1. Mempelajari Anatomi Makroskopis dan Mikroskopis Gaster ANATOMI MAKROSKOPIK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "1. Mempelajari Anatomi Makroskopis dan Mikroskopis Gaster ANATOMI MAKROSKOPIK"

Transkripsi

1 1. Mempelajari Anatomi Makroskopis dan Mikroskopis Gaster ANATOMI MAKROSKOPIK Memiliki bentuk seperti koma, dalam bidang frontal melengkung ke kiri. Dimulai dari esophagus pars abdominalis pada foramen esophagicum pada diaphragma setinggi TH X. Bentuk tergantung : o Volume isi o Lanjutnya pencernaan o Kekuatan otot-otot ventriculus o Keadaaan usus-usus sekitarnya. Dibedakan menjadi : o Curvatura minor o Curvatura major o Paries ventralis o Paries dorsalis. Ventriculus dibagi dalam :

2 o Cardia (muara esophagus) o Fundus/fornix (bagian menonjol ke cranial sebelah kiri esophagus) o Corpus (dari muara esophagus sampai tempat tercaudal ventriculus) o Pars pylorica (dari tempat tercaudal sampai akhir ventriculus) o Pylorus (tempat akhir ventriculus). Batas antara corpus dan pars pylorica, lengkung ventriculus lebih membuat suatu sudut dengan incisura incisura angularis. Tempat sempit pada pylorus isthmus; serabut-serabut yang melintang membentuk m. sphincter pylori. Dinding ventriculus terdiri dari (luar dalam) : o Tunica serosa (peritoneum viscerale) o Tunica muscularis (luar dalam) : stratum longitudinale, stratum circulare, stratum obliquum o Tunica mucosa. (Apparatus Digestorius & Sistem Reproduksi, dr. H. Achmad Sofwan, M.Kes, PA) ANATOMI MIKROSKOPIK LAMBUNG Merupakan segmen saluran pencernaan yang melebar, fungsi utama menambah cairan makanan, mengubahnya menjadi bubur dan melanjutkan proses pencernaan. Ada tiga struktur histologis yang berbeda : corpus, fundus, pylorus. Peralihan esophagus dan lambung adalah esophagus-cardia, epitel berlapis gepeng esophagus beralih menjadi epitel selapis torak pada cardia. Mucosa cardia terlihat berlipat-lipat : foveola gastrica. Di dalam lamina propria terdapat kelenjar potong melintang (kelenjar tubulosa berkelok-kelok), dapat meluas ke dalam lamina propria esophagus. Setelah mencapai cardia, kelenjar esophagus di submukosa tidak ada lagi. Tunica muscularis circularis menebal membentuk sphincter.

3 Epitel terdiri dari sel silindris mensekresi mukus (PAS-positif). Permukaan lambung ditandai dengan lipatan mukosa yang disebut rugae. Dalam lipatan terdapat invaginasi/cekungan disebut gastric-pits atau foveolae gastricae. Di dalam mukosa terdapat kelenjar-kelenjar yang bermuara pada foveola gastrica. Fundus Mukosa diliputi epitel selapis torak. Pada dasar foveola gastrica bermuara kelenjar fundus, kelenjar tubulosa simpleks dan lurus. Foveola gastrica sepertiga tebal mukosa (dangkal), sedangkan kelenjarnya (fundus) dua pertiga tebal mukosa, terletak dalam lamina propria. Ada 4 macam sel kelenjar : 1. Sel Mucus Leher (Neck Cell), terdapat di leher kelenjar, mirip sel epitel mukosa. Bagian apikal sel kadang-kadang mengandung granula. 2. Sel HCl (Parietal Cell), berbentuk segitiga atau bulat, terdapat di bagian isthmus kelenjar, sitoplasma warna merah, inti di tengah, chromatin padat. 3. Sel Zimogen (Chief Cell), sel berbentuk mirip sel HCl, tidak teratur, sitoplasma basofil, inti sel terletak basal, terdapat banyak di bagian bawah kelenjar. 4. Sel Argentaffin, sukar dijumpai pada sediaan HE.

4 Dindingnya serua dengan saluran pencernaan lain, tetapi tunica muscularis dengan lapisan circular lebih tebal. Pilorus Berbeda dengan fundus, foveola gastrica lebih dalam. Sel-sel kelenjar hampir homogen, semua sel mukus kelenjar pilorus sering berkelok-berkelok di dalam lamina propria. Kadang-kadang ditemukan nodulus lymphaticus yang menembus tunica submukosa. Tunica muscularis, dengan lapisan circular amat tebal membentuk sphincter.

5 (Penuntun Praktikum Histologi Blok Gastro Intestinal) 2. Mempelajari Fisiologi Gaster MEKANISME SISTEM GASTER Motilitas dan pengosongan lambung Dalam keadaan kosong, lambung akan merupakan suatu tabung otot yang berkontraksi dan dinding bagian dalamnya berdekatan letaknya satu sama lain. Jika makanan masuk, otot polos akan berelaksasi dan dinding lambung akan kendur tanpa disertai naiknya tekanan intraluminal. Pencampuran ma kanan yang dimakan yang kemudian menjadi khimus (makanan halus) terjadi dengan kontraksi peristaltik dan jalan keluar lam bung ada dalam keadaan tertutup. Pada pengosongan lambung, pilorus akan terbuka sebentar, dan sebagian khimus de ngan bantuan kontraksi peristaltik di daerah antrum akan masuk ke usus duabelas jari. Pengaturan peristiwa ini terjadi baik melalui saraf maupun hormon. Impuls parasimpatikus yang disampaikan melalui nervus va gus akan meningkatkan motilitas, secara reflektoris melalui vagus juga akan terjadi pengosongan

6 lambung. Refleks pengosong an lambung ini akan dihambat oleh isi yang penuh, kadar lemak yang tinggi dan reaksi asam pada awal usus halus. Keasaman ini disebabkan oleh hormon saluran cerna terutama sekretin dan kholesistokininpankreo-zimin, yang dibentuk dalam mukosa usus halus dan dibawa bersama aliran darah ke lambung. Dengan demikian proses pengo songan lambung merupakan proses umpan balik humoral. Di samping proses yang disebutkan di atas, pengaturan motorik lambung dilakukan oleh mekanisme lain. Pengaturan ini diduga antara lain dilakukan oleh dopamin dan se rotonin. Sekresi getah lambung Kelenjar di lambung tiap hari membentuk sekitar 2-3 liter getah lambung, yang merupakan larutan asam klo rida yang hampir isotonis dengan ph antara 0,8-1,5, yang mengandung pula enzim pencemaan, lendir dan faktor intrinsik yang dibutuhkan untuk absorpsi vitamin B12. Asam klorida menyebabkan denaturasi protein makanan dan menyebab kan penguraian enzimatik lebih mudah. Asam klorida juga menyediakan ph yang cocok bagi enzim lambung dan mengubah pepsinogen yang tak aktif menjadi berbagai pepsin. Asam klorida juga akan membunuh bakteri yang terbawa bersama makanan. Pengatur an sekresi getah lambung sangat kompleks. Seperti pada pengaturan motflitas lambung serta pengosongannya, di sini pun terjadi pengaturan oleh saraf maupun hormon. Berdasarkan saat terjadinya peristiwa, ma-ka sekresi getah lambung dibagi atas fase sefalik, lambung (gastral) dan usus (intestinal). Fase sekresi sefalik diatur sepenuhnya me lalui saraf. Penginderaan penciuman dan rasa akan menimbulkan impuls saraf aferen, yang di sistem saraf pusat akan merangsang serabut vagus. Stimulasi nervus vagus akan menyebabkan dibebaskannya asetilkolin dari dinding lambung. Ini akan menyebab kan stimulasi langsung pada sel parietal dan sel epitel serta akan membebaskan gastrin dari sel G antrum. Melalui aliran darah, gastrin akan sampai pada sel parietal dan akan menstimulasinya sehingga sel itu mem bebaskan asam klorida. Pada sekresi asam klorida ini, histamin juga ikut berperan. His-tamin ini dibebaskan oleh mastosit karena stimulasi vagus (gambar). Secara tak langsung dengan pembebasan histamin ini gastrin dapat bekerja. Fase gastrik sekresi getah lambung dise babkan oleh makanan yang masuk ke dalam lambung. Relaksasi serta rangsang kimia se perti hasil urai protein, kofein

7 atau alkohol, akan menimbulkan refleks kolinergik lokal dan pembebasan gastrin. Jika ph turun di bawah 3, pembebasan gastrin akan dihambat. Gambar: Bagan pengaruh sekresi sel parietal Pada fase intestinal mula-mula akan terjadi pe-ningkatan dan kemudian akan diikuti dengan penurunan sekresi getah lambung. Jika makanan yang baru dimakan dan tidak asam masuk ke dalam duodenum, maka dari sel G duodenum akan dibebaskangortnvi. Jika ke mudian khimus yang asam masuk ke usus duabelas jari akan dibebaskan sekretin. Ini akan menekan sekresi asam klorida dan merangsang pengeluaran pepsinogen. Ham-batan sekresi getah lambung lainnya dilakukan oleh kholesistokinin-pankreozimin, terutama jika khimus yang banyak mengandung lemak sampai pada usus halus bagian atas. Di samping zat-zat yang sudah disebutkan ada hormon saluran cerna lainnya yang berperan pada sekresi dan motilitas. GIP (gas tric inhibitory polypeptide) menghambat sekresi HC1 dari lambung dan kemungkinan juga merangsang sekresi insulin dari kelenjar pankreas.

