RENCANA STRATEGIS BADAN SAR NASIONAL KANTOR SAR SEMARANG

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "RENCANA STRATEGIS BADAN SAR NASIONAL KANTOR SAR SEMARANG"

Transkripsi

1 RENCANA STRATEGIS BADAN SAR NASIONAL KANTOR SAR SEMARANG Jl. Bukit Barisan A IV No. 9 Komp Perum Permata Puri Ngaliyan Semarang INDONESIA Telp , /115, Fax Website:

2 DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1 I.1 Latar Belakang... 1 I.2 Kondisi Umum... 3 I.2.1 Institusi dan Kelembagaan... 6 a. Kedudukan... 6 b. Tugas Pokok... 6 c. Fungsi... 6 d. Struktur Organisasi... 7 I.2.2 Aspek Hukum dan Kewenangan... 9 a. Landasan Hukum... 9 b. Kewenangan... 9 I.2.3 Sarana dan Prasarana I.2.4 Sumber Daya Manusia I.3 Potensi dan Permasalahan I.3.1 Potensi a. Kekuatan (Strength) b. Kelemahan (Weaknes) c. Peluang (Opportunity) d. Tantangan (Threat) I.3.2 Permasalahan I Aspek Kelembagaan I Aspek Sarana dan Prasarana I Aspek Sumber Daya Manusia I Aspek Operasi dan Sarana dan Prasarana BAB II VISI, MISI, MOTTO, DAN TUJUAN II.1 Visi Kantor SAR Semarang II.2 Misi Kantor SAR Semarang II.3. Motto Kantor SAR Semarang II.4 Tujuan Strategis Kantor SAR Semarang

3 II.5 Sasaran Strategis BAB III ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, DAN PROGRAM III.1 Arah Kebijakan Dan Strategi Nasional III.2 Program dan Kegiatan Kantor SAR Semarang BAB IV PENUTUP... 28

4 LAMPIRAN 1. Matriks Keselarasan Visi hingga Program Rencana Strategis Kantor SAR Semarang Tahun Matriks Target Pembangunan Rencana Strategis Kantor SAR Semarang Tahun Matriks Pendanaan Rencana Strategis Kantor SAR Semarang Tahun Matriks Target Capaian Kinerja Rencana Strategis Kantor SAR Semarang Tahun

5 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penyusunan Rencana Strategis (Renstra) Kantor SAR Semarang berlandaskan pada Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun dan Surat Kepala Biro Perencanaan dan KTLN Badan SAR Nasional tentang Penyusunan Rencana Strategis bagi Kantor SAR. Renstra Kantor SAR Semarang merupakan keberlanjutan program dan kegiatan dalam lingkup Kantor SAR Semarang untuk lima tahun ke depan. Renstra Kantor SAR Semarang merupakan dokumen perencanaan jangka menengah yang mencakup tugas, pokok dan fungsi Kantor SAR Semarang yang memuat arah kebijakan dan strategi pembangunan. Renstra Kantor SAR Semarang menjadi ukuran pencapaian kinerja Kantor SAR Semarang selama lima tahun. Dokumen Renstra ini diharapkan menjadi pedoman penyelenggaraan seluruh program dan kegiatan di lingkungan Kantor SAR Semarang dalam pencapaian visi, misi, tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan melalui optimalisasi pelaksanaan program dan kegiatan sesuai tugas pokok dan fungsi masing-masing. Dalam rangka reformasi perencanaan dan penganggaran yang sesuai dengan amanah Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas bersama dengan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/kepala Bappenas bersama dengan Menteri Keuangan menandatangani Surat Edaran Bersama (SEB) Nomor 0142/M.PPN/06/2009. Surat Edaran Bersama tersebut menetapkan pelaksanaan Reformasi Perencanaan dan Pengganggaran (RPP), serta mensyaratkan adanya keterkaitan antara perencanaan pendanaan dengan kinerja dan pencapaian kinerja melalui akuntabilitas organisasi. Program harus disusun secara berjenjang agar dapat menjelaskan hubungan logis antarprioritas perencanaan organisasi, program, kegiatan, indikator kerja, dan pendanaan. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional Pasal 15 ayat (1) dan Pasal 19 ayat (2) menetapkan bahwa setiap

6 Kementerian/Lembaga wajib menyusun Renstra Kementerian/Lembaga (Renstra K/L) untuk menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran,pelaksanaan dan pengawasan, serta menjamin tercapainya penggunaan sumberdaya secara efisien, efektif, berkeadilan, dan berkelanjutan. Disamping itu, Instruksi Presiden No. 7 tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah pada Diktum Kedua menyebutkan bahwa setiap instansi Pemerintah, mulai dari Kementerian/Lembaga, Eselon I sampai Eselon II wajib menyusun Renstra untuk melaksanakan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah sebagai wujud pertanggungjawaban kinerja instansi pemerintah. Fungsi Renstra K/L sangat penting karena merupakan pedoman bagi penyusunan dokumen perencanaan jangka pendek (satutahun) yang meliputi Rencana Kerja Kementerian Negara/Lembaga (Renja K/L) serta Rencana Kerja dan Anggaran Kementrian Lembaga/Negara (RKA-KL). Renja K/Ldan RKA-KL merupakan lampiran nota keuangan untuk mengantarkan Rancangan Undang-Undang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang disampaikan oleh Presiden RI dalam Pidato Kenegaraan di depan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR-RI) pada tanggal 16 Agustus pada setiap tahunnya. Renstra Kantor SAR Semarang ini memuat program dan kegiatan yang dilengkapi dengan sasaran, indikator, target, dan alokasi pendanaan. Dalam Renstra Kantor SAR Semarang , pengukuran kinerja diperlukan sebagai suatu aktivitas penilaian pencapaian target-target tertentu yang diderivasi dari tujuan strategis Kantor SAR Semarang. Pengukuran kinerja harus berbasis pada strategi besar Badan SAR Nasional yang dirancang dalam master plan Badan SAR Nasional. Pemilihan indicator dan ukuran kinerja serta penetapan target untuk setiap ukuran ini merupakan upaya nyata dalam memformulasikan tujuan strategis Badan SAR Nasional khususnya Kantor SAR Semarang agar lebih terwujud dan terukur. Pengukuran Kinerja juga harus didasarkan pada karakteristik operasional Kantor SAR Semarang yang unik karena menyangkut kecelakaan dan bencana yang relatif sulit terukur besarannya dimana kecelakaan dan bencana dapat terjadi kapanpun dan dimanapun. Aspek pendukung dan aspek utama dalam aktivitas SAR harus dimulai dari yang paling bawah hingga ke aspek kebijakan secara umum. Penerapan skema indikator kinerja memerlukan adanya artikulasi tujuan, visi, misi, sasaran dan hasil program yang terukur dan jelas manfaatnya. Akurasi keputusan dapat

7 dihasilkan dengan dukungan data dan informasi yang baik. Pengukuran kinerja sektor publik memberikan manfaat yang pasti terhadap jalannya kinerja pemerintah. Monitoring dan ulasan terhadap berbagai macam indikator kinerja Kantor SAR Semarang harus terus dilakukan sebagai bagian dari upaya menciptakan budaya perbaikan kinerja secara berkelanjutan. Ulasan secara rutin terhadap indicator kinerja bertujuan untuk menguji validitas dan keandalan indikator yang disusun Kantor SAR Semarang agar dapat menyesuaikan perubahan kebutuhan layanan jasa SAR sehingga dalam jangka panjang menghasilkan ukuran kinerja Kantor SAR Semarang yang lebih baik dan efektif. Dokumen Renstra ini memuat rencana program dan kegiatan Kantor SAR Semarang serta indikasi alokasi pendanaannya sampai lima tahun ke depan dengan sistematika penulisan sebagai berikut. BAB I : PENDAHULUAN yang terdiri dari; gambaran kondisi umum, potensi dan permasalahan, BAB II : VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS berisi; uraian visi, misi, tujuan dan sasaran, BAB III : ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, DAN PROGRAM berisi; arah kebijakan dan strategi serta program dan kegiatan Kantor SAR Semarang, dan BAB IV : PENUTUP berisi; kaidah pelaksanaan disertai lampiran dan matriks. I.2 Kondisi Umum Globalisasi ekonomi mempengaruhi peningkatan mobilitas masyarakat dan barang, baik melalui jalur darat, laut, maupun udara. Hal ini mengakibatkan peningkatan transportasi dan frekuensi lalu lintas transportasi khususnya penerbangan dan pelayaran yang melewati Jawa tengah karena wilayah Jawa Tengah tergolong strategis pada jalur transportasi nasional. Jawa Tengah merupakan salah satu wilayah yang sering dilalui oleh rute penerbangan dan pelayaran internasional. Ruang udara dan wilayah laut Jawa yang membentang lebar memberikan keuntungan dalam hal rute penerbangan, seperti adanya penerbangan haji, penerbangan internasionaldan pelayaran. Dengan kondisi seperti itu, Jawa Tengah perlu menyediakan jasa layanan SAR untuk mengurangi dampak negatif dari musibah kecelakaan transportasi. Di samping itu, Jawa Tengah memiliki gunung berapi yang aktif, seperti gunung merapi serta gunung slamet, dan pulau Jawa merupakan pulau dengan penduduk

8 terpadatdengan jumlah penduduk jiwa dan luas daratan Ha, luas lautan ,516 Ha, Provinsi Jawa Tengah memiliki 35 kabupaten/kota. Dan Jawa Tengah merupakan wilayah yang memiliki potensi bencana beragam dan sangat tinggi, seperti diantaranya :bencana banjir, longsor, gempa bumi, tsunami, dan angin puting beliung. Undang-Undang Dasar 1945 menyatakan bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia bertanggungjawab melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dengan tujuan untuk memberikan perlindungan terhadap kehidupan dan penghidupan. Dalam penanganan terhadap bencana dan kecelakaan, Kantor SAR Semarang memiliki peran sesuai yang tertuang dalam tugas dan fungsinya yaitu membina, mengoordinasikan, dan mengendalikan potensi SAR dalam kegiatan SAR terhadap orang yang hilang atau dikhawatirkan hilang, atau menghadapi bahaya dalam pelayaran dan atau penerbangan, serta memberikan bantuan SAR dalam bencana dan kecelakaan sesuai dengan peraturan SAR nasional dan internasional. Badan SAR Nasional dibentuk sebagai lembaga yang menangani bidang pencarian dan pertolongan pada kecelakaan, bencana dan atau kondisi membahayakan manusia. Badan SAR Nasional lahir pada tanggal 28 Februari 1972, berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 11 Tahun 1972 sebagai suatu lembaga yang bernama Badan SAR Indonesia (Basari). Selanjutnya, pada Tahun 2007 Badan SAR Nasional berubah menjadi Lembaga Pemerintah Non-Kementerian (LPNK), berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 99 Tahun 2007 tentang Badan SAR Nasional. Sesuai dengan Peraturan Presiden tersebut, Badan SAR Nasional bertugas untuk membantu pemerintah dalam tugas-tugas di bidang pencarian dan pertolongan. Keberhasilan tugas pencarian dan pertolongan itu juga sesuai dengan tuntutan dari ICAO (International Civil Aviation Organization) dan IMO (International Maritime Organization) serta Peraturan Pemerintah RI Nomor 36 Tahun 2006 tentang Pencarian dan Pertolongan. Dalam mengantisipasi kemungkinan terjadinya musibah penerbangan, pelayaran maupun musibah lainnya, diperlukan kesiapan di bidang pencarian dan pertolongan (search and rescue) baik dari segi sarana/prasarana, peralatan SAR maupun sumber daya manusia (SDM). Tolok ukur keberhasilan pelayanan SAR terletak pada kecepatan dalam menanggapi musibah yang dapat terlihat dari tindakan awal saat pencarian dan

9 pengerahan unsur-unsur dalam upaya operasi pencarian serta pertolongan di tempat terjadinya musibah. Operasi pencarian dan pertolongan dalam menyelamatkan jiwa manusia merupakan kegiatan spesifik yang memerlukan kecepatan, ketepatan, dan keandalan dari Badan SAR Nasional. Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 99 Tahun 2007 tentang Badan SAR Nasional, Badan SAR Nasional mempunyai tugas untuk melaksanakan tugas pemerintahan di bidang pencarian dan pertolongan (search and rescue) yang selanjutnya disebut SAR sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Di samping itu, Badan SAR Nasional memiliki tugas untuk melaksanakan pembinaan, pengoordinasian, dan pengendalian potensi SAR dalam pelaksanaan operasi SAR. Dalam rangka meningkatkan rasa aman bagi pengguna jasa transportasi, kegiatan SAR yang cepat dan tepat membutuhkan operasi pencarian dan pertolongan yang andal, khususnya angkutan laut dan udara. Usaha dan kegiatan tersebut di antaranya meliputi kegiatan berikut: mencari, menolong, dan menyelamatkan jiwa manusia yang dikhawatirkan hilang, atau menghadapi bahaya dalam musibah pelayaran dan penerbangan serta musibah lainnya. Operasi SAR dilakukan segera setelah diketahui adanya musibah atau keadaan darurat. Operasi SAR akan dihentikan apabila korban musibah telah berhasil diselamatkan atau tidak ada harapan lagi untuk menyelamatkan korban berdasarkan hasil analisis/evaluasi. Dalam menyusun Renstra Badan SAR Nasional, diperlukan analisis kondisi internal Badan SAR Nasional dan hasil pembangunan SAR secara nasional pada periode sebagai referensi untuk mengetahui pencapaian dan kondisi yang ada. Rangkuman hasil analisis tersebut adalah sebagai berikut: I.2.1 Institusi dan Kelembagaan a. Kedudukan Kantor Search And Rescue yang selanjutnya disebut Kantor SAR merupakan Unit Pelaksana Teknis di bidang pencarian dan pertolongan yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan SAR Nasional. Secara teknis administrasi, Kantor SAR Semarang dibina Sekretaris Utama dan secara teknis

10 fungsional dibina oleh Deputi Bidang Operasi SAR dan Deputi Bidang Potensi SAR. b. Tugas Pokok Tugas pokok Kantor SAR Semarang adalah melaksanakan siaga SAR, tindak awal, pengelolaan komunikasi, latihan SAR, pembinaan potensi dan pemasyarakatan SAR, serta koordinasi, pengerahan dan pengendalian potensi SAR dalam rangka operasi SAR yang meliputi usaha dan kegiatan mencari, menolong, dan menyelamatkan jiwa manusia yang hilang atau dikhawatirkan hilang atau menghadapi bahaya dalam kecelakaan pelayaran dan/atau penerbangan atau bencana dan kecelakaan lainnya. c. Fungsi Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut diatas, Kantor SAR Semarang menyelenggarakan fungsi : 1. Penyusun rencana dan program kerja Kantor SAR; 2. Pelaksanaan siaga SAR; 3. Pelaksanaan tindak awal dan operasi SAR; 4. Pelaksanaan latihan SAR; 5. Koordinasi, pengerahan dan pengendalian potensi SAR dalam operasi SAR; 6. Pengelolaan komunikasi; 7. Pelaksanaan pelatihan SAR; 8. Pelaksanaan pembinaan potensi dan pemasyarakatan SAR; 9. Pelaksanaan kerja sama di bidang SAR; 10. Pengelolaan sarana dan prasarana SAR;dan 11. Pelaksanaan ketatausahaan, kerumahtanggaan, kepegawaian, keuangan, kehumasan, pengelolaan data dan informasi, keprotokolan, pengelolaan bidang hukum, pelayanan kesehatan, dan pelaporan Kantor SAR. d. Struktur Organisasi Berdasarkan Peraturan Kepala Badan SAR Nasional nomor PK 20 tahun 2014 tentang perubahan kedua atas peraturan Kepala Badan SAR Nasional nomor

11 PK 19 tahun 2012 tentang organisasi dan tata kerja Kantor SAR,Kantor SAR Semarang terdiri dari : a. Sub Bagian Umum, mempunyai tugas melakukan penyusunan rencana dan program kerja Kantor SAR, pelaksanaan ketatausahaan, kerumahtanggaan, kepegawaian, keuangan, kehumasan, pengelolaan data dan informasi, keprotokolan, pengelolaan bidang hukum, pelayanan kesehatan dan pelaporan Kantor SAR b. Seksi Potensi SAR, mempunyai tugas melakukan pelaksanaan pelatihan SAR, penyiapan pembinaan potensi dan pemasyarakatan SAR, kerja sama di bidang SAR serta pengelolaan sarana dan prasarana SAR. c. Seksi Operasi SAR, mempunyai tugas melakukan siaga SAR, pelaksanaan tindak awal dan operasi SAR, pengelolaan komunikasi, latihan SAR, serta koordinasi, pengerahan dan pengendalian potensi SAR dalam operasi SAR. Selain itu pada Kantor SAR Semarangterdapat Pos SAR dan Jabatan Fungsional, dimana keduanya bertanggungjawab kepada Kepala Kantor SAR. a. Pos SAR, merupakan satuan kerja non struktural dibidang Search And Rescue yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Kantor SAR yang membawahkan, dipimpin oleh Koordinator Pos SAR yang ditunjuk oleh Kepala Kantor SAR, serta dibentuk sesuai dengan kebutuhan berdasarkan analisis daerah potensi dan rawan kecelakaan/ bencana. Secara garis besar tugas dan fungsinya hampir sama dengan Kantor SAR diatasnya. Pada Kantor SAR Semarang terdapat ada 3 (tiga) Pos SAR, yaitu : Pos SAR Cilacap yang lokasinya 253 km dari Kantor SAR Semarang dengan jumlah pegawai 21orang Pos SAR Jepara yang lokasinya 60 km dari Kantor SAR Semarang dengan jumlah pegawai 16orang Pos SAR Surakarta yang lokasinya 102 km dari Kantor SAR Semarang dengan jumlah pegawai 15 orang

12 b. Jabatan fungsional, terdiri atas sejumlah tenaga fungsional yang terbagi dalam kelompok jabatan fungsional, diantaranya: Jabatan Fungsional Pranata Humas, Jabatan Fungsional Arsiparis, Jabatan Fungsional Analis Kepegawaian, Jabatan Fungsional Perawat Pelaksana dan Jabatan Fungsional Rescuer. Berikut ini Bagan Struktur Organisasi Kantor SAR Semarang : KEPALA KANTOR SAR SUBBAGIAN UMUM SEKSI POTENSI SAR SEKSI OPERASI SAR JABATAN FUNGSIONAL POS SAR I.2.2 Aspek Hukum dan Kewenangan a. Landasan Hukum 1. International Standards and Recommended Practices Annex 12, SAR- ICAO; 2. International Convention on Maritime Search and Rescue, 1979 with Annex and 1998 Amandments to The International Convention on Maritime Search and Rescue, 1979 (Resolution Maritime Safety Committe 70 [69];

13 3. Undang undang Nomor 29 Tahun 2014 tentang Pencarian dan Pertolongan; 4. Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2006 Tentang Pencarian Dan Pertolongan; 5. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 99 Tahun 2007 Tentang Badan SAR Nasional; 6. Undang undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana; 7. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran; 8. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan; 9. Peraturan Kepala Badan SAR Nasional nomor PK 20 tahun 2014 tentang perubahan kedua atas peraturan Kepala Badan SAR Nasional nomor PK 19 tahun 2012 tentang organisasi dan tata kerja Kantor SAR. b. Kewenangan Kantor SAR Semarang diberi kewenangan untuk mengerahkan para potensi SAR dalam operasi SAR yang berada di bawah kendali operasi Kantor SAR Semarang. Kantor SAR Semarang memberikan kesempatan kepada masyarakat yang mempunyai keahlian dan kompetensi di bidang SAR untuk berpartisipasi dalam penyelenggaraan SAR yaitu sebagai potensi pencarian dan pertolongan. I.2.3 Sarana dan Prasarana Keberhasilan Kantor SAR Semarang dalam melaksanakan tugas ditentukan oleh sarana dan prasarana yang dimilikinya. Sarana dan Prasarana bukanlah unsur yang paling utama dalam keberhasilan Operasi SAR namun Operasi SAR tidak akan berhasil maksimal tanpa dukungan sarana dan prasarana yang memadai. Sarana dan prasarana yang dimaksud meliputi beberapa hal sebagai berikut :

14 1. Sistem Komunikasi SAR Salah satu fasilitas SAR yang memegang peranan utama dalam pelaksanaan kegiatan SAR adalah sistem komunikasi SAR Nasional. Sistem komunikasi ini tidak lepas dari semua jenis peralatan komunikasi yang digunakan sebagai sarana pertukaran informasi baik berupa voice maupun data dalam kegiatan SAR. 2. Sarana dan Peralatan SAR Sebagai komponen pendukung keberhasilan pelaksanaan operasi SAR, sarana dan peralatan SAR telah diupayakan untuk selalu tetap mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, baik kualitas maupun kuantitasnya. Secara umum gambaran kondisi sarana dan prasarana Kantor SAR Semarang dapat dijabarkan sebagai berikut : a. Sarana SAR Laut Untuk menunjang penyelamatan korban di lautan, Kantor SAR Semarang telah memiliki Rescue Boat dan Rigid Inflatable Boat. Selain sebagai sarana angkut tim penolong (rescue team) yang akan memberikan pertolongan, sarana laut juga harus memiliki kemampuan mencari dan mengarungi lautan pada berbagai kondisi alam dan cuaca. b. Sarana SAR Darat Sebagai sarana penunjang operasi pertolongan terhadap musibah dan bencana, secara garis besar sarana SAR darat yang telah dimiliki oleh Kantor SAR Semarang mencakup Rescue Truck dan Rescue Car. Dalam rangka mendukung kecepatan mobilisasi tim penolong, kendaraankendaraan tersebut telah dilengkapi dengan rescue tool. c. Peralatan SAR (SAR Equipment) Peralatan SAR adalah bagian penting bagi rescuer dalam melaksanakan pertolongan terhadap korban musibah dan atau bencana sehingga dukungan peralatan yang memadai akan membantu proses pertolongan. Kantor SAR Semarang telah dilengkapi dengan peralatan SAR yang disesuaikan dengan lokasi dan kondisi setempat.

