Transkrip Sidang Terdakwa RA Butar-Butar PN Jakarta Pusat, 22 Oktober 2003

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Transkrip Sidang Terdakwa RA Butar-Butar PN Jakarta Pusat, 22 Oktober 2003"

Transkripsi

1 Transkrip Sidang Terdakwa RA Butar-Butar PN Jakarta Pusat, 22 Oktober 2003 Panitera: Silakan duduk kembali, terimakasih Hakim : Sidang lanjutan Pengadilan HAM Ad Hoc pada PN Jakarta Pusat yang memeriksa perkara a tas n ama t erdakwa R udolf A dolf Butar B utar di buka da n di nyatakan terbuka unt uk um um. K epada S audara P enuntut U mum ha dapkan Terdakwa di persidangan. JPU: Kepada pe tugas ha dapkan T erdakwa R udolf A dolf B utar B utar ke de pan persidangan Hakim : Silakan duduk. S audara T erdakwa, pa da ha ri i ni pe rkara S audara di lanjutkan. Sesuai p ersidangan yang l alu h ari i ni ad alah k esempatan d ari P engadilan H AM Ad Hoc untuk menyampaikan putusan sela. Bagaimana kondisi Saudara, sehat? Terdakwa: Sehat Hakim : Ditegaskan l agi unt uk p ersidangan yang m ulia i ni s upaya sama-sama m enjaga ketertiban pe rsidangan selama pe mbacaan put usan s ela, i nsyaalah t idak a da interupsi-interupsi k ecuali d atang d ari yang membacakan s endiri. K emudian Saudara terdakwa untuk memperhatikan keputusan yang akan dibacakan. Seperti 1

2 kelaziman k ita b ahwa ad a b agian yang t idak k ita b acakan m engenai s urat dakwaan, nanti akan kita lalui begitu saja. 2

3 No 03/Pid.B/HAM Ad Hoc/2003/PN Jakarta Pusat Demi keadilan. Berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa Pengadilan HAM Ad Hoc pada PN Jakarta Pusat yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara p ada t ingkat p ertama d engan acara b iasa, t elah m enjatuhkan putusan sela sebagaimana tertera pada amar di bawah dalam perkara terdakwa : Nama Lengkap : Rudolf Adolf Butar Butar Tempat lahir : Sigaol- Toba Samosir, Sumatra Utara Umur/Tg lahir : 57 tahun/ 03 Mei 1946 Jenis Kelamin : Laki-laki Kebangsaan : Indonesia Tempat Tinggal : Jl. Jingga Raya D.I/18 Rt 022/010 Kelurahan Kelapa Gading Timur Jakarta Utara Agama : Kristen Protestan Pekerjaan : Purnawirawan TNI AD, Mantan Komandan Distrik Militer 0502 / Jakarta Utara, Pangkat Letnan Kolonel Infantri (sekarang Mayjen Purn). Pendidikan : AMN 1967 Terdakwa d idampingi o leh T im P enasihat H ukum de ngan s urat kua sa khus us yang terdata di PN Jakarta Pusat dalam hal ini Pengadilan HAM Ad Hoc. Pengadilan HAM Ad hoc tersebut telah membaca berkas perkara. Telah m embaca p enetapan K etua P engadilan HAM J akarta P usat N o 3 /PID HAM/ A d H oc/2003/pn J akarta P usat t anggal 8 S eptember 2003 t entang penunjukkan Majelis Hakim untuk memeriksa dan mengadili perkara ini. Telah membaca pula Penetapan Ketua Majelis Hakim Pengadilan HAM Ad Hoc tersebut t elah m endengar d an m emperhatikan surat d akwaan n omor register 3

4 perkara 03/ HAM/TJ P RIOK/09/ S eptember 2003 yang di bacakan ol eh Jaksa Penuntut Umum di persidangan. Telah mendengar dan memperhatikan surat keberatan dari Tim Penasihat Hukum terdakwa tertanggal 8 O ktober 2003 yang disampaikan dan dibacakan oleh Tim Penasihat Hukumnya terdakwa di persidangan Telah m endengar da n m emperhatikan pul a t anggapan da n pe ndapat J aksa Penuntut Umum tertanggal 15 Oktober 2003 yang dibacakan di persidangan. Menimbang b ahwa t erdakwa di hadapkan di pe rsidangan ol eh J aksa P enuntut Umum dengan dakwaan sebagaimana telah dibacakan pada awal persidangan ini. Pasal yang diacu adalah perbuatan sebagaimana diatur dan diancam dalam pasal 42 ayat 1 huruf a dan b jis pasal 7 huruf b, pasal 9 huruf e, pasal 37 UU Nomor 26 tahun 2000 tentang Pengadilan HAM. Menimbang bahwa terdakwa melalui Tim Penasihat Hukumnya telah mengajukan keberatan tertanggal 8 Oktober 2003 yang pada pokoknya sebagai berikut: 1. Mengabulkan e ksepsi T erdakwa M ayjen T NI ( Purn) R A B utar-butar u ntuk seluruhnya. 2. Menyatakan Pengadilan HAM Ad Hoc pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat tidak berwenang untuk memeriksa, mengadili dan memutus perkara ini Atau Menyatakan Surat Dakwaan Jaksa Penuntut Umum Ad Hoc Nomor 02/HAM/TJ PRIOK/09/2003, batal demi hukum Atau, Menyatakan Surat Dakwaan Jaksa Penuntut Umum Ad Hoc Nomor 02/HAM/TJ PRIOK/09/2003, tidak dapat diterima 3. Biaya menurut hukum Atau, 4

5 Apabila m ajelis ha kim be rpendapat l ain, m aka ka mi m ohon a gar di berikan putusan yang s eadil-adilnya (ex ae quo e t bono ) d emi t egaknya k eadilan berdasarkan hukum yang berlaku dan asas Ketuhanan yang Maha Esa. Menimbang bahwa atas eksepsi tersebut Jaksa Penuntut Umum telah mengajukan tanggapan tanggal 15 Oktober 2003 yang pada pokoknya sebagai berikut: 1. Menolak s eluruh E ksepsi/ N ota K eberatan T im P enasehat H ukum t erdakwa untuk seluruhnya 2. Menyatakan Pengadilan HAM AD HOC pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat berwenang memeriksa dan memutus perkara pelanggaran HAM yang berat atas nama terdakwa Rudolf Adolf Butar Butar 3. Menyatakan s urat d akwaan J aksa P enuntut U mum A d H oc N omor: R eg P er. 02/HAM/ P RIOK/09/2003 t anggal 30 S eptember 2003 a dalah s ah m enurut hukum 4. Melanjutkan p emeriksaan p ersidangan at as p erkara p elanggaran HAM yang berat atas nama terdakwa Rudolf Adolf Butar Butar tersebut Menimbang ba hwa, s elanjutnya m ajelis ak an m empertimbangkan m engenai keberatan Penasihat Hukum terdakwa mengenai Pengadilan Negeri HAM Ad Hoc Jakarta P usat t idak b erwenang m engadili ab solut p erkara i ni, k arena p eristiwa Tanjung Priok 1984 bukan merupakan pelanggaran HAM berat. Menimbang bahw a al asan y ang di kemukakan o leh P enasihat H ukum t erdakwa bahwa pe ristiwa T anjung P riok bul an Se ptember 1984 buk an merupakan pelanggaran H AM be rat s ebagaimana di atur d alam U U N o. 26 t ahun 2000, karena: 1. Tindakan aparat yang terjadi pada tanggal 12 September 1984 di Tanjung Priok sebagai tindakan pembelaan diri dalam pelaksanaan tugas. 2. Siaran pers hasil penyelidikan dan pemeriksaan pelanggaran HAM Tanjung Priok yang m enyatakan t idak di temukan bukt i a danya p embantaian m assal de ngan sengaja atau terencana maupun adanya pemakaman masal juga ditegaskan adalah 5

6 penembakan yang terjadi oleh petugas keamanan adalah dalam keadaan terdesak (force majeur) oleh karena adanya ajakan damai oleh pimpinan pasukan adanya usaha perebutan senjata petugas oleh beberapa warga massa.. 3. Peristiwa T anjung P riok t elah d iselesaikan s ecara k omprehensif b aik as pek hukum, aspek politik, aspek sosial budaya maupun agama, penyelesaian tersebut telah dilakukan pada tataran eksekutif, legislatif maupun yudikatif. 4. Pada t anggal 1 M aret 2001 t elah di lakukan Islah, ke mudian di deklarasikan di Masjid Agung Sunda Kelapa pada hari Rabu tanggal 7 Maret 2001, a ntara pihak korban dan keluarga korban serta para mantan terpidana Peristiwa Tanjung Priok 1984 de ngan pi hak aparat ke amanan yang b ertugas d an di libatkan m enangani peristiwa tersebut Menimbang b ahwa P enuntut U mum di da lam t anggapan atas ke beratan T im Penasihat Hukum Terdakwa menyatakan bahwa apa yang dikemukakan oleh Tim Penasihat Hukum Terdakwa telah menyimpang dari ketentuan sebagaimana diatur dalam pasal 156 ayat 1 KUHAP Menimbang b ahwa da ri ha l-hal yang di kemukakan ol eh T im P enasihat H ukum terdakwa serta Tanggapan Jaksa Penuntut Umum sesungguhnya mengenai hal-hal yang t erjadi s erta p erbuatan m elanggar hukum yang a kan di buktikan da lam pembahasan uns ur-unsur da kwaan yaitu pokok p erkara yang di dakwakan J aksa Penuntut U mum a kan di buktikan s elanjutnya ol eh M ajelis H akim g una mendapatkan k ebenaran m ateriil d i p eristiwa yang d idakwakan t ersebut. H al mana t erhadap ke beratan s udah m asuk da lam pembahasan pokok p erkaranya yang sudah di luar ketentuan Pasal 156 K UHAP UU No 8 t ahun 1981 s ehingga berdasarkan p ertimbangan t ersebut d i at as, M ajelis m enyatakan k eberatan T im Penasihat Hukum tidak dapat diterima. Menimbang b ahwa d alam r angka k eberatan T im P enasihat H ukum m enyatakan bahwa Keppres No 96 tahun 2001 bertentangan dengan pasal 43 ayat 2 UU No 26 6

