HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian Deskripsi Kabupaten Sukoharjo merupakan gambaran umum dari Kabupaten Sukoharjo sebagai salah satu Kabupaten yang terdapat di Provinsi Jawa Tengah dan juga merupakan tempat berlangsungnya penelitian ini. Didalam deskripsi mengenai Kabupaten Sukoharjo memuat berbagai gambaran mengenai Kabupaten Sukoharjo secara menyeluruh mulai dari sejarah Kabupaten Sukoharjo, kondisi geografis Kabupaten Sukoharjo, pemerintahan, penduduk dan tenaga kerja, sosial, pertanian, industri, perdagangan dan keuangan, perhubungan, komunikasi, dan pariwisata, serta pendapatan regional. Gambaran menyeluruh mengenai berbagai kondisi tersebut diperoleh peneliti dari dokumen Bappeda Kabupaten Sukoharjo tahun 2013 dan juga deskripsi dibidang olahraga yang didapat peneliti dari berbagi sumber baik itu dari hasil wawancara, analisis dokumen yang berasal dari KONI dan Dinas Pemuda, Olahraga, Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Sukoharjo serta observasi langsung untuk lebih jelasnya dari masing-masing gambaran mengenai kondisi Kabupaten Sukoharjo akan dijelaskan di bawah ini: 1. Sejarah Kabupaten Sukoharjo Sukoharjo adalah kota yang sangat nyaman, kota yang asri dan menjadi dambaan seperti slogan dari Sukoharjo itu sendiri yaitu Sukoharjo Makmur.Sukoharjo Makmur juga mempunyai arti atau kepanjangan dari Maju Aman Konstitusional Mantap Unggul Rapi. Disamping kota Sukoharjo nyaman, orang-orang yang tinggal di Sukoharjo juga ramah dan menyenangkan. Sukoharjo terkenal dengan hasil pertanian, kerajinan, serta produksi jamu. Selain itu Kabupaten Sukoharjo juga mempunyai nama sebutan (julukan) yang cukup terkenal, antara lain: Kota Makmur, Kota Tekstil, Kota Gamelan, The House of Souvenir, Kota Gadis (perdagangan, pendidikan, 66

2 67 industri, dan bisnis), Kabupaten Jamu, Kabupaten Pramuka, serta Kabupaten Batik. Pasca Perang Jawa ( ), pemerintah Hindia-Belanda makin memperketat keamanan untuk mencegah terulangnya pemberontakan. Kondisi masyarakat Jawa yang semakin miskin mendorong terjadinya tindak kejahatan (pidana) di berbagai tempat.menghadapi hal itu pemerintah kolonial menekan raja Surakarta dan Yogyakarta agar menerapkan hukum secara tegas.salah satunya dengan membentuk lembaga hukum yang dilengkapi dengan berbagai pendukung.di Kasunanan Surakarta dibentuk lembaga Pradata Gedhe, yakni pengadilan kerajaan yang menjadi pusat penyelesaian semua perkara.lembaga ini dipimpin oleh Raden Adipati (Patih) di bawah pengawasan Residen Surakarta.Dalam pelaksanaannya, Pradata Gedhe mengalami kesulitan karena volume perkara yang sangat besar.sunan Pakubuwono dan Residen Surakarta memandang perlu melimpahkan sebagian perkara kepada pemerintah daerah. Mereka sepakat membentuk pengadilan di tingkat kabupaten yang diberi nama Pradata Kabupaten. Pada tanggal 16 Februari 1874, Sunan Pakubuwono IX dan Residen Surakarta, Keucheneus, membuat perjanjian pembentukan Pradata Kabupaten untuk wilayah Klaten, Boyolali, Ampel, Kartasura, Sragen dan Larangan. Surat perjanjian tersebut disahkan pada hari Kamis tanggal 7 Mei 1874, Staatsblad nomor 209. Pada Bab I surat perjanjian, tertulis sebagai berikut : Ing Kabupaten Klaten, Ampel, Boyolali, Kartasura lan Sragen, apadene ing Kawedanan Larangan kadodokan pangadilan ingaranan Pradata Kabupaten. Kawedanan Larangan saikiki kadadekake kabupaten ingaranan Kabupaten Sukoharjo. (Di Kabupaten Klaten, Ampel, Boyolali, Kartasura dan Sragen, dan juga Kawedanan Larangan dibentuk pengadilan yang disebut Pradata Kabupaten. Kawedanan Larangan sekarang dijadikan kabupaten dengan nama Kabupaten Sukoharjo).

3 Berdasarkan surat perjanjian tersebut sekarang ditetapkan bahwa Kamis, 7 Mei 1874 menjadi tanggal berdirinya Kabupaten Sukoharjo, yang sebelum itu bernama Kawedanan Larangan. Pada era kemerdekaan atau Pemerintahan Hari Lahir Kabupaten Sukoharjo dengan adanya Penetapan Pemerintah No.16/SD, tepatnya pada hari / tanggal Senin Pon, 15 Juli 1946 dan juga adanya pembentukan Pemerintah Daerah di karesidenan Surakarta. Pembentukan Karesidenan Surakarta hanya berlangsung selama 1450 hari atau selama 3 tahun 11 bulan 25 hari (Berdiri pada Senin Pon, 15 Juli 1946 dan berakhir pada Selasa Pon, 4 Juli 1950). Dasar Hukum Hari Lahir Kabupaten Sukoharjo, berdasarkan : 1. Penetapan Pemerintah No.16/SD 2. UU No.13 Tahun 1950 Tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten DalamLingkungan Provinsi Jawa Tengah. 3. Perda Kabupaten Dati II Sukoharjo No.17 Tahun 1986 tentang Hari Lahir Kabupaten Sukoharjo yang disahkan dengan SK Gubernur KDH Tingkat I Jawa Tengah, tanggal 15 Desember 1986 No.188.3/480/ Lembaran Daerah Kabupaten Dati II Sukoharjo No.3 Tahun 1987 Seri D No.2 tanggal 9 Januari Kabupaten Sukoharjo di waktu itu merupakan daerah tepi penuh dengan area persawahan yang sangat luas, lahannya begitu subur dan makmur.nama Sukoharjo dalam penulisan Bahasa Jawa adalah "Sukaharja" yang berarti Bumi yang selalu "Suka = Senang / Gembira" dan "Raharja = Makmur". Maka dari itu, Pemerintah Kabupaten Sukoharjo memberi slogan atau motto untuk daerahnya dengan nama "SUKOHARJO MAKMUR". MAKMUR yang artinya Maju, Aman, Konstitusional, Mantap, Unggul, Rapi. 2. Kondisi Geografis Kabupaten Sukoharjo Kabupaten Sukoharjo merupakan salah satu kabupaten yang terletak di Provinsi Jawa Tengah. Secara geografis Kabupaten Sukoharjo terletak pada posisi Bujur Timur Bujur Timur dan

4 Lintang Selatang Lintang Selatan. Batas wilayah Kabupaten Sukoharjo meliputi : 69 Sebelah Utara Sebelah Timur Sebelah Selatan : Kota Surakarta dan Kabupaten Karanganyar : Kabupaten Karanganyar : Kabupaten Gunung Kidul (DIY) dan Kabupaten Wonogiri Sebelah Barat : Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Klaten Secara administrasi Kabupaten Sukoharjo terbagi menjadi 12 kecamatan yang terdiri atas 150 desa dan 17 kelurahan, dengan ibukota Kabupaten yang terletak di Kecamatan Bendosari yang berjarak 12 Km dari Kota Surakarta. Kabupaten Sukoharjo memiliki luas wilayah keseluruhan sebesar ha atau sekitar 1,43% luas wilayah Provinsi Jawa Tengah. Secara rinci luas kecamatan di Kabupaten Sukoharjo adalah sebagai berikut : Tabel 4.1. Luas Wilayah Per Kecamatan di Kabupaten Sukoharjo No Kecamatan Luas (km2) 1 Weru Bulu Tawangsari Sukoharjo Nguter Bendosari Polokarto Mojolaban Grogol Baki Gatak Kartasura Total Sumber : BPS Kab. Sukoharjo

5 70 Gambar 4.1. Peta Kabupaten Sukoharjo (Sumber: 3. Pemerintahan Pembagian wilayah administrasi Kabupaten Sukoharjo pada tahun 2014 terbagi menjadi 12 Kecamatan, 150 Desa, 17 Kelurahan, Dukuh, 529 Kebayanan, Rukun Tetangga dan Rukun Warga. Pembagian wilayah administrasi per kecamatan di Kabupaten Sukoharjo dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 4.2. Pembagian Wilayah di Kabupaten Sukoharjo No Kecamatan Desa Kelurahan Dukuh Kebayanan RT RW 1 Weru Bulu Tawangsari Sukoharjo Nguter Bendosari Polokarto Mojolaban

6 9 Grogol Baki Gatak Kartasura Jumlah Sumber : Bagian Pemerintahan Setda Kabupaten Sukoharjo 4. Demografi Data kependudukan merupakan data pokok yang dibutuhkan baik kalangan pemerintah maupun swasta sebagai bahan untuk perencanaan dan evaluasi hasil-hasil pembangunan. Dengan luas wilayah sebesar km yang termasuk usia produktif (usia tahun) sejumlah terdapat jiwa penduduk dan terdapat KK. Telah terjadi pertumbuhan penduduk sebesar 0.45 % di Kabupaten Sukoharjo dengan kepadatan penduduk sebesar jiwa/km 2. Berikut jumlah penduduk Kabupaten Sukoharjo tahun menurut jenis kelamin. Tabel 4.3. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Kabupaten Sukoharjo Tahun No Tahun Laki-laki perempuan Jumlah , , , , , , , , , , , , , , , * 445, , ,363 Sumber : BPS Kab. Sukoharjo (*data pertengahan tahun) Jumlah penduduk kabupaten Sukoharjo pada tahun 2014 mengalami penurunan dibandingkan dengan jumlah penduduk pada tahun Hal ini disebabkan karena tingginya tingkat perpindahan penduduk. Hampir 98 % Penduduk Sukoharjo beretnis/suku Jawa, sedangkan sisanya beretnis Cina, Arab serta etnis lainnya. Berdasarkan kelompok usia, penduduk Kabupaten Sukoharjo tahun

7 orang. Sedangkan usia 0-14 tahun sebanyak orang dan usia tua (lebih dari 65 tahun) sebanyak orang. Tabel 4.4 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Usia Tahun Kelompok TAHUN Umur (Tahun) * , , , , , , , , , ,150 65> 74,650 68,842 70,648 70,963 72,326 JUMLAH 843, , , , ,015 Sumber : BPS Kab. Sukoharjo (*data pertengahan tahun) Dengan komposisi penduduk seperti yang terlihat pada tabel diatas, tingkat ketergantungan dari penduduk bekerja adalah 1.18 dimana satu orang penduduk bekerja menanggung minimal 2 orang yang tidak bekerja. Pertumbuhan penduduk sebesar 0.45 % di Kabupaten Sukoharjo, dengan kepadatan penduduk sebesar jiwa/km 2. Tingkat Migrasi (keluar/masuk) yang terjadi di Kabupaten Sukoharjo selama 5 (lima) tahun yaitu secara umum mengalami perkembangan yang fluktuatif baik jumlah migrasi masuk maupun migrasi keluar, pada tahun 2013 jumlah migrasi masuk mengalami penurunan, sedangkan untuk migrasi keluar kenaikan paling tinggi terjadi pada tahun Untuk mengetahui perkembangan jumlah migrasi masuk/keluar yang terjadi di Kabupaten Sukoharjo selama lima tahun ( ) dapat kita sajikan seperti tabel dibawah ini. Tabel 4.5 Data Tingkat Migrasi di Kabupaten Sukoharjo Tahun Jenis Migrasi TAHUN * Jumlah Migrasi Masuk 9,485 9,679 10,926 9,231 6,374 Jumlah Migrasi Keluar 8,965 9,079 10,927 9,623 5,352 Jumlah 10,321 10,491 10,226 11,182 6,308 72

8 73 Kelahiran Jumlah Kematian 5,175 5,243 5,600 6,940 3,408 Sumber : BPS Kab. Sukoharjo Angka harapan hidup merupakan salah satu indikator keberhasilan pembangunan suatu daerah khususnya pembangunan di bidang kesehatan. Semakin tinggi angka harapan hidup penduduk suatu daerah maka pelayanan kesehatan di daerah tersebut semakin baik. Demikian halnya dengan pelayanan kesehatan di Kabupaten Sukoharjo.Pada tahun 2013 angka harapan hidup di Kabupaten Sukoharjo sebesar tahun. Nilai itu dibawah nilai AHH Nasional yang sebesar tahun. Pekerjaan penduduk menurut lapangan usaha dapat digunakan untuk mengetahui gambaran struktur perekonomian daerah. Perlunya mengetahui struktur perekonomian daerah karena biaya pembangunan tidak cukup untuk melaksanakan pembangunan disemua aspek kehidupan sehingga diperlukan skala prioritas pembangunan salah satunya dengan mempertimbangkan struktur perekonomian daerah. 5. Sarana Kesehatan Keberhasilan pembangunan dibidang kesehatan diantaranya ditentukan oleh tersedianya fasilitas dan tenaga kesehatan yang memadai. Semakin banyak dan lengkap fasilitas dan tenaga medis yang ada berarti akan semakin baik pula pelayanan kesehatan di Kabupaten Sukoharjo, sehingga pelayanan kesehatan bisa menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Sedangkan keberadaan Puskesmas merupakan ujung tombak pelayanan kepada masyarakat, diperlukan upaya meningkatkan mutu, sarana dan prasarana agar dapat memberikan pelayanan dasar, memberikan rujukan kepada rumah sakit. Unit dan jumlah puskesmas pada tahun 2014 dengan totaal 139 unit meliputi 12 Puskesmas Induk dan 48 Puskesmas Pembantu serta 79 Puskesmas Keliling. Puskesmas tersebut berada disetiap kecamatan se-kabupaten Sukoharjo.

9 74 Rumah Sakit Umum Daerad ada 1 (RSUD Sukoharjo, rumah sakit umum swasta ada 3 (RSU dr. Oen Solo Baru), RSU Nirmala Suri, RSIS Yarsis) Rumah Sakit Khusus terdiri dari Rumah Sakit ortopedi dr. Soeharso, RSK Paru Sokasari Husada, RSK Ibu Anak Griya Husada dan RSK Bedah Karima Utama. 6. Industri dan Perdagangan Pembangunan sektor industri untuk menumbuh kembangkan home industri dipedesaan sesuai potensi desa, meningkatkan peran industri kecil dan menengah dalam memberdayakan ekonomi kerakyatan, dan memperkuat penguasaan teknologi peralatan dalam upaya pencapaian akses pasar dan penguasaan modal. Sektor industri dalam pembangunan ekonomi Kabupaten Sukoharjo mempunyai kontribusi yang cukup besar bagi pertumbuhan perekonomian daerah yaitu mencapai 28,68% pada tahun Sektor industri merupakan penyumbang PDRB terbesar di Kabupaten Sukoharjo. Sarana perdagangan di Kabupaten Sukoharjo didominasi oleh pasar tradisional, akan tetapi kondisi yang ada sekarang insfratuktur perdagangan ini direvitalisasi karena kapasitas yang ada sudah tidak mampu memenuhi daya tampung yang ada. Pertumbuhan sektor usaha perdagangan yang cukup tinggi didukung dengana danya nilai ekspor yang mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Tahun 2009 nilai ekspor menurun dikarenakan adanya krisis global yang sedang melanda perekonomian dunia. Akan tetapi kondisi perekonomian pada tahun 2010 yang mulai stabil diharapkan nilai ekspor Kabupaten Sukoharjo akan kembali menunjukkan penguatan. 7. Kebudayaan dan Pariwisata. Pembangunan dan melestarikan kebudayaan diusahakan menanamkan nilai-nilai budaya bangsa dalam rangka menumbuhkan pemahaman dan penghargaan commit masyarakat to user pada budaya leluhur, keragam

10 budaya dan tradisi, meningkatkan kualitas berbudaya masyarakat, menumbuhkan sikap kritis terhadap nilai-nilai budaya dan memperkokoh ketahanan budaya. Indonesia adalah negara yang terkenal dengan keragaman suku bangsa dan bahasa. Termasuk didalamnya adalah Kabupaten Sukoharjo, terdapat beberapa suku bangsa, tetapi mayoritas adalah suku Jawa. Sedangkan untuk bahasa, menggunakan bahasa lokal (bahasa Jawa). Untuk kawasan wisata budaya meliputi : a) Wisata situs bersejarah : 1) Peninggalan Kraton Kartasura di Kartasura; 2) Peninggalan Kraton Pajang di Kartasura 3) Pesanggrahan Langenharjo di Kecamatan grogol; 4) Peninggalan Pabrik Gula Gembongan di Kartasura; 5) Peninggalan Benteng Singopuran di Kartasura; dan 6) Peninggalan Kandang Menjangan di Kartasura. b) Wisata religi/ziarah meliputi : 1) Makam Ki Ageng Purwoto Sidik di Desa Jatingarang Kecamatan weru; 2) Makam Balakan di Kecamatan Bendosari; 3) Makam Kyai Banyubiru di Kecamatan Weru; 4) Makam Majasto di Kecamatan Tawangsari; 5) Makam Kyai Shirot di Kecamatan Kartasura; 6) Makam Ptih Pringgoloyo di Kecamatan Kartasura; dan 7) Makam Mbah Marbot/Sayyidiman di Kecamatan Bendosari. 8) Wisata Benda Cagar budaya Univet di Kecamatan Bendosari c) Kawasan wisata buatan meliputi : 1) Panndawa Water World di Solo Baru 2) Wisata Air Waduk Mulur di Kecamatan bendosari 3) Wisata Air Dam Colo di Kecamatan Nguter 4) Wisata Air dan pemancingan di Kecamatan Grogol 5) Wisata air dan pemancingan di Kecamatan Mojolaban 6) Agrowisata Lembah Hijau di Kecamatan Mojolaban d) Kawasan wisata alam meliputi : 1) Kawasan wisata alam Gunung Taruwangsa di Kecamatan tawangsari 2) Obyek Wisata Batu Seribu di Kecamatan Bulu 75 Dalam pengembangan sektor pariwisata di Kabupaten Sukoharjo pada tahun 2011 didukung asset pariwisata yang cukup seperti Hotel Bintang I, Hotel Melati I dan II, Pramuwisata, Angkutan Wisata, taman rekreasi, Studio Film, Pasar Seni dan Pameran, Gelanggang Olahraga, Restoran,

11 Money Changer dan lain-lain. Kabupaten Sukoharjo juga terdapat 4 hotel berbintang dua, 9 hotel non bintang dan 37 rumah makan. Selain itu Kabupaten Sukoharjo terdapat souvenir yang cukup menarik yang berupa kerajinan untuk penunjang pariwisata antara lain : a) Gamelan di Kecamatan Mojolaban b) Tatah Sungging di Kecamatan Grogol c) Grafir Kaca di Kecamatan Grogol d) Batik Sutra di Kecamatan Baki e) Meubel Rotan di Kecamatan Gatak f) Kerajinan Topeng Batik di Kecamatan Kartasura g) Batik Wool di Kecamatan Grogol h) Gitar di Kecamatan Baki i) Wayang beber dan kulit di Kecamatan Sukoharjo Bidang Olahraga Perkembangan olahraga prestasi di Kabupaten Sukoharjo mengalami kemajuan jika dilihat dari prestasi yang ditorehkan oleh cabang-cabang olahraga unggulan Kabupaten Sukoharjo.Kabupaten Sukoharjo mempunyai 33 induk cabang olahraga di bawah naungan KONI Kabupaten Sukoharjo, induk cabang olahraga itu dapat dijelaskan seperti di bawah ini. Tabel Induk Cabang Olahraga di Bawah Naungan KONI Kabupaten Sukoharjo No Induk Cabang olahraga 1 PARALAYANG 2 Federasi Olahraga Balap Motor (FOBM) 3 Persatuan Tinju Amatir Indonesia (PERTINA) 4 Persatuan Olahraga Dayung Seluruh Indonesia (PODSI) 5 Persatuan Angkat Besi, Binaraga dan Angkat berat Seluruh Indonesia (PABBSI) 6 Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) 7 WUSHU 8 Ikatan Sport Sepeda Indonesia (ISSI) 9 Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) 10 Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia (PTMSI) 11 Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) 12 Persatuan Tenis Lapangan Seluruh Indonesia (PELTI) 13 AEROMODELLING

12 14 GANTOLE 15 Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PRSI) 16 National Paralympic Committee (NPC) 17 Persatuan Catur Seluruh Indonesia (PERCASI) 18 Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) 19 Keluarga Olahraga Tarung Derajat (KODRAT) 20 Gabungan Brige Seluruh Indonesia (GABSI) 21 TAE KWON DO 22 Persatuan Panahan Seluruh Indonesia (PERPANI) 23 Perserikatan Base Ball & Softball Amatir Seluruh Indonesia (PERBASASI) 24 Persatuan Bola Basket Seluruh Indonesia (PERBASI) 25 Persatuan Bola Volly Seluruh Indonesia (PBVSI) 26 Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI) 27 federasi Olahraga Karate-Do Indonesia (FORKI) 28 Persatuan Golf Indonesia (PGI) 29 Persatuan Bela Diri Kempo Indonesia (PERKEMI) 30 Persatuan Squash Indonesia (PSI) 31 Persatuan Senam Indonesia (PERSANI) 32 Persatuan Judo Seluruh Indonesia (PJSI) 33 Asosiasi futsal Kabupaten (AFK) Sumber: Dokumen Rencana Kerja KONI Kabupaten Sukoharjo 2015 Dari keseluruhan cabang olahraga prestasi yang ada di Kabupaten sukoharjo tidak kesemuanya diturunkan setiap ada PORPROV, sampai saat ini Kabupaten Sukoharjo memiliki 20 cabang olahraga yang sering diturunkan, yaitu cabang olahraga Paralayang, aeromodelling, Balap Sepeda, Senam, Tarung Derajad, Wushu, Karate, Tae Kwon Do, Tenis Lapangan, Panahan, Pencak Silat, Tinju, Bulu Tangkis, Squash, Tenis Meja, Judo, Futsal, Atletik, Renang dan Ganthole. Adapun hasil perolehan prestasi yang ditorehkan cabang olahraga unggulan Sukoharjo dilihat dari hasil pertandingan PORPROV dapat digambarkan sebagai berikut: a. PORPROV tahun 2009 peringkat 22 dari 35 Kota/Kabupaten dengan mendapat 5 emas 12 perak 20 perunggu b. PORPROV tahun 2013 peringkat 15 dari 35 Kota/Kabupaten dengan mendapat 12 emas 16 perak 28 perunggu. 77

13 78 Tabel 4.7. Perolehan Medali Kabupaten Sukoharjo Dalam PORPROV 2013 NO CABANG MEDALI OLAHRAGA EMAS PERAK PERUNGGU 1 Paralayang Aeromodelling Balap Sepeda Senam 5 Tarung Derajad 2 6 Wushu 1 7 Karate Tae Kwon Do Tenis Lapangan 2 10 Panahan Pencak Silat Tinju 1 13 Bulu Tangkis 14 Squash 1 15 Tenis Meja 16 Judo Futsal 1 18 Atletik Renang 20 Ganthole JUMLAH Kabupaten Sukoharjo menentukan lima cabang olahraga prestasi unggulan yang diharapkan pada Porprov tahun 2018 mendulang banyak medali. Salah satu strategi untuk mencapai target tersebut adalah adanya dukungan dari klub atau perkumpulan olahraga prestasi unggulan di kabupaten Sukoharjo, dengan rincian keterangan jumlah klub, legalitas, serta jumlah atlet junior dan senior sebagai berikut. Tabel 4.8. Jumlah Klub beserta Atlet Olahraga Prestasi Unggulan Kabupaten Sukoharjo NO CABOR Jumlah Legalitas Atlet Junior Atlet Senior Balap Sepeda

14 2 Paralayang Atletik Tae Kwondo Pencak Silat Dengan adanya klub olahraga prestasi unggulan di kabupaten Sukoharjo seperti yang tercantum dalam tabel di atas, maka partisipasi atlet junior maupun senior dalam kompetisi di tingkat propinsi, nasional, maupun internasional pun dapat direncanakan dengan baik dan matang. Pertanyaan tersebut didukung dengan adanya data hasil observasi yang disajikan dalam tabel sebagai berikut. Tabel 4.9. Data Rencana Mengikuti Kejuaraan Olahraga Prestasi Unggulan Kabupaten Sukoharjo 2016 No. Cabor Frekuensi Rencana Ikut Kejuaraan Balap Sepeda Paralayang Atletik Tae Kwondo Pencak Silat Rencana ikut tersebut didukung serta dibuktikan dengan adanya partisipasi cabang olahraga prestasi unggulan Kabupaten Sukoharjo dala mengikuti kejuaraan di tingkat propinsi, nasional, maupun internasional dalam kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir. Data yang diperoleh berdasarkan hasil observasi tercantum dalam tabel sebagai berikut. Tabel Data Mengikuti Kejuaraan Pekan Olahraga 5 tahun terakhir No Cabor Frequensi Ruang Lingkup Balap Sepeda Paralayang Atletik Tae Kwondo Pencak Silat

15 80 Dengan berpartisipasinya cabang olahraga prestasi unggulan Kabupaten Sukoharjo dalam kompetisi di tingkat propinsi, nasional, maupun internasional maka peran serta pelatih olahraga di Kabupaten Sukoharjo pun ikut terbina dengan baik. Hal ini didukung dengan adanya data mengenai sertifikasi pelatih di Kabupaten Sukoharjo sebagai berikut. Tabel Data Sertifikasi Pelatih Olahraga Unggulan Kabupaten Sukoharjo No. Cabor Sertifikasi Pelatih Daerah Nasional Internasional Paralayang Atletik 4 4 Tae Kwondo 30 5 Pencak Silat 6 Tabel tersebut di atas dapat menunjukkan adanya kebijakan pemerintah Kabupaten Sukoharjo dalam mendukung pembinaan pelatih olahraga di Kabupaten Sukoharjo. Hal ini ditunjukkan melalui adanya pelatihan atau penataran bagi pelatih olahraga baik di tingkat propinsi, nasional, maupun internasional. Tabel Data Pelatihan/Penataran Pelatih Olahraga Unggulan Kabupaten Sukoharjo No Cabor Frequensi Klasifikasi Daerah Nasional Internasional Daerah Nasional Internasional 1 Balap Sepeda Paralayang Atletik Tae Kwondo Pencak Silat Dengan adanya dukungan kebijakan pemerintah daerah Kabupaten Sukoharjo dalam hal sertifikasi dan pelatihan penataran bagi pelatih olahraga hal itu dapat mendorong pelatih olahraga untuk berkiprah dan

16 81 mengembangkan pengalaman melatih baik di tingkat kabupaten, propinsi, dan nasional. Pada tabel di bawah ini ditunjukkan data mengenai pengalaman melatih di tingkat kabupaten sebagai berikut. Tabel Data Pengalaman Pelatih Olahraga Unggulan Kabupaten Sukoharjo Dalam Melatih Atlet Kabupaten/Kota No Cabor Pengalaman Melatih Atet Kabupaten/Kota 1-3 tahun 4-6 tahun >7 tahun 1 Balap Sepeda Paralayang Atletik Tae Kwondo Pencak Silat Pengalaman di tingkat kabupaten tersebut dapat menjadikan pelatih cabang olahraga prestasi unggulan ke jenjang yang lebih tinggi apabila dapat mengantarkan atletnya meraih juara di tingkat propinsi. Dengan diperolehnya keberhasilan dalam mencapai prestasi di tingkat propinsi, mengantarkan pelatih di Kabupaten Sukoharjo menjadi pelatih di tingkat daerah (propinsi). Hal tersebut didukung dengan data observasi sebagai berikut. Tabel Data Pengalaman Pelatih Olahraga Unggulan Kabupaten Sukoharjo Dalam Melatih Atlet Provinsi No Cabor Pengalaman Melatih Atet Provinsi 1-3 tahun 4-6 tahun >7 tahun 1 Balap Sepeda Paralayang Atletik Tae Kwondo 1 5 Pencak Silat 1 1 Sama halnya dengan pengalaman melatih di tingkat kabupaten yang dapat mengantarkan pelatih Kabupaten Sukoharjo menjadi pelatih daerah, keberhasilan pencapaian prestasi di tingkat daerah (propinsi) juga

17 mengantarkan pelatih Kabupaten Sukoharjo menjadi pelatih di tingkat nasional. Pengalaman melatih tersebut disajikan dalam tabel di bawah ini. Tabel Data Pengalaman Pelatih Olahraga Unggulan Kabupaten Sukoharjo Dalam Melatih Atlet Nasional No Cabor Pengalaman Melatih Atlet Nasional 1-3 tahun 4-6 tahun >7 tahun 1 Balap Sepeda 1 2 Paralayang 1 3 Atletik 4 Tae Kwondo 1 5 Pencak Silat 82 Pencapaian pelatih olahraga prestasi unggulan dari Kabupaten Sukoharjo di tingkat nasional tersebut tentunya sangat membanggakan bagi Kabupaten Sukoharjo secara umumnya dan insan olahraga Sukoharjo pada khususnya. Sehingga pada tahun 2010 ada kebijakan pemerintah daerah untuk memberikan penghargaan bagi atlet maupun pelatih yang berprestasi di tingkat nasional. Penghargaan tersebut berupa pemberian insentif setiap tahunnya bertepatan dengan peringatan Hari Olahraga Nasional. Bentuk penghargaan lainnya adalah diangkatnya atlet/pelatih berprestasi sebagai pegawai negeri sipil di pemerintah daerah Kabupaten Sukoharjo. Tabel Data Penghargaan bagi Atlet dan Pelatih Olahraga Prestasi Unggulan Kabupaten Sukoharjo No. Cabor Atlet Pelatih Balap Sepeda Paralayang Atletik Tae Kwondo Pencak Silat Dengan adanya penghargaan bagi atlet dan pelatih yang berpartisipasi di tingkat nasional commit menunjukkan to user adanya perhatian yang baik

18 83 dari pengurus organisasi olahraga dalam mengusulkan apresiasi dan penghargaan dari pemerintah daerah Kabupaten Sukoharjo dalam bentuk jaminan kesejahteraan dan masa depan bagi atlet dan pelatih di Kabupaten Sukoharjo yang dijembatani oleh KONI Kabupaten Sukoharjo. Hal tersebut direspon baik oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Sukoharjo sehingga penghargaan kepada atlet dan pelatih berprestasi dalam bentuk insentif, jaminan kesehatan, beasiswa, maupun pekerjaan dapat terealisasi. B. Temuan Penelitian Perda merupakan sebuah kebijakan pemerintah yang dituangkan dalam bentuk dokumen peraturan yang dibuat untuk menyelesaikan permasalahan yang ada di suatu daerah dan dasar dari pemerintah daerah untuk menjalankan suatu kebijakan.selain dalam bentuk perda penyelesaian masalah yang timbul dalam suatu daerah juga diwujudkan dalam bentuk Perbup maupun rencana stategis.kebijakan yang dibuat oleh pemerintah daerah baik itu dalam bentuk perda, perbup, rencana strategis maupun instruksi secara langsung dari pimpinan daerah harus dilaksanakan sesuai arahan agar hal yang menjadi tujuan dari kebijakan tersebut dapat tercapai. Dari hasil wawancara dan observasi yang dilakukan oleh peneliti, Kabupaten Sukoharjo belum mempunyai Perda yang mengatur tentang pembangunan olahraga prestasi. Hal ini dikuatkan dengan beberapa pendapat dari narasumber yang memberikan jawaban atas pertanyaan yang diajukan peneliti. Di bawah ini kutipan wawancara dari Bapak Wardoyo Wijaya, SH., MH selaku Bupati Kabupaten Sukoharjo: Kalau yang secara spesifik mengatur tentang olahraga prestasi di Kabupaten Sukoharjo, belum ada. Ditingkat provinsi Jawa Tengah sendiri baru disusun Perda mengenai penyelenggaraan keolahragaan nomor 4 tahun Kabupaten Sukoharjo kami dorong kearah sana. (w.1: p.3). Selain pendapat dari Bapak Wardoyo Wijaya, SH., MH yang menyatakan bahwa Kabupaten Sukoharjo belum mempunyai PERDA yang secara khusus mengatur tentang kebijakan pembangunan olahraga, adapula pendapat dari Bapak Drs. Sukono selaku ketua harian KONI commit Kabupaten to user Sukoharjo yang menyatakan:

19 Belum ada Perda tentang keolahragaan di Kab.Sukoharjo, dengan demikian di dalam mengatur olahraga ( atlet dan Pelatih ) Berprestasi KONI Kab. Sukoharjo menghargai dengan nama BONUS ATLET dan PELATIH BERPRESTASI tiap tahunnya dengan anggaran dana KONI.. (w.2: p.1) 84 Selain pendapat dari kedua narasumber di atas, ada pula pendapat dari Bapak Bambangh Haryono selaku kepala bidang olahraga Dinas POPK Kabupaten Sukoharjo yang menyatakan bahwa: Belum ada perda tentang olahraga prestasi. Kami masih mengacu pada UUSKN secara umum.. (w.3: p.1) Dari beberapa pendapat para narasumber di atas, maka Kabupaten Sukoharjo belum memiliki PERDA yang mengatur tentang pembangunan olahraga terutama olahraga prestasi. Untuk menentukan kebijakan olahraga sampai dengan saat ini pemerintah kabupaten Sukoharjo berpedoman pada Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2015 tentang Sistem Keolahragaan Nasional dan Perda Provinsi Jawa Tengah Nomor 4 Tahun 2015 Penyelenggaraan Keolahragaan Provinsi Jawa Tengah. Selama penelitian peneliti menemukan beberapa kebijakan yang selama ini menjadi pijakan Pemerintah Daerah Kabupaten Sukoharjo dalam membangun olahraga prestasi di Kabupaten Sukoharjo. Kebijakan-kebijkan itu tertuang dalam beberapa dokumen seperti Peraturan Bupati Nomor 38 Tahun 2008 tentang Penjabaran Tugas Pokok, Fungsi dan Uraian Tugas Jabatan Struktural Pada Dinas Pemuda, Olahraga, Pariwisata Dan Kebudayaan Kabupaten Sukoharjo, hal ini dikuatkan dengan hasil wawancara dengan Bapak Bapak Bambang Haryono, yang menyatakan: Sementara ini belum ada PERDA yang mengatur hal tersebut. tetapi sudah ada standar operasinya untuk yang mengatur itu diserahkan kepada Dinas POPK sesuai dengan Peraturan Bupati Nomor 38 tahun 2008 Penjabaran Tugas Pokok, Fungsi dan Uraian Tugas Jabatan Struktural Pada Dinas Pemuda, Olahraga, Pariwisata Dan Kebudayaan Kabupaten Sukoharjo.(w.3: p.25) Selain Perbup Nomor 28 tahun 2008 kabupaten Sukoharjo memiliki beberapa dokumen yang menjadi dasar pembangunan olahraga dokumen itu antara lain: dokumen rencana commit strategis to (Renstra) user Dinas Pemuda, Olahraga,

20 Pariwisata, dan Kebudayaan Kabupaten Sukoharjo tahun dan Rencana Kerja KONI Kabupaten Sukoharjo Tahun Kebijakan Pemerintah Daerah Tentang Pembinaan Sumber Daya Manusia Bidang Olahraga Prestasi. Kebijakan Pemerintah Kabupaten Sukoharjo dalam bidang olahraga prestasi salah satunya diwujudkan dalam bentuk renstra adapun gambaran umum tentang rencana dan hasil yang telah dicapai oleh Dinas POPK Kabupaten Sukoharjo dapat dijabarkan seperti di bawah ini: a. Renstra Dinas Pemuda, Olahraga Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Sukoharjo Bidang Olahraga mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Dinas Pemuda, Olahraga, Pariwisata, dan Kebudayaan di bidang olahraga masyarakat, bina prestasi, dan organisasi olahraga serta melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan Oleh Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, Pariwisata, dan Kebudayaan sesuai dengan tugas dan fungsinya. 1). Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Bidang Olahraga mempunyai fungsi: a). Penetapan kebijakan teknis dibidang olahraga. b). Pelaksanaan kebijakan teknis dibidang olahraga. c). Koordinator pembinaan dan pembinaan olahraga lintas sektor dan lintas bidang Pemerintahan, serta lembaga non Pemerintah/Swasta yang memiliki kompetensi olahraga. d). Pembinaan dan pengawasan dibidang olahraga. 2). Penyusunan evaluasi dan laporan di bidang olahraga. 3). Bidang Olahraga Terdiri dari : a). Seksi Olahraga Masyarakat. b). Seksi Bina Prestasi dan Organisasi Olahraga. 85 Masing-masing seksi dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Bidang Olah Raga. a). Seksi Olahraga Masyarakat Seksi Olahraga Masyarakat mempunyai tugas : (1). Melaksanakan pendataan, identifikasi, inventarisasi, dan dokumentasi commit jenis-jenis to user kegiatan olahraga.

21 (2). Menyiapkan bahan pembinaan dan pengembangan kegiatan olahraga. (3). Membangun fasilitas, sarana dan prasarana olahraga. (4). Membangun fasilitas bantuan pembinaan dan pengembangan keolahragaan lintas sektor, lintas bidang pemerintah dan non pemerintah/swasta. (5). Menyelenggarakan event-event olahraga, festival, kompetisi, pertandingan, lomba guna memacu pembinaan bibit-bibit olahraga yang berbakat dan berprestasi. (6). Melaksanakan pencatatan rekor dan prestasi keolahragaan yang dapat dicapai masyarakat. (7). Melaksanakan monitoring, evaluasi dan penyusunan laporan dibidang keolahragaan masyarakat. (8). Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Olahraga sesuai dengan tugas dan fungsinya. b). Seksi Bina Prestasi dan Olahraga Seksi Bina Prestasi dan Olahraga, mempunyai tugas : (1). Melaksanakan pengumpulan data/ pendataan, identifikasi, inventarisasi dokumen prestasi olahraga siswa/pelajar, mahasiswa, pemuda dan masyarakat. (2). Melaksanakan pendataan, identifikasi, inventarisasi dan dokumentasi organisasi/ lembaga keolahragaan yang ada di daerah; (3). Menyiapkan program pembinaan dan pengembangan prestasi olahraga dan organisasi/lembaga keolahragaan. (4). Melaksanakan pembinaan dan pengembangan serta kesejahteraan pelaku olahraga yang berprestasi dan berjasa, dengan penghargaan dan pemberian anugrah prestasi olahraga. (5). Menyiapkan sarana dan prasarana pembinaan prestasi olahraga dan berbagai cabang olahraga termasuk olahraga tradisional. (6). Melaksanakan pemeliharaan dan pengelolaan peralatan, fasilitas dan sarana olahraga seperti gedung olahraga, lapangan olahraga, stadion, kolam renang, dan lain-lain untuk kepentingan pembinaan atlet dan prestasi olahraga. (7). Melaksanakan pembinaan dan pengiriman atlet olahraga berprestasi ke jenjang kompetisi yang lebih besar, skala antar daerah/kota, Propinsi maupun Nasional. (8). Melaksanakan pembinaan dan pengembangan manajemen organisasi/lembaga keolahragaan. (9). Memfasilitasi kerjasama lintas sektor, lintas bidang serta lintas organisasi/ lembaga keolahragaan baik pemerintah dan swasta dalam rangka membina prestasi olahraga. 86

22 (10). Koordinasi pembinaan atlet berprestasi dengan KONI setempat atau lembaga lain yang sejenis yang merupakan wadah pembinaan atlet berprestasi. (11). Melaksanakan pengendalian dan evaluasi bidang bina prestasi dan organisasi olahraga. (12). Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Olahraga sesuai dengan tugas dan fungsinya. 87 b. Sasaran di Dalam Rencana Strategis Dinas Pemuda, Olahraga, Pariwisata, dan Kebudayaan Kabupaten Sukoharjo Tahun ). Terciptanya olahraga yang berkualitas, berprestasi dan memasyarakat. Untuk menilai keberhasilan sasaran ini dapat diukur dengan indikator : a). Jumlah klub olahraga b). Jumlah gedung olahraga c). Jumlah organisasi olahraga d). Jumlah kegiatan olahraga e). Jumlah gelanggang/balai remaja (selain milik swasta) f). Jumlah penyelenggaraan kejuaraan olahraga tingkat kabupaten g). Jumlah lapangan olahraga h). Jumlah jenis olahraga berprestasi i). Prosentase jenis olah raga yang berprestasi j). Prosentase olah raga yang berkembang dimasyarakat k). Prosentase sarana dan prasarana olah raga yang di bangun 2). Kelompok sasaran pembangunan bidang olahraga : a). Guru olahraga, pelatih, wasit cabang olahraga prestasi di Sukoharjo b). Klub olahraga prestasi di Sukoharjo c). Pelajar SD/MI, SMP, SMA mahasiswa di Sukoharjo d). Atlet PPLD dan atlet prestasi di Sukoharjo e). Penyandang cacat dan masyarakat lanjut usia di Sukoharjo f). Pondok pesantren di Sukoharjo g). Pengelola organisasi olahraga dan pengurus cabang olahraga di Sukoharjo h). Klub-klub olahraga rekreasi yang di masyarakat i). Penilik Olahraga j). Industri Olahraga k). Tokoh Olahraga Program Pembinaan dan Pemasyarakatan Olah Raga,

23 3). Kegiatan yang akan dilaksanakan meliputi : a). Pelaksanaan identifikasi bakat dan potensi pelajar dalam olahraga b). Pelaksanaan identifikasi dan pembinaan olahraga unggulan daerah c). Pembibitan dan pembinaan olahragawan berbakat d). Pembinaan cabang olahraga prestasi di tingkat daerah e). Peningkatan kesegaran jasmani dan rekreasi f). Penyelenggaraan kompetisi olahraga g). Pemassalan olahraga bagi pelajar, mahasiswa dan masyarakat. Pemberian penghargaan bagi insan olahraga yang berdedikasi dan berprestasi h). Pembinaan dan pemanfaatan IPTEK olahraga sebagai pendorong peningkatan prestasi olahraga i). Pembinaan olahraga lanjut usia termasuk penyandang cacat j). Pembinaan olahraga rekreasi k). Peningkatan jaminan kesejahteraan bagi masa depan atlet, pelatih, dan teknisi olahraga l). Peningkatan jumlah dan kualitas serta kompetisi pelatih, peneliti, praktisi dan teknisi olahraga m). Pembinaan olahraga yang berkembang di masyarakat n). Peningkatan manajemen organisasi olahraga tingkat perkumpulan dan tingkat daerah o). Peningkatan peran serta masyarakat dan dunia usaha dalam pendanaan dan pembinaan olahraga p). Kerjasama peningkatan olahragawan berbakat dan berprestasi dengan lembaga/instansi lainnya 4). Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Olahraga, kegiatan yang akan dilaksanakan meliputi : a). Peningkatan kerjasama pola kemitraan antara pemerintah dan masyarakat untuk pembangunan sarana dan prasarana olahraga b). Peningkatan pembangunan sarana dan prasarana olahraga c). Pemantauan dan evaluasi pembangunan sarana dan prasarana olahraga d). Pembinaan dan pemanfaatan iptek dalam pengembangan sarana dan prasarana olahraga e). Peningkatan peran dunia usaha dalam pengembangan sarana dan prasarana olahraga f). Pemeliharaan rutin/berkala sarana dan prasarana olahraga 88

24 c. Pencapaian Kinerja Pelayanan Dinas Pemuda, Olahraga, Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Sukoharjo. Renstra atau rencana startegis di dalam sebuah rencana pembangunan suatu daerah perlu dijabarkan lagi ke dalam sebuah rencana dalam skala yang lebih detail.oleh karena itulah dibuat kebijaka berupa rencana kerja. Berdasarkan target renstra yang ditetapkan oleh SKPD Dinas Pemuda, Olahraga, Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Sukoharjo maka, dalam hal ini bidang olahraga yang merupakan bagian dari Dinas Pemuda, Olahraga, Pariwisata dan Kebudayaan memiliki berbagai pencapaian kinerja. Pencapaian kinerja tersebut dapat digambarkan seperti dalam table di bawah ini. Tabel Pencapaian Kinerja Dinas POPK Bidang Olahraga No Indikator Target Renstra SKPD Realisasi Pencapaian Proyeksi (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) 1 Jumlah klub olahraga Jumlah gedung olahraga 3 Jumlah organisasi olahraga 4 Jumlah kegiatan olahraga 5 Jumlah penyelenggaraan kejuaraan olahraga tingkat kabupaten 6 Jumlah lapangan olahraga 7 Jumlah jenis olahraga prestasi Sumber : Dokumen Renstra DINAS POPK Kab. Sukoharjo Tahun Di Kabupaten Sukoharjo memiliki olahraga unggulan dimana keutamaan pada pembinaan cabang olahraga commit yang to memiliki user prospek prestasi. Pembinaan

25 90 keolahragaan unggulan meliputi : sistem palatihan, sarana prasarana, sumberdaya manusia (prestasi atlet, kualifikasi pelatih dan pelaku olahraga lainnya), kepemimpinan Daerah, kinerja organisasi keolahragaan, lingkungan dan kultur. Olahraga yang diunggulkan di Kabupaten Sukoharjo meliputi, Paralayang, Balap Sepeda, Pencak Silat, Tae Kwon Do dan Atletik dimana cabang olahraga tersebut selalu mendulang prestasi setiap tahunnya. Olahraga unggulan tidak terlepas dari kebijakan pembinaan olahraga Nasional yang menitikberatkan pada penjenjangan prioritas kecabangan untuk dibina lebih intensif, yang kemudian dikenal dengan olahraga prioritas. Olahraga prioritas di Indonesia ditetapkandalam dua katagori, yaitu : 1) Prioritas Olimpiade (Bulutangkis, Angkat Besi, Panahan, Tinju dan Tae Kwon Do), 2) Prioritas Asian Games (Bulu Tangkis, Angkat Besi, Panahan, Tinju, Tae Kwon Do, Dayung, Balap Sepeda, Paralayang, Selancar, Karate, Atletik dan Wushu). Kabupaten Sukoharjo mendukung kebijakan pembinaan olahraga nasional sesuai perintah Undang-Undang No 3 Tahun 2005 pasal 34 ayat 2 yang berbunyi Pemerintah kabupaten/kota wajib mengelola sekurang-kurangnya satu cabang olahraga unggulan yang bertaraf nasional dan/atau internasional. Dengan membina atlet dan pelatih pada cabang olahraga unggulan, sehingga atlet dan pelatih dari Sukoharjo berkontribusi masuk dalam jajaran tim Nasional, diantaranya Balap Sepeda dan Paralayang. 2. Pembinaan Atlet Pembinaan atlet merupakan tanggung jawab kita bersama sebagai warga negara. Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) sebagai wadah organisasi olahraga mempunyai tanggung jawab yang besar terhadap pembinaan prestasi olahraga baik di Indonesia atau di daerah. Pembinaan atlet tidak bisa dilakukan secara sepotong-potong, terpetak-petak dan sendirisendiri. Konsep pembinaan atlet untuk dapat mencapai prestasi yang tinggi dan maksimal adalah harus dilakukan secara kontinue, berjenjang dan berkelanjutan hingga prestasi puncak. Dan untuk dapat mencapai prestasi puncak pembinaan atletpun tidak bisa dilakukan sendiri-sendiri, namun harus

26 91 secara sistemik, terpadu dan terarah dan terprogram dengan jelas. Atlet potensial atau yang mempunyai potensi untuk menjadi juara adalah atlet-atlet yang mempunyai bakat, berdedikasi tinggi, beratitude yang baik, motivasi yang tinggi dalam berprestasi dan atlet yang bersedia berlatih dengan keras untuk mewujudkan prestasi tersebut, atau atlet-atlet yang memang sudah juara di cabang olahraganya dan masih memungkinkan untuk mempertahankan atau meningkatkan prestasinya. Potensi atlet tersebut terus berkembang di kabupaten Sukoharjo, dengan konsistensi pembinaan atlet baik junior maupun senior. Berikut ini disajikan data partisipasi pada tiap-tiap cabang olahraga prestasi di Kabupaten Sukoharjo beserta capaian prestasinya di tingkat propinsi, nasional, maupun internasional. Gambar 4.2. Gambar Data Partisipasi Olahraga Prestasi Unggulan Kabupaten Sukoharjo pada Pekan Kejuaraan 5 Tahun Terakhir Berdasarkan gambar 4.2. partisipasi seluruh cabang olahraga unggulan Kabupaten Sukoharjo dalam kurun waktu lima tahun terakhir untuk tingkat propinsi sebanyak 5 kali commit partisipasi to user dan jumlah partisipasi sama pada

27 92 tingkat nasional yaitu sebanyak 5 kali partisipasi. Sedangkan untuk partisipasi internasional, cabang olahraga atletik, taekwondo, dan pencak silat, masingmasing berpartisipasi pada 4 even, dan untuk cabang olahraga balap sepeda berpartisipasi dalam 5 even, serta untuk paralayang berpartisipasi dalam 6 even. Cukup tingginya angka partisipasi cabang olahraga unggulan Kabupaten Sukoharjo tersebut membuahkan hasil dengan diperolehnya berbagai capaian prestasi baik oleh para atlet junior maupun atlet senior. Berikut ini disajikan gambar jumlah atlet junior maupun senior yang mendapatkan capaian prestasi di tingkat propinsi, nasional, maupun internasional untuk cabang olahraga unggulan di kabupaten Sukoharjo. Gambar 4.3. Jumlah Atlet Junior Olahraga Prestasi Unggulan Kabupaten Sukoharjo Dari gambar 4.3. dapat disimak bahwa untuk atlet junior pada cabang olahraga balap sepeda mendapat 3 capaian kejuaraan di tingkat propinsi dan 1 capaian kejuaraan di tingkat nasional. untuk atlet junior pada cabang olahraga paralayang, diperoleh 3 capaian kejuaraan di tingkat daerah. Selanjutnya atlet junior untuk cabang olahraga atletik, diperoleh 2 capaian kejuaraan di tingkat daerah.

28 Capaian kejuaraan yang diperoleh atlet junior dengan jumlah yang cukup tinggi dicapai oleh cabang olahraga takwondo dan pencak silat. Pada gambar dapat diamati bahwa atlet junior pada cabang olahraga taekwondo mendapatkan 25 perolehan prestasi di tingkat propinsi dan 20 perolehan prestasi pada tingkat nasional. Selain itu, untuk olahraga pencak silat memperolah 7 capaian prestasi di tingkat propinsi dan 10 capaian prestasi di tingkat nasional untuk atlet juniornya. Data tersebut di atas menunjukkan bahwa meskipun masih tergolong junior, namun atlet-atlet junior khususnya pada cabang olahraga pencak silat dan taekwondo sudah dapat memperoleh prestasi di tingkat propinsi maupun nasional. Hal tersebut didukung dengan pernyataan dari Bertha Nurul U., selaku atlet takwondo sebagai berikut: Pada tahun 2013 Porprov di Purwokerto, Sukoharjo membawa pulang 2 emas, 1 perak, dan 4 perunggu. Medali Emas waktu itu diperoleh Feri Prima dan saya sendiri, Bertha Nurul. (w.10;p.3) 93 Selain itu, pada cabang olahraga pencak silat, Wida Wijaya, atlet pencak silat Kabupaten Sukoharjo juga menjelaskan capaian prestasi yang diperoleh dalam kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir. Kalau prestasi dalam lima tahun terakhir terbilang banyak. Di antaranya, kami mendapatkan 1 emas, 2 perak, dan 3 perunggu untuk cabang olahraga pencak silat pada Porprov (w.11;p.3) Selain itu, capaian prestasi atlet senior juga sudah merambah sampai pada partisipasi tingkat internasional, bahkan pada beberapa cabang olahraga prestasi unggulan, atlet senior dapat menjuarai kompetisi tingkat internasional tersebut. Pada gambar di bawah ini dijelaskan mengenai capaian prestasi atlet senior cabang olahraga prestasi Kabupaten Sukoharjo di tingkat propinsi, nasional, dan internasional.

29 94 Gambar 4.4. Gambar Jumlah Atlet Senior Olahraga Prestasi Unggulan Kabupaten Sukoharjo Berdasarkan gambar 4.4. dapat diamati bahwa untuk atlet senior masing-masing cabang olahraga prestasi unggulan di Kabupaten Sukoharjo memiliki rekam jejak dari propinsi, nasional, bahkan internasional. Cabang olahraga balap sepeda mendapat 3 capaian kejuaraan di tingkat propinsi dan 1 capaian kejuaraan di tingkat nasional. Cabang olahraga paralayang mendapat 1 capaian kejuaraan tingkat propinsi, 2 capaian kejuaraan tingkat nasional, dan 3 partisipasi sekaligus capaian kejuaraan di tingkat internasional. Selanjutnya, cabang olahraga atletik memperoleh 2 capaian kejuaraan di tingkat propinsi dan 4 capaian kejuaraan di tingkat nasional untuk atlet senior. Sedangkan cabang olahraga taekwondo memperoleh 30 capaian kejuaraan di tingkat propinsi, 23 capaian kejuaraan di tingkat nasional, dan 26 partisipasi di tingkat internasional oleh para atlet senior. Cabang olahraga pencak silat memperoleh 8 kejuaraan di tingkat propinsi, 6 kejuaraan di tingkat nasional, dan 2 kejuaraan di tingkat internasional. Khusus cabang olahraga paralayang sendiri, seperti yang disampaikan oleh pelatih Hary Agung P., dijelaskan capaian prestasi di tingkat internasional sebagai berikut.

30 Atlet senior paralayang dari kabupaten Sukoharjo pernah mewakili Indonesia dalam ajang Sea Games 2014 dengan prestasi mendapatkan 4 emas, pada Asean Beach Games 2014 mendapatkan 1 emas dan 2 perak. (w.4;p.9) 95 Sedangkan capaian prestasi cabang olahraga pencak silat di tingkat internasional didukung oleh pernyataan Haris Nugroho selaku sebagai berikut.... Di tahun 2014 Sukoharjo banyak berpartisipasi pada kejuaraan pencak silat, salah satunya pada even Merpati Putih World Cup Championship mendapatkan juara 1 dan juara 2, dan masih banyak lagi. (w.5;p.3) Dari berbagai partisipasi dan capaian prestasi yang diperoleh Kabupaten Sukoharjo baik pada even propinsi, nasional, maupun internasional, masing-masing Pengkab tentunya memiliki target terkait Rencana Ikut Kejuaraan untuk olahraga prestasi unggulan pada tahun 2016 sebagai tindak lanjut dari hasil yang dicapai serta pengembangan pembinaan olahraga prestasi sendiri. Data mengenai rencana ikut kejuaraan olahraga prestasi unggulan Kabupaten Sukoharjo tahun 2016 dapat dilihat pada gambar berikut ini.

31 96 Gambar 4.5. Rencana Ikut Serta Kejuaraan Olahraga Prestasi Unggulan Kabupaten Sukoharjo Tahun 2016 Berdasarkan gambar 4.5. dapat dilihat bahwa keseluruhan cabang olahraga prestasi unggulan Kabupaten Sukoharjo memiliki target rencana ikut yang sama pada tahun 2016 untuk kompetisi tingkat daerah maupun nasional yakni 2 even. Selanjutnya untuk cabang olahraga atletik, taekwondo, dan pencak silat memiliki rencana ikut untuk 1 even tingkat internasional, cabang olahraga balap sepeda memiliki rencana ikut untuk 2 even tingkat internasional, dan cabang olahraga paralayang memiliki rencana ikut untuk 3 even tingkat internasional. Berbagai rencana ikut tersebut baik di tingkat propinsi, nasional, maupun intenasional tentunya perlu dipersiapkan dengan baik dan matang. Berbagai bentuk persiapan perlu dilakukan untuk pemenuhan target sesuai dengan rencana partisipasi tersebut. Bertha Nurul, atlet taekwondo, menjelaskan persiapan cabang olahraga taekwondo dalam berpartisipasi khususnya untuk Porprov tahun 2018 sebagai berikut: Persiapan yang dilaksanakan yang pertama menentukan target emas untuk Porprov berikutnya. Menetapkan jadwal latihan, mempersiapkan

32 atlet-atlet andalan untuk mewakili Sukoharjo ke depan. Latihan kami pusatkan di GOR Budi Sasono, Sukoharjo. (w.10;p.10) 97 Persiapan yang serupa juga dilakukan oleh cabang olahraga pencak silat, seperti yang disampaikan oleh Wida Wijaya, atlet pencak silat, sebagai berikut: Target kami untuk Porprov 2018 adalah setidaknya emas, sehingga persiapan dan latihan dimaksimalkan untuk setiap kelas. Kami masih dalam proses penjaringan atlet dan penentuan siapa saja atlet yang akan berangkat ke Porprov 2018 akan segera ditentukan akhir tahun ini atau awal tahun depan. (w.11;p.10) Persiapan partisipasi tersebut didukung dengan adanya sentra pembinaan olahraga prestasi unggulan di Kabupaten Sukoharjo. Data mengenai sentra pembinaan olahraga prestasi unggulan dapat disimak dalam tabel berikut ini. Gambar 4.6. Data Sentra Pembinaan Olahraga Prestasi Unggulan Kabupaten Sukoharjo Berdasarkan gambar 4.6. tidak bisa dipungkiri bahwa proses pembinaan atlet untuk cabang olahraga balap sepeda, paralayang, dan atletik masih harus memanfaatkan commit lokasi to dan user potensi dari Kabupaten/Kota lain,

33 yakni Surakarta untuk atletik dan balap sepeda serta Karanganyar untuk paralayang. Hal ini dikuatkan oleh pernyataan Sri Suyamti, atlet balap sepeda sebagai berikut: Kebetulan untuk beberapa waktu terakhir, latihan yang kami maksimalkan di Manahan, Solo bersamaan dengan para atlet Provinsi yang bersiap untuk PON (w.9;p.8) 98 Sedangkan untuk sentra pembinaan cabang olahraga taekwondo dan pencak silat sudah terbantu dengan adanya klub dan perguruan yang berkembang di kabupaten Sukoharjo. Dukungan pelatih yang bersertifikat internasional juga menjadi salah satu potensi yang dimiliki Kabupaten Sukoharjo dalam mengembangkan olahraga prestasi khususnya taekwondo, seperti dijelaskan oleh Bertha Nurul berikut ini: Pembinaan atlet berprestasi di Sukoharjo langsung di bahwa Master Agus dan belasan pelatih Sukoharjo yang sudah bersertifikat Internasional. (w.10;p.8) Proses panjang dari pembinaan atlet sampai dengan pencapaian prestasi tersebut di atas, tidak luput dari perhatian Pemerintah Daerah Kabupaten Sukoharjo. Atlet dan pelatih berpretasi mendapatkan penghargaan dari pemerintah yang terealisasikan dalam bentuk insentif, jaminan kesehatan, beasiswa, dan pekerjaan. Berikut ini disajikan data mengenai penghargaan untuk atlet dan pelatih berprestasi di Kabupaten Sukoharjo khususnya untuk cabang olahraga unggulan.

34 99 Gambar 4.7. Data Penghargaan Atlet Berprestasi Kabupaten Sukoharjo Berdasarkan gambar 4.7. dapat disimak bahwa penghargaan dalam bentuk insentif diberikan kepada 3 orang atlet balap sepeda, 1 orang atlet paralayang, 2 orang atlet atletik, 15 orang atlet taekwondo, dan 10 orang atlet pencak silat. Sedangkan penghargaan dalam bentuk insentif, jaminan kesehatan, dan beasiswa diberikan kepada 1 orang atlet balap sepeda, 1 orang atlet paralayang, 3 orang atlet atletik, 2 orang atlet taekwondo, dan 7 orang atlet pencak silat. Penghargaan dalam bentuk insentif, jaminan kesehatan, beasiswa, sekaligus pekerjaan diberikan kepada 2 orang atlet balap sepeda, 3 orang atlet paralayang, 3 orang atlet taekwondo, dan 3 orang atlet pencak silat. Berbagai pencapaian tersebut tentunya tidak luput dari proses panjang sejak pemassalan, penjaringan, pembibitan, dan pembinaan olahraga prestasi yang dilakukan dengan berbagai strategi. Berikut ini dijelaskan mengenai proses pemassalan, penjaringan, pembibitan, dan pembinaan olahraga cabang olahraga prestasi unggulan Kabupaten Sukoharjo selama kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir.

35 a. Pemassalan Olahraga 100 Dari hasil wawancara dan observasi yang dilakukan oleh peneliti, pemerintah kabupaten Sukoharjo melaksanakan pemassalan olahraga dengan berbagai metode di antaranya dengan data potensi, kompetisi, perguruan tinggi, maupun dengan wadah padepokan. Setiap cabang olahraga unggulan memiliki strategi tersendiri untuk melaksanakan pemassalan olahraga dilihat dari berbagai pertimbangan mengenai sumber daya manusia, fasilitas, dan aksestabilitas. Bagi cabang olahraga yang belum melaksanakan kompetisi atau even tingkat kabupaten, pemassalan olahraga akan lebih efektif menggunakan metode pendataan potensi. Data tersebut dibenarkan oleh Hary Agung P, selaku pelatih cabang olahraga paralayang yang menyatakan bahwa, Karena belum adanya kompetisi di tingkat kabupaten, selama ini kita menjaring dengan cara mendata potensi peminat olahraga paralayang di wilayah Sukoharjo. Hingga saat ini ada tujuh atlet profesional dan tiga atlet amatir yang kita siapkan nantinya untuk regenerasi atlet paralayang kabupaten Sukoharjo. Karena nantinya di Porprov di tahun 2018 akan ada kelas A dan kelas B, sehingga kita perlu menyiapkan atlet-atlet muda. (w.4; p.6) Sedangkan untuk cabang olahraga pencak silat, pemassalan olahraga diserahkan ke masing-masing padepokan, seperti yang dikemukakan Haris Nugroho, S.Pd., M.Or., selaku pengurus IPSI sebagai berikut: Secara keseluruhan dari proses penjaringan, pemassalan, pembibitan, sampai dengan pembinaan diserahkan ke masing-masing padepokan di bawah koordinasi IPSI. (w.5; p.6) Selain itu, untuk cabang olahraga atletik, pemassalan olahraga telah lebih dapat dikembangkan melalui ajang Popda di kabupaten Sukoharjo tiap tahunnya. Hal tersebut dikuatkan oleh pertanyaan Ronny Suryo N., S.Pd., yang menyampaikan bahwa, Kami memanfaatkan ajang Popda kabupaten Sukoharjo setiap tahunnya guna menjaring commit atlet-atlet to user junior. (w.6; p.6)

36 101 Dari pendapat diatas dapat dijelaskan bahwa pemassalan olahraga di Kabupaten Sukoharjo menggunakan tiga jalur pendekatan yaitu melalui olahraga pendidikan, olahraga rekreasi dan olahraga prestasi.olahraga pendidikan yaitu melalui mata pelajaran penjaskes yang diajarkan baik itu dari tingkat SD sampai tingkat SMA yang dibawah pengawasan Dinas Pendidikan Kabupaten Sukoharjo. Pemassalan olahraga yang kedua yaitu melalui olahraga rekreasi melalui kegiatan kegiatan olahraga yang bersifat masyarakat yang diadakan baik itu oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Sukoharjo dalam hal ini DINAS POPK. Pemassalan olahraga yang ketiga yaitu melalui olahraga prestasi disini KONI Kabupaten Sukoharjo yang merupakan sebuah organisasi yang menaungi berbagai induk cabang olahraga prestasi di Kabupaten Sukoharjo berperan serta dalam hal pemassalan olahraga prestasi dengan mendorong para induk cabang olahraga prestasi yang ada di Kabupaten Sukoharjo untuk melakukan pemassalan olahraga prestasi melalui klubklub setiap cabang olahraga yang ada. Sampai saat ini ada 33 induk cabang olahraga prestasi yang tergabung dalam KONI Kabupaten Sukoharjo. Pemassalan olahraga di Kabupaten Sukoharjo juga dilakukan dengan bantuan surat kabar, radio maupun tv lokal yang sering kali memberitakan setiap ada even olahraga yang digelar. Namun seringkali dalam pelaksanaan pemassalan olahraga Pemerintah Kabupaten Sukoharjo mengalami beberapa kendala.hal ini mengakibatkan hanya cabang olahraga tertentu saja yang dapat berkembang dengan baik di Kabupaten Sukoharjo. Cabang olahraga yang berkembang dengan baik di Kabupaten Sukoharjo antara lain sepak bola, bola voli,dan bulu tangkis. Ketiga cabang tersebut dikatakan berkembang dengan baik karena dalam setiap desa di Kabupaten Sukoharjo memiliki perkumpulan olahraga tersebut walaupun belum commit dikelola to secara user profesional.

37 102 Masalah yang dihadapi oleh Pemerintah Kabupaten Sukoharjo dalam hal pemassalan olahraga diakibatkan oleh rendahnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya olahraga dan juga keadaan sosial ekonomi masyarakat di Kabupaten Sukoharjo serta persebaran sarana prasarana olahraga yang ada di Kabupaten Sukoharjo belum merata keseluruh kecamatan maupun desa mengakibatkan sulit berkembangnya cabang-cabang olahraga yang ada. Hal inilah yang menjadi kendala utama dalam pemassalan olahraga.selain itu pengangkatan isu-isu tentang keolahragaan masih kurang dibandingkan dengan isu-isu tentang perkembangan ekonomi dan pariwisata yang lebih dominan, sehingga menyebabkan info tentang perkembangan olahraga tidak dapat diketahui oleh masyarakat luas. Hal tersebut menyebabkan masyarakat kurang mengetahui perkembangan dan pembinaan olahraga yang terjadi di Kabupaten Sukoharjo mengakibatkan partisipasi masyarakat terhadap olahraga menjadi minim. Namun demikian kendala-kendala tersebut nampaknya bisa teratasi hal tersebut terlihat dari perkembangan pemassalan olahraga yang menuju kearah lebih baik. Hal tersebut sesuai dengan pendapat dari Bapak Drs. Sukono yang menyatakan bahwa: Perkembangan olahraga di Sukoharjo dalam kurun waktu 5 tahun berkembang dengan pesat akan tetapi belum optimal perkembangan ini dapat dilihat dengan antusiasme masyarakat dalam bidang olahraga dengan maraknya pertandinganpertandingan yang bersifat turnamen tunggal seperti atletik, pencak silat, taekwondo, dan sebagainya. (w. 3: p. 11) Selain itu ada pendapat dari Bapak Bapak Bambang Haryono yang menyatakan bahwa perkembangan olahraga mengalami peningkatan kearah yang lebih baik khususnya mengenai pemassalan olahraga: Perkembangan olahraga di Sukoharjo dalam kurun waktu 5 tahun berkembang dengan cukup baik dengan meningkatnya jumlah cabor yang dipertandingkan baik itu di OO2SN tingkat SD, SMP, SMA maupun POPDA.(w.2: p. 11)

38 103 Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa untuk pemassalan olahraga yang terjadi di Kabupaten Sukoharjo mengalami perkembangan kearah yang lebih baik itu terlihat dari semakin antusiasme masyarakat dalam melakukan aktivitas olahraga. b. Pembibitan Atlet pembinaan Pembibitan merupakan tahapan kedua dalam piramida olahraga prestasi dalam tahapan ini bertujuan untuk menjaring atlet-atlet yang dapat berprestasi ditingkatan yang lebih tinggi. Dari wawancara dan studi dokumen yang diperoleh peneliti selama penelitian, Peraturan Daerah yang mengatur bidang olahraga di Kabupaten Sukoharjo belum ada khususnya tentang pembinaan olahraga prestasi. Hal ini sesuai dengan pendapat dari Bapak Drs. Sukono: Kalau yang secara spesifik mengatur tentang olahraga prestasi di Kabupaten Sukoharjo, belum ada. Ditingkat provinsi Jawa Tengah sendiri baru disusun Perda mengenai penyelenggaraan olahraga tahun Kabupaten Sukoharjo kami dorong kearah sana.. (w.1: p.3) Selain itu Bapak Bapak Bambang Haryono menyatakan bahwa: Belum ada perda tentang olahraga prestasi. Kami masih mengacu pada UUSKN secara umum..(w. 2: p. 5) Dalam proses pembibitan atlet di Kabupaten Sukoharjo dilakukan dengan cara mengadakan kompetisi baik itu single event maupun multi event. Hal tersebut sesuai dengan hasil wawancara Bapak Drs. Sukonoyang menyatakan: Belum ada Perda tentang keolahragaan di Kab. Sukoharjo, dengan demikian di dalam mengatur olahraga (atlet dan Pelatih) Berprestasi KONI kabupaten Sukoharjo menghargai dengan nama bonus atlet dan pelatih berprestasi tiap tahunnya dengan anggaran dana KONI. Karena PERDA yang mengatur tentang pembangunan olahraga prestasi belum ada maka kami melakukan pembibitan atlet dengan mendorong para induk cabang olahraga yang berada di bawah naungan KONI Kabupaten Sukoharjo untuk terus melakukan upaya seperti mengadakan kompetisi namun hal ini belum sepenuhnya dilakukan oleh seluruh induk cabang olahraga,

39 104 hanya cabang olahraga yang dikenal luas oleh masyarakat yang sering mengadakan kompetisi-kompetisi.(w. 3: p. 3) Dua multi even keolahragaan yang rutin digelar oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Sukoharjo adalah POPDA dan O2SN. POPDA adalah multi even kejuaraan di tingkat kabupaten yang menjadi agenda rutin Pemerintah Kabupaten Sukoharjo, dalam hal ini pelaksananya adalah KONI. POPDA di Kabupaten Sukoharjo digelar setiap 2 tahun sekali pada tahun-tahun genap tujuannya adalah untuk menjaring atlet yang berprestasi agar dapat mewakili Kabupaten Sukoharjo dalam even olahraga tingkat provinsi atau PORPROV yang digelar setiap tahun ganjil. Pemerintah Kabupaten Sukoharjo juga mengagendakan pembibitan atlet melalui jalur multi even lainnya selain POPDA yaitu O2SN. O2SN merupakan salah satu jalur pembibitan atlet yang rutin digelar oleh Pemerintah Kabupaten Sukoharjo melalui SKPD nya yaitu kerjasama antara Dinas POPK dengan Dinas Pendidikan Kabupaten Sukoharjo setiap setahun sekali.peserta O2SN adalah siswa-siswi baik dari tingkat SD sampai SMA. Tujuannya sama yaitu menjaring bibit-bibit atlet daerah yang dapat mewakili Kabupaten Sukoharjo dalam bidang olahraga dikompetisi O2SN tingkat provinsi. Dari kegiatan olahraga yang diadakan Pemerintah Kabupaten Sukoharjo baik itu yang bersifat multi even seperti POPDA dan O2SN serta kejuaraan single even seperti pertandingan voli, pertandingan bulutangkis, pertandingan catur dan lainnya, pastilah ditemukan atlet-atlet yang berprestasi. Dari situlah kewenangan dari setiap klub-klub olahraga di Kabupaten Sukoharjo untuk dapat merekrut dan membinanya sehingga menghasilkan atlet-atlet yang dapat mengharumkan namasukoharjo baik di even olahraga tingkat provinsi maupun nasional. Hal tersebut senada dengan pendapat Bapak Bambang Haryono yang menyatakan Untuk penerapan pembibitan atlet di Kabupaten Sukoharjo melekat di satkernya masing-masing yang selama ini dilakukan dengan mengadakan O2SN baik itu di tingkat SD, SMP, maupun

40 lebih mudah, karena jam terbang atlet semakin banyak yang dapat berdampak pada perkembangan mental, taktik dan teknk yang dimiliki. 105 SMA di tingkat kabupaten pelaksanaannya dilakukan oleh Dinas Pendidikan dari pekan O2SN tadi tentulah menghasilkan juarajuara yang akan bertanding di tingkat provinsi disinilah atlet-atlet tadi di kawal oleh DINAS POPK. Selanjutnya dari even tadi muncul bibit atlet-atlet yang berprestasi itu menjadi kewenangan klub-klub olahraga prestasi yang ada di Sukoharjo untuk merekrut dan membinanya. (w. 2: p.4) Dalam kegiatan multi even O2SN ditingkat SD tahun 2015 Pemerintah Kabupaten Sukoharjo melalui SKPD Dinas Pendidikan bekerjasama dengan DINAS POPK menyelenggarakan kegiatan olahraga yang mempertandingkan berbagai cabang olahraga. Pertandingan tersebut diadakan ditempat -tempat yang telah disediakan oleh panitia.tempat-tempat tersebut tersebar diseputaran Kota Sukoharjo.Cabang olahraga yang dipertandingkan dalam O2SN tingkat SD tahun 2015 di Kabupaten Sukoharjo antara lain cabang atletik, pencak silat, taekwondo, dan balap sepeda. Dalam hal pembibitan atlet untuk memperoleh atlet yang bisa berprestasi di tingkat yang lebih tinggi Pemerintah Kabupaten Sukoharjo juga mengalami berbagai macam kendala antara lain. Kurangnya kompetisi olahraga yang diadakan untuk pembibitan atlet disebabkan keterbatasan anggaran. Selain itu Kabupaten Sukoharjo juga belum memiliki tim terpadu pencari bibit atlet berbakat lintas instansi pemangku kepentingan olahraga. Dari uraian diatas dapat tarik kesimpulan sementara bahwa proses pembibitan atlet di Kabupaten Sukoharjo secara internal berlangsung baik hal tersebut terlihat dari rutinnya Pemerintah Daerah baik itu melalui KONI maupun SKPD di bawahnya yang menggelar even seperti O2SN maupun POPDA. Selain kedua even tersebut pemerintah harus lebih mendorong para induk cabang olahraga di bawah KONI untuk lebih sering mengikuti maupun mengadakan kejuaraan yang bersifat multi even maupun single even sehingga penjaringan atlet akan

41 106 c. Pembinaan Prestasi Pembinaan prestasi merupakan tahap lanjutan setelah pemassalan dan pembibitan. Pembinaan prestasi atlet merupakan sarana untuk mengembangkan atlet menuju prestasi yang lebih gemilang. Dalam pembinaan prestasi dibutuhkan sebuah kebijakan yang mengatur mekanisme pembinaan itu sendiri, namun dalam wawancara yang dilakukan oleh peneliti di Kabupaten Sukoharjo belum ada Perda yang secara khusus mengatur tentang pembangunan olahraga terutama olahraga prestasi berikut kutipan wawancara Bapak Wardoyo Wijaya, SH., MH: Sukoharjo belum mempunyai PERDA yang secara khusus mengatur tentang pembangunan dan peningkatan prestasi olahraga. Misalkan ada atlet yang berprestasi ditingkat provinsi maupun nasional masalah pembinaan maupun besarnya penghargaan atau reward itu belum diatur. (w.1: p.3) menyatakan: Hal senada juga diungkapkan Bapak Drs. Sukono yang Kebijakan atau Perda yang mengatur tentang pembinaan atlet berprestasi belum ada. (w.2: p.3) Dari kedua pendapat diatas menguatkan indikasi bahwa Kabupaten Sukoharjo belum mempunyai Peraturan Daerah yang mengatur tentang pembangunan keolahragaan khususnya pembangunan olahraga prestasi, begitu pula peraturan daerah yang mengatur tentang pembinaan prestasi. Dalam pelaksanaan pembinaan prestasi yang selama ini dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Sukoharjo baik itu melalui KONI maupun DINAS POPK serta bantuan dari SKPD lainnya sudah berlangsung cukup baik hal tersebut diindikasikan dengan torehan medali yang didapat mengalami peningkatan, ini sesuai dengan kutipan wawancara dengan Bapak Wardoyo Wijaya, S.H., M.H.: Tapi secara garis besar, dengan berbagai prestasi dan pembinaan atlet yang saya amati, pembinaan dan kepelatihan olaharaga di

42 107 Sukoharjo sudah berjalan baik. Yang perlu diperhatikan dan lebih dikembangkan adalah pengelolaan organisasinya. (w.1: p.7) Hal senada juga diungkapkan oleh Bapak Bapak Bambang Haryono yang menyatakan: Kabupaten Sukoharjo memiliki SDM yang baik dan senantiasa dapat dikelola serta dikembangkan untuk mencapai olahraga prestasi. SDM yang kami miliki terpenuhi baik dari segi atlet, pelatih, dan pengurus. (w.2: p.7) Pembinaan Prestasi di kabupaten Sukoharjo sudah berjalan dengan cukup baik, dengan menelurkan atlet skala nasional, yang mampu berprestasi di tingkat nasional dan internasional. Itu semua tak lepas dari peran serta klub dan sentra pembinaan masing-masing cabang olahraga. Hal ini sudah sejalan dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 Pasal 27 ayat 4 yang berbunyi : Pembinaan dan pengembangan olahraga prestasi dilaksanakan dengan memberdayakan perkumpulan olahraga, menumbuhkan sentra pembinaan olahraga yang bersifat nasional dan daerah, dan menyelenggarakan kompetisi secara berjenjang dan berkelanjutan Selain dari hasil wawancara diatas peneliti juga menemukan data dari dokumen yang mengindikasikan bahwa pembinaan prestasi yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Sukoharjo berlangsung cukup baik, dokumen itu berasal dari KONI yang tertuang dalam dokumen rencana kerja KONI Kabupaten Sukoharjo tahun 2015, adapun isi dari upaya perencanaan peningkatan pembinaan prestasi dapat dijabarkan sebagai berikut : a. Bantuan pembinaan bagi cabang olahraga yang akan mengikuti kegiatan di tingkat provinsi dengan bentuk kegiatan kejuaraan daerah dan kejuaraan diluar kejuaraan daerah. b. Bantuan pembinaan bagi atlet maupun pelatih yang berprestasi baik berupa insentif disetiap bulannya. c. Bantuan peningkatan sumber daya manusia dengan mengikutsertakan pelatih maupun wasit dalam kegiatan: 1). Pelatihan pelatih tingkat provinsi maupun tingkat nasional. 2). Seminar mengenai kegiatan peningkatan prestasi. 3). Peningkatan kualifikasi wasit ditingkat provinsi maupun nasional. d. Bantuan dana kepada masing-masing cabang olahraga

43 108 e. Kegiatan penyelenggaraan PUSLATKAB 2 bulan sebelum PORPROV f. Bantuan kepada induk organisasi fungsional g. Peningkatan bidang penelitian dan pengembangan h. Pengadaan dan perbaikan sarana prasarana olahraga Dalam proses pembinaan prestasi pemerintah Kabupaten Sukoharjo dalam hal ini KONI maupun Dinas POPK mengalami berbagai kendala. Kendala yang dihadapi KONI secara garis besar tertuang dalam rencana kerja KONI Kabupaten Sukoharjo tahun 2015 yang isinya dapat dijabarkan sebagi berikut: a. Beberapa cabang olahraga yang melakukan pembinaan olahraga secara rutin yang ditangani oleh orang ahli dibidangnya dan ditunjang oleh organisasi yang solid sehingga mampu berprestasi sampai tingkat nasional. b. Beberapa cabang olahraga sudah melakukan pembinaan olahraga secara rutin yang ditangani oleh orang yang ahli dan didukung organisasi yang solid tetapi belum mampu menunjukan prestasi yang membanggakan. c. Beberapa cabang belum melakukan pembinaan secara rutin dan ditangani oleh orang yang ahli sehingga belum bisa mengakomodasikan potensi yang ada di lingkungan penggemar olahraga untuk dapat menunjukkan prestasi terbaiknya. Kendala yang dihadapi oleh selaku salah satu badan yang menangani pembinaan prestasi di Kabupaten Sukoharjo tertuang dalam dokumen RENSTRA yang isinya sebagai berikut: a. Program dan kegiatan yang dilaksanakan Bidang Olahraga Dinas Pemuda, Olahraga, Pariwisata, dan Kebudayaan Kabupaten Sukoharjo selalu berbenturan dengan Dinas Pendidikan Kabupaten Sukoharjo. b. Pembinaan olahraga prestasi dan olahraga masyarakat kurang maksimal karena kurang proaktifnya cabang olahraga dalam pembinaan dan pelaporan kegiatannya. c. Terbatasnya pendanaan dari pemerintah daerah dan masyarakat yang mengakibatkan keikutsertaan olahragawan dalam kejuaraan di tingkat daerah maupun regional sangat kurang sehingga berakibat kurangnya pengalaman, fisik, mental, teknik, dan taktik bertanding dibanding olahragawan didaerah lain. d. Kurangnya koordinasi dan kerjasama antar organisasi yang menangani olahraga.

44 109 Selain dari kedua sumber dokumen diatas kendala yang dihadapi Pemerintah Daerah dalam melakukan pembinaan prestasi, kendala itu terkait dengan kurangnya fasilitas, sarana prasarana tempat latihan dan pembinaan, terbatasnya anggaran APBD Kabupaten Sukoharjo. Hal tersebut sesuai dengan hasil wawancara yang dilakukan peneliti kepada Drs. Sukono yang menyatakan: Kendala yang kita hadapi adalah kurangnya fasilitas, sarana prasarana tempat latihan dan pembinaan, terbatasnya anggaran APBD Kabupaten Sukoharjo, sehingga kurang bisa maksimal dalam pembinaan atlet. (W.3: P.10). Selain itu kendala yang dihadapi dalam pembinaan prestasi terkait sarana prasarana olahraga prestasi yang telah tersedia belum dapat dimanfaatkan sepenuhnya karena masih dalam tahap pembangunann, hal itu sesuai dengan pendapat Bapak Wardoyo Wijaya, S.H, MM. yang menyatakan, Kendala yang paling signifikan dan memang perlu segera dibenahi adalah infrastruktur untuk pelatihan olahraga. Kami masih perlu mempersiapkan dukungan sarana dan prasarana untuk pelatihan olahraga prestasi. Kabupaten Sukoharjo akan mulai pembangunan di tahun ini khususnya untuk arena olahraga indoor di Komplek Gelora Merdeka Jombor Sukoharjo. Dengan harapan dapat mewadahi pelatihan dan pembinaan olahraga prestasi ke depan.. (w.1: p.10). Namun demikian arah kebijakan pembinaan olahraga yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Sukoharjo sudah mulai menampakan arahnya menuju pembinaan olahraga yang lebih baik. Hal tersebut dikuatkan oleh pidato Bupati SukoharjoWardoyo Wijaya SH., MH dalam pembukaan Musorkab tahun 2015 dengan jalan mengupayakan anggaran bagi atlet berprestasi agar mereka bersemangat, dengan memberikan bonus kepada atlet berprestasi, jika atlet meraih medali doble, bonusnya juga harus doble, begitu pula pelatihnya.

45 110 Salah satu ujung tombak keberhasilan pembinaan olahraga prestasi dapat dilihat dari prestasi yang ditorehkan oleh atletnya setiap mengikuti pertandingan olahraga. Prestasi atlet tidak didapat secara instan tetapi melalui suatu proses pembinaan yang berjenjang dengan melibatkan semua unsur pemangku kepentingan olahraga di Kabupaten Sukoharjo. Di dalam pembinaan atlet olahraga prestasi di Kabupaten Sukoharjo sudah melalui proses piramida olahraga yang meliputi, pemassalan olahraga, pembibitan atlet, dan pembinaan prestasi. Dari berbagai upaya peningkatan prestasi yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Sukoharjo melalui KONI telah mengalami perkembangan prestasi kearah yang lebih baik itu ditandai dengan semakin banyaknya cabang olahraga yang pola pembinaan dan organisasinya semakin baik sehingga cabang olahraga tersebut menjadi olahraga unggulan daerah. Kabupaten Sukoharjo dalam PORPROV 2013 mengirimkan atlet dari 20 cabang olahraga yaitu: Paralayang, Futsal, Ganthole, Wushu, Tenis Lapangan, Squash, Pencak Silat, Aeromodeling, Balap Sepeda, Senam, Tarung Drajat, Karate,Tae Kwon Do, Panahan, Tinju, Bulu Tangkis, Tenis Meja, Judo, Atletik, dan Renang,. Dengan semakin banyaknya cabang olahraga yang diikutkan dalam PORPROV hal itu juga mempengaruhi hasil perolehan medali yang diperoleh dengan bergesernya posisi perolehan medali dari urutan bawah menuju urutan tengah dalam setiap PORPROV yang diikuti. 3. Pembinaan Pelatih Olahraga Pelatih profesional yang baik adalah pelatih yang mempunyai dedikasi, antusias yang tinggi, kematangan jiwa, etika yang baik, jujur, disiplin dan konsen terhadap pembinaan prestasi serta memahami konsep pembinaan prestasi yang baik. Pelatih merupakan tenaga keolahragaan yang memiliki kualifikasi dan sertifikat kompetensi dalam bidang olahraga. Konsep pembinaan prestasi yang baik harus memahami pertumbuhan dan perkembangan atlet, menguasai media dan metode latihan dengan pendekatan

46 ilmiah yang efektif (menggunakan IPTEK), memahami cara berkomunikasi yang baik, mampu menyampaikan materi-materi latihan dengan jelas dan dapat dipahami oleh semua atlet serta dapat menjadi contoh dan motivator bagi atletnya. 111 Pembinaan pelatih di kabupaten Sukoharjo dalam kurun waktu 5 (lima) tahun mengalami progress yang cukup signifikan. Cabang olahraga unggulan memperoleh beberapa capaian yang cukup membanggakan di even daerah, nasional, bahkan internasional. Baik sebagai perwakilan kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, maupun Indonesia. Berbagai pencapaian tersebut tentunya tidak dapat terlepas dari peran pelatih pada setiap cabang olahraga. Pelatih memiliki peran yang sangat berpengaruh sejak proses penjaringan, pemassalan, pembibitan, dan pembinaan atlet di setiap cabang olahraga. Dalam kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir, usaha pembinaan pelatih dan atlet di kabupaten Sukoharjo, khususnya pada cabang olahraga unggulan telah menuai hasil yang memuaskan. Bahkan prestasi pada cabang olahraga taekwondo, sepeda balap, atletik, paralayang dan pencak silat telah sampai pada tingkat nasional dan internasional. Seperti dikutip dari hasil wawancara dengan pelatih paralayang yakni Bapak Hary Agung P., sebagai berikut: Pada Porprov 2013, kontingen Kabupaten Sukoharjo mendapatkan 3 perak dan 2 perunggu, selanjutnya atlet paralayang Sukoharjo mewakili Jawa Tengah di ajang nasional dan mewakili Indonesia di ajang internasional. (w.4, p.3) Senada dengan yang disampaikan Hary Agung P., Haris Nugroho selaku pelatih pencak silat juga menyampaikan capaian cabang olahraga unggulan kabupaten Sukoharjo pernah memperoleh prestasi sampai pada ajang internasional yakni Merpati Putih World Cup Championship. Informasi tersebut dikemukakan dalam pernyataan Haris Nugroho di bawah ini. Pada Porprov tahun 2013 Cabor Pencak Silat memperoleh 1 emas, 2 perak, 3 perunggu. Di tahun 2014 Sukoharjo banyak berpartisipasi pada kejuaraan pencak silat, salah satunya pada even Merpati Putih World Cup Championship mendapatkan juara 1 dan juara 2, dan masih banyak lagi. (w.5, p.3)

47 112 Berkaitan dengan prestasi di tingkat daerah dan nasional, cabang olahraga atletik juga memiliki prestasi yang signifikan terutama dalam kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir dalam even Kejuaraan Atletik Panglima TNI Terbuka 2012, PON, dan Porprov Hal tersebut dikemukakan oleh Ronny Suryo Narbito selaku pelatih atletik kabupaten Sukoharjo dalam sebagai berikut ini. Pada tahun 2012, atlet lompat jauh dari Sukoharjo, Mas Okky Setyo Utomo, memperoleh juara 1 di Kejuaraan Atletik Panglima TNI Terbuka Sebelumnya tahun 2011 kita juga mendapatkan kejuaraan di nomor lari estafet dan jalan cepat, masing-masing juara II Nasional. Dan pada Porprov 2013, kita memperoleh 2 emas dan 1 perunggu. (w.6, p.3) Selain itu, pada cabang olahraga taekwondo, Shaleha Fitriana Yusuf (16 tahun), atlet taekwondo kabupaten Sukoharjo masuk ke berpartisipasi dalam Pelatnas (Pelatihan Tingkat Nasional) tahun Pernyataan tersebut dikemukakan oleh Agus Hady Wibowo, S.T., selaku pelatih taekwondo kabupaten Sukoharjo, sebagai berikut: Tahun ini atlet kita Shaleha Fitriana Yusuf yang baru berusia 16 tahun, dari kabupaten Sukoharjo berkesempatan mengikuti pelatihan tingkat nasional. (w.7, p.3) Meskipun para pelatih kabupaten Sukoharjo dapat mengantarkan para atletnya untuk mendulang banyak prestasi di even daerah, nasional, maupun internasional, namun tentunya berbagai usaha pembinaan prestasi tersebut tidak lepas dari kendala yang menjadi tantangan di setiap waktunya. Kendala dalam pembinaan olahraga prestasi di kabupaten Sukoharjo di antaranya berupa; 1) infrastruktur, dukungan sarana dan prasarana termasuk di dalamnya arena olahraga yang memadai untuk latihan atlet khususnya paralayang dan atletik; 2) dukungan anggaran dari pemerintah daerah yang masih terbilang minim untuk operasional pelatihan dan pembinaan atlet; 3) perhatian dari pemerintah berupa apresiasi baik secara materiil maupun moriil khususnya untuk jaminan masa depan atlet dan pelatih.

48 113 Berbagai kendala yang disebutkan di atas dikemukakan oleh beberapa atlet bahkan pada cabang olahraga unggulan sekalipun. Kendala pertama mengenai infrastruktur, sarana dan prasarana dibenarkan oleh pelatih paralayang, atletik, dan balap sepeda. Tidak adanya arena latihan yang memadai dan fasilitas yang mencukupi, membuat para atlet harus berlatih di luar daerah Sukoharjo. Hal tersebut dikemukakan oleh Hary Agung P. selaku pelatih paralayang, sebagai berikut: Kendala utama dalam latihan paralayang adalah lokasi. Sukoharjo tidak memiliki lokasi yang strategis untuk latihan rutin paralayang, sehingga kita perlu ke lokasi latihan di Karanganyar tepatnya di daerah wisata Kemuning. Meskipun demikian, daerah tersebut sepenuhnya dikelola kabupaten Sukoharjo, karena program pemerintah kabupaten Karanganyar ingin menjadikan Kemuning sebagai daerah wisata Paralayang. (w.4; p.4) Fakta tersebut diperkuat dengan pernyataan oleh pelatih atletik, Ronny Suryo Narbito sebagai berikut: Kendala utama jelas pada fasilitas, sarana, dan prasarana. Di Sukoharjo belum ada tempat latihan atletik yang terstandar, sehingga latihannya di Stadion Manahan Solo bersama dengan atlet-atlet daerah. (w.6; p.4) Kendala yang sama juga dialami oleh para pelatih atlet sepeda balap. Jewarsi, selaku pelatih sepeda balap kabupaten Sukoharjo menyatakan bahwa para atletnya harus berlatih ke Solo, tepatnya di Manahan, karena fasilitas di sana lebih lengkap dan memadai dibandingkan dengan di Sukoharjo. Pernyataan tersebut diungkapkan sebagai berikut: Di Sukoharjo tidak ada lokasi yang mendukung untuk berlatih sepeda balap. Atlet kami perlu berlatih sampai ke Manahan, Solo, karena hanya di sana fasilitas tersedia dengan lengkap sekaligus sarana dan prasarananya. (w.8; p.4) Kendala mengenai dukungan anggaran dan perhatian yang minim dari pemerintah disampaikan oleh Haris Nugroho, M.Or., selaku pelatih pencak silat, yang mengalami commit kesulitan to user dalam manajemen keuangan

49 berkaitan dengan alokasi anggaran sebanyak 20 juta yang harus didistribusikan ke berbagai padepokan pencak silat di kabupaten Sukoharjo, termasuk anggaran operasional. Dampak dari minimnya perhatian pemerintah terkait anggaran, khususnya di cabor pencaksilat, adalah keluarnya atau pindahnya beberapa atlet kabupaten ke daerah lain yang dinilai lebih menjanjikan kesejahteraan atlet. berikut: 114 Haris Nugroho, M.Or., mengemukakan kendala anggaran sebagai Pembinaan atlet di Kabupaten Sukoharjo diserahkan kepada masingmasing perguruan atau padepokan, selama ini kendala yang dihadapi adalah minimnya anggaran dari Pemda. Cabor pencak silat hanya mendapatkan subsidi sebesar 20 juta setiap tahunnya. Selain itu, karena minimnya perhatian dari Pemda, ada beberapa atlet yang berpindah ke daerah yang lebih menjanjikan masa depan bagi atlet. (w.5; p.4) Berbagai kendala tersebut juga dibenarkan oleh Drs. Sukono selaku Ketua Umum KONI Sukoharjo sebagai berikut: Kendala yang kita hadapi adalah kurangnya fasilitas, sarana prasarana tempat latihan dan pembinaan, terbatasnya anggaran APBD Kabupaten Sukoharjo, sehingga kurang bisa maksimal dalam pengembangan dan pembinaan atlet. (w.3; p.5) Dari beberapa pernyataan tersebut di atas, kendala utama dalam pembinaan pelatih di kabupaten Sukoharjo dapat dikategorikan ke dalam dua kriteria yakni kendala materiil dan kendala non-materiil. Kendala materiil berupa infrastruktur, sarana prasarana, dan alokasi anggaran. Sedangkan kendala non-materiil berupa perhatian dari pemerintah khususnya terhadap kesejahteraan pelatih berprestasi yang telah mengharumkan nama baik kabupaten Sukoharjo di tingkat daerah, nasional, bahkan internasional. Meskipun pembinaan pelatih di Sukoharjo harus menghadapi berbagai kendala, namun kabupaten Sukoharjo juga memiliki peluang yang jika dioptimalkan dengan baik akan dapat menjadi salah satu modal untuk tetap mengembangkan pembinaan pelatih dan meningkatkan prestasi baik

50 115 pelatih maupun atlet. Peluang tersebut berupa potensi SDM pelatih kabupaten Sukoharjo, terutama di cabang olahraga unggulan. Berdasarkan hasil observasi berupa pengumpulan data yang bersumber dari Dinas POPK Sukoharjo, diperoleh data sertifikasi pelatih pada gambar di bawah ini. Gambar 4.8. Histogram Data Sertifikasi Pelatih Olahraga Kabupaten Sukoharjo Berdasarkan gambar 4.8. dapat disimak bahwa kabupaten Sukoharjo memiliki beberapa pelatih yang telah tersertifikasi daerah yakni 1 pelatih Balap Sepeda, 2 pelatih Paralayang, dan 4 pelatih atletik. Sedangkan sertifikasi nasional diperoleh oleh pelatih balap sepeda sebanyak 2 orang, paralayang sebanyak 1 orang, dan pencak silat sebanyak 6 orang. Sertifikasi pelatih internasional dimiliki oleh 30 orang pelatih dari cabang olahraga taekwondo. Sedangkan untuk pengalaman melatih atlet kabupaten/kota, beberapa pelatih tersertifikasi di kabupaten Sukoharjo juga memiliki rekam jejak yang cukup panjang sampai kurun waktu ±7 (tujuh) tahun. Pengamalam para pelatih tersebut dapat disimak dalam gambar berikut ini.

51 116 Gambar 4.9. Histogram Data Pengalaman Melatih Atlet Kabupaten/Kota Berdasarkan gambar 4.9. dapat ketahui bahwa pengalaman melatih para pelatih kabupaten Sukoharjo beragam. Untuk pengalaman melatih atlet Kabupaten/Kota selama 1-3 tahun dimiliki oleh 1 pelatih paralayang, 1 pelatih atletik, 5 pelatih taekwondo, dan 2 pelatih pencak silat. Sedangkan untuk pengalaman melatih atlet Kabupaten/Kota selama 4-6 tahun dimiliki oleh 2 pelatih balap sepeda, 1 pelatih paralayang, 1 pelatih atletik, 10 pelatih taekwondo, dan 2 pelatih pencak silat. Pengalaman melatih atlet Kabupaten/Kota dimiliki 1 pelatih balap sepeda, 1 pelatih paralayang, 2 pelatih atletik, 15 pelatih taekwondo, dan 2 pelatih pencak silat. Selain memiliki pengalaman melatih atlet Kabupaten/Kota, para pelatih di Sukoharjo juga memiliki pengalaman melatih atlet daerah atau propinsi sesuai dengan sertifikasi masing-masing yang dapat disimak dalam gambar sebagai berikut.

52 117 Gambar Histogram Data Pengalaman Melatih Atlet Provinsi Berdasarkan gambar pengalaman melatih atlet provinsi selama 1-3 tahun dimiliki oleh 1 pelatih atletik dan 1 pelatih pencak silat. Sedangkan pengalaman melatih atlet provinsi selama 406 tahun dimiliki oleh 2 pelatih balap sepeda, 1 pelatih paralayang, 1 pelatih atletik, dan 1 pelatih pencak silat. Pengalmana melatih atlet provinsi lebih dari 7 tahun dimiliki oleh 1 pelatih balap sepeda, 1 pelatih paralayang, dan 1 pelatih taekwondo. Tidak hanya melatih atlet provinsi, pelatih kabupaten Sukoharjo juga memiliki sertifikasi pelatih nasional dalam mempersiapkan atlet nasional di even internasional. Pengalaman melatih atlet nasional tersebut dapat disimak dalam gambar sebagai berikut. Gambar Histogram Data Pengalaman Melatih Atlet Nasional

53 118 Berdasarkan gambar dapat disimak bahwa pelatih kabupaten Sukoharjo yang memiliki rekam jejak melatih atlet nasional selama 4-6 tahun adalah 1 pelatih balap sepeda. Pelatih paralayang dan takwondo yang sudah tersertifikasi nasional bahkan memiliki pengalaman melatih atlet nasional lebih dari 7 tahun. Berbagai pengalaman melatih tersebut tentunya tidak lepas dari pelatihan dan penataran yang diikuti oleh para pelatih untuk dapat mengembangkan diri dan potensinya dalam membina atlet berprestasi. Data mengenai frekuensi dan klasifikasi pelatihan/penataran pelatih dalam kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir dapat disimak pada gambar sebagai berikut. Gambar Histogram Frequensi Pelatihan/Penataran Pelatih Olahraga Unggulan Kabupaten Sukoharjo 5 Tahun Terakhir

54 119 Gambar Histogram Kualifikasi Pelatih Olahraga Prestasi Unggulan Kabupaten Sukoharjo Untuk partisipasi pelatihan/penataran pelatih di tingkat daerah, cabang olahraga balap sepeda (1 orang pelatih), paralayang (2 orang pelatih), atletik(4 orang pelatih), dan pencak silat pernah berpartisipasi setidaknya sekali dalam kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir. Untuk partisipasi pelatihan/penataran pelatih di tingkat nasional, cabang olahraga balap sepeda, paralayang, dan pencak silat pernah berpartisipasi sekali dalam kurun waktu 5(lima) tahun. Sedangkan untuk pelatih cabang olahraga taekwondo berpartisipasi sekali dalam pelatihan/penataran pelatih interionasional di Korea. Hal ini sejalan dengan Undang-Undang Nomor 3 tahun 2005 Pasal 27 ayat 3 yang berbunyi : Pembinaan dan pengembangan olahraga prestasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dilakukan oleh pelatih dan memiliki kualifikasi dan sertifikat kompetensi yang dapat dibantu oleh tenaga keolahragaan dengan pendekatan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan demikian, meskipun terdapat berbagai kendala dan tantangan untuk pembinaan pelatih, namun potensi SDM pelatih yang dimiliki oleh kabupaten Sukoharjo pun tidak dapat dipungkiri telah menjadi

55 daya saing tersendiri. Para pelatih tentunya memiliki harapan terutama dalam hal penghargaan dan apresiasi pemerintah kabupaten terhadap atlet dan pelatih berprestasi termasuk di dalamnya jaminan kesejahteraan hidup, pengembangan infrastruktur olahraga, dan peningkatan alokasi dana yang signifikan dan tepat sasaran setiap tahunnya. sebagai berikut: 120 Hal tersebut dikemukakan oleh pelatih paralayang, Hary Agung P Untuk harapan ke depan, yang jelas di setiap kali even provinsi harus target juara, untuk kemudian mewakili Jawa Tengah di even nasional bahkan internasional. Karena atlet paralayang kabupaten Sukoharjo sudah terbukti prestasinya, tinggal bagaimana kita mempertahankannya. Selain itu perhatian pemerintah juga kami harapkan, terutama dalam pembenahan mekanisme pemberian penghargaan sebagai apresiasi terhadap atlet yang berprestasi. (w.4; p.5) Harapan yang sama juga dikemukakan oleh Haris Nugroho, M.Or. selaku pelatih pencak silat, dengan mengemukakan pernyataan di bawah ini. Sesungguhnya Sukoharjo memiliki banyak potensi atlet dimana apabila diperhatikan dengan baik dan benar oleh pemerintah daerah akan berbanding lurus dengan prestasi yang akan dicapai. Dengan harapan pembinaan prestasi yang baik nantinya di ajang Porprov 2018, kabupaten Sukoharjo dapat mendulang banyak medali. (w.5; p.5) Sedangkan pelatih atletik, Ronny Suryo juga memiliki harapan yang senada dengan pernyataan sebagai berikut: Harapannya, atlet Sukoharjo tetap dapat mempertahankan dan meningkatkan prestasi terutama di ajang Porprov 2018 berikutnya. Fasilitas, sarana, dan prasarana di kabupaten Sukoharjo juga dilengkapi dan distrandarkan dan dikelola dengan baik. (w.6; p.5) Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kabupaten Sukoharjo memiliki potensi SDM pelatih yang mumpuni, meskipun dihadapkan dengan berbagai tantangan berupa fasilitas dan anggaran, namun pembinaan pelatih di Sukoharjo dapat terus berjalan terutama dalam beberapa cabang olahraga unggulan. Besar harapan para pelatih ke depan, pemerintah kabupaten Sukoharjo dapat lebih memberikan commit to apresiasi user dan penghargaan kepada para

56 121 pelatih berprestasi berupa jaminan kesejahteraan hidup agar para pelatih dapat fokus mengembangkan kepelatihan olahraga prestasi tanpa perlu merisaukan hal-hal yang berkaitan dengan dukungan materiil. 4. Pengurus Organisasi Olahraga Perencanaan jangka panjang yang dilakukan KONI Kabupaten Sukoharjo, ada beberapa kriteria dalam pembagian kelompok kerjanya, yaitu dalam unit kerja kesekretariatan, kebendaharaan, bidang pembinaan, bidang organisasi, bidang penyusunan program, bidang dana, dan bidang sarana prasarana. Unit dan bidang kerja tersebut memiliki jenis kegiatan yang akan dilakukan serta memiliki sasaran, tujuan, dan waktu pelaksanaan. Pengorganisasian yang dilakukan KONI Kabupaten Sukoharjo sangat sederhana, dengan 33 cabang olahraga yang dibinanya membutuhkan tenaga yang besar. Yang dilakukan KONI Kabupaten Sukoharjo adalah melakukan pemberdayaan setiap cabang olahraga, yang meningkatkan prestasi masing-masing. Memberikan perlakuan khusus dalam cabang olahraga, salah satunya membidik cabang olahraga unggulan di Kabupaten Sukoharjo. Pola manajemen yang berjenjang dan berkelanjutan, dengan bentuk organisasi dan pelayanan administrasi atlet yang diutamakan. Dan juga tahapan seleksi alam yang perlu diberikan. Untuk memberikan bentuk masa depan bagi atlet, pelatih yang ada di organisasi tersebut untuk bisa mendapatkan suatu penghargaan. Implementasi kebijakan tersebut diuraikan oleh Ketua KONI, Drs. Sukono, sebagai berikut: Ada penghargaan bagi atlet dan pelatih berprestasi, bentuknya Bonus uang pembinaan yang diserahkan setelah even kegiatan dan peringatan Haornas disetiap tahunnya, tapi untuk Pengurus belum ada (w.5; p.8) Uraian tersebut didukung dengan pernyataan dari Ketua IPSI Sukoharjo yakni Haris Nugroho, M.Or., yang membenarkan bahwa: Setiap tahun saat Haornas, setiap pelatih dan atlet mendapatkan insentif dari pemerintah. Walaupun commit jumlahnya to user tidak terlalu banyak. Di tahun

57 , ada beberapa atlet di kabupaten Sukoharjo yang menjuarai PON diangkat menjadi pegawai negeri sipil di kabupaten Sukoharjo. Kebijakan tersebut merupakan imbas positif dari kebijakan Kementrian Pemuda dan Olahraga RI yang saat itu dipimpin oleh Adyaksa Dault. (w.5; p.23) Senada dengan apa yang disampaikan oleh narasumber tersebut, pelatih cabang olahraga balap sepeda, Ibu Jewarsi, S.E., juga memberikan pernyataan yang sama sebagai berikut. Pada tahun 2009, saat itu saya sebagai pengurus KONI Kabupaten Sukoharjo mengusulkan 10 nama atlet berprestasi dan alhamdulillah ada 8 atlet yang diangkat menjadi PNS. Berkiblat dari kebijakan Menteri waktu itu, bahwa atlet berprestasi minimal di tingkat PON berhak diusulkan menjadi PNS oleh masing-masing Pemda. Selain itu insentif setiap tahunnya didapatkan oleh atlet dan pelatih dan pengurus organisasi olahraga di setiap peringatan Haornas. (w.8; p.23) Selain itu Bapak Hary Agung P. selaku pelatih nasional paralayang juga menyampaikan hal serupa, meskipun beliau juga menyatakan bahwa apresiasi selain dalam bentuk insentif belum begitu dirasakan. Pernyataan tersebut diuraikan sebagai berikut. Sampai dengan saat ini, organisasi paralayang belum begitu merasakan apresiasi Pemda baik terhadap pengurus, atlet, maupun pelatih. Namun demikian, ada perhatian Pemda dimana setiap Haornas ada bantuan insentif untuk atlet dan pelatih sesuai dengan kriteria atau tingkatannya. (w.4; p.23) Penghargaan yang diberikan oleh KONI kepada cabang olahraga yang dibinanya adalah dengan memberikan suatu dukungan seluas-luasnya cabang olahraga untuk mengembangkan dan meningkatkan prestasi yang akan dicapainya. Terutama untuk cabang olahraga unggulan di kabupaten Sukoharjo. Untuk memaksimalkan prestasi secara merata mengalami kesulitan, karena tidak bisa memaksakan sumber daya manusia yang bagus menurut KONI untuk masuk dalam cabang olaharaga, karena cabang olahraga tersebut memiliki aturan sendiri, sehingga KONI tidak bisa mengintervensi. KONI hanya bisa memberikan suatu gambaran dan alternatif

58 123 yang ada, misal mencarikan figur Ketua Umum dan semua itu dilimpahkan ke cabang olahraga itu sendiri, mau menerima atau tidak. Namun demikian, otoritas KONI juga dapat memberikan sumbangsih yang cukup progresif dengan mengusulkan realisasi apresiasi pemerintah dalam bentuk penghargaan berupa insentif, jaminan kesehatan, beasiswa, bahkan pekerjaan untuk atlet dan pelatih berprestasi. Bentuk apresiasi tersebut merupakan usulan dan masukan dari para atlet dan pelatih berprestasi yang dijembatani KONI dalam hal pengajuannya kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Sukoharjo. Dalam kurun waktu 5(lima) tahun terakhir ini, akhirnya pengajuan usulan dari KONI dapat diterima dan direalisasikan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Sukoharjo sesuai dengan bentuk penghargaan yang diusulkan, salah satunya insentif yang diberikan setiap Hari Olahraga Nasional kepada atlet dan pelatih berprestasi. Bukti adanya hasil dari kerja keras KONI dan segenap jajaran Pengkab dalam meningkatkan apresiasi Pemerintah kepada para atlet dan pelatih dapat dilihat pada gambar penghargaan yang diterima atlet dan pelatih seperti di bawah ini. Gambar Histogram Perolehan Penghargaan bagi Atlet dan Pelatih Berprestasi dari Pemerintah Kabupaten Sukoharjo

59 1 PARALAYANG Federasi Olahraga Balap Motor (FOBM) Persatuan Tinju Amatir Indonesia (PERTINA) Persatuan Olahraga Dayung Seluruh Indonesia (PODSI) 5 Persatuan Angkat Besi, Binaraga dan Angkat berat Seluruh Indonesia (PABBSI) 6 Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) WUSHU Ikatan Sport Sepeda Indonesia (ISSI) Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) 10 Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia (PTMSI) 11 Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Persatuan Tenis Lapangan Seluruh Indonesia (PELTI) 13 AEROMODELLING GANTOLE Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PRSI) National Paralympic Committee (NPC) Persatuan Catur Seluruh Indonesia (PERCASI) Federasi Panjat Tebing Indonesia commit to (FPTI) user Selain dijembatani oleh KONI, realisasi apresiasi pemerintah dalam bentuk penghargaan tersebut di atas tidak lepas dari peran manajerial pengurus organisasi cabang olahraga prestasi unggulan yang sudah optimal dalam mangelola baik pengurus, atlet, maupun pelatih. Adanya pengurus kabupaten yang memiliki kepengurusan masa bakti membuktikan adanya program maupun rencana kerja baik tahunan maupun lima tahunan sekaligus adanya target dan laporan dari berbagai pelaksanaan kegiatan maupun capaian prestasi. Berdasarkan observasi yang dilaksanakan oleh peneliti, diperoleh data berupa daftar pengurus organisasi olahraga se-kabupaten Sukoharjo tahun 2015, dengan uraian sebagai berikut. Tabel Data Masa Bakti Kepengurusan Induk Cabang Organisasi Olahraga dibawah KONI Kabupaten Sukoharjo No Induk Cabang Olahraga Masa Bakti Kepengurusan

60 Keluarga Olahraga Tarung Derajat (KODRAT) Gabungan Brige Seluruh Indonesia (GABSI) TAE KWON DO Persatuan Panahan Seluruh Indonesia (PERPANI) 23 Perserikatan Base Ball & Softball Amatir Seluruh Indonesia (PERBASASI) Persatuan Bola Basket Seluruh Indonesia (PERBASI) Persatuan Bola Volly Seluruh Indonesia (PBVSI) Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI) federasi Olahraga Karate-Do Indonesia (FORKI) Persatuan Golf Indonesia (PGI) Persatuan Bela Diri Kempo Indonesia (PERKEMI) 30 Persatuan Squash Indonesia (PSI) Persatuan Senam Indonesia (PERSANI) Persatuan Judo Seluruh Indonesia (PJSI) Asosiasi futsal Kabupaten (AFK) Sumber: Renja KONI Kabupaten Sukoharjo tahun 2015 Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa masih adanya pengurus organisasi olahraga yang belum melaksanakan musyawarah pada Pengkabnya, sebagai contoh PODSI, PABBSI, GABSI dan PGI. Belum terlaksananya musyawarah tersebut menghambat jalannya koordinasi antara KONI Kabupaten Sukoharjo dan pengurus organisasi olahraga di bawahnya. Hal tersebut juga menjadi pertimbangan KONI Kabupaten Sukoharjo untuk mengusulkan cabang olahraga tersebut pada partisipasi Porprov 2018 nantinya. Padahal, di sisi lain KONI Kabupaten Sukoharjo berupaya mengoptimalkan partisipasi atlet Sukoharjo pada seluruh cabang olahraga. Selain itu, dari hasil observasi yang telah dilakukan, sistem koordinasi antara Pemda Kabupaten Sukoharjo, KONI, Cabor, dan Pengkab digambarkan dalam skema sebagai berikut.

61 126 Gambar Sistem Koordinasi Organisasi Olahraga Kabupaten Sukoharjo Sumber : KONI Kabupaten Sukoharjo Sistem koordinasi tersebut berlaku dalam manajemen kepengurusan olahraga di Kabupaten Sukoharjo, namun demikian pada implementasinya masih terdapat dualisme fungsi dan peran beberapa dinas kabupaten yang terlibat dalam mempersiapkan even olahraga terutama di tingkat pendidikan (SD/SMP/SMA). Pada pelaksanaan Popda tingkat kabupaten tahun 2016, Dinas Pendidikan Kabupaten menjadi penanggungjawab pelaksanaan, padahal jika disesuaikan dengan Skema yang ada, seharusnya tugas sebagai penanggungjawab dipegang oleh Dinas Pemuda, Olahraga, Pariwisata, dan Kebudayaan (POPK). Dualisme peran tersebut juga diungkapkan oleh Kasie Olahraga Dinas POPK Kabupaten Sukoharjo, Bapak Bambang Haryono, S.Pd., MM. sebagai berikut: Koordinasi antara Pemda, KONI, dan Pengkab sudah berjalan dengan baik, namun pada pelaksanaan di lapangan terdapat tumpang tindih kepengurusan di saat penyelenggaraan even olahraga Popda kabupaten

62 Sukoharjo dimana even olahraga tersebut dikelola oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Sukoharjo. (w.2 ; p.3) 127 Pernyataan tersebut senada dengan apa yang disampaikan oleh Ketua KONI Sukoharjo seperti di bawah ini. Sampai dengan saat ini, koordinasi tersebut sudah berjalan antara Pemda, KONI, dan Pengkab. Dikarenakan kami, para pengurus jajaran manajemen olahraga di kabupaten Sukoharjo baru dilantik, dalam hal ini kami mencoba untuk senantiasa memperbaiki kinerja untuk ke depannya. (w.2 ; p.3) Masih dalam kaitannya dengan koordinasi antar jajaran, Wardoyo Wijaya, SH.MH., selaku Bupati Sukoharjo juga mengemukakan bahwa implementasi sistem koordinasi akan lebih optimal apabila insan olahraga memegang peranan penting dalam kepengurusan. Pernyataan tersebut bersumber dari kutipan sebagai berikut ini. Sebagai Bupati, saya mencoba mengarhkan kepada seluruh dinas, KONI, dan pengkab untuk dapat menentukan Ketua Umum KONI berdasarkan latar belakangnya di bidang olahraga, seperti halnya Drs. Sukono. Ketika semua jajaran kabupaten yang mengelola olahraga dipimpin oleh insan olahraga, maka koordinasi antar Pengkab akan berjalan dengan baik dan optimal karena setiap pihak merupakan orangorang yang ahli dalam bidangnya dan paham benar bagaimana implementasinya di lapangan. (w.1 ; p.3) Manajemen pengurus olahraga yang baik dan memiliki kinerja optimal serta mampu mengelola potensi sekaligus mengembangkan sumber daya manusia olahraga dengan maksimal tentunya tidak dapat terlepas dari dukungan anggaran yang tercukupi. KONI Kabupaten Sukoharjo mendapatkan dana hibah dari Pemkab sebesar 700 juta rupiah yang dialokasi untuk operasional atlet dan pengkab. Hal tersebut didukung oleh pernyataan Ketua KONI sebagai berikut: Anggaran yang diperoleh KONI pada tahun 2016 sebesar 700 juta. Anggara tersebut berasal dari dana hibah Pemkab Sukoharjo. Seluruh anggaran tersebut dialokasikan untuk keperluan administrasi kantor, bantuan atlet berprestasi, bantuan uang pembinaan, bantuan kejuaraan, dan bantuan operaisonal commit Pengkab to user sejumlah 33 cabang olahraga. Dan sampai dengan saat ini kami masih dituntut untuk menyelesaikan laporan

63 128 keuangan 2015 dikarenakan Ketua Umum pada masa bakti sebelumnya meninggal dunia. Hal tersebut menghambat pencairan anggaran KONI pada tahun (w.3; p.6) Anggaran untuk pembinaan olahraga di kabupaten Sukoharjo masih tergolong sedikit dan kurang untuk sebanyak 33 Pengcab Olahraga. Seperti yang tertuang pada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2007 tentang Pendanaan Olahraga, tercantum pada pasal 3 Pemerintah dan pemerintah daerah wajib mengalokasikan anggaran keolahragaan melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Nasional dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. Dimana kabupaten Sukoharjo sudah mengalokasikan APBD untuk pembinaan olahraga di kabupaten Sukoharjo. Berkaitan dengan manajemen anggaran, dikarenakan minimnya dana hibah yang dialokasikan oleh pemerintah, dan sebagian besar dana tersebut diserap KONI dan Dinas Pendidikan, maka Dinas POPK mendapatkan alokasi anggaran yang cukup minim untuk adminsitrasi maupun operasional. Hal tersebut diungkapkan oleh Kasie Olahraga Dinas POPK, Bambang Haryono, S.Pd., MM. dengan alasan sebagai berikut: Di Dinas POPK sendiri utamanya di bidang olahraga, anggaran yang dialokasikan sangat minim. Dikarenakan anggaran olahraga dibagi ke tiga Dinas, yakni KONI, Dinas Pendidikan, dan Dinas POPK sendiri. Anggaran di KONI dimaksimalkan untuk pembinaan atlet profesional, sedangkan di Dinas Pendidikan dimaksimalkan untuk penyelenggaraan even olahraga pada jenjang pendidikan. (w.2; p.6) Dalam implementasinya, anggaran yang dikelola KONI dialokasikan ke masing-masing Pengkab. Sebagai contohnya, untuk cabang olahraga pencak silat mendapatkan anggaran sebesar 20 juta rupiah setiap tahunnya. Hal tersebut dikemukakan oleh Ketua IPSI Sukoharjo yakni Haris Nugroho, M.Or. sebagai berikut. Pembinaan atlet di Kabupaten Sukoharjo diserahkan kepada masingmasing perguruan atau padepokan, selama ini kendala yang dihadapi adalah minimnya anggaran dari Pemda. Cabor pencak hanya mendapatkan subsidi sebesar commit 20 to juta user setiap tahunnya. Selain itu, karena

64 minimnya perhatian dari Pemda, ada beberapa atlet yang berpindah ke daerah yang lebih menjanjikan masa depan bagi atlet. (w.5; p.4) 129 Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa manajemen kepengurusan organisasi di Sukoharjo masih perlu banyak pembenahan dan pengembangan mengingat para pengurusnya, terutama pengurus KONI Kabupaten Sukoharjo baru dilantik bersamaan dengan dilantiknya jajaran pemerintah kabupaten. Dengan dikelolanya KONI Kabupaten Sukoharjo oleh pihak yang ahli dalam bidang olahraga, diharapkan manjemenen kepengurusan organisasi olahraga dapat segera dikelola dengan maksimal untuk mempersiapkan kaderisasi dan regenerasi atlet-atlet berprestasi ke depannya. C. Pembahasan Kebijakan tentang pembinaan atlet, pelatih dan pengurus organisasi prestasi di Kabupaten Sukoharjo merupakan upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah dalam hal ini melalui DINAS POPK dan KONI Kabupaten Sukoharjo untuk mengembangkan olahraga prestasi agar bisa berkembang dan dapat menjadi kebanggaan daerah dengan jalan membuat suatu aturan baik itu dalam bentuk PERDA, Perbup, renstra, rencana kerja maupun instruksi langsung dari atasan kepada bawahannya. Dari hasil penelitian yang diperoleh Kabupaten Sukoharjo belum meiliki PERDA yang secara khusus mengatur tentang pembangunan olahraga terutama pembinaan sumber daya manusia bidang olahraga prestasi, namun ditemukan berbagai dokumen yang selama ini menjadi dasar bagi setiap pelaku olahraga untuk melakukan pembinaan. Dasar tersebut antara lainperaturan Bupati Nomor 28 tahun 2008 tentang uraian tugas fungsi dan tata kerja Dinas POPK, rencana kerja KONI Kabupaten Sukoharjo Tahun 2015, renstra Dinas POPK tahun Kebijakan yang baik harus pula diimbangi dengan implementasi kebijakan yang tepat agar hasil yang didapat dapat sesuai dengan rencana awal dan tujuan kebijakan tersebut dibuat. Untuk memudahkan

65 130 dalam mengambil kesimpulan maka hasil penelitian yang akan dibahas satu persatu di bawah ini: 1. Pembinaan Atlet Pembinaan atlet tidak dapat lepas dari pembinaan olahraga unggulan, dimana proses pembinaan untuk olahraga unggulan harus melalui tahap sebagai berikut : (1) pemassalan, (2) pembibitan, (3) pembinaan prestasi. Disamping itu sudah dijalankan program latihan yang terukur, didukung pula adanya program penelitian dan pengembangan, kompetisi yang baik, dan uji coba tanding yang terprogram. Keberadaan Klub Olahraga Sekolah, Klub Olahraga dan Sentra Olahraga yang dikelola oleh Pemda merupakan kekuatan tersendiri untuk membantu proses keberlangsungan pembinaan. Sebaiknya Klub Olahraga Sekolah, Klub Olahraga, atau Sentra Olahraga lainnya diarahkan membina berbagai macam cabang olahraga unggulan yang telah ditetapkan oleh KONI Kabupaten Sukoharjo. Sistem pembinaan olahraga prestasi harus berjenjang. Panduan pembinaan atlet jangka panjang harus dilaksanakan secara cermat, secara garis besar sistem pembinaan atlet jangka panjang dapat dilihat pada gambar berikut ini : Gambar Pembinaan Atlet Jangka Panjang

PJOK ( Pendidikan Jasmani Olahraga & Kesehatan )

PJOK ( Pendidikan Jasmani Olahraga & Kesehatan ) Berikut ini nama Induk Organisasi Cabang Olahraga Indonesia atau wadah bagi semua cabang olah raga Indonesia yang berada dibawah Naungan KONI ( Komite Olahraga Nasional Indonesia ). KONI tersebut juga

Lebih terperinci

NOMOR : 415.4/2979/ /2009 NOMOR : 19/KOK-SBY/KPTS/VI/2009

NOMOR : 415.4/2979/ /2009 NOMOR : 19/KOK-SBY/KPTS/VI/2009 NASKAH PERJANJIAN KERJASAMA ANTARA PEMERINTAH KOTA SURABAYA DENGAN KOMITE OLAHRAGA KOTA SURABAYA TENTANG PENINGKATAN PRESTASI OLAHRAGA ATLET KOTA SURABAYA NOMOR : 415.4/2979/436.2.3/2009 NOMOR : 19/KOK-SBY/KPTS/VI/2009

Lebih terperinci

WALIKOTA JAMBI PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KOTA JAMBI NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG PENINGKATAN SARANA DAN PRASARANA OLAH RAGA DI KOTA JAMBI

WALIKOTA JAMBI PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KOTA JAMBI NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG PENINGKATAN SARANA DAN PRASARANA OLAH RAGA DI KOTA JAMBI SALINAN WALIKOTA JAMBI PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KOTA JAMBI NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG PENINGKATAN SARANA DAN PRASARANA OLAH RAGA DI KOTA JAMBI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA JAMBI, Menimbang

Lebih terperinci

P P L M Data dan Informasi Prestasi dan Cabang Olahraga Unggulan PPLP 2013 DATA DAN INFORMASI PRESTASI DAN CABANG OLAHRAGA UNGGULAN

P P L M Data dan Informasi Prestasi dan Cabang Olahraga Unggulan PPLP 2013 DATA DAN INFORMASI PRESTASI DAN CABANG OLAHRAGA UNGGULAN P P L M - 2 0 1 4 Data dan Informasi Prestasi dan Cabang Olahraga Unggulan PPLP 2013 w. k e m e n p o r a. g o. i d w w w. k e m e n p o r a. g o. i d DATA DAN INFORMASI PRESTASI DAN CABANG OLAHRAGA UNGGULAN

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Untuk memperoleh berbagai keterangan yang dibutuhkan, maka dalam proposal penelitian ini akan dilaksanakan dilingkup Pemerintahan Daerah Kabupaten,

Lebih terperinci

P P L M 2012 DATA DAN INFORMASI K E M E N T E R I A N P E M U D A DAN O L A H R A G A PRESTASI DAN CABANG OLAHRAGA UNGGULAN.

P P L M 2012 DATA DAN INFORMASI K E M E N T E R I A N P E M U D A DAN O L A H R A G A PRESTASI DAN CABANG OLAHRAGA UNGGULAN. P P L M - 1 Data dan Informasi 1 PRESTASI DAN CABANG OLAHRAGA UNGGULAN DATA DAN INFORMASI PRESTASI DAN CABANG OLAHRAGA UNGGULAN P P L M 1 www.kemenpora.go.id Kementerian Pemuda dan Olahraga i K E M E N

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH TENTANG PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN PROVINSI JAWA TENGAH

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH TENTANG PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 4 TAHUN 2018 TENTANG PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. merupakan daya tarik agar orang-orang mau berkunjung. Obyek wisata dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. merupakan daya tarik agar orang-orang mau berkunjung. Obyek wisata dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Obyek wisata adalah sesuatu yang ada didaerah tujuan wisata yang merupakan daya tarik agar orang-orang mau berkunjung. Obyek wisata dapat berupa bangunan seperti

Lebih terperinci

8. URUSAN KEPEMUDAAN DAN OLAH RAGA

8. URUSAN KEPEMUDAAN DAN OLAH RAGA 8. URUSAN KEPEMUDAAN DAN OLAH RAGA Disadari atau tidak, pemuda sejatinya memiliki peran dan fungsi yang strategis dalam akselerasi pembangunan termasuk pula dalam proses kehidupan berbangsa dan bernegara.

Lebih terperinci

PROPOSAL PROGRAM PEMBINAAN OLAHRAGA KONI KABUPATEN CIANJUR TAHUN 2018

PROPOSAL PROGRAM PEMBINAAN OLAHRAGA KONI KABUPATEN CIANJUR TAHUN 2018 PROPOSAL PROGRAM PEMBINAAN OLAHRAGA KONI KABUPATEN CIANJUR TAHUN 2018 I. LATAR BELAKANG Program Kerja KONI Kabupaten Cianjur adalah suatu rangkaian kegiatan yang dirancang secara seksama, terarah, terukur,

Lebih terperinci

P P L M Data dan Informasi Prestasi dan Cabang Olahraga Unggulan PPLP w w w. k e m e n p o r a. g o. i d DATA DAN INFORMASI

P P L M Data dan Informasi Prestasi dan Cabang Olahraga Unggulan PPLP w w w. k e m e n p o r a. g o. i d DATA DAN INFORMASI P P L M - 1 3 Data dan Informasi Prestasi dan Cabang Olahraga Unggulan PPLP 13 w w w. k e m e n p o r a. g o. i d DATA DAN INFORMASI PRESTASI DAN CABANG OLAHRAGA UNGGULAN KEMENTERIAN PEMUDA DAN OLAHRAGA

Lebih terperinci

P P L P 2012 DATA DAN INFORMASI K E M E N T E R I A N P E M U D A DAN O L A H R A G A PRESTASI DAN CABANG OLAHRAGA UNGGULAN.

P P L P 2012 DATA DAN INFORMASI K E M E N T E R I A N P E M U D A DAN O L A H R A G A PRESTASI DAN CABANG OLAHRAGA UNGGULAN. P P L P - 1 Data dan Informasi PPLP 1 PRESTASI DAN CABANG OLAHRAGA UNGGULAN DATA DAN INFORMASI PRESTASI DAN CABANG OLAHRAGA UNGGULAN P P L P 1 www.kemenpora.go.id Kementerian Pemuda dan Olahraga i K E

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Olahraga adalah salah satu bentuk dari upaya peningkatan kualitas manusia yang diarahkan pada pembentukan watak dan kepribadian, disiplin dan sportivitas yang tinggi,

Lebih terperinci

IV.B.8. Urusan Wajib Pemuda dan Olahraga

IV.B.8. Urusan Wajib Pemuda dan Olahraga 8. URUSAN PEMUDA DAN OLAH RAGA Pembangunan pemuda dan olahraga mempunyai peran strategis dalam mendukung peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing. Pemuda memiliki peran aktif

Lebih terperinci

14 NAMA UNIT ORGANISASI : DINAS PEMUDA, OLAHRAGA, KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA

14 NAMA UNIT ORGANISASI : DINAS PEMUDA, OLAHRAGA, KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA 14 NAMA UNIT ORGANISASI : DINAS PEMUDA, OLAHRAGA, KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang pemuda, olah raga, kebudayaan dan pariwisata berdasarkan asas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Perubahan pola hidup manusia adalah akibat dari dampak era

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Perubahan pola hidup manusia adalah akibat dari dampak era BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perubahan pola hidup manusia adalah akibat dari dampak era globalisasi yang semakin dapat dirasakan dalam kehidupan seharihari, pola hidup dari dampak tersebut

Lebih terperinci

JALUR PRESTASI TAHUN PELAJARAN 2016/2017

JALUR PRESTASI TAHUN PELAJARAN 2016/2017 DINAS PENDIDIKAN PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU JALUR PRESTASI TAHUN PELAJARAN 2016/2017 DINAS PENDIDIKAN PROVINSI DKI JAKARTA 2016 KETENTUAN PPDB JALUR PRESTASI PPDB

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dalam perkembangan dunia olahraga akhir-akhir ini terutama di Indonesia sedang mengalami kemunduruan, dapat dilihat dari menurunnya prestasi atlet-atlet Indonesia

Lebih terperinci

kemenpora.go.id DATA DAN INFORMASI P P L P

kemenpora.go.id DATA DAN INFORMASI P P L P kemenpora.go.id DATA DAN INFORMASI P P L P PRESTASI Data dan Informasi PPLP DATA DAN INFORMASI PPLP ISBN: xxx-xxx-xxx-x Ukuran Buku:,7 cm x cm Jumlah Halaman: 83 + xvi Tim Penyusun Penanggung Jawab Ketua

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA www.bpkp.go.id PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG PEMBINAAN OLAHRAGA TERPADU MELALUI SPORT TRAINING CENTER KABUPATEN SEMARANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN KOTA BALIKPAPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN,

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN KOTA BALIKPAPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN, PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN KOTA BALIKPAPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN, Menimbang : a. bahwa pembangunan di bidang

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 21 TAHUN 2008 T E N T A N G TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEMUDA DAN OLAHRAGA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DINAS PEMUDA, OLAH RAGA, KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KOTA MOJOKERTO TAHUN

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DINAS PEMUDA, OLAH RAGA, KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KOTA MOJOKERTO TAHUN LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DINAS PEMUDA, OLAH RAGA, KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KOTA MOJOKERTO TAHUN 2015-2019 PEMERINTAH KOTA MOJOKERTO DINAS PEMUDA, OLAH RAGA, KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA

Lebih terperinci

MAKALAH PENDIDIKAN JASMANI DAN OLAHRAGA SEA GAMES KE-27 DI MYANMAR

MAKALAH PENDIDIKAN JASMANI DAN OLAHRAGA SEA GAMES KE-27 DI MYANMAR MAKALAH PENDIDIKAN JASMANI DAN OLAHRAGA SEA GAMES KE-27 DI MYANMAR Di susun oleh : Nama NIM : Sekar Tani : K2313065 Pendidikan Fisika 2013/B FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

REDESAIN STADION DAN SPORT HALL JATIDIRI SEMARANG

REDESAIN STADION DAN SPORT HALL JATIDIRI SEMARANG LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR (LP3A) REDESAIN STADION DAN SPORT HALL JATIDIRI SEMARANG DENGAN PENEKANAN DESAIN HI-TECH ARCHITECTURE Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KEPUTUSAN BUPATI BANTUL NOMOR 271 TAHUN 2016 TENTANG PENUNJUKAN BAPAK ANGKAT CABANG OLAHRAGA KABUPATEN BANTUL

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KEPUTUSAN BUPATI BANTUL NOMOR 271 TAHUN 2016 TENTANG PENUNJUKAN BAPAK ANGKAT CABANG OLAHRAGA KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KEPUTUSAN BUPATI BANTUL NOMOR 271 TAHUN 2016 TENTANG PENUNJUKAN BAPAK ANGKAT CABANG OLAHRAGA KABUPATEN BANTUL BUPATl BANTUL, Menimbang : a. bahwa untuk membina

Lebih terperinci

REDESAIN KOMPLEKS GELANGGANG OLAH RAGA SATRIA DI PURWOKERTO Dengan Penekanan Desain Arsitektur High-Tech

REDESAIN KOMPLEKS GELANGGANG OLAH RAGA SATRIA DI PURWOKERTO Dengan Penekanan Desain Arsitektur High-Tech LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR REDESAIN KOMPLEKS GELANGGANG OLAH RAGA SATRIA DI PURWOKERTO Dengan Penekanan Desain Arsitektur High-Tech Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN PEKAN DAN KEJUARAAN OLAHRAGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN PEKAN DAN KEJUARAAN OLAHRAGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN PEKAN DAN KEJUARAAN OLAHRAGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang Mengingat : bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Deskripsi Judul

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Deskripsi Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1 Deskripsi Judul Agar dapat memberikan kejelasan mengenai maksud dari judul yang diangkat, maka tiap-tiap kata dari judul tersebut perlu dijabarkan pengertiannya, yaitu sebagai berikut

Lebih terperinci

BUPATI ALOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN ALOR NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI ALOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN ALOR NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI ALOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN ALOR NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI ALOR, Menimbang : a. bahwa keolahragaan merupakan upaya

Lebih terperinci

Kata Kunci kebijakan pemerintah, sumber daya manusia, olahraga prestasi. Waskito Budi Nugroho 1, Agus Kristiyanto 2, Sapta Kunta Purnama 3

Kata Kunci kebijakan pemerintah, sumber daya manusia, olahraga prestasi. Waskito Budi Nugroho 1, Agus Kristiyanto 2, Sapta Kunta Purnama 3 KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH TENTANG PEMBINAAN SUMBER DAYA MANUSIA BIDANG OLAHRAGA PRESTASI (Studi Deskriptif Tentang Pembinaan Atlet, Pelatih, dan Pengurus Organisasi Olahraga di Kabupaten Sukoharjo) Waskito

Lebih terperinci

Panduan Olahraga Unggulan Daerah

Panduan Olahraga Unggulan Daerah Panduan Olahraga Unggulan Daerah 2014 1 Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunianya sehingga buku Pedoman Pengembangan Olahraga Unggulan Daerah Provinsi Jawa Tengah dapat

Lebih terperinci

RUMUSAN RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN OPD TAHUN 2016 DAN PERKIRAAN MAJU TAHUN 2017 PEMERINTAH KOTA DEPOK

RUMUSAN RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN OPD TAHUN 2016 DAN PERKIRAAN MAJU TAHUN 2017 PEMERINTAH KOTA DEPOK RUMUSAN RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN OPD TAHUN 06 DAN PERKIRAAN MAJU TAHUN 07 PEMERINTAH KOTA DEPOK Nama OPD :.8.0. DINAS PEMUDA, OLAH RAGA, PARIWISATA, SENI DAN BUDAYA Halaman dari 9 Indikator Rencana

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 16 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 16 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 16 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data, disimpulkan bahwa pembinaan prestasi panahan NPC Sragen sebagai sentra olahraga panahan bagi atlet difabel di Sragen

Lebih terperinci

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANGERANG, Menimbang : a. bahwa pembangunan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN PEKAN DAN KEJUARAAN OLAHRAGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN PEKAN DAN KEJUARAAN OLAHRAGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN PEKAN DAN KEJUARAAN OLAHRAGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang Mengingat : bahwa

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2010 TENTANG PROGRAM INDONESIA EMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2010 TENTANG PROGRAM INDONESIA EMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2010 TENTANG PROGRAM INDONESIA EMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk meningkatkan pencapaian

Lebih terperinci

STRATEGI PEMBINAAN OLAHRAGA MAHASISWA MENUJU POMNAS ACEH 2015

STRATEGI PEMBINAAN OLAHRAGA MAHASISWA MENUJU POMNAS ACEH 2015 STRATEGI PEMBINAAN OLAHRAGA MAHASISWA MENUJU POMNAS ACEH 2015 Disampaikan pada : Rapat Kerja Bidang Kemahasiswaan Tahun 2015 Magelang, 12 Maret 2015 DINAS PEMUDA DAN OLAHRAGA PROVINSI JAWA TENGAH Kondisi

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PEMUDA OLAHRAGA KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KABUPATEN SUMBAWA BUPATI SUMBAWA Menimbang : Mengingat : a. bahwa

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN PEKAN DAN KEJUARAAN OLAHRAGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN PEKAN DAN KEJUARAAN OLAHRAGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN PEKAN DAN KEJUARAAN OLAHRAGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN PEKAN DAN KEJUARAAN OLAHRAGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN PEKAN DAN KEJUARAAN OLAHRAGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN PEKAN DAN KEJUARAAN OLAHRAGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berdasarkan Undang-Undang Sistem Keolahragaan Nasional (2005:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berdasarkan Undang-Undang Sistem Keolahragaan Nasional (2005: 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan Undang-Undang Sistem Keolahragaan Nasional (2005: 2) olahraga adalah segala kegiatan yang sistematis untuk mendorong, membina, serta mengembangkan

Lebih terperinci

URUSAN WAJIB PEMUDA DAN OLAHRAGA

URUSAN WAJIB PEMUDA DAN OLAHRAGA 4.1.18 URUSAN WAJIB PEMUDA DAN OLAHRAGA 4.1.18.1 KONDISI UMUM Sejalan dengan semangat desentralisasi, dengan pelimpahan kekuasaan dan wewenang yang lebih luas kepada Pemerintah Daerah, membuka kesempatan

Lebih terperinci

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KEPEMUDAAN, OLAHRAGA, KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN 2017 TENTANG PENINGKATAN PRESTASI OLAHRAGA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN 2017 TENTANG PENINGKATAN PRESTASI OLAHRAGA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN 2017 TENTANG PENINGKATAN PRESTASI OLAHRAGA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk meningkatkan

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2010 TENTANG PROGRAM INDONESIA EMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2010 TENTANG PROGRAM INDONESIA EMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN NOMOR 22 TAHUN 2010 TENTANG PROGRAM INDONESIA EMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa untuk meningkatkan pencapaian prestasi atlet nasional di tingkat internasional

Lebih terperinci

PANDUAN PEKAN OLAHRAGA (POR) PELAJAR KEGIATAN KOMPETISI OLAHRAGA PELAJAR KABUPATEN BANTUL

PANDUAN PEKAN OLAHRAGA (POR) PELAJAR KEGIATAN KOMPETISI OLAHRAGA PELAJAR KABUPATEN BANTUL PANDUAN PEKAN OLAHRAGA (POR) PELAJAR KEGIATAN KOMPETISI OLAHRAGA PELAJAR KABUPATEN BANTUL TAHUN 2016 KANTOR PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN BANTUL Jl. R.A. Kartini No. 38 Trirenggo Bantul, Daerah Istimewa

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. manusia dan merupakan keinginan yang dimiliki oleh setiap individu manusia.

I. PENDAHULUAN. manusia dan merupakan keinginan yang dimiliki oleh setiap individu manusia. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Olahraga merupakan kegiatan yang tidak terpisahkan dalam setiap kehidupan manusia dan merupakan keinginan yang dimiliki oleh setiap individu manusia. Pemerintah berkewajiban

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pusat Pendidikan Latihan dan Olahraga Pelajar (PPLP) Provinsi Sumatera

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pusat Pendidikan Latihan dan Olahraga Pelajar (PPLP) Provinsi Sumatera BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pusat Pendidikan Latihan dan Olahraga Pelajar (PPLP) Provinsi Sumatera Utara adalah wadah untuk menghimpun serta membina atlet dengan minat dan bakat olahraga

Lebih terperinci

18. URUSAN WAJIB PEMUDA DAN OLAHRAGA

18. URUSAN WAJIB PEMUDA DAN OLAHRAGA 18. URUSAN WAJIB PEMUDA DAN OLAHRAGA A. KEBIJAKAN PROGRAM Pembangunan kepemudaan dilaksanakan dalam bentukpelayanan kepemudaan, yang berfungsi melaksanakanpenyadaran, pemberdayaan, dan pengembangan potensikepemimpinan,

Lebih terperinci

-1- BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 42 TAHUN 2011 TENTANG

-1- BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 42 TAHUN 2011 TENTANG -1- BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 42 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PEMUDA DAN OLAH RAGA KABUPATEN BANYUWANGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI LOKASI OBJEK PENELITIAN. Batang Hari. Candi ini merupakan peninggalan abad ke-11, di mana Kerajaan

BAB II DESKRIPSI LOKASI OBJEK PENELITIAN. Batang Hari. Candi ini merupakan peninggalan abad ke-11, di mana Kerajaan BAB II DESKRIPSI LOKASI OBJEK PENELITIAN A. Deskripsi Objek Wisata Candi Muaro Jambi Candi Muaro Jambi terletak di Kabupaten Muaro Jambi, tepatnya di Kecamatan Muaro Sebo, Provinsi Jambi. Lokasi candi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah bangsa dapat berdiri tegak diantara bangsa-bangsa lain di dunia,

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah bangsa dapat berdiri tegak diantara bangsa-bangsa lain di dunia, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebuah bangsa dapat berdiri tegak diantara bangsa-bangsa lain di dunia, salah satunya dengan pencapaian prestasi yang tinggi dibidang olahraga. Prestasi olahraga memiliki

Lebih terperinci

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN Lampiran III Peraturan Daerah Nomor Tanggal : : Tahun 2017 27 Januari 2017 PEMERINTAH KOTA MEDAN RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN TAHUN ANGGARAN

Lebih terperinci

- 1 - PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN

- 1 - PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN - 1 - PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang: a. bahwa

Lebih terperinci

PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) UNTUK PEMETAAN WISATA ALAM DAN BUDAYA SEBAGAI USAHA PERKEMBANGAN KABUPATEN SUKOHARJO

PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) UNTUK PEMETAAN WISATA ALAM DAN BUDAYA SEBAGAI USAHA PERKEMBANGAN KABUPATEN SUKOHARJO PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) UNTUK PEMETAAN WISATA ALAM DAN BUDAYA SEBAGAI USAHA PERKEMBANGAN KABUPATEN SUKOHARJO Bambang Partono 1, MS Khabibur Rahman 2 1 Pendidikan Geografi, Fakultas

Lebih terperinci

BAB I. A. Latar Belakang

BAB I. A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aktifitas berolahraga belakangan telah menjadi suatu hal yang fenomenal didunia yang menjadi bagian serta life style tak terpisahkan dalam kehidupan masyarakat sehari-hari.

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 87 TAHUN 2008

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 87 TAHUN 2008 GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 87 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS SEKRETARIAT, BIDANG, SUB BAGIAN DAN SEKSI DINAS KEPEMUDAAN DAN KEOLAHRAGAAN PROVINSI JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA

Lebih terperinci

BUPATI KABUPATEN OGAN ILIR PROVINSI SUMATERA SELATAN

BUPATI KABUPATEN OGAN ILIR PROVINSI SUMATERA SELATAN BUPATI KABUPATEN OGAN ILIR PROVINSI SUMATERA SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN ILIR NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN KEOLAHRAGAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI OGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peranan Olahraga Terhadap Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peranan Olahraga Terhadap Kesehatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1. Peranan Olahraga Terhadap Kesehatan Berdasarkan Undang-undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional, hal-hal yang terkait pentingnya olahraga

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR, GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KEPEMUDAAN DAN OLAHRAGA PROVINSI JAWA TIMUR DENGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan menerangkan bahwa untuk mewujudkan derajat kesehatan yang. dilaksanakan secara terpadu, menyeluruh, dan berkesinambungan.

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan menerangkan bahwa untuk mewujudkan derajat kesehatan yang. dilaksanakan secara terpadu, menyeluruh, dan berkesinambungan. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang? undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan menerangkan bahwa untuk mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi? tingginya bagi masyarakat,

Lebih terperinci

Studi tentang pembinaan prestasi Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI) kabupaten Wonogiri periode kepengurusan tahun

Studi tentang pembinaan prestasi Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI) kabupaten Wonogiri periode kepengurusan tahun Studi tentang pembinaan prestasi Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI) kabupaten Wonogiri periode kepengurusan tahun 2006-2010 Oleh : Sugeng Wahono NIM : K4604052 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam budaya Indonesia, tidak ada keterlibatan latihan fisik seperti olahraga modern. Suku asli Indonesia umumnya menghubungkan aktivitas fisik dengan praktik kesukuaan

Lebih terperinci

RANCANGAN PROGRAM PEMBINAAN PRESTASI ATLET YUNIOR TAHUN 2007 S/D Oleh Eka Nugraha, Cs. BIDANG PEMBINAAN PRESTASI ATLET YUNIOR PB PASI

RANCANGAN PROGRAM PEMBINAAN PRESTASI ATLET YUNIOR TAHUN 2007 S/D Oleh Eka Nugraha, Cs. BIDANG PEMBINAAN PRESTASI ATLET YUNIOR PB PASI RANCANGAN PROGRAM PEMBINAAN PRESTASI ATLET YUNIOR TAHUN 2007 S/D 2011 Oleh Eka Nugraha, Cs. BIDANG PEMBINAAN PRESTASI ATLET YUNIOR PB PASI RANCANGAN PROGRAM PEMBINAAN PRESTASI ATLET YUNIOR TAHUN 2007 S/D

Lebih terperinci

PROGRAM DAN KEGIATAN SKPD KABUPATEN BOGOR TAHUN Prakiraan Maju Rencana Tahun 2014 Urusan/Bidang Urusan Pemerintahan Daerah dan.

PROGRAM DAN KEGIATAN SKPD KABUPATEN BOGOR TAHUN Prakiraan Maju Rencana Tahun 2014 Urusan/Bidang Urusan Pemerintahan Daerah dan. PROGRAM DAN KEGIATAN SKPD KABUPATEN BOGOR TAHUN 2013 SKPD : DINAS PEMUDA DAN OLAH RAGA (Outcome)/Kegiatan (Output) Indikatif APBN APBD I APBD II Indikatif 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 URUSAN WAJIB BIDANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Internasional, dipenghujung tahun 2005 lahir Undang-Undang No. 3 tentang

BAB I PENDAHULUAN. Internasional, dipenghujung tahun 2005 lahir Undang-Undang No. 3 tentang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ditengah merosotnya prestasi olahraga secara Nasional maupun Internasional, dipenghujung tahun 2005 lahir Undang-Undang No. 3 tentang Sistem Keolahragaan Nasional.

Lebih terperinci

PANDUAN KEGIATAN KOMPETISI OLAHRAGA PELAJAR (PEKAN OLAHRAGA PELAJAR) KABUPATEN BANTUL

PANDUAN KEGIATAN KOMPETISI OLAHRAGA PELAJAR (PEKAN OLAHRAGA PELAJAR) KABUPATEN BANTUL PANDUAN KEGIATAN KOMPETISI OLAHRAGA PELAJAR (PEKAN OLAHRAGA PELAJAR) KABUPATEN BANTUL TAHUN 2015 KANTOR PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN BANTUL Jl. R.A. Kartini No. 38 Trirenggo Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN BARAT, Menimbang : a. bahwa pembangunan keolahragaan

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PENETAPAN PRASARANA OLAHRAGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PENETAPAN PRASARANA OLAHRAGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PENETAPAN PRASARANA OLAHRAGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal.

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG TAHUN 2008 NOMOR 30 NOMOR 30 TAHUN 2008

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG TAHUN 2008 NOMOR 30 NOMOR 30 TAHUN 2008 BERITA DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2008 NOMOR 30 PERATURAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR 30 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KOTA SEMARANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

B A B I V U r u s a n W a j i b P e m u d a d a n O l a h r a g a URUSAN WAJIB PEMUDA DAN OLAHRAGA

B A B I V U r u s a n W a j i b P e m u d a d a n O l a h r a g a URUSAN WAJIB PEMUDA DAN OLAHRAGA 4.1.18 URUSAN WAJIB PEMUDA DAN OLAHRAGA 4.1.18.1 KONDISI UMUM Keberadaan pemuda sangat menentukan perjalanan sejarah suatu bangsa. Telah tercatat, dalam perkembangan peradaban dunia yang membuktikan bahwa

Lebih terperinci

PENGUMUMAN NOMOR : /SET

PENGUMUMAN NOMOR : /SET PENGUMUMAN NOMOR : 03587 /SET.B-2/X/2014 TENTANG PENGADAAN CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL OLAHRAGAWAN DAN PELATIH BERPRESTASI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PEMUDA DAN OLAHRAGA TAHUN 2014 Berdasarkan Surat Keputusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 PENGERTIAN JUDUL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 PENGERTIAN JUDUL BAB I PENDAHULUAN 1.1 PENGERTIAN JUDUL Judul Studio Konsep Perancangan Arsitektur yang dipilih adalah PEKALONGAN AQUATIC CENTER, dari judul tersebut dapat diartikan atau diuraikan sebagai berikut : Pekalongan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN

PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN 1 SALINAN PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LAMONGAN, Menimbang Mengingat

Lebih terperinci

PROGRAM KERJA DINAS PEMUDA, OLAHRAGA KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KOTA CIREBON TAHUN 2013 GEMAH RIPAH LOH JINAWI

PROGRAM KERJA DINAS PEMUDA, OLAHRAGA KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KOTA CIREBON TAHUN 2013 GEMAH RIPAH LOH JINAWI PROGRAM KERJA DINAS PEMUDA, OLAHRAGA KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KOTA CIREBON TAHUN 2013 GEMAH RIPAH LOH JINAWI PEMERINTAH KOTA CIREBON KATA PENGANTAR Menindaklanjuti Peraturan Walikota Cirebon Nomor: 16

Lebih terperinci

GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT

GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHAESA GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT, Menimbang

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN PROVINSI JAWA TENGAH

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN PROVINSI JAWA TENGAH GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TENGAH, Menimbang:

Lebih terperinci

FORMULIR RENCANA AKSI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN DINAS PEMUDA, OLAHRAGA, KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2016

FORMULIR RENCANA AKSI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN DINAS PEMUDA, OLAHRAGA, KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2016 FORMULIR RENCANA AKSI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN DINAS PEMUDA, OLAHRAGA, KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 216 Sasaran Kegiatan Program Uraian Indikator Kinerja Target Uraian Indikator

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 9 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 9 TAHUN 2009 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 9 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 9 TAHUN 2009 TENTANG BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 9 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 9 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS KEBUDAYAAN, PARIWISATA, PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG KEADAAN KOTA YOGYAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG KEADAAN KOTA YOGYAKARTA BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1.1.1 KEADAAN KOTA YOGYAKARTA Kota Yogyakarta merupakan kota yang sangat kaya akan warisan budaya, masyarakat kota Yogyakarta sebagian besar berkebudayaan jawa yang

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 22 TAHUN 2010 TENTANG PROGRAM INDONESIA EMAS

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 22 TAHUN 2010 TENTANG PROGRAM INDONESIA EMAS PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 22 TAHUN 2010 TENTANG PROGRAM INDONESIA EMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

Sambutan Presiden RI Pd Peringatan Hari Olahraga Nasional di Yogyakarta tgl. 17 Okt 2013 Kamis, 17 Oktober 2013

Sambutan Presiden RI Pd Peringatan Hari Olahraga Nasional di Yogyakarta tgl. 17 Okt 2013 Kamis, 17 Oktober 2013 Sambutan Presiden RI Pd Peringatan Hari Olahraga Nasional di Yogyakarta tgl. 17 Okt 2013 Kamis, 17 Oktober 2013 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA PERINGATAN HARI OLAHRAGA NASIONAL DI STADION MANDALA

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR LAMPUNG,

PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR LAMPUNG, PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR LAMPUNG, Menimbang : a. bahwa pembangunan keolahragaan di Lampung diarahkan

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 22 TAHUN 2010 TENTANG PROGRAM INDONESIA EMAS

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 22 TAHUN 2010 TENTANG PROGRAM INDONESIA EMAS PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 22 TAHUN 2010 TENTANG PROGRAM INDONESIA EMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

Uraian Tugas dan Fungsi Dinas Kebudayaan, Pariwisata Kepemudaan dan Olah Raga Kota Madiun

Uraian Tugas dan Fungsi Dinas Kebudayaan, Pariwisata Kepemudaan dan Olah Raga Kota Madiun Uraian dan Dinas Kebudayaan, Pariwisata Kepemudaan dan Olah Raga Kota Madiun No 1 2 3 1 Sekretariat Melaksanakan kebijakan pelayanan administrasi kepada semua unsur di lingkungan Dinas meliputi pengelolaan

Lebih terperinci

PENGUMUMAN PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU SMA NEGERI 1 BATANG TAHUN PELAJARAN 2016/2017

PENGUMUMAN PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU SMA NEGERI 1 BATANG TAHUN PELAJARAN 2016/2017 PENGUMUMAN PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU SMA NEGERI 1 BATANG TAHUN PELAJARAN 2016/2017 SMA NEGERI 1 BATANG KABUPATEN BATANG Jl. Ki Mangunsarkoro 8 Telp. (0285) 391423 Batang Kode Pos 51211 e-mail: admin@sman1batang.sch.id

Lebih terperinci

~ 1 ~ BUPATI KAYONG UTARA PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAYONG UTARA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG

~ 1 ~ BUPATI KAYONG UTARA PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAYONG UTARA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG ~ 1 ~ SALINAN BUPATI KAYONG UTARA PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAYONG UTARA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN OLAHRAGA PRESTASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

Sejarah Pusat Pendidikan dan Latihan

Sejarah Pusat Pendidikan dan Latihan Sejarah Pusat Pendidikan dan Latihan Pusat Pendidikan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) merupakan wadah pembibitan olahragawan pelajar, diawali pendirian dan perintisannya tahun 1984 oleh Direktorat

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.102, 2014 KESRA. Kesehatan. Olahraga. Penghargaan. Pencabutan. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2014 TENTANG PEMBERIAN PENGHARGAAN OLAHRAGA DENGAN

Lebih terperinci

- 1 - PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAGAAN KEOLAHRAGAAN

- 1 - PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAGAAN KEOLAHRAGAAN - 1 - PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAGAAN KEOLAHRAGAAN I. UMUM Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG. PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN KEOLAHRAGAAN Dl KOTA BANJARMASIN

PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG. PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN KEOLAHRAGAAN Dl KOTA BANJARMASIN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN KEOLAHRAGAAN Dl KOTA BANJARMASIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANJARMASIN, Menimbang : a. b. c. d.

Lebih terperinci

MENTERI PEMUDA DAN OLAHRAGA REPUBLIK INDONESIA MENTERI PERATURAN MENTERI PEMUDA DAN OLAHRAGA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1684 TAHUN 2015 TENTANG

MENTERI PEMUDA DAN OLAHRAGA REPUBLIK INDONESIA MENTERI PERATURAN MENTERI PEMUDA DAN OLAHRAGA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1684 TAHUN 2015 TENTANG MENTERI PEMUDA DAN OLAHRAGA REPUBLIK INDONESIA MENTERI PERATURAN MENTERI PEMUDA DAN OLAHRAGA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1684 TAHUN 2015 TENTANG PERSYARATAN PEMBERIAN PENGHARGAAN OLAHRAGA KEPADA OLAHRAGAWAN,

Lebih terperinci

GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 5 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN

GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 5 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 5 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA BARAT, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

GEDUNG OLAHRAGA AIR DI DENPASAR BAB 1 PENDAHULUAN

GEDUNG OLAHRAGA AIR DI DENPASAR BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN Pada Bab 1 ini akan dijabarkan mengenai latar belakang diperlukannya Gedung Olahraga Air Di Denpasar, rumusan masalah, tujuan, serta metode penelitian yang dilakukan dalam penulisan Landasan

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/332/KPTS/013/2012 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/332/KPTS/013/2012 TENTANG GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/332/KPTS/013/2012 TENTANG PANITIA PENYELENGGARA PEKAN OLAHRAGA DAN SENI ANTAR PONDOK PESANTREN DAERAH V PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2012 GUBERNUR

Lebih terperinci