NILAI-NILAI KEBUDAYAAN DAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL KANCING YANG TERLEPAS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "NILAI-NILAI KEBUDAYAAN DAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL KANCING YANG TERLEPAS"

Transkripsi

1 -Konferensi Nasional Bahasa dan Sastra III- NILAI-NILAI KEBUDAYAAN DAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL KANCING YANG TERLEPAS KARYA HANDRY TM SERTA RELEVANSINYA DENGAN PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA (Kajian Antropologi Sastra) Titi Setiyoningsih Universitas Sebelas Maret Abstract The purpose of this study to describe and explain: (1) the complexity of the ideas in the novel Kancing yang Terlepas by Handry TM, (2) the complexity of the characters activity in the novel Kancing yang Terlepas by Handry TM, (3) the complexity of culture results in a novel Kancing yang Terlepas by Handry TM, (4) the values of character education in the Kancing yang Terlepas by Handry TM, and (5) the relevance of the novel Kancing yang Terlepas by Handry TM with high school learning. The results of this study indicate that: (1) the complexity of the ideas in the Kancing yang Terlepas by Handry TM are the idea of a religious system, human life, human relationships, mankind s view of the universe, and man s work, (2) the complexity of the characters activity in the novel Kancing yang Terlepas by Handry TM are the activities associated with the religious system, kinship, arts, livelihood systems, and politics, (3) the complexity of culture in the novel Kancing yang Terlepas by Handry are culture in the form of religion, language, system of knowledge, technology, and arts, (4) the value of character education in the novel Kancing yang Terlepas by Handry are tolerance, discipline, hard work, creativity, curiosity, friends/communicative, love peace, love reading, and social care, (5) novel Kancing yang Terlepas by Handry can used as teaching materials in the high school class XI and XII. Keywords: novel, the complexity of the idea, the complexity of the activity, the complexity of the results of culture, anthropology literature, the value of character education Abstrak Tujuan penelitian ini mendeskripsikan dan menjelaskan: (1) kompleksitas ide dalam novel Kancing yang Terlepas karya Handry TM, (2) kompleksitas aktivitas tokoh dalam novel Kancing yang Terlepas karya Handry TM, (3) kompleksitas hasil budaya dalam novel Kancing yang Terlepas karya Handry TM, (4) nilai-nilai pendidikan karakter dalam novel Kancing yang Terlepas karya Handry TM, dan (5) relevansi novel Kancing yang Terlepas karya Handry TM dengan pembelajaran sastra di SMA. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) kompleksitas ide novel Kancing yang Terlepas karya Handry TM meliputi, ide tentang sistem religi, hidup manusia, hubungan antarmanusia, pandangan manusia terhadap alam semesta, dan karya manusia, (2) kompleksitas aktivitas tokoh novel Kancing yang Terlepas karya Handry TM antara lain meliputi aktivitas yang berhubungan dengan sistem religi, kekerabatan, kesenian, sistem mata pencaharian hidup, dan politik, (3) kompleksitas hasil budaya novel Kancing yang Terlepas karya Handry TM dibagi dalam beberapa jenis, yakni hasil budaya berbentuk sistem religi, bahasa, sistem pengetahuan, teknologi, dan kesenian. (4) nilai pendidikan karakter yang ditemukan dalam novel Kancing yang Terlepas karya Handry TM meliputi, nilai toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, rasa ingin tahu, bersahabat/komunikatif, cinta damai, gemar membaca, dan peduli sosial, (5) novel Kancing yang Terlepas karya Handry TM dapat dijadikan sebagai bahan ajar dalam pembelajaran sastra di SMA kelas XI dan XII. Kata kunci: novel, kompleksitas ide, kompleksitas aktivitas, kompleksitas hasil budaya, antropologi sastra, nilai pendidikan karakter Pendahuluan Karya sastra merupakan re leksi kehidupan manusia yang memuat ajaran dan nilai hidup dalam suatu masyarakat. Meskipun karya sastra bersifat imajinatif, sebuah karya sastra tidak akan pernah lepas dari kehidupan yang sesungguhnya karena secara tidak langsung sebuah karya sastra merupakan proyeksi dari kehidupan nyata. Selain bersifat menghibur karena sifatnya yang imajinatif, sebuah karya sastra juga memiliki fungsi pengajaran. 330

2 -Konferensi Nasional Bahasa dan Sastra III- Pamela (2003: 65) berpendapat bahwa kesusastraan dipahami bukan saja sebagai suatu produk konsumsi dan hiburan, melainkan lebih sebagai bagian penting dari usaha membangun bangsa (nation building). Hal ini dikarenakan dalam sastra, kebudayaan-kebudayaan lokal di Indonesia yang beraneka ragam termuat dalam satu istilah yaitu sastra Indonesia. Senada dengan Pamela, Dubghail (2012: 61) mengatakan bahwa sulit untuk memisahkan antara antropologi dan sastra apabila kita setuju bahwa etnogra i merupakan dasar dari sebuah karya sastra. Hal tersebut ditunjukkan oleh Timothy Mo, seorang penulis asal Cina, dalam novelnya yang bercerita mengenai kehidupan masyarakat Cina di negara Barat (Angela 2008: 154). Menurut Suyitno (2014: 34) in the literary world, there is no single interpretation. Sebuah karya sastra bisa dibahas atau diteliti melalui berbagai pendekatan yang berkaitan dengan segala hal yang menyangkut kehidupan manusia atau masyarakat. Sosiologi sastra, psikologi sastra, dan antropologi sastra, sebagai ilmu sosial humaniora jelas mempermasalahkan manusia. Perbedaannya, sosiologi sastra mempermasalahkan masyarakat, psikologi sastra pada aspekaspek kejiwaan, sedangkan antropologi sastra pada kebudayaannya (Ratna, 2009: 353). Dari berbagai pendekatan interdisipliner tadi, penelitian ini akan difokuskan pada pengkajian antropologi sastra sebuah karya iksi. Sebagaimana pendapat Endraswara (2013: 18) sastra memiliki ruh dan menyimpan ideologi kultural. Biasanya, para sastrawan juga lebih sensitif terhadap perubahan budaya. Itulah sebabnya sastra layak dipelajari melalui antropologi sastra. Antropologi adalah ilmu tentang manusia, bagaimana mereka bertindak secara simbolis. Tugas antropologi sastra adalah mengkaji keindahan unsur sastra yang dibangun atas konteks budaya. Perlu diingat bahwa manusia adalah makhluk berbudaya yang gemar berpikir, mencipta, belajar, dan berubah setiap saat. Kajian antropologi dimanfaatkan untuk mengungkap nilainilai budaya dalam sebuah karya sastra yang terbagi dalam wujud-wujud budaya. Menurut Koentjaraningrat (2009: ) kebudayaan terbagi dalam tiga wujud, yakni (1) kompleksitas ide, gagasan, nilai, norma, dan peraturan; (2) kompleksitas aktivitas serta tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat; (3) wujud isik atau benda karya manusia. Novel Kancing yang Terlepas karya Handry TM adalah salah satu karya sastra yang bercerita kehidupan serta kebudayaan masyarakat Tionghoa di Indonesia dengan latar tempat kota Semarang pada tahun 1960-an menjelang masa orde baru. Sesuai dengan fungsinya, yaitu menjadi sarana pengajaran, di dalam setiap karya sastra terkandung nilai-nilai pendidikan karakter. Selain itu, karena mengandung nilai-nilai yang luhur, sastra dijadikan sebagai bahan ajar dalam dunia pendidikan, termasuk jenjang SMA. Sastra dalam pembelajaran memiliki banyak peran, salah satunya adalah sebagai wujud pelestarian budaya masyarakat Indonesia yang beragam. Pembahasan 1. Kompleksitas Ide dalam Novel Kancing yang Terlepas Karya Handry TM Hasil analisis terhadap novel Kancing yang Terlepas karya Handry TM, menunjukkan adanya kompleksitas ide sebagai salah satu wujud budaya Tionghoa yang bersifat tak benda. Kompleksitas ide yang terrepresentasi dalam novel ini, merupakan perwujudan unsur-unsur kebudayaan yang universal. Kompleksitas ide yang ditemukan berhubungan dengan persoalan, ide tentang sistem religi, ide tentang hidup manusia, ide tentang hubungan antarmanusia, ide tentang pandangan manusia terhadap alam semesta, dan ide tentang karya manusia. Ide sebagai wujud budaya Tionghoa tentang sistem religi yang terpresentasi dalam novel Kancing yang Terlepas muncul dalam dua bentuk ide. Ide yang berisi gagasan yang berhubungan dengan sistem kepercayaan, yaitu percaya pada makhluk gaib dan ide berupa gagasan yang berisi tata cara, peraturan ritual tahun baru Imlek dan upacara kematian. Ide tentang pandangan 331

3 -Konferensi Nasional Bahasa dan Sastra IIIhidup manusia, dinyatakan dalam beragam cara oleh pengarang, baik lewat narasi maupun dialog para tokohnya. Pandangan hidup manusia dalam etnis Tionghoa mengenal keseimbangan antara kebaikan dan keburukan. Secara umum, hubungan antarmanusia dalam masyarakat Pecinan memiliki konsep yang sama dengan masyarakat pada umumnya. Mereka menghargai orang yang mau berbaur dengan masyarakat dan mengucilkan orang yang menutup diri. Hal ini tampak jelas dari cara warga memperlakukan Tek Siang dengan pernah hormat karena Tek Siang pandai bergaul dengan masyarakat. Sebaliknya, masyarakat menganggap lalu kematian putra Tan Kong Gie karena mendiang dinilai jarang mau berbaur dengan masyarakat. Konsep tentang hubungan manusia dengan alam semesta tampak pada anggapan Boenga Lily mengenai kedatangan binatang kelelawar. Orang Tionghoa memiliki konsep bahwa semua binatang masing-masing memiliki makna. Pemaknaan setiap binatang nampak pada konsep shio. Sejak zaman purba bangsa Tionghoa menghitung jarak waktu dengan kesatuan yang terdiri atas 60 tahun. Tiap kesatuan itu terdiri dari 5 kali 12 tahun. Kedua belas tahun ini dilambangkan masing-masing dengan seekor binatang (Lan, 2013: 273). Mengenai ide tentang karya manusia, pandangan para pemain orkes Cina, kegiatan berkesenian merupakan sebuah ritual rasa syukur mereka. Sedangkan tokoh Boenga Lily beranggapan karya manusia sebagai sarana untuk mencari na kah hidup dan juga untuk mencapai kehormatan dalam masyarakat. 2. Kompleksitas Aktivitas dalam Novel Kancing yang Terlepas Karya Handry TM Wujud kedua dari kebudayaan adalah kompleksitas aktivitas sebagai wujud budaya etnis Tionghoa yang terpresentasi dalam novel Kancing yang Terlepas karya Handry TM. Aktivitas yang dimaksud, meliputi aktivitas yang berhubungan dengan sistem religi, aktivitas yang berhubungan dengan kekerabatan, aktivitas yang berhubungan dengan kesenian, aktivitas yang berhubungan dengan sistem mata pencaharian hidup, dan aktivitas yang berhubungan dengan politik. Temuan aktivitas sebagai wujud budaya yang berkenaan dengan sistem religi dalam novel Kancing yang Terlepas tampak pada bentuk kegiatan perayaan tahun baru Imlek, masa perkabungan, dan pemujaan leluhur. Beberapa sebutan kekerabatan dalam novel Kancing yang Terlepas adalah panggilan cik dan koh atau engko. Kedua panggilan tersebut tidak hanya ditujukan untuk kerabat yang masih memiliki pertalian darah. Hal tersebut tampak pada novel Kancing yang Terlepas ketika Giok Hong memanggil Lena Teng dengan sebutan cik. Dalam bahasa Tionghoa, cik merupakan nama untuk kakak perempuan. Dalam perkembangannya, panggilan cik tidak hanya ditujukan untuk kakak perempuan kandung, namun juga untuk perempuan yang berusia lebih tua atau memiliki kedudukan tinggi. Sedangkan panggilan koh atau engko dalam bahasa Tionghoa berarti kakak laki-laki. Tetapi orang Tionghoa menyebutkan orang lain dengan sebutan engko. Panggilan ini menunjukkan bahwa orang yang diajaknya bicara berumur lebih tua dan merupakan sikap penghormatan akan orang yang diajak bicara. Aktivitas yang berhubungan dengan kesenian dalam novel Kancing yang Terlepas terdapat aktivitas kesenian sebagai salah satu wujud budaya Tionghoa. Aktivitas yang dimaksud berupa aktivitas menonton dan mempertunjukkan kesenian musik Orkes Cina. Temuan yang diperoleh dalam novel Kancing yang Terlepas karya Handry TM diketahui terdapat aktivitas yang berhubungan dengan sistem mata pencaharian hidup. Tergambar aktivitas masyarakat Tionghoa dalam mata pencaharian yang dominan adalah perdagangan. Aktivitas politik antara lain berupa, aktivitas politik aktif, upaya pemerolehan dukungan politik, dan akibat pergeseran politik Indonesia bagi masyarakat etnis Tionghoa. Novel Kancing yang Terlepas berlatar tempat di kawasan Pecinan Semarang pada tahun 1960-an. Dalam 332

4 -Konferensi Nasional Bahasa dan Sastra IIIsejarah perkembangan masyarakat Tionghoa di Indonesia, pada tahun 1960 terdapat program pribumisasi pemerintah (Perpu no.10). Program tersebut berisi tentang mengebiri hak-hak warga Indonesia keturunan Cina (Lie, 2000: 4). 3. Kompleksitas Hasil Budaya dalam Novel Kancing yang Terlepas Karya Handry TM Kompleksitas hasil budaya dalam makalah ini memilah lima unsur kebudayaan dalam novel Kancing yang Terlepas. Adapun pemilahan hasil budaya tersebut yaitu, hasil budaya berbentuk sistem religi, hasil budaya berbentuk bahasa, hasil budaya berbentuk sistem pengetahuan, hasil budaya berbentuk teknologi, dan hasil budaya berbentuk kesenian. Adapun rincian lengkap mengenai masing-masing bentuk kompleksitas hasil budaya tersebut dapat diamati dalam paparan berikut ini. Kajian kompleksitas hasil budaya menganalisis adanya hasil budaya berupa benda atau sarana dalam bidang religi. Benda-benda tersebut merupakan benda yang dijadikan pelengkap dalam ritual keagamaan etnis Tionghoa. Dalam novel Kancing yang Terlepas terdapat benda hasil budaya berupa patung Dewa Dapur, hio atau dupa, tempat sesaji, kertas merah untuk doa, lampion, dan peti mati. Wujud bahasa lisan dipresentasikan dalam bentuk tuturan antartokoh. Dalam kehidupan sehari-hari, orang Tionghoa di kawasan Pecinan Gang Pinggir menggunakan bahasa utama yaitu bahasa Indonesia. Namun, ada kalanya terdapat campur kode bahasa Jawa dan bahasa Tionghoa dalam dialog mereka. Hasil budaya berbentuk bahasa tulis berupa tulisan huruf Cina. Dalam novel Kancing yang Terlepas, wujud bahasa tulis disebutkan saat tokoh Ing Wen menerima kertas berisi doa berupa tulisan Tionghoa dari A Bing. Sedangkan bahasa Tionghoa yang bertuliskan huruf latin terdapat pada papan rumah Tek Siang yang bertulisan Fan Mang De Shui Xin. Tulisan tersebut dalam bahasa Indonesia memiliki arti Gemericik Air yang Mengalir dari Hati. Sistem pengetahuan dalam novel Kancing yang Terlepas, masyarakat Tionghoa mengaplikasikan pemanfaatan pengetahuan tersebut dalam bentuk makanan olahan yaitu berupa ronde, onde-onde, kue keranjang, ca babi, mi bebek peking, produk olahan biokimia berupa arak dan sabun mandi RRT, obat-obatan berupa minyak adas dan racun semut Tiongkok. Teknologi sebagai hasil budaya yang dikaji dalam novel Kancing yang Terlepas terbatas pada bentuk teknologi yang dihasilkan oleh masyarakat Tionghoa. Secara umum, hasil budaya berbentuk teknologi yang terdapat dalam novel Kancing yang Terlepas sudah dipengaruhi oleh kebudayaan asing. Akulturasi membuat warga Tionghoa tidak menutup diri atas perubahan sosial. Salah satunya dengan penggunaan hasil budaya Eropa, yakni sepeda motor dan mobil. Di sisi lain teknologi adopsi budaya asing di luar budaya asal Cina adalah penggunaan radio dan alat pemutar piringan hitam (gramofon). Kompleksitas hasil budaya berupa alat dan bentuk kesenian terdapat dalam kajian novel Kancing yang Terlepas karya Handry TM. Hasil budaya berbentuk kesenian antara lain berupa alat-alat musik, sastra, wayang, dan kerajian tangan. 4. Nilai Pendidikan Karakter dalam Novel Kancing yang Terlepas Karya Handry TM Berikut uraian temuan data yang mempresentasikan nilai-nilai pendidikan karakter. Dalam novel Kancing yang Terlepas pendidikan karakter disiplin terdapat pada tokoh Giok Hong dan Boenga Lily. Kedua tokoh tersebut selalu menjaga pola makan agar pita suara mereka senantiasa terdengar indah dan merdu. Nilai pendidikan karakter kerja keras dalam novel Kancing yang Terlepas ini dapat diambil dari tokoh Tek Siang, Boenga Lily, dan para pedagang di pasar tumpah. Kerja keras sudah menjadi bagian dari hidup para pedagang di pasar tumpah. 333

5 -Konferensi Nasional Bahasa dan Sastra III- Para pedagang tidak pernah mengeluh tentang cuaca panas atau hujan. Pendidikan karakter kreatif dalam novel Kancing yang Terlepas ditunjukkan oleh tokoh Tek Siang. Tek Siang mampu mengungkapkan pandangan hidup dan rasa kagumnya pada seorang tokoh politik dalam lirik-lirik lagu yang diciptakannya. Pendidikan karakter rasa ingin tahu terdapat pada tokoh Tek Siang dalam menghadapi situasi politik Indonesia pada tahun 1960-an. Karena memiliki rasa ingin tahu mengenai perkembangan politik Indonesia, Tek Siang berupaya mencari informasi dengan bertanya pada teman-teman juga melalui radio gelap luar negeri. Pendidikan karakter bersahabat dalam novel Kancing yang Terlepas ditunjukkan oleh tokoh Boenga Lily. Secara eksplisit terlihat Boenga Lily tidak segan menjalin pertemanan dengan orang yang baru ditemuinya, yaitu Timoer Laoet. Cinta damai dalam novel Kancing yang Terlepas diperlihatkan melalui karakter tokoh yang mengutamakan perdamaian, yaitu Tan Kong Gie. Tan Kong Gie tidak mau terjadi keributan atau perselisihan karena dirinya. Tokoh yang digambarkan memiliki karakter gemar membaca ialah Timoer Laoet. Meskipun pekerjaannya adalah seorang pemain rebab, Timoer Laoet memiliki pengetahuan tentang ilmu ilsafat yang tinggi. Nilai pendidikan karakter peduli sosial dalam novel Kancing yang Terlepas dapat diambil dari perilaku tokoh Tan Kong Gie. Mengetahui Tek Siang sakit-sakitan, setiap sore Tan Kong Gie memberikan bubur secara gratis untuk Tek Siang. 5. Relevansi Novel Kancing yang Terlepas Karya Handry TM dengan Pembelajaran Sastra di SMA Novel Kancing yang Terlepas karya Handry TM jika dikaitkan dengan pembelajaran bahasa Indonesia kelas kelas XI Sekolah Menengah Atas (SMA) semester I dengan standar kompetensi (SK) memahami berbagai hikayat, novel Indonesia/novel terjemahan dengan kompetensi dasar (KD) antara lain: (a) menemukan unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik hikayat, (b) menganalisis unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik novel Indonesia/terjemahan, juga pada kelas XII Sekolah Menengah Atas (SMA) semester I dengan standar kompetensi (SK) memahami pembacaan novel dengan kompetensi dasar (KD) antara lain: (a) menanggapi pembacaan penggalan novel dari segi vokal, intonasi, dan penghayatan, (b) menjelaskan unsur intrinsik dari pembacaan novel. Berkaitan dengan hal tersebut novel Kancing yang Terlepas dapat dijadikan bahan ajar dalam pembelajaran sastra di SMA. Nilai-nilai pendidikan karakter yang terkandung di dalam novel relevan dengan pembelajaran sastra di SMA. Selain itu, nilai-nilai kebudayaan yang ada di dalam novel dapat dijadikan tambahan kajian dalam kelas XI dan XII jurusan bahasa di SMA. Penutup Kompleksitas ide novel Kancing yang Terlepas karya Handry TM meliputi, ide tentang sistem religi, hidup manusia, hubungan antarmanusia, pandangan manusia terhadap alam semesta, dan karya manusia. Kompleksitas aktivitas tokoh antara lain yang berhubungan dengan sistem religi, kekerabatan, kesenian, sistem mata pencaharian hidup, dan politik. Kompleksitas hasil budaya dibagi dalam beberapa jenis, yakni berbentuk sistem religi, bahasa, sistem pengetahuan, teknologi, dan kesenian. Novel Kancing yang Terlepas karya Handry TM dapat dijadikan sebagai bahan ajar dalam pembelajaran sastra di SMA kelas XI dan XII karena novel tersebut mengandung nilainilai pendidikan karakter toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, rasa ingin tahu, bersahabat/ komunikatif, cinta damai, gemar membaca, dan peduli sosial. Berdasarkan penelitian ini diharapkan siswa hendaknya memanfaatkan novel Kancing yang Terlepas untuk menambah wawasan mengenai kebudayaan etnis Tionghoa yang ada di Indonesia, guru dapat memanfaatkan novel Kancing yang Terlepas sebagai bahan pembelajaran sastra di SMA, dan pembaca sebaiknya dapat mengambil nilai-nilai positif dan meninggalkan unsur-unsur negatif yang terdapat dalam novel Kancing yang Terlepas. 334

6 Daftar Pustaka -Konferensi Nasional Bahasa dan Sastra III- Allen, Pamela Sastra Diasporik?: Suara-Suara Tionghoa Baru di Indonesia. Jurnal Antropologi Indonesia ke-3 Universitas Udayana. Dubhghaill, Sean O Reduction and Representation: the Function(s) of Understanding and Comparison in, and between, Anthropology and Literature. The International Journal of Comparative Research in Anthropology and Sociology. Vol.3 (2). Endraswara, S Metodologi Penelitian Antropologi Sastra. Yogyakarta: Penerbit Ombak. Koentjaraningrat Budaya, Mentalitas, dan Pembangunan. Jakarta: PT. Gramedia. Lan, Joe Nio Peradaban Tionghoa Selayang Pandang. Jakarta: KPG (Kepustakaan Populer Gramedia). Nurgiyantoro, Burhan Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Ratna, Nyoman Kutha Antropologi Sastra, Peranan Unsur-unsur Kebudayaan dalam Proses Kreatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Stanescu, Angela Chinese Culture in the Novels of Timothy Mo. International Journal the Novel as A Vehicle of Cultural Anthropology. Suryadinata, Leo Etnis Tionghoa dan Nasionalisme Indonesia. Jakarta: Penerbit Buku Kompas. Suyitno dan Nugraha, Dipa Canonization of Four Indonesian Contemporary Novels Written in the 21 st Century: Questioning Public Recognition and Acceptance Towards The Ideas of Feminism. Journal of Language and Literature, Vol 5 (1). TM, Handry Kancing yang Terlepas. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. 335

BAB 5 SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

BAB 5 SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI 242 BAB 5 SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI 5.1 Simpulan Berdasarkan rumusan dan hasil pembahasan yang telah dilakukan terhadap persoalan representasi perempuan Tionghoa dalam novel Kancing yang Terlepas

Lebih terperinci

KARYA ARSWENDO ATMOWILOTO

KARYA ARSWENDO ATMOWILOTO NOVEL CANTING KARYA ARSWENDO ATMOWILOTO KAJIAN ANTROPOLOGI SASTRA, NILAI KARAKTER, DAN RELEVANSINYA SEBAGAI MATERI PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH ATAS SKRIPSI Oleh: M. TRI ATMOJO K1211035 FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

KARYA ARSWENDO ATMOWILOTO KAJIAN ANTROPOLOGI SASTRA, NILAI KARAKTER, DAN RELEVANSINYA SEBAGAI MATERI PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH ATAS

KARYA ARSWENDO ATMOWILOTO KAJIAN ANTROPOLOGI SASTRA, NILAI KARAKTER, DAN RELEVANSINYA SEBAGAI MATERI PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NOVEL CANTING KARYA ARSWENDO ATMOWILOTO KAJIAN ANTROPOLOGI SASTRA, NILAI KARAKTER, DAN RELEVANSINYA SEBAGAI MATERI PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH ATAS SKRIPSI Oleh: M. TRI ATMOJO K1211035 FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

WUJUD BUDAYA DAN NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM CERITA RAKYAT KABUPATEN BANYUWANGI SERTA RELEVANSINYA DENGAN

WUJUD BUDAYA DAN NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM CERITA RAKYAT KABUPATEN BANYUWANGI SERTA RELEVANSINYA DENGAN WUJUD BUDAYA DAN NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM CERITA RAKYAT KABUPATEN BANYUWANGI SERTA RELEVANSINYA DENGAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH DASAR (KAJIAN ANTROPOLOGI SASTRA) TESIS Disusun Untuk

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI SOSIOLOGI SASTRA DALAM NOVEL ORANG-ORANG PROYEK KARYA AHMAD TOHARI SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII

ANALISIS NILAI SOSIOLOGI SASTRA DALAM NOVEL ORANG-ORANG PROYEK KARYA AHMAD TOHARI SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII ANALISIS NILAI SOSIOLOGI SASTRA DALAM NOVEL ORANG-ORANG PROYEK KARYA AHMAD TOHARI SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS XII Oleh: Alif Nurcahyo Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL JILBAB PUTIH KEKASIH KARYA K. USMAN DAN SARAN IMPLEMENTASINYA DALAM PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA SKRIPSI

NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL JILBAB PUTIH KEKASIH KARYA K. USMAN DAN SARAN IMPLEMENTASINYA DALAM PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA SKRIPSI 28 NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL JILBAB PUTIH KEKASIH KARYA K. USMAN DAN SARAN IMPLEMENTASINYA DALAM PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan wujud dari pengabdian perasaan dan pikiran pengarang yang muncul ketika ia berhubungan dengan lingkungan sekitar. Sastra dianggap sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sastra menurut Wellek dan Warren adalah suatu kegiatan kreatif sebuah karya seni (2013: 3). Hal tersebut dikuatkan dengan pendapat Semi bahwa sastra adalah suatu bentuk

Lebih terperinci

ASPEK SOSIOLOGI SASTRA DALAM NOVEL SEPENGGAL BULAN UNTUKMU KARYA ZHAENAL FANANI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

ASPEK SOSIOLOGI SASTRA DALAM NOVEL SEPENGGAL BULAN UNTUKMU KARYA ZHAENAL FANANI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA ASPEK SOSIOLOGI SASTRA DALAM NOVEL SEPENGGAL BULAN UNTUKMU KARYA ZHAENAL FANANI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Kukuh Iman Ujianto Program Studi Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan pengalaman dan pengamatannya terhadap kehidupan. Kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan pengalaman dan pengamatannya terhadap kehidupan. Kehidupan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan pengungkapan realitas kehidupan masyarakat secara imajiner. Dalam hal ini, pengarang mengemukakan realitas dalam karyanya berdasarkan

Lebih terperinci

KAJIAN ASPEK-ASPEK SOSIOLOGI PADA NOVEL KIDUNG SHALAWAT ZAKI & ZULFA KARYA TAUFIQURRAHMAN AL-AZIZY DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA

KAJIAN ASPEK-ASPEK SOSIOLOGI PADA NOVEL KIDUNG SHALAWAT ZAKI & ZULFA KARYA TAUFIQURRAHMAN AL-AZIZY DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA KAJIAN ASPEK-ASPEK SOSIOLOGI PADA NOVEL KIDUNG SHALAWAT ZAKI & ZULFA KARYA TAUFIQURRAHMAN AL-AZIZY DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA Oleh: Yesica Silvi Anastasia Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

ASPEK SOSIAL DALAM NOVEL MENJADI DJO KARYA DYAH RINNI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA

ASPEK SOSIAL DALAM NOVEL MENJADI DJO KARYA DYAH RINNI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA ASPEK SOSIAL DALAM NOVEL MENJADI DJO KARYA DYAH RINNI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA Oleh: Bayu Putro Program Studi PendidikanBahasa Dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra merupakan suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya, dengan medium bahasa. Sebagai

Lebih terperinci

ASPEK SOSIOLOGI SASTRA NOVEL 99 HARI DI PRANCIS KARYA WIWID PRASETIYO DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI KELAS XI SMA

ASPEK SOSIOLOGI SASTRA NOVEL 99 HARI DI PRANCIS KARYA WIWID PRASETIYO DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI KELAS XI SMA ASPEK SOSIOLOGI SASTRA NOVEL 99 HARI DI PRANCIS KARYA WIWID PRASETIYO DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI KELAS XI SMA Oleh: Evi Tri Purwanti Program Studi Pendidikan Bahasa dan SastraIndonesia Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan sebuah cerita fiksi atau rekaan yang dihasilkan lewat proses kreatif dan imajinasi pengarang. Tetapi, dalam proses kreatif penciptaan

Lebih terperinci

NILAI EDUKATIF NOVEL DAUN YANG JATUH TAK PERNAH MEMBENCI ANGINKARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA

NILAI EDUKATIF NOVEL DAUN YANG JATUH TAK PERNAH MEMBENCI ANGINKARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA NILAI EDUKATIF NOVEL DAUN YANG JATUH TAK PERNAH MEMBENCI ANGINKARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA Oleh: Gita Ayu Andriana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia andriana@gmail.com AbstrakPenelitian

Lebih terperinci

NILAI MORAL TOKOH UTAMA DALAM NOVEL PADA SEBUAH KAPAL KARYA NH. DINI E-JURNAL ILMIAH

NILAI MORAL TOKOH UTAMA DALAM NOVEL PADA SEBUAH KAPAL KARYA NH. DINI E-JURNAL ILMIAH E-JURNAL ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (STRATA 1) TRI WIDOLA NIM. 09080075 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN SASTRA YANG KONTEKSTUAL DENGAN MENGADOPSI CERITA RAKYAT AIR TERJUN SEDUDO DI KABUPATEN NGANJUK

PEMBELAJARAN SASTRA YANG KONTEKSTUAL DENGAN MENGADOPSI CERITA RAKYAT AIR TERJUN SEDUDO DI KABUPATEN NGANJUK PEMBELAJARAN SASTRA YANG KONTEKSTUAL DENGAN MENGADOPSI CERITA RAKYAT AIR TERJUN SEDUDO DI KABUPATEN NGANJUK Ermi Adriani Meikayanti 1) 1) Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni, IKIP PGRI Madiun Email: 1)

Lebih terperinci

METODE PEMBELAJARAN BAHASA SASTRA Prosedur dan Kultur. Meyridah SMAN Tambang Ulang, Tanah Laut

METODE PEMBELAJARAN BAHASA SASTRA Prosedur dan Kultur. Meyridah SMAN Tambang Ulang, Tanah Laut METODE PEMBELAJARAN BAHASA SASTRA Prosedur dan Kultur Meyridah SMAN Tambang Ulang, Tanah Laut merydah76@gmail.com ABSTRAK Tulisan ini bertujuan memberikan kontribusi pemikiran terhadap implementasi pembelajaran

Lebih terperinci

NILAI-NILAI MORAL DALAM NOVEL KEMI CINTA KEBEBASAN YANG TERSESAT KARYA ADIAN HUSAINI ARTIKEL ILMIAH DELVI SEPTIANI NPM

NILAI-NILAI MORAL DALAM NOVEL KEMI CINTA KEBEBASAN YANG TERSESAT KARYA ADIAN HUSAINI ARTIKEL ILMIAH DELVI SEPTIANI NPM NILAI-NILAI MORAL DALAM NOVEL KEMI CINTA KEBEBASAN YANG TERSESAT KARYA ADIAN HUSAINI ARTIKEL ILMIAH DELVI SEPTIANI NPM 10080100 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI PERGURUAN

Lebih terperinci

KEBUDAYAAN BUGIS DALAM NOVEL CALABAI PEREMPUAN DALAM TUBUH LELAKI KARYA PEPI AL-BAYQUNIE ABSTRACT

KEBUDAYAAN BUGIS DALAM NOVEL CALABAI PEREMPUAN DALAM TUBUH LELAKI KARYA PEPI AL-BAYQUNIE ABSTRACT KEBUDAYAAN BUGIS DALAM NOVEL CALABAI PEREMPUAN DALAM TUBUH LELAKI KARYA PEPI AL-BAYQUNIE Yudi Zulhendra 1, Wahyudi Rahmat 2, Aruna Laila 2 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

TESIS Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia

TESIS Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia KAJIAN ANTROPOLOGI SASTRA DAN NILAI TOLERANSI DALAM NOVEL AYAT-AYAT CINTA 2 KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY SERTA RELEVANSINYA DENGAN MATERI PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA TESIS Disusun untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU ILMU PENGETAHUAN ALAM KELAS III SEKOLAH DASAR TERBITAN PUSAT PERBUKUAN TAHUN 2008

ANALISIS NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU ILMU PENGETAHUAN ALAM KELAS III SEKOLAH DASAR TERBITAN PUSAT PERBUKUAN TAHUN 2008 ANALISIS NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BUKU ILMU PENGETAHUAN ALAM KELAS III SEKOLAH DASAR TERBITAN PUSAT PERBUKUAN TAHUN 2008 Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata

Lebih terperinci

CITRA FISIK DAN NONFISIK TOKOH KENANGA DALAM NOVEL KENANGA KARYA OKA RUSMINI SERTA RELEVANSINYA DENGAN PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA

CITRA FISIK DAN NONFISIK TOKOH KENANGA DALAM NOVEL KENANGA KARYA OKA RUSMINI SERTA RELEVANSINYA DENGAN PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA CITRA FISIK DAN NONFISIK TOKOH KENANGA DALAM NOVEL KENANGA KARYA OKA RUSMINI SERTA RELEVANSINYA DENGAN PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA Agus Setiawan; Saptiana Sulastri Mahasiswa S-2 Pendidikan Bahasa Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena. kehidupan dalam lingkungan sosialnya (Al- Ma ruf 2009: 1).

BAB I PENDAHULUAN. kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena. kehidupan dalam lingkungan sosialnya (Al- Ma ruf 2009: 1). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena kehidupan dalam lingkungan sosialnya (Al- Ma ruf

Lebih terperinci

NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL SENGSARA MEMBAWA NIKMAT KARYA TULIS SUTAN SATI. Rahmat Elvian ¹, Hj. Syofiani 2, Romi Isnanda 2

NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL SENGSARA MEMBAWA NIKMAT KARYA TULIS SUTAN SATI. Rahmat Elvian ¹, Hj. Syofiani 2, Romi Isnanda 2 NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL SENGSARA MEMBAWA NIKMAT KARYA TULIS SUTAN SATI Rahmat Elvian ¹, Hj. Syofiani, Romi Isnanda Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Dosen Program

Lebih terperinci

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA TESIS

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA TESIS KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA DAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER PADA NOVEL PASUNG JIWA KARYA OKKY MADASARI SERTA RELEVANSINYA DENGAN PEMBELAJARAN SASTRA INDONESIA DI PERGURUAN TINGGI TESIS Disusun untuk memenuhi

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan analisis data pada Bab IV, dapat disimpulkan bahwa Berdasarkan tokoh-tokoh pada novel tersebut, dapat ditemukan beberapa nilai pendidikan karakter

Lebih terperinci

NILAI-NILAI MORAL DALAM NOVEL MENEBUS IMPIAN KARYA ABIDAH EL KHALIEQY DAN RELEVANSINYA DENGAN PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA

NILAI-NILAI MORAL DALAM NOVEL MENEBUS IMPIAN KARYA ABIDAH EL KHALIEQY DAN RELEVANSINYA DENGAN PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA NILAI-NILAI MORAL DALAM NOVEL MENEBUS IMPIAN KARYA ABIDAH EL KHALIEQY DAN RELEVANSINYA DENGAN PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA Diajukan untuk memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun

Lebih terperinci

TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA TOKOH UTAMA NOVEL HANIF: ZIKIR DAN PIKIR KARYA REZA NUFA DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XII SMA

TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA TOKOH UTAMA NOVEL HANIF: ZIKIR DAN PIKIR KARYA REZA NUFA DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XII SMA TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA TOKOH UTAMA NOVEL HANIF: ZIKIR DAN PIKIR KARYA REZA NUFA DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XII SMA Oleh: Dewi Pujawati Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti baik dan sastra (dari bahasa Sansekerta) berarti tulisan atau karangan. Dari pengertian

Lebih terperinci

NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL DAUN YANG JATUH TAK PERNAH MEMBENCI ANGIN KARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL DAUN YANG JATUH TAK PERNAH MEMBENCI ANGIN KARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL DAUN YANG JATUH TAK PERNAH MEMBENCI ANGIN KARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Umi Fatonah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan permasalahan yang ada pada manusia dan lingkungannya, Sastra merupakan. lukisan ataupun karya lingkungan binaan/arsitektur.

BAB I PENDAHULUAN. dan permasalahan yang ada pada manusia dan lingkungannya, Sastra merupakan. lukisan ataupun karya lingkungan binaan/arsitektur. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra sebagai hasil karya seni kreasi manusia tidak akan pernah lepas dari bahasa yang merupakan media utama dalam karya sastra. Sastra dan manusia sangat erat kaitannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra tidak lahir dalam kekosongan budaya (Teew, 1991:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra tidak lahir dalam kekosongan budaya (Teew, 1991: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra tidak lahir dalam kekosongan budaya (Teew, 1991: 11) seperti halnya budaya, sejarah dan kebudayaan sastra yang merupakan bagian dari ilmu humaniora.

Lebih terperinci

PENYIMPANGAN NILAI MORAL TOKOH UTAMA DALAM NOVEL BULAN SUSUT KARYA ISMET FANANY E JURNAL ILMIAH

PENYIMPANGAN NILAI MORAL TOKOH UTAMA DALAM NOVEL BULAN SUSUT KARYA ISMET FANANY E JURNAL ILMIAH PENYIMPANGAN NILAI MORAL TOKOH UTAMA DALAM NOVEL BULAN SUSUT KARYA ISMET FANANY E JURNAL ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (STRATA 1) ERIK ESTRADA NPM.09080045

Lebih terperinci

ANALISIS MORAL TOKOH UTAMA NOVEL PADANG BULAN KARYA ANDREA HIRATA ARTIKEL ILMIAH

ANALISIS MORAL TOKOH UTAMA NOVEL PADANG BULAN KARYA ANDREA HIRATA ARTIKEL ILMIAH ANALISIS MORAL TOKOH UTAMA NOVEL PADANG BULAN KARYA ANDREA HIRATA ARTIKEL ILMIAH AFDAL RIFNANDA NPM 10080248 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA TOKOH UTAMA NOVEL MERENGKUH CITA MERAJUT ASA KARYA ARIF YS DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA TOKOH UTAMA NOVEL MERENGKUH CITA MERAJUT ASA KARYA ARIF YS DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA TOKOH UTAMA NOVEL MERENGKUH CITA MERAJUT ASA KARYA ARIF YS DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Novi Asriyani Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Lebih terperinci

Oleh: Tri Wahyuningsih Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Oleh: Tri Wahyuningsih Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia NILAI-NILAI RELIGIUS DALAM NOVEL SURAT DAHLAN KARYA KHRISNA PABICHARA DAN RELEVANSINYA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN DI SMA Oleh: Tri Wahyuningsih Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Ntriwahyu87@gmail.com

Lebih terperinci

commit to user BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

commit to user BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra merupakan salah satu perwujudan dari seni dengan menggunakan lisan maupun tulisan sebagai medianya. Keberadaan sastra, baik sastra tulis maupun bentuk

Lebih terperinci

59. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR ANTROPOLOGI SMA/MA

59. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR ANTROPOLOGI SMA/MA 59. KOMPETENSI INTI DAN ANTROPOLOGI SMA/MA KELAS: X Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) kompetensi sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi

Lebih terperinci

KAJIAN SOSIOLOGI SASTRA NOVEL MEMANG JODOH KARYA MARAH RUSLI DAN PEMBELAJARANNYA DI SMA

KAJIAN SOSIOLOGI SASTRA NOVEL MEMANG JODOH KARYA MARAH RUSLI DAN PEMBELAJARANNYA DI SMA KAJIAN SOSIOLOGI SASTRA NOVEL MEMANG JODOH KARYA MARAH RUSLI DAN PEMBELAJARANNYA DI SMA Oleh: Putut Hasanudin Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo pututhasanudin@yahoo.com

Lebih terperinci

ANALISIS WATAK TOKOH UTAMA NOVEL PERAHU KERTAS KARYA DEWI LESTARI. Oleh. 1) Mahasiswa STKIP PGRI Sumatera Barat

ANALISIS WATAK TOKOH UTAMA NOVEL PERAHU KERTAS KARYA DEWI LESTARI. Oleh. 1) Mahasiswa STKIP PGRI Sumatera Barat ANALISIS WATAK TOKOH UTAMA NOVEL PERAHU KERTAS KARYA DEWI LESTARI Oleh,, 1) Mahasiswa STKIP PGRI Sumatera Barat 2) 3)Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan ungkapan kehidupan manusia yang memiliki nilai dan disajikan melalui bahasa yang menarik. Karya sastra bersifat imajinatif dan kreatif

Lebih terperinci

MASYARAKAT DAN KESADARAN BUDAYA. Oleh: Resti Nur Laila, Atika Widayanti, Krissanto Kurniawan

MASYARAKAT DAN KESADARAN BUDAYA. Oleh: Resti Nur Laila, Atika Widayanti, Krissanto Kurniawan MASYARAKAT DAN KESADARAN BUDAYA Oleh: Resti Nur Laila, Atika Widayanti, Krissanto Kurniawan Budaya merupakan suatu hal yang dihasilkan masyarakat dari kebiasaan-kebiasaan yang akhirnya mengkristal atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena kehidupan dalam lingkungan sosialnya. Fenomena

Lebih terperinci

-Konferensi Nasional Bahasa dan Sastra III-

-Konferensi Nasional Bahasa dan Sastra III- -Konferensi Nasional Bahasa dan Sastra III- PERBANDINGAN PENGGAMBARAN KARAKTER TOKOH PEREMPUAN PADA NOVEL SITTI NURBAYA KARYA MARAH RUSLI DAN ASSALAMUALAIKUM BEIJING KARYA ASMA NADIA BERDASARKAN PERIODE

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari banyak karya sastra yang muncul, baik berupa novel, puisi, cerpen, dan

BAB I PENDAHULUAN. dari banyak karya sastra yang muncul, baik berupa novel, puisi, cerpen, dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan karya sastra di Indonesia saat ini cukup pesat. Terbukti dari banyak karya sastra yang muncul, baik berupa novel, puisi, cerpen, dan drama. Hasil

Lebih terperinci

TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA NOVEL ELANG DAN BIDADARI KARYA PUPUT SEKAR DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI SMA

TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA NOVEL ELANG DAN BIDADARI KARYA PUPUT SEKAR DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI SMA TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA NOVEL ELANG DAN BIDADARI KARYA PUPUT SEKAR DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI SMA Oleh: Wahyuningsih Progam Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

NILAI MORAL NOVEL TAHAJUD CINTA DI KOTA NEW YORK KARYA ARUMI EKOWATI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

NILAI MORAL NOVEL TAHAJUD CINTA DI KOTA NEW YORK KARYA ARUMI EKOWATI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA NILAI MORAL NOVEL TAHAJUD CINTA DI KOTA NEW YORK KARYA ARUMI EKOWATI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Tri Sugiarti Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

KETERKAITAN NILAI, JENJANG KELAS DAN INDIKATOR UNTUK SMP-SMA

KETERKAITAN NILAI, JENJANG KELAS DAN INDIKATOR UNTUK SMP-SMA KETERKAITAN NILAI, JENJANG KELAS DAN INDIKATOR UNTUK SMP-SMA NILAI INDIKATOR 7 9 10-12 Religius: Sikap dan perilaku patuh dalam melaksanakan ajaran agama dianutnya, Toleran terhadap pelaksanaan ibadah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, mengolah, dan

BAB I PENDAHULUAN. maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, mengolah, dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan ungkapan pikiran dan perasaan, baik tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, mengolah, dan mengekspresikan gagasan

Lebih terperinci

ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA NOVEL NEGERI DI UJUNG TANDUK KARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBELAJARAN DI KELAS XI SMA

ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA NOVEL NEGERI DI UJUNG TANDUK KARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBELAJARAN DI KELAS XI SMA ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA NOVEL NEGERI DI UJUNG TANDUK KARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBELAJARAN DI KELAS XI SMA Oleh: Sigit Prasetyo Nugroho Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas

Lebih terperinci

FIRMAN INDRASTOMO K

FIRMAN INDRASTOMO K KAJIAN SEMIOTIK DAN NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KUMPULAN CERPEN CATATAN ORANG GILA KARYA HAN GAGAS SERTA RELEVANSINYA SEBAGAI BAHAN AJAR CERPEN DI KELAS XI SMA SKRIPSI Oleh: FIRMAN INDRASTOMO K1211023

Lebih terperinci

PERBANDINGAN NILAI BUDAYA PADA NOVEL RONGGENG DUKUH PARUK KARYA AHMAD TOHARI DENGAN NOVEL JANGIR BALI KARYA NUR ST. ISKANDAR.

PERBANDINGAN NILAI BUDAYA PADA NOVEL RONGGENG DUKUH PARUK KARYA AHMAD TOHARI DENGAN NOVEL JANGIR BALI KARYA NUR ST. ISKANDAR. PERBANDINGAN NILAI BUDAYA PADA NOVEL RONGGENG DUKUH PARUK KARYA AHMAD TOHARI DENGAN NOVEL JANGIR BALI KARYA NUR ST. ISKANDAR. Hj. Yusida Gloriani dan Siti Maemunah Pendidikan Bahasa dan Sastra Inonesia

Lebih terperinci

NILAI-NILAI PENDIDIKAN NOVEL GURU PARA PEMIMPI KARYA HADI SURYA DAN RENCANA PEMBELAJARANNYA DI SMA

NILAI-NILAI PENDIDIKAN NOVEL GURU PARA PEMIMPI KARYA HADI SURYA DAN RENCANA PEMBELAJARANNYA DI SMA NILAI-NILAI PENDIDIKAN NOVEL GURU PARA PEMIMPI KARYA HADI SURYA DAN RENCANA PEMBELAJARANNYA DI SMA Oleh: Wahyu Kartikasari Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

NOVEL MEGAMENDUNG KEMBAR KARYA RETNI S.B. SEBAGAI BAHAN AJAR BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS : ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA

NOVEL MEGAMENDUNG KEMBAR KARYA RETNI S.B. SEBAGAI BAHAN AJAR BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS : ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA NOVEL MEGAMENDUNG KEMBAR KARYA RETNI S.B. SEBAGAI BAHAN AJAR BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS : ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA SKRIPSI Oleh: SUSMITHA LILIYANI K1213072 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari beragamnya kebudayaan yang ada di Indonesia. Menurut ilmu. antropologi, (dalam Koentjaraningrat, 2000: 180) kebudayaan adalah

BAB I PENDAHULUAN. dari beragamnya kebudayaan yang ada di Indonesia. Menurut ilmu. antropologi, (dalam Koentjaraningrat, 2000: 180) kebudayaan adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat majemuk yang memiliki keanekaragaman di segala aspek kehidupan. Keanekaragaman tersebut terlihat dari beragamnya kebudayaan

Lebih terperinci

ASPEK SOSIAL DALAM NOVEL SAVIOR KARYA ASHARA DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA PADA SISWA KELAS XI SMA

ASPEK SOSIAL DALAM NOVEL SAVIOR KARYA ASHARA DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA PADA SISWA KELAS XI SMA ASPEK SOSIAL DALAM NOVEL SAVIOR KARYA ASHARA DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA PADA SISWA KELAS XI SMA Oleh: Septi Waningsih Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

STANDAR ISI STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN. Mata Pelajaran Bahasa Daerah (Jawa) Untuk SMA/ SMK/ MA

STANDAR ISI STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN. Mata Pelajaran Bahasa Daerah (Jawa) Untuk SMA/ SMK/ MA STANDAR ISI STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN Mata Pelajaran Bahasa Daerah (Jawa) Untuk SMA/ SMK/ MA PROPINSI JAWA TIMUR BAB II STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI

Lebih terperinci

NILAI RELIGIUS DALAM NOVEL HITAM PUTIH KARYA MUSTHOFA ACHMAD DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

NILAI RELIGIUS DALAM NOVEL HITAM PUTIH KARYA MUSTHOFA ACHMAD DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA NILAI RELIGIUS DALAM NOVEL HITAM PUTIH KARYA MUSTHOFA ACHMAD DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Nadia Astikawati Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia tiika89unyiil@gmail.com

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. keduanya. Sastra tumbuh dan berkembang karena eksistensi manusia dan sastra

BAB 1 PENDAHULUAN. keduanya. Sastra tumbuh dan berkembang karena eksistensi manusia dan sastra 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra bukanlah hal yang asing bagi manusia, bahkan sastra begitu akrab karena dengan atau tanpa disadari terdapat hubungan timbal balik antara keduanya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan termasuk salah satu dasar pengembangan karakter seseorang. Karakter merupakan sifat alami jiwa manusia yang telah melekat sejak lahir (Wibowo, 2013:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat dipengaruhi oleh bahasa dan aspek-aspek lain. Oleh karena itu, bagi

BAB I PENDAHULUAN. sangat dipengaruhi oleh bahasa dan aspek-aspek lain. Oleh karena itu, bagi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan suatu karya seni yang disampaikan oleh seorang sastrawan melalui media bahasa. Keindahan dalam suatu karya sastra sangat dipengaruhi oleh bahasa

Lebih terperinci

DHA I HELIANTIKA K

DHA I HELIANTIKA K KAJIAN SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN KARAKTER PADA NOVEL BULAN TERBELAH DI LANGIT AMERIKA KARYA HANUM SALSABIELA RAIS DAN RANGGA ALMAHENDRA SERTA RELEVANSINYA SEBAGAI MATERI PEMBELAJARAN SASTRA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah karya fiksi yang berisi imajinasi seorang

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah karya fiksi yang berisi imajinasi seorang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan sebuah karya fiksi yang berisi imajinasi seorang pengarang dalam memaparkan berbagai permasalahan-permasalahan dan kejadian-kejadian dalam kehidupan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN. Kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, ialah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN. Kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, ialah BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN A. Tinjauan Pustaka 1. Definisi Kebudayaan Kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, ialah bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari

BAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari kebudayaan. Usianya sudah cukup tua. Kehadiran hampir bersamaan dengan adanya manusia. Karena ia diciptakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab pendahuluan ini akan diberikan gambaran mengenai latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab pendahuluan ini akan diberikan gambaran mengenai latar belakang 1 BAB I PENDAHULUAN Dalam bab pendahuluan ini akan diberikan gambaran mengenai latar belakang penelitian. Ruang lingkup penelitian dibatasi pada unsur intrinsik novel, khususnya latar dan objek penelitian

Lebih terperinci

REALITAS SOSIAL DALAM NOVEL PINTU KARYA FIRA BASUKI JURNAL ILMIAH

REALITAS SOSIAL DALAM NOVEL PINTU KARYA FIRA BASUKI JURNAL ILMIAH REALITAS SOSIAL DALAM NOVEL PINTU KARYA FIRA BASUKI JURNAL ILMIAH diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (Strata 1) NOFRIANTI NPM 09080021 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam keberagaman sering kali lupa terhadap nilai-nilai kebudayaan yang

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam keberagaman sering kali lupa terhadap nilai-nilai kebudayaan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam menjalani kehidupannya di masyarakat yang penuh dengan berbagai macam keberagaman sering kali lupa terhadap nilai-nilai kebudayaan yang dimilikinya.

Lebih terperinci

NILAI-NILAI EDUKASI DALAM NOVEL AKAR KARYA DEWI LESTARI: TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA DAN IMPLEMENTASINYA DALAM PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA SKRIPSI

NILAI-NILAI EDUKASI DALAM NOVEL AKAR KARYA DEWI LESTARI: TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA DAN IMPLEMENTASINYA DALAM PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA SKRIPSI NILAI-NILAI EDUKASI DALAM NOVEL AKAR KARYA DEWI LESTARI: TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA DAN IMPLEMENTASINYA DALAM PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Karya sastra merupakan hasil cipta, rasa dan karsa manusia, selain memberikan hiburan juga sarat dengan nilai, baik nilai keindahan maupun nilai- nilai ajaran

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. pembelajaran sastra berlangsung. Banyak siswa yang mengeluh apabila disuruh

1. PENDAHULUAN. pembelajaran sastra berlangsung. Banyak siswa yang mengeluh apabila disuruh 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran sastra di sekolah kini tampak semakin melesu dan kurang diminati oleh siswa. Hal ini terlihat dari respon siswa yang cenderung tidak antusias saat

Lebih terperinci

Oleh: Lisnawati Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

Oleh: Lisnawati Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA NOVEL 3 WALI 1 BIDADARI LELAKI PILIHAN ABAH KARYA TAUFIQURRAHMAN AL-AZIZY PENDEKATAN PSIKOLOGI SASTRA DAN PEMBELAJARAN DI KELAS XI SMA Oleh: Lisnawati Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS MORAL DALAM NOVEL AYAHKU (BUKAN) PEMBOHONG KARYA TERE LIYE DAN PEMBELAJARANNYA PADA KELAS XI SMA

PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS MORAL DALAM NOVEL AYAHKU (BUKAN) PEMBOHONG KARYA TERE LIYE DAN PEMBELAJARANNYA PADA KELAS XI SMA PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS MORAL DALAM NOVEL AYAHKU (BUKAN) PEMBOHONG KARYA TERE LIYE DAN PEMBELAJARANNYA PADA KELAS XI SMA E-JOURNAL Oleh Isnaniyah NIM 082110057 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dalamnya terdapat pengilustrasian, pelukisan, atau penggambaran kehidupan

I. PENDAHULUAN. dalamnya terdapat pengilustrasian, pelukisan, atau penggambaran kehidupan ` I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil ciptaan manusia melalui kesadaran yang tinggi serta dialog antara diri pengarang dengan lingkungannya. Sebuah karya sastra di dalamnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra adalah sebuah karya yang indah yang mempunyai banyak

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra adalah sebuah karya yang indah yang mempunyai banyak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra adalah sebuah karya yang indah yang mempunyai banyak makna dan banyak aspek didalamnya yang dapat kita gali. Karya sastra lahir karena ada daya

Lebih terperinci

TESIS. Oleh : Finda Mia Wulandari S

TESIS. Oleh : Finda Mia Wulandari S ETNIK MADURA DAN NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL KALOMPANG KARYA BADRUL MUNIR CHAIR SERTA RELEVANSINYA DENGAN PEMBELAJARAN SASTRA DI PERGURUAN TINGGI (Kajian Antropologi Sastra) TESIS Disusun untuk

Lebih terperinci

Indri Kusuma Wardani; Titi Setiyoningsih Program S2 PBI Universitas Sebelas Maret

Indri Kusuma Wardani; Titi Setiyoningsih Program S2 PBI Universitas Sebelas Maret SIMBOL MASKULINITAS TOKOH DAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM CERPEN AYAT KEEMPAT KARYA JONI SYAHPUTRA SERTA RELEVANSINYA DENGAN PEMBELAJARAN SASTRA DI SMP Indri Kusuma Wardani; Titi Setiyoningsih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Struktur karya sastra dibedakan menjadi dua jenis yaitu struktur dalam

BAB I PENDAHULUAN. Struktur karya sastra dibedakan menjadi dua jenis yaitu struktur dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Struktur karya sastra dibedakan menjadi dua jenis yaitu struktur dalam (intrinsik) dan luar (ekstrinsik). Pada gilirannya analisis pun tidak terlepas dari kedua

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Prosa adalah karya sastra yang berbentuk cerita yang di antaranya adalah novel.

I. PENDAHULUAN. Prosa adalah karya sastra yang berbentuk cerita yang di antaranya adalah novel. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prosa adalah karya sastra yang berbentuk cerita yang di antaranya adalah novel. Novel memiliki dua unsur, yaitu unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Unsur intrinsik

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, seseorang dengan menggunakan bahasa yang indah.

I. PENDAHULUAN. tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, seseorang dengan menggunakan bahasa yang indah. 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil imajinasi manusia yang dapat menimbulkan kesan pada diri pembaca. Karya juga merupakan ungkapan pikiran dan perasaan, baik tentang

Lebih terperinci

2015 ANANLISIS NILAI MORAL PAD A TOKOH UTAMA RED A D ALAM FILM LE GRAND VAJAGE(LGU) KARYA ISMAEL FERROUKHI

2015 ANANLISIS NILAI MORAL PAD A TOKOH UTAMA RED A D ALAM FILM LE GRAND VAJAGE(LGU) KARYA ISMAEL FERROUKHI BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Masalah Peran bahasa asing sangatlah penting dalam menunjang eksistensi para insan pendidikan di era globalisasi ini. Tidak bisa dipungkiri, agar menjadi pribadi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil karya manusia yang bersifat imajinatif. Hal tersebut sependapat dengan Nurgiyantoro (2005:2) sebagai hasil yang

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI MORAL DALAM NOVEL SEE YOU IN UZLIFATUL JANNAH KARYA FERYANTO HADI DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

ANALISIS NILAI MORAL DALAM NOVEL SEE YOU IN UZLIFATUL JANNAH KARYA FERYANTO HADI DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA ANALISIS NILAI MORAL DALAM NOVEL SEE YOU IN UZLIFATUL JANNAH KARYA FERYANTO HADI DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Rosiyani Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL SEBELAS PATRIOT KARYA ANDREA HIRATA. Oleh. Monica Edwar NPM ARTIKEL

NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL SEBELAS PATRIOT KARYA ANDREA HIRATA. Oleh. Monica Edwar NPM ARTIKEL NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL SEBELAS PATRIOT KARYA ANDREA HIRATA Oleh Monica Edwar NPM 0910013111016 ARTIKEL Ditulis untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

I.PENDAHULUAN. kebiasaan-kebiasaan tersebut adalah berupa folklor yang hidup dalam masyarakat.

I.PENDAHULUAN. kebiasaan-kebiasaan tersebut adalah berupa folklor yang hidup dalam masyarakat. I.PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah Negara kepulauan, yang memiliki berbagai macam suku bangsa yang kaya akan kebudayaan serta adat istiadat, bahasa, kepercayaan, keyakinan dan kebiasaan

Lebih terperinci

KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL

KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL 5 cm KARYA DONNY DIRGANTORO DAN RELEVANSI SEBAGAI BAHAN AJAR BAHASA INDONESIA KELAS XII SEKOLAH MENENGAH ATAS (KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA) SKRIPSI Oleh : AINUR ROFIQ

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. penelitian ini, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan, manfaat dan definisi

BAB 1 PENDAHULUAN. penelitian ini, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan, manfaat dan definisi 1 BAB 1 PENDAHULUAN Pada bab 1, peneliti akan memaparkan hal-hal yang melatarbelakangi penelitian ini, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan, manfaat dan definisi operasional. 1.1 Latar Belakang Masalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan suatu karya yang lahir dari hasil perenungan pengarang terhadap realitas yang ada di masyarakat. Karya sastra dibentuk

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI MORAL PADA NOVEL ORANG MISKIN DILARANG SEKOLAH KARYA WIWID PRASETYO DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI SMA

ANALISIS NILAI MORAL PADA NOVEL ORANG MISKIN DILARANG SEKOLAH KARYA WIWID PRASETYO DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI SMA ANALISIS NILAI MORAL PADA NOVEL ORANG MISKIN DILARANG SEKOLAH KARYA WIWID PRASETYO DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI SMA Oleh: Ahmad Zuhri Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman,

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra merupakan ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, ide, semangat, keyakinan dalam suatu bentuk gambaran konkrit yang membangkitkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan cermin dari sebuah realitas kehidupan sosial masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan cermin dari sebuah realitas kehidupan sosial masyarakat. 1. 1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Karya sastra merupakan cermin dari sebuah realitas kehidupan sosial masyarakat. Sebuah karya sastra yang baik memiiki sifat-sifat yang abadi dengan memuat kebenarankebenaran

Lebih terperinci

Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia. Oleh Ade Septriyan S

Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia. Oleh Ade Septriyan S KAJIAN SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL KOBARAN CINTAKU KARYA RATNA SARUMPAET DAN RELEVANSINYA SEBAGAI MATERI AJAR DI SMA TESIS Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang dialaminya. Hal ini sesuai dengan pendapat E. Kosasih ( 2012: 2)

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang dialaminya. Hal ini sesuai dengan pendapat E. Kosasih ( 2012: 2) 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra yang lahir di tengah-tengah masyarakat merupakan hasil imajinasi atau ungkapan jiwa sastrawan, baik tentang kehidupan, peristiwa, maupun pengalaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. referensial (Jabrohim 2001:10-11), dalam kaitannya dengan sastra pada

BAB I PENDAHULUAN. referensial (Jabrohim 2001:10-11), dalam kaitannya dengan sastra pada 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan suatu karya seni yang disampaikan oleh seorang sastrawan melalui media bahasa. Keindahan dalam suatu karya sastra sangat dipengaruhi oleh bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. batas formal namun semua itu tidak begitu subtansial. Mitos tidak jauh dengan

BAB I PENDAHULUAN. batas formal namun semua itu tidak begitu subtansial. Mitos tidak jauh dengan 1 BAB I PENDAHULUAN E. Latar Belakang Mitos adalah tipe wicara, segala sesuatu bisa menjadi mitos asalkan disajikan oleh sebuah wacana. Mitos tidak ditentukan oleh objek pesannya, namun oleh bagaimana

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI BUDAYA BABAD BANYUURIP DAN RELEVANSINYA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN SASTRA DI KELAS X SMA

ANALISIS NILAI BUDAYA BABAD BANYUURIP DAN RELEVANSINYA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN SASTRA DI KELAS X SMA ANALISIS NILAI BUDAYA BABAD BANYUURIP DAN RELEVANSINYA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN SASTRA DI KELAS X SMA Oleh: Elia Junitasari Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

KAJIAN SOSIOLOGI SASTRA TOKOH UTAMA NOVEL KUBAH DI ATAS PASIR KARYA ZHAENAL FANANI DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XII SMA

KAJIAN SOSIOLOGI SASTRA TOKOH UTAMA NOVEL KUBAH DI ATAS PASIR KARYA ZHAENAL FANANI DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XII SMA KAJIAN SOSIOLOGI SASTRA TOKOH UTAMA NOVEL KUBAH DI ATAS PASIR KARYA ZHAENAL FANANI DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XII SMA Oleh: Riris Karisma Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Lebih terperinci