8 Somatostatin, yang dibentuk tidak hanya di hipothalamus tetapi juga di sejumlah organ lainnya antara lain sel D mukosa lambung dan usus halus serta kelenjar pankreas, menghambat sekresi asam klorida, gastrin dan pepsin lambung dan sekresi sekretin di usus halus. Fungsi endokrin dan eksokrin pankreas akan turun (sekresi insulin dan glukagon serta asam karbonat dan enzim pencernaan). Di samping itu ada tekanan sistemik yang tak berubah, pasokan darah di daerah n.splanhnicus akan berkurang se kitar 20-30%. Perlu pula dikemukakan di sini rangsangan emosional. Stres, kemarahan akan meningkatkan, rasa takut atau kesedihan akan mengurangi sekresi getah lambung dan motilitas. Tipe sel pada lambung 1.Parietal...Substansi yang disekresi : HCl...Target sekresi : pepsinogen, makanan yang dicerna....hasil sekresi : pepsinogen diubah menjadi pepsin, ikatan-ikatan makanan lain dipecahkan. 2.Chief...Substansi yang disekresi : pepsinogen...target sekresi : protein yang dicerna....hasil sekresi : protein diubah menjadi asam amino. 3.Sel sel G (hanya di dalam antrum)...substansi yang disekresi : gastrin, kedalam aliran dalam....target sekresi : sel sel chief dan parietal....hasil sekresi : sel sel chief dan parietal mulai dan mempertahankan sekresi. Getah cerna lambung yang menghasilkan :

9 a.pepsin, fungsinya memecah putih telur menjadi asam amino (albumin dan pepton). b.asam klorida (HCL), fungsinya mengasamkan makanan, sebagai anti septik dan desinfek-...tan, dan membuat suasana asam pada pepsinogen sehingga menjadi pepsin, merangsang...keluarnya getah usus, dan mengatur membuka tutup kleps sfingter pilorus. c.renin, fungsinya sebagai ragi yang membekukan susu dan membentuk kasein dari karsino-...gen (kasinogen dan protein susu). d.lapisan lambung : jumlahnya sedikit memecah lemak menjadi asam lemak yang...merangsang sekresi getah lambung. Kelenjar kelenjar yang ada di lambung berada di...dalam selaput lendir lambung. Digesti dalam lambung Cairan lambung memicu digesti protein dan lemak. 1) Digesti protein. Pepsinogen (disekresi sel chief) diubah menjadi pepsin oleh asam klorida (disekresi sel parietal). Pepsin adalah enzim proteolitik yang hanya dapat bekerja dengan ph dibawah 5. enzim ini menghidrolisis protein menjadi polipeptida. Lambung janin mem- produksi renin, enzim yang mengkoagulasi protein susu, dan menguraikannya untuk mem-bentuk dadih (curd). 2) Lemak. Lipase lambung (disekresi sel chief) menghidrolisis lemak susu menjadi asam lemak dan gliserol, tetapi aktivitasnya terbatas dalam kadar ph yang rendah. 3) Amilase dalam saliva yang menghidrolisis zat tepung bekerja pada ph netral. Enzim ini terbawa bersama bolus yang tetap bekerja dalam lambung sampai asibitas lambung menembus bolus. Lambung tidak mensekresi enzim untuk mencerna karbohidrat. ( PENCERNAAN KARBOHIDRAT

10 Karbohidrat utama di dalam makanan adalah polisakarida, disakarida, dan monosakarida. Zat tepung (polimer glukosa) dan derivatnya merupakan satusatunya polisakarida yang dicerna di dalam saluran cerna manusia. Di mulut, zat tepung dicerna oleh α-amilase saliva. Namun, ph optimal enzim ini adalah 6,7, sehingga kerjanya dihambat oleh getah lambung yang bersifat asam yang keluar pada saat makanan masuk ke lambung. Di usus halus, α-amilase saliva dan pankreas juga bekerja pada polisakarida dalam makanan. Baik α-amilase saliva maupun pankreas menghidrolisis ikatan 1:4α, tetapi mempertahankan ikatan 1:6α, ikatan 1:4α terminal, dan ikatan 1:4α di titik-titik percabangan. Akibatnya, hasil akhir pencernaan α-amilase adalah oligosakarida: maltosa (disakarida), maltotriosa (trisakarida), beberapa polimer yang sedikit lebih besar dengan glukosa pada ikatan 1:4α, dan dekstrin-α, yaitu polimer glukosa yang mengandung sekitar delapan molekul glukosa dengan ikatan 1:6α. Berbagai oligosakaridase yang bertanggung jawab pada pencernaan derivat zat tepung lebih lanjut berada di bagian luar brush border, yaitu pada membran mikrovili usus halus. Sebagian dari enzim ini memiliki lebih dari satu substrat. α- Dekstrinase, yang juga dikenal sebagai isomaltase, terutama berperan dalam hidrolisis ikatan 1:6α. Bersama maltase dan sukrase, enzim ini juga menguraikan maltotriosa dan maltosa. Sukrase dan α-dekstrinase disintesis sebagai rantai glikoprotein tunggal yang dimasukkan ke membran brush border. Rantai tersebut kemudian dihidrolisis oleh protease pankreas menjadi subunit sukrase dan isomaltase. Sukrase menghidrolisis sukrosa menjadi satu molekul glukosa dan satu molekul fruktosa. Selain itu, terdapat dua disakaridase di brush border: laktase, yang menghidrolisis laktosa menjadi glukosa dan galaktosa, dan trehalase, yang menghidrolisis trehalosa, yakni suatu dimer glukosa ddengan ikatan 1:1α, menjadi dua molekul glukosa. Laktase merupakan enzim yang menarik karena, pada kebanyakan mamalia dan pada banyak ras manusia, aktivitas laktase usus halus ini tinggi saat lahir, kemudian menurun sampai ke tingkat rendah selama masa kanak-kanak dan dewasa. Kadar laktase yang rendah menimbulkan intoleransi terhadap susu (intoleransi laktosa). Masalah intoleransi susu dapat ditanggulangi dengan preparat laktase, tetapi harga preparat ini mahal. Yogurt dapat ditoleransi lebih baik daripada susu oleh individu yang intoleran karena yogurt mengandung laktase bakterinya sendiri.

11 PENCERNAAN PROTEIN Pencernaan protein dimulai di lambung, tempat pepsin menguraikan beberapa ikatan peptida. Seperti banyak enzim lain yang berperan mencerna protein, pepsin disekresi dalam bentuk prekursor inaktif (proenzim) dan diaktifkan dalam saluran cerna. Prekursor pepsin disebut pepsinogen dan diaktifkan oleh asam hidroklorida lambung. Mukosa lambung manusia mengandung sejumla pepsinogen yang saling berhubungan, yang dapat dibagi menjadi dua kelompok yang berbeda secara histoimunokimia, yakni pepsinogen I dan pepsinogen II. Pepsinogen I hanya ditemukan di daerah yang menyekresi asam, sedangkan pepsinogen II juga ditemukan di daerah pilorus. Sekresi asam secara maksimal berkorelasi dengan kadar pepsinogen I. Pepsin menghidrolisis ikatan antara asam amino aromatik seperti fenilalanin atau tirosin dan asam amino kedua sehingga hasil pencernaan pepsin adalah polipeptida dengan berbagai ukuran. Gelatinase yang mencairkan gelatin juga ditemukan di lambung. Kimosin, yakni enzim lambung penggumpal susu yang dikenal juga sebagai rennin, ditemukan dalam lambung hewan muda, tetapi mungkin tidak dijumpai pada manusia. Karena ph optimum untuk pepsin adalah 1,6-3,2, kerja enzim ini terhenti bila isi lambung bercampur dengan getah pankreas yang alkalis di duodenum dan jejunum. ph isi usus halus di bagian superior duodenum adalah 2,0-4,0, tetapi pada bagian lainnya adalah sekitar 6,5. Di usus halus, polipeptida yang terbentuk melalui pencernaan di lambung dicerna lebih lanjut oleh enzim-enzim proteolitik kuat yang berasal dari pankreas dan mukosa usus halus. Tripsin, kimotripsin, dan elastase bekerja pada ikatan peptida interior di molekul-molekul peptida dan disebut endopeptidase. Karboksipeptidase pankreas merupakan eksopeptidase yang menghidrolisis asam amino di ujung karboksil dan amino polipeptida. Beberapa asam amino bebas dilepaskan di dalam lumen usus halus, tetapi asam amino lainnya dilepaskan pada permukaan sel oleh aminopeptidase, karboksipeptidase, endopeptidase, dan dipeptidase di brush border sel mukosa. Beberapa dipeptida dan tripeptida diangkut secara aktif ke dalam sel usus halus dan dihidrolisis oleh peptidase intrasel, dan asam-asam aminonya memasuki aliran darah. Jadi pencernaan akhir

