BAB I PENDAHULUAN. kemungkinan kelebihan produksi barang dan jasa tersebut demikian juga negara lain. Jika

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. kemungkinan kelebihan produksi barang dan jasa tersebut demikian juga negara lain. Jika"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap negara berusaha memenuhi kebutuhannya baik barang dan jasa, atinya akan ada kemungkinan kelebihan produksi barang dan jasa tersebut demikian juga negara lain. Jika kebutuhan dalam negeri telah terpenuhi dengan baik, maka terjadilah kegiatan pertukaran. Pertukaran dilakukan jika negara memiliki kelebihan produksi terhadap barang maupun jasa. Hal ini terjadi karena setiap negara memiliki kemampuan produksi yang berbeda. Produktivitas yang berbeda antar negara ditentukan oleh sumber daya yang dimiliki negara tersebut. Teknologi yang digunakan oleh negara tersebut sangat berperan atas output yang dihasilkan. Sumber daya yang berbeda dan kemampuan produksi berbeda memungkinkan negara untuk melakukan pertukaran. Pertukaran dilakukan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri yang tidak mampu di produksi sendiri (Case&Fair, 2004). Pertukaran merupakan aktivitas tukar-menukar yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan dari kedua pihak yang dilakukan secara sukarela. Perekonomian yang semakin terbuka dengan hubungan internasional, membuat negara tidak mampu melepas diri dari pertukaran dengan negara lain. Seiring dengan terbukanya perekonomian diperlukan hubungan yang harmonis dengan mitra luar untuk meningkatkan hasil pertukaran. Upaya meningkatkan manfaat pertukaran tersebut, diperlukannya pengembangan produk berpotensi ekspor dan penentuan kebijakan strategi perdagangan yang tepat agar Indonesia mampu bersaing. Hal ini bertujuan agar peningkatan intensitas perdagangan tidak hanya meningkatkan nilai barang, tetapi juga output yang dihasilkan. Sehingga dengan diadakannya kegiatan pertukaran dengan mitra luar,

2 diharapkan tidak hanya nilai barang yang meningkat namun juga memacu produktivitas negara (Mega Febriyenti, 2013). Menurut Mankiw (2003), ekspor adalah barang dan jasa yang diproduksi di dalam negeri dan di jual di luar negeri. Kegiatan ekspor merupakan suatu proses jual beli antar negara. Para eksportir menjual barang keluar negeri dan menerima imbalan berupa valuta asing berbagai negara yang telah menjadi kesepakatan sebelumnya. Valuta asing yang didapatkan dan dilaporkan, dapat ditukarkan para eksportir ke dalam mata uang rupiah sehingga dapat digunakan di dalam negeri. Valuta asing yang ditukarkan dan dilaporkan tersebut, masuk menjadi cadangan devisa nasional. Nilai ekspor yang meningkat memberikan dampak pada peningkatan devisa. Menurut Kusuma Juniantara (2012) dalam penelitiannya diketahui bahwa ekspor memiliki pengaruh positif terhadap cadangan devisa. Negara berkembang seharusnya lebih cermat di dalam menggunakan cadangan devisa. Kelebihan cadangan devisa dapat digunakan sebagai pemacu pertumbuhan dan produktivitas negara. Cadangan devisa yang dimiliki negara, untuk mengimpor teknologi dan barang modal yang dapat meningkatkan produktivitas dalam negeri. Impor merupakan bentuk kebocoran dalam variabel perekonomian yang akan mengurangi penerimaan atau pendapatan negara. Impor dilakukan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri yang tidak mampu di produksi sendiri. Pertambahan impor, akan meningkat beriringan dengan pertambahan pendapatan nasional yang meningkat. Semakin besar kegiatan perekonomian, yang dilakukan tentunya pemenuhan kebutuhan terhadap aktivitas perekonomian turut semakin besar pula (Nursiah Chalid, 2011). Selisih antara ekspor dan impor dalam pertukaran merupakan ekspor neto bagi negara tersebut. Gambar Grafik 1.1 Perkembangan Nilai Ekspor Neto Indonesia

3 Ekspor Impor Ekspor Neto Sumber: Badan Pusat Statistik, 2015 Grafik 1.1 menunjukkan perkembangan kinerja ekspor, impor dan ekspor neto di Indonesia yang mengalami fluktuasi di setiap tahunnya. Seperti yang telah disampaikan sebelumnya, nilai ekspor neto diperoleh dari selisih ekspor dan impor. Pada tahun 2005 total nilai ekspor neto Indonesia berjumlah US$ juta. Kemudian pada tahun 2006 total nilai ekspor neto mengalami peningkatan sebesar US$ juta dengan tingkat perkembangan 42,11 persen dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2007 total nilai ekspor neto sedikit menurun dari tahun sebelumnya dengan nilai US$ juta. Krisis global sangat mempengaruhi nilai ekspor neto yang di dapatkan Indonesia. Terjadi penurunan pada tahun 2008 terhadap ekspor neto sebesar 61,3 persen dari tahun sebelumnya. Setelah krisis usai, nilai ekspor impor Indonesia mengalami peningkatan nilai yang beriringan di setiap tahunnya. Hingga akhirnya mulai tahun 2012 nilai ekspor neto memiliki nilai negatif sebesar US$ juta. Artinya nilai impor yang dilakukan lebih besar dari pada ekspor yang diperoleh. Tahun 2013 nilai defisit terhadap ekspor neto semakin terasa dengan selisih neto US$ juta. Namun pada tahun 2014 nilai impor sedikit menurun sehingga ekspor neto berjumlah US$ juta (Lampiran 3).

4 Tujuan setiap negara membuka perekonomiannya dengan negara lain adalah meningkatkan persaingan kompetitif dan mendorong produktivitas industri dalam negeri. Dalam meningkatkan kapasitas nasional serta meningkatkan daya saing produk dilakukan perdagangan terbuka dengan tujuan meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan khususnya pendapatan devisa. Demi mewujudkan harapan terhadap pertumbuhan ekonomi, Indonesia melakukan ekspor minyak dan gas yang merupakan produk utama dalam ekspor. Sehingga nilai ekspor dari komoditas tersebut sangat mempengaruhi pendapatan devisa. Menurut Gita Wirjawan dalam Ade Marboen (2013), bahwa kinerja ekspor yang melambat pada tahun 2012 disebabkan oleh permintaan ekspor terhadap komoditas utama menurun, serta harga dari beberapa komoditas utama ekspor yang ikut turun. Belum pulihnya harga komoditas ekspor utama, perdagangan internasional Indonesia mendapatkan tekanan krisis global pada tahun Hal ini semakin melemahkan pendapatan ekspor Indonesia dan berdampak terhadap pendapatan ekspor neto. Indonesia yang tidak mampu melepas diri dari kepentingan impor membuat ekspor neto semakin menurun. Sebagian besar impor yang dilakukan untuk memenuhi barang industri, barang modal, permesinan, bahkan kebutuhan gas demi keberlangsungan industri dalam negeri. Hal ini diperparah dengan menurunnya daya saing dalam negeri sehingga industri dalam negeri kurang kompetitif. Sehingga nilai impor semakin meningkat demi memenuhi kebutuhan dalam negeri yang tidak mampu dipenuhi sendiri (Kemenperin, 2015). Terlepas dari itu, dalam perdagangan yang mempengaruhi pendapatan ekspor dan kobocoran pendapatan melalui impor. Adapun yang berperan dalam perdagangan dengan negara lain adalah penentuan nilai kurs. Kurs akan menentukan nilai barang dan mempengaruhi peningkatan daya saing. Semua aktivitas perdagangan yang berhubungan dengan mitra luar, memastikan bahwa nilai tukar stabil. Stabilitas dari nilai tukar akan mempengaruhi kepercayaan

5 Rupiah dalam bermitra. Valuta asing yang berlaku, akan berdampak terhadap hubungan transaksi berjalan dan keputusan investasi dalam negeri. Nilai tukar yang mampu menarik perhatian akan menimbulkan rasa kepercayaan. Menurut Juniartha R Pinem (2009) menambahkan bahwa menjaga nilai tukar tetap stabil mencerminkan perekonomian yang stabil sehingga menunjang terhadap perluasan ekspor. Tidak hanya itu, nilai tukar akan membantu dalam penguatan cadangan devisa dengan semakin terbukanya perdagangan dengan mitra luar. Gambar Grafik 1.2 Perkembangan Nilai Kurs Indonesia Kurs Kurs Sumber: Bank Indonesia, 2015 Grafik 1.2 merupakan perkembangan nilai tukar rupiah terhadap dollar tahun Tahun 2005 nilai tukar mencapai Rp per dollarnya namun tahun 2006 nilai tukar menguat dengan nilai tukar Rp per dollar. Selanjutnya di tahun 2007 secara perlahan nilai tukar terus melemah. Pelemahan yang terjadi pada nilai tukar disebabkan oleh krisis global yang turut berpengaruh terhadap nilai tukar rupiah. Sehingga tahun 2007 nilai tukar mencapai Rp per dollar. Pasca krisis pada tahun 2008, nilai kurs menguat dengan nilai Rp per dollar. Di tengah pelemahan nilai kurs tahun 2009 hingga 2010, nilai tukar beberapa kali terjadi penguatan

6 nilai seperti pada tahun 2010 triwulan kedua sebesar Rp per dollarnya. Namun pada akhirnya tahun 2013 nilai tukar mencapai Rp (Lampiran 4). Nilai tukar adalah harga suatu mata uang terhadap mata uang lain. Kurs menjadi perhatian penting dalam perekonomian suatu negara. Melemah dan menguatnya kurs berdampak pada variabel makro ekonomi lainnya seperti ekspor dan impor. Menurut Ogunsakin Sanya (2013) bahwa nilai kurs merupakan cerminan dari kinerja sektor domestik dan ekonomi eksternal. Lebih lanjut Ragil Wijaya (2011) dalam penelitiannya menambahkan bahwa variabel kurs memiliki pengaruh positif terhadap cadangan devisa. Dalam neraca pembayaran yang berperan dalam menyeimbangkan neraca tidak hanya transaksi berjalan khususnya kegiatan ekspor dan impor yang digambarkan dalam ekspor neto. Penanaman modal asing berperan dalam memberikan keseimbangan neraca pembayaran. Modal asing tersebut tidak hanya membantu mengisi kekosongan modal dalam negeri yang tidak terpenuhi dari tabungan domestik. Modal asing yang masuk mampu menambah kekosongan gap devisa melalui penjualan aset yang dilakukan. Dalam neraca pembayaran transaksi modal yang dilakukan menyebabkan keseimbangan dari sisi kredit dalam sistem double entry book-keeping (Dominick Salvatore, 2007). Modal asing dapat memberikan sumbangan positif terhadap pembangunan nasional. Pertama, dapat mengisi kekosongan atau kesenjangan sumber daya antara tingkat investasi yang ditargetkan (diinginkan) dengan jumlah aktual tabungan domestik yang dapat di mobilisasikan. Kedua, dapat mengisi kesenjangan antara target devisa yang dibutuhkan dan jumlah aktual devisa dari pendapatan ekspor ditambah dengan bantuan luar negeri neto. Ketiga, dapat mengisi kesenjangan antara target penerimaan pajak pemerintah dan jumlah pajak aktual yang dapat

7 dikumpulkan. Keempat, dengan adanya perusahaan-perusahaan asing yang beroperasi di negara berkembang dapat mengisi kesenjangan di bidang manajemen, semangat kewiraswastaan, teknologi produksi dan keterampilan (Todaro, 2006). Jika suatu negara ingin dimasuki investor maka negara tersebut harus menjaga keadaan ekonomi dan politik agar terlihat menarik. Beberapa kriteria yang digunakan untuk menarik investasi asing langsung. Adalah: stabilitas politik, stabilitas perekonomian nasional, lingkungan bisnis yang menguntungkan, pembangunan infrastruktur, dan kredibilitas kebijakan pemerintah. Politik daerah yang tidak stabil dapat menarik hanya peluang investasi spekulatif untuk keuntungan cepat (Zoran Ivanovic, 2015). Menurut Suci Safitriani (2014) penanaman modal asing tidak hanya merangsang pembangunan dalam negeri, investasi memberikan pengaruh terhadap terapresiasinya mata uang dalam negeri sehingga melemahkan mata uang dollar. Hal ini dikarenakan semakin besarnya valuta asing yang tersedia di pasar. Artinya penawaran valuta asing di pasar menyebabkan pasokan berlebih sehingga menurunkan harga valuta asing. Melemahnya mata uang asing menyebabkan nilai perdagangan ekspor menurun karena nilai kurs yang rendah. Gambar Grafik 1.3 Perkembangan Penanaman Modal Asing Indonesia

8 Juta USD PMA Sumber: Bank Indonesia, 2015 Berdasarkan grafik 1.3 penerimaan modal asing yang terjadi di Indonesia terus mengalami peningkatan. Arus investasi yang terus membaik diakibatkan pertumbuhan perekonomian yang sudah mulai tertata kembali. Walau pada akhir tahun 2005 penerimaan investasi hanya sebesar US$ 94 juta, namun penerimaan terhadap investasi asing meningkat pada tahun 2006 hingga US$ juta. Krisis global yang terjadi pada tahun 2008 tidak mengurangi penerimaan investasi asing langsung Indonesia, bahkan nilai investasi sedikit meningkat dari tahun sebelumnya. Dampak krisis global terhadap investasi asing langsung dirasakan pada awal tahun 2008 yang menurun menjadi US$ juta. Penurunan penerimaan investasi asing semakin dirasakan pada akhir tahun 2009 yang memiliki nilai US$ 540 juta. Semakin meningkatnya perekonomian di Asia Timur rupanya, sangat berdampak terhadap penerimaan investasi asing di Indonesia. Hal ini dikarenakan terjadinya perbaikan keunggulan biaya dan efisiensi produksi. Sehingga penerimaan devisa meningkat hingga 20 persen pada tahun 2014 yang mencapai US$ juta pada kuartal ke tiga (Lampiran 5). Menurut Ahamad Mazbahul, et.al (2010) penanaman modal asing langsung yang masuk memiliki dampak positif terhadap pembangunan ekonomi. Dampak investasi asing dapat sebagai

9 penambah gap atau selisih devisa melalui penambahan valuta asing. Valuta asing yang ditukarkan akan menambah jumlah devisa. Tersedianya valuta asing sangat membantu dalam pertukaran dengan mitra luar, terutama dalam pengadaan kebutuhan dalam negeri yang menunjang pembangunan. Bertambahnya valuta asing berarti jumlah devisa yang dimiliki semakin meningkat. Cadangan devisa ibarat tabungan bagi suatu negara. Sebagai tabungan, adapun fungsi cadangan devisa adalah untuk bertransaksi dan berjaga-jaga. Melihat fungsinya sebagai tabungan, jumlah cadangan devisa dapat bertambah dan berkurang, berfluktuasi sepanjang waktu sesuai dengan kebutuhan. Jika sumber-sumber devisa terus mengalirkan dana segar, maka jumlah cadangan devisa akan terus meningkat. Namun cadangan devisa dapat menyusut jika digunakan untuk pembayaran utang dan biaya operasi moneter untuk menstabilkan nilai tukar rupiah bergejolak. Cadangan devisa akan semakin terjaga jika kondisi likuiditas valuta asing di dalam negeri tercukupi. Jika valuta asing yang tersedia dalam jumlah besar maka nilai tukar rupiah akan stabil dan bank sentral tidak perlu melakukan intervensi. Sehingga potensi menyusutnya devisa akan semakin berkurang (Peter Jacobs, 2014). Cadangan devisa merupakan salah satu indikator kuat lemahnya ekonomi negara. Setidaknya negara harus memiliki cadangan devisa senilai tiga bulan impor untuk mempertahankan ekonominya dari guncangan krisis atau akibat dari aktifitas perekonomian luar negeri. Alasan utama suatu negara memegang cadangan devisa adalah untuk membiayai kewajiban internasionalnya dan mengurangi ketidakseimbangan dalam pembayaran internasional yang tidak dapat diperkirakan, misalnya akibat dari tindakan para spekulan internasional (Kansius, 2008).

