BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN"

Transkripsi

1 BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Umum Perusahaan PT. Sumbetri Megah adalah salah satu industri pembuatan tiang listrik beton pra tegang yang ada di Sumatera Utara. Perusahaan ini berdiri pada tanggal 16 Maret 1987 dengan nama awal PT. Sumatera Beton Industri, yang disahkan berdasarkan akte notaris MU. Sembiring No. 25 pada Tanggal 21 Januari 1983, lalu berdasarkan akte notaris MU. Sembiring N0. 28 pada Tanggal 20 Mei 1983 nama perusahaan diganti menjadi PT. Sumbetri Megah. Pada Tahun 1995 PT. Sumbetri Megah dibeli oleh pemegang saham baru yaitu PLN (Perusahaan Listrik Negara) berdasarkan akte Tanggal 9, 10, 11, 12 April 1995 dihadapan Notaris Munir Nasution. Perusahaan ini juga tercatat sebagai anggota APTI (Asosiasi Produsen Tiang Beton Indonesia) dan dalam proses produksinya mengikuti Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI) tahun Uji coba produksi dilakukan pada tahun 1986, dan penjualan tiang beton baru terwujud pada bulan april Sampai saat ini perusahaan telah memproduksi enam jenis tiang listrik yang dibagi berdasarkan ukuran panjang tiang diantaranya adalah tiang 7 m, 9 m, 11 m, 12 m, 13 m, dan 14 m. Keenam jenis tiang listrik ini dapat dibagi lagi berdasarkan ukuran diamater tiang, beban rencana dan pemakaian kawat tembaga. Produksi tiang listrik ini disesuaikan dengan standart permintaan PLN, tetapi perusahaan tetap terbuka pada permintaan pasar yang lain, dengan tingkat produksi dan standar kualifikasi produk yang

2 sudah ditentukan secara tepat menurut spesifikasi pada kontrak perjanjian dengan pelanggan baik dari PLN maupun dari pihak swasta Ruang Lingkup Bidang Usaha Sampai pada tahun 2010 PT. Sumbetri Megah telah memproduksi tiang listrik beton dengan ukuran 7 m, 9 m, 11 m, 12 m, 13 m, dan 14 m. Dari semua jenis tiang ini yang memiliki permintaan terbesar adalah tiang dengan ukuran 7 m, 9 m, 11 m, dan 12 m. Penjualan keempat jenis tiang ini meningkat karena banyak digunakan sebagai tiang listrik jalan raya dan perumahan, sedangkan tiang tipe 14 m umumnya digunakan didaerah berlembah dan perbukitan. PT. Sumbetri Megah hanya memproduksi tiang listrik beton pra tegang yang pabriknya terletak di Besitang, sedangkan bengkel trafo dan kamar tera terletak di Jl. Kapt. Laut Yos Sudarso. Produk tiang listrik ini telah didistribusikan secara luas. Daerah yang sudah menjadi langganan pemesanan tiang ini meliputi: Medan, Padang, Aceh, Riau, Palembang, dan Jambi. Selain itu tiang ini juga akan dijual keluar pulau sumatera seperti jawa, kalimantan, sulawesi dan irian jaya jika pemesanan dari pihak luar ada yang membutuhkannya. Tiang yang dijual ke berbagai daerah ini digunakan sebagai tiang listrik jalan raya, tiang lampu jalan, tiang transformator, tiang tambak ikan dan tiang telepon. Jenis tiang listrik beton pra tegang yang diproduksi PT. Sumbetri Megah sampai pada tahun 2010 dapat dilihat pada Tabel 2.1.

3 Tabel 2.1. Jenis Tiang Listrik Beton Pra Tegang pada PT. Sumbetri Megah No. Jenis Tiang Panjang (m) Tebal Tiang (cm) Diameter Ujung (cm) Beban Rencana (dan) E E E E E E E E Sumber : PT. Sumbetri Megah

4 2.3. Lokasi Perusahaan PT. Sumbetri Megah adalah pabrik pembuatan tiang listrik beton pra tegang yang mempunyai kantor pusat berada di Jl. K L Yos Sudarso No.284 Medan, Gedung C Lantai 2. Sedangkan lokasi pabrik berada di Jalan Medan- Banda Aceh Km. 91 Besitang, Kabupaten Langkat Sumatera Utara. Luas lokasi pabrik Sumbetri Megah adalah m 2. Penentuan lokasi pembangunan pabrik tiang listrik beton PT. Sumbetri Megah didasarkan beberapa hal berikut : a. Penentuan lokasi berdasarkan ketersediaan bahan baku PT. Sumbetri Megah menggunakan bahan baku yang sebagian besar adalah bahan-bahan yang biasa dipakai untuk bangunan seperti semen, pasir dan batu split. Bahan baku yang diperlukan tersebut banyak terdapat di daerah-daerah pinggiran kota misalnya untuk bahan baku pasir diambil dari pinggiran sungai stabat, untuk bahan baku semen digunakan adalah semen padang (pozoland) yang dibeli dari kota binjai, dan untuk batu split diambil dari pinggiran sungai pantai buaya yang terdapat di kota besitang b. Penentuan lokasi berdasakan sasaran pasar. PT. Sumbetri Megah pada pengoperasiannya mentargetkan sebagian besar pasarnya berada di daerah Sumatera Utara dan Aceh. Oleh sebab itu, Sumbetri Megah mendirikan lokasi perusahaan didaerah yang dapat meliputi kedua lokasi tersebut, yakni di daerah besitang, kabupaten langkat. Karena menurut daerah geografisnya, kota besitang terletak disekitar pertengahan antara medan dan banda aceh, sehingga untuk mendistribusikan produknya tidak perlu memakan waktu yang cukup lama.

5 c. Penentuan lokasi berdasarkan lingkungan Berdasarkan letak geografisnya pertimbangan ini dilakukan oleh perusahaan karena lokasi ini jauh dari perkotaan, sehingga polusi-polusi yang ditimbulkan oleh pabrik seperti polusi air, polusi kebisingan yang ditimbulkan oleh mesin-mesin produksi tidak mengganggu pemukiman penduduk, selain itu juga manfaat yang diperoleh dari lingkungan yaitu dapat membuka lapangan pekerjaan bagi penduduk sekitar untuk bekerja dipabrik sehingga tingkat pendapatan penduduk nantinya dapat meningkat Daerah Pemasaran Daerah pemasaran yang dilakukan oleh PT. Sumbetri Megah umumnya ditujukan untuk pembangunan dan perbaikan infrastruktur listrik PLN, namun perkembangan kebutuhan tiang listrik yang begitu cepat sehingga pihak swasta pun ikut berperan dalam perkembangan infrastruktur pemasangan jaringan listrik di negara kita ini. Perusahaan tidak membatasi permintaan tiang baik dari pihak PLN maupun dari pihak swasta tetapi sesuai dengan hasil kesepakatan kedua belah pihak. Sampai saat ini pemasaran tiang listrik beton yang dilakukan PT. Sumbetri Megah telah mencapai beberapa daerah seperti Padang, Jambi, Riau, dan Pekanbaru, walaupun sumber penjualan utama ditujukan kepada daerah Nangroe Aceh Darusalam dan Sumatera Utara. Dengan adanya pihak manajemen pemasaran yang handal maka rencana pemasaran akan dikembangkan lagi hingga penjualan tiang mencakup seluruh daerah yang ada di kepulauan sumatera.

6 2.5. Proses Produksi Proses pembuatan tiang listrik beton yang diterapkan PT. Sumbetri Megah sudah menggunakan teknologi semi otomatis, dimana untuk memproduksi tiang listriknya perusahaan menggunakan sebagian besar alat bantu. Hal ini sangat membantu kelancaran proses produksi baik itu dari segi tenaga manusia, waktu pembuatan, dan juga hasil produksinya akan jadi lebih baik, sesuai dengan standar yang diinginkan oleh perusahaan. Bahan baku yang digunakan untuk pembuatan tiang listrik beton juga sudah diuji terlebih dahulu sebelum digunakan dalam proses produksinya. Adapun bahan baku yang sudah distandarkan meliputi: Semen, pasir dan batu split Standar Mutu Produk PT. Sumbetri Megah telah melakukan standarisasi terhadap produk yang dibuatnya. Perusahaan berpedoman bahwa mutu produk adalah hal yang utama dalam menjalankan usaha. Adapun usaha yang dilakukan perusahaan adalah melakukan pengujian terhadap produk tiang listrik, adapun pengujiannya antara lain : a. Hammer Test Hammer Test adalah suatu pengujian yang dilakukan untuk menentukan kekerasan tiang beton. Pada saat proses spinning dan proses pengeringan baik, maka kekerasan tiang yang diperoleh akan baik pula. Cara yang dilakukan untuk mengetesnya yaitu mengambil bahan baku yang digunakan sebagai sampel, kemudian sampel ini dibawa ketempat pengujian dan dibiarkan mengeras selama

7 7 hari dan setelah hari yang ditentukan tercapai maka sampel yang mengeras tadi dipukul dengan hammer. Apabila sampel yang dipukul tidak mengalami peleburan maka kualitas kekerasan yang diperoleh baik. b. Slump Test Slump Test adalah tes pengujian yang dilakukan kepada concreate, dimana kita dapat memastikan bahwa adukan bahan baku sudah sesuai dengan standar yang ditetapkan. Cara melakukan pengujian Slump Test yaitu pengambilan bahan baku yang digunakan sebagai sampel, kemudian sampel tersebut dimasukkan kedalam slump dan dipadatkan dengan besi tumpul. Setelah pemadatan dilakukan selama 2 menit maka slump dilepas dan kemudian didiamkan selama 3 menit, dan langkah selanjutnya yaitu melakukan pengukuran tinggi permukaannya. Penyusutan terhadap sampel yang diinginkan adalah 2 cm 4 cm. Maksud dari penyusutan 2 cm- 4cm ini adalah adukan beton yang diperbolehkan saat produksi dan setelah produk itu selesai tidak boleh melebihi 4 cm. c. Proof Test Proof test adalah suatu pengujian yang dilakukan untuk mengetahui kelenturan tiang beton. Kelenturan tiang akan baik apabila pada saat proses spinning dan proses pengeringan baik. Cara yang dilakukan untuk melakukan uji proof test ini adalah tang listrik yang berada di stock yard dibawa kelapangan depan dekat perendaman. Setelah itu diuji dengan culling machine sehingga diperoleh kelenturan tiang beton tersebut.

8 d. Promp Test (tes Kubus) Promp Test (tes Kubus) adalah suatu pengujian yang dilakukan untuk mengetahui kekerasan dari tiang listrik beton. Kubus ini memiliki ukuran 20 x 20 cm, dan cara yang dilakukan untuk pengujiannya yaitu mengambil bahan baku sebagai sampel, kemudian dibawa kelaboratorium dan didiamkan selama 7 hari sampai mengeras. Adapun cara lain yang digunakan agar sampel cepat mengeras yaitu melakukan steaming selama 4 jam, setelah mengeras diproses dengan promp test. Standar PBI ( Peraturan Beton Indonesia) kekerasan tiang beton harus mencapai 450 kg/cm 2 setelah 3 hari perendaman. Pengujian mutu produk ini dilakukan di laboratorium pabrik dan dilaksanakan saat proses produksi berlangsung ataupun setiap periode tertentu. Namun, jika perusahaan tidak melakukan uji mutu tersebut, maka pihak manajemen dapat mentolerir hal itu dengan syarat komposisi bahan yang digunakan dalam produksi sesuai dengan standar teknis yang telah ditetapkan oleh perusahaan sebelumnya ataupun Standar Perusahaan Listrik Negara. (SPLN) Bahan yang Digunakan Untuk menghasilkan kualitas tiang beton yang baik, maka digunakan bahan baku yang baik pula, sesuai dengan standarisasi dari campuran bahan. PT. Sumbetri Megah sudah mendapat penghargaan ISO 9001 : 2000 mengenai kualitas bahan baku yang digunakan. Pengujian bahan baku ini dilakukan di Laboratorium Beton Teknik Sipil. Adapun bahan baku yang digunakan dari pembuatan tiang listrik beton ini meliputi : Pasir,

9 Semen, batu split, air, dan rangka. Sedangkan bahan tambahan yang digunakan meliputi minyak solar, minyak gemuk, tembaga dan plat kuningan (terminal). Selain itu digunakan juga bahan penolong untuk meningkatkan harga jual produk yang meliputi cat pilox dan mal cetakan Bahan Baku Adapun bahan baku yang digunakan dalam proses produksi adalah: 1. Semen PT. Sumbetri Megah menggunakan semen Portland dengan merk semen padang tipe I sebagai bahan baku perekat produksinya. Penggunaan semen merk ini disebabkan oleh standar teknis yang telah ditetapkan oleh perusahaan sebelumnya. Semen ini diperoleh dari Medan. Semen Portland tipe I adalah semen Portland biasa (regular), yaitu produk yang umum digunakan untuk bangunan biasa. Semen untuk konstruksi beton bertulang adalah bahan yang mengeras dengan adanya air, dan dinamakan sebagai semen hidraulik. Semen hidraulik ini terdiri dari silikat dan lime yang terbuat dari batu kapur dan tanah liat yang digerinda, dicampur, dibakar didalam dapur pembakaran dan kemudian dihancurkan menjadi tepung. 2. Pasir Pasir yang digunakan PT. Sumbetri Megah untuk kelancaran proses produksinya disesuaikan dengan Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI). Bahan baku pasir ini diperoleh dari pinggiran sungai Stabat yang dibeli pihak

10 manajemen kepada agen pengelola pasir. Pasir yang baik untuk pembuatan beton ini adalah pasir yang cukup kasar. Gradasi yang baik adalah yang tertahan ayakan mesh 4 mm sebanyak 2%, 1 mm minimum 10% dan 0,25 mm berkisar 80-90%. Maksud dari ayakan 4 mm adalah jarak antar lubang yang terdapat pada ayakan berukuran 4 mm. kandungan tanah pada pasir maksimum 5 %. Pasir sebagai agregat yang halus bahan adalah yang lolos dari ayakan mesh dengan ukuran lebih kecil dari 5 mm. Ukuran ayakan dan persentase yang tertinggal dalam mesh, dapat dilihat pada Tabel 2.2. Tabel 2.2. Ukuran Mesh dan Persen Tertinggal Ukuran Mesh % Tertinggal ,0 40 2,5 50 3,0 70 6, , , , ,0 Sumber PT. Sumbetri Megah 3. Batu Split (Batu Pecah) Batu split yang digunakan oleh pihak perusahaan untuk kelancaran proses produksinya yaitu batu split dengan ukuran minimum 5 mm dan ukuran

11 maksimum 12 mm. Batu ini diperoleh dari sungai pantai buaya yang di beli oleh pihak manajemen ke agen penjual. Bentuk batu split yang baik untuk digunakan dalam proses produksi adalah batu yang tidak pipih, dan mempunyai permukaan pecah pada seluruh bidangnya. Kandungan Lumpur yang terdapat pada batu pecah maksimum 1 %. Batu split dikatakan sebagai batu kasar karena memiliki diameter lebih besar dari 5 mm. Batu split ini menempati sekitar 75 % dari isi total cetakan tiang beton, sehingga sifat-sifat batu split ini sebagai komponen bahan baku sangat mempengaruhi perilaku tiang beton. 3. Air Dalam proses pencampuran bahan-bahan untuk pembuatan tiang listrik beton ini digunakan air, karena air merupakan suatu katalisator yang mempunyai daya rekat yang kuat bila bercampur dengan semen dan bahan baku lainnya. Air yang digunakan dalam proses produksi adalah air yang berasal dari sumur bor. Dalam proses pengecoran tidak diperbolehkan menggunakan air asin sebagai katalisator, hal ini disebabkan karena jika dalam pengoperasiannya menggunakan air asin maka ketahanan dari tiang listrik beton tidak akan sesuai dengan standar yang telah ditentukan. Faktor penyebabnya lain yaitu air asin dapat menyebabkan korosi pada rangka besi yang ada distruktur penyusun tiang listrik beton. Pada prinsipnya, sebelum air digunakan terlebih dahulu diperiksa kesadahan dan keasaman air. Hal ini dilakukan untuk menjamin mutu dan karakteristik sesuai dengan standar teknis yang disyaratkan dalam Standar Perusahaan Listrik (SPLN) maupun dikehendaki oleh konsumen.

12 5. Rangka Rangka diperoleh dari proses perakitan antara tulangan PC Wire, cincin rangka, dan Spiral Wire dengan kawat paku sebagai pengikatnya. Adapun bahan baku yang digunakan untuk perangkaian rangka ini adalah : a. Prestressed Concrete Wire (PC Wire) dengan Ø 7 mm. Bahan ini digunakan sebagai tulangan rangka. PC wire ini dibeli dari distributor di Jakarta. b. Kawat paku dengan Ø 4 mm. Kawat beton ini digunakan sebagai pembentuk Spiral Wire dan Cincin rangka. Bahan ini dibeli dari Medan. c. Kawat beton dengan Ø 0,5 mm. Bahan ini digunakan sebagai pengikat antara PC Wire, cincin rangka dan Spiral Wire dan dibeli dari Medan atau Pangkalan Berandan Bahan Tambahan Bahan tambahan yang digunakan dalam proses produksi tiang listrik beton di PT. Sumbetri Megah adalah: 1. Minyak Solar Minyak solar ini digunakan sebagai pencuci baut cetakan mal, hal ini dilakukan untuk mempermudah proses penguncian baut saat mal sudah siap diisi dengan bahan baku.

13 2. Minyak Gemuk Minyak gemuk digunakan untuk mengolesi baut press, hal ini dilakukan untuk mempermudah proses penegangan 3. Minyak Trafo Minyak trafo ini digunakan untuk mengolesi mal agar concreate (bahan adukan) tidak melekat pada mal saat proses pembongkaran dilakukan.. 4. Tembaga Tembaga ini digunakaan sebagai grounding atau arde pada tiang listrik beton. Tembaga ini berfungsi untuk menetralkan elektron-elektron bila petir menyambar. 5. Kuningan Kuningan ini digunakan untuk mengikat tembaga pada tiang listrik beton Bahan Penolong Adapun bahan penolong yang digunakan dalam pembuatan tiang listrik beton di PT. Sumbetri Megah adalah mal huruf dan cat Pilox. Mal huruf dan Cat Pilox ini digunakan untuk pemberian merk tiang, logo tiang, kode tiang, kekuatan tiang dan tanggal produksi tiang.

14 Uraian Proses Uraian proses produksi pembuatan tiang listrik beton pra tegang di PT. Sumbetri Megah dengan tipe tiang dan, dimana tiang ini dikerjakan pada jalur atau unit I dengan menggunakan mesin mixing buatan german. Adapun proses produksi pembuatan tiang secara umum dapat dilihat pada Gambar 2.1. Pc Wire K. Paku K. beton Perangkaian Sisa Potongan PC Wire Pemasukan rangka dalam mal Semen Pasir Air Zat Aditif Batu Pecah Pencampuran bahan (Mixing) Pemasukan campuran ke dalam mal (Concrete Filling) Baut dan Mur Penutupan mal dan penegangan PC Wire (stressing) Pemutaran (Spinning) Uap Panas Penguapan (Steaming) Air Proses Pembukaan Mal Cat Pylox Pemberian Logo Perendaman Semen Pasir Air Cat Pylox Penyelesaian akhir (Finishing) Gambar 2.1. Blok Diagram Produksi Tiang Listrik Beton di PT. Sumbetri Megah

15 1. Proses Perangkaian a. Pemotongan Prestressed Concrete Wire (PC Wire) Sebelum dilakukan pemotongan PC Wire harus diuji terlebih dahulu tegangannya dan disusun ke rumah PC Wire yang berbentuk segi enam. PC Wire ditarik dari rumah dan dipotong sesuai dengan tipe tiang yang diinginkan dengan mesin pemotongan (cutting machine). b. Pembentukan Ulir Pembentukan ulir ini dilakukan setelah PC Wire dipotong, pemberian ulir ini dilakukan pada kedua ujungnya. Panjang ulir untuk setiap tiang sama, yakni ± 10 cm. Kegunaan dari pemberian ulir ini untuk mempermudah PC Wire saat proses penegangan. c. Pembentukan Spiral Pembuatan spiral ini dilakukan pada mesin spiral yang bekerja secara otomatis. Kawat paku dibentuk menjadi spiral dengan jumlah lilitan yang disesuaikan dengan panjang tiang pada mesin spiral. Proses kerja mesin ini pada saat pembentukan akan berhenti jika spiral untuk jenis tiang tertentu sudah tercapai. d. Pembentukan Cincin Pembentukan cincin dilakukan setelah pembentukan spiral selesai, sisa pembentukan spiral ini yang akan dibentuk menjadi cincin. Caranya yaitu spiral dipotong-potong sesuai jenis tiang tertentu dengan menggunakan tang. Spiral yang telah dipotong-potong

16 kemudian dilas sehingga membentuk cincin. Cincin ini yang nantinya berfungsi untuk menahan rangkaian agar rangkaian menjadi kokoh. e. Pemotongan Kawat Beton Pemotongan kawat beton dilakukan dengan menggunakan mesin gerinda. Kawat ini dipotong dengan panjang cm. Setelah itu kawat dibentuk seperti huruf U, dimana kawat ini nantinya berfungsi sebagai pengikat spiral dan cincin pada PC Wire. f. Pembentukan Rangka PC Wire yang dibutuhkan untuk membentuk rangka ini sesuai dengan jenis tiang yang ingin dibentuk, bila tiang 7 m dan 9 m membutuhkan 4 buah PC Wire yang telah diulir, sedangkan tiang dan 11 m, 12 m, 13 m, dan 14 m adalah enam buah. PC Wire yang telah diulir dimasukkan ke meja perangkaian dan bagian pengkalnya diikat dengan baut. Kemudian spiral direntangkan di sepanjang PC Wire. Ujung PC Wire ditahan, dan pada bagian pangkal ditegangkan. Cincin dipasangkan dengan jarak dari pangkal 40 cm, dan jarak antar cincin adalah 1 m. Spiral yang sudah direntangkan diikatkan pada PC Wire dengan menggunakan kawat beton. 2. Pemasukan Rangka ke dalam Mal Proses pemasukan rangka ke dalam mal dilakukan dengan mengangkut rangka dari penyimpanan rangka yang sudah jadi menuju cetakan mal yang sudah diolesi dengan minyak trafo. Minyak ini sudah tersedia di meja cetakan mal.

