PENERAPAN ALGORITME GENETIKA DALAM SISTEM PERMAINAN TEBAK ANGKA HERMAN GUSTI ANUGRAH

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENERAPAN ALGORITME GENETIKA DALAM SISTEM PERMAINAN TEBAK ANGKA HERMAN GUSTI ANUGRAH"

Transkripsi

1 PENERAPAN ALGORITME GENETIKA DALAM SISTEM PERMAINAN TEBAK ANGKA HERMAN GUSTI ANUGRAH DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012

2 PENERAPAN ALGORITME GENETIKA DALAM SISTEM PERMAINAN TEBAK ANGKA HERMAN GUSTI ANUGRAH Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Komputer pada Program Studi Ilmu Komputer DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012

3 ABSTRACT HERMAN GUSTI ANUGRAH. Application of Genetic Algorithms in the Number Guessing Game System. Supervised by YENI HERDIYENI. The number guessing game is a modified game of mastermind created by Mordecai Meirowitz in The goal of the game is to guess a hidden sequence of numbers stored by others (human or computer) based on values obtained at each guess iteration. In this study, the game is applied into the system by using genetic algorithms, a method that has been successfully utilized to implement the mastermind game on the computer and get an effective solution for the game. Genetic algorithms work through a process of natural selection or commonly known as the evolutionary process, which will continue running until the system finds the optimal 4-digit series of numbers. The system is designed in order to guess those hidden numbers with minimal iterations using c++ programming language. The output of the program shows that the performance is determined by the first guess iteration. Keywords: genetic algorithms, number guessing game.

4 Penguji: 1 Ir. Julio Adisantoso, M.Kom. 2 Annisa, S.Kom., M.Kom.

5 Judul Skripsi : Penerapan Algoritme Genetika dalam Sistem Permainan Tebak Angka Nama : Herman Gusti Anugrah NRP : G Menyetujui: Pembimbing Dr. Yeni Herdiyeni, S.Si., M.Kom. NIP Mengetahui: Ketua Departemen Ilmu Komputer Dr. Ir. Agus Buono, M.Si., M.Kom. NIP Tanggal Lulus:

6 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Bogor, pada tanggal 13 Oktober 1986, sebagai anak kedua dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak Tonny Wahyudi dan Ibu Dwi Wiworo Mulyati. Penulis menyelesaikan pendidikan sekolah menengah umum di SMAN 3 Bogor pada tahun 2004 dan menyelesaikan pendidikan Program Studi Diploma 3 Informatika, Institut Pertanian Bogor pada tahun Pada tahun 2008, penulis diterima bekerja di salah satu perusahaan swasta di Bogor dan melanjutkan pendidikan ke jenjang Strata I Institut Pertanian Bogor jurusan Ilmu Komputer pada tahun yang sama.

7 PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah Subhanahu wa ta ala atas segala curahan rahmat dan karunia-nya sehingga tulisan akhir ini berhasil diselesaikan. Selawat serta salam tak lupa selalu tercurahkan kepada baginda besar Nabi Muhammad shalallahu alaihi wa salam, keluarganya, para sahabat, dan para pengikutnya hingga akhir zaman. Terima kasih penulis ucapkan kepada pihak yang telah membantu dalam penyelesaian tulisan akhir ini, antara lain: Kedua orang tua penulis, kakak dan adik penulis, serta seluruh keluarga atas doa, cinta, restu, kasih sayang, dukungan, nasihat, dan perhatian yang diberikan kepada penulis. Ibu Dr. Yeni Herdiyeni, S.Si., M.Kom. selaku dosen pembimbing. Bapak Ir. Julio Adisantoso, M.Kom. dan Ibu Annisa, S.Kom., M.Kom. selaku dosen penguji. Bapak Mushthofa S.Kom., M.Sc. yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk berbagi ide tentang tulisan akhir ini. Teman-teman Alih Jenis Ilkom angkatan 3, atas bantuan, waktu, dan pengalaman yang tak terlupakan. Semoga tulisan akhir ini dapat bermanfaat, amin. Bogor, Juli 2012 Herman Gusti Anugrah

8 DAFTAR ISI Halaman DAFTAR GAMBAR... vi PENDAHULUAN Latar Belakang... 1 Tujuan... 1 Ruang Lingkup... 1 Manfaat... 1 TINJAUAN PUSTAKA Permainan Tebak Angka... 1 Algoritme Genetika... 2 Proses Algoritme Genetika... 3 METODE PENELITIAN Representasi... 4 Deret Angka Target... 4 Deret Angka Tebakan... 4 Evaluasi Fitness... 4 Seleksi Individu... 4 Mutasi... 5 Pindah-Silang... 5 Rule... 5 Kondisi Stop... 5 Evaluasi Sistem... 5 HASIL DAN PEMBAHASAN Deret Angka Target... 6 Deret Angka Tebakan... 6 Evaluasi Fitness... 6 Mutasi... 7 Pindah-Silang... 7 Evaluasi Sistem... 7 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan... 7 Saran... 7 DAFTAR PUSTAKA... 7 LAMPIRAN... 8 v

9 DAFTAR GAMBAR Halaman 1 Permainan tebak angka Siklus algoritme genetika (Goldberg 1989) Alur metode penelitian Probabilitas nilai fitness Grafik uji pengaruh nilai fitness... 6 vi

10 1 Latar Belakang PENDAHULUAN Permainan komputer sangat banyak ragamnya dan terus berkembang. Salah satu jenisnya adalah permainan yang bersifat kompetisi antara komputer dan manusia. Hal ini tentu membutuhkan suatu penelitian agar komputer dapat memiliki kecerdasan yang menyerupai manusia dan menyelesaikan masalah yang ada pada permainan layaknya manusia. Penelitian ini membahas proses pembangunan sebuah sistem permainan tebak angka otomatis. Permainan tebak angka adalah suatu permainan menebak deret angka tersembunyi yang disimpan oleh pihak lain (manusia ataupun komputer) berdasarkan nilainilai yang didapatkan di setiap iterasi penebakan. Permainan ini merupakan hasil modifikasi dari permainan yang telah ada sebelumnya, yaitu permainan mastermind yang diciptakan oleh Mordecai Meirowitz pada tahun 1970 (Marcel 2009). Pada awal permainan tebak angka, pihak lawan akan menyimpan satu deret angka berjumlah n digit, lalu pemain akan mencoba menebak deret angka tersebut, mendapatkan hasilnya, membangkitkan deret angka untuk penebakan selanjutnya berdasarkan hasil yang didapat, dan melakukan penebakan kembali hingga semua digit angka tersembunyi tersebut berhasil ditebak (tebakangka.com). Pada penelitian sebelumnya, telah dibahas penerapan algoritme genetika pada permainan mastermind dan menghasilkan sebuah kesimpulan bahwa algoritme genetika hanya membutuhkan sedikit iterasi penebakan untuk mendapatkan solusi yang tepat pada permainan tersebut (Berghman et al. 2009). Oleh karena itu, pada penelitian ini, akan dilakukan percobaan untuk menerapkan algoritme genetika pada permainan tebak angka yang memiliki jenis dan aturan yang menyerupai permainan mastermind. Setiap digit dari deret angka akan dipandang sebagai suatu gen pada algoritme genetika dan selanjutnya diproses hingga mendapatkan hasil yang diinginkan. Tujuan Tujuan dari penelitian ini adalah menerapkan algoritme genetika di dalam sistem permainan tebak angka. Ruang Lingkup Ruang lingkup penelitian ini meliputi: Jumlah digit angka yang digunakan pada penelitian ini adalah empat digit. Faktor keberhasilan diukur dari jumlah iterasi penebakan yang seminimal mungkin, bukan dari kecepatan proses penebakannya. Manfaat Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk mengukur kinerja algoritme genetika di dalam permainan tebak angka dan juga mengembangkan fitur dari permainan tebak angka, yaitu fitur penebakan dengan posisi penebak angka adalah komputer (sistem). TINJAUAN PUSTAKA Permainan Tebak Angka Permainan ini dilakukan antara dua pihak, yaitu pihak yang menyimpan angka target (codemaker) dan pihak yang melakukan proses penebakan (codebreaker). Ilustrasi permainan dapat dilihat pada Gambar 1. Penebak (codebreaker) Output proses penebakan Submit angka tebakan Penyimpan angka (codemaker) Gambar 1 Permainan tebak angka. Di dalam prosesnya, terdapat beberapa aturan yang berlaku, yaitu: Deret angka n-digit (n = 1, 2,, 10) yang disimpan oleh pihak lawan terdiri atas D = (d 1, d 2,, d n ), d = 0, 1,, 9. Setiap digit angka dari deret tersebut tidak boleh ada yang berulang/sama antara satu dengan lainnya. Jadi, jumlah kemungkinan deret angka target (worst case jumlah penebakan) adalah permutasi 4 dari 10 angka: P(10,4) = 10! = 10! (10-4)! 6! = 5040 kemungkinan = 7 x 8 x 9 x 10 Satu kali pencocokan deret angka tebakan dengan deret angka target dihitung sebagai satu iterasi penebakan. Hasil dari setiap iterasi penebakan direpresentasikan melalui dua buah variable yang juga berfungsi untuk menentukan besarnya nilai fitness bagi deret angka tebakan yang ada. Variable tersebut adalah:

