Penerapan Teknik Pengenalan Wajah Berbasis Fitur Local Binary Pattern pada Robot Pengantar Makanan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Penerapan Teknik Pengenalan Wajah Berbasis Fitur Local Binary Pattern pada Robot Pengantar Makanan"

Transkripsi

1 1 Penerapan Teknik Pengenalan Wajah Berbasis Fitur Local Binary Pattern pada Robot Pengantar Makanan Mohamad Deddy Turiyanto, Djoko Purwanto, Rudy Dikairono Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Kejawan Gebang, Surabaya Abstrak Teknik pengenalan wajah telah banyak digunakan dan dimanfaatkan diberbagai bidang dengan algoritmanya yang beraneka ragam. Tugas akhir ini menerapkan algoritma teknik biometrik pengenalan wajah berbasis fitur LBP (Local Binary Pattern) pada sebuah robot untuk mengantarkan makanan. Teknik pengenalan wajah berbasis fitur LBP ini adalah teknik yang lazim dipakai pada teknik pengenalan pola. Sedangkan robot yang digunakan sebagai media pengantar makanan adalah suatu mesin beroda yang arah geraknya dipandu oleh suatu kurva lintasan berupa garis hitam. Robot pengantar makanan ini dilengkapi dengan sebuah kamera wireless yang digunakan sebagai media untuk menangkap citra wajah pelanggan. Proses pengenalan wajah dilakukan pada saat robot sedang berjalan mengantarkan makanan, dimana kamera wireless pada robot tersebut mengirimkan data citra yang ditangkap ke laptop operator untuk diproses dan dikenali. Ketika citra wajah yang dikirim oleh kamera pada robot sudah dikenali, maka laptop operator akan mengirimkan perintah pada mikrokontroler yang berada pada robot tersebut agar berhenti bergerak, yang artinya adalah robot berhenti didepan pemesan makanan. Dari hasil pengujian sistem, perbandingan histogram antara citra wajah dan citra pembanding memiliki toleransi error sebesar 1 %, error tersebut ditinjau dari tingkat korelasi histogram antara kedua citra dimana ketika hasil korelasi bernilai 1 menandakan bahwa kedua histogram memiliki tingkat kolerasi paling tinggi, yang artinya kedua gambar yang dibandingkan adalah sama. Jadi sistem yang sudah dirancang mampu mengenali wajah pelanggan apabila citra wajah pembanding yang ditangkap oleh kamera saat itu memiliki tingkat korelasi sebesar 99% terhadap histogram citra wajah referensi yang sudah diambil sebelumnya. Kata kunci : Pengenalan wajah, LBP, robot A I. PENDAHULUAN da banyak hal yang dapat dilakukan seorang pengusaha untuk meningkatkan kemajuan usahanya. Meningkatkan daya tarik konsumen merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan. Salah satu upaya mewujudkan hal tersebut adalah dengan memanfaatkan teknologi yang berkembang saat ini. Salah satu bidang usaha yang daya saingnya ketat adalah pada bidang usaha kuliner. Pada kedai makan, kualitas pelayanan sangat menentukan terhadap daya tarik pelanggan. Permasalahan yang sering terjadi pada beberapa kedai makanan adalah lambatnya dalam penyajian makanan dan sering terjadinya kesalahan dalam penyajian makanan terhadap pemesan, maka dari itu dibutuhkan suatu mekanisme penyaji yang baik dimana pelayanan makanan disamping harus cepat tapi dia juga tepat. Untuk meningkatkan kecepatan dan ketapatan penyajian makanan tersebut maka penulis akan menerapkan teknologi biometrik pengenalan wajah yang akan digunakan pada sebuah robot pengantar makananan. Pengenalan wajah atau face recognition merupakan salah satu teknologi biometrik yang telah banyak diaplikasikan dalam sistem keamanan selain pengenalan retina mata, pengenalan sidik jari dan iris mata. Dalam implementasinya, pengenalan wajah seseorang menggunakan sebuah kamera untuk menangkap wajah seseorang kemudian dibandingkan dengan wajah sebelumnya yang telah disimpan di dalam database tertentu. Teknologi pengenalan wajah ini nantinya akan digunakan pada sebuah robot pengantar makanan, dimana robot yang dimaksud adalah robot pengikut garis. Robot pengikut garis itu sendiri adalah sebuah mesin beroda yang arah geraknya dipandu oleh sebuah garis yang berbentuk pola tertentu dan mengikuti lintasan atau kurva yang sudah ditentukan dengan bantuan sensor untuk mendeteksi garis tersebut. Adapun garis yang dimaksud adalah garis berwarna hitam diatas permukaan berwarna putih yang nantinya dideteksi oleh sensor warna yang berada dibagian bawah robot. II. TEORI PENUNJANG A. Pengolahan Citra (Image Processing) Pengolahan citra adalah salah satu teknologi yang dapat memanipuasi dan mencari informasi-informasi penting pada suatu objek dua dimensi yang nantinya akan diproses lebih lanjut, supaya dapat bermanfaat untuk bidang tertentu sesuai dengan apa yang diinginkan. Manfaat Image Processing ini banyak digunakan pada dunia industri, selain membantu meringankan pekerjaan manusia, ia juga mampu menghasilkan akurasi yang tepat dan cepat. Hal ini tentu akan mengurangi adanya produk cacat yang mengkin terjadi ketika manusia menanganinya. Dengan adanya teknik image processing proses industri akan lebih efektif dan efisien. Manfaat dari kegunaan image processing pada dunia industri adalah Measuring (mengukur), Counting (menghitung) dan Decoding (kode). Adapun motode yang menjadi bagian dari image processing yang digunakan pada tugas akhir ini antara lain. Gray-scale Gray-scale (abu-abu) merupakan citra satu kanal yang mempunyai nilai kuantitas dengan rentang 0 sampai 255. Gambar satu kanal ini biasanya didapat dari hasil konversi gambar tiga kanal yaitu gambar RGB (kanal Read, kanal Green dan kanal Blue). Biasanya, teknik ini merupakan

2 2 langkah yang pertama kali dilakukan dalam image processing yang bertujuan untuk mempermudah perhitungan. Gambar 4 Struktur wajah manusia Dengan demikian maka setiap gambar yang menyerupai struktur gambar seperti Gambar 4 diatas akan terdeteksi sebagai wajah manusia. Untuk lebih jelasnya, perhatikan gambar 5 berikut ini. Gambar 1 Konversi RGB (3 kanal) ke Gray-scale (1 kanal) 1) Thresholding Sesuai dengan namanya, thresholding (dalam kajian pengolahan gambar) adalah metode yang menerapkan nilai ambang batas tertentu dalam suatu rentang kuantisasi data gambar. Sebagai contoh, gambar satu kanal dengan level kuantisasi (umumnya dengan rentang 0-255). Dari rentang data yang ada, terdapat nilai batas yang jika terlampaui akan diarahkan ke dalam kuantitas 255/0 atau jika tidak tercapai diarahkan kedalam kuantitas 0/255. Gambar 2 Hasil thresholding B. Deteksi Wajah (Face Detection) Face detection merupakan tahap awal yang perlu dilakukan dalam pengenalan wajah (Face Recognition). Maksudnya adalah dengan face detection maka kita akan mengetahui mana yang merupakan wajah manusia dan mana yang bukan, sehingga nantinya akan mempermudah untuk diproses lebih lanjut ketahap pengenalan wajah. Face detection itu sendiri adalah suatu algoritma yang dipakai untuk mengetahui apakah dalam suatu gambar terdapat komponenkomponen wajah manusia pada umumnya seperti dagu, mulut, hidung, dahi, dan kedua mata dengan posisi dan jarak tertentu. Berikut gambar ilustrasi dari bagian wajah manusia. Gambar 3 Ilustrasi bagian-bagian dari struktur wajah manusia Gambar 3 mempresentasikan setiap komponen yang ada pada wajah manusia pada umumnya, dan apabila digabung menjadi satu gambar maka akan terbentuk menjadi satu wajah manusia. Gambar 5 Contoh wajah manusia 1) Deteksi Wajah dengan Metode Haar-Cascade Dengan OpenCV kita dapat mendeteksi wajah pada sebuah gambar yaitu dengan menggunakan tipe face detector yang disebut dengan Haar-cascade classifier. Ketika terdapat sebuah gambar (dapat diperoleh dari kamera atau file internal) face detector ini akan men-scanning setiap lokasi gambar tersebut dan mengklasifikasikannya sebagai wajah atau bukan wajah. Klasifikasi ini menggunakan sebuah permisalan yang tetap, misalnya dalam skala 70x40 piksel maka classifier ini mencari lokasi gambar setiap 70x40 piksel pada gambar yang ditinjau. Apabila wajah pada gambar yang ditinjau tersebut lebih besar atau lebih kecil dari skala piksel yang ditetapkan maka classifier akan terus-menerus jalan beberapakali untuk mencari wajah. Untuk menjalankan program face detector ini pada OpenCV kita harus mendeklarasikan atau memberitahukan letak daripada classifier yang akan digunakan. Salah satu file XML yang biasa digunakan adalah haarcascade_frontalface_default.xml. C. Pengenalan Wajah (Face Recognition) Sistem pengenalan wajah merupakan salah satu pengenalan pola (Pattern recognition). Selain dapat digunakan pada berbagai macam aplikasi, sistem biometrik yang satu ini juga memiliki kelebihan jika dibandingkan dengan sistem biometrik yang lain seperti sidik jari dan retina mata, sebab ketika mengidentifikasi wajah seseorang, teknologi ini tidak perlu menyentuh orang tersebut, malainkan cukup dengan hanya mengambil gambar wajah dari jarak jauh dan identifakasi tidak perlu berinteraksi dengan orang tersebut. Dalam penerapannya proses pengenalan wajah dipengaruhi oleh dua faktor variabilitas, yaitu variabilitas intra-personal dan extra-personal. Maksud dari variabilitas extra-personal adalah variasi yang dipengaruhi atau ditimbulkan pada wajah yang berbeda. Sedangkan intra-personal adalah variasi ditimbulkan karena proses pengenalan wajah dilakukan pada wajah yang sama seperti variasi pencahayaan, variasi aksesoris, variasi ekspresi. Struktur sistem pengenalan wajah terbagi menjadi 2 prosedur, yaitu prosedur registrasi dan prosedur pengenalan pada sistem pengenalan wajah. Pada prosedur pertama akan dilakukan pembentukan model atau template dari beberapa

3 3 citra training atau citra wajah pengguna yang kemudian template-template ini disimpan dalam database 1. Registrasi Ektraksi fitur Database supaya mendapatkan fitur vektor dari wajah. Teknik ini banyak digunakan dalam membandingkan gambar karena tingkat ke detailan dan koreksi yang didapat sangat efektif. Dalam sistem pengenalan wajah, histogram ini merupakan metode penyesuaian kontras menggunakan histogram dari gambar wajah. 2. Pengenalan Gambar 6 Diagram fungsional sistem pengenalan wajah. D. Local Binary Pattern (LBP) Ektraksi fitur Database Matching Local binary pattern pertama kali diperkenalkan oleh Ojala et al, didefinisikan sebagai ukuran tekstur gray-scale yang invarian. disebut invarian karena hampir tidak terpengaruh oleh pencahayaan yang berbeda. Hal ini merupakan salah satu kelebihan dari LBPn karena sifatnya yang invarian terhadap perubahan fotometri dari objek yang sama. Kelebihan lainnya adalah LBP ampuh untuk mendiskripsikan suatu tekstur, mempunyai daya pembeda yang akurat, dan juga mempunyai toleransi terhadap perubahan gray-scale yang monotonic. Istilah biner dari LBP dimaksudkan sebagai representasi dari intensitas piksel tetangga terhadap piksel yang sedang diproses. Sederhananya, LBP adalah sebuah kode biner yang mempresentasikan pola tekstur lokal. Kalkulasi dari LBP itu sendiri adalah membandingkan nilai intensitas piksel tengah dengan intensitas piksel sekelilingnya (piksel tetangga). Gambar 8 Histogram E. Robot Pengikut Garis Robot pengikut garis adalah robot beroda yang arah geraknya mengikuti suatu garis sebagai lintasan untuk dilalui, dengan bantuan sensor untuk mendeteksi garis tersebut. Lintasan garis tersebut ada yang menyebutnya dengan line tracer. Garis yang dimaksud adalah garis berwarna hitam diatas permukaan berwarna putih atau sebaliknya. Adapun sensor untuk mendeteksi garis yang digunakan pada robot ini adalah sensor photodiode dengan bantuan LED untuk pencahayaannya. Untuk lebih jelasnya perhatikan pada penjelasan berikut ini. Berikut diagram blok dari robot pengikut garis menggunakan mikrokontroler. Sensor garis Mikrokontroler Driver Motor Gambar 9 Diagram blok robot pengikut gari dengan menggunakan mikrokontroler III. PERANCANGAN SISTEM Motor Kanan Motor Kiri Tugas Akhir ini memanfaatkan teknologi biometrik pengenalan wajah untuk pelayanan dalam mengantarkan makanan pada sebuah kedai makan. Sistem pengenalan wajah ini digunakan untuk mengenali wajah pelanggan pada saat mengantarkan makanan yang dipesan. Berikut ini akan dipaparkan bagaimana ilustrasi skenario pelayanan. A. Skenario Pelayanan Gambar 7 Proses kalkulasi piksel LBP Nilai desimal dari 8 bit yang dihasilkan (LBP code) dapat dinyatakan dalam persamaan berikut : Dan fungsi s(x) didefinisakan sebagai berikut : Dimana : P = jumlah piksel tetangga yang digunakan R = Radius antara piksel pusat dan piksel tetangga E. Histogram Setelah melakukan proses ekstraksi piksel menggunakan LBP, maka menghasilkan suatu nilai matrik baru yang selanjutnya akan di konversi kesuatu histogram Gambar 10 Skenario pelayanan pada kedai makan

4 4 Pelanggan yang baru datang pertama-tama harus ketempat pemasanan terlebih dahulu untuk memesan makanan, bagian ini melakukan pengambilan informasi pelanggan yaitu mengambil wajah pelanggan sekaligus mencatat pesanannya. Kemudian pelanggan menuju ke bagian kasir untuk konfirmasi dan membayar biaya makanan. Setelah itu pelanggan menunggu di tempat makan yang sudah disediakan (Urutan proses pelanggan bisa dilihat pada panah berwarna biru pada gambar 10). Setelah mendapatkan informasi data pelanggan, operator pada bagian pemesanan akan mengirimkan data pelanggan tersebut ke operator pada bagian home robot, sedangkan bagian kasir menyampaikan pesanan pelanggan pada chef. Setelah makanan selesai dimasak, chef akan memberikan masakannya tersebut kepada operator pada bagian home robot (Urutan proses karyawan bisa dilihat pada panah berwarna merah pada gambar 10). Bagian Home Robot ini bertindak sebagai operator untuk mengoperasikan robot pengantar makanan. Dimana ketika mendapatkan makanan dari chef bagian ini akan melakukan menyimpanan makanan pada robot sesuai dengan data yang sudah diperoleh dari bagian pemesanan tadi. Dengan kata lain sebelum robot dijalankan untuk mengantarkan pesanan pelanggan, bagian ini akan melakukan penyesuaian terlebih dahulu antara makanan yang akan dibawa oleh robot dengan wajah pemesannya yang kemudian wajah pemesan tersebut dijadikan sebagai gambar referensi untuk dikenali pada saat itu. B. Perancangan Software Perangkat lunak yang dirancang pada tugas akhir ini terdiri dari dua bagian yaitu perangkat lunak mikrokontroler dan perangkat lunak pada PC/Laptop. 1) Perancangan Software pada PC Sitem perancangan pada PC tedapat dua bagian yaitu bagian registrasi pemesanan dan bagian penyajian makanan. Bagian registrasi pemesanan bertindak untuk melakukan pengambilan data pelanggan yang memesan makanan, yaitu berupa citra wajah dan nama makanan yang dipesan, yang kemudian data tersebut disimpan kedalam database. Proses komputer yang akan dilakukan adalah deteksi wajah, cropping dan resize citra wajah. Kemudian akan dilanjutkan pada bagian yang kedua yaitu bagian penyajian makanan. Pada bagian ini akan dilakukan proses pengenalan wajah yang digunakan pada saat robot mengantarkan makanan terhadap pelanggan. Melalui robot pengantar makanan, komputer pada bagian homerobot melakukan proses identifikasi wajah pelanggan dengan cara membandingkan histogram antara dua gambar. Maksudnya adalah gambar referensi yang sudah ditentukan sebelumnya akan di konversi kedalam bentuk histogram terlebih dahulu yang kemudian dibandingkan dengan histogram citra wajah yang sedang ditangkap oleh kamera. Setelah robot sukses mengantarkan makanan terhadap pelanggan dengan tepat, maka robot akan segera kembali ke home untuk mengantarkan makanan pemesan berikutnya. Citra referensi selalu disesuaikan dengan makanan pemesan. 2) Perancangan software mikrokontroler Mikrokontroler yang digunakan pada tugas akhir ini adalah ATmega32 yang diprogram menggunakan compiler codevision AVR dengan bahasa C. Seperti yang sudah dibahas pada penjelasan sebelumnya bahwa mikrokontroler menerima input dari sensor pendeteksi garis berupa tegangan yang bervariasi. Informasi tegangan tersebut harus dikonversi kedalam bentuk biner yang kemudian ditegaskan dengan cara menentukan ambang batas tegangan berapakah besar tegangan untuk logic 0 dan 1. Proses konversi ini dilakukan oleh ADC internal pada mikrokontroler atmega32. Setelah mikrokontroler dapat membaca sensor garis melalui ADC, maka data tersebut akan diproses untuk mengendalikan motor supaya mengikuti garis lintasan. Selain mengendalikan arah pergerakan motor, mikrokontroler juga mengatur kecepatan motor yaitu dengan cara memberikan sinyal PWM pada input driver motor. C. Perancangan Hardware Perancangan hardware pada tugas akhir ini adalah, sebuah robot line follower yang digunakan sebagai pengantar makanan. Robot tersebut berupa robot beroda berbentuk meja yang dilengkapi dengan sebuah kamera wireless. IV. PENGUJIAN A. Pegujian registrasi pemesanan Pengujian yang dilakukan pada bagian ini adalah pengujian untuk mengambil dan menyimpan data pelanggan yang memesan makanan. Data pelanggan berupa citra wajah dan nama makanan yang dipesan. Setelah mendapatkan data gambar dari kamera, maka pengujian akan dilanjutkan ke tahap preprocessing yaitu pendeteksian citra wajah, cropping, dan resize. Gambar 12 Deteksi wajah Citra wajah yang terdeteksi kemudian dicrop sekaligus di resize. Cropping ini dimaksudkan untuk menghilangkan bagian-bagian yang tidak penting, sehingga keluaran yang dihasilkan dari proses cropping ini berupa citra wajah saja. Preprocessing berikutnya adalah resize, bertujuan untuk mengatur ulang ukuran citra wajah supaya tetap konsisten walaupun wajah yang terdeteksi berada pada jarak yang dekat ataupun pada jarak yang jauh terhadap kamrera. Hasil dari proses cropping dan resize dapat dilihat pada gambar berikut. Gambar 13 Hasil risize dan cropping citra wajah pada jarak dekat Gambar 14 Hasil risize dan cropping citra wajah pada jarak sedang

5 5 Gambar 15 Hasil risize dan cropping citra wajah pada jarak jauh. Setelah mendapatkan data citra wajah pelanggan, maka proses berikutnya adalah mencatat nama makanan yang dipesan oleh pelanggan. Berikut adalah pengujian untuk mencatat pesanan pelanggan. Pengenalan wajah Berdasarkan hasil pengujian pada gambar 18 dan 19, terdapat dua citra wajah berbeda yang akan dibandingkan dengan citra wajah referensi, terlihat bahwa tingkat ke cocokan histogram yang dimiliki gambar referensi menyerupai histogram yang dimiliki oleh gambar 19 B. Hasil dari proses ini bisa dilihat pada gambar 20 berikut. Gambar 16 Pengujian penulisan nama makanan yang dipesan oleh pelanggan D. Pengujian Penyajian Makanan Penyajian makanan dilakukan oleh operator pada bagian homerobot. Pada bagian homerobot inilah semua proses penyajian makanan akan dilakukan dimulai dari penempatan makanan pada robot sampai pengidentifikasian wajah pelanggan untuk dikenali 1) Pengujian pengenalan wajah Pengujan pengenalan wajah dilakukan dengan cara mengekstraksi citra wajah yang sudah di normalisasi sebelumnya dengan proses local binary pattern. Gambar 17 Hasil pengujian ekstraksi fitur LBP Setelah melakukan proses LBP pada citra wajah maka selanjutkan akan di konversi kedalam bentuk histogram untuk dibandingkan sebagai proses pengenalan wajah. Berikut merupakan prosedur dan hasil dari pengujian pencocokan histogram antara citra wajah. Menentukan gambar referensi yang akan dibandingkan Gambar 20 hasil pengujian pengenalan wajah pelanggan Pengujian pengenalan wajah diatas menunjukkan bahwa gambar sebelah kiri pada gambar 20 bukan pemesan makanan yang sedang dibawa oleh robot, sedangkan pada gambar bagian kanan merupakan pelanggan yang memesan makanan yang sedang dibawa oleh robot. Berikut ini merupakan pengujian sistem pengenalan wajah yang menunjukkan kualitas dari penggunaan fitur local binary pattern. Pengujian dilakukan dengan membandingkan histogram dari gambar referensi dengan histogram citra wajah yang sedang ditangkap oleh kamera. Perbandingan tersebut dilihat dari tingkat korelasi antara kedua histogram, dimana ketika hasil korelasi bernilai 1 menandakan bahwa kedua histogram memiliki tingkat kolerasi yang tinggi artinya kedua gambar adalah sama atau dikenali. Tabel 1 Pengujian pengenalan wajah terhadap citra wajah yang berbeda Gambar 18 Histogram dari gambar referensi Citra wajah yang sedang ditangkap oleh kamera pada robot ketika berjalan mengantarkan makanan. Pelanggan (A) Pelanggan (B) Gambar 19 Histogram dari gambar yang akan dikenali Dari hasil pengujian yang dipaparkan pada tabel 1, untuk citra wajah referensi yang pertama terlihat bahwa tingkat korelasi histogram pada kelima citra wajah pembanding dari

6 6 wajah ke-1 sampai wajah ke-5 paling tinggi adalah 98 % terhadap histogram citra referensi. Sedangkan pada citra wajah ke-6 tingkat korelasi mencapai 99%. Hal ini menunjukkan bahwa gambar referensi lebih cocok terhadap citra wajah ke-6 karena kedua citra tersebut memang merupakan citra wajah yang sama. Begitupun juga untuk citra wajah referensi yang kedua, terlihat bahwa tingkat korelasi pada wajah pembanding dari wajah ke-1 sampai wajah ke-4 paling tinggi adalah 97% terhadap histogram citra referensi. Sedangkan untuk citra wajah ke-5 tingkat korelasinya sebesar 99%. Kemudian pengujian dilanjutkan dengan pengujian terhadap pengaruh sudut pencahayaan yang berbeda-beda. Tabel 2 Pengujian pengenalan wajah terhadap sudut pencahayaan yang berbeda. Dari hasil pengujian yang ditampilkan pada tabel 2 terlihat bahwa tingkat korelasi histogram yang paling tinggi terdapat pada citra wajah ke-1, ke-2 dan ke-4, yaitu sebesar 99 %, hal ini terjadi karena pemberian sudut cahaya pada ketiga citra wajah pembanding tersebut tidak terlalu berbeda dengan sudut pencahayaan pada citra wajah referensi. Sedangkan pada citra wajah ke-3 dan ke-5 memiliki tingkat korelasi histogram yang lebih rendah yaitu sebesar 89 % untuk citra wajah ke-3 dan 91 % untuk citra wajah ke-5, hal ini terjadi karena pemberian sudut cahaya pada kedua citra wajah pembanding tersebut sangat berbeda terhadap sudut pencahayaan pada citra wajah referensi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pemberian sudut cahaya yang berbeda antara citra wajah referensi dengan wajah pembanding dapat menurunkan tingkat korelasi histogramnya. Sehingga kondisi ini akan mengganggu terhadap proses pengenalan wajah. Dari hasil dua pengujian pada tabel 1 dan 2 dapat didefinisikan bahwa citra wajah pembanding akan dikenali apabila memiliki tingkat korelasi histogram sebesar 99% terhadap histogram citra wajah referensi. E. Pengujian Hardware Pada saat proses pengenalan wajah sedang berlangsung, robot pengantar makanan akan terus bergerak mengikuti garis lintasan. Robot akan berhenti ketika komputer sudah menemukan atau mengenali pelanggan pemesan makanan yang sedang dibawa oleh robot. Hal tersebut dilakukan dengan cara komunikasi antara komputer dengan mikrokontroler yang berada pada robot. Komunikasi dilakukan dengan cara mengirim data dari komputer ke mikrokontroler menggunakan media bluetooth. Berikut merupakan pengujian robot pengantar makanan untuk mengajikan pesanan terhadap pelanggan. Tabel 3 Pengujian robot ketika membawa makanan untuk disajikan kepada pelanggan Pengujian ke Hasil 1 Berhasil 2 Gagal 3 Gagal 4 Berhasil 5 Berhasil 6 Berhasil 7 Gagal 8 Berhasil 9 Berhasil 10 Berhasil Pengujian yang dipaparkan pada tabel 3, dilakukan ketika robot mengantarkan makanan kepada pemesan makanan. Terlihat bahwa dari 10 kali pengujian, terdapat tujuh kali berhasil dan tiga kali gagal. Kegagalan tersebut disebabkan oleh beberapa hal, yaitu pengaruh dari perbedaan sudut pencahayaan yang terlalu siginfikan terhadap citra referensi, dan karena terlambatnya proses transmisi citra dari kamera wireless robot kepada komputer, sehingga pada saat melewati wajah pelanggan, kamera tidak mampu menangkap atau mendeteksi citra wajah pelanggan yang dilewatinya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dari 10 kali percobaan yang di tampilkan pada tabel 3, perancangan sistem secara keseluruhan memiliki tingkat keberhasilan sebesar 70%. V. KESIMPULAN Pengenalan wajah ditinjau dari tingkat korelasi histogram antara citra wajah pembanding yang ditangkap oleh kamera pada saat itu dengan citra wajah referensi yang diambil sebelumnya. Sistem pengenalan wajah yang dirancang memiliki toleransi error sebesar 1 %, sehingga sistem mampu mengenali wajah pelanggan apabila kedua citra wajah tersebut memiliki tingkat korelasi histogram sebesar 99%. Untuk pengiriman data gambar dari kamera wireless ke PC masih terdapat delay yang cukup besar yaitu 2450 ms. Hal ini disebabkan oleh bandwidth dan traffict dari jaringan yang kurang baik. Sehingga menyebabkan proses pengenalan wajah menjadi lambat dan robot penyaji makanan tidak tepat berhenti didepan pemesan. DAFTAR PUSTAKA [1], Face Detection and Recognition (Theory and Practice). <URL: April 2014 [2], How Face Detection Works <URL: Mei 2014 [3] Wahyudi, Eko. Kusuma, Hendra dan Wirawan, Perbandingan Unjuk Kerja Pengenalan Wajah Berbasis Fitur Local Binary Pattern dengan Algoritma PCA dan Chi Square, Seminar on Intelligent Technology and Its applications, mei 2011 [4] Rodriguez, Yann, Face Detection and Verification using Local Binary Patterns. <URL: [5] Maturana, Danil. Mery, Domingo dan Soto, Alvaro, Face Recognition with Local Binary Patterns, Spatial Pyramid Histograms and Naive Bayes Nearest Neighbor classification. Departamento de Ciencias de la Computaci on Pontificia Universidad Cat olica Santiago, Chile, 2008 [6], Histogram Comparison. <URL: mparison/histogram_comparison.html#histogram-comparison>, Maret 2014

PENERAPAN TEKNIK PENGENALAN WAJAH BERBASIS FITUR LOCAL BINARY PATTERN PADA ROBOT PENGANTAR MAKANAN

PENERAPAN TEKNIK PENGENALAN WAJAH BERBASIS FITUR LOCAL BINARY PATTERN PADA ROBOT PENGANTAR MAKANAN PENERAPAN TEKNIK PENGENALAN WAJAH BERBASIS FITUR LOCAL BINARY PATTERN PADA ROBOT PENGANTAR MAKANAN Mohamad Deddy Turiyanto 2210100118 Dosen Pembimbing : Dr.Ir. Djoko Purwanto, M.Eng Rudy Dikairono, ST.,

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. implementasi dan evaluasi yang dilakukan terhadap perangkat keras dan

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. implementasi dan evaluasi yang dilakukan terhadap perangkat keras dan BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Implementasi dan Evaluasi yang dilakukan penulis merupakan implementasi dan evaluasi yang dilakukan terhadap perangkat keras dan perangkat lunak dari sistem secara keseluruhan

Lebih terperinci

PENGAMAN RUMAH DENGAN SISTEM FACE RECOGNITION SECARA REAL TIME MENGGUNAKAN METODE PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS

PENGAMAN RUMAH DENGAN SISTEM FACE RECOGNITION SECARA REAL TIME MENGGUNAKAN METODE PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS PENGAMAN RUMAH DENGAN SISTEM FACE RECOGNITION SECARA REAL TIME MENGGUNAKAN METODE PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS Sinar Monika 1, Abdul Rakhman 1, Lindawati 1 1 Program Studi Teknik Telekomunikasi, Jurusan

Lebih terperinci

Teknik pengenalan wajah berbasis fitur local binary pattern (LBP)

Teknik pengenalan wajah berbasis fitur local binary pattern (LBP) Teknik pengenalan wajah berbasis fitur local binary pattern (LBP) Oleh: Eko Wahyudi NRP. 2208 100 629 Dosen Pembimbing: Dr. Ir. Wirawan, DEA Ir. Hendra Kusuma, M.Eng Latar Belakang ( Permasalahan Sistem

Lebih terperinci

Sistem Pengenal Wajah Manusia untuk Personalisasi Perintah pada Robot

Sistem Pengenal Wajah Manusia untuk Personalisasi Perintah pada Robot Sistem Pengenal Wajah Manusia untuk Personalisasi Perintah pada Robot Mara Nugraha Teknik Informatika Universitas Gunadarma Jl. Margonda Raya 100, Depok maranugraha@sta.gunadarma.ac.id Abstrak Pengenalan

Lebih terperinci

Perbandingan Unjuk Kerja Pengenalan Wajah Berbasis Fitur Local Binary Pattern dengan Algoritma PCA dan Chi Square

Perbandingan Unjuk Kerja Pengenalan Wajah Berbasis Fitur Local Binary Pattern dengan Algoritma PCA dan Chi Square PAPER ID : 102 Perbandingan Unjuk Kerja Pengenalan Wajah Berbasis Fitur Local Binary Pattern dengan Algoritma PCA dan Chi Square Eko Wahyudi 1), Hendra Kusuma 2), Wirawan 3) 1,2,3) Jurusan Teknik Elektro

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Kamera web (singkatan dari web dan camera) merupakan sebuah media

BAB II LANDASAN TEORI. Kamera web (singkatan dari web dan camera) merupakan sebuah media BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Webcam Kamera web (singkatan dari web dan camera) merupakan sebuah media yang berorientasi pada image dan video dengan resolusi tertentu. Umumnya webcam adalah sebuah perngkat

Lebih terperinci

PRESENTASI TUGAS AKHIR. Oleh : M. NUR SHOBAKH

PRESENTASI TUGAS AKHIR. Oleh : M. NUR SHOBAKH PRESENTASI TUGAS AKHIR PENGEMBANGAN ROBOT PENGIKUT GARIS BERBASIS MIKROKONTROLER SEBAGAI MEJA PENGANTAR MAKANAN OTOMATIS Oleh : M. NUR SHOBAKH 2108 030 061 DOSEN PEMBIMBING : Dr. Ir. Bambang Sampurno,

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. secara otomatis. Sistem ini dibuat untuk mempermudah user dalam memilih locker

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. secara otomatis. Sistem ini dibuat untuk mempermudah user dalam memilih locker BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Metode Penelitian Pada perancangan tugas akhir ini menggunakan metode pemilihan locker secara otomatis. Sistem ini dibuat untuk mempermudah user dalam memilih

Lebih terperinci

APLIKASI IDENTIFIKASI ISYARAT TANGAN SEBAGAI PENGOPERASIAN E-KIOSK

APLIKASI IDENTIFIKASI ISYARAT TANGAN SEBAGAI PENGOPERASIAN E-KIOSK APLIKASI IDENTIFIKASI ISYARAT TANGAN SEBAGAI PENGOPERASIAN E-KIOSK Wiratmoko Yuwono Jurusan Teknologi Informasi Politeknik Elektronika Negeri Surabaya-ITS Jl. Raya ITS, Kampus ITS, Sukolilo Surabaya 60111

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN 44 BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN 3.1 Analisa Analisa yang dilakukan terdiri dari : a. Analisa terhadap permasalahan yang ada. b. Analisa pemecahan masalah. 3.1.1 Analisa Permasalahan Pengenalan uang kertas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. melacak badan manusia. Dimana hasil dari deteksi atau melacak manusia itu akan

BAB III METODE PENELITIAN. melacak badan manusia. Dimana hasil dari deteksi atau melacak manusia itu akan BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Model Pengembangan Tujuan dari tugas akhir ini adalah untuk membuat sebuah aplikasi untuk mengatur kontras pada gambar secara otomatis. Dan dapat meningkatkan kualitas citra

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menggunakan PCA, kemudian penelitian yang menggunakan algoritma Fuzzy C-

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menggunakan PCA, kemudian penelitian yang menggunakan algoritma Fuzzy C- 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Studi Pendahuluan Sebelumnya telah ada penelitian tentang sistem pengenalan wajah 2D menggunakan PCA, kemudian penelitian yang menggunakan algoritma Fuzzy C- Means dan jaringan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisis Sistem Analisis sistem merupakan penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya untuk mengidentifikasikan masalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan memanfaatkan ciri wajah yang telah tersimpan pada database atau wajah

BAB I PENDAHULUAN. dengan memanfaatkan ciri wajah yang telah tersimpan pada database atau wajah BAB I 1. asd PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini perkembangan teknologi di bidang informasi khususnya dengan menggunakan komputer telah berkembang, hal ini menyebabkan banyak aplikasi baru

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Identifikasi Masalah Identifikasi permasalahan ini bahwasanya diambil dari sudut pandang masyarakat tentang objek (batik) yang dikenal dari segi pola dan gambar

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Kerangka Pikir Pengenalan wajah merupakan suatu teknologi dalam dunia kecerdasan buatan agar komputer dapat meniru kemampuan otak manusia dalam mendeteksi dan mengenali

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM Dalam bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan pembuatan sistem aplikasi yang digunakan sebagai user interface untuk menangkap citra ikan, mengolahnya dan menampilkan

Lebih terperinci

PENGENDALIAN POSISI MOBILE ROBOT MENGGUNAKAN METODE NEURAL NETWORK DENGAN UMPAN BALIK KAMERA PEMOSISIAN GLOBAL

PENGENDALIAN POSISI MOBILE ROBOT MENGGUNAKAN METODE NEURAL NETWORK DENGAN UMPAN BALIK KAMERA PEMOSISIAN GLOBAL PENGENDALIAN POSISI MOBILE ROBOT MENGGUNAKAN METODE NEURAL NETWORK DENGAN UMPAN BALIK KAMERA PEMOSISIAN GLOBAL Randy Reza Kautsar (1), Bima Sena Bayu D S.ST M.T (2), A.R. Anom Besari. S.ST, M.T (2) (1)

Lebih terperinci

COMPUTER VISION UNTUK PENGHITUNGAN JARAK OBYEK TERHADAP KAMERA

COMPUTER VISION UNTUK PENGHITUNGAN JARAK OBYEK TERHADAP KAMERA Seminar Nasional Teknologi Terapan SNTT 2013 (26/10/2013) COMPUTER VISION UNTUK PENGHITUNGAN JARAK OBYEK TERHADAP KAMERA Isnan Nur Rifai *1 Budi Sumanto *2 Program Diploma Elektronika & Instrumentasi Sekolah

Lebih terperinci

Rancang Bangun Sistem Penghitung Laju dan Klasifikasi Kendaraan Berbasis Pengolahan Citra

Rancang Bangun Sistem Penghitung Laju dan Klasifikasi Kendaraan Berbasis Pengolahan Citra Rancang Bangun Sistem Penghitung Laju dan Klasifikasi Kendaraan Berbasis Pengolahan Citra M Agus Taksiono, Dr. Ronny Mardiyanto, ST., MT.dan Ir. Joko Purwanto M.Eng, Ph.d Jurusan Teknik Elektro, Fakultas

Lebih terperinci

YOGI WARDANA NRP

YOGI WARDANA NRP PENGEMBANGAN ALGORITMA SISTEM IDENTIFIKASI MATA MANUSIA BERBASIS PENGOLAHAN CITRA DENGAN METODE GABOR PADA PERALATAN AOI ( AUTOMATED OPTICAL INSPECTION ) YOGI WARDANA NRP. 2107 100 115 JURUSAN TEKNIK MESIN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Dalam tugas akhir ini penguji melakukan pengujian dari judul tugas akhir sebelumnya, yang dilakukan oleh Isana Mahardika. dalam tugas akhir tersebut membahas pendeteksian tempat

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 68 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Uji Algoritma Pengujian dilakukan untuk mendapatkan algoritma yang paling optimal dari segi kecepatan dan tingkat akurasi yang dapat berjalan secara real time pada smartphone

Lebih terperinci

Pengendalian Posisi Mobile Robot Menggunakan Metode Neural Network Dengan Umpan Balik Kamera Pemosisian Global

Pengendalian Posisi Mobile Robot Menggunakan Metode Neural Network Dengan Umpan Balik Kamera Pemosisian Global The 13 th Industrial Electronics Seminar 2011 (IES 2011) Electronic Engineering Polytechnic Institute of Surabaya (EEPIS), Indonesia, October 26, 2011 Pengendalian Posisi Mobile Robot Menggunakan Metode

Lebih terperinci

dengan metode penelitian yang dapat dilihat pada Gambar 9. Data Citra Tumbuhan

dengan metode penelitian yang dapat dilihat pada Gambar 9. Data Citra Tumbuhan dengan metode penelitian yang dapat dilihat pada Gambar 9. Data Citra Tumbuhan Gambar 8 Struktur PNN. 1. Lapisan pola (pattern layer) Lapisan pola menggunakan 1 node untuk setiap data pelatihan yang digunakan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Sebagai tinjauan pustaka, berikut beberapa contoh penelitian telapak kaki yang sudah dilakukan oleh para peneliti yang dapat digunakan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perumusan masalah, tujuan, pembatasan masalah, metodologi, dan sistematika

BAB I PENDAHULUAN. perumusan masalah, tujuan, pembatasan masalah, metodologi, dan sistematika BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang, identifikasi masalah, perumusan masalah, tujuan, pembatasan masalah, metodologi, dan sistematika penulisan dari Tugas Akhir ini. 1.1

Lebih terperinci

APLIKASI PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN METODE EIGENFACE DENGAN BAHASA PEMROGRAMAN JAVA

APLIKASI PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN METODE EIGENFACE DENGAN BAHASA PEMROGRAMAN JAVA APLIKASI PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN METODE EIGENFACE DENGAN BAHASA PEMROGRAMAN JAVA Anita T. Kurniawati dan Afrilyan Ruli Dwi Rama Teknik Informatika-ITATS, Jl. Arief Rahman Hakim 100 Surabaya Email:

Lebih terperinci

SISTEM REKOGNISI KARAKTER NUMERIK MENGGUNAKAN ALGORITMA PERCEPTRON

SISTEM REKOGNISI KARAKTER NUMERIK MENGGUNAKAN ALGORITMA PERCEPTRON 30 BAB IV SISTEM REKOGNISI KARAKTER NUMERIK MENGGUNAKAN ALGORITMA PERCEPTRON 4.1 Gambaran Umum Sistem Diagram sederhana dari program yang dibangun dapat diilustrasikan dalam diagram konteks berikut. Gambar

Lebih terperinci

PEMANFAATAAN BIOMETRIKA WAJAH PADA SISTEM PRESENSI MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK

PEMANFAATAAN BIOMETRIKA WAJAH PADA SISTEM PRESENSI MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK PEMANFAATAAN BIOMETRIKA WAJAH PADA SISTEM PRESENSI MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK Program Studi Matematika FMIPA Universitas Negeri Semarang Abstrak. Saat ini, banyak sekali alternatif dalam

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Sistem vision yang akan diimplementasikan terdiri dari 2 bagian, yaitu sistem perangkat keras dan perangkat lunak. Perangkat lunak yang digunakan dalam sistem vision ini adalah

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Citra Berikut adalah beberapa definisi dari citra, antara lain: rupa; gambar; gambaran (Kamus Besar Bahasa Indonesia). Sebuah fungsi dua dimensi, f(x, y), di mana x dan y adalah

Lebih terperinci

Implementasi Deteksi Copy-move Forgery pada Citra menggunakan Metode Histogram of Oriented Gradients (HOG)

Implementasi Deteksi Copy-move Forgery pada Citra menggunakan Metode Histogram of Oriented Gradients (HOG) JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 1 Implementasi Deteksi Copy-move Forgery pada Citra menggunakan Metode Histogram of Oriented Gradients (HOG) Ni Luh Made Asri Mulyasari,

Lebih terperinci

KLASIFIKASI KAYU DENGAN MENGGUNAKAN NAÏVE BAYES-CLASSIFIER

KLASIFIKASI KAYU DENGAN MENGGUNAKAN NAÏVE BAYES-CLASSIFIER KLASIFIKASI KAYU DENGAN MENGGUNAKAN NAÏVE BAYES-CLASSIFIER ACHMAD FAHRUROZI 1 1 Universitas Gunadarma, achmad.fahrurozi12@gmail.com Abstrak Masalah yang akan diangkat dalam makalah ini adalah bagaimana

Lebih terperinci

Pengenalan Bahasa Isyarat Tangan Menggunakan Metode PCA dan Haar-Like Feature

Pengenalan Bahasa Isyarat Tangan Menggunakan Metode PCA dan Haar-Like Feature Pengenalan Bahasa Isyarat Tangan Menggunakan Metode PCA dan Haar-Like Feature Dosen Pembimbing : 1) Prof.Dr.Ir. Mauridhi Hery Purnomo M.Eng. 2) Dr. I Ketut Eddy Purnama ST., MT. Oleh : ATIK MARDIYANI (2207100529)

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN METODE EKSTRAKSI FITUR LOCAL BINARY PATTERN BERDASARKAN METODE K-NEAREST NEIGHBOR

LAPORAN TUGAS AKHIR PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN METODE EKSTRAKSI FITUR LOCAL BINARY PATTERN BERDASARKAN METODE K-NEAREST NEIGHBOR LAPORAN TUGAS AKHIR PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN METODE EKSTRAKSI FITUR LOCAL BINARY PATTERN BERDASARKAN METODE K-NEAREST NEIGHBOR FACE RECOGNITION USING LOCAL BINARY PATTERN FEATURE EXTRACTION BASED K-NEAREST

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas teori yang berkaitan dengan pemrosesan data untuk sistem pengenalan gender pada skripsi ini, meliputi cropping dan resizing ukuran citra, konversi citra

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengembangan Sistem Pengenalan Wajah 2D

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengembangan Sistem Pengenalan Wajah 2D 30 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengembangan Sistem Pengenalan Wajah 2D Penelitian ini mengembangkan model sistem pengenalan wajah dua dimensi pada citra wajah yang telah disiapkan dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi, khususnya Ilmu Komputer telah menghasilkan berbagai kemudahan yang tentunya semakin mempermudah manusia di dalam menangani tugas tugas / permasalahan

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI UNTUK MENDESAIN KARTU UCAPAN

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI UNTUK MENDESAIN KARTU UCAPAN PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI UNTUK MENDESAIN KARTU UCAPAN Rudy Adipranata 1, Liliana 2, Gunawan Iteh Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Informatika, Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto

Lebih terperinci

PENGENALAN WAJAH DENGAN METODE TEMPLATE MATCHING SEBAGAI SISTEM STARTER SEPEDA MOTOR BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 16 Oleh : Margito Hermawan

PENGENALAN WAJAH DENGAN METODE TEMPLATE MATCHING SEBAGAI SISTEM STARTER SEPEDA MOTOR BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 16 Oleh : Margito Hermawan PENGENALAN WAJAH DENGAN METODE TEMPLATE MATCHING SEBAGAI SISTEM STARTER SEPEDA MOTOR BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 16 Oleh : Margito Hermawan 6907040024 Fajar Indra 6907040026 ABSTRACT Face recognition

Lebih terperinci

Bab III Perangkat Pengujian

Bab III Perangkat Pengujian Bab III Perangkat Pengujian Persoalan utama dalam tugas akhir ini adalah bagaimana mengimplementasikan metode pengukuran jarak menggunakan pengolahan citra tunggal dengan bantuan laser pointer dalam suatu

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Dalam pengerjaan tugas akhir ini memiliki tujuan untuk mengektraksi

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Dalam pengerjaan tugas akhir ini memiliki tujuan untuk mengektraksi BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Model Pengembangan Dalam pengerjaan tugas akhir ini memiliki tujuan untuk mengektraksi fitur yang terdapat pada karakter citra digital menggunakan metode diagonal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Home security saat ini sudah menjadi kebutuhan setiap pemilik rumah yang menginginkan tingkat keamanan yang baik. Salah satu sistem keamanan konvensional yang masih

Lebih terperinci

SISTEM PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN WEBCAM UNTUK ABSENSI DENGAN METODE TEMPLATE MATCHING

SISTEM PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN WEBCAM UNTUK ABSENSI DENGAN METODE TEMPLATE MATCHING SISTEM PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN WEBCAM UNTUK ABSENSI DENGAN METODE TEMPLATE MATCHING Mohamad Aditya Rahman, Ir. Sigit Wasista, M.Kom Jurusan Teknik Elektronika, Politeknik Elektronika Negeri Surabaya

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan realisasi sistem yang telah dibuat dalam skripsi ini yaitu perancangan sebuah mesin yang menyerupai bor duduk pada umumnya. Di

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisis Masalah Dalam mengetahui suatu bahan jenis kulit cukup sulit karena bahan jenis kulit memeliki banyak jenis. Setiap permukaan atau tekstur dari setiap jenisnya

Lebih terperinci

TEKNIK PENGENALAN WAJAH DENGAN ALGORITMA PCA BERBASIS SELEKSI EIGENVECTOR

TEKNIK PENGENALAN WAJAH DENGAN ALGORITMA PCA BERBASIS SELEKSI EIGENVECTOR TEKNIK PENGENALAN WAJAH DENGAN ALGORITMA PCA BERBASIS SELEKSI EIGENVECTOR DWI ACHTI NOVIATUR R. 2208100656 Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Wirawan, DEA (Ir. Hendra Kusuma, M.Eng) PIE Problem Representasi Citra

Lebih terperinci

... BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Citra

... BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Citra 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Citra Citra atau image adalah suatu matriks dimana indeks baris dan kolomnya menyatakan suatu titik pada citra tersebut dan elemen matriksnya (yang disebut sebagai elemen gambar

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini mengambil tempat di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang berlokasi di Jl. Lingkar Selatan, Kasihan, Bantul, Daerah Istimewa

Lebih terperinci

SISTEM PENGENAL ARAH PANDANG MATA PADA PENGENDARA MOBIL

SISTEM PENGENAL ARAH PANDANG MATA PADA PENGENDARA MOBIL SISTEM PENGENAL ARAH PANDANG MATA PADA PENGENDARA MOBIL Deny Christian, Ivanna K. Timotius, Iwan Setyawan SISTEM PENGENAL ARAH PANDANG MATA PADA PENGENDARA MOBIL Deny Christian 1, Ivanna K. Timotius 2,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem pengenalan wajah adalah aplikasi dari pengolahan citra yang dapat mengidentifikasi seseorang melalui citra digital atau frame video. Sistem pengenalan wajah

Lebih terperinci

Oleh : Pembimbing : Rachmad Setiawan, ST.,MT. NIP

Oleh : Pembimbing : Rachmad Setiawan, ST.,MT. NIP Oleh : Armaditya T. M. S. Syahdari Lutfi Akbar 2207030015 2207030057 Pembimbing : Rachmad Setiawan, ST.,MT. NIP. 19690529.199512.1.001 Bidang Studi Komputer Kontrol Program Studi D3 Teknik Elektro Fakultas

Lebih terperinci

BAB II SISTEM PENENTU AXIS Z ZERO SETTER

BAB II SISTEM PENENTU AXIS Z ZERO SETTER BAB II SISTEM PENENTU AXIS Z ZERO SETTER 2.1 Gambaran Umum Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan pada Bab I, tujuan skripsi ini adalah merancang suatu penentu axis Z Zero Setter menggunakan

Lebih terperinci

PENGENALAN WAJAH DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISCRIMINATIVE LOCAL DIFFERENCE PATTERNS

PENGENALAN WAJAH DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISCRIMINATIVE LOCAL DIFFERENCE PATTERNS PENGENALAN WAJAH DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISCRIMINATIVE LOCAL DIFFERENCE PATTERNS Widyawan Tarigan NRP : 0222062 email : widyawan_tarigan@yahoo.com ABSTRAK Pada sistem pengenalan wajah, merancang deskriptor

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai beberapa hal dasar tentang bagaimana. simulasi mobil automatis dirancang, diantaranya adalah :

BAB III PERANCANGAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai beberapa hal dasar tentang bagaimana. simulasi mobil automatis dirancang, diantaranya adalah : BAB III PERANCANGAN Pada bab ini akan dibahas mengenai beberapa hal dasar tentang bagaimana simulasi mobil automatis dirancang, diantaranya adalah : 1. Menentukan tujuan dan kondisi pembuatan simulasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab ini membahas latar belakang, rumusan masalah, tujuan dari tugas akhir, batasan-batasan masalah, dan metodologi.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab ini membahas latar belakang, rumusan masalah, tujuan dari tugas akhir, batasan-batasan masalah, dan metodologi. BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini membahas latar belakang, rumusan masalah, tujuan dari tugas akhir, batasan-batasan masalah, dan metodologi. 1.1 Latar belakang Perkembangan teknologi pengolahan citra sekarang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. telinga, wajah, infrared, gaya berjalan, geometri tangan, telapak tangan, retina,

BAB I PENDAHULUAN. telinga, wajah, infrared, gaya berjalan, geometri tangan, telapak tangan, retina, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem biometrika merupakan teknologi pengenalan diri dengan menggunakan bagian tubuh atau perilaku manusia. Sidik jari, tanda tangan, DNA, telinga, wajah, infrared,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas teori yang berkaitan dengan pemrosesan data untuk sistem pendeteksi senyum pada skripsi ini, meliputi metode Viola Jones, konversi citra RGB ke grayscale,

Lebih terperinci

TEKNIK PENGENALAN WAJAH BERBASIS FITUR LOCAL BINARY PATTERN (LBP)

TEKNIK PENGENALAN WAJAH BERBASIS FITUR LOCAL BINARY PATTERN (LBP) TEKNIK ENGENALAN WAJAH BERBASIS FITUR LOCAL BINARY ATTERN (LB) Eko Wahyudi, Wirawan dan Hendra Kusuma Jurusan Teknik Elektro- FTI, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Kampus ITS, Keputih-Sukolilo, Surabaya-60111

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi adalah cara untuk mendapatkan sesuatu dengan kualitas lebih baik (lebih mudah, lebih murah, lebih cepat dan lebih menyenangkan). Salah satu teknologi yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. keakuratan dari penglihatan mesin membuka bagian baru dari aplikasi komputer.

BAB 1 PENDAHULUAN. keakuratan dari penglihatan mesin membuka bagian baru dari aplikasi komputer. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Melihat perkembangan teknologi sekarang ini, penggunaan komputer sudah hampir menjadi sebuah bagian dari kehidupan harian kita. Semakin banyak muncul peralatan-peralatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1 BAB 1 PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan mengenai Latar Belakang, Identifikasi Masalah, Tujuan Tugas Akhir, Lingkup Tugas Akhir, Metodologi Tugas Akhir dan Sistematika Penulisan Tugas Akhir. 1.1 Latar Belakang

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Pada bab ini dibahas mengenai implementasi serta evaluasi terhadap metode transformasi wavelet dalam sistem pengenalan sidik jari yang dirancang. Untuk mempermudah evaluasi,

Lebih terperinci

Verifikasi Citra Wajah Menggunakan Metode Discrete Cosine Transform Untuk Aplikasi Login

Verifikasi Citra Wajah Menggunakan Metode Discrete Cosine Transform Untuk Aplikasi Login The 13 th Industrial Electronics Seminar 011 (IES 011) Electronic Engineering Polytechnic Institute of Surabaya (EEPIS), Indonesia, October 6, 011 Verifikasi Citra Wajah Menggunakan Metode Discrete Cosine

Lebih terperinci

PENDETEKSI DOCKING STATION MENGGUNAKAN ROTATION INVARIANT LOCAL BINARY PATTERN PADA VISUAL BASED SERVICE ROBOT

PENDETEKSI DOCKING STATION MENGGUNAKAN ROTATION INVARIANT LOCAL BINARY PATTERN PADA VISUAL BASED SERVICE ROBOT PENDETEKSI DOCKING STATION MENGGUNAKAN ROTATION INVARIANT LOCAL BINARY PATTERN PADA VISUAL BASED SERVICE ROBOT Riza Agung Firmansyah 1), Djoko Purwanto 2), Ronny Mardiyanto 3) 1), 2),3) Teknik Elektro

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. microcontroller menggunakan komunikasi serial. 1. Menyalakan Minimum System ATMEGA8535

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. microcontroller menggunakan komunikasi serial. 1. Menyalakan Minimum System ATMEGA8535 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengujian Koneksi Serial UART Pengujian koneksi ini membuktikan bahwa PC dapat dihubungkan dengan microcontroller menggunakan komunikasi serial. 4.1.1 Tujuan Pengujian koneksi

Lebih terperinci

Nurul Ilmi 1 1 Fakultas Informatika, Universitas Telkom, Bandung

Nurul Ilmi 1 1 Fakultas Informatika, Universitas Telkom, Bandung Pengenalan Angka Tulisan Tangan dengan Menggunakan Local Binary Pattern Variance dan Klasifikasi K-Nearest Neighbour Handwriting Digit Recognition with Use Local Binary Pattern Variance and K-Nearest Neighbour

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Perancangan Perangkat Keras 3.1.1 Blok Diagram Sistem Gambaran sistem dapat dilihat pada blok diagram sistem di bawah ini : Gambar 3.1 Blok Diagram Sistem Berdasarkan blok

Lebih terperinci

PENDETEKSI DOCKING STATION MENGGUNAKAN ROTATION INVARIANT LOCAL BINARY PATTERN PADA VISUAL BASED SERVICE ROBOT

PENDETEKSI DOCKING STATION MENGGUNAKAN ROTATION INVARIANT LOCAL BINARY PATTERN PADA VISUAL BASED SERVICE ROBOT PENDETEKSI DOCKING STATION MENGGUNAKAN ROTATION INVARIANT LOCAL BINARY PATTERN PADA VISUAL BASED SERVICE ROBOT Riza Agung Firmansyah1) Djoko Purwanto2) Ronny Mardiyanto3) 1) 2)3) Teknik Elektro Institut

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan September 2011 s/d bulan Februari

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan September 2011 s/d bulan Februari 48 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan September 2011 s/d bulan Februari 2012. Pembuatan dan pengambilan data dilaksanakan di Laboratorium

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM. Pada dewasa sekarang ini sangat banyak terdapat sistem dimana sistem tersebut

BAB III PERANCANGAN SISTEM. Pada dewasa sekarang ini sangat banyak terdapat sistem dimana sistem tersebut BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Definisi Masalah Pada dewasa sekarang ini sangat banyak terdapat sistem dimana sistem tersebut sudah terintegrasi dengan komputer, dengan terintegrasinya sistem tersebut

Lebih terperinci

PENGENALAN WAJAH DENGAN METODE ADJACENT PIXEL INTENSITY DIFFERENCE QUANTIZATION TERMODIFIKASI

PENGENALAN WAJAH DENGAN METODE ADJACENT PIXEL INTENSITY DIFFERENCE QUANTIZATION TERMODIFIKASI PENGENALAN WAJAH DENGAN METODE ADJACENT PIXEL INTENSITY DIFFERENCE QUANTIZATION TERMODIFIKASI Nama Mahasiswa : Yuliono NRP : 1206 100 720 Jurusan : Matematika Dosen Pembimbing : Drs. Soetrisno, M.IKomp

Lebih terperinci

Rancang Bangun Sistem Pengukuran Posisi Target dengan Kamera Stereo untuk Pengarah Senjata Otomatis

Rancang Bangun Sistem Pengukuran Posisi Target dengan Kamera Stereo untuk Pengarah Senjata Otomatis A216 Rancang Bangun Sistem Pengukuran Posisi Target dengan Kamera Stereo untuk Pengarah Senjata Otomatis Anas Maulidi Utama, Djoko Purwanto, dan Ronny Mardiyanto Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas teori-teori dasar yang digunakan untuk merealisasikan suatu sistem penjejak obyek bergerak. 2.1 Citra Digital Citra adalah suatu representasi (gambaran),

Lebih terperinci

Implementasi Skeletal Tarcking dalam Sistem Navigasi Mobile Robot Menggunakan Sensor Kinect

Implementasi Skeletal Tarcking dalam Sistem Navigasi Mobile Robot Menggunakan Sensor Kinect Seminar Nasional eknologi Informasi dan Komunikasi erapan (SEMANIK) 2015 169 Implementasi Skeletal arcking dalam Sistem Navigasi Mobile Menggunakan Sensor Kinect Mifthahul Rahmi *), Andrizal **), Rahmi

Lebih terperinci

SAMPLING DAN KUANTISASI

SAMPLING DAN KUANTISASI SAMPLING DAN KUANTISASI Budi Setiyono 1 3/14/2013 Citra Suatu citra adalah fungsi intensitas 2 dimensi f(x, y), dimana x dan y adalahkoordinat spasial dan f pada titik (x, y) merupakan tingkat kecerahan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA Latar Belakang PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki + 30.000 spesies tumbuh-tumbuhan ([Depkes] 2007). Tumbuh-tumbuhan tersebut banyak yang dibudidayakan sebagai tanaman hias. Seiring

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1 Rancang Bangun Sistem Pemantau Ruangan Berbasis Multi Kamera untuk Smartphone Android pada Jaringan Pikonet yang Adaptif terhadap Perubahan Situasi Ruangan

Lebih terperinci

pola-pola yang terdapat pada suatu daerah bagian citra. Tekstur juga dapat membedakan permukaan dari beberapa kelas.

pola-pola yang terdapat pada suatu daerah bagian citra. Tekstur juga dapat membedakan permukaan dari beberapa kelas. Ruang Lingkup Penelitian Ruang Lingkup penelitian ini adalah: 1. Objek citra adalah data citra daun tumbuhan obat dan citra pohon tanaman hias di Indonesia. 2. Dalam penelitian ini operator MBLBP yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pengolahan Citra adalah pemrosesan citra, khususnya dengan menggunakan

BAB II LANDASAN TEORI. Pengolahan Citra adalah pemrosesan citra, khususnya dengan menggunakan BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Citra Citra adalah gambar pada bidang dwimatra (dua dimensi). Ditinjau dari sudut pandang matematis, citra merupakan fungsi menerus dan intensitas cahaya pada bidang dwimatra

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Perancangan perangkat lunak dari sistem biometrik sidik jari dibuat dibagi menjadi 2 module utama yakni : module enhencement sidik jari berikut aplikasi penyimpanan kedalam database

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN 3.1 Analisa Sistem Tahapan analisa merupakan tahapan awal dalam perekayasaan perangkat lunak. Pada tahapan ini menjelaskan apa yang dilakukan sistem, siapa yang menggunakannya

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Penentuan Masalah Penelitian Masalah masalah yang dihadapi oleh penggunaan identifikasi sidik jari berbasis komputer, yaitu sebagai berikut : 1. Salah satu masalah dalam

Lebih terperinci

Peningkatan Kualitas Citra Digital Berbasis Color Constancy Menggunakan Gray World

Peningkatan Kualitas Citra Digital Berbasis Color Constancy Menggunakan Gray World Peningkatan Kualitas Citra Digital Berbasis Color Constancy Menggunakan Heri Priya Waspada, *, Supeno Mardi Susiki Nugroho, Eko Mulyanto Yuniarno S Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, ITS Surabaya

Lebih terperinci

Pengenalan Plat Nomor Berdasarkan Klasikasi K-Nearest Neighbor (KNN)

Pengenalan Plat Nomor Berdasarkan Klasikasi K-Nearest Neighbor (KNN) Pengenalan Plat Nomor Berdasarkan Klasikasi K-Nearest Neighbor (KNN) Iman Ilmawan Muharam Manajemen Sistem Informasi Universitas Gunadarma Jl. Margonda Raya No. 100, Depok 16424, Jawa Barat ilmawan@sta.gunadarma.ac.id

Lebih terperinci

PERANCANGAN PENDETEKSI WAJAH DENGAN ALGORITMA LBP (LOCAL BINARY PATTERN) BERBASIS RASPBERRY PI

PERANCANGAN PENDETEKSI WAJAH DENGAN ALGORITMA LBP (LOCAL BINARY PATTERN) BERBASIS RASPBERRY PI PERANCANGAN PENDETEKSI WAJAH DENGAN ALGORITMA LBP (LOCAL BINARY PATTERN) BERBASIS RASPBERRY PI Nadia R.W (0822084) Email: neko882neko@yahoo.co.id Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik,, Jl. Prof. Drg.

Lebih terperinci

Program Aplikasi Komputer Pengenalan Angka Dengan Pose Jari Tangan Sebagai Media Pembelajaran Interaktif Anak Usia Dini

Program Aplikasi Komputer Pengenalan Angka Dengan Pose Jari Tangan Sebagai Media Pembelajaran Interaktif Anak Usia Dini Program Aplikasi Komputer Pengenalan Angka Dengan Pose Jari Tangan Sebagai Media Pembelajaran Interaktif Anak Usia Dini Wawan Kurniawan Jurusan PMIPA, FKIP Universitas Jambi wwnkurnia79@gmail.com Abstrak

Lebih terperinci

TRACKING OBJECT MENGGUNAKAN METODE TEMPLATE MATCHING BERBASIS STEREO VISION

TRACKING OBJECT MENGGUNAKAN METODE TEMPLATE MATCHING BERBASIS STEREO VISION TRACKING OBJECT MENGGUNAKAN METODE TEMPLATE MATCHING BERBASIS STEREO VISION Indra Pramana, M Zen Hadi Samsono, Setiawardhana Jurusan Telekomunkasi - Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Institut Teknologi

Lebih terperinci

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fenomena masyarakat dalam berlalu lintas terutama mengerti dan menaati rambu lalu lintas sekarang ini semakin berkurang, karena hal inilah banyak sekali kecelakaan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA Pada bab ini, akan dibahas pengujian alat mulai dari pengujian alat permodul sampai pengujian alat secara keseluruhan. Pengujian tersebut akan dilakukan secara bertahap dengan

Lebih terperinci

BAB 3 IMPLEMENTASI SISTEM

BAB 3 IMPLEMENTASI SISTEM BAB 3 IMPLEMENTASI SISTEM Bab ini akan membahas mengenai proses implementasi dari metode pendeteksian paranodus yang digunakan dalam penelitian ini. Bab ini terbagai menjadi empat bagian, bagian 3.1 menjelaskan

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI WAJAH PADA SISTEM KEAMANAN BRANKAS MENGGUNAKAN PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS

IDENTIFIKASI WAJAH PADA SISTEM KEAMANAN BRANKAS MENGGUNAKAN PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS IDENTIFIKASI WAJAH PADA SISTEM KEAMANAN BRANKAS MENGGUNAKAN PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS Dadang Ardiansyah #1, Edi Satriyanto, S.Si, M.Si, #2, Eru Puspita, ST, M.Kom, #3, Budi Nur Iman, S.Si, M.Kom #4

Lebih terperinci

DETEKSI PLAT KENDARAAN MENGGUNAKAN HOG DAN LVQ. Muhammad Imron Rosadi 1

DETEKSI PLAT KENDARAAN MENGGUNAKAN HOG DAN LVQ. Muhammad Imron Rosadi 1 DETEKSI PLAT KENDARAAN MENGGUNAKAN HOG DAN LVQ Muhammad Imron Rosadi 1 Prodi Teknik Informatika, Universitas Yudharta Pasuruan Purwosari 67162 Pasuruan Jawa Timur 1 Email : Imron_uyp@yahoo.com ABSTRAK

Lebih terperinci

1. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

1. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1 1. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Iris mata merupakan salah satu organ internal yang dapat di lihat dari luar. Selaput ini berbentuk cincin yang mengelilingi pupil dan memberikan pola warna pada mata

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM

BAB III PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM BAB III PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan mengenai tahapan dan algoritma yang akan digunakan pada sistem pengenalan wajah. Bagian yang menjadi titik berat dari tugas akhir

Lebih terperinci

Rancang Bangun Sistem Pelacakan Obyek Menggunakan CCTV dan Webcam. Kampus ITS, Surabaya

Rancang Bangun Sistem Pelacakan Obyek Menggunakan CCTV dan Webcam. Kampus ITS, Surabaya Rancang Bangun Sistem Pelacakan Obyek Menggunakan CCTV dan Webcam Choirul Umul Islami 1, Mike Yuliana 2, Akuwan Shaleh 2 1 Mahasiswa Politeknik Elektronika Negeri Surabaya, Jurusan Teknik Telekomunikasi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Folder Sebuah directory (folder) adalah seperti ruangan-ruangan (kamar-kamar) pada sebuah komputer yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan dari berkas-berkas (file).

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi sekarang ini teknologi dan informasi semakin berkembang pesat, begitu juga teknologi robot. Robotika merupakan bidang teknologi yang mengalami banyak

Lebih terperinci