aring menurut Watson 0leh Rani Setiani Sujana
|
|
- Agus Oesman
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 aring menurut Watson 0leh Rani Setiani Sujana Caring secara umum dapat diartikan sebagai suatu kemampuan untuk berdediksi bagi orang lain, pengawasan dengan waspada, perasaan empati pada orang lain dan perasaan cinta atau menyayangi. Dalam keperawatan, caring merupakan bagian inti yang penting terutama dalam praktik keperawatan. Konsep caring pun mengalami perkembangan yang pesat. Jean Watson, seorang professeor keperawatan memiliki persepsinya sendiri mengenai caring. Tulisan ini akan menjelaskan lebih lanjut mengenai caring menurut Watson. Watson mengemukakan bahwa caring merupakan inti dari keperawatan. Dalam hal ini, caring merupakan perwujudan dari semua faktor yang digunakan perawat dalam memberikan pelayanan kesehatan pada klien. Kemudian, caring juga menekankan harga diri individu, artinya dalam melakukan praktik keperawatan, perawat senantiasa selalu menghargai klien dengan menerima kelebihan maupun kekurangan klien. Watson juga mengemukakan bahwa respon setiap individu terhadap suatu masalah kesehatan unik, artinya dalam praktik keperawatan, seorang perawat harus mampu memahami setiap respon yang berbeda dari klien terhadap penderitaan yang dialaminya dan memberikan pelayanan kesehatan yang tepat dalam setiap respon yang berbeda.jadi dalam hal ini perawat dituntut untuk mampu menghadapi klien dalam setiap respon yang berbeda baik yang sedang maupun akan terjadi. Selain itu, caring hanya dapat ditunjukkan dalam hubungan interpersonal, yaitu hubungan yang terjadi antara perawat dengan klien, dimana perawat menunjukkan caring melalui perhatian, intervensi untuk mempertahankan kesehatan klien dan energi positif yang diberikan pada klien. Watson juga berpendapat bahwa caring meliputi komitmen untuk memberikan pelayanan keperawatan yang didasarkan pada ilmu pengetahuan. Dalam praktiknya, perawat ditantang untuk tidak ragu dalam menggunakan pengetahuan yang dimilikinya dalam praktik keperawatan. Sikap caring menurut Watson harus tercermin dalam sepuluh faktor kuratif, yaitu pembentukan sistem nilai humanisme dan altruistik, memberikan kepercayaan dan harapan dengan memfasilitasi dan meningkatkan asuhan keperawatan yang holistik, menumbuhkan rasa sensitif terhadap diri dan orang lain, mengembangkan hubungan saling percaya, meningkatkan dan menerima ekspresi perasaan positif dan negatif klien, penggunaaan sistematis metoda penyelesaian masalah untuk pengambilan keputusan, peningkatan pembelajaran dan pengajaran interpersonal, menciptakan lingkungan mental, sosial cultural dan spiritual yang mendukung, memberi bimbingan dan memuaskan kebutuhan manusiawi dan mengijinkan terjadinya tekanan yang bersifat fenomologis agar petumbuahn diri dan kematangan jiwa klien dapat dicapai. Pembahasan di atas telah menunjukkan bahwa teori caring yang dikemukakan oleh Watson menekankan akan kebutuhan klien secara jasmani dan kebutuhan pendekatan spiritual bagi iman klien. Dengan demikian, perawat dituntut untuk mengenal dirinya sendiri secara spiritual dan menerapkannya dalam profesi keperawatan dalam memberikan perawatan dengan cinta dan caring. Jadi, dari teori caring menurut Watson dapat disimpulkan bahwa adanya keseimbangan antara aspek jasmani dan spiritual dalam asuhan keperawatan.
2 2. Latar Belakang - Perawat kelompok profesi yang paling depan dan terdekat dengan penderitaan orang lain - Anggota kelompok profesi yang menggunakan ungkapan caring yang paling banyak, yakni setiap hari, secara menetap dan terus menerus. - Bila caring ditempatkan sebagai titik pusat praktik keperawatan, maka keperawatan dasar dalam profesi keperawatan akan memperoleh status yang lebih tinggi serta mendapatkan apresiasi yang tinggi dari penderita yang dirawat. Caring _ Watson : hubungan dan transaksi yang diperlukan antara pemberi dan penerima asuhan untuk meningkatkan dan melindungi pasien sebagai manusia, mempengaruhi kesanggupan pasien untuk sembuh. _ Mayehoff: >Sifat membantu orang lain tumbuh dan mengaktualisasikan diri >Bersikap sabar, jujur, rendah hati _ Sobel : > Rasa peduli, hormat dan menghargai orang lain > Sikap kasihan atau empati terhadap pasien yang mendorong perawat untuk memberikan asuhan keperawatan _ Simon Roach ( 1995 ): Keberadaan total manusia _ Leininger ( 1997 : kegiatan langsung untuk memberikan bantuan, dukungan atau fasilitas kepada individu / kelompok melalui antisipasi kebutuhan untuk meningkatkan kondisi kehidupan manusia tanpa pamrih, dan saling ketergantungan Komponen Caring 5 Cs yaitu : 1.Compassion ( bela rasa ) - Kepekaan terhadap kesulitan & kepedihan orang lain - Membantu seseorang untuk tetap bertahan - Memberikan kesempatan untuk berbagi - Memberi ruang bagi orang lain untuk berbagi perasaan, memberikan dukungan secara penuh 2. Competence ( kemampuan ) - Memiliki ilmu pengetahuan, keterampilan, pengalaman, energi dan motivasi sebagai rasa tanggung jawab terhadap profesi. - Compassion tanpa competence kelalaian klinis - Competence tanpa compassion terjadi tindakan 3. Confidence ( kepercayaan diri ) - Suatu keadaan untuk memelihara hubungan antar manusia dengan penuh percaya diri - Ekpresi caring yang meningkatkan kepercayaan tanpa mengabaikan kemampuan orang lain untuk tumbuh - Menyampaikan kebenaran tanpa pelang
3 4. Concience ( suara hati ) Perawat memiliki standar moral yang tumbuh dari sistem nilai humanistik altruistik (peduli kesejahteraan orang lain) yang dianut dan direfleksikan pada tingkah lakunya 5. Commitment Melakukan tugas secara konsekwen dan berkualitas terhadap tugas, orang, karier yg dipilih Hubungan Interpersonal menunjukan Caring : - Menegur orang lain terlebih dahulu saat bertemu - Memberikan perhatian - Berbagi dengan orang lain - Membantu orang tanpa pamrih - Menjadi seorang pemaaf - Membelikan dukungan / harapan pada orang lain - Dapat dipercaya - Menjadi pendengar yang baik - Menemani seseorang saat berduka - Memberikan rasa nyaman terhadap orang lain Aplikasi Caring dalam Praktek 1. Membentuk & menghargai sistem nilai humanistik dan altruistik: menghargai otonomi dan kebebasan klien terhadap pilihan yang terbaik menurutnya 2. Menanamkan sikap penuh pengharapan 3. Menanamkan sensitifitas terhadap diri sendiri dan orang lain 4. Mengembangkan hubungan saling percaya dan saling membantu 5. Meningkatkan & menerima ekpresi perasaan positif maupun negatif 6. Menggunakan metoda sistematis dalam penyelesaian masalah caring 7. Meningkatkan proses belajar mengajar interpersonal 8. Menciptakan lingkungan fisik, mental sosial, dan spiritual yang suportif, protektif dan korektif 9. Memenuhi kebutuhan dasar manusia dengan penuh pengharapan dalam rangka mempertahankan keutuhan dan martabat manusia 10. Mengijinkan untuk terbuka pada eksistensi fenomenologikal & spiritual, cara penyembuhan yang tidak dapat dijelaskan secara utuh & ilmiah melalui pemikiran masyarakat modern Sumber : Direktorat Bina Pelayanan Keperawatan Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik Departemen Kesehatan RI Peningkatan Kemampuan Teknis Perawat dalam Sistem Pemberian Pelayanan Keperawatan di Rumah Sakit September 2008