15 3. Prasarana SAR a. Prasarana Kantor (Gedung) Prasarana fisik gedung dan bangunan adalah penunjang utama yang merupakan awal dari segala aktivitas mulai dari perencanaan, pengoordinasian, sampai evaluasi. Tersedianya gedung yang memadai akan menjadi salah satu unsur pemacu etos kerja sekaligus memberikan kemudahan bagi masyarakat pengguna jasa SAR. b. Gedung Kantor SAR Semarang Gedung Kantor SAR Semarang berlokasi Jl. Bukit Barisan A IV No. 9 Permata Puri Ngaliyan Semarang c. Pos SAR d. Kantor SAR Semarang mempunyai 3 Pos SAR yaitu : Pos SAR Jepara, Pos SAR Cilacap, dan Pos SAR Surakarta. e. Prasarana Labuh Untuk menambatkan Rescue Boat yang dimiliki Kantor SAR Semarang, telah dijalin kerjasama antara Kantor SAR Semarang dengan berbagai instansi lain. Rescue Boat KN. Sadewa dan Rescue Boat 107 bersandar di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang. I.2.4 Sumber Daya Manusia Sumber daya manusia merupakan salah satu komponen penting dalam penyelenggaraan kegiatan SAR. Penyediaan dan pengembangan sumber daya manusia dibidang SAR bertujuan untuk mewujudkan sumber daya manusia yang professional, kompeten, disiplin, bertanggungjawab, dan memiliki integritas. SDM yang dimiliki Kantor SAR Semarang relatif masih kurang memadai baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya jika dibandingkan dengan potensi bencana yang ada di Provinsi Jawa Tengah. a. Kepegawaian Jumlah pegawai Kantor SAR Semarang saat ini berjumlah 125 orang, terbagi di 3 Pos SAR dan awak kapal. b. Pendidikan, Pelatihan, dan Pembinaan

16 Pendidikan, pelatihan, dan pembinaan bagi personil-personil SAR secara berkelanjutan dan merata bagi seluruh personil SAR merupakan sarana untuk menunjang Knowledge dan Skill mengenai perencanaan dan pelaksanaan operasi SAR pada Kantor SAR Semarang lebih baik dan profesional (berkualitas). I.3 Potensi dan Permasalahan Dalam tataran pelaksanaan rencana strategis atau rencana kinerja, Kantor SAR Semarangpastinya tidak akan terlepas dari kendala/permasalahan dan juga kemungkinan-kemungkinan (potensi) yang akan timbul. Oleh karena itu, untuk mengelola atau meminimalisir suatu risiko, diperlukan suatu sistem pengelolaan risiko dengan cara mengidentifikasi berbagai aspek kelembagaan dengan menggunakan analisis SWOT(Strength, Weakness, Opportunity, & Threat). I.3.1 Potensi Berdasarkan permasalahan tersebut diatas, dapat dilakukan analisis dengan menggunakan analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, & Threat)guna mengelola suatu risiko dalam melaksanakan suatu kegiatan atas program yang telah direncanakan untuk jangka waktu tertentu sehingga permasalahan dan potensi yang timbul dapat diantisipasi sejak awal. a. Kekuatan(Strength) Badan SAR Nasional merupakan organisasi yang berpengalaman dalam bidang SAR, Badan SAR Nasional telah melaksanakan tugas di bidang pencarian dan pertolongan sejak tahun Seiring perkembangannya, pada tahun 2007 BASARNAS menjadi Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND), yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada presiden. Tahun 2009 sebutan LPND berubah menjadi Lembaga Pemerintah Non Kementerian (LPNK), dan pada tahun 2014 Badan SAR Nasional telah memiliki Undang-Undang sendiri sebagai dasar hukumnya. Sedangkan Kantor SAR Semarangberdiri pada tanggal 28 Juli tahun 1999dan resmi menjalankan tugas pokok dan fungsinya sebagai Unit Pelaksana Tugas (UPT) Badan SAR Nasional di ProvinsiJawa Tengah, walaupun pada saat itu bernama Kantor Sub Koordinasi Rescue (SKR). Pada tahun 2000berdasarkan

17 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2000, sebutan Sub Koordinasi Rescue berubah menjadi Kantor SAR, dan Kantor SAR Semarangmempunyai luas daratan Ha dan luas lautan ,516 Ha. Dan sampai dengan saat ini (2014) Kantor SAR Semarangdidukung 3 (tiga) Pos SAR, yaitu : Pos SAR Jepara, Pos SAR Cilacap, dan Pos SAR Surakarta. Sesuai program kerja Kantor SAR Semarang dan gunaterlaksananya response time yang cepat untuk mencapai lokasi kecelakaan/ bencana, maka untuk tahun-tahun berikutnya Kantor SAR Semarangtelah mengusulkan beberapa Pos SAR tambahan dengan melihat daerah di wilayah kerja Kantor SAR Semarang yaitu Provinsi Jawa Tengah yang berpotensi rawan terjadinya kecelakaan dan bencana.berikut ini beberapa peralatan SAR pendukung, diantaranya : sarana SAR darat seperti Rescue Car, Rescue Truk dan Kendaraan angkut personil, GTA (Ground To Air) dan sarana SAR maritim seperti Kapal KN. Sadewa, RB 107, RIB, Sea Rider, dan Rubber Boat. b. Kelemahan(Weakness) Kantor SAR Semarangsebagai Unit Pelaksana Tugas (UPT) dari Badan SAR Nasional, senantiasa tidak luput dari kelemahan/kekurangan, baik yang berasal dari Kantor SAR Semarangsendiri maupun turunan dari Badan SAR Nasional. (1). Organisasi Belum optimalnya Struktur organisasi di Kantor SAR Semarangberpengaruh terhadap keberhasilan tugas pelayanan SAR, seperti masih rendahnya tingkat eselenisasi dan terbatasnya jumlah Pos SAR. Rendahnya eselon Kantor SAR menghambat koordinasi dengan potensi SAR serta, sedangkan kurangnya jumlah Pos SAR mempengaruhi tingkat respon time penanganan kecelakaan dan bencana karena luasnya wilayah operasi.

18 (2). Sumber Daya Manusia (SDM) Untuk menciptakan suatu kondisi yang ideal pada Kantor SAR Semarang, maka diperlukan kuantitas dan kualitas SDM dari berbagai jenjang pendidikan sesuai dengan kebutuhan. Saat ini jumlah personil Kantor SAR Semarang belum memadai dibanding dengan luas wilayah tanggungjawabnya. Disamping itu, presentasi jumlah rescuer belum mencukupi. (3). Sarana dan Prasana Jumlah dan kualitas sarana prasarana Kantor SAR Semarang masih belum memadai, baik sarana prasarana darat, laut, maupun udara. Disisi lain, intensitas dan tingkat kerawanan kecelakaan cukup tinggi. Hampir seluruh jenis kecelakaan dan kecelakaan terdapat di wilayah jawa tengah. c. Peluang (Opportunity) Kantor SAR Semarang yang telah menujukkan eksistensinya di Jawa Tengah sejak tahun 1999, mempunyai peluang membangun jaringan-jaringan atau kerjasama dalam bidang penanggulangan bencana bersama lembaga pemerintahan baik di tingkat Provinsi atau Kabupaten/Kota, Lembaga Swadaya Masyarakat, Organisasi kemasyarakatan/kepemudaan di wilayah Provinsi Jawa Tengah dengan cara memberikan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan bagi individu-individu sebagai langkah awal dalam pelaksanaan operasi SAR. Dengan memanfaatkan personil-personil SAR yang profesional, Kantor SAR Semarang dapat memberikan sosialisasi dan pelatihan bagi masyarakat sehingga masyarakat/instansi dalam bentuk pelatihan potensi SAR, rapat koordinasi, dan lain-laindan sebagai potensi SAR dapat dilibatkan dalam pelaksanaan operasi SAR di setiap daerah. Masyarakat, organisasi dan instansi juga dapat difungsikan sebagai koordinator SAR di daerah, baik sebagai unsur SAR maupun sebagai potensi SAR, terutama daerah yang besar kemungkinan terjadinya kecelakaan Pelayaran, Penerbangan dan bencana dan

19 atau kondisi yang membahayakan manusia dijawa Tengah yang belum terdapat pos SAR. Peluang yaitu tersedianya : Personil yang terlatih dan profesional dengan status PNS tetap; Anggaran untuk operasi SAR, pembinaan potensi dengan kegiatan SAR lainnya Payung hukum organisasi yang kuat, yaitu UU No. 29 Tahun 2014 Banyak potensi SAR di Jawa Tengah baik TNI/Polri, Institusi pemerintah, Sipil, Swasta dan relawan. d. Tantangan (Threat) Dalam rangka penyiapan Sumber Daya Manusia (SDM), baik kuantitas dan kualitas serta pemeliharaan sarana dan prasarana, maka diperlukan anggaran yang besar. Penambahan sarana dan prasarana didasarkan atas penambahan kuantitas SDM dan kondisi medan operasi SAR dengan memperhatikan aspek ilmu pengetahuan dan tekhnologi. Kantor SAR Semarangharus menempatkan dana cadangan untuk menunjang kegiatan operasi SAR yang sewaktu-waktu membutuhkan dana yang tak terduga. Oleh karena itu perlu adanya peningkatan DIPA Kantor SAR Semarang agar dapat merealisasikan program-program yang telah ditetapkan. dengan tatangan yaitu: Frekuensi kecelakaan tinggi, hampir seluruh jenis potensi kecelakaan ada di Jawa Tengah, tuntutan masyarakat akan kinerja yang tinggi, keterbatasan personil san sarpras. I.3.2 Permasalahan I Aspek Kelembagaan Kantor SAR Semarangadalah Unit Pelaksana Teknis (UPT) Badan SAR Nasional dengan wilayah tanggungjawab kerja yang sangat luas yaitu di provinsi Jawa Tengah dengan luas daratan Ha dan luas lautan ,516 Ha, Provinsi Jawa Tengah sendiri terdiri dari 35 kabupaten dengan jumlah penduduk jiwa.

20 I Aspek Sarana dan Prasarana Response time sebagai salah satu tolak ukur berhasilnya pelaksanaan operasi SAR harus ditunjang oleh sarana, prasarana dan peralatan SAR yang memadai termasuk kualitas dan kuantitasnya. (1). Sarana SAR Darat Luasnya wilayah daratan yang menjadi cakupan kerja Kantor SAR Semarang, dan bervariatifnya kondisi/jenis daratan, maka Kantor SAR Semarang memandang perlu diadakannya sarana SAR Darat yang bersifat massal dan mempunyai ketahanan kuat untuk mendukung kegiatan operasi di Kantor SAR Semarang. (2). Sarana SAR Laut Provinsi Jawa Tengah terdapat beberapa pelabuhan besar dan pelabuhan kecil dimana pelabuhan-pelabuhan tersebut langsung mengarah ke laut lepas sehingga sangat riskan terjadinya kecelakaan pelayaran. Ombak laut yang besar merupakan kondisi yang terjadi di laut lepas, maka untuk melaksanakan operasi SAR di laut membutuhkan kapal yang tangguh untuk menerjang ombak yang sangat besar dan tinggi dengan menggunakan kapal yang berukuran sedang/besar yang terbuat dari besi serta sarana SAR laut lain yang dapat mendukung kegiatan operasi SAR baik di laut, sungai dan selat. (3). Prasarana SAR Seiring dengan penambahan SDM, maka diperlukan pula prasana penunjang untuk menampung seluruh kegiatan baik administratif maupun kegiatan operasional, dengan maksud untuk menjaga eksistensinya Kantor SAR dan Pos SAR. (4). Peralatan SAR Jumlah peralatan perorangan maupun peralatan beregu yang dimiliki Kantor SAR Semarangmasih belum mencukupi untuk pelaksanaan operasi SAR dalam skala yang besar. Hal tersebut mengharuskan diadakannya

21 penambahan peralatan SAR dalam rangka menunjang pelaksanaan operasi SAR. I Aspek Sumber Daya Manusia Jumlah pegawai Kantor SAR Semarang saat ini berjumlah 125 orang, terbagi di 3 Pos SAR dan awak kapal, jumlah pegawai tersebut belum sebanding dengan potensi bencana yang ada di Provinsi Jawa Tengah. Intensitas bencana yang ada di Provinsi Jawa Tengah mengharuskan perlu adanya penambahan jumlah pegawai, dan Sumber Daya Manusia yang ahli di bidangnya (profesional) dari berbagai jenjang/profesi. Serta perlu adanya pembinaan pegawai yang berjenjang sebagai sarana regenerasi/refreshment suatu organisasi. I Aspek Operasi dan Sarana dan Prasarana Dalam penanganan kecelakaan pelayaran, penerbangan, bencana dan kecelakaan lainnya, personil di lapangan kadang dihadapkan dengan berbagai masalah : (1). Belum adanya pakem (Standard Operating Procedures) yang jelas tentang pengerahan dan pengendalian dalam operasi SAR. (2). Luasnya wilayah cakupan kerja dan kondisi medan operasi, kadang dihadapkan dengan masalah sarana yang tersedia.

22 BAB II VISI, MISI, MOTTO, TUJUAN DAN SASARAN II.1 Visi Kantor SAR Semarang Visi merupakan angan atau cita-cita yang ingin dicapai organisasi pada masa yang akan datang atau bisa dikatakan bahwa visi merupakan pernyataan want to be dari organisasi untuk menjamin kesuksesan di masa yang akan datang. Kantor SAR Semarangmempunyai visi : Menjadikan Kantor SAR Semarang Sebagai Penyelenggara Operasi SAR yang Cepat, Efektif dan Bertanggungjawab Badan SAR Nasional dalam hal ini Kantor SAR Semarang merupakan organisasi yang menyelenggarakan pelayanan di bidang Search and Rescue (SAR) tentunya bercita-cita ingin selalu cepat, tepat, efektif dan bertanggungjawab dalam setiap pelaksanaan operasi SAR kapanpun dan dimanapun, yang dimaksud dengan cepat adalah achievement response time, dan efektif adalah ketepatan akurasi dalam SAR planning, serta berhasilnya menyelamatkan atau menemukan korban. Hal tersebut juga tetap mempertimbangkan keselamatan dan/atau keamanan personil SAR serta seimbangnya operation cost dengan jumlah korban yang diselamatkan/ditemukan. II.2 Misi Kantor SAR Semarang Perumusan misi merupakan realisasi yang akan menjadikan suatu organisasi mampu memberikan jasa yang berkualitas dan memenuhi kebutuhan, keinginan dan harapan stakeholder. Jadi pada intinya misi adalah pernyataan tentang apa yang harus dikerjakan oleh suatu organisasi dalam usahanya untuk mewujudkan visi atau sebagai petunjuk garis besar cara pencapaian visi. Misi Kantor SAR Semarangdapat dilihat dari dua pendekatan, Pertama, penyiapan Sumber Daya Manusia yang profesional sehingga mampu bertindak cepat dan terampil dalam setiap penanganan kecelakaan. Kedua peningkatan kondisi sarana, prasarana dan peralatan SAR agar dapat berfungsi dengan cepat dan bertanggungjawab.sehingga apabila dirumuskan, maka misi Kantor SAR Semarangmenjadi :

23 Menjadi yang terdepan dalam memberikan pelayanan jasa SAR bagi masyarakat dengan pengerahan SDM yang terampil dan profesional serta ditunjang dengan sarana dan prasarana yang memadai II.3 Motto Kantor SAR Semarang Keberhasilan Operasi SAR adalah harapan dan prioritas kami II.4 Tujuan Strategis Kantor SAR Semarang Berdasarkan Visi dan Misi Kantor SAR Semarang seperti tersebut diatas, rencana strategis Kantor SAR Semarang bertujuan untuk mendukung terwujudnya penyelenggaraan operasi SAR yang efektif dan efisien melalui upaya tindak awal yang maksimal serta pengerahan potensi SAR yang didukung oleh SDM yang profesional, fasilitas SAR yang memadai dan prosedur kerja yang mantap. Dengan terbitnya Peraturan Presiden No. 99 tahun 2007 tentang Badan SAR Nasional dan Undang-Undang No. 29 Tahun 2014, dimana Badan SAR Nasional adalah Lembaga Pemerintah Non Kementerian yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Presiden dengan Tugas Pokok yaitu melaksanakan tugas pemerintahan dibidang pencarian dan pertolongan (Search and Rescue)yang selanjutnya disebut SAR, sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundangundangan. Peraturan tersebut perlu ditindak lanjuti dengan program-program yang meliputi : a. Program dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya Badan SAR Nasional; b. Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Badan SAR Nasional; c. Program Pengelolaan Pencarian, Pertolongan dan Penyelamatan. Serta tujuan strategis merupakan penjabaran atau implementasi dari pernyataan misi yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu 1 (satu) sampai 5 (lima) tahun. Kantor SAR Semarang dapat secara tepat mengetahui apa yang harus dilaksanakan oleh organisasi dalam memenuhi visi dan misinya untuk

24 kurun waktu satu sampai lima tahun ke depan dengan diformulasikannya tujuan strategis ini dalam mempertimbangkan sumber daya dan kemampuan yang dimiliki. Lebih dari itu, perumusan tujuan strategis ini juga akan memungkinkan Kantor SAR Semarang untuk mengukur sejauh mana visi dan misi organisasi telah dicapai mengingat tujuan strategis dirumuskan berdasarkan visi dan misi organisasi. II.5 Sasaran Strategis Dalam rangka mewujudkan tujuan Kantor SAR Semarang, selanjutnya disusunlah sasaran yang berupa penjabaran dari tujuan secara terukur, yaitu sesuatu yang akan dicapai dan dihasilkan secara nyata oleh Badan SAR Nasional dalam jangka waktu tertentu. Sasaran harus menggambarkan hal yang ingin dicapai melalui tindakan-tindakan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan. Sasaran memberikan focus pada penyusunan kegiatan sehingga bersifat spesifik, terinci, dapat diukur, dan dapat dicapai. Sebagai bentuk penjabaran tujuan strategis, Kantor SAR Semarang menetapkan dua sasaran strategis sebagai berikut : 1. Meningkatnya pelayanan operasi SAR Kantor SAR Semarang 2. Tercapainya keberhasilan penyelamatan korban dalam pelaksanaan operasi SAR Kantor SAR Semarang Selanjutnya bagian berikut akan menjelaskan dan merinci masing-masing tujuan beserta sasaran strategis dan indikator kinerjanya. Sasaran1 : Meningkatnya pelayanan operasi SAR Kantor SAR Semarang Kegiatan SAR pada dasarnya adalah usaha berupa kegiatan mencari, menolong, menyelamatkan jiwa manusia yang hilang atau dikhawatirkan hilang atau menghadapi bahaya dan atau kecelakaan, baik dalam pelayaran dan/ atau penerbangan maupun bencana dan/ atau kondisi yang membahayakan manusia. Kegiatan ini bersifat represif dan dilakukan segera pada saat kecelakaan terjadi.

25 Operasi SAR adalah segala upaya dan kegiatan SAR sampai dengan evakuasi terhadap korban, sebelum diadakan penanganan berikutnya yang terdiri dari 5 tahap yaitu :Tahap menyadari, Tahap tindak awal, Tahap perencanaan, Tahap operasi, Tahap pengakhiran Pelayanan operasi SAR adalah suatu upaya yang dilakukan oleh Badan SAR Nasional untuk melaksanakan kegiatan SAR. Penjabaran dari tujuan ini secara lebih spesifik adalah sebagai berikut : Sasaran Sasaran Strategis 1 : Meningkatnya pelayanan operasi SAR Indikator Kinerja Sasaran 1. Rata-rata response time pada penanganan kecelakaan pelayaran 2. Rata-rata response time pada penanganan kecelakaan penerbangan 3. Rata-rata response time pada penanganan bencana 4. Rata-rata response time pada penanganan kecelakaan lain-lain Sasaran2 : Tercapainya keberhasilan penyelamatan korban dalam pelaksanaan operasi SAR Kantor SAR Semarang Keberhasilan operasi SAR adalah tindakan SAR yang pada dasarnya untuk menyelamatkan jiwa manusia. Dengan demikian, keberhasilan SAR adalah keberhasilan meminimalkan korban jiwa manusia pada pelaksanaan operasi SAR. Apabila pada kondisi kecelakaan dimana tidak ada korban yang selamat, maka SAR harus berhasil mengevakuasi korban. Dalam pelaksanaan operasi SAR memerlukan kemampuan mencari (search) lokasi kecelakaan dan kemampuan memberikan pertolongan (rescue) terhadap korban kecelakaan. Operasi SAR dapat dikatakan berhasil apabila dalam penyelenggaraan operasi

26 SAR tersebut mampu menemukan dan menyelamatkan korban seoptimal mungkin. Banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan operasi SAR, antara lain sarana dan prasarana yang mendukung, Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas dan lain-lain. Penjabaran dari tujuan ini secara lebih spesifik adalah sebagai berikut Salah satu tugas pokok Badan SAR Nasional adalah pengendalian potensi SAR. Pembinaan potensi SAR dilakukan sebagai bagian dari strategi Badan SAR Nasional yang dilaksanakan secara bertahap, bertingkat, dan berkelanjutan. Hal ini dilakukan karena Badan SAR Nasional dapat melibatkan potensi SAR dalam penyelenggaraan pencarian dan pertolongan. Potensi SAR yang diikutsertakan dalam penyelenggaraan pencarian dan pertolongan harus diberi kemudahan dan prioritas pelayanan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan. Dalam rangka meningkatkan penyelenggaraan pencarian dan pertolongan secara optimal, masyarakat dapat berperan serta dalam kegiatan tersebut. Dengan sasaran strategis ini, Kantor SAR Semarang mencoba memaksimalkan peran serta masyarakat untuk kontribusi dalam kegiatan SAR. Sasaran Sasaran Strategis 2 : Tercapainya keberhasilan penyelamatan korban dalam pelaksanaan operasi SAR di Kantor SAR Indikator Kinerja Sasaran 1. Prosentase jumlah korban terselamatkan dalam pelaksanaan operasi SAR 2. Prosentase jumlah korban yang ditemukan dalam pelaksanaan operasi SAR

