BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN SMK MUHAMMADIYAH 1 Samarinda berdiri pada 03 Januari 1977, berbadan hukum yang tercatat di Kanwil Depdikbud dan Dirjen Dikdasmen, sekolah ini merupakan sekolah yang berwawaskan islam, sekolah ini berdiri untuk memenuhi kebutuhan dunia kerja pada era saat itu, nama sekolah ini pada saat berdiri pertama kali bernama Sekolah Menengah Ekonomi Atas sekarang sudah berubah menjadi Sekolah Menengah Kejuruan, dan sampai sekarang sekolah ini terus berkembang menuju sebuah perubahan. Dalam menuju perkembangannya sekolah melalui beberapa kendala yang sangat penting sekali adalah penurunan jumlah siswa dari tahun ke tahun, seperti yang telah dijelaskan pada rumusan masalah. Berikut data siswa yang mengikuti proses belajar mengajar di SMK Muhammadiyah 1 Samarinda tiga tahun terakhir. Jumlah siswa pada tahun ajaran 2007/2008, 372 siswa, pada tahun ajaran 2008/2009 menurun menjadi 298 siswa, dan pada tahun ajaran 2009/2010 menurun menjadi 238 siswa. Penurunan ini diakibatkan beberapa faktor internal dan eksternal, penulis akan menganalisa kedua faktor tersebut. Dengan memiliki ruang belajar sebanyak 9 kelas, dan sesuai dengan jumlah kelas setiap jurusan maka SMK Muhammadiyah 1 Samarinda pada tahun ajaran 2009/2010 hanya menggunakan ruangan pagi hari saja, dari pukul , dimana sebelumnya penggunaan kelas dibagi dua, pagi hari dan siang hari. 28

2 Internal Analisa internal yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya penulis menyimpulkan internal terdiri dari : 1. Program Studi/ Jurusan 2. Tenaga pengajar (guru) 3. Sarana dan prasarana 4. Kurikulum 5. Budaya 6. Manajemen Keenam faktor tersebut akan disatukan pembahasannya pada program studi/ jurusan masing-masing yang ada di SMK Muhammadiyah 1 Samarinda, selain faktor-faktor tersebut dibahas pada program studi/jurusan, penulis juga akan membahas faktor-faktor internal dalam bab tersendiri Program Studi/ Jurusan Program studi/ jurusan merupakan sebuah produk yang ditawarkan SMK Muhammadiyah 1 samarinda terhadap masyarakat. Dengan menganalisa faktor internal yang ada pada masing-masing jurusan maka akan menyimpulkan kekuatan-kekuatan dan kelamahan-kelemahan yang ada di Program studi/ jurusan tersebut. Baik dilihat dari faktor guru, sarana prasarana, manajemen dan kurikulum.

3 Jurusan Akuntansi Untuk jurusan akuntansi yang mempunyai misi, Jurusan akutansi merupakan program Bisnis Managemen yang produk lulusan dan programnya bisa masuk disemua lini pekerjaan. Dengan memiliki akreditasi B program studi akuntansi bisa menjadi program studi andalan yang ada di SMK Muhammadiyah 1 Samarinda. Tetapi melihat adanya penurunan siswa tiga tahun terakhir, ini merupakan tantangan ketua program akuntansi agar bisa mengembalikan kejayaan jurusan akuntansi. Untuk jurusan akuntansi pada tahun ajaran 2007/2008 mempunyai siswa sebanyak 133 siswa, tahun ajaran 2008/2009 siswa yang ada 103 siswa, pada tahun ajaran 2009/2010 mengalami penurunan siswa, saat sekrang ini siswa yang ada 75 siswa. Pada program studi akuntansi memiliki bidang studi umum dan bidang studi jurusan yang diajarkan pada siswa kelas I, II dan III. Adapun bidang studi umum tersebut adalah : 1. Pendidikan Agama Islam 2. Kemuhamadiyahan 3. PPKN 4. Matematika 5. Bahas Indonesia 6. Bahasa Inggris 7. Kewirausahaan 8. Penjaskes 9. Seni Budaya

4 31 Sembilan bidang studi umum ini diajarkan oleh 12 orang guru yang memiliki latar belakang pendidikan strata 1 pada mata bidang studi yang diajarkannya, dan telah memiliki pengalaman mengajar yang cukup lama. Untuk bidang studi jurusan, akuntansi megikuti kurikulum KTSP yaitu : 1. Paket Akuntansi/ Akuntansi Biaya 2. Siklus Akuntansi 3. Akuntansi Keuangan Lanjutan 4. MYOB 5. KKPI Lima bidang studi jurusan ini diajarkan oleh 5 orang guru yang memiliki latar belakang strata 1, selain itu ke tiga guru merupakan guru yang telah lama mengajar bidang tersebut, untuk paket keahlian KKPI dan MYOB merupakan guru baru, jadi masih mencari pengalaman di dunia pendidikan. Karena guru merupakan ujung tombak didalam keberhasilan siswa, sudah seharusnya ketua program studi memperhatikan kualitas guru-guru yang ada dibawah program studi akuntansi. Tidak terlepas dengan kegiatan utama akuntansi lebih lebih pada era komputer maka pendidik sudah terbiasa dengan TI, yang diharapkan guru bisa menyampaikan kepada siswa-siswa. Sekarang ini Akuntansi tidak ketinggalan dengan program TI. Dalam program Akuntansi terdapat produk unggulan yang terkait dengan TI yaitu program MYOB Accounting yang mana dari program unggulan tersebut memungkinkan seorang akunting bisa bekerja dengan cepat dengan akurasi kebenaran hampir mendekati 100 % hal ini adalah mendorong untuk ditonjolkannya MYOB pada dunia pendidikan dan dunia kerja

5 32 yang ada di Kalimantan Timur, dengan memberikan pelatihan-pelatihan kepada siswa akuntansi. Penulis melakukan wawancara dengan Ketua program akuntansi, berikut kesimpulan penulis, kekuatan yang ada pada jurusan akuntansi terletak pada adanya program magang bagi siswa itu merupakan daya tarik dari jurusan akuntansi ini dan memiliki guru-guru yang berpengalaman di bidang studinya. Kelemahan yang ada pada jurusan adalah kurangnya sumber daya guru yang mahir menggunakan komputer sebagai media pembelajaran, sehingga siswa jenuh hanya menerima pembelajaran yang monoton dari guru didepan kelas. Pemakaian laboratorium komputer yang masih menggunakan laboratorium program studi TI yang mengakibatkan tidak efektifnya siswa didalam pengunaan komputer. Dari hasil wawancara dengan ketua jurusan akuntansi, terlihat bahwasannya dengan fasilitas-fasilitas yang ada di jurusan akuntansi tidak sepenuhnya menunjang dikarenakan didalam proses belajar mengajar di laboratorium komputer jurusan akuntansi kurang mempunyai sumber daya guru, dan dianggap perlu bantuan guru dari program teknologi informasi yang menguasai softwaresoftware akuntansi. Peningkatan kualitas guru-guru akuntansi bisa dilakukan dengan mengadakan pelatihan atau mengikutkan guru-guru tersebut pada pelatihan teknologi informasi. Setelah mengikuti pelatihan-pelatihan maka guruguru jurusan akuntansi mengikuti study banding pada sekolah yang program akuntansinya telah berbasiskan teknologi informasi, dan dinilai lebih baik. Dalam penggunaan ruangan kelas sangat tepat, dengan jumlah siswa yang ada saat sekarang ini maka untuk kelas I setiap kelasnya diisi oleh 21 siswa, kelas II di isi oleh 31 siswa, dan kelas III di isi oleh 23 siswa. Jadi hanya membutuhkan tiga

6 33 ruang kelas didalam proses belajar mengajar. Dan untuk fasilitas olahraga, siswa menggunakan gelanggang olahraga segiri samarinda diluar jam sekolah Jurusan Teknologi Informasi Untuk program teknologi informasi memiliki dua penjurusan yaitu jurusan Teknik Komputer Jaringan dan jurusan Multimedia, teknik komputer jaringan memulai jurusannya pada tahun ajaran 2004/2005. Program teknik informatika merupakan program unggulan yang ditawarkan kepada masyarakat di Samarinda pada saat itu, dikarenakan kebutuhan akan keahlian-keahlian dibidang teknologi informasi sangat banyak, sekolah ingin menjadi sebagai sekolah yang bisa memberikan kontribusi besar pada dunia kerja di Samarinda sebagai misi program teknologi informasi, sehingga lulusan dari program TI bisa terserap didunia kerja Kalimantan Timur. Pada program studi Teknologi Informasi memiliki bidang studi umum dan bidang studi jurusan yang diajarkan pada siswa kelas I, II dan III. Adapun bidang studi umum tersebut adalah : 1. Pendidikan Agama Islam 2. Kemuhamadiyahan 3. PPKN 4. Matematika 5. Bahasa Indonesia 6. Bahasa Inggris 7. Fisika 8. Kewirausahaan

7 34 9. Penjaskes 10. Seni Budaya Sembilan bidang studi umum ini diajarkan oleh 15 orang guru yang memiliki latar belakang pendidikan strata 1 pada mata bidang studi yang diajarkannya, dan telah memiliki pengalaman mengajar yang cukup lama. Untuk bidang studi jurusan, teknologi informasi megikuti kurikulum KTSP yaitu : 1. Keahlian Komputer 2. Paket Keahlian Jaringan 3. Paket Keahlian Multimedia Untuk bidang studi jurusan diajarkan oleh 3 orang guru, untuk bidang studi keahlian komputer diajarkan oleh seorang guru yang memiliki latar belakang pendidikan sarjana ekonomi, dan baru mengajar pada bidang studi TI. Untuk paket keahlian jaringan diajarkan oleh lulusan berprestasi SMK Muhammadiyah 1 samarinda dan dalam masa perkuliahan dengan jurusan yang sama. Paket keahlian multimedia diberikan tanggung jawab kepada lulusan strata 1 ilmu komputer, dan baru menekuni dunia pendidikan. Guru-guru Program Studi teknologi informasi merupakan guru-guru baru, hal ini disebabkan guru-guru sebelumnya dipindah tugaskan ke daerah lain dan ada yang menempuh gelar master diluar daerah. Sehingga diperlukan peningkatan kualitas guru-guru yang ada saat sekarang ini. Berikut hasil wawancara penulis dengan Ketua Program Studi Teknologi Informasi. Ketua jurusan ingin mendapatkan keseimbangan anatara ilmu IT (iptek) dengan ilmu agama (imtag) agar nantinya ketika lulus bukan hanya mempunyai keahlian dibidang IT saja tapi dibarengi dengan akhlak yang baik dari ilmu agama agar nantinya ilmu IT digunakan untuk hal yang baik bukan untuk

