BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Masyarakat Suku Dayak Losarang Indramayu. 1. Masyarakat Suku Dayak Losarang Indramayu

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Masyarakat Suku Dayak Losarang Indramayu. 1. Masyarakat Suku Dayak Losarang Indramayu"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Masyarakat Suku Dayak Losarang Indramayu 1. Masyarakat Suku Dayak Losarang Indramayu Di Kabupaten Indramayu terdapat kelompok masyarakat yang dikenal dengan sebutan Suku Dayak Hindu-Budha Bumi Segandu Indramayu atau yang disebut dengan Suku Dayak Losarang. Menurut Bapak Wardi, selaku murid yang bertanggung jawab atas kelompok Suku Dayak Losarang Indramayu, keberadaan Suku Dayak Losarang Indramayu di Desa Krimun Rt.13 Rw.03 adalah berawal dari dibentuknya padepokan silat yang dinamakan Silat Serbaguna (SS) yang terbentuk pada tahun 1970 yang didirikan oleh Takmad selaku Ketua Suku Dayak Losarang Indramayu, kemudian Padepokan Silat Serbaguna tersebut berubah karena pada masa tersebut banyak ketidakbenaran seseorang dalam menjalani hidup sehingga Takmad mendirikan kelompok masyarakat yang disebut dengan Suku Dayak Losarang Indramayu yang bertempat di Desa Krimun Kecamatan Losarang Kabupaten Indramayu dengan tujuan memperbaiki moral masyarakat dan kelestarian lingkungan. Gambar 1. Gapura selamat datang Suku Dayak Losarang

2 Secara geografis masyarakat Suku Dayak Losarang Indramayu terletak di Desa Krimun, sebelah utara berbatasan dengan Desa Cemara, sebelah selatan bersebelahan dengan Desa Manggunan, kemudian sebelah Barat bersebelahan dengan Desa Losarang, sebelah Timur bersebelahan dengan Desa Puntang. Suku Dayak Losarang Indramayu ini bukan merupakan etnik yang ada kaitannya dengan Suku di Kalimantan, melainkan nama Suku Dayak Losarang ini diambil dari Bahasa Jawa Indramayu. Ini dikutip dari pendapat Wana Alas selaku sesepuh Suku Dayak Losarang Mengatakan bahwa Kata Suku Dayak Hindu-Budha Bumi Segandu Indramayu atau Suku Dayak Losarang Indramayu ini mempunyai tafsiran tersendiri. Kata pertama yaitu arti kata dari Suku yang artinya sikil (kaki) yang mengandung arti bahwa setiap manusia mempunyai tujuan dan kepercayaan hidup masing-masing, kata Dayak yang bermula dari diayak (saringan) menjadi Dayak yang mengandung arti bahwa menyaring atau memilah dan memilih antara benar dan salah, karena disetiap langkah manusia memiliki banyak kesalahan, dilanjutkan dengan kata Hindu bukan sebuah nama agama melainkan kata hindu sendiri yang artinya rahim ibu memiliki makna tersendiri, mereka meyakini bahwa seseorang terlahir dari rahim ibunya selama sembilan (9) bulan, sedangkan kata Budha juga bukan dari nama sebuah agama melaikan artinya Wuda yang mempunyai makna yaitu seseorang yang telanjang, karena pada saat manusia dilahirkan tanpa memakai busana atau sehelai barangpun. Sedangkan kata Bumi memiliki arti Wujud sedangkan kata Segandu yang memiliki arti sekujur tubuh, kemudian kata selanjutnya Indramayu artinya laki-laki dan perempuan. Suku Dayak Losarang mengklaim mempunyai murid ± 2000 orang yang terbagi dalam 3 golongan. Golongan yang pertama disebut dengan Dayak Preman yaitu orang Suku Dayak Losarang yang masih menggunakan baju lengkap seperti pada orang biasanya, golongan kedua disebut dengan Dayak Seragam yaitu orang Suku Dayak Losarang yang menggunakan baju dan celana yang berwarna hitam, sedangkan golongan ketiga yang disebut Dayak yaitu orang Suku Dayak Losarang

3 yang tidak menggunakan baju yang hanya memakai celana yang berwarna hitam dan putih. Keunikan masyarakat Suku Dayak Losarang bukan hanya pada berpakain melaikan aksesoris yang Suku Dayak Losarang pakai yaitu gelang dan kalung yang terbuat dari bambu kecil yang terdapat 2 (dua) warna yang memiliki makna, yaitu bambu kecil yang berwarna kuning memiliki arti sejarah para petani, sedangkan bambu kecil yang berwarna hitam mempunyai makna sejarah budaya jawa, serta aksesoris lain yang digunakan Suku Dayak Losarang Indramayu adalah topi yang berbentuk kerucut yang dicat berwana putih dan hitam yang dimaknai sebagai benar dan salah serta siang dan malam. Gambar 2. Aksesoris yang digunakan Suku Dayak Losarang Indramayu 2. Ajaran Masyarakat Suku Dayak Losarang Indramayu Masyarakat Suku Dayak Losarang Indramayu berlandaskan pada ajaran Sejarah Alam Ngaji Rasa. Ajaran yang menganggap segala hal yang tercipta dan terjadi adalah berasal dari alam, bukan karena kehendak Tuhan. Ajaran ini menekankan sikap untuk mendahulukan penilaian diri sendiri sebelum melakukan penilaian pada orang lain, ajaran sejarah alam ngaji rasa ini di dihasilkan dari

4 renungan yang dilakukan Takmad (Kepala Suku Dayak Losarang) yang bertujuan mengajarkan kebenaran hakiki pada masyarakat, namun metode yang diajarkan bukan merupakan doktrinasi melainkan kontretisasi yaitu melalui perilaku dalam kehidupan sehari-hari. Aktualisasi dari ajaran sejarah alam ngaji rasa ini dimulai dari lingkungan keluarga dengan mengabdi kepada istri dan anak. Takmad beserta para pengikutnya yang terbentuk dalam kelompok yang bernama Suku Dayak Losarang Indramayu berlandaskan pada ajaran sejarah alam ngaji rasa yang diyakini sebagai pedoman dan sumber segala kebaikan hidup sebagai seorang manusia yang berawal dari alam, lalu mengkaji perasaan individu untuk sedapat mungkin melepaskan perasaan ke dalam diri pribadi untuk menentukan kebenaran yang menggunakan naluri manusia itu sendiri. Oleh karena itu sebagai seorang manusia hendaknya jangan menyalahkan orang lain akan tetapi manusia itu sendiri harus menilai diri masing-masing, sebab hanya dengan kesadaran akan timbul kenyakinan terhadap alam akan tercipta. 3. Ritual Masyarakat Suku Dayak Losarang Indramayu Suku Dayak Indramayu memiliki tempat ritual yang disebut Punden Tatarakaton. Tempat yang luasnya kurang lebih 3 x 4 meter persegi tersebut digunakan sebagai tempat ritual dengan membacakan kidung atau pujian-pujian yang dipanjatkan kepada alam, dalam proses pelaksanaannya, tidak ada paksaan kepada murid untuk mengikuti tahapan ritual ini. Ritual ini bebas diikuti oleh siapapun yang ingin melakukannya baik oleh anggota komunitas atau warga sekitar yang hanya sekedar mengharapkan berkah. Hal tersebut dilakukan karena, sebagai sebuah ajaran sejarah alam ngaji rasa yang menitikberatkan pada perilaku

5 jiwa, setiap praktik ajaran yang harus dilaksanakan dengan penuh kesadaran tinggi dan bukan karena adanya paksaan. Makna dari ritual yang dilakukan tersebut adalah agar antara manusia dengan alam dapat menyatu dan saling menjaga dan menghargai. Ini dikutip dari hasil wawancara dengan Wardi selaku anggota Suku Dayak Losarang Indramayu Dalam ritual tersebut terdapat beberapa pujian yang dilakukan pada malam Jum at Kliwon yang mereka lantunkan seperti pujian alam, pujian dermayu, kidungan alas turi, dan pewayangan. Selain ritual puji-pujian yang dibacakan pada malam Jumat Kliwon dalam hitungan kalender Jawa, ritual lain juga dilaksanakan pada tiap tahunnya adalah ritual berendam (kungkum) di air sungai, kemudian dilanjutkan dengan ritual berjemur di bawah terik matahari. Ritual ini dilakukan selama 4 bulan berturut-turut dimulai secara bersamaan dengan hari pertama puasanya umat Islam. Suku Dayak Losarang menganggap ritual ini sebagai ritual puasanya masyarakat Suku Dayak Losarang Indramayu. Beberapa ritual yang dilakukan masyarakat Suku Dayak Losarang Indramayu antara lain: a. Ritual Malam Jum at Kliwon Ritual ini disebut ritual malam Jum at Kliwon karena dilakukan setiap malam Jum at Kliwon pada kalender jawa, Suku Dayak Losarang melakukan ritual yang bertempat di Punden Tatarakaton yang dimulai pada pukul WIB, anggota dari kelompok Suku Dayak Losarang mempersiapkan diri untuk melakukan ritual yang biasa dilakukannya, semua laki-laki memasuki padepokan satu-persatu, dan duduk mengelilingi sebuah kolam kecil di dalam ruangan tersebut. Dalam pelaksanaannya, ada dua orang perempuan setengah baya merapihkan sesaji kembang tujuh rupa, dan tujuh buah gelas berisi aneka minuman seperti, air putih, kopi, teh,

6 bajigur, dan lain-lain. Dalam ritual ini terdapat pujian-pujian seperti pujian alam dan kidung alas turi. Gambar 3. Tempat Ritual (Punden Tatarakaton) Suku Dayak Losarang Indramayu b. Ritual kungkum Disebut ritual kungkum, karena dilakukan berendam semalam suntuk. Kegiatan anggota Suku Dayak Losarang dilakukan pada saat malam hari, mereka berendam di sungai selama pelaksanaan ritual berendam mereka dianjurkan untuk merenung atas apa yang pernah dilakukan pada diri sendiri. Ritual ini bertujuan untuk menciptakan kesabaran walaupun dalam keadaan yang sulit, ritual ini dilakukan selama 30 malam berturutturut. c. Ritual Pepe Suku Dayak Losarang Indramayu menjalankan ritual pepe, ritual pepe adalah kegiatan mereka pada pagi hari yang dilakukan setelah melakukan ritual kungkum atau berendam, yaitu berjemur sambil menikmati udara pagi dan terik matahari. Ritual pepe atau berjemur yang

7 merupakan salah satu ajaran dari Takmad selaku kepala Suku Dayak Losarang. Ritual pepe merupakan salah satu dari empat ritual yang biasa dilakukan sehari-hari, yang dilakukan pada siang hari disaat sinar matahari sedang terik, yang di mulai pada pukul WIB hingga tengah hari, bertempat di lapangan depan padepokan. Posisi awal setiap anggota berdiri membentuk lingkaran dan saling berpegangan, kemudian membaca pujian. Selesai membaca pujian mereka tidur terlentang dan posisi masih membentuk lingkaran. Gambar 4. Ritual Pepe Suku Dayak Losarang Indramayu d. Ritual ngaula ning anak karo rabi (Mengabdi kepada anak dan istri) Suku Dayak Losarang mempunyai prinsip bahwa laki-laki itu Ngaula ning anak rabi, maksudnya itu laki-laki dari anggota Suku Dayak Losarang wajib mengabdikan hidup mereka kepada istri dan anaknya. Suku Dayak Losarang beranggapan bahwa perempuan itu sebagai ratu dalam kelompok mereka, Suku Dayak Losarang menempatkan kaum perempuan pada posisi yang paling dihormati dibandingkan dengan kaum laki-laki, sekaligus sebagai sumber inspirasi. Suku Dayak Losarang mempunyai panutan yaitu Nyi Dewi Ratu yang menjadi kekuatan untuk yang maha

8 pemberi hidup atau sumber kehidupan. Bahkan pintu bangunan pendopo kelompok ini berukir gambar Nyi Dewi Ratu Kembar, dalam lingkungan Suku Dayak Losarang pekerjaan yang biasa dilakukan oleh perempuan pada Suku Dayak Losarang dikerjakan oleh suami (laki-laki), seperti memasak dan lainnya. Mereka mempunyai prinsip jangan sampai menyakiti seorang perempuan karena mereka sadar kalau seorang manusia lahir dari rahim seorang perempuan (ibu). B. Alasan Masyarakat Suku Dayak Losarang Indramayu Melanggar Kewajibannya Sebagai Warga Negara. 1. Pelanggaran Kewajiban Warga Negara Oleh Masyarakat Suku Dayak Losarang Indramayu. Masyarakat Suku Dayak Losarang Indramayu merupakan kelompok yang menganggap dirinya sebagai suku etnik yang merupakan budaya asli dari Indonesia, namun jika melihat lebih dalam masyarakat Suku Dayak Losarang Indramayu hanyalah masyarakat biasa yang membuat kelompok yang menamakan dirinya sebagai suku. Masyarakat Suku Dayak Losarang Indramayu menganggap kelompok mereka ekslusif karena berbeda dari masyarakat pada umumnya, bukan hanya itu masyarakat Suku Dayak Losarang juga membuat aturan-aturan sendiri dan menolak terikat dengan aturan-aturan yang sudah diatur oleh ketentuan agama maupun pemerintahan yang berkaitan dengan hak dan kewajiban sebagai warga negara. Masyarakat Suku Dayak Losarang Indramayu mempunyai aturan sendiri yang tidak mempercayai dan mengakui adanya Tuhan, Suku Dayak Losarang Indramayu memiliki keyakinan sendiri atau kepercayaan bahwa alamlah yang

9 menciptakan segalanya, dan kepercayaan diri mereka dalam menjalani kehidupan sehari-hari adalah bahwa manusia telah menghendaki itu sendiri. Suku Dayak Losarang mempunyai ajaran yang disebut Sejarah Alam Ngaji Rasa yang bersifat selamanya (langgeng). Dalam ajaran tersebut terdapat beberapa ritual yang harus dilakukan masyarakat Suku Dayak Losarang sebagai rasa syukur terhadap alam yang sudah memberikan sumber kehidupan. Ritual yang dilakukan Masyarakat Suku Dayak Losarang Indramayu yaitu Ritual Malam Jum at Kliwon, Ritual Kungkum, Ritual Pepe. Ritual malam Jum at Kliwon adalah ritual yang dilakukan pada malam Jum at kliwon pada kalender jawa yang dilaksanakan di tempat pemujaan yang diberi nama Punden Tatarakaton yaitu tempat yang luasnya kurang lebih 3 x 4 meter persegi tersebut digunakan sebagai tempat pemujaan dengan membacakan pujian-pujian yang dipanjatkan kepada alam. Beberapa pujian yang Suku Dayak Losarang lantunkan adalah pujian alam, pujian dermayu, alam nur alam, kidung alas turi, dan pewayangan. Selain ritual dan puji-pujian yang dibacakan pada malam Jumat Kliwon, ritual lain juga dilaksanakan pada tiap tahunnya adalah ritual Kungkum (berendam) di air sungai yang dilaksanakan di sungai dekat dengan kediaman Suku Dayak Losarang yang di mulai pukul WIB. sampai pukul WIB. Setelah melakukan ritual tersebut, Suku Dayak Losarang mencari makanan yang hanya berasal dari tumbuh-tumbuhan. Hal tersebut dilakukan karena masyarakat Suku Dayak Losarang Indramayu tidak memakan- makanan yang bernyawa seperti binatang. Ritual Kungkum bertujuan guna melatih kesabaran para anggota Suku Dayak Losarang dalam menjalani kehidupan walaupun dalam keadaan sulit.