27 Penjabaran Indikator Sasaran SASARAN STRATEGIS Sasaran Strategis 1 Meningkatnya pelayanan operasi SAR Kantor SAR Semarang Sasaran Strategis 2 Tercapainya keberhasilan penyelamatan korban dalam pelaksanaan operasi SAR Kantor SAR Semarang INDIKATOR KINERJA UTAMA IKU 1. Kecepatan tanggap (response time) pada operasi SAR dalam penanganan kecelakaan, bencana, dan kecelakaan lainlain 1 Rata-rata response time pada penanganan kecelakaan pelayaran 2 Rata-rata response time pada penanganan kecelakaan penerbangan 3 Rata-rata response time pada penanganan bencana 4 Rata-rata response time pada penanganan kecelakaan lain-lain IKU 2. Keberhasilan evakuasi korban pada penanganan operasi SAR dalam kecelakaan, bencana, dan kecelakaan lain-lain 1 Prosentase jumlah korban terselamatkan dalam pelaksanaan operasi SAR Kantor SAR Semarang 2 Prosentase jumlah korban yang ditemukan dalam pelaksanaan operasi SAR Kantor Semarang

28 BAB III ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI DAN PROGRAM III.1 Arah Kebijakan dan Strategi Nasional Arah kebijakan dan Strategi merupakan alat untuk mencapai sasaran yang yang akan dicapai dalam kurun waktu tertentu (Rencana Pembangunan Jangka Menengah), sehingga tujuan/sasaran Kantor SAR Semarang bisa tercapai sesuai dengan waktu dan perencanaan awalnya. Arah Kebijakan dan Strategi : a. Membuat perencanaan matang atau menetapkan target yang akan dicapai dalam jangka waktu menengah ; b. Menyesuaikan kegiatan dengan pagu anggaran yang tersedia, disertai dengan pelaporan kegiatan yang akuntabel ; c. Mengoptimalkan kecanggihan piranti lunak (tekhnologi) dalam meningkatkan pencitraan lembaga di masyarakat ; d. Peningkatan kemampuan dan profesionalisme penyelenggaraan operasi SAR, melakukan koordinasi potensi dan unsur SAR dan ditunjang oleh lembaga pendidikan dan pelatihan ; e. Memberikan penyuluhan/sosialisasi kepada masyarakat ; f. Menetapkan ukuran tingkat kecepatan dalam melakukan tindak awal dalam penanganan kecelakaan dan melakukan review kinerja setiap akhir tahun ; g. Adanya prosedur tetap (protap) untuk setiap pelaksanaan operasi SAR ; h. Penyiapan sarana tindak awal, prasarana dan peralatan SAR dalam menunjang operasi SAR ; i. Membuat pelatihan bagi potensi dan unsur SAR daerah secara berkelanjutan dan rutin, untuk meningkatkan hubungan dan kerjasama personil dengan masyarakat.

29 III.2 Program dan Kegiatan Kantor SAR Semarang Arah kebijakan dan Strategi Kantor SAR Semarang dalam pelaksanaannya didukung dengan 2 (dua) program generik dan 1 (satu) program teknis sebagai berikut : 1. Program dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya Badan SAR Nasional; 2. Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Badan SAR Nasional; 3. Program Pengelolaan Pencarian, Pertolongan dan Penyelamatan. Selanjutnya program tersebut dijabarkan dalam bentuk kegiatan-kegiatan, adapun penjabarannya sebagai berikut : 1. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Badan SAR Nasional : a. Kegiatan penyusunan Dokumen Rencana dan Program sebagai salah satu penunjang dalam adiministrasi perkatotan, yaiutu teriri dari penyusunan anggaran setiap tahun anggaran, penyusunan laporan tahunan, penyusunan laporan bulan dan penyusunan laporan daya serap anggaran per triwulan; b. Kegiatan adminitrasi perkantoran dan pengelolaan keuangan sebagai dasar acuan untuk pelaksanaan pembayaran gaji pegawai dan penyelenggaraan operasional dan pemeliharaan perkantoran; c. Kegiatan penyusunan dokumen pengelolaan keuangan Basarnas sebagai acuan dalam penyusunan laporan keuangan pada kantor SAR. 2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Badan SAR Nasional : Kegiatan pembinaan dan peningkatan sarana dan prasarana diadakan dalam bentuk belanja modal untuk konstruksi maupun pengadaan barang.

30 3. Program Pengelolaan Pencarian, Pertolongan dan Penyelamatan. a. Kegiatan siaga sebagai upaya tindak awal mengantisipasi terjadinya kecelakaan/bencana b. Kegiatan pendidikan dan pelatihan serta pemasyarakatan SAR Hasil (Outcome) Program dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya serta Peningkatan sarana dan prasarana aparatur adalah Terwujudnya pelayanan SAR yang optimal bagi masyarakat. Indikator hasil (Outcome) Program pengelolaan pencarian, pertolongan dan penyelamatan adalah : Meningkatnya pelayanan operasi SAR Kantor SAR Semarang; Tercapainya keberhasilan penyelamatan korban dalam pelaksanaan operasi SAR Kantor SAR Semarang; Hasil (Output) Kegiatan yang dilaksanakan ditetapkan berdasarkan indikator sebagai berikut : Kegiatan siaga sebagai upaya tindak awal mengantisipasi terjadinya kecelakaan/bencana : Rata-rata response time pada kecelakaan pelayaran; Rata-rata response time pada kecelakaan penerbangan; Rata-rata response time pada bencana; Rata-rata response time pada kecelakaan lainnya ; Prosentase jumlah korban yang selamat dalam operasi SAR; Prosentase jumlah korban yang ditemukan dalam operasi SAR;

31 BAB IV PENUTUP Renstra Kantor SAR Semarang tahun disusun dalam rangka mengimplementasikan Rencana Pembangunan Jangka Menengah III Tahun Upaya tersebut merupakan bagian dari Tahapan Rencana Pembangunan Jangka Panjang yang menjadi acuan dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi pengelolaan pencarian, pertolongan dan penyelamatan di Republik Indonesia. Renstra Kantor SAR Semarang tahun melampirkan matriks kinerja dan matriks pendanaan untuk menjabarkan seluruh program dan kegiatan Kantor SAR Semarang serta target pembangunan dalam kurun waktu lima tahun. Pada rangkaian berbagai kebijakan, program serta kegiatan di Kantor SAR Semarang maka diperlukan keselarasan dan konsistensi dalam menjalankan berbagai perencanaan selama lima tahun kedepan, sehingga Kantor SAR Semarang dapat berjalan sesuai dengan koridor perencanaan strategis dan menghasilkan implementasi penyelenggaraan organisasi yang berjalan dengan baik, akuntabel serta penuh tanggung jawab.

32 LAMPIRAN : Rencana Strategis (lima tahun) Kantor SAR Semarang

33 Lampiran 1. Matriks KeselarasanVisi hingga Program Rencana Strategis Kantor SAR Semarang Tahun MATRIKS KESELARASAN VISI HINGGA PROGRAM RENCANA STRATEGIS KANTOR SAR SEMARANG TAHUN MISI TUJUAN STRATEGIS INDIKATOR TUJUAN SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA KEBIJAKAN STRATEGI PROGRAM SASARAN KEGIATAN 1. Menyelenggarakan siaga terus menerus dalam pencarian dan pertolongan, penyelamatan, dan evakuasi kepada masyarakat dalam kecelakaan, bencana, dan kondisi membahayakan manusia secara andal, efektif, cepat, efisien serta aman. 2. Melaksanakan koordinasi dengan instansi/organisasi nasional maupun 1. Terselenggarakannya siaga terus menerus dalam pencarian dan pertolongan, penyelamatan, dan evakuasi kepada masyarakat dalam kecelakaan, bencana, dan kondisi membahayakan manusia secara andal, efektif, cepat, efisien serta aman. 2. Terjalinnya koordinasi dengan instansi nasional dan internasional serta internasional dalam rangka terwujudnya peningkatan menyelenggarakan operasi partispasi masyarakat pencarian dan pertolongan tentang pengetahuan dan (SAR), serta melakukan keterampilan SAR dalam pemasyarakatan SAR untuk rangka memaksimalkan memaksimalkan potensi potensi SAR. SAR Persentase kecepatan tanggap (response time) pada organisasi SAR dalam penanganan kecelakaan, bencana, dan kondisi membahayakan manusia Persentase keberhasilan Evakuasi korban pada penanganan kecelakaan, bencana, dan kondisi membahayakan manusia Persentase koordinasi dengan potensi SAR dalam kegiatan SAR. SS1. Meningkatkan keberhasilan operasi SAR SS2. Terjalinnya koordinasi danpengendalian operasi SAR atas potensi SAR yang dimiliki oleh instansi dan organisasi lain IKU 1. Kecepatan tanggap (response time) pada operasi SAR dalam penanganan kecelakaan, bencana, dan kondisi membahayakan manusia. Response time pada kecelakaan pelayaran Response time pada kecelakaan penerbangan Response time pada penanganan bencana Response time pada kondisi membahayakan manusia IKU 2. Keberhasilan Evakuasi korban pada penanganan operasi SAR dalam kecelakaan, bencana, dan kondisi membahayakan manusia. Persentase jumlah korban terselamatkan Persentase jumlah korban yang ditemukan IKU 3. Persentase koordinasi dengan potensi SAR dalam kegiatan SAR. Persentase keterlibatan personil potensi SAR pada pelaksanaan latihan SAR Persentase keterlibatan potensi SAR dalam pelaksanaan operasi SAR Potensi SAR yang memiliki tenaga rescuer bersertifikasi SAR Realisasi Kegiatan pembinaan potensi SAR daerah sesuai rencana. SS1. K7. Meningkatkan kesiapsiagaan dalam mengantisipasi terjadinya kecelakaan, bencana dan kondisi membahayakan manusia dalam rangka mewujudkan keberhasilan operasi SAR. (Aspek Operasi dan Sarana Prasarana) SS2.K5.Melakukan pendidikan dan pelatihan yang merata antara Kantor SAR Semarang dengan pemerintah daerah. (Aspek Sumber Daya Manusia) SS2.K8. Memperkuat, meningkatkan dan menjalin hubungan kerjasama dengan seluruh potensi SAR. (Aspek Operasi dan Sarana Prasarana) K7.STR 12. Meningkatkan keberhasilan penyelamatan korban dalam pelaksanaan operasi SAR. K7.STR 13. Menyusun prosedur komunikasi dan pertukaran informasi dengan instansi/kantor SAR Negara tetangga untuk mendukung penyelenggaraan operasi SAR bersama. Program Pengelolaan Pencarian, Pertolongan dan Penyelamatan K5.STR 8. Melakukan kerjasama dengan Program Pengelolaan Pencarian, pemerintah daerah dalam rangka pembentukan Pertolongan dan Penyelamatan dan penyusunan fungsi, tugas dan struktur Forum Koordinasi SAR Daerah (FKSD). K5.STR 9. Melakukan kerjasama dengan pemerintah daerah dalam rangka pembinaan potensi SAR di daerah, termasuk pemasyarakatan SAR melalui bidang pendidikan ( SAR Goes To School ). K5. STR 10. Menyelenggarakan pendidikan dan latihan antara Kantor SAR Semarang dengan pemerintah daerah. Pelaksanaan pengendalian operasi SAR Penyusunan dokumen laporan siaga SAR Kantor SAR Semarang Penyusunan Laporan Evaluasi Operasi SAR Kantor SAR Semarang Penyusunan Dokumen Standardisasi Operasi SAR Kantor SAR Semarang Penyusunan dokumen pengelolaan operasi dan pengembangan sistem komunikasi Kantor SAR Semarang Penyusunan Dokumen Penyiapan Tenaga dan Potensi SAR Kantor SAR Semarang Penyusunan Dokumen Pemasyarakatan dan Sertifikasi SAR Kantor SAR Semarang Penyusunan Perangkat Sistem data dan Informasi Kantor SAR Semarang 3. Menyelenggarakan peningkatan kemampuan teknis dan manajerial organisasi dan senantiasa tumbuh, berkembang dan melakukan perbaikan di segala aspek secara 3.Terselenggarakannya peningkatan kemampuan teknis dan manajerial organisasi dan senantiasa tumbuh, berkembang dan melakukan perbaikan di segala aspek secara Persentase peningkatan opini audit external dan predikat akuntabilitas kinerja.. SS3. Terlaksananya hubungan dan kerja sama dibidang SAR. Pelaksanaan pemasyarakatan SAR. Kerjasama instansi pemerintah, TNI/Polri dan organisasi yang memiliki potensi SAR SS3.K2. Melaksakan kerjasama instansi pemerintah, TNI/Polri dan organisasi yang memiliki potensi SAR dalam bidang pendidikan dan latihan SAR, pertukaran ilmu pengetahuan di bidang SAR dan alih teknologi sarana dan prasarana SAR (Aspek Kelembagaan) SS5. Meningkatkan IKU 4. Persentase peningkatan kemampuan teknis dan SS5.K6. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi pemanfaatan anggaran manajerial dalam administrasi perkantoran dan pemanfaatan anggaran yang berorientasi akuntabilitas. (Aspek Sumber Daya Manusia) Mendapatkan Skor Lakip yang tinggi K8.STR 15. Menyusun prosedur kerjasama dengan instansi pemerintah, TNI/Polri dan organisasi yang memiliki potensi SAR untuk mendukung pengerahan unsur dan penyelenggaraan operasi SAR dibawah kendali operasi Kantor SAR Seamrang K2.STR 2. Mengikuti pertemuan dan pelatihan dalam bidang SAR yang diadakan instansi pemerintah, TNI/Polri dan organisasi yang memiliki potensi SAR. K2.STR 3. Membentuk Organisasi SAR di tingkat Provinsi yang dilanjutkan dengan latihan bersama serta pertukaran ilmu pengetahuan di bidang SAR. K2. STR. 4. Melaksakan kerjasama dengan instansi pemerintah, TNI/Polri dan organisasi yang memiliki potensi SAR dalam bidang pendidikan dan latihan SAR serta alih teknologi sarana dan prasarana SAR. K2. STR 5. Menyusun porsedur komunikasi dan pertukaran informasi dengan instansi pemerintah, TNI/Polri dan organisasi yang memiliki potensi SAR untuk mendukung penyelenggaraan operasi SAR bersama. K6. STR. 11. Mengupayakan agar biaya pembinaan SAR di daerah dapat didukung melalui anggaran pendapatan dan belanja pemerintah daerah masing-masing. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kantor SAR Semarang Penyusunan laporan kerjasama Penyusunan Dokumen Pengelolaan Kehumasan Kantor SAR Semarang Program Dukungan Manajemen Penyusunan dokumen rencana program dan kegiatan Kantor SAR dan Semarang Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Penyusunan laporan analisa dan evaluasi program dan kegiatan Badan SAR Nasional Kantor SAR Semarang Penyusunan laporan pengawasan internal Penyusunan Dokumen Pengelolaan Keuangan Kantor SAR Semarang

KATA PENGANTAR DEPUTI BIDANG POTENSI SAR SUKARTO MARSEKAL MUDA TNI

KATA PENGANTAR DEPUTI BIDANG POTENSI SAR SUKARTO MARSEKAL MUDA TNI KATA PENGANTAR Rencana Strategis instansi pemerintah dalam tataran operasional ditetapkan dalam jangka waktu 5 (lima) tahunan merupakan penjabaran teknis dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PK. 04 TAHUN 2011 TENTANG PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA BADAN SAR NASIONAL

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PK. 04 TAHUN 2011 TENTANG PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA BADAN SAR NASIONAL KEPALA BADAN SAR NASIONAL PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PK. 04 TAHUN 2011 TENTANG PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA BADAN SAR NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN SAR NASIONAL,

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA DEPUTI BIDANG OPERASI SAR BADAN SAR NASIONAL TAHUN 2014 DEPUTI BIDANG OPERASI SAR BADAN SAR NASIONAL

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA DEPUTI BIDANG OPERASI SAR BADAN SAR NASIONAL TAHUN 2014 DEPUTI BIDANG OPERASI SAR BADAN SAR NASIONAL Halaman Judul LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA DEPUTI BIDANG OPERASI SAR BADAN SAR NASIONAL TAHUN 2014 DEPUTI BIDANG OPERASI SAR BADAN SAR NASIONAL KATA PENGANTAR Badan SAR Nasional merupakan Institusi Pemerintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1. Kondisi Umum

BAB I PENDAHULUAN I.1. Kondisi Umum BAB I PENDAHULUAN I.1. Kondisi Umum Bidang kedeputian di lingkungan Badan SAR Nasional (BASARNAS) terbentuk seiring dengan reorganisasi lembaga ini menjadi Lembaga Pemerintah Non Kementerian (LPNK). Terdapat

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS BADAN SAR NASIONAL

RENCANA STRATEGIS BADAN SAR NASIONAL RENCANA STRATEGIS BADAN SAR NASIONAL TAHUN 2010-2014 1 LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PK. 02 TAHUN 2010 TANGGAL : 29 JANUARI 2010 RENCANA STRATEGIS BADAN SAR NASIONAL TAHUN 2010-2014

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 99 TAHUN 2007 TENTANG BADAN SAR NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 99 TAHUN 2007 TENTANG BADAN SAR NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 99 TAHUN 2007 TENTANG BADAN SAR NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Indonesia sebagai anggota International

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1388,2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BASARNAS. Organisasi. Kantor SAR. Klasifikasi. Kriteria. PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR PK. 19 TAHUN 2014 TENTANG KRITERIA KLASIFIKASI ORGANISASI

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 99 TAHUN 2007 TENTANG BADAN SAR NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 99 TAHUN 2007 TENTANG BADAN SAR NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PRESIDEN NOMOR 99 TAHUN 2007 TENTANG BADAN SAR NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa Indonesia sebagai anggota International Maritime Organizaton (IMO) dan

Lebih terperinci

2017, No Perubahan Ketiga atas Organisasi dan Tata Kerja Badan SAR Nasional (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 684); 4. Peratur

2017, No Perubahan Ketiga atas Organisasi dan Tata Kerja Badan SAR Nasional (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 684); 4. Peratur BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.293, 2017 BASARNAS. Unit Siaga Pencarian dan Pertolongan. PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR PK 4 TAHUN 2017 TENTANG UNIT SIAGA PENCARIAN DAN PERTOLONGAN DENGAN

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PK.17 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN POS SAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PK.17 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN POS SAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN SAR NASIONAL PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PK.17 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN POS SAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN SAR NASIONAL, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BADAN SAR NASIONAL TAHUN 2015

LAPORAN KINERJA BADAN SAR NASIONAL TAHUN 2015 LAPORAN KINERJA BADAN SAR NASIONAL TAHUN 2015 DAFTAR ISI Kata Pengantar... i Daftar Isi... ii Ikhtisar Eksekutif... iv BAB I PENDAHULUAN. 1 I.1. Gambaran Umum.. 1 I.2. Kelembagaan 3 I.3. Landasan Hukum.

Lebih terperinci

2017, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan L

2017, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan L No.1236, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKO-KEMARITIMAN. SAKIP. PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA DI

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman Kata Pengantar... i Daftar Isi... ii Ringkasan Eksekutif... iii

DAFTAR ISI. Halaman Kata Pengantar... i Daftar Isi... ii Ringkasan Eksekutif... iii BADAN SAR NASIONAL N AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH (LAKIP) KANTOR SAR KELAS B MERAUKE TAHUN MERAUKE, 20 FEBRUARI 2015 DAFTAR ISI Halaman Kata Pengantar... i Daftar Isi..... ii Ringkasan Eksekutif....

Lebih terperinci

KEPALA BADAN SAR NASIONAL PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR PK. 6 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA STRATEGIS BADAN SAR NASIONAL TAHUN

KEPALA BADAN SAR NASIONAL PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR PK. 6 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA STRATEGIS BADAN SAR NASIONAL TAHUN KEPALA BADAN SAR NASIONAL PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR PK. 6 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA STRATEGIS BADAN SAR NASIONAL TAHUN 2015-2019 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN SAR NASIONAL,

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2000 TENTANG PENCARIAN DAN PERTOLONGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2000 TENTANG PENCARIAN DAN PERTOLONGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2000 TENTANG PENCARIAN DAN PERTOLONGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 33 Undang-undang Nomor 15

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA DEPUTI BIDANG POTENSI SAR TAHUN Halaman Judul

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA DEPUTI BIDANG POTENSI SAR TAHUN Halaman Judul LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA DEPUTI BIDANG POTENSI SAR TAHUN 2013 Halaman Judul BADAN SAR NASIONAL JAKARTA, FEBRUARI 2014 KATA PENGANTAR Perbaikan tata kelola pemerintahan dan manajemen kinerja merupakan

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR PK. 20 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN BADAN SAR NASIONAL

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR PK. 20 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN BADAN SAR NASIONAL KEPALA BADAN SAR NASIONAL PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR PK. 20 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN BADAN SAR NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DEPUTI BIDANG ADMINISTRASI

SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DEPUTI BIDANG ADMINISTRASI SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DEPUTI BIDANG ADMINISTRASI SEKRETARIAT KABINET 2010 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Kondisi Umum Good Governance pada hakekatnya merupakan kepemerintahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut di atas, Pusat Data dan Informasi menyelenggarakan fungsi :

BAB I PENDAHULUAN. Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut di atas, Pusat Data dan Informasi menyelenggarakan fungsi : BAB I PENDAHULUAN 1.1. Kondisi Umum Kedudukan Pusat Data dan Informasi sesuai Peraturan Kepala Badan SAR Nasional Nomor : PER. KBSN-01 Tahun 2008 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Badan SAR Nasional sebagaimana

Lebih terperinci

Rencana Strategis

Rencana Strategis BAB I PENDAHULUAN A. Kondisi Umum Sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional pada bab XIV salah satu agenda pembangunan nasional

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR PK 7 TAHUN 2015 TENTANG INSPEKTUR PENCARIAN DAN PERTOLONGAN PADA KECELAKAAN PESAWAT UDARA BADAN SAR NASIONAL

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR PK 7 TAHUN 2015 TENTANG INSPEKTUR PENCARIAN DAN PERTOLONGAN PADA KECELAKAAN PESAWAT UDARA BADAN SAR NASIONAL KEPALA BADAN SAR NASIONAL PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR PK 7 TAHUN 2015 TENTANG INSPEKTUR PENCARIAN DAN PERTOLONGAN PADA KECELAKAAN PESAWAT UDARA BADAN SAR NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2006 TENTANG PENCARIAN DAN PERTOLONGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2006 TENTANG PENCARIAN DAN PERTOLONGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2006 TENTANG PENCARIAN DAN PERTOLONGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa musibah yang dialami manusia

Lebih terperinci

RANCANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI,

RANCANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI, 1 RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH DAN PEDOMAN PELAKSANAAN PENANGGULANGAN BENCANA DENGAN

Lebih terperinci

1998 Amandments to the International Convention on Maritime Search and Rescue, 1979 (Resolution MCS.70(69)) (Diadopsi pada tanggal 18 Mei 1998)

1998 Amandments to the International Convention on Maritime Search and Rescue, 1979 (Resolution MCS.70(69)) (Diadopsi pada tanggal 18 Mei 1998) 1998 Amandments to the International Convention on Maritime Search and Rescue, 1979 (Resolution MCS.70(69)) (Diadopsi pada tanggal 18 Mei 1998) Adopsi Amandemen untuk Konvensi Internasional tentang Pencarian

Lebih terperinci

-1- BAB I PENDAHULUAN

-1- BAB I PENDAHULUAN -1- BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Biro Umum dan Hubungan Masyarakat merupakan bagian dari organisasi tingkat Eselon II Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian. Program Sekretariat Jenderal Kementerian

Lebih terperinci

RENCANA KERJA (RENJA) TAHUN ANGGARAN 2018

RENCANA KERJA (RENJA) TAHUN ANGGARAN 2018 RENCANA KERJA (RENJA) TAHUN ANGGARAN 2018 BIRO PENGEMBANGAN PRODUKSI DAERAH SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 2017 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena atas segala limpahan

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG SALINAN PERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG FUNGSI BADAN, SEKRETARIAT, BIDANG DAN RINCIAN TUGAS SUB BAGIAN, SEKSI SERTA TATA KERJA PADA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAN PEMADAM KEBAKARAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2007 TENTANG TUNJANGAN RISIKO BAHAYA KESELAMATAN DAN KESEHATAN DALAM PENYELENGGARAAN PENCARIAN DAN PERTOLONGAN BAGI PEGAWAI NEGERI DI LINGKUNGAN BADAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2000 TENTANG PENCARIAN DAN PERTOLONGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2000 TENTANG PENCARIAN DAN PERTOLONGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2000 TENTANG PENCARIAN DAN PERTOLONGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 33 Undang-undang Nomor 15

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PK. 02 TAHUN 2010 TENTANG RENCANA STRATEGIS BADAN SAR NASIONAL TAHUN

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PK. 02 TAHUN 2010 TENTANG RENCANA STRATEGIS BADAN SAR NASIONAL TAHUN KEPALA BADAN NASIONAL PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL NOMOR : PK. 02 TAHUN 2010 TENTANG RENCANA STRATEGIS BADAN NASIONAL TAHUN 2010 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN NASIONAL, Menimbang

Lebih terperinci

2 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tamba

2 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tamba BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.491, 2015 KEMENKOMINFO. Akuntabilitas Kinerja. Pemerintah. Sistem. Penyelenggaraan. Pedoman. PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KERJA

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KERJA BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KERJA 2.1 RENCANA STRATEGIS Perencanaan Strategis merupakan suatu proses yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu satu sampai dengan lima tahun

Lebih terperinci

2016, No Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2014 tentang Pencarian dan Pertolongan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 267, Tamba

2016, No Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2014 tentang Pencarian dan Pertolongan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 267, Tamba No.904, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BASARNAS. SAKIP. Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR PK. 4 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN IMPLEMENTASI SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

Lebih terperinci

KOTA BANDUNG TAHUN 2016

KOTA BANDUNG TAHUN 2016 DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN DINAS PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN TAHUN 2016 Jalan Sukabumi No. 17 Bandung Telp. (022) 7207113 1 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan Kehadapan Tuhan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN NASIONAL PENCARIAN DAN PERTOLONGAN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN NASIONAL PENCARIAN DAN PERTOLONGAN, BADAN NASIONAL PENCARIAN DAN PERTOLONGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN NASIONAL PENCARIAN DAN PERTOLONGAN NOMOR 1 TAHUN 2018 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR PK. 6

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2017 TENTANG OPERASI PENCARIAN DAN PERTOLONGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2017 TENTANG OPERASI PENCARIAN DAN PERTOLONGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2017 TENTANG OPERASI PENCARIAN DAN PERTOLONGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tamb

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tamb BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.905, 2016 BASARNAS. Pencarian dan Pertolongan. Pelaksanaan. Pembiayaan. Pencabutan. PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR PK. 6 TAHUN 2016 TENTANG PEMBIAYAAN PELAKSANAAN

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR PK. 4 TAHUN 2017 TENTANG UNIT SIAGA PENCARIAN DAN PERTOLONGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR PK. 4 TAHUN 2017 TENTANG UNIT SIAGA PENCARIAN DAN PERTOLONGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN SAR NASIONAL PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR PK. 4 TAHUN 2017 TENTANG UNIT SIAGA PENCARIAN DAN PERTOLONGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN SAR NASIONAL, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. LAKIP tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. LAKIP tersebut BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG S etiap instansi Pemerintah mempunyai kewajiban menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) atau Laporan Kinerja pada akhir periode anggaran.

Lebih terperinci

KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN TAHUN 2015

KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN TAHUN 2015 KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN TAHUN 2015 JAKARTA, FEBRUARI 2016 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR

Lebih terperinci

BUPATI BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

BUPATI BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 32 TAHUN 2010 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN PELAKSANA PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN, KEHUTANAN DAN KETAHANAN PANGAN KABUPATEN BANYUMAS DENGAN

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PK. 07 TAHUN 2009 TENTANG PENGGANTIAN BIAYA OPERASI SEARCH AND RESCUE (SAR)

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PK. 07 TAHUN 2009 TENTANG PENGGANTIAN BIAYA OPERASI SEARCH AND RESCUE (SAR) PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PK. 07 TAHUN 2009 TENTANG PENGGANTIAN BIAYA OPERASI SEARCH AND RESCUE (SAR) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN SAR NASIONAL, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Biro Umum dan Hubungan Masyarakat. Drs. Sigit Wahyudi, MM

KATA PENGANTAR. Kepala Biro Umum dan Hubungan Masyarakat. Drs. Sigit Wahyudi, MM KATA PENGANTAR Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Biro Umum dan Hubungan Masyarakat Tahun 2015 di susun dalam bentuk rencana kegiatan Biro Umum dan Hubungan Masyarakat, yang berisi tentang kegiatan dan target

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) PEMERINTAH PROVINSI RIAU BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH Jalan Jendral Sudirman No. 438 Telepon/Fax. (0761) 855734 DAFTAR ISI BAB I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang...

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, JANUARI 2017 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Inspektorat

Lebih terperinci

Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah KATA PENGANTAR

Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Rencana Kerja (Renja) adalah dokumen perencanaan tahunan yang merupakan penjabaran dari Rencana Strategis (Renstra) serta disusun mengacu pada Rencana Kerja Pemerintah (RKP). Rencana Kerja

Lebih terperinci

LAKIP Inspektorat Tahun 2014 KATA PENGANTAR

LAKIP Inspektorat Tahun 2014 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan ridho yang telah diberikan, penyusunan LAKIP Tahun 2014 dapat selesai tepat waktu. Penyusunan LAKIP sebagai

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM. 30 TAHUN 2001

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM. 30 TAHUN 2001 MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM. 30 TAHUN 2001 TATA CARA PELAKSANAAN SIAGA SEARCH AND RESCUE (SAR) DAN PENGGANTIAN BIAYA OPERASI SEARCH AND RESCUE (SAR)

Lebih terperinci

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) adalah laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan/sasaran strategis instansi.

Lebih terperinci

DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN BOYOLALI

DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN BOYOLALI KATA PENGANTAR Puji syukur kami sampaikan kehadirat Allah S.W.T yang telah melimpahkan berkah dan rahmat-nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan Rencana Strategis (Renstra) Dinas Penanaman Modal

Lebih terperinci

RANCANGAN PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN

RANCANGAN PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN RANCANGAN PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang :

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2010

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2010 PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH PROVINSI DAERAH

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Agustus 2015 Sekretaris Direktorat Jenderal, Abdul Madjid

KATA PENGANTAR. Jakarta, Agustus 2015 Sekretaris Direktorat Jenderal, Abdul Madjid KATA PENGANTAR Puji dan Syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan telah selesainya penyusunan Rencana Strategis Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Periode 2015-2019. Dalam rangka

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2017 TENTANG OPERASI PENCARIAN DAN PERTOLONGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2017 TENTANG OPERASI PENCARIAN DAN PERTOLONGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA www.bpkp.go.id PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2017 TENTANG OPERASI PENCARIAN DAN PERTOLONGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PK. 06 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN TUGAS POS SAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PK. 06 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN TUGAS POS SAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN SAR NASIONAL PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PK. 06 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN TUGAS POS SAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN SAR NASIONAL, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 32 SERI E

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 32 SERI E BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 32 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 893 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA PADA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU

PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Selanjutnya dengan tersusunnya LAKIP Bagian Hukum, maka diharapkan dapat :

BAB I PENDAHULUAN. Selanjutnya dengan tersusunnya LAKIP Bagian Hukum, maka diharapkan dapat : BAB I PENDAHULUAN I.1 KONDISI UMUM ORGANISASI B agian Hukum dibentuk berdasarkan Keputusan Kepala BSN Nomor 965/BSN-I/HK.35/05/2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Standardisasi Nasional. Bagian

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGIS DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGIS DAN KEBIJAKAN BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGIS DAN KEBIJAKAN 1. VISI DAN MISI Sebagai unsur pelaksana Pemerintah Kabupaten Lamandau dalam bidang Perhubungan komunikasi dan Informatika dituntut adanya peningkatan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 71...TAHUN 2009 TENTANG PELIMPAHAN DAN PENUGASAN URUSAN PEMERINTAHAN LINGKUP DEPARTEMEN DALAM NEGERI TAHUN 2010

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 71...TAHUN 2009 TENTANG PELIMPAHAN DAN PENUGASAN URUSAN PEMERINTAHAN LINGKUP DEPARTEMEN DALAM NEGERI TAHUN 2010 PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 71...TAHUN 2009 TENTANG PELIMPAHAN DAN PENUGASAN URUSAN PEMERINTAHAN LINGKUP DEPARTEMEN DALAM NEGERI TAHUN 2010 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI,

Lebih terperinci

Pemerintah Kota Bengkulu BAB 1 PENDAHULUAN

Pemerintah Kota Bengkulu BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perencanaan pembangunan nasional adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan dengan memperhitungkan sumber daya yang

Lebih terperinci

2017, No Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Kementerian Perhubungan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Neg

2017, No Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Kementerian Perhubungan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Neg No.1138, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENHUB. Penetapan IKU. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 70 TAHUN 2017 TENTANG PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA DI

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR: PK. 01 TAHUN 2014 TENTANG PEMBINAAN POTENSI SAR BADAN SAR NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR: PK. 01 TAHUN 2014 TENTANG PEMBINAAN POTENSI SAR BADAN SAR NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN SAR NASIONAL PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR: PK. 01 TAHUN 2014 TENTANG PEMBINAAN POTENSI SAR BADAN SAR NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN SAR NASIONAL, Menimbang

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Pada penyusunan Laporan Akuntabilias Kinerja Tahun 2013 ini, mengacu pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA ( I K U )

INDIKATOR KINERJA UTAMA ( I K U ) INDIKATOR KINERJA UTAMA ( I K U ) DINAS PERHUBUNGAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN INDRAGIRI HULU TAHUN 2016-2021 DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN INDRAGIRI HULU Jalan Raya Belilas Km. 06 Pematang Reba

Lebih terperinci

BUPATI TOBA SAMOSIR PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI TOBA SAMOSIR NOMOR 88 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI TOBA SAMOSIR PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI TOBA SAMOSIR NOMOR 88 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN Menimbang BUPATI TOBA SAMOSIR PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI TOBA SAMOSIR NOMOR 88 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 4 TAHUN 2016 SERI D.4 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 4 TAHUN 2016 SERI D.4 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 4 TAHUN 2016 SERI D.4 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH DAN

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT BADAN PPSDM KESEHATAN TAHUN 2014

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT BADAN PPSDM KESEHATAN TAHUN 2014 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT BADAN PPSDM KESEHATAN TAHUN 2014 BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2015 KATA PENGANTAR D engan memanjatkan

Lebih terperinci

Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kab. Banyuwangi 1

Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kab. Banyuwangi 1 Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kab. Banyuwangi 1 Dengan berlakunya Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional serta Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 yang disempurnakan

Lebih terperinci

BUPATI BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

BUPATI BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 45 TAHUN 2010 TENTANG PENJABARAN TUGAS UNIT PELAKSANA TEKNIS PADA DINAS CIPTA KARYA, KEBERSIHAN DAN TATA RUANG KABUPATEN BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

2016, No Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 216 Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 5584); 4. Undang-Undang Nomor 23 Tah

2016, No Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 216 Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 5584); 4. Undang-Undang Nomor 23 Tah No.1183, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BSN. SAKIP. Pelaksanaan. Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN SISTEM AKUNTABILITAS INSTANSI

Lebih terperinci

BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN 2015

BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN 2015 BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN 2015 Jl. Angkasa I No. 2 Kemayoran, Jakarta 10720 Phone : (62 21) 65866230, 65866231, Fax : (62

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat. Jakarta, 30 Januari Plt. Kepala Biro Perencanaan. Suharyono NIP

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat. Jakarta, 30 Januari Plt. Kepala Biro Perencanaan. Suharyono NIP KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) adalah laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan/sasaran strategis instansi.

Lebih terperinci

WALIKOTA TANGERANG PROVINSI BANTEN

WALIKOTA TANGERANG PROVINSI BANTEN WALIKOTA TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG NOMOR 85 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

1. Sub Bagian Perencanaan dan Evaluasi; 2. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian; dan 3. Sub Bagian Keuangan. c. Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan, terdir

1. Sub Bagian Perencanaan dan Evaluasi; 2. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian; dan 3. Sub Bagian Keuangan. c. Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan, terdir BAB XXXVIII BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH Bagian Kesatu Susunan Organisasi Pasal 732 Susunan Organisasi Unsur Pelaksana BPBD Terdiri Atas: a. Kepala Pelaksana; b. Sekretariat, terdiri atas: - 867

Lebih terperinci

KOTA BANDUNG TAHUN 2014

KOTA BANDUNG TAHUN 2014 DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN DINAS PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN TAHUN 2014 JALAN SUKABUMI NO 17 BANDUNG Telp. (022) 7207113 1 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan Kehadapan Tuhan

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 2. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS Rencana Strategis Ditjen Bina Marga memuat visi, misi, tujuan, sasaran, strategi, kebijakan, program, dan kegiatan penyelenggaraan jalan sesuai

Lebih terperinci

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 29 TAHUN 2010 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BANYUMAS

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 29 TAHUN 2010 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BANYUMAS BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 29 TAHUN 2010 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI BANYUMAS, Menimbang

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PRESIDEN NOMOR 23 TAHUN 2007 TENTANG TUNJANGAN RISIKO BAHAYA KESELAMATAN DAN KESEHATAN DALAM PENYELENGGARAAN PENCARIAN DAN PERTOLONGAN BAGI PEGAWAI NEGERI DI LINGKUNGAN BADAN SEARCH AND RESCUE

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2000 TENTANG PENCARIAN DAN PERTOLONGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2000 TENTANG PENCARIAN DAN PERTOLONGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2000 TENTANG PENCARIAN DAN PERTOLONGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 33 Undang-undang Nomor 15

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.15/MEN/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.15/MEN/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.15/MEN/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA. 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA. 2014 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR...

Lebih terperinci

RENCANA KERJA TAHUN 2017 BAGIAN PEMBANGUNAN SEKRETARIAT DAERAH KOTA PADANG

RENCANA KERJA TAHUN 2017 BAGIAN PEMBANGUNAN SEKRETARIAT DAERAH KOTA PADANG RENCANA KERJA TAHUN 2017 BAGIAN PEMBANGUNAN SEKRETARIAT DAERAH KOTA PADANG PEMERINTAH KOTA PADANG SEKRETARIAT DAERAH KOTA PADANG BAGIAN PEMBANGUNAN TAHUN 2016 KATA PENGANTAR Sebagai tindak lanjut instruksi

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYUSUNAN PERJANJIAN KINERJA DAN PELAPORAN KINERJA DI LINGKUNGAN KOMISI PEMILIHAN UMUM

PEDOMAN PENYUSUNAN PERJANJIAN KINERJA DAN PELAPORAN KINERJA DI LINGKUNGAN KOMISI PEMILIHAN UMUM - 2 - Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dengan telah ditetapkannya pembentukan

Lebih terperinci

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 52 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH PROVINSI BALI

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 52 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH PROVINSI BALI GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 52 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

Renstra Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Soppeng i

Renstra Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Soppeng i Renstra Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Soppeng i KATA PENGANTAR Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Soppeng disingkat Diskominfo adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang terbentuk

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KERJA

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KERJA BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KERJA 2.1 RENCANA STRATEGIS Perencanaan Strategis merupakan suatu proses yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu satu sampai dengan lima tahun

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Organisasi. Tata Kerja.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Organisasi. Tata Kerja. No.585, 2010 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Organisasi. Tata Kerja. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1144/MENKES/PER/VIII/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA

Lebih terperinci

BUPATI SUKABUMI PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI SUKABUMI NOMOR 75 TAHUN 2016 TENTANG STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PEMADAM KEBAKARAN

BUPATI SUKABUMI PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI SUKABUMI NOMOR 75 TAHUN 2016 TENTANG STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PEMADAM KEBAKARAN BUPATI SUKABUMI PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI SUKABUMI NOMOR 75 TAHUN 2016 TENTANG STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PEMADAM KEBAKARAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKABUMI, Menimbang

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA BAB II PERENCANAAN KINERJA A. Latar Belakang Penilaian kinerja merupakan suatu kegiatan yang sangat penting karena dapat digunakan sebagai ukuran keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai misinya. Untuk

Lebih terperinci

Rencana Kerja Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Pelalawan 2016 BAB. I PENDAHULUAN

Rencana Kerja Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Pelalawan 2016 BAB. I PENDAHULUAN BAB. I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil merupakan unsur pelaksanaan Pemerintah Daerah yang dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berada dibawah dan bertanggung jawab

Lebih terperinci

Kata Pengantar. Semarang, Pebruari 2016 Kepala Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Tengah

Kata Pengantar. Semarang, Pebruari 2016 Kepala Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Tengah P E M E R I N T A H P R O V I N S I J A W A T E N G A H LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) TAHUN 2016 DINAS BINA MARGA PROVINSI JAWA TENGAH Semarang 2017 Kata Pengantar Dengan mengucapkan puji

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI 2015-2019 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2015 KATA PENGANTAR Rencana strategis (Renstra) 2015 2019 Biro Hukum dan Organisasi

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BADAN SAR NASIONAL

LAPORAN KINERJA BADAN SAR NASIONAL LAPORAN KINERJA BADAN SAR NASIONAL 1 KATA PENGANTAR Badan SAR Nasional merupakan Institusi Pemerintah yang melaksanakan tugas di bidang pencarian dan pertolongan. Badan SAR Nasional mempunyai tugas pokok

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BADAN PUSAT STATISTIK KOTA CIMAHI TAHUN 2016 BADAN PUSAT STATISTIK KOTA CIMAHI

LAPORAN KINERJA BADAN PUSAT STATISTIK KOTA CIMAHI TAHUN 2016 BADAN PUSAT STATISTIK KOTA CIMAHI LAPORAN KINERJA BADAN PUSAT STATISTIK KOTA CIMAHI TAHUN 2016 BADAN PUSAT STATISTIK KOTA CIMAHI 2017 KATA PENGANTAR Laporan Kinerja Badan Pusat Statistik Kota Cimahi ini dibuat berdasarkan Peraturan Pemerintah

Lebih terperinci

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG,

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG, 1 BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG, Menimbang : a. bahwa untuk lebih menjamin ketepatan dan

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015 BALAI BESAR PERBENIHAN DAN PROTEKSI TANAMAN PERKEBUNAN (BBPPTP) MEDAN KATA PENGANTAR Perencanaan kinerja merupakan proses penetapan target kinerja berikut kegiatan-kegiatan

Lebih terperinci

WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT

WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA SINGKAWANG NOMOR 65 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS POKOK DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci