Market Brief Kulit Manis di Italia/Uni Eropa

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Market Brief Kulit Manis di Italia/Uni Eropa"

Transkripsi

1 Market Brief Kulit Manis di Italia/Uni Eropa Market Brief ini memberikan informasi mengenai pola dan tren di pasar Italia dan Uni Eropa untuk produk kayu manis, memberikan saran yang konkret untuk para eksportir negara-negara berkembang (DC) tentang bagaimana menanggapi dan mengambil manfaat dari informasi yang tersedia. 1. Definisi Produk Ada dua jenis utama kayu manis yang diperdagangkan di Inggris: (1) Cinnamomum zeylanicum dan (2) Cinnamomum cassia. Jenis zeylanicum adalah rempah-rempah yang diperoleh dari kulit pohon cemara Laurel. Cinnamon zeylanicum berasal dari pohon kayu manis dan dianggap sebagai kualitas yang paling tinggi. Strukturnya halus, memiliki rasa yang lebih baik dan memiliki kadar kumarin yang rendah dibandingkan jenis cassia. Kumarin adalah senyawa kimia organik beracun. Cassia, merupakan kulit pohon cemara Cinnamomum cassia, adalah rempah-rempah yang mirip dengan kayu manis. Cassia memliki kulit yang kasar dan kurang wangi daripada kayu manis, oleh karena itu dianggap memiliki kualitas lebih rendah. Data statistik dalam dokumen ini didasarkan pada Kode Gabungan Nomenklatur (CN). Klasifikasi CN menggunakan Kode Harmonised System (HS) untuk pengklasifikasian produk, termasuk kayu manis. HS Code Deskripsi Cinnamomum zeylanicum blume, tidak dihancurkan atau tidak ditumbuk Cinnamon dan bunga kayu manis (termasuk Cinnamomum zeylanicum blume), tidak dihancurkan atau ditumbuk. Bunga pohon tidak termasuk dalam analisis lebih lanjut dari penelitian ini. Saham mereka dalam perdagangan diperkirakan tidak signifikan Kayu manis dan bunga kayu manis, dihancurkan atau ditumbuk. 2. Spesifikasi Produksi 1

2 Kualitas Produk Kualitas produk merupakan isu utama bagi pembeli di Uni Eropa, termasuk keamanan pangan. European Association Spice (ESA) telah menerbitkan Dokumen Mutu Minimum, yang ditujukan untuk asosiasi rempah-rempah nasional yang berafiliasi dengan ESA dan sebagian besar importir di Uni Eropa. Dokumen ini merincikan persyaratan-persyaratan hukum Uni Eropa untuk kayu manis yang belum terproses (termasuk bubuk kayu manis maupun kayu manis yang dirawat dengan pengurangan mikroba) serta persyaratan tambahan yang tidak ditetapkan dalam undang-undang. Lebih dari itu, dokumen ini juga memberikan informasi yang jelas mengenai persyaratan kimia dan paramater fisik yang harus dipenuhi bagi kayu manis yang masih belum terproses tersebut sebelum proses penghancuran dan penggilingan; Ash: maksimum 7 % Asam larut Ash: maksimum 2 % Moisture: maksimum 14 % Volatile oil: minimal 0,7-0,1 % (tergantung pada spesies botani) Kayu manis harus dinilai sesuai dengan standar nasional yang relevan dari negara produksi. Selain itu, standar ISO (cassia) dan (Cinnamomum zeylanicum) memberikan pedoman umum bagaimana proses penggilingan, penanganan dan pengepakan kayu manis. Perlu diketahui bahwa pembeli, terutama di Eropa Barat (Inggris, Belanda, Jerman dan Denmark) yang memasok pengecer besar dan/atau prosesor, memiliki standar kualitas yang lebih tinggi (lihat di bawah bagian 'persyaratan Non-legislatif'). Memperhatikan kualitas produk adalah cara yang tepat untuk memberi nilai tambah dan membuka pasar, dan harus dieksplorasi sebelum memperhatikan nilai-nilai yang lain. Hal ini juga penting untuk disadari bahwa persyaratan di setiap negara akan berbeda, segmen dan bahkan per pembeli. Oleh karena itu, tanyalah para pembeli mengenai persyaratan kualitas mereka. Kualitas ditentukan oleh kandungan minyak atsiri. Ada nilai kualitas yang berbeda tergantung pada jenis produk. Misalnya, duri cassia Indonesia datang dalam tiga kelas utama: KA : 2,5 % - 3,0% KB : 2,0-2,5 % KC : di bawah 2,0 % Pelabelan Produk Pelabelan yang salah merupakan sumber masalah utama bagi pembeli Eropa. Oleh karena itu, Anda harus yakin untuk melakukan ini dengan benar. Persyaratan hukum untuk pelabelan produk ditetapkan dalam Peraturan Uni Eropa (lihat bagian 'persyaratan hukum'). Untuk produk massal, hal-hal berikut yang umum yang perlu diketahui: Nama produk Rincian produsen (nama dan alamat) Nomor batch Tanggal pembuatan Kelas produk Negara penghasil 2

3 Tanggal panen (bulan-tahun) Berat bersih Informasi yang diperlukan bagi negara-negara pengekspor dan pengimpor, sepertu: bar, produser dan/atau kode packer, informasi tambahan yang dapat digunakan untuk melacak produk kembali ke asalnya. Pengemasan Pengemasan kayu manis harus dilakukan dengan proses yang bersih, sehat dan harus kering dari rami, kain harus dilaminasi dengan polietilena atau polipropilena atau high-density polyethylene tas/ kantong. Untuk pengemasan bubuk kayu manis harus dikemas dengan material yang bersih, sehat dan dengan wadah kering yang terbuat dari kaca/ kaleng/ aluminium atau dalam kantong yang terbuat dari laminasi, metallised, atau bahan plastic yang berlapis-lapis. Wadah harus bebas dari infestasi serangga, kontaminasi jamur, bau yang tidak diinginkan atau zat-zat yang dapat merusak bubuk kayu manis. Makanan yang berbau kuat, deterjen dan cat tidak boleh disimpan di ruang yang sama karena akan merusak aroma lembut dan rasa dari kayu manis. 3. Peraturan Impor Makanan UE: Perlu diketahui bahwa pada saat produk Anda memasuki wilayah Uni Eropa, Anda harus mematuhi undang-undang Uni Eropa yang berlaku. Oleh karena itu, kepatuhan adalah suatu keharusan. Akibatnya, pertimbangan untuk mengekspor ke Uni Eropa dilakukan hanya ketika Anda yakin dan sanggup untuk mematuhinya. Undang-undang khusus untuk Non-produk: ada sejumlah besar undang-undang yang berlaku untuk semua (makanan) produk yang diimpor ke Uni Eropa. Persyaratan umum meliputi berbagai hukum makanan dan kemasan. Undang-undang Uni Eropa: Tentang Makanan Jika Anda ingin mengekspor produk makanan ke Uni Eropa, Anda harus memperhitungkan bahwa keamanan pangan adalah kebutuhan yang paling penting. Uni Eropa telah menetapkan sejumlah peraturan dan arahan yang bertujuan untuk menjamin bahwa hanya makanan yang aman yang boleh memasuki pasar Uni Eropa. Dasar undang-undang keamanan pangan Uni Eropa adalah UU Pangan Umum yang memperkenalkan persyaratan pada 'makanan yang aman', tanggung jawab, traceability, label dan kemasan. Konsep makanan berdasarkan hukum Uni Eropa adalah makanan yang sudah diolah, sebagian diolah atau bahan yang belum diolah atau produk yang dimaksudkan untuk menjadi/ cukup diharapkan, yang dikonsumsi oleh manusia. Meliputi minuman, permen karet dan bahan apapun, termasuk air mineral, yang sengaja dimasukkan ke dalam makanan selama proses pembuatannya, persiapan atau pengelolaannya. 3

4 Dasar dari kebijakan peraturan keamanan pangan Uni Eropa (EC) 178/2002, juga dikenal sebagai 'Peraturan tentang Makanan '. Peraturan ini meletakkan definisi umum, prinsip-prinsip, kewajiban dan persyaratan yang berlaku untuk semua makanan yang dibawa ke pasar Uni Eropa. Prinsip-prinsip umum membentuk kerangka horisontal. Mereka dilengkapi dengan: 1. Peraturan perundang-undangan "Horizontal": Legislasi ini berlaku untuk berbagai produk makanan yang dibuat untuk memastikan jenis perlindungan khusus bagi konsumen. Sebagai contoh, Uni Eropa mempertimbangkan perlindungan konsumen dalam hal penggunaan pestisida dan penggunaan antibiotik dan hormon, pewarna tambahan, vitamin dan mineral, dan produk-produk yang dimaksudkan untuk kontak dengan makanan (bahan kontak makanan), seperti plastik kemasan. Undang-undang pelabelan yang spesifik memungkinkan konsumen Uni Eropa untuk mengidentifikasi bahan-bahan yang mungkin mereka alergi, begitu juga untuk mengetahui dengan pasti klaim nutrisi seperti 'rendah lemak' dan 'tinggi serat'. 2. Peraturan perundang-undangan "Vertikal": Legislasi ini meliputi produk makanan tertentu yang karena karakteristik khusus produk mereka memerlukan tindakan pencegahan keamanan yang khusus pula.. Contohnya adalah: makanan bayi, ekstrak kopi, buah segar dan sayuran, produk perikanan, makanan beku, madu, minyak zaitun, gula dan anggur. Packaging: 4

