I. PENDAHULUAN. Latar Belakang
|
|
- Widya Hardja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 I. PENDAHULUAN Latar Belakang Undang-undang No. 25/1999 tentang perimbangan keuangan antara pusat dan daerah memberikan kesempatan kepada daerah untuk mengembangkan potensinya secara optimal. Di Sumatera Barat, potensi yang mungkin untuk dikembangkan adalah dari sektor perkebunan, selain sektor lainnya seperti pertambangan dan jasa. Sektor perkebunan merupakan penyumbang yang cukup besar bagi pendapatan daerah Sumatera Barat (21,7%). Dari sektor perkebunan, komoditi yang memberikan sumbangan pendapatan yang cukup potensial adalah kayu manis yang memberikan nilai ekspor terbesar kedua setelah karet. Kayu manis (Cinnamomum burmanii) yang dalam perdagangan lebih dikenal sebagai casiavera merupakan tanaman asli Indonesia dan sebagian besar ditanam di daerah Sumatera Barat. Kayu manis Indonesia cukup disukai di luar negeri karena memiliki aroma yang khas. Produk utama dari tanaman kayu manis adalah kulit kering kayu manis yang digunakan sebagai rempah-rempah untuk penyedap makanan. Dari kulit kayu manis juga dapat dihasilkan beberapa produk lain seperti bubuk kayu manis, minyak atsiri kayu manis dan oleoresin kayu manis yang banyak digunakan dalam industri makanan minuman, farmasi dan kosmetika. Pasaran produk kayu manis terutama adalah Amerika Serikat yang mengimpor sekitar 80% dari jumlah kulit kayu manis yang tersedia untuk ekspor. Negara pengimpor lainnya adalah negara-negara di Eropa Barat, Kanada dan Singapura. Hanya sedikit dari produksi kayu manis yang digunakan untuk pasaran dalam negeri. Volume ekspor dan nilai ekspor kayu manis mengalami fluktuasi. Hal ini kemungkinan dipengaruhi oleh faktor mutu, karena tingkat mutu akan menentukan harga dan penerimaan oleh konsumen di luar negeri. Perkembangan volume dan nilai ekspor kayu manis dari pelabuhan Sumatera Barat dapat dilihat pada Tabel 1.
2 2 Tabel 1. Perkembangan volume ekspor dan nilai ekspor kayu manis Tahun Volume ekspor (Ton) Nilai ekspor (US $000) , , , , , , , , , ,11 Sumber : Badan Pusat Statistik (2008) Sebagai daerah penghasil kayu manis yang cukup potensial, perkembangan luas lahan dan produksi kayu manis di Sumatera Barat hanya sedikit mengalami peningkatan. Kecilnya peningkatan luas areal dan produksi kayu manis disebabkan karena penanaman kayu manis masih dilakukan dalam bentuk perkebunan rakyat dengan luas areal yang relatif kecil. Selain itu tanaman kayu manis masih dianggap sebagai usaha sampingan yang belum memberikan pendapatan yang besar bagi petani sehingga sulit diharapkan petani akan melakukan perluasan lahan dan peningkatan produksi. Perkembangan luas lahan dan produksi kayu manis Sumatera Barat dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Perkembangan luas lahan produksi kayu manis Tahun Luas lahan (Ha) Produksi (Ton) Sumber: Statistik Perkebunan Indonesia (2008)
3 3 Pengembangan kayu manis di daerah Sumatera Barat diarahkan pada perluasan areal penanaman kayu manis yang dikelola oleh rakyat. Akan tetapi permasalahan yang dihadapi saat ini yaitu rendahnya mutu kulit kayu manis serta kurangnya informasi pasar pada tingkat petani, dan belum adanya industri pengolahan kayu manis. Keadaan ini menyebabkan petani tidak menganggap tanaman kayu manis sebagai usaha yang produktif untuk meningkatkan pendapatan dan devisa negara. Untuk memperluas daya saing komoditi kayu manis di pasar ekspor, maka diperlukan usaha untuk diversifikasi produk dengan memproduksi kayu manis dalam bentuk olahan, sehingga tidak hanya diekspor dalam bentuk gulungan kulit kering kayu manis seperti yang selama ini dilakukan. Karena itu pengembangan agroindustri pengolahan kayu manis menjadi strategis baik untuk menghadapi persaingan pasar maupun untuk meningkatkan nilai tambah ekonomi komoditi kayu manis. Sehingga pada akhirnya petani kayu manis akan semakin merasakan manfaat kegiatan produksinya. Dengan berkembangnya industri makanan dan minuman maka telah dikembangkan produk bubuk kayu manis, sedangkan minyak atsiri kayu manis telah lama diproduksi terutama di Ceylon dan Cina. Di Indonesia produksi minyak atsiri kayu manis baru dalam taraf pengembangan. Harga minyak atsiri kayu manis selalu berfluktuasi dari tahun ke tahun, namun harganya relatif tinggi dibandingkan dengan minyak atsiri lainnya. Melihat besarnya potensi kulit kayu manis di daerah Sumatera Barat, maka perlu dikaji kelayakan pendirian industri pedesaan untuk pengolahan minyak atsiri kayu manis. Dengan adanya industri olahan kayu manis, baik dalam bentuk industri skala kecil atau menengah, akan memberikan kepastian pasar bagi petani sehingga akan mendorong petani untuk lebih meningkatkan produksi dengan menambah luas areal penanamannya. Selain itu pihak industri juga dapat melakukan pembinaan mutu bagi petani dengan memberikan penekanan terhadap standar mutu tertentu bagi kulit kayu manis yang dihasilkan oleh petani, sehingga diharapkan petani akan berusaha memenuhi spesifikasi mutu yang ditetapkan dengan harga jual yang lebih baik.
