ANALISIS PENERAPAN PSAK 45 (REVISI 2011) TERHADAP LAPORAN KEUANGAN ENTITAS NIRLABA PERIODE STUDI KASUS PADA LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT ARUPA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS PENERAPAN PSAK 45 (REVISI 2011) TERHADAP LAPORAN KEUANGAN ENTITAS NIRLABA PERIODE STUDI KASUS PADA LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT ARUPA"

Transkripsi

1 ANALISIS PENERAPAN PSAK 45 (REVISI 2011) TERHADAP LAPORAN KEUANGAN ENTITAS NIRLABA PERIODE STUDI KASUS PADA LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT ARUPA Erlisa Bundari, Rosinta Ria Panggabean Universitas Bina Nusantara, Jl. Kebon Jeruk Raya No. 27, Jakarta Barat 11530, Indonesia, Telp: (62-21) / ABSTRAK Tujuan penelitian ini, ialah untuk mengetahui gambaran prosedur akuntansi yang diterapkan dalam Lembaga Swadaya Masyarakat ARuPA serta mengetahui kesesuaian antara prosedur akuntansi yang digunakan Lembaga Swadaya Masyarakat ARuPA dengan PSAK 45 (revisi 2011). Penelitian ini dilakukan pada Lembaga Swadaya Masyarakat ARuPA yang merupakan salah satu jenis organisasi nirlaba. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif yang memberikan gambaran secara umum atas kondisi aktual yang terjadi pada organisasi nirlaba yakni Lembaga Swadaya Masyarakat ARuPA, kemudian dibandingkan dengan standar akuntansi yang berlaku umum untuk dilakukan analisis mengenai kesesuaiannya. Hasil penelitian menunjukan bahwa Lembaga Swadaya Masyarakat ARuPA telah menyajikan gambaran prosedur akuntansi yang relevan dan informatif. Sementara itu terkait kesesuaian laporan keuangan Lembaga Swadaya Masyarakat ARuPA dengan PSAK 45 (revisi 2011) belum sesuai dengan standar yang berlaku umum, hal ini terlihat dari adanya perbedaan dalam penyebutan nama laporan keuangan dan nama akun-akun didalam laporan keuangan. Disarankan agar Lembaga Swadaya Masyarakat ARuPA lebih memperhatikan kesesuaian laporan keuangan yang dibuat dengan standar yang berlaku umum untuk organisasi nirlaba. Kata Kunci: PSAK No. 45 (revisi 2011), organisasi nirlaba, laporan keuangan. ABSTRACT The aims of this research were to describe the accounting procedures applied in Non-Governmental Organization ARuPA and to determine the compliance between the accounting procedures used by ARuPA with PSAK 45 (revision 2011) Standard for Financial Reporting of Non-profit Organization. This research was conducted at ARuPA, a non-profit organization. The study used qualitative methods to give a general overview on the actual conditions that occured in ARuPA, and then compared it with the accounting standards for the analysis of the compliance. The data used were primary data from interviews and documentation on ARuPA. Data were processed using descriptive qualitative method by comparing PSAK 45 with accounting treatment applied to ARuPA. The results showed that ARuPA presented an overview of the relevant accounting procedures and information. In relation to the level of compliance, the financial statements of Non-Governmental Organization ARuPA were not in accordance with PSAK 45 (revision 2011), in terms of the differences in naming the financial statements report and the name of the accounts in the financial statements. It is recommended that Non-Governmental Organization ARuPA give more attention to the suitability of financial statements prepared by PSAK 45 (revision 2011) - Standards for Financial Reporting of nonprofit organizations. Keywords: PSAK No. 45 (revision 2011), nonprofit organization, financial reports.

2 PENDAHULUAN Masyarakat tradisional Indonesia sudah sejak lama mengenal nilai-nilai gotong royong yang merupakan salah satu tali perekat bangsa Indonesia. Dalam perkembangannya semangat gotong royong mengalami perubahan bentuk dan manifestasi berupa munculnya kelompok-kelompok sukarelawan yang lebih mapan dan terorganisasi untuk memberikan pelayanan yang lebih berarti, serta membantu menyelesaikan masalah-masalah kemasyarakatan. Sehingga hal ini memicu bermunculannya entitasentitas nirlaba yang baru dimasyarakat. Dalam dunia akuntansi saat ini, perkembangan standar akuntansi di Indonesia merupakan hal yang tidak terhindari. Perkembangan akuntansi saat ini bisa dianggap membawa pembaruan bagi masyarakat, dalam perkembangannya standar akuntansi keuangan terus direvisi secara berkesinambungan, baik berupa penyempurnaan maupun penambahan standar baru. Sejalan dengan perkembangan masyarakat, berkembang pula entitas nirlaba maupun entitas bisnis. Entitas nirlaba berbeda dengan organisasi bisnis dalam hal misi atau tujuan yang ingin dicapai. Entitas nirlaba merupakan organisasi yang tujuannya bukan menghasilkan laba bagi pemiliknya tapi memberikan jasa bagi masyarakat dengan kata lain tujuan pendirian entitas ini tidak berfokus pada orientasi laba semata namun juga mengutamakan kontribusi yang diberikannya kepada masyarakat. Dalam PSAK 45 tentang Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba disebutkan entitas nirlaba memperoleh sumber daya dari sumbangan para anggota dan para penyumbang lain yang tidak mengharapkan imbalan apapun dari entitas nirlaba tersebut. Sebagai akibat dari karakteristik tersebut, dalam entitas nirlaba timbul transaksi tertentu yang jarang atau bahkan tidak pernah terjadi dalam entitas bisnis, misalnya penerimaan sumbangan. Namun demikian, dalam praktik entitas nirlaba sering tampil dalam berbagai bentuk, sehingga sering kali sulit dibedakan dengan entitas bisnis pada umumnya. Pada beberapa bentuk entitas nirlaba, meskipun tidak ada kepemilikan, entitas nirlaba tersebut mendanai kebutuhan modalnya dari utang, dan kebutuhan operasinya dari pendapatan atas jasa yang diberikan kepada publik. Akibatnya, pengukuran jumlah, saat, dan kepastian aliran kas masuk menjadi ukuran kinerja penting bagi para pengguna laporan keuangan entitas nirlaba tersebut, seperti kreditor dan pemasok dana lainnya. Beberapa peneliti telah melakukan penelitian pada subjek organisasi nirlaba, seperti penelitian yang dilakukan Tjandra (2013) yang berjudul: Pelaporan Keuangan Panti Asuhan Nahdatul Ulama Probolinggo Berdasarkan PSAK No. 45 Revisi Hasil penelitian menunjukan bahwa pelaporan keuangan berdasarkan PSAK Nomor 45 revisi 2010 untuk entitas nirlaba seperti halnya Panti Asuhan Nahdlatul Ulama dapat memberikan informasi yang relevan guna memenuhi kepentingan para pihak yang telah menyediakan sumber daya bagi Panti Asuhan Nahdlatul Ulama Penelitian yang dilakukan Pontoh (2013) yang berjudul: Penerapan Laporan Keuangan Organisasi Nirlaba Berdasarkan PSAK No. 45 Pada Gereza BZL, menyatakan hasil penelitian diketahui bahwa Gereja Bukit Zaitun Luwuk belum menerapkan penyusunan laporan keuangan yang sesuai dengan format laporan keuangan organisasi nirlaba yang ada dalam Pernyataan Standar Akuntansi No. 45 karena untuk penyusunan laporan keuangan telah diatur tersendiri dalam Tata Dasar dan Peraturan Gereja. Walaupun tidak mengikuti format laporan keuangan yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia, namun secara umum tujuan penyusunan laporan keuangan pada Gereja Bukit Zaitun telah tercapai, walaupun masih ada informasi-informasi tertentu yang belum jelas. Saat ini peneliti menggunakan standar acuan PSAK No. 45 yang telah direvisi yaitu PSAK 45 (revisi 2011) yang dapat diterapkan sebagai pedoman penyusunan pelaporan keuangan pada entitas nirlaba. Objek penelitiannya menggunakan Lembaga Swadaya Masyarakat dan periode tahun penelitiannya yaitu tahun Berkaitan dengan latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian terhadap penerapan PSAK 45 (revisi 2011) dalam penyusunan laporan keuangan entitas nirlaba dengan judul Analisis Penerapan PSAK 45 (Revisi 2011) Terhadap Laporan Keuangan Entitas Nirlaba Periode Studi Kasus Pada Lembaga Swadaya Masyarakat ARuPA Berdasarkan uraian latar belakang diatas, adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana gambaran prosedur akuntansi yang diterapkan dalam Lembaga Swadaya Masyarakat ARuPA? 2. Bagaimana kesesuaian antara prosedur pencatatan akuntansi yang digunakan Lembaga Swadaya Masyarakat ARuPA dengan PSAK 45 (revisi 2011)?

3 Dalam melakukan suatu penelitian, teori yang relevan dibutuhkan untuk mendukung hasil penelitian sehingga menjadi optimal (Siregar, 2013). Landasan teori yang mendasari penelitian ini adalah teori-teori yang berhubungan dengan organisasi nirlaba, laporan keuangan, PSAK 45 (Revisi 2011) tentang Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba, dan Lembaga Swadaya Masyarakat. Menurut Kurniasari (2011) menyatakan bahwa organisasi nirlaba atau organisasi nonprofit adalah suatu organisasi yang bersasaran pokok untuk mendukung suatu isu atau perihal di dalam menarik perhatian publik untuk suatu tujuan yang tidak komersil, tanpa ada perhatian terhadap hal-hal yang bersifat mencari laba (moneter). Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 45 (revisi 2011) merupakan standar khusus untuk entitas nirlaba. Karakteristik entitas nirlaba berbeda dengan entitas bisnis hal ini dapat terlihat dari cara entitas nirlaba memperoleh sumber daya yang dibutuhkan untuk melakukan berbagai aktivitas operasinya. Entitas nirlaba memperoleh sumber daya dari pemberi sumber daya yang tidak mengharapkan pembayaran kembali atau manfaaat ekonomi yang sebanding dengan jumlah sumber daya yang diberikan. Unsur-unsur laporan keuangan entitas nirlaba menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 45 (revisi 2011) meliputi Laporan Posisi Keuangan pada akhir periode laporan, Laporan Aktivitas, Laporan Arus Kas untuk suatu periode pelaporan, dan Catatan Atas Laporan Keuangan. Laporan Posisi Keuangan bertujuan untuk menyediakan informasi mengenai aset, liabilitas, serta aset neto dan informasi mengenai hubungan di antara unsur-unsur tersebut pada waktu tertentu. Laporan posisi keuangan juga melakukan klasifikasi dalam proses penyusunan laporan keuangannya, yang terdiri dari klasifikasi aset dan liabiilitas dan klasifikasi aset neto terikat atau tidak terikat Laporan Aktivitas bertujuan untuk menyediakan informasi mengenai pengaruh transaksi dan peristiwa lain yang mengubah jumlah dan sifat aset neto hubungan antar transaksi, dan peristiwa lain dan bagaimana penggunaan sumber daya dalam pelaksanaan berbagai program atau jasa. Laporan aktivitas mencakup entitas nirlaba secara keseluruhan dan menyajikan perubahan jumlah aset neto selama suatu periode serta melakukan klasifikasi dalam proses penyusunan laporan keuangannya, yang terdiri dari perubahan kelompok aset neto, klasifikasi pendapatan, beban, keuntungan, dan kerugian dan informasi pemberian jasa. Laporan Arus Kas bertujuan untuk menyajikan informasi mengenai penerimaan dan pengeluaran kas dalam suatu periode dari aktivitas pendanaan dana dan pengungkapan informasi mengenai aktivitas investasi dan pendanaan nonkas. Laporan arus kas melakukan klasifikasi atas penerimaan dan pengeluaran kas dengan membaginya menjadi aktivitas operasional, aktivitas pendanaan, dan aktivitas investasi. Catatan Atas Laporan Keuangan berperan sebagai salah satu komponen dalam laporan keuangan untuk menyajikan informasi tambahan yang terdapat dalam laporan keuangan. Penyajian catatan atas laporan keuangan harus disajikan secara sistematis sehingga setiap pos keuangan yang berkaitan dengan organisasi nirlaba seperti laporan posisi keuangan, laporan aktivitas dan laporan arus kas saling terkait dengan informasi yang ada dalam catatan atas laporan keuangan. Menurut Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2013 tentang Organisasi Kemasyarakatan pada Bab I Ketentuan Umum Pasal 1 ayat 1 dikatakan bahwa organisasi kemasyarakatan yang selanjutnya disebut ormas adalah organisasi yang didirikan dan dibentuk oleh masyarakat secara sukarela berdasarkan kesamaan aspirasi, kehendak, kebutuhan, kepentingan, kegiatan, dan tujuan untuk berpartisipasi dalam pembangunan demi tercapainya tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila. METODE PENELITIAN DAN OBJEK PENELITIAN Metode pengumpulan data yang penulis gunakan dalam penelitian ini melalui studi literatur dan studi lapangan. Studi literatur dilakukan untuk memperoleh data-data yang berhubungan dengan topik bahasan dari buku-buku, jurnal, peraturan perundang-undangan serta sumber-sumber dari internet sebagai bahan referensi dalam pembahasan. Studi lapangan dilakukan dengan meninjau langsung ke perusahaan yang telah menjadi objek penelitian untuk memperoleh data dengan cara dokumentasi, observasi, dan metode wawancara. Sedangkan metode analisis data yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah metode analisis isi (content analysis) yang bersifat deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Unit analisisnya adalah paragraf-paragraf isi dalam PSAK 45 (revisi 2011), panduan akuntansi dan laporan keuangan Lembaga Swadaya Masyarakat ARuPA. Metode ini bertujuan untuk memberikan gambaran tentang objek yang diteliti, sejarah objek penelitian, latar belakang, sifat-sifat serta karakteristik dari objek yang di teliti. Penelitian dilakukan dengan mengevaluasi laporan keuangan tahunan Lembaga Swadaya Masyarakat ARuPA diawali dengan analisis perbandingan terhadap objek penelitian dengan konsep pembanding dalam hal kebijakan akuntansi dan penyajian laporan keuangan, kemudian mencoba menyesuaikan dan

4 mengkombinasikan dua unsur yaitu PSAK 45 (revisi 2011) dan laporan keuangan Lembaga Swadaya Masyarakat ARuPA periode Objek penelitian yang digunakan oleh peneliti yaitu Lembaga Swadaya Masyarakat ARuPA. ARuPA merupakan sebuah Lembaga Swadaya Masyarakat yang bergerak di bidang pelestarian Sumber Daya Alam dan lingkungan hidup. Lembaga ini dibentuk oleh beberapa mahasiswa dan alumni muda Fakultas Kehutanan Universitas Gajah Mada sebagai sebuah komite aksi yang bermaksud mewadahi mahasiswa dan pemerhati lingkungan dalam mendorong terjadinya reformasi. ARuPA berdiri dengan dilandasi semangat untuk melakukan koreksi kritis atas problematika pengelolaan Sumber Daya Alam pada umumnya dan Sumber Daya Hutan khususnya, yang disebabkan kesalahan dalam paradigma, kebijakan, kelembagaan dan sistim pengelolaan yang dikembangkan. HASIL DAN BAHASAN Alur Pembukuan Lembaga Swadaya Masyarakat ARuPA Lembaga Swadaya Masyarakat ARuPA menerapkan alur pembukuan dalam mengelola setiap transaksi keuangan yang terjadi dalam setiap kegiatannya, agar dapat menghasilkan laporan keuangan yang nantinya dapat menjadi pedoman dalam pengambilan keputusan. Ada empat langkah yang harus dilakukan dalam proses alur pembukuan pada Lembaga Swadaya Masyarakat ARuPA yaitu sebagai berikut: 1. Tahap pertama, alur pembukuan ini akan diawali dari transaksi keuangan yang terjadi. Transaksi keuangan yang telah terjadi kemudian dicatat dengan berdasarkan pada bukti transaksi keuangan yang bersumber dari voucher, kwitansi, bon, nota, laporan biaya, dan lain-lain. 2. Tahap kedua, yaitu pada tahap pencatatan atau penjurnalan. Di dalam tahap ini terbagi kedalam dua proses yaitu, proses penggolongan/penomoran transaksi sesuai kode buku besarnya dan penjurnalan. Penjurnalan masing-masing transaksi harus seimbang berlawanan antara debit dan kredit. 3. Tahap ketiga, yaitu posting di mana pada tahap ini proses yang dilakukan adalah mencatat transaksi jurnal kedalam masing-masing buku besar yang telah ada. 4. Tahap keempat, dalam alur pembukuan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan yang dihasilkan yaitu: Neraca Saldo, Laporan Penerimaan dan Biaya Sekretariat ARuPA, Laporan Penerimaan dan Biaya proyek-proyek ARuPA, Laporan Posisi, yang isinya: posisi kas fisik dan kas bank, sisa dana tiap-tiap proyek/grantor, uang Muka, Neraca Sekretariat ARuPA/Neraca Konsolidasi. Analisis Laporan Posisi Keuangan LSM ARuPA Analisis ini dilakukan terhadap laporan posisi keuangan yang dibuat oleh Lembaga Swadaya Masyarakat ARuPA dengan cara membandingkan indikator-indikator yang ada pada PSAK 45 (revisi 2011) tentang Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba yang bertujuan untuk melihat kesesuaian laporan posisi keuangan Lembaga Swadaya Masyarakat ARuPA dengan PSAK 45 (revisi 2011). Tabel 4.1 Indikator Kesesuaian Laporan Posisi Keuangan antara Lembaga Swadaya Masyarakat ARuPA dengan PSAK 45 (Revisi 2011) tentang Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba No PSAK 45 LSM ARuPA Ya Tidak Keterangan 1. Tujuan Laporan Posisi Keuangan LSM ARuPA menyajikan laporan posisi keuangan, yang di dalam lembaganya disebut sebagai neraca yang mencakup aktiva, kewajiban, modal dan aktiva bersih. - Tujuan laporan posisi keuangan PSAK 45 (revisi 2011) adalah untuk menyediakan informasi mengenai aset, liabilitas, dan aset neto. LSM ARuPA untuk meyebut laporan posisi keuangan masih menggunakan istilah neraca. Serta penyebutan untuk akun-akun keuangan masih menggunakan istilah seperti aktiva, kewajiban,

5 No PSAK 45 LSM ARuPA Ya Tidak Keterangan 2. Klasifikasi Aset dan Liabilitas 3. Informasi Likuiditas 4. Klasifikasi Aset Neto Terikat atau Tidak Terikat (Sumber: Hasil rangkuman sendiri) LSM ARuPA melakukan klasifikasi atas aktiva dan kewajiban yang ter-bagi menjadi Aktiva Lancar dan Aktiva Tetap. Sedangkan aktiva bersih terbagi menjadi dua yaitu modal dan sisa dana. Informasi disajikan menjadi satu kelompok yang homogen. LSM ARuPA menyampaikan in-formasi likuiditas di dalam laporan neraca. Aktiva di-sajikan berdasarkan urutan likuiditas yaitu dengan mengelompokkan aktiva menjadi aktiva lancar dan aktiva tetap. LSM ARuPA mengklasifikasikan aktiva tidak terikat dan aktiva terikat kedalam sisa dana dalam kelompok aktiva bersih. modal dan aktiva bersih. - LSM ARuPA telah melakukan klasifikasi atas aktiva dan kewajibannya, walaupun nama akun-akun keuangan yang digunakan masih menggunakan istilah aktiva, kewajiban, dan aktiva bersih. Informasi pengklasifikasian dapat dilihat dari pe-nyajiannya yang terbagi antara aktiva lancar dan aktiva tetap serta aktiva bersih yang terbagi menjadi dua yaitu modal dan sisa dana. - Informasi likuiditas pada laporan neraca LSM ARuPA disajikan ber-dasarkan urutan likuiditas yaitu dengan meng-elompokkan aktiva menjadi aktiva lancar dan aktiva tetap. Hanya saja penggunaan istilah aset yang tidak digunakan, namun meng-gunakan istilah aktiva. - LSM ARuPA menyajikan kelompok aktiva bersih yang dibagi berdasarkan aktiva tidak terikat dan aktiva terikat yang digolongkan kedalam sisa dana pada aktiva bersih. Penyajian aktiva tidak terikat dan aktiva terikat digolongkan kedalam sisa dana. Namun didalam PSAK 45 (revisi 2011) tidak disebutkan bahwa modal termasuk dalam aset neto. Berdasarkan analisa terhadap neraca Lembaga Swadaya Masyarakat ARuPA terlihat adanya perbedaan dengan PSAK 45 (revisi 2011) tentang Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba yang meliputi istilah penyebutan untuk laporan posisi keuangan yang menggunakan istilah neraca, serta penyebutan untuk akun-akun keuangan yang terdapat didalam laporan neraca juga berbeda. Neraca dibagi menjadi aktiva, kewajiban, modal dan aktiva bersih. Aktiva terbagi menjadi Aktiva Lancar dan Aktiva Tetap. Aktiva Lancar terdiri dari kas dan setara kas, kas di bank, uang muka, dan piutang kepada Arupiest. Aktiva Tetap terdiri dari komputer dan inventaris kantor. Sedangkan untuk kewajiban, modal dan aktiva bersih terbagi menjadi dua bagian yaitu modal dan sisa dana. Modal ini maksudnya adalah modal awal dari lembaga ARuPA yang berasal dari sumbangan para anggota. Sisa dana terbagi menjadi dua bagian yaitu sisa dana untuk aktiva terikat dan aktiva tidak terikat. Tujuan laporan neraca LSM ARuPA sudah sesuai dengan PSAK 45 (revisi 2011) karena bertujuan untuk menyajikan informasi keuangan mengenai aktiva, kewajiban, modal dan aktiva bersih. Klasifikasi aset dan liabilitas didalam PSAK 45 (revisi 2011) disebut dengan menggunakan istilah aset, liabilitas, dan aset neto. LSM ARuPA telah melakukan klasifikasi atas aktiva dan kewajibannya, walaupun nama akun-akun keuangan yang digunakan masih menggunakan istilah aktiva, kewajiban, dan aktiva

6 bersih. Informasi likuiditas pada laporan neraca LSM ARuPA disajikan berdasarkan urutan likuiditas yaitu dengan mengelompokkan aktiva menjadi aktiva lancar dan aktiva tetap. LSM ARuPA menyajikan kelompok aktiva bersih yang dibagi berdasarkan aktiva tidak terikat dan aktiva terikat yang digolongkan kedalam sisa dana pada aktiva bersih. Penyajian aktiva tidak terikat dan aktiva terikat digolongkan kedalam sisa dana, hal ini disebabkan menyesuaikan dengan kebutuhan akan akun-akun keuangan yang diperlukan lembaga. Namun dalam laporan neraca tidak terlihat adanya penjabaran aktiva bersih jenis apa saja yang digolongkan kedalam masing-masing pembatasan tersebut, informasi lebih lanjut mengenai penjabaran aktiva terikat dan aktiva tidak terikat disajikan dalam catatan atas laporan keuangan. Pada PSAK 45 (revisi 2011) tidak dijelaskan mengenai perihal akun modal termasuk kedalam laporan posisi keuangan ataupun termasuk dalam bagian kewajiban dan aktiva bersih. Tetapi pada kewajiban dan aktiva bersih Lembaga Swadaya Masyarakat ARuPA menggabungkan akun modal dengan kewajiban dan aktiva bersih dan menambahkan jumlahnya dengan jumlah total keseluruhan kewajiban dan aktiva bersih. Sehingga jika dilihat dari kesesuaian antara Lembaga Swadaya Masyarakat ARuPA dengan PSAK 45 (revisi 2011) berdasarkan indikator-indikator pada laporan posisi keuangan, maka dapat disimpulkan bahwa laporan neraca LSM ARuPA belum sesuai secara keseluruhan dengan laporan posisi keuangan dalam PSAK 45 (revisi 2011). Analisis Laporan Aktivitas LSM ARuPA Analisis ini dilakukan terhadap laporan aktivitas yang dibuat oleh Lembaga Swadaya Masyarakat ARuPA dengan cara membandingkan indikator-indikator yang ada pada PSAK 45 (revisi 2011) tentang Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba. Analisis ini bertujuan untuk melihat kesesuaian laporan aktivitas Lembaga Swadaya Masyarakat ARuPA dengan PSAK 45 (revisi 2011). Tabel 4.2 Indikator Kesesuaian Laporan Aktivitas antara Lembaga Swadaya Masyarakat ARuPA dengan PSAK 45 (Revisi 2011) tentang Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba No PSAK 45 LSM ARuPA Ya Tidak Keterangan 1. Tujuan Laporan Aktivitas 2. Perubahan Kelompok Aset Neto LSM ARuPA menyajikan laporan aktivitas dan sisa dana dengan tujuan untuk memberikan informasi keuangan mengenai penerimaan dan pengeluaran yang berkaitan dengan aktivitas lembaga. Laporan aktivitas dan sisa dana LSM ARuPA menyajikan pendapatan dalam bentuk penerimaan grant tidak terikat dan grant terikat serta pengeluaran yang mencakup peng-eluaran internal dan operasional dari grant tidak terikat dan - Tujuan laporan aktivitas menurut PSAK 45 (revisi 2011) adalah menyediakan informasi mengenai peng-aruh transaksi dan peristiwa lain yang mengubah jumlah dan sifat aset neto, hubungan antar transaksi, dan peristiwa lain, dan bagaimana penggunaan sumber daya dalam pelaksanaan berbagai program atau jasa. LSM ARuPA membuat laporan aktivitas dengan tujuan untuk menyajikan informasi keuangan mengenai penerimaan dan pengeluaran yang berkaitan dengan aktivitas lembaga. - Laporan aktivitas menyajikan jumlah pe-rubahan aset neto terikat permanen, terikat temporer, dan tidak terikat dalam suatu periode. Sedangkan laporan aktivitas dan sisa dana LSM ARuPA menyajikan pendapatan dan pengeluaran yang diuraikan dalam bentuk penerimaan grant

7 No PSAK 45 LSM ARuPA Ya Tidak Keterangan pengeluaran program dari grant terikat. 3. Klasifikasi Laporan aktivitas LSM Pen-dapatan, ARuPA menyajikan Beban, Keuntungan dan pendapatan dalam bentuk penerimaan grant tidak terikat dan grant terikat. Serta pengeluaran mencakup Kerugian pengeluaran internal dan operasional dari grant tidak terikat dan pengeluaran program dari grant terikat. 4. Informasi LSM ARuPA menyajikan Pemberian informasi Jasa pemberian jasa pada laporan aktivitas dan sisa dana yang dibuat oleh lembaga. Informasi disampaikan dalam bentuk pengeluaran yang terbagi menjadi pengeluaran internal dan opersional dari grant tidak terikat serta pengeluaran program dari grant terikat. (Sumber: Hasil rangkuman sendiri) - - tidak terikat dan grant terikat serta pengeluaran internal dan operasional dari grant tidak terikat dan pengeluaran program dari grant terikat. LSM ARuPA tidak langsung menyajikan pengklasifikasian atas penerimaan dan pengeluaran yang bersifat terikat maupun tidak terikat seperti pada PSAK 45 (revisi 2011) namum mengolongkannya terlebih dahulu kedalam akun penerimaan dan pengeluaran. LSM ARuPA telah melakukan klasifikasi atas penerimaan dan pengeluaran dalam laporan aktivitas dan sisa yang dibuat oleh lembaga. Meskipun pengklasifikasian ini tidak sama seperti pada PSAK 45 (revisi 2011), hal ini dapat terjadi disebabkan menyesuaikan dengan kebutuhan pengklasifikasian akun keuangan pada lembaga. Secara umum laporan aktivitas dan sisa dana LSM ARuPA sudah menyajikan informasi mengenai pengeluaran pada laporan aktivitas dan sisa dana yang dibuat oleh lembaga. Informasi disampaikan dalam bentuk pengeluaran yang terbagi menjadi pengeluaran internal dan opersional dari grant tidak terikat serta pengeluaran program dari grant terikat. Berdasarkan analisa terhadap laporan aktivitas Lembaga Swadaya Masyarakat ARuPA terlihat adanya perbedaan dengan PSAK 45 (revisi 2011) tentang Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba. Perbedaan ini terlihat dari penyebutan istilah laporan aktivitas, dimana LSM ARuPA menyebutnya sebagai laporan aktivitas dan sisa dana, serta penyebutan untuk akun-akun keuangan di dalam laporan aktivitas dan sisa dana juga berbeda yaitu menggunakan istilah penerimaan dan pengeluaran. Laporan aktivitas dan sisa dana LSM ARuPA terbagi menjadi tiga bagian, yaitu penerimaan, pengeluaran dan sisa dana. Penerimaaan bersumber dari grant terikat yang didapat dari lembaga donor dan grant tidak terikat yang berasal dari lembaga ARuPA. Sedangkan pengeluaran terbagi menjadi pengeluaran internal dan opersional dari grant tidak terikat dan pengeluaran program dari grant terikat. Sisa dana akhir tahun didapat setelah sisa dana awal tahun dikoreksi menggunakan sisa dana terikat dan sisa dana tidak terikat. Secara umum dapat dilihat laporan aktivitas LSM ARuPA disajikan dalam bentuk A. Bentuk A menyajikan informasi dalam kolom tunggal, sehingga bentuk A ini memudahkan penyusunan laporan komparatif. Tujuan laporan aktivitas dan sisa dana LSM ARuPA sudah sesuai dengan

8 tujuan laporan aktivitas menurut PSAK 45 (revisi 2011) yaitu untuk menyajikan informasi keuangan mengenai penerimaan dan pengeluaran yang berkaitan dengan segala sesuatu aktivitas yang berhubungan lembaga. Laporan aktivitas dan sisa dana LSM ARuPA menyajikan pendapatan dan pengeluaran yang diuraikan dalam bentuk penerimaan grant tidak terikat dan grant terikat serta pengeluaran internal dan operasional dari grant tidak terikat dan pengeluaran program dari grant terikat. LSM ARuPA tidak langsung menyajikan pengklasifikasian atas penerimaan dan pengeluaran yang bersifat terikat maupun tidak terikat seperti pada PSAK 45 (revisi 2011) namum mengolongkannya terlebih dahulu ke dalam akun penerimaan dan pengeluaran. Hal ini dapat terjadi disebabkan menyesuaikan dengan kebutuhan laporan keuangan yang diperlukan oleh lembaga. LSM ARuPA telah melakukan klasifikasi atas penerimaan dan pengeluaran dalam laporan aktivitas dan sisa yang dibuat oleh lembaga, hal ini dapat dilihat dari laporan aktivitas LSM ARuPA yang menyajikan pendapatan dalam bentuk penerimaan grant tidak terikat yang berasal dari lembaga dan grant terikat yang berasal dari lembaga donor sedangkan pengeluaran mencakup pengeluaran internal dan operasional dari grant tidak terikat dan pengeluaran program dari grant terikat. Meskipun pengklasifikasian ini tidak sama seperti pada PSAK 45 (revisi 2011) namun hal ini dapat terjadi disebabkan menyesuaikan dengan kebutuhan pengklasifikasian akun-akun keuangan pada lembaga. Secara umum laporan aktivitas dan sisa dana LSM ARuPA sudah menyajikan informasi mengenai pengeluaran pada laporan aktivitas dan sisa dana yang dibuat oleh lembaga. Informasi disampaikan dalam bentuk pengeluaran yang terbagi menjadi pengeluaran internal dan operasional dari grant tidak terikat serta pengeluaran program dari grant terikat. Klasifikasi yang dilakukan oleh LSM ARuPA dalam laporan aktivitas dan sisa dana sudah dapat disebut sebagai klasifikasi secara fungsional karena laporan ini dapat menunjukan pengeluaran digunakan untuk aktivitas lembaga yang selanjutnya diuraikan dalam catatan atas laporan keuangan. Sehingga jika dilihat dari kesesuaian antara Lembaga Swadaya Masyarakat ARuPA dengan PSAK 45 (revisi 2011) berdasarkan indikator-indikator pada laporan aktivitas, maka dapat disimpulkan bahwa laporan aktivitas dan sisa dana LSM ARuPA belum sesuai secara keseluruhan dengan laporan aktivitas PSAK 45 (revisi 2011). Analisis Laporan Arus Kas LSM ARuPA Analisis ini dilakukan terhadap laporan arus kas yang dibuat oleh Lembaga Swadaya Masyarakat ARuPA dengan cara membandingkan indikator-indikator yang ada pada PSAK 45 (revisi 2011) tentang Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba. Analisis ini bertujuan untuk melihat kesesuaian laporan arus kas Lembaga Swadaya Masyarakat ARuPA dengan PSAK 45 (revisi 2011). Tabel 4.3 Indikator Kesesuaian Laporan Arus Kas antara Lembaga Swadaya Masyarakat ARuPA dengan PSAK 45 (Revisi 2011) tentang Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba No PSAK 45 LSM ARuPA Ya Tidak Keterangan 1. Tujuan Laporan Arus Kas 2. Klasifikasi Penerimaan LSM ARuPA menyajikan laporan arus - kas yang disebut laporan aliran kas konsolidasi. Laporan arus kas konsolidasi LSM ARuPA telah menyajikan informasi keuangan untuk mengetahui aliran kas lembaga, baik dari penerimaan maupun pengeluaran yang terjadi dalam satu periode. LSM ARuPA hanya membuat aliran kas dari - Tujuan laporan arus kas menurut PSAK 45 (revisi 2011) adalah menyajikan informasi mengenai penerimaan dan pengeluaran kas dalam suatu periode. Secara umum tujuan laporan arus kas LSM ARuPA sudah sesuai dengan PSAK 45 (revisi 2011), LSM ARuPA menyajikan laporan arus kas bertujuan untuk mengetahui aliran kas lembaga, baik dari penerimaan maupun pengeluaran yang terjadi dalam satu periode. PSAK 45 (revisi 2011) membuat laporan arus kas dengan

9 No PSAK 45 LSM ARuPA Ya Tidak Keterangan dan Pengeluaran Kas aktivitas operasional pada laporan aliran kas konsolidasinya. (Sumber: Hasil rangkuman sendiri) mengklasifikasikan penerimaan dan pengeluran kedalam aktivitas operasi, aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan.sedangkan LSM ARuPA hanya memiliki aktivitas operasional pada laporan arus kas konsolidasinya. Hal ini dapat terjadi karena laporan arus kas LSM ARuPA menyesuaikan dengan kebutuhan laporan keuangan yang diperlukan oleh lembaga. Berdasarkan analisa terhadap laporan arus kas Lembaga Swadaya Masyarakat ARuPA terlihat adanya perbedaan dengan PSAK 45 (revisi 2011) tentang Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba. Perbedaan ini meliputi penyebutan untuk istilah laporan arus kas yang menggunakan istilah laporan aliran kas konsolidasi. yujuan laporan arus kas LSM ARuPA sudah sesuai dengan PSAK 45 (revisi 2011), LSM ARuPA menyajikan laporan arus kas bertujuan untuk mengetahui aliran kas lembaga, baik dari penerimaan maupun pengeluaran yang terjadi dalam lembaga. Laporan arus kas dalam PSAK 45 (revisi 2011) menyajikan informasi keuangan mengenai penerimaan dan pengeluaran kas setiap periodenya dengan diklasifikasikan menurut aktifitas operasi, aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan. Sedangkan LSM ARuPA hanya memiliki aktivitas operasional pada laporan arus kas konsolidasinya. Hal ini dapat terjadi karena laporan arus kas LSM ARuPA menyesuaikan dengan kebutuhan laporan keuangan yang diperlukan oleh lembaga. Laporan aliran kas konsolidasi LSM ARuPA mencakup aliran kas dari aktivitas operasional yang terdiri dari kelebihan penerimaan atas pengeluaran. LSM ARuPA hanya menyajikan laporan arus kas untuk aktivitas operasional karena lembaga ini tidak memiliki investasi yang dapat diklasifikasikan kedalam aktivitas investasi. Aktivitas pendanaan tidak disebutkan di dalam laporan aliran kas konsolidasi LSM ARuPA namun terdapat penambahan dana untuk aktivitas operasional, penambahan ini meliputi titipan dana kegiatan dari mitra lembaga. Sehingga jika dilihat dari kesesuaian antara Lembaga Swadaya Masyarakat ARuPA dengan PSAK 45 (revisi 2011) berdasarkan indikator-indikator pada laporan arus, maka dapat disimpulkan bahwa laporan aliran kas konsolidasi LSM ARuPA belum sesuai secara keseluruhan dengan laporan arus kas PSAK 45 (revisi 2011). Analisis Catatan Atas Laporan Keuangan LSM ARuPA Analisis ini dilakukan terhadap catatan atas laporan keuangan yang dibuat oleh Lembaga Swadaya Masyarakat ARuPA dengan PSAK 45 (revisi 2011) tentang Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba yang bertujuan untuk melihat tingkat kesesuaian antara catatan atas laporan keuangan Lembaga Swadaya Masyarakat ARuPA dengan PSAK 45 (revisi 2011). Pada PSAK 45 (revisi 2011), catatan atas laporan keuangan menguraikan kebijakan mengenai pengungkapan yang wajib disajikan agar dapat menyediakan informasi keuangan bagi pengguna laporan keuangan. Catatan atas laporan keuangan umumnya berisi penjabaran dari masing-masing kelompok aset neto terikat permanen, aset neto terikat temporer, dan aset neto tidak terikat serta termasuk didalamnya mengenai penjabaran dari aktivitas investasi yang dilakukan oleh organisasi nirlaba dan beban-beban terkait yang terbentuk sebagai akibat dari aktivitas yang dilakukan oleh organisasi nirlaba.

10 Catatan atas laporan keuangan pada PSAK 45 (revisi 2011) tentang Pelaporan Keuangan Entitas nirlaba telah disajikan oleh LSM ARuPA dalam catatan atas laporan keuangan yang dibuat lembaganya. LSM ARuPA membuat catatan atas laporan keuangan dengan membaginya kedalam beberapa catatan. Catatan disajikan menjadi satu kumpulan catatan-catatan yang menyajikan informasi tambahan penting yang terkait namun tidak disajikan dalam laporan-laporan keuangan yang telah dibuat sebelumnya. Sehingga jika dilihat dari kesesuaian untuk catatan atas laporan keuangan antara Lembaga Swadaya Masyarakat ARuPA dengan PSAK 45 (revisi 2011), maka dapat disimpulkan bahwa catatan atas laporan keuangan LSM ARuPA sudah sesuai dengan catatan atas laporan keuangan pada PSAK 45 (revisi 2011). SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil analisis atas penerapan PSAK 45 (revisi 2011) terhadap laporan keuangan entitas nirlaba pada Lembaga Swadaya Masyarakat ARuPA, maka hasil penelitian memperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Lembaga Swadaya Masyarakat ARuPA secara keseluruhan dinilai telah memberikan gambaran yang relevan dan informatif mengenai sistem prosedur akuntansi yang diterapkan pada lembaga. Lembaga Swadaya Masyarakat ARuPA telah menerapkan alur pembukuan dalam mengelola setiap transaksi keuangan yang terjadi dalam setiap kegiatannya serta menerapkan aturan dan prosedur yang meliputi aturan dan prosedur dalam penerimaan bank, pengeluaran bank, prosedur pembentukan, pengeluaran dan pengisian kas kecil, prosedur pembukuan dan pengajuan uang muka, prosedur pembukuan pelaporan uang muka, prosedur pembukuan akhir bulan dan prosedur pembukuan akhir tahun. 2. Lembaga Swadaya Masyarakat ARuPA secara keseluruhan dinilai telah berusaha secara optimal menyajikan laporan keuangan secara informatif serta menerapkan standar dan aturan yang mengarah seperti yang ditetapkan dalam PSAK 45 (revisi 2011) tentang Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba. Lembaga Swadaya Masyarakat ARuPA telah membuat laporan neraca, laporan aktivitas dan sisa dana, laporan aliran kas konsolidasi dan catatan atas laporan keuangan. Hasil analisis terhadap laporan keuangan Lembaga Swadaya Masyarakat ARuPA menunjukan kesimpulan sebagai berikut: a. Laporan neraca Lembaga Swadaya Masyarakat ARuPA telah menyediakan informasi keuangan mengenai aktiva, kewajiban, modal dan aktiva bersih yang telah klasifikasi sesuai dengan yang tercantum dalam PSAK 45 (revisi 2011) meskipun penyebutan yang digunakan untuk akun tersebut tidak menggunakan istilah aset, liabilitas, dan aset neto. Lembaga Swadaya Masyarakat ARuPA didalam laporan neracanya pada bagian kewajiban terdapat penambahan akun modal, yang di dalam PSAK 45 (revisi 2011) tidak disebutkan adanya akun modal dalam laporan posisi keuangan. Sehingga jika dilihat dari kesesuaian antara Lembaga Swadaya Masyarakat ARuPA dengan PSAK 45 (revisi 2011) berdasarkan indikator-indikator pada laporan posisi keuangan, maka dapat disimpulkan bahwa laporan neraca LSM ARuPA belum sesuai secara keseluruhan dengan laporan posisi keuangan dalam PSAK 45 (revisi 2011). b. Laporan aktivitas dan sisa dana Lembaga Swadaya Masyarakat ARuPA telah memberikan informasi keuangan mengenai penerimaan dan pengeluaran yang berkaitan dengan aktivitas lembaga. Lembaga Swadaya Masyarakat ARuPA menyajikan laporan aktivitas dan sisa dana dalam bentuk A. Tetapi didalam laporan aktivitas dan sisa dana Lembaga Swadaya Masyarakat ARuPA tidak langsung menyajikan pengklasifikasian atas penerimaan dan pengeluaran yang bersifat terikat maupun tidak terikat seperti pada PSAK 45 (revisi 2011) namum mengolongkannya terlebih dahulu ke dalam akun penerimaan dan pengeluaran. Sehingga jika dilihat dari kesesuaian antara Lembaga Swadaya Masyarakat ARuPA dengan PSAK 45 (revisi 2011) berdasarkan indikator-indikator pada laporan aktivitas, maka dapat disimpulkan bahwa laporan aktivitas dan sisa dana LSM ARuPA belum sesuai secara keseluruhan dengan laporan aktivitas PSAK 45 (revisi 2011). c. Laporan arus kas konsolidasi Lembaga Swadaya Masyarakat ARuPA telah menyajikan informasi keuangan untuk mengetahui aliran kas lembaga, baik dari penerimaan maupun pengeluaran yang terjadi dalam satu periode. Tetapi klasifikasi terhadap laporan arus kas hanya dilakukan terhadap aktivitas operasional, tanpa adanya klasifikasi terhadap aktivitas investasi dan pendanaan. Sehingga jika dilihat dari kesesuaian antara Lembaga Swadaya Masyarakat ARuPA dengan PSAK 45 (revisi 2011) berdasarkan indikator-indikator pada laporan arus kas, maka dapat

11 disimpulkan bahwa laporan aliran kas konsolidasi LSM ARuPA belum sesuai secara keseluruhan dengan laporan arus kas PSAK 45 (revisi 2011). d. Catatan atas laporan keuangan Lembaga Swadaya Masyarakat ARuPA telah disajikan berdasarkan PSAK 45 (revisi 2011) tentang pelaporan keuangan entitas nirlaba. Catatan atas laporan keuangan sudah dibuat menjadi suatu kumpulan catatan yang berisi informasi tambahan penting yang tidak disajikan sebelumnya dalam laporan keuangan. Dalam catatan atas laporan keuangannya, Lembaga Swadaya Masyarakat ARuPA telah mengungkapkan penjabaran dalam catatan-catatan yang meliputi masing-masing akun atau transaksi. Sehingga jika dilihat dari kesesuaian untuk catatan atas laporan keuangan antara Lembaga Swadaya Masyarakat ARuPA dengan PSAK 45 (revisi 2011), maka dapat disimpulkan bahwa catatan atas laporan keuangan LSM ARuPA sudah sesuai dengan catatan atas laporan keuangan pada PSAK 45 (revisi 2011). Saran Sebagai hasil akhir atas penelitian yang dilakukan peneliti, maka adapun saran yang dapat dijadikan pertimbangan dan masukan yang bermanfaat bagi Lembaga Swadaya Masyarakat ARuPA dan penelitian di masa mendatang antara lain: 1. Lembaga Swadaya Masyarakat ARuPA agar lebih memperhatikan penerapan atas standar dan peraturan akuntansi yang berlaku terkait dengan organisasi nirlaba lainnya, agar lembaga dapat memiliki kualitas pelaporan keuangan yang dapat diandalkan serta tujuan dari penyusunan laporan keuangan dapat tercapai dengan maksimal. 2. Lembaga Swadaya Masyarakat ARuPA agar menerapkan PSAK 45 (revisi 2011) tentang Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba dalam penyajian laporan keuangannya, sehingga Lembaga Swadaya Masyarakat ARuPA dapat memberikan manfaat yang maksimal terhadap laporan keuangannya bilamana disajikan sesuai dengan standar yang berlaku. 3. Lembaga Swadaya Masyarakat ARuPA agar lebih rinci dan mendetail dalam memberikan penjabaran atas akun-akun dalam laporan keuangan sehingga setiap akun dapat lebih jelas dan dapat diklasifikasikan dengan benar berdasarkan fungsi masing-masing akun. 4. Penelitian berikutnya di masa yang akan datang, agar menambah periode waktu penelitian sehingga lebih dari dua tahun, sehingga dapat menambah referensi perbandingan laporan keuangan. 5. Penelitian berikutnya di masa yang akan datang agar dapat menambah lingkup penelitian dan objek penelitian, sehingga tidak terbatas pada organisasi nirlaba dalam bentuk lembaga swadaya masyarakat saja, namun bisa menggunakan organisasi nirlaba berbentuk lain seperti yayasan, panti asuhan dan sebagainya. REFERENSI ARuPA. Lembaga Swadaya Masyarakat. Diakses pada 5 Januari 2015 dari Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) Standar Akuntansi Keuangan. Salemba Empat. Jakarta. Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik. Diakses pada 16 Januari 2015 dari Kurniasari, Dian. (2011). Sekilas tentang PSAK Nomor 45 (Pelaporan Keuangan Organisasi Nirlaba). Diakses pada 14 Januari 2015 dari Mamesah, Melisa. (2013). Penerapan PSAK No. 45 pada GMIM Efrata Sentrum Sonder Kaitannya dengan Kualitas Informasi Laporan Keuangan. Jurnal EMBA 1717 Vol.1 No.4 Desember Universitas Sam Ratulangi. Manado. Hal Diakses pada tanggal 22 Maret 2015 dari Pontoh, Chenly Ribka S Penerapan Laporan Keuangan Organisasi Nirlaba Berdasarkan PSAK No 45 Pada Gereja BZL. Jurnal EMBA ISSN Vol. 1 No. 3 Juni Universitas Sam

12 Ratulangi. Manado. Hal Diakses pada tanggal 22 Maret 2015 dari PSAK 45 (Revisi 2011): Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba. Diakses pada 5 Januari 2015 dari Siregar, S Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif (Dilengkapi dengan Perhitungan Manual dan Aplikasi SPSS Versi 17), PT. Bumi Aksara, Jakarta Tjandra, Gesela Junita Pelaporan Keuangan Panti Asuhan Nahdatul Ulama Probolinggo Berdasarkan PSAK No. 45 Revisi Universitas Katolik Widya Mandala. Surabaya. Diakses pada tanggal 22 Maret 2015 dari Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2013 tentang Organisasi Kemasyarakatan. Diakses pada 6 Januari 2015 dari RIWAYAT PENULIS Nama : Erlisa Bundari Tempat/Tanggal Lahir : Tanjungpandan/23 Juli 1993

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan kepada pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan.

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan kepada pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dalam era globalisasi ini, sistem informasi mempunyai peranan yang penting bagi semua pihak. Menurut Sutabri (2005:42), sistem informasi adalah suatu sistem di dalam

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN PSAK NO 45 PADA RUMAH SAKIT BADAN LAYANAN UMUM

ANALISIS PENERAPAN PSAK NO 45 PADA RUMAH SAKIT BADAN LAYANAN UMUM Analisis Penerapan PSAK... (Ida Bagus Made Cahya Restu Aji)1 ANALISIS PENERAPAN PSAK NO 45 PADA RUMAH SAKIT BADAN LAYANAN UMUM ANALYSIS APPLICATION OF PSAK NO 45 FOR HOSPITAL IN PUBLIC SERVICE AGENCY Oleh:

Lebih terperinci

Melisa Mamesah, Penerapan PSAK No. 45. PENERAPAN PSAK NO.45 PADA GMIM EFRATA SENTRUM SONDER KAITANNYA DENGAN KUALITAS INFORMASI LAPORAN KEUANGAN

Melisa Mamesah, Penerapan PSAK No. 45. PENERAPAN PSAK NO.45 PADA GMIM EFRATA SENTRUM SONDER KAITANNYA DENGAN KUALITAS INFORMASI LAPORAN KEUANGAN Melisa Mamesah, Penerapan PSAK No. 45. PENERAPAN PSAK NO.45 PADA GMIM EFRATA SENTRUM SONDER KAITANNYA DENGAN KUALITAS INFORMASI LAPORAN KEUANGAN oleh: Melisa Mamesah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan

Lebih terperinci

PELAPORAN KEUANGAN PANTI ASUHAN NAHDLATUL ULAMA PROBOLINGGO BERDASARKAN PSAK NO. 45 REVISI 2010 OLEH: GESELA JUNITA TJANDRA

PELAPORAN KEUANGAN PANTI ASUHAN NAHDLATUL ULAMA PROBOLINGGO BERDASARKAN PSAK NO. 45 REVISI 2010 OLEH: GESELA JUNITA TJANDRA PELAPORAN KEUANGAN PANTI ASUHAN NAHDLATUL ULAMA PROBOLINGGO BERDASARKAN PSAK NO. 45 REVISI 2010 OLEH: GESELA JUNITA TJANDRA 3203009171 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA

Lebih terperinci

PENERAPAN PSAK NO. 45 REVISI TAHUN 2015 PADA YAYASAN MADRASAH IBTIDAIYAH BAITUL MAKMUR KOTA KOTAMOBAGU. Aldiansyah 1, Linda Lambey 2

PENERAPAN PSAK NO. 45 REVISI TAHUN 2015 PADA YAYASAN MADRASAH IBTIDAIYAH BAITUL MAKMUR KOTA KOTAMOBAGU. Aldiansyah 1, Linda Lambey 2 PENERAPAN PSAK NO. 45 REVISI TAHUN 2015 PADA YAYASAN MADRASAH IBTIDAIYAH BAITUL MAKMUR KOTA KOTAMOBAGU Aldiansyah 1, Linda Lambey 2 1 Pendidikan Profesi Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pelaporan keuangan merupakan suatu proses bagaimana informasi keuangan diatur, disediakan, dan disampaikan untuk mencapai tujuan tertentu. Tujuan utama dari

Lebih terperinci

REPORTING ORGANISASI NIRLABA BERDASARKAN PSAK NO. 45 PADA YAYASAN PANTI ASUHAN KRISTEN TANAH PUTIH SEMARANG

REPORTING ORGANISASI NIRLABA BERDASARKAN PSAK NO. 45 PADA YAYASAN PANTI ASUHAN KRISTEN TANAH PUTIH SEMARANG REPORTING ORGANISASI NIRLABA BERDASARKAN PSAK NO. 45 PADA YAYASAN PANTI ASUHAN KRISTEN TANAH PUTIH SEMARANG Khoe Priska Harsono Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Dian Nuswantoro Jalan Nakula I No.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mendasar terletak pada cara entitas nirlaba memperoleh sumber daya yang

BAB I PENDAHULUAN. mendasar terletak pada cara entitas nirlaba memperoleh sumber daya yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karakteristik entitas nirlaba berbeda dengan entitas bisnis. Perbedaan utama yang mendasar terletak pada cara entitas nirlaba memperoleh sumber daya yang dibutuhkan

Lebih terperinci

Analisis penerapan psak no. 45

Analisis penerapan psak no. 45 Available online: http://journal.feb.unmul.ac.id/index.php/jurnalmanajemen JURNAL MANAJEMEN Volume 9 (2) 2017, 55-61 Analisis penerapan psak no. 45 Endra Julianto 1, Nurita Affan 2, Ferry Diyanti 3 Fakultas

Lebih terperinci

Riyanto Utomo, Indah Nur Qomariah ABSTRAK

Riyanto Utomo, Indah Nur Qomariah ABSTRAK Volume 03, Nomor 02, Desember 2014 Hal 230-241 PENERAPAN PSAK NO 45 PADA LAPORAN KEUANGAN YAYASAN PENOLONG ANAK YATIM DAN MISKIN PERGURUAN DARUL ISLAM DI KOTA GRESIK UNTUK MEWUJUDKAN AKUNTABILITAS KEUANGAN

Lebih terperinci

Lampiran 1. Contoh Laporan Posisi Keuangan

Lampiran 1. Contoh Laporan Posisi Keuangan Lampiran 1. Contoh Laporan Posisi Keuangan Entitas Nirlaba Laporan Posisi Keuangan 31 Desember 20X2 dan 20X1 20X2 20X1 Aset: Kas dan setara kas Piutang bunga Persediaan dan biaya dibayar di muka Piutang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gambaran Umum Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK-ETAP) SAK-ETAP merupakan suatu standar akuntansi yang disusun untuk mengatur pelaporan keuangan

Lebih terperinci

THE APPLICATION OF THE SFAS NO.45 ON FINANCIAL REPORTING IN THE NON- PROFIT ORGANIZATION NURUL HUDA MOSQUE KAWANGKOAN

THE APPLICATION OF THE SFAS NO.45 ON FINANCIAL REPORTING IN THE NON- PROFIT ORGANIZATION NURUL HUDA MOSQUE KAWANGKOAN THE APPLICATION OF THE SFAS NO.45 ON FINANCIAL REPORTING IN THE NON- PROFIT ORGANIZATION NURUL HUDA MOSQUE KAWANGKOAN PENERAPAN PSAK NO.45 TENTANG PELAPORAN KEUANGAN ORGANISASI NIRLABA PADA MASJID NURUL

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia pendidikan di Indonesia saat ini sangatlah pesat. Hal

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia pendidikan di Indonesia saat ini sangatlah pesat. Hal BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia pendidikan di Indonesia saat ini sangatlah pesat. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya bermunculan sekolah-sekolah swasta baik yang berskala

Lebih terperinci

Dini Iriani Ekonomi/Akuntansi

Dini Iriani Ekonomi/Akuntansi ANALISIS PENERAPAN PSAK NO. 45 TERHADAP LAPORAN KEUANGAN ORGANISASI NIRLABA PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) KOTA DEPOK Dini Iriani 22212195 Ekonomi/Akuntansi Latar Belakang Organisasi Nirlaba merupakan

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Dari analisis dan pembahasan yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan yaitu: 1. Pelaporan keuangan berdasarkan PSAK Nomor 45 Revisi 2010 untuk entitas nirlaba

Lebih terperinci

Tinjauan Atas PSAK No.1 (Revisi 2009): Penyajian Laporan Keuangan dan Perbedaannya dengan PSAK No.1 (Revisi 1998)

Tinjauan Atas PSAK No.1 (Revisi 2009): Penyajian Laporan Keuangan dan Perbedaannya dengan PSAK No.1 (Revisi 1998) Jurnal Ilmiah ESAI Volume 6, Nomor 2, April 2012 ISSN No. 1978-6034 Tinjauan Atas PSAK No.1 (Revisi 2009): Penyajian Laporan Keuangan dan Perbedaannya dengan PSAK No.1 (Revisi 1998) A Review of PSAK No.

Lebih terperinci

Angelia N.M. Tinungki., R.J. Pusung. Penerapan Laporan Keuangan

Angelia N.M. Tinungki., R.J. Pusung. Penerapan Laporan Keuangan PENERAPAN LAPORAN KEUANGAN ORGANISASI NIRLABA BERDASARKAN PSAK NO.45 PADA PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA HANA Oleh: Angelia Novrina Meilani Tinungki 1 Rudy J. Pusung 2 1,2 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan

Lebih terperinci

Penerapan Laporan Keuangan Organisasi Nirlaba Berdasarkan PSAK Nomor 45 (Studi Kasus pada Lembaga Pendidikan Ma'arif NU Assalbiyah)

Penerapan Laporan Keuangan Organisasi Nirlaba Berdasarkan PSAK Nomor 45 (Studi Kasus pada Lembaga Pendidikan Ma'arif NU Assalbiyah) Penerapan Laporan Keuangan Organisasi Nirlaba Berdasarkan PSAK Nomor 45 (Studi Kasus pada Lembaga Pendidikan Ma'arif NU ) (Implementation of Financial Statements Non-Profit Organization Based on PSAK 45)

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN PSAK NO. 45 TENTANG PELAPORAN KEUANGAN ENTITAS NIRLABA PADA JEMAAT GMIST PNIEL BIAU KAB, KEP. SITARO

ANALISIS PENERAPAN PSAK NO. 45 TENTANG PELAPORAN KEUANGAN ENTITAS NIRLABA PADA JEMAAT GMIST PNIEL BIAU KAB, KEP. SITARO ANALISIS PENERAPAN PSAK NO. 45 TENTANG PELAPORAN KEUANGAN ENTITAS NIRLABA PADA JEMAAT GMIST PNIEL BIAU KAB, KEP. SITARO Raisa Stephanie Janis 1, Novi S. Budiarso 2 1 Pendidikan Profesi Akuntansi, Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam masyarakat yang perannya terasa menjadi penting sejak era reformasi, tanpa

BAB I PENDAHULUAN. dalam masyarakat yang perannya terasa menjadi penting sejak era reformasi, tanpa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Organisasi nirlaba atau organisasi non profit merupakan salah satu komponen dalam masyarakat yang perannya terasa menjadi penting sejak era reformasi, tanpa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pelaporan Keuangan RSUD Panembahan Senopati Bantul

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pelaporan Keuangan RSUD Panembahan Senopati Bantul BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pelaporan Keuangan Senopati Bantul Senopati Bantul sebagai Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di wilayah Pemerintah Kabupaten Bantul merupakan entitas akuntansi yang wajib

Lebih terperinci

Pelaporan Keuangan Organisasi Nir Laba (Pelaporan Keuangan Perguruan Tinggi) Oleh: Yanto,M.Acc.,Ak.

Pelaporan Keuangan Organisasi Nir Laba (Pelaporan Keuangan Perguruan Tinggi) Oleh: Yanto,M.Acc.,Ak. Pelaporan Keuangan Organisasi Nir Laba (Pelaporan Keuangan Perguruan Tinggi) Oleh: Yanto,M.Acc.,Ak. Karakteristik Nirlaba Sumber daya berasal dari : sumbangan para anggota dan para penyumbang lain yang

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN INDONESIA MENUJU INTERNATIONAL FINANCIAL REPORTING STANDARDS

PERKEMBANGAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN INDONESIA MENUJU INTERNATIONAL FINANCIAL REPORTING STANDARDS PERKEMBANGAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN INDONESIA MENUJU INTERNATIONAL FINANCIAL REPORTING STANDARDS Standar akuntansi di Indonesia saat ini belum menggunakan secara penuh (full adoption) standar akuntansi

Lebih terperinci

PENGARUH PENCABUTAN PSAK 27 TERHADAP PELAPORAN AKUNTANSI KEUANGAN INDUSTRI KOPERASI (STUDI KASUS: KOPERASI KARYAWAN PT. ADIS)

PENGARUH PENCABUTAN PSAK 27 TERHADAP PELAPORAN AKUNTANSI KEUANGAN INDUSTRI KOPERASI (STUDI KASUS: KOPERASI KARYAWAN PT. ADIS) PENGARUH PENCABUTAN PSAK 27 TERHADAP PELAPORAN AKUNTANSI KEUANGAN INDUSTRI KOPERASI (STUDI KASUS: KOPERASI KARYAWAN PT. ADIS) Ruri Destianty Piliang, Stefanus Ariyanto Universitas Bina Nusantara Jl. Kebon

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. PSAK 1 tentang penyajian laporan keuangan. a. Definisi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) adalah standar yang digunakan untuk pelaporan keuangan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. non profit adalah suatu organisasi yang bersasaran pokok untuk mendukung suatu isu

BAB II LANDASAN TEORI. non profit adalah suatu organisasi yang bersasaran pokok untuk mendukung suatu isu BAB II LANDASAN TEORI II.1. Rerangka Teori dan Literatur II.1.1. Pengertian Oragnisasi Nirlaba Menurut Kurniasari (2011) menyatakan bahwa organisasi nirlaba atau organisasi non profit adalah suatu organisasi

Lebih terperinci

PSAK 45. Dwi Martani Ketua Departemen Akuntansi FEUI Anggota Tim Implementasi IFRS

PSAK 45. Dwi Martani Ketua Departemen Akuntansi FEUI Anggota Tim Implementasi IFRS PSAK 45 Organisasi Nir Laba Dwi Martani Ketua Departemen Akuntansi FEUI Anggota Tim Implementasi IFRS 1 Agenda 1. 2. 3. Perubahan PSAK 45 Tujuan dan Ruang Lingkup Pelaporan dan Penyajian 4. Contoh dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rumah sakit adalah salah satu sarana kesehatan tempat menyelenggarakan upaya kesehatan. Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan

Lebih terperinci

ANALISIS PENCATATAN DAN PELAPORAN LAPORAN KEUANGAN BAZIS PROVINSI PROVINSI DKI JAKARTA DENGAN ACUAN PSAK 109

ANALISIS PENCATATAN DAN PELAPORAN LAPORAN KEUANGAN BAZIS PROVINSI PROVINSI DKI JAKARTA DENGAN ACUAN PSAK 109 ANALISIS PENCATATAN DAN PELAPORAN LAPORAN KEUANGAN BAZIS PROVINSI PROVINSI DKI JAKARTA DENGAN ACUAN PSAK 109 Nama : Ira Ilama Yulyani NPM : 27210029 Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Dr. Dra. Peni Sawitri,.

Lebih terperinci

merupakan KDPPLK (Kerangka Dasar Penyajian dan Pengukuran LK) untuk ETAP

merupakan KDPPLK (Kerangka Dasar Penyajian dan Pengukuran LK) untuk ETAP SAK ETAP Definisi standar akuntansi keuangan yang dimaksudkan untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik yang signifikan namun menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum bagi penggunanya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA PEMIKIRAN. informasi, yaitu ketidakseimbangan perolehan informasi. Informasi yang diterima

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA PEMIKIRAN. informasi, yaitu ketidakseimbangan perolehan informasi. Informasi yang diterima BAB II A. Kajian Pustaka KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA PEMIKIRAN 1. Teori Sinyal Teori sinyal merupakan sebuah teori yang berkaitan dengan hubungan manajemen dan pihak penerima informasi. Teori sinyal didasarkan

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI MENGGUNAKAN STANDAR PSAK 45 BAGI ORGANISASI NIRLABA. M. Miftakul Amin

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI MENGGUNAKAN STANDAR PSAK 45 BAGI ORGANISASI NIRLABA. M. Miftakul Amin RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI MENGGUNAKAN STANDAR PSAK 45 BAGI ORGANISASI NIRLABA M. Miftakul Amin Jurusan Teknik Komputer Politeknik Negeri Sriwijaya Palembang Jalan Srijaya Negara, Palembang

Lebih terperinci

Analisis Perlakuan Akuntansi Atas Aset Tetap Berdasarkan SAK ETAP Pada CV. Sekonjing Ogan Ilir

Analisis Perlakuan Akuntansi Atas Aset Tetap Berdasarkan SAK ETAP Pada CV. Sekonjing Ogan Ilir Analisis Perlakuan Akuntansi Atas Aset Tetap Berdasarkan SAK ETAP Pada CV. Sekonjing Ogan Ilir Rizal Effendi Fakultas Ekonomi-Universitas Tridinanti Palembang rizaleffendi31@yahoo.co.id Abstract : This

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NOMOR 45 PADA GEREJA HURIA KRISTEN BATAK PROTESTAN (HKBP) KERTANEGARA SEMARANG

ANALISIS PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NOMOR 45 PADA GEREJA HURIA KRISTEN BATAK PROTESTAN (HKBP) KERTANEGARA SEMARANG ANALISIS PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NOMOR 45 PADA GEREJA HURIA KRISTEN BATAK PROTESTAN (HKBP) KERTANEGARA SEMARANG Tantri Sofyana Putri (Mahasiswa Jurusan Akuntansi Universitas Dian

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN SAK ETAP DALAM PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PADA PT. BPR Ganto Nagari 1954

ANALISIS PENERAPAN SAK ETAP DALAM PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PADA PT. BPR Ganto Nagari 1954 ANALISIS PENERAPAN SAK ETAP DALAM PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PADA PT. BPR Ganto Nagari 1954 Immu Puteri Sari dan Dwi Nova Azana Fakultas Ekonomi UMSB Abstrak Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas

Lebih terperinci

PEMBUATAN NERACA FISKAL (PSAK No. 46) BERDASARKAN LAPORAN KEUANGAN KOMERSIAL (Studi Kasus Pada PT Razaaqi Selaras Persada Jakarta)

PEMBUATAN NERACA FISKAL (PSAK No. 46) BERDASARKAN LAPORAN KEUANGAN KOMERSIAL (Studi Kasus Pada PT Razaaqi Selaras Persada Jakarta) PEMBUATAN NERACA FISKAL (PSAK No. 46) BERDASARKAN LAPORAN KEUANGAN KOMERSIAL (Studi Kasus Pada PT Razaaqi Selaras Persada Jakarta) Hilda Amril Dr. Gustian Djuanda, S.E., M.M. Universitas Bina Nusantara,

Lebih terperinci

Penyajian Laporan Keuangan Koperasi RRKR Berdasarkan SAK ETAP

Penyajian Laporan Keuangan Koperasi RRKR Berdasarkan SAK ETAP Penyajian Laporan Keuangan Koperasi RRKR Berdasarkan SAK ETAP Nia Herlina Program Studi Akuntansi STIE STEMBI, niaherlina01@gmail.com Abstrak Tujuan_Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui penerapan Standar

Lebih terperinci

Pernyataan Pencabutan

Pernyataan Pencabutan ED PPSAK 9 4 Oktober 2011 exposure draft Pernyataan Pencabutan Standar Akuntansi Keuangan Pencabutan ISAK 5: Interpretasi atas Paragraf 14 PSAK 50 (1998) tentang Pelaporan Perubahan Nilai Wajar Investasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Akuntansi 2.1.1 Pengertian Akuntansi Warren (2013 : 9), mendefinisikan akuntansi diartikan sebagai sistem informasi yang menyediakan laporan untuk para pemangku kepentingan mengenai

Lebih terperinci

PSAK 25 Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan

PSAK 25 Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan PSAK 25 Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan IAS 18 Accounting Policies, Changes in Accounting Estimates, and Error Dwi Martani Latar Belakang o Tujuan o Menentukan kriteria

Lebih terperinci

LAPORAN KEGIATAN PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN DALAM PEMBUATAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

LAPORAN KEGIATAN PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN DALAM PEMBUATAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI LAPORAN KEGIATAN PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN DALAM PEMBUATAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI KETUA PELAKSANA: Dra. ENDAH SULISTYOWATI, SE., M.S.A, Ak ANGGOTA: DEMAS RIZKI FAUZI ZAIN LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN

Lebih terperinci

PSAK 4 LAPORAN KEUANGAN TERSENDIRI Aria Farah Mita

PSAK 4 LAPORAN KEUANGAN TERSENDIRI Aria Farah Mita PSAK 4 LAPORAN KEUANGAN TERSENDIRI 2016 Aria Farah Mita Tujuan dan Ruang Lingkup Par. 01 : Tujuan Mengatur persyaratan akuntansi untuk investasi pada entitas anak, ventura bersama,dan entitas asosiasi

Lebih terperinci

AKUNTANSI DAN STANDAR PELAPORAN KEUANGAN

AKUNTANSI DAN STANDAR PELAPORAN KEUANGAN AKUNTANSI DAN STANDAR PELAPORAN untuk ORGANISASI NIRLABA Tri Purwanto LAPORAN AKTIVITAS UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2010 LAP. AKTIVITAS PENDAPATAN DAN SUMBANGAN SUMBANGAN TERIKAT TEMPORER

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berawal dari tujuan untuk meningkatkan pelayanan publik agar maksimal,

BAB I PENDAHULUAN. Berawal dari tujuan untuk meningkatkan pelayanan publik agar maksimal, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berawal dari tujuan untuk meningkatkan pelayanan publik agar maksimal, diperlukan pengaturan yang kompleks mengenai unit pemerintahan untuk melakukan pelayanan kepada

Lebih terperinci

Rancang Bangun Sistem Informasi Pelaporan Keuangan Organisasi Nirlaba Menggunakan PSAK 45 pada Panti Asuhan Muhammadiyah Pamekasan

Rancang Bangun Sistem Informasi Pelaporan Keuangan Organisasi Nirlaba Menggunakan PSAK 45 pada Panti Asuhan Muhammadiyah Pamekasan Rancang Bangun Sistem Informasi Pelaporan Organisasi Nirlaba Menggunakan PSAK 45 pada Gilang Arizky Ramadhan 1) Lilis Binawati 2) Endra Rahmawati 3) Program Studi / Jurusan Sistem Informasi Institut Bisnis

Lebih terperinci

DISCUSSION PAPER REVISI PSAK UNTUK ENTITAS NIRLABA

DISCUSSION PAPER REVISI PSAK UNTUK ENTITAS NIRLABA DISCUSSION PAPER REVISI PSAK UNTUK ENTITAS NIRLABA Tanggapan tertulis atas discussion paper paling lambat diterima pada tanggal 1 Februari 2018. Tanggapan dikirimkan ke: Dewan Standar Akuntansi Keuangan

Lebih terperinci

Menurut Rudianto (2010:9), tujuan koperasi adalah untuk memberikan kesejahteraan dan manfaat bagi para anggotanya

Menurut Rudianto (2010:9), tujuan koperasi adalah untuk memberikan kesejahteraan dan manfaat bagi para anggotanya 8 2.1 Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi BAB II TINJAUAN PUSTAKA Menurut Peraturan Mentri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor 04/Per/M.Kukm/Vii/2012, Koperasi adalah :

Lebih terperinci

PSAK TERBARU. Dr. Dwi Martani. 1-2 Juni 2010

PSAK TERBARU. Dr. Dwi Martani. 1-2 Juni 2010 Akuntansi Keuangan serta Workshop PSAK Terbaru" 1 PSAK TERBARU Dr. Dwi Martani Tiga Pilar Standar Akuntansi 2 Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) SAK-ETAP Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik Standar akuntansi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN.

I. PENDAHULUAN. PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH SEBAGAIMANA DIATUR DALAM PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 71 TAHUN 2010 DAN PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 64 TAHUN 2013 www.inilah.com I. PENDAHULUAN Undang-Undang

Lebih terperinci

Prosiding Keuangan dan Perbankan Syariah ISSN:

Prosiding Keuangan dan Perbankan Syariah ISSN: Prosiding Keuangan dan Perbankan Syariah ISSN: 2460-2159 Analisis Akuntansi Syari ah tentang Penyajian Laporan Keuangan pada Organisasi Nirlaba (Studi Kasus Yayasan PAUD Kober An'Nur) Analysis of Islamic

Lebih terperinci

Materi: 5 AKUN & MANFAATNYA

Materi: 5 AKUN & MANFAATNYA Materi: 5 AKUN & MANFAATNYA TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Menjelaskan mengapa akun digunakan untuk mencatat dan meringkas pengaruh dari transaksi pada laporan keuangan. 2. Menyebutkan karakteristik dari sebuah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Definisi Akuntansi Pengertian Akuntansi (Accounting) menurut Hasiholan (2014:1) : Akuntansi adalah proses mengidentifikasi, mencatat dan mengkomunikasikan kejadian-kejadian ekonomi

Lebih terperinci

RINGKASAN SKRIPSI Meireny, Silvia Analisis Penyusunan Laporan Keuangan Berdasarkan SAK ETAP (Studi Kasus Pada Koperasi Pasar Gondanglegi)

RINGKASAN SKRIPSI Meireny, Silvia Analisis Penyusunan Laporan Keuangan Berdasarkan SAK ETAP (Studi Kasus Pada Koperasi Pasar Gondanglegi) ANALISIS PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN BERDASARKAN SAK ETAP (STUDI KASUS PADA KOPERASI PASAR GONDANGLEGI) Silvia Meireny Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Rumah Sakit Pemerintah merupakan unit kerja dari Instansi Pemerintah yang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Rumah Sakit Pemerintah merupakan unit kerja dari Instansi Pemerintah yang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Rumah Sakit Pemerintah merupakan unit kerja dari Instansi Pemerintah yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat umum. Rumah sakit memiliki banyak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi bahwa, Undang Undang No.17 tahun 2012 tentang Perkoperasian menyatakan Koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh orang perseorangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi dan Ruang Lingkupnya 2.1.1 Pengertian Koperasi Koperasi erat kaitannya dengan masyarakat dan lingkungan terutama dengan kehidupan kita sehari-hari maupun dunia usaha,

Lebih terperinci

Pelaporan Keuangan Organisasi Nirlaba

Pelaporan Keuangan Organisasi Nirlaba Pelaporan Keuangan Organisasi Nirlaba Pelaporan Keuangan Organisasi Nirlaba Aldila Dinanti, Ginanjar Adi Nugraha 1Akuntansi, Universitas Jenderal Soedirman, Indonesia 2Akuntansi, Universitas Wijayakusuma,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Populasi Indonesia yang mencapai lebih dari 250 juta jiwa menjadikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Populasi Indonesia yang mencapai lebih dari 250 juta jiwa menjadikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Populasi Indonesia yang mencapai lebih dari 250 juta jiwa menjadikan potensi usaha kecil dan menengah (UKM) di Indonesia untuk terus berkembang sangatlah besar. UKM

Lebih terperinci

Standar Akuntansi Keuangan

Standar Akuntansi Keuangan exposure draft ED PSAK No. Oktober 0 (revisi 0) Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba Exposure draft ini dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Tanggapan atas

Lebih terperinci

PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK PADA KOPERASI TUNAS ADIL TOBELO

PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK PADA KOPERASI TUNAS ADIL TOBELO PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK PADA KOPERASI TUNAS ADIL TOBELO IRENA SEPTIANITA KAOMANENG (1) & GRACIELLA TAMBARIKI (1) 1) Program Studi Akuntansi, Fakultas Ilmu

Lebih terperinci

Penerapan PSAK No.1 Tentang Penyajian Laporan Keuangan pada PT. LMI

Penerapan PSAK No.1 Tentang Penyajian Laporan Keuangan pada PT. LMI Penerapan PSAK No.1 Tentang Penyajian Laporan Keuangan pada PT. LMI Ajeng Suci Ramanda Program Studi Akuntansi STIE STEMBI, xakuntansiempatajengsuci@gmail.com Abstrak Tujuan_Menganalisa penerapan PSAK

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. peluang untuk mencapai keberhasilan. Karena ketika melakukan perubahan

BAB II LANDASAN TEORI. peluang untuk mencapai keberhasilan. Karena ketika melakukan perubahan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Resistensi Pada dasarnya, melakukan perubahan merupakan usaha untuk memanfaatkan peluang untuk mencapai keberhasilan. Karena ketika melakukan perubahan

Lebih terperinci

BAB 5 PENUTUP. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah laporan keuangan

BAB 5 PENUTUP. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah laporan keuangan BAB 5 PENUTUP 5.1 Kesimpulan Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah laporan keuangan Rumah Zakat Infaq dan Shodaqoh Universitas Gadjah Mada telah sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi

Lebih terperinci

PENERAPAN PSAK NO. 45 PADA GEREJA GMIM BUKIT ZAITUN WALIAN DUA THE APPLICATION PSAK NO. 45 OF THE CHURCH GMIM BUKIT ZAITUN WALIAN DUA

PENERAPAN PSAK NO. 45 PADA GEREJA GMIM BUKIT ZAITUN WALIAN DUA THE APPLICATION PSAK NO. 45 OF THE CHURCH GMIM BUKIT ZAITUN WALIAN DUA PENERAPAN PSAK NO. 45 PADA GEREJA GMIM BUKIT ZAITUN WALIAN DUA THE APPLICATION PSAK NO. 45 OF THE CHURCH GMIM BUKIT ZAITUN WALIAN DUA Oleh: Leonardo Kumambow 1 Jantje J. Tinangon 2 Victorina Z. Tirayoh

Lebih terperinci

PENERAPAN SAK ETAP DALAM LAPORAN KEUANGA N PADA KOPERASI KARYAWAN PT. TATA BUSANA JAKARTA. Dwiyatmoko Pujiwidodo

PENERAPAN SAK ETAP DALAM LAPORAN KEUANGA N PADA KOPERASI KARYAWAN PT. TATA BUSANA JAKARTA. Dwiyatmoko Pujiwidodo MONETER, VOL. II NO. 1 APRIL 2015 PENERAPAN DALAM LAPORAN KEUANGA N PADA KOPERASI KARYAWAN PT. TATA BUSANA JAKARTA Dwiyatmoko Pujiwidodo Program Studi Manajemen Perpajakan Akademi Manajemen Keuangan BSI

Lebih terperinci

Laporan-Laporan Keuangan Perusahaan Nirlaba Laporan Keuangan Halaman ke-1

Laporan-Laporan Keuangan Perusahaan Nirlaba Laporan Keuangan Halaman ke-1 Laporan Keuangan Inti dari suatu system Akuntansi Perusahaan baik perusahaan Profit atau Non Profit adalah REPORT atau Laporan, baik itu laporan keuangan, atau laporan-laporan pendukung lainnya, dimana

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Teknik analisis deskriptif kualitatif. dalam Penyusunan Laporan Keuangan pada Koperasi Simpan Pinjam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Teknik analisis deskriptif kualitatif. dalam Penyusunan Laporan Keuangan pada Koperasi Simpan Pinjam BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Review Penelitian Terdahulu NO PENELITI JUDUL METODE HASIL 1. Ariantini. Penerapan Et all (2014) SAK ETAP 2. Pambudi (2014) dalam Penyusunan Laporan Keuangan pada Koperasi Simpan

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN PADA KOPERASI KARYAWAN BERSAMA PT EPFM

ANALISIS PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN PADA KOPERASI KARYAWAN BERSAMA PT EPFM ANALISIS PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN PADA KOPERASI KARYAWAN BERSAMA PT EPFM Diajukan Oleh : HIDAYATI PRATIWI Email : hidayatipratiwi11@gmail.com Pembimbing I : FARIDAH Email : faridah_ku@yahoo.co.id

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... iii Peraturan Gubernur

Lebih terperinci

PT Multi Prima Sejahtera Tbk dan Anak Perusahaan Catatan atas laporan keuangan konsolidasian (lanjutan) (Dalam Rupiah) 34. Standar akuntansi baru Terdapat beberapa standar akuntansi yang sudah diterbitkan

Lebih terperinci

EVALUASI PENERAPAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENERIMAAN KAS ORGANISASI NIRLABA (Studi Kasus pada Lembaga Amil Zakat Nasional Nurul Hayat Cabang Solo)

EVALUASI PENERAPAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENERIMAAN KAS ORGANISASI NIRLABA (Studi Kasus pada Lembaga Amil Zakat Nasional Nurul Hayat Cabang Solo) EVALUASI PENERAPAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENERIMAAN KAS ORGANISASI NIRLABA (Studi Kasus pada Lembaga Amil Zakat Nasional Nurul Hayat Cabang Solo) Ayu Muslikhah Perdana Wati 1) Djoko Kristianto 2)

Lebih terperinci

Pedoman Tugas Akhir AKL2

Pedoman Tugas Akhir AKL2 Pedoman Tugas Akhir AKL2 Berikut adalah pedoman dalam penyusunan tugas akhir AKL2: 1. Tugas disusun dalam bentuk format berikut ini: No Perihal LK Emiten Analisis 1 Pengungkapan Pihak Berelasi (PSAK 7)

Lebih terperinci

ANALISIS AKUNTANSI SYARI AH TENTANG PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN PADA ORGANISASI NIRLABA (Studi kasus pada Yayasan Paud Kober An Nur Cimahi)

ANALISIS AKUNTANSI SYARI AH TENTANG PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN PADA ORGANISASI NIRLABA (Studi kasus pada Yayasan Paud Kober An Nur Cimahi) ANALISIS AKUNTANSI SYARI AH TENTANG PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN PADA ORGANISASI NIRLABA (Studi kasus pada Yayasan Paud Kober An Nur Cimahi) ANALYSIS OF ISLAMIC ACCOUNTING PRESENTATION OF FINANCIAL STATEMENTS

Lebih terperinci

KONTRAK ASURANSI Menerapkan ED PSAK 71: Instrumen Keuangan dengan PSAK 62: Kontrak Asuransi

KONTRAK ASURANSI Menerapkan ED PSAK 71: Instrumen Keuangan dengan PSAK 62: Kontrak Asuransi ED AMANDEMEN PSAK 62 KONTRAK ASURANSI Menerapkan ED PSAK 71: Instrumen Keuangan dengan PSAK 62: Kontrak Asuransi Diterbitkan oleh: Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia Grha Akuntan,

Lebih terperinci

Dewi et al., Laporan Keuangan Masjid Berdasarkan Kombinasi PSAK Nomor

Dewi et al., Laporan Keuangan Masjid Berdasarkan Kombinasi PSAK Nomor Dewi et al., Laporan Keuangan Masjid Berdasarkan Kombinasi PSAK Nomor 45... 6 Laporan Keuangan Masjid Berdasarkan Kombinasi PSAK Nomor 45 dan PSAK Nomor 109 (Studi Kasus Pada Masjid XYZ) (Financial Statement

Lebih terperinci

ORGANISASI NIRLABA. Natalia Nainggolan Nim :

ORGANISASI NIRLABA. Natalia Nainggolan Nim : ORGANISASI NIRLABA Natalia Nainggolan Nim : 12.03.4089 Nirlaba Nirlaba adalah istilah yang biasa digunakan sebagai sesuatu yang bertujuan sosial, kemasyarakatan atau lingkungan yang tidak semata-mata untuk

Lebih terperinci

PEDOMAN STANDAR AKUNTANSI KOPERASI

PEDOMAN STANDAR AKUNTANSI KOPERASI Salah satu indikator pengelolaan koperasi yang menjalankan prinsip akuntabilitas yang dilandasi transparansi dan kepatuhan sesuai dengan Pilar Pengelolaan Koperasi yang telah diuraikan dalam pertemuan

Lebih terperinci

ORGANISASI NIRLABA. Oleh: Tri Purwanto

ORGANISASI NIRLABA. Oleh: Tri Purwanto KONSEP DASAR ORGANISASI NIRLABA Oleh: Tri Purwanto Pelatihan Penyusunan Laporan Keuangan sesuai PSAK 45 berdasar SAK ETAP Pelatihan Penyusunan Laporan Keuangan sesuai PSAK 45 berdasar SAK ETAP Sekretariat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memberikan serta mewujudkan keinginan berbagai pihak, dan tidak terkecuali

BAB I PENDAHULUAN. memberikan serta mewujudkan keinginan berbagai pihak, dan tidak terkecuali 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Organisasi publik saat ini dituntut untuk mampu mengefisienkan biaya ekonomi maupun biaya sosial yang dikeluarkan untuk suatu aktivitas yang dilakukan. Menurut Prof.

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN PADA ORGANISASI NIRLABA BERDASARKAN PSAK N0 45. Daniel Bagus Prakosa 1) Fadjar Harimurti 2)

ANALISIS PENERAPAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN PADA ORGANISASI NIRLABA BERDASARKAN PSAK N0 45. Daniel Bagus Prakosa 1) Fadjar Harimurti 2) ANALISIS PENERAPAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN PADA ORGANISASI NIRLABA BERDASARKAN PSAK N0 45 Daniel Bagus Prakosa 1) Fadjar Harimurti 2) 1, 2) Fakultas Ekonomi Universitas Slamet Riyadi Surakarta e-mail:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan ekonomi global yang semakin pesat menuntut perusahaan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan ekonomi global yang semakin pesat menuntut perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan ekonomi global yang semakin pesat menuntut perusahaan (negara maupun swasta) untuk bersaing sangat ketat baik terhadap perusahaan lain yang sejenis

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN. keuangan dari beberapa ahli, antara lain sebagaiberikut:

BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN. keuangan dari beberapa ahli, antara lain sebagaiberikut: BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN A. Pengertian Laporan Keuangan Dalam upaya untuk membuat keputusan yang rasional, pihak eksternal perusahaan maupun pihak internal perusahaan seharusnya menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam perkembangan dunia usaha yang semakin maju, baik dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam perkembangan dunia usaha yang semakin maju, baik dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam perkembangan dunia usaha yang semakin maju, baik dalam skala kecil, sedang, maupun skala besar pelaporan keuangan dalam bidang usaha sangat penting bagi perusahaan.

Lebih terperinci

Prisca, Rekonstruksi Pelaporan Keuangan Organisasi Nirlaba Pada Panti Asuhan Kanaan Jember...

Prisca, Rekonstruksi Pelaporan Keuangan Organisasi Nirlaba Pada Panti Asuhan Kanaan Jember... REKONSTRUKSI PELAPORAN KEUANGAN ORGANISASI NIRLABA PADA PANTI ASUHAN KANAAN JEMBER BERDASARKAN PSAK NOMOR 45 (REVISI 2011) (RECONSTRUCTION OF FINANCIAL REPORTING IN THE NON-PROFIT ORGANIZATION IN ORPHANAGE

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI PERKOPERASIAN PADA PRIMKOPTI HARUM KECAMATAN WELERI KABUPATEN KENDAL BERDASARKAN SAK ETAP

ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI PERKOPERASIAN PADA PRIMKOPTI HARUM KECAMATAN WELERI KABUPATEN KENDAL BERDASARKAN SAK ETAP ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI PERKOPERASIAN PADA PRIMKOPTI HARUM KECAMATAN WELERI KABUPATEN KENDAL BERDASARKAN SAK ETAP (Studi Kasus Pada PRIMKOPTI Harum Kec.Weleri Kab.Kendal) Yuli Nuryanti Program Studi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI DAN STUDI PUSTAKA

BAB II TINJAUAN TEORI DAN STUDI PUSTAKA BAB II TINJAUAN TEORI DAN STUDI PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Penelitian yang dilakukan oleh Ariantini (2014) yang menganalisis tentang penerapan SAK ETAP dalam penyusunan laporan keuangan pada koperasi

Lebih terperinci

Analisis Laporan Keuangan Sebagai Alat Ukur Kinerja Keuangan pada PT Kalbe Farma Tbk

Analisis Laporan Keuangan Sebagai Alat Ukur Kinerja Keuangan pada PT Kalbe Farma Tbk Analisis Laporan Keuangan Sebagai Alat Ukur Kinerja Keuangan pada PT Kalbe Farma Tbk Oleh : Febriani Asmorowati Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Jurusan Akuntansi Universitas Dian Nuswantoro Semarang email

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menengah dan besar, tidak melihat apakah perusahan tersebut bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. menengah dan besar, tidak melihat apakah perusahan tersebut bertujuan untuk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagaimana kita ketahui bahwa bidang keuangan merupakan bidang yang sangat penting dalam suatu perusahaan. Baik dalam perusahaan yang berskala kecil, menengah dan

Lebih terperinci

Ruang Lingkup PSAK SYARIAH

Ruang Lingkup PSAK SYARIAH M. Gunawan Yasni 1 Ruang Lingkup PSAK SYARIAH Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Syariah PSAK 101: Penyajian Laporan Keuangan Syariah PSAK 102: Akuntansi Murabahah PSAK 103: Akuntansi

Lebih terperinci

ANALISIS PSAK NO. 45 DALAM PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN ORGANISASI NIRLABA Studi Kasus pada Rumah Sakit X

ANALISIS PSAK NO. 45 DALAM PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN ORGANISASI NIRLABA Studi Kasus pada Rumah Sakit X JURNAL ILMIAH RANGGAGADING Volume 7 No. 1, April 2007 : 30 36 ANALISIS PSAK NO. 45 DALAM PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN ORGANISASI NIRLABA Studi Kasus pada Rumah Sakit X Oleh : Sutarti* dan Deni Prayitno *Dosen

Lebih terperinci

ANALISIS KOMPARATIF KEBIJAKAN AKUNTANSI PERUSAHAAN SEBELUM DAN SESUDAH KONVERGENSI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN GLOBAL

ANALISIS KOMPARATIF KEBIJAKAN AKUNTANSI PERUSAHAAN SEBELUM DAN SESUDAH KONVERGENSI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN GLOBAL ANALISIS KOMPARATIF KEBIJAKAN AKUNTANSI PERUSAHAAN SEBELUM DAN SESUDAH KONVERGENSI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN GLOBAL DISUSUN OLEH : DANNISA APRILIA 21211733 Latar Belakang Arus perkembangan informasi yang

Lebih terperinci

EVALUASI PENERAPAN PSAK NO.109 TENTANG PELAPORAN KEUANGAN AKUNTANSI ZAKAT, INFAQ/SHADAQAH PADA BAZNAS KOTA YOGYAKARTA

EVALUASI PENERAPAN PSAK NO.109 TENTANG PELAPORAN KEUANGAN AKUNTANSI ZAKAT, INFAQ/SHADAQAH PADA BAZNAS KOTA YOGYAKARTA EVALUASI PENERAPAN PSAK NO.109 TENTANG PELAPORAN KEUANGAN AKUNTANSI ZAKAT, INFAQ/SHADAQAH PADA BAZNAS KOTA YOGYAKARTA Amita Vani Budiarti 1) Endang Masitoh 2) Yuli Chomsatu Samrotun 3) 1, 2, 3) Program

Lebih terperinci

EVALUASI PENERAPAN PSAK 16 MENGENAI ASET TETAP PADA PENCATATAN TANAH, BANGUNAN, DAN MESIN DI PT DONG BANG INDO TENGARAN

EVALUASI PENERAPAN PSAK 16 MENGENAI ASET TETAP PADA PENCATATAN TANAH, BANGUNAN, DAN MESIN DI PT DONG BANG INDO TENGARAN EVALUASI PENERAPAN PSAK 16 MENGENAI ASET TETAP PADA PENCATATAN TANAH, BANGUNAN, DAN MESIN DI PT DONG BANG INDO TENGARAN Steela Alfani Susyanti 1), Ari Pranaditya, SE, MM 2), Hartono, SE, M.Si 3) 1) Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan adalah penelitian yang didasarkan pada teori yang mendukung dengan perbandingan PSAK 1 dan IAS 1 tentang penyajian laporan keuangan.

Lebih terperinci

Perlakuan Akuntansi Piutang pada PT CDP

Perlakuan Akuntansi Piutang pada PT CDP Perlakuan Akuntansi Piutang pada PT CDP Dena Dwi Putri¹, Irawan, S.E., M.Si², Damayanti, S.E., M.M., Ak.CA³ ¹mahasiswa, ²pembimbing 1, ³pembimbing 2 Mahasiswa Jurusan Ekonomi dan Bisnis dan Dosen Pengajar

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu unit usaha atau kesatuan akuntansi, dengan aktifitas atau kegiatan ekonomi dari

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu unit usaha atau kesatuan akuntansi, dengan aktifitas atau kegiatan ekonomi dari BAB II LANDASAN TEORI II.1 Rerangka Teori dan Literatur II.1.1. Pengertian Entitas Suatu unit usaha atau kesatuan akuntansi, dengan aktifitas atau kegiatan ekonomi dari unit tersebut sebagai fokusnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan suatu organisasi yang menjalankan kegiatan bisnis dan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan suatu organisasi yang menjalankan kegiatan bisnis dan 8 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan merupakan suatu organisasi yang menjalankan kegiatan bisnis dan mengelola faktor-faktor produksi dalam rangka menghasilkan produk tertentu dengan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN

BAB 4 HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN BAB 4 HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN Sistematika pembahasan yang dilakukan terhadap KOPKAR ADIS adalah berdasarkan akun-akun yang terdapat di dalam laporan keuangan dengan melakukan analisis dan evaluasi

Lebih terperinci

Kendala Penyajian Laporan Keuangan Pada Perusahaan CV.FATUHA

Kendala Penyajian Laporan Keuangan Pada Perusahaan CV.FATUHA Kendala Penyajian Laporan Keuangan Pada Perusahaan CV.FATUHA Risye Ayuliawati Herlina Program Studi Akuntansi STIE STEMBI, riseayu19@gmail.com Abstrak Tujuan Mengetahui bagaimana implementasi penyusunan

Lebih terperinci