5 Kemasan kulit manis harus bersih dan kering di dalam karung goni lalu dilapisi dengan politheline atau poliproteline. Sementara kulit manis tepung bisa dimasukkan ke dalam container aluminium, timah, atau glass. Container tersebut harus terhindar dari jamur, bau tidak sedap, dan jamur, dan rayap. Keamanan pangan dan kebersihan merupakan isu yang sangat penting di Uni Eropa. Pembeli mengharuskan Anda untuk memenuhi persyaratan keamanan pangan yang ketat. Isu keamanan pangan meliputi mikrobiologi (bakteri, jamur), fisik (residu plastik, logam, kotoran), dan kontaminasi kimia. Tingkat zat beracun (kimia) dikendalikan dengan tingkat residu maksimum. Isu yang baru-baru ini diselesaikan adalah penggunaan sulfur dioksida (SO2) di Cinnamomum zeylanicum. Penggunaan sulfur dioksida diperbolehkan (sampai 150 mg/ kg ). Penggunaannya tidak diperbolehkan dalam varietas kayu manis lainnya. Memenuhi persyaratan HACCP (Hazard Analysis Critical Control Points) adalah hal yang diwajibkan bagi pembeli rempah-rempah dan herbal. Pembeli Uni Eropa secara berkala akan meminta pembeli untuk menerapkan sistem keamanan pangan manajemen untuk membuktikan bahwa mereka mematuhi persyaratan tersebut. Keamanan pangan dan kebersihan diatur di dalam Regulation (EC) 852/2004 Uni Eropa. Regulation (EC) 852/2004 mendefinisikan prosedur kebersihan makanan pada semua tahap proses produksi, dimulai dari produksi primer sampai pada tahap penjualan kepada konsumen Uni Eropa. Pada semua tahap, orangorang/ organisasi yang bertanggung jawab untuk makanan harus memastikan untuk meletakkan langkahlangkah kebersihan. Langkah-langkah tersebut adalah: 1. Kepatuhan terhadap kriteria mikrobiologi yang ditetapkan Uni Eropa untuk makanan; 2. Prosedur target kebersihan yang telah ditetapkan; 3. Mengikuti prosedur yang diperlukan untuk memastikan kebersihan; 4. Kesesuaian dengan persyaratan kontrol suhu; 5. Pemeliharaan makanan yang didinginkan; 6. Sampling dan analisis. Aditif makanan: rempah-rempah dan herbal, terutama yang ditanam ditanah, dapat mengandung zat untuk meningkatkan rasa atau warna. Meskipun ini mungkin disetujui oleh otoritas pangan di negara asal, beberapa dari mereka mungkin tidak akan disetujui di Uni Eropa. Ini adalah masalah serius, karena sebagian besar rempah-rempah dan herbal ditolak oleh pihak berwenang atau pembeli karena tidak dideklarasikan, tidak sah atau terlalu tinggi tingkat bahan asing. Makanan aditif adalah zat yang biasanya tidak dikonsumsi sebagai makanan itu sendiri, namun ditambahkan dengan sengaja ke makanan untuk melakukan fungsi teknis tertentu, misalnya untuk warna, untuk mempermanis atau untuk mempertahankan kesegaran dan mencegah kerusakan. Banyak makanan aditif yang terjadi selama terjadi dan bahkan nutrisi yang penting (bahan makanan). Namun, itu semua merupakan tujuan teknis, yang menjadikan mereka termasuk dalam klasifikasi makanan tambahan dan tunduk pada persyaratan keselamatan. Aditif makanan telah diatur dalam Regulation (EC) 1333/2008. Di dalam peraturan tersebut dijelaskan aditif/ zat-zat apa saja yang diperbolehkan di pasar Uni Eropa. Iradiasi makanan: iradiasi rempah-rempah & herbal aromatik diperbolehkan. Ini adalah cara yang aman untuk membunuh organisme dan sedikit mempengaruhi rasa rempah-rempah dan herbal dibandingkan sterilisasi uap. Namun, konsumen umumnya memilih produk non-iradiasi. Oleh karena itu, metode ini tidak banyak digunakan. 5

6 Suplemen makanan: kayu manis kadang-kadang digunakan dalam suplemen makanan (misalnya kapsul, atau minyak). Suplemen makanan merupakan pasar yang menarik, tetapi persyaratan khusus yang berlaku tidak sepenuhnya harmonis dengan Uni Eropa. Uni Eropa telah menetapkan peraturan-peraturan khusus mengenai vitamin dan mineral di dalam produk makanan, yang bertujuan untuk memastikan prodduk-produk tersebut aman dikonsumsi dan sesuai dengan syarat pelabelan. Oleh karena itu, untuk memastikan bahwa produk tersebut aman dan sesuai pelabelan, Uni Eropa menetapkan vitamin dan mineral apa saja yang boleh digunakan dan standard pelabelan dalam suplemen makanan. Persyaratan ini dikandung di dalam Directive 2002/46/EC UU Eropa. Berikut adalah vitamin dan mineral yang boleh dikandung dalam suplemen makanan: Vitamins Biotin Folic Acid Niacin Pantothenic acid Vitamin A Minerals Boron Calcium Chloride Chromium Copper Fluoride Vitamin B1 Vitamin B12 Vitamin B2 Vitamin B8 Vitamin C Iodine Iron Magnesium Manganese Molybdenum Phosphorus Vitamin D Vitamin E Vitamin K Potassium Selenium Silicon Sodium Zinc Persyratan pelabelan Seperti semua produk makanan yang diekspor ke Uni Eropa, suplemen makanan harus diberi label sesuai dengan kebutuhan umum pelabelan makanan yang diatur di dalam peraturan Directive 2000/13/EC. Selain itu, peraturan Directive 2002/46/EC menetapkan persyaratan spesifik untuk pelabelan makanan suplemen. Berdasarkan Directive 2002/46/EC, hal-hal berikut yang harus disebutkan pada label suplemen makanan: 1. Kata Suplemen Makanan 2. Nama-nama kategori nutrisi atau zat yang menjadi ciri produk. 3. Porsi produk yang direkomendasikan untuk konsumsi sehari-hari (Recommended Daily Allowance, RDA). 4. Peringatan untuk tidak melebihi dosis harian yang dinyatakan. 5. Pernyataan dari efek bahwa suplemen makanan tidak boleh digunakan sebagai pengganti makanan diet. 6. Pernyataan bahwa produk harus disimpan jauh dari jangkauan anak-anak. Pakan: kayu manis semakin banyak digunakan dalam pakan ternak untuk meningkatkan kesehatan dan pencernaan dan mengurangi metana. Pasar ini memiliki seperangkat peraturan yang berbeda. 6

7 Pelabelan Konsumen: pra-paket rempah-rempah & herbal harus mematuhi persyaratan pelabelan Uni Eropa yang ketat. Selain persyaratan umum, menyangkut pula persyaratan gizi dan alergen. Jika klaim gizi atau sehat dibuat, harus disetujui terlebih dahulu oleh Badan Keamanan Makanan Eropa (EFSA). 4. Kebutuhan Non-legislatif Keberlanjutan Bisnis yang berkelanjutan membutuhkan konsiliasi dari 'tiga pilar': lingkungan, keadilan sosial dan tuntutan ekonomi. Elaborasi praktis keberlanjutan dalam rantai kayu manis juga menjadi semakin penting. Beberapa tahun yang lalu, kayu manis bersertifikat organik diperkenalkan ke pasar Uni Eropa. Saat ini, kayu manis bersertifikat organik dan Fair Trade sudah tersedia di pasar Uni Eropa. Produk organik fokus terhadap penggunaan lahan dan input. Fair Trade berfokus secara khusus terhadap peningkatan kondisi kehidupan petani di DC. The Rainforest Alliance, sebuah skema utama keberlanjutan yang memfokuskan pada lingkungan, yang dimana saat ini sedang mengembangkan sebuah standar untuk kayu manis. Hal ini diharapkan untuk mendapatkan porsi yang signifikan di pasar berkelanjutan selama bertahun-tahun mendatang. Kayu manis bersertifikat berkelanjutan dijual di toko-toko ritel. Kayu manis berkelanjutan hanya akan digunakan dalam industri pengolahan makanan jika produk akhir yang diproduksi memiliki sertifikasi yang sama. Potensi manfaat operasi berkelanjutan meliputi peningkatan hasil panen, peningkatan kualitas, harga yang lebih tinggi dan hubungan yang lebih baik dengan pembeli dan pemasok. Dalam organisasi bisnis, keberlanjutan umumnya diterjemahkan ke dalam Corporate Social Responsibility (CSR). Perusahaan sering memiliki kebijakan CSR tersendiri, kode etik, atau proyek-proyek yang berhubungan dengan isu-isu sosial dan lingkungan. Selain masing-masing perusahaan, ada kode perusahaan secara keseluruhan yang menggunakan industri untuk menjamin dan berkomunikasi kepatuhan sosial mereka. BSCI dan SA 8000 adalah yang paling umum. Pada tahun 2010, Sustainable Spice Initiative (SSI) didirikan dengan didukung oleh konsorsium pemasok terkemuka di pasar rempah-rempah Uni Eropa - Nedspice, Euroma, Intertaste, Verstegen, Unispices, Cassia Co-op, dan McCormick, bersama-sama dengan sejumlah masyarakat sipil organisasi. SSI juga merupakan pendorong utama di belakang proyek sertifikasi RA di beberapa negara produsen (misalnya Indonesia, Vietnam). Manajemen keamanan pangan dan kemampuan penelusuran: karena meningkatnya perhatian untuk keamanan pangan, sistem manajemen makanan memainkan peran yang penting. Ada sejumlah besar sistem yang berbeda, masing-masing dengan lingkup dan relevansi mereka sendiri. IFC, BRC dan ISO adalah sistem manajemen makanan yang paling banyak digunakan di Uni Eropa dan didasarkan pada prinsip HACCP. Kemampuan penelusuran/ pelacakan merupakan salah satu prinsip dasar yang terkandung dalam undangundang Hukum Makanan Uni Eropa. Pelacakan berarti bahwa asal-usul bahan makanan atau makanan dapat diterlusuri melalui semua tahapan produksi, pengolahan dan distribusi. Ini berarti bahwa semua pelaku aktif dalam produk makanan di wilayah Uni Eropa harus mampu menunjukkan melalui dokumentasi 7

