ANALISIS PERHITUNGAN DAN PEMOTONGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 (PPh 21) ATAS GAJI PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) PADA POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
|
|
- Hamdani Rachman
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 ANALISIS PERHITUNGAN DAN PEMOTONGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 (PPh 21) ATAS GAJI PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) PADA POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG Oleh : Risky Wahyuaning Putri *) Jeni Susyanti **) M. Khoirul ABS ***) Abstract This studi aims to determine the suitabilty an Poltekes Kemenkes Malang of Instution in calculating and cutting of income tax article 21 for the salaries of civil servants besad on the tax regulation is PER-16/PJ/2016. This type of research is a descriptive research. The population of this research is all employees PNS are 120 people. The sample is this research using census method amounting to 120 people. The result of this research that there is differences in the calculating of income tax article 21 is cut, and tax provisions are use an Poltekes Kemenkes Malang of Instution, so that the differences are over paid. Keywords: Analysis of cutting Caluculation, payroll of PNS, Income Tax Article 21. I. PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pajak merupakan salah satu sumber pendanaan bagi Negara, sektor pajak mempunyai kontribusi yang cukup tinggi sehingga dapat diharapkan mampu mengurangi hutang luar negeri yang dilakukan oleh Negara kita. Pajak merupakan pilihan alternatif yang tepat bagi Negara karena dengan adanya pajak masyarakat dapat bertindak secara aktif dalam pembiyaan pembangunan Negara. Pajak menurut Undang-undang Nomor 16 Tahun 2009 Pasal 1 Ayat 1 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (Mardiasmo, 2016:2). Pajak adalah kontribusi wajib kepada Negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan Negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Menurut Mardiasmo (2016:4) pajak memiliki fungsi anatara lain : a. Fungsi Anggaran (Budgetair). b. Fungsi mengatur (Cregulerend). Di Indonesia Peraturan Perpajakan telah mengalami revisi. Revisi terakhir yaitu UU Nomor 36 Tahun 2008, dengan Peraturan Dirjen Pajak No. PER- 31/PJ/2009, PER-57/PJ/2009, PER-31/PJ/2012, PER-32/PJ/2015. Namun mulai 1 Januari 2016 telah dilakukan perubahan peraturan baru yaitu Peraturan Dirjen Risky Wahyuaning Putri, Jeni Susyanti, M. Khoirul ABS 137
2 Pajak No. PER-16/PJ/2016. perubahan terletak pada besarnya tarif pengenaan pajak dan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP). Pengenaan pajak ini di tunjukan atas penghasilan yang diterima oleh subyek pajak secara teratur berupa gaji, honorarium, uang pensiunan, upah, premi asuransi, uang lemburan, serta uang tunjangan yang diberikan oleh pemberi kerja. Subyek Pajak atas Pajak Penghasilan Pasal 21 diantaranya pegawai, pegawai tidak tetap, tenaga ahli, serta PNS. Berdasarkan hasil dari beberapa penelitian salah satunya yaitu penelitian yang dilakukan tamjiddin (2012) mengungkapkan bahwa perhitungan Pajak Penghasilan atas gaji Pegawai Negeri sipil terjadi ketidak sesuaian, ini dikarenakan salah perhitungan yang dilakukan oleh pihak terkait sehingga terjadi selisih yaitu lebih bayar. Sehingga pada kesempatan kali ini penelitian ini di angkat kembali dengan judul Analisis Perhitungan dan Pemotongan PPh Pasal 21 atas Gaaji PNS pada Poltekes Malang. 1.2 Rumusan Masalah Apakah Instansi Politeknik Kesehatan Malang telah melakukan perhitungan dan pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21 atas gaji Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang sudah ber-npwp sesuai dengan PER-16/PJ/ Tujuan Penelitian Untuk mengetahui kesesuaian Instansi Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang dalam melakukan perhitungan dan pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21 atas gaji Pegawai Negeri Sipil yang telah memiliki NPWP, dengan berdasarkan ketentuan perpajakan sesuai dengan PER-16/PJ/ Manfaat Penelitian a. Menambah pengetahuan, wawasan, dan informasi lebih dalam lagi mengenai cara penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 serta penerapan Pajak Penghasilan Pasal 21 yang sesuai dengan ketentuan perpajakan yang berlaku, khususnya pada Politeknik Kesehatan Malang. b. Hasil penelitian ini dapat menjadi saran dan bahan evaluasi bagi Politeknik Kesehan Malang, dalam menjalankan kewajiban perpajakan agar sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku khususnya dalam hal Pajak Penghasilan Pasal 21. c. Sebagai referensi bagi peneliti-peneliti berikutnya yang akan mengambil topic penelitian yang sama yaitu Pajak Penghasilan Pasal TINJAUAN TEORI 2.1 Pajak Definisi pajak berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 Pasal 1 Ayat 1 berbunyi Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terhutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Risky Wahyuaning Putri, Jeni Susyanti, M. Khoirul ABS 138
3 Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. 2.2 Jenis-jenis Pajak 1. Menurut Golongan a. Pajak Langsung adalah pajak yang harus dipikul atau ditanggung sendiri oleh Wajib Pajak. b. Pajak Tidak Langsung adalah pajak yang dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain atau pihak ketiga. 2. Menurut Sifat a. Pajak Subyektif adalah pajak yang penangannya memperhatikan keadaan pribadi Wajib Pajak. b. Pajak Obyektif adalah pajak yang pengenaannya memperhatikan obyeknya, tanpa memperhatikan keadaan pribadi Wajib Pajak dan tempat tinggalnya. 3. Menurut Lembaga Pemungut a. Pajak Negara adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan digunakan untuk membiayai rumah tangga negara pada umumnya. Misalnya, PPh, PPN, PPnBM. b. Pajak Daerah adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah, baik daerah tingkat I (Pajak Provinsi) maupun daerah tingkat II (Pajak Kabupaten/Kota). 2.3 Sistem Pemungutan Pajak a. Official Assessment System Sistem pemungutan pajak yang memberi kewenangan aparatur perpajakan untuk menentukan sendiri jumlah pajak yang terutang setiap tahunnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dalam system ini, kegiatan menghitung dan memungut pajak sepenuhnya berada di tangan para aparatur pajak. b. Self Assessment System System pemungutan pajak yang memberi wewenang pada Wajib Pajak dalam menentukan sendiri jumlah pajak yang terutang setiap tahunnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan. c. With Holding Sytem System pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada pihak ketiga yang ditunjuk untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh Wajib Pajak sesuai dengan peraturan perundang-undangan. 2.4 Pajak Penghasilan Risky Wahyuaning Putri, Jeni Susyanti, M. Khoirul ABS 139
4 Pajak Penghasilan (PPh) adalah Pajak yang dikenakan terhadap orang pribadi dan badan, yang berkenaan dengan penghasilan yang diterima atau diperoleh selama satu tahun pajak. 2.5 Subyek Pajak Penghasilan Resmi (2016:71) menyatakan bahwa Subyek Pajak Penghasilan adalah segala sesuatu yang mempunyai potensi untuk memperoleh penghasilan dan menjadi sasaran untuk dikenakan Pajak Penghasilan. Sedangkan menurut Waluyo (2008:89) Subuek Pajak Penghasilan yaitu orang yang dituju oleh Undang-undang untuk dikenakan pajak, subyek pajak berkenaan dengan penghasilan yang diterima dalam tahun pajak. 2.6 Pajak Penghasilan Pasal 21 Definisi Pajak Penghasilan Pasal 21 menurut Susyanti dan Dahlan (2015:62). Pajak penghasilan Pasal 21 adalah pajak atas penghasilan berupa gaji, honorarium, tunjangan, dan pembayaran lain dengan nama dan dalam bentuk apapun sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan, jasa, dan kegiatan yang dilakukan oleh orang pribadi. Menurut Sari (2014;25) Pajak Penghasilan Pasal 21 merupakan pajak yang harus dipotong oleh pemberi kerja atas imbalan baik berupa gaji, honorarium, upah, tunjangan, penghargaan, maupun imbalan dalam bentuk pembayaran lain yang diterima oleh Wajib Pajak dalam negeri berhubungan dengan pekerjaan, jasa, dan kegiatan yang dilakukan oleh Wajib Pajak tersebut. 2.7 Subyek Pajak Penghasilan Pasal 21 Subyek Pajak Penghasilan Pasal 21 adalah orang pribadi yang menerima penghasilan sehubungan dengan pekerjaan, yang terdiri dari: 1. Pegawai yang meliputi, PNS, pegawai tetap, dan pegawai lepas yang memperoleh penghasilan dari pemberi kerja secara berkala. 2. Penerima uang pesangon, pensiun, tunjangan hari tua. 3. Bukan pegawai yang menerima penghasilan sehubungan dengan pekerjaan, jasa, atau kegiatan lain 2.8 Obyek Pajak Penghasilan Pasal 21 Obyek pajak adalah penghasilan, yaitu setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak yang dapat dipakai untuk menambah kekayaan Wajib Pajak yang bersangkutan dengan nama dan dalam bentuk apapun. 2.9 Pemungut Pajak Penghasilan Pasal 21 Pemungut PPh 21 adalah Wajib Pajak orang pribadi atau badan yang mempunyai kewajiban melakukan pemotongan pajak atas penghasilan sehubungan dengan pekerjaan, jasa, atau kegiatan (Resmi, 2016:175). Pemungutan Pajak Penghasilan sesuai dengan Peraturan Dirjen Pajak Nomor Risky Wahyuaning Putri, Jeni Susyanti, M. Khoirul ABS 140
5 PER-16/PJ/2016. Pemungut pajak meliputi: Pemberi kerja yang terdiri dari orang pribadi atau badan, Bendaharawan pemerintah baik pusat maupun daerah termasuk institusi TNI/POLRI, pemerintah daerah dan sebagainya, Dana pensiun atau badan lain yang membayar dana pensiun dan tunjangan hari tua, Perusahaan dan bentuk usaha tetap, Penyelenggara kegiatan, Yayasan, lembaga, asosiasi serta organisasi lain yang bersifat nasional dan internasional yang telah ditentukan berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Tarif Pajak Penghasilan Pasal 21 Tarif pajak yang diterapkan atas Penghasilan Kena Pajak bagi pejabat negara yang penghasilannya diatur dalam ketentuan Pajak Khusus. a. Tarif khusus atas Penghasilan yang bersumber dari APBN yang diterima oleh Pejabat PNS, anggota TNI/Polri, dan pensiunannya. 3.1 Tarif 0% dari jumlah bruto honorarium atau imbalan bagi PNS golongan I dan II, Anggota TNI/Polri Golongan Pangkat Perwira Tamtama dan Bintara, dan pensiunannya. 3.2 Tarif 5% dari jumlah bruto honorarium atau imbalan bagi PNS Golongan III, Anggota TNI/Polri Pangkat Perwira Pertama, dan pensiunannya. 3.3 Tarif 15% dari jumlah bruto honorarium atau imbalan bagi PNS Golongan IV, Anggota TNI/Polri Pangkat Perwira Menengah dan Tinggi, dan pensiunannya. Tabel 2.1 Besar PTKP sesuai PMK Nomor 101/PMK.010/2016, sebagai berikut: No Keterangan PTKP setahun 1. Untuk diri Wajib Pajak Rp Tambahan untuk Wajib Pajak yang menikah Rp ,- 3. Tambahan untuk setiap anggota keluarga sedarah dan keluarga semeda dalam garis keturunan lurus serta anak angkat yang menjadi tanggungan sepenuhnya, paling banyak 3 (tiga) orang untuk setiap keluarga Rp ,- Sumber: PMK Nomor 101/PMK.010/ Kerangka Konseptual Analisis Perhitungan dan Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21 Gaji Pegawai Negeri Sipil (PNS) Pada POLTEKES MALANG Risky Wahyuaning Putri, Jeni Susyanti, M. Khoirul ABS 141
6 Pada kerangka konseptual diatas, terdapat Analisis Perhitungan dan Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21, Gaji Pegawai Negeri Sipil (PNS) pada POLTEKES Malang, tidak terdapat Variabel Dependen dan Variabel Independen, dikarenakan judul penelitian ini mengarah pada analisis yang dilakukan dengan membandingkan hasil analisis PPh Pasal 21 yang dilakukan pihak Instansi dengan yang dilakukan peneliti atas PPh Pasal METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis, Tempat dan Waktu Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif (descriptive research) dengan menggunakan pendekatan kuantitatif, dimana penelitian ini menggunakan aspek perhitungan dan kepastian data numberik, yang kemudian diuraikan secara deskriptif untuk memberikan gambaran atas fakta-fakta yang terjadi pada area populasi untuk ditarik kesimpulannya. Penelitian ini dilakukan di Intansi Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang, yang lokasinya berada di Jalan Besar Ijen 77c Malang. Waktu dalam melakukan penelitian ini dimulai bulan Oktober 2016 sampai dengan bulan Januari Populasi dan Sampel Penelitian Populasi (population) adalah wilayah generalisai yang terdiri dari subyek atau obyek penelitian yang mempunyai karakteristik tertentu yang ditetapkan peneliti (Sugiyono, 2013:115). Populasi pada penelitian ini yaitu seluruh Pegawai Negeri Sipil (PNS) pada Politeknik Kemenkes Kesehatan kota Malang. Dalam penelitian ini teknik sampling menggunakan metode sensus (total sampling). Dalam penelitian ini sampel yang digunakan yaitu sampel populasi yakni seluruh Pegawai Negeri Sipil (PNS) pada Politeknik Kemenkes Kesehatan kota Malang. 3.3 Obyek Penelitian Obyek dalam penelitian ini adalah Penghasilan Pegawai Negeri Sipil (PNS), yang digunakan untuk melakukan Analisis Perhitungan dan Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21 pada Poltekes Kemenkes Malang. 3.4 Definisi Operasional variable operasional pada penelitian ini penulis menggunakan 2 (dua) variable penelitian antara lain: A. Pajak Penghasilan Pasal 21 (PPh Pasal 21) Pajak Penghasilan merupakan pajak yang dibebankan terhadap Wajib Pajak baik Orang Pribadi dalam negeri atas penghasilan yang terkait dengan pekerjaan, jasa, atau kegiatan lain. PPh Pasal 21 yaitu Pajak Risky Wahyuaning Putri, Jeni Susyanti, M. Khoirul ABS 142
7 Penghasilan yang berasal dari upah, honorarium, tunjangan, dan pembayaran lain dengan nama dan dalam bentuk apapun yang terkait dengan pekerjaan, jasa, atau kegiatan (Susyanti & Dahlan, 2015). B. Gaji Pegawai Negeri Sipil (PNS) Pegawai Negeri Sipil (PNS) adalah warga Negara Republik Indonesia yang telah memenuhi syarat yang ditentukan, diangkat oleh penjabat yang berwenang dan diserahi tugas dalam suatu jabatan negeri dan di gaji berdasarkan peraturan Undang-Undang yang berlaku yaitu Pasal 1 ayat (1) UU 43 tahun Sumber Data dan Metode Pengumpulan Data Data yang digunakan yaitu data sekunder yang berasal dari dokumendokumen rekap gaji pegawai PNS, dan Peraturan Dirjen Pajak tentang teknis perhitungan dan pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21 yang berlaku. Metode pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah dokumentasi. Dalam penelitian ini dokumen yang digunakan yaitu rekap gaji pegawai PNS. 3.6 Metode Analisis Data Metode analisis data yang digunakan yaitu perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 dan Tarif Pajak Penghasilan Pasal 21 berdasarkan PER- 16/PJ/2016, dengan cara: 1. Menganalisis kebijakan perhitungan dan pemotongan pajak yang digunakan oleh Instansi Poltekes Kemenkes Malang. 2. Mengelolah rekap gaji dari Instansi. 3. Gaji sebulan dikurangi oleh iuran wajib, kemudian ditentukan neto sebulan lalu disetahunkan. 4. Selanjutnya mencari PTKP masing-masing pegawai sesuai dengan PER- 16/PJ/ Mencari PKP dengan cara Neto setahun dikurangi dengan PTKP. 6. Mencari PPh Ps.21 dengan cara PKP dikalikan tarif sesuai dengan masingmasing golongan, kemudian di bagi 12 untuk PPh ps.21 sebulan, dan tunjangan PPh. Risky Wahyuaning Putri, Jeni Susyanti, M. Khoirul ABS 143
8 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Data 1. Analisis Data Perhitungan dan Pemotongan PPh Ps.21 Tabel 4.1 Hasil Analisis Perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 21setiap bulan tahun No Masa Jumlah Pegawai PPh 21 Pihak Instansi Poltekes PPh 21 Hasil Analisis Total Selisih Keterangan 1. Januari 120 Orang Tidak Sesuai 2. Februari 120 Orang Tidak Sesuai 3. Maret 120 Orang Tidak Sesuai 4. April 120 Orang Tidak Sesuai 5. Mei 120 Orang Tidak Sesuai 6. Juni 120 Orang Tidak Sesuai 7. Juli 120 Orang Tidak Sesuai 8. Agustus 120 Orang Tidak Sesuai 9. September 120 Orang Tidak Sesuai 10. Oktober 120 Orang Tidak Sesuai 11. November 120 Orang Tidak Sesuai 12. Desember 120 Orang Tidak Sesuai Sumber: Data telah diolah Berdasarkan table 4.1 diketahui bahwa perhitungan pajak penghasilan yang dibayarkan oleh Instansi Poltekes Kemenkes Malang dengan hasil analisis tidak sesuai untuk setiap bulannya. Pada tabel diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat selisih antara pajak yang dibayarkan oleh Instansi dengan hasil analisis, dikrenakan terdapat kesalahan perhitungan dan perbedaan peraturan yang digunakan. Tabel 4.2 Hasil Analisis Perhitungan PPh Pasal 21 Tahun 2016 No 1. Masa Tahun 2016 Jumlah Pegawai PPh 21 Disetor Instansi PPh 21 yang harus disetor menurut Analisis Total Selisih Keterangan 120 Orang Tidak Sesuai Sumber: Data telah diolah. Berdasarkan tabel 4.2 diketahui bahwa PPh Pasal 21 yang disetor oleh Instansi Poltekes Kemenkes Malang sebesar Rp selama tahun Sedangkan menurut hasil analisis perhitungan yang telah dilakukan, PPh Pasal 21 yang harus disetorkan Instansi Poltekes Kemenkes Malang sebesar Rp pada tahun Maka dapat disimpulkan perhitungan Pajak Penghasilan yang dilakukan oleh Instansi Poltekes Kemenkes Malang tidak sesuai dengan hasil analisis data yang telah Risky Wahyuaning Putri, Jeni Susyanti, M. Khoirul ABS 144
9 dilakukan. Hal ini dapat dilihat terjadinya selisih sebesar Rp pada tahun Pembahasan Sehingga dapat disimpulkan bahwa Instansi Poltekes Kemenkes Malang dalam melakukan perhitungan dan pemotongan Pajak Penghasilan terhadap Pegawai PNS tidak sesuai dengan PER-16/PJ/2016. Perbedaan antara data yang diperoleh dari pihak Instansi Poltekes Kemenkes Malang dengan data yang telah di olah kembali hal ini terjadi dikarenakan beberapa hal, anatara lain: 1. Dalam melakukan perhitungan dan pemotongan PPh Pasal 21 Instansi menggunakan tarif pengenaan pajak pasal 17 orang pribadi, dimana seharusnya menggunakan pasal 17 tarif khusus untuk pejabat negara. 2. Dalam melakukan pemotongan PPh Pasal 21 pihak Instansi masih menggunakan PER-32/PJ/2015. Dimana seharusnya instansi melakukan pemotongan PPh Pasal 21 sesuai dengan peraturan yang berlaku yaitu PER-16/PJ/2016 untuk semua golongan yaitu golongan I, II, III, dan IV. 5 KESIMPULAN dan SARAN 5.1 Kesimpulan Kesimpulan dari penelitian ini yaitu: 1. Instansi Poltekes Kemenkes Malang telah melakukan prosedur perhitungan dan pemotongan PPh Pasal 21 atas gaji PNS sesuai dengan PER-16/PJ/ Instansi Poltekes Kemenkes Malang dalam melakukan perhitungan dan pemotongan PPh Pasal 21 masih menggunakan PER-32/PJ/2015, sehingga menghasilkan selisih lebih bayar dalam penyetoran pajak. 3. Instansi Poltekes Kemenkes Malang dalam melakukan perhitungan dan pemotongan PPh Pasal 21 melibatkan biaya sewa rumah dan tabungan dimana yang bisa dijadikan pengurang penghasilan bruto hanya biaya jabatan, iuran kesehatan dan iuran pensiun. Selain itu pihak Instansi dalam perhitungan dan pemotongan PPh Pasal 21 masih menggunakan tarif Pasal 17 Orang Pribadi, yang seharusnya menggunakan tarif khusus Pasal 17 untuk PNS yang bedasarkan golongan. 5.2 Keterbatasan Keterbatasan dalam penelitian ini adalah: 1. Data yang didapatkan dalam penelitian ini kurang lengkap, karena data yang diperoleh tidak mencantumkan penerimaan bonus tahunan yang diterima pegawai selain THR. Risky Wahyuaning Putri, Jeni Susyanti, M. Khoirul ABS 145
10 2. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini hanya menggunakan analisis perhitungan dan pemotongan pajak penghasilan pasal Peneliti hanya melakukan penelitian di satu Instansi saja, sehingga peneliti tidak dapat melakukan perbandingan dengan Instansi lain. 5.3 Saran 1. Bagi peneliti selanjutnya bisa menambah lokasi dan variabel penelitian sehingga dapat menganalisis dan memperbandingan hasil penelitian dengan Instansi lain dalam hal kepatuhan perpajakan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Selain itu diharapkan bagi peneliti selanjutnya untuk dapt menambah obyek penelitian secara luas sehingga bisa menambah pengetahuan tentang obyek pajak penghasilan pasal 21 selain pegawai tetap dan PNS. DAFTAR PUSTAKA Fitria, Wilda. Juni Analisis Perhitungan Pemotongan, Penggajian Karyawan Terhadap Pajak Penghasilan Pasal 21. Jurnal Ilmiah Riset Manajemen. Vol.13. No.2. Indriantoro, Nur dan Bambang S Metodologi Penelitian Bisnis untuk Manajem & Akuntansi. Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE. Mardiasmoro Perpajakan. Yogyakarta: ANDI. Mardi Sistem Informasi Akuntansi. Jakarta: Ghalia Indonesia. Peraturan Dirjen Pajak PER-16/PJ/2016 tentang Pedoman Teknis Tata Cara Pemotongan, Penyetoran, dan Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 21/26. Peraturan Dirjen Pajak PMK Nomor 118/PMK.03/2016 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2016 tentang Pengampunan Pajak. Portal PNS.wordpress.com Diakses 14 Oktober 2016 Pratiwi, Vicy Yuliandhani, Srikandi Kumadji dan Idris Effendy Analisis Perhitungan, Pemotongan dan Pelaporan PPh Pasal 21 atas PNS TNI AD Pomdam V/Brawijaya Surabaya. Jurnal Ilmiah Perpajakan (JEJAK) Ilmu Administrasi. Vol.10. No.1. Resmi, Siti Perpajakan Teori dan Kasus. Edisi Sembilan. Jakarta:Selemba Empat. Rian, Khurrotul A yun. April Variasi Perhitungan PPh Pasal 21 Berdasarkan PER-31/PJ/2012. Jurnal Ilmiah Riset Akuntansi. Vol.3. No.2. Sambodo, Agus Pajak Dalam Entitas Bisnis. Jakarta: Selemba Empat. Sari, Diana Perpajakan Konsep, Teori dan Aplikasi Pajak Penghasilan. Jakarta: Mitra Wacana Media. Risky Wahyuaning Putri, Jeni Susyanti, M. Khoirul ABS 146
11 Soemarso, S.R Akuntansi Suatu Pengantar Jilid 1. Edisi 5. Jakarta: Selemba Empat. Susanto, Paojan M Perpajakan Indonesia Teori dan Aplikasi. Jakarta:Mitra Wacana Media. Sugiyono Metode Penelitian Bisnis. Bandung: ALFABETA Susyanti, Jeni dan Ahmad Dahlan Perpajakan untuk Praktisi dan Akademi. Malang: Empat Dua Media. Tamjiddin Analisis Pengenaan Pajak Penghasilan Pasal 21 atas Gaji Pegawai Negeri Sipil pada Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda Olahraga Banjarbaru. Kindai. Vol 8. No.3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian. Wahyuni, Tri Aprilia; Affifudin. April Evaluasi Perhitungan, Pemotongan, Penyetoran, dan Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 21 Pegawai Tetap Berdasarkan PER-31/PJ/2012. Jurnal Ilmiah Riset Akuntansi. Vol.3. No.2. Waluyo Perpajakan Indonesia. Jakarta: Selemba Empat. Diakses 14 Oktober 2016 Risky Wahyuaning Putri, Jeni Susyanti, M. Khoirul ABS 147
Oleh : Wilda Fitria *) Jeni Susyanti **) Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Malang
ANALISIS PENGHITUNGAN PEMOTONGAN, PENGGAJIAN KARYAWAN TERHADAP PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 (PPh 21) PADA PERUSAHAAN FARMASI (Studi Kasus di PT. Brataco Chemika Malang) Oleh : Wilda Fitria *) Jeni Susyanti
Lebih terperinciANALISIS PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN (PPh) PASAL 21 TERHADAP PEGAWAI TETAP DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA TAHUN 2014
ANALISIS PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN (PPh) PASAL 21 TERHADAP PEGAWAI TETAP DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA TAHUN 2014 Oleh : Santi Endriani * Abstrak Penghasilan adalah salah satu
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. serta dapat dipaksakan, tetapi tidak ada jasa timbal balik dari negara secara. langsung, untuk memeliahara negara secara umum.
BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Pajak Menurut S.I. Djajadiningrat (dalam Siti Resmi, 2011:1), pajak sebagai suatu kewajiban menyerahkan sebagian dari kekayaan ke kas negara yang disebabkan suatu keadaan,
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. tentang pajak, diantaranya pengertian pajak menurut Santoso (1991)
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pajak 2.1.1 Pengertian Pajak Apabila membahas pengertian pajak, banyak para ahli memberikan batasan tentang pajak, diantaranya pengertian pajak menurut Santoso (1991) Pajak merupakan
Lebih terperincie Jurnal Riset ManajemenPRODI MANAJEMEN Fakultas Ekonomi Unisma website : (
ANALISIS PERHITUNGAN DAN PELAPORAN SECARA E-FILING PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 ATAS GAJI PEGAWAI NEGERI SIPIL PADA KEMENTRIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BADAN PERTANAHAN NASIONAL KABUPATEN MALANG TAHUN 2015
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dokter merupakan seseorang yang memiliki kompetensi di bidang kesehatan dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dokter merupakan seseorang yang memiliki kompetensi di bidang kesehatan dan bertugas memberikan layanan kesehatan kepada pasien dalam rangka membantu menyembuhkan
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. Anastasia Diana dan Lilis Setiawati Perpajakan Indonesia, Andi, Yogyakarta.
DAFTAR PUSTAKA Anastasia Diana dan Lilis Setiawati. 2011. Perpajakan Indonesia, Andi, Yogyakarta. Direktorat Jenderal Pajak. 2009. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER- 57/PJ/2009 tentang Pedoman
Lebih terperinciANALISIS SISTEM DAN PROSEDUR PEMBAYARAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 PADA PEGAWAI NEGERI SIPIL (Studi pada Rumah Sakit Ngudi Waluyo Wlingi)
ANALISIS SISTEM DAN PROSEDUR PEMBAYARAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 PADA PEGAWAI NEGERI SIPIL (Studi pada Rumah Sakit Ngudi Waluyo Wlingi) Rizqi Arum Mawarni Srikandi Kumadji Idris Effendy (PS Perpajakan,
Lebih terperinciANALISIS PERHITUNGAN DAN PEMOTONGAN PPh PASAL 21 PADA KARYAWAN PT. BPR PRIMAESA SEJAHTERA MANADO
ANALISIS PERHITUNGAN DAN PEMOTONGAN PPh PASAL 21 PADA KARYAWAN PT. BPR PRIMAESA SEJAHTERA MANADO Meyliza Dalughu Fakultas Ekonomi Dan Bisnis, Jurusan Akuntansi Universitas Samratulangi Manado E-Mail: meylizaherawaty@yahoo.co.id
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keperluan Negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. beberapa sektor pajak masih perlu dilakukan upaya-upaya peningkatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penerimaan dari sektor pajak merupakan penerimaan terbesar negara. Menurut Undang-Undang Nomor 16 tahun 2009 sebagai perubahan keempat atas Undang- Undang Nomor 6 tahun
Lebih terperinciANALISIS PENGENAAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 ATAS GAJI PEGAWAI NEGERI SIPIL PADA DINAS KEBUDAYAAN, PARIWISATA, PEMUDA OLAHRAGA KOTA BANJARBARU
ANALISIS PENGENAAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 ATAS GAJI PEGAWAI NEGERI SIPIL PADA DINAS KEBUDAYAAN, PARIWISATA, PEMUDA OLAHRAGA KOTA BANJARBARU Tamjiddin ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. adalah iuran rakyat kepada Kas Negara berdasarkan Undang-undang (yang dapat
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Pajak Menurut Rochmat Soemitro, dalam buku Mardiasmo, (2011:1) Pajak adalah iuran rakyat kepada Kas Negara berdasarkan Undang-undang (yang dapat
Lebih terperinciPeraturan pelaksanaan Pasal 21 ayat (5) Penghasilan yang Dibebankan Kepada Keuangan Negara atau Keuangan Daerah Peraturan Pemerintah
Peraturan pelaksanaan Pasal 21 ayat (5) Penghasilan yang Dibebankan Kepada Keuangan Negara atau Keuangan Daerah Peraturan Pemerintah Nomor, tanggal 80 Tahun 2010 20 Desember 2010 Mulai berlaku : 1 Januari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seperti yang kita sadari semua bahwa pembangunan ekonomi tidak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seperti yang kita sadari semua bahwa pembangunan ekonomi tidak terlepas dengan kebijakan di bidang perpajakan baik pajak pusat maupun pajak daerah. Setiap individu
Lebih terperinciANALISIS PERHITUNGAN DAN PENETAPAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 SERTA PELAPORANNYA PADA DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KOTA MANADO
ANALISIS PERHITUNGAN DAN PENETAPAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 SERTA PELAPORANNYA PADA DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KOTA MANADO ANALYSIS CALCULATION AND DETERMINATION OF INCOME TAX ARTICLE 21
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 262/PMK.03/2010 TENTANG
Menimbang : PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 262/PMK.03/2010 TENTANG TATA CARA PEMOTONGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 BAGI PEJABAT NEGARA, PNS, ANGGOTA TNI, ANGGOTA POLRI, DAN PENSIUNANNYA
Lebih terperinciPerhitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 Terhadap Dosen Tetap Pada Universitas Krisnadwipayana. Meitri Megawati DA03
Perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 Terhadap Dosen Tetap Pada Universitas Krisnadwipayana Meitri Megawati 41209141 3DA03 PENDAHULUAN Pajak adalah iuran masyarakat kepada negara (yang dapat dipaksakan)
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. pajak. Pajak adalah suatu kewajiban kenegaraan dan pengapdiaan peran aktif
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Pajak Sesuai dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), terlihat bahwa salah satu sumber penerimaan negara adalah bersumber dari sektor
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Penghitungan Pajak Penghasilan ( PPh ) pasal 21 PT. Lucky Indah
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Penghitungan Pajak Penghasilan ( PPh ) pasal 21 PT. Lucky Indah Keramik Kegiatan kewajiban pemotongan atau pemungutan Pajak Penghasilan pasal 21 karyawan, dilaksanakan
Lebih terperinciPERHITUNGAN PPH 21 PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK (KPP) PRATAMA JAKARTA KOJA. : Rezha Riski Ria NPM : Program Studi : DIII Manajemen Keuangan
PERHITUNGAN PPH 21 PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK (KPP) PRATAMA JAKARTA KOJA Nama : Rezha Riski Ria NPM : 57213526 Program Studi : DIII Manajemen Keuangan LATAR BELAKANG Berdasarkan Pasal 1 ayat (1) UU Nomor
Lebih terperinciPERHITUNGAN, PENYETORAN, PELAPORAN DAN PENCATATAN PPH PASAL 21 DAN PPN
Jurnal Bisnis dan Akuntansi Vol. 17 1a, Issue 9 PERHITUNGAN, PENYETORAN, PELAPORAN DAN PENCATATAN PPH PASAL 21 DAN PPN WILLIEM CHAHYA WIJAYA STIE TRISAKTI williem@stietrisakti.ac.id Abstract : This research
Lebih terperinciM. TAHIR MATTATA STIE-YPUP
PERLAKUAN AKUNTANSI DAN PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 ATAS PENGHASILAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PADA INSPEKTORAT KABUPATEN BOMBANA (SULAWESI TENGGARA) M. TAHIR MATTATA STIE-YPUP Makassar ABSTRAK Penelitian
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Pajak Secara umum pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang,
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI Pengertian Pajak Menurut Undang Undang Pasal 1 angka 1 Ketentuan Umum
BAB II LANDASAN TEORI 2.1.Perpajakan 2.2.1. Pengertian Pajak Menurut Undang Undang Pasal 1 angka 1 Ketentuan Umum Perpajakan Tahun 2007, Pajak didefinisikan sebagai berikut: Pajak adalah kontribusi wajib
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Pemotongan PPH Pasal 21. Tata Cara Pemotongan.
No.691, 2010 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Pemotongan PPH Pasal 21. Tata Cara Pemotongan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 262/PMK.03/2010 TENTANG TATA CARA
Lebih terperinciTINJAUAN PEMUNGUTAN, PERHITUNGAN, DAN PELAPORAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 ATAS GAJI PEGAWAI TETAP PADA DINAS PENDAPATAN PEMERINTAH KOTA CIMAHI
TINJAUAN PEMUNGUTAN, PERHITUNGAN, DAN PELAPORAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 ATAS GAJI PEGAWAI TETAP PADA DINAS PENDAPATAN PEMERINTAH KOTA CIMAHI Dedy Suryadi (1), Lisnawati (2) Program Studi Komputerisasi
Lebih terperinciANALISA PERHITUNGAN PENYETORAN DAN PELAPORAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 PADA PUSAT PENELITIAN KEPENDUDUKAN ( LIPI )
LAPORAN AKHIR PENELITIAN ANALISA PERHITUNGAN PENYETORAN DAN PELAPORAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 PADA PUSAT PENELITIAN KEPENDUDUKAN ( LIPI ) NAMA : NI MADE ARTINI, SE.,MM NIDN : 03016801 PROGRAM STUDI
Lebih terperinciPERHITUNGAN DAN PEMOTONGAN PAJAK PENGHASILAN (PPh) PASAL 21 ATAS PEGAWAI TETAP PADA PT. PLN (PERSERO) CABANG MEDAN. Mangasi Sinurat, SE, M.
PERHITUNGAN DAN PEMOTONGAN PAJAK PENGHASILAN (PPh) PASAL 21 ATAS PEGAWAI TETAP PADA PT. PLN (PERSERO) CABANG MEDAN Mangasi Sinurat, SE, M.Si ABSTRAK Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. kualitas tersebut. Salah satunya adalah dengan melakukan kegiatan Praktik Kerja
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri Dalam perkembangan ilmu pengetahuan, perguruan tinggi dituntut untuk meningkatkan kualitas pendidikan di lingkungan kampus. Untuk menjawab
Lebih terperinciMagdalena Judika Siringoringo. Oloan Simanjuntak
ANALISIS PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 MENURUT UU NO. 36 TAHUN 2008 SEBUAH KAJIAN INTERPRETIVE PADA KANTOR DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN KABUPATEN TOBA SAMOSIR Magdalena Judika Siringoringo Oloan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara hukum yang menjunjung tinggi hak dan kewajiban
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara hukum yang menjunjung tinggi hak dan kewajiban setiap warga negaranya. Di samping memiliki berbagai macam hak, setiap warga negara Indonesia
Lebih terperinciEVALUASI MEKANISME PPh PASAL 21 PADA PT AIN TAHUN PAJAK Iramaulina Damanik Rachmat Kurniawan Fharel Hutajulu
EVALUASI MEKANISME PPh PASAL 21 PADA PT AIN TAHUN PAJAK 2011 Iramaulina Damanik Rachmat Kurniawan Fharel Hutajulu Fakultas Ekonomi, Universitas Kristen Indonesia, Jakarta, Indonesia Abstrak Penelitian
Lebih terperinciBAB II KERANGKA TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Pajak merupakan komponen yang sangat penting dalam keberlangsungan
BAB II KERANGKA TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Pajak Pajak merupakan komponen yang sangat penting dalam keberlangsungan kehidupan suatu negara. Dalam Undang-undang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. didapatkan melalui iuran wajib dari warga negaranya yang disebut pajak.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan Negara yang salah satu pendapatannya didapatkan melalui iuran wajib dari warga negaranya yang disebut pajak. Menurut undang-undang Ketentuan
Lebih terperinciPERHITUNGAN, PENYETORAN, DAN PELAPORAN SPT MASA PPH PASAL 21
MEDIA BISNIS ISSN: 2085-3106 Vol. 6, No. 2, Edisi September 2014, Hlm. 114-118 http: //www.tsm.ac.id/mb PERHITUNGAN, PENYETORAN, DAN PELAPORAN SPT MASA PPH PASAL 21 HARYO SUPARMUN STIE Tirsakti haryosuparmun@yahoo.com
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Pengertian Pajak sesuai dengan Undang-Undang Ketentuan Umum
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Pajak Pengertian Pajak sesuai dengan Undang-Undang Ketentuan Umum Perpajakan No. 28 Tahun 2007 Pasal 1 ayat 1adalah kontribusi wajib kepada negara
Lebih terperinciJudul : Evaluasi Kewajiban Perpajakan Pasal 21 PT ABC Studi Kasus di Kantor Sopindo Consulting Nama : Juniar Tigva Boru NIM : ABSTRAK
Judul : Evaluasi Kewajiban Perpajakan Pasal 21 PT ABC Studi Kasus di Kantor Sopindo Consulting Nama : Juniar Tigva Boru NIM : 1406043078 ABSTRAK PT ABC merupakan wajib pajak badan yang wajib melaksanakan
Lebih terperincic. Biaya perjalanan dinas berupa biaya perjalanan, akomodasi dan perdiem tidak
KETENTUAN PERPAJAKAN A. PPh Pasal 21 a. Digunakan untuk membayar Master Trainer, Assesor, Nara Sumber 1) Pasal 9,tariff PPh Pasal 21 atas honorarium atau imbalan lain dengan nama apapun yang menjadi beban
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemakmuran rakyat dalam suatu Negara harus diperhatikan, karena hal tersebut dapat membantu perkembangan kemajuan Negara. Untuk mewujudkan kemakmuran rakyat,
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 262/PMK.03/2010 TENTANG
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 262/PMK.03/2010 TENTANG TATA CARA PEMOTONGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 BAGI PEJABAT NEGARA, PNS, ANGGOTA TNI, ANGGOTA POLRI,
Lebih terperinciI. PETUNJUK UMUM PENGHITUNGAN PPh PASAL 21 UNTUK PENGHASILAN TETAP DAN TERATUR SETIAP BULAN
LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR : 262/PMK.03/2010 TENTANG : TATA CARA PEMOTONGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 BAGI PEJABAT NEGARA, PNS, ANGGOTA TNI, ANGGOTA POLRI DAN PENSIUNANNYA ATAS PENGHASILAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu tujuan pembangunan Negara Indonesia adalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu tujuan pembangunan Negara Indonesia adalah meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyatnya secara adil dan merata di seluruh Indonesia. Hal ini
Lebih terperinciBAB II URAIAN TEORITIS
BAB II URAIAN TEORITIS A. Perpajakan 1. Pengertian pajak Menurut Rochmat Soemitro seperti dikutip oleh Waluyo ( 2007 : 3 ) mengemukakan bahwa : Pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan undang
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 262/PMK.03/2010 TENTANG
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 262/PMK.03/2010 TENTANG TATA CARA PEMOTONGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 BAGI PEJABAT NEGARA, PNS, ANGGOTA TNI, ANGGOTA POLRI,
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 262/PMK.03/2010 TENTANG
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 262/PMK.03/2010 TENTANG TATA CARA PEMOTONGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 BAGI PEJABAT NEGARA, PNS, ANGGOTA TNI, ANGGOTA POLRI,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. memberikan pengalaman praktis di lapangan yang secara langsung. berhubungan dengan teori teori keahlian yang diterima di bangku
BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH PKLM Praktik Kerja Lapangan Mandiri adalah suatu cara kerja yang langsung dipraktikkan atau dilakukan mahasiswa secara mandiri. yang bertujuan memberikan pengalaman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2010 Negara Indonesia merupakan salah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2010 Negara Indonesia merupakan salah satu Negara yang memiliki jumlah populasi penduduk yang sangat besar, dimana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Negara Indonesia terus berkembang dan pembangunan yang dilaksanakan dewasa ini sangat meningkat. Pembangunan dalam suatu negara merupakan usaha mengadakan perubahan-perubahan
Lebih terperinciPengurangan: 1. Biaya jabatan: 5% x Rp ,00 Rp150, luran Pensiun 2% x Rp 60,000. Rp2,790,000.00
Contoh Penghitungan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 Atas THR Kurniawan dengan gaji 3.000.000 berhenti pada 30 September 2014 di PT. A. Per 1 oktober kurniawan diterima di PT. B dengan gaji 5.000.000 berapa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membiayai pengeluaran Negara baik pengeluaran rutin maupun pembangunan, perpajakan yang baik guna menghimpun dana dari masyarakat.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam segi ekonomi, pajak merupakan perpindahan sumber daya dari sektor privat ke sektor publik. Bagi sektor publik, pajak akan digunakan untuk membiayai pengeluaran
Lebih terperinciANALISIS PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN (PPh) PASAL 21 UNTUK PEGAWAI NEGERI SIPIL PADA KANTOR DIREKTORAT JENDERAL KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL
ANALISIS PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN (PPh) PASAL 21 UNTUK PEGAWAI NEGERI SIPIL PADA KANTOR DIREKTORAT JENDERAL KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL Nama/NPM Pembimbing : Kanip/24213760 : Widada, SE., MM.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pajak Penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi. Pajak mempunyai definisi yang berbeda-beda menurut sudut pandang yang
17 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pajak Penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi a. Pengertian Pajak Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu tujuan pembangunan Negara Indonesia adalah meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyatnya secara adil dan merata di seluruh Indonesia. Hal ini
Lebih terperinciABSTRAK. Kata Kunci : Tata Cara Perhitungan, Pemotongan, dan Pelaporan PPh Pasal 21 atas Gaji Karyawan Tetap dengan Penghasilan Bulanan
Judul : Tata Cara Perhitungan, Pemotongan, Dan Pelaporan PPh Pasal 21 Atas Gaji Karyawan Tetap Dengan Penghasilan Secara Bulanan Pada PT. Y Nama : Putu Mita Ary Kusuma Sari Nim : 1406043022 ABSTRAK Tujuan
Lebih terperinciANALISIS PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 TERHADAP PEGAWAI NEGERI SIPIL DI KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM DIRJEN PAS EDI WAHYUDI /
ANALISIS PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 TERHADAP PEGAWAI NEGERI SIPIL DI KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM DIRJEN PAS EDI WAHYUDI /42211314 Pembimbing: Dr. Misdiyono SE.,MM. Latar Belakang Masalah Pajak
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Definisi Pajak menurut undang-undang No.16 tahun 2009 tentang. perubahan keempat atas undang undang No. 6 tahun 1983 tentang
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Pajak Definisi Pajak menurut undang-undang No.16 tahun 2009 tentang perubahan keempat atas undang undang No. 6 tahun 1983 tentang ketentuan umum
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan nasional untuk mencapai masyarakat adil dan makmur.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pajak merupakan sumber penerimaan Negara yang terbesar dan sangat penting bagi penyelenggaraan pemerintah dan pelaksanaan pembangunan nasional. Kewajiban perpajakan
Lebih terperinciMakalah Tentang Pajak Penghasilan Karyawan Pasal 21 / PPh21
Makalah Tentang Pajak Penghasilan Karyawan Pasal 21 / PPh21 I. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Pada hakekatnya setipa masyarakat yang hidup di suatu negara memiliki potensi untuk menjadi wajib pajak.
Lebih terperinciPenghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 TARIF DAN PENERAPANNYA
Penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 04 seri PPh PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 TARIF DAN PENERAPANNYA 1. Pegawai tetap, penerima pensiun bulanan, bukan pegawai yang memiliki NPWP dan menerima
Lebih terperinciSOSIALISASI SE-34/PJ/2017 TENTANG PENEGASAN PERLAKUAN PERPAJAKAN BAGI PTN-BADAN HUKUM NOPEMBER 2017
1 SOSIALISASI SE-34/PJ/2017 TENTANG PENEGASAN PERLAKUAN PERPAJAKAN BAGI PTN-BADAN HUKUM NOPEMBER 2017 DASAR HUKUM PTN BH DAN PERLAKUAN PERPAJAKANNYA 2 UU. No 12/2012 Pasal 89(1) tentang Pendidikan Tinggi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam membangun suatu Negara diperlukan dukungan penuh dari seluruh warga negara. Sebagai negara berkembang, Indonesia perlu meningkatkan sarana dan prasarana. Tentunya
Lebih terperinciSubject 2 Income Tax Article 21
Subject 2 Income Tax Article 21 Presented By : Nyoman Darmayasa Bali State Polytechnic 2013 http://elearning.pnb.ac.id www.nyomandarmayasa.com Subjects 1. Pemotong dan Bukan Pemotong PPh Pasal 21 2. Objek
Lebih terperinciBAGIAN PERTAMA: PETUNJUK UMUM PENGHITUNGAN PPh PASAL 21. I. PETUNJUK UMUM PENGHITUNGAN PPh PASAL 21 UNTUK PENGHASILAN TETAP DAN TERATUR SETIAP BULAN
LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 262/PMK.03/2010 TENTANG TATA CARA PEMOTONGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 BAGI PEJABAT NEGARA, PNS, ANGGOTA TNI, ANGGOTA POLRI DAN PENSIUNANNYA ATAS PENGHASILAN
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORITIS. 2.1 Pengertian dan Fungsi Pajak Penghasilan. 1. Pengertian Pajak Penghasilan (PPh)
5 BAB II LANDASAN TEORITIS A. Teori 2.1 Pengertian dan Fungsi Pajak Penghasilan 1. Pengertian Pajak Penghasilan (PPh) Pajak Penghasilan (PPh) adalah Pajak yang dikenakan terhadap Subjek Pajak Penghasilan
Lebih terperinciPPh 21 UNTUK PEGAWAI TETAP DENGAN AGEN PADA PERUSAHAAN AJB BUMIPUTERA NAMA : TICHA BUNGA.R NPM : PEMBIMBING : EMMY INDRAYANI, Dr.
PERBEDAAN PEMOTONGAN PPh 21 UNTUK PEGAWAI TETAP DENGAN AGEN PADA PERUSAHAAN AJB BUMIPUTERA 1912 NAMA : TICHA BUNGA.R NPM : 40209386 PEMBIMBING : EMMY INDRAYANI, Dr. BAB I PENDAHULUAN Pajak merupakan iuran
Lebih terperincib. PPh 21 seminggu = PPh 21 sebulan dibagi empat
PERTEMUAN KE-9 PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 PPh 21 atas karyawan tetap dengan upah mingguan, harian, dan PPh 21 atas penghasilan pensiunan serta Atas penghasilan tidak teratur 1. PPh 21 Atas karyawan tetap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sebagai negara yang sedang berkembang, Indonesia berupaya untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sebagai negara yang sedang berkembang, Indonesia berupaya untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur, baik secara materiil maupun spiritual melalui
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian, Fungsi, Pembagian, dan Sistem Pemungutan Pajak Pajak adalah iuran rakyat kepada negara berdasarkan undang-undang, sehingga dapat dipaksakan, dengan tidak mendapat
Lebih terperinciPAJAK PAJAK DEPARTEMEN IKK - IPB
PAJAK PAJAK . PAJAK yang dibayarkan digunakan untuk kegiatan Penyelenggaraan Negara, dan Membiayai pembangunan seperti pembangunan gedung-gedung sekolah, Sarana Kesehatan (rumah sakit), sarana umum, pembangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memperhatikan masalah penerimaan negara.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan Nasional adalah kegiatan yang berlangsung secara terus-menerus dan berkesinambungan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat baik materiil
Lebih terperinciBAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Pemotongan dan Pemungutan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 dan Pasal 22 1. Analisis Pemotongan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 Berdasarkan sistem self assessment
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 80 TAHUN 2010 TENTANG TARIF PEMOTONGAN DAN PENGENAAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 ATAS PENGHASILAN YANG MENJADI BEBAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA
Lebih terperinciEVALUASI PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN (PPH) 21 ATAS PENGHASILAN KARYAWAN PADA PDAM TIRTA JAYA MANDIRI KABUPATEN SUKABUMI
EVALUASI PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN (PPH) 21 ATAS PENGHASILAN KARYAWAN PADA PDAM TIRTA JAYA MANDIRI KABUPATEN SUKABUMI Eva Elisa Setiawati Abstrak EVA ELISA SETIAWATI, 022113191, Akuntansi, Perpajakan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. uang sebanyak-banyaknya untuk kas negara. Semakin tinggi pemasukan pajak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pajak dilihat dari sudut pandang pemerintah merupakan salah satu sumber penerimaan untuk membiayai pengeluaran baik rutin maupun pembangunan. Sebagai sumber
Lebih terperincibadan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Pajak Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang,
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.140, 2010 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA EKONOMI. Pajak Penghasilan. Pasal 21. APBN. APBD. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5174) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK
Lebih terperinciANALISIS PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA CV INDAH UTAMA 171
ANALISIS PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA CV INDAH UTAMA 171 Suryanto Kanadi (Suryanto_Kanadi@yahoo.com) Lili Syafitri (Lili.Syafitri@rocketmail.com) Jurusan Akuntansi STIE MDP Abstrak Tujuan dari penelitian
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. memiliki tujuan dan inti yang sama yaitu merumuskan pengertian pajak sehingga
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Pajak Beberapa ahli dalam bidang perpajakan memberikan definisi yang berbeda menegenai pajak. Namun demikian, berbagai definisi tersebut pada
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN. 1. Bagian-bagian dalam proses perhitungan pajak penghasilan PPh
BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN A. Hasil dan Pembahasan 1. Bagian-bagian dalam proses perhitungan pajak penghasilan PPh pasal 21. Perhitungan pajak PPh 21 tidak akan terlepas dari bagian-bagian
Lebih terperinciANALISIS PERHITUNGAN DAN PELAPORAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 ATAS GAJI KARYAWAN PADA PT. PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TIMUR.
ANALISIS PERHITUNGAN DAN PELAPORAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 ATAS GAJI KARYAWAN PADA PT. PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TIMUR. TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Penyelesaian Pendidikan
Lebih terperinciSPT Masa Pajak Penghasilan Pasal 21 dan/atau Pasal 26
SPT Masa Penghasilan Pasal 21 dan/atau Pasal 26 Formulir ini digunakan untuk melaporkan kewajiban Pemotongan Penghasilan Pasal 21 dan/atau Pasal 26 SPT rmal SPT Pembetulan Ke- - Tahun Kalender Formulir
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. negara dengan selalu mengharapkan bantuan dari luar negeri tanpa adanya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peranan penerimaan Negara saat ini sangat penting serta mempunyai kedudukan yang strategis karena untuk peningkatan pembangunan Nasional. Hal ini karena tidak
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Pajak Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang,
Lebih terperinciFransisca Hanita Rusgowanto S,Kom. M,Ak
Modul ke: Perpajakan I PPh 21 Fransisca Hanita Rusgowanto S,Kom. M,Ak Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi S1. Akuntansi Pemotong PPh Pasal 21/26 pemberi kerja yang terdiri dari: a.orang pribadi dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pajak memegang peranan utama dalam keberlangsungan negara. Postur
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pajak memegang peranan utama dalam keberlangsungan negara. Postur Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dalam beberapa tahun terakhir mencerminkan betapa
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Pajak Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang- Undang,
Lebih terperinciDASAR-DASAR PERPAJAKAN
DASAR-DASAR PERPAJAKAN A. Definisi dan Unsur Pajak Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Pajak adalah iuran wajib rakyat kepada kas negara.adapun beberapa
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Pajak Pajak adalah iuran wajib rakyat kepada kas negara.adapun beberapa pengertian pajak oleh para ahli. 1) Pengertian pajak menurut Rochmat Soemitro
Lebih terperinciSubject 2 Income Tax Article 21
Subject 2 Income Tax Article 21 Presented By : Nyoman Darmayasa Bali State Polytechnic 2012 http://elearning.pnb.ac.id www.nyomandarmayasa.com Subjects 1. Pemotong dan Bukan Pemotong PPh Pasal 21 2. Objek
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. dipungut dengan ketentuan-ketentuan dari Undang-Undang sampai dengan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pajak Penghasilan 2.1.1 Pengertian Pajak Pajak merupakan sumber terpenting dalam penerimaan negara dan dipungut dengan ketentuan-ketentuan dari Undang-Undang sampai dengan Keputusan
Lebih terperinciSistem/Cara Pemungutan Pajak ada 3, yaitu:
PERPAJAKAN ORGANISASI NIRLABA Tri Purwanto Pengantar Pajak Organisasi Nirlaba UU No 28 Th 2007 ttg KUP Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut Soemitro dalam Siti Resmi (2011:1) pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tujuan tersebut perlu memperhatikan masalah pembiayaan pembangunan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pembangunan adalah kegiatan yang berkesinambungan dengan tujuan utama adalah untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Untuk mewujudkan tujuan tersebut perlu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas pendidikan dilingkungan kampus. Untuk menjawab
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Dalam perkembangan ilmu pengetahuan, perguruan tinggi dituntut untuk meningkatkan kualitas pendidikan dilingkungan kampus. Untuk menjawab tuntutan
Lebih terperinciPAJAK PENGHASILAN PASAL 21
1 PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 Pajak Penghasilan Pasal 21 Adalah pajak penghasilan sehubungan dengan pekerjaan, jasa, dan kegiatan yang dilakukan oleh wajib pajak orang pribadi, yaitu pajak atas penghasilan
Lebih terperinciPertemuan 3 PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 (G + P)
Pertemuan 3 PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 (G + P) Pertemuan 3 91 P3.1 Contoh Kasus Contoh Kasus 1 Tn. Yudi (K/3) bekerja pada perusahaan tekstil di Jakarta dengan gaji sebulan sebesar Rp 5.000.000, tunjangan
Lebih terperinciJurnal Berkala Ilmiah Efisiensi Volume 16 No. 03 Tahun 2016
ANALISIS PENGHITUNGAN DAN PELAPORAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 PEGAWAI BADAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU DAN PENANAMAN MODAL DAERAH (BPPT & PMD) KOTA BITUNG ANALYSIS CALCULATION AND REPORTING OF INCOME
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjalankan pemerintahan diperlukan sarana dan prasarana yang tentunya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan perekonomian Indonesia, dalam menjalankan pemerintahan diperlukan sarana dan prasarana yang tentunya tidak terlepas dari masalah pembiayaan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Gaji dan upah merupakan bagian dari kompensasi-kompensasi yang
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Gaji 2.1.1.1 Definisi Gaji Gaji dan upah merupakan bagian dari kompensasi-kompensasi yang diberikan perusahaan sebagai balas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Negara Republik Indonesia merupakan negara hukum berdasarkan UUD 1945 yang menjunjung tinggi hak dan kewajiban setiap warga negaranya. Salah satu hukum
Lebih terperinci