada gigi merupakan faktor penting terjadinya karies. Hal ini dipengaruhi oleh morfologi dan kandungan mineral penyusun gigi (Samaranayake,

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL PENELITIAN

BAB 5 HASIL PENELITIAN BAB 5 HASIL PENELITIAN 5.1. KOMPOSISI KALSIUM Hasil rata rata pengukuran komposisi kalsium pada sampel adalah sebagai berikut: Tabel 5. 1. Rata rata komposisi kalsium email Kontrol Perlakuan p Konsentrasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah atrisi, abrasi, abfraksi, fraktur dan erosi.walaupun kata-kata ini mempunyai

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah atrisi, abrasi, abfraksi, fraktur dan erosi.walaupun kata-kata ini mempunyai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terdapat beberapa jenis kerusakan non-karies di rongga mulut, diantaranya adalah atrisi, abrasi, abfraksi, fraktur dan erosi.walaupun kata-kata ini mempunyai makna

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. seseorang (Herdiyati, 2006 dalam Syafriadi dan Noh, 2014). Diskolorasi gigi

BAB 1 PENDAHULUAN. seseorang (Herdiyati, 2006 dalam Syafriadi dan Noh, 2014). Diskolorasi gigi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gigi yang mengalami perubahan warna, atau dikenal dengan diskolorasi merupakan salah satu alasan pasien datang ke klinik dokter gigi (Perdigȃo, 2010 dalam Torres dkk.,

Lebih terperinci

Artikel Kimia tentang Peranan Larutan Penyangga

Artikel Kimia tentang Peranan Larutan Penyangga Artikel Kimia tentang Peranan Larutan Penyangga A. PENGERTIAN Larutan penyangga atau dikenal juga dengan nama larutan buffer adalah larutan yang dapat mempertahankan nilai ph apabila larutan tersebut ditambahkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diterima oleh dokter gigi adalah gigi berlubang atau karies. Hasil survey

BAB I PENDAHULUAN. diterima oleh dokter gigi adalah gigi berlubang atau karies. Hasil survey BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keluhan masyarakat tentang kesehatan gigi dan mulut yang sering diterima oleh dokter gigi adalah gigi berlubang atau karies. Hasil survey kesehatan rumah tangga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manfaat yang maksimal, maka ASI harus diberikan sesegera mungkin setelah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manfaat yang maksimal, maka ASI harus diberikan sesegera mungkin setelah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ASI atau Air Susu Ibu merupakan makanan terbaik untuk bayi dan tidak ada satupun makanan lain yang dapat menggantikan ASI. Untuk mendapatkan manfaat yang maksimal,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. alat Micro Vickers Hardness Tester. Alat tersebut bekerja dengan cara

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. alat Micro Vickers Hardness Tester. Alat tersebut bekerja dengan cara BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Uji Kekerasan Email Uji kekerasan dilakukan untuk mengetahui nilai kekerasan email gigi desidui dengan TAF dan tanpa TAF sebelum dan sesudah perendaman

Lebih terperinci

Asam Basa dan Garam. Asam Basa dan Garam

Asam Basa dan Garam. Asam Basa dan Garam Asam Basa dan Garam Asam Basa dan Garam A Sifat Asam, Basa, dan Garam 1. Sifat asam Buah-buahan yang masih muda pada umumnya berasa masam. Sebenarnya rasa masam dalam buah-buahan tersebut disebabkan karena

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Saliva Saliva adalah cairan kompleks yang diproduksi oleh kelenjar saliva dan mempunyai peranan yang sangat penting dalam mempertahankan keseimbangan ekosistem di dalam rongga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mereka yang bidang pekerjaannya sangat menuntut penampilan seperti pramugari

BAB I PENDAHULUAN. mereka yang bidang pekerjaannya sangat menuntut penampilan seperti pramugari BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Estetika adalah salah satu hal yang diperhatikan masyarakat terutama mereka yang berkecimpung di bidang hiburan seperti bintang film, model, penyanyi, serta mereka

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bir merupakan minuman beralkohol dengan tingkat konsumsi nomor 2