12 asam amino terjadi di tiga tempat: lumen usus halus, brush border, dan sitoplasma sel mukosa. PENCERNAAN LIPID Enzim lipase lidah disekresi oleh kelenjar Ebner di permukaan dorsal lidah, dan lambung juga mensekresi lipase. Lipase lambung tidak begitu penting kecuali pada insufisiensi pankreas, tetapi lipase lidah menjadi aktif di lambung dan dapat mencerna sebanyak 30% trigliserida makanan. Kebanyakan pencernaan lemak berawal di duodenum, yang melibatkan salah satu enzim terpenting, yakni lipase pankreas. Enzim ini menghidrolisis ikatan -1 dan -3 trigliserida (triasilgliserol) dengan relatif mudah, tetapi bekerja pada ikatan -2 dengan kecepatan yang sangat rendah sehingga hasil utama kerjanya adalah asam lemak bebas dan 2-monogliserida (2-monoasilgliserol). Enzim ini bekerja pada lemak yang telah diemulsikan. Aktivitas enzim ini difasilitasi bila heliks amfipatik yang menutupi sisi aktifnya yang menyerupai suatu penutup dibengkokkan ke belakang. Kolipase, protein dengan berat molekul sekitar , juga disekresi dalam getah pankreas, dan jika molekul ini mengikat ranah terminal COOH lipase pankreas, tutup tersebut menjadi lebih mudah dibuka. Kolipase disekresi dalam bentuk prekursor inaktif dan diaktifkan di lumen usus halus oleh tripsin. Saat ini, di pankreas berhasil ditemukan lipase yang diaktifkan oleh garam empedu. Lipase yang berbobot kDa ini membentuk sekitar 4% dari protein total dalam getah pankreas. Pada orang dewasa, lipase pankreas memiliki aktivitas kali lebih aktif, lipase yang diaktifkan oleh garam empedu, tidak seperti lipase pankreas, mengatalisis, hidrolisis ester kolesterol, ester vitamin larut lemak, dan fosfolipid, serta trigliserida. Enzim yang sangat mirip juga ditemukan di air susu manusia. (Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, W. F. Ganong) 3. Mempelajari Sindroma Dispepsia DEFINISI Kumpulan gejala-gejala berupa keluhan nyeri perut atas, pedih, mual, kadangkadang disertai muntah, rasa panas di dada dan perut, lekas kenyang, anoreksi,

13 kembung, regurgitasi, banyak mengeluarkan gas masam dari mulut yang semuanya timbul akibat kelainan saluran makan bagian atas. Klasifikasi : Dispepsia Organik Bila penyebabnya jelas; ditemukan pada usia >40 thn. o Dispepsia tukak o Dispepsia bukan tukak o Refluks Gastroesofageal o Penyakit saluran empedu o Karsinoma (lambung, kolon, pankreas) o Pankreatitis o Sindroma malabsorpsi o Penyakit metabolisme (DM, Hiper/Hipotiroidi, Hiperparatiroidi, Imbalans Elektrolit) o Penyakit lain (Penyakit Jantung Iskemik, Penyakit Vaskular Kolagen) Dispepsia Fungsional (Non-organik) Karena kelainan fungsi saluran makan. o Dispepsia dismotilitas (karena gangguan motilitas : waktu pengosongan lambung lambat, abnormalitas kontraktil, abnormalitas mioelektrik lambung, refluks gastroduodenal) (Gastroeenterologi, Sujono Hadi) ETIOLOGI Selain yang disebutkan pada klasifikasi, kelaian psikis, stress, dan faktor lingkungan dapat mempengaruhi dispepsia fungsional. Hal ini terjadi oleh karena perangsangan dari nervus vagus. (Gastroenterologi, Sujono Hadi) PATOFISIOLOGI Hipersekresi asam lambung Infeksi Helicobacter pylori

14 Dismotilitas gastrointestinal (perlambatan pengosongan lambung, hipomotilitas antrum) Hipersensitivitas visceral terhadap distensi balon di gaster atau duodenum Disfungsi persarafan vagal hipersensitivitas gastrointestinal Aktivitas mioelektrik lambung Penurunan kadar hormon motilin gangguan motilitas antroduodenal Diet dan faktor lingkungan Psikologis (Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi IV, Jilid 1, Aru W. Sudoyo, dkk) MANIFESTASI KLINIS Keluhan nyeri perut atas, pedih, mual, kadang-kadang disertai muntah, rasa panas di dada dan perut, lekas kenyang, anoreksi, kembung, regurgitasi, banyak mengeluarkan gas masam dari mulut yang semuanya timbul akibat kelainan saluran makan bagian atas. (Gastroenterologi, Sujono Hadi) DIAGNOSIS Anamnesis Keluhan nyeri perut atas, pedih, mual, kadang-kadang disertai muntah, rasa panas di dada dan perut, lekas kenyang, anoreksi, kembung, regurgitasi, banyak mengeluarkan gas masam dari mulut yang semuanya timbul akibat kelainan saluran makan bagian atas. (Gastroenterologi, Sujono Hadi) Pemeriksaan Fisik Pada palpasi abdomen terdapat nyeri tekan epigastrium. (Panduan PBL Blok Gastro Intestinal)

15 Pemeriksaan Penunjang Laboratorium (darah, urin, tinja rutin, asam lambung, petanda tumor) Radiologis (menggunakan kontras ganda) Endoskopi USG (Gastroenterologi, Sujono Hadi) Diagnosis Banding Diagnosis banding pada nyeri abdomen atas: Dispepsia Organik Dispepsia Fungsional Ulkus Peptik Kronik Disfungsi sensorik-motorik Refluks gastroesofageal gastroduodenum Obat: OAINS, aspirin Gastroparesis idiopatik/hipomotilitas Kolelitiasis simtomatik antrum Pankreatitis kronis Disritmia gaster Gangguan metabolik (uremia, Hipersensitivitas gaster/duodenum hiperkalsemia, gastroparesis DM) Faktor psikososial Keganasan (gaster, pankreas, kolon) Gastritis H. pylori Insufisiensi vaskula mesentrikus Idiopatik Nyeri dinding perut (Kapita Selekta Kedokteran Edisi Ketiga, Jilid 1, Arif Mansjoer, dkk) PROGNOSIS Dispepsia fungsional yang ditegakkan setelah pemeriksaan klinis dan penunjang yang akurat, mempunyai prognosis yang baik. (Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi IV, Jilid 1, Aru W. Sudoyo, dkk) TERAPI

16 Antasida Penyekat H2 reseptor (menghilangkan rasa nyeri ulu hati) Penghambat pompa proton Sitoproteksi Metoklopramid Domperidon Cisapride Agonis motilin Lain-lain (Agonis 5-HT1, antispasmodik dyciclomin, anti mual ondansetron, antidepresi amitriptilin) Psikoterapi (Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi IV, Jilid 1, Aru W. Sudoyo, dkk) PENCEGAHAN Pasien dinasehati untuk menghindari makanan yang dapat mencetuskan serangan keluhan (pedas, asam, tinggi lemak). (Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi IV, Jilid 1, Aru W. Sudoyo, dkk)

Proses pencernaan di dalam Rongga mulut Saliva gl.salivarius Proses mengunyah memecah makanan dengan menaikkan kelarutannya, memperluas daerah permuka

Proses pencernaan di dalam Rongga mulut Saliva gl.salivarius Proses mengunyah memecah makanan dengan menaikkan kelarutannya, memperluas daerah permuka PENCERNAAN DAN ABSORBSI PENCERNAAN Perubahan kimiawi bahan makanan lebih sederhana Karbohidrat Monosakarida Protein Asam amino Lemak Asam lemak, monoasilgliserol, gliserol Enzim hidrolase pencernaan, proses

Lebih terperinci

Anatomi, Histologi, dan Fisiologi Lambung. Anak Agung K Tri K

Anatomi, Histologi, dan Fisiologi Lambung. Anak Agung K Tri K Anatomi, Histologi, dan Fisiologi Lambung Anak Agung K Tri K 111 0211 075 ANATOMI LAMBUNG (GASTER) Bentuk : seperti huruf J Letak : terletak miring dari regio hipochondrium kiri cavum abdominis mengarah

Lebih terperinci

SISTEM PENCERNAAN. Oleh: dr. Danurwendo Sudomo, Sp.Ok

SISTEM PENCERNAAN. Oleh: dr. Danurwendo Sudomo, Sp.Ok SISTEM PENCERNAAN Oleh: dr. Danurwendo Sudomo, Sp.Ok PENDAHULUAN Sistem pencernaan bertanggung jawab untuk menghancurkan dan menyerap makanan dan minuman Melibatkan banyak organ secara mekanik hingga kimia

Lebih terperinci

Pencernaan dan Penyerapan Makanan

Pencernaan dan Penyerapan Makanan Pencernaan dan Penyerapan Makanan Makanan (KH, Lipid, Protein, Mineral, Vitamin dan Air) energi Makanan diubah molekul2 kecil masuk ke dalam sel Rx kimia energi Proses penguraian bahan makanan menjadi

Lebih terperinci

Sekresi Getah Pencerna. Kurnia Eka Wijayanti

Sekresi Getah Pencerna. Kurnia Eka Wijayanti Sekresi Getah Pencerna Kurnia Eka Wijayanti Sekresi cairan intestinum sehari-hari VOL SEKRESI (ml) Ph SALIVA 1000-1500 6.0-7.0 GASTRIC SECR. 1500 1.0-3,5 PANCREATIC SECR. 1000 8-8.3 EMPEDU 1000 7,8 SMALL

Lebih terperinci

Rongga Mulut. rongga-mulut

Rongga Mulut. rongga-mulut Sistem pencernaan makanan pada manusia terdiri dari beberapa organ, berturut-turut dimulai dari 1. Rongga Mulut, 2. Esofagus 3. Lambung 4. Usus Halus 5. Usus Besar 6. Rektum 7. Anus. Rongga Mulut rongga-mulut

Lebih terperinci

SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIA. Drs. Refli., MSc

SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIA. Drs. Refli., MSc SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIA Drs. Refli., MSc ?? ENERGI PENDAHULUAN MAKANAN Protein Lemak Polisakarida Vitamin Mineral Asam-asam amino Asam lemak + gliserol Monosakarida (gula) Vitamin Mineral AKTIVITAS

Lebih terperinci

PENCERNAAN MAKANAN. Sistem Pencernaan Mamalia :

PENCERNAAN MAKANAN. Sistem Pencernaan Mamalia : Sistem Pencernaan Mamalia : PENCERNAAN MAKANAN * Terdiri atas saluran pencernaan dan berbagai kelenjar aksesoris yang mengekskresikan getah pencernaan ke dalam saluran melalui duktus (saluran) Peristalsis,

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 4. SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIALatihan Soal 4.1

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 4. SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIALatihan Soal 4.1 SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 4. SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIALatihan Soal 4.1 1. Bila mengunyah nasi tawar lama lama akan terasa manis sebab dalam air liur terdapat enzim Renin Ptialin Pepsin Tripsin Kunci

Lebih terperinci

SMP JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN VIII (DELAPAN) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISTEM PENCERNAAN MANUSIA

SMP JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN VIII (DELAPAN) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISTEM PENCERNAAN MANUSIA JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN SMP VIII (DELAPAN) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISTEM PENCERNAAN MANUSIA Salah satu ciri mahluk hidup adalah membutuhkan makan (nutrisi). Tahukah kamu, apa yang

Lebih terperinci

Nyeri Ulu Hati. Skenario 1

Nyeri Ulu Hati. Skenario 1 Skenario 1 Nyeri Ulu Hati Seorang wanita berusia 21 tahun, datang ke dokter Puskesmas dengan keluhan nyeri ulu hati dan mual sejak 2 minggu yang lalu. Keluhan akan bertambah bila penderita terlambat makan

Lebih terperinci

ENZIM PADA METABOLISME LEMAK DI SISTEM PENCERNAAN DAN MEKANISME KERJANYA

ENZIM PADA METABOLISME LEMAK DI SISTEM PENCERNAAN DAN MEKANISME KERJANYA ENZIM PADA METABOLISME LEMAK DI SISTEM PENCERNAAN DAN MEKANISME KERJANYA Pada umumnya lipid merupakan konduktor panas yang jelek, sehingga lipid dalam tubuh mempunyai fungsi untuk mencegah terjadinya kehilangan

Lebih terperinci

Sistem Pencernaan Manusia

Sistem Pencernaan Manusia Sistem Pencernaan Manusia Sistem pencernaan pada manusia terdiri atas beberapa organ yang berawal dari mulut, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar dan anus. Pada sistem pencernaan manusia terdiri

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ansietas 2.1.1. Definisi Kecemasan atau ansietas adalah suatu sinyal yang menyadarkan, ia memperingatkan adanya bahaya yang mengancam dan memungkinkan seseorang mengambil tindakan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ulkus Peptikum 2.1.1 Definisi Ulkus peptikum merupakan luka terbuka dengan pinggir edema disertai indurasi dengan dasar tukak tertutup debris (Tarigan, 2009). Ulkus peptikum

Lebih terperinci

PENGOLAHAN MAKANAN OLEH TUBUH. Dyah Umiyarni Purnamasari,SKM,MSi Jurusan KESMAS FKIK Unsoed

PENGOLAHAN MAKANAN OLEH TUBUH. Dyah Umiyarni Purnamasari,SKM,MSi Jurusan KESMAS FKIK Unsoed PENGOLAHAN MAKANAN OLEH TUBUH Dyah Umiyarni Purnamasari,SKM,MSi Jurusan KESMAS FKIK Unsoed URUTAN PROSES YANG DIALAMI OLEH MAKANAN Bahan makanan Pencernaan Penyerapan Metabolisme PENGGUNAAN (UTILISASI)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dispepsia 2.1.1 Definisi Dispepsia Menurut Grace & Borley (2006), dispepsia merupakan perasaan tidak nyaman atau nyeri pada abdomen bagian atas atau dada bagian bawah. Salah

Lebih terperinci

Bab. Peta Konsep. Gambar 3.1 Orang sedang makan. Mulut, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, dan anus. terdiri dari. Saluran Pencernaan

Bab. Peta Konsep. Gambar 3.1 Orang sedang makan. Mulut, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, dan anus. terdiri dari. Saluran Pencernaan Bab 3 Sistem Pencernaan Sumber: Dok. Penerbit Gambar 3.1 Orang sedang makan Peta Konsep Pernahkah kamu berpikir dari manakah energi yang kamu peroleh untuk melakukan berbagai aktivitas, seperti berolahraga

Lebih terperinci

SET 13 TUBUH MANUSIA 2 (SISTEM PENCERNAAN) Karbohidrat - Beras - Gandum - Jagung - Sagu. Lemak - Keju - Mentega - Minyak Kelapa

SET 13 TUBUH MANUSIA 2 (SISTEM PENCERNAAN) Karbohidrat - Beras - Gandum - Jagung - Sagu. Lemak - Keju - Mentega - Minyak Kelapa 13 MATERI DAN LATIHAN SOAL SBMPTN ADVANCE AND TOP LEVEL biologi SET 13 TUBUH MANUSIA 2 (SISTEM PENCERNAAN) A. ZAT MAKANAN Karbohidrat - Beras - Gandum - Jagung - Sagu Bergerak / Zat Tenaga Lemak - Keju

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak enak perut bagian atas yang menetap atau episodik disertai dengan keluhan

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak enak perut bagian atas yang menetap atau episodik disertai dengan keluhan BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Dispepsia merupakan kumpulan gejala berupa keluhan nyeri, perasaan tidak enak perut bagian atas yang menetap atau episodik disertai dengan keluhan seperti rasa penuh

Lebih terperinci

ENZIM PENCERNAAN : GETAH LAMBUNG

ENZIM PENCERNAAN : GETAH LAMBUNG ENZIM PENCERNAAN : GETAH LAMBUNG Muhammad Alwin Azhari (G84130075) 1, Rachmat Saputra Biki 2, Syaefudin 3 1 Mahasiswa Praktikum, 2 Asisten Praktikum, 3 Dosen Praktikum Metabolisme Departemen Biokimia Fakultas