4 3. "Caring" BAB I PENDAHULUAN 1.1. Landasan Teori Keperawatan adalah suatu interaksi antara perawat dan klien, perawat dan profesional kesehatan lain. Proses interaksi manusia terjadi melalui komunikasi : verbal dan non verbal, tertulis dan tidak tertulis, terencana dan tidak terencana. Komunikasi diantara manusia menyampaikan pikiran, ide, perasaan dan informasi. Agar perawat efektif dalam berinteraksi, mereka harus memiliki keterampilan komunikasi yang baik. Komunikasi dapat didefinisikan sebagai pemberian atau pertukaran informasi dengan cara verbal atau tertulis. Kozier dan rekan (2000) mendefinisikan komunikasi sebagai Suatu proses dua arah yang meliputi pengiriman dan penerimaan pesan. Sherman (1994) mendefinisikan komunikasi sebagai berbagai pengalaman dan berbagai perasaan dan emosi. Konsep ini ditemukan pada komunikasi efektif. Perawat yang berkomunikasi secara efektif lebih mampu membina hubungan yang berhasil antara diri mereka sendiri dan orang lain, termasuk klien dan keluarga serta komponen masyarakat lainnya. Komunikasi yang efektif juga dapat mencegah banyak kesalahan yang menyebabkan insiden legal yang berkaitan dengan praktik keperawatan. Ciri Komunikasi yang efektif itu salah satunya adalah jika didalamnya terdapat sikap atau perilaku Caring perawat yang profesional terhadap klien atau keluarga dan orang lainnya. Sehingga tercipta hubungan yang baik antara perawat dan klien. Caring secara umum dapat diartikan sebagai suatu kemampuan untuk berdediksi bagi orang lain, pengawasan dengan waspada, perasaan empati pada orang lain dan perasaan cinta atau menyayangi. Dalam keperawatan, caring merupakan bagian inti yang penting terutama dalam praktik keperawatan. Konsep caring pun mengalami perkembangan yang pesat. Beberapa tokoh keperawatan seperti Watson (1979), Leininger (1984), Benner (1989), menempatkan caring sebagai dasar dalam praktek keperawatan. Diperkirakan bahwa ¾ pelayanan kesehatan adalah caring sedangkan ¼ adalah curing. Jika perawat sebagai suatu kelompok profesi yang bekerja selama 24 jam di rumah sakit lebih menekankan caring sebagai pusat dan aspek yang dominan dalam pelayanannya maka tak dapat disangkal lagi bahwa perawat akan membuat suatu perbedaan yang besar antara caring dan curing (Marriner A-Tomey, 1998). Kenyataan yang dihadapi saat ini adalah bahwa kebanyakan perawat terlibat secara aktif dan memusatkan diri pada fenomena medik seperti cara diagnostik dan cara pengobatan. (Wiyana, 2008) 1.2. Tujuan Perawat sebagai profesi dan bagian integral dari pelayanan kesehatan tidak saja membutuhkan kan kesabaran saja. Sebagai profesi utuh, perawat harus punya body of knowledge yang spesifik, memberikan pelayanan kepada masyarakat melalui praktek keperawatan ke profesian yang didasari motivasi altruistik, punya standar kompetensi dan kode etik profesi. Dalam makalah ini di bahas bagaimana komunikasi seorang perawat melalui Caring atau kepedulian mereka terhadap klien, keluarga serta profesi lainnya. Komunikasi yang dilakukan dengan baik dapat memberikan hubungan yang baik serta mempermudah dalam proses penyembuhan. Sehingga diharapkan pelayanan keperawatan akan lebih bermutu. Serta setiap perawat dapat menerapkan caring dalam aplikasinya dalam merawat klien.
5 BAB II PERMASALAHAN Permasalahan dalam makalah ini adalah : A. Definisi Caring B. BAB II PEMBAHASAN A. Definisi Caring Caring secara umum dapat diartikan sebagai suatu kemampuan untuk berdediksi bagi orang lain, pengawasan dengan waspada, perasaan empati pada orang lain dan perasaan cinta atau menyayangi. Dalam keperawatan, caring merupakan bagian inti yang penting terutama dalam praktik keperawatan. Rubenfeld (1999), mendefinisikan Caring : memberikan asuhan, dukungan emosional pada klien, keluarga dan kerabatnya secara verbal maupun non verbal. Jean Watson (1985), Caring merupakan komitmen moral untuk melindungi, mempertahankan dan meningkatkan martabat manusia. Konsep Penting Caring Faktor Carative Jean Watson merupakan penggagas teori yang banyak mempengaruhi pendekatan keperawatan dan meletakkan dasar humanisme pada keseluruhan aspek bidang kajian keperawatan. Konsep yang dikemukakan tentang esensi manusia dengan keutuhan dan sifatsifat kemanusiaannya serta esensi caring menjadi fondasi bagaimana seharusnya perawat memperlakukan manusia lain (termasuk pasien/klien) dan diri sendiri. Watson meyakini praktik caring sangatlah penting untuk keperawatan ; ini adalah fokus pemersatu untuk praktik. Dua asumsi utama yang mendasari nilai perawatan manusia dalam keperawatan : 1. Care and love merupakan energi fisik dasar dan universal 2. Care dan love adalah syarat untuk kelangsungan hidup kita dan makanan untuk kemanusiaan. Intervensi keperawatan yang terkait dengan perawatan manusia disebut faktor Carative, yang mestinya menjadi pembentuk perilaku caring yaitu : Forming a humanistic altruistic Faktor ini berkaitan dengan kepuasan melalui memberi dan memperluas rasa diri (sense of self). Meskipun nilai dipelajari pada awal kehidupan, nilai dapat langsung dipengaruhi oleh pendidik. Instilling faith & hope (Mengajarkan agar orang lain percaya dan mempunyai pengharapan : fasilitas optimisme, menyesuaikan diri) Cultivating sensitivity to one s self (Sensitif terhadap diri sendiri dan orang lain) Developing a helping trust relation (Membina hubungan saling percaya : jujur, empati) Expressing & feeling (Mengekspresikan perasaan positif dan negatif) Using creative problem-solving caring process (Mengambil keputusan dengan menggunakan metode pemecahan masalah yang ilmiah dan sistemik) Promoting interpersonal teaching learning (Meningkatkan proses belajar) Providing a supportive, protective, or corrective mental-phisical sociocultural & spiritual