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bir merupakan minuman beralkohol dengan tingkat konsumsi nomor 2 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bir merupakan minuman beralkohol dengan tingkat konsumsi nomor 2 terbanyak di dunia dan merupakan salah satu minuman yang digemari di Indonesia. Menurut Direktur Marketing

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Erosi gigi adalah luruhnya jaringan keras gigi yang disebabkan oleh asam

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Erosi gigi adalah luruhnya jaringan keras gigi yang disebabkan oleh asam I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Erosi gigi adalah luruhnya jaringan keras gigi yang disebabkan oleh asam ekstrinsik maupun intrinsik yang tidak diproduksi oleh bakteri (Balogh dan Fehrenbach,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan mulut yang memiliki prevalensi tinggi di masyarakat pada semua

BAB I PENDAHULUAN. dan mulut yang memiliki prevalensi tinggi di masyarakat pada semua BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karies dan penyakit periodontal merupakan masalah kesehatan gigi dan mulut yang memiliki prevalensi tinggi di masyarakat pada semua kelompok umur di Indonesia (Tampubolon,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Jaringan keras gigi terdiri dari enamel, dentin dan sementum. Jaringan keras tersebut pada dasarnya sama dengan jaringan tulang yang sebagian besar terdiri atas zat anorganik. Enamel

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lunak yang dapat larut dalam saluran cerna. Tergantung formulasinya kapsul terbagi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lunak yang dapat larut dalam saluran cerna. Tergantung formulasinya kapsul terbagi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kapsul Kapsul adalah sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras atau lunak yang dapat larut dalam saluran cerna. Tergantung formulasinya kapsul terbagi atas kapsul

Lebih terperinci

Awal Kanker Rongga Mulut; Jangan Sepelekan Sariawan

Awal Kanker Rongga Mulut; Jangan Sepelekan Sariawan Sariawan Neng...! Kata-kata itu sering kita dengar pada aneka iklan suplemen obat panas yang berseliweran di televisi. Sariawan, gangguan penyakit pada rongga mulut, ini kadang ditanggapi sepele oleh penderitanya.

Lebih terperinci

LARUTAN PENYANGGA (BUFFER) Disusun Oleh: Diah Tria Agustina ( ) JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

LARUTAN PENYANGGA (BUFFER) Disusun Oleh: Diah Tria Agustina ( ) JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM HANDOUT klik di sini LARUTAN PENYANGGA (BUFFER) Disusun Oleh: Diah Tria Agustina (4301414032) JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2016 PENGERTIAN LARUTAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karies merupakan penyakit jaringan keras gigi yang ditandai dengan melarutnya bahan anorganik, dan diikuti kerusakan pada matriks organik pada gigi. Penyebab karies adalah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. diperhatikan, khususnya pada pertumbuhan gigi desidui anak. Banyak orang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. diperhatikan, khususnya pada pertumbuhan gigi desidui anak. Banyak orang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan dan perkembangan gigi merupakan hal yang harus diperhatikan, khususnya pada pertumbuhan gigi desidui anak. Banyak orang masih menganggap bahwa gigi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Ketahanan fraktur gigi berbeda antara enamel dengan dentin akibat adanya perbedaan komposisi yang terkandung dalam kedua jaringan keras tersebut. Komposisi enamel terbesar tersusun

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Semen Ionomer Kaca Modifikasi Resin Semen ionomer kaca telah digunakan secara luas dibidang kedokteran gigi. Sejak diperkenalkan oleh Wilson dan Kent pada tahun 1971. Ionomer

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karies gigi merupakan suatu penyakit jaringan keras gigi yaitu email, dentin dan sementum, yang disebabkan oleh aktifitas berbagai mikroorganisme yang ditandai dengan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. prevalensi yang terus meningkat akibat fenomena perubahan diet (Roberson dkk.,

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. prevalensi yang terus meningkat akibat fenomena perubahan diet (Roberson dkk., I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karies gigi merupakan penyakit kronis paling umum di dunia dengan prevalensi yang terus meningkat akibat fenomena perubahan diet (Roberson dkk., 2002). Di Indonesia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Teh sarang semut merupakan salah satu jenis teh herbal alami yang terbuat