Lebih terperinci

4. Pencernaan dan Penyerapan. 5.1 Maksud

4. Pencernaan dan Penyerapan. 5.1 Maksud 4. Pencernaan dan Penyerapan 5.1 Maksud 5.2 Sistem Pencernaan a) Pencernaan Pencernaan ialah proses memecahkan molekul makanan kompleks ke unit yang paling ringkas oleh tindakan mekanikal dan kimia supaya

Lebih terperinci

SISTEM PENCERNAAN MAKANAN. SUSUNAN SALURAN PENCERNAAN Terdiri dari : 1. Oris 2. Faring (tekak) 3. Esofagus 4. Ventrikulus

SISTEM PENCERNAAN MAKANAN. SUSUNAN SALURAN PENCERNAAN Terdiri dari : 1. Oris 2. Faring (tekak) 3. Esofagus 4. Ventrikulus SISTEM PENCERNAAN MAKANAN SUSUNAN SALURAN PENCERNAAN Terdiri dari : 1. Oris 2. Faring (tekak) 3. Esofagus 4. Ventrikulus 5. Intestinum minor : Duodenum Jejenum Iliem 6. Intestinum mayor : Seikum Kolon

Lebih terperinci

Pembahasan Video :http:// :1935/testvod/_definst_/mp4:(21). 8 SMP BIOLOGI/4. SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIA/BIO mp4/manifest.

Pembahasan Video :http:// :1935/testvod/_definst_/mp4:(21). 8 SMP BIOLOGI/4. SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIA/BIO mp4/manifest. 1. Perhatikan gambar sistem pencernaan berikut! SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 4. SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIALATIHAN SOAL Enzim pepsin dihasilkan oleh bagian yang benromor... 1 2 3 4 Kunci Jawaban : B Enzim

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lambung merupakan perluasan organ berongga besar berbentuk kantung dalam rongga peritoneum yang terletak di antara esofagus dan usus halus. Saat keadaan kosong, bentuk

Lebih terperinci

Nama-nama dan jenis-jenis Enzim dalam Sistem Pencernaan

Nama-nama dan jenis-jenis Enzim dalam Sistem Pencernaan Nama-nama dan jenis-jenis Enzim dalam Sistem Pencernaan Saluran Pencernaan Mulut (Kelenjar Ludah / Saliva) Lambung (Kelenjar Lambung) Pankreas (Saluran Pankreas) Usus (Kelenjar Usus) Nama enzim dan fungsinya

Lebih terperinci

Pendahuluan kebutuhan energi basal bertahan hidup Lemak sumber energi tertinggi asam lemak esensial Makanan mengandung lemak Pencernaan

Pendahuluan kebutuhan energi basal bertahan hidup Lemak sumber energi tertinggi asam lemak esensial Makanan mengandung lemak Pencernaan Metabolisme lemak Dr. Syazili Mustofa, M.Biomed Lektor mata kuliah ilmu biomedik Departemen Biokimia, Biologi Molekuler, dan Fisiologi Fakultas Kedokteran Unila Pendahuluan Manusia memiliki kebutuhan energi

Lebih terperinci

1. Jelaskan apa perbedaan pencernaan intraseluler dan ekstraseluler! Pencernaan Intraseluler Partikel makanan ditelan secara endositosis langsung ke

1. Jelaskan apa perbedaan pencernaan intraseluler dan ekstraseluler! Pencernaan Intraseluler Partikel makanan ditelan secara endositosis langsung ke 1. Jelaskan apa perbedaan pencernaan intraseluler dan ekstraseluler! Pencernaan Intraseluler Partikel makanan ditelan secara endositosis langsung ke dalam sel, dan mengalami pencernaan intraseluler oleh

Lebih terperinci

BAB XII. Kelenjar Pankreas

BAB XII. Kelenjar Pankreas BAB XII Kelenjar Pankreas A. Struktur Kelenjar Pankreas Kelenjar pankreas adalah kelenjar lonjong berwarna keputihan terletak dalam simpul yang terbentuk dari duodenom dan permukaan bawah lambung. Panjangnya

Lebih terperinci

by Ms. Evy Anggraeny SMA Regina Pacis

by Ms. Evy Anggraeny SMA Regina Pacis SISTEM PENCERNAAN MANUSIA 2 : ORGAN PENCERNAAN by Ms. Evy Anggraeny SMA Regina Pacis Page 1 Istilah Pencernaan Ingesti : pergerakan makanan Digesti Absorpsi : penyederhanaan bentuk makanan : penyerapan

Lebih terperinci

Histologi Lambung. Alya Amila Fitrie. Fakultas Kedokteran Bagian Histologi Universitas Sumatera Utara

Histologi Lambung. Alya Amila Fitrie. Fakultas Kedokteran Bagian Histologi Universitas Sumatera Utara Histologi Lambung Alya Amila Fitrie Fakultas Kedokteran Bagian Histologi Universitas Sumatera Utara Pendahuluan (1,2,3,4,5) Lambung, seperti usus halus, merupakan organ gabungan eksokrin dan endokrin yang

Lebih terperinci

SISTEM PENCERNAAN BIO 2 A. PENDAHULUAN B. RONGGA MULUT. Struktur gigi:

SISTEM PENCERNAAN BIO 2 A. PENDAHULUAN B. RONGGA MULUT. Struktur gigi: A. PENDAHULUAN Sistem pencernaan manusia terdiri dari saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Proses pencernaan terjadi dalam dua cara: 1) Pencernaan fisik/mekanik/ingesti, yaitu pencernaan makanan

Lebih terperinci

Organ Pencernaan Pada Manusia Proses pencernaan merupakan suatu proses yang melibatkan organ-organ pencernaan dan kelenjar-kelenjar pencernaan.

Organ Pencernaan Pada Manusia Proses pencernaan merupakan suatu proses yang melibatkan organ-organ pencernaan dan kelenjar-kelenjar pencernaan. Organ Pencernaan Pada Manusia Proses pencernaan merupakan suatu proses yang melibatkan organ-organ pencernaan dan kelenjar-kelenjar pencernaan. Antara proses dan organ-organ serta kelenjarnya merupakan

Lebih terperinci

SISTEM PENCERNAAN MANUSIA. Oleh. Sabila Nur Amalina. Abstrak

SISTEM PENCERNAAN MANUSIA. Oleh. Sabila Nur Amalina. Abstrak Jurnal volume 1, mei 2013 SISTEM PENCERNAAN MANUSIA Oleh Sabila Nur Amalina Abstrak Proses pencernaan makanan pada manusia melibatkan alat-alat pencernaan makanan. Alat-alat pencernaan makanan pada manusia

Lebih terperinci

Sistem Pencernaan Manusia

Sistem Pencernaan Manusia Sistem Pencernaan Manusia Manusia memerlukan makanan untuk bertahan hidup. Makanan yang masuk ke dalam tubuh harus melalui serangkaian proses pencernaan agar dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi. Proses

Lebih terperinci

FISIOLOGI SISTEM PENCERNAAN. R Bayu Kusumah N

FISIOLOGI SISTEM PENCERNAAN. R Bayu Kusumah N FISIOLOGI SISTEM PENCERNAAN R Bayu Kusumah N Fungsi Saluran Cerna Secara umum berfungsi : Jalan makanan Timbun makanan Cerna makanan Absorbsi zat makanan Ekskresi sisa makan Pergerakan saluran cerna Histologi

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 16. SISTEM PENCERNAANLatihan Soal 16.2

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 16. SISTEM PENCERNAANLatihan Soal 16.2 SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 16. SISTEM PENCERNAANLatihan Soal 16.2 1. Pernyataan yang sesuai antara organ pencernaan dengan enzim yang dihasilkan ditunjuk oleh.... Lambung Tripsisn Pankreas Renin Usus halus

Lebih terperinci

PROSES PENCERNAAN SECARA MEKANIK DAN KIMIAWI

PROSES PENCERNAAN SECARA MEKANIK DAN KIMIAWI 1. Pengertian Sistem Pencernaan Manusia PROSES PENCERNAAN SECARA MEKANIK DAN KIMIAWI Pencernaan makanan merupakan proses mengubah makanan dari ukuran besar menjadi ukuran yang lebih kecil dan halus, serta

Lebih terperinci

Fungsi Sistem Pencernaan Pada Manusia

Fungsi Sistem Pencernaan Pada Manusia Fungsi Sistem Pencernaan Pada Manusia Setiap manusia memerlukan makanan untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Sari makanan dapat diangkut oleh darah dalam bentuk molekul-molekul yang kecil dan sederhana. Oleh

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 7 HASIL DAN PEMBAHASAN Pemeriksaan Fisik Anjing Lokal Hewan yang digunakan adalah anjing lokal berjumlah 2 ekor berjenis kelamin betina dengan umur 6 bulan. Pemilihan anjing betina bukan suatu perlakuan

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. menjadi salah satu penyebab sindrom dispepsia (Anggita, 2012).

BAB V PEMBAHASAN. menjadi salah satu penyebab sindrom dispepsia (Anggita, 2012). BAB V PEMBAHASAN A. Karakteristik Responden 1. Jenis Kelamin Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa sebagian besar responden (51 orang) adalah perempuan. Perempuan lebih mudah merasakan adanya serangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN. kumpulan gejala yang terdiri dari nyeri atau rasa tidak nyaman di epigastrium, mual, muntah,

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN. kumpulan gejala yang terdiri dari nyeri atau rasa tidak nyaman di epigastrium, mual, muntah, BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1. DEFINISI DISPEPSIA Istilah dispepsia berkaitan dengan makanan dan menggambarkan keluhan atau kumpulan gejala yang terdiri dari nyeri atau rasa tidak nyaman di epigastrium,

Lebih terperinci

dr.imas DAMAYANTI FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

dr.imas DAMAYANTI FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA dr.imas DAMAYANTI FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 1. Motilitas: Pergerakan makanan dari mulut sepanjang traktus gastrointestinal Ingesti=memasukkan makanan dari

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 DISPEPSIA 2.1.1 DEFINISI Dalam konsensus Roma II tahun 2000, disepakati bahwa definisi dispepsia sebagai berikut; Dyspepsia refers to pain or discomfort centered in the upper

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Almatsier tahun 2004, dispepsia merupakan istilah yang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Almatsier tahun 2004, dispepsia merupakan istilah yang BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Dispepsia Menurut Almatsier tahun 2004, dispepsia merupakan istilah yang menunjukkan rasa nyeri atau tidak menyenangkan pada bagian atas perut. Kata dispepsia berasal

Lebih terperinci

3. Perhatikan gambar di bawah ini!

3. Perhatikan gambar di bawah ini! Nilai Paraf Mata Pelajaran : IPA Nama : Kelas : VI (Enam) A, B, C Indikator KD 9.1: Kompetensi yang hendak dicapai: Siswa dapat memahami bagian tubuh manusia dan hewan, menjelaskan fungsinya, serta mampu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. obat berperan sangat penting dalam pelayanan kesehatan. Berbagai pilihan obat saat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. obat berperan sangat penting dalam pelayanan kesehatan. Berbagai pilihan obat saat BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Obat Obat merupakan semua bahan tunggal atau campuran bahan yang digunakan semua makhluk hidup untuk bagian dalam maupun bagian luar dalam menetapkan diagnosis, mencegah,

Lebih terperinci

b. Badan pankreas Merupakan bagian utama dan letaknya di belakang lambung dan vertebra lumbalis pertama. c. Ekor pankreas Merupakan bagian yang

b. Badan pankreas Merupakan bagian utama dan letaknya di belakang lambung dan vertebra lumbalis pertama. c. Ekor pankreas Merupakan bagian yang PANKREAS Pankreas merupakan suatu organ berupa kelenjar dengan panjang 12,5 cm dan tebal + 2,5 cm Pankreas terdiri dari: a. Kepala pankreas Merupakan bagian yang paling lebar, terletak disebelah kanan

Lebih terperinci

SINDROMA DISPEPSIA. Dr.Hermadia SpPD

SINDROMA DISPEPSIA. Dr.Hermadia SpPD SINDROMA DISPEPSIA Dr.Hermadia SpPD Pendahuluan Dispepsia merupakan keluhan klinis yg sering dijumpai Menurut studi berbasis populasi tahun 2007 peningkatan prevalensi dispepsia fungsional dr 1,9% pd th

Lebih terperinci

MODUL MATA PELAJARAN IPA

MODUL MATA PELAJARAN IPA KERJASAMA DINAS PENDIDIKAN KOTA SURABAYA DENGAN FAKULTAS MIPA UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA MODUL MATA PELAJARAN IPA Sistem Pencernaan untuk kegiatan PELATIHAN PENINGKATAN MUTU GURU DINAS PENDIDIKAN KOTA

Lebih terperinci

Bab 3 TERNAK BABI 67

Bab 3 TERNAK BABI 67 Bab 3 TERNAK BABI 67 PERTEMUAN/KULIAH KE: 11 TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS: Setelah mengikuti pertemuan ini mahasiswa akan dapat: 1. Menyebutkan nama bagian-bagian canalis alimentaris dan glandula assesoria

Lebih terperinci

FISIOLOGI PENCERNAAN. Dr. Katrin Roosita, MSi.

FISIOLOGI PENCERNAAN. Dr. Katrin Roosita, MSi. FISIOLOGI PENCERNAAN Dr. Katrin Roosita, MSi. ORGAN-ORGAN SISTEM PENCERNAAN Organ sistem pencernaan: 1. Traktus gastro intestinal, berupa pipa, memanjang dari mulut sampai anus pencernaan.exe 2. Organ

Lebih terperinci

Lesi mukosa akut lambung akibat Aspirin atau dengan istilah Aspirin gastropati merupakan kelainan mukosa akibat efek topikal yang akan diikuti oleh

Lesi mukosa akut lambung akibat Aspirin atau dengan istilah Aspirin gastropati merupakan kelainan mukosa akibat efek topikal yang akan diikuti oleh V. PEMBAHASAN UMUM Lesi mukosa akut lambung akibat efek samping OAINS/Aspirin merupakan kelainan yang sering ditemukan. Prevalensi kelainan ini sekitar 70 persen sedangkan pada 30 persen kasus tidak didapatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sendawa, rasa panas di dada (heartburn), kadang disertai gejala regurgitasi

BAB I PENDAHULUAN. sendawa, rasa panas di dada (heartburn), kadang disertai gejala regurgitasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dispepsia adalah kumpulan gejala atau sindrom yang terdiri dari nyeri ulu hati, mual, kembung, muntah, rasa penuh (begah) atau cepat kenyang, sendawa, rasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. 1.2 Rumusan Masalah. 1.3 Tujuan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. 1.2 Rumusan Masalah. 1.3 Tujuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah 1.3 Tujuan Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami definisi, penyebab, mekanisme dan patofisiologi dari inkontinensia feses pada kehamilan. INKONTINENSIA

Lebih terperinci

ISTILAH-ISTILAH. Ilmu Pakan Ternak Suatu ilmu yang berhubungan dng.pakan dan zat pakan yang terkandung di dalamnya thdp.kesehatan ternak dan manusia.

ISTILAH-ISTILAH. Ilmu Pakan Ternak Suatu ilmu yang berhubungan dng.pakan dan zat pakan yang terkandung di dalamnya thdp.kesehatan ternak dan manusia. ISTILAH-ISTILAH Ilmu Pakan Ternak Suatu ilmu yang berhubungan dng.pakan dan zat pakan yang terkandung di dalamnya thdp.kesehatan ternak dan manusia. Bahan Pakan Ternak Segala bahan yang dapat dimakan,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Prestasi merupakan pencapaian akan usaha seseorang yang diperoleh

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Prestasi merupakan pencapaian akan usaha seseorang yang diperoleh 6 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Prestasi Belajar 2.1.1 Definisi Prestasi merupakan pencapaian akan usaha seseorang yang diperoleh melalui perbuatan belajar dapat berupa tingkah laku nyata dan perbuatan tingkah

Lebih terperinci

SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 12. RANGKA DAN SISTEM ORGAN PADA MANUSIALatihan soal 12.4

SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 12. RANGKA DAN SISTEM ORGAN PADA MANUSIALatihan soal 12.4 SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 12. RANGKA DAN SISTEM ORGAN PADA MANUSIALatihan soal 12.4 1. Perhatikan gambar bentuk-bentuk gigi di bawah ini http://primemobile.co.id/assets/js/plugins/kcfinder/upload/image/!2(1).png

Lebih terperinci

SISTEM PENCERNAAN MAKANAN PADA MANUSIA

SISTEM PENCERNAAN MAKANAN PADA MANUSIA SISTEM PENCERNAAN MAKANAN Pencernaan makanan PADA MANUSIA proses penghancuran/pengubahan bahan makanan menjadi berukuran lebih kecil Organ-organ yang menyusun sistem pencernaan makanan pada manusia terdiri