17 Rangka dimasukkan ke dalam mal dimana bagian ujung rangka juga diberi minyak trafo. Baut dipersiapkan dan diberi minyak gemuk. Penutup ujung mal dipasang. Setelah itu baut press dimasukkan dan disambungkan dengan PC Wire. Setelah itu letak rangka diluruskan dan PC Wire direntangkan. 3. Pencampuran Bahan (Mixing)] Bahan-bahan seperti pasir, semen, batu split, air dan zat aditif dimasukkan ke dalam mixer. Pada mixer yang tersedia tempat pengukuran bahan sehingga memperudah proses pencampuran, sedangkan air dialirkan melalui selang menuju pencampuran bahan yang sedang berlangsung. Campuran bahan ini disebut Concrete. Pada unit produksi I mesin Mixer yang digunakan adalah merek cina, dimana mesin ini berjalan untuk mengisi Concrete kedalam cetakan mal. Sedangkan unit produksi II mesin yang digunakan merek Jerman, mesin ini sudah terpasang dilantai produksi sehingga untuk mengisi cetakan mal Concrete dibawa menggunakan ember. Komposisi dari masing-masing bahan-bahan yang digunakan untuk membuat tiang listrik beton dapat dilihat pada Tabel Concrete Filling Pengisian concrete memiliki ketentuan-ketentuan yang harus dilakukan yaitu pada bagian ujung mal (1,5 m dari ujung mal) harus diisi padat fungsinya agar tiang tidak mudah patah, sedangkan bagian pangkal tidak terlalu padat sehingga ada ruang kosong yang akan diisi saat spinning berlangsung.

18 Tabel 2.3. Komposisi Bahan Pembuatan Beton Pra Tegang No Type Tiang Semen (Kg) Pasir (Kg) Batu Split (Kg) PC Wire (Kg) Kawat Paku (Kg) Kawat Air Beton (Kg) (Kg) Ring Spiral Kuningan Komposisi Arde (Kg) BC. Draft Besi Beton Berat Tiang Per Batang (Kg) Polos Pakai Arde dan ,40 0,20 3,20 0,40 21,00 0,15 0,25 1,74 303,20 305, dan ,80 0,40 4,80 0,60 41,00 0,15 0,36 2,22 589,60 592, dan ,80 0,40 4,80 0,60 42,00 0,15 0,36 2,22 664,60 667, dan ,80 0,40 4,80 0,60 47,00 0,15 0,36 2,22 780,60 783, dan ,80 0,70 5,60 0,70 56,00 0,23 0,52 2,52 818,8 822, dan ,80 0,70 5,60 0,70 68,00 0,23 0,52 2,52 989,80 993, dan ,80 0,80 6,20 0,90 75,00 0,23 0,75 2, ,7 131, dan ,20 0,90 7,00 1,00 87,00 0,23 0, , , dan ,60 1,20 9,00 1,20 9,00 0,23 0,85 3, ,31 Sumber : PT. Sumbetri Megah

19 5. Penutupan Mal Setelah mal diisi dengan concrete maka dilakukan penutupan dengan menggunakan baut dan mur disepanjang cetakan mal. Baut dan mur yang dibutuhkan tergantung tipe tiang yang diinginkan. Untuk menguatkan ikatan baut dan mur digunkan alat pengencang yang disebut Impact Tool. Alat ini digunakan pada unit produksi I, sedangkan unit produksi II menggunakan kunci secara manual. Setelah itu cetakan mal dibawa menggunakan hoist crane menuju proses stressing. 6. Stressing Stressing adalah proses akhir pada PC Wire. Penegangan ini lebih mudah dilakukan, karena kedua ujung PC wire telah terlebih dahulu diberi ulir. Bagian ujung mal diberi Pen, yang berfungsi untuk membuat lubang pada ujung tiang. Diameter Pen adalah 9 mm. Kekuatan stressing ini diberikan tergantung dari tipe tiang yang dibuat. Setelah proses stressing dilakukan maka cetakan dibawa menuju lokasi tempat proses spinning dengan menggunakan hoist crane. 7. Proses Spinning Setelah proses stressing dilakukan maka dilakukan tahapan selanjutnya yaitu proses spinning. Spinning adalah proses pemutaran cetakan mal yang bertujuan untuk memadatkan concrete dalam mal dengan menggunakan gaya sentrifugal yang ditimbulkan oleh mesin spinning. Hasil spinning yang baik akan menghasilkan tiang beton yang padat tanpa rongga-rongga. Proses Spinning ini dilakukan dalam tiga tahapan yaitu:

20 a. Tahap I : 300 rpm selama 3 menit b. Tahap II : 600 rpm selama 5 menit c. Tahap III : 1000 rpm selama 10 menit 8. Proses Steaming Cetakan mal yang sudah siap di spinning dibawa menggunakan hoist crane menuju ke lokasi proses steaming. Steaming adalah tahapan proses dengan menggunakan uap panas untuk mempercepat proses pengeringan pada tiang beton. Sisa dari proses pengeringan ini berupa air yang dibawa ke tempat pembuangan limbah cair. Pengeringan berlangsung selama 3-4 jam dengan suhu C, dan tekanan 10 kg/cm 2. Uap panas dimasukkan ke dalam mal melalui pipa-pipa yang berisi uap dari Boiler. Setelah selesai, mal dibiarkan dingin selama menit. Setelah proses steaming selesai maka cetakan mal diangkat ke bagian pembukaan cetakan dengan menggunakan hoist crane. Jika boiler bermasalah (tidak dapat digunakan) maka pembekuan concrete dalam cetakan dilakukan secara alami, dan membutuhkan waktu dua hari. 9. Proses Pembukaan Mal Setelah cetakan mal sampai di lokasi pembongkaran maka cetakan dibuka dengan melepaskan penutup dikedua ujungnya. Mal terdiri dari dua bagian, yaitu bagian penutup atas dan bagian bawah. Penutup ujung mal ini dibuka pada saat steaming masih berlangsung, sehingga mempermudah keluarnya air hasil penguapan. Kemudian baut pada cetakan dibuka, dan bagian atas mal ditarik menggunakan crane dan diletakkan diatas besi sorong. Mal bagian bawah dimiringkan sehingga tiang keluar dari cetakan dan didinginkan selama 30-60

21 menit. Setelah itu cetakan bawah ditarik dengan menggunakan crane menuju besi sorong. Cetakan mal disorong menuju lokasi pengisian concrete untuk diisi kembali. 10. Proses Pemberian Logo Setelah tiang dingin maka diberi logo perusahaan, jenis tiang, tanggal pembuatan tiang, unit pembuatan tiang, dan kekuatan tiang dengan menggunakan mal huruf dan cat Pylox. Kemudian tiang digulingkan menuju besi sorong sebanyak dua buah. Setelah itu tiang disorong menuju lokasi perendaman. 11. Perendaman Setelah tiang sampai pada lokasi perendaman maka tiang diangkut menggunakan crane menuju kolam. Pengangkutan tiang dilakukan secara hati-hati agar tiang tidak mengalami pembenturan. Tiang disusun secara sejajar dari bawah ke atas dan diberi broti penahan diantara tiang agar kedudukan tiang seimbang. Tiang beton ini direndam di dalam kolam selama satu hari satu malam. Tujuan perendaman ini adalah proses penyempurnaan pengerasan tiang. 12. Finishing (Tahap Akhir) Setelah waktu yang ditentukan dikolam perendaman tercapai, maka tiang beton diangkut menggunakan crane ke truk pengangkut tiang. Tiang-tiang ini diangkut menuju penyimpanan tiang yang berada di lapangan terbuka atau disebut (Stock Yard) yang berada di samping lokasi produksi. Di Stock Yard inilah tiang beton diberi penutup yang terbuat dari campuran semen, pasir dan air sehingga tiang yang awalnya berlubang bagian atasnya menjadi tertutup. Proses pengeringan membutuhkan waktu 21 hari hingga akhirnya dapat diangkut ke

22 lokasi pemasaran tiang. Bagian tutup atas tiang kemudian diberi nomor urut pembuatan tiang dengan mengunakan cat pylox. Kedua ujung tiang yang ditutup akan mengering dalam beberapa jam. Jika PC Wire masih keluar tampak pada permukaan ujung tiang, maka PC Wire dipotong dengan mesin gerinda. Selain itu dilakukan juga pelabelan pada tiang untuk merk, kode tiang, dan tanggal pembuatan tiang Mesin Produksi dan Peralatan Produksi Mesin dan peralatan yang digunakan perusahaan memiliki tujuan untuk mempermudah kelancaran proses produksi dalam pabrik. Adapun mesin-mesin dan peralatan yang digunakan oleh PT. Sumbetri Megah dalam memproduksi tiang listriknya betonnya meliputi sebagai berikut : Mesin Produksi Mesin yang digunakan dalam proses produksi meliputi: 1. Nama : Boiler Merk/ Tipe : KB/ 706 Max Prod. Uap : 4200 Kg/Hr Tekanan Kerja : 10 Kg/ Cm 2 Cos φ : 0,86 Luas Pemanasan : 73 m 2 Jumlah Buatan : 1 Unit : PT. Karpindo Bahagia, Surabaya

23 2. Nama : Mixer (pada unit I) Merk/ Tipe : KABAG/ RTM 750 Dimensi Daya Kapasitas Tegangan : 5325 x 5600 x 9450 (OxWxH) mm : 22 KW : 1500 Kg : 240 Volt Cos : 0,85 Jumlah Mesin Buatan Kegunaan : 1 unit : Jerman : Untuk mencampur pasir, batu split, semen dan air 3. Nama : Water Dosen System Merk/ Tipe : NW40 Ausf. 307 Jumlah Mesin Kegunaan : 1 unit : Untuk mengukur volume air yang akan dignnakan untuk mencampur bahan baku 4. Nama : Mixer (pada unit II) Merk/ Tipe : Concrete Mixer/ JS 500 Dimensi Daya Kapasitas Tegangan : 3165 x 3300 x 450 (OxWxH) mm : 15 KW : 800 Kg : 240 Volt Cos : 0,85 Jumlah Mesin : 1 unit

24 Buatan Kegunaan : Cina : Untuk mencampur pasir, batu split, semen dan air 5. Nama : Mesin Penegang PC Wire Merk/ Tipe : Paul/ Jumlah Mesin Buatan Kegunaan : 3 unit : Jerman : Untuk menegangkan PC Wire 6. Nama : Mesin Spinning Merk/ Tipe : Kapasitas Tegangan : / 160 r/min : 240 Volt Cos : 0,87 Jumlah Mesin Kegunaan : 4 unit : Untuk memutar cetakan dengan menggunakan gaya sentrifugal yang betujuan untuk memadatkan adonan beton di dalam cetakan 7. Nama : Mesin Ulir (Treading Machine) Merk/ Tipe : Paul/ Dimensi Jumlah Mesin Buatan Kegunaan : 5325 x 5600 x 9450 (OxWxH) mm : 1 unit : Jerman : Untuk membuat ulir pada ujung PC Wire

25 8. Nama : Mesin Spiral Merk/ Tipe : Paul/ Tegangan : 24 Volt Cos φ : 0,83 Jumlah Mesin Buatan Kegunaan : 1 unit : Jerman : Untuk membuat spiral dari kawat paku yang berdiameter 4 mm 9. Nama : Hoist Crane Merk/ Tipe Tegangan Kapasitas : DA : 24 Volt : 3 Ton Cos φ : 0,87 Jumlah Mesin Kegunaan : 8 unit : Sebagai alat transportasi untuk memindahkan tiang listrik beton pra tegang dan mal 10. Nama : Mesin Pengundi Baut (Hydraulic JEIN) Merk / Tipe : PAUL Jumlah Mesin Kegunaan : 3 unit : Untuk mengunci baut-baut yang dipasang disepanjang mal 11. Nama : Mesin Pemotong PC Wire Merk / Tipe : RF/ 0,75/ 2-7

26 Tegangan : 220/380 Volt Cos φ : 0,85 Jumlah Mesin Kegunaan : 1 unit : Untuk memotong PC Wire sesuai dengan ukuran tiang 12. Nama : Compressor Merk/ Tipe : MGK N 271/ 40 Daya : 7-5 KW Cos φ : 0,85 Jumlah Mesin Kegunaan : 1 unit : Untuk memotong PC Wire sesuai dengan ukuran tiang 13. Nama : Mesin Gerinda Merk / Tipe Power : J : 2 HP Cos φ : 0,86 Buatan Jumlah Mesin Kegunaan : Kwantung, Cina : 1 unit : Untuk menghaluskan permukaan benda dan juga sebagai alat potong 14. Nama : Mesin Las (Arc Welder) Merk / Tipe : Kubota / AT SS 5 Berat : 68 Kg

27 Jumlah Mesin Kegunaan : 1 unit : Untuk mengelas 15. Nama : Compressor Merk / Tipe Daya : Y 132 M : 15 KW Cos φ : 0,84 Jumlah Buatan Kegunaan : 1 Unit : Cina : Untuk mendapatkan angin dalam pengoperasian Impact Tool Peralatan Produksi Peralatan yang digunakan perusahaan dalam proses produksi pembuatan tiang listrik yaitu: 1. Forklift Forklift digunakan untuk mengangkut material dari gudang bahan baku dan gudang bahan tambahan menuju lokasi pabrik. Adapun yang diangkut meliputi pasir, semen dan batu split. 2. Hoist Crane Hoist Crane adalah alat bantu yang digunakan untuk mengangkut material, baik itu pengangkutan mal, concrete yang sudah ditutup oleh cetakan, maupun tiang yang sudah jadi menuju daerah yang diinginkan dengan menggunakan tombol display.

28 3. Tang Tang digunakan untuk memotong kawat beton pada saat perangkaian cincin tulangan dari PC Wire. 6. Scrap Digunakan untuk meratakan adukan pada saat adukan baru dituang ke dalam rangkaian tulang. 4. Palu Palu digunakan untuk memukul pen pada saat penutupan cetakan, palu ini digunakan pada stasiun kerja penutupan mal dengan kegiatan proses produksi II. 5. Kuas Kuas digunakan untuk mengoleskan mould oil ke bagian dalam mal. Ini dilakukan agar tiang yang dimasak nantinya tidak lengket kedalam cetakan saat pembongkaran. 6. Kain Kain digunakan untuk membersihkan cetakan mal dari debu yang dihasilkan oleh tiang yang sudah jadi Tata Letak Perusahaan PT. Sumbetri Megah memiliki tipe tata letak pabrik berdasarkan produk (Product Layout). Dapat disimpulkan bahwa mesin-mesin, peralatan serta fasilitas pendukung lainnya memiliki dua unit jalur produksi, dimana setiap daerah kerja disusun sesuai urutan proses untuk memproduksi tiang listrik sesuai dengan tipe yang diinginkan. Setiap jalur produksi memiliki mesin dan peralatan untuk

29 menyelesaikan satu siklus produksi, sedangkan bentuk pola aliran bahan yang digunakan di pabrik ini berbentuk zig-zag. Dengan bentuk aliran bahan seperti ini, dapat digunakan alat transportasi yang sama. Seperti pada pengecoran, proses stessing, besi sorong, sekaligus juga hoist crane untuk membawa mal ke daerah penutupan mal ke daerah spinning. Demikian pula besi sorong pada bagian pembukaan mal juga dapat digunakan untuk mengangkut tiang listrik ke tempat bak perendaman. Adapun tata letak pabrik yang dimiliki PT. Sumbetri Megah dibagi atas tiga daerah kerja, yaitu: 1. Daerah Produksi Daerah produksi adalah suatu tempat untuk mengolah bahan baku, bahan tambahan dan bahan penolong menjadi sebuah tiang listrik beton pra tegang. Pabrik ini dibangun diatas areal seluas m 2. Bagian produksi memiliki beberapa stasiun kerja (work center) yang disusun tanpa dinding / sekat pemisah. Daerah kerja yang ada pada daerah produksi meliputi: a. Daerah kerja perangkaian Daerah kerja perangkaian ini dibagi menjadi 4 daerah kerja, yaitu: 1. Daerah kerja I dengan ukuran m x 5.85 m 2. Daerah kerja II dengan ukuran m x 0.55 m 3. Daerah kerja III dengan ukuran m x 1.40 m 4. Daerah kerja IV dengan ukuran 28 m x 3.85 m b. Daerah kerja pengecoran Daerah kerja pengecoran ini terbagi atas 2 daerah kerja, yaitu:

30 1. Daerah kerja I dengan ukuran 15 m x 2.3 m 2. Daerah kerja II dengan ukuran 14 m x 2.8 m c. Daerah kerja pemutaran (spinning) Daerah ini dibangun di atas areal seluas m 2. d. Daerah kerja penguapan (steaming) 1. Daerah kerja I dengan ukuran m x 3.50 m 2. Daerah kerja II dengan ukuran m x 4.55 m 3. Daerah kerja III dengan ukuran 14 m x 2 m e. Daerah kerja pembukaan mal Daerah kerja ini terbagi atas 2 daerah kerja, yang masing-masing daerah berukuran m x 0.9 m. 2. Daerah Pelayanan Pelayanan Produksi (Production Service) Bagian pelayanan produksi yang ada di pabrik meliputi: a. Gudang Produk (Stock Yard) Gudang produk adalah tempat penyimpanan produk jadi berupa tiang listrik beton yang sudah siap dipasarkan, penyimpanan tiang ini dilakukan di lapangan terbuka atau pihak pabrik menyebutnya dengan stock yard. Stock yard memiliki luas areal m 2. Di stock yard ini produk jadi disusun berdasarkan spesifikasi produknya untuk mempermudah pendistribusiannya.

31 b. Gudang Bahan Baku Gudang bahan baku yang ada pada perusahaan ini terdiri dari 2 tempat meliputi: 1. Gudang Bahan Baku I Gudang ini digunakan sebagai tempat penumpukan bahan baku berupa pasir dan batu pecah. Gudang ini berdekatan dengan mesin mixer dan berada pada lapangan terbuka. Luas areal dari gudang ini m Gudang Bahan Baku II Gudang ini digunakan sebagai tempat menyimpan semen beserta bahan penolong lainnya, seperti minyak gemuk dan minyak trafo. Luas areal gudang ini meliputi 800 m 2. c. Gudang Peralatan Gudang peralatan ini digunakan sebagai tempat menyimpan suku cadang yang digunakan dalam proses produksi. Adapun suku cadang yang disimpan berupa beko, baut berbagai tipe, kunci, helm, masker dan kawat seling. Gudang dibangun atas tanah seluas m 2 d. Laboratorium Laboratorium digunakan sebagai tempat pengujian bahan baku yang digunakan dalam proses produksi. Bahan ini akan diuji apakah telah memenuhi syarat mutu bahan / material untuk siap diproduksi. Laboratorium ini didirikan di atas tanah seluas 15.5 m 2.

32 e. Bengkel (Work Shop) Bengkel ini digunakan sebagai perbaikan dan perawatan terhadap mesin-mesin dan peralatan yang mengalami kerusakan. Work Shop dibagi atas dua bagian, yaitu bengkel listrik dan bengkel mekanik. Bengkel ini berdekatan dengan laboratorium dan mempunyai luas area 39.2 m 2. Pelayanan Administrasi (General Service) Pelayanan administrasi yang ada di pabrik meliputi: a. Pos Satpam Pos satpam pada perusahaan ini terdapat dua tempat yaitu : 1 Pos yang berada di pintu pabrik tugasnya yaitu menjaga keluar masuknya bahan baku, produk yang diangkut dan karyawan yang ingin keluar masuk. Ukuran dari pos satpam ini 4.2 m x 3.5 m 2. Pos satpam yang berada di menara tugasnya yaitu menjaga semua barang-barang yang menjadi harta perusahaan, meliputi produk tiang listrik, mesin-mesin produksi, bahan baku, dan bangunan pabrik agar tidak dicuri. Ukuran dari bangunan ini 4 m x 3 m. b. Kantor Kantor ini digunakan sebagai tempat para staf bekerja. Kantor ini memiliki luas areal m x 8 m. Kantor ini dibagi atas beberapa bagian, yaitu ruangan manager pabrik, kepala bagian teknik, kepala

33 bagian perawatan, kepala bagian mutu dan kepala bagian administrasi. Kantor ini juga menyediakan ruang tunggu bagi tamu, yang dapat juga digunakan sebagai meja rapat para staf. c. Mess (Tempat Tinggal Pengunjung) Mess disediakan bagi tamu atau pengunjung yang datang dan menginap ke pabrik, dibangun diatas areal seluas m 2. Perusahaan menyediakan tiga buah mess untuk para pengunjung. d. Parkir Parkir berada di depan mess, parkir ini digunakan untuk memarkirkan kendaraan para staf dan karyawan. Lapangan parkir mempunyai ukuran 21.7 m x 5.25 m. Pelayanan Pegawai (Personal Service) Pelayanan pegawai yang ada di perusahaan adalah: a. Poliklinik Poliklinik yang ada di pabrik ini digunakan sebagai tempat penyelamatan dari kecelakaan kerja baik itu staf maupun karyawan. Poliklinik ini menyediakan perlengkapan P3K (Pertolongan Pertama pada Kecelakaan) sebagai langkah awal penyelamatan. Poloklinik ini dibangun diatas tanah berukuran 1.75 m x 1.75 m

34 b. Dapur Dapur yang ada di perusahaan digunakan sebagai tempat memasak air dan membuat minuman bagi staf dan karyawan. Dapur karyawan dibangun di areal yang berukuran 4. 9 m x 3.85 m. c. WC (Water Closet) WC yang ada di perusahaan terbagi menjadi dua yaitu WC untuk staf dan WC untuk karyawan. WC karyawan terdapat di samping areal produksi sedangkan WC untuk para staf terdapat di kantor. Ukuran WC ini 2 m x 2 m. Pelayanan Bangunan Pabrik (Physical Plant Service) a. Tangki Solar Tangki Solar ini digunakan sebagai bahan bakar boiler dalam proses steaming. Tangki solar ini mampu memuat 1800 liter solar. Tangki ini berada di tempat yang dikelilingi oleh tembok dengan ukuran 5.6 m x 4.2 m. b. Power House Power House ini berada di belakang gudang bahan baku. Power house ini yang digunakan sebagai sumber tenaga jika PLN padam. Di sebelah Power House ada bak berisi air yang digunakan sebagai pendingin mesin jika beroperasi. Power House dibangun diatas areal berukuran 3 m x 2 m.

35 c. Pembuangan Pembuangan ini berupa saluran parit air yang berasal dari sisa pengecoran dan penguapan. Parit ini terletak di pinggir lantai produksi terutama dekat mesin mixer. Air ini mengandung semen yang jika menumpuk dapat mengeras. Daerah pembuangan ini terbagi atas dua areal yaitu areal I dengan ukuran 17.5 m x 7 m sedangkan areal II berukuran 3.5 m x 3.5 m. d. Tangki Air Tangki air ini digunakan sebagai tempat penampungan air yang digunakan untuk kebutuhan proses produksi. Tangki ini mampu memuat 9000 liter air, dimana air ini diperoleh dari sumur bor. Tangki air ini ditempatkan di atas tanah berukuran 3.85 m x 1.75 m. Adapun pola aliran bahan dari daerah kerja produksi Sumbetri Megah terdapat pada Gambar 2.2. DAERAH KERJA PENGECORAN DAERAH KERJA PERANGKAIAN DAERAH KERJA PEMUTARAN (SPINNING) DAERAH KERJA PENGUAPAN (STEAMING) DAERAH KERJA PEMBUKAAN MAL Gambar 2.2. Pola Aliran Bahan PT. Sumbetri Megah

36 2.7. Struktur Organisasi Perusahaan Struktur organisasi yang digunakan oleh PT. Sumbetri Megah adalah struktur organisasi lini dan staff. Struktur organisasi lini dan staff merupakan perpaduan antara organisasi lini ditambah staf personil yang memberikan pelayanan pada manajernya. Struktur organisasi ini tidak hanya ada garis komando dari atas kebawah, tetapi juga ada garis koordinasi dan pengaduan dari staf kepada atasanya. Manajer lini membuat keputusan yang diberlakukan pada departemennya. Manajer yang menerima tugas yang sulit untuk menerapkan secara langsung keputusan yang telah dibuatnya dalam organisasi. Staf departemen dan tenaga kerja lainnya mendukung keputusan tersebut dengan cara menerapkan kerja secara seefektif mungkin. Staf departemen mengalami proses spesialisasi atau penambahan pengetahuan keteknikan yang dapat mendukung keahlian mereka. Pada struktur organisasi lini dan staf terdapat tipe wewenang yang perlu diketahui yaitu : a. Manajer lini mempunyai wewenang lini, manajer lini mempunyai wewenang langsung atas operasional departemen yang dibawahnya. Mereka mempunyai wewenang untuk membuat keputusan dan untuk mendorong tindakan. b. Staf manajer memiliki wewenang, mereka dimaksudkan membantu manajer. Mereka tidak memiliki wewenang untuk memberikan perintah atau usaha agar manajer membuat keputusan sesuai dengan keinginannya yang pasti adalah manajer.

37 c. Semua staf manajer diberi wewenang fungsional. Mereka memiliki wewenang untuk membuat keputusan dalam menjalankan aktivitas khusus dengan para personil dari departemen lainnya. Kelebihan-kelebihan dari struktur organisasi lini dan staff yang dimiliki oleh perusahaan yaitu: 1. Pengambilan keputusan dapat berjalan dengan tepat, karena walaupun harus banyak orang yang diajak berkonsultasi, namun pimpinan dapat mengambil keputusan yang mengikat. 2. Ada pembagian tugas yang luas antara pimpinan dan pelaksana. 3. Prinsip penetapan the right man on the right place lebih mudah dilaksanakan. 4. Pengambilan keputusan yang sehat lebih mudah dicapai karena ada anggota staff yang ahli dalam bidangnya. 5. Bakat yang berbeda-beda dari karyawan dapat dikembangkan menjadi satu spesialisasi. 6. Disiplin dan moral para karyawan tinggi, karena tugas yang dilaksanakan oleh karyawan sesuai dengan bakat, keahlian dan pengalaman. Kekurangan-kekurangan dari struktur organisasi lini dan staf yang dimiliki oleh perusahaan yaitu : 1. Staf kadang-kadang melanggar fungsi sesungguhnya (mestinya hanya sebagai penasehat). Dari hasil pengumpulan data yang diperoleh dari perusahaan, struktur organisasi pada PT. Sumbetri Megah dapat dilihat pada Gambar 2.3

38 DEWAN KOMISARIS DIREKTUR WAKIL DIREKTUR KONTROL INTERN MANAGER TEKNIK MANAGER PABRIK MANAGER KEU & ADM KEPALA BAGIAN TEKNIK DAN PENGEMBANGAN KEPALA BAGIAN PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN KEPALA BAGIAN ADM KEPALA BAGIAN TEKNIK KEPALA BAGIAN PRODUKSI KEPALA BAGIAN KEUANGAN & AKUNTANSI KEPALA BAGIAN ADMINISTRASI DAN SDM SUPERVISOR PEMASARAN KAMAR TERA SEKSI EVALUASI DAN LAPORAN SEKSI GUDANG SEKSI LAB DAN QC KEPALA SHIFT SEKSI KEUANGAN SEKSI ADM UMUM BENGKEL TRAFO SEKSI ADM & KEU REGU LISTRIK REGU PENULANGAN SEKSI AKUNTANSI SEKSI SDM SEKSI UMUM REGU MEKANIK REGU PENGECORAN SEKSI KEAMANAN SEKSI PERAWATAN MESIN REGU SPINNING DAN STEAMING SEKSI POLIKLINIK REGU FINISHING Gambar 2.3. Struktur Organisasi PT. Sumbetri Megah

39 Uraian Tugas dan Tanggung Jawab Pada Gambar 2.3. memperlihatkan struktur organisasi yang ada pada PT. Sumbetri Megah. Adapun uraian tugas dan tanggung jawab dari masing-masing bagian adalah sebagai berikut: 1. Dewan Komisaris Dewan komisaris merupakan perwakilan dari pemilik modal. Adapun tugas dan tanggung jawab dari Dewan Komisaris adalah sebagai berikut: a. Mengawasi kebijaksanaan direktur dalam melaksanakan tugasnya serta memberikan nasihat kepada direktur. b. Meminta pertanggungjawaban direktur tentang keadaan perusahaan. a. Dewan komisaris setiap waktu berhak memberhentikan untuk sementara waktu seorang atau lebih anggota direksi berdasarkan keputusan yang disetujui oleh lebih dari ½ jumlah anggota komisaris jikalau mereka bertentangan dengan anggaran dasar perusahaan. 2. Direktur a. Memimpin dan menentukan kebijakan opersional sehari-hari di dalam perusahaan. b. Menyusun kebijakan umum serta membina hubungan kerjasama secara formal dan informal dengan seluruh pihak intern dan ekstern perusahaan. c. Meminpin rapat kerja manajemen serta memberikan saran-saran evaluasi atas hasil kerja manajemen.

40 a. Mengambil keputusan dan tindakan yang tepat demi kepentingan dan kelangsungan jalannya perusahaan. b. Mengembangkan mutu dan konsep perbaikan secara kontinu dan pengembangan mutu pekerja. 3. Wakil Direktur a. Membantu direktur dalam menjalankan organisasi perusahaan. b. Membantu direktur dalam mengambil keputusan suatu perusahaan. a. Bertanggung jawab terhadap masalah perusahaan ke dalam dan keluar jika direktur berhalangan. 4. Kontrol Intern a. Pemerikasaan dan penilaian terhadap efektifitas kebijakan dan prosedur yang diterapkan oleh perusahaan. b. Menilai pelaksanaan kebijakan manajemen yang telah ditetapkan. a. Menentukan keandalan informasi yang dihasilkan oleh berbagai bagian dalam perusahaan. b. Memberikan rekomendasi perbaikan kegiatan-kegiatan perusahaan.

41 5. Manager Pabrik a. Bertanggung jawab atas pelaksanaan kerja di pabrik, untuk mencapai sasaran produksi yang telah ditetapkan perusahaan. b. Mengawasi kontrak kerja di lapangan. c. Membuat laporan bulanan tentang perkembangan kemajuan di pabrik meliputi persediaan bahan baku, bahan penolong, barang jadi, produk rusak dan kerusakan mesin. d. Bertanggung jawab atas keamanan pabrik yang berada dibawah pengelolaannya. e. Bertanggung jawab pada direktur bila terjadi kecelakaan di pabrik. a. Meminta pertanggung jawaban laporan dari staf bagian produksi. 6. Manager Teknik a. Membuat rencana kerja jangka menengah dan jangka pendek untuk pemeliharan dan pengoperasian mesin dan peralatan. b. Bertanggung jawab dalam pengembangan detail desain tiang beton listrik dan kemungkinan perbaikan dalam proses produksi. c. Melakukan penelitian terhadap metode produksi atau peralatan yang digunakan dan menghasilkan perbaikan untuk pencapaian kualitas dan pengurangan biaya.

42 a. Berhak dalam pengawasan penggunaan teknologi baru. b. Berhak melakukan perbaikan berkala kepada mesin produksi. 7. Manager Keuangan dan Administrasi a. Mengawasi kelancaran keuangan dan administrasi di kantor direksi dan pabrik. b. Bertanggung jawab dalam penggajian kepada karyawan kantor dan karyawan pabrik. a. Berhak mempertanggungjawabkan hasil laporan keuangan yang dibuatnya. 8. Kepala Bagian Administrasi Pabrik a. Mencatat kehadiran karyawan pabrik. b. Memeriksa laporan harian mengenai persediaan bahan baku, bahan tambahan, bahan penolong dan spare part yang ada dipabrik. c. Mencatat jumlah persediaan tiang listrik beton untuk masing-masing tipe/jenis. a. Memberikan kebijaksanaan kepada manager pabrik mengenai ketersediaan bahan baku dan jumlah stok tiang. b. Memberikan nasehat kepada pekerja pabrik

43 9. Bagian Keuangan dan Akuntansi a. Mencatat semua transaksi yang terjadi dalam perusahaan. b. Mengelola secara tertib kas dan bank, baik berupa jaminan bank dan masalah pajak. c. Menyusun anggaran biaya dan kas untuk keperluan seluruh kegiatan perusahaan. d. Mencatat nilai persediaan, baik untuk bahan baku, bahan penolong, dan barang jadi. a. Mengawasi jalannya pelaksanaan kontrak dan pembayaran sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan, baik terhadap konsumen maupun supplier. 10. Bagian administrasi dan SDM a. Melakukan pembinaan kepada karyawan lama dan penerimaan karyawan baru bila terjadi kekosongan. b. Merencanakan pembagian tugas kepada para karyawan. c. Memiliki hak untuk mengangkat karyawan baru.

44 11. Supervisor Pemasaran. a. Mengurus penjualan tiang listrik kepada PLN, swasta maupun industri lain yang membutuhkan. b. Mengurus kontrak penjualan tiang listrik dan mengawasi pelaksanaanya di lapangan. a. Berhak menentukan harga penjualan tiang kepada pihak swasta yang membutuhkan. 12. Kepala Bagian Produksi a. Mengawasi proses pembuatan tiang listrik pada tiap-tiap bagian proses. b. Melaporkan kerusakan-kerusakan atau masalah-masalah dalam proses produksi kepada manager pabrik. a. Memberikan penyuluhan kepada pekerja pabrik yang ada di lantai produksi. 13. Kepala Bagian Teknik a. Melakukan pengujian mutu tiang listrik beton b. Mengawasi kegiatan yang berlangsung di pabrik. a. Memberikan penyuluhan kepada pekerja pabrik yang di lantai produksi.

45 14. Kepala Bagian Teknik dan Pengembangan a. Mengawasi berlangsungnya kegiatan perbaikan komponen di bengkel trafo dan kamar tera. b. Mempunyai kebijakan untuk menggantikan kerusakan komponen di kamar tera dan bengkel trafo. 15. Kepala Bagian Pengawasan dan Pengendalian a. Mengawasi serta menjaga kestabilan persediaan barang di unit perbaikan trafo dan tera. a. Berhak untuk membeli komponen dari trafo dan tera. 16. Kamar Tera a. Memperbaiki kerusakan komponen tera. a. Memberitahukan jenis-jenis kerusakan pada tera. 17. Bengkel Trafo a. Memperbaiki kerusakan dari trafo. a. Memberitahukan jenis-jenis kerusakan yang terjadi pada trafo.

46 18. Seksi Evaluasi Laporan a. Mencatat jenis komponen yang rusak pada bengkel trafo dan kamar tera. a. Memberitahukan jenis komponen pengganti kerusakan dari trafo dan tera. 19. Seksi Gudang a. Mencatat semua kegiatan barang yang masuk dan yang keluar dari gudang. a. Berhak memberitahukan kekurangan persediaan bahan di gudang. 20. Seksi ADM dan Keuangan a. Mencatat biaya pengeluaran untuk kegiatan produksi. a. Berhak mengeluarkan uang untuk kepentingan kelancaran produksi. 21. Seksi Umum a. Menyediakan makanan dan minuman untuk kepala bagian di pabrik. a. Memiliki hak atas pemenuhan kebutuhan di dapur kantor..