7 tahun 2000 t entang Pengadilan HAM, karena tidak memuat secara tegas tentang locus dan tempus delichti. Bahwa T im P enasihat Hukum T erdakwa b erpendapat ba hwa K eppres N o 96 tahun 2001 s ebagai p erubahan t erhadap K epres N o 53 di keluarkan t anpa mendapat persetujuan terlebih dahulu dari DPR RI Menimbang b ahwa da lam t anggapannya J aksa P enuntut U mum A d H oc menyatakan ba hwa J aksa P enuntut U mum Ad H oc da lam m enanggapi keberatan T im P enasihat H ukum T erdakwa m enyatakan b ahwa k eberatan yang disampaikan oleh Tim Penasihat Hukum tersebut tidak benar dan terkesan dicaricari karena pengkajiannya tidak komprehensif dan bersifat parsial. Bahwa s urat D PR R I No 44/ DPR R I/3/ pa da t anggal 21 M aret 2001 berlaku j uga s ebagai da sar di keluarkannya K epres N o 96 t ahun 2001 sebagai penyempurnaan dari Kepres No 53 tahun 2001 Menimbang bahw a unt uk m enjawab pe rmasalahan t ersebut t erhadap k eberatan tersebut majelis hakim mempertimbangkan sebagai berikut: Bahwa m enurut U U da n T ap M PR t ahun 2000 P asal 5 a yat 2 pr esiden berwenang untuk mengeluarkan Kepress Bahwa pe mbuatan K epres ol eh P residen t idak di syaratkan unt uk m eminta persetujuan DPR Bahwa Keppres No 96 t ahun 2001 j unto Keppres 53 t ahun 2001 s ampai saat ini masih b erlaku k arena tidak ad a UU atau p eraturan yang s ederajat yang menyatakan bahwa Keppres tersebut dicabut. 7

8 Bahwa ap abila T im P enasihat H ukum k eberatan d engan k eberadaan Keppres tersebut bukanlah wewenang dari Pengadilan HAM Ad Hoc Jakarta Pusat untuk menilainya, tetapi merupakan kewenangan dari MA sesuai dengan Tap MPR RI No 3/MPR RI/2000 Pasal 5 ayat 2 junto Pasal 26 UU No 14 tahun 1970 tentang ketentuan-ketentuan pokok kehakiman jis UU No 35 t ahun 1999 yang berbunyi: Mahkamah A gung b erwenang m enyatakan t idak s ah s emua pe raturan perundang-undangan d ari t ingkat y ang l ebih r endah dar i U U at as al asan bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi Bahwa pendapat Tim Penasihat Hukum yang menyatakan bahwa Keppres No 96 tahun 2001 tidak memuat tentang locus dan tempos delichti, Majelis berpendapat hak tersebut sebagai seseuatu yang berlebihan, karena Kasus Tanjung Priok yang dimaksud da lam K eppres t idak l ain da n t idak b ukan a dalah ka sus s atu-satunya yang terjadi pada bulan September tahun 1984 Menimbang b ahwa h al-hal t ersebut d i at as Pengadilan b erpendapat b ahwa keberatan dari Tim Penasihat Hukum dinyatakan tidak dapat diterima Menimbang bahw a T im P enasihat H ukum p ersonil T NI t erdakwa dal am keberatan at as s urat dak waan t im pe nyidik huk um A d H oc y ang pada pokokya menyatakan bahwa: 1. Pasal 4 junto pasal 3 UU No 26 tahun 2000 bertentangan dengan UUD Asas r etroaktif b ertentangan d engan as as Crimen Si ne L ege dalam H ukum Pidana 3. Asas retroaktif bertentangan dengan asas universalitas Menimbang bahwa pendapat Penuntut Umum terhadap nota keberatan dari Tim Penasihat Hukum tersebut menyatakan bahwa: 1. Tidak be nar ba hwa P asal 4 j unto pa sal 43 U U N o 26 t ahun 2000 t ersebut bertentangan dengan UUD Penerapan pasal retroaktif justru sejalan dengan asal nullum imen sine yure 8

9 3. Penerapan asas retroaktif secara internasional pernah terjadi dalam pengadilan HAM di bekas Negara Yugoslavia (ICTY) dan Rwanda (ICTR), karena pada dasarnya p enerapan asas i ni j ustru unt uk menghapuskan pr aktik impunity terhadap pelaku kejahatan terhadap kemanusiaan. Menimbang bahw a t erhadap k eberatan dar i Tim P enasihat H ukum M ajelis Hakim mempertimbangkan sebagai berikut : Bahwa UU No 26 t ahun 2000 di buat dan disusun oleh DPR RI Lembaga Tinggi Negara yang m empunyai ot oritas m enentukan apakah s uatu p erbuatan menjadi tindak pidana atau bukan, dan bila manakah UU tersebut diberlakukan dan secara tegas diundangkan pada tanggal 23 Nopember tahun 2000 Bahwa w alaupun d emikian d i d alam U U t ersebut s ecara t egas d i bagian penjelasan m enyatakan b ahwa as as r etroaktif d apat d iperlakukan d alam r angka melindungi HAM itu sendiri berdasarkan pasal 23 j ayat 2 UUD 1945 Bahwa di da lam pe njelasan t ersebut j uga di nyatakan ba hwa pe langgaran HAM yang b erat m erupakan extra or dinary crimes dan be rdampak l uas ba ik pa da tingkat nasional maupun internasional dan bukan merupakan tindak pidana yang diatur di dalam KUHP Bahwa d ari u raian s eperti t ersebut d i at as j elaslah b ahwa p emberlakuan as as retroaktif d alam p erkara p elanggaran H AM yang b erat ad alah at as p erintah U U sendiri yang telah disepakati oleh wakil rakyat Indonesia di DPR Bahwa d engan d emikian p endapat T im P enasihat H ukum b ahwa as as r etroaktif tidak d apat d iterapkan d alam p erkara i ni terlalu be rlebihan s ehingga ha rus dikesampingkan 9

10 Bahwa a pabila T im P enasihat H ukum be rsikukuh ba hwa ha l t ersebut yang termuat da lam U U 26 t ahun 2000 be rtentangan de ngan U UD 1945 m aka seyogyanya masalah tersebut diajukan pada Mahkamah Konstitusi yang memang mempunyai kewenangan untuk memeriksa masalah ini sesuai dengan mekanisme yang ada Menimbang b ahwa b erdasarkan p enilaian t ersebut p engadilan b erpendapat as as retroaktif tersebut sama sekali tidak bertentangan dengan asas universal because we m ust bal ance be tween t he pr essure pe rson of j ustice and f airness f or t he accused and pressure person of world order Sebagaimana terdapat dalam disertasi Method Book halaman 19. Menimbang b ahwa Tim P enasihat H ukum t erdakwa di da lam ke beratan poi n ketiga mengenai pembahasan surat dakwaan menyatakan agar Majelis Hakim Ad Hoc menolak dakwaan Jaksa Penuntut Umum Ad Hoc oleh karena dakwaan error in pe rsona dan m enyatakan pul a a gar da kwaan Jaksa P enuntut U mum A d H oc tidak sah dan cacat hukum serta menyatakan pula dakwaan tidak dapat diterima, dakwaan tidak lengkap, tidak cermat dan tidak jelas atau kabur (obscuur libellum) karena tidak menggambarkan perbuatan pembunuhan yang didakwakan dan tidak menjelaskan uns ur-unsur me luas a tau s istematis sebagaimana yang d isyaratkan dalam pe langgaran H AM yang be rat s erta t idak m enguraikan pul a hukum internasional mana yang dilanggar oleh terdakwa. Menimbang ba hwa da ri t anggapan J aksa P enuntut U mum pa da pokokn ya menyatakan b ahwa f akta yang t ertulis d alam d akwaan t ersebut t elah menggambarkan aspek meluas meluas dan sistematis serta dakwaan yang disusun telah sesuai dengan ketentuan rumusan pasal 143 ayat 2 hur uf a dan b KUHAP sedangkan ketentuan yang dilanggar akan dibuktikan di depan persidangan pada saat pemeriksaan barang bukti dan alat bukti 10

11 Menimbang ba hwa da ri ha l-hal yang di kemukakan ol eh P enasihat Hukum terdakwa s erta t anggapan J aksa P enuntut U mum M ajelis b erpendapat b ahwa keberatan yang diajukan telah memasuki hal-hal yang menyangkut dalam materi perkaranya yang m asih m embutuhkan p embuktian s ecara s eksama yang ak an dibuktikan di dalam pembuktian unsur dakwaan yang telah melampaui ketentuan yang diatur dalam syarat-syarat surat dakwaan dalam pasal 143 ayat 2 huruf a dan b K UHAP d engan d emikian cu kup b eralasan M ajelis m engatakan keberatan terhadap hal tersebut dinyatakan tidak dapat diterima. Menimbang b ahwa b erdasarkan p ertimbangan-pertimbangan t ersebut di a tas, beralasan ba gi M ajelis unt uk m enyatakan ke beratan T im P enasihat H ukum terdakwa tidak dapat diterima Menimbang bahwa oleh karena keberatan tidak dapat diterima beralasan pula bagi Majelis mengatakan bahwa pemeriksaan perkara ini tetap dilanjutkan. Menimbang b ahwa s elanjutnya M ajelis ak an m empertimbangkan b ahwa keberatan P enasihat H ukum t erdakwa b ahwa P engadilan HAM A d H oc J akarta Pusat t idak be rwenang mengadili a bsolut pe rkara i ni ka rena P eristiwa Tanjung Priok 1984 bukan merupakan pelanggaran HAM berat. Menimbang b ahwa a lasan yang di kemukakan ol eh T im P enasihat H ukum terdakwa adalah pe ristiwa T anjung P riok 12 S eptember 1984 buka n m erupakan pelanggaran HAM berat seperti yang diatur dalam UU No 26 tahun 2000 karena: 1. Tindakan aparat pada peristiwa yang terjadi ada peristiwa 12 S eptember 1984 di Tanjung Priok sebagai tindakan pembelaan diri dalam pelaksanaan tugas 2. Siaran pers hasil penyelidikan dan pemeriksaan pelanggaran HAM Tanjung Priok yang menyatakan tidak ditemukan bukti pembantaian massal dengan sengaja atau terencana maupun adanya pemakaman masal juga ditegaskan bahwa penembakan yang t erjadi o leh p ara p etugas k eamanan ad alah d alam k eadaan t erdesak ( force 11

12 majeur) setelah adanya perlawanan massa terhadap ajakan damai oleh pimpinan pasukan adanya usaha perebutan senjata petugas oleh beberapa warga massa. Peristiwa T anjung P riok 12 S eptember 1984 t elah di selesaikan s ecara komprehensif baik aspek hukum, aspek politik, aspek sosial budaya dan agama. Penyelesaian tersebut telah dilakukan pada tataran eksekutif dan legislatif maupun yudikatif. Pada t anggal 1 M aret 2001 t elah di lakukan Islah, ke mudian di deklarasikan di Masjid Agung Sunda Kelapa pada hari Rabu tanggal 7 Maret 2001, a ntara pihak korban dan keluarga korban serta para mantan terpidana Peristiwa Tanjung Priok 1984 de ngan pi hak aparat ke amanan yang b ertugas d an di libatkan m enangani peristiwa pada saat itu Menimbang b ahwa P enuntut U mum d alam t anggapan atas k eberatan P enasihat Hukum Terdakwa mengemukakan bahwa apa yang dikemukakan oleh Penasihat Hukum T erdakwa t elah m enyimpang d ari k etentuan s ebagaimana d iatur d alam pasal 156 ayat 1 KUHAP Menimbang b ahwa da ri ha l-hal yang di kemukakan ol eh T im P enasihat H ukum Terdakwa s erta t anggapan J aksa P enuntut U mum t ersebut s esungguhnya mengenai h al-hal yang t erjadi s erta p erbuatan m elanggar h ukum yang ak an dibuktikan da lam m embahas uns ur da kwaan yaitu pokok pe rkara yang didakwakan J aksa P enuntut U mum a kan di buktikan s elanjutnya ol eh Majelis Hakim guna m endapatkan k ebenaran m ateriil d ari p eristiwa yang d ilaporkan tersebut, h al m ana t erhadap k eberatan t ersebut s udah m asuk d alam p embahasan pokok perkaranya yang sudah di luar ketentuan pasal 156 ayat 1 KUHAP, UU No U U P okok P idana, s ehingga be rdasarkan pe rtimbangan t ersebut di a tas majelis menyatakan keberatan Tim Penasihat Hukum tidak dapat diterima. 12

13 Menimbang ba hwa r uang l ingkup da ri ke beratan yang da pat di ajukan ol eh Penasihat Hukum terdakwa berdasarkan pasal 156 ayat 1 KUHAP adalah: a. Kewenangan Pengadilan mengadili perkara. b. Tentang dakwaan tidak dapat diterima Menimbang berdasarkan pasal 4 UU No 26 tahun 2000 tentang pengadilan HAM lingkup ke wenangan atau yurisdiksi pengadilan H AM yang m erupakan kewenangan absolut adalah memeriksa dan memutus perkara pelanggaran HAM yang berat Bahwa yang dimaksud pelanggaran HAM yang berat sesuai dalam bunyi pasal 7 UU 26 tahun 2000 meliputi : a. Kejahatan Genosida b. Kejahatan terhadap kemanusiaan Menimbang bahwa benar atau tidaknya terdakwa Rudolf Adolf Butar Butar telah melakukan p erbuatan-perbuatan t ersebut d alam s urat d akwaan d i d alam perkara ini akan dipertimbangkan dalam membahas materi perkara. Oleh karenanya akan diperiksa dalam tingkat pembuktian Bahwa d engan d emikian d alam r angka m encari k ebenaran m ateriil p asal 5 5 KUHP ini berusaha mendudukkan apakah seorang terdakwa sebagai orang yang melakukan, yang m enyuruh m elakukan a tau di suruh m elakukan pe rbuatan yang didakwakan. Menimbang b ahwa d alam d akwaan k esatu t ernyata r umusan p erbuatan yang didakwakan pa da t erdakwa yang t idak m elakukan t indakan yang l ayak d an diperlukan da lam r uang l ingkup ke kuasaannya unt uk m encegah a tau menghentikan perbuatan tersebut 13

14 Menimbang bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan yang telah diuraikan tersebut di atas maka Pengadilan tidak sependapat dengan Tim Penasihat Hukum terdakwa da n ol eh ka rena be rdasarkan pa sal 28 da n pa sal 50 U U N o 2 6 t ahun 2000, P erpu No 1 t ahun 1999 t etap da pat dijadikan da sar hukum da lam penyelidikan, pe nyidikan da n pe nuntutan t erhadap ka sus dug aan pe langgaran HAM yang berat di Tanjung Priok sampai dinyatakan tidak berlaku lagi oleh UU No 26 tahun 2000 dan keberatan Tim Penasihat Hukum tersebut harus dinyatakan tidak dapat diterima. Menimbang bahwa Tim Penasihat Hukum terdakwa mengajukan dalil keberatan tentang tidak adanya kewenangan relatif Pengadilan HAM Ad Hoc Jakarta Pusat terdadap perkara ini. Menimbang b ahwa b erdasarkan p embahasan d i at as p engadilan b erpendapat bahwa keberatan Tim Penasihat Hukum tidak beralasan dan sebaliknya pendapat Penuntut U mum s ebagai t anggapan atas ke beratan t ersebut da pat di terima, sehingga keberatan Tim Penasihat Hukum terdakwa harus dinyatakan tidak dapat diterima. Menimbang b ahwa be rdasarkan p embahasan d i at as P engadilan b erpendapat keberatan T im P enasihat H ukum t erdakwa t ersebut t idak be ralasan d an ha rus dinyatakan tidak dapat diterima. Menimbang k eberatan Tim P enasihat H ukum t erdakwa yang m enuntut ag ar dakwaan d inyatakan t idak d apat d iterima d engan a lasan p elaku m ateriil d alam penyerangan be lum pe rnah di periksa da n di adili s ampai de ngan di ajukannya perkara ini Pengadilan berpendapat bukanlah merupakan alasan tidak diterimanya dakwaan Penuntut Umum karena tidak ada ketentuan yang mengatur siapa yang harus di dahulukan da n di putus pe rkaranya o leh ka renanya ke beratan T im Penasihat H ukum t erdakwa s epanjang al asan t ersebut h arus d inyatakan t idak dapat diterima. 14