8 dari siapa mereka membeli makanan dan kepada siapa mereka menyediakannya. Untuk memenuhi kewajiban mereka, sebagian besar importir Uni Eropa mewajibkan pemasok mereka untuk menyediakan informasi-informasi yang menunjukkan dari siapa mereka mendapatkan sumber, sesuai dengan undangundang Uni Eropa: persediaan UU Pangan Umum. Hal ini menyiratkan bahwa pentingnya memiliki sistem pencatatan data yang tepat untuk memberikan informasi ketika diminta oleh importir Uni Eropa. Kualitas: memiliki ISO 9001-bersertifikat pada organisasi Anda dapat menjadi cara yang baik untuk meyakinkan pembeli bahwa Anda memperhatikan kualitas dengan serius. Tidak semua pembeli akan peduli apakah Anda menjadi ISO 9001-bersertifikat, namun mereka peduli selama Anda mematuhi persyaratan kualitas minimum dari ESA. 5. Perdagangan dan Statistik Makro-Ekonomi Perlu diketahui bahwa sumber statistik mengacu kepada volume, kecuali dinyatakan lain. Impor Bagian ini menggunakan berbagai definisi untuk impor. Istilah total impor mencakup semua impor, termasuk perdagangan intra-uni Eropa (perdagangan dalam Uni Eropa). Perdagangan intra-eu sangat umum di Uni Eropa, hanya saja ada perbedaan yang signifikan antara total impor dan definisi lain dari impor. Impor extra-uni Eropa berhubungan dengan impor dari luar Uni Eropa, yang dapat dibagi menjadi (1) 'impor dari negara-negara berkembang' dan (2) 'impor dari seluruh dunia'. Impor dari DC disebut 'impor langsung'. Perkembangan yang paling penting 8

9 Produk kayu manis hanya diproduksi di DC. Produk tersebut dapat ditemukan di pasar Uni Eropa jika produk tersebut di ekspor kembali ke negara-negara Uni Eropa lainnya. Hal ini muncul dalam statistik sebagai impor EU27. Impor langsung adalah impor yang datang langsung dari DC. Pada 2012, total EU27 (dari sini 'Uni Eropa') untuk produk impor kayu manis sebesar 19ribu ton senilai 30 juta. Impor extra-uni Eropa menyumbang 65% dari volume total impor. Total volume impor meningkat rata-rata sebesar 4,5% per tahun antara tahun 2008 dan Dapat disimpulkan bahwa total nilai impor meningkat sebesar 11% setiap tahun. Hal ini dapat mengindikasikan perubahan kenaikan harga, meskipun peningkatan nilai mungkin juga disebabkan oleh perubahan dalam jenis produk yang dibeli. Meskipun meningkat, menurut para ahli industri, harga masih rendah dibandingkan dengan mereka pada tahun 1990-an. Figure 1 menunjukkan bahwa aktifitas impor terus bertumbuh meskipun krisis ekonomi yang melanda Eropa. Pada tahun 2012, volume total impor mengalami penurunan sebesar 2%. Akan tetapi nilai total impor terus menunjukkan pertumbuhan yang mengesankan (+19%). Perkembangan di atas menunjukkan dua hal: (1) permintaan Eropa untuk produk kayu manis inelastis (permintaan tidak drop saat harga naik), dan (2) permintaan dan impor relatif tahan terhadap resesi. Keadaan ini berlaku bagi rempah-rempah, karena biasanya mereka hanya bahan kecil yang digunakan untuk produk makanan akhir dan hanya menghabiskan sedikit dari total biaya. Pada tahun 2012, tiga importir terbesar (yaitu Inggris, Belanda dan Jerman) menyumbang 54% dari volume total impor. Aktifitas impor di Eropa terhadap produk kayu manis relatif stabil. Di negara-negara Eropa Timur, produk impor kayu manis lebih mendapatkan popularitas sebagai hasil peningkatan pendapatan. Hal ini ditunjukkan oleh peningkatan yang signifikan dalam total impor: Latvia (memperoleh +24% dari volume impor per tahun), Estonia (+14%), dan Bulgaria (+13%). Secara umum, produk kayu manis cassia lebih populer di barat (kecuali Belgia) dan bagian utara Uni Eropa. Sedangkan, Cinnamomum zeylanicum lebih populer di negara-negara Selatan Uni Eropa (kecuali Portugal). Di negara-negara Eropa Timur, umumnya, membeli yang sudah dihancurkan atau berupa bubuk kayu manis, yang mereka dapatkan dari negara-negara Uni Eropa lainnya 9

10 Impor dari negara-negara berkembang Pada tahun 2012, impor langsung dari DCs 1 sebesar 12 ribu ton (65% dari total impor UE) senilai (52%). Antara tahun 2008 dan 2012, volume (+4,0% per tahun) dan nilai (+11% per tahun) impor dari DC dikembangkan dalam cara yang sama dengan total impor. Namun pangsa pasar untuk impor langsung dari DC tidak meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Pada tahun 2012, produk impor langsung dari DC terdiri dari seluruh jenis Cinnamomum zeylanicum (30 % dari volume impor), kayu manis lainnya (44%), dan bubuk kayu manis (27%). Sejak 2008, pangsa pasar Cinnamomum zeylanicum telah menurun dari 50% menjadi 30%. Hal ini sangat menguntungkan pasar kayu manis lainnya (terutama cassia). Cassia adalah produk kayu manis yang lebih murah, dan produk yang murah lebih diminati sebagai akibat dari krisis ekonomi. Seperti yang ditunjukan di Figure 3, impor langsung dari DC menunjukan pada nilai 80% dan lebih besar untuk pasar Cinnamomum zeylanicum serta kayu manis lainnya. Indonesia merupakan pemasok utama untuk kedua pasar. Impor bubuk kayu manis masih didominasi oleh pemasok Uni Eropa. Namun, pangsa pasar DC meningkat 6% antara tahun 2008 dan Hal ini disebabkan oleh pertumbuhan volume impor yang kuat yang berasal dari Indonesia, sebesar 30% per tahun. Pemasok yang lebih kecil seperti Madagaskar (+36%) juga mendapatkan pangsa pasar. Penghancuran kayu manis semakin dilakukan pada akar dan merupakan cara yang menarik bagi eksportir DC untuk menambah nilai. 1 Untuk daftar negara-negara berkembang, lihat daftar DAC dari OECD 10

11 Ekspor Perkembangan yang paling penting Pada tahun 2012, total ekspor produk kayu manis adalah sebesar ton senilai 21 juta. Volume ekspor bertumbuh dengan rata-rata 2% per tahun antara tahun 2008 dan Nilai ekspor meningkat sebesar 9,6%. Eksportir terbesar adalah Belanda (45% dari volume yang diekspor), Jerman (14%) dan Belgia. Hal ini dapat menjelaskan bahwa Uni Eropa adalah re-eksportir utama rempah-rempah dan herbal yang diimpor. Sebagian besar ekspor tersebut adalah volume ekspor Uni Eropa yang ditujukan untuk negara-negara Uni Eropa lainnya (86%). Negara EU27 adalah prosesor utama kayu manis. Oleh karena itu, tidak mengherankan bahwa bubuk kayu manis menunjang 53% dari total ekspor pada tahun Cassia hanya menyumbang 11% dari ekspor Uni Eropa, meskipun menyumbang 33% dari impor. Ini berarti bahwa cassia kurang diekspor kembali dan negara Uni Eropa yang relevan lebih mungkin untuk menjadi negara pengonsumsi daripada pengolahan. Figure 4 menunjukkan bahwa sebagian besar ekspor Uni Eropa merupakan re-ekspor kembali ke negara-negara Uni Eropa lainnya (75% dari volume ekspor atau lebih). 11

12 6. Pengolahan Perkembangan yang paling penting Sebagaimana disebutkan di atas, sekitar 27% dari impor langsung dari negara DC terdiri dari bubuk kayu manis. Sisanya diimpor dalam bentuk yang belum diolah. Sebagian besar diproses lebih lanjut di Uni Eropa dan ditujukan untuk pasar lokal maupun asing (terutama dalam Uni Eropa). Prosesor terbesar berada di Belanda dan Jerman. Prosesor adalah pembeli utama kayu manis yang belum diolah dan oleh karena itu menarik untuk menjadi target pasar. Untuk pemasok kayu manis olahan, prosesor Uni Eropa juga dapat menjadi sumber persaingan, hal ini disebabkan karena mereka aktif di pasar yang sama. 7. Konsumsi Kayu Manis Perkembangan yang paling penting Pada tahun 2012, konsumsi 2 jelas (dari sini disebut sebagai 'konsumsi') kayu manis di negara-negara Uni Eropa menyumbang 12 ribu ton senilai 20 million 3. Meskipun krisis ekonomi melanda, volume konsumsi setiap tahunnya meningkat sebesar 6,2% antara tahun 2008 dan Nilai konsumsi meningkat sebesar 12%. Hal ini menunjukkan bahwa harga kayu manis telah meningkat secara signifikan. 2 Konsumsi dihitung sebagai berikut: produksi Uni Eropa ditambah impor dikurangi ekspor. Uni Eropa tidak menghasilkan kayu manis dan karena itu angka produksi tidak digunakan dalam perhitungan. Uni Eropa tidak memberikan nilai tambah melalui pengolahan kayu manis (misalnya sterilisasi, grinding) Namun, angka-angka yang hilang. Nilai konsumsi karena itu lebih tinggi dari yang ditunjukkan. 3 Tidak ada konsumsi yang tercatat baik untuk volume atau nilai beberapa penting Uni Eropa negara ( misalnya Belanda, Perancis, Inggris ). Oleh karena itu, konsumsi diperkirakan akan lebih tinggi dari yang ditunjukkan 12