6 environment. (Memberikan lingkungan fisik, mental, sosio kultural dan spiritual yang bersifat suportif, protektif dan korektif ) Assisting with the gratification of human needs (Membantu dalam pemenuhan kebutuhan dasar) Allowing for existential-phenomenologic forces (Memberi kesempatan untuk mengekspresikan aspek manusia) (Susilaningsih, 2008) Dari kesepuluh carrative factors diatas, Caring dalam keperawatan menyangkut upaya memperlakukan klien secara manusiawi dan utuh sebagai manusia yang berbeda dari manusia lainnya (Watson,1985) ini berkenaan dengan proses yang humanitis dalam menentukan kondisi terpenuhi tidaknya kebutuhan dasar manusia dan melakukan upaya pemenuhannya melalui berbagai bentuk intervensi yang bukan hanya berupa kemampuan teknis tetapi disertai warmth, kindness, compassion. Faktor karatif ini perlu selalui dilakukan oleh perawat agar semua aspek dalam diri klien dapat tertangani sehingga asuhan keperawatan profesional dan bermutu dapat diwujudkan. Selain itu melalui penerapan faktor karatif ini perawat juga dapat belajar untuk lebih memahami diri sebelum memahami orang lain. Keperawatan merupakan suatu proses interpersonal yang terapeutik dan signifikan. Inti dari asuhan keperawatan yang diberikan kepada klien adlah hubungan perawat-klien yang bersifat profesional dengan penekanan pada bentuknya tinteraksi aktif antara perawat dan klien. Hubungan ini diharapkan dapat memfasilitasi partisipasi klien dengan memotivasi keinginan klien untuk bertanggung jawab terhadap kondisi kesehatannya. Pembahasan di atas telah menunjukkan bahwa teori caring yang dikemukakan oleh Watson menekankan akan kebutuhan klien secara jasmani dan kebutuhan pendekatan spiritual bagi iman klien. Dengan demikian, perawat dituntut untuk mengenal dirinya sendiri secara spiritual dan menerapkannya dalam profesi keperawatan dalam memberikan perawatan dengan cinta dan caring. Jadi, dari teori caring menurut Watson dapat disimpulkan bahwa adanya keseimbangan antara aspek jasmani dan spiritual dalam asuhan keperawatan. (Sujana, 2008) Lima C dari Caring, Roach (1984) : 1. Compassion (Kasih sayang) 2. Competence (Kompetensi) 3. Conscience (Kesadaran) 4. Confidence (Kepercayaan) 5. Commitment (Komitmen) Dalam mewujudkan asuhan keperawatan bermutu diperlukan beberapa komponen yang harus dilaksanakan oleh tim keperwatan yaitu : (1) Terlihat sikap caring ketika harus memberikan asuhan keperawatan kepada klien (2) Adanya hubungan perawat - klien yang terapeutik (3) Kolaborasi dengan anggota tim kesehatan lain (4) Kemampun dalam memenuhi kebutuhan klien (5) Kegiatan jaminan mutu (quality assurance). SIKAP CARING Asuhan keperawatan bermutu yang diberikan oleh perawat dapat dicapai apabila perawat dapat memperlihatkan sikap caring kepada klien. Dalam memberikan asuhan, perawat menggunakan a. Keahlian b. Kata-kata yang lemah lembut c. Sentuhan d. Memberikan harapan
7 e. Selalu berada disamping klien f. Bersikap caring sebagai media pemberi asuhan SPIRIT CARING Para perawat dapat diminta untuk merawat, namun meraka tidak dapat diperintah untuk memberikan asuhan dengan menggunakan spirit caring. Spirit caring seyogyanya harus tumbuh dari dalam diri perawat dan berasal dari hati perawat yang terdalam. Spirit caring bukan hanya memperlihatkan apa yang dikerjakan perawat yang bersifat tindakan fisik, tetapi juga mencerminkan siapa dia. Oleh karenanya, setiap perawat dapat memperlihatkan cara yang berada ketika memberikan asuhan kepada klien. Caring juga didefinisikan sebagai tindakan yang bertujuan memberikan asuhan fisik dan perhatikan emosi sambil meningkatkan rasa aman dan keselamatan klien (Carruth et all, 1999). Sikap ini diberikan memalui kejujuran, kepercayaan, dan niat baik. Prilaku caring menolong klien meningkatkan perubahan positif dalam aspek fisik, psikologis, spiritual, dan sosial. Diyakini, bersikap caring untuk klien dan bekerja bersama dengan klien dari berbagai lingkungan merupakan esensi keperawatan..karakteristik Caring Menurut Wolf dan Barnum (1998) : 1. Mendengar dengan perhatian 2. Memberi rasa nyaman 3. Berkata Jujur 4. Memiliki kesabaran 5. Bertanggung jawab 6. Memberi informasi sehingga klien dapat mengambil keputusan 7. Memberi sentuhan 8. Memajukan sensitifitas 9. Menunjukan rasa hormat pada klien 10. Memanggil klien dengan namanya Sedangkan menurut Meyer (1971) komponen utama Caring adalah : Pengetahuan Kesabaran Kejujuran Kepercayaan Kerendahan Hati Harapan Keberanian Madeleine Leinigner (1991) menyatakan bahwa perawatan manusia adalah intisar keperawatan dan nyata, dimensi pusat dan koheren, yang pada akhirna menjadi fokus utama kita. Merawat, menembus dan memelihara jaringan hidup keperawatan. Perawat makin menjadi penulis kreatif bagi hidupnya sendiri, sebuah kehidupan yang tinggal dalam hubungan dan penghubung dan saling menghubungkan dengan orang lain. Caring adalah cara keperawatan. Hal ini bagaimanapun perlu dijabarkan untuk mendapatkan kejelasan. Pelajar keperawatan perlu menggal secara dalam untuk menemukan nilai yang tersimpan, arti pribadi dari keperawatan yang akan berlanjut menjadi pemeliharaan hubungan pendekatan yang dalam dengan orang lain, itulah keperawatan, komitmen merawat itu harus membuat kontribusi pokok yang jelas dari perawat untuk memberikan perawatan kesehatan pada individu, keluarga dan komunitas pada saat ini dan masa yang akan datang. (Basford, 2006) Care sebagai sebuah ide moral Care adalah semangat, tindakan penting dari inti keperawatan, kekuatan yang menyatakan, proses dinamik dan intisari struktural. Care adalah nilai, caring adalah sebuah kebaikan.
8 Mayerhoff (1971) memberikan informasi yang berhubungan dengan nilai care. Dalam konteks kehidupan manusia, caring sebagai salah satu cara mengatur nilai-nilainya yang lain dan aktivitas sekitarnya. Bila pengaturan ini komprehensif, karena keterlibatan caring-nya terdapat stabilitas dasar dalam kehidupannya. Dengan melayani caring, seseorang manusia hidup dalam kehidupan sendiri yang berarti. Carper (1979) Caring sebagai nilai profesional dan nilai pribadi adalah pusat penting dalam memberikan standar normatif yang mengatur tindakan dan sikap kita untuk care kepada siapa. Dalam suatu dunia ketika ada kesepakatan yang besar tentang kesendirian, nyeri, penderitaan, kesakitan, dan tragedi ketika itu pula kebutuhan care menjadi penting. Kita harus secara serius bercermin pada apa yang kita inginkan dan apa yang kita cari. Dan ini adalah dasar dari caring kita. Berdasarkan Greene (1990) caring adalah dasar keberadaan etik. Ia menyatakan bahwa Praktek yang digambarkan dalam pelayanan manusia harus dimulai dari kesadaran terhadap situasi, khususnya perasaan dan kepedulia. Harapannya adalah bahwa makin dan makin banyak praktisi akan berespons terhadap pentingnya caring imperatif dan berpikir apa artinya memilih diri mereka sendiri dalam kaitannya dengan kebutuhannya. Olsen (1993) baik caring dan keadilan berbicara tentang rasa moral kebaikan kita. Mungkin saja tidak ada kebaikan yang tidak dapat mensintesis kedua konsep tersebut, memahami dan menghormati orang lain adalah penting dalam tugas ini. Ini mengikuti bahwa faktor yang lebih luas atau dasar seorang menggunakan care terhadap orang lain, orang lain akan lebih care. Membangun pribadi Caring Untuk membangun pribadi Caring, perawat dituntut memiliki pengetahuan