BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Visi, Misi, dan Jumlah Siswa Tahun unggul, kompetitif, beriman, dan berakhlak mulia.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Visi, Misi, dan Jumlah Siswa Tahun unggul, kompetitif, beriman, dan berakhlak mulia."

Transkripsi

1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Gambaran Umum SMK Negeri 1 Kendal Dalam penelitian ini gambaran umum yang disajikan secara rinci sebagai berikut : Visi, Misi, dan Jumlah Siswa Tahun 2016 Visi Menjadikan SMK Negeri 1 Kendal sebagai pusat pendidikan dan pelatihan yang amanah, mampu mencetak tenaga kerja profesional, unggul, kompetitif, beriman, dan berakhlak mulia. Untuk mewujudkan Visi tersebut, SMK N I Kendal menyatakan misi sebagai berikut : 1. Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan pendidik, tenaga kependidikan, & siswa. 2. Meningkatkan efektivitas & efisiensi Kegiatan Belajar Mengajar. 3. Meningkatkan kedisiplinan pendidik, tenaga kependidikan serta siswa. 4. Meningkatkan kualitas pendidik & tenaga kependidikan. 5. Meningkatkan kualitas & kuantitas sarana pendidikan. 6. Mengintensifkan hubungan kerja sama dgn Dunia Usaha/Industri, serta instansi terkait. 7. Meningkatkan hubungan kemitraan dengan orang tua siswa & masyarakat. 8. Mengoptimalkan peran Unit Produksi. 9. Meningkatkan kesejahteraan pendidik dan tenaga kependidikan. 39

2 10. Supervisi secara teratur & berkesinambungan. Jumlah Siswa SMK Negeri 1 Kendal tahun 2016 menurut terdapat sebanyak 1181 siswa terbagi ke dalam tujuh kompetensi keahlian sebagai berikut : Akuntansi 320, Administrasi Perkantoran 213, Pemasaran 103, Tata Busana 205, Multimedia 128, Perbankan Syariah 106, dan TP3RP sebanyak 106 siswa. Struktur Organisasi dan Deskripsi Kompetensi Keahlian Pemasaran Kompetensi Keahlian Pemasaran dalam Struktur Organisasi di SMK Negeri 1 Kendal digambarkan sebagai berikut : STRUKTUR ORGANISASI KOMPETENSI KEAHLIAN PEMASARAN KEPALA SEKOLAH KAKOM PEMASARAN SEKKOM PE UNIT PRODUKSI KALAB. PE LABORAN WALI KELAS. GURU Sumber : Data Primer Struktur Organisasi Kompetensi Keahlian Pemasaran Struktur Organisasi digunakan untuk menguraikan Tugas secara langsung pada setiap posisinya. Kedudukan paling utama dimiliki oleh Kepala sekolah yaitu bertanggungjawab atas terselenggaranya pendidikan sesuai dengan Visi dan Misi sekolah, serta menyelenggarakan seluruh kegiatan Program Kerja di Sekolah. Kepala 40

3 sekolah dibantu oleh Ketua Kompetensi Keahlian dalam: mengembangkan kompetensi keahlian, membantu mengawasi pelaksanaan magang siswa, dan mengawasi KBM pada Kompetensi Keahlian Pemasaran. Dalam melaksanakan tanggungjawab yang diberikan oleh kepala sekolah untuk mewujudkan program yang telah direncakan, Ketua Kompetensi Keahlian dibantu oleh : Sekom, Unit Produksi, Ketua dan Laboran Pemasaran, Wali Kelas serta Guru. Ketua Kompetensi Keahlian dibantu oleh sekretaris kompetensi keahlian dalam : Menyiapkan instrumen administrasi untuk menyusun program semesteran dan tahunan, Mencari tempat magang dan penempatan siswa, Menjalin kerja sama denga rekan kerja atau DU/DI. Unit Produksi Pemasaran bertugas: Melaksanakan Pembinaan dan bimbingan secara Individu / Kelompok untuk peningkatan Prestasi belajar melalui guru guru yang terkait, Menjalin Hubungan yang Konstruktif dengan Dunia Kerja yang relevan, dan Memasarkan dan menelusuri tamatan. Selain itu Ketua Laboran Pemasaran bertugas membatu dalam : Menyusun dan mengkoordinasi program kerja pemanfaatan, pemeliharaan dan perawatan Lab, Mewakili Ketua Unit Produksi dalam hal hal tertentu. Laboran Pemasaran bertugas membantu dalam kegiatan : menyusun program perbaikan dan perawatan lab. Komputer, membantu mempersiapkan pemakaian lab. Kompetensi keahlian, mengadakan perbaikan dan perawatan peralatan praktik kompetensi keahlian. 41

4 Wali Kelas bertugas membantu dalam kegiatan : Menyusun program kerja wali kelas, mewakili Kepala Sekolah dan Orang Tua dalam pembinaan siswa, Membina kepribadian, ketertiban dan kekeluargaan, Membantu pengembangan peningkatan kecerdasan dan ketrampilan siswa, Menyusun Rekapitulasi nilai, Mengisi dan membagi buku rapor, Mencatat Mutasi Siswa Guru bertugas membantu Ketua Kompetensi Keahlian dalam kegiatan : Bertanggung jawab kepada Kepala Sekolah berkenaan dengan kegiatan KBM sesuai mata diklat yang diajarkan, Melaksanakan seluruh kegiatan yang berhubungan dengan tugas mengajar, Mengisi daftar nilai siswa, Melaksanakan kegiatan membimbing / Pembinaan terhadap siswa, Membuat catatan tentang kemajuan hasil belajar siswa. Kompetensi Keahlian Pemasaran merupakan salah satu kompetensi keahlian di SMK N 1 Kendal, bertujuan untuk Membekali peserta didik dengan keterampilan, pengetahuan dan sikap agar kompeten dalam: Melakukan analisa pasar, Menentukan strategi penjualan dan pemasaran terhadap barang atau jasa, Membantu kegiatan penjualan dan pemasaran terhadap barang atau jasa, Mengoperasikan software dan periferal yang dapat mendukung kegiatan penjualan. Peluang tamatan dari Kompetensi Keahlian Pemasaran yaitu : (1) Bekerja pada bidang bidang perkantoran, instansi pemerintah dan swasta, badan badan usaha, jasa, dll, (2) Melanjutkan ke Perguruan Tinggi, (3) Menjadi Wirausahawan. 42