13 Sebuah akibat langsung dari krisis ekonomi adalah bahwa permintaan bergeser ke masakan rumah (dijual melalui saluran ritel) sebagai pengganti biaya kunjungan ke restoran. Eropa Barat adalah konsumen terbesar: Inggris (39%), Jerman (23%) dan Belanda (8,9%). Konsumsi per kapita sangat tinggi di Eropa Barat Laut, dapat dilihat bahwa GDP per kapita yang tinggi dan kayu manis banyak digunakan dalam berbagai makanan manis (misalnya cookies, roti, kue) serta produk gurih (misalnya rempah-rempah campuran). Pada 2013, gabungan GDP dari semua negara di Uni Eropa diperkirakan akan turun sebesar 0,1%. Pada tahun 2014, diharapkan mulai meningkat lagi, awalnya sebesar 1,4% (Sumber: Komisi Eropa, musim semi 2013). Terlepas dari kenyataan perkembangan ekonomi, tampaknya tidak memiliki efek langsung yang signifikan terhadap pasar kayu manis. Perlu untuk dicatat bahwa kondisi pasar tidak diharapkan untuk memburuk lebih lanjut. Pada tahun 2020, permintaan diperkirakan akan stabil di negara-negara Uni Eropa Barat. Pertumbuhan diharapkan pada negara-negara Uni Eropa Timur (Sumber: Deloitte, 2012). Oleh karena itu, diprediksikan bahwa total permintaan kayu manis akan terus bertumbuh, meskipun tidak secepat di masa lalu. Perkembangan penting yang disebutkan sebelumnya adalah bahwa petani kayu manis (terutama cassia) mengurangi kegiatan pertanian mereka karena harga yang rendah. Dengan demikian, kekosongan diperkirakan akan mengalami jangka waktu yang panjang dalam penyediaan cassia dari Indonesia dan Vietnam. 8. Tren pasar Pendorong pasar sosial Kebiasaan Makan: statistik menunjukkan bahwa apakah konsumen lebih memilih Cinnamomum zeylanicum atau cassia tergantung pada sebagian besar wilayah Uni Eropa. Dalam beberapa tahun terakhir, permintaan telah bergeser ke arah cassia yang lebih murah karena fokus pada peningkatan harga. Pola hidup sehat: Di Uni Eropa, sebagian besar segmen pasar telah beralih pada makanan sehat. Kayu manis memiliki beberapa manfaat kesehatan (misalnya, memiliki anti-oksidan tinggi dan penelitian menunjukkan bahwa kayu manis dapat membantu bagi orang-orang dengan diabetes tipe 2). Namun, kayu manis mengandung tingkat tinggi coumarin dan kayu manis cassia mengandung substansial lebih banyak daripada Cinnamomum zeylanicum. Efek buruk coumarin bagi kesehatan masih diperdebatkan. Namun, perdebatan telah memberikan dampak negatif pada kesan kayu manis cassia. Pembeli masih cenderung mengarah pada harga, dan mereka akan memilih cassia karena alasan itu. Internasionalisasi: Di seluruh Uni Eropa, produk kayu manis umumnya digunakan dalam makanan dan minuman, misalnya dalam produk roti, sereal, produk manis, teh dan kari. Di Uni Eropa, sebuah komunitas Asia Selatan menggunakan kayu manis dalam masakan tersebut. Komunitas ini (terutama di Uni Eropa Barat) terus berkembang, juga di daerah lain. Oleh karena itu, permintaan di segmen ini cenderung meningkat untuk jangka panjang. 13

14 Pendorong pasar teknologi Inovasi yang terbatas dalam pengolahan: pemanenan kayu manis adalah pemberdayaan tenaga kerja dan menghabiskan 60% dari total biaya produksi. Mengupas kulit dari batang biasanya dilakukan dengan tangan oleh pengupas terampil. Mesin sedang dikembangkan yang mungkin menurunkan biaya pengolahan, tetapi biasanya ini mempengaruhi kualitas kayu manis juga. Kualitas kayu manis dinilai berdasarkan penampilan (duri rusak atau keseluruhan), pengupasan kulit dengan tangan harus bertujuan untuk pasar high-end. Steam sterilisasi adalah metode yang efektif untuk memerangi kontaminasi mikrobiologi dan semakin dibutuhkan oleh pembeli Uni Eropa. Investasi dalam peralatan sterilisasi bisa sangat mahal (hingga 1 juta). Operator kecil dengan akses terbatas terhadap modal mungkin harus mencari solusi alternatif. Sebuah kelemahan penting dari sterilisasi uap adalah dapat mengubah komposisi rempah-rempah yang disebabkan oleh suhu yang tinggi. Paparan ini terutama mempengaruhi minyak atsiri yang menghasilkan rasa. Pendorong pasar ekonomi Fluktuasi Harga: harga kayu manis telah meningkat selama beberapa tahun terakhir karena meningkatnya permintaan di negara-negara non-uni Eropa. Secara keseluruhan harga tetap stabil karena panen yang baik dan tidak adanya kelangkaan. Kelangkaan: pedagang tidak melihat kelangkaan kayu manis untuk tahun-tahun mendatang. Ada cukup pasokan. Namun, harga di tingkat petani terlalu rendah, terutama untuk cassia. Ini berarti bahwa petani tidak berinvestasi dalam pertumbuhan tanaman dan orang-orang muda tidak tertarik mengambil alih perkebunan. Hal ini dapat menyebabkan beberapa masalah kelangkaan dalam jangka panjang, terutama di Indonesia dan Vietnam. Krisis ekonomi: meskipun krisis ekonomi, konsumsi kayu manis tetap tumbuh dalam beberapa tahun terakhir. Sekelompok besar rumah tangga berfokus pada harga. Hal ini berarti mengurangi makan di luar dan lebih banyak memasak makanan di rumah. Analisis statistik untuk impor kayu manis juga menunjukkan bahwa permintaan untuk Cinnamomum zeylanicum (tergolong mahal) telah menurun secara signifikan sejak krisis ekonomi. Harga dari seluruh Cinnamomum zeylanicum dan kayu manis lainnya terus meningkat sebesar 12% dan 10% masing-masing setiap tahun. Pendorong pasar lingkungan Keberlanjutan meningkat: sumber keberkelanjutan adalah isu besar di Uni Eropa, terutama di Inggris, Belanda dan Jerman. Ada permintaan untuk kedua organik dan Fair Trade di Uni Eropa. Bahka sertifikasi ganda (fair trande/ organik) menjadi lebih umum. Meskipun kayu manis bersertifikat masih naik turun dan krisis ekonomi dapat menjadi penghalang untuk pembelian, diprediksikan pangsa pasar kayu manis bersertifikat akan tumbuh dalam jangka panjang. Pendorong pasar Politik Undang-undang Uni Eropa: undang-undang Eropa mengenai persyaratan keamanan makanan (seperti pestisida, mikotoksin, dan isu-isu mikrobiologi) menjadi semakin ketat. Pembudidayaan kayu manis membutuhkan setidaknya sedikit bahan kimia, sehingga penggunaan pestisida dan insektisida bukan masalah besar. Namun, kontaminasi mikrobiologi masih menjadi masalah yang mempengaruhi pemasok 14

15 kayu manis. Menurut sebuah studi pada mikotoksin, kontaminasi dalam kayu manis dapat berkembang terutama selama penyimpanan lama dalam kondisi yang buruk dan tanpa pengontrolan suhu dan kelembaban, biasanya tanaman lebih rentan terhadap pertumbuhan jamur dan produksi mikotoksin. 9. Saluran distribusi pasar dan segmen Analisis dan interpretasi : Saluran distribusi kayu manis memiliki kesamaan dengan saluran distribusi rempah-rempah & ramuan. Kayu manis merupakan bahan yang populer dalam roti dan makanan penutup, campuran teh, bumbu dan makanan manis, begitu juga permen. Oleh karena itu, sebagian besar produkkayu manis di Uni Eropa bergerak di industri ini. Sedangkan, sisanya masuk ke food service dan sektor ritel. Beberapa pengecer besar mendominasi kekuatan pasar, khususnya di Eropa Barat Laut. Jaringan retail besar ini (dan pemasok mereka, yang merupakan pembeli Anda) memiliki persyaratan pembeli yang paling ketat dan melampaui persyaratan hukum. Toko etnis memiliki saluran ritel terpisah, mereka menawarkan berbagai macam produk khas dari negara asing dan kelompok etnis. Pembeli di saluran perdagangan ini juga mengimpor paket ritel besar kayu manis (misalnya sampai 1 kilogram) langsung dari sumbernya, dan persyaratan keamanan pangan dan kualitas tidak pergi lebih jauh dari persyaratan hukum. Saluran perdagangan took etnis tersebut memiliki saluran perdagangan mereka sendiri yang mengimpor kayu manis dengan jumlah besar (misalnya 250 gram) dan persyartana keamanan pangan dan kualitas tidak pergi lebih jauh dari persyaratan hukum. Berbeda dengan outlet ritel lainnya, mereka menjual paket yang lebih besar dari kayu manis (sampai 1 kilogram). Dan pengecer ini memiliki saluran perdagangan mereka sendiri. 15