BAB I PENDAHULUAN. Teh sarang semut merupakan salah satu jenis teh herbal alami yang terbuat IX-xi BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Teh sarang semut merupakan salah satu jenis teh herbal alami yang terbuat dari bahan utama yaitu tumbuhan umbi yang digunakan oleh semut sebagai sarang sehingga

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PENELITIAN JENIS PENELITIAN Desain: EKSPERIMENTAL LABORATORIK. Kontrol. Perlakuan larutan remineralisasi + Xylitol 20%

BAB 4 METODE PENELITIAN JENIS PENELITIAN Desain: EKSPERIMENTAL LABORATORIK. Kontrol.  Perlakuan larutan remineralisasi + Xylitol 20% 19 BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1. JENIS PENELITIAN Desain: EKSPERIMENTAL LABORATORIK 4.2. SPESIMEN Spesimen diambil dari gigi yang diekstraksi dari beberapa klinik di Jakarta. Spesimen gigi terdiri dari

Lebih terperinci

14 Cara Menghilangkan Komedo Secara Alami dan Terbukti Ampuh

14 Cara Menghilangkan Komedo Secara Alami dan Terbukti Ampuh 14 Cara Menghilangkan Komedo Secara Alami dan Terbukti Ampuh Written by Rosalia in Beauty Tips Sebelum membahas lebih lanjut mengenai berbagai cara menghilangkan komedo, terlebih dahulu kita harus tahu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. metode freeze drying kemudian dilakukan variasi waktu perendaman SBF yaitu 0

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. metode freeze drying kemudian dilakukan variasi waktu perendaman SBF yaitu 0 37 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini sampel komposit hidroksiapatit-gelatin dibuat menggunakan metode freeze drying kemudian dilakukan variasi waktu perendaman SBF yaitu 0 hari, 1 hari, 7 hari

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Jenis dan Takaran Saji Minuman Komersial Minuman komersial yang digunakan sebagai sampel pada peneilitian ini merupakan minuman komersial yang pada awalnya merupakan minuman yang sesuai

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. EMAIL 2.1.1. Komposisi Email Email yang berasal dari lapisan epitel ektodermal adalah lapisan terluar gigi yang hanya menyelubungi mahkota gigi, dan merupakan struktur terkeras

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Gigi merupakan jaringan keras pada rongga mulut yang berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Gigi merupakan jaringan keras pada rongga mulut yang berfungsi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Gigi merupakan jaringan keras pada rongga mulut yang berfungsi memotong, menghaluskan, dan mencampur makanan (Hall, 2011). Bagian keras dari gigi adalah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Telaah Pustaka 1. Gigi Desidui Gigi desidui atau yang umumnya dikenal sebagai gigi susu akan erupsi secara lengkap saat anak berusia kurang lebih 2,5 tahun. Gigi desidui berkembang

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Early Childhood Caries (ECC) merupakan gabungan suatu penyakit dan kebiasaan yang umum terjadi pada anak dan sulit dikendalikan. 1 Istilah ini menggantikan istilah karies botol atau

Lebih terperinci

Gambar 1. Cengkeh kering 5

Gambar 1. Cengkeh kering 5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Cengkeh Cengkeh (Syzygium Aromaticum) adalah tanaman asli Indonesia yang berasal dari Maluku. Tanaman perkebunan ini menyebar di Indonesia sejak tahun 1870 dan kini sudah banyak

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. didalamnya dilakukan karakterisasi XRD. 20%, 30%, 40%, dan 50%. Kemudian larutan yang dihasilkan diendapkan

HASIL DAN PEMBAHASAN. didalamnya dilakukan karakterisasi XRD. 20%, 30%, 40%, dan 50%. Kemudian larutan yang dihasilkan diendapkan 6 didalamnya dilakukan karakterisasi XRD. 3.3.3 Sintesis Kalsium Fosfat Sintesis kalsium fosfat dalam penelitian ini menggunakan metode sol gel. Senyawa kalsium fosfat diperoleh dengan mencampurkan serbuk