5 4.1.2 Deskripsi Peran Guru Produktif Dalam Meningkatkan Jiwa Wirausaha Peran Guru Unit Produksi Dalam Meningkatkan Jiwa Wirausaha didiskripsikan dalam lima elemen, yang meliputi: (1) Pemahaman Guru Produktif atas jiwa wirausaha (2) Kewenangan Guru Produktif dalam Meningkatkan Jiwa Wirausaha, (3) Proses Pembelajaran dalam Meningkatkan Jiwa Wirausaha, (4) Pelaksanaan praktik Peningkatan Jiwa Wirausaha, (5) Evaluasi dalam Meningkatkan Jiwa Wirausaha. Hasil penelitian masing-masing elemen didiskripsikan sebagai berikut: (1) Pemahaman Guru Produktif atas Jiwa Wirausaha Pemahaman jiwa wirausaha para guru produktif pemasaran ditunjukan dari penjelasan guru terhadap apa itu jiwa wirausaha, dan bagaimana jiwa wirausaha dibentuk. Jiwa wirausahan dijelaskan oleh guru berdasarkan pada sikap-sikap yang harus dimiliki oleh wirausaha. Adapun sikap tersebut meliputi sikap kreatif, inovatif, tanggung jawab, tidak mudah putus asa, ulet, disiplin, sifat sifat yang positif, tidak mudah menyerah, pandai membaca peluang dan memanfaatkan peluang yang ada dalam berwirausaha. Sikap sikap tersebut merupakan materi pembelajaran sebagai bekal pembentukan sikap wirausaha bagi peserta didik. Pembentukan Jiwa wirausaha yang dilakukan oleh guru produktif melalui proses pembelajaran di dalam kelas dan pelaksanaan praktik kewirausahaan di Unit Produksi. 43

6 (2) Kewenangan Guru Produktif dalam Meningkatkan Jiwa Wirausaha Kewenangan Guru Produktif dalam meningkatkan jiwa wirausaha ditunjukkan dari kewenangan guru produktif dalam: pemberdayaan, dan pemanfaatan unit produksi sebagai ajang pembelajaran pembentukan jiwa wirausaha.. Guru yang menjabat sebagai ketua Unit Produksi memiliki kewenangan secara langsung dalam melakukan pemberdayaan dan pemanfaatan di Unit Produksi yaitu : melakukan pengelolaan dan pengembangan pada Unit Produksi, membuat jadwal jaga piket pelaksanaan praktik kewirausahaan, melakukan proses pembelajaran melalui Unit Produksi. Ketua Unit Produksi membagi rata rata 6 siswa kedalam satu kelompok jadwal jaga piket praktik kewirausahaan. Pembagian tersebut bertujuan agar siswa disiplin dam mampu bersosialisasi, berkoordinasi kepada siswa lainnya dalam melakukan suatu pekerjaan. Guru yang tidak menjabat sebagai ketua Unit Produksi tidak memiliki kewenangan secara langsung dalam melakukan pemberdayaan dan pemanfaatan di Unit Produksi. Kewenangannya hanya pada proses pembelajaran di dalam kelas yaitu: memberikan pemahaman mengenai jiwa wirausaha, melatih siswa untuk berwirausaha, memberikan pengarahan, memberikan motivasi kepada siswa pemasaran melalui pembelajaran di dalam kelas. 44

7 (3) Proses Pembelajaran dalam Meningkatkan Jiwa Wirausaha Proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru dalam meningkatkan jiwa wirausaha yaitu: (a) Melakukan Persiapan Pembelajaran (b) Menggunakan Model Pembelajaran, (c) Melibatkan Siswa dan Mengkaitkan Materi Pembelajaran Pada Pelaksanaan Praktik. a. Melakukan Persiapan Pembelajaran Guru Produktif melakukan Persiapan pembelajaran di dalam kelas dan Unit Produksi berupa : Membuat RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), Membuat kalender akademik, Mempersiapkan kesiapan siswa, Mempersiapkan materi pembelajaran, Mengisi absensi kehadiran siswa, Mempersiapan alat alat dan bahan yang akan digunakan pada saat pelaksanaan praktik. b. Menggunakan Model Pembelajaran Model pembelajaran yang digunakan oleh guru pada pembelajaran di kelas adalah Scientific Learning dan Learning by Doing. Penggunaan model pembelajaran disesuaikan dengan materi pelajaran yang akan disampaikan. Model Pembelajaran yang digunakan dalam Unit Produksi berbasis project (kerja) secara langsung. c. Melibatkan Siswa dan Mengkaitkan Materi Pembelajaran Pada Pelaksanaan Praktik Guru melibatkan siswa dalam praktik dilakukan dengan cara : menunjuk dan memberikan tugas kepada siswa untuk menjadi pelaksana praktik atau sebagai penjual. Tugas tersebut digunakan oleh siswa sebagai acuan dalam melaksanakan prosedur yang diberikan 45

8 oleh guru, mulai dari persiapan pembukaan toko hingga penutupan toko. Mengkaitkan materi pembelajaran ditunjukkan dari cara guru membawa materi pembelajaran yang disampaikan dikelas dengan memberi contoh kasus kejadian nyata yang ditemui pada saat pelaksanaan praktik di Unit Produksi. (4) Pelaksanaan Peningkatan Jiwa Wirausaha Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan jiwa wirausaha yang dilakukan oleh guru produktif dilihat dari pembentukan sikap: (a) kreatif, (b) inovatif, (c) pantang menyerah, yang dibentuk melalui pembelajaran di kelas maupun di dalam Unit Produksi. a. Pembentukan Sikap Kreatif Guru membentuk sikap kreatif dikelas dilakukan dengan memberikan pembelajaran yang disertai dengan tugas untuk membuat sebuah proposal usaha. Awalnya siswa diberikan penjelasan terlebih dahulu mengenai prosedur dan cara cara dalam membuat sebuah proposal usaha, kemudian siswa diberikan tugas untuk membuat sendiri secara individu. Sedangkan pembentukan sikap kreatif di Unit Produksi diajarkan dengan cara melakukan perluasan produk dan membuat sebuah voucher belanja. Usaha usaha tersebut dilakukan guru produktif pemasaran untuk membentuk sikap kreatif yang ada dalam diri siswa pemasaran. 46

9 b. Pembentukan Sikap Inovatif Pembentukan sikap inovatif dilakukan guru dengan cara memberikan tugas kepada siswa untuk : melakukan promosi intern dan memanfaatkan peluang produk. Promosi Intern (promosi yang dilakukan khusus oleh tim jadwal jaga piket pada siswa pemasaran dari kelas X, XI, dan XII). Promosi tersebut harus dilakukan sebelum mereka membuka Unit Produksi untuk berjualan, sehingga pada saat buka mereka sudah mendapatkan konsumen. Selain itu siswa juga dilatih untuk memanfaataan peluang dari produk produk baru yang belum ada sehingga menghasilkan keuntungan dan memanfaatkan ide ide pemasaran yang bersifat baru. c. Pembentukan Sikap Pantang Menyerah Pembentukan sikap pantang menyerah juga dilakukan melalui : pemberian tugas dalam membuat proposal usaha, mengatasi produk yang tidak laku, penjualan voucher belanja. Dalam membuat proposal usaha menggunakan tata cara penulisan yang benar dan harus sesuai dengan prosedur. Hal tersebut dapat melatih siswa untuk tidak mudah menyerah dalam membuat proposal usaha dan harus menyelesaikan suatu pekerjaan yang. Jika pada saat pelaksanaan praktik di Unit Produksi ada barang dagangan yang masih tersisa, siswa diberikan tugas oleh guru untuk 47

10 mengatasi hal tersebut dengan cara menjual keliling di setiap kelas, supaya barang dagangan terjual dan bisa mengurangi kerugian. Selain itu sikap pantang menyerah juga dibentuk melalui penjualan voucher belanja, yang mengharuskan siswa untuk bisa menjualkan kepada konsumen. (5) Evaluasi dalam Meningkatkan Jiwa Wirausaha. Evaluasi dalam meningkatkan jiwa wirausaha dilakukan oleh guru produktif setiap hari di dalam kelas dan Unit Produksi diantaranya : penggunaan model pembelajaran, kecakapan materi yang disampaikan, dan sejauh mana siswa mengerti apa yang disampaikan. Guru memberi catatan juga penilaian secara langsung untuk memudahkan dalam mengetahui perkembangan dari siswa. Evaluasi pada penggunaan model pembelajaran ditunjukkan dengan memberikan pertanyaan kepada siswa pada setiap selesai pembelajaran. Jika dirasa model pembelajaran yang digunakan kurang efektif, guru sewaktu waktu bisa mengganti dengan model yang lainnya. Evaluasi pada kecakapan materi yang disampaikan dilakukan melalui penilaian pada tugas yang diberikan setiap harinya. Guru menanyakan kepada siswa sejauh mana siswa dapat memahami materi yang telah disampaikan. Apabila siswa merasa masih belum memahami materi yang disampaikan guru mengulangi untuk menjelaskan lagi. Proses evaluasi pada setiap harinya dilakukan untuk mempermudah dalam mengetahui hambatan dikelas maupun di dalam pemberdayaan Unit 48

11 Produksi, sehingga guru mempunyai harapan dan usaha untuk memperbaiki kedepannya menjadi lebih baik. Usaha perbaikan tersebut berupa perbaikan dalam hal pembelajaran di kelas dan fasilitas yang ada di Unit Produksi sehinga memudahkan siswa dalam melaksanakan tugasnya pada saat praktik. Hasil penelitian yang telah dilakukan menggunakan pedoman wawancara menunjukkan bahwa guru produktif pemasaran tergolong dalam kategori memiliki peran didalam pemberdayaan Unit Produksi untuk meningkatkan jiwa wirausaha di Komoetensi Keahlian Pemasaran SMK Negeri 1 Kendal. 1 responden melakukan semua tahapan hanya 2 responden yang tidak memiliki kedudukan di Unit Produksi tetapi mereka melaksanakan setiap tahapan. Jadi, Peran guru produktif dalam pemberdayaan Unit Produksi dalam meningkatkan jiwa wirausaha di Kompetensi Keahlian Pemasaran yaitu: Memiliki pemahaman atas jiwa wirausaha, Kedudukan Guru Produktif dalam Meningkatkan Jiwa Wirausaha, melakukan proses pembelajaran dikelas dan di Unit Produksi, pada pelaksanaannya ada usaha melakukan peningkatan jiwa wirausaha, dan melakukan evaluasi Deskripsi Siswa Terhadap Pembelajaran dan Praktik Kewirausahaan Pembelajaran dan praktik kewirausahaan yang dilaksanakan di kelas dan di Unit Produksi oleh guru produktif memberikan ilmu, pengetahuan, dan pengalaman pada siswa kompetensi keahlian pemasaran. Pengetahuan yang diperoleh siswa pada saat pembelajaran digunakan sebagai bekal dalam melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di DU/DI. Selain itu siswa juga menerapkan pengetahuan tersebut dalam kehidupan sehari hari untuk 49

12 menjalankan sebuah usaha yang bisa dijalankan di bangku sekolah, seperti berbisnis baju, sepatu, tas secara online. Peningkatan jiwa wirausaha pada siswa salah satunya terlihat dari sikap siswa yang menjadi percaya diri, kreatif, inovatif, dan pantang menyerah dalam melaksanakan sebuah usaha serta Praktik Kerja Lapangan (PKL). Hasil penelitian menunjukkan beberapa siswa menuturkan, setelah siswa melaksanakan praktik di Unit Produksi mereka tidak merasa canggung dan bingung dalam menyelesaikan pekerjaannya pada saat magang di DU/DI. Kebiasaan yang siswa laksanakan dari awal hingga akhir pelaksanaan praktik diterapkan secara langsung sesuai dengan apa yang telah diajarkan oleh guru produktif. Siswa merasa ada perbedaan sebelum dan sesudah melaksanakan praktik di Unit Produksi, mereka mempunyai bekal tersendiri sebelum terjun langsung pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan (PKL) Deskripsi Faktor Penghambat dalam Pemberdayaan Unit Produksi Hambatan dalam pemberdayaan Unit Produksi yang dialamai oleh guru produktif diantaranya: (a) Persaingan, (b) Susahnya penentuan jadwal jaga, (c) Fasilitas Unit Produksi, (d) Mempersiapkan siswanya dalam pelaksanaan praktik. Hal hal tersebut yang menyebabkan pemberdayaan tidak dapat berjalan setiap harinya. a. Faktor Persaingan Lokasi tempat praktik yang berdampingan dengan kantin yang sudah professional, hal tersebut mengakibatkan terjadinya persaingan antar masing masing penjual. Selain Unit Produksi, kantin yang saling berdampingan bukanlah naungan dari sekolah. Sekolah hanya 50

13 menyewakan tempat setiap tahunnya, sehingga menimbulkan persaingan dalam berjualan. b. Kesulitan dalam Penentuan Jadwal Jaga Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan kepada guru produktif pemasaran menuturkan susahnya penentuan jadwal jaga, salah satunya dalam mengurus ijin keluar kepada guru mapel yang bersangkutan. Mengingat waktu jaga 10 menit sebelum istirahat dan sesudah istirahat. Belum semua guru satu presepsi dan memahami program pembelajaran di Unit Produksi. Hal ini terkadang yang menyebabkan guru mapel yang mengajar di kelas keberatan jika siswanya mengikuti kegiatan di Unit Produksi, dengan alasan takut tertinggal pelajaran mapel lainnya. c. Fasilitas Unit Produksi Hal lain yang dapat mempengaruhi minat siswa untuk membeli terdapat pada fasilitas tempat berjualan yang kurang memadai seperti penerangan, air, dan ukuran ruangannya yang masih terlalu sempit. d. Mempersiapkan Siswa dalam Pelaksanaan Praktik Minimnya motivasi dan kesadaran yang dimiliki siswa akan pentingnya belajar berwirausaha sejak dini, mengakibatkan siswa kurang antusias dalam pelaksanaan praktik. Terkadang ada juga siswa yang terlambat dan tidak mengikuti praktik. Hal tersebut yang membuat guru produktif harus bekerja lebih keras dalam mempersiapkan siswanya dalam pelaksanaan praktik di Unit Produksi. 51

14 Jadi hambatan dalam melakukan pemberdayaan Unit Produksi bukan berasal dari faktor peran guru produktifnya, melaikan berasal dari beberapa faktor lain yaitu : Faktor Persaingan, Faktor Kesulitan dalam menentuan jadwal jaga, Faktor Fasilitas Unit Produksi, dan Faktor Kurangnya kesiapan siswa dalam pelaksanaan praktik. 4.2 Pembahasan Peran Guru Produktif dalam Pemberdayaan Unit Produksi Kompetensi Keahlian Pemasaran Guru berperan sebagai pihak yang bertanggungjawab mengarahkan dan membimbing untuk mengembangkan ketrampilan yang dimiliki oleh siswa dalam berwirausaha, melalui proses pembelajaran di sekolah. Menurut Agus Wibowo dan Hamrin (2012:94) Para guru harus menyadari bahwa proses pengembangan karakter kewirausahaan itu merupakan sebuah proses panjang dan berkelanjutan dimulai dari awal anak masuk sampai selesai dari suatu satuan pendidikan dan hendaknya para guru menggunakan metode pembelajaran aktif dan menyenangkan, prinsip ini mengisyaratkan bahwa proses pendidikan nilai nilai kewirausahaan itu dilakukan oleh anak didik bukan oleh guru. Peran yang dilakukan untuk meningkatkan jiwa wirausaha siswa oleh guru produktif SMK Negeri 1 Kendal melalui beberapa proses dan tahapan dimulai dari siswa kelas X hingga XII. Proses tersebut Terlihat pada upaya yang dilakukan dalam pemberdayaan Unit Produksi untuk mengembangkan keterampilan siswa dalam berwirausaha. Guru sadar dan memiliki pemahaman bahwa dalam memberikan pendidikan kewirausahaan 52

15 dibutuhkan proses panjang yang harus dilaksanakan. Pada pelaksanaannya pada proses pembelajaran guru menggunakan berbagai model pembelajaran untuk menumbuhkan kreativias dan keaktifan siswa yaitu : Scientific Learning, Learning by doing, dan berbasis project (kerja). Peran yang dilakukan oleh guru produktif sudah sesuai dengan teori menurut Agus Wibowo dan Hamrin (2012:94), tetapi hasilnya belum bisa secara maksimal mengingat masih banyak mengalami hambatan dalam pelaksanaan pemberdayaan Unit Produksi. Hambatan tersebut dilihat dari kurangnya motivasi siswa dalam pelaksanaan praktik, sebagian siswa belum menyadari betapa pentingnya pelaksanaan prakik tersebut. Adapula hambatan lain berasal dari persaingan dengan kantin yang sudah professional, fasilitas tempat berjualan yang kurang memadai seperti penerangan, air, dan ukuran ruangan yang masih terlalu sempit. Pada saat evaluasi dilakukan, terkadang siswa ada yang takut untuk menyampaikan pendapatnya kepada guru. Selain itu kurangnya kesadaran akan pentingnya berwirausaha dan kurangnya komunikasi antara guru produktif dengan guru adaptif lainnya, mengakibatkan susahnya pembagian jadwal dan ijin jaga. Hambatan yang dialami tersebut menimbulkan keinginan guru produktif untuk melakukan tindak lanjut perbaikan pemberdayaan Unit Produksi diantaranya : melakukan perbaikan pada pembelajaran, melakukan perbaikan pada fasilitas di Unit Produksi, melakukan perbaikan pada pemberian motivasi dan monitoring serta evaluasi terhadap keberhasilan siswa. 53

16 Perbaikan pada pembelajaran yang akan dilakukan kedepannya oleh guru produktif dengan cara memperluas materi yang diajarkan. Apabila dirasa model pembelajaran yang digunakan kurang efektif, maka guru akan mengganti dengan model yang baru dan disesuaikan dengan materi yang akan diajarkan. Jika diperlukan guru akan menggunakan alat alat pembelajaran yang lebih modern untuk mempermudah proses pembelajaran. Perbaikan pada fasilitas akan dilakukan oleh guru seperti : memperluas lokasi tempat berjualan, memperbaiki saluran air dan penerangan, memperbaiki dan mengganti alat alat yang lebih modern untuk mempermudah dalam melakukan transaksi penjualan. Guru melakukan perbaikan pada pemberian motivasi kepada siswa dengan cara bertindak secara tegas kepada siswa yang melanggar peraturan atau tidak hadir ketika jadwal piket. Hal ini dilakukan supaya siswa sungguh sungguh dan tidak memudahkan sebuah pekerjaan, sehingga siswa termotivasi untuk menyelesaikan segala tugas yang diberikan oleh guru. Perbaikan pada tahap evaluasi yang lebih mendalam juga dilakukan oleh semua guru produktif berupa pencatatan dan penilaian lebih rinci pada setiap harinya untuk memudahkan dalam mengetahui sejauh mana materi dan pengetahuan dapat diterima oleh siswa. 54

Lampiran 1 Wawancara Guru Program Keahlian Pemasaran SMK Negeri 1 Kendal

Lampiran 1 Wawancara Guru Program Keahlian Pemasaran SMK Negeri 1 Kendal LAMPIRAN Lampiran 1 Wawancara Guru Program Keahlian Pemasaran SMK Negeri 1 Kendal 1. Bagaimana pemahaman menurut ibu guru tentang karakter wirausaha itu? 2. Bagaimana upaya yang dilakukan Ibu guru dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mengembangkan pola kehidupan bangsa yang lebih baik. berorientasi pada masyarakat Indonesia seutuhnya, menjadikan pembangunan

BAB 1 PENDAHULUAN. mengembangkan pola kehidupan bangsa yang lebih baik. berorientasi pada masyarakat Indonesia seutuhnya, menjadikan pembangunan 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan suatu bangsa erat hubungannya dengan masalah pendidikan adalah sebuah proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang memperoleh pengetahuan,

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN 46 BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN 4.1. Sejarah Sekolah 4.1.1 MTs.S Darul Hasanah. Sekolah MTs.S Darul Hasanah adalah nama sekolah yang bergerak dibidang pendidikan, guna melahirkan siswa yang berwawasan

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. mencerdaskan kehidupan bangsa. Tujuan pendidikan menengah kejuruan yaitu

BAB I PENGANTAR. mencerdaskan kehidupan bangsa. Tujuan pendidikan menengah kejuruan yaitu BAB I PENGANTAR 1.1. Latar Belakang Sekolah adalah lembaga atau organisasi yang dirancang pemerintah sebagai upaya pelaksanaan pembelajaran peserta didik dalam pengawasan guru yang professional. Salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ganda (PSG), sebagai perwujudan kebijaksanan dan Link and Match. Dalam. Dikmenjur (2008: 9) yang menciptakan siswa atau lulusan:

BAB I PENDAHULUAN. Ganda (PSG), sebagai perwujudan kebijaksanan dan Link and Match. Dalam. Dikmenjur (2008: 9) yang menciptakan siswa atau lulusan: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah pendidikan formal yang memiliki pola pelatihan khusus untuk mengarahkan peserta didik agar menjadi lulusan yang siap terjun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) memiliki tugas tersendiri dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) memiliki tugas tersendiri dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) memiliki tugas tersendiri dalam membentuk karakter yang dimiliki oleh siswa. Tugas utama dari SMK dalam dunia pendidikan adalah

Lebih terperinci

PRAKTIK KERJA LAPANG PEMBIMBING

PRAKTIK KERJA LAPANG PEMBIMBING 1 PRAKTIK KERJA LAPANG PEMBIMBING FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUKABUMI 2016 2 PRAKTIK KERJA LAPANG PEMBIMBING Cetakan ke 3 Diterbitkan oleh : FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sejarah dunia menunjukkan bahwa Sumber Daya Manusia (SDM)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sejarah dunia menunjukkan bahwa Sumber Daya Manusia (SDM) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejarah dunia menunjukkan bahwa Sumber Daya Manusia (SDM) memegang peranan penting dalam menentukan kemajuan suatu bangsa disegala bidang, ekonomi, politik,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang khususnya di dunia usaha sangat begitu ketat dan diikuti dengan

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang khususnya di dunia usaha sangat begitu ketat dan diikuti dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu pengetahuan teknologi dan seni (IPTEKS) mengalami perkembangan dan kemajuan yang sangat pesat pada saat ini. Sejalan dengan itu persaingan di segala bidang

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Kesimpulan dari penelitian ini, adalah sebagai berikut :

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Kesimpulan dari penelitian ini, adalah sebagai berikut : 350 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Kesimpulan dari penelitian ini, adalah sebagai berikut : 1. Penyusunan program supervisi akademik pengawas SMK di Kabupaten Bandung khususnya program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas dan handal di bidangnya masing-masing. memandirikan siswa didik. Dengan beberapa acuan perundangan tersebut jelas

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas dan handal di bidangnya masing-masing. memandirikan siswa didik. Dengan beberapa acuan perundangan tersebut jelas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan teknologi sangat mempengaruhi perekonomian masyarakat untuk menghadapi era globalisasi, bukan hanya masyarakat terpencil saja bahkan seluruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkreasi serta melakukan inovasi secara optimal yaitu mewujudkan gagasangagasan

BAB I PENDAHULUAN. berkreasi serta melakukan inovasi secara optimal yaitu mewujudkan gagasangagasan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada suatu Negara yang sedang berkembang, peran para wirausahawan tidak dapat diabaikan terutama dalam melaksanakan pembangunan. Suatu bangsa akan berkembang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan bidang pendidikan merupakan sarana yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan bidang pendidikan merupakan sarana yang sangat penting BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan bidang pendidikan merupakan sarana yang sangat penting dalam pembinaan sumber daya manusia. Oleh karena itu, bidang pendidikan harus mendapatkan

Lebih terperinci

KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH

KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH Kompetensi Kepribadian 1. Memiliki integritas kepribadian yang kuat sebagai pemimpin : Selalu konsisten dalam berfikir, bersikap, berucap, dan berbuat dalam setiap melaksanakan

Lebih terperinci

Oleh : Sri Admawati K BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Oleh : Sri Admawati K BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Hubungan antara kreativitas dan persepsi peluang kerja dengan minat berwirausaha pada siswa kelas XI SMK Batik 2 Surakarta tahun diklat 2006/2007 Oleh : Sri Admawati K7403187 BAB I PENDAHULUAN A. Latar

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORITIS

BAB II KERANGKA TEORITIS BAB II KERANGKA TEORITIS A. Kajian Teori 1. Praktek Kerja Industri (Prakerin) a. Pengertian Praktik Kerja Industri Pembelajaran di dunia kerja adalah suatu strategi dimana setiap peserta mengalami proses

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 5 SEMARANG. Disusun Oleh : : Imam Bukhori NIM : Program Studi : Teknologi Pendidikan

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 5 SEMARANG. Disusun Oleh : : Imam Bukhori NIM : Program Studi : Teknologi Pendidikan LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 5 SEMARANG Disusun Oleh : Nama : Imam Bukhori NIM : 1102409024 Program Studi : Teknologi Pendidikan FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Syahriandi Akbari Siregar, 2015

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Syahriandi Akbari Siregar, 2015 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pendidikan mempunyai peranan penting dalam mencapai tujuan pembangunan nasional. Seiring dengan majunya perkembangan dunia pada saat ini diharapkan lahir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tantangan pendidikan kejuruan adalah untuk menyiapkan tenaga kerja dalam jumlah dan mutu tertentu sesuai dengan kebutuhan berbagai sektor, khususnya sektor

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 3.1 Gambaran Umum Sekolah Pada sub bab ini akan membahas mengenai sejarah sekolah, visi, misi, tujuan, struktur organisasi, dan tugas-tugas wewenang. 3.1.1 Sejarah

Lebih terperinci

ADMINISTRASI PERKANTORAN

ADMINISTRASI PERKANTORAN ADMINISTRASI PERKANTORAN SMK Al Hafidz pada Tahun Pelajaran 2014/2015 telah membuka jurusan baru yaitu Administrasi Perkantoran. Jurusan ini telah menerima 41 siswa didik. Sebagai jurusan baru tentunya

Lebih terperinci

A. ANALISIS SITUASI 1. Profil SMK Muda Patria Kalasan

A. ANALISIS SITUASI 1. Profil SMK Muda Patria Kalasan BAB I PENDAHULUAN Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin maju dan modern menuntut adanya sumber daya manusia yang semakin berkualitas. Dalam membentuk manusia yang berkualitas salah satunya diperlukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peradaban yang lebih sempurna. Sebagaimana Undang Undang Dasar Negara

BAB I PENDAHULUAN. peradaban yang lebih sempurna. Sebagaimana Undang Undang Dasar Negara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dewasa ini memiliki andil penting dalam kemajuan bangsa. Andil tersebut tentunya menuntun manusia sebagai pelaku pendidikan menuju peradaban yang

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN II DI SMP NEGERI 34 SEMARANG

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN II DI SMP NEGERI 34 SEMARANG LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN II DI SMP NEGERI 34 SEMARANG Disusun oleh : Nama : Tri Setyo Budi Raharjo NIM : 2601409109 Prodi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini arus globalisasi berkembang sangat pesat, hal ini ditunjukkan dengan semakin berkembang dalam hal bisnis, ekonomi, transportasi maupun pendidikan.

Lebih terperinci

2016, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan L

2016, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan L No. 1449, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENPORA. Sentra Pemberdayaan Pemuda. PERATURAN MENTERI PEMUDA DAN OLAHRAGA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG SENTRA PEMBERDAYAAN PEMUDA DENGAN

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. dimana perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat dan

I PENDAHULUAN. dimana perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat dan 1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan sangat berperan penting di dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas. Terutama dalam menghadapi arus globalisasi saat ini, dimana perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan di era globalisasi sekarang ini menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan di era globalisasi sekarang ini menyebabkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan di era globalisasi sekarang ini menyebabkan meningkat dan bervariasinya kebutuhan manusia. Hal tersebut mendorong tumbuhnya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tertentu, hal tersebut dapat dilihat dari semangat dan prestasi belajar siswa

BAB 1 PENDAHULUAN. tertentu, hal tersebut dapat dilihat dari semangat dan prestasi belajar siswa BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap siswa mempunyai perhatian khusus terhadap mata pelajaran tertentu, hal tersebut dapat dilihat dari semangat dan prestasi belajar siswa terhadap pelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tinggi rendahnya prestasi yang diperoleh siswa dapat dipengaruhi oleh banyak

BAB I PENDAHULUAN. Tinggi rendahnya prestasi yang diperoleh siswa dapat dipengaruhi oleh banyak BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN Pendidikan pada dasarnya merupakan proses mencerdaskan kehidupan bangsa dan pengembangan manusia Indonesia seutuhnya, dijelaskan dalam Undang-undang RI No.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi BAB I PENDAHULUAN Dalam rangka upaya peningkatan kualitas penyelenggaraan pembelajaran maka Universitas Negeri Yogyakarta melaksanakan mata kuliah lapangan yakni Praktik Pengalaman Lapangan ( PPL ). Sasaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. erat. Hal ini terbukti dengan adanya fakta bahwa perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. erat. Hal ini terbukti dengan adanya fakta bahwa perkembangan ilmu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi ini pembangunan sumber daya manusia memiliki arti yang sangat penting. Dalam era tersebut diperlukan Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tuntutan dunia kerja. Di Indonesia begitu banyak orang-orang terpelajar atau. bangsa yang masih terpuruk, dan sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. tuntutan dunia kerja. Di Indonesia begitu banyak orang-orang terpelajar atau. bangsa yang masih terpuruk, dan sebagainya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dunia kerja saat ini dan masa mendatang membutuhkan sumber daya manusia (SDM) yang tidak hanya memiliki kemampuan teoritis saja, tetapi juga harus memiliki

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Kesimpulan yang dapat dirumuskan dari hasil penelitian ini dalam

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Kesimpulan yang dapat dirumuskan dari hasil penelitian ini dalam 162 BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. KESIMPULAN Kesimpulan yang dapat dirumuskan dari hasil penelitian ini dalam kaitannya dengan pengujian hipotesis serta berdasarkan deskripsi data yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu sarana dalam meningkatkan mutu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu sarana dalam meningkatkan mutu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu sarana dalam meningkatkan mutu maupun kualitas sumber daya manusia dan proses pembudayaan karakter nilai kehidupan manusia.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pemerintah dalam rangka mewujudkan peningkatan kualitas pendidikan telah

I. PENDAHULUAN. Pemerintah dalam rangka mewujudkan peningkatan kualitas pendidikan telah I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemerintah dalam rangka mewujudkan peningkatan kualitas pendidikan telah mengadakan perubahan besar pada kebijakan pada sektor pendidikan dalam berbagai aspek,

Lebih terperinci

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL Seorang guru memerlukan persiapan-persiapan terhadap materi yang akan diajarkan, mulai dari pembuatan satuan pelajaran, rancangan pembelajaran, materi

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMK PALEBON SEMARANG

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMK PALEBON SEMARANG LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMK PALEBON SEMARANG Disusun oleh: Nama : MARTINA DWI PERMATASARI NIM : 7101409062 Program Studi : Pendidikan Administrasi Perkantoran FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan dari seni dan budaya manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu perubahan atau perkembangan

Lebih terperinci

STIE CENDEKIA KARYA UTAMA

STIE CENDEKIA KARYA UTAMA STIE CENDEKIA KARYA UTAMA Gd. Graha Pena Lt. 4 Jl. Perintis Kemerdekaan No. 77 Banyumanik Semarang Telp/Fax (024) 7471461 COMPANY PROFILE A. PENDAHULUAN Peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Guru sebagai salah satu sumber daya sebuah sekolah yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Guru sebagai salah satu sumber daya sebuah sekolah yang merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Guru sebagai salah satu sumber daya sebuah sekolah yang merupakan tenaga pengajar di sekolah mengemban tiga tugas pokok, yaitu mendidik, membimbing dan mengajar/melatih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah SMK Otomotif merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu yaitu bidang otomotif. Pada prinsipnya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang mempunyai tantangan besar dibidang pembangunan mengingat

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang mempunyai tantangan besar dibidang pembangunan mengingat 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam era industrialisasi, bangsa Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang mempunyai tantangan besar dibidang pembangunan mengingat semakin ketatnya persaingan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN II DI SMK PGRI BATANG

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN II DI SMK PGRI BATANG LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN II DI SMK PGRI BATANG Disusun oleh : Nama : ATTOO BIQUL HAQ NIM : 7101409204 Prodi : PENDIDIKAN EKONOMI KOPERASI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2012 i

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang saat ini sedang melakukan program pembangunan. Pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor penting dalam membentuk dan meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor penting dalam membentuk dan meningkatkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan faktor penting dalam membentuk dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia sebagai tenaga pengisi pembangunan yang sesuai dengan Tujuan

Lebih terperinci

5. Karyawan Jumlah karyawan yang ada di SMK PI Ambarrukmo sebanyak 5 orang.

5. Karyawan Jumlah karyawan yang ada di SMK PI Ambarrukmo sebanyak 5 orang. BAB I PENDAHULUAN Sekolah merupakan salah satu bagian penting dalam proses pendidikan nasional dalam meningkatkan kualitas sember daya manusia. Universitas Negeri Yogyakarta sebagai bagian dari komponen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tantangan pendidikan kejuruan adalah untuk menyiapkan tenaga kerja

BAB I PENDAHULUAN. Tantangan pendidikan kejuruan adalah untuk menyiapkan tenaga kerja BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tantangan pendidikan kejuruan adalah untuk menyiapkan tenaga kerja dalam jumlah dan mutu tertentu sesuai dengan kebutuhan berbagai sektor, khususnya sektor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perilaku seseorang sebagai usaha mencerdaskan manusia melalui kegiatan. manusia dewasa, mandiri dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. perilaku seseorang sebagai usaha mencerdaskan manusia melalui kegiatan. manusia dewasa, mandiri dan bertanggung jawab. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi saat ini menuntut adanya sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Salah satu wahana untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang penting untuk menjadikan suatu negara menjadi maju. Karena negara yang maju memiliki sumber daya manusia yang berkualitas dan mampu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang semakin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang semakin meluas menuntut masyarakat untuk turut serta berperan dalam kemajuan yang harus ditingkatkan. Dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

BAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu hal pokok di dalam mendukung serta menunjang demi terciptanya kemajuan suatu bangsa. Melalui pendidikan, kualitas dari suatu individu atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bagi kehidupan manusia merupakan kebutuhan mutlak yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bagi kehidupan manusia merupakan kebutuhan mutlak yang BAB I PENDAHULUAN Bab ini membahas tentang: (1) Latar Belakang Masalah, (2) Rumusan Masalah, (3) Pembatasan Masalah, (4) Tujuan Penelitian, (5) Manfaat Penelitian, (6) Penegasan Isilah. 1.1 Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan menengah kejuruan merupakan pendidikan vokasi yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan menengah kejuruan merupakan pendidikan vokasi yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan menengah kejuruan merupakan pendidikan vokasi yang bertujuan menyiapkan peserta didik menjadi manusia yang terampil, mandiri, dan juga produktif yang langsung

Lebih terperinci

BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN

BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN Pelaksanaan PPL memberikan manfaat yang sangat berarti bagi mahasiswa, baik dalam melatih kemampuan maupun mental. Kegiatan PPL dapat menjadi penunjang pengalaman yang dimiliki

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMK TEUKU UMAR SEMARANG

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMK TEUKU UMAR SEMARANG LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMK TEUKU UMAR SEMARANG Disusun oleh : Nama : Mega Eriska R.P. NIM : 4101409069 Prodi : Pendidikan Matematika, S1 FAKULTAS MATEMTAIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Lebih terperinci

BAB. I PENDAHULUAN. 1.1 LATAR BELAKANG Visi Pembangunan Pertanian adalah terwujudnya sistem pertanian bioindustri

BAB. I PENDAHULUAN. 1.1 LATAR BELAKANG Visi Pembangunan Pertanian adalah terwujudnya sistem pertanian bioindustri Laporan Tahunan SMK-PPNegeri Sembawa / 205 BAB. I PENDAHULUAN. LATAR BELAKANG Visi Pembangunan Pertanian adalah terwujudnya sistem pertanian bioindustri berkelanjutan yang menghasilkan beragam pangan sehat

Lebih terperinci

2. Keadaan Fisik Sekolah

2. Keadaan Fisik Sekolah BAB I PENDAHULUAN Praktik Pengalaman Lapangan (PPL), merupakan suatu bentuk usaha peningkatan efisiensi dan kualitas penyelenggaraan proses pembelajaran yang merupakan bentuk pembelajaran mahasiswa UNY

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Pendidikan merupakan usaha sadar dan disengaja untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan peserta didik yang berlangsung sepanjang masa. Melalui pendidikan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perguruan Tinggi merupakan pelaksanaan pendidikan sekaligus membangun kemajuan bangsa, mencetak generasi-generasi penerus bangsa yang kompetitif sangatlah besar,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perguruan tinggi. Pendidikan kewirausahaan ditunjukan pada pembentukan sikap,

BAB I PENDAHULUAN. perguruan tinggi. Pendidikan kewirausahaan ditunjukan pada pembentukan sikap, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Pendidikan kewirausahaan merupakan salah satu disiplin ilmu yang perlu dipelajari oleh semua orang, khususnya untuk peserta didik di sekolah dan perguruan tinggi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semakin maju suatu negara semakin banyak orang yang terdidik dan banyak pula orang yang menganggur. Maka semakin dirasakan pentingnya dunia usaha. Salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi ini dalam dunia usaha terjadi persaingan yang ketat dan tajam, sehingga berbagai peluang pasar akan menjadi ajang perebutan yang seru.

Lebih terperinci

KTSP KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

KTSP KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN KTSP KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN Pengertian kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu permasalahan yang dihadapi Bangsa Indonesia sampai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu permasalahan yang dihadapi Bangsa Indonesia sampai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu permasalahan yang dihadapi Bangsa Indonesia sampai saat ini adalah rendahnya mutu pendidikan pada setiap jenjang dan satuan pendidikan, khususnya

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN II DI SMK NEGERI 1 SALATIGA

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN II DI SMK NEGERI 1 SALATIGA LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN II DI SMK NEGERI 1 SALATIGA Disusun Oleh : Nama : Arief Mukti Hidayat NIM : 7101409212 Prodi : Pendidikan Koperasi S1 JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI BERJALAN 3.1 Tentang Sekolah 3.1.1 Sejarah Sekolah Sekolah Menengah Kejuruan Malaka berdiri sejak Tahun 1985 yang berada di bawah naungan Yayasan Budi Utomo. Sekolah ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seamkin baik pula kualitas sumber daya manusianya.

BAB I PENDAHULUAN. seamkin baik pula kualitas sumber daya manusianya. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Masalah pendidikan adalah merupakan masalah yang sangat penting dalam kehidupan. Karena masalah pendidikan itu tidak dapat dipisahkan dari kehidupan. Baik

Lebih terperinci

PRESTASI BELAJAR SISWA DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN DISIPLIN BELAJAR PADA SISWA KELAS X AKUNTANSI SMK NEGERI 1 PEDAN TAHUN AJARAN 2009/ 2010

PRESTASI BELAJAR SISWA DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN DISIPLIN BELAJAR PADA SISWA KELAS X AKUNTANSI SMK NEGERI 1 PEDAN TAHUN AJARAN 2009/ 2010 PRESTASI BELAJAR SISWA DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN DISIPLIN BELAJAR PADA SISWA KELAS X AKUNTANSI SMK NEGERI 1 PEDAN TAHUN AJARAN 2009/ 2010 Usulan Penelitian Untuk Skripsi Jurusan pendidikan Akuntansi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 39 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Diskripsi Lokasi Penelitian 1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian SMK Wikarya Karanganyar terletak di kota Karanganyar yang berlokasi di Jl.Ngaliyan. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan data yang terkumpul dan pembahasan hasil penelitian, maka. dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan data yang terkumpul dan pembahasan hasil penelitian, maka. dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan data yang terkumpul dan pembahasan hasil penelitian, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Pelaksanaan administrasi dan organisasi Prakerin

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMK TEUKU UMAR SEMARANG. Disusun Oleh Nama : Aniqotun Nafi ah NIM : Prodi : Pend.

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMK TEUKU UMAR SEMARANG. Disusun Oleh Nama : Aniqotun Nafi ah NIM : Prodi : Pend. LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMK TEUKU UMAR SEMARANG Disusun Oleh Nama : Aniqotun Nafi ah NIM : 7101407056 Prodi : Pend. Akuntansi FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2012 PENGESAHAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang pada saat ini giat membangun segala sektor pembangunan khususnya sektor industri. Untuk melaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara berkembang yang terus mengembangkan berbagai kegiatan atau program untuk mensejahterakan bangsanya, salah satunya disektor pendidikan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan teknik penilaian yang sesuai. Desain organisasi PAUD didalamnya terdapat

BAB I PENDAHULUAN. dan teknik penilaian yang sesuai. Desain organisasi PAUD didalamnya terdapat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan merupakan usaha yang sengaja secara sadar dan terencana untuk membantu meningkatkan perkembagan potensi dan kemampuan anak agar bermanfaat bagi kepentingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembangunan nasional Indonesia pada hakikatnya adalah membangun manusia Indonesia seutuhnya. Hal tersebut berarti bahwa sasaran pembangunan di Indonesia tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Analisis Situasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Analisis Situasi BAB I PENDAHULUAN Dalam mempersiapkan tenaga kependidikan yang professional UNY bertugas memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada mahasiswa tentang proses pembelajaran dan kegiatan akademis lainnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. individu yang dipersiapkan untuk mampu mengikuti laju perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. individu yang dipersiapkan untuk mampu mengikuti laju perkembangan ilmu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu upaya untuk meningkatkan kualitas setiap individu yang dipersiapkan untuk mampu mengikuti laju perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan (Saiman, 2009:22). Masalah pengangguran telah menjadi momok

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan (Saiman, 2009:22). Masalah pengangguran telah menjadi momok BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengangguran menjadi permasalahan di Indonesia. Pengangguran terjadi karena perbandingan antara jumlah penawaran kesempatan kerja tidak sebanding dengan jumlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perwujudan kebijaksanan Link and Match. Dalam prosesnya, PSG ini

BAB I PENDAHULUAN. perwujudan kebijaksanan Link and Match. Dalam prosesnya, PSG ini 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah pendidikan formal yang memiliki pola pelatihan khusus untuk mengarahkan peserta didik agar menjadi lulusan yang siap

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai peran DUDI terhadap implementasi pendidikan sistem ganda di SMKN 1 Salatiga, dapat ditarik kesimpulan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia dapat ditempuh melalui lembaga pendidikan formal dan non formal. Hal ini merupakan tantangan bagi dunia pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. didik dapat mempertahankan hidupnya kearah yang lebih baik. Nasional pada Pasal 1 disebutkan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. didik dapat mempertahankan hidupnya kearah yang lebih baik. Nasional pada Pasal 1 disebutkan bahwa : BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era zaman sekarang, pendidikan merupakan salah satu aspek utama yang memiliki peranan penting dalam mempersiapkan sekaligus membentuk generasi muda. Di

Lebih terperinci

No Profil Lulusan Deskripsi Profil

No Profil Lulusan Deskripsi Profil III. PROGRAM STUDI : PENDIDIKAN EKONOMI A. Identitas Program Studi 1. NamaProgram Studi : Pendidikan Ekonomi 2. Izin Pendirian : 252/DIKTI/Kep/1996 3. Status Akreditasi : B 4. Visi : Terwujudnya Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai negara yang berkembang Indonesia sangat membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai negara yang berkembang Indonesia sangat membutuhkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai negara yang berkembang Indonesia sangat membutuhkan tersedianya tenaga kerja yang berkualitas terutama dibidang teknologi dan industri, untuk itu diperlukan

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Berikut adalah lampiran pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada sekolah SMA. Santa Patricia berdasarkan metode penelitian wawancara.

LAMPIRAN. Berikut adalah lampiran pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada sekolah SMA. Santa Patricia berdasarkan metode penelitian wawancara. L1 LAMPIRAN Berikut adalah lampiran pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada sekolah SMA Santa Patricia berdasarkan metode penelitian wawancara. Wawancara ini diikuti oleh kepala sekolah serta kelompok

Lebih terperinci

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN DAN ANALISIS HASIL

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN DAN ANALISIS HASIL BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN DAN ANALISIS HASIL A. Persiapan PPL. Untuk mempersiapkan mahasiswa dalam melaksanakan Praktik Pengalaman Langsung (PPL) baik yang dipersiapkan berupa persiapan fisik maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tahunnya. Hal tersebut dibuktikan dengan riset yang dilakukan oleh Badan

BAB I PENDAHULUAN. tahunnya. Hal tersebut dibuktikan dengan riset yang dilakukan oleh Badan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tingkat pengangguran di Indonesia cenderung meningkat setiap tahunnya. Hal tersebut dibuktikan dengan riset yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perwujudan kebijaksanan dan Link and Match. Dalam prosesnya, PSG ini. relevansi pendidikan dengan tuntutan kebutuhan tenaga kerja.

BAB I PENDAHULUAN. perwujudan kebijaksanan dan Link and Match. Dalam prosesnya, PSG ini. relevansi pendidikan dengan tuntutan kebutuhan tenaga kerja. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah pendidikan formal yang memiliki pola pelatihan khusus untuk mengarahkan peserta didik agar menjadi lulusan yang siap

Lebih terperinci

Tugas Administrasi Pendidikan. Tugas Pokok Administrasi Pendidikan di SMK NEGERI 1 TENGARAN :

Tugas Administrasi Pendidikan. Tugas Pokok Administrasi Pendidikan di SMK NEGERI 1 TENGARAN : Tugas Administrasi Pendidikan Nama Kelompok : 1. Dhana Eriyana/702010033 2. Munari/702010049 3. Rian Kustito/702010141 4. Elisa Kristiani/702010157 Tugas Pokok Administrasi Pendidikan di SMK NEGERI 1 TENGARAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting untuk menjamin

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting untuk menjamin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting untuk menjamin perkembangan dan kelangsungan kehidupan suatu bangsa dan memegang peranan penting dalam mengupayakan sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengertian pendidikan menurut Undang-undang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengertian pendidikan menurut Undang-undang Sistem Pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengertian pendidikan menurut Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pendidikan merupakan wahana untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, pemerintah telah berupaya membangun sektor pendidikan

Lebih terperinci

PROGRAM KERJA WAKIL KEPALA SEKOLAH BIDANG KURIKULUM TAHUN PELAJARAN 2015/2016

PROGRAM KERJA WAKIL KEPALA SEKOLAH BIDANG KURIKULUM TAHUN PELAJARAN 2015/2016 PROGRAM KERJA WAKIL KEPALA SEKOLAH BIDANG KURIKULUM TAHUN PELAJARAN 2015/2016 A. Latar Belakang Sesuai dengan Undang-Undang Sisdiknas Nomor : 20 Tahun 2003 mengamanatkan bahwa : Pendidikan adalah usaha

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Pada bab V akan dikemukakan mengenai kesimpulan dari seluruh kegiatan

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Pada bab V akan dikemukakan mengenai kesimpulan dari seluruh kegiatan BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI Pada bab V akan dikemukakan mengenai kesimpulan dari seluruh kegiatan penelitian, implikasi dan rekomendasi hasil penelitian tentang Manfaat implementasi model

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. ANALISIS SITUASI

BAB I PENDAHULUAN A. ANALISIS SITUASI BAB I PENDAHULUAN A. ANALISIS SITUASI Kegiatan pembelajaran Bahasa Jawa di SMK ABDI NEGARA Muntilan menurut praktikan sudah berjalan dengan baik, akan tetapi kegiatan mengajar tersebut akan lebih bagus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa seperti yang tercantum dalam pembukaan UUD

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa seperti yang tercantum dalam pembukaan UUD BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional dibidang pendidikan merupakan upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa seperti yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945 dan meningkatkan

Lebih terperinci

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL A. PERSIAPAN Praktik pengalaman lapangan dilaksanakan kurang lebih selama dua setengah bulan, dimana mahasiswa PPL harus benar-benar mempersiapkan diri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan lembaga pendidikan yang bertujuan menyiapkan peserta didiknya untuk menjadi tenaga kerja yang terampil dan mengutamakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau

BAB I PENDAHULUAN. sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau mengembangkan perilaku yang diinginkan.

Lebih terperinci