47 22. Seksi Keamanan a. Menjaga keamanan dari pabrik, mulai dari sektor produksi, bahan-bahan dan produk yang ada di pabrik. a. Berhak menghukum dan menahan terhadap orang yang melakukan kecurangan di pabrik 23. Seksi Poliklinik a. Menjaga dan merawat karyawan pabrik yang mengalami kecelakaan saat bekerja. a. Memiliki hak untuk membantu karyawan yang lebih membutuhkan pertolongan pertama. 24. Seksi Laboratorium dan QC a. Menjaga kwalitas bahan-bahan produksi yang masuk ke gudang serta produk tiang yang ingin dijual. a. Berhak menolak bahan-bahan produksi yang masuk kegudang serta mengganti jenis bahan yang digunakan untuk produksi

48 25. Regu Listrik a. Menyambung komponen-komponen mal (cetakan tiang) bila ada yang longgar. a. Mengganti komponen yang rusak pada mal. 26. Regu Mekanik a. Mengganti komponen mesin produksi bila terjadi kerusakan. a. Memberitahukan jenis-jenis komponen mesin yang rusak. 27. Seksi Perawatan Mesin a. Menjaga kehandalan mesin yang ada di pabrik a. Memberitahukan jenis kerusakan mesin bila terjadi gangguan saat produksi berlangsung. 28. Kepala Shift a. Mengatur tenaga kerja di unit produksi. a. Berhak memberhentikan dan mengganti pekerja di unit produksi.

49 29. Regu Finishing a. Mengangkut tiang yang ada di bak penampungan menuju lokasi stok tiang a. Memberitahukan kondisi tiang bila ada kerusakan sebelum pengangkutan ke stok tiang. 30. Regu Pengecoran a. Mecampur bahan-bahan produksi seperti semen, pasir dan batu splite kedalam mesin mixer. a. Mengatur jumlah campuran bahan sesuai dengan kebutuhan tiang per hari. 31. Regu Spinning dan Steaming a. Memutar cetakan mal dengan mesin spinning dengan waktu yang sudah distandarkan. b. Menguapkan cetakan mal dengan proses steaming. 32. Regu Penulangan a. Menggangkut tiang dari pembongkaran mal menuju kolam perendaman. a. Berhak untuk tidak memasukkan tiang ke dalam kolam perendaman bila tiang cacat.

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Umum Perusahaan PT. Sumbetri Megah merupakan perusahaan yang bergerak dalam usaha pembuatan tiang listrik beton pra-tegang. Pada awalnya, perusahaan ini bernama

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT Rapi Arjasa berdiri pada tahun 1969 dengan akte notaris No. 51 tanggal 14 Oktober 1969 dimana ketika perusahaan ini didirikan masih berbentuk

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Apindowaja Ampuh Persada merupakan industri manufaktur yang bergerak di bidang pembuatan dan perbaikan mesin-mesin produksi kelapa sawit. PT.

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT Rapi Arjasa berdiri pada tahun 1969 dengan akte notaris No. 51 tanggal 14 Oktober 1969 dimana ketika perusahaan ini didirikan masih berbentuk

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PEMBUATAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum melakukan proses pembuatan rangka pada incinerator terlebih

BAB IV HASIL PEMBUATAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum melakukan proses pembuatan rangka pada incinerator terlebih BAB IV HASIL PEMBUATAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Visualisasi Proses Pembuatan Sebelum melakukan proses pembuatan rangka pada incinerator terlebih dahulu harus mengetahui masalah Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Lebih terperinci

Lampiran 1: Tugas dan Tanggung Jawab Karyawan

Lampiran 1: Tugas dan Tanggung Jawab Karyawan Lampiran : Tugas dan Tanggung Jawab Karyawan Pembagian tugas dan tanggung jawab dari masing-masing jabatan dalam PT. Bintang Persada Satelit secara garis besar adalah sebagai berikut:. Direktur Direktur

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan PT Karya Murni Perkasa didirikan pada tanggal 4 Februari 1978 dengan nama CV. Karya Murni Perkasa yang berlokasi di jalan Sei Musi NO. 21 A dengan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan CV. Sigma Block didirikan pada tahun 2008 oleh Petrus Barus, dan mulai beroperasi pada bulan Agustus 2008 yang berlokasi di Jl. Ngumban Surbakti

Lebih terperinci

PT Karya Murni Perkasa didirikan pada tanggal 4 Februari 1978 dengan. nama CV. Karya Murni Perkasa yang berlokasi di jalan Sei Musi NO.

PT Karya Murni Perkasa didirikan pada tanggal 4 Februari 1978 dengan. nama CV. Karya Murni Perkasa yang berlokasi di jalan Sei Musi NO. 2.1 Sejarah Perusahaan PT Karya Murni Perkasa didirikan pada tanggal 4 Februari 1978 dengan nama CV. Karya Murni Perkasa yang berlokasi di jalan Sei Musi NO. 21 A dengan pendirian dihadapan Notaris Walter

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN V-29 BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Sinar Utama Nusantara (PT. SUN) merupakan perusahaan yang berlokasi di jalan Batang kuis Km 3,8 Desa Telaga Sari, Tanjung Morawa yang didirikan

Lebih terperinci

BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN

BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN 4.1 Material Perlu kita ketahui bahwa bahan bangunan atau material bangunan memegang peranan penting dalam suatu konstruksi bangunan ini menentukan kekuatan, keamanan, dan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Umum Perusahaan CV. Makmur Palas merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang pendaur ulangan sampah plastik menjadi kantong plastik. Perusahaan ini

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Bintang Persada Satelit merupakan perusahaan manufaktur yang memproduksi parabola dengan merek BP Sat dan merek QQ. PT. Bintang Persada Satelit

Lebih terperinci

TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT YANG DIGUNAKAN. tinggi dapat menghasilkan struktur yang memenuhi syarat kekuatan, ketahanan,

TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT YANG DIGUNAKAN. tinggi dapat menghasilkan struktur yang memenuhi syarat kekuatan, ketahanan, BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT YANG 4.1. Tinjauan Bahan dan Material Bahan dan material bangunan merupakan elemen terpenting dari suatu proyek pembangunan, karena dari berbagai macam bahan dan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Inti Jaya Logam merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang pembuatan sparepart boiler. Perusahaan tersebut didirikan oleh pemiliknya yang

Lebih terperinci

PERBAIKAN BETON PASCA PEMBAKARAN DENGAN MENGGUNAKAN LAPISAN MORTAR UTAMA (MU-301) TERHADAP KUAT TEKAN BETON JURNAL TUGAS AKHIR

PERBAIKAN BETON PASCA PEMBAKARAN DENGAN MENGGUNAKAN LAPISAN MORTAR UTAMA (MU-301) TERHADAP KUAT TEKAN BETON JURNAL TUGAS AKHIR PERBAIKAN BETON PASCA PEMBAKARAN DENGAN MENGGUNAKAN LAPISAN MORTAR UTAMA (MU-301) TERHADAP KUAT TEKAN BETON JURNAL TUGAS AKHIR Disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana Strata

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Wijaya Karya didirikan pada tanggal 11 Maret 1960 berdasarkan keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga Kerja No. 5 Tahun 1960 dengan nama

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Bintang Persada Satelit adalah perusahaan yang memproduksi parabola merek BP Sat dan merek QQ. Pada awalnya pemilik perusahaan ini, bapak Susanto

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan UD. Tiga Bawang merupakan sebuah industri kecil menengah yang bergerak dibidang pembuatan keripik dengan bahan baku ubi kayu. UD. Tiga Bawang adalah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN III-1 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tinjauan Umum Dalam penelitian ini yang digunakan adalah variabel bebas dan terikat. Variabel bebas meliputi prosentase Silica fume dalam campuran beton (5%) dan

Lebih terperinci

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BALOK

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BALOK BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BALOK 7.1 Pelaksanaan Pekerjaan Balok Balok adalah batang dengan empat persegi panjang yang dipasang secara horizontal. Hal hal yang perlu diketahui

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metodelogi penelitian dilakukan dengan cara membuat benda uji (sampel) di

BAB III METODE PENELITIAN. Metodelogi penelitian dilakukan dengan cara membuat benda uji (sampel) di 26 BAB III METODE PENELITIAN Metodelogi penelitian dilakukan dengan cara membuat benda uji (sampel) di Laboratorium Bahan dan Konstruksi Fakultas Teknik Universitas Lampung. Benda uji dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan CV. Cendana Baru merupakan usaha yang bergerak dibidang perancangan alat yang didirikan oleh Bapak Tut Wuri Handayani, S.T sejak tahun 1990. CV.

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Apindowaja Ampuh Persada merupakan industri manufaktur yang bergerak di bidang pembuatan dan perbaikan mesin-mesin produksi kelapa sawit. PT.

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 KESIMPULAN 1. Kuat tekan beton yang direncanakan adalah 250 kg/cm 2 dan kuat tekan rencana ditargetkan mencapai 282 kg/cm 2. Menurut hasil percobaan yang telah dilakukan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. dalam Usaha Kecil Menegah (UKM) mikro yang bergerak di bidang industri jasa

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. dalam Usaha Kecil Menegah (UKM) mikro yang bergerak di bidang industri jasa BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Umum Perusahaan Industri logam jalan Mahkamah Medan adalah suatu usaha yang tergolong dalam Usaha Kecil Menegah (UKM) mikro yang bergerak di bidang industri

Lebih terperinci

TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. Penyediaan alat kerja dan bahan bangunan pada suatu proyek memerlukan

TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. Penyediaan alat kerja dan bahan bangunan pada suatu proyek memerlukan BAB III TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT 4.1 Tinjauan Umum Penyediaan alat kerja dan bahan bangunan pada suatu proyek memerlukan manajemen yang baik untuk menunjang kelancaran pengerjaannya. Pengadaan

Lebih terperinci

HARGA SATUAN POKOK KEGIATAN (HSPK)

HARGA SATUAN POKOK KEGIATAN (HSPK) NOMOR : TANGGAL : NOMOR URAIAN KEGIATAN Koef. A BANGUNAN GEDUNG 24.01 Pekerjaan Persiapan & Tanah 24.01.01.01 Pembuatan Bouwplank /Titik Titik 23.02.04.01.01.F Mandor 0.0045 Orang Hari 158,000.00 711.00

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Sinar Utama Nusantara merupakan perusahaan yang berlokasi di jalan Batangkuis Km 3,8 Desa Telaga Sari, Tanjung Morawa yang didirikan melalui

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Beton Menggunakan Campuran Pasir Gunung Penggunaan pasir gunung pada campuran beton sebagai agregat halus pernah diteliti oleh Arman (2014) dengan judul Studi Desain Campuran

Lebih terperinci

PENGARUH BENTUK AGREGAT TERHADAP KUAT DESAK BETON NON PASIR. Oleh : Novi Andhi Setyo Purwono & F. Eddy Poerwodihardjo. Intisari

PENGARUH BENTUK AGREGAT TERHADAP KUAT DESAK BETON NON PASIR. Oleh : Novi Andhi Setyo Purwono & F. Eddy Poerwodihardjo. Intisari PENGARUH BENTUK AGREGAT TERHADAP KUAT DESAK BETON NON PASIR Oleh : Novi Andhi Setyo Purwono & F. Eddy Poerwodihardjo Intisari Beton merupakan bahan bangunan yang amat populer di masyarakat karena bahan

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. alat - alat tertentu sesuai kebutuhan untuk mendukung pembangunan tersebut.

