BAB 1 PENDAHULUAN. keakuratan dari penglihatan mesin membuka bagian baru dari aplikasi komputer.
|
|
- Ridwan Setiabudi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Melihat perkembangan teknologi sekarang ini, penggunaan komputer sudah hampir menjadi sebuah bagian dari kehidupan harian kita. Semakin banyak muncul peralatan-peralatan terkomputerisasi maupun sistem yang bekerja dengan bantuan komputerisasi yang bertujuan untuk membantu meringankan tugas manusia. Dengan keakuratan dari penglihatan mesin membuka bagian baru dari aplikasi komputer. Aplikasi ini seperti mobile robot navigation, complex manufacturing tasks, analysis satelite image, dan medical image processing. Semua mempunyai tujuan utamanya, yaitu mendapatkan informasi dari dunia nyata secara benar (Rich dan Knight, 1991, p563). Mengapa pengenalan wajah? Kemampuan seseorang untuk mengenali wajah orang lain (misalnya: teman, anak, atau musuh) adalah penting untuk berbagai alasan. Ada suatu hal mengenai persepsi wajah yang sangat penting bagi manusia. Pada awal kehidupan kita belajar untuk mengasosiasikan wajah dengan kesenangan, kebahagiaan, dan rasa aman. Semakin kita dewasa, ekspresi wajah mempengaruhi cara berkomunikasi kita. Wajah adalah fokus utama perhatian kita. Wajah, memberitahukan identitas, emosi, ras, dan usia, dan juga penting untuk menentukan jenis kelamin, ukuran, dan bahkan mungkin karakter (Turk,2005, p1).
2 2 Telah ada banyak percobaan mengenai pengenalan wajah, mencoba mengerti dan mengkarakteristikan representasi dan proses yang ada. Akan tetapi proses dan pengenalan wajah tersebut tetaplah sebuah tujuan yang belum tercapai. Pengenalan wajah sudah menjadi sebuah topik yang hangat dibicarakan pada sejak akhir tahun 1980-an dan dalam dua dekade terakhir ini, bidang ini telah mengalami kemajuan yang cukup pesat (Turk, 2005, p2). Menurut William A. Barrett, Sebuah metode formal untuk mengklasifikasikan wajah pertama kali dicetuskan oleh Francis Galton pada tahun Dia mengatakan bahwa mengumpulkan sifat-sifat wajah seperti lengkungan, mencari nilai normalnya, dan kemudian mengklasifikasikan data yang lainnya dengan hasil deviasi dari nilai normalnya. (Barrett, 2003, p1). Dalam proses pengenalan ini, pemberian respon yang dilakukan oleh komputer atau mesin tentunya harus berdasarkan keadaan dimana komputer mengenali obyek yang akan berinteraksi dengannya. Pengenalan suatu obyek baru dapat dilakukan jika subyek yang ingin mengenali memiliki informasi akan obyek atau target yang mau dikenalinya dan dapat membedakan ciri yang terdapat pada sebuah obyek dengan obyek yang lain yang terdapat pada data input dari subyek. Wajah manusia walaupun mempunyai fitur ciri yang menonjol dan dapat membedakan satu sama lainnya, mempunyai permasalahan besar, dimana data yang berdasarkan dunia nyata ini menjadi sulit untuk dijadikan sebagai informasi oleh komputer atau mesin, dikarenakan beberapa hal sebagai berikut : 1. Muka merupakan multidimensional, fitur ciri ini akan sangat berbeda tergantung dari cara pandang. Berbagai cara pandang akan membuat
3 3 informasi ini akan sangat jauh berbeda, dimana informasi yang ada bisa disembunyikan dan juga sebaliknya. 2. Muka merupakan susunan yang kompleks. 3. Muka mengandung corak wajah (emosi) yang bermacam-macam. 4. Sebuah citra bebentuk dua dimensi, sedangkan dunia berbentuk tiga dimensi. Hal ini menyebabkan beberapa informasi akan hilang ketika citra terbentuk (Rich dan Knight, 1991, p563). 5. Sebuah citra bisa mengandung banyak obyek di dalamnya, dan obyek-obyek ini saling bertumpang tindih didalamnya (Rich dan Knight, 1991, p564). 6. Nilai yang dikandung pada sebuah piksel dipengaruhi oleh berbagai hal dan sulit untuk mencegah pengaruh ini supaya terjadi (Rich dan Knight, 1991, p564). Walaupun terlihat mudah bagi manusia untuk melakukan pengenalan, tetapi adalah sangat sulit bagi komputer. Seperti yang dikatakan oleh Marius et. al bahwa Pendeteksian wajah didalam sebuah citra digital telah memegang peranan penting dalam dekade terakhir, dengan adanya aplikasi lapangan seperti didalam penegakan hukum dan keamanan. Walaupun deteksi wajah adalah sebuah hal yang sangat mudah bagi mata manusia, namun membuat proses tersebut bisa berjalan secara otomatis bagi komputer memerlukan penggunaan berbagai macam teknik pemrosesan citra (Marius et.al, 2003, p1). Jika ditinjau lebih lanjut, pengenalan wajah dengan metode Eigenfaces (yang mulai populer dimulai oleh Turk dan Pentland) tampaknya telah memegang peranan penting dalam populernya bidang ini. Awalnya eigenfaces ini digunakan untuk face representation oleh Sirovich dan Kirvy (Barrett, 2003, p3). Eigenfaces menarik
4 4 perhatian banyak orang pada topik pengenalan wajah, dan tolak ukur untuk topik yang sama. Sudah banyak modifikasi, dan teknik yang dikembangkan berdasar eigenfaces yang asli. Dalam usaha menghasilkan pendekatan dalam pendeteksian dan mengidentifikasikan muka manusia dan menghasilkan sebuah sistem kerja pendeteksian muka yang cukup cepat(near real time), dengan membandingkan karakteristik yang dipunya dari muka dengan informasi individu yang sudah kita ketahui sebelumnya pada face-space. Pendekatan eigenfaces ini mempunyai keuntungan dari algoritma pengenalan muka yang lain dilihat pada : 1. Kecepatan 2. Kemudahan 3. Kapasitas pembelajaran yang luas 4. Relative insensitivity pada perubahan kecil di dalam citra wajah Dalam sebuah citra, bisa dikandung berbagai elemen obyek yang tersimpan di dalamnya. Jika berbagai elemen obyek ini akan menjadi data input, maka elemen obyek ini juga membawa pengaruh pada kemungkinan pendeteksian yang dilakukan, karena dengan elemen obyek yang berbeda tetapi dengan citra wajah yang sama, maka pengenalan yang dilakukan akan mendapatkan hasil yang berbeda, karena eigenfaces ini menggunakan ekstraksi global fitur, dimana semua bagian yang masuk ke data input akan diambil. Permasalahan pengaruh dari data yang akan dimasukkan membuat pemilihan face detection yang bagus akan diharapkan meningkatkan keberhasilan penggunaan metode eigenfaces. Tetapi juga tidak bisa dilupakan masalah kecepatan pemrosesan. Menurut (Albiol et. al., 2003, p1) pemrosesan informasi warna terbukti lebih cepat
5 5 daripada memproses feature dari muka jika dihadapkan pada video sequences. Jadi pendeteksian wajah menggunakan color thresholding. Deteksi wajah ini sendiri merupakan sistem pencarian wajah pada suatu citra. Jadi jika eigenfaces ini mendapatkan data input yang benar-benar muka maka diharapkan akan didapatkan suatu sistem pengenalan wajah yang lebih baik. Cara kerja dari color thresholding, dimana citra akan dibedakan berdasarkan threshold tertentu dari warna. Cara ini akan digunakan karena waktu yang diperlukan untuk proses relatif singkat. Tetapi ada kelemahan yang dimiliki jika kita menggunakan warna yang dipunyai. Orang yang berkulit hitam dan orang yang berkulit putih akan berada pada 2 buah titik ujung dari batas warna karena warna hitam akan berada pada nilai intensitas piksel 0 dan putih berada pada nilai 255. Jika kita anggap memang ada orang yang memiliki warna kulit tersebut maka akan menjadi masalah bagi metode ini karena kita harus melebarkan batas threshold kita untuk mendeteksi orang yang berlawanan warna kulitnya ini. Tetapi keadaan ini jarang terjadi karena pada umumnya, orang tidak mempunyai tingkatan warna yang seperti ini, selain itu perbedaan warna kulit hanya terdapat pada masing-masing daerah. Pada umumnya penyebaran warna kulit pada sebuah daerah tertentu hampir sama. Karena permasalahan luasnya batas threshold jika harus mengenali orang yang berwarna kulit beragam, maka ditentukan untuk membatasi warna kulit ini menjadi dalam kelompok orang asia, agar warna kulitnya di dalam batas nilai intensitas yang tidak terlalu tinggi dan rendah. Pendapat diatas juga dikemukakan oleh Padilla dan Fan (2003, p1) dengan isinya Anggap saja ada foto normal wajah seseorang (tanpa make up warna-warni),
6 6 maka dapat kita simpulkan bahwa warna mukanya bukanlah putih, hijau, merah, atau warna-warna lain yang tidak alamiah. Walaupun berbagai etnis memiliki warna kulit yang berbeda, jangkauan warna yang terdapat dalam wajah hanyalah sebagian kecil dari keseluruhan ragaman warna yang ada, dengan demikian adalah cukup bijaksana untuk mempergunakan hubungan warna dari wajah untuk membatasi pencarian wajah kepada daerah dari citra yang setidaknya memiliki warna sesuai dengan kulit. Dengan mencari pada warna komponen yang benar maka diharapkan akan didapat keakuratan karena batas warna yang tidak besar, akan mengurangi warna yang merupakan latar belakang untuk ikut terambil. Dalam penelitian lain (Padilla dan Fan, 2003) disebutkan bahwa eigenfaces ini mempunyai tingkat keakuratan yang tinggi, mempunyai waktu pengerjaan yang cepat, dan mudah untuk diterapkan. Jika dilihat dari permasalahan, data input yang akan diberikan kepada metode eigenfaces memberikan pengaruh yang besar dalam pengenalan yang nantinya akan dilakukan. Oleh karena itu diuji metode eigenfaces (pengenalan wajah / face recognition) yang digabungkan dengan face detection dengan metode color thresholding dan mengharapkan hasil yang lebih baik dalam pengenalan wajah ini Ruang Lingkup Penelitian yang dilakukan, secara garis besar akan membahas permasalahan pengenalan wajah eigenfaces. Juga akan dibahas mengenai face detection dengan color thresholding yang diharapkan akan memberikan dukungan kepada proses pengenalan wajah.
7 7 Karena faktor multidimensi yang dimiliki oleh wajah, maka pada penulisan ini penulis membatasi input citra yang akan digunakan nantinya. Citra harus hanya mencakup wajah satu orang saja, berupa gambar close up dari wajah, dan merupakan citra tampak depan dari wajah. Untuk mendukung proses pendeteksian wajah, maka citra yang akan digunakan haruslah berwarna. Hampir keseluruhan dari wajah manusia terdiri dari bagian utama berupa kulit. Kulit ini saling berbeda antara manusia pada suatu daerah dengan daerah lainnya. Karena itu, penulisan ini nantinya akan dibatasi kepada wilayah orang asia saja, dimana warna kulit wajah berwarna kuning kecoklatan. Pewarnaan dari obyek dari suatu citra bisa sama dengan citra gambar muka. Jadi akan ada kemungkinan dimana citra yang berwarna sama ini akan dianggap sebagai muka. Karena itu, untuk mendapatkan hasil yang lebih baik, warna latar belakang yang digunakan sebaiknya berwarna polos dan berbeda dari warna kulit. Jadi dari proses kerjanya akan terlebih dahulu dilakukan pendeteksian muka yang akan memberikan inputan kepada pengenalan wajah. Pengenalan wajah yang dilakukan akan akan menggunakan PCA dalam menyederhanakan matriks citra data input dan menghitung nilai eigenfaces. Tetapi karena perhitungan eigenfaces ini cukup rumit, maka perhitungan ini akan dibantu oleh perangkat lunak MATLAB. Jadi tidak ada perhitungan eigenfaces secara aplikatif. Disini nilai akan dikirimkan ke dalam perangkat lunak MATLAB dan aplikasi yang kami rancang akan menerima kembalian berupa nilai informasinya. Karena keterbatasan waktu dan sarana, penelitian yang kami buat tidak akan menghasilkan aplikasi yang dapat bekerja secara realtime. Karena itu program yang akan dibuat akan lebih memfokuskan pada masalah akurasi pengenalan daripada
8 8 kecepatan proses. Tetapi aplikasi yang masih membutuhkan interaksi dari user, karena yang ingin diuji keberhasilannya. Bukan merancang sistem yang sudah pasti 100% berhasil. Untuk data input sendiri didapatkan dari citra yang sudah mengandung data orang didalamnya, bukan dari citra hasil kamera web. Jadi citra akan sudah tersedia. Citra yang akan digunakan sendiri akan bertipe bitmap atau Jpeg. Sistem yang kami rancang ini nantinya diharapkan akan bisa digunakan untuk mengenali atau membedakan sebuah wajah, dari kumpulan wajah-wajah yang sudah dikenali. Aplikasi akan mempelajari tekstur warna dan bentuk muka yang ada. Jika hasil pembelajarannya berhasil, maka pengenalan akan bisa dilakukan dan hasil informasi dikenali atau tidak dikenali akan dapat dihasilkan. Aplikasi yang dibuat akan dirancang sehingga bisa mencari sendiri posisi dari wajah di dalam sebuah citra, sehingga penggunaan citra input diharapkan bisa jadi lebih flexible. Kemampuan ini juga diharapkan akan bisa meningkatkan akurasi atau ketepatan dari pengenalan yang akan dilakukan. Aplikasi ini juga diharapkan akan bisa digunakan atau dikembangkan lebih lanjut agar bisa digunakan atau digabungkan bersama-sama dengan program lainnya. Misalnya dikembangkan lebih lanjut sehingga bisa diimplementasikan dalam perangkat Artificial Intelegent sebuah robot. Aplikasi yang akan dibuat ini akan lebih difokuskan pada bagian pengenalan wajah. Namun penulis membatasi hanya kepada muka tampak depan. Dengan tujuan utamanya adalah untuk mendapatkan tingkat keakuratan yang cukup tinggi. Namun akan ada fitur untuk mencari letak posisi wajah berada, dengan tujuan agar gambar
9 9 atau foto yang digunakan tidak memerlukan penyesuaian yang terlalu rumit dan sulit. 1.3 Tujuan dan Manfaat Pada penulisan ini, dipunyai tujuan untuk menyempurnakan metode eigenfaces, yang akan meningkatkan keberhasilan untuk mendapatkan pengenalan wajah yang lebih baik dari yang memang telah ada. Adapun manfaat yang diperoleh adalah sebagai berikut : 1. Diharapkan bisa dihasilkan perancangan aplikatif dari eigenfaces ini dalam produk dunia nyata. 2. Membantu penulis lain yang juga berminat pada pengenalan wajah dan ingin mengembangkan lagi metoda eigenfaces ke arah yang lebih sempurna lagi. 1.4 Metodologi Dalam pembuatan penulisan yang membahas PENGENALAN WAJAH DENGAN MENGGUNAKAN METODE EIGENFACES, digunakan metode: Analisa - Menganalisa metode eigenfaces dan face detection dengan color thresholding untuk diterapkan dalam aplikasi. - Mencari kelemahan kelemahan yang akan mungkin terjadi dari masingmasing langkah.
10 10 Perancangan - Merancang alur pada kemungkinan yang akan terjadi ketika metode berjalan baik pada deteksi wajah, metode eigenfaces, dan face recognition. - Perancangan fungsi-fungsi yang akan digunakan dalam program aplikasi baik dari metode eigenfaces maupun dari metode color thresholding dalam bentuk pseudocode. - Perancangan diagram layar yang akan digunakan pada program aplikasi. - Menggabungkan hasil perancangan pada aplikasi dengan menerapkan metode eigenfaces dengan mengikuti langkah langkah yang sudah ditentukan pada analisa, perancangan layar, perancangan fungsi dan dengan menggunakan perangkat lunak Borland Delphi 7 dan didukung dengan penggunaan perangkat lunak Matlab. Langkah yang ada akan mengikuti alur yang dibuat. 1.5 Sistematika Penulisan Untuk mempermudah penyusunan skripsi dan pembahasannya, penulis membagi pembahasan menjadi 5 bab yang terdiri dari : BAB 1. PENDAHULUAN Pendahuluan akan membahas latar belakang dari pemilihan topik, tujuan dan manfaat dari diadakannya penelitian dengan topik ini, dilanjutkan dengan ruang lingkup yang membahas batasan penelitian, tujuan manfaat dan metode penelitian yang digunakan serta ditutup dengan sistematika penulisan.
11 11 BAB 2 : LANDASAN TEORI Landasan teori akan membahas teori-teori yang berhubungan dengan topik penelitiannya, meliputi citra, computer vision dan bergaris besar pada face detection dan face recognition. BAB 3 : ANALISIS DAN PERANCANGAN Membahas proses kerja dari metode dan merancang sistem untuk aplikasi pengujian dari sistem PENGENALAN WAJAH DENGAN MENGGUNAKAN METODE EIGENFACES. Selain itu juga akan dibahas data input yang digunakan serta hasil pengenalan yang akan didapatkan dari proses eigenfaces pada penelitian ini. BAB 4 : IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Bab 4 akan membahas implementasi dan hasil yang didapatkan dari aplikasi dengan membandingkan dengan hasil analisanya. BAB 5 : KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini merupakan bab terakhir yang akan merangkum isi yang dibahas pada bab sebelumnya. Selain itu pada bab ini juga berisi kesimpulan dari hasil perbandingan analisa dengan aplikasi yang dikembangkan. Juga saran-saran perbaikan untuk pembahasan mengenai topik yang sama.
BAB 1 PENDAHULUAN. Sistem Pakar (Expert System), Jaringan Saraf Tiruan (Artificial Neural Network), Visi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era yang semakin maju ini, teknologi telah memegang peranan penting dalam kehidupan manusia sehari-hari, sehingga kemajuannya sangat dinantikan dan dinikmati para
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1-1
BAB 1 PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan mengenai Latar Belakang, Identifikasi Masalah, Tujuan Tugas Akhir, Lingkup Tugas Akhir, Metodologi Tugas Akhir dan Sistematika Penulisan Tugas Akhir. 1.1 Latar Belakang
Lebih terperinciBAB 3. ANALISIS dan RANCANGAN. eigenfaces dan deteksi muka dengan color thresholding akan mempunyai proses
BAB 3 ANALISIS dan RANCANGAN 3.1 Analisa metode Secara garis besar, tahap pada pengenalan wajah dengan metode eigenfaces dan deteksi muka dengan color thresholding akan mempunyai proses yang dilakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Home security saat ini sudah menjadi kebutuhan setiap pemilik rumah yang menginginkan tingkat keamanan yang baik. Salah satu sistem keamanan konvensional yang masih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. telinga, wajah, infrared, gaya berjalan, geometri tangan, telapak tangan, retina,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem biometrika merupakan teknologi pengenalan diri dengan menggunakan bagian tubuh atau perilaku manusia. Sidik jari, tanda tangan, DNA, telinga, wajah, infrared,
Lebih terperinciBAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN
BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Kerangka Pikir Pengenalan wajah merupakan suatu teknologi dalam dunia kecerdasan buatan agar komputer dapat meniru kemampuan otak manusia dalam mendeteksi dan mengenali
Lebih terperinciPENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN METODE DIAGONAL PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS. Skripsi
PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN METODE DIAGONAL PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS Skripsi Di susun oleh : M. RIDHO MAJIDI (0934010056) PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVESITAS PEMBANGUNAN
Lebih terperinciPENGAMAN RUMAH DENGAN SISTEM FACE RECOGNITION SECARA REAL TIME MENGGUNAKAN METODE PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS
PENGAMAN RUMAH DENGAN SISTEM FACE RECOGNITION SECARA REAL TIME MENGGUNAKAN METODE PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS Sinar Monika 1, Abdul Rakhman 1, Lindawati 1 1 Program Studi Teknik Telekomunikasi, Jurusan
Lebih terperinciBAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Perancangan sistem dimulai dari penempatan posisi kamera dengan posisi yang
23 BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Deskripsi Sistem Perancangan sistem dimulai dari penempatan posisi kamera dengan posisi yang sesuai kemudian dihubungkan dengan komputer yang akan mengolah gambar seperti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap manusia diciptakan dengan bentuk fisik dan rupa yang berbeda sehingga manusia tersebut dapat dibedakan satu dengan yang lainnya. Pada teknologi informasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring perkembangan teknologi yang amat pesat, menuntut pula adanya otomatisasi dan efisiensi dalam memperoleh informasi. Hal ini didukung pula oleh perkembangan mobile
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengetahuan yang sangat populer saat ini. Dengan ilmu pengetahuan ini, teknologi di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) merupakan suatu cabang ilmu pengetahuan yang sangat populer saat ini. Dengan ilmu pengetahuan ini, teknologi di dunia
Lebih terperinciSTMIK GI MDP. Program Studi Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2010/2011
STMIK GI MDP Program Studi Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2010/2011 PENGENALAN KARAKTER ANGKA DARI SEGMENTASI CITRA PLAT NOMOR KENDARAAN DENGAN METODE SOMs Winda Marlia
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Augmented Reality menjadi semakin luas. Teknologi Computer Vision berperan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi Augmented Reality dapat memvisualisasikan dengan baik model 3 dimensi, video, paparan area, maupun animasi 3 dimensi dengan hanya membutuhkan deteksi visual
Lebih terperinciDETEKSI PENYAKIT KULIT MENGUNAKAN FILTER 2D GABOR WAVELET DAN JARINGAN SARAF TIRUAN RADIAL BASIS FUNCTION
1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Kulit merupakan pelindung tubuh kita pertama kali dari benda asing yang masuk ke dalam tubuh. Kulit terdiri dari lapisan epidermis berupa lapisan kulit mati dan dermis
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendeteksian objek dalam suatu citra merupakan hal mendasar dalam banyak aplikasi analisis citra (image analysis). Manusia bisa langsung mengenali objek yang dilihatnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Citra atau gambar merupakan salah satu komponen penting dalam dunia multimedia karena memiliki peranan penting dalam hal menyajikan suatu informasi dalam bentuk gambar
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. menggunakan PCA, kemudian penelitian yang menggunakan algoritma Fuzzy C-
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Studi Pendahuluan Sebelumnya telah ada penelitian tentang sistem pengenalan wajah 2D menggunakan PCA, kemudian penelitian yang menggunakan algoritma Fuzzy C- Means dan jaringan
Lebih terperinciPEMANFAATAAN BIOMETRIKA WAJAH PADA SISTEM PRESENSI MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK
PEMANFAATAAN BIOMETRIKA WAJAH PADA SISTEM PRESENSI MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK Program Studi Matematika FMIPA Universitas Negeri Semarang Abstrak. Saat ini, banyak sekali alternatif dalam
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengembangan Sistem Pengenalan Wajah 2D
30 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengembangan Sistem Pengenalan Wajah 2D Penelitian ini mengembangkan model sistem pengenalan wajah dua dimensi pada citra wajah yang telah disiapkan dalam
Lebih terperinciOleh: Riza Prasetya Wicaksana
Oleh: Riza Prasetya Wicaksana 2209 105 042 Pembimbing I : Dr. I Ketut Eddy Purnama, ST., MT. NIP. 196907301995121001 Pembimbing II : Muhtadin, ST., MT. NIP. 198106092009121003 Latar belakang Banyaknya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mampu mengubah manusia, dari cara pandang seseorang atas sesuatu hingga cara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Computer vision, layaknya mata sebagai indra penglihatan pada manusia, juga mampu mengubah manusia, dari cara pandang seseorang atas sesuatu hingga cara seseorang berinteraksi
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. PROGRAM PENGOLAHAN CITRA BIJI KOPI Citra biji kopi direkam dengan menggunakan kamera CCD dengan resolusi 640 x 480 piksel. Citra biji kopi kemudian disimpan dalam file dengan
Lebih terperinciProgram Aplikasi Komputer Pengenalan Angka Dengan Pose Jari Tangan Sebagai Media Pembelajaran Interaktif Anak Usia Dini
Program Aplikasi Komputer Pengenalan Angka Dengan Pose Jari Tangan Sebagai Media Pembelajaran Interaktif Anak Usia Dini Wawan Kurniawan Jurusan PMIPA, FKIP Universitas Jambi wwnkurnia79@gmail.com Abstrak
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Kamera web (singkatan dari web dan camera) merupakan sebuah media
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Webcam Kamera web (singkatan dari web dan camera) merupakan sebuah media yang berorientasi pada image dan video dengan resolusi tertentu. Umumnya webcam adalah sebuah perngkat
Lebih terperinciIMPLEMENTASI DAN EVALUASI
BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Pada bab ini dibahas mengenai implementasi serta evaluasi terhadap metode transformasi wavelet dalam sistem pengenalan sidik jari yang dirancang. Untuk mempermudah evaluasi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini, dijelaskan pendahuluan dari pengerjaan tugas akhir meliputi latar belakang topik tugas akhir, rumusan masalah, tujuan, batasan masalah, metodologi pengerjaan dan sistematika
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Lembar Pengesahan Penguji... iii. Halaman Persembahan... iv. Abstrak... viii. Daftar Isi... ix. Daftar Tabel... xvi
DAFTAR ISI Halaman Judul... i Lembar Pengesahan Pembimbing... ii Lembar Pengesahan Penguji... iii Halaman Persembahan... iv Halaman Motto... v Kata Pengantar... vi Abstrak... viii Daftar Isi... ix Daftar
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM
BAB III PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan mengenai tahapan dan algoritma yang akan digunakan pada sistem pengenalan wajah. Bagian yang menjadi titik berat dari tugas akhir
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan memanfaatkan ciri wajah yang telah tersimpan pada database atau wajah
BAB I 1. asd PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini perkembangan teknologi di bidang informasi khususnya dengan menggunakan komputer telah berkembang, hal ini menyebabkan banyak aplikasi baru
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan teknologi informasi, kemajuan di bidang pengembangan aplikasi sedang mendapatkan perhatian penting bagi perkembangan teknologi informasi.
Lebih terperinci1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang
1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Salah satu cara untuk berkomunikasi adalah dengan cara melakukan interaksi langsung. Dengan interaksi maka setiap orang dapat mengerti maksud pernyataan ataupun perintah
Lebih terperinciPENGKONVERSIAN IMAGE MENJADI TEKS UNTUK IDENTIFIKASI PLAT NOMOR KENDARAAN. Sudimanto
Media Informatika Vol. 14 No.3 (2015) Abstrak PENGKONVERSIAN IMAGE MENJADI TEKS UNTUK IDENTIFIKASI PLAT NOMOR KENDARAAN Sudimanto Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer LIKMI Jl. Ir. H. Juanda
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem pengenalan wajah adalah aplikasi dari pengolahan citra yang dapat mengidentifikasi seseorang melalui citra digital atau frame video. Sistem pengenalan wajah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. memindahkan data secara manual ke dalam komputer untuk dapat diolah lebih
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi yang terus berkembang membuat sistem komputerisasi bergerak dengan cepat, namun hal ini tidak seimbang dengan kemampuan manusia memindahkan data secara manual
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. DESKRIPSI ALAT Perhitungan benih ikan dengan image processing didasarkan pada luas citra benih ikan. Pengambilan citra menggunakan sebuah alat berupa wadah yang terdapat kamera
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. satu bagian sistem biometrika adalah face recognition (pengenalan wajah). Sistem
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sistem biometrika merupakan teknologi pengenalan diri dengan menggunakan bagian tubuh atau perilaku manusia yang memiliki keunikan. Salah satu bagian sistem biometrika
Lebih terperinciPerancangan Sistem Identifikasi Barcode Untuk Deteksi ID Produk Menggunakan Webcam
Perancangan Sistem Identifikasi Barcode Untuk Deteksi ID Menggunakan Webcam Albert Haryadi [1], Andrizal,MT [2], Derisma,MT [3] [1] Jurusan Sistem Komputer Fakultas Teknologi Informasi Universitas Andalas,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia ilmu pengetahuan dan teknologi semakin pesat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia ilmu pengetahuan dan teknologi semakin pesat seiring dengan kebutuhan manusia akan teknologi tersebut yang semakin meningkat dalam rangka membantu
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Citra Citra (image) sebagai salah satu komponen multimedia memegang peranan sangat penting sebagai bentuk informasi visual. Citra mempunyai karakteristik yang tidak dimiliki oleh
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Sistem penglihatan manusia merupakan suatu system yang sangat kompleks,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PERMASALAHAN Sistem penglihatan manusia merupakan suatu system yang sangat kompleks, tetapi sangat dapat diandalkan. Sistem ini memberikan sarana pengenalan obyek yang
Lebih terperinciBAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. implementasi dan evaluasi yang dilakukan terhadap perangkat keras dan
BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Implementasi dan Evaluasi yang dilakukan penulis merupakan implementasi dan evaluasi yang dilakukan terhadap perangkat keras dan perangkat lunak dari sistem secara keseluruhan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan di segala bidang dalam era globalisasi saat ini begitu
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan di segala bidang dalam era globalisasi saat ini begitu pesat.terutama dalam bidang IT yang semakin maju seiring dengan kebutuhan pemakai
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peningkatan yang pesat dalam jumlah kendaraan dikota besar memiliki dampak terhadap kebutuhan parkir di tempat-tempat umum seperti di rumah sakit, kantor, pusat perbelanjaan,
Lebih terperinciCOMPUTER VISION UNTUK PENGHITUNGAN JARAK OBYEK TERHADAP KAMERA
Seminar Nasional Teknologi Terapan SNTT 2013 (26/10/2013) COMPUTER VISION UNTUK PENGHITUNGAN JARAK OBYEK TERHADAP KAMERA Isnan Nur Rifai *1 Budi Sumanto *2 Program Diploma Elektronika & Instrumentasi Sekolah
Lebih terperinciSistem Pengenal Wajah Manusia untuk Personalisasi Perintah pada Robot
Sistem Pengenal Wajah Manusia untuk Personalisasi Perintah pada Robot Mara Nugraha Teknik Informatika Universitas Gunadarma Jl. Margonda Raya 100, Depok maranugraha@sta.gunadarma.ac.id Abstrak Pengenalan
Lebih terperinciMILIK UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Thinning atau penipisan citra adalah suatu operasi untuk mereduksi citra biner dalam suatu objek menjadi rangka (skeleton) yang menghampiri sumbu objek.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan pengetahuan dibidang kecerdasan buatan sedemikian
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan pengetahuan dibidang kecerdasan buatan sedemikian pesatnya, seperti penelitian segmentasi dokumen. Segmentasi dokumen membuat pengguna menjadi mudah
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Citra Berikut adalah beberapa definisi dari citra, antara lain: rupa; gambar; gambaran (Kamus Besar Bahasa Indonesia). Sebuah fungsi dua dimensi, f(x, y), di mana x dan y adalah
Lebih terperinciDAFTAR ISI. DAFTAR ISI... vii. DAFTAR GAMBAR... x. DAFTAR TABEL... xii I. PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah...
DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... vii DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR TABEL... xii I. PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan Masalah... 2 1.3 Batasan Masalah... 2 1.4 Tujuan... 3 1.5 Manfaat...
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sistem biometrik merupakan penerapan teknologi yang mempelajari
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem biometrik merupakan penerapan teknologi yang mempelajari karakteristik biologi yang menjadi keunikan tersendiri pada manusia. Salah satu bagian sistem biometrik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesuksesan dan mulai dikenal luas, menggantikan kepopuleran disk operating
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak berkembangnya IBM-PC dan sistem operasi MS-DOS mendapatkan kesuksesan dan mulai dikenal luas, menggantikan kepopuleran disk operating system CP/M-80 yang telah
Lebih terperinciDeteksi Lokasi Bibir Otomatis Pada Citra Wajah Berbasis Ciri Bentuk dan Warna
F7 bentuk [5]. Pendekatan berbasis bentuk bibir menggunakan Deteksi Lokasi Bibir Otomatis Pada Citra Wajah Berbasis Ciri Bentuk dan Warna Shinta Puspasari, STMIK lobal Informatika MDP Abstrak Metode yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Citra digital telah digunakan secara luas pada era modern seperti sekarang ini, citra digital banyak dimanfaatkan untuk merekam informasi, komunikasi dan lain sebagainya.
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Saat ini jalan tol menjadi suatu jalan alternatif untuk mengatasi kemacetan lalu lintas ataupun untuk mempersingkat jarak dari satu tempat ke tempat lain. Untuk menikmati layanan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi merupakan salah satu bagian penting dari kemajuan banyak bidang di seluruh dunia pada saat ini. Salah satu bidang yang sudah banyak terbantu dengan kemajuan
Lebih terperinciAPLIKASI IDENTIFIKASI ISYARAT TANGAN SEBAGAI PENGOPERASIAN E-KIOSK
APLIKASI IDENTIFIKASI ISYARAT TANGAN SEBAGAI PENGOPERASIAN E-KIOSK Wiratmoko Yuwono Jurusan Teknologi Informasi Politeknik Elektronika Negeri Surabaya-ITS Jl. Raya ITS, Kampus ITS, Sukolilo Surabaya 60111
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. termasuk dalam bidang Computer Vision. Computer Vision membuat komputer
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi komputer pada dewasa ini telah mengalami kemajuan, termasuk dalam bidang Computer Vision. Computer Vision membuat komputer dapat melihat dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengenali dan membedakan ciri khas yang dimiliki suatu objek (Hidayatno,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Saat ini pemanfaatan teknologi pengolaan citra untuk mempermudah manusia dalam menyelesaikan masalah-masalah tertentu sudah banyak diterapkan, khususnya dibidang Identifikasi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bertambahnya jumlah mahasiswa dari tahun ke tahun di IT Telkom mengakibatkan semakin banyak buku buku Tugas Akhir yang dibuat. Dengan semakin banyaknya buku
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Artificial Intelligence Artificial Intelligence adalah studi tentang bagaimana komputer melakukan sesuatu dimana saat itu orang melakukannya lebih baik. (Rich dan Knight, 1991).
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Penentuan Masalah Penelitian Masalah masalah yang dihadapi oleh penggunaan identifikasi sidik jari berbasis komputer, yaitu sebagai berikut : 1. Salah satu masalah dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. robotika dan otomatisasi dalam kehidupan manusia seiring dengan meningkatnya dunia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia robot dewasa ini menunjukkan betapa besar peran bidang robotika dan otomatisasi dalam kehidupan manusia seiring dengan meningkatnya dunia teknologi
Lebih terperinciPERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI UNTUK MENDETEKSI UANG LOGAM DENGAN METODE EUCLIDEAN
Jurnal Teknik Informatika Vol. 1 September 2012 1 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI UNTUK MENDETEKSI UANG LOGAM DENGAN METODE EUCLIDEAN Wahyu Saputra Wibawa 1, Juni Nurma Sari 2, Ananda 3 Program Studi
Lebih terperinciUKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu bagian yang wajib dimiliki oleh kendaraan bermotor resmi di Indonesia adalah bagian plat nomor. Plat nomor ini memberi informasi tentang dari mana asal wilayah
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN
BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN 4.1 Analisa Analisa merupakan tahapan yang sangat penting dalam melakukan penelitian. Tahap analisa yaitu proses pembahasan persoalan atau permasalahan yang dilakukan sebelum
Lebih terperinciDETEKSI DAN REPRESENTASI FITUR MATA PADA SEBUAH CITRA WAJAH MENGGUNAKAN HAAR CASCADE DAN CHAIN CODE
DETEKSI DAN REPRESENTASI FITUR MATA PADA SEBUAH CITRA WAJAH MENGGUNAKAN HAAR CASCADE DAN CHAIN CODE Riandika Lumaris dan Endang Setyati Teknologi Informasi Sekolah Tinggi Teknik Surabaya riandika.lumaris@gmail.com
Lebih terperinciPROTOTYPE PENGENALAN WAJAH MELALUI WEBCAM DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA PRICIPAL COMPONENT ALAYSIS (PCA) DAN LINIER DISCRIMINANT ANALYSIS (LDA)
PROTOTYPE PENGENALAN WAJAH MELALUI WEBCAM DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA PRICIPAL COMPONENT ALAYSIS (PCA) DAN LINIER DISCRIMINANT ANALYSIS (LDA) Jemmy E.Purwanto Jemmy.e.Purwanto@Gmail.com Pembimbing I :
Lebih terperinciUKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sistem parkir khususnya untuk parkir mobil di tempat-tempat pusat perbelanjaan di Indonesia pada umumnya sudah menerapkan sistem otomatis. Setiap mobil yang
Lebih terperinciBAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM
BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisa Program Aplikasi Dalam proses identifikasi karakter pada plat nomor dan tipe kendaraan banyak menemui kendala. Masalah-masalah yang ditemui adalah proses
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. dan bahan, agar mendapatkan hasil yang baik dan terstruktur. Processor Intel Core i3-350m.
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Untuk menunjang penelitian yang akan dilakukan, maka diperlukan alat dan bahan, agar mendapatkan hasil yang baik dan terstruktur. 3.1.1 Alat Penelitian Adapun
Lebih terperinciLaporan Akhir Praktikum Mempelajari Karakterisitk Visual Citra Tomat Menggunakan Image Processing. Avicienna Ulhaq Muqodas F
Laporan Akhir Praktikum Mempelajari Karakterisitk Visual Citra Tomat Menggunakan Image Processing Avicienna Ulhaq Muqodas F14110108 DEPARTEMEN TEKNIK MESIN DAN BIOSISTEM FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT
Lebih terperinciKAMERA PENDETEKSI GERAK MENGGUNAKAN MATLAB 7.1. Nugroho hary Mindiar,
KAMERA PENDETEKSI GERAK MENGGUNAKAN MATLAB 7.1 Nugroho hary Mindiar, 21104209 Mahasiswa Sarjana Strata Satu (S1) Jurusan Sistem Komputer, Fakultas Ilmu Komputer Universitas Gunadarma mindiar@yahoo.com
Lebih terperinciBAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisis Permasalahan Tahapan analisis terhadap suatu sistem dilakukan sebelum masuk ke tahapan perancangan. Tujuan dilakukannya analisis terhadap suatu sistem
Lebih terperinciBab ini membahas tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan, batasan masalah, metodologi, dan sistematika pembahasan dari tugas akhir ini.
BAB I PENDAHULUAN Bab ini membahas tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan, batasan masalah, metodologi, dan sistematika pembahasan dari tugas akhir ini. I.1 Latar Belakang Perkembangan interaksi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. beragam produk seperti tampilan suara, video, citra ditawarkan oleh perusahaan untuk
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah Perkembangan multimedia dalam era sekarang ini meningkat dengan pesatnya, beragam produk seperti tampilan suara, video, citra ditawarkan oleh perusahaan
Lebih terperinciBAB 3 PERANCANGAN SISTEM
BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Rancangan Perangkat Keras 3.1.1 Diagram Blok Sistem Rancangan perangkat keras dari aplikasi pengenalan wajah ini dapat dilihat pada diagram blok Gambar 3.1 sebagai berikut
Lebih terperinciJurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
Pengenalan Wajah Menggunakan Metode Adjacent Pixel Intensity Difference Quantization Histogram Generation Oleh : ANDIK MABRUR 1206 100 716 Dosen Pembimbing : Drs. Soetrisno, MI.Komp. Jurusan Matematika
Lebih terperinciBAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN
44 BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN 3.1 Analisa Analisa yang dilakukan terdiri dari : a. Analisa terhadap permasalahan yang ada. b. Analisa pemecahan masalah. 3.1.1 Analisa Permasalahan Pengenalan uang kertas
Lebih terperinciBAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI
BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI Bab ini berisi analisis pengembangan program aplikasi pengenalan karakter mandarin, meliputi analisis kebutuhan sistem, gambaran umum program aplikasi yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengenalan kata dalam dunia teknologi informasi merupakan suatu permasalahan yang tidak asing dalam bidang kecerdasan buatan. Pengenalan kata dalam bidang kecerdasan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Computer Vision Computer vision dapat diartikan sebagai suatu proses pengenalan objek-objek berdasarkan ciri khas dari sebuah gambar dan dapat juga digambarkan sebagai suatu deduksi
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI Bab ini menjelaskan landasan teori dari metode yang digunakan dalam proses pengenalan wajah, yaitu terdiri atas: metode Eigenface, dan metode Jarak Euclidean. Metode Eigenface digunakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini, lahan parkir menjadi kebutuhan utama pengguna kendaraan,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, lahan parkir menjadi kebutuhan utama pengguna kendaraan, terutama di kota-kota besar. Pada tempat-tempat yang ramai dikunjungi, untuk memudahkan dokumentasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. a. Universal (universality), dimana karakteristik yang dipilih harus dimiliki oleh setiap orang.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berdasar dari ciri atau tanda dari seseorang maka identitas seseorang itu dapat diketahui. Permasalahan yang menyangkut identitas seseorang tersebut dapat dikategorikan
Lebih terperinciIMPLEMENTASI METODE SPEED UP FEATURES DALAM MENDETEKSI WAJAH
IMPLEMENTASI METODE SPEED UP FEATURES DALAM MENDETEKSI WAJAH Fitri Afriani Lubis 1, Hery Sunandar 2, Guidio Leonarde Ginting 3, Lince Tomoria Sianturi 4 1 Mahasiswa Teknik Informatika, STMIK Budi Darma
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Citra adalah suatu representasi, kemiripan, atau imitasi dari suatu objek atau benda. Citra dapat dikelompokkan menjadi citra tampak dan citra tak tampak.
Lebih terperinciPENDETEKSI TEMPAT PARKIR MOBIL KOSONG MENGGUNAKAN METODE CANNY
PENDETEKSI TEMPAT PARKIR MOBIL KOSONG MENGGUNAKAN METODE CANNY Minati Yulianti 1, Cucu Suhery 2, Ikhwan Ruslianto 3 [1] [2] [3] Jurusan Sistem Komputer, Fakultas MIPA Universitas Tanjungpura Jl. Prof.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Universitas Sumatera Utara
BAB 1 PENDAHULUAN Pada bab ini dijelaskan tentang latar belakang penelitian dibuat, rumusan masalah, batasan masalah yang akan dibahas, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metodologi penelitian yang
Lebih terperinciTRACKING ARAH GERAKAN TELUNJUK JARI BERBASIS WEBCAM MENGGUNAKAN METODE OPTICAL FLOW
TRACKING ARAH GERAKAN TELUNJUK JARI BERBASIS WEBCAM MENGGUNAKAN METODE OPTICAL FLOW Ubaidillah Umar, Reni Soelistijorini, B. Eng, MT, Haryadi Amran Darwito, S.ST Jurusan Teknik Telekomunkasi - Politeknik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penggunaan pemrosesan citra digital (digital image processing) dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan suatu negara seperti Indonesia sangat berhubungan dengan perkembangan jaringan jalan pada negara tersebut. Jaringan jalan sebagai urat nadi pembangunan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN Pada bab pendahuluan ini akan diuraikan penjelasan mengenai latar belakang penelitian, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metodologi penelitian dan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi komputer sekarang sangat pesat, ini ditandai dengan hampir semua pengolahan data dan informasi telah dilakukan dengan komputer. Hal ini diakibatkan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. manusia dengan menggunakan metode Gabor Filter dan Algoritma
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Berikut merupakan desain penelitian yang akan digunakan pada proses rancang bangun aplikasi sistem pengenalan pola fraktur tengkorak manusia dengan menggunakan
Lebih terperinciUKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bali merupakan salah satu pulau di Indonesia yang kaya akan warisan budaya. Bali menjadi salah satu destinasi wisata penting yang dimiliki Indonesia. Selain dapat menjadi
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas teori yang berkaitan dengan pemrosesan data untuk sistem pendeteksi senyum pada skripsi ini, meliputi metode Viola Jones, konversi citra RGB ke grayscale,
Lebih terperinciCS3214 Pengolahan Citra - UAS. CHAPTER 1. Pengantar Pengolahan Citra
CS3214 Pengolahan Citra - UAS CHAPTER 1. Pengantar Pengolahan Citra Fakultas Informatika IT Telkom CITRA Citra (image) = gambar pada bidang 2 dimensi. Citra (ditinjau dari sudut pandang matematis) = fungsi
Lebih terperinciAplikasi Pengenalan Ekspresi Wajah dengan Teknik Principal. Component Analysis Berbasis Dual-Tree Complex Wavelet Transform
Aplikasi Pengenalan Ekspresi Wajah dengan Teknik Principal Component Analysis Berbasis Dual-Tree Complex Wavelet Transform SKRIPSI diajukan sebagai salah satu syarat untuk gelar kesarjanaan pada Jurusan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Grafika komputer merupakan salah satu topik dalam bidang informatika.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 PENDAHULUAN Grafika komputer merupakan salah satu topik dalam bidang informatika. Perkembangan grafika komputer tentunya tidak lepas dari pengolahan citra secara digital. Pengolahan
Lebih terperinciBAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. secara otomatis. Sistem ini dibuat untuk mempermudah user dalam memilih locker
BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Metode Penelitian Pada perancangan tugas akhir ini menggunakan metode pemilihan locker secara otomatis. Sistem ini dibuat untuk mempermudah user dalam memilih
Lebih terperinci