16 Supply chain menjadi transparan disebabkan oleh persyaratan keamanan pangan yang ketat, meningkatnya permintaan untuk sumber yang berkelanjutan, dan ketersediaan informasi secara online. Pemasok dari negara asal saat ini memiliki wawasan yang lebih baik ke target sasaran mereka dan dapat mengetahui harga real-time yang dipublikasikan secara online. Hal ini menyebabkan meningkatnya spekulasi dalam rempah-rempah dan ramuan pasar. Pasar kayu manis dianggap kurang rentan terhadap spekulasi karena banyaknya pemasok dan beberapa masalah kelangkaan. Seperti disebutkan di atas, pola pembeli dari Uni Eropa cenderung untuk bergerak lebih dekat kepada sumber dengan maksud untuk mengamankan dan mengendalikan pasokan. Ini lebih sulit di pasar kayu manis karena harus berinteraksi dengan banyaknya petani kecil. Selain itu, komoditas kecil seperti kayu manis umumnya tidak bersumber dari pengecer mereka sendiri. Tren yang berlaku saat ini adalah pembeli Uni Eropa mengurangi tingkat stok dan mulai bekerja atas dasar just-in time (contohnya permintaan yang sedikit). Tren ini menjadi tantangan khusus bagi eksportir di DC. Sebagai contoh, akan lebih sulit untuk mengisi wadah ketika harus mempertimbangkan ukuran minimum order untuk pengiriman ke pasar Uni Eropa. 10. Daya Saing Pasar Analisis dan interpretasi Daya pembeli: pasar Uni Eropa adalah pasar yang relatif besar untuk produk kayu manis dengan kekuatan pembeli yang signifikan. Begitu juga permintaan yang meningkat di negara-negara berkembang lainnya (misalnya India). Selain itu, pembeli Eropa memiliki persyaratan kualitas yang ketat dan keamanan pangan. Maka dari itu, lebih mudah bagi pembeli untuk memasok pasar lain di mana persyaratan pembeli lebih rendah, baik dengan harga yang relatif sama atau lebih tinggi. Daya pembeli oleh pembeli Uni Eropa karena itu menurun perlahan-lahan. Namun, Uni Eropa Ini 16

17 masih merupakan pasar yang menarik bagi pemasok yang mencari untuk membangun hubungan bisanis jangka panjang dengan mitra yang dapat dipercaya. Tingkat persaingan: tingkat persaingan yang tinggi, dengan sebagian besar pemasok yang berasal dari Asia (misalnya Indonesia, Vietnam, India, China dan Sri Lanka). Pertumbuh pemasok seperti Madagaskar menunjukkan bahwa adanya kemungkinan untuk memasuki pasar ini, termasuk pasar untuk pemrosesan kayu manis lebih lanjut, yang masih didominasi oleh prosesor Uni Eropa. Pendatang baru: Suriah/ Afrika Selatan (zeylanicum), Vietnam (jenis kayu manis lainnya) dan Madagaskar (dihancurkan atau ditumbuk kayu manis) adalah negara-negara yang menunjukkan tingkat pertumbuhan yang tinggi dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini memungkinkan untuk memasuki pasar negara tersebut. Namun, pasar Uni Eropa sulit untuk dimasuki karena persyaratan pembeli yang ketat. Cadangan: rasa sintetis kayu manis memang ada, tetapi tidak umum digunakan. Selain itu, karena pergeseran dalam industri makanan terhadap perasa alami, rasa sintetis bukan merupakan ancaman utama untuk kayu manis alami. Begitu juga restoran kadang-kadang menggunakan rempah-rempah lain seperti kapulaga, pala atau bumbu rempah lainnya sebagai produk pengganti. Oleh karena itu, ini tidak dianggap sebagai ancaman serius. Daya Supplier: kekuatan pemasok umumnya rendah, seperti kayu manis umumnya ditanam oleh petani kecil dengan sumber daya yang terbatas. Namun, para petani sudah mulai bersatu di dalam organisasi koperasi untuk menjalin hubungan langsung dengan para pembeli. Hal lain yang perlu dipertimbangkan yaitu meningkatkan hubungan Anda dengan pemasok dengan bekerjasama dengan kolektor handal, sebaiknya orang-orang yang mengintegrasikan praktekoraktek berkelanjutan. Selain itu, mendidik petani dalam hal efisiensi dan ilmu tanah pertanian adalah cara yang dapat meningkatkan kesinambungan pasokan Anda. Ini juga merupakan isu keberlanjutan yang diperbincangkan di sektor makanan, dan cara ini dihargai oleh pembeli Uni Eropa 17

18 Sumber Asosiasi Spice Eropa memberikan informasi tentang anggota asosiasi rempah-rempah nasional. Practical Action menyediakan informasi untuk prosesor di negara-negara berkembang untuk sejumlah besar rempah-rempah termasuk kayu manis. Spices Board Menerbitkan harga mingguan dan bulanan untuk kayu manis (India serta harga internasional) secara gratis. Transport Information Service - gdv.de/tis_e/gudang/gewuerze/zimt/zimt.htm - daftar pedoman untuk penyimpanan dan transportasi kayu manis. Bahan Makanan Eropa pameran dagang terpenting bagi sektor bahan makanan di Eropa. SIAL - pameran dagang makanan di Prancis. Biofach - pameran dagang makanan oragnik terbesar di Jerman Survei ini disusun untuk CBI oleh CREM B.V. bekerjasama dengan ahli sektor CBI Freek Jan Koekoek Sangkalan CBI alat informasi pasar : 18

MARKET BRIEF KOMODITI JAHE KERING DI PASAR ITALIA/UNI EROPA

MARKET BRIEF KOMODITI JAHE KERING DI PASAR ITALIA/UNI EROPA MARKET BRIEF KOMODITI JAHE KERING DI PASAR ITALIA/UNI EROPA 1. Definisi Produk 2. Spesifikasi Produk 2.1. Kualitas Produk 2.2. Pelabelan 2.3. Pengemasan 3. Persyaratan Pembeli - Keamanan Pangan: kebersihan,

Lebih terperinci

Market Brief Essential Oil Di Jerman. ITPC Hamburg 2016

Market Brief Essential Oil Di Jerman. ITPC Hamburg 2016 Market Brief Essential Oil Di Jerman ITPC Hamburg 2016 I Daftar Isi Kata Pengantar... III 1. Pendahuluan... 1 1.1 Pemilihan Produk... 1 1.1.1 Minyak Esensial untuk Perasa Makanan dan Minuman... 1 1.1.2

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM JAMINAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN SERTA PENINGKATAN NILAI TAMBAH PRODUK HASIL PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG SISTEM JAMINAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN SERTA PENINGKATAN NILAI TAMBAH PRODUK HASIL P

2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG SISTEM JAMINAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN SERTA PENINGKATAN NILAI TAMBAH PRODUK HASIL P LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.181, 2015 LINGKUNGAN HIDUP. Perikanan. Hasil. Jaminan Mutu. Keamanan. Sistem. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5726). PERATURAN

Lebih terperinci

PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

PENDAHULUAN LATAR BELAKANG PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Saat ini, dunia memasuki era globalisasi yang berdampak terhadap sistem perdagangan internasional yang bebas dan lebih terbuka. Keadaan ini memberi peluang sekaligus tantangan

Lebih terperinci

2 ekspor Hasil Perikanan Indonesia. Meskipun sebenarnya telah diterapkan suatu program manajemen mutu terpadu berdasarkan prinsip hazard analysis crit

2 ekspor Hasil Perikanan Indonesia. Meskipun sebenarnya telah diterapkan suatu program manajemen mutu terpadu berdasarkan prinsip hazard analysis crit TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI LINGKUNGAN HIDUP. Perikanan. Hasil. Jaminan Mutu. Keamanan. Sistem. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 181). PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi berarti peluang pasar internasional bagi produk dalam negeri dan

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi berarti peluang pasar internasional bagi produk dalam negeri dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Globalisasi membuat keterkaitan ekonomi nasional dengan perekonomian internasional menjadi makin erat. Dalam skala nasional, globalisasi berarti peluang pasar internasional

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Nilai Ekspor Sepuluh Komoditas Rempah Unggulan Indonesia

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Nilai Ekspor Sepuluh Komoditas Rempah Unggulan Indonesia I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara penghasil rempah utama di dunia. Rempah yang dihasilkan di Indonesia diantaranya adalah lada, pala, kayu manis, vanili, dan cengkeh. Rempah-rempah

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Upaya mengurangi ketergantungan konsumsi beras masyarakat Indonesia adalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Upaya mengurangi ketergantungan konsumsi beras masyarakat Indonesia adalah 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Beras Analog Upaya mengurangi ketergantungan konsumsi beras masyarakat Indonesia adalah dengan mengembangkan alternatif pangan. Program diversifikasi pangan belum dapat berhasil

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN , , , ,3 Pengangkutan dan Komunikasi

I. PENDAHULUAN , , , ,3 Pengangkutan dan Komunikasi I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian di Indonesia merupakan sektor yang memegang peranan penting dalam perekonomian Indonesia. Sektor pertanian secara potensial mampu memberikan kontribusi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kopi merupakan salah satu komoditas andalan dan termasuk dalam kelompok

I. PENDAHULUAN. Kopi merupakan salah satu komoditas andalan dan termasuk dalam kelompok I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kopi merupakan salah satu komoditas andalan dan termasuk dalam kelompok komoditas ekspor unggulan di Indonesia. Komoditas kopi berperan dalam meningkatkan devisa negara

Lebih terperinci

ANALISIS STRUKTUR-PERILAKU-KINERJA PEMASARAN SAYURAN BERNILAI EKONOMI TINGGI

ANALISIS STRUKTUR-PERILAKU-KINERJA PEMASARAN SAYURAN BERNILAI EKONOMI TINGGI LAPORAN KEGIATAN KAJIAN ISU-ISU AKTUAL KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN 2013 ANALISIS STRUKTUR-PERILAKU-KINERJA PEMASARAN SAYURAN BERNILAI EKONOMI TINGGI Oleh: Erwidodo PUSAT SOSIAL EKONOMI DAN KEBIJAKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian memiliki peranan yang cukup penting dan strategis dalam pembangunan nasional. Salah satu peranan sektor pertanian adalah sebagai penyedia pangan. Pangan

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM. 5.1 Luas Areal Perkebunan Kopi Robusta Indonesia. hektar dengan luas lahan tanaman menghasilkan (TM) seluas 878.

V. GAMBARAN UMUM. 5.1 Luas Areal Perkebunan Kopi Robusta Indonesia. hektar dengan luas lahan tanaman menghasilkan (TM) seluas 878. V. GAMBARAN UMUM 5.1 Luas Areal Perkebunan Kopi Robusta Indonesia Luas lahan robusta sampai tahun 2006 (data sementara) sekitar 1.161.739 hektar dengan luas lahan tanaman menghasilkan (TM) seluas 878.874

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan. Secara geografis, wilayah Indonesia memiliki luas wilayah seluruhnya mencapai 5.193.252 km 2 terdiri atas luas daratan sekitar 1.910.931,32

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. biologi tanah untuk mengoptimalkan produksi tanaman (Budiasa, 2014). Pertanian

BAB I PENDAHULUAN. biologi tanah untuk mengoptimalkan produksi tanaman (Budiasa, 2014). Pertanian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertanian organik merupakan jawaban atas revolusi hijau yang digalakkan pada tahun 1960-an yang menyebabkan berkurangnya kesuburan tanah dan kerusakan lingkungan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang kaya dengan berbagai jenis tanaman rempah rempah dan menjadi negara pengekspor rempah rempah terbesar di dunia. Jenis rempah rempah yang

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM JAMINAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN SERTA PENINGKATAN NILAI TAMBAH PRODUK HASIL PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

2015, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG SISTEM JAMINAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN SERTA PENINGKATAN NILAI TAMBAH P

2015, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG SISTEM JAMINAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN SERTA PENINGKATAN NILAI TAMBAH P LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.181, 2015 LINGKUNGAN HIDUP. Perikanan. Hasil. Jaminan Mutu. Keamanan. Sistem. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5726). PERATURAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM JAMINAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN SERTA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM JAMINAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN SERTA SALINAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM JAMINAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN SERTA PENINGKATAN NILAI TAMBAH PRODUK HASIL PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

MARKET BRIEF WAWASAN & STRATEGI PEMASARAN PRODUK REMPAH-REMPAH DI UNI EROPA/ITALIA

MARKET BRIEF WAWASAN & STRATEGI PEMASARAN PRODUK REMPAH-REMPAH DI UNI EROPA/ITALIA MARKET BRIEF WAWASAN & STRATEGI PEMASARAN PRODUK REMPAH-REMPAH DI UNI EROPA/ITALIA MARET, 2015 Table of Contents WAWASAN PASAR MENGENAI REMPAH-REMPAH INDONESIA... 4 PRODUKSI REMPAH-REMPAH INDONESIA...

Lebih terperinci

Market Brief. Beras di Jerman

Market Brief. Beras di Jerman Market Brief Beras di Jerman ITPC Hamburg 2015 Daftar Isi Kata Pengantar... III 1 Pendahuluan... 1 1.1 Pemilihan Produk... 1 1.2 Profil Geografi Jerman... 1 2 Potensi Beras di Pasar Jerman... 2 2.1 Analisa

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Latar Belakang I. PENDAHULUAN Latar Belakang Undang-undang No. 25/1999 tentang perimbangan keuangan antara pusat dan daerah memberikan kesempatan kepada daerah untuk mengembangkan potensinya secara optimal. Di Sumatera

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA, -1- PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2017 TENTANG BATAS MAKSIMUM CEMARAN LOGAM BERAT DALAM PANGAN OLAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Komoditas kelapa sawit merupakan komoditas penting di Malaysia

I. PENDAHULUAN. Komoditas kelapa sawit merupakan komoditas penting di Malaysia 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Komoditas kelapa sawit merupakan komoditas penting di Malaysia sehingga industri kelapa sawit diusahakan secara besar-besaran. Pesatnya perkembangan industri kelapa

Lebih terperinci

MARKET BRIEF HOME DECORATION DI ITALIA

MARKET BRIEF HOME DECORATION DI ITALIA MARKET BRIEF HOME DECORATION DI ITALIA Dalam kondisi ekonomi yang buruk belakangan ini, pasar produk Dekorasi Rumah di Uni Eropa mengalami tekanan yang cukup signifikan. Konsumen lebih berhati-hati dalam

Lebih terperinci

Peluang Usaha Budidaya Cabai?

Peluang Usaha Budidaya Cabai? Sambal Aseli Pedasnya Peluang Usaha Budidaya Cabai? Potensinya terbuka, baik pasar bebas maupun industri. Kebutuhan cabai perkapita (2013) adalah 5 Kg/ tahun. Dengan jumlah penduduk 230 juta jiwa, maka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ubi jalar atau ketela rambat ( Ipomoea batatas ) adalah sejenis tanaman

BAB I PENDAHULUAN. Ubi jalar atau ketela rambat ( Ipomoea batatas ) adalah sejenis tanaman BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Ubi jalar atau ketela rambat ( Ipomoea batatas ) adalah sejenis tanaman budidaya. Bagian yang dimanfaatkan adalah akarnya yang membentuk umbi dengan kadar gizi berupa

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI INDUSTRI

BAB II DESKRIPSI INDUSTRI BAB II DESKRIPSI INDUSTRI 2.1. Pengertian Suplemen Makanan Menurut Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM), suplemen makanan adalah produk yang dimaksudkan untuk melengkapi kebutuhan zat gizi, memelihara,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara di Asia yang memiliki lahan pertanian cukup luas dengan hasil pertanian yang melimpah. Pisang merupakan salah

Lebih terperinci

Industrialisasi Sektor Agro dan Peran Koperasi dalam Mendukung Ketahanan Pangan Nasional. Kementerian Perindustrian 2015

Industrialisasi Sektor Agro dan Peran Koperasi dalam Mendukung Ketahanan Pangan Nasional. Kementerian Perindustrian 2015 Industrialisasi Sektor Agro dan Peran Koperasi dalam Mendukung Ketahanan Pangan Nasional Kementerian Perindustrian 2015 I. LATAR BELAKANG 2 INDUSTRI AGRO Industri Agro dikelompokkan dalam 4 kelompok, yaitu

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA A. KEAMANAN PANGAN

II. TINJAUAN PUSTAKA A. KEAMANAN PANGAN II. TINJAUAN PUSTAKA A. KEAMANAN PANGAN Menurut UU RI No. 7 tahun 1996, pangan didefinisikan sebagai segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang diolah maupun tidak diolah, yang diperuntukkan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM. Sumber : WTRG Economics

IV. GAMBARAN UMUM. Sumber : WTRG Economics IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Perkembangan Harga Minyak Bumi Minyak bumi merupakan salah satu sumber energi dunia. Oleh karenanya harga minyak bumi merupakan salah satu faktor penentu kinerja ekonomi global.

Lebih terperinci

Market Brief. Cengkeh di Jerman

Market Brief. Cengkeh di Jerman Market Brief Cengkeh di Jerman ITPC Hamburg 2015 ITPC HAMBURG - CENGKEH DI JERMAN 2015 Daftar Isi Kata Pengantar... III 1 Pendahuluan... 1 1.1 Pemilihan Produk... 1 1.2 Profil Geografi Jerman... 1 2 Potensi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kerawanan pangan saat ini benar-benar merupakan ancaman nyata dan bersifat laten. Beberapa hasil pengamatan beserta gambaran kondisi pangan dunia saat ini benar-benar mengindikasikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta merupakan kota tujuan wisata. Oleh karena itu, bisnis-bisnis

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta merupakan kota tujuan wisata. Oleh karena itu, bisnis-bisnis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Lingkungan Eksternal Bisnis Yogyakarta merupakan kota tujuan wisata. Oleh karena itu, bisnis-bisnis yang berkaitan dengan pariwisata seperti hotel, tempat rekreasi, serta kuliner

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan di mata dunia internasional memiliki prospek bisnis hortikultura yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. dan di mata dunia internasional memiliki prospek bisnis hortikultura yang sangat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai salah satu negara agraris yang beriklim tropis dan di mata dunia internasional memiliki prospek bisnis hortikultura yang sangat cerah. Hortikultura

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sangat penting untuk mencapai beberapa tujuan yaitu : menarik dan mendorong

I. PENDAHULUAN. sangat penting untuk mencapai beberapa tujuan yaitu : menarik dan mendorong I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Strategi pembangunan pertanian yang berwawasan agribisnis dan agroindustri pada dasarnya menunjukkan arah bahwa pengembangan agribisnis merupakan suatu upaya

Lebih terperinci

Tabel 1.1. Konsumsi Beras di Tingkat Rumah Tangga Tahun Tahun Konsumsi Beras*) (Kg/kap/thn)

Tabel 1.1. Konsumsi Beras di Tingkat Rumah Tangga Tahun Tahun Konsumsi Beras*) (Kg/kap/thn) I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sektor pertanian merupakan sektor penting dalam pembangunan ekonomi nasional. Peran strategis sektor pertanian digambarkan dalam kontribusi sektor pertanian dalam

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 20/Permentan/OT.140/2/2010 TENTANG SISTEM JAMINAN MUTU PANGAN HASIL PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 20/Permentan/OT.140/2/2010 TENTANG SISTEM JAMINAN MUTU PANGAN HASIL PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 20/Permentan/OT.140/2/2010 TENTANG SISTEM JAMINAN MUTU PANGAN HASIL PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - JERMAN PERIODE : JANUARI - JULI 2015

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - JERMAN PERIODE : JANUARI - JULI 2015 PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - JERMAN PERIODE : JANUARI - JULI 2015 A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan Jerman 1. Neraca perdagangan Jerman pada periode Januari - Juli 2015 tercatat surplus

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM JAMINAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN SERTA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM JAMINAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN SERTA SALINAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM JAMINAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN SERTA PENINGKATAN NILAI TAMBAH PRODUK HASIL PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN Latar Belakang

I PENDAHULUAN Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertanian organik merupakan salah satu bagian dari sektor pertanian yang mendapat perhatian besar masyarakat di negara maju maupun negara berkembang seiring dengan perubahan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. di Indonesia. Menurut Klasifikasi Lapangan Usaha Indonesia (1990) menyatakan

I. PENDAHULUAN. di Indonesia. Menurut Klasifikasi Lapangan Usaha Indonesia (1990) menyatakan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang penting di Indonesia. Sektor ini memegang peranan penting dalam perekonomian, seperti kontribusi terhadap peningkatan

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.227, 2012 KESEJAHTERAAN. Pangan. Ketahanan. Ketersediaan. Keamanan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5360) UNDANG-UNDANG REPUBLIK

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tomat (Lycopersicon esculentum Mill) merupakan sayuran buah yang tergolong tanaman semusim berbentuk perdu dan termasuk ke dalam famili Solanaceae. Buahnya merupakan sumber

Lebih terperinci

PENJELASAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 1999 TENTANG LABEL DAN IKLAN PANGAN

PENJELASAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 1999 TENTANG LABEL DAN IKLAN PANGAN PENJELASAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 1999 TENTANG LABEL DAN IKLAN PANGAN UMUM Terciptanya perdagangan pangan yang jujur dan bertanggung jawab merupakan salah satu tujuan penting

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sapi potong merupakan sumber utama sapi bakalan bagi usaha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sapi potong merupakan sumber utama sapi bakalan bagi usaha 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sapi Potong Sapi potong merupakan sumber utama sapi bakalan bagi usaha penggemukan. Penggemukan sapi potong umumnya banyak terdapat di daerah dataran tinggi dengan persediaan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERTANIAN. Jaminan Mutu Pangan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERTANIAN. Jaminan Mutu Pangan. No.81, 2010 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERTANIAN. Jaminan Mutu Pangan. PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 20/Permentan/OT.140/2/2010 TENTANG SISTEM JAMINAN MUTU PANGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditingkatkan nilai tambah, daya saing dan ekspornya adalah produk hortikultura.

BAB I PENDAHULUAN. ditingkatkan nilai tambah, daya saing dan ekspornya adalah produk hortikultura. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu produk pertanian yang memiliki potensi cukup tinggi untuk ditingkatkan nilai tambah, daya saing dan ekspornya adalah produk hortikultura. Komoditas hortikultura

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG PANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG PANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG PANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Pangan merupakan kebutuhan dasar manusia yang paling

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang cukup murah. Selain itu, jambu biji juga memiliki khasiat untuk

BAB I PENDAHULUAN. yang cukup murah. Selain itu, jambu biji juga memiliki khasiat untuk BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Jambu biji merupakan salah satu buah yang tidak asing bagi masyarakat Indonesia. Jambu biji ini sangat populer karena mudah didapat dan memiliki harga yang cukup murah.

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 224/Menkes/SK/II/2007 TENTANG SPESIFIKASI TEKNIS MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI)

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 224/Menkes/SK/II/2007 TENTANG SPESIFIKASI TEKNIS MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI) KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 224/Menkes/SK/II/2007 TENTANG SPESIFIKASI TEKNIS MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI) MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa

Lebih terperinci

MARKET BRIEF MATERIAL LOGAM SUKU CADANG SEPEDA DI ITALIA

MARKET BRIEF MATERIAL LOGAM SUKU CADANG SEPEDA DI ITALIA MARKET BRIEF MATERIAL LOGAM SUKU CADANG SEPEDA DI ITALIA April 2015 Table of Contents INTISARI... 3 DEFINISI PRODUK... 3 SPESIFIKASI PRODUK... 3 MATERIAL DAN DESAIN... 3 PELABELAN DAN PENGEMASAN... 3 KUALITAS

Lebih terperinci

MARKET BRIEF Minuman Herbal (Teh Jahe) di Denmark

MARKET BRIEF Minuman Herbal (Teh Jahe) di Denmark MARKET BRIEF Minuman Herbal (Teh Jahe) di Denmark I. Pendahuluan Profil Negara: Denmark Denmark merupakan salah satu negara modern dengan tingkat kesejahteraan yang tinggi yang turut aktif berpartisipasi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara kepulauan yang terletak di kawasan Asia Tenggara dan berada di sekitar garis khatulistiwa, sehingga memberikan cuaca tropis. Posisi Indonesia

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2017 TENTANG BATAS MAKSIMUM CEMARAN LOGAM BERAT DALAM PANGAN OLAHAN

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2017 TENTANG BATAS MAKSIMUM CEMARAN LOGAM BERAT DALAM PANGAN OLAHAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2017 TENTANG BATAS MAKSIMUM CEMARAN LOGAM BERAT DALAM PANGAN OLAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM EKSPOR UDANG INDONESIA

V GAMBARAN UMUM EKSPOR UDANG INDONESIA V GAMBARAN UMUM EKSPOR UDANG INDONESIA 5.1. Perdagangan Internasional Hasil Perikanan Selama lebih dari beberapa dekade ini, sektor perikanan dunia telah banyak mengalami perkembangan dan perubahan. Berdasarkan

Lebih terperinci

Good Agricultural Practices

Good Agricultural Practices Good Agricultural Practices 1. Pengertian Good Agriculture Practice Standar pekerjaan dalam setiap usaha pertanian agar produksi yang dihaslikan memenuhi standar internasional. Standar ini harus dibuat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Kendal terkenal dengan sentra pertanian, salah satunya adalah

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Kendal terkenal dengan sentra pertanian, salah satunya adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kabupaten Kendal terkenal dengan sentra pertanian, salah satunya adalah budidaya jambu biji. Jambu biji jenis getas merah (Psidium guajava Linn) merupakan jenis jambu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari kedelai yang melalui proses fermentasi. Berdasarkan data dari BPS, produksi

BAB I PENDAHULUAN. dari kedelai yang melalui proses fermentasi. Berdasarkan data dari BPS, produksi Produksi kedelai (ton) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tempe merupakan salah satu makanan tradisional di Indonesia yang terbuat dari kedelai yang melalui proses fermentasi. Berdasarkan data dari BPS,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Tren produksi buah-buahan semakin meningkat setiap tahunnya, hal ini disebabkan terjadinya kenaikan jumlah penduduk dari tahun ke tahun. Perkembangan tersebut tampak pada

Lebih terperinci

SNI 3165:2009. Standar Nasional Indonesia. Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Panitia Teknis Perumusan SNI Pertanian.

SNI 3165:2009. Standar Nasional Indonesia. Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Panitia Teknis Perumusan SNI Pertanian. Standar Nasional Indonesia Jeruk keprok ICS 67.080.10 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif... 1 3 Istilah dan definisi... 1 4 Ketentuan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG PANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG PANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG PANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Pangan merupakan kebutuhan dasar manusia yang paling

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. dapat diakses oleh seluruh lapisan masyarakat. Pembangunan hortikultura juga

PENDAHULUAN. dapat diakses oleh seluruh lapisan masyarakat. Pembangunan hortikultura juga PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hortikultura memegang peran penting dan strategis karena perannya sebagai komponen utama pada pola pangan harapan. Komoditas hortikultura khususnya sayuran dan buah-buahan

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2004 TENTANG KEAMANAN, MUTU DAN GIZI PANGAN

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2004 TENTANG KEAMANAN, MUTU DAN GIZI PANGAN PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2004 TENTANG KEAMANAN, MUTU DAN GIZI PANGAN UMUM Pangan merupakan kebutuhan manusia yang sangat mendasar karena berpengaruh terhadap

Lebih terperinci

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI No. 5360 KESEJAHTERAAN. Pangan. Ketahanan. Ketersediaan. Keamanan. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 227) PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia menjadi salah satu negara yang memiliki areal perkebunan yang luas.

I. PENDAHULUAN. Indonesia menjadi salah satu negara yang memiliki areal perkebunan yang luas. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia menjadi salah satu negara yang memiliki areal perkebunan yang luas. Komoditas yang ditanami diantaranya kelapa sawit, karet, kopi, teh, kakao, dan komoditas

Lebih terperinci

Fair Trade USA Ketentuan-Ketentuan Harga Khusus dan Premium Versi 1.0.0

Fair Trade USA Ketentuan-Ketentuan Harga Khusus dan Premium Versi 1.0.0 Fair Trade USA Ketentuan-Ketentuan Harga Khusus dan Premium Versi 1.0.0 www.fairtradeusa.org 2017 Fair Trade USA. All rights reserved. Ketentuan-Ketentuan Harga Khusus dan Premium Dokumen ini berisi Ketentuan-Ketentuan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. ternak. Penanaman tanaman dengan sistem agroforestri ini dapat meningkatkan

I. PENDAHULUAN. ternak. Penanaman tanaman dengan sistem agroforestri ini dapat meningkatkan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Agroforestri adalah sistem dan teknologi lahan dimana tanaman berkayu ditanam secara sengaja pada unit manajemen lahan yang sama dengan pertanian dan/atau ternak. Penanaman

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. melalui nilai tambah, lapangan kerja dan devisa, tetapi juga mampu

I. PENDAHULUAN. melalui nilai tambah, lapangan kerja dan devisa, tetapi juga mampu 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sektor industri merupakan komponen utama dalam pembangunan ekonomi nasional. Sektor industri mampu memberikan kontribusi ekonomi yang besar melalui nilai tambah,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan memberikan

BAB 1 PENDAHULUAN. Sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan memberikan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap perekonomian Indonesia. Hal ini dilihat dari kontribusi sektor

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Minyak nabati merupakan salah satu komoditas penting dalam perdagangan minyak pangan dunia. Tahun 2008 minyak nabati menguasai pangsa 84.8% dari konsumsi minyak pangan

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada saat sekarang ini pertanian tidak lagi menjadi aktivitas yang sederhana, tidak sekedar bercocok tanam, tetapi menjadi suatu kegiatan bisnis yang kompleks. Pasar

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tahun. Sumber : [18 Februari 2009]

I. PENDAHULUAN. Tahun. Sumber :  [18 Februari 2009] I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komoditas pangan merupakan kebutuhan yang paling mendasar bagi sumber daya manusia suatu bangsa termasuk Indonesia. Indonesia dengan jumlah penduduk yang besar (228.523.300

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Sektor pertanian memegang peranan penting dalam pembangunan nasonal. Indonesia terus melakukan upaya meningkatkan sektor pertanian untuk menghasilkan produk yang bermutu. Kemajuan

Lebih terperinci

V. KERAGAAN INDUSTRI GULA INDONESIA

V. KERAGAAN INDUSTRI GULA INDONESIA 83 V. KERAGAAN INDUSTRI GULA INDONESIA 5.1. Luas Areal Perkebunan Tebu dan Produktivitas Gula Hablur Indonesia Tebu merupakan tanaman yang ditanam untuk bahan baku gula. Tujuan penanaman tebu adalah untuk

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang sejak lama melakukan perdagangan internasional. Peningkatan ekspor dari sisi jumlah maupun jenis barang ataupun jasa selalu diupayakan dengan

Lebih terperinci

PERATURAN BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN NOMOR 27 TAHUN 2017 TENTANG PENDAFTARAN PANGAN OLAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN NOMOR 27 TAHUN 2017 TENTANG PENDAFTARAN PANGAN OLAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN NOMOR 27 TAHUN 2017 TENTANG PENDAFTARAN PANGAN OLAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS

Lebih terperinci

Ketentuan-Ketentuan Harga Khusus dan Premium

Ketentuan-Ketentuan Harga Khusus dan Premium Ketentuan-Ketentuan Harga Khusus Premium Fair Trade USA Versi 1.1.0 Versi 1.1.0 A. Tujuan Dokumen ini berisi penjelasan tentang ketentuan-ketentuan Harga Khusus Premium yang berlaku untuk produk-produk

Lebih terperinci

KAJIAN SISTEM TRACEABILITY DALAM PENANGANAN DAN PENGOLAHAN KOMODITAS PRODUK PERIKANAN INDONESIA UNTUK EKSPOR

KAJIAN SISTEM TRACEABILITY DALAM PENANGANAN DAN PENGOLAHAN KOMODITAS PRODUK PERIKANAN INDONESIA UNTUK EKSPOR KAJIAN SISTEM TRACEABILITY DALAM PENANGANAN DAN PENGOLAHAN KOMODITAS PRODUK PERIKANAN INDONESIA UNTUK EKSPOR Tim Penyusun : Annisa Galuh D (13494) Kusumo Prasetyo A (13495) Nadia Aulia Putri (13496) Puji

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kandungan gizi pada ikan adalah protein, lemak, vitamin-vitamin, mineral,

BAB I PENDAHULUAN. Kandungan gizi pada ikan adalah protein, lemak, vitamin-vitamin, mineral, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ikan merupakan pangan yang memiliki kandungan zat gizi yang tinggi. Kandungan gizi pada ikan adalah protein, lemak, vitamin-vitamin, mineral, karbohidrat, serta kadar

Lebih terperinci

Menimbang : Mengingat :

Menimbang : Mengingat : KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.00.5.1.2569 TENTANG KRITERIA DAN TATA LAKSANA PENILAIAN PRODUK PANGAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN, Menimbang : Mengingat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya manusia tidak dapat hidup sendiri, demikian halnya dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya manusia tidak dapat hidup sendiri, demikian halnya dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada dasarnya manusia tidak dapat hidup sendiri, demikian halnya dengan negara karena setiap negara membutuhkan negara lain untuk memenuhi kebutuhan rakyatnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan oleh pelaku industri karena merupakan salah satu bahan pangan

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan oleh pelaku industri karena merupakan salah satu bahan pangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan sektor pertanian mempunyai fungsi penting dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat akan bahan pangan pokok. Salah satu bahan tersebut adalah gula pasir.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Pertanian Menurut Mubyarto (1995), pertanian dalam arti luas mencakup pertanian rakyat atau pertanian dalam arti sempit disebut perkebunan (termasuk didalamnya perkebunan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1996 TENTANG PANGAN [LN 1996/99, TLN 3656]

UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1996 TENTANG PANGAN [LN 1996/99, TLN 3656] UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1996 TENTANG PANGAN [LN 1996/99, TLN 3656] BAB X KETENTUAN PIDANA Pasal 55 Barangsiapa dengan sengaja: a. menyelenggarakan kegiatan atau proses produksi, penyimpanan, pengangkutan,

Lebih terperinci

1. BAB I PENDAHULUAN. Jahe (Zingiber officinale) dan kunyit (Curcuma longa) merupakan

1. BAB I PENDAHULUAN. Jahe (Zingiber officinale) dan kunyit (Curcuma longa) merupakan 1. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jahe (Zingiber officinale) dan kunyit (Curcuma longa) merupakan rempah-rempah Indonesia yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari, umumnya dijadikan sebagai

Lebih terperinci

Pengembangan Kelembagaan Pangan di Indonesia Pasca Revisi Undang-Undang Pangan. Ir. E. Herman Khaeron, M.Si. Wakil Ketua Komisi IV DPR RI

Pengembangan Kelembagaan Pangan di Indonesia Pasca Revisi Undang-Undang Pangan. Ir. E. Herman Khaeron, M.Si. Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Pengembangan Kelembagaan Pangan di Indonesia Pasca Revisi Undang-Undang Pangan Ir. E. Herman Khaeron, M.Si. Wakil Ketua Komisi IV DPR RI KEBIJAKAN PANGAN INDONESIA Kebijakan pangan merupakan prioritas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. yang memadai akan mengakibatkan terjadinya kerawanan sosial berupa

I. PENDAHULUAN. yang memadai akan mengakibatkan terjadinya kerawanan sosial berupa I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pangan merupakan kebutuhan dasar manusia yang terus meningkat seiring dengan peningkatan jumlah penduduk. Ketergantungan manusia terhadap pangan yang tinggi tanpa diimbangi

Lebih terperinci

SNI 4230:2009. Standar Nasional Indonesia. Pepaya

SNI 4230:2009. Standar Nasional Indonesia. Pepaya Standar Nasional Indonesia Pepaya ICS 67.080.10 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif... 1 3 Istilah dan definisi... 1 4 Ketentuan mengenai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. akan tetapi sering dikonsumsi sebagai snack atau makanan selingan. Seiring dengan meningkatnya pengetahuan masyarakat tentang gizi

BAB 1 PENDAHULUAN. akan tetapi sering dikonsumsi sebagai snack atau makanan selingan. Seiring dengan meningkatnya pengetahuan masyarakat tentang gizi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Indonesia pembuatan roti pada umumnya terbuat dari bahan dasar tepung terigu. Roti bukan makanan pokok masyarakat Indonesia, akan tetapi sering dikonsumsi sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beras kencur dikenal sebagai minuman tradisional khas Indonesia yang terbuat dari bahan-bahan herbal segar. Komposisi utamanya ialah beras dan rimpang kencur yang memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kelangkaan pangan telah menjadi ancaman setiap negara, semenjak

BAB I PENDAHULUAN. Kelangkaan pangan telah menjadi ancaman setiap negara, semenjak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kelangkaan pangan telah menjadi ancaman setiap negara, semenjak meledaknya pertumbuhan penduduk dunia dan pengaruh perubahan iklim global yang makin sulit diprediksi.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Teh merupakan salah satu dari jenis produk minuman yang dikenal dan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Teh merupakan salah satu dari jenis produk minuman yang dikenal dan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Teh merupakan salah satu dari jenis produk minuman yang dikenal dan digemari oleh masyarakat Indonesia. Bagi konsumen teh, komoditas ini dianggap mempunyai keunggulan komparatif

Lebih terperinci

Sertifikasi Kopi Berkelanjutan di Indonesia. Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, Jl. PB. Sudirman 90 Jember 68118

Sertifikasi Kopi Berkelanjutan di Indonesia. Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, Jl. PB. Sudirman 90 Jember 68118 Sertifikasi Kopi Berkelanjutan di Indonesia Fitria Ardiyani 1) dan Novie Pranata Erdiansyah 1) 1) Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, Jl. PB. Sudirman 90 Jember 68118 Globalisasi perdagangan menuntut

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jajanan pasar adalah makanan tradisional Indonesia yang diperjual belikan di pasar, khususnya di pasar-pasar tradisional. Atau definisi lain dari jajanan pasar adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Meningkatnya status ekonomi masyarakat dan banyaknya iklan produk-produk pangan menyebabkan perubahan pola konsumsi pangan seseorang. Salah satunya jenis komoditas pangan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kopi merupakan salah satu komoditas ekspor unggulan subsektor perkebunan

I. PENDAHULUAN. Kopi merupakan salah satu komoditas ekspor unggulan subsektor perkebunan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kopi merupakan salah satu komoditas ekspor unggulan subsektor perkebunan yang memegang peranan penting dalam perdagangan dan perekonomian negara. Kopi berkontribusi cukup

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Padi (Oryza sativa L.) merupakan tanaman pokok di Indonesia karena sebagian besar

I. PENDAHULUAN. Padi (Oryza sativa L.) merupakan tanaman pokok di Indonesia karena sebagian besar I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Padi (Oryza sativa L.) merupakan tanaman pokok di Indonesia karena sebagian besar penduduk Indonesia mengkonsumsi nasi sebagai makanan pokok. Tidak hanya di Indonesia,

Lebih terperinci