tentang manusia, aspek tumbuh kembang, respon terhadap lingkungan yang terus berubah, keterbatasan dan kekuatan serta kebutuhan-kebutuhan manusia. Bukan berarti kalau pengetahuan perawat tentang Caring meningkat akan menyokong perubahan perilaku perawat. Caring dalam asuhan keperawatan merupakan bagian dari bentuk kinerja perawat dalam merawat pasien. Secara teoritik ada tiga kelokmpok variabel yang mempengaruhi kinerja tenaga kesehatan diantaranya: a. Variabel Individu b. Variabel Psikologis b. Variabel Organisasi. Menurut Gibson(1987) yang termasuk variabel individu adalah kemampuan dan ketrampilan, latar belakang dan demografi. Variable psikologi merupakan persepsi, sikap, kepribadian, belajar dan motivasi. Dan variabel organisasi adalah kepemimpinan, sumber daya, imbalan struktur dan desain pekerjaan. Dengan demikian membangun pribadi Caring perawat harus menggunakan tiga pendekatan. Pendekatan individu melalui peningkatan pengetahuan dan ketrampilan caring. Pendekatan organisasi dapat dilakukan melalui perencanaan pengembangan, imbalan atau yang terkait dengan kepuasan kerja perawat dan serta adanya effektive leadership dalam keperawatan. Peran organisasi(rumah sakit) adalah menciptakan iklim kerja yang kondusif dalam keperawatan melalui kepemmpinan yang efektif, perencanaan jenjang karir perawat yang terstruktur, pengembangan system remunerasi yang seimbang dan berbagai bentuk pencapaian kepuasan kerja perawat. Karena itu semua dapat berdampak pada meningkatnya motivasi dan kinerja perawat dalam caring. Akan tetapi tidak mudah merubah perilaku seseorang dalam waktu yang singkat. Bukan pekerjaan yang mudah untuk merubah perilaku seseorang. Yang terbaik adalah membentuk Caring perawat sejak dini, yaitu sejak berada dalam pendidikan. Artinya peran pendidikan dalam membangun caring perawat sangat penting. Dalam penyusunan kurikulum pendidikan perawatan harus selalu memasukkan unsur caring dalam setiap mata kuliah. Penekanan pada humansitik, kepedulian dan kepercayaan, komitmen membantu orang lain dan berbagai unsur
9 caring yang lain harus ada dalam pendidikan perawatan. Andaikata pada saat rekruitmen sudah ada system yang bisa menemukan bagaimana sikap caring calon mahasiswa keperawatan itu akan membuat perbedaan yang mendasar antara perawat sekarang dan yang akan datang dalam perilaku caring nya. DAFTAR PUSTAKA Copel, Linda Carman. (2007). Kesehatan Jiwa & Pskiatri. Jakarta : EGC. Mulyana, Dedi. (2007). Ilmu Komunikasi. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. Kozier, Barbara. Et all. (2007). Praktik Keperawatan Profesional. Jakarta : EGC. Diposkan oleh khansa di Rabu, Februari 11, 2009 Label: science
10 4. MEMBANGUN PRIBADI CARING PERAWAT Era globalisasi yang sedang dan akan kita hadapi dibidang kesehatan menimbulkan secercah harapan akan peluang (opportunity) meningkatnya pelayanan kesehatan. Terbukanya pasar bebas memberikan pengaruh yang penting dalam meningkatkan kompetisi disektor kesehatan. Persaingan antar rumah sakit memberikan pengaruh dalam manajemen rumah sakit baik milik pemerintah, swasta dan asing dengan tujuan akhir adalah untuk meningkatkan pelayanan. Tuntutan masyrakat akan pelayanan kesehatan yang memadai semakin meningkat turut meberikan warna diera globalisasi dan memacu rumah sakit untuk memberikan layanan terbaiknya agar tidak dimarginalkan oleh masyarakat. Mutu pelayanan keperawatan sangat mempengaruhi kualitas pelayanan kesehatan, bahkan menjadi salah satu faktor penentu citra institusi pelayanan kesehatan (rumah sakit) di mata masyarakat. Hal ini terjadi karena keperawatan merupakan kelompok profesi dengan jumlah terbanyak, paling depan dan terdekat dengan penderitaan orang lain, kesakitan, kesengsaraan yang dialami masyarakat. Salah satu indikator mutu layanan keperawatan adalah kepuasan pasien. Kepuasan pasien harus senantiasa terjaga bila rumah sakit ingin tetap eksis dalam percaturan layanan kesehatan. Pasien sangat responsive terhadap layanan langsung sebagai pasien terutama terhadap perawat dan dokter. Perawat lebih banyak berinterakis dengan pasien di banding tenaga yang lain dan ini merupakan variabel yang paling mudah bersentuhan kepuasan pasien. Perilaku Caring perawat menjadi jaminan apakah layanan perawatan bermutu apa tidak. Beberapa tokoh keperawatan seperti Watson (1979), Leininger (1984), Benner (1989), menempatkan caring sebagai dasar dalam praktek keperawatan. Diperkirakan bahwa ¾ pelayanan kesehatan adalah caring sedangkan ¼ adalah curing. Jika perawat sebagai suatu kelompok profesi yang bekerja selama 24 jam di rumah sakit lebih menekankan caring sebagai pusat dan aspek yang dominan dalam pelayanannya maka tak dapat disangkal lagi bahwa perawat akan membuat suatu perbedaan yang besar antara caring dan curing (Marriner A-Tomey, 1998). Sering kali kita menilai diri sendiri bahwa kita sudah melakukan caring dalam perawatan sehari-hari. Tetapi perilaku caring tersebut masih bersifat naluriah dasar dan belum dikembangkan dengan menggunakan indicator-indikator yang bias diukur. Kenyataan yang dihadapi saat ini adalah bahwa kebanyakan perawat terlibat secara aktif dan memusatkan diri pada fenomena medik seperti cara diagnostik dan cara pengobatan. Caring dalam asuhan keperawatan merupakan bagian dari bentuk kinerja perawat yang sangat dipengaruhi oleh variabel individu, variabel organisasi dan psikologis. Menurut Gibson(1987) yang termasuk variabel individu adalah kemampuan dan ketrampilan, latar belakang dan demografi. Variable psikologi merupakan persepsi, sikap, kepribadian, belajar dan motivasi. Dan variabel organisasi adalah kepemimpinan, sumber daya, imbalan struktur dan desain pekerjaan. Dengan demikian membangun pribadi Caring perawat harus menggunakan tiga pendekatan. Pendekatan individu melalui peningkatan pengetahuan dan ketrampilan caring. Pendekatan organisasi dapat dilakukan melalui perencanaan pengembangan, imbalan atau yang terkait dengan kepuasan kerja perawat dan serta adanya effektive leadership dalam keperawatan. Peran organisasi(rumah sakit) adalah menciptakan iklim kerja yang kondusif dalam keperawatan melalui kepemmpinan yang efektif, perencanaan jenjang karir perawat yang terstruktur, pengembangan system remunerasi yang seimbang dan berbagai bentuk pencapaian kepuasan kerja perawat. Karena itu semua dapat berdampak pada meningkatnya motivasi dan kinerja perawat dalam caring. Dalam membangun pribadi caring perawat dapat melalui pengembangan indikator 10 caratif caring (Waton, 1979) sebagai berikut: 1. Sistem nilai humanistik-altruistik Humanistik-altruistik dibangun dari pengalaman, belajar dan upaya-upaya mengembangkan sikap humanis. Proses tumbuh kembang manusia akan berpengaruh dalam mengembangkan jiwa altruistik dan humanis ini.