Lebih terperinci

BAB 6 makanan dan sistem pencernaan makanan

BAB 6 makanan dan sistem pencernaan makanan BAB 6 makanan dan sistem pencernaan makanan Tahukah Anda, apa fungsi bahan makanan ini bagi tubuh? Bagaimana proses pencernaanya di dalam tubuh? I. PENGERTIAN ILMU GIZI Ilmu gizi adalah ilmu yang mempelajari

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN: DISPEPSIA

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN: DISPEPSIA 1 ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN: DISPEPSIA By Iwan Sain, S.Kp, M.Kes A. Konsep Dasar Medik 1. Pengertian Dispepsia merupakan kumpulan keluhan/gejala klinis yang terdiri dari

Lebih terperinci

Usus Halus dan Struktur yang Berkaitan

Usus Halus dan Struktur yang Berkaitan Usus Halus dan Struktur yang Berkaitan Terbentang dari sfinkter pilorus sampai katup ileosekal. Ada tiga bagian: duodenum, jejunum dan ileum. Saluran empedu umum bersatu dengan saluran pankreas membentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Demam tifoid merupakan penyakit infeksi sistemik akut yang disebabkan oleh Salmonella thypi (S thypi). Pada masa inkubasi gejala awal penyakit tidak tampak, kemudian

Lebih terperinci

METABOLISME PROTEIN/ ASAM AMINO. Dr.Yahwardiah Siregar,PhD Dr. Hidayat

METABOLISME PROTEIN/ ASAM AMINO. Dr.Yahwardiah Siregar,PhD Dr. Hidayat METABOLISME PROTEIN/ ASAM AMINO Dr.Yahwardiah Siregar,PhD Dr. Hidayat PENCERNAAN PROTEIN Sebagian besar zat makanan harus dipecahkan menjadi molekul-molekul yang lebih kecil terlebih dahulu sebelum diabsorpsi

Lebih terperinci

Pencernaan mekanik terjadi di rongga mulut, yaitu penghancuran makanan oleh gigi yang dibantu lidah.

Pencernaan mekanik terjadi di rongga mulut, yaitu penghancuran makanan oleh gigi yang dibantu lidah. Kata pengantar Saat akan makan, pertama-tama yang kamu lakukan melihat makananmu. Setelah itu, kamu akan mencium aromanya kemudian mencicipinya. Setelah makanan berada di mulut, kamu akan mengunyah makanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dispepsia merupakan keluhan nyeri atau rasa tidak nyaman yang

BAB I PENDAHULUAN. Dispepsia merupakan keluhan nyeri atau rasa tidak nyaman yang BAB I PENDAHULUAN A Latar Belakang Penelitian Dispepsia merupakan keluhan nyeri atau rasa tidak nyaman yang berpusat pada perut bagian atas. Menurut kriteria Roma III, dispepsia didefinisikan sebagai kumpulan

Lebih terperinci

Pengertian, Macam-Macam Enzim dan Fungsinya

Pengertian, Macam-Macam Enzim dan Fungsinya Pengertian, Macam-Macam Enzim dan Fungsinya Pengertian, Macam-Macam Enzim dan Fungsinya Terdapat berbagai macam jenis enzim yang berfungsi dalam organ tubuh seperti pencernaan, dan organ tubuh lainnya.

Lebih terperinci

WRAP UP SKENARIO 1 NYERI ULU HATI KELOMPOK B-1

WRAP UP SKENARIO 1 NYERI ULU HATI KELOMPOK B-1 WRAP UP SKENARIO 1 NYERI ULU HATI KELOMPOK B-1 Ketua : Mohammad Doddy Rizki Dwi Putra (1102011166) Sekertaris : Ratna Murni Suryaningsih (1102011223) Anggota : Tiara Anggun N (110201 Rahmadhini Elkri (1102010227)

Lebih terperinci

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Sakit perut berulang menurut kriteria Apley adalah sindroma sakit perut

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Sakit perut berulang menurut kriteria Apley adalah sindroma sakit perut BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Sakit Perut Berulang Sakit perut berulang menurut kriteria Apley adalah sindroma sakit perut berulang pada remaja terjadi paling sedikit tiga kali dengan jarak paling sedikit

Lebih terperinci

HIPONATREMIA. Banyak kemungkinan kondisi dan faktor gaya hidup dapat menyebabkan hiponatremia, termasuk:

HIPONATREMIA. Banyak kemungkinan kondisi dan faktor gaya hidup dapat menyebabkan hiponatremia, termasuk: HIPONATREMIA 1. PENGERTIAN Hiponatremia adalah suatu kondisi yang terjadi ketika kadar natrium dalam darah adalah rendah abnormal. Natrium merupakan elektrolit yang membantu mengatur jumlah air di dalam

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah,

I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, I PENDAHULUAN Bab ini akan membahas mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan

Lebih terperinci

IIMU PENGETAHUAN ALAM KELAS V SD

IIMU PENGETAHUAN ALAM KELAS V SD IIMU PENGETAHUAN ALAM KELAS V SD Disusun oleh : Cristin Dita Irawati/ 111134027/ PGSD Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Standar Kompetensi Makhluk Hidup dan Proses kehidupan 1. Mengidentifikasi fungsi

Lebih terperinci

SISTEM PENCERNAAN MANUSIA

SISTEM PENCERNAAN MANUSIA SISTEM PENCERNAAN MANUSIA A. MAKANAN DAN FUNGSINYA BAGI MANUSIA Banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan manusia, diantaranya adalah makanan. Makanan mempunyai peranan yang sangat penting

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ayam Broiler Broiler merupakan ternak yang dapat menghasilkan daging dalam waktu singkat serta dapat mengkonversi ransum yang dikonsumsi untuk memproduksi satu kilogram bobot

Lebih terperinci

Polisakarida monosakarida. Triasilgliserol asam lemak, monoasilgliserol,

Polisakarida monosakarida. Triasilgliserol asam lemak, monoasilgliserol, PENCERNAAN DAN ABSORBSI PENCERNAAN Pemecahan bahan makanan melalui hidrolisis molekul lebih kecil absorbsi epitel traktus gastrointestinal. Enzym kelas III (Hidrolase) Polisakarida monosakarida Protein

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dispepsia menurut kriteria Rome III didefinisikan sebagai sekumpulan gejala yang berlokasi di epigastrium, terdiri dari nyeri ulu hati atau ketidaknyamanan, bisa disertai

Lebih terperinci

Metabolisme (Katabolisme) Radityo Heru Mahardiko XII IPA 2

Metabolisme (Katabolisme) Radityo Heru Mahardiko XII IPA 2 Metabolisme (Katabolisme) Radityo Heru Mahardiko XII IPA 2 Peta Konsep Kofaktor Enzim Apoenzim Reaksi Terang Metabolisme Anabolisme Fotosintesis Reaksi Gelap Katabolisme Polisakarida menjadi Monosakarida

Lebih terperinci

MAKALAH KELOMPOK SISTEM PENCERNAAN MANUSIA. Makalah ini ditulis untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Pengetahuan Alam 1

MAKALAH KELOMPOK SISTEM PENCERNAAN MANUSIA. Makalah ini ditulis untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Pengetahuan Alam 1 MAKALAH KELOMPOK SISTEM PENCERNAAN MANUSIA Makalah ini ditulis untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Pengetahuan Alam 1 Dosen Pengampu: Setyo Eko Atmojo, M.Pd. DISUSUN OLEH: ABDUL KASIM AL LAHIJI (14144600208)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Dispepsia kronis merupakan keluhan nyeri atau rasa tidak nyaman yang berpusat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Dispepsia kronis merupakan keluhan nyeri atau rasa tidak nyaman yang berpusat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dispepsia kronis merupakan keluhan nyeri atau rasa tidak nyaman yang berpusat pada perut bagian atas. Menurut kriteria Roma III, dispepsia kronis didefinisikan

Lebih terperinci

NURFITRIAH BIOLOGI C/6 UTS INOVASI

NURFITRIAH BIOLOGI C/6 UTS INOVASI NURFITRIAH BIOLOGI C/6 UTS INOVASI RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : SMAN 1 Mata Pelajaran : Biologi Kelas / Semester : XI/ 2 Topik : Zat makanan, Organ dan enzim sistem pencernaan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Dispepsia berasal dari bahasa Yunani yang berarti pencernaan yang tidak baik.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Dispepsia berasal dari bahasa Yunani yang berarti pencernaan yang tidak baik. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi dispepsia Dispepsia berasal dari bahasa Yunani yang berarti pencernaan yang tidak baik. Dispepsia mengacu pada nyeri atau rasa tidak nyaman pada perut bagian atas;

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. makanan dicerna untuk diserap sebagai zat gizi, oleh sebab itu kesehatan. penyakit dalam dan kehidupan sehari-hari (Hirlan, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. makanan dicerna untuk diserap sebagai zat gizi, oleh sebab itu kesehatan. penyakit dalam dan kehidupan sehari-hari (Hirlan, 2009). 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saluran pencernaan merupakan gerbang utama masuknya zat gizi sebagai sumber pemenuhan kebutuhan tubuh baik untuk melakukan metabolisme hingga aktivitas sehari-hari.

Lebih terperinci

Satuan Acara penyuluhan (SAP)

Satuan Acara penyuluhan (SAP) Lampiran Satuan Acara penyuluhan (SAP) A. Pelaksanaan Kegiatan a. Topik :Gastritis b. Sasaran : Pasien kelolaan (Ny.N) c. Metode : Ceramah dan Tanya jawab d. Media :Leaflet e. Waktu dan tempat : 1. Hari

Lebih terperinci

Nutrition in Elderly

Nutrition in Elderly Nutrition in Elderly Hub gizi dg usia lanjut Berperan besar dalam longevity dan proses penuaan Percobaan pada tikus: restriksi diet memperpanjang usia hidup Menurunkan peny kronis Peningkatan konsumsi

Lebih terperinci

MAKANAN & SISTEM PENCERNAAN PENDAHULUAN

MAKANAN & SISTEM PENCERNAAN PENDAHULUAN MAKANAN & SISTEM PENCERNAAN Dr. Refli., MSc JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS SAINS DAN TEHNIK UNIVERSITAS NUSA CENDANA PENDAHULUAN MAKANAN AKTIVITAS TUBUH Protein Lemak Polisakarida Vitamin Mineral ENERGI SEL

Lebih terperinci

PENGERTIAN ILMU GIZI

PENGERTIAN ILMU GIZI ILMU GIZI PENGERTIAN ILMU GIZI suatu cabang ilmu yang mempelajari hubungan antara makanan yang dimakan dengan kesehatan tubuh yang diakibatkannya serta faktorfaktor yang mempengaruhinya mempelajari proses

Lebih terperinci

Universitas Indonusa Esa Unggul FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT Jurusan Perekam Medis dan Informasi Kesehatan

Universitas Indonusa Esa Unggul FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT Jurusan Perekam Medis dan Informasi Kesehatan Universitas Indonusa Esa Unggul FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT Jurusan Perekam Medis dan Informasi Kesehatan Conducted by: Jusuf R. Sofjan,dr,MARS 2/17/2016 1 2/17/2016 2 2/17/2016 3 2/17/2016 4 Sistem

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. terjadinya gangguan pencernaan. Salah satunya dispepsia. Dispepsia adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. terjadinya gangguan pencernaan. Salah satunya dispepsia. Dispepsia adalah 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan gaya hidup dan pola makan menjadi salah satu penyebab terjadinya gangguan pencernaan. Salah satunya dispepsia. Dispepsia adalah istilah yang dipakai untuk

Lebih terperinci

Metabolisme Protein. dr.syazili Mustofa, M.Biomed Fakultas Kedokteran Universitas Lampung Departemen Biokimia dan Biologi Molekuler

Metabolisme Protein. dr.syazili Mustofa, M.Biomed Fakultas Kedokteran Universitas Lampung Departemen Biokimia dan Biologi Molekuler Metabolisme Protein dr.syazili Mustofa, M.Biomed Fakultas Kedokteran Universitas Lampung Departemen Biokimia dan Biologi Molekuler Pencernaan Protein Tujuan : untuk menghidrolisis semua ikatan peptida

Lebih terperinci

Gambar 1 urutan tingkat perkembangan divertikulum pernapasan dan esophagus melalui penyekatan usus sederhana depan

Gambar 1 urutan tingkat perkembangan divertikulum pernapasan dan esophagus melalui penyekatan usus sederhana depan EMBRIOLOGI ESOFAGUS Rongga mulut, faring, dan esophagus berasal dari foregut embrionik. Ketika mudigah berusia kurang lebih 4 minggu, sebuah divertikulum respiratorium (tunas paru) Nampak di dinding ventral

Lebih terperinci

DIKTAT PEMBELAJARAN BIOLOGI KELAS XII IPA 2009/2010

DIKTAT PEMBELAJARAN BIOLOGI KELAS XII IPA 2009/2010 DIKTAT PEMBELAJARAN BIOLOGI KELAS XII IPA 2009/2010 DIKTAT 2 METABOLISME Standar Kompetensi : Memahami pentingnya metabolisme pada makhluk hidup Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan fungsi enzim dalam proses

Lebih terperinci

Pencernaan Protein. (ikatan peptida adalah ikatan amida)

Pencernaan Protein. (ikatan peptida adalah ikatan amida) Metabolisme Protein dr. Syazili Mustofa, M.Biomed Lektor mata kuliah Ilmu Biomedik Departemen Biokimia dan Biologi Molekuler Fakultas Kedokteran Universitas Lampung Pencernaan Protein Tujuan : untuk menghidrolisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Makanan merupakan kebutuhan pokok manusia, sebagai sumber energi vital manusia agar dapat melaksanakan kegiatan sehari-hari dengan baik. Kandungan dalam makanan yang

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PENGAJARAN (SAP) VHI A. 1. Pokok Bahasanan

SATUAN ACARA PENGAJARAN (SAP) VHI A. 1. Pokok Bahasanan SATUAN ACARA PENGAJARAN (SAP) VHI A. 1. Pokok Bahasanan : Sistem pencernaan A.2. Pertemuan minggu ke : 11 (2 jam) B. Sub Pokok Bahasan : 1. Anatomi sistem pencernaan 2. Mekanisme pencernaan 3. Organ tambahan

Lebih terperinci

Amorrita Puspita Ratu Skenario 1 Blok Gastrointestinal Tract. LI 1. MM Anatomi Gaster. LO 1.1 Makroskopik

Amorrita Puspita Ratu Skenario 1 Blok Gastrointestinal Tract. LI 1. MM Anatomi Gaster. LO 1.1 Makroskopik Amorrita Puspita Ratu 1102013023 Skenario 1 Blok Gastrointestinal Tract LI 1. MM Anatomi Gaster LO 1.1 Makroskopik Gaster terletak di bagian atas abdomen, terbentang dari permukaan bawah arcus costalis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan korban tersering dari kecelakan lalu lintas. 1. Prevalensi cedera secara nasional menurut Riskesdas 2013 adalah 8,2%,

BAB I PENDAHULUAN. merupakan korban tersering dari kecelakan lalu lintas. 1. Prevalensi cedera secara nasional menurut Riskesdas 2013 adalah 8,2%, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut WHO, lebih dari 3.400 manusia di dunia meninggal di jalan setiap hari dan lebih dari 10 juta manusia mengalami cedera dan disabilitas tiap tahunnya. Anak anak,

Lebih terperinci

LI1. Memahami dan Menjelaskan Anatomi Gaster LO1.1. Memahami dan Menjelaskan Anatomi Makroskopis Gaster

LI1. Memahami dan Menjelaskan Anatomi Gaster LO1.1. Memahami dan Menjelaskan Anatomi Makroskopis Gaster LI1. Memahami dan Menjelaskan Anatomi Gaster LO1.1. Memahami dan Menjelaskan Anatomi Makroskopis Gaster Anatomi Gaster Gaster (Pylorus/ Vantriculus) atau masyarakat juga menyebutnya dg lambung, atau apabila

Lebih terperinci

menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu, kelainan/penyakit yang mungkin terjadi serta implikasinya pada salingtemas.

menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu, kelainan/penyakit yang mungkin terjadi serta implikasinya pada salingtemas. Bab 5 Sumber: Biologi: Evolusi, Sumber: Kepelbagaian, Biology: dan Realm Persekitaran, of Life, 2006 1995 Buah-buahan dan sayuran adalah jenis makanan yang banyak mengandung vitamin. Sistem Pencernaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Animasi II.1.1. Sejarah Animasi Sejak jaman purbakala manusia sudah memiliki bakat dalam membuat sebuah gambar, ini dibuktikan berdasarkan banyaknya ditemukan gambar-gambar

Lebih terperinci

KARBOHIDRAT Carbohydrate

KARBOHIDRAT Carbohydrate KARBOHIDRAT Carbohydrate Di akhir kuliah ini, pelajar-pelajar dapat: By the end of this lecture, students may get: 1. Menjelaskan jenis-jenis karbohidrat. 2. Menmbincangkan ciri-ciri asas bagi heksosa.

Lebih terperinci