BUPATI KOTAWARINGIN BARAT

Transkripsi

1 BUPATI KOTAWARINGIN BARAT KEPUTUSAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 28 TAHUN 2002 T E N T A N G PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 7 TAHUN 2002 TENTANG KEPENDUDUKAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT Menimbang : a. bahwa, dalam rangka untuk kelancaran pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat Nomor 7 Tahun 2002 tentang Kependudukan (Lembaran Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2002 Nomor 2, Seri D), dipandang perlu mengatur lebih lanjut petunjuk pelaksanaannya; b. bahwa, berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a diatas, perlu ditetapkan dengan Keputusan Bupati Kotawaringin Barat. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1947 tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1946 tentang Warga Negara dan Penduduk Negara Republik Indonesia; 2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1951 tentang Larangan Membawa Senjata Api dan Senjata Tajam; 3. Undang-Undang Nomor 9 Drt Tahun 1953 tentang Pengawasan orang Asing (Lembaran Negara RI Tahun 1953 Nomor 64 ); 4. Undang-Undang Nomor 62 Tahun 1958 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia (Lembaran Negara RI Tahun 1958 Nomor 113, Tambahan lembaran Negara RI Nomor 1647);

2 Undang-Undang Nomor 27 Tahun 1959 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II di Kalimantan (Lembaran Negara RI Tahun 1959 Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 1820); 6. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara RI Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 3209); 7. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan (Lembaran Negara RI Tahun 1974 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 3474); 8. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1992 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Sejahtera (Lembaran Negara RI Tahun 1992 Nomor 35 ); 9. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah (lembaran Negara RI Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 3839); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia (Lembaran Negara RI Tahun 1999 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 3836); 11. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia (Lembaran Negara RI Tahun 2000 Nomor 208, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4026); 12. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara RI Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 3925); 13. Keputusan Presiden Nomor 44 Tahun 1999 tentang Teknik Penyusunan Peraturan Perundang-undangan dan Bentuk Undang-undang, Rancangan Peraturan Pemerintah dan Rancangan Keputusan Presiden ; 14. Keputusan Presiden RI Nomor 49 Tahun 2001 Penataan Lembaga Ketahanan Masyarakat desa atau sebutan lain; 15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 1999 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pendaftaran Penduduk; 16. Peraturan Daerah Propinsi Kalimantan Tengah Nomor 9 Tahun 2001 tentang Penanganan Penduduk Dampak Konflik Etnik; 17. Peraturan Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat Nomor 13 Tahun 2000 tentang Organisasi dan Tata Kerja Pemerintahan Desa (Lembaran Daerah Tahun 2000 Nomor : 05, Seri : D); 18. Peraturan Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat Nomor 24 Tahun 2000 tentang Rincian Kewenangan Pelaksanaan Otonomi Daerah di Kabupaten Kotawaringin

3 Barat (Lembaran Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2000 Nomor : 14 Seri : D) ; 19. Peraturan Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kelembagaan, Struktur Organisasi, Tugas Pokok dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat (Lembaran Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2000 Nomor : 15 Seri : D), sebagaimana diubah pertama kali dengan Peraturan Daerah Nomor 29 Tahun 2000 (Lembaran Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2000 Nomor : 23 Seri : D); 20. Peraturan Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat Nomor 7 Tahun 2002 tentang Kependudukan (Lembaran Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2002 Nomor 2 Seri : D). M E M U T U S K A N : Menetapkan : KEPUTUSAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 7 TAHUN 2002 TENTANG KEPENDUDUKAN. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Keputusan ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Kotawaringin Barat ; 2. Pemerintah Daerah adalah Bupati beserta Perangkat Daerah Otonom yang lain sebagai Badan Eksekutif Daerah ; 3. Bupati adalah Bupati Kotawaringin Barat ; 4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat yang selanjutnya disebut DPRD adalah Badan Legislatif Daerah : 5. Pemerintahan Daerah adalah Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Otonom oleh Pemerintah Daerah dan DPRD menurut Azas Desentralisasi; 6. Pejabat adalah Pegawai Negeri yang diberi tugas tertentu sesuai Peraturan Perundang-undangan yang berlaku; 7. Kecamatan adalah Wilayah Kerja Camat sebagai Perangkat Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat;

4 Kepala Kecamatan disebut Camat; 9. Kelurahan adalah Wilayah Kerja Lurah sebagai Perangkat Daerah Kabupaten dan atau Daerah Kota di bawah Kecamatan; 10. Lurah adalah Kepala Kelurahan; 11. Desa atau yang disebut dengan nama lain selanjutnya disebut Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat berdasarkan asal usul dan adat istiadat yang diakui dalam sistem Pemerintahan Nasional dan berada di Daerah Kabupaten; 12. Kepala Desa adalah Kepala Pemerintahan Desa; 13. Penduduk adalah orang dalam matranya sebagai diri pribadi, anggota keluarga, anggota masyarakat warga negara dan himpunan kuantitas yang bertempat tinggal disuatu tempat dalam batas wilayah negara Kesatuan Republik Indonesia pada waktu tertentu; 14. Penduduk Sementara adalah setiap Warga Negara Asing Pemegang Izin tinggal terbatas di Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia; 15. Keluarga adalah seseorang atau sekelompok orang yang tidak terbatas pada orang yang mempunyai hubungan darah atau tali perkawinan dengan seseorang yang mendiami sebagian atau seluruhnya Bangunan dan Terdaftar dalam Kartu Keluarga; 16. Pindah/ Datang adalah perubahan tempat tinggal dari tempat lama ke tempat baru untuk menetap; 17. Buku Induk Penduduk/ Buku Induk Penduduk Sementara adalah Buku yang memuat catatan perubahan data setiap penduduk/ penduduk sementara dalam wilayah suatu Desa/ Kelurahan; 18. Surat Keterangan adalah surat yang dikeluarkan oleh Kepala Desa/ Kepala Kelurahan mengenai data penduduk; 19. Kartu Keluarga selanjutnya disingkat KK adalah Kartu yang memuat data Kepala Keluarga dan semua anggota keluarga; 20. Kartu Tanda Penduduk yang selanjutnya disingkat KTP adalah Kartu sebagai bukti diri (legitimasi) bagi setiap penduduk baik WNI maupun WNA dalam Wilayah Negara Republik Indonesia.

5 BAB II PENDATAAN DAN PELAPORAN Bagian Pertama PERKAWINAN Pasal 2 (1) Setiap perkawinan yang sah menurut hukum agama dan kepercayaan yang bersangkutan, wajib melaporkan secara tertulis/ lisan kepada Kepala Desa/ Lurah setempat dengan melampirkan data-data sebagai berikut : a. Foto copy Surat Akte Nikah/ Perkawinan atau sejenisnya; b. Foto copy Kartu Tanda Penduduk (KTP) suami/ istri; c. Foto copy Akte Perceraian bagi Istri/ Suami, Janda/ Duda yang cerai/ mati; d. Dokumen Imigrasi bagi WNA. (2) Bagi Perkawinan yang dilaksanakan di luar daerah, wajib melaporkan diri perkawinannya kepada Kepala Desa/ Lurah setempat setelah kembali ke Daerah selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari dengan dilampirkan persyaratan sebagaimana dimaksud ayat (1). Pasal 3 (1) Dengan berubahnya status penduduk yang diakibatkan oleh perkawinan, Kepala Desa/ Lurah mencabut Kartu Tanda Penduduk (KTP) Asli kedua Calon Mempelai. (2) Kepada penduduk yang berubah status dari perjaka/ perawan menjadi kawin agar membuat KTP baru sesuai dengan perubahan statusnya akibat perkawinan dan membuat Kartu Keluarga Baru, dengan mencantumkan nama keduanya. Bagian Kedua KELAHIRAN Pasal 4 (1) Setiap Kelahiran, wajib dilaporkan oleh orang tuanya/ keluarga/ kuasanya kepada Kepala Desa/ Lurah setempat selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal Kelahiran, untuk mendapatkan Surat Keterangan Kelahiran dari Pemerintah Desa/ Kelurahan setempat.

6 (2) Pelaporan Kelahiran yang melewati jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) Pasal ini harus mendapatkan Surat dispensasi/ persetujuan dari Kepala Desa/ Lurah setempat. (3) Persyaratan Pelaporan Kelahiran : a. Surat Pengantar dari RT/ RW setempat; b. Surat Keterangan Lahir dari Dokter/ Bidan/ Bidan Desa atau Kampung; c. Foto copy Akte Nikah/ Perkawinan Orang Tua; d. Foto copy Kartu Tanda Penduduk orang tua; e. Foto copy Kartu Keluarga; f. Surat Keterangan tempat tinggal sementara dari kepala Desa/ Lurah bagi Penduduk sementara; g. Dokumen Imigrasi bagi Warga Negara Asing. (4) Pelaporan Kelahiran sebagaimana dimaksud ayat (3) diatas, diteruskan kepada Pejabat yang berwenang untuk mendapatkan surat Keterangan Kelahiran dan atau Akte Kelahiran, sesuai dengan ketentuan yang berlaku. (5) Nama anak yang lahir dimaksudkan dalam daftar Kartu Keluarga dan status anak dimaksud diisi sesuai dengan kolom yang ada pada Kartu Keluarga. (6) Bentuk Surat pengantar sebagaimana dimaksud ayat (4) terlampir dan merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari Keputusan ini. (7) Setiap Kelahiran yang terjadi di luar daerah, wajib dilaporkan oleh orang tuanya atau keluarganya atau kuasanya kepada Kepala Desa/ Lurah setempat setelah kembali ke Daerah. Pasal 5 Bagi penduduk yang belum memiliki Akta Kelahiran dan telah memasuki usia sekolah seperti TK, SD, SLTP, SLTA, Perguruan Tinggi, maupun penduduk yang telah memasuki usia dewasa selain melengkapi persyaratan sebagaimana ayat (2) Pasal ini agar melampirkan foto copy Ijazah/ SK CPN/ PN bagi Pegawai Negeri. Bagian Ketiga PENGAKUAN DAN PENGESAHAN ANAK Pasal 6 (1) Setiap Pengakuan dan Pengesahan Anak, wajib dilaporkan kepada Kepala Desa/ Lurah setempat, dengan melampirkan data : a. Surat Pengantar dari RT/ RW setempat. b. Foto copy Akte/ Surat Keterangan Kelahiran Anak;

7 c. Foto copy Akte Perkawinan/ Nikah Orang Tuanya; d. Foto copy Akte Pengakuan dan Pengesahan Anak dari Pejabat yang berwenang/ Majelis Adat; e. Dokumen Imigrasi bagi WNA. (2) Nama anak sebagaimana dimaksud ayat (1) dimasukkan dalam Kartu Keluarga dan status anak dimaksud diisi sesuai dengan kolom yang ada dalam Kartu Keluarga. (3) Selain itu setiap Pengakuan dan Pengesahan Anak di luar Daerah harus dilaporkan kepada Kepala Desa/ Lurah setempat setelah kembali ke Daerah selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari. Bagian Keempat PENGANGKATAN ANAK Pasal 7 (1) Pengangkatan Anak yang telah mendapatkan penetapan dari Pejabat yang berwenang berdasarkan peraturan Perundang-undangan yang berlaku, wajib dilaporkan kepada Kepala Desa/ Lurah setempat oleh orang tuanya atau Keluarganya atau kuasanya atau yang mengangkat anak. (2) Pelaporan Pengangkatan Anak sebagaimana dimaksud ayat (1) Pasal ini harus melampirkan data : a. Surat Pengantar dari RT/ RW setempat; b. Foto copy Penetapan Pengadilan Negeri tentang Pengangkatan Anak; c. Foto copy Akte/ Surat Keterangan Kelahiran Anak; d. Dokumen Imigrasi bagi WNA. e. Kartu Keluarga. (3) Nama anak sebagaimana dimaksud ayat (1) dimasukkan dalam Kartu Kelurga dan diisi sesuai status anak. (4) Pengangkatan anak yang terjadi di luar Daerah wajib dilaporkan kepada Kepala Desa/ Lurah setempat setelah kembali ke daerah selambat lambatnya 30 ( tiga puluh) hari.

8 Bagian Kelima P E R C E R A I A N Pasal 8 (1) Perceraian yang sah atau telah mendapatkan penetapan yang mempunyai kekuatan hukum tetap, wajib dilaporkan kepada Kepala Desa/ Lurah dengan melampirkan data : a. Surat Pengantar dari Ketua RT/ RW setempat. b. Putusan Pengadilan tentang Penetapan Perceraian; c. Foto copy Akte Nikah bagi yang beragama Islam; d. Akte Perkawinan bagi yang bukan beragama Islam; e. Dokumen Imigrasi bagi WNA. (2) bagi penduduk yang telah mendapatkan putusan Pengadilan tentang Penetapan Perceraian, Kepala Keluarga membuat perubahan daftar nama dalam Kartu Keluarga, mengenai status perkawinan dengan mengisi pada kolom Janda/ Duda. (3) Apabila dalam keluarga yang mengalami perceraian terdiri dari beberapa orang anak dan anak-anak tersebut memilih salah satu orang tua ayah/ ibu, maka Kartu Keluarga yang ada disesuaikan dengan kondisi keluarga setelah perceraian dibuat Kartu Keluarga yang baru. (4) Perceraian yang dilaksanakan di luar Daerah wajib dilaporkan kepada Kepala Desa/ Lurah setempat setelah kembali ke daerah selambat lambatnya 30 ( tiga puluh) hari. Pasal 9 Bagi penduduk yang telah mengalami proses perceraian selain mengubah status perkawinan dalam Kartu Keluarga yang bersangkutan juga harus mengganti Kartu Tanda Penduduknya sesuai dengan status perkawinan Janda/ Duda. Pasal 10 Pemerintah Desa/ Kelurahan mencatat setiap perubahan status penduduk pada Buku Induk Penduduk.

9 Bagian Keenam PERUBAHAN NAMA Pasal 11 (1) Perubahan nama yang telah mendapat penetapan dari pejabat yang berwenang berdasarkan peraturan Perundang-undangan yang berlaku, wajib dilaporkan kepada Kepala Desa/ Lurah setempat. (2) Pelaporan perubahan nama sebagaimana dimaksud ayat (1) kepada Kepala Desa/ Lurah dengan melampirkan data : a. Surat pengantar dari Ketua RT/ RW setempat; b. Foto copy Surat Keterangan/ Akte Perubahan nama; c. Foto copy Akte Perkawinan/ Nikah bagi yang sudah/ pernah kawin; d. Foto copy Akte/ Surat Keterangan Kelahiran; e. Dokumen Imigrasi bagi WNA. (3) Perubahan nama sebagaimana dimaksud ayat (1) segera diadakan perbaikan pada Kartu Keluarga dan melaporkan kepada Ketua RT, bahwa nama yang bersangkutan berubah sehingga Ketua RT dapat memperbaiki nama yang bersangkutan pada Kartu Keluarga yang bersangkutan; (4) Perubahan nama sebagaimana dimaksud ayat (2), maka Kartu Tanda Penduduk diganti sesuai nama yang baru, dan tidak mempengaruhi pada Noor Register KTP yang ada.. Bagian Ketujuh KEDATANGAN PENDUDUK Pasal 12 (1) Setiap Kedatangan Penduduk, Penduduk Sementara dan atau tamu yang berada di wilayah Kabupaten Kotawaringin Barat, wajib melaporkan diri kepada Kepala Desa/ Lurah melalui Ketua Rukun Tetangga (RT) di wilayah Desa/ Kelurahan setempat dalam jangka waktu 1 (satu) kali 24 jam (1 x 24 jam) dengan melampirkan/ menunjukkan : a. Surat Pengantar dari Ketua RT/ RW setempat; b. Kartu Tanda Penduduk (KTP) Asli/ salinan/ foto copy; c. Surat Keterangan Bepergian/ Pindah dari Pejabat yang berwenang; d. Foto copy Akte Nikah/ Surat Perkawinan bagi yang sudah kawin.

10 (2) Bagi Pendatang baru, Tamu yang tidak dapat menunjukkan bukti diri sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal ini, maka yang bersangkutan harus kembali ke daerah asalnya atau meninggalkan wilayah Kabupaten Kotawaringin Bara, kecuali ada jaminan yang bersangkutan berkelakuan baik dan dapat dipertanggungjawabkan baik dari keluarga kerabat, masyarakat lingkungan berdasarkan surat pernyataan yang diketahui oleh RT/ RW setempat. (3) Bagi Pendatang Baru, Tamu yang jelas identitasnya berdasarkan bukti diri yang sah dengan tujuan untuk mencari pekerjaan yang tidak bertentangan dengan ketentuan Hukum yang berlaku dan adat istiadat setempat, diberi waktu 6 (enam) bulan berada di wilayah Kabupaten Kotawaringin Barat dan dapat diberikan KTP sementara bila diperlukan oleh yang bersangkutan. (4) bagi pendatang baru, sebagaimana dimaksud ayat (3) yang setelah jangka waktu 6 (enam) bulan berada diwilayah Kabupaten Kotawaringin Barat dan telah memiliki pekerjaan yang jelas/ tetap dan tidak bertentangan dengan ketentuan hukum yang berlaku/ adat istiadat setempat, maka yang bersangkutan dianggap sebagai penduduk Kabupaten Kotawaringin Barat dan diwajibkan untuk mendapatkan KTP tetap sesuai ketentuan yang berlaku. (5) Apabila dalam jangka waktu 6 (enam) bulan tidak mempunyai pekerjaan yang jelas/ tetap, maka Kepala Desa/ Lurah berdasarkan keterangan dari Ketua RT berhak untuk meminta yang bersangkutan kembali ke daerahnya asalnya dan atau meninggalkan wilayah Kabupaten Kotawaringin Barat. (6) Apabila yang bersangkutan tetap tidak mengindahkan permintaan Kepala Desa/ Lurah untuk kembali ke daerah asalnya, maka Kepala Desa/ Lurah harus melaporkan kepada Camat setempat untuk diambil tindakan selanjutnya. Pasal 13 (1) Setiap penduduk yang berusia 17 Tahun atau sudah pernah kawin, kedatangan penduduk akibat kepindahan berdasarkan surat keterangan pindah, wajib didaftarkan kepada Kepala Desa/ Lurah melalui Ketua Rukun Tetangga (RT) diwilayah Desa/ Kelurahan untuk mendapatkan Kartu Keluarga, Kartu Tanda Penduduk sesuai ketentuan peraturan Perundang-undangan yang berlaku. (2) Untuk mendapatkan KTP, Kartu Keluarga sebagaimana dimaksud ayat (1) dengan melampirkan : a. Surat Pengantar dari Ketua RT/ RW setempat; b. Kartu Tanda Penduduk/ Foto Kartu Tanda Penduduk asal; c. Surat Keterangan Pindah Penduduk; d. Dokumen Imigrasi bagi WNA;

11 e. Foto copy Akte Nikah/ Akte Perkawinan bagi yang sudah kawin. Pasal 14 (1) Bagi Tamu yang melaporkan diri ke RT/ RW harus mempertanyakan lama yang bersangkutan tinggal, tempat tinggal, alamat, keluarga yang menjamin, hubungan keluarga dengan keluarga yang menjamin. (2) Apabila tamu yang melebihi jangka waktu tinggal sebagaimana dimaksud ayat (1) maka Ketua RT harus mempertanyakan kepada yang bersangkutan alasan melebihi jangka waktu tinggal dimaksud. (3) Apabila alasan perpanjangan dan atau tempat tinggal tidak jelas, maka Kepala Desa/ Lurah berdasarkan laporan dari Ketua RT dapat membuat surat kepada yang bersangkutan untuk meninggalkan wilayah Kabupaten Kotawaringin Barat dengan tembusan camat. Pasal 15 (1) Sebagai bukti pelaporan sebagaimana pasal 11 ayat (1) bagi penduduk yang membawa surat bepergian atau pindah diberikan surat keterangan pendaftaran dari Kepala Desa/ Lurah setelah menerima laporan/ rekomendasi dari Ketua RT. (2) Surat keterangan Pendaftaran Penduduk sebagaimana dimaksud ayat (1) diberikan paling lama 3 (tiga) hari sejak tanggal keterangan/ pelaporan. (3) Kedatangan penduduk antar warga negara asing dan penduduk sementara yang diakibatkan perpindahan antar daerah di dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan surat keterangan pindah dari negara lain atau daerah lain wajib didaftarkan kepada Pejabat yang berwenang dalam jangka waktu 7 (tujuh), hari sejak tanggal kedatangan/ pelaporan. Bagian Kedelapan KEPINDAHAN PENDUDUK Pasal 16 (1) Setiap Kepindahan Penduduk wajib melaporkan diri, mendaftarkan kepada Kepala Desa/ Lurah melalui Ketua Rukun Tetangga (RT) setempat dan diterbitkan Surat Keterangan Pindah yang ditanda tangani oleh Pejabat yang berwenang. (2) Penetapan atau pendaftaran diri setiap Kepindahan Penduduk Warga sebagaimana dimaksud ayat (1) melampirkan syarat-syarat: a. Surat pengantar dari RT/ RW setempat.

12 b. Foto copy Kartu Tanda Penduduk. c. Surat Keterangan pindah dari daerah asalnya. (3) Setiap kepindahan Penduduk Warga Negara Asing atau penduduk sementara diatur sebagai berikut : a. Kepindahan antar Desa/ Kelurahan dalam suatu kecamatan dan kepindahan antar kecamatan dalam satu Kabupaten diterbitkan Surat Pindah yang ditanda tangani Kepala Desa atau Lurah setelah mendapat Surat Keterangan dari Ketua Rukun Tetangga (RT) setempat. b. Kepindahan antar Kabupaten/ Kotamadya dalam suatu Propinsi dan perpindahan antar Propinsi atau keluar Negeri, diterbitkan Surat Keterangan Pindah yang ditanda tangani oleh Camat setelah mendapat Surat Keterangan dari Ketua Rukun Tetangga (RT) setempat dan Kepala Desa atau Lurah setempat. (4) Kepindahan Penduduk dan Penduduk Sementara dalam wilayah/ lingkungan satu Desa/ Kelurahan hanya merupakan pindah alamat tempat tinggal, tidak diterbitkan Surat Keterangan Pindah cukup Surat Keterangan dari Ketua Rukun Tetangga (RT) setempat. Bagian Kesembilan PERUBAHAN STATUS KEPENDUDUKAN Pasal 17 Perubahan Penduduk Sementara yang telah memperoleh izin tinggal tetap dari Pejabat yang berwenang, wajib melaporkan diri kepada Kepala Desa/ Lurah melalui Ketua Rukun Tetangga (RT) setempat. a. Surat pengantar dari RT/ RW setempat. b. Foto copy/ salinan Kartu izin tinggal menetap dari Direktorat Jendral Imigrasi. c. Foto copy Paspor. Bagian Kesepuluh PERUBAHAN KEWARGANEGARAAN Pasal 18 Perubahan Kewarganegaraan yang telah mendapat penetapan/ keputusan dari Pejabat yang berwenang wajib dilaporkan kepada Kepala Desa/ Lurah setempat dengan melampirkan data :

13 a. Surat pengantar dari RT/ RW setempat. b. Foto copy Surat Bukti Perubahan status Kewarganegaraan. c. Foto copy Kartu Keluarga. d. Foto copy Kartu Tanda Penduduk (KTP) Bagian Kesebelas K E M A T I A N Pasal 19 (1) Setiap Kematian wajib dilaporkan oleh keluarganya atau kuasanya kepada Kepala Desa/ Lurah melalui Ketua Rukun Tetangga setempat selambat-lambatnya 3 (tiga) hari kerja sejak tanggal kematian. (2) Syarat-syarat pelaporan : a. Surat pengantar dari RT/ RW setempat. b. Kartu Keluarga. c. Surat keterangan visum et repertum dari dokter puskesmas, rumah sakit atau surat keterangan lainnya. (3) Setiap Kematian Penduduk yang terjadi diluar daerah wajib dilaporkan oleh Keluarganya atau kuasanya kepada Kepala Desa/ Lurah melalui Ketua Rukun Tetangga (RT) setempat. BAB III HAK DAN KEWAJIBAN Pasal 20 Setiap Penduduk Warga Negara Republik Indonesia mempunyai hak untuk : a. Bertempat tinggal di seluruh wilayah Republik Indonesia termasuk di wilayah Kabupaten Kotawaringin Barat Propinsi Kalimantan Tengah. b. Sama kedudukannya didalam hukum dan pemerintahan. c. Mendapatkan pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi Kemanusiaan. d. Mendapatkan hak-hak lain sesuai ketentuan peraturan Perundang-undangan yang berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan Adat Istiadat setempat. e. Memperoleh pelayanan yang sama dan adil dalam penyelenggaraan Pemerintahan, Pembangunan dan Kemasyarakatan.

14 Pasal 21 Setiap Penduduk Warga Negara Republik Indonesia (WNA) maupun Warga Negara Asing (WNA) yang berada/ bertempat tinggal di Daerah mempunyai kewajiban : a. Wajib menjunjung tinggi dan menghormati hukum, Hak Azasi Manusia serta Adat Istiadat setempat. b. Wajib memelihara dan menjaga keutuhan, kesatuan dan persatuan. c. Wajib menerapkan prinsip Dimana Bumi di Pijak Disitu Langit di Junjung. d. Wajib menciptakan suasana yang tenang, aman dan damai. e. Wajib menjunjung tinggi semangat hormat-menghormati sesama warga, antara pemeluk Agama/ Kepercayaan. f. Wajib menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaan. g. Wajib menjaga dan menghormati hak-hak orang lain. h. Wajib menjauhi sikap dan perilaku yang bertentangan dengan agama, hukum dan adat istiadat setempat. i. Wajib mematuhi, mentaati semua ketentuan hukum, peraturan Perundangundangan yang berlaku dan Adat Istiadat setempat. j. Memiliki Akta Pencatatan Penduduk sesuai dengan ketentuan yang berlaku. k. Setiap Kepala Keluarga wajib memiliki KK sesuai dengan ketentuan yang berlaku. l. Setiap penduduk yang berusia 1 (tujuh belas) tahun atau lebih dan atau sudah pernah kawin wajib memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP) sesuai ketentuan yang berlaku. BAB IV L A R A N G A N Pasal 22 (1) Setiap Penduduk maupun Penduduk Sementara, Penduduk Pendatang dan Tamu, dilarang membuat, menyimpan, memiliki, membawa, menggunakan dan menjual senjata api, bom dan bahan peledak atau bahan sejenisnya lainnya, tanpa izin dari pihak berwajib. (2) Setiap Penduduk maupun Penduduk Sementara, Penduduk Pendatang dan Tamu di larang membawa, menggunakan senjata tajam dan atau barang sejenis lainnya, di tempat umum, keramaian, tanpa mendapat izin dari yang berwajib. Kecuali untuk keperluan Acara Ritual, Berburu Binatang, Ikan, Bertani, Berkebun dan

15 kegiatan lain yang dapat dipertanggung jawabkan serta tidak bertentangan dengan ketentuan Hukum dan peraturan Perundang-undangan yang berlaku. (3) Setiap Penduduk maupun Penduduk Sementara, Penduduk Pendatang dan Tamu di larang memiliki, mengusai dan mendapatkan hak-hak dan hak orang lain yang bertentangan dengan ketentuan peraturan Perundang-undangan yang berlaku dan Adat Istiadat setempat. (4) Setiap Penduduk maupun Penduduk Sementara, Penduduk Pendatang dan Tamu di larang melakukan hal-hal dan perbuatan yang bertentangan dengan hukum, budaya dan adat istiadat setempat serta peraturan Perundang-undangan yang berlaku. BAB V PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN Pasal 23 (1) Kepala Desa/ Lurah wajib melaporkan data Kependudukan di wilayahnya masing-masing kepada Camat setiap 1 (satu) bulan dan 3 (tiga) bulan. (2) Camat wajib melaporkan data hasil pendataan dan pelaporan penduduk di wilayahnya kepada Kepala Daerah setiap bulan. (3) Bilamana dipandang perlu, Kepala Daerah dapat membentuk Tim Pengendalian dan Pengawasan yang ditetapkan dengan Keputusan Kepala Daerah. BAB VI TUGAS DAN WEWENANG Pasal 19 Menunjuk, menugaskan, memberi wewenang dan tanggung jawab kepada Camat, Kepala Desa/ Lurah dan Ketua RT/ RW untuk melaksanakan tugas sesuai kewenangannya masing-masing sebagaimana yang diatur dalam Peraturan daerah Nomor 7 Tahun 2002 tentang Kependudukan dan Keputusan ini.

16 BAB VII KETENTUAN PENUTUP Pasal 25 Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar supaya setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Keputusan ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat. Ditetapkan di Pangkalan Bun Pada tanggal 19 Desember 2002 BUPATI KOTAWARINGIN BARAT, Cap/ttd Diundangkan di Pangkalan Bun Pada tanggal 19 Desember Ir. H. ABDUL RAZAK SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT, Cap/ttd Drs. J. DJUDAE ANOM NIP LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT TAHUN 2002 NOMOR : 6, SERI : D.