4 4 Agar bisa berkembang, industri pedesaan sebagai industri kecil menengah yang berada di desa memerlukan dukungan teknologi yang baik. Pemilihan teknologi yang sesuai dengan lingkungan sosial masyarakat akan sangat menunjang usaha tersebut. Tingkat teknologi yang dibutuhkan tergantung pada sumberdaya (alam dan manusia), kemampuan teknologi yang dimiliki oleh industri, modal dan keadaan sosial masyarakat sekitar. Dengan demikian pendayagunaan potensi industri kecil dapat dilaksanakan sejalan dengan usaha pemerintah untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat pedesaan. Tujuan Tujuan penelitian ini adalah : 1. Mengkaji potensi pengembangan industri pengolahan kulit kayu manis. 2. Menentukan teknologi proses yang tepat untuk industri pengolahan kulit kayu manis. 3. Menetapkan tingkat kelayakan yang menguntungkan untuk pengembangan industri pengolahan kulit kayu manis. Ruang Lingkup Ruang lingkup kajian pengembangan industri pengolahan kayu manis di daerah Sumatera Barat meliputi : 1. Melakukan kajian diversifikasi produk kayu manis. 2. Analisis struktur biaya dalam usaha pengolahan kayu manis yaitu pengkajian pada struktur biaya usaha tani dan pengolahan pasca panen kayu manis pada tingkat petani, analisis tata niaga dan harga pada tingkat petani, pedagang pengumpul dan pihak eksportir. 3. Kajian teknologi proses pengolahan kayu manis ditinjau dari segi teknis dan skala indsutri 4. Analisis finansial untuk mengetahui kelayakan pendirian industri pengolahan kayu manis.
5 5 Hipotesis Pengembangan industri pengolahan kayu manis pada skala kecil dapat meningkatkan pendapatan petani kulit kayu manis.
I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang kaya dengan berbagai jenis tanaman rempah rempah dan menjadi negara pengekspor rempah rempah terbesar di dunia. Jenis rempah rempah yang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. hambatan lain, yang di masa lalu membatasi perdagangan internasional, akan
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada era globalisasi saat ini, di mana perekonomian dunia semakin terintegrasi. Kebijakan proteksi, seperi tarif, subsidi, kuota dan bentuk-bentuk hambatan lain, yang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tabel 1. Nilai Ekspor Sepuluh Komoditas Rempah Unggulan Indonesia
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara penghasil rempah utama di dunia. Rempah yang dihasilkan di Indonesia diantaranya adalah lada, pala, kayu manis, vanili, dan cengkeh. Rempah-rempah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peranan sektor pertanian dalam pembangunan di Indonesia tidak perlu diragukan lagi. Garis Besar Haluan Negara (GBHN) telah memberikan amanat bahwa prioritas pembangunan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Perekonomian merupakan salah satu indikator kestabilan suatu negara. Indonesia
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perekonomian merupakan salah satu indikator kestabilan suatu negara. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang, menganut sistem perekonomian terbuka, di mana lalu
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR, IMPOR, DAN NERACA PERDAGANGAN
No. 06/02/15/Th. IV, 1 Februari 2010 PERKEMBANGAN EKSPOR, IMPOR, DAN NERACA PERDAGANGAN NILAI EKSPOR PROVINSI JAMBI BULAN DESEMBER 2009 TURUN 6,39 PERSEN, SEDANGKAN IMPOR NAIK 26,9 PERSEN Nilai ekspor
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM. sebagai produsen utama dalam perkakaoan dunia. Hal ini bukan tanpa alasan, sebab
V. GAMBARAN UMUM 5.1. Prospek Kakao Indonesia Indonesia telah mampu berkontribusi dan menempati posisi ketiga dalam perolehan devisa senilai 668 juta dolar AS dari ekspor kakao sebesar ± 480 272 ton pada
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia menjadi salah satu negara yang memiliki areal perkebunan yang luas.
