PENGUKURAN KESENJANGAN DIGITAL MASYARAKAT DI KOTA PEKALONGAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGUKURAN KESENJANGAN DIGITAL MASYARAKAT DI KOTA PEKALONGAN"

Transkripsi

1 PENGUKURAN KESENJANGAN DIGITAL MASYARAKAT DI KOTA PEKALONGAN Dyah Listianing Tyas 1, A.Djoko Budiyanto 2, Alb.Joko Santoso 3 Program StudiMagister teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Atma Jaya Yogyakarta Jl. Babarsari 43 Yogyakarta Telp. (0274) dyahlistianingtyas@gmail.com ABSTRAKS Kesenjangan digital diukur sebagai bahan pertimbangan pemkot pekalongan dalam menyusun strategi dan pelayanan public terkait TIK. Hasil pengukuran dimanfaatkan pemkot pekalongan sebagai acuan pemerataan akses dan kemampuan TIK bagi masyarakat. Oleh karena itu maka perlu diadakan pengukuran kesenjangan digital pada masyarakat kota pekalongan. Metode yang digunakan untuk mengukur yaitu SIBIS yang merupakan hasil kegiatan dari komisi Eropa (European Commision) yang digunakan untuk menganalisa dan membandingkan berbagai macam indikator yang berbeda untuk mengukur kesenjangan digital. Penelitian ini menggunakan SIBIS GPS (General Population Survey) dengan menggunakan indikator perilaku penggunaan internet, kegunaan penggunaan internet dan e-government. Populasi penelitian ini adalah masyarakat kota Pekalongan yang berusia tahun, dan diambil 100 responden dengan metode Proportionate Stratified Random Sampling. Hasil dari pengukuran kesenjangan digital yang telah dilakukan dalam penelitian menunjukkan bahwa tingkat kesenjangan perilaku penggunaan internet berada pada kategori rendah, tingkat kesenjangan kegunaan penggunaan internet berada pada kategori rendah, tingkat kesenjangan e-government berada pada kategori tinggi, sementara kondisi kesenjangan digital berdasarkan faktor kelompok usia, pendidikan, pekerjaan memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap tingkat kesenjangan digital di masyarakat kota Pekalongan, sementara jenis kelamin tidak cukup signifikan memberi pengaruh terhadap tingkat kesenjangan digital Keyword: kesenjangan digital, masyarakat kota Pekalongan, perilaku penggunaan internet, kegunaan penggunaan internet, e-government. ABSTRACT Digital divide measured as a consideration in drawing up the strategy of the pekalongan city government and the Ministry of public ICT-related. The results of measurements utilized government pekalongan as reference equity of access and the ability of ICT to society. Therefore it needs to be held in the measurement of the digital divide in the community town of pekalongan. The methods used to measure i.e. SIBIS which is a result of the activities of the European Commission (European Commission) that is used to analyze and compare a wide range of different indicators to measure the digital divide. This research uses the SIBIS GPS (General Population Survey) by using indicators of internet usage behavior, the usefulness of internet use and e- government. The population of this research is the community the Pekalongan city aged years, and taken 100 respondents with Proportionate Stratified Random Sampling method. The result of the measurement of the digital divide has been done in the study indicated that the level of internet usage behavior gap is at a low level, the category usability gap of internet usage is at a low level, category gap e-government is at a high category, while the condition of the digital divide based on factors age group, education, jobs has considerable influence against the level of the digital divide in the community town of Pekalongan, while gender is not significant enough to give influence on the level of the digital divide Keywords : Digital divide, Society of Pekalongan, Internet usage behavior, The usefulness of internet usage, E- government. 1. PENDAHULUAN Pada awalnya kesenjangan digital didefinisikan sebagai perbedaan akses terhadap TIK (Windasari & Surendro). Kesenjangan digital mengalami pergeseran pengertian seiring dengan perkembangan TIK. Kesenjangan digital bukan hanya merupakan kesenjangan antara mereka yang memiliki akses terhadap TIK dengan yang tidak tetapi kesenjangan digital juga merupakan kesenjangan antara mereka yang memiliki akses dan kemampuan untuk menggunakan TIK dengan mereka yang tidak memiliki akses dan kemampuan untuk menggunakannya (Dewan & Riggins, 2005) (Hargittai, 2003). Kesenjangan digital juga didefinisikan sebagai kemampuan individu atau kelompok dalam menggunakan TIK mengenai cara mengakses dan menggunakannya berdasarkan segi ekonomi penggunanya (Baase, 2012) (Dewan & Riggins, 2005). Sedangkan kesenjangan digital yang dikemukakan oleh fong dkk sebagai kesenjangan 590

2 akses komputer dan internet antara pria dan wanita, antara orang dengan status sosial ekonomi (Prieger & Wei-Min Hu, 2008) yang berbeda (pendidikan,pekerjaan,pendapatan serta kekayaan), usia dan antar area atau daerah. (Fong E, 2001). Masalah kesenjangan digital banyak terjadi diberbagai bidang seperti instansi pendidikan, pemerintahan dan instansi swasta. Salah satu yang dibahas di penelitian ini yaitu kesenjangan yang terjadi di pemerintahan (egovernment). Pemanfaatan ICT didalam pemerintahan ini biasa disebut e-government (Siau, 2005). E-government merupakan penerapan IT dalam pemerintahan yang bertujuan membuat penyederhanaan proses kerja dalam pemerintahan, serta lebih akurat, responsive dan membentuk pemerintahan yang transparan (Gupta & Debashish Jana, 2003). Dengan semakin cepatnya pertumbuhan informasi menjadikan pemerintah harus mengikuti perkembangan teknologi informasi sebagai bentuk memberikan service atau pelayanan yang diberikan kepada masyarakat (Dewi, 2013), internal pemerintahan, antar pemerintah maupun entity perintahan yang melakukan transformasi e- government sebagai perubahan perubahan layanan dengan menggunakan teknologi informasi pada instansi pemerintahan (Nurdin, et al., 2012) (Veenstra & Marijn Janssen, 2012). Keuntungan dalam implementasi e-government bagi pemerintah dapat mengurangi penggunaan kertas, mengurangi waktu respon, menyediakan layanan kepada masyarakat serta mengurangi terjadinya human error terhadap pelayanan e-government untuk masyarakat (Alruwaie, et al., 2012). Penerapan e-government di Indonesia pada tahun ke tahun mengalami perubahan yang signifikan salah satunya yaitu e-government kota Pekalongan. Kota pekalongan merupakan salah satu kota di Provinsi Jawa Tengah yang berprestasi di bidang IPTEK dan TIK khususnya dalam bidang e- government. Salah satu contoh yaitu penghargan dari Menristek pada tahun 2013 sebagai Kota percontohan penerapan e government berbasis teknologi open resource, K.H. Dewantara Award (penerapan TIK untuk pendidikan) dari Kemendiknas tahun 2013 (administrator, 2015). Kota Pekalongan mengembangkan e-government sejak Tahun 2008 dan mendapat predikat sebagai kota terbaik dalam pengelolaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) berdasarkan pemeringkatan PEGI tahun 2014 (Administrator, 2011). Kota Pekalongan memiliki visi membangun smart city, yaitu kota unggul yang berdaya saing berbasis keunggulan Sumberdaya Manusia (SDM) dalam kemampuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) dan moral (Administrator, 2011). Pengetahuan terhadap IPTEK, yang didalamnya termasuk TIK, mutlak diperlukan untuk mencapai visi tersebut. Namun masyarakat Kota Pekalongan tidak semuanya memiliki akses dan kemampuan terhadap TIK. Perbedaan akses dan kemampuan tersebut menyebabkan terjadinya kesenjangan digital di masyarakat Kota Pekalongan. Hasil dari pengamatan bahwa Kesenjangan digital di Kota Pekalongan menjadi salah satu hambatan dalam pencapaian tujuan penerapan e- government. Kesenjangan digital perlu diukur sebagai bahan pertimbangan Pemerintah Kota Pekalongan dalam menyusun strategi dan kebijakan pelayanan publik yang berkaitan dengan TIK (Administrator, 2011). Hasil pengukuran kesenjangan digital juga dapat dimanfaatkan oleh Pemerintah Kota Pekalongan sebagai acuan dalam pemerataan akses dan kemampuan TIK bagi masyarakat melalui penyediaan infrastruktur maupun program pelatihan untuk pengembangan SDM (Pekalongan, 2015). Pada pengukuran kesenjangan digital ini menggunakan metode SIBIS (Statistical Indicators Bechmarking the Information Society). SIBIS merupakan hasil kegiatan dari komisi Eropa (European Commision) yang digunakan untuk menganalisa dan membandingkan berbagai macam indikator yang berbeda untuk mengukur kesenjangan digital (SIBIS, 2003). Pengukuran kesenjangan digital menggunakan indikator SIBIS GPS telah sukses diterapkan dalam pengukuran kesenjangan antar negara dalam masyarakat di Uni Eropa. Dalam penelitian ini menggunakan SIBIS (Statistical Indicators Bechmarking the Information Society) GPS (General Population Survey) dengan menggunakan indikator perilaku penggunaan internet, kegunaan penggunaan internet dan e- government. Hasil kajian dari SIBIS (2003), bahwa ada tiga dimensi dalam melakukan penilaian dari pelaksanaan e-government, yaitu tersedianya e- government, pemakaian e-government, serta penilaian e-government. Pertama, tersedianya e- government merupakan tersedianya layanan online pemerintah bagi masyarakat, kesadaran warga masyarakat terhadap tersedianya layanan online pemerintah, serta keseimbangan index pemerintah. Kedua adalah pemakaian e-government merupakan pengalaman masyarakat dalam menggunakan jasa layanan online yang telah disediakan pemerintah, serta penggunaan layanan online yang telah disediakan pemerintah bagi masyarakat. Ketiga adalah penilaian e-government merupakan layanan online pemerintah yang diutamakan untuk masyarakat, sikap masyarakat terhadap pelayanan publik, serta persepsi keselamatan bagi masyarakat pada layanan online pemerintah (SIBIS, 2003). Oleh karena itu, Oleh karena itu penelitian ini mencoba mengadopsi indikator SIBIS GPS untuk mengukur kesenjangan digital di Kota Pekalongan dengan penyesuaian sesuai kondisi masyarakat Kota Pekalongan. 591

3 2. LANDASAN TEORI Kesenjangan Digital menurut Instruksi Presiden No 3 Tahun 2003 tentang kebijakan dan strategi nasional pengembangan e-government didefinisikan sebagai keterisolasian dari perkembangan global karena tidak mampu memanfaatkan informasi. Selain itu juga disebutkan bahwa ketidakmampuan menyesuaikan diri dengan kecenderungan global akan membawa bangsa Indonesia ke dalam jurang kesenjangan digital yaitu keterisolasian dari perkembangan global karena tidak mampu memanfaatkan informasi (Inpres, 2003). Kesenjangan digital juga dapat diartikan sebagai kesenjangan terjadi antara tingkat individu, rumah tangga, bisnis, dan area geografi yang tingkat sosial ekonominya berbeda, berdasarkan kesempatan mereka untuk mengakses teknologi informasi dan komunikasi (Organisation for Economic Co- Operation and Development, 2001). Kadiman berpendapat bahwa kesenjangan terjadi akibat akses teknologi terbatas dikarenakan biaya peralatan dan mahalnya operasional (Kadiman, 2006). Konsep Kesenjangan digital Menurut Chen dan Wellman merupakan kesenjangan dari faktor pengaksesan dan penggunaan internet, yang dibedakan oleh status sosial ekonomi, jenis kelamin, tingkat hidup, etnik, dan lokasi geografi (Wenhong, et al., 2003). Sedangkan konsep kesenjangan digital Berdasarkan Kemly Camacho (Camacho, 2005), konsep kesenjangan digital fokus pada hal sebagai berikut : 1. Fokus pada Infrastruktur, yaitu berdasarkan perbedaan antara individu yang memiliki infrastruktur TIK serta koneksi internet dengan individu yang tidak memiliki infrastruktur TIK serta koneksi internet ; 2. Fokus pada pencapaian kecakapan TIK, yaitu antara individu yang berusaha mencapai kecakapan TIK yang dibutuhkan dengan individu yang tidak memiliki upaya mencapai kecakapan TIK yang dibutuhkan ; 3. Fokus pada pemanfaatan sumberdaya, yang didasarkan pada keterbatasan individu untuk menggunakan sumberdaya yang tersedia di website (melalui internet). Konsep kesenjangan digital tidak hanya mengenai ketidakmampuan untuk mengakses informasi, pengetahuan, tetapi juga dapat menemukan pembelajaran bagaimana mengambil manfaat dari kesempatan baru tersebut, seperti pengembangan pekerjaan, informasi kesehatan, mencari pekerjaan, dan sebagainya. Adapun tiga aspek kesenjangan digital yang dikemukakan oleh Kemly Camacho yang saling berhubungan dan focus perlu diperhatikan (Camacho, 2005) yaitu: 1. Akses/ Infrastruktur (Access/ Infrastructure) adalah perbedaan kemampuan antar individu dalam perolehan akses atau infrastruktur Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang menyebabkan perbedaan distribusi informasi. 2. Kemampuan (Skill and Training) adalah perbedaan kemampuan antar individu dalam memanfaatkan atau menggunakan akses dan infrastruktur yang telah diperoleh. Selanjutnya adalah perbedaan antar individu dalam upaya pencapaian kemampuan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang dibutuhkan untuk dapat memanfaatkan akses dan infrastruktur. 3. Isi informasi (Content/ Resource) adalah Perbedaan antar individu dalam memanfaatkan informasi yang tersedia setelah seseorang dapat mengakses dan menggunakan teknologi tersebut sesuai dengan kebutuhannya Kesenjangan digital dalam penelitian ini di bidang pemerintahan (e-government). Menurut Keppres No. 20 Tahun 2006 e-government adalah pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam proses pemerintahan untuk meningkatkan efisiensi, efektivitas, transparansi, dan akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan. Peranan teknologi informasi dalam proses bisnis membuat organisasi berusaha untuk mengimplementasikan teknologi informasi untuk proses terintegrasi. Menurut Heeks (2001), e-government lahir karena revolusi informasi dan revolusi pemerintahan. E-government menurut Zweers Tipe penerapan e-government menurut Seifert dan Bonham (2003) ada empat antara lain (Bonham, 2003) (Monga, 2008) government to citizens, government to government, government to bussiness dan government to Employees. Metode yang digunakan untuk mengukur kesenjangan digital yaitu SIBIS (Statistical Indicators Bencmarking the Information Society) merupakan suatu proyek komisi Eropa yang berusaha menganalisis serta membandingkan berbagai indikator-indikator kesenjangan digital yang berbeda. Proyek dari SIBIS sudah berjalan dari awal bulan januari 2001 hingga bulan September tahun Adapun tujuan keseluruhan dari SIBIS yaitu mengembangkan indikator-indikator yang digunakan untuk memonitor perkembangan guna menuju masyarakat informasi (Vehovar, et al., 2006). Maka dari itu, SIBIS fokus pada akses serta pemanfaatan dasar seperti kesiapan internet,kesenjangan digital dan keamanan informasi. Menurut Barzilai (2006), menyatakan Metode SIBIS memiliki kekurangan dalam hal pengukuran terhadap kesenjangan digital terhadap kesenjangan ekomoni serta sosial (Barzilai-Nahon, 2006). 592

4 Tabel 1. Kelebihan dan Kelemahan Metode SIBIS Metode SIBISBIS Kelemahan Indikator kesenjangan digital Kelebihan Banyak variabel yang dapat dipilih antara lain: Kesiapan internet; Kesenjangan digital; Keamanan informasi; Tanggapan secepat mungkin terhadap akses; Literasi, pembelajaran serta pelatihan digital; E-Commerce, E-Work, E- Scince, E-Government, E- Health. (sumber: (SIBIS, 2003)) yang kurang menekan pada kesenjangan sosial dan ekonomi (sumber: (Barzilai- Nahon, 2006)) Dalam SIBIS (Statistical Indicators Bencmarking the Information Society) GPS kesenjangan perilaku penggunaan internet meliputi penggunaan komputer, penggunaan internet, akses internet, indeks kesenjangan digital, kesenjangan kegunaan penggunaan internet meliputi durasi penggunaan internet, intensitas penggunaan internet, penghentian penggunaan internet, penggunaan dan kesenjangan e-government yang meliputi tersedianya e-government, pemakaian e-government, penilaian e-government (SIBIS, 2003). Dalam penelitian perilaku internet menunjukkan bahwa internet membuat hidup menjadi mudah, dapat berkomunikasi dengan berbagai masyarakat yang berbeda budaya dan pendidikan (Aydin, 2007) (D'Esposito, 1999). Menurut Fallows internet dapat digunakan sebagai tujuan ilmiah, pencaharian tempat, informasi kontak, pembelian produk, berkomunikasi melalui atau chatting dan sebagai media hiburan seperti permainan atau menonton video dan lain sebagainya (Fallows, 2004). Perilaku dalam menggunakan internet dapat ditunjukkan dari aspek yang mendukungnya. Djohari membagi aspek-aspek tersebut menjadi tiga, yaitu motif yang menjadi latar belakang penggunaan, durasi penggunaan dan frekuensi penggunaan (Razaq, et al., 2001). 1. Akses ke teknologi informasi merupakan kunci pembuka pintu untuk memasuki era ekonomi berbasis pengetahuan. Begitu pula dengan akses keinternet, masyarakat dapat memperoleh segala informasi yang merekabutuhkan, yang dapat menjadi peluang untuk meningkatkan taraf hidup mereka (Zulkarimen & nasution, 2007). Pemanfaatan atau kegunaan internet merupakan manfaat yang diharapkan oleh pengguna internet dalam melaksanakan tugasnya (Chin, 1995). Pemanfaatan dapat dibagi ke dalam dua kategori, yaitu pemanfaatan dengan estimasi (Chin, 1995). Kemanfaatan meliputi dimensi : (a) Menjadikan pekerjaan lebih mudah (makes job easier), mudah mempelajari dan mengoperasikan suatu teknologi dalam mengerjakan pekerjaan yang diinginkan olehseseorang dan dapat memberikan keterampilan agar pekerjaannya lebih mudah ; (b) Bermanfaat (usefull), suatu tingkatan dimana seseorang percaya bahwa penggunaan suatu teknologi tertentu terdapat manfaat atau faedah untuk dapat meningkatkan prestasi kerja orang tersebut ; (c) Menambah produktifitas (increase productivity), merupakan sikap mental yang selalu mempunyai pandangan bahwa kehidupan seseorang akan bertambah atau meningkatkan produktifitasnya dalam suatu kegiatan kegiatan yang dimilikinya agar menjadi lebih baik. 2. Efektifitas meliputi dimensi: (a) Mempertinggi efektifitas (enchance effectiveness), bahwa penggunaan suatu teknologi tertentu akan membantuseseorang agar aktifitas sehari-hari menjadi meningkatdalam melakukan suatu pekerjaan. ; (b) Mengembangkan kinerja pekerjaan (improve job performance), dengan menggunakan suatu teknologitertentu dapat membantu mengembangkan kinerjapekerjaan seseorang dalam dunia pekerjaan yang dimilikioleh orang tersebut. Manfaat internet terutama diperoleh melalui kerjasama antar pribadi atau kelompok tanpa mengenal batas jarak dan waktu (Sanjaya, 1995). 3. PENELITIAN EMPIRIS Penelitian tentang e-government untuk mengukur kesenjangan digital telah dilakukan oleh peneliti terdahulu. Chalita Srinuan (2012) melakukan penelitian pengukuran antar kelompok masyarakat dan antar negara-negara di Thailand. Model yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah econometric untuk mengukur kesenjangan digital di Thailand. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor permintaan yang biasanya ditemukan di Amerika Serikat dan Uni Eropa terlihat juga di Thailand. Kesenjangan digital di Thailand dibentuk oleh interaksi antara faktor dari sisi permintaan dan sisi penawaran. Kedua faktor tersebut diperlukan untuk mempromosikan keuntungan dalam pengadopsian internet dan untuk menjembatani kesenjangan digital (Srinuan, 2012). Selain menggunakan metode econometric, pengukuran kesenjangan digital dapat dilakukan menggunakan metode yang digunakan pada masyarakat Eropa yaitu SIBIS (Statistik Indicators Benchmarking The Information Society). Penelitian yang menggunakan model SIBIS antara lain dilakukan oleh Alivia Yulfitri (2008). Penelitian ini mengambil obyek dunia pendidikan dengan studi kasus di SMU Negeri Kotamadya di Bandung. 593

5 Penelitian ini dilakukan terhadap guru-guru di sekolah tersebut. Hasil dari penelitian ini menujukkan hubungan antara variabel ketersediaan fasilitas akses TIK dengan pencapaian penguasaan TIK, ketersediaan fasilitas akses TIK dengan tingkat penguasaan TIK, serta ketersediaan fasilitas akses TIK dengan pemanfaatan TIK (Yulfitri, 2008). Metode SIBIS juga dipakai pada penelitian yang dilakukan oleh Syarif Hidayatullah (2013) di Kabupaten Tapanuli Selatan pada Dinas Perkebunan dan Peternakan. Penelitian yang dilakukan menggunakan metode SIBIS GPS (General Population Survey).Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa tingkat kesenjangan akses TIK berada pada kategori tinggi dan kesenjangan kemampuan TIK berada pada kategori sedang, sementara kondisi kesenjangan digital berdasarkan faktor kelompok usia, penghasilan, pendidikan memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap tingkat kesenjangan digital antar SDM, sementara jenis kelamin tidak cukup signifikan memberikan pengaruh terhadap tingkat kesenjangan digital (Hidayatullah, 2013). Penelitian kesenjangan digital di lingkungan pemerintahan daerah juga dilakukan oleh Ike Pertiwi Windasari dan Kridanto Surendro (2011). Penelitian dilakukan di lingkungan pemerintah daerah di Kota Semarang untuk pemerataan kemampuan TIK SDM dan digunakan untuk menutup kesenjangan kompetensi dalam pengembangan sistem e- government yaitu melakukan pelatihan pegawai dan perekrutan pegawai baru menggunakan intrumen SIBIS GPS dan DIDIX. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kondisi Pemerintah Kota Semarang saat ini memiliki hambatan dalam adopsi TIK dikarenakan kurangnya pelatihan bagi para pegawainya, kesadaran bagi pegawai untuk mengikuti pelatihan masih rendah, dan pelatihan yang diadakan oleh organisasi masih dianggap kurang (Windasari & Surendro, 2011). 4. METODOLOGI Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat Kota Pekalongan yang berusia tahun, diambil sebanyak 100 responden dengan metode Proportionate Stratified Random Sampling, selanjutnya dianalisis menggunakan analisis regresi berganda. Variabel bebas yang diteliti dalam penelitian ini adalah perilaku penggunaan internet dan kegunaan penggunaan internet, sedangkan variabel terikat yang diteliti dalam penelitian ini adalah e-government. Sebelum dilakukan pengolahan data dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Uji Validitas adalah ketepatan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti (Sugiyono, 2013). Sedangkan hasil penelitian yang reliabel, bila terdapat kesamaan data dalam waktu yang berbeda (Sugiyono, 2013). Suatu konstrukatau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,60 (Ghozali, 2011). Untuk megukur reliabilitas dari indikator penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Cronbach Alpha > 0,6. Lebih lanjut dilakukan uji normalitas, Autokorelasi, multikolinearitas, dan heteroskedastisitas untuk mengetahui ada atau tidaknya pelanggaran asumsi klasik pada penelitian dengan menggunakan dua atau lebih variabel independen. Data penelitian yang diperoleh kemudian diolah dan dianalisis dalam bentuk satatistik statistik deskriptif bersama pengkategorian indeks penilaian kesenjangan digital. Penilaian tingkat kesenjangan digital di masyarakat kota Pekalongan berdasarkan perilaku penggunaan internet, kegunaan penggunaan internet, e- government dan demoghrapic dikategorikan menjadi 5 yaitu: (Hidayatullah, 2013) a. Indeks < % = sangat tinggi b % indeks < 40.00% = tinggi c % indeks < 60.00% = sedang d % indeks < 80.00% = rendah e. Indeks 80.00% = sangat rendah 5. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Tingkat Kesenjangan Digital dilihat dari Aspek Perilaku Penggunaan Internet. Dari hasil survey, maka dilakukan pengukuran tingkat kesenjangan digital yang terjadi di masyarakat kota Pekalongan dilihat dari aspek perilaku penggunan internet. Tabel 1 berikut menunjukkan hasil data kesenjangan perilaku penggunaan internet berdasarkan pada indikator yang mengacu pada SIBIS GPS (2002). Tabel 2. Hasil Data Kesenjangan Perilaku Penggunaan Internet Indikator Sub Indikator Persentase (%) Perilaku Dalam 61,3 penggunaan Pekerjaan Internet Kegiatan 62,6 Pribadi Kemudahan Akses 56,8 Rata-rata 60,2 2. Tingkat Kesenjangan Digital dilihat dari Aspek Kegunaan Penggunaan Internet Pengukuran tingkat kesenjangan digital yang terjadi di masyarakat kota Pekalongan dilihat dari aspek kegunaan penggunaan internet. Tabel 2 menunjukkan hasil dari data kesenjangan kegunaan penggunaan internet yang mengacu pada SIBIS GPS (2002). 594

6 Tabel 3. Hasil Data Kesenjangan Kegunaan Penggunaan Internet Indikator Kegunaan Penggunaan Internet Sub Indikator Menemukan informasi melalui internet setiap hari Menggunakan internet untuk memperoleh informasi secara online Mengirim data pekerjaan menggunakan e- mail Persentase (%) 61,3 62,7 56,8 Rata-rata 60,3 3. Tingkat Kesenjangan Digital dari Aspek E- government Hasil pengukuran tingkat kesenjangan digital yang terjadi di masyarakat kota Pekalongan dilihat dari aspek e-government. Tabel 3 menunjukkan hasil dari data kesenjangan e-government yang mengacu pada instrumen SIBIS GPS (2002). Indikator Tabel 4. Hasil Data Kesenjangan E- Government Sub Indikator E-Government Pencaharian informasi pemerintah melalui layanan e-government Kemudahan layanan e- government Kemudahan Akses Keyakinan kebenaran informasi e- government Persentase (%) 33,3 28,4 33,9 36,2 Rata-rata 32,9 4. Tingkat Kesenjangan Digital dari Aspek Demoghrapic Hasil analisis tingkat kesenjangan digital yang terjadi di masyarakat kota Pekalongan dilihat dari aspek demoghrapic (usia, jenis kelamin, pendidikan, dan pekerjaan) dapat dijelaskan oleh diagram yang terdapat pada gambar 1, gambar 2, gambar 3 dan gambar 4 Gambar 1 Kesenjangan Digital berdasarkan Usia Keterangan: A: tahun B: tahun C: tahun D: tahun E: tahun F: tahun Berdasarkan gambar 1 adalah indeks kesenjangan digital berdasarkan usia, terlihat bahwa nilai indeks kesenjangan digital pada kelompok usia tahun sebesar 78,9% dari 19 responden dan usia tahun sebesar 76,9% dari 13 responden atau mengalami kesenjangan digital dalam kategori rendah, sementara pada usia tahun sebesar 52,9 % dari 17 responden dan usia tahun sebesar 55,2 % dari 29 responden atau mengalami kesenjangan digital dalam kategori sedang, sementara pada usia tahun sebesar 45,5 % dari 11 responden dan usia tahun tahun sebesar 45,5 % dari 11 responden atau mengalami kesenjangan digital dalam kategori sedang. Berdasarkan umur terdapat tingkat kesenjangannya sebesar 45-79% dalam rentang 34%. Gambar 2. Kesenjangan Digital berdasarkan Jenis Kelamin Gambar 2 adalah indeks kesenjangan digital berdasarkan jenis kelamin. Berdasarkan nilai indeks kesenjangan digital diperoleh tingkat kesenjangan digital pada kelompok laki-laki masuk dalam kategori sedang yaitu nilai indeks sebesar 55,3% dari 62 responden, sementara pada wanita masuk dalam kategori kesenjangan digital yang sedang dengan nilai indeks kesenjangan digital sebesar 62,9% dari 38 responden. Berdasarkan jenis kelamin terdapat tingkat kesenjangan yang redah yaitu berkisar sebesar 55-63% (pada rentang 8%) 595

7 Gambar 3. Kesenjangan Digital berdasarkan Pendidikan Keterangan: A: SMA B:D1-D3 C:S1 D: S2 Berdasarkan gambar 3 adalah indeks kesenjangan digital berdasarkan pendidikan. Nilai indeks kesenjangan digital dengan tingkat pendidikan S2 sebesar 71,4% dari 7 responden atau mengalami kesenjangan digital dalam kategori rendah, nilai kesenjangan digital untuk tingkat pendidikan SMA sebesar 65,4 % dari 26 responden dan nilai kesenjangan digital untuk tingkat pendidikan diploma sebesar 61,1 % dari 18 responden atau mengalami kesenjangan digital dalam kategori rendah, sementara nilai kesenjangan digital untuk tingkat pendidikan S1 sebesar 55,1 % dari 49 responden atau mengalami kesenjangan digital dalam kategori sedang Gambar 4. Kesenjangan Digital berdasarkan Pekerjaan Keterangan: A: Pelajar B: Mahasiswa C: PNS D: Pegawai swasta G: Wirausaha F: tahun Berdasarkan gambar 4 adalah indeks kesenjangan digital berdasarkan pekerjaan. Nilai indeks kesenjangan digital pada kelompok dengan tingkat pekerjaan sebagai pelajar sebesar 100 % dari 2 responden atau mengalami kesenjangan digital dalam kategori sangat rendah, sementara pada kelompok dengan tingkat pekerjaan sebagai mahasiswa sebesar 75% dari 4 responden dan pada kelompok dengan tingkat pekerjaan sebagai pegawai swasta sebesar 72,7% dari 33 responden atau mengalami kesenjangan digital dalam kategori rendah, sementara pada kelompok dengan tingkat pekerjaan sebagai PNS sebesar 52,8% dari 53 responden atau mengalami tingkat kesenjangan dalam kategori sedang dan kelompok dengan tingkat pekerjaan sebagai wirausaha sebesar 37,5% dari 8 responden atau mengalami kesenjangan digital dalam kategori tinggi. 5. Hasil analisis dilihat dari aspek perilaku penggunaan internet, kegunaan penggunaan internet dan e-government Dari hasil pengukuran, maka selanjutnya yaitu dilakukan analisis tingkat kesenjangan yang terjadi di masyarakat kota Pekalongan dari aspek perilaku penggunaan internet, kegunaan penggunaan internet dan e-government. Tabel 5 Hasil Analisis Kesenjangan Perilaku Penggunaan Internet, Kegunaan Penggunaan Internet dan E-government Indikator Kategori KD Perilaku Penggunaan Berada pada kategori Internet rendah Kegunaan Penggunaan Berada pada kategori Internet E-government rendah Berada pada kategori tinggi 6. KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Dari hasil analisis data pada bagian sebelumnya dapat dihasilkan beberapa kesimpulan sebagai berikut: a. Tingkat kesenjangan digital yang terjadi di masyarakat kota Pekalongan dilihat dari perilaku penggunaan internet berada dalam kategori rendah b. Tingkat kesenjangan digital yang terjadi di masyarakat kota Pekalongan dilihat dari aspek kegunaan penggunaan internet berada dalam kategori rendah c. Tingkat kesenjangan digital yang terjadi di masyarakat kota Pekalongan dilihat dari aspek e-government berada dalam kategori tinggi d. Tingkat kesenjangan digital di masyarakat kota Pekalongan jika dilihat dari umur tahun mengalami kondisi kesenjangan yang rendah, sedangkan umur tahun mengalami kondisi kesenjangan yang sedang. Pada kelompok jenis kelamin, laki-laki dan wanita sama-sama mengalami kesenjangan digital yang sedang. Pada kelompok tingkat pendidikan, S2, SMA, Diploma mengalami kesenjangan yang rendah, sementara untuk S1 mengalami kesenjangan digital yang sedang. Pada kelompok pekerjaan, pelajar mengalami kesenjangan yang sangat rendah, mahasiswa dan pegawai swasta mengalami kesenjangan digital yang rendah, PNS mengalami kesenjangan digital yang sedang, sedangkan 596

8 wirausaha mengalami kesenjangan digital yang tinggi. 6.2 Saran Terdapat beberapa saran dari hasil penelitian ini, antara lain: a. Perlunya menciptakan program E- Governement kota Pekalongan yang dikombinasikan dengan aspek hiburan, sosial, pengetahuan, sedemikian hingga masyarakat kota Pekalongan merujuk ke E-Governement setiap kali akan melakukan search engine tertentu b. Dengan adanya pengukuran kesenjangan digital diharapkan adanya upaya pemkot pekalongan untuk membuat strategi pengurangan kesenjangan digital. c. Perlunya adanya pelatihan TIK untuk pemeretaan kesenjangan digital di kota pekalongan. 7. DAFTAR PUSTAKA Administrator, Situs Resmi Pemerintah Kota Pekalongan. [Online] Available at: [Diakses Maret 2015]. Administrator, Situs Resmi Pemerintah Kota Pekalongan. [Online] Available at: [Diakses 3 maret 2015]. Alruwaie, M., Ramzi El-Haddadeh & Vishanth Weerakkody, A Framework for Evaluating Citizens Expectations and Satisfaction toward Continued Intention to Use E-Government Services. Lecture Notes in Computer Science, p Aydin, S. (., Attitudes of EFL learners towards the Internet. The Turkish Online Journal of Educational Technology, VI(3), pp Baase, S., A Gift of Fire Social, Legal, and Ethical Issues for Computing Technology 4th. New Jersey: Prentice Hall PTR. Barzilai-Nahon, K., Gaps and Bits: Conceptualizing Measurementsfor Digital Divide/s. The Information Society, Volume 22, pp Bonham, G. M. S. J. W. d. T. S. J., The transformational potential of e-government: the role of political leadership. 1 November. Camacho, K., Digital divide,multicultural Perspectives on Information Societies. C & F Editions penyunt. s.l.:s.n. Chin, W. a. T. P., On the Use, Usefulness, and Ease of Use of Structural Equation Modeling in MIS Research: A Note of Caution.. Management Information System Quarterly 9, Volume 2, pp D'Esposito, J. E. &. G. R. M., University students' perceptions of the Internet: An exploratory study. The Journal of Academic Librarianship, 25(6), pp Dewan, S. & Riggins, F. J., The Digital Divide: Current and Future Research Directions. Journal of The Association for Information Systems, pp Dewi, A. S., Membuat E-Government Bekerja Di Desa: Analisis Actor Network Theory Terhadap Sistem Informasi Desa Dan Gerakan Desa Membangun. Jurnal MANDATORY, Vol. 10, No. 2, 2013, pp Fallows, D., The Internet and daily life: Many Americans use the Internet in every day activities but traditional offline habits skill dominate. [Online] Available at: e_report.pdf [Diakses 12 Desember 2014]. Fong E, d., Correlates of the Digital Divide: Individual, Household and spatial Variation. s.l.:department of Sociology, University of Toronto. Ghozali, I., Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang: Undip.. Gupta, M. P. & Debashish Jana, E- government evaluation: A framework and case study. Government Information Quarterly, 20(4), pp Hargittai, E., The Digital Divide and What To Do About It. [Online] Available at: rgittai-digitaldivide.pdf [Diakses April 2015]. Hidayatullah, S., PENGUKURAN KESENJANGAN DIGITAL DI DINAS PERKEBUNAN DAN PETERNAKAN TAPANULI SELATAN. Inpres, KEBIJAKAN DAN STRATEGI NASIONAL. Jakarta: s.n. Kadiman, K., Penelitian Pengembangan dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi Jakarta: Kementrian Negara Riset dan Teknologi. Monga, A., E-government in India:Opportunities and challenges. JOAAG, pp Nurdin, N., Rosemary Stockdale & Helana Scheepers, The Influence of External Institutional Pressures on Local E- Government Adoption and Implementation: A Coercive Perspective within an Indonesian Local E-Government Context. Lecture Notes in Computer Science, pp Organisation for Economic Co-Operation and Development, Understanding the digital divide, Paris: OECD Publication. Pekalongan, A. K., E-Government, Reformasi Birokrasi ala Kota Pekalongan. [Online] Available at: 597

9 e-government-reformasi-birokrasi-ala-kotapekalongan Prieger, J. & Wei-Min Hu, The Broadband Digital Divide and the Nexus of Race, Competition, and Quality. Information Economics and Policy, 20(2), pp Razaq, Bachrul Ulum & Abdullah dan Ruly,, Belajar Praktis Internet. Jakarta: Dinastindo. Sanjaya, W., Media Pendidikan. Bandung: IKIP. Siau, K. &. L. Y., Synthesizing e- government stage models a metasynthesis based on meta-ethnography approach. Industrial Management & Data Systems, pp SIBIS, SIBIS New eeurope Indicator Handbook. s.l.:european Commission publications.. Srinuan, C., Understanding the digital divide: Empirical studies of Thailand. Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta. Veenstra, A. F. v. & Marijn Janssen, Investigating Outcomes of T-Government Using a Public Value Management Approach. Lecture Notes in Computer Science, p Vehovar, V., Pavle Sicherl, Tobias Husing & Vesna Dolnicar, Methodological Challenges of Digital Divide Measurements. The Information Society, p Wenhong, Chen & Barry wellman, Charting and Bridging Digital Divide: Comparing Socio-economic,Gender,Life Stage and Urban Internet Access and Use in Eight Countries, s.l.: AMD Global Consumer Advisory Board (GCAB). Windasari, I. P. & Surendro, K., Pengukuran Kesenjangan Digital di Institusi Pemerintah Daerah (studi kasus Pemerintah Kota Semarang). JURNAL SISTEM KOMPUTER, 1(2), pp Yulfitri, A., Pemodelan Pengukuran Untuk Mengurangi Kesenjangan Digital Di Indonesia Studi Kasus : SMU NEGERI KOTAMADYA BANDUNG. Zulkarimen & nasution, Komunikasi Pembangunan, Pengenalan Teori dan Penerapannya. Jakarta: Raja Grafindo Persada. 598

BAB I PENDAHULUAN. TIK disebut sebagai kesenjangan digital (Smith, 2015). Pada awalnya,

BAB I PENDAHULUAN. TIK disebut sebagai kesenjangan digital (Smith, 2015). Pada awalnya, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesenjangan antara masyarakat yang telah dan belum mendayagunakan TIK disebut sebagai kesenjangan digital (Smith, 2015). Pada awalnya, kesenjangan digital didefinisikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian tentang e-government untuk mengukur kesenjangan digital telah dilakukan oleh peneliti terdahulu. Penelitian kesenjangan digital di lingkungan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu Penelitian tentang e-government untuk mengukur kesenjangan digital telah dilakukan oleh peneliti terdahulu. Chalita Srinuan (2012) melakukan penelitian

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. teknologi informasi (Dewan, 2005). Kadiman berpendapat bahwa kesenjangan

LANDASAN TEORI. teknologi informasi (Dewan, 2005). Kadiman berpendapat bahwa kesenjangan BAB III LANDASAN TEORI 3.1 3.1.1. Kesenjangan Digital Pengertian Kesenjangan Digital Istilah kesenjangan digital yang dikemukakan oleh Dewan dkk (2005) sebagai ketidakmampuan individu dalam merasakan manfaat

Lebih terperinci

Analisis Perbandingan Metode Sibis Dan Metode Econometric Dalam Pengukuran Kesenjangan Digital Di Sumba Barat Daya

Analisis Perbandingan Metode Sibis Dan Metode Econometric Dalam Pengukuran Kesenjangan Digital Di Sumba Barat Daya 10 JURNAL SISTEM DAN INFORMATIKA Analisis Perbandingan Metode Sibis Dan Metode Econometric Dalam Pengukuran Kesenjangan Digital Di Sumba Barat Daya Gergorius Kopong Pati, A. Djoko Budiyanto Magister Teknik

Lebih terperinci

PENGUKURAN KESENJANGAN DIGITAL DALAM PENGUASAAN TIK DI LINGKUNGAN PEGAWAI PEMERINTAH

PENGUKURAN KESENJANGAN DIGITAL DALAM PENGUASAAN TIK DI LINGKUNGAN PEGAWAI PEMERINTAH PENGUKURAN KESENJANGAN DIGITAL DALAM PENGUASAAN TIK DI LINGKUNGAN PEGAWAI PEMERINTAH Alivia Yulfitri Magister Sistem Informasi - Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung alivia_y@yahoo.com

Lebih terperinci

PENGUKURAN KESENJANGAN DIGITAL MASYARAKAT DI KOTA PEKALONGAN

PENGUKURAN KESENJANGAN DIGITAL MASYARAKAT DI KOTA PEKALONGAN TESIS PENGUKURAN KESENJANGAN DIGITAL MASYARAKAT DI KOTA PEKALONGAN DYAH LISTIANING TYAS No. Mhs.: 145302202/PS/MTF PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK INFORMATIKA PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA

Lebih terperinci

Pengaruh Kekuatan Media Sosial dalam Pengembangan Kesenjangan Digital

Pengaruh Kekuatan Media Sosial dalam Pengembangan Kesenjangan Digital Scientific Journal of Informatics Vol. 2, No. 2, November 2015 p-issn 2407-7658 http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/sji e-issn 2460-0040 Pengaruh Kekuatan Media Sosial dalam Pengembangan Kesenjangan

Lebih terperinci

menjalankan usaha nya lebih dominan memiliki toko offline sehingga mereka menganggap kurang perlunya kemampuan dalam menggunakan TIK.

menjalankan usaha nya lebih dominan memiliki toko offline sehingga mereka menganggap kurang perlunya kemampuan dalam menggunakan TIK. menjalankan usaha nya lebih dominan memiliki toko offline sehingga mereka menganggap kurang perlunya kemampuan dalam menggunakan TIK. BAB VI KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan penelitian

Lebih terperinci

Pengukuran Kesenjangan Digital di Institusi Pemerintah Daerah (Studi Kasus: Pemerintah Kota Semarang)

Pengukuran Kesenjangan Digital di Institusi Pemerintah Daerah (Studi Kasus: Pemerintah Kota Semarang) Pengukuran Digital di Institusi Pemerintah Daerah (Studi Kasus: Pemerintah Kota Semarang) Ike Pertiwi Windasari, Kridanto Surendro Abstract - The rapid growth of information and communication technology

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saja karena potensi generiknya sebagai productivity tool dalam penciptaan nilai

BAB I PENDAHULUAN. saja karena potensi generiknya sebagai productivity tool dalam penciptaan nilai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesenjangan digital telah menjadi topik penting karena melibatkan banyak dokumentasi yang akurat yaitu masyarakat yang memiliki komputer dan juga internet sebagai

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Perkembangan yang terjadi dalam bidang ICT (Information and Communication Technology) telah membawa dampak yang cukup signifikan pada kehidupan manusia. Terjadi perubahan

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESENJANGAN DIGITAL (Studi Kasus: Kantor Camat pada Pemerintah XYZ)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESENJANGAN DIGITAL (Studi Kasus: Kantor Camat pada Pemerintah XYZ) ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESENJANGAN DIGITAL (Studi Kasus: Kantor Camat pada Pemerintah XYZ) Lalu Yudhi Prihadi 1), Ahmad Ashari 2), Sujoko Sumaryono 3) 1,)2,)3) Magister Teknik Elektro,

Lebih terperinci

Kata kunci: Online shop, Instagram, perilaku konsumtif.

Kata kunci: Online shop, Instagram, perilaku konsumtif. ABSTRAK Instagram merupakan sebuah aplikasi berbagi foto yang memungkinkan pengguna mengambil foto, menerapkan filter digital, dan membagikannya ke berbagai layanan jejaring sosial, termasuk milik Instagram

Lebih terperinci

di Instansi Pemerintah : Model Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Penggunaan dan Pengaruhnya Terhadap Produktivitas

di Instansi Pemerintah : Model Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Penggunaan dan Pengaruhnya Terhadap Produktivitas 367 E-Mail di Instansi Pemerintah : Model Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Penggunaan dan Pengaruhnya Terhadap Produktivitas Edi Nur Cahyaningtyas *), Hanung Adi Nugroho **), Eko Nugroho ***) Teknik

Lebih terperinci

Kata Kunci : kualitas pelayanan elektronik, kepuasan pelanggan, electronic ticket

Kata Kunci : kualitas pelayanan elektronik, kepuasan pelanggan, electronic ticket ABSTRAK Perkembangan teknologi dan penggunaan internet memberikan pengaruh yang cukup besar bagi sistem pemerintahan suatu negara. Penggunaan internet menjadi kesempatan bagi pemerintah untuk meningkatkan

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar belakang

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar belakang Bab I Pendahuluan I.1 Latar belakang Perkembangan Information and Communication Technology (ICT) yang pesat pada saat ini menimbulkan dampak yang signifikan untuk kehidupan manusia. Hal ini mendorong terjadinya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian mengenai aplikasi hybrid learning Brilian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian mengenai aplikasi hybrid learning Brilian 3 BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian mengenai aplikasi hybrid learning Brilian yang diterapkan oleh Stikom Surabaya pada tahun ajaran 2014/2015. Penelitian

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE STRUCTURAL EQUATION MODELING UNTUK ANALISIS KEPUASAN PENGGUNA SISTEM INFORMASI AKADEMIK TERHADAP KUALITAS WEBSITE

PENERAPAN METODE STRUCTURAL EQUATION MODELING UNTUK ANALISIS KEPUASAN PENGGUNA SISTEM INFORMASI AKADEMIK TERHADAP KUALITAS WEBSITE PENERAPAN METODE STRUCTURAL EQUATION MODELING UNTUK ANALISIS KEPUASAN PENGGUNA SISTEM INFORMASI AKADEMIK TERHADAP KUALITAS WEBSITE (Studi Kasus pada Website sia.undip.ac.id) SKRIPSI Disusun oleh: ENGGAR

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan analisis yang telah dilakukan dapat diambil beberapa kesimpulan antara lain: 1. Perceived Usefulness berpengaruh terhadap Satisfaction pada Tokoone.com.

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGGUNAAN SISTEM INFORMASI DENGAN MINAT PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI SEBAGAI VARIABEL PEMEDIASI

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGGUNAAN SISTEM INFORMASI DENGAN MINAT PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI SEBAGAI VARIABEL PEMEDIASI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGGUNAAN SISTEM INFORMASI DENGAN MINAT PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI SEBAGAI VARIABEL PEMEDIASI OLEH: HANANI KRISTANTI 3203009037 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Lokasi Penelitian Kabupaten Sumba Barat Daya merupakan salah satu daerah di Nusa Tenggara Timur. Sumba Barat Daya terdiri 11 Kecamatan yakni Kecamatan Loura, Kecamatan

Lebih terperinci

Pemodelan dan Desain Instrumen Penelitian

Pemodelan dan Desain Instrumen Penelitian 24 Bab III Pemodelan dan Desain Instrumen Penelitian Kerangka berpikir dalam penelitian ini berawal dari pemahaman mengenai kesenjangan digital yang meliputi kesenjangan antara individu (warga negara)

Lebih terperinci

rendah. Kepuasan dan ketidakpuasan kerja pada pegawai ini sudah menjadi sorotan penting bagi BPK. Tujuan dari penelitian ini adalah (1)

rendah. Kepuasan dan ketidakpuasan kerja pada pegawai ini sudah menjadi sorotan penting bagi BPK. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) ABSTRAK Sumberdaya manusia mempunyai peran yang penting dalam mencapai tujuan organisasi. Peningkatan kualitas sumber daya manusia dilakukan karena sumberdaya manusia adalah aset organisasi yang sangat

Lebih terperinci

PEMODELAN PENGUKURAN UNTUK MENGURANGI KESENJANGAN DIGITAL DI INDONESIA STUDI KASUS : SMU NEGERI KOTAMADYA BANDUNG TESIS

PEMODELAN PENGUKURAN UNTUK MENGURANGI KESENJANGAN DIGITAL DI INDONESIA STUDI KASUS : SMU NEGERI KOTAMADYA BANDUNG TESIS PEMODELAN PENGUKURAN UNTUK MENGURANGI KESENJANGAN DIGITAL DI INDONESIA STUDI KASUS : SMU NEGERI KOTAMADYA BANDUNG TESIS Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister dari Institut

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan 1. Jika melihat hasil pengolahan data yang ada pada bab 4, web banner online store blibli.com cukup baik. Responden menyadari dan mengenali akan kehadiran web

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang pesat membawa perubahan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang pesat membawa perubahan dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi yang pesat membawa perubahan dalam kegiatan manusia. Dewasa ini hampir semua sendi kehidupan manusia tidak bisa dilepaskan dari pemanfaatan teknologi

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA PENGARUH MOTIVASI TERHADAP MINAT MAHASISWA AKUNTANSI UNTUK MENGIKUTI PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI (PPAK) (Studi Empiris pada Mahasiswa Akuntansi Universitas Muhammadiyah Surakarta) Disusun sebagai salah

Lebih terperinci

Analisis Pengaruh System Quality, Information Quality, Service Quality Terhadap Net Benefit Pada Sistem KRS-Online Universitas Muhammadiyah Malang

Analisis Pengaruh System Quality, Information Quality, Service Quality Terhadap Net Benefit Pada Sistem KRS-Online Universitas Muhammadiyah Malang KINETIK, Vol. 2, No. 3, Agustus 2017, Hal. 197-206 ISSN : 2503-2259 E-ISSN : 2503-2267 197 Analisis Pengaruh System Quality, Information Quality, Service Quality Terhadap Net Benefit Pada Sistem KRS-Online

Lebih terperinci

PENGARUH KONFLIK PERAN DAN PENGEMBANGAN KARIR TERHADAP KEPUASAN KERJA (STUDI PEGAWAI DIVISI KONSTRUKSI IV

PENGARUH KONFLIK PERAN DAN PENGEMBANGAN KARIR TERHADAP KEPUASAN KERJA (STUDI PEGAWAI DIVISI KONSTRUKSI IV Diana Putri Widiasari, Budiono PENGARUH KONFLIK PERAN DAN PENGEMBANGAN KARIR TERHADAP KEPUASAN KERJA (STUDI PEGAWAI DIVISI KONSTRUKSI IV di PT. ADHI KARYA (Persero) Tbk. SURABAYA) Diana Putri Widiasari

Lebih terperinci

ANALISA KESUKSESAN E-GOVERNMENT MENGGUNAKAN SUCCESS MODEL S DELONE AND MCLEAN (Studi Kasus : Pemerintah kota Pekalongan)

ANALISA KESUKSESAN E-GOVERNMENT MENGGUNAKAN SUCCESS MODEL S DELONE AND MCLEAN (Studi Kasus : Pemerintah kota Pekalongan) TESIS COVER ANALISA KESUKSESAN E-GOVERNMENT MENGGUNAKAN SUCCESS MODEL S DELONE AND MCLEAN (Studi Kasus : Pemerintah kota Pekalongan) PUJO HARI SAPUTRO No. Mhs : 145302200/PS/MTF PROGRAM STUDI MAGISTER

Lebih terperinci

PENGARUH KEPUASAN KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASIONAL TERHADAP TURNOVER INTENTION KARYAWAN HIGH POINT SERVICED APARTMENT SURABAYA

PENGARUH KEPUASAN KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASIONAL TERHADAP TURNOVER INTENTION KARYAWAN HIGH POINT SERVICED APARTMENT SURABAYA AGORA Vol. 4, No. 2, (2016) 389 PENGARUH KEPUASAN KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASIONAL TERHADAP TURNOVER INTENTION KARYAWAN HIGH POINT SERVICED APARTMENT SURABAYA Rossalia Mahadewi Tanuwijaya dan Dhyah Harjanti

Lebih terperinci

Menilai penerapan e-government di Kementerian / Lembaga Negara Republik Indonesia menggunakan Framework PeGI

Menilai penerapan e-government di Kementerian / Lembaga Negara Republik Indonesia menggunakan Framework PeGI No. 003/32.02/BDT/2017 Menilai penerapan e-government di Kementerian / Lembaga Negara Republik Indonesia menggunakan Framework PeGI Irwan munandar Balai Pendidikan dan Pelatihan Tambang Bawah Tanah Irwan@esdm.go.id

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH MOTIVASI KERJA, LINGKUNGAN KERJA, DAN KOMPENSASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN (STUDI KASUS PADA SPBU

ANALISIS PENGARUH MOTIVASI KERJA, LINGKUNGAN KERJA, DAN KOMPENSASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN (STUDI KASUS PADA SPBU ANALISIS PENGARUH MOTIVASI KERJA, LINGKUNGAN KERJA, DAN KOMPENSASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN (STUDI KASUS PADA SPBU 44.594.02 JEPARA) PUBLIKASI ILMIAH Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna

Lebih terperinci

Kata Kunci: Kualitas Jasa, Perbaikan layanan, SERVQUAL, Importance Performance Analysis (IPA), Kano, Integrasi IPA-Kano. xvi

Kata Kunci: Kualitas Jasa, Perbaikan layanan, SERVQUAL, Importance Performance Analysis (IPA), Kano, Integrasi IPA-Kano. xvi DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Conceptual model of service quality: Gap Analysis... 17 Gambar 3.1 Flowchart Rancangan Penelitian... 40 Gambar 3.2 Gap Model SERVQUAL... 52 Gambar 3.3 Quadrant Analysis metoda

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK (UKM) merupakan institusi pendidikan. Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan UKM dalam persaingan global adalah sumber daya manusia (SDM). SDM berhubungan dengan kondisi internal dan eksternal.

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Dari keseluruhan analisis dan pembahasan yang telah dilakukan pada bab 4 sebelum ini, maka peneliti dapat menarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Pelatihan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata-kata kunci: kualitas sistem informasi akademik, kepuasan mahasiswa. vii. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata-kata kunci: kualitas sistem informasi akademik, kepuasan mahasiswa. vii. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini berjudul Pengaruh Kualitas Sistem Informasi Akademik Terhadap Kepuasan Mahasiswa. Tujuan penelitian untuk mengetahui apakah sistem informasi akademik yang diterapkan di Universitas

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: kepuasan kerja, profesionalisme dan kinerja auditor

ABSTRAK. Kata kunci: kepuasan kerja, profesionalisme dan kinerja auditor ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kepuasan kerja dan profesionalisme terhadap kinerja auditor. Objek dari penelitian ini adalah BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. masyarakat baru, disebut masyarakat informasi (information society) (Wiryanto,

I. PENDAHULUAN. masyarakat baru, disebut masyarakat informasi (information society) (Wiryanto, I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Teknologi mikro elektronika telah menciptakan era informasi yang menjadi pilar masyarakat baru, disebut masyarakat informasi (information society) (Wiryanto, 2004: 25).

Lebih terperinci

OLEH: SUSAN

OLEH: SUSAN ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAUAN UNTUK MEMBAYAR PAJAK WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI YANG MELAKUKAN PEKERJAAN BEBAS (STUDI KASUS PADA PASAR ATOM) OLEH: SUSAN 3203009062 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS

Lebih terperinci

TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL: MENGUJI KEEFEKTIVAN PENERIMAAN SISTEM INFORMASI TERPADU (SISTER) DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS JEMBER

TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL: MENGUJI KEEFEKTIVAN PENERIMAAN SISTEM INFORMASI TERPADU (SISTER) DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS JEMBER TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL: MENGUJI KEEFEKTIVAN PENERIMAAN SISTEM INFORMASI TERPADU (SISTER) DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS JEMBER Peneliti : Kartika 1 Mahasiswa Terlibat : - Sumber Dana : DIPA Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Objek penelitian adalah suatu bentuk populasi yang berada dalam letak geografis tertentu dengan karakteristik yang sesuai dengan penelitian yang akan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. nilai yang dihasikan belum memenuhi kriteria Goodness of fit atau nilai

BAB V PENUTUP. nilai yang dihasikan belum memenuhi kriteria Goodness of fit atau nilai BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil olah data, analisis data dan pembahasan di bab sebelumnya, maka penulis dapat menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut : 1. Hasil estimasi awal terhadap

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan. I.1. Latar Belakang

Bab I Pendahuluan. I.1. Latar Belakang 1 Bab I Pendahuluan Pada bab ini akan membahas mengenai hal-hal yang melatarbelakangi penelitian, rumusan masalah, tujuan, batasan masalah, kegunaan hasil, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan.

Lebih terperinci

BABI PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BABI PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BABI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pola fikir dan pola hidup masyarakat saat ini telah banyak berubah karena dipengaruhi oleh perkembangan penerapan teknologi informasi dan komunikasi di hampir semua

Lebih terperinci

PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN ORGANISASI TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN (STUDI PADA STIE TOTALWIN SEMARANG)

PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN ORGANISASI TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN (STUDI PADA STIE TOTALWIN SEMARANG) 1 PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN ORGANISASI TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN (STUDI PADA STIE TOTALWIN SEMARANG) Oleh Kukuh Mulyanto, S.S.,S.E.,M.M. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Totalwin Semarang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tahapan Penelitian Metodologi yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari lima tahapan utama, yaitu tahap perencanaan, tahap pengumpulan data, tahap pengolahan data,

Lebih terperinci

Publikasi Statistik Modal Sosial 2014, 2016

Publikasi Statistik Modal Sosial 2014, 2016 BADAN PUSAT STATISTIK Publikasi Statistik Modal Sosial 2014, 2016 ABSTRAKSI Pembangunan merupakan proses transformasi jangka panjang untuk mencapai kemakmuran dan kesejahteraan manusia. Selama ini, modal

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : brand awareness, brand image, brand trust online, minat beli

ABSTRAK. Kata kunci : brand awareness, brand image, brand trust online, minat beli ABSTRAK Tokopedia merupakan situs jual beli online yang ada di Indonesia. Tokopedia memiliki visi "Membangun Indonesia yang Lebih Baik Lewat Internet". Cara Tokopedia mempertahankan eksistensinya dengan

Lebih terperinci

Dewi et al., Pengaruh Pengetahuan Tentang Akuntansi Sumber Daya Manusia dan Top Management...

Dewi et al., Pengaruh Pengetahuan Tentang Akuntansi Sumber Daya Manusia dan Top Management... 1 Pengaruh Pengetahuan Tentang Akuntansi Sumber Daya Manusia dan Top Management Support terhadap Penerapan Akuntansi Sumber Daya Manusia pada Perusahaan Manufaktur di Jawa Timur (Effect of Knowledge about

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pada bagian ini dijelaskan kesimpulan dan saran hasil penelitian, analisis dan pembahasan.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pada bagian ini dijelaskan kesimpulan dan saran hasil penelitian, analisis dan pembahasan. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Pada bagian ini dijelaskan kesimpulan dan saran hasil penelitian, analisis dan pembahasan. 5.1 Kesimpulan Bardasarkan hasil analisis dan pembahasan, maka dapat diambil kesimpulan

Lebih terperinci

ANALISIS USABILITY TERHADAP SISTEM LECTIVE GEGULANG BERBASIS USE QUESTIONNAIRE

ANALISIS USABILITY TERHADAP SISTEM LECTIVE GEGULANG BERBASIS USE QUESTIONNAIRE ANALISIS USABILITY TERHADAP SISTEM LECTIVE GEGULANG BERBASIS USE QUESTIONNAIRE Gita Indah Marthasari* 1, Nur Hayatin 2 1,2 Universitas Muhammadiyah Malang Kontak Person : Gita Indah Marthasari e-mail:

Lebih terperinci

E-GOVERNMENT : TANTANGAN, IMPLEMENTASI dan INTEGRASI

E-GOVERNMENT : TANTANGAN, IMPLEMENTASI dan INTEGRASI E-GOVERNMENT : TANTANGAN, IMPLEMENTASI dan INTEGRASI DEPARTEMEN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA UPN, 24 Mei 2008 APA ITU e-governmente Kata Kunci Oleh Pemerintah Untuk Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya maka dapat dibuat beberapa kesimpulan yang

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya maka dapat dibuat beberapa kesimpulan yang BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya maka dapat dibuat beberapa kesimpulan yang diperoleh yaitu: 1. Perceived information quality berpengaruh

Lebih terperinci

Strategi Badan Pelayanan Dan Perizinan Terpadu Kota Bandung Dalam Mengefektifkan Hay.U Bandung

Strategi Badan Pelayanan Dan Perizinan Terpadu Kota Bandung Dalam Mengefektifkan Hay.U Bandung Strategi Badan Pelayanan Dan Perizinan Terpadu Kota Bandung Dalam Mengefektifkan Hay.U Bandung Abstrak Muhammad Arief 1, Dini Turipanam Alamanda 2 12 Prodi S1 Manajemen Bisnis Telekomunikasi dan Informatika,

Lebih terperinci

Antika Larasati, Nurul Hiron, Aldy Putra Aldya. Fakultas Teknik Informatika, Universitas Siliwangi Tasikmalaya

Antika Larasati, Nurul Hiron, Aldy Putra Aldya. Fakultas Teknik Informatika, Universitas Siliwangi Tasikmalaya ANALISIS PENERIMAAN SISTEM INFORMASI MANAGEMENT DAERAH (SIMDA) PADA PENGOLAHAN DATA KEUANGAN MENGGUNAKAN MODEL TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL (TAM) 3 STUDI KASUS : KECAMATAN DI KABUPATEN CILACAP Antika Larasati,

Lebih terperinci

ANALISA IMPELEMENTASI MANAJEMEN MUTU TERPADU TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN DAN KUALITAS LAYANAN PADA BIDANG INDUSTRI MANUFACTURING

ANALISA IMPELEMENTASI MANAJEMEN MUTU TERPADU TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN DAN KUALITAS LAYANAN PADA BIDANG INDUSTRI MANUFACTURING ANALISA IMPELEMENTASI MANAJEMEN MUTU TERPADU TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN DAN KUALITAS LAYANAN PADA BIDANG INDUSTRI MANUFACTURING TESIS Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Penyelesaian Program Pasca

Lebih terperinci

KURIKULUM MAGISTER MANAJEMEN

KURIKULUM MAGISTER MANAJEMEN KURIKULUM MAGISTER MANAJEMEN Kurikulum berikut ini berlaku sejak perkuliahan tahun akademik 2012 dengan beban 47 kredit (pada masa sebelumnya, beban studi mahasiswa adalah 46 kredit). 1. Beban Studi Beban

Lebih terperinci

KINERJA PENDAMPING DESA DALAM PEMBANGUNAN DESA DI KECAMATAN JIPUT KABUPATEN PANDEGLANG

KINERJA PENDAMPING DESA DALAM PEMBANGUNAN DESA DI KECAMATAN JIPUT KABUPATEN PANDEGLANG KINERJA PENDAMPING DESA DALAM PEMBANGUNAN DESA DI KECAMATAN JIPUT KABUPATEN PANDEGLANG SKRIPSI Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial pada Konsentrasi Manajemen Publik

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR PADA PENERIMAAN E-MONEY PADA KALANGAN MAHASISWA DI YOGYAKARTA MENGGUNAKAN TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL

IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR PADA PENERIMAAN E-MONEY PADA KALANGAN MAHASISWA DI YOGYAKARTA MENGGUNAKAN TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL TESIS IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR PADA PENERIMAAN E-MONEY PADA KALANGAN MAHASISWA DI YOGYAKARTA MENGGUNAKAN TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL DEWI PARAMITA No. Mhs.: 145302292/PS/MTF PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK

Lebih terperinci

Analisis Penggunaan Sistem Aplikasi D-Pack Terhadap Kepuasan Pengguna pada CV.Sumber Jadi Pangkalpinang

Analisis Penggunaan Sistem Aplikasi D-Pack Terhadap Kepuasan Pengguna pada CV.Sumber Jadi Pangkalpinang 26 Analisis Penggunaan Sistem Aplikasi D-Pack Terhadap Kepuasan Pengguna pada CV.Sumber Jadi Pangkalpinang Rika Pratiwi* 1, Ervi Cofriyanti 2 1,2 STMIK Global Informatika MDP Jl. Rajawali No.14 Palembang

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR KESUKSESAN SISTEM INFORMASI MENGGUNAKAN MODEL DELONE AND MCLEAN

ANALISIS FAKTOR KESUKSESAN SISTEM INFORMASI MENGGUNAKAN MODEL DELONE AND MCLEAN ANALISIS FAKTOR KESUKSESAN SISTEM INFORMASI MENGGUNAKAN MODEL DELONE AND MCLEAN Program Studi S1 Informatika, Fakultas Informatika Universitas Telkom Jl. Telekomunikasi No. 1, Bandung Jawa Barat degunk@telkomuniversity.ac.id

Lebih terperinci

PENGGUNAAN JEJARING SOSIAL (FACEBOOK) SEBAGAI SARANA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR BIOLOGI

PENGGUNAAN JEJARING SOSIAL (FACEBOOK) SEBAGAI SARANA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR BIOLOGI Jurnal Pendidikan Informatika dan Sains, Vol. 4, No. 1, Juni 2015 PENGGUNAAN JEJARING SOSIAL (FACEBOOK) SEBAGAI SARANA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR BIOLOGI Marheny Lukitasari 1, Pujiati 2,

Lebih terperinci

EVALUASI ANTARMUKA WEBSITE SMK MUHAMMADIYAH 2 SRAGEN MENGGUNAKAN METODE USABILITY TESTING

EVALUASI ANTARMUKA WEBSITE SMK MUHAMMADIYAH 2 SRAGEN MENGGUNAKAN METODE USABILITY TESTING EVALUASI ANTARMUKA WEBSITE SMK MUHAMMADIYAH 2 SRAGEN MENGGUNAKAN METODE USABILITY TESTING Lucky Satrya Wiratama Fakultas Teknik Elektro dan Informatika, Program Studi Teknik Informatika Universitas Surakarta

Lebih terperinci

ADOPSI TEKNOLOGI SOSIAL MEDIA PADA PELAKU UMKM AGRIBISNIS DENGAN PENDEKATAN TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL (TAM) DI KABUPATEN SLEMAN

ADOPSI TEKNOLOGI SOSIAL MEDIA PADA PELAKU UMKM AGRIBISNIS DENGAN PENDEKATAN TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL (TAM) DI KABUPATEN SLEMAN ADOPSI TEKNOLOGI SOSIAL MEDIA PADA PELAKU UMKM AGRIBISNIS DENGAN PENDEKATAN TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL (TAM) DI KABUPATEN SLEMAN SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Sarjana

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Marantha

ABSTRAK. Universitas Kristen Marantha ABSTRAK Penelitian mengenai orientasi masa depan bidang pekerjaan pada mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi di Fakultas Psikologi Universitas X Bandung ini dilakukan dengan tujuan untuk memeroleh

Lebih terperinci

Keywords : kualitas sistem, kualitas pelayanan, kualitas informasi, kepuasan pengguna, niatan menggunakan kembali, e-government, Indonesia.

Keywords : kualitas sistem, kualitas pelayanan, kualitas informasi, kepuasan pengguna, niatan menggunakan kembali, e-government, Indonesia. INTISARI Penelitian ini bertujuan untuk menguji faktor-faktor yang menentukan kesuksesan layanan website e-government melalui persepsi masyarakat terhadap kepuasan pengguna dan niatan untuk menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan pemodelan Website Quality (WebQual), terdapat tiga dimensi

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan pemodelan Website Quality (WebQual), terdapat tiga dimensi BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Identifikasi Masalah Berdasarkan pemodelan Website Quality (WebQual), terdapat tiga dimensi kualitas website yang selanjutnya akan dipakai sebagai Variabel Bebas. Tiga dimensi

Lebih terperinci

1. Pendahuluan PENERAPAN METODE WEBQUAL DALAM PENGUKURAN KUALITAS LAYANAN WEBSITE PERGURUAN TINGGI

1. Pendahuluan PENERAPAN METODE WEBQUAL DALAM PENGUKURAN KUALITAS LAYANAN WEBSITE PERGURUAN TINGGI Prosiding SnaPP2014 Sains, Teknologi, dan Kesehatan ISSN 2089-3582 EISSN 2303-2480 PENERAPAN METODE WEBQUAL DALAM PENGUKURAN KUALITAS LAYANAN WEBSITE PERGURUAN TINGGI 1 Siti Sa uda, dan 2 Nyimas Sopiah

Lebih terperinci

PENGARUH EFEKTIVITAS PENERAPAN SIA, PEMANFAATAN, DAN KESESUAIAN TUGAS PADA KINERJA KARYAWAN

PENGARUH EFEKTIVITAS PENERAPAN SIA, PEMANFAATAN, DAN KESESUAIAN TUGAS PADA KINERJA KARYAWAN PENGARUH EFEKTIVITAS PENERAPAN SIA, PEMANFAATAN, DAN KESESUAIAN TUGAS PADA KINERJA KARYAWAN Ni Made Marlita Puji Astuti 1 Ida Bagus Dharmadiaksa 2 1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana (Unud),

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Kepuasan Wajib Pajak Terhadap Penggunaan e-filing Bagi Wajib Pajak di

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Kepuasan Wajib Pajak Terhadap Penggunaan e-filing Bagi Wajib Pajak di BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis tentang Pengaruh Persepsi Kebermanfaatan, Persepsi Kemudahan Penggunaan, dan Kepuasan Wajib Pajak Terhadap Penggunaan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. bagian operasional pada bank BRI (persero). Dari 45 kuisioner yang dibagikan

BAB V PENUTUP. bagian operasional pada bank BRI (persero). Dari 45 kuisioner yang dibagikan 80 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk dapat mengetahui pengaruh motivasi kerja, kepuasan kerja, sistem penghargaan, dan komitmen organisasi terhadap kinerja karyawan bagian operasional

Lebih terperinci

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha Abstrak Penelitian ini berjudul Studi Deskriptif Mengenai Persepsi Siswa Terhadap Penerapan Student Centered Learning di SMP X Kota Bandung. Student Centered Learning menurut McCombs dan Whisler (1997)

Lebih terperinci

KAJIAN KERANGKA KERJA PEMERINGKATAN E-GOVERNMENT DI TINGKAT KABUPATEN/KOTAMADYA

KAJIAN KERANGKA KERJA PEMERINGKATAN E-GOVERNMENT DI TINGKAT KABUPATEN/KOTAMADYA KAJIAN KERANGKA KERJA PEMERINGKATAN E-GOVERNMENT DI TINGKAT KABUPATEN/KOTAMADYA Pipin Farida Ariyani Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Budi Luhur Jl. Ciledug Raya

Lebih terperinci

ENYKA CUMALLA SARI B100

ENYKA CUMALLA SARI B100 PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, MOTIVASI KERJA, DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Syarat-Syarat

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT PENGGUNAAN SISTEM INFORMASI TERKOMPUTERISASI ( STUDI PADA KSP DI KAB.

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT PENGGUNAAN SISTEM INFORMASI TERKOMPUTERISASI ( STUDI PADA KSP DI KAB. ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT PENGGUNAAN SISTEM INFORMASI TERKOMPUTERISASI ( STUDI PADA KSP DI KAB. SEMARANG ) Oleh : TUNING MEY WIGYARINGTYAS NIM : 232010075 KERTAS KERJA Diajukan untuk

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRATEGIS E-CONTENT BANYUWANGI DIGITAL SOCIETY

PERENCANAAN STRATEGIS E-CONTENT BANYUWANGI DIGITAL SOCIETY TESIS PERENCANAAN STRATEGIS E-CONTENT BANYUWANGI DIGITAL SOCIETY YOHANES PRACOYO WIDI PRASETYO NIM 149 176 1002 PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan di bab sebelumnya tentang hasil temuan serta analisa penelitian tentang pelaksanaan program pelatihan TIK di Broadband Learning Center (BLC) pada

Lebih terperinci

PATH ANALYSIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEDIAAN SUAMI SEBAGAI AKSEPTOR VASEKTOMI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SANDEN BANTUL YOGYAKARTA TESIS

PATH ANALYSIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEDIAAN SUAMI SEBAGAI AKSEPTOR VASEKTOMI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SANDEN BANTUL YOGYAKARTA TESIS PATH ANALYSIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEDIAAN SUAMI SEBAGAI AKSEPTOR VASEKTOMI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SANDEN BANTUL YOGYAKARTA TESIS Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata-kata kunci: gaya kepemimpinan, motivasi, dan kinerja karyawan. vii. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata-kata kunci: gaya kepemimpinan, motivasi, dan kinerja karyawan. vii. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh gaya kepemimpinan dan motivasi terhadap kinerja karyawan. Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah karyawan PT. Pos Indonesia (PERSERO)

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI FKIP UNIVERSITAS RIAU

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI FKIP UNIVERSITAS RIAU ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI FKIP UNIVERSITAS RIAU WAN NURHAMIDAH Dibawah bimbingan : Suarman Rina Selva Johan Fakultas Keguruan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 11 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Theory of Reasoned Action (Teori Tindakan Beralasan). Theory of Reasoned Action (TRA) pertama kali diperkenalkan oleh Martin Fishbein dan Ajzen dalam Jogiyanto (2007). Teori

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. telekomunikasi, seakan-akan menjadikan dunia ini kian kecil (global village).

BAB I PENDAHULUAN. telekomunikasi, seakan-akan menjadikan dunia ini kian kecil (global village). 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan di bidang teknologi komunikasi yang luar biasa, termasuk telekomunikasi, seakan-akan menjadikan dunia ini kian kecil (global village). Sejak manusia ada,

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PASIEN TERHADAP PELAYANAN KAMAR OBAT PUSKESMAS KABUPATEN JEPARA TAHUN 2017

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PASIEN TERHADAP PELAYANAN KAMAR OBAT PUSKESMAS KABUPATEN JEPARA TAHUN 2017 ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PASIEN TERHADAP PELAYANAN KAMAR OBAT PUSKESMAS KABUPATEN JEPARA TAHUN 2017 PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan

Lebih terperinci

Model Delone and Mclean untuk Mengukur Kesuksesan E-government Kota Pekalongan

Model Delone and Mclean untuk Mengukur Kesuksesan E-government Kota Pekalongan Scientific Journal of Informatics Vol. 2, No. 1, Mei 2015 p-issn 2407-7658 http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/sji e-issn 2460-0040 Model Delone and Mclean untuk Mengukur Kesuksesan E-government Kota

Lebih terperinci

PENGARUH KUALITAS WEBSITE TERHADAP CITRA (Studi Kuantitatif Kualitas Website Pemerintah Kota Yogyakarta Terhadap Citra Pemerintah Kota Yogyakarta)

PENGARUH KUALITAS WEBSITE TERHADAP CITRA (Studi Kuantitatif Kualitas Website Pemerintah Kota Yogyakarta Terhadap Citra Pemerintah Kota Yogyakarta) PENGARUH KUALITAS WEBSITE TERHADAP CITRA (Studi Kuantitatif Kualitas Website Pemerintah Kota Yogyakarta Terhadap Citra Pemerintah Kota Yogyakarta) Dyva Yulisda br Purba MC Ninik Sri Rejeki Program Studi

Lebih terperinci

PENGARUH KEPERCAYAAN, RISIKO PERSEPSIAN DAN KEMUDAHAN PENGGUNAAN TERHADAP MINAT BELANJA ONLINE

PENGARUH KEPERCAYAAN, RISIKO PERSEPSIAN DAN KEMUDAHAN PENGGUNAAN TERHADAP MINAT BELANJA ONLINE PENGARUH KEPERCAYAAN, RISIKO PERSEPSIAN DAN KEMUDAHAN PENGGUNAAN TERHADAP MINAT BELANJA ONLINE (Studi Pada Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta Tahun 2017) Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan yang sangat pesat pada bidang teknologi informasi saat ini mendorong masyarakat dunia memasuki era teknologi yang serba cepat sekaligus menjadikan informasi

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya dapat ditarik beberapa kesimpulan guna menjawab rumusan masalah. Beberapa kesimpulan tersebut terdiri

Lebih terperinci

THE EFFECT OF LEARNING FACILITIES TOWARD STUDENTS S LEARNING OUTCOMES OF CLASS X AND XI SOCIAL ON ECONOMICS OF SMA 3 PEKANBARU ABSTRACT

THE EFFECT OF LEARNING FACILITIES TOWARD STUDENTS S LEARNING OUTCOMES OF CLASS X AND XI SOCIAL ON ECONOMICS OF SMA 3 PEKANBARU ABSTRACT THE EFFECT OF LEARNING FACILITIES TOWARD STUDENTS S LEARNING OUTCOMES OF CLASS X AND XI SOCIAL ON ECONOMICS OF SMA 3 PEKANBARU Yuli Fitriana 1, Sumarno 2, Gimin 3 An student of Riau University study program

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata-kata kunci : iklan, dan minat beli. vii. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata-kata kunci : iklan, dan minat beli. vii. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Pada era globalisasi saat ini persaingan yang terjadi di pasar semakin luas. Salah satunya terjadi di pasar produk makanan ringan. Persaingan dalam konteks pemasaran produk merupakan keadaan dimana

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH PELATIHAN DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN DIVISI SDM PT.OTANO MULTI MESINDO

ANALISIS PENGARUH PELATIHAN DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN DIVISI SDM PT.OTANO MULTI MESINDO ANALISIS PENGARUH PELATIHAN DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN DIVISI SDM PT.OTANO MULTI MESINDO Nico Christopher, Laksmi Sito Dwi Irvianti, S.E., MM. Universitas Bina Nusantara, Jl. Kebon Jeruk Raya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sistem Informasi Desa dan Kawasan merupakan suatu usaha untuk menyajikan informasi yang akurat, tepat waktu dan sesuai kebutuhan guna menunjang proses pembangunan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian Berikut ini adalah diagram alir penelitian yang merupakan pengembangan diagram alir dari (Sekaran, 2008, pp.117). Diagram alir ini menggambarkan

Lebih terperinci

PENGARUH PRAKTIK SUMBER DAYA MANUSIA PADA KEPERCAYAAN IMPERSONAL. (Studi pada Karyawan PT. PLN Persero di Surakarta) SKRIPSI

PENGARUH PRAKTIK SUMBER DAYA MANUSIA PADA KEPERCAYAAN IMPERSONAL. (Studi pada Karyawan PT. PLN Persero di Surakarta) SKRIPSI PENGARUH PRAKTIK SUMBER DAYA MANUSIA PADA KEPERCAYAAN IMPERSONAL (Studi pada Karyawan PT. PLN Persero di Surakarta) SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas Tugas dan Memenuhi Syarat Syarat untuk Mencapai

Lebih terperinci

Model-Model User Acceptance

Model-Model User Acceptance Model-Model User Acceptance Renza Azhary [1202000826] Intan Sari H. H. Z. [1204000459] Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia Landasan Teori User acceptance dapat didefinisikan sebagai keinginan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemajuan teknologi informasi dewasa ini berpengaruh pada transformasi pelayanan masyarakat di pemerintahan. Pelayanan informasi dari pemerintah untuk masyarakat juga

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: Faktor-Faktor Suasana Toko, Kualitas Pelayanan yang Dipersepsikan, Perilaku Pendekatan

ABSTRAK. Kata Kunci: Faktor-Faktor Suasana Toko, Kualitas Pelayanan yang Dipersepsikan, Perilaku Pendekatan ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan pengaruh dari Faktor-Faktor Suasana Toko dan Kualitas Pelayanan yang Dipersepsikan pada Perilaku Pendekatan. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh 4 fenomena

Lebih terperinci

Kata Kunci: ponsel cerdas, tam, sistem operasi

Kata Kunci: ponsel cerdas, tam, sistem operasi ANALISA PERBANDINGAN PENERIMAAN SISTEM OPERASI BLACKBERRY DAN SISTEM OPERASI ANDROID OLEH PENGGUNA, MENGGUNAKAN METODE TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL (TAM) Adhitya Rizky Pratama Sistem Informasi S1, Fakultas

Lebih terperinci