Analisis Perbandingan Metode Sibis Dan Metode Econometric Dalam Pengukuran Kesenjangan Digital Di Sumba Barat Daya

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Analisis Perbandingan Metode Sibis Dan Metode Econometric Dalam Pengukuran Kesenjangan Digital Di Sumba Barat Daya"

Transkripsi

1 10 JURNAL SISTEM DAN INFORMATIKA Analisis Perbandingan Metode Sibis Dan Metode Econometric Dalam Pengukuran Kesenjangan Digital Di Sumba Barat Daya Gergorius Kopong Pati, A. Djoko Budiyanto Magister Teknik Informatika, Universitas Atma Jaya Yogyakarta Universitas Atma Jaya Yogyakarta, 55281, Indonesia Abstrak Sebagai bahan pertimbangan pemerintahan dalam membangun dan menyusun strategi kebijakan pelayanan publik dalam kaitan dengan teknologi informasi dan komunikasi yang berhubungan dengan kesenjangan digital perlu diadakan pengukuran. Hasil dari pengukuran kesenjangan digital tersebut dimaanfaatkan oleh pemerintah Sumba Barat Daya dalam pengembangan kecamatan di Sumba Barat Daya, serta hasil tersebut sebagai bahan acuan dalam pemerataan akses dan kemampuan teknologi informasi dan komunikasi bagi masyarakat melalui penyediaan infrastruktur, program pelatihan untuk pegembangan sumber daya manusia. Dari permasalahan diatas maka perlu diadakan pengukuran tingkat kesenjangan digital yang terjadi di kecamatan Sumba Barat Daya. Pengukuran kesenjangan digital di Sumba Barat Daya menggunakan metode SIBIS dan Econometric dengan membandingkan berbagai macam indikator yang berbeda dalam pengukuran kesenjangan digital. Pengukuran kesenjangan digital ini menggunakan aspek perilaku penggunaan internet, manfaat penggunaan internet dan demografi. Hasil perbandingan dari berbagai macam indikator dengan menggunakan metode SIBIS dan Econometrik menunjukan bahwa tingkat kesenjangan digital dengan mengunakan metode SIBIS menunjukan masyarakat kecamatan di Sumba Barat Daya berada pada kategori sedang sedangkan metode Econometric berada pada kategori Tinggi sehingga pengukuran kesenjangan digital masyarakat kecamatan di Sumba Barat Daya lebih cocok menggunakan metode SIBIS. Kata kunci: Kesenjangan digital, SIBIS, Econometric Abstract For consideration of government in building and developing strategies of public policy service due to information and communication technologies that related to the digital gap needs to be held the measurement. The results of the measurement of the digital gap used by the government of Southwest Sumba in developing the districts in the Southwest of Sumba, and the results as a reference in equality of access and the ability of information and communication technologies for the community through the provision of infrastructure, training programs for human resource development. From the issues above it is really need held the measurement of the digital gap level that occurred in the district of Soutwest Sumba. Measurement of the digital gap in Southwest Sumba using SIBIS and Econometric methods in which to compare the differentt various indicators in measuring the digital gap. Measurement of the digital gap use aspects of Internet usage behavior, the benefits of Internet usage and demographics. The comparison result of the various indicators by using the methods SIBIS and Econometric showed that the level of digital gap by using the SIBIS method shows public districts in Southwest Sumba is in the middle category while the Econometric method is in the High category so the measurement of the digital gap of public districts in Southwest Sumba is more appropriate use SIBIS method. Keywords: Digital Gap, SIBIS, Econometric 1. Pendahuluan Kesenjangan yang terjadi di masyarakat yang memiliki akses ke teknologi digital dan yang belum menggunakannya disebut kesenjangan digital [1]. Pada hakekatnya kesenjangan digital berasal dari faktor pengaksesan dan pengunaan internet, yang dibedakan oleh status sosial ekonomi, jenis kelamin, tingkat hidup, etnik, dan lokasi geografi, yang menggambarkan tentang kesenjangan antara masyarakat L-2

2 11 dan individu yang memiliki sumber daya untuk berpartisipasi dalam era informasi dan mereka yang tidak [2]. Kesenjangan digital diartikan sebagai kesenjangan dari faktor pengaksesan dan pengunaan internet, yang dibedakan oleh status sosial ekonomi,jenis kelamin, tingkat hidup, etnik, dan lokasi geografi,yang menggambarkan tentang kesenjangan antara masyarakat dan individu yang memiliki sumber daya untuk berpartisipasi dalam era informasi dan mereka yang tidak [2]. Dengan mempercepat pertumbuhan disektor ekonomi, politik dan pemerintahan yang ada maka dapat mengurangi kesenjangan digital. Tujuan makalah ini membahas tentang kesenjangan yang terjadi dipemerintahan dan masyarakat. Pemanfaatan (e-government) teknologi informasi yang terjadi sebagai alat untuk membantu menjalankan sistem pemerintahan secara lebih efisien dan e-government sesuai dengan fungsinya serta penggunaan teknologi informasi yang dapat meningkatkan hubungan antara pemerintah dan pihak-pihak lain. Studi kasus dari makalah ini pada masyarakat kecamatan Sumba Barat Daya di Provinsi Nusa Tenggara Timur. Kabupaten Sumba Barat Daya memiliki visi yaitu terwujudnya msyarakat Sumba Barat Daya yang maju, berdaya saing dan demokratis serta sejahtera [3]. Untuk mencapai visi tersebut maka perlu memiliki kemampuan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi. Namun masyarakat di Kecamatan Sumba Barat Daya belum semuanya memiliki akses dan kemampuan terhadap TIK. Perbedaan antara akses dan kemampuan TIK yang mengakibatkan terjadinya kesenjangan digital. Kesenjangan digital di Kecamatan Sumba Barat Daya perlu dilakukan pengukuran sebagai bahan pertimbangan untuk menyusun rencana dan strategi kebijakan dalam pelayanannya. Hasil dari pengukuran tersebut sebagai acuan dalam pemerataan akses dan kemampuan TIK kepada masyarakat melalui penyediaan infrastruktur, program pelatihaan, penyiapan kompetensi. Pengukuraan perbandingan kesenjangan digital ini menggunakan metode SIBIS dan Econometric. Hasil dari kedua metode ini sebagai bahan pertimbangan dalam membandingkan metode yang cocok dalam pengukuran kesenjangan digital masyarakat di Kecamatan Sumba Barat Daya. 2. Tinjauan Pustaka Kesenjangan digital di lingkungan pemerintahan daerah untuk pemerataan kemampuan TIK SDM dan digunakan untuk menutup kesenjangan kompetensi dalam pengembangan sistem e-government yaitu melakukan pelatihan pegawai dan perekrutan pegawai baru menggunakan intrumen SIBIS GPS dan DIDIX [4], kesenjangan digital dilakukan terhadap guru-guru di sekolah yang menunjukan hubungan antara variable ketersediaan fasilitas akses TIK dengan pencapaian penguasaan TIK, ketersedian fasilitas akses TIK dengan tingkat penguasaan TIK, serta ketersediaan fasilitas akses TIK dengan tingkat pemanfaatan TIK [5], Penelitian menunjukan bahwa faktor permintaan yang ada di Amerika Serikat dan Uni Eropa juga terlihat di Thailand yang menunjukan adanya faktor permintaan yang ada, dapat dijadikan keuntungan dalam mengadopsi internet untuk mengurangi kesenjangan digital di Thailand [6] [7]. Penelitian ini menggunakan metode SIBIS (Statistical Indicators Benchmarking The Information Society) GPS (General Population Survey) menunjukan bahwa kesenjangan digital berdasarkan faktor kelompok usia, penghasilan, pendidikan memiliki tingkat tinggi sedangkan jenis kelamin tidak mempengaruhi kesenjangan digital. Dari tinjauan pustaka yang ada maka usulan dari peneliti yang bertujuan untuk membandingkan metode yang seuai dengan tingkat kesenjangan masyarakat di Sumba Barat Daya. 3. Metode Penelitian Dalam pengumpulan data menggunakan metode kuantitatif dan metode kualitatif. Metode kuantitatif yang terdiri dari dua sumber yakni data primer dan data sekunder. Data primer yang bersumber pada observasi dengan mengadakan pengamatan secara langsung pada objek penelitian guna mendapatkan gambaran yang nyata tentang kesenjangan digital di kecamatan Sumba Barat Daya yang terdiri dari kecamatan Loura, Kecamatan Kota Tambolaka, Kecamatan Wewewa Barat, Kecamatan Wewewa Tengah sedangkan data sekunder dengan kuesioner yakni pengumpulan data dengan memberikan atau menyebarkan daftar pertanyaan kepada responden dan juga data sekunder melalui buku, jurnal dan paper. Analisis data yang digunakan dibagian menjadi yakni: 3.1. SIBIS (Statistical Indicators Bencmarking the Information Society) SIBIS merupakan suatu proyek komisi eropa dalam membandingkan beberapa indikator dalam pengukuran kesenjangan digital [8]. Indikator yang digunakan dalam mengukur kesenjangan digital di masyarakat kecamatan Sumba Barat Daya adalah perilaku penggunaan internet, kegunaan internet dan demografi. L-2Analisis Perbandingan Metode Sibis Dan Metode Econometric Dalam Pengukuran Kesenjangan Digital Di Sumba Barat Daya (Gergorius Kopong Pati)

3 12 a. Perilaku penggunaan internet Penggunaan internet membuat hidup lebih mudah dan berwarna dan dapat berkomunikasi dengan berbagai pihak dengan budaya dan pendidikan yang berbeda [9] sedangkan [10] menyatakan dengan internet kita bisa mendapatkan informasi seperti aneka hiburan, pembelian produk dan bisa berkomunikasi melalui chatting serta . b. Maanfaat Internet Pemanfaatan internet membuat pekerjaan lebih mudah, menambah produktifitas yang dimiliki menjadi lebih baik [11]. c. Demografi aspek demografi yang digunakan dalam makalah ini yaitu umur, jenis kelamin, pendidikan dan pekerjaan analisis SIBIS pada Masyarakat Sumba Barat Daya memiliki kekuatan dan kelemahan. Strengths (Kekuatan) 1) Kesiapan internet 2) Kesenjangan Digital 3) Keamanan Informasi 4) Tanggapan secepat mungkin terhadap akses 5) Literasi, pembelajaran serta pelatihan digital 6) E-Commerce,E-Work,E-Scince,E-Government, E-Health (sumber: [8]) Weakness (Kelemahan) Indikator kesenjangan digital yang kurang menekan pada kesenjangan sosial dan ekonomi(sumber: [12]) 3.2. Econometric Kesenjangan digital dibentuk oleh interaksi antara faktor dari sisi permintaan dan sisi penawaran. Kedua faktor tersebut diperlukan untuk mempromosikan keuntungan dalam pengadopsian internet dan untuk menjembatani kesenjangan digital [8]. Strengths (Kekuatan) 1) Kesiapan internet 2) Kesenjangan Digital 3) Keamanan Informasi 4) Tanggapan secepat mungkin terhadap akses 5) E-Commerce (sumber: [6]) Weakness (Kelemahan) Indikator kesenjangan digital hanya menekankan pada besarnya pendapatan atau penginvestasian pendapatan(sumber: [6]). Data responden diambil dari 4 kecamatan yakni kecamatan Loura, Kecamatan Kota Tambolaka, Kecamatan Wewewa Barat dan Kecamatan Wewewa Tengah. Jumlah responden dihitung berdasarkan jumlah populasi kemudian dihitung jumlah respon berdasarkan teknik sampling. Jumlah respon yang didapatkan 100 orang. Teknik analisa datanya menggunakan pengujian validitas dan reliabilitas. Dalam uji validitas Teknik uji yang digunakan adalah teknik korelasi melalui koefisien korelasi product moment. Rumus Korelasi Product Moment: N Σ ΧΥ - ( ΣΧ) ( ΣΥ ) r xy = N Σ Χ 2 - ( Σ Χ) 2 N Σ Υ 2 - ( Σ Υ ) 2 { }{ } Keterangan : rxy = Menunjukan indeks korelasi antara dua variabel yang dikorelasikan r = Koefisien validitas item yang dicari, dua variable yang dikorelasikan X = Skor untuk pernyataan yang dipilih Y = Skor total yang diperoleh dari seluruh item ΣX = Jumlah skor dalam distribusi X ΣY = Jumlah skor dalam distribusi Y ΣX2 = Jumlah kuadrat dalam skor distribusi X ΣY2 = Jumlah kuadrat dalam skor distribusi Y N = Banyaknya responden JURNAL SISTEM DAN INFORMATIKA Vol. 11, No. 2, Mei 2017 L-2

4 13 Pengujian reliabilitas dari masing-masing variabel dilakukan dengan menggunakan uji Cronbachs Alpha. Kuesioner dinyatakan reliabel jika mempunyai nilai koefisien alpha lebih besar dari 0,6. Pengujian reliabilitas instrumen dengan rentang skor antara 1 5 menggunakan rumus Cronbachs Alpha, dengan rumus sebagai berikut: r ii = k Σσ b 1-2 k -1 σ t Keterangan : rii = reliabilitas instrumen σ b2 = jumlah varians butir σ t2 = varians total k = banyaknya butir pertanyaan atau jumlah soal data responden diambil dari empat kecamatan Kategori penilai kesenjangan digital dilihat dari perilaku penggunaan internet, manfaat internet dan demografi dapat dibedakan menjadi 5(lima) yaitu: [5] Indeks < % = sangat tinggi 20.00% indeks < 40.00% = tinggi 40.00% indeks < 60.00% = sedang 60.00% indeks < 80.00% = rendah Indeks 80.00% = sangat rendah 2 4. Hasil dan Pembahasan Dengan didasarkan pada indikator-indikator yang ada baik pada metode SIBIS dan Econometric maka kesenjangan digital yang ada pada masyarakat dapat dilakukan pengukuran [13]. Pengukuran kesenjangan digital masyarakat Sumba Barat Daya berdasarkan pada kedua metode tersebut terdiri dari tiga aspek yakni aspek perilaku penggunaan internet, manfaat internet dan demografi. Aspek-aspek yang ada dalam kesenjangan digital berdasarkan indikator-indikator dapat terlihat seperti Tabel 1 dan Tabel 2. Tabel 1. Indikator Indikator Sub Indikator Persentase (%) Perilaku penggunaan Internet Dalam Pekerjaan 63,7 Kegiatan Pribadi 62,3 Kemudahan Akses 60,2 manfaat Penggunaan Internet Menemukan informasi melalui internet setiap hari Menggunakan internet untuk memperoleh informasi secara online Mengirim data pekerjaan menggunakan 65,5 62,7 52,2 Sedangkan metode econometric dilihat dari beberapa indikator seperti yang ada dibawah ini: Tabel 2. Indikator Indikator Sub Indikator Persentase (%) Perilaku penggunaan Dalam Pekerjaan 63,7 Internet Kegiatan Pribadi 62,3 Kemudahan Akses 60,2 L-2Analisis Perbandingan Metode Sibis Dan Metode Econometric Dalam Pengukuran Kesenjangan Digital Di Sumba Barat Daya (Gergorius Kopong Pati)

5 14 manfaat Penggunaan Internet Mencari informasi tambahan tentang produk dan pemasaran melalui internet setiap hari Memperoleh informasi secara online dan penyebaran Menggunakan dalam berkomunikasi dengan perusahan lain 55,2 42,9 42,6 Persentasi perilaku penggunaan internet pada metode SIBIS dari sub indikator perilaku penggunaan internet dari 100 responden dalam menyelesaikan pekerjaan 63,7%, menggunakan komputer dalam mengerjakan pekerjaan pribadi 62,3% sedangkan kemudahan dalam mengakses 60,2% sehingga rata-rata dari perilaku penggunaan internet berada dalam kategori rendah. Dengan menunjukan kategori rendah pada perilaku penggunaan internet maka internet sangat berpengaruh dalam menyelesaikan suatu pekerjaan. Kemudahan akses semakin meningkat apabila pemerintah kabupaten Sumba Barat Daya mampuh menciptakan atau menarik minat penggunaan internet semakin banyak. Persentasi manfaat penggunaan internet pada metode SIBIS dari sub indikator manfaat penggunaan internet dari 100 responden dalam menemukaan informasi melalui internet setiap hari 65,5%, menggunakan internet untuk memperoleh informasi secara online 62,7% sedangkan mengirim data pekerjaan menggunakan 52,2% sehingga rata-rata dari manfaat penggunaan internet berada dalam kategori rendah. Aspek manfaat penggunaan internet tergolong dalam kategori rendah yang menandahkan bahwa internet sangat bermanfaat dalammenyelesaikan suatu kebutuhan atau pekerjaan. Dengan intenet dapat menemukaan berbagai informasi setiap hari secara online dan juga dapat mengirim data dalam bentuk dengan mudah. Persentasi perilaku penggunaan internet pada metode Econometric dari sub indikator perilaku penggunaan internet dari 100 responden dalam menyelesaikan pekerjaan 63,7%, menggunakan komputer dalam mengerjakan pekerjaan pribadi 62,3% sedangkan kemudahan dalam mengakses 60,2% sehingga rata-rata dari perilaku penggunaan internet berada dalam kategori rendah. Persentasi manfaat internet pada metode Econometric dari sub indikator manfaat penggunaan internet dari 100 responden dalam mencari informasi tambahan tentang produk dan pemasaran melalui internet setiap hari 55,5%, memperoleh informasi online dan penyebaran 42,9% sedangkan menggunakan dalam berkomunikasi dengan perusahaan lain 42,6% sehingga rata-rata dari manfaat penggunaan internet berada dalam kategori sedang. Aspek ini menunjukan bahwa masyarakat Sumba Barat Daya kurang merasakan pentingnya manfaat internet dalam kaitan dengan metode ekonometric dalam mencari informasi produk dan penawaran serta penyebaran dan pengiriman dalam pekerjaannya. Aspek demografi dapat dikategorikan menjadi lima yakni umur, jenis kelamin, pekerjaan dan tingkat pendidikan. Tingkat kesenjangan digital masyarakat Sumba Barat Daya dilihat dari umur tahun, tahun, tahun, tahun, tahun, tahun. Jenis kelamin yakni laki-laki dan perempuan. pendidikan terdiri dari SMA, D1-D3, S1, S2 sedangkan pekerjaan terdiri dari Pelajar, Mahasiswa, PNS, Pegawai Swasta, Wirausaha. tingkat kesenjangan digital berdasarkan pekerjaan sebagai pelajar berada dalam kategori sangat rendah dikarenakan para pelajar memiliki kemampuan dalam menggunakan atau memanfaatkan teknologi informasi, tingkat kesenjangan sebagai mahasiswa dan pegawai swasta berada dalam kategori rendah sedangkan untuk tingkat kesenjangan sebagai PNS berada dalam kategori sedang dikarenakan masih dianggap kurang pentingnya penggunaan TIK serta masih dianggap mahalnya dalam mendapatkan akses TIK dan untuk tingkat kesenjangan sebagai wirausaha berada dalam kategori tinggi disebabkan karena para wirausaha dalam menjalankan usahanya lebih dominan memiliki toko offline sehingga mereka menganggap kurang perlunya kemampuan dalam menggunakan TIK. Hasil perbandingan dari berbagai macam indikator dalam metode SIBIS dan Econometrik menunjukan bahwa tingkat kesenjangan digital dilihat dari metode SIBIS masyarakat kecamatan di Sumba Barat Daya berada pada kategori sedang sedangkan metode Econometric berada pada kategori Tinggi sehingga pengukuran kesenjangan digital masyarakat kecamatan di Sumba Barat Daya lebih cocok menggunakan metode SIBIS. 5. Simpulan 5.1 Kesimpulan Analisis kesenjangan digital yang dilakukan dengan menggunakan metode SIBIS dan Econometric dalam pengujian validitas dan reliabilitas dapat ditarik kesimpulan: JURNAL SISTEM DAN INFORMATIKA Vol. 11, No. 2, Mei 2017 L-2

6 15 1) Tingkat kesenjangan digital mengunakan metode SIBIS dilihat dari aspek perilaku penggunaan intenet berada pada kategori rendah yakni 62, 1% 2) Tingkat kesenjangan digital mengunakan metode SIBIS dilihat dari aspek manfaat penggunaan intenet berada pada kategori rendah yakni 60, 2% sedangkan menggunakan metode econometrik adalah: 1) Tingkat kesenjangan digital mengunakan metode Econometric dilihat dari aspek perilaku penggunaan intenet berada pada kategori rendah yakni 62, 1% 2) Tingkat kesenjangan digital mengunakan metode Econometric dilihat dari aspek manfaat penggunaan intenet berada pada kategori sedang yakni 46, 9% 5.2 Saran Dari pembahasan diatas maka saran dari makalah ini adalah: 1) Pengukuran tingkat kesenjangan digital dilihat dari aspek-aspek yang ada menjadi evalusi dalam pembuat keputusan dalam upaya pemerataan teknologi informasi agar kesenjangan digital masyarakat di Sumba Barat Daya dapat dihindari. 2) Strategi bagi pemerintah: - Menanamkan pola pikir kepada masyarakat akan pentingnya internet dalam membantu pekerjaan - Memberikaan pelatihan kepada masyarakat tentang pentingnya teknologi informasi - Penyediaan infrastruktur yang memadai Daftar Pustaka [1] E. Hargittai, The Digital Devide and What To Do About It, [Online]. Available: www. princeton.edu/~eszter/research/pubs/hargittai-digitaldevide.pdf. [Diakses Oktober 2016]. [2] Wenhong, Chen dan B. Wellman, Charting and Bridging Digital Devide Comparing Socioeconomic,Gender,life Stage and Urban Internet Access and Use in Eight Countries, AMD Global Consumer Advisory Board (GCAB), [3] Administrator, Situs Resmi Pemerintahan Kabupaten Sumba Barat Daya, [Online]. Available: [Diakses 4 oktober 2016]. [4] I. P. Windarsari dan K. Surendro, Pengukuran Kesenjangan Digital di Institusi Pemerintah Daerah (studi kasus Pemerintah Kota Semarang), JURNAL SISTEM KOMPUTER, vol. 1, no. 2, pp , [5] A. Yulfitri, PERMODELAN PENGUKURAN UNTUK MENGURANGI KESENJANGAN DIGITAL DI INDONESIA STUDI KASUS : SMU NEGERI KOTAMADYA BANDUNG, [6] C. Srinuan, Understanding the digital divide: Empirical studies of Thailand, [7] S. Hidayatullah, PENGUKURAN KESENJANGAN DIGITAL DI DINAS PERKEBUNAN DAN PETERNAKAN TAPANULI SELATAN, [8] SIBIS, SIBIS New eeurope Indicator Handbook, European Commission publications., [9] S. Aydin, Attitudes of EFL learners toward to internet, The Turkish Online Journal of Educational Technology, vol. VI, no. 3, pp , [10] D. Fallows, The internet and daily life : Many Americans use the internet in every day activities but traditional offline habits skill dominate, [Online]. Available: [Diakses 12 Oktober 2016]. [11] W. a. T. P. Chin, On the Use, Usefulness, and Ease of Use of Structural Equation Modelling in MIS Research: A Note of Caution, Management information System Quarterly 9, vol. 2, pp , [12] K. Barzilai-Nahon, Gaps and Bits: Conceptualizing Measurementsfor Digital Divide/s, The Information Society, vol. 22, pp , [13] T. Husing, Didix: A Digital Divide Index For Measuring Inequality in it Diffusion, IT & Society, vol. 1, no. 7, pp , L-2Analisis Perbandingan Metode Sibis Dan Metode Econometric Dalam Pengukuran Kesenjangan Digital Di Sumba Barat Daya (Gergorius Kopong Pati)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian tentang e-government untuk mengukur kesenjangan digital telah dilakukan oleh peneliti terdahulu. Penelitian kesenjangan digital di lingkungan

Lebih terperinci

PENGUKURAN KESENJANGAN DIGITAL DALAM PENGUASAAN TIK DI LINGKUNGAN PEGAWAI PEMERINTAH

PENGUKURAN KESENJANGAN DIGITAL DALAM PENGUASAAN TIK DI LINGKUNGAN PEGAWAI PEMERINTAH PENGUKURAN KESENJANGAN DIGITAL DALAM PENGUASAAN TIK DI LINGKUNGAN PEGAWAI PEMERINTAH Alivia Yulfitri Magister Sistem Informasi - Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung alivia_y@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu Penelitian tentang e-government untuk mengukur kesenjangan digital telah dilakukan oleh peneliti terdahulu. Chalita Srinuan (2012) melakukan penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. TIK disebut sebagai kesenjangan digital (Smith, 2015). Pada awalnya,

BAB I PENDAHULUAN. TIK disebut sebagai kesenjangan digital (Smith, 2015). Pada awalnya, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesenjangan antara masyarakat yang telah dan belum mendayagunakan TIK disebut sebagai kesenjangan digital (Smith, 2015). Pada awalnya, kesenjangan digital didefinisikan

Lebih terperinci

PENGUKURAN KESENJANGAN DIGITAL MASYARAKAT DI KOTA PEKALONGAN

PENGUKURAN KESENJANGAN DIGITAL MASYARAKAT DI KOTA PEKALONGAN TESIS PENGUKURAN KESENJANGAN DIGITAL MASYARAKAT DI KOTA PEKALONGAN DYAH LISTIANING TYAS No. Mhs.: 145302202/PS/MTF PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK INFORMATIKA PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Lokasi Penelitian Kabupaten Sumba Barat Daya merupakan salah satu daerah di Nusa Tenggara Timur. Sumba Barat Daya terdiri 11 Kecamatan yakni Kecamatan Loura, Kecamatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saja karena potensi generiknya sebagai productivity tool dalam penciptaan nilai

BAB I PENDAHULUAN. saja karena potensi generiknya sebagai productivity tool dalam penciptaan nilai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesenjangan digital telah menjadi topik penting karena melibatkan banyak dokumentasi yang akurat yaitu masyarakat yang memiliki komputer dan juga internet sebagai

Lebih terperinci

PENGUKURAN KESENJANGAN DIGITAL MASYARAKAT DI KOTA PEKALONGAN

PENGUKURAN KESENJANGAN DIGITAL MASYARAKAT DI KOTA PEKALONGAN PENGUKURAN KESENJANGAN DIGITAL MASYARAKAT DI KOTA PEKALONGAN Dyah Listianing Tyas 1, A.Djoko Budiyanto 2, Alb.Joko Santoso 3 Program StudiMagister teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri, Universitas

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. teknologi informasi (Dewan, 2005). Kadiman berpendapat bahwa kesenjangan

LANDASAN TEORI. teknologi informasi (Dewan, 2005). Kadiman berpendapat bahwa kesenjangan BAB III LANDASAN TEORI 3.1 3.1.1. Kesenjangan Digital Pengertian Kesenjangan Digital Istilah kesenjangan digital yang dikemukakan oleh Dewan dkk (2005) sebagai ketidakmampuan individu dalam merasakan manfaat

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESENJANGAN DIGITAL (Studi Kasus: Kantor Camat pada Pemerintah XYZ)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESENJANGAN DIGITAL (Studi Kasus: Kantor Camat pada Pemerintah XYZ) ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESENJANGAN DIGITAL (Studi Kasus: Kantor Camat pada Pemerintah XYZ) Lalu Yudhi Prihadi 1), Ahmad Ashari 2), Sujoko Sumaryono 3) 1,)2,)3) Magister Teknik Elektro,

Lebih terperinci

Pengukuran Kesenjangan Digital di Institusi Pemerintah Daerah (Studi Kasus: Pemerintah Kota Semarang)

Pengukuran Kesenjangan Digital di Institusi Pemerintah Daerah (Studi Kasus: Pemerintah Kota Semarang) Pengukuran Digital di Institusi Pemerintah Daerah (Studi Kasus: Pemerintah Kota Semarang) Ike Pertiwi Windasari, Kridanto Surendro Abstract - The rapid growth of information and communication technology

Lebih terperinci

PEMODELAN PENGUKURAN UNTUK MENGURANGI KESENJANGAN DIGITAL DI INDONESIA STUDI KASUS : SMU NEGERI KOTAMADYA BANDUNG TESIS

PEMODELAN PENGUKURAN UNTUK MENGURANGI KESENJANGAN DIGITAL DI INDONESIA STUDI KASUS : SMU NEGERI KOTAMADYA BANDUNG TESIS PEMODELAN PENGUKURAN UNTUK MENGURANGI KESENJANGAN DIGITAL DI INDONESIA STUDI KASUS : SMU NEGERI KOTAMADYA BANDUNG TESIS Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister dari Institut

Lebih terperinci

Kelurahan Bendan Duwur terdapat 40 pertanyaan yang masing-masing. pertanyaan memiliki empat alternatif jawaban, yaitu:

Kelurahan Bendan Duwur terdapat 40 pertanyaan yang masing-masing. pertanyaan memiliki empat alternatif jawaban, yaitu: A. Metode Analisis Data 1. Analisis Deskriptif Rumus deskriptif persentase digunakan untuk menampilkan datadata kualitatif (angka) ke dalam kalimat. Dalam angket penelitian, untuk menggambarkan implementasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Lingkungan Keluarga dengan Perilaku Empati siswa kelas X SMA Negeri 1 Tibawa

BAB III METODE PENELITIAN. Lingkungan Keluarga dengan Perilaku Empati siswa kelas X SMA Negeri 1 Tibawa BAB III METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional, yaitu suatu metode yang menggambarkan secara sistematis dan obyektif tentang Hubungan Lingkungan Keluarga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Tibawa Kabupaten Gorontalo Provinsi Gorontalo. Waktu penelitian, sejak

BAB III METODE PENELITIAN. Tibawa Kabupaten Gorontalo Provinsi Gorontalo. Waktu penelitian, sejak BAB III METODE PENELITIAN 3.1.Tempat Dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Tibawa Kabupaten Gorontalo Provinsi Gorontalo. Waktu penelitian, sejak kegiatan

Lebih terperinci

Pemodelan dan Desain Instrumen Penelitian

Pemodelan dan Desain Instrumen Penelitian 24 Bab III Pemodelan dan Desain Instrumen Penelitian Kerangka berpikir dalam penelitian ini berawal dari pemahaman mengenai kesenjangan digital yang meliputi kesenjangan antara individu (warga negara)

Lebih terperinci

BAB III. METODE PENELITIAN

BAB III. METODE PENELITIAN BAB III. METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di Hypermart Kota Gorontalo, dengan waktu penelitian selama 3 bulan dari bulan September-November Tahun 2013. B.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Jenis dan sumber data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah sebagai

METODE PENELITIAN. Jenis dan sumber data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah sebagai 32 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Jenis dan sumber data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Data primer Data primer yaitu data yang diperoleh dari hasil wawancara

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data

METODE PENELITIAN. Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data 30 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumbernya, diamati

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Penelitan didasarkan pada ciri-ciri keilmuan yakni rasional, empiris,

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan. I.1. Latar Belakang

Bab I Pendahuluan. I.1. Latar Belakang 1 Bab I Pendahuluan Pada bab ini akan membahas mengenai hal-hal yang melatarbelakangi penelitian, rumusan masalah, tujuan, batasan masalah, kegunaan hasil, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan.

Lebih terperinci

HUBUNGANKARAKTER KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA PENGUSAHA KECIL MAKANAN OLAHAN ABSTRAK

HUBUNGANKARAKTER KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA PENGUSAHA KECIL MAKANAN OLAHAN ABSTRAK HUBUNGANKARAKTER KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA PENGUSAHA KECIL MAKANAN OLAHAN Luh Dina Ekasari Fakultas Ekonomi, Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang Email: luhdinaekasari@gmail.com ABSTRAK Cara seseorang

Lebih terperinci

Pengaruh Kekuatan Media Sosial dalam Pengembangan Kesenjangan Digital

Pengaruh Kekuatan Media Sosial dalam Pengembangan Kesenjangan Digital Scientific Journal of Informatics Vol. 2, No. 2, November 2015 p-issn 2407-7658 http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/sji e-issn 2460-0040 Pengaruh Kekuatan Media Sosial dalam Pengembangan Kesenjangan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian PT Krakatau Steel (Persero) Tbk sebagai salah satu perusahaan baja terkemuka di Indonesia, menyadari pentingnya penerapan strategi pengelolaan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. keadaan yang sebenarnya dari obyek penelitian. Kegiatan yang dilakukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. keadaan yang sebenarnya dari obyek penelitian. Kegiatan yang dilakukan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode studi kasus yang menggambarkan keadaan yang sebenarnya dari obyek penelitian. Kegiatan yang dilakukan yakni dengan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 18 III. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Persaingan bisnis di sektor pertambangan semakin berkembang. Hal ini menyebabkan PT. Aneka Tambang Tbk membutuhkan karyawan yang berkompetensi untuk mencapai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menentukan obyek-obyek penelitian yang akan diteliti dan besarnya

BAB III METODE PENELITIAN. menentukan obyek-obyek penelitian yang akan diteliti dan besarnya 18 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling Sebelum penelitian dilaksanakan, terlebih dahulu peneliti harus menentukan obyek-obyek penelitian yang akan diteliti dan besarnya

Lebih terperinci

ANALISIS USABILITY TERHADAP SISTEM LECTIVE GEGULANG BERBASIS USE QUESTIONNAIRE

ANALISIS USABILITY TERHADAP SISTEM LECTIVE GEGULANG BERBASIS USE QUESTIONNAIRE ANALISIS USABILITY TERHADAP SISTEM LECTIVE GEGULANG BERBASIS USE QUESTIONNAIRE Gita Indah Marthasari* 1, Nur Hayatin 2 1,2 Universitas Muhammadiyah Malang Kontak Person : Gita Indah Marthasari e-mail:

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Sugiyono (2008 : 2), Metode Penelitian pada dasarnya

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Sugiyono (2008 : 2), Metode Penelitian pada dasarnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Menurut Sugiyono (008 : ), Metode Penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 3.1.1. Variabel Penelitian (00:61) Definisi variabel menurut Indriantoro dan Supomo Variabel adalah segala sesuatu yang dapat

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. kualitatif yaitu untuk menggambarkan kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa

METODE PENELITIAN. kualitatif yaitu untuk menggambarkan kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa 19 III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif yaitu untuk menggambarkan kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa

Lebih terperinci

Dewi et al., Pengaruh Pengetahuan Tentang Akuntansi Sumber Daya Manusia dan Top Management...

Dewi et al., Pengaruh Pengetahuan Tentang Akuntansi Sumber Daya Manusia dan Top Management... 1 Pengaruh Pengetahuan Tentang Akuntansi Sumber Daya Manusia dan Top Management Support terhadap Penerapan Akuntansi Sumber Daya Manusia pada Perusahaan Manufaktur di Jawa Timur (Effect of Knowledge about

Lebih terperinci

Tabel 3.1 Variabel Penelitian

Tabel 3.1 Variabel Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini hanya memiliki satu variabel, yaitu implementasi ujian berbasis online pada kurikulum 2013 di SMA Negeri Kota Bandung. Sebagaimana yang dikemukakan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran Penelitian

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran Penelitian 30 III. METODE PENELITIAN 3. 1. Kerangka Pemikiran Penelitian Dari lima bauran promosi, yaitu promosi penjualan, penjualan pribadi (personal selling), iklan (advertising), hubungan masyarakat (public relation),

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 46 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan model korelasional dengan berusaha mengkaji hubungan antara pola asuh orangtua dengan sikap birrul

Lebih terperinci

di Instansi Pemerintah : Model Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Penggunaan dan Pengaruhnya Terhadap Produktivitas

di Instansi Pemerintah : Model Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Penggunaan dan Pengaruhnya Terhadap Produktivitas 367 E-Mail di Instansi Pemerintah : Model Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Penggunaan dan Pengaruhnya Terhadap Produktivitas Edi Nur Cahyaningtyas *), Hanung Adi Nugroho **), Eko Nugroho ***) Teknik

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. terhadap pertanyaan pertanyaan pada kuesioner tersebut. Uji tersebut dilakukan pada

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. terhadap pertanyaan pertanyaan pada kuesioner tersebut. Uji tersebut dilakukan pada BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Data dan Pembahasan 4.1.1 Uji Validitas dan Reliabilitas Sebelum kuesioner disebarkan ke responden, dilakukan uji validitas dan reliabilitas terhadap pertanyaan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 1.1 Pendekatan Penelitian Penelitian adalah aktivitas atau kegiatan yang dilakukan secara sistematis, berencana dan mengikuti konsep ilmiah untuk mendapatkan sesuatu yang objektif

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN Uji Validitas Kuesioner Tujuan dari pengujian validitas adalah untuk menguji apakah kuesioner yang digunakan telah tepat atau cermat dalam melakukan fungsi ukurnya. Pengujian validitas ini menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada tahun 1999, banyak berdiri maskapai penerbangan baru di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. pada tahun 1999, banyak berdiri maskapai penerbangan baru di Indonesia. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejak Indonesia membuka perizinan pengoperasian penerbangan komersial pada tahun 1999, banyak berdiri maskapai penerbangan baru di Indonesia. Deregulasi peraturan

Lebih terperinci

BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN

BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN A. Orientasi Kancah Penelitian Subyek yang diteliti pada penelitian ini adalah istri (wanita) pada pasangan suami istri yang terikat dalam perkawinan. Istri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. relatif lebih bebas akibat dikuranginya proteksi dalam perdagangan internasional.

BAB I PENDAHULUAN. relatif lebih bebas akibat dikuranginya proteksi dalam perdagangan internasional. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah Saat ini perkembangan ekonomi dunia ditandai dengan proses globalisasi menuju ke arah pasar bebas. Persaingan bisnis dalam pasar bebas akan menjadi semakin

Lebih terperinci

HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN DENGAN KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT UNS

HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN DENGAN KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT UNS HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN DENGAN KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT UNS Skripsi ini Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Ijazah S1 Disusun Oleh: JULIANA J410151034 PROGRAM

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang beramalat Jalan Pelajar No 12 Pangkalan Bunut. Pemilihan lokasi ini

BAB III METODE PENELITIAN. yang beramalat Jalan Pelajar No 12 Pangkalan Bunut. Pemilihan lokasi ini BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Bunut yang beramalat Jalan Pelajar No 12 Pangkalan Bunut. Pemilihan lokasi ini berdasarkan

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PENELITIAN. Untuk mengetahui terhadap kepemimpinan perempuan dalam berokrasi

BAB 4 METODE PENELITIAN. Untuk mengetahui terhadap kepemimpinan perempuan dalam berokrasi BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1. Rancangan Penelitian Untuk mengetahui terhadap kepemimpinan perempuan dalam berokrasi pemerintahan, maka terlebih dahulu akan dijelaskan tentang berbagai hal yang berkaitan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. untuk mengetahui hubungan kematangan emosi dengan prestasi belajar siswa kelas VIII di SMP

BAB III METODE PENELITIAN. untuk mengetahui hubungan kematangan emosi dengan prestasi belajar siswa kelas VIII di SMP BAB III METODE PENELITIAN Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode korelasional yang bertujuan untuk mengetahui hubungan kematangan emosi dengan prestasi belajar siswa kelas VIII di SMP

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Tapa, Kabupaten Bone Bolango Kota Gorontalo. Waktu penelitian diadakan dalam jangka waktu paling kurang tiga bulan,

BAB III METODE PENELITIAN. Tapa, Kabupaten Bone Bolango Kota Gorontalo. Waktu penelitian diadakan dalam jangka waktu paling kurang tiga bulan, BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Pertama ( SMP ) Negeri 1 Tapa, Kabupaten Bone Bolango Kota Gorontalo. 3.1.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. sesuai dengan tujuan penelitian. Konsep dasar dan batasan operasional dalam

III. METODE PENELITIAN. sesuai dengan tujuan penelitian. Konsep dasar dan batasan operasional dalam 33 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan definisi operasional mencakup semua pengertian dan pengukuran yang dipergunakan untuk mendapatkan data yang akan dianalisis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Isaac dan Michael menjelaskan penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Isaac dan Michael menjelaskan penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran tentang model adopsi internet oleh guru SMA Negeri. Karena itu, tipe penelitian ini termasuk pada penelitian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam skripsi ini adalah jenis data primer dan

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam skripsi ini adalah jenis data primer dan 39 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data 1. Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam skripsi ini adalah jenis data primer dan sekunder. 1.1.Data primer pengumpulan data dilakukan dengan cara

Lebih terperinci

Kata Kunci : kualitas pelayanan elektronik, kepuasan pelanggan, electronic ticket

Kata Kunci : kualitas pelayanan elektronik, kepuasan pelanggan, electronic ticket ABSTRAK Perkembangan teknologi dan penggunaan internet memberikan pengaruh yang cukup besar bagi sistem pemerintahan suatu negara. Penggunaan internet menjadi kesempatan bagi pemerintah untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. 2003). Menurut jenis penelitiannya, penelitian ini termasuk ke dalam jenis

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. 2003). Menurut jenis penelitiannya, penelitian ini termasuk ke dalam jenis 1 BAB III METODOLOGI PEELITIA A. Jenis Penelitian Metode yang digunakan dalam peneltian ini adalah metode kuantitatif. Metode kuantitatif yaitu suatu metode penelitian yang menekankan analisisnya pada

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN BAHASAN. Langkah pertama yang dilakukan adalah menyebarkan kuesioner uji coba

BAB 4 HASIL DAN BAHASAN. Langkah pertama yang dilakukan adalah menyebarkan kuesioner uji coba 66 BAB 4 HASIL DAN BAHASAN 4.1 Responden Kuesioner Langkah pertama yang dilakukan adalah menyebarkan kuesioner uji coba kepada 30 responden dari mahasiswa aktif semua jurusan Universitas Bina Nusantara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Gorontalo

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Gorontalo 6 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian a. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri Gorontalo b. Waktu Penelitian Waktu dalam melakukan penelitian ini yang mana sudah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. kelas VIII SMP Negeri 3 Pesisir Utara Tahun Pelajaran 2012/2013. Untuk

III. METODE PENELITIAN. kelas VIII SMP Negeri 3 Pesisir Utara Tahun Pelajaran 2012/2013. Untuk III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data yang empirik tentang pengaruh disiplin belajar dan motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar ekonomi siswa

Lebih terperinci

Analisis Hasil Penelitian dan Pembahasan

Analisis Hasil Penelitian dan Pembahasan 38 Bab IV Analisis Hasil Penelitian dan Pembahasan Analisis dilakukan untuk membuktikan hubungan antar variabel bebas dan terikat serta antar variabel bebas. Mekanisme pembuktian hipotesis mengikuti kaidah

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pada bagian ini dijelaskan kesimpulan dan saran hasil penelitian, analisis dan pembahasan.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pada bagian ini dijelaskan kesimpulan dan saran hasil penelitian, analisis dan pembahasan. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Pada bagian ini dijelaskan kesimpulan dan saran hasil penelitian, analisis dan pembahasan. 5.1 Kesimpulan Bardasarkan hasil analisis dan pembahasan, maka dapat diambil kesimpulan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskriptif tentang suatu. Di Puskesmas Tlogosari Kulon Semarang.

BAB III METODE PENELITIAN. dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskriptif tentang suatu. Di Puskesmas Tlogosari Kulon Semarang. BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS DAN RANCANGAN PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif. Metode penelitian deskriptif adalah suatu metode penelitian yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sesuai dengan tujuan penelitian serta data yang digunakan cukup memadai dan. Tabel 1.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sesuai dengan tujuan penelitian serta data yang digunakan cukup memadai dan. Tabel 1. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.1.1 Tempat Penelitian Adapun yang menjadi tempat penelitian yakni SMA Negeri I Tibawa, penetapan lokasi tersebut berdasarkan beberapa alasan

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian yang akan digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan survei. Menurut Travers (Umar, 003, p.87), metode ini bertujuan untuk

Lebih terperinci

menjalankan usaha nya lebih dominan memiliki toko offline sehingga mereka menganggap kurang perlunya kemampuan dalam menggunakan TIK.

menjalankan usaha nya lebih dominan memiliki toko offline sehingga mereka menganggap kurang perlunya kemampuan dalam menggunakan TIK. menjalankan usaha nya lebih dominan memiliki toko offline sehingga mereka menganggap kurang perlunya kemampuan dalam menggunakan TIK. BAB VI KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan penelitian

Lebih terperinci

Kata kunci: Online shop, Instagram, perilaku konsumtif.

Kata kunci: Online shop, Instagram, perilaku konsumtif. ABSTRAK Instagram merupakan sebuah aplikasi berbagi foto yang memungkinkan pengguna mengambil foto, menerapkan filter digital, dan membagikannya ke berbagai layanan jejaring sosial, termasuk milik Instagram

Lebih terperinci

Abstrak. iii. Universitas Kristen Maranatha

Abstrak. iii. Universitas Kristen Maranatha Abstrak Penelitian ini berjudul Studi Deskriptif Mengenai Derajat Tipe Technostress Pada Karyawan Perusahaan X Bandung. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat derajat tipe technostress pada karyawan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis / Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksplanatory digunakan untuk menjelaskan suatu keadaan atau fenomena sosial yang terjadi secara objektif,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi, dan Sampel 1. Lokasi Penelitian Dalam penelitian ini, lokasi yang menjadi tempat penelitian adalah Pusat Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Untuk mengetahui keinginan konsumen akan minuman kesehatan, kepuasan konsumen merupakan salah satu faktor terpenting yang harus diperhatikan oleh perusahaan.

Lebih terperinci

PENGUKURAN KESENJANGAN DIGITAL DI PROVINSI KALIMANTAN UTARA

PENGUKURAN KESENJANGAN DIGITAL DI PROVINSI KALIMANTAN UTARA PENGUKURAN KESENJANGAN DIGITAL DI PROVINSI KALIMANTAN UTARA Safar Dwi Kurniawan a,wing Wahyu Winarno b,henderi c a Mahasiswa Magister Teknik Informatika Program Pascasarjana STMIK Amikom Yogyakarta dan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Tipe penelitian dalam penelitian ini adalah deskriptif. Menurut Bungin (2005::

III. METODE PENELITIAN. Tipe penelitian dalam penelitian ini adalah deskriptif. Menurut Bungin (2005:: 33 III. METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Tipe penelitian dalam penelitian ini adalah deskriptif. Menurut Bungin (2005:: 36), penelitian deskriptif bertujuan untuk menjelaskan, meringkaskan berbagai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksplanatory research yaitu penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksplanatory research yaitu penelitian 56 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksplanatory research yaitu penelitian yang bermaksud menjelaskan kedudukan variabel-variabel yang diteliti serta

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. terletak di sebelah selatan Kota Bandung yang berjarak sekitar ± 50 km dari pusat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. terletak di sebelah selatan Kota Bandung yang berjarak sekitar ± 50 km dari pusat 29 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di Taman Wisata Alam Cimanggu yang terletak di sebelah selatan Kota Bandung yang berjarak sekitar ± 50 km dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif, yaitu suatu metode penelitian yang mengarahkan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan tentang suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan semakin meningkatnya kebutuhan dan keinginan konsumen. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. dengan semakin meningkatnya kebutuhan dan keinginan konsumen. Hal ini BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini persaingan dalam dunia usaha semakin ketat, terlebih dengan semakin meningkatnya kebutuhan dan keinginan konsumen. Hal ini menyebabkan perusahaan

Lebih terperinci

`BAB III METODE PENELITIAN. bimbingan kelompok dengan komunikasi antar pribadi siswa kelas VIII di

`BAB III METODE PENELITIAN. bimbingan kelompok dengan komunikasi antar pribadi siswa kelas VIII di `BAB III METODE PENELITIAN A. Bentuk Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian korelasi, yaitu untuk mengetahui apakah ada hubungan yang signifikan antara keaktifan mengikuti layanan bimbingan kelompok

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 3 Gorontalo. Penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan yaitu dari bulan Februari

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 3 Gorontalo. Penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan yaitu dari bulan Februari 29 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 3 Gorontalo. 3.1.2 Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan yaitu

Lebih terperinci

HUBUNGAN SIKAP SISWA DALAM PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA-BIOLOGI SISWA KELAS VII MTSN PARAK LAWAS PADANG

HUBUNGAN SIKAP SISWA DALAM PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA-BIOLOGI SISWA KELAS VII MTSN PARAK LAWAS PADANG HUBUNGAN SIKAP SISWA DALAM PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA-BIOLOGI SISWA KELAS VII MTSN PARAK LAWAS PADANG Yulia Rasmadesi 1), Gusmaweti ), dan Nawir Muhar ) 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB l PENDAHULUAN. sesuai dengan tuntutan dunia kerja dan persaingan yang makin super ketat.

BAB l PENDAHULUAN. sesuai dengan tuntutan dunia kerja dan persaingan yang makin super ketat. BAB l PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini kebutuhan akan dunia pendidikan semakin besar, sesuai dengan tuntutan dunia kerja dan persaingan yang makin super ketat. Dalam perekrutan tenaga

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Amarta Multi Corporation. bagi industri. Berdiri di Yogyakarta sejak tahun 2004.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Amarta Multi Corporation. bagi industri. Berdiri di Yogyakarta sejak tahun 2004. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Amarta Multi Corporation Amarta Multi Corporation adalah sebuah perusahaan penyedia jasa pelatihan dan konsultasi Sumber Daya Manusia bagi industri.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. masalah dalam penelitian. Melalui penelitian manusia dapat menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. masalah dalam penelitian. Melalui penelitian manusia dapat menggunakan 22 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan cara ilmiah yang berisikan langkah-langkah yang akan dilakukan dalam mengumpulkan data dengan tujuan dapat menjawab masalah dalam penelitian. Melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan kebutuhan sekunder bagi setiap orang dan tas merupakan kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan kebutuhan sekunder bagi setiap orang dan tas merupakan kebutuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dewasa ini persaingan dalam dunia bisnis menjadi sangat ketat, hal itu dapat dilihat dengan banyaknya perusahaan sejenis yang menawarkan produk yang hampir sama. Persaingan

Lebih terperinci

BAB IV. HASIL dan PEMBAHASAN

BAB IV. HASIL dan PEMBAHASAN BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan instrumen kuesioner. Responden dalam dalam penelitian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini yaitu siswa kelas VII SMPN 2 Bandar Lampung. pada semester ganjil Tahun Pelajaran 2013/2014.

III. METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini yaitu siswa kelas VII SMPN 2 Bandar Lampung. pada semester ganjil Tahun Pelajaran 2013/2014. III. METODE PENELITIAN A. Populasi Penelitian Populasi penelitian ini yaitu siswa kelas VII SMPN 2 Bandar Lampung pada semester ganjil Tahun Pelajaran 2013/2014. B. Sampel Penelitian Teknik pengambilan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seperangkat soal Latihan Ujian

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seperangkat soal Latihan Ujian III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seperangkat soal Latihan Ujian Nasional (LUN) IPA seluruh SMP Negeri di Bandar Lampung Tahun Ajaran 008/009..

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN 56 BAB 3 METODE PENELITIAN Bab ini akan menyajikan metode yang dipergunakan dalam penelitian ini, dengan cakupan uraian meliputi pendekatan penelitian, jenis penelitian, teknik pengumpulan data, populasi

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Pengertian metode penelitian menurut Sudiyono (2012) adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. usaha baru baik usaha besar, menengah maupun kecil sehingga cenderung

BAB I PENDAHULUAN. usaha baru baik usaha besar, menengah maupun kecil sehingga cenderung BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemajuan perekonomian menyebabkan semakin banyak bermunculan bentukbentuk usaha baru baik usaha besar, menengah maupun kecil sehingga cenderung mengarah kepada

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Dalam menjalankan suatu bisnis setiap perusahaan harus memiliki visi dan misi perusahaan. PT BFI Finance Indonesia Tbk sebagai perusahaan yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. atau menggambarkan permasalahan yang akan dibahas. Metode penelitian juga

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. atau menggambarkan permasalahan yang akan dibahas. Metode penelitian juga 30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian sangat diperlukan dalam pelaksanaan penelitian, dimana metode ini merupakan suatu pendekatan yang digunakan untuk mencari jawaban

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 44 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Metode Penelitian Metode penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian ini akan menguraikan dan memaparkan mengenai sikap konsumen terhadap atribut-atribut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian diskriptif korelasional untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian diskriptif korelasional untuk BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis/ rancangan penelitian Penelitian ini merupakan penelitian diskriptif korelasional untuk menganalisis hubungan antara variabel bebas yakni peran keluarga dalam PMO dengan

Lebih terperinci

3.1. Kerangka Pemikiran Menjalankan suatu kegiatan bisnis setiap perusahaan harus memiliki visi dan misi perusahaan, dan PT Rolika Caterindo Bogor

3.1. Kerangka Pemikiran Menjalankan suatu kegiatan bisnis setiap perusahaan harus memiliki visi dan misi perusahaan, dan PT Rolika Caterindo Bogor 3.1. Kerangka Pemikiran Menjalankan suatu kegiatan bisnis setiap perusahaan harus memiliki visi dan misi perusahaan, dan PT Rolika Caterindo Bogor sebagai perusahaan yang bergerak di bidang katering, juga

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN

BAB III METODA PENELITIAN BAB III METODA PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan analitik. Rancangan penelitian yang digunakan yaitu cross sectional dimana

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode survei yang dilakukan terhadap konsumen sehingga dapat diperoleh data yang diperlukan mengenai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini jumlah penduduk di Indonesia telah mencapai 200 juta orang lebih,

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini jumlah penduduk di Indonesia telah mencapai 200 juta orang lebih, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Saat ini jumlah penduduk di Indonesia telah mencapai 00 juta orang lebih, sehingga persaingan mereka di dunia kerja semakin ketat. Oleh karena itu, untuk

Lebih terperinci

ADOPSI TEKNOLOGI MOBILE WALLET DI INDONESIA MENGGUNAKAN MODEL UTAUT2

ADOPSI TEKNOLOGI MOBILE WALLET DI INDONESIA MENGGUNAKAN MODEL UTAUT2 TESIS ADOPSI TEKNOLOGI MOBILE WALLET DI INDONESIA MENGGUNAKAN MODEL UTAUT2 SIMON MEGADEWANDANU No. Mhs.: 155302330/PS/MTF PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK INFORMATIKA PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS ATMA

Lebih terperinci

HUBUNGAN PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH DENGAN PRESTASI BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 PAINAN.,, dan

HUBUNGAN PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH DENGAN PRESTASI BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 PAINAN.,, dan HUBUNGAN PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH DENGAN PRESTASI BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 PAINAN,, dan 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Bung Hatta 2) Dosen Program

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Pariwisata merupakan salah satu sumber pendapatan yang dimiliki oleh Kota Bogor. Munculnya objek wisata baru yang menawarkan keunggulannya baik dalam bentuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada Bulan November 2015 di MI Walisongo Semarang.

BAB III METODE PENELITIAN. B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada Bulan November 2015 di MI Walisongo Semarang. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian 1 Penelitian ini termasuk ke dalam penelitian kuantitatif. Metode penelitian kuantitatif adalah jenis penelitian dimana data penelitiannya berupa

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. KONSEP DAN DEFINISI JASA Keanekaragaman makna dalam hal pemakaian istilah service dijumpai dalam literatur manajemen. Namun demikian, secara garis besar konsep service mengacu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagi perusahaan. Hal ini disebabkan karena kualitas jasa dapat digunakan

BAB I PENDAHULUAN. bagi perusahaan. Hal ini disebabkan karena kualitas jasa dapat digunakan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada dekade terakhir, kualitas jasa semakin mendapatkan banyak perhatian bagi perusahaan. Hal ini disebabkan karena kualitas jasa dapat digunakan sebagai alat untuk

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. dengan menggunakan jenis penelitian eksplanatif dan metode penelitian kuantitatif.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. dengan menggunakan jenis penelitian eksplanatif dan metode penelitian kuantitatif. BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis dan metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan jenis penelitian eksplanatif dan metode penelitian kuantitatif.

Lebih terperinci