8 35 disalah gunakan. Jadi Ketua jurusan, ingin menggabungkan antara kekuatan IPTEK dan IMTAQ yang ada pada guru dan siswa sebagai daya tarik bagi masyarakat. Untuk manajemen jurusan, Ketua jurusan menerapkan manajemen, yaitu : Untuk guru TKJ harus dilengkapi dengan silabus, rpp, modul dan lain-lain yang berkenaan dengan kelengkapan kurikulum. Untuk lab saat ini tidak menggunakan kepala lab tetapi semua guru TKJ adalah penanggung jawab setelah menggunakan lab serta membuat beberapa tata tertib lab yang harus ditaati oleh guru dan siswa. Untuk teknisi perbaikan lab, menggunakan tenaga siswa sebagai bahan pembelajaran siswa sekaligus menghemat pengeluaran sekolah karena sekolah tidak punya anggaran untuk menggaji teknisi. Mencari beberapa siswa yang berbakat dan terampil dalam IT untuk di ikutkan dalam lomba LKS. Siswa kelas 2 (dua) yang melaksanakan prakerin diarahkan untuk mencari tempat prakerin yang sesuai dengan program keahliannya (TKJ). Manajemen yang diterapkan oleh Ketua jursan, adalah mengefisiensikan pengeluaran dengan tidak adanya lagi laboran dan mengajarkan siswa dalam sistem praktikum, sehingga perbaikan dan pengembangan laboratorium siswa mempunyai peranan. Dan menyeleksi siswa yang terampil untuk diikutkan pada Lomba Keterampilan Siswa, dan mendidik siswa menjadi wirausahawan dengan dibukanya laboratorium menjadi warnet diluar jam sekolah dan membuka service, editing video, creative logo dan lain lain, sehingga pemasukan yang ada selain untuk siswa yang bersangkutan juga untuk operasional laboratorium.

9 36 Dalam mengembangkan Program Studi teknologi informasi Langkah-langkah yang dilakukan adalah memberikan materi tentang server dan jaringan diluar dari kurikulum yang sudah ada, materi tersebut sesuai dengan permintaan dunia kerja saat ini. Untuk materi server diberikan tentang bagaimana membangun sebuah computer server yang handal, server yang mempunyai security yang bagus sehingga tingkat keamanannya tidak bias ditembus oleh penyusup atau juga oleh virus. Untuk materi jaringan diberikan bagaimana membangun sebuah jaringan dengan konsep professional artinya jaringan tertata dengan rapi tidak kabel berhamburan, tidak ada tabrakan signal jika jaringan itu nirkabel dan adanya konsep skema berbentuk peta sehingga jika administrator jaringan meninggalkan pekerjaan tersebut maka administrator yang baru bisa melanjutkan kembali. Dapat disimpulkan Program Studi teknologi informasi ingin mendidik siswasiswanya menjadi wirausahawan dengan memberikan pengetahuan bisnis dan pengetahuan TI. Dan diharapkan juga menjalin kerja sama dengan perusahaanperusahaan yang ada di Kalimantan Timur sehingga dapat melebarkan unit-unit usaha di Program Studi teknologi informasi. Dalam proses belajar mengajar Program Studi teknologi informasi menggunakan dua laboratorium komputer, satu laboratorium bahasa, dan lima ruang kelas. Disetiap kelasnya untuk kelas I di isi oleh 40 siswa, Kelas II disetiap kelasnya diisi oleh 30 siswa, kelas III di isi oleh 30 siswa. Dan untuk fasilitas olahraga, siswa menggunakan gelanggang olahraga segiri samarinda diluar jam sekolah. Adapun kekuatan yang dimiliki oleh jurusan teknologi informasi adalah manajemen yang diterapkan mempunyai efisiensi yang baik serta pengembangan

10 37 komptensi siswa kepada TI dan wirausaha. Kelemahannya adalah kurangnya pengalaman dari guru-guru TI, kurangnya sarana prasarana laboratorium, dan tidak adanya pusat sistem informasi seperti website dan sistem aplikasi kepada masyarakat umum Administrasi Perkantoran Administrasi perkantoran yang sebelumnya merupakan program studi yang mengajarkan tentang pengetahuan-pengetahuan perkantoran. Sesuai dengan komitmen lulusan akan menjadi pekerja-pekerja kantor yang handal, dengan pengajar, sarana prasarana dan kurikulum yang ada. Hasil wawancara dengan ketua program Administrasi Perkantoran mengungkapkan, penutupan jurusan ini berdampak kepada guru bidang studi tersebut yang mengharuskan untuk bisa belajar teknologi informasi, dan diharapkan agar dibuka jurusan baru yang bisa menarik masyarakat untuk menyekolahkan anaknya di sekolah ini. Administrasi perkantoran memiliki tiga guru bidang studi jurusan dan saat sekarang ini telah diperbantukan kepada SMK dan SMU Muhammadiyah yang ada di samarinda. Dengan tidak adanya peluang yang terlihat dengan berkurangnya pendaftaran masyarakat di jurusan ini, memaksa untuk ditutupnya jurusan ini sejak tahun ajaran 2007/2008 sesuai dengan keputusan rapat bersama. Saat sekarang ini jurusan sekertaris pada ajaran 2009/2010 hanya menyelesaikan pengajaran kepada 11 siswa. Tertutupnya peluang dikarenakan trend saat sekarang ini perusahaanperusahaan memerlukan orang-orang yang handal dalam bidang TI.

11 38 Program studi administrasi perkantoran sekarang ini menggunakan satu ruang kelas yang digunakan kelas III yang di isi 11 siswa dan memakai satu laboratorium mengetik. Dan untuk fasilitas olahraga, siswa menggunakan gelanggang olahraga segiri samarinda diluar jam sekolah Kurikulum Kurikulum yang diterapkan di SMK Muhammadiyah 1 adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan dikembangkan berdasarkan standar kompetensi lulusan (SKL) dan Standar Isi (SI) dan berpedoman kepada panduan yang ditetapkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Untuk penyusunan kurikulum dibentuk oleh wakil kepala sekolah bidang kurikulum, Bapak Senopati, SE. Sedangkan untuk penyusunan silabus disesuaikan dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang disusun oleh guru bidang studi masing-masing. Kurikulum dan RPP di sekolah sudah mengikuti standar nasional hanya saja penerapan di kelas saja yang harus ada kualitas kontrolnya, sehingga pengajaran yang berlangsung bisa meningkatkan kualitas guru, siswa dan sistem belajarnya. Dengan penerapan kualitas kontrol yang ada diharapkan senua pembelajaran tertata rapi dan mencapai hasil yang dicapai dalam proses kegiatan belajar mengajar Budaya Sekolah Diluar proses belajar mengajar sebagai bidang pendidikan sekolah juga berperan penting membentuk kepribadian siswa, disetiap kelas akan ditunjuk Wali

12 39 Kelas dan Struktur Kelas. Wali kelas mempunyai tugas membimbing siswa yang ada didalam kelas tersebut, bimbingan pertama yang diterapkan adalah organisasi, organisasi yang dimaksud dengan membentuk struktur kelas. Dengan adanya pemimpin distruktur kelas bisa membimbing teman-temannya untuk menjadi kelas terbaik. Kedekatan wali kelas kepada siswa bimbingannya sangat diharapkan, tingkah perilaku siswa sendiri menjadi cerminan sekolah sendiri di masyarakat, sehingga bisa menjadi sebagai daya tarik bagi sekolah itu sendiri. Di SMK Muhammadiyah 1 samarinda, merupakan sekolah yang berbasiskan keagamaan maka siswa-siswa yang ada dikenalkan dan harus mengikuti normanorma agama yang telah ada. Agama mempunyai peranan penting dalam mendidik siswa diluar proses belajar resmi yang ada, sehingga karakteristik yang dibentuk adalah siswa yang cerdas dan taat kepada agamanya, karakteristik ini yang ditonjolkan setelah siswa lulus dari sekolah. Dalam keseharian prose belajar mengajar setiap sekolah mempunyai tata tertib. Dengan tata tertib sekolah, warga sekolah diharapkan dapat mengembangkan pola sikap dan perilaku yang lebih disiplin dan produktif. Dengan tata tertib tersebut, warga sekolah memiliki pedoman dan acuan dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya dalam melaksanakan kebijakan, program, dan kegiatan sekolah. Jika negara memiliki konstitusi, undang-undang, dan peraturan perundang-undangan lainnya, maka sekolah memiliki tata tertib sekolah. Di SMK Muhammadiyah 1 Samarinda, tata tertib juga berdasarkan norma-norma agama selain beberapa norma yang dijadikan sebagai acuan. Perubahan pembuatan tata tertib dilingkungan SMK Muhammadiyah 1 Samarinda yang selama ini dibuat oleh guru maka lebih baik melibatkan warga

13 40 sekolah didalam pembuatan tata tertib. Sebagai wujud demokratisasi dalam dunia pendidikan, maka tata tertib sekolah tidak dapat ditentukan oleh kepala sekolah sendiri, atau bahkan oleh dinas pendidikan semata-mata. Tata tertib sekolah pada hakikatnya dibuat dari, oleh, dan untuk warga sekolah. Kalaupun konsep tata tertib itu telah dibuat oleh kepala sekolah atau dinas pendidikan, maka konsep itu harus mendapatkan persetujuan dari semua pemangku kepentingan di sekolah. Komite Sekolah akan lebih baik jika dimintai pendapatnya tentang tata tertib sekolah tersebut. Guru dan siswa harus dimintai pendapatnya tentang tata tertib tersebut. Orangtua pun harus memperoleh penjelasan secara terbuka tentang tata tertib sekolah itu. Tata tertib khusus untuk kelasnya masing-masing dapat dibuat oleh guru bersama para siswa. Bahkan tata tertib itu akan lebih bagus kalau ditulis sendiri oleh siswa. Apalagi kalau dibuat dengan menggunakan gambar-gambar yang bagus atau clip art yang diambil dari komputer di sekolahnya. Disinilah peran seorang wali kelas dituntut agar bisa memahami karakteristik siswa didiknya. Apakah tata tertib dibuat serinci mungkin, sehingga semua aspek masuk didalamnya? Tidak harus panjang dan membingungkan, sesungguhnya yang lebih penting tata tertib yang harus dipahami oleh semua pihak dengan jelas. Haruskah jumlah butir-butir tata tertib itu memang harus banyak? Tidak selalu demikian. A limited number of well-understood and enforced rules will be more effective than a large number or detailed rules and procedures that are therefore more difficult to police. Tata tertib yang dengan jumlah yang terbatas tetapi dapat dipahami dengan baik dan dapat mendorong warga sekolah akan lebih efektif daripada tata tertib yang rinci dan dengan jumlah dan prosedur yang sangat banyak dan karena

14 41 itu sulit dilaksanakan. Kembali harus dijelaskan bahwa tata tertib sekolah bukanlah merupakan alat untuk membelenggu kebebasan warga sekolah. Tata tertib lebih merupakan petunjuk agar warga sekolah dapat melaksanakan suatu pekerjaan dengan baik, bekerja secara tertib, tidak mengganggu kepentingan orang lain, dan berlaku santun. Tata tertib akan lebih membuat rasa senang seseorang jika dibuat tidak dalam kalimat negatif atau menggunakan kata-kata TIDAK. Pembuatan tata tertib sekolah menurut (Daniel Mujis dan David Reynolds, 2001: 42 setidaknya mencakup : a. Menggunakan suara dalam ruangan selama dalam lingkungan sekolah b. Mendengarkan orang lain c. Selalu mengerjakan yang terbaik d. Mendengarkan dan menghormati sesama kawan e. Tidak berlari di koridor sekolah. Dengan adanya perubahan tata tertib yang ada di SMK Muhammadiyah 1 Samarinda, diharapkan akan terciptanya suasana sekolah yang kondusif, nyaman, disiplin, agamis dan kekeluargaan, jauh dari budaya kekerasan, bentrok antar siswa dan sekolah, serta kepanikan menghadapi ujian nasional. Dengan adanya perkembangan budaya yang lebih baik seperti itu maka menjadi daya tarik bagi SMK Muhammadiyah 1 Samarinda, budaya yang ada di sekolah didapatkan setelah berdiskusi dengan Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan, dan Guru Bimbingan Konseling, beliau menyadari akan pentingnya penyusunan dan penerapan tata tertib sebagai proses awal kegiatan belajar mengajar dan kesehariaan warga sekolah juga menjadi nilai jual bagi sekolah.

15 Manajemen Sekolah Making Schools Work karya William G. Ouchi, seorang professor dari Stanford and Betty Sigoloff dalam bidang Corporate Renewal di Anderson Graduate School of Management Universitas California Los Angeles, Amerika Serikat. Ouchi menyatakan bahwa para ahli pendidikan, praktisi pendidikan, dan kalangan media massa telah menjelaskan bahwa kesalahan atau kekurangan sekolah-sekolah kita adalah karena tiga faktor utama, yakni guru yang tidak memiliki kemampuan, peserta dididk yang tidak memiliki kemauan belajar, dan rendahnya anggaran yang disediakan. Menanggapi pandangan tersebut, Ouchi menolak tegas. All three of these theories are wrong. Ketiga teori tersebut salah. Beliau menawarkan cara pandang baru dalam mencoba untuk memecahkan masalah pendidikan. Pikirkan ini, katanya lebih lanjut. Ouchi menawarkan pendekatan manajemen, Ketika satu bisnis sedang jatuh, pemilik perusahaan tidak pernah menyalahkan pelanggan. Juga tidak pernah menyalahkan pegawai yang bekerja di garis depan, atau juga tidak menyalahkan karena rendahnya anggaran. Jadi, yang salah adalah manajemennya. Tidak ada yang salah dengan gurunya. Tidak ada yang salah dengan peserta didiknya, dan juga tidak ada yang salah dengan anggarannya. Sekali lagi, yang salah adalah sistem manajemennya. Perubahan sistem disini penulis mengambil contoh perbedaan ketertiban yang ada pada Negara Jepang dengan Indonesia, warga Indonesia yang ada di Jepang atau sedang berwisata ke Jepang mau tidak mau dan harus mengikuti sistem mereka seperti tertib lalu lintas, tidak merokok di sembarang tempat, dan sebagainya. Sedangkan warga Jepang yang sedang berada di Indonesia

16 43 berkunjung ke glodok secara tidak langsung akan mengikuti sistem yang ada di glodok. Harus diakui bahwasannya sarana prasarana, guru, dan kurikulum merupakan faktor kemajuan sebuah sekolah, diluar faktor-faktor pendukung lainnya termasuk tata tertib yang telah dibahas. Banyak guru yang diikutkan pelatihan pelatihan, adanya penyempurnaan dan perubahan kurikulum, dan telah sekian banyak fasilitas-fasilitas sekolah dibangun, Tetapi tidak ada menghasilkan yang berarti dari perubahan-perubahan tersebut. Rupanya, kita harus mengalihkan fokus perhatian, bukan kepada masukan instrumental semata-mata, tetapi harus lebih memfokuskan pada proses pembelajarabudan dan manajemennya Kepala Sekolah Setiap Kepala Sekolah seharusnya mempunyai jiwa entrepreneur, sehingga seorang kepala sekolah mendengarkan keluhan dari guru, karyawan dan siswanya sehingga kedekatan antara pimpinan, bawahan dan pelanggan bisa mengetahui kekurangan dan kekuatan yang dimiliki sekolah ini. Kepala sekolah SMK Muhammadiyah 1 Samarinda periode yang lalu dan sekarang menjadi wakil kepala sekolah bidang sarana dan prasarana, mengungkapkan dalam memimpin SMK Muhammadiyah 1 samarinda beliau mempunyai beberapa langkah, antara lain : a. Menganalisa kebutuhan masyarakat b. Merancang rencana yang sesuai dengan kebutuhan yang ada dimasyarakat c. Menyususun jadwal tersebut d. Memilih kurikulum yang tepat dengan kebutuhan siswa

17 44 e. Mengevaluasi agenda yang telah terjadi. Hasil diskusi dengan Kepala Sekolah saat ini, untuk pengembangan SMK Muhammadiyah 1 samarinda, semenjak ditutupnya jurusan administrasi perkantoran maka sekolah menganalisa dunia kerja dan trend yang terjadi di Kalimantan Timur saat sekarang ini lebih ke arah syariah Perbankan. Untuk itu telah di rapatkan dengan komite sekolah dan guru maka tahun ajaran 2010/2011 SMK Muhammadiyah 1 samarinda akan membuka jurusan syariah perbankan. Dan dari aspek keuangan, sekolah saat sekarang ini sedang berhemat dengan dipindahkan semua jadwal kegiatan belajar mengajar menjadi pagi secara keseluruhan mengakibatkan ada sedikit penurunan biaya operasional. Untuk aspek promosi sekolah berencana membuat sebuah learning manajemen system sehingga bisa menjadi promosi ke luar daerah dan menjadi system didalam proses kegiatan belajar mengajar dan proses akreditasi. Sekolah sedang menjalin beberapa kerja sama dengan beberapa instansi dalam tahap pengembangan aspek fasilitas yang ada, dan berencana akan membangun 3 ruangan lagi yang akan digunakan sebagai sarana penunjang. Sekolah juga menjalin kerjasama dengan SMK negeri disamarinda yang memiliki kesamaan jurusan, sehingga diharapkan adanya pertukaran pengetahuan dan pelatihan guruguru untuk menambah pengetahuan kepada guru dan mengetahui pengelolaan manajemen yang ada pada SMK negeri sebagai pemegang pangsa pasar terbesar. Selain itu seorang kepala sekolah harus bisa memimpin dan dipimpin, sehingga bisa meregenerasikan kepemimpinanya kepada periode-periode berikutnya, sehingga tidak banyak perubahan disaat pergantian kepala sekolah.

18 Kepala Tata Usaha Kepala tata usaha mempunyai tugas mengatur karyawan-karyawan yang ada di sekolah. Selama ini dalam mengelola sekolah, tata usaha selalu berkordinasi dengan kepala sekolah dan guru-guru, apa yang diperlukan dalam menjalankan proses belajar mengajar dan keseharian sekolah Pustakawan Seorang pustakawan mempunyai tugas mengelola perpustakaan yang ada di sebuah sekolah, saat sekarang ini sekolah dalam tahap mengembangkan perpustakaan, dikarenakan perpustakaan dalam tahap perbaikan setelah mengalami kebakaran. Dan menjalin kerja sama dengan Perpustakaan Daerah, Perusda Listrik KALTIM, dan perusahaan-perusahaan yang ada di KALTIM Pelaksana Umum Karyawan pelaksana umum, mempunyai tugas mengelola koperasi, kantin, absensi, kebersihan, keamanan dan kegiatan proses belajar mengajar. Keseharian siswa, guru dan karyawan sangat tergantung kepada karyawan ini. Dari hal ini budaya sekolah juga dapat terlihat dari lingkungan sekolah. Dari pengelolaan koperasi dan kantin, hasil yang didapat akan dibagikan kepada guru dan karyawan pada saat menjelang hari raya idul fitri Marketing dan Promosi Bagian marketing dan promosi bertanggung jawab terhadap melihat keadaan pasar, dan promosi sekolah. Saat sekarang ini sekolah tidak mempunyai divisi ini,

19 46 sehingga pada saat menyambut tahun ajaran baru, sekolah hanya mempersiapkan team yang terdiri dari guru dan karyawan, sehingga menyebabkan tidak maksimalnya promosi dan pemetaan pasar yang ada Bendahara Bendaharawan sekolah mempunyai tugas merencanakan, melaksanakan, mengarahkan, menganggarkan, dan melaporkan keuangan yang ada disekolah. Berbicara soal keuangan merupakan hal yang sangat sensitif bisa memicu ketidak percayaan antara orang tua dan pihak sekolah. Dengan biaya yang mahal maka kualitas pun harus sangat diberikan yang terbaik. Pelaporan penggunaan secara terbuka akan melahirkan kepercayaan terhadap sekolah, jika kepercayaan sudah didapat maka kewibawaan sekolah akan didapat. Dengan demikian sekolah sudah saatnya menerapkan sistem yang terbuka kepada masyarakat tentang keuangan, sehingga bisa menimbulkan kedekatan antara sekolah dan orang tua. Ini merupakan daya tarik sendiri terhadap masyarakat yang melihat keterbukaan sekolah Sarana dan Prasarana Sebuah sekolah sangat memperhatikan sarana dan prasarananya dalam menunjang kegiatan sekolah sehari-hari, untuk itu keberadaan sarana dan prasarana sangat penting. Saat ini SMK Muhammadiyah 1 Samarinda mempunyai ruangan-ruangan kelas yang sangat memadai dan jumlahnya sesuai dengan jumlah kelas yang ada saat sekarang ini.

20 47 SMK Muhammadiyah 1 Samarinda saat ini sedang dalam tahap pembangunan 3 ruang lagi yang digunakan untuk ruang pengembangan mutu, laboratorium komputer dan unit usaha. Penambahan perangkat teknologi informasi saat ini diperlukan satu ruangan laboratorium lagi, sehingga penggunaan laboratorium tidak berbenturan dengan jadwal yang ada. Sistem informasi sangat perlu dibangun untuk menginformasikan SMK Muhammadiyah 1 Samarinda kepada masyarakat umum. Untuk itu diperlukan website sekolah, yang menginformasikan sekolah. Sekolah juga memerlukan sistem yang bisa diakses oleh guru, siswa, orang tua siswa dan stake holder yang ada di sekolah, yang bertujuan untuk kegiatan keseharian sekolah dalam pengembangan kegiatan belajar mengajar. 4.2 Eksternal Dari data yang didapatkan dari Dinas Pendidikan Kota Samarinda, bahwa jumlah lulusan SLTP baik negeri dan swata (6000 siswa) tidak sebanding dengan daya tampung SMU negeri dan swasta (7000 siswa), serta daya tampung SMK negeri dan swasta (6000 siswa) yang ada di samarinda. Ini diakibatkan banyaknya dibuka sekolah-sekolah baru untuk menyusuaikan kenaikan anggran pendidikan 20 %. Untuk mengatasi hal ini banyak sekolah yang mempromosikan sekolahnya diluar daerah samarinda.

21 SMK di Samarinda SMK Negeri Jumlah SMK negeri disamarinda ada 20 sekolah, penulis mengamati terhadap SMK Negeri 1 samarinda, sebagai SMK negeri pertama yang di dirikan pada tahun 1964 dan banyak memiliki prestasi. Siswa SMK Negeri 1 samarinda tahun ajaran 2009/2010 mempunyai 1050 siswa, yang terbagi menjadi 5 program studi yaitu : Akuntansi Administrasi Perkantoran Penjualan Pariwisata Teknologi Informasi SMK Negeri 1 samarinda mempunyai staf pengajar yang berpengalaman di bidangnya, dengan adanya peningkatan anggaran pendidikan maka SMK Negeri 1 samarinda meningkatkan kualitas dikejuruannya SMK Swasta SMK swasta di samarinda ada 29 sekolah, penulis mengambil sample pengamatan pada SMK TI Airlangga Samarinda. Didasarkan pada SMK swasta samarinda yang fokus terhadap jurusan TI dan memiliki perkembangan siswa yang tinggi. Dibuka pada tahun 2001 dengan jumlah siswa 75 orang dan pada tahun ajaran 2009/2010 memiliki 250 siswa. Merupakan kesuksesan bagi SMK TI

22 49 Airlangga Samarinda. Dengan berbagai macam prestasi dan tingkat kelulusan yang terserap didunia kerja dan univesitas merupakan daya tarik bagi masyarakat. Dengan visi Toward #1 (number one) Vocational IT School in Indonesia (Menuju Sekolah Kejuruan Teknologi Informasi Terbaik di Indonesia). Dengan membuka tiga jurusan yaitu : Multimedia Rekayasa Perangkat Lunak Teknik Komputer Jaringan Dengan didukung oleh 24 guru yang berpengalaman pada bidang keahliannya, SMK TI Airlangga Samarinda berhasil menjuarai prestasi bergengsi pada tingkat SMK yaitu, Juara 1 Kaltim 2004,2005,2006,2007 di LKS (Lomba Kompetensi Siswa) SMK Bidang Teknologi Informasi dan banyak prestasi-prestasi yang diraih SMK TI Airlangga Samarinda. Salah satu pengajarnya yaitu Abdul Malik, S.Kom mendapatkan penghargaan Guru Berjasa & Berprestasi Nasional dari Gubernur Kalimantan Timur atas prestasinya mengantarkan siswa meraih prestasi tingkat nasional. Dengan berbekal guru yang berkualitas, prestasi-prestasi, dan sarana prasarana, yang juga memfasilitasi siswa dari luar daerah dengan asrama, menjadikan nilai jual bagi SMK TI Airlangga Samarinda. Selama ini sarana prasarana seluruh fasilitas didanai sendiri, baru pada tahun 2005/2006 untuk pertama kalinya pemerintah membantu melalui dana School Grant berjumlah Rp 35 juta yang sebagian besar diperuntukkan bagi training guru. Dan menjalin kerja sama dengan SCCN (Samarinda Cyber Community Night) yang merupakan

23 50 forum sharing komunitas TI di samarinda, dengan cara membuka forum maka tempat bertukar pengetahuan diantara sesama anggota komunitas tersebut. Dalam perkembangannya sekolah membangun kerja sama dengan perusahaanperusahaan yang ada di Kaltim dan Jakarta, sehingga pada saat prakerin siswa dapat praktek di Jakarta. Sehingga pengetahuan yang ada dapat berkembang Orang Tua Siswa Peran orang tua dalam keberhasilan pendidikan anak merupakan pendukung penting di dalam lingkungan sehari-hari, Sebagai lembaga pendidikan yang lahir dari masyarakat, SMK Muhammadiyah 1 Samarinda lebih mudah mengintegrasikan lingkungan eksternal ke dalam organisasi pendidikan, sehingga dapat menciptakan suasana kebersamaan dan kepemilikan yang tinggi dengan keterlibatan yang tinggi dari masyarakat. Keterlibatan masyarakat bukan lagi terbatas seperti peranan orang tua siswa (POMG) yang hanya melibatkan diri di tempat anaknya sekolah. Melainkan keterlibatan yang didasarkan kepada kepemilikan lingkungan. Sesuai dengan jiwa desentralisasi yang menyerap aspirasi dan partisipasai masyarakat dalam pengembangan dan peningkatan kualitas pendidikan, masyarakat dituntut untuk memiliki kepedulian yang tinggi memperhatikan lembaga pendidikan yang berada di lingkungan setempat. Hal ini dapat menumbuhkan sikap kepemilikan yang tinggi dengan memberikan kontribusi baik dalam bidang material, kontrol manajemen, pembinaan, serta bentuk partisipasi lain dalam rangka meningkatkan eksistensi SMK Muhammadiyah 1 Samarinda yang selanjutnya menjadi kebanggaan lingkungan setempat.

24 51 Akhirnya SMK Muhammadiyah 1 Samarinda sebagai lembaga pendidikan Islam yang hidup dari, oleh dan untuk masyarakat belum mendapatkan sentuhan pikiran dan tangan kita semua. Peningkatan mutu tidak akan terealisir tanpa andil semua pihak. Untuk itu, demi peningkatan mutunya maka madrasah perlu dibantu, dibela dan diperjuangkan. 4.3 Analisa SWOT Setelah menganalisa dan melakukan pembahasan internal dan eksternal. Penulis menghasilkan rumusan untuk mengatasi permasalahan yang ada di SMK Muhammadiyah 1 samarinda dan tahap pengembangannya. Strengths (Kekuatan) a. SMK Muhammadiyah 1 Samarinda telah dikenal karena pendidikan berbasis agama. b. Sarana/ prasarana umum dan memiliki guru-guru pelajaran umum yang kepakarannya sangat memadai dalam kegiatan belajar mengajar. c. Adanya semangat dari guru-guru TI dalam mengembangkan sekolah d. Terjalin kerja sama dengan instansi pemerintahan, perusahaan dan Universitas yang ada di Kaltim. Weaknesses (Kelemahan) a. Dikarenakan kekurangan siswa maka sekolah tidak lagi melakukan seleksi terhadap siswa baru. b. Sarana dan prasarana khusus sangat tidak memadai untuk pengembangannya.

25 52 c. Karyawan yang kurang akan pengetahuan dibidang marketing. d. Belum banyaknya lulusan yang menjadi panutan. e. Pengetahuan guru-guru paket keahlian masih belum memadai. f. Mahalnya biaya iuran wajib bulanan siswa. Opportunitties (Peluang) a. Adanya kenaikan anggran pendidikan b. Adanya upaya Pemerintah didalam menggalakkan SMK. c. Adanya segmen baru dalam membuka sebuah jurusan. d. Adanya kerja sama dengan Dinas dan Instansi Pemerintahan. Threats (Ancaman) a. Banyak dibuka SMK Negeri dan Swasta di Samarinda. b. SMK Negeri memegang pangsa pasar terbesar. c. Persaingan harga dengan kompetitor. d. SMK Negeri membuka program studi/ jurusan baru yang inovatif. e. Adanya SMK Negeri terbesar dan terbaik berada pada satu kecamatan. Table 4.1. Internal Strategic Factor Analysis No Faktor Strategik Internal Bobot Rating Skor Pembobotan Komentar Kekuatan 1 SMK berbasiskan agama Menciptakan brand sekolah 2 Sarana Prasarana dan Guru-guru Umum yang memadai Pelayanan 3 Semangat tinggi guru-guru Menghasilkan loyalitas Kelemahan 1 Tidak ada seleksi siswa baru Brand sekolah menjadi terpuruk 2 Pengetahuan dan pengalaman karyawan kurang di bidang Menghambat promosi sekolah

26 53 marketing 3 Biaya produksi sekolah tinggi Mengurangi laba sekolah Total Skor pembobotan Table 4.2. Eksternal Strategic Factor Analysis No Faktor Strategik Eksternal Bobot Rating Skor Pembobotan Komentar Peluang 1 Kenaikan anggaran pendidikan Menempatkan ada dalam anggran 2 Dukungan pemerintah dan instansi swasta Menjalin kerja sama dan mempertahankannya 3 Membuka jurusan baru Adanya perusahaan baru Ancaman 1 Banyaknya SMK SMK baru Bersaing secara sehat sebagai sekolah tertua 2 Adanya SMK Negeri terbesar dalam satu Kecamatan Tingkatkan kualitas dan menonjolkan sekolah beragama 3 SMK Negeri menawarkan harga murah Menawarkan sekolah gratis Total Skor Pembobotan

27 54 OPPORTUNITIES (O) - Naiknya anggaran pendidikan - Dukungan pemerintah dan instansi swasta - Masih kurangnya jurusan-jurusan yang diperlukan di dunia kerja STREGHTS (S) - SMK Berbasiskan agama - Sarana prasarana umum memadai dan guru umum yang berpengalaman - Semangat tinggi dari guru-guru STRATEGI SO - Optimalkan dan membangun sarana prasarana IT/IS - Memberikan pelatihanpelatihan kepada guruguru. - Membuka jurusan baru yang sedang di cari oleh perusahaan-perusahaan WEAKNESSES (W) - Tidak adanya seleksi siswa baru - Kurangnya pengetahuan karyawan pada bidang marketing - Biaya produksi sekolah tinggi STRETEGI WO - Menjalin kerja sama dengan pemerintah dan instansi swasta - Memeberikan pelatihan marketing kepada karyawan - Meningkatkan efisiensi THREATS (T) - Di bukanya SMK-SMK baru - SMK negeri terbesar yang berada di satu kecamatan - Iuran SMK negeri lebih murah STRTEGI ST - Menjaga kualitas basic sekolah - Menjalin kerja sama dengan SMK yang baru - Mengadakan studi banding dengan SMK terbaik yang ada di luar Kalimantan Timur Gambar 4.1 SWOT Matrik STRETEGI WT - Menampung muridmurid yang tidak diterima di Sekolah Negeri - Belajar marketing dengan SMK terbesar yang ada di satu kecamatan - Membuka unit-unit usaha sekolah

28 Force Field Analysis Setelah menganalisa menggunakan metode SWOT, penulis akan menganalisa menggunakan force field analysis dengan variable-variable yang ada. Table 4.3 Stakeholder Scoring Force Field Analysis No Kriteria Stakeholder Scoring Orang Total Tua Dinas Majelis Point Guru Karyawan Siswa Siswa Komite Pendidikan Masyarakat Muhammadiyah 1 Operasional Keuangan Marketing Sales Services Procurement Infrastructure Technology Series Gambar 4. 2 Panel Force Field Analysis

29 56 Dari score yang ada, dapat disimpulkan bahwa kekuatan yang ada didalam sekolah adalah procument atau pengadaan unit usaha sangat diperlukan di SMK Muhammadiyah 1 Samarinda, sedangkan yang menjadi kelemahan adalah tekhnologi yang ada di SMK Muhammadiyah 1 Samarinda perlu untuk ditingkatkan. Gambar 4.3 Force Field Analysis Dari Force Field Analysis terlihat faktor pendukung dan faktor penghambat dalam persaingan sekolah-sekolah yang ada di Kalimantan Timur. Penulis memberikan alternative saran dalam tahap pengembangan sekolah, yang antara lain:

30 57 a. Dalam proses penerimaan siswa baru sekolah harus mengambil sikap untuk menentukan standar dalam menerima siswa. Sehingga gambaran di masyarakat sekolah merupakan sebagai sekolah pilihan, bukan sebagai siswa buangan sekolah negeri tetapi dengan mempromosikan kepada siswa yang tidak diterima di sekolah negeri. b. Dengan adanya jalinan kerja sama dengan dinas dan instansi pemerintah didukung naiknya anggaran pendidikan maka Kepala Sekolah terus menjalin kerja sama dengan dinas dan instansi dalam bentuk pengembangan sarana/ prasarana dan peningkatan kualitas guru, dan memberikan pelatihan kepada karyawan bidang marketing. Karyawan yang telah menguasai marketing maka diharapkan bisa memberikan ideidenya tentang promosi yang bisa dirumuskan disetiap penerimaan siswa baru. c. Siswa dituntut untuk mampu bersinergi antar jurusan, sehingga terjadi kerja sama antar jurusan. Kerja sama antar jurusan bisa membuka peluang usaha, sehingga sekolah harus mempunyai unit usaha untuk menghidupi siswa yang terjun di unit usaha tersebut. Untuk ke depannya siswa tidak lagi dibebani dengan iuran sekolah yang tinggi, karena siswa selain belajar, praktek ilmunya, siswa juga dilatih untuk menjadi wirausahawan. Penulis mencontohkan kerja sama antara jurusan akuntansi dan program studi teknologi informasi, unit usaha yang dijalankan berupa Software house, pembuatan jaringan, warnet dan lain lain di dalam pengerjaan dilapangan siswa teknologi informasi yang bertanggung jawab, sedangkan untuk mengatur keuangan dan manajemen diberikan tanggung jawab

31 58 kepada siswa akuntansi. Sehingga lulusan mampu menjadi panutan dan mengurangi iuran sekolah, ini merupakan promosi kepada masyarakat. Dengan biaya yang murah tapi setelah lulus mendapatkan ilmu yang terlatih, sehingga bisa membuka usaha sendiri dan mengurangi pengangguran. d. Banyaknya dibuka SMK negeri di samarinda dan memegang pangsa pasar yang ada di samarinda, untuk mengatasi ini pelatihan karyawan dibidang marketing dan promosi, merumuskan sebuah inovasi baru yang akan dipersentasikan kepada siswa-siswa SLTP yang ada di Kalimantan Timur. Sehingga gambaran yang diberikan kepada masyarakat adalah sekolah yang telah berdiri lama mempunyai pengalaman dalam bidang mendidik dan mencetak siswa, ditunjang dengan promosi-promosi sebelumnya. e. Sekolah sebaiknya mampu bekerja sama dengan universitas-universitas dan perusahaan-perusahaan, selain siswa juga diajarkan menjadi wirausahawan, sekolah juga mempunyai jaringan ke universitas dan perusahaan, sehingga bisa mengetahui trend-trend yang terjadi di dunia kerja yang dapat merumuskan pembukaan jurusan baru yang diperlukan didunia kerja.

Hasil Wawancara dengan Kepala Sekolah. 1. Apakah daya tarik bagi siswa-siswa yang ingin sekolah di SMK

Hasil Wawancara dengan Kepala Sekolah. 1. Apakah daya tarik bagi siswa-siswa yang ingin sekolah di SMK Lampiran I Hasil Wawancara dengan Kepala Sekolah 1. Apakah daya tarik bagi siswa-siswa yang ingin sekolah di SMK Muhammadiyah 1 Samarinda? SMK mempunyai jurusan unggulan, baik dari segi peralatan praktikum,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam melakukan penelitian terhadap permasalahan di SMK Muhammadiyah 1 Samarinda penulis melakukan Analisa Internal dan Analisa Eksternal sebagai pengumpulan datanya, dan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. SMA Negeri 2 Sarolangun) dapat disimpulkan sebagai berikut :

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. SMA Negeri 2 Sarolangun) dapat disimpulkan sebagai berikut : BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan peneliti terhadap "Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Mengembangkan Sekolah Efektif (Studi

Lebih terperinci

1. Sekolah/Madrasah melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

1. Sekolah/Madrasah melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). I. STANDAR ISI 1. Sekolah/Madrasah melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 muatan KTSP Melaksanakan kurikulum berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ganda (PSG), sebagai perwujudan kebijaksanan dan Link and Match. Dalam. Dikmenjur (2008: 9) yang menciptakan siswa atau lulusan:

BAB I PENDAHULUAN. Ganda (PSG), sebagai perwujudan kebijaksanan dan Link and Match. Dalam. Dikmenjur (2008: 9) yang menciptakan siswa atau lulusan: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah pendidikan formal yang memiliki pola pelatihan khusus untuk mengarahkan peserta didik agar menjadi lulusan yang siap terjun

Lebih terperinci

Analisis SWOT Sebagai Dasar Menentukan Kualitas Lulusan di SMK TI Bali Global Karangasem

Analisis SWOT Sebagai Dasar Menentukan Kualitas Lulusan di SMK TI Bali Global Karangasem Konferensi Nasional Sistem & Informatika 2017 STMIK STIKOM Bali, 10 Agustus 2017 Analisis SWOT Sebagai Dasar Menentukan Kualitas Lulusan di SMK TI Bali Global Karangasem I Wayan Gede Narayana STMIK STIKOM

Lebih terperinci

PROFIL SEKOLAH Sunday, 27 June :50. A. Latar Belakang

PROFIL SEKOLAH Sunday, 27 June :50. A. Latar Belakang A. Latar Belakang Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia, Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

Lebih terperinci

SALINAN LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 12 TAHUN 2009 TANGGAL 4 MARET 2009

SALINAN LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 12 TAHUN 2009 TANGGAL 4 MARET 2009 SALINAN LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 12 TAHUN 2009 TANGGAL 4 MARET 2009 INSTRUMEN AKREDITASI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA/MADRASAH TSANAWIYAH (SMP/MTs) 1. Periksalah kelengkapan Perangkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia pendidikan merupakan kehidupan yang penuh dengan tantangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia pendidikan merupakan kehidupan yang penuh dengan tantangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan merupakan kehidupan yang penuh dengan tantangan sekaligus membuka peluang-peluang baru bagi pembangunan ekonomi dan sumber daya manusia Indonesia

Lebih terperinci

ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL DAN EKSTERNAL BISNIS STMIK SUMEDANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE SWOT ANALYSIS

ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL DAN EKSTERNAL BISNIS STMIK SUMEDANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE SWOT ANALYSIS ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL DAN EKSTERNAL BISNIS STMIK SUMEDANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE SWOT ANALYSIS Kiki Alibasah Dosen Jurusan Sistem Informasi STMIK Sumedang Email : kikialibasah78@gmail.com ABSTRAK

Lebih terperinci

Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 (sembilan) muatan KTSP. Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 (delapan) muatan KTSP.

Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 (sembilan) muatan KTSP. Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 (delapan) muatan KTSP. I. STANDAR ISI 1. Sekolah/Madrasah melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 (sembilan) muatan KTSP. Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 (delapan) muatan

Lebih terperinci

1. Sekolah/Madrasah melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 (sembilan) komponen muatan KTSP.

1. Sekolah/Madrasah melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 (sembilan) komponen muatan KTSP. I. STANDAR ISI 1. Sekolah/Madrasah melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 (sembilan) komponen muatan KTSP. Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 (delapan)

Lebih terperinci

PROPOSAL SUBSIDI PENGEMBANGAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN SMK NEGERI 1 SAMARINDA

PROPOSAL SUBSIDI PENGEMBANGAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN SMK NEGERI 1 SAMARINDA PROPOSAL SUBSIDI PENGEMBANGAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN SMK NEGERI 1 SAMARINDA PEMERINTAH KOTA SAMARINDA DINAS PENDIDIKAN SMK NEGERI 1 SAMARINDA HomePage: www.smkn1samarinda.com E-mail : smkn1samarinda@plasa.com

Lebih terperinci

1. Sekolah/Madrasah melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

1. Sekolah/Madrasah melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). I. STANDAR ISI 1. Sekolah/Madrasah melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 muatan KTSP Melaksanakan kurikulum berdasarkan

Lebih terperinci

RENCANA OPERASIONAL TEKNIK MESIN (RENOP) UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA TAHUN

RENCANA OPERASIONAL TEKNIK MESIN (RENOP) UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA TAHUN RENCANA OPERASIONAL TEKNIK MESIN (RENOP) UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA TAHUN 2013 2022 SK: 062/SK.Kap/JTM/FT/UP/VII/2014 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN...1 BAB II VISI DAN

Lebih terperinci

KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH

KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH Kompetensi Kepribadian 1. Memiliki integritas kepribadian yang kuat sebagai pemimpin : Selalu konsisten dalam berfikir, bersikap, berucap, dan berbuat dalam setiap melaksanakan

Lebih terperinci

I. STANDAR ISI. hal. 1/61. Instrumen Akreditasi SMP/MTs

I. STANDAR ISI. hal. 1/61. Instrumen Akreditasi SMP/MTs I. STANDAR ISI 1. Sekolah/Madrasah melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 muatan KTSP Melaksanakan kurikulum berdasarkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Visi, Misi, dan Jumlah Siswa Tahun unggul, kompetitif, beriman, dan berakhlak mulia.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Visi, Misi, dan Jumlah Siswa Tahun unggul, kompetitif, beriman, dan berakhlak mulia. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum SMK Negeri 1 Kendal Dalam penelitian ini gambaran umum yang disajikan secara rinci sebagai berikut : Visi, Misi, dan Jumlah

Lebih terperinci

FORM EDS KEPALA SEKOLAH

FORM EDS KEPALA SEKOLAH FORM EDS KEPALA SEKOLAH NAMA : Nuptk : 1. KS.1.1 Jumlah penghargaan yang diraih sekolah pada tingkat kabupaten/kota pada satu tahun terakhir adalah... 2. KS.1.2 Jumlah penghargaan yang diraih sekolah pada

Lebih terperinci

Pangkalan Data Penjaminan Mutu Pendidikan. Negara Kesatuan Republik Indonesia. Panduan EDS Kepala Sekolah PADAMU NEGERI

Pangkalan Data Penjaminan Mutu Pendidikan. Negara Kesatuan Republik Indonesia. Panduan EDS Kepala Sekolah PADAMU NEGERI Pangkalan Data Penjaminan Mutu Pendidikan Negara Kesatuan Republik Indonesia Panduan EDS Kepala Sekolah Dokumen ini diperuntukkan bagi PTK dan Siswa KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN BADAN PENGEMBANGAN

Lebih terperinci

SOAL EDS ONLINE UNTUK KS.

SOAL EDS ONLINE UNTUK KS. SOAL EDS ONLINE UNTUK KS. STANDAR KOMPETENSI LULUSAN KS.1.1 Jumlah penghargaan yang diraih sekolah pada tingkat kabupaten/kota pada satu tahun terakhir adalah... KS.1.2 Jumlah penghargaan yang diraih sekolah

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM RESPONDEN

BAB 3 GAMBARAN UMUM RESPONDEN BAB 3 GAMBARAN UMUM RESPONDEN 3.1 Profil Responden 3.1.1 Sejarah Singkat SMP Negeri 127 Jakarta terletak di Jl. Raya Kebon Jeruk No. 126 A, Kecamatan Kebon Jeruk, Kota Jakarta Barat, Propinsi DKI Jakarta.

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. pengembangan pariwisata dan olahraga di Indonesia. Sport tourism merupakan perpaduan antara olahraga dan rekreasi (wisata)

BAB V KESIMPULAN. pengembangan pariwisata dan olahraga di Indonesia. Sport tourism merupakan perpaduan antara olahraga dan rekreasi (wisata) 54 BAB V KESIMPULAN Olahraga dan pariwisata merupakan dua disiplin ilmu yang dapat dipadukan sehingga memiliki kekuatan dan efek ganda bagi kampus UPI. Oleh sebab itu olahraga pariwisata saat ini mendapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Menurut Suryadi (2011: 2) warga negara berhak memperoleh pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Menurut Suryadi (2011: 2) warga negara berhak memperoleh pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 Negara Republik Indonesia dinyatakan bahwa salah satu tujuan negara adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Oleh karena itu dalam

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM SEKOLAH

BAB II GAMBARAN UMUM SEKOLAH BAB II GAMBARAN UMUM SEKOLAH 2.1 Sejarah Sekolah Sekolah Dasar Negeri (SDN) 060796 merupakan salah satu sekolah negeri yang beralamat di Jalan Medan Area Selatan, Kecamatan Medan Area, Kota Medan. Sekolah

Lebih terperinci

1. Program keahlian melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

1. Program keahlian melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) I. STANDAR ISI 1. Program keahlian melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) A. Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 muatan KTSP B. Melaksanakan kurikulum berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas dan handal di bidangnya masing-masing. memandirikan siswa didik. Dengan beberapa acuan perundangan tersebut jelas

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas dan handal di bidangnya masing-masing. memandirikan siswa didik. Dengan beberapa acuan perundangan tersebut jelas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan teknologi sangat mempengaruhi perekonomian masyarakat untuk menghadapi era globalisasi, bukan hanya masyarakat terpencil saja bahkan seluruh

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Bantuan United Nations Children s Fund (UNICEF) Dalam Mensukseskan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Bantuan United Nations Children s Fund (UNICEF) Dalam Mensukseskan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Bantuan United Nations Children s Fund (UNICEF) Dalam Mensukseskan Program MBS di Jawa Barat Pendidikan merupakan hal penting bagi perkembangan dan kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan dari seni dan budaya manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu perubahan atau perkembangan

Lebih terperinci

BAB. I PENDAHULUAN. 1.1 LATAR BELAKANG Visi Pembangunan Pertanian adalah terwujudnya sistem pertanian bioindustri

BAB. I PENDAHULUAN. 1.1 LATAR BELAKANG Visi Pembangunan Pertanian adalah terwujudnya sistem pertanian bioindustri Laporan Tahunan SMK-PPNegeri Sembawa / 205 BAB. I PENDAHULUAN. LATAR BELAKANG Visi Pembangunan Pertanian adalah terwujudnya sistem pertanian bioindustri berkelanjutan yang menghasilkan beragam pangan sehat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Banyaknya para pencari kerja di Indonesia tidak di imbangi dengan

BAB I PENDAHULUAN. Banyaknya para pencari kerja di Indonesia tidak di imbangi dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Banyaknya para pencari kerja di Indonesia tidak di imbangi dengan banyaknya lapangan pekerjaan yang mengakibatkan banyak orang tidak mendapatkan kesempatan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil uji hipotesis menunjukan bahwa faktor-faktor kinerja

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil uji hipotesis menunjukan bahwa faktor-faktor kinerja BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil uji hipotesis menunjukan bahwa faktor-faktor kinerja pengawas sekolah, kinerja kepemimpinan kepala sekolah, kinerja professional

Lebih terperinci

BAB 2 RUANG LINGKUP PERUSAHAAN. 1511/II-008/JB-21/1978 yang disahkan pada 19 april Terdaftar di

BAB 2 RUANG LINGKUP PERUSAHAAN. 1511/II-008/JB-21/1978 yang disahkan pada 19 april Terdaftar di BAB 2 RUANG LINGKUP PERUSAHAAN 2.1 Tentang SMK Muhammadiyah 1 Majalaya SMK Muhammadiyah 1 Majalaya yang beralamatkan di Kompleks Mesjid Agung Majalaya berdiri pada 1 Januari 1971 dengan piagam pendirian

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Perencanaan Strategi Sistem dan Teknologi Informasi 2.1.1 Pengertian Perencanaan Strategis Perencanaan strategis, menurut Ward dan Peppard (2002, p462) adalah analisa

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Pembahasan Pada uraian ini, peneliti akan menyajikan uraian pembahasan sesuai

BAB V PEMBAHASAN. A. Pembahasan Pada uraian ini, peneliti akan menyajikan uraian pembahasan sesuai 75 BAB V PEMBAHASAN A. Pembahasan Pada uraian ini, peneliti akan menyajikan uraian pembahasan sesuai dengan hasil penelitian. Sehingga pembahasan ini akan mengintegrasikan hasil penelitian yang ada sekaligus

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Gambaran Umum SMA IPIEMS Surabaya SMA IPIEMS Surabaya telah mengalami banyak sekali perubahan dan perkembangan dalam sejarahnya yang relatif panjang. Dari perspektif

Lebih terperinci

PROFIL AISYIYAH BOARDING SCHOOL BANDUNG

PROFIL AISYIYAH BOARDING SCHOOL BANDUNG PROFIL AISYIYAH BOARDING SCHOOL BANDUNG Jl. Terusan Rancagoong II No. 1 Gumuruh, Bandung-Jawa Barat Telp. 022-7313774 e-mail : absbandung@gmail.com Website : www.absbandung.sch.id Profil Aisyiyah Boarding

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 369 TAHUN 1993 TENTANG MADRASAH TSANAWIYAH BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

KEPUTUSAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 369 TAHUN 1993 TENTANG MADRASAH TSANAWIYAH BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 KEPUTUSAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 369 TAHUN 1993 TENTANG MADRASAH TSANAWIYAH BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam keputusan ini yang dimaksud dengan : 1. Madrasah Tsanawiyah selanjutnya dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mengembangkan pola kehidupan bangsa yang lebih baik. berorientasi pada masyarakat Indonesia seutuhnya, menjadikan pembangunan

BAB 1 PENDAHULUAN. mengembangkan pola kehidupan bangsa yang lebih baik. berorientasi pada masyarakat Indonesia seutuhnya, menjadikan pembangunan 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan suatu bangsa erat hubungannya dengan masalah pendidikan adalah sebuah proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang memperoleh pengetahuan,

Lebih terperinci

Lampiran: 1 PROFILE SEKOLAH. 1. Sejarah Singkat

Lampiran: 1 PROFILE SEKOLAH. 1. Sejarah Singkat Lampiran: 1 PROFILE SEKOLAH 1. Sejarah Singkat SMK Negeri 2 Pandeglang berdiri Tanggal 16 Mei tahun 1997 berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, tentang Pembukaan dan Penegrian sekolah

Lebih terperinci

1. Sekolah/Madrasah melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 muatan KTSP

1. Sekolah/Madrasah melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 muatan KTSP I. STANDAR ISI 1. Sekolah/Madrasah melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 muatan KTSP Melaksanakan kurikulum berdasarkan 7 muatan KTSP Melaksanakan

Lebih terperinci

2. KTSP dikembangkan oleh program keahlian dengan melibatkan berbagai pihak sesuai dengan tahapan penyusunan KTSP.

2. KTSP dikembangkan oleh program keahlian dengan melibatkan berbagai pihak sesuai dengan tahapan penyusunan KTSP. I. STANDAR ISI 1. Program keahlian melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 muatan KTSP Melaksanakan kurikulum berdasarkan

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Singkat Perusahaan Yayasan Leo Sutrisno adalah Yayasan yang bergerak di peyelenggara pendidikan. Sesuai dengan visi misinya Yayasan leo sutrisno merasa terpanggil

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN ENTREPRENEURSHIP PADA MAHASISWA UMS

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN ENTREPRENEURSHIP PADA MAHASISWA UMS i HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN ENTREPRENEURSHIP PADA MAHASISWA UMS SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat sarjana S-1 Diajukan oleh : DIYAH RETNO NING TIAS F

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. bagi suatu perusahaan untuk tetap survive di dalam pasar persaingan untuk jangka panjang. Daya

BAB II KAJIAN TEORI. bagi suatu perusahaan untuk tetap survive di dalam pasar persaingan untuk jangka panjang. Daya BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Daya Saing 2.1.1 Pengertian Daya Saing Perusahaan yang tidak mempunyai daya saing akan ditinggalkan oleh pasar. Karena tidak memiliki daya saing berarti tidak memiliki keunggulan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kepala Sekolah pada suatu waktu dan guru-guru tetap menjalankan aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. Kepala Sekolah pada suatu waktu dan guru-guru tetap menjalankan aktivitas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ada berbagai pendapat menyangkut pola, peran dan tanggung jawab Kepala Sekolah pada suatu lembaga pendidikan. Ketika ada atau tidak ada Kepala Sekolah pada

Lebih terperinci

2017 ANALISIS STRATEGI KEMITRAAN BURSA KERJA KHUSUS (BKK) DENGAN DUNIA USAHA DAN DUNIA INDUSTRI (DU/DI)

2017 ANALISIS STRATEGI KEMITRAAN BURSA KERJA KHUSUS (BKK) DENGAN DUNIA USAHA DAN DUNIA INDUSTRI (DU/DI) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah salah satu bagian dari pendidikan formal yang dirancang untuk dapat menghasilkan lulusan pada jenjang menengah yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perilaku seseorang sebagai usaha mencerdaskan manusia melalui kegiatan. manusia dewasa, mandiri dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. perilaku seseorang sebagai usaha mencerdaskan manusia melalui kegiatan. manusia dewasa, mandiri dan bertanggung jawab. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi saat ini menuntut adanya sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Salah satu wahana untuk

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUN 2013

RENCANA KINERJA TAHUN 2013 RENCANA KINERJA TAHUN 2013 KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN SMK SPP NEGERI SEMBAWA PALEMBANG 2012 KATA PENGANTAR Puji Syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas tersusunnya

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS IMPLEMENTASI PRODISTIK SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KOMPETENSI LULUSAN DI MAN 1 PONOROGO

BAB V ANALISIS IMPLEMENTASI PRODISTIK SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KOMPETENSI LULUSAN DI MAN 1 PONOROGO BAB V ANALISIS IMPLEMENTASI PRODISTIK SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KOMPETENSI LULUSAN DI MAN 1 PONOROGO A. Analisis Pelaksanaan Prodistik di MAN 1 Ponorogo Prodistik adalah Program Pendidikan Terapan dalam

Lebih terperinci

Penerapan MBS, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012), hlm Nanang Fattah, Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan dalam Konteks

Penerapan MBS, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012), hlm Nanang Fattah, Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan dalam Konteks BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam peningkatan kualitas sumber. Pada kenyataannya, pendidikan bukanlah suatu upaya yang sederhana, melainkan suatu

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISA SISTEM YANG BERJALAN

BAB 3 ANALISA SISTEM YANG BERJALAN BAB 3 ANALISA SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Latar Belakang Berdirinya SMP Islam Al Azhar 3 Bintaro SMP Islam Al Azhar 3 didirikan tahun 1992 dengan menempati gedung SD Islam Al Azhar 4 Kebayoran Lama sebagai

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SDN SEKARAN 01 Jl. TAMAN SISWA KEC.GUNUNG PATI KOTA SEMARANG

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SDN SEKARAN 01 Jl. TAMAN SISWA KEC.GUNUNG PATI KOTA SEMARANG LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SDN SEKARAN 01 Jl. TAMAN SISWA KEC.GUNUNG PATI KOTA SEMARANG Disusun oleh Nama : Rosadi NIM : 6102409017 Prodi : PGPJSD, S1 FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI SMA NEGERI DI WILAYAH KOTA JAKARTA BARAT

BAB II DESKRIPSI SMA NEGERI DI WILAYAH KOTA JAKARTA BARAT 15 BAB II DESKRIPSI SMA NEGERI DI WILAYAH KOTA JAKARTA BARAT 2.1 Standar Pengelolaan Pendidikan Standar pengelolaan pendidikan oleh satuan pendidikan menengah di wilayah kota Jakarta Barat berdasarkan

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI SMA NEGERI DI WILAYAH KOTA JAKARTA BARAT

BAB II DESKRIPSI SMA NEGERI DI WILAYAH KOTA JAKARTA BARAT 10 BAB II DESKRIPSI SMA NEGERI DI WILAYAH KOTA JAKARTA BARAT 2.1 Standar Pengelolaan Pendidikan Standar pengelolaan pendidikan oleh satuan pendidikan menengah di wilayah kota Jakarta Barat berdasarkan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA MASALAH

BAB III ANALISA MASALAH BAB III ANALISA MASALAH 3.1. Sekilas Tentang SMK PUSPITA BANGSA Pemahaman terhadap cakupan wilayah layanan SMK. Letak SMK PUSPITA BANGSA berada di kecamatan Ciputat yang merupakan daerah perbatasan dengan

Lebih terperinci

MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 52 TAHUN 2008 TENTANG

MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 52 TAHUN 2008 TENTANG SALINAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 52 TAHUN 2008 TENTANG KRITERIA DAN PERANGKAT AKREDITASI SEKOLAH MENENGAH ATAS/MADRASAH ALIYAH DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMA NEGERI 5 SEMARANG

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMA NEGERI 5 SEMARANG LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMA NEGERI 5 SEMARANG Disusun Oleh : Nama : Febrina Nurmalasari NIM : 2302409077 Program studi : Pendidikan Bahasa Jepang FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan penting dalam meningkatkan kualitas. sumber daya manusia. Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan penting dalam meningkatkan kualitas. sumber daya manusia. Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peranan penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional: Pendidikan

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN PENGUKURAN KINERJA RENCANA STRATEGIS SMA KHADIJAH DENGAN METODE BALANCED SCORECARD

PERANCANGAN DAN PENGUKURAN KINERJA RENCANA STRATEGIS SMA KHADIJAH DENGAN METODE BALANCED SCORECARD PERANCANGAN DAN PENGUKURAN KINERJA RENCANA STRATEGIS SMA KHADIJAH DENGAN METODE BALANCED SCORECARD Dosen Pembimbing: Syarifa Hanoum, S.T., M.T. Oleh: Ahmad Zahid Ali 2507100702 L/O/G/O www.themegallery.com

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMK PALEBON SEMARANG

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMK PALEBON SEMARANG LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMK PALEBON SEMARANG Disusun oleh: Nama : MARTINA DWI PERMATASARI NIM : 7101409062 Program Studi : Pendidikan Administrasi Perkantoran FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB II HASIL SURVEY. dengan visi Prima dalam layanan, unggul dalam berprestasi dalam membangun

BAB II HASIL SURVEY. dengan visi Prima dalam layanan, unggul dalam berprestasi dalam membangun BAB II HASIL SURVEY 2.1 Gambaran Umum SMA IPIEMS SMA IPIEMS Surabaya merupakan salah satu sekolah swasta unggulan di kota Surabaya merupakan sekolah yang terintegrasi A sejak tahun ajaran 2005 dengan visi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab pendahuluan ini secara berturut-turut di bahas mengenai latar belakang, fokus

BAB I PENDAHULUAN. Bab pendahuluan ini secara berturut-turut di bahas mengenai latar belakang, fokus BAB I PENDAHULUAN Bab pendahuluan ini secara berturut-turut di bahas mengenai latar belakang, fokus penelitian, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, definisi istilah. 1.1. Latar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Minat dalam belajar siswa mempunyai fungsi sebagai motivating force

BAB I PENDAHULUAN. Minat dalam belajar siswa mempunyai fungsi sebagai motivating force BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Minat dalam belajar siswa mempunyai fungsi sebagai motivating force yaitu sebagai kekuatan yang mendorong siswa untuk belajar. Oleh karena itu, minat mempunyai

Lebih terperinci

2016 PERAN BIMBINGAN KARIR, MOTIVASI MEMASUKI DUNIA KERJA DAN PENGALAMAN PRAKERIN TERHADAP KESIAPAN KERJA SISWA SMK

2016 PERAN BIMBINGAN KARIR, MOTIVASI MEMASUKI DUNIA KERJA DAN PENGALAMAN PRAKERIN TERHADAP KESIAPAN KERJA SISWA SMK BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar manusia dalam mewujudkan suasana belajar dengan melakukan proses pembelajaran didalamnya menjadikan peserta didik aktif mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semakin maju suatu negara semakin banyak orang yang terdidik dan banyak pula orang yang menganggur. Maka semakin dirasakan pentingnya dunia usaha. Salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar yang terencana, terprogram dan berkesinambungan membantu peserta didik mengembangkan kemampuannya secara optimal, baik aspek

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. Sebagai tolak ukur pelaksanaan akuntabilitas manajemen di SMK Yaditama Sidomulyo

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. Sebagai tolak ukur pelaksanaan akuntabilitas manajemen di SMK Yaditama Sidomulyo 179 BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Sebagai tolak ukur pelaksanaan akuntabilitas manajemen di SMK Yaditama Sidomulyo maka pembahasannya dilakukan terhadap 6 (enam) fokus penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan prasayarat mutlak untuk mencapai tujuan pembangunan. Salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas SDM tersebut

Lebih terperinci

STANDAR MUTU AKADEMIK FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA

STANDAR MUTU AKADEMIK FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA STANDAR MUTU AKADEMIK FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA 2010 STANDAR MUTU AKADEMIK FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA Kode

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

BAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu hal pokok di dalam mendukung serta menunjang demi terciptanya kemajuan suatu bangsa. Melalui pendidikan, kualitas dari suatu individu atau

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum SMAN 1 Rejotangan. SMPN 1 Rejotangan, dan SMK Rejotangan.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum SMAN 1 Rejotangan. SMPN 1 Rejotangan, dan SMK Rejotangan. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum SMAN 1 Rejotangan a. Letak geografis SMAN 1 Rejotangan terletak di Desa Buntaran Kecamatan Rejotangan Kabupaten

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Dalam bab ini membahas hasil penelitian Peran dan Fungsi Komite Sekolah Dalam Upaya Meningkatkan Mutu Pendidikan di Sekolah (Studi Kasus di SMK Negeri 1 Terbanggi Besar

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. Dalam bab ini dikemukakan beberapa simpulan dan rekomendasi yang

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. Dalam bab ini dikemukakan beberapa simpulan dan rekomendasi yang 220 BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI Dalam bab ini dikemukakan beberapa simpulan dan rekomendasi yang didasarkan pada analisis temuan-temuan penelitian Studi Tentang Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. Bagian ini merupakan bab penutup terdiri dari: 1) kesimpulan, 2)

BAB VI KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. Bagian ini merupakan bab penutup terdiri dari: 1) kesimpulan, 2) BAB VI KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN Bagian ini merupakan bab penutup terdiri dari: 1) kesimpulan, 2) implikasi, dan 3) saran. 6.1 Kesimpulan Kesimpulan dihasilkan berdasarkan temuan dan pembahasan

Lebih terperinci

BAHAN-BAHAN YANG HARUS DIPERSIAPKAN SEKOLAH

BAHAN-BAHAN YANG HARUS DIPERSIAPKAN SEKOLAH BAHAN-BAHAN YANG HARUS DIPERSIAPKAN SEKOLAH I. Akreditasi 1. Dokumen piagam akreditasi 2. MoU/program kerja sama dengan pihak lain/sekolah/lembaga pendidikan internasional II. III. Kurikulum 1. Dokumen

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FKIP UNIVERSITAS SRIWIJAYA

RENCANA STRATEGIS PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FKIP UNIVERSITAS SRIWIJAYA RENCANA STRATEGIS PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FKIP UNIVERSITAS SRIWIJAYA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2014-2018 Kata Pengantar RENCANA STRATEGIS PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan secara terencana, terarah dan berkesinambungan. Nasional merupakan pengganti Undang-Undang Nomor 2/1989.

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan secara terencana, terarah dan berkesinambungan. Nasional merupakan pengganti Undang-Undang Nomor 2/1989. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tujuan nasional yang hendak dicapai bangsa Indonesia tersurat dengan sangat jelas dalam Pembukaan Undang-undang Dasar 1945, yaitu 1) melindungi segenap bangsa

Lebih terperinci

BAB II SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 29 MEDAN

BAB II SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 29 MEDAN BAB II SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 29 MEDAN A. Sejarah Ringkas Sekolah Menengah Pertama Negeri 29 Medan diresmikan pada tahun 1984 dan mulai beroperasi pada tahun 1985. Perkembangan Sekolah Menengah

Lebih terperinci

BAB V KARAKTERISTIK KEPEMIMPINAN DAN KARYAWAN DALAM ORGANISASI PERUSAHAAN

BAB V KARAKTERISTIK KEPEMIMPINAN DAN KARYAWAN DALAM ORGANISASI PERUSAHAAN BAB V KARAKTERISTIK KEPEMIMPINAN DAN KARYAWAN DALAM ORGANISASI PERUSAHAAN 5.1 Karakteristik Kepemimpinan Pemimpin di Showa Indonesia Manufacturing yang ada menggunakan prinsip keterbukaan terhadap karyawan

Lebih terperinci

BAB 3 Metodologi Penelitian

BAB 3 Metodologi Penelitian 52 BAB 3 Metodologi Penelitian 3.1. Kerangka Pemikiran Gambar 3.1 Kerangka Pemikiran Kerangka pemikiran penelitian ini seperti digambarkan pada gambar 3.1, memiliki 3 tingkatan yaitu input, proses, dan

Lebih terperinci

BAB II HASIL SURVEY. 2.1 Gambaran Umum SMK Prapanca 2 Surabaya oleh Drs. H.Suwandi di bawah kepengurusan Yayasan Pendidikan

BAB II HASIL SURVEY. 2.1 Gambaran Umum SMK Prapanca 2 Surabaya oleh Drs. H.Suwandi di bawah kepengurusan Yayasan Pendidikan 7 BAB II HASIL SURVEY 2.1 Gambaran Umum SMK Prapanca 2 Surabaya Sekolah Menengah Kejuruan Prapanca 2 Surabaya adalah salah satu lembaga satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN DAN ANALISIS Faktor-faktor strategis pembentuk SWOT PT. KLS

BAB V PEMBAHASAN DAN ANALISIS Faktor-faktor strategis pembentuk SWOT PT. KLS BAB V PEMBAHASAN DAN ANALISIS 5.1. Faktor-faktor strategis pembentuk SWOT PT. KLS Proses pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan strategi, dan kebijakan perusahaan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Penerapan Model Pembelajaran Active Learning Tipe Quiz Team Dengan Keterampilan Bertanya Probing Question

BAB I PENDAHULUAN Penerapan Model Pembelajaran Active Learning Tipe Quiz Team Dengan Keterampilan Bertanya Probing Question 1 BAB I PENDAHULUAN Penerapan Model Pembelajaran Active Learning Tipe Quiz Team Dengan Keterampilan Bertanya Probing Question untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa pada Pembelajaran PKn (Penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Strategi dan Upaya Pemasaran Pembiayaan Mudharabah 1. Strategi Pemasaran Pembiayaan Mudharabah Salah satu komponen yang mendukung dalam bidang pemasaran yaitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan meningkatnya penduduk Indonesia, saat ini sudah mencapai lebih dari 230 juta jiwa, bertambah pula kebutuhan pangan, papan, lapangan pekerjaan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perannya yang signifikan dalam mencapai kemajuan di berbagai bidang. kehidupan: sosial, ekonomi, politik, dan budaya.

BAB I PENDAHULUAN. perannya yang signifikan dalam mencapai kemajuan di berbagai bidang. kehidupan: sosial, ekonomi, politik, dan budaya. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan merupakan faktor penting bagi kelangsungan kehidupan bangsa dan faktor pendukung yang memegang peranan penting di seluruh sektor kehidupan. Pembangunan

Lebih terperinci

Surat Ijin Penelitian dari SDN 2 Tegowanu Wetan

Surat Ijin Penelitian dari SDN 2 Tegowanu Wetan LAMPIRAN 60 61 Surat Ijin Penelitian dari SDN 2 Tegowanu Wetan Surat Ijin Penelitian Dari Universitas Kristen Satya Wacana 62 Lembar Instrumen Wawancara Studi Dokumentasi No. Model evaluasi Indikator Item

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. KKN-PPL Penjas UNY - SMA N 3 Klaten

BAB I PENDAHULUAN. KKN-PPL Penjas UNY - SMA N 3 Klaten BAB I PENDAHULUAN Mata Kuliah PPL mempunyai sasaran masyarakat sekolah, baik dalam kegiatan yang terkait dengan pembelajaran maupun kegiatan yang mendukung berlangsungnya pembelajaran. PPL diharapkan dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan sekolah dasar merupakan bagian dari pendidikan nasional yang mempunyai peranan sangat penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia, memberikan

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI SMA NEGERI RAYON 08 JAKARTA BARAT

BAB II DESKRIPSI SMA NEGERI RAYON 08 JAKARTA BARAT 9 BAB II DESKRIPSI SMA NEGERI RAYON 08 JAKARTA BARAT 2.1 Standar Pengelolaan Pendidikan Berdasarkan Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS KELAYAKAN USAHA 503/5619.D/ / /WPJ.11/KP.0703/ Aspek Sosial, Ekonomi, dan Budaya

BAB IV ANALISIS KELAYAKAN USAHA 503/5619.D/ / /WPJ.11/KP.0703/ Aspek Sosial, Ekonomi, dan Budaya BAB IV ANALISIS KELAYAKAN USAHA A. Analisis aspek Studi Kelayakan Bisnis pada UD Sinar Terang Wonocolo Surabaya 1. Aspek Hukum a. Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) nomor : 503/5428.A/436.6.11/2010 b.

Lebih terperinci

STANDAR SUASANA AKADEMIK SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI MULTI MEDIA

STANDAR SUASANA AKADEMIK SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI MULTI MEDIA STANDAR SUASANA AKADEMIK SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI MULTI MEDIA SEKOLAH TINGGI MULTI MEDIA MMTC YOGYAKARTA 2015 STANDAR SUASANA AKADEMIK SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam era informasi saat

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam era informasi saat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu proses yang dinamis sesuai dengan perubahan masyarakat dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam era informasi saat ini,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAYA SAING KONVEKSI SEMAR DI KECAMATAN KARANGPILANG KELURAHAN KEDURUS KOTA SURABAYA

BAB IV ANALISIS DAYA SAING KONVEKSI SEMAR DI KECAMATAN KARANGPILANG KELURAHAN KEDURUS KOTA SURABAYA BAB IV ANALISIS DAYA SAING KONVEKSI SEMAR DI KECAMATAN KARANGPILANG KELURAHAN KEDURUS KOTA SURABAYA A. Analisis Daya Saing Konveksi Semar Daya saing merupakan suatu konsep perbandingan kemampuan dan kinerja

Lebih terperinci

TATA TERTIB LABORATORIUM KOMPUTER SMK NEGERI 1 LOGAS TANAH DARAT

TATA TERTIB LABORATORIUM KOMPUTER SMK NEGERI 1 LOGAS TANAH DARAT TATA TERTIB LABORATORIUM SMK NEGERI 1 LOGAS TANAH DARAT I. PENGGUNA LABORATORIUM TIDAK DIPERBOLEHKAN 1. MASUK RUANGAN LABORATORIUM BILA TIDAK SEIZIN / SEPENGETAHUAN PETUGAS/PEMBIMBING 2. MEMINDAHKAN/MENGAMBIL

Lebih terperinci

BAB 2 RUANG LINGKUP PERUSAHAAN. Agung Majalaya berdiri pada 1 Januari 1971 dengan piagam pendirian No.

BAB 2 RUANG LINGKUP PERUSAHAAN. Agung Majalaya berdiri pada 1 Januari 1971 dengan piagam pendirian No. BAB 2 RUANG LINGKUP PERUSAHAAN 2.1 Tentang SMK Muhammadiyah 1 Majalaya SMK Muhammadiyah I Majalaya yang beralamatkan di Kompleks Mesjid Agung Majalaya berdiri pada 1 Januari 1971 dengan piagam pendirian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang memberikan kontribusi terhadap rata-rata hasil pendidikan secara

BAB I PENDAHULUAN. yang memberikan kontribusi terhadap rata-rata hasil pendidikan secara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Eksistensi Pendidikan dan pengajaran diakui oleh masyarakat sebagai sarana pencerahan bangsa dan berperan menyiapkan sumber daya manusia. Sejalan perkembangan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. memberikan teladan terhadap guru SD Negeri 71/1 Kembang Seri Kabupaten

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. memberikan teladan terhadap guru SD Negeri 71/1 Kembang Seri Kabupaten BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Berdasarkan observasi peran kepemimpinan kepala sekolah dalam memberikan teladan terhadap guru SD Negeri 71/1 Kembang Seri Kabupaten Batang Hari,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. ANALISIS SITUASI

BAB I PENDAHULUAN A. ANALISIS SITUASI BAB I PENDAHULUAN Pendidikan merupakan dasar terpenting dalam system nasional yang menentukan kemajuan bangsa. Dalam hal ini Pendidikan nasional sangat berperan penting untuk mengembangkan kemampuan dan

Lebih terperinci