11 2 1 c (correct): Variable ini akan bertambah pada hasil jika salah satu digit pada deret angka tebakan sama dengan yang ada pada deret angka target dan terletak pada posisi yang sama pula. 2 m (misplace): Variable ini akan bertambah pada hasil jika salah satu digit pada deret angka tebakan sama dengan yang ada pada deret angka target, tetapi terletak pada posisi yang berbeda (Tabel 1). Contoh: Target 5678 Tebakan 5689 Tabel 1 Contoh verifikasi deret (n = 4) Angka Digit posisi tebakan Tebakan Target Hasil c c m Total hasil 2c 1m Permainan akan berakhir ketika hasil yang diharapkan telah didapat, yaitu nc 0m, yang berarti n angka yang ada pada deret tebakan tersedia dan terletak pada digit yang sama dengan deret angka target. Algoritme Genetika Algoritme genetika ditemukan oleh John Holland pada tahun 1960-an. Pada tahun yang sama, algoritme tersebut dikembangkan bersama dengan murid dan rekannya hingga tahun 1970-an. Berbeda dengan strategi evolusi dan pemrograman evolusioner, tujuan awal dari pengembangan algoritme tersebut sebenarnya bukan untuk menyelesaikan masalah tertentu, tetapi lebih kepada mempelajari fenomena proses adaptasi yang terjadi di alam dan mencoba mencari cara untuk menerapkannya pada sistem komputer. Seiring dengan banyaknya interaksi dari para peneliti tentang metode dan pendekatan evolusioner, istilah algoritme genetika pun menjadi umum digunakan. Algoritme genetika memanfaatkan proses seleksi alamiah atau yang biasa dikenal dengan proses evolusi. Proses ini melibatkan perubahan gen pada suatu individu melalui proses perkembang-biakan yang bertujuan menyesuaikan diri dengan lingkungan hidupnya. Proses evolusi yang terjadi pada gengen tersebut akan terus berjalan hingga didapatkan suatu susunan kromosom yang terbaik, yang merepresentasikan kemungkinan solusi dari persoalan yang ada (Melanie 1996). Beberapa definisi penting menyangkut algoritme genetika, yaitu: Gen: sebuah nilai yang menyatakan satuan dasar yang membentuk suatu arti tertentu dalam satu kesatuan gen yang dinamakan kromosom. Dalam algoritme genetika, gen ini bisa berupa nilai biner, float, integer, karakter, maupun kombinatorial. Alel: nilai dari gen. Kromosom: gabungan gen-gen yang membentuk nilai tertentu. Individu: menyatakan satu nilai atau keadaan yang menyatakan salah satu solusi yang mungkin dari permasalahan yang diangkat. Populasi: merupakan sekumpulan individu yang akan diproses bersama dalam satu siklus proses evolusi. Generasi: menyatakan satu siklus proses evolusi atau satu iterasi di dalam algoritme genetika. Nilai fitness: nilai yang menyatakan baik tidaknya suatu solusi (individu). Seleksi: proses yang digunakan untuk memilih individu-individu yang akan terlibat dalam proses pindah-silang dan mutasi. Seleksi dengan mesin Roulette: metode ini merupakan metode seleksi yang paling sederhana. Cara kerjanya sebagai berikut: 1 Hitung nilai fitness masing-masing individu. 2 Hitung total nilai fitness semua individu. 3 Hitung probabilitas dari tiap individu. 4 Dari probabilitas tersebut, hitung jatah masing-masing individu pada selang angka Bangkitkan bilangan acak antara Dari bilangan acak yang dihasilkan, tentukan individu mana yang terpilih dalam proses seleksi. Mutasi: operator ini berperan untuk menggantikan gen yang hilang dari populasi akibat proses seleksi yang memungkinkan

12 3 munculnya gen yang tidak muncul pada inisialisasi populasi. Random Mutation: mengganti gen yang akan dimutasi dengan nilai acak. Shift Mutation: menggeser nilai gen yang akan dimutasi sebesar nilai tertentu (ε). Pindah-silang: proses mengombinasikan dua individu untuk memperoleh individuindividu baru yang diharapkan mempunyai nilai fitness yang lebih baik. Pindah-silang Satu Titik: posisi pindahsilang k (k = 1, 2,, N-1) dengan N (panjang kromosom) diseleksi secara acak. Variable-variable ditukar antarkromosom pada titik tersebut untuk menghasilkan anak. Pindah-silang Banyak Titik: m posisi penyilangan k i (k = 1, 2,, N-1, i = 1, 2,, m) dengan N (panjang kromosom) diseleksi secara acak dan tidak diperbolehkan ada posisi yang sama, serta diurutkan naik (Satriyanto 2009). Proses Algoritme Genetika Setelah diberikan suatu masalah yang jelas dan juga representasi string sebagai kandidat dari solusi yang dicari, algoritme genetika yang paling sederhana bekerja dengan cara berikut (Gambar 2): 1 Populasi baru akan dibangkitkan secara acak, yang di dalamnya terdiri atas n l-bit buah kromosom yang merupakan kandidat solusi dari problem yang ada. 2 Hitung nilai fitness dari setiap kromosom yang ada di dalam populasi dengan menggunakan fungsi fitness yang telah ditentukan. 3 Pilih beberapa pasang kromosom untuk dijadikan induk berdasarkan nilai fitnessnya. 4 Lakukan proses pindah-silang dan mutasi pada kromosom induk tersebut hingga populasi baru yang berpotensi memiliki nilai fitness lebih tinggi tercipta. 5 Gantikan populasi yang ada dengan populasi yang baru terbentuk tadi. Lakukan kembali penghitungan nilai fitness dari setiap kromosom dengan menggunakan fungsi fitness yang telah ditentukan (langkah no.2) hingga solusi optimal berhasil ditemukan (Melanie 1996). Populasi awal Populasi baru Reproduksi: mutasi dan pindah-silang Evaluasi fitness Seleksi indvidu Gambar 2 Siklus algoritme genetika (Goldberg 1989). METODE PENELITIAN Alur penelitian untuk mencari solusi efisien pada permainan tebak angka dapat dilihat pada Gambar 3. Pembangkitan deret angka target oleh server Pembangkitan deret angka tebakan secara acak oleh client (komputer) Target belum ditemukan Target ditemukan Algoritme genetika Seleksi individu Reproduksi: mutasi dan pindah-silang Deret angka tebakan baru Evaluasi fitness Evaluasi sistem Gambar 3 Alur metode penelitian.

13 4 Representasi Sebelum proses pencarian solusi dilakukan, kondisi yang ada pada permainan harus terlebih dahulu direpresentasikan ke dalam algoritme genetika. Hasil representasinya adalah: Setiap digit angka yang ada pada deret angka tebakan dan deret angka target dianggap sebagai sebuah gen yang bertipe integer. Contoh: Kumpulan gen tersebut akan membentuk suatu kromosom, yaitu kumpulan deret angka tebakan yang akan dimanipulasi sebelum dicocokkan dengan deret angka target. Proses manipulasi sejumlah kromosom akan menghasilkan sebuah individu, yaitu deret angka tebakan yang siap dicocokkan dengan deret angka target. Setiap individu yang tercipta akan dianggap sebagai satu generasi, yang berarti juga satu iterasi penebakan. Deret Angka Target Berdasarkan Gambar 3, langkah pertama yang harus dilakukan dalam penelitian ini adalah pembangkitan deret angka target yang akan menjadi acuan berhasil atau tidaknya sebuah penebakan yang dihasilkan dari algoritme genetika. Deret angka yang terdiri dari empat digit angka dan mengacu pada aturan permainan tersebut akan disimpan oleh codemaker dan nantinya akan dicocokkan dengan deret angka tebakan dari codebreaker. Deret Angka Tebakan Proses penebakan pun dilakukan. Pada iterasi pertama, komputer selaku codebreaker akan membangkitkan deret angka tebakan secara acak. Hal ini dilakukan karena tidak tersedianya informasi apapun yang bisa membedakan besar/kecilnya nilai fitness antara sekumpulan deret angka yang mungkin dibangkitkan. Proses algoritme genetika itu sendiri akan mulai dijalankan pada iterasi penebakan kedua dan seterusnya. Evaluasi Fitness Deret angka tebakan yang dibangkitkan secara acak tersebut dicocokkan dengan deret angka target yang disimpan oleh codemaker. Output yang dihasilkan direpresentasikan melalui variable c (correct) dan m (misplace). Fungsi fitness xc + ym x: Jumlah variable c (x = 0, 1, 2, 3, 4) y: Jumlah variable m (y = 0, 1, 2, 3, 4) Setiap variable akan diberi bobot masingmasing untuk mendapatkan nilai real-nya. Jika bobot c = 10, bobot m = 5, dan hasil penebakan adalah 2c 1m, nilai fitness-nya: x = 2; y = 1; Nilai fitness = 2(10) + 1(5) = = 25 Jika nilai fitness belum mencapai jumlah 40 (4c 0m), yang berarti target belum berhasil ditemukan, proses algoritme genetika pun dilakukan berdasarkan hasil yang didapat dari iterasi penebakan sebelumnya. Seleksi Individu Tahap selanjutnya pada algoritme genetika adalah seleksi individu. Proses tersebut dilakukan dengan cara memilih sejumlah deret angka yang ada di dalam variable history, yang didapatkan dari iterasi penebakan sebelumnya berdasarkan besar/kecilnya nilai fitness. Metode seleksi yang digunakan pada penelitian ini adalah metode Mesin Roulette, yang melibatkan nilai fitness dan probabilitas. Setelah dihitung nilai fitness masing-masing individu dan total keseluruhannya, didapatkan probabilitas dan jatah per individu (Gambar 4). Contoh: Probabilitas: Individu 1 = 10% Individu 2 = 20% Individu 3 = 30% Individu 4 = 40% Jatah per individu: Individu Individu Individu Individu Individu % Individu % 40% 10% Individu Individu Gambar 4 Probabilitas nilai fitness.

