DOKUMENTASI PENELITIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "DOKUMENTASI PENELITIAN"

Transkripsi

1 DOKUMENTASI PENELITIAN Masyarakat Dayak Bumi Segandu Wawancara dengan Ki Takmad

2 Wawancara dengan Ki Takmad tentang sejarah masyarakat Dayak Bumi Segandu Pesanggrahan tempat istirahat masyarakat Dayak Bumi Segandu

3 Pesanggrahan tempat istirahat masyarakat Dayak Bumi Segandu Padepokan Gunung Krakatau tempat berkumpulnya masyarakat Dayak Bumi Segandu dalam menjalankan ritual ngajirasa

4 Wawancara dengan Sekretaris Desa Krimun Wawancara dengan Kepala Desa Krimun

5 Suasana wawancara dengan Kepala Desa Krimun Foto dengan Kepala Desa Krimun

6 \DAFTAR CEKLIS PUSTAKA

7 Daftar Pustaka Halaman A. Buku Abdullah, Irwan. (2006). Konstruksi dan Reproduksi Kebudayaan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 24, 81 Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Basrowi. (2008). Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT Rineka Cipta. Budimansyah, Dasim dan Udin Winataputra. (2007). Civic Education: Konteks, Landasan, Bahan Ajar dan Kultur Kelas. Bandung: Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan SPs UPI. Bratawidjaja, Thomas Wiyasa. (2008). Upacara Tradisional Masyarakat Jawa. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. Danial, Endang dan Wasriah. (2009). Metode Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Laboratorium PKn Universitas Pendidikan Indonesia. Darwis, Ranidar. (2008). Hukum Adat. Bandung: Laboratorium PKn Universitas Pendidikan Indonesia. Daryanto. (2012). Perubahan Pendidikan dalam Masyarakat Sosial Budaya. Bandung: Satu Nusa. Harun, Rochajat dan Elvinaro Ardianto. (2011). Komunikasi Pembangunan dan Perubahan Sosial. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada. Jayadinata, J.T dan Pramandika. (2006). Pembangunan Desa Dalam Perencanaan. Bandung: Institut Teknologi Bandung. Koentjaraningrat. (2009). Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta. Moleong, Lexi J. (2012). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosda Karya. Mulyana, Rohmat. (2004). Mengartikulasikan Pendidikan Nilai. Bandung: Alfabeta. Permana, R. Cecep Eka. (2010). Kearifan Lokal Masyarakat Baduy Dalam Mitigasi Bencana. Jakarta: Wedatama Widya Sastra. Ranjabar, Jacobus. (2013). Sistem Sosial Budaya Indonesia Suatu Pengantar. Bandung: Alfabeta. Setiadi, Elly. dkk. (2007). Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Soelaeman, Munandar. (1992). Ilmu Sosial Dasar: Teori dan , 13 27, 28, 29, 30, 31, 32, 40, 43, 77, 78, 79, , 33, 34, 35, 36, 37, 93, 94, 95, 96 37, 38, 39 3, 11, 23, 83, 84, 89 11, 47, 48, 51, 56 15, 19, 20, 85, 90

8 Konsep Ilmu Sosial. Bandung: Eresco. Soelaeman, Munandar. (2000). Ilmu Budaya Dasar: Suatu Pengantar. Bandung: Refika Aditama. Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta. Sunjata, Wahjudi Pantja Upacara Tradisional Larung Tumpeng Sesaji Di Telaga Sarangan (Dalam Patrawidya Seri Penerbitan Sejarah Dan Budaya vol. 9 no. 2). Yogyakarta: Balai Pelestarian Sejarah Dan Nilai Tradisional Yogyakarta. Wahab dan Sapriya Teori dan Landasan Pendidikan Kewarganegaraan. Bandung: Alfabeta CV. Wanganea, Yopi, DKK. (1985). Upacara Tradisional Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Widagdho, Djoko. (2004). Ilmu Budaya Dasar. Jakarta: Bumi Aksara. B. Sumber Skripsi, Jurnal, Artikel, dan lain-lain. 21, 22, 25, 26, 84, 88, 89, 92 15, 23, 89, 90 15, 16, 41, 42, 80, 81, , 17, 18, 86, 87, 91, 92 44, 46, 47, 49, 50, 51, 52, 55, 56 3, 82 Ahira, Anne Penghambat Pewarisan Budaya Berkarakter.[online].Tersedia: [20 Agustus 2012]. As arie, Denis Suatu Kajian Tentang Nilai Budaya Pesta Pecung di Masyarakat Kasugengan Kidul, Kabupaten Cirebon ditinjau dari Civic Culture. Skripsi Sarjana pada FPIPS UPI. Bandung: Tidak diterbitkan. Drs. Toto Sucipto, dkk (2011). Mengenal Suku Dayak Hindu- Budha Bumi Segandu Indramayu. [Online]. Tersedia :file:///f:/mengenal%20suku%20dayak%20hindu- Budha%20Bumi%20Segandu%20Indramayu%20_%20ar chive69.htm#.uytdueq4azo [14 April 2013]. Muslikhatun. (2010). Pewarisan Budaya. [Online]. Tersedia: [21 November 2010]. Supriyanto. (2010). Pewarisan Budaya. [Online]. Tersedia: [2011]. Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Hasil Amandemen tahun Wikipedia. (2013). Kabupaten Indramayu. [Online]. Tersedia :file:///c:/users/ibnu/documents/kabupaten%20indramay u%20%20wikipedia%20bahasa%20indonesia,%20ensiklop

9 edia%20bebas.htm [21 Mei 2013] , 87 1

10 PEDOMAN WAWANCARA (Pemimpin masyarakat Dayak Bumi Segandu) Narasumber : Paheran Takmad Diningrat Gusti Alam Umur Pekerjaan Alamat : 70 Tahun : Petani (Pemimpin masyarakat Dayak Bumi Segandu) : Krimun A. Bagaimana latar belakang sejarah terbentuknya masyarakat Dayak Bumi Segandu? 1. Bagaimana sejarah berdirinya masyarakat Dayak Bumi Segandu? Itu merupakan pemikiran saya terdahulu ketika masih berada di Desa Semirang, bagaimana agar Indonesia itu kembali pada zaman kerajaan, tidak ada negara Indonesia yang ada hanya tanah Jawa. 2. Bagaimana asal mula penamaan dari Suku Dayak Hindu Budha Bumi Segandu Indramayu? Suku artinya kaki yang mengandung arti bahwa setiap manusia berjalan dan berdiri di atas kakinya masing-masing untuk mencapai tujuan sesuai dengan kepercayaan dan keyakinan yang menurut mereka yakini itu benar. Kata Dayak berasal dari kata ayak atau ngayak yang artinya menyaring. Makna kata dayak di sini adalah memilih mana yang baik dan mana yang buruk. Makna kata Hindu di sini adalah kandungan. Sementara itu, kata Budha asal dari kata wuda yang artinya telanjang atau tidak menggunakan pakaian. Maknanya adalah setiap manusia dilahirkan dalam keadaan telanjang. Selanjutnya adalah segandu yang mempunyai arti seluruh tubuh. Gabungan kedua kata ini yakni Bumi Segandu mengandung maknanya adalah kekuatan hidup. Adapun kata Indramayu mengandung pengertian In maknanya

11 adalah inti, Darma artinya orang tua, dan kata Ayu maknanya adalah wanita. Ini dapat diartikan bahwa dari rahim wanita kita semua dilahirkan. 3. Sejak kapan masyarakat Dayak Bumi Segandu ini berdiri? Sudah lama, untuk tahun nya saya sudah lupa tentang berdirinya masyarakat Dayak Bumi Segandu, mungkin karena puluhan tahun yang lalu sudah banyak yang dilalui oleh saya dan para anggota yang dulu merintis berdirinya masyarakad Dayak Bumi Segandu. 4. Sudah berapa anggota yang masuk dalam masyarakat Dayak Bumi Segandu? Ya sekitar ratusan bahkan ribuan, saya tidak tahu persis jumlahnya yang pasti sudah tersebar di penjuru seluruh Jawa Barat dan mereka akan berkumpul ketika ada ritual-ritual seperti kungkum, mepe, dan ngajirasa. B. Apa saja nilai-nilai kearifan lokal yang terkandung dalam masyarakat Dayak Bumi Segandu yang kaitannya dengan peningkatan partisipasi pembangunan? 1. Apa itu Kearifan Lokal menurut Anda? Kearifan lokal itu merupakan sebuah identitas dari sebuah masyarakat adat yang tidak dimiliki oleh masyarakat lainnya karena mempunyai ciri khas tersendiri dalam kegiatan sehari-harinya. 2. Menurut Anda, apa saja jenis kearifan lokal yang ada pada masyarakat dayak bumi segandu? Banyak sekali ya di antaranya ngajirasa, mepe, dan kungkum merupakan kearifan lokal yang dimiliki oleh masyarakat Dayak Bumi Segandu dan itu merupakan kegiatan yang kami lakukan setiap malam jumat kliwon. 3. Bagaimana pelaksanaan penanaman nilai kearifan lokal yang ada pada masyarakat Dayak Bumi Segandu?

12 Ya pelaksanaan nya melalui ritual-ritual dengan kungkum, mepe, dan ngajirasa itu merupakan proses penanaman nilai kearifan lokal agar anggota Dayak Bumi Segandu lebih mencintai dan memegang teguh ajaran yang saya ajarkan, selain itu kami menanamkan juga agar para anggota Dayak Bumi Segandu agar patuh terhadap istri-istrinya dan jangan sekali-kali melakukan poligami. 4. Kelebihan dan kelemahan dari nilai kearifan lokal yang ada pada komunitas Dayak menurut Anda dalam meningkatkan partisipasi pembangunan masyarakat? Ya kelebihannya karena kami merupakan suatu komunitas yang unik di mana nilai-nilai kearifan lokal yang dimiliki belum tentu ada di masyarakat lainnya, dan itu menjadi ciri khas kami dengan tidak memakai baju, tidak memiliki kartu tanda penduduk (KTP), dan rambut di panjangkan itu merupakan sebuah identitas dari masyarakat Dayak Bumi Segandu. Untuk kekurangannya saya rasa tidak ada karena kami merasa nyaman dengan kondisi sekarang. 5. Menurut Anda, apa saja nilai-nilai kearifan lokal sebagai salah satu dari upaya peningkatan partisipasi pembangunan masyarakat? Ya banyak, salah satunya nilai kepatuhan terhadap istri itu merupakan salah satu nilai-nilai kearifan lokal yang ada pada komunitas kami yang mungkin secara tidak langsung nilai tersebut di praktekan oleh masyarakat Desa Krimun untuk tidak berpoligami atau berselingkuh untuk menghindari zinah. C. Bagaimana peranan nilai-nilai kearifan lokal masyarakat Dayak Bumi Segandu dalam meningkatkan partisipasi pembangunan ke generasi berikutnya? 1. Apa saja bentuk nilai kearifan lokal masyarakat Dayak Bumi Segandu yang dapat meningkatkan partisipasi pembangunan pada Desa Krimun?

13 Nilai gotong royong, nilai kebersamaan, nilai kekeluargaan, nilai kesopanan, dan menghormati sesama penduduk merupakan sebuah nilai yang dapat meningkatkan partisipasi pembangunan pada Desa Krimun. Walaupun dalam partisipasi politik kami memilih jalan sendiri yaitu jika setiap ada pemilu, kampanye, dan lain-lain kami tidak akan berpartisipasi dan itu sudah menjadi ideologi kami sebagai masyarakat Dayak Bumi Segandu. Oleh karena itu kami berpendapat jika kami berpartisipasi dalam pemilu dan kampanye kami akan melukai perasaan salah satu calon legislatif atau calon presiden karena kami berperilaku tidak adil. 2. Apa tujuan dari penanaman nilai kearifan lokal bagi masyarakat Dayak Bumi Segandu? Tujuannya agar komunitas kami tidak punah dan anggota nya pun tetap tersebar di penjuru Indramayu bahkan Jawa Barat, karena dengan begitu kami ingin menunjukan bahwa eksistensi yang ada dalam masyarakat Dayak Bumi Segandu itu tetap terjaga walaupun zaman sudah berubah menjadi zaman yang modern dan canggih, dan dengan zaman sudah canggih kami pun makin menunjukan eksistensi kepada masyarakat luas. 3. Apa saja upaya pemerintah Desa Krimun dalam menjaga kearifan lokal masyarakat Dayak Bumi Segandu? Untuk upaya pemerintah yang jelas kami tidak mengetahui nya secara pasti. Akan tetapi hubungan kami dengan pemerintah Desa Krimun baik-baik saja tidak ada konflik yang membuat kami memusuhi pemerintah Desa Krimun, mungkin dengan adanya Komunitas Dayak Bumi Segandu dapat menjadi salah satu objek wisata di Desa Krimun. D. Apa kendala yang ditemui dalam pewarisan nilai-nilai kearifan lokal dari masyarakat Dayak Bumi Segandu dalam meningkatkan partisipasi pembangunan?

14 1. Apakah pemuda warga Desa Krimun sangat antusias dengan pewarisan kearifan lokal dari masyarakat Dayak Bumi Segandu? Oh jelas, itu dibuktikan dengan hubungan kami dengan warga Desa Krimun tidak ada saling mengganggu satu sama lain. Antara masyarakat Dayak Bumi Segandu dan masyarakat Desa Krimun hidup berdampingan, saling bahu membahu, dan menciptakan suasana yang aman dan damai di lingkungan Desa Krimun. 2. Apa hambatan yang dihadapi dalam meningkatkan partisipasi pembangunan Desa Krimun pada masyarakat Dayak Bumi Segandu? Tidak ada hambatan selama kami selaku dari masyarakat Dayak Bumi Segandu mendukung kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah Desa Krimun dalam berbagai kegiatan seperti pembangunan jembatan, melakukan bersih desa, dan gotong royong dalam pembuatan masjid. 3. Bagaimana cara mengatasi hambatan yang dihadapi dalam meningkatkan partisipasi pembangunan pada masyarakat Dayak Bumi Segandu? Dalam mengatasi hambatan dalam meningkatkan partisipasi pembangunan adalah dengan kita berhubungan baik dengan masyarakat Desa Krimun dan pemerintah Desa Krimun maka pembangunan di Desa Krimun akan berjalan dengan baik dan dapat memajukan Desa Krimun baik dari pembangunan di bidang pariwisata dan bidang sosial masyarakat. E. Apakah upaya yang dilakukan dalam mengatasi kendala dalam proses pewarisan nilai kearifan lokal dari masyarakat Dayak Bumi Segandu dalam meningkatkan partisipasi pembangunan masyarakat? 1. Bagaimana upaya pemerintah Desa Krimun dalam pewarisan nilai kearifan lokal dari masyarakat Dayak Bumi Segandu dalam meningkatkan partisipasi pembangunan masyarakat? Saya tidak mengetahui pasti upaya pemerintah, akan tetapi bisa dilihat dari kebebasan kami dalam melakukan aktivitas sehari-harinya

15 pemerintah Desa Krimun tidak melarang apa yang kami lakukan malah menjadi suatu hal yang unik ketika di dalam sebuah Desa terdapat komunitas yang berbeda dengan masyarakat biasa pada umumnya. 2. Faktor-faktor apa saja yang menunjang proses pewarisan nilai kearifan lokal dari masyarakat Dayak Bumi Segandu dalam meningkatkan partisipasi pembangunan masyarakat? Faktor keluarga juga dapat dipengaruhi dalam proses pewarisan nilai kearifan lokal yang ada dalam komunitas kami, selain faktor keluarga lingkungan juga dapat menunjang dalam proses pewarisan nilai kearifan karena di dalam lingkungan Dayak Bumi Segandu mampu membuat orang-orang mendapat ketenangan baik secara lahir maupun bathin. PEDOMAN WAWANCARA (Kepala Desa Krimun) Narasumber : Darnoto Umur Pekerjaan Alamat : 30 Tahun : Kepala Desa Krimun : Krimun A. Bagaimana latar belakang sejarah terbentuknya masyarakat Dayak Bumi Segandu? 1. Bagaimana sejarah berdirinya masyarakat Dayak Bumi Segandu? Mengenai sejarah berdirinya masyarakat Dayak Bumi Segandu saya tidak mengetahui secara pasti, akan tetapi yang saya ketahui dulunya

16 itu sebuah perguruan pencak silat dan seiring berjalannya waktu berubah menjadi komunitas Dayak Bumi Segandu. 2. Bagaimana asal mula penamaan dari Suku Dayak Hindu Budha Bumi Segandu Indramayu? Kalau tidak salah asal mula penamaan dari Suku Dayak Hindu Budha Bumi Segandu Indramayu itu berasal dari bahasa Indramayu yang artinya Suku itu kaki, Dayak itu mengayak atau menyaring, Hindu itu Rahim atau kandungan, Budha ya artinya wuda atau telanjang. Ya mungkin cukup itu saja yang saya ketahui tentang asal mula penamaan dari komunitas Dayak Bumi Segandu. 3. Sejak kapan masyarakat Dayak Bumi Segandu ini berdiri? Kira-kira tahun 1994 komunitas Dayak Bumi Segandu itu sudah ada, dan waktu itu saya masih usia anak-anak jadi belum diketahui secara pasti berdirinya masyarakat Dayak Bumi Segandu, yang jelas ketika saya masih kecil komunitas Dayak Bumi Segandu sudah ada. 4. Sudah berapa anggota yang masuk dalam masyarakat Dayak Bumi Segandu? Banyak ya sekitar ribuan karena komunitas Dayak Bumi Segandu itu tersebar di seluruh Indramayu bahkan Jawa Barat, karena setiap ada ritual-ritual tertentu mereka selalu berkumpul dan meramaikan kegiatan yang diselenggarakan oleh komunitas Dayak Bumi Segandu. B. Apa saja nilai-nilai kearifan lokal yang terkandung dalam masyarakat Dayak Bumi Segandu yang kaitannya dengan peningkatan partisipasi pembangunan? 1. Apa itu Kearifan Lokal menurut Anda? Kearifan lokal merupakan sebuah sikap yang bijaksana dari suatu masyarakat adat yang tidak dimiliki oleh masyarakat lain sebagai sebuah identitas atau ciri khas yang melekat pada individu ataupun kelompok.

17 2. Menurut Anda, apa saja jenis kearifan lokal yang ada pada masyarakat Dayak Bumi Segandu? Saya hanya mengetahui tentang mepe dan kungkum. Mepe dalam istilah bahasa Indonesia yaitu berjemur, para anggota Dayak Bumi Segandu berjemur kira-kira pukul siang dalam keadaan terik dan matahari tepat di ubun-ubun kepala, sedangkan kungkum yaitu berendam di mana pada saat berendam dilakukan pada malam hari antara pukul dengan keadaan kepalanya saja yang muncul. 3. Bagaimana pelaksanaan penanaman nilai kearifan lokal yang ada pada masyarakat Dayak Bumi Segandu? Pelaksanaan nya seperti kungkum dan mepe merupakan penanaman nilai kearifan lokal yang turun temurun sudah dilakukan oleh komunitas Dayak Bumi Segandu, dari ritual yang dilakukan oleh komunitas Dayak Bumi Segandu tersebut pasti memiliki nila-nilai yang terkandung dalam ritual tersebut. 4. Kelebihan dan kelemahan dari nilai kearifan lokal yang ada pada komunitas Dayak menurut Anda dalam meningkatkan partisipasi pembangunan masyarakat? Kelebihan yang ada dalam komunitas Dayak Bumi Segandu adalah merupakan suatu komunitas yang sangat unik jika dilihat dari cara berpakaian dan melakukan ritual-ritual seperti mepe dan kungkum, akan tetapi jika dilihat dari kegiatan sehari-harinya komunitas Dayak Bumi Segandu itu sama saja dengan masyarakat pada umumnya mereka berkeluarga dan bekerja. Dari kelemahannya saya rasa tidak ada. 5. Menurut Anda, apa saja nilai-nilai kearifan lokal sebagai salah satu dari upaya peningkatan partisipasi pembangunan masyarakat? Nilai kebersamaan dan nilai kekeluargaan yang ada dalam komunitas Dayak Bumi Segandu merupakan salah satu nilai kearifan lokal yang dapat meningkatkan partisipasi pembangunan masyarakat Desa

18 Krimun sedangkan, untuk pembangunan di bidang politik komunitas Dayak Bumi Segandu sangat bertentangan, ini disebabkan oleh pemimpin mereka yaitu Ki Takmad yang berprinsip untuk menjadi golongan putih. C. Bagaimana peranan nilai-nilai kearifan lokal masyarakat Dayak Bumi Segandu dalam meningkatkan partisipasi pembangunan ke generasi berikutnya? 1. Apa saja bentuk nilai kearifan lokal masyarakat Dayak Bumi Segandu yang dapat meningkatkan partisipasi pembangunan pada Desa Krimun? Nilai-nilai seperti nilai kebersamaan, nilai gotong royong, dan nilai kekeluargaan. Nilai kebersamaan ini dibuktikan antara masyarakat Desa Krimun dan komunitas Dayak Bumi Segandu tidak ada konflik, hidup berdampingan layaknya dengan tetangga begitu akur dan tidak mengganggu satu sama lainnya. Nilai gotong royong antara masyarakat Desa Krimun dan komunitas Dayak Bumi Segandu terjalin dengan baik, ini dibuktikan ketika pembangunan masjid atau jembatan masyarakat Desa Krimun dan komunitas Dayak Bumi Segandu bersama-sama ikut membantu dalam membangun masjid atau jembatan. Nilai kekeluargaan antara masyarakat Desa Krimun dan komunitas Dayak Bumi Segandu juga terjalin dengan baik, tidak ada perbedaan yang ada di antara mereka semua dianggap keluarga. 2. Apa tujuan dari penanaman nilai kearifan lokal bagi masyarakat Dayak Bumi Segandu? Kalau tujuan secara khususnya saya tidak mengetahui secara pasti, akan tetapi untuk tujuan yang dilihat oleh masyarakat umum agar eksistensi komunitas Dayak Bumi Segandu tidak punah sehingga dapat tumbuh dan berkembang. 3. Apa saja upaya pemerintah Desa Krimun dalam menjaga kearifan lokal masyarakat Dayak Bumi Segandu?

19 Upaya yang dilakukan pemerintah Desa Krimun saat ini adalah membiarkan komunitas Dayak Bumi Segandu untuk beraktivitas seperti masyarakat pada umumnya, selain sebagai aset wisata komunitas Dayak Bumi Segandu juga dapat dijadikan sebagai kearifan lokal dari Indramayu yang dipelihara dan dilestarikan. D. Apa kendala yang ditemui dalam pewarisan nilai-nilai kearifan lokal dari masyarakat Dayak Bumi Segandu dalam meningkatkan partisipasi pembangunan? 1. Apakah pemuda warga Desa Krimun sangat antusias dengan pewarisan kearifan lokal dari masyarakat Dayak Bumi Segandu? Tentu saja, dengan harmonisnya hubungan antara masyarakat Desa Krimun dengan komunitas Dayak Bumi Segandu membuat nilai-nilai kearifan lokal dari masyarakat Dayak Bumi Segandu dapat terjaga sehingga tidak ada konflik yang menyebabkan perpecahan. 2. Apa hambatan yang dihadapi dalam meningkatkan partisipasi pembangunan Desa Krimun pada masyarakat Dayak Bumi Segandu? Untuk hambatan dalam pembangunan bidang politik saja, di mana dalam bidang politik komunitas Dayak Bumi Segandu memilih untuk menjadi golput, walaupun ada sosialisasi dari Komisi Pemilihan Umum Daerah Indramayu (KPUD INDRAMAYU) untuk tidak golput akan tetapi masih saja komunitas Dayak Bumi Segandu dalam pemilu memilih untuk golput. 3. Bagaimana cara mengatasi hambatan yang dihadapi dalam meningkatkan partisipasi pembangunan pada masyarakat Dayak Bumi Segandu? Mungkin dengan terus melakukan sosialisasi tentang pentingnya berartisipasi dalam kegiatan politik juga merupakan cara yang dapat meningkatkan partisipasi pembangunan di suatu daerah, dalam hal ini Desa Krimun tentunya. Tentu itu semua dibutuhkan proses yang cukup

20 lama untuk memberikan pemahaman pada komunitas Dayak Bumi Segandu dalam upaya meningkatkan partisipasi pembangunan di bidang politik. E. Apakah upaya yang dilakukan dalam mengatasi kendala dalam proses pewarisan nilai kearifan lokal dari masyarakat Dayak Bumi Segandu dalam meningkatkan partisipasi pembangunan masyarakat? 1. Bagaimana upaya pemerintah Desa Krimun dalam pewarisan nilai kearifan lokal dari masyarakat Dayak Bumi Segandu dalam meningkatkan partisipasi pembangunan masyarakat? Ya dengan membiarkan komunitas Dayak Bumi Segandu untuk hidup dan berkeluarga di lingkungan kami serta menjaga hubungan baik dengan pemimpin maupun anggotanya, itu merupakan upaya kami dalam menjaga kearifan lokal yang ada di Desa Krimun yaitu komunitas Dayak Bumi Segandu. 2. Faktor-faktor apa saja yang menunjang proses pewarisan nilai kearifan lokal dari masyarakat Dayak Bumi Segandu dalam meningkatkan partisipasi pembangunan masyarakat? Faktor keluarga mungkin itu merupakan salah satu faktor penunjang dalam pewarisan nilai kearifan lokal yang dimiliki oleh komunitas Dayak Bumi Segandu yang dapat menjadi identitas dan ciri khas komunitas Dayak Bumi Segandu yang tidak dimiliki oleh masyarakat pada umumnya. Selain itu faktor lingkungan juga penting dalam proses pewarisan nilai kearifan lokal pada komunitas Dayak Bumi Segandu.

21 INSTRUMEN PENELITIAN Narasumber : Umur : Pekerjaan : Alamat : A. Bagaimana latar belakang sejarah terbentuknya masyarakat Dayak Bumi Segandu? 1. Bagaimana sejarah berdirinya masyarakat Dayak Bumi Segandu? 2. Bagaimana asal mula penamaan dari Suku Dayak Hindu Budha Bumi Segandu Indramayu? 3. Sejak kapan masyarakat Dayak Bumi Segandu ini berdiri? 4. Sudah berapa anggota yang masuk dalam masyarakat Dayak Bumi Segandu? B. Apa saja nilai-nilai kearifan lokal yang terkandung dalam masyarakat Dayak Bumi Segandu yang kaitannya dengan peningkatan partisipasi pembangunan? 1. Apa itu Kearifan Lokal menurut Anda? 2. Menurut Anda, apa saja jenis kearifan lokal yang ada pada masyarakat Dayak Bumi Segandu? 3. Bagaimana pelaksanaan penanaman nilai kearifan lokal yang ada pada masyarakat Dayak Bumi Segandu?

22 4. Kelebihan dan kelemahan dari nilai kearifan lokal yang ada pada komunitas Dayak menurut Anda dalam meningkatkan partisipasi pembangunan masyarakat? 5. Menurut Anda, apa saja nilai-nilai kearifan lokal sebagai salah satu dari upaya peningkatan partisipasi pembangunan masyarakat? C. Bagaimana peranan nilai-nilai kearifan lokal masyarakat Dayak Bumi Segandu dalam meningkatkan partisipasi pembangunan ke generasi berikutnya? 1. Apa saja bentuk nilai kearifan lokal masyarakat Dayak Bumi Segandu yang dapat meningkatkan partisipasi pembangunan pada Desa Krimun? 2. Apa tujuan dari penanaman nilai kearifan lokal bagi masyarakat Dayak Bumi Segandu? 3. Apa saja upaya pemerintah Desa Krimun dalam menjaga kearifan lokal masyarakat Dayak Bumi Segandu? D. Apa kendala yang ditemui dalam pewarisan nilai-nilai kearifan lokal dari masyarakat Dayak Bumi Segandu dalam meningkatkan partisipasi pembangunan? 1. Apakah pemuda warga Desa Krimun sangat antusias dengan pewarisan kearifan lokal dari masyarakat Dayak Bumi Segandu? 2. Apa hambatan yang dihadapi dalam meningkatkan partisipasi pembangunan Desa Krimun pada masyarakat Dayak Bumi Segandu? 3. Bagaimana cara mengatasi hambatan yang dihadapi dalam meningkatkan partisipasi pembangunan pada masyarakat Dayak Bumi Segandu? E. Apakah upaya yang dilakukan dalam mengatasi kendala dalam proses pewarisan nilai kearifan lokal dari masyarakat Dayak Bumi Segandu dalam meningkatkan partisipasi pembangunan masyarakat?

23 1. Bagaimana upaya pemerintah Desa Krimun dalam pewarisan nilai kearifan lokal dari masyarakat Dayak Bumi Segandu dalam meningkatkan partisipasi pembangunan masyarakat? 2. Faktor-faktor apa saja yang menunjang proses pewarisan nilai kearifan lokal dari masyarakat Dayak Bumi Segandu dalam meningkatkan partisipasi pembangunan masyarakat?

KEDUDUKAN DAN PERAN PEREMPUAN PADA KOMUNITAS SUKU DAYAK HINDU BUDHA BUMI SEGANDHU INDRAMAYU DALAM SISTEM SOSIAL

KEDUDUKAN DAN PERAN PEREMPUAN PADA KOMUNITAS SUKU DAYAK HINDU BUDHA BUMI SEGANDHU INDRAMAYU DALAM SISTEM SOSIAL Puspita Wulandari, Kedudukan dan Peran Perempuan pada Komunitas Suku Dayak KEDUDUKAN DAN PERAN PEREMPUAN PADA KOMUNITAS SUKU DAYAK HINDU BUDHA BUMI SEGANDHU INDRAMAYU DALAM SISTEM SOSIAL Puspita Wulandari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ageng Sine Yogi, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ageng Sine Yogi, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia merupakan wilayah yang memiliki keanekaragaman kebudayaan dan masyarakat multikultural. Setiap wilayah memiliki corak dan kekhasannya masing-masing,

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. A. SUMBER BUKU A. W. Widjaya. (1984). Kesadaran Hukum Manusia dan Manusia Pancasila. Jakarta: Era Swasta.

DAFTAR PUSTAKA. A. SUMBER BUKU A. W. Widjaya. (1984). Kesadaran Hukum Manusia dan Manusia Pancasila. Jakarta: Era Swasta. DAFTAR PUSTAKA A. SUMBER BUKU A. W. Widjaya. (1984). Kesadaran Hukum Manusia dan Manusia Pancasila. Jakarta: Era Swasta. Affandi, dkk. (1988). Materi Pokok Pajak. Jakarta: Karunika Universitas Terbuka.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diah Ratna Shabarwati, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah  Diah Ratna Shabarwati, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk yang memiliki keinginan untuk menyatu dengan sesamanya serta alam lingkungan di sekitarnya. Dengan menggunakan pikiran, naluri, perasaan,

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Alma, Buchari Guru Profesional Menguasai Metode dan Terampil Mengajar. Bandung: Alfabeta.

DAFTAR PUSTAKA. Alma, Buchari Guru Profesional Menguasai Metode dan Terampil Mengajar. Bandung: Alfabeta. DAFTAR PUSTAKA A. Sumber Buku Alma, Buchari. 2010. Guru Profesional Menguasai Metode dan Terampil Mengajar. Bandung: Alfabeta. Arikunto, Suharsimi dkk. 2012. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Bumi

Lebih terperinci

2015 PEWARISAN NILAI-NILAI BUDAYA SUNDA PADA UPACARA ADAT NYANGKU DI KECAMATAN PANJALU KABUPATEN CIAMIS

2015 PEWARISAN NILAI-NILAI BUDAYA SUNDA PADA UPACARA ADAT NYANGKU DI KECAMATAN PANJALU KABUPATEN CIAMIS 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Struktur masyarakat Indonesia yang majemuk menjadikan bangsa Indonesia memiliki keanekaragaman adat istiadat, budaya, suku, ras, bahasa dan agama. Kemajemukan tersebut

Lebih terperinci

2015 KAJIAN NILAI-NILAI BUDAYA UPACARA ADAT NYANGKU DALAM KEHIDUPAN DI ERA MODERNISASI

2015 KAJIAN NILAI-NILAI BUDAYA UPACARA ADAT NYANGKU DALAM KEHIDUPAN DI ERA MODERNISASI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang terkenal dengan keanekaragaman budaya, hal ini dikarenakan Indonesia terdiri dari berbagai suku dan adat budaya. Setiap suku

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Fathoni, A. (2006). Metode Penelitian & Teknik Penyusunan Skripsi. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

DAFTAR PUSTAKA. Fathoni, A. (2006). Metode Penelitian & Teknik Penyusunan Skripsi. Jakarta: PT. Rineka Cipta. DAFTAR PUSTAKA A. SUMBER BUKU Danial, Endang dan Nanan Wasriah. (2009). Metode Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Laboratorium Pendidikan Kewarganegaraan. Darwis, Ranidar. (2003). Pendidikan Hukum dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Syamsiyatul Mila, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Syamsiyatul Mila, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kebudayaan lahir, tumbuh, dan berkembang dalam masyarakat. Segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perempuan adalah tiang negara, artinya tegak runtuhnya suatu negara berada di tangan kaum perempuan. Penerus peradaban lahir dari rahim seorang perempuan,

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan IMPLEMENTASI NILAI GOTONG-ROYONG DAN SOLIDARITAS SOSIAL DALAM MASYARAKAT (Studi Kasus pada Kegiatan Malam Pasian di Desa Ketileng Kecamatan Todanan Kabupaten Blora) NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bangsa Indonesia adalah bangsa yang majemuk. Kemajemukan itu dapat dikenali dari keanekaragaman budaya, adat, suku, ras, bahasa, maupun agama. Kemajemukan budaya menjadi

Lebih terperinci

PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP UPACARA MERTI DESA DI DESA CANGKREP LOR KECAMATAN PURWOREJO KABUPATEN PURWOREJO

PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP UPACARA MERTI DESA DI DESA CANGKREP LOR KECAMATAN PURWOREJO KABUPATEN PURWOREJO PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP UPACARA MERTI DESA DI DESA CANGKREP LOR KECAMATAN PURWOREJO KABUPATEN PURWOREJO Oleh: Wahyu Duhito Sari program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa Wahyu_duhito@yahoo.com

Lebih terperinci

PENANAMAN NILAI-NILAI KREATIF DAN CINTA TANAH AIR PADA SENI TARI. Polokarto Kabupaten Sukoharjo) NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan

PENANAMAN NILAI-NILAI KREATIF DAN CINTA TANAH AIR PADA SENI TARI. Polokarto Kabupaten Sukoharjo) NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan PENANAMAN NILAI-NILAI KREATIF DAN CINTA TANAH AIR PADA SENI TARI (Studi Kasus Sanggar Seni Sekar Jagad Desa Kotakan Kecamatan Polokarto Kabupaten Sukoharjo) NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan

Lebih terperinci

PERANAN MEDIA MASSA TERHADAP KESADARAN POLITIK MASYARAKAT DI DUSUN WIJILAN WIJIMULYO NANGGULAN KULON PROGO DALAM PEMILIHAN UMUM 9 APRIL 2014 ARTIKEL

PERANAN MEDIA MASSA TERHADAP KESADARAN POLITIK MASYARAKAT DI DUSUN WIJILAN WIJIMULYO NANGGULAN KULON PROGO DALAM PEMILIHAN UMUM 9 APRIL 2014 ARTIKEL PERANAN MEDIA MASSA TERHADAP KESADARAN POLITIK MASYARAKAT DI DUSUN WIJILAN WIJIMULYO NANGGULAN KULON PROGO DALAM PEMILIHAN UMUM 9 APRIL 2014 ARTIKEL oleh : Timbul Hari Kencana NPM. 10144300021 PROGRAM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang merupakan daerah yang memiliki potensi budaya yang masih berkembang secara optimal. Keanekaragaman budaya mencerminkan kepercayaan dan kebudayaan masyarakat setempat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Seiring dengan semakin berkembangnya cara berfikir masyarakat pada masa sekarang ini. Ternyata tak jarang juga dapat menyebabkan berubahnya pola pikir masyarakat

Lebih terperinci

TOLERANSI KEHIDUPAN BERMASYARAKAT KOMUNITAS SUKU DAYAK HINDU BUDHA BUMI SEGANDU INDRAMAYU DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN KAWARGANEGARAAN SKRIPSI

TOLERANSI KEHIDUPAN BERMASYARAKAT KOMUNITAS SUKU DAYAK HINDU BUDHA BUMI SEGANDU INDRAMAYU DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN KAWARGANEGARAAN SKRIPSI TOLERANSI KEHIDUPAN BERMASYARAKAT KOMUNITAS SUKU DAYAK HINDU BUDHA BUMI SEGANDU INDRAMAYU DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN KAWARGANEGARAAN SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Keguruan Ilmu Penidikan Universitas

Lebih terperinci

Pola Perilaku Agama Kejawen Padepokan Bedogol Desa Sidaurip Kecamatan Binangun Kabupaten Cilacap

Pola Perilaku Agama Kejawen Padepokan Bedogol Desa Sidaurip Kecamatan Binangun Kabupaten Cilacap Pola Perilaku Agama Kejawen Padepokan Bedogol Desa Sidaurip Kecamatan Binangun Kabupaten Cilacap Oleh: Andri Saputro Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa Andrisaputro636@Gmail.com Abstrak: Penelitian

Lebih terperinci

UPAYA MELESTARIKAN NILAI-NILAI BUDAYA PADA MASYARAKAT DAYAK DESA SENEBAN

UPAYA MELESTARIKAN NILAI-NILAI BUDAYA PADA MASYARAKAT DAYAK DESA SENEBAN UPAYA MELESTARIKAN NILAI-NILAI BUDAYA PADA MASYARAKAT DAYAK DESA SENEBAN Syarif Firmansyah Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Pendidikan dan Pengetahuan Sosial IKIP PGRI

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. masyarakat pada tahun menunjukkan hasil yang positif bagi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. masyarakat pada tahun menunjukkan hasil yang positif bagi BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Upaya-upaya peningkatan daya tarik yang telah dilakukan pemerintah dan masyarakat pada tahun 2008-2010 menunjukkan hasil yang positif bagi pengembangan pariwisata

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pendidikan Kewarganegaraan di SMP N se-kecamatan Buayan yaitu

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pendidikan Kewarganegaraan di SMP N se-kecamatan Buayan yaitu 93 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka terdapat pemanfaatan, hambatan maupun upaya guru dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di SMP N se-kecamatan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Berdasarkan pembahasan hasil penelitian sebagaimana telah diuraikan dalam bab IV, maka pada bagian ini akan dikemukakan beberapa hal-hal penting sebagai kesimpulan, sebagai

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Abdullah, T. (2001). Nasionalisme dan Sejarah. Bandung: Satya Historika. Ahmadi, A. (1991). Psikologi Sosial. Jakarta: Rineka Cipta.

DAFTAR PUSTAKA. Abdullah, T. (2001). Nasionalisme dan Sejarah. Bandung: Satya Historika. Ahmadi, A. (1991). Psikologi Sosial. Jakarta: Rineka Cipta. DAFTAR PUSTAKA Buku Abdullah, T. (2001). Nasionalisme dan Sejarah. Bandung: Satya Historika. Ahmadi, A. (1991). Psikologi Sosial. Jakarta: Rineka Cipta. Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kampung Naga merupakan salah satu perkampungan masyarakat yang. kampung adat yang secara khusus menjadi tempat tinggal masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Kampung Naga merupakan salah satu perkampungan masyarakat yang. kampung adat yang secara khusus menjadi tempat tinggal masyarakat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kampung Naga merupakan salah satu perkampungan masyarakat yang ada di Indonesia dan masih terjaga kelestariannya. Kampung ini merupakan kampung adat yang secara

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Masyarakat Suku Dayak Losarang Indramayu. 1. Masyarakat Suku Dayak Losarang Indramayu

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Masyarakat Suku Dayak Losarang Indramayu. 1. Masyarakat Suku Dayak Losarang Indramayu BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Masyarakat Suku Dayak Losarang Indramayu 1. Masyarakat Suku Dayak Losarang Indramayu Di Kabupaten Indramayu terdapat kelompok masyarakat yang dikenal

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA A. SUMBER BUKU Jennyta Caturiasari, 2013

DAFTAR PUSTAKA A. SUMBER BUKU Jennyta Caturiasari, 2013 DAFTAR PUSTAKA A. SUMBER BUKU Amir et al. (2007). Apresiasi Bahasa dan Seni. Bandung: Basen Press. Arikunto, S. (2009). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Asmani- Ma mur, J. (2011). Pendidikan

Lebih terperinci

BAB VI SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. program tersebut mendapat tanggapan Pro dan kontra dari masyarakat. Alasan

BAB VI SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. program tersebut mendapat tanggapan Pro dan kontra dari masyarakat. Alasan BAB VI SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan kajian dan penelitian tentang kontroversial restorasi gumuk pasir terhadap kehidupan sosial masyarakat (studi kasus di Dusun Grogol Desa Parangtritis

Lebih terperinci

2015 PERANAN GURU PKN DALAM MEMBINA KARAKTER KEWARGANEGARAAN

2015 PERANAN GURU PKN DALAM MEMBINA KARAKTER KEWARGANEGARAAN DAFTAR PUSTAKA 1. Buku Asmani, J. M. (2011). Buku Panduan Internalisasi Pendidikan Karakter di Sekolah. Jogjakarta: DIVA Press. Basrowi dan Suwandi. (2009). Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka

Lebih terperinci

TUGAS AGAMA KLIPING KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA, ANTAR SUKU, RAS DAN BUDAYA

TUGAS AGAMA KLIPING KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA, ANTAR SUKU, RAS DAN BUDAYA TUGAS AGAMA KLIPING KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA, ANTAR SUKU, RAS DAN BUDAYA Nama : M. Akbar Aditya Kelas : X DGB SMK GRAFIKA DESA PUTERA Kerukunan Antar Umat Beragama. Indonesia adalah salah satu negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Siti Fatimah, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Siti Fatimah, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indramayu merupakan salah satu kabupaten yang ada di Provinsi Jawa Barat. Kabupaten ini berlokasikan berbatasan dengan kabupaten Cirebon di Sebelah Tenggara, kemudian

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. kehidupan masyarakat Desa Serang. 1. Dampak sosial alih fungsi lahan Desa Serang

BAB V PENUTUP. kehidupan masyarakat Desa Serang. 1. Dampak sosial alih fungsi lahan Desa Serang BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan dalam penelitian mengenai dampak sosial alih fungsi lahan terhadap pola kehidupan masyarakat Desa Serang Kecamatan Karangreja Kabupaten Purbalingga

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang heterogen atau majemuk, terdiri dari

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang heterogen atau majemuk, terdiri dari 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang heterogen atau majemuk, terdiri dari berbagai etnik dan berada dalam keberagaman budaya. Belajar dari sejarah bahwa kemajemukan

Lebih terperinci

keunggulan daerah, yang materinya tidak dapat dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada (Yamin, 2010:64). Tetapi terkadang dalam

keunggulan daerah, yang materinya tidak dapat dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada (Yamin, 2010:64). Tetapi terkadang dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia terdiri dari pulau-pulau yang terbentang dari Sabang sampai Merauke. Berbagai keragaman di setiap wilayahnya membuat Indonesia disebut sebagai

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. sebagai pendidikan karakter tahun ajaran 2011/ 2012 dapat diambil beberapa

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. sebagai pendidikan karakter tahun ajaran 2011/ 2012 dapat diambil beberapa 120 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian kualitatif dengan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi yang dilaksanakan di SMP se-kecamatan Parakan Kabupaten Temanggung

Lebih terperinci

Persepsi Masyarakat Terhadap Tradisi Bubak Kawah di Desa Kabekelan Kecamatan Prembun Kabupaten Kebumen

Persepsi Masyarakat Terhadap Tradisi Bubak Kawah di Desa Kabekelan Kecamatan Prembun Kabupaten Kebumen Persepsi Masyarakat Terhadap Tradisi Bubak Kawah di Desa Kabekelan Kecamatan Prembun Kabupaten Kebumen Oleh: Mentari Nurul Nafifa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa mentarinurul.93@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada masyarakat Pesisir adalah pertunjukan kesenian Sikambang di Kelurahan

BAB I PENDAHULUAN. pada masyarakat Pesisir adalah pertunjukan kesenian Sikambang di Kelurahan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kabupaten Tapanuli Tengah dikenal dengan sebutan Negeri Wisata Sejuta Pesona. Julukan ini diberikan kepada Kabupaten Tapanuli Tengah dikarenakan dibeberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan daerah lain menunjukan ciri khas dari daerah masing-masing.

BAB I PENDAHULUAN. dengan daerah lain menunjukan ciri khas dari daerah masing-masing. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan suatu negara yang memiliki keragaman etnis dan budaya. Keragaman budaya tersebut menjadi kekayaan bangsa Indonesia dan perlu dikembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama rahmatan lil alamin.ajarannya diperuntukkan bagi umat

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama rahmatan lil alamin.ajarannya diperuntukkan bagi umat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Islam adalah agama rahmatan lil alamin.ajarannya diperuntukkan bagi umat manusia secara keseluruhan. Ajaran Islam dapat berpengaruh bagi umat manusia dalam segala

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengetahuan berasal dari kata tahu yang menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) tahun 2008, artinya mengerti setelah melihat suatu fenomena alam. Berdasarkan pengertian

Lebih terperinci

BAB VI SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. 1. Pandangan Masyarakat Mengenai Upacara Adat Maras Taun Di Desa

BAB VI SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. 1. Pandangan Masyarakat Mengenai Upacara Adat Maras Taun Di Desa BAB VI SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan 1. Pandangan Masyarakat Mengenai Upacara Adat Maras Taun Di Desa Bantan Kecamatan Membalong Kabupaten Belitung Ditinjau Dari Hukum Islam Pandangan yang

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil laporan, deskripsi serta pembahasan hasil penelitian

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil laporan, deskripsi serta pembahasan hasil penelitian 195 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil laporan, deskripsi serta pembahasan hasil penelitian yang telah dilaksanakan terhadap penduduk Kelurahan Cigugur Kabupaten Kuningan tentang

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan ASPEK PENDIDIKAN NILAI RELIGIUS DALAM PROSESI LAMARAN PADA PERKAWINAN ADAT JAWA (Studi Kasus Di Dukuh Sentulan, Kelurahan Kalimacan, Kecamatan Kalijambe, Kabupaten Sragen) NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI SILA PERSATUAN INDONESIA PENERAPAN PERILAKU GOTONG ROYONG DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT PEDESAAN DI SRUNI

IMPLEMENTASI SILA PERSATUAN INDONESIA PENERAPAN PERILAKU GOTONG ROYONG DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT PEDESAAN DI SRUNI IMPLEMENTASI SILA PERSATUAN INDONESIA PENERAPAN PERILAKU GOTONG ROYONG DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT PEDESAAN DI SRUNI Disusun oleh: LEGIMIN 11.11.5014 UNTUK MEMENUHI SALAH SATU MATA KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. memelihara nilai-nilai budaya yang diperolehnya dari para karuhun mereka.

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. memelihara nilai-nilai budaya yang diperolehnya dari para karuhun mereka. BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Bab ini berisi kesimpulan dan rekomendasi yang dirumuskan dari deskripsi dan pembahasan hasil penelitian. A. Kesimpulan Umum Masyarakat Desa Cisaat Kecamatan Ciater Kabupaten

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat adat Baduy dalam perjalanannya sebagai masyarakat adat

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat adat Baduy dalam perjalanannya sebagai masyarakat adat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masyarakat adat Baduy dalam perjalanannya sebagai masyarakat adat telah berhasil menarik perhatian baik masyarakat asing maupun masyarakat lokal. Ketertarikan

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

DAFTAR PUSTAKA. Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. 104 DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Arsyad, Azhar (2007). Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo. Azis, Wahab A (2009).

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. 1.Buku Abdurachmat, Idris dan Enok, Maryani. (1997). Geografi Ekonomi. Jurusan Pendidikan Geografi FPIPS IKIP Bandung.

DAFTAR PUSTAKA. 1.Buku Abdurachmat, Idris dan Enok, Maryani. (1997). Geografi Ekonomi. Jurusan Pendidikan Geografi FPIPS IKIP Bandung. DAFTAR PUSTAKA 1.Buku Abdurachmat, Idris dan Enok, Maryani. (1997). Geografi Ekonomi. Jurusan Pendidikan Geografi FPIPS IKIP Bandung. Ahmadi, H. & Uhbiyati, N. (2003). Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pluralisme menjadikan ciri khas nagara Indonesia sebagai negara kaya akan

BAB I PENDAHULUAN. Pluralisme menjadikan ciri khas nagara Indonesia sebagai negara kaya akan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pluralisme menjadikan ciri khas nagara Indonesia sebagai negara kaya akan budaya, bahasa, suku dan adat istiadat. Bahkan bukan hanya budaya kekayaan bangsa kita melainkan

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Abdulsyani Sosiologi Skematika, Teori, dan Terapan. Jakarta : Bumi Aksara.

DAFTAR PUSTAKA. Abdulsyani Sosiologi Skematika, Teori, dan Terapan. Jakarta : Bumi Aksara. DAFTAR PUSTAKA Abdulsyani. 2007. Sosiologi Skematika, Teori, dan Terapan. Jakarta : Bumi Aksara. Abdullah. 2008. Kamus Bahasa ( Lampung Indonesa, Indonesia Lampung ). Bandar Lampung. Ali Imron. 2005. Pola

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. terurai, maka dalam pembahasan ini akan disajikan sesuai dengan permasalahan

BAB V PEMBAHASAN. terurai, maka dalam pembahasan ini akan disajikan sesuai dengan permasalahan BAB V PEMBAHASAN Berdasarkan temuan hasil penelitian dalam bentuk wawancara dan dokumentasi yang kemudian dilakukan analisis data temuan hasil penelitian akan dilakukan pembahasan sesuai dengan teori dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kebudayaan merupakan salah satu potensi bagi sebuah negara dimana

BAB I PENDAHULUAN. Kebudayaan merupakan salah satu potensi bagi sebuah negara dimana 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebudayaan merupakan salah satu potensi bagi sebuah negara dimana potensi tersebut harus terus diasah, dibina dan dikembangkan sehingga potensi tersebut dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara ikut serta dalam memajukan kebudayaan nasional Indonesia dan

BAB I PENDAHULUAN. negara ikut serta dalam memajukan kebudayaan nasional Indonesia dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, dengan banyaknya pulau tersebut Indonesia memiliki beragam budaya yang sangat banyak sekali. Perkembangan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Adanya konflik yang melibatkan warga sipil dengan TNI menimbulkan berbagai perubahan pada bidang sosial maupun bidang budaya bagi kehidupan masyarakat Desa Setrojenar.

Lebih terperinci

MITOS PESAREAN MBAH DAMARWULAN DALAM TRADISI SELAMETAN SURAN DI DESA SUTOGATEN KECAMATAN PITURUH KABUPATEN PURWOREJO

MITOS PESAREAN MBAH DAMARWULAN DALAM TRADISI SELAMETAN SURAN DI DESA SUTOGATEN KECAMATAN PITURUH KABUPATEN PURWOREJO MITOS PESAREAN MBAH DAMARWULAN DALAM TRADISI SELAMETAN SURAN DI DESA SUTOGATEN KECAMATAN PITURUH KABUPATEN PURWOREJO Oleh: Siti Nurfaridah program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa flowersfaragil@yahoo.co.id

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Secara umum, kebudayaan memiliki tiga wujud, yakni kebudayaan secara ideal

I. PENDAHULUAN. Secara umum, kebudayaan memiliki tiga wujud, yakni kebudayaan secara ideal 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebudayaan dalam masyarakat tidak begitu saja ada dengan sendirinya. Kebudayaan itu sendiri merupakan sebuah hasil dari cipta, rasa dan karsa manusia yang diperoleh melalui

Lebih terperinci

2015 PARTISIPASI POLOTIK MASYARAKAT PENDATANG DALAM PENGGUNAAN HAK PILIH PADA PEMILU TAHUN

2015 PARTISIPASI POLOTIK MASYARAKAT PENDATANG DALAM PENGGUNAAN HAK PILIH PADA PEMILU TAHUN DAFTAR PUSTAKA 1. Buku A.A. Sahid Gatara dan Moh. Dzulkiah Said. (2007). Sosiologi Politik: Konsep dan DinamikaPerkembangan Kajian. Bandung: Pustaka Setia. Althoff, P. dan Rush, M. (2008). Pengantar Sosiologi

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI-NILAI DALAM TRADISI BARITAN SEBAGAI PERINGATAN MALAM SATU SYURO DI DESA WATES KABUPATEN BLITAR

ANALISIS NILAI-NILAI DALAM TRADISI BARITAN SEBAGAI PERINGATAN MALAM SATU SYURO DI DESA WATES KABUPATEN BLITAR ANALISIS NILAI-NILAI DALAM TRADISI BARITAN SEBAGAI PERINGATAN MALAM SATU SYURO DI DESA WATES KABUPATEN BLITAR Wahyuningtias (Mahasiswa Prodi PGSD Universitas Jember, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Yunita, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Yunita, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kesenian merupakan hasil dari kebudayaan manusia yang dapat didokumentasikan atau dilestarikan, dipublikasikan dan dikembangkan sebagai salah salah satu upaya

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI Dalam bab ini dikemukakan kesimpulan, implikasi, dan rekomendasi. Pada bagian kesimpulan dipaparkan mengenai intisari hasil penelitian secara komprehensif. Adapun

Lebih terperinci

2. Kesimpulan Khusus Adapun kesimpulan secara khusus akan dijabarkan sebagai berikut:

2. Kesimpulan Khusus Adapun kesimpulan secara khusus akan dijabarkan sebagai berikut: BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. SIMPULAN 1. Kesimpulan Umum Upacara adat nyangku merupakan upacara adat warisan dari raja-raja Panjalu yang masih menjadi tradisi turun temurun masyarakat desa Panjalu. Dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian dan Pendekatan Penelitian 1. Metode Penelitian Metode yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif. Menurut Sugiyono (2011:

Lebih terperinci

2015 PENGARUH BUDAYA K-POP TERHADAP NASIONALISME REMAJA

2015 PENGARUH BUDAYA K-POP TERHADAP NASIONALISME REMAJA 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dewasa ini, negara-negara di dunia sedang mengalami perkembangan yang cukup pesat dalam berbagai hal. Perkembangan yang pesat ini kerap kali disebut globalisasi.

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, REKOMENDASI

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, REKOMENDASI 189 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, REKOMENDASI A. Simpulan Umum Kampung Kuta yang berada di wilayah Kabupaten Ciamis, merupakan komunitas masyarakat adat yang masih teguh memegang dan menjalankan tradisi nenek

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN BAB II KAJIAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN A. Kebudayaan dan Kesenian. 1. Kebudayaan sebagai proses pembangunan Koentjaraningrat dalam Kebudayaan, Mentalitas dan Pembangunan mendeskripsikan bahwa

Lebih terperinci

ANALISIS PERILAKU SISWA SMP DALAM MENERAPKAN NILAI-NILAI PANCASILA SILA KELIMA DI LINGKUNGAN SEKOLAH (Studi Kasus Di SMP Negeri 3 Sawit Boyolali)

ANALISIS PERILAKU SISWA SMP DALAM MENERAPKAN NILAI-NILAI PANCASILA SILA KELIMA DI LINGKUNGAN SEKOLAH (Studi Kasus Di SMP Negeri 3 Sawit Boyolali) ANALISIS PERILAKU SISWA SMP DALAM MENERAPKAN NILAI-NILAI PANCASILA SILA KELIMA DI LINGKUNGAN SEKOLAH (Studi Kasus Di SMP Negeri 3 Sawit Boyolali) NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sampai merauke, menyebabkan Indonesia memiliki banyak pulau. dijadikan modal bagi pengembang budaya secara keseluruhan.

BAB I PENDAHULUAN. sampai merauke, menyebabkan Indonesia memiliki banyak pulau. dijadikan modal bagi pengembang budaya secara keseluruhan. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara geografis, letak Indonesia yang terbentang dari sabang sampai merauke, menyebabkan Indonesia memiliki banyak pulau. Indonesia yang terkenal dengan banyak pulau

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI KARAKTER PEDULI SOSIAL PADA PETANI (Studi Kasus Di Desa Tanjungsari Kecamatan Jakenan Kabupaten Pati) NASKAH PUBLIKASI

IMPLEMENTASI KARAKTER PEDULI SOSIAL PADA PETANI (Studi Kasus Di Desa Tanjungsari Kecamatan Jakenan Kabupaten Pati) NASKAH PUBLIKASI IMPLEMENTASI KARAKTER PEDULI SOSIAL PADA PETANI (Studi Kasus Di Desa Tanjungsari Kecamatan Jakenan Kabupaten Pati) NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pijakan dalam menenukan suatu tindakkan seperti prilaku masyarakat seharihari.

BAB I PENDAHULUAN. pijakan dalam menenukan suatu tindakkan seperti prilaku masyarakat seharihari. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kearifan lokal memiliki hubungan yang erat dengan kebudayaan tradisional pada suatu tempat, dalam kearifan lokal tersebut banyak mengandung suatu pandangan maupun

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Arikunto, Suharsimi. (1998). Prosedur Penelitian. Jakarta: Renika Cipta.

DAFTAR PUSTAKA. Arikunto, Suharsimi. (1998). Prosedur Penelitian. Jakarta: Renika Cipta. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. (1998). Prosedur Penelitian. Jakarta: Renika Cipta. Bloom, Benyamin S. (2010). Kerangka Landasan Untuk Pembelajaran, Pengajaran, dan Asesmen (Edisi Revisi). Yogyakarta:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki keragaman budaya yang melimpah. Kebudayaan ini diwariskan turun temurun dari satu generasi ke generasi berikutnya. Kebudayaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. besar terhadap kehidupan manusia, Bagi manusia, busana merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. besar terhadap kehidupan manusia, Bagi manusia, busana merupakan salah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini berpengaruh besar terhadap kehidupan manusia, Bagi manusia, busana merupakan salah satu kebutuhan pokok

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Adisasmita, Rahardjo, (2006), Pembangunan Pedesaan dan Perkotaan, Yogyakarta: Graha Ilmu.

DAFTAR PUSTAKA. Adisasmita, Rahardjo, (2006), Pembangunan Pedesaan dan Perkotaan, Yogyakarta: Graha Ilmu. DAFTAR PUSTAKA Buku Adisasmita, Rahardjo, (2006), Pembangunan Pedesaan dan Perkotaan, Yogyakarta: Graha Ilmu. Ahmadi, Abu, (2007), Psikologi Sosial, Jakarta: Rineka Cipta. Arikunto, Suharsimi, (2005),

Lebih terperinci

EDY NOVIYANTO A

EDY NOVIYANTO A ANALISIS KESESUAIAN SUBSTANSI PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN DENGAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yuyun Yuniati, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yuyun Yuniati, 2013 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dan kebudayaan merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Kebudayaan tidak akan tercipta jika tidak ada manusia yang melestarikanya, karena manusia

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS NILAI-NILAI KEAGAMAAN DALAM UPACARA SEDEKAH BUMI. A. Analisis Pelaksanaan Upacara Sedekah Bumi

BAB IV ANALISIS NILAI-NILAI KEAGAMAAN DALAM UPACARA SEDEKAH BUMI. A. Analisis Pelaksanaan Upacara Sedekah Bumi BAB IV ANALISIS NILAI-NILAI KEAGAMAAN DALAM UPACARA SEDEKAH BUMI A. Analisis Pelaksanaan Upacara Sedekah Bumi Bersyukur kepada sang pencipta tentang apa yang telah di anugerahkan kepada seluruh umat manusia,

Lebih terperinci

BAB VI SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN. 1. Persepsi Masyarakat terhadap Warisan Adat Istiadat tentang. Kecamatan Mrebet Kabupaten Purbalingga

BAB VI SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN. 1. Persepsi Masyarakat terhadap Warisan Adat Istiadat tentang. Kecamatan Mrebet Kabupaten Purbalingga BAB VI SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan 1. Persepsi Masyarakat terhadap Warisan Adat Istiadat tentang Perkawinan Terlarang antara Desa Cipaku dengan Desa Onje Kecamatan Mrebet Kabupaten Purbalingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Aris Fadly, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Aris Fadly, 2013 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan bangsa yang memiliki keberagaman suku dan budaya. Keberagaman ini tidak hanya ada pada salah satu daerah di Indonesia saja, namun di setiap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Kraton Surakarta merupakan bekas istana kerajaan Kasunanan Surakarta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Kraton Surakarta merupakan bekas istana kerajaan Kasunanan Surakarta BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kraton Surakarta merupakan bekas istana kerajaan Kasunanan Surakarta Hadiningrat. Kraton ini didirikan oleh Susuhunan Pakubuwono II pada tahun 1744 sebagai

Lebih terperinci

BAB VI SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. 1. Sebab Terjadinya Konflik Suku Lampung dan Balinuraga

BAB VI SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. 1. Sebab Terjadinya Konflik Suku Lampung dan Balinuraga BAB VI SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan 1. Sebab Terjadinya Konflik Suku Lampung dan Balinuraga Berdasarkan penelitian tentang studi deskriptif pasca konflik Suku Lampung dan Balinuraga terhadap

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN. merupakan suatu bentuk penghormatan kepada nenek moyang masyarakat Suku

BAB IV KESIMPULAN. merupakan suatu bentuk penghormatan kepada nenek moyang masyarakat Suku 74 BAB IV KESIMPULAN KESIMPULAN Dalam perkembangan dunia pariwisata di Indonesia, tradisi yang lakukan oleh masyarakat Suku Dayak Kenyah di Desa Budaya Pampang merupakan potensi besar yang dapat dikenalkan

Lebih terperinci

BAB IV MAKNA ARUH MENURUT DAYAK PITAP. landasan untuk masuk dalam bagian pembahasan yang disajikan dalam Bab IV.

BAB IV MAKNA ARUH MENURUT DAYAK PITAP. landasan untuk masuk dalam bagian pembahasan yang disajikan dalam Bab IV. BAB IV MAKNA ARUH MENURUT DAYAK PITAP 4.1. PENDAHULUAN Bertolak dari uraian tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, dan tujuan penelitian yang terdapat dalam Bab I, yang dilanjutkan dengan pembahasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan yang biasanya dilakukan setiap tanggal 6 April (Hari Nelayan)

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan yang biasanya dilakukan setiap tanggal 6 April (Hari Nelayan) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Upacara Adat Labuh Saji berlokasi di Kelurahan Pelabuhan Ratu, Kabupaten Sukabumi, pada tahun ini upacara dilaksanakan pada tanggal 13 Juni hal tersebut dikarenakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nasionalisme adalah rasa cinta dan bangga terhadap tanah air. Lebih khusus lagi, nasionalisme adalah paham yang menciptakan dan mempertahankan kedaulatan sebuah negara,

Lebih terperinci

PERAN KELUARGA DALAM MENGEMBANGKAN NILAI BUDAYA SUNDA (Studi Deskriptif terhadap Keluarga Sunda di Komplek Perum Riung Bandung)

PERAN KELUARGA DALAM MENGEMBANGKAN NILAI BUDAYA SUNDA (Studi Deskriptif terhadap Keluarga Sunda di Komplek Perum Riung Bandung) PERAN KELUARGA DALAM MENGEMBANGKAN NILAI BUDAYA SUNDA (Studi Deskriptif terhadap Keluarga Sunda di Komplek Perum Riung Bandung) Annisa Fitriyani 1, Prof. Dr. H. Karim Suryadi, M.Si 2, Syaifullah Syam,

Lebih terperinci

PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP TRADISI SURAN DI MAKAM GEDIBRAH DESA TAMBAK AGUNG KECAMATAN KLIRONG KABUPATEN KEBUMEN

PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP TRADISI SURAN DI MAKAM GEDIBRAH DESA TAMBAK AGUNG KECAMATAN KLIRONG KABUPATEN KEBUMEN PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP TRADISI SURAN DI MAKAM GEDIBRAH DESA TAMBAK AGUNG KECAMATAN KLIRONG KABUPATEN KEBUMEN Oleh: Tanti Wahyuningsih program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa wahyutanti546@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI Bab V membahas tentang simpulan dan saran. Mengacu pada hasil temuan dan pembahasan penelitian yang telah diuraikan pada bab IV, maka dapat dirumuskan beberapa

Lebih terperinci

PENANAMAN KARAKTER RELIGIUS DI KALANGAN REMAJA (Studi Kasus pada Remaja Masjid di Desa Tanjungsari Kecamatan Tersono Kabupaten Batang)

PENANAMAN KARAKTER RELIGIUS DI KALANGAN REMAJA (Studi Kasus pada Remaja Masjid di Desa Tanjungsari Kecamatan Tersono Kabupaten Batang) PENANAMAN KARAKTER RELIGIUS DI KALANGAN REMAJA (Studi Kasus pada Remaja Masjid di Desa Tanjungsari Kecamatan Tersono Kabupaten Batang) NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai

Lebih terperinci

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT BUPATI KOTAWARINGIN BARAT KEPUTUSAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 28 TAHUN 2002 T E N T A N G PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 7 TAHUN 2002 TENTANG KEPENDUDUKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. budaya sebagai warisan dari nenek moyang. Sebagaimana disebutkan dalam pasal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. budaya sebagai warisan dari nenek moyang. Sebagaimana disebutkan dalam pasal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki keanekaragaman budaya sebagai warisan dari nenek moyang. Sebagaimana disebutkan dalam pasal 32 ayat (1) dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari. Menurut Pitana dan Diarta (2009) konsep pariwisata mempunyai kata

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari. Menurut Pitana dan Diarta (2009) konsep pariwisata mempunyai kata 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aktivitas wisata merupakan kegiatan untuk melepas kepenatan dari rutinitas sehari-hari. Menurut Pitana dan Diarta (2009) konsep pariwisata mempunyai kata kunci perjalanan

Lebih terperinci

CERITA RAKYAT GUNUNG SRANDIL DI DESA GLEMPANG PASIR KECAMATAN ADIPALA KABUPATEN CILACAP (TINJAUAN FOLKLOR)

CERITA RAKYAT GUNUNG SRANDIL DI DESA GLEMPANG PASIR KECAMATAN ADIPALA KABUPATEN CILACAP (TINJAUAN FOLKLOR) CERITA RAKYAT GUNUNG SRANDIL DI DESA GLEMPANG PASIR KECAMATAN ADIPALA KABUPATEN CILACAP (TINJAUAN FOLKLOR) Oleh: Dyah Susanti program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa shanti.kece@yahoo.com Abstrak:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. [Type text]

BAB I PENDAHULUAN. [Type text] BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Tari adalah suatu pertunjukan yang melibatkan seluruh elemen masyarakat pendukungnya. Tari merupakan warisan budaya leluhur dari beberapa abad yang lampau. Tari

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. proses penyelenggaraan pemerintahan. Menurut Abdulkarim (2007:15), pemerintah yang berpegang pada demokrasi merupakan pemerintah yang

I. PENDAHULUAN. proses penyelenggaraan pemerintahan. Menurut Abdulkarim (2007:15), pemerintah yang berpegang pada demokrasi merupakan pemerintah yang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Demokrasi dikenal dengan pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Sistem demokrasi rakyat memberikan kesempatan yang sama dalam proses penyelenggaraan

Lebih terperinci

PENANAMAN PENDIDIKAN KARAKTER PEDULI SOSIAL DAN SANTUN PESERTA DIDIK MELALUI BUDAYA SEKOLAH

PENANAMAN PENDIDIKAN KARAKTER PEDULI SOSIAL DAN SANTUN PESERTA DIDIK MELALUI BUDAYA SEKOLAH PENANAMAN PENDIDIKAN KARAKTER PEDULI SOSIAL DAN SANTUN PESERTA DIDIK MELALUI BUDAYA SEKOLAH (Studi Kasus di SMK Negeri 8 Surakarta Tahun Pelajaran 2014/2015) NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah sebuah negara kepulauan yang terbesar di dunia, yang terdiri dari 5 pulau besar dan belasan ribu pulau kecil lainnya. Negara kepulauan yang terletak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sakral, sebuah pernikahan dapat menghalalkan hubungan antara pria dan wanita.

BAB 1 PENDAHULUAN. sakral, sebuah pernikahan dapat menghalalkan hubungan antara pria dan wanita. 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pernikahan merupakan salah satu tahap penting dalam kehidupan manusia. Selain merubah status seseorang dalam masyarakat, pernikahan juga merupakan hal yang

Lebih terperinci

BAB VI SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. masyarakat Yogyakarta mengenai kehidupan anak punk dengan melakukan

BAB VI SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. masyarakat Yogyakarta mengenai kehidupan anak punk dengan melakukan BAB VI SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan Komunitas anak punk Yogyakarta mencoba mengubah persepsi masyarakat Yogyakarta mengenai kehidupan anak punk dengan melakukan kegiatan-kegiatan positif,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Busana tidak hanya terbatas pada pakaian yang dipakai sehari-hari seperti

BAB I PENDAHULUAN. Busana tidak hanya terbatas pada pakaian yang dipakai sehari-hari seperti BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Busana tidak hanya terbatas pada pakaian yang dipakai sehari-hari seperti rok, dress, atau pun celana saja, tetapi sebagai suatu kesatuan dari keseluruhan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan seloka. Sedangkan novel, cerpen, puisi, dan drama adalah termasuk jenis sastra

BAB I PENDAHULUAN. dan seloka. Sedangkan novel, cerpen, puisi, dan drama adalah termasuk jenis sastra 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra pada umumnya terdiri atas dua bentuk yaitu bentuk lisan dan bentuk tulisan. Sastra yang berbentuk lisan seperti mantra, bidal, pantun, gurindam, syair,

Lebih terperinci