KOPI, Alam Takambang Dijadikan Guru (Alam terkembang jadi guru) :
|
|
- Hengki Sugiarto
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 KOPI, Alam Takambang Dijadikan Guru (Alam terkembang jadi guru) : Satinggi tinggi malantiang, Mambubuang ka awang-awang, Suruiknyo katanah juo, Sahabih dahan dengan ranting, Tereh panguba barunyo nyato. (setinggi melempar, membumbung ke awang-awang, kembali jatuh ke tanah juga, Sehabis dahan dengan ranting, dikubak dikulit batang, teras pengubar itulah nyato). untuk mencapai tujuan pepatah tersebut, terlebih dahulu kita harus meninjau kembali kaidah-kaidah adat yang dihimpun dalam pepatah, petitih, guridam, mamang, bidal, seperti : panakiak pisau sirawik, ambiak galah batang lintabuang, silodang ambiak keniru. Nan satitiak jadikan lawik, Nan sakapa jadikan gunuang, Alam talambang jadikan guru. (penakik pisau siraut, ambil galah batang lintabung, selodang ambil untuk niru. Yang setetes jadikan laut, yang sekepal jadikan gunung, alam terkembang jadikan guru). 1 / 5
2 Pepatah ini mengadung arti agar manusia selalu berusaha menyelidiki, membaca, serta mempelajari ketentuan-ketentuan yang terdapat pada alam semesta sehingga dari penyelidikan yang dilaksanakan berkali-kali akan diperoleh suatu kesimpulan yang dapat dijadikan guru dan iktibar tempat menggali pengetahuanyang berguna bagi manusia. Ketentuan-ketentuan alam yang disusun menjadi pepatah-petitih yang diganbarkan dengan berbagai bentuk dan corak ada yang dinyatakan secara langsung, dan ada yang secara tidak langsung. Tetapi pada umumnya bertindak dan menyusun pergaulan hidup berdasarkan ketentuan dalam alam itu. Inilah yang dimaksud gurindam dalam adat: Malangkah diujuang padang, basilek di ujuang karih, kato salalu baumpamo, rundingan banyak bamisalan. (Melangkahdi ujung pedang, bersilat di ujung keris, kata-kata selalu berumpama, rundingan selalu berkiasan). Bahwa alam terkembang merupakan sumber dasar adat minangkabau. Pokok dalam ajaran adapt seperti kata mufakat yang menjadi tempat bertolak bagi setiap usaha untuk mencapai sesuatu yang baik dalam terlaksananya aturan adapt demi tercapainya kebahagiaan dalam masyarakat. Yang merupakan sumber dari kata mufakat dari ketentuan alam ialah air, seperti: Bulek aia ka pambuluah, bulek kato ka mufakat, bulek baru digolekkan, tipih baru dilayangkan. (Bualat air dengan pembuluh, bulat kata dengan mufakat, bulat baru digolekkan, tipis baru dilayangkan). 2 / 5
3 Air sebagai alam yang mempunyai ketetuan yang khas, merupakan pilihan bagi nenek moyang orang minangkabauuntuk mencari pokok hukum bermusyawarah untuk mendapatkan kata sepakat yang sungguh-sungguh bulat. Menurut ketentuan alam terkembang, suatu benda yang tidak benar-benar bundar, tidaklah dapat digolekkan menurut semestinya. Begitupun benda yang tidak sempurna tipis tidak akan bisa melayang menurut semestinya pula. Selanjutnya menurut ketentuan alam juga: Saciok bak ayam, sadanciang bak basi, data balantai papan, licin balantai kulik, tapawik makanan lantak, takuruang makanan kunci. (Seciap umpama anak ayam, sedencing umpama besi, datar berlantai papan, licin berlantai kulit, terpaut diberi lantak, terkurung diberi kunci). Menurut ketentuan alam diingatkan dalam mendapatkan kata sepakat, dengan bunyi, sehingga kesatuan pendapat tersebut dapat mengujudkan satu kata dan perbuatan. Datar berlantai papan, licin berlantai kulit artinya tidaklah mungkin suatu benda alam yang bundar bisa bergolek dengan rata dan lancer. Yang menjadi tujuan dalam adat minangkabau bermufakat dalam mencapai sesuatu ialah agar: Golek tibo din an data, golek indak bagolek lai, karano talatak suatu ditampeknyo, 3 / 5
4 nan manuruik aluah nan patuik. (Golek tiba pada tempatnya, golek tidak akan bergolek lagi, karena telah terletak sesuatu pada tempatnya, menurut sesuatu yang dapat dimakan akal). Pertentangan, perselisihan dan sebagainya dalam masyarakat disebabkan karena sesuatu tidak terletak pada tempatnya. Akibat sesuatu tidak tercapai sasarannya sehingga akhirnya, menurut pepatah, sesuai dengan ketentuan alam yang nyata: Rumah sudah tokoh babunyi, api pandan puntuang barasok, minyak habih samba tak lamak, arang abi basi binaso. (Rumah sudah tokok berbunyi, api padam puntung berasap, minyak habis sambal tak enak, arang habis besi binasa). Suatu kata sepakat yang bulat di dalam adat, lumrah terjadi perbedaan pendapat. Karena berbeda pendapat adalah disebabkan berbeda-beda tingkatan ilmu pengetahuan manusia, hal ini juga dinyatakan dengan ketentuan yang terdapat dalam alam seperti kata pepatah: Pincang biduak rang tiku, didayuang sambia manungkuik, basilang dalam tungku, baitu api mangko hiduik. (Pincalang biduk orang tiku, didayung sedang menelungkup, 4 / 5
5 bersilang kayu di dalam tungku, begitu apibaru mau hidup). Berbeda pendapat adalah suatu petanda dinamika manusia dalam berpikir, yang dilarang oleh adat adalah berpecah-belah. Segala sesuatu dapat dirasakan ke dalam diri tentang akibat tersebut, yakni: Nan elok dek awak, katuju pulo dk urang. (Yang baik bagi kita, juga baik bagi orang). Ketentuan adat yang merupakan peraturan yang harus ditaati yang berhubungan pergaulan hidup orang dengan orang, masyarakat dengan masyarakat lainnya, menurut ketentuan alam yang dijadikan pepatah seperti: Nan kuriak kundi, nan merah sago, nak baiek budi, nan endah baso. (Yang kurik kundi, yang merah saga, yang baik adalah budi, yang indah ialah basa-basi). Pepatah tersebut bertujuan bahwa di dalam pergaulan hidup yang sangat penting ialah berbudi pekerti sesamanya. 5 / 5
BAB II ISI. A. Pengertian Adat
BAB I PENDAHULUAN BAB II ISI A. Pengertian Adat Dalam membicarakan pengertian adat ada beberapa hal yang perlu dikemukakan, diantaranya adalah asal kata adat, pengertian adat secara umum dan pengertian
Lebih terperinciINTERPRETASI MOTIF ORNAMEN BADA MUDIAK DI MINANGKABAU. Abstrak
INTERPRETASI MOTIF ORNAMEN BADA MUDIAK DI MINANGKABAU Sabri Marba Karyasiswa Pascasarjana ISI Padangpanjang sabripasca@yahoo.com 081363 02 90 90 Pembimbing : Ediwar, S.Sn., M.Hum., Ph.D Abstrak Tulisan
Lebih terperinciAdat-istiadat Minangkabau
Adat-istiadat Minangkabau Kata Adat berasal dari bahasa Arab yang secara etimologis berarti kebiasaan yang berlaku berulang-kali. Sederhananya, adat Minangkabau itu artinya "Bapucuak sabana bulek, basandi
Lebih terperinciINTERPRETASI MOTIF ORNAMEN BADA MUDIAK
INTERPRETASI MOTIF ORNAMEN BADA MUDIAK DI MINANGKABAU Sabri Marba 1 Ediwar 2 ABSTRAK Tulisan ini bertujuan untuk memahami falsafah motif bada mudiak di Minangkabau, menafsir kembali hubungannya dengan
Lebih terperinciAnalisis metaforis..., Widya, FIB, UI, 2010.
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara kepulauan yang kaya dengan adat istiadat dan budaya daerah. Kekayaan itu adalah potensi besar yang bila dimanfaatkan dengan baik akan menjadi
Lebih terperinciPROFIL PENERAPAN INKUIRI MORAL ALAM TAKAMBANG JADI GURU OLEH REMAJA AWAL DI KENAGARIAN AMPANG PULAI KECAMATAN KOTO XI TARUSAN JURNAL
PROFIL PENERAPAN INKUIRI MORAL ALAM TAKAMBANG JADI GURU OLEH REMAJA AWAL DI KENAGARIAN AMPANG PULAI KECAMATAN KOTO XI TARUSAN JURNAL Oleh: MELISA 11060280 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH
Lebih terperinciTujuan Umum Pembelajaran Mampu berkomunikasi dengan menerapkan prinsip budaya setempat (Minangkabau)
PENGAMBILAM KEPUTUSAN DALAM KELUARGA MENURUT BUDAYA MINANGKABAU Oleh : Dra. Silvia Rosa, M. Hum Ketua Jurusan Sastra Daerah Minangkabau FS--UA FS Tujuan Umum Pembelajaran Mampu berkomunikasi dengan menerapkan
Lebih terperinciMENGGALI NILAI-NILAI KEARIFAN BUDAYA LOKAL MINANGKABAU DAN RELEVANSINYA DENGAN BUDAYA KERJA DOSEN
MENGGALI NILAI-NILAI KEARIFAN BUDAYA LOKAL MINANGKABAU DAN RELEVANSINYA DENGAN BUDAYA KERJA DOSEN Elfiswandi, SE, MM, Ak, CA, Fakultas Ekonomi, Universitas Putra Indonesia YPTK Padang e-mail : Abstrak
Lebih terperinciAnalisis metaforis..., Widya, FIB, UI, 2010.
119 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Penggunaan bahasa adalah cerminan dinamika masyarakat penuturnya. Keunikan dan keapikan kemasan sebuah ujaran adalah cerminan keunikan sebuah budaya. Setiap budaya memiliki
Lebih terperinciANALISIS ESTETIKA MAMANGAN ADAT: REFLEKSI KECANTIKAN PEREMPUAN
173 ANALISIS ESTETIKA MAMANGAN ADAT: REFLEKSI KECANTIKAN PEREMPUAN DAN FIGUR BUNDO KANDUANG MINANGKABAU Nofriadi 1 Martion dan Harisman 2 ABSTRAK Tulisan ini memuat estetika mamangan adat yang merefleksikan
Lebih terperinciNan Tasirek Dalam Balai Adat
Nan Tasirek Dalam Balai Adat Oleh : H.J. Dt. Tungga Nak diulang ulang juo kato sapatah nan manjadi usua pangka dawa, pangka kato indak hilang, kato dahulu batapati, kato kamudian kato bacari, dicari kato
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Manusia adalah mahkluk yang diberi akal dan pikiran sehingga ia
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Manusia adalah mahkluk yang diberi akal dan pikiran sehingga ia disebut sebagai mahkluk yang sempurna. Sebagai makhluk yang berpikir manusia dibekali rasa ingin tahu.
Lebih terperinciNILAI-NILAI SOSIAL DALAM BUKU KUMPULAN PANTUN MINANGKABAU KARYA H. IDRUS HAKIMY DT RAJO PENGHULU ARTIKEL ILMIAH HARMULIS NPM
NILAI-NILAI SOSIAL DALAM BUKU KUMPULAN PANTUN MINANGKABAU KARYA H. IDRUS HAKIMY DT RAJO PENGHULU ARTIKEL ILMIAH HARMULIS NPM 10080119 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. oleh penghulu-penghulu suku yang memiliki kewenangan yang sama derajatnya
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintahan Nagari merupakan sebuah pemerintahan tradisional yang diperintah oleh penghulu-penghulu suku yang memiliki kewenangan yang sama derajatnya yang tergabung dalam
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. prosesi pernikahan warga perantauan Padang Pariaman di Pesisir-Bengkulu sesuai dengan
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Setelah dilakukan penelitian mengenai analisis wacana kritis pada pidato adat saat prosesi pernikahan warga perantauan Padang Pariaman di Pesisir-Bengkulu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berlanjut seiring dengan berkembangnya seni budaya di masyarakat. Seni beladiri
BAB I PENDAHULUAN.1 Latar Belakang Masalah Seni beladiri adalah perpaduan unsur seni, teknik membeladiri, olahraga, serta olah bathin yang didalamnya terdapat muatan seni budaya masyarakat dimana seni
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. yang mempunyai corak sederhana dan nampak nyata dalam kehidupan sehari-hari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian 1. Permasalahan Masalah kepemimpinan merupakan salah satu masalah dasar dalam kehidupan manusia. Kepemimpinan mempunyai berbagai macam corak, mulai dari yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tanah ini dengan sendirinya menimbulkan pergesekan- pergesekan. kepentingan yang dapat menimbulkan permasalahan tanah.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tanah merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia, oleh karenanya manusia tidak bisa terlepas dari tanah. Tanah sangat dibutuhkan oleh setiap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia pasti menggunakan bahasa, baik bahasa lisan maupun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap manusia pasti menggunakan bahasa, baik bahasa lisan maupun tulisan. sebab bahasa merupakan kegiatan rutin manusia yang alami sebagai mana layaknya manusia bernafas.
Lebih terperinciMEMBUMIKAN NILAI BUDAYA LOKAL DALAM MEMBANGUN KARAKTER BANGSA
MEMBUMIKAN NILAI BUDAYA LOKAL DALAM MEMBANGUN KARAKTER BANGSA Abstrak Bertahan dalam terpaan globalisasi yang inhuman, propaganda dan menepisnya visi, misi hidup berbangsa dan bernegara serta lemahnya
Lebih terperinciNILAI-NILAI BUDAYA MINANGKABAU DALAM NOVEL NEGERI 5 MENARA KARYA AHMAD FUADI
NILAI-NILAI BUDAYA MINANGKABAU DALAM NOVEL NEGERI 5 MENARA KARYA AHMAD FUADI Oleh: Netri 1, Nurizzati 2, Afnita 3 Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FBS Universitas Negeri Padang email:
Lebih terperinciSEMANGAT PROFESIONALISME DALAM PERIBAHASA MINANGKABAU
SEMANGAT PROFESIONALISME DALAM PERIBAHASA MINANGKABAU Oktavianus Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas Padang Korespondensi: Kampus Limau Manis Padang, Sumatera Barat Pos-el : okv_26@yahoo.com Abstrak
Lebih terperinciNILAI-NILAI BUDAYA MINANGKABAU DALAM TEKS PIDATO BATAGAK GALA PENGHULU KARYA H. IDRUS HAKIMY DATUAK RAJO PENGHULU
NILAI-NILAI BUDAYA MINANGKABAU DALAM TEKS PIDATO BATAGAK GALA PENGHULU KARYA H. IDRUS HAKIMY DATUAK RAJO PENGHULU Oleh: Rio Samudro 1, Hamidin 2, Nurizzati 3 Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra
Lebih terperinciBENTUK, FUNGSI DAN MAKNA MENHIR DI NAGARI MAHAT (Kajian Etnoarkeologi)
BENTUK, FUNGSI DAN MAKNA MENHIR DI NAGARI MAHAT (Kajian Etnoarkeologi) Romi Hidayat (Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Gorontalo) ABSTRAK Nagari Mahat, located in Lima Puluh Kota Regency, West Sumatera,
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 2 TAHUN 2002 TENTANG LAMBANG DAERAH
PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 2 TAHUN 2002 TENTANG LAMBANG DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT, Menimbang:
Lebih terperinciPENGGUNAAN KATA DEK DALAM KABA KLASIK MINANGKABAU
PENGGUNAAN KATA DEK DALAM KABA KLASIK MINANGKABAU SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Budaya pada Jurusan Sastra Daerah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT NOMOR 14 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT NOMOR 14 TAHUN 2009 TENTANG KERJASAMA ANTAR DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANAH LAUT, Menimbang
Lebih terperinciBAB V VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN
BAB V VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN 5.1 Visi Perencanaan pembangunan daerah adalah suatu proses penyusunan tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan, guna pemanfaatan
Lebih terperinciBAB USAHA DAN ENERGI I. SOAL PILIHAN GANDA
1 BAB USAHA DAN ENERGI I. SOAL PILIHAN GANDA 01. Usaha yang dilakukan oleh suatu gaya terhadap benda sama dengan nol apabila arah gaya dengan perpindahan benda membentuk sudut sebesar. A. 0 B. 5 C. 60
Lebih terperinciSOTO BANJAR. Elly Lasmanawati
SOTO BANJAR Elly Lasmanawati Program Studi Pendidikan Tata Boga Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Universitas Pendidikan Indonesia 2010 SOTO Soto, sroto,
Lebih terperinciKesenian dan Adat Minangkabau
Desyandri (2014, Juni) : Peserta Didik Mulai Menjauh dari Nilai-nilai Kesenian dan Adat Minangkabau Doc. http://tour.seruu.com Adat Minangkabau sebagai bagian dari khazanah budaya memiliki keunikan tersendiri
Lebih terperinciTENTANG LAMBANG DAERAH KABUPATEN SOLOK SELATAN
PERATURAN DAERAH KABUPATEN SOLOK SELATAN NOMOR : 2 TAHUN 2005 TENTANG LAMBANG DAERAH KABUPATEN SOLOK SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SOLOK SELATAN, Menimbang : a. bahwa dengan ditetapkannya
Lebih terperinciJonson Handrian Ginting
Motif-Motif Tenun... MOTIF-MOTIF TENUN PANDAISIKEK SEBAGAI INTERPRETASI FALSAFAH ALAM TAKAMBANG JADI GURU Jonson Handrian Ginting Abstrak Kemampuan masyarakat Minangkabau menjadikan alam sebagai guru mempengaruhi
Lebih terperinciBAB IV MAKNA SIMBOLIS TRADISI LEMPAR AYAM DALAM PERSPEKTIF HERMENEUTIKA PAUL RICOEUR
69 BAB IV MAKNA SIMBOLIS TRADISI LEMPAR AYAM DALAM PERSPEKTIF HERMENEUTIKA PAUL RICOEUR A. Implementasi Simbol dalam Perespektif Hermeneutika Paul Ricoeur Lempar ayam merupakan prosesi atau cara yang dilakukan
Lebih terperinciumur peradaban manusia di permukaan bumi ini. Pada zaman pra sejarah, manusia telah mengenal proses penyampaian pernyataan dengan bahasa isyarat,
II.1 Komunikasi Kehadiran komunikasi menurut perjalanan sejarah sama tuanya dengan umur peradaban manusia di permukaan bumi ini. Pada zaman pra sejarah, manusia telah mengenal proses penyampaian pernyataan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. komunitas masyarakat matrilineal paling besar di dunia (Kato, 2005).
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Minangkabau merupakan satu-satunya budaya yang menganut sistem kekerabatan matrilineal di Indonesia. Masyarakat Minangkabau merupakan komunitas masyarakat matrilineal
Lebih terperinciKajian Terhadap Landasan Filosofi Pantun Minangkabau
Kajian Terhadap Landasan Filosofi Pantun Minangkabau Erizal Gani Abstract: The purpose of this research is to reveal (1) the nature of Minangkabau quatrains, (2) fundamental philosophy of Minangkabau quatrains
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. 1. Dari segi model bagi hasil pada petani bawang merah di dusun
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan 1. Dari segi model bagi hasil pada petani bawang merah di dusun Temukerep yaitu pelaksanaan bagi hasil pertanian di dusun Temukerep desa Larangan kecamatan Larangan Kabupaten
Lebih terperinciAlam Minangkabau. Alam Minangkabau terbagi atas dua bagian, yaitu daerah. Luhak Nan Tigo dan daerah Rantau. Luhak Nan Tigo merupakan tiga daerah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Secara tradisional, daerah-daerah dalam pengaruh Minangkabau disebut Alam Minangkabau. Alam Minangkabau terbagi atas dua bagian, yaitu daerah Luhak Nan Tigo dan daerah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. interaksi sosial masyarakat. Noviatri dan Reniwati (2010:4) menyatakan bahwa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Parker (dalam Noviatri dan Reniwati 2010:4), pada komponenkomponen bahasa manusia, baik bahasa yang dipakai manusia di masa lampau, maupun sekarang, dijumpai
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NOMOR 22 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA ADAT KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NOMOR 22 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA ADAT KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI OGAN KOMERING ULU TIMUR, Menimbang Mengingat : : a. bahwa
Lebih terperinciBAB 7. KESIMPULAN DAN SARAN. Penelitian ini merupakan studi kasus pada tiga rumah sakit di Sumatera Barat. Dilakukan
BAB 7. KESIMPULAN DAN SARAN Penelitian ini merupakan studi kasus pada tiga rumah sakit di Sumatera Barat. Dilakukan pengamatan pengaruh budaya pada proses kepemimpinannya. Tujuan akhir dari penelitian
Lebih terperinciBENDA DAN KEGUNAANNYA
BAB VI BENDA DAN KEGUNAANNYA Sumber: Dokumen penerbit Apa yang akan kamu pelajari pada bab enam ini? Pada bab ini akan mempelajari: A. Bahan penyusun benda B. Kegunaan benda Bab VI Benda dan Kegunaannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Setiap etnik (suku) di Indonesia memiliki kebudayaan masing-masing yang berbeda
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap etnik (suku) di Indonesia memiliki kebudayaan masing-masing yang berbeda antara kebudayaan yang satu dengan yang lain. Namun, Perbedaan tersebut tidak menjadikan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kepustakaan yang Relevan Sumber-sumber yang berkaitan dengan masalah yang dibahas, baik berupa buku-buku acuan yang relevan maupun dengan pemahamanpemahaman teoritis dan pemaparan
Lebih terperinciI,... :..! r a. ADAT ISTIADAT DAN AGAMd. DI PEDESBrn OLEH. 9N~lIi)IN DT. R. ENDAH. Desenber. 4ltIP.i PAD AN6. ~VIIL\\< UPT PERPUSTAKAAId
ADAT STADAT DAN AGAMd D PEDESBrn OLEH '! :Te:!?,' y,... :..! r 1 ---.--...~.-.,, 3 -...-a. ---.----&LLJ 9N~li)N DT. R. ENDAH ~VL\\< UPT PERPUSTAKAAd 4ltP.i PAD AN6 PE?4BEKiLGAN KKN KP PADXNG Desenber??l
Lebih terperinciILMU PENGETAHUAN ALAM SD dan MI Kelas IV ATIKAH RAHMAH
ILMU PENGETAHUAN ALAM SD dan MI Kelas IV ATIKAH RAHMAH DAFTAR ISI Daftar isi...1 Standar Kompetensi...2 Kompetensi Dasar...2 Indikator...2 Tujuan Pembelajaran...3 Peta Konsep...4 Energi Panas...5 1. Sumber
Lebih terperinciMODUL FISIKA SMA Kelas 10
SMA Kelas 10 A. Fluida Statis Fluida statis membahas tentang gaya dan tekanan pada zat alir yang tidak bergerak. Zat yang termasuk zat alir adalah zat cair dan gas. Setiap zat baik padat, cair maupun gas
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2008
No. Urut : 06 LEMBARAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG TANAH ULAYAT DAN PEMANFAATANNYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR
Lebih terperinciPANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT
Modul ke: Pendidikan Pancasila PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT Fakultas EKONOMI Dr. Saepudin S.Ag. M.Si. Program Studi Manajemen http://www.mercubuana.ac.id Pengertian Filsafat Filsafat dalam bahasa
Lebih terperinciSimpulan bahasa Bandingan Perumpamaan Pepatah Bidalan Kata-kata hikmat
Peribahasa digunakan orang sebagai kiasan, teladan, dan pengajaran. Itulah sebabnya peribahasa sering digunakan sebagai hiasan untuk mengindahkan karangan atau ketika memberikan ucapan atau syarahan Peribahasa
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 38 TAHUN 2007 TENTANG KERJASAMA DESA MENTERI DALAM NEGERI,
PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 38 TAHUN 2007 TENTANG KERJASAMA DESA MENTERI DALAM NEGERI, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 82 sampai dengan Pasal 87 Peraturan Pemerintah Nomor
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN A. Tinjauan Pustaka 1. Definisi Kebudayaan Kata kebudayaan berasal dari kata Sansekerta buddhayah, ialah bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi atau
Lebih terperinciBAB III MUARO TAKUNG KECAMATAN KAMANG BARU KABUPATEN SIJUNJUNG. ha/ dan jumlah penduduknya jiwa yaitu, Kepala Keluarga dengan
BAB III MUARO TAKUNG KECAMATAN KAMANG BARU KABUPATEN SIJUNJUNG A. Letak Geografis Nagari Muaro Takung Nagari Muaro Takung berada di daerah Kecamatan Kamang Baru Kabupaten Sijunjung Provinsi Sumatera Barat
Lebih terperinciKayu gergajian Bagian 1: Istilah dan definisi
Standar Nasional Indonesia Kayu gergajian Bagian 1: Istilah dan definisi ICS 79.040 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif... 1 3 Istilah
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Masyarakat Kampung Mosso di perbatasan provinsi papua kota Jayapura
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. KESIMPULAN UMUM Masyarakat Kampung Mosso di perbatasan provinsi papua kota Jayapura memiliki pergaulan hidup yang unik jika dibandingkan dengan masyarakat Papua lainnya.
Lebih terperinciSISTEM PEMERINTAHAN NAGARI ( STUDI PADA NAGARI PADANG MAGEK KABUPATEN TANAH DATAR ) Oleh: Afdhal Prima.
SISTEM PEMERINTAHAN NAGARI ( STUDI PADA NAGARI PADANG MAGEK KABUPATEN TANAH DATAR ) Oleh: Afdhal Prima Email : Sherlock.prima@gmail.com Pembimbing: Dr. H. Zaili Rusli SD, M.Si Jurusan Ilmu Administrasi
Lebih terperinci1. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi kurangnya kesadaran hukum di masyarakat? 2. Bagaimana upaya untuk mengubah Culture di masyarakat?
BAB I: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ada banyak Budaya yang mempengaruhi tumbuh kembangnya kesadaran hukum dimasyarakat. Sebelum lebih jauh membahas masalah tersebut kita harus terlebih dahulu mengetahui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menerapkan metode pengajaran yang efektif dan efisien, kemampuan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada proses belajar-mengajar, guru memegang peran sebagai sutradara sekaligus aktor. Artinya, guru memegang tugas dan tanggung jawab merencanakan dan melaksanakan pengajaran
Lebih terperincietnis- Galundi Nan Baselo. Taratak Dusun Koto Nagari. Mangumpua nan taserak manjapuik nan tatingga. benang merah
SEKAPUR SIRIH Alhamdulillah, berkat rahmat dan karunia Nya, kami dapat menyelesaikan penulisan narasi Buku Situs Cagar Budaya Minangkabau yang berada di Jorong Batur Sungai Jambu. Shalawat dan salam kita
Lebih terperinciBAB 11 PROFIL DESA KOTO PERAMBAHAN. Kampar Timur Kabupaten Kampar. Menurut beberapa tokoh masyarakat, Desa
17 BAB 11 PROFIL DESA KOTO PERAMBAHAN A. Sejarah Perkembangan Desa Koto Perambahan Desa Koto Perambahan adalah nama suatu wilayah di Kecamatan Kampar Timur Kabupaten Kampar. Menurut beberapa tokoh masyarakat,
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI NOMOR : 3 TAHUN 2008 SERI : D NOMOR : 3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG KERJASAMA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI WONOGIRI,
Lebih terperinciGubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 44 Tahun 2012 TENTANG PEDOMAN PENETAPAN DAN PENEGASAN BATAS DESA DI JAWA BARAT
Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 44 Tahun 2012 TENTANG PEDOMAN PENETAPAN DAN PENEGASAN BATAS DESA DI JAWA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT, Menimbang
Lebih terperinciPeraturan Pemerintah Pengganti Undang Undang No. 44 Tahun 1960 Tentang : Pertambangan Minyak Dan Gas Bumi
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang Undang No. 44 Tahun 1960 Tentang : Pertambangan Minyak Dan Gas Bumi Oleh : PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Nomor : 44 TAHUN 1960 (44/1960) Tanggal : 26 OKTOBER 1960 (JAKARTA)
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian merupakan suatu tempat atau wilayah penelitian tersebut akan
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian merupakan suatu tempat atau wilayah penelitian tersebut akan dilakukan. Adapun penelitian yang dilakukan oleh penulis ialah mengambil
Lebih terperinciPemanah yang Lihai. Tiga Putri ~ 1
Pemanah yang Lihai Langit berubah menjadi merah. Semerah buah tomat yang beranjak matang. Semerah kepiting laut ketika direbus. Dan semerah pipi gembil bayi, yang tertawa tatkala digelitiki. Perlahan namun
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG KERJASAMA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEPARA,
PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG KERJASAMA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEPARA, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 85 Peraturan Pemerintah
Lebih terperinciSerikat Pekerja dan Hubungan Industrial
MSDM Materi 13 Serikat Pekerja dan Hubungan Industrial http://deden08m.com 1 Tujuan Serikat Pekerja (Mondy 2008) Menjamin dan meningkatkan standar hidup dan status ekonomi dari para anggotanya. Meningkatkan
Lebih terperinciMSDM Materi 13 Serikat Pekerja dan Hubungan Industrial
MSDM Materi 13 Serikat Pekerja dan Hubungan Industrial http://deden08m.com 1 Tujuan Serikat Pekerja (Mondy 2008) Menjamin dan meningkatkan standar hidup dan status ekonomi dari para anggotanya. Meningkatkan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN RELEVAN
BAB II LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN RELEVAN A. Landasan Teori 1. Kebudayaan Banyak orang mengartikan kebudayaan dalam arti yang terbatas yaitu pikiran, karya, dan semua hasil karya manusia yang memenuhi
Lebih terperinciBUPATI LAMANDAU PERATURAN BUPATI LAMANDAU NOMOR 56 TAHUN 2012 T E N T A N G
BUPATI LAMANDAU PERATURAN BUPATI LAMANDAU NOMOR 56 TAHUN 2012 T E N T A N G TATA CARA PEMBENTUKAN, PENGGANTIAN DAN PEMBERHENTIAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DI KABUPATEN LAMANDAU BUPATI LAMANDAU, Menimbang
Lebih terperinci6. Besi Cor. Besi Cor Kelabu : : : : : : : Singkatan Berat jenis Titik cair Temperatur cor Kekuatan tarik Kemuluran Penyusutan
Seperti halnya pada baja, bahwa besi cor adalah paduan antara besi dengan kandungan karbon (C), Silisium (Si), Mangan (Mn), phosfor (P), dan Belerang (S), termasuk kandungan lain yang terdapat didalamnya.
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 22 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA KERJA SAMA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 22 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA KERJA SAMA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SLEMAN, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan
Lebih terperinciBUPATI MAJENE PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJENE NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG KERJASAMA ANTAR DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MAJENE,
BUPATI MAJENE PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJENE NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG KERJASAMA ANTAR DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MAJENE, Menimbang: Mengingat: a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan
Lebih terperinciBUPATI BENGKALIS ASSALAMU ALAIKUM WR. WB, SELAMAT PAGI DAN SALAM SEJAHTERA UNTUK KITA SEMUA,
BUPATI BENGKALIS SAMBUTAN BUPATI BENGKALIS PADAACARA GERAKAN BUDAYA (GEBU) MINANG BERSAMA IKATAN KELUARGA MINANG RIAU (IKMR) KECAMATAN MANDAU MANDAU,25 MARET 2017 ASSALAMU ALAIKUM WR. WB, SELAMAT PAGI
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 3 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG KERJASAMA DESA
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 3 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG KERJASAMA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PACITAN Menimbang : bahwa untuk
Lebih terperinciPerubahan Sifat Benda
Bab 6 Perubahan Sifat Benda Tujuan Pembelajaran Siswa dapat: 1. menjelaskan berbagai perubahan sifat pada benda (seperti bentuk, warna, dan rasa) akibat pembakaran, pemanasan, dan diletakkan di udara terbuka;
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN CILACAP
PEMERINTAH KABUPATEN CILACAP PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG KERJASAMA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CILACAP, Menimbang : a. bahwa sesuai ketentuan Pasal 85
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN SIAK KECAMATAN BUNGARAYA DESA BUNGARAYA
PEMERINTAH KABUPATEN SIAK KECAMATAN BUNGARAYA DESA BUNGARAYA Jl. Hang Tuah No. 18 BUNGARAYA Kode Pos 28663 PERATURAN DESA BUNGARAYA KECAMATAN BUNGARAYA KABUPATEN SIAK NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG BADAN KERJASAMA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat pada suatu wilayah suku bangsa tertentu. Salah satu bahasa tersebut
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa daerah adalah suatu bahasa yang dituturkan oleh anggota masyarakat pada suatu wilayah suku bangsa tertentu. Salah satu bahasa tersebut adalah bahasa Minangkabau.
Lebih terperinciPANCASILA SEBAGAI FILSAFAT
PANCASILA SEBAGAI FILSAFAT Pengertian Filasat Filsafat berasal dari bahasa Yunani yaitu philosophia : philo/philos/philen yang artinya cinta/pencinta/mencintai. Jadi filsafat adalah cinta akan kebijakan
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2009 NOMOR 11 SERI E
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2009 NOMOR 11 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN KERJA SAMA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANJARNEGARA,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
16 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Singkat Merbau Menurut Merbau (Instia spp) merupakan salah satu jenis tanaman yang banyak dimanfaatkan dan mempunyai nilai yang ekonomi yang tinggi karena sudah
Lebih terperinciKajian Register Bahasa Minangkabau Ragam Adat
Kajian Register Bahasa Minangkabau Ragam Adat Ena Noveria Abstract: The aim of this research is to reveal the uniqueness of the cultural style of Minangkabaunese as one of the Minangkabau language diversities.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Minangkabau menganut falsafah 1 Alam Takambang Jadi. Minangkabau ragam adat adalah tuturan bahasa pasambahan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat Minangkabau menganut falsafah 1 Alam Takambang Jadi Guru. Falsafah ini kemudian dituangkan oleh masyarakat Minangkabau dalam bentuk seni kata. Salah satu
Lebih terperinciPEKERJAAN JUMLAH HARGA
REKAPITULASI KEGIATAN PEKERJAAN TAHUN ANGGARAN LOKASI : BANTUAN SOSIAL DEPUTI 5 KEMENTRIAN PDT : PEMBANGUNAN DERMAGA JETI : 2012 : DESA MOASI KECAMATAN TOWEA KABUPATEN MUNA No. URAIAN PEKERJAAN JUMLAH
Lebih terperinciSekolah Eden. "Berbahagialah orang yang mendapat hikmat."
Sekolah Eden "Berbahagialah orang yang mendapat hikmat." Sekolah Yang Pertama Sistem pendidikan yang dilembagakan pada permulaan dunia harus menjadi contoh untuk manusia sepanjang zaman. Sebagai ilustrasi
Lebih terperinciUsaha Energi Gerak Kinetik Potensial Mekanik
BAB 5 USAHA DAN ENERGI Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi pada bab ini, diharapkan Anda mampu menganalisis, menginterpretasikan dan menyelesaikan permasalahan yang terkait dengan konsep usaha,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bahasa yang dipergunakan dalam masyarakat. Bahasa memiliki peran dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masyarakat pemakai bahasa secara sadar atau tidak sadar menggunakan bahasa yang dipergunakan dalam masyarakat. Bahasa memiliki peran dan kedudukan yang sangat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Darma Persada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Banyaknya tenaga kerja asing (TKA) di Indonesia tidak lepas dari pesatnya perkembangan investasi asing atau yang biasa disebut dengan Penanaman modal asing
Lebih terperinciBAB 2 DATA DAN ANALISA
3 BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Data 2.1.1 Literatur Data yang informasi yang dipakai untuk mendukung proyek Tugas Akhir ini diperoleh dari beberapa sumber, antara lain: 1. Buku Permainan Tradisional
Lebih terperinciUNGKAPAN LARANGAN PADA MASYARAKAT NAGARI ALAHAN PANJANG KECAMATAN LEMBAH GUMANTI KABUPATEN SOLOK SKRIPSI ARTIKEL ILMIAH
UNGKAPAN LARANGAN PADA MASYARAKAT NAGARI ALAHAN PANJANG KECAMATAN LEMBAH GUMANTI KABUPATEN SOLOK SKRIPSI ARTIKEL ILMIAH AHMAD SYUKRI NPM 09080121 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH
Lebih terperinciPEMANTAPAN MATERI UAN SMP/MTs. Oleh: Dr. Rizky Rosjanuardi, M.Si. Jurusan Pendidikan Matematika FPMIPA UPI Bandung
PEMANTAPAN MATERI UAN SMP/MTs Oleh: Dr. Rizky Rosjanuardi, M.Si. Jurusan Pendidikan Matematika FPMIPA UPI Bandung rizky@upi.edu SKL 1: Contoh Spesifikasi Ujian Nasional STANDAR KOMPETENSI LULUSAN 1.
Lebih terperinciStandard Operating Procedure PENGOPERASIAN CHAINSAW (CHAINSAW OPERATION)
1. KAPAN DIGUNAKAN Prosedur ini berlaku pada saat melakukan pekerjaan menggunakan chainsaw 2. TUJUAN Prosedur ini memberikan petunjuk penggunaan chainsaw secara aman dalam melakukan pekerjaan dimana chainsaw
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN EMPAT LAWANG
PEMERINTAH KABUPATEN EMPAT LAWANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN EMPAT LAWANG NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG PENETAPAN DAN PENEGASAN BATAS DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI EMPAT LAWANG, Menimbang
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KOTA BONTANG NOMOR 12 TAHUN 2003 TENTANG LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN RUKUN TETANGGA DALAM DAERAH KOTA BONTANG
PERATURAN DAERAH KOTA BONTANG NOMOR 12 TAHUN 2003 TENTANG LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN RUKUN TETANGGA DALAM DAERAH KOTA BONTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BONTANG, Menimbang : a.
Lebih terperinciPronomina Penunjuk dalam Bahasa Minangkabau
Pronomina Penunjuk dalam Bahasa Minangkabau Iman Laili Fakultas Ilmu Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta Abstract: Demonstrative pronouns in Minangkabau language consist of demonstrative
Lebih terperinciILMU PERTANDA Oleh Nurcholish Madjid
c Demokrasi Lewat Bacaan d ILMU PERTANDA Oleh Nurcholish Madjid Dalam zaman azali, Allah menyatakan Adam scbagai khalifah-nya di bumi. Hal itu diprotes oleh para malaikat yang selalu bertasbih dengan memanjatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tentang Pariaman ditemukan oleh Tomec Pires ( ), seorang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pariaman di zaman lampau merupakan daerah yang cukup dikenal oleh pedagang bangsa asing semenjak tahun 1.500-an. Catatan tertua tentang Pariaman ditemukan oleh Tomec
Lebih terperinci