Lebih terperinci

ASAM, BASA, DAN GARAM

ASAM, BASA, DAN GARAM ASAM, BASA, DAN GARAM Standar Kompetensi : Memahami klasifikasi zat Kompetensi Dasar : Mengelompokkan sifat larutan asam, larutan basa, dan larutan garam melalui alat dan indikator yang tepat A. Sifat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kelenjar ludah besar dan kecil yang ada pada mukosa oral. Saliva yang terbentuk

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kelenjar ludah besar dan kecil yang ada pada mukosa oral. Saliva yang terbentuk I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saliva adalah cairan oral kompleks yang terdiri atas campuran sekresi dari kelenjar ludah besar dan kecil yang ada pada mukosa oral. Saliva yang terbentuk di rongga

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya perbedaan perubahan warna email gigi pada sampel yang diberi bahan pemutih gigi yaitu hidrogen peroksida

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. dengan partikel bahan pengisi. Kelemahan sistem resin epoksi, seperti lamanya

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. dengan partikel bahan pengisi. Kelemahan sistem resin epoksi, seperti lamanya BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Resin Komposit Istilah bahan komposit dapat didefinisikan sebagai gabungan dua atau lebih bahan berbeda dengan sifat-sifat yang unggul atau lebih baik dari bahan itu sendiri.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan ekstraksi biji tanaman kopi. Kopi dapat digolongkan sebagai minuman

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan ekstraksi biji tanaman kopi. Kopi dapat digolongkan sebagai minuman BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kopi 1. Pengertian kopi Kopi merupakan salah satu minuman yang berasal dari proses pengolahan dan ekstraksi biji tanaman kopi. Kopi dapat digolongkan sebagai minuman psikostimulant

Lebih terperinci

ASAM, BASA DAN GARAM

ASAM, BASA DAN GARAM ASAM, BASA DAN GARAM Larutan terdiri dari zat terlarut (solute) dan pelarut (solvent). Dalam suatu larutan, jumlah pelarut lebih banyak dibandingkan jumlah zat terlarut. Penggolongan larutan dapat juga

Lebih terperinci

BAB 2 PENGARUH PLAK TERHADAP GIGI DAN MULUT. Karies dinyatakan sebagai penyakit multifactorial yaitu adanya beberapa faktor yang

BAB 2 PENGARUH PLAK TERHADAP GIGI DAN MULUT. Karies dinyatakan sebagai penyakit multifactorial yaitu adanya beberapa faktor yang BAB 2 PENGARUH PLAK TERHADAP GIGI DAN MULUT Plak gigi memegang peranan penting dalam menyebabkan terjadinya karies. Karies dinyatakan sebagai penyakit multifactorial yaitu adanya beberapa faktor yang menjadi

Lebih terperinci

LARUTAN ASAM-BASA DAN LARUTAN PENYANGGA

LARUTAN ASAM-BASA DAN LARUTAN PENYANGGA LARUTAN ASAM-BASA DAN LARUTAN PENYANGGA A. Pengertian Larutan Penyangga Larutan penyangga biasa disebut juga dengan larutan Buffer atau larutan Dapar. Dimana larutan penyangga merupakan larutan yang mampu

Lebih terperinci

Ind. J. Chem. Res, 2014, 1, Pengaruh Minuman Bersoda Terhadap Demineralisasi Gigi Dengan Penambahan Natrium Fluorida Ruslan*

Ind. J. Chem. Res, 2014, 1, Pengaruh Minuman Bersoda Terhadap Demineralisasi  Gigi Dengan Penambahan Natrium Fluorida Ruslan* Ind. J. Chem. Res, 2014, 1, 61-65 EFFECT OF SOFT DRINK TO DEMINERALIZATION ON THE TOOTH ENAMEL BY ADDITION OF SODIUM FLUORIDE Pengaruh Minuman Bersoda Terhadap Demineralisasi Email Gigi Dengan Penambahan