10 Juta USD Gambar Grafik 1.4 Perkembangan Cadangan Devisa Indonesia Cadangan Devisa Cadangan Devisa Sumber: Bank Indonesia, 2015 Dilihat dari grafik 1.4, terlihat bahwa saat terjadinya krisis global, nilai cadangan devisa Indonesia terus mengalami penguatan nilai. Bahkan nilai devisa yang dimiliki Indonesia meningkat 29,3 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu Berdasarkan Laporan Neraca Pembayaran Indonesia 2008, nilai cadangan devisa Indonesia menurun pada triwulan ke tiga sebesar 4 persen. Penurunan tersebut menyebabkan cadangan devisa hanya mampu membiayai impor dan pembayaran utang luar negeri selama 4,4 bulan yang sebelumnya mampu membiayai impor 6,79 bulan. Jika dilihat dari grafik, perkembangan cadangan devisa Indonesia di setiap tahunnya terus mengalami peningkatan beriiringan dengan meningkatnya peran Indonesia dalam perdagangan internasional yang mencapai 1 persen dari seluruh transaksi dunia (Lampiran 6). Gambar Grafik 1.5 Perkembangan Cadangan Devisa Dan Ekspor Neto Indonesia

11 Ekspor Neto Sumber: Badan Pusat Statistik (2014) Berdasarkan grafik 1.5 dapat di lihat walaupun hasil penerimaan transaksi berjalan mulai tahun 2012 mengalami nilai negatif. Namun cadangan devisa tetap memiliki nilai yang cukup stabil dan tidak terlalu banyak mengalami penurunan. Selain di pengaruhi oleh simpanan cadangan devisa sebelumnya, nilai cadangan devisa Indonesia ternyata di dukung dari surat obligasi negara. Berdasarkan laporan keuangan Badan Pusat Statistik (2015) penerimaan cadangan devisa berupa surat obligasi memiliki nilai yang hampir sama dengan jumlah valuta asing di mulai pada tahun Sehingga penerimaan cadangan devisa Indonesia tidak hanya tergantung dari transaksi berjalan namun surat obligasi juga memiliki peranan penting dalam meningkatkan cadangan devisa. Terdapat kerawanan dalam menyimpan cadangan devisa berupa surat utang jika tidak terdapat pengelolaan dan penghitungan yang cermat. Besaran cadangan devisa di suatu negara merupakan indikator yang dapat digunakan untuk melihat ketahanan perekonomian dalam negeri dalam menghadapi krisis. Cadangan devisa yang semakin tinggi maka negara tersebut akan semakin tahan dalam menghadapi krisis. Namun cadangan devisa yang rendah bukan berarti negara tersebut sedang mengalami krisis. Ketika negara mengalami krisis ekonomi, cadangan devisa dapat digunakan sebagai sentimen positif ketika terjadi krisis guna menahan dana keluar (capital outflow). Jika cadangan devisa memadai,

12 maka investor tidak akan terburu-buru dalam mengalihkan dananya sehingga krisis tidak akan semakin parah (Peter Jacobs, 2014). Ketersediaan cadangan devisa yang cukup dapat mengurangi goncangan krisis yang dihadapi. Pengalaman menunjukkan bahwa persepsi terhadap suatu negara berkembang yang mengalami penurunan devisa secara drastis cenderung memburuk. Sehingga memberikan dampak tekanan pada kestabilan pasar finansial keuangan domestik. Bukti-bukti empiris menunjukkan bahwa negara berkembang yang memiliki cadangan devisa cukup maka penurunan terhadap Produk Domestik Bruto dan Konsumsi pada saat krisis akan lebih kecil jika dibandingkan dengan negara yang tidak memiliki cadangan devisa yang cukup (Sahminan, 2014). Setiap negara tentunya akan mengalami konjungtur ekonomi. Menurut Sadono Sukirno (2012) konjungtur ekonomi merupakan perputaran ekonomi yang dirasakan dalam jangka panjang dimana perekonomian mengalami peningkatan, sepanjang tren semakin menaik dengan perkembangan yang tidak teratur, ada kalanya mengalami perlambatan dan sekali-kali mengalami penurunan. Indonesia beberapa kali dihadapi dengan kenyataan menghadapi krisis. Krisis yang pertama terjadi, pada yang merupakan krisis moneter yang berimbas pada krisis sosial dan politik. Kedua, dihadapi pada 2008 yakni krisis keuangan global yang dipengaruhi dari pergerakan perekonomian Amerika Serikat (Eko Supriyanto, 2007). Krisis ekonomi adalah keadaan perputaran ekonomi menjadi resesi ekonomi yang diakibatkan dari ketidaksiapan ekonomi dalam menghadapi persaingan sehingga dilakukannya proteksi berlebihan yang dapat merusak keseimbangan ekonomi. Negara dikatakan mengalami kerawan krisis di lihat dari kemampuan cadangan devisa untuk memenuhi kewajiban jangka pendek, defisit neraca berjalan, melindungi nilai tukar dan tentunya pembayaran terhadap utang

13 luar negeri. Para ahli berpendapat bahwa cadangan devisa merupakan alat pertahan pertama ketika negara memutuskan untuk membuka perekonomiannya dengan negara lain. Keadaan perekonomian Indonesia, yang dipengaruhi oleh perdagangan internasional berubah-ubah di setiap waktunya. Keadaan perekonomian saat ini dan waktu lampau walaupun memiliki kondisi yang sama, namun cara penyelesaian masalah berbeda. Hal ini dikarenakan kedewasaan atau pengalaman yang telah dialaminya. Seperti halnya cadangan devisa yang diperoleh Indonesia melalui perdagangan. Penelitian ini ingin melihat apakah ekspor neto pada periode masih berpengaruh positif dan signifikan terhadap cadangan devisa. Sedangkan kurs yang merupakan jembatan alat tukar dalam perdagangan internasional. Kurs yang ditetapkan apakah mempengaruhi perolehan cadangan devisa. Sedangkan investasi yang merupakan modal dalam pembangunan. Penanaman modal asing tersebut apakah mempengaruhi penerimaan cadangan devisa pada periode Pada tahun 2008 Indonesia mendapatkan tekanan imbas dari krisis global. Dimana penurunan nilai properti Amerika Serikat secara tidak langsung mempengaruhi perekonomian dalam negeri melalui pergolakan kurs terhadap dollar Amerika. Seperti yang diketahui, dollar Amerika merupakan mata uang asing yang memiliki pengaruh dominan dalam transaksi berjalan maupun transakasi modal. Hal ini sejalan dengan yang diungkapkan oleh Dominick Salvatore (2007), bahwa mata uang dollar merupakan mata uang penggerak yang memiliki nilai stabil serta pasokan mata uang tersebut tersebar diseluruh dunia. Apakah krisis global tersebut berdampak terhadap perbedaan nilai cadangan devisa, ekspor neto, kurs, dan PMA sebelum dan sesudah terjadinya krisis global Berdasarkan hasil pembahasan tersebut, maka penulis tertarik untuk meneliti tentang cadangan devisa.

14 Namun dalam penelitian ini peneliti juga mencoba meneliti pengaruh ekspor neto, kurs dolar Amerika, penanaman modal asing terhadap cadangan devisa di Indonesia periode lebih lanjut peneliti akan meneliti keadaan ini baik sebelum dan sesudah krisis global yang terjadi Indonesia periode mengingat krisis global yang melanda dunia terjadi pada tahun Oleh karena itu dalam skripsi ini penulis mengambil judul Pengaruh Ekspor Neto, Kurs Dollar Amerika, Dan Penanaman Modal Asing Terhadap Cadangan Devisa di Indonesia Periode (Studi Sebelum Dan Sesudah Krisis Global). 1.2 Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan pemaparan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka permasalahan yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah: 1) Bagaimana pengaruh ekspor neto, kurs dollar Amerika, dan PMA terhadap cadangan fevisa Indonesia secara parsial? 2) Bagaimana pengaruh ekspor neto, kurs dollar Amerika, dan PMA terhadap cadangan devisa Indonesia secara simultan? 3) Apakah terdapat perbedaan keadaan ekspor neto, kurs dollar Amerika, PMA dan cadangan devisa Indonesia sebelum dan sesudah krisis global 2008? 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah 1) Untuk menganalisis apakah ekspor neto, kurs dollar Amerika, dan PMA berpengaruh secara parsial terhadap cadangan devisa. 2) Untuk menganalisis apakah ekspor neto, kurs dollar Amerika, dan PMA berpengaruh secara simultan terhadap cadangan devisa di Indonesia.

15 3) Untuk menganalisis perbedaan keadaan ekspor neto, kurs dollar Amerika, PMA dan, cadangan devisa Indonesia sebelum dan sesudah krisis global 2008? 1.4 Kegunaan Penelitian Kegunaan penelitian menekankan pada manfaat teoritis dan praktis. Manfaat teoritis berkenaan dengan pengembangan ilmu pengetahuan dan manfaat praktis berkenaan dengan perumusan kebijakan dalam institusi di mana penelitian ini dilakukan. 1.5 Sistematika Penelitian Penelitian ini terdiri dari lima bab yang saling berhubungan antara bab yang satu dengan yang lainnya dan disusun secara sistematis dengan tujuan memberi gambaran dan mempermudah pembahasan tentang penelitian yang dilakukan. Sistematika dari penulisan pada penelitian ini adalah sebagai berikut: BAB I: PENDAHULUAN Bab ini memuat latar belakang masalah, pokok permasalahn, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, dan sistematika penyajian. BAB II: KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN Bab ini memuat teori-teori yang berasal dari berbagai literatur penelitian yang mampu berkontribusi terhadap argumentasi yang akurat sesuai dengan pokok permasalahan serta mampu menyusun hipotesis yang digunakan dengan teori-teori yang diperoleh. BAB III: METODE PENELITIAN

16 Bab ini memuat metode penelitian yang meliputi desain penelitian, lokasi penelitian, objek penelitian, identifikasi variabel, defisnisi operasional variabel, jenis dan sumber data, populasi, sampel, metode penentuan sampel, metode pengumpulan data, dan teknik analisis data. BAB IV: DATA PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Bab ini menyajikan hasil-hasil penelitian yang diperoleh setelah dianalisis dengan menggunakan metode analisis yang sesuai dengan menggunakan metode analisis yang sesuai dengan tujuan penelitian. Pada bab ini juga disajikan hasil pengujian hipotesis yang dibahas berdasarkan hasil penelitian beserta pengujian hipotesis yang telah ada yaitu membandingkan hasil yang diperoleh dengan teori yang dipakai acuan dan hasil-hasil penelitian sebelumnya. BAB V: SIMPULAN DAN SARAN Bab ini merupakan bagian akhir dari skripsi ini yang menjelaskan simpulan yang diperoleh dari hasil pembahasan dan saran-saran bagi berbagai pihak yang memiliki kepentingan terkait dengan topik penelitian yang dilakukan.

BAB I PENDAHULUAN. dari keadaan ekonomi negara lain. Suatu negara akan sangat tergantung dengan

BAB I PENDAHULUAN. dari keadaan ekonomi negara lain. Suatu negara akan sangat tergantung dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehidupan ekonomi suatu negara pada dewasa ini tidak dapat dipisahkan dari keadaan ekonomi negara lain. Suatu negara akan sangat tergantung dengan negara lain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara sedang berkembang selalu berupaya untuk. meningkatkan pembangunan, dengan sasaran utama adalah mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara sedang berkembang selalu berupaya untuk. meningkatkan pembangunan, dengan sasaran utama adalah mewujudkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara sedang berkembang selalu berupaya untuk meningkatkan pembangunan, dengan sasaran utama adalah mewujudkan masyarakat demokratis, yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang sehingga perekonomian

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang sehingga perekonomian 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang sehingga perekonomian masih sangat bergantung pada negara lain. Teori David Ricardo menerangkan perdagangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang tidak

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang tidak sedikit jumlahnya di dalam pembangunan nasional. Dalam konteks pembangunan nasional maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat. Hal ini sangat mempengaruhi negara-negara lain karena

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat. Hal ini sangat mempengaruhi negara-negara lain karena 1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar belakang masalah Pada tahun 2008 terjadi krisis global dan berlanjut pada krisis nilai tukar. Krisis ekonomi 2008 disebabkan karena adanya resesi ekonomi yang melanda Amerika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak ada hambatan. Hal tersebut memberi kemudahan bagi berbagai negara untuk

BAB I PENDAHULUAN. tidak ada hambatan. Hal tersebut memberi kemudahan bagi berbagai negara untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Era globalisasi membuat perekonomian di berbagai negara menjadi terbuka. Keluar masuknya barang atau jasa lintas negara menjadi semakin mudah dan hampir tidak ada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan tingginya ketidakpastian perekonomian global, nilai tukar

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan tingginya ketidakpastian perekonomian global, nilai tukar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejalan dengan tingginya ketidakpastian perekonomian global, nilai tukar Rupiah terus mengalami tekanan depresiasi. Ketidakpastian pemulihan ekonomi dunia juga telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan tersebut muncul dari faktor internal maupun faktor eksternal. Namun saat ini, permasalahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seberapa besar kontribusi perdagangan internasional yang telah dilakukan bangsa

BAB I PENDAHULUAN. seberapa besar kontribusi perdagangan internasional yang telah dilakukan bangsa BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perekonomian global yang terjadi saat ini sebenarnya merupakan perkembangan dari proses perdagangan internasional. Indonesia yang ikut serta dalam Perdagangan internasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebelum krisis bukan tanpa hambatan. Indonesia mengalami beberapa kelemahan

BAB I PENDAHULUAN. sebelum krisis bukan tanpa hambatan. Indonesia mengalami beberapa kelemahan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kinerja ekonomi Indonesia yang mengesankan dalam 30 tahun terakhir sebelum krisis bukan tanpa hambatan. Indonesia mengalami beberapa kelemahan dan kerentanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang paling umum adalah berupa perdagangan atau transaksi barang.

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang paling umum adalah berupa perdagangan atau transaksi barang. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hubungan ekonomi antarbangsa dan lintas wilayah negara sudah berlangsung selama berabad-abad. Di masa lampau, bentuk hubungan ekonomi yang paling umum adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sebagai negara yang menganut sistem perekonomian terbuka,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sebagai negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sebagai negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, seperti Indonesia serta dalam era globalisasi sekarang ini, suatu negara tidak terlepas dari kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. proses kegiatan ekonomi dan perdagangan, dimana negara-negara di seluruh dunia

BAB I PENDAHULUAN. proses kegiatan ekonomi dan perdagangan, dimana negara-negara di seluruh dunia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Memasuki era globalisasi, perekonomian dunia memberikan peluang yang besar bagi berbagai negara untuk saling melakukan hubunga antarnegara, salah satunya dibidang ekomomi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan mengatur kegiatan perekonomian suatu negara, termasuk pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. dan mengatur kegiatan perekonomian suatu negara, termasuk pemerintah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan kompleknya keterkaitan dan hubungan antarnegara didalam kancah internasional menyebabkan pemerintah juga ikut serta dalam hal meregulasi dan mengatur

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dan liberalisasi perdagangan barang dan jasa semakin tinggi intensitasnya sehingga

BAB 1 PENDAHULUAN. dan liberalisasi perdagangan barang dan jasa semakin tinggi intensitasnya sehingga BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan perekonomian dalam perdagangan internasional tidak lepas dari negara yang menganut sistem perekonomian terbuka. Apalagi adanya keterbukaan dan liberalisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saat ini. Sekalipun pengaruh aktifitas ekonomi Indonesia tidak besar terhadap

BAB I PENDAHULUAN. saat ini. Sekalipun pengaruh aktifitas ekonomi Indonesia tidak besar terhadap BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Small open economic, merupakan gambaran bagi perekonomian Indonesia saat ini. Sekalipun pengaruh aktifitas ekonomi Indonesia tidak besar terhadap perekonomian dunia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sektor Properti

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sektor Properti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Sektor Properti Sektor properti merupakan sektor yang rentan terhadap perubahan dalam perekonomian, sebab sektor properti menjual produk yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau investor.kedua, pasar modal menjadi sarana bagi masyarakat untuk

BAB I PENDAHULUAN. atau investor.kedua, pasar modal menjadi sarana bagi masyarakat untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasar modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi. Pertama sebagai sarana bagi pendanaan usaha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. iklimnya, letak geografisnya, penduduk, keahliannya, tenaga kerja, tingkat harga,

BAB I PENDAHULUAN. iklimnya, letak geografisnya, penduduk, keahliannya, tenaga kerja, tingkat harga, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap negara selalu berbeda bila ditinjau dari sumber daya alamnya, iklimnya, letak geografisnya, penduduk, keahliannya, tenaga kerja, tingkat harga, keadaan struktur

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perubahan yang menakjubkan ketika pemerintah mendesak maju dengan

I. PENDAHULUAN. perubahan yang menakjubkan ketika pemerintah mendesak maju dengan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Selama tiga dekade terakhir, perekonomian Indonesia sudah mengalami perubahan yang menakjubkan ketika pemerintah mendesak maju dengan melakukan kebijakan deregulasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perdagangan internasional berawal dari adanya perbedaan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perdagangan internasional berawal dari adanya perbedaan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan perdagangan internasional berawal dari adanya perbedaan sumber daya yang dimiliki setiap negara dan keterbukaan untuk melakukan hubungan internasional

Lebih terperinci

I.PENDAHULUAN. Meningkatnya peran perdagangan internasional dibandingkan dengan. perdagangan domestik merupakan salah satu ciri yang menandai semakin

I.PENDAHULUAN. Meningkatnya peran perdagangan internasional dibandingkan dengan. perdagangan domestik merupakan salah satu ciri yang menandai semakin I.PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Meningkatnya peran perdagangan internasional dibandingkan dengan perdagangan domestik merupakan salah satu ciri yang menandai semakin berkembangnya globalisasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara berkembang yang sedang aktif

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara berkembang yang sedang aktif 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah salah satu negara berkembang yang sedang aktif melaksanakan pembangunan. Dalam melaksanakan pembangunan sudah tentu membutuhkan dana yang

Lebih terperinci

BAB V. Kesimpulan dan Saran. 1. Guncangan harga minyak berpengaruh positif terhadap produk domestik

BAB V. Kesimpulan dan Saran. 1. Guncangan harga minyak berpengaruh positif terhadap produk domestik BAB V Kesimpulan dan Saran 5. 1 Kesimpulan 1. Guncangan harga minyak berpengaruh positif terhadap produk domestik bruto. Indonesia merupakan negara pengekspor energi seperti batu bara dan gas alam. Seiring

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia mengakibatkan perkembangan ekonomi Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia mengakibatkan perkembangan ekonomi Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perekonomian dunia mengakibatkan perkembangan ekonomi Indonesia semakin terintegrasi sebagai konsekuensi dari sistem perekonomian terbuka yang berhubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lebih terbuka (openness). Perekonomian terbuka dalam arti dimana terdapat

BAB I PENDAHULUAN. lebih terbuka (openness). Perekonomian terbuka dalam arti dimana terdapat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Globalisasi ekonomi mendorong perekonomian suatu negara ke arah yang lebih terbuka (openness). Perekonomian terbuka dalam arti dimana terdapat aktivitas perdagangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Cadangan devisa merupakan salah satu indikator yang sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. Cadangan devisa merupakan salah satu indikator yang sangat penting untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Cadangan devisa merupakan salah satu indikator yang sangat penting untuk menunjukan kuat atau lemahnya fundamental perekonomian suatu negara. Selain itu,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kebutuhan manusia sangat tidak terbatas sedangkan alat pemenuh kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kebutuhan manusia sangat tidak terbatas sedangkan alat pemenuh kebutuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kebutuhan manusia sangat tidak terbatas sedangkan alat pemenuh kebutuhan tersebut sangat terbatas. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut setiap manusia tidak dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian internasional, diantaranya yaitu impor. Kegiatan impor yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian internasional, diantaranya yaitu impor. Kegiatan impor yang dilakukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, seperti Indonesia serta dalam era globalisasi sekarang ini, suatu negara tidak terlepas dari kegiatan perekonomian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan barang dan jasa, investasi yang dapat meningkatkan barang modal,

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan barang dan jasa, investasi yang dapat meningkatkan barang modal, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan perekonomian negara dapat dilihat dari pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan kegiatan dalam perekonomian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Nominal perbandingan antara mata uang asing dengan mata uang dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Nominal perbandingan antara mata uang asing dengan mata uang dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nominal perbandingan antara mata uang asing dengan mata uang dalam negeri biasa sering dikenal sebagai kurs atau nilai tukar. Menurut Bergen, nilai tukar mata uang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejak diberlakukannya sistem nilai tukar mengambang penuh/ bebas

BAB I PENDAHULUAN. Sejak diberlakukannya sistem nilai tukar mengambang penuh/ bebas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Sejak diberlakukannya sistem nilai tukar mengambang penuh/ bebas (freely floating system) yang dimulai sejak Agustus 1997, posisi nilai tukar rupiah terhadap mata uang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu periode tertentu, baik atas dasar harga berlaku maupun atas

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu periode tertentu, baik atas dasar harga berlaku maupun atas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator keberhasilan pembangunan suatu negara, terutama untuk negara-negara yang sedang berkembang. Peningkatan kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diinginkan tersebut atau lebih dikenal dengan perdagangan internasional.

BAB I PENDAHULUAN. diinginkan tersebut atau lebih dikenal dengan perdagangan internasional. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Suatu negara yang memiliki rasa ketergantungan dari negara lainnya, untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dirasa tidaklah mencukupi, apabila hanya mengandalkan sumber

Lebih terperinci

BAB I. peranan yang sangat penting dengan memberikan benefit secara langsung pada

BAB I. peranan yang sangat penting dengan memberikan benefit secara langsung pada 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam perekonomian Indonesia sektor perdagangan internasional mempunyai peranan yang sangat penting dengan memberikan benefit secara langsung pada sektor perdagangan

Lebih terperinci

I.PENDAHULUAN. antar negara. Nilai tukar memainkan peran vital dalam tingkat perdagangan

I.PENDAHULUAN. antar negara. Nilai tukar memainkan peran vital dalam tingkat perdagangan I.PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nilai tukar atau kurs merupakan indikator ekonomi yang sangat penting karena pergerakan nilai tukar berpengaruh luas terhadap aspek perekonomian suatu negara. Saat

Lebih terperinci

Indeks Nilai Tukar Rupiah 2000 = 100 BAB 1 PENDAHULUAN

Indeks Nilai Tukar Rupiah 2000 = 100 BAB 1 PENDAHULUAN 1990Q1 1991Q1 1992Q1 1993Q1 1994Q1 1995Q1 1996Q1 1997Q1 1998Q1 1999Q1 2000Q1 2001Q1 2002Q1 2003Q1 2004Q1 2005Q1 2006Q1 2007Q1 2008Q1 2009Q1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu indikator penting

Lebih terperinci

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2009 263 ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2009 Tim Penulis

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Globalisasi dan liberalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang

I. PENDAHULUAN. Globalisasi dan liberalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Globalisasi dan liberalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang sangat cepat dan berdampak luas bagi perekonomian, baik di dalam negeri maupun di tingkat dunia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. motor penggerak perekonomian nasional. Perdagangan internasional dapat

BAB I PENDAHULUAN. motor penggerak perekonomian nasional. Perdagangan internasional dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perdagangan internasional mempunyai peranan sangat penting sebagai motor penggerak perekonomian nasional. Perdagangan internasional dapat didefinisikan sebagai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 merupakan. dampak lemahnya fundamental perekonomian Indonesia.

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 merupakan. dampak lemahnya fundamental perekonomian Indonesia. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 merupakan dampak lemahnya fundamental perekonomian Indonesia. Pada satu sisi Indonesia terlalu cepat melakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rakyat (Yunan, 2009:2). Pertumbuhan ekonomi juga berhubungan dengan proses

BAB I PENDAHULUAN. rakyat (Yunan, 2009:2). Pertumbuhan ekonomi juga berhubungan dengan proses 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai salah satu negara berkembang berusaha dengan giat melaksanakan pembangunan secara berencana dan bertahap, tanpa mengabaikan usaha pemerataan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sehubungan dengan fenomena shock ini adalah sangat menarik berbicara tentang

BAB I PENDAHULUAN. Sehubungan dengan fenomena shock ini adalah sangat menarik berbicara tentang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Guncangan (shock) dalam suatu perekonomian adalah suatu keniscayaan. Terminologi ini merujuk pada apa-apa yang menjadi penyebab ekspansi dan kontraksi atau sering juga

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kredit properti (subprime mortgage), yaitu sejenis kredit kepemilikan rumah

BAB 1 PENDAHULUAN. kredit properti (subprime mortgage), yaitu sejenis kredit kepemilikan rumah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Krisis ekonomi yang melanda Amerika Serikat terjadi akibat macetnya kredit properti (subprime mortgage), yaitu sejenis kredit kepemilikan rumah (KPR) di Indonesia.

Lebih terperinci

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2010 245 ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2010 Tim Penulis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi ekonomi mendorong perekonomian suatu negara kearah yang

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi ekonomi mendorong perekonomian suatu negara kearah yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Globalisasi ekonomi mendorong perekonomian suatu negara kearah yang lebih terbuka (oppeness). Perekonomian terbuka dalam arti dimana terdapat aktivitas perdagangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan sektor properti dan real estat yang ditandai dengan kenaikan

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan sektor properti dan real estat yang ditandai dengan kenaikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan sektor properti dan real estat yang ditandai dengan kenaikan harga tanah dan bangunan yang lebih tinggi dari laju inflasi setiap tahunnya menyebabkan semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas dalam perdagangan internasional seperti ekspor dan impor sangat

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas dalam perdagangan internasional seperti ekspor dan impor sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Aktivitas dalam perdagangan internasional seperti ekspor dan impor sangat diperlukan terutama untuk negara-negara yang memiliki bentuk perekonomian terbuka.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. terlepas dari kegiatan ekonomi internasional. Kegiatan ekonomi internasional

I. PENDAHULUAN. terlepas dari kegiatan ekonomi internasional. Kegiatan ekonomi internasional I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara penganut sistem perekonomian terbuka yang tidak terlepas dari kegiatan ekonomi internasional. Kegiatan ekonomi internasional yang dilakukan oleh

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA. negara selain faktor-faktor lainnya seperti PDB per kapita, pertumbuhan ekonomi,

BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA. negara selain faktor-faktor lainnya seperti PDB per kapita, pertumbuhan ekonomi, BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA 4.1 Perkembangan Laju Inflasi di Indonesia Tingkat inflasi merupakan salah satu indikator fundamental ekonomi suatu negara selain faktor-faktor lainnya seperti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimaksudkan untuk mempercepat pencapaian tingkat kesejahteraan hidup yang tinggi

BAB I PENDAHULUAN. dimaksudkan untuk mempercepat pencapaian tingkat kesejahteraan hidup yang tinggi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi yang tinggi merupakan salah satu indikator untuk menilai keberhasilan pembangunan suatu negara dan menjadi sasaran utama pembangunan bagi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia telah lama melakukan perdagangan internasional. Adapun manfaat

I. PENDAHULUAN. Indonesia telah lama melakukan perdagangan internasional. Adapun manfaat I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia telah lama melakukan perdagangan internasional. Adapun manfaat perdagangan internasional yaitu,memperoleh keuntungan dari spesialisasidalam memproduksi barang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang. Oleh. masyarakat Indonesia yang maju dan mandiri.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang. Oleh. masyarakat Indonesia yang maju dan mandiri. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang. Oleh karena itu Indonesia harus giat melaksanakan pembangunan disegala bidang. Tujuan utama pembangunan adalah tercapainya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fungsi sebagai penyimpan nilai, unit hitung, dan media pertukaran.

BAB I PENDAHULUAN. fungsi sebagai penyimpan nilai, unit hitung, dan media pertukaran. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Uang merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam kegiatan perekonomian diseluruh dunia. Bagi seorang ekonom, uang adalah persediaan aset yang dapat dengan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, hal ini

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, hal ini I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, hal ini ditunjukkan dengan hubungan multilateral dengan beberapa negara lain di dunia. Realisasi dari

Lebih terperinci

Kondisi Perekonomian Indonesia

Kondisi Perekonomian Indonesia KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI INDONESIA Kondisi Perekonomian Indonesia Tim Ekonomi Kadin Indonesia 1. Kondisi perekonomian dunia dikhawatirkan akan benar-benar menuju jurang resesi jika tidak segera dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Keberhasilan atau tidaknya pembangunan ekonomi di suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Keberhasilan atau tidaknya pembangunan ekonomi di suatu negara BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pembangunan ekonomi merupakan hal yang harus dilakukan oleh setiap negara terutama negara berkembang seperti Indonesia agar dapat berdiri sejajar dengan negara maju

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang yang sedang membangun, membutuhkan dana yang cukup besar untuk membiayai pembangunan.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang yang sedang membangun, membutuhkan dana yang cukup besar untuk membiayai pembangunan. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara berkembang yang sedang membangun, membutuhkan dana yang cukup besar untuk membiayai pembangunan. Penanaman modal dapat dijadikan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semenjak krisis ekonomi menghantam Indonesia pada pertengahan

BAB I PENDAHULUAN. Semenjak krisis ekonomi menghantam Indonesia pada pertengahan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semenjak krisis ekonomi menghantam Indonesia pada pertengahan 1997, kinerja pasar modal mengalami penurunan tajam bahkan diantaranya mengalami kerugian. Kondisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimana kebutuhan ekonomi antar negara juga semakin saling terkait, telah

BAB I PENDAHULUAN. dimana kebutuhan ekonomi antar negara juga semakin saling terkait, telah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejalan dengan perkembangan ekonomi internasional yang semakin pesat, dimana kebutuhan ekonomi antar negara juga semakin saling terkait, telah meningkatkan arus perdagangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami peningkatan yang semakin pesat sejak krisis ekonomi global pada tahun 1998 yang tidak hanya melanda di negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian A. Pasar Valuta Asing Pasar Valuta Asing menyediakan mekanisme bagi transfer daya beli dari satu mata uang ke mata uang lainnya. Pasar ini bukan entitas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Mata uang asing (valuta asing) merupakan suatu komoditas yang memiliki nilai

I. PENDAHULUAN. Mata uang asing (valuta asing) merupakan suatu komoditas yang memiliki nilai I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Mata uang asing (valuta asing) merupakan suatu komoditas yang memiliki nilai ekonomis. Hal ini dikarenakan adanya permintaan yang timbul karena adanya kepentingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Krisis mata uang di Amerika Latin, Asia Tenggara dan di banyak negara

BAB I PENDAHULUAN. Krisis mata uang di Amerika Latin, Asia Tenggara dan di banyak negara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Krisis mata uang di Amerika Latin, Asia Tenggara dan di banyak negara telah menunjukkan bahwa ketidakseimbangan kebijakan moneter dapat menyebabkan konsekuensi serius

Lebih terperinci

Alamat Redaksi: Grup Neraca Pembayaran dan Pengembangan Statistik Departemen Statistik Bank Indonesia Menara Sjafruddin Prawiranegara, Lantai 15 Jl.

Alamat Redaksi: Grup Neraca Pembayaran dan Pengembangan Statistik Departemen Statistik Bank Indonesia Menara Sjafruddin Prawiranegara, Lantai 15 Jl. September 2014-1 Alamat Redaksi: Grup Neraca Pembayaran dan Pengembangan Statistik Departemen Statistik Bank Indonesia Menara Sjafruddin Prawiranegara, Lantai 15 Jl. M.H. Thamrin No. 2 Jakarta 10350 Telepon

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diakibatkan oleh adanya currency turmoil, yang melanda Thailand dan menyebar

BAB I PENDAHULUAN. diakibatkan oleh adanya currency turmoil, yang melanda Thailand dan menyebar 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tinggi rendahnya nilai mata uang ditentukan oleh besar kecilnya jumlah penawaran dan permintaan terhadap mata uang tersebut (Hadiwinata, 2004:163). Kurs

Lebih terperinci

1. Tinjauan Umum

1. Tinjauan Umum 1. Tinjauan Umum Perekonomian Indonesia dalam triwulan III-2005 menunjukkan kinerja yang tidak sebaik perkiraan semula, dengan pertumbuhan ekonomi yang diperkirakan lebih rendah sementara tekanan terhadap

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Kurs (Nilai Tukar) a. Pengertian Kurs Beberapa pengertian kurs di kemukakan beberapa tokoh antara lain, menurut Krugman (1999) kurs atau exchange rate adalah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia saat ini sudah tidak dapat terpisahkan lagi dengan

I. PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia saat ini sudah tidak dapat terpisahkan lagi dengan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perekonomian Indonesia saat ini sudah tidak dapat terpisahkan lagi dengan perekonomian dunia. Hal ini terjadi setelah dianutnya sistem perekonomian terbuka yang dalam aktivitasnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin bertambah tinggi dalam kondisi perekonomian global seperti yang

BAB I PENDAHULUAN. semakin bertambah tinggi dalam kondisi perekonomian global seperti yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kompleksitas sistem pembayaran dalam perdagangan internasional semakin bertambah tinggi dalam kondisi perekonomian global seperti yang berkembang akhir-akhir ini.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini menjadi pemicu yang kuat bagi manajemen perusahaan untuk. membutuhkan pendanaan dalam jumlah yang sangat besar.

BAB I PENDAHULUAN. ini menjadi pemicu yang kuat bagi manajemen perusahaan untuk. membutuhkan pendanaan dalam jumlah yang sangat besar. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ketatnya persaingan dalam dunia bisnis dan ekonomi yang terjadi saat ini menjadi pemicu yang kuat bagi manajemen perusahaan untuk meningkatkan performa terbaiknya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah dengan melakukan pembangunan baik dalam jangka pendek dan jangka

BAB I PENDAHULUAN. adalah dengan melakukan pembangunan baik dalam jangka pendek dan jangka BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Negara negara di dunia bertujuan mensejahterakan penduduknya, begitu juga di Indonesia pemerintah telah berusaha maksimal agar dapat mensejahterakan penduduk.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dihasilkannya (Hariyani dan Serfianto, 2010 : 1). Menurut Tri Wibowo dan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dihasilkannya (Hariyani dan Serfianto, 2010 : 1). Menurut Tri Wibowo dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi perdagangan saat ini, kemajuan suatu negara tidak dapat dilepaskan dari keberhasilan negara tersebut melakukan ekspor barang dan jasa yang

Lebih terperinci

Mengobati Penyakit Ekonomi Oleh: Mudrajad Kuncoro

Mengobati Penyakit Ekonomi Oleh: Mudrajad Kuncoro Mengobati Penyakit Ekonomi Oleh: Mudrajad Kuncoro Melemahnya nilai tukar rupiah dan merosotnya Indeks Harga Saham Gabungan membuat panik pelaku bisnis. Pengusaha tahu-tempe, barang elektronik, dan sejumlah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. atau nilai tukar (Miskhin, 2007:435). Bagi negara berkembang dengan

I. PENDAHULUAN. atau nilai tukar (Miskhin, 2007:435). Bagi negara berkembang dengan 0 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Harga mata uang suatu negara dalam harga mata uang negara lain disebut kurs atau nilai tukar (Miskhin, 2007:435). Bagi negara berkembang dengan perekonomian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Nilai tukar sering digunakan untuk mengukur tingkat perekonomian suatu

BAB I PENDAHULUAN. Nilai tukar sering digunakan untuk mengukur tingkat perekonomian suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nilai tukar sering digunakan untuk mengukur tingkat perekonomian suatu negara. Nilai tukar mata uang memegang peranan penting dalam perdagangan antar negara, dimana

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH INVESTASI, INFLASI, NILAI TUKAR RUPIAH DAN TINGKAT SUKU BUNGA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA SKRIPSI

ANALISIS PENGARUH INVESTASI, INFLASI, NILAI TUKAR RUPIAH DAN TINGKAT SUKU BUNGA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA SKRIPSI ANALISIS PENGARUH INVESTASI, INFLASI, NILAI TUKAR RUPIAH DAN TINGKAT SUKU BUNGA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional Veteran

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: PDB, Kurs, Impor, Utang luar negeri

ABSTRAK. Kata kunci: PDB, Kurs, Impor, Utang luar negeri Judul : Pengaruh Kurs dan Impor Terhadap Produk Domestik Bruto Melalui Utang Luar Negeri di Indonesia Tahun 1996-2015 Nama : Nur Hamimah Nim : 1306105143 ABSTRAK Pertumbuhan ekonomi suatu negara dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi suatu negara merupakan salah satu tolak ukur untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi suatu negara merupakan salah satu tolak ukur untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi suatu negara merupakan salah satu tolak ukur untuk mengetahui apakah suatu negera tersebut memiliki perekonomian yang baik (perekonomiannya meningkat)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. hubungan dagang dengan pihak luar negeri, mengingat bahwa setiap negara

BAB 1 PENDAHULUAN. hubungan dagang dengan pihak luar negeri, mengingat bahwa setiap negara BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam situasi global tidak ada satu negara pun yang tidak melakukan hubungan dagang dengan pihak luar negeri, mengingat bahwa setiap negara tidak dapat memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. R Serfianto D. Purnomo et al. Buku Pintar Pasar Uang & Pasar Valas (Jakarta, Gramedia 2013), h. 98.

BAB I PENDAHULUAN. R Serfianto D. Purnomo et al. Buku Pintar Pasar Uang & Pasar Valas (Jakarta, Gramedia 2013), h. 98. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nilai Tukar adalah harga mata uang dari suatu negara yang diukur, dibandingkan, dan dinyatakan dalam nilai mata uang negara lainnya. 1 Krisis moneter yang terjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sektor utama dalam perekonomian Negara tersebut. Peran kurs terletak pada nilai mata

BAB I PENDAHULUAN. sektor utama dalam perekonomian Negara tersebut. Peran kurs terletak pada nilai mata BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Nilai mata uang Rupiah dan perbandingan dengan nilai mata uang acuan internasional yaitu Dollar Amerika, merupakan salah satu gambaran pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Nilai Tukar Rupiah Atas Dollar Amerika Serikat Periode 2004Q.!-2013Q.3

BAB I PENDAHULUAN. Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Nilai Tukar Rupiah Atas Dollar Amerika Serikat Periode 2004Q.!-2013Q.3 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kegiatan ekonomi internasional pada saat ini semakin berkembang pesat sehingga setiap negara di dunia mempunyai hubungan yang kuat dan transparan. Kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut di banding dengan mata uang negara lain. Semakin tinggi nilai tukar mata

BAB I PENDAHULUAN. tersebut di banding dengan mata uang negara lain. Semakin tinggi nilai tukar mata BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Salah satu indikator yang menunjukan bahwa perekonomian sebuah negara lebih baik dari negara lain adalah melihat nilai tukar atau kurs mata uang negara tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jakarta, 2000) Michael P Todaro, Ekonomi Untuk Negara Berkembang (Bumi Aksara:

BAB I PENDAHULUAN. Jakarta, 2000) Michael P Todaro, Ekonomi Untuk Negara Berkembang (Bumi Aksara: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Akumulasi utang luar negeri adalah suatu gejala umum negaranegara dunia ketiga pada tingkat perkembangan ekonomi dimana kesediaan tabungan dalam negeri adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara umum diukur dari pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Hal ini disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. secara umum diukur dari pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Hal ini disebabkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peningkatan perekonomian suatu negara dan tingkat kesejahteraan penduduk secara umum diukur dari pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Hal ini disebabkan karena pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cara yang tepat dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. cara yang tepat dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat suatu negara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perekonomian Indonesia diestimasikan akan mengalami tantangan baru di masa yang akan datang. Di tengah liberalisasi ekonomi seperti sekarang suatu negara akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. banyak diminati oleh para investor karena saham tersebut sangat liquid. Sahamsaham

BAB I PENDAHULUAN. banyak diminati oleh para investor karena saham tersebut sangat liquid. Sahamsaham 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam pasar modal di Indonesia, ada beberapa kelompok saham yang paling banyak diminati oleh para investor karena saham tersebut sangat liquid. Sahamsaham tersebut

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Joesron dan Fathorozzi (2003) produksi adalah berkaitan dengan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Joesron dan Fathorozzi (2003) produksi adalah berkaitan dengan BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori Produksi Menurut Joesron dan Fathorozzi (2003) produksi adalah berkaitan dengan bagaimana sumber daya (input) digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilihat dari pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi merupakan cerminan

BAB I PENDAHULUAN. dilihat dari pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi merupakan cerminan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi adalah suatu proses kenaikan pendapatan total dan pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan penduduk disertai dengan perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya manusia tidak dapat hidup sendiri, demikian halnya dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya manusia tidak dapat hidup sendiri, demikian halnya dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada dasarnya manusia tidak dapat hidup sendiri, demikian halnya dengan negara karena setiap negara membutuhkan negara lain untuk memenuhi kebutuhan rakyatnya

Lebih terperinci

Ringkasan eksekutif: Di tengah volatilitas dunia

Ringkasan eksekutif: Di tengah volatilitas dunia Ringkasan eksekutif: Di tengah volatilitas dunia Perlambatan pertumbuhan Indonesia terus berlanjut, sementara ketidakpastian lingkungan eksternal semakin membatasi ruang bagi stimulus fiskal dan moneter

Lebih terperinci

Herdiansyah Eka Putra B

Herdiansyah Eka Putra B ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI EKSPOR INDONESIA SEBELUM DAN SESUDAH KRISIS DENGAN MENGGUNAKAN METODE CHOW TEST PERIODE TAHUN 1991.1-2005.4 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Syarat-syarat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup. besar dalam perkembangan perekonomian suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup. besar dalam perkembangan perekonomian suatu negara. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup besar dalam perkembangan perekonomian suatu negara. Pasar modal memiliki beberapa daya

Lebih terperinci

Judul : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Impor Minyak Bumi Di Indonesia Tahun Nama : Made Ayu Julia Kusuma Dewi NIM :

Judul : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Impor Minyak Bumi Di Indonesia Tahun Nama : Made Ayu Julia Kusuma Dewi NIM : Judul : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Impor Minyak Bumi Di Indonesia Tahun 1996-2015 Nama : Made Ayu Julia Kusuma Dewi NIM : 1306105133 ABSTRAK Kebutuhan sehari-hari masyarakat di era globalisasi

Lebih terperinci

DEVISA DAN KESEIMBANGAN DAN KETIDAKSEIMBANGAN NERACA PEMBAYARAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL

DEVISA DAN KESEIMBANGAN DAN KETIDAKSEIMBANGAN NERACA PEMBAYARAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL DEVISA DAN KESEIMBANGAN DAN KETIDAKSEIMBANGAN NERACA PEMBAYARAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL PENGERTIAN : DEVISA Adalah semua benda yang bisa digunakan untuk transaksi pembayaran dengan luar negeri yang diterima

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diartikan sebagai nilai tambah total yang dihasilkan oleh seluruh kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. diartikan sebagai nilai tambah total yang dihasilkan oleh seluruh kegiatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Produk domestik bruto (PDB) merupakan salah satu di antara beberapa variabel ekonomi makro yang paling diperhatikan oleh para ekonom. Alasannya, karena PDB merupakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan yang. dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari

I. PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan yang. dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu fungsi ekonomi dan

BAB I PENDAHULUAN. negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu fungsi ekonomi dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pasar modal memiliki peranan yang penting terhadap perekonomian suatu negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu fungsi ekonomi dan fungsi keuangan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang pesat. Hal ini diharapkan mampu menjadi basis kestabilan ekonomi bagi

BAB I PENDAHULUAN. yang pesat. Hal ini diharapkan mampu menjadi basis kestabilan ekonomi bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini perekonomian Indonesia sedang mengalami pertumbuhan industri yang pesat. Hal ini diharapkan mampu menjadi basis kestabilan ekonomi bagi seluruh lapisan masyarakat.

Lebih terperinci