15 Menimbang bahwa keberatan Tim Penasihat Hukum terdakwa yang mendasarkan tentang tidak di penuhinya t indak pi dana commander r esponsibility atau pertanggungjawaban komando, pengadilan berpendapat merupakan keberatan atas materi da kwaan yang harus di buktikan da lam pe meriksaan m ateri pe rkara sehingga t erhadap a lasan t ersebut t idak pe rlu dibahas l ebih l anjut da n ha rus dikesampingkan serta keberatan itu dinyatakan tidak dapat diterima. Menimbang ba hwa s elanjutnya ke beratan T im P enasihat H ukum t erdakwa yang mendalilkan pa da a lasan pr oses pe nyidikan yang m elampaui b atas w aktu Pengadilan berpendapat alasan tersebut menjadi tidak penting setelah perkara ini dilimpahkan ke P engadilan s esuai de ngan pr osedur hukum a cara pi dana yang berlaku, dan adanya kejadian lewat waktu penyidikan tersebut telah cukup untuk dijadikan s uatu s urat da kwaan t idak da pat d iterima s ehingga al asan dikesampingkan serta tidak dapat diterima. Menimbang ba hwa be rdasarkan p ertimbangan di a tas pe ngadilan be rpendapat surat da kwaan P enuntut U mum s udah c ukup c ermat, j elas da n l engkap sebagai dasar p emeriksaan p erkara i ni s ehingga alasan k eberatan Tim P enasihat Hukum terdakwa tersebut harus dinyatakan tidak dapat diterima. Menimbang b ahwa t erhadap al asan k eberatan T im P enasihat H ukum terdakwa yang m enyatakan d akwaan (obscuur libellum) karena t idak m enyebutkan secara pasti ad anya s erangan yang l ain d ari ad anya s erangan m eluas, widespread yang seterusnya, pengadilan berpendapat bahwa merupakan hal yang harus dibuktikan pada p emeriksaan p okok p erkara s ehingga t erhadap al asan k eberatan t ersebut harus dinyatakan tidak dapat diterima. Menimbang b ahwa b erdasarkan h al-hal t ersebut di a tas P engadilan be rpendapat alasan pendapat Penuntut Umum tersebut dapat diterima dan sebaliknya keberatan Tim Penasihat Hukum terdakwa tersebut harus dinyatakan tidak dapat diterima. 15

16 Menimbang ba hwa s elanjutnya P engadilan H AM A d H oc J akarta P usat menganggap t elah c ukup m embahas da n m empertimbangkan s emua a lasan ba ik alasan k eberatan yang d iajukan o leh k eberatan Tim P enasihat H ukum t erdakwa maupun pe ndapat a lasan yang di ajukan ol eh P enuntut U mum d idalam persidangan. Menimbang b ahwa ol eh ka rena ke beratan T im P enasihat H ukum t erdakwa dinyatakan tidak dapat diterima maka pengadilan memerintahkan Penuntut Umum untuk melanjutkan pemeriksaan perkara ini. Menimbang b ahwa pe mbebanan bi aya pe rkara di da lam put usan sela in i ditangguhkan sampai dengan putusan akhir Menimbang s erta m emperhatikan s egala p eraturan p erundang-undangan y ang berlaku di antaranya pasal 156 KUHAP pasal 10, pasal 23, pasal 40, pasal 44 UU No 26 tahun 2000 serta ketentuan peraturan lainnya yang bersangkutan. Mengadili: 1. Keberatan T im Penasihat Hukum terdakwa Rudolf Adolf Butar Butar tidak dapat dterima 2. Menyatakan s urat da kwaan J aksa P enuntut U mum A d H oc yang di bacakan pada h ari S elasa t anggal 3 0 S eptember adalah m engisyaratkan d apat diterimanya pemeriksaan dalam perkara ini. 3. Menyatakan P engadilan HAM A d H oc J akarta P usat b erwenang m emeriksa dan mengadili perkara No 3/PID HAM/ Ad Hoc/2003/PN Jakarta Pusat atas nama terdakwa Rudolf Adolf Butar Butar. 4. Memerintahkan J aksa P enuntut U mum m elanjutkan s idang p emeriksaan perkara No 3/PID HAM/ Ad Hoc/2003/PN Jakarta Pusat atas nama terdakwa Rudolf Adolf Butar Butar tersebut 5. Menyatakan menangguhkan biaya perkara ini sampai ada putusan akhir. 16

17 Demikian diputus dalam rapat musyawarah Majelis Hak Asasi Manusia Ad Hoc pada hari ini dengan susunan majelis tersebut dari : - Cicut Sutiyarso, SH, M.Hum selaku ketua majelis. - Ridwan Mansur, SH, MH - Prof. Dr. Emong Kormariyah, SH - Winarno Yudho, SH - Kabul S upriyadi, S H M H, m asing-masing s ebagai ha kim a nggota s esuai penetapan Pengadilan HAM Ad Hoc pada pengadilan Negeri Jakarta Pusat No 3/PID HAM/ A d H oc/2003/pn J akarta P usat t ertanggal 8 S eptember putusan tersebut diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum pada hari Rabu tanggal 22 O ktober ol eh ke tua m ajelis b erama h akim-hakim a nggota tersebut di bantu ol eh Joko S antoso, S H da n Setyaningsih, S H. P anitera pengganti pada p engadilan tersebut d an dihadiri oleh J aksa Penuntut Umum serta terdakwa dengan didampingi oleh Tim Penasihat Umumnya tersebut. 17

18 Hakim: Demikian S audara t erdakwa b ahwa p engadilan melalui m ajelis h akim dengan susunan yang di bacakan t adi t elah m embacakan put usan s ela, put usan a tas keberatan Saudara terhadap dakwaan sepanjang mengenai proses dari pengadilan ini, yang dari keberatan tersebut telah diambil suatu putusan sela. Putusan i ni di buat s ecara t ekstual da n na nti a kan di berikan s alinannya kepada Penuntut Umum maupun Saudara dan Tim Penasihat Hukum. Jadi kesimpulannya Pengadilan m enyatakan tidak m enerima k eberatan S audara d an m emerintahkan kepada S audara P enuntut U mum unt uk m elanjutkan pe rkara i ni. S ebelum s aya lanjut untuk kepada court calender kita, Saudara juga saya berikan waktu sejenak untuk m enyampaikan s esuatu. K alau t idak a da ki ta a kan l anjut. T idak a da? Terimakasih Saudara Terdakwa, demikian juga dari Tim Penasihat Hukum, tidak ada? Ada? Tim Penasihat Hukum: Setelah k ami m endengar ap a yang d isampaikan o leh M ajelis H akim d alam ini maka kami dari Tim Penasihat Hukum Terdakwa sepakat untuk mengajukan banding at as p utusan s ela i ni. S etelah k ami m enerima l engkap Terimakasih. Hakim: Nggak bisa dengar? Oya, coba, diulang, kurang jelas Tim Penasihat Hukum: Majelis h akim yang k ami h ormati. S etelah k ami me ndengar p utusan sela yang disampaikan oleh Majelis Hakim secara bergantian oleh Hakim Anggota lainnya, maka ka mi T im P enasihat H ukum T erdakwa s epakat unt uk m elakukan b anding setelah kami menerima putusan sela yang dibacakan tadi. Terimakasih. Hakim: 18

19 Baik, terimakasih kepada Saudara Penasihat Hukum. Mengajukan upaya hukum adalah h ak. N amun d emikian s esuai k etentuannya n anti ak an k ami cat at bahwa pernyataan at au s tatement ap apun yang m enanggapi at as p utusan s ela i ni d an kalau itu sifatnya banding, maka nanti akan dikirim bersama-sama pokok perkara. Selanjudnya pada Saudara Penuntut Umum ada sesuatu yang disampaikan? Jaksa Penuntut Umum: Cukup Pak. Hakim: Cukup? B aik. B aik pe rsidangan yang ka mi hor mati ki ta s udah m elewati s atu session put usan s ela. S eperti yang di nyatakan t adi ba hwa p emeriksaan i ni a kan kita l anjutkan. S audara Penuntut U mum, s ebelum m enyusun s iapa yang a kan dihadapkan s ebagai s aksi-saksi, a pakah ba rang b ukti s elainnya, m asih ada l agi? Barang bukti tertulis atau barang-barang barangkali? Yang sudah diserahkan atau mungkin belum diserahkan pada persidangan ini? Jaksa Penuntut Umum: Tidak ada, Pak. Hakim: Tidak ada? Jadi tidak ada barang-barang? Tidak ada lagi? Karena semua barang bukti ba ik i tu be rupa a lat bukt i s urat a tau ba rang bukt i l ain w aktu ke tika ki ta menginjak s atu e xaminasi a lat bukti ha rus ki ta a jukan s emua di pe rsidangan sehingga tidak dua kali nanti harus memeriksa barang bukti di kemudian waktu, kita harus memeriksa pada waktu yang bersamaan. Dari berkas yang diterima oleh majelis di sini tercatat kurang lebih ada 3 7 saksi, kemudian ada 4 a hli, ini yang ada di dalam berita acara. Kita akan sedapat mungkin memanfaatkan waktu jadi satu kali persidangan misal 3 orang saksi jadi nanti pada sidang berikut kita tetap akan melakukan persidangan sesuai hari yang sama yakni hari Rabu tanggal