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL PENELITIAN

BAB 5 HASIL PENELITIAN 0 BAB 5 HASIL PENELITIAN Berdasarkan pengamatan menggunakan mikroskop dengan pembesaran 4x dan 10x terhadap 60 preparat, terlihat adanya peradangan yang diakibatkan aplikasi H 2 O 2 10%, serta perubahan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Karies Gigi dan S-ECC Karies gigi merupakan penyakit infeksi pada jaringan keras gigi yang menyebabkan demineralisasi. Demineralisasi terjadi akibat kerusakan jaringan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Resin komposit dikenal sebagai salah satu bahan restorasi yang sering

BAB 1 PENDAHULUAN. Resin komposit dikenal sebagai salah satu bahan restorasi yang sering BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Resin komposit dikenal sebagai salah satu bahan restorasi yang sering digunakan di bidang kedokteran gigi yang diperkenalkan oleh Bowen pada awal tahun 1960-an. 2,3

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan tubuh, baik bagi anak-anak, remaja maupun orang dewasa. 1,2

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan tubuh, baik bagi anak-anak, remaja maupun orang dewasa. 1,2 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Susu adalah salah satu hasil ternak yang dikenal sebagai bahan makanan yang memilki nilai gizi tinggi. Kandungan zat gizi susu dinilai lengkap dan dalam proporsi seimbang,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan gigi dan mulut dengan asupan nutrisi (Iacopino, 2008). Diet yang

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan gigi dan mulut dengan asupan nutrisi (Iacopino, 2008). Diet yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan gigi dan mulut merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang memerlukan penanganan secara komprehensif dikarenakan latar belakangnya yang berdimensi

Lebih terperinci

Nutrisi untuk Mendukung Tenaga Kerja yang Sehat dan Produktif. dr. Yulia Megawati

Nutrisi untuk Mendukung Tenaga Kerja yang Sehat dan Produktif. dr. Yulia Megawati Nutrisi untuk Mendukung Tenaga Kerja yang Sehat dan Produktif dr. Yulia Megawati Tenaga Kerja Adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

Di bawah ini kita dapat melihat kandungan, khasiat dan manfaat sehat dari beberapa jenis buah yang ada di bumi :

Di bawah ini kita dapat melihat kandungan, khasiat dan manfaat sehat dari beberapa jenis buah yang ada di bumi : Buah adalah salah satu jenis makanan yang memiliki kandungan gizi, vitamin dan mineral yang pada umumnya sangat baik untuk dikonsumsi setiap hari. Dibandingkan dengan suplemen obat-obatan kimia yang dijual

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL PENELITIAN

BAB 5 HASIL PENELITIAN BAB 5 HASIL PENELITIAN Gambar 5.1. Elektromikrograf Permukaan Email Gigi Kontrol Negatif dari Sampel Email Gigi Premolar (Spesimen yang sama digunakan pada Gambar 5.2.) dengan identifikasi SEM pada perbesaran

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Telaah Pustaka 1. Gigi a. Anatomi gigi Struktur gigi terdiri dari mahkota dan akar. Mahkota merupakan struktur yang terdapat di atas gingiva dan akar gigi merupakan strukur yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. rendah (Depkes RI, 2005). Anak yang memasuki usia sekolah yaitu pada usia 6-12

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. rendah (Depkes RI, 2005). Anak yang memasuki usia sekolah yaitu pada usia 6-12 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prevalensi karies gigi dan penyakit periodontal pada anak usia 12-15 tahun di Indonesia cenderung meningkat dari 76,25% pada tahun 1998 menjadi 78,65% pada tahun

Lebih terperinci

BAB V. PEMBAHASAN. 5.1 Amobilisasi Sel Lactobacillus acidophilus FNCC116. Amobilisasi sel..., Ofa Suzanti Betha, FMIPA UI, 2009

BAB V. PEMBAHASAN. 5.1 Amobilisasi Sel Lactobacillus acidophilus FNCC116. Amobilisasi sel..., Ofa Suzanti Betha, FMIPA UI, 2009 26 BAB V. PEMBAHASAN 5.1 Amobilisasi Sel Lactobacillus acidophilus FNCC116. Hasil foto SEM dengan perbesaran 50 kali memperlihatkan perbedaan bentuk permukaan butiran yang sudah mengandung sel Lactobacillus

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Di zaman modern sekarang ini banyak hal yang memang dibuat untuk memudahkan manusia dalam melakukan aktivitasnya, termasuk makanan instan yang siap saji. Kemudahan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kesehatan, bahkan pada bungkus rokok-pun sudah diberikan peringatan mengenai

I. PENDAHULUAN. kesehatan, bahkan pada bungkus rokok-pun sudah diberikan peringatan mengenai I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rokok merupakan hal yang sudah tidak asing bagi masyarakat Indonesia. Bahkan menurut data WHO tahun 2011, jumlah perokok Indonesia mencapai 33% dari total jumlah penduduk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Minuman Sari Buah 1. Definisi Minuman sari buah adalah minuman ringan yang dibuat dari sari buah dan air minum dengan atau tanpa penambahan gula dan bahan tambahan makanan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Madu adalah pemanis tertua yang pertama kali dikenal dan digunakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Madu adalah pemanis tertua yang pertama kali dikenal dan digunakan oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Madu adalah pemanis tertua yang pertama kali dikenal dan digunakan oleh manusia jauh sebelum mengenal gula. Madu baik dikonsumsi saat perut kosong (Suranto, Adji :

Lebih terperinci

DEFISIENSI ZAT GIZI SITI SULASTRI SST

DEFISIENSI ZAT GIZI SITI SULASTRI SST DEFISIENSI ZAT GIZI SITI SULASTRI SST PENGERTIAN Defisiensi : suatu keaadaan atau kondisi dimana tubuh mengalami kekurangan sesuatu dari yang seharusnya terpenuhi. Defisiensi zat gizi : suatu keadaan dimana

Lebih terperinci

PENGARUH MINUMAN JUS LEMON KEMASAN TERHADAP PERUBAHAN KEKERASAN GIGI BERDASARKAN DURASI WAKTU. Herry Imran 1, Nasri 1, Rohani M 1

PENGARUH MINUMAN JUS LEMON KEMASAN TERHADAP PERUBAHAN KEKERASAN  GIGI BERDASARKAN DURASI WAKTU. Herry Imran 1, Nasri 1, Rohani M 1 PENGARUH MINUMAN JUS LEMON KEMASAN TERHADAP PERUBAHAN KEKERASAN EMAIL GIGI BERDASARKAN DURASI WAKTU Herry Imran 1, Nasri 1, Rohani M 1 Abstract: Acid content in the juice drinks can cause tooth erosion,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ata terbaru yang dikeluarkan Departemen Kesehatan (Depkes) Republik

BAB I PENDAHULUAN. ata terbaru yang dikeluarkan Departemen Kesehatan (Depkes) Republik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang ata terbaru yang dikeluarkan Departemen Kesehatan (Depkes) Republik Indonesia (RI) dari Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) menunjukkan terjadi peningkatan prevalensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit jantung termasuk penyakit jantung koroner telah menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit jantung termasuk penyakit jantung koroner telah menjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit jantung termasuk penyakit jantung koroner telah menjadi penyebab kematian utama di Indonesia. Penyebabnya adalah terjadinya hambatan aliran darah pada arteri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. insisif, premolar kedua dan molar pada daerah cervico buccal.2

BAB I PENDAHULUAN. insisif, premolar kedua dan molar pada daerah cervico buccal.2 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hipersensitivitas dentin merupakan salah satu masalah gigi yang paling sering dijumpai. Hipersensitivitas dentin ditandai sebagai nyeri akibat dentin yang terbuka jika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ubi jalar atau ketela rambat ( Ipomoea batatas ) adalah sejenis tanaman

BAB I PENDAHULUAN. Ubi jalar atau ketela rambat ( Ipomoea batatas ) adalah sejenis tanaman BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Ubi jalar atau ketela rambat ( Ipomoea batatas ) adalah sejenis tanaman budidaya. Bagian yang dimanfaatkan adalah akarnya yang membentuk umbi dengan kadar gizi berupa

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Masalah. mengenai , dentin, dan sementum. Penyakit ini disebabkan oleh aktivitas

I. PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Masalah. mengenai  , dentin, dan sementum. Penyakit ini disebabkan oleh aktivitas 1 I. PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Karies gigi merupakan suatu penyakit jaringan keras gigi yang dapat mengenai email, dentin, dan sementum. Penyakit ini disebabkan oleh aktivitas suatu jasad renik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. lebih percaya diri karena memiliki nilai estetika yang tinggi.perubahan warna gigi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. lebih percaya diri karena memiliki nilai estetika yang tinggi.perubahan warna gigi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gigi yang sehat, putih dan rapi adalah keinginan setiap orang, karena adalah salah satu elemen penting penunjang estetika.gigi yang putih membuat seseorang lebih percaya

Lebih terperinci

BAB IV. karakterisasi sampel kontrol, serta karakterisasi sampel komposit. 4.1 Sintesis Kolagen dari Tendon Sapi ( Boss sondaicus )

BAB IV. karakterisasi sampel kontrol, serta karakterisasi sampel komposit. 4.1 Sintesis Kolagen dari Tendon Sapi ( Boss sondaicus ) BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian yang dibahas pada bab ini meliputi sintesis kolagen dari tendon sapi (Bos sondaicus), pembuatan larutan kolagen, rendemen kolagen, karakterisasi sampel kontrol,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Warna gigi normal manusia adalah kuning keabu-abuan, putih

BAB I PENDAHULUAN. Warna gigi normal manusia adalah kuning keabu-abuan, putih BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Warna gigi normal manusia adalah kuning keabu-abuan, putih keabuabuan, dan putih kekuning-kuningan yang ditentukan oleh transluensi dan ketebalan email, ketebalan dan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. bahan baku utamanya yaitu susu. Kandungan nutrisi yang tinggi pada keju

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. bahan baku utamanya yaitu susu. Kandungan nutrisi yang tinggi pada keju I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keju merupakan makanan yang banyak dikonsumsi dan ditambahkan dalam berbagai makanan untuk membantu meningkatkan nilai gizi maupun citarasa. Makanan tersebut mudah diperoleh

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. diantaranya perak (Ag), timah (Sn), tembaga (Cu), seng (Zn) bahan-bahan lain

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. diantaranya perak (Ag), timah (Sn), tembaga (Cu), seng (Zn) bahan-bahan lain BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Amalgam Amalgam adalah bahan tambalan berupa campuran beberapa logam, diantaranya perak (Ag), timah (Sn), tembaga (Cu), seng (Zn) bahan-bahan lain seperti gallium, indium,

Lebih terperinci

MANFAAT KULIT MANGGIS. OKTOBER 2013 Abdul Malik

MANFAAT KULIT MANGGIS. OKTOBER 2013 Abdul Malik MANFAAT KULIT MANGGIS OKTOBER 2013 Abdul Malik - 649226 Manggis (Garcinia mangostana) adalah tumbuhan tropis yang diperkirakan berasal dari Asia Tenggara. Buah manggis adalah buah musiman dengan kulitnya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. lainnya. Secara visual, faktor warna berkaitan erat dengan penerimaan suatu

I. PENDAHULUAN. lainnya. Secara visual, faktor warna berkaitan erat dengan penerimaan suatu I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mutu suatu bahan makanan pada umumnya sangat bergantung pada beberapa faktor di antaranya cita rasa, warna, tekstur, nilai gizi, dan faktor lainnya. Secara visual, faktor

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. sebelum dan sesudah perendaman dengan beberapa jenis sediaan susu telah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. sebelum dan sesudah perendaman dengan beberapa jenis sediaan susu telah BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penilitian Penelitian mengenai perbedaan kekerasan email gigi desidui antara sebelum dan sesudah perendaman dengan beberapa jenis sediaan susu telah dilaksanakan di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan pesat terutama pada bidang kedokteran gigi. Cara pengobatan dengan. untuk memungkinkan aplikasi yang lebih aman dan efektif.

BAB I PENDAHULUAN. dengan pesat terutama pada bidang kedokteran gigi. Cara pengobatan dengan. untuk memungkinkan aplikasi yang lebih aman dan efektif. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan ilmu dan teknologi yang berbasis laser telah berkembang dengan pesat terutama pada bidang kedokteran gigi. Cara pengobatan dengan menggunakan laser menjadi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. gigi dan mulut di Indonesia. Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. gigi dan mulut di Indonesia. Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karies gigi merupakan penyakit kronik yang paling sering ditemukan di dunia (Roberson dkk., 2002). Karies menempati urutan tertinggi dalam penyakit gigi dan mulut

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Resin Komposit Resin komposit merupakan tumpatan sewarna gigi yang merupakan gabungan atau kombinasi dua atau lebih bahan kimia yang berbeda dengan sifat- sifat unggul atau lebih

Lebih terperinci

Sistem Pencernaan Manusia

Sistem Pencernaan Manusia Sistem Pencernaan Manusia Manusia memerlukan makanan untuk bertahan hidup. Makanan yang masuk ke dalam tubuh harus melalui serangkaian proses pencernaan agar dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi. Proses

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. yaitu permen keras, permen renyah dan permen kenyal atau permen jelly. Permen

I. PENDAHULUAN. yaitu permen keras, permen renyah dan permen kenyal atau permen jelly. Permen I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kembang gula atau yang biasa disebut dengan permen merupakan produk makanan yang banyak disukai baik tua maupun muda karena permen mempunyai keanekaragaman rasa, warna,

Lebih terperinci

GIZI SEIMBANG PADA USIA DEWASA

GIZI SEIMBANG PADA USIA DEWASA 1 GIZI SEIMBANG PADA USIA DEWASA 2 PENDAHULUAN Keberhasilan pembangunankesehatan Tdk sekaligus meningkat kan mutu kehidupan terlihat dari meningkatnya angka kematian orang dewasa karena penyakit degeneratif

Lebih terperinci

IBU HAMIL Resep jus buah & sayur pilihan untuk kesehatan bumil dan janin.

IBU HAMIL Resep jus buah & sayur pilihan untuk kesehatan bumil dan janin. Jus Sehat Untuk IBU HAMIL Resep jus buah & sayur pilihan untuk kesehatan bumil dan janin. A Publication of Nutrisi penting dalam segelas jus sehat Kesehatan janin pada masa kehamilan sangatlah penting.

Lebih terperinci

FOSFOR A. KELIMPAHAN FOSFOR

FOSFOR A. KELIMPAHAN FOSFOR FOSFOR A. KELIMPAHAN FOSFOR Fosfor termasuk unsur bukan logam yang cukup reaktif, sehingga tidak ditemukan di alam dalamkeadaan bebas. Fosfor berasal dari bahasa Yunani, phosphoros, yang berarti memiliki

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. putih akan membuat orang lebih percaya diri dengan penampilannya (Ibiyemi et

BAB 1 PENDAHULUAN. putih akan membuat orang lebih percaya diri dengan penampilannya (Ibiyemi et BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gigi merupakan salah satu bagian tubuh terpenting yang harus dijaga keindahannya. Dalam bidang kedokteran gigi terdapat berbagai macam perawatan, salah satunya bertujuan

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara Lampiran 1 Skema Alur Pikir 1. Penggunaan jangka panjang obat kumur berbahan dasar kimia berefek samping menimbulkan diskolorisasi gigi, rasa kurang enak, ulserasi mukosa mulut, dan parestesi. Oleh karena

Lebih terperinci

Written by Administrator Friday, 28 November :56 - Last Updated Friday, 28 November :20

Written by Administrator Friday, 28 November :56 - Last Updated Friday, 28 November :20 www.hwijakarta.com PT Health Wealth International (HWI) menggelar seminar online tentang Frutablend, pada 15 November 2014, dengan menghadirkan narasumber dari Konsultan Produk PT HWI, ibu Destry Rizka.

Lebih terperinci