II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Manajemen Strategis

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Manajemen Strategis"

Transkripsi

1 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Manajemen Strategis Strategi menurut Gasperz (2006) adalah suatu pernyataan tentang apa yang harus dilakukan oleh organisasi untuk bertindak dari satu titik referensi ke referensi yang lain. Strategi merupakan sekumpulan tindakan terintegrasi yang konsisten dengan visi jangka panjang organisasi yang memberikan nilai kepada pelanggan dengan suatu struktur biaya yang memungkinkan pencapaian keunggulan hasil berkelanjutan. Menurut David (2006), strategi adalah alat untuk mencapai tujuan jangka panjang. Strategi bisnis dapat mencakup ekspansi geografis, diversifikasi, akuisisi, pengembangan produk, penetrasi pasar, pengurangan bisnis, divestasi, likuidasi dan joint venture. Strategi juga dapat berarti sebagai tindakan potensial yang membutuhkan keputusan manajemen tingkat atas dan sumberdaya perusahaan dalam jumlah yang besar. Selain itu, strategi mempengaruhi kemakmuran perusahaan dalam jangka panjang, khususnya untuk lima tahun, dan berorientasi ke masa depan. Strategi memiliki konsekuensi yang multifungsi dan multidimensi serta perlu mempertimbangkan faktor-faktor eksternal dan internal yang dihadapi perusahaan. Menurut Mangkuprawira (2003), strategi adalah cara mengerjakan sesuatu untuk mencapai tujuan tertentu. Ia merpuakan sebuah rencana permanen untuk sebuah kegiatan, di dalamnya biasanya termasuk formulasi tujuan dan kumpulan rencana kegiatan. Menurut Mulyadi (2007), strategi digunakan untuk menyediakan customer value terbaik guna mewujudkan visi perusahaan. Di masa lalu, strategi perusahaan lebih dipacu untuk menghadapi pesaing, sehingga perhatian manajemen tidak difokuskan untuk menghasilkan value terbaik bagi customers. Suatu lingkungan bisnis yang didalamnya customers memegang kendali, akan membuat lingkungan tersebut menjadi kompetitif, kompleks dan bergolak. Manajemen perusahaan perlu memfokuskan

2 strateginya ke penyediaan value terbaik bagi pemuasan kebutuhan customers. Untuk mampu mempertahankan kelangsungan hidupnya, perusahaan harus mampu berbeda dari pesaing. Oleh karena itu, perusahaan harus mampu menghasilkan value terbaik bagi customers, agar produk dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan dipilih oleh customers. Menurut David (2006), manajemen strategis (strategic management) adalah seni dan ilmu untuk memformulasi, mengimplementasi, dan mengevaluasi keputusan lintas fungsi yang memungkinkan organisasi dapat mencapai tujuannya. Tujuan manajemen strategis adalah untuk mengeksploitasi dan menciptakan peluang baru yang berbeda untuk masa mendatang (perencanaan jangka panjang) dan mencoba untuk mengoptimalkan tren sekarang untuk masa datang. Secara lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 2. Proses manajemen strategis terdiri atas tiga tahap: 1. Tahap formulasi strategi: formulasi strategi adalah tahapan mengembangkan visi dan misi, mengidentifikasi peluang dan ancaman eksternal perusahaan, menentukan kekuatan dan kelemahan internal, menetapkan tujuan jangka panjang, merumuskan alternatif strategi, dan memilih strategi tertentu yang akan dilaksanakan. 2. Tahap implementasi strategi: implementasi strategi mensyaratkan perusahaan untuk menetapkan tujuan tahunan, membuat kebijakan, memotivasi karyawan, dan mengalokasikan sumber daya sehingga strategi yang telah diformulasikan dapat dijalankan. 3. Evaluasi strategi: evaluasi strategi adalah tahap final dalam manajemen strategis yang mencakup tiga aktivitas utama yaitu (1) meninjau ulang faktor eksternal dan internal yang menjadi dasar strategi saat ini, (2) mengukur kinerja, dan (3) mengambil tindakan korektif Konsep Pengukuran Kinerja Menurut Mulyadi (2007), pengukuran kinerja adalah penentuan secara periodik efektifitas operasional suatu organisasi, bagan organisasi, dan karyawannya berdasarkan sasaran standar dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. pengukuran kinerja merupakan suatu bagian dari proses

3 manajemen strategis yang dapat memberikan informasi strategi yang menyeluruh bagi para pembuat keputusan. Mengembangkan Pernyataan Visidan Misi Menjalankan Audit internal Menjalankan Audit eksternal menetapkan tujuan jangka panjang Formulasi strategi Merumuskan, mengevaluasi, dan memilih strategi Implementasi strategi isu manajemen Implementasi Strategi Isu-Isu Pemasaran, Keuangan, Akutansi, Penelitian Dan Pengembangan, Sistem Informasi Manajemen Implementasi strategi Mengukur dan mengevaluasi kinerja Evaluasi strategi Gambar 2.Model Komprehensif Proses Manajemen Strategis (David,2006) Pengukuran kinerja berada pada tahap implementasi, sedangkan hasil pengukurannya berda pada tahap pemantauan, yang kemudian dikomunikasikan untuk memberi umpan balik dalam pengambilan keputusan. Pengukuran kinerja berkaitan dengan penentuan strategi dan langkah yang akan diambil oleh perusahaan, sehingga bila dasar pengukuran

4 yang dipakai tidak kuat maka strategi pengambilan keputusan akan menimbulkan berbagai kesalahan dan kerugian. Menurut David (2006), keputusan strategis yang salah bisa mengakibatkan kerugian dan untuk memperbaiki kesalahan tersebut adalah hal yang sulit, bila tidak mau dikatakan tidak mungkin. Hampir semua penyusun strategi sepakat bahwa evaluasi strategi sangat vital bagi kelangsungan organisasi; evaluasi antarwaktu dapat memberi peringatan dini kepada manajemen terhadap masalah atau potensi masalah sebelum situasi menjadi lebih parah. Evaluasi strategi meliputi tiga aktivitas dasar yaitu: 1. Memeriksa dasar strategi perusahaan 2. Membandingkan hasil yang diharapkan dengan hasil aktual 3. Mengambil tindakan korektif untuk memastikan kinerja sejalan dengan rencana. Aktivitas evaluasi strategi lainnya yang juga penting adalah mengukur kinerja organisasi. Aktivitas ini berguna untuk membandingkan antara hasil yang diharapkan dengan hasil sesungguhnya, menyelidiki deviasi dalam rencana, mengevaluasi kinerja individu, dan menilai perkembangan yang terjadi dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kriteria untuk mengevaluasi strategi harus bisa diukur dan mudah diverifikasi. Kriteria kuantitatif yang umum digunakan dalam evaluasi strategi adalah rasio keuangan, yang digunakan oleh para penyusun strategi untuk melakukan tiga perbandingan : 1. Membandingkan kinerja perusahaan dalam periode waktu yang berbeda 2. Membandingkan kinerja perusahaan dengan pesaing 3. Membandingkan kinerja perusahaan dengan rata-rata industri. Beberapa rasio keuangan utama yang biasa digunakan sebagai kriteria untuk melakukan evaluasi strategi adalah sebagai berikut: 1. Pengembalian atas investasi (return on investment-roi) 2. Pengembalian atas ekuitas (return on equity-roe) 3. Margin laba 4. Pangsa pasar

5 5. Utang terhadap ekuitas 6. Laba per saham (earnings per share) 7. Pertumbuha penjualan 8. Pertumbuhan aset Terdapat beberapa potensi masalah yang berkaitan dengan penggunaan kriteria kuantitatif untuk mengevaluasi strategi (1) sebagian besar kriteria kuantitatif lebih mengacu pada tujuan tahunan daripada tujuan jangka panjang. (2) Metode akutansi yang berbeda bisa menghasilkan hasil yang berbeda dalam berbagai kriteria kuantitatif. (3) Penilaian secara intuitif hampir selalu dilakukan dalam penjabaran krtiteria kuantitatif. Karena alasan-alasan tersebut dan alasan lainnya, kriteria kualitatif juga dibutuhkan dalam mengevaluasi strategi (David,2006) Konsep Balanced Scorecard Menurut Gasperz (2006) Balanced Scorecard merupakan suatu konsep manajemen yang membantu menerjemahkan strategi ke dalam tindakan. Balanced Scorecard adalah lebih dari sekedar suatu sistem pengukuran operasional atau taktis. Perusahaan- perusahaan yang inovatif menggunakannya sebagai suatu sistem manajemen strategis yang mengelola strategi perusahaan sepanjang waktu (Gambar 3). Perusahaan-perusahaan inovatif itu menggunakan fokus pengukuran Balanced Scorecard untuk melaksanakan proses-proses manajemen kritis, sebagai berikut : 1. Mengklarifikasi dan menerjemahkan visi dan strategi perusahaan. 2. Mengkomunikasikan dan mengaitkan tujuan-tujuan strategis dengan ukuran-ukuran kinerja. 3. Merencanakan, menetapkan target, dan menyelaraskan inisiatif-inisiatif (program-progam) strategis. 4. Mengembangkan umpan-balik dan pembelajaran strategis untuk peningkatan terus-menerus di masa yang akan datang Sejarah Balanced Scorecard Balanced Scorecard diciptakan oleh Robert S.Kaplan, seorang profesor dari Harvard Business School dan David P. Norton dari kantor akuntan publik KPMG. Ide tentang Balanced Scorecard pertama kali

6 dipublikasikan dalam artikel Robert S. Kaplan dan David P. Norton di Harvard Business Review tahun 1992 dalam sebuah artikel berjudul Balanced Scorecard-Measures that Drive Performance. Gambar 3. Sistem manajemen strategis Balanced Scorecard (Gaspersz,2006) Artikel tersebut merupakan laporan dari serangkaian riset dan eksperimen terhadap beberapa perusahaan di Amerika serta diskusi rutin dua bulanan dengan wakil dari berbagai bidang perusahaan sepanjang tahun itu untuk mengembangkan suatu model pengukuran kinerja baru. Balanced Scorecard dikembangkan sebagai sistem pengukuran kinerja yang memungkinkan para eksekutif memandang perusahaan dari berbagai perspektif secara simultan. (Yuwono dkk, 2007). Menurut Mulyadi (2007) Balanced Scorecard merupakan alat manajemen kontemporer yang didesain untuk meningkatkan kemampuan perusahaan dalam melipatgandakan kinerja keuangan luar biasa secara berkesinambungan (sustainable outstanding financial performance). Oleh karena perusahaan pada dasarnya merupakan institusi pencipta kekayaan, pemanfaatan Balanced Scorecard dalam pengelolaan menjanjikan peningkatan signifikan kemampuan perusahaan dalam menciptakan kekayaan.

7 Balanced Scorecard terdiri dari dua kata: (1) kartu skor (scorecard) dan (2) berimbang (balanced). Pada tahap eksperimen awal, Balanced Scorecard merupakan kartu skor yang dimanfaatkan untuk mencatat skor kinerja hasil eksekutif. Melalui kartu skor, skor yang hendak diwujudkan eksekutif dimasa depan dibandingkan dengan hasil kinerja sesungguhnya. Hasil perbandingan ini dimanfaatkan untuk melakukan evaluasi atas kinerja eksekutif. Kata berimbang dimaksudkan untuk menunjukan bahwa kinerja eksekutif diukur secara berimbang dari dua perspektif: keuangan dan nonkeuangan, jangka pendek dan jangka panjang, intern dan ekstern. Oleh karena eksekutif akan dinilai kinerja mereka berdasarkan kartu skor yang dirumuskan secara berimbang, eksekutif diharapkan akan memusatkan perhatian dan usaha mereka pada ukuran kinerja nonkeuangan dan ukuran jangka panjang. Setelah mencatat keberhasilan penerapan Balanced Scorecard sebagai perluasan kinerja eksekutif, Balanced Scorecard kemudian diterapkan ke tahap manajemen yang lebih strategis dalam penilaian kinerja. Dalam sistem perencanaan, pengukuran kinerja terjadi pada tahap pengimplementasian rencana. Personel tidak akan dapat dimintai pertanggungjawaban atas kinerjanya jika pada tahap perencanaan, personel tersebut tidak merencanakan kinerja yang akan diwujudkan dimasa yang akan datang. Oleh karena itu, menyusul keberhasilan penerapan Balanced Scorecard di tahun 1992, pendekatan Balanced Scorecard kemudian diterapkan dalam proses perencanaan strategis. Mulai pertengahan tahun 1993, Renaissance Solutions, Inc. (RSI) sebuah perusahaan konsultasi yang dipimpin oleh David P. Norton (yang semula menjadi CEO Nolan Norton Institute) menerapkan Balanced Scorecard sebagai pendekatan untuk menerjemahkan dan mengimplementasikan strategi di berbagai perusahaan kliennya. Mulai saat itu, Balanced Scorecard tidak lagi hanya berfungsi sebagai alat pengukur kinerja eksekutif, namun berkembang menjadi inti sistem manajemen strategis. Keberhasilan pemanfaatan Balanced Scorecard dalam sistem manajemen strategis di berbagai perusahaan tersebut dilaporkan dalam

8 artikel yang ditulis oleh Robert S. Kaplan dan David P. Norton di Harvard Business Review (Januari-Febuari 1996) berjudul Using Balanced Scorecard as a Strategic Management System. (Mulyadi, 2007) Perspektif Balanced Scorecard Terdapat empat perspektif dalam Balanced Scorecard yang dikaitkan dengan visi dan strategi organisasi, yaitu: (1) perspektif finansial(shareholders-pemegang saham), (2) perspektif pelanggan (customers), (3) perspektif proses bisnis internal (internal-business-process), (4) perspektif pembelajaran dan pertumbuhan karyawan, manajemen, dan organisasi (learning and growth). Balanced Scorecard sebagai suatu sistem manajemen kinerja ditunjukan dalam Gambar 4. Gambar 4. BSC Sebagai Suatu Sistem Manajemen Kinerja (Gaspersz,2006) 1. Perspektif Keuangan Ukuran keuangan merupakan hal yang sangat penting dalam memberikan konsekuensi tindakan ekonomis yang sudah diambil. Ukuran kinerja finansial memberikan petunjuk apakah strategi perusahaan, implementasi dan pelaksanaannya memberikan kontribusi atau tidak kepada peningkatan laba perusahaan. Secara garis besar pengukuran kinerja keuangan mempertimbangkan adanya tahapan dari siklus kehidupan bisnis, yaitu: growth, sustain, dan harvest. Tiap tahapan memiliki sasaran yang berbeda, sehingga penekanan pengukurannyapun berbeda pula (Kaplan dan Norton 1996).

9 Growth adalah tahapan awal siklus kehidupan perusahaan dimana perusahaan memilki produk atau jasa yang yang secara signifikan memiliki potensi pertumbuhan terbaik. Disini, manajemen terikat dengan komitmen untuk mengembangkan suatu produk atau jasa baru, membangun dan mengembangkan suatu produk/ jasa dan fasilitas produksi, menambah kemampuan operasi, mengembangkan sistem, infrastruktur, dan jaringan distribusi yang akan mendukung hubungan global, serta membina dan mengembangkan hubungan dengan pelanggan Selama dalam tahap pertumbuhan, perusahaan biasanya beroperasi dengan arus kas yang negatif dengan tingkat pengembalian modal yang rendah. Dengan demikian, tolak ukur kinerja yang cocok dalam tahap ini adalah, misalnya, tingakat pertumbuhan pendapatan atau penjualan dalam segmen pasar yang telah ditargetkan. Sustain adalah tahapan kedua dimana perusahaan masih melakukan investasi dan reinvestasi dengan mengisyaratkan tingkat pengembalia terbaik. Dalam tahap ini, perusahaan mencoba mempertahankan pangsa pasar yang ada, bahkan mengembangkannya, jika mungkin. Investasi yang dilakukan umumnya diarahkan untuk menghilangakn bottleneck, mengembangkan kapasitas, dan meningkatkan perbaikan operasional secara konsisten. Sasaran keuangan pada tahap ini diarahkan pada besarnya tingkat pengembalian atas investasi yang dilakukan. Tolak ukur yang kerap digunakan pada tahap ini, misal, ROI, ROCE dan EVA Harvest adalah tahapan ketiga dimana perusahaan benar-benar memanen/menuai hasil investasi di tahap-tahap sebelumnya. Tidak ada lagi investasi besar, baik ekspansi maupun pembangunan kemampuan baru, kecuali pengeluaran untuk pemeliharaan dan perbaikan fasilitas. Sasaran keuangan utama dalam tahap ini, sehingga diambil sebagai tolak ukur, adalah memaksimumkan arus kas masuk dan pengurangan modal kerja. 2. Perspektif Pelanggan Menurut Budiarti (2007), dalam perspektif pelanggan Balanced Scorecard, manajemen perusahaan harus mengidentifikasi pelanggan dan segmen pasar di mana unit bisnis tersebut akan bersaing dan berbagai

10 ukuran kinerja unit bisnis di dalam segmen sasaran. Perspektif ini biasanya terdiri atas beberapa ukuran utama atau ukuran generik keberhasilan perusahaan dari strategi yang dirumuskan dan dilaksanakan dengan baik. Ukuran utama tersebut terdiri atas kepuasan pelanggan, retensi pelanggan, akuisisi pelanggan baru, profitabilitas pelanggan, dan pangsa pasar di segmen sasaran. Selain, perspektif pelanggan seharusnya juga mencakup berbagai ukuran tertentu yang menjelaskan tentang proposisi nilai yang akan diberikan perusahaan kepada pelanggan segmen pasar tertentu merupakan faktor yang penting, yang dapat mempengaruhi keputusan pelanggan untuk berpindah atau tetap loyal kepada pemasoknya. Sebagai contoh, pelanggan mungkin menghargai kecepatan (lead time) dan ketepatan waktu pengiriman atau produk dan jasa inovatif yang konstan atau pemasok yang mampu mengantisipasi kebutuhan dan kapabilitas yang berkembang terus dalam pengembangan produk dan pendekatan baru yang diperlukan untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhan tersebut. Menurut Norton dan Kaplan (1996), perspektif pelanggan memiliki dua kelompok pengukuran yaitu: customer core measurement dan customer value propositions (Gambar 5). Gambar 5. Tolak ukur utama dalam perspektif pelanggan (Norton dan Kaplan,2006) 1. Customer Core Measurement Customer core measurement memiliki beberapa komponen pengukuran, yaitu: a. Market Share; pengukuran ini mencerminkan bagian yang dikuasai perusahaan atas keseluruhan pasar yang ada, yang meliputi antara lain: jumlah pelanggan, jumlah penjualan, dan volume unit penjualan.

11 b. Customer Retention; mengukur tingkat di mana perusahaan dapat mempertahankan hubungan dengan konsumen. c. Customer Acqusition; mengukur tingkat di mana suatu unit bisnis mampu menarik pelanggan baru atau memenangkan bisnis baru. d. Customer Profitability; mengukur laba bersih dari seorang pelanggan atau segmen setelah dikurangi biaya yang khusus diperlukan untuk mendukung pelanggan tersebut. 2. Customer Value Proposition Customer value proposition merupakan pemicu kinerja yang terdapat pada core value proposition yang didasarkan pada atribut sebagai berikut: a. Product /service attributes; meliputi fungsi dari produk atau jasa, harga dan kualitas. Pelanggan memiliki preferensi yang berbeda-beda atas produk yang ditawarkan. Ada yang mengutamakan fungsi dari produk, kualitas, atau harga yang murah. Perusahaan harus mengidentifikasikan apa yang diinginkan pelanggan atas produk yang ditawarkan. Selanjutnya, pengukuran kinerja ditetapkan berdasarkan hal tersebut. b. Customer relationship; menyangkut perasaan pelanggan terhadap proses pembelian produk yang ditawarkan perusahaan. Perasaan konsumen ini sangat dipengaruhi oleh responsivitas dan komitmen perusahaan terhadap pelanggan berkaitan dengan masalah waktu penyampaian. Waktu merupakan komponen yang penting dalam persaingan perusahaan, konsumen biasanya menganggap penyelesaian order yang cepat dan tepat waktu sebagai faktor yang penting bagi keuasan mereka. c. Image and reputation; menggambarkan faktor-faktor intangible yang menarik seorang konsumen untuk berhubungan dengan perusahaan. Membangu image dan reputasi dapat dilakukan melauli iklan dan menjaga kualitas seperti yang dijanjikan. 3. Perspektif Proses Bisnis Internal Menurut Luis dan Biromo (2007), proses bisnis intenal adalah serangkaian aktivitas yang ada dalam bisnis perusahaan secara internal

12 Yang kerap disebut dengan rantai nilai (Value Chain). Dalam perusahaan yang menghasilkan barang maupun jasa, pada umumnya rantai nilai terdiri dari pengembangan produk baru, produksi, penjualan dan marketing, distribusi (product delivery), layanan purna jual (after sales service), serta keamanan dan kesehatan lingkungan (environmen safetty and health). develop new product product manufacturing sell and marketing deliver and distribution After sales service Envitonment safety & health Gambar 6. Generic Value Chain (Luis dan Biromo,2007) Kaplan dan Norton (1996) membagi proses bisnis internal ke dalam tiga proses yaitu: a. Proses inovasi, dalam proses ini unit bisnis menggali pemahaman tentang kebutuhan laten dari pelanggan dan menciptakan produk dan jasa yang mereka butuhkan. b. Proses operasi, adalah proses untuk membuat dan menyampaikan produk/ jasa. Aktivitas di dalam proses terbagi ke dalam dua bagian, yaitu proses pembuatan produk dan proses penyampaian produk kepada pelanggan. c. Proses pelayanan purna jual, proses ini merupakan jasa pelayanan pada pelanggan setelah penjualan produk/jasa tersebut dilakukan. Gambar 7. Model rantai nilai genetik pada proses bisnis internal (Kaplan dan Norton,1996) 4. Perspektif pembelajaran dan Pertumbuhan Menurut Budiarti (2007) Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan mengidentifikasi infra struktur yang harus dibangun perusahaan dalam menciptakan pertumbuhan dan peningkatan kinerja jangka panjang. Sumber utama pembelajaran dan pertumbuhan perusahaan adalah manusia, sistem, dan prosedur perusahaan (Gambar 8). Untuk mencapai tujuan perspektif finansial, pelanggan, dan proses bisnis internal, maka perusahaan harus melakukan investasi dengan memberikan pelatihan kepada karyawannya,

13 meningkatkan teknologi dan sistem informasi, serta menyelaraskan berbagai prosedur dan kegiatan operasional perusahaan yang merupakan sumber utama perspektif pembelajaran dan pertumbuhan. Gambar 8. Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan (Kaplan dan Norton,1996) Menurut Kaplan dan Norton (1996). Pada perspektif ini terdapat tolak ukur dalam perusahaan, yaitu : 1. Employee capabilities, dimana kemampuan karyawan dalam organisasi dengan perencanaan dan upaya implementasi pelatihan pegawai yang menjamin kecerdasan dan kreativitasnya dapat dimobilisasi untuk mencapai tujuan organisasi. 2. Information system capabilities. Diperlukan informasi-informasi terbaik untuk pencapaian tujuan perusahaan pada karyawan. Dengan kemampuan sistem informasi yang memadai, kebutuhan seluruh tingkatan manajemen dan pegawai atas informasi yang akurat dan tepat waktu dapat dipenuhi dengan sebaik-baiknya. 3. Motivation, empowerment, and alignment. Tingkat motivasi karyawan dapat diukur melalui banyaknya sasaran yang diberikan per pekerja, jumlah sasaran yang dilaksanakan, serta mutu saran yang diajukan. Jumlah saran yang berhasil diimplementasikan merupakan indikator tercapainya keselarasan tujuan perusahaan maupun perorangan Keunggulan Balanced Scorecard Menurut Mulyadi (2007) Balanced Scorecard memiliki keunggulan di dua aspek yakni, meningkatkan secara signifikan kualitas perencanaan, dan meningkatkan kualitas pengolahan kinerja personel. Balanced Scorecard

14 dapat meningkatkan kualitas perencanaan dengan menjadikan perencanaan yang bersifat strategis yang terdiri dari tiga tahap terpisah yang terpadu yakni: 1. Sistem perumusan strategi, berfungsi sebagai alat trendwatching, SWOT, analysis, envisioning dan pemilihan strategi. 2. Sistem perencanaan strategis, berfungsi sebagai alat penerjemah misi, visi, keyakinan dasar dan strategi ke dalam sasaran dan inisiatif strategis yang komprehensif, koheren, berimbang dan terukur. 3. Sistem penyusunan program, merupakan alat penjabaran inisiatif strategis ke dalam program. Balanced Scorecard dapat meningkatkan kualitas pengolahan kinerja personal, hal ini ditujukan untuk dapat meningkatkan akuntabilitas personel dalam memanfaatkan berbagai sumber daya dalam mewujudkan visi perusahaan melalui misi pilihan. Pengelolaan kinerja personel terdiri dari lima tahap terpadu yakni : 1. Perencanaan kinerja yang hendak dicapai perusahaan. 2. Penetapan peran dan kompetensi inti personel dalam mewujudkan kinerja perusahaan. 3. Pendesainan dan penilaian kinerja personel. 4. Pengukuran dan penilaian kinerja personel. 5. Pendistribusian penghargaan berbasis hasil pengukuran dan penilaian kinerja personel. Keunggulan pendekatan Balanced Scorecard dalam sistem perencanaan strategis adalah pada kemampuan Balanced Scorecard dalam menghasilkan rencana strategis yang memiliki karakteristik sebagai berikut : 1. Komprehensif Balanced Scorecard memperluas perspektif yang dicakup dalam perencanaan strategis, dari yang sebelumnya hanya terbatas pada perspektif keuangan, meluas ketiga perspektif yang lain : customer, proses, serta pembelajaran dan pertumbuhan

15 2. Koheren Balanced Scorecard mewajibkan personal untuk membangun hubungan sebab-akibat di antara berbagai sasaran strategis yang dihasilkan dalam perencanaan strategis. Setiap sasaran strategis yang ditetapkan dalam perspektif nonkeuangan harus mempunyai hubungan kausal dengan sasaran keuangan, baik secara langsung maupun tidak langsung. 3. Berimbang Keseimbangan sasaran strategis yang dihasilkan oleh sistem perencanaan strategsis penting untuk menghasilkan kinerja keuangan jangka panjang. Keseimbangan pengukuran pemusatan ke dalam internal perusahaan (internal focus) dan pemusatan keluar (external focus). Ukuran pemusatan ke dalam internal, melalui perspektif proses bisnis internal dan pertumbuhan dan pembelajaran. Sedangkan fokus pengukuran luar melibatkan perspektif pelanggan dan keuangan. 4. Terukur Balanced Scorecard dapat mengukur sasaran-sasaran strategis yang sulit untuk diukur. Sasaran-sasaran strategis di perspektif customer, proses, serta pembelajaran dan pertumbuhan merupakan sasaran yang tidak mudah diukur, namun dalam pendekatan Balanced Scorecard, sasaran di ketiga perspektif nonkeuangan tersebut ditentukan ukurannya agar dapat dikelola sehingga dapat diwujudkan Penyalarasan Ukuran Balanced Scorecard dengan Strategi Menurut Kaplan dan Norton (1996) terdapat tiga prinsip yang memungkinkan Balance Scorecard dikaitkan dengan strategi perusahaan. 1. Cause and Effect Relationship Prinsip ini sangat penting karena dapat menjabarkan tujuan dan pengukuran masing-masing perspektif kedalam satu kesatuan yang terpadu. Konsep Balance Scorecard harus bisa menjelaskan strategi bisnis melalui hubungan sebab akibat, agar hubungan antara berbagai tujuan dan ukuran pada semua perspektif dapat dinyatakan secara eksplisit dan mudah dikelola. Setiap ukuran yang dipilih harus menjadi

16 unsur suatu rantai hubungan sebab akibat yang mengkomunikasikan arti strategi kepada seluruh perusahaan. Return On Capital Employed (ROCE) dapat dicapai bila tingkat penjualan tinggi yang merupakan hasil dari loyalitas pelanggan. Dengan demikian, loyalitas pelanggan dimasukan ke kategori perspektif pelanggan karena mempunyai pengaruh yang kuat terhadap besarnya ROCE. Pada proses internal bisnis, perusahaan berusaha mewujudkan pengiriman tepat waktu melalui siklus produksi yang singkat dan kualitas proses internal yang sangat tinggi. Kedua faktor tersebut dapat diperoleh dengan melatih dan meningkatkan kemampuan karyawan sehingga faktor pelatihan dan peningkatan kemampuan karyawan dimasukkan dalam perspektif pembelajaran dan pertumbuhan. Berikut ini adalah contoh hubungan sebab akibat yang diaplikasikan oleh perusahaan melalui penetapan ROCE sebagai tujuan perspektif keuangan. Gambar 9. Model hubungan sebab akibat(kaplan dan Norton,1996) 2. Performance driver Sebuah Balance Scorecard yang baik harus memiliki bauran ukuran hasil dan faktor pendorong kinerja. Ukuran hasil merupakan lag indicator yang mencerminkan tujuan bersama sebagai strategi dan struktur dalam perusahaan, seperti profitabilitas, kepuasan pelanggan, proses bisnis internal yang efektif, dan keahlian pekerjaan. Sedangkan faktor pendorong kinerja (Performance driver) atau lead indicator adalah faktor-faktor khusus yang terdapat pada perusahaan dan

17 mencerminkan keunikan strategi guna mendukung tercapainya tujuan bersama. 3. Linkage to Financial Sebuah Balance Scorecard harus tetap menitikberatkan kepada hasil yang bersifat keuangan, sehingga sebab akibat semua ukuran dalam semua Balance Scorecard harus terkait dengan tujuan keuangan perusahaan. Keberhasilan perusahaan dalam pencapaian berbagai tujuan nonkeuangan, seperti kualitas, kepuasan pelanggan, inovasi dan pemberdayaan karyawan tidak akan memberikan perbaikan apabila hanya dianggap sebagai tujuan akhir perusahaan. Dengan demikian, ukuran keuangan dapat digunakan untuk menguji hasil dari faktor kinerja dalam memberikan hasil Konsep Kepuasan dan Motivasi Analisis kepuasan karyawan digunakan untuk mengetahui tolak ukur pencapaian strategi tingkat komitmen karyawan pada perspektif pertumbuhan dan pembelajaran. Menurut Herzberg dalam Robbins (2001), yaitu teori motivasi- higine menyatakan bahwa faktor intrisik dihubungkan dengan kepuasan kerja, sementara faktor-faktor ekstrinsik dikaitkan dengan ketidakpuasan. Karakteristik kepuasan sebagai faktor- faktor higiene (ekstrinsik) yaitu kebijakan dan administrasi perusahaa, penyeliaan, hubungan antar-pribadi, kondisi kerja dan gaji. Faktor pengukuran motivasi (intrisik) berkaitan dengan penekanan prestasi, pengakuan, kerja itu sendiri, tanggung jawab dan pertumbuhan. Kepuasan Pasien diukur berdasarkan kualitas pelayanan yang diberikan oleh karyawan RS Pelabuhan Jakarta. Suatu perusahaan dituntut untuk memiliki pelayanan yang berkualitas dan prima kepada pelanggannya agar memiliki nilai tambah bagi perusahaan tersebut. Kepuasan Pasien adalah salah satu indikator dalam pengukuran kinerja sebuah perusahaan. Menurut Rangkuti (2003), ciri-ciri mutu jasa dapat dievaluasi dalam lima dimensi, yaitu : 1. Reliability (keandalan) yaitu kemampuan perusahaan dalam memberikan jasa yang tepat dan dapat diandalkan.

18 2. Responsiveness (cepat tanggap) yaitu kemampuan perusahaan dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan dengan cepat. 3. Assurance (jaminan) yaitu kemampuan dan kesopanan karyawan serta sifat dapat dipercaya yang dimiliki oleh karyawan. 4. Emphaty (empati) yaitu pemahaman karyawan terhadap kebutuhan konsumen serta perhatian yang diberikan oleh karyawan. 5. Tangible (kasat mata) yaitu penampilan fasilitas fisik seperti peralatan, karyawan dan sarana komunikasi Penelitian Terdahulu Puspita (2007) melakukan penelitian pada PT Unitex, Tbk dengan merancang Balanced Scorecard sebagai alat ukur untuk penilaian kinerja perusahaan. Jenis data yang digunakan dalam penelitian meliputi data primer dan sekunder. Metode pengolahan dan analisis data yang digunakan adalah analisis SWOT, BSC, AHP, analisis kepuasan kerja dan motivasi karyawan. Hasil dari penelitian ini menunjukan indikator yang digunakan PT Unitex, Tbk dalam melakukan pengukuran kinerja adalah penjualan, analisis neraca, analisis rugi laba, likuiditas dan profitabilitas. Rancangan peta strategi Balance Scorecard pada PT Unitex, Tbk diawali dengan perumusan sasaran strategis pada perspektif Balance Scorecard. Sasaran strategis perspektif keuangan yang akan dicapai adalah pertumbuhan profitabilitas, melalui pertumbuhan penjualan dan keunggulan biaya. Sasaran strategis dalam perspektif pelanggan dengan meningkatkan kepuasan dan kepercayaan konsumen serta menjalin hubungan berkualitas dengan konsumen. Sasaran strategis perspektif proses bisnis internal adalah pengembangan produk difrensiasi, efisiensi dan efektivitas produksi, serta peningkatan proses layanan pada pelanggan. Sasaran strategis dalam perspektif pertumbuhan dan pembelajaran yaitu peningkatan kualitas dan kapabilitas karyawan, serta komitmen karyawan. Penentuan ukuran hasil dalam perspektif Balanced Scorecard ditunjukan dengan ROI, COGS per sales, tingkat pertumbuhan penjualan, market share dan customer retention, jumlah pengembangan produk difrensiasi, jumlah karyawan yang mengikuti

19 pelatihan, indeks kepuasan dan motivasi karyawan dan turnover rate. Secara keseluruhan, hasil pencapaian kinerja perusahaan dalam Balance Scorecard diperoleh skor sebesar 58,13 persen dari pencapaian target. Kondisi ini menunjukan kinerja perusahaan masih belum optimal. Dewi (2009) melakukan penelitian pada Bank Tabungan Negara (BTN) untuk mengukur evaluasi kinerja PT Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang Bogor. Penelitian ini mengevaluasi kinerja PT BTN (Persero) Cabang Bogor, dengan menggunakan pendekatan Balance Scorecard. Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Pengolahan data dilakukan dengan uji validitas dan realibilitas, Balance Scorecard dan Analytical Hierarcy Process (AHP) dengan bantuan software Microsoft excel dan SPSS 11,5. Metode AHP dilakukan untuk pembobotan sasaran strategis dan ukuran hasil Balance Scorecard. Berdasarkan hasil pembobotan dengan AHP maka diperoleh skor kinerja PT BTN (Persero) Cabang Bogor, yaitu perspektif pelanggan 35,85%, perspektif proses bisnis internal 19,97%, perspektif pembelajaran dan pertumbuhan sebesar 19,1%, serta perspektif penilaian kinerja BTN Cabang Bogor sebesar 93,29% menunjukan bahwa kinerja secara keseluruhan sangat baik. Listyani (2006) melakukan penelitian pada sub direktorat Property and Facilities Management PT Indosat, Tbk. penelitian ini berjudul Analisis dan perancangan Alat Pengukur Kinerja dengan Metode Balance Scorecard pada sub direktorat Property and Facilities Management PT Indosat, Tbk. penelitian ini bertujuan (1) menganalisis Critical Success Factor (CSF) pada Sub Direktorat Property and Facilities Management PT Indosat, Tbk. dan keterkaitannya pada tiap perspektif Balanced Scorecard, (2) mengetahui tolak ukur strategik dari tiap-tiap perspektif, (3) mengidentifikasi kesesuaian alat ukur kinerja sub direktorat saat ini dengan kondisi dan kebutuhan perusahaan dan (4) Merancang alat ukur kinerja Sub Direktorat Property and Facilities Management. Pengolahaan data dilakukan dengan metode AHP, yang dilakukan secara manuak dan perhitungannya dengan software Microsoft Excel Hasil pembobotan menunjukan bahwa perspektif pelanggan memiliki bobot terbesar (50,18%), dengan CSF kepuasan

20 pelanggan (53,66%) dan tolak ukur strategis tingkat kepuasan pelanggan (53,19%). Analisa yang dilakukan terhadap KPI sub direktorat periode triwulan I tahun 2006 mengindikasikan bahwa persentase bobot tingkat kepentingan tiap perspektif tidak sesuai dengan elaborasi Startegic Mapping untuk sub direktorat berorientasi non-profit center, yang menyatakan bahwa perspektif pelanggan harus memiliki bobot terbesar, tetapi pada KPI sub direktorat periode triwulan I tahun 2006 perspektif keuangan yang memiliki bobot terbesar (60%).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Perbankan Bank merupakan lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah menghipun dana dari masyarakat dan menyalurkan dana terbsebut kepada

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dicapai pada suatu periode tertentu dan mengukur seberapa jauh terjadinya

BAB II LANDASAN TEORI. dicapai pada suatu periode tertentu dan mengukur seberapa jauh terjadinya BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengukuran Kinerja Pengukuran merupakan upaya mencari informasi mengenai hasil yang dicapai pada suatu periode tertentu dan mengukur seberapa jauh terjadinya penyimpangan akibat

Lebih terperinci

EVALUASI KINERJA DENGAN METODE BALANCED SCORECARD PADA RUMAH SAKIT PELABUHAN JAKARTA SKRIPSI. Oleh HAWARA SEBASTIAN SITOMPUL H

EVALUASI KINERJA DENGAN METODE BALANCED SCORECARD PADA RUMAH SAKIT PELABUHAN JAKARTA SKRIPSI. Oleh HAWARA SEBASTIAN SITOMPUL H EVALUASI KINERJA DENGAN METODE BALANCED SCORECARD PADA RUMAH SAKIT PELABUHAN JAKARTA SKRIPSI Oleh HAWARA SEBASTIAN SITOMPUL H24060972 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. implementasinya. Balanced Scorecard terdiri atas dua kata: (1) kartu skor

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. implementasinya. Balanced Scorecard terdiri atas dua kata: (1) kartu skor BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah Singkat Balanced Scorecard Konsep Balanced Scorecard berkembang sejalan dengan perkembangan implementasinya. Balanced Scorecard terdiri atas dua kata: (1) kartu skor

Lebih terperinci

Adapun perspektif-perspektif yang ada di dalam BSC adalah sebagai berikut:

Adapun perspektif-perspektif yang ada di dalam BSC adalah sebagai berikut: Konsep Balanced Scorecard selanjutnya akan disingkat BSC. BSC adalah pendekatan terhadap strategi manajemen yang dikembangkan oleh Drs.Robert Kaplan (Harvard Business School) and David Norton pada awal

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Kinerja adalah keberhasilan personel, tim, atau unit organisasi dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Kinerja adalah keberhasilan personel, tim, atau unit organisasi dalam BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Konsep Kinerja Kinerja adalah keberhasilan personel, tim, atau unit organisasi dalam mewujudkan sasaran strategik yang

Lebih terperinci

BAB II PENINGKATAN KINERJA DENGAN PENDEKATAN BALANCED SCORECARD

BAB II PENINGKATAN KINERJA DENGAN PENDEKATAN BALANCED SCORECARD BAB II PENINGKATAN KINERJA DENGAN PENDEKATAN BALANCED SCORECARD A. Kinerja 1. Pengertian Kinerja Kinerja adalah suatu tampilan keadaan secara utuh atas perusahaan selama periode waktu tertentu, kinerja

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perkumpulan yang beranggotakan orang atau badan-badan yang memberikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perkumpulan yang beranggotakan orang atau badan-badan yang memberikan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi 2.1.1 Pengertian koperasi Menurut Sumarni dan Soeprihanto (1995) koperasi adalah suatu perkumpulan yang beranggotakan orang atau badan-badan yang memberikan kebebasan

Lebih terperinci

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD KINERJA Kinerja adalah hasil kerja yang secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian kinerja menurut Hansen dan Mowen (2006:6), Tingkat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian kinerja menurut Hansen dan Mowen (2006:6), Tingkat BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengukuran Kinerja Pengertian kinerja menurut Hansen dan Mowen (2006:6), Tingkat konsitensi dan kebaikan fungsi-fungsi produk. Kinerja merupakan penentuan

Lebih terperinci

TUGAS AKUNTANSI MANAJEMEN

TUGAS AKUNTANSI MANAJEMEN TUGAS AKUNTANSI MANAJEMEN BALANCED SCORECARD Disusun OLEH Bobby Hari W (21213769) Muhamad Deny Amsah (25213712) Muhammad Rafsanjani (26213070) Roby Aditya Negara (28213044) Suci Rahmawati Ningrum (28213662)

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Kinerja Kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masingmasing

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Penilaian Kinerja Penilaian kinerja pada dasarnya merupakan kegiatan manusia dalam mencapai tujuan organisasi. Mulyadi (1997:419) mengungkapkan penilaian kinerja sebagai penentu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Kinerja Dan Pengukuran Kinerja. seperti koreksi akan kebijakan, meluruskan kegiatan- kegiatan utama dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Kinerja Dan Pengukuran Kinerja. seperti koreksi akan kebijakan, meluruskan kegiatan- kegiatan utama dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian Kinerja Dan Pengukuran Kinerja Kinerja merupakan kondisi yang harus diketahui dan diinformasikan kepada pihak- pihak tertentu untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 7 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengukuran Kinerja Perusahaan 1. Kinerja dan Pengukuran Kinerja Perusahaan Rivai dan Basri (2005), Kinerja adalah hasil seseorang secara keseluruhan selama periode tertentu di

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pembanding. Penelitian yang dilakukan oleh M. Toha Zainal tahun yang meneliti pada PT. Madura Prima Interna.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pembanding. Penelitian yang dilakukan oleh M. Toha Zainal tahun yang meneliti pada PT. Madura Prima Interna. 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Hasil Penelitian Terdahulu Berkaitan dengan topik kajian yang dilakukan oleh penulis dalam penelitian ini, maka penulis menggunakan penelitian terdahulu sebagai pembanding.

Lebih terperinci

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD LANGKAH AWAL MENYUSUN BALANCE SCORECARD

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD LANGKAH AWAL MENYUSUN BALANCE SCORECARD MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD LANGKAH AWAL MENYUSUN BALANCE SCORECARD FOKUS PENGUKURAN BSC Fokus pengukuran BSC untuk melaksanakan proses manajemen sbb: Mengklarifikasi dan menerjemahkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian, Manfaat dan Tujuan Balanced Scorecard. Balanced Scorecard adalah pendekatan terhadap strategi

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian, Manfaat dan Tujuan Balanced Scorecard. Balanced Scorecard adalah pendekatan terhadap strategi 5 BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian, Manfaat dan Tujuan Balanced Scorecard Pengertian Balanced Scorecard Balanced Scorecard adalah pendekatan terhadap strategi manajemen yang dikembangkan oleh Robert

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian yang berkaitan dengan penerapan Balance Scorecard terhadap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian yang berkaitan dengan penerapan Balance Scorecard terhadap BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian yang berkaitan dengan penerapan Balance Scorecard terhadap pengukuran kinerja perusahaan telah dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya. Penelitian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengukuran Kinerja 2.1.1. Definisi Pengukuran Kinerja Kaplan, dan Norton (1996) mendefinisikan pengukuran kinerja sebagai : the activity of measuring the performance of an activity

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Pengukuran Kinerja Terdapat suatu ungkapan dalam manajemen modern, yaitu : Mengukur adalah untuk mengerti (memahami), Memahami adalah untuk memperoleh pengetahuan, Memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengevaluasi kinerjanya sebagai bagian dari aktifitas perencanaan dan

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengevaluasi kinerjanya sebagai bagian dari aktifitas perencanaan dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pengukuran kinerja merupakan hal yang penting bagi perusahaan untuk dapat mengevaluasi kinerjanya sebagai bagian dari aktifitas perencanaan dan pengendalian

Lebih terperinci

PERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS

PERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS PERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS A. TUJUAN PEMBELAJARAN. Adapun tujuan pembelajaran dalam bab ini, antara lain : 9.1. Mahasiswa mengetahui tentang sistem pertanggungjawaban

Lebih terperinci

Balanced Scorecard adalah salah satu system pengukuran keberhasilan manajemen yang. keuangan yang strategis yang meningkatkan shareholder value.

Balanced Scorecard adalah salah satu system pengukuran keberhasilan manajemen yang. keuangan yang strategis yang meningkatkan shareholder value. Balanced Scorecard adalah salah satu system pengukuran keberhasilan manajemen yang meyakini bahwa jika perusahaan memiliki orang-orang dengan kemampuan yang tepat dan sikap yang baik akan dapat melaksanakan

Lebih terperinci

Jurnal Sains & Teknologi

Jurnal Sains & Teknologi JUS TEKNO Jurnal Sains & Teknologi ISSN 2580-2801 BALANCE SCORE CARD (BSC), SEBAGAI ALAT PENGUKUR KINERJA Wastam Wahyu Hidayat Abstrak Tujuan penulisan ini untuk mengetahui bagaimana mengukur kinerja organisasi/pusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Menghadapi perubahan perkembangan bisnis yang semakin kompetitif, suatu organisasi dituntut untuk melakukan suatu adaptasi yang cepat terhadap faktor-faktor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produk dari dalam negeri ke pasar internasional akan terbuka secara kompetitif, dan

BAB I PENDAHULUAN. produk dari dalam negeri ke pasar internasional akan terbuka secara kompetitif, dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Saat ini masih banyak perusahaan yang mengukur kinerjanya hanya berdasarkan pada tolak ukur keuangannya saja. Dalam era globalisasi peluang pasar produk dari

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Dalam bab landasan teori ini akan diuraikan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan sistem pengukuran kinerja, Balanced Scorecard, perspektif dalam Balanced Scorecard, penyelarasan

Lebih terperinci

Bidang Teknik BALANCED SCORECARD SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA DAN ALAT PENGENDALI SISTEM MANAJEMEN STRATEGIS

Bidang Teknik BALANCED SCORECARD SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA DAN ALAT PENGENDALI SISTEM MANAJEMEN STRATEGIS Majalah Ilmiah Unikom, Vol.6, hlm. 51-59 BALANCED SCORECARD SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA Bidang Teknik BALANCED SCORECARD SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA DAN ALAT PENGENDALI SISTEM MANAJEMEN STRATEGIS ISNIAR BUDIARTI

Lebih terperinci

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD KINERJA Kinerja adalah hasil kerja yang secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung

Lebih terperinci

Taryana Suryana. M.Kom

Taryana Suryana. M.Kom Performance Management Taryana Suryana. M.Kom taryana@yahoo.com http://kuliahonline.unikom.ac.id 1 Pendahuluan Scorecard, Merupakan sebuah metrik kinerja yang digunakan dalam manajemen strategis untuk

Lebih terperinci

BAB III KONSEP PERANCANGAN SISTEM EVALUASI KINERJA DENGAN MODEL BALANCED SCORECARD

BAB III KONSEP PERANCANGAN SISTEM EVALUASI KINERJA DENGAN MODEL BALANCED SCORECARD BAB III KONSEP PERANCANGAN SISTEM EVALUASI KINERJA DENGAN MODEL BALANCED SCORECARD 3.1 Sejarah dan Definisi Balanced scorecard 3.1.1. Sejarah Balanced scorecard Balanced scorecard pertama kali dipublikasikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tantangan utama yang dihadapi oleh perusahaan pada saat ini adalah menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. Tantangan utama yang dihadapi oleh perusahaan pada saat ini adalah menghadapi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tantangan utama yang dihadapi oleh perusahaan pada saat ini adalah menghadapi pasar persaingan (globalisasi) dan lingkungan bisnis yang cepat berubah. Oleh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. telah ditetepkan untuk mencapai tujuan perusahaan. alat ukur keuangan (financial), dan non keuangan (non financial).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. telah ditetepkan untuk mencapai tujuan perusahaan. alat ukur keuangan (financial), dan non keuangan (non financial). 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. PENGERTIAN PENILAIAN KINERJA Kinerja merupakan kontribusi yang dapat diberikan oleh seseorang atau devisi untuk pencapaian tujuan perusahaan atau organisasi. Kinerja dapat

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Kinerja Kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan atau program ataupun kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan,

Lebih terperinci

ALTERNATIF PENERAPAN METODE BALANCED SCORECARD SEBAGAI TOLAK UKUR KINERJA PERUSAHAAN PADA PT INDOSAT Tbk

ALTERNATIF PENERAPAN METODE BALANCED SCORECARD SEBAGAI TOLAK UKUR KINERJA PERUSAHAAN PADA PT INDOSAT Tbk ALTERNATIF PENERAPAN METODE BALANCED SCORECARD SEBAGAI TOLAK UKUR KINERJA PERUSAHAAN PADA PT INDOSAT Tbk Disusun oleh: SITI KARINA HAFSARI Niaga Pratama 1 BC/3 17116, 081287847957, sitikarinahafsari@hotmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terciptanya konsep balanced scorecard. Sejarah balanced scorecard dimulai dan

BAB I PENDAHULUAN. terciptanya konsep balanced scorecard. Sejarah balanced scorecard dimulai dan BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Idealnya, setiap manajemen perusahaan memerlukan suatu alat ukur untuk mengetahui seberapa baik performa perusahaan. Objek yang selalu diukur adalah bagian keuangan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hanya memperhatikan prestasi dan sikap karyawan, tetapi juga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hanya memperhatikan prestasi dan sikap karyawan, tetapi juga BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Organisasi Menurut Stephen P. Robbins dalam buku Teori Organisasi, teori organisasi adalah ilmu yang mempelajari struktur dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pada penelitian ini, terdapat penelitian terdahulu yang terkait dengan pembahasan

BAB II LANDASAN TEORI. Pada penelitian ini, terdapat penelitian terdahulu yang terkait dengan pembahasan 16 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Penelitian Terdahulu Pada penelitian ini, terdapat penelitian terdahulu yang terkait dengan pembahasan sehingga dapat dijadikan sebagai suatu perbandingan. Pertama, berdasarkan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS Pengertian Kinerja dan Pengukuran Kinerja. dihasilkan oleh suatu perusahaan atau organisasi dalam periode tertentu

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS Pengertian Kinerja dan Pengukuran Kinerja. dihasilkan oleh suatu perusahaan atau organisasi dalam periode tertentu BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Kinerja dan Pengukuran Kinerja Kinerja merupakan gambaran mengenai tingkat pencapaian dari pelaksanaan suatu program/kegiatan/kebijakan dalam

Lebih terperinci

Yateno, S.E., M.M.

Yateno, S.E., M.M. ANALISIS PENILAIAN PERFORMANCE PERUSAHAAN BERBASIS BALANCE SCORE CARD (BSC) (Studi Kasus pada PT. Great Giant Pineapple. Terbanggi Besar Lampung Tengah) ABSTRAK Yateno, S.E., M.M. e-mail : Yatno.apta@gmail.com

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN METODE BALANCED SCORECARD

PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN METODE BALANCED SCORECARD PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN METODE BALANCED SCORECARD Indah Pratiwi, Herrizqi Shinta, Dessy Riyasari Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. A. Yani Tromol

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai tujuan perusahaan adalah dengan perencanaan strategik. Perencanaan strategik membantu perusahaan dalam mengembangkan

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai tujuan perusahaan adalah dengan perencanaan strategik. Perencanaan strategik membantu perusahaan dalam mengembangkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Salah satu kunci keberhasilan bagi suatu perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan adalah dengan perencanaan strategik. Perencanaan strategik membantu

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. suatu periode dengan referensi pada sejumlah standar seperti biaya-biaya masa

TINJAUAN PUSTAKA. suatu periode dengan referensi pada sejumlah standar seperti biaya-biaya masa 4 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kinerja Kinerja perusahaan adalah suatu tampilan keadaan secara utuh atas perusahaan selama periode waktu tertentu, merupakan hasil atau prestasi yang dipengaruhi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Pengukuran Kinerja Pengukuran kinerja merupakan kriteria penting dalam menilai suatu perusahaan. Pengukuran ini memperlihatkan hubungan antara perencanaan yang telah ditetapkan

Lebih terperinci

Analisis Balanced Scorecard Pada Bank X

Analisis Balanced Scorecard Pada Bank X Analisis Balanced Scorecard Pada Bank X Andris Setiawan andrissetiawan507@gmail.com Abstract Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif pada Bank X dengan judul Analisis Balanced Scorecard pada Bank

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PROPOSISI PENELITAN

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PROPOSISI PENELITAN BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PROPOSISI PENELITAN 2.1 Konsep Dasar Audit Manajemen Menurut Bayangkara (2008:2), audit manajemen adalah pengevaluasian terhadap efisien dan efektivitas operasi perusahaan.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Koperasi

II. TINJAUAN PUSTAKA Koperasi 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi Menurut UU No.25 Tahun 1992, koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dan David P. Norton pada tahun 1990, namun sistem penilaian kinerja ini mulai

BAB II LANDASAN TEORI. dan David P. Norton pada tahun 1990, namun sistem penilaian kinerja ini mulai BAB II LANDASAN TEORI A. Balanced Scorecard Balanced Scorecard pertama kali dikembangkan oleh Robert S. Kaplan dan David P. Norton pada tahun 1990, namun sistem penilaian kinerja ini mulai popular pada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan zaman mengakibatkan perubahan lingkungan bisnis yang pada akhirnya menimbulkan persaingan dalam industri yang semakin ketat. Jika dulu produsen yang memegang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rizal melakukan penelitian pengukuran kinerja menggunakan Balanced

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rizal melakukan penelitian pengukuran kinerja menggunakan Balanced BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu 1. Rizal Effendi (2012) Rizal melakukan penelitian pengukuran kinerja menggunakan Balanced Scorecard pada sektor publik Kanwil DJP Sumsel dan Kep. Babel.

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Visi dan Misi Menurut Wibisono (2006, p. 43), visi merupakan rangkaian kalimat yang menyatakan cita-cita atau impian sebuah organisasi atau perusahaan yang ingin dicapai di

Lebih terperinci

Finance for Non-Finance Manager: Balanced Scorecards

Finance for Non-Finance Manager: Balanced Scorecards Finance for Non-Finance Manager: Balanced Scorecards Materi 1. What is Financial Management? 2. Goals of Financial Management in the Context of BSC 3. Financial Aspect of BSC What is Financial Management

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kompleksitas dunia bisnis yang ada sekarang baik dalam produk/jasa yang dihasilkan,

BAB I PENDAHULUAN. Kompleksitas dunia bisnis yang ada sekarang baik dalam produk/jasa yang dihasilkan, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kompleksitas dunia bisnis yang ada sekarang baik dalam produk/jasa yang dihasilkan, proses dalam menghasilkan produk/jasa tersebut, sistem jual-beli yang ada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagian besar organisasi mengukur kinerjanya dengan menitik beratkan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagian besar organisasi mengukur kinerjanya dengan menitik beratkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagian besar organisasi mengukur kinerjanya dengan menitik beratkan pada sisi keuangan (financial perspective). Akan tetapi, menilai kinerja perusahaan semata-mata

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pengertian Balanced Scorecard, komponen dalam Blanced Scorecard, langkahlangkah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pengertian Balanced Scorecard, komponen dalam Blanced Scorecard, langkahlangkah BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka Riset ini berpedoman pada beberapa teori dasar yang menguatkan, adapun teori yang digunakan adalah adalah kinerja sektor publik, pengertian penilaian kinerja, pengertian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum Atas Pengukuran Kinerja Kinerja adalah suatu tampilan keadaan secara utuh atas perusahaan selama periode waktu tertentu, merupakan hasil atau prestasi yang dipengaruhi

Lebih terperinci

Sumber : Penulis (2014)

Sumber : Penulis (2014) BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Desain Landasan Teori Untuk mengukur kinerja dengan Balanced Scorecard, maka dibutuhkan alur untuk melihat tahapan-tahapan guna melihat proses untuk sampai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terlatih dan terdidik untuk mengatasi masalah-masalah ilmu pengetahuan. pengembangan, serta administrasi umum dan keuangan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terlatih dan terdidik untuk mengatasi masalah-masalah ilmu pengetahuan. pengembangan, serta administrasi umum dan keuangan. 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Landasan Teori 2.1.1 Rumah Sakit Rumah sakit adalah suatu organisasi kompleks yang mempergunakan perlengkapan khusus dan mempekerjakan sekelompok tenaga kerja ahli yang terlatih

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Apotek Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Rebublik Indonesia (Kepmenkes RI) No. 1332/Menkes/SK/X/2002 mengenai Ketentuan dan Tata cara Pemberian Izin Apotek, yang dimaksud dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memanfaatkan sumber daya yang dimiliki oleh perusahan tersebut. (Helfert, 1996)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memanfaatkan sumber daya yang dimiliki oleh perusahan tersebut. (Helfert, 1996) 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kinerja 2.1.1 Pengertian Kinerja Kinerja adalah hasil atau prestasi kerja suatu perusahaan selama periode waktu tertentu yang dipengaruhi oleh proses operasional perusahaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Sistem Pengukuran Kinerja Pengertian Pengukuran Kinerja

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Sistem Pengukuran Kinerja Pengertian Pengukuran Kinerja 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Pengukuran Kinerja 2.1.1 Pengertian Pengukuran Kinerja Informasi akuntansi sangat bermanfaat untuk menilai pertanggungjawaban kinerja manajer karena penilaian kinerja

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Pengukuran Kinerja 2.1.1 Definisi Pengukuran Kinerja Kinerja perusahaan merupakan suatu gambaran tentang kondisi keuangan suatu perusahaan yang dianalisis dengan alat-alat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sejauh mana pencapaian perusahaan. Selama ini yang umum dipergunakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. sejauh mana pencapaian perusahaan. Selama ini yang umum dipergunakan dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin ketatnya persaingan bisnis terutama dengan pekembangan teknologi yang terus update, permintaan konsumen yang semakin beragam mengikuti perkembangan

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. Enterprise Resource Planning (ERP) adalah sebuah aplikasi bisnis yang

LANDASAN TEORI. Enterprise Resource Planning (ERP) adalah sebuah aplikasi bisnis yang BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Enterprise Resource Planning Enterprise Resource Planning (ERP) adalah sebuah aplikasi bisnis yang didisain untuk dapat menyediakan lingkungan yang terintegrasi dan sistematis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perkembangan Balanced Scorecard Dalam era industri, penciptaan nilai tambah bagi perusahaan dilakukan dengan cara diversifikasi produk. Di sini, pada dasarnya, perusahaan sedang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Manajemen Strategik 2.1.1. Strategi Strategi berasal dari bahasa Yunani strategeia, yang berarti kepemimpian dalam ketentaraan. Menurut Freddy (1997), strategi merupakan

Lebih terperinci

The Balanced Scorecard. Amalia

The Balanced Scorecard. Amalia The Balanced Scorecard Amalia Sistem Penilaian Kinerja [Performance Measurement Systems] Merupakan mekanisme untuk meningkatkan kemungkinan keberhasilan organisasi dalam menerapkan strategi Tujuan SPK

Lebih terperinci

Prepared by Yuli Kurniawati

Prepared by Yuli Kurniawati BALANCE SCORECARD Prepared by Yuli Kurniawati SEJARAH BALANCE SCORECARD Pertama kali disampaikan oleh Robert S. Kaplan dan David P. Norton di Harvard Business Review tahun 1992 dalam artikel berjudul Balanced

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS BAB 2 TINJAUAN TEORETIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Organisasi sektor Publik Awalnya, sektor publik ini muncul karena adanya kebutuhan masyarakat secara bersama terhadap barang atau layanan tertentu. Sektor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di tengah persaingan bisnis yang semakin ketat, perusahaan haruslah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di tengah persaingan bisnis yang semakin ketat, perusahaan haruslah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di tengah persaingan bisnis yang semakin ketat, perusahaan haruslah mempunyai strategi agar tetap dapat mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan tersebut. Selain

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Menurut Mahsun (2006:25) kinerja (performance) adalah gambaran

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Menurut Mahsun (2006:25) kinerja (performance) adalah gambaran 22 BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Kinerja Menurut Mahsun (2006:25) kinerja (performance) adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/ program/

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dimiliki (Helfert, 2001). Kinerja merupakan suatu istilah secara umum yang

BAB II LANDASAN TEORI. dimiliki (Helfert, 2001). Kinerja merupakan suatu istilah secara umum yang BAB II LANDASAN TEORI 2.1 PENGERTIAN KINERJA 2.1.1 Kinerja dan Penilaian Kinerja Kinerja adalah suatu tampilan keadaan secara utuh atas perusahaan selama periode waktu tertentu dan merupakan hasil atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bisnis yang semakin kompetitif merupakan tantangan yang harus

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bisnis yang semakin kompetitif merupakan tantangan yang harus BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persaingan bisnis yang semakin kompetitif merupakan tantangan yang harus dihadapi oleh semua perusahaan di era globalisasi saat ini. Kunci untuk memenangkan persaingan

Lebih terperinci

Implementasi Balanced Scorecard Sebagai Alat Ukur Kinerja Perguruan Tinggi Studi Kasus Universitas Komputer Indonesia

Implementasi Balanced Scorecard Sebagai Alat Ukur Kinerja Perguruan Tinggi Studi Kasus Universitas Komputer Indonesia Implementasi Balanced Scorecard Sebagai Alat Ukur Kinerja Perguruan Tinggi Studi Kasus Universitas Komputer Indonesia Oleh: Taryana Suryana NPM:2006210007 1 UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA Visi Menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Semakin berkembangnya dunia usaha dan perdagangan bebas akan membuka berbagai kesempatan baru dan juga dorongan dunia usaha ke arah yang semakin keras dan

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA DENGAN MENGGUNAKAN BALANCED SCORECARD PADA KOPERASI SERBA USAHA SINAR MENTARI KARANGANYAR TAHUN 2008

PENGUKURAN KINERJA DENGAN MENGGUNAKAN BALANCED SCORECARD PADA KOPERASI SERBA USAHA SINAR MENTARI KARANGANYAR TAHUN 2008 PENGUKURAN KINERJA DENGAN MENGGUNAKAN BALANCED SCORECARD PADA KOPERASI SERBA USAHA SINAR MENTARI KARANGANYAR TAHUN 2008 SKRIPSI Ditulis dan Diajukan Dengan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Penilaian Kinerja Upaya yang dilakukan oleh manajemen perusahaan dalam rangka melakukan pengawasan dan evaluasi atas seluruh sumber daya perusahaan dapat diakomodir dengan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Menurut M. Mahsun (2007:161) pengukuran kinerja merupakan suatu

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Menurut M. Mahsun (2007:161) pengukuran kinerja merupakan suatu BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengukuran Kinerja 2.1.1 Pengertian Pengukuran Kinerja Menurut M. Mahsun (2007:161) pengukuran kinerja merupakan suatu aktivitas penilaian pencapaian target target tertentu

Lebih terperinci

Farah Esa B

Farah Esa B ALTERNATIF PENERAPAN BALANCED SCORECARD SEBAGAI SISTEM PENILAIAN KINERJA (Studi Kasus pada RSUD dr. Soediran Mangun Soemarso Kab. Wonogiri) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA PADA KOPERASI SEMOGA JAYA UNIT SIMPAN PINJAM DI TENGGARONG

PENGUKURAN KINERJA PADA KOPERASI SEMOGA JAYA UNIT SIMPAN PINJAM DI TENGGARONG PENGUKURAN KINERJA PADA KOPERASI SEMOGA JAYA UNIT SIMPAN PINJAM DI TENGGARONG Ainun Jariah 1, Titin Ruliana 2, Suyatin 3 Fakultas Ekonomi, Jurusan Akuntansi Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda.Kalimantan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk melakukan evaluasi dalam menilai kinerja perusahaan. Seringkali penilaian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk melakukan evaluasi dalam menilai kinerja perusahaan. Seringkali penilaian BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penilaian Kinerja Melihat aktifitas perusahaan dalam melaksanakan kegiatan operasinya sehari - hari maka akan menghasilkan penilaian yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tidur dan tenaga kerja sebanyak 677 orang. Masalah utama dalam penelitian ini

BAB 1 PENDAHULUAN. tidur dan tenaga kerja sebanyak 677 orang. Masalah utama dalam penelitian ini BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Rumah Sakit Umum Sari Mutiara adalah Rumah Sakit dengan status kelas B yang berdiri tahun 1962. Rumah sakit ini memiliki kapasitas hunian 375 tempat tidur dan tenaga

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kinerja adalah cara perseorangan atau kelompok dari suatu organisasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kinerja adalah cara perseorangan atau kelompok dari suatu organisasi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Menurut Robbins dalam Rai (2008:40), kinerja merupakan hasil evaluasi terhadap pekerjaan yang telah dilakukan dibandingkan dengan kriteria yang telah ditetapkan bersama.

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Saat ini perusahaan-perusahaan dalam menjalankan usahanya haruslah. pelanggan maupun mitra usaha. Sistem komunikasi dan kemudahan dalam

PENDAHULUAN. Saat ini perusahaan-perusahaan dalam menjalankan usahanya haruslah. pelanggan maupun mitra usaha. Sistem komunikasi dan kemudahan dalam PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini perusahaan-perusahaan dalam menjalankan usahanya haruslah semakin kompetitif. Tuntutan menjadi kompetitif ini telah mendorong terjadinya perubahan demi perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bisnis yang semakin kompetitif ini, tantangan yang dihadapi oleh organisasi baik yang

BAB I PENDAHULUAN. bisnis yang semakin kompetitif ini, tantangan yang dihadapi oleh organisasi baik yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengukuran kinerja merupakan hal yang penting bagi perusahaan. Dalam dunia bisnis yang semakin kompetitif ini, tantangan yang dihadapi oleh organisasi baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan produktivitas serta pencapaian visi dan misi perusahaan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan produktivitas serta pencapaian visi dan misi perusahaan tersebut. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tingkat persaingan perusahaan di abad ke-21 ini semakin ketat sejalan dengan diberlakukannya era perdagangan bebas. Hal ini tentu juga mempengaruhi persaingan di dunia

Lebih terperinci

BAB 2 TELAAH PUSTAKA 2.1 Manajemen Kinerja

BAB 2 TELAAH PUSTAKA 2.1 Manajemen Kinerja BAB 2 TELAAH PUSTAKA 2.1 Manajemen Kinerja Manajemen kinerja adalah sebuah proses komunikasi yang berkesinambungan dan dilakukan dalam kemitraan antara seorang karyawan dan perusahaan (Bacal,1999). Sebuah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Gudang 2.1.1 Definisi Gudang Gudang adalah bangunan yang dipergunakan menyimpan barang dagangan. Penggudangan adalah kegiatan menyimpan dalam gudang (Warman, 2010). Pergudangan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Analisa SWOT Analisa SWOT merupakan sebuah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman dalam suatu proyek atau suatu

Lebih terperinci

yang dicapai dalam melaksanakan fungsi-fungsi khusus suatu pekerjaan atau termasuk informasi atas : efisiensi penggunaan sumber daya dalam

yang dicapai dalam melaksanakan fungsi-fungsi khusus suatu pekerjaan atau termasuk informasi atas : efisiensi penggunaan sumber daya dalam BAB II TIJAUAN PUSTAKA A. Tijauan Teoritis 1. Pengukuran Kinerja a. Pengukuran Kinerja Pengertian kinerja menurut Mohammad Pabundu ( 2006 ) kinerja sebagai hasil hasil fungsi pekerjaan / kegiatan seseorang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. investasi ini, keberhasilan dan kegagalan suatu perusahan tidak dapat diukur

BAB 1 PENDAHULUAN. investasi ini, keberhasilan dan kegagalan suatu perusahan tidak dapat diukur BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengukuran kinerja perusahaan bertujuan untuk mengetahui sejauh mana perkembangan perusahaan tersebut telah tercapai. Pengetahuan mengenai kondisi yang terjadi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kinerja merupakan suatu usaha memetakan strategi ke dalam tindakan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Kinerja merupakan suatu usaha memetakan strategi ke dalam tindakan untuk BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kinerja merupakan suatu usaha memetakan strategi ke dalam tindakan untuk pencapaian suatu target tertentu. Sehingga pengukuran kinerja merupakan salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat sekarang ini, dunia bisnis dirasa semakin berkembang pesat dan kian mendunia.

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat sekarang ini, dunia bisnis dirasa semakin berkembang pesat dan kian mendunia. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada saat sekarang ini, dunia bisnis dirasa semakin berkembang pesat dan kian mendunia. Persaingan yang terjadi tidak hanya antar perusahan dalam suatu negara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis yang semakin kompetitif, ditandai dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis yang semakin kompetitif, ditandai dengan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia bisnis yang semakin kompetitif, ditandai dengan perubahan-perubahan yang serba cepat dibidang komunikasi, informasi, dan teknologi menyebabkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberhasilan merupakan hal yang sangat diinginkan oleh setiap organisasi. Hal inilah yang seringkali membuat organisasi terus menerus melakukan perbaikanperbaikan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perencanaan Strategik (Strategic Planning) merupakan salah satu kunci

BAB I PENDAHULUAN. Perencanaan Strategik (Strategic Planning) merupakan salah satu kunci BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perencanaan Strategik (Strategic Planning) merupakan salah satu kunci keberhasilan bagi suatu perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan. Perencanaan Strategik

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS. 3.1 Kerangka Kerja

BAB III ANALISIS. 3.1 Kerangka Kerja BAB III ANALISIS Pada bab ini akan diuraikan analisis dari tugas akhir dengan mengacu pada metode balanced scorecard yang meliputi kerangka kerja, identifikasi lingkungan industri, pemahaman komprehensif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin ketat. Kondisi ini memacu dunia usaha untuk lebih peduli terhadap

BAB I PENDAHULUAN. semakin ketat. Kondisi ini memacu dunia usaha untuk lebih peduli terhadap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Munculnya era pasar bebas membawa dampak persaingan bisnis yang semakin ketat. Kondisi ini memacu dunia usaha untuk lebih peduli terhadap strategi yang dijalankan.

Lebih terperinci

PENGUKURAN DAN ANALISA KINERJA DENGAN METODE BALANCED SCORECARD DI PT. X

PENGUKURAN DAN ANALISA KINERJA DENGAN METODE BALANCED SCORECARD DI PT. X PENGUKURAN DAN ANALISA KINERJA DENGAN METODE BALANCED SCORECARD DI PT. X Moses L. Singgih Dosen Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Industri - Institut Teknologi 10 Nopember Kristiana Asih Damayanti

Lebih terperinci