10 Gambar 5. Sungai yang dijadikan tempat untuk ritual Kungkum (Berendam) Ritual kemudian dilanjutkan dengan Ritual Pepe (berjemur) yaitu bertelentang di bawah terik matahari yang dilakukan di lingkungan Suku Dayak Losarang dari pukul WIB hingga pukul WIB yang dilakukan anggota Suku Dayak Losarang dengan membentuk Lingkaran. Ritual Kungkum dan Ritual Pepe tersebut dilakukan setiap hari selama 4 bulan dalam setahun yang bertujuan membangun rasa kebersamaan, persatuan, dan melatih kesabaran agar dapat membaur dengan alam serta untuk meminta keselamatan kepada sang penguasa alam. Gambar 6. Tempat Ritual Pepe Suku Dayak Losarang Indramayu

11 Bukan hanya ritual Malam Jum at Kliwon, Ritual Kungkum, Ritual Pepe, masyarakat Suku Dayak Losarang juga mempunyai Ritual Ngaula ning anak karo rabi (mengabdikan diri kepada anak dan istri) maksud ritual ini adalah seorang anggota laki-laki dari Suku Dayak Losarang Indramayu wajib mengabdikan dirinya ke keluarga yaitu untuk anak dan istrinya dengan melakukan semua kegiatan yang dilakukan seorang istri seperti memasak dan mencuci, dan tugas seorang istri hanya mendampinginya dan menyayanginya. Dalam ritual ini yang menjadi panutan masyarakat Suku Dayak Losarang dalam menjalankan ritual ini adalah Nyi Dewi Ratu yang menjadi kekuatan untuk yang maha pemberi hidup dan sumber kehidupan. Bahkan batas wilayah masyarakat Suku Dayak Losarang Indramayu dengan masyarakat Desa Krimun dibatasi dengan pagar dengan gambar Nyi Dewi Ratu Kembar. Gambar 7. Pagar Suku Dayak Losarang dengan gambar Nyi Ratu Dewi Suku Dayak Losarang memiliki kepercayaan bahwa alamlah yang menciptakan segalanya, mereka tidak memercayai adanya Tuhan. Bukan hanya itu Suku Dayak Losarang Indramayu menolak aturan agama, sebab dalam kelompok Suku Dayak Losarang sudah ada aturan-aturan sendiri seperti ritual dan ajarannya.

12 Masyarakat Suku Dayak Losarang Indramayu dalam berkendara dengan sepeda motor mereka tidak pernah mengenakan perlengkapan berkendara seperti baju, helm, maupun surat izin mengemudi (SIM), bahkan pada saat terjaring razia oleh polisi mereka menantang polisi tersebut untuk beradu argumen dengan mereka, karena menurut masyarakat Suku Dayak Losarang Indramayu perlengkapan tersebut tidak diperlukan, dengan kepercayaan mereka dengan alam yang membuat mereka tidak memerlukan perlengkapan dalam berkendara, karena perlengkapan berkendara tersebut bukan terbuat dari bahan alam yang seperti mereka pakai. Bahkan masyarakat Suku Dayak Losarang menganggap bahwa peraturan lalu lintas tersebut membuat orang susah. Penolakan masyarakat Suku Dayak Losarang bukan hanya aturan berlalu lintas dan agama saja, mereka juga menolak pembuatan identitas dari pemerintah dalam bidang administrasi kependudukan seperti, kartu keluarga, kartu tanda penduduk, akta kelahiran dan akta kematian. 2. Alasan Masyarakat Suku Dayak Losarang Indramayu melanggaran Kewajiban Sebagai Warga Negara Masyarakat Suku Dayak Losarang Indramayu adalah masyarakat yang membuat suatu kelompok yang memiliki aturan-aturan sendiri dan menolak untuk terikat dengan aturan agama maupun pemerintahan yang berkaitan dengan hak dan kewajiban sebagai warga negara. Ini dikutip dari hasil wawancara dengan Wardi selaku anggota Suku Dayak Losarang Indramayu Kewajiban yang sebenarnya dan utama adalah keluarga bukan kepada negara, karena menurut Wardi keluargalah yang lebih penting yang tidak akan pernah mengecewakan.

13 Suku Dayak Losarang Indramayu sangat menyayangi keluarga sehingga masyarakat Suku Dayak Losarang melakukan semua hak dan kewajiban sebagai seorang suami dalam berkeluarga, dilihat dari kehidupan sehari-harinya yang dilakukan seorang suami (laki-laki) dalam kelompok Suku Dayak Losarang adalah mengabdi terhadap keluarga atau anak dan istri seperti melakukan tugas seorang istri yaitu memasak, mencuci serta semua yang dilakukan seorang istri mereka lakukan, dan untuk seorang anak dari masyarakat Suku Dayak Losarang yang seharusnya menjadi tanggung jawab seorang ayah malah pada Suku Dayak Losarang anak dibebaskan untuk menjalani hidup dan memilih kehidupannya sendiri, seperti jika seorang anak diwajibkan untuk bersekolah dan seorang ayah menyarankannya untuk bersekolah, namun berbeda dengan seorang ayah dalam kelompok Suku Dayak Losarang Indramayu yang membebaskan anak untuk bersekolah maupun tidak bersekolah. Begitu kecintaannya terhadap keluarga sehingga menyebutkan bahwa kewajiban terpentingnya adalah keluarga bukan negara. Suku Dayak Losarang melanggar kewajiban dengan alasan bahwa keluargalah yang utama, bukan hanya itu alasan Suku Dayak Losarang Indramayu melanggar kewajiban sebagai warga negara, namun masyarakat Suku Dayak Losarang Indramayu melanggar kewajiban sebagai warga negara dengan beberapa alasan dari beberapa bidang antara lain: a. Melanggar kewajiban dalam bidang beragama. 1) Agama-agama yang ada tidak ada yang benar Suku Dayak Losarang Indramayu adalah kelompok masyarakat yang mempunyai aturan dan kepercayaan sendiri, tidak mempercayai dan

14 tidak mengakui adanya Tuhan Yang Maha Esa. Suku Dayak Losarang Indramayu memiliki keyakinan sendiri atau kepercayaan bahwa Alamlah yang menciptakan segalanya. Ini didukung oleh pendapat Wan Alas selaku sesepuh Suku Dayak Losarang Menyatakan bahwa agama itu tidak benar (jelek), karena mengajarkan manusia dengan urusan keduniawian yang akan mengakibatkan manusia suka berbohong, menipu orang lain, mengambil hak orang lain, zina, ingin hidup mewah. Seperti pemuka agama dalam mendakwahkan agamanya hanya bualan saja, yaitu pemuka agama yang mendakwakan tentang adanya hari kiamat, surga dan neraka, padahal pendakwah tersebut tidak tahu akan hal tersebut serta kapan akan terjadi. Namun keyakinan dan kepercayaan kami (Suku Dayak Losarang Indramayu) tidak pernah melakukan hal tersebut. Suku Dayak Losarang Indramayu adalah kelompok masyarakat yang melanggar kewajiban sebagai warga negara dalam bidang agama, karena Suku Dayak Losarang beranggapan bahwa semua agama tidak benar dan hanya kelompok mereka yang mengamalkan ajaran yang benar yaitu tidak berbuat jahat pada orang lain, tidak menyakiti orang, berbohong, dusta, menipu, zina dan mabok-mabokan yang menurut Suku Dayak Losarang mereka tidak pernah melakukan hal tersebut. Suku Dayak Losarang Indramayu pernah ditawarkan untuk masuk ke dalam agama yang ada di Indonesia (agama resmi), namun Suku Dayak Losarang Indramayu menolak tawaran tersebut. Suku Dayak Losarang Indramayu beranggapan bahwa semua agama tidak benar, karena mengajarkan kepada hal duniawi banyak penyelewengan yang sangat kental dengan kebohongan, menipu, mengambil hak orang, berzina, serta ingin hidup mewah. Suku Dayak Losarang mencontohkan dengan pemuka agama dalam mendakwakan

15 agamanya hanya kebohongan, pemuka agama mendakwakan tentang adanya hari kiamat, surga dan neraka, namun pemuka agama tersebut tidak tahu hal tersebut kapan akan terjadi. Ini didukung oleh pendapat Casnawi selaku anggota Suku Dayak Losarang Indramayu Menyatakan bahwa sholat yang dilakukan oleh umat Islam adalah menghadap Ka bah dan Ka bah sendiri terbuat dari batu biasa yang terdapat di alam kita, dan orang Islam sama dengan mereka yaitu menyembah alam. Disamping itu Casnawi mengatakan bahwa kelompok Suku Dayak Losarang jangan disalahkan dengan kepercayaan yang dianutnya, karena Suku Dayak Losarang adalah kelompok yang sedang belajar benar dan semua tindakan yang jelek tersebut tidak pernah dilakukan oleh kelompoknya bahkan kita (Suku Dayak Losarang) membantu agama dan negara ini. Suku Dayak Losarang juga beranggapan bahwa agama Islam tidak benar. Anggapan tersebut diungkapkan karena adanya organisasi masyarakat (ormas) Islam yang membubarkan secara paksa kelompok Suku Dayak Losarang sehingga mereka menganggap bahwa agama Islam adalah agama yang tidak benar dan agama Islam sama dengan ajaran yang dianut oleh Suku Dayak Losarang Indramayu, karena Agama Islam menyembah batu seperti Suku Dayak Losarang Indramayu. Ungkapan tersebut menjelaskan bahwa sholatnya orang yang beragama Islam yaitu menghadap ke Ka bah, sedangkan Ka bah adalah terbuat dari batu yang terdapat di alam. Suku Dayak Losarang Indramayu percaya bahwa Alamlah yang menjadi sumber dari segala kehidupan, sehingga agama Islam disamakan dengan Suku Dayak Losarang Indramayu yang berkepercayaan dengan alam. Bahkan Suku Dayak Losarang Indramayu mengatakan bahwa kelompok Suku Dayak Losarang jangan disalahkan dengan kepercayaan

16 yang dianutnya, karena kelompok Suku Dayak Losarang Indramayu adalah kelompok yang sedang belajar benar, serta kelompok Suku Dayak Losarang juga beranggapan bahwa kelompok Suku Dayak Losarang Indramayu merupakan kelompok yang membantu agama dan negara yang tidak pernah melakukan kejelekan dan pelanggaran seperti tindakan kriminal diantaranya adalah mencuri, berjudi, mabuk-mabukan dan lainnya. 2) Suku Dayak Losarang Sudah mempunyai ajaran sendiri yaitu Sejarah Alam Ngaji Rasa Suku Dayak Losarang Indramayu adalah kelompok masyarakat yang mempunyai aturan dan kepercayaan sendiri dan tidak mempercayai dan mengakui adanya Tuhan Yang Maha Esa. Suku Dayak Losarang Indramayu memiliki keyakinan sendiri atau kepercayaan bahwa Alamlah yang menciptakan segalanya, Suku Dayak Losarang mempunyai ajaran yang disebut Sejarah Alam Ngaji Rasa yang bersifat selamanya (langgeng). Ini didukung oleh hasil wawancara dengan Wardi selaku anggota dari Suku Dayak Losarang Menyatakan bahwa ajaran sejarah alam ngaji rasa tersebut di dapatkan dari ketua Suku Dayak Losarang Indramayu pada saat beliau menjalani perjalanan hidup yang kemudian diajarkan kepada murid-muridnya, pada saat Takmad Diningrat (Kepala Suku Dayak Losarang) menjalanali perjalanan kehidupan yang saat itu susah dan melihat banyak permasalahan yang terjadi seperti perilaku pemuka agamanya, dan agama yang abai terhadap persoalan umat yang menjadi persoalan yang serius seperti kemiskinan pada umat, serta ketidakmampuan agama dalam mengatasi dan mengendalikan ego serta nafsu pada setiap penganut agama tersebut, yang nantinya nafsu tersebut akan berdampak terhadap alam yang menjadi korban keserakahan manusia, pada saat perjalanan tersebut Takmad mendapatkan ajaran Sejarah Alam Ngaji Rasa dari pencarian selama hidupnya, Sejarah Alam mgaji Rasa dimaknai sebagai sumber segala kebaikan.

17 Kemudian Wardi mengatakan ketika alam menurunkan sekian banyak manusia tidak ada yang tahu kecuali naluri manusia itu sendiri. Oleh karena itu Suku Dayak Losarang menjalankan ajaran sejarah ajaran ngaji rasa yang didapatkan dari ketua suku mereka yang dijadikan sebagai pedoman hidup mereka yang mereka yakini sebelumnya tidak pernah mereka temukan dari agama. Suku Dayak Losarang Indramayu adalah kelompok masyarakat yang mempunyai aturan, ritual dan kepercayaan sendiri, serta Suku Dayak Losarang Indramayu tidak percaya dan mengakui adanya Tuhan. Suku Dayak Losarang Indarmayu mempunyai kenyakinan sendiri bahwa alamlah yang menciptakan segalanya bahkan kelahiran manusia ke dunia adalah karena adanya alam, Suku Dayak Losarang Indramayu mempunyai ajaran Sejarah Alam Ngaji Rasa yang bersifat selamanya, ajaran tersebut didapatkan dari ketua Suku Dayak Losarang Indramayu (Takmad) yang kemudian diajarkan ke semua pengikutnya. Menurut Suku Dayak Losarang Indramayu ajaran Sejarah Alam Ngaji Rasa dimaknai sebagai sumber segala kebaikan, kata Sejarah Alam Ngaji Rasa yang di dalamnya mengandung arti tersendiri yaitu Kata Sejarah sendiri menurut Suku Dayak Losarang merupakan sumber segala atau silsilah dari peradaban kehidupan, sedangkan Alam dimaknai sebagai wadah dari berbagai partikel kehidupan, sementara Ngaji Rasa berarti mengkaji perasaan individu untuk sepenuhnya melepas perasaan kedalam pendirian manusia yang sebenarnya. Ajaran Sejarah Alam Ngaji Rasa di dapatkan oleh kepala Suku Dayak Losarang Indarmayu (Takmad) dari perjalanan hidupnya yang

18 dibilang susah, karena banyak permasalahan yang terjadi yaitu agama yang pemuka dan pengikut agamanya sendiri abai terhadap persoalan umat yang sangat serius seperti kemiskinan yang mengakibatkan kelaparan dan ketidak mampuan agama dalam mengendalikan serta mengatasi ego dan nafsu pada umatnya yang nantinya akan mengakibatkan alam menjadi korban dari keserakahan manusia. Bahkan kepercayaan Suku Dayak Losarang Indramayu terhadap alam dan ajaran yang disebut dengan Sejarah Alam Ngaji Rasa yang dijadikan sebagai pedoman hidup Suku Dayak Losarang Indramayu yang diyakini sebelumnya tidak pernah Suku Dayak Losarang Indramayu temukan dari agama. berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa Suku Dayak Losarang Indramayu adalah kelompok masyarakat yang mempunyai aturan dan kepercayaan sendiri dan tidak mempercayai dan mengakui adanya Tuhan Yang Maha Esa serta beranggapan bahwa semua agama itu tidak benar. Suku Dayak Losarang Indramayu mempunyai keyakinan sendiri atau kepercayaan bahwa alamlah yang menciptakan segalanya, Suku Dayak Losarang mempunyai ajaran yang disebut Sejarah Alam Ngaji Rasa yang bersifat selamanya dan menganggap bahwa ajaran tersebut adalah ajaran yang paling benar. Pada bidang agama Suku Dayak Losarang pernah ditawarkan untuk memeluk agama resmi yang ada di Indonesia, namun masyarakat Suku Dayak Losarang menolak dengan alasan kelompok mereka sudah memiliki

19 keyakinan dan kepercayaan sendiri yang berasal dari alam yaitu Sejarah Alam Ngaji Rasa. Suku Dayak Losarang dalam melanggar kewajiban sebagai warga negara tidak takut akan sanksi yang didapat dari hukum agama maupun hukum negara, karena menurut Suku Dayak Losarang Indramayu sumber hukum yang paling benar adalah sumber hukum alam, karena kepercayaan dan keyakinan mereka yang berasal dari alam yang menganggap bahwa hukum agama maupun negara adalah salah, sedangkan hukum agama dan hukum negara sendiri dibuat oleh manusia yang belum tahu kebenarannya, serta kelompok Suku Dayak Losarang Indramayu yang menganggap kelompok mereka tidak melakukan hal yang negatif serta melanggar. Negara Indonesia adalah negara yang berdasarkan Pancasila, yang mengakui adanya Tuhan (Yang Maha Pencipta) yang terdapat dalam sila pertama yang berbunyi Ketuhanan Yang Maha Esa yang mengandung arti bahwa negara Indonesia berkenyakinan bahwa Tuhanlah yang menciptakan segalanya. Dalam sila pertama dinyatakan secara tegas bahwa negara Indonesia adalah negara yang religius yang percaya tentang adanya Tuhan Yang Maha Esa, bukan hanya terdapat dalam Pancasila melainkan kewajiban untuk berketuhanan lebih ditegaskan dalam lagi di dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 dalam Pasal 29 ayat (1) yang menyatakan bahwa Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa, kemudian dilanjutkan dalam pasal (2) Negara menjamin

20 kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya. Setiap orang diwajibkan untuk mempercayai adanya Tuhan, sehingga masyarakat Suku Dayak Losarang sebagai kelompok orang-orang yang membuat kumpulan yang dikatakan sebagai warga negara juga diharuskan berkeyakinan berdasarkan ketuhanan Yang Maha Esa serta memeluk agama yang mereka yakini, namun masyarakat Suku Dayak tidak mempercayai adanya Tuhan yang seharusnya menjadi pedoman dan kepercayaan serta tidak memeluk agama manapun bahkan Suku Dayak Losarang Indramayu beranggapan bahwa semua agama yang ada di Indonesia tidak benar. Bahkan Suku Dayak Losarang Indramayu mempunyai ritual-ritual sendiri dalam kelompoknya yang dikatakan melanggar dan bertentangan dengan Undang- Udang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 dan Pancasila. Maka Suku Dayak Losarang Indramayu dikatakan melanggar kewajiban sebagai warga negara Indonesia dalam bidang berketuhanan. b. Melanggar kewajiban dalam bidang Administrasi Kependudukan 1) Suku Dayak Losarang tidak beragama sementara terdapat kolom agama yang harus di isi sebagai syarat pembuatan kartu identitas. Suku Dayak Losarang Indramayu adalah kelompok yang sering terlibat konflik dengan pemerintah, karena terdapat beberapa aturan pemerintah yang tidak diikuti oleh Suku Dayak Losarang Indramayu, salah satunya adalah ketika pemerintah mengeluarkan kebijakan untuk membuat

21 Kartu Tanda Penduduk (KTP) sebagai identitas warga Negara dan identitas lainnya seperti akta kelahiran, akta kematian serta Kartu Keluarga (KK). Salah satu identitas dari pemerintah yang wajib dimiliki oleh setiap warga negara adalah kartu tanda penduduk (KTP). Kartu tanda penduduk (KTP) jenis identitas diri yang diakui dan dianggap sah pada bidang hukum bagi penduduk yang sudah cukup umur (cakap bertindak), di dalam kartu identitas penduduk (KTP) tersebut berisikan beberapa data tentang pemiliknya seperti, nomor induk kependudukan (NIK), nama lengkap, jenis kelamin, agama, golongan darah, tempat tanggal lahir, status perkawinan, serta alamat lengkap serta foto diri (pemilik identitas). Kartu tanda penduduk (KTP) mempunyai fungsi dalam kehidupan yang dapat memudahkan pemiliknya, antara lain: a) Memberikan kepastian hukum bahwa pemegang kartu idenitas penduduk (KTP) adalah warga negara yang sah pada bidang hukum. b) Sebagai identitas diri / tanda pengenal bagi pemiliknya. c) Sebagai bukti yang sah sebagai orang yang sudah cakap bertindak. d) Serta untuk mendapatkan identitas lainnya seperti, akta perkawinan, akta kelahiran untuk anak, akta kematian, atau untuk membuat surat izin mengemud (SIM) e) Sebagai pencegah peluang adanya kartu tanda penduduk ganda atau palsu, sehingga memberikan rasa aman dan kepastian hukum terhadap pemiliknya.

22 f) Terciptanya keakuratan data penduduk untuk membantu program pembangunan negara. Masyarakat Suku Dayak Losarang Indramayu dalam hal ini menolak untuk membuat identitas dari pemerintah seperti Kartu Tanda Penduduk (KTP) dengan beralasan bahwa masyarakat Suku Dayak Losarang Indramayu menolak untuk mengisi kolom agama yang terdapat dalam kartu tanda penduduk (KTP). Ini didukung dari hasil wawancara dengan Wardi selaku anggota Suku Dayak Losarang Menyatakan bahwa identitas yang asli adalah badan (seluruh tubuh) bukan satu lembar kertas yang ada batas berlakunya, dan adanya pengisian kolom agama yang harus diisi, keharusan tersebut adalah sebuah paksaan yang dilarang dalam ajaran kami. Suku Dayak Losarang Indramayu menolak pembuatan identitas dari pemerintah, seperti kartu tanda penduduk (KTP) dan identitas lainnya adalah karena adanya pencatuman kolom agama yang wajib di isi dalam kartu identitas tersebut sehingga masyarakat Suku Dayak Losarang Indramayu menolak mengisi kolom agama yang ada di kartu tanda penduduk (KTP) dan identitas lainnya, alasan tersebut dikarenakan adanya pengisian pada kolom agama yang harus diisi, sedangkan tindakan pengisian tersebut merupakan tindakan paksaan terhadap keyakinan Suku Dayak Losarang Indramayu, sebab masyarakat Suku Dayak Losarang Indramayu menganut keyakinan sendiri yaitu Sejarah Alam Ngaji Rasa yang menurut Suku Dayak Losarang adalah sumber dari segala kebaikan yang di dalam ajaran tersebut tidak ada paksaan, serta keyakinan yang Suku Dayak Losarang yakini tersebut merupakan keyakinan yang berada diluar

23 agama resmi dan tidak diakui oleh negara dan pemerintah sehingga tidak dapat di kategorikan sebagai agama. Suku Dayak Losarang Indramayu menolak pembuatan kartu tanda penduduk (KTP), serta dalam pernikahan Suku Dayak Losarang Indramayu juga tidak mempuyai akta nikah, karena menurut Suku Dayak Losarang Indramayu adat perkawinan yang mereka jalani hanya berdasarkan suka sama suka yang harus dihadiri oleh kepala Suku sebagai perkawinan yang sah menurut adat mereka. Ini didukung dari hasil wawancara dengan Wardi selaku anggota Dayak Losarang Mengatakan, bahwa pernikahan yang mereka jalani adalah suka sama suka yang cukup dihadiri oleh kepala Suku Dayak Losarang pernikahan tersebut sudah sah. Anak- anak yang lahir dari perkawinan tersebut tidak dicatatkan kelahirannya, dikarenakan tidak adanya bukti yang sah terhadap status pernikahan orangtuanya, dengan kata lain anak tersebut tidak memiliki akta kelahiran. Tanpa kepemilikan akta kelahiran anak dari Suku Dayak Losarang tersebut akan berdampak negatif terhadap keberlangsungan hidup anak dikemudian hari, misalnya dalam pelayanan pendidikan dan kesehatan serta sebagai bukti ahli waris dari orang tua, bahkan untuk memperoleh bantuan baik itu sosial maupun kesehatan dan juga pendidikan diperlukannya identitas dari pemerintah. Penolakan pembuatan identitas dari pemerintah seperti kartu tanda penduduk (KTP) akan mempengaruhi semua identitas karena semua idenitas dari pemerintah berawal dari kartu tanda penduduk (KTP). Ini didukung dari pendapat

24 selaku anggota Suku Dayak Losarang Casnawi sebagai anggota Suku Dayak Losarang Indramayu Untuk seorang anak dari kelompok Suku Dayak Losarang Indramayu di bebaskan untuk memilih apa yang terbaik untuk dirinya sendiri, bahkan untuk nantinya biar anak tersebut yang menjalaninya, untuk harta Suku Dayak Losarang Indramayu tidak pernah meributkannya. Seperti yang dicontohannya yaitu Takmad (Selaku Ketua Suku Dayak Losarang Indramayu) beliau mempunyai istri dan membangun rumah bersama setelah itu istrinya meninggal dunia, takmad tidak menuntut harta yang sudah di dapatkan, malahan harta tersebut diberikan semua ke anak-anaknya, bahkan takmad sekarang tinggal di gubuk kecil yang hanya tebuat dari bambu yang dekat dengan rumahnya yang dulu. Kartu tanda penduduk (KTP) adalah kartu identitas dari pemiliknya sebagai identitas yang sah sebagai warga negara dari segi hukum dan pemerintahan. Kepemilikan kartu identitas penduduk (KTP) mempunyai banyak fungsi dan manfaat, dari kartu tanda penduduk (KTP) tersebut dapat menghubungan akses masyarakat dengan pemerintah, baik masyarakat golongan atas maupun masyarakat golongan bawah. Kartu tanda penduduk (KTP) sangat membantu untuk digunakan dalam mendapatkan berbagai layanan dasar dari pemerintah, seperti layanan kesehatan, pendidikan, maupun bantuan sosial lainnya. Bagi masyarakat golongan bawah, bantuan tersebut seperti bantuan langsung tunai (BLT), beras untuk rakyat miskin (Raskin), tanpa kepemilikan kartu tanda penduduk (KTP) seseorang tidak dapat mendapatkan fasilitas maupun bantuan dari pemerintah, baik dalam bidang pendidikan, kesehatan serta bantuan lainnya.

25 Suku Dayak Losarang Indramayu adalah masyarakat yang berkumpul membentuk kelompok yang disebut dengan warga negara yang tidak memiliki identitas dari pemerintah seperti Kartu tanda penduduk (KTP) yang akan menghambat keberlangsungan hidup mereka, ketidakpunyaan kartu tanda penduduk (KTP) mengakibatkan akses pemerintah seperti bantuan kesehatan, pendidikan dan sosial lainnya menjadi terhambat. Ini didukung dari pendapat Suana selaku anggota Dayak Losarang Bahwa selama disini (Desa Krimun) tidak pernah mendapatkan bantuan baik itu sosial maupun kesehatan, tapi Suku Dayak Losarang Indramayu percaya bahwa alam akan membantu umatnya untuk bisa hidup. Jadi Suku Dayak Losarang Indramayu tidak apaapa tidak mendapatkan bantuan tetapi alamlah yang membantu kami. Masyarakat Suku Dayak Losarang menolak dalam pembuatan idenititas dari pemerintah seperti kartu tanda penduduk (KTP) dan identitas lainnya, penolakan pembuatan kartu tanda penduduk (KTP) tersebut nantinya akan menghambat masyarakat Suku Dayak Losarang Indramayu dalam mendapatkan bantuan dari pemerintah baik itu pendidikan, kesehatan dan sosial. Faktanya masyarakat Suku Dayak Losarang Indramayu menolak untuk mendapatkan bantuan dari pemeritah seperti bantuan pendidikan, sosial maupun kesehatan, penolakan bantuan tersebut tidak menjadi masalah selama mereka masih percaya dengan alam. Untuk anak dari Suku Dayak Losarang Indramayu mereka dibebaskan dalam menjalani hidup serta masalah harta Suku Dayak Losarang tidak pernah mempermasalahkan harta ataupun warisan, karena semua kembali lagi pada kepercayaan dan

26 ajaran mereka yaitu sejarah alam ngaji rasa sebagai pedoman hidup bahwa semua yang diberikan oleh alam akan kembali ke alam. 2) Wujud dari pengumpulan kekecewaan Suku Dayak Losarang Indramayu terhadap pemerintah yang melakukan kesewenangan dalam pembuatan kartu identitas. Suku Dayak Losarang Indramayu menolak dalam pembuatan kartu tanda penduduk (KTP) dan kartu identitas lainnya dari pemerintah, beralasan dengan banyaknya kendala dalam pembuatan identitas dari pemerintah, dibuktikannya dari pembuatan kartu tanda penduduk (KTP), kendala tersebut antara lain masih banyaknya masyarakat yang belum mendapatkan kartu tanda penduduk (KTP), karena kesewenang- wenangan pemerintah pusat maupun daerah yang membuat masyarakat Suku Dayak Losarang Indramayu melalukan protes yaitu dalam bentuk penolakan pembuatan kartu identitas, baik itu kartu tanda penduduk (KTP) maupun identitas lainnya. Ini didukung dari hasil wawancara dengan Wardi selaku anggota Suku Dayak Losarang Dalam pembuatan kartu identitas penduduk maupun identitas lainnya masyarakat sering dipersulit dan juga prosesnya yang berbelit-belit, serta adanya pungutan liar yang dilakukan pemerintah setempat dalam pembuatannya. Penolakan pembuatan identitas oleh masyarakat Suku Dayak Losarang Indramayu, karena dalam proses pembuatannya sering dipersulit dalam prosesnya yang berbelit- belit dan adanya pungutan liar dalam pembuatan identitas, adanya prosedur dalam pembuatan kartu identitas yang memakan waktu lama, serta kurangnya perhatian dan tanggapan yang baik dari pemerintah pusat maupun daerah dalam proses pembuatannya.

27 Penolakan yang dilakukan Suku Dayak Losarang Indramayu dalam pembuatan identitas dari pemerintah bukan hanya di dasari dari kekecewaan terhadap kesewenangan pemerintah, namun Suku Dayak Losarang Indramayu menolak pembuatan tersebut karena adanya syarat yang harus dipenuhi seperti mencantumkan foto diri yang sopan dan rapi dalam pembuatan identitas. Ini didukung dari pendapat Suana selaku anggota Suku Dayak Losarang Indramayu Suku Dayak Losarang Indramayu, menolak untuk membuat KTP, karena diharuskan berfoto rapi, yaitu memakai baju, sedangkan Suku Dayak Losarang tidak memakai baju yang diharuskan memakai baju, kalau Suku Dayak Losarang memakai baju berarti itu bukan Suku Dayak Losarang Indramayu kerena inilah ciri khas kami. Penolakan pembuatan identitas dari pemerintah bukan hanya didasarkan atas kesewenangan pemerintah belaka melainkan adanya syarat foto sebagai identitas pemiliknya yang benar sebagai pemilik identitas tersebut, namun masyarakat Suku Dayak Losarang menolak untuk difoto karena dalam melakukan foto perlu mengenakan pakaian sehingga kelompok Suku Dayak Losarang Indramayu menolak dengan alasan bahwa inilah ciri khas dan identitas yang dimiliki Suku Dayak Losarang Indramayu yang bertelanjang dada tanpa menggunakan pakaian yang hanya menggunakan celana dan aksesoris dari bambu yang menempel pada tubuh mereka. Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa masyarakat Suku Dayak Losarang Indramayu tidak mau taat dan patuh pada aturan yang dibuat pemerintah seperti aturan dalam administrasi

28 kependudukan seperti penolakan dalam pembuatan kartu tanda penduduk yang beralasan, karena Suku Dayak Losarang tidak beragama sementara terdapat kolom agama yang harus diisi, yang menurut Suku Dayak Losarang keharusan mengisi kolom agama adalah suatu tindakan pemaksaan terhadap keyakinan yang dipercayai oleh Suku Dayak Losarang Indramayu, sebab masyarakat Suku Dayak Losarang Indramayu menganut keyakinan sendiri yaitu Sejarah Alam Ngaji Rasa yang menurut Suku Dayak Losarang adalah sumber dari segala kebaikan yang di dalam ajaran tersebut tidak ada paksaan, serta keyakinan yang Suku Dayak Losarang yakini tersebut merupakan keyakinan yang berada diluar agama resmi dan tidak diakui oleh negara dan pemerintah sehingga tidak dapat di kategorikan sebagai agama. Suku Dayak Losarang Indramayu menolak pembuatan kartu tanda penduduk (KTP), serta dalam pernikahan Suku Dayak Losarang Indramayu juga tidak mempunyai akta nikah dan anak- anak yang lahir dari perkawinan tersebut tidak dicatatkan kelahirannya, dikarenakan tidak adanya bukti yang sah terhadap status pernikahan orangtuanya, dengan kata lain anak tersebut tidak memiliki akta kelahiran. Tanpa kepemilikan akta kelahiran anak dari Suku Dayak Losarang tersebut akan berdampak negatif terhadap keberlangsungan hidup anak di kemudian hari, misalnya dalam pelayanan pendidikan dan kesehatan serta sebagai bukti ahli waris dari orang tua, bahkan untuk memperoleh bantuan baik itu sosial maupun kesehatan dan juga pendidikan diperlukannya identitas dari pemerintah.

29 Faktanya masyarakat Suku Dayak Losarang Indramayu menolak untuk mendapatkan bantuan dari pemeritah seperti bantuan pendidikan, sosial maupun kesehatan, penolakan bantuan tersebut tidak menjadi masalah selama mereka masih percaya dengan alam. Untuk anak- anak dari Suku Dayak Losarang Indramayu, anak-anak tersebut dibebaskan dalam menjalani hidup, serta masalah harta Suku Dayak Losarang tidak pernah mempermasalahkan harta ataupun warisan, karena semua kembali lagi pada kepercayaan dan ajaran mereka yaitu sejarah alam ngaji rasa sebagai pedoman hidup bahwa semua yang diberikan oleh alam akan kembali ke alam. Alasan kedua karena bentuk kekecewaan Suku Dayak Losarang Indramayu terhadap pemerintah yang melakukan kesewenangan dalam pembuatan kartu identitas, sebab banyaknya kendala dalam pembuatan identitas dibuktinkannya dari pembuatan kartu tanda penduduk (KTP), kendala tersebut antara lain, proses pembuatannya sering dipersulit dan prosesnya yang berbelit- belit serta adanya pungutan liar dalam pembuatan identitas, adanya prosedur dalam pembuatan kartu identitas yang memakan waktu lama, yang dikarenakan kurangnya perhatian dan tanggapan yang baik dari pemerintah pusat maupun daerah dalam proses pembuatannya yang menimbulkan kesewenang-wenangan pemerintah pusat maupun daerah. Dalam penolakan pembuatan identitas Suku Dayak Losarang Indramayu menolak untuk di foto, sebab dalam melakukan foto perlu mengenakan pakaian sehingga kelompok Suku Dayak Losarang Indramayu

30 menolak dengan alasan bahwa inilah ciri khas dan identitas yang dimiliki Suku Dayak Losarang Indramayu yang tidak menggunakan pakaian. Suku Dayak Losarang Indramayu adalah masyarakat yang berkumpul dan membentuk kelompok yang masih disebut dengan warga negara, seorang warga negara harus mentaati dan mematuhi aturan yang dibuat negara yaitu pada Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945, yang pada hakikatnya berkewajiban untuk memberikan perlindungan dan pengakuan terhadap penentuan status pribadi dan status hukum setiap peristiwa kependudukan yang dialami oleh penduduk yang berada di dalam ataupun diluar wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, oleh karena itu warga negara Indonesia berkewajiban memiliki bentuk identitas dari pemerintah, berupa data/dokumen yang wajib dicatatkan, yang ditegaskan dalam Undang-Undang Nomor 24 tahun 2013 tentang Administrasi Kependudukan. Beberapa dokumen yang wajib dicatatkan yaitu, kartu tanda penduduk (KTP), kartu keluarga (KK), akta kelahiran, akta kematian. Masyarakat Suku Dayak Losarang Indramayu dikatakan melanggar kewajibannya sebagai warga negara dalam bidang administrasi kependudukan yaitu tidak bersedia untuk membuat identitas dari pemerintah seperti kartu tanda penduduk (KTP), kartu keluarga (KK), akta kelahiran dan akta kematian. Maka dapat dikatakan bahwa Suku Dayak

31 Losarang Indramayu Sudah melanggar kewajibannya sebagai warga negara dalam hal pencatatan administrasi kependudukan. C. Upaya Pembinaan Terhadap Suku Dayak Losarang Indramayu Upaya pembinaan terhadap masyarakat Suku Dayak Losarang Indramayu adalah untuk mengembalikan masyarakat Suku Dayak Losarang Indramayu ke jalan yang benar yaitu yang mengakui dan mempercayai adanya Tuhan dan yang taat akan hukum negara dan pemerintahan. Lembaga yang membina masyarakat Suku Dayak Losarang adalah Pengawasan Aliran Kepercayaan Masyarakat (PAKEM) Kabupaten Indramayu yang membina dalam bidang agama, sedangkan Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumberdaya Manusia (Lakpesdam) Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Kabupaten Indramayu yang membina dalam bidang administrasi kependudukan dan sosial. 1. Upaya pembinaan yang dilakukan oleh Pengawasan Aliran Kepercayaa Masyarakat (Pakem) Kabupaten Indramayu Pemerintah Daerah Kabupaten Indramayu dalam hal ini sudah memberikan pelayanan publik, seperti pelayanan administrasi kependudukan kepada masyarakat Suku Dayak Losarang dan pembinaan. Dalam melakukan pembinaan, Pemerintah telah membentuk Badan Pengawasan Aliran Kepercayaan Masyarakat (PAKEM) yang diketuai oleh Kepala Kejaksaan Negeri Indramayu. Sebelum melakukan pembinaan pihak Pakem melakukan penanganan dengan melakukan penelitian terhadap masyarakat Suku Dayak Losarang tentang aliran kepercayaan yang dianut kelompok Suku Dayak Losarang Indramayu, antara lain dengan cara: a. Dilakukannya penelitian oleh Tim PAKEM terhadap kelompok Suku Dayak Losarang Indramayu yang dicurigai tersebut, tanpa ikut campur di dalam kegiatan Suku Dayak Losarang Indramayu. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk

32 mengetahui secara seksama kegiatan ataupun ajaran-ajaran yang dilakukan oleh masyarakat Suku Dayak Losarang Indramayu. Dalam melakukan pemantauan kegiatan masyarakat Suku Dayak Losarang Indramayu, Tim Pakem bersikap pro aktif dan bekerjasama dengan masyarakat setempat. b. Berdasarkan hasil pemantauan yang dilakukan Pakem, Pakem menemukan keganjilan-keganjilan dalam kegiatan masyarakat Suku Dayak Losarang Indramayu, seperti ritual malam Jum at Kliwon yang di dalamnya terdapat pujianpujian alam dan pada ritual lainnya yang keluar dari kategori agama. Selanjutnya Tim Pakem melakukan komunikasi dengan pemimpin Suku Dayak Losarang Indramayu. Tim Pakem menyampaikan hal-hal yang dianggap oleh Tim Pakem meresahkan bagi masyarakat. c. Setelah melakukan komunikasi dan dialog, penelitian selanjutnya adalah dilakukan cara meminta pendapat dari lembaga-lembaga keagamaan ataupun majelis keagamaan seperti Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Indramayu, dan lainnya yang bersangkutan dengan keagamaan tersebut. Pada tahap penelitian ini, Tim PAKEM yang berasal dari lembaga-lembaga keagamaan seperti MUI diminta pendapat mereka mengenai ajaran-ajaran, ritual-ritual, buku-buku, dan kegiatankegiatan dari masyarakat Suku Dayak Losarang Indramayu yang dicurigai menyimpang. Tim PAKEM yang berasal dari anggota MUI menilai apakah ajaran yang dianut Masyarakat Suku Dayak Losarang Indramayu menyimpang dari ajaran resmi atau tidak, maksud dari menyimpang tersebut dapat dikategorikan membahayakan bagi masyarakat dan negara. Tujuan dari dilakukannya penelitian yang dilakukan Tim PAKEM dengan cara meminta pendapat dari lembaga-

33 lembaga keagamaan ini adalah agar masyarakat Suku Dayak Losarang Indramayu yang bersangkutan tidak menjadi provokatif ditengah-tengah masyarakat. Setelah melakukan penelitian terhadap masyarakat Suku Dayak Losarang Indramayu, Tim Pakem menyimpulkan bahwa aliran yang dianut oleh masyarakat Suku Dayak Losarang Indramayu adalah sesat. Dalam hal ini pihak pakem berlanjut melakukan upaya terhadap masyarakat Suku Dayak Losarang Indramayu. Upaya yang dilakukan PAKEM diartikan sebagai tindakan untuk menghentikan kegiatan masyarakat Suku Dayak Losarang Indramayu yang meresahkan masyarakat. Suku Dayak Losarang adalah aliran kepercayaan masyarakat yang kegiatannya menjadikan suatu konflik di tengah-tengah masyarakat, maka Tim Pakem berwenang untuk membekukan kelompok Masyarakat Suku Dayak Losarang Indramayu. Tata cara upaya ini adalah dengan menghentikan kegiatan Suku Dayak Losarang yang dianggap meresahkan dengan menggunakan proses hukum pidana yang memenuhi rumusan Kitab Undang-undang Hukum Pidana, dan memenuhi rumusan Undang-Undang No.1/PnPs/1965 yang merupakan hukum positif yang mengatur tindakan-tindakan yang dilarang dalam rangka melindungi ketentraman kehidupan beragama dan menjaga hubungan setiap kehidupan beragama. Tahapan yang dilalui sebelum peringatan keras yang dilakukan PAKEM terhadap masyarakat Suku Dayak Losarang Indramayu adalah dengan adanya rekomendasi dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Indramayu kepada kejaksaan sebagai koordinator dari PAKEM bahwa Masyarakat Suku Dayak Losarang Indramayu menyimpang dari ajaran yang semestinya, setelah adanya rekomendasi dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Indramayu. Setelah

34 adanya rekomendasi pihak dari Kejaksaan akan merapatkannya ke dalam forum PAKEM, dari hasil rapat tersebut dapat dikeluarkan surat keputusan bersama untuk memberi himbauan agar tidak melaksanakan serta meneruskan ajaran ataupun kegiatan yang dilakukan masyarakat Suku Dayak Losarang Indramayu. Peringatan kepada masyarakat Suku Dayak Losarang Indramayu tersebut dikeluarkan oleh Pakem dalam bentuk Surat Rekomendasi pembekuan atas kegiatan dan ajaran Suku Dayak Losarang dengan Nomor B-3114/TIM PAKEM/11/2007 yang berisi segala kegiatan maupun ajaran yang dilakukan Masyarakat Suku Dayak Losarang tidak lagi menyebar dan berkembang (dihentikan). Badan Pengawasan Aliran Kepercayaan Masyarakat (PAKEM) telah memutuskan serta mengeluarkan surat pembekuan terhadap kelompok Suku Dayak Losarang Indramayu yang menyatakan bahwa aliran kepercayaan yang dianut Suku Dayak Losarang adalah sesat. Pihak Suku Dayak Losarang tidak menerima atau menolak dengan keputusan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Indramayu dan Pengawasan Aliran Kepercayaan Masyarakat (Pakem) Kabupaten Indramayu. Penolakan tersebut menimbulkan konflik antara Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Indramayu dengan Suku Dayak Losarang Indramayu. Konflik berawal dari dikeluarkannya fatwa oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Indramayu yang memutuskan bahwa aliran Suku Dayak Losarang Indramayu adalah sesat. Setelah dikeluarkannya fatwa tersebut organisasi masyarakat dalam bidang keagamaan melakukan tindakan pembubaran secara

35 paksa terhadap kelompok Suku Dayak Losarang Indramayu, pembubaran tersebut menimbulkan penolakan dari kelompok Suku Dayak Losarang Indramayu sehingga terjadi keributan antara keduanya. Pihak Pakem menyelenggarakan mediasi antara Suku Dayak Losarang Indramayu dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Indramayu agar tidak terjadi keributan yang berlanjut, namun pada saat mediasi kelompok Suku Dayak Losarang Indramayu meminta bantuan kepada Lembaga Swadaya Masyarakat yaitu Komnas HAM dari Jakarta dan The Wahid Institute sebagai pendamping kelompok Suku Dayak Losarang Indramayu. Suku Dayak Losarang pada saat mediasi didampingi Komnas HAM dari Jakarta dan The Wahid Institute yang pada prinsipnya lembaga tersebut adalah membela hak seseorang atau kelompok, sehingga Komnas HAM dan The Wahid Institute membantu dan membela Suku Dayak Losarang Indramayu agar terlepas dari konflik yang dialami Suku Dayak Losarang Indramayu. Saat mediasi berlangsung Komnas HAM dan The Wahid Institute membela Suku Dayak Losarang Indramayu dengan pendapat mereka yang mengacu pada Undang-Undang tentang Hak Asasi Manusia (HAM) yang berbunyi bahwa setiap warga negara berhak untuk beragama dan berkepercayaan, dan menjalankan ibadat sesuai dengan agama dan kepercayaannya itu. Negara menjamin kebebasan ini, yang diatur dalam Pasal 28E ayat (1) dan (2), Pasal 29 ayat (2), Undang- Undang Nomor 39 Tahun 1999 Tentang HAM Pasal 22 ayat (1) dan (2). Pembelaan yang dilakukan Komnas HAM dan The Wahid Institute membuat

36 kelompok Suku Dayak Losarang Indramayu tidak dibubarkan dan dapat menjalani aktifitasnya seperti biasa (melakukan ritual). Mediasi yang diselenggarakan oleh Pengawasan Aliran Kepercayaan Masyarakat (PAKEM) tidak mendapatkan hasil atau konflik tidak selesai, karena adanya pembelaan dari Komnas HAM dan The Wahid Institute yang membuat Suku Dayak Losarang Indramayu menjadi arogan dan tidak sadar akan hak serta kewajibannya sebagai warga negara. 2) Upaya pembinaan yang dilakukan oleh Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumberdaya Manusia (Lakpesadam) Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Kabupaten Indramayu Upaya lembaga kajian dan pengembangan sumber daya manusia (Lakpesdam) Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Indramayu adalah dengan membuat program untuk masyarakat Suku Dayak Losarang Indramayu yang disebut dengan Program Peduli dengan pendampingan selama satu (1) tahun. Program ini dikategorikan dalam beberapa bidang antara lain: a. Pembinaan dalam bidang Administrasi Kependudukan. Pembinaan ini diberikan karena masyarakat Suku Dayak Losarang Indramayu tidak mau membuat identitas dari pemerintah sehingga perlu adanya bantuan untuk memudahkan pembuatan identitas. Tujuan pembinaan ini adalah untuk memudahkan masyarakat Suku Dayak Losarang dalam pembuatan Kartu Tanda Penduduk (KTP) untuk megurangi konflik antara pemerintah dan Suku Dayak Losarang Indramayu, Lakpesdam melakukan pembinaan dengan cara: 1) Audiensi pembuatan kartu tanda penduduk (KTP) bagi Suku Dayak Losarang

37 Indramayu, 2) Identifikasi anggota Suku Dayak Losarang Indramayu, yang akan dipaparkan lebih lanjut berikut ini. 1) Audiensi Pembuatan Kartu Tanda Penduduk (KTP) bagi Suku Dayak Losarang Indramayu. Hambatan utama Suku Dayak Losarang Indramayu dalam menerima bantuan dari pemerintah, yaitu karena Suku Dayak Losarang Indramayu tidak memiliki identitas dari pemerintah seperti kartu tanda penduduk, Kartu Keluarga dan lainnya yang berkaitan dengan negara. Suku Dayak Losarang meyakini bahwa identitas sesungguhnya bukanlah bergantung dari sebuah kartu saja tapi identitas yang sesungguhnya melekat pada jasad dari mereka sendiri sehingga bukan masalah kemanapun mereka pergi tidak memiliki kartu identitas. Polemik mengenai Kartu Tanda Penduduk ini berdasarkan beberapa faktor. Penolakan pembuatan kartu identitas seperti kartu tanda penduduk yang dilakukan oleh Suku Dayak Losarang Indramayu dengan alasan adanya kolom agama yang harus diisi, sedangkan Suku Dayak Losarang Indramayu tidak beragama. Pengisian kolom agama menurut Suku Dayak Losarang adalah suatu paksaan yang tidak dibolehkan dalam ajaran Suku Dayak Losarang, menolaknya Suku Dayak Losarang Indramayu untuk menggunakan pakaian pada saat foto kartu tanda penduduk (KTP), karena Suku Dayak Losarang Indramayu beranggapan bahwa bertelanjang dada / tidak memakai pakaian adalah ciri khas dari Suku Dayak Losarang Indramayu. Penolakan Suku Dayak Losarang Indramayu tidak hanya alasan

38 tersebut, Suku Dayak Losarang menolak membuat kartu identitas karena kecewa dengan pemerintah yang sudah melakukan kesewenangan dalam pembuatan kartu identitas. Lakpesdam Kabupaten Indramayu melakukan audiensi yaitu dengan mendengarkan pendapat dari kedua belah pihak yaitu Suku Dayak Losarang Indramayu dan Pemerintah setempat yaitu Kecamatan Losarang, pertemuan tersebut untuk membahas tentang kartu identitas. Pada audiensi tersebut pihak kecamatan menerima dengan baik apabila Suku Dayak Losarang Indramayu mau membuat kartu tanda penduduk (KTP), dan memberikan secara simbolis formulir pembuatan kartu tanda penduduk tersebut, dalam audiensi pihak kecamatan mengatakan bahwa yang terpenting adalah kesadaran dari Suku Dayak Losarang Indramayu untuk membuat kartu identitas dari pemerintah yang akan memudahkan Suku Dayak Losarang Indramayu dalam hal adminsitrasi maupun lainya. 2) Identifikasi Anggota Suku Dayak Losarang Indramayu Kegiatan ini bertujuan untuk mendata anggota Suku Dayak Losarang Indramayu, karena tidak jelasnya jumlah anggota dari Suku Dayak Losarang Indramayu yang diakibatkan dari tidak adanya data/dokumen mengenai keikutsertaan untuk masuk dalam kelompok Suku Dayak Losarang Indramayu. Proses kegiatan dilakukan secara langsung dan tidak langsung, pendataan langsung dilakukan ketika ketika Suku Dayak Losarang mengadakan ritual rutin setiap malam jum at kliwon yang diakan satu bulan sekali. Pendaftaran tidak langsung dilakukan dengan

39 bersilaturahmi ke beberapa rumah Suku Dayak Losarang Indramayu yang ada di Desa Krimun maupun di luar desa. b. Pembinaan dalam bidang Sosial Pembinaan ini dilakukan karena adanya apriori dari masyarakat Suku Dayak Losarang Indramayu bahwa pemerintahan itu kinerjanya tidak benar. Tujuan dari dilakukannya pembinaan pada bidang sosial adalah menggerakkan kebersaman serta mempersatukan masyarakat Suku Dayak Losarang Indramayu dengan masyarakat Desa Krimun baik itu aparat desa maupun warga biasa agar tercipta desa yang rukun dan tentram serta adanya kepedulian antar sesama dan agar keberadaan masyarakat Suku Dayak Indramayu dapat diterima keberadaannya oleh masyarakat Desa Krimun, serta untuk meningkatkan penghasilan ekonomi masyarakat Desa Krimun khususnya masyarakat Suku Dayak Losarang sehingga menimbulkan adanya rasa kepuasan terhadap Pemerintah Desa dan lembaga yang membina sehingga berkurangnya rasa kekecewaan terhadap pemerintah. Pembinaan ini dilakukan dengan kegiatan 1) Aksi bersih kampung, 2) Pembuatan Gapura di Padepokan Suku Dayak Losarang Indramayu, 3) Sosialisasi Perlindungan Sosial, 4) Pelatihan seni sulam dan rajut 5) Pelatihan budidaya jahe merah dan merica, 5) Training pembuatan keripik dan susu kedelai, yang akan dipaparkan lebih lanjut berikut ini. 1) Aksi bersih kampung Kegiatan tersebut dilaksanakan pada hari Jum at tanggal 19 Desember 2014, dalam kegiatan ini yang dilaksanakan oleh warga sekitar

40 dan keikutsertaan Suku Dayak Losarang dalam membersihkan lingkungan sekitar desa. Masyarakat desa Krimun dan Suku Dayak Losarang antusias untuk melakukan kegiatan bersih kampung ini yang diawali dengan sekitar daerah padepokan Suku Dayak Losarang. Tujuan dari kegiatan ini adalah menyatukan masyarakat Desa Krimun dengan Suku Dayak Losarang dalam suatu kegiatan yang bermanfaat bagi masyarakat. 2) Pembuatan gapura di Padepokan Suku Dayak Losarang Indramayu Salah satu keinginan Suku Dayak Losarang Indramayu yang belum terpenuhi adalah memiliki gapura yang bertuliskan selamat datang sehingga sebelum memasuki wilayah Suku Dayak Losarang Indramayu masyarkat sudah mengetahui bahwa disekitar gapura tersebut terdapat padepokan. Lakpesdam Indramayu yang membuat Program Peduli telah memfasilitasi pembangunan gapra tersebut, pembangunan gapura tersebut dibangun bersama masyarakat sekitar dan Suku Dayak Losarang 3) Sosialisasi Perlindungan Sosial Kegiatan ini merupakan agenda penting, karena Lakpesdam Indramayu ingin menginformasikan kepada Pemerntah Desa, masyarakat Desa Krimun dan pada Suku Dayak Losarang Indramayu terkait dengan perlindungan sosial. Kegiatan ini dimulai dengan pemaparan mengenai jaminan kesehatan, hasil dari kegiatan ini adalah munculnya pemahaman baru yang di terima masyarakat terkait perlindungan sosial. 4) Pelatihan Seni Sulam Dan Rajut

41 Kegiatan ini dilaksanakan khusus untuk perempuan, karena tim program peduli yang dilaksanakan lakpesdam menyadari bahwa keberadaan perempuan bagi Suku Dayak Losarang Indramayu menjadi peran penting dalam mewujudkan inklusi. Kegiatan tersebut dihadiri oleh istri dari Suku Dayak Losarang dan warga Desa Krimun. Kegiatan ini menjadi awal bagi perempuan Suku Dayak Losarang Indramayu maupun masyarakat Desa Krimun untuk menuingkatkan keterampilan, dalam kegiatan ini banyak manfaatnya seperti bagi istri Suku Dayak Losarang Indramayu yang sebelumnya tidak pernah terlibat dalam kegiatan yang diadakan di Balai Desa yang saat ini memiliki kesempatan untuk berpotensi seperti perempuan lain. 5) Pelatihan Budidaya Jahe Merah dan Merica Salah satu kegiatan lifelyhood dari program peduli Lakpesdam tahap pertama ini adalah pelatihan budidaya jahe merah dan merica perdu, tujuan diadakannya pelatihan ini adalah agar Suku Dayak Losarang Indramayu mempunyai keterampilan untuk berkebun dan membudidayakan tanaman. Kegiatan ini dilakukan karena Suku Dayak Losarang tidak memakan segala sesuatu yang bernyawa, seperti daging hewan. Kegiatan ini bukan hanya pemberian pelatihan dan materi namun pihak Lakpesdam memberikan bibit beserta pupuk yang dikelola setiap kelompok agar dapat dibudidayakan. 6) Training Pembuatan Keripik dan Susu Kedelai Kegiatan yang dibuat khusus untuk ibu-ibu Desa Krimun dan Suku Dayak Losarang Indramayu adalah tentang pelatihan pembuatan keripik

42 pisang dan susu kedelai. Pelatihan ini dipilih karena sesuai dengan potensi Desa Krimun yang masyarakatnya banyak menanam pohon pisang, olahan makan ringan dan sederhana tentunya dapat mendai produk olahan industri rumahan yang dapat menghasilkan pengahasilan bagi ibu-ibu Desa Krimun. c. Pembinaan dalam bidang Agama Bidang agama bertujuan untuk meredam konflik yang di alami masyarakat Suku Dayak Losarang Indramayu dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Indramayu serta mengembalikan kepercayaan dan ajaran Suku Dayak yang keluar dari aturan agama. Pembinaan dilakukan dengan cara 1) Audiensi dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Indramayu, yang akan dipaparkan lebih lanjut berikut ini: 1) Audiensi dengan Majelis Ulama Indoseia (MUI) Kabupaten Indramayu Kegiatan yang terpenting dalam pendampingan adalah audiensi dengan MUI Kabupaten Indramayu terkait dengan fatwa yang dikeluarkan oleh MUI Kabupaten Indramayu tentang aliran Suku Dayak Losarang Indramayu yang dianggap sesat. Tim program Peduli menemui Bapak R. Ahmad selaku ketua MUI Kabupaten Indramayu dan Sekretaris Umum serta beberapa perwakilan dari MWC NU Losarang, awal pertemuan ini terjadi perdebatan dari masing-masing pihak bahwa Lakpesdam akan berusaha meningkatkan popularitas Suku Dayak Losarang Indramayu sehingga semakin berkembang. Akan tetapi tujuan dari Lakpesdam adalah ingin mewujudkan inklusi dan mendampingi Suku Dayak Losarang agar mendapatkan hak yang sama dengan masyarakat yang lain.

43 Mengenai fatwa yang dikeluarkan MUI Kabupaten Indramayu bahwa aliran kepercayaan yang dianut Suku Dayak Losarang Indramayu adalah sesat tidak ada pencabutan, karena Suku Dayak Losarang beranggapan bahwa Tuhan itu tidak ada. Bahkan Suku Dayak Losarang Indramayu mengatakan bahwa umat beragama itu belum tentu benar semuanya dan Suku Dayak Losarang Indramayu banyak melanggar aturan agama serta negara, seiring berjalannya waktu pembubaran Suku Dayak Losarang Indramayu tidak dilakukan, namun Suku Dayak Losarang Indramayu tidak akan lagi berkembang jumlahnya dan masih tetap dalam pengawasan Pemerintah Daerah. D. Hambatan dalam Membina Masyarakat Suku Dayak Losarang Indramayu. Tujuan pembinaan masyarakat Suku Dayak Losarang Indramayu adalah untuk mengembalikan masyarakat Suku Dayak Losarang Indramayu kearah yang benar yaitu mengakui adanya Tuhan dan taat akan hukum agama maupun negara dan pemerintahan. Namun dalam membina masyarakat Suku Dayak Losarang Indramayu. Lembaga yang mengalami hambatan adalah Pengawasan Aliran Kepercayaan (PAKEM) Kabupaten Indramayu dan Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumberdaya Manusia (Lakpesdam PC NU) Kabupaten Indramayu. 1. Hambatan yang dialami Pengawasan Aliran Kepercayaan Masyarakat (PAKEM) Kabupaten Indramayu Pembinaan yang dilakukan oleh Pengawasan Aliran Kepercayaan Masyarakat (PAKEM) dilakukan dengan cara penanganan dan pembinaan terhadap masyarakat Suku Dayak Losarang Indramayu, namun dalam pelaksanaannya terdapat beberapa

44 hambatan yang dialami Pengawasan Aliran Kepercayaan Masyarakat (PAKEM) dalam membina masyarakat Suku Dayak Losarang Indramayu, antara lain: a. Kurangnya dukungan dari Masyarakat Suku Dayak Losarang Indramayu terhadap pembinaan yang dilakukan Pengawasan Aliran Kepercayaan Masyarakat (PAKEM) Kabupaten Indramayu. Keresahan mengguncang masyarakat Suku Dayak Losarang Indramayu setelah dikeluarkannya fatwa sesat oleh MUI Kabupaten Indramayu terhadap ajaran yag dianut Suku Dayak Losarang Indramayu, serta Pengawasan Aliran Kepercayaan Masyarakat (Pakem) Kabupaten Indramayu menyatakan bahwa aliran Suku Dayak Losarang adalah sesat. Putusan tersebut di tindak lanjuti dengan dikeluarkannya surat pelarangan dan pembekuan terhadap kelompok Suku Dayak Losarang Indramayu. Pengawasan Aliran Kepercayaan Masyarakat (Pakem) Kabupaten Indramayu telah mengeluarkan surat pelarangan dan pembekuan terhadap kelompok Suku Dayak Losarang Indramayu, namun Suku Dayak Losarang Indramayu tetap beraktivitas seperti biasa termasuk masih menjalankan ritual. Suku Dayak Losarang Indramayu menganggap bahwa pembekuan tersebut yang dilakukan oleh pihak Pengawasan Aliran Kepercayaan Masyarakat (PAKEM) tidak mempengaruhi masyarakat Suku Dayak Losarang Indramayu dalam beraktivitas seperti biasanya. Dikeluarkannya putusan tersebut membuat Suku Dayak Losarang Indramayu tidak senang terhadap Pengawasan Aliran Kepercayaan Masyarakat (Pakem) Kabupaten Indramayu yang mengakibatkan kurangnya dukungan dari Suku Dayak Losarang dalam pembinaan yang dilakukan Pakem, sehingga komunikasi antar keduanya tidak berjalan dengan baik. b. Kurangnya dukungan dari pemerintah daerah Indramayu

45 Pembinaan yang dilakukan Pengawasan Aliran Kepercayaan Masyarakat (Pakem) yang menyimpulkan bahwa ajaran yang dianut oleh Suku Dayak Losarang adalah sesat, yang kemudian berlanjut dikeluarkannya Surat Rekomendasi dengan Nomor B-3114/TIM PAKEM/11/2007 tentang pembekuan dan larangan terhadap kelompok Suku Dayak Losarang Indramayu. Surat rekomendasi tersebut diajukan untuk pemerintah daerah Indramayu untuk membekukan dan melarang kelompok Suku Dayak Losarang, namun Pemerintah daerah Indramayu tidak menindak lanjuti rekomendasi dari Pakem sampai saat ini dengan alasan akan menimbulkan konflik yang besar. Pembinaan yang dilakukan Pengawasan Aliran Kepercayaan Masyarakat (Pakem) belum berjalan dengan baik, karena adanya hambatan yaitu kurangnya dukungan dari pemerintah daerah Indramayu. c. Adanya pembelaan dari Lembaga Swadaya Masyarakat dan Komunitas Hak Asasi Manusia (HAM) serta The Wahid Institute untuk membela dan melindngi kelompok Suku Dayak Losarang Indramayu. Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Indramayu telah mengeluarkan fatwa sesat terhadap Suku Dayak Losarang. Bahkan Pengawasan Aliran Kepercayaan Masyarakat (PAKEM) telah melakukan penanganan dengan melakukan penelitian terhadap Suku Dayak Losarang yang hasil dari peneltian tersebut ditemukan keganjilan-keganjilan pada kegiatan Suku Dayak Losarang, yang kemudian Pengawasan Aliran Kepercayaan Masyarakat (PAKEM) menyatakan bahwa aliran kepercayaan yang dianut Suku Dayak Losarang adalah sesat. Pengawasan Aliran Kepercayaan Masyarakat (PAKEM) telah memutuskan serta mengeluarkan Surat Rekomendasi pembekuan atas kegiatan dan ajaran Suku Dayak Losarang dengan Nomor B-3114/TIM PAKEM/11/2007. Pihak Suku Dayak

46 Losarang tidak menerima atau menolak dengan keputusan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Indramayu dan Pengawasan Aliran Kepercayaan Masyarakat (Pakem) Kabupaten Indramayu. Penolakan tersebut menimbulkan konflik antara Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Indramayu dengan Suku Dayak Losarang Indramayu. Konflik berawal dari dikeluarkannya fatwa oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Indramayu yang memutuskan bahwa aliran Suku Dayak Losarang Indramayu adalah sesat. Setelah dikeluarkannya fatwa tersebut organisasi masyarakat dalam bidang keagamaan melakukan tindakan pembubaran secara paksa terhadap kelompok Suku Dayak Losarang Indramayu, pembubaran tersebut menimbulkan penolakan dari kelompok Suku Dayak Losarang Indramayu sehingga terjadi keributan antara keduanya. Pihak Pakem meyelenggarakan mediasi antara Suku Dayak Losarang Indramayu dengan majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Indramayu agar tidak terjadi keributan yang berlanjut, namun pada saat mediasi kelompok Suku Dayak Losarang Indramayu meminta bantuan kepada Lembaga Swadaya Masyarakat yaitu Komnas HAM dari Jakarta dan The Wahid Institute sebagai pendamping kelompok Suku Dayak Losarang Indramayu. Suku Dayak Losarang pada saat mediasi didampingi Komnas HAM dari Jakarta dan The Wahid Institute yang pada prinsipnya lembaga tersebut adalah membela hak seseorang atau kelompok, sehingga Komnas HAM dan The Wahid Institute membantu dan membela Suku Dayak Losarang Indramayu agar terlepas dari konflik yang dialami Suku Dayak Losarang Indramayu.

47 Saat mediasi berlangsung Komnas HAM dan The Wahid Institute membela Suku Dayak Losarang Indramayu dengan mengacu pada Undang-Undang tentang Hak Asasi Manusia (HAM). Pembelaan yang dilakukan Komnas HAM dan The Wahid Institute membuat kelompok Suku Dayak Losarang Indramayu tidak dibubarkan dan dapat menjalani aktifitasnya seperti biasa (melakukan ritual). Mediasi yang diselenggarakan oleh Pengawasan Aliran Kepercayaan Masyarakat (PAKEM) tidak mendapatkan hasil atau konflik tidak selesai. Pembinaan yang dilakukan Pengawasan Aliran Kepercayaan Masyarakat (Pakem) Kabupaten Indramayu dalam bidang agama mengalami hambatan yang membuat pembinaan tersebut belum berjalan denga baik. Pakem sebagai lembaga yang membina masyarakat Suku Dayak Losarang Indramayu, dalam mengatasi hambatan tersebut Pakem menerapkan cara pengawasan terhadap segala kegiatan yang dilakukan Suku Dayak Losarang Indramayu. Pengawasan tersebut dilakukan dengan tujuan agar aliran kepercayaan yang dianut Suku Dayak Losarang Indramayu tidak semakin berkembang dan mencegah seseorang untuk bergabung dalam kelompok Suku Dayak Losarang Indramayu. 2. Hambatan yang dialami Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumberdaya Manusia (Lakpesdam PC NU) Program peduli yang dilakukan oleh Lakpesdam NU Kabupaten Indramayu dilakukan dengan pembinaan dan pendampingan terhadap masyarakat Suku Dayak Losarang dengan tujuan membangun inklusi sosial di Desa Krimun, namun dalam pelaksanaannya terdapat beberapa hambatan yang dialami Lakpesdam dalam membina masyarakat Suku Dayak Losarang Indramayu, antara lain:

48 a. Kurangnya kepercayaan masyarakat Suku Dayak Losarang Indramayu dengan Program peduli yang dilaksanakan oleh Lakpesdam Adanya rasa ketidakpercayaan masyarakat Suku Dayak Losarang yang menganggap bahwa program peduli Lakpesdam NU akan sama dengan program lain yang telah dilakukan oleh Pemerintah maupun Lembaga Swadaya Masyarakat lainnya yang biasanya hanya omong kosong belaka, karena banyak program yang hanya menjadikan kelompok Suku Dayak Losarang hanya sebagai objek, serta menganggap program ini hanya formalitas belaka sekedar untuk memenuhi kewajiban bahwa program tersebut telah terlaksanakan tanpa pernah menyentuh persoalan yang sebenarnya terjadi. Anggapan persamaan program peduli Lakpesdam NU akan sama dengan program lain yang telah dilakukan oleh Pemerintah maupun Lembaga Swadaya Masyarakat lainnya yang di akibatkan oleh Pola pikir masyarakat Suku Dayak Losarang Indramayu yang masih berpikir ke belakang tanpa mau menerima bantuan yang datang dari berbagai pihak. Kelompok masyarakat Suku Dayak Losarang Indramayu tidak percaya bahwa program peduli yang akan di laksanakan oleh Lakpesdam NU akan bisa membantu Suku Dayak Losarang Indramayu, sama seperti program-program yang di berikan dari pemerintah atau daerah lain. b. Respon dari masyarakat Desa Krimun yang kurang baik terhadap program peduli yang diselenggarakan oleh Lakpesdam. Adanya ketidaksenangan masyarakat sekitar Desa Krimun terhadap program peduli Lakpesdam yang berangggapan bahwa program Peduli Lakpesdam hanyalah pemanis seperti permen yang maksudnya program itu hanya sesaat tanpa adanya tindak lanjut yang jelas, dan adanya hinaan terhadap program peduli

49 bahwa program tersebut ada karena maksud tertentu, serta kurangnya minat dari penerima manfaat yaitu Suku Dayak Losarang untuk mengikuti kegiatan yang diselenggarakan oleh Lakpesdam NU. Suku Dayak Losarang Indramayu sebagai penerima manfaat dari program peduli tidak memberikan respon yang baik bagi Laspendam, rasa ketidaksenangan masyarakat Suku Dayak Losarang Indramayu ditunjukan dengan berbagai tindakan, seperti ketidakikutsertaan beberapa masyarakat Suku Dayak Losarang Indramayu dalam mengikuti kegiatan yang diselenggarakan oleh Lakpesdam NU, yang membuat pembinaan tersebut tidak berjalan dengan baik dan ketidaksenangan tersebut berimbas bagi semua pihak yang terkait. Selain itu, respon kurang baik dari masyarakat tersebut diatas juga dikarenakan ada rasa iri antar masyarakat Desa Krimun. Program peduli yang diselenggarakan oleh Lakpesdam adalah Khusus untuk masyarakat Suku Dayak Losarang Indramayu, namun tidak menutup kemungkinan bahwa Lakpesdam juga membutuhkan warga lainnya dalam menyukseskan program tersebut dengan mengikutsertakan warga Desa Krimun. Akan tetapi dalam mengikuti program peduli tidak semua warga Desa Krimun dapat mengikutinya hanya beberapa yang dapat mengikutinya, karena keterbatasannya kapasitas dalam program peduli yang mengakibatkan adanya rasa iri antara yang mengikuti kegiatan program Lakpesdam dengan yang tidak mengikuti Program Lakpesdam tersebut. Setelah program berjalan beberapa kali antar masyarakat Desa Krimun mulai membicarakan tentang manfaat dan keuntungan program peduli dari

50 Lakpesdam NU, akhirnya berbagai kelompok masyarakat lainnya merasa iri dan ingin menjadi penerima manfaat dari Program Peduli Lakpesdam NU. c. Respon yang kurang baik dari Pemerintah Desa Krimun tentang program peduli yang dilaksanakan oleh Lakpesdam. Pemerintah Desa Krimun yaitu pemerintah kecamatan dan dinas instansi terkait tidak memberikan tanggapan yang baik tentang program peduli ini yang dilaksanakan oleh Lakpesdam yang dibuktikan dengan tidak hadirnya mereka dalam berbagai kegiatan resmi dari Lakpesdam. Respon yang tidak baik tersebut ditunjukan dengan adanya penolakan berbagai program-program pemberdayaan kelompok dari Lakpesdam NU, bukti dari tanggapan yang tidak baik dari Pemerintah Desa Krimun tersebut terlihat dari bebarapa program Lakpesdam NU yang mengalami keterlambatan yang pada saat program berlangsung aparat desa tidak datang dalam kegiatan pembinaan yang menjadikan kegiatan ditunda. Pemerintah Desa Krimun beranggapan bahwa pembinaan Program Peduli yang dilakukan oleh Lakpesdam NU kurang memberikan manfaat, program peduli yang dilakukan oleh Lakpesdam NU hanya akan berdampak kecil bagi masyarakat Suku Dayak Losarang Indramayu. Program peduli dari Lakpesdam NU tidak mengalami kemajuan yang signifikan itulah yang mengakibatkan sulitnya mendapat respon yang baik dari pihak Kecamatan Krimun dan dinas terkait. Pembinaan yang dilakukan Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumberdaya Manusia (Lakpesdam) NU Kabupaten Indramayu dalam melaksanakan program peduli mengalami beberapa hambatan, untuk mengatasi hambatan tersebut Lakpesdam NU mempunyai solusi yaitu dengan melakukan

51 pendekatan dan penjelasan dengan seksama tentang tujuan dan manfaat yang akan didapatkan masyarakat Suku Dayak Losarang Indramayu dari Program Peduli yang dilaksanakan Lakpesdam NU. Pendekatan dan penjelasan tentang tujuan serta manfaat program peduli tersebut dilakukan Lakpesdam NU kepada Suku Dayak Losarang Indramayu, Pemerintah Desa Krimun, Kecamatan Krimun dan dinas terkait, yang akhirnya Suku Dayak Losarang Indramayu, Pemerintah Desa Krimun, Kecamatan Krimun dan dinas terkait memahami tujuan dari Program Peduli yang dilakukan oleh Lakpesdam NU Kabupaten Indramayu, sehingga hambatan tersebut tidak menghentikan pembinaan Program Peduli yang dilakukan Lakpesdam NU Kabupaten Indramayu.

PELANGGARAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA OLEH MASYARAKAT SUKU DAYAK LOSARANG INDRAMAYU RINGKASAN SKRIPSI. Oleh: Farid Ma ruf NIM.

PELANGGARAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA OLEH MASYARAKAT SUKU DAYAK LOSARANG INDRAMAYU RINGKASAN SKRIPSI. Oleh: Farid Ma ruf NIM. PELANGGARAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA OLEH MASYARAKAT SUKU DAYAK LOSARANG INDRAMAYU RINGKASAN SKRIPSI Oleh: Farid Ma ruf NIM. 13401241035 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN JURUSAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Lebih terperinci

Pelanggaran kewajiban.(farid Ma ruf) 1

Pelanggaran kewajiban.(farid Ma ruf) 1 Pelanggaran kewajiban.(farid Ma ruf) 1 PELANGGARAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA OLEH MASYARAKAT SUKU DAYAK LOSARANG INDRAMAYU Farid Ma ruf Pendidikan Kewaraganegaraan dan Hukum FIS UNY Faridmaruf236@gmail.com

Lebih terperinci

KEDUDUKAN DAN PERAN PEREMPUAN PADA KOMUNITAS SUKU DAYAK HINDU BUDHA BUMI SEGANDHU INDRAMAYU DALAM SISTEM SOSIAL

KEDUDUKAN DAN PERAN PEREMPUAN PADA KOMUNITAS SUKU DAYAK HINDU BUDHA BUMI SEGANDHU INDRAMAYU DALAM SISTEM SOSIAL Puspita Wulandari, Kedudukan dan Peran Perempuan pada Komunitas Suku Dayak KEDUDUKAN DAN PERAN PEREMPUAN PADA KOMUNITAS SUKU DAYAK HINDU BUDHA BUMI SEGANDHU INDRAMAYU DALAM SISTEM SOSIAL Puspita Wulandari

Lebih terperinci

PELANGGARAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA OLEH MASYARAKAT SUKU DAYAK LOSARANG INDRAMAYU TUGAS AKHIR SKRIPSI

PELANGGARAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA OLEH MASYARAKAT SUKU DAYAK LOSARANG INDRAMAYU TUGAS AKHIR SKRIPSI PELANGGARAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA OLEH MASYARAKAT SUKU DAYAK LOSARANG INDRAMAYU TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Syamsiyatul Mila, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Syamsiyatul Mila, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kebudayaan lahir, tumbuh, dan berkembang dalam masyarakat. Segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat

Lebih terperinci

K E P E N D U D U K A N

K E P E N D U D U K A N PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 7 TAHUN 2002 TENTANG K E P E N D U D U K A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KOTAWARINGIN BARAT Menimbang : a. bahwa, untuk kelancaran, ketertiban

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HUKUM PERKAWINAN DI INDONESIA. Perkawinan di Indonesia diatur dalam Undang-Undang Perkawinan

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HUKUM PERKAWINAN DI INDONESIA. Perkawinan di Indonesia diatur dalam Undang-Undang Perkawinan BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HUKUM PERKAWINAN DI INDONESIA A. Pengertian Perkawinan Perkawinan di Indonesia diatur dalam Undang-Undang Perkawinan nomor 1 Tahun 1974. Pengertian perkawinan menurut Pasal

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SRAGEN NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SRAGEN NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SRAGEN NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SRAGEN, Menimbang : a. bahwa untuk memberikan perlindungan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diah Ratna Shabarwati, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah  Diah Ratna Shabarwati, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk yang memiliki keinginan untuk menyatu dengan sesamanya serta alam lingkungan di sekitarnya. Dengan menggunakan pikiran, naluri, perasaan,

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DI KABUPATEN BELITUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG. Nomor 07 Tahun 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 07 TAHUN 2010 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG. Nomor 07 Tahun 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 07 TAHUN 2010 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG Nomor 07 Tahun 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 07 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 1 TAHUN

Lebih terperinci

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT BUPATI KOTAWARINGIN BARAT KEPUTUSAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 28 TAHUN 2002 T E N T A N G PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 7 TAHUN 2002 TENTANG KEPENDUDUKAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO, Menimbang :

Lebih terperinci

BUPATI MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DI KABUPATEN MAGELANG

BUPATI MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DI KABUPATEN MAGELANG BUPATI MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DI KABUPATEN MAGELANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MAGELANG, Menimbang

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUDUS, Menimbang : a. bahwa untuk

Lebih terperinci

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG PETUNJUK

Lebih terperinci

BUPATI SINTANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BUPATI SINTANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT BUPATI SINTANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINTANG NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SINTANG, Menimbang : a. bahwa untuk

Lebih terperinci

dengan penuh hormat. rumah. mata.

dengan penuh hormat. rumah. mata. Kegiatan Norma-norma di Masyarakat Perhatikan cerita berikut baik-baik. Alin dan Keluarganya Alin sekarang duduk di kelas III. Ia tinggal bersama kedua orangtuanya. Keluarga Alin hidup dengan disiplin.

Lebih terperinci

DOKUMENTASI PENELITIAN

DOKUMENTASI PENELITIAN DOKUMENTASI PENELITIAN Masyarakat Dayak Bumi Segandu Wawancara dengan Ki Takmad Wawancara dengan Ki Takmad tentang sejarah masyarakat Dayak Bumi Segandu Pesanggrahan tempat istirahat masyarakat Dayak Bumi

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI KECAMATAN RANGSANG BARAT DESA BOKOR PERATURAN DESA NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG KEMASYARAKATAN

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI KECAMATAN RANGSANG BARAT DESA BOKOR PERATURAN DESA NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG KEMASYARAKATAN PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI KECAMATAN RANGSANG BARAT DESA BOKOR PERATURAN DESA NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG KEMASYARAKATAN TAHUN 2015 PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI KECAMATAN RANGSANG

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN NOMOR 16 TAHUN 2010

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN NOMOR 16 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN NOMOR 16 TAHUN 2010 T E N T A N G PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL DENGAN PENYELENGGARAAN SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

Lebih terperinci

PENJELASAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESAWARAN NOMOR 26 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

PENJELASAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESAWARAN NOMOR 26 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN PENJELASAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESAWARAN NOMOR 26 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN I. UMUM Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang- Undang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pluralisme menjadikan ciri khas nagara Indonesia sebagai negara kaya akan

BAB I PENDAHULUAN. Pluralisme menjadikan ciri khas nagara Indonesia sebagai negara kaya akan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pluralisme menjadikan ciri khas nagara Indonesia sebagai negara kaya akan budaya, bahasa, suku dan adat istiadat. Bahkan bukan hanya budaya kekayaan bangsa kita melainkan

Lebih terperinci

BUPATI GUNUNGKIDUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GUNUNGKIDUL,

BUPATI GUNUNGKIDUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GUNUNGKIDUL, BUPATI GUNUNGKIDUL PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 26 TAHUN 2010 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2005 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2005 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2005 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang Mengingat : a. bahwa untuk memberikan

Lebih terperinci

Oleh: Badan Kesbangpol dan Linmas Provinsi Jawa Tengah

Oleh: Badan Kesbangpol dan Linmas Provinsi Jawa Tengah IMPLEMENTASI PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN PENGHAYAT KEPERCAYAAN DI JAWA TENGAH Oleh: Badan Kesbangpol dan Linmas Provinsi Jawa Tengah I Salah satu Kepercayaan Masyarakat Mengandung Nilai-nilai Luhur Sifat

Lebih terperinci

KEPUTUSAN BERSAMA MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN BERSAMA MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN BERSAMA MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 93 Tahun 2016 NOMOR : KEP-043/A/JA/02/2016 NOMOR : 223-865 Tahun 2016 TENTANG

Lebih terperinci

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2008 NOMOR 5 PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 2 TAHUN 2008 T E N T A N G PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN Menimbang : a. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

. PEMERINTAH KABUPATEN BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

. PEMERINTAH KABUPATEN BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN . PEMERINTAH KABUPATEN BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BOYOLALI, Menimbang : a.

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA PALEMBANG

PERATURAN DAERAH KOTA PALEMBANG 1 PERATURAN DAERAH KOTA PALEMBANG NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PALEMBANG, Menimbang : a. bahwa administrasi

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 13 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 13 TAHUN 2013

LEMBARAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 13 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 13 TAHUN 2013 LEMBARAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 13 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang : a. b.

Lebih terperinci

A. Deskripsi Teori BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Tinjauan tentang Hak dan Kewajiban Warga Negara. a. Pengertian Warga Negara

A. Deskripsi Teori BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Tinjauan tentang Hak dan Kewajiban Warga Negara. a. Pengertian Warga Negara BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Tinjauan tentang Hak dan Kewajiban Warga Negara a. Pengertian Warga Negara Cholisin (2004: 78) mengemukakan bahwa warga negara merupakan keanggotaan seseorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perempuan adalah tiang negara, artinya tegak runtuhnya suatu negara berada di tangan kaum perempuan. Penerus peradaban lahir dari rahim seorang perempuan,

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.232, 2013 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PEMERINTAHAN. Warga Negara. Administrasi. Kependudukan. Perubahan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5475) UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2006 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2006 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2006 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

TENTANG BUPATI MUSI RAWAS,

TENTANG BUPATI MUSI RAWAS, PEMERINTAH KABUPATEN MUSI RAWAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI RAWAS NOMOR: 4 TAHUN 2006 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN DAN PENDAFTARAN PENDUDUK DAN AKTA CATATAN SIPIL DI KABUPATEN MUSI RAWAS DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BUPATI DHARMASRAYA PERATURAN DAERAH KABUPATEN DHARMASRAYA NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

BUPATI DHARMASRAYA PERATURAN DAERAH KABUPATEN DHARMASRAYA NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN BUPATI DHARMASRAYA PERATURAN DAERAH KABUPATEN DHARMASRAYA NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI DHARMASRAYA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG, PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 21 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAYANAN DOKUMEN KEPENDUDUKAN DI KABUPATEN PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG, Menimbang : Mengingat

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KATINGAN NOMOR : 5 TAHUN 2011 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KATINGAN NOMOR : 5 TAHUN 2011 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KATINGAN NOMOR : 5 TAHUN 2011 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KATINGAN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka memberikan perlindungan dan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 3 TAHUN 2009 SERI : E NOMOR : 1

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 3 TAHUN 2009 SERI : E NOMOR : 1 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 3 TAHUN 2009 SERI : E NOMOR : 1 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN SALINAN PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI WONOSOBO, Menimbang

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DI KABUPATEN TRENGGALEK

PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DI KABUPATEN TRENGGALEK PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DI KABUPATEN TRENGGALEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK, Menimbang

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT, 1 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DAN RETRIBUSI PENGGANTIAN BIAYA CETAK KARTU TANDA PENDUDUK DAN AKTA CATATAN SIPIL DENGAN

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2006 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2006 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2006 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia

Lebih terperinci

TENTANG BUPATI PATI,

TENTANG BUPATI PATI, PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 14 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA SELATAN

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA SELATAN PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN NOMOR 8 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2006 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2006 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2006 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Negara Kesatuan Republik I n d

Lebih terperinci

rangkaa standar minimal menyeluruh untuk berdasarkan Nomor Kepulauan

rangkaa standar minimal menyeluruh untuk berdasarkan Nomor Kepulauan BUPATI BANGKA TENGAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 15 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH NOMOR 15 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ASAHAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ASAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ASAHAN NOMOR : 5 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KABUPATEN ASAHAN NOMOR : 5 TAHUN 2009 TENTANG PELAYANAN PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DI KABUPATEN ASAHAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BUPATI HULU SUNGAI SELATAN, PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 28 TAHUN 2016

BUPATI HULU SUNGAI SELATAN, PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 28 TAHUN 2016 BUPATI HULU SUNGAI SELATAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 28 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PENERBITAN KARTU IDENTITAS ANAK DI KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN

Lebih terperinci

BUPATI SIGI PROVINSI SULAWESI TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIGI NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI SIGI PROVINSI SULAWESI TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIGI NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI SIGI PROVINSI SULAWESI TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIGI NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BLORA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLORA NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

PEMERINTAH KABUPATEN BLORA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLORA NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN Menimbang : PEMERINTAH KABUPATEN BLORA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLORA NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BLORA, a. bahwa dengan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO

PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA PROBOLINGGO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN RUMAH PEMONDOKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PROBOLINGGO, Menimbang : a.

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA NOMOR 32 TAHUN 2010 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUMBAWA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA NOMOR 32 TAHUN 2010 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUMBAWA, PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA NOMOR 32 TAHUN 2010 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUMBAWA, Menimbang : a. bahwa untuk memberikan perlindungan, pengakuan,

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN PONDOKAN

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN PONDOKAN WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN PONDOKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA, Menimbang : a.

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG TAHUN 2011 S A L I N A N

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG TAHUN 2011 S A L I N A N 24 PEBRUARI 2011 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG TAHUN 2011 S A L I N A N SERI E NOMOR 10 PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN

Lebih terperinci

2002), hlm Ibid. hlm Komariah, Hukum Perdata (Malang; UPT Penerbitan Universitas Muhammadiyah Malang,

2002), hlm Ibid. hlm Komariah, Hukum Perdata (Malang; UPT Penerbitan Universitas Muhammadiyah Malang, Pendahuluan Perkawinan merupakan institusi yang sangat penting dalam masyarakat. Di dalam agama islam sendiri perkawinan merupakan sunnah Nabi Muhammad Saw, dimana bagi setiap umatnya dituntut untuk mengikutinya.

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2008 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA PENDAFTARAN PENDUDUK DAN PENCATATAN SIPIL

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2008 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA PENDAFTARAN PENDUDUK DAN PENCATATAN SIPIL PERATURAN PRESIDEN NOMOR 25 TAHUN 2008 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA PENDAFTARAN PENDUDUK DAN PENCATATAN SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEMARANG,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEMARANG, DHARMOTTAMA SATYA PRAJA PEMERINTAH KABUPATEN SEMARANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 4 TAHUN 2000 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN BADAN PERWAKILAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEMARANG,

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 34 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI PENGGANTIAN BIAYA CETAK KARTU TANDA PENDUDUK DAN AKTA CATATAN SIPIL

PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 34 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI PENGGANTIAN BIAYA CETAK KARTU TANDA PENDUDUK DAN AKTA CATATAN SIPIL GAWI SABARATAAN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 34 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI PENGGANTIAN BIAYA CETAK KARTU TANDA PENDUDUK DAN AKTA CATATAN SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANJARBARU,

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2009 NOMOR 1 SERI E

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2009 NOMOR 1 SERI E LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2009 NOMOR 1 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sebagaimana yang telah diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar Tahun 1945

I. PENDAHULUAN. sebagaimana yang telah diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar Tahun 1945 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkawinan merupakan gerbang terbentuknya keluarga dalam kehidupan masyarakat, bahkan kelangsungan hidup suatu masyarakat dijamin dalam dan oleh perkawinan. 1 Setiap

Lebih terperinci

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 3 TAHUN 2015

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 3 TAHUN 2015 BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 15 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANGKA

Lebih terperinci

Bab V KESIMPULAN Kesimpulan. Pasal 29 UUD 1945 Tentang Kebebasan Beragama. Pasal 28E

Bab V KESIMPULAN Kesimpulan. Pasal 29 UUD 1945 Tentang Kebebasan Beragama. Pasal 28E Bab V KESIMPULAN Setelah menguraikan dan membahas beberapa hal di beberapa bab sebelumnya, maka dalam bab V ini penulis akan memberikan kesimpulan dan saran. A. Kesimpulan. Dari hasil penelitian yang telah

Lebih terperinci

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 68 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 68 TAHUN 2017 TENTANG BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 68 TAHUN 2017 TENTANG PENGHAPUSAN BIAYA SANKSI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN BERUPA DENDA KETERLAMBATAN PELAPORAN BAGI PEMOHON DOKUMEN KEPENDUDUKAN

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2008 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA PENDAFTARAN PENDUDUK DAN PENCATATAN SIPIL

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2008 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA PENDAFTARAN PENDUDUK DAN PENCATATAN SIPIL PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2008 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA PENDAFTARAN PENDUDUK DAN PENCATATAN SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, www.bpkp.go.id

Lebih terperinci

PERATURAN-PERATURAN DAN TATA TERTIB WARGA ATAU PENGHUNI CLUSTER DELUXE THE CIBUBUR

PERATURAN-PERATURAN DAN TATA TERTIB WARGA ATAU PENGHUNI CLUSTER DELUXE THE CIBUBUR PERATURAN-PERATURAN DAN TATA TERTIB WARGA ATAU PENGHUNI CLUSTER DELUXE THE ADDRESS @ CIBUBUR 1. Umum 1.1. Setiap warga harus menggunakan hunian sesuai dengan peruntukannya/fungsinya yang telah disetujui

Lebih terperinci

PENUNJUK UNDANG-UNDANG JABATAN NOTARIS

PENUNJUK UNDANG-UNDANG JABATAN NOTARIS PENUNJUK UNDANG-UNDANG JABATAN NOTARIS 1 (satu) bulan ~ Notaris tidak membuat akta Apabila dalam waktu 1 (satu) bulan Notaris tidak membuat akta, Notaris, secara sendiri atau melalui kuasanya menyampaikan

Lebih terperinci

d. bahwa dalam usaha mengatasi kerawanan sosial serta mewujudkan, memelihara dan mengembangkan kehidupan masyarakat yang

d. bahwa dalam usaha mengatasi kerawanan sosial serta mewujudkan, memelihara dan mengembangkan kehidupan masyarakat yang RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO.: Ä Ä Ä TAHUN 2003 TENTANG KERUKUNAN UMAT BERAGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa Negara Republik Indonesia

Lebih terperinci

BUTIR BUTIR PANCASILA YANG TERBARU BESERTA CONTOH PENGAMALAN

BUTIR BUTIR PANCASILA YANG TERBARU BESERTA CONTOH PENGAMALAN BUTIR BUTIR PANCASILA YANG TERBARU BESERTA CONTOH PENGAMALAN Butir butir Pancasila yang dahulu ada 36 butir sekarang diubah menjadi 45 butir pancasila. Dan sekarang ini masyarakat banyak yang belum tahu

Lebih terperinci

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. SAMBUTAN MENTERI AGAMA RI PADA SOSIALISASI PERATURAN BERSAMA MENTERI AGAMA DAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 9 TAHUN 2006/NOMOR 8 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN TUGAS KEPALA DAERAH/WAKIL KEPALA DAERAH

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA PADANG

PEMERINTAH KOTA PADANG PADANG KOTA TERCINTA PEMERINTAH KOTA PADANG PERATURAN DAERAH KOTA PADANG NOMOR 03 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PADANG, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI HULU SUNGAI TENGAH

BUPATI HULU SUNGAI TENGAH BUPATI HULU SUNGAI TENGAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL DI

Lebih terperinci

KEPUTUSAN BERSAMA MENTERI AGAMA, JAKSA AGUNG, DAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN BERSAMA MENTERI AGAMA, JAKSA AGUNG, DAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN BERSAMA MENTERI AGAMA, JAKSA AGUNG, DAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 3 Tahun 2008 NOMOR : KEP-033/A/JA/6/2008 NOMOR : 199 Tahun 2008 TENTANG PERINGATAN DAN PERINTAH KEPADA

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.3, 2014 HUKUM. Notaris. Jabatan. Jasa Hukum. Perubahan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5491) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA SUNGAI PENUH NOMOR 05 TAHUN 2010

LEMBARAN DAERAH KOTA SUNGAI PENUH NOMOR 05 TAHUN 2010 LEMBARAN DAERAH KOTA SUNGAI PENUH NOMOR 05 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KOTA SUNGAI PENUH NOMOR 05 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG, Menimbang : a. bahwa penyelenggaraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu unsur yang penting dalam kehidupan manusia adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu unsur yang penting dalam kehidupan manusia adalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu unsur yang penting dalam kehidupan manusia adalah agama, agama adalah salah satu kebutuhan vital manusia, dengan alasan itulah maka hak kebebasan

Lebih terperinci

- 1 - WALIKOTA SERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG IZIN TEMPAT USAHA DAN GANGGUAN

- 1 - WALIKOTA SERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG IZIN TEMPAT USAHA DAN GANGGUAN - 1 - WALIKOTA SERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG IZIN TEMPAT USAHA DAN GANGGUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SERANG, Menimbang : a. bahwa untuk

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABANAN NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABANAN NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABANAN NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TABANAN, Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SINGKAWANG

PEMERINTAH KOTA SINGKAWANG PEMERINTAH KOTA SINGKAWANG PERATURAN DAERAH KOTA SINGKAWANG NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SINGKAWANG, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN REMBANG NOMOR 4 TAHUN 2007 TENTANG TATA CARA PENCALONAN, PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN REMBANG NOMOR 4 TAHUN 2007 TENTANG TATA CARA PENCALONAN, PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN REMBANG NOMOR 4 TAHUN 2007 TENTANG TATA CARA PENCALONAN, PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI REMBANG, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANJAR, Menimbang : a. bahwa penyelenggaraan kependudukan

Lebih terperinci

BUPATI BUPATI SEMARANGEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BUPATI SEMARANGEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG 1 BUPATI BUPATI SEMARANGEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 7 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 11 Tahun : 2010 Seri : E

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 11 Tahun : 2010 Seri : E LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 11 Tahun : 2010 Seri : E PERATURAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG IZIN GANGGUAN

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2009 NOMOR : 14 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 14 TAHUN 2009 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2009 NOMOR : 14 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 14 TAHUN 2009 TENTANG LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2009 NOMOR : 14 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 14 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA CILEGON,

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASER NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL DI KABUPATEN PASER

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASER NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL DI KABUPATEN PASER Menimbang Mengingat : : PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASER NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL DI KABUPATEN PASER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2008 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA PENDAFTARAN PENDUDUK DAN PENCATATAN SIPIL

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2008 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA PENDAFTARAN PENDUDUK DAN PENCATATAN SIPIL PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2008 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA PENDAFTARAN PENDUDUK DAN PENCATATAN SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

WALIKOTA PADANG PERATURAN DAERAH KOTA PADANG NOMOR 23 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN RUMAH KOS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PADANG,

WALIKOTA PADANG PERATURAN DAERAH KOTA PADANG NOMOR 23 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN RUMAH KOS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PADANG, WALIKOTA PADANG PERATURAN DAERAH KOTA PADANG NOMOR 23 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN RUMAH KOS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PADANG, Menimbang : a. bahwa dalam mewujudkan rumah kos sebagai

Lebih terperinci

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 23 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 23 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 23 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PENERBITAN KARTU IDENTITAS ANAK DI KABUPATEN KAPUAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TERHADAP BATAS USIA DAN PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA ANAK DIBAWAH UMUR DALAM KASUS PIDANA PENCURIAN

BAB IV ANALISIS TERHADAP BATAS USIA DAN PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA ANAK DIBAWAH UMUR DALAM KASUS PIDANA PENCURIAN BAB IV ANALISIS TERHADAP BATAS USIA DAN PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA ANAK DIBAWAH UMUR DALAM KASUS PIDANA PENCURIAN A. Analisis terhadap ketentuan mengenai batasan usia anak di bawah umur 1. Menurut Hukum

Lebih terperinci

TINJAUAN YURIDIS ANAK DILUAR NIKAH DALAM MENDAPATKAN WARISAN DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN

TINJAUAN YURIDIS ANAK DILUAR NIKAH DALAM MENDAPATKAN WARISAN DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN 1 2 TINJAUAN YURIDIS ANAK DILUAR NIKAH DALAM MENDAPATKAN WARISAN DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN (Studi Penelitian di Pengadilan Agama Kota Gorontalo) Nurul Afry Djakaria

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAKALAR NOMOR : 06 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAKALAR NOMOR : 06 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAKALAR NOMOR : 06 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGANN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TAKALAR, Menimbang : a. bahwa dalam rangka mewujudkan

Lebih terperinci

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PEKALONGAN, Menimbang

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2006 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2006 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2006 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 81 TAHUN : 2007 SERI : C PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 12 TAHUN 2007 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 81 TAHUN : 2007 SERI : C PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 12 TAHUN 2007 TENTANG LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 81 TAHUN : 2007 SERI : C PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 12 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI DAN RETRIBUSI KEPENDUDUKAN DI KOTA CIMAHI DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci