KATA PENGANTAR. Assalamu alaikum Wr. Wb.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KATA PENGANTAR. Assalamu alaikum Wr. Wb."

Transkripsi

1

2 KATA PENGANTAR Assalamu alaikum Wr. Wb. Puji dan Syukur Kehadirat ALLAH SWT atas rahmat dan karunia-nya, Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Badan Koordinasi Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu (BKPMPT) Provinsi Banten Tahun Anggaran 2014 dapat diselesaikan sesuai dengan waktu yang ditentukan. LAKIP Tahun 2014 merupakan gambaran pelaksanaan semua program dan kegiatan yang tercantum dalam Dokumen Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (DPA -SKPD) Provinsi Banten Tahun 2014 yang berisi realisasi dan analisis terhadap kinerja BKPMPT Provinsi Banten yang dapat dijadikan pertimbangan untuk penyusun kebijakan atau rencana kerja di tahuntahun berikutnya agar visi dan misi organisasi tercapai secara optimal. Akhir kata di harapkan bahwa LAKIP Tahun 2014 ini dapat menjadi gambaran dan bahan evaluasi guna meningkatkan kinerja BKPMPT Provinsi Banten dimasa mendatang dalam pelaksanaan tugas dan upaya menciptakan iklim investasi yang kondusif serta meningkatkan minat realisasi investasi di Provinsi Banten. Serang, Januari 2015 KEPALA BKPMPT PROVINSI BANTEN Drs. H. Ranta Soeharta, MM NIP LAKIP BKPM-PT PROVINSI BANTEN TAHUN 2014 i

3 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... IKHTISAR EKSEKUTIF... i ii ix BAB I PENDAHULUAN... I-1 A. Latar Belakang... I-1 B. Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi... I-3 C. Aspek Strategis... I-7 D. Struktur Organisasi BKPMPT Provinsi Banten... I-9 E. Sistematika Penyajian... I-11 BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA... II-1 A. Rencana Strategis Tahun II-1 B. Indikator Kinerja Utama... II-5 C. Penetapan Kinerja Utama Tahun II-6 BAB III Akuntabilitas Kinerja Tahun III-1 A. Pengukuran Capaian Kinerja Utama... III-1 B. Pengukuran Capaian Kinerja Tahun III-1 C. Analisis Capaian Kinerja... III-3 D. Akuntabilitas Keuangan / Laporan Realisasi Anggaran... III-48 BAB IV PENUTUP... IV-1 A. Kesimpulan... IV-1 B. Saran... IV-1 LAKIP BKPM-PT PROVINSI BANTEN TAHUN 2014 ii

4 IKHTISAR EKSEKUTIF Badan Koordinasi Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu (BKPMPT) Provinsi Banten mempunyai kedudukan dan peran strategis dalam melaksanakan prioritas ketujuh Rencana Pembangunan Jangah Menengah Nasional (RPJMN) Tahun yaitu perbaikan iklim investasi dan usaha serta peningkatan realisasi investasi sektor PMA & PMDN. Oleh karena itu, seluruh program kerja BKPMPT Provinsi Banten didasarkan pada tujuan, sasaran strategis dan target kinerja yang telah ditetapkan baik pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Banten Tahun dan Rencana Strategis (Renstra) BKPMPT Provinsi Banten Tahun BKPMPT Provinsi Banten telah menetapkan 5 (lima) Program dan 13 (tiga belas) Kegiatan yang akan dicapai dalam tahun Secara umum dapat disimpulkan bahwa dari 5 (lima) Program dan 13 (tiga belas) Kegiatan yang telah ditetapkan dalam Penetapan/Perjanjian Kinerja Tahun 2014, tersebut telah berhasil dilaksanakan dengan baik. Secara keseluruhan, apabila dilihat dari pelaksanaan kegiatan BKPMPT Provinsi Banten, maka tingkat pencapaian kinerja BKPMPT Provinsi Banten tahun 2014 adalah sebesar 99,42%. Tetapi apabila dilihat dari tingkat capaian 2 (dua) program urusan wajib bidang penanaman modal yang dicanangkan dalam dokumen RPJMD Provinsi Banten Tahun , yaitu program peningkatan iklim investasi dengan sasaran strategis terwujudnya iklim investasi yang kondusif dan indikator kinerja cakupan layanan regulasi perijinan bidang penanaman modal dengan target kinerja 15 % dan realisasi target kinerja 15 % sehingga tingkat pencapaian kinerja adalah sebesar 100 %., dan program peningkatan promosi & kerjasama investasi dengan sasaran startegis meningkatnya reasliasi investasi dan indikator kinerja nilai realisasi investasi PMA/PMDN dengan target kinerja sebesar 12,79 trilyun dan realisasi target kinerja 33,51 trilyun sehingga tingkat pencapaian kinerja adalah sebesar 262 %. Rincian capaian kinerja masing-masing indikator tiap program dan kegiatan tersebut dapat diilustrasikan dalam tabel berikut : LAKIP BKPM-PT PROVINSI BANTEN TAHUN 2014 iii

5 No Program dan Sasaran Stategis Indikator Kinerja Realisasi Target Kinerja Realisasi % 1 Program Peningkatan, Prasarana Perkantoran dan Kapasitas Aparatur Ketersediaan sarana - prasarana aparatur pemerintah yang memadai Rasio Penyediaan Barang Jasa Adm. Perkantoran serta pelayanan Tata Usaha dan Kerumahtanggaan 1 Kegiatan Penyediaan Barang Jasa Kanto 2 Kegiatan Pengadaan Barang 100% 100% 100 Meningkatnya pemeliharaan pembangunan prasara dan sarana BKPMPT 2 Program Peningkatan Kualitas Tata Kelola Pemerintah Daerah Rasio Pembangunan, Penggandaan, Pemeliharaan dan Rehabilitasi Prasarana dan Sarana Aparatur 3 Kegiatan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Kantor Rasio Pengendalian dan Evaluasi Capaian Kinerja dan Keuangan Pelaksanaan Rencana Pembangunan SKPD 100% 100% % 100% 100 Meningkatnya Perencanaan dan Tata Kelolah Keuangan BKPMPT 3 Program Penyediaan Data Pembangunan Daerah Meningkatnya kualitas data dan informasi pendukung perencanaan daerah dan penyelenggaraan pemerintah 4 Program Peningkatan Iklim Investasi 4 Kegiatan Laporan Kinerja Keuangan dan Neraca Aset 5 Kegiatan Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan Ketersediaan Data dan Informasi Pembangunan (unit) 1 Paket 1 Paket Kegiatan Penyediaan Data dan Informasi Pembangunan Cakupan Layanan Regulasi Perijinan bidang Penanaman Modal 15 % 15 % 100 Menciptakan iklim usaha yang kondusif dalam rangka mempertahankan keberadaan investasi yang ada serta menarik investasi baru 7 Kegiatan Pengendalian dan Pembinaan Pelaksanaan Penanaman Modal 8 Kegiatan Optimalisasi Regulasi, Fasilitasi dan Pelayanan Perijinan dan Non Perijinan Penanaman Modal 9 Kegiatan Fasilitasi Percepatan Realisasi Izin Usaha Tetap Penanaman Modal 5 Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi Nilai Realisasi Investasi PMA (Rp) 8,93 Trilyun 25,43 Trilyun 285 % Meningkatnya promosi dan kerjasama dalam rangka menarik realisasi investasi 10 Kegiatan Penyelenggaraan Promosi Investasi Nilai Realisasi Investasi PMDN (Rp) 3.86 Trilyun 8,08 Trilyun 209 % 11 Kegiatan Kerjasama Investasi LAKIP BKPM-PT PROVINSI BANTEN TAHUN 2014 iv

6 Dalam kurun waktu tahun 2014 Realisasi Investasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan Penanaman Modal Asing (PMA) yang dikeluarkan Pemerintah c.q BKPM berdasarkan data Laporan Kegiatan Penanaman Modal (LKPM) di Provinsi Banten sampai dengan akhir tahun 2014, untuk PMDN adalah sebanyak 131 proyek dengan nilai investasi Rp. 8, ,- dan PMA sebanyak 966 proyek dengan nilai investasi US$ 2, ,1,- atau (Rp ) dengan asumsi (1 US$ = ). Sehingga total realisasi investasi PMA dan PMDN berdasarkan LKPM untuk tahun 2014 di Provinsi Banten adalah proyek dengan Total Realisasi Investasi Rp dengan prosentasi peningkatan 262 %, dari Target Realisasi Investasi menurut (RPJMD) Provinsi Banten tahun adalah Rp Trilyun. LAKIP BKPM-PT PROVINSI BANTEN TAHUN 2014 v

7 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penanaman modal atau investasi adalah salah-satu penggerak utama pertumbuhan ekonomi suatu Negara, masalanya adalah bagaimana meningkatkan minat calon-calon penanam modal (investor) dalam negeri dan luar negeri untuk menanamkan modalnya di suatu daerah. Minat investor untuk dapat berinvestasi dipengaruhi oleh berbagai faktor, yaitu kepastian hukum, stabilitas politik dan keamanan serta kebijakan pemerintah. Faktor-faktor ini dalam lima tahun ke depan masih memerlukan perhatian khusus dari Pemerintah Provinsi Banten. Oleh karena itu faktor ini perlu direncanakan, dilaksanakan, dipantau, dan dievaluasi setiap tahun. Kepastian hukum sangat dibutuhkan dalam upaya menarik minat penanam modal. Ini ditandai oleh keselarasan regulasi bidang penanaman modal, baik di tingkat nasional maupun daerah. Sebaliknya, produk-produk hukum yang tumpang-tindih atau saling bertentangan akan membingungkan dan menyulitkan penanam modal dalam menjalankan dan mengembangkan usahanya. Karena itu, pembenahan legislasi bidang penanaman modal perlu terus dilakukan. Faktor lain yang tidak kalah penting adalah stabilitas politik dan keamanan. Dari pelaksanaan tugas di bidang penanaman modal pada tahuntahun sebelumnya dapat disimpulkan bahwa salah-satu penyebab tidak kondusifnya iklim investasi di Banten adalah karena masih belum adanya pemahaman yang sama dari masyarakat akan arti pentingnya investasi bagi pemulihan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja. Ini ditandai oleh adanya gangguan-gangguan dari sebagian masyarakat; harga tanah yang tidak rasional; serta penolakan lainnya yang menyebabkan penanam modal tidak dapat melakukan kegiatan investasi atau perluasan usaha di Provinsi Banten. Karena faktor ini tidak dapat langsung dikendalikan oleh badan nasional/daerah bidang penanaman modal, diperlukan koordinasi aktif dengan kepolisian, pemerintah kabupaten/kota, pemerintahan di tingkat desa/kampung hingga dengan masyarakat luas secara berkesinambungan. LAKIP BKPM-PT PROVINSI BANTEN TAHUN 2014 Bab- I. 1

8 Hal ketiga yang menjadi faktor utama bagi kegiatan penanaman modal adalah kebijakan pemerintah. Prinsip dasarnya adalah bahwa kegiatan penanaman modal akan semakin besar kualitas dan kuantitasnya jika pemerintah mempermudah perizinan dan pelayanan lain di bidang penanaman modal. Karena itu, upaya perbaikan regulasi untuk meningkatkan minat caloncalon penanam modal baru terus dilakukan berdasarkan masukan dari dunia usaha dan belajar dari pengalaman negara lain. Sebagaimana telah dilakukan dalam lima tahun terakhir, berbagai investasi di Banten perlu didorong untuk terus berkembang, baik investasi berfasilitas, investasi non- fasilitas, investasi rumah tangga, maupun investasi pemerintah. Investasi pihak swasta perlu ditumbuhkembangkan karena investasi dari pemerintah sangat terbatas dan hanya pada sektor non-profit yang tidak diminati oleh pihak swasta, seperti penyediaan sarana dan prasarana umum (infrastruktur). Selain itu, peningkatan kualitas dan kuantitas tenaga kerja lokal untuk mengisi pasar tenaga kerja lokal juga dilakukan secara beriringan agar kegiatan penanaman modal di Banten dapat betul-betul dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Dengan lahirnya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2000 tentang Pembentukan Provinsi Banten, maka Pemerintah Provinsi Banten melalui BKPMPT Provinsi Banten dapat bertugas lebih mandiri untuk melaksanakan penyusunan perencanaan penanaman modal secara makro; mengidentifikasi potensi unggulan daerah; melakukan kegiatan promosi potensi daerah; menyusun regulasi perizinan penanaman modal; sekaligus melakukan pengendalian dan pengawasan serta kerjasama dalam bidang penanaman modal. Untuk tercapainya peningkatan investasi di Provinsi Banten, perlu dibuat suatu acuan dalam pelaksanaan tugas Badan Koordinasi Penanaman dan Pelayanan Terpadu Provinsi Banten, sehingga potensi daerah dapat dijadikan sebagai sumber peningkatan pendapatan daerah dan pendapatan untuk kesejahteraan masyarakat. Acuan yang digunakan adalah dalam bentuk Rencana Strategis (Renstra) yang menggambarkan Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Strategi, Kebijakan, Program dan Kegiatan BKPMPT Provinsi Banten. LAKIP BKPM-PT PROVINSI BANTEN TAHUN 2014 Bab- I. 2

9 RENSTRA BKPMPT Provinsi Banten kemudian diwujudkan dengan berbagai program dan kegiatan setiap tahun selama lima tahun. Tahun 2014 adalah tahun kedua pelaksanaan RENSTRA BKPMPT Provinsi Banten yang perlu dilaporkan akuntabilitasnya melalui suatu LAKIP. B. Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi BKPMPT Provinsi Banten pertama kali dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Banten Nomor 29 Tahun 2002 tentang Pembentukan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah (BKPMD) Provinsi Banten, selanjutnya diperbaharui dengan Peraturan Daerah Provinsi Banten Nomor 4 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Provinsi Banten. BKPMD Provinsi Banten diubah menjadi BKPMPT Provinsi Banten berdasarkan Peraturan Pemerintah Daerah Provinsi Banten Nomor 3 Tahun 2012 tentang Pembentukan Organisasi Perangkat Daerah Provinsi Banten yang merupakan unsur pendukung tugas Gubernur di bidang penanaman modal. Dalam rangka meningkatkan pelayanan terhadap pelaku usaha, khususnya para investor yang akan menanamkan modalnya di wilayah Banten, BKPMPT Provinsi Banten telah melaksanakan pelayanan perizinan terpadu tingkat provinsi seta mendorong dan pembina pelaksanaan PTSP di kabupaten/kota. Pelaksanaan PTSP merupakan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal, Peraturan Presiden Nomor 27 Tahun 2009 tentang PTSP di Bidang Penanaman Modal, Surat Edaran Bersama Meteri Dalam Negeri, Menteri Pendayagunaan Apartur Negara dan Reformasi Birokrasi, dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 570/3727A/Sj, Nomor SE/08/M.PAN- RB/2010, Nomor 12 Tahun Tahun 2010 tentang Sinkronisasi Pelaksanaan Pelayanan Penanaman Modal di Daerah. 1. Kebijakan Penanaman Modal Pembangunan bidang penanaman modal dalam pembangunan daerah, telah menjadi agenda program kerja Pemerintah Provinsi Banten. Hal ini nampak jelas didalam proyeksi pertumbuhan ekonomi yang telah ditetapkan pada RPJMD Provinsi Banten Tahun , yang menempatkan LAKIP BKPM-PT PROVINSI BANTEN TAHUN 2014 Bab- I. 3

10 kegiatan investasi sebagai lokomotif dalam menggerakan perekonomian daerah. Dalam upaya mewujudkan agenda pembangunan bidang penanaman modal, Pemerintah Provinsi Banten, mempunyai visi Banten Tujuan Utama Investasi di Indonesia. Visi tersebut mengandung makna, bahwa Banten adalah tempat berinvestasi yang ideal, yang memberikan peluang dan prospek bisnis yang sangat menjanjikan bagi para investor. maka makna penting pada visi tersebut adalah bahwa Banten akan menjadi tempat yang sangat tepat bagi investor asing maupun dalam negeri untuk menanamkan dan mengembangkan modalnya di Indonesia Untuk menjadikan Banten sebagai tujuan investasi yang berdaya saing, Pemerintah Provinsi Banten berencana memperkuat struktur ekonomi masyarakat melalui pengembangan usaha agribisnis dan memperluas lapangan kerja, mengembangkan dan menata ulang hubungan antar industri dengan orientasi pada penciptaan iklim yang kondusif bagi investasi, penggunaan bahan baku lokal unggulan dan penciptaan peluang usaha, serta mengembangkan dan menata ulang hubungan antar kawasan dengan dukungan infrastruktur yang memadai melalui pengembangan tiga pintu keluar masuk wilayah Banten. Kebijakan penanaman modal di Provinsi Banten adalah : a. Menyusun dan menetapkan kebijakan pengembangan penanaman modal daerah provinsi dalam bentuk rencana umum penanaman modal daerah dan rencana strategis daerah sesuai dengan program pembangunan daerah provinsi, berkoordinasi dengan Pemerintah. b. Merumuskan dan menetapkan pedoman, pembinaan, dan pengawasan dalam skala provinsi terhadap penyelenggaraan kebijakan dan perencanaan pengembangan penanaman modal, berkoordinasi dengan Pemerintah. c. Mengkoordinasikan, merumuskan, menetapkan dan melaksanakan kebijakan daerah provinsi di bidang penanaman modal meliputi: Penyiapan usulan bidang-bidang usaha yang perlu dipertimbangkan tertutup. Penyiapan usulan bidang-bidang usaha yang perlu dipertimbangkan terbuka dengan persyaratan. LAKIP BKPM-PT PROVINSI BANTEN TAHUN 2014 Bab- I. 4

11 Penyiapan usulan bidang-bidang usaha yang perlu dipertimbangkan mendapat prioritas tinggi dalam skala provinsi. Penyusunan peta investasi daerah provinsi dan potensi sumber daya daerah terdiri dari sumber daya alam, kelembagaan dan sumber daya manusia termasuk pengusaha mikro, kecil, menengah, koperasi, dan besar berdasarkan masukan dari daerah kabupaten/kota. Usulan dan pemberian fasilitas penanaman modal di luar fasilitas fiskal dan non fiskal nasional yang menjadi kewenangan provinsi. d. Menetapkan peraturan daerah provinsi tentang penanaman modal dengan berpedoman pada ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 2. Pelaksanaan Kebijakan Penanaman Modal A. Pengembangan Penanaman Modal a. Pengembangan penanaman modal daerah; b. Mengkoordinasikan pengembangan infrastruktur dengan instansi terkait dalam rangka peningkatan penanaman modal daerah; c. Mengkoordinasikan perencanaan pengembangan penanaman modal daerah dan perumusan pemetaan potensi penananam modal di sektor primer, sekunder dan tersier dengan instansi terkait; d. Menganalisa potensi dan peluang penanaman modal daerah; e. Merumuskan pengembangan kajian minat penanaman modal daerah. B. Promosi Penanaman Modal a. Mengkaji, merumuskan, dan menyusun kebijakan teknis pelaksanaan pemberian bimbingan dan pembinaan promosi penanaman modal di tingkat provinsi. b. Mengoordinasikan dan melaksanakan promosi penanaman modal daerah Provinsi baik di dalam negeri maupun ke luar negeri yang melibatkan lebih dari satu kabupaten/kota. c. Mengoordinasikan, mengkaji, merumuskan dan menyusun materi promosi skala Provinsi. d. Mongoordinasikan, mengkaji, merumuskan dan menyusun materi promosi skala Provinsi. LAKIP BKPM-PT PROVINSI BANTEN TAHUN 2014 Bab- I. 5

12 e. Mendorong, melaksanakan, mengajukan usulan meteri dan memfasilitasi kerjasama dunia usaha di bidang penanaman modal di tingkat provinsi. f. Mendorong, melaksanakan, mengajukan usulan materi dan memfasilitasi kerjasama internasional di bidang penanaman modal di tingkat provinsi. C. Pelayanan Penanaman Modal a. Mengkaji, merumuskan, dan menyusun pedoman tata cara dan pelaksanaan pelayananan terpadu satu pintu kegiatan penanaman modal yang bersifat lintas kabupaten/kota berdasarkan pedoman tata cara dan pelaksanaan pelayanan terpadu satu pintu kegiatan penanaman modal yang ditetapkan oleh Pemerintah b. Pemberian izin usaha kegiatan penanaman modal dan non perizinan yang menjadi kewenangan provinsi. c. Melaksanakan pelayanan terpadu satu pintu berdasarkan pendelegasian atau pelimpahan wewenang dari lembaga atau instansi yang memiliki kewenangan perizinan dan nonperizinan yang menjadi kewenangan provinsi. d. Pemberian usulan persetujuan fasilitas fiskal nasional, bagi penanaman modal yang menjadi kewenangan provinsi. D. Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal a. Mengkaji, merumuskan, dan menyusun kebijakan teknis pengendalian pelaksanaan penanaman modal di provinsi. b. Melaksanakan pemantauan, bimbingan, dan pengawasan berkoordinasi dengan Pemerintah atau pemerintah kabupaten/kota. E. Pengelolaan Data dan Sistem Informasi Penanaman Modal a. Mengkaji, merumuskan, dan menyusun pedoman tata cara pembangunan dan pengembangan sistem informasi penanaman modal skala provinsi. b. Membangun dan mengembangkan sistem informasi penanaman modal yang terintegrasi dengan sistem informasi penanaman modal Pemerintah dan pemerintah kabupaten/kota. LAKIP BKPM-PT PROVINSI BANTEN TAHUN 2014 Bab- I. 6

13 c. Mengumpulkan dan mengolah data kegiatan usaha penanaman modal dan realisasi proyek penanaman modal skala provinsi. d. Memutakhirkan data dan informasi penanaman modal daerah. F. Penyebar luasan, Pendidikan dan Pelatihan Penanaman Modal a. Membina dan mengawasi pelaksanaan instansi penanaman modal kabupaten/kota di bidang sistem informasi penanaman modal. b. Mengoordinasikan pelaksanaan sosialisasi atas kebijakan dan perencanaan pengembangan, kerjasama luar negeri, promosi, pemberian pelayanan perizinan, pengendalian pelaksanaan, dan sistem informasi penanaman modal skala provinsi kepada aparatur pemerintah dan dunia usaha. c. Mengoordinasikan dan melaksanakan pendidikan dan pelatihan penanaman modal skala provinsi. Bidang Penanaman Modal memiliki peran yang strategis dalam mendukung laju pertumbuhan ekonomi, oleh karena itu perlu ditata dan dikembangkan terus-menerus sehingga terwujud perekonomian yang mapan untuk kesejahteraan rakyat. Sejalan dengan peranannya yang sangat strategis tersebut, bidang penanaman modal di Provinsi Banten yang terdiri dari penanaman modal dalam dan luar negeri, dari waktu ke waktu perlu mendapatkan perhatian penanganannya untuk menuju tingkat yang baik. C. Aspek Strategis Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang RPJMN telah menetapkan 11 prioritas nasional yaitu : 1. reformasi birokrasi dan tata kelola; 2. pendidikan; 3. kesehatan; 4. penanggulangan kemiskinan; 5. ketahanan pangan; LAKIP BKPM-PT PROVINSI BANTEN TAHUN 2014 Bab- I. 7

14 6. infrastruktur; 7. iklim investasi dan usaha; 8. energi; 9. lingkungan hidup dan penanganan bencana; 10. daerah tertinggal, terdepan, terluar, dan paska konflik; serta 11. kebudayaan, kreativitas, dan inovasi teknologi. Mengacu pada poin ketujuh di atas dapat dilihat bahwa, pengembangan iklim penanaman modal dan iklim usaha yang kondusif menjadi salah satu dari sebelas prioritas nasional (prioritas ketujuh) dalam RPJMN , dengan tema prioritas adalah peningkatan investasi melalui perbaikan kepastian hukum, penyederhanaan prosedur, perbaikan sistem informasi, dan pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). Substansi Inti dari tema prioritas nasional ke 7 adalah : 1. Kepastian hukum: Reformasi regulasi secara bertahap di tingkat nasional dan daerah sehingga terjadi harmonisasi peraturan perundang-undangan yang tidak menimbulkan ketidakjelasan dan inkonsistensi dalam implementasinya. 2. Penyederhanaan prosedur: Penerapan Sistem Pelayanan Informasi dan Perijinan Investasi Secara Elektronik (SPIPISE) pada Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) di beberapa kota yang dimulai di Batam, pembatalan perda bermasalah dan pengurangan biaya untuk memulai usaha seperti Tanda Daftar Perusahaan (TDP) dan Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP). 3. Logistik nasional: Pengembangan dan penetapan Sistem Logistik Nasional yang menjamin kelancaran arus barang dan mengurangi biaya transaksi/ekonomi biaya tinggi. 4. Sistem informasi: Beroperasinya secara penuh National Single Window (NSW) untuk impor (sebelum Januari 2010) dan ekspor. Percepatan realisasi proses penyelesaian bea cukai di luar pelabuhan dengan implementasi tahap pertama Custom Advanced Trade System (CATS) di dry port Cikarang. 5. KEK: Pengembangan KEK di 5 lokasi melalui skema Public-Private Partnership sebelum LAKIP BKPM-PT PROVINSI BANTEN TAHUN 2014 Bab- I. 8

15 6. Kebijakan ketenagakerjaan: Sinkronisasi kebijakan ketenaga kerjaan dan iklim usaha dalam rangka penciptaan lapangan kerja. Dalam situasi seperti diatas, BKPMPT Provinsi Banten dihadapkan pada tuntutan peningkatan kinerja pelaksanaan tugas dan fungsinya sesuai peraturan perundang-undangan. Arah peningkatan iklim penanaman modal dan iklim usaha sesuai prioritas nasional membawa pesan perlunya peningkatan kualitas tata kelola dan kinerja BKPMPT (internal) dan hubungan antar lembaga (eksternal). Lebih jauh RPJMD mengamanatkan kegiatan prioritas dan prioritas bidang dalam lingkup penanaman modal yang erat kaitannya dengan upaya peningkatan koordinasi dan harmonisasi. D. Struktur Organisasi BKPMPT Provinsi Banten Susunan organisasi BKPMPT Provinsi Banten terdiri dari : a. Kepala b. Sekretariat c. Bidang Promosi dan Kerjasama Penanaman Modal d. Bidang Pelayanan Terpadu Penanaman Modal e. Bidang Data, Informasi, Pembinaan dan Pengendalian LAKIP BKPM-PT PROVINSI BANTEN TAHUN 2014 Bab- I. 9

16 E. Sistematika Penyajian Pada dasarnya laporan akuntabilitas ini memberikan penjelasan mengenai pencapaian kinerja BKPMPT Provinsi Banten selama Tahun Capaian kinerja (performance results) Tahun 2014 tersebut diperbandingkan dengan Penetapan Kinerja (performance agreement) Tahun 2014 sebagai tolok ukur keberhasilan tahunan organisasi. Analisis atas capaian kinerja terhadap rencana kinerja ini akan memungkinkan diidentifikasikannya sejumlah celah kinerja (performance gap) bagi perbaikan kinerja di masa datang. Sistematika penyajian LAKIP BKPMPT Provinsi Banten Tahun 2014 berpedoman pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dengan mengambil contoh praktis pada LAKIP Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara tahun Adapun sistematika penyajian laporan ini adalah sebagai berikut : BAB I - Pendahuluan, menjelaskan secara ringkas latar belakang, aspek strategis BKPMPT Provinsi Banten, serta struktur organisasi; BAB II - Perencanaan dan Perjanjian Kinerja, menjelaskan secara ringkas dokumen perencanaan yang menjadi dasar pelaksanaan program, kegiatan dan anggaran BKPMPT Provinsi Banten Tahun 2014 meliputi RENSTRA BKPMPT Provinsi Banten Tahun , Indikator Kinerja Utama (IKU), dan Penetapan Kinerja Tahun BAB III - Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014, menjelaskan analisis pencapaian kinerja BKPMPT Provinsi Banten dikaitkan dengan pertanggungjawaban publik terhadap pencapaian sasaran strategis untuk Tahun LAKIP BKPM-PT PROVINSI BANTEN TAHUN 2014 Bab- I. 10

17 BAB IV - Penutup, menjelaskan simpulan menyeluruh dari Laporan Akuntabilitas Kinerja BKPMPT Provinsi Banten Tahun 2014 dan menguraikan rekomendasi yang diperlukan bagi perbaikan kinerja di masa datang. LAKIP BKPM-PT PROVINSI BANTEN TAHUN 2014 Bab- I. 11

18 BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA A. Rencana Strategis (Renstra) Tahun RENSTRA BKPMPT Provinsi Banten merupakan perencanaan jangka menengah yang berisi tentang gambaran sasaran atau kondisi hasil yang akan dicapai dalam kurun waktu lima tahun beserta strategi yang akan dilakukan untuk mencapai sasaran sesuai dengan tugas, fungsi dan peran yang diamanahkan kepadanya. Penyusunan Renstra BKPMPT Provinsi Banten mengacu pada RPJMD Provinsi Banten tahun , khususnya terkait dengan prioritas pembangunan bidang penanaman modal. Secara ringkas substansi BKPMPT Provinsi Banten dapat diilustrasikan sebagai berikut: 1. Visi Visi adalah suatu pedoman dan pendorong organisasi untuk mencapai tujuan dalam rangka melaksanakan pembangunan, dan visi secara umum merupakan pernyataan dalam menjawab permasalahan yang dirasakan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah. BKPMPT Provinsi Banten untuk menjangkau keberhasilan dalam melaksanakan tugas dan fungsinya dalam rangka pelaksanaan pembangunan bidang penanaman modal daerah menentukan visi sebagai berikut : Banten Tujuan Utama Investasi Di Indonesia Sejalan dengan citra Banten Gerbang Investasi Indonesia, maka makna penting pada visi tersebut adalah bahwa Banten akan menjadi tempat yang sangat tepat bagi investor asing maupun dalam negeri untuk menanamkan dan mengembangkan modalnya di Indonesia. Maksud dari visi diatas adalah suatu harapan bahwa BKPMPT Provinsi Banten selama 5 (lima) tahun bisa berbuat sesu ai dengan tugas dan fungsi serta kewenangannya untuk mensinergikan segenap komponen pembangunan guna mendorong peran strategis investasi LAKIP BKPM-PT PROVINSI BANTEN TAHUN 2014 Bab-II. 1

19 dalam rangka meningkatkan pembangunan ekonomi di Provinsi Banten. Tujuan utama pengertiannya adalah suatu rencana keinginan atau hasrat dari para investor asing maupun dalam negeri yang akan menanamkan modalnya di Indonesia utamanya adalah di Provinsi Banten, mengingat kondisi, potensi dan permasalahannya serta kemungkinan pengembangan penanaman modalnya di Provinsi Banten akan lebih menguntungkan. Selanjutnya bahwa Provinsi Banten menjadi salah satu provinsi di Indonesia dalam kebijakan nasional yang diprioritaskan sebagai pusat pertumbuhan industri didukung oleh potensi investasi sektor primer berbasis industri unggulan Banten sesuai konsep MP3EI serta adanya daya dukung infrastruktur dan penyediaan lahan investasi. Investasi pengertiannya adalah penanaman modal langsung baik penanaman modal asing maupun dalam negeri. 2. Misi Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi (Pasal 1 ayat (13) UU No. 25 Tahun 2004). Misi merupakan pernyataan secara luas dan komprehensif tentang tujuan suatu daerah/organisasi yang diekspresikan dalam produk dan pelayanan yang akan diberikan atau dilaksanakan, kebutuhan masyarakat yang dapat dipenuhi, kelompok masyarakat yang dilayani, serta nilai-nilai yang dapat diperoleh. Untuk mewujudkan visi yang telah ditetapkan, maka setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) harus menentukan misi yang jelas dan merupakan pernyataan yang menetapkan tujuan pembangunan SKPD secara terfokus dan berindikator yang jelas dan terukur. Adapun Misi BKPMPT Provinsi Banten adalah sebagai berikut : 1. Mewujudkan kapasitas kelembagaan yang berkualitas; 2. Meningkatkan iklim investasi yang kondusif dan berdaya saing; LAKIP BKPM-PT PROVINSI BANTEN TAHUN 2014 Bab-II. 2

20 3. Meningkatkan daya tarik penanaman modal. 4. Meningkatkan pelayanan realisasi pelaksanaan penanaman modal secara terpadu. 3. Tujuan dan Sasaran Tujuan dan sasaran dalam hal ini adalah tujuan dan sasaran misi atau tujuan dan sasaran jangka menengah pembangunan BKPMPT Provinsi Banten selama kurun waktu 5 (lima) tahun yaitu dari tahun 2013 sampai dengan Tujuan Misi 1 : Mewujudkan kapasitas kelembagaan yang berkualitas adalah untuk meningkatkan tugas dan fungsi BKPMPT Provinsi Banten sebagai Satuan Kerja Perangkat Daerah yang mempunyai tugas mendorong peningkatan penanaman modal daerah di Provinsi Banten. Sasarannya adalah meningkatnya kapasitas sumber daya aparatur, manajemen kelembagaan serta lengkapnya sarana dan prasarana kerja aparatur; Tujuan Misi 2 : meningkatkan iklim investasi yang kondusif dan berdaya saing adalah untuk meningkatkan kualitas iklim penanaman modal di Provinsi Banten yang kondusif serta pengembangan potensi dan pemberdayan usaha daerah. Sasarannya adalah (1) meningkatnya aktifitas (investasi); (2) berkembangnya potensi unggulan daerah; (3) terwujudnya pemberdayaan usaha daerah; (4) meningkatnya eksistensi penanaman modal. Tujuan Misi 3 : meningkatkan daya tarik penamanan modal adalah untuk meningkatkan minat dan realisasi penanaman modal di Provinsi Banten dengan sasaran adalah meningkatnya promosi tentang kondisi dan potensi Provinsi Banten sebagai tempat penanaman modal. Tujuan misi 4: Meningkatkan pelayanan pelaksanaan penanaman modal secara terpadu adalah meningkatkan realisasi investasi yang signifikan dengan sasaran adalah terselenggaranya perijinan penanaman modal secara sederhana, cepat, dan transparan. LAKIP BKPM-PT PROVINSI BANTEN TAHUN 2014 Bab-II. 3

21 A. Strategi dan Kebijakan RENSTRA BKPMPT Misi 1 : Mewujudkan kapasitas kelembagaan yang berkualitas SASARAN MISI STRATEGI KEBIJAKAN Meningkatnya kapasitas sumber daya aparatur, manajemen kelembagaan serta lengkapnya sarana dan prasarana kerja aparatur. Peningkatan administrasi perkantoran, kapasitas sumber daya aparatur secara profesional yang didukung dengan kelengkapan sarana dan prasarana yang memadai dan berkualitas; Meningkatkan wawasan, pengetahuan dan keterampilan aparat, Pelayanan Administrasi serta Sarana dan Prasarana kerja aparatur. Misi 2 : Meningkatkan iklim investasi yang kondusif dan berdaya saing. SASARAN MISI STRATEGI KEBIJAKAN 1. Meningkatnya iklim usaha investasi yang kondusif. 1. Pembinaan dan pengendalian kegiatan penanaman modal 1. Melakukan pembinaan, pengendalian dan pengawasan terhadap pelaksanaan penanaman modal yang tepat dan akurat 2. Berkembangnya potensi unggulan daerah. 2. Peningkatan kordinasi penanaman modal dengan instansi terkait / Stakeholders 2. Meningkatkan koordinasi Penanaman modal. 4. Meningkatnya Eksistensi penanaman modal. 4. Peningkatan kemitraan antar pelaku usaha 4 Meningkatkan pembinaan. dan fasilitasi dunia Usaha dalam rangka kemitraan antar pelaku usaha (Memfasilitasi penyediaan promotion and Business Centre dan Forum Interaksi Investor Mitra Banten (West Java Patner) LAKIP BKPM-PT PROVINSI BANTEN TAHUN 2014 Bab-II. 4

22 Misi 3 : Meningkatkan daya tarik penanaman modal. SASARAN MISI STRATEGI KEBIJAKAN 1. Meningkatnya promosi kondisi1. Peningkatan 1. Menyediakan materi dan potensi Provinsi Banten sebagai tempat penanaman Promosi yang tepat dan terarah. dan media promosi yang efektif dan efisien. modal 2. Peningkatan Kerjasama penanaman modal antar daerah, antar pemerintah dan non pemerintah baik dalam maupun luar negeri. 2. Meningkatkan jaringan kerjasama secara terkoordinasi dan berkelanjutan Misi 4 : Meningkatkan pelayanan pelaksanaan penanaman modal secara terpadu SASARAN MISI STRATEGI KEBIJAKAN Terlayaninya perijinan penanaman modal secara lancar. Peningkatan pelayanan perijinan investasi yang mudah, murah tepat dan transparan. Melayani perijinan investasi sesuai standar pelayanan prima. B. Indikator Kinerja Utama Diantara sasaran dan indikator kinerja di atas, terdapat sasaran yang strategis dan indikator kinerja yang utama. BKPMPT Provinsi Banten telah menetapkan Indikator Kinerja Utama (IKU) secara berjenjang sebagai ukuran keberhasilan organisasi dalam mencapai sasaran strategis organisasi. Penetapan IKU telah mengacu pada Renstra BKPMPT serta RPJMD Provinsi Banten tahun Adapun Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja BKPMPT Provinsi Banten adalah sebagai berikut: LAKIP BKPM-PT PROVINSI BANTEN TAHUN 2014 Bab-II. 5

23 Tabel 2.2 Indikator Kinerja Pelayanan BKPMPT Tahun 2014 NO. INDIKATOR KINERJA TARGET KINERJA (1) (2) (3) 1. Laju pertumbuhan investasi 13,35 2. Tingkat Investasi PMA 5% 3. Tingkat Investasi PMDN 4,7% 4. Penyerapan tenaga kerja penanaman modal orang C. Penetapan Kinerja Tahun 2014 BKPMPT Provinsi Banten telah mengeluarkan Penetapan Kinerja Tahun 2014 sebagaimana Lampiran 2 di bawah ini. Tabel 2.3 Formulir Penetapan Kinerja LAKIP BKPM-PT PROVINSI BANTEN TAHUN 2014 Bab-II. 6

24 FORMULIR PENGUKURAN KINERJA TINGKAT SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH : BKPM-PT PROVINSI BANTEN TAHUN ANGGARAN : 2014 No Sasaran Stategis Indikator Kinerja Target Program / Kegiatan & Tolok Ukur Anggaran Ketersediaan sarana - prasarana aparatur pemerintah yang memadai Rasio Penyediaan Barang Jasa Adm. Perkantoran serta pelayanan Tata Usaha dan Kerumahtanggaan 100% Program Peningkatan Sarana, Prasarana Perkantoran dan Kapasitas Aparatur 1 Penyediaan Barang Jasa Perkantoran Peningkatan Kapasitas Lembaga Pemerintah Daerah Peningkatan Kapasitas Lembaga Pemerintah Daerah Peningkatan Kapasitas Lembaga Pemerintah Daerah 12 Bulan 12 Bulan 12 Bulan 12 Bulan 12 Bulan Fasilitasi penunjang kegiatan kantor Penyediaan barang pakai habis Penyediaan makan dan minum kantor Penyediaan jasa telepon, listrik, internet dan PHBI/PHBN Koordinasi dan konsultasi dalam dan luar wilayah Provinsi Banten LAKIP BKPM-PT PROVINSI BANTEN TAHUN 2014 Bab-II. 7

25 Meningkatnya pemeliharaan pembangunan prasara dan sarana BKPMPT Rasio Pembangunan, Penggandaan, Pemeliharaan dan Rehabilitasi Prasarana dan Sarana Aparatur 2 1 Paket - 3 Paket - 2 Unit laptop, 4 unit printer 5 Unit lemari arsip, 1 unit AC, 2 unit kamera, 2 unit proyektor 100% 3 3 Paket - 12 Bulan, 1 unit kendaraan roda 6, 13 kendaraan roda 4, 14 kendaraan roda 2 12 bula, peralatan dan perlengkapan kantor, komputer, mebeulair 12 Bulan - Pengadaan Sarana dan Prasarana Kantor - - Belanja modal pengadaan auning ruang parkir kendaraan Belanja modal pengadaan ruang rapat BKPMPT Provinsi Banten Belanja modal pengadaan komputer Belanja modal pengadaan peralatan dan perlengkapan kantor BKPMPT Provinsi Banten Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Kantor - - Pemeliharaan halaman dan gedung kantor BKPMPT Provinsi Banten Pemeliharaan kendaraan dinas operasional Pemeliharaan sarana kantor BKMPT Provinsi Banten Pemeliharaan dan penyewaan tanaman hias kantor Peningkatan Kapasitas Aparatur LAKIP BKPM-PT PROVINSI BANTEN TAHUN 2014 Bab-II. 8

26 1 Keg - Bintek pengembangan wawasan dan pengetahuan aparatur BKPMPT Provinsi Banten 12 Bulan - Fasilitasi kinerja gaji berkala, pangkat dan golongan aparaturn BKPMPT Provinsi Banten 12 Bulan - Fasilitasi validasi dan pemutahiran data pegawai BKPMPT Provinsi Banten 4 Orang - Fasilitasi pengiriman kursus, pelatihan, sosialisasi dan bimbingan teknis aparatur BKPMPT Provinsi Banten 12 Bulan - Koordinasi dan konsultasi dalam dan luar wilayah Provinsi Banten 1 Keg - Bintek pengembangan wawasan dan pengetahuan aparatur BKPMPT Provinsi Banten 2 Meningkatnya Perencanaan dan Tata Kelolah Keuangan BKPMPT Rasio Ketersediaan Dokumen Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan 100% Program Peningkatan Kualitas Tata Kelola Pemerintah Daerah 5 Kegiatan Penyusunan Pelaporan Kinerja Keuangan dan Neraca Aset 263,135,000 6 Dok - 2 Dok 1 Keg Penyusunan laporan keuangan semesteran - Tersajinya data tindaklanjut pemeriksaan (TLHP) - Terlaksananya bintek keuangan bagi aparatur BKPMPT LAKIP BKPM-PT PROVINSI BANTEN TAHUN 2014 Bab-II. 9

27 5 Dok Dok - 1 Dok - 1 Keg - 6 org x 3 hari - 6 org x 3 hari - 5 Dok - 4 org - 1 Keg - 4 Dok - 4 Dok - Terlaksananya apresiasi penatausahaan keuangan SKPD Kegiatan Perencanaan Evaluasi dan Pelaporan Penyusunan anggaran pembangunan RKA murni tahun 2015 dan RKA perubahan tahun 2014 Penyusunan renja BKPMPT tahun anggaran 2015 Penyelenggaraan Forum SKPD bidang penanaman modal Fasilitasi pengiriman peserta KP3MN tahun 2014 Fasilitasi pengiriman peserta KP3MR tahun 2014 Penyusunan laporan kinerja pembangunan bidang penanaman modal tahun 2013 (LAKIP, LKPJ, LPPD, LAPORAN TAHUNAN dan TAPKIN /IKU) Koordinasi, konsultasi dan pemantauan pelaksanaan perencanaan program, evaluasi dan pelaporan FGD dan bintek perencanaan penanaman Provinsi Banten tahun 2014 Evaluasi program kegiatan APBD tahun anggaran 2014 Triwulanan Evaluasi dan pelaporan pelaksanaan fisik & keuangan BKPMPT T.A ,000,000 LAKIP BKPM-PT PROVINSI BANTEN TAHUN 2014 Bab-II. 10

28 3 Meningkatnya kualitas data dan informasi pendukung perencanaan daerah dan penyelenggaraan pemerintah Ketersediaan Data dan Informasi Pembangunan (unit) 3 Keg - 4 Dok - 12 Dok - 1 Paket Fasilitasi penyusunan program kerja penanaman modal & RUPM/SPM Evaluasi kinerja dan perencanaan (Renstra, Renja) pembangunan bidang penanaman modal Evaluasi kinerja dan perencanaan (Renstra, Renja) pembangunan bidang penanaman modal Program Penyediaan Data Pembangunan Daerah 7 Kegiatan Penyediaan Data dan Informasi Pembangunan Peningkatan investasi dunia usaha Menciptakan iklim usaha yang kondusif dalam rangka mempertahankan keberadaan investasi yang ada serta menarik investasi baru Cakupan layanan regulasi perijinan bidang Penanaman Modal 4 Dok 1 Paket - - Pejabat pengelola informasi dan dokumentasi (PPID) Pemutahiran data profil BKPMPT Provinsi Banten 15% Program Peningkatan Iklim Investasi Kegiatan Pengendalian dan 8 Pembinaan Pelaksanaan Penanaman Modal Fasilitasi koordinasi pengendalian dan pembinaan 1 Dok - pelaksanaan penanaman modal 750,000,000 LAKIP BKPM-PT PROVINSI BANTEN TAHUN 2014 Bab-II. 11

29 - Sosialisasi Kebijakan 3 Keg Penanaman Modal Kepada Non Dunia Usaha 1 Dok - - Pemantauan kegiatan penanaman modal PMA dan PMDN 1 Dok - Fasilitasi permasalahan penanaman modal (Task Force) Kegiatan Optimalisasi 9 Regulasi, Fasilitasi dan Pelayanan Perijinan dan Non Perijinan Penanaman Modal 1 Dokumen Fasilitasi pelaksanaan - pelayanan perijinan dan non perijinan 1 Kegiatan Bintek persiapan penerpanan - ISO Kegiatan - Sosialisasi standar pelayanan perijinan 1 Paket Penyusunan indek kepuasan masyarakat (IKM) 1 Dokumen - Penyusunan regulasi perijinan Kegiatan 1 Kegiatan 1 Paket Sosialisasi rancangan regulasi perijinan Pembahasan rancangan tentang insentif PTSP Penguatan sistem pelayanan perijinan secara elektronik 10 Kegiatan Fasilitasi Percepatan Realisasi Izin Usaha Tetap Penanaman Modal LAKIP BKPM-PT PROVINSI BANTEN TAHUN 2014 Bab-II. 12

30 1 Keg - Rapat koordinasi perencanaan penyelenggaraan PTSP 1 Keg - 1 Keg - Rapat koordinasi evaluasi penyelenggaraan PTSP Bintek sumber daya manusia (SDM) PTSP 1 Keg - Workshop PTSP 1 Keg - Fasilitasi forum PTSP nasional 1 Keg - Fasilitasi bintek PTSP luar Provinsi 1 Keg - Klinik investasi 1 Keg - 2 Keg - Sosialisasi kebijakan penanaman modal Percepatan realisasi izin usaha tetap 11 Kegiatan Penyediaan Data dan Informasi Penanaman Modal Bulan 12 Bulan 2 Keg & 1 paket 4 Paket, 26 kali publikasi - Pengelolaan website BKPMPT Provinsi Banten - Pengelolaan data perkembangan penanaman modal dan penyusunan investment guide - Fasilitasi penyusunan RUPM Provinsi Banten - Publikasi perkembangan penanaman modal melalui media massa lokal dan nasional LAKIP BKPM-PT PROVINSI BANTEN TAHUN 2014 Bab-II. 13

31 2 Keg - Dialog perkembangan penanaman modal 5 Membentuk forum investasi serta meningkatkan promosi dan kerjasama investasi Nilai Realisasi Investasi PMA (Rp) 1 Paket 8.93 Trilyun - Penyusunan potensi investasi sektoral Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi 12 Kegiatan Penyelenggaraan Promosi Investasi 4,200,000,000 6 Paket 1 Keg 1 Keg 1 Keg 2 Keg 3 Keg 2 Keg 12 Bulan Penyediaan alat dan bahan promosi penanaman modal Penyelenggaraan promosi penanaman modal Penyelenggaraan promosi penanaman modal pada infrastruktur summit Penyelenggaraan rapat koordinasi teknis bidang promosi penanaman modal Persiapan promosi internasional di Banten Fasilitasi Kabupaten/Kota dalam promosi penanaman modal Pelaksanaan promosi penanaman modal di luar negeri Koordinasi dan konsultasi dalam dan luar negeri 3 Paket - Promosi penanaman modal di media outdoor cetak dan eletronik Nilai Realisasi Investasi PMDN (Rp) 3.86 Trilyun 13 Kegiatan Kerjasama Investasi LAKIP BKPM-PT PROVINSI BANTEN TAHUN 2014 Bab-II. 14

32 1 Keg - 2 Keg - 1 Keg - 1 Keg - 1 Keg - Fasilitasi dan koordinasi kerjasama daerah bidang penanaman modal (MPU/ MUKORNIS) Fasilitasi kerjasama investasi pelaku usaha Provinsi Banten dengan usaha nasional dan internasional Fasilitasi minat investasi PMA./PMDN Fasilitasi pengembangan usaha Fasilitasi forum Banten investment partner Total Anggaran ,000 Mengetahui Gubernur Banten Serang, April 2014 Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Provinsi Banten Hj. Ratu Atut Chosiyah Ir. Eneng Nurcahyati NIP LAKIP BKPM-PT PROVINSI BANTEN TAHUN 2014 Bab-II. 15

33 LAKIP BKPM-PT PROVINSI BANTEN TAHUN 2014 Bab-II. 16

34 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA TAHUN 2014 A. Pengukuran Capaian Kinerja Utama Pengukuran tingkat capaian kinerja BKPMPT Provinsi Banten tahun 2014 dilakukan dengan cara membandingkan antara target dengan realisasinya. Penilaian pencapaian indikator sasaran menggunakan Penetapan Kinerja tahun 2014 sebagaimana dimuat dalam Bab II. Adapun capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) BKPMPT Provinsi Banten adalah sebagaimana tertuang dalam tabel berikut. Tabel 3.1. Pengukuran Capaian Kinerja Utama No Sasaran Strategis 1 Menciptakan iklim usaha yang kondusif dalam rangka mempertahank an keberadaan investasi yang ada serta menarik investasi baru Indikator Kinerja Utama Target Realisasi Capaian % Cakupan layanan regulasi perijinan bidang Penanaman Modal 15 % 15 % Meningkatnya promosi dan kerjasama dalam menarik realisasi investasi Nilai realisasi investasi PMA (Rp) Nilai realisasi investasi PMDN (Rp) 8,93 Trilyun 3,86 Trilyun 25,43 Trilyun 8,08 Trilyun 285 % 209 % B. Pengukuran Capaian Kinerja Tahun 2014 Tingkat capaian kinerja BKPMPT Provinsi Banten tahun 2014 untuk seluruh indikator dapat diilustrasikan dalam tabel berikut : LAKIP BKPM-PT PROVINSI BANTEN TAHUN 2014 Bab-III. 1

35 Tabel 3.2 Pengukuran Capaian Kinerja Tahun 2014 No Program dan Sasaran Stategis Indikator Kinerja Realisasi Target Kinerja Realisasi % 1 Program Peningkatan, Prasarana Perkantoran dan Kapasitas Aparatur Ketersediaan sarana - prasarana aparatur pemerintah yang memadai Meningkatnya pemeliharaan pembangunan prasara dan sarana BKPMPT Rasio Penyediaan Barang Jasa Adm. Perkantoran serta pelayanan Tata Usaha dan Kerumahtanggaan 1 Kegiatan Penyediaan Barang dan Jasa Perkantoran 2 Kegiatan Pengadaan Sarana dan Prasarana Kantor Rasio Pembangunan, Penggandaan, Pemeliharaan dan Rehabilitasi Prasarana dan Sarana Aparatur 3 Kegiatan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Kantor 4 Kegiatan Peningkatan Kapasitas Aparatur 100% 100% % 100% Program Peningkatan Kualitas Tata Kelola Pemerintah Daerah Rasio Pengendalian dan Evaluasi Capaian Kinerja dan Keuangan Pelaksanaan Rencana Pembangunan SKPD 100% 100% 100 Meningkatnya Perencanaan dan Tata Kelolah Keuangan BKPMPT 3 Program Penyediaan Data Pembangunan Daerah 5 Kegiatan Laporan Kinerja Keuangan dan Neraca Aset 6 Kegiatan Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan Ketersediaan Data dan Informasi Pembangunan (unit) 1 Paket 1 Paket 100 Meningkatnya kualitas data dan informasi pendukung perencanaan daerah dan penyelenggaraan pemerintah 4 Program Peningkatan Iklim Investasi Menciptakan iklim usaha yang kondusif dalam rangka mempertahankan keberadaan investasi yang ada serta menarik investasi baru 7 Kegiatan Penyediaan Data dan Informasi Pembangunan Cakupan Layanan Regulasi Perijinan bidang Penanaman Modal 15 % 15 % 8 Kegiatan Pengendalian dan Pembinaan Pelaksanaan Penanaman Modal 9 Kegiatan Optimalisasi Regulasi, Fasilitasi dan Pelayanan Perijinan dan Non Perijinan Penanaman Modal 100 % 10 Kegiatan Fasilitasi Percepatan Realisasi Izin Usaha Tetap Penanaman Modal 11 Kegiatan Penyediaan Data dan Informasi Penanaman Modal 5 Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi Nilai Realisasi Investasi PMA (Rp) 8,93 Trilyun 35,43 Trilyun 285 % Meningkatnya promosi dan kerjasama dalam rangka menarik realisasi investasi 12 Kegiatan Penyelenggaraan Promosi Investasi Nilai Realisasi Investasi PMDN (Rp) 3.86 Trilyun 8,08 Trilyun 209 % 13 Kegiatan Kerjasama Investasi LAKIP BKPM-PT PROVINSI BANTEN TAHUN 2014 Bab-III. 2

36 C. Analisis Capaian Kinerja Analisis capaian kinerja masing-masing sasaran diuraikan menurut indikator kinerja dari kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan. Analisis ini menjelaskan lebih lanjut tentang pelaksanaan, permasalahan, dan solusi terhadap permasalahan yang ada untuk perbaikan di masa yang akan datang. Tabel 3.3 Analisis Capaian Kinerja Sasaran Strategis 1` Sasaran Straegis 1 : Mewujudkan Kapasitas Kelembagaan yang Berkualitas No Sasaran Stategis Indikator Kinerja Realisasi Target Kinerja Realisasi % 1 Ketersediaan sarana - prasarana aparatur pemerintah yang memadai Rasio Penyediaan Barang Jasa Adm. Perkantoran serta pelayanan Tata Usaha dan Kerumahtanggaan 100% 100% Kegiatan Penyediaan Barang dan Jasa Perkantoran Meningkatnya pemeliharaan pembangunan prasarana dan sarana BKPMPT 2 Kegiatan Pengadaan Sarana dan Prasarana Kantor Rasio Pembangunan, Penggandaan, Pemeliharaan dan Rehabilitasi Prasarana dan Sarana Aparatur 100% 100% Kegiatan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Kantor 4 Kegiatan Peningkatan Kapasitas Aparatur 2 Meningkatnya Perencanaan dan Tata Kelolah Keuangan BKPMPT Rasio Pengendalian dan Evaluasi Capaian Kinerja dan Keuangan Pelaksanaan Rencana Pembangunan SKPD 100% 100% Kegiatan Laporan Kinerja Keuangan dan Neraca Aset 5 Kegiatan Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan Dimaksudkan untuk lebih meningkatnya kapasitas sumber daya aparatur, manajemen kelembagaan serta lengkapnya sarana dan prasarana kerja aparatur dan meningkatnya perencanaan dan tata kelola Keuangan BKPMPT. Analisis atas capaian indikator-indikator kinerja sasaran ini adalah sebagai berikut: LAKIP BKPM-PT PROVINSI BANTEN TAHUN 2014 Bab-III. 3

37 1. Kegiatan Penyediaan Barang dan Jasa Perkantoran Kegiatan untuk menunjang disiplin PNS dilingkungan BKPMPT dengan anggaran yang sebesar Rp capaian realisasi kegiatan sebesar Rp (97,96 %) dan capaian fisik sebesar (100 %). Dengan tolok ukur : a. Terfasilitasinya Penunjang Kegiatan dan kantor dengan target 12 bulan, capaian realisasi fisik 100 % selama 12 bulan dan realisasi anggaran 99,07 %. b. Tersedianya Barang Pakai Habis dengan target 12 bulan, capaian realisasi fisik 100 % selama 12 bulan dan realisasi anggaran 96,06 %. c. Tersedianya Makan dan Minum Kantor dengan target 12 bulan, capaian realisasi fisik 100 % selama 12 bulan dan realisasi anggaran 99,82 %. d. Tersedianya Jasa Telepon, Listrik, Internet dan PHBI/PHBN dengan target 12 bulan, capaian realisasi fisik 100 % dengan realisasi anggaran 94,39 %. e. Terlaksananya Koordinasi dan Konsultasi dalam dan Luar wilayah Provinsi Banten dengan target 12 bulan, capaian realisasi fisik 100 % selama 12 bulan dengan capaian realisasi anggaran 99,89 %. 2. Kegiatan Pengadaan Sarana dan Prasarana Kantor Kegiatan merupakan pengadaan sarana dan prasarana kantor dengan anggaran sebesar Rp dengan capaian realisasi kegiatan sebesar Rp (94,03%) dengan capaian fisik sebesar (100 %). Dengan tolok ukur : a. Tersedianya Belanja Modal Pengadaan Alat-Alat Angkutan Darat Bermotor dengan target 1 paket, selama 1 tahun, capaian realisasi fisik 100 % dengan realisasi anggaran 96,47 %. b. Tersedianya Belanja Modal Pengadaan ruang Rapat BKPM PT Provinsi Banten dengan target 3 paket, capaian realisasi fisik 100 % selama 1 tahun dengan capaian realisasi anggaran 89,47 %. c. Tersedianya Belanja Modal Pengadaan Komputer dengan target 2 laptop, 4 printer, capaian realisasi fisik 100 % selama 1 tahun dengan capaian realisasi anggaran 98,26 %. LAKIP BKPM-PT PROVINSI BANTEN TAHUN 2014 Bab-III. 4

38 d. Tersedianya Belanja Modal Pengadaan Perlengkapan Kantor BKPMPT.dengan target 1 paket, capaian realisasi fisik 100 % selama 1 tahun dengan realisasi anggaran 87,27 %. 3. Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Kantor Kegiatan ini merupakan pemeliharaan sarana dan prasarana kantor dengan anggaran sebesar Rp dengan capaian realisasi kegiatan sebesar Rp (86,42 %) dengan capaian fisik sebesar (100 %). Dengan tolok ukur : a. Terpeliharanya Halaman dan Gedung Kantor BKPMPT Provinsi Banten dengan target 3 paket, capaian realisasi fisik 100 % selama 1 tahun dengan realisasi anggaran 84,35 %. b. Terpeliharanya Kendaraan Dinas Operasional dengan target 12 bulan, capaian realisasi fisik 100 % selama 12 bulan dengan realisasi anggaran 85,90 %. c. Terpeliharanya Sarana Kantor BKPMPT Provinsi Banten dengan target 12 bulan, capaian realisasi fisik 100 % selama 12 bulan dengan realisasi anggaran 99,33 %. d. Terpeliharanya Penyewaan Tanaman Hias Kantor dengn target 12 bulan, capaian realisasi fisik 100 % selama 12 bulan dengan realsasi anggaran 100 %. 4. Peningkatan Kapasitas Aparatur Kegiatan ini merupakan pemeliharaan sarana dan prasarana kantor dengan anggaran sebesar Rp dengan capaian realisasi kegiatan sebesar Rp (75,15 %) dengan capaian fisik sebesar (100 %). Dengan tolok Ukur : a. Terlaksanya Bimbingan Teknis Pengembangan Wawasan dan Pengetahuan Aparatur BKPMPT Provinsi Banten dengan target 1 kali kegiatan, capaian realisasi fisik 100 % selama 1 tahun dengan realisasi anggaran 79,24 %. LAKIP BKPM-PT PROVINSI BANTEN TAHUN 2014 Bab-III. 5

PEMERINTAH PROVINSI BANTEN DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH ( DPA SKPD ) TAHUN ANGGARAN 2016 BELANJA LANGSUNG

PEMERINTAH PROVINSI BANTEN DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH ( DPA SKPD ) TAHUN ANGGARAN 2016 BELANJA LANGSUNG PEMERINTAH PROVINSI BANTEN DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN ( DPA SKPD ) TAHUN ANGGARAN 2016 BELANJA LANGSUNG NO DPA SKPD 1.16 01 02 05 5 2 URUSAN PEMERINTAHAN 1.16. 1.16 Urusan Wajib Penanaman Modal ORGANISASI

Lebih terperinci

LAPORAN REKAPITULASI KEMAJUAN PELAKSANAAN KEGIATAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH APBD PROVINSI BANTEN TAHUN ANGGARAN 2015

LAPORAN REKAPITULASI KEMAJUAN PELAKSANAAN KEGIATAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH APBD PROVINSI BANTEN TAHUN ANGGARAN 2015 LAPORAN REKAPITULASI KEMAJUAN PELAKSANAAN KEGIATAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH APBD PROVINSI BANTEN TAHUN ANGGARAN 2015 SATUAN KERJA : BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL & PELAYANAN TERPADU SASARAN NO

Lebih terperinci

(Laporan Kinerja Instansi Pemerintah) LKIP 2016 BAB I PENDAHULUAN

(Laporan Kinerja Instansi Pemerintah) LKIP 2016 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. Gambaran Singkat Organisasi Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Kabupaten Sumedang dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2014 tentang Pembentukan Organisasi Perangkat

Lebih terperinci

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN. 3.1 Telaahan Terhadap Kebijakan Nasional

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN. 3.1 Telaahan Terhadap Kebijakan Nasional BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN 3.1 Telaahan Terhadap Kebijakan Nasional Berdasarkan Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2016 yang mempunyai tema Memperkuat perekonomian domestik bagi peningkatan

Lebih terperinci

3.4 Penentuan Isu-isu Strategis

3.4 Penentuan Isu-isu Strategis Negeri atas tugas pokok dan fungsinya dengan memperhatikan visi, misi, dan arah kebijakan Pemerintah Republik Indonesia untuk lima tahun ke depan, serta kondisi obyektif dan dinamika lingkungan strategis,

Lebih terperinci

BAPPEDA PROVINSI BANTEN

BAPPEDA PROVINSI BANTEN RENCANA KERJA BKPMPT TAHUN 2016 PEMERINTAH PROVINSI BANTEN BADAN KOORDINASI MENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU TAHUN 2015 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan

Lebih terperinci

Rencana Umum Pengadaan

Rencana Umum Pengadaan Rencana Umum Pengadaan (Melalui Penyedia) K/L/D/I Tahun Anggaran : 2014 : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. PERENCANAAN, EVALUASI DAN PELAPORAN PENGENDALIAN DAN PEMBINAAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN DAN

Lebih terperinci

BAB I I TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

BAB I I TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN Rencana Kinerja (Renja) BPPTPM Prov.Kep.Babel TA.2016 BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN 3.1. Telaahan Terhadap Kebijakan Nasional dan Provinsi Visi BKPM dalam periode 2015-2019 adalah sebagai

Lebih terperinci

BAB 5 RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF

BAB 5 RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF BADAN PELAYANAN TERPADU DAN PENANAMAN MODAL RENCANA STRATEGIS (RENSTRA 214-218) BAB 1 : PENDAHULUAN BAB 5 RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF 1.1.

Lebih terperinci

IV.B.9. Urusan Wajib Penanaman Modal

IV.B.9. Urusan Wajib Penanaman Modal 9. URUSAN PENANAMAN MODAL Salah satu tolak ukur penting dalam menentukan keberhasilan pembangunan ekonomi adalah pertumbuhan ekonomi yang menggambarkan suatu dampak nyata dari kebijakan pembangunan yang

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BKPM. Indikator Kinerja Utama. Penetapan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BKPM. Indikator Kinerja Utama. Penetapan. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.90, 2010 BKPM. Indikator Kinerja Utama. Penetapan. PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG PENETAPAN DI LINGKUNGAN

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL

INDIKATOR KINERJA UTAMA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL Lampiran : I 1. Nama Organisasi : Badan Koordinasi Penanaman Modal 2. Tugas : Melaksanakan koordinasi kebijakan dan pelayanan di bidang penanaman berdasarkan peraturan

Lebih terperinci

9. URUSAN PENANAMAN MODAL

9. URUSAN PENANAMAN MODAL 9. URUSAN PENANAMAN MODAL Peningkatan penanaman modal di daerah dapat menjadi tolok ukur adanya perkembangan perekonomian daerah, yang dapat memacu laju pertumbuhan ekonomi suatu daerah. Pertumbuhan ekonomi

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN RENCANA KERJA BADAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU DAN PENANAMAN MODAL KOTA SALATIGA

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN RENCANA KERJA BADAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU DAN PENANAMAN MODAL KOTA SALATIGA PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN RENCANA KERJA BADAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU DAN PENANAMAN MODAL KOTA SALATIGA TAHUN 2017 1 PERENCANAAN KINERJA 2.1. PERENCANAAN STRATEGIS

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

PEMERINTAH KOTA TANGERANG RINGKASAN RENJA SKPD KOTA TANGERANG LATAR BELAKANG, MAKSUD DAN TUJUAN Latar Belakang Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (BPMPTSP) Kota Tangerang dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rencana kerja adalah dokumen rencana yang memuat program dan kegiatan yang diperlukan untuk mencapai sasaran pembangunan, dalam bentuk kerangka regulasi dan kerangka

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI BANTEN DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH ( DPA SKPD ) TAHUN ANGGARAN 2016 BELANJA LANGSUNG

PEMERINTAH PROVINSI BANTEN DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH ( DPA SKPD ) TAHUN ANGGARAN 2016 BELANJA LANGSUNG PEMERINTAH PROVINSI BANTEN DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN ( DPA SKPD ) TAHUN ANGGARAN 2016 BELANJA LANGSUNG NO DPA SKPD 1.20 04 58 10 5 2 URUSAN PEMERINTAHAN 1.20. 1.20 Urusan Wajib Otonomi Daerah, Pemerintahan

Lebih terperinci

Renstra 2014 H a l a m a n 1 BAB I PENDAHULUAN

Renstra 2014 H a l a m a n 1 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembangunan daerah merupakan satu kesatuan dengan pembangunan nasional, yang pelaksanaannya tetap dan senantiasa memperhatikan kondisi, potensi dan sumber daya daerah

Lebih terperinci

LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015

LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015 16. URUSAN WAJIB PENANAMAN MODAL Salah satu sumber dana utama guna memenuhi kebutuhan dana yang cukup besar dalam melaksanakan pembangunan diperoleh melalui kegiatan penanaman modal atau investasi. Mengingat

Lebih terperinci

BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU SATU PINTU KABUPATEN KEDIRI

BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU SATU PINTU KABUPATEN KEDIRI BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU SATU PINTU KABUPATEN KEDIRI 1. VISI BPM-P2TSP KAB. KEDIRI Visi merupakan cara pandang jauh ke depan dari suatu lembaga/institusi yang harus dibawa

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah BPMD Prov.Jateng Tahun

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah BPMD Prov.Jateng Tahun Laporan Kinerja Instansi Pemerintah BPMD Prov.Jateng Tahun 2014 1 PENDAHULUAN Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj IP) Badan Penanaman Modal Daerah Provinsi Jawa Tengah tahun 2014 dilaksanakan

Lebih terperinci

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 64 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 64 TAHUN 2014 TENTANG SALINAN BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 64 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, RINCIAN TUGAS DAN TATA KERJA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BKPM. Indikator. Kinerja Utama

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BKPM. Indikator. Kinerja Utama BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.44, 2009 BKPM. Indikator. Kinerja Utama PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL NOMOR : 1/P/2009 TENTANG PENETAPAN DI LINGKUNGAN BADAN KOORDINASI PENANAMAN

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI KUNINGAN NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN BUPATI KUNINGAN NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG PERATURAN BUPATI KUNINGAN NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS, SERTA TATA KERJA DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU KABUPATEN

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) 2016

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) 2016 1.1. Latar Belakang Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) 2016 BAB I PENDAHULUAN Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Instansi Pemerintah (LKJiP) Satuan Kerja Perangkat Daerah Dinas Pemberdayaan Masyarakat

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT KATA PENGANTAR Sebagai tindaklanjut dari Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, yang mewajibkan bagi setiap pimpinan instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR

KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Assalamu alaikum Warahmatullah Wabarakatuh Puji dan Syukur Kehadirat ALLAH SWT atas rahmat dan karunia-nya, Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Badan

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PENANAMAN MODAL DI PROVINSI JAWA TENGAH

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PENANAMAN MODAL DI PROVINSI JAWA TENGAH PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PENANAMAN MODAL DI PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TENGAH, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rencana kerja OPD (Renja OPD) adalah dokumen perencanaan OPD untuk periode satu tahun, yang memuat kebijakan, program dan kegiatan pembangunan baik yang dilaksanakan

Lebih terperinci

PEMERINTAHAN DAERAH KABUPATEN/KOTA 1. Kebijakan Penanaman Modal PEMERINTAH

PEMERINTAHAN DAERAH KABUPATEN/KOTA 1. Kebijakan Penanaman Modal PEMERINTAH - 442 - P. PEMBAGIAN URUSAN AN PENANAMAN MODAL SUB 1. Kebijakan 1. Kebijakan 1. Menyusun dan menetapkan kebijakan pengembangan penanaman modal Indonesia dalam bentuk rencana umum penanaman modal nasional

Lebih terperinci

2.1 Evaluasi Pelaksanaan Renja BPMPT Tahun 2014 dan Capaian Renstra BPMPT

2.1 Evaluasi Pelaksanaan Renja BPMPT Tahun 2014 dan Capaian Renstra BPMPT BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA BPMPT TAHUN 204 2. Evaluasi Pelaksanaan Renja BPMPT Tahun 204 dan Capaian Renstra BPMPT Pada pelaksanaan Rencana Kerja Tahun 204 telah diperoleh berbagai gambaran kinerja

Lebih terperinci

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, KEDUDUKAN, TUGAS POKOK DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU

Lebih terperinci

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA A. Program Utama Dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya sesuai visi misi Kantor Pelayanan Perizinan dan Penanaman Modal maka ditentukan oleh ketersedian anggaran

Lebih terperinci

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PENANAMAN MODAL

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PENANAMAN MODAL SALINAN BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 97 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU

Lebih terperinci

P. URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DI BIDANG PENANAMAN MODAL

P. URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DI BIDANG PENANAMAN MODAL LAMPIRAN XVI PERATURAN DAERAH KOTA BATAM NOMOR : Tahun 2010 TANGGAL : Juli 2010 P. URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DI BIDANG PENANAMAN MODAL SUB BIDANG SUB SUB BIDANG URUSAN 1. Kebijakan 1. Kebijakan 1. Menyusun

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Serang, Juli Kepala MASHURI NIP

KATA PENGANTAR. Serang, Juli Kepala MASHURI NIP KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-nya sehingga penyusunan Rencana Kerja (RENJA) Badan Koordinasi Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Provinsi

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 17 TAHUN : 2010 SERI : E PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 19 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN UMUM PENANAMAN MODAL DI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1. Visi dan Misi Visi adalah suatu gambaran menantang tentang keadaan masa depan yang berisikan cita dan citra yang ingin diwujudkan instansi

Lebih terperinci

BUPATI KEPULAUAN SELAYAR

BUPATI KEPULAUAN SELAYAR BUPATI KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PENANAMAN MODAL DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN SELAYAR, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

PEMERINTAH KOTA TANGERANG RINGKASAN RENJA SKPD KOTA TANGERANG LATAR BELAKANG, MAKSUD DAN TUJUAN Latar Belakang Badan Pelayanan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu (BPPMPT) Kota Tangerang dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah

Lebih terperinci

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 35 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN BADAN PENANAMAN MODAL KOTA BATU

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 35 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN BADAN PENANAMAN MODAL KOTA BATU SALINAN WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 35 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN PENANAMAN MODAL KOTA BATU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATU, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

Badan Penanaman Modal dan Perijinan Terpadu BAB I PENDAHULUAN

Badan Penanaman Modal dan Perijinan Terpadu BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM Yang menjadi dasar hukum dalam menjalankan tugas pokok dan fungsi serta penyusunan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) B PMPT Provinsi Jawa Barat sebagai

Lebih terperinci

WALIKOTA PEKALONGAN PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA PEKALONGAN PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PEKALONGAN PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PEKALONGAN, Menimbang Mengingat : a. bahwa penanaman modal merupakan

Lebih terperinci

RENJA BAGIAN PERTANAHAN TAHUN 2015 (REVIEW)

RENJA BAGIAN PERTANAHAN TAHUN 2015 (REVIEW) 1 RENJA BAGIAN PERTANAHAN TAHUN 2015 (REVIEW) Renja Bagian Pertanahan Tahun 2015 (Review) Page 1 2 KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan Puji Syukur Kehadirat Allah SWT Rencana Kerja Bagian Pertanahan Sekretariat

Lebih terperinci

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan BAB I PENDAHULUAN

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional mengamanahkan Pemerintah Daerah untuk menyusun perencanaan pembangunan sesuai dengan

Lebih terperinci

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 64 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 64 TAHUN 2016 TENTANG BH INNEKA TU NGGAL IKA BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 64 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS POKOK, FUNGSI, URAIAN TUGAS JABATAN DAN TATA KERJA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan daerah merupakan bagian integral dari. nasional, sebagai upaya terus menerus ke arah perubahan yang lebih baik guna

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan daerah merupakan bagian integral dari. nasional, sebagai upaya terus menerus ke arah perubahan yang lebih baik guna BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan daerah merupakan bagian integral dari pembangunan nasional, sebagai upaya terus menerus ke arah perubahan yang lebih baik guna meningkatkan kualitas manusia

Lebih terperinci

BUPATI GARUT PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI GARUT PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GARUT PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang Mengingat BUPATI GARUT, : a. bahwa penanaman modal merupakan salah

Lebih terperinci

URUSAN WAJIB PENANAMAN MODAL

URUSAN WAJIB PENANAMAN MODAL 4.1.16 URUSAN WAJIB PENANAMAN MODAL 4.1.16.1 KONDISI UMUM Proses pembangunan dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan peningkatan perekonomian ditentukan oleh beberapa faktor, di antaranya adalah

Lebih terperinci

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG PENANAMAN MODAL DI KABUPATEN SUKOHARJO

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG PENANAMAN MODAL DI KABUPATEN SUKOHARJO BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG PENANAMAN MODAL DI KABUPATEN SUKOHARJO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO, Menimbang : a. bahwa penanaman

Lebih terperinci

Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan. Data Capaian pada Tahun Awal Perencanaan. Indikator Kinerja Program (outcomes) dan Kegiatan (output)

Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan. Data Capaian pada Tahun Awal Perencanaan. Indikator Kinerja Program (outcomes) dan Kegiatan (output) Tabel 5.1. Rencana Program, Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran dan Pendanaan Indikatif Kantor Pelayanan Perijinan dan Penanaman Modal Kabupaten Provinsi Sulawesi Selatan Tujuan Sasaran Indikator

Lebih terperinci

P. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG PENANAMAN MODAL SUB SUB BIDANG PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI PEMERINTAHAN DAERAH KABUPATEN/KOTA

P. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG PENANAMAN MODAL SUB SUB BIDANG PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI PEMERINTAHAN DAERAH KABUPATEN/KOTA - 336 - P. PEMBAGIAN URUSAN AN PENANAMAN MODAL 1. Kebijakan 1. Kebijakan 1. Menyusun dan menetapkan kebijakan pengembangan penanaman modal Indonesia dalam bentuk rencana umum penanaman modal nasional dan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT BUPATI GARUT LD. 14 2012 R PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GARUT, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Terselenggaranya Good Governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita-cita Bangsa Bernegara.

Lebih terperinci

1. Visi BKPM Terwujudnya Iklim Penanaman Modal Yang Berdaya Saing Untuk Menunjang Kualitas Perekonomian Nasional.

1. Visi BKPM Terwujudnya Iklim Penanaman Modal Yang Berdaya Saing Untuk Menunjang Kualitas Perekonomian Nasional. RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL TAHUN 2009-2014 A. Rencana Strategis BKPM Tahun 2009-2014 Rencana Strategis (Renstra) BKPM yang disusun merupakan fungsi manajemen untuk melaksanakan

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI BANTEN DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH ( DPA SKPD ) TAHUN ANGGARAN 2016 BELANJA LANGSUNG

PEMERINTAH PROVINSI BANTEN DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH ( DPA SKPD ) TAHUN ANGGARAN 2016 BELANJA LANGSUNG PEMERINTAH PROVINSI BANTEN DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN ( DPA SKPD ) TAHUN ANGGARAN 2016 BELANJA LANGSUNG NO DPA SKPD 1.20 04 61 06 5 2 URUSAN PEMERINTAHAN 1.20. 1.20 Urusan Wajib Otonomi Daerah, Pemerintahan

Lebih terperinci

DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN BOYOLALI

DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN BOYOLALI KATA PENGANTAR Puji syukur kami sampaikan kehadirat Allah S.W.T yang telah melimpahkan berkah dan rahmat-nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan Rencana Strategis (Renstra) Dinas Penanaman Modal

Lebih terperinci

BUPATI WONOGIRI PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG PENANAMAN MODAL DI KABUPATEN WONOGIRI

BUPATI WONOGIRI PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG PENANAMAN MODAL DI KABUPATEN WONOGIRI 1 BUPATI WONOGIRI PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG PENANAMAN MODAL DI KABUPATEN WONOGIRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI WONOGIRI, Menimbang : a. bahwa penanaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rencana Kerja Satuan Perangkat Kerja Daerah (Renja SKPD) merupakan dokumen perencanaan resmi SKPD yang dipersyaratkan untuk mengarahkan pelayanan publik Satuan Kerja

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI INSTANSI

BAB III DESKRIPSI INSTANSI BAB III DESKRIPSI INSTANSI A. Sejarah Singkat Diterbitkannya Peraturan Daerah Kabupaten Sukoharjo Nomor 8 Tahun 2014 tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Daerah Kabupaten Sukoharjo Nomor 4 Tahun 2008

Lebih terperinci

BUPATI JEPARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PENANAMAN MODAL DI KABUPATEN JEPARA

BUPATI JEPARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PENANAMAN MODAL DI KABUPATEN JEPARA SALINAN BUPATI JEPARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PENANAMAN MODAL DI KABUPATEN JEPARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEPARA, Menimbang : a. bahwa penanaman modal

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PENANAMAN MODAL DI KABUPATEN PURBALINGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PENANAMAN MODAL DI KABUPATEN PURBALINGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PENANAMAN MODAL DI KABUPATEN PURBALINGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURBALINGGA, Menimbang : a. bahwa penanaman modal merupakan

Lebih terperinci

sektor investasi dalam negeri, namun peningkatan dari sisi penanaman modal asing mampu menutupi angka negatif tersebut dan menghasilkan akumulasi

sektor investasi dalam negeri, namun peningkatan dari sisi penanaman modal asing mampu menutupi angka negatif tersebut dan menghasilkan akumulasi BAB V KESIMPULAN Provinsi NTB merupakan daerah yang menjanjikan bagi investasi termasuk investasi asing karena kekayaan alam dan sumber daya daerahnya yang melimpah. Provinsi NTB dikenal umum sebagai provinsi

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA BAUBAU NOMOR 25 TAHUN 2012

LEMBARAN DAERAH KOTA BAUBAU NOMOR 25 TAHUN 2012 LEMBARAN DAERAH KOTA BAUBAU NOMOR 25 TAHUN 2012 PERATURAN DAERAH KOTA BAUBAU NOMOR : 7 TAHUN 2012 TENTANG PENANAMAN MODAL DI KOTA BAUBAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BAUBAU, Menimbang : a.

Lebih terperinci

KABUPATEN BADUNG LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TAHUN 2014

KABUPATEN BADUNG LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TAHUN 2014 KABUPATEN BADUNG LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TAHUN 2014 BAPPEDA LITBANG KABUPATEN BADUNG TAHUN 2015 DAFTAR ISI Hal DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 3.1 KERANGKA PENGUKURAN DAN EVALUASI KINERJA Evaluasi kinerja dimulai dengan pengukuran kinerja berdasarkan dokumen penetapan kinerja Badan Pembangunan Daerah Kota Bandung

Lebih terperinci

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 77 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 77 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 77 TAHUN 2016 TENTANG RINCIAN TUGAS DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU KABUPATEN WONOSOBO DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 3 TAHUN 2015

LEMBARAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 3 TAHUN 2015 1 LEMBARAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 3 TAHUN 2015 PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR NUSA

Lebih terperinci

RENCANA KERJA (RENJA) TAHUN 2017

RENCANA KERJA (RENJA) TAHUN 2017 RENCANA KERJA (RENJA) TAHUN 2017 DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU KABUPATEN MINAHASA TENGGARA RENJA 2017 DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU 1 DAFTAR ISI BAB I

Lebih terperinci

RENCANA KERJA (RENJA) TAHUN 2016

RENCANA KERJA (RENJA) TAHUN 2016 RENCANA KERJA (RENJA) TAHUN 2016 BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN SATU PINTU KABUPATEN MINAHASA TENGGARA DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang.. 1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan.

Lebih terperinci

Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kab. Banyuwangi 1

Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kab. Banyuwangi 1 Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kab. Banyuwangi 1 Dengan berlakunya Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional serta Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 yang disempurnakan

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA A. RPJMN 2010-2014 Dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) menjelaskan bahwa Rencana Pembangunan Jangka

Lebih terperinci

LAPKIN SEKRETARIAT DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN TAHUN 2015 BAB II

LAPKIN SEKRETARIAT DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN TAHUN 2015 BAB II BAB II RENCANA STRATEGIS DAN PENETAPAN KINERJA Memaparkan ringkasan/ikhtisar perjanjian kinerja tahun yang bersangkutan, serta pembahasan tentang RENSTRA, tujuan dan Sasaran Visi dan Misi, Penetapan Kinerja,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia. Perencanaan

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN, PEMBINAAN, DAN PELAPORAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU DI BIDANG PENANAMAN MODAL, DAN PENDELEGASIAN KEWENANGAN PERIZINAN DAN

Lebih terperinci

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN 3.1 Telaahan terhadap Kebijakan Nasional Rencana program dan kegiatan pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Pemalang mendasarkan pada pencapaian Prioritas

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU

GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU SALINAN GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT, Menimbang

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 41 TAHUN 2008 T E N T A N G TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANAMAN MODAL DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 59 TAHUN 2008

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 59 TAHUN 2008 BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 59 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA KANTOR PENANAMAN MODAL KABUPATEN SUKOHARJO BUPATI SUKOHARJO,

Lebih terperinci

pengendalian penanaman modal; dengan tugas pokok fungsinya.

pengendalian penanaman modal; dengan tugas pokok fungsinya. PERATURAN BUPATI NGANJUK NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN DAN SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU KABUPATEN NGANJUK I. TUGAS

Lebih terperinci

WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA PASURUAN NOMOR 1 TAHUN 2014 PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA PASURUAN NOMOR 1 TAHUN 2014 PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA PASURUAN NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PASURUAN, Menimbang : a. bahwa guna meningkatkan

Lebih terperinci

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU PERATURAN WALIKOTA PEKANBARU NOMOR 109 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengawasan atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah adalah proses

BAB I PENDAHULUAN. Pengawasan atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah adalah proses BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengawasan atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah adalah proses kegiatan yang ditujukan untuk menjamin agar Pemerintah Daerah berjalan secara efisien dan efektif

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Pada penyusunan Laporan Akuntabilias Kinerja Tahun 2013 ini, mengacu pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor

Lebih terperinci

IV.B.9. Urusan Wajib Penanaman Modal

IV.B.9. Urusan Wajib Penanaman Modal 9. URUSAN PENANAMAN MODAL Pertumbuhan ekonomi adalah bagian penting dari pembangunan, bahkan bisa dikatakan sebagai salah satu indikator penting untuk menjelaskan bahwa suatu wilayah itu mampu secara finansial

Lebih terperinci

DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH. PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG Tahun Anggaran 2017

DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH. PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG Tahun Anggaran 2017 DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH Formulir DPA SKPD 2.2 PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG Tahun Anggaran 207 Urusan Pemerintahan : 2. 2 URUSAN WAJIB BUKAN PELAYANAN DASAR Penanaman

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS ( R E N S T R A ) BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH ( B A P P E D A ) PROVINSI BANTEN TAHUN

RENCANA STRATEGIS ( R E N S T R A ) BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH ( B A P P E D A ) PROVINSI BANTEN TAHUN RENCANA STRATEGIS ( R E N S T R A ) BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH ( B A P P E D A ) PROVINSI BANTEN TAHUN 2012-2017 PEMERINTAH PROVINSI BANTEN TAHUN 2012 7 KATA PENGANTAR Bismillahhrahmaniff ahim

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bandung, 2013 KEPALA BPPT KOTABANDUNG. Drs. H. DANDAN RIZA WARDANA, M.Si PEMBINA TK. I NIP

KATA PENGANTAR. Bandung, 2013 KEPALA BPPT KOTABANDUNG. Drs. H. DANDAN RIZA WARDANA, M.Si PEMBINA TK. I NIP KATA PENGANTAR Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat dan rahmat-nya, kami dapat menyelesaikan Rencana Kerja (RENJA) Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Bandung Tahun

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI Pada bagian perumusan isu strategi berdasarkan tugas dan fungsi Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perijinan mengemukakan beberapa isu strategis

Lebih terperinci

BUPATI HULU SUNGAI TENGAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BUPATI HULU SUNGAI TENGAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN BUPATI HULU SUNGAI TENGAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PENANAMAN MODAL DI KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : 21 TAHUN 2011 TENTANG PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT,

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : 21 TAHUN 2011 TENTANG PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT, FINAL PANSUS 15 DES 2011 PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : 21 TAHUN 2011 TENTANG PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT, Menimbang Mengingat : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA SEKRETARIAT DAERAH KOTA SALATIGA TAHUN ANGGARAN 2018

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA SEKRETARIAT DAERAH KOTA SALATIGA TAHUN ANGGARAN 2018 PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA SEKRETARIAT DAERAH KOTA SALATIGA TAHUN ANGGARAN 2018 PEMERINTAH KOTA SALATIGA SEKRETARIAT DAERAH Jalan Letjend. Sukowati Nomor 51 Salatiga Kode Pos 50724 Telp. (0298) 326767

Lebih terperinci

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLORA NOMOR 17 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN PENANAMAN MODAL

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLORA NOMOR 17 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN PENANAMAN MODAL BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLORA NOMOR 17 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BLORA, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU TAHUN 2016

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU TAHUN 2016 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU TAHUN 2016 PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG RINGKASAN EKSEKUTIF Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Dinas Penanaman

Lebih terperinci

PERUBAHAN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU KABUPATEN MALANG TAHUN

PERUBAHAN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU KABUPATEN MALANG TAHUN PERUBAHAN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU KABUPATEN MALANG TAHUN 2016-2021 PEMERINTAH KABUPATEN MALANG TAHUN 2017 KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Allah

Lebih terperinci

BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU SATU PINTU

BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU SATU PINTU BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU SATU PINTU Pejabat : Drs. Indra Taruna Alamat Kantor : Jln. Soekarno-Hatta No.14 Kediri No. Telepon : (0354) 681227, 681741, 686099 No. Fax : (0354)

Lebih terperinci

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 83 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 83 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 83 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI, SUSUNAN ORGANISASI, DAN TATA KERJA DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI LAMPUNG UTARA NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA LEMBAGA TEKNIS DAERAH KABUPATEN LAMPUNG UTARA

PERATURAN BUPATI LAMPUNG UTARA NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA LEMBAGA TEKNIS DAERAH KABUPATEN LAMPUNG UTARA PERATURAN BUPATI LAMPUNG UTARA NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA LEMBAGA TEKNIS DAERAH KABUPATEN LAMPUNG UTARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LAMPUNG UTARA, Menimbang

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA (LKj) BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU (BPMP2T) KABUPATEN SIAK TA 2015

LAPORAN KINERJA (LKj) BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU (BPMP2T) KABUPATEN SIAK TA 2015 LAPORAN KINERJA (LKj) BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU (BPMP2T) KABUPATEN SIAK TA 2015 Alamat: Komplek Perkantoran Tanjung Agung No. Telp. (0764)8001035 Website:bpmppt.siakkab.go.id

Lebih terperinci