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. alat - alat tertentu sesuai kebutuhan untuk mendukung pembangunan tersebut. BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT 4.1 Peralatan Dalam melaksanakan proyek pembangunan maka pastilah digunakan alat - alat tertentu sesuai kebutuhan untuk mendukung pembangunan tersebut. Alat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. TINJAUAN UMUM Dalam penelitian ini variabel yang digunakan adalah variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu variasi persentase limbah

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen PCC merek

III. METODOLOGI PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen PCC merek 25 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Bahan Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen PCC merek Holcim, didapatkan dari toko bahan bangunan

Lebih terperinci

PENGENDALIAN MUTU DAN PROSES PEMBUATAN TIANG PANCANG SENTRIFUGAL PADA PT WIJAYA KARYA BETON JL. RAYA BINJAI KM 15,5 DELI SERDANG

PENGENDALIAN MUTU DAN PROSES PEMBUATAN TIANG PANCANG SENTRIFUGAL PADA PT WIJAYA KARYA BETON JL. RAYA BINJAI KM 15,5 DELI SERDANG PENGENDALIAN MUTU DAN PROSES PEMBUATAN TIANG PANCANG SENTRIFUGAL PADA PT WIJAYA KARYA BETON JL. RAYA BINJAI KM 15,5 DELI SERDANG LAPORAN Ditulis untuk Menyelesaikan Mata Kuliah Tugas Akhir Semester VI

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. PT. Mewah Indah Jaya merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. PT. Mewah Indah Jaya merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Mewah Indah Jaya merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang industri pengolahan alat-alat kebutuhan rumah tangga. Perusahaan ini didirikan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Waktu dan tempat pelaksanaan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. waktu pelaksanaan penelitian dimulai pada jam 08.00 sampai dengan 12.00

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. Manajemen pelaksanaan dilakukan dalam rangka menjamin kelancaran

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. Manajemen pelaksanaan dilakukan dalam rangka menjamin kelancaran BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT 4.1 Uraian Umum Manajemen pelaksanaan dilakukan dalam rangka menjamin kelancaran pelaksanaan pekerjaan proyek yang akan berlangsung. Manajemen pelaksanaan bukan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. proses produksi plastik kantongan dari bijih plastik. PT. Megah Plastik didirikan

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. proses produksi plastik kantongan dari bijih plastik. PT. Megah Plastik didirikan BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan PT. Megah Plastik merupakan perusahaan yang bergerak pada bidang proses produksi plastik kantongan dari bijih plastik. PT. Megah Plastik didirikan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan CV. Kompaki Amin Bjaya didirikan oleh Pak Aminuddin di jl. Aluminium Raya Gg. Banten No. 30 Tanjung Mulia - Medan pada Tahun 2004. Usaha ini didirikan

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab. Tugas dan tanggung jawab dari direktur adalah sebagai berikut:

LAMPIRAN 1. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab. Tugas dan tanggung jawab dari direktur adalah sebagai berikut: LAMPIRAN 1 Uraian Tugas dan Tanggung Jawab 1. Direktur Tugas dan tanggung jawab dari direktur adalah sebagai berikut: a. Merencanakan dan merumuskan kebijakan mengenai perbaikan dan perkembangan perusahaan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah PT. Ocean Centra Furnindo PT. Ocean Centra Furnindo merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur khususnya industri spring bed. Tempat

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN digilib.uns.ac.id BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Uraian Umum Metode penelitian adalah langkah-langkah atau metode yang dilakukan dalam penelitian suatu masalah, kasus, gejala, issue atau lainnya dengan jalan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN A. Lokasi Lokasi penelitian dilakukan di Laboratorium, Laboratorium yang digunakan pada penelitian ini adalah Laboratorium Teknologi Bahan, Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Pada prinsipnya, pekerjaan struktur atas sebuah bangunan terdiri terdiri dari

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Pada prinsipnya, pekerjaan struktur atas sebuah bangunan terdiri terdiri dari BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1. Pengamatan Pekerjaan Konstruksi Pada prinsipnya, pekerjaan struktur atas sebuah bangunan terdiri terdiri dari beberapa pekerjaan dasar. Yaitu pekerjaan pengukuran, pembesian,

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A.

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A. BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A. Bahan dan Material Penelitian Bahan-bahan yang digunakan dalam campuran beton dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Agregat halus yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Berdirinya UD. Ponimin pada tahun 1998, UD. Ponimin merupakan industri rumah tangga yang memproduksi tahu. UD. Ponimin ini milik Bapak Ponimin. Awalnya

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Sabas Indonesia merupakan perusahaan yang bergerak di pengolahan pakan ternak unggas dan perikanan. Perusahaan ini didirikan pada bulan April

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. sesuai dengan fungsi masing-masing peralatan. Adapun alat-alat yang dipergunakan

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. sesuai dengan fungsi masing-masing peralatan. Adapun alat-alat yang dipergunakan BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT 4.1 Peralatan Dalam pekerjaan proyek konstruksi peralatan sangat diperlukan agar dapat mencapai ketepatan waktu yang lebih akurat, serta memenuhi spesifikasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Hipotesis. Penentuan Bahan Material. Pengujian Bahan Material. Sesuai. Mix Desain. Sesuai. Pembuatan Benda Uji

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Hipotesis. Penentuan Bahan Material. Pengujian Bahan Material. Sesuai. Mix Desain. Sesuai. Pembuatan Benda Uji BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Bagan Alur Penelitian Mulai Hipotesis Survei Bahan Studi Literatur Penentuan Bahan Material Pengujian Bahan Material Sesuai Mix Desain Sesuai Pembuatan Benda Uji Perawatan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tulang

BAHAN DAN METODE. Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tulang BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret hingga April 2016 di Laboratorium Keteknikan Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan. Bahan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Pembuatan peralatan transportasi air berupa propeller (baling-baling) dan pengolahan aluminium menjadi batang aluminium merupakan usaha pertama kali

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI. yang dilaksanakan untuk menyelesaikan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai. Mulai. Tinjauan Pustaka. Pengujian Bahan/Semen

BAB 3 METODOLOGI. yang dilaksanakan untuk menyelesaikan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai. Mulai. Tinjauan Pustaka. Pengujian Bahan/Semen BAB 3 METODOLOGI 3.1 Pendekatan Penelitian Bagan alir penelitian atau penjelasan secara umum tentang urutan kegiatan yang dilaksanakan untuk menyelesaikan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

Lebih terperinci

Lampiran 1: Uraian tugas, wewenang dan tanggung jawab dari masing-masing

Lampiran 1: Uraian tugas, wewenang dan tanggung jawab dari masing-masing Lampiran 1: Uraian tugas, wewenang dan tanggung jawab dari masing-masing jabatan yang terdapat pada struktur organisasi di PT. Eracipta Binakarya adalah sebagai berikut: 1. Dewan Komisaris Dewan Komisaris

Lebih terperinci

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen portland komposit

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen portland komposit III. METODE PENELITIAN A. Bahan Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen portland komposit merek Holcim, didapatkan dari toko bahan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.. Sejarah Perusahaan PT. Sarana Panen Perkasa merupakan sebuah perusahaan swasta yang bergerak di bidang produksi alat-alat pertanian terkhususnya perkebunan kelapa sawit.

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Umum Perusahaan Perusahaan yang bergerak di bidang produksi parabola ini didirikan oleh Bapak Susanto Lim. Nama perusahaan ini adalah PT. Bintang Persada Satelit.

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan PT Apindowaja Ampuh Persada merupakan industri manufaktur yang bergerak di bidang pembuatan dan perbaikan mesin-mesin produksi kelapa sawit. PT Apindowaja

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT Sumatra Industri Cat merupakan perusahaan swasta yang bergerak dalam bidang produksi cat. PT Sumatra Industri Cat didirikan pada bulan Juni tahun

Lebih terperinci

PENELITIAN AWAL TENTANG PENGGUNAAN CONSOL FIBER STEEL SEBAGAI CAMPURAN PADA BALOK BETON BERTULANG

PENELITIAN AWAL TENTANG PENGGUNAAN CONSOL FIBER STEEL SEBAGAI CAMPURAN PADA BALOK BETON BERTULANG PENELITIAN AWAL TENTANG PENGGUNAAN CONSOL FIBER STEEL SEBAGAI CAMPURAN PADA BALOK BETON BERTULANG Denny 1,Jonathan 2 dan Handoko 3 ABSTRAK : Dalam dunia konstruksi, balok beton bertulang adalah barang

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Sabang Subur merupakan perusahaan swasta yang bergerak di bidang pembuatan produk berbahan baku stainless steel. Perusahaan ini pertama kali

Lebih terperinci

Pengaruh Variasi Jumlah Semen Dengan Faktor Air Yang Sama Terhadap Kuat Tekan Beton Normal. Oleh: Mulyati, ST., MT*, Aprino Maramis** Abstrak

Pengaruh Variasi Jumlah Semen Dengan Faktor Air Yang Sama Terhadap Kuat Tekan Beton Normal. Oleh: Mulyati, ST., MT*, Aprino Maramis** Abstrak Pengaruh Variasi Jumlah Semen Dengan Faktor Air Yang Sama Terhadap Kuat Tekan Beton Normal Oleh: Mulyati, ST., MT*, Aprino Maramis** *Dosen Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan **

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metoda Pelaksanaan Penelitian Mulai Studi literatur Persiapan alat dan bahan Pengujian material pembentuk mortar (uji pendahuluan) : - Uji berat jenis semen - Uji berat

Lebih terperinci

BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN

BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN 4.1 Material Dari standar teknis yang ditetapkan untuk suatu pekerjaan pondasi bored pile dimana material yang digunakan semuanya harus sesuai dengan kriteria standar teknis

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Tinjauan Umum Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimental dan penelitian dilaksanakan di Laboratorium Bahan Fakultas Teknik Universitas Negeri Sebelas Maret

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian mengenai kuat tekan awal beton ini dilakukan di Laboratorium Teknologi Bahan Konstruksi, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI Diagram Alir Tugas Akhir. Diagram alir Tugas Akhir Rancang Bangun Tungku Pengecoran Alumunium. Skala Laboratorium.

BAB III METODOLOGI Diagram Alir Tugas Akhir. Diagram alir Tugas Akhir Rancang Bangun Tungku Pengecoran Alumunium. Skala Laboratorium. BAB III METODOLOGI 3.1. Diagram Alir Tugas Akhir Diagram alir Tugas Akhir Rancang Bangun Tungku Pengecoran Alumunium Skala Laboratorium. Gambar 3.1. Diagram Alir Tugas Akhir 3.2. Alat dan Dalam rancang

Lebih terperinci

Bidang Teknik PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN MUTU BETON

Bidang Teknik PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN MUTU BETON Majalah Ilmiah Unikom, Vol.6, hlm. 61-68 PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN MUTU BETON Bidang Teknik PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN MUTU BETON YATNA SUPRIYATNA Jurusan Teknik Sipil Universitas Komputer Indonesia

Lebih terperinci

LAPIS PONDASI AGREGAT SEMEN (CEMENT TREATED BASE / CTB)

LAPIS PONDASI AGREGAT SEMEN (CEMENT TREATED BASE / CTB) BAB V LAPIS PONDASI AGREGAT SEMEN (CEMENT TREATED BASE / CTB) 5.1. UMUM a. Lapis Pondasi Agregat Semen (Cement Treated Base / CTB) adalah Lapis Pondasi Agregat Kelas A atau Kelas B atau Kelas C yang diberi

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknologi Bahan, Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY). B. Peralatan Penelitian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: yang padat. Pada penelitian ini menggunakan semen Holcim yang

III. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: yang padat. Pada penelitian ini menggunakan semen Holcim yang III. METODE PENELITIAN A. Bahan Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Semen Semen adalah bahan pembentuk beton yang berfungsi sebagai pengikat butiran agregat dan mengisi ruang antar

Lebih terperinci

KAJIAN OPTIMASI KUAT TEKAN BETON DENGAN SIMULASI GRADASI UKURAN BUTIR AGREGAT KASAR. Oleh : Garnasih Tunjung Arum

KAJIAN OPTIMASI KUAT TEKAN BETON DENGAN SIMULASI GRADASI UKURAN BUTIR AGREGAT KASAR. Oleh : Garnasih Tunjung Arum KAJIAN OPTIMASI KUAT TEKAN BETON DENGAN SIMULASI GRADASI UKURAN BUTIR AGREGAT KASAR Oleh : Garnasih Tunjung Arum 09510134004 ABSTRAK Beton adalah bahan yang diperoleh dengan mencampurkan agregat halus

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Bamindo Agrapersada adalah perusahaan swasta yang bergerak di bidang pengolahan bambu menjadi kertas budaya cina atau dalam istilah etnis cina

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tinjauan Umum Variabel bebas yaitu variasi perbandingan agregat kasar, antara lain : Variasi I (1/1 : 1/2 : 2/3 = 3 : 1 : 2) Variasi II (1/1 : 1/2 : 2/3 = 5 : 1 : 3) Variasi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen PCC (Portland

III. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen PCC (Portland III. METODE PENELITIAN A. Bahan Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen PCC (Portland Composite Cement) Merek Holcim, didapatkan

Lebih terperinci

1. Berapa banyak jumlah tenaga kerja yang ada di PT Wijaya Karya Beton. 2. Sebutkan produk apa sajakah yang dihasilkan selama tahun 2007?

1. Berapa banyak jumlah tenaga kerja yang ada di PT Wijaya Karya Beton. 2. Sebutkan produk apa sajakah yang dihasilkan selama tahun 2007? Kuesioner. Berapa banyak jumlah tenaga kerja yang ada di PT Wijaya Karya Beton sampai saat ini?. Sebutkan produk apa sajakah yang dihasilkan selama tahun 007?. Apakah ada standar ukuran untuk pengadukan

Lebih terperinci

TATA CARA PELAKSANAAN BETON ASPAL CAMPURAN DINGIN DENGAN ASPAL EMULSI UNTUK PERKERASAN JALAN

TATA CARA PELAKSANAAN BETON ASPAL CAMPURAN DINGIN DENGAN ASPAL EMULSI UNTUK PERKERASAN JALAN TATA CARA PELAKSANAAN BETON ASPAL CAMPURAN DINGIN DENGAN ASPAL EMULSI UNTUK PERKERASAN JALAN BAB I DESKRIPSI 1.1. Maksud dan Tujuan 1.1.1. Maksud Tata cara ini dimaksudkan sebagai acuan dan pegangan dalam

Lebih terperinci

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada industri paving block di way kandis Bandar

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada industri paving block di way kandis Bandar BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada industri paving block di way kandis Bandar Lampung dan pengujian sampel dilaksanakan di laboratorium Analisis Bahan dan

Lebih terperinci

BAB VI BAHAN DAN PERALATAN

BAB VI BAHAN DAN PERALATAN BAB VI BAHAN DAN PERALATAN 6.1 Jenis-jenis dan Mutu Bahan Yang Digunakan Mutu dari setiap bahan yang akan digunakan tidak boleh berkurang dan diharapkan dapat memenuhi target yang telah direncanakan. Adapun

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 20 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Beton Beton merupakan bahan bangunan yang dihasilkan dari campuran atas semen Portland, pasir, kerikil dan air. Beton ini biasanya di dalam praktek dipasang bersama-sama

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Umum Metode penelitian adalah urutan-urutan kegiatan penelitian, meliputi pengumpulan data, proses rekayasa, pengujian sample, dan diteruskan penarikan kesimpulan. Sedangkan

Lebih terperinci

Analisis Pemakaian Abu Vulkanik Gunung Merapi untuk Mengurangi Pemakaian Semen pada Campuran Beton Mutu Kelas II

Analisis Pemakaian Abu Vulkanik Gunung Merapi untuk Mengurangi Pemakaian Semen pada Campuran Beton Mutu Kelas II ISBN 978 602 9019 74 2 Analisis Pemakaian Abu Vulkanik Gunung Merapi untuk Mengurangi Pemakaian Semen pada Campuran Beton Mutu Kelas II Agus Muldiyanto, dan Purwanto Jurusan Teknik Sipil Universitas Semarang

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Umum Penelitian ini adalah menggunakan metode studi eksperimental yaitu dengan melakukan langsung percobaan di laboratorium. Penelitian dilakukan untuk mengetahui pengauh

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. A. Pelaksanaan Penelitian Proses pelaksanaan penelitian dapat dilihat pada Gambar 4.1 berikut ini: Mulai

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. A. Pelaksanaan Penelitian Proses pelaksanaan penelitian dapat dilihat pada Gambar 4.1 berikut ini: Mulai 18 BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A. Pelaksanaan Penelitian Proses pelaksanaan penelitian dapat dilihat pada Gambar 4.1 berikut ini: Mulai Mengumpulkan Data dan Informasi Persiapan Alat dan Bahan Pengujian

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan CV. Mitra Lestari Plastik merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan biji plastik menjadi kemasan plastik. Perusahaan ini diprakarsai

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. untuk campuran lapis aspal beton Asphalt Concrete Binder Course (AC-

METODOLOGI PENELITIAN. untuk campuran lapis aspal beton Asphalt Concrete Binder Course (AC- 41 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Inti Jalan Raya Fakultas Teknik Universitas Lampung dengan dasar menggunakan amplop gradasi gabungan untuk campuran

Lebih terperinci

ANALISA AGREGAT KASAR SEBAGAI VARIABEL BAHAN CAMPURAN BETON MENGGUNAKAN METODE SNI DAN ACI (Studi Kasus Beton Mutu K-300)

ANALISA AGREGAT KASAR SEBAGAI VARIABEL BAHAN CAMPURAN BETON MENGGUNAKAN METODE SNI DAN ACI (Studi Kasus Beton Mutu K-300) ANALISA AGREGAT KASAR SEBAGAI VARIABEL BAHAN CAMPURAN BETON MENGGUNAKAN METODE SNI DAN ACI (Studi Kasus Beton Mutu K-3) Masherni Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Metro Lampung

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Umum Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Beton Fakultas Teknik Departemen Teknik Sipil Universitas Sumatera Utara. Metode campuran beton yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN Lampiran-1 Uraian Tugas dan Tanggung Jawab Tenaga Kerja pada PT. Sejati Coconut Industri Adapun tugas dan tanggung jawab setiap bagian dalam struktur organisasi perusahaan adalah sebagai berikut:

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT Wijaya Karya adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang konstruksi di Indonesia. Perusahaan ini didirikan pada tanggal 11 Maret 1960 berdasarkan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Inti Jalan Raya Fakultas Teknik. Jurusan Teknik Sipil Universitas Lampung.

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Inti Jalan Raya Fakultas Teknik. Jurusan Teknik Sipil Universitas Lampung. 31 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Inti Jalan Raya Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Lampung. B. Bahan Bahan yang digunakan dalam

Lebih terperinci

Presiden Direktur memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut: b. Menyusun rencana kerja perusahaan baik yang menyangkut perencanaan

Presiden Direktur memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut: b. Menyusun rencana kerja perusahaan baik yang menyangkut perencanaan LAMPIRAN 1 Uraian Tugas dan Tanggung Jawab Adapun uraian tugas dan tanggung jawab setiap bagian pada PT. Morawa Electric Transbuana adalah sebagai berikut : 2. Presiden Direktur Presiden Direktur memiliki

Lebih terperinci

BAB III OBYEK PENELITIAN. Perubahan akta terakhir dengan akta No. 13 yang dibuat diihadapan notaris

BAB III OBYEK PENELITIAN. Perubahan akta terakhir dengan akta No. 13 yang dibuat diihadapan notaris BAB III OBYEK PENELITIAN III.1 Sejarah Singkat Perusahaan PT PARINDO PERMAI didirikan dengan akta notaris No. 52, tertanggal 24 Desember 1980 dengan akta yang dibuat dihadapan Notaris Hobropoerwanto, SH.,

Lebih terperinci

PENGARUH PENAMBAHAN PECAHAN KERAMIK PADA PEMBUATAN PAVING BLOCK DITINJAU DARI NILAI KUAT TEKAN

PENGARUH PENAMBAHAN PECAHAN KERAMIK PADA PEMBUATAN PAVING BLOCK DITINJAU DARI NILAI KUAT TEKAN PENGARUH PENAMBAHAN PECAHAN KERAMIK PADA PEMBUATAN PAVING BLOCK DITINJAU DARI NILAI KUAT TEKAN Aulia Zastavia Putri*, Imastuti** *Mahasiswi Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Katolik

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN III-29 BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan CV. Super Plates merupakan industri yang bergerak di bidang pembuatan baterai/aki mobil. Usaha ini didirikan pada tahun 1992 oleh Bapak Deny

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI Diagram Alir Tugas Akhir. Diagram alir Tugas Akhir Rancang Bangun Tungku Peleburan Alumunium. Skala Laboratorium.

BAB III METODOLOGI Diagram Alir Tugas Akhir. Diagram alir Tugas Akhir Rancang Bangun Tungku Peleburan Alumunium. Skala Laboratorium. BAB III METODOLOGI 3.1. Diagram Alir Tugas Akhir Diagram alir Tugas Akhir Rancang Bangun Tungku Peleburan Alumunium Skala Laboratorium. Gambar 3.1. Diagram Alir Tugas Akhir 27 3.2. Alat dan Dalam rancang

Lebih terperinci

PEMANFAATAN LIMBAH ASPAL HASIL COLD MILLING SEBAGAI BAHAN TAMBAH PEMBUATAN PAVING. Naskah Publikasi

PEMANFAATAN LIMBAH ASPAL HASIL COLD MILLING SEBAGAI BAHAN TAMBAH PEMBUATAN PAVING. Naskah Publikasi PEMANFAATAN LIMBAH ASPAL HASIL COLD MILLING SEBAGAI BAHAN TAMBAH PEMBUATAN PAVING Naskah Publikasi untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana S-1 Teknik Sipil diajukan oleh : SUNANDAR

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Yufiter (2012) dalam jurnal yang berjudul substitusi agregat halus beton

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Yufiter (2012) dalam jurnal yang berjudul substitusi agregat halus beton BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka Yufiter (2012) dalam jurnal yang berjudul substitusi agregat halus beton menggunakan kapur alam dan menggunakan pasir laut pada campuran beton

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN KONDISI PROYEK ALAT DAN BAHAN BANGUNAN

BAB IV TINJAUAN KONDISI PROYEK ALAT DAN BAHAN BANGUNAN BAB IV TINJAUAN KONDISI PROYEK ALAT DAN BAHAN BANGUNAN 4.1 KONDISI PROYEK 4.1.1 Pekerjaan Persiapan Pekerjaan persiapan merupakan seluruh rangkaian pekerjaan yang pertama kali harus dilakukan guna memudahkan

Lebih terperinci

LAMPIRAN I PEMERIKSAAN BAHAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN I PEMERIKSAAN BAHAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN I PEMERIKSAAN BAHAN ANALISA AYAKAN PASIR UNTUK MATERIAL BETON (ASTM C 136-84a) Nama Nim Material Tanggal : Rumanto : 8 44 153 : Pasir : 12 Maret 214 9.5 (3/8 - in) 4.75 (No.4) 2.36 (No.8) 1.18

Lebih terperinci