14 5 Selanjutnya, bangkitkan bilangan acak antara Jika didapatkan bilangan seperti berikut: 69, 18, 86, dan 41, individu yang terpilih adalah individu 4, individu 2, dan individu Individu 4 (61 100) 18 Individu 2 (11 30) 86 Individu 4 (61 100) 41 Individu 3 (31 60) Mutasi Deret angka yang terpilih tadi akan diproses lebih lanjut dengan operator-operator pada algoritme genetika hingga didapatkan sebuah deret angka baru yang siap untuk dicocokkan kembali dengan deret angka target. Operator algoritme genetika yang pertama yaitu mutasi. Gen-gen pada individu terpilih akan diubah nilainya dengan bilangan acak (Random Mutation). Deret angka induk: Deret angka anak: Jika deret angka baru keluar dari ruang solusi (memiliki angka yang sama), dibutuhkan teknik mutasi lainnya (Basuki 2003). Contoh: Proses ini dilakukan berdasarkan peluang mutasi yang ditetapkan sebelumnya. Jika peluang acak yang dibangkitkan oleh sistem berjumlah lebih kecil dari peluang mutasi, proses mutasi pun dilakukan. Pindah-Silang Operator algoritme genetika yang kedua yaitu pindah-silang. Gen-gen yang bersesuaian pada individu terpilih (induk) akan saling ditukar pada satu digit tertentu (pindah-silang satu titik) untuk mendapatkan individu baru (anak). Deret angka induk: Deret angka anak: Proses ini dilakukan berdasarkan peluang pindah-silang yang ditetapkan sebelumnya. Jika peluang acak yang dibangkitkan oleh sistem berjumlah lebih kecil dari peluang pindahsilang, proses pindah-silang pun dilakukan. Rule Beberapa rule dibangun untuk menunjang kinerja dari algoritme genetika. Rule-rule tersebut akan berfungsi pada setiap perubahan yang terjadi dari deret-deret yang ada pada history dan berusaha memprediksi angka-angka mana saja yang telah tepat letaknya ataupun yang tidak ada dalam deret target sehingga angka-angka tersebut dapat dihilangkan dan memperkecil ruang pencarian. Beberapa rule yang dibangun, yaitu: Jika hasil penebakan adalah 0c 0m, seluruh angka pada deret tebakan tersebut tidak terdapat pada deret target dan harus dihilangkan dari ruang pencarian. Jika nilai fitness deret anak sama dengan induk dan m bernilai 0, hilangkan angka sebelum dan sesudah perubahan dari ruang pencarian karena kedua angka tersebut tidak memberikan pengaruh apapun pada deret. Jika c bertambah 1 dari tebakan sebelumnya, hilangkan angka sebelum perubahan dari ruang pencarian dan tandai digit letak angka tersebut. Jika c berkurang 1 dan m tetap, hilangkan angka sesudah perubahan dari ruang pencarian dan tandai digit letak angka tersebut. Jika c berkurang 1 dan m bertambah 1, tandai digit letak angka tersebut. Jika c tetap dan m berkurang 1, hilangkan angka sesudah perubahan dari ruang pencarian. Kondisi Stop Program akan berhenti jika kondisi 4c 0m telah tercapai atau iterasi penebakan telah mencapai 50 kali. Evaluasi Sistem Setelah terbentuk, sistem pun lalu dievaluasi menggunakan satu buah soal yang dibangkitkan secara acak. Kinerjanya akan dinilai berdasarkan pengaruh nilai fitness (jumlah variable c dan m) dari deret tebakan awal dan juga dibandingkan dengan worst case dari jumlah penebakan.

15 6 HASIL DAN PEMBAHASAN Deret Angka Target Deret angka target dibangkitkan secara acak oleh codemaker sebanyak satu buah, yaitu deret angka Deret angka tersebut akan dijadikan sebagai soal uji coba program untuk pengujian pengaruh nilai fitness deret tebakan awal terhadap banyaknya iterasi penebakan. Deret Angka Tebakan Jumlah Iterasi c 0m 0c 1m 0c 2m 0c 3m 0c 4m 1c 0m 1c 1m 1c 2m 1c 3m 2c 0m 2c 1m 2c 2m 3c 0m Pada iterasi pertama, komputer selaku codebreaker akan membangkitkan deret angka tebakan secara acak. Pada tahap ini, dilakukan sebuah pengujian untuk mengetahui pengaruh nilai fitness deret tebakan awal terhadap banyaknya iterasi penebakan. Pengujian ini dilakukan terhadap tiga belas kemungkinan kondisi jumlah variable hasil penebakan. Pada setiap kondisi, dibangkitkan lima deret angka berbeda, lalu dijadikan sebagai deret tebakan pada iterasi pertama. Penebakan dilakukan sebanyak sepuluh kali untuk tiap deret dan dicari rata-ratanya. Dari kelima deret tebakan di masing-masing kondisi tadi, dicari rata-ratanya kembali (Tabel 2). Tabel 2 Hasil uji pengaruh nilai fitness (dengan pembulatan) Kemungkinan hasil penebakan iterasi ke-1 Rata-rata jumlah iterasi keseluruhan 0c 0m 11 0c 1m 24 0c 2m 20 0c 3m 22 0c 4m 13 1c 0m 12 1c 1m 11 1c 2m 11 1c 3m 17 2c 0m 7 2c 1m 10 2c 2m 25 3c 0m 4 Proses pengujian ini membuktikan bahwa nilai fitness dari deret tebakan awal (iterasi pertama) mempengaruhi jumlah iterasi penebakan keseluruhan. Pada Gambar 5, terlihat bahwa semakin besar jumlah c dan m yang didapat pada iterasi pertama, semakin sedikit jumlah iterasi keseluruhan yang dibutuhkan untuk menebak deret target. Gambar 5 Grafik uji pengaruh nilai fitness. Terdapat dua kasus yang tidak sesuai dengan pola grafik. Kasus yang pertama, yaitu pada kondisi 0c 0m yang memiliki jumlah iterasi keseluruhan yang lebih sedikit dibandingkan dengan kondisi 0c 1m (yang notabene memiliki nilai fitness lebih besar dari kondisi 0c 0m). Hal ini terjadi karena pada kondisi 0c 1m, sistem tidak memperoleh informasi yang cukup berarti. Sistem hanya memperoleh informasi bahwa terdapat hasil 1m tanpa mengetahui hasil tersebut diberikan untuk digit yang mana. Pada kondisi 0c 0m, sistem memperoleh informasi bahwa seluruh digit angka yang ada pada deret tebakan tersebut salah (tidak terdapat pada deret target) sehingga sistem langsung menandai angka-angka tersebut dan otomatis memperkecil ruang pencarian berikutnya. Kasus yang kedua yaitu tidak tertebaknya deret angka target hingga batas iterasi telah tercapai (50) ataupun iterasi yang dibutuhkan sangat tinggi. Kasus tersebut terjadi pada beberapa deret tebakan di kondisi tertentu, yaitu: 2471 (kondisi 0c 3m), 3471 (kondisi 1c 3m), 3417 (kondisi 2c 2m), dan 3741 (kondisi 2c 2m). Evaluasi Fitness Kemungkinan hasil penebakan iterasi ke-1 (nilai fitness) Proses ini menggunakan sebuah fungsi fitness yang mengandung dua variable yang perlu ditetapkan bobotnya, yaitu c dan m. Variable inilah yang nantinya akan menentukan besar kecilnya nilai fitness suatu deret tebakan serta peluang terpilihnya deret tersebut dalam proses seleksi. Fungsi fitness xc + ym Target yang akan dicapai oleh program yaitu 4c 0m. Oleh karena itu, c harus memiliki bobot yang lebih besar daripada m agar deret tebakan pada history yang mengandung hasil c dapat terseleksi dengan mudah.

16 7 Berdasarkan hasil percobaan, didapatkan bobot untuk c sebesar 40 dan bobot untuk m sebesar 15 (selisih 25). Jika selisih nilai kedua variable tersebut lebih besar, deret pada history yang memiliki hasil m akan berpeluang sangat kecil untuk terpilih dalam proses seleksi. Sebaliknya, jika selisih nilainya lebih kecil (yang berarti bobot c dan m hampir sama besar), deret pada history yang memiliki hasil c akan semakin sulit terpilih dalam proses seleksi dan mengakibatkan kondisi 4c 0m akan semakin lama tercapai. Mutasi Jenis mutasi yang dipakai yaitu Random Mutation. Peluang mutasi ditetapkan sebesar 0.1 agar variable c dan m yang telah didapatkan sebelumnya tidak mudah hilang ataupun tergantikan (konvergensi mudah didapatkan). Pindah-Silang Jenis pindah-silang yang dipakai yaitu pindah-silang satu titik. Hal ini dilakukan agar informasi yang muncul pada saat terjadinya perubahan deret dapat lebih mudah dilihat. Peluang pindah-silang ditetapkan sebesar 0.85 agar deret-deret pada history yang memiliki nilai fitness tinggi dapat dengan mudah digabungkan dan membentuk deret anak baru yang diharapkan mempunyai nilai fitness yang lebih tinggi dari deret induknya. Evaluasi Sistem Berdasarkan hasil uji pengaruh nilai fitness yang telah dilakukan sebelumnya, jumlah ratarata iterasi keseluruhan yang diperlukan sistem untuk menebak deret angka target adalah 4 kali untuk batas bawah dan 25 kali untuk batas atas. Jika dibandingkan dengan worst case jumlah penebakan sebesar 5040, jumlah rata-rata iterasi keseluruhan tadi berada sangat jauh di bawahnya. Hal ini membuktikan bahwa algoritme genetika yang diterapkan di dalam permainan tebak angka ini cukup efektif. Hasil dari deret tebakan pada iterasi pertama mempengaruhi kinerja penebakan sistem dan menentukan jumlah iterasi keseluruhan yang dibutuhkan sistem untuk mencapai solusi yang tepat. Kinerja algoritme genetika cukup terbantu dengan dibangunnya beberapa rule. Saran Hal yang dapat dilakukan pada penelitian selanjutnya yaitu memperlihatkan kinerja penebakan sistem pada deret di atas empat digit ataupun menyertakan data waktu penyelesaian permainan sebagai faktor penilaian lainnya. DAFTAR PUSTAKA Basuki A Strategi Menggunakan Algoritma Genetika. netika.pdf [29 Apr 2010]. Berghman L, Goossens D, Leus R Efficient Solutions for Mastermind Using Genetic Algorithms. Leuven: K. U. Leuven Press. Goldberg DE Genetic Algorithms in Search, Optimization, and Machine Learning. Boston: Addison Wesley. Marcel J Aplikasi Algoritma Genetik pada Permainan Mastermind. r/stmik/ /makalah2009/makalah IF pdf [12 Okt 2011]. Melanie M An Introduction to Genetic Algorithms. Cambridge: MIT Press. Satriyanto E Bab 7 Algoritma Genetika. kuliah/kecerdasan Buatan/Bab 7 Algoritma Genetika.pdf [22 Jun 2010]. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Dari beberapa percobaan yang dilakukan terhadap deret angka, diperoleh kesimpulan berikut: Algoritme genetika cukup efektif untuk diterapkan pada kasus optimasi permainan tebak angka.

17 LAMPIRAN

18 9 Lampiran 1 Hasil uji pengaruh nilai fitness Kemung kinan hasil 0c 0m 0c 1m 0c 2m 0c 3m 0c 4m Deret Jumlah iterasi percobaan ke Ratarata (dibulat kan) Jumlah iterasi keseluruhan Jumlah iterasi keseluruhan Jumlah iterasi keseluruhan Jumlah iterasi keseluruhan Jumlah iterasi keseluruhan 13

19 10 Lanjutan Kemung kinan hasil 1c 0m 1c 1m 1c 2m 1c 3m 2c 0m Deret Jumlah iterasi percobaan ke Ratarata (dibulat kan) Jumlah iterasi keseluruhan Jumlah iterasi keseluruhan Jumlah iterasi keseluruhan Jumlah iterasi keseluruhan Jumlah iterasi keseluruhan 7

20 11 Lanjutan Kemung kinan hasil 2c 1m 2c 2m 3c 0m Deret Jumlah iterasi percobaan ke Ratarata (dibulat kan) Jumlah iterasi keseluruhan Jumlah iterasi keseluruhan Jumlah iterasi keseluruhan 4

ALGORITMA GENETIKA. Suatu Alternatif Penyelesaian Permasalahan Searching, Optimasi dan Machine Learning

ALGORITMA GENETIKA. Suatu Alternatif Penyelesaian Permasalahan Searching, Optimasi dan Machine Learning ALGORITMA GENETIKA Suatu Alternatif Penyelesaian Permasalahan Searching, Optimasi dan Machine Learning Disusun oleh: Achmad Basuki Politeknik Elektronika Negeri Surabaya, PENS ITS Surabaya 2003 Algoritma

Lebih terperinci

ALGORITMA GENETIKA Suatu Alternatif Penyelesaian Permasalahan Searching, Optimasi dan Machine Learning

ALGORITMA GENETIKA Suatu Alternatif Penyelesaian Permasalahan Searching, Optimasi dan Machine Learning ALGORITMA GENETIKA Suatu Alternatif Penyelesaian Permasalahan Searching, Optimasi dan Machine Learning Achmad Basuki Politeknik Elektronika Negeri Surabaya PENS-ITS Surabaya 2003 Algoritma Genetika Algoritma

Lebih terperinci

2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Peringkasan Teks

2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Peringkasan Teks 4 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Peringkasan Teks Peringkasan teks adalah proses pemampatan teks sumber ke dalam versi lebih pendek namun tetap mempertahankan informasi yang terkandung didalamnya (Barzilay & Elhadad

Lebih terperinci

ERWIEN TJIPTA WIJAYA, ST.,M.KOM

ERWIEN TJIPTA WIJAYA, ST.,M.KOM ERWIEN TJIPTA WIJAYA, ST.,M.KOM DEFINISI ALGEN adalah algoritma yang memanfaatkan proses seleksi alamiah yang dikenal dengan evolusi Dalam evolusi, individu terus menerus mengalami perubahan gen untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka (Samuel, Toni & Willi 2005) dalam penelitian yang berjudul Penerapan Algoritma Genetika untuk Traveling Salesman Problem Dengan Menggunakan Metode Order Crossover

Lebih terperinci

Pendekatan Algoritma Genetika pada Peminimalan Fungsi Ackley menggunakan Representasi Biner

Pendekatan Algoritma Genetika pada Peminimalan Fungsi Ackley menggunakan Representasi Biner Vol. 7, 2, 108-117, Januari 2011 Pendekatan Algoritma Genetika pada Peminimalan Fungsi Ackley menggunakan Representasi Biner Jusmawati Massalesse Abstrak Tulisan ini dimaksudkan untuk memperlihatkan proses

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Algoritma Genetika

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Algoritma Genetika 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Algoritma Genetika Algoritma genetika merupakan metode pencarian yang disesuaikan dengan proses genetika dari organisme-organisme biologi yang berdasarkan pada teori evolusi

Lebih terperinci

PENCOCOKAN KATA SECARA ACAK DENGAN METODE ALGORITMA GENETIKA MENGGUNAKAN PROGRAM PASCAL

PENCOCOKAN KATA SECARA ACAK DENGAN METODE ALGORITMA GENETIKA MENGGUNAKAN PROGRAM PASCAL Jurnal Matematika UNAND Vol. 2 No. 2 Hal. 1 9 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND PENCOCOKAN KATA SECARA ACAK DENGAN METODE ALGORITMA GENETIKA MENGGUNAKAN PROGRAM PASCAL MULIA AFRIANI KARTIKA

Lebih terperinci

APLIKASI ALGORITMA GENETIKA DALAM MENENTUKAN SPESIFIKASI PC BERDASARKAN KEMAMPUAN FINANSIAL KONSUMEN

APLIKASI ALGORITMA GENETIKA DALAM MENENTUKAN SPESIFIKASI PC BERDASARKAN KEMAMPUAN FINANSIAL KONSUMEN APLIKASI ALGORITMA GENETIKA DALAM MENENTUKAN SPESIFIKASI PC BERDASARKAN KEMAMPUAN FINANSIAL KONSUMEN Eva Haryanty, S.Kom. ABSTRAK Komputer adalah salah satu peralatan yang pada saat ini banyak pula digunakan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Penjadwalan Perkuliahan Penjadwalan memiliki pengertian durasi dari waktu kerja yang dibutuhkan untuk melakukan serangkaian untuk melakukan aktivitas kerja[10]. Penjadwalan juga

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka. Penelitian serupa mengenai penjadwalan matakuliah pernah dilakukan oleh penelliti yang sebelumnya dengan metode yang berbeda-neda. Berikut

Lebih terperinci

Analisis Operator Crossover pada Permasalahan Permainan Puzzle

Analisis Operator Crossover pada Permasalahan Permainan Puzzle Analisis Operator Crossover pada Permasalahan Permainan Puzzle Kun Siwi Trilestari [1], Ade Andri Hendriadi [2] Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Singaperbanga Karawang

Lebih terperinci

Penerapan Algoritma Genetika pada Peringkasan Teks Dokumen Bahasa Indonesia

Penerapan Algoritma Genetika pada Peringkasan Teks Dokumen Bahasa Indonesia Penerapan Algoritma Genetika pada Peringkasan Teks Dokumen Bahasa Indonesia Aristoteles Jurusan Ilmu Komputer FMIPA Universitas Lampung aristoteles@unila.ac.id Abstrak.Tujuan penelitian ini adalah meringkas

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI 27 BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI 3.1 Analisis Pada subbab ini akan diuraikan tentang analisis kebutuhan untuk menyelesaikan masalah jalur terpendek yang dirancang dengan menggunakan algoritma

Lebih terperinci

OPTIMASI PENJADWALAN CERDAS MENGGUNAKAN ALGORITMA MEMETIKA

OPTIMASI PENJADWALAN CERDAS MENGGUNAKAN ALGORITMA MEMETIKA OPTIMASI PENJADWALAN CERDAS MENGGUNAKAN ALGORITMA MEMETIKA Muhammad Arief Nugroho 1, Galih Hermawan, S.Kom., M.T. 2 1, 2 Universitas Komputer Indonesia Jl. Dipatiukur No. 112-116, Bandung 40132 E-mail

Lebih terperinci

BAB 2 DASAR TEORI. 2.1 Teka-Teki Silang

BAB 2 DASAR TEORI. 2.1 Teka-Teki Silang BAB 2 DASAR TEORI 2.1 Teka-Teki Silang Teka-teki silang atau disingkat TTS adalah suatu permainan yang mengharuskan penggunanya untuk mengisi ruang-ruang kosong dengan huruf-huruf yang membentuk sebuah

Lebih terperinci

Genetic Algorithme. Perbedaan GA

Genetic Algorithme. Perbedaan GA Genetic Algorithme Algoritma ini bekerja dengan sebuah populasi yang terdiri atas individu-individu (kromosom). Individu dilambangkan dengan sebuah nilai kebugaran (fitness) yang akan digunakan untuk mencari

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang Latar Belakang PENDAHULUAN Pada saat sekarang ini, setiap perusahaan yang ingin tetap bertahan dalam persaingan dengan perusahaan lainnya, harus bisa membuat semua lini proses bisnis perusahaan tersebut

Lebih terperinci

Optimasi Multi Travelling Salesman Problem (M-TSP) Menggunakan Algoritma Genetika

Optimasi Multi Travelling Salesman Problem (M-TSP) Menggunakan Algoritma Genetika Optimasi Multi Travelling Salesman Problem (M-TSP) Menggunakan Algoritma Genetika Wayan Firdaus Mahmudy (wayanfm@ub.ac.id) Program Studi Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya, Malang, Indonesia Abstrak.

Lebih terperinci

Aplikasi Algoritma Genetika Untuk Menyelesaikan Travelling Salesman Problem (TSP)

Aplikasi Algoritma Genetika Untuk Menyelesaikan Travelling Salesman Problem (TSP) JTRISTE, Vol.1, No.2, Oktober 2014, pp. 50~57 ISSN: 2355-3677 Aplikasi Algoritma Genetika Untuk Menyelesaikan Travelling Salesman Problem (TSP) STMIK Handayani Makassar najirah_stmikh@yahoo.com Abstrak

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Travelling Salesman Problem (TSP) Travelling Salesmen Problem (TSP) termasuk ke dalam kelas NP hard yang pada umumnya menggunakan pendekatan heuristik untuk mencari solusinya.

Lebih terperinci

Keywords Algoritma, Genetika, Penjadwalan I. PENDAHULUAN

Keywords Algoritma, Genetika, Penjadwalan I. PENDAHULUAN Optimasi Penjadwalan Mata Kuliah Dengan Algoritma Genetika Andysah Putera Utama Siahaan Universitas Pembangunan Pancabudi Jl. Gatot Subroto Km. 4,5, Medan, Sumatra Utara, Indonesia andiesiahaan@gmail.com

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penjadwalan Penjadwalan kegiatan belajar mengajar pada suatu lembaga pendidikan biasanya merupakan salah satu pekerjaan yang tidak mudah dan menyita waktu. Pada lembaga pendidikan

Lebih terperinci

Bab II Konsep Algoritma Genetik

Bab II Konsep Algoritma Genetik Bab II Konsep Algoritma Genetik II. Algoritma Genetik Metoda algoritma genetik adalah salah satu teknik optimasi global yang diinspirasikan oleh proses seleksi alam untuk menghasilkan individu atau solusi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada awal diciptakan, komputer hanya difungsikan sebagai alat hitung saja. Namun seiring dengan perkembangan zaman, maka peran komputer semakin mendominasi kehidupan.

Lebih terperinci

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA PADA PERENCANAAN LINTASAN KENDARAAN Achmad Hidayatno Darjat Hendry H L T

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA PADA PERENCANAAN LINTASAN KENDARAAN Achmad Hidayatno Darjat Hendry H L T PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA PADA PERENCANAAN LINTASAN KENDARAAN Achmad Hidayatno Darjat Hendry H L T Abstrak : Algoritma genetika adalah algoritma pencarian heuristik yang didasarkan atas mekanisme evolusi

Lebih terperinci

Denny Hermawanto

Denny Hermawanto Algoritma Genetika dan Contoh Aplikasinya Denny Hermawanto d_3_nny@yahoo.com http://dennyhermawanto.webhop.org Lisensi Dokumen: Seluruh dokumen di IlmuKomputer.Com dapat digunakan, dimodifikasi dan disebarkan

Lebih terperinci

PERFORMANCE ALGORITMA GENETIKA (GA) PADA PENJADWALAN MATA PELAJARAN

PERFORMANCE ALGORITMA GENETIKA (GA) PADA PENJADWALAN MATA PELAJARAN PERFORMANCE ALGORITMA GENETIKA (GA) PADA PENJADWALAN MATA PELAJARAN Eva Desiana, M.Kom Pascasarjana Teknik Informatika Universitas Sumatera Utara, SMP Negeri 5 Pematangsianta Jl. Universitas Medan, Jl.

Lebih terperinci

OPTIMALISASI SOLUSI TERBAIK DENGAN PENERAPAN NON-DOMINATED SORTING II ALGORITHM

OPTIMALISASI SOLUSI TERBAIK DENGAN PENERAPAN NON-DOMINATED SORTING II ALGORITHM OPTIMALISASI SOLUSI TERBAIK DENGAN PENERAPAN NON-DOMINATED SORTING II ALGORITHM Poetri Lestari Lokapitasari Belluano poe3.setiawan@gmail.com Universitas Muslim Indonesia Abstrak Non Dominated Sorting pada

Lebih terperinci

ALGORITMA GENETIKA DENGAN PENDEKATAN MODEL PULAU PADA PERMASALAHAN TRAVELLING SALESMAN

ALGORITMA GENETIKA DENGAN PENDEKATAN MODEL PULAU PADA PERMASALAHAN TRAVELLING SALESMAN ALGORITMA GENETIKA DENGAN PENDEKATAN MODEL PULAU PADA PERMASALAHAN TRAVELLING SALESMAN Hardy STMIK Mikroskil Jl. Thamrin No. 112, 124, 140 Medan 20212 hardy@mikroskil.ac.id Abstrak Algoritma genetika telah

Lebih terperinci

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA PADA PENYELESAIAN CAPACITATED VEHICLE ROUTING PROBLEM

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA PADA PENYELESAIAN CAPACITATED VEHICLE ROUTING PROBLEM PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA PADA PENYELESAIAN CAPACITATED VEHICLE ROUTING PROBLEM (CVRP) UNTUK DISTRIBUSI SURAT KABAR KEDAULATAN RAKYAT DI KABUPATEN SLEMAN SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Matematika

Lebih terperinci

PEMAMPATAN MATRIKS JARANG DENGAN METODE ALGORITMA GENETIKA MENGGUNAKAN PROGRAM PASCAL

PEMAMPATAN MATRIKS JARANG DENGAN METODE ALGORITMA GENETIKA MENGGUNAKAN PROGRAM PASCAL Jurnal Matematika UNAND Vol. 3 No. 1 Hal. 98 106 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND PEMAMPATAN MATRIKS JARANG DENGAN METODE ALGORITMA GENETIKA MENGGUNAKAN PROGRAM PASCAL YOSI PUTRI, NARWEN

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini akan membahas landasan atas teori-teori yang bersifat ilmiah untuk mendukung penulisan tugas akhir ini. Teori-teori yang dibahas mengenai pengertian penjadwalan, algoritma

Lebih terperinci

Tugas Mata Kuliah E-Bisnis REVIEW TESIS

Tugas Mata Kuliah E-Bisnis REVIEW TESIS Tugas Mata Kuliah E-Bisnis REVIEW TESIS Desain Algoritma Genetika Untuk Optimasi Penjadwalan Produksi Meuble Kayu Studi Kasus Pada PT. Sinar Bakti Utama (oleh Fransiska Sidharta dibawah bimbingan Prof.Kudang

Lebih terperinci

PENYELESAIAN KNAPSACK PROBLEM MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA

PENYELESAIAN KNAPSACK PROBLEM MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA PENYELESAIAN KNAPSACK PROBLEM MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA Kartina Diah KW1), Mardhiah Fadhli2), Charly Sutanto3) 1,2) Jurusan Teknik Komputer Politeknik Caltex Riau Pekanbaru Jl. Umban Sari No.1 Rumbai-Pekanbaru-Riau

Lebih terperinci

Rancang Bangun Aplikasi Prediksi Jumlah Penumpang Kereta Api Menggunakan Algoritma Genetika

Rancang Bangun Aplikasi Prediksi Jumlah Penumpang Kereta Api Menggunakan Algoritma Genetika 1 Rancang Bangun Aplikasi Prediksi Jumlah Penumpang Kereta Api Menggunakan Algoritma Genetika Annisti Nurul Fajriyah Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya

Lebih terperinci

Algoritma Genetika dan Penerapannya dalam Mencari Akar Persamaan Polinomial

Algoritma Genetika dan Penerapannya dalam Mencari Akar Persamaan Polinomial Algoritma Genetika dan Penerapannya dalam Mencari Akar Persamaan Polinomial Muhammad Abdy* 1, Maya Sari Wahyuni* 2, Nur Ilmi* 3 1,2,3 Jurusan Matematika, Universitas Negeri Makassar e-mail: * 1 m.abdy@unm.ac.id,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Algoritma

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Algoritma 13 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Algoritma Dalam matematika dan komputasi, algoritma merupakan kumpulan perintah untuk menyelesaikan suatu masalah. Perintah-perintah ini dapat diterjemahkan secara bertahap

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI ALGORITMA GENETIKA DALAM OPTIMASI JALUR PENDISTRIBUSIAN KERAMIK PADA PT. CHANG JUI FANG

IMPLEMENTASI ALGORITMA GENETIKA DALAM OPTIMASI JALUR PENDISTRIBUSIAN KERAMIK PADA PT. CHANG JUI FANG IMPLEMENTASI ALGORITMA GENETIKA DALAM OPTIMASI JALUR PENDISTRIBUSIAN KERAMIK PADA PT. CHANG JUI FANG Adnan Buyung Nasution 1 1,2 Sistem Infomasi, Tehnik dan Ilmu Komputer, Universitas Potensi Utama 3 Universitas

Lebih terperinci

APLIKASI ALGORITMA GENETIKA UNTUK PENENTUAN TATA LETAK MESIN

APLIKASI ALGORITMA GENETIKA UNTUK PENENTUAN TATA LETAK MESIN APLIKASI ALGORITMA GENETIKA UNTUK PENENTUAN TATA LETAK MESIN Hari Purnomo, Sri Kusumadewi Teknik Industri, Teknik Informatika Universitas Islam Indonesia Jl. Kaliurang Km 4,5 Yogyakarta ha_purnomo@fti.uii.ac.id,

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI JENIS SHOREA (MERANTI) MENGGUNAKAN ALGORITME VOTING FEATURE INTERVALS 5 BERDASARKAN KARAKTERISTIK MORFOLOGI DAUN EVI SUSANTI

IDENTIFIKASI JENIS SHOREA (MERANTI) MENGGUNAKAN ALGORITME VOTING FEATURE INTERVALS 5 BERDASARKAN KARAKTERISTIK MORFOLOGI DAUN EVI SUSANTI IDENTIFIKASI JENIS SHOREA (MERANTI) MENGGUNAKAN ALGORITME VOTING FEATURE INTERVALS 5 BERDASARKAN KARAKTERISTIK MORFOLOGI DAUN EVI SUSANTI DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

Optimasi Penjadwalan Ujian Menggunakan Algoritma Genetika

Optimasi Penjadwalan Ujian Menggunakan Algoritma Genetika Optimasi Penjadwalan Ujian Menggunakan Algoritma Genetika Nia Kurnia Mawaddah Wayan Firdaus Mahmudy, (wayanfm@ub.ac.id) Jurusan Matematika, FMIPA Universitas Brawijaya, Malang 65145 Abstrak Penjadwalan

Lebih terperinci

PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS BAGIAN PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIK DI PT. PUTRA SEJAHTERA MANDIRI

PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS BAGIAN PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIK DI PT. PUTRA SEJAHTERA MANDIRI PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS BAGIAN PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIK DI PT. PUTRA SEJAHTERA MANDIRI TUGAS SARJANA Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB III. Metode Penelitian

BAB III. Metode Penelitian BAB III Metode Penelitian 3.1 Diagram Alir Penelitian Secara umum diagram alir algoritma genetika dalam penelitian ini terlihat pada Gambar 3.1. pada Algoritma genetik memberikan suatu pilihan bagi penentuan

Lebih terperinci

PERANCANGAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK MENENTUKAN JALUR TERPENDEK. Kata kunci: Algoritma Genetika, Shortest Path Problem, Jalur Terpendek

PERANCANGAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK MENENTUKAN JALUR TERPENDEK. Kata kunci: Algoritma Genetika, Shortest Path Problem, Jalur Terpendek PERANCANGAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK MENENTUKAN JALUR TERPENDEK Fajar Saptono 1, Taufiq Hidayat 2 Laboratorium Pemrograman dan Informatika Teori Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri,

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN WORDNET BAHASA INDONESIA BERBASIS WEB

PENGEMBANGAN WORDNET BAHASA INDONESIA BERBASIS WEB PENGEMBANGAN WORDNET BAHASA INDONESIA BERBASIS WEB RIYAN ADI LESMANA DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012 PENGEMBANGAN WORDNET BAHASA

Lebih terperinci

Perbandingan Algoritma Exhaustive, Algoritma Genetika Dan Algoritma Jaringan Syaraf Tiruan Hopfield Untuk Pencarian Rute Terpendek

Perbandingan Algoritma Exhaustive, Algoritma Genetika Dan Algoritma Jaringan Syaraf Tiruan Hopfield Untuk Pencarian Rute Terpendek Perbandingan Algoritma Exhaustive, Algoritma Genetika Dan Algoritma Jaringan Syaraf Tiruan Hopfield Untuk Pencarian Rute Terpendek Rudy Adipranata 1, Felicia Soedjianto 2, Wahyudi Tjondro Teknik Informatika,

Lebih terperinci

BAB III ANALISA MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM

BAB III ANALISA MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM BAB III ANALISA MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM III.1. Analisa Masalah Perkembangan game dari skala kecil maupun besar sangat bervariasi yang dapat dimainkan oleh siapa saja tanpa memandang umur, dari anak

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 17 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Algoritma Dalam matematika dan komputasi, algoritma merupakan kumpulan perintah untuk menyelesaikan suatu masalah. Perintah-perintah ini dapat diterjemahkan secara bertahap

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN APLIKASI PENJADWALAN KULIAH SEMESTER I MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA

PENGEMBANGAN APLIKASI PENJADWALAN KULIAH SEMESTER I MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA PENGEMBANGAN APLIKASI PENJADWALAN KULIAH SEMESTER I MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA Bagus Priambodo Program Studi Sistem Informasi Fakultas Ilmu Komputer Universitas Mercu Buana e- mail : bagus.priambodo@mercubuana.ac.id

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Khowarizmi. Algoritma didasarkan pada prinsiup-prinsip Matematika, yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Khowarizmi. Algoritma didasarkan pada prinsiup-prinsip Matematika, yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. ALGORITMA Algoritma adalah metode langkah demi langkah pemecahan dari suatu masalah. Kata algoritma berasal dari matematikawan Arab ke sembilan, Al- Khowarizmi. Algoritma didasarkan

Lebih terperinci

APLIKASI ALGORITMA GENETIKA DALAM PENENTUAN DOSEN PEMBIMBING SEMINAR HASIL PENELITIAN DAN DOSEN PENGUJI SKRIPSI

APLIKASI ALGORITMA GENETIKA DALAM PENENTUAN DOSEN PEMBIMBING SEMINAR HASIL PENELITIAN DAN DOSEN PENGUJI SKRIPSI Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Terapannya 2016 p-issn : 2550-0384; e-issn : 2550-0392 APLIKASI ALGORITMA GENETIKA DALAM PENENTUAN DOSEN PEMBIMBING SEMINAR HASIL PENELITIAN DAN DOSEN PENGUJI

Lebih terperinci

GENETIKA UNTUK MENENTUKAN RUTE LOPER KORAN DI AGEN SURAT KABAR

GENETIKA UNTUK MENENTUKAN RUTE LOPER KORAN DI AGEN SURAT KABAR MULTI TRAVELING SALESMAN PROBLEM (MTSP) DENGAN ALGORITMA Abstrak GENETIKA UNTUK MENENTUKAN RUTE LOPER KORAN DI AGEN SURAT KABAR Oleh : Fitriana Yuli Saptaningtyas,M.Si. Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA

Lebih terperinci

Zbigniew M., Genetic Alg. + Data Structures = Evolution Program, Springler-verlag.

Zbigniew M., Genetic Alg. + Data Structures = Evolution Program, Springler-verlag. Zbigniew M., Genetic Alg. + Data Structures = Evolution Program, Springler-verlag. 12/11/2009 1 Ditemukan oleh Holland pada tahun 1975. Didasari oleh fenomena evolusi darwin. 4 kondisi yg mempengaruhi

Lebih terperinci

Pemaksimalan Papan Sirkuit Di Pandang Sebagai Masalah Planarisasi Graf 2-Layer Menggunakan Algoritma Genetika

Pemaksimalan Papan Sirkuit Di Pandang Sebagai Masalah Planarisasi Graf 2-Layer Menggunakan Algoritma Genetika Vol. 14, No. 1, 19-27, Juli 2017 Pemaksimalan Papan Sirkuit Di Pandang Sebagai Masalah Planarisasi Graf 2-Layer Menggunakan Algoritma Genetika Jusmawati Massalesse dan Muh. Ali Imran Abstrak Tulisan ini

Lebih terperinci

PERBANDINGAN ALGORITMA EXHAUSTIVE, ALGORITMA GENETIKA DAN ALGORITMA JARINGAN SYARAF TIRUAN HOPFIELD UNTUK PENCARIAN RUTE TERPENDEK

PERBANDINGAN ALGORITMA EXHAUSTIVE, ALGORITMA GENETIKA DAN ALGORITMA JARINGAN SYARAF TIRUAN HOPFIELD UNTUK PENCARIAN RUTE TERPENDEK PERBANDINGAN ALGORITMA EXHAUSTIVE, ALGORITMA GENETIKA DAN ALGORITMA JARINGAN SYARAF TIRUAN HOPFIELD UNTUK PENCARIAN RUTE TERPENDEK Rudy Adipranata 1) Felicia Soedjianto 2) Wahyudi Tjondro Teknik Informatika,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 27 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Penelitian Terkait Penelitian terkait yang menggunakan algoritma genetika untuk menemukan solusi dalam menyelesaikan permasalahan penjadwalan kuliah telah banyak dilakukan.

Lebih terperinci

Peramalan Kebutuhan Beban Sistem Tenaga Listrik Menggunakan Algoritma Genetika

Peramalan Kebutuhan Beban Sistem Tenaga Listrik Menggunakan Algoritma Genetika Peramalan Kebutuhan Beban Sistem Tenaga Listrik Menggunakan Algoritma Genetika M. Syafrizal, Luh Kesuma Wardhani, M. Irsyad Jurusan Teknik Informatika - Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Lebih terperinci

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK MENENTUKAN JALUR TERPENDEK (SHORTEST PATH) SKRIPSI RION SIBORO

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK MENENTUKAN JALUR TERPENDEK (SHORTEST PATH) SKRIPSI RION SIBORO PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK MENENTUKAN JALUR TERPENDEK (SHORTEST PATH) SKRIPSI RION SIBORO 060803025 DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Lebih terperinci

Pengantar Kecerdasan Buatan (AK045218) Algoritma Genetika

Pengantar Kecerdasan Buatan (AK045218) Algoritma Genetika Algoritma Genetika Pendahuluan Struktur Umum Komponen Utama Seleksi Rekombinasi Mutasi Algoritma Genetika Sederhana Referensi Sri Kusumadewi bab 9 Luger & Subblefield bab 12.8 Algoritma Genetika 1/35 Pendahuluan

Lebih terperinci

PENYELESAIAN PUZZLE SUDOKU MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA

PENYELESAIAN PUZZLE SUDOKU MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA PENYELESAIAN PUZZLE SUDOKU MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA Randy Cahya Wihandika 1, Nur Rosyid Mubtada'i, S.Kom 2, Rizky Yuniar H, S.Kom, M.T 2 Mahasiswa Jurusan Teknik Informatika, Dosen Jurusan Teknik

Lebih terperinci

OPTIMASI PENJADWALAN KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DENGAN ALGORITMA GENETIK

OPTIMASI PENJADWALAN KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DENGAN ALGORITMA GENETIK OPTIMASI PENJADWALAN KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DENGAN ALGORITMA GENETIK Usulan Skripsi S-1 Jurusan Matematika Diajukan oleh 1. Novandry Widyastuti M0105013 2. Astika Ratnawati M0105025 3. Rahma Nur Cahyani

Lebih terperinci

TEKNIK PENJADWALAN KULIAH MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIKA. Oleh Dian Sari Reski 1, Asrul Sani 2, Norma Muhtar 3 ABSTRACT

TEKNIK PENJADWALAN KULIAH MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIKA. Oleh Dian Sari Reski 1, Asrul Sani 2, Norma Muhtar 3 ABSTRACT TEKNIK PENJADWALAN KULIAH MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIKA Oleh Dian Sari Reski, Asrul Sani 2, Norma Muhtar 3 ABSTRACT Scheduling problem is one type of allocating resources problem that exist to

Lebih terperinci

Lingkup Metode Optimasi

Lingkup Metode Optimasi Algoritma Genetika Lingkup Metode Optimasi Analitik Linier Non Linier Single Variabel Multi Variabel Dgn Kendala Tanpa Kendala Numerik Fibonacci Evolusi Complex Combinasi Intelijen/ Evolusi Fuzzy Logic

Lebih terperinci

OPTIMASI KENAIKAN DAN PEMBAGIAN KELAS MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA (STUDI KASUS PADA MADRASAH ALIYAH) ABSTRAK

OPTIMASI KENAIKAN DAN PEMBAGIAN KELAS MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA (STUDI KASUS PADA MADRASAH ALIYAH) ABSTRAK OPTIMASI KENAIKAN DAN PEMBAGIAN KELAS MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA (STUDI KASUS PADA MADRASAH ALIYAH) Sunu Jatmika Magister Teknologi Informasi Sekolah Tinggi Teknik Surabaya sunu.srg@gmail.com ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. digunakan sebagai alat pembayaran yang sah di negara lain. Di dalam

BAB II LANDASAN TEORI. digunakan sebagai alat pembayaran yang sah di negara lain. Di dalam BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Valuta Asing Valuta asing dapat diartikan sebagai mata uang yang dikeluarkan dan digunakan sebagai alat pembayaran yang sah di negara lain. Di dalam hukum ekonomi bila terdapat

Lebih terperinci

Analisis Komparasi Genetic Algorithm dan Firefly Algorithm pada Permasalahan Bin Packing Problem

Analisis Komparasi Genetic Algorithm dan Firefly Algorithm pada Permasalahan Bin Packing Problem Analisis Komparasi Genetic Algorithm dan Firefly Algorithm pada Permasalahan Bin Packing Problem Adidtya Perdana Sekolah Tinggi Teknik Harapan Medan Jl. H.M. Jhoni No. 70 C Medan adid.dana@gmail.com Abstrak

Lebih terperinci

OPTIMASI QUERY DATABASE MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIK

OPTIMASI QUERY DATABASE MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIK Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2008 (SNATI 2008) ISSN 1907-5022 OPTIMASI QUERY DATABASE MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIK Manahan Siallagan, Mira Kania Sabariah, Malanita Sontya Jurusan Teknik

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Dalam beberapa tahun terakhir ini, peranan algoritma genetika terutama untuk masalah optimisasi, berkembang dengan pesat. Masalah optimisasi ini beraneka ragam tergantung dari bidangnya. Dalam

Lebih terperinci

ALGORITMA GENETIKA PADA PEMROGRAMAN LINEAR DAN NONLINEAR

ALGORITMA GENETIKA PADA PEMROGRAMAN LINEAR DAN NONLINEAR Buletin Ilmiah Mat. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Volume 5, No. 03(2016), hal 265 274. ALGORITMA GENETIKA PADA PEMROGRAMAN LINEAR DAN NONLINEAR Abdul Azis, Bayu Prihandono, Ilhamsyah INTISARI Optimasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Penjadwalan Penjadwalan adalah penempatan sumber daya (resource) dalam satu waktu. Penjadwalan mata kuliah merupakan persoalan penjadwalan yang umum dan sulit dimana tujuannya

Lebih terperinci

MODEL PENYELESAIAN JOB SHOP SCHEDULING PROBLEM MENGGUNAKAN METODE LOCAL SEARCH ALGORITHM DENGAN CROSS OVER

MODEL PENYELESAIAN JOB SHOP SCHEDULING PROBLEM MENGGUNAKAN METODE LOCAL SEARCH ALGORITHM DENGAN CROSS OVER MODEL PENYELESAIAN JOB SHOP SCHEDULING PROBLEM MENGGUNAKAN METODE LOCAL SEARCH ALGORITHM DENGAN CROSS OVER Amiluddin Zahri Dosen Universtas Bina Darma Jalan Ahmad Yani No.3 Palembang Sur-el: amiluddin@binadarma.ac.id

Lebih terperinci

OPTIMASI POLA PENYUSUNAN BARANG DALAM RUANG TIGA DIMENSI MENGGUNAKAN METODE GENETIC ALGORITHMS

OPTIMASI POLA PENYUSUNAN BARANG DALAM RUANG TIGA DIMENSI MENGGUNAKAN METODE GENETIC ALGORITHMS OPTIMASI POLA PENYUSUNAN BARANG DALAM RUANG TIGA DIMENSI MENGGUNAKAN METODE GENETIC ALGORITHMS Kartika Gunadi, Irwan Kristanto Julistiono Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Informatika, Universitas

Lebih terperinci

DETEKSI MAHASISWA BERPRESTASI DAN BERMASALAH DENGAN METODE K- MEANS KLASTERING YANG DIOPTIMASI DENGAN ALGORITMA GENETIKA

DETEKSI MAHASISWA BERPRESTASI DAN BERMASALAH DENGAN METODE K- MEANS KLASTERING YANG DIOPTIMASI DENGAN ALGORITMA GENETIKA DETEKSI MAHASISWA BERPRESTASI DAN BERMASALAH DENGAN METODE K- MEANS KLASTERING YANG DIOPTIMASI DENGAN ALGORITMA GENETIKA Akmal Hidayat 1) & Entin Martiana 2) 1) Teknik Elektro Politeknik Bengkalis Jl.

Lebih terperinci

ISSN VOL. 12, NO. 2, OKTOBER 2011

ISSN VOL. 12, NO. 2, OKTOBER 2011 ANALISIS OPTIMASI PENJADWALAN JAGA DOKTER RESIDEN PENYAKIT DALAM PADA RUMAH SAKIT PENDIDIKAN Erlanie Sufarnap 1, Sudarto 2 STMIK Mikroskil Jl. Thamrin No. 112, 124, 140 Medan 20212 airlanee@yahoo.com 1,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. memindahkan barang dari pihak supplier kepada pihak pelanggan dalam suatu supply

BAB II KAJIAN TEORI. memindahkan barang dari pihak supplier kepada pihak pelanggan dalam suatu supply BAB II KAJIAN TEORI Berikut diberikan beberapa teori pendukung untuk pembahasan selanjutnya. 2.1. Distribusi Menurut Chopra dan Meindl (2010:86), distribusi adalah suatu kegiatan untuk memindahkan barang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Travelling Salesman Problem (TSP) Persoalan TSP merupakan salah satu persoalan optimasi kombinatorial (kombinasi permasalahan). Banyak permasalahan yang dapat direpresentasikan

Lebih terperinci

KNAPSACK PROBLEM DENGAN ALGORITMA GENETIKA

KNAPSACK PROBLEM DENGAN ALGORITMA GENETIKA LAPORAN TUGAS BESAR ARTIFICIAL INTELLEGENCE KNAPSACK PROBLEM DENGAN ALGORITMA GENETIKA Disusun Oleh : Bayu Kusumo Hapsoro (113050220) Barkah Nur Anita (113050228) Radityo Basith (113050252) Ilmi Hayyu

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA) 45 Edisi... Volume..., Bulan 20.. ISSN :

Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA) 45 Edisi... Volume..., Bulan 20.. ISSN : Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA) 45 IMPLEMENTASI ALGORITMA GENETIKA UNTUK PENJADWALAN MATA PELAJARAN DI SMAN 1 CIWIDEY Rismayanti 1, Tati Harihayati 2 Teknik Informatika Universitas Komputer

Lebih terperinci

Implementasi Algoritma Genetika dalam Pembuatan Jadwal Kuliah

Implementasi Algoritma Genetika dalam Pembuatan Jadwal Kuliah Implementasi Algoritma Genetika dalam Pembuatan Jadwal Kuliah Leonard Tambunan AMIK Mitra Gama Jl. Kayangan No. 99, Duri-Riau e-mail : leo.itcom@gmail.com Abstrak Pada saat ini proses penjadwalan kuliah

Lebih terperinci

PENYELESAIAN MINIMUM SPANNING TREE (MST) PADA GRAF LENGKAP DENGAN ALGORITMA GENETIKA MENGGUNAKAN TEKNIK PRUFER SEQUENCES

PENYELESAIAN MINIMUM SPANNING TREE (MST) PADA GRAF LENGKAP DENGAN ALGORITMA GENETIKA MENGGUNAKAN TEKNIK PRUFER SEQUENCES J~ICON, Vol. 2 No. 2, Oktober 2014, pp. 84 ~ 91 84 PENYELESAIAN MINIMUM SPANNING TREE (MST) PADA GRAF LENGKAP DENGAN ALGORITMA GENETIKA MENGGUNAKAN TEKNIK PRUFER SEQUENCES Emsi M. Y. Monifani 1, Adriana

Lebih terperinci

Perancangan Dan Pembuatan Aplikasi Rekomendasi Jadwal Perkuliahan Pada Institut Informatika Indonesia Memanfaatkan Algoritma Genetika

Perancangan Dan Pembuatan Aplikasi Rekomendasi Jadwal Perkuliahan Pada Institut Informatika Indonesia Memanfaatkan Algoritma Genetika Perancangan Dan Pembuatan Aplikasi Rekomendasi Jadwal Perkuliahan Pada Institut Informatika Indonesia Memanfaatkan Algoritma Genetika Hermawan Andika, S.Kom., M.Kom. Jurusan Teknik Informatika Institut

Lebih terperinci

APLIKASI UNTUK PREDIKSI JUMLAH MAHASISWA PENGAMBIL MATAKULIAH DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA, STUDI KASUS DI JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA ITS

APLIKASI UNTUK PREDIKSI JUMLAH MAHASISWA PENGAMBIL MATAKULIAH DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA, STUDI KASUS DI JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA ITS APLIKASI UNTUK PREDIKSI JUMLAH MAHASISWA PENGAMBIL MATAKULIAH DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA, STUDI KASUS DI JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA ITS Hafid Hazaki 1, Joko Lianto Buliali 2, Anny Yuniarti 2

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Umum Optimasi Optimasi merupakan suatu cara untuk menghasilkan suatu bentuk struktur yang aman dalam segi perencanaan dan menghasilkan struktur yang

Lebih terperinci

ANALISIS PERFORMANCE ATAS METODE ARITHMETIC CROSSOVER DALAM ALGORITMA GENETIKA TESIS ERIANTO ONGKO

ANALISIS PERFORMANCE ATAS METODE ARITHMETIC CROSSOVER DALAM ALGORITMA GENETIKA TESIS ERIANTO ONGKO 1 ANALISIS PERFORMANCE ATAS METODE ARITHMETIC CROSSOVER DALAM ALGORITMA GENETIKA TESIS ERIANTO ONGKO 127038063 PROGRAM STUDI S2 TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI ALGORITMA GENETIKA UNTUK PENCARIAN RUTE PALING OPTIMUM

IMPLEMENTASI ALGORITMA GENETIKA UNTUK PENCARIAN RUTE PALING OPTIMUM IMPLEMENTASI ALGORITMA GENETIKA UNTUK PENCARIAN RUTE PALING OPTIMUM Anies Hannawati, Thiang, Eleazar Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Elektro, Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto 121-131,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Algoritma Genetika Dan Rapid Application Development (RAD)

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Algoritma Genetika Dan Rapid Application Development (RAD) BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Algoritma Genetika Dan Rapid Application Development (RAD) 2.1.1 Algoritma Genetika Algoritma ini ditemukan di Universitas Michigan, Amerika Serikat oleh John Holland (1975) melalui

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Randy L Haupt & Sue Ellen Haupt, Practical Genetic Algorithms second edition, Wiley Interscience,2004.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Randy L Haupt & Sue Ellen Haupt, Practical Genetic Algorithms second edition, Wiley Interscience,2004. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seseorang salesman tentu akan sangat kesulitan jika harus mengunjungi semua kota sendirian, oleh karena itu dibutuhkan beberapa orang salesman untuk membagi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. berkaitan dengan optimasi, pemrograman linear, pemrograman nonlinear, quadratic

BAB II KAJIAN TEORI. berkaitan dengan optimasi, pemrograman linear, pemrograman nonlinear, quadratic BAB II KAJIAN TEORI Kajian teori pada bab ini membahas tentang pengertian dan penjelasan yang berkaitan dengan optimasi, pemrograman linear, pemrograman nonlinear, quadratic programming dan algoritma genetika.

Lebih terperinci

Implementasi Algoritma Genetika Untuk Pencarian Rute Berdasarkan Waktu Tercepat Objek Wisata Di Kabupaten Ngawi. Makalah

Implementasi Algoritma Genetika Untuk Pencarian Rute Berdasarkan Waktu Tercepat Objek Wisata Di Kabupaten Ngawi. Makalah Implementasi Algoritma Genetika Untuk Pencarian Rute Berdasarkan Waktu Tercepat Objek Wisata Di Kabupaten Ngawi Makalah Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan

Lebih terperinci

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK TRAVELING SALESMAN PROBLEM DENGAN MENGGUNAKAN METODE ORDER CROSSOVER DAN INSERTION MUTATION

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK TRAVELING SALESMAN PROBLEM DENGAN MENGGUNAKAN METODE ORDER CROSSOVER DAN INSERTION MUTATION PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK TRAVELING SALESMAN PROBLEM DENGAN MENGGUNAKAN METODE ORDER CROSSOVER DAN INSERTION MUTATION Samuel Lukas 1, Toni Anwar 1, Willi Yuliani 2 1) Dosen Teknik Informatika,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 18 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Optimasi Optimasi adalah salah satu ilmu dalam matematika yang fokus untuk mendapatkan nilai minimum atau maksimum secara sistematis dari suatu fungsi, peluang maupun

Lebih terperinci

SWARM GENETIC ALGORITHM, SUATU HIBRIDA DARI ALGORITMA GENETIKA DAN PARTICLE SWARM OPTIMIZATION. Taufan Mahardhika 1

SWARM GENETIC ALGORITHM, SUATU HIBRIDA DARI ALGORITMA GENETIKA DAN PARTICLE SWARM OPTIMIZATION. Taufan Mahardhika 1 SWARM GENETIC ALGORITHM, SUATU HIBRIDA DARI ALGORITMA GENETIKA DAN PARTICLE SWARM OPTIMIZATION Taufan Mahardhika 1 1 Prodi S1 Kimia, Sekolah Tinggi Analis Bakti Asih 1 taufansensei@yahoo.com Abstrak Swarm

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini akan membahas landasan atas teori-teori yang bersifat ilmiah untuk mendukung penulisan skripsi ini. Teori-teori yang dibahas mengenai optimisasi, pengertian penjadwalan,

Lebih terperinci

PRESENTASI TUGAS AKHIR

PRESENTASI TUGAS AKHIR PRESENTASI TUGAS AKHIR Travelling Salesman Problem menggunakan Algoritma Genetika Via GPS berbasis Android (kata kunci : android,gps,google Maps, Algoritma Genetika, TSP) Penyusun Tugas Akhir : Azmi Baharudin

Lebih terperinci

8. Evaluasi Solusi dan Kriteria Berhenti Perumusan Masalah METODE PENELITIAN Studi Pustaka Pembentukan Data

8. Evaluasi Solusi dan Kriteria Berhenti Perumusan Masalah METODE PENELITIAN  Studi Pustaka Pembentukan Data Gambar 4 Proses Swap Mutation. 8. Evaluasi Solusi dan Kriteria Berhenti Proses evaluasi solusi ini akan mengevaluasi setiap populasi dengan menghitung nilai fitness setiap kromosom sampai terpenuhi kriteria

Lebih terperinci

Algoritma Evolusi Real-Coded GA (RCGA)

Algoritma Evolusi Real-Coded GA (RCGA) Algoritma Evolusi Real-Coded GA (RCGA) Imam Cholissodin imam.cholissodin@gmail.com Pokok Bahasan 1. Siklus RCGA 2. Alternatif Operator Reproduksi pada Pengkodean Real 3. Alternatif Operator Seleksi 4.

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 7 Diagram alur proses mutasi.

HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 7 Diagram alur proses mutasi. 5 Mulai HASIL DAN PEMBAHASAN Kromosom P = rand [0,1] Ya P < Pm R = random Gen(r) dimutasi Selesai Tidak Gambar 7 Diagram alur proses mutasi. Hasil populasi baru yang terbentuk akan dievaluasi kembali dan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI ALGORITMA GENETIKA PADA OPTIMALISASI PENJADWALAN MATA PELAJARAN (Studi Kasus SMP Negeri 1 Singosari) TUGAS AKHIR

IMPLEMENTASI ALGORITMA GENETIKA PADA OPTIMALISASI PENJADWALAN MATA PELAJARAN (Studi Kasus SMP Negeri 1 Singosari) TUGAS AKHIR IMPLEMENTASI ALGORITMA GENETIKA PADA OPTIMALISASI PENJADWALAN MATA PELAJARAN (Studi Kasus SMP Negeri 1 Singosari) TUGAS AKHIR Sebagai Persyaratan Guna Meraih Gelar Sarjana Strata 1 Teknik Informatika Universitas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Algoritma Genetika Algoritma Genetika merupakan suatu algoritma yang terinspirasi dari teori evolusi Darwin yang menyatakan bahwa kelangsungan hidup suatu makhluk dipengaruhi

Lebih terperinci