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia menjadi salah satu negara yang memiliki areal perkebunan yang luas. Komoditas yang ditanami diantaranya kelapa sawit, karet, kopi, teh, kakao, dan komoditas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kopi merupakan salah satu komoditas perkebunan yang mempunyai peranan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kopi merupakan salah satu komoditas perkebunan yang mempunyai peranan penting dalam perekonomian Indonesia, yaitu sebagai penghasil devisa, sumber pendapatan petani,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. penyumbang devisa, kakao (Theobroma cacao) juga merupakan salah satu
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara berkembang yang mengandalkan sektor migas dan non migas sebagai penghasil devisa. Salah satu sektor non migas yang mampu memberikan kontribusi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat secara ekonomi dengan ditunjang oleh faktor-faktor non ekonomi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu proses perubahan yang dilakukan melalui upaya-upaya terencana untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara ekonomi dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam menunjang peningkatan ekspor nonmigas di Indonesia. Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kopi merupakan salah satu komoditas perkebunan yang memiliki peran penting dalam menunjang peningkatan ekspor nonmigas di Indonesia. Indonesia merupakan negara produsen
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAMBI 2016
No. 054/10/15/Th.X, 3 Oktober 2016 PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAMBI 2016 AGUSTUS Nilai Ekspor Asal Provinsi Jambi sebesar US$ 160,46 Juta, dan Nilai Impor sebesar US$ 4,57 Juta. Nilai ekspor asal
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan mempunyai
I. PENDAHULUAN I. Latar Belakang Sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan mempunyai peranan yang penting dan strategis dalam pembangunan nasional. Salah satunya sebagai sumber penerimaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Produk Domestik Bruto (PDB) yang cukup besar, yaitu sekitar 14,43% pada tahun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian mempunyai peranan yang sangat penting dalam kegiatan perekonomian di Indonesia, hal ini dapat dilihat dari kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris dengan keanekaragaman sumberdaya hayati yang tinggi. Sektor pertanian merupakan
I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris dengan keanekaragaman sumberdaya hayati yang tinggi. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang menyumbang devisa negara yang
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. perekonomian Indonesia. Hal ini terlihat dari beberapa peranan sektor pertanian
1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang berbasis pada sektor pertanian, sehingga tidak dapat dipungkiri bahwa sektor pertanian merupakan sektor yang sangat penting bagi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia terkenal dengan sebutan negara agraris, yang ditunjukkan oleh luas
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia terkenal dengan sebutan negara agraris, yang ditunjukkan oleh luas lahan yang digunakan untuk pertanian. Dari seluruh luas lahan yang ada di Indonesia, 82,71
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAMBI 2016
No. 23/05/16/Th.X, 2 Mei 2016 PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAMBI 2016 MARET Nilai Ekspor Asal Provinsi Jambi sebesar US$ 155,15 Juta, dan Nilai Impor sebesar US$ 3,29 Juta. Nilai ekspor asal Provinsi
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA BARAT FEBRUARI 2016
19 /03/13/Th. XIX, 15 Maret PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA BARAT FEBRUARI I. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR FEBRUARI MENCAPAI US$120,9 JUTA Nilai ekspor Sumatera Barat bulan mencapai US$120,9 juta,
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAMBI FEBRUARI 2015
No. 20/03/15/Th.IX, 16 Maret 2015 PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAMBI FEBRUARI 2015 Nilai Ekspor Melalui Pelabuhan di Provinsi Jambi sebesar US$ 95,49 Juta, dan Nilai Impor sebesar US$ 9,88 Juta.
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAMBI APRIL 2015
No. 32/05/15/Th.IX, 15 Mei PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAMBI APRIL Nilai Ekspor Melalui Pelabuhan di Provinsi Jambi sebesar US$ 101,85 Juta, dan Nilai Impor sebesar US$ 7,81 Juta. Nilai ekspor Melalui
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAMBI MARET 2015
No. 24/04/15/Th.IX, 15 April 2015 PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAMBI MARET 2015 Nilai Ekspor Melalui Pelabuhan di Provinsi Jambi sebesar US$ 103,12 Juta, dan Nilai Impor sebesar US$ 10,95 Juta. Nilai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Jagung merupakan komoditi yang penting bagi perekonomian Indonesia,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jagung merupakan komoditi yang penting bagi perekonomian Indonesia, kebutuhan jagung di Indonesia mengalami peningkatan, yaitu lebih dari 10 juta ton pipilan kering
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAMBI DESEMBER 2014
No. 07/02/15/Th.IX, 2 Februari 2015 PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAMBI DESEMBER 2014 Nilai Ekspor Melalui Pelabuhan di Provinsi Jambi sebesar US$ 103,29 Juta, dan Nilai Impor sebesar US$ 6,69 Juta.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Karet merupakan komoditi ekspor yang mampu memberikan kontribusi di dalam
BAB PENDAHULUAN. Latar Belakang Karet merupakan komoditi ekspor yang mampu memberikan kontribusi di dalam upaya peningkatan devisa Indonesia. Ekspor Karet Indonesia selama 0 tahun terakhir terus menunjukkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Subsektor perkebunan merupakan salah satu sektor pertanian yang
1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Subsektor perkebunan merupakan salah satu sektor pertanian yang dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat dalam pembangunan perekonomian Indonesia. Pada saat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam dunia modern sekarang suatu negara sulit untuk dapat memenuhi seluruh kebutuhannya sendiri tanpa kerjasama dengan negara lain. Dengan kemajuan teknologi yang sangat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dikembangkan secara nasional adalah kakao (Sufri, 2007; Faisal Assad dkk.,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Analisis daya saing ekspor beberapa komoditas pertanian dengan berbagai pendekatan parameter komparatif, trade mapping, tren pertumbuhan, kontribusi devisa dan sebaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian dan perkebunan memegang peranan penting dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian dan perkebunan memegang peranan penting dan merupakan sektor dalam perekonomian negara berkembang termasuk Indonesia. Pentingnya sektor-sektor pertanian
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAMBI 2016
No. 19/04/16/Th.X, 1 April 2016 PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAMBI 2016 FEBRUARI Nilai Ekspor Asal Provinsi Jambi sebesar US$ 136,24 Juta, dan Nilai Impor sebesar US$ 8,21 Juta. Nilai ekspor asal
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. penyediaan lapangan kerja, pemenuhan kebutuhan konsumsi dalam negeri, bahan
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan sumberdaya alam yang melimpah, terutama pada sektor pertanian. Sektor pertanian sangat berpengaruh bagi perkembangan
Lebih terperinciTUGAS AKHIR PENGARUH PENAMBAHAN IMPURITAS TERHADAP PUTARAN OPTIK MINYAK KAYU MANIS MENGGUNAKAN POLARIMETER
TUGAS AKHIR PENGARUH PENAMBAHAN IMPURITAS TERHADAP PUTARAN OPTIK MINYAK KAYU MANIS MENGGUNAKAN POLARIMETER ( The Impact of Impurity Addition Through the Cinamons Optical Twist by Using Polarimeter) Diajukan
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. tersebut antara lain menyediakan pangan bagi seluruh penduduk, menyumbang
I PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Sektor pertanian memegang peranan penting dalam pembangunan nasional. Peranan tersebut antara lain menyediakan pangan bagi seluruh penduduk, menyumbang devisa,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian mempunyai peranan yang cukup penting dalam kegiatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian mempunyai peranan yang cukup penting dalam kegiatan perekonomian di Indonesia, hal ini dapat dilihat dari kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAMBI DESEMBER 2015
No. 07/02/16/Th.X, 1 Februari 2016 PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAMBI DESEMBER 2015 Nilai Ekspor Asal Provinsi Jambi sebesar US$ 172,12 Juta, dan Nilai Impor sebesar US$ 16,62 Juta. Nilai ekspor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. KAWASAN HUTAN/Forest Area (X Ha) APL TOTAL HUTAN TETAP PROPINSI
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan alam yang melimpah. Minyak dan gas bumi, batubara, emas dan tembaga serta barang tambang lainnyayang banyak ditemukan
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA BARAT JANUARI 2014
14/03/13/Th. XVII, 3 Maret PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA BARAT JANUARI I. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR JANUARI MENCAPAI US$161,9 JUTA Nilai ekspor Sumatera Barat bulan Januari mencapai US$161,9
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAMBI JUNI 2016
No. 41/08/15/Th.X, 1 Agustus 2016 PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAMBI JUNI 2016 Nilai Ekspor Asal Provinsi Jambi sebesar US$ 176,85 Juta, dan Nilai Impor sebesar US$ 4,44 Juta. Nilai ekspor asal Provinsi
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR PROVINSI BENGKULU
No. 08/02/17/Th.VI, 2 Februari 2015 PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR PROVINSI BENGKULU Total Ekspor Provinsi Bengkulu Desember 2014 mencapai nilai sebesar US$ 12,68 Juta, yang tercatat 34,53 % diantaranya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang sedang gencargencarnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang sedang gencargencarnya melaksanakan pembangunan dalam segala bidang. Tujuannya adalah untuk menciptakan
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAMBI JANUARI 2017
No. 13/03/15/Th.XI, 1 Maret 2017 PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAMBI JANUARI 2017 Nilai Ekspor Asal Provinsi Jambi sebesar US$ 195,65 Juta, dan Nilai Impor sebesar US$ 5,81 Juta. Nilai ekspor asal
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pertanian merupakan salah satu sektor yang memiliki peran penting dalam
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertanian merupakan salah satu sektor yang memiliki peran penting dalam perkembangan perekonomian Indonesia. Sektor ini menyumbangkan peranan tersebut dalam beberapa
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAMBI JULI 2017
No.49/09/15/Th.XI, 4 September 2017 PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAMBI JULI 2017 Nilai Ekspor Asal Provinsi Jambi sebesar US$ 216,13 Juta, dan Nilai Impor sebesar US$ 5,84 Juta. Nilai ekspor asal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Proses globalisasi yang bergulir dengan cepat dan didukung oleh kemajuan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses globalisasi yang bergulir dengan cepat dan didukung oleh kemajuan teknologi tertentu di bidang komunikasi dan informasi telah mengakibatkan menyatunya pasar
Lebih terperinci1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Crude palm oil (CPO) merupakan produk olahan dari kelapa sawit dengan cara perebusan dan pemerasan daging buah dari kelapa sawit. Minyak kelapa sawit (CPO)
Lebih terperinciPERDAGANGAN LUAR NEGERI EKSPOR IMPOR SUMATERA SELATAN AGUSTUS 2016
PERDAGANGAN LUAR NEGERI EKSPOR - IMPOR SUMATERA SELATAN AGUSTUS 2006 BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN No. / /Th., Juli 2007 No. 56/10/16/Th.XVIII, 3 Oktober PERDAGANGAN LUAR NEGERI EKSPOR IMPOR SUMATERA SELATAN
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA BARAT JUNI 2015
41/07/13/Th. XVIII, 15 Juli PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA BARAT JUNI I. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR JUNI MENCAPAI US$172,8 JUTA Nilai ekspor Sumatera Barat bulan mencapai US$172,8 juta, terjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan perkebunan karet terluas di dunia. Dalam kurung waktu 150 tahun sejak dikembangkannya pertama kalinya, luas areal perkebunan karet
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara pertanian, artinya bahwa sektor pertanian masih
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara pertanian, artinya bahwa sektor pertanian masih memegang peranan yang penting dalam pembangunan perekonomian nasional. Salah satu ciri strategi
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA BARAT MARET 2015
24/04/13/Th. XVIII, 15 April PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA BARAT MARET I. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR MARET MENCAPAI US$142,2 JUTA Nilai ekspor Sumatera Barat bulan mencapai US$142,2 juta, terjadi
Lebih terperinciVIII. KESIMPULAN DAN SARAN
VIII. KESIMPULAN DAN SARAN KESIMPULAN I Dari hasil analisa yang dilakukan terhadap berbagai data dan informasi yang dikumpulkan, dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Pangsa TSR Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu komoditas unggulan dari sub sektor perkebunan di Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu komoditas unggulan dari sub sektor perkebunan di Indonesia adalah komoditas kopi. Disamping memiliki peluang pasar yang baik di dalam negeri maupun luar
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM 4.1 Perkebunan Dunia
IV. GAMBARAN UMUM 4.1 Perkebunan Dunia Komoditi perkebunan Indonesia rata-rata masuk kedalam lima besar sebagai produsen dengan produksi tertinggi di dunia menurut Food and agriculture organization (FAO)
Lebih terperinciPENDAHULUAN. yang penting di Indonesia dan memiliki prospek pengembangan yang cukup
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jack.) merupakan salah satu komoditas yang penting di Indonesia dan memiliki prospek pengembangan yang cukup cerah. Indonesia merupakan produsen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berlebih, yang bisa mendatangkan suatu devisa maka barang dan jasa akan di ekspor
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Semakin berkembangnya perdagangan bebas ini, persaingan bisnis global membuat masing-masing negera terdorong untuk melaksanakan perdagangan internasional. Perdagangan
Lebih terperinciPERDAGANGAN LUAR NEGERI EKSPOR IMPOR SUMATERA SELATAN MEI 2017
PERDAGANGAN LUAR NEGERI EKSPOR - IMPOR SUMATERA SELATAN MEI 2006 BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN No. / /Th., Mei 2007 No. 31/06/16/Th.XVIII, 1 Juni No.36/07/16/Th.XIX, 3 Juli PERDAGANGAN LUAR NEGERI EKSPOR
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. opportunity cost. Perbedaan opportunity cost suatu produk antara suatu negara
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Salah satu kegiatan yang berperan penting dalam perekonomian suatu negara adalah kegiatan perdagangan internasional. Sehingga perdagangan internasional harus
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. pertanian. Indonesia memiliki beragam jenis tanah yang mampu. menyuburkan tanaman, sinar matahari yang konsisten sepanjang tahun,
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia yang dikenal sebagai negara agraris didukung oleh sumber daya alamnya yang melimpah memiliki kemampuan untuk mengembangkan sektor pertanian. Indonesia memiliki
Lebih terperinciPERDAGANGAN LUAR NEGERI EKSPOR IMPOR SUMATERA SELATAN JUNI 2017
PERDAGANGAN LUAR NEGERI EKSPOR - IMPOR SUMATERA SELATAN JUNI 2006 BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN No. / /Th., Mei 2007 No. 31/06/16/Th.XVIII, 1 Juni No. 41/08/17/Th.IX, 1 Agustus PERDAGANGAN LUAR NEGERI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ukuran dari peningkatan kesejahteraan tersebut adalah adanya pertumbuhan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai salah satu negara berkembang, menganut sistem perekonomian terbuka dimana lalu lintas perekonomian internasional sangat penting dalam perekonomian
Lebih terperinci2. Penawaran ekspor karet alam Indonesia ke Amerika Serikat dan Jepang lebih
VIll. KESIMPULAN DAN SARAN 8.1. Kesimpulan 1. Produksi karet alam Indonesia dipengaruhi oleh harga domestik, luas areal, upah tenaga kerja dan produksi karet alam bedakala, tetapi tidak responsif (inelastis)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diperbaharui, dalam kata lain cadangan migas Indonesia akan semakin menipis.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian masih menjadi salah satu primadona Indonesia untuk jenis ekspor non-migas. Indonesia tidak bisa menggantungkan ekspornya kepada sektor migas saja sebab
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maupun luar negeri. Sebagian besar produksi kopi di Indonesia merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kopi merupakan salah satu komoditas unggulan dalam subsektor perkebunan di Indonesia karena memiliki peluang pasar yang baik di dalam negeri maupun luar negeri. Sebagian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam membangun perekonomian. Pembangunan ekonomi diarahkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara berkembang yang selalu ingin menciptakan kesempatan kerja dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui usahausahanya dalam membangun perekonomian.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia sebagai negara agraris memiliki luas lahan dan agroklimat yang sangat potensial untuk dikembangkan sebagai usaha pertanian. Indonesia juga sejak lama dikenal
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAMBI MEI 2017
No.35/07/15/Th.XI, 3 Juli 2017 PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAMBI MEI 2017 Nilai Ekspor Asal Provinsi Jambi sebesar US$ 237,59 Juta, dan Nilai Impor sebesar US$ 2,10 Juta. Nilai ekspor asal Provinsi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Sektor pertanian di Indonesia masih memegang peranan penting dari
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Sektor pertanian di Indonesia masih memegang peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional. Hal ini ditunjukkan oleh banyaknya penduduk dan tenaga
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA BARAT JULI 2014
51/09/13/Th. XVII, 1 September 2014 PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA BARAT JULI 2014 I. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR JULI 2014 MENCAPAI US$198,5 JUTA Nilai ekspor Sumatera Barat bulan mencapai US$198,5
Lebih terperinciterhadap impor dalam kelompok perdagangan nonmigas yang meningkat menandakan bahwa peranan migas di dalam ekspor total nasional semakin kecil.
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perdagangan antar negara bertujuan untuk memperlancar hubungan perekonomian antar negara yang mencakup kegiatan ekspor maupun impor. Ekspor bagi suatu negara adalah cerminan
Lebih terperinciV. PERKEMBANGAN PRODUKSI DAN EKSPOR KOMODITI TEH INDONESIA. selama tahun tersebut hanya ton. Hal ini dapat terlihat pada tabel 12.
54 V. PERKEMBANGAN PRODUKSI DAN EKSPOR KOMODITI TEH INDONESIA 5.1 Perkembangan Produksi Teh Indonesia Perkembangan produksi teh Indonesia selama 1996-2005 cenderung tidak mengalami perubahan yang begitu
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Teh merupakan salah satu komoditi yang mempunyai peran strategis dalam perekonomian Indonesia. Industri teh mampu memberikan kontribusi Produk Domestik Bruto (PDB) sekitar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebutuhan yang tidak terbatas, sementara factor-faktor produksi yang tersedia
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Secara umum masalah yang dihadapi masyarakat adalah mengenai kebutuhan yang tidak terbatas, sementara factor-faktor produksi yang tersedia terbatas dari segi kuantitas
Lebih terperinciPERDAGANGAN LUAR NEGERI EKSPOR IMPOR SUMATERA SELATAN JULI 2017
PERDAGANGAN LUAR NEGERI EKSPOR - IMPOR SUMATERA SELATAN JULI 2006 BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN No. / /Th., Juni 2007 No. 31/06/16/Th.XVIII, 1 Juli 2017 No.49/09/17/Th.IX, 4 September 2017 PERDAGANGAN
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAMBI APRIL 2017
No.30/06/15/Th.XI, 2 Juni 2017 PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAMBI APRIL 2017 Nilai Ekspor Asal Provinsi Jambi sebesar US$ 245,03 Juta, dan Nilai Impor sebesar US$ 2,22 Juta. Nilai ekspor asal Provinsi
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA BARAT FEBRUARI 2014
19/04/13/Th. XVII, 1 April PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA BARAT FEBRUARI I. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR FEBRUARI MENCAPAI US$188,0 JUTA Nilai ekspor Sumatera Barat bulan 2 01 4 mencapai US$ 1 8
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN IV Kajian Pengembangan Produk
28 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Kajian Pengembangan Produk Produk utama tanaman kayu manis adalah kulit kering kayu manis. Kulit kering kayu manis dapat diolah lagi menjadi beberapa produk lanjutan yaitu
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Analisis Situasi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Analisis Situasi Pertumbuhan dan perkembangan sektor usaha perkebunan di Indonesia dimotori oleh usaha perkebunan rakyat, perkebunan besar milik pemerintah dan milik swasta. Di Kabupaten
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. banyak kebutuhan lainnya yang menghabiskan biaya tidak sedikit. Guna. sendiri sesuai dengan keahlian masing-masing individu.
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Pemenuhan kebutuhan pokok dalam hidup adalah salah satu alasan agar setiap individu maupun kelompok melakukan aktivitas bekerja dan mendapatkan hasil sebagai
Lebih terperinciTabel 1.1. Konsumsi Beras di Tingkat Rumah Tangga Tahun Tahun Konsumsi Beras*) (Kg/kap/thn)
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sektor pertanian merupakan sektor penting dalam pembangunan ekonomi nasional. Peran strategis sektor pertanian digambarkan dalam kontribusi sektor pertanian dalam
Lebih terperinciPOLITIK KETAHANAN PANGAN MENUJU KEMANDIRIAN PERTANIAN
POLITIK KETAHANAN PANGAN MENUJU KEMANDIRIAN PERTANIAN Emlan Fauzi Pangan merupakan kebutuhan yang paling mendasar dari suatu bangsa. Mengingat jumlah penduduk Indonesia yang sudah mencapai sekitar 220
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor andalan dalam mengembangkan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan salah satu sektor andalan dalam mengembangkan kegiatan ekonomi pedesaan melalui pengembangan usaha berbasis pertanian. Pertumbuhan sektor pertanian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sumber vitamin, mineral, penyegar, pemenuhan kebutuhan akan serat dan kesehatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang mempunyai peranan penting dalam meningkatkan perkembangan ekonomi Indonesia. Hal ini dikarenakan sektor pertanian
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR PROVINSI BENGKULU
No. 17/03/17/Th.VI, 2 Maret 2015 PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR PROVINSI BENGKULU Total Ekspor Provinsi Bengkulu Januari 2015 mencapai nilai sebesar US$ 10,05 Juta, yang tercatat 68,42 % diantaranya transaksi
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA BARAT APRIL 2014
31/06/13/Th. XVII, 2 Juni PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA BARAT APRIL I. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR APRIL MENCAPAI US$178,8 JUTA Nilai ekspor Sumatera Barat bulan mencapai US$ 1 7 8,8 juta, terjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia terkenal dengan sebutan Negara Agraris. Hal ini dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia terkenal dengan sebutan Negara Agraris. Hal ini dapat ditunjukkan dengan besarnya luas lahan yang digunakan untuk pertanian dan perkebunan. Dari seluruh luas
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA BARAT APRIL 2016
31 /05/13/Th.XIX, 16 Mei 2016 PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA BARAT APRIL 2016 I. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR APRIL 2016 MENCAPAI US$121,5 JUTA Nilai ekspor Sumatera Barat bulan mencapai US$121,5
Lebih terperinciPERDAGANGAN LUAR NEGERI EKSPOR IMPOR SUMATERA SELATAN JUNI 2016
PERDAGANGAN LUAR NEGERI EKSPOR - IMPOR SUMATERA SELATAN JUNI 2006 BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN No. / /Th., Mei 2007 No. 31/06/16/Th.XVIII, 1 Juni No. 42/08/16/Th.XVIII, 1 Agustus PERDAGANGAN LUAR NEGERI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian telah memberikan sumbangan yang nyata dalam perekonomian nasional yaitu meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia, mempercepat pertumbuhan ekonomi,
Lebih terperinciPerkembangan Ekspor Impor Provinsi Jambi September 2017
Perkembangan Ekspor Impor Provinsi Jambi No. 58/11/15/Th. XI, 1 November BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI JAMBI Perkembangan Ekspor Impor Provinsi Jambi Nilai Ekspor Asal Provinsi Jambi sebesar US$ 237,99
Lebih terperinciPERDAGANGAN LUAR NEGERI EKSPOR IMPOR SUMATERA SELATAN MEI 2016
PERDAGANGAN LUAR NEGERI EKSPOR - IMPOR SUMATERA SELATAN MEI 2006 BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN No. / /Th., April 2007 No. 31/06/16/Th.XVIII, 1 Juni No. 35/07/16/Th.XVIII, 1 Juli PERDAGANGAN LUAR NEGERI
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Karet di Indonesia merupakan salah satu komoditas penting perkebunan. selain kelapa sawit, kopi dan kakao. Karet ikut berperan dalam
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Karet di Indonesia merupakan salah satu komoditas penting perkebunan selain kelapa sawit, kopi dan kakao. Karet ikut berperan dalam menyumbangkan pendapatan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara kepulauan yang terletak di kawasan Asia Tenggara dan berada di sekitar garis khatulistiwa, sehingga memberikan cuaca tropis. Posisi Indonesia
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA BARAT DESEMBER 2013
07/02/13/Th. XVII, 3 Februari 2014 PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA BARAT DESEMBER I. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR DESEMBER MENCAPAI US$196,6 JUTA Nilai ekspor Sumatera Barat bulan Desember mencapai
Lebih terperinci1.1. Latar Belakang. dengan laju pertumbuhan sektor lainnya. Dengan menggunakan harga konstan 1973, dalam periode
1.1. Latar Belakang Pada umumnya perekonomian di negara-negara sedang berkembang lebih berorientasi kepada produksi bahan mentah sebagai saingan dari pada produksi hasil industri dan jasa, di mana bahan
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA BARAT MEI 2015
36/06/13/Th. XVIII, 15 Juni PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA BARAT MEI I. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR MEI MENCAPAI US$133,2 JUTA Nilai ekspor Sumatera Barat bulan mencapai US$133,2 juta, terjadi penurunan
Lebih terperinciPENDAHULUAN 1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Globalisasi ekonomi telah menambahkan banyak tantangan baru bagi agribisnis di seluruh dunia. Agribisnis tidak hanya bersaing di pasar domestik, tetapi juga untuk bersaing
Lebih terperinciKELAPA SAWIT: PENGARUHNYA TERHADAP EKONOMI REGIONAL DAERAH RIAU. Abstrak
KELAPA SAWIT: PENGARUHNYA TERHADAP EKONOMI REGIONAL DAERAH RIAU Almasdi Syahza 1 dan Rina Selva Johan 2 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau Email: asyahza@yahoo.co.id: syahza@telkom.net
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pertanian merupakan kegiatan pengelolaan sumber daya untuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku untuk industri, obat ataupun menghasilkan sumber energi. Pertanian merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam struktur pembangunan perekonomian nasional. Sektor Pertanian mampu
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor Pertanian merupakan sektor yang mempunyai peranan strategis dalam struktur pembangunan perekonomian nasional. Sektor Pertanian mampu berperan sebagai salah
Lebih terperinci