20 Untuk Saudara Penuntut Umum, untuk urutannya itu saksi Rahmat Siti Fatimah dan Nurcaya? Siap dihadapkan? Jaksa Penuntut Umum: Siap Hakim: Pada h ari R abu? K alau s eandaiya ad a b erita b ahwa yang b ersangkutan berhalangan c epat di ambil s ikap di cari p enggantinya, yang j elas b ahwa s aksi korban kita usahakan untuk didahulukan. Sehingga kalau saksi korban yang satu tidak ada saksi korban yang lain. Baik ba rangkali unt uk s idang ha ri i ni S audara T erdakwa, pa da h ari i ni s idang Saudara di cukupkan da n a kan di tunda l agi s erta a kan di buka ke mbali, ki ta menginjak pa da t ahap p embuktian yaitu m emeriksa s aksi-saksi pa da ha ri R abu tanggal 29 bua n O ktober na nti. B aik, de ngan de mikian pe rsidangan i ni di tunda dan akan dibuka kembali pada hari Rabu tanggal 29 Oktober tahun Sidang ditutup. (Palu Diketok) 20

Putusan Sela Pengadilan HAM Ad Hoc Tanjung Priok 1984 Pengadilan Negeri Jakarta 13 Oktobe 2001

Putusan Sela Pengadilan HAM Ad Hoc Tanjung Priok 1984 Pengadilan Negeri Jakarta 13 Oktobe 2001 Pengadilan HAM Ad Hoc Tanjung Priok 1984 Pengadilan Negeri Jakarta 13 Oktobe 2001 : Nomor 01.H/Ad Hoc/2003/Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Demi k eadilan b erdasarkan k etuhanan yang m aha E sa, M ajelis

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin be rlomba-lomba unt uk m enawarkan produk yang da pat m emenuhi

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin be rlomba-lomba unt uk m enawarkan produk yang da pat m emenuhi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa i ni p erkembangan d unia b isnis s emakin cep at, s ehingga s etiap organisasi bi snis m anapun m emiliki s uatu t antangan yang ha rus di hadapi yaitu

Lebih terperinci

Putusan Nomor 02/Pid. HAM/AD HOC/2003/PN Jakarta Pusat.

Putusan Nomor 02/Pid. HAM/AD HOC/2003/PN Jakarta Pusat. Putusan Nomor 02/Pid. HAM/AD HOC/2003/PN Jakarta Pusat. Demi keadilan Ketuhanan Yang Maha Esa pengadilan hak asasi manusia ad hoc pada pengadilan hak asasi manusia Jakarta Pusat yang memeriksa dan mengadili

Lebih terperinci

Putusan Sela Daud Sihombing Tanggal 14 Juni 2004

Putusan Sela Daud Sihombing Tanggal 14 Juni 2004 Putusan Sela Daud Sihombing Tanggal 14 Juni 2004 Putusan sela Putusan Sela Nomor 2/A/Abepura/02/2004 demi keadilan terhadap kasus Abepura. Majelis Hakim pengadilan Hak Asasi Manusia pada pengadilan negeri

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk t erus di gali, dikembangkan da n di tingkatkan p eranannya unt uk

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk t erus di gali, dikembangkan da n di tingkatkan p eranannya unt uk 18 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan na sional merupakan s uatu ke giatan yang be rlangsung s ecara terus-menerus da n be rkesinambungan yang bertujuan unt uk m eningkatkan kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. apapun. D alam ka jian manajemen s trategik, pe ngukuran h asil ( performance)

BAB 1 PENDAHULUAN. apapun. D alam ka jian manajemen s trategik, pe ngukuran h asil ( performance) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada masa sekarang ini dan yang akan datang banyak perusahaan dituntut untuk m enempuh l angkah-langkah yang s trategik da lam be rsaing p ada kondi si apapun.

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 75/PUU-XIII/2015

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 75/PUU-XIII/2015 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 75/PUU-XIII/2015 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 26 TAHUN 2000 TENTANG PENGADILAN HAK ASASI MANUSIA TERHADAP

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah negara hukum ( rechtsstaat) dan bukan

I. PENDAHULUAN. Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah negara hukum ( rechtsstaat) dan bukan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah negara hukum ( rechtsstaat) dan bukan sebagai negara yang berdasarkan atas kekuasaan ( machtsstaat). Tidak ada institusi

Lebih terperinci

Direktori Putusan Pengadilan Negeri Sibolga pn-sibolga.go.id P U T U S A N NO. 144/PID.B/2014/PN.SBG

Direktori Putusan Pengadilan Negeri Sibolga pn-sibolga.go.id P U T U S A N NO. 144/PID.B/2014/PN.SBG P U T U S A N NO. 144/PID.B/2014/PN.SBG DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Negeri Sibolga yang mengadili perkara-perkara pidana dengan acara pemeriksaan biasa pada peradilan tingkat

Lebih terperinci

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN P U T U S A N NOMOR : 752/PID/2016/PT. MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Medan yang memeriksa dan mengadili perkaraperkara pidana pada pengadilan tingkat banding

Lebih terperinci

ANALISA MANAJEMEN DALAM PENYALURAN KREDIT PADA. PT BANK BUKOPIN Tbk, CABANG UTAMA SURABAYA

ANALISA MANAJEMEN DALAM PENYALURAN KREDIT PADA. PT BANK BUKOPIN Tbk, CABANG UTAMA SURABAYA 1 ANALISA MANAJEMEN DALAM PENYALURAN KREDIT PADA PT BANK BUKOPIN Tbk, CABANG UTAMA SURABAYA Oleh : MUKHAMAD NURHIDAYAT NPM : 11.2.01.07221 Program Studi : Akuntansi SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI INDONESIA

Lebih terperinci

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 29/PUU-XV/2017 Perintah Penahanan yang Termuat dalam Amar Putusan

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 29/PUU-XV/2017 Perintah Penahanan yang Termuat dalam Amar Putusan RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 29/PUU-XV/2017 Perintah Penahanan yang Termuat dalam Amar Putusan I. PEMOHON 1. Elisa Manurung, SH 2. Paingot Sinambela, SH, MH II. OBJEK PERMOHONAN Pengujian Pasal 1

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG HUKUM ACARA PIDANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG HUKUM ACARA PIDANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG HUKUM ACARA PIDANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa negara Republik Indonesia adalah

Lebih terperinci

P U T U S A N. Nomor : 286/PID/2013/PT-MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. Nomor : 286/PID/2013/PT-MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor : 286/PID/2013/PT-MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PENGADILAN TINGGI MEDAN, yang memeriksa dan mengadili perkara pidana dalam Peradilan Tingkat Banding, telah

Lebih terperinci

ALUR PERADILAN PIDANA

ALUR PERADILAN PIDANA ALUR PERADILAN PIDANA Rangkaian penyelesaian peradilan pidana terdiri atas beberapa tahapan. Suatu proses penyelesaian peradilan dimulai dari adanya suatu peristiwa hukum, misalnya seorang wanita yang

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2000 TENTANG PENGADILAN HAK ASASI MANUSIA

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2000 TENTANG PENGADILAN HAK ASASI MANUSIA PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2000 TENTANG PENGADILAN HAK ASASI MANUSIA I. UMUM Bahwa hak asasi manusia yang tercantum dalam Undang-Undang Dasar 1945, Deklarasi Universal

Lebih terperinci

P U T U S A N NOMOR : 280/PID/2013/PT- MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. Nama Lengkap. Kebangsaan/Kewarganegaraan : Indonesia

P U T U S A N NOMOR : 280/PID/2013/PT- MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. Nama Lengkap. Kebangsaan/Kewarganegaraan : Indonesia P U T U S A N NOMOR : 280/PID/2013/PT- MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA ------PENGADILAN TINGGI MEDAN, mengadili perkara pidana dalam tingkat banding, telah menjatuhkan putusan dalam

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG HUKUM ACARA PIDANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG HUKUM ACARA PIDANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG HUKUM ACARA PIDANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa negara Republik Indonesia adalah

Lebih terperinci

Pernyataan Pers MAHKAMAH AGUNG HARUS PERIKSA HAKIM CEPI

Pernyataan Pers MAHKAMAH AGUNG HARUS PERIKSA HAKIM CEPI Pernyataan Pers MAHKAMAH AGUNG HARUS PERIKSA HAKIM CEPI Hakim Cepi Iskandar, pada Jumat 29 Oktober 2017 lalu menjatuhkan putusan yang mengabulkan permohonan Praperadilan yang diajukan oleh Setya Novanto,

Lebih terperinci

P U T U S A N No K / Pid / DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara pidana pada

P U T U S A N No K / Pid / DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara pidana pada 1 P U T U S A N No. 1299 K / Pid / 2004.- DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara pidana pada tingkat kasasi telah memutuskan sebagai berikut : Mahkamah

Lebih terperinci

Perbedaan RUU Penghapusan Kekerasan Seksual dengan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia

Perbedaan RUU Penghapusan Kekerasan Seksual dengan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia 3 Perbedaan dengan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia Bagaimana Ketentuan Mengenai dalam tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia? Menurut hukum internasional, kejahatan

Lebih terperinci

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 74/PUU-XV/2017

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 74/PUU-XV/2017 RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 74/PUU-XV/2017 Keterangan Saksi Yang Diberikan di Bawah Sumpah dan Tidak Hadir Dalam Persidangan Disamakan Nilainya dengan Keterangan Saksi Di Bawah Sumpah Yang Diucapkan

Lebih terperinci

P U T U S AN No. 949 K/Pid/2002 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G

P U T U S AN No. 949 K/Pid/2002 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G P U T U S AN No. 949 K/Pid/2002 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara pidana dalam tingkat kasasi telah memutuskan sebagai berikut dalam perkara

Lebih terperinci

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN P U T U S A N Nomor 714/PID.SUS/2017/PT MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Medan yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara pidana dalam pengadilan tingkat Banding,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Globalisasi E konomi t elah m endorong m asyarakat unt uk s elalu

BAB 1 PENDAHULUAN. Globalisasi E konomi t elah m endorong m asyarakat unt uk s elalu 15 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Globalisasi E konomi t elah m endorong m asyarakat unt uk s elalu memperhatikan pe rusahaan pe rbankan, unt uk melakukan ev aluasi t erhadap laporan keuangan

Lebih terperinci

ADMINISTRASI PERKARA PENGADILAN NEGERI SIBOLGA

ADMINISTRASI PERKARA PENGADILAN NEGERI SIBOLGA ADMINISTRASI PERKARA PENGADILAN NEGERI SIBOLGA KEPANITERAAN PIDANA NO. KEGIATAN INDIKATOR TARGET / PER BERKAS KETERANGAN Pengadilan Negeri menerima Pelimpahan Tertib adminis pada hari itu juga bekas perkara

Lebih terperinci

Direktori Putusan Pengadilan Negeri Sibolga pn-sibolga.go.id. P U T U S A N No. 11 / Pid.B / 2014 / PN. Sbg

Direktori Putusan Pengadilan Negeri Sibolga pn-sibolga.go.id. P U T U S A N No. 11 / Pid.B / 2014 / PN. Sbg P U T U S A N No. 11 / Pid.B / 2014 / PN. Sbg DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Negeri Sibolga, yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara pidana dalam tingkat pertama, telah

Lebih terperinci

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Perkara Nomor 113/PUU-XII/2014 Keputusan Tata Usaha Negara yang Dikeluarkan atas Dasar Hasil Pemeriksaan Badan Peradilan Tidak Termasuk Pengertian Keputusan Tata Usaha Negara

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1985 TENTANG MAHKAMAH AGUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1985 TENTANG MAHKAMAH AGUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 73, 1985 (ADMINISTRASI. KEHAKIMAN. LEMBAGA NEGARA. Mahkamah Agung. Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3316) UNDANG-UNDANG REPUBLIK

Lebih terperinci

P U T U S A N. Nomor : 394/PID.SUS/2015/PT-MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. Nomor : 394/PID.SUS/2015/PT-MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor : 394/PID.SUS/2015/PT-MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Medan, yang memeriksa dan mengadili perkara pidana dalam Peradilan Tingkat Banding, telah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakterisasi XRD (X-Ray Diffraction) Hasil ka rakterisasi X RD sampel di tunjukkan pa da G ambar 4.1 berupa grafik peak to peak, sedangkan data XRD yang berupa grafik search

Lebih terperinci

STANDARD OPERATING PROCEDURES (S.O.P) PENANGANAN PERKARA PIDANA ACARA BIASA PADA PENGADILAN NEGERI TENGGARONG

STANDARD OPERATING PROCEDURES (S.O.P) PENANGANAN PERKARA PIDANA ACARA BIASA PADA PENGADILAN NEGERI TENGGARONG PENANGANAN PERKARA PIDANA ACARA BIASA 1. Penerimaan berkas perkara Kepaniteraan Pidana (Petugas Meja I) Pedoman Pelaksanaan Tugas Buku II 1 hari 1. Menerima perkara yang dilimpahkan oleh Penuntut Umum

Lebih terperinci

: Majelis Hakim memasuki ruang sidang. Hadirin harap berdiri. (Majelis Hakim memasuki ruang persidangan)

: Majelis Hakim memasuki ruang sidang. Hadirin harap berdiri. (Majelis Hakim memasuki ruang persidangan) Panitera : Majelis Hakim memasuki ruang sidang. Hadirin harap berdiri. (Majelis Hakim memasuki ruang persidangan) Panitera : Dipersilakan duduk kembali. Hakim Ketua : Sidang perkara tindak pidana korupsi

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR...TAHUN... TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR...TAHUN... TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR...TAHUN... TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor 271/Pdt/2013/PT.Bdg. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA L A W A N D A N

P U T U S A N Nomor 271/Pdt/2013/PT.Bdg. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA L A W A N D A N P U T U S A N Nomor 271/Pdt/2013/PT.Bdg. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PENGADILAN TINGGI BANDUNG yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara perdata dalam peradilan tingkat banding,

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG DEWAN PERWAKILAN MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG MAHKAMAH MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA

UNDANG-UNDANG DEWAN PERWAKILAN MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG MAHKAMAH MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA UNDANG-UNDANG DEWAN PERWAKILAN MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG MAHKAMAH MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN PERWAKILAN MAHASISWA UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB II TINJAUN PUSTAKA. Hukum acara pidana di Belanda dikenal dengan istilah strafvordering,

BAB II TINJAUN PUSTAKA. Hukum acara pidana di Belanda dikenal dengan istilah strafvordering, BAB II TINJAUN PUSTAKA 2.1 Pengertian Hukum Acara Pidana Hukum acara pidana di Belanda dikenal dengan istilah strafvordering, menurut Simons hukum acara pidana mengatur tentang bagaimana negara melalui

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, 1 of 24 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 1985 TENTANG MAHKAMAH AGUNG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 1985 TENTANG MAHKAMAH AGUNG UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2009.... TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 1985 TENTANG MAHKAMAH AGUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

Rancangan Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (RUU-KUHAP) Bagian Keempat Pembuktian dan Putusan

Rancangan Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (RUU-KUHAP) Bagian Keempat Pembuktian dan Putusan Rancangan Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (RUU-KUHAP) Bagian Keempat Pembuktian dan Putusan Pasal 176 Hakim dilarang menjatuhkan pidana kepada terdakwa, kecuali apabila hakim memperoleh keyakinan

Lebih terperinci

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 71/PUU-XIV/2016 Hak Konstitusional Terdakwa dan/atau Mantan Narapidana Untuk Dipilih Menjadi Kepala Daerah atau Wakil Kepala Daerah I. PEMOHON Drs. H. Rusli Habibie,

Lebih terperinci

SURAT EDARAN MAHKAMAH AGUNG NOMOR 8 TAHUN 1980 TENTANG PASAL 284 (1) 1a KUHP

SURAT EDARAN MAHKAMAH AGUNG NOMOR 8 TAHUN 1980 TENTANG PASAL 284 (1) 1a KUHP SURAT EDARAN MAHKAMAH AGUNG NOMOR 8 TAHUN 1980 TENTANG PASAL 284 (1) 1a KUHP Jakarta, 31 Desember 1980 No : M/A/Pemb/1182/80 Lampiran : 1 (satu) ex. Kepada Yth. Perihal : Pasal 284 (1) 1a KUHP 1. Saudara

Lebih terperinci

SURAT EDARAN MAHKAMAH AGUNG NOMOR 1 TAHUN 1981 TENTANG TERDAKWA DARI SEMULA TIDAK DAPAT DIHADAPKAN DIPERSIDANGAN

SURAT EDARAN MAHKAMAH AGUNG NOMOR 1 TAHUN 1981 TENTANG TERDAKWA DARI SEMULA TIDAK DAPAT DIHADAPKAN DIPERSIDANGAN SURAT EDARAN MAHKAMAH AGUNG NOMOR 1 TAHUN 1981 TENTANG TERDAKWA DARI SEMULA TIDAK DAPAT DIHADAPKAN DIPERSIDANGAN No : M/A/Pemb/1182/80 Lampiran : 1 (satu) ex. Kepada Yth. Perihal : Terdakwa dari semula

Lebih terperinci

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 21/PUU-XII/2014 Penyidikan, Proses Penahanan, dan Pemeriksaan Perkara

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 21/PUU-XII/2014 Penyidikan, Proses Penahanan, dan Pemeriksaan Perkara RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 21/PUU-XII/2014 Penyidikan, Proses Penahanan, dan Pemeriksaan Perkara I. PEMOHON Bachtiar Abdul Fatah. KUASA HUKUM Dr. Maqdir Ismail, S.H., LL.M., dkk berdasarkan surat

Lebih terperinci

RESUME PERMOHONAN PERKARA Nomor 016/PUU-IV/2006 Perbaikan 11 September 2006

RESUME PERMOHONAN PERKARA Nomor 016/PUU-IV/2006 Perbaikan 11 September 2006 RESUME PERMOHONAN PERKARA Nomor 016/PUU-IV/2006 Perbaikan 11 September 2006 I. PARA PEMOHON Prof. DR. Nazaruddin Sjamsuddin sebagai Ketua KPU PEMOHON I Prof. DR. Ramlan Surbakti, M.A., sebagai Wakil Ketua

Lebih terperinci

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 102/PUU-XIII/2015 Pemaknaan Permohonan Pra Peradilan

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 102/PUU-XIII/2015 Pemaknaan Permohonan Pra Peradilan RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 102/PUU-XIII/2015 Pemaknaan Permohonan Pra Peradilan I. PEMOHON - Drs. Rusli Sibua, M.Si. ------------------------------- selanjutnya disebut Pemohon. Kuasa Hukum: -

Lebih terperinci

P U T U S A N. Nomor : 568/PID/2015/PT-MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. Nomor : 568/PID/2015/PT-MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor : 568/PID/2015/PT-MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Medan, yang memeriksa dan mengadili perkara pidana dalam Peradilan Tingkat Banding, telah

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.98, 2003 (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4316) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

UU Pengadilan Hak Asasi Manusia: Sebuah Tinjauan

UU Pengadilan Hak Asasi Manusia: Sebuah Tinjauan UU Pengadilan Hak Asasi Manusia: Sebuah Tinjauan Ifdhal Kasim Lembaga Studi dan Advokasi Masyarakat (ELSAM) A. Pengantar 1. Pengadilan Hak Asasi Manusia Ad Hoc untuk Timor Timur tingkat pertama telah berakhir.

Lebih terperinci

P U T U S A N. No. 53 / Pid.B / 2013 / PN. UNH DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. No. 53 / Pid.B / 2013 / PN. UNH DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N No. 53 / Pid.B / 2013 / PN. UNH DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Negeri Unaaha yang memeriksa dan mengadili perkara pidana pada peradilan tingkat pertama dengan

Lebih terperinci

P U T U S A N NOMOR : 260 /PID/2014/PT-MDN DEMI KEADILANBERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N NOMOR : 260 /PID/2014/PT-MDN DEMI KEADILANBERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N NOMOR : 260 /PID/2014/PT-MDN DEMI KEADILANBERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PENGADILAN TINGGI MEDAN yang memeriksa dan mengadili perkara pidana Pemilu dalam tingkat banding, berdasarkan

Lebih terperinci

Pemeriksaan Sebelum Persidangan

Pemeriksaan Sebelum Persidangan Pemeriksaan Sebelum Persidangan Proses dalam hukum acara pidana: 1. Opsporing (penyidikan) 2. Vervolging (penuntutan) 3. Rechtspraak (pemeriksaan pengadilan) 4. Executie (pelaksanaan putusan) 5. Pengawasan

Lebih terperinci

P U T U S A N. Nomor : 762/PID.SUS/2015/PT-MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. Nomor : 762/PID.SUS/2015/PT-MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor : 762/PID.SUS/2015/PT-MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Medan, yang memeriksa dan mengadili perkara pidana dalam Peradilan Tingkat Banding, telah

Lebih terperinci

PENGANTAR HUKUM ACARA PENGADILAN HAK ASASI MANUSIA. R. Herlambang Perdana Wiratraman Fakultas Hukum Universitas Airlangga Surabaya, 2 Juni 2008

PENGANTAR HUKUM ACARA PENGADILAN HAK ASASI MANUSIA. R. Herlambang Perdana Wiratraman Fakultas Hukum Universitas Airlangga Surabaya, 2 Juni 2008 PENGANTAR HUKUM ACARA PENGADILAN HAK ASASI MANUSIA R. Herlambang Perdana Wiratraman Fakultas Hukum Universitas Airlangga Surabaya, 2 Juni 2008 Pokok Bahasan Apa prinsip-prinsip dan mekanisme hukum acara

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

P U T U S A N. Nomor : 19/Pid/2013/PT.Bdg. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. Nomor : 19/Pid/2013/PT.Bdg. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor : 19/Pid/2013/PT.Bdg. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Bandung yang mengadili perkara pidana dalam tingkat banding telah menjatuhkan putusan seperti

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, www.bpkp.go.id

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 1985 TENTANG MAHKAMAH AGUNG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 1985 TENTANG MAHKAMAH AGUNG UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 1985 TENTANG MAHKAMAH AGUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

PENANGGUHAN PENAHANAN DALAM PROSES PERKARA PIDANA (STUDI KASUS KEJAKSAAN NEGERI PALU) IBRAHIM / D Abstrak

PENANGGUHAN PENAHANAN DALAM PROSES PERKARA PIDANA (STUDI KASUS KEJAKSAAN NEGERI PALU) IBRAHIM / D Abstrak PENANGGUHAN PENAHANAN DALAM PROSES PERKARA PIDANA (STUDI KASUS KEJAKSAAN NEGERI PALU) IBRAHIM / D 101 10 523 Abstrak Negara Indonesia adalah negara yang berdasarkan atas hukum (rechstaat), tidak berdasarkan

Lebih terperinci

P U T U S A N NOMOR : 593/PID/2011/PT MDN.

P U T U S A N NOMOR : 593/PID/2011/PT MDN. P U T U S A N NOMOR : 593/PID/2011/PT MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA ------ ILAN TINGG, dalam mengadili perkara pidana dalam tingkat banding, telah menjatuhkan putusan sebagai berikut

Lebih terperinci

Dengan mencabut Koninklijk Besluit van 8 Mei 1883 No. 26 (Staatsblad ) tentang "Uitlevering van Vreemdelingen".

Dengan mencabut Koninklijk Besluit van 8 Mei 1883 No. 26 (Staatsblad ) tentang Uitlevering van Vreemdelingen. 1:1010 UNDANG-UNDANG (UU) Nomor : 1 TAHUN 1979 (1/1979) Tanggal : 18 JANUARI 1979 (JAKARTA) Sumber : LN 1979/2; TLN NO. 3130 Tentang : EKSTRADISI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN P U T U S A N NOMOR : 262/PID/2016/PT.MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA -------, yang mengadili perkara Pidana dalam peradilan tingkat banding telah menjatuhkan putusan sebagai berikut

Lebih terperinci

Perpajakan 2 Pengadilan Pajak

Perpajakan 2 Pengadilan Pajak Perpajakan 2 Pengadilan Pajak 12 April 2017 Benny Januar Tannawi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia 1 Daftar isi 1. Susunan Pengadilan Pajak 2. Kekuasaan Pengadilan Pajak 3. Hukum Acara 2 Susunan Pengadilan

Lebih terperinci

P U T U S A N. Nomor : 612/PID/2014/PT-MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. Nomor : 612/PID/2014/PT-MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor : 612/PID/2014/PT-MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PENGADILAN TINGGI MEDAN, yang memeriksa dan mengadili perkara pidana dalam Peradilan Tingkat Banding, telah

Lebih terperinci

TATA CARA PEMERIKSAAN ADMINISTRASI PERSIDANGAN

TATA CARA PEMERIKSAAN ADMINISTRASI PERSIDANGAN TATA CARA PEMERIKSAAN ADMINISTRASI PERSIDANGAN L II.3 TATA CARA PEMERIKSAAN ADMINISTRASI PERSIDANGAN I. PERKARA PERDATA Untuk memeriksa administrasi persidangan, minta beberapa berkas perkara secara sampling

Lebih terperinci

P U T U S A N. Nomor : 247/PID/2015/PT.MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. Nomor : 247/PID/2015/PT.MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor : 247/PID/2015/PT.MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Medan, yang memeriksa dan mengadili perkara pidana dalam Peradilan Tingkat Banding, telah

Lebih terperinci

ABU BAKAR ALIAS ABU BAKAR BAA SYIR BIN ABUD BAA SYIR ALIAS ABDUS SAMAD

ABU BAKAR ALIAS ABU BAKAR BAA SYIR BIN ABUD BAA SYIR ALIAS ABDUS SAMAD Nomor : /SK/TPABB/XII/2003 Perihal : Laporan Pelanggaran HAM Berat Lampiran : 1 berkas Kepada Yth. Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Di Jakarta Dengan hormat, Untuk dan atas nama Klien Kami, Abu

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG HUKUM ACARA PIDANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG HUKUM ACARA PIDANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG HUKUM ACARA PIDANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa negara Republik Indonesia adalah

Lebih terperinci

P U T U S A N. Nomor : 529/PID/2015/PT-MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. Nomor : 529/PID/2015/PT-MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor : 529/PID/2015/PT-MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Medan, yang memeriksa dan mengadili perkara pidana dalam Peradilan Tingkat Banding, telah

Lebih terperinci

P U T U S A N NOMOR : 163/PID.SUS/2015/PT.PBR DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA;

P U T U S A N NOMOR : 163/PID.SUS/2015/PT.PBR DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA; P U T U S A N NOMOR : 163/PID.SUS/2015/PT.PBR DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA; Pengadilan Tinggi Pekanbaru yang berwenang memeriksa dan mengadili perkara pidana pada pengadilan tingkat

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 123/PUU-XIII/2015

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 123/PUU-XIII/2015 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 123/PUU-XIII/2015 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1981 TENTANG HUKUM ACARA PIDANA TERHADAP UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Pengertian, Kedudukan, serta Tugas dan Wewenang Kejaksaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Pengertian, Kedudukan, serta Tugas dan Wewenang Kejaksaan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kerangka Teori 1. Tinjauan Umum Tentang Kejaksaan a. Pengertian, Kedudukan, serta Tugas dan Wewenang Kejaksaan Undang-undang No. 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan Republik Indonesia,

Lebih terperinci

P U T U S A N NOMOR : 220/PID/2014/PT- MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. I. N a m a : RESNA KARO-KARO

P U T U S A N NOMOR : 220/PID/2014/PT- MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. I. N a m a : RESNA KARO-KARO P U T U S A N NOMOR : 220/PID/2014/PT- MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA ------PENGADILAN TINGGI MEDAN, mengadili perkara pidana dalam tingkat banding, telah menjatuhkan putusan dalam

Lebih terperinci

HUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARA

HUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARA 1 HUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARA I. Pengertian, asas & kompetensi peradilan TUN 1. Pengertian hukum acara TUN Beberapa istilah hukum acara TUN, antara lain: Hukum acara peradilan tata usaha pemerintahan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 1985 TENTANG MAHKAMAH AGUNG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 1985 TENTANG MAHKAMAH AGUNG UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 1985 TENTANG MAHKAMAH AGUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

MAKALAH. Pengadilan HAM dan Hak Korban Pelanggaran Berat HAM. Oleh: Eko Riyadi, S.H., M.H.

MAKALAH. Pengadilan HAM dan Hak Korban Pelanggaran Berat HAM. Oleh: Eko Riyadi, S.H., M.H. TRAINING RULE OF LAW SEBAGAI BASIS PENEGAKAN HUKUM DAN KEADILAN Hotel Santika Premiere Hayam Wuruk - Jakarta, 2 5 November 2015 MAKALAH Pengadilan HAM dan Hak Korban Pelanggaran Berat HAM Oleh: Eko Riyadi,

Lebih terperinci

P U T U S A N NOMOR : 237/PID/2013/PT-MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA.

P U T U S A N NOMOR : 237/PID/2013/PT-MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. 1 P U T U S A N NOMOR : 237/PID/2013/PT-MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. PENGADILAN TINGGI MEDAN yang mengadili perkara-perkara pidana dalam peradilan tingkat banding menjatuhkan

Lebih terperinci

P U T U S A N No.: 47 K / Pid / 2002 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara pidana dalam

P U T U S A N No.: 47 K / Pid / 2002 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara pidana dalam 1 P U T U S A N No.: 47 K / Pid / 2002 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara pidana dalam tingkat kasasi telah mengambil putusan sebagai berikut

Lebih terperinci

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN P U T U S A N Nomor 699/PID/2016/PTMDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Medan yang memeriksa dan mengadili perkaraperkara pidana dalam pengadilan tingkat banding telah

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG IKATAN KELUARGA MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG MAHKAMAH MAHASISWA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG IKATAN KELUARGA MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG MAHKAMAH MAHASISWA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG IKATAN KELUARGA MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG MAHKAMAH MAHASISWA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN PERWAKILAN MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA Menimbang

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor : 16 - K / PMI-07 / AD / IV / 2011 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N Nomor : 16 - K / PMI-07 / AD / IV / 2011 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PENGADILAN MILITER I-07 BALIKPAPAN P U T U S A N Nomor : 16 - K / PMI-07 / AD / IV / 2011 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Militer I-07 Balikpapan yang bersidang di Balikpapan

Lebih terperinci

P U T U S A N. Nomor 136/Pid/2014/PT.Bdg. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA.

P U T U S A N. Nomor 136/Pid/2014/PT.Bdg. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. P U T U S A N Nomor 136/Pid/2014/PT.Bdg. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. PENGADILAN TINGGI BANDUNG, yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara pidana dalam peradilan tingkat banding

Lebih terperinci

P U T U S A N NOMOR: 761/PID/2015/PT.MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. Umur/Tanggal Lahir : 62 Tahun / 12 Nopember 1952.

P U T U S A N NOMOR: 761/PID/2015/PT.MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. Umur/Tanggal Lahir : 62 Tahun / 12 Nopember 1952. P U T U S A N NOMOR: 761/PID/2015/PT.MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Medan yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara Pidana pada peradilan tingkat banding telah

Lebih terperinci

RINGKASAN PUTUSAN. Darmawan, M.M Perkara Nomor 13/PUU-VIII/2010: Muhammad Chozin Amirullah, S.Pi., MAIA Institut Sejarah Sosial Indonesia (ISSI), dkk

RINGKASAN PUTUSAN. Darmawan, M.M Perkara Nomor 13/PUU-VIII/2010: Muhammad Chozin Amirullah, S.Pi., MAIA Institut Sejarah Sosial Indonesia (ISSI), dkk RINGKASAN PUTUSAN Sehubungan dengan sidang pembacaan putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 6-13-20/PUU-VIII/2010 tanggal 13 Oktober 2010 atas Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan Republik Indonesia

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MAHKAMAH KONSTITUSI NOMOR 08/PMK/2006 TENTANG PEDOMAN BERACARA DALAM SENGKETA KEWENANGAN KONSTITUSIONAL LEMBAGA NEGARA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

PUTUSAN No. 962 K/Pid/2002 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G

PUTUSAN No. 962 K/Pid/2002 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G PUTUSAN No. 962 K/Pid/2002 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara pidana dalam tingkat kasasi telah memutuskan sebagai berikut dalam perkara Terdakwa

Lebih terperinci

BAB VII PERADILAN PAJAK

BAB VII PERADILAN PAJAK BAB VII PERADILAN PAJAK A. Peradilan Pajak 1. Pengertian Keputusan adalah suatu penetapan tertulis di bidang perpajakan yang dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang berdasarkan peraturan perundang-undangan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Pengadilan Negeri Sibolga pn-sibolga.go.id

Direktori Putusan Pengadilan Negeri Sibolga pn-sibolga.go.id P U T U S A N Nomor 251/Pid.B/2014/PN Sbg. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Negeri Sibolga yang mengadili perkara pidana dengan acara pemeriksaan biasa dalam tingkat pertama

Lebih terperinci

Abstrak. Kata kunci: Peninjauan Kembali, Kehkilafan /Kekeliranan Nyata, Penipuan. Abstract. Keywords:

Abstrak. Kata kunci: Peninjauan Kembali, Kehkilafan /Kekeliranan Nyata, Penipuan. Abstract. Keywords: Abstrak Penelitian hukum ini bertujuan untuk mengetahui kesesuaian alasan terpidana pelaku tindak pidana penipuan dalam mengajukan upaya hukum Peninjauan Kembali dengan dasar adanya suatu kehilafaan hakim

Lebih terperinci

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN P U T U S A N Nomor : 242/PID/2016/PT.MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Medan yang memeriksa dan mengadili perkaraperkara pidana dalam pengadilan tingkat Banding,

Lebih terperinci

INDONESIA CORRUPTION WATCH 1 Oktober 2013

INDONESIA CORRUPTION WATCH 1 Oktober 2013 LAMPIRAN PASAL-PASAL RUU KUHAP PELUMPUH KPK Pasal 3 Pasal 44 Bagian Kedua Penahanan Pasal 58 (1) Ruang lingkup berlakunya Undang-Undang ini adalah untuk melaksanakan tata cara peradilan dalam lingkungan

Lebih terperinci

P U T U S A N NOMOR : 76 / PID / 2015 / PT.MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. seperti tersebut dibawah ini dalam perkara Terdakwa:

P U T U S A N NOMOR : 76 / PID / 2015 / PT.MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. seperti tersebut dibawah ini dalam perkara Terdakwa: P U T U S A N NOMOR : 76 / PID / 2015 / PT.MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Medan yang memeriksa dan mengadili perkaraperkara pidana pada peradilan tingkat banding

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor :115 /PID/2012/PT-MDN.

P U T U S A N Nomor :115 /PID/2012/PT-MDN. P U T U S A N Nomor :115 /PID/2012/PT-MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PENGADILAN TINGGI MEDAN yang mengadili perkara - perkara pidana dalam peradilan tingkat banding, telah menjatuhkan

Lebih terperinci

P U T U S A N. Nomor : 16/PID.SUS.Anak/2015/PT.MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. Nomor : 16/PID.SUS.Anak/2015/PT.MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor : 16/PID.SUS.Anak/2015/PT.MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Medan, yang memeriksa dan mengadili perkara pidana dalam Peradilan Tingkat Banding,

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor : 394/PID/2012/PT-MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. Umur/tgl.lahir : 65 Tahun/04 Januari 1945

P U T U S A N Nomor : 394/PID/2012/PT-MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. Umur/tgl.lahir : 65 Tahun/04 Januari 1945 P U T U S A N Nomor : 394/PID/2012/PT-MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA ----- PENGADILAN TINGGI SUMATERA UTARA DIMEDAN, yang memeriksa dan mengadili perkara pidana dalam peradilan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1492, 2014 KEJAKSAAN AGUNG. Pidana. Penanganan. Korporasi. Subjek Hukum. Pedoman. PERATURAN JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER-028/A/JA/10/2014 TENTANG PEDOMAN

Lebih terperinci

PENGADILAN MILITER II-08 J A K A R T A P U T U S A N Nomor : 26-K/PM II-08/AD/II/2012 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Militer II-08 Jakarta yang bersidang di Jakarta dalam

Lebih terperinci