BAB 2 LANDASAN TEORI. jaringan-jaringan yang saling berhubungan. Jaringan ini termasuk jutaan. yang dapat diakses oleh semua jaringan komputer lain.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 LANDASAN TEORI. jaringan-jaringan yang saling berhubungan. Jaringan ini termasuk jutaan. yang dapat diakses oleh semua jaringan komputer lain."

Transkripsi

1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Internet dan World Wide Web Menurut Strauss dan Frost (2009, p6) internet adalah jaringan global dari jaringan-jaringan yang saling berhubungan. Jaringan ini termasuk jutaan perusahaan, pemerintah, organisasional dan jaringan pribadi. Banyak komputerkomputer dalam jaringan ini menyimpan arsip seperti halaman web, dan videovideo yang dapat diakses oleh semua jaringan komputer lain. Menurut Kotler dan Amstrong (2010, p49) internet adalah web publik yang luas dari jaringan komputer yang menghubungkan seluruh jenis pengguna di seluruh dunia dan tempat penyimpanan informasi yang luar biasa besar. Menurut Chaffey (2009, p4), pengertian internet memungkinkan komunikasi antara jutaan komputer di seluruh dunia yang saling terhubung. Internet merujuk pada jaringan fisik yang menghubungkan komputer-komputer lintas dunia. Jaringan tersebut terdiri dari infrastruktur server jaringan dan hubungan komunikasi antara mereka yang digunakan untuk menjaga dan mengirimkan banyak informasi di internet. Internet memungkinkan pengiriman pesan-pesan dan transaksi-transaksi antara komputer-komputer dunia yang saling terhubung. Menurut O Brien (2005, p175) internet adalah jaringan komputer yang tumbuh cepat dan terdiri dari jutaan jaringan perusahaan, pendidikan, serta pemerintah yang menghubungkan ratusan juta komputer serta pemakainya di lebih dari 200 negara.

2 10 Menurut Turban (2005, p50) internet adalah sebuah sistem jaringan komputer yang luas, sebuah jaringan umum yang koperatif dan mandiri yang dapat diakses oleh jutaan orang di seluruh dunia. Menurut O Brien (2005, p175) World Wide Web adalah jaringan multimedia situs internet global untuk informasi, pendidikan, hiburan, e-business, dan e- commerce. Menurut Turban (2005, p50) World Wide Web adalah sebuah aplikasi yang menggunakan fungsi transportasi dari internet, memiliki standar yang dapat diterima secara universal untuk menyimpan, mencari, mengambil, memformat dand menampilkan informasi melalui arsitektur klien/server. Menurut Chaffey (2009, p4) World Wide Web adalah teknik yang paling umum untuk menampilkan informasi pada iinternet. Diakses melalui web browser yang menampilkan halaman yang memiliki grafik dan teks HTML/XML. Menurut Strauss dan Frost (2009, p74) World Wide Web adalah standard akses internet yang mudah digunakan. Mekanisme awalnya dikembangkan oleh Tim Berners-Lee untuk fisikawan CERN untuk dapat berbagi dokumen melalui internet. Web memungkinkan pengguna komputer untuk mengakses informasi di seluruh dunia menggunakan URL (Uniform Resource Locators) untuk mengidentifikasi arsip dan sistem dan link hypertext untuk beralih antara file pada sistem yang sama atau berbeda. Berdasarkan pengertian-pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa internet adalah sebuah jaringan yang menghubungkan para pengguna komputer di seluruh dunia.

3 11 Berdasarkan pengertian-pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa World Wide Web adalah sebuah aplikasi yang memudahkan para pengguna komputer untuk mempublikasikan informasi dan mendapatkan layanan menggunakan media internet. 2.2 Pengertian Sistem Menurut O Brien (2005, p22) sistem dapat didefinisikan secara sederhana sebagai kelompok elemen yang saling berhubungan atau berinteraksi hingga membentuk satu kesatuan. Sistem memiliki tiga komponen atau fungsi dasar yang berinteraksi, yaitu: Input melibatkan penangkapan dan perakitan berbagai elemen yang memasuki sistem untuk diproses. Contohnya adalah bahan baku mentah, energi, data dan usaha manusia harus terjamin dan diatur untuk pemrosesan. Pemrosesan melibatkan proses tranformasi yang mengubah input menjadi output. Contohnya adalah proses manufaktur, proses bernafasnya manusia atau perhitungan matematika. Output melibatkan perpindahan elemen yang telah diproduksi oleh proses transformasi ke tujuan akhirnya. Contohnya adalah barang jadi, layanan oleh manusia, dan informasi manajemen harus dipindahkan ke para pemakainya. Menurut Laudon dan Laudon (2010, p646) sistem dapat didefinisikan sebagai kumpulan dari komponen-komponen yang saling berhubungan yang bekerja bersama untuk mencapai tujuan bersama. Menurut Brown, et al. (2009, p343) sistem adalah sekumpulan komponen yang saling berhubungan yang harus bekerja bersama untuk mencapai tujuan bersama.

4 12 Menurut Brown, et al. (2009, p344), sistem memberikan tujuh elemen sistem umum yang secara singkat didefinisikan sebagai berikut: Boundary (batas) merupakan penggambaran dari elemen-elemen (seperti komponen dan penyimpanan) dalam sistem yang dianalisis dan yang berada di luar Environment (lingkungan) merupakan segala sesuatu yang berada di luar sistem. Lingkungan menyediakan asumsi, batasan dan masukan untuk sistem. Inputs (masukan) merupakan sumber daya (data, bahan, pasokan, energi) dari lingkungan yang digunakan dan dimanipulasi oleh sistem. Outputs (hasil) merupakan sumber daya atau produk (informasi, laporan, dokumen, tampilan layar, bahan) yang diberikan kepada lingkungan yang merupakan hasil dari kegiatan dalam sistem. Components (komponen) aktivitas atau proses dalam sistem yang mengubah masukan (input) menjadi bentuk lanjutan atau menghasilkan hasil (output) sistem. Interfaces (antarmuka) merupakan tempat dimana dua komponen atau sistem dan lingkungannya bertemu atau berinteraksi, sistem sering membutuhkan subkomponen yang spesial di antarmuka untuk menyaring, menerjemahkan, menyimpan, dan memperbaiki arus melalui antarmuka. Storage (penyimpanan), holding area digunakan untuk penyimpanan sementara dan penyimpanan yang permanen dari informasi, energy, bahan, dan lainnya; penyimpanan menyediakan penyangga antara

5 13 komponen-komponen sistem untuk memungkinkan mereka untuk bekerja pada tingkat yang berbeda atau di waktu yang berbeda dan memungkinkan komponen-komponen yang berbeda untuk saling berbagi sumber daya data yang sama. Berdasarkan beberapa pengertian diatas maka dapat disimpulkan, sistem adalah sekumpulan komponen yang saling berhubungan yang bekerja bersama untuk mencapai tujuan bersama. 2.3 Pengertian Informasi Menurut O Brien (2005, p27) informasi adalah data yang ditempatkan dalam konteks yang berarti dan berguna untuk pemakai akhir. Menurut Chaffey (2009, p744) informasi adalah data yang telah diproses sehingga mereka memiliki arti dan bermanfaat. Menurut Laudon dan Laudon (2010, p46) informasi adalah data yang telah dibentuk yang mempunyai arti dan berguna untuk manusia. Berdasarkan beberapa pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa informasi adalah data yang telah diolah sehingga memiliki arti dan manfaat. 2.4 Pengertian Sistem Informasi Menurut Laudon dan Laudon (2010, p46), sistem informasi dapat didefinisikan secara teknikal sebagai sekumpulan komponen yang saling berhubungan yang mengumpulkan (atau mengambil), memproses, menyimpan, dan mendistribusikan informasi untuk mendukung pembuatan keputusan dan pengawasan dalam sebuah organisasi. Menurut O Brien (2005, p6) sistem informasi adalah kombinasi teratur apapun dari orang-orang, perangkat keras, perangkat lunak, jaringan komunikasi, dan

6 14 sumber daya data yang mengumpulkan, mengubah, dan menyebarkan informasi dalam sebuah organisasi. Menurut O Brien (2005, p19) fungsi sistem informasi mewakili: Area fungsional utama dari bisnis yang penting dalam keberhasilan bisnis, seperti fungsi akuntansi, keuangan, manajemen operasional, pemasaran dan manajemen sumber daya manusia. Kontributor penting dalam efisiensi operasional, produktivitas dan moral pegawai, serta layanan dan kepuasan pelanggan. Sumber utama informasi dan dukungan yang dibutuhkan untuk menyebarluaskan pengambilan keputusan yang efektif oleh para manajer dan praktisi bisnis. Bahan yang sangat penting dalam mengembangkan produk dan jasa yang kompetitif, yang memberikan organisasi kelebihan strategis dalam pasar global. Peluang berkarir yang dinamis, memuaskan, serta menantang bagi jutaan pria dan wanita. Komponen penting dari sumber daya, infrastruktur, dan kemampuan perusahaan bisnis yang membentuk jaringan. McLeod dan Schell (2007, p55) menyatakan bahwa manfaat dalam menerapkan sistem informasi dalam perusahaan adalah: Mengurangi kesalahan dalam penginputan dan pemrosesan data Mengurangi biaya operasional perusahaan, contoh: mengurangi penggunaan kertas, tenaga kerja, mempersingkat pekerjaan, dan lainnya.

7 15 Meningkatkan efisiensi dalam kegiatan operasional perusahaan Meningkatan kemampuan bersaing Meningkatkan hubungan baik dengan rekan bisnis Meningkatkan pelayanan kepada pelanggan untuk mempertahankan pelanggan. Berdasarkan pengertian diatas, maka sistem informasi merupakan sekumpulan komponen yang saling berhubungan yang mengumpulkan (atau mengambil), memproses, menyimpan, dan mendistribusikan informasi dalam sebuah orgasnisasi. 2.5 Pengertian Database Menurut O Brien (2005, p141) database adalah kumpulan terintegrasi dari elemen data yang secara logika saling berhubungan. Database mengonsolidasikan berbagai catatan yang dahulu disimpan dalam catatan-catatan terpisah ke dalam satu gabungan umum elemen data yang menyediakan data untuk banyak aplikasi. Menurut Post, Gerald V (2005, p2) database adalah kumpulan data yang disimpan dalam format standar, dirancang untuk digunakan bersama oleh banyak pelanggan. Kumpulan tabel untuk situasi bisnis tertentu. Menurut Chaffey (2009, p740) database adalah kumpulan dari informasi yang saling berhubungan. Informasi yang ada di database secara terorganisir sehingga item tertentu dapat dipilih dan diambil dengan cepat. Menurut Connolly dan Begg (2002, p14) database adalah koleksi data logis yang saling terkait dan deskripsi data, yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan informasi dari organisasi.

8 16 Menurut Laudon dan Laudon (2010, p240) database adalah sekumpulan data yang terorganisasi untuk menyediakan banyak aplikasi secara efisien dengan memusatkan data dan mengendalikan data berulang. Berdasarkan pengertian-pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa database merupakan kumpulan dari data-data yang saling berhubungan yang berguna untuk memenuhi kebutuhan informasi bagi organisasi atau perusahaan. 2.6 Pengertian Manajemen Menurut Robbins dan Coulter (2009, p22) manajemen adalah suatu proses yang mengkoordinasikan kegiatan kegiatan pekerjaan sehingga pekerjaan tersebut dapat diselesaikan dengan efisien dan efektif dengan dan melalui orang lain. Menurut Madura (2009, p20) manajemen berarti cara bagaimana karyawan dan sumber daya lainnya (seperti mesin) digunakan oleh perusahaan. Fungsi-fungsi manajemen menurut Robbins dan Coulter (2009, p24): Merencanakan (planning) Fungsi manajemen yang meliputi mendefinisikan tujuan, menetapkan strategi untuk mencapai tujuan tersebut, dan membangun rencana untuk mengintegrasikan dan mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan organisasi. Perencanaan terdiri atas semua aktivitas manajerial yang terkait dengan persiapan di masa depan. Tugas-tugasnya mencakup peramalan, penetapan tujuan, penggunaan strategi, pengembangan kebijakan, dan penentuan sasaran.

9 17 Mengorganisasi (organizing) Fungsi manajemen yang meliputi mengatur dan menstrukturisasi pekerjaan untuk mencapai tujuan organisasi. Dalam fungsi ini juga termasuk menetukan tugas apa yang harus diselesaikan, bagaimana tugas tersebut diselesaikan dan siapa yang harus menyelesaikan tugas tersebut. Pengorganisasian mencakup semua aktivitas manajerial yang menghasilkaan struktur tugas dan hubungan otoritas. Memimpin (leading) Fungsi manajemen yang meliputi bekerja bersama satu sama lainnya untuk mencapai tujuan organisasi. Dalam fungsi ini juga termasuk memotivasi, memimpin dan aktivitas lainnya termasuk berhadapan dengan orang lain seperti membuat kesepakatan dengan orang lain, mengambil keputusan dan lainnya. Mengendalikan (controlling) Fungsi manajemen yang meliputi memantau kinerja (memonitor karyawan), membandingkan (komparasi) dan memperbaiki performa kerja. Aktivitas memantau kinerja untuk memastikan bahwa mereka bekerja sesuai dengan yang telah direncanakan. Pengendalian mengacu pada semua aktivitas manajerial yang diarahkan untuk memastikan bahwa hasil-hasil aktualnya sejalan dengan yang direncanakan. 2.7 Pengertian Pemasaran

10 18 Menurut Kotler dan Keller (2009, p45) marketing adalah proses merencanakan dan mengekesekusi konsep, harga, promosi, dan distribusi ide, produk dan jasa untuk membuat pertukaran yang memuaskan individual dan tujuan organisasional. Menurut Hoffman dan Bateson (2006, p421) orientasi pemasaran adalah sebuah pandangan ke depan dari perusahaan untuk merencanakan operasi sesuai dengan kebutuhan pasar. Fungsi pemasaran meliputi tugas-tugas seperti perancangan sebuah produk, harga dan promosinya. Menurut Madura (2007, p21) pemasaran adalah cara bagaimana produk (atau jasa) dikembangkan, ditetapkan harganya, didistribusikan dan dipromosikan ke pelanggan. Menurut Kotler dan Armstrong (2008, p5) pemasaran adalah proses di mana perusahaan menciptakan nilai bagi pelanggan dan membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan dengan tujuan untuk menangkap nilai dari pelanggan sebagai imbalannya. Model sederhana proses pemasaran menurut Kotler dan Armstrong (2008, p5): Memahami pasar dan kebutuhan serta keinginan pelanggan Merancang strategi pemasaran yang digerakkan oleh pelanggan Membangun program pemasaran terintegrasi yang memberikan nilai yang unggul Membangun hubungan yang menguntungkan dan menciptakan kepuasan pelanggan Menangkap nilai dari pelanggan untuk menciptakan keuntungan dan ekuitas pelanggan

11 19 Menurut Chaffey (2009, p416) pemasaran merupakan proses manajemen yang bertanggung jawab untuk mengidentifikasi, antisipasi, dan memuaskan kebutuhan pelanggan. Pemasaran mengkoordinasikan seluruh aktivitas organisasional yang berdampak pada pelanggan untuk memenuhi keinginan pelanggan. Berdasarkan beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa pemasaran adalah proses penciptaan nilai bagi pelanggan yang meliputi perencanaan dan penetapan harga, promosi, distribusi produk atau jasa untuk memenuhi kebutuhan serta memuaskan pelanggan. 2.8 Strategi Pemasaran Menurut Strauss dan Frost (2009, p52-53) strategi pemasaran adalah rancangan strategi pemasaran yang mengkapitalisasi pada kemampuan elektronik organisasi atau teknologi informasi untuk mencapai tujuan tertentu. Kotler dan Armstrong (2008, p45) menyatakan bahwa strategi pemasaran adalah logika pemasaran di mana unit bisnis berharap untuk mencapai tujuan pemasarannya. Menurut Kotler dan Armstrong (2008, p46) dalam hal ini, perusahaan harus membagi keseluruhan pasar dengan melibatkan proses: Segmentasi pasar (segmenting) Pasar memiliki berbagai tipe pelanggan, produk, dan kebutuhan. Pemasar harus menentukan segmen yang menawarkan peluang terbaik. Segmentasi pasar adalah membagi pasar menjadi kelompok pembeli berbeda yang mempunyai kebutuhan, karakteristik, atau perilaku yang berbeda dan yang mungkin memerlukan produk atau program pemasaran terpisah. Segmen

12 20 pasar merupakan sekelompok konsumen yang merespons dengan cara yang sama terhadap sejumlah usaha pemasaran tertentu Penetapan target pasar (targeting) Setelah perusahaan mendefinisikan segmen pasar, perusahaan dapat memasuki satu atau beberapa segmen tersebut. Penetapan target pasar merupakan proses mengevaluasi daya tarik masing-masing segmen pasar dan memilih satu atau lebih jumlah segmen yang dimasuki. Perusahaan harus menargetkan daya tarik segmen di mana perusahaan dapat menghasilkan nilai pelanggan terbesar dan mempertahankannya sepanjang waktu Diferensiasi pasar (Diferentiation) Diferensiasi merupakan benar-benar mendeferensiasikan penawaran pasar untuk menciptakan nilai pelanggan yang tinggi Positioning Positioning merupakan pengaturan produk untuk menduduki tempat yang jelas, berbeda dan diinginkan relatif terhadap produk pesaing dalam pikiran konsumen sasaran.

13 Bauran Pemasaran(Marketing Mix) Gambar 2.1: Komponen-komponen dari Bauran Pemasaran Sumber: Kotler dan Armstrong (2008, p49) Menurut Kotler dan Armstrong (2008, p48) bauran pemasaran adalah satu set alat pemasaran taktis yang terkendali yang terdiri dari produk (product), harga (price), lokasi (place), dan promosi (promotion) yang digabungkan oleh perusahaan untuk menghasilkan respon yang diinginkan dalam target pasar. Komponen-komponen dari bauran pemasaran tersebut menurut Kotler dan Armstrong (2008, p48-49) adalah: Product (produk) merupakan kombinasi barang dan jasa yang ditawarkan perusahaan ke target pasar. Contoh keputusan tentang produk seperti: variasi produk, kualitas produk, perancangan produk, keistimewaan produk, merek, kemasan, pelayanan, garansi dan sebagainya.

14 22 Price (harga) sejumlah uang yang harus dibayar oleh pelanggan untuk mendapatkan produk. Contoh keputusan tentang harga seperti: daftar harga, periode pembayaran, diskon, strategi harga dan sebagainya. Place (lokasi) termasuk aktivitas perusahaan untuk membuat produk tersedia di target pelanggan. Contoh keputusan tentang lokasi seperti: saluran distribusi, cakupan, persediaan barang, transportasi, lokasi pemasaran dan sebagainya. Promotion (promosi) merupakan aktivitas yang mengkomunikasikan manfaat dan keunggulan produk dan membujuk target pelanggan untuk membelinya. Contoh keputusan tentang promosi seperti: periklanan, strategi promosi, penjualan secara perorangan, hubungan publik, biaya untuk promosi dan sebagainya Analisis Persaingan: Model Lima Kekuatan Porter Analisis persaingan model lima kekuatan Porter secara umum digunakan sebagai pendekatan untuk mengembangkan strategi di banyak perindustrian. Intensitas persaingan antar perusahaan sangat bervariasi dalam dunia industri. Analisis persaingan model lima kekuatan Porter yaitu: 1. Persaingan antarperusahaan saingan Persaingan ini merupakan persaingan yang paling kuat di antara lima kekuatan bersaing lainnya. Perusahaan dapat menang bersaing jika strategi yang mereka gunakan dapat menciptakan competitive advantage (keunggulan

15 23 bersaing) dibandingkan dengan strategi perusahaan pesaing lainnya. Intensitas dari persaingan antara perusahaan yang bersaing cenderung menambah jumlah persaingan, di mana pesaing sendiri menjadi sama dalam ukuran dan kapasitas untuk memenuhi permintaan pasar yang menurun dan pemotogan harga menjadi biasa dilakukan. Pesaing juga semakin bertambah disaat pelanggan memilih untuk berganti produk dengan mudahnya. Ketika perusahaan pesaing membaca kelemahan, secara otomatis pesaing akan memperkuat bidang pemasaran dan produksi untu memanfaatkan kesempatan tersebut. 2. Potensi masuknya pesaing baru Kapan pun perusahaan bisa memasuki dengan mudah industri tertentu, maka kekuatan dari persaingan antar perusahaan dapat meningkat. Hambatan bagi masuknya perusahaan baru dapat mencakup kebutuhan untuk mencapai skala ekonomi secara cepat, kebutuhan untuk menguasai teknologi dan trik-trik praktis, kurangnya pengalaman, kesetiaan pelanggan yang kuat, preferensi merek yang kuat, persyaratan modal yang besar, kurangnya saluran distribusi yang memadai, kebijakan regulatif pemerintah, kurangnya akses ke bahan mentah, kepemilikan panten, lokasi yang kurang menguntungkan, serangan balik dari perusahaan yang diam-diam bersekutu, dan potensi penyaringan pasar. Dengan banyaknya pesaing baru yang masuk maka dapat dikatakan persaingan semakin ketat karena terkadang perusahaan yang baru masuk

16 24 membawa produk yang lebih berkualitas tinggi dengan harga yang rendah dan sumber daya pemasaran yang substansial. Oleh karena itu mengidentifikasi perusahaan-perusahaan baru yang berpotansi masuk, memonitor strategi perusahaan saingan baru, menyerang balik jika diperlukan serta memanfaatkan kekuatan dan peluang yang ada merupakan tugas penyusunan strategi perusahaan. 3. Potensi pengembangan produk-produk pengganti/subtitusi Di banyak industri perusahaan berkompetisisi ketat dengan produsen produk-produk pengganti industri lain. Kehadiran produk pengganti akan membaut pelanggan memberikan harga yang lebih tinggi sebelum pelanggan akan berganti ke produk subtitusi atau produk pengganti. Tekanan persaingan yang timbul dari produk pengganti meningkat karena harga relatif dari produk subtitusi menurun dan biaya peralihan pelanggan menurun. 4. Daya tawar pemasok Kekuatan tawar menawar dari pemasok berdampak pada intensitas kompetisi dalam industri, terutama ketika jumlah pemasok meningkat, ketika hanya ada beberapa barang pengganti mentah atau ketika biaya penggantian bahan mentah menjadi mahal. Sering untuk kepentingan bersama dari kedua pemasok dan produsen membantu satu sama lain dengan harga yang lebih terjangkau, peningkatan kualitas, pengembangan pelayanan baru dan pengiriman yang tepat waktu.

17 25 5. Daya tawar konsumen Ketika pelanggan melakukan pemesanan dalam jumlah besar, kekuatan tawar menawar mereka menggambarkan kekuatan utama yang akan mempengaruhi intensitas persaingan dalam suatu industri. Perusahaan bisa menawarkan jaminan dalam jangka panjang atau pelayanan yang khusus untuk meningkatkan kesetiaan pelanggan kapan pun kekuatan tawar-menawar dari perusahaan meningkat. Kekuatan tawar menawar perusahaan juga meningkat ketika pembelian produk dalam kondisi standar. Potensi pengembangan produkproduk pengganti Daya tawar pemasok Persaingan antarperusahaan saingan Daya tawar konsumen Pontensi masuknya pesaing baru Gambar 2.2 Model Lima Kekuatan Porter Sumber : David yang diterjemahkan oleh Sunardi, Dono (2009, h146) 2.11 Pengertian E-Business Menurut Kotler dan Keller (2009, p474) E-business mendeskripsikan penggunaan sarana elektronik dan platform untuk melakukan bisnis perusahaan. Menurut Strauss dan Frost (2009, p6) E-business adalah optimisasi berkelanjutan dari sebuah aktivitas bisnis perusahaan melalui teknologi digital. Teknologi digital seperti komputer dan internet yang mengizinkan penyimpanan dan transmisi data dalam format digital.

18 26 Menurut Chaffey (2009, p13) E-business adalah seluruh pertukaran informasi melalui media elektronik, baik di dalam organisasi dan dengan para pemegang saham eksternal mendukung berbagai proses bisnis. Menurut Laudon dan Laudon (2010, p92) E-business merujuk pada penggunaan teknologi digital dan internet untuk melakukan proses bisnis dalan suatu perusahaan. Berdasarkan beberapa kutipan diatas, dapat disimpulkan bahwa e-business adalah penggunaan sarana elektonik untuk melakukan kegiatan bisnis perusahaan dan melakukan berbagai transaksi online melalui internet untuk mempermudah proses bisnis perusahaan Pengertian Internet Marketing / E-marketing Menurut Strauss dan Frost (2009, p6) E-marketing adalah satu bagian dari aktivitas e-business dalam organisasi. E-marketing merupakan penggunaan teknologi informasi dalam proses dari pembuatan, komunikasi dan pemberian nilai kepada pelanggan. E-Marketing mempengaruhi pemasaran secara tradisional dalam dua cara. Pertama, e-marketing meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam fungsi pemasaran tradisional. Kedua, e-marketing mengubah banyak strategi pemasaran. Menurut Chaffey (2009, p417) E-marketing adalah mencapai tujuan pemasaran melalui penggunaan teknologi komunikasi elektronik. Menurut Kotler dan Keller (2009, p474) E-marketing mendeskripsikan upaya perusahaan untuk menginformasikan pembeli, mengkomunikasikan, mempromosikan, dan menjual produk dan jasanya melalui internet.

19 27 Menurut Kotler dan Amstrong (2010, p529) 4 bidang utama dalam E- Marketing yaitu: 1. Business to Business Online Marketing (B2B) Bisnis (perusahaan, produsen, dan lainnya) memanfaatkan website, , online product catalogs, online trading networks, dan online resources lainnya untuk menjangkau pelanggan bisnis baru, melayani pelanggan yang sudah ada dengan lebih efektif, serta mendapatkan efisiensi dalam pembelian serta harga yang lebih baik. 2. Business to Consumer Online Marketing (B2C) Bisnis (perusahaan, perodusen, pedagang dan lainnya) menjual produk dan jasanya kepada pengguna akhir secara online. 3. Consumer to Business Online Marketing (C2B) Pertukaran secara online dimana konsumen mencari penjual, mempelajari penawaran mereka, dan memulai pembelian, bahkan terkadang melakukan transaksi secara berkala. 4. Consumer to Consumer Online Marketing (C2C) Pertukaran barang dan informasi diantara konsumen akhir secara online Keuntungan Pelayanan Online Chaffey (2009, p37), keuntungan dari pelayanan online dapat diringkas menjadi Six Cs, untuk menunjukkan tipe berbeda dari nilai pelanggan, dimana Six Cs terdiri dari: 1. Content Menyediakan informasi yang lebih detil, lebih mendalam yang mendukung proses pembelian untuk situs membangun hubungan atau

20 28 transaksional atau pengalaman merek untuk mendorong penggunaan produk. 2. Customization Kustomisasi konten secara banyak, baik diterima sebagai halaman situs web atau , dan umumnya dikenal sebagai personalisasi. 3. Community Internet membebaskan para pelanggan untuk mendiskusikan apapun yang mereka inginkan melalui forum, chat-rooms dan blog comments. 4. Convenience Kemampuan untuk memilih, membeli dan dalam beberapa kasus, menggunakan produk dari desktop setiap saat. 5. Choice Web memberikan pilihan yang lebih luas untuk produk dan pemasok dibandingkan dengan jalur distribusi tradisional. 6. Cost Reduction Internet dirasakan sebagai tempat pembelian yang rendah biaya. Pelanggan sering berharap untuk mendapatkan kesepakatan online yang baik, mereka menyadari bahwa pedagang online memiliki basis biaya yang lebih rendah karena memiliki barang yang lebih sedikit dan biaya distribusi yang lebih rendah dibandingkan dengan pengecer yang menjalankan bisnisnya dengan toko.

21 Metode Pengumpulan Data Observasi langsung Menurut Nazir (2003, h175) pengumpulan data dengan observasi langsung atau pengamatan langsung adalah cara pengambilan data dengan menggunakan mata tanpa ada pertolongan alat standar lain untuk keperluan tersebut. Pengamatan baru tergolong sebagai teknik mengumpulkan data, jika pengamatan tersebut mempunyai kriteria berikut: a. Pengamatan digunakan untuk penelitian dan telah direncanakan secara sistematik, b. Pengamatan harus berkaitan dengan tujuan penelitian yang telah direncanakan, c. Pengamatan tersebut dicatat secara sistematis dan dihubungkan dengan proposisi umum dan bukan dipaparkan sebagai suatu set yang menarik perhatian saja, d. Pengamatan dapat dicek dan dikontrol atas validitas dan reliabilitasnya Keuntungan pengumpulan data dengan observasi langsung Menurut Nazir (2003, h175) penggunaan pengamatan langsung sebagai cara mengumpulkan data mempunyai beberapa keuntungan: a. Dengan cara pengamatan langsung, terdapat kemungkinan untuk mencatat hal-hal, perilaku, pertumbuhan, dan

22 30 sebagainya, sewaktu kejadian tersebut berlaku, atau sewaktu perilaku tersebut terjadi. Dengan pengamatan, dapat dicatat segera perilaku yang tipikal dari objek dan tidak menggantungkan data dari ingatan seseorang. b. Dengan pengamatan langsung dapat memperoleh data dari subjek baik yang tidak dapat ataupun tidak mau berkomunikasi secara verbal Kelemahan pengumpulan data dengan observasi langsung Menurut Nazir (2003, h175) penggunaan pengamatan langsung sebagai cara mengumpulkan data mempunyai beberapa kelemahan: a. Terkadang memerlukan waktu menunggu yang lama untuk memperoleh pengamatan langsung terhadap suatu kejadian, b. Pengamatan terhadap suatu fenomena yang lama tidak dapat dilakukan secara langsung, c. Ada kegiatan-kegiatan yang tidak mungkin diperoleh datanya dengan pengamatan Wawancara Menurut Nazir (2003, h193) wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka antara si penanya atau pewawancara dengan si penjawab

23 31 atau responden dengan menggunakan alat yang dinamakan panduan wawancara. Nazir (2003, h195) menyatakan bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi interaksi dalam wawancara seperti situasi wawancara, responden, pewawancara dan isi dari wawancara itu sendiri. Karena wawancara merupakan proses interaksi antara pewawancara dan responden, maka faktor-faktor tersebut sangat penting dan mempengaruhi hasil wawancara. Gambar 2.3 Faktor yang Mempengaruhi Interaksi dalam Wawancara Sumber: Nazir (2003, h195) Kuesioner Menurut Nazir (2003, h203) alat lain untuk mengumpulkan data adalah daftar pertanyaan, yang biasa disebut sebagai kuesioner. Pertanyaan-pertanyaan yang ada dalam kuesioner tersebut cukup terperinci dan lengkap. Kuesioner merupakan sekumpulan pertanyaan yang secara logis berhubungan dengan masalah penelitian, dan tiap pertanyaan

24 32 merupakan jawaban-jawaban yang mempunyai makna dalam menguji hipotesis. Jenis Pertanyaan dalam kuesioner menurut Nazir (2003, h207) yaitu: Pertanyaan berstruktur Pertanyaan berstruktur adalah pertanyaan yang dibuat sedemikian rupa, sehingga responden dibatasi dalam memberikan jawaban kepada beberapa alternative saja ataupun kepada satu jawaban saja. Pertanyaan terbuka Pertanyaan terbuka atau pertanyaan tidak berstruktur adalah pertanyaan yang dibuat sedemikian rupa dan jawaban serta cara pengungkapannya dapat bermacam-macam. Bentuk pertanyaan ini jarang digunakan dalam kuesioner, tetapi banyak digunakan dalam interview guide. Responden memiliki kebebasan untuk menjawab karena responden tidak terikat kepada alternatifalternatif jawaban Studi Pustaka Menurut Sarwono (2006, h26) kajian atau studi pustaka dilakukan dengan mempelajari buku-buku referensi dan hasil penelitian sejenis sebelumnya yang pernah dilakukan oleh orang lain. Tujuan utama melakukan studi pustaka menurut Sarwono (2006, h47) adalah:

25 33 Menemukan variabel-variabel yang akan diteliti Membedakan hal-hal yang sdah dilakukan dan menentukan halhal yang perlu dilakukan Melakukan sintesa dan memperoleh perspektif baru Menentukan makna dan hubungan antar variabel. Inti dari tujuan melakukan studi pustaka adalah untuk mendapatkan landasan teori mengenai masalah yang akan diteliti. Teori merupakan pijakan bagi peneliti untuk memahami persoalan yang diteliti benat dan sesuai dengan kerangka berpikir ilmiah Proses Analisis Bertingkat Definisi Proses Analisis Bertingkat Menurut Taylor yang diterjemahkan oleh Silvira, Vita (2005, h17) proses analisis bertingkat (Analytical Hierarchy Process AHP) merupakan metode untuk membuat urutan alternatif keputusan dan memilih yang terbaik pada saat pengambilan keputusan memiliki beberapa tujuan, atau kriteria, untuk mengambil keputusan tertentu. AHP merupakan proses untuk menghitung nilai angka untuk merangking tiap alternatif keputusan berdasarkan sejauh mana alternatif tersebut memenuhi kriteria pembuat keputusan Perbandingan Pasangan Menurut Taylor yang diterjemahkan oleh Silvira, Vita (2005, h19) pada AHP pengambilan keputusan menentukan nilai atau skor tiap alternatif untuk suatu kriteria menggunakan perbandingan pasangan

26 34 (pairwise comparison). Pada Perbandingan pasangan pembuat keputusan membandingkan dua alternatif (yaitu, sepasang) berdasarkan suatu kriteria tertentu dan mengindikasikan suatu preferensi. Perbandingan ini dilakukan dengan menggunakan skala preferensi (preference scale), yang memberikan angka numerik untuk tiap tingkat preferensi. Tabel 2.1 Skala Preferensi untuk Perbandingan Pasangan Tingkat Preferensi Nilai Angka Sama disukai 1 Sama hingga cukup disukai 2 Cukup disukai 3 Cukup hingga sangat disukai 4 Sangat disukai 5 Sangat disukai hingga amat sangat disukai 6 Amat sangat disukai 7 Amat sangat disukai hingga luar biasa disukai 8 Luar biasa disukai 9 Sumber: Taylor yang diterjemahkan oleh Silvira, Vita (2005, h19) Matriks perbandingan pasangan (pairwise comparison matrix) memiliki jumlahs baris dan kolom sesuai dengan alternatif keputusan. Berikut adalah ringkasan dari tahap matematis yang digunakan untuk membuat rekomendasi keputusan berdasarkan AHP (Taylor yang diterjemahkan oleh Silvira, Vita, 2005, h23-24): 1. Mengembangkan matriks perbandingan pasangan untuk tiap alternatif keputusan (lokasi) berdasarkan tiap kriteria. 2. Sintesis : a. Menjumlahkan nilai pada tiap kolom pada matriks perbandingan pasangan.

27 35 b. Membagi nilai tiap kolom dalam matriks perbandingan pasangan dengan jumlah kolom yang bersangkutan yang disebut matriks normalisasi. c. Hitung nilai rata-rata tiap baris pada matriks normalisasi yang disebut vektor preferensi. d. Gabungkan vektor preferensi untuk tiap kriteria (dari tahap 2c) menjadi suatu matriks preferensi yang memperlihatkan preferensi tiap lokasi berdasarkan tiap kriteria. 3. Membuat matriks perbandingan pasangan untuk kriteria. 4. Menghitung matriks normalisasi dengan membagi tiap nilai pada masing-masing kolom matriks dengan jumlah kolom yang terkait. 5. Membuat vektor preferensi dengan menghitung rata-rata baris pada matriks normalisasi. 6. Hitung skor keseluruhan untuk tiap alternatif keputusan dengan mengalikan vektor preferensi kriteria (dari langkah 5) dengan matriks kriteria (dari langkah 2d). 7. Rangking alternatif keputusan berdasarkan nilai alternatif yang dihitung pada langkah Tujuh Tahap Perencanaan E-marketing Menurut Strauss dan Frost (2009, p48) terdapat tujuh tahap dalam perencanaan e-marketing, yaitu: Situation Analysis (Analisis Situasi), E-marketing Strategic Planning (Perencanaan Strategis E-Marketing), Objectives (Tujuan), E-

28 36 Marketing Strategy (Strategi E-marketing), Implementation Plan (Rencana Implementasi), Budget (Anggaran), Evaluation Plan (Rencana Evaluasi) Tahap 1 : Analisis Situasi (Situation Analysis) Menurut Strauss dan Frost (2009, p49) tahap awal dalam perencanaan e-marketing yaitu dengan melakukan analisis lingkungan internal dan eksternal perusahaan dengan menggunakan analisis SWOT, yaitu menganalisis kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang ada bagi perusahaan. Dalam tahap ini, juga dilakukan peninjauan rencana pemasaran yang sudah ada dan informasi lainnya yang dapat diperoleh mengenai perusahaan dan mereknya, juga dilakukan peninjauan tujuan, strategi, dan metriks kinerja e-business perusahaan Tahap Masukan (Input) Menurut David yang diterjemahkan oleh Sunardi, Dono (2009, h ) dalam tahap ini, informasi dapat diperoleh dari Matriks EFE (External Factor Evaluation), Matriks CPM (Competitive Profile Matrix), Matriks IFE (Internal Factor Evaluation). Tahap ini berisi informasi input dasar yang dibutuhkan untuk merumuskan strategi. Alat alat input mendorong para penyusun strategi untuk mengukur subjektivitas selama tahap awal proses perumusan strategi. Membuat berbagai keputusan kecil dalam matriks input menyangkut signifikansi relatif faktor faktor eksternal dan internal memungkinkan para penyusun strategi untuk secara lebih efektif menciptakan serta

29 37 mengevaluasi strategi alternatif. Penilaian intuitif yang baik selalu dibutuhkan dalam menentukan bobot dan peringkat yang tepat Matriks Evaluasi Faktor Eksternal (External Factor Evaluation Matrix - EFE) Menurut David yang diterjemahkan oleh Sunardi, Dono (2009, h158) matriks External Factor Evaluation (EFE) memungkinkan para penyusun strategi untuk meringkas dan mengevaluasi informasi ekonomi, sosial, budaya, demografis, lingkungan, politik, pemerintahan, hukum, teknologi, dan kompetitif. Matriks External Factor Evaluation (EFE) dapat dikembangkan dalam 5 langkah: 1. Buat daftar faktor-faktor eksternal utama sebagaimana yang disebutkan dalam proses audit eksternal. Masukan 10 sampai 20 faktor, termasuk peluang dan ancaman, yang mempengaruhi perusahaan dan industrinya. Daftar terlebih dahulu peluangnya, kemudian ancamannya. Buat sespesifik mungkin dengan menggunakan persentase, rasio, dan perbandingan jika dimungkinkan. 2. Berilah pada setiap faktor tersebut bobot yang berkisar dari 0,0 (tidak penting) sampai 1,0 (sangat penting). Bobot itu mengindikasikan signifikansi

30 38 relatif dari suatu faktor terhadap keberhasilan perusahaan. Peluang sering kali mendapat bobot yang lebih tinggi daripada ancaman, tetapi ancaman bisa diberi bobot tinggi terutama jika mereka sangat parah atau mengancam. Bobot yang sesuai dapat ditentukan dengan cara membandingkan pesaing yang berhasil dengan yang tidak berhasil atau melalui diskusi untuk mencapai konsensus kelompok. Jumlah total seluruh bobot yang diberikan pada faktor itu harus sama dengan 1,0. 3. Berilah peringkat antara 1 sampai 4 pada setiap faktor eksternal utama untuk menunjukkan seberapa efektif strategi perusahaan saat ini dalam merespon faktor tersebut, dimana 4 = responnya sangat bagus, 3 = responnya di atas rata-rata, 2 = responnya rata-rata, dan 1 = responnya dibawah rata-rata. Peringkat didasarkan pada keefektifan strategi perusahaan. Oleh karenanya, peringkat tersebut berbeda antarperusahaan, sementara bobot di langkah nomor 2 berbasis industri. Penting untuk diperhatikan bahwa baik ancaman maupun peluang dapat menerima peringkat 1, 2, 3, atau 4.

31 39 4. Kalikan bobot setiap faktor dengan peringkatnya untuk menentukan skor bobot. 5. Jumlahkan skor rata-rata untuk setiap variabel guna menentukan skor bobot total untuk organisasi. Terlepas dari jumlah peluang dan ancaman utama yang dimasukkan dalam Matriks Evaluasi Faktor Eksternal, skor bobot total tertinggi yang mungkin dicapai untuk sebuah organisasi adalah 4,0 dan skor bobot terendah adalah 1,0. Rata-rata skor bobot total adalah 2,5. Skor bobot total sebesar 4,0 mengindikasikan bahwa sebuah organisasi merespon secara sangat baik peluang dan ancaman yang ada di industrinya. Dengan kata lain, strategi perusahaan secara efektif mampu menarik keuntungan dari peluang yang ada dan meminimalkan pengaruh negatif potensial dari ancaman eksternal. Skor total sebesar 1,0 menandakan bahwa strategi perusahaan tidak mampu memanfaatkan peluang yang ada atau menghindari ancaman yang muncul Matriks Profil Kompetitif (Competitive Profile Matrix - CPM) Menurut David yang diterjemahkan oleh Sunardi, Dono (2009, h ) matriks Profil

32 40 Kompetitif (Competitive Profile Matrix - CPM) mengidentifikasikan pesaing pesaing utama suatu perusahaan serta kekuatan dan kelemahan khusus mereka dalam hubungannya dengan posisi strategis perusahaan sampel. Bobot dan skor bobot total, baik dalam Matriks Profil Kompetitif maupun Evaluasi Faktor Eksternal, memiliki arti yang sama. Namun demikian, faktor keberhasilan penting (critical success factor) dalam Matriks Profil Kompetitif mencakup baik isu isu internal maupun eksternal; karenanya, peringkatnya mengacu pada kekuatan dan kelemahan, dimana 4 = sangat kuat, 3 = kuat, 2 = lemah, dan 1 = sangat lemah. Terdapat beberapa perbedaan utama antara Matriks Evaluasi Faktor Eksternal dan Matriks Profil Kompetitif. Pertama, faktor faktor keberhasilan penting dalam Matriks Profil Kompetitif lebih luas, karena tidak mencakup data spesifik atau faktual dan mungkin bahkan berfokus pada isu isu internal. Faktor faktor keberhasilan penting dalam Matriks Profil Kompetitif juga tidak dikelompokkan menjadi peluang dan ancaman sebagaimana dalam Matriks Evaluasi Faktor Eksternal. Dalam Matriks Profil Kompetitif, peringkat dan skor bobot total perusahaan perusahaan pesaing dapat dibandingkan dengan

33 41 perusahaan sampel. Analisis perbandingan ini memberikan informasi strategis internal yang penting Matriks Evaluasi Faktor Internal (Internal Factor Evaluation IFE Matrix) Menurut David yang diterjemahkan oleh Sunardi, Dono (2009, h229) langkah terakhir dalam melaksanakan audit manajemen strategis internal adalah penyusunan Matriks Evaluasi Faktor Internal (Internal Factor Evaluation IFE Matrix). Alat perumusan strategi ini meringkas dan mengevaluasi kekuatan dan kelemahan utama dalam area area fungsional bisnis, dan juga menjadi landasan untuk mengidentifikasi serta mengevaluasi hubungan di antara area tersebut. Penilaian intuitif digunakan dalam pengembangan Matriks Evaluasi Faktor Internal, sehingga tampilan ilmiahnya tidak boleh ditafsirkan sebagai bukti bahwa teknik ini benar benar tanpa celah. Pemahaman yang menyeluruh mengenai faktor faktor yang tercakup di dalamnya lebih penting daripada angka angka yang ada. Matriks Evaluasi Faktor Internal dapat dikembangkan dalam 5 langkah: 1. Buat daftar faktor faktor internal utama sebagaimana yang disebutkan dalam proses audit internal. Masukkan 10 sampai 20 faktor internal,

34 42 termasuk kekuatan maupun kelemahan organisasi. Daftar terlebih dahulu kekuatannya, kemudian kelemahannya. Buat sespesifik mungkin dengan menggunakan persentase, rasio, dan angka angka perbandingan. 2. Berilah pada setiap faktor tersebut bobot yang berkisar dari 0,0 (tidak penting) sampai 1,0 (sangat penting). Bobot yang diberikan pada suatu faktor tertentu menandakan signifikansi relatif faktor tersebut bagi keberhasilan industri perusahaan. Terlepas dari apakah faktor utama itu adalah kekuatan atau kelemahan internal, faktor faktor yang dianggap memiliki pengaruh paling besar terhadap kinerja organisasional harus diberi bobot tertinggi. Jumlah seluruh bobot harus sama dengan 1,0. 3. Berilah peringkat 1 sampai 4 pada setiap faktor untuk mengindikasikan apakah faktor tersebut sangat lemah (peringkat = 1), lemah (peringkat = 2), kuat (peringkat = 3), atau sangat kuat (peringkat = 4). Perhatikan bahwa kekuatan harus mendapat peringkat 3 atau 4 dan kelemahan harus mendapat peringkat 1 atau 2. Oleh karenanya, peringkat berbasis perusahaan, sementara bobot di langkah 2 berbasis industri.

35 43 4. Kalikan bobot setiap faktor dengan peringkatnya untuk menentukan skor bobot bagi masing masing variabel. 5. Jumlahkan skor bobot masing masing variabel untuk memperoleh skor bobot total organisasi. Terlepas dari berapa banyak faktor yang dimasukkan ke dalam Matriks Evaluasi Faktor Internal, skor bobot total berkisar antara 1,0 sebagai titik rendah dan 4,0 sebagai titik tertinggi, dengan skor rata rata 2,5. Skor bobot total di bawah 2,5 mencirikan organisasi yang lemah secara internal, sedangkan skor yang secara signifikan berada di atas 2,5 mengindikasikan posisi internal yang kuat. Seperti Matriks EFE, Matriks Evaluasi Faktor Internal harus memasukkan antara 10 sampai 20 faktor. Jumlah factor tidak mempengaruhi kisaran skor bobot total karena bobot selalu berjumlah 1,0. Ketika suatu faktor internal merupakan kekuatan sekaligus kelemahan organisasi, faktor itu harus dimasukkan dua kali dalam Matriks Evaluasi Faktor Internal, dan bobot serta peringkat harus diberikan pada masing masing faktor.

36 Tahap Pencocokan Menurut David yang diterjemahkan oleh Sunardi, Dono (2009, h325) tahap pencocokan dari kerangka perumusan strategi terdiri dari lima teknik yang dapat digunakan dengan urutan mana pun: Matriks SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats), Matriks SPACE (Strategic Position and Action Evaluation), Matriks BCG (Boston Consulting Group), Matriks IE (Internal Eksternal), dan Matriks Strategi Besar (Grand Strategy). Alat alat ini bergantung pada informasi yang diperoleh dari tahap input untuk memadukan peluang dan ancaman eksternal dengan kekuatan dan kelemahan internal. Mencocokkan faktor-faktor keberhasilan penting eksternal dan internal merupakan kunci untuk menciptakan strategi alternatif yang masuk akal Matriks SWOT Menurut David yang diterjemahkan oleh Sunardi, Dono (2009, h327) Matriks SWOT adalah sebuah alat pencocokan yang penting yang membantu para manager mengembangkan empat jenis strategi: Strategi SO (Strengths Opportunities), Strategi WO (Weaknesses Opportunities), Strategi ST (Strength Threats), dan Strategi WT (Weaknesses Threats). Mencocokan faktor faktor eksternal dan internal utama merupakan bagian tersulit dalam mengembangkan Matriks SWOT dan membutuhkan

37 45 penilaian yang baik dan tidak ada satu pun paduan yang paling benar. Strategi SO memanfaatkan kekuatan internal perusahaan untuk menarik keuntungan dari peluang eksternal. Secara umum, organisasi akan menjalankan WO, ST, atau WT untuk mencapai situasi dimana mereka dapat melaksanakan strategi SO. Jika sebuah perusahaan memiliki kelemahan besar, maka perusahaan akan berjuang untuk mengatasinya dan mengubahnya menjadi kekuatan. Saat sebuah organisasi dihadapkan pada ancaman yang besar, maka perusahaan akan berusaha untuk menghindarinya untuk berkonsentrasi pada peluang. Strategi WO bertujuan untuk memperbaiki kelemahan internal dengan cara mengambil keuntungan dari peluang eksternal. Terkadang, peluang-peluang besar muncul, tetapi perusahaan memiliki kelemahan internal yang menghalanginya memanfaatkan peluang tersebut. Salah satu strategi WO yang bisa ditempuh adalah dengan mengakuisisi teknologi ini melalui usaha patungan (joint venture) dengan sebuah perusahaan lain yang mempunyai kompetensi di bidang ini. Alternatif lainnya dari strategi WO adalah dengan merekrut dan melatih

38 46 orang agar memiliki kapabilitas teknis yang diperlukan. Strategi ST menggunakan kekuatan sebuah perusahaan untuk menghindari atau mengurangi dampak ancaman eksternal. Hal ini bukan berarti bahwa suatu organisasi yang kuat harus selalu menghadapi ancaman secara langsung di dalam lingkungan eksternal. Strategi WT merupakan taktik defensif yang diarahkan untuk mengurangi kelemahan internal serta menghindari ancaman eksternal. Sebuah organisasi yang menghadapi berbagai ancaman eksternal dan kelemahan internal benar benar dalam posisi yang membahayakan. Dalam kenyataannya, perusahaan semacam itu mungkin harus berjuang untuk bertahan hidup, melakukan merger, penciutan, menyatakan diri bangkrut, atau memilih likuidasi. Menurut David yang diterjemahkan oleh Sunardi, Dono (2009, h330) terdapat 8 langkah dalam membentuk sebuah Matriks SWOT: 1. Buat daftar peluang peluang eksternal utama perusahaan. 2. Buat daftar ancaman ancaman eksternal utama perusahaan.

39 47 3. Buat daftar kekuatan kekuatan internal utama perusahaan. 4. Buat daftar kelemahan kelemahan internal utama perusahaan. 5. Cocokkan kekuatan internal dengan peluang eksternal, dan catat hasilnya pada sel Strategi SO. 6. Cocokan kelemahan internal dengan peluang eksternal, dan catat hasilnya pada sel Strategi WO. 7. Cocokan kekuatan internal dengan ancaman eksternal, dan catat hasilnya pada sel Strategi ST. 8. Cocokan kelemahan internal dengan ancaman eksternal, dan catat hasilnya pada sel Strategi WT.

40 48 Gambar 2.4 Matriks SWOT Sumber: David yang diterjemahkan oleh Sunardi, Dono (2009, p328) Matriks SPACE Menurut David yang diterjemahkan oleh Sunardi, Dono (2009, h332) Matriks SPACE (Strategic Position and Action Evaluation) merupakan kerangka empat kuadaran yang menunjukkan apakah strategi agresif, konservatif, defensif, atau kompetitif yang paling sesuai untuk suatu organisasi tertentu. Sumbu sumbu Matriks SPACE menunjukkan dua dimensi internal (kekuatan keuangan [financial strength] dan keunggulan bersaing [competitive advantage-ca] dan dua dimensi eksternal (stabilitas lingkungan [environmental stability-es] dan kekuatan industri [industry strength-is]). Keempat faktor

41 49 ini kiranya merupakan penentu terpenting dari posisi strategis keseluruhan suatu organisasi. Langkah langkah yang dibutuhkan untuk mengembangkan Matriks SPACE adalah: 1. Pilih serangkaian variabel untuk menentukan kekuatan finansial (FS), keunggulan kompetitif (CA), stabilitas lingkungan (ES), dan kekuatan industri (IS). 2. Nilai variabel variabel tersebut menggunakan skala 1 (paling buruk) sampai 6 (paling baik) untuk FS dan IS. Nilai variabel variabel tersebut menggunakan skala -6 (paling buruk) sampai -1 (paling baik) untuk ES dan CA. Pada sumbu FS dan CA, buatlah perbandingan dengan pesaing. Pada sumbu IS dan ES, buatlah perbandingan dengan industri lain. 3. Hitunglah rata rata dari FS, CA, IS, dan ES dengan menjumlahkan nilai yang anda berikan pada variabel dari setiap dimensi dan kemudian membaginya dengan jumlah variabel dalam dimensi yang bersangkutan. 4. Petakan nilai rata rata untuk FS, IS, ES, dan CA pada sumbu yang sesuai dengan Matriks SPACE. 5. Jumlahkan nilai rata rata pada sumbu x (CA, IS) dan petakan hasilnya pada sumbu X. Jumlahkan nilai rata rata pada sumbu y (FS, ES) dan petakan hasilnya pada

42 50 sumbu Y. Petakan perpotongan kedua titik X dan Y (xy yang baru) tersebut. 6. Gambarkan arah vector (directional vector) dari koordinat 0,0 melalui titik perpotongan yang baru. Arah panah menunjukkan jenis strategi yang disarankan bagi organisasi: agresif, kompetitif, defensif, atau konservatif. Ketika arah vektor sebuah perusahaan terletak di kuadran agresif (aggressive quadrant)-kuadran kanan atasdari Matriks SPACE, organisasi tersebut berada dalam posisi yang sangat bagus untuk memanfaatkan berbagai kekuatan internalnya untuk (1) menarik keuntungan dari peluang peluang eksternal, (2) mengatasi kelemahan internal, dan (3) menghindari beragam ancaman eksternal. Oleh karenanya, penetrasi pasar, pengembangan produk, integrasi ke belakang, integrasi ke depan, integrasi horisontal, diversifikasi, dan strategi kombinasi kesemuanya itu masuk akal untuk dipilih, bergantung pada situasi khusus yang dihadapi oleh perusahaan. Saat arah vektornya muncul di kuadran konservatif (conservative quadrant)-kuadran kiri atas-dari Matriks SPACE, berarti perusahaan tetap berada pada kompetensi dasarnya dan tidak mengambil resiko yang terlalu besar. Strategi konservatif paling sering meliputi penetrasi pasar,

43 51 pengembangan pasar, pengembangan produk, dan diversifikasi terkait. Apabila arah vektor terletak di kiri bawah atau kuadran defensive (devensive quadrant) dari Maatriks SPACE, berarti perusahaan harus berfokus pada usaha untuk mengatasi kelemahan internal dan menghindari ancaman eksternal. Strategi defensif mencakup penciutan, divestasi, likuidasi, dan diversifikasi terkait. Apabila arah vektor terletak di kanan bawah atau kuadran kompetitif (competitive quadrant) dari Matriks SPACE, yang mengindikasikan strategi kompetitif. Strategi kompetitif mencakup integrasi ke belakang, integrasi ke depan, integrasi horizontal, penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan pengembangan produk.

44 52 Gambar 2.5 Matriks SPACE Sumber: David yang diterjemahkan oleh Sunardi, Dono (2009, p333) Matriks Internal-Eksternal (Internal-External IE Matrix) Menurut David yang diterjemahkan oleh Sunardi, Dono (2009, h344) Matriks Internal-Eksternal (Internal- External IE Matrix) memosisikan berbagai divisi suatu organisasi dalam tampilan sembilan sel. Matriks IE didasarkan pada 2 dimensi kunci, yaitu skor bobot IFE total pada sumbu x dan skor bobot EFE total pada sumbu y. Skor bobot total yang diperoleh dari divisi divisi tersebut memungkinkan susunan Matriks IE

45 53 di tingkat perusahaan. Pada sumbu x dari Matriks IE, skor bobot IFE total 1,0 sampai 1,99 menunjukkan posisi internal yang lemah; skor 2,0 sampai 2,99 dianggap sedang; dan skor 3,0 sampai 4,0 adalah kuat. Serupa dengannya pada sumbu y, skor bobot EFE total 1,0 sampai 1,99 dipandang rendah; skor 2,0 sampai 2,99 dianggap sedang; dan skor 3,0 sampai 4,0 adalah tinggi. Matriks IE dapat dibagi menjadi 3 bagian besar yang mempunyai implikasi strategi yang berbeda beda.pertama, ketentuan untuk divisi-divisi yang amsuk dalam sel I, II, atau IV dapat digambarkan sebagai tumbuh dan membangun (grow and build). Strategi yang intensif (penetrasi pasar, pengembangan pasar dan pengembangan produk) atau integratif (integrasi ke belakang, integrasi ke depan, dan integrasi horizontal) bisa menjadi yang paling tepat bagi divisi-divisi ini. Kedua, divisi-divis yang masuk dalam sel III, V, atau VII dapat ditangani dengan baik melalui strategi menjaga dan mempertahankan (hold and maintain); penetrasi pasar dan pengembangan produk adalah dua strategi yang paling banyak digunakan dalam jenis divisi ini. Ketiga, ketentuan umum untuk divisi yang masuk dalam sel VI, VIII, atau IX adalah panen atau divestasi (harvest or divest). Organisasi yang berhasil

46 54 mampu mencapai portofolio bisnis yang masuk atau berada di seputar sel I dalam Matriks IE. Gambar 2.6 Matriks IE Sumber : David yang diterjemahkan oleh Sunardi, Dono (2009, p344) Keterangan : Sel I, II, IV : Tumbuh dan Membangun (Integrasi ke belakang, integrasi ke depan, integrasi horizontal; Penetrasi pasar; Pengembangan pasar; Pengembangan produk) Sel III, V, VII : Menjaga dan Mempertahankan (Penetrasi pasar; Pengembangan produk) Sel VI, VIII, IX : Panen atau Divestasi (Penciutan; Divestasi) Matriks Strategi Besar (Grand Strategy Matrix) Menurut David yang diterjemahkan oleh Sunardi, Dono (2009, h ) selain Matriks SWOT, Matriks SPACE, Matriks BCG dan Matriks IE, Matriks Strategi Besar (Grand Strategy Matrix) telah menjadi sebuah alat

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang menggambarkan kondisi eksternal dan internal PT. Padang Digital Indonesia saat ini

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Metode yang Digunakan Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yaitu metode yang meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Manajemen Manajemen merupakan proses pengkoordinasian kegiatan-kegiatan pekerjaan sehingga pekerjaan tersebut terselesaikan secara efisien

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Landasan teori 2.1.1 Pengertian Manajemen Menurut Robbins dan Coulter (2007, p7), manajemen adalah proses pengoordinasian kegiatan-kegiatan pekerjaan sehingga

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif, yaitu metode

BAB 3 METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif, yaitu metode BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif, yaitu metode yang bertujuan membantu memecahkan masalah yang bertujuan membantu memecahkan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Wisata Agro Tambi yang terletak di Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo. Pemilihan lokasi ini ditentukan secara sengaja

Lebih terperinci

BAB II. LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II. LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN BAB II LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Definisi Marketing Marketing atau pemasaran diartikan sebagai proses eksplorasi terhadap kebutuhan pelanggan melalui beragam pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN

BAB III METODA PENELITIAN 18 BAB III METODA PENELITIAN A. Waktu Penelitian No Kegiatan Tabel 3.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian 1. Studi kepustakaan 2. Penyusunan desain penelitan 3. Penyusunan teknis pelaksanaan pengambilan data

Lebih terperinci

BAB III. Metodologi Penelitian

BAB III. Metodologi Penelitian BAB III Metodologi Penelitian 3.1 Desain Penelitian Dalam penelitian ini, jenis penilitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Metode analisis deskriptif adalah suatu metode yang digunakan untuk

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Strategi Menurut Robbins dan Coulter (2014:266) Strategi adalah rencana untuk bagaimana sebuah organisasi akan akan melakukan apa yang harus dilakukan dalam bisnisnya,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Pengertian Strategi Menurut David (2009, p18) Strategi adalah sarana bersama dengan tujuan jangka panjang hendak dicapai. Strategi bisnis mencakup ekspansi

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3. Disain Penelitian Menurut Sarwono, Jonathan (2006:79) dalam melakukan penelitian salah satu hal penting adalah membuat desain penelitian. Desain Penelitian bagaikan sebuah peta

Lebih terperinci

(Library Reasearch) dan penelitian lapangan (Field research),yaitu:

(Library Reasearch) dan penelitian lapangan (Field research),yaitu: BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Metode analisis deskriptif adalah suatu metode yagn digunakan untuk meneliti sekelompok manusia,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen 2.1.1 Definisi Manajemen Menurut Stephen P. Robins dan Mary Coulter (2012:9) manajemen adalah mengkoordinasikan dan mengawasi kegiatan kerja orang lain sehingga kegiatan

Lebih terperinci

penelitian ini diharapkan mampu menghasilkan alternatif strategi yang lebih objektif.

penelitian ini diharapkan mampu menghasilkan alternatif strategi yang lebih objektif. IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada usaha sate bebek H. Syafe i Cibeber, Kota Cilegon, Provinsi Banten. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan secara sengaja

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PROBLEM SOLVING

BAB 3 METODE PROBLEM SOLVING BAB 3 METODE PROBLEM SOLVING 3.1 Penetapan Kriteria Penelitian Kriteria Optimasi yang digunakan untuk menganalisis alternatif-alternatif strategi bisnis yang akan digunakan Restaurant PT Okirobox Indonesia

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah penelitian deskriptif, jenis penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana faktor faktor internal

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Koperasi Unit Desa (KUD) Puspa Mekar yang berlokasi di Jl. Kolonel Masturi, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian deskriptif. Metode analisis

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian deskriptif. Metode analisis BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian deskriptif. Metode analisis deskriptif adalah metode yang digunakan untuk meneliti sekelompok manusia,

Lebih terperinci

BAB II MANAJEMEN PEMASARAN

BAB II MANAJEMEN PEMASARAN BAB II MANAJEMEN PEMASARAN 2.1 Konsep Pemasaran Pemasaran tidak bisa dipandang sebagai cara yang sempit yaitu sebagai tugas mencari cara-cara yang benar untuk menjual produk/jasa. Pemasaran yang ahli bukan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. yang bertumbuh dengan cepat yang meliputi berbagai kebutuhan bisnis, pendidikan dan

BAB 2 LANDASAN TEORI. yang bertumbuh dengan cepat yang meliputi berbagai kebutuhan bisnis, pendidikan dan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Internet 2.1.1 Pengertian Internet Menurut O Brien dan Marakas (2010, p566), internet adalah jaringan komputer yang bertumbuh dengan cepat yang meliputi berbagai kebutuhan bisnis,

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Sampel

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Sampel IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada restoran tradisional khas Jawa Timur Pondok Sekararum yang terletak di Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor, Propinsi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian deskriptif. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian deskriptif. Penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Disain Penelitian Jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif menurut Arikunto (2005: 234) adalah penelitian yang dimaksud untuk

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian PT. Pelni merupakan perusahaan pelayaran nasional yang bergerak dalam bidang jasa dan memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam hal pelayanan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di tempat produksi sate bandeng pada UKM Awal Putra Mandiri yang berlokasi di Jl. Ratu Rangga Blok B No.252 Rt. 02/11, Kampung

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Manajemen Manajemen merupakan seni yaitu, seni mengelola sumber daya yang dimiliki untuk mencapai tujuan yang ingin diperoleh (Wijayanto 2012 : 12). Sedangkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 29 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis strategi yang sesuai untuk Rumah Makan Ayam Goreng & Bakar Mang Didin Asgar yang berlokasi di Jalan Ahmad Yani

Lebih terperinci

III. METODOLOGI KAJIAN

III. METODOLOGI KAJIAN 152 III. METODOLOGI KAJIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dalam rangka menyelesaikan tugas akhir ini dilaksanakan di Pengolahan Ikan Asap UKM Petikan Cita Halus yang berada di Jl. Akar Wangi

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada Pia Apple Pie yang berada di Jalan Pangrango 10 Bogor. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dengan

Lebih terperinci

time horizon atau dimensi waktu yang digunakan adalah cross sectional, yang berarti

time horizon atau dimensi waktu yang digunakan adalah cross sectional, yang berarti 50 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Berdasarkan tujuan yang akan diteliti pada penulisan skripsi ini, maka jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif deskriptif, dimana penelitian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 33 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian PT Bank Syariah Mandiri hadir, tampil, dan tumbuh sebagai bank yang mampu memadukan idealisme usaha dengan nilai-nilai rohani, yang melandasi

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data

III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data 27 III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data Lokasi tempat pelaksanaan Program Misykat DPU DT berada di kelurahan Loji Gunung Batu, Kecamatan Ciomas, Kotamadya Bogor, Jawa Barat. Waktu pengumpulan data selama

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Disain Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Metode analisis deskriptif adalah suatu metode yang digunakan untuk meneliti sekelompok manusia,

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PROBLEM SOLVING

BAB 3 METODE PROBLEM SOLVING BAB 3 METODE PROBLEM SOLVING Penetapan Kriteria Optimasi Penetapan kriteria optimasi dalam studi ini akan dijabarkan sebagai berikut: Kekuatan aspek internal perusahaan yang terdiri dari kekuatan dan kelemahan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT. Kaliduren Estates yang berlokasi di Perkebunan Tugu/Cimenteng, Desa Langkap Jaya, Kecamatan Lengkong, Kabupaten Sukabumi.

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Strategi Perusahaan Manajemen meliputi perencanaan, pengarahan, pengorganisasian dan pengendalian atas keputusan-keputusan dan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. 1. Data keuangan perusahaan. 2. Data kegiatan operasional Perusahaan. ini dapat berupa:

BAB III METODOLOGI. 1. Data keuangan perusahaan. 2. Data kegiatan operasional Perusahaan. ini dapat berupa: BAB III METODOLOGI III.1 Tehnik Pengumpulan Data III.1.1 Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penyusunan GFP ini dibagi 2, yaitu :! Data Primer Merupakan data internal yang didapat dari PT. QCC.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di dua lokasi, yakni Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah, khususnya di Kesatuan Bisnis Mandiri (KBM) Agroforestry yang membawahi

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Disain Penelitian Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Strategi Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan. Dalam perkembangannya, konsep strategi terus berkembang. Hal ini dapat ditunjukkan oleh adanya perbedaan konsep

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Lokasi penelitian dilaksanakan pada perusahaan CV Septia Anugerah Jakarta, yang beralamat di Jalan Fatmawati No. 26 Pondok Labu Jakarta Selatan. CV Septia Anugerah

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Metode yang digunakan Metode yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif deskriptif. Menurut (Sanders, Tom J., 2012) Penelitian manajemen strategis cenderungdilakukan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen s 2.1.1 Pengertian Pearce dan Robinson (2008, p2) menyatakan bahwa strategi merupakan suatu rencana yang berskala besar, dengan berorientasi ke masa depan guna untuk

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN Strategi Pengembangan Usaha Maharani Farm Gambar 4. Kerangka Pemikiran Operasional IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Rumah Potong Ayam Maharani Farm yang beralamat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi di era globalisasi yang begerak cepat telah

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi di era globalisasi yang begerak cepat telah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi di era globalisasi yang begerak cepat telah dapat meningkatkan kinerja dan memungkinkan berbagai kegiatan dapat dilaksanakan dengan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. bagi suatu perusahaan untuk tetap survive di dalam pasar persaingan untuk jangka panjang. Daya

BAB II KAJIAN TEORI. bagi suatu perusahaan untuk tetap survive di dalam pasar persaingan untuk jangka panjang. Daya BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Daya Saing 2.1.1 Pengertian Daya Saing Perusahaan yang tidak mempunyai daya saing akan ditinggalkan oleh pasar. Karena tidak memiliki daya saing berarti tidak memiliki keunggulan,

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di peternakan domba Tawakkal Farm (TF) Jalan Raya Sukabumi Km 15 Dusun Cimande Hilir No. 32, Caringin, Bogor. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis dalam penelitian ini membahas tentang : konsep strategi, manajemen strategi, analisis faktor internal dan eksternal serta

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penentuan Lokasi Pemilihan lokasi penelitian dilakukan dilakukan secara purposive (sengaja) yaitu berdasarkan pertimbanganpertimbangan tertentu sesuai dengan tujuan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Strategi Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan jangka panjang. Menurut David (2008) strategi merepresentasikan tindakan yang akan diambil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan adalah suatu keadaan yang sangat sulit untuk diramalkan,

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan adalah suatu keadaan yang sangat sulit untuk diramalkan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan adalah suatu keadaan yang sangat sulit untuk diramalkan, diperkirakan dan dipastikan di masa yang akan datang. Perusahaan tidak terlepas dari berbagai macam

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan pada CV Salim Abadi (CV SA), yang terletak di Jalan Raya Punggur Mojopahit Kampung Tanggul Angin, Kecamatan Punggur,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen 2.1.1 Pengertian Manajemen Menurut Robin, Stephen (2007:8), manajemen adalah proses pengoordinasian kegiatan-kegiatan pekerjaan sehingga pekerjaan tersebut terselesaikan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Perencanaan Strategi Sistem dan Teknologi Informasi 2.1.1 Pengertian Perencanaan Strategis Perencanaan strategis, menurut Ward dan Peppard (2002, p462) adalah analisa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Strategi Menurut Kotler (2008:58), strategi pemasaran adalah logika pemasaran dimana perusahaan berharap untuk menciptakan nilai pelanggan dan mencapai hubungan yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Apabila mengharapkan penerapan TI yang optimal, dibutuhkan strategi

BAB II LANDASAN TEORI. Apabila mengharapkan penerapan TI yang optimal, dibutuhkan strategi BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Strategi STI Apabila mengharapkan penerapan TI yang optimal, dibutuhkan strategi STI yang selaras dengan strategi bisnis perusahaan. Hal ini sangat diperlukan agar investasi yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 19 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Langkah awal yang dilakukan dalam penelitian ini adalah mengetahui visi, misi dan tujuan Perum Pegadaian. Kemudian dilakukan analisis lingkungan internal

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi yang dijadikan sebagai tempat penelitian adalah PT Godongijo Asri yang beralamat di Desa Serua, Kecamatan Cinangka, Sawangan, Depok, Jawa

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PEMILIHAN STRATEGI

ANALISIS DAN PEMILIHAN STRATEGI MODUL 09 MANAJEMEN STRATEJIK ANALISIS DAN PEMILIHAN STRATEGI Oleh:. Universitas Mercu Buana Jakarta 2008 ANALISIS DAN PEMILIHAN STRATEGI Tujuan Instruksional Khusus: Diharapkan mahasiswa mampu: 1. Memahami

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Responden

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Responden IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada usaha Durian Jatohan Haji Arif (DJHA), yang terletak di Jalan Raya Serang-Pandeglang KM. 14 Kecamatan Baros, Kabupaten

Lebih terperinci

Universitas Bina Nusantara. Analisis Strategi Pemasaran Untuk Pengembangan Pasar Pada PT. Padang Digital Indonesia

Universitas Bina Nusantara. Analisis Strategi Pemasaran Untuk Pengembangan Pasar Pada PT. Padang Digital Indonesia Universitas Bina Nusantara Analisis Strategi Pemasaran Untuk Pengembangan Pasar Pada PT. Padang Digital Indonesia Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Skripsi Strata 1 Semester Ganjil tahun 2006/2007 Yuyun

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Manajemen Strategis

II. TINJAUAN PUSTAKA Manajemen Strategis 7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Strategis Strategi menurut Hamel dan Prahalad dalam Umar (2008) didefinisikan sebagai suatu proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan

Lebih terperinci

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura ANALISIS STRATEGI SWOT UNTUK MEMPERLUAS PEMASARAN PRODUK KURMA SALAK UD BUDI JAYA BANGKALAN Moh. Sirat ) 1, Rakmawati) 2 Banun Diyah Probowati ) 2 E-mail : rakhma_ub@yahoo.com dan banundiyah@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pearce dan Robinson (2008, p2) menyatakan bahwa strategi merupakan suatu

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pearce dan Robinson (2008, p2) menyatakan bahwa strategi merupakan suatu BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Strategis 2.1.1 Pengertian Strategi Pearce dan Robinson (2008, p2) menyatakan bahwa strategi merupakan suatu rencana yang berskala besar, dengan berorientasi ke masa

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data Pengumpulan data yang digunakan adalah : 1. Pengumpulan data primer melalui survei lapangan, wawancara

III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data Pengumpulan data yang digunakan adalah : 1. Pengumpulan data primer melalui survei lapangan, wawancara 20 III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data Pengumpulan data yang digunakan adalah : 1. Pengumpulan data primer melalui survei lapangan, wawancara (lampiran 1) dengan pihak perusahaan sebanyak 3 responden

Lebih terperinci

ANALISA METODE SWOT DAN PERENCANAAN STRATEGI GUNA MENENTUKAN STRATEGI BISNIS PERUSAHAAN PANEL LISTRIK PADA PT. LAKSANA PANEL

ANALISA METODE SWOT DAN PERENCANAAN STRATEGI GUNA MENENTUKAN STRATEGI BISNIS PERUSAHAAN PANEL LISTRIK PADA PT. LAKSANA PANEL ANALISA METODE SWOT DAN PERENCANAAN STRATEGI GUNA MENENTUKAN STRATEGI BISNIS PERUSAHAAN PANEL LISTRIK PADA PT. LAKSANA PANEL Hana Mareta Rachmawati 1*, Ahmad Juang Pratama 1 1 Program Studi Teknik Industri

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN A. Lokasi dan Waktu B. Metode Kerja 1. Pengumpulan data

III. METODE KAJIAN A. Lokasi dan Waktu B. Metode Kerja 1. Pengumpulan data 15 III. METODE KAJIAN A. Lokasi dan Waktu Pengambilan data dilakukan di PT. Mitra Bangun Cemerlang yang terletak di JL. Raya Kukun Cadas km 1,7 Kampung Pangondokan, Kelurahan Kutabaru, Kecamatan Pasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkatnya jumlah penjualan mobil dari tahun ke tahun. Dengan jumlah penduduk yang lebih dari 200 juta jiwa, para pelaku

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkatnya jumlah penjualan mobil dari tahun ke tahun. Dengan jumlah penduduk yang lebih dari 200 juta jiwa, para pelaku 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini, perkembangan industri otomotif di Indonesia dalam beberapa tahun ini berkembang dengan sangat pesat dan diperkirakan akan terus bertambah dalam beberapa

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN. teoretik. Manajemen strategi didefinisikan sebagai ilmu tentang perumusan

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN. teoretik. Manajemen strategi didefinisikan sebagai ilmu tentang perumusan 22 BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Manajemen Strategi Penelitian ini menggunakan perencanaan strategi sebagai kerangka teoretik. Manajemen strategi didefinisikan sebagai

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Persaingan antar organisasi bisnis yang semakin ketat beberapa dekade terakhir

BAB 2 LANDASAN TEORI. Persaingan antar organisasi bisnis yang semakin ketat beberapa dekade terakhir 5 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Umum Strategi Persaingan antar organisasi bisnis yang semakin ketat beberapa dekade terakhir sebelum era Millenium baru, nampaknya akan menjadi bertambah sengit setelah

Lebih terperinci

MAKALAH MANAJEMEN STRATEGI ANALISIS DAN PEMILIHAN STRATEGI

MAKALAH MANAJEMEN STRATEGI ANALISIS DAN PEMILIHAN STRATEGI MAKALAH MANAJEMEN STRATEGI ANALISIS DAN PEMILIHAN STRATEGI Kelompok 6: 1. Daniel Rafhael (12210076) 2. Faisal Azis (12210069) 3. Kiki Prima Marpaung (122100) 4. Muhammad Akhyar (12210121) 5. Rani Nurcahya

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN. (PKPBDD) yang terletak di Jalan Raya Sawangan No. 16B, Pancoran Mas,

IV. METODE PENELITIAN. (PKPBDD) yang terletak di Jalan Raya Sawangan No. 16B, Pancoran Mas, IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Pusat Koperasi Pemasaran Belimbing Dewa Depok (PKPBDD) yang terletak di Jalan Raya Sawangan No. 16B, Pancoran Mas, Depok. Pemilihan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Gama Catering yang beralamat di Komp. Bumi Panyileukan Blok G 13 No. 20 Kota Bandung. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.10 Pengertian Pemasaran Kemajuan zaman yang membawa masalah-masalah dan kesempatankesempatan baru telah menjadi sebab menariknya pengetahuan pemasaran bagi perusahaan-perusahaan,

Lebih terperinci

ANALISA SWOT DALAM MENENTUKAN STRATEGI PEMASARAN PADA PERUSAHAAN

ANALISA SWOT DALAM MENENTUKAN STRATEGI PEMASARAN PADA PERUSAHAAN ANALISA SWOT DALAM MENENTUKAN STRATEGI PEMASARAN PADA PERUSAHAAN Jurnal : MATRIK Teknik Industri Universitas Muhammdiyah Gresik, Volume: XII, Nomor : 2, Bulan : Maret 2012, ISSN: 1693-5128 ANALISA SWOT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidupnya, saat ini persaingan yang semakin ketat dan tajam

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidupnya, saat ini persaingan yang semakin ketat dan tajam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Situasi pasar yang berubah setiap saat sulit untuk diramalkan dan dipastikan di masa mendatang. Perubahan yang terjadi pada perusahaan dapat saja bersumber dari

Lebih terperinci

METODE Lokasi dan Waktu Teknik Sampling

METODE Lokasi dan Waktu Teknik Sampling METODE Metode yang digunakan dalam memperoleh dan menganalisis data adalah kombinasi antara pendekatan kuantitatif dan pendekatan kualitatif. Pendekatan kuantitatif dilakukan dengan metode survei kepada

Lebih terperinci

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Buah Carica 2.2. One Village One Product (OVOP)

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Buah Carica 2.2. One Village One Product (OVOP) 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Buah Carica Buah carica atau pepaya gunung merupakan rumpun buah pepaya yang hanya tumbuh di dataran tinggi. Di dunia, buah carica hanya tumbuh di tiga negara yaitu Amerika Latin,

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Pemasaran Menurut Parkinson (1991), pemasaran merupakan suatu cara berpikir baru tentang bagaimana perusahaan atau suatu organisasi

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Strategi Strategi merupakan cara-cara yang digunakan oleh organisasi untuk mencapai tujuannya melalui pengintegrasian segala keunggulan

Lebih terperinci

ANALISA SWOT DALAM MENENTUKAN STRATEGI PEMASARAN PADA PERUSAHAAN

ANALISA SWOT DALAM MENENTUKAN STRATEGI PEMASARAN PADA PERUSAHAAN Jurnal : MATRIK Teknik Industri Universitas Muhammdiyah Gresik, Volume: XII, Nomor : 2, Bulan : Maret 2012, ISSN: 1693-5128 ANALISA SWOT DALAM MENENTUKAN STRATEGI PEMASARAN PADA PERUSAHAAN Suhartini Teknik

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS SWOT PENENTUAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK PENINGKATAN DAYA SAING DI CV. GLOBAL WARNA SIDOARJO

BAB IV ANALISIS SWOT PENENTUAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK PENINGKATAN DAYA SAING DI CV. GLOBAL WARNA SIDOARJO BAB IV ANALISIS SWOT PENENTUAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK PENINGKATAN DAYA SAING DI CV. GLOBAL WARNA SIDOARJO A. Penentuan Strategi Pemasaran sebagai Upaya Peningkatan Daya Saing di CV. Global Warna Sidoarjo

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Pengertian Strategi Strategi berasal dari bahasa Yunani kuno yang berarti seni berperang. Suatu strategi mempunyai dasar-dasar atau skema

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori Suatu perusahaan yang bergerak dalam sebuah industri hampir tidak ada yang bisa terhindar dari persaingan. Setiap perusahaan harus memiliki suatu keunggulan kompetitif

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Kata manajemen berasal dari bahasa Perancis kuno yaitu management, yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur. Manajemen adalah sebuah proses perencanaan,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian B. Metode Pengumpulan Data 1. Metode Penentuan Lokasi Penelitian 2. Metode Pengambilan Sampel

METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian B. Metode Pengumpulan Data 1. Metode Penentuan Lokasi Penelitian 2. Metode Pengambilan Sampel 39 I. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis yaitu metode penelitian dengan membahas suatu permasalahan dengan cara

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Sampel

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Sampel IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Elsari Brownies & Bakery (EBB) yang bertempat di Jalan Raya Pondok Rumput Nomor 18 RT 06/RW 11, Kelurahan Kebon Pedes,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemasaran merupakan faktor penting untuk mencapai sukses bagi perusahaan. Penjualan produk dalam suatu perusahaan sangat bergantung pada kinerja divisi pemasaran.

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur.

IV METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur. IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan secara sengaja berdasarkan pertimbangan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 19 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Pemasaran adalah faktor penting dalam manajemen perusahaan. Strategi pemasaran yang diterapkan harus seiring dengan misi dan tujuan perusahaan. Strategi

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di perusahaan Tyas Orchid yang berkantor di Bukit Cimanggu City Blok Q6 No 19 Jl. KH. Sholeh Iskandar, Bogor. Pemilihan objek

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran BAB II TINJAUAN PUSTAKA Menurut Stanton dalam Tambajong (2013:1293), pemasaran adalah suatu sistem dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI A. Lokasi dan Waktu B. Pengumpulan Data

BAB III METODOLOGI A. Lokasi dan Waktu B. Pengumpulan Data 13 BAB III METODOLOGI A. Lokasi dan Waktu Kegiatan ini dibatasi sebagai studi kasus pada komoditas pertanian sub sektor tanaman pangan di wilayah Bogor Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan secara

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Restoran Pasir 7 Pasar Ikan Segar yang terletak di Kampung Sawah, Jalan Raya Depok (seberang Kampus UI Depok), Kelurahan

Lebih terperinci

III..METODOLOGI. A. Lokasi dan Waktu Kajian

III..METODOLOGI. A. Lokasi dan Waktu Kajian 31 III..METODOLOGI A. Lokasi dan Waktu Kajian 1. Lokasi Kajian Kajian ini dilaksanakan di Kecamatan Semparuk Kabupaten Sambas Kalimantan Barat. Lembaga yang menjadi subyek kajian ialah Unit Pelaksana Kegiatan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Mitra Alam. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa perusahaan tersebut merupakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memasarkan barang atau jasa yang dihasilkan, baik yang datang dari dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memasarkan barang atau jasa yang dihasilkan, baik yang datang dari dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Strategi Pemasaran 2.1.1 Pengertian Strategi Pemasaran Perusahaan tidak bisa terlepas dari hambatan-hambatan dalam memasarkan barang atau jasa yang dihasilkan, baik yang datang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pada produk teh siap minum Walini Peko yang diproduksi oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pada produk teh siap minum Walini Peko yang diproduksi oleh 44 BAB III METODE PENELITIAN 3.1.Objek dan Tempat Penelitian Penelitian pada produk teh siap minum Walini Peko yang diproduksi oleh Industri Hilir Teh (IHT) PT Perkebunan Nusantara (PTPN) VIII di Cibiru,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Februari 2013 hingga April 2013. Dengan tahapan pengumpulan data awal penelitian dilaksanakan pada Bulan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan) Curug Jaya di Kampung Curug Jaya, Kecamatan Bojongsari, Kota Depok. Pemilihan tempat

Lebih terperinci