11 Biasanya proses tersebut merupakan hasil dari saling mempengaruhi baik dari lingkungan social maupun orang tua. Pengembangan faktor ini dapat dimulai sejak dalam masa pendidikan. 2. Kepercayaan-harapan Perawat menggunakan kekuatan sugestif secara positif untuk memberikan dukungan pada pasien untuk yakin akan mendapat kesembuhan. Hal ini harus diawali dari keyakinan dalam diri perawat sendiri bahwa dengan sentuhannya pasien akan dapat kesembuhan. Pengalaman dalam pelayanan memberikan kekuatan bahwa peran perawat merupakan variabel penting dalam pemberi kepuasan dan kesembuhan. 3. Sensitif terhadap diri sendiri dan orang lain Ditumbuhkan dengan cara megembangkan perasaan diri, merasakan emosi, meningkatkan sensitivitas dalam berinteraksi dengan orang lain. Dalam hal ini perawat dituntut mengembangkan sensitivitas terhadap klien. 4. Pertolongan-Hubungan saling percaya. Untuk mendapat hubungan saling percaya dengan pasien, seorang perawat harus mempunyai kemampuan berkomunikasi terapeutik yang baik. Perawat harus bisa membedakan komunikasi dan komunikasi terapeutik. 5. Pengembangan dan penerimaan terhadap ekspresi perasaan positif dan negatif. Ekspresi yang benar atau sesuai menunjukkan bahwa seseorang berada pada tingkat kesadaran tertentu. 6. Penggunaan metode ilmiah, problem solving dalam pengambilan keputusan. Diperoleh melalui riset yang berkesinambungan, pemberian arti terhadap ilmu dan peningkatan pengetahuan. 7. Peningkatan proses belajar-mengajar dalam interpersonal Fokusnya adalah proses belajar mengajar untuk meningkatkan pemahaman dengan memperoleh informasi dan alternatif pemecahan masalah. Secara personal perawat harus siap untuk menerima pengetahuan (ilmu) baru dalam keperaawatan dengan caa meningkatkan pedidikan formal dan non formal 8. Supportif, korektif dan protektif terhadap mental, fisik, sosiokultural dan spiritual. Variable eksternal dari factor ini adalah fisik, keamanan, keselamatan dan lingkungan. Variabel internal meliputi mental, spiritual dan aktivitas cultural. Perawat harus mampu memberikan support, proteksi dan koreksi terhadap variable tersebut. 9. Membantu memenuhi kebutuhan dasar manusia. Kebutuhan dasar manusia menurut Watson terdiri dari : 1) Survival needs (biophisycal needs) 2) Fungsional needs (Psychophisical needs) 3) Integratif needs (Psychososial needs) 4) Growth-seeking needs (intrapersonal-interpersonal needs) 10. Dikembangkan factor eksternal phenomenological Yaitu studi tentang keberadaan manusia dengan menggunakan analisis phenomenological. Bagi perawat factor ini membantu menerima dan menengahi ketidaksesuaian pandangan seseorang secara holistic ketika saat yang bersamaan ditugaskan memenuhi kebutuhan secara hirarkikal. Gabungan dari factor ini adalah ilmu keperawatan yang membantu perawat memahami pengertian seseorang dalam menemukan hidupnya dan memahami seseorang dalam mengartikan setiap kejadian. Tidak mudah merubah perilaku seseorang dalam waktu yang singkat. Apakah orang yang lulus pendidikan tinggi melalui pendidikan berlanjut menjadi baik perilaku caring nya? Apakah dengan iklim organisasi yang baik tiba-tiba seseorang perawat akan lebih Caring. Bukan pekerjaan yang mudah untuk merubah perilaku seseorang. Yang terbaik adalah membentuk Caring perawat sejak dini, yaitu sejak berada dalam pendidikan. Artinya peran pendidikan dalam membangun caring perawat sangat penting. Dalam penyusunan kurikulum pendidikan perawatan seyogyanya memasukkan unsur caring dalam setiap mata kuliah. Penekanan pada humansitik, kepedulian dan kepercayaan, komitmen membantu orang lain dan berbagai unsur caring yang lain harus sudah dibangun sejak perawat dalam masa pendidikan. Selain itu perlu dilakukan sosialisasi konsep caring pada perawat guna memberikan pemahaman yang mendalam tentang apa yang harus dilakukan perawat agar bersikap caring dalam setiap kontak dengan pasien. Indikator-indikator Caring harus dikenal dan diaplikasikan dalam perawatan serta dievaluasi secara terus menerus. Terakhir Diperbaharui ( Senin, 08 Juni :53 )
BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN. Caring merupakan fenomena universal yang berkaitan dengan cara
BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1 Konsep Caring Caring merupakan fenomena universal yang berkaitan dengan cara seseorang berpikir, berperasaan dan bersikap ketika berhubungan dengan orang lain. Caring dalam
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Ensiklopedi Amerika mengartikan perilaku sebagai suatu aksireaksi organism terhadap lingkungannya. Perilaku baru terjadi apabila ada sesuatu yang diperlukan untuk menimbulkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meningkatnya kompetisi di sektor kesehatan. Persaingan antar rumah sakit
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era globalisasi yang sedang kita hadapi dibidang kesehatan, menimbulkan secercah harapan akan peluang meningkatnya pelayanan kesehatan. Hal ini juga berdampak dan menuntut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Caring merupakan unsur sentral dalam keperawatan. Menurut Potter & Perry (2005),
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perawat merupakan sumber daya terbanyak di rumah sakit dan yang paling sering berinteraksi lansung dengan klien, sehingga kontribusi perawat cukup besar dalam mutu
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau perilaku kepada atau untuk individu atau kelompok melalui antisipasi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Caring Caring adalah kegiatan langsung untuk memberikan bantuan, dukungan, atau perilaku kepada atau untuk individu atau kelompok melalui antisipasi kebutuhan untuk
Lebih terperinciAPLIKASI TEORI DAN MODEL KEPERAWATAN JEAN WATSON
APLIKASI TEORI DAN MODEL KEPERAWATAN JEAN WATSON Jean Watson lahir pada tahun 1940, dia adalah Bachelor of Science dalam Keperawatan, Master of Science dalam Psychiatric / Mental Health Nursing dari University
Lebih terperinciTUGAS KONSEP DASAR KEPERAWATAN 1 TEORI CARING DAN CURING
TUGAS KONSEP DASAR KEPERAWATAN 1 TEORI CARING DAN CURING DISUSUN OLEH: ADIESTI AINNIAH 1C FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA KATA PENGANTAR Bismillahi Rahmanirrahim Dengan menyebut
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini peneliti akan menguraikan mengenai teori-teori sebagai
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Bab ini peneliti akan menguraikan mengenai teori-teori sebagai pendukung dalam penelitian yang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti yaitu: 2.1. Perilaku 2.1.1. Defenisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Tujuan Program
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengambilan keputusan dalam penyelesaian masalah adalah kemampuan mendasar bagi praktisi kesehatan, khususnya dalam asuhan keperawatan. Pemecahan masalah dan proses
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Hal ini memacu para penyelenggara pelayanan kesehatan termasuk rumah sakit
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Pelayanan kesehatan yang berkualitas adalah merupakan hak setiap pasien. Hal ini memacu para penyelenggara pelayanan kesehatan termasuk rumah sakit untuk secara serius
Lebih terperinciHubungan Perilaku Caring Perawat Dengan Tingkat Kepuasan Pasien yang Dirawat di Ruangan Kelas III Rumah Sakit Immanuel Bandung
Hubungan Perilaku Caring Perawat Dengan Tingkat Kepuasan Pasien yang Dirawat di Ruangan Kelas III Rumah Sakit Immanuel Bandung 1 Kartini Apriana Hutapea 2 Blacius Dedi 3 Yuliana Elias 1,2,3 Sekolah Tinggi
Lebih terperinciTINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA TINGKAT I PASCA SOSIALISASI CARRATIVE CARING
TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA TINGKAT I PASCA SOSIALISASI CARRATIVE CARING MENURUT JEAN WATSON DI AKADEMI KEPERAWATAN HUSADA KARYA JAYA TAHUN 2016/2017 Leo Rulino*, Denny Syafiqurahman** *Dosen Akademi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORISTIS
BAB II TINJAUAN TEORISTIS 2.1 Perilaku Caring 2.1.1 Pengertian Caring Perawat Menurut Carruth, dalam Nurachmah (2001) asuhan keperawatan yang bermutu yang diberikan oleh perawat dapat dicapai apabila perawat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perawat 1. Pengertian Definisi perawat dari beberapa sumber sebagaimana terdapat dalam : a. Kusnanto (2003) Perawat adalah seseorang (seorang profesional) yang mempunyai kemampuan,
Lebih terperinciPERAN DAN FUNGSI PERAWAT GAWAT DARURAT
PERAN DAN FUNGSI PERAWAT GAWAT DARURAT PERAN DAN FUNGSI PERAWAT GAWAT DARURAT A. Peran Perawat Menurut konsorsium ilmu kesehatan tahun 1989 peran perawat terdiri dari : 1. Sebagai pemberi asuhan keperawatan
Lebih terperinciCARING DIMENSIONS INVENTORY DALAM TATANAN PELAYANAN KEPERAWATAN
CARING DIMENSIONS INVENTORY DALAM TATANAN PELAYANAN KEPERAWATAN Renny Triwijayanti* *Prodi Magister Keperawatan Universitas Diponegoro Email: Renny.reiqisasiy@gmail.com ABSTRAK Peningkatan mutu pelayanan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Perilaku Caring. Swanson (dalam Watson, 2005) mendefinisikan caring sebagai cara perawat
