KASUS 11. Mendesain Pengujian Audit Substantif : Akun Liabilitas dan Ekuitas

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KASUS 11. Mendesain Pengujian Audit Substantif : Akun Liabilitas dan Ekuitas"

Transkripsi

1 KASUS 11 Mendesain Pengujian Audit Substantif : Akun Liabilitas dan Ekuitas Disusun sebagai prasyarat untuk mengikuti UAS Praktikum Auditing Disusun Oleh : Meriatul Qibtiyah KELAS CH JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI & BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA 216

2 KASUS 11 PERTANYAAN DISKUSI 1. Selama proses pengujian substantif terhadap akun-akun yang ada di liabilitas dan ekuitas, Indah Sanjaya berasumsi bahwa Ratih Wulandari telah membuat beberapa kesalahan saat melakukan perhitungan dan penyesuaian terkait dengan bunga hutang di akhir tahun. Bagaimana bisa seorang auditor mentoleransi pekerjaan diketahuinya tidak benar? Mengapa asisten controller Ratih Wualndari dapat melakukan kesalahan? Jawab: Seorang auditor mentoleransi pekerjaan yang diketahui tidak benar ada beberapa alasan, seperti auditor bisa saja menganggap bahwa kesalahan yang terjadi tersebut masih berada di bawah batas materialitas yang telah ditentukan sebelumnya oleh auditor maka pekerjaan tersebut masih bisa ditoleransi. Untuk kesalahan yang dilakukan oleh Ratih Wulandari saat melakukan perhitungan dan penyesuaian terkait dengan bunga hutang di akhir tahun, ada dua kemungkinan. Mungkin saja kesalahan tersebut terjadi karena tidak sengaja atau memang disengaja. Untuk kesalahan yang tidak disengaja mungkin saja memang Ratih Wulandari melakukan kesalahan perhitungan, dan bisa terjadi kepada semua orang. Untuk kesalahan yang disengaja mungkin Ratih Wulandari melakukan pencatatan bunga pinjaman dengan nilai nominal yang lebih kecil dari seharusnya, ini bisa jadi dilakukan karena ingin menurunkan beban bunga yang ditanggung perusahaan sehingga laba perusahaan yang dilaporkan akan semakin besar dari yang sebenarnya. 2. Dalam rangkaian proses pengauditan, Indah Sanjaya menyempatkan untuk memeriksa faktur dan pengeluaran kas guna mendeteksi ada atau tidaknya kewajiban yang tidak tercatat. Mengapa kewajiban yang tidak tercatat menjadi permasalahan khusus bagi seorang auditor independen? Jawab:

3 Dalam proses audit, kewajiban yang tidak tercatat menjadi permasalahan khusus bagi auditor independen karena kewajiban perusahaan merupakan salah satu hal yang material bagi seorang auditor independen, karena hal tersebut berhubungan dengan pihak eksternal yang membutuhkan informasi yang tepat dan akurat karena jika ada yang tidak dicatat oleh perusahaan akan menyebabkan pengguna laporan keuangan dapat keliru dalam pengambilan keputusan yang akan berakibat rugi untuk pihak ekternal dan dapat menurunkan fungsi auditor. Selain itu kewajiaban yang tidak dicatat juga berkaitan dengan asersi hak dan kewajiban, serta asersi kelengkapan, yang mana auditor nanti akan melakukan pengecekan atas kebenaran dari pencatatan kewajiban tersebut. 3. Melihat dari proses bisnis PT Maju Makmur, bisa jadi perusahaan sering kali berhadapan dengan kewajiban garansi yang muncul sebagai akibat ketidaksesuaian barang elektronik yang dijual dengan harapan dari pelanggan. Ketika hendak menaksir kewajiban garansi atas produk yang dijual oleh PT Maju Makmur, faktor- faktor apa saja yang mungkin mempengaruhi pertimbangan manajemen? Informasi apa yang harus digunakan oleh manajemen dalam melakukan estimasi? Apa dampak dan resiko yang mungkin dihadapi oleh manajemen dalam melakukan estimasi? Apa dampak dan resiko yang mungkin dihadapi oleh auditor terkait dengan munculnya kewajiban garansi di PT Maju Makmur? Jawab: Berdasarkan SA 54 Tentang audit atas estimasi, faktor-faktor yang mempengaruhi pertimbangan manajemen dalam melakukan penaksiran kewajiban garansi yaitu: a. Ketentuan kerangka laporan keuangan yang berlaku yang relean terhadap estimasi akuntansi termasuk pengungkapan b. Bagaimana manajemen mengidentifikasikan transaksi, peristiwa dan kondisi tersebut mungkin menimbulkan perlunya estimasi akuntansi diakui dan diungkapkan dalam laporan keuangan. Dalam pemerolehan pemahaman ini, auditor harus meminta keterangan kepada manajemen tentang perubahan dalam kondisi yang dapat menyebabkan timbulnya

4 estimasi akuntansi baru, atau perlunya untuk mereisi estimasi akuntansi yang ada. c. Bagaimana manajemen membuat estimasi akuntansi, dan suatu pemahaman atas data yang dipakai sebagai dasar, termasuk: (i) Metode, termasuk jika relean, model, yang digunakan dalam (ii) (iii) (i) () (i) membuat estimasi akuntansi Pengendalian yang relean Apakah manajemen telah menggunakan seorang pakar Asumsi yang mendasari estimasi akuntansi Apakah telah terjadi atau seharusnya telah terjadi suatu perubahan dari periode sebelumnya dalam metode untuk membuat estimasi akuntansi, dan jika demikian, apa penyebabnya Apakah, dan, jika demikian, bagaimana manajemen telah menentukan dampak ketidakpastian estimasi. Berdasarkan PSAK No. 57 tentang kewajiban diestimasi dan kewajiban kontijensi, Informasi yang harus digunakan perusahaan untuk melakukan estimasi yakni : a Jumlah yang diakui adalah hasil estimasi terbaik pengeluaran yang diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban kini pada tanggal neraca. b Estimasi terbaik adalah jumlah yang secara rasional akan dibayar perusahaan untuk menyelesaikan kewajibannya. c Estimasi ini ditentukan berdasarkan pertimbangan manajemen, d e pengalaman mengenai transaksi serupa dan bila diperlukan dilengkapi dengan laporan ahli independen. Jika dampak nilai waktu uang cukup material, jumlah kewajiban diestimasi adalah nilai kini dari perkiraan pengeluaran yang diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban. Dan yang terakhir untuk Utang Garansi harus jelas metode pencatatan apa yang digunakan oleh PT Maju Makmur. Ada dua metode pencatatan kewajiban garansi yaitu: (i) Metode Tunai/Kas Beban garansi diakui pada periode terjadinya pengeluaran garansi, Tidak ada kewajiban diestimasi yang diakui, Diterapkan bila besarnya beban garansi immaterial dan periode garansi sangat pendek

5 (ii) Metode Akrual Beban garansi diakui dalam periode yang sama dengan penjualan yang menyebabkan timbulnya beban tersebut (prinsip Matching). Diakui kewajiban diestimasi pada setiap akhir periode akuntansi. Dengan jurnal sebagai berikut : Beban Garansi.XX (Taksiran) Hutang Garansi...XX Pengeluaran beban garansi yang sesungguhnya terjadi pada periode akuntansi berikutnya dicatat: (Taksiran) Hutang Garansi..XX Kas/Persediaan/Hutang XX Dampak dan resiko yang mungkin dihadapi auditor terkait kewajiban garansi yaitu: Kewajiban garansi adalah akun yang tergolong sebagai accrued expenses artinya angkanya didasarkan pada estimasi. Jumlah tersebut kurang pasti dibandingkan account payable karena angka account payable dicatat berdasarkan inoice yang diterimanya dari supplier. Bukti audit yang menyertai account payable dan bukti audit yang tidak menyertai kewajiban garansi akan menambah risiko bagi auditor dalam melakukan audit atas kewajiban garansi. Auditor bertanggung jawab untuk mengealuasi kepantasan estimasi akuntansi yang dibuat oleh manajemen dalam konteks laporan keuangan secara keseluruhan. Karena estimasi didasarkan atas faktor-faktor subjektif dan objektif, sulit bagi manajemen untuk menetapkan cara pengendalian untuk itu. Meskipun di dalam proses estimasi manajemen melibatkan karyawan yang kompeten yang mana menggunakan data relean dan andal, terdapat kemungkinan masuknya faktor subjektif dalam estimasi tersebut. Oleh karena itu, pada waktu merencanakan dan melaksanakan prosedur untuk mengealuasi estimasi akuntansi, auditor harus

6 mempertimbangkan, baik faktor subjektif maupun objektif, dengan suatu sikap skeptisme professional.

7 LATIHAN Guna melengkapi proses audit subtantif atas akun liabilitas dan ekuitas PT Maju Makmur, saudara diminta untuk membuat working paper dengan susunan sebagai berikut: 1. Siapkan program audit untuk pengujian substantif atas akun liabilitas dan ekuitas PT Maju Makmur! KAP ADI SUSILO DAN REKAN PROSEDUR AUDIT UNTUK PENGUJIAN SUBSTANTIF AKUN KEWAJIBAN JANGKA PANJANG 1 Pelajari dan ealuasi internal control kewajiban jangka panjang Tick Mark 2 Dapatkan dan periksa ringkasan perubahan kewajiban jangka panjang berikut discount, premium dan bunga selama periode yang diperiksa 3 Kirim konfirmasi kepada Bank 4 Minta copy perjanjian kredit (permanent file) 5 Periksa otorisasi perolehan/penambahan kewajiban jangka panjang Periksa perhitungan bunga, pembayaran bunga dan amortisasi discount/premium dari obligasi Tie-up jumlah beban bunga dan amortisasi discount/ premium obligasi dengan jumlah yang tercantum pada laporan laba rugi Periksa keberadaan kewajiban jangka panjang dan wesel bayar yang direnewed (diperpanjang) setelah tanggal neraca, untuk mengetahui penyajian kewajiban sebagai kewajiban jangka panjang atau kewajiban lancar. 9 Periksa keberadaan kewajiban jangka panjang atau wesel bayar

8 yang (telah) dilunasi setelah tanggal neraca (walaupun belum jatuh tempo), untuk mengetahui perlu tidaknya reklasifikasi sebagai kewajiban jangka pendek Kewajiban dari pemegang saham atau direksi dari perusahaan afiliasi, harus dikirim konfirmasi dan periksa pembebanan bunga atas pinjaman tsb. Sesuaikan pencatatan dan penyajian di Neraca tentang hutang leasing dengan PSAK No. 3 (sewa guna usaha). Periksa kewajiban jangka panjang yang jatuh tempo dalam waktu 1 tahun y.a.d, sehingga harus di reklasifikasi sebagai kewajiban jangka pendek Konersi kewajiban jangka panjang dalam alas per tanggal neraca kedalam kurs tengah BI dan selisih kurs dibebankan/dikreditkan pada Laba Rugi tahun berjalan Lakukan penelaahan analitis (Analytical Reiew Procedure) kewajiban jangka panjang dan biaya bunga, untuk melihat kemungkinan adanya kesalahan pencatatan biaya bunga Sesuaikan penyajian kewajiban jangka panjang dalam laporan keuangan dengan SAK yang berlaku di Indonesia KAP ADI SUSILO DAN REKAN PROSEDUR AUDIT UNTUK PENGUJIAN SUBSTANTIF AKUN

9 KEWAJIBAN JANGKA PENDEK 1 Pelajari dan ealuasi internal control kewajiban jangka pendek Tic k Ma rk Minta perincian kewajiban jangka pendek,periksa penjumlahannya (footing) serta cocokkan saldonya dengan saldo hutang di buku besar (controlling account) Untuk hutang dagang, cocokkan saldo masing-masing supplier dengan saldo menurut subsidiary ledger hutang dagang Secara test basis (sampling) periksa kecocokkan bukti pendukung saldo hutang kepada supplier (purchase requisition, purchase order, receiing report dan supplier inoice) perhitungan matematis (mathematical accuracy) dan otorisasi Jika terdapat monthly statement of account dari supplier, lakukan rekonsiliasi saldo hutang menurut dokumen tersebut dengan saldo subsidiary ledger hutang Kirim konfirmasi ke beberapa supplier baik yang saldonya besar maupun yang saldonya tidak berubah sejak tahun sebelumnya Periksa pembayaran sesudah tanggal neraca (subsequent payment), apakah ada kewajiban yang belum dicatat (unrecorded liabilities) dan kewajaran saldo hutang per tanggal neraca Jika ada hutang dari bank/pemegang saham/direksi/ perusahaan afiliasi kirimkan konfirmasi, periksa pembebanan bunga atas pinjaman dan surat perjanjiannya, buatkan excerpt perjanjian kredit dan periksa otorisasinya Pencatatan hutang leasing harus sesuai dengan PSAK No. 3 (sewa guna usaha), dan pencatatan bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun yang akan datang (reklasifikasi) Periksa perhitungan dan pembayaran bunga (keakuratan dan tie up beban bunga dengan yang tercantum pada laporan laba rugi) dan aspek pajaknya.

10 Telusuri asal saldo debit hutang dagang (apakah dari uang muka pembelian atau pengembalian barang yang dibeli tapi sudah dilunasi sebelumnya). Reklasifikasi sebagai piutang jika jumlahnya besar (material) Periksa bukti pendukung uang muka penjualan per tanggal neraca dan apakah sudah diselesaikan diperiode berikutnya (subsequent clearance). Periksa kredit jangka panjang dan apakah bagian yang jatuh tempo 1 tahun yang akan datang sudah di reklasifikasi sebagai kewajiban jangka pendek Periksa kewajiban dalam mata uang asing, apakah sudah dikonersikan kedalam rupiah dengan menggunakan kurs tengan BI per tanggal neraca dan selisih kurs dibebankan/di kreditkan pada laba rugi tahun berjalan Periksa pelunasan hutang PPh 21 dan PPN periode berikutnya (hutang PPh 21 dan PPN per 31 Desember harus dilunasi bulan Januari tahun berikutnya) Periksa dasar perhitungan accrued expenses perusahaan, apakah reasonable dan konsisten dengan dasar perhitungan tahun sebelumnya dan periksa pembayaran sesudah tanggal neraca Periksa notulen rapat direksi, pemegang saham, dan perjanjian yang dibuat dengan pihak ketiga, untuk mengatahui pencatatan per tanggal neraca semua kewajiban yang tercantum dalam notulen dan perjanjian tersebut 1 8 Kirim konfirmasi ke penasihat hukum perusahaan 1 9 Periksa kesesuaian penyajian kewajiban jangka pendek dengan SAK yang berlaku di INA KAP ADI SUSILO DAN REKAN PROSEDUR AUDIT UNTUK PENGUJIAN SUBSTANTIF AKUN EKUITAS Tick Mark a. Prosedur Awal - Mendapatkan pemahaman tentang bisnis dan industri klien

11 - Melaksanakan prosedur awal atas saldo dan catatan ekuitas pemegang saham yang akan mendapat pengujian lebih lanjut. b. Prosedur Analitis Menghitung rasio : Pengembalian atas ekuitas pemegang saham biasa Ekuitas terhadap total kewajiban ekuitas Pembayaran diiden Laba per saham Tingkat pertumbuhan yang dapat dipertahankan c. Pengujian Rincian Transaksi Memouching ayat jurnal ke dalam akun modal disetor Memouching ayat jurnal ke dalam laba ditahan Verifikasikan bahwa transaksi saham dan diiden sesuai dengan anggaran perusahaan (keterjadian). Verifikasikan bahwa transaksi saham dan diiden telah dibukukan dan diikhtisarkan dengan tepat dalam catatan akuntansi (akurasi). Verifikasikan bahwa transaksi saham dan diiden telah disetujui dengan layak (otorisasi). Verifikasikan bahwa transaksi saham dan diiden telah dinili dengan tepat (aluasi/penilaian). d. Pengujian Rincian Saldo - Mereiew anggaran dasar dan anggaran rumah tangga - Menelaah otorisasi dan syarat penerbitan saham - Mengkonfirmasi saham yang beredar dengan registrar dan agen transfer - Memeriksa buku sertifikat saham - Memeriksa sertifikat saham yang ditahan sebagai treasury stock

12 e. Penyajian dan Pengungkapan Membandingkan penyajian laporan dengan SAK yang berlaku di Indonesia

13

14 2. Top schedule (kode liabilitas : G dan kode ekuitas : H) untuk pengujian substantif atas akun liabilitas dan ekuitas PT Maju Makmur! KAP ADI SUSILO DAN REKAN TOP SCHEDULE LIABILITAS DAN EKUITAS PT MAJU MAKMUR PER 31 DESEMBER 21 Ref. BUKU KLIEN Tick Mar k ADJUSTMENT Tic k Ma rk HASIL AUDIT D K D K D K Tick Mar k UTANG JANGKA PANJANG UTANG JANGKA PENDEK UTANG BUNGA G/1 46,, 1,25, " 458,75, ^ G/2 98,, 98,, ^ G/3-1,433,333 " 1,433,333 ^

15 Total Liabilitas 558,, 558,183,333 ^ BEBAN BUNGA I/1 & I/2 13,6, 2,816,667 " 1,783,333 ^ MODAL SAHAM H/1 1,8,, 3,, " 1,5,, ^ TAMBAHAN MODAL DISETOR H/1 562,5, 3,, " 862,5, ^ Total Ekuitas 2,362,5, 2,362,5, ^

16 Keterangan: : Telah ditelusuri dan dihitung sesuai dengan laporan keuangan PT Maju Makmur 31 Desember 21. " : Telah dihitung kembali dalam supporting schedule sehingga membutuhkan penyesuaian ^ : Telah dilakukan perhitungan kesamping dan kebawah antara saldo di laporan keuangan dengan di saldo penyesuaian terkait Kesimpulan: Terdapat selisih yang dapat dikatakan material untuk saldo utang jangka panjang, utang bunga, beban bunga, modal saham dan saldo laba PT Maju Makmur. Saldo tersebut memerlukan penyesuaian agar sesuai dengan hasil audit KAP Adi Susilo dan Rekan, apabila PT Maju Makmur tidak melakukan penyesuaian terkait maka hal tersebut dapat mempengaruhi pemberian opini atas laporan keuangan PT Maju Makmur menjadi Tidak Wajar.

17 3. Siapkan supporting schedule untuk liabilitas dan ekuitas! 4. Tuliskan jurnal penyesuaian (bila ada) beserta keterangannya! 5. Lengkapi dengan tick mark dan keterangan tentang prosedur audit yang telah dilakukan! KAP ADI SUSILO DAN REKAN 9. SUPPORTING SCHEDULE 11. UTANG WESEL 8. G/1 13. PER 31 DESEMBER R 26. BUKU KLIEN 27. T 28. ADJUSTMENT 29. T i c k M a r k 3. HASIL AUDIT 31. T i c k M a r k K D 39. K D 42. K

18 D 45. U ta n g W e s el U ta n g B u n g a B e b a n 7. I

19 B u n g a Nilai Nominal 83. Wesel Suku Bunga 2% 85. Tanggal Perolehan 3 Desember Angsuran Pokok 5..

20 Tahun 9. Ka s 91. Beb an Bun ga 92. Pelunasan Utang Wesel 93. Nilai Buku 94. Ta Desember ,, Desember ,, 13. 1,, 14. 5,, ,, Desember ,, 19. 9,, 11. 5,, ,, Desember ,, ,, ,, ,, Desember ,, ,, ,, ,, Desember ,, ,, ,, ,, Desember ,, ,, ,, ,, Desember ,, ,, 14. 5,, ,, Desember ,, ,, ,, ,, Desember ,, ,, ,, ,,

21 Desember ,, ,, ,, Tanggal 3 Desember Kas Utang Wesel Tanggal 26 Desember Utang Wesel Beban Bunga Kas JURNAL PENYESUAIAN 31 Desember Tick Ma rk 173. Utang wesel 177. Beban bunga , , Utang bunga , asumsi 1 tahun =36 hari

22 KAP ADI SUSILO DAN REKAN 197. SUPPORTING SCHEDULE 198. UTANG OBLIGASI 199. PER 31 DESEMBER R 22. B UKU KLIEN 23. T 24. ADJ USTMENT 25. T 26. HASIL AUDIT 27. T D 211. K 213. D 214. K 216. D 217. K 219. Uta n g O b l i g a s i Uta n

23 g B u n g a Beb a n B u n g a 242. I Nilai Nominal 254. Wesel Suku Bunga 1,8% 256. Tanggal Perolehan 3 Desember Angsuran Pokok Tahun 261. K as 262. Beban Bu nga 263. Pelunasa n Utang Obligasi 264. Nilai Buk u Desember

24 Desember Desember Desember Desember Desember Desember Desember Desember Desember Desember Tanggal 2 Desember Kas Utang Obligasi 2..

25 Tanggal 21 Desember Utang Obligasi Beban Bunga Kas JURNAL PENYESUAIAN 31 Desember Tick M ar k 333. Utang obligasi , V 337. Beban bunga V 341. Utang bunga , asumsi 1 tahun =36 hari KAP ADI SUSILO DAN REKAN 353. SUPPORTING SCHEDULE 354. EKUITAS PEMILIK DAN TAMBAHAN MODAL DISETOR

26 355. PER 31 DESEMBER R 358. B UKU KLIEN 359. T 36. ADJUST MENT 361. T 362. H ASIL AUDIT 363. T D 367. K 369. D 37. K 372. D 373. K 375. Modal sah am Tamba han mo dal dis etor Total eku itas Nilai Nominal Harga Jual Saham yang diotorisasi Saham yang terjual dan beredar Saham yang dimiliki Langgeng Santoso 5.

27 425. Saham yang dimiliki Adam Suseno Penjualan lembar saham 25 Noember Harga Jual JURNAL OLEH PT MAJU MAKMUR Kas Modal Saham JURNAL SEHARUSNYA 445. Tahun Kas Modal Saham Tambahan modal disetor Pada Noember Kas

28 473. Modal Saham Tambahan modal disetor JURNAL KOREKSI 486. T ick Mark 487. Modal Saham Tambahan modal disetor

29 497. KASUS Penyelesaian Permasalahan Audit 499. Disusun sebagai prasyarat untuk mengikuti UAS Praktikum Auditing Disusun Oleh : 52. Meriatul Qibtiyah KELAS CH JURUSAN AKUNTANSI 51. FAKULTAS EKONOMI & BISNIS 511. UNIVERSITAS BRAWIJAYA

30 513. KASUS PERTANYAAN DISKUSI 1 Menurut anda, apa yang menyebabkan beberapa karyawan penting di PT Maju Makmur sampai tidak mengetahui secara mendetail isi dari PSAK yang saat ini ditetapkan di Indonesia? 515. Jawab: 516. Menurut saya, yang terjadi pada PT. Maju Makmur dimana para karyawan penting dalam perusahaan tidak mengetahui secara detail isi dari PSAK yang saat ini ditetapkan di Indonesia bisa disebabkan oleh beberapa hal seperti kurangnya informasi yang didapat karyawan atau kurangnya sosialisasi mengenai isi PSAK yang ditetapkan di Indonesia, kurangnya perhatikan dari perusahaan mengenai kemampuan dan kualitas karyawan yang bisa dilakukan dengan mengikutkan karyawan pelatihan dan pembekalan tentang PSAK yang berlaku di Indonesia sehingga karyawan bisa update dalam perkembangan akuntansi yang terbaru. Serta bisa saja dari pihak karyawannya kurang peduli tentang perkembangan akuntansi yang baru karena sudah menganggap akuntansi yang digunakan sudah tepat Mengapa beban depresiasi tidak dicatat sebelum aktia digunakan? 518. Jawab: 519. Berdasarkan PSAK Nomor 17 paragraf 2 tentang Akuntansi Penyusutan menyatakan bahwa: 52. Penyusutan adalah alokasi jumlah suatu aktia yang dapat disusutkan sepanjang masa manfaat yang diestimasi, penyusutan untuk periode akuntansi dibebankan kependapatan baik secara langsung maupun tidak langsung Masa manfaat disini jika aktia digunakan dalam kegiatan usaha lebih dari satu tahun jadi jika aktia belum digunakan maka aktia tersebut belum memiliki masa manfaat dan belum bisa menghitung dan mencatat beban depresiasi Langgeng Santosa menyarankan agar KAP AS&R menghitung jumlah bunga yang harus dikapitalisasikan pada proyek kontruksi.

31 Apakah hal tersebut tepat dilakukan pada perikatan audit (pertimbangkan bahwa pada dasarnya laporan keuangan merupakan tanggung jawab manajemen)? 523. Jawab: 524. Menurut saya, perhitungan bunga yang harus dikapitalisasikan pada proyek konstruksi tersebut tidak tepat dilakukan oleh auditor karena hal tersebut merupakan tanggungjawab pihak manajemen. Serta perhitungan bunga yang terkapitalisasi merupakan salah satu hal yang harus dilaporkan oleh perusahaan yang diaudit kepada auditor independen untuk diperiksa kewajarannya bukan membantu klien untuk menghitung jumlah bunga, jika auditor melakukan hal tersebut maka auditor telah melanggar prinsip-prinsip profesionalisme yang dipegang oleh auditor independen Apa yang harus Rangga Prawiro lakukan atas susunan sewa guna usaha menyewa yang telah dibuat untuk toko ke-7 perusahaan yang berlokasi di Kota Madiun? Akankah laporan keuangan PT Maju Makmur disajikan secara wajar jika sewa guna usaha dilaporkan sebagai operating lease bukan capital lease? Apakah pencantuman hal tersebut pada catatan atas laporan keuangan merupakan cara yang tepat dalam melaporkan sewa guna usaha tersebut? 526. Jawab: 527. Menurt saya, Rangga Prawiro harus mendapatkan informasi terkait sewa guna usaha yang dilakukan secara lebih mendetail, agar auditor dapat memastikan keabsahan atas sewa guna usaha pada toko di Madiun. Hal ini dilakukan apakah sewa guna tersebut benar-benar merupakan bagian dari transaksi atas aktiitas bisnis yang dilakukan oleh Langgeng Santoso, atau memang terdapat hal lain yang kelak akan menimbulkan permasalahan, karena di sini terdapat kemungkinan bahwa Langgeng Santoso merupakan pihak istimewa dari PT Maju Makmur. Sehingga transaksinya harus lebih dicermati kembali. Selain itu, pada susunan tatanan penjanjian atas sewa guna usaha tersebut terdapat keganjilan. Apakah transaksi tersebut termasuk capital atau operational lease?. Sehingga menurut saya, Rangga

32 Prawiro perlu untuk mendiskusikan kembali susunan tersebut dengan pihak manajemen PT Maju Makmur Mengapa transaksi pihak istimewa diungkapkan secara terpisah pada catatan atas laporan keuangan? 529. Jawab: 53. Berdasarkan PSA No. 34 Menjelaskan bahwa transaksi yang dilakukan dengan pihak istimewa harus dipisahkan karena transaksi tersebut rawan akan adanya kondisi sebagai berikut : a b c d e f g h Tidak cukupnya modal kerja atau pinjaman untuk melanjutkan bisnis. Keinginan yang mendesak untuk mencatat tingkat laba yang tinggi secara berkelanjutan dalam upaya untuk mendukung harga saham perusahaan. Prakiraan laba yang terlalu optimis. Ketergantungan pada satu atau beberapa produk, customers, atau transaksi untuk kelangsungan keberhasilan perusahaan. Penurunan industri yang ditandai dengan sejumlah besar kegagalan bisnis. Kelebihan kapasitas. Tuntutan perkara hukum yang signifikan, terutama perkara hukum antara pemegang saham dengan manajemen. Ancaman keusangan yang signifikan karena perusahaan beroperasi dalam industri berteknologi tinggi Sehingga sangat penting untuk memisahkan pengungkapan transaksi dengan pihak istimewa karena berfungsi sebagai penjelas pada suatu laporan audit dengan penekanan khusus pada paragraf penjelas tersebut Tanpa memperhatikan jaminan yang diberikan Langgeng Santoso, toko perusahaan yang berlokasi di Sidoarjo dapat ditutup, dengan alasan menimbulkan kerugian besar pada PT Maju Makmur. Opini audit tahun lalu adalah wajar dengan pengecualian dan situasi saat

33 ini tidak berubah banyak. Apakah KAP AS&R harus memberikan opini yang sama pada tahun ini untuk melindungi perusahaan dan KAP dari kewajiban potensial? Apa yang harus dilakukan KAP AS&R dalam hubungannya denga ketidakpastian dengan toko perusahaan yang berlokasi di Sidoarjo? 533. Jawab: 534. Menurut saya, KAP AS&R tidak harus memberikan opini yang sama pada tahun ini. Karena, opini yang diberikan olek KAP merupakan hasil dari pekerjaan audit yang dilakukan terhadap PT Maju Makmur. Dan terkait dengan perlindungan kewajiban potensial menurut saya itu merupakan tanggung jawab auditor demi menyajikan laporan yang tepat, akurat, obyekif dan berkualitas atas klien Mengenai perlakuan atas toko perusahaan yang berlokasi di Sidoarjo menurut saya, KAP AS&R menyrankan kepada pihak manajemen untuk melakukan depresiasi nilai dari toko tersebut agar sesuai dengan kondisi yang berlaku saat ini, atau memberhentikan kegiatan operasional yang terjadi di toko yang berlokasi di Sidoarjo. Hal ini diungkapkan dengan menilik kinerja toko yang mengalami tren negatie terus menerus, kondisi operasional toko sedikit membaik namun tetap mengalami kerugian, lingkungan bisnis yang tidak mendukung untuk melakukan ekspansi atas toko dikeranakan bencana lumpur yang terjadi, juga pembiayaaan operasional dari toko yang sebagian besar didanai dari Utang jangka panjang perusahaan dan utang kepada distributor produk Samsang Ketika Langgeng Santoso menyebutkan perihal pemutusan hubungan dengan KAP Umar dan Rekan, Apakah hal tersebut merupakan bentuk ancaman yang diberikan kepada auditor yang sekarang? Jika ya, bagaimana reaksi yang diberikan KAP Adi Susilo dan Rekan dalam menghadapi hal tersebut? 537. Jawab: 538. Ya, hal tersebut merupakan salah satu bentuk ancaman yang diberikan kepada KAP AS&R mengenai independensi auditor. Apabila dengan

34 adanya ancaman tersebut KAP AS&R terpengaruh independensinya maka hal tersebut merupakan hal yang tidak patut dicontoh. Tapi dengan adanya ancaman tersebut, reaksi yang seharusnya diberikan KAP AS&R adalah reaksi yang tidak takut terhadap ancaman apapun karena independensi dari auditor eksternal merupakan kunci utama dari kemajuan suatu KAP. Dengan adanya ancaman tersebut maka seharusnya KAP AS&R tetap menjalankan program audit dan perikatan yang telah ditentukan sebelumnya dengan baik dan sesuai. Apabila memang terdapat banyak kejanggalan maka sebagai auditor yang independen, KAP AS&R wajib juga mencantumkannya dalam laporan auditor independen dan akan mempengaruhi opini audit yang nantinya akan diberikan pada laporan keuangan PT Maju Makmur. 539.

35 54. LATIHAN 1 Buatlah langkah-langkah penting untuk menguji akun gudang (#111-1) dan dokumentasikan prosedur anda pada dokumen audit seperti di Tampilan 9.d! siapkan dan tunjukkan pada dokumen audit ayat jurnal koreksi yang dibutuhkan untuk kewajaran penyajian laporan keuangan! 541. Jawab: 542. Sasaran Audit: 543. Untuk memeriksa keabsahan pengeluaran, pengklasifikasian beban renoasi dan perluasan fasilitas gudang telah dilakukan dengan tepat Lingkup: 545. Populasi : Semua perubahan pada beban renoasi dan perluasan 546. gudang A/C Sampel : Semua perubahan pada beban renoasi dan perluasan 549. Prosedur Audit: 548. gudang A/C ! ditelusuri ke faktur pembelian, apa telah sesuai dengan perjanjian diperiksa ketepatan otorisasi faktur pembelian 552. # diperiksa ketepatan perhitungan matematis pada faktur 553. GL ditelusuri ke Buku Besar yang bersangkutan 554. ^ diperiksa penjumlahan 555. Komentar: 556. A Kesalahan pada pencatatan nomor faktur. No. Faktur 3415 seharusnya B Tidak ada tanggal faktur dan no. Faktur dari Bonafit Construction 558. Transaksi no. Faktur 3316 belum dicatat ke Buku Besar padahal biaya tersebut digunakan untuk pekerjaan di bulan Desember C Penyesuaian yang diajukan:

36 N Beban kontruksi gudang Utang usaha Aset tetap Gudang Beban kontruksi gudang (pengakuan beban dan kapitalisasi) Beban Bunga Utang Bank Bank Mandiri Aset tetap Gudang Beban Bunga (pengakuan beban bunga dan kapitalisasi) Kesimpulan: 574. Akun tersebut telah disajikan secara wajar dalam kesesuaiannya dengan PSAK, setelah peyesuaian C masih belum diputuskan P erusahaa n 629. S aldo 1 Januari Tangga l Fak tur W.P. No 592. A kuntan 63. T anggal 62. PT MAJU MAKMUR 621. A/C 111-1, GUDANG (31/12/21) 626. Pros e d 625. J u umlah r Rupiah A u d i t y /1/ Koment K Perataan 641.

37 endedes Grading and Contracti ng 643. B onafit Construc tion 651. B onafit Construc tion 659. H. Roofing 666. B onafit Construc tion 674. T otal dari buku besar 681. P enyesuai an C 688. T otal setelah penyesua ian /1/ /1/ /12/ /12/ ( ) 69. # # # # # 677. GL tanah dan pembangunan pondasi 647. Instalasi pertama dari konstruksi gudang 648. (untuk pekerjaan di bulan oktober 21) 655. Instalasi kedua dari konstruksi gudang 656. (untuk pekerjaan di bulan noember 21) 663. Perbaikan atap, tambahan perbaikan 67. Instalasi keiga dari konstruksi gudang 671. (untuk pekerjaan di bulan desember 21) ^ 2 Undang-undang Sarbanes-Oxley mengatur lebih lanjut mengenai kesalahan yang dilakukan oleh dewan direksi dan menetapkan peranan dari ahli finansial. Apa pengaruh signifikan dari peningkatan tanggungjawab tersebut terhadap isu-isu material yang ada dikasus 9 ini?

38 696. Jawab: 697. Yang pastinya untuk pihak direksi dan para ahli finansial lebih diperhatikan lagi karena dengan adanya undang-undang Sarbanes-Oxley ini pengawasan serta aturan audit perusahaan publik lebih diperhatikan sehingga memperkecil kemungkinan bagi perusahaan ataupun organisasi untuk melakukan dan menyembunyikan fraud. Serta berpengaruh terhadap pengendalian intern yang lebih baik, kepercayaan inestor meningkat, mendapat kepercayaan dari masyarakat serta akuntabilitas dan integritas pelaporan keuangan lebih dapat dipercaya dan diandalkan Di bawah aturan Sarbanes-Oxley, manajemen harus memperhatikan sistem pelaporan keuangannya. Dikasus ini, menurut anda bagaimana jawaban yang diberikan Langgeng Santoso terkait dengan rencana lebih lanjut untuk menjadikan PT Maju Makmur sebagai perusahaan publik? 699. Jawab: 7. Dilihat dari laporan keuangan PT. Maju Makmur belum bisa untuk secepatnya menjadikan PT. Maju Makmur sebagai perusahaan publik, karena yang kita ketahui bahwa untuk laporan keuangan perusahaan masih belum begitu lengkap, dilihat dari karyawan juga belum begitu paham untuk membuat laporan keuangan yang berbasis PSAK yang berlaku di Indonesia.

PEMERIKSAAN KEWAJIBAN JANGKA PENDEK (Current Liabilities)

PEMERIKSAAN KEWAJIBAN JANGKA PENDEK (Current Liabilities) PEMERIKSAAN KEWAJIBAN JANGKA PENDEK (Current Liabilities) SIFAT DAN CONTOH KEWAJIBAN JANGKA PENDEK Pengertian Kewajiban Jangka Pendek adalah kewajiban perusahaan kepada pihak ketiga, yang jatuh tempo atau

Lebih terperinci

5. Memastikan bahwa tidak ada kewajiban perusahaan yang belum dicatat per tanggal neraca

5. Memastikan bahwa tidak ada kewajiban perusahaan yang belum dicatat per tanggal neraca Subsequent Event Subsequent Events adalah : Peristiwa atau transaksi yang terjadi setelah tanggal neraca tetapi sebelum diterbitkannya Laporan Audit Mempunyai akibat yang material terhadap laporan keuangan

Lebih terperinci

pengauditan siklus investasi dan pendanaan siklus investasi

pengauditan siklus investasi dan pendanaan siklus investasi pengauditan siklus investasi dan pendanaan siklus investasi a. Sifat Siklus Akuntansi Sifat siklus akuntansi suatu entitas atau perusahaan berisi kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan kepemilikan surat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. karena adanya pembelian dagangan secara kredit. kepercayaan. Utang usaha sering kali berbeda jumlah saldo utang usaha

BAB II KAJIAN PUSTAKA. karena adanya pembelian dagangan secara kredit. kepercayaan. Utang usaha sering kali berbeda jumlah saldo utang usaha BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian utang usaha Menurut Munawir, (2007:18) utang dagang adalah utang yang timbul karena adanya pembelian dagangan secara kredit. Jadi dapat disimpulkan

Lebih terperinci

AUDIT SIKLUS PENJUALAN P E N J U A L A N P I U T A N G PPN P E R S E D I A A N H P P R E T U R P E N J U A L A N

AUDIT SIKLUS PENJUALAN P E N J U A L A N P I U T A N G PPN P E R S E D I A A N H P P R E T U R P E N J U A L A N AUDIT SIKLUS PENJUALAN P E N J U A L A N P I U T A N G PPN P E R S E D I A A N H P P R E T U R P E N J U A L A N JURNAL Perusahaan menjual produk seharga Rp. 100.000,- dengan harga pokok 60% dari harga

Lebih terperinci

AUDIT SIKLUS AKUISISI MODAL DAN PEMBAYARAN KEMBALI MODAL

AUDIT SIKLUS AKUISISI MODAL DAN PEMBAYARAN KEMBALI MODAL AUDIT SIKLUS AKUISISI MODAL DAN PEMBAYARAN KEMBALI MODAL Siklus akuisisi modal dan pembayaran kembali, berfokus pada akuisisi sumber daya modal melalui utang berbunga dan ekuitas pemilik dan pembayaran

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. dilakukan penulis untuk mengetahui jenis usaha yang dijalankan oleh perusahaan,

BAB IV PEMBAHASAN. dilakukan penulis untuk mengetahui jenis usaha yang dijalankan oleh perusahaan, BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Survei Pendahuluan Sebelum melaksanakan audit keuangan pada PT Simran Jaya, penulis terlebih dahulu melakukan survei pendahuluan kepada perusahaan yang akan di audit. Hal ini dilakukan

Lebih terperinci

Modul ke: AUDIT II AUDIT TERHADAP SIKLUS INVESTASI DAN MODAL. Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Yessie, SE, Msi. Program Studi AKUNTANSI

Modul ke: AUDIT II AUDIT TERHADAP SIKLUS INVESTASI DAN MODAL. Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Yessie, SE, Msi. Program Studi AKUNTANSI Modul ke: 11 Afly Fakultas EKONOMI DAN BISNIS AUDIT II AUDIT TERHADAP SIKLUS INVESTASI DAN MODAL Yessie, SE, Msi. Program Studi AKUNTANSI EMPAT KARATERISTIK SIKLUS PEROLEHAN DAN PELUNASAN KEMBALI MODAL

Lebih terperinci

PENGUJIAN SUBSTANTIF TERHADAP UTANG JANGKA PANJANG DAN EKUITAS

PENGUJIAN SUBSTANTIF TERHADAP UTANG JANGKA PANJANG DAN EKUITAS PENGUJIAN SUBSTANTIF TERHADAP UTANG JANGKA PANJANG DAN EKUITAS A. PENGUJIAN SUBSTANTIF TERHADAP UTANG JANGKA PANJANG I. Deskripsi Utang jangka panjang Utang jangka panjang adalah kewajiban sekarang yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini: a. Keandalan pelaporan keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini: a. Keandalan pelaporan keuangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengendalian Intern 1. Pengertian Pengendalian Intern SA Seksi 319 Paragraf 06 mendefinisikan pengendalian intern sebagai suatu proses yang dilakukan manajemen dan personel lain

Lebih terperinci

BAB VIII AUDIT SIKLUS INVESTASI INSTRUMEN KEUANGAN

BAB VIII AUDIT SIKLUS INVESTASI INSTRUMEN KEUANGAN PENDAHULUAN BAB VIII AUDIT SIKLUS INVESTASI INSTRUMEN KEUANGAN Siklus investasi instrumen keuangan adalah siklus investasi pada sekuritas obligasi atau saham yang diterbitkan oleh perusahaan lain, baik

Lebih terperinci

Standar audit Sa 500. Bukti audit

Standar audit Sa 500. Bukti audit Standar audit Sa 500 Bukti audit SA paket 500.indb 1 Standar Audit Standar audit 500 BuKti audit (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk dimulai pada atau setelah tanggal: (i) 1 Januari

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun laporan keuangannya sendiri.

BAB IV PEMBAHASAN. CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun laporan keuangannya sendiri. BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Manfaat Implementasi SAK ETAP Dengan mengimplementasikan SAK ETAP di dalam laporan keuangannya, maka CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun

Lebih terperinci

KASUS 1 ANALISIS ATAS CALON KLIEN AUDIT POTENSIAL PRAKTIKUM AUDITING

KASUS 1 ANALISIS ATAS CALON KLIEN AUDIT POTENSIAL PRAKTIKUM AUDITING KASUS 1 ANALISIS ATAS CALON KLIEN AUDIT POTENSIAL PRAKTIKUM AUDITING Oleh: Nina Dayu Lutfiyanti 115020305111007 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2014 Pertanyaan Diskusi

Lebih terperinci

BAB 22 AUDIT SIKLUS AKUISISI MODAL DAN PEMBAYARAN KEMBALI

BAB 22 AUDIT SIKLUS AKUISISI MODAL DAN PEMBAYARAN KEMBALI BAB 22 AUDIT SIKLUS AKUISISI MODAL DAN PEMBAYARAN KEMBALI Ada empat kaarakteristik siklus akuisisi modal dan pembayaran kembali yang akan mempengaruhi audit atas akun-akun adalah sebagai berikut: 1. Secara

Lebih terperinci

Standar Audit SA 500. Bukti Audit

Standar Audit SA 500. Bukti Audit SA 00 Bukti Audit SA paket 00.indb //0 :: AM STANDAR AUDIT 00 BUKTI AUDIT (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode yang dimulai pada atau setelah tanggal: (i) Januari 0 (untuk Emiten),

Lebih terperinci

REPRESENTASI MANAJEMEN

REPRESENTASI MANAJEMEN SA Seksi 333 REPRESENTASI MANAJEMEN Sumber: PSA No. 17 PENDAHULUAN 01 Seksi ini mensyaratkan auditor untuk memperoleh representasi tertulis dari manajemen sebagai bagian dari audit yang dilaksanakan sesuai

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. a. Pengertian Auditing Menurut Sukrisno Agoes : mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut.

BAB II LANDASAN TEORI. a. Pengertian Auditing Menurut Sukrisno Agoes : mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Auditing 2.1.1 Pengertian Auditing a. Pengertian Auditing Menurut Sukrisno Agoes : Suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis oleh pihak yang independen, terhadap

Lebih terperinci

SPR Perikatan untuk Reviu atas Laporan Keuangan

SPR Perikatan untuk Reviu atas Laporan Keuangan SPR 00 Perikatan untuk Reviu atas Laporan Keuangan SA Paket 000.indb //0 0:: AM STANDAR PERIKATAN REVIU 00 PERIKATAN UNTUK REVIU ATAS LAPORAN KEUANGAN (Berlaku efektif untuk reviu atas laporan keuangan

Lebih terperinci

Pengujian subtantif terhadap investasi

Pengujian subtantif terhadap investasi GO Founder Present Pengujian subtantif terhadap investasi Pemeriksaan akuntansi 2 GO Founder Hak Cipta 2013 GO founder [Type here] PEMERIKSAAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Auditing Secara umum auditing adalah suatu proses sistematika untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan

Lebih terperinci

PERTIMBANGAN AUDITOR ATAS FUNGSI AUDIT INTERN DALAM AUDIT LAPORAN KEUANGAN

PERTIMBANGAN AUDITOR ATAS FUNGSI AUDIT INTERN DALAM AUDIT LAPORAN KEUANGAN SA Seksi 322 PERTIMBANGAN AUDITOR ATAS FUNGSI AUDIT INTERN DALAM AUDIT LAPORAN KEUANGAN Sumber: PSA No. 33 PENDAHULUAN 01 Auditor mempertimbangkan banyak faktor dalam menentukan sifat, saat, dan lingkup

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dengan asersi tentang tindakan-tindakan dan kejadian-kejadian ekonomi

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dengan asersi tentang tindakan-tindakan dan kejadian-kejadian ekonomi BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.1. Landasan Teori 2.1.1. Pengertian Audit Definisi auditing menurut Jusup (2014:10) adalah suatu proses sistematis untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti yang berhubungan dengan

Lebih terperinci

Trade Debt & Other Debt AUDIT

Trade Debt & Other Debt AUDIT Trade Debt & Other Debt AUDIT PEMERIKSAAN PIUTANG DAN PIUTANG LAINNYA 2008 Prentice Hall Business Publishing, Auditing 12/e, Arens/Beasley/Elder 7-1 Konsep Piutang *SAK* Menurut sumber terjadinya Piutang

Lebih terperinci

PREVIEW AUDIT LAPORAN KEUANGAN (GENERAL AUDIT)

PREVIEW AUDIT LAPORAN KEUANGAN (GENERAL AUDIT) PREVIEW AUDIT LAPORAN KEUANGAN (GENERAL AUDIT) Disampaikan oleh M. HUSNI MUBAROK, SE. M.SI.Ak. CA MAULAN IRWADI, SE.M MSI,.Ak.CA PREVIEW GENERAL AUDIT 1. DEFINISI 2. TUJUAN 3.TANGGUNG JAWAB LAP. KEU 4.CARA

Lebih terperinci

SA Seksi 326 BUKTI AUDIT. Sumber: PSA No. 07 PENDAHULUAN. 01 Standar pekerjaan lapangan ketiga berbunyi:

SA Seksi 326 BUKTI AUDIT. Sumber: PSA No. 07 PENDAHULUAN. 01 Standar pekerjaan lapangan ketiga berbunyi: SA Seksi 326 BUKTI AUDIT Sumber: PSA No. 07 PENDAHULUAN 01 Standar pekerjaan lapangan ketiga berbunyi: Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, permintaan keterangan

Lebih terperinci

Standar Audit SA 330. Respons Auditor terhadap Risiko yang Telah Dinilai

Standar Audit SA 330. Respons Auditor terhadap Risiko yang Telah Dinilai SA 0 Respons Auditor terhadap Risiko yang Telah Dinilai SA Paket 00.indb //0 0:: AM STANDAR AUDIT 0 RESPONS AUDITOR TERHADAP RISIKO YANG TELAH DINILAI (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan

Lebih terperinci

PERENCANAAN PEMERIKSAAN

PERENCANAAN PEMERIKSAAN PERENCANAAN PEMERIKSAAN PERENCANAAN SA yang berlaku umum mengenai pekerjaan lapangan yang pertama mengharuskan dilakukannya perencanaan yang memadai. Auditor harus melakukan perencanaan kerja yang memadai

Lebih terperinci

AUDIT INVESTASI DAN SIKLUS PENDANAAN

AUDIT INVESTASI DAN SIKLUS PENDANAAN AUDIT INVESTASI DAN SIKLUS PENDANAAN disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Auditing II oleh: Cut Vifde Afriyani 115020301111017 Dita Rizky Prahayuningtyas 115020307111017 Gloria Patricia Rantetoding

Lebih terperinci

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN A. Latar Belakang PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tahap penyelesaian audit sangat mempengaruhi keberhasilan hasil audit. Tahap ini sangat penting dan dilaksanakan setelah pelaksanaan audit atas berbagai siklus. Keputusan

Lebih terperinci

RISIKO AUDIT DAN MATERIALITAS DALAM PELAKSANAAN AUDIT

RISIKO AUDIT DAN MATERIALITAS DALAM PELAKSANAAN AUDIT SA Seksi 312 RISIKO AUDIT DAN MATERIALITAS DALAM PELAKSANAAN AUDIT Sumber: PSA No. 25 PENDAHULUAN 01 Seksi ini memberikan panduan bagi auditor dalam mempertimbangkan risiko dan materialitas pada saat perencanaan

Lebih terperinci

Kasus Selisih perhitungan fisik persediaan bisa disebabkan karena :

Kasus Selisih perhitungan fisik persediaan bisa disebabkan karena : Nama : Dima Nurfitri Apriani NIM : 105020300111005 Kelas : CD Kasus 7 A. PERTANYAAN DISKUSI 1. Selisih perhitungan fisik persediaan bisa disebabkan karena : a. Indeks harga yang digunakan adalah indeks

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Audit operasional dilaksanakan untuk menilai efisiensi, efektifitas dan

BAB IV PEMBAHASAN. Audit operasional dilaksanakan untuk menilai efisiensi, efektifitas dan BAB IV PEMBAHASAN Audit operasional dilaksanakan untuk menilai efisiensi, efektifitas dan keekonomisan suatu perusahaan. Untuk memulai suatu pemeriksaan, seorang auditor harus terlebih dahulu mengadakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Auditing Auditing merupakan ilmu yang digunakan untuk melakukan penilaian terhadap pengendalian intern dimana bertujuan untuk memberikan perlindungan dan pengamanan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. karena akuntan publik sebagai pihak yang ahli dan independen pada akhir

BAB II LANDASAN TEORI. karena akuntan publik sebagai pihak yang ahli dan independen pada akhir BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Auditing Auditing memberikan nilai tambah bagi laporan keuangan perusahaan, karena akuntan publik sebagai pihak yang ahli dan independen pada akhir pemeriksaannya akan

Lebih terperinci

Catatan 31 Maret Maret 2010

Catatan 31 Maret Maret 2010 NERACA KONSOLIDASI ASET Catatan 31 Maret 2011 31 Maret 2010 ASET LANCAR Kas dan setara kas 2f, 3 220.361.019.579 10.981.803.022 Piutang usaha - setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu Pihak yang

Lebih terperinci

Standar Audit SA 570. Kelangsungan Usaha

Standar Audit SA 570. Kelangsungan Usaha SA 0 Kelangsungan Usaha SA paket 00.indb STANDAR AUDIT 0 KELANGSUNGAN USAHA (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode yang dimulai pada atau setelah tanggal: (i) Januari 0 (untuk

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Perbandingan Perlakuan Akuntansi PT Aman Investama dengan

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Perbandingan Perlakuan Akuntansi PT Aman Investama dengan BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN IV.1 Perbandingan Perlakuan Akuntansi PT Aman Investama dengan Perlakuan Akuntansi SAK ETAP Setelah mendapatkan gambaran detail mengenai objek penelitian, yaitu PT Aman Investama.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. melakukan pekerjaannya seorang auditor harus memiliki pedoman, langkah-langkah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. melakukan pekerjaannya seorang auditor harus memiliki pedoman, langkah-langkah BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Audit Audit atas laporan keuangan diperlukan untuk menghindari ketidakakuratan suatu laopran baik yang disengaja maupun tidak disengaja. Proses

Lebih terperinci

Standar Audit SA 250. Pertimbangan atas Peraturan Perundang-Undangan dalam Audit atas Laporan Keuangan

Standar Audit SA 250. Pertimbangan atas Peraturan Perundang-Undangan dalam Audit atas Laporan Keuangan SA 0 Pertimbangan atas Peraturan Perundang-Undangan dalam Audit atas Laporan Keuangan SA Paket 00.indb STANDAR AUDIT 0 PERTIMBANGAN ATAS PERATURAN PERUNDANG- UNDANGAN DALAM AUDIT ATAS LAPORAN KEUANGAN

Lebih terperinci

PERTIMBANGAN AUDITOR ATAS KEMAMPUAN ENTITAS DALAM MEMPERTAHANKAN KELANGSUNGAN HIDUPNYA

PERTIMBANGAN AUDITOR ATAS KEMAMPUAN ENTITAS DALAM MEMPERTAHANKAN KELANGSUNGAN HIDUPNYA SA Seksi 341 PERTIMBANGAN AUDITOR ATAS KEMAMPUAN ENTITAS DALAM MEMPERTAHANKAN KELANGSUNGAN HIDUPNYA Sumber: PSA No. 30 Lihat SA Seksi 9341 untuk Interpretasi Seksi ini PENDAHULUAN 01 Seksi ini memberikan

Lebih terperinci

PEMERIKSAAN PIUTANG. 1.Sifat dan contoh Piutang 2.Tujuan Pemeriksaan (Audit Objective) Piutang 3.Prosedur Pemeriksaan Piutang

PEMERIKSAAN PIUTANG. 1.Sifat dan contoh Piutang 2.Tujuan Pemeriksaan (Audit Objective) Piutang 3.Prosedur Pemeriksaan Piutang PEMERIKSAAN PIUTANG 1.Sifat dan contoh Piutang 2.Tujuan Pemeriksaan (Audit Objective) Piutang 3.Prosedur Pemeriksaan Piutang 1 Sifat dan contoh Piutang Sifat Piutang: Menurut SAK: Ada dua jenis piutang

Lebih terperinci

BUKTI AUDIT Sumber: PSA No. 07 PENDAHULUAN. 01 Standar pekerjaan lapangan ketiga berbunyi:

BUKTI AUDIT Sumber: PSA No. 07 PENDAHULUAN. 01 Standar pekerjaan lapangan ketiga berbunyi: Bukti Audit BUKTI AUDIT Sumber: PSA No. 07 PENDAHULUAN 01 Standar pekerjaan lapangan ketiga berbunyi: "Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, permintaan keterangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi bahwa, Undang Undang No.17 tahun 2012 tentang Perkoperasian menyatakan Koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh orang perseorangan

Lebih terperinci

PI HAK YAN G M EM I LI KI HUBUN GAN I STI M EW A

PI HAK YAN G M EM I LI KI HUBUN GAN I STI M EW A Pihak yang Memiliki Hubungan Istimewa SA Se k si 3 3 4 PI HAK YAN G M EM I LI KI HUBUN GAN I STI M EW A Sumber: PSA No. 34 PEN DAHULUAN 01 Seksi ini memberikan panduan tentang prosedur yang harus dipertimbangkan

Lebih terperinci

AUDITING INVESTASI. SA Seksi 332. Sumber: PSA No. 07

AUDITING INVESTASI. SA Seksi 332. Sumber: PSA No. 07 SA Seksi 332 AUDITING INVESTASI Sumber: PSA No. 07 PENDAHULUAN TERHADAP KETERTERAPAN 01 Seksi ini memberikan panduan bagi auditor dalam mengaudit investasi dalam efek, yaitu efek utang dan efek ekuitas,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI ANALISIS

BAB III METODOLOGI ANALISIS 59 BAB III METODOLOGI ANALISIS 3.1 Kerangka Pemikiran Pembahasan tesis ini, didasarkan pada langkah-langkah pemikiran sebagai berikut: 1. Mengidentifikasi objek pajak perusahaan dan menganalisis proses

Lebih terperinci

PROSES KONFI RMASI. SA Seksi 330. Sumber: PSA No. 07 PENDAHULUAN DAN KETERTERAPAN

PROSES KONFI RMASI. SA Seksi 330. Sumber: PSA No. 07 PENDAHULUAN DAN KETERTERAPAN SA Seksi 330 PROSES KONFI RMASI Sumber: PSA No. 07 PENDAHULUAN DAN KETERTERAPAN 01 Seksi ini memberikan panduan tentang proses konfirmasi dalam audit yang dilaksanakan berdasarkan standar auditing yang

Lebih terperinci

RISIKO AUDIT DAN MATERIALITAS DALAM PELAKSANAAN AUDIT

RISIKO AUDIT DAN MATERIALITAS DALAM PELAKSANAAN AUDIT Risiko Audit dan Materialitas dalam Pelaksanaan Audit Standar Prof SA Seksi 3 1 2 RISIKO AUDIT DAN MATERIALITAS DALAM PELAKSANAAN AUDIT Sumber: PSA No. 25 PENDAHULUAN 01 Seksi ini memberikan panduan bagi

Lebih terperinci

Bukti Audit. Bab IV. Dosen Pengampu: Dhyah Setyorini, M.Si.

Bukti Audit. Bab IV. Dosen Pengampu: Dhyah Setyorini, M.Si. Bukti Audit Bab IV Referensi: Jusup, Al. Haryono (2001). Pengauditan. Buku 1. Yogyakarta: Bagian Penerbitan STIE YKPN 1 Dosen Pengampu: Dhyah Setyorini, M.Si. Tujuan Audit Tujuan audit umum: memberikan

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. Sebuah perusahaan dalam pelaksanaan kegiatan operasionalnya harus memiliki

BAB 4 PEMBAHASAN. Sebuah perusahaan dalam pelaksanaan kegiatan operasionalnya harus memiliki BAB 4 PEMBAHASAN Sebuah perusahaan dalam pelaksanaan kegiatan operasionalnya harus memiliki pengendalian internal yang memadai, terutama pada siklus pendapatannya. Siklus pendapatan terdiri dari kegiatan

Lebih terperinci

Ekonomi dan Bisnis Akuntnasi S1

Ekonomi dan Bisnis Akuntnasi S1 Modul ke: 03Fakultas Nama Ekonomi dan Bisnis Audit II Competing The Test In The Sales And Collection Cycle:Accounts Receivable (Menyelesaikan Pengujian Dalam Siklus Penjualan dan Penagihan: Piutang Usaha)

Lebih terperinci

REPRESENTASI MANAJEMEN

REPRESENTASI MANAJEMEN SA Seksi 333 REPRESENTASI MANAJEMEN Sumber: PSA No. 17 PENDAHULUAN 01 Seksi ini mensyaratkan auditor untuk memperoleh representasi tertulis dari manajemen sebagai bagian dari audit yang dilaksanakan sesuai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah 2.1.1 Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Sesuai dengan Undang-Undang No.20 tahun 2008 pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)

Lebih terperinci

AUDIT ATAS ESTIMASI AKUNTANSI

AUDIT ATAS ESTIMASI AKUNTANSI Audit atas Estimasi Akuntansi SA Seksi 342 AUDIT ATAS ESTIMASI AKUNTANSI Sumber: PSA No. 37 PENDAHULUAN 01 Seksi ini memberikan panduan bagi auditor dalam memperoleh dan mengevaluasi bukti audit kompeten

Lebih terperinci

A. PENGERTIAN CLIENT REPRESENTATION LETTER

A. PENGERTIAN CLIENT REPRESENTATION LETTER A. PENGERTIAN CLIENT REPRESENTATION LETTER Dalam suatu general audit/financial audit (pemeriksaan umum), akuntan public pada akhir pemeriksaannya harus mengeluarkan laporan akuntan public yang terdiri

Lebih terperinci

Standar Audit SA 520. Prosedur Analitis

Standar Audit SA 520. Prosedur Analitis SA 0 Prosedur Analitis SA paket 00.indb STANDAR AUDIT 0 PROSEDUR ANALITIS (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode yang dimulai pada atau setelah tanggal: (i) Januari 0 (untuk Emiten),

Lebih terperinci

Standar Audit SA 501. Bukti Audit - Pertimbangan Spesifik atas Unsur Pilihan

Standar Audit SA 501. Bukti Audit - Pertimbangan Spesifik atas Unsur Pilihan SA 0 Bukti Audit - Pertimbangan Spesifik atas Unsur Pilihan SA paket 00.indb STANDAR AUDIT 0 BUKTI AUDIT PERTIMBANGAN SPESIFIK ATAS UNSUR PILIHAN (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk

Lebih terperinci

Pelaporan Keu.Entitas Nir Laba (PSAK no 45 revisi 2011) Pelaporan akuntansi secara umun (PSAK no 01)

Pelaporan Keu.Entitas Nir Laba (PSAK no 45 revisi 2011) Pelaporan akuntansi secara umun (PSAK no 01) 1). Standar Auditing adalah sepuluh standar yang ditetapkan dan disahkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI), yang terdiri dari standar umum, standar pekerjaan lapangan, dan standar pelaporan

Lebih terperinci

S A L I N A N KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL LEMBAGA KEUANGAN NOMOR : KEP-2345/LK/2003 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN DANA PENSIUN

S A L I N A N KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL LEMBAGA KEUANGAN NOMOR : KEP-2345/LK/2003 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN DANA PENSIUN DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL LEMBAGA KEUANGAN S A L I N A N KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL LEMBAGA KEUANGAN NOMOR : KEP-2345/LK/2003 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN

Lebih terperinci

PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk dan ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI. Pada tanggal 30 Maret 2012 dan 2011 (Tidak Diaudit)

PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk dan ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI. Pada tanggal 30 Maret 2012 dan 2011 (Tidak Diaudit) PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk dan ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Pada tanggal 30 Maret 2012 dan 2011 (Tidak Diaudit) DAFTAR ISI Halaman Surat Pernyataan Direksi Laporan Auditor Independen

Lebih terperinci

Standar Jasa Akuntansi dan Review memberikan panduan yang berkaitan dengan laporan keuangan entitas nonpublik yang tidak diaudit.

Standar Jasa Akuntansi dan Review memberikan panduan yang berkaitan dengan laporan keuangan entitas nonpublik yang tidak diaudit. SA Seksi 722 INFORMASI KEUANGAN INTERIM Sumber : PSA No. 73 PENDAHULUAN 01. Seksi ini memberikan pedoman mengenai sifat, saat, dan lingkup prosedur yang harus diterapkan oleh akuntan publik dalam melakukan

Lebih terperinci

Pernyataan ini dimaksudkan untuk meningkatkan mutu laporan keuangan yang disajikan sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan melalui:

Pernyataan ini dimaksudkan untuk meningkatkan mutu laporan keuangan yang disajikan sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan melalui: 0 0 PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. (REVISI ) PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN Paragraf-paragraf yang dicetak dengan huruf tebal dan miring (bold italic) adalah paragraf standar, yang harus dibaca

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DANA PENSIUN

PEDOMAN PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DANA PENSIUN PEDOMAN PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DANA PENSIUN Lampiran II I. PEDOMAN UMUM A TANGGUNG JAWAB ATAS LAPORAN KEUANGAN 1 Pengurus Dana Pensiun bertanggung jawab atas laporan keuangan Dana

Lebih terperinci

MATERIALITAS DAN RISIKO AUDIT AKUNTANSI PEMERIKSAAN 1. Tutut Dewi Astuti, SE, M.Si, Ak, CA

MATERIALITAS DAN RISIKO AUDIT AKUNTANSI PEMERIKSAAN 1. Tutut Dewi Astuti, SE, M.Si, Ak, CA MATERIALITAS DAN RISIKO AUDIT AKUNTANSI PEMERIKSAAN 1 Tutut Dewi Astuti, SE, M.Si, Ak, CA CAKUPAN PARAGRAF DALAM LAPORAN AUDITOR YANG TERKAIT LANGSUNG DENGAN MATERIALITAS DAN RISIKO Kami melaksanakan audit

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Ada beberapa pendapat dari para ahli mengenai pengertian audit.

BAB II LANDASAN TEORI. Ada beberapa pendapat dari para ahli mengenai pengertian audit. BAB II LANDASAN TEORI II.1. Audit II.1.1 Pengertian Audit Ada beberapa pendapat dari para ahli mengenai pengertian audit. William F. Messier, Steven M. Glover dan Douglas F. Prawitt yang diterjemahkan

Lebih terperinci

REKAP SOAL UN SMK AKUNTANSI 2008/ /2010

REKAP SOAL UN SMK AKUNTANSI 2008/ /2010 REKAP SOAL UN SMK Kumpulan Bank Soal UKK Teori Akuntansi AKUNTANSI 2008/2009 2009/2010 1. Definisi akuntansi adalah A. Ilmu pengetahuan yang mempelajari mengenai perhitungan uang perusahaan B. Kegiatan

Lebih terperinci

TUGAS PRAKTIK AUDITING MODUL 1 DISUSUN OLEH : DAULAT HASIBUAN AKBAR ANWARI LUBIS MUCHTI WIRAHADINATA

TUGAS PRAKTIK AUDITING MODUL 1 DISUSUN OLEH : DAULAT HASIBUAN AKBAR ANWARI LUBIS MUCHTI WIRAHADINATA TUGAS PRAKTIK AUDITING MODUL 1 DISUSUN OLEH : DAULAT HASIBUAN 130522063 AKBAR ANWARI LUBIS 130522064 MUCHTI WIRAHADINATA 130522065 DEPARTEMEN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA

Lebih terperinci

UNSUR TINDAKAN PELANGGARAN HUKUM OLEH KLIEN

UNSUR TINDAKAN PELANGGARAN HUKUM OLEH KLIEN SA Seksi 317 UNSUR TINDAKAN PELANGGARAN HUKUM OLEH KLIEN Sumber: PSA No. 31 PENDAHULUAN 01 Seksi mengatur sifat dan lingkup pertimbangan yang harus dilakukan oleh auditor independen dalam melaksanakan

Lebih terperinci

Standar Audit SA 402. Pertimbangan Audit Terkait dengan Entitas yang Menggunakan Suatu Organisasi Jasa

Standar Audit SA 402. Pertimbangan Audit Terkait dengan Entitas yang Menggunakan Suatu Organisasi Jasa SA 0 Pertimbangan Audit Terkait dengan Entitas yang Menggunakan Suatu Organisasi Jasa SA Paket 00.indb //0 0::0 AM STANDAR AUDIT 0 PERTIMBANGAN AUDIT TERKAIT DENGAN ENTITAS YANG MENGGUNAKAN SUATU ORGANISASI

Lebih terperinci

JUMLAH AKTIVA

JUMLAH AKTIVA NERACA 31 DESEMBER 2007 AKTIVA AKTIVA LANCAR Kas dan bank 3 866.121.482 3.038.748.917 Piutang usaha - bersih Hubungan istimewa 2b, 2c, 4, 5, 8 2.635.991.416 328.548.410 Pihak ketiga - setelah dikurangi

Lebih terperinci

Chapter 22 Audit terhadap Siklus Perolehan dan Pembayaran Kembali Capital

Chapter 22 Audit terhadap Siklus Perolehan dan Pembayaran Kembali Capital Chapter 22 Audit terhadap Siklus Perolehan dan Pembayaran Kembali Capital Owners Equity 1 A. Karakteristik Siklus Perolehan dan Pembayaran Capital Siklus ini meliputi perolehan dan pembayaran kembali capital

Lebih terperinci

Standar Audit SA 240. Tanggung Jawab Auditor Terkait dengan Kecurangan dalam Suatu Audit atas Laporan Keuangan

Standar Audit SA 240. Tanggung Jawab Auditor Terkait dengan Kecurangan dalam Suatu Audit atas Laporan Keuangan SA 0 Tanggung Jawab Auditor Terkait dengan Kecurangan dalam Suatu Audit atas Laporan Keuangan SA Paket 00.indb //0 0:0: AM STANDAR AUDIT 0 TANGGUNG JAWAB AUDITOR TERKAIT DENGAN KECURANGAN DALAM SUATU AUDIT

Lebih terperinci

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 03 LAPORAN ARUS KAS

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 03 LAPORAN ARUS KAS STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 0 LAPORAN ARUS KAS KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN DESEMBER 00 DAFTAR ISI Paragraf PENDAHULUAN --------------------------------------------------------------

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM ATAS PT MMS. Sejarah Singkat dan Perkembangan Perusahaan

BAB III GAMBARAN UMUM ATAS PT MMS. Sejarah Singkat dan Perkembangan Perusahaan BAB III GAMBARAN UMUM ATAS PT MMS III.1 Sejarah Singkat dan Perkembangan Perusahaan PT MMS didirikan di Jakarta berdasarkan Akta No.14 tanggal 4 Oktober 1989 dari Notaris Winnie Hadiprojo, SH., notaris

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Auditing Menurut Arens, Randal J. Elder dan Mark S. Beasley. Auditing adalah suatu proses pengumpulan dan evaluasi bukti mengenai informasi untuk menentukan dan melaporkan

Lebih terperinci

Perencanaan audit meliputi pengembangan strategi menyeluruh pelaksanaan dan lingkup audit yang

Perencanaan audit meliputi pengembangan strategi menyeluruh pelaksanaan dan lingkup audit yang Pada Standar Pekerjaan Lapangan #1 (PSA 05) menyebutkan bahwa Pekerjaan (audit) harus direncanakan sebaik-baiknya, dan jika digunakan asisten harus disupervisi dengan semestinya Perencanaan audit meliputi

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN 6 BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Salah satu fungsi akuntansi adalah mencatat transaksi-transaksi yang terjadi serta pengaruhnya terhadap aktiva, utang modal,

Lebih terperinci

Standar Audit SA 540. Audit Atas Estimasi Akuntansi, Termasuk Estimasi Akuntansi Nilai Wajar, dan Pengungkapan yang Bersangkutan

Standar Audit SA 540. Audit Atas Estimasi Akuntansi, Termasuk Estimasi Akuntansi Nilai Wajar, dan Pengungkapan yang Bersangkutan SA 0 Audit Atas Estimasi Akuntansi, Termasuk Estimasi Akuntansi Nilai Wajar, dan Pengungkapan yang Bersangkutan SA paket 00.indb // 0:: AM STANDAR AUDIT 0 AUDIT ATAS ESTIMASI AKUNTANSI, TERMASUK ESTIMASI

Lebih terperinci

PERMINTAAN KETERANGAN DARI PENASIHAT HUKUM KLIEN TENTANG LITIGASI, KLAIM, DAN ASESMEN

PERMINTAAN KETERANGAN DARI PENASIHAT HUKUM KLIEN TENTANG LITIGASI, KLAIM, DAN ASESMEN Sa Seksi 337 PERMINTAAN KETERANGAN DARI PENASIHAT HUKUM KLIEN TENTANG LITIGASI, KLAIM, DAN ASESMEN Sumber : PSA No. 74 01 seksi ini memberikan panduan tentang prosedur yang harus dipertimbangkan oleh auditor

Lebih terperinci

SA Seksi 508 LAPORAN AUDITOR ATAS LAPORAN KEUANGAN AUDITAN. Sumber: PSA No. 29. Lihat SA Seksi 9508 untuk interprestasi Seksi ini PENDAHULUAN

SA Seksi 508 LAPORAN AUDITOR ATAS LAPORAN KEUANGAN AUDITAN. Sumber: PSA No. 29. Lihat SA Seksi 9508 untuk interprestasi Seksi ini PENDAHULUAN SA Seksi 508 LAPORAN AUDITOR ATAS LAPORAN KEUANGAN AUDITAN Sumber: PSA No. 29 Lihat SA Seksi 9508 untuk interprestasi Seksi ini PENDAHULUAN 01 Seksi ini berlaku untuk laporan auditor yang diterbitkan berkaitan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN KREDIT DAN PIUTANG USAHA PADA PT. GROOVY MUSTIKA SEJAHTERA

BAB IV PEMBAHASAN AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN KREDIT DAN PIUTANG USAHA PADA PT. GROOVY MUSTIKA SEJAHTERA BAB IV PEMBAHASAN AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN KREDIT DAN PIUTANG USAHA PADA PT. GROOVY MUSTIKA SEJAHTERA Audit operasional adalah audit yang dilaksanakan untuk menilai efisiensi, efektivitas,

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR : 79 TAHUN 2013 TANGGAL: 27 DESEMBER 2013 KEBIJAKAN AKUNTANSI NO. 04 LAPORAN ARUS KAS

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR : 79 TAHUN 2013 TANGGAL: 27 DESEMBER 2013 KEBIJAKAN AKUNTANSI NO. 04 LAPORAN ARUS KAS LAMPIRAN B.IV : PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR : 79 TAHUN 2013 TANGGAL: 27 DESEMBER 2013 KEBIJAKAN AKUNTANSI NO. 04 LAPORAN ARUS KAS Paragraf-paragraf yang ditulis dengan huruf tebal dan miring

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Alvin A. Arens, at all (2011:4) menjelaskan bahwa: orang yang kompeten dan independen.

BAB II LANDASAN TEORI. Alvin A. Arens, at all (2011:4) menjelaskan bahwa: orang yang kompeten dan independen. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Audit Alvin A. Arens, at all (2011:4) menjelaskan bahwa: Audit adalah pengumpulan dan evaluasi bukti mengenai informasi untuk menentukan dan melaporkan derajat kesesuaian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut American Accounting Association (AAA) Siti Kurnia Rahayu

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut American Accounting Association (AAA) Siti Kurnia Rahayu BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Auditing Menurut American Accounting Association (AAA) Siti Kurnia Rahayu dan Ely Suhayati. Auditing merupakan suatu proses yang sistematis untuk memperoleh dan mengevaluasi

Lebih terperinci

MATERIALITAS DAN RISIKO AUDIT

MATERIALITAS DAN RISIKO AUDIT Minggu ke-6 MATERIALITAS DAN RISIKO AUDIT Program Studi Akuntansi STIE PELITA NUSANTARA KONSEP MATERIALITAS Materialitas adalah besarnya nilai yang dihilangkan atau salah saji informasi akuntansi, yang

Lebih terperinci

KEBIJAKAN AKUNTANSI NOMOR 05 LAPORAN ARUS KAS

KEBIJAKAN AKUNTANSI NOMOR 05 LAPORAN ARUS KAS LAMPIRAN VI PERATURAN BUPATI POLEWALI MANDAR NOMOR : 29 TAHUN 2014 TANGGAL : 27 OKTOBER 2014 KEBIJAKAN AKUNTANSI NOMOR 05 LAPORAN ARUS KAS Paragraf-paragraf yang ditulis dengan huruf tebal dan miring adalah

Lebih terperinci

Petunjuk Teknis Reviu Laporan Keuangan

Petunjuk Teknis Reviu Laporan Keuangan 1 Petunjuk Teknis Reviu Laporan Keuangan Disampaikan oleh: Mohamad Hardi, Ak. MProf Acc., CA Inspektur I Kementerian Ristek Dikti Pada Rapat Koordinasi Pengawasan 2 Februari 2017 1. PELAPORAN KEUANGAN

Lebih terperinci

STANDAR PEKERJAAN LAPANGAN

STANDAR PEKERJAAN LAPANGAN Daftar Isi Standar Pekerjaan Lapangan SA Seksi 300 STANDAR PEKERJAAN LAPANGAN Penunjukan auditor independen; perencanaan dan supervisi; risiko audit dan materialitas dalam pelaksanaan audit; pengujian

Lebih terperinci

Klien: Dibuat oleh: Diperiksa oleh: Indeks

Klien: Dibuat oleh: Diperiksa oleh: Indeks Asersi Manajemen NO Pengendalian Internal Occurence completeness accuracy classification timing Control Penjualan 1 Faktur penjualan, Surat Jalan, Bukti Pengeluaran Barang, dan Kartu Gudang Ada v 2 Setiap

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Akuntansi menyajikan informasi keuangan di berbagai entitas dalam dunia usaha. Salah satu entitas usaha yaitu perusahaan yang menjalankan aktivitas untuk memperoleh

Lebih terperinci

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN, PIUTANG USAHA DAN PENERIMAAN KAS PADA PT PRIMA JABAR STEEL

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN, PIUTANG USAHA DAN PENERIMAAN KAS PADA PT PRIMA JABAR STEEL BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN, PIUTANG USAHA DAN PENERIMAAN KAS PADA PT PRIMA JABAR STEEL Dalam bab ini penulis membahas mengenai pelaksanaan audit operasional pada PT Prima Jabar Steel.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka Salah satu fungsi dari akuntan publik adalah menghasilkan informasi yang akurat dan dapat dipercaya untuk pengambilan keputusan.

Lebih terperinci

MEMBACA LAPORAN KEUANGAN

MEMBACA LAPORAN KEUANGAN MEMBACA LAPORAN KEUANGAN Denny S. Halim Jakarta, 31 Juli 2008 1 Outline Pengertian Akuntansi Proses Akuntansi Laporan Keuangan Neraca Laporan Rugi Laba Laporan Arus Kas Pentingnya Laporan Keuangan Keterbatasan

Lebih terperinci

BAB IV Hasil Kegiatan Magang

BAB IV Hasil Kegiatan Magang BAB IV Hasil Kegiatan Magang 4.1 Gambaran umum Kantor Akuntan Publik Bayudi Watu & Rekan Semarang Kantor Akuntan Publik (KAP) BAYUDI WATU & REKAN berdiri di Jakarta pada tanggal 7 februari 1978.Drs. Bayudi

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. pengendalian intern siklus penjualan pada PT. Sukabumi Trading Coy serta

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. pengendalian intern siklus penjualan pada PT. Sukabumi Trading Coy serta BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian terhadap pengauditan internal atas pengendalian intern siklus penjualan pada PT. Sukabumi Trading Coy serta berdasarkan pembahasan

Lebih terperinci

PT. PETA. Prosedur Audit

PT. PETA. Prosedur Audit No Prosedur Audit PIUTANG USAHA 1 Minta daftar piutang usaha terdiri atas nama, alamat pelanggan, nomor faktur, tanggal faktur dan jumlahnya, serta cocokkan dengan saldo di buku besar 2 Pelajari kebijakan

Lebih terperinci

PT TEMPO SCAN PACIFIC Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI 31 Maret 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT TEMPO SCAN PACIFIC Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI 31 Maret 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Ekshibit A NERACA KONSOLIDASI 31 Maret 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) A S E T ASET LANCAR Kas dan setara kas 2c,2p,3,25 1,349,564,406,813 1,205,030,845,882 Investasi jangka

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Agustus 1993 dengan no izin praktik SI-1416/MK.17/1993, Kemudian

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Agustus 1993 dengan no izin praktik SI-1416/MK.17/1993, Kemudian BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Sejarah KAP Wartono KAP Wartono mendirikan izin praktik pada tanggal 31 Agustus 1993 dengan no izin praktik SI-1416/MK.17/1993, Kemudian

Lebih terperinci

Standar Audit SA 300. Perencanaan Suatu Audit atas Laporan Keuangan

Standar Audit SA 300. Perencanaan Suatu Audit atas Laporan Keuangan SA 00 Perencanaan Suatu Audit atas Laporan Keuangan SA Paket 00.indb //0 ::0 AM STANDAR AUDIT 00 PERENCANAAN SUATU AUDIT ATAS LAPORAN KEUANGAN (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode

Lebih terperinci