PENILAIAN KEUANGAN ATAS IMPLEMENTASI MODEL BISNIS BARU PADA KOPERASI TELKOM BANDUNG

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENILAIAN KEUANGAN ATAS IMPLEMENTASI MODEL BISNIS BARU PADA KOPERASI TELKOM BANDUNG"

Transkripsi

1 PENILAIAN KEUANGAN ATAS IMPLEMENTASI MODEL BISNIS BARU PADA KOPERASI TELKOM BANDUNG Muhammad Fuad Adisaputra 1) dan I Ketut Gunarta 2) 1) Program Studi Manajemen Bisnis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya Indonesia fuad.adisaputra@gmail.com 2) Jurusan Manajemen Bisnis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember ABSTRAK KOPTEL merupakan koperasi sekunder milik PT. Telekomunikasi Indonesia yang diberikan wewenang untuk mengatur Tabungan Wajib Perumahan. KOPTEL memiliki anggota KOPEGTEL yang tersebar luas di Indonesia. Saat ini, KOPTEL memiliki produk simpan pinjam yang melayani karyawan Telkom, namun pelanggan KOPTEL masih belum maksimal. KOPTEL hanya mampu melayani 2832 karyawan dari karyawan. Belum maksimalnya pelanggan yang dapat dilayani menurut informasi yang diperoleh dari pihak manajemen disebabkan oleh model bisnis yang belum terstruktur dengan baik sehingga sumber daya yang ada belum optimal dalam menjalankan operasional koperasi. Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi model bisnis KOPTEL dengan menggunakan Business Model Canvas (BMC). Penelitian ini akan mengidentifikasi model bisnis eksisting KOPTEL dan memperbaiki bisnis model yang ada agar KOPTEL dapat meraih peluang pasar yang ada. Selanjutnya, hasil perbaikan model bisnis akan dinilai secara finansial untuk melihat apakah terdapat peningkatan nilai tambah bagi koperasi. Penilaian yang dilakukan didasarkan pada model keuangan yang dibangun sesuai dengan kondisi keuangan KOPTEL saat ini dan bisnis proses yang ada. Penelitian ini menghasilkan peningkatan nilai tambah sebesar Rp pada skenario 1 dan Rp pada skenario 2 sehingga rencana perbaikan model bisnis ini dapat dilakukan. Kata kunci: Koperasi, Business Model Canvas, Penilaian Usaha. PENDAHULUAN Koperasi sebagai salah satu bentuk badan usaha di Indonesia telah mendapatkan landasan hukum yang kuat di dalam pasal 33 ayat (1) UUD 1945, yang menyatakan perekonomian disusun sebagai usaha bersama atas asas kekeluargaan. Ide munculnya koperasi didasarkan pada munculnya ketidakseimbangan nilai sosial dalam bekerja yang sering disebut dengan sistem kapitalis. Sistem ini menguntungkan mereka pemilik modal dan memberatkan mereka para buruh sebagai pekerja. Koperasi di Indonesia memiliki peran penting dalam pembangunan perekonomian rakyat Indonesia. Koperasi sebagai aktivitas ekonomi dalam pembangunan tersebut dengan tujuan utama meningkatkan nilai ekonomi anggota dan masyarakat sekitar. Koperasi juga berperan sebagai lembaga yang memiliki semangat kolektif, kebersamaan, dan prinsip keadilan yang sesuai dengan prinsip rakyat Indonesia yaitu gotong royong Pertumbuhan koperasi di Indonesia selalu mengalami peningkatan. Hal ini ditunjukkan pada tabel 1.1 mengenai pertumbuhan koperasi yang di riset oleh Badan Pusat Statistik Indonesia. Semakin berkembangnya kegiatan koperasi di Indonesia, pengelolaan koperasi secara profesional juga perlu diperhatikan. A-40-1

2 Tabel 1 Pertumbuhan Koperasi Indonesia Tahun Indikator Satuan Jumlah Koperasi Unit Pertumbuhan Koperasi Persen 3,45 9,97 4,15 6,03 3,25 Jumlah Koperasi Aktif Unit Prosentase Koperasi Aktif dari Total Jumlah Koperasi Persen 70,29 70,70 70,35 71,03 71,71 Pertumbuhan Jumlah Koperasi Aktif Persen 3,74 10,60 3,64 7,06 4,23 Jumlah Anggota Koperasi Aktif Orang Pertumbuhan Jumlah Anggota Koperasi Aktif Persen -5,43 7,03 4,18 1,28 9,79 Permodalan Rp. Juta Rp Rp Rp Rp Rp Pertumbuhan Permodalan Persen 14,41 20,11 8,25 16,51 36,22 Volume Usaha Rp. Juta Rp Rp Rp Rp Rp Pertumbuhan Volume Usaha Persen 8,51 19,95-6,43 23,74 25,37 Selisih Hasil Usaha (SHU) Rp. Juta Rp Rp Rp Rp Rp Pertumbuhan SHU Persen 14,24 33,77 6,00 12,71 5,14 Berdasarkan tabel diatas, volume usaha pada tahun 2011 mengalami penurunan sebesar -4,63%. Penurunan angka ini merupakan suatu peringatan bagi koperasi agar terus meningkatakan pengelolaan atau manajemen koperasi. Koperasi PT. Telekomunikasi Indonesia atau KOPTEL merupakan koperasi sekunder di lingkungan PT. Telkom yang beranggotakan koperasi-koperasi primer di lingkungan Telkom yang dikenal dengan Koperasi Pegawai Telkom (KOPEGTEL). Koperasi primer adalah koperasi yang anggotanya perorangan. Sedangkan, koperasi sekunder adalah koperasi koperasi di atas primer yang anggota anggotanya merupakan organisasi koperasi, bukan perorangan (Suwandi, 1985). Saat ini, KOPTEL memiliki anggota pengurus sebanyak 22 orang dan anggota koperasi sebanyak 148 KOPEGTEL di seluruh Indonesia. Pertumbuhan KOPTEL dapat dilihat pada tabel berikut: Gambar 1. Grafik Pertumbuhan KOPTEL dari Gambar 1.1 menunjukkan peningkatan KOPTEL setiap tahunnya dimulai dari tahun Pertumbuhan KOPTEL tidak selalu memberikan peningkatan. Berdasarkan laporan keuangan KOPTEL tahun 2014, KOPTEL memiliki aset sebesar Rp dengan sisa hasil usaha sebesar Rp Pendapatan hasil kerja tersebut didapatkan dari produk produk KOPTEL seperti Kredit Perumahan Rakyat (KPR), Pengelolaan Tabungan A-40-2

3 Wajib Perumahan, peminjaman bantuan modal dan ada juga produk investasi bernama SMILE (Solusi Mudah Investasi Lebih Ekonomis). Saat ini, koperasi di Indonesia dihadapkan pada dua permasalahan utama. Pertama peningkatan kualitas kelembagaan dan manajemen unit koperasi. Kedua, daya saing unit koperasi juga perlu ditingkatkan dan tidak hanya berperan di tingkat nasional, tetapi juga berkelas dunia (BPS, 2013). KOPTEL merupakan salah satu koperasi yang sedang menghadapi masalah tersebut. selain itu, KOPTEL memiliki peluang besar terhadap pasar yang sudah pasti. Berdasarkan wawancara langsung, pelanggan KOPTEL saat ini sebesar 2832 orang dari total karyawan Telkom sebesar orang. Besarnya peluang pasar ini masih belum mampu diraih KOPTEL. Hal ini dikarenakan model bisnis KOPTEL yang belum restruktur. Untuk memperbaiki masalah ini, KOPTEL perlu memperbaiki model bisnis koperasi secara keseluruhan. Menurut Osterwalder and Pigneur (2012), sebuah model bisnis menggambarkan pemikiran tentang bagaimana organisasi menciptakan, memberikan dan menangkap nilai. Model bisnis ini akan membantu koperasi dalam mendesain ulang atau mengevaluasi apa yang telah dilakukan. Penelitian ini berfokuskan terhadap penerapan langsung business model canvas kepada Koperasi Telkom. Pada penelitian ini akan dianalisa model bisnis eksisting KOPTEL sesuai dengan 9 (sembilan) blok y ang terdapat dalam model bisnis kanvas. Sembilan blok tersebut adalah Customer Segments, Value Preposition, Channels, Customer Relationship, Revenue Stream, Key Resources, Key Activities, Key Partnership, Cost Structure. Tujuan selanjutnya adalah merancang perbaikan model bisnis kanvas KOPTEL. Lalu, penilaian akan dilakukan untuk membuktikan bahwa perbaikan model bisnis tersebut memberikan nilai tambah atau tidak. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan secara garis besar terdiri atas empat tahap, tahap identifikasi dan perumusan masalah, tahap pengumpulan data dan pengolahan data, tahap analisis dan diskusi, dan tahap kesimpulan dan saran. Tahap identifikasi dan perumusan masalah dilakukan dengan studi lapangan langsung ke kantor KOPTEL dan wawancara untuk mengetahui masalah apa yang sedang dihadapi dan mengumpulkan fakta-fakta yang terdapat pada KOPTEL. Pada tahap ini pula dilakukan studi literatur mengenai koperasi, kinerja keuangan, SWOT, dan business model canvas. Tahap Pengumpulan dan Pengolahan Data Tahap ini menjelaskan bagaimana data akan dikumpulkan. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, diskusi serta dokumen dari pihak KOPTEL. Berikut merupakan tahap detil pada pengumpulan data. a. Gambaran Umum Koperasi Telkom Bandung Gambaran umum koperasi akan menjelaskan profil usaha, visi, misi dan sasaran bisnis, kegiatan bisnis KOPTEL dan struktur organisasi yang dimiliki oleh KOPTEL. b. Identifikasi model bisnis kanvas eksisting Model bisnis eksisting dilakukan dengan melakukan wawancara kepada beberapa pengurus yang mengerti mengenai detail bisnis yang dilakukan oleh KOPTEL. Setelah data dikumpulkan, model bisnis eksisting tersebut akan di validasi langsung kepada pengurus KOPTEL agar tidak terjadi kesalahan dalam melakukan perbaikan. c. Identifikasi SWOT KOPTEL SWOT digunakan untuk mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dalam menjalankan bisnis koperasi. SWOT ini akan membantu memudahkan perbaikan model bisnis nantinya. A-40-3

4 d. Identifikasi kondisi finansial Setelah menentukan model bisnis eksisting KOPTEL, identifikasi terhadap kondisi finansial KOPTEL dilakukan. Kondisi keuangan akan digambarkan dengan rasio keuangan mulai dari Tahun 2010 sampai dengan Tahun Rasio keuangan ini digunakan untuk melihat kondisi keuangan KOPTEL. e. Identifikasi perbaikan Business model canvas KOPTEL. Identifikasi dilakukan dengan melakukan beberapa tahap penting. Tahap pertama yaitu penyebaran kuesioner perbaikan model bisnis kanvas yang didasarkan pada metode SWOT. Pernyataan pernyataan dalam kuesioner akan dibagi ke dalam empat aspek yaitu aspek kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman. Kuesioner diberikan kepada pengurus yang mengerti dan paham mengenai bisnis KOPTEL sesuai dengan arahan ketua KOPTEL. Tahap selanjutnya merupakan tahap mendeskripsikan hasil kuesioner yang telah diisi oleh pengurus KOPTEL untuk mengetahui blok mana saja yang sudah kuat, masih lemah, berpeluang dan mengancam. Setelah itu, hasil perbaikan akan bisa digambarkan dalam sebuah model bisnis kanvas. f. Proyeksi keuangan perbaikan business model cnavas KOPTEL. Proyeksi keuangan dilakukan untuk mengetahui pertumbuhan Sisa Hasil Usaha, Arus Kas dan Neracanya. Proyeksi dilakukan berdasarkan perbaikan model bisnis kanvas. Selain itu, proyeksi ini akan menunjukkan pertumbuhan rasio keuangan yaitu rasio likuiditas, rasio solvabilitas dan rasio profitabilitas. Tahap Analisis dan Diskusi Pada Tahap ini akan dilakukan analisa mengenai hasil perbaikan model bisnis kanvas pada setiap blok yang dimilikinya. Lalu, analisa terhadap pusat inovasi pada perbaikan model bisnis kanvas akan dilakukan. Selain itu, analisa akan dilakukan terhadap perkembangan rasio keuangan proyeksi yaitu rasio likuiditas, rasio solvabilitas dan rasio profitabilitas. Proyeksi terhadap perbaikan model bisnis kanvas akan dinilai apakah memberikan nilai tambah atau tidak. Tahap Penarikan Kesimpulan dan Saran Tahap ini akan menjelaskan kesimpulan dari penelitian yang dilakukan. Kesimpulan ini akan menjawab tujuan penelitian. Saran saran dapat berupa saran perbaikan kepada KOPTEL maupun saran bagi peneliti selanjutnya. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil model bisnis eksiting adalah sebagai berikut: A-40-4

5 Gambar 2 Model Bisnsi Kanvas Eksisiting KOPTEL a. Identifikasi Customer Segments Saat ini, pelanggan utama KOPTEL adalah karyawan Telkom yang per NIK Telkom. Namun, KOPTEL juga memiliki pelanggan lain yaitu KOPEGTEL yang yang seharusnya menjadi pelanggan utama. b. Identifikasi Value Proposition Nilai usaha KOPTEL adalah kemudahan dalam meminjam modal, kecepatan pelayanan, dan kenyaman serta kepastian dalam pelayanan. Nilai usaha yang berfokus kepada pelayanan yang sempurna. Hal inilah yang dikembangkan KOPTEL agar memuaskan seluruh pelanggan dan anggotanya. c. Identifikasi Channel Saluran utama KOPTEL terdapat pada website yang hanya bisa diakses oleh karyawan Telkom. Selain itu, KOPEGTEL juga menjadi saluran KOPTEL. Adapun saluran lain KOPTEL yaitu aplikasi HP namun masih belum sempurna. d. Identifikasi Customer relationship Cara KOPTEL berhubungan dengan pelanggan adalah dengan berhubungan secara langsung melalui masing masing karyawan. Lalu, KOPTEL menjaga komunitas yang telah bekerja sama dengannya dan juga memberikan notifikasi pada aplikasi HP. e. Identifikasi Key Resource Sumber daya utama KOPTEL terdapat pada sumber dana, sumber daya manusia dan infrastruktur seperti gedung, dan lain lain. f. Identifikasi Key Activity Aktivitas utama KOPTEL adalah mencari pendanaan agar bisnis KOPTEL selalu berjalan, melakukan kegiatan pemasaran, dan melakukan kerjasama dengan mitra kerja. g. Identifikasi Key Partner Mitra utama KOPTEL adalah perbankan, perusahaan asuransi, serta perusahaan lainnya yang dapat dilakukan kerjasama dengan memberikan keuntungan masing masing. h. Identifikasi Revenue Streams Pendapatan KOPTEL terbagi atas tiga jenis. Pertama, Pendapatan usaha anggota merupakan pentapatan yang didapatkan atas pinjaman anggota. Kedua, pendapatan usaha non anggota merupakan pendapatan yang didapatkan dari transaksi dengan karyawan Telkom. Ketiga, pendapatan usaha lainnya merupakan pendapatan yang didapatkan selain dari anggota dan non anggota. i. Identifikasi Cost Structure Biaya pada KOPTEL terbaig dua yaitu beban usaha dan beban perkoperasian. Beban usaha merupakan beban yang berhubungan langsung dengan usaha koperasi seperti biaya A-40-5

6 promosi, biaya provisi dan sebagainya. Sedangkan, beban perkoperasian adalah beban yang berhubungan dengan koperasi seperti biaya RAT, biaya dinas dan sebagainya. Berdasarkan kuesioner yang diberikan dan di isi, Gambar 3 merupakan hasil kekuatan, kelemahan, peluang dan kelemahan yang ada pada model bisnis eksisting KOPTEL. Blok blok yang kuat adalah blok pendapatan, blok biaya, dan blok nilai usaha. Blok ini memang sudah kuat namun blok ini masih bisa dikembangkan terutama pada bagian pendapatan. Blok selanjutnya adalah blok yang kuat namun perlu dikembangkan. Blok yang terdapat dalam bagian ini adalah blok mitra utama, aktivitas utama, hubungan dengan pelanggan dan saluran. Blok blok ini perlu dikembangkan untuk mendapatkan peluang pasar yang ada. Blok yang masih lemah dan perlu diperbaiki adalah blok sumber daya utama dan blok segmen pelanggan. Blok sumber daya utama lemah karena sumber daya manusianya ada yang belum memahami bisnis KOPTEL secara keseluruhan dan belum adanya sistem IT yang baik. Sedangkan blok segmen pelanggan ini lemah diakibatkan peluang pasar yang belum bisa dimaksimalkan oleh KOPTEL. Gambar 3 Identifkasi Blok Perbaikan BMC Eksisting Keterangan: : Sudah kuat : Kuat namun masih perlu dikembangkan : Lemah dan perlu diperbaiki Berdasarkan hasil evaluasi BMC eksisting KOPTEL, perbaikan model bisnis ini akan fokus pada blok segmen pelanggan dan perbaikan sumber daya utama. Perbaikan ini didasarkan pada hasil evaluasi dan rencana pengembangan KOPTEL. Salah satu rencana perbaikannya adalah menjadi koperasi sekunder secara utuh. Untuk mencapai tujuan ini, KOPTEL tidak akan melayani transaksi langsung dengan karyawan Telkom. Hal ini akan sulit diwujudkan dalam waktu dekat dikarenakan KOPEGTEL sebagai koperasi primer belum siap untuk menjalankan bisnis sesuai dengan KOPTEL. Berikut merupakan hasil evaluasi model bisnis eksisting KOPTEL. A-40-6

7 Gambar 4 Evaluasi Perbaikan BMC KOPTEL Perbaikan model bisnis akan dibagi ke dalam dua skenario utama. Skenario pertama dilakukan dengan menambahkan jumlah konsumen dan memperbaiki blok sumber daya utama dan blok segmen pelanggan serta meningkatkan atau mengurangi kegiatan blok yang lainnya. Skema skenario dua sama dengan skenario satu dan ada penambahan unit bisnis baru berupa usaha persewaan mobil. Skenario 1 Perbaikan pada skenario ini akan berfokus pada penetrasi pasar dengan produk yang ada. Untuk mencapai hal ini, KOPTEL perlu melakukan perbaikan terhadap sistem IT yang dimilikinya agar seluruh karyawan Telkom yang ada di Indonesia terjangkau. Perkembangan aplikasi HP Android merupakan salah satu peluang yang dapat dikembangkan. Hal ini akan memudahkan KOPTEL dalam berhubungan dengan pelanggan. Aplikasi ini juga berfungsi sebagai tempat pelanggan memahami apa yang akan ditawarkan oleh KOPTEL. peningkatan hubungan dengan pelanggan dapat dilakukan dengan melakukan after sales service. Program ini akan memberikan kepuasan bagi pelanggan dan dapat menahan pelanggan dari pindah produk. Konsekuensinya, KOPTEL akan mengeluarkan biaya tambahan untuk perbaikan pada sistem IT dan pembuatan aplikasi HP. Selain itu, biaya pemasaran KOPTEL juga akan meningkat. Berikut merupakan model bisnis KOPTEL sesuai dengan skenario 1 (satu). Gambar 5 Perbaikan BMC Skenario 1 Berikut merupakan hasil proyeksi rasio keuangan pada skenario 1 (satu): A-40-7

8 Gambar 6 Grafik Rasio Keuangan Skenario 1 Rasio keuangan yang mengalami tren menurun adalah rasio likuiditas dan rasio solvabilitas. Penurunan pada rasio likuiditas terjadi akibat adanya pengeluaran piutang jangka pendek pada tahun 2014 yang meningkatkan jumlah kas meningkat drastis. Penurunan ini hanya diakibatkan oleh hutang lancar dan aset lancar yang tidak di isi dengan sempurna. Pada aset lancar terdapat piutang usaha jangka pendek yang tidak terisi selama proyeksi dikarenakan piutang tersebut dialihkan ke dalam piutang jangka panjang. Proyeksi menurun diakibatkan semakin menurunnya kas tersedia karena piutang jangka pendek habis dan kenaikan kewajiban lancar tiap tahunnya pada akun titipan sisa hasil usaha. Penurunan pada rasio solvabilitas diakibatkan pengaturan pinjaman yang dikurangi. Jika pinjaman akan selalu dilakukan tiap tahun, kas KOPTEL akan meningkat secara drastis. Padahal, kebutuhan dana KOPTEL akan bergantung kepada banyaknya karyawan yang meminjam dana dengan jumlah pinjaman tersebut. KOPTEL dapat menjaga rasio ini dengan meminjam uang kepada bank. KOPTEL mengalami kondisi yang cukup baik pada rasio profitabilitas di skenario 1. Biaya dapat defisiensi dengan ditunjukkannya rasio operasi yang menurun. Selain itu, pengembalian pada aset selalu meningkat namun pada pengembalian terhadap ekuitas mengalami ketidakstabilan. Skenario 2 Skenario ini tidak menggambarkan perbedaan yang signifikan terhadap skenario 1 (satu) hanya saja pada skenario ini dilakukan penambahan satu unit bisnis baru yaitu unit usaha sewa mobil. Berikut merupakan model bisnis sesuai dengan skenario 2 (dua): A-40-8

9 Gambar 7 Perbaikan BMC Skenario 2 Penambahan unit bisnis ini merupakan salah satu pendapatan yang akan dihasilkan akibat usaha anggota. Hal inilah yang menjadi rencana pengembangan KOPTEL. Penambahan aktivitas terjadi pada blok aktivitas utama yaitu pengelolaan aset. KOPTEL akan mengeluarkan biaya untuk memberikan modal kepada KOPEGTEL. KOPTEL akan mendapatkan keuntungan dari bunga pinjaman ditambah dengan pendapatan dari kegiatan operasional KOPEGTEL sebesar 80% dari pandapatan bersihnya dengan persentase menurun tiap tahunnya. Berikut merupakan hasil rasio keuangan pada skenario ini: % % % % % % 0.00% Rasio Keuangan Skenario Current Ratio Cash Ratio Long term debt to equity ratio Net earning power ratio (ROA) Quick Ratio Total debt to total capital asset ratio Operating ratio Rate of return on net worth (ROE) Gambar 8 Grafik Rasio Keuangan Skenario 2 Hasil rasio keuangan skenario satu dan dua tidak begitu berbeda. Hal ini diakibatkan penambahan unit bisnis yang merupakan pendapatan usaha anggota. Pendapatan usaha anggota adalah inti bisnis dari KOPTEL yang seharusnya dimaksimalkan dengan baik. Berikut merupakan rata rata rasio keuangan antara skenario 1 (satu) dan 2 (dua). Tabel 2 Rata-rata Rasio Keuangan Skenario 1 dan 2 No Deskrispi Current Ratio 125,34% 118,26% 2 Quick Ratio 122,73% 115,68% 3 Cash Ratio 120,09% 113,08% 4 Total debt to total capital asset ratio 69,29% 69,18% A-40-9

10 No Deskrispi Long term debt to equity ratio 245,41% 243,16% 6 Operating ratio 58,71% 58,67% 7 Net earning power ratio 9,51% 9,54% 8 Rate of return on net worth 31,36% 31,38% Penurunan rasio pada likuiditas dan solvabilitas diakibatkan keluarnya biaya pinjaman untuk investasi unit usaha baru. Penurunan rasio ini perlu diperhatikan dengan baik oleh manajemen. Rasio profitabilitas pada skenario menaik diakibatkan adanya penambahan unit bisnis. Peningkatan rasio ini perlu dijaga dengan selalu membuat rencana pengembangan unit bisnis baru bersama KOPEGTEL. Dengan banyaknya KOPEGTEL di Indonesia, KOPTEL dapat memiliki unit bisnis yang banyak dan berbeda jenis sektornya. Penurunan operasi rasio dapat menunjukkan bahwa KOPTEL dapat melakukan efisiensi biaya. Penilaian Usaha Berikut perbedaan nilai usaha ketika skenario satu dan dua dibandingkan: Tabel 3 Nilai Usaha BMC Perbaikan Nilai Usaha Eksisting Rp Nilai Usaha Skenario 1 Rp Nilai Usaha Skenario 2 Rp Skenario 1-Eksisting Rp Skenario 2-Eksisting Rp Perbaikan model bisnis memberikan nilai tambah. Perbaikan model bisnis ini dapat dilakukan oleh KOPTEL dengan skema bagi hasil. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Berdasarkan analisis yang dilakukan pada model bisnis eksisting dengan menggunakan BMC diperoleh bahwa terdapat 3 jenis yaitu blok yang sudah kuat, blok kuat dan perlu perbaikan serta blok yang lemah. Blok yang sudah kuat adalah blok biaya, blok pendapatan, dan blok proporsi nilai. Lalu, blok yang sudah kuat dan perlu perbaikan adalah blok mitra utama, blok aktivitas utama, blok hubungan dengan pelanggan, dan blok chanel. Terakhir, Blok yang masih lemah yaitu pada blok sumber daya utama, dan segmen konsumen. 2. Perbaikan yang dapat dilakukan agar kinerja bisnis KOPTEL semakin baik adalah dengan penambahan unit bisnis baru dan memperkuat blok blok yang masih kurang maksimal serta melakukan kerjasama secara strategis dengan KOPEGTEL. 3. Perbaikan model bisnis KOPTEL sesuai dengan usulan pada penelitian ini memberikan nilai tambah sebesar Rp pada skenario 1 dan Rp pada skenario 2. Penambahan nilai ini membuktikan bahwa perbaikan model bisnis dapat dilakukan. Saran untuk penelitian selanjutnya adalah: 1. Penelitian ini dapat dikembangkan lebih lanjut dengan merumuskan strategi perbaikan yang lebih detail terhadap masing masing blok pada model kanvas. 2. Penelitian selanjutnya juga dapat mengembangkan kajian yang melibatkan KOPEGTEL secara langsung. A-40-10

11 DAFTAR PUSTAKA Aldianto, M. F. G. a. L. (2013). Box for living business strategy 7cs compass model analysis and the implementation of business model canvas. The indonesian journal of business administration, 2, No. 11, 2013: Arief Rachman S, S. A. P., Rosnani Ginting. (2013). Pendekatan Blue Ocean Strategy terhadap strategi pelayanan rumah sakit. e-jurnal Teknik Industri FT USU, Vol 1, No. 2, Baswir, R. (1997). Koperasi Indonesia Edisis Pertama. Yogyakarta: BPFE. BPS. (2013). Statistik Lembaga Keuangan. Jakarta: Badan Pusat Statistik. Dewobroto, W. S. (2013). Penggunaan business model canvas sebagai dasar untuk menciptakan alternatif strategi bisnis dan kelayakan usaha. Jakarta: Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Trisakti. Firdaus, M., & Susanto, A. E. (2002). Perkoperasian: Sejarah, Teori, & Praktek. Bogor: Ghalia Indonesia. Irawan, G. M. (2015). Penilaian Reinvestasi Perusahaan Dengan Menggunakan Sumber Pendanaan Divestasi Aset Yang Dimiliki Pada Pengembangan Usaha PT. X. Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Khusnita, A. (2011). Analisis SWOT dalam Penentua n Strategi Bersaing (Studi Kasus PT. Bank BNI Syariah Kantor Cabang Syariah Jember). Jember: Universitas Jember. Kosasi, V. M. (2015). Analisis dan Evaluasi Model Bisnis pada Pantai Seafood Restaurant dengan Pendekatan Business Model Canvas. Surabaya: Universitas Kristen Petra. Osterwalder, A., & Pigneur, Y. (2012). Business Model Generation. Jakarta: PT Elex Media Komputindo. Rais, Sasli, & Wahkyudin. (2009). Pengembangan Pegadaian Syariah di Indonesia dengan Analisis SWOT. Jurnal Pengembangan Bisnis dan Manaejem STIE PBM, IX No. 14 (14 April 2009). Rangkuti, F. (1997). Analisis SWOT & Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Setijawibawa, M. (2015). Evaluasi Model Bisnis Pada Perusahaan X Menggunakan Business Model Canvas. AGORA, Vol 3, No. 1. Shalih, H. P. N. (2015). Identifikasi Critical Knowledge Produk Japo PT. Q-Sukses Manajemen Indonesia Dengan Business Model Canvas (BMC) Dan Manajemen Al- Fatihah (MAF). Surabaya: Jurusan Manajemen Bisnis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Sitio, A., Tamba, H., & Kristiaji, W. C. (2001). Koperasi: Teori dan Praktek: Erlangga. Solikah, Y. U. (2010). Analisis Efisiensi Koperasi Pegawai Negeri Republik Indonesia di Kabupatan Klaten. Surakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret. Sugiono, A., & Untung, E. (2008). Panduan Praktis Dasar Analisa Laporan Keuangan Pengetahuan Dasar bagi Mahasiswa dan Praktisi Perbankan. Jakarta: Grasindo. Suwandi, I. (1985). Seluk Liku Koperasi Karyawan Perusahaan. Jakarta: Bhratara Karya Aksara. Tjitradi, E. C. (2015). Evaluasi Dan Perancangan Model Bisnis Berdasarkan Business Model Canvas. AGORA, Vol, 3, No. 1. UU. (1992). Undang Undang Republik Indonesia Tentang Perkoperasian. Vianus, E. O. (2011). Analisis rasio likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas te rhadap kinerja keuangan koperasi karyawan (kopkar) ruwa jurai ptpn vii (persero) unit usaha baturaja. Palembang: Fakultas Ilmu Ekonomi Program Studi Manajemen Universitas Bina Darma A-40-11

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Value Chain Value chain menurut Porter adalah alat bantu yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi cara menciptakan customer value lebih bagi pelanggan. Dijelaskan bahwa setiap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Usaha Kecil Menengah (UKM) merupakan salah satu bagian penting dalam perekonomian di Indonesia. UKM memiliki peranan penting dalam meningkatkan perekonomian masyarakat

Lebih terperinci

ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN PROFITABILITAS PADA LAPORAN KEUANGAN PT. SIANTAR TOP (PERSERO) TBK. : Sovia Yohana Lumban : 1A214419

ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN PROFITABILITAS PADA LAPORAN KEUANGAN PT. SIANTAR TOP (PERSERO) TBK. : Sovia Yohana Lumban : 1A214419 ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN PROFITABILITAS PADA LAPORAN KEUANGAN PT. SIANTAR TOP (PERSERO) TBK Nama NPM Kelas Fakultas Jurusan Pembimbing : Sovia Yohana Lumban : 1A214419 : 3EA39 : Ekonomi

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Lembar Judul... i Lembar Pengesahan... ii. Lembar Pernyataan... iii Kata Pengantar... iv Daftar isi... v

DAFTAR ISI. Lembar Judul... i Lembar Pengesahan... ii. Lembar Pernyataan... iii Kata Pengantar... iv Daftar isi... v DAFTAR ISI Lembar Judul... i Lembar Pengesahan... ii Lembar Pernyataan... iii Kata Pengantar... iv Daftar isi... v Daftar Tabel... ix Daftar Gambar... xi Daftar Lampiran... xiii Intisari... xiv Abstract...

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. 1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah Pertanyaan Penelitian Tujuan dan Kegunaan Penelitian 11

DAFTAR ISI. 1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah Pertanyaan Penelitian Tujuan dan Kegunaan Penelitian 11 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL.. i HALAMAN PENGESAHAN ii HALAMAN PERNYATAAN iii KATA PENGANTAR iv DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR.. xiii INTISARI xv ABSTRACT xvi BAB I PENDAHULUAN.. 1 1.1 Latar

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan laporan keuangan PT Metrodata Electronics, Tbk., maka dapat ditarik suatu kesimpulan sebagai berikut: 1. Dari hasil perhitungan

Lebih terperinci

ANALISA LAPORAN KEUANGAN CV. DUNIA WARNA KARANGANYAR TAHUN ELLISA dan SUPRIHATI STIE AAS Surakarta

ANALISA LAPORAN KEUANGAN CV. DUNIA WARNA KARANGANYAR TAHUN ELLISA dan SUPRIHATI STIE AAS Surakarta ANALISA LAPORAN KEUANGAN CV. DUNIA WARNA KARANGANYAR TAHUN 2012-2014 ELLISA dan SUPRIHATI STIE AAS Surakarta Email : suprihati18@gmail.com ABSTRAK Analisis rasio laporan keuangan yang lazim digunakan adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kinerja perusahaan dapat kita lihat melalui laporan keuangan yang memperlihatkan kondisi keuangan pada periode tertentu. Salah satu laporan keuangan adalah neraca yang

Lebih terperinci

Nama : Martha Romadoni NPM : Kelas : 3EA13

Nama : Martha Romadoni NPM : Kelas : 3EA13 ANALISA KINERJA KEUANGAN PT. PEGADAIAN Tbk BERDASARKAN RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS DAN PROFITABILITAS Nama : Martha Romadoni NPM : 16209473 Kelas : 3EA13 LATAR BELAKANG Mengingat pegadaian merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. khususnya dan masyarakat pada umumnya. Menurut Undang-undang. kemampuan ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat pada

BAB I PENDAHULUAN. khususnya dan masyarakat pada umumnya. Menurut Undang-undang. kemampuan ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat pada BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Menurut Undang-undang Nomor 25 Tahun 1992 Pasal 1, Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bersentuhan dengan keberadaan lembaga keuangan. Pengertian lembaga. lembaga keuangan bank dan lembaga keuangan non bank.

BAB I PENDAHULUAN. bersentuhan dengan keberadaan lembaga keuangan. Pengertian lembaga. lembaga keuangan bank dan lembaga keuangan non bank. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam praktik transaksi ekonomi masyarakat selama ini banyak bersentuhan dengan keberadaan lembaga keuangan. Pengertian lembaga keuangan di dalam Surat Keputusan (SK)

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Ace Hardware Indonesia Tbk adalah sebagai berikut: 1. Rasio likuiditas PT Ace Hardware Indonesia Tbk bila dilihat dari current

BAB V PENUTUP. Ace Hardware Indonesia Tbk adalah sebagai berikut: 1. Rasio likuiditas PT Ace Hardware Indonesia Tbk bila dilihat dari current BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan Simpulan rinci yang didapatkan dari perhitungan analisis rasio keuangan yang telah dilakukan sebagai salah satu dasar penilaian kinerja keuangan pada PT Ace Hardware Indonesia

Lebih terperinci

ANALISIS KEUANGAN PT. PLN (Persero)

ANALISIS KEUANGAN PT. PLN (Persero) ANALISIS KEUANGAN PT. PLN (Persero) I. Pendahuluan PT. Perusahaan Listrik Negara (PLN) (Persero) merupakan penyedia listrik utama di Indonesia. Oleh karena itu, pemerintah berkepentingan menjaga kelayakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Laporan Keuangan Pengertian laporan keuangan menurut Feriansya (2015:4) : Laporan keuangan merupakan tindakan pembuatan ringkasan dan keuangan perusahaan. Laporan

Lebih terperinci

VI. ANALISIS KEBERLANJUTAN FINANSIAL KOPERASI BAYTUL IKHTIAR

VI. ANALISIS KEBERLANJUTAN FINANSIAL KOPERASI BAYTUL IKHTIAR VI. ANALISIS KEBERLANJUTAN FINANSIAL KOPERASI BAYTUL IKHTIAR 6.1. Analisis Rasio Keuangan Koperasi Analisis rasio keuangan KBI dilakukan untuk mengetahui perkembangan kinerja keuangan lembaga. Analisis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Objek yang dipilih adalah PT Mitra Adiperkasa Tbk. PT Mitra Adiperkasa Tbk adalah perusahaan yang bergerak dalam operasi berbagai merek toko ritel

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BISNIS MODEL UNTUK MENINGKATKAN DAYA SAING INDUSTRI BATIK SUMENEP MADURA

PENGEMBANGAN BISNIS MODEL UNTUK MENINGKATKAN DAYA SAING INDUSTRI BATIK SUMENEP MADURA C.19 PENGEMBANGAN BISNIS MODEL UNTUK MENINGKATKAN DAYA SAING INDUSTRI BATIK SUMENEP MADURA Narto * Program Studi Magister Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 20 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Keuangan Pengertian manajemen keuangan menurut beberapa pendapat, yaitu: Segala aktifitas yang berhubungan dengan perolehan, pendanaan, dan pengelolaan aktiva dengan

Lebih terperinci

PENGARUH RASIO LIKUIDITAS, RASIO SOLVABILITAS DAN RASIO PROFITABILITAS TERHADAP KINERJA KOPERASI SIMPAN PINJAM (KSP) X BANDUNG

PENGARUH RASIO LIKUIDITAS, RASIO SOLVABILITAS DAN RASIO PROFITABILITAS TERHADAP KINERJA KOPERASI SIMPAN PINJAM (KSP) X BANDUNG PROCEEDINGS Profesionalisme Akuntan Menuju Sustainable Business Practice PENGARUH RASIO LIKUIDITAS, RASIO SOLVABILITAS DAN RASIO PROFITABILITAS TERHADAP KINERJA KOPERASI SIMPAN PINJAM (KSP) X BANDUNG Oleh

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. 5 HASIL DAN PEMBAHASAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN 41

DAFTAR ISI. 5 HASIL DAN PEMBAHASAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN 41 DAFTAR ISI. 5 HASIL DAN PEMBAHASAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN 41 DAFTAR ISI DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR SINGKATAN 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian, Tujuan dan Jenis Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan suatu perusahaan memiliki peranan yang sangat penting bagi pihak manajemen perusahaan,

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Bedasarkan data-data dari hasil wawancara dengan beberapa pihak yang

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Bedasarkan data-data dari hasil wawancara dengan beberapa pihak yang 99 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Bedasarkan data-data dari hasil wawancara dengan beberapa pihak yang terkait, serta observasi langsung ke lapangan menyimpulkan bahwa: 1. Berdirinya bank sampah pada awalnya

Lebih terperinci

Bab 9 Teori Rasio Keuangan

Bab 9 Teori Rasio Keuangan D a s a r M a n a j e m e n K e u a n g a n 123 Bab 9 Teori Rasio Keuangan Mahasiswa diharapkan dapat memahami mengenai jenis dan pembagian laporan keuangan serta mengerti tentang perhitungan tentang rasio

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil analisis terhadap laporan keuangan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. adalah di bawah ini. Berdasarkan analisis rasio likuiditas,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Analisis Rasio Keuangan Rasio keuangan merupakan alat analisis untuk menjelaskan hubungan tertentu antara elemen yang satu dengan elemen yang lain dalam suatu laporan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Perseroan Komanditer merupakan persekutuan yang didirikan oleh beberapa orang (sekutu) yang menyerahkan dan mempercayakan uangnya untuk dipadai dalam

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. 5 HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Laporan Keuangan 41

DAFTAR ISI. 5 HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Laporan Keuangan 41 DAFTAR ISI DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR SINGKATAN 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 Perumusan Masalah 7 Tujuan Penelitian 10 Manfaat Penelitian 10 Ruang Lingkup Penelitian

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis terhadap laporan keuangan PT. Indofarma Tbk., maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil kinerja likuiditas perusahaan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Laporan keuangan merupakan media yang penting untuk menilai prestasi serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat mengambil suatu keputusan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT. Kimia Farma Tbk., maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil kinerja likuiditas

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan catatan informasi keuangan suatu perusahaan dalam suatu periode tertentu yang disusun

Lebih terperinci

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA PT. ASTRA INTERNATIONAL,Tbk (PERIODE )

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA PT. ASTRA INTERNATIONAL,Tbk (PERIODE ) ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA PT. ASTRA INTERNATIONAL,Tbk (PERIODE 2012-2014) Nama : Yogie Pratama NPM : 29213478 Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Dr. Lana Sularto, SE, MMSI LATAR BELAKANG MASALAH Laporan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sistem keuangan di negara-negara Asia mengalami perubahan yang berarti

BAB I PENDAHULUAN. Sistem keuangan di negara-negara Asia mengalami perubahan yang berarti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sistem keuangan di negara-negara Asia mengalami perubahan yang berarti selama dekade 80-an sampai sekarang. Hampir semua negara Asia melakukan liberalisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Industri barang konsumsi atau consumer goods di Indonesia semakin tumbuh

BAB I PENDAHULUAN. Industri barang konsumsi atau consumer goods di Indonesia semakin tumbuh BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Industri barang konsumsi atau consumer goods di Indonesia semakin tumbuh positif sejalan dengan pertumbuhan ekonomi. Hal ini terlihat dari peningkatan nilai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini dibutuhkan data dan informasi yang sesuai dengan sifat

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini dibutuhkan data dan informasi yang sesuai dengan sifat BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Dalam penelitian ini dibutuhkan data dan informasi yang sesuai dengan sifat permasalahan serta tujuan penulisan. Penelitian ini menggunakan metode diskriptif

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Setiap perusahaan memiliki tujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas

I. PENDAHULUAN. Setiap perusahaan memiliki tujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap perusahaan memiliki tujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas menurut Anoraga (1997:300) adalah menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan

Lebih terperinci

Manajemen Keuangan. Memahami Kondisi dan Kinerja Keuangan Perusahaan. Basharat Ahmad. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Manajemen Keuangan. Memahami Kondisi dan Kinerja Keuangan Perusahaan. Basharat Ahmad. Modul ke:  Fakultas Ekonomi dan Bisnis Manajemen Keuangan Modul ke: Memahami Kondisi dan Kinerja Keuangan Perusahaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Basharat Ahmad Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Materi Pembelajaran Analisa Rasio Keuangan

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI PERIODE PUTRI EKA AYU AKUNTANSI PEMBIMBING : Erny Pratiwi, SE.

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI PERIODE PUTRI EKA AYU AKUNTANSI PEMBIMBING : Erny Pratiwi, SE. ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI PERIODE 2012-2015 PUTRI EKA AYU 25212762 AKUNTANSI PEMBIMBING : Erny Pratiwi, SE., MMSI PENDAHULUAN LATAR BELAKANG : : ANALISIS RASIO PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemilihan Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemilihan Judul Lembaga keuangan terdiri dari lembaga keuangan bank dan lembaga keuangan non bank. Lembaga keuangan bank contohnya seperti bank, finance dan lembaga

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS DAN PROFITABILITAS PADA PT SEPATU BATA TBK PERIODE

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS DAN PROFITABILITAS PADA PT SEPATU BATA TBK PERIODE ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS DAN PROFITABILITAS PADA PT SEPATU BATA TBK PERIODE 2011-2015 Disusun oleh : Nama : Komang Gita Danitri Yuniar NPM : 25214907 Jurusan : Akuntansi

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lembaga Keuangan Mikro (LKM) di Indonesia

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lembaga Keuangan Mikro (LKM) di Indonesia II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lembaga Keuangan Mikro (LKM) di Indonesia Perkembangan Lembaga Keuangan Mikro (LKM) terjadi seiring dengan perkembangan UKM serta masih banyaknya hambatan UKM dalam mengakses sumber-sumber

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Definisi operasional merupakan petunjuk atau gambaran tentang bagaimana suatu

BAB III METODE PENELITIAN. Definisi operasional merupakan petunjuk atau gambaran tentang bagaimana suatu BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Definisi operasional merupakan petunjuk atau gambaran tentang bagaimana suatu variabel diukur. Definisi operasional ditunjukkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Definisi operasional merupakan gambaran tentang bagaimana suatu variabel diukur. Definisi operasional ditunjukkan pada variabel-variabel

Lebih terperinci

PENILAIAN BISNIS PADA PT MATAHARI DEPARTMENT STORE TBK, PT RAMAYANA LESTARI SENTOSA TBK, DAN PT RIMO CATUR LESTARI TBK TAHUN

PENILAIAN BISNIS PADA PT MATAHARI DEPARTMENT STORE TBK, PT RAMAYANA LESTARI SENTOSA TBK, DAN PT RIMO CATUR LESTARI TBK TAHUN PENILAIAN BISNIS PADA PT MATAHARI DEPARTMENT STORE TBK, PT RAMAYANA LESTARI SENTOSA TBK, DAN PT RIMO CATUR LESTARI TBK TAHUN 2009-2011 Oleh: Soraya Imaniar N. H. (26210661) Pembimbing: Agustin Rusiana

Lebih terperinci

ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN PROFITABILITAS PADA LAPORAN KEUANGAN PT. MAYORA INDAH (PERSERO) Tbk

ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN PROFITABILITAS PADA LAPORAN KEUANGAN PT. MAYORA INDAH (PERSERO) Tbk ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN PROFITABILITAS PADA LAPORAN KEUANGAN PT. MAYORA INDAH (PERSERO) Tbk Disusun oleh : Nama : Rafly Liberto NPM : 17213139 Jurusan : Manajemen Dosen Pembimbing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan dalam dunia usaha yang semakin ketat menuntut perusahaan perusahaan sejenis untuk terus mengembangkan skala usahanya. Dalam menghadapi persaingan ini perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kinerja perusahaan dalam suatu periode produksi perlu dilakukan evaluasi untuk melihat dan mengetahui pencapaian yang telah dilakukan perusahaan baik dari

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN. Tabel 4.1 PT XL AXIATA TBK DAN ENTITAS ANAK. Rasio Profitabilitas, Likuiditas dan Solvabilitas.

BAB IV KESIMPULAN. Tabel 4.1 PT XL AXIATA TBK DAN ENTITAS ANAK. Rasio Profitabilitas, Likuiditas dan Solvabilitas. BAB IV KESIMPULAN 4.1 Kesimpulan Berdasarkan uraian dari BAB III mengenai perhitungan dan analisis rasio profitabilitas, likuiditas, dan solvabilitas PT XL AXIATA Tbk 2013 dan 2014, maka dibuatlah kesimpulan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BISNIS BABAL AKI DENGAN SISTEM INFORMASI DAN PERLUASAN JARINGAN TUGAS AKHIR DESYANA

PENGEMBANGAN BISNIS BABAL AKI DENGAN SISTEM INFORMASI DAN PERLUASAN JARINGAN TUGAS AKHIR DESYANA PENGEMBANGAN BISNIS BABAL AKI DENGAN SISTEM INFORMASI DAN PERLUASAN JARINGAN TUGAS AKHIR DESYANA 1121001047 PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UNIVERSITAS BAKRIE JAKARTA 2016 HALAMAN

Lebih terperinci

Bisma, Vol 1, No. 7, Nopember 2016 RASIO KEUANGAN UNTUK EVALUASI KENERJA KEUANGAN PADA CREDIT UNION KELING KUMANG

Bisma, Vol 1, No. 7, Nopember 2016 RASIO KEUANGAN UNTUK EVALUASI KENERJA KEUANGAN PADA CREDIT UNION KELING KUMANG RASIO KEUANGAN UNTUK EVALUASI KENERJA KEUANGAN PADA CREDIT UNION KELING KUMANG ABSTRAKSI Nita albinus_tini@yahoo.co.id Program Studi Manajemen STIE Widya Dharma Adapun tujuan penelitian ini yaitu untuk

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Pembagian Sisa Hasil Usaha Di BMT Sidogiri Cabang Sidodadi

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Pembagian Sisa Hasil Usaha Di BMT Sidogiri Cabang Sidodadi BAB IV ANALISIS DATA A. Analisis Pembagian Sisa Hasil Usaha Di BMT Sidogiri Cabang Sidodadi Surabaya Sebagai suatu badan usaha, BMT dalam menjalankan kegiatan usahanya, tentu ingin mendapatkan keuntungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk pengambilan keputusan, apabila dengan informasi tersebut dapat diprediksi

BAB I PENDAHULUAN. untuk pengambilan keputusan, apabila dengan informasi tersebut dapat diprediksi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan (financial statement) akan menjadi lebih bermanfaat untuk pengambilan keputusan, apabila dengan informasi tersebut dapat diprediksi apa yang

Lebih terperinci

ANALISIS RASIO KEUANGAN DAN APLIKASINYA TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN

ANALISIS RASIO KEUANGAN DAN APLIKASINYA TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN ISSN 0000-0000 ANALISIS RASIO KEUANGAN DAN APLIKASINYA TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN Bambang Suryono *) ABSTRAK Profitabilitas suatu perusahaan menunjukkan perbandingan antara laba dengan aktiva atau

Lebih terperinci

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian oleh Ni mah, 2011, Analisis Kinerja Keuangan Pada Koperasi BMT Bina Usaha Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang. Tujuan penelitian

Lebih terperinci

Strategi Pengembangan Bisnis Dengan Metode Business Model Canvas

Strategi Pengembangan Bisnis Dengan Metode Business Model Canvas https://doi.org/10.22219/jtiumm.vol18.no2.113-120 Strategi Pengembangan Bisnis Dengan Metode Business Model Canvas Hartatik *, Teguh Baroto Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Malang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Menurut Hery (2012:3) laporan keuangan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Menurut Hery (2012:3) laporan keuangan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Harahap (2011:105) mendefinisikan laporan keuangan sebagai suatu laporan yang menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha perusahaan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN Salah satu cara untuk mengetahui kondisi keuangan suatu perusahaan adalah dengan melakukan analisis terhadap laporan keuangan perusahaan tersebut. Analisis yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjuan Umum Tentang Perkoperasian Koperasi di Indonesia suatu wadah perekonomian rakyat yang berdasarkan kekeluargaan dan kegotong royongan serta merupakan ciri khas tata kehidupan

Lebih terperinci

PROSPEK KINERJA KEUANGAN PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM ( KSP ) UNIVERSITAS GUNUNG RINJANI LOMBOK TIMUR - NTB

PROSPEK KINERJA KEUANGAN PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM ( KSP ) UNIVERSITAS GUNUNG RINJANI LOMBOK TIMUR - NTB GaneÇ Swara Vol. No. Maret 6 PROSPEK KINERJA KEUANGAN PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM ( KSP ) UNIVERSITAS GUNUNG RINJANI LOMBOK TIMUR - NTB ABSTRAK SAHRUL IHSAN Fakultas Ekonomi Universitas Gunung Rinjani

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian kinerja keuangan suatu perusahaan merupakan hal yang sangat membantu terhadap suatu keputusan yang diambil karena kinerja keuangan akan menunjukkan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 36 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Rasio PT United Tractors, Tbk Informasi yang ada pada laporan keuangan hanyalah informasi yang berupa angka-angka yang merupakan rekaman dari transaksi

Lebih terperinci

ANALISA RASIO LAPORAN KEUANGAN PT. BUMI RESOURCES, Tbk

ANALISA RASIO LAPORAN KEUANGAN PT. BUMI RESOURCES, Tbk ANALISA RASIO LAPORAN KEUANGAN PT. BUMI RESOURCES, Tbk Nama : Bety Lestari NPM : 19210730 Jurusan : Manajemen Pembimbing : Ir. Agus Sulaksono. MMSi., MT Pendahuluan Latar Belakang Laporan keuangan merupakan

Lebih terperinci

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT. SEMEN INDONESIA (PERSERO) TBK FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS GUNADARMA JAKARTA 2016

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT. SEMEN INDONESIA (PERSERO) TBK FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS GUNADARMA JAKARTA 2016 ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT. SEMEN INDONESIA (PERSERO) TBK Nama : Bella Gusita Aritonang NPM : 21213693 Kelas : 3EB03 Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Dini Yartiwulandari,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. 44 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan PT. HM Sampoerna Tbk, didirikan di Indonesia pada tanggal 19 Oktober 1963 berdasarkan Akta Notaris Anwar Mahajudin, S.H., No. 69.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan

TINJAUAN PUSTAKA. Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rasio Likuiditas Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar semua kewajiban finansial jangka pendek pada saat jatuh tempo dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan analisa yang telah diuraikan sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan analisa yang telah diuraikan sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan analisa yang telah diuraikan sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan melalui analisa rasio

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Salah satu cara yang dapat digunakan untuk menilai perkembangan kinerja keuangan Haneda Decorations adalah dengan melakukan analisis terhadap

Lebih terperinci

profitabilitas, rasio likuiditas, rasio aktivitas, dan rasio solvabilitas. Salah satu indikator penting dalam penilaian prospek sebuah perusahaan

profitabilitas, rasio likuiditas, rasio aktivitas, dan rasio solvabilitas. Salah satu indikator penting dalam penilaian prospek sebuah perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal atau pasar ekuitas (equity market) adalah tempat bertemu antara pembeli dan penjual dengan risiko untung dan rugi. Pasar modal merupakan sebuah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laba a. Pengertian Laba Tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan laba. Laba merupakan indikator prestasi atau kinerja perusahaan yang besarnya tampak

Lebih terperinci

Analisis Laporan Keuangan PT. UNILEVER Indonesia, Tbk Periode Tahun

Analisis Laporan Keuangan PT. UNILEVER Indonesia, Tbk Periode Tahun Analisis Laporan Keuangan PT. UNILEVER Indonesia, Tbk Periode Tahun 2007-2010 Tugas Manajemen Keuangan Lanjutan Dosen: Dr. Isfenti Sadalia, SE, ME Oleh: Junita Nelly Panjaitan NIM. 127019020 Kelas A Pararel

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. suatu perusahaan dalam periode tertentu. Salah satu cara dalam penilaian

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. suatu perusahaan dalam periode tertentu. Salah satu cara dalam penilaian 58 BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN 4.1 Analisis Rasio Keuangan PT. XYZ Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang penting dan dapat dipercaya untuk menilai kondisi keuangan dan hasil

Lebih terperinci

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA KPRI IKHLAS KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KOTA SURAKARTA

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA KPRI IKHLAS KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KOTA SURAKARTA ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA KPRI IKHLAS KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KOTA SURAKARTA Erny Widyastuti 1) Rispantyo 2) Muhammad Rofiq Sunarko 3) 1, 2, 3) Progam Studi Akuntansi

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 99 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Setelah dilakukan penghitungan dan analisis terhadap kinerja keuangan PT. MCP, maka pada bab ini akan diberikan kesimpulan dari pembahasan dan analisis diatas serta saran-saran

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi Pengertian koperasi

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi Pengertian koperasi II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi 2.1.1 Pengertian koperasi Secara etimologi, koperasi itu berasal dari bahasa Inggris co dan operation. Co memiliki arti bersama dan operation yang berarti bekerja. Dengan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian 1. Pengertian Property dan Real Estate Menurut buku Realestate Sebuah Konsep Ilmu dan Problem Pengembang di Indonesia ( Budi Santoso,2000) definisi real estate adalah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Penilaian Kinerja PT Tambang Batu Bara Bukit Asam, Tbk dan PT

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Penilaian Kinerja PT Tambang Batu Bara Bukit Asam, Tbk dan PT BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Penilaian Kinerja PT Tambang Batu Bara Bukit Asam, Tbk dan PT Aneka Tambang, Tbk Informasi yang ada pada laporan keuangan adalah informasi yang berupa angka-angka

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Dalam dunia bisnis, tingginya tingkat persaingan membuat setiap perusahaan akan senantiasa meningkatkan kinerjanya agar dapat bertahan. Oleh karena itu, setiap perusahaan akan selalu berusaha memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berada dalam kondisi sehat akan mampu menghadapi tingkat persaingan dengan

BAB I PENDAHULUAN. berada dalam kondisi sehat akan mampu menghadapi tingkat persaingan dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sistem ekonomi yang semakin kompetitif menuntut perusahaan untuk bisa bersaing dan meningkatkan efisiensinya agar bisa tetap bertahan. Perusahaan yang berada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Syariah Dau Kabupaten Malang Jl. Raya Sengkaling No. 293 Dau Malang Telp.

BAB III METODE PENELITIAN. Syariah Dau Kabupaten Malang Jl. Raya Sengkaling No. 293 Dau Malang Telp. BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Koperasi Agro Niaga Indonesia (KANINDO) Syariah Dau Kabupaten Malang Jl. Raya Sengkaling No. 293 Dau Malang Telp. (0341) 464445-464444

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. saran yang sesuai dengan penelitian analisis data yang telah dilakukan.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. saran yang sesuai dengan penelitian analisis data yang telah dilakukan. BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Sebagai akhir dari penelitian ini, disampaikan beberapa kesimpulan dan saran yang sesuai dengan penelitian analisis data yang telah dilakukan. 6.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil

Lebih terperinci

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENGETAHUI KINERJA KEUANGAN PT.ASTRA INTERNATIONAL, Tbk

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENGETAHUI KINERJA KEUANGAN PT.ASTRA INTERNATIONAL, Tbk ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENGETAHUI KINERJA KEUANGAN PT.ASTRA INTERNATIONAL, Tbk Nama Npm : 22209237 Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Jonathan Lingga Saputra : Bertilia Lina Kusrina, SE., MM. LATAR

Lebih terperinci

Tuangkan Ide Bisnis mu di Business Model Canvas

Tuangkan Ide Bisnis mu di Business Model Canvas PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN BUSINESS MODEL CANVAS Tuangkan Ide Bisnis mu di Business Model Canvas Apa itu business model canvas [BMC]??? BMC adalah model bisnis yang memaparkan 9 elemen bisnis secara singkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diperhatikan oleh setiap manajemen perusahaan. Dengan mengetahui. dimasa depan. Disebutkan bahwa terdapat tiga area penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. diperhatikan oleh setiap manajemen perusahaan. Dengan mengetahui. dimasa depan. Disebutkan bahwa terdapat tiga area penting dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Performa atau kinerja suatu perusahaan merupakan hal penting yang harus diperhatikan oleh setiap manajemen perusahaan. Dengan mengetahui perkembangan kinerja perusahaan,

Lebih terperinci

Analisis Laporan Keuangan Sebagai Pertimbangan Investor pada PT Charoend Pokphand Indonesia dan PT Japfa Indonesia

Analisis Laporan Keuangan Sebagai Pertimbangan Investor pada PT Charoend Pokphand Indonesia dan PT Japfa Indonesia Analisis Laporan Keuangan Sebagai Pertimbangan Investor pada PT Charoend Pokphand Indonesia dan PT Japfa Indonesia Nama : Fajrurrachman Hakim NPM :12212738 Pembimbing : Dr. Dra. Peni Sawitri, MM 1. Latar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Republika.co.id, Jakarta)

BAB I PENDAHULUAN. Republika.co.id, Jakarta) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada era globalisasi ini, persaingan bisnis semakin ketat. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya bisnis serupa didirikan yang menawarkan produk barang dan/

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Di Indonesia, industri kreatif dibagi menjadi 15 subsektor, diantaranya: mode,

I. PENDAHULUAN. Di Indonesia, industri kreatif dibagi menjadi 15 subsektor, diantaranya: mode, 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Industri kreatif merupakan salah satu faktor yang menjadi penggerak perekonomian nasional. Industri kreatif Indonesia semakin berkembang dan diminati pasar global. Di

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rasio Keuangan 2.1.1 Pengertian Rasio Keuangan Rasio keuangan merupakan alat analisis untuk menjelaskan hubungan antara elemen satu dengan elemen lain dalam suatu laporan keuangan

Lebih terperinci

RESEARCH REPORT: PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN MULTIFINANCE. by INFOVESTA

RESEARCH REPORT: PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN MULTIFINANCE. by INFOVESTA RESEARCH REPORT: PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN MULTIFINANCE by INFOVESTA TUJUAN PENILAIAN MANAJEMEN INVESTOR REGULATOR Evaluasi terhadap kinerja Perseroan pada periode tertentu Kebutuhan analisis dan pengambilan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio akan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.1.1. Rasio Keuangan Rasio yang menggambarkan suatu hubungan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daya yang dimiliki oleh perusahaan. Untuk tetap berjalan dengan baik suatu

BAB I PENDAHULUAN. daya yang dimiliki oleh perusahaan. Untuk tetap berjalan dengan baik suatu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan didirikan pada umumnya dengan tujuan untuk memperoleh laba yang optimal dan menjaga kelangsungan hidup perusahaan dengan baik agar perusahaan dapat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan pemohon kredit (Firdaus 2009:184). Pengambilan keputusan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan pemohon kredit (Firdaus 2009:184). Pengambilan keputusan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengambilan Keputusan Kredit 2.1.1 Teori Pengambilan keputusan kredit adalah semacam studi kelayakan atas perusahaan pemohon kredit (Firdaus 2009:184). Pengambilan keputusan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kelangsungan hidup perusahaan. Keberhasilan suatu perusahaan tidak hanya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kelangsungan hidup perusahaan. Keberhasilan suatu perusahaan tidak hanya BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Profitabilitas Tujuan utama perusahaan ialah untuk memperoleh laba guna menjamin kelangsungan hidup perusahaan. Keberhasilan suatu perusahaan tidak hanya dilihat dari seberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terkait penghitungan pajak. Kreditur, misalnya supplier dan pihak bank

BAB I PENDAHULUAN. terkait penghitungan pajak. Kreditur, misalnya supplier dan pihak bank BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Akuntansi adalah proses dari tiga aktivitas yaitu pengidentifikasian, pencatatan, dan pengkomunikasian transaksi ekonomi dari suatu organisasi (bisnis maupun

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGNAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN. Febriyanto, S.E., M.M.

LAPORAN KEUANGNAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN. Febriyanto, S.E., M.M. LAPORAN KEUANGNAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN Febriyanto, S.E., M.M. LAPORAN KEUANGAN Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan

Lebih terperinci

hendro 6/30/2010 PRESENTASI VIII :

hendro 6/30/2010 PRESENTASI VIII : PRESENTASI VIII : ANALISIS LAPORAN KEUANGAN KOMPONEN UTAMA : RASIO KEUANGAN INFORMASI KEUANGAN SELURUH INFORMASI YANG SECARA SIGNIFIKAN MENGANDUNG DAN MENGEDEPANKAN ASPEK-ASPEK KEUANGAN DENGAN TUJUAN UNTUK

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Analisis ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar tingkat efisiensi dari

BAB III METODE PENELITIAN. Analisis ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar tingkat efisiensi dari BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Definisi Operasional Variabel 3.1.1 Analisis Efisiensi. Analisis ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar tingkat efisiensi dari penggunaan modal kerja yang dioperasikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Hutang Hutang sering disebut juga sebagai kewajiban, dalam pengertian sederhana dapat diartikan sebagai kewajiban keuangan yang harus dibayar oleh perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Seiring bertambah dewasanya perusahaan, mereka harus dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Seiring bertambah dewasanya perusahaan, mereka harus dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Seiring bertambah dewasanya perusahaan, mereka harus dapat berkembang dalam mengikuti dan memenuhi kebutuhan pasar yang berubahubah serta bersaing untuk memperoleh

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Pada hakekatnya laporan keuangan merupakan hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk mengukomunikasikan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Kinerja Keuangan PT. Lippo Karawaci Tbk tahun 2009 sampai dengan tahun 2012 Dalam Bab ini penulis akan melakukan analisis terhadap laporan keuangan dengan menggunakan

Lebih terperinci