11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Caring 1. Pengertian Perilaku Caring Swanson (dalam Watson, 2005) mendefinisikan caring sebagai cara perawat memelihara hubungan yang bernilai dengan pasien agar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perawat dalam praktek keperawatan. Caring adalah sebagai jenis hubungan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perilaku Caring merupakan aspek penting yang harus dilakukan oleh perawat dalam praktek keperawatan. Caring adalah sebagai jenis hubungan yang diperlukan antara pemberi
Lebih terperinciMakalah Caring, Holisme dan Humanisme BAB I PENDAHULUAN
Makalah Caring, Holisme dan Humanisme BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Sebagai perawat atau ners materi yang sangat penting dan menentukan adalah memahami konsep caring, mampu menanamkan dalam hati,
Lebih terperinciTEORI CARING JEAN WATSON
TEORI CARING JEAN WATSON Disusun Oleh Kelompok I Etty sugiarti Desak made Helena haposan Linda maria Norbert alexius abatan Siti fatimah widyarni Valentina yuhnita SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SINT CAROLUS
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. muncul setelah membandingkan antara kinerja (hasil) yang diharapkan,
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kepuasan 1. Pengertian Kepuasan Kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan antara kinerja (hasil) yang diharapkan, jika kinerja
Lebih terperinciLAPORAN HASIL DISKUSI
LAPORAN HASIL DISKUSI KONSEP SEHAT DAN SAKIT PARADIGMA KEPERAWATAN CARING Disusun oleh: Nama : Fida Husain NIM : 22020111130030 Angkatan/Kelas : 2011/A11.2 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. KECERDASAN SPIRITUAL 1.1. Konsep Kecerdasan Walters & Gardner (dalam Safaria, 2005) mendefinisikan bahwa kecerdasan adalah sebagai suatu kemampuan atau serangkaian kemampuankemampuan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Motivasi 1. Pengertian Motivasi Motivasi berasal dari bahasa Latin yang berarti to move. Secara umum mengacu pada adanya kekuatan dorongan yang menggerakkan kita untuk berperilaku
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian kecerdasan emosional
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kecerdasan Emosional 2.1.1 Pengertian kecerdasan emosional Kecerdasan emosional, secara sederhana dipahami sebagai kepekaan mengenali dan mengelola perasaan sendiri dan orang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. bermutu merupakan asuhan manusiawi yang diberikan kepada pasien, memenuhi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Era globalisasi dan perkembangan ilmu dan teknologi kesehatan menuntut perawat sebagai suatu profesi, memberikan pelayanan kesehatan yang optimal dalam memberikan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORITIS
BAB II TINJAUAN TEORITIS 1. Pengertian Peran 1.1 Peran Peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang sesuai kedudukannya dalam suatu sistem. Peran dipengaruhi
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA PERSEPSI IBU TENTANG PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN IBU DENGAN ANAK YANG DI RAWAT DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA
HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI IBU TENTANG PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN IBU DENGAN ANAK YANG DI RAWAT DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Caring 1. Pengertian Watson (2004) menyebutkan caring adalah esensi dari keperawatan dan merupakan fokus serta sentral dari praktik keperawatan yang dilandaskan pada nilai nilai
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Caring merupakan dasar dari seluruh proses keperawatan yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Caring merupakan dasar dari seluruh proses keperawatan yang menggambarkan kesatuan nilai-nilai kemanusian secara menyeluruh. Menurut Watson (1979 dalam Dwidiyanti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perubahan yang sangat pesat menuju perkembangan keperawatan sebagai
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini perkembangan keperawatan di Indonesia telah mengalami perubahan yang sangat pesat menuju perkembangan keperawatan sebagai profesi. Proses ini merupakan proses
Lebih terperinciPERSEPSI KLIEN TERHADAP PERILAKU CARING PERAWAT DALAM PRATIK KEPERAWATAN DI RUANG MELATI III RSUP dr SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN
PERSEPSI KLIEN TERHADAP PERILAKU CARING PERAWAT DALAM PRATIK KEPERAWATAN DI RUANG MELATI III RSUP dr SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN Latar Belakang: Di era globalisasi saat ini tuntutan masyarakat akan pelayanan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Caring adalah sentral praktik keperawatan. Caring merupakan suatu cara
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Caring Caring adalah sentral praktik keperawatan. Caring merupakan suatu cara pendekatan dinamis yang menjadi tolak ukurnya dalam memberikan pelayanan keperawatan untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah bagian integral dari suatu organisasi sosial dan kesehatan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rumah sakit adalah bagian integral dari suatu organisasi sosial dan kesehatan yang dengan fungsi menyediakan pelayanan paripurna (komprehensif), penyembuhan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Konsep koping 1.1. Pengertian mekanisme koping Koping adalah upaya yang dilakukan oleh individu untuk mengatasi situasi yang dinilai sebagai suatu tantangan, ancaman, luka, dan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Konsep Caring 1.1. Definisi Caring Caring secara umum dapat diartikan sebagai suatu kemampuan untuk berdedikasi bagi orang lain, pengawasan dengan waspada, menunjukkan perhatian,
Lebih terperinciPEMBAHASAN Gambaran Model Konseptual Keperawatan Menurut Imogene M. King
PEMBAHASAN Gambaran Model Konseptual Keperawatan Menurut Imogene M. King Imogene M. King mengawali teori ini melalui studi literatur dalam keperawatan, ilmu-ilmu perilaku terapan, diskusi dengan beberapa
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kecerdasan emosional terdiri dari dua kata yaitu kecerdasan dan emosional. Kecerdasan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini diuraikan tentang materi-materi yang ada hubungannya dengan kecerdasan emosional dan konsep caring perawat. 2.1 Kecerdasan Emosional 2.1.1 Pengertian Kecerdasan Emosional
Lebih terperinciPERILAKU CARING PERAWAT MENINGKATKAN KEPUASAN IBU PASIEN (Nurse Caring Behaviour Improve the Satisfaction of Patient s Mother)
PERILAKU CARING PERAWAT MENINGKATKAN KEPUASAN IBU PASIEN (Nurse Caring Behaviour Improve the Satisfaction of Patient s Mother) ABSTRACT Yuni Sufyanti Arief*, Ertawati**, Durrotul Laili* Introduction: Satisfaction
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sangat strategis dalam upaya mempercepat peningkatan derajat kesehatan masyarakat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah sakit merupakan fasilitas pelayanan kesehatan memiliki peran yang sangat strategis dalam upaya mempercepat peningkatan derajat kesehatan masyarakat Indonesia.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Motivasi 1. Pengertian Motivasi Notoatmodjo (2010) mengemukakan bahwa motivasi berasal dari kata Latin moreve yang berarti dorongan dari dalam diri manusia untuk bertindak atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keperawatan sebagai bagian intergral dari pelayanan kesehatan, ikut menentukan mutu dari pelayanan kesehatan.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ilmu keperawatan adalah suatu ilmu yang mempelajari pemenuhan kebutuhan dasar manusia mulai dari biologis, psikologis, sosial dan spiritual. Pemenuhan dasar tersebut
Lebih terperinciGAMBARAN PERILAKU CARING PERAWAT TERHADAP PASIEN DI RUANG RAWAT INAP UMUM RS DR. H. MARZOEKI MAHDI BOGOR SKRIPSI
UNIVERSITAS INDONESIA GAMBARAN PERILAKU CARING PERAWAT TERHADAP PASIEN DI RUANG RAWAT INAP UMUM RS DR. H. MARZOEKI MAHDI BOGOR SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Lebih terperinciA. Konsep Perilaku Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme (mahluk hidup) yang bersangkutan. Oleh sebab itu, dari sudut pandang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Perilaku Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme (mahluk hidup) yang bersangkutan. Oleh sebab itu, dari sudut pandang biologis semua mahluk hidup mulai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam Tomey & Alligood, 2006) mendefinisikan caring sebagai suatu proses. merupakan sesuatu yang unik terhadap praktik keperawatan.
1 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Caring secara umum dapat diartikan sebagai suatu kemampuan untuk berdedikasi bagi orang lain, pengawasan dengan waspada, menunjukkan perhatian, perasaan empati pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. secara terus menerus, tulus, ikhlas, peduli dengan masalah pasien yang di hadapi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Caring adalah salah satu tindakan keperawatan yang dinlakukan setia hari secara terus menerus, tulus, ikhlas, peduli dengan masalah pasien yang di hadapi (Watson,2011).
Lebih terperinciPENGANTAR MANAJEMEN KEPERAWATAN. Sumijatun
PENGANTAR MANAJEMEN KEPERAWATAN Sumijatun Beberapa Teori Penting yg terkait dgn Man. Keperawatan : Teori Boulding Paradigma Keperawatan Model Konseptual Keperawatan 9 teori penting dlm man kep : Menurut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Peningkatan dan pemantapan peran bagi perawat akhir-akhir ini menjadi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan dan pemantapan peran bagi perawat akhir-akhir ini menjadi tuntutan masyarakat, baik dalam layanan kesehatan pada umumnya maupun keperawatan pada khususnya.
Lebih terperinciKEPERAWATAN TRANSKULTURAL LEININGER S TEORY ( IKD 1 )
KEPERAWATAN TRANSKULTURAL LEININGER S TEORY ( IKD 1 ) Teori ini di gagas pertama kali oleh madeleine Leininger yang di inspirasi oleh pengalaman dirinya sewaktu bekerja sebagai perawat spesialis anak di
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kepuasan Pasien Dalam konteks teori consumer behaviour, kepuasan lebih banyak didefinisikan dari perspektif pengalaman pasien setelah mendapatkan pelayanan rumah sakit. Kepuasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karena sehat sangatlah mahal. Orang yang mengalami sakit akan merasa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan sejatinya sangat diutamakan dalam kehidupan sehari-hari karena sehat sangatlah mahal. Orang yang mengalami sakit akan merasa menderita karena fungsi tubuh
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. informasi baik verbal atau non verbal (Chitty, 2001, dalam Marquis,
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Umum 2.1.1 Pengertian Komunikasi Komunikasi sebagai pertukaran kompleks antara pikiran, gagasan, atau informasi baik verbal atau non verbal (Chitty, 2001, dalam Marquis,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kategori khusus sebanyak 168. Sedangkan rumah sakit swasta non profit untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan rumah sakit saat ini berkembang dengan pesat. Data Kemenkes menunjukkan, jumlah rumah sakit swasta yang terdaftar pada tahun 2014 sebanyak 455 untuk
Lebih terperinciSalah satu teori yang diungkapkan pada midle range theory adalah Transcultural Nursing Theory ( leininger, 1978) Teori ini berasal dari disiplin ilmu
Salah satu teori yang diungkapkan pada midle range theory adalah Transcultural Nursing Theory ( leininger, 1978) Teori ini berasal dari disiplin ilmu antropologi dan dikembangkan dalam konteks keperawatan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keperawatan. Keperawatan adalah ujung tombak pelayanan kesehatan di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelayanan kesehatan di Rumah Sakit merupakan bentuk pelayanan yang diberikan kepada klien oleh suatu tim multi disiplin termasuk tim keperawatan. Keperawatan adalah
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. peraturan masyarakat (Arens et al., 2008). Sedangkan definisi profesionalisme
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Profesionalisme merupakan tanggung jawab untuk bertindak lebih dari sekedar memenuhi tanggung jawab diri sendiri maupun ketentuan hukum dan peraturan masyarakat (Arens
Lebih terperinciPROFESSIONAL IMAGE. Modul ke: Fakultas FIKOM. Program Studi Public Relations.
Modul ke: PROFESSIONAL IMAGE Fakultas FIKOM Kompetensi komunikasi PR: Motivasi yang positif dan membangun komunikasi efektif dua arah dengan Tuhan, diri sendiri, orang lain. Syerli Haryati, S.S. M.Ikom
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengharuskan rumah sakit memberikan pelayanan berkualitas sesuai kebutuhan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah sakit memiliki peran yang sangat strategis dalam upaya mempercepat peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Paradigma baru pelayanan kesehatan mengharuskan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terlepas dari sejarah kehidupan bangsa. Setelah Indonesia merdeka pelayanan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan pelayanan kesehatan masyarakat di Indonesia tidak terlepas dari sejarah kehidupan bangsa. Setelah Indonesia merdeka pelayanan kesehatan masyarakat dikembangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kesadaran masyarakat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kesadaran masyarakat tentang pentingnya kesehatan, menuntut supaya tenaga kesehatan mampu memberikan kontribusi yang bermakna
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK MAHASISWA DENGAN PERSEPSI CARING PADA MAHASISWA PSIK FK UNUD
HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK MAHASISWA DENGAN PERSEPSI CARING PADA MAHASISWA PSIK FK UNUD Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan OLEH: NI NENGAH VERA SEKARENDRA NIM. 1202105087
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. membimbing, mengajar, mengobservasi, mendorong dan memperbaiki,
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Supervisi 2.1.1 Pengertian Supervisi Menurut Kron (1987) Supervisi adalah merencanakan, mangarahkan, membimbing, mengajar, mengobservasi, mendorong dan memperbaiki, memerintah,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelayanan kesehatan di Rumah Sakit merupakan kinerja tim multidisiplin
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelayanan kesehatan di Rumah Sakit merupakan kinerja tim multidisiplin termasuk di dalamnya ialah tim keperawatan. Keperawatan merupakan ujung tombak pelayanan
Lebih terperinciDisampaikan Oleh: R. Siti Maryam, MKep, Ns.Sp.Kep.Kom 17 Feb 2014
Disampaikan Oleh: R. Siti Maryam, MKep, Ns.Sp.Kep.Kom 17 Feb 2014 1 Pelayanan keperawatan kesehatan di rumah merupakan sintesa dari keperawatan kesehatan komunitas dan keterampilan teknikal tertentu yang
Lebih terperinciBAB 1. derajat kesehatan. Melalui sistem ini tujuan pembangunan kesehatan dapat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem pelayanan kesehatan merupakan bagian penting dalam meningkatkan derajat kesehatan. Melalui sistem ini tujuan pembangunan kesehatan dapat tercapai dengan cara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Soft skill mahasiswa menurut pendapat Setditjend Dikti (2010)
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Soft skill mahasiswa menurut pendapat Setditjend Dikti (2010) dikatakan bahwa Sarjana lulusan perguruan tinggi di Indonesia masih sulit bersaing dengan lulusan luar
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pengertian praktik keperawatan dan caring melalui laporan perawat ahli.
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada zaman globalisasi seperti sekarang ini, segala hal dituntut untuk semakin maju dan memenuhi kebutuhan masyarakat. Termasuk salah satunya merambah pada
Lebih terperinciPerawat adalah seseorang yang memiliki pengetahuan, keterampilan dan kewenangan untuk memberikan asuhan keperawatan pada orang lain berdasarkan ilmu
KELOMPOK 19 Perawat adalah seseorang yang memiliki pengetahuan, keterampilan dan kewenangan untuk memberikan asuhan keperawatan pada orang lain berdasarkan ilmu dan kiat yang dimilikinya dalam batas-batas
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. lain (Crips &Taylor, 2001). Caring adalah perhatian perawat dengan sepenuh hati
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Caring merupakan fenomena universal yang mempengaruhi bagaimana seseorang berfikir, merasakan dan berperilaku dalam hubungannya dengan orang lain (Crips &Taylor, 2001).
Lebih terperincimakalah teori keperawatan
makalah teori keperawatan BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Konsep merupakan suatu ide dimana terdapat suatu kesan yang abstrak yang dapat diorganisir menjadi simbol - simbol yang nyata, sedangkan konsep
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan dengan tingkat kompleksitas yang tinggi yang akan menghasilkan produk utama berupa jasa. Seiring dengan perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masalah penelitian, tujuan penelitian dan manfaat penelitian. Peneliti akan
BAB I PENDAHULUAN Bab ini akan menguraikan tentang latar belakang munculnya topik penelitian, masalah penelitian, tujuan penelitian dan manfaat penelitian. Peneliti akan menguraikan satu-persatu bagian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dilakukan untuk meningkatkan kualitas pelayanan rumah sakit, diantaranya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era globalisasi diperlukan kesiapan yang mantap dari semua sektor, termasuk sektor kesehatan khususnya rumah sakit. Berbagai upaya yang telah dilakukan untuk
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Perkembangan pelayanan kesehatan di Indonesia tidak lepas dari sejarah
BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Perkembangan pelayanan kesehatan di Indonesia tidak lepas dari sejarah kehidupan bangsa. Setelah Indonesia merdeka, pelayanan kesehatan masyarakat dikembangkan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Teori Perilaku Caring dalam keperawatan adalah hal yang sangat mendasar, caring merupakan heart of nurse profession artinya komponen yang fundamental dan fokus serta
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah proses komunikasi interprofesional dan pembuatan keputusan yang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Praktik Kolaboratif Definisi praktik kolaboratif menurut Jones (2000) dalam Rumanti (2009) adalah proses komunikasi interprofesional dan pembuatan keputusan yang mempertimbangkan
Lebih terperinciMENJADI KONSELOR PROFESIONAL : SUATU PENGHARAPAN Oleh : Eva Imania Eliasa, M.Pd
MENJADI KONSELOR PROFESIONAL : SUATU PENGHARAPAN Oleh : Eva Imania Eliasa, M.Pd A. PENDAHULUAN Banyak pertanyaan dari mahasiswa tentang, bagaimana menjadi konselor professional? Apa yang harus disiapkan
Lebih terperinciTrend Dan Issue Dalam Keperawatan
Trend Dan Issue Dalam Keperawatan 2.1 Definisi Trend Trend adalah sesuatu yang sedang di bicarakan oleh banyak orang saat ini dan kejadiannya berdasarkan fakta. Setelah tahun 2000, dunia khususnya bangsa
Lebih terperinciTINJAUAN TEORITIS. peraturan perundang-undangan yang berlaku.
BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Peran dan Fungsi Perawat Dalam dunia keperawatan modern respons manusia sebagai pengalaman dan respon orang terhadap sehat dan sakit juga merupakan suatu fenomena perhatian
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Hierarki Kebutuhan Terdapat berbagai macam teori motivasi, salah satu teori motivasi yang umum dan banyak digunakan adalah Teori Hierarki Kebutuhan. Teori
Lebih terperinci1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Public Relations adalah sebuah fungsi manajemen yang membangun dan mempertahankan hubungan yang baik dan bermanfaat antara organisasi dengan publik yang memengaruhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era global berdampak pada tingginya kompetisi dalam sektor kesehatan,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era global berdampak pada tingginya kompetisi dalam sektor kesehatan, persaingan antar rumah sakit semakin keras untuk merebut pasar yang semakin terbuka bebas. Ilyas
Lebih terperinciHUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT TERHADAP KEPUASAN PASIEN DI RUANGAN PENYAKIT DALAM RUMAH SAKIT SANTA ELISABETH MEDAN TAHUN 2016
HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT TERHADAP KEPUASAN PASIEN DI RUANGAN PENYAKIT DALAM RUMAH SAKIT SANTA ELISABETH MEDAN TAHUN 2016 Suriani Ginting Jurusan Keperawatan Poltekkes Medan Abstrak Caring adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Komunikasi merupakan komponen dasar dari hubungan antar manusia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi merupakan komponen dasar dari hubungan antar manusia dan meliputi pertukaran informasi, perasaan, pikiran dan perilaku antara dua orang atau lebih. Komunikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. cepat, sehingga masyarakat dengan mudah memperoleh informasi yang diinginkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masa globalisasi ini, arus informasi dari satu tempat ke tempat lain semakin cepat, sehingga masyarakat dengan mudah memperoleh informasi yang diinginkan tanpa
Lebih terperinciPARADIGMA KEPERAWATAN
PARADIGMA KEPERAWATAN Jenti Sitorus, SST PARADIGMA KEPERAWATAN The paradigmsis the way we perceive the world the paradigms explain the worlds to us on predict is behavior ( Adam Smith 1975 ) Paradigma
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai teori teori yang mendukung dan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini akan dijelaskan mengenai teori teori yang mendukung dan terkait dengan topik yang akan diambil dan juga menjelaskan tentang kerangka konsep. Penjelasan yang akan disampaikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. serta sebagai pusat rujukan kesehatan masyarakat. Rumah sakit sebagai
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit adalah bentuk organisasi pelayanan kesehatan yang bersifat komprehensif mencakup aspek promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif, serta sebagai pusat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dalam suatu satuan waktu (Kep. Menpan No.75/2004). Sementara menurut
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beban kerja adalah sejumlah target pekerjaan atau hasil yang harus dicapai dalam suatu satuan waktu (Kep. Menpan No.75/2004). Sementara menurut Marquis dan Houston
Lebih terperinciA. Mata Kuliah Nursing Theorist
A. Mata Kuliah Nursing Theorist B. Capaian Pembelajaran Praktikum Setelah menyelesaikan pembelajaran ini mahasiswa mampu: 1. Menganalisis komunikasi terapeutik dan helping relationship dalamkonteks hubungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini dunia mengalami perubahan dengan begitu cepatnya. Perubahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang masalah Dewasa ini dunia mengalami perubahan dengan begitu cepatnya. Perubahan tersebut begitu terasa dan terus meningkat ke arah yang semakin maju. Untuk mengantisipasinya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pelayanan kesehatan berubah dengan cepat sesuai dengan perubahan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelayanan kesehatan berubah dengan cepat sesuai dengan perubahan kebutuhan dan harapan masyarakat tentang pelayanan kesehatan. Masyarakat semakin menuntut mutu pelayanan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORETIS
BAB II TINJAUAN TEORETIS 2.1 Tinjauan pustaka 2.1.1 Komunikasi Teraupetik Menurut Stuart (1998), mengatakan komunikasi terapeutik merupakan hubungan interpersonal antara perawat dengan klien dalam memperbaiki
Lebih terperinciInteraksi yang dilakukan perawat menimbulkan dampak terapeutik yang memungkinkan klien untuk tumbuh dan berkembang.
JENNI M PURBA Perawat profesional harus mempunyai keterampilan intelektual, teknikal & interpersonal, yang tercermin dalam perilaku caring dalam berkomunikasi dengan orang lain (Johnson, 1989). Keterampilan
Lebih terperinciProfesi dan Profesionalisasi Keguruan. Written by Mudjia Rahardjo Wednesday, 14 April :55 - Last Updated Thursday, 15 April :07
(tulisan ini adalah kelanjutan dari artikel yang berjudul Pengembangan Profesionalisme Guru atau dapat anda lihat di link ini: www.mudjiarahardjo.com ) Secara logik, setiap usaha pengembangan profesi (professionalization)
Lebih terperinciUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI PASIEN TENTANG PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN KECEMASAN PASIEN KEMOTERAPI PADA KANKER PAYUDARA DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI Disususn Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. kondisi perasaannya secara pribadi dan perasan orang lain serta menggunakan
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Kecerdasan Emosional 1.1 Definisi kecerdasan emosional Kecerdasan emosional adalah suatu kemampuan seseorang dalam mengenali kondisi perasaannya secara pribadi dan perasan orang
Lebih terperinciJurnal Keperawatan, Volume IX, No. 2, Oktober 2013 ISSN PERILAKU CARING PERAWAT DALAM MENINGKATKAN KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP
PENELITIAN PERILAKU CARING PERAWAT DALAM MENINGKATKAN KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP Tiara*, Arena Lestari* Perilaku perawat di tempat pelayanan kesehatan atau rumah sakit dalam menghadapi pasien sangat menentukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelayanan keperawatan adalah bagian integral dari pelayanan kesehatan yang sangat berperan penting dalam upaya pencapaian Visi Departemen Kesehatan Republik Indonesia
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Komunikasi Terapeutik 2.1.1 Pengertian Komunikasi Terapeutik Komunikasi terapeutik merupakan komunikasi yang dilakukan oleh perawat dan tenaga kesehatan lain yang direncanakan
Lebih terperinci