ADAT NAN DIPAKAI ADAT BASANDI SYARA SYARA BASANDI KITABULLAH SYARA MANGATO ADAT MAMAKAI ALAM TAKAMBANG JADI GURU

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ADAT NAN DIPAKAI ADAT BASANDI SYARA SYARA BASANDI KITABULLAH SYARA MANGATO ADAT MAMAKAI ALAM TAKAMBANG JADI GURU"

Transkripsi

1 ADAT NAN DIPAKAI ADAT BASANDI SYARA SYARA BASANDI KITABULLAH SYARA MANGATO ADAT MAMAKAI ALAM TAKAMBANG JADI GURU LUBUAK JANTAN, 20 APRIL

2 ADAT NAN DIPAKAI ADAT BASANDI SYARA SYARA BASANDI KITABULLAH SYARA MANGATO ADAT MAMAKAI ALAM TAKAMBANG JADI GURU LUBUAK JANTAN, TAHUN

3 NAGARI LUBUK JANTAN Keterangan : 1. Lingkaran segi lima : Pancasila 2. Rumah Adat dan Mesjid : Adat basandikan Syarak, Syarak Basandikan Kitabullah 3. Empat Payung : a. Payung Kebesaran Adat Mt, Tombak Gumalo b. Payung Kebesaran Agama c. Payung Pengepit Peti Bumi d. Payung Pelingkar Destar 4. lingkaran Padi / Kapas : Kemakmuran Rakyat 5. Pencak Silat : Seni Budaya 6. Pita : Persatuan Rakyat 3

4 VISI MARI BERSAMA MEMBANGUN NAGARI DEMI TERWUJUDNYA SILATURRAHMI, KEKELUARGAAN DAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT SEMUA, YANG DILANDASI ADAT BASANDI SYARA, SYARA, BASANDI KITABULLAH MISI MELAKSANAKAN AMANAH, TUGAS TATA PEMERINTAHAN NAGARI DENGAN BAIK DAN BENAR SECARA PROFESIONAL BERDASARKAN KETENTUAN PERATURAN HUKUM, DAN PERUNDANG UNDANGAN UNTUK MENINGKATKAN : 1. MASYARAKAT YANG BERIMAN DAN BERTAQWA, BERMORAL DAN BERAKHLAK 2. KUALITAS PEMERATAAN PENDIDIKAN, KESEHATAN DAN KESEJAHTERAAN SOSIAL 3. MEMBANGUN EKONOMI MASYARAKAT MELALUI PERTANIAN, PERKEBUNAN, PERIKANAN, PETERNAKAN, KOPERASI/SIMP[AN PINJAM, INDUSTRI KECIL, KERAJINAN DAN LAIN SEBAGAINYA. 4. KEAMANAN DAN KETERTIBAN MASYARAKAT SERTA PENEGAKAN HUKUM SEMANGAT/MARWAH UNTUK MEMBANGUN MASA DENGAN NAGARI : NINIK MAMAK, ALIM ULAMA, CADIAK PANDAI, BUNDO KANDUANG, PEMUDA DAN PERANTAU MARI BANGKIT BEKERJA BERSATU PADU DAN BAHU MEMBAHU DALAM MEMBANGUN MASA DEPAN NAGARI 4

5 Dalam melaksanakan amanah tugas pemerintahan Nagari memegang teguh Pancasila dan menegakkan Undang Undang Dasar tahun 1945 dengan fatwa adat sebagai berikut : 1. KETUHANAN YANG MAHA ESA Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah. Bana badiri sandirinyo, Tiado Basarikat-sarikati, Basandi Alua jo Patuik Basalimuik aka jo Budi, Dilahiakan kato Mufakat banamo Bana nan SATU. 2. KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB Mangati samo barek Maukua samo panjang, Mahukum samo adia, Tibo dimato indak dipiciangkan, Tibo diparuik indak diampikan, piek piek dagiang, sakik dek awak sakik dek urang. Salah makan mutahkan, Salah tariak mangambalikan, Hak nan Bamilik Haroto nan Bapunyo. 3. PERSATUAN INDONESIA Saiyo sakato, Sadanciang bak basi, Saciok dek ayam, Kabukik samo mandaki, Kalurah samo manurun, Tatilantang samo minum ayia, Tatilungkuik samo makan tanah. 4. KERAKYATAN YANG DIPIMPIN OLEH HIKMAH KEBIJAKSANAAN DALAM PERMUSAWARATAN Bajanjanng naik batanggo turun, kamanakan barajo Kamamak, mamak barajo kapanghulu, Panghulu barajo ka mufakat, Mufakat diateh alua patuik, Alua patuik barajo ka nan bana, Nan Bana badiri sandiinyo. 5. KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA Hati tungau samo dicacah, Hati gajah samo dilapah, kok gadang bari ba umpuak, kok ketek agiah bacacah, Na lamak samo dimakan, Nan elok samo dipakai, Nan buruak samo dibuang, Kok cadiak indak mambuang kawan, kok gapuak indak mambuang lamak. 5

6 PENINGKATAN PERAN NINIK MAMAK DALAM PENERAPAN NILAI NILAI FILOSOFI ABS SBK OLEH : NAGARI LUBUK JANTAN KECAMATAN LINTAU BUO UTARA

7 ASAL USUL NAGARI LUBUK JANTAN Pada Zaman Dahulu Kala Sarana Transportasi Yang Utama Adalah Sungai, Maka Tempat Tinggal/Pemukiman Penduduk Pada Umumnya Di Pingir Pinggir Sungai Termasuk Negeri Kita Ini. Ada Sebuah Tanjung Yang Disana Banyak Tumbuh Pohon Pauh/Semacam Mangga, Karena Itu Tempat Tersebut Dinamakan Tanjung Pauh, Letaknya Tidak Jauh Dari Pinggir Sungai Tetapi Agak Ketinggian, Disinilah Tempat Tinggal Nenek Moyang Orang Negeri Ini. Sungai Yang Melalui Negeri Ini Bernama Batang Sinamar Berasal Dari Daerah Agam Nan Luhak Nan Lima Puluh Dan Bermuara Dikuala Tungkal Disebelah Tumur Pulau Sumatera Dan Selanjutnya Memudahkan Hubungan Kemalaka, Tiongkok, Tiongkok Selatan, India Dan Timur Tengah. Batang Sinamar Ini Ada Yang Dangkal Dan Ada Pula Yang Dalam, Bahagian Yang Dalam Ini Dinamakan Lubuk. Dikawasa Tanjung Pauh Ini Ada Sebuah Lubuk Yang Pinggirnya Ditumbuhi Oleh Sebatang Pohon Beringin Yang Rimbun Dan Rindang, Dan Diatas Pohon Beringin Berdiam Bermacam Macam Burung Dan Binatang Lainnya Seperti Beruk, Kera, Siamang, Ungko, Bangau Dan Lain Lainnya Mempunyai Kelainan Dari Binatang Yang Biasa Kita Lihat. Umpamanya : Siamang Biasanya Bulunya Hitam, Tetapi Disi Terdapat Siamang Yang Bulunya Putih. Oleh Karena Bermacam Macam Keajaiban Ini Pohon Beringin Itu[Un Mempunyai Keistimewaan/Kesaktian Pula. Jangankan Ditebang, Dipatahkan Saja Rantingnya Orang Tersebut Bisa Sakit. Pada Suatu Hari, Seorang Penjala/Penangkap Ikan Menemukan Sosok Manusia Sedang Terlungkup Dan Rambut Pendek Di Tepi Lubuk Beringin Sakti Tadi. Setelah Didekati Sipenjala, Sosok Manusia Itu Telah Terbujur Kaku/Meninggal. Lalu Penjala Itu Memberi Tahu Kepada Penduduk Yang Tnggal Tidak Jauh Dari Lubuk Tadi, Maka Berdatanganlah Penduduk Kesana Untuk Menyaksikan Dari Dekat. Anehnya Setelah Penduduk Datang Ke Lubuk Itu Ditemui Mayat Ini Telah Ditunggui Siamang Putih. Kemudian Siamang Ini Melompat Keatas Pohon Beringin, Karena Melihat Orang Banyak Datang. 7

8 Setelah Beberapa Orang Tua Dari Penduduk Tadi Bermufakat Kalau Mayat Itu Dikuburkan Tidak Jauh Dari Lubuk Itu. Keanehan Terjadi Lagi Karena Esok Harinya Mayat Yang Dikuburkan Kemaren Ditemukan Lagi Dalam Lubuk Tadi, Ini Terjadi Berulang Kali. Akhirnya Orang Tuo Tuo Tanjung Pauh Ini Bersepakat Bahwa Mayat Ini Dikuburkan Disebuah Bukit Kecil Yang Tidak Berapa Jauh Dari Tanjung Pauh Dan Lubuk Ini Berjarak M. Bebrapa Hari Kemudian, Orang Tuo Tuo Tanjung Pauh Ini Bermufakat Memberi Nama Lubuk Beringin Sakti Ini Dengan Kata Sepakat Memutuskan Bahwa Lubuk Itu Adalah Lubuk Jantan.. Alasannya Karena Mayat Yang Ditemukan Di Lubuk Itu Adalah Orang Jantan (Laki Laki). Tahun Berganti Tahun, Masa Berjalan Juga, Penduduk Taratak Tanjung Pauh Semakin Berkembang Biak (Ramai). Maka Sebagian Penduduk Berangsur Angsur Mencari Pemukiman Baru, Karena Kehidupan Dipinggir Sungai Tidak Begitu Menjanjikan Dan Menjamin Masa Depan. Sampailah Satu Pemukiman Baru Yang Diberi Nama Koto, Setelah Menelusuri Kapalo Rimbo.Orang Yang Mula Mula Merambah Kapalo Rimbo Ini Diberi Gelar Perambah. Karena Letak Koto Sangat Baik Dan Tananya Yang Subur, Sehingga Perkembangan Ekonomi Penduduk Sangat Cepat, Dalam Jangka Tidak Beberapa Puluh Tahun, Akhirnya Koto Sudah Dirasakan Sempit Dengan Kata Sepakat, Maka Diutuslah 12 Orang Pemuka Masyarakat/Adat Yang Mewakili 4 Suku Masing Masing 3 Orang Sebagai Berikut : 1. Dari Suku Mandahiliang Terdiri Dari : a. Datuak Mangkuto b. Datuak Paduko Rajo c. Datuak Bijo 2. Dari Suku Caniago a. Datuak Bijayo b. Datuak Sinaro c. Datuak Paduko Sinaro 3. Dari Suku Melayu Terdiri Dar : a. Datuak Rajo Penghulu b. Paduko Besar c. Datuak Penghulu Besar 8

9 4. Dari Suku Kutianyir Terdiri Dari : a. Datuak Permato Budi b. Datuak Paduko Sirajo c. Datuak Sangguno Utusan Ini Berjalan Kearah Utara Dari Koto Ini, Setelah Berhari Hari Berjalan Melalui Hutan Balantara, Sampailah Utusan Ini Ke Suatu Tempat Yang Diperkirakan Memungkinkan Untuk Dijadikan Tempat Pemukiman Penduduk. Setelah Tempat Ini Dibersihkan Sekedarnya, Maka Bermusyawarahlah Pemuka Masyarakat Adat Datuk Yang 12 Orang Tadi Untuk Memberi Nama Negeri Ini Dengan Nama Lubuk Jantan. Yang Berasal Dari Lubuk Yang Berada Di Taratak Tanjung Pauh Tempat Asal Datuk Datuk Tersebut. Pada Zaman Akhir Akhir Ini, Dizaman Tedapat Desa Nan Duo Baleh Tempatnya Dibalai Selasa, Ini Berasal Dari Datuak Datuak Nan Duo Baleh Yang Sampai Ditempat Ini Dan Disinilah Dia Bermusyawarah Memberi Nama Negeri Kita Ini Dulunya. Inilah Segelumut Cerita Asal Usul Nama Nagari Lubuk Jantan Yang Kami Terima Dari Mulut Ke Mulut. 9

10 PENINGKATAN PERAN NINIK MAMAK DALAM PENERAPAN NILAI NILAI FILOSOFI ABS SBK I. FALSAFAH HIDUP ORANG MINANG KABAU Sosiofilosofi Orang Minang Kabau Terkenal Dengan Ungkapan : Adat Basandi Syara, Syara Basandi Kitabullah, Syara Mangato, Adat Mamakai. Berarti Suruhan Pengalaman Adat Adalah Suruhan Syarak, Dengan Kata Lain Adat Minangkabau Tidak Boleh Bertentangan Dengan Ajaran Syarak (Islam). Adat Minangkabau (Budaya/Kultur Minangkabau) Adalah Sebagai Pengalaman Ajaran Islam. Karena Itu Peranan Syarak Menjiwai Dan Mewarnai Pengalaman Adat Minangkabau. Sebelum Islam Menginjak Bumi Minangkabau, Orang Minagkabau Telah Menetapkan Dan Berpegang Kepada Pandangan Hidup : Alam Takambang Jadi Guru, Berarti Ini Merupakan Ayat Ayat Allah Swt Dengan Segala Hukum Dan Ketentuannya Dengan Kata Lain Disebut Sunnatullah. Al-Quran Sebagai Wahyu Dan Sumber Ajaran Islam Sangat Menghargai Dan Menetapkan Serta Mengupas Hukum, Gerak Alam/Ketentuan-Ketentuan Alam. Disamping Alamtakambang Jadi Guru, Ada Ungkapan Tentang Tauhid/ Keesaan Tuhan Bahwa Kebenaran Itu Hanya Satu Seperti Ungkapan :Kamanakn Barajo Kamamak, Mamak Barajo Kapanghulu, Panghulu Barajo Kamufakat, Mufakat Barajo Kanan Bana, Nan Bana Badiri Sandirinyo. Dengan Ungkapan Ini Paham Orang Minagkabau Sebelum Islam Datang Telah Berprinsip Keesaan (Tauhid) Karena Masuknya Islam Ke Minangkabau Mudah Diterima Oleh Masyarakat Minangkabau Dan Secara Cepat Bersenyawa Dengan Adat (Kultur) Minangkabau. Sedangkan Agama Hindu/Budha Tak Bisa Bertahan Lama Diminangkabau Karena : A. Agama Hindu/Budha Bersifat Aristokrat/Feodalistik, Sedangkan Orang Minangkabau Egaliter/Demokrasi. B. Agama Hindu/Budha Bersifat Khayali, Sedangkan Orang Minangkabau Bersifat Alami (Konkrit/Nyata). C. Agama Hindu/Budha Bersifat Polytheisme, Sedangkan Orang Minangkabau Bersifat Monotheisme. 10

11 II. SUMBER ILMU DAN ATURAN HIDUP Sumber Ilmu Pengetahuan Dan Aturan Hidup Bertolak Dari Tiga Sumber : 1. Fiman Allah Dalam Kitab Suci Al-Qur an, Sifatnya Obyektif. 2. Ketentuan/Hukum Alam (Alam Takambang Jadi Guru) Sifatnya Obyektif. 3. Filasafat Sebagai Puncak Dari Budaya, Manusia/Akal Bersifat Conditioning Atau Subyektif. Ketiga Bentuk Ini Telah Membentuk Kepribadian Serta Serta Akhlak Dan Moral Dengan Bersenyawanya Adat Nan Syarak Bagi Orang Mingangkabau Yang Lahir Dalam Bentuk : Budi, Akal, Ilmu, Serta Patut Jo Mungkin Dalam Kajian Syariat, Tharikat, Hakikat Dan Makhrifat. Karena Itu Adat Minangkabau Terbagi Empat Yaitu : 1. Adat Ialah Merupakan Hasil Kesepakatan Penghulu Penghulu Dalam Satu Suku/Nagari, Lain Padang Lain Belalang, Lain Lubuk Lain Ikannya. Jikalau Kesepakatan Tidak Sesuai Menurut Syarak Ditinjau Kembali, Gawa Manyambah, Salah Maisi Adat Dipakai, Limbago Dituang Karano Kato Allah Taala Didalam Al-Qur an, Apo Katonyo : Ayat 2. Nan Diadatkan Ialah Merupakan Warisan Budaya Dari Perumus Adat Minagkabau Yaitu Dt. Katumanggungan Dan Dt.Perpatih Nan Sabatang, Mengenai Aturan Hidup Bermasyarakat Orang Minangkabau Secara Umum Nan Berlaku Di Luhak Nan Tigo Yaitu : Mamakai Baso Jo Basi, Mamandang Ereng Jo Gendeng, Manimbang Mudaraik Jo Manfaatnyo, Mangarati Barek Jo Ringan Karano Kato Allah Taala Didalam Al- Qur an, Apo Katonyo : Ayat 3. Istiadat Adalah Kebiasaan Umum Yang Berasal Dari Tiru Maniru Dan Tidak Diberi Kekuatan Pengikat Oleh Penghulu Penghulu Selama Tidak Bertentangan Dengan Adat Nan Sabana Adat Yaitu Urang Berhak Manarimo Haknyo Seperti ; Alam Diperintah Rajo/Mamak, Agamo Diperintah Malin, Nagari Diperintah Malin, Nagari Diperintah Penghulu, Kampuang Diperintah Tuo, Rumah Diperintah Suami, Kabau Diperintah Urang Sagubalo, Karena Kata Allah Taala Didalam Al-Qur an, Apo Katonyo : 11

12 Ayat Dimana Tampak Patuah Ialah Kepada Urang Nan Selalu Taat Kepada Allah Rosulullah Mengingatkan. Artinya : Tak Wajib Taat Kepada Orang Yang Tidak Patuh Kepada Allah 4. Nan Sabana Adat Ialah Nilai Dasar Dari Kitabullah (Agama) Dan Hukum Alam (Sunatullah), Diasak Tak Layu, Dibubuik Indak Mati, Adat Api Membakar, Adat Air Membasah, Sedangkan Kitabullah Nan Buliah Ditunjuakkan Pasalnyo, Matan Dan Maknanyo, Hadist Dan Dalilnya, Qias Da Ijmaknyo, Artinyo Mufakat Segala Ulama Karena Kato Allah Taala Didalam Al-Qur an, Apo Katonyo Ayat [18] Maksudnya Ialah Kitab Kitab Yang Diturunkan Sebelum Al-Qur an III. BANGUN/TATANAN/MASYARAKAT MINANGKABAU 1. Sistem Matrilinial Masyarakat Minangkabau Bertolak Dari Sistem Matrilinial (Keibuan). Sebagai Konsekwensi Dalam Masyarak Matrilinial Adanya Suku Yang Tumbuh Mengikuti Garis Ibu. Harta Seperti Rumah Gadang, Sawah Ladang, Hutan, Tanah Milik Kolektif, Seperti Hindu Dan Paruik. Dengan Datangya Agama Islam Milik Kolektif Ini Tetap Dipertahankan Karena Tidak Bertentangan Dengan Prinsip Islam. Akhirnya Pusaka Diminangkabau Menjadi Dua Yaitu : A. Puasko Tinggi Berupa Milik Kolektif (Suku, Hindu Dan Paruik) B. Pusaka Rendah Berupa Milik Keluarga (Suami Istri) Yang Berlaku Hukum Mawaris. Harta Pusaka Tinggi Di Menej Oleh Mamak Dan Dan Ditunggui Serta Dimanfaatkan Kegunaannya Oleh Ibu, Karena Rumah Tangga Diminangkabau Diatur Oleh Pihak Ibu Beserta Mamak (Saudara Ibu). Suami Datang Kerumah Istri Sebagai Urang Sumando. Karena Itu Dirumah Tangga Diminangkabau Yang Menguasai Rumah Bukan Suami Tapi Istri (Sebagai Ibu) Dan Rumah Mamak (Sebagai Saudara Ibu) Sebaliknya Seorang Ayah Juga Akan Berfungsi sebagai Mamak Dirumah Ibunya. Orang Sumando Dirumah Istrinya Bagaikan Abu Diatas Tunggua. 12

13 2. Sistem Kekerabatan Ibu Adalah Lambang Kasih Sayang Dan Perlindungan Sebagai Anak Dia Akan Lebih Dekat Dengan Ibu Dan Mamaknya Sehari Hari Beserta Saudara Se Rumah Dan Sesuku. Orang Laki Laki Dalam Hidup Matrilinial Tidak Tidur Dirumah Orang Tuanya/Ibunya, Karena Dia Dalam Kesehariannya Harus Bergaul Dengan (Mamak, Saudara, Dunsanak, Ipa, Besan, Bako Dan Lain Lainnya). Karena Itu Harus Ada Lembaga Yang Berada Diluar Rumah (Ibu) Yang Dibangun Oleh Suku Yang Disebut Surau. Disinilah Mereka (Disurau) Belajar Dan Memahami Siapa Dirinya, Fungsi, Peranan Ibu Dan Mamak Serta Bapaknya, Belajar Mengenal Hidup Dan Hubungan Dengan Sukunya, Mengenal Ipar Besan, Bako-Baki, Berkampung Bernagari, Tahu Diadat Sopan Santun, Tahu Silsilah Dan Asal Serta Semanda Menyemanda. Pendek Kata Melalui Surau Seseorang Mensosialisasikan Dirinya Sebagai Seorang Putra Minangkabau. 3. Rumah Tangga Diminangkabau Rumah Tangga Diminangkabau Tumbuh Dan Berkembang Dari Dan Membangun Kekerabatan. Orang Minangkabau Tidak Membolehkan Terjadinya Perkawinan Hubungan Tali Darah Terlalu Dekat, Karena Itulah Makna Perkawinan Dilakukan Antara Suku, Nagari Dan Luhak, Karena Setiap Perkawinan Akan Menghubungkan : A. Antara Suku Dan Nagari B. Antara Kampuang Dan Luhak Sebab Sebab Perkawinan Akan Mewujudkan : 1. Anak Kemanakan 2. Ayah, Ibu Dan Mertua 3. Bako Baki, Anak Pisang 4. Ipar Bisan 5. Semanda Menyemanda 6. Sanak Saudara (Adik, Kakak, Anak Pisang) 7. Saudara Sepesukuan (Dunsanak) 8. Handai Tolan, Karib Kerabat 9. Bakampuang, Banagari Dan Lain Lain 13

14 Fungsi Ayah Dan Mamak Bertugas Sesuai Dengan Mamang : Anak Dipangku Jo Usaho, Kamanakan Dibimbiang Jo Pusako, Kaluak Paku Kacang Balimbiang, Tampuruang Lenggang Lenggangkan, Dibaok Nak Urang Ka Saruaso, Anak Dipangku Kamanakan Dibimbiang, Orang Kampuang Dipatenggangkan Jago Nagai Jan Binao. IV. PERKEMBANGAN, FUNGSI SURAU DAN MESJID 1. SURAU Setiap Nagari Di Minangkabau Paling Sedikit Harus Didiami Oleh 4 (Empat) Suku. Setiap Suku Dibangun Sebuah Surau. Berkembangnya Surau Tergantung Kepada Berkembangnya Suku Yang Mendiami Suatu Nagari Serta Peranan Malin/Labai Sebagai Ulama Dalam Suku. Sebelum Agama Islam Masuk Ke Minangkabau Surau Sudah Ada Dengan Fungsi Sebagai Berikut: A. Tempat Menginap / Asrama Bagi Anak Kemenakan Laki-Laki, Orang Yang Membujang Dan Yang Telah Tua Dan Baganyi. B. Tempat Mufakat / Musyawarah Suku Dan Bersua-Sua. C. Tempat Mensosialisasikan Adat, Budi Pekerti Dan Sopan Santun. Setelah Islam Bersenyawa Dengan Adat Minangkabau Lahirlah Sumpah Setia Bukik Marapalam, Maka Fungsi Surau Disesuaikan Dengan Tuntutan Agama Islam Sebagai Landasan (Sandi) Adat Dengan Tambahan Sebagai Fungsi Surau Disamping (Poin A,B,C) Ialah: D. Sebagai Tempat Mempelajari Agama Islam Dan Beribadah (Belajar Mengaji Al-Qur an, Sembahyang Dan Syariat Islam). Jikalau Sebelum Islam Masuk Ke Minangkabau Suku Dipimpin Oleh: A. Seorang Penghulu B. Seorang Manti (Cadiak Pandai / Orang Tua-Tua) C. Seorang Dubalang (Orang Muda) Pagar Suku Maka Setelah Agama Islam Bersenyawa Dengan Adat Maka Disempurnakan Pimpinan Suku Menjadi 4 Orang Yang Disebut 4 (Empat) Jinih Yaitu: 14

15 A. Penghulu (Datuk) Sebagai Kepala Suku Yang Berfungsi, Kayu Gadang Di Tangah Koto, Urek Tampek Baselo, Batang Tampek Basanda, Dahan Tampek Bagantuang, Daun Tampek Balinduang Kapanasan, Tampek Bataduah Kahujanan, Ka Pai Tampek Batanyo, Ka Pulang Tampek Babarito. Penghulu Menjadi Lambang Kebenaran Budi Dan Akhlak, Dia Dapat Dijadikan Contoh Bagi Kaumnya, Seorang Penghulu Adalah Pendamai, Menghindarkan Diri Dari Konflik Seperti Kata Agadium Adat : Kok Manabang Indak Marabahkan, Kok Mamancuang Indak Mamutuih, Kok Mamakan Indak Malabiahan, Bajalan Di Ateh Undang Jo Syarak B. Malin / Labai Sebagai Pembantu Penghulu Berfungsi Menjadi Suluah Bendang Dalam Suku, Palito Nan Tak Padam, Camin Nan Tak Kabua Nan Tahu Halal Jo Haram, Sunnat Jo Fardhu Sarato Syah Jo Batha Yang Berlangsung Di Bidang Syarak Dan Adat Nan Mamimpin Surau Kaum/Suku. Malin/Labai Orang Yang Tahu Tentang Undang-Undang Adat Dan Hukum Islam Menjadi Hukum Norma Positif Dalam Masyarakat Yang Selalu Berdampingan Dengan Norma-Norma Akidah Islam Yang Berlaku. C. Manti (Cadiak Pandai) Berfungsi Membantu Atau Memberi Nasehat Kepada Penghulu Karena Dia Bertugas Menjadi Urang Nan Arif Bijaksana, Mangarati Barek Jo Ringan, Manimbang Mudaraik Jo Manfaat, Tahu Ereng Jo Gendeng, Lubuk Aia Lautan Budi, Tahu Di Duri Nan Ka Mancucuak, Tahu Di Rantiang Nan Kamahimpok. Fungsi Manti, Dia Mampu Memotifasi Anak Kemenakan, Lambang Katanya Adalah Mufakat Mengetahui Syariat Islam Dan Ketentuan Adat Yang Menguasai Ilmu Dan Teknologi, Manti Seorang Komunikator Sosial, Dia Adalah Penggerak Pembangunan. D. Dubalang (Urang Mudo) Berfungsi Membantu Penghulu Bertugas : Urang Nan Capek Kaki Ringan Tangan, Pamaga Suku Jo Nagari, Kalu Tak Pandai Manjago Urang Mudo, Mungkin Paga Makan Nagari, Kalau Tak Pandai Manjago Urang Mudo Mungkin Paga Makan Nagari. Dubalang Yang Mengetahui Mungkin Jo Patut, Mengetahui Pikiran Pikiran Rasional Dan Empiris Profesional Yang Dapat Mengajak Dia 15

16 Mendorong Anak Kemenakan Untuk Melaksanakan Syariat Islam Dan Ketentuan Adat. Untuk Berperannya Fungsi Dan Peranan 4 (Empat) Jinih Diperlukan Langkah Langkah Sebagai Berikut : A. Reposisi Lembaga Urang Ampek Jinih Sebagai Institusi Yang Ada Pada Setiap Suku Dan Nagari Melalui Perda Kabupaten Dan Kota Dimana Wali Nagari Dicalonkan Dari Unsur Penghulu Atau Ampek Jinih Melalui Seleksi Oleh Kan Dan Dipilih Oleh Anak Kemenakan, Sehingga Suku Berfungsi Sebagai Kelompok Kekerabatan Yang Berkompetensi Dalam Membangun Dan Memajukan Nagari. B. Memfungsikan Tanah Ulayat Melalui Suku Lewat Ampek Jinih Sesuai Dengan Tatanan Adat Sebagai Milik Kolektif. C. Dilakukan Revitalisasi Terhadap Ampek Jinih Tentang Pengetahuan Adat Dan Syarak, Serta Syarat Memangku Ampek Jinih. D. Kalau Terjadi Perselisihan Dan Pelanggaran Adat Serta Sengketa Sako Dengan Pusako Sebelum Dibawa Kelembaga Hukum Diselesaikan Oleh Ninik Mamak (Ampek Jinih) Dan Kan (Kerapatan Adat Nagari). E. Mengalihkan Sebagian Fungsi Surau Kesekolah/Madrasah Terutama Baca Tulis Al-Qur an, Pelajaran Shalat, Budi Pekerti (Budaya Minangkabau). 2. Masjid Setelah Islam Bersenyawa Dengan Adat Yang Dimbangkan Dengan Balai (Balairung) Kini Disempurnakan Dengan Adanya Masjid Yang Menghimpun Anak Nagari Yang Berfungsi Sebagai Berikut : A. Tempat Melaksanakan Ibadah, Dan Shalat Jum at Bagi Anak Nagari B. Tempat Mensosialisasikan Adat Nan Syarak Bagi Anak Nagari (Masyarakat) C. Tempat Mengenal Dan Merasakan Hidup Bernagari Dengan Saling Mengenal Komponen Masyarakat Atau Suku Suku Yang Ada Dalam Nagari D. Tempat Peringatan Hari Besar Islam Dan Pengajian Bagi Anak Nagari 16

17 Sedang Pengajian Dan Ibadah Sehari Hari Dilakukan Di Masing Masing Surau Suku, Baik Shalat Berjama ah, Tarawih, Belajar Mengaji Dan Sembahyang, Belajar Silat Dan Budi Pekerti, Atau Adat Sopan Santun. Jikalau Suku Ada Perangkat Kepemimpinan Ampek Jinih, Maka Dimasjid Ada Pula Kepemimpinan Jinih Nan Ampek Yaitu : A. Imam B. Khatib C. Qadhi D. Bilal V. FUNGSI DAN PERANAN ORANG TUA 1. PERKAWINAN Perkawinan Diminangkabau Tidaklah Mewujudkan Keluarga Inti (Nuclear Family) Karena Suami Istri Masing Masing Menjadi Anggota Dari Sukunya (Garis Keturunan Ibu) Masing Masing. Suami Datang Kerumah Istri Sebagai Seorang Sumando Dan Dia Berperan Didalam Sukunya (Saparuik) Selaku Mamak. Pengertian Keluarga Terdiri Dari Ibu, Ayah, Anak Anak Sebagai Suatu Unit Tersendiri, Tak Kenal Ditemui Dalam Struktur Sosial Kemasyarakatan Minangkabau. Dalam Proses Sosialisasi Dalam Rumah Gadang Banyak Ditentukan Oleh Peranan Ibu Dan Mamak, Namun Paling Dominan Dalam Proses Sosialisasi Adalah Peranan Ibu Dan Si Isteri. Anak Anak Lebih Memihak Kepada Ibu Dan Keluarga Ibu, Bukan Kepada Ayah. 2. PROSES SOSIALISASI Proses Sosialisasi Anak Laki Laki Menuju Remaja/Dewasa Ditentukan Oleh Mamak, Surau Yang Berfungsi Ganda Berperan Sebagai Berikut : A. Sebagai Lembaga Pendidikan B. Berkumpulnya Lembaga Baru C. Sebagai Asrama Bagi Anak Laki Laki Disurau Berlangsungnya Sosialisasi Baik Dibidang Adat Dan Agama, Maupun Dibidang Keterampilan Dan Bela Diri, Karena Mamak Dan Orang Tua Yang Menduda, Atau Baganyi Tak Pulang Kerumah Istri, Tidur Disurau. Karena Itu Sosialisasi Dan Pembudayaan Semakin Intensive. Dengan Adanya Sekolah Atau Madrasah Sosialisasi Sebahagian Beralih Pula Dari Surau Ke Sekolah/Madrasah. Transfer Sebagai Fungsi Dan Peranan Surau Ke Lembaga 17

18 Pendidikan Formal (Sekolah/Madrasah) Perlu Duperhitungkan Secermatnya. Bagi Anak Perempuan Disamping Rumah Gadang, Peranan Suraupun Bersama Anak Laki Laki Ikut Memproses Sosialisasi Dan Pemberdayaan. Hanya Bedanya Anak Perempuan Tidur Dirumah. 3. PENGARUH MERANTAU Hidup Dirantau Secara Berangsur Telah Merubah Peranan Mamak. Peranan Mamak Yang Selama Ini Mulai Beralih Kepada Bapak. Jikalau Merantau Mulai Mendapatkan Rezeki, Lalu Membuat Rumah Untuk Anak Anaknya, Walaupun Masih Diatas Tanah Pusako Si Isteri/Anak. Sekarang Rumah Itu Telah Terpisah Dari Rumah Gadang. Setiap Pulang Dari Rantau, Mereka Tidak Lagi Dirumah Gadang, Tapi Telah Menyendiri Rumahnya. VI. PERAN GANDA AYAH SEBAGAI MAMAK Sikap Kompromi Adat/Budaya Minangkabau Setelah Masuknya Agama Islam Serta Pengaruh Rantau Telah Ikut Menggeser Peranan Mamak Kepada Ayah Sesuai Dengan Ajaran Islam, Bahwa Dalam Suatu Rumah Tangga Sebagai Kepala Keluarga Yang Bertanggung Jawab Adakah Ayah (Bapak). Untuk Mengatasi Ini Agar Tak Ada Talendo, Syarak Tak Tagisie Adat Tak Rusak, Sedangkan Syarak Berjalan. Untuk Itu Dicarilah Jalan Kompromi Dengan Menetapkan Anak Dipangku Jo Usaho, Kamanakan Dibimbiang Jo Pusako, Terkenal Dengan Talibunnya : Kaluak Paku Kacang Balimbiang, Tampuruang Lenggang Lenggankan, Dibao Anak Kasaruaso, Tanam Siriah Jo Ubeknya, Anak Dipangku Kamanakan Dibimbiang, Urang Kampuang Dipatenggangkan, Jago Nagari Jan Binaso, Jago Sarato Jo Adatnyo, Berarti Jarak Antara Anak Dan Ayah Menjadi Dekat Sekali, Sedangkan Jarak Dengan Kemenakan Hanya Dibimbing, Berdiri Diatas Haknya Sendiri (Harta Pusako) Makannya Anak Dbelanjai Dengan Harta Pencarian Si Ayah. Ayah Telah Bertanggung Jawab Penuh, Sedangkan Kemenakan Dibimbing Dari Harta Pusaka. 18

19 VII. Sikap Kompromi Ini Menjadi Peran Ganda Si Ayah, Sehingga Adat Tak Tagisie, Syarak Tak Talendo, Sebagai Konsekwensi Logis Bersenyawa Adat Nan Syarak Di Minangkabau. Bapak Dengan Kedudukan Sebagai Seorang Mamak Masih Diharapkan Membimbing Kemenakan, Meskipun Tak Sepenuhnya Lagi Seperti Anak. Ayah Sebagai Mamak Terhadap Dunsanak Hanya Berfungsi : Jauah Danga Dangakan, Hampia Silau Silauan Berarti Setiap Anak Minangkabau Akan Mendapatkan Asuhan Dan Perhatian Ganda, Baik Dari Ayah Maupun Mamak, Begitupun Perhatian Keluarga (Paruik) Dan Keluarga Ayah (Bako). Anak Secara Individu Tumbuh Dan Berkembang Sewajarnya. Sebagai Anggota Suku Berada Dimasyarakat Sanggup Menjaga Keserasian Antara Individu Dan Masyarakatnya. Sehingga Setiap Anggota Masyarakat Dalam Hidup Dalam Keseimbangan Antara Individu Dan Masyarakatnya. Disinilah Akan Terwujud : Raso Jo Pareso, Malu Jo Sopan, Patut Jo Mungkin, Dalam Pergaulan, Bangkitnya Rasa Tenggang Manenggang, Lamak Diawak Katuju Dek Urang. Orang Tertonjol Dalam Kebersamaan, Bersama Dalam Kemenonjolan. Timbullah Keterbukaan Hakiki Dalam Masyarakat, Terlihat Dalam Kepemimpinan. Ditinggikan Seranting, Didahulukan Selangkah. Dengan Adanya Peran Ganda Bapak Sebagai Ayah Dan Mamak Mengakibatkan Posisi Ayah Sebagai Urang Sumando Terbagi Tiga Macam : 1. Urang Sumando Ninik Mamak 2. Urang Sumando Langau Hijau 3. Urang Sumando Kacang Miang 4. Urang Sumando Lapiak Buruak PERANAN SURAU, SEKOLAH DAN PEMONDOKAN 1. SURAU Jikalau Fungsi Utama Surau Sebahagian Telah Diambil Alih Oleh Sekolah Seperti : A. Belajar Mengaji B. Belajar Sembahyang C. Belajar Silat D. Belajar Adat Sopan Santun Atau Budi Pekerti Dan Akhlak E. Tempat Komunikasi Anggota Suku Sesuai Dengan Adat Dan Syarak Dengan Saling Mengawasi 19

20 F. Tempat Berlatih Diri Hidup Bermasyarakat Dan Mengenal Dunsanak Sepersukuan Dengan Demikian Peranan Surau, Masjid Dan Tempat-Tempat Ibadah Lainnya Dimanfaatkan Dalam Upaya Membangun Kekerabatan, Tali Persaudaraan, Praktek Ibadah, Membiasakan Pelaksanaan Adat Sopan Santun Dan Ibadah-Ibadah Lainnya. 2. Sekolah Sekolah Disamping Memiliki Kurikulum Dan Pengwasan Yang Baik Serta Profesional, Juga Sekolah Juga Memiliki Daya Tampung Yang Banyak Dengan Lingkungan Yang Lebih Luas (Bernagari). Apalagi Dengan Dilaksanakan Wajib Belajar Berarti Intensitas Pelaksaaan Fungsi Surau Disekolah Semakin Intensif Dan Merata. Sejalan Dengan Upaya Melaksanakan 20 % Muatan Lokal Untuk Daerah. Apaligi Di Sumatera Barat Sejak Tahun 1990 Muatan Lokal Telah Dirumuskan Dan Diputuskan Bahwa Kurikulum Muatan Lokal Untuk Sd, Smp, Dan Sma Yaitu: 1. Pelajaran Tulis Baca Alquran 2. Pelajaran Tulis Baca Huruf Arab Melayu 3. Pelajaran Adat Minangkabau 4. Pelajaran Pertanian Tradisional 5. Pelajaran Masakan Tradisional Dengan Adanya Gerakan Kembali Ke Surau Perlu Adanya Penyusunan Dan Ketentuan Untuk Kurikulum Sekolah, Sehingga Pelajaran Dan Pendidikan Suarau Bisa Dialihkan Ke Sekolah Terutama Sd Sesuai Dengan Jenjang (Grandal) Pendidikan. VIII. PENGARUH BACAAN DAN ALAT AUDIO VISUAL Pengaruh Dan Peranan Bacaan Serta Alat Audio Visual Kepada Dunia Pendidikan Sangat Besar. Bacaan Dan Alat Audio Visual Bukan Saja Menjadi Hiburan Statis, Malahan Juga Menambah Pengetahuan Dan Mempunyai Arti Pembentukan Yang Aktif Dalam Nilai-Nilai Nya Yang Paeda Gugis. Di Samping Dia Memperkaya Bathin Juga Membawa Akibat Lansung Atau Tidak Lansung Kepada Sikap, Laku, Perbuatan, Keyakinan, Cara Berfikir Dalam Memandang Dan Menyelami Arti 20

21 Kehidupan Ini. Kemana Hidup Di Tuju Di Arahkan, Bagaimana Akhirnya, Sekaligus Mengisi Dalam Pembentukan Keperibadian Kita. Oleh Sebab Itu Kontrol/Pengawasan Kepada Bahan Bacaan (Cerita, Hikayat, Lagu Dan Dongeng, Dan Lain-Lain) Dan Alat Audio Visual (Film, Sinetron, Vcd, Lagu Dan Nyayi) Apalagi Yang Mengarah Kepada Pornografis Dan Pornoaksi Perlu Di Kontrol Dan Di Awasi Oleh Pemerintah, Lembaga-Lembaga Swasta, Suku Dan Rumah Tangga Sesuai Dengan Falsafah Hidup Orang Minangkabau, Adat Basandi Syarak, Syarak Basandin Kitabullah, Syarak Mangato, Adat Mamakai Dalam Falsafah Hidup Nkri Dan Pancasila. IX. IMPLEMENTASI ADAT NAN SYARAK TERHADAP AKHLAK DAN MORAL Adat Minangkabau Mengutamakan Budi Sebagaimana Agama Islam Sangat Mengutamakan Budi Dan Akhlak Sebagai Sumber Moral Dan Tatakrama Kehidupan Individu Dan Masayarakat Minangkabau. Tatakrama Yang Bertolah Dari Budi Itulah Yang Membentuk Adat Sopan Santun Dalam Pergaulan. 1. Prinsip Kesopanan Minangkabau Pada Dasarnya Tidak Berbeda Dengan Daerah Lain Di Indonesia, Yaitu Haruslah Menjaga Sikap, Perkataan Dan Menghormati Sesama. Namun Terdapat Beberapa Ciri Khas Yang Perlu Diperhatikan Dalam Pergaulan Yang Terkenal Dengan Sebutan Jalan Nan 4 Yaitu : A. Jalan Mandaki, Adalah Tata Cara Bergaul Dengan Orang Yang Lebih Tua Atau Yang Dituakan. Pengertian Tua Untuk Menunjukkan Usianya, Sedangkan Dituakan Menunjukkan Jabatan Atau Perannya Dalam Masyarakat. Orang Yang Tua Atau Dituakan Harus Dihormati Oleh Yang Lbih Muda Atau Kecil. B. Jalan Menurun, Yaitu Tata Cara Bergaul Dengan Orang Yang Lebih Muda, Perlu Diperhatikan Sikap Menyayangi Dan Mengayomi, Memberi Contoh Dan Jangan Mudah Emosi, Tidak Memarahi Dan Menghardik Orang Yang Didepan Umum, Berkata Lemah Lembut. C. Jalan Mendatar, Yaitu Tata Cara Bergaul Sesama Besar/Seusia, Baik Dipandang Karena Usia Maupun Status Sosialnya. Sikap Utama Adalah 21

22 Memperlihatkan Sikap Saling Menghargai, Saling Menjaga Perasaan, Jauhi Berkata Dan Bersikap Kasar. D. Jalan Meleren, Yaitu Tata Cara Bergaul Dengan Ipar, Besan Dan Keluarga Dekat Lainnya. Pada Umumnya Tidak Diucapkan Kata Kata Yang Langsung, Tetapi Malalui Sindiran Atau Kiasan, Bersikap Lebih Arif Dan Segan Menyegani. 2. Beberapa Sikap Yang Perlu Deperhatikan Dalam Pergaulan Antara Lain : A. Sopan Santun Makan, Memulai Makanan Supaya Didahulukan Yang Tua, Begitu Juga Kalau Menyudahi Lebih Dahulu Maka Minta Izinlah Pada Yang Lebih Tua Atau Tuan Rumah. Sedang Makan Tidak Berbicara Yang Tidak Perlu, Tidak Menyuap Segenggam Penuh, Tapi Sejari Saja. Kalau Maka Dengan Tangan, Maka Selesai Makan Basuhlah Tangan Diatas Piring Makan, Bukan Langsung Ketempat Basuh. Mengambil Nasi Atau Sambal/Ikan Hendaklah Dengan Sendok Dan Tangan Kiri, Karena Tangan Kanan Untuk Menyuap Nasi. B. Sopan Santun Memanggil Orang, Memanggil Orang Dengan Tangan Kiri, Tetapi Tangan Kanan, Tidak Bersorak Kepada Yang Lebih Tua, Sebaiknya Diturut Atau Dengan Kode Yang Lebih Sopan Dan Hormat. C. Menjawab Pertanyaan Orang, Jangan Melengah, Tetapi Hadapkan Muka Kepadanya Dan Perhatikan Pembicaraannya, Jangan Lihat Matanya Lama Lam. Kalau Berbicara Dengan Orang Yang Lebih Tua, Menekurlah Agak Sedikt. D. Sopan Santun Duduk, Kalau Duduk Dilantai Hendaklah Bersila, Bukan Mencangkung, Jangan Bertegak Lutut Atau Bersilonjor. Kalau Duduk Di Kursi Kaki Janganlah Dinaikkan Keatas Tetapi Dijatuhkan Kebawah. Wanita Hendaklah Merapatkan Lututnya Duduk. E. Sopan Santun Berbicara, Ajuhkan Berkata Kotor Dan Menyinggung Perasaan Orang Lain Dan Bertengkar Didepan Umum, Jangan Berteriak Atau Suara Tinggi Sehingga Memekakan Telinga Atau Terkesan Menghardik Orang Lain. Keluarkanlah Suara Seadanya Cukup Terdengar Lawan Bicara. F. Sopan Santun Mandi, Tidak Boleh Bertelanjang, Terutama Ditempat Umum. Mandi Tidak Boleh Berdekatan Laki Laki Dengan Perempuan, Harus Pada Tempat Yang Terpisah. 22

23 G. Sopan Santun Berpakaian, Harus Menutup Aurat Yaitu Bagian Tubuh Yang Dapat Merangsang Dirahi Lawan Jenis, Terutama Perempuan, Hendaklah Berpakaian Longgar Dan Tidak Transparan. H. Harus Sopan Santun Ditempat Ramai, Haruslah Dapat Menjaga Diri, Tidak Erlebihan Dan Menarik Perhatian Orang Lain. Jangan Berbisik Berdua Didepan Teman Teman, Jangan Tertawa Terbahak Bahak. 3. Sumbang 12 Sumbang Artinya Janggal Atau Tidak Baik. Sumbang 12 Adalah 12 Macam Perangai Yang Janggal Atau Tidak Baik Dan Harus Dijauhi Dalam Pergaulan, Yaitu : A. Sumbang Duduk, Wanita Sumbang Duduk Ditepi Jalan Tanpa Teman, Duduk Diatas Tangga, Berdua Dengan Ipar/Besan/Sumando Tanpa Teman Lain. B. Sumbang Berdiri/Tegak, Seorang Diri Ditempat Sepi, Ditempat Ketinggian, Tempat Gelap Terutama Wanita. C. Sumbang Diam, Wanita Bersama Banyak Laki Laki Yang Bukan Famili, Bersama Bapak Tiri Tanpa Ada Teman, Anak Yang Telah Dewasa Sekamar Dengan Orang Tuanya. D. Sumbang Berjalan, Wanita Berdua Dengan Laki Laki Bukan Famili Dan Muhrimnya, Berjalan Sendiri Ketempat Jauh. E. Sumbang Berkata, Berolok Olok, Porno Yang Dapat Menerbitkan Gairah Seks, Tertawa, Terbahak Bahak, Bergunjing. F. Sumbang Melihat, Dengan Sudut Mata, Berpandangan Dengan Lawan Jenis Berlama Lama, Menatap Mata Orang Yang Penuh Kebencian Dan Mengedip Ngedip. G. Sumbang Berpakaian, Minim, Jarang, Sempit Didepan Umum, Dekat Ipara, Besan Dan Orang Tua. H. Sumbang Bergaul, Secara Bebas Tanpa Menghiraukan Tatakrama Setempat I. Sumbang Bekerja, Diluar Kodrat Masing Masing Seperti Wanita Sumbang Memanjat Pohon. J. Sumbang Bertanya, Membuat Orang Curiga Dan Bertanya Tanya Tak Tentu Maksud 23

24 K. Sumbang Menjawab, Mengundang Pertengkaran/Salah Persepsi Dan Memancing Emosi/Amarah Orang Lain, Berlebihan. L. Sumbang Kurenah, Seperti Berbisik Bisik, Tertawa Tawa, Mencibir, Cemeeh/Suka Menyindir, Memperlihatkan Sesuatu Secara Berlebihan (Pamer), Menarik Perhatian Orang Lain. X. UNDANG UNDANG PERMAINAN ALAM 1. UNDANG UNDANG LUHAK Alam Barajo, Nagari Bapanghulu, Tagak Nan Indak Tasundak, Malenggang Nan Indak Tapampeh, Tabujua Lalu, Tabalintang Patah, Jikalau Salah Kapado Rajo Andam, Salah Kapado Panghulu Barutang, Jikalau Barameh Hiduik, Tak Barameh Mati. Iolah Dimaso Nagari Baparang, Dibadie Nan Malatuih, Galah Nan Basilang, Didarah Nan Baserak, Iolah Murik Manjalang Guru, Guru Manjalang Murik, Urang Maantaan Urang Mangaji, Samo Ado Nan Diliek Tu Sakik Atau Sehat, Tukang Kayu Atau Tukang Buni Bunian, Dukun, Baitupun Urang Sumando Manyumando Antaro Satu Nagari Kapado Nagari Lain. Karano Kato Allah Taala Dalam Al-Qur an : Artinyo Dan Janganlah Kamu Mambuek Kebinasaan Dimuko Bumi Uang Nan Tagak Tak Tasundak, Malenggang Dak Tapampeh Iolah Kulik Suri Ayam Itik Diatehnyo. 2. Undang Undang Nagari Alam Barajo, Nagari Bapanghulu, Kampuang Batua, Adapun Tuo Disiko Iolah Urang Nan Cadiak Pandai Dan Jikalau Tuo Bangka Sekalipun. Adapun Disiko Iolah Urang Binguang Dan Jikalau Anak Anak Sekalipun. 3. Undang Undang Dalam Nagari Salah Mancancang Mambari Papeh, Salah Mambunuah Mambari Diat, Diat Itu Kemudian Mati, Pampeh Itu Kemudian Sembuh, Salah Tariak Mangambalikan, Salah Makan Mamuntahkan, Manyalang Mangumbalikan, Manjapuik Maantakan, Patah Manyambuang, Sumbang Dititi, Hutang Dibayie, Piutang Ditarimo, Babatulan Basalahn, Bapatitan Manuruik Kebiasaan Nagari, Gaib Bakhalan Allah. 24

25 4. Undang Undang Nan Duo Puluah A. Salapan Larangan 1 Maliang : Maambiak Harato Urang Lain Dalam Simpanan 2 Curi : Maambiak Harato Urang Diluar Simpanan 3 Tikam : Malukoi Manusia Indak Hilang Nyao 4 Buhuah : Menghilangkan Nyao Manusia Atau Hewan 5 Sumbang : Menyertai Perempuan Janda Ditempat Yang Lengang 6 Salah : Menyertai Istri Orang Ditempat Yang Lengang 7 Dago : Hambo Rakyat Malakukan Sapanjang Bicaro Manuruik Adat Indak Dikabakan Kapado Urang Nan Diateh 8 Dagi : Penghulu Malakukan Sapanjang Bicaro Manuruik Adat Jo Pusako Dengan Tidak Mufakaik Dengan Hambo Rakyat B. Duo Baleh Manjadi Talinyo Atau Tuduah/Cemo 1 Talalah : Tampak Tampak Jauah Pungguangnyo Sarato Nyato Tubuahnyo Takaja : Hampie Hampie Sarato Nyato Tubuahnyo 2 Tatando : Ado Cap, Atau Bajak Ditubuahnyo 3 Tabeti : Dapek Dipegang Barang Nan Hilang Itu Kapadonyo 4 Tacancang : Luko Tubuahnyo 5 Tarageh : Tapotong Rambuiknyo Atau Badannyo 6 Tarikek : Dapek Barang Nan Hilang Dakek Rumahnyo 7 Tagungguang : Urang Hampie Tabawok Atau Hampie Lalu 8 Tatambang : Tak Ado Urang Kalua Masuak Selain Inyo 9 Taciok : Dapek Urang Tapakiak Inyo Lari 10 Tabubuik : Dapek Barang Nan Hilang Tu Pado Tangannyo Dengan 11 Baragang Ragang Dalam Kalam Sarato Condong Mato Urang Banyak Kapadonyo Tarampeh : Dapek Barang Tu Samo Tangannyo 12 25

26 Undang Undang Nan Salapan Tabagi Duo : Panghulu. Ampek Nan Partamo Untuak Pamarentah, Ampek Kaduo Untuak Rajo Dan Undang Undang Nan Duopuluah Tabagi Duo : Anam Nan Partamo Jatuah Kapado Dakwa, Anam Nan Kaduo Jatuah Kapado Tuduah Mambaok Kapado Sumpah XI. LUKISAN PADO ADAT NAN TIMBANGAN OLEH PUSAKO A. CUPAK NAN DUO 1. CUPAK USALI Mahukum Dengan Adil, Bakato Dinan Bana, Cabiak Pado Tampek Nan Biang, Putuih Pado Tampek Nan Gantiang, Putuih Manahan Sasah, Hitam Manahan Tapo, Tamasuak Jo Cupak Usali. Kambiang Biaso Mambebek, Kudo Biaso Mangais, Kambiang Mangoek, Jawi Biasonyo Malanguah, Murai Biaso Bakicau, Ayam Biaso Bakukuak, Panghulu Biaso Manghukum Manuruik Adat Dan Pusako, Urang Alim Biaso Manghukum Manuruik Syarak, Hulu Balang Biasonyo Maninjau Jo Manjarah. Perempuan Biaso Manyusun Kapeh Dan Marajuik Banang Dan Batanun, Urang Cadiak Biaso Banyak Tutua, Urang Banyak Biaso Banyak Bagarah, Urang Binguang Biaso Mandangakan Kato Urang Sajo Dan Biaso Pulo Mangikuik Kato Urang Saja, Adapun Cupak Usali Itu Amat Banyak, Maka, Maka Sukarlah Kita Untuk Membilang Lebih Dikiaskan (Dianalogikan Saja) Kapado Nan Lain Seperti, Tatimbun Biasonyo Dikakeh, Tabanam Biasonyo Diselami, Hilang Biaso Bacari, Hutang Biaso Dibayie, Piutang Biaso Ditarimo, Bakato Hadis Melayu : Urang Silungkang Balabu Aie, Bakaranjang Mambao Kapeh Diguncang Badakuak Dakuak, Nan Bautang Nan Akan Mambale, Nan Mancancang Nan Akan Mamapeh, Bagitu Hal Sagalo Datuak Datuak. Cupak Usali Juo Ialah Gantang Nan Panuah, Bungka Nan Piawai, Taraju Nan Batue, Nan Batiru Batuladan, Nan Bajanjang Naiak Batanggo Turun Nan Batakuak Nan Batabang, Nan Babarih Nan Bapahek, Jauah Nan Buliah Ditunjukkan, Hampie Nan Buliah Dikakokan. 26

27 2. Cupak Buatan Pancaharian Sagalo Urang Nan Barakal Didalam Nagari Nan Pancaharian Sagalo Panghulu Tiap Tiap Lareh Dan Luhak Dan Tiap Tiap Nagari Dan Dusun Samo Samo Ado Pancaharian Itu Mufakat Syarak Atau Tidak, Jikolah Dapat Pancaharian Itu Ditukiakkan Kayu, Dibuekkan Medan, Ditopangkan Batu, Dipampankan Pinang, Dipotongkan Kabau Disudahi Do a Jo Fatihah. B. KATO NAN AMPEK 1. KATO PUSAKO Adokalonyo Kato Pusako Daripado Rajo, Kato Pusako Dari Penghulu Adokalonyo Pusako Dari Pado Luhak, Ado Kalonyo Pusako Daripado Nagari, Pusako Daripado Korong Kampuang, Kato Pusako Daripado Niniak Mamakdan Moyang, Kato Pusako Daropado Ibu Dan Bapak Samo Ado Kato Pusako Itu. Kato Pusako Itu Ialah Malakkan Suatu Pado Tampeknyo, Rumah Nan Basandi Batu, Adat Nan Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah. Nan Masuak Kato Pusako Juo Iolah Kato Nan Dikatokan Oleh Datuak Parpatiah Nan Sabatang Dan Datuak Katumanggungan Kepada Urang Nan Tigo Luhak Yaitu 34 (Tigo Puluah Ampek) Pakaro, Mano Nan Tigo Puluah Ampek : 1) Kasiahlah Engkau Kepado Nagari 2) Kasiahlah Engkau Kepado Isi Nagari 3) Kasiahlah Engkau Kepado Sagalo Urang Kayo 4) Kasiahlah Engkau Kepado Urang Tuo Tuo 5) Kasiahlah Engkau Kepado Sagalo Ulamo 6) Kasiahlah Engkau Kepado Urang Tukang 7) Kasiahlah Engkau Kepado Sagalo Panghulu Nan Bana Dan Bancilah Engkau Kapado Sagalo Panghulu Nan Aniayo Dan Panduto 8) Kasiahlah Engkau Kepado Urang Pandai, Pandai Babicaro, Karano Tangkai Alam Dan Nagari Namonyo 9) Kuatlah Engkau Malawan Musuah 10) Kuatlah Engkau Mancarai Balanjo Buek Nafkah Diri Dan Anak Istri Sarato Saisi Rumah 11) Kuatlah Engkau Memperbaiki Paga Paga Kaliliang Nagari 12) Basuko Sukoan Sasamo Islam Dalam Nagari 27

28 13) Tahulah Engkau Dinan Bana Nan Dinan Salah 14) Kuatlah Engkau Menyelesaikan Nan Kusuik Kusuik Didalam Nagari 15) Janganlah Engkau Berdangki Dangkian 16) Janganlah Kamu Hino Menghinokan Dan Buruak Maburuakkan 17) Janganlah Kamu Bertolong Tolongan Pada Pekerjaan Maksiat 18) Janganlah Engkau Menghasung Hasung Berkelahi Sesama Islam. 19) Kuatlah Engkau Memberi Makan Dan Minum Isi Nagari 20) Bancilah Engkau Kapado Pekerjaan Yang Jahat Jahat 21) Hendaklah Engkau Banyak Manaruah Harato 22) Hendaklah Engkau Manyuruah Banyak Babuek Baik 23) Hendaklah Engkau Bahati Suko Kapado Urang Banyak 24) Hendaklah Engkau Pabanyak Jago Diri Pado Lalok Dan Mampabanyak Susah Daripado Sanang 25) Hendaklah Engkau Suko Diupek Urang, Dan Suko Pulo Dipuji Urang 26) Pangasiahlah Engkau Kepado Fakir Miskin Didalam Nagari 27) Hendaklah Engkau Pandai Babicaro Dan Lagi Fasih Lidah 28) Mamakai Ilmu Supayo Dapat Membedakan Yang Haq Dan Yang Bathil 29) Kuatlah Engkau Menolak Bala Didalam Nagari 30) Kuatlah Engkau Mengikuik Allah Taala 31) Hendaklah Engkau Taguah Kapado Bariman Pado Allah 32) Jiko Ado Nan Anggan Dinanti Hinggo Namuah 33) Jiko Ado Nan Barek Dinanti Hinggo Ringan, Jiko Sampik Dinanti Lapang, Jiko Berhutang Uang Fakir Dan Miskin Dinanti Hinggo Kayo 34) Apabila Engkau Hendak Berkato Kato Lebih Dahulu Dipikirkan, Dalam Hati Jangan Dikeluarkan Sajo Karena Fikir Itu Pelita Hati Karena Sabda Nabi Muhammad Rosulullah Saw. Artinya : Dan Bermula Berfikir Itu Adalah Pelita Hati 28

29 2. Kato Mufakat Kato Nan Bacari Sekarang Itu Juo, Apobilo Hasil Pancarian Dari Sagalo Urang Nan Baraka Dalam Majelis Medan Bicaro, Maka Dizahirkan Kapado Urang Banyak Sekarang Itu Juga Dan Disudahi Sekarang Itu Juga. 3. Kato Dahulu Ditopati Kato Yang Telah Dicarai Dalam Syarak Yang Mulia Atau Pencarian Adat Nan Piawai, Tetapi Belum Sempurna Sebanta Itu Juo, Karena Itu Dapat Diperbuat Janji Sampai Janji Itu Ditepati Saja Nan Dahulu Itu. 4. Kato Kudian Kato Bacari Kato Nan Hampir Sudah Dapek Suatu Hajat Diperbuatkan Pula Janji Sampai Janji Itu Dicarai Pulo Hinggo Asalnyo Tarangkan Pulo Itu Undang Undang Nan Ampek Itu, Yaitu : 1) Undang Undang Urang Dalam Nagari 2) Undang Undang Urang Nagari 3) Undang Undang Luhak 4) Undang Undang Nan Duopuluah XII. MODAL DASAR ORANG MINANKGKABAU Sebelum Islam Masuk Ke Minangkabau, Orang Minangkabau Berpandangan Hidup : Alam Takambang Jadi Guru, Bumi Tabantang Tampek Diam, Berdasarkan Alur Dan Patut. Hukum Alam Takluk Kepada Sunnatullah. Makanya Alam Minangkabau Yang Telah Diatur Melalui Adat, Adat Yang Terambil Dari Hukum Alam, Tentu Saja Dasar Dasar Adat Minangkabau Mudah Menerima Ajaran Islam. Agar Persenyawaan Adat Dan Syarak Berlangsung Damai Dan Sukse Maka Diletakkan Empat Modal Dasr Bagi Setiap Anak Kemenakan, Yaitu : 1. Pandai Membaca Al Qur an Dimasa Kanak Kanak Seorang Anak Harus Pandai Dan Mahir Membaca Al- Qur an Serta Hafal Beberapa Ayat Dan Surat Amma. Karena Apa Yang Direkam Semasa Kanak Kanak Tidak Akan Hilang (Terlupakan) Seumur Hidup, Dia Akan Berbekas Seperti Melukis Diatas Batu. Minimal Menginjak Masa Remaja (13 Atau 15 Tahun) Agak Satu Kali Mengkhatamkan Al-Qur an 30 Juz. Berarti 30 Juz Al-Qur an Telah Mengisi Ronga Dadanya. Jika Mereka Ingin Memperdalam Agamanya, Kuncinya Telah Dimiliki Yaitu Kemampuan Membaca Huruf Al-Qur an. Makanya Pandai Membaca Al-Qur an Mutlak 29

30 Dimasa Kanak Kanak Menjelang Masa Remaja Bagi Putra Putri Minagkabau. Untuk Meransang Dan Mendorong Anak Mampu Membaca Dan Khatam Al-Qur an, Diadakan Upacara Perayaan Khatam Al-Qur an, Bukan Saja Sebagai Kebanggaan Dan Saat Yang Sangat Berkesan Dimasa Kanak Kanak, Juga Merupakan Peristiwa Penting Bagi Keluarga, Suku, Korong, Kampung Dan Nagari. Sehingga Bagi Setiap Anak Khatam Al-Qur an Menjadi Idaman Dan Bahagian Dari Kebudayaan Minangkabau Dalam Kehidupan Bernagari. 2. Pandai Sembahyang Kemampuan Mendirikan Sembahyang (Shalat) Dijadikan Modal Kedua Dalam Menanamkan Rasa Agama Dimasa Kanak Kanak, Bukan Saja Sembahyang Merupakan Tiang Agama Tetapi Merupakan Pembinaan Pribadi Dan Pergaulan. Dengan Sembahyang Anak Melatih Diri Dan Disiplin. Dengan Sembahyang Dia Berhubungan Dengan Yang Maha Kuasa, Dia Mengenal Jemaah Di Surau Dan Masjid, Dengan Shalat Dia Mengenal Kehidupan Surau. Pada Umur 6-7 Tahun Seorang Anak Telah Memulaimeninggalkan Rumah Orang Tuanya Dan Pergi Ke Surau Dan Masjid Dan Mulai Membentuk Kelompok Teman Sebaya, Menempatkan Posisinya Dalam Masyarakat Surau Sertamesjid Dan Nagari. Dalam Proses Si Anak Belajar Mengaji Dan Sembahyang, Pelajaran Akhlak Dan Keimanan Diajarkan Melalui Hikayat, Kaba, Cerita Para Rosul, Para Sahabat, Para Shalihin, Dll. 3. Belajar Silat Silat Adalah Kemahiran/Kemampuan Untuk Beladiri Untuk Mempertahankan Hak Dan Kebenaran Untuk Memagar Adat Dan Syarak, Memagar Korong, Kampung Dan Nagari. Pelajaran Silat Disamping Olah Raga Dan Bela Diri Juga Merupakan Pengisi Waktu Sengganng Bagi Anak-Anak Muda, Terutama Menginjak Masa Puber, Sehingga Tenaga Yang Berlebih Bisa Disalurkan Secara Terarah Dan Bermanfaat Dalam Roh Keislaman. 4. Adat Sopan Santun Pelajaran Dan Praktek Adat Sopan Santun Dipelajari Di Surau, Karena Hubungan Antara Anak Kemenakan Dengan Orang Tua, Mamak, Dunsanak, Ipar Besan Dan Bako Serta Hidup Ber Korong, Berkampung Serta Bernagari Dimulai Dari Surau Dan Mesjid. Di Surau Dipelajari Pepatah Petitih, 30

31 Pasambahan, Pidato Pantun Dan Peribahasa Melalui Dendang Dan Kaba. Sebab Budaya Minangkabau Lebih Banyak Melalui Lisan (Bahasa) Dari Pada Tulisan Dan Lukisan / Pahatan Atau Bangunan, Makanya Budaya Lisan Mudah Di Hafal Melalui Dendang. XIII. FUNGSI AMPEK JINIH 1. PENGHULU / NINIK MAMAK Kayu Gadang Ditangah Koto; Urek Tampek Baselo, Batang Tampek Basanda Dan Dahan Tampek Bagantuang, Daun Tampek Balinduang Kapanasan, Tampek Bataduah Kahujanan, Ka Pai Tampek Batanyo, Ka Pulang Tampek Mangadu. 2. Alim Ulama / Malin Suluah Bendang Dalam Kampuang Dan Nagari, Palito Nan Tak Padam, Camin Nan Tak Kabue, Nan Tahu Halal Jo Haram, Sunat Jo Fardhu Sarato Syah Jo Batha. 3. Cadiak Pandai (Manti) Urang Nan Arif Bijaksana, Mangarati Barek Jo Ringan, Manimbang Buruak Jo Bayiak, Tahu Ereng Jo Gendeng, Lubuak Aka Lantan Budi. 4. Urangmudo / Dubalang Urang Nan Capek Kaki Ringan Tangan, Pamaga Kampuang Jo Nagari, Kalau Pandai Manjago Urang Mudo, Tapaga Kampuang Jo Nagari, Kalau Tak Pandai Manjago Nagari, Mungkin Paga Makan Tanaman. XIV. PERANAN ULAMA 1. Ulama Kedudukan Ulama Berada Di Nagari Bertanggung Jawab Terhadap Pembinaan Syarak Kepada Anak Nagari Melalui Suku, Di Bidang Syarak Penanggung Jawabnya Pada Setiap Suku Adalah Labai Atau Malin. 2. Labai / Malin Labai Berkedudukan Dalam Suku Bertugas Dan Bertanggung Jawab Terhadap Pelaksanaan Syarak Dalam Suku. Surau Sebagai Lembaga Pendidikan Formal Dalam Suku Sangat Efektif Dan Merata Bagi Pembinaan Syarak Terhadap Anak Kemenakan, Sebelum Adanya Sekolah Atau Madrasah Serta Tpa Dan 31

32 XV. Lain-Lain. Setelah Adanya Madrasah, Tpa Dan Tpsa Dan Sekolah Setelah Kemerdekaan, Semestinya Funfsi Surau Bisa Lebih Melebar Dan Lebih Intensif Dalam Pembinaan Keagamaan Anak Kemenakan. Makanya Kembali Ke Surau Dan Kembali Ke Hidup Bernagari Perlu Di Tata Kembali Agar Fungsi Surau Berjalan Dalam Masyarakat. TANTANGAN KE DEPAN Untuk Melaksanakan Otonomi Daerah, Kita Akan Berhadapan Dengan: 1. Masalah Pemantapan Agama Dan Adat Serta Peranannya Bagi Hidup Dan Kehidupan Anak Kemenakan (Katakanlah Sdm Di Masa Depan) Dengan Memfungsikan Surau. 2. Kemajuan Ilmu Dan Teknologi Serta Interaksi Pengaruh Budaya Antara Bangsa 3. Masalah Etos Kerja, Disiplin Dan Kejujuran 4. Masalah Kualitan\S Produksi Dan Persaingan Bebas 5. Pemanfaatan Lahan Yang Di Tinggalkan Perantau 6. Pemanfaatan Tanah Ulayat 7. Penentuan Komoditi Jual 8. Pengaturan Zakat, Infak Dan Shadaqah 9. Peranan Perantau Dan Pembangunan Ekonomi XVI. TAHAP PEMBINAAN DAN PENDIDIKAN ANAK KEMENAKAN (SDM) Keluarga Di Minangkabau Dalam Upaya Mendidik Dan Membina Anak Kemenakan Melalui Enam Tahap: 1. Setiap Anak Yang Lahir Dari Rahim Ibunya (Diazankan) 2. Setelah Berumur Satu Minggu Keatas, Diaqiqahkan, Diberi Nama, Dicukur Rambut, Turun Mandi Dan Disunat Masalkan (Khitan) 3. Belajar Mengaji Al-Qur an Dan Sembahyang (Shalat), Bersilat Serta Adat Sopan Santun, Petatah Petitih Untuk Memahami Adat Dan Syarak Tempatnya Disurau. 4. Baraja Kasawah Jo Kaladang, Manggaleh Jo Batukang, Kalau Dapek Jadi Tuanku Elok Bana (Punya Profesi, Terampil Dan Lapangan Kerja) 5. Menginjak Pintu Perkawinan, Memikul Tanggung Jawab Hidup Dan Masa Depan Berfungsi Ganda Sebagai Ayah Dan Mamak, Bagi Ibu Berfungsi Sebagai Guru Dan Bundo 32

33 6. Meninggal Dunia Yaitu Hidup Nan Bakarajuik (Bekerja) Mati Nan Bakajian/Dido akan Jadi Tahap Didikan Oleh Orang Tua (Ayah Dan Ibu) Dan Bimbingan Oleh Mamak Bertumpu Dan Bertolak Kepada Keenam Tahapan Tersebut. XVII. PERANAN KERAPATAN ADAT NAGARI (KAN) Kerapatan Adat Nagari (Kan) Sebagai Instutusi Kelembagaan Adat Istiadat Di Dalam Pemerintahan Nagari Sebagai Mewakili Suku Sangat Berperan Dalam Menentukan Dan Memberi Arah Serta Penerapan Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah Dengan Kata Lain, Syarak Mangato, Adat Mamakai. Makanya Kelembagaan Kan Yang Mewakili Ampek Jinih Dalam Suku Sangat Berwenang Membuat Aturan Atau Tatalaksana Penerapan Adat Istiadat Melalui Suku Masing Masing Dalam Nagari Atau Bagi Anak Kemenakan. Sehingga Sosialisasi Adat Istiadat Berjalan Secara Intensif Dan Merata Bagi Anak Kemenakan Atau Masyarakat. Bahkan Kan Bisa Berinisiatif Untuk Terwujudnya Suatu Peraturan Nagari (Pernag) Disertai Sanksi Adat Atau Pidana. Umpanya Pernag Tentang Pelaksanaan Fungsi Surau Yang Empat Yaitu : Pandai Mengaji, Pandai Sembahyang, Belajar Silat, Dan Budi Pekerti. Begitupun Pernag Mengenai Perjudian, Minuman Keras, Narkoba Serta Pertunjukan Pertunjukan Yang Merangsang Hawa Nafsu Seperti : Organ Tunggal Atau Musik Yang Dipesan/Pertunjukan Dalam Perhelatan Keluarga Atau Nagari Dibuat Pernagnya (Peraturan Nagari) Bahwa Setiap Penyanyi/Pemain Wanita Harus Berpakaian Sopan Sesuai Tuntunan Agama Dan Adat, Umpanya Berbaju Kurung Dan Berelendang. Dengan Adanya Peraturan Nagari (Pernag) Anak Kemenkakan Yang Berada Dijorong, Rumah Dan Nagari Akan Mematuhinya. Untuk Itu Perlu Ada Sangsi Baik Berupa Denda Ataupun Sangsi Sosial/Adat. Kuatnya Peranan Kan Disamping Mewakili Suku Juga Diperkokoh Oleh : 1. Dewan Pertimbangan Yang Terdiri Dari 9 Orang Yaitu : A. Pucuk Adat Atau Penghulu Pucuk Suku B. Tokoh Utama C. Cerdik Pandai D. Bundo Kanduang 33

34 2. Dewan Penyantun 3. Pucuk Ialah Wali Nagari Berarti Kan Cukup Representif Untuk Melestarikan Adat Istiadat Bagi Anak Kemenakan Bersama Pemerintahan Nagari XVIII. TANTANGAN KEDEPAN 1. Masalah Pemantapan Dan Aktualisasi : Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah Bagi Hidup Dan Kehidupan Anak Kemenakan (Sdm Masa Depan) Dengan Memfungsikan Surau Dan Sekolah/Madrasah. 2. Dampak Globalisasi Dengan Kemajuan Ilmu Teknologi Sangat Mempengaruhi Dalam Interaksi Budaya Antar Bangsa. Apalagi Jika Daya Tahan Individu Dan Masyarakat Bangsa Goyah Dan Lemah Terutama Rasa Ke Agama Dan Adat (Kultur) Sebagai Jati Diri Bangsa Itu Sendiri. 3. Masalah Etos Kerja, Disiplin Dan Kejujuran 4. Masalah Kwalitas Produk Dan Persaingan Bebas 5. Pemanfaatan Lahan Yang Ditinggal Perantau 6. Pemanfaatan Tanah Ulayat 7. Penentuan Komoditi Jual 8. Pengaturan Zakat, Wakaf, Infak Dan Sadakah Yang Produktif Dan Bukan Konsumtif 9. Peran Perantau Dan Pembangunan Ekonomi Adat (Aturan, Diri, Akhlak, Tuntunannyo) Kita Tidak Memandang/Memperlakukan Orang Lain Lebih Rendah Dari Pada Kita, Bimbingan Kaidah Adat Ialah : Nan Tuo Dimuliakan, Nan Gadang Di Hormati, Nan Ketek Disayangi, Samo Gadang Lawan Baiyo. Adat Ialah : Suatu Lukisan Yang Tergambar Dalam Hati Manusia Sebagai Kekembangan Budi Dan Daya Yang Diperoleh Akal Dan Ilmu Didalam Bari, Alur Dan Patut Nan Manjadikan Limbago Tempat Tumbuh. Limbago Adat, Mengandung Limo Bijo/Unsur Yaitu : 34

GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 7 TAHUN 2018 TENTANG NAGARI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 7 TAHUN 2018 TENTANG NAGARI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 7 TAHUN 2018 TENTANG NAGARI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA BARAT, Menimbang: a. bahwa nagari sebagai kesatuan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 61 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Perkawinan Menurut Hukum Adat Minangkabau di Kenagarian Koto Baru, Kecamatan Koto Baru, Kabupaten Dharmasraya, Provinsi Sumatera Barat. Pelaksanaan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI BAB I. PENGANTAR... 1

DAFTAR ISI BAB I. PENGANTAR... 1 DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i PERNYATAAN... v DAFTAR ISI... vi DAFTAR ISTILAH... viii DAFTAR TABEL DAN GAMBAR... xi DAFTAR LAMPIRAN... xiii INTISARI... xiv ABSTRACT... xv BAB I. PENGANTAR... 1

Lebih terperinci

Alam Minangkabau. Alam Minangkabau terbagi atas dua bagian, yaitu daerah. Luhak Nan Tigo dan daerah Rantau. Luhak Nan Tigo merupakan tiga daerah

Alam Minangkabau. Alam Minangkabau terbagi atas dua bagian, yaitu daerah. Luhak Nan Tigo dan daerah Rantau. Luhak Nan Tigo merupakan tiga daerah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Secara tradisional, daerah-daerah dalam pengaruh Minangkabau disebut Alam Minangkabau. Alam Minangkabau terbagi atas dua bagian, yaitu daerah Luhak Nan Tigo dan daerah

Lebih terperinci

Tujuan Umum Pembelajaran Mampu berkomunikasi dengan menerapkan prinsip budaya setempat (Minangkabau)

Tujuan Umum Pembelajaran Mampu berkomunikasi dengan menerapkan prinsip budaya setempat (Minangkabau) PENGAMBILAM KEPUTUSAN DALAM KELUARGA MENURUT BUDAYA MINANGKABAU Oleh : Dra. Silvia Rosa, M. Hum Ketua Jurusan Sastra Daerah Minangkabau FS--UA FS Tujuan Umum Pembelajaran Mampu berkomunikasi dengan menerapkan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2008

LEMBARAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2008 No. Urut : 06 LEMBARAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG TANAH ULAYAT DAN PEMANFAATANNYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

Nan Tasirek Dalam Balai Adat

Nan Tasirek Dalam Balai Adat Nan Tasirek Dalam Balai Adat Oleh : H.J. Dt. Tungga Nak diulang ulang juo kato sapatah nan manjadi usua pangka dawa, pangka kato indak hilang, kato dahulu batapati, kato kamudian kato bacari, dicari kato

Lebih terperinci

4. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambaha

4. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambaha PERATURAN DAERAH KOTA PADANG NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERDAYAAN DAN PELESTARIAN ADAT BUDAYA DALAM HIDUP BERNAGARI DI KOTA PADANG Menimbang : a. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PADANG,

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROPINSI SUMATERA BARAT NOMOR 2 TAHUN 2007 POKOK-POKOK PEMERINTAHAN NAGARI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA BARAT

PERATURAN DAERAH PROPINSI SUMATERA BARAT NOMOR 2 TAHUN 2007 POKOK-POKOK PEMERINTAHAN NAGARI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA BARAT Menimbang: PERATURAN DAERAH PROPINSI SUMATERA BARAT NOMOR 2 TAHUN 2007 POKOK-POKOK PEMERINTAHAN NAGARI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA BARAT a. bahwa berdasarkan hasil evaluasi penyelenggaraan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. daerah di Indonesia. Sumatera Barat dengan sistem pemerintahan nagari yang. tersendiri yang berbeda dengan masyarakat Indonesia.

I. PENDAHULUAN. daerah di Indonesia. Sumatera Barat dengan sistem pemerintahan nagari yang. tersendiri yang berbeda dengan masyarakat Indonesia. 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumatera Barat adalah salah satu Provinsi di Indonesia yang memakai sistem pemerintahan lokal selain pemerintahan desa yang banyak dipakai oleh berbagai daerah

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH KECAMATAN LUBUK ALUNG KABUPATEN PADANG PARIAMAN

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH KECAMATAN LUBUK ALUNG KABUPATEN PADANG PARIAMAN BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH KECAMATAN LUBUK ALUNG KABUPATEN PADANG PARIAMAN 1. Letak Geografis Wilayah Kecamatan Lubuk Alung Kabupaten Padang Pariaman terletak di antara 100º 21 00 Bujur Timur atau 0º

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. prinsip matrilineal. Prinsip matrilineal maksudnya adalah mengikuti garis

BAB I PENDAHULUAN. prinsip matrilineal. Prinsip matrilineal maksudnya adalah mengikuti garis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Minangkabau adalah salah satu suku diindonesia yang menganut prinsip matrilineal. Prinsip matrilineal maksudnya adalah mengikuti garis keturunan ibu dalam suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komunitas masyarakat matrilineal paling besar di dunia (Kato, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. komunitas masyarakat matrilineal paling besar di dunia (Kato, 2005). BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Minangkabau merupakan satu-satunya budaya yang menganut sistem kekerabatan matrilineal di Indonesia. Masyarakat Minangkabau merupakan komunitas masyarakat matrilineal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Minangkabau mempunyai generasi penerus yang merupakan parik paga

BAB I PENDAHULUAN. Minangkabau mempunyai generasi penerus yang merupakan parik paga BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Minangkabau mempunyai generasi penerus yang merupakan parik paga nagari, yang berarti generasi yang berada dalam garis depan untuk menyelesaikan berbagai masalah di

Lebih terperinci

PERATURAN NAGARI SUNGAI KAMUYANG NOMOR : 05 TAHUN 2003 TENTANG TATA CARA AKAD NIKAH DAN BARALEK KAWIN

PERATURAN NAGARI SUNGAI KAMUYANG NOMOR : 05 TAHUN 2003 TENTANG TATA CARA AKAD NIKAH DAN BARALEK KAWIN PERATURAN NAGARI SUNGAI KAMUYANG NOMOR : 05 TAHUN 2003 TENTANG TATA CARA AKAD NIKAH DAN BARALEK KAWIN DENGAN RAHMAT ALLAH TUHAN YANG MAHA ESA WALI NAGARI SUNGAI KAMUYANG Menimbang : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN NAGARI SITUJUAH GADANG Nomor: 03/NSG/2002. Tentang BENTUK PARTISIPASI ANAK NAGARI DALAM PEMBANGUNAN NAGARI

RANCANGAN PERATURAN NAGARI SITUJUAH GADANG Nomor: 03/NSG/2002. Tentang BENTUK PARTISIPASI ANAK NAGARI DALAM PEMBANGUNAN NAGARI RANCANGAN PERATURAN NAGARI SITUJUAH GADANG Nomor: 03/NSG/2002 Tentang BENTUK PARTISIPASI ANAK NAGARI DALAM PEMBANGUNAN NAGARI Menimbang : a. bahwa modal dasar pembangunan Nagari yang tumbuh dan berkembang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perencanaan yang bersifat sentralistik dengan cara mendelegasikan sejumlah

BAB I PENDAHULUAN. perencanaan yang bersifat sentralistik dengan cara mendelegasikan sejumlah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Desentralisasi merupakan cara yang ditempuh untuk mengatasi keterbatasan perencanaan yang bersifat sentralistik dengan cara mendelegasikan sejumlah kewenangan,

Lebih terperinci

BAB III MONOGRAFI NAGARI AIR DINGIN KABUPATEN SOLOK Letak Geografis dan kependudukan Nagari Air Dingin

BAB III MONOGRAFI NAGARI AIR DINGIN KABUPATEN SOLOK Letak Geografis dan kependudukan Nagari Air Dingin BAB III MONOGRAFI NAGARI AIR DINGIN KABUPATEN SOLOK 1.1. Letak Geografis dan kependudukan Nagari Air Dingin Wilayah Nagari Air Dingin adalah salah satu Nagari yang ada di Propinsi Sumatra Barat. memiliki

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Kecamatan Canduang 1. Kondisi Geografis Kecamatan Canduang merupakan salah satu dari beberapa kecamatan di Kabupaten Agam. Dimana wilayah ini ditetapkan menjadi

Lebih terperinci

BAB 11 PROFIL DESA KOTO PERAMBAHAN. Kampar Timur Kabupaten Kampar. Menurut beberapa tokoh masyarakat, Desa

BAB 11 PROFIL DESA KOTO PERAMBAHAN. Kampar Timur Kabupaten Kampar. Menurut beberapa tokoh masyarakat, Desa 17 BAB 11 PROFIL DESA KOTO PERAMBAHAN A. Sejarah Perkembangan Desa Koto Perambahan Desa Koto Perambahan adalah nama suatu wilayah di Kecamatan Kampar Timur Kabupaten Kampar. Menurut beberapa tokoh masyarakat,

Lebih terperinci

Orang Ujung Gading. Etnografi. Nuriza Dora 1)

Orang Ujung Gading. Etnografi. Nuriza Dora 1) 1 Nuriza Dora 1) Daerah perbatasan merupakan kawasan tempat bertemunya beberapa suku bangsa beserta kebudayaannya. Pada perkembangan selanjutnya di tempat tersebut akan muncul kebudayaan baru atau percampuran

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. perkawinan yang pantang oleh adat. Di Kenagarian Sungai Talang yang menjadi

BAB V PENUTUP. perkawinan yang pantang oleh adat. Di Kenagarian Sungai Talang yang menjadi 1 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Pelanggaran kawin sasuku pada masyarakat Minangkabau dianggap sebagai perkawinan yang pantang oleh adat. Di Kenagarian Sungai Talang yang menjadi lokasi penelitian ini terdapat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Bagian ini menjelaskan mengenai teori kepemimpinan dan gaya

BAB II LANDASAN TEORI. Bagian ini menjelaskan mengenai teori kepemimpinan dan gaya BAB II LANDASAN TEORI Bagian ini menjelaskan mengenai teori kepemimpinan dan gaya kepemimpinan situasional. Teori yang akan dijelaskan sejalan dengan fokus penelitian yaitu gaya kepemimpinan penghulu Minangkabau.

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Sumatera merupakan pulau yang memiliki sejumlah suku besar berciri khas tradisional. Suku yang terkenal adalah Minangkabau, Aceh, Batak, Melayu, dan ada juga sejumlah suku-suku

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kerajaan Pagaruyung yang terletak di Batu Sangkar, Luhak Tanah Datar, merupakan sebuah kerajaan yang pernah menguasai seluruh Alam Minangkabau. Bahkan pada masa keemasannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidup manusia baik secara langsung maupun tidak langsung selalu memerlukan

BAB I PENDAHULUAN. hidup manusia baik secara langsung maupun tidak langsung selalu memerlukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tanah merupakan kebutuhan hidup manusia yang sangat mendasar. Manusia hidup serta melakukan aktivitas di atas tanah sehingga setiap saat manusia selalu berhubungan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG LOKASI PENELITIAN. kenegerian Rumbio Kociok Banamo Kamaruzzaman Godang Bagolau Datuk

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG LOKASI PENELITIAN. kenegerian Rumbio Kociok Banamo Kamaruzzaman Godang Bagolau Datuk BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Kenegerian Rumbio Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan pemimpin adat kenegerian Rumbio Kociok Banamo Kamaruzzaman Godang Bagolau Datuk Ulak

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG TANAH ULAYAT DAN PEMANFAATANNYA

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG TANAH ULAYAT DAN PEMANFAATANNYA PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG TANAH ULAYAT DAN PEMANFAATANNYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA BARAT Menimbang:a. bahwa dalam Undang - undang Nomor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melangsungkan kehidupan bermasyarakat. Seperti yang diamanatkan oleh. masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. melangsungkan kehidupan bermasyarakat. Seperti yang diamanatkan oleh. masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan suatu negara yang memiliki keberagaman budaya, suku, agama, bahasa, kesenian dan adat. Dalam perkembangannya, Negara Kesatuan Repulik Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. oleh sebagian masyarakat pedesaan. Namun masih banyak wilayah pedesaan yang

BAB I PENDAHULUAN. oleh sebagian masyarakat pedesaan. Namun masih banyak wilayah pedesaan yang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Upaya pembangunan pedesaan telah dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat melalui berbagai kebijakan dan programprogram. Upaya-upaya itu

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROPINSI SUMATERA BARAT NOMOR : 9 TAHUN 2000 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROPINSI SUMATERA BARAT NOMOR : 9 TAHUN 2000 TENTANG PERATURAN DAERAH PROPINSI SUMATERA BARAT NOMOR : 9 TAHUN 2000 TENTANG KETENTUAN POKOK PEMERINTAHAN NAGARI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA BARAT Menimbang : a. bahwa perubahan paradigma

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tanah ini dengan sendirinya menimbulkan pergesekan- pergesekan. kepentingan yang dapat menimbulkan permasalahan tanah.

BAB I PENDAHULUAN. tanah ini dengan sendirinya menimbulkan pergesekan- pergesekan. kepentingan yang dapat menimbulkan permasalahan tanah. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tanah merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia, oleh karenanya manusia tidak bisa terlepas dari tanah. Tanah sangat dibutuhkan oleh setiap

Lebih terperinci

Adat-istiadat Minangkabau

Adat-istiadat Minangkabau Adat-istiadat Minangkabau Kata Adat berasal dari bahasa Arab yang secara etimologis berarti kebiasaan yang berlaku berulang-kali. Sederhananya, adat Minangkabau itu artinya "Bapucuak sabana bulek, basandi

Lebih terperinci

TENTANG LAMBANG DAERAH KABUPATEN SOLOK SELATAN

TENTANG LAMBANG DAERAH KABUPATEN SOLOK SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SOLOK SELATAN NOMOR : 2 TAHUN 2005 TENTANG LAMBANG DAERAH KABUPATEN SOLOK SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SOLOK SELATAN, Menimbang : a. bahwa dengan ditetapkannya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara dengan beragam etnis dan budaya. Terdiri

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara dengan beragam etnis dan budaya. Terdiri I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara dengan beragam etnis dan budaya. Terdiri dari ribuan pulau yang dipisahkan oleh lautan, menjadikan negara ini memiliki etnis serta

Lebih terperinci

BAB IV LARANGAN NIKAH BAYO DALAM MASYARAKAT SIMPANG KALAM KABUPATEN PASAMAN

BAB IV LARANGAN NIKAH BAYO DALAM MASYARAKAT SIMPANG KALAM KABUPATEN PASAMAN BAB IV LARANGAN NIKAH BAYO DALAM MASYARAKAT SIMPANG KALAM KABUPATEN PASAMAN 1. Penyebab dilarangnya Nikah Bayo Sumatera Barat mempunyai adat yang diistilahkan dengan adat basandi syara, syara basandi kitabullah.

Lebih terperinci

FILOSOFI TUNGKU TIGO SAJARANGAN DALAM SISTEM PEMERINTAHAN SUMATERA BARAT

FILOSOFI TUNGKU TIGO SAJARANGAN DALAM SISTEM PEMERINTAHAN SUMATERA BARAT FILOSOFI TUNGKU TIGO SAJARANGAN DALAM SISTEM PEMERINTAHAN SUMATERA BARAT Rita Gani Fikom Unisba ritagani911@yahoo.com Abstrack Krech (1962:423) mengatakan bahwa the emergence of leadership and its functions

Lebih terperinci

Analisis metaforis..., Widya, FIB, UI, 2010.

Analisis metaforis..., Widya, FIB, UI, 2010. 119 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Penggunaan bahasa adalah cerminan dinamika masyarakat penuturnya. Keunikan dan keapikan kemasan sebuah ujaran adalah cerminan keunikan sebuah budaya. Setiap budaya memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumatera Barat memiliki 19 kabupaten kota,179 kecamatan dan 648 nagari. 1

BAB I PENDAHULUAN. Sumatera Barat memiliki 19 kabupaten kota,179 kecamatan dan 648 nagari. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Sumatera Barat merupakan salah satu provinsi yang berada di Indonesia.Provinsi Sumatera Barat memiliki 19 kabupaten kota,179 kecamatan dan 648 nagari. 1

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian merupakan suatu tempat atau wilayah penelitian tersebut akan

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian merupakan suatu tempat atau wilayah penelitian tersebut akan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian merupakan suatu tempat atau wilayah penelitian tersebut akan dilakukan. Adapun penelitian yang dilakukan oleh penulis ialah mengambil

Lebih terperinci

BAB IV SISTEM PERNIKAHAN ADAT MASYARAKAT SAD SETELAH BERLAKUNYA UU NO. 1 TAHUN A. Pelaksanaan Pernikahan SAD Sebelum dan Sedudah UU NO.

BAB IV SISTEM PERNIKAHAN ADAT MASYARAKAT SAD SETELAH BERLAKUNYA UU NO. 1 TAHUN A. Pelaksanaan Pernikahan SAD Sebelum dan Sedudah UU NO. 42 BAB IV SISTEM PERNIKAHAN ADAT MASYARAKAT SAD SETELAH BERLAKUNYA UU NO. 1 TAHUN 1974 A. Pelaksanaan Pernikahan SAD Sebelum dan Sedudah UU NO.1/1974 Pelaksanaan Pernikahan Suku Anak Dalam merupakan tradisi

Lebih terperinci

KOPI, Alam Takambang Dijadikan Guru (Alam terkembang jadi guru) :

KOPI, Alam Takambang Dijadikan Guru (Alam terkembang jadi guru) : KOPI, Alam Takambang Dijadikan Guru (Alam terkembang jadi guru) : Satinggi tinggi malantiang, Mambubuang ka awang-awang, Suruiknyo katanah juo, Sahabih dahan dengan ranting, Tereh panguba barunyo nyato.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terdahulu, dan harta ini berada dibawah pengelolahan mamak kepala waris (lelaki

BAB I PENDAHULUAN. terdahulu, dan harta ini berada dibawah pengelolahan mamak kepala waris (lelaki BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tanah pusako adalah tanah hak milik bersama dari pada suatu kaum yang mempunyai pertalian darah dan diwarisi secara turun temurun dari nenek moyang terdahulu,

Lebih terperinci

THE ROLE OF MAMAK IN MOTIVATING KAMANAKAN TO LEARN MINANGKABAU CUSTOM SPEECH IN KANAGARIAN SALIMPAT DISTRICTS OF LEMBAH GUMANTI SOLOK REGENCY.

THE ROLE OF MAMAK IN MOTIVATING KAMANAKAN TO LEARN MINANGKABAU CUSTOM SPEECH IN KANAGARIAN SALIMPAT DISTRICTS OF LEMBAH GUMANTI SOLOK REGENCY. 1 THE ROLE OF MAMAK IN MOTIVATING KAMANAKAN TO LEARN MINANGKABAU CUSTOM SPEECH IN KANAGARIAN SALIMPAT DISTRICTS OF LEMBAH GUMANTI SOLOK REGENCY. Merial Ulfa*, Dra. Bedriati Ibrahim, M.Si**, Drs Kamaruddin

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PADANG PARIAMAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PADANG PARIAMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PADANG PARIAMAN NOMOR 03 TAHUN 2007 TENTANG KEWAJIBAN PANDAI MEMBACA AL-QUR'AN BAGI MURID SD, SISWA SMP, SMA DAN CALON PENGANTIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PADANG

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA PAYAKUMBUH NOMOR : 10 TAHUN 2008 TENTANG KEWAJIBAN PANDAI MEMBACA AL-QURAN BAGI ANAK SEKOLAH DAN CALON PENGANTIN

PERATURAN DAERAH KOTA PAYAKUMBUH NOMOR : 10 TAHUN 2008 TENTANG KEWAJIBAN PANDAI MEMBACA AL-QURAN BAGI ANAK SEKOLAH DAN CALON PENGANTIN PERATURAN DAERAH KOTA PAYAKUMBUH NOMOR : 10 TAHUN 2008 TENTANG KEWAJIBAN PANDAI MEMBACA AL-QURAN BAGI ANAK SEKOLAH DAN CALON PENGANTIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PAYAKUMBUH Menimbang :

Lebih terperinci

PROFIL PENERAPAN INKUIRI MORAL ALAM TAKAMBANG JADI GURU OLEH REMAJA AWAL DI KENAGARIAN AMPANG PULAI KECAMATAN KOTO XI TARUSAN JURNAL

PROFIL PENERAPAN INKUIRI MORAL ALAM TAKAMBANG JADI GURU OLEH REMAJA AWAL DI KENAGARIAN AMPANG PULAI KECAMATAN KOTO XI TARUSAN JURNAL PROFIL PENERAPAN INKUIRI MORAL ALAM TAKAMBANG JADI GURU OLEH REMAJA AWAL DI KENAGARIAN AMPANG PULAI KECAMATAN KOTO XI TARUSAN JURNAL Oleh: MELISA 11060280 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Motivasi terbesar yang mendasari perjuangan rakyat Indonesia merebut

I. PENDAHULUAN. Motivasi terbesar yang mendasari perjuangan rakyat Indonesia merebut I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Motivasi terbesar yang mendasari perjuangan rakyat Indonesia merebut kemerdekaan dari kaum penjajah adalah cita-cita untuk dapat mewujudkan kehidupan rakyat Indonesia yang

Lebih terperinci

SEJARAH PERKEMBANGAN SURAU DI MINANGKABAU. Oleh: Wisran Hadi

SEJARAH PERKEMBANGAN SURAU DI MINANGKABAU. Oleh: Wisran Hadi SEJARAH PERKEMBANGAN SURAU DI MINANGKABAU Oleh: Wisran Hadi Materi Pelatihan Pemberdayaan Gerakan Kembali Ke Surau dilaksanakan oleh Biro Peberdayaan Sospora Sekretaris Daerah Prov.Sumbar 15 2/d 17 Juli

Lebih terperinci

2. Macam-Macam Norma. a. Norma Kesusilaan

2. Macam-Macam Norma. a. Norma Kesusilaan Sumber: ibnulkhattab.blogspot.com Gambar 4.3 Masyarakat yang sedang Melakukan Kegiatan Musyawarah untuk Menentukan Suatu Peraturan. 2. Macam-Macam Norma a. Norma Kesusilaan Ketika seseorang akan berbohong,

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN AGAM KECAMATAN BASO NAGARI SIMARASOK Alamat : Anak Ala Jorong Simarasok Kode pos 26192

PEMERINTAH KABUPATEN AGAM KECAMATAN BASO NAGARI SIMARASOK Alamat : Anak Ala Jorong Simarasok Kode pos 26192 PEMERINTAH KABUPATEN AGAM KECAMATAN BASO NAGARI SIMARASOK Alamat : Anak Ala Jorong Simarasok Kode pos 26192 PERATURAN NAGARI SIMARASOK NOMOR 03 TAHUN 2002 TENTANG STRUKTUR ORGANISASI DAN MEKANISME KERJA

Lebih terperinci

etnis- Galundi Nan Baselo. Taratak Dusun Koto Nagari. Mangumpua nan taserak manjapuik nan tatingga. benang merah

etnis- Galundi Nan Baselo. Taratak Dusun Koto Nagari. Mangumpua nan taserak manjapuik nan tatingga. benang merah SEKAPUR SIRIH Alhamdulillah, berkat rahmat dan karunia Nya, kami dapat menyelesaikan penulisan narasi Buku Situs Cagar Budaya Minangkabau yang berada di Jorong Batur Sungai Jambu. Shalawat dan salam kita

Lebih terperinci

DAERAH NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG TENTANG PERMUSYAWARATAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA BUPATI MUSI RAWAS

DAERAH NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG TENTANG PERMUSYAWARATAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA BUPATI MUSI RAWAS PEMERINTAH KABUPATEN MUSI RAWAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI RAWAS NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang Mengingat BUPATI MUSI RAWAS, : bahwa

Lebih terperinci

PENYELESAIAN SENGKETA PEMANFAATAN TANAH ULAYAT KAUM DI KENAGARIAN LUBUK BASUNG. Skripsi

PENYELESAIAN SENGKETA PEMANFAATAN TANAH ULAYAT KAUM DI KENAGARIAN LUBUK BASUNG. Skripsi PENYELESAIAN SENGKETA PEMANFAATAN TANAH ULAYAT KAUM DI KENAGARIAN LUBUK BASUNG Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Oleh : LENI MARLINA 07 140 008 Program

Lebih terperinci

PERATURAN NAGARI BATU TABA. Kecamatan Batipuah Selatan Kabupaten Tanah Datar T E N T A N G PUNGUTAN RETRIBUSI NAGARI TAHUN 2013

PERATURAN NAGARI BATU TABA. Kecamatan Batipuah Selatan Kabupaten Tanah Datar T E N T A N G PUNGUTAN RETRIBUSI NAGARI TAHUN 2013 PERATURAN NAGARI BATU TABA Kecamatan Batipuah Selatan Kabupaten Tanah Datar T E N T A N G PUNGUTAN RETRIBUSI NAGARI TAHUN 2013 PERATURAN NAGARI BATU TABA NOMOR : 05 TAHUN 2013 TENTANG PUNGUTAN RETRIBUSI

Lebih terperinci

Nikah Sirri Menurut UU RI Nomor 1 Tahun 1974 Wahyu Widodo*

Nikah Sirri Menurut UU RI Nomor 1 Tahun 1974 Wahyu Widodo* Nikah Sirri Menurut UU RI Nomor 1 Tahun 1974 Wahyu Widodo* Abstrak Nikah Sirri dalam perspektif hukum agama, dinyatakan sebagai hal yang sah. Namun dalam hukum positif, yang ditunjukkan dalam Undang -

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kampar Kabupaten Kampar. Desa Koto Tuo Barat adalah salah satu desa dari 13

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kampar Kabupaten Kampar. Desa Koto Tuo Barat adalah salah satu desa dari 13 BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Kondisi Geografis dan Demografis Desa Koto Tuo Barat adalah Desa yang terletak di Kecamatan XIII Koto Kampar Kabupaten Kampar. Desa Koto Tuo Barat adalah salah

Lebih terperinci

PENYULUHAN DAN PELATIHAN PERLENGKAPAN PROSESI ADAT PERKAWINAN KANAGARIAN NAN XX KOTA PADANG

PENYULUHAN DAN PELATIHAN PERLENGKAPAN PROSESI ADAT PERKAWINAN KANAGARIAN NAN XX KOTA PADANG Program PPM KOMPETITIF Sumber Dana DIPA Universitas Andalas Besar Anggaran Rp 4.500.000 Tim Pelaksana Reniwati, Noviatri, Rona Almos, dan Khanizar Fakultas Sastra Lokasi Kota Padang, Sumatera Barat PENYULUHAN

Lebih terperinci

AR-40Z0 TUGAS AKHIR PERANCANGAN MASJID AGUNG PADANG BAB I PENDAHULUAN

AR-40Z0 TUGAS AKHIR PERANCANGAN MASJID AGUNG PADANG BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masyarakat Minangkabau yang sebagian besar adalah penduduk wilayah provinsi Sumatera Barat dalam menjalankan kehidupan sosial budayanya tetap berpegang teguh pada adagium

Lebih terperinci

PEMERINTAHAN KABUPATEN LIMA PULUH KOTA KANTOR WALI NAGARI SITUJUAH GADANG KECAMATAN SITUJUAH LIMO NAGARI

PEMERINTAHAN KABUPATEN LIMA PULUH KOTA KANTOR WALI NAGARI SITUJUAH GADANG KECAMATAN SITUJUAH LIMO NAGARI PEMERINTAHAN KABUPATEN LIMA PULUH KOTA KANTOR WALI NAGARI SITUJUAH GADANG KECAMATAN SITUJUAH LIMO NAGARI KESATUAN NAGARI SITUJUAH GADANG NOMOR : 01/NSG/2002 Tentang PERUBAHAN SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tapi juga dalam kehidupan bermasyarakat. Perkawinan merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. tapi juga dalam kehidupan bermasyarakat. Perkawinan merupakan suatu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perempuan Indonesia tidak hanya memiliki pengaruh dalam keluarga, tapi juga dalam kehidupan bermasyarakat. Perkawinan merupakan suatu peristiwa penting dalam

Lebih terperinci

Tanah, dan Kepemilikan Harta Benda lainnya

Tanah, dan Kepemilikan Harta Benda lainnya Pemahaman Progresif tentang Hak Perempuan atas Waris, Kepemilikan Tanah, dan Kepemilikan Harta Benda lainnya Beberapa Istilah Penting terkait dengan Hak Perempuan atas Waris dan Kepemilikan Tanah: Ahli

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. organisasi yang memerlukan manajemen yang baik. Maka mau tidak mau

TINJAUAN PUSTAKA. organisasi yang memerlukan manajemen yang baik. Maka mau tidak mau 11 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Pengawasan Pengawasan merupakan unsur esensial demi kelangsungan dan pertumbuhan serta keselamatan organisasi bersangkutan. Negara, pemerintah daerah adalah organisasi

Lebih terperinci

Adapun Monografi Kenagarian di Kecematan Bayang yang menjadi objek penelitian penulis sebagai berikut:

Adapun Monografi Kenagarian di Kecematan Bayang yang menjadi objek penelitian penulis sebagai berikut: BAB III GAMBARAN UMUM TENTANG KECEMATAN BAYANG 1. Monografi Kecamatan Bayang Kecamatan Bayang merupakan salah satu kecamatan yang terletak di Kabupaten Pesisir Selatan, Provinsi Sumatera Barat. Kecamatan

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN PEMBAGIAN HAK WARIS PADA MASYARAKAT ADAT MINANGKABAU

BAB III PELAKSANAAN PEMBAGIAN HAK WARIS PADA MASYARAKAT ADAT MINANGKABAU BAB III PELAKSANAAN PEMBAGIAN HAK WARIS PADA MASYARAKAT ADAT MINANGKABAU A. Kondisi Geografis Secara geografi kota Padang terletak di pesisir pantai barat pulau Sumatera, dengan garis pantai sepanjang

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 28 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 28 TAHUN 2013 TENTANG PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 28 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERDAYAAN, PELESTARIAN, PERLINDUNGAN DAN PENGEMBANGAN ADAT ISTIADAT DAN LEMBAGA ADAT DESA/KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MUSI

Lebih terperinci

IMPLIKATUR PASAMBAHAN DALAM BATAGAK GALA DI KANAGARIAN PAUH V SKRIPSI

IMPLIKATUR PASAMBAHAN DALAM BATAGAK GALA DI KANAGARIAN PAUH V SKRIPSI IMPLIKATUR PASAMBAHAN DALAM BATAGAK GALA DI KANAGARIAN PAUH V SKRIPSI Disusun untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar sarjana SI pada Jurusan Satra Daerah Diajukan oleh : IMELDA NIM 06186002 JURUSAN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROPINSI SUMATERA BARAT NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG PENDIDIKAN AL-QUR'AN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA BARAT,

PERATURAN DAERAH PROPINSI SUMATERA BARAT NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG PENDIDIKAN AL-QUR'AN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA BARAT, PERATURAN DAERAH PROPINSI SUMATERA BARAT NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG PENDIDIKAN AL-QUR'AN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA BARAT, Menimbang : a. bahwa AI-Qur'an adalah kitab suci yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dinamakan kematian. Peristiwa hukum tersebut menimbulkan akibat

BAB I PENDAHULUAN. yang dinamakan kematian. Peristiwa hukum tersebut menimbulkan akibat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia sebagai mahkluk hidup pasti akan mengalami peristiwa hukum yang dinamakan kematian. Peristiwa hukum tersebut menimbulkan akibat hukum yang berkaitan dengan pengurusan

Lebih terperinci

Kajian Pakaian penghulu Minangkabau

Kajian Pakaian penghulu Minangkabau Kajian Pakaian penghulu Minangkabau Oleh : Diskadya Program Studi Kriya Tekstil dan Mode, Universitas Telkom. Abstrak Indonesia terdiri dari bermacam-macam suku dan bangsa, dimana didalamnya terdapat berbagai

Lebih terperinci

HASIL WAWANCARA. 4. Hari/Tanggal : Selasa/ 11 September Politik sedang mengadakan riset mengenai tugas dan fungsi Wali Nagari

HASIL WAWANCARA. 4. Hari/Tanggal : Selasa/ 11 September Politik sedang mengadakan riset mengenai tugas dan fungsi Wali Nagari 1. Identitas informan 1. Nama : Fajri Kirana 2. enis Kelamin : Laki-Laki 3. abatan : Wali Nagari 4. Hari/anggal : Selasa/ 11 September 2012 : Pak, saya mahasiswa universitas Lampung dari fakultas Ilmu

Lebih terperinci

Rajo Tigo Selo. Rabu, 11/06/ :16 WIB

Rajo Tigo Selo. Rabu, 11/06/ :16 WIB Rajo Tigo Selo Rabu, 11/06/2008 10:16 WIB Rajo Tigo Selo merupakan sebuah institusi tertinggi dalam kerajaan Pagaruyung yang dalam tambo adat disebut Limbago Rajo. Tiga orang raja masing-masing terdiri

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM DESA SIMPANG PELITA. A. Geografis dan demografis desa Simpang Pelita

BAB II GAMBARAN UMUM DESA SIMPANG PELITA. A. Geografis dan demografis desa Simpang Pelita BAB II GAMBARAN UMUM DESA SIMPANG PELITA A. Geografis dan demografis desa Simpang Pelita 1. Keadaan geografis Pasar Pelita merupakan salah satu pasar yang ada di kecamatan Kubu Babussalam tepatnya di desa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Nan Tigo (wilayah yang tiga). Pertama adalah Luhak Agam yang sekarang

BAB I PENDAHULUAN. Nan Tigo (wilayah yang tiga). Pertama adalah Luhak Agam yang sekarang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Suku bangsa Minangkabau mendiami daratan tengah Pulau Sumatera bagian barat yang sekarang menjadi Propinsi Sumatera Barat. Daerah asli orang Minangkabau ada tiga

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Kondisi Geografis dan Demografis Desa Tanjung

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Kondisi Geografis dan Demografis Desa Tanjung BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Kondisi Geografis dan Demografis Desa Tanjung 1. Keadaan Geografis Desa Tanjung termasuk desa yang tertua di Kecamatan XIII Koto Kampar dan Desa Tanjung sudah

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH DATAR NOMOR 4 TAHUN 2008 T E N T A N G NAGARI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH DATAR NOMOR 4 TAHUN 2008 T E N T A N G NAGARI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH DATAR NOMOR 4 TAHUN 2008 T E N T A N G NAGARI PEMERINTAH KABUPATEN TANAH DATAR TAHUN 2008 Nomor 2 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH DATAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH

Lebih terperinci

Program Kekhususan HUKUM TATA NEGARA

Program Kekhususan HUKUM TATA NEGARA SKRIPSI PELAKSANAAN KEWENANGAN BADAN MUSYAWARATAN NAGARI (BAMUS) DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN NAGARI PADA NAGARI KOTO MALINTANG KECAMATAN TANJUNG RAYA KABUPATEN AGAM Program Kekhususan HUKUM TATA

Lebih terperinci

BAB III KONDISI MASYRAKAT TERANTANG. dipimpin oleh seorang kepala suku. Suku Domo oleh Datuk Paduko, Suku

BAB III KONDISI MASYRAKAT TERANTANG. dipimpin oleh seorang kepala suku. Suku Domo oleh Datuk Paduko, Suku BAB III KONDISI MASYRAKAT TERANTANG A. Sejarah Desa Terantang Sekalipun Desa Terantang merupakan suatu desa kecil, namun ia tetap mempunyai sejarah karena beberapa abad yang silam daerah ini sudah di huni

Lebih terperinci

GUBERNUR KEPULAUAN RIAU

GUBERNUR KEPULAUAN RIAU GUBERNUR KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG LEMBAGA ADAT MELAYU KEPULAUAN RIAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KEPULAUAN RIAU, Menimbang : a.

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASAMAN NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG LAMBANG DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASAMAN,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASAMAN NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG LAMBANG DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASAMAN, PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASAMAN NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG LAMBANG DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASAMAN, Menimbang : a. bahwa dengan dimekarkannya Kabupaten Pasaman berdasarkan Undang-Undang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pusaka peninggalan mayit kepada ahli warisnya. 1

BAB I PENDAHULUAN. pusaka peninggalan mayit kepada ahli warisnya. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Waris adalah perpindahan harta milik atau perpindahan pusaka.sehingga secara istilah ilmu waris adalah ilmu yang mempelajari tentang perpindahan harta pusaka

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 2 TAHUN 2002 TENTANG LAMBANG DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 2 TAHUN 2002 TENTANG LAMBANG DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 2 TAHUN 2002 TENTANG LAMBANG DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT, Menimbang:

Lebih terperinci

KESETARAAN DAN KEADILAN GENDER DALAM ADAT MINANGKABAU. Rahima Zakia

KESETARAAN DAN KEADILAN GENDER DALAM ADAT MINANGKABAU. Rahima Zakia Jurnal Ilmiah Kajian Gender KESETARAAN DAN KEADILAN GENDER DALAM ADAT MINANGKABAU Rahima Zakia Abstract Adat Minangkabau has the values of equality and gender justice. Men and women based on the status

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

PERATURAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA PERATURAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANGKA BARAT, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

KEPASTIAN HUKUM BAGI TANAH ULAYAT MASYARAKAT MINANGKABAU DI SUMATERA BARAT Oleh: Ridho Afrianedy,SHI, Lc (Hakim PA Sungai Penuh)

KEPASTIAN HUKUM BAGI TANAH ULAYAT MASYARAKAT MINANGKABAU DI SUMATERA BARAT Oleh: Ridho Afrianedy,SHI, Lc (Hakim PA Sungai Penuh) KEPASTIAN HUKUM BAGI TANAH ULAYAT MASYARAKAT MINANGKABAU DI SUMATERA BARAT Oleh: Ridho Afrianedy,SHI, Lc (Hakim PA Sungai Penuh) Latar Belakang Tak sekali terjadi konflik horizontal di tengah masyarakat

Lebih terperinci

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN PASAMAN BARAT

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN PASAMAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASAMAN BARAT NOMOR : 7 TAHUN 2007 TENTANG BERPAKAIAN MUSLIM DAN MUSLIMAH BAGI SISWA, MAHASISWA DAN KARYAWAN BUPATI PASAMAN BARAT Menimbang : a. bahwa salah satu perwujudan dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dalam kehidupan bermasyarakat manusia sangat membutuhkan adanya suatu aturan-aturan yang dapat mengikat manusia dalam melakukan perbuatan baik untuk diri sendiri dalam

Lebih terperinci

WALIKOTA PAREPARE PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KOTA PAREPARE NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG PENDIDIKAN BACA TULIS AL-QUR AN

WALIKOTA PAREPARE PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KOTA PAREPARE NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG PENDIDIKAN BACA TULIS AL-QUR AN WALIKOTA PAREPARE PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KOTA PAREPARE NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG PENDIDIKAN BACA TULIS AL-QUR AN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PAREPARE, Menimbang : a.

Lebih terperinci

BAB III PRAKTEK PEWARISAN HARTA PUSAKA TINGGI TIDAK BERGERAK DALAM MASYARAKAT ADAT MINANGKABAU. A. Gambaran Umum Nagari Pariangan Kecamatan Pariangan

BAB III PRAKTEK PEWARISAN HARTA PUSAKA TINGGI TIDAK BERGERAK DALAM MASYARAKAT ADAT MINANGKABAU. A. Gambaran Umum Nagari Pariangan Kecamatan Pariangan BAB III PRAKTEK PEWARISAN HARTA PUSAKA TINGGI TIDAK BERGERAK DALAM MASYARAKAT ADAT MINANGKABAU A. Gambaran Umum Nagari Pariangan Kecamatan Pariangan 1. Tata Letak Nagari Pariangan Kanagari Pariangan berada

Lebih terperinci

BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :

BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1 SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG HARI NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG KEWAJIBAN MAMPU BACA TULIS AL-QUR AN DAN MELAKSANAKAN SHALAT FARDLU BAGI SISWA YANG BERAGAMA ISLAM Menimbang : a. DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT Menimbang : PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA / KELURAHAN DALAM KABUPATEN TANJUNG JABUNG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pangan dalam kehidupannya, yaitu dengan mengolah dan mengusahakan

BAB I PENDAHULUAN. pangan dalam kehidupannya, yaitu dengan mengolah dan mengusahakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia sama sekali tidak dapat dipisahkan dari tanah. Tanah merupakan benda tidak bergerak yang mutlak perlu bagi kehidupan manusia. Hal ini dapat

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG NOMOR 6 TAHUN 2007 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELITUNG, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

BAB II ISI. A. Pengertian Adat

BAB II ISI. A. Pengertian Adat BAB I PENDAHULUAN BAB II ISI A. Pengertian Adat Dalam membicarakan pengertian adat ada beberapa hal yang perlu dikemukakan, diantaranya adalah asal kata adat, pengertian adat secara umum dan pengertian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rasakan atau yang mereka alami. Menurut Damono (2003:2) karya sastra. selama ini tidak terlihat dan luput dari pengamatan.

BAB I PENDAHULUAN. rasakan atau yang mereka alami. Menurut Damono (2003:2) karya sastra. selama ini tidak terlihat dan luput dari pengamatan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan salah satu bentuk media yang digunakan untuk menerjemahkan ide-ide pengarang. Di dalam karya sastra, pengarang merefleksikan realitas yang ada

Lebih terperinci

BAB III KEBIASAAN PEMBAGIAN WARIS ADAT MASYARAKAT KEJAWAN LOR. A. Pengertian Anak Perempuan Sulung oleh Masyarakat Kejawan Lor

BAB III KEBIASAAN PEMBAGIAN WARIS ADAT MASYARAKAT KEJAWAN LOR. A. Pengertian Anak Perempuan Sulung oleh Masyarakat Kejawan Lor BAB III KEBIASAAN PEMBAGIAN WARIS ADAT MASYARAKAT KEJAWAN LOR A. Pengertian Anak Perempuan Sulung oleh Masyarakat Kejawan Lor Anak perempuan tertua atau disebut juga dengan anak perempuan sulung, oleh

Lebih terperinci

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 8 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK,

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 8 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK, BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 8 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK, Menimbang : bahwa untuk memenuhi maksud pada Pasal 42 ayat

Lebih terperinci

PERANAN KERAPATAN ADAT NAGARI (KAN) DALAM PENYELESAIAN SENGKETA TANAH ULAYAT DI MINANGKABAU (STUDI KASUS DI NAGARI SULIT AIR-KABUPATEN SOLOK)

PERANAN KERAPATAN ADAT NAGARI (KAN) DALAM PENYELESAIAN SENGKETA TANAH ULAYAT DI MINANGKABAU (STUDI KASUS DI NAGARI SULIT AIR-KABUPATEN SOLOK) 1 PERANAN KERAPATAN ADAT NAGARI (KAN) DALAM PENYELESAIAN SENGKETA TANAH ULAYAT DI MINANGKABAU (STUDI KASUS DI NAGARI SULIT AIR-KABUPATEN SOLOK) Mifta Nur Rizki Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Hukum ABSTRAK

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 10 2006 SERI D PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 7 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN MENGHARAP BERKAT DAN RAHMAT ALLAH SUBHANAHU WATA ALA,

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM DESA MUARA JALAI

BAB II GAMBARAN UMUM DESA MUARA JALAI BAB II GAMBARAN UMUM DESA MUARA JALAI A. Kondisi Geografis dan Demografis 1. Keadaan Geografis Desa Muara Jalai merupakan salah satu dari Desa yang berada di Kecamatan Kampar utara Kabupaten